MAKALAH AUDIT
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
OLEH :
1. Yunita Angela (062114124)
2. Eka Dewi Hapsari Putri (102114061)
3. Patricia Anggit SH (102114068)
4. Kristi Talita Rosari Nugraheni M (102114071)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Auditing?
2. Bagaimana sejarah perkembangan audit?
3. Bagaimana perbedaan antara auditing dengan akuntansi?
4. Apa saja jenis-jenis dari auditing?
5. Apa saja jenis-jenis dari auditor ?
6. Bagaimana profesi akuntan publik di Indonesia?
PEMBAHASAN
1. Pengertian audit
Dalam dunia audit memiliki berbagai istilah atau pengertian.
a. Menurut American Accounting Association (AAA) adalah proses
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obektif yang
berhubungan dengan tindakan-tindakan dan peristiwa ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian asersi-asersi tersebut dan kriteria yang
diterapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi
tersebut.
b. Menurut Alvin Arens adalah pengumpulan dan penilaian bukti atau
pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang
di tetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan
independen.
c. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing adalah
proses pemerikasaan yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara asersi-
aserti tentang tindakan atau peristiwa ekonomi dengan criteria yang telah
ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan,
dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan
independen.
i. Proses sistematis : serangkaian tahap dan prosedur logis, terstruktur
dan terorganisir. Memerlukan perencanaan yang baik dan terstruktur
serta terorganisir untuk mendapatkan tujuan dari pemeriksaan yang
diharapkan.
ii. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif : bahan bukti
terdiri dari lisan dari klien, informasi dari pihak ke tiga dan hasil
pengamatan auditor. Dalam pelaksanaan audit adalah proses
penentuan jumlah dan kualitas yang diperlukan, serta penilaian
kelayakkan informasi yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
iii. Assersi (informasi) adalah, pernyataan yang dibuat oleh individu atau
entitas yang secara implicit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak
lain. Pelaksanaan audit memerlukan informasi yang dapat diverifikasi
dan juga membutuhkan kriteria sebagai pedoman untuk mengevaluasi
informasi tersebut (misal dalam audit atas Laoran Keuangan oleh
kantor akuntan publik, kriteria yang diperlukan adalah prinsip
akuntansi secara umum untuk menentukan apakah Laporan keuangan
itu dilakukan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum).
iv. Kriteria yang di tetapkan :
a.Peraturan atau kebijakan
b. Budgets, standart-standart kinerja
c.Prinsip akuntansi yang berlaku secara umum Standart
Akuntansi Keuangan (SAK).
v. Kompeten dan Independen :
Kompeten : auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan
berpengalaman dalam memahami criteria dalam menentukan jumlah
bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang
diambilnya.
Independen : sikap mental yang independen, yang tidak memihak
kepada kepentingan siapapun.
vi. Pelaporan : laporan yang dibuat adalah laporan tertulis yang
menyatakan tingkat kesesuaian antara informasi yang diperikasa
dengan kriteria yang ditetapkan.
vii. Pihak yang berkepentingan : individu yang menggunakan temuan
auditor, manajemen entitas ekonomi, stockholders, investor, dll.
2. Sejarah Perkembangan Audit
Proses auditing telah banyak diterapkan sejak zaman dahulu, sebelum adanya
revolusi, atau dapat dikatakan sejak zaman peradaban Kerajaan telah
diberlakukan sistem auditing atas keuangan.
a. Kerajaan Mesir Kuno dan Romawi Kuno : adalah awal mula pemeriksaan
keuangan dimulai, dimana pemeriksaan dari aktivitas catatan atas
penerimaan pajak dan otorisasi pembayaran-pembayaran yang dilakukan
oleh rakyat kepada Raja/Negaranya.
b. Zaman Revolusi Industri (Inggris, pertengahan 1800) : pada zaman ini
proses audit sudah mulai berkembang, audit dilakukan oleh satu orang
atau beberapa orang pemegang saham, kemudian berkembang kantor
akuntan publik yag pertama pada abad tersebut, yaitu : Deloitte&Co, Price
Waterhouse&Co.
c. Amerika Utara (USA), dimulai pada akhir1800an dan awal 1900an. Lebih
berfokus pada penemuan kekeliruan pada akun-akun neraca dan upaya
menekan fraud. Dimulai pada pemberlakuan lisensi Certified Public
Accountant(CPA) bagi auditor yang dapat melakukan audit atas penemuan
kekeliruan neraca dan upaya menekan terjadinya kecurangan dalam
perusahaan. Kemudian berdiri “American Institute of Accounts”
(organisasi profesi akuntan publik) yang kemudian menjadi “ The
American Institute of Certified Public Accountants-AICPA.
d. Indonesia :
a. Pada Negara Indonesia, istilah auditing baru dikenal pada tahun
1950, dimana proses auditing ini baru dikenal sejalan dengan
tumbuhnya perusahaan-perusahaan besar yang berdiri di
Indonesia.
b. Sejalan dengan pekembangan ekonomi yang pesat serta
pertumbuhan perusahaan besar yang semakin membutuhkan jasa
auditing maka, 23 Desember 1957 berdiri Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI)
c. Akhir tahun 1960-awal 1970 permintaan jasa atas auditing
meningkat. Selanjutnya IAI menetapkan Prinsip-Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntansi (NPA 1973)
d. Proses tersebut terus berlanjut dan mengalami penyempurnaan
pada tahun 1984 PAI dan NPA disempurnakan diganti menjadi
Standart Akuntansi Keuangan(SAK) dan Standart Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
e. Perkembangan Profesi Akuntan Publik Abad 20 sampai sekarang,
dikarenakan adanya berbagai macam faktor yang menjadi
pendorong tingginya permintaan jasa audit, adalah :
a. Perkembangan pasar modal
b. Pertumbuhan ukuran dan kompleksitas bisnis
1. Regulasi (undang-undang)
Perkembangan Audit
Perkembanganwaktu
Pemakai Laporan audit
Tujuan Audit Pendekatan
1800 Pemilik organisasi
Penemuan kecurangan
Tes keseluruhan
Awal 1900 Pemilik dan kreditur
Penemuan kecurangan
Tes Keseluruhan
1900-1930 Pemilik, kreditur, pemerintah
Pernyataan bahwa laporan keuangan benar
Testing lebih kecil
1930-sekarang Pemilik, kreditur, pemerintah, masyarakat
Pernytaan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
Dipilih sampel
keuangan
3. Perbedaan Auditing dengan Akuntansi
1. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, penggolongan, peringkasan,
pengukuran dari suatu transaksi ekonomi untuk dapat menghasilkan
informasi ekonomi yang berguna bagi pihak yang membutuhkan atas
informasi tersebut.
2. Auditing adalah proses penentuan apakah informasi telah mencerminkan
dengan benar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Kriteria pada proses
ini adalah aturan-aturan akuntansi yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum,
maka auditor harus memahami aturan tersebut dengan benar. Auditor juga
harus mampu mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti.
Akuntansi AuditingMetode Mengidentifikasi,
mengukur, mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan peristiwa dan transaksi ekonomi
Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti mengenai informasi dalam laporan keuangan serta verifikasi kewajaran penyajiannya
Tujuan Mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan dan reliable untuk pengambilan keputusan
Meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang dibuat manajemen
Kriteria SAK Standart Auditing Hasil Laporan Keuangan Laporan Auditor
(Operasional) Tanggung Jawab Manajemen bertanggung
jawab atas laporan keuangan yang dibuat
Auditor bertanggung jawab atas pernyataan pendapat yang diberikan.
4. Jenis Audit
Terdiri dari tiga macam yaitu :
1. Audit atas Laporan Keuangan : untuk menentukan apakah laporan keuangan
telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria yang
diberlakukan adalah kriteria yang sesuai dengan PSAK. Bukti audit terdiri
dari dokumen, catatan dan sumber-sumber lainnya. Hasil akhir dari audit
adalah opini dari akuntan publik sebagai auditor independen. Penggunaannya
biasanya ditujukan untuk pihak ekstern perusahaan (kreditur, investor,
pemerintah, supplier)
2. Audit Operasional : aktivitas pengumpulan dan evaluasi bukti terkait dengan
kegiatan operasional tertentu untk menilai derajat keekonomisan, efisiensi,
dan efektivitas kegiatan operasional.
a. Ekonomis biasanya dikaitkan dengan biaya perolehan sumber daya.
Ada dua prinsip ekonomi yang bisa digunakan, yaitu : memperoleh
sumber daya dalam jumlah tertentu dengan biaya yang serendah-
rendahnya, atau mendapatkan sumber daya yang sebanyak-banyaknya
dengan biaya tertentu dengan adanya batasan dana.
b. Efisiensi biasanya dikaitkan dengan pemakaian sumber daya(volume)
seperti, pemakaian bahan baku, jumlah dan waktu tenaga kerja,
pemakaian jam kerja mesin, bahan bakar dibandingkan dengan
standart yang telah ditetapkan untuk memperoleh output tertentu.
c. Efektivitas biasanya berhubungan dengan pencapaian hasil dan
manfaat yang diperoleh.
Audit operasional sering disebut juga dengan audit manajemen, karena
aktivitas operasi dikelola oleh manajemen. Audit operasional lebih
menekankan pada kegiatan yang dilakukan oleh para staff.
3. Audit Kepatuhan ; menilai ketaatan suatu entitas atau pelaksanaan
program/kegiatan tertentu terhadap ketentuan yang berlaku. Pemberian
penghargaan terhadap pengelola yang taat dan menjatuhkan sanksi bagi
pengelola pelanggaran.
5. Jenis Auditor
1. Akuntan Publik (Auditor Independent) : berasal dari kantor akuntan publik
yang bertanggung jawab atas audit laporan keuangan yang historis.
Independen yang dimaksud adalah memiliki integritas yang tinggi, tidak
memihak, dan oyektif pada masalah. Dasar yang dipegang oleh akuntan
publik adalah SPAP, Kode etik akuntan publik, dan Quality Control.
2. Auditor Pemerintah : auditor yang berasal dari lembaga pemeriksa
pemerintah. Fungsinya melakukan audit atas laporan keuangan Negara pada
instasi atau perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Aktivitas
yang dilakukan adalah ;
a. Audit keuangan(audit laporan keuangan dan hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan)
b. Audit kinerja (audit ekonomi dan efisiensi operasi organisasi, audit
atas program pemerintah dan BUMN (Efektifitas)).
3. Internal Audit : pegawai dari suatu organisasi atau perusahaan yang bekerja di
organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen
perusahaan yang bersangkuta. Dengan tujuan untuk membantu manajemen
organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional terhadap
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Orientasi
pelaksanaan adalah melakukan audit kepatuhan dan audit operasional secara
rutin.
a. Tugas auditor internal adalah :
i. Menelaah keandalan dan integritas informasi keuangan dan
operasi
ii. Menelaah system yang diciptakan
iii. Menentukan tingkat kepatuhan entitas
iv. Menelaah sarana untuk melindungi asset perusahaan
v. Mengukur ekonomi dan efisiensi.
Agar dapat menjalankan tugasnya, maka audit internal harus terpisah dari
fungsi lini suatu organisasi dan kedudukannya independen. Wajib
memberikan informasi bagi manajemen pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan operasional perusahaan.
Jenis auditor Pelaksana Jenis pekerjaan
Audit Eksternal Akuntan publik registered
berdasarkan perikatan
kerja
Assurance service,
attestation service,
accounting and
compilation service,
other service
Auditor pemerintahan Pegawai Negara berasal
dari lembaga pemeriksa
pemerintahan
Financial audit, audit
kinerja ( audit
ekonomi, effisiensi
operasi, audit atas
program pemerintah
dan BUMN )
Auditor internal Pegawai dari suatu
organisasi/perusahaan
yang bekerja pada
organisasi
Audit kepatuhan dan
audit operasional
secara rutin.
6. Profesi Akuntan Publik
Profesi akuntan publik menonjol terutama dari kegiatan audit yang dilakukan
oleh akuntan publik yang bertujuan untuk memberikan pendapat terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pendapat akuntan publik berguna bagi pihak-
pihak yang terkait dengan laporan keuangan, yaitu pihak yang menyiapkan maupun
yang menggunakannya.
Peran akuntan publik adalah untuk memberikan kepastian bahwa laporan
keuangan yang diterbitkan tidak mengandung informasi yang menyesatkan
pemakainya. Akibatnya pemakai laporan sangat tergantung pada pendapat akuntan
publik sebelum memberikan kepercayaan pada laporan keuangan. Akuntan publik
juga membantu manajemen dalam hal pernyataan pendapat yang dapat digunakan
oleh manajemen untuk mendukung pertanggungjawaban seperti yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.
Oleh karena begitu pentingnya fungsi akuntan publik, perlu ditempuh
berbagai usaha untuk menjaga kredibilitas akuntan publik agar kepercayaan
masyarakat pada profesi ini tidak berkurang. Standar profesional akuntan publik
dan kode etik akuntan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
merupakan sebagian dari usaha itu. Berbagai perkembangan yang terjadi belakangan
ini mengakibatkan semakin pentingnya profesi akuntan publik ini, sehingga perlu
dikembangkan berbagai usaha termasuk program pendidikan
akuntansi untuk meningkatkan citra dan kemampuan akuntan publik.
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan
untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan
publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi
anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh
Pemerintah.
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun
(dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan
publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI
atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan
pendidikan profesi akuntan publik.
Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling
sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus)
jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum,
yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
Menjadi anggota IAPI.
Tidak berada dalam pengampuan.
Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan
Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai
cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah ben
1. Hubungan jasa assurance, atestasi dan audit
1. Assurance Service memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi
bagi pengambilan keputusan. Kualitas di dalam jasa ini adalah keandalan,
relevansi dalam informasi yang dihasilkan.
a. Andal : informasi harus dipercaya, yakni bebas dari pengertian yang
menyesatkan serta kesalahan material dan dapat dipercaya oleh
pemakaiannya sebagai penyajian yang jujur. Informasi yang andal
harus memiliki substansi penyajian jujur, yaitu adanya kesesuaian
antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b. Relevan: informasi yang relevan harus dapat menguatkan atau bahkan
sebaiknya memperlemah harapan yang ada sebelum informasi tersebut
disajikan. Informasi harus memiliki nilai penegas dan peramal
2. Attestation Service, semua kegiatan dimana KAP menerbitkan suatu laporan
tentang keandalan suatu asersi yang merupakan tanggung jawab pihak lain.
Jenis Jasa Atestasi :
Jasa Nilai Tambah Informasi Definisi Jasa
Assurance Keandalan, kredibilitas,
relevansi, ketepatan waktu
Jasa professional yang
dapat memberikan
peningkatan pada kualitas
informasi dan pembuat
keputusan
Atestasi Keandalan, kredibilitas Laporan atas suatu
masalah yang merupakan
tanggung jawab pihak lain
Audit Keandalan, kredibilitas Laporan atas pemeriksaan
laporan keuangan
a. Audit Laporan Keuangan Historis : pemeriksaan skala luas untuk
mengumpulkan bahan bukti yang memadai untuk memberikan
jaminan yang tinggi atas keakuratan laporan keuangan. Laporan
auditor itu mengungkapkan opini auditor bahwa laporan keuangan itu
sesuai atau tidak yang dibuat oleh klien degan prinsip akuntansi
berlaku umum. Laporan auditor digunakan sebagai pengambilan
keputusan.
b. Review Laporan Keuangan Historis
c. Jasa Atestesi lainnya : laporan keuangan prospektif, tentang kepatuhan
debitur terhadap perjanjian kredit, tentang efektivitas internal control
clien, dan Assurance tentang informasi prakiraan keuangan klien.
d. Perbandingan diantara Jasa Atestasi
Jenis Jasa Atestasi Laporan yang
dihasilkan
Prosedur yang
ditempuh
Audit Laporan
Keuangan Historis
Laporan yang
menyatakan pendapat
auditor atas laporan
keuangan yang
diperiksa dengan
memberikan keyakinan
wajar
Semua prosedur yang
dapat membatasi resiko
Review Laporan
Keuangan
Laporan yang
menyatakan keyakinan
negative
Sesuai dengan
permintaan, terbatas
pada keterangan yang
diberikan manajemen.
Jasa Atestasi lain Laporan yang
menyatakan temuan
Prosedur yang
disepakati bersama.
Hubungan Standart Atestasi
3. Jenis Jasa lainnya
a. Accounting and compilation (write-up work) adalah penyusunan
pembukuan dan pencatatan transaksi keuangan guna memenuhi
kebutuhan klien untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK bagi perusahaan yang tidak memiliki banyak staff
akuntasi dan melakukan pencatatan transaksi keuangan dengan double
entry dengan accrual basis.
Perikatan(Engagement)
Atestasi
Audit atas Laporan Keuangan Historis
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Prospektif
Tipe Perikatan Atestasi lain
Standart Auditing Standart untuk Prakiraan dan Projeksi Keuangan
Standart untuk pelaporan pengendalian intern
Non atestasi
Standart Jasa Akuntansi dan Review Standart Jasa Konsultasi
b. Management Service : sistem design, strategic planning, HRD adalah
pembuatan sampai implementasi sistem informasi akuntansi,
menyusun strategi pemasaran, meningkatkan kualitas karyawan, dll
c. Financial Planning : Restructuring, Taxes
Pemberian jasa dalam mengisi SPT Pajak, PPh, PPN, dan PPnBM.
Memberikan jasa perencanaan pajak dan juga memverifikasi PPN dan
PPnBM ke lapangan atas petunjuk dan ijin dari Direktorat Jendral
Pajak.
7. PENDIDIKAN AKUNTANSI
1. Pada awalnya, pendidikan akuntansi yang dilaksanakan dalam pendidikan
tinggi menghasilkan sarjana yang oleh UU No.34 / 1994 dipandang cukup
untuk menjadi syarat bagi profesi akuntan publik. Untuk menampung lulusan
perguruan tinggi swasta, dilaksanakan ujian negara akuntansi (UNA).
Perkembangan berikutnya adalah berubahnya program pendidikan sarjana
menjadi program S1, yang sampai saat ini masih diakui sebagai akuntan.
2. Dikeluarkannya SK mendikbud No. 036 tahun 1994, sehingga pendidikan S1
akuntansi berubah dengan dimasukannya akuntansi dalam pendidikan
profesi.
3. Kurikulum nasional 1994 untuk pendidikan akuntansi mengatur jenjang
pendidikan S1 yang ditetapkan sebanyak 144 sampai 160 SKS. Kurikulum
pendidikanprofesi ditetapkan antara 20 sampai 40 SKS.
4. Pada tahun 1966, departemen keuangan dibantu oleh konsorsium pusat
pengembangan akuntansi (PPA) UI, UGM dan Unair sedang menyiapkan
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Dengan adanya ujian ini, akuntan tidak
lagi secara otomatis dapat berpraktik sebagai akuntan publik.
5. Dengan demikian terdapat dua perubahan, pertama adanya pendidikan
profesi untuk mendapat sebutan akuntan, dan kedua,
adanya USAP yang merupakan syarat bagi akuntan
untuk memasuki profesi akuntan publik.
KURIKULUM NASIONAL 1994
Kurikulum nasional pendidikan akuntansi diatur dalam SK mendikbud No.0313 / U /
1994. beban SKS yang harus ditempuh dalam kurikulum ini berkisar antara 144 SKS
sampai dengan 160 SKS, jumlah SKS wajib sebesar 144 SKS sehingga tersedia 24
sampai dengan 40 SKS untuk mata kuliah pilihan. Dalam kelompok mata kuliah
wajib, dicakup berbagai pengetahuan dasar yang dipandang perlu untuk membekali
pengetahuan umum, pendukung, dan mata kuliah akuntansi. Untuk memberikan
warna yang berbeda bagi para lulusan program pendidikan S1, dapat dilakukan
melalui mata kuliah pilihan. Berbagai pendapat tentang hal ini telah penulis uraikan
dalam artikel kurikulum program pendidikan tinggi akuntansi (zaki Baridwan ; 1996 :
hal 5-16).
Pengetahuan yang harus dimiliki agar dapat memasuki profesi akuntan publik,
yaitu :
1. Pengetahuan tentang aturan akuntansi dan pengungkapan informasi bagi
perusahaan yang go public.
2. Pengetahuan tentanng standar akuntansi di berbagai negara, pengetahuan hukum
yang mengatur pasar modal di berbagai negara, dan juga pengetahuan tentang
transaksi keuangan antar negara.
3. Pengetahuan tentang penggunaan teknologi informasi proses transaksi dan dalam
auditing.
4. Pengetahuan mengenai standar auditing dan standar lainnya.
5. Berbagai pengetahuan pendukung lain seperti komunikasi, bahasa inggris
dan pengetahuan umum lsinya.
Skema Alur Pendidikan:
Gambar diatas menunjukkan bahwa program S1 adalah dasar untuk
pendidikan S2 dan S3 Yang merupakan jalur akademik. Demikian pula, program
S1merupakan dasar untuk pendidikan profesi. Pemisahan seperti ini menyediakan
alternatif bagi mahasiswa untuk memilih salah satu jalur atau menggabungkan
keduanya. Pemisahan ini akan memberikan kesempatan untuk menyusun program
pendidikan yang lebih terarah.
Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk menempuh jalur akademik,
seorang tidak wajib mengikuti pendidikan profesi. Sebaliknya bagi yang ingin
memasuki profesi akuntan publik, maka harus melalui pendidikan profesi yang
disiapkan khusus untuk profesi akuntan publik. Dengan dipisahkannya pendidikan
profesi di luar program S1, terbuka alternatif program pendidikan akademik tanpa
harus dibebani pengetahuan yang hanya perlu bagi profesi akuntan publik. Atau
profesi lainnya. Program pendidikan S1 dapat difokuskan untuk menghasilkan sarjana
akuntansi sehingga dapat lebih diarahkan pada pengembangan ilmu akuntansi.
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
S1
S2
S3
Pendidikan Profesi Akuntan
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang
akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia"
(sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat
akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu
persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari
Kementerian Keuangan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan_publik)