Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

35
KEMISKINAN DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan oleh WIRA PRAYATNA 2013610067 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

description

Makalah

Transcript of Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

Page 1: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

KEMISKINAN DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

oleh

WIRA PRAYATNA

2013610067

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2013

Page 2: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah................................................. 1

1.1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3

1.2 Ruang Lingkup Kajian.......................................................................... 3

1.3 Tujuan................................................................................................... 4

1.4 Manfaat................................................................................................. 4

1.5 Metode Penulisan.................................................................................. 5

1.5.1 Objek Penulisan........................................................................... 5

1.5.2 Dasar Pemilihan Objek................................................................ 5

1.5.3 Metode Pengumpulan Data......................................................... 5

1.5.4 Metode Analisis........................................................................... 6

BAB II ANALISIS PERMASALAHAN.................................................................. 7

2.1 Definisi.................................................................................................. 7

2.2 Pembahasan........................................................................................... 8

2.2.1 Indikator-indikator Kemiskinan.................................................. 9

2.2.2 Penyebab Kemiskinan................................................................. 10

2.2.3 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia....................... 12

i

Page 3: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

2.2.4 Penjelasan Teknis dan Sumber Data........................................... 13

2.2.5 Tantangan Kemiskinan di Indonesia........................................... 14

2.2.6 Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan........................ 15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 18

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 18

3.2 Saran..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 20

ii

Page 4: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang Masalah

Selamat! Pendapatan per kapita penduduk Indonesia menembus angka

US$18,000.00 atau sekitar Rp180.000.000,00 per tahun. Angka tersebut jauh

di atas beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia yang hanya

memiliki pendapatan per kapita penduduk US$6,220.00, atau Thailand

dengan pendapatan per kapita penduduknya US$2,990.00. Rekor tersebut

hampir menyamai Korea yang memiliki income per kapita penduduk

US$20,000.00, meskipun masih jauh di bawah Jepang, Australia, dan

Amerika yang memiliki pendapatan per kapita penduduk di atas

US$30,000.00.

Itulah topik terhangat yang dicatat di halaman surat kabar nasional

pada tahun 2030. Itu pun hanya prediksi beberapa ahli yang mengabaikan

peningkatan pendapatan beberapa negara lain di atas yang memang memiliki

pendapatan per kapita seperti apa yang tertulis saat ini. Dengan berat hati kita

harus mengakui bahwa pendapatan per kapita penduduk Indonesia hanya

1

Page 5: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

US$1,946.00 pada tahun 2008, jauh di bawah Jepang US$34,189.00,

Amerika US$43,444.00, Australia US$50,000.00, dan Singapura

US$29,320.00. Apa masyarakat Indonesia harus menunggu sampai tahun

2030? Dan apa mungkin di tahun 2030 prediksi itu benar-benar akan

tercapai? Atau itu hanyalah mimpi indah belaka bagi rakyat Indonesia?

Sampai sekarang masalah kemiskinan masih menjadi “hantu” yang

menakutkan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah

mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi

manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial

ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang

melainkan negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris

mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan

revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami

depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh

tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan terkaya

di dunia.

Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global

kemiskinan negara-negara di dunia ketiga, yaitu negara-negara berkembang

yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan

secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang

dimaksudkan negara berkembang adalah negara yang memiliki standar

pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan

minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam

2

Page 6: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian negara-negara Timur Tengah,

Asia Selatan, Asia Tenggara, dan negara-negara pinggiran Benua Asia.

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu

kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat

sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah,

dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para

birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai

fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari

kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar

mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan

ketimbang dari pemerataan.

1.1.2 Rumusan Masalah

Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas

mengenai masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan

dibahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah

sebagai berikut:

“Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di

Indonesia?”

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengambil sampel ruang lingkup

berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

3

Page 7: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di

Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal

materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi

kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan

kemiskinan di Indonesia.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di

Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur

dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Bagi pihak lain

Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang

berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di

Indonesia.

4

Page 8: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Objek Penulisan

Objek penulisan dalam tugas terstruktur individu ini adalah pengertian

dan permasalahan utama akibat kemiskinan, aspek kebijaksanaannya, dan

upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh pemerintah.

1.5.2 Dasar Pemilihan Objek

Penulis memilih objek penulisan ini karena kemiskinan merupakan

permasalahan kemanusiaan yang sangat kompleks. Selain itu, kemiskinan

juga menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Sebagai warga negara

Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya bertumpu pada

bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga negara

Indonesia dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga

memungkinkan munculnya keunggulan individual yang dapat memberikan

sumbangan kepada kemakmuran individu dan masyarakat.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai

dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu masalah

mengenai permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.

Sebagai referensi juga diperoleh dari media berbagai media informasi baik

5

Page 9: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

dari televisi, koran maupun situs web internet yang membahas mengenai

permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.

1.5.4 Metode Analisis

Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,

menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya,

serta mencari alternatif pemecahan masalah.

6

Page 10: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

BAB II

ANALISIS PERMASALAHAN

1.6 Definisi

Dalam kamus ilmiah populer, kata “miskin” mengandung arti tidak berharta

(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir”

diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara etimologi, makna yang

terkandung, yaitu kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula

sejak masa neo-klasik dimana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif

(ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan

arti definitif daripada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari

sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki

keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-

komponen sosial dan moral. Misalnya, pendapat yang diutarakan oleh Ali

Khomsan bahwa kemiskinan timbul karena minimnya penyediaan lapangan kerja

di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan

pendapat di atas adalah bahwasannya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan

faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap

sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi

7

Page 11: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan

kemiskinan struktural.

Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser, misalnya pada

awal tahun 1990-an, definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat

pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan,

pendidikan, dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif

terbaru, yaitu kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan, dan

ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian; kemiskinan absolut,

kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan

miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan,

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum; pangan, sandang,

kesehatan, papan, dan pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif

sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah

kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan

sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha

memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang

membantunya.

1.7 Pembahasan

Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh

negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti

Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di

8

Page 12: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di

Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja

pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga

kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman

kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi,

kriminalitas, dan pengangguran.

Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan,

terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-

an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan terkaya di dunia.

Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat

telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik

keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau 16

dari jumlah penduduknya

tergolong miskin.

1.7.1 Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri

secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.

Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari

Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang,

pangan, dan papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).

9

Page 13: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya

alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar,

wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok

marginal, dan terpencil).

1.7.2 Penyebab Kemiskinan

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat

Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:

1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per kapita secara global.

Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan

per kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu

sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per

kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas

menyusut maka pendapatan per kapita akan turun beriringan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar

perkembangan pendapatan per kapita:

10

Page 14: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

a. Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

b. Politik ekonomi yang tidak sehat.

c. Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:

Rusaknya syarat-syarat perdagangan,

Beban hutang,

Kurangnya bantuan luar negeri, dan

Perang.

2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.

Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap

kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan

produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang

bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa

dipertanggungjawabkan dengan maksimal.

3. Biaya kehidupan yang tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai

akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.

Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini

bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya

peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.

4. Pembagian subsidi income pemerintah yang kurang merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan

jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung

mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin

masih terbebani oleh pajak negara.

11

Page 15: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

1.7.3 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Bagaimana perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program

Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan

tahunan Pembangunan manusia (Human Development Report) 2006 yang

bertajuk Beyord scarcity; power, poverty dan the global water. Laporan ini

menjadi rujukan perencanaan pembangunan dan menjadi salah satu Indikator

kegagalan atau keberhasilan sebuah negara menyejahterakan rakyatnya.

Selama satu dekade ini Indonesia berada pada Tier Medium Human

Development peringkat ke 110, terburuk di Asia Tenggara setelah Kamboja.

Jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu

berfluktuasi dari tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada

salah satu periode (2000-2005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin

meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari 34,01 juta (17,47%) menjadi 47,97

juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah ketika periode 1999-2002,

penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun

menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya

(2002-2005), yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun

2005 dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97%. Sedangkan

pada tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%)

menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95

juta (1,78%).

Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika (BPS) yang telah

melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan

Maret 2007 angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang

12

Page 16: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

dengan kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan

ketika pendapatan kurang dari Rp152.847,00 per kapita per bulan.

1.7.4 Penjelasan Teknis dan Sumber Data

Sebagai tinjauan kevalidan dan pemahaman data di atas secara lugas,

dipaparkan penjelasan data dan sumber data yang diambil dari Berita Resmi

Statistika No.47/ IX/ 1 September 2006, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (Basic Needs Approach). Dengan pendekatan

ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang

diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung Head

Count Indeks (HCI) yaitu persentase penduduk yang berada di bawah

garis kemiskinan.

2. Metode yang digunakan menghitung Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri

dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis

Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Perhitungan garis kemiskinan

dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pendapatan

per kapita di bawah garis kemiskinan.

3. Sumber utama data yang dipakai untuk menghitung kemiskinan adalah

data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) panel Februari 2005 dan

Maret 2006. Sebagai informasi tambahan, digunakan juga Survei Paket

Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD) yang dipakai untuk

13

Page 17: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi

pokok bukan makanan.

1.7.5 Tantangan Kemiskinan di Indonesia

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan

rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). Dibuktikan oleh rendahnya

mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya

Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks

Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692.

Yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di

antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia

(IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. Masih lebih tinggi dari

Filipina, dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih

relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.

Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi

penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data

Susenas (National Social Economy Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar

69,0% penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar

bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan

adalah kemiskinan dialami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh

rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan

terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan

gender (Gender-related Development Indeks, GDI), dan angka Indeks

Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measurement, GEM).

14

Page 18: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. Dimana hal ini

mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau

menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya

peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

Maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa

mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama

dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika

pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini

sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan,

serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala nasional.

1.7.6 Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan

menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan

pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih

rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan

sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam

pelaksanaan pembangunan tahunan.

Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan

mencapai tujuan pembangunan milenium, Strategi Nasional Pembangunan

Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan

melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu,

sekitar 60% pemerintah kabupaten/kota telah membentuk Komite

15

Page 19: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama

penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam

mengatasi kemiskinan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain

sebagai berikut:

1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;

a. Penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar

terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.

b. Pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah

tertinggal.

c. Redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki

pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).

2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan

dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja, dan

meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

3. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan

pelayanan antara lain;

a. Pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar sembilan

tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu.

b. Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di

puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di

Indonesia.

16

Page 20: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di

Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal

23-25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang

memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan

mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam

melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan

kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan,

ataupun haluan politik.

Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila

dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi,

maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang

yang dibantu tinggal di Kabupaten/Kotamadya Bandung, dan mereka yang

tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin

sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.

17

Page 21: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita

terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan.

Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah

kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat

pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab

bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis

baik dari pemerintah, non-pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan

digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil

yang seminimal mungkin.

18

Page 22: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

3.2 Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang

lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang

untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih

eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau

dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,

mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

19

Page 23: Makalah Kewarganegaraan - Individu OK

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas: CV Cahaya Pustaka

Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan untuk SMA/ MA. Banyumas: CV

Cahaya Pustaka.

Santoso Slamet, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Unsoed: Purwokerto.

Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta: The Indonesian Army

Press.

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/

20