1
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
OPTIMALISASI SINERGITAS LINTAS SEKTOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK
PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
Nama : Mediheryanto,SH
NDH : 10
Instansi : BKKBN Prov Kepri
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL II ANGKATAN XXIV
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2019
2
Lembar Pengesahan
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PKN TK. II ANGKATAN XXIV TAHUN 2019
Nama Peserta : Mediheryanto,SH
NDH : 10
Jabatan : Kepala Perwakilan BKKBN Prov Kepri
Instansi : BKKBN
Proyek Perubahan : OPTIMALISASI SINERGITAS LINTAS SEKTOR DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 23
TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI
KEPULAUAN RIAU.
Mentor Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan BKKBN
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD NIP : 19640731199003 1001
Coach,
Dra.Purwastuti,MBA
3
ABSTAKSI
Dengan disyahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, program Pengendalian
penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan pemerintahan
konkuren yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat
dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Kemudian Program
KKBPK menjadi urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
Persoalan yang masih terus dihadapi sampai saat ini dalam pelaksanaan
Program KKBPK adalah masalah Sinergitas, baik sinergitas antara
Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Organisasi Perangkat Daerah
Keluarga Berencana ( OPD KB ) Provinsi dan Kabupaten/kota, maupun
dengan sector pembangunan lainnya.
Upaya untuk mengoptimalkan Sinergiatas lintas sector pelaksanaan
Program KKBPK perlu Membuat komitmen dengan pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota yang dituangkan dalam bentuk Kesepakatan
Bersama antara Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan
Pemerintah daerah provinsi yang diwakili oleh Sekretaris Daerah provinsi
Kepulauan Riau yang merupakan dasar untuk membuat kegiatan terpadu
dan/atau perjanjian kerjasama dengan Organisasi Perangkat dan
kabupaten/kota yang diwakili oleh Kepala OPDKB Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan Program KKBPK secara berjenjang mengacu pada
majajemen operasional Pengelolaan Program KKBPK dan model
pembangunan Kependudukan Terpadu Lintas Sektor.
Dengan optimalnya sinergitas lintas sector, akan berdampak pada capaian
program KKBPK dan sector Pembangunan kependudukan lainnya.
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan. Laporan Proyek Perubahan
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dan kewajiban sebagai
peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIV tahun 2019
yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara dengan obyek
penulisan yang menyangkut dengan tugas pokok masing-masing peserta.
Tujuan penyusunan Laporan Proyek Perubahan ini adalah untuk
menyampaikan serta mendeskripsikan permasalahan dari organisasi yang
akan dijadikan lokus perubahan yaitu pada Perwakilan Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional provinsi Kepulauan Riau.
Ide Proyek Perubahan ini adalah tentang optimalisasi sinergitas lintas
sektor dalam pelaksanaan program kkbpk pasca undang undang nomor
23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah di provinsi Kepulauan Riau
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Proyek
Perubahan ini masih jauh dari kesempurnaan maupun keterbatasan
penuangan inspirasi ke dalam bentuk penulisan. Namun di balik
ketidaksempurnaan dan keterbatasan dimaksud, masih terdapat
motivasi yang besar untuk menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan
ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami
menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Adi Suryanto,MSi selaku Kepala Lembaga Adminsitrasi
Negara RI .
2. Bapak Dr.Hasto Wardoyo, SPOG selaku Kepala BKKBN
3. Bapak Gubernur Kepulauan Riau.
4. Bapak Sekretaris Utama BKKBN
5. Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau
5
6. Bapak Prof.drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN
selaku mentor.
7. Ibu Dra. Purwastuti,MBA selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan dan arahan bagi penulis untuk merancang Proyek
Perubahan ini.
8. Bapak dan Ibuk Widya Iswarah Lembaga Administrasi Negara.
9. Penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II angkatan
XXIV tahun 2019.
10. Ibuk Misni, selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
provinsi Kepulauan Riau.
11. Bapak ibuk mitra kerja yang terkait dengan implementasi proyek
perubahan.
12. Tim efektif proyek perubahan ini.
13. Rekan-rekan Peserta PKN II Angkatan XXIV Tahun 2019 yang
selalu saling mendukung, menjalin komunikasi, kerja sama selama
proses penyusunan Laporan Proyek Perubahan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Proyek Perubahan yang telah
disusun masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan
saran dan masukan dari pembaca dalam rangka penyempurnaan
penulisan ini. Semoga Laporan Proyek Perubahan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2019
Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tk. II
Angkatan XXIV
Peserta
Mediheryanto,SH
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. ii
ABSTRAKSI……………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………. v
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………............. 1
A. Judul……………………………………………………….. 1
B. Deskripsi…………………………………………………… 1
C. Latar Belakang…………………………………………….. 2
BAB II. RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ……………............. 8
A. Tujuan dan manfaat………………………………………… 8
B. Output dan Outcome……………………………………….. 9
C. Rencana Strategis Perubahan………………………............. 11
D. Rencana Strategic Marketing………………………............. 17
BAB III IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN…………………… 22
A. Capaian Tahapan Perubahan………………………………… 22
1. Pengelolaan proyek perubahan…………………………. 22
2. Capaian Tujuan Proyek Perubahan…………………….. 33
3. Capaian Output Proyek Perubahan……………………... 34
4. Bukti-bukti implementasi proyek perubahan…………… 36
B. Implementasi Strategi Marketing.…………………………... 38
1. Teknik komunikasi dalam mempengaruhi stakeholder…. 38
2. Teknik mengatasi kendala dan Resiko …………………. 42
3. Proses Desiminasi Output Proyek Perubahan..…………. 42
C. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran…………………… 43
D. Anggaran……………………………………………………. 43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….. 45
B. Saran………………………………………………………… 46
C. Leasson Lernt………………………………………………… 47
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
OPTIMALISASI SINERGITAS LINTAS SEKTOR DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM KKBPK PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN
2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN
RIAU
B. DESKRIPSI
Dalam rangka optimalisasi sinergitas lintas sector dalam pelaksanaan
program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
pasca Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah di provinsi Kepulauan Riau, dilakukan melalui terobosan-terobosan
sebagai berikut :
1. Memorandum Of Understanding ( MOU ) antara perwakilan BKKBN
provinsi dengan Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (
OPDKB ) provinsi yang diketahui oleh Gubernur dan kabupaten/kota
yang diketahui oleh Bupati/Wali kota. Dengan adanya MOU ini akan
memperjelas urusan dan tanggung jawab sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
2. Menyusun managemen operasional program KKBPK sesuai dengan
amanah Undang Undang nomor 23 tahun 2014. Di dalam managemen
operasional program KKBPK akan diuraikan tentang proses managemen
dalam pelaksanaan program KKBPK secara berjenjang sesuai dengan
kewenangan masing-masing. Managemen operasional ini menjadi acuan
dalam pelaksanaan program KKBPK.
3. Mengembangkan model pembangunan di daerah untuk meningkatkan
kualitas SDM berbasis keluarga. Di dalam model ini memuat road map,
model dan mekanisme implementasinya. Model ini merupakan acuan
8
dalam upaya mewujudkan keterpaduan Program KKBPK dengan
program pembangunan sector lainnya.
4. Penyusunan Grand Desain Pembangunan Kependudukan Provinsi dan
kabupaten/kota yang Selanjutnya disingkat GDPK adalah arahan
kebijakan yang dituangkan dalam program 25 tahunan, dalam rangka
mewujudkan pembangunan kependudukan. GDPK memuat lima aspek
pembangunan kependudukan yaitu pengendalian kuantitas penduduk,
peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan
persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk dan penataan
administrasi kependudukan. GDPK provinsi di tetapkan dengan
peraturan gubernur dan GDPK kabupaten/kota ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota. GDPK menjadi acuan dalam penyusunan
RPJMD, Renstra dan RKPD.
C. LATAR BELAKANG
1. Urgensi
Dengan disyahkannya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, program
Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan
pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara
pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Program pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana menjadi
urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar.
Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
Di dalam lampiran 1.N pada Undang-undang No. 23 Tahun 2014
diuraikan pembagian urusan, sebagai berikut :
No
Sub Urusa Pemerintahan Pusat
Daerah Provinsi
Daerah Kab/kota
1 Pengendalian penduduk 2 2 2
2 Keluarga Berencana 5 2 4
9
3 Keluarga Sejahtera 2 2 2
4 Standarisasi dan sertifikasi 1
Jumlah urusan 0 6 8
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional NOMOR 82/PER/B5/2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Provinsi, bahwa Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi yang
selanjutnya disingkat Perwakilan BKKBN Provinsi berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. Perwakilan BKKBN Provinsi dipimpin oleh seorang
Kepala perwakilan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas BKKBN di provinsi,
Sedangkan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah . Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Pemerintah daerah provinsi adalah Gubernur dan pemerintah daerah
kabupaten/kota adalah bupati/walikota. Sebagai pelaksana teknis dari
urusan tersebut dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
2016 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah, maka pemerintah
daerah provinsi Kepulauan Riau dan pemerintah daerah kabupaten/kota
telah membentuk Organisasi Perangkat Daerah yang menangani urusan
Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana.
Dengan adanya Undang Undang nomor 23 tahun 2014 idealnya
program KKBPK menjadi urusan bersama, dan pemerintah daerah wajib
untuk melaksanakannya karena itu amanah Undang Undang, tetapi
kenyataannya pemerintah daerah masih beranggapan bahwa program
KKBPK merupakan urusan BKKBN, sehingga dukungan anggaran yang
10
disediakan oleh pemerintah daerah masih sangat rendah, sebagaimana
table terlampir. Kemudian dalam pelaksanaan program KKBPK belum
tersedia Managemen operasional program KKBPK yang menyesuaikan
dengan Undang-Undang tentang pemerintah daerah. Jika kita maknai
secara mendalam dari pembagian urusan tersebut, maka melalui peran
OPD KB provinsi dan kabupaten/kota pelaksanaan program KKBPK
seharusnya menjadi program terpadu lintas sector, tetapi kenyataannya
masih silo-silo.
Sebagaimana di tuangkan di dalam Renstra BKKBN Provinsi
Kepulauan Riau, target kinerja program KKBPK tahun 2015 – 2019
sebagai berikut :
NO Indikator Kinerja Base line
2014
Target 2019
1 Total Fertility Rate ( TFR ) 2,60 2,28
2 Contraceptive Prevalence Rate 60,5 61,3
3 Unmet Need 11,4 9,91
Berdasarkan hasil Survey Kinerja Akuntabilitas Program KKBPK
tahun 2018, capaian program KKBPK di provinsi Kepri sebagai berikut :
1. TFR 2,44, yaitu mengalami penurunan sebanyak 0,16. Untuk
mencapai target tahun 2019, kita harus menurunkan TFR sebanyak
0,16.
2. CPR 43,7 %, diharapkan mengalami peningkatan, tetapi
kenyataannya mengalami penurunan sebanyak 16,8 %. Untuk
mencapai target 2019, kita harus meningkatkan CPR sebanyak 17,6
%.
3. Unmet Need 14,2 , diharapkan turun, tetapi kenyataannya terjadi
peningkatan sebanyak 2,8 %. Logikanya dengan penurunan CPR
menyebakan peningkatan Unmet Need. Untuk mencapai target tahun
2019 kita harus menurunkan Unmet Need sebesar 4,29 %.
11
Dengan kondisi seperti ini, maka sangat akan sangat sulit untuk
mencapai target tahun 2019. Mengingat Target sebagaimana terlampir
yang harus dicapai kedepan semakin berat, maka perlu dilakukan
terobosan-terobosan, agar pelaksanaan program KKBPK semakin
meningkat dan capaian dapat meningkat. Kegagalan program KKBPK
memiliki dampak yang signifikan pada Sektor Pembangunan Lain.
Kegagalan Program KKBPK akan menarik ke bawah capaian di sektor
pembangunan lain. Begitu juga keberhasilan KB akan memberikan
fundamental kuat untuk mencapai target pembangunan di sektor lain.
2. Analisis SWOT
Untuk menganalisa kondisi internal dan kondisi eksternal, maka
dilakukan dengan menggunakan analisis swot, sebagaimana terlampir.
Berdasarkan hasil analisis swot, maka dalam rangka mentranformasi dari
kondisi realistic saat ini menjadi kondisi ideal adalah :
1. Memorandum of Understanding antara Perwakilan BKKBN Provinsi
dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ( DPPPAPPKB )
provinsi Kepulauan Riau yang diketahui oleh Gubernur provinsi
Kepulauan Riau dan OPD KB kabupaten yang diketahui oleh
Bupati/Wali kota tentang tentang pelaksanaan program KKBPK.
2. Menyusun managemen operasional Program KKBPK.
3. Mengembangkan model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas
Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan
berdaya saing.
4. Menyusun Grand Design pembangunan kependudukan provinsi dan
kabupaten/kota.
Dari empat terobosan di atas, dapat diidentifikasi terobosan
yang dapat membuat kondisi saat ini menjadi kondisi ideal, sebagai
berikut :
12
Dari terobosan tersebut diatas ,maka focus implementasinya
sebagai berikut :
1. Jangka Pendek ( 2 bulan ) :
a. Pembuatan MOU antara BKKBN dengan OPD KB Prov yang
diketahui oleh Gubernur.
b. Penyusunan Managemen operasional program KKBPK.
c. Pengembangan model pembangunan Kependudukan terpadu
Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM
berkualitas dan berdaya saing.
2. Jangka Menengah ( 6 Bulan )
KONDISI SAAT INI
TEROBOSAN
KONDISI IDEAL
1. Program KKBPK urusan BKKBN
MOU antara BKKBN dengan Dinas PPPAPPKB Prov yang diketahui oleh Gubernur dan dengan OPD KB Kab/Kota yang diketahui oleh Bupati/Walikota
Program KKBPK merupakan urusan bersama
2. Dukungan anggaran rendah
MOU dan GDPK . Dukungan anggaran ideal.
3. Pelaksanaan program KKBPK pasca UU No 23 tahun 2014 belum tersistem
Penyusunan Managemen operasional program KKBPK
Managemen operasional program KKBPK
4. Pelaksanaan program Pembangunan kependudukan masih silo-silo
Mengembangkan model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing
Program terpadu lintas sector
13
a. MOU antara BKKBN dengan OPD KB Kabupaten/Kota yang
diketahui oleh Bupati/Walikota.
b. Tindak lanjut pengembangan model pembangunan Kependudukan
terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM
berkualitas dan berdaya saing.
c. Penyusunan Grand Desaign Pembangunan Kependudukan di
Provinsi dan kabupaten/kota
3. Jangka Panjang ( 1 Tahun ).
a. Implementasi model
b. Lanjutan Penyusunan grand desain pembangunan kependudukan.
14
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF
1. Tujuan
a. Jangka Pendek :
1) Terwujudnya komitmen pemerintah daerah provinsi.
2) Tersedianya menagemen operasional Program KKBPK pasca
Undang Undang nomor 23 tahun 2014.
3) Tersedianya model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas
Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan
berdaya saing.
b. Jangka Menengah
1) Komitmen pemerintah Daerah kabupaten dan Kota.
2) Terbentuknya pokja implementasi model pembangunan
Kependudukan terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk
mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing di provinsi dan
kabupaten/kota.
3) Terbentuknya Pokja Grand Design Pembangunan Kependudukan
( GDPK ).
4) Tersedianya hasil kajian data potensi propinsi dan kabupaten/kota
sebagai dasar untuk penyusunan GDPK.
c. Jangka Panjang
1) Terlaksananya model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas
Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan
berdaya saing di provinsi dan kabupaten/kota.
2) Tersusunnya Grand Design Pembangunan Kependudukan
sebagaimana di amanahkan oleh Peraturan Presiden RI Nomor 153
tahun 2014 tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan di
provinsi yang dikukuhkan dengan Peraturan Gubernur dan
kabupaten/kota yang dikukuhkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
3) Masuknya indicator GDPK ke dalam RPJMD.
15
2. Manfaat
a. Bagi Organisasi :
Manfaat proyek perubahan bagi organisasi adaptif dalam hal ini BKKBN
Provinsi Kepulauan iau adalah:
1) Menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan yang berkualitas,
sinergis, dan kredibel.
2) Meningkatkan tata kelola kelembagaan pemerintahan yang lebih
baik.
3) Menjadi instrumen pengendalian pelaksanaan perencanaan
terhadap program dan kegiatan.
4) Manfaat proyek perubahan dalam beradaptasi merespon tuntutan
perubahan dan tantangan lingkungan strategis
b. Bagi stakeholder
Manfaat proyek perubahan bagi stakeholder adalah:
1) Menjadi acuan bagi penyusunan program dan kegiatan Pemerintah
Daerah dan Stakeholder lainnya dalam melaksanakan program
terpadu lintas sector.
2) Mendukung sinergi perencanaan dan penganggaran sehingga lebih
efektif dan efisien; dan
3) Menjadi alat untuk memonitor berbagai upaya untuk melaksanakan
program terpadu lintas sector
c. Bagi peserta :
1) Meningkatkan kemampuan managerial
2) Mengetahui standar dari Proyek Perubahan
3) Sebagai pelopor proyek perubahan
4) Manfaat proyek perubahan dalam beradaptasi merespon tuntutan
perubahan dan tantangan lingkungan strategis
B. OUTPUT DAN OUTCOME
1. Output
Output dari proyek perubahan ini dibagi menjadi output jangka pendek,
output jangka menengah dan output jangka Panjang, yaitu sebagai
berikut:
16
a. Output Jangka Pendek :
1) Dokumen MOU antara perwakilan BKKBN provinsi Kepulauan Riau
dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi
Kepulauan Riau yang diketahui oleh Gubernur Kepulauan Riau.
2) Dokumen Menagemen operasional Program KKBPK pasca Undang
Undang nomor 23 tahun 2014.
3) Dokumen Model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas
Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan
berdaya saing
b. Output Jangka Menengah :
1) Dokumen MOU antara BKKBN Provinsi Kepri dengan OPD KB
kabupaten dan Kota yang diketahui oleh Bupati/Wali kota .
2) Dokumen pokja implementasi model pembangunan Kependudukan
terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM
berkualitas dan berdaya saing di provinsi dan kabupaten/kota.
3) Dokumen Pokja Grand Design Pembangunan Kependudukan
(GDPK).
4) Dokumen hasil kajian data potensi propinsi dan kabupaten/kota
sebagai dasar untuk penyusunan GDPK.
c. Output Jangka Panjang :
1) Desa/Kelurahan percontohan di kabupaten/kota.
2) Dokumen Grand Design Pembangunan Kependudukan provinsi yang
dikukuhkan dengan Peraturan Gubernur.
3) Dukungan anggaran ideal
2. Outcome
TAHUN TFR CPR UNMET NEED
2020 2,19 48,70 8,88
2021 2,17 49,01 8,50
2022 2,16 49,31 8,13
2023 2,14 49,61 7,76
2024 2,13 50 7,36
2025 2,09 50,70 6,87
17
C. TAHAPAN PERUBAHAN STRATEGIS
Pelaksanaan proyek perubahan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu jangka pendek,
jangka menengah dan jangka Panjang. Masing-masing tahap dibuat
milestone untuk pencapaian tujuan disetiap tahapan yang sudah ditetapkan
dan kemudian dituangkan dalam aktivitas berupa target pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam proyek perubahan ini.
1. Jangka Pendek ( 1 Oktober – 30 Nopember 2019 )
Minggu ke 1 Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Pembentukan dan rapat tim efektif
1. Pejabat administrator.
2. Pejabat pengawas terkait
3. Kabid KB OPD KB Prov
4. Unsur UNIBA
1. Undangan 2. Nota dinas 3. Daftar hadir 4. Notulen 5. Foto 6. SK Tim 7. Rencana
kerja
2 Menyusun Draf Managemen Operasional Program KKBPK
Tim Draf
3 Menyusun Draf model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing
Tim Draf
4 Menyusun Draf MOU Tim Draf MOU
Minggu ke II Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional
Tim Draf
2 Lanjutan Menyusun Draf Tim Draf l
18
model
3 Pertemuan dengan Kepala Dinas PPPAPPKB Provinsi Kepri
1. Pejabat administrator BKKBN Prov Kepri
2. Kadis PPPAPPKB Prov Kepri
3. Pejabat administrator PPPAPPKB prov Kepri
1. Surat. 2. Daftar Hadir 3. Notulen 4. Draf MOU 5. Foto. 6. Video
4 Audiensi ke Sekda prov Kepri
1. Pejabat administrator BKKBN Prov Kepri
2. Kadis PPPAPPKB Prov Kepri
1. Surat. 2. Surat tugas 3. Laporan 4. Foto. 5. Video
5 Audiensi ke Gubernur Kepri
1. Pejabat administrator BKKBN Prov Kepri
2. Kadis PPPAPPKB Prov Kepri
1. Surat. 2. Surat tugas 3. Laporan 4. Foto. 5. Video
Minggu ke III Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional
Tim Draf
2 Lanjutan Menyusun Draf model
Tim Draf
Minggu ke IV Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional
Tim Draf
2 Lanjutan Menyusun Draf model
Tim Draf
19
Minggu ke I Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
Pembahasan draf managemen operasional program KKBPK
1. Pejabat administrator, pejabat pengawas, pejabat fungsional dan staf BKKBN Prov Kepri
2. Kadis PPPAPPKB prov.
3. Kabid KB dinas PPPAPPKB prov
1. Surat. 2. Nota Dinas 3. Foto. 4. laporan
Penandatanganan MOU antara Kepala Perwakilan BKKBN dengan Kadis PPPAPPKB Provinsi Kepri
1. Gubernur 2. Mentor 3. Kadis PPPAPPKB
Prov Kepri. 4. Pejabat administrator
BKKBN dan PPPAPPKB
1. MOU 2. Foto. 3. Video
Minggu ke II Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
Sosialisasi Model pembangunan Kependudukan terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing
1. Gubernur 2. Mentor 3. Kadis PPPAPPKB
Prov Kepri. 4. Mitra kerja prov 5. Pejabat administrator
BKKBN dan PPPAPPKB
6. Tim Penyusun model
1. Surat 2. Foto. 3. Video 4. Dokumen
Model
Minggu ke III Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
Penandatanganan MOU antara Kepala Perwakilan BKKBN dengan Kadis PPPAPPKB Provinsi Kepri
1. Gubernur 2. Kadis PPPAPPKB
Prov Kepri. 3. Pejabat
administrator BKKBN dan
1. MOU 2. Foto. 3. Video
20
PPPAPPKB
Minggu ke IV Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
Evaluasi 1. Pejabat Administrator BKKBN Prov
2. Kepala OPD KB provinsi .
1. Surat 2. Daftar hadir 3. Notulen 4. Foto
Penyusunan laporan Tim epektif Laporan
2. Jangka Menengah ( Desember 2019 – 31 Mei 2020 )
Minggu ke II Desember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Advokasi ke Bupati Natuna
Tim Advokasi 1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
2 Advokasi ke Walikota Batam
Tim Advokasi 5. Surat 6. Surat tugas 7. Foto 8. Laporan
3 Advokasi ke Walikota Tanjung Pinang
Tim Advokasi 1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
Minggu ke III Desember
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Advokasi ke Bupati Bintan
Tim Advokasi 1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
2 Advokasi ke Bupati Karimun
TIM Advokasi
1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
21
3 Advokasi ke Bupati Anambas
TIM Advokasi
1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
Minggu Ke IV Desember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Advokasi ke Bupati Lingga
1. Tim Advokasi 1. Surat 2. Surat tugas 3. Foto 4. Laporan
3 Pertemuan dan Penandatangan MOU antara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri dengan Kepala OPD KB tujuh Kabupaten/kota
Kepala OPD KB : 1. Kota Batam 2. Kota Tanjung Pinang 3. Kab Bintan 4. Kab Karimun 5. Kab Lingga 6. Kab Natuna 7. Kab Anambas
1. Surat 2. MOU 7 kab/
kota 3. Foto
Minggu ke 1 Januari – IV Pebruari 2020
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Fasilitasi pembentukan pokja implementasi model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing.
1. Kepala OPD KB Kab Kota.
2. Mitra kerja terkait
1. Surat Tugas 2. Foto 3. SK Pokja 4. Laporan
2 Fasilitasi pembentukan pokja penyusunan GDPK provinsi dan kabupaten/kota
1. Kepala OPD KB Kab Kota.
2. Kepala Bappeda Kab/kota
1. Surat Tugas 2. Foto 3. SK Pokja 4. Laporan
22
Minggu ke I Maret – III Mei 2020
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Fasilitasi pembuatan kajian data potensi propinsi dan kabupaten/kota sebagai dasar untuk penyusunan GDPK.
1. Kepala OPD KB provinsi dan Kab Kota.
2. Kepala Bappeda provinsi dan Kab/kota
Dokumen hasil Kajian provinsi dan Kabupaten/ kota
Minggu ke IV Mei 2020
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 evaluasi 1. Pejabat Administrator BKKBN Prov
2. Kepala OPD KB provinsi .
1. Surat 2. Daftar hadir 3. Notulen 4. Foto
3. Jangka Panjang ( 1 Juni 2020 – 31 Mei 2021 )
Minggu ke 1 Juni – IV Nopember 2020
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Pendampingan penyusunan dan Legalisasi GDPK provinsi dengan peraturan gubernur
1. Bappeda provinsi 2. OPD KB Provinsi
1. Surat Tugas 2. Foto 3. Laporan 4. GDPK
2 Pendampingan penyusunan dan Legalisasi GDPK Kabupaten/kota dengan peraturan Bupati/Walikota.
1. Bappeda kab/kota 2. OPD KB
1. Surat tugas 2. Laporan 3. GDPK
Kab/kota.
Pendampingan implementasi model model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector berbasis
1. Pokja provinsi 2. Pokja Kab/kota
1. Surat Tugas 2. Foto 3. Laporan 4. Desa
percontohan
23
keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing. di kabupaten/kota.
Minggu ke I Januari – III Mei 2021
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Lanjutan Pendampingan implementasi model model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing. di kabupaten/kota.
1. Pokja provinsi 2. Pokja Kab/kota
1. Surat Tugas 2. Foto 3. Laporan 4. Desa
percontohan
Minggu ke IV Mei 2021
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 evaluasi 1. Pejabat Administrator BKKBN Prov
2. Kepala OPD KB provinsi .
3. Kepala Bappeda provinsi
1. Surat 2. Daftar hadir 3. Notulen 4. Foto
D. RENCANA STRATEGI MARKETING
1. Identifikasi Stakeholders
Identifikasi stakeholders dilakukan untuk memahami keberadaan serta
peran dan dukungan masing-masing stakeholders, ada yang internal
( dalam struktur organisasi ) dan ada yang eksternal ( diluar struktur
organisasi ) sebagai berikut :
24
NO
STAKEHOLDERS
PERAN
Stakeholders Internal
1 Kepala BKKBN Memberikan arahan tentang Kebijakan dan strategi program KKBPK.
2 Sekretaris Utama BKKBN Dukungan Program KKBPK
3 Pejabat Administrator BKKBN Prov Kepri
Penanggung Jawab kegiatan
4 Pejabat Pengawas BKKBN Prov Kepri
Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
Stakeholders Eksternal
1 Gubernur Kepri Penanggung jawab pembangunan di provinsi
2 Sekda Prov Kepri Koordinasi dan administrasi
3 Bupati/Walikota Penanggung jawab pembangunan di kab/kota
4 Kadis PPPAPPKB Prov Kepri Pelaksana urusan pemerintahan daerah provinsi dibidang KKBPK
5 Kadinkes Prov Kepri Penanggung jawab di bidang kesehatan
6 Kadiknas Prov Kepri Penanggung jawab di bidang pendidikan
7 Kadisnaker Penanggung jawab dibidang ketenaga kerjaan
8 Kadis Pertanian dan ketahanan pangan prov Kepri
Penanggung jawab dibidang penyediaan pangan
9 Kadis Pemukiman dan Perumahan prov Kepri
Penanggung jawab dibidang penyediaan pemukiman dan perumahan
10 Kakanwil Kamenag Prov Kepri Penanggung jawab dibidang keagamaan
11 Ketua TP PKK Provinsi Mitra pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
2. Pemetaan Stakeholders
Mencermati stakeholders tersebut di atas, maka perlu dilakukan analisis
dan pemetaan stakeholder sebagai berikut :
25
LATENT, PROMOTORS, APHATETIC DAN DEFENDERS
Dari identifikasi stakeholders tersebut diatas terdapat 4 (empat) kelompok
yang mempunyai kepentingan dan pengaruh yaitu:
1. Kelompok promotors adalah memiliki kepentingan besar terhadap Upaya
dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil. Strategi yang
dilakukan adalah selalu komunikasi dan pemberian informasi yang tepat
terhadap tujuan proyek perubahan.
2. Kelompok Defenders adalah mereka yang memiliki kepentingan besar
namun mempunyai pengaruh kecil. Strategi menghadapi kelompok ini
agar berperan efektif pada proyek perubahan ialah dengan cara
Kepentingan(Interest)
APHATETICS DEFENDERS
PROMOTORS LATENS
1.Kadis PPPAPPKB Prov 2.Kadis Kesehatan 3.Kadis Pendidikan 4.Kadisnaker 5.Kadis Pertanian dan
Ketahanan Pangan 6.Kanwil Kamenag Prov 7.TP PKK 8.BNN Prov 9.Perguruan Tinggi
1. Kepala BKKBN 2. Sekretaris Utama 3. Gubernur 4. Bupati/Walikota 5. Sekda Provinsi
P
o
w
e
r
Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas BKKBN Prov Kepri
Masyarakat dan Organisasi Perangkat
Daerah
26
membangun diskusi, memberi motivasi dan melibatkannya dalam
mengambil keputusan.
3. Kelompok Latens adalah mereka yang tidak memiliki kepentingan
khusus maupun terlibat dalam Upaya, tetapi memiliki kekuatan besar
untuk mempengaruhi Upaya jika mereka menjadi tertarik .Strategi yang
ditempuh adalah membangun komunikasi dan memberikan informasi
dan argumentasi yang konferhensip.
4. Kelompok Aphatetics adalah mereka kurang memiliki kepentingan
maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya Upaya.
Strategi menghadapinya adalah tetap menjaga dan selalu
memperhatikan serta memberi informasi agar tidak menjadi penghambat.
3. Desain content marketing
27
28
4. Identifikasi potensi kendala dan masalah serta strategi mengatasinya.
NO KENDALA/MASALAH STRATEGI MENGATASI KENDALA/MASALAH
1 Sekretaris utama BKKBN, Gubernur, Bupati/ Walikota dan Sekretaris Daerah provinsi
a. Memasukkan Protokol Gubernur dan sekda kedalam tim Epektif.
b. Koordinasi dan komunikasi yang intensif .
2 Masih kentalnya ego sektoral dan konflik kepentingan
a. komunikasi yang intensif. b. Surat Gubernur
3 Kemungkinan pergantian pejabat terkait
Membangun komitmen dengan Gubernur dan Bupati/walikota.
5. Resiko
NO RESIKO STRATEGI MENGATASI RESIKO
1 Terjadinya penolakan oleh Stakeholder terkait
Komunikasi intensif
29
BAB III.
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
A. CAPAIAN TAHAPAN RENCANA PERUBAHAN STRATEGIS
2. Pengelolaan Proyek Perubahan
Sebagaimana diuraikan pada tahapan rencana perubahan strategis
bahwa rencana perubahan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu jangka
pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Masing-masing tahap
dibuat milestone untuk pencapaian tujuan disetiap tahapan yang sudah
ditetapkan dan kemudian dituangkan dalam aktivitas berupa target
pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek perubahan ini.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama tahapan jangka pendek
dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 30 Nopember 2019, sebagai
berikut :
a. Pengorganisasian :
Pengorganisasian Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkordinir kepada semua individu dan kelompok untuk menerapkan
rencana. Dengan pengorganisasian ,pemimpin proyek mewujudkan
rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, menunjuk
personel dan melengkapi mereka dengan teknologi dan sumber daya
yang lain.
Struktur organisasi pelaksanaan proyek perubahan ini, sebagai
berikut :
1. Mentor
Peran dan tugas mentor adalah:
a. Sebagai atasan langsung untuk memberikan kesepakatan dan
persetujuan atas proposal proyek perubahan yang diajukan oleh
peserta;
30
b. Bertindak sebagai pembimbing peserta dengan sikap
profesional;
c. Memberikan dukungan penuh dalam mempersiapkan rancangan
dan implementasi proyek perubahan ;
d. Memberikan bimbingan serta arahan dalam mempersiapkan
rancangan dan implementasi proyek perubahan ;
e. Memberikan bimbingan dalam mengatasi kendala yang muncul
selama proses implementasi berlangsung;
f. Membantu dalam memetakan agenda project yang akan
dilaksanakan dan rencana jadwal pertemuan yang akan
dilaksanakan;
g. Menjelaskan kontrak penyelesaian tugas kepada peserta
pelatihan;
h. Memantau setiap perkembangan proyek perubahan dengan
meminta progress report setiap minggunya;
i. Memantau capaian sesuai tahapan perubahan rencana strategis
yang telah ditetapkan ;
j. Memberikan dukungan dalam mendayagunakan seluruh potensi
sumberdaya yang diperlukan dalam melakukan implementasi
proyek perubahan; dan
k. Memberikan inspirasi dalam melakukan inovasi-
inovasi/pemecahan permasalahan yang diperlukan.
2. Coach
a. Memberikan motivasi dan tantangan-tantangan kepada peserta
dalam aspek substansi perubahan yang akan dilakukan;
b. Memantau kegiatan peserta selama agenda aktualisasi
kepemimpinan melalui media teknologi informasi yang telah
disiapkan oleh penyelenggara dengan metode e-learning atau
dengan media lain yang dapat digunakan oleh coach dan
peserta;
31
c. Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu peserta
apabila peserta mengalami permasalahan selama agenda
aktualisasi kepemimpinan;
d. Memberikan masukan kepada peserta terkait usulan proyek
perubahan yang sedang dirumuskan pada agenda aktualisasi
kepemimpinan;
e. Memberikan feedback terhadap laporan perkembangan
implementasi proyek perubahan yang disampaikan peserta
bimbingan minimal seminggu sekali;
f. Mengembangkan instrumen monitoring dan perekaman terhadap
perkembangan yang dilaporkan oleh peserta bimbingan (dapat
menggunakan format yang tersedia);
g. Mengkomunikasikan proses, kemajuan dan hasil coaching
kepada penyelenggara PKN Tk. II.
h. Menjadi counsellor pada saat peserta mengalami kebuntuan dan
kurang motivasi.
3. Leader
Selama berada pada agenda aktualisasi kepemimpinan peserta
lebih bersifat mandiri dalam menginisiasi gagasan rencana
perubahan, memobilisasi kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan dalam implementasi proyek perubahan. Beberapa hal
yang harus dilakukan peserta adalah :
a. Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan stakeholders
terkait (internal & eksternal).
b. Melakukan eksekusi keseluruhan tahapan yang telah dirancang
dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang dimiliki;
c. Secara aktif melakukan diskusi, bertanya atau melaporkan
perkembangan implementasi proyek perubahan kepada coach
dan mendiskusikan progress penyusunan proyek perubahan
sesuai waktu yang ditentukan;
32
d. Merujuk pada tahapan perubahan rencana strategis yang telah
ditargetkan dalam pelaksanaan proyek perubahan sebagai dasar
pencapaian target perubahan;
e. Mengumpulkan dokumen kegiatan yang dapat dijadikan bukti
dalam evaluasi dan untuk bahan pelengkap laporan kegiatan;
f. Menggerakkan seluruh elemen stakeholders terkait (internal &
eksternal) dalam mendukung keseluruhan tahapan implementasi
perubahan;
g. Mengembangkan instrumen monitoring dan melakukan
perekaman terhadap setiap progress yang dihasilkan dalam
proses implementasi proyek perubahan;
h. Menyusun laporan proyek perubahan secara utuh, mulai dari
rancangan proyek perubahan sampai dengan hasil/capaian dari
implementasi proyek perubahan. Deskripsi dan analisis terhadap
critical succees factor dan strategi mengatasi kendala-kendala
yang muncul selama tahapan ini merupakan bagian penting yang
harus tercakup dalam laporan ini.
i. Menyerahkan laporan implementasi proyek perubahan kepada
penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tk. II sesuai
jadwal yang telah ditetapkan (1 hari sebelum seminar hasil
implementasi proyek perubahan).
4. Tim Efektif
a. Sekretariat
1) Menyiapkan surat-surat yang diperlukan.
2) Menyiapkan dan menyelenggarakan pertemuan Tim.
3) Mengumpulkan bukti-bukti kegiatan.
4) Membuat laporan kegiatan.
5) Menyusun laporan Proyek Perubahan.
6) Penggandaan dan penjilidan.
7) Menyiapkan bahan paparan.
33
b. Tim Advokasi dan Kesepakatan bersama
1) Memfasilitasi advokasi ke Sekretaris Daerah provinsi Kepri.
2) Memfasilitasi advokasi ke Gubernur Kepri.
3) Advokasi kepada stakeholders provinsi
4) Memfasilitasi advokasi ke Bupati/Walikota.
5) Menyiapkan Draf Kesepakatan bersama
6) Menyiapkan pertemuan pembahasan kesepakatan bersama.
7) Memfasilitasi penandatanganan kesepakatan bersama.
c. Tim Penyusunan Manajemen Operasional Pengelolaan
Program KKBPK.
1) Menyusun Draf.
2) Paparan draf.
3) Menyempurnakan Draf.
4) Menyiapkan bahan paparan
d. Tim Penyusunan Model Pembangunan Kependudukan .
1) Mengumpulkan bahan.
2) Menyusun draf.
3) Paparan draf.
4) Menyiapkan bahan paparan.
5) Fasilitasi pembentukan Pokja implementasi model provinsi
dan kabupaten/Kota.
e. Tim Fasilitasi penyusunan Grand Desaign Pembangunan
Kependudukan.
1) Fasilitasi pembentukan pokja penyusunan GDPK provinsi dan
kabupaten/Kota.
2) Fasilitasi kajian data.
3) Fasilitasi penyusunan GDPK
34
f. Tim Dokumentasi
1) Meliput setiap kegiatan yang dilaksanakan.
2) Mengolah hasil liputan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota Tim berusaha untuk mencapai tujuan dan target
yang sesuai dengan perencanaan. Kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 30 Nopember
2019 dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan mailstone yang
telah ditetapkan adalah :
Minggu pertama Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Penggalangan komitmen stakeholder internal
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat fungsional Widyaiswara BKKBN Prov Kepri
1 Okt 2019
2 Rapat Tim Epektif 2 Okt 2019
3 Menyusun dan Menyampaikan draf Kesepakatan bersama
a.Kepala Dinas PPPAPPKB Prov Kepri. b.Kepala OPD KB Kab Kota
3-5 Okt 2019
4 Menyusun Draf Managemen Operasional Program KKBPK
Tim 3-5 Okt 2019
5 Menyusun Draf model
model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Tim 3-5 Okt 2019
35
Minggu ke II Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Audiensi Walikota Tanjung Pinang
9 Okt 2019
1 Pembahasan Draf Kadinkes PPKB kota Tanjung Pinang
9 Okt 2019
2 Pembahasan Draf Kesepakatan bersama
a. Kepala Dinas PPPAPPKB Prov Kepri
b. Kaper Bkkbn dan Tim
10 Okt 2019
3 Audiensi Sekda prov Kepri 10 Okt 2019
4 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional Pengelolaan Program KKBPK
Tim 7-11 Okt 2019
5 Lanjutan Menyusun Draf model
Tim 7-11 Okt 2019
Minggu ke III Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Advokasi ke Bupati Lingga
Tim 15 Okt 2019
2 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional
Tim 14-18 Okt 2019
3 Lanjutan Menyusun Draf model
Tim 14-18 Okt 2019
4 Penanda tanganan kesepakatan Bersama
a. Kadinkes PPKB kota Tanjung Pinang
b. Walikota
19 Okt 2019
Minggu ke IV Oktober 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Out put
1 Audiensi Gubernur Kepri 21 Okt 2019
2 Advokasi ke Walikota Batam
Tim Advokasi 23 Okt 2019
36
3 Advokasi ke Bupati Bintan
Tim Advokasi 24 Okt 2019
4 Advokasi ke Bupati Karimun
Tim Advokasi 30 Okt 2019
5 Lanjutan Menyusun Draf Managemen Operasional
Tim 21-31 Okt 2019
6 Lanjutan Menyusun Draf model
Tim 21-31 Okt 2019
Minggu ke I Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Pembahasan draf managemen operasional program KKBPK
Pejabat administrator, pejabat pengawas, pejabat fungsional dan staf BKKBN Prov Kepri
4 Nop 2019
2 Rapat Fasilitasi pembentukan Pokja penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan Provinsi
Daftar hadir terlampir 4 Nop 2019
3 Lanjutan Penyusunan Draf model
Tim 4-8 Nop 2019
Minggu ke II Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Coffee morning
Pejabat administrator , pejabat Pengawas dan Staf BKKBN Kepri
12 Nop 2019
2 Paparan draf model Pejabat administrator , pejabat Pengawas dan Staf BKKBN Kepri
12 Nop 2019
2 Advokasi ke Bupati Anambas
Tim Advokasi 13 Nop 2019
37
Minggu ke III Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Coffée Morning Pejabat administrator , pejabat Pengawas dan Staf BKKBN Kepri
18 Nop 2019
2 Menitipkan konten Model dalam sambutan gubernur pada momen penyerahan DIPA tahun 2019
Lintas sektor 19 Nop 2019
3 Sosialisasi model di Kota Batam
Lintas sektor 20 Nop 2019
Minggu ke IV Nopember 2019
NO
Kegiatan
Stakeholder
Pelaksanaan
1 Coffee Morning Pejabat administrator , pejabat Pengawas dan Staf BKKBN Kepri
25 Nop 2019
2 Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kepala Perwakilan BKKBN dengan Sekda Provinsi Kepri
1. Sekda Provinsi
26 Nop 2019
3 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kepala Perwakilan BKKBN dengan Kadis PPPAPPKB Provinsi Kepri
2. Kadis PPPAPPKB Prov Kepri.
27 Nop 2019
4 Advokasi Ke Bupati dan Sekda Natuna
Tim Advokasi 27 Nop 2019
5
1. Sosialisasi Model Pembangunan Terpadu Lintas Sektor Untuk mewujudkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing dan
2. Manajemen Operasional Pengelolaan Program
1. Mitra Kerja Provinsi dan Kota Batam.
2. Kepala OPD KB Kabupaten/Kota
3. Stakeholder internal
28 Nop 2019
38
KKBPK
6 Evaluasi Tim Epektif
29 Nop 2019
7 Penyusunan laporan Tim epektif
Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua bulan ,
bila kita evaluai berdasarkan tahapan rencana perubahan strategis
jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang, sebagai
berikut :
1. Jangka Pendek :
1) Semua rencana perubahan strategis untuk mencapai tujuan
dan target proyek perubahan jangka pendek sudah
dilaksanakan dengan baik .
2) Pergeseran jadwal pelaksanaan terjadi pada : Audiensi ke
Gubernur karena gubernur, Penandatangan kesepakatan
bersama dengan Sekretaris daerah provinsi,
penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi
Kepulauan Riau karena :
a) Audiensi ke Gubernur tertunda karena banyak kegiatan ke
luar kota, sehingga bergeser dari minggu kedua menjadi
minggu ketiga bulan oktober.
b) Penandatangan kesepakatan bersama dengan Sekretaris
daerah provinsi, penandatanganan Perjanjian Kerjasama
antara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau
bergeser ke minggu ke empat karena banyak kegiatan ke
luar kota .
c) penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dengan
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
39
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Kepulauan Riau bergeser ke minggu ke empat
karena belum ditandatanganinya Kesepakatan Bersama
dengan Sekretaris Daerah yang merupakan dasar untuk
untuk membuat perjanjian kerjasama tersebut.
3) Terjadi penambahan kegiatan yaitu :
b) paparan draf Model yang merupakan rangkaian kegiatan
penyusunan Draf model dan kegiatan coffee morning
yang merupakan implementasi organisasi pembelajaran
dalam dalam implementasi proyek perubahan.
c) Pembahasan Draf Kesepakatan bersama antara
Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Kepala dinas
Kesehatan ,Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Tanjung Pinang.
d) Menitipkan kontens model pembangunan kependudukan
terpadu lintas sector ke dalam sambutan Gubernur
Kepulauan Riau pada acara penyerahan DIPA tahun
2020.
2. Jangka Menengah yang ditarik ke jangka pendek adalah :
a. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya
Membangun Komitmen pemerintah daerah kabupaten/kota,
sebagai berikut :
1) Audiensi dalam rangka Advokasi ke bupati/walikota yaitu :
a) Advokasi ke Walikota Tanjung Pinang tanggal 9 Oktober
2019.
b) Advokasi ke Bupati Lingga tanggal 15 Oktober 2019.
c) Advokasi ke Walikota, tanggal 23 Oktober 2019.
d) Advokasi ke Bupati Bintan tanggal 24 Oktober 2019.
e) Advokasi ke Bupati Karimun tanggal 30 Oktober 2019.
f) Advokasi ke Bupati Anambas tanggal 13 Nopember
2019.
40
g) Advokasi ke Bupati dan sekda Natuna tanggal 27
Nopember 2019
2) Menyampaikan draf kesepakatan bersama ke Tujuh
Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana
kabupaten/kota.
3) Dari tujuh kabupaten/kota, yang sudah melakukan
penandatanganan kesepakatan bersama adalah :
a) Kota Tanjung Pinang sudah ditandatangani oleh para
pihak dan ditandatangani walikota.
b) Kota Batam sudah ditandatangani oleh para pihak tetapi
masih dalam proses memperoleh tanda tangan walikota.
c) Kabupaten Bintan sudah ditandatangani oleh para pihak
tetapi masih dalam proses memperoleh tanda tangan
Bupati.
d) Kabupaten Lingga sudah ditandatangani oleh para pihak
tetapi masih dalam proses memperoleh tanda tangan
Bupati.
b. Fasilitasi pembentukan Pokja penyusunan Grand Design
Pembangunan Kependudukan ( GDPK ) provinsi .
2. Capaian tujuan Proyek Perubahan
Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua bulan
, tujuan proyek perubahan yang dapat dicapai adalah :
a. Jangka Pendek :
1) Terwujudnya komitmen pemerintah daerah provinsi yaitu
komitmen Gubernur, komitmen Sekretaris Daerah dan
komitmen Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi.
2) Tersedianya menagemen operasional Pengelolaan
Program KKBPK pasca Undang Undang nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah.
41
3) Tersedianya model pembangunan kependudukan terpadu
lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing di provinsi
Kepulauan Riau.
b. Jangka Menengah yang ditarik ke jangka pendek adalah :
1) Terwujudnya Komitmen pemerintah daerah
kabupaten/kota, yang meliputi :
a) komitmen dan dukungan untuk pembuatan kesepakatan
bersama antara Kepala Perwakilan BKKBN provinsi
dengan Kepala OPD KB kabupaten/kota dalam rangka
untuk lebih memantapkan lagi pelaksanaan program
KKBPK di kabupaten/kota.
b) Komitmen untuk implementasi Manajemen Operasional
Program KKBPK di masing-masing kabupaten/kota .
c) Komitmen untuk implementasi Model pembangunan
kependudukan terpadu lintas sector berbasis keluarga
untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas
dan berdaya saing di masing-masing kabupaten/kota.
d) komitmen untuk menyusun Grand Design
Pembangunan Kependudukan dengan menyediakan
dukungan anggaran di Bappeda masing-masing
kabupaten/kota tahun 2020.
2) Terbentuknya Pokja Grand Design Pembangunan
Kependudukan ( GDPK ) provinsi .
3. Capaian Output yang telah ditentukan dalam rancangan
proper
Output yang dapat dicapai meliputi :
1) Jangka Pendek :
1) Dokumen MOU :
42
a) Kesepakatan Bersama antara perwakilan BKKBN
provinsi Kepulauan Riau dengan Sekretaris Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Nomor
b) Perjanjian Kerjasama antara perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Riau.
2) Menagemen operasional Pengelolaan Program KKBPK
pasca Undang Undang nomor 23 tahun 2014.
3) Model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector
berbasis keluarga untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing .
2) Output Jangka Menengah yang ditarik ke jangka pendek :
1) Dokumen Kesepakatan Bersama antara :
a) Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas Kesehatan,
PPKB Kota Tanjung Pinang sudah ditandatangani oleh
para pihak dan ditandatangani walikota.
b) Kesepakatan Bersama antara Perwakilan BKKBN
Provinsi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, PPKB Kabupaten Bintan sudah
ditandatangani oleh para pihak dan sudah memperoleh
tanda tangan Bupati
c) Kesepakatan Bersama antara Perwakilan BKKBN
Provinsi dengan Dinas Kesehatan, PP dan KB
Kabupaten Lingga sudah ditandatangani oleh para pihak
tetapi masih dalam proses memperoleh tanda tangan
Bupati.
2) Dokumen Pokja Grand Design Pembangunan Kependudukan
(GDPK) provinsi .
43
4. Bukti imlementasi rencana proyek perubahan
a. Bukti Pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
dan Output, sebagai berikut :
JANGKA PENDEK :
1) Penggalangan komitmen Stakeholder Internal
2) Laporan Tim Epektif :
a) Surat Keputusan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
Kepulauan Riau Nomor : tentang pembentukan Tim
Epektif.
b) Laporan rapat tim epektif.
c) Laporan Rapat evaluasi Tim Epektif
3) Laporan Pembuatan Komitmen Pemerintah Daerah
Provinsi :
a) Laporan Audiensi ke Sekretaris Daerah Provinsi Kepri.
b) Laporan Audiensi ke Gubernur Kepri
c) Penyusunan, Penyampaian, Pembahasan dan
Penandatanganan kesepakatan bersama antara
Sekretaris Daerah Provinsi Kepri dengan Kaper BKKBN
Prov Kepri dan Perjanjian Kerjasama antara Kaper
BKKBN Prov Kepri dengan Kadis PPPAPPKB prov
Kepri.
4) Laporan Penyusunan Manajemen Opereasional
Pengelolaan Program KKBPK :
a) Draf
b) Laporan Paparan Draf di Internal BKKBN Prov Kepri.
5) Laporan Penyusunan Model Pembangunan Kependudukan
Terpadu Lintas Sektor berbasis keluarga untuk mewijudkan
Sumber Daya Manusia berkualitas :
a) Draf Model
b) Paparan Model kepada stakeholder internal.
44
6) Laporan hasil pelaksanaan evaluasi pelaksanaan proyek
perubahan.
7) Laporan implementasi organisasi pembelajaran
JANGKA MENENGAH YANG DITARIK MENJADI JANGKA
PENDEK
8) Laporan Pembuatan Komitmen dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
a) Audiensi ke walikota Tanjung Pinang.
b) Audiensi Bupati Lingga.
c) Audiensi Walikota dan sekda Batam.
d) Audiensi Bupati Bintan.
e) Audiensi Bupati Karimun.
f) Audiensi Bupati Kepulauan Anambas.
g) Audiensi Bupati dan sekda Natuna.
9) Laporan Fasilitasi pembentukan Pokja penyusunan GDPK
Provinsi Kepulauan Riau.
b. Bukti Capaian Tujuan dan Output, sebagai berikut :
a. Jangka Pendek :
1) Dokumen MOU antara perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Sekretaris Daerah Provinsi
Kepulauan Riau
2) Perjanjian Kerjasama antara perwakilan BKKBN
provinsi Kepulauan Riau dengan Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi
Kepulauan Riau.
3) Dokumen Menagemen operasional Pengelolaan
Program KKBPK pasca Undang Undang nomor 23
tahun 2014.
45
4) Dokumen Model pembangunan kependudukan terpadu
lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing .
b. Jangka Menengah yang ditarik ke jangka pendek :
1) Dokumen Kesepakatan Bersama antara :
(1) Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas
Kesehatan, PPKB Kota Tanjung Pinang sudah
ditandatangani oleh para pihak dan ditandatangani
walikota.
(2) Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
PPKB Kabupaten Bintan sudah ditandatangani oleh
para pihak tetapi masih dalam proses memperoleh
tanda tangan Bupati.
(3) Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas
Kesehatan, PPKB Kabupaten Lingga sudah
ditandatangani oleh para pihak tetapi masih dalam
proses memperoleh tanda tangan Bupati.
2) Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau tentang
pembentukan Pokja penyusunan GDPK Provinsi
Kepulauan Riau.
B. IMPLEMENTASI STATEGI MARKETING
1. Teknik komunikasi dalam mempengaruhi stakeholder.
Teknik komunikasi dalam mempengaruhi stakeholder Mengacu pada
hasil identifikasi dan pemetaan stakeholder dengan melihat pada
keberadaan serta peran ,dukungan, kepentingan dan pengaruh masing-
masing stakeholders, baik stakeholder internal maupun stakeholder
eksternal adalah :
46
a. Kelompok Defenders yang terdiri dari Pejabat Administrator dan
Pejabat Pengawas Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau
adalah kelompok yang memiliki kepentingan besar namun
mempunyai pengaruh kecil. Strategi menghadapi kelompok ini agar
berperan efektif pada proyek perubahan ini melalui penggalangan
komitmen dengan cara :
1) Menjelaskan secara lengkap tentang proyek perubahan.
2) Dengan cara membangun diskusi, memberi motivasi,
melibatkannya dalam mengambil keputusan dalam kaitannya
dengan proyek perubahan.
Hasil dari penggalangan komitmen tersebut adalah lahirnya
komitmen dari seluruh pejabat Administrator ,pejabat pengawas,
Auditor dan Widya Iswara di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi
Kepulauan Riau yang dituangkan dalam bentuk komitmen bersama
sebagaimana terlampir.
b. Kelompok promotors yang terdiri dari Kepala BKKBN, Sekretaris
Utama BKKBN, Gubernur Kepulauan Riau, Bupati, Walikota se-
provinsi Kepulauan Riau dan Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan
Riau adalah Kelompok yang memiliki peran dan pengaruh yang
besar terhadap implementasi proyek perubahan. Tekhnik komunikasi
yang digunakan dalam mempengaruhi stakeholder kelompok ini
adalah :
1) Untuk mengkomunikasikan produk proyek perubahan kepada
kepala BKKBN di lakukan melalui Sekretaris Utama BKKBN.
2) Kepada Sekretaris utama BKKBN dilakukan dengan cara
menjelaskan secara lengkap tentang proyek perubahan, mulai dari
jenis perubahan yang akan dilakukan, tujuan, output dan
manfaatnya dalam meningkatkan pelaksanaan program KKBPK.
Bukti keberhasilannya adalah berupa dukungan sekretaris Utama
terhadap proyek perubahan, mulai dari gagasan sampai pada
implementasinya, Sebagaimana Pernyataan ,sambutan pada
47
Manajemen operasional pengelolaan Program KKBPK dan Model
Pembangunan terpadu lintas sector untuk mewujudkan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing dan Testimoni
Sekretaris Utama BKKBN.
3) Audiensi Kepada Gubernur Kepulauan Riau menjelaskan secara
lengkap tentang proyek perubahan, mulai dari jenis perubahan
yang akan dilakukan, tujuan, output dan manfaatnya dalam
meningkatkan pelaksanaan program KKBPK dan menunjang
pelaksanaan pembangunan di daerah. Hasilnya adalah Komitmen
dan dukungan Gubernur Kepulauan Riau terhadap :
a) Kesepakatan bersama antara Sekretaris Daerah Provinsi
Kepulauan Riau dengan Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau.
b) Perjanjian Kerjasama antara Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Riau.
c) Manajemen operasional Pengelola Program KKBPK .
d) Model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector
berbasis keluarga untuk mewujudkan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing di provinsi kepulauan Riau
yang akan kukuhkan dengan regulasi daerah.
e) Menyusun Grand Desaign Pembangunan Kependudukan
( GDPK ) provinsi Kepulauan Riau tahun 2020.
f) Surat-surat yang diperlukan terkait proyek perubahan.
4) Audiensi kepada Sekretaris daerah Provinsi Kepulauan Riau,
menjelaskan secara lengkap tentang proyek perubahan, mulai dari
jenis perubahan yang akan dilakukan, tujuan, output dan
manfaatnya dalam meningkatkan pelaksanaan program KKBPK
dan menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah. Hasilnya
adalah Komitmen dan dukungan Sekretaris Daerah Provinsi
Kepulauan Riau terhadap :
48
a) Kesepakatan bersama antara Sekretaris Daerah Provinsi
Kepulauan Riau dengan Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau.
b) Perjanjian Kerjasama antara Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Riau.
c) Manajemen operasional Pengelola Program KKBPK .
d) Model pembangunan kependudukan terpadu lintas sector
berbasis keluarga untuk mewujudkan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing di provinsi kepulauan Riau
yang akan kukuhkan dengan regulasi daerah.
e) Menyusun Grand Desaign Pembangunan Kependudukan
( GDPK ) provinsi Kepulauan Riau tahun 2020.
5) Advokasi Kepada Bupati dan Walikota, menjelaskan secara
lengkap tentang proyek perubahan, mulai dari jenis perubahan
yang akan dilakukan, tujuan, output dan manfaatnya dalam
meningkatkan pelaksanaan program KKBPK dan menunjang
pelaksanaan pembangunan di daerah. Hasil yang dicapai adalah
komitmen bupati/walikota tentang :
a) Kesepakatan bersama antara Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Kepala OPD KB kabupaten/Kota.
b) Implementasi Manajemen operasional Program KKBPK .
c) Implementasi Model pembangunan kependudukan terpadu
lintas sector berbasis keluarga untuk mewujudkan sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing di provinsi kepulauan
Riau yang akan kukuhkan dengan regulasi daerah.
d) Menyusun Grand Desaign Pembangunan Kependudukan
( GDPK ) Kabupaten/Kota tahun 2020.
c. Kelompok Defenders yang terdiri dari Pejabat Administrator dan
Pejabat Pengawas Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau
49
adalah kelompok yang memiliki kepentingan besar namun
mempunyai pengaruh kecil. Strategi menghadapi kelompok ini agar
berperan efektif pada proyek perubahan ialah :
3) Menjelaskan secara lengkap tentang proyek perubahan.
4) Dengan cara membangun diskusi, memberi motivasi,
melibatkannya dalam mengambil keputusan dalam kaitannya
dengan proyek perubahan.
Efektivitasnya terbukti dari adanya komitmen dari seluruh pejabat
Administrator dan pejabat pengawas di lingkungan Perwakilan
BKKBN Provinsi Kepulauan Riau yang dituangkan dalam bentuk
komitmen bersama terlampir.
d. Kelompok Latens terdiri dari Kepala dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi, Kepala dinas kesehatan provinsi ,
Kepala dinas Pendidikan Nasional provinsi, Kepala dinas Tenaga
Kerja provinsi, Kepala dinas Pertanian dan ketahanan pangan
provinsi, Kepala kantor wilayah Kamentrian agama Provinsi dan Tim
Penggerak PKK provinsi adalah kelompok yang tidak memiliki
kepentingan khusus maupun terlibat dalam Upaya, tetapi memiliki
kekuatan besar untuk mempengaruhi Upaya jika mereka menjadi
tertarik .Strategi yang ditempuh adalah :
1) membangun komunikasi dan memberikan informasi yang lengkap
serta argumentasi yang konferhensip tentang proyek perubahan.
2) Melalui surat Gubernur kepada Stakeholder Provinsi .
Bukti keberhasilan dalam mempengaruhi stakeholder kelompok ini
adalah :
1) Perjanjian Kerjasama antara Perwakilan BKKBN provinsi
Kepulauan Riau dengan Kepala dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Provinsi Kepulauan Riau.
50
2) Komitmen stakeholder terkait dilingkungan Pemerintah daerah
provinsi Kepulauan Riau sehingga berubahnya stakeholder di
kelompok laten menjadi kelompok promotor dalam Implementasi
proyek perubahan.
e. Kelompok Aphatetics adalah mereka kurang memiliki kepentingan
maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya
Upaya. Strategi menghadapinya adalah tetap menjaga dan selalu
memperhatikan serta memberi informasi agar tidak menjadi
penghambat.
2. Teknik mengatasi permasalahan dan risiko selama implementasi
proyek perubahan
Permasalahan/kendala yang ditemui selama implementasi proyek
perubahan adalah :
51
3. Proses diseminasi output proyek perubahan
Desiminasi output proyek perubahan yang telah dilakukan adalah :
52
a. Sosialisasi MOU, Manajemen operasional pengelolaan program
KKBPK dan Model Pembangunan Terpadu Lintas Sektor di
lingkungan Pegawai BKKBN Prov Kepri tanggal 4 Nopember 2019.
53
b. Sosialisasi MOU, Manajemen operasional pengelolaan program
KKBPK dan Model Pembangunan Terpadu Lintas Sektor
c. Model pembangunan terpadu lintas sector untuk mewujudkan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing, yaitu :
1) Internal, sebagaimana laporan terlampir .
2) Sosialisasi yang pelaksanaannya digabung dengan sosialisasi
model sebagaimana laporan terlampir.
3) Menitipkan konten model dalam sambutan Gubernur pada acara
penyerahan DIPA tanggal 19 Nopember 2019.
4) Sosialisasi di kota Batam, sebagaimana laporan terlampir.
C. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJARAN
Upaya dan hasil yang telah dilakukan oleh project leader dalam
mengembangkan pembelajaran organisasi guna memberdayakan
stakeholder internal dalam implementasi proyek perubahan adalah :
1. Cofee Morning.
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengedukasi,
mensosialisasikan, menginformasikan dan menambah pengetahuan
stakeholder internal dan eksternal tentang proyek perubahan.
2. Melibatkan sebagian stakeholder internal dalam tim efektif implementasi
proyek perubahan.
Sebagai kelanjutan dari pemberdayaan organisasi pembelajaran dalam
pengembangan ASN Perwakilan BKKBN Kepulauan Riau adalah :
1. Melanjutkan Coffe morning setiap hari senin.
2. Menugaskan seluruh ASN untuk membuat proyek perubahan.
D. ANGGARAN
Anggaran yang dipergunakan untuk pelaksanaan proyek perubahan ini
adalah bersumber dari DIPA perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2019, sebagai berikut :
54
1. Perjalanan dinas, yang dipergunakan untuk melakukan advokasi ke
Gubernur, Sekretaris Daerah, Bupati dan Walikota.
2. Biaya penyusunan Manajemen Operasional pengelolaan program
KKBPK dan Model .
3. Sosialisasi manajemen operasional pengelolaan program KKBPK dan
model.
4. Biaya pencetakan manajemen operasional pengelolaan program KKBPK
dan model.
55
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan disyahkannya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
pelaksanaan Program KKBPK dapat lebih meningkat karena sudah ada
pembagian urusan yang jelas antara pemerintah, pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Kemudian Program
KKBPK merupakan urusan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
Kenyataan yang dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa
permasalahan yaitu masih ada anggapan bahwa Program KKBPK
merupakan urusan BKKBN, pelaksanaan Program KKBPK belum
tersistem, Pelaksanaan program KKBPK masih silo-silo dan dukungan
anggaran masih rendah. Kalau masalah tersebut tidak segera dicarikan
solusi, maka pencapaian Program KKBPK sulit untuk mencapai target
yang telah ditetapkan. Melalui proyek perubahan ini, untuk mengatasi
masalah tersebut dilakukan melalui :
1. Membuat komitmen dengan pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing,
implementasi manajemen operasional, Implementasi model dan
penyusunan Grand Desaign Pembangunan Kependudukan dilakukan
melalui advokasi kepada Gubernur, Sekretaris Daerah provinsi dan
Bupati/Walikota.
2. Komitmen pemerintah daerah provinsi dituangkan dalam bentuk
kesepakatan Bersama antara Perwakilan BKKBN Provinsi dengan
Sekretaris Daerah provinsi tentang pembangunan berwawasan
kependudukan, yang merupakan dasar untuk melakukan kerjasama
dengan OPD KB dan OPD lainnya di lingkungan pemerintah daerah
provinsi.
56
3. Untuk memantapkan pelaksanaan Program KKBPK di kabupaten/kota
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diamanahkan oleh
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
maka komitmen pemerintah daerah perlu diikat dengan kesepakatan
bersama antara Perwakilan BKKBN Provinsi dengan OPD KB
Kabupaten/Kota diketahui oleh bupati/walikota.
4. Disamping komitmen Komitmen pemerintah daerah kabupaten/kota
yang dibangunan melalui advokasi sebagaimana poin 1, maka untuk
mendasari implementasi dari manajemen operasional Program
KKBPK, Model pembangunan terpadu lintas sector untuk mewujudkan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing serta
penyusunan Grand Desaign Pembangunan Kependudukan ( GDPK ),
perlu diikuti dengan surat dari Gubernur dan fasilitasi oleh Tim
provinsi.
Dengan demikian, Program KKBPK merupakan urusan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota,
terlaksana sesuai dengan manajemen operasional pengelolaan Program
KKBPK dan menjadikan model pembangunan kependudukan terpadu
lintas sector sebagai acuan dalam penyusunan program dan anggaran
serta pelaksanaannya, sehingga program KKBPK menjadi issue lintas
sector. Kemudian, di provinsi dan kabupaten/kota tersusun GDPK
sebagai acuan dalam penyusunan RPJMD dan Resntra OPD .
B. REKOMENDASI
Produk perubahan ini bukan hanya untuk provinsi Kepulauan Riau saja,
tetapi diharapkan dapat diadob secara nasional.
C. LEASSON LEARNT
Pengetahuan dan Pengalaman yang diperoleh selama implementasi
proyek perubahan ini adalah :
1. Pentingnya Komitmen dan peran serta dari stakeholder internal.
57
2. Ketepatan dalam menyusun struktur dan menempatkan Sumber Daya
manusia dalam mengisi struktur tersebut serta kejelasan dalam
pembagian tugas.
3. Untuk keberhasilan dalam upaya optimalisasi sinergitas lintas sector
dalam pelaksanaan Program KKBPK di provinsi Kepulauan Riau,
sangat ditentukan oleh komitmen dan dukungan dari stakeholder
kunci yaitu Gubernur, Sekretaris utama, Sekretaris Daerah provinsi
dan Bupati/Walikota, OPD dilingkungan pemerintah daerah provinsi
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian.
58
DAFTAR LAMPIRAN
A. BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN MAILSTONES DAN CAPAIAN
TUJUAN JANGKA PENDEK
1. LAPORAN PENGGALANGAN KOMITMEN STAKEHOLDER
INTERNAL
2. LAPORAN TIM EPEKTIF
2.1. Sk tim epektif
2.2. Laporan rapat tim epektif.
2.3. Laporan evaluasi implementasi proyek perubahan oleh tim
epektif.
3. LAPORAN PEMBUATAN KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI
3.1. Laporan Audiensi Ke Gubernur Kepulauan Riau.
3.2. Laporan audiensi ke Sekretaris Daerah Prov Kepri .
3.3. Penyampaian Draf Kesepakatan bersama ke Sekda Prov Kepri.
3.4. Penyampaian Draf Perjanjian Kerjasama ke Dinas PPPAPPKB
Prov Kepri.
3.5. Pembahasan Draf Perjanjian Kerjasama ke Dinas PPPAPPKB
Prov Kepri.
3.6. Penandatangan Kerjasama antara sekretaris daerah dengan
Kaper BKKBN Prov Kepri.
3.7. Penandatanganan Perjanjian kerjasama antara perwakilan
BKKBN Provinsi Kepri dengan kepala DPPPAPPKB Prov Kepri.
4. LAPORAN PENYUSUNAN MANAJEMEN OPERASIONAL
PENGELOLAAN PROGRAM KKBPK
59
4.1. Draf Manajemen Operasional Program KKBPK.
4.2. Laporan Seminar Draf Manajemen Operasional Program
KKBPK.
5. LAPORAN PENYUSUNAN MODEL PEMBANGUNAN
KEPENDUDUKAN TERPADU LINTAS SEKTOR BERBASIS
KELUARGA UNTUK MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA
BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING.
5.1. Draf model pembangunan kependudukan terpadu lintas sektor
berbasis keluarga.
5.2. Laporan paparan Draf model pembangunan kependudukan
terpadu lintas sektor berbasis keluarga.
6. Laporan Implementasi organisasi Pembelajaran
7. Implementasi Rencana Strategis Marketing
7.1. Surat Gubernur yang ditujukan ke Bupati/Walikota Nomor
156/2026/DP3APPKB/2019 tanggal 25 Nopember 2019 tentang
Implementasi model pembangunan kependudukan
7.2. Surat Gubernur yang ditujukan ke Bupati/Walikota Nomor
155/2026/DP3APPKB/2019 tanggal 25 Nopember 2019 tentang
Implementasi model pembangunan kependudukan dan
manajemen operasional pengelolaan program KKBPK.
7.3. Laporan Sosialisasi Manajemen operasional pengelolaan
program KKBPK yang diintegrasikan dan Sosialisasi Model
Pembangunan Kependudukan Lintas sector.
7.4. Kliping Koran
B. BUKTI CAPAIAN OUTPUT JANGKA PENDEK
8. Kesepakatan bersama antara Kerjasama antara sekretaris daerah
dengan Kaper BKKBN Prov Kepri.
60
9. Perjanjian kerjasama antara perwakilan BKKBN Provinsi Kepri
dengan kepala DPPPAPPKB Prov Kepri.
10. Manajemen Operasional Pengelolaan Program KKBPK
11. Model Pembangunan Kependudukan Lintas sector.
C. BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN JANGKA MENENGAH YANG
DITARIK KE JANGKA PENDEK
12. Laporan Laporan Pembuatan Komitmen Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota : Audiensi ke Tujuh Bupati/walikota, Penyampaian
Draf dan Penandatanganan Kesepakatan Bersama
13. Fasilitasi Pembentukan Pokja penyusunan GDPG Provinsi
Kepulauan Riau.
D. BUKTI CAPAIAN OUTPUT JANGKA MENENGAH YANG DITARIK KE
JANGKA PENDEK
14. Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas Kesehatan, PPKB Kota
Tanjung Pinang sudah ditandatangani oleh para pihak dan
ditandatangani walikota.
15. Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, PPKB Kabupaten Bintan sudah
ditandatangani oleh para pihak tetapi masih dalam proses
memperoleh tanda tangan Bupati.
16. Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Dinas Kesehatan, PPKB
Kabupaten Lingga sudah ditandatangani oleh para pihak tetapi
masih dalam proses memperoleh tanda tangan Bupati.
17. Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau tentang pembentukan
Pokja penyusunan GDPK Provinsi Kepulauan Riau.
E. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
61
18. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
Daerah.
19. Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
20. Peraturan Presiden RI Nomor 153 tahun 2014 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan.
21. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional NOMOR 82/PER/B5/2011 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Provinsi
Top Related