BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi data hasil kelas eksperimen
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dari dua kegiatan, yaitu
pengambilan nilai awal dan nilai akhir. Dengan menghasilkan variabel hasil
belajar. Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik variabel penelitian,
data diolah dengan menggunakan statistika dasar program komputer dengan
analisa statistic deskriptif dan juga alat bantu hitung kalkulator. Deskripsi data
hasil kelas eksperimen masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.1.1.1 Nilai awal kelas eksperimen
Nilai awal kelas eksperimen secara rinci dapat dilihat di lampiran
21. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai
awal kelas eksperimen adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil
analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 67,5, nilai median yang dicapai
adalah 60 dan standart deviasi yang dicapai adalah 10,92.
Distribusi frekuensi nilai dari variabel hasil belajar nilai awal kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.
57
58
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai awal kelas eksperimenNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%)
1 39-47 2 10 10
2 48-56 5 25 35
3 57-65 8 40 75
4 66-74 2 10 85
5 75-83 3 15 100
Jumlah 20 100
Tabel 4.2 Distribusi kategorial nilai awal kelas eksperimenNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%
)
Kriteria Ket
1 < 62 12 60 60 Tidak Baik Tidak Tuntas
2 63 – 74 5 25 85 Kurang Baik Kurang Tuntas
3 75 – 87 3 15 100 Baik Tuntas
4 88 - 100 0 0 100 Sangat Baik Sangat Tuntas
Jumlah 20 100
Grafik hasil dari nilai awal dapat dilihat dalam grafik histogram
pada gambar 4.1.
39-47 48-56 57-65 66-74 75-830123456789
Rentang nilai/interval
Frek
uens
i
Gambar 4.1 Grafik histogram nilai awal kelas eksperimen
59
Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat data nilai awal kelas
eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran
NHT. Jumlah siswa yang tuntas dan termasuk dalam kategori baik adalah
3 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa yang tidak tuntas
berjumlah 12 siswa.
4.1.1.2 Nilai akhir kelas eksperimen
Nilai akhir kelas eksperimen secara rinci dapat dilihat di lampiran
21. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai
akhir kelas eksperimen adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100. Dari hasil
analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 81,50, nilai median yang dicapai
adalah 82,50 dan standart deviasi yang dicapai adalah 14,24.
Distribusi frekuensi dari variabel hasil belajar nilai akhir kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3, dan tabel 4.4.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai akhir kelas eksperimenNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%)
1 46 – 56 1 5 5
2 57 – 67 2 10 15
3 68 – 78 4 20 35
4 79 – 89 5 25 60
5 90 - 100 8 40 100
Jumlah 20 100
60
Tabel 4.4 Distribusi kategorial nilai akhir kelas eksperimenNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%
)
Kriteria Ket
1 < 62 2 10 10 Tidak Baik Tidak Tuntas
2 63 – 74 4 20 30 Kurang Baik Kurang Tuntas
3 75 – 87 6 30 60 Baik Tuntas
4 88 - 100 8 40 100 Sangat Baik Sangat Tuntas
Jumlah 20 100
Grafik hasil dari nilai akhir dapat dilihat dalam grafik histogram
pada gambar 4.2.
46 – 56 57 – 67 68 – 78 79 – 89 90 - 1000123456789
Rentang nilai/interval
Frek
uens
i
Gambar 4.2 Grafik histogram nilai akhir kelas eksperimen
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat data nilai awal kelas
eksperimen setelah mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran
NHT. Jumlah siswa yang sangat tuntas dan termasuk dalam kategori
sangat baik adalah 8 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa
yang tidak tuntas berjumlah 2 siswa. Jumlah siswa yang masuk dalam
61
kategori tidak tuntas menurun dibandingkan dengan nilai sebelum diberi
perlakuan.
4.1.2 Deskripsi data hasil kelas kontrol
Deskripsi data hasil kelas kontrol masing-masing variabel dapat dijelaskan
sebagai berikut :
4.1.2.1 Nilai awal kelas kontrol
Nilai awal kelas kontrol secara rinci dapat dilihat di lampiran 21.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nila awal
kelas kontrol adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil analisis
diperoleh nilai rata-rata yaitu 62, nilai median yang dicapai adalah 60 dan
standart deviasi yang dicapai adalah 12,29.
Distribusi frekuensi nilai dari variabel hasil belajar nilai awal kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6.
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi nilai awal kelas kontrolNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%)
1 34 – 43 1 5 5
2 44 – 53 4 20 25
3 54 – 63 6 30 55
4 64 – 73 5 25 80
5 74 - 83 4 20 100
Jumlah 20 100
62
Tabel 4.6 Distribusi kategorial nilai awal kelas kontrolNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%
)
Kriteria Ket
1 < 62 11 55 55 Tidak Baik Tidak Tuntas
2 63 – 74 6 30 85 Kurang Baik Kurang Tuntas
3 75 – 87 3 15 100 Baik Tuntas
4 88 - 100 0 0 100 Sangat Baik Sangat Tuntas
Jumlah 20 100
Grafik hasil dari nilai awal dapat dilihat dalam grafik histogram
pada gambar 4.3.
34 – 43 44 – 53 54 – 63 64 – 73 74 - 830
1
2
3
4
5
6
7
Rentang nilai/interval
Frek
uens
i
Gambar 4.3 Grafik histogram nilai awal kelas kontrol
Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat data nilai awal kelas
kontrol sebelum mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran
ekspositori. Jumlah siswa yang tuntas dan termasuk dalam kategori baik
adalah 3 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa yang tidak
tuntas berjumlah 11 siswa.
63
4.1.2.2 Nilai akhir kelas kontrol
Nilai akhir kelas kontrol secara rinci dapat dilihat di lampiran 21.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai akhir
kelas eksperimen adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 95. Dari hasil
analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 73,75, nilai median yang dicapai
adalah 72,50 dan standart deviasi yang dicapai adalah 11,22.
Distribusi frekuensi dari variabel hasil belajar nilai akhir kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7, dan tabel 4.8.
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi nilai akhir kelas kontrolNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%)
1 46 – 55 1 5 5
2 56 – 65 5 25 30
3 66 – 75 5 25 55
4 76 – 85 7 35 90
5 86 - 95 2 10 100
Jumlah 20 100
Tabel 4.8 Distribusi kategorial nilai akhir kelas kontrolNo Interval
NilaiFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
Frekuensi Komulatif(%
)
Kriteria Ket
1 < 62 3 15 15 Tidak Baik Tidak Tuntas
2 63 – 74 7 35 50 Kurang Baik Kurang Tuntas
3 75 – 87 8 40 90 Baik Tuntas
4 88 - 100 2 10 100 Sangat Baik Sangat Tuntas
Jumlah 20 100
64
Grafik hasil dari nilai akhir dapat dilihat dalam grafik histogram
pada gambar 4.4.
46 – 55 56 – 65 66 – 75 76 – 85 86 - 950
1
2
3
4
5
6
7
8
Rentang nilai/interval
Frek
uens
i
Gambar 4.4 Grafik histogram nilai akhir kelas kontrol
Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat data nilai awal kelas
kontrol setelah mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran
ekspositori. Jumlah siswa yang sangat tuntas dan termasuk dalam kategori
sangat baik adalah 2 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa
yang tidak tuntas berjumlah 3 siswa. Jumlah siswa yang masuk dalam
kategori tidak tuntas menurun dibandingkan dengan nilai sebelum diberi
perlakuan.
4.1.3 Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen digunakan untuk memperoleh data mengenai
peningkatan hasil belajar terkait dengan penggunaan model pembelajaran
NHT berbantuan mouse mischief. Instrumen ini berupa tes objektif pilihan
ganda yang digunakan untuk posttest. Sebelum soal digunakan untuk
65
posttest, soal tersebut harus di uji validitas, uji realibilitas, uji taraf
kesukaran dan uji daya pembeda. Uji coba soal dilakukan pada kelas yang
uji coba yaitu kelas IX F.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas, terdapat butir soal
sebanyak 40 soal yang valid. Sedangkan untuk reliabilitas 40 soal yang
dipakai diperoleh data r hitung= 0,9277 sedangkan r tabel=0.455.
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh r hitung > r tabel yaitu
sebesar 0,9277 maka uji coba instrumen soal tersebut reliabel. Uji coba
instrumen soal menggunakan rumus nomor 1, 2, 3, dan 4 yang terdapat
pada Bab III.
Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.13.
Tabel 4.9 Ringkasan Analisis Soal Uji Coba
No Kriteria
Nomor Soal Jumlah
1
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44,
45, 48, 49, 50
40
2 Tidak Valid 19, 20, 23, 25, 32, 35, 37, 38, 46, 47 10Jumlah 50
*Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 15
Berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan, dari 50 soal
yang diuji cobakan, terdapat 40 soal yang layak dipakai untuk soal posttest
sementara 10 soal dibuang (tidak dipakai) untuk posttest. Hal ini
didasarkan atas perhitungan dari uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat
kesukaran dan uji daya pembeda.
66
4.1.4 Analisis data hasil belajar materi Menjelaskan Pengertian Dasar
Internet/intranet dan Mendeskripsikan Dasar-Dasar Sistem Jaringan
Internet/intranet
4.1.4.1 Analisis Uji Normalitas Nilai Awal
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel yang diambil
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dihitung dari hasil nilai
awal dengan menggunakan rumus nomor 6, 7, dan 8 pada Bab III, dengan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : p1 ≤ p2 , artinya data kedua kelompok/ kelas terdistribusi normal.
Ha : p1> p2 , artinya data kedua kelompok/ kelas berdistribusi tidak normal.
Kriteria pengujian, Ho di terima jika X2hitung< X2
tabel dengan taraf
signifikan (α=0,05). Hasil uji normalitas nilai awal kelas eksperimen
disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji normalitas nilai awal kelas eksperimen
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas Kls untuk Z
Fh Fo fo−fh2
fh
39 – 47
48 – 56
57 – 65
66 – 74
75 – 83
38,5
47,5
56,5
65,5
74,5
83,5
-2,04
-1,21
-0,39
0,44
1,26
2,08
0,4792
0,3876
0,1515
0,1683
0,3961
0,4814
0,0916
0,2361
0,3198
0,2278
0,0853
1,8328
4,7222
6,3955
4,5566
1,7064
2
5
8
2
3
0,015
0,016
0,403
1,434
0,981
67
X2=2,8493
Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan
X2=2,8493, karena X hitung2 < X tabel
2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi
normal. Grafik uji normalitas nilai awal kelas eksperimen ditunjukkan pada
gambar 4.5. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 22.
Gambar 4.5 Grafik normalitas nilai awal kelas eksperimen
Hasil uji normalitas nilai awal kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Uji normalitas nilai awal kelas kontrol
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas Kls untuk Z
Fh Fo fo−fh2
fh
34 – 43
44 – 53
54 – 63
64 – 73
74 – 83
33,5
43,5
53,5
63,5
73,5
83,5
-2,32
-1,51
-0,69
0,12
0,94
1,75
0,4898
0,4339
0,2554
0,0486
0,3253
0,4599
0,0559
0,1785
0,3040
0,2767
0,1346
1,1186
3,5693
6,0795
5,5343
2,6920
1
4
6
5
4
0,013
0,052
0,001
0,052
0,636
X2=0,7527
Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan
X2=0,7527, karena X hitung2 < X tabel
2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi
normal. Grafik uji normalitas nilai awal kelas kontrol ditunjukkan pada gambar
4.6. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.
68
Gambar 4.6 Grafik normalitas nilai awal kelas kontrol
Tabel 4.10 dan tabel 4.11 menunjukkan bahwa X2hitung< X2
tabel nilai
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan 5% , maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yaitu kedua kelompok berdistribusi
normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas nilai awal untuk
membuktikan bahwa nilai awal kemampuan siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol berawal dari kemampuan yang sama.
4.1.4.2 Analisis Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) Nilai Awal
Analisis ini, untuk menguji hasil nilai awal dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Untuk melakukan uji homogenitas digunakan rumus
nomor 9 yang terdapat pada Bab III. Data nilai awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol ditunjukkan dalam tabel 4.12
Tabel 4.12 Nilai awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
KomponenNilai Awal
Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa 20 20
Rata-Rata 60,75 62,00
Nilai Tertinggi 80,00 80,00
Nilai Terendah 40,00 35,00
*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 26
69
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa hasil nilai awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol hampir sama yaitu dengan perolehan rerata
nilai kelas eksperimen 60,75 dan kelas kontrol 62,00. Untuk mengetahui
bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
berimbang sebelum dilakukan uji dua varians terhadap hasil nilai awal
untuk masing-masing kelas. Hasil uji dua varians adalah kelas eksperimen
memiliki varians 113,19 dan kelas kontrol memiliki varian 143,50.
Berdasarkan perhitungan uji dua varians dapat diketahui bahwa nilai awal
siswa kelas eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan
nilai awal siswa pada kelas kontrol. Fhitung untuk uji kesamaan dua varians
nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan dk¿38 adalah
sebesar 1,27, sedangkan Ftabel¿2,17 (α¿0,05). Fhitung< Ftabel yang berarti
kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda, dengan kata lain Ho
diterima.
4.1.4.3 Analisis Uji Normalitas Nilai Posttest
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan. Hasil nilai posttest kelas
eksperimen dapat dilihat pada lampiran 21 menunjukkan bahwa setelah
mendapatkan perlakuan rata-rata nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan peningkatan. Rata-rata nilai kelas eksperimen adalah 81,50 dan rata
- rata kelas kontrol adalah 73,75. Setelah mendapatkan nilai posttest, selanjutnya
dilakukan uji normalitas pada nilai posttest untuk mengetahui bahwa nilai posttest
70
berdistribusi normal. Uji normalitas nilai posstest kelas eksperimen ditunjukkan
dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13 Uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas Kls untuk Z
Fh Fo fo−fh2
fh46 – 56
57 – 67
68 – 78
45,5
56,5
67,5
-2,53
-1,76
-0,98
0,4943
0,4604
0,3372
0,0339
0,1232
0,2538
0,6775
2,4643
5,0751
1
2
4
0,154
0,087
0,228
79 – 89
90 – 100
78,5
89,5
100,5
-0,21
0,56
1,33
0,0834
0,2128
0,4089
0,2962
0,1961
5,9245
3,9212
5
8
0,144
4,243
X2=4,8557
Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan
X2=4,8557, karena X hitung2 < X tabel
2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi
normal. Grafik uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen ditunjukkan pada
gambar 4.7. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 24.
71
Gambar 4.7 Grafik uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen
Uji normalitas nilai posttest kelas kontrol ditunjukkan dalam tabel 4.14
Tabel 4.14 Uji normalitas nilai posttest kelas kontrol
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas Kls untuk Z
Fh Fo fo−fh2
fh
46 – 55
56 – 65
66 – 75
76 – 85
96 – 95
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
-2,52
-1,63
-0,74
0,16
1,05
1,94
0,4941
0,4480
0,2688
0,0619
0,3524
0,4737
0,0461
0,1792
0,3308
0,2905
0,1213
0,9212
3,5837
6,6156
5,8092
2,4252
1
5
5
7
2
0,007
0,560
0,395
0,244
0,075
X2=1,2797
Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan
X2=1,2797, karena X hitung2 < X tabel
2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi
normal. Grafik uji normalitas nilai posttest kelas kontrol ditunjukkan pada gambar
4.8. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 25.
72
Gambar 4.8 Grafik uji normalitas nilai posttest kelas kontrol
4.1.4.4 Analisis Uji Hipotesis (Uji t)
Data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai posttest. Untuk
melakukan uji hipotesis digunakan rumus nomor 10 yang terdapat pada
bab 3. Data nilai posttest ditunjukkan dalam tabel 4.15
Tabel 4.15 Nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
KomponenPosttest
Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa 20 20
Rata-Rata 81,50 73,75
Nilai Tertinggi 100,00 95,00
Nilai Terendah 50,00 50,00
*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 26
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa hasil posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda ditunjukkan dengan rata-rata 81,50
pada kelas eksperimen dan 73,75 pada kelas kontrol. Untuk menguji
apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan uji t. Hipotesis yang diajukan yaitu :
H0: μ1 ≤ μ2 ; tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Ha: μ1 > μ2 ; ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
73
Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung< ttabel artinya tidak ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Ha diterima jika thitung> ttabel artinya terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t terhadap nilai
posttest disajikan dalam tabel 4.16
Tabel 4.16 Uji t nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas N Rata-rata Varians Dk thitung
ttabel
5%
Eksperimen
20 81,50 202,8938 2,24 2,02
Kontrol 20 73,75 125,99
*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 27
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa thitung pada hasil
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan dk = n1 + n2 – 2 = 38
adalah sebesar 2,24 sedangkan ttabel¿2,02 (α¿0,05) . Jadi thitung > ttabel artinya
ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dengan kata lain Ha diterima.
4.1.4.5 Analisis Uji gain
Data yang diperoleh dari nilai awal dan posttest digunakan untuk
mencari adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk melakukan uji gain digunakan rumus nomor 11 yang
terdapat pada Bab III. Hasil uji gain ditunjukkan dalam tabel 4.17.
74
Tabel 4.17 Analisis peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
KeteranganKelas eksperimen Kelas Kontrol
∑ % ∑ %
Tinggi 8 40 2 10
Sedang 6 30 7 35
Rendah 6 30 11 55
*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 28
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat pada kelas eksperimen 40%
siswa mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori tinggi
sedangkan pada kelas kontrol hanya 10% siswa yang digolongkan
mengalami peningkatan hasil belajar, semua data pada uji gain ini
menunjukkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran NHT berbantuan
Mouse Mischief dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Grafik
peningkatan hasil belajar siswa disajikan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Grafik peningkatan hasil belajar siswa
4.2 Pembahasan
75
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah ada
perbedaan dan peningkatan hasil belajar pada materi internet antara siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan
mouse mischief dan model pembelajaran ekspositori. Untuk hasil belajar
pada kompetensi ini peneliti hanya meneliti dari segi kognitifnya yaitu
dalam bentuk tes yang berisi pertanyaan untuk mengukur kemampuan
pengetahuan dan intelegensi yang dimiliki oleh siswa.
4.2.1 Pembahasan uji instrumen penelitian
Eksperimen yang dilakukan yaitu dengan memberikan perlakuan
yang berbeda dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dimana pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan
dengan model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief sedangkan
pada kelompok kontrol dengan model pembelajaran ekspositori.
Selanjutnya diadakan pengujian setelah pemberian perlakuan dengan tes
untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari perlakuan yang diberikan
kepada masing-masing kelompok penelitian. Sebelum dilakukan
penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian terlebih dahulu
kemudian mengujicobakannya pada kelas uji coba dan akhirnya dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, untuk menguji kevalidan
intrumen sebagai alat ukur digunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar, sedangkan untuk menguji reliabilitasnya digunakan
rumus alpha. Uji coba instrumen dilakukan dengan memberikan 50 butir
soal pilihan ganda pada kelas uji coba. Uji validitas dan realibilitas
76
dilakukan setelah siswa kelas uji coba mengerjakan soal tersebut. Hasil uji
validitas menunjukkan bahwa dari 50 soal yang diujicobakan terdapat 40
soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Berdasarkan uji relibilitas, rhitung >
rtabel sehingga soal tersebut realibel. Soal yang digunakan untuk posttest
adalah 40 soal yang sudah melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat
kesukaran dan uji daya pembeda.
4.2.2 Pembahasan uji normalitas dan homogenitas
Penelitian harus menggunakan sampel yang normal dan homogen.
Untuk menentukan normalitas sampel digunakan uji normalitas. Data yang
digunakan adalah nilai awal yang berasal dari nilai ulangan harian siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh X2hitung kelas eksperimen 2,85 dan X2
hitung kelas kontrol 0,75
sementara X2tabel adalah 5,99. Tabel 4.10 dan tabel 4.11 menunjukkan
bahwa X2hitung< X2
tabel pada taraf signifikansi 5% , maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima yaitu kedua kelompok berdistribusi normal.
Uji homogen digunakan untuk mengetahui bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol berawal dari kemampuan yang sama atau
tidak memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan. Berdasarkan Tabel
4.12 dapat diketahui bahwa nilai awal siswa kelas eksperimen tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai awal siswa pada kelas
kontrol. Fhitung untuk uji kesamaan dua varians nilai awal kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan dk¿38 adalah sebesar 1,27, sedangkan Ftabel¿2,17
(α¿0,05). Fhitung< Ftabel yang berarti kedua kelas mempunyai varians yang
77
tidak berbeda, dengan kata lain Ho diterima. Hal ini berarti kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan kemampuan awal.
Selanjutnya kelompok ekseperimen dikenai perlakuan dengan memberikan
model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief dan kelas kontrol
diberi model pembelajaran ekspositori.
4.2.3 Pembahasan uji t dan uji gain
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh hasil dari pembelajaran. Hasil analisis data hasil belajar
siswa materi internet menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
yang mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran NHT
berbantuan mouse mischief lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil rata-rata kelas
eksperimen 81,50 sudah melampaui KKM mata pelajaran TIK yaitu 75.
Sementara hasil rata-rata kelas kontrol tidak bisa melampaui KKM dimana
rata-rata kelas kontrol adalah 73,75. Dengan uji t didapatkan thitung sebesar
2,24 sedangkan ttabel¿2,02 (α¿0,05) . Jadi thitung > ttabel yang artinya ada
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan
kata lain Ha diterima.
Berdasarkan uji gain, kelas hasil pembelajaran NHT berbantuan
mouse mischief mengalami peningkatan yang cukup dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil
belajar siswa yang dikenai model pembelajaran NHT berbantuan mouse
78
mischief lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai model
pembelajaran ekspositori. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebelum
diberi perlakuan adalah 60,75 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol
adalah 62,00. Setelah diberi perlakuan rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen menjadi 81,50 dan kelas kontrol menjadi 73,75. Terjadi
peningkatan sebesar 20,75 atau 34% dengan kategori sedang pada kelas
eksperimen dan 11,75 atau 19% dengan kategori sedang pada kelas
kontrol.
4.2.4 Pembahasan hasil belajar
Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief
terjadi karena siswa mendapatkan penglaman baru dalam menerima
materi. Siswa dapat ikut aktif dan berperan dalam proses pembelajaran.
Siswa juga dapat bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam
meneyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Serta pemanfaatan
teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan
tidak berani menjawab pertanyaan bisa menjadi aktif dan antusias dalam
menjawab pertanyaan dengan menggunakan teknologi yang digunakan.
Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori hanya mengalami sedikit peningkatan. Hal itu terjadi karena
proses pemebelajaran menggunakan model pembelajaran ekspositori tidak
79
jauh berbeda dengan model pembelajaran langsung. Siswa hanya dituntut
untuk mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif dalam
menerima pelajaran. Proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan
membosankan sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang
memuaskan.
Top Related