Download - BAB-IV amri

Transcript
Page 1: BAB-IV amri

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi data hasil kelas eksperimen

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dari dua kegiatan, yaitu

pengambilan nilai awal dan nilai akhir. Dengan menghasilkan variabel hasil

belajar. Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik variabel penelitian,

data diolah dengan menggunakan statistika dasar program komputer dengan

analisa statistic deskriptif dan juga alat bantu hitung kalkulator. Deskripsi data

hasil kelas eksperimen masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.1.1.1 Nilai awal kelas eksperimen

Nilai awal kelas eksperimen secara rinci dapat dilihat di lampiran

21. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai

awal kelas eksperimen adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil

analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 67,5, nilai median yang dicapai

adalah 60 dan standart deviasi yang dicapai adalah 10,92.

Distribusi frekuensi nilai dari variabel hasil belajar nilai awal kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.

57

Page 2: BAB-IV amri

58

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai awal kelas eksperimenNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%)

1 39-47 2 10 10

2 48-56 5 25 35

3 57-65 8 40 75

4 66-74 2 10 85

5 75-83 3 15 100

Jumlah 20 100

Tabel 4.2 Distribusi kategorial nilai awal kelas eksperimenNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%

)

Kriteria Ket

1 < 62 12 60 60 Tidak Baik Tidak Tuntas

2 63 – 74 5 25 85 Kurang Baik Kurang Tuntas

3 75 – 87 3 15 100 Baik Tuntas

4 88 - 100 0 0 100 Sangat Baik Sangat Tuntas

Jumlah 20 100

Grafik hasil dari nilai awal dapat dilihat dalam grafik histogram

pada gambar 4.1.

39-47 48-56 57-65 66-74 75-830123456789

Rentang nilai/interval

Frek

uens

i

Gambar 4.1 Grafik histogram nilai awal kelas eksperimen

Page 3: BAB-IV amri

59

Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat data nilai awal kelas

eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran

NHT. Jumlah siswa yang tuntas dan termasuk dalam kategori baik adalah

3 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa yang tidak tuntas

berjumlah 12 siswa.

4.1.1.2 Nilai akhir kelas eksperimen

Nilai akhir kelas eksperimen secara rinci dapat dilihat di lampiran

21. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai

akhir kelas eksperimen adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100. Dari hasil

analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 81,50, nilai median yang dicapai

adalah 82,50 dan standart deviasi yang dicapai adalah 14,24.

Distribusi frekuensi dari variabel hasil belajar nilai akhir kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3, dan tabel 4.4.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai akhir kelas eksperimenNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%)

1 46 – 56 1 5 5

2 57 – 67 2 10 15

3 68 – 78 4 20 35

4 79 – 89 5 25 60

5 90 - 100 8 40 100

Jumlah 20 100

Page 4: BAB-IV amri

60

Tabel 4.4 Distribusi kategorial nilai akhir kelas eksperimenNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%

)

Kriteria Ket

1 < 62 2 10 10 Tidak Baik Tidak Tuntas

2 63 – 74 4 20 30 Kurang Baik Kurang Tuntas

3 75 – 87 6 30 60 Baik Tuntas

4 88 - 100 8 40 100 Sangat Baik Sangat Tuntas

Jumlah 20 100

Grafik hasil dari nilai akhir dapat dilihat dalam grafik histogram

pada gambar 4.2.

46 – 56 57 – 67 68 – 78 79 – 89 90 - 1000123456789

Rentang nilai/interval

Frek

uens

i

Gambar 4.2 Grafik histogram nilai akhir kelas eksperimen

Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat data nilai awal kelas

eksperimen setelah mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran

NHT. Jumlah siswa yang sangat tuntas dan termasuk dalam kategori

sangat baik adalah 8 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa

yang tidak tuntas berjumlah 2 siswa. Jumlah siswa yang masuk dalam

Page 5: BAB-IV amri

61

kategori tidak tuntas menurun dibandingkan dengan nilai sebelum diberi

perlakuan.

4.1.2 Deskripsi data hasil kelas kontrol

Deskripsi data hasil kelas kontrol masing-masing variabel dapat dijelaskan

sebagai berikut :

4.1.2.1 Nilai awal kelas kontrol

Nilai awal kelas kontrol secara rinci dapat dilihat di lampiran 21.

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nila awal

kelas kontrol adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil analisis

diperoleh nilai rata-rata yaitu 62, nilai median yang dicapai adalah 60 dan

standart deviasi yang dicapai adalah 12,29.

Distribusi frekuensi nilai dari variabel hasil belajar nilai awal kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi nilai awal kelas kontrolNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%)

1 34 – 43 1 5 5

2 44 – 53 4 20 25

3 54 – 63 6 30 55

4 64 – 73 5 25 80

5 74 - 83 4 20 100

Jumlah 20 100

Page 6: BAB-IV amri

62

Tabel 4.6 Distribusi kategorial nilai awal kelas kontrolNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%

)

Kriteria Ket

1 < 62 11 55 55 Tidak Baik Tidak Tuntas

2 63 – 74 6 30 85 Kurang Baik Kurang Tuntas

3 75 – 87 3 15 100 Baik Tuntas

4 88 - 100 0 0 100 Sangat Baik Sangat Tuntas

Jumlah 20 100

Grafik hasil dari nilai awal dapat dilihat dalam grafik histogram

pada gambar 4.3.

34 – 43 44 – 53 54 – 63 64 – 73 74 - 830

1

2

3

4

5

6

7

Rentang nilai/interval

Frek

uens

i

Gambar 4.3 Grafik histogram nilai awal kelas kontrol

Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat data nilai awal kelas

kontrol sebelum mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran

ekspositori. Jumlah siswa yang tuntas dan termasuk dalam kategori baik

adalah 3 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa yang tidak

tuntas berjumlah 11 siswa.

Page 7: BAB-IV amri

63

4.1.2.2 Nilai akhir kelas kontrol

Nilai akhir kelas kontrol secara rinci dapat dilihat di lampiran 21.

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah pada nilai akhir

kelas eksperimen adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 95. Dari hasil

analisis diperoleh nilai rata-rata yaitu 73,75, nilai median yang dicapai

adalah 72,50 dan standart deviasi yang dicapai adalah 11,22.

Distribusi frekuensi dari variabel hasil belajar nilai akhir kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7, dan tabel 4.8.

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi nilai akhir kelas kontrolNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%)

1 46 – 55 1 5 5

2 56 – 65 5 25 30

3 66 – 75 5 25 55

4 76 – 85 7 35 90

5 86 - 95 2 10 100

Jumlah 20 100

Tabel 4.8 Distribusi kategorial nilai akhir kelas kontrolNo Interval

NilaiFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif(%)

Frekuensi Komulatif(%

)

Kriteria Ket

1 < 62 3 15 15 Tidak Baik Tidak Tuntas

2 63 – 74 7 35 50 Kurang Baik Kurang Tuntas

3 75 – 87 8 40 90 Baik Tuntas

4 88 - 100 2 10 100 Sangat Baik Sangat Tuntas

Jumlah 20 100

Page 8: BAB-IV amri

64

Grafik hasil dari nilai akhir dapat dilihat dalam grafik histogram

pada gambar 4.4.

46 – 55 56 – 65 66 – 75 76 – 85 86 - 950

1

2

3

4

5

6

7

8

Rentang nilai/interval

Frek

uens

i

Gambar 4.4 Grafik histogram nilai akhir kelas kontrol

Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat data nilai awal kelas

kontrol setelah mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran

ekspositori. Jumlah siswa yang sangat tuntas dan termasuk dalam kategori

sangat baik adalah 2 siswa dari seluruh siswa yang berjumlah 20. Siswa

yang tidak tuntas berjumlah 3 siswa. Jumlah siswa yang masuk dalam

kategori tidak tuntas menurun dibandingkan dengan nilai sebelum diberi

perlakuan.

4.1.3 Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen digunakan untuk memperoleh data mengenai

peningkatan hasil belajar terkait dengan penggunaan model pembelajaran

NHT berbantuan mouse mischief. Instrumen ini berupa tes objektif pilihan

ganda yang digunakan untuk posttest. Sebelum soal digunakan untuk

Page 9: BAB-IV amri

65

posttest, soal tersebut harus di uji validitas, uji realibilitas, uji taraf

kesukaran dan uji daya pembeda. Uji coba soal dilakukan pada kelas yang

uji coba yaitu kelas IX F.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, terdapat butir soal

sebanyak 40 soal yang valid. Sedangkan untuk reliabilitas 40 soal yang

dipakai diperoleh data r hitung= 0,9277 sedangkan r tabel=0.455.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh r hitung > r tabel yaitu

sebesar 0,9277 maka uji coba instrumen soal tersebut reliabel. Uji coba

instrumen soal menggunakan rumus nomor 1, 2, 3, dan 4 yang terdapat

pada Bab III.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.13.

Tabel 4.9 Ringkasan Analisis Soal Uji Coba

No Kriteria

Nomor Soal Jumlah

1

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44,

45, 48, 49, 50

40

2 Tidak Valid 19, 20, 23, 25, 32, 35, 37, 38, 46, 47 10Jumlah 50

*Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 15

Berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan, dari 50 soal

yang diuji cobakan, terdapat 40 soal yang layak dipakai untuk soal posttest

sementara 10 soal dibuang (tidak dipakai) untuk posttest. Hal ini

didasarkan atas perhitungan dari uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat

kesukaran dan uji daya pembeda.

Page 10: BAB-IV amri

66

4.1.4 Analisis data hasil belajar materi Menjelaskan Pengertian Dasar

Internet/intranet dan Mendeskripsikan Dasar-Dasar Sistem Jaringan

Internet/intranet

4.1.4.1 Analisis Uji Normalitas Nilai Awal

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel yang diambil

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dihitung dari hasil nilai

awal dengan menggunakan rumus nomor 6, 7, dan 8 pada Bab III, dengan

hipotesis sebagai berikut :

Ho : p1 ≤ p2 , artinya data kedua kelompok/ kelas terdistribusi normal.

Ha : p1> p2 , artinya data kedua kelompok/ kelas berdistribusi tidak normal.

Kriteria pengujian, Ho di terima jika X2hitung< X2

tabel dengan taraf

signifikan (α=0,05). Hasil uji normalitas nilai awal kelas eksperimen

disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Uji normalitas nilai awal kelas eksperimen

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kelas

Peluang untuk Z

Luas Kls untuk Z

Fh Fo fo−fh2

fh

39 – 47

48 – 56

57 – 65

66 – 74

75 – 83

38,5

47,5

56,5

65,5

74,5

83,5

-2,04

-1,21

-0,39

0,44

1,26

2,08

0,4792

0,3876

0,1515

0,1683

0,3961

0,4814

0,0916

0,2361

0,3198

0,2278

0,0853

1,8328

4,7222

6,3955

4,5566

1,7064

2

5

8

2

3

0,015

0,016

0,403

1,434

0,981

Page 11: BAB-IV amri

67

X2=2,8493

Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan

X2=2,8493, karena X hitung2 < X tabel

2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi

normal. Grafik uji normalitas nilai awal kelas eksperimen ditunjukkan pada

gambar 4.5. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 22.

Gambar 4.5 Grafik normalitas nilai awal kelas eksperimen

Hasil uji normalitas nilai awal kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Uji normalitas nilai awal kelas kontrol

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kelas

Peluang untuk Z

Luas Kls untuk Z

Fh Fo fo−fh2

fh

34 – 43

44 – 53

54 – 63

64 – 73

74 – 83

33,5

43,5

53,5

63,5

73,5

83,5

-2,32

-1,51

-0,69

0,12

0,94

1,75

0,4898

0,4339

0,2554

0,0486

0,3253

0,4599

0,0559

0,1785

0,3040

0,2767

0,1346

1,1186

3,5693

6,0795

5,5343

2,6920

1

4

6

5

4

0,013

0,052

0,001

0,052

0,636

X2=0,7527

Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan

X2=0,7527, karena X hitung2 < X tabel

2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi

normal. Grafik uji normalitas nilai awal kelas kontrol ditunjukkan pada gambar

4.6. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.

Page 12: BAB-IV amri

68

Gambar 4.6 Grafik normalitas nilai awal kelas kontrol

Tabel 4.10 dan tabel 4.11 menunjukkan bahwa X2hitung< X2

tabel nilai

awal kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan 5% , maka

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yaitu kedua kelompok berdistribusi

normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas nilai awal untuk

membuktikan bahwa nilai awal kemampuan siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol berawal dari kemampuan yang sama.

4.1.4.2 Analisis Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) Nilai Awal

Analisis ini, untuk menguji hasil nilai awal dari kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Untuk melakukan uji homogenitas digunakan rumus

nomor 9 yang terdapat pada Bab III. Data nilai awal kelas eksperimen dan

kelas kontrol ditunjukkan dalam tabel 4.12

Tabel 4.12 Nilai awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

KomponenNilai Awal

Eksperimen Kontrol

Jumlah siswa 20 20

Rata-Rata 60,75 62,00

Nilai Tertinggi 80,00 80,00

Nilai Terendah 40,00 35,00

*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 26

Page 13: BAB-IV amri

69

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa hasil nilai awal kelas

eksperimen dan kelas kontrol hampir sama yaitu dengan perolehan rerata

nilai kelas eksperimen 60,75 dan kelas kontrol 62,00. Untuk mengetahui

bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

berimbang sebelum dilakukan uji dua varians terhadap hasil nilai awal

untuk masing-masing kelas. Hasil uji dua varians adalah kelas eksperimen

memiliki varians 113,19 dan kelas kontrol memiliki varian 143,50.

Berdasarkan perhitungan uji dua varians dapat diketahui bahwa nilai awal

siswa kelas eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan

nilai awal siswa pada kelas kontrol. Fhitung untuk uji kesamaan dua varians

nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan dk¿38 adalah

sebesar 1,27, sedangkan Ftabel¿2,17 (α¿0,05). Fhitung< Ftabel yang berarti

kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda, dengan kata lain Ho

diterima.

4.1.4.3 Analisis Uji Normalitas Nilai Posttest

Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan. Hasil nilai posttest kelas

eksperimen dapat dilihat pada lampiran 21 menunjukkan bahwa setelah

mendapatkan perlakuan rata-rata nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukkan peningkatan. Rata-rata nilai kelas eksperimen adalah 81,50 dan rata

- rata kelas kontrol adalah 73,75. Setelah mendapatkan nilai posttest, selanjutnya

dilakukan uji normalitas pada nilai posttest untuk mengetahui bahwa nilai posttest

Page 14: BAB-IV amri

70

berdistribusi normal. Uji normalitas nilai posstest kelas eksperimen ditunjukkan

dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13 Uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kelas

Peluang untuk Z

Luas Kls untuk Z

Fh Fo fo−fh2

fh46 – 56

57 – 67

68 – 78

45,5

56,5

67,5

-2,53

-1,76

-0,98

0,4943

0,4604

0,3372

0,0339

0,1232

0,2538

0,6775

2,4643

5,0751

1

2

4

0,154

0,087

0,228

79 – 89

90 – 100

78,5

89,5

100,5

-0,21

0,56

1,33

0,0834

0,2128

0,4089

0,2962

0,1961

5,9245

3,9212

5

8

0,144

4,243

X2=4,8557

Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan

X2=4,8557, karena X hitung2 < X tabel

2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi

normal. Grafik uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen ditunjukkan pada

gambar 4.7. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 24.

Page 15: BAB-IV amri

71

Gambar 4.7 Grafik uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen

Uji normalitas nilai posttest kelas kontrol ditunjukkan dalam tabel 4.14

Tabel 4.14 Uji normalitas nilai posttest kelas kontrol

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kelas

Peluang untuk Z

Luas Kls untuk Z

Fh Fo fo−fh2

fh

46 – 55

56 – 65

66 – 75

76 – 85

96 – 95

45,5

55,5

65,5

75,5

85,5

95,5

-2,52

-1,63

-0,74

0,16

1,05

1,94

0,4941

0,4480

0,2688

0,0619

0,3524

0,4737

0,0461

0,1792

0,3308

0,2905

0,1213

0,9212

3,5837

6,6156

5,8092

2,4252

1

5

5

7

2

0,007

0,560

0,395

0,244

0,075

X2=1,2797

Untuk α=5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh X tabel2 =5 , 99. Hasil perhitungan

X2=1,2797, karena X hitung2 < X tabel

2 maka H 0 diterima dan data tersebut berdistribusi

normal. Grafik uji normalitas nilai posttest kelas kontrol ditunjukkan pada gambar

4.8. Data selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 25.

Page 16: BAB-IV amri

72

Gambar 4.8 Grafik uji normalitas nilai posttest kelas kontrol

4.1.4.4 Analisis Uji Hipotesis (Uji t)

Data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai posttest. Untuk

melakukan uji hipotesis digunakan rumus nomor 10 yang terdapat pada

bab 3. Data nilai posttest ditunjukkan dalam tabel 4.15

Tabel 4.15 Nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

KomponenPosttest

Eksperimen Kontrol

Jumlah siswa 20 20

Rata-Rata 81,50 73,75

Nilai Tertinggi 100,00 95,00

Nilai Terendah 50,00 50,00

*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 26

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol berbeda ditunjukkan dengan rata-rata 81,50

pada kelas eksperimen dan 73,75 pada kelas kontrol. Untuk menguji

apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan uji t. Hipotesis yang diajukan yaitu :

H0: μ1 ≤ μ2 ; tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Ha: μ1 > μ2 ; ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 17: BAB-IV amri

73

Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung< ttabel artinya tidak ada

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Ha diterima jika thitung> ttabel artinya terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t terhadap nilai

posttest disajikan dalam tabel 4.16

Tabel 4.16 Uji t nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas N Rata-rata Varians Dk thitung

ttabel

5%

Eksperimen

20 81,50 202,8938 2,24 2,02

Kontrol 20 73,75 125,99

*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 27

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa thitung pada hasil

posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan dk = n1 + n2 – 2 = 38

adalah sebesar 2,24 sedangkan ttabel¿2,02 (α¿0,05) . Jadi thitung > ttabel artinya

ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,

dengan kata lain Ha diterima.

4.1.4.5 Analisis Uji gain

Data yang diperoleh dari nilai awal dan posttest digunakan untuk

mencari adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Untuk melakukan uji gain digunakan rumus nomor 11 yang

terdapat pada Bab III. Hasil uji gain ditunjukkan dalam tabel 4.17.

Page 18: BAB-IV amri

74

Tabel 4.17 Analisis peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

KeteranganKelas eksperimen Kelas Kontrol

∑ % ∑ %

Tinggi 8 40 2 10

Sedang 6 30 7 35

Rendah 6 30 11 55

*Data selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 28

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat pada kelas eksperimen 40%

siswa mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori tinggi

sedangkan pada kelas kontrol hanya 10% siswa yang digolongkan

mengalami peningkatan hasil belajar, semua data pada uji gain ini

menunjukkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran NHT berbantuan

Mouse Mischief dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Grafik

peningkatan hasil belajar siswa disajikan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Grafik peningkatan hasil belajar siswa

4.2 Pembahasan

Page 19: BAB-IV amri

75

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah ada

perbedaan dan peningkatan hasil belajar pada materi internet antara siswa

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan

mouse mischief dan model pembelajaran ekspositori. Untuk hasil belajar

pada kompetensi ini peneliti hanya meneliti dari segi kognitifnya yaitu

dalam bentuk tes yang berisi pertanyaan untuk mengukur kemampuan

pengetahuan dan intelegensi yang dimiliki oleh siswa.

4.2.1 Pembahasan uji instrumen penelitian

Eksperimen yang dilakukan yaitu dengan memberikan perlakuan

yang berbeda dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dimana pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan

dengan model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief sedangkan

pada kelompok kontrol dengan model pembelajaran ekspositori.

Selanjutnya diadakan pengujian setelah pemberian perlakuan dengan tes

untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari perlakuan yang diberikan

kepada masing-masing kelompok penelitian. Sebelum dilakukan

penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian terlebih dahulu

kemudian mengujicobakannya pada kelas uji coba dan akhirnya dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, untuk menguji kevalidan

intrumen sebagai alat ukur digunakan rumus korelasi product moment

dengan angka kasar, sedangkan untuk menguji reliabilitasnya digunakan

rumus alpha. Uji coba instrumen dilakukan dengan memberikan 50 butir

soal pilihan ganda pada kelas uji coba. Uji validitas dan realibilitas

Page 20: BAB-IV amri

76

dilakukan setelah siswa kelas uji coba mengerjakan soal tersebut. Hasil uji

validitas menunjukkan bahwa dari 50 soal yang diujicobakan terdapat 40

soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Berdasarkan uji relibilitas, rhitung >

rtabel sehingga soal tersebut realibel. Soal yang digunakan untuk posttest

adalah 40 soal yang sudah melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat

kesukaran dan uji daya pembeda.

4.2.2 Pembahasan uji normalitas dan homogenitas

Penelitian harus menggunakan sampel yang normal dan homogen.

Untuk menentukan normalitas sampel digunakan uji normalitas. Data yang

digunakan adalah nilai awal yang berasal dari nilai ulangan harian siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh X2hitung kelas eksperimen 2,85 dan X2

hitung kelas kontrol 0,75

sementara X2tabel adalah 5,99. Tabel 4.10 dan tabel 4.11 menunjukkan

bahwa X2hitung< X2

tabel pada taraf signifikansi 5% , maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima yaitu kedua kelompok berdistribusi normal.

Uji homogen digunakan untuk mengetahui bahwa kelas

eksperimen dan kelas kontrol berawal dari kemampuan yang sama atau

tidak memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan. Berdasarkan Tabel

4.12 dapat diketahui bahwa nilai awal siswa kelas eksperimen tidak

memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai awal siswa pada kelas

kontrol. Fhitung untuk uji kesamaan dua varians nilai awal kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan dk¿38 adalah sebesar 1,27, sedangkan Ftabel¿2,17

(α¿0,05). Fhitung< Ftabel yang berarti kedua kelas mempunyai varians yang

Page 21: BAB-IV amri

77

tidak berbeda, dengan kata lain Ho diterima. Hal ini berarti kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan kemampuan awal.

Selanjutnya kelompok ekseperimen dikenai perlakuan dengan memberikan

model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief dan kelas kontrol

diberi model pembelajaran ekspositori.

4.2.3 Pembahasan uji t dan uji gain

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh hasil dari pembelajaran. Hasil analisis data hasil belajar

siswa materi internet menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa

yang mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran NHT

berbantuan mouse mischief lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa

yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil rata-rata kelas

eksperimen 81,50 sudah melampaui KKM mata pelajaran TIK yaitu 75.

Sementara hasil rata-rata kelas kontrol tidak bisa melampaui KKM dimana

rata-rata kelas kontrol adalah 73,75. Dengan uji t didapatkan thitung sebesar

2,24 sedangkan ttabel¿2,02 (α¿0,05) . Jadi thitung > ttabel yang artinya ada

perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan

kata lain Ha diterima.

Berdasarkan uji gain, kelas hasil pembelajaran NHT berbantuan

mouse mischief mengalami peningkatan yang cukup dibandingkan dengan

kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil

belajar siswa yang dikenai model pembelajaran NHT berbantuan mouse

Page 22: BAB-IV amri

78

mischief lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai model

pembelajaran ekspositori. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebelum

diberi perlakuan adalah 60,75 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol

adalah 62,00. Setelah diberi perlakuan rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen menjadi 81,50 dan kelas kontrol menjadi 73,75. Terjadi

peningkatan sebesar 20,75 atau 34% dengan kategori sedang pada kelas

eksperimen dan 11,75 atau 19% dengan kategori sedang pada kelas

kontrol.

4.2.4 Pembahasan hasil belajar

Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mouse mischief

terjadi karena siswa mendapatkan penglaman baru dalam menerima

materi. Siswa dapat ikut aktif dan berperan dalam proses pembelajaran.

Siswa juga dapat bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam

meneyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Serta pemanfaatan

teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran juga sangat

mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan

tidak berani menjawab pertanyaan bisa menjadi aktif dan antusias dalam

menjawab pertanyaan dengan menggunakan teknologi yang digunakan.

Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

ekspositori hanya mengalami sedikit peningkatan. Hal itu terjadi karena

proses pemebelajaran menggunakan model pembelajaran ekspositori tidak

Page 23: BAB-IV amri

79

jauh berbeda dengan model pembelajaran langsung. Siswa hanya dituntut

untuk mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru,

sehingga siswa menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif dalam

menerima pelajaran. Proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan

membosankan sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang

memuaskan.