BAB I-V Amri Terbaru 14 5 08
-
Upload
husnamufidahdanindra -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
Transcript of BAB I-V Amri Terbaru 14 5 08
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah penggerak dan pelaksana pembangunan yang sentral dan
strategis, karena itu penentu bagi kelancaran dan kelangsungan pembangunan ada di
tangan manusia. Aktualisasi pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia
tidak terlepas dari hakikat manusia yang memiliki jasmani dan rohani, yang
memiliki aktivitas berpikir dan berasa. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kepentingan pikir manusia sedangkan agama berkepentingan bagi kalbu manusia,
yang keseluruhannya itu diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena itu pada
dasarnya pendidikan merupakan aktualisasi paling efektif dalam mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan hakikat kodrat manusia
itu sendiri, atau dengan kata lain bahwa pendidikan mempunyai arti yang sangat
signifikan bagi manusia tidak terkecuali laki-laki ataupun perempuan.
Dampak dari penjajahan yang dialami negara Indonesia (dari Negara Belanda
dan Jepang) telah memberikan bekas yang kurang menguntungkan bagi
perkembangan semangat belajar anak bangsanya, sebab pada masa itu yang dapat
mengenyam pendidikan hanyalah dari golongan bangsawan dan tertentu saja. Kondisi
lebih tragis lagi adalah wanita jauh dari perhatian pendidikan, bahkan dapat dikatakan
1
terabaikan, makanya pada saat itu muncul gerakan yang menyuarakan akan arti
keberadaan perempuan melalui gerakan yang dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini.
Walaupun saat ini Indonesia telah lama merdeka dan suara yang diutarakan
Raden Ajeng Kartini dan banyak tokoh lainnya juga tentang pentingnya peran serta
perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pendidikan namun dapat
dilihat bahwa wanita masih sedikit yang menyadari benar akan arti eksistensinya.
Meskipun terdapat beberapa usaha untuk tetap memberikan kesadaran yang
utuh tentang kesetaraan gender saat ini, dan dengan menilik berbagai kebijakan-
kebijakan dalam pendidikan Islam, namun pada kenyataannya hal tersebut belum
begitu menunjukkan hasil yang signifikan.1 Hal ini dapat diketahui dari masih
terdapatnya asumsi masyarakat bahwa wanita tidak perlu bersekolah sampai terlalu
tinggi sebab pada akhirnya mereka akan mengikut pada suaminya juga, atau akan
menjadi ibu rumah tangga juga. Asumsi ini sebenarnya adalah sebuah kekeliruan
yang besar sebagaimana jauh hari sebelum persamaan gender itu dikemukakan oleh
generasi barat, Islam telah memperkenalkannya. Hal ini dapat ditilik dalam ajaran
nabi Muhammad Saw dalam haditsnya:
مسلمة و مسلم كل علي فريضة العلم طلب
1Perhatikan saja bursa kerja yang diisi oleh kaum perempuan sangat minim daripada laki-laki, sehingga pada saat ini mulai diatur tentang eksistensi perempuan dalam Daftar Calon DPR yang diisi oleh 30 % kaum wanita. Demikian pula dengan kaum terpelajar pada tingkat tinggi lebih banyak diisi oleh laki-laki.
2
Artinya: “Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi muslim baik laki-laki
maupun perempuan”2
Bertolak dari kondisi tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap masalah ini dengan judul :”HUBUNGAN PERSEPSI
MAHASISWA TENTANG KONSEP EMANSIPASI WANITA MENURUT
ISLAM DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAI DARULARAFAH
DELI SERDANG”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis
mengidentifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Masih terdapatnya persepsi tentang perempuan tidak terlalu urgent
menempuh pendidikan terlalu tinggi
2. Jumlah mahasiswa yang berprestasi dalam belajar masih kurang
signifikan dengan jumlah populasinya.
3. Kesempatan menempuh pendidikan tinggi yang tidak dimiliki semua
orang
2 Ali Ashraf, Sketsa Perempuan dalam Pendidikan Islam, terj. Sori Siregar, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1989.
3
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah sesungguhnya konsep emansipasi perempuan dalam
Islam?
2. Bagaimanakah Motivasi Belajar Mahasiswa STAI Darularafah Deli
Serdang?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep emansipasi
perempuan dalam Islam terhadap motivasi belajarr mahasiswa STAI Darularafah
Deli Serdang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. konsep emansipasi perempuan dalam Islam?
2. motivasi Belajar Mahasiswa STAI Darularafah Deli Serdang?
3. hubungan antara konsep emansipasi perempuan dalam Islam terhadap
motivasi belajarr mahasiswa STAI Darularafah Deli Serdang?
4
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Civitas Akademika
A. Civiatas akademika STAI Darularafah Deli Serdang dalam
membangun motivasi belajar mahasiswanya.
B. Senantiasa memberikan kesadaran yang utuh tentang konsep
emansipasi perempuan.
2. Mahasiswa
A. Senantiasa terbangunnya motivasi belajar yang hakiki,
terutama bagi para wanita
B. Mengetahui konsep emansipasi perempuan dalam Islam
3. Masyarakat
A. Menjadi bahan masukan tentang peranan signifikansi
perempuan dalam pendidikan
B. Agar tidak membeda-bedakan dalam menyekolahkan anak
mereka antara yang laki-laki dan perempuan
5
BAB II
Kajian Pustaka
A. Pengertian Persepsi
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi
dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-
mata menggunakan pengamatan penginderaan. Persepsi ini didefinisikan sebagai
proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita
6
(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab menyebutkan bahwa
persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan
perhatian terhadap satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan
membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman
terhadap satu peristiwa atau objek.3
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa persepsi merupakan upaya
pemberian tanggapan/ pendapat/ pandangan yang melibatkan pengalaman seseorang
terhadap peristiwa yang memang diketahui, dari suatu peristiwa atau objek yang
dibahas.
B. Pengertian Emansipasi Perempuan
Kata emansipasi, jika dilihat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti: “1).Pembebasan dari perbudakan, 2). Persamaan hak dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat.”4
3Lihat: Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta, Prenada Media, 2005, hal. 88-126
4Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, balai Pustaka, 2001, hal. 2001.
7
Hafiz Al-Rasyid Isra mengemukakan bahwa emansipasi adalah upaya mencari
titik persamaan hak, sebab adanya diskriminasi dalam lingkup sosial, ekonomi,
budaya,pendidikan dan sebagainya yang tidak setara.5 Lebih lanjut beliau
mengemukakan bahwa emansipasi wanita (beliau tidak menggunakan istilah
perempuan, namun menurut penulis hal ini sama saja) yaitu: “ suatu upaya yang
dituangkan dalam bentuk tindakan nyata bertujuan untuk melepaskan diri para
wanita (penulis menggunakan istilah wanita) dari kedudukan sosial, ekonomi,
pendidikan, perlindungan hokum, yang rendah, pada kemungkinan untuk
berkembang dan maju setara dengan laki-laki.6
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat emansipasi
perempuan adalah menuntut persamaan hak mereka yang pada dasarnya memang
dapat dilakukan dan dicapai mereka dalam berbagai lingkup kehidupan, seperti
pendidikan, bekerja, persamaan hokum dan sebagainya yang mana hak ini sebelum
adanya gerakan emansipasi memang sedikit terlupakan dan terabaikan.
C. Pengertian Motivasi Belajar
5Hafiz Al-Rasyid Isra, Hakikat Gender dalam Perspektif Islam. Jakarta, Rineka Cipta, 2008, hal/ 45.
6Ibid., hal. 48
8
Motivasi yang baik perlu ditimbulkan secara intelegal dalam kegiatan belajar,
karena motivasi mempunyai daya pengarah, kegiatan individu, bahan suatu kegiatan
yang begitu saja terjadi, melainkan ada yang mendorongnya dan mencapai suatu
tujuan yaitu utuh dan memenuhi kebutuhan hidup serta, untuk mempertahankan,
eksistensinya atau keberadaannya.
Usman Effendy ( 1984 : 60 ) mengemukakan bahwa motivasi adalah : suatu
kondisi/ kekuatan yang mengarahkan organisme untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian motivasi dapat menimbulkan suatu kekuatan agar individu
dapat berbuat, bertindak betingkah lalu untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
semakin jelas tujuan yang akan dicapai, maka semakin jelas pula ketentuan yang akan
dimiliki, jelasnya mahasiswa-mahasiswa akan berusahamengatasi kesulitan dan
rintangan dalam situasi yang kurang menguntungkan dalam belajarnya.
Motivasi juga sangat berhubungan dengan minat yang dimiliki seseorang
minat dapatlah diartikan sebagai suatu kondisi yang selalu berhubungan dengan
keinginan dan kebutuhan. Hal ini merupakan kecendrungan juwa seseorang karena
berhubungan dengan kebutuhan, Bohard dalam Sardiman AM ( 1992 : 76 )
menyatakan bahwa “ minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul
akibat dari prestasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
9
Jika motivasi sangat penting diberikan pada mahasiswa agar mahasiswa-
mahasiswa tersebut dapat mempertahankan serta mengahsilkan hasil belajarnya.
Mc. Donal dalam Sardiman AM ( 1986 : 75 ) mengatakan bahan motivasi
adalah : “ Suatu energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya Feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari kalimat diatas dapat dikatakan bahwa :
a. Motivasi mengamati terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu.
b. Motivasi ditandai dengan minculnya dengan rasa senang yang dapat
mempengaruhi seseorang.
Banyak ahli yang mengemukakan definisi belajar, satu pendapat
dengan pendapat yang lainnya saling menguatkan, diantaranya :
Abdul Rahman Saleh mengemukakan, belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.7
Hilgard dan Bower mengemukakan belajar berhubungan dengan pertumbuhan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah
laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
7Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Op-Cit, hal. 209
10
kematangan, atau keadaan-keadaan sesat seseorang (misalnya; kelelahan, pengaruh
obat, dan sebagainya.8
Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.9
Dari beberapa pengertian di atas dapat dimengerti bahwa belajar merupakan
proses perubahan dalam tingkah laku, yang didapat melalui latihan dan pengalaman.
Setelah mengemukakan definisi motivasi, dan definisi belajar maka dapat pula
dimengerti bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah adanya suatu
kondisi/ kekuatan yang mengarahkan organisme/ seseorang untuk mencapai suatu
tujuan perubahan ke arah yang lebih baik yang diperoleh melalui latihan dan
pengalamannya.
D. Dasar dan Anjuran Belajar Bagi Wanita
Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap
manusia, baik laki-laki maupun perempuan sebagaimana ditegaskan dalam hadist dan
ayat pada pembahasan terdahulu.
8Hilgard dan Bower, Theories of Learning, new York, UNS Press, 1995, hal. 215 9Morgan, lihat Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Ibid, hal 210.
11
Dalam bahasan ini, kewajiban belajar tersebut dititik beratkan pada
perempuan. Berbicara mengenai kewajiban, sebenarnnya merupakan suatu hal yang
terdengar ekstrim, terutama bagi stake-holder pendidikan. Menuntut ilmu memang
merupakan suatu kewajiban, tetapi hendaknya perempuan (dalam bahasan ini) tidak
memandanya hanya sekedar memenuhi panggilan wajibnya saja, tetapi lebih dititk
beratkan pada aspek kebutuhan akan ilmu pengetahuan, oleh karena hal inilah salah
satu alasan emansipasi perempuan itu muncul.
Banyak ayat al-Quran dan hadits yang mengisyaratkan bagi “perempan”
(setara dengan laki-laki) untuk berperan serta dalam belajar, tidak hanya ditujukan
bagi laki-laki.
Islam melalui kitab suci al-Quran memandang kedua jenis kelamin (laki-lakii
dan perempuan) dalam kedudukan dan fungsi yang sama. Pandangan tersebut
dibuktikan dengan beberapa bukti berikut:
Pertama, seluruh ayat-ayat al-Quran yang membicarakan Adam dan Hawa
dengan menggunakan kata ganti mutsanna. Hal ini menunjukkan tingkat kesetaraan
antara keduanya dimata Allah, misalnya tentang “Keduanya memanfaatkan fasilitas
sugra).10
10Lihat al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 35
12
Kedua, ayat al-Quran memandang antara laki-laki dan perempuan setara
dalam fungsinya sebagai hamba guna mencapai tingkat ketakwaan. Sebagaimana
nukilan ayat al-Quran surat
Artinya: Hai, manusia, sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
dfiantara kamu adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.11
Ketiga, keduanya sama-sama sebagai khalifah di bumi, baik laki-laki maupun
perempuan.12
Hadits nabi Muhammad Saw:
11 12Hasan Asari (Ed), Studi Islam: dari Pemikiran Yunani ke Pengalaman Indonesia
Kontemporer, Bandung, Citapustaka Media, 2006, hal.220
13
مسلمة و مسلم كل علي فريضة العلم طلب
Artinya: “Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi muslim baik laki-laki
maupun perempuan”13
Dengan adanya pandangan di atas sebagai dasar dan inforcemen bagi
perempuan untuk berkiprah sama dengan laki-laki. Adanya kesetaraan gender antara
laki-laki dan perempuan membuat kedua belak pihak harus memanfaatkan
kesempatan dan kepercayaan yang diberikan padanya secara baik, terutama dalam
bahasan ini adalah keharusan belajar bagi wanita.
E. Signifikansi Emansipasi Perempuan dan Kaitannya dengan
Motivasi Belajar
Suatu realita yang cukup menarik di tengah masyarakat saat ini, adalah,
pemahaman tentang cita-cita Kartini yang hanya dipahami secara parsial terutama
oleh kaum wanita sendiri. Impian seorang kartini, yang ingin memberikan kemajuan
terhadap akses pendidikan bagi wanita-wanita Indonesia, telah mengalami
manifestasi, transformasi, bahkan diversifikasi yang radikal akibat pemahaman yang
tidak komprehensif mengenai hakikat cita-cita seorang Kartini.
13 Ali Ashraf, Sketsa Perempuan dalam Pendidikan Islam, terj. Sori Siregar, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1989.
14
Cita-Cita seorang Kartini untuk memajukan bangsa, memajukan kaumnya
(terutama dalam hal akses pendidikan) nampak jelas dalam surat-suratnya yang ia
tulis kepada teman-teman korespondensinya yang semuanya adalah warga Belanda.
Seperti suratnya kepada Nona E.H Zeehandelaar yang salah satu paragrafnya
berbunyi, “… berceritalah banyak kepada saya, banyak tentang kaum wanita
sekarang di negeri Belanda bekerja, berjuang, berpikir, dan merasai. Kami menaruh
perhatian besar kepada segala sesuatu mengenai kemajuan wanita …” 14
Esensi pemikiran seorang Kartini tidak lain adalah peningkatan perana wanita dalam
beberapa aspek yang memang secara beradab semestinya melibatkan wanita sebagai
bagian dari peradaban. Tentu saja akses pendidikan menjadi saranan utama yang
diperjuangkan oleh Kartini.
Pendidikan yang sebelumnya hanya milik kaum Adam, harus bisa disentuh
oleh wanita demi mencapai kemajuan yang didambakannya. Kesadaran akan
pentingnya pendidikan juga digalakannya kepada kaum wanita. Karena tanpa
kesadaran itu sendiri, akan sangat sulit untuk mencapai apa yang dicita-citakan
seorang Kartini. Inilah yang memang menjadi esensi perjuangan seorang Kartini.15
Sebagai bahan renungan dan reinterpretasi bagi kita semua, marilah kita
menengok surat-surat yang ditulis oleh Kartini kepada sahabat-sahabat penanya di
14 Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini, Jakarta, Citamedia Pustaka, 1998, hal. 6215Ibid., hal. 69
15
Belanda. Tergambar baik secara ekspilisit maupun implicit bahwa, hakikat ciat-cita
luhur yang ia perjuangkan adalah, pendidikan bagi kaum wanita, yang dengan
pendidikan itu, kaum wanita bisa memahami hakikat sebuah peradaban secara
holistic dari semua aspek yang ada. Memahami hakikat emansipasi secara
menyeluruh sehingga tidak timbul ketimpangan social.
Refleksi dan perenungan kembali perlu dilakukan secara cermat mengenai
cita-cita seorang Kartini yang ingin berbuat banyak demi bangsanya, bukan hanya
memikirkan dirinya sendiri terlebih dengan pemikiran yang dibatasi oleh lemahnya
akses ilmu pengetahuan. Coba kita renungkan, Kartini mungkin akan sedikit
tersenyum jika hari ini masih hidup, karena akan melihat kemajuan yang pesat dari
kaumnya terutama dalam hal pendidikan. Tetapi mungkin hatinya juga akan miris,
manakala melihat, tidak sedikit perempuan yang salah mengartikan emansipasi
(bukan kebebasan radikal) yang ia perjuangkan, sehingga perempuan-perempuan itu
tidak lebih dari sekadar objek komersialitas, dimanfaatkan kemudian dicampakan,
dan ironisnya saat ini hal itu dianggap lazim atau biasa, atas nama kebebasan dan
emansipasi
Gerakan eamansipasi wanita telah menyentuh dan mempengaruhi masyarakat
Indonesia setelah gerakan ini muncul di, Eropa sejak awal abad ke-18, dan di
Indonesia di suarakan oleh Kartini dan kawan-kawan. Pengaruhnya antara lain
16
terlihat dalam rumusan UUD 1945 yang terhindar dari diskriminasi antara laki-laki
dan perempuan.16 Dapat dilihat kenyataan bahwa wanita telah membuktikan
eksistensinya dalam berbagai bidang; Megawati pernah menjadi presiden RI, Sri
Mulyani (salah satu menteri saat ini), putri bung karno, dan banyak lagi yang lainnya.
Hilangnya dinding pembatas untuk beraktivitas, berkreasi, antara laiki-laki
dan perempuan saat ini telah menghantarkan semangat tersendiri bagi kaum
perempuan untuk berkiprah di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Tuntutan memberikan bekal pendidikan juga diembankan pada Negara dan
orang tua tanpa melihat gendernya, konsekwensinya hingga saat ini banyak wanita
yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi mereka.
Suprayetno menegaskan:
Wanita Indonesia patut mengucapkan terima kasih pada perjuangan R.A
kartini yang telah memperjuangkan nasib kaumnya hingga dapat dipandang
setara dengan laki-laki, terutama dalam lingkup pendidikan. Perempuan sudah
dapat mengenyam pendidikan yang sama dengan laki-laki. Saat ini wanita
Indonesia telah begitu banyak yang peduli terhadap dunia pendidikan, baik
formal ,informal ataupun non formal, dan tidak sedikit diantara wanita yang
menunjukkan prestasi gemilang. Setidaknya dapat diungkapkan sederetan
16Ibid, hal.227
17
nama yang menduduki posisi strategis dalam berbagai lembaga {(Megawati
Soekarno Putri (Presiden RI), Prof. Dr. Khalidzah Hasan (pernah menjabat
Dekan Fakutlas Tarbiyah IAIN SU),………..seluruhnya adalah wanita
Indonesia berprestasi. Hendaknya hal ini juga dicontoh oleh kaum perempuan
yang lain untuk turut ambil bagian dalam prestasi. 17
Dari kutipan di atas dapat dimengerti bahwa telah ada gagasan dan tindakan
nyata emansipasi perempuan, dan akhirnya mempunyai pengaruh yang besar bagi
kaum perempuan dalam segala aktivitas mereka. Gerakan Emansipasi wanita di
Indonesia juga telah menghantarkan wanita-wanita Indonesia mencapai tradisi
belajar dan mempereoleh prestasi yang setara dengan laki-laki.
Prestasi yang telah berhasil diperoleh oleh kaum perenpuan di berbagai hal
seperti bidang pendidikan, pemerintahan, politik dan sebagainya, tentu saja
memberikan warna tersendiri bagi kemununculan figur-figur perempuan yang lain
yang ingin turut mengikuti jejak sukses mereka. Hal ini senada dengan ungkapan
Fakih Mansour:
Sukses yang diraih wanita Indonesia saat ini tentu bukan datang dengan
sangat mudah, jika dilacak akar sejarahnya, dahulu, perempuan tidak semudah saat
17Suprayetno, Melacak Tradisi Akademik : Tinjauan Perspektif Gender, Bandung, Citapustaka Media, 2006, hal.54
18
ini mengakses pendidikian, penuh diskriminasi. Ini merupakan buah dari perjuangan
gigih penyuara hak kesamaan hak wanita dan laki-laki di Indonesia.
Ternyata gagasan penyuara kesamaan hak perempuan telah menemukan
signifikansinya saat ini, dimana para perempuan telah mengenyam kesetaraan yang
nyata, dapat berprestasi, dapat bersaing dalam belajar, berkarir, dan sebagainya.18
Dari ungkapan di atas dapat dimengerti bahwa emansipasi perempuan telah
mampu mengantararkan perempuan Indonesia untuk berpacu dalam berbagai
dinamika kehidupan, termasuk dalam kaitan pendidikan dan bersaing dalam belajar.
Dalam persaingan belajar tentu saja harus terdapat di dalamnya motivasi belajar yang
kuat.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotetis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ terdapat
hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang konsep
emansipasi perempuan dengan motivasi belajar mahasiswa STAI Darularafah
Deli Serdang.
18 Fakih Mansour, Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial, Jakarta, Pustaka Pelajar, 1996, hal. 65
19
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
20
Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan tinggi Islam yaitu STAI
Darularafah Deli Serdang yang terletak di Jalan Berdikari Desa Lau Bakeri
Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.
Untuk mengetahui secara utuh tentang STAI Darularafah Deli Serdang, akan
diuraikan tentang kondisi perguruan tinggi ini dari sudut fasilitas yang dimiliki,
keadaan (kualifikasi dan jumlah) tenaga pengajar, jumlah mahasiswa, dan sarana
lainnya. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Areal tanah seluas 8.00 M2 terbagi menjadi tiga komponen yaitu
ruang kelas (teori), halaman kampus dan tanah untuk keperluan lainnya. Secara
lengkapnya pembagian tanah menurut keperluannya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
TABEL I
TATA GUNA TANAH STAI DARULARAFAH DELI SERDANG
TA.2012/2013
No Penggunaan Tanah F
1 Bangunan kampus 400 M2
2 Halaman kampus dan lapangan
olahraga
200 M2
21
4 Keperluan lainnya 200 M2
Jumlah 800 M2
Sumber data: Kantor STAI DARULARAFAH DELI SERDANG TA. 2012/2013
Areal seluas 400 M2 yang digunakan untuk bangunan terdiri dari ruang
belajar, kamar mandi, ruang gudang dan lain-lain.
Secara terperinci mengenai sarana dan fasilitas yang dapat menunjang
keberhasilan mahasiswa dalam pendidikan di STAI Darularafah Deli Serdang TA.
2012/2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II
SARANA DAN FASILITAS STAI DARULARAFAH DELI SERDANG
TA. 2012/2013
No Sarana dan fasilitas Jumlah
1
3
4
5
Ruang kelas/teori
Perpustakaan
Ruang guru
Kantin/koperasi
9 kelas
1 ruang
2 ruang
3 ruang
22
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ruang Ketua STAI
Mushalla
Ruang TU
Ruang guru
Kamar mandi mahasiswa
Kamar mandi guru
Sarana olah raga
Areal parkir
Komputer
1 ruang
1 ruang
1 gedung
1 ruang
2 ruang
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
Sumber data : Kantor STAI Darularafah Deli Serdang TA. 2012/2013
Sisa areal yang lain adalah untuk halaman kampus, kebun dan keperluan
lainnya. Pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari bersama dengan
guru-guru. Untuk tahun ajaran 2012/2013 jumlah mahasiswa seluruhnya mencapai
474 orang, dengan perincian sebagai berikut :
23
TABEL III
KEADAAN MAHASISWA STAI DARULARAFAH DELI SERDANG TA.
2012/201319
No semester F %
1
2
3
4
II
IV
VI
VIII
19 Adalah mahasiswa yang aktif dihitung dari semester genap yaitu : semester II, IV, VI, dan VIII
24
Jumlah
Sumber data : Kantor Kepala STAI DARULARAFAH DELI SERDANG TA.
2012/2013
Selanjutnya mengenai tenaga pengajar di STAI DARULARAFAH DELI
SERDANG TA. 2012/2013 berjumlah 31. Berdasarkan jenjang pendidikan guru
dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV
DAFTAR KEADAAN TENAGA PENGAJAR
STAI DARULARAFAH DELI SERDANG
No Nama Dosen PendidikanJabatan/Mata Kuliah yang
diampu
1
2
3
4
5
Drs. H.Ikrom, M.Hum.
Ahmad Rifa`i, S.Ag.
Rahmad Asril Pohan, Lc.
Bambang W.W., M.A.
Indra Syah Putra, M.A.
S.2
S.1
S.1
S.2
S.2
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
Ketua Program Studi PAI
25
6
7
8
9
10
Ahmad Sofyan, M.A.
Basri Rangkuti, M.S.
Zahiruddin, M.A.
Purbatua Manurung, M.Pd.
Drs. Chairul Zein
Drs. Zulfan Arifin
Prayugianto, S.Pd.
Fatmi, S.Kom.
S.2
S.2
S.2
S.2
S.1
S.1
S.1
S.1
Ketua Litbang
Ketua Akademik
Sumber data : Kantor STAI DARULARAFAH DELI SERDANG TA.
2012/2013
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa STAI S.2 TA. 2012/2013.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, terdapat jumlah populasi
sebanyak 474 orang.
26
Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan
tehnik sampling random (sistem acak) dengan menggunakan rumus T. Yaname20
n = _____N_____
Nd2+1
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Persentase yang ditetapkan sebesar 10 % dengan tingkat
kepercayaan 90 % .
Persentase rumus diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah :
n = ___474___
474(0,1)2 + 1
n = ____474___
474(0,01) + 1
20 Jalaluddin Rakhmat , Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991, hal 32
27
= ___474__
5.74+ 1
= 83
Dengan demikianlah sampel dalam penelitian ini adalah 83 orang
mahasiswa.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian ini penulis pilih sesuai dengan prosedur penelitian penulis
yang lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris”.21 Dan
pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan deskriptif, pendekatan tersebut
penulis pilih sebab sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan. Sebab metode
deskriptif bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang.
Dapat dilihat dari kutipan dibawah ini :“Penyelidikan deskriptif tertuju pada
pemecahan masalah pada masa sekarang, karena banyak sekali ragam penyelidikan
masa sekarang. Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang
mencakup penyelidikan, penuturan, menganalisis serta mengklasifikasikan
21 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal..35.
28
penyelidikan dengan teknik survei, interview, angket dan observasi serta analisa
kuantitatif”.22
Langkah selanjutnya kemudian perlu “mendeskripsikan data-data hasil
penelitian secara statistik untuk menunjukkan hubungan diantara variabel-variabel”.23
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data,
penulis menggunakan tiga macam instrument pengumpulan data yaitu :
1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian,
untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar mahasiswa STAI
DARULARAFAH DELI SERDANG dan persepsi mereka tentang makna
emansipasi wanita.
2. Wawancara yaitu mengadakan Tanya jawab secara langsung tentang variabel
penelitian kepada dosen, ketua STAI, untuk mendapatkan data, keterangan
maupun informasi yang diperlukan.
3. Angket yaitu menyebarkan pernyataan sikap mahasiswa yang berkaitan dengan
variabel penelitian
22 Winarno Surakhmad, Pengantar penelitian. Bandung, Tarsito, 1985. hal.132.
23 Margono, Ibid, hal. 46.
29
D. Skala Pengukuran
Untuk data variabel X (emansipasi perempuan) dan variabel Y (motivasi
belajar) dikumpulkan melalui angket dengan menggunakan empat alternatif
jawaban (dalam bentuk pernyataan sikap: sangat setuju (SS), setuju (S), dan
tidak setuju (TS), serta STS (sangat tidak setuju). Untuk jawaban SS diberi score 4
dan jawaban S diberi score 3 dan untuk jawaban TS diberi score 2, serta untuk
jawaban STS diberi score 1
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul selanjutnya adalah menganalisis hasil penyaringan
data angket.
Teknik analisis data angket memakai rumus persentase, adalah sebagai
berikut : P=f/n x 100 %. 24
Keterangan :
f = frekwensi jawaban
n = sampel
P = persentase
Dan untuk memperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan Y tersebut
maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment yaitu :
24 Sudijono. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada 1996, hal. 39
30
r xy = . 25
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
25 Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta, Rineka Cipta, 1999, hal. 256
31
A. Konsep Emansipasi Perempuan menurut persepsi mahasiswa STAI Al-
Ishahiyah Binjai
B. Motivasi Belajar Mahasiswa STAI DARULARAFAH DELI SERDANG
TABEL
MAHASISWA BELAJAR SETIAP HARI DENGAN PENUH
KESADARAN DIRI UNTUK DAPAT MENGUASAI MATERI KULIAH
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.1
TABEL
32
MAHASISWA MERASA SANGAT RUGI JIKA TIDAK MEMBACA
BUKU-BUKU YANG BERKAITAN DENGAN PELAJARAN ANDA
SETIAP HARINYA
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.2
TABEL
33
MAHASISWA MENYADARI DENGAN BENAR BAHWA DENGAN BELAJAR
SECARA SERIUS AKAN DAPAT MENGHANTARKAN ANDA PADA
JENJANG KESUKSESAN
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.3
TABEL
34
ANDA BELAJAR DENGAN SERIUS TAPI ADAKALANYA TIDAK
TERSERAP SECARA MAKSIMAL, MAKA ANDA AKAN
MENGULANGINYA LAGI
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.4
35
TABEL
ANDA MEMILIH UNTUK MEMBACA BUKU-BUKU YANG
BERKUALITAS UNTUK DIBACA
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.5
36
TABEL
ANDA SEMAKIN TERTARIK UNTUK BELAJAR JIKA ANDA MENGUASAI
MATA KULIAH YANG DISAJIKAN DOSEN
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.6
37
TABEL
ANDA AKAN MERASA TERTARIK DAN SEMANGAT DALAM BELAJAR
JIKA ANDA MENYADARI UPAYA PERJUANANGAN R.A KARTINI DKK
TENTANG HAK PEREMPUAN
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.7
38
TABEL
ANDA SELALU BERDISKUSI DENGAN TEMAN-TEMAN ANDA UNTUK
MENAMBAH WAWASAN BERFIKIR ANDA SEBAGAI WUJUD
KETERTARIKAN ANDA DALAM BELAJAR
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.8
39
TABEL
ANDA CENDERUNG LEBIH BERSEMANGAT DALAM BELAJAR JIKA
DOSEN YANG MENGAJAR ANDA SELALU BERSAHAJA
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.9
40
TABEL
ANDA AKAN SELALU BERTANYA KEPADA DOSEN ANDA TENTANG
MATERI KULIAH YANG ANDA RASA BELUM PAHAM
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Jumlah 73 100
Sumber: Angket Variabel Y No.10
C. Hubungan Konsep Emansipasi Perempuan menurut persepsi mahasiswa
STAI Al-Ishahiyah Binjai dengan Motivasi Belajar
D. Hambatan yang Ditemui dan Upaya Penanggulangannya
41
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Pundi-Pundi Risalah Islam, Medan, IAIN Press, 2002.
Ahmad Juwaini, Belajar “Sistem Long Life”, Jakarta, Pustaka Firdaus.2001
Alaisyah, Hikmah Persia dalam Pendidikan Islam, Bandung, Tarsito, 1989.
Aerlyn Stone. When God Was a Woman, New York, HBJ, 2001.
42
A.Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1992.
Barcouss Lies M dan Johan Hendrik Meuleman, Wanita Islam Indonesia dalam
Kajian Tekstual dan Konseptual, Jakarta, INIS, 1993.
Chalidjah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-Ikhlas,
1994.
David Campbell, Mengembangkan Kreativitas Belajar, Yogyakarta, Kannisius, 1986.
Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahannya, Semarang, Toha Putra, 1987.
D.Usman Effendy dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi Bandung:
Aksara , 1984.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2001.
43
Fakih Mansour, Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial, Jakarta,
Pustaka Pelajar, 1996.
Sulastri Juheni, Sketsa Perempuan Indonesia, Sebuah Harapan dan Perjuangan
Yogyakarta, FIB, Bandung, 1994.
Kartini Kartono dan Deli Gulo, Kamus Psikologi, Bandung, Pioner Jaya, 1987..
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Bulan Bintang, 1993.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990.
Rakhmat Natawijaya dan L. Moeloeng, Psikologii Pendidikan, Proyek Pengadaan
Buku-Buku Pendidikan Baru, Jakarta, 1997.
Salim Bahreisy, Terjemahan Riyadhussalihin, Bandung, Al-Ma`arif, 1987.
44
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja, Jakarta, Bulan Bintang,
1992.
Soegarda Poerwabakawatja dan H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta,
Gunung Agung, 1984.
Kreutz W., Sex and Gender an: Introduction, California, London, Prentice Hall,
2005.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta, 1997.
Sondang P Siagian, Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta ,Bina Aksara, 1989.
Suprayetno, Psikologi Belajar Akademik, Bandung, Tarsito, 1998
Suprayetno, Ranah Psikologi Pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka, 2005.
45
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Bina Aksara, 1987.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta,
Rineka Cipta, 1999 .
Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca, Bandung, Angkasa,
1993.
Winarno Surakhmad, Pengantar penelitian. Bandung, Tarsito, 1985.
46
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2001
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Jakarta, Al-Ma`arif, 1998
Daud Rasyid, Wanita Indonesia: Peradaban dan Pendidikannya, Jakarta, Pedoman
Ilmu Jaya, 1996
Jalaluddin Rakhmat , Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya,
1991.
Muhammad Hamzah, Masyarakat Madani, Jakarta, Gema Insani, 1999.
Nazaruddin, .Akhlak Rasulullah Saw. Jakarta, Pustaka Firdaus, 1998.
Sudijono. Pengantar Pendidikan. Jakarta, Grafindo Persada, 1996.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta,
Rineka Cipta, 1999 .
47
Said Agil Husein Al-Munawar, Penanaman Nilai-Nilai Qur`ani dalam Kehidupan,
Jakarta, Bulan Bintang, 1999.
48