ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT CA COLON
Oleh:
1. Edi Sukaca 2. Endri Dharma3. Eko Prasetyo4. Maria Safe5. Nunung S6. Riska Ridlowati7. Yorli A.
PROGRAM STUDI S1 TRANSFER ILMU KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
2015/2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA COLON
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum.
Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem
pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu
kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, jejunum, ileum), usus besar
(kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau
usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon
asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon
desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian
kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang
berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa
saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di
rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut
kanker kolorektal.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan
relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta
merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke
organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Anatomi dan fisiologi system pencernaan
2. Gangguan system pencernaan
3. Pengkajian Ca kolorektal beredasarkan riwayat kesehatan, pola fungsional Gordon, dan
pemerikasaan fisik,
4. Rumusan diagnose NANDA, NIC, NOC
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system pencernaan
2. Untuk mengetahui gangguan system pencernaan
3. Untuk mengetahui pengkajian Ca kolorektal beredasarkan riwayat kesehatan, pola fungsional
Gordon, dan pemerikasaan fisik,
4. Untuk mengetahui rumusan diagnose NANDA, NIC, NOC
BAB IIISI
a. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan
nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung,
bagian media bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior bagian yang sama
tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian
ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah saluran berotot yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
· bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
· bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
· serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
· Kardia.
· Fundus.
· Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3
zat penting :
* Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
* Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
* pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula
dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M
sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar)
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua
belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
* Kolon asendens (kanan)
* Kolon transversum
* Kolon desendens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung
pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang
besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Pada orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari
2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa
berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
I. Rektum dan anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi yang merupakan fungsi utama anus.
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
* Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
L. Kandung empedu
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50
ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan
hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
· Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
b. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
1. MULUTMulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Di dalam mulut terdapat :
a. Lidah.
Lidah adalah organ muskular yang melekat pada tulang hioid dan mandibula.
Fungsi lidah yaitu :
· Sebagai organ pengecap.
Pengecapan relatif sederhana terdiri dari manis,asam, asin, dan pahit.
· Membantu dalam mengunyah makanan.
· Membantu dalam menelan.
· Membantu bicara.
b. Gigi.
Terdapat dua kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap.
Terdapat 20 gigi sulung, 10 setiap rahang. Gigi tetap lebih banyak, yaitu 23, 16 pada setiap
rahang. Gigi berfungsi sebagai pemotong makanan, yaitu oleh gigi depan dan dikunyah oleh
gigi belakang menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
c. Kelenjar saliva.
Terdapat tiga pasang kelenjar saliva. Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling
besar, dan merupakan kelenjar yang dipengaruhi oleh penyakit, yang umumnya disebut
gondongan. Kelenjar submandibular dan kelenjar submaksilaris, keduanya terbuka dalam
lantai mulut. Saliva disekresi secara refleks akibat adanya makanan di dalam mulut atau oleh
refleks yang dikondisikan, yang memungkinkan saliva disekresi akibat penglihatan, bau, atau
pikiran tentang makanan. Saliva mengandung air dalam jumlah besar yang melembabkan dan
melunakkan makanan, lendir mengombinasi makanan dan melumasinya sehingga dapat
disalurkan kebawah esofagus, dan enzim amilase saliva, yang bekerja pada saat karbohidrat
dan mengeluarkannya kedalam maltosa dan dekstrin. Saliva juga membersihkan mulut dan
gigi dan mempertahankan bagian lunak fleksibel. Ludah juga mengandung antibodi dan
enzim (misalnya lisozim) yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Selama dalm proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana
yang dapat diresap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan
terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap
jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan
tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis zat lainnya.
Ptialin (enzim amilase) misalnya bekerja hanya atas gula dan tepung, sedangkan
pepsin hanya ats protein. Satu jenis cairan pencerna, misalnya cairan pankreas, dapat
mengandung beberapa enzim dan setiap enzim bekerja hanya atas satu jenis makanan.
2. TENGGOROKAN ( FARING)
Sementara makanan dikunyah dengan baik dan dilembabkan, lidah menggulungnya
kedalam bolus dan membawanya kearah bagian oral faring. Palantum mole naik untuk
menyumbat naso faring dan epiglotis bergerak keatas dan kedepan, sehingga bolus berjalan
ke pintu masuk faring yang tertutup dan kedalam bagian laring dari faring dan kemudian ke
esofagus. Ini adalah contoh koordinasi muskular yang sangat baik dan bila tidak dicapai
dengan benar, maka akan tersedak.
3. KERONGKONGAN ( ESOFAGUS)
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas dimulai
dari faring sampai pintu masuk kardiak lambung dibawah. Esofagus berdinding 4 lapis.
Disebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang
terdiri atas dua lapis serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler,
sebuah lapisan submukosa dan di paling dalam terdapat selaput lendir (mukosa). Lapisan
muskular dua pertiga bagian atas esofagus adalah otot lurik volunter. Peristaltik mengandung
makna gelombang dilatasi yang diikuti oleh gelombang kontraksi, dimana serat otot rileks
dan berkontraksi. Proses ini memerlukan waktu kira-kira 9 detik untuk satu gelombang
peristaltik melewati bolus makanan dari faring ke lambung.
4. LAMBUNG
Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan terletak diantara ujung
esofagus dan pangkal usus halus. Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfinter) yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan.
Fungsi lambung:
· Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.
· Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidrokhlorida. Dan dengan cara ini
disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
· Protein diubah menjadi pepton.
· Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
· Pencernaan lemak dimulai didalam lambung.
· Faktor antianemi dibentuk.
· Khime, yaitu isi lambung yang cair, disalurkan msuk duodenum.
· Melanjutkan pencernaan makanan dengan bantuan getah lambung.
· Mengaduk makanan.
Sel-sel yang melapisi lambung, menghasilakn 3 zat penting :
a. Lendir.
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suaasana yang sangat asam yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan senagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Manfaat asam lambung :
- Memberi reaksi asam yang diperlukan oleh enzim lambung.
- Membunuh bakteri.
- Mengontrol piulorus.
- Menghentikan kerja ptialin.
- Mengubah pepsinogen menjadi pepsin.
c. Prekursor pepsin (enzim yang mememcahkan protein).
Proses mekanik pada lambung, yaitu gerakan peristaltik dimulai tinggi di fundus, berjalan
berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan merayap perlahan-lahan ke pilorus.
Proses kimianya yaitu terdapat beberapa enzim pencerna dalam getah lambung :
- Pepsin, yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklhorida dan bekerja
atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, yang disebut pepton.
- Rennin, ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen yang dapat
larut. Kasein ialah protein susu dan setelah dipisahkan nya dapat dipengaruhi oleh fermen
pepsin.
- Lipase lambung, sebuah enzim yang memecahkan lemak. Supaya dapat dibedakan dari
lipase dari getah pankreas, terdapat dalam jumlah lebih kecil dalam lambung, dan pencernaan
lemak mulai disini.
5. USUS HALUS
Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung. Isinya yang
cair (khime) dijalankan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Setiap gerakan
lamanya satu sekon dan antara dua gerkana ada istirahat beberapa sekon. Terdapat dua
gerakan lain,
- Gerakan segmental ialah gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu dari yang
lain karena diikat oleh gerakan konstriksi serabut sirkuler. Hal ini memungkinkan isis yang
cair ini sementara bersentuhan dengan dinding usus untuk digesti dan absorpsi. Kemudian
segmen yang berisis itu hilang untuk timbul lebih jauh lagi dalam usus tadi.
- Gerakan pendulum atau ayunan, menyebabakna isis usus bercampur. Dua cairan pencerna
masuk duodenum melalui saluran-saluran mereka, yaitu empedu melalui hati dan getah
pankreas dari pankreas.
Tiga fase pencernaan.
· Fase sefalik.
Fase kita terjadi ketika kita berfikir,melihat atau mencium makanan dan hal ini menstimulai
pelepasan getah lambung dan pergerakan lambung. Ini adalah alasan mjengapa lambung kita
keroncongan ketika kita lapar.
· Fase gastrik.
Terjadi ketika makanan ada didalam lambung dan keberadaan makanan ini merangsang
pelepasan getah dan gerakan lambung.
· Fase usus/intestinal terjadi ketika makanan memasuki duodenum dan sekresi serta gerakan
didalam lambung dihambat oleh mekanisme yang digambarkan, yang melibatkan baik
mekanisme hormonal dan neural.
Getah pankreas mengandung air, garam alkalin, tiga enzim yang bekerja pada tiga jenis
makanan yang berbeda.
Kandungan getah pankreas.
· Tripsinogen.
Mengubah pepton dan protein menjadi asam amino kletika di ubah menjadi tripsin aktif oleh
enterokinase. Bila tripsin aktif disekresi oleh pankreas dia akan mampu mencerna protein dari
sel-sel aktif yang membentuk kelenjar dan duktus-duktus nya. Tripsin menjadi aktif hanya
biula tercampur dengan makanan dan getah usus halus di dalam usus.
· Amilase.
Mengubah zat pati, masak dan tidak masak menjadi maltosa.
· Lipase.
Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu mengemulsi lemak, untuk
meningkatkan area permukaan.
Kelenjar Usus Halus
Nama Sifat Kedudukan FungsiKrip lieberkuhn
Kelenjar brunner
Kelenjar soliter
Kelenjar peyer
Kelenjar tubeler sederhana
Kelenjar bertandan kecil
Kelompok folikel atas nodul jarinag limfe
Kelompok kelenjar soliter
Diseluruh selaput lendir usus halus
Dilapisan submukosa usus, terutama di duodenum
Diseluruh selaput lendir mukosa usus halus
Di permukaan mukosa ileum.
Menegluarkan getah usus, sukus enterikus.
Sekresi zat pelindung alkali untuk duodenum
Pelindung usus terhadap serangan bakteri.
Uus halus tediri dari 3 bagian :
a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. Makanan masuk kedalam duodenum melalui sfinter
pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus kecil. Saluran empedu dan saluran pankreas
masuk kedalam duodenum pada satu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika atau
ampula vateri. Ketika makanan dari lambunh masuk ke duodenum, hormon-hormon
dilepaskan dan secara simulan merangsang pelepasan empedu dari kandung empedu dan
getah pankreas dari pankreas. Hormon-hormon ini, kolesistokinin, sekretin, dan hormon lain
yang disebut peptida inhibisi gastrik, juga menghambat gerakan di dalam lambung dan
sekresi getah lambung. Selain itu, masuknya makanan ke dalam duodenum juga merangsang
saraf refleks enterogastrik yang mempunyai efek iunhibitor pada lambung.
b. Usus kosong (jejunum)
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Fungsi usus kosong ini adlah penyerapan bahan-
bahan makanan, penyerapan kembali zat-zat yang di hasilkan oleh tubuh sendiri.
c. Usus penyerapan (illeum)
Illeum menempati tiga perlima akhir. Jejunum dan ileum dihubungkan kedinding
abdomen oleh lipatan peritoneum yang disebut mesentrik. Fungsi usus ini adalah sebagai
penyerapan dan sebagai perlindungan imunologis.
i. Pankreas.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi :
Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
§ Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
§ Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan melepaskan hormon
kedalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein kedalam bentuk yang dapat digunakan oleh
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara meneeetralkan asam lambung.
ii. Hati.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan
diserap kedalam dinding usus yang akan kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah kedalam vena yang bergabung dengan vena yang
lebih besar dan pada akhirnya masuk kedalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil didalam hati, dimana darah yang mauk diolah. Hati juga
mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk eksresi kedalam empedu
dan urine.
iii. Kandung empedu.
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan 50 ml
empedu yang dibutuhkan untuk sistem pencernaan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
· Berperan dalam pembunagan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Fungsi kholeretik nya ialah menambah sekresi empedu. Fungsi kholagogi menyebabkan
kandung empedu mengosongkan diri.
6. USUS BESAR
Usus besar membentang dari ujung ileum sampai ke anus.
Fungsi usus besar :
· Absorpsi air, garam dan glukosa.
· Pencernaan zat putih telur
· Pencernaan hidrat arang
· Pencernaan lemak
· Menyekresi feses
Banyak nya bakteri yang terdapat didalam usus besar bverfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti Vitamin K. bakteri ini npenting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, terjadilah diare.
Bagian- bagian usus besar :
- Sekum
Pada sekum terdapat katup ileo-sekum. Katup ini merupakan sfinter dan mencegah isis
sekum masuk kembali kedalam ileum. Dengan masuknya makanan kedalam lambung,
kontraksi duodenum dimulaidan usus halus beristirahat, diikuti pasase isi ileum kedalam
sekum melalui katup ilo-sekum. Hal ini disebut refleks gastro-ileum.
- Kolon asenden.
Kolon ini naik disisi kanan abdomen kepermukaan bawah hati, tempat ia menekuk
kedepan dan kekiri pada fleksura kolik kanan.
- Kolon transversum.
Kolon ini berjalan menyilang abdomen kepermukaan baweah limpa pada arkus terinversi.
Disini, kolon menekuk dengan tajam kearah bawah pada fleksura kolik kiri.
- Kolon desenden.
Kolon ini berjalan kebawah pada sisi kiri abdomen ke pintu masuk pelvis minor, dimana
ia menjadi kolon sigmoid.
- Kolon sigmoid
Kolon ini membentuki lengkung yang panjang dan berdada dalam pelvis minor.
7. REKTUM
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar ( setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk kedalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar. Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material didalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasitidak terjadi, seringkali material
dikembalikan ke usus besar, dimana [penyerpan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
8. ANUS
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
dikeluarkan dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh sphinkter.feses dibuang dari
tubuh melaui proses defekasi, yang merupakan fungsi utama anus.
2. GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
Salah satu gangguan sistem pencernaan adalah ca kolorektal.
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan (digestive system) dimana materi
yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus)
dimana mereka saling membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari
dinding dalam dari usus besar.
Kanker Ca Kolorektal dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-
organ yang berdekatan dimana sel-sel kanker dapat pecah dan keluar menyebar pada bagian-
bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru dimana tumor-tumor baru terbentuk).
Secara global tumor ini adalah pemimpin ketiga penyebab kanker pada pria dan
keempat penyebab kanker pada wanita.
· Etiologi
Penyebab dari Ca Colorektal tidak diketahui secara pasti, namun terdapat factor-factor
predisposisi yang terdiri dari:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Riwayat keluarga
3. Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain
4. Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip Adematosa atau adenoma Villus
5. Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun
6. Sedentary Life style, merokok, Obesitas.
7. Kebiasaan makan tinggi kolesterol/lemak dan protein (konsumsi daging) serta rendah serat /
Karbohidrat Refined yang mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan
degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak yang bersifat
karsinogenik.
Tanda-tanda Ca Kolon (tergantung pada letak tumor)
1. Pendarahan pada rektal
2. Anemia
3. Perubahan feses
Adapun hal pertama yang ditunjukan oleh Ca Kolon adalah
1. Teraba massa
2. Pembuntuan kolon sebagian atau keseluruhannya
3. Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri.
· Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi,
pasase darah dalam feses, anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan
berat badan dan keletihan. Selain itu gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri
adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Sedangkan lesi sebelah
kanan adalah nyeri abstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi, dan
distensi) serta adanya darah merah dalam feses.
Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak spesifik. Bisa dijumpai tanpa keluhan
sampai adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi / besarnya tumor. Pada karsinoma
kolon kanan, klien datang dengan keluhan ada masa di abdomen kanan, obstruksi akan timbul
bila tumor sudah besar. Tumor kolon kiri lebih cepat terjadi obstipasi dan tanda-tanda
obstruksi.
Pada penderita Ca Colorektal umumnya Asymptomatis atau relative bergejala ringan
pada saat penyakit ditemukan. Gejala yang muncul dapat berkaitan dengan saluran cerna.
Tanda dan gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Rasa tidak enak di perut atau Nyeri abdomen merupakan
keluhan paling sering disampaikan penderita. Perdarahan Peranal sebagai keluhan pertama
penderita dengan gejala berupa perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai tinja.
Perubahan pola defekasi dapat berupa; diare/ konstipasi, bentuk tinja seperti pensil, serta
perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar. Adapun gejala lain yaitu: Anemia
idiopatik, Nausea, malaisea, Haemoroid, Anoreksia, dan Perubahan Berat badan (BB
menurun) akibat iritasi dan respon refluks
· Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapt menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan, meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain (sering ke hati).
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polyp
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di
rektum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan
beberapa gejala. Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan
lebih dalam dari jaringan usus dan oragan-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal
menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding
luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum,
usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai
oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebaran
tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun
kelenjar regional masih normal (Way, 1994). Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga
menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-
paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal
dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan pembedahan.
Awalnya sebagai nodul, kanker usus sering tanpa gejala hingga tahap lanjut. Karena
pola pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun sebelum muncul gejala (Way, 1994).
Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi. Perdarahan sering
sebagai manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi
perubahan kebiasaan buang air besar, diarrhea atau konstipasi. Karekteristik lanjut adalah
nyeri, anorexia, dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba massa di abdomen atau
rektum. Biasanya klien tampak anemis akibat dari perdarahan
Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5
tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al., 1994).
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan
penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti
kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organ-
organ yang berdekatan.
Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan abstruksi usus parsial/lengkap. Pertumbuhan
dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemologi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. Peritanitis dan atau
sepsis dapat menimbulkan syok.
Gangguan Pada Rektal
Prolapsus rektum adalah turunnya rektum melalui anus, prolapsus yang hanya bersifat
sementara dan hanya mengenai lapisan rektum (mukosa), sering terjadi pada bayi normal, hal
ini disebabkan karena bayi mengedan selama buang air besarnya dan jarang berakibat serius.
Sedangkan pada orang dewasa, prolapsus bagian lapisan rektum cenderung menetap dan bisa
memburuk, sehingga lebih banyak bagian dari rektum yang turun.
Adapun penyebabnya yaitu,
1. Enterobiasis
2. Trikuriasis
3. Fibrosis kistik
4. Malnutrisi dan malabsorsi
5. Sembelit.
Gejalanya, prolapsus rektum menyebabkan rektum berpindah keluar, sehingga lapisan
rektum terlihat seperti jari berwarna merah gelap dan lembab yang keluar dari anus.
3. PENGKAJIAN CA KOLOREKTAL
Pengkajian Ca Colorektal
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk.
(2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:Gejala:
a. Kelemahan,kelelahan/keletihanb. Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari. c. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.2. Sirkulasi:Gejala:
a. Palpitasib. nyeri dada pada aktivitas
Tanda :
a. Dapat terjadi perubahan denyut nadib. Dapat terjadi perubahan tekanan darah.
3. Integritas ego:Gejala:
a. Faktor stres(keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
b. Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)c. diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol, depresi.Tanda:
a. Menyangkalb. menarik diric. marah.
4. Eliminasi:Gejala:
a. Perubahan pola defekasib. Darah pada fesesc. Nyeri pada defekasi
Tanda:
a. Perubahan bising usus, distensi abdomenb. Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:Gejala:
a. Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)
b. Anoreksia, mual, muntahc. Intoleransi makanan
Tanda:
a. Penurunan berat badanb. massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:Gejala:
a. Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit7. Keamanan:Gejala:
a. Komplikasi pembedahan atau efek sitostika.Tanda:
a. Demamb. Lekopeniac. Trombositopeniad. Anemia
8. Interaksi socialGejala:
a. Lemahnya system pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)b. perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
a. Riwayat kanker dalam keluargab. Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanyac. Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
d. Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-harid. Pemeriksaan fisik
· Auskultasi bising usus
· Palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan masa padat
· Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah.
4. PERUMUSAN DIAGNOSA NANDA, NIC, DAN NOC
· DIAGNOSA NANDA,NIC,NOC PREOPERATIF
NANDA NOC NIC
1. Nyeri kronik
berhubungandengan
proses penyakit
Definisi: Pengalaman
emosional dan sensori
yang tidak
menyenangkan yang
muncul dari kerusakan
jaringan secara aktual
dan potensial atau
menunjukkan adanya
kerusakan
Do : pasien tampak
meringis karena nyeri
perutnya.
Nadi :110 x/mnt
anorexia
Ds: pasien mengatakan
nyeri hebat di perut
bahkan ke punggungnya.
Pasien mengatakan tidak
bisa tidur karena nyeri
yang dirasakannya
a. Kontrol Nyeri
Definisi : Tindakan pribadi
untuk mengontrol nyeri.
Indikator:
-Mengenali faktor penyebab
-Mengenali onset (lamanya
sakit)
-Menggunakan metode
pencegahan
-Menggunakan metode
nonanalgetik untuk
mengurangi nyeri
-Menggunakan analgetik
sesuai kebutuhan
-Mencari bantuan tenaga
kesehatan
-Melaporkan gejala pada
tenaga kesehatan
-Menggunakan sumber-
sumber yang tersedia
-Mengenali gejala-gejala
nyeri
-Mencatat pengalaman nyeri
sebelumnya
-Melaporkan nyeri sudah
terkontrol
b. Tingkat nyeri
Defenisi : Seberapa besar
seseorang melaporan dan
mendemontrasian nyeri
indikator:
-melaporkan adanya nyeri
-luas bagian tubuh yang
terpengaruh
a. Manajemen nyeri
Definisi : Penanggulangan nyeri
atau penurunan nyeri sampai
tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
Aktivitas :
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan factor presipitas
Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Kaji budaya yang mempengaruhi
respion nyeri
Determinasi akibat nyeri terhadap
kualitas hidup
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Control ruangan yang dapat
mempengaruhi nyeri
Kurangi factor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
Ajarkan pasien untuk memonitor
nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan control nyeri
Tingkatkan istirahat
-frekuensi nyeri
-panjangnya episode nyeri
-pernyataan nyeri
-ekspresi nyeri pada wajah
-posisi tubuh protektif
Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
b.Pemberian analgetic
Defenisi: menggunakan agen
farmakologi untuk mengurangi
nyeri.
Aktifitas:
- Menentukan lokasi, karakteristik,
mutu, dan intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
- Periksa order/pesanan medis untuk
obat, dosis, dan frekuensi yang
ditentukan analgesic
- Cek riwayat alergi obat
- Tentukan analgesic yang cocok,
rute pemberian dan dosis optimal.
- Utamakan pemberian secara IV
dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
- Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian obat narkotik dengan
dosis pertama atau jika ada catatan
luar biasa.
- Cek pemberian analgesic selama
24 jam untuk mencegah terjadinya
puncak nyeri tanpa rasa sakit,
terutama dengan nyeri yang
menjengkelkan
- Mengevaluasi efektivitas analgesic
pada interval tertentu, terutama
setelah dosis awal, pengamatan
juga diakukan melihat adanya tanda
dan gejala buruk atau tidak
Ansietas bd
strees,perubahan status
kesehatan,ancaman
kematian
Definisi: perasaan tidak
enak atau ketakutan
disertai dengan respon
otonom (sumber sering
tidak spesifik atau tidak
diketahui individu),
perasaan ketakutan yang
disebabkan oleh
antisipasi bahaya. Ini
adalah sinyal peringatan
yang memperingatkan
bahaya yang akan datang
dan memungkinkan
individu untuk
mengambil langkah
untuk menangani dengan
mengobati.
Tingkat cemas
Definisi: keparahan
diwujudkan ketegangan
ketakutan atau kegelisahan
yang timbul dari sumber yang
tidak dapat diidentifikasikan
Indikator:
- tidak ada kegelisahan
- tidak ada penderitaan
- serangan panik
-Masalah kebiasaan
b. Coping
Definisi:Tindakan
pribadiuntuk
mengelolastessor pada
individu
Indikator:
-
Mengidentifikasipolakopinge
fektif
menguntungkan ( berhubungan
dengan pernapasan, depresi, mual
muntah, mulut kering dan
konstipasi)
- Dokumentasikan respon pasien
tentang analgesic, catat efek yang
merugikan
Pengurangan Kecemasan
Definisi:Meminimalkan
kekhawatiran,ketakutan,firasat, atau
kegelisahanyang berkaitan
dengansumberyang tidak
teridentifikasibahayayang
diantisipasi.
Aktivitas:
-menggunakanpendekatan
yangtenangmeyakinkan
-menyatakanharapanuntuk
perilakupasien
-menjelaskan
semuaprosedur,termasuksensasidip
erkirakan akan dialamiselama
prosedur
-Tinggal denganpasienuntuk -
mempromosikankeselamatan
danmengurangi rasa taku
-menyediakanobjek
yangmelambangkanperasaan aman
-mendengarkan dgn perhatian
-mendorongkeluargauntuk tinggal
denganpasien
b.Terapirelaksasi
DO : pasien tampak
gelisah, ini terlihat dari
raut wajah pasien
Klien terlihat sangat
kuatir dapat dilihat
dengan sering nya klien
bertanya tentang operasi
yang akan dilakukannya
DS : Pasien mengatakan
kalau ia sangat cemas
sekali, karena takut
operasinya akan gagal
-Mengindentifikasi pola
koping tidak efektif
-laporanpenurunanstres
-menyesuaikan
denganperubahan hidup
Definisi: menggunakanteknik
untukmendorong
danmendapatkanrelaksasiuntuk
tujuanpenurunantanda-tandayang
tidak diinginkandan gejalaseperti
nyeri,ketegangan otot ataucemas.
Aktivitas:
- menjelaskanalasan untukrelaksasi
danmanfaat,batas,dan
jenisrelaksasiyang tersedia
(misalnya musik, meditasi,
pernapasan berirama, relaksasi
rahang,dan relaksasiotot progresif.
- menentukan
apakahintervensirelaksasidi masa
lalutelah berguna.
- mempertimbangkankesediaan
individuuntuk
berpartisipasi,kemampuan untuk
berpartisipasi,
preferensi,pengalaman masa lalu,
kontraindikasi,
sebelummemilihstrategirelaksasikh
usus.
- memberikanpenjelasan
tentangpilihanintervensirelaksasi.
- mengajakpasien untukbersantai dan
membiarkansensasiterjadi.
- menggunakan nada suara dengan
kecepatan yang lambat, ritmis kata.
- menunjukkan dan mempraktekkan
teknik relaksasi dengan pasien
h.mengantisipasi kebutuhan untuk
3 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
mual,muntah dan
anorexia
DO :
- Klien tampak lesu dan
lemah
- Muntah (+)
- Mual (+)
- Porsi makan tidak habis,
hanya ½ porsi , 2 x
makan
- Konjunctiva anemis
DS :
- Klien mengeluh lemah
- Klien mengeluh tidak
nafsu makan
a. Status nutrisi
Indikator :
· Intake nutrisi terpenuhi
· Intake makanan dan cairan
terpenuhi sesuai keb. tubuh
· Energi dalam batas normal
· Massa Tubuh dalam batas
normal
· Berat Tubuh kembali normal
b. Pemasukan nutrisi
Indikator :
· Pemasukan kalori
penggunaan relaksasi
- menganjurkanseringmengulang
ataumempraktekkanlatihan yang
dipiliih
-
mengembangkanrekamanteknikrela
ksasibagiindividu untuk digunakan,
yang sesuai
- mengevaluasi
danmendokumentasikanrespon
terhadap terapirelaksasi
a. Gangguan Managemen Makan
- Menetapkan jumlah berat badan
harian yang diinginkan
- Berdiskusi dengan ahli gizi untuk
menentukan asupan kalori harian
yang diperlukan untuk mencapai
dan / atau mempertahankan target
berat
- Ajarkan dan memperkuat konsep
gizi yang baik dengan pasien (dan
lain-lain yang signifikan, yang
sesuai)
- Dorong pasien untuk
mendiskusikan dengan ahli diet
preferensi makanan
- Kembangkan hubungan yang
mendukung dengan pasien
- Memonitor intake dan output
cairan, yang sesuai
- memantau asupan kalori makanan
sehari-hari
- Klien mengeluh mual
dan muntah
· Pemasukan protein
· Pemasukan lemak
· Pemasukan karbohidrat
· Pemasukan vitamin
· Pemasukan mineral
· Pemasukan ion
· Pemasukan kalsium
c. Kontrol berat badan
Indikator :
Menyeimbangkan latihan
dengan intake kalori
Memilih nutrisi makanan dan
snack
Menggunakan seplemen
nutrisi jika perlu
Mempertahankan pola makan
yang dianjurkan
Mempertahankan
keseimbangan cairan
d. Status nutrisi
Indikator :
- Intake nutrisi terpenuhi
- Intake makanan dan cairan
terpenuhi sesuai keb. tubuh
- Energi dalam batas normal
- Massa Tubuh dalam batas
normal
- Berat Tubuh kembali normal
e. Pemasukan nutrisi
Indikator :
- Pemasukan kalori
- mendorong pasien asupan makanan
pemantauan diri atau harian dan
berat badan / pemeliharaan, jika
diperlukan
- membangun harapan untuk
perilaku makan yang tepat, asupan
makanan / cairan, dan jumlah
aktivitas fisik
b. Management Cairan
- Timbang tren harian dan pantau
- Menjaga asupan akurat dan
merekam output
- Masukkan kateter urin, jika sesuai
- Status hidrasi memantau (misalnya,
membran mukosa lembab,
kecukupan pulsa, dan tekanan
darah ortostatik), yang sesuai
- Memantau hasil laboratorium yang
relevan dengan retensi cairan
(misalnya, peningkatan berat jenis,
peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan tingkat osmolalitas
urin meningkat)
a. Management Nutrisi
- menanyakan apakah memiliki
alergi makanan
- memastikan pasien preferensi
pangan
- menentukan-bekerja sama dengan
ahli gizi, sesuai-jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
- mendorong asupan kalori yang
sesuai untuk tipe tubuh dan gaya
- Pemasukan protein
- Pemasukan lemak
- Pemasukan karbohidrat
- Pemasukan vitamin
- Pemasukan mineral
- Pemasukan ion
- Pemasukan kalsium
f. Kontrol berat badan
Indikator :
- Menyeimbangkan latihan
dengan intake kalori
- Memilih nutrisi makanan dan
snack
- Menggunakan seplemen
nutrisi jika perlu
- Mempertahankan pola makan
yang dianjurkan
- Mempertahankan
keseimbangan cairan
hidup
· DIAGNOSA NANDA,NIC,NOC POST OPERATIF
NANDA NOC NIC
1. Resiko infeksi b.d
jaringan trauma, kulit
rusak, dan prosedur
invasif
Definisi : peningkatan
resiko masuknya
orgaanisme patogen.
DO :
- Klien memperoleh
tindakan Infasif.
- Kerusakan jaringan
karena luka operasi
DS:
Klien mengeluh nyeri
pada daerah sekitar
operasi.
Klien mengatakan
lukanya sulit mengering
a. Pengetahuan :Kontrol
infeksi
Definisi : meminimalisir/
mengurangi perpindahan agen-
agen penyebab infeksi
(bakteri, mikroba dan lain-
lain)
Indikator:
Mendeskripsikan tanda-tanda
dan gejala
Mendeskripsikan tampilan
prosedur-prosedur
Mendeskripsikan
pengontrolan prosedur-
prosedur
Mendeskripsikan aktivitas-
aktivitas meningkatkan daya
tahan terhadap infeksi
Mendeskripsikan cara
pengobatan untuk diagnosa
Mendeskripsikan tingkat
keberhasilan diagnose infeksi
b. Kontrol resiko
Indikator:
Mengetahui resiko
Memperhatikan factor resiko
lingkungan
Perhatikan factor resiko
perilaku individu
Kembangkan strategi
pengawasan factor resiko yang
efektif
Tentukan strategi kontrol
resiko yang dibutuhkan
a. Pengontrolan infeksi
Definisi: meminimalkan
mendapatkan infeksi dan transmisi
agen infeksi.
Aktivitas :
- Ciptakan lingkungan ( alat-alat,
berbeden dan lainnya) yang
nyaman dan bersih terutama setelah
digunakan oleh pasien
- Gunakan alat-alat yang baru dan
berbeda setiap akan melakukan
tindakan keperawatan ke pasien
- Tempatkan pasien yang harus
diisolasi yang sesuai dengan
kondisi pasien
- Batasi jumlah pengunjung sesuai
kondisi pasien
- Instruksikan kepada pengunjung
untuk selalu mencuci tanagn
sebelum dan sesudah memasuki
ruangan pasien
- Gunakan sabun antimikroba untuk
proses cuci tangan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan kepada pasien
- Gunakan selalu handscoon sebagai
salah satu ketentuan kewaspadaan
universal
- Gunakan baju yang bersih atau
gown ketika menangani pasien
infeksi
- Gunakan sarung tangan yan g steril,
jika memungkinkan
Menjalankan strategi
Mengikuti strategi yang
dipilih
Mengubah gaya hidup untuk
mengurangi resiko
- Jaga dan lindungai area atau
ruangan yang diindikasikan dan
digunakan untuk tindakan invasive,
operasi dan gawat darurat
b. Proteksi infeksi
Defenisi : menghindari dan
mendeteksi secara dini adanya
resiko infeksi pada pasien.
Aktivitas :
- Monitor tanda-tanda dan gejala
sistemik dan local dari infeksi.
- Monitor daerah yang mudah
terinfeksi.
- Monitor jumlah granulosit, WBC,
dan perbedaan nilai.
- Ikuti kewaspadaan neutropenic.
- Batasi pengunjung.
- Pertahankan teknik asepsis untuk
pasien yang berisiko.
- Inspeksi kulit dan membran
mukosa yang memerah, panas, atau
kering.
- Inspeksi kondisi dari luka operasi
- Tingkatkan intake nutrisi yang
cukup.
- Anjurkan intake cairan.
- Anjurkan istirahat.
- Monitor perubahan tingkat energi /
malaise.
- Anjurkan peningkatan mobilitas
dan latihan.
- Beri agen imun.
- Instruksi pasien untuk mendapatkan
antibiotik sesuai resep.
- Ajari pasien dan keluarga tentang
tanda dan gejala dari infeksi dan
kapan mereka dapat melaporkan
untuk mendapatkan perawatan
kesehatan.
- Ajari pasien dan anggota keluarga
bagaimana menghindari infeksi.
- Berikan ruangan privasi jika
dibutuhkan.
- Laporkan kemungkinan adanya
infeksi dalam upaya pengendalian
infeksi.
- Laporka kebiasaan positif dalam
mengendalikan infeksi.
c. Perawatan luka
Definisi : Pencegahan komplikasi
pada luka dan mengajarkan
perawatan luka
- Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
- Jaga kulit agar tetap bersih dan
kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi
pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya
kemerahan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun
dan air hangat
- Kaji lingkungan dan peralatan yang
menyebabkan tekanan
- Observasi luka : lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi traktus
- Ajarkan pada keluarga tentang luka
dan perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi pemberian diet
TKTP, vitamin
- Lakukan tehnik perawatan luka
dengan steril
- Berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka
2.kerusakan integritas
kulit bd insisi
bedah,pemasangan
stoma dan kontaminasi
fekal terhadap kulit
periostoma
Defenisi :kerusakan
membran
mukosa,corneal,jaringan
pembungkus atau
jaringan subkutan.
DO: adanya bekas
jahitan pada kulit
Adanya kemerahan
didekitar luka
DS:klien mengatakan
daerah disekitar luka
masih berair dan nyeri
Klien mengeluh daerah
a. Penyembuhan luka
Indikator:
- Pengamatan luka
- Pengeluaran nanah berkurang
- Pengeluaran racun pada luka
- Mengatasi eritema disekitar
kulit
- Mengatasi peningkatan suhu
kulit
- Mengatasi bau busuk pada
luka
- M Engatasi kulit yang
mengelupas
b. Perawatan ostomy
- Menjelaskan fungsi ostomy
- Menjelaskan tujuan ostomy
- Tindakan yang tepat pada alat
stoma
- Memelihara perawatan kulit
a. Perawatan luka
- Bersihkan luka dan pasang perban
- Pantau karakteristik luka
- Bersihkan luka dengan cairan Nacl
atau antibiotik
- Berikan perawatan didaerah insisi
- Jaga kesterilan ketika melakukan
perawatan luka
- Ganti balutan sesuai jumlah dainase
- Bandingkan dengan teratur dan
catat banyaknya perubahan pada
luka.
- Ajarkan pasien dan keluarga
tentang bagaimana tanda dan gejala
infeksi pada luka
- Catat lokasi,ukuran dan bentuk luka
b. Perawatan ostomy
- Ajarkan pasien dan keluarga dala
penggunaan peralatan dan
di sekitar luka terasa
hangat dan kemerahan
di sekitar ostomy
- Menggunakan teknik irigasi
yang benar
- Memantau untuk komplikasi
yang berhubungan dengan
stoma
- Memantau jumlah konsistensi
untuk stoma
perawatan ostomy
- Ajarkan pasien dan keluarga dalam
melakukan demonstrasi
penggunaan ostomy
- Bantu pasien melengkapi peralatan
yang dibutuhkan
- Berikan posisi yang tepat pada
peralatan ostomi sesuai kebutuhan
klien
- Monitor penyembuhan luka
- Monitor komplikasi post operatif
- Monitor penyembuhan stoma
- Tukar atau kosongkan kantiung
ostomy dengan tepat
- Periksa perawatan pasien terhadap
ostomi
- Monitor pola eliminasi
- Ajarkan pasien dalam
mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi eliminasi.
b. pengawasan kulit
- Inspeksi kulit dari kemerahan
sensasi hangat atau pengeringan
- Observasi keparahan
warna,sensasi,panas,pembengkakan
dan berdenyut,tekstur
- Inspeksi kondisi insisi bedah
dengan tepat
- Gunakan peralatan dalam
pengkajian untuk mengidentifikasi
kerusakan pada kulit
- Monitor warna dan tempeatur kulit
- Monitor kulit dan membran mukus
pada area perubahan warna,memar
2. Gangguan citra tubuh
b.d pemasangan stoma
Defenisi :
Kebingungan tentang
gambaran mental fisik
pribadi
DS :
-Klien mengatakan
merasa kurang percaya
diri dengan keadaanya
yang sekarang apalagi
dengan terpasang nya
stoma
- Kilen
mengatakan malu dan
tidak nyaman dengan
keadaannya
DO:
-Klien telah menjalani
operasi dan dibentuk
adanya stoma dan
telihat risih dengan
stoma yang terpasang
tersebut.
a. Citra Tubuh
Defenisi: Persepsi positif
terhadap penampilan dan
fungsi pribadi tubuh
Indicator:
- Mengenal diri secara
mendalam
- Kesesuaian antara keadaan
tubuh yang sebenarnya dan
tubuh yang ideal
- Menggambarkan bagian tubuh
yang dipengaruhi
- Kepuasan terhadap
penampilan tubuh
- Kepuasan terhadap fungsi
tubuh
- Penyesuaian terhadap
perubahan penampilan fisik
- Penyesuaian terhadap
perubahan fungsi tubuh
- Penyesuaian terhadap
perubahan status kesehatan
b. Harga diri
Defenisi : kemampuan untuk
membedakan pribadi awal dan
dan kerusakan
- Monitor klit terhadap ruam dan
luka
- Monitor kulit terhadap kekeringan
dan kelembaban
- Monitor infeksi
- Melatih dan mengajarkan anggota
keluarga tentang gejala dan tanda
kerusakan kulit
a. Perbaikan Citra Tubuh
Defenisi : Peningkatan persepsi
sadar dan ketidaksadaran dan sikap
ke depan terhadap tubuhnya
Aktivitas:
- Menentukan dugaan citra tubuh
pasien, sesuai dengan
perkembangannya
- Membantu pasien untuk
mendiskusikan perubahan yang
terjadi akibat penyakit dan
pembedahan
- Membantu pasien memelihara
perubahan tubuh
- Membantu pasien untuk
membedakan penampilan fisik dari
perasaan yang beharga
- Membantu pasien untuk
menentukan akibat dari persepsi
yang sama penampilan tubuh.
- Monitoring pandangan diri secara
berkala
- Montoring pernyataan tentang
persepsi identitas diri sehubungan
denagn bagian tubuh dan berat
- Raut wajah klien
tampak sedih
akhir dan
mengkarakteristikkannya
Indikator:
- mengatakan penerimaan diri
- menerima keterbatasan diri
- menjaga postur yang terbuka
- menjaga kontak mata
- mampu mendeskripsikan
keadaan dirinya
- komunikasi terbuka
- menghormati orang lain
- secara seimbang dapat
berpartisipasi dan
mendengarkan dalam
kelompok
- menerima kritik yang
konstruktif
- menggambarkan keberhasilan
dalam bekerja
- menggambarkan keberhasilan
dalam kelompok sosial
- menggambarkan kebanggaan
terhadap diri
badan
- Menentukan apakah perubahan
citra tubuh berkontribusi dalam
isolasi social
- Membantu pasien dalam
mengidentifikasi penampilan yang
akan meningkat
b. Peningkatan Koping
Defenisi : membantu pasien untuk
beradapatasi terhadap stressor
tertentu, perubahan, atau, ancaman
yang mengganggu.
Aktivitas :
- Menghargai/menilai penyesuaian
diri pasien terhadap perubahan citra
tubuh,sesuai dengan kebutuhan.
- Menghargai/menilai pengaruh
situasi kehidupan pasien terhadap
peran dan hubungan
- Menilai pemahaman pasien
terhadap proses penyakit
- Menggunankan pendekatan yang
menenangkan dan menentramkaan
hati
- Memberikan sebuah suasana
penerimaan
- Membantu pasien membangun
sebuah penilaian yang objektiv
terhadap penyakit
- Membantu pasien untuk
mengidentifikasi informasi yang
menarik dan dibutuhkan
- Memberikan fakta informasi
mengenai diagnosis, penyembuhan,
dan prognosis
- Mendorong pasien untuk
berinteraksi dengan orang lain
- Memperkenalkan pasien dengan
seseorang yang telah berhasil
mengatasi masalah dengan
pengalaman yang sama
- Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan,
pendapat, dan ketakutan
- Mendorong pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan
- Menilai kebutuhan/keinginan
pasien terhadap dukungan sosial
- Mendorong keikutsertaan keluarga
- Membantu pasien untuk
memperbaiki gambaran/konsep
yang salah
c. Dukungan Emosional
Aktivitas :
- Diskusikan dengan pasien
pengalaman emotional
- Membuat pernyataan dukungan
atau empati
- Rangkul atau sentuh pasien dengan
penuh dukungan
- Mendorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan
takut,marah atau sedih
- Mendiskusikan akibat dari rasa
bersalah dan malu
- Memberikan dukungan sepanjang
fase menolak,marah,menawar,dan
penerimaan dari duka cita
- Mendorong klien berbicara atau
menangis dengan maksud
mengurangi respon emosi
- Memberikan bantuan dalam
pembuatan keputusan
BAB IIIPENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Gale,2000).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001). Ka nke r ko lon / u sus be s a r
ada l ah t umbuhnya se l kanke r yang ganas di dalam permukaan usus besar atau
rektum (Boyle& Langman, 2000). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas
yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA