7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
1/22
ANATOMI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL
I. Anatomi Hidung
Hidung merupakan organ penting, yang seharusnya mendapat perhatian
lebih dari biasanya; merupakan salah satu organ pelindung tubuh terpenting
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Hidung mempunyai beberapa
fungsi sebagai indera penghidu, menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan
paru-paru, mempengaruhi refleks tertentu pada paru-paru dan memodifikasi
bicara.
1.1 Hidung Luar
Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung bagian
luar menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas ; struktur hidung luar
dibedakan atas tiga bagian : yang paling atas : kubah tulang yang tak dapat
digerakkan; di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan ;
dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan.
Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke
bawah : 1 pangkal hidung !bridge, " batang hidung !dorsum nasi, # puncak
hidung !hip,$ ala nasi, % kolumela, dan & lubang hidung !nares anterior.
'ambar 1. Hidung (uar
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi
oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan
atau menyempitkan lubang hidung. )erangka tulang terdiri dari : 1 tulang hidung
!os nasal , " prosesus frontalis os maksila dan # prosesus nasalis os frontal ;
1
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
2/22
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
3/22
konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka media
disebut meatus superior.
'ambar $. Hidung dalam
1.2.1 Septum Nai
+eptum membagi kaum nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri. Bagian
posterior dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior oleh
kartilago septum !kuadrilateral , premaksila dan kolumela membranosa; bagian
posterior dan inferior oleh os omer, krista maksila , )rista palatine serta krista
sfenoid.
3
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
4/22
'ambar %. +eptum dan aum /asi
1.2.2 !a"um Nai
)aum nasi terdiri dari :
Daar #idung
0asar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan prosesus horiontal
os palatum.
Atap #idung2tap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus
frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid. +ebagian besar
atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui oleh filament-filamen
n.olfaktorius yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan
menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka superior.
Dinding Lateral
0inding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os
lakrimalis, konka superior dan konka media yang merupakan bagian dari os
etmoid, konka inferior, lamina perpendikularis os platinum dan lamina
pterigoideus medial.
!on$a
3osa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka; celah antara konka
inferior dengan dasar hidung disebut meatus inferior; celah antara konka media
dan inferior disebut meatus media, dan di sebelah atas konka media disebut
4
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
5/22
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
6/22
4eatus inferior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai
muara duktus nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara # sampai #,% cm di
belakang batas posterior nostril.
1.2.) Nare
/ares posterior atau koana adalah pertemuan antara kaum nasi dengan
nasofaring, berbentuk oal dan terdapat di sebelah kanan dan kiri septum. *iap
nares posterior bagian bawahnya dibentuk oleh lamina horisontalis palatum,
bagian dalam oleh os omer, bagian atas oleh prosesus aginalis os sfenoid dan
bagian luar oleh lamina pterigoideus.
0i bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri
atas sinus maksila, etmoid, frontalis dan sphenoid. +inus maksilaris merupakan
sinus paranasal terbesar di antara lainnya, yang berbentuk piramid yang irregular
dengan dasarnya menghadap ke fossa nasalis dan puncaknya menghadap ke arah
apeks prosesus ygomatikus os maksilla.
+inus paranasal adalah rongga-rongga di dalam tulang kepala yang berisi
udara yang berkembang dari dasar tengkorak hingga bagian prosesus aleolaris
dan bagian lateralnya berasal dari rongga hidung hingga bagian inferomedial dari
orbita dan ygomatikus. +inus-sinus tersebut terbentuk oleh pseudostratified
columnar epithelium yang berhubungan melalui ostium dengan lapisan epitel dari
rongga hidung. +el-sel epitelnya berisi sejumlah mukus yang menghasilkan sel-sel
goblet.
1.% !omple$ otiomeatal *!OM+
)ompleks ostiomeatal !)54 adalah bagian dari sinus etmoid anterior
yang berupa celah pada dinding lateral hidung. 6ada potongan koronal sinus
paranasal gambaran )54 terlihat jelas yaitu suatu rongga di antara konka media
dan lamina papirasea. +truktur anatomi penting yang membentuk )54 adalah
prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger
nasi dan ressus frontal.
6
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
7/22
'ambar &. )ompleks 5stiomeatal
+erambi depan dari sinus maksila dibentuk oleh infundibulum karena
sekret yang keluar dari ostium sinus maksila akan dialirkan dulu ke celah sempit
infundibulum sebelum masuk ke rongga hidung. +edangkan pada sinus frontal
sekret akan keluar melalui celah sempit resesus frontal yang disebut sebagai
serambi depan sinus frontal. 0ari resesus frontal drainase sekret dapat langsung
menuju ke infundibulum etmoid atau ke dalam celah di antara prosesus unsinatus
dan konka media. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang
a. maksilaris interna, di antaranya adalah ujung a.palatina mayor dan
a.sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina
dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian
depan hidung mendapat pendarahan dari cabang 7 cabang a.fasialis.
1.& Perdara#an #idung
Bagian atas hidung rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid
anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a.karotisinterna. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.
maksilaris interna, di antaranya adalah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina
yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki
rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung
mendapat pendarahan dari cabang 7 cabang a.fasialis.
6ada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang
a.sfenopalatina,a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor yang
7
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
8/22
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
9/22
profundus. 'anglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung
posterior konka media.
/erus olfaktorius. +araf ini turun dari lamina kribrosa dari permukaan
bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu
pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.
'ambar . 6ersarafan Hidung1., -iiologi #idung
Berdasarkan teori struktural, teori reolusioner dan teori fungsional, maka
fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah : 1 fungsi respirasi untuk
mengatur kondisi udara !air conditioning, penyaring udara, humidifikasi,
penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal ; "
fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius !penciuman dan reseroir
udara untuk menampung stimulus penghidu ; # fungsi fonetik yang berguna
untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara
sendiri melalui konduksi tulang ; $ fungsi statistik dan mekanik untuk
meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; %
refleks nasal.
2 Anatomi Sinu Paranaal
+inus paranasal merupakan salah salah satu organ tubuh manusia yang
sulit dideskripsikan karena bentuknya sangat berariasi pada tiap indiidu. +inus
9
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
10/22
paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk
rongga di dalam tulang. 2da empat pasang !delapan sinus paranasal, empat buah
pada masing-masing sisi hidung ; sinus frontalis kanan dan kiri, sinus etmoid
kanan dan kiri !anterior dan posterior, sinus maksila, yang terbesar, kanan dan
kiri disebut 2ntrum Highmore dan sinus sfenoidalis kanan dan kiri. +emua rongga
sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung, berisi
udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-masing.
+ecara klinis sinus paranasal dibagi menjadi dua kelompok yaitu bagian
anterior dan posterior. )elompok anterior bermuara di bawah konka media, pada
atau di dekat infundibulum, terdiri dari sinus frontal, sinus maksila, dan sel-sel
anterior sinus etmoid. )elompok posterior bermuara di berbagai tempat di atas
konka media terdiri dari sel-sel posterior sinus etmoid dan sinus sphenoid. 'aris
perlekatan konka media pada dinding lateral hidung merupakan batas antara
kedua kelompok. 6roctor berpendapat bahwa salah satu fungsi penting sinus
paranasal adalah sebagai sumber lender yang segar dan tak terkontaminasi yang
dialirkan ke mukosa hidung.
'ambar
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
11/22
berolume &- ml, yang kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya
mencapai ukuran maksimal yaitu 1% ml pada saat dewasa.
6ada waktu lahir sinus maksila ini mulanya tampak sebagai cekungan
ektodermal yang terletak di bawah penonjolan konka inferior, yang terlihat berupa
celah kecil di sebelah medial orbita. elah ini kemudian akan berkembang
menjadi tempat ostium sinus maksila yaitu di meatus media. 0alam
perkembangannya, celah ini akan lebih kea rah lateral sehingga terbentuk rongga
yang berukuran 9 > $ > $ mm, yang merupakan rongga sinus maksila. 6erluasan
rongga tersebut akan berlanjut setelah lahir, dan berkembang sebesar " mm
ertical, dan # mm anteroposterior tiap tahun. 4ula-mula dasarnya lebih tinggi
dari pada dasar rongga hidung dan pada usia 1" tahun, lantai sinus maksila ini
akan turun, dan akan setinggi dasar hidung dan kemudian berlanjut meluas ke
bawah bersamaan dengan perluasan rongga. 6erkembangan sinus ini akan
berhenti saat erupsi gigi permanen. 6erkembangan maksimum tercapai antara usia
1% dan 1 tahun.
+inus maksila berbentuk piramid ireguler dengan dasarnya menghadap ke
fosa nasalis dan puncaknya ke arah apeks prosesus igomatikus os maksila.
0inding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang disebut fosa
kanina,dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal maksila, dinding
medialnya ialah dinding lateral rongga hidung. 0inding medial atau dasar antrum
dibentuk oleh lamina ertikalis os palatum, prosesus unsinatus os etmoid,
prosesus maksilaris konka inferior, dan sebagaian kecil os lakrimalis. 0inding
superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus aleolaris
dan palatum. 5stium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial
sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. 4enurut
Morris, pada buku anatomi tubuh manusia, ukuran rata-rata sinus maksila pada
bayi baru lahir 9- > $-& mm dan untuk usia 1% tahun #1-#" > 1-"= > 1
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
12/22
berukuran lebih besar daripada lubang yang sebenarnya. Hal ini mempermudah
untuk keperluan tindakan irigasi sinus.
0ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila
adalah : 1 dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas ,
yaitu premolar !61 dan 6" , molar !41 dan 4", kadang-kadang juga gigi taring
! dan gigi molar !4# , bahkan akar-akar gigi tersebut tumbuh ke dalam rongga
sinus, hanya tertutup oleh mukosa saja. 'igi premolar kedua dan gigi molar
kesatu dan dua tumbuhnya dekat dengan dasar sinus. Bahkan kadang-kadang
tumbuh ke dalam rongga sinus, hanya tertutup oleh mukosa saja. 6roses supuratif
yang terjadi di sekitar gigi-gigi ini dapat menjalar ke mukosa sinus melalui
pembuluh darah atau limfe, sedangkan pencabutan gigi ini dapat menimbulkan
hubungan dengan rongga sinus yang akan mengakibatkan sinusitis. " sinusitis
maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita. # 5stim sinus maksila lebih
tinggi letaknya dari dasar sinus, sehingga drainase hanya tergantung dari gerak
silia, dan drainase harus melalui infundibulum yang sempit. @nfundibulum adalah
bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi
pada daerah ini dapat menghalangi drainase sinus maksila dan selanjutnya
menyebabkan sinusitis.
2.2 Sinu (rontal
+inus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke
emapat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel infundibulum
etmoid. +esudah lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia -1= tahun dan
akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia "= tahun.
Bentuk dan ukuran sinus frontal sangat berariasi , dan seringkali juga
sangat berbeda bentuk dan ukurannya dari sinus dan pasangannya, kadang-kadang
juga ada sinus yang rudimenter. Bentuk sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak
simetris, satu lebih besar dari pada lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak
di garis tengah. )urang lebih 1%A orang dewasa hanya mempunyai satu sinus
frontal dan kurang lebih %A sinus frontalnya tidak berkembang. kuran rata-rata
sinus frontal : tinggi # cm, lebar "-",% cm, dalam 1,%-" cm, dan isi rata-rata &-9
ml. *idak adanya gambaran septum-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada
12
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
13/22
foto rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. +inus frontal dipisahkan oleh
tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari
sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. +inus frontal berdrainase melalui
ostiumnya yang terletak di ressus frontal yang berhubungan dengan infundibulum
etmoid.
2.% Sinu etmoid
0ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling berariasi dan akhir-
akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan fokus infeksi bagi
sinus-sinus lainnya.
+el-sel etmoid, mula-mula terbentuk pada janin berusia $ bulan, berasal
dari meatus superior dan suprema yang membentuk kelompok sel-sel etmoid
anterior dan posterior. +inus etmoid sudah ada pada waktu bayi lahir kemudian
berkembang sesuai dengan bertambahnya usia sampai mencapai masa pubertas.
6ada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di
bagian posterior. kurannya dari anterior ke posterior $-% cm, tinggi ",$ cm, dan
lebarnya =,% cm di bagian anterior dan 1,% cm di bagian posterior, olume sinus
kira-kira 1$ ml.
+inus etmoid berongga 7 rongga terdiri dari sel-sel yang menyerupai
sarang tawon, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang
terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. Berdasarkan letaknya,
sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara di meatus
medius, dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior. 0i bagian
terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal,
yang berhubungan dengan sinus frontal. +el etmoid yang terbesar disebut bula
etmoid. 0i daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan infundibulum,
tempat bermuaranya ostium sinus maksila. 6embengkakan atau peradangan di
resesus frontal dapat menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di
infundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila.
2tap sinus etmoid yang disebut foea etmoidalis berbatasan dengan
lamina kribrosa. 0inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis
13
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
14/22
dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. 0i bagian belakang sinus etmoid
posterior berbatasan dengan sinus sphenoid.
2.& Sinu (enoid
+inus sfenoid terbentuk pada janin berumur # bulan sebagai pasangan
eaginasi mukosa di bagian posterior superior kaum nasi. 6erkembangannya
berjalan lambat, sampai pada waktu lahir eaginasi mukosa ini belum tampak
berhubungan dengan kartilago nasalis posterior maupun os sfenoid. +ebelum anak
berusia # tahun sinus sfenoid masih kecil, namun telah berkembang sempurna
pada usia 1" sampai 1% tahun. (etaknya di dalam korpus os etmoid dan ukuran
serta bentuknya berariasi. +epasang sinus ini dipisahkan satu sama lain oleh
septum tulang yang tipis, yang letakya jarang tepat di tengah, sehingga salah satu
sinus akan lebih besar daripada sisi lainnya.
(etak os sfenoid adalah di dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid
posterior. +inus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid.
kurannya adalah tinggi " cm, dalamnya ",# cm, dan lebarnya 1,9 cm.
olumenya berkisar dari % sampai 9,% ml. +aat sinus berkembang, pembuluh
darah dan nerus bagian lateral os sfenoid akan menjadi sangat berdekatan dengan
rongga sinus dan tampak sebagai indentasi pada dinding sinus sfenoid. Batas-
batasnya adalah : sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar
hipofisa, sebelah inferiornya adalah atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan
dengan sinus kaernosus dan a.karotis interna !sering tampak sebagai indentasi
dan di sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah
pons.
2.' -iiologi inu paranaal
+inus paranasal secara fisiologi memiliki fungsi yang bermacam-macam.
Bartholini adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa ronga-rongga ini
adalah organ yang penting sebagai resonansi, dan Howell mencatat bahwa suku
4aori dari +elandia Baru memiliki suara yang sangat khas oleh karena mereka
tidak memiliki rongga sinus paranasal yang luas dan lebar. *eori ini dpatahkan
14
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
15/22
oleh 6roet , bahwa binatang yang memiliki suara yang kuat, contohnya singa,
tidak memiliki rongga sinus yang besar. Beradasarkan teori dari 6roet, bahwa
kerja dari sinus paranasal adalah sebagai barier pada organ ital terhadap suhu dan
bunyi yang masuk. ?adi sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai
fisiologi sinus paranasal. 2da yang berpendapat bahwa sinus paranasal tidak
mempunyai fungsi apa-apa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan
tulang muka.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara
lain adalah :
!1 +ebagai pengatur kondisi udara !air conditioning
+inus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur
kelembaban udara inspirasi. )eberatan terhadap teori ini ialah ternyata tidak
didapati pertukaran udara yangdefinitif antara sinus dan rongga hidung.
olume pertukaran udara dalam entilasi sinus kurang lebih 1C1=== olume
sinus pada tiap kali bernafas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk
pertukaran udara total dalam sinus. (agipula mukosa sinus tidak mempunyai
askularisasi dan kelenjar yang sebanyak mukosa hidung.
!" +ebagai penahan suhu !thermal insulators
+inus paranasal berfungsi sebagai buffer !penahan panas , melindungi orbita
dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah. 2kan tetapi
kenyataannya, sinus-sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan
organ-organ yang dilindungi.
!# 4embantu keseimbangan kepala
+inus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.
2kan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang hanya akan
memberikan pertambahan berat sebesar 1A dari berat kepala, sehingga teori
ini dianggap tidak bermakna.
!$ 4embantu resonansi suara
+inus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan
mempengaruhi kualitas suara. 2kan tetapi ada yang berpendapat , posisi sinus
dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang
15
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
16/22
efektif. *idak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus pada
hewan-hewan tingkat rendah.
!% +ebagai peredam perubahan tekanan udara
3ungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak,
misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.
!& 4embantu produksi mukus.
4ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil
dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk
membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mukus
ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling strategis.
III. ndo$opi
%.1 De(inii
Dndoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi.
Dndoskopi adalah pemeriksaan secara isual dan langsung pada lubang atau
rongga pada tubuh tertentu untuk melihat kelainan pada tubuh. 6emeriksaan ini
langsung di kontrol dari monitor. Dndoskopi hidung adalah instrumen seperti
tabung khusus, dilengkapi dengan lampu kecil dan kamera yang digunakan untuk
memeriksa bagian dalam hidung dan daerah drainase sinus. Dndoskopi hidung
memungkinkan dokter untuk melihat tempat yang dapat diakses jalur drainase
sinus. Dndoskopi merupakan alat diagnosis yang tepat untuk mengealuasi
mukosa hidung, anatomi sinonasal, dan kelainan pada sinus paranasal.
%.2 /eni ndo$op Naal
Dndoskopi nasal dapat dilakukan dengan dua jenis endoskop, yaitu
endoskop fiberoptik fleksibel dan endoskop rigid. Dndoskop fiberoptik fleksibel
mempunyai kelebihan yaitu fleksibel dan berdiameter lebih kecil, yang artinya
mudah dimanipulasi kesegala arah dan dapat menunjukkan area yang sempit.
/amun, penggunaan endoskop ini membutuhkan " tangan untuk manipulasinya
sehingga prosedurnya sedikit sulit. Dndoskop rigid mampu memperlihatkan
16
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
17/22
gambar dengan kualitas baik, dapat digunakan untuk membantu mengontrol
epistaksis dan dapat digunakan sebagai alat biopsi jaringan. Dndoskop rigid
memiliki diameter ",9-$ mm dan memiliki ujung dengan berbagai ariasi sudut
!=-9=E yang mampu membantu dokter untuk memisualisasi berbagai sinus dan
area didalam kaum nasal dan sinus.
+elain dapat memisualisasikan gambar dengan baik, endoskop nasal juga
dilengkapi dengan penerangan, pembesaran gambar, dan dapat diarahkan ke
bagian yang terdapat kelainan sehingga pemeriksa mendapatkan ealuasi
diagnostik yang lebih akurat. Dndoskopi berperan penting dalam preoperatif,
postoperatif, dan tatalaksana pasien dengan kelainan sinonasal.
'ambar 1= .Flexible Fiberoptic Endoscope
'ambar 11.Rigid Endoscope
%.% Stru$tur ndo$op
0i dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. +atu untuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas,
sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap
oleh kamera. 0i samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi
17
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
18/22
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
19/22
Berikut hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian alat tersebut
yaitu :
1. +etelah di gunakan segera rendam alat dengan cairan desinfektan kira kira #=
menit untuk mencegah cairan darah mengering pada alat.
". )emudian bersihkan secara mekanis dengan air mengalir sambil di sikat halus
dan perlahan.
#. )eringkan dengan udara dengan tekanan rendah atau lap yang cepat menyerap air
$. +etelah di bersihkan berikan oil lubricantC pelumas kira kira % tetes.
%. Bungkus konektor slang dengan kain untuk menyerap minyak sisa pelumasan.
&. 6isahkan instrumen perlatan, lepaskan pengaitnya kemudian rendam dengan
cairan desinfektan.
9. ntuk membersihkan alat tersebut gunakan sikat halus dan detergen lembut.
%.& Indi$ai ndo$opi Naal
@ndikasi endoskopi nasal adalah:
a. identifikasi awal penyakit pada pasien yang memiliki keluhan di sinonasal
!contoh sekret mukopurulen, nyeri pada wajah, hidung tersumbat,penurunan fungsi penghidu;
b. ealusi respon pasien selesai pengobatan !ealuasi polip, sekret purulen,
edema mukosa selesai pemberian steroid nasal topikal, antibiotik, streroid
oral, dan antihistamin;
c. ealuasi kelainan unilateral;
d. ealuasi pasien dengan komplikasi sinusitis;
e. mengambil sampel sekret untuk dikultur;
f. debridemen dan pembersihan krusta, mukus, dan fibrin dari sumbatan
nasal dan sinus setelahfunctional endoscopic sinus surgery;
g. ealuasi kelainan rekuren setelah 3DD+ ! terutama dalam monitor
rekurensi tumor intranasal;
h. ealuasi dan biopsi massa atau lesi di nasal;
i. ealuasi nasofaring untuk hiperplasi limfoid, masalah pada tuba
eustachius, dan obstruksi nasal;
j. ealuasi kebocoran cairan (+ ke nasal;
19
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
20/22
k. ealuasi dan tatalaksana epistaksis;
l. ealuasi hiposmia atau anosmia;
m. ealuasi dan tatalaksana benda asing di hidung.
%.& !ontraindi$ai ndo$opi Naal
*idak ada kontraindikasi absolut untuk endoskopi nasal, namun beberapa
pasien dapat mengalami peningkatan risiko komplikasi. 6asien yang memiliki
riwayat gangguan pembekuan darah atau sedang dalam penggunaan obat
antikoagulasi, endoskopi nasal harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak
menimbulkan perdarahan. +elain itu, pada pasien dengan penyakit kardioaskular,
terdapat risiko refluks asoagal.
%.' Periapan Paien Pra0ndo$opi
6ersiapan pasien sebelum endoskopi adalah anestesi yang adekuat dan
memposisikan pasien dengan tepat.
a. 2nestesi
+ebelum prosedur endoskopi nasal dilakukan, kaum nasi seringkali
disemprot dengan dekongestan seperti oksimetaolin. )adang pada pasien
tidak diberikan dekongestan sebelum endoskopi, misalnya pada pasien dengan
turbinate hypertrophy, pada pasien ini dilakukan endoskopi sebelum dan
sesudah diberi dekongestan.
ntuk pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan, harus diberikan
anestesi lokal, seperti lidokain $A. 2pabila kultur bakteri dibutuhkan,
sebaiknya tidak diberikan anestesi agar pertumbuhan bakteri di medium dapat
optimal.
b. 6emposisian 6asien
+elama pemeriksaan endoskopi pasien harus duduk diatas kursi
pemeriksaan. )epala pasien dapat dimanupulasi seperlunya untuk
mendapatkan gambaran yang lebih baik.
%.) Proedur ndo$opi
20
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
21/22
Dndoskopi dilakukan untuk mengamati tanda-tanda obstruksi serta
mendeteksi polip hidung yang tersembunyi dari pemeriksaan hidung rutin. +elama
tes endoskopi, dokter juga mencari adanya kelainan struktural yang mungkin
menyebabkan sinusitis berulang. (endir dibuat oleh tubuh untuk membasahi
dinding sinus. 0i dinding sinus, lendir tersebut akan dipindahkan di seluruh
lapisan jaringan menuju setiap pembukaan sinus oleh jutaan silia !seperti
perpanjangan ekstensi rambut dari sel. @ritasi dan pembengkakan akibat alergi
dapat mempersempit pembukaan sinus dan menghalangi gerakan lendir. ?ika
antibiotik dan obat lain tidak efektif dalam membuka sinus, maka operasi
mungkin diperlukan. 0an juga, jika ada kelainan struktural dari sinus seperti polip
hidung yang dapat menghambat drainase sinus, maka operasi mungkin
diperlukan.
+etelah diberi dekongestan danCatau anestesi, diberikan antifog solution
pada ujung endoskop. 6emeriksaan dilakukan sebanyak # fase. 3ase pertama
kepala pasien difleksikan, ujung endoskop dimasukan sepanjang kaum nasal
sampai nasofaring. 6ada meatus inferior diperiksa duktus nasolakrimalis dan
konka inferior. )etika ujung endoskop masuk lebih jauh menuju nasofaring,
perhatian ditujukan pada adanya sekret mukoid atau purulen. )eseluruhan
nasofaring diperiksa, termasuk orifisium tuba eustachius dan fossa osenmuller.
3ase kedua endoskop dimasukkan diantara konka media dan konka
inferior untuk mengealuasi bagian inferior dari meatus media dan fontanela.
)emudian ujung endoskop dimasukkan ke arah konka media untuk mengealuasi
sphenoethmoid recessyang berlokasi pada pertengahan konka superior dan media.
)emudian ujung endoskopi ditarik dan diputar ke lateral dibawah konka media
untuk mengealuasi infundibulum, bulla ethmoid, dan . 6enekanan pada konka
media diperlukan untuk memudahkan ujung endoskop masuk ke meatus media.
3ase ketiga, memerlukan ujung endoskop dengan sudut #=E atau kepala
pasien diposisikan ulang. 3ase ini dilakukan untuk memeriksa olfactory cleft
untuk melihat lesi atau adanya polip.
DA-TAR PUSTA!A
21
7/21/2019 Anatomi Hidung, Sinus Paranasal Dan Pemeriksaan Endoskopi
22/22
Boeis (owrence . ?. 4.0. et al, Buku 2jar 6enykit *H* edisi &, 2lih Bahasa :
aroline Gijaya, Dditor : Hrjanto Dffendi, dkk. 6enerbit Buku )edokteran
D', ?akarta 1
Top Related