YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK JURNALISTIK DALAM MASYARAKAT DEMOKRATIS INDONESIA

24
YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK JURNALISTIK DALAM MASYARAKAT DEMOKRATIS INDONESIA A. Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab 1. Landasan Hukum Pers Indonesia a. Pasal 28 UUD 1945 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang- undang”. b. Pasal 28 F UUD 1945 “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. c. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Lebih rincinya lagi terdapat pada Piagam Hak Asasi Manusia, Bab VI, Pasal 20 dan 21 yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 20 : “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. Pasal 21 : “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. d. Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak Asasi Manusia (1) “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. (2) “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia”. e. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers Pasal 2 berbunyi, “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum”.

Transcript of YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK JURNALISTIK DALAM MASYARAKAT DEMOKRATIS INDONESIA

YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK JURNALISTIK DALAM MASYARAKAT DEMOKRATIS INDONESIA

 A.    Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab

1.  Landasan Hukum Pers Indonesia

     a.  Pasal 28 UUD 1945 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikirandengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.

           b.  Pasal 28 F UUD 1945       “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh

informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segalajenis saluran yang tersedia”.      c.  Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

       Lebih rincinya lagi terdapat pada Piagam Hak Asasi Manusia,Bab VI, Pasal 20 dan 21 yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 20 : “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. Pasal 21 : “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.     d. Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2tentang Hak Asasi Manusia     (1) “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. (2) “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakansegala jenis sarana yang tersedia”.     e.  Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal4 ayat 1 tentang pers   Pasal 2 berbunyi, “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum”.

Pasal 4 Ayat 1 berbunyi, “Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara”.

      2.  Norma-Norma Pers Nasional            Pers sebagai salah satu unsur mass media yang hadir di tengah-tengah masyarakat demi kepentingan umum, harus sanggup hidupbersama-sama dan berdampingan dengan lembaga-lembaga masyarakatlainnya dalam suatu suasana keserasian/sosiologis. Dalam hal ini,corak hubungan antara satu dengan yang lainnya tidak akan luputdari pengaruh falsafah yang dianut oleh masyarakat dan bangsakita, yakni Pancasila dan struktur sosial dan politik yangberlaku di sini. Dalam melaksanakan fungsinya sehari-hari, partisipasi pers dalampembangunan melibatkan lembaga-lembaga masyarakat lainnya yanglingkup hubungannya, dapat dibagi dalam dua golongan sebagaiberikut:            1)   Hubungan antara pers dan pemerintah             2)   Hubungan antara pers dan masyarakat / golongan-golongan dalam masyarakat.              

Hubungan antara pers dan pemerintah terjalin dalam bentuk yangdijiwai oleh semangat persekawanan (partnership) dalammengusahakan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmurberdasarkan Pancasila.

Dalam alam pembangunan, stabilitas politik, ekonomi dan sosialmerupakan prasyarat untuk suksesnya usaha-usaha pembangunan yangsedang diselenggarakan. Dalam hal ini hendaknya pers merasa“terpanggil” untuk membantu pemerintah dalam menjalankankekuasaan pemerintahan umum demi kemantapan stabilitas yangdinamis, tanpa mengurangi hak-haknya memberikan kritik yang sehatdan konstruktif dalam alam kebebasan yang bertanggung jawab.

Dalam negara yang sedang membangun, pers sebagai lembagamasyarakat secara implisif perlu juga dibangun. Dalam hal ini,pemerintah sejauh kemampuannya merasa “terpanggil” untuk membantuusaha-usaha pers untuk membangun dirinya sendiri, agar dalamwaktu secepat mungkin pers sendiri mampu mengembangkan dirinyaatas dasar kekuatan sendiri.

Jika terjadi perbedaan atau konflik pendapat antara pemerintahdan pers dalam menjalankan fungsinya masing-masing, maka yangdijadikan dasar penyelesaian adalah ketentuan-ketentuan hukumyang berlaku, namun tetap dengan berlandaskan pada itikad baikuntuk menjamin atau menegakkan asas kebebasan pers yangbertanggung jawab. Hubungan antara pers dan masyarakat dijiwaisemangat dan itikad baik untuk saling membina demi kemajuanmasing- masing.

Dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagai sarana penerangan,pendidikan umum, kontrol sosial dan hiburan pers menjadi wahanabagi pembinaan pendapat umum yang sehat. Di satu pihak, pers ikutmenajamkan daya tangkap dan daya tanggap masyarakat terhadaplangkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Di lainpihak, dengan meningkatkan daya tangkap dan daya tanggapmasyarakat tersebut yang akan tercermin dalam peningkatan secarakualitatif dankuantitatif pendapat umum yang disuarakan, persdapat menjadi wahana untuk menyampaikan pendapat umum tersebutsebagai “denyut jantung” rakyat kepada pemerintah untuk dipakaisebagai bahan pengkajian bagi tepat tidaknya langkah-langkahkebijaksanaan tersebut. Dengan demikian pers membantu masyarakatmeningkatkan partisipasinya dalam melaksanakan tugas-tugasnasional melalui komunikasi dua arahnya.

Dalam alam dan suasana membangun di mana pers sendiri masihmemerlukan pembangunan diri di segala bidang, masyarakat perlumembantu dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan terhadapsegala kekurangan yang terdapat di dalam pers atau secarapositifnya, bantuan masyarakat ini diwujudkan dalam tetapmenumpahkan kepercayaan masyarakat terhadap pers nasional sebagaisalah satu sumber informasinya yang pokok. Dengan jalan demikianperbedaan atau konflik pendapat di dalam tubuh pers ataulingkungan pers sendiri, atau antara pers dengan masyarakat cq.golongan dalam masyarakat, dicarikan penyelesaiannya atas dasarhukum yang berlaku, namun tetap berlandaskan pada itikad baikdari suatu pers yang bertanggung jawab dalam alam hidupPancasila.

      3. Organisasi Pers                        

Organisasi Pers adalah organisasi wartawan dan organisasiperusahaan pers (ps. 1: 5). Organisasi-organisasi tersebutmempunyai latar belakang sejarah, alur perjuangan dan penentuantata krama professional berupa kode etik masing-masing. PWI(Persatuan Wartawan Indonesia) yang lahir di Surakarta, dalamkongresnya yang berlangsung tanggal 8-9 Februari 1946 dan SPS(Serikat Penerbit Surat Kabar) yang lahir di serambi KepatihanYogyakarta pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 1946, merupakankomponen penting dalam pembinaan pers Indonesia. Ketika itu diIndonesia sedang berkobar revolusi fisik melawan kolonialismeBelanda yang mencoba menjajah kembali negeri kita. 

Dari organisasi inilah adanya komponen sistem pers nasional, yangdi dalamnya terdapat Dewan Pers sebagai lembaga tertinggi dalamsistem pembinaan pers di Indonesia dan memegang peranan utamadalam membangun institusi bagi pertumbuhan dan perkembangan pers.Dewan pers yang independent, dibentuk dalam upaya mengembangkankemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional (UU No.40/1999 ps. 15: 1). 

Dan Dewan pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;2. Melakukan pengkajian untuk pengembangan pers;3. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian

pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers

5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat dan pemerintah;

6.  Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan;

7. Mendata perusahaan pers (ps. 15: 2).

          Anggota Dewan Pers terdiri dari:

1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;

2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers;

3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan bidang lainnya yang dipilih oleh  organisasi perusahaan pers;

4. Ketua dan wakil ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota;

5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal 15 ditetapkan dengan keputusan presiden;

6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya

       4.  Sistem Pers Indonesia               Sistem pers merupakan subsistem dari sistem

komunikasi, sedangkan sistem komunikasi itu sendiri merupakanbagian dari sistem kemasyarakatan (sistem sosial). Sistemkomunikasi adalah sebuah pola tetap tentang hubungan manusia yangberkaitan dengan proses pertukaran lambang-lambang yang berartiuntuk mencapai saling pengertian dan saling mempengaruhi dalamrangka mewujudkan suatu masyarakat yang harmonis.

Ciri khas sistem pers adalah sebagai berikut :

integrasi (integaration ) keteraturan (regularity ) keutuhan (wholeness ) organisasi (organization ) koherensi (coherence ) keterhubungan (connectedness ) dan ketergantungan (interdependence ) dari bagian-bagiannya.

Inti permasalahan dalam sistem kebebasan pers adalah sistemkebebasan untuk mengeluarkan pendapat (freedom of expression ) dinegara-negara barat atau sistem kemerdekaan untuk “mengeluarkanpikiran dengan lisan dan tulisan”, sebagaimana tercantum dalamPasal 28 UUD 1945. 

Faham dasar sistem pers Indonesia tercermin dalam konsideranUndang-undang Pers, yang menegaskan bahwa “Pers Indonesia

(nasional) sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi,dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak,kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkankemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapatjaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangandan paksaan dari manapun”. 

Dengan demikian, sistem pers Indonesia tidak lain adalah sistempers yang berlaku di Indonesia. Kata “Indonesia” adalah pemberi,sifat, warna, dan kekhasan pada sistem pers tersebut. Dalamkenyataan, dapat dijumpai perbedaan-perbedaan essensial sistempers Indonesia dari periode yang satu ke periode yang lain,misalnya Sistem Pers Demokrasi Liberal, Sistem Pers DemokrasiTerpimpin, Sistem Pers Demokrasi Pancasila, dan Sistem Pers diera reformasi, sedangkan falsafah negaranya tidak berubah

B.     Kode etik Jurnalistik                        

Kode Etik adalah suatu pedoman tingkah laku yang hanya berlakubagi sekelompok orang yang menjalankan profesi tertentu. Menurutpasal 7 ayat 2 UU No 40 tahun 1999, Kode Etik Jurnalistik adalahkode etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan olehDewan Pers. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Kode EtikJurnalistik” diartikan sebagai aturan tata susila kewartawanan;norma tertulis yang mengatur sikap, tingkah laku dan tata kramapenerbitan.

Adapun ciri-ciri dari kode etik adalah sebagai berikut :

1. Kode etik memiliki sanksi yang bersifat moral bagi anggotanya, bukan sanksi pidana.

2. Daya jangkau suatu kode etik hanya berlaku pada anggota organisasi atau kelompok tersebut.

3. Kode etik dibuat dan disusun oleh lembaga/kelompok profesi yang bersangkutan sesuai dengan aturan organisasi dan bukan dari pihak luar.

Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) dibentuk pada tanggal 6Agustus 1999 disepakati dan ditandatangani oleh wakil dari 26organisasi wartawan. Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)merupakan kode etik yang disepakati semua organisasi wartawancetak dan elektronik termasuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Himpunan PraktisiPenyiaran Indonesia (HPPI).

C.    Kode Praktik JurnalistikDi luar kode Etik Jurnalistik yang telah disusun masing-masing

organisasi wartawan, Dewan Pers menyusun Kode Praktik mediasebagai upaya penegakkan independensi serta penerapan prinsippers mengatur sendiri. Kode etik yang disusun ini juga berfungsimenjamin berlakunya etika dan standar jurnalis professional sertamedia yang bertanggungjawab. Jika semua media patuh pada kodeetik yang telah berlaku dan disepakati diharapkan bisa menerapkanregulasi sendiri dan lepas dari ketentuan undang-undang atauperaturan khusus. Dewan Pers memandang perlu disusun kode praktikyang berlaku bagi media untuk mempraktikkan standarisasi kerjajurnalistik, yang meliputi sebagai berikut .http://pknsman3purworejo.blogspot.com/2013/05/pers-yang-bebas-dan-bertanggung-jawab.html

About Contact More Menu

February 25, 201511:20:39

twitter facebook google rss linkedin dribbble pinterest

Makalah Komplit

Home ARTIKEL DOWNLOAD SOFTWARE GAMES ANDROID With Sub Menu MAKALAH LENGKAP

Beranda » artikel » PERAN DAN FUNGSI PERS INDONESIA Text to sea

PERAN DAN FUNGSI PERS INDONESIA 18.47 0 artikel

Fungsi dan peranan pers Berdasarkan ketentuan pasal 33UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungi pers ialah sebagai mediainformasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial .

Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers nasional melaksanakanperanan sebagai berikut: memenuhi hak masyarakat untukmengetahuimenegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorongterwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia,

serta menghormati kebhinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkaninformasi yang tepat, akurat, dan benarmelakukan pengawasan, kritik,koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentinganumum memperjuangkan keadilan dan kebenaran Berdasarkan fungsi danperanan pers yang demikian, lembaga pers sering disebut sebagai pilarkeempat demokrasi( the fourth estate) setelah lembaga legislatif,eksekutif, dan yudikatif , serta pembentuk opini publik yang palingpotensial dan efektif.

Fungsi peranan pers itu baru dapat dijalankan secra optimal apabilaterdapat jaminan kebebasan pers dari pemerintah. Menurut tokoh pers,jakob oetama , kebebsan pers menjadi syarat mutlak agar pers secaraoptimal dapat melakukan pernan a nya . Sulit dibayangkan bagaiman perananpers tersebut dapat dijalankan apabila tidak ada jaminan terhadapkebebasan pers. Pemerintah orde baru di Indonesia sebagai rezimpemerintahn yang sangat membatasi kebebasan pers .

hal ini terlihat, dengan keluarnya Peraturna Menteri Penerangan No. 1tahun 1984 tentang Surat Izn Usaha penerbitan Pers (SIUPP), yang dalampraktiknya ternyata menjadi senjata ampuh untuk mengontrol isiredaksional pers dan pembredelan. Albert Camus, novelis terkenal dariPerancis pernah mengatakan bahwa pers bebas dapat baik dan dapat buruk, namun tanpa pers bebas yang ada hanya celaka. Oleh karena salah satufungsinya ialah melakukan kontrol sosial itulah, pers melakukan kritikdan koreksi terhadap segal sesuatu yang menrutnya tidak beres dalamsegala persoalan.

Karena itu, ada anggapan bahwa pers lebih suka memberitakan hah-halyang slah daripada yang benar. Pandangan seperti itu sesungguhnyamelihat peran dan fungsi pers tidak secara komprehensif, melainkanparsial dan ketinggalan jaman.Karena kenyataannya, pers sekarang jugamemberitakan keberhasilan seseorang, lembaga pemerintahan atauperusahaan yang meraih kesuksesan serta perjuangan mereka untuk tetaphidup di tengah berbagai kesulitan.

Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers,fungsi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dankontrol sosial .

Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers nasional melaksanakanperanan sebagai berikut:memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasardemokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasimanusia,

serta menghormati kebhinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkaninformasi yang tepat, akurat dan benar, melakukan pengawasan, kritik,koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentinganumum, memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga pers seringdisebut sebagai pilar keempat demokrasi ( the fourth estate) setelah

lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif , serta pembentuk opinipublik yang paling potensial dan efektif. Fungsi peranan pers itu barudapat dijalankan secara optimal apabila terdapat jaminan kebebasanpers dari pemerintah.

Menurut tokoh pers, Jakob Oetama , kebebasan pers menjadi syaratmutlak agar pers secara optimal dapat melakukan pernannya. Sulitdibayangkan bagaimanaperanan pers tersebut dapat dijalankan apabila tidak ada jaminanterhadap kebebasan pers.

Pemerintah Orde Baru di Indonesia sebagai rezim pemerintah yang sangatmembatasi kebebasan pers, hal ini terlihat dengan keluarnya PeraturanMenteri Penerangan No. 1 tahun 1984 tentang Surat Izin Usahapenerbitan Pers (SIUPP), yang dalam praktiknya ternyata menjadisenjata ampuh untuk mengontrol isi redaksional pers dan pembredelan.

Albert Camus, novelis terkenal dari Perancis pernah mengatakan bahwapers bebas dapat baik dan dapat buruk , namun tanpa pers bebas yangada hanya celaka.

Oleh karena salah satu fungsinya ialah melakukan kontrol sosialitulah, pers melakukan kritik dan koreksi terhadap segala sesuatu yangmenurutnya tidak beres dalam segala persoalan.

Karena itu, ada anggapan bahwa pers lebih suka memberitakan hah-halyang salah daripada yang benar. Pandangan seperti itu sesungguhnyamelihat peran dan fungsi pers tidak secara komprehensif, melainkanparsial dan ketinggalan jaman.Karena kenyataannya, pers sekarang jugamemberitakan keberhasilan seseorang, lembaga pemerintahan atauperusahaan yang meraih kesuksesan serta perjuangan mereka untuk tetaphidup di tengah berbagai kesulitan.

Peranan Pers Pada asa Orde Baru dan ReformasiNegara demokrasi adalah negara yang mengikutsertakan partisipasirakyat dalam pemerintahan serta menjamin terpenuhinya hak dasar rakyatdalam kehidupan berbangsa, dan bernegara. Salah satu hak dasar rakyat

yang harus dijamin adalah kemerdekaan menyampaikan pikiran, baiksecara lisan maupun tulisan.

Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkanpikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negarademokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang perananpenting dalam masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsurbagi negara dan pemerintahan yang demokratis. Menurut MiriamBudiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki persyang bebas dan bertanggung jawab.Pengertian Pers

Ada 2 pengertian tentang pers, yaitu sbb :1. Dalam arti sempit ; Pers adalah media cetak yang mencakup suratkabar, koran, majalah, tabloid, dan buletin-buletin pada kantorberita.

2. Dalam arti luas ; Pers mencakup semua media komunikasi, yaitu mediacetak, media audio visual, dan media elektronik. Contohnya radio,televisi, film, internet, dsb.Perkembangan Pers di Indonesia

Sejarah perkembangan pers di Indonesia tidak terlepas dari sejarahpolitik Indonesia. Pada masa pergerakan sampai masa kemerdekaan, persdi Indonesia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu pers Kolonial, persCina, dan pers Nasional.

Pers Kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda diIndonesia pada masa kolonial / penjajahan. Pers kolonial meliputisurat kabar, majalah, dan koran berbahasa Belanda, daerah atauIndonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda.

Pers Cina adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina diIndonesia. Pers Cina meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina,Indonesia atau Belanda yang diterbitkan oleh golongan pendudukketurunan Cina.

Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesiaterutama orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orangIndonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesiadi masa penjajahan. Tirtohadisorejo atau Raden Djokomono, pendirisurat kabar mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910 berkembang menjadiharian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional.

Adapun perkembangan pers Nasional dapat dikategorikan menjadi beberapapeiode sbb :

1. Tahun 1945 – 1950-anPada masa ini, pers sering disebut sebagai pers perjuangan. PersIndonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsaIndonesia. Beberapa hari setelah teks proklamasi dibacakan Bung Karno,terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupanmasyarakat, termasuk pers. Hal yang diperebutkan terutama adalahperalatan percetakan.

Pada bulan September-Desember 1945, kondisi pers RI semakin kuat, yangditandai oleh mulai beredarnya koran Soeara Merdeka (Bandung), BeritaIndonesia (Jakarta), Merdeka, Independent, Indonesian News Bulletin,Warta Indonesia, dan The Voice of Free Indonesia.

Tahun 1950 – 1960-anMasa ini merupakan masa pemerintahan parlementer atau masa demokrasiliberal. Pada masa demokrasi liberal, banyak didirikan partai politikdalam rangka memperkuat sistem pemerintah parlementer. Pers, pada masaitu merupakan alat propaganda dari Par-Pol. Beberapa partai politikmemiliki media/koran sebagai corong partainya. Pada masa itu, persdikenal sebagai pers partisipan.

3. Tahun 1970-anOrde baru mulai berkuasa pada awal tahun 1970-an. Pada masa itu, persmengalami depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada tahun 1973,Pemerintah Orde Baru mengeluarkan peraturan yang memaksa penggabunganpartai-partai politik menjadi tiga partai, yaitu Golkar, PDI, dan PPP.Peraturan tersebut menghentikan hubungan partai-partai politik dan

organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi mendapat danadari partai politik.

4. Tahun 1980-anPada tahun 1982, Departemen Penerangan mengeluarkan Peraturan MenteriPenerangan No. 1 Tahun 1984 tentang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers(SIUPP). Dengan adanya SIUPP, sebuah penerbitan pers yang izinpenerbitannya dicabut oleh Departemen Penerangan akan langsung ditutupoleh pemerintah. Oleh karena itu, pers sangat mudah ditutup dandibekukan kegiatannya. Pers yang mengkritik pembangunan dianggapsebagai pers yang berani melawan pemerintah. Pers seperti ini dapatditutup dengan cara dicabut SIUPP-nya.

Tahun 1990-anPada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasilagi. Maksudnya, pada tahun 1990-an sebelum gerakan reformasi danjatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai menentang pemerinah denganmemuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan OrdBaru. Pada tahun 1994, ada tiga majalah mingguan yang ditutup, yaituTempo, DeTIK, dan Editor.

6. Masa Reformasi (1998/1999) – sekarangPada masa reformasi, pers Indonesia menikmati kebebasan pers. Padamasa ini terbentuk UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Era reformasiditandai dengan terbukanya keran kebebasan informasi. Di dunia pers,kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusan SIUPP.Sebelum tahun 1998, proses untuk memperoleh SIUPP melibatkan 16 tahap,tetapi dengan instalasi Kabinet BJ. Habibie proses tersebut melibatkan3 tahap saja.

Berdasarkan perkembangan pers tersebut, dapat diketahui bahwa pers diIndonesia senantiasa berkembang dan berubah sejalan dengan tuntutanperkembangan zaman.

Pers di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan identitas. Adapunperubahan-perubahan tersebut adalah sbb :Tahun 1945-an, pers di Indonesia dimulai sebagai pers

perjuangan.

Tahun 1950-an dan tahun 1960-an menjadi pers partisanyang mempunyai tujuan sama dengan partai-partai politikyang mendanainya.

Tahun 1970-an dan tahun 1980-an menjadi periode perskomersial, dengan pencarian dana masyarakat sertajumlah pembaca yang tinggi.

Awal tahun 1990-an, pers memulai proses repolitisasi. Awal reformasi1999, lahir pers bebas di bawah kebijakan pemerintahan BJ. Habibie,yang kemudian diteruskan pemerintahan Abdurrahman Wahid dan MegawatiSoekarnoputri, hingga sekarang ini. Fungsi dan Peranan Pers dalamMasyarakat Demokratis Indonesia Pers atau media amat dibutuhkan baikoleh pemerintah maupun rakyat dalam kehidupan bernegara.

Pemerintah mengharapkan dukungan dan ketaatan masyarakat untukmenjalankan program dan kebijakan negara. Sedangkan masyarakat jugaingin mengetahui program dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang,dan akan dilaksanakan.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 33 disebutkan mengenaifungsi pers, dalam hal ini pers nasional. Adapun fungsi pers nasionaladalah sbb :

1. Sebagai wahana komunikasi massa.Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antar warga negara, warganegara dengan pemerintah, dan antar berbagai pihak.

2. Sebagai penyebar informasi.Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah ataunegara kepada warga negara (dari atas ke bawah) maupun dari warganegara ke negara (dari bawah ke atas).

3. Sebagai pembentuk opini.Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapatmenciptakan opini kepada masyarakat luas. Opini terbentuk melalui

berita yang disebarkan lewat pers.

4. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sertasebagai lembaga ekonomi.

UU No. 40 Tahun 1999 Pasal 2 menyebutkan : “Kemerdekaan pers adalahsalah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsipdemokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.”

Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan pers di Indonesia antaralain sbb :

1. media untuk menyatakan pendapat dan gagasan-gagasannya.2. media perantara bagi pemerintah dan masyarakat.3. penyampai informasi kepada masyarakat luas.4. penyaluran opini publik.

Peraturan Perundang-undangan tentang Kebebasan Pers di IndonesiaHak masyarakat atau warga negara Indonesia untuk mengeluarkan pikiransecara lisan, atau tulisan mendapat jaminan dalam UUD 1945 Pasal 28,yang berbunyi ;

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran denganlisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”

Selain itu, kebebasan pers di Indonesia memiliki landasan hukum yangtermuat didalam ketentuan-ketentuan sbb :

1. Pasal 28 F, yang menyatakan setiap orang berhak untuk berkomunikasidan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungansosialnya,serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluranyang ada.

2. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, yangantara lain menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi danmemperoleh informasi.

3. Pasal 19 Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi,“Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkanpendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpagangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi danbuah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas wilayah.”

Antara pemerintah dan warga negara memerlukan komunikasi dan mediayang dapat menghubungkan keduanya. Apalagi saat ini perkembangan persdi Indonesia sudah maju dengan pesat. Dengan adanya berita melaluikoran, tabloid, majalah, radio, televisi, dan internet, masyarakatdapat dengan cepat mengetahui suatu kebijakan pemerintah. Penyajianberita atau kejadian melalui pers dapat diketahui masyarakat dengancepat, akurat, dan efektif.

http://makalahkomplit.blogspot.com/2012/08/peran-dan-fungsi-pers-indonesia.html

awaban Terbaik:  dampak positif: 1. stabilitas keamanan terjamin

2. pertumbuhan ekonomi bagus 3. pembangunan infra struktur berkembang 4. harga-harga terjangkau. dampak negatif: 1. demokrasi tak berkembang 2. sentralistik 3. ABRI sangat berperan 4. mengguritanya konglomerasi.

https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=A86.JyfMTe1UNkIA6GslnIlQ;_ylu=X3oDMTE0YWl0YjNyBHNlYwNzcgRwb3MDMTAEY29sbwNncTEEdnRpZANZSFMwMDJfMQ--?qid=20100125183010AA32ivb

  semenjak era reformasi, yaitu semenjak digulingkannya pemerintahan soeharto(alm), saya pribadi belum melihat adanya dampak positif yang ditimbulkan, mungkin memang ada dampak positifnya, tapi mungkin terlalu kecil bila dibandingkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan. kan ada pepatah "karena nila setitik, rusak susu sebelanga". apalagi kalau nila nya yang sebelanga. seperti kasus yang ada di ketapang sekitar tahun ' 98, dimana perang antar agama terjadi, beberapa rumah ibadah dihancurkan, korban tewas banyak. perang saudara meletus di berbagai daerah di sulawesi. sampe ada penggal - penggalan kepala segala, penjarahan, intimidasi terhadapkaum tionghoa di indonesia, yang laki - laki dibunuh, yang perempuan dipaksa melayani nafsu bejad para lelaki dan sebagainya. duli yang namanya korupsi dilakukan oleh satu pihak saja, tapi sekarang lihatlah.dimana - mana ada yang namanya korupsi. dan semenjak era soeharto indonesia sudah beberapa kali berganti presiden, dan ini bukanlah hal yang bagus bagi sebuah bangsa, habibi, gusdur, megawati dsb, rakyat terlalu tergesa - gesa untuk mendapat perbaikan dala kehidupannya, walaupun mereka melakukan itu karena terpojokkan oleh kebutuhan ekonomi, tapi kita semestinya tahu, untuk melakukan perubahan pada negri sebesar ini ( indonesia tercatat sebagai negri berpenduduk terbesar ke 4) diperlukan waktu yang tidak sedikit.

sejauh ini dampak posistf yang saya lihat adalah hilangnya gerakan aceh merdeka yang sudah ada sejak tahun ' 89, entah apa yang terjdi dengan papua.

sebuah pilihan tepat bagi bangsa indonesia untuk kembali memilih SBY sebagai presiden, jadi ia terus dapat melanjutkan apa yang telah ia usahakan selama 5 tahun terakhir. memang agak lambat, namun itu semua disebabkan banyaknya musibah bencana alam yang terjadi di indonesia semenjak era SBY, dari mulai tsunami di aceh, lumpur lapindo sidoarjo,gempa di yogya, padang dll. tapi keadaan berangsur angsur membaik. jadi kita tunggu saja apa yang bisa dilakukan SBY dan kita dukung dia, tapi rasanya tanpa JK, akan

ada perbedaan yang cukup mencolok dalam pemerintahan.

juga baru baru ini, anggota anggota parlemen yang baru saja dilantik sudah mendapatkan kenaikan gaji dan tunjangan - tunjangan lainnya yangakan sangat lebih berguna bila dana itu diberikan kepada para korban bencana alam yang saat ini masih saja tidur di tenda2 pengungsian.

takkan ada habisnya bila membahas masalah ini. tak ada api maka tak ada asap. tapi negri kita ini hanya menghilangkan asap tanpa menhilangkan api. akhirnya lahirlah team kontra yang begerak sesuai dengan apa yang mereka kehendaki, walaupun mereka melakukan itu demi kesejahteraan rakyat tapi kalau caranya salah, takkan ada artinya. itu sama saja mencuci pakaian dengan air kencing.

well thats all

Sumber: vewbrebrbg

Is That Me ? · 5 tahun yang lalu

0

Jempol ke atas

0

Jempol ke bawah

Komentar

Laporkan Penyalahgunaan

Reformasi berasal dari re dan formasi hingga dalam bahasa Indonesia berarti Penataan kembali. Sesuatu yang telah mapan sering kali tak sesuai lagi dengan kebutuhan sehingga perlu ditjinjau dan ditata kembali. Dalam menata ulang seharusnya yang telah baik dan masih bermanfaat/sesuai dengan kebutuhan tetap dipakai dan yang jelas tak bermanfaat dihilangkan dan digantikan dengan yang baru. Kenyataannya sering kali makna reformasi dicampur adukkan dengan revolusi yang menghancurkan semua (yang lama dan yang sedang berjalan) dengan menggantikannya dengan sesuatu yang serba baru dan serba lain dengan menghancurkan serta "mentabukan" semua yangdianggap berbau lama tanpa tahu kemana arah dan tujuannya. Jika kita mengamatinya dengan jujur, tanpa motivafi kepentingan. 1. Segi positipnya: membawa perubahan kearah yang lebih baik, jika perlu masih memanfaatkan yang lama tetapi masih relevan (sesuai dengan kebutuhan) dan menggantikan yang sudah tak sesuai dengan kebutuhan dengan yang baru yang sesuai dengan kebutuhan. 2. Segi negatipnya: membongkar bangkir yang lama dan telah kita miliki tanpa persiapan untuk menata ulang sehingga hasilnya amburadul, tak menuju kearah perbaikan melainkan justru tak bermanfaat. Anda dapat menilai reformasi yang telah dan sedang kita lakukan, apakah termasuk dalam 1 atau 2. Kendala yang kita hadapi dalam melakukan reformasi adalah: a. Sikap dan tindakan resisten dari mereka yang telah mapan dan menikmati kemapanan itu sehingga: menghalangi, "mencurangi"/ mensabot atau bahkan berusaha mengembalikan ke status quo (kondisi kemapanan lama) atau b. Pemanfaatan kesempatan dalam kesempitan bagi mereka yang inginmenyelewengkan tujuan mulia dari reformasi untuk "memaksakan" kehendaknya dengan merubah dasar negara yang bersendikan Ketuhanan YME , perikemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan seluruh komponen bangsa Indonesi, Keadilan dan kesejahteraan bagiseluruh rakyat Indonesia, Musyawarah dan mupakat/tak menang-menangan dan memaksakan kehendak. menjadi berdasarkan ideologi lain yang bukan akan menyatukan seluruh komponen bangsa yang jelas heterogin melainkan menimbulkan perepecah kesatuan bangsa

Indonesia yang telah diperjuangkan bersama oleh berbagai komponenbangsa dengan pengorbanan para pahlawan nasional (bukan hanya oleh kelompok tertentu).. Ini yang sangat berbahaya dan perlu diwaspadai. Quo vadis bangsa Indonesia? Janganlah kita mengharapkan sesuatu dapat jatuh dari langit, apalagi secara instant, kita harus berjuang (termasuk melakukan reformasi), tetapi janganlah kita hancurkan anugrah Tuhan YME yang jelas sudah ada ditangan kita (baik yang pahit maupun yang manis) hanyasekedar mendambahan yang manis yang mungkin merupakan racundan sanggup membinasakan kita dan meludahkan yang pahit t yang sebenarnya merupakan obat yang dapat menyembuhkan kita dari penyaki. Saya sangat prehatin dengan jawaban dalam T & J yang ingin menghapuskan nasionalisme yang memungkinkan tegaknya NKRI dengan Ideologi Islam dengan maksud menyatukan Malaysia dengan Indonesiadan seluruh negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Obsesi itu merupakan mimpi indah bagi mereka yang tak peduli terhadap Persatuan Bangsa Indonesia, tetapi merupakan mimpi burukbagi saya yang ikut mengalami perjuangan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Coba fikir: Tiga abad kita dijajah karena diadu domba, kita berjuang bersama melawan penjajah dengan modal persatuan seluruh komponen bangsa................. gara-gara reformasi yang disalahgunakan oleh mereka yang memimpikan memperoleh punai terbang dilangit dengan menelantarkan, bahkan mengorbankan ayam yang sudah jelas bermanfaat bagi kita..

ibnusomowiyono · 5 tahun yang lalu

https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=A86.J3TPUe1UhCQA.I8lnIlQ;_ylu=X3oDMTEzZzd0ZnBtBHNlYwNzcgRwb3MDMgRjb2xvA2dxMQR2dGlkA1lIUzAwMl8x?qid=20091217063354AAa4lxd

AMPAK REFORMASI DI INDONESIADesember 30, 2011

Gerakan reformasi diIndonesiayang terjadi pada tahun 1998 telah membawa berbagai dampak bagi bangsaIndonesia. Walaupun sudah terjadi dua belas tahun silam, dampak tersebut masih kita rasakansampai saat ini, baik dampak positif maupun dampak negatifnya. Dibawah ini akan diulas sedikit tentang dampak-dampak tersebut.

Adaberbagai dampak negatif dari reformasi 1998. Pertama, iklim politik yang semrawut karena banyak yang menyalah artikan makna dari demokrasi. Kedua, kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin tidak beretika. Ketiga, banyak demonnstrasi yang harusnyasebagai sarana menyampaikan aspirasi, justru malah mengganggu kenyamanan masyarakat. Keempat , meningkatnya kerusuhan di masyarakat. Itu semua karena pemerintahan  pasca reformasi masih belum mampu melaksanakan undang-undang sebagai mestinya sehingga belum dapat mengangkat kehidupan bangsa dalam berbagai aspek.

Namun reformasi juga berdampak positif bagi bangsa Indonesia. Pertama, masyarakat yang sebelum era reformasi dikekang kebebasannya dalam menyampaikan aspirasi, apalagi mengkritik pemerintahan, kini dapat menyampaikan aspirasi dan kritiknya tersebut dengan bebas. Kedua, derajat bangsa Indonesia di mata dunia semakin terangkat, karena berhasil melepaskan diri dari pemerintahan yang kurang demokratis dan membentuk pemerintahan yang lebih demokratis. Ketiga, Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap dunia internasional, sehingga mobilitas terhadap berbagai bidang semakin berkembang.

Reformasi memang telah membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Dampak utama dari reformasi adalah kebebasan kita dalam menyampaikan aspirasi tidak lagi dikekang seperti yang terjadi pada masa orde baru. Kita bebas menyalurkan aspirasi kita bagi pemerintahan, baik berupa pendapat maupun kritik. Namun perlu diingat, bahwa kebebasan dalam beraspirasi tersebut harus tetap mengikuti norma-norma yang berlaku. Aspirasi yang kita sampaikan harus dapat berguna bagi kemajuan bangsa, jangan sampai malah memecah belah persatuan bangsa. Intinya, reformasi harus bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih demokratis,sebagaimana cita-cita dari reformasi itu sendiri.

https://mohammadgie.wordpress.com/2011/12/30/dampak-reformasi-di-indonesia/