Konsetrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Konsetrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran ...
PENGARUH PEMBAWA ACARA TERHADAP MINAT MENONTON TELEVISI
(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah
Jakarta tahun 2016-2017 Pada Acara Talk Show Sarah Sechan di Net Tv)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Fitri Wahyuniarti
NIM: 1111051100045
Konsetrasi Jurnalistik
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
1438/2018
PENGARUH PEMBAWA ACARA TERHADAP PIINAT MENONTON
(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik IIIN SyarifHidatullah Jakarta
tahun 2016¨ 2017 Pada Acara Fbル S力θ″Sarah Sechan di Net Tぅ
Skripsi
Dittukan untuk Memellllhi Persyaratan Memper01ch Gelar Sttana Komunikasi
lslam(S.Kom.I)
olch
Fitri Wahyuniarti
NIM:1111051100045
KONSETRASIJURNALISTIK
PROGRANIISTUDI KOMUNIKASIPENYIARAN ISLAM
FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILNIU KOMUNIKASI
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Pembimbing
NIP:19781142009121002
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi Berjudul "Pengaruh Pembawa Acara Terhadap Minat Menonton Televisi
(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2017 Pada Acara Talkshow Sarah Sechan di Net tv)" telah diujikan dalam sidamg
munaqasyah Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 25 September 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Komunikasi [slam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi penyiaran Islam
(KPI), Konsetrasi Ju rnalisti k.
Jakarta, 27 Agustus 2018
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
NIP: 197110412200032001
Anggota
NIP:197811420
AdeMatsuri. MA
197506062007101001
Bintan lIumeira. MSi
NIP:197711052001122002
Pembimbing
1978114
.si
21002
Pengguji II
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyttakan bahwa
l.Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang dittukan untuk memenuhi salah satu
pcrsyaratan untuk memperoleh gclar Strata Satu(Sl)diUniversitas lslam Ncgen(UIN)
SyarifHidayatulah Jakarta.
2. Semua sulnbcr yang saya gunakan dalaln penulisan ini tclah saya cantuttan sesuai
dengan kctentuan yang berlaku di Universitas lslam Ncge五 (UIN)Syarif HidayatullahJakarta.
3. Jika dikemudian han saya tcrbukti bahwa ini bukan hasil karya saya, atau merupakan
hasiljiplakan dari karya orang lain,maka saya berscdia mencHma sanksi yang bcnaku di
Universitas lslam Nege五 (UIN)SyarifHidayatullall」 akarta.
Jakarta,22 0kobcr2018
Fitri Wallン uniarti
lll1051100045
i
ABSTRAK
Program talkshow “ Sarah Sechan “ di Net tv ini merupakan perogram acara yang
digemari oleh masyarakat. Talkshow “ Sarah Sechan “ sebuah acara hiburan yang selalu
menghadirkan selebriti di setiap episodenya. Program ini tidak hanya menawarkan informasi,
tapi juga sekaligus komedi yang segar yang dibawakan oleh Sarah Sechan sambil mengobrol
– ngobrol ringan seputar topik – topik yang sedang hangat dan menarik di masyarakat
bersama para bintang tamu.
Skripsi ini berjudul Pengaruh persepsi pembawa acara terhadap kredibilitas menonton
talk show Sarah Sechan di Net Tv”. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan mengenai
ada atau tidaknya Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembawa Acara Dengan Minat Menonton
Talkshow “Sarah Sechan” pada Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh
mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang
diteliti. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin menjelaskan mengenai
motif apa yang mendasari individu dalam menonton, kemudian kepuasan apa yang diperoleh
setelah menonton, serta hubungan antara motif dan kepuasan penonton tersebut.
Metode yang digunakan dalam riset ini adalah survey kuantitatif dengan teknik atas
spotastif product moment. Target sampel peneliti atas mahasiswa jurnalistik UIN Jakarta
yang masih aktif periode 2016-2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel dari Slovin yang menentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini, terdapat 70 orang
yang dapat dijadikan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Probality sampling. Hasil riset ini mengklaim korelasi yang sejumlah aturan program
pembawa acara terhadap minat menonton sebesar 51%. Artinya semakin tinggi kehandalan
pembawa acara maka, semakin dapat dilihat minat pemirsa muatan dan program dalam
kualitas pembawa acara sangat tinggi terhadap minat pemirsa menonton acara talkshow.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pembawa Acara Terhadap Minat Menonton Televisi (Studi Persepsi
Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Acara Talk Show Sarah
Sechan di Net Tv)” ini dengan baik. Selama menjadi mahasiswa, penulis telah
mendapatkan pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dalam bidang Ilmu
Komunikasi, sehingga pada akhirnya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
untuk meraih gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan,
kesalahan, dan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Namun, skripsi ini tetap
dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, bantuan, dukungan, doa,
dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. H. Arif Subhan, M.Ag (Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi), Dr.
Suparto, M.Ed, Ph.D (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dra. Roudhonah, M.Ag
(Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama).
2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Konsetrasi Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA selaku Sekretaris Konsetrasi Jurnalisti.
3. Kholis Ridho, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing
dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. H. Mulyadi dan Dasmini, kedua orang tua penulis yang salalu memberikan
5. Adikku tercinta, Dika Rizky Akbar, atas dukungannya selama proses penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
7. Staff Tata Usaha, Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Resty Meidiana, teman yang sudah memberikan segala dukungannya selama ini
9. Keluarga H. Rizal yang selalu mendungkung selama ini
10. Teman – teman Geng Cantik yang sudah mendukung selama ini
iii
11. Devi, Nia, Firly, Aas, dan Chintya terimakasih sudah mendukung
12. Yanda dan Bunda SD Karakter Bangsa Plus yang sudah mendukung selama ini
13. Untuk teman – teman Jurnalistik 2011 terimakasih banyak
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 7
1. Pembatasan Masalah .............................................................................. 7
2. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teori ............................................................................................. 10
1. Teori Persepsi ........................................................................................ 19
2. Komunikasi Massa ................................................................................. 19
3. Minat ...................................................................................................... 24
4. Hubungan Antara Persepsi dan Minat Menonton .................................. 29
5. Talk Show ............................................................................................... 35
6. Televisi ................................................................................................... 39
B. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 42
C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 44
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 45
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 45
C. Jenis Penelitian ............................................................................................. 46
v
D. Metode Penelitian ......................................................................................... 47
E. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 47
F. Populasi dan sample ..................................................................................... 47
1. Populasi .................................................................................................. 48
2. Sampel .................................................................................................... 48
G. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................ 49
H. Instrumen ...................................................................................................... 50
I. Uji Coba Instrumen ...................................................................................... 51
1. Uji Validitas ........................................................................................... 51
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 52
J. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52
K. Variabel Penelitian ....................................................................................... 53
L. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian.............................. 54
1. Media Use ............................................................................................. 54
2. Grafication Sought ................................................................................ 55
3. Grafication Obtained ............................................................................ 56
M. Teknik Analisis Data .................................................................................... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. NET TV ........................................................................................................ 57
B. Program Sarah Sechan.................................................................................. 63
BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Temuan ............................................................................................... 66
1. Karakteristik Responden ........................................................................ 66
2. Variabel Penelitian ................................................................................. 67
a. Variabel Persepsi Pembawa Acara ................................................... 67
b. Varfiabel Minat Menonton ............................................................... 70
B. Analisis Data ................................................................................................ 73
C. Hasil Penelitiann........................................................................................... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 84
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden .................................................................................... 66
Tabel 4.2 Variabel Persepsi Pembawa Acara .................................................................... 68
Tabel 4.3 Variabel Minat Menonton ................................................................................... 71
Tabel 4.4 Uji Normalitas..................................................................................................... 74
Tabel 4.5 Uji Linearitas ...................................................................................................... 75
Tabel 4.6 Uji Koefisien Korelasi ........................................................................................ 76
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi .................................................................................. 77
Tabel 4.8 Uji T .................................................................................................................... 77
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori S – O –R ................................................................................................. 30
Gambar 2. Logo Net Tv ...................................................................................................... 60
Gambar 1. Struktur Dewan Direksi Net Tv ........................................................................ 62
Gambar 4. Logo Sarah Sechan............................................................................................ 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin
canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa
sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Menurut Liliweri
komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)
dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah
banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan
efek tertentu seperti proses life style, budaya, dan keberagamaan.1
Televisi merupakan salah satu bentuk media sebagai alat komunikasi massa.
Televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai banyak kelebihan dalam
menyampaikan pesan-pesannya dibandingkan dengan media komunikasi massa
lainnya, karena tkelebihan televisi adalah penyampaian pesan media gambar dan suara
secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan menjangkau ruang yang sangat luas.
Televisi kini semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Dibanding dengan media
massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gebungan dari
media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan,
1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), Cet. Ke-2, h. 11.
2
bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas, Televisi merupakan sumber citra dan pesan
tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah
menjadi mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan
sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi.2
Acara atau program yang ditayangkan televisi punya pengaruh baik dan
pengaruh tidak baik. Berbagai persepsi dan perspektif akan muncul pada diri
masyarakat setelah menonton sebuah acara televisi.3 Televisi sebagai media massa,
secara langsung maupun tidak langsung pasti memberikan persepsi di kalangan
masyarakat. Yang pada awalnya masyarakat tidak peduli tentang suatu program
televisi, menjadi peduli ketika sebuah program televisi memberikan tayangan yang
mampu menarik perhatian masyarakat, sehingga terbentuklah persepsi-persepsi dari
masyarakat tentang program televisi tersebut.Televisi baik bila berfungsi sebagai
media komunikasi, informasi dan pendidikan. Namun, televisi menjadi sesuatu yang
kontroversial ketika dihadapkan pada kepentingan bisnis yang berpengaruh buruk
bagi masyarakat.
Kini, televisi di Indonesia sendiri bukan lagi dilihat sebagai barang mewah,
seperti ketika pertama kali ada. Bahkan media layar kaca tersebut sudah menjadi salah
satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk mendapatkan
2 Morissan. Jurnalistik Televisi Mukhtahir, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Ed. Ke-1,
h. 1
3 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 12
3
informasi. Dibukanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 yang mengatur tentang
penyiaran memberi jaminan kepada pihak swasta untuk memiliki perusahaan
penyiaran.4 Jumlah stasiun televisi meningkat pesat pasca Undang-undang ini
disahkan oleh DPR. Selain TVRI, jumlah stasiun televisi nasional yang ada di
Indonesia saat ini sudah berjumlah sekitar sepuluh stasiun televisi seperti RCTI,
SCTV, Indosiar, Metro TV, ANTV, TV One, Global TV, MNC TV, Trans TV, dan
Trans 7. Selain televisi nasional, melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang pemerintah secara resmi mengijinkan berdirinya stasiun televisi berjaringan
yaitu sistem televisi di Indonesia yang mengharuskan televisi – televisi yang memiliki
daya frekuensi siaran nasional, agar melepaskan frekuensi terhadap daerah – daerah
siaran mereka dan menyerahkan kepada orang, lembaga/organisasi daerah yang ingin
menggunakannya untuk dikembangkan. Televisi berjaringan yang dimaksud
diantaranya Kompas TV dan Net Tv.
Program siaran stasiun televisi di Indonesia dituntut agar lebih cepat, tanggap,
kreatif, innovatif, serta memberikan semua yang diinginkan oleh masyarakat. Melihat
perkembangan televisi saat ini berbagai stasiun televisi banyak menyajikan program-
program acara yang menarik salah satunya adalah program talkshow. Talkshow
merupakan acara yang cukup digemari di dunia pertelevisian Indonesia, dimana
program talkshow saat ini muncul dengan konsep yang lebih ringan dan menghibur.5
Dilihat dari format acaranya, talkshow merupakan salah satu program acara yang
4 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h.41
5 Eva Arifin, Brodcasting to be Broadcaster, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 64
4
banyak bermunculan di berbagai stasiun televisi dengan memiliki ciri khas pada
masing-masing program yang ada di stasiun televisi tersebut, dan bahkan menjadi
tayangan atau program yang banyak diminati oleh khalayak banyak, sehingga
memungkinkan banyaknya masyarakat yang akan menonton televisi. Selain itu
televisi juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan, maupun menemani
saat akan beristirahat.
Dalam suatu acara talkshow diperlukan pembawa acara. Jika
tidak ada pembawa acara maka suatu acara tidak akan berjalan dengan baik dan
maksimal. Peran pembawa acara sangatlah penting untuk kelancaran program.
Kriteria pembawa acara adalah tentunya orang yang baik, berintelektual tinggi,
imajinatif, informatif, dan menghibur.6 Bahkan seorang pembawa acara itu dapat
menjadi daya tarik dari program tersebut. Profesi yang dipandang sebagai profesi
yang glamour ini juga akhir-akhir ini menjadi suatu yang menarik untuk dibicarakan
di samping dengan penghasilan yang diperoleh oleh seorang pembawa acara yang
tinggi .
Terdapat kecendrungan trend talk show kemudian beralih ke acara yang lebih
banyak memasukkan unsur hiburan. Tampakmnya masyarakat lebih menyukai
perbincangan yang ringan-ringan, menghibur, dan tidak sampai membuat kening
berkerut, dibandingkan dengan menawarkan informasi. Salah satu program talk show
yang bisa menarik perhatian pemirsa yaitu Sarah Sechan talk show di Net Tv.7
6 Morissan. Jurnalistik Televisi Mukhtahir (Jakarta, Kencana, 2010) h.26
7 www.netmediatama.co.id
5
Dengan konsepnya yang simple, program acara Sarah Sechan ini benar-benar
memberikan inspiratif dan hiburan bagi pemirsa yang menyaksikannya, serta terlepas
dari unsur-unsur gosip yang menjangkiti banyak acara talkshow di tanah air saat ini.
Program acara ini akan ditambahkan item-item yang menarik di setiap episodenya dan
akan melibatkan pemirsa di studio maupun di rumah. (netmedia.co.id/sarahsechan)
Acara talkshow yang biasanya ditayangkan setiap hari Senin hingga Jumat
pada pukul 09.00 WIB dan berdurasi 60 menit ini, bertambah meriah dan berwarna
karena dibawakan oleh host (pembawa acara) yang telah lama melintang di industri
pertelevisian tanah air dalam hal membawakan acara talkshow yaitu Sarah Sechan.
Wanita yang mempunyai nama lengkap Sarah Meirizka Hardiany Sechan ini lahir di
Bandung, Jawa Barat pada tanggal 9 Mei 1974 yang saat ini berumur 43 tahun. Nama
Sarah Sechan mulai dikenal publik saat dirinya menjadi VJ (Video Jockey) MTV,
kesuksesannya dibuktikan dengan penghargaan MTV Nokia Jukebox Music is My Live
yang di terimanya. Sejak saat itu, Sarah Sechan menjadi salah satu pembawa acara
yang sering tampil di pertelevisian Indonesia. Selain itu, Sarah Sechan juga menjadi
pemain teater dan film-film tanah air mulai dari Naga Bonar jadi 2 dan film-film
lainnya.8
Dengan suguhan beragam tema, Sarah Sechan talk show tersebut sudah tiga
tahun semakin digemari sebagai program televisi alternatif yang sarat edukasi namun
tetap menghibur. Sebagai presenter yang menyampaikan informasi kepada
masyarakat, tentunya Sarah Sechan harus memiliki kredibilitas yang baik dalam setiap
8 https://id.wikipedia.org/wiki/Sarah_Sechan
6
praktiknya. Kredibilitas dalam menyampaikan informasi, merupakan syarat mutlak
bagi seorang komunikator dalam menyampaikan pesannya agar dapat diterima secara
efektif oleh komunikannya.9 Istilah kredibilitas itu sendiri merujuk pada nilai terpadu
dari keahlian dan kelayakan untuk dipercaya dari seorang komunikator.
Acara Sarah Sechan talk show menampilkan topik acara dengan tema yang
unik, dan juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber
pada saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam acara ini berasal
dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain sebagainya. Selain
menghadirkan tokoh penting sebagai narasumber, acara ini juga sering mengundang
mahasiswa dari berbagai Universitas untuk menjadi audience yang nantinya akan
memberikan pendapat mengenai topik yang sedang dibicarakan.
Topik dari acara Sarah Sechan talk show ini tidak bersifat monoton dan
terpusat pada satu masalah saja, tapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau
kasus dari sudut pandang yang berbeda. Acara talk show Sarah Sechan merupakan
suatu acara yang bermutu yang diharapkan dapat membentuk persepsi pemirsanya,
termasuk para mahasiswa yang selalu ingin menambah wawasannya melalui acara
yang berbobot atau memiliki nilai informasi yang tinggi.
Didasari atas pemikiran tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI PEMBAWA ACARA
TERHADAP KREDIBILITAS MENONTON TALK SHOW SARAH SECHAN
DI NET TV” .
9 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 42
7
B. PEMBATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan memperjelas masalah yang akan diteliti,
maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Penelitian ini bersifat
menggambarkan hubungan antara persepsi dan minat mahasiswa untuk menonton talk
„show Sarah Sechan Net tv dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini juga terbatas
pada mahasiswa jurnalis Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2016-2017.
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pembawa
acara dengan minat menonton talk show “Sarah Sechan” di NET TV pada Mahasiswa
Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2016-2017?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui persepsi pembawa acara pada acara talk show “Sarah Sechan” di
NET TV.
2. Untuk mengetahui minat menonton acara talk show “Sarah Sechan” di NET TV pada
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2016-2017.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini
yaitu antara lain:
8
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan referensi dan sebagai bahan
evaluasi maupun sebagai bahan acuan yang dapat digunakan sebagai pengembangan
lebih lanjut tentang media audience, kredibilitas, dan talk show/ performa televisi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembuat acara televisi
dalam hal format penyajian, sehingga dapat menarik penonton (khalayak) yang sangat
membutuhkan baik informasi maupun hiburan secara praktis.
D. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penulusuran koleksi skripsi pada perpustakaan Utama dan
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi yang fokusnya sama, yaitu tentang
produksi program televisi pada salah satu televisi swasta mengenai program talkshow.
Skripsi yang menginspirasi penulis, yaitu skripsi Arifia Fadillah Sirangkang sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang “Korelasi Antara Persepsi
Pembawa Acara dengan Minat Menonton Talkshow “Kick Andy” di Metro Tv”.
E. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka penulisan dibagi
menjadi lima bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
9
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dengan sub bab teori komunikasi dan teori-
teori lainnya yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, sumber data, bahan penelitian dan
unit analisis, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, realibilitas
dan validitas alat ukur dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian,
dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory
stimuli).10
Jadi persepsi adalah suatu pengalaman tentang objek seseorang yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi. Ada beberapa teori dalam persepsi ini
yaitu :
a. Teori memori Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan
penting dalam mempengaruhi baik persepsi maupun berfikir. Secara singkat,
memori melewati tiga proses : perekaman adalah pencacatan informasi
melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan adalah
menentukan beberapa lama informasi itu berada di sekitar kita, dalam bentuk
apa, dan dimana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Kita menyimpan secara
aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan.
b. Teori berfikir adalah semua proses yang kita sebut ialah : persepsi, dan
memori. Berfikir realistik disebut juga nalar, ialah berfikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
10
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012),h.50
11
c. Menetapkan keputusan, salah satu fungsi berfikir ialah menetapkan
keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan. Sebagian dari
keputusan itu ada yang menentukan masa depan kita.
d. Memecahka persoalan, proses memecahkan persoalan ialah terjadi peristiwa
ketika perilaku yang dihambat karena sebab-sebab tertentu, mencoba untuk
menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa
yang lalu., akan mencoba seluruh pemecahan yang pernah terjadi yang di
ingat, mulai menggunakan lambing verbal dan grafis untuk menatasi masalah,
tiba-tiba terlintas di fikiran anda suatu pemecahan.
1. Komponen-komponen persepsi
Persepsi adalah sebagai proses yang kita gunakan untuk
menginterprestasikan data-data sensoris. Data sensoris sampai kepada kita melalui
indra kita. Sehingga diaplikasikan pada kecendrungan persepsi manusia yang
dipengaruhi oleh keinginan - keinginan, kebutuhan – kebutuhan sikap-sikap, dan
faktor-faktor psikologi lainnya. Sehingga mempunyai peranan penting di dalam
komunikasi seseorang.11
Sehingga terdapat komponen-komponen persepsi yaitu :
a. Komponen Kognitif
11
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori komunikasi. (Kencana : Jakarta, 2007),h.83
12
Komponen kognitif ialah mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu
yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan
alternatif dalam situasi. Maksudnya adalah komponen yang hanya berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan seseorang dalam hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek.
b. Komponen Efektif
Komponen efektif ialah efek media massa dalam pembentukan dan
perubahan sikap. Maksudnya adalah komponen yang berhubungan dengan
perubahan sikap seseorang sedang ia rasakan.
c. Komponen Konatif
Komponen konatif ialah kesiapan seseorang untuk bertingkah laku
yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Maksudnya adalah komponen
yang berhubungan dengan sikap untuk bertindak terhadap obyek tertentu,
hal ini menunjukan besar kecilnya prilaku seseorang terhadap suatu obyek.
1. Dimensi Persepsi
Menurut Garvin dalam Ramadhan, ada delapan dimensi persepsi seseorang terhadap
produk, yaitu:12
1. Dimensi Kinerja Produk (Performance)
12
Rachmat Ramadhan. 2013. Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Poduk Smartphone Blackberry
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Jurusan Teknik Kimia). Jurusan Administrasi Bisnis Polsri.
Laporan Akhir (Tidak di Publikasikan): Polsri. h. 12.
13
Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal
ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.
Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.
2. Dimensi Keterandalan Produk (Reliability)
Keterandalan yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat
menjalankan fungsinya.
3. Dimensi Fitur Produk (Feature)
Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yng
melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau
option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur
seringkali ditambahkan. Idealnya, fitur bisa meningkatkan kualitas
produk kalau pesaing tidak memiliki.
4. Dimensi Daya Tahan (Durability)
Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu
produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu
semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan
lebih berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat
diganti.
5. Dimensi Kesesuaian (Conformance)
Adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan
suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.
14
Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan
standarnya.
6. Dimensi Kemampuan Diperbaiki (Service Ability)
Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar
kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang
mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk
yang tidak atau sulit diperbaiki.
7. Dimensi Keindahan Tampilan Produk (Aesthetic)
Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat
konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk
atau kemasannya. Beberapa merek memperbarui wajahnya supaya
lebih cantik dimata konsumen.
8. Dimensi Kualitas yang Dirasakan (Preceived Quality)
Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut
penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk
yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas
dibanding merek-merek yang tidak terkenal. Itulah sebabnya produk
selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand
equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapat dibangun dalam semalam
karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari
kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya.
15
2. Proses Persepsi
Menurut Philip Kotler dalam Ramadhan, orang dapat memiliki
persepsi berbeda atas objek yang sama karena ada tiga proses persepsi yaitu:13
1. Perhatian selektif
Pada dasarnya orang akan terlibat banyak rangsangan harian.
Sebagian besar rangsangan akan disaring, karena seseorang tidak
mungkin dapat menanggapi rangsangan-rangsangan ini. Proses ini
disebut perhatian selektif. Perhatian selektif membuat pemasar harus
bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan-pesan mereka
akan terbuang pada orang-orang yang berada dalam pasar produk
tertentu. Bahkan orang-orang yang berada dalam pasar mungkin tidak
memperhatikan suatu pesan kecuali jika pesan itu menonjol
dibandingkan rangsangan-rangsangan lain di sekitarnya.
2. Distorsi Selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah
informasi ke dalam pengertian pribadi dan menginterprestasikan
informasi dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka,
bukannya yang menentang pra-konsepsi tersebut. Bahkan rangsangan
yang telah mendapatkan perhatian konsumen, belum tentu berada di
jalur yang diinginkan.
3. Ingatan Selektif
13
Rahmat Ramadhan. 2013. Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Poduk Smartphone
Blackberry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Jurusan Teknik Kimia). Jurusan Administrasi
Bisnis Polsri. Laporan Akhir (Tidak di Publikasikan): Polsri. h. 13.
16
Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi karena
adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik
yang disebutkan tentang produk pesaing.
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya “Pengantar Pada Teori
Komunikasi” yang dikemukakan oleh Kenneth E. Ander ialah proses mental ketika
stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimulus lainnya melemah. Hal ini terjadi bila konsentrasi diri pada salah satu alat
indera kita, menyampaikan masukan- masukan melalui alat indera lainnya.14
Sehingga membentuk faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah penarik perhatian yang dimaksud dengan stimulus
diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain :
gerakan, intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan.
a) Gerakan seperti manusia secara visual tertarik pada objek-objek
yang bergerak. Kita senang melihat huruf-huruf display yang
bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
b) Intensitas stimulus, kita akan memerhatikan stimulus yang lebih
menonjol dari stimulus yang lain. Warna merah pada latar belakang
putih, tubuh jangkung, di tengah-tengah orang pendek, suara keras di
14
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012),h. 51
17
malam sepi, iklan setengah halaman pada surat kabar, atau tawaran
pedagang yang paling nyaring di pasar malam, tidak akan lolos dari
perhatian kita.
c) Kebaruan (Nolvety). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang
berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga
membuktikan stimulus yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau
diingat. Karena alasan inilah maka orang mengejar novel yang baru
diterbit, flim yang baru beredar.
d) Perulang adalah hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai
dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur yang
sudah kita kenal berpadu dengan unsur yg baru kita kenal perulangan
juga mengandung unsur sugesti : mempengaruhi bawah sadar kita.
b. Faktor Internal
a) Faktor internal adalah penaruh perhatian, maksudnya apa yang menjadi
perhatian kita, malah lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada
kecendrungan kita melihat apa yang ingin kita lihat dan kita mendengar
apa yang ingin kita dengar. Kenneth E. Andersen menyimpulkan dalil-
dalil perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif
dan refleksif. Kita secara sengaja mencari stimulus tertentu dan
mengarahkan perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan
perhatian dari stimulus yang satu dan memindahkannya pada
18
stimulus yang lain.
b) Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting,
menonjol, atau melibatkan diri kita.
c) Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan
kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita. Kita
cenderung memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, dan
kepentingan yang ada dalam mengarahkan perhatian kita, baik
sebagai komunikator atau komunikan.
d) Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik
perhatian, tetapi jug apa yang secara pontesial akan menarik
perhatian kita. Kita cenderung berinteraksi dengan kawan-kawan
tertentu. Hal-hal seperti ingin akan menentukan rentangan hal-hal
yang memungkinkan kita untuk menaruh perhatian.
e) Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku
kita untuk menghindari terpaan stimulus tertentu yang ingin kita
abaikan.
f) Walaupun perhatian kepada stimulus berarti stimulus tersebut lebih
kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa
persepsi kita betul-betul cermat.kadang-kadang konsentrasi yang
sangt kuat mendistorsi persepsi kita.
g) Perhatian bergantung kepada kesiapan mental kita; kita cenderung
19
mempersepsi apa yang memang ingin kita persepsi.
Keadaan orang yang mempersepsi dipengaruhi oleh harapan dan penilainan
terhadap stimulus. Seseorang apa bila memiliki harapan dan penilaian yang baik
terhadap situasi tertentu, maka akan muncul tindakan selaras dengan situasi yang
terjadi, demikian sebaliknya. Pandangan manusia akan mempersepsi sesuatu
sesuai dengan pengalaman dan harapan yang ada pada dirinya, sehingga persepsi
seseorang terhadap sesuatu dapat bersifat berubah-ubah.
1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass
communication (media komunikasi massa) yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang
berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan
perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh Karena itu massa disini
menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Media massa
tidak berdiri sendiri, di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan
pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiencenya. Mereka
yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper.15
Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah
15
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 4.
20
banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan
efek tertentu.16
Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi
dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.17
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of
mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa
(atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab
ada media yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan,
angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil
produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.18
Komunikasi massa menurut Nurudin yang dikutip dari Michael W. Gamble dan
Teri Kwal Gamble adalah:19
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar,
majalah, televise, film, atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal
atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah
yang membedakan pula dengan jenis komunkasi yang lain. Bahkan pengirim dan
penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
16
Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h.3. 17
Isti Nursih Wahyuni. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu. h. 1. 18
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 4. 19
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 8.
21
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh
banyak orang.Karena itu diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan,ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal
dari seseorang tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan yang
disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut
sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
melalui media massa cetak atau elektronis.
2. Karakteristik Komunikasi Massa
Setiap orang yang menggunakan komunikasi massa sebagai alat untuk melakukan
kegiatan komunikasi, haruslah memahami karakteristik komunikasi massa itusendiri.
Adapun karakteristik komunikasi massa menurut Liliweri adalah:20
1. Sifat Komunikator
Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media atau saluran secara
profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan
media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur,
fungsi dan misi tertentu.
2. Sifat pesan
Pesan komunikasi massa bersifat umum, dan universal tentang pelbagai hal
dari berbagai tempat. Isi dari media massa itu sendiri tentang berbagai peristiwa apa
saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.
3. Sifat media massa
Salah satu ciri yang khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa.
Komunikasi massa tampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pesan
dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipatgandakan.
Dengan bantuan industri ini mengakibatkan berbagai pesan dapat menjangkau
konsumen dengan cara yang tepat, cepat dan terus menerus.
20
Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h.3.
22
4. Sifat Komunikan
Komunikan dalam komunikasi massa adalah konsumen. Konsumen
merupakan masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi
demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah komunikan itu sangat besar dan
diantara mereka ada yang tidak saling kenal namun pada suatuwaktu dan tempat
relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari media massa tertentu.
5. Sifat efek
Bagaimanapun juga komunikasi massa mempunyai efek tertentu. Secara
umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hierarki efek, yaitu
efek kognitif (pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap suatu yang diperolehnya), efek afektif
(pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari
konsumen), dan efek konatif (pesan komunikasi massa mengakibatkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu).
6. Sifat umpan balik
Umpan balik dari komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda.
Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat
yang sama melainkan setelah suatu media itu beredar atau pesannya itu memasuki
kehidupan suatu masyarakat tertentu.
3. Efek Komunikasi Massa
Komunikasi mempunyai efek tertentu, secara umum terdapat tiga efek komunikasi
massa, yaitu:21
1. Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
2. Efek afektif, pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu
dari konsumen. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya
terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton
televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.
3. Efek konatif, pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata
21
Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h. 39.
23
yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berprilaku.
4. Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa yaitu:22
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa yang Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan orang
yang artinya adalah gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain
dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem
didalam sebuah sistem ada interpendensi artinya komponen-komponen itu saling
berkaitan, berinteraksi, dan berinterpendensi secara keseluruhan
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat Hetrogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau beragam. Artinya
penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
agama dan lain-lainnya namun mereka adalah komunikan televisi.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu
kelompok masyarakat tertentu. Dengan kat lain pesan-pesannya ditujukan pada
khalayak-khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya
pun tidak boleh bersifat khusus.Khusus disini adalah pesan memang tidak disengaja
untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Dalam media cetak seperti Koran,majalah dan media cetak lainnya komunikasi
hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada
komunikator (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa sifatnya tertunda.
5. Komunikasi massa menimbulkan keserampakan
22
Nurudin. Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 19.
24
Dalam komunikasi massa ada keserampakan dalam proses penyebaran
pesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya
sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud adalah
pemancar media elektronik
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper atau yang biasa disebut sebagai penapis informasi atau palang pintu
atau penjaga gawang adalah orang yang sangat berperdan dalam penyebaran
informasimelalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut
menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi
yang disebarkan lebih mudah dipahami.
A. Minat
Minat dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton
televisi, ribuan pembaca buku, majalah, Koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing
berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berfikir, menanggapi
pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-
masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.jika dikaji lebih jauh,
ada beberapa teori komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Melvin De
Fluer dan Sandra Ball-Rockeach. Dalam melihat efek media massa ada dua catatan
yang bisa dijadikan dasar, yakni interaksi audiens dan bagaimana tindakan audiens
terhadap isi media. Ada tiga teori penjelaskan di sini: Individual Differences
Perspective menggambarkan perilaku audiens. Proses ini berlangsung berdasarkan
ide dari stimulus-response., Social Categories Persepective mengambil posisi
25
bahwa mempunyai kesamaan norma sosial , nilai dan sikap. Di sini ada kelompok
audiens yang akan mereaksi secara sama pada pesan khusus yang diterimanya, dan
Social Relation Perspective didasarkan pada penelitian Paul Lazarfeld, Bernard
Berelson, dan Elihu Katz, menyarankan bahwa hubungan secara informal
mempengaruhi audiens.
Jika kita menggabungkan semua aspek dari tiga perspektif tersebut di atas
kita dikenalkan pada gambaran berikut sebagai teori audiens: “masing-masing dari
kita adalah anggota dari sejumlah audiens, tetapi masing-masing audiens itu
mereaksi secara individual. Interaksi kita dengan anggota audiens yang lain,
sekelompok anggota atau bahkan pemimpin opini juga mempunyai dampak
bagaimana kita merespons dan bahkan ikut menentukan reaksi umum kita.
Sehingga minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan
penting dalam mengambil sebuah keputusan. Minat mengarahkan individu terhadap
suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang atau
tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari
pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.23
Sehingga minat menonton seseorang merupakan reaksi terhadap stimulus
tertentu pada awalnya, teori ini berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De
Fluer yaitu berangkat dari asumsi bahwa setiap orang dapat memfragmasikan
stimulasi yang diterima dan dibentuk. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan
23
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta : Rajawali Pers. 2014) h.104
26
suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan redaksi audiens. Dalam teori ini juga
bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulasi khusus,
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memikirkan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikasi yang mempunyai unsur pesan (stimulasi), komunikasi, dan efek
(respon), Sehingga dapat diterima oleh masyarakat dalam jumlah besar, minat
menonton juga merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan
penting dalam mengambil sebuah keputusan. Minat menonton mengarahkan individu
terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang
atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat menonton seseorang dapat
diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.
Psikologi komunikasi memiliki perbedaan pandangan satu dengan yang
lainnya namun secara umum teori-teori tersebut memiliki pandangan yang sama
terhadap perilaku, sifat serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku. Berbagai
teori dan pemikiran dalam psikologi komunikasi dapat dibagi kedalam tiga cabang
besar. Teori perilaku, teori kognitif, dan teorti biologis. 24
1. Teori perilaku
Variasi pertama yaitu teori perilaku memberikan perhatian pada
bagaimana seseorang berprilaku atau bertindak dalam berbagai situasi komunikasi
yang dihadapinya. Teori ini melihat adanya hubungan yang kuat antara stimulus
yang diterimanya dengan respons yang diberikan. Teori perilaku melihat hubungan
antara perilaku komunikasi apa yang anda katakana atau apa yang anda lakukan
dalam hubungannya dengan variable seperti sifat, perbedaan situasi dan
pembelajaran.
2. Teori kognitif
Teori kognitif memberikan perhatian pada bagaiman individu
24
Morrisan,” peikologi komunikasi”.(Ghali Indonesia, 2013), h.5
27
memperoleh, menyimpan dan mengolah informasi yang akan menghasilkan
perilaku dan tindakan. Dengan kata lain, apa yang anda lakukan dalam ssituasi
komuniaksi tidak hanya bergantung pada pola stimulus dan respons, tetapi juga
pada mental yang muncul ketika anda mengelola informasi.
3. Teori biologis
Teori biologis menjelaskan bagaimana pesan dari struktur dan fungsi
otak serta faktor genetik yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya.
Teori biologis ini mendapat perhatian para ahli komunikasi sejak tahun 1990-an
seiring dengan semakin berkembangnya studi terhadap genetik manusia. Ide dari
teori ini menjelaskan bahwa banyak sifat, cara berfikir, dan perilaku seseorang
tidak melulu dipengaruhi oleh faktor situasional atau pembelajaran tetapi hanya
dipengaruhi oleh faktor biologis yang dibawa orang sejak lahir.
Sikap seseorang pada suatu obyek merupakan manifestasi dari kontelasi
ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan
dan berprilaku terhadap obyek sikap. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi
Khalayak.
Model jarum hypodermis menunjukan kekuatan media massa yang perkasa
untuk mengarah dan membentuk perilaku khalayak. Dalam kerangka
behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi
(belajar sosial). Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk
menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya (Dervin).
Pesan komunikasi dianggap sebagai “benda” yang dilihat sama baik oleh
komunikator maupun komunikan.25
Menurut Raymond A. Bauer juga mengkritik potret khalayak sebagai robot
pasif. Ia bahkan menyebut khalayak yang kepala batu, yang baru mengikuti pesan
25
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012), h. 200
28
bila pesan itu menguntungkan mereka. Komunikasi tidak lagi bersifat linier tetapi
merupakan transaksi. Media massa memang mempengaruh, tetapi pengaruh ini
disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-faktor personal
yang mempengaruhi reaksi mereka.26
Ada tiga kerangka teoritetis menurut
DeFleur dan Ball Rokeach, yaitu:
1. Perspektif perbedaan individual adalah akan menentukan bagaimana
organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana
individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaiman ia memberikan
makna pada stimulus tersebut.
2. Perspektik kategori sosial adalah dalam masyarakat terdapat kelompok-
kelompok sosial, yang raeksinya pada stimulus tertentu cenderung sama.
3. Perspekti hubungan sosial adalah menekankan pentingnya peranan
hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang
terhadap media massa.
Minat menonton di sebabkan oleh teori perubahan sikap memberikan penjelasan
begaiman sikap seseorang tersebut dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui
proses komunikasi massa dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap
tindakan atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini, antara lain
menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidak nyamanan di dalam dirinya
bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan
keyakinan.
Minat menonton merupakan salah satu aspek dari sikap. Minat menonton dapat
ditentukan oleh tiga komponen yaitu :
1) Kognatif, yang berhubungan dengan gejala mengenai wujud
pengolahan, pengetahuan, dan keyakinan serta harapan individu
26
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012), h. 201
29
tentang objek atau produk tertentu. Aspek kognatif dapat diartikan
sebagai letak hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada
dalam diri yang dikontrol oleh akal.
2) Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu di
tunjukan pada objek tertentu. Aspek afektif dapat diartikan sebagai
suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi dengan
jalan membuka diri terhadap suatu yang berbeda dengan keadaan atau
nilai dalam diri. Konatif, proses tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat atau tindakan suatu objek.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor timbulnya minat menurut Makmun seperti dikutip dari Crow and Crow
(1973), terdiri dari tigafaktor:27
1. The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai
dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan
minat.
2. The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial
misalnya seseorang berminat pada presetasi tinggi agar dapat status sosial
yang tinggi pula.
3. Emotional Factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek
misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan
tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah
semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
B. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pembawa Acara Dengan Minat
Menonton
Hubungan antara pembawa acara dengan minat menpnton sangat
27
Makmun Khairani. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Presindo. h. 139.
30
berkaitan sekali karena sebuah acara jika tidak ada pembawa acara, acara tersebut
tidak akan berjalan karena pembawa acara itu disebut komunikator yaitu berguna
untuk menyampaikan/ meneruskan/ menyebarkan pesannya agar dapat sampai
kepada komunikan/ penerima pesan. Dengan demikian komunikator itu harus
berbicara dan berhadapan dengan komunikan. Dalam teori S-O-R sebagai
singkatan dari stimulus – organism – respon ini semula berasal dari psikologi.
Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena
objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi, adalah sama, yaitu manusia
yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,
afeksi dan konasi.28
Dr. Mar‟ at dalam bukunya “sikap manusia” perubahan serta
pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu:
Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang
28
Santoso Sastropoetra, komunikasi sosial, (bandung: remadja karya.1987), h.11
Stimulus
Organisme :
1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
Gambar 3. Teori S-O-R Response
Perubahan Sikap
31
terjadi pada individu.29
Dari uraian gambar diatas dihubungkan dengan mengenai acara talkshow
“Sarah Sechan” diNet TV dan pengaruhnya terhadap maka hubungannya dengan
teori S-O-R dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah materi acara atau pesan yang
disampaikan dalam acara talkshow “Sarah Sechan” diNet TV.
2. Organisme (Komunika) yang menjadi sasaran adalah pemirsa acara Talkshow
“Sarah Sechan” diNet TV, yang dalam penelitian ini merupakan mahasiswa
jurusan jurnalistik fakultas dakwah dan komunikasi yang pernah menonton
acara ini.
3. Respon (Efek) yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan wawasan
mahasiswa UIN setelah menonton acara talkshow “Sarah Sechan” diNet TV.
Karena manusia makhluk sosial, dari proses ia memperoleh beberapa
karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklarifikasinya ke
dalam tiga komponen: efektif, kogniktif, dan konatif. Kompenen yang pertama,
yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena
erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek
intelektual, yang berkaitan dengan apa yang di ketahui manusia. Komponen konatif
adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian
dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi
dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah
29
Santoso Sastropoetra, komunikasi social, (bandung: remadja karya.1987),h.11
32
suatu tanda komunikasi.30
Sedangkan komunikasi massa adalah untuk meningkatkan
pemahaman kita terhadap kinerja komunikasi. Komunikasi massa berusaha untuk
merumuskan dan menguji secara ilmiah berbagai macam fenomena yang terjadi
didalamnya. Pada dasarnya komunikasi massa dapat digunakan untuk membantu
praktisi media agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.31
Kreadibilitas adalah
seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini
terkadang dua hal:komunikator. Dalam definisi ini terkadang dua hal:
1. Kreadibilitas adalah persepsi komunikate; jadi komunikator harus bisa
menjelaskan setiap pendapat komukate yang akan disampaikan;
2. Kreadibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan
kita sebut sabagai komponen-komponen kreadibilitas.
Karena kreadibilitas itu masalah persepsi, kreadibilitas berupa bergantung
pada pelaku persepsi, topik yang dibahas dan situasi. Hal-hal yang mempengaruhi
persepsi komunikate tentang komunikator sebelum ia melakukan komunikasinya
disebut prior ethos. Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena berbagai hal,
kita membentuk gambaran tentang diri komunikator dari pengalaman langsung
dengan komunikator itu atau dari pengalaman wakilan. Kebanyakan penelitian
kredibilitas berkenaan dengan prior ethos. Penelitian Hovland dan Weiss di atas
membuat kreadibilitas dengan deskripsi verbal. Komunikator memiliki dinamisme,
bila ia dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani.
Sebaliknya, komunikator yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu-ragu, lesu, dan
30
Widjaja. Komunikasi dan hubungan masyarakat. ( Jakarta: Bumi Aksara ). h.1
31 Werner & Jemes. Teori komunikasi. ( Jakarta: Kencana ).h.19
33
lemah. Dinamisme umumnya berkenaan dengan cara berkomunikasi. Dalam
komunikasi, dinamisme memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. Kesan
komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul.
Kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang
kita senangi, yang mewakili nilai-nilai kita. Serta menunjukan suatu sifat luar biasa
yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti
magnet menarik benda-benda disekitarnya.32
Karena itulah, komunikator yang lain mempengaruhi orang lain sebaiknya
memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya dengan komunikate. Kita
dapat mempersamakan diri kita dengan komunikate dengan menegaskan persamaan
dalam kepercayaan, sikap, maksud, dan nilai-nilai sehubungan dalam satu persolan.
Menurut Asch, organisasi kognitif (proses berfikir) pada informasi dan pengetahuan
yang di miliki dan di timbulkan oleh keinginan.33
Manusia adalah organism aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi
lingkungannya, sebelum memberikan respon, manusia menangkap dulu “pola”
stimulus dengan cara berfikir dalam satuan-satuan yang bermakna. Teori kognitif
memberikan perhatian pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan
mengelolah informasi yang akan menghasilkan perilaku dan tindakan.
Menurut jalaludin Rakhmat, dalam buku psikologi komunikasi bahawa ada
empat proses pengolahan informasi yang terjadi pada seseorang yaitu :
32 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( PT Remaja Rosdakarya: Bandung.2012 ) h. 257
33 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( PT Remaja Rosdakarya: Bandung.2012 ) h. 233
34
1. Sensasi yaitu proses menangkap stimulti yang melibatkan alat indera manusia.
Alat-alat indera mengubah informasi menjadi implus-implus saraf dengan
bahasa yang dipahami oleh otak.
2. Persepsi yaitu proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru.
3. Memori yaitu proses menyimpan informasi dan menggalinya kembali.
4. Berfikir yaitu proses mengolah dan manipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respons.
Komunikator dapat juga berupa seseorang yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan
sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator
dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator. Syarat-syarat
yang perlu diperhatikan oleh seseorang komunikator adalah sebagai berikut:34
1. Memiliki kredibilatas yang tinggi bagi komunikasi maksudnya mempunyai
pengetahuan yang luas dan wawasan yang lebih untuk bisa mengungkapkan
sebuah persesepsi dari komunikan.
2. Keterampilan komunikasi maksudnya adalah komunikator harus banyak
bicara, harus bisa mengendalikan suasana sehingga komunikate tidak merasa
bosan.
3. Mempunyai pengetahuan yang luas maksudnya adalah komunikator harus
pintar dan berpengalaman sehingga jika komunikate mempunyai persepsi atau
pandangannya sendiri komuniakator bisa menjawab pertanyaannya.
4. Sikap, komunikator harus mempunyai sikap yang baik, dan sopan santun
sehingga komunikate nyaman dalam penyampaian komunikator.
5. Memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikan.
Persepsi adalah proses sikap yang mempunyai peranan penting di dalam
Komunikasi seseorang. Persepsi berarti bahwa orang yang berbeda dapat menanggapi
34 Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara.1993).h.12
35
pesan yang yang sama dengan cara yang berbeda. Tidak ada seorang komunikator
yang dapat mengansumsi bahwa sebuah pesan akan mempunyai ketetapan makna
untuk semua penerima pesan atau terkadang pesan tersebut mempunyai makna yang
sama pada semua penerima pesan. Proses menerima dan menafsirkan pesan ada
banyak model komunikasi yang sering disebut. Penyandiaan-balik (decoding) adalah
sebuah proses yang melibatkan persepsi atau meliputi rangsangan dalam decoding
sebuah pesan komunikasi massa.35
C. Program Talkshow
Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri,
istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah
program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh
seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh
moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan
menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun
ditempat lain.
Program talkshow atau perbincangan adalah suatu program yang menampilkan satu
atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
pembawa acara (host). Bintang tamu yang diundang adalah orang-orang yang
35
Werner & Jemes. Teori komunikasi. ( Jakarta: Kencana ) h.84
36
berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang tengah diperbicangkan atau
mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.
Menurut Arifin, “program Talkshow adalah acara program interaktif, atau dialog
dimana brocasting televisi menghadirkan seorang tokoh masyarakat, di bidang politik,
kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema acara yang disajikan pada
talkshow tersebut.36
1. Pembawa Acara
Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau
jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.
Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan
mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara
berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata
acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung
kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara.
Menurut Wisanggeni, “pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau
informasi dalam suatu acara atau kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan
bertanggung jawab atas lancar dan suksenya acara”. Seorang master of ceremony (MC)
harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya,
dan memungkinkan adanya dialog dengan audience. Acara yang dibawakan adalah acara-
36
Arifin, Eva. 2010. Broadcasting : To Be Broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu, Yogyakarta. h. 64.
37
acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi yang akan menciptakan
karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.37
Sedangkan menurut Novita, “seorang pemandu acara adalah orang yang diberi
tugas memandu sebuah acara atau kegiatan yang biasanya memperlihatkan kemampuan
membawa hadirin untuk menghidupkan suasana”.38
Menjadi seorang pembawa acara tidak hanya banyak berbicara dan percaya diri saja
di depan pemirsanya, namun ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh
presenter yaitu:39
1. Bakat : Dalam pengertian ini tidak semua orang berbakat menjadi seorang Presenter
handal. Meskipun orang tersebut berbakat dan pintar berbicara, namun tidak pernah
diasah hal ini akan menjadi sia-sia. Imajinasi : Imajinasi sangat dibutuhkan oleh
seorang presenter untuk mendeskripsikan suatu benda/objek permasalhan. Hal ini
dilakukan agar objek yang dideskripsikan menjadi sesuatu yang luar biasa sehingga
menarik minat pemirsanya.
2. Wawasan : Seorang presenter harus memiliki wawasan yang luas untuk mengetahui
berbagai celah informasi. Referensi untuk pencarian wawasan yang lebih mendalam
bisa melaui internet, majalah, tabloid, televisi, radio dan lain-lain. Presenter juga harus
memiliki wawasan di berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-
lain. Wawasan akan membantu seorang presenter untuk mngembangkan perfoma
presenter dalam membawakan suatu acara program.
3. Suara : Kualitas suara sangat penting dimiliki oleh seorang presenter. Presenter harus
terus berlatih untuk keterampilan dalam pengaturan nafasnya agar suara yang
dikeluarkan lebih bagus dan memiliki durasi yang lebih lama. Dalam melatih
keterampilan suara presenter dapat belajar dari mebaca artikel atau buku dengan cara
bersuara agar pita suara terlatih terbuka. Pada saat pelatihan membaca presenter juga
harus mengatur tata bahasanya dengan baik agar terdengar jelas oleh pemirsanya.
37
Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:Pinang Merah Publisher. h. 51. 38
Novita, Astri. 2011. Lancar Pidato dan MC untuk Pemula Tanpa Gugup tanpa Panik. Yogyakarta :
Buku Pintar. h. 10. 39
Gemilang. 2013. Tips dan Trik Menjadi MC Cerdas Humoris dan Menarik. Yogyakarta: Araska. h.
11.
38
4. Body Language (bahasa tubuh) : Bahasa tubuh yang seimbang dan menyatu dengan
gaya presenter dalam menarik perhatian pemirsanya. Penonton akan lebih menyukai
apabila seorang presenter dapat menyeimbangkan antara bahasa yang digunakan dan
bahasa tubuhnya seperti contohnya, mimik wajah, gerakan tangan, kaki, atau tubuh).
2. Persiapan yang Harus Dilakukan
Menurut Wisanggeni, “seorang pemandu acara akan menjadi pusat perhatian
seperti layaknya artis yang tampil di panggung”. Untuk itu tampil menarik dan enak
dilihat adalah suatu keharusan. Persiapan yang harus dilakukan agar menjadi pemandu
acara adalah sebagai berikut.40
a. Rileks. Pastikan kondisi tubuh dan suara fit, segar dan normal. Atasi rasa gugup
dengan menarik nafas panjang dan dalam, menggerakkan badan sedikit untuk sekedar
melemaskan otot yang kaku, berdiri tegap lalu tersenyumlah.
b. Know the room. Kenalilah ruangan tempat Anda akan menjadi pembawa acara.
c. Know the audience. Kenali karakteristik tamu dan pandang mereka sebagai sahabat.
d. Know the meterial. Kuasai bahan atau acara yang akan dibawakan.
e. Tambah wawasan. Baca literatur yang diperlukan untuk menunjang pengetahuan
Anda, karena semakin banyak yang diketahui tentang acara yang dibawakan, pasti
semakin percaya diri.
f. Pointer. Susun pointer untuk membantu mengingat apa yang akan diucapkan.
g. Jangan. Jangan terlalu sering mengucapkan kata (meminta) maaf pada audiens.
h. Pakaian. Pakailah pakaian yang serasi/cocok dengan acara, jangan sampai salah
kostum.
i. Make up. Pakailah make up yang wajar, agar wajah tidak mengkilap atau gelap.
j. Gerakan tangan. Lakukan gerakan tangan seperlunya saat sudah berada di atas pentas.
k. Jaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Untuk itu siapkan air putih yang siap
diminum jika dibutuhkan.
l. Hindari makanan tertentu. Jangan makan atau minum yang akan menggangu organ
tubuh.
m. Tampillah percaya diri.
40
Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:Pinang Merah Publisher. h .57.
39
D. Televisi
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan saluran media massa yang
berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman. Siaran-siaran yang ditampilkan
televisi menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, hal ini dikarenan
televisi memiliki sifat medium yaitu pesan yang di sampaikan mempunyai daya rangsang
yang cukup tinggi.
Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun
baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn ( Amerika serikat ) menemukan tabung kamera yang bisa
menangkap dan mengirim gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis untuk
selanjutnya didiperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan
bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang
dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.41
Menurut Efendy, “Televisi pada dasarnya tidak hanya sekedar sarana pelepas
ketegangan atau hiburan, namun isi dan informasi apapun yang ditayangkan mempunyai
pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebab, apa yang ditayangkan oleh
berbagai program acara televisi akan mempengaruhi penotonnya. Realitas subjektif atau
sebagaimana yang digambarkan Lippman dengan jargon “the world outside and the pictures
in our head” yang dibentuk oleh media akan menjadi gambaran realitas publik tentang
berbagai peristiwa sosial yang terjadi disekitarnya. Realitas inilah yang kemudian akan
mendorong respons atau sikap penontonnya terhadap berbagai hal tertentu”.42
41
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
h. 6. 42
Effendy, Onong Uchjana. 2014. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. h.
21.
40
Sedangkan menurut Badjuri, “Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar
(audiovisual)”. Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang
memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi
atau narasi dari gambar tersebut.43
Dibanding dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan,
maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas, Televisi merupakan sumber
citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan
ini telah menjadi mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan
sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi.44
Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis
yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem
pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.
E. Jenis Program Televisi
Televisi merupakan sarana hiburan yang cukup komplit untuk masyarakat modern,
informasi yang disajikannya pun beragam dari mulai formal sampai yang unik. Hampir
semua hal dibahas dalam televisi, namun tetap saja ada badan pengawasan yang mengawasi
dan peraturan yang membatasi informasi yang disebarkan. Hal itu untuk mencegah adanya
pengaruh negatif atau bahkan penyimpangan yang disebabkan oleh media televisi. Meskipun
43
Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. h. 39. 44
Syaputra Iswandi. 2013. Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. h. 41.
41
terbatas namun para pekerja seni tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan program
yang dinamis dan spektakuler.
Pada umunya program televisi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Program Informasi (Jurnalistik)
Program informasi di televisi sudah pasti berisikan informasi yang banyak untuk
memenuhi rasa ingin tahu khalayak. Program informasi adalah segala jenis siaran
yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada
khalayak audiens. Program informasi merupakan hasil karya dari peliputan yang
dilakukan oleh jurnalis atau reporter.
Program jurnalistik sendiri terbagi menjadi 2 bentuk yaitu, hard news dan soft news.45
a. Hard News
Hard news adalah informasi yang bersifat penting dan aktual dimana tenggang
waktunya sangat cepat dan singkat sehingga harus disebarkan secepatnya kepada
khalayak luas. Hard news dibagi menjadi beberapa bentuk berita, yaitu :
1) Straight News
Straight news berarti berita “langsung”, yaitu berita singkat yang mencakup
unsur 5W+1H tentang suatu peristiwa. Berita ini sangat terikat waktu karena
berita langsung biasanya merupakan berita yang penting dan hangat.
Contohnya seperti Headline News atau sekilas info.
2) Feature
Berupa berita ringan namun menarik, “menarik” dalam hal ini adalah
informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan rasa
penasaran.
3) Infotainment
“Infotainment” berasal dari 2 kata, yaitu information yang berarti informasi
dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita
hiburan. Infotainment lebih kepada informasi mengenai kehidupan seputaran
orang-orang terkenal atau public figure.
b. Soft News
45
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
h. 8.
42
Jenis informasi yang menarik yang disampaikan secara mendalam namun bersifat
timeless atau jangka waktunya lebih lama. Soft news dibagi menjadi beberapa kategori, antara
lain :
1) Current Affair
Program yang menyajikan informasi yang terkini yang sedang hangat
dibicarakan namun diulas secara lengkap dan mendalam.
2) Magazine
Atau yang sering disebut air magazine merupakan bentuk soft news yang
didalamnya menyajikan informasi yang topik atau temanya hampir mirip
seperti di majalah cetak. Magazine adalah program yang berisikan informasi
ringan namun dibahas secara mendalam dengan kata lain magazine sejenis
feature dengan durasi yang lebih lama sekitar kurang lebih 30 menit.
3) Dokumenter
Program soft news yang didalamnya berisikan informasi yang mendidik yang
disajikan secara mendetail dan menarik.
4) Talk show
Program yang didalamnya menampilkan perbincangan antara pemandu acara
(host) dengan beberapa orang mengenai suatu topik tertentu.
Kerangka Pemikiran
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Program televisi seperti halnya talkshow
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sebagian besar
penonton/khalayak. Menurut Arifin, “program Talkshow adalah acara program
interaktif, atau dialog dimana brocasting televisi menghadirkan seorang tokoh
masyarakat, di bidang politik, kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan
tema acara yang disajikan pada talkshow tersebut.46
Acara talkshow di televisi tentu memerlukan pembawa acara. Menurut
Wisanggeni, “pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau informasi
46
Arifin, Arifin, Eva. 2010. Broadcasting : To Be Broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu, Yogyakarta.
h.. 64.
43
dalam suatu acara atau kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung
jawab atas lancar dan suksenya acara”. Seorang pembawa acara harus mampu
membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan
memungkinkan adanya dialog dengan audience. Dalam melakukan kegiatannya
seorang pembawa acara (presenter) harus mampu menarik perhatian pemirsanya dan
sebisa mungkin seorang presenter mengikat penontonnya. Presenter harus dapat
menguasai materi yang sudah dipelajari dan dikembangkan menjadi informasi yang
menarik. Presenter harus benar-benar dapat menguasai suatu program acara yang akan
dibawakan untuk mempermudah mereka dalam mengualas program acara tersebut.
Presenter TV sangat membutuhkan keterampilan untuk meningkatkan mood (suasana
hati) pemirsanya karena hal ini sangat membantu mamasarkan program acara tersebut.
Acara yang dibawakan adalah acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan
improvisasi yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.47
Peran pembawa acara tentu sangat penting untuk kelancaran program. Seorang
pembawa acara dan pengisi acara tentu dituntut memiliki penampilan yang baik,
intelektual yang tinggi dan lain sebagainya. Bahkan seorang pembawa acara itu dapat
menjadi daya tarik dari program tersebut, sehingga akan dapat menimbulkan minat
menonton bagi masyarakat. Menurut Sardiman, “minat diartikan sebagai suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”.
Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur afektif,
47
Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:Pinang Merah Publisher.. 51.
44
kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian bahwa individu tertarik dan
kecendrungan pada suatu objek secara terus menerus, hingga pengalaman psikisnya
lainnya terabaikan.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti.
Dalam penelitian, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk mengarahkan serta
memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan. Apabila ternyata hasil dari
penelitian tidak terbukti dan salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran
yang ditentukan dari keputusan yang berhasil dijalankan selama ini.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara persepsi pembawa acara terhadap minat
menonton talk show “Sarah Sechan” di NET TV.
H1 : Terdapat hubungan antara persepsi pembawa acara terhadap minat menonton
talk show “Sarah Sechan” di NET TV.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, fax
(62-21) 7402982.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori.48
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik.
Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan
penelitiannya.49
Riset atau penelitian merupakan suatu kegiatan yang menggambarkan sebuah
objek. Dalam menggambarkan sebuah objek tersebut terkadang peneliti mengalami
kesulitan karena adanya perbedaan perspektif atau sudut pandang dalam mengartikan
objek maupun realitas. Oleh karena itu, diperlukan adanya pendekatan penelitian
untuk mempermudah sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Riset yang
48
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 33.
49 Aditya Herdiyansah, “Efektivitas Program Tayangan Reality Show Mewujudkan Mimpi Indonesia di
RCTI dan Program Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV dalam Pembentukan
Citra Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT)”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Jakarta, 2015, h. 30.
46
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan.50
Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antara variabel.51
Pendekatan ini dilakukan
dengan cara mengukur variabel-variabel sehingga diperoleh data berupa angka-angka
yang kemudian dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.52
Sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki konsep dan kerangka
konseptual untuk mengukur variabel yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
sedang diteliti. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin
menjelaskan mengenai motif apa yang mendasari individu dalam menonton,
kemudian kepuasan apa yang diperoleh setelah menonton, serta hubungan antara
50
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet.Ke-2, h. 57.
51Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 38.
52 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 40.
47
motif dan kepuasan penonton tersebut.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
menggunakan kuesioner (angket). Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan
memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.53
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket
jenis ini merupakan salah satu jenis angket di mana responden telah diberikan
alternatif jawaban. Dengan demikian, maka akan diperoleh data mengenai motif dan
kepuasan penonton terhadap program TalkShow Sarah Sechan di Net tv.
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menonton program TalkShow Sarah Sechan di Net Tv. Sedangkan Objek dalam
penelitian ini adalah motif dan kepuasan penonton terhadap program TalkShow Sarah
Sechan di Net TV.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
53
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.139.
48
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan
satu sama lain.54
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (univeersum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya.55
Jenis populasi terbagi dua, yaitu:56
a. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan.
b. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui
dengan pasti.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2014 yang berjumlah 242 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi. Pengambilan sampel (sampling)
adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga
penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan
membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada
elemen populasi.57
Dalam hal ini hanya sebagian saja dari populasi yang akan
diambil.
Peneliti menggunakan rumus pengambilan sampel dari Slovin untuk
54
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2000), Cet.Ke-1, Ed.6, h.21.
55 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS, h. 30.
56 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS, h. 30.
57 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah)¸ h.248.
49
menentukan ukuran sampel. Rumus pengambilan sampel ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dengan jumlah populasi
yang jumlahnya sudah diketahui. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumus Slovin:58
Dimana :
n : jumlah elemen / anggota sample.
N : jumlah elemen/ anggota populasi.
e : error level (tingkat kesalahan) (10%)
Jadi sampel dalam penelitian dapat dihitung sebagai berikut:
242
n =
1 + (242 x 0.102)
242
n =
1 + 2.42
n = 70,76
Untuk memudahkan dalam perhitungan maka jumlah sampel ditetapkan menjadi 70 orang.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, terdapat 70 orang yang dapat dijadikan sebagai sampel. Pada
dasarnya terdapat dua cara teknik pengambilan sampel, yaitu dengan teknik probability
58
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.158
N
n =
50
sampling dan nonprobability sampling. Namun, dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah probability sampling yang memberikan peluang yang
sama kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Lebih tepatnya peneliti
menggunakan teknik simple random sampling.
Teknik simple random sampling merupakan metode pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan
sebagai sampel dalam penilitian ini. Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan
tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama
dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.59
Jadi, setiap mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki kesempatan untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini.
H. Instrumen
Untuk mengukur variabel motif dan kepuasan, pemberian skor dilakukan dengan
menggunakan Skala Likert. Skala ini menggambarkan struktur data dan memberikan skor
pada karakteristik individual. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang
tentang sesuatu objek sikap.60
Skala tersebut terdiri dari beberapa pernyataan yang
membutuhkan reaksi responden. Respon negatif (sangat tidak setuju) diberikan dengan
skor yang paling rendah, sedangkan respon positif (sangat setuju) diberikan dengan skor
yang paling tinggi. Penilaian dalam Skala Likert, yaitu:
59
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS, h. 151.
60 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komuikasi, h.134.
51
4 = SS (Sangat setuju/sangat puas)
3 = S (Setuju/puas)
2 = TS (Tidak setuju/ tidak puas)
1 = STS (Sangat tidak setuju/ tidak puas)
Data-data tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif. Kemudian dari analisis ini
akan diperoleh frekuensi, presentase, modus, median, dan rata-rata. Dalam penyusunan
skala dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah suatu skala
yang sudah mempunyai data pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan
yang lainnya tidak konstan.61
I. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut
benar-benar mengukur apa yang diukur.62
Dengan kata lain, sebuah instrument dapat
dikatakan valid maka menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga landasan untuk
melihat sejauh mana itu, yaitu (a) didasarkan pada isinya, (b) didasarkan pada
kesesuaiannya dengan constructnya dan (c) didasarkan pada kesesuaiannya dengan
kriterianya, yaitu instrumen lain yang dimaksud untuk merekam/ mengukur hal yang
61
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, Ed.1, h.
18.
62 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, h. 132.
52
sama.63
2. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.64
Dengan kata lain, menunjukkan bahwa sudah sejauh mana suatu alat ukur dapat
dikatakan konsisten. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila
untuk mengukur susuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang
sama, dalam kondisi yang sama.65
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Alpha Cronbach karena kuesioner dalam penelitian ini berbentuk pernyataan yang
membutuhkan jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.
Menurut Guilford, suatu instrumen dikatakan reliable apabila angka koefisien
reliabilitas > 0,60.
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung yang
63
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),
Cet.Ke-23, h. 61
64 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-12, h.
77
65 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, h. 131.
53
dilakukan oleh peneliti mengenai motif dan kepuasan mahasiswa terhadap program
TalkShow Sarah Sechan di Net tv.
Data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada sampel yang telah
ditentukan oleh peneliti terlebih dahulu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kajian pustaka atau bahan
bacaan. Sumber-sumber sekunder terdiri atas berbagai macam seperti, buku, jurnal,
majalah, artikel, situs internet dan lain sebagainya.
K. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
atau ditarik kesimpulannya.66
Variabel yang diterapkan dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent
Variable).
Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau
merubah/mempengaruhi variabel lain (variabel dependent).67
Variabel dependent
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain
66
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2014), Cet.Ke-4, h. 47.
67 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, h.10
54
(variabel bebas).68
Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah motif penonton dalam
menonton acara TalkShow Sarah Sechan di Net Tv. Sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kepuasan yang diperoleh oleh penonton TalkShow Sarah Sechan di
Net Tv.
1. Media Use (Penggunaan Media)
Teori Persepsi beranggapan bahwa khalayak aktif dalam memilih dan
menggunakan media. Mereka cenderung menggunakan media yang mereka
butuhkan dan meninggalkan media yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Oleh
karena itu, penelitian ini berkaitan dengan pola penggunaan media dalam teori
tersebut berkaitan dengan media exposure atau terpaan media.
Exposure merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan
media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut
yang terjadi pada individu atau kelompok.69
Terpaan media (media exposure),
menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang
digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai
hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsikan
atau dengan media keseluruhan (Kriyantono: 2001). Sedangkan menurut Sari, dapat
dioperasionalkan menjadi jenis media, yang digunakan, frekuensi penggunaan,
68
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS, h.10
69 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 205.
55
maupun durasi penggunaan.70
Dalam penelitian ini, terpaan media (media exposure) dioperasionalkan
menjadi frekuensi penggunaan dan durasi penggunaan media dalam menonton
program TalkShow Sarah Sechan di Net TV.
a. Frekuensi
Frekuensi menonton berkaitan dengan seberapa sering responden dalam
menonton program TalkShow Srah Sechan di Net TV dalam satu minggu.
1) Rendah: Jika responden hanya menonton 1 kali dalam seminggu
2) Sedang : Jika responden menonton 2-3 kali seminggu
3) Tinggi : Jika responden menonton 4-5 kali seminggu
b. Durasi
Durasi menonton merupakan rata-rata lamanya kegiatan menonton yang
dilakukan oleh responden. Dalam hal ini peneliti membaginya ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1) Rendah : Jika responden hanya menonton selama < 10 menit
2) Sedang : Jika responden menonton selama 10-20 menit
3) Tinggi : Jika responden menonton selama 20-30 menit (selesai)
2. Gratification Sought (GS)
Beberapa pernyataan diajukan kepada responden untuk mengukur gratification
sought atau motif yang mendorong responden untuk menonton program TalkShow
Sarah Sechan di Net TV. Motif dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai
70
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 205.
56
dorongan atau alasan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dengan menonton
tayangan TalkShow Sarah Sechan di Net TV.
3. Gratifications Obtained (GO)
Gratification Obtained (GO) atau kepuasan yang diperoleh dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai suatu kepuasan, kelegaan, dan kesenangan ketika kepuasan
yang diharapkan penonton dalam menonton tayangan TalkShow Sarah Sechan di Net
TV sudah terpenuhi atau melebihi harapannya. Untuk mengukur GO dilakukan
dengan mengajukan pernyataan yang dipakai dalam mengukur GS yang kemudian
dikaitkan dengan tingkat kemampuan media dalam memenuhi kepuasan responden.
L. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik
deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu
lainnya.71
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana. Pemilihan analisis tersebut dilakukan atas
dasar untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terikat). Penelitian ini mencari hubungan secara signifikan antara variabel
motif dan variabel kepuasan responden penonton program TalkShow Sarah Sechan di Net
TV
71
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.165.
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Net Tv
NET. (singkatan dari News and Entertainment Television) adalah sebuah
stasiun televisi berjaringan di Indonesia yang resmi diluncurkan pada 26 Mei 2013.
Net Tv mengggantikan siaran terestial Spacetoon yang sebagian sahamnya telah
diambil alih oleh Grup Indika. Berbeda dengan Spacetoon yang acaranya ditujukan
untuk anak-anak, program-program Net Tv. ditujukan kepada keluarga dan pemirsa
muda. Selain melalui jaringan terestrial, Net Tv. juga menyiarkan kontennya
melalui saluran komunikasi lain seperti jejaring sosial danYoutube.72
Tidak butuh waktu lama bagi Net untuk bersaing dengan stasiun televisi lain
yang sudah lama mengudara. Program program yang diusung Net Tv pun sangat
variatif, sehingga semua penonton dapat menikmati tayangan Net Tv sesuai dengan
genre dan rangge usianya. Tidak hanya itu visualisasi Net Tv yang menggunakan
teknologi yang cangih mampu memanjakan mata kita dengan keapikan kamera
dalam pengambilan gambar dari sudut yang baik. Net merupakan televisi pertama di
Indonesia yang menggunakan Teknologi full high definition. Sehingga gambar yang
disajikan memiliki resolusi yan tajam dan bersih.
72
Wikipedia.org diakses pada tanggal 20 Febuari 2018
58
Program Grand Launching Net Tv. ditayangkan secara langsung pada
tanggal 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB dan disiarkan secara streaming melalui
Youtube dan website resmi Net Tv. Acara Grand Launching ini menampilkan
penyanyi internasional seperti Carly Rae Jepsen, Taio Cruz dan juga didukung
oleh beberapa artis dalam negeri seperti Agnes Monica, Maudy Ayunda, Noah,
Raisa, Kahitna, Dewa 19, Andien, Ungu, Reza Rahardian, Andi Rianto dan
banyak lagi.
Net Tv memulai masa siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung
sejak Sabtu, 18 Mei 2013 sampai menjelang program Grand Launching Media
Revolution yang disiarkan secara live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00
WIB. di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran
percobaan Net Tv. disiarkan mulai dari pukul 05.00 WIB - 24.00 WIB tanpa
ada iklan komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan, jam tayang Net Tv.
diperpanjang dari pukul 04.00 WIB - 26.00 WIB. Akan tetapi, khusus selama
bulan suci Ramadhan siaran Net Tv menjadi 24 jam nonstop.
Seluruh program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi
yang maju dan lebih modern, akan tetapi Net Tv tetap menayangkan enam
program kartun unggulan dari Spacetoon yang disiarkan setiap harinya mulai
pukul 13.00 WIB-16.00 WIB dengan nama "NET Playground" atau
"NETOON"
PT Netmediatama merupakan bagian kelompok usaha dari INDIKA
GROUP yang bergerak dibidang energy dan sumber daya dibawah bendera
59
Indika Energy tbk. Meskipun demikian berdirinya INDIKA dimulai dari sebuah
visi untuk membangun usaha di bidang media hiburan dan teknologi informasi.
INDIKA merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Saat
ini dibawah PT Indika Multimedia, indika group bergerak dibidang event
organizier, promotor, broadcast equipment, production house dan radio.
Dengan kemajuan teknologi informasi meyakini bahwa konten hiburan dan
informasi akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih
pribadi dan lebih mudah diakses dimanapun, menjadi semangat lahirnya PT
Netmediatama.73
Pada tahun 2012, PT Net Mediatama Indonesia (NET) ingin membangun
sebuah stasiun TV yang membawakan sebuah revolusi media yang maju dan lebih
modern yang diprakasai oleh Wishnutama (mantan Direktur Utama Trans TV) dan
Agus Lasmono (CEO Grup Indika dan pernah menjabat sebagai Komisaris
Independen SCTV). Pada pertengahan Maret 2013, PT Net Mediatama Indonesia
mengakuisisi saham kepemilikan dari PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon)
yang sebagian sahamnya dialih oleh Grup Indika sebesar 95% dari saham
kepemilikan Spacetoon. Sesaat setelah akuisisi saham kepemilikan Spacetoon ke
Net Tv. Akhirnya pada Sabtu,18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial
menghilang dan digantikan oleh Net Tv yang memulai siaran perdananya dengan
menggunakan frekuensi milik Spacetoon di seluruh mantan jaringan frekuensi
73
www.netmedia.co.id diakses pada tanggal 20 Febuari 2018
61
oleh Negara, bersifat independen, tidak komersial, serta berfungsi untuk memberikan
layanan untuk kepentingan masyarakat. Kedua lembaga penyiaran swasta, yaitu lembaga
yang bersifat komersial, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran
radio atau televisi. Ketiga lembaga penyiaran komunitas dimana lembaga ini didirikan
oleh komunitas tertentu dan tidak komersial serta dengan keterbatasan daya pancar,
jangkauan wilayah, dan untuk kepentingan komunitasnya.77
Dari ketiga bentuk lembaga penyiaran tersebut, Net termasuk pada jenis kedua
yaitu lembaga penyiaran swasta. Dimana ciri paling menonjol adalah Net mendapatkan
sumber pembiayaan untuk penyiaran dari iklan dan usaha lain. Seperti yang telah
disinggung diatas, bahwa Net Tv merupakan anak dari perusahaan INDIKA GROUP yang
bergerak dibidang energy dan sumber daya dibawah bendera Indika Energy tbk.
Seperti perusahaan lainnya Net memiliki visi misi dalam menjalankan organisasi
perusahaan media tersebut. Dengan visi untuk membangun sebuah perusahaan media yang
menarik yang membuat kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. (To build
an exciting media enterprise that creates positive contributions to the life of Indonesian
people) dengan beberapa misi, diantaranya:
Mision :
a. To produce creative, entertaining and engaging top - quality contents
through multiple platforms. (Untuk menghasilkan kreatif, menghibur dan
77
Judhariksawan, Hukum Penyiaran, (Jakarta: Rajagrafindo, 2010)
62
menarik atas - kualitas isi melalui berbagai platform.)
b. To provide our stakeholders with innovative media to reach emerging
audience. (Untuk memberikan stakeholder dengan media inovatif untuk
menjangkau khalayak yang muncul)
c. To attract, develop and retain the best talents within the industry. (Untuk
menarik, mengembangkan dan mempertahankan bakat-bakat terbaik dalam
industri)78
Tabel. 1
Dewan Komisaris dan Direksi Net Tv
Nama Jabatan
Agus Lasmono Chairman
Wishnutama Chief Excecutive Officer
Deddy Sudarijanto Deputy CEO
Kurnia Chief Finance Officer
Azuan Syahril Chief Operating Officer
Roan Y Anpira Kepala Divisi
Muhamad Iksan Kepala Departemen I
Yuliarti Kepala Departemen II
Edi Wijcaksono Kepala Departemen III
78
Company profile Net, diakses dari Dokumen resmi Net
63
Program-program Net
No Kategori program
1. NETOON: code lyoko, daigunder, dragon force, dragon warior,
shelldon, totally spies
2 Informasi: Entertainment News, Indonesia Morning show, NET
10, NET 12, NET 17, NET 24, NET 5
3 Documenter: Indonesia Bagus, Lentera Indonesia
4 Majalah tv: dSIGN, Chefs Table, Fast & Curios, ILook, Queen at
home, Weekend List
5 Hiburan: Ini Talkshow , Keluarga Masa Kini, Tetangga Masa
Gitu?, Sarah Sechan, The Comments, Tonight Show, We Sing for
You, Korean Blockbuster Movie
6 Music: Break Out, Music Everywhere, BBC Radio 1st Big
Weekend, Gebyar BCA
7 Olaharga: X Games, Net Sport, Home of Badminton79
B. Gambaran Umum Talkshow Sarah Sechan
Sarah Sechan merupakan salah satu acara talkshow yang ada di Net tv.
Berawal dari suatu cita-cita perubahan kemudian melahirkan konsep acara
79
Wikipedia.org diakses pada tanggal 21 Febuari 2018
64
yang informatif namun dikemas dengan ringan. Konsep talkshow yang dibuat
menuntut hostnya untuk interaktif dan pandai mengulik sisi lain seseorang.
Host harus mampu menguasi acara, tanpa co host, tanpa gimmick dan
lainnya. Karena itu host harus berkarakter kuat. Tim kemudian memikirkan
nama nama host yang mumpuni di Indonesia. Kemudian nama-nama yang
disulkan digodok kembali, sampai akhirnya semua kriteria menggarah pada
Sarah Sechan.80
Akhirnya Sarah Sechan didaulat menjadi host dengan membawakan
acara talkshow dengan namanya sendiri. Kepiawaian Sarah Sechan yang
membuat talkshow ini menjadi hidup merupakan salah satu daya
tariknya.Meskipun ada awalnya ketika bertemu dengan Sarah Sechan dan
menawarkan konsep tersebut, dia terkejut. Namun, setelah diyakinkan,
akhirnya Sarah Sechan mau.
Mengenai alasan acara tersebut dinamai Sarah Sechan, Yossi
menegaskan, tidak ada judul yang lebih ear catching selain nama hostnya.
Karena dalam bahasa sunda nama Sarah Sechan sama dengan ngariung alias
nggumpul.81
80 http://www.riaupos.co/33665-berita-talk-show-net.-tv-coba-tampil-beda.html diakses
pada tanggal 21 Febuari 2018
81 http://www.riaupos.co/33665-berita-talk-show-net.-tv-coba-tampil-beda.html diakses
pada tanggal 21 Febuari 2018
65
Gambar. 4
Program talkshow Sarah Sechan ini memiliki kesamaan dengan talkshow
Amerika, kombinasi antara Oprah Winfrey dan Ellen Show. Namun talkshow di
Net ini lebih mendekati konsep Ellen Show dari segi konsep serta kemiripan dari
masing-masing hostnya. Dengan rambut pendek dan pembawaan host yang ringan.
Sedangkan Oprah Winfrey lebih terkesan humanis dibanding Sarah Sechan yang
lebih banyak porsi entertaint. Meskipun talkshow ini terkesan mereplika kedua
talkshow Amerika tersebut, namun konten yang dihadirkan oleh Sarah Sechan
memang mengangkat konten-konten lokal.
66
BAB V
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
HASIL TEMUAN
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan jenis
kelamin, usia, semester, Berapa lama menonton acara talkshow, Berapa kali menonton
acara talkshow, pernahkah menonton acara talkshow “Sarah Sechan”, berapa frekuensi
menonton acara talkshow “Sarah Sechan” dan bagaimana perilaku anda.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Klasifikasi Nominal Persentase
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
12
58
17,1
82,9
Usia < 20 tahun
21 - 25 tahun
> 25 tahun
18
52
0
25,7
74,3
00,0
Semester 1 – 3
4 – 6
> 6
17
41
12
24,3
58,6
17,1
Berapa lama menonton
acara talkshow
< 30 menit
30 – 60 menit
> 60 menit
14
34
22
20,0
48,6
31,4
Berapa kali menonton
acara talkshow
1 kali
2 kali
> 2 kali
14
36
20
20,0
51,4
28,6
67
Pernahkah menonton
acara talkshow “Sarah
Sechan”
Ya
Tidak
70
0
100,0
0,0
Berapa frekuensi
menonton acara
talkshow “Sarah
Sechan”
1 kali
2 kali
> 2 kali
9
42
19
12,9
60,0
27,1
Bagaimana perilaku
anda
Fokus
Kurang Fokus
Tidak Fokus
29
31
10
41.4
44.3
14.3
Sumber : Data diolah peneliti, 2018
Karakter umum sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 58
orang (82,9%), berusia antara 21-25 tahun sebanyak 52 orang (74,3%), semester 4 – 6
sebanyak 41 orang (58,6%), lama menonton acara talkshow selama 30-60 menit
sebanyak 34 orang (48%), sudah menonton acara talkshow 2 kali sebanyak 36 orang
(51,4%), pernah menonton acara talkshow “Sarah Sechan” sebanyak 70 orang (100%),
frekuensi menonton acara talkshow “Sarah Sechan” 2 kali sebanyak 42 orang (60%) dan
kurang fokus dalam menonton acara talkshow “Sarah Sechan” sebanyak 31 orang
(44,3%).
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Variabel Persepsi Pembawa Acara
Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga
perhitungan skor untuk variabel persepsi pembawa acara, dapat dilihat pada variabel
berikut:
68
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Pembawa Acara (X)
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor
STS
(1)
TS
(2)
S
(3)
SS
(4)
1. Sarah Sechan mampu membuka
acara talkshow dengan baik.
0 0 150 80 230 3.29
2. Penampilan Sarah Sechan selalu
memakau dan tampil secara
wajar.
0 0 114 128 242 3.46
3. Kostum yang dikenakan oleh
Sarah Sechan sangat kekinian
dan sopan.
0 0 129 108 237 3.39
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor
STS
(1)
TS
(2)
S
(3)
SS
(4)
4. Sarah Sechan sering menyapa
penonton selama acara talkshow
berlangsung.
0 0 66 192 258 3.69
6. Sarah Sechan memiliki
kemampuan pada saat
membawakan acaranya sehingga
acara benar-benar hidup.
0 0 99 148 247 3.53
7. Bahasa yang digunakan oleh
Sarah Sechan mudah dipahami.
0 4 66 184 254 3.63
8. Tutur kata yang diucapkan oleh
Sarah Sechan halus dan sopan.
0 0 138 96 234 3.34
9. Sarah Sechan selalu
mengundang bintang tamu yang
0 0 111 132 243 3.47
69
populer dari berbagai profesi.
10. Pertanyaan yang diajukan untuk
bintang tamu sesuai dengan
tema.
0 4 111 124 239 3.41
11. Tema setiap episode selalu
menarik untuk disaksikan.
0 2 72 180 254 3.63
12. Sarah Sechan selalu dapat
berkomunikasi dengan bintang
tamu dengan baik namun tidak
sangat atraktif.
0 6 150 68 224 3.20
13. Sarah Sechan selalu tampil
energik dan selalu tampil ceria.
0 2 90 156 248 3.54
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor
STS
(1)
TS
(2)
S
(3)
SS
(4)
14. Sarah Sechan tidak pernah
menunjukkan rasa lelah ataupun
jenuh saat membawakan acara.
0 2 114 124 240 3.43
15. Sarah Sechan selalu menyambut
bintang tamu dengan baik.
0 0 93 156 249 3.56
16. Sarah Sechan tidak pernah
meremehkan ataupun
merendahkan bintang tamu.
0 4 138 88 230 3.29
17. Sarah Sechan selalu
menyediakan makanan dan
minuman kepada bintang tamu.
0 0 87 164 251 3.59
18. Acara talkshow Sarah Sechan
selalu menyajikan tema yang
menarik dan up to date.
0 2 108 132 242 3.46
70
19. Acara talkshow Sarah Sechan
selalu berakhir dengan sukses
dan penonton terpuaskan.
0 0 120 120 240 3.43
20. Sarah Sechan dapat menutup
acara (closing) dengan baik dan
sukses.
0 0 129 108 237 3.39
Rata-rata 242 3.45
Sumber: Data diolah penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jawaban
responden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara
sebesar 242 dengan rata-rata skor sebesar 3.45 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan
kategori sangat baik.
Gambar 4.2 Garis Kontinum Berdasarkan Variabel Persepsi Pembawa Acara
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik
1 1,75 2,50 3,25 4
Berdasarkan gambar garis kontinum diatas menunjukkan bahwa tanggapan
responden terhadap persepsi pembawa acara berada pada kategori “Sangat Baik”.
b. Variabel Minat Menonton
Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga
perhitungan skor untuk variabel minat menonton, dapat dilihat pada tabel berikut:
3.45
71
Tabel 4.3
Tanggapan Responden Mengenai Minat Menonton (Y)
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor STS TS S SS
1. Sarah Sechan selalu tampil cantik
dan menarik.
0 0 135 100 235 3.36
2. Sarah Sechan selalu dapat
membawakan acaranya dengan
baik dan penuh candaan.
0 0 93 156 249 3.56
3. Sarah Sechan merupakan
pembawa acara yang sudah
terkenal sejak lama.
0 12 96 128 236 3.37
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor STS TS S SS
4. Bintang tamu yang dihadirkan
selalu membuat greget dan
penasaran.
0 12 123 92 227 3.24
5. Sarah Sechan selalu menunjukkan
kecerdasan dan pengetahuannya
saat membawakan acara.
0 0 93 156 249 3.56
6. Struktur acara setiap segmen
berkesinambungan.
0 0 120 120 240 3.43
7. Acara talkshow selalu meriah,
tidak kaku dan tidak
membosankan.
0 4 129 100 233 3.33
8. Pemilihan musik diawal/diakhir
segmen yang dibawakan band
pengiring sesuai dengan tema
0 16 120 88 224 3.20
72
acara.
9. Tema yang disajikan sering
berkaitan dengan masalah sosial
yang sedang hangat
diperbincangkan.
0 0 135 100 235 3.36
10. Sarah Sechan selalu mengundang
penonton dari berbagai kalangan
masyarakat.
0 6 126 100 232 3.31
11. Acara talkshow Sarah Sechan
tidak bermuatan SARA.
0 4 81 164 249 3.56
12. Acara talkshow Sarah Sechan
tidak pernah menimbulkan konflik
dengan masyarakat.
0 0 108 136 244 3.49
No. Pernyataan
Jawaban
Jml
Rata-
rata
Skor STS TS S SS
13. Sarah Sechan selalu dapat
memancing emosional bintang
tamu dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan.
0 0 120 120 240 3.43
14. Ungkapan-ungkapan yang
diucapkan Sarah Sechan selalu
menimbulkan rasa kagum.
0 8 138 80 226 3.23
15. Acara talkshow Sarah Sechan
dapat membuat penonton selalu
ingin menonton lagi.
0 8 153 60 221 3.16
16. Setelah menonton acara talkshow
Sarah Sechan anda merasa sangat
terhibur dan berkesan.
0 0 144 88 232 3.31
73
Rata-rata 236 3.37
Sumber: Data diolah penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jawaban
responden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel minat menonton sebesar 236
dengan rata-rata skor sebesar 3.37 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan kategori
sangat baik.
Gambar 4.3 Garis Kontinum Berdasarkan Variabel Minat Menonton
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik
1 1,75 2,5 3,25% 4
Berdasarkan gambar garis kontinum diatas menunjukkan bahwa tanggapan
responden terhadap Minat Menonton berada pada kategori “Sangat Baik”.
C. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-
masalah asumsi klasik.
3.37
74
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan
dengan analisis statistik Kolmogrorov-Smirnov test (K-S).
Tabel 4.4
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.56619862
Most Extreme Differences Absolute .067
Positive .054
Negative -.067
Test Statistic .067
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Olah data SPSS versi 22.
Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas nilai Asymp.Sig (2 – tailed)
menunjukkan nilai sebesar 0.200 > 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi
asumsi normalitas atau data dinyatakan normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
75
Tabel 4.5
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Minat Menonton *
Persepsi Pembawa
Acara
Between
Groups
(Combined) 578.708 17 34.042 4.858 .000
Linearity 488.695 1 488.695 69.741 .000
Deviation from
Linearity 90.014 16 5.626 .803 .676
Within Groups 364.377 52 7.007
Total 943.086 69
Sumber: Olah data SPSS versi 22.
Berdasarkan output di atas diperoleh nilai signifikansi Deviation from Linierity
sebesar 0.676 > 0.05 yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara
variabel persepsi pembawa acara (X) dengan variabel minat menonton (Y). Sedangkan
untuk nilai F hitung sebesar 69.741 > Ftabel sebesar 3.130 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Persepsi Pembawa
Acara (X) dengan variabel Minat Menonton (Y).
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson, untuk
mengetahui hubungan antara Persepsi Pembawa Acara (X) dengan variabel Minat
Menonton (Y).
76
Tabel 4.6
Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Persepsi Pembawa Acara Minat Menonton
Persepsi Pembawa
Acara
Pearson Correlation 1 .720**
Sig. (2-tailed) .000
N 70 70
Minat Menonton Pearson Correlation .720** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Olah data SPSS versi 22.
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar
0.000 < 0.05 maka dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi
Pembawa Acara dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar 0.720
atau (72%) menunjukkan arah hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi
Pembawa Acara maka semakin tinggi Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut
menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara Persepsi Pembawa Acara dengan
Minat Menonton karena masuk dalam interval koefisien 0,60 – 0,799 yang menunjukkan
kategori Kuat.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besarnya persentase
profitabilitas dapat mempengaruhi struktur modal. Adapun rumus dari koefisien
determinasi adalah sebagai berikut:
77
Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .720a .518 .511 2.585
a. Predictors: (Constant), Persepsi Pembawa Acara
b. Dependent Variable: Minat Menonton
Sumber: Olah data SPSS versi 22.
Berdasarkan tabel model summary diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0.518 atau 51.80% artinya bahwa Persepsi Pembawa Acara berpengaruh
terhadap Minat Menonton sebesar 51.8% sedangkan sisanya sebesar 48.2% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain di luar model regresi (penelitian). Dengan itu, minat pemirsa
menonton acara talk show di lihat oleh peran pembawa acara sebesar 51%.
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan penulis dapat
diterima atau ditolak. Maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.091 5.014 2.212 .030
78
Persepsi Pembawa Acara .620 .073 .720 8.552 .000
a. Dependent Variable: Minat Menonton
Sumber: Olah data SPSS versi 22.
Berdasarkan tabel coefficient diatas diperoleh nilai thitung sebesar 8.552 > nilai
ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 1.995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi
Pembawa Acara terhadap Minat Menonton.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
a. Analisis Deskriptif Variabel Persepsi Pembawa Acara
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah rata-rata jawaban responden
terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara sebesar 242
dengan rata-rata skor sebesar 3.45 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan
kategori sangat baik. Dari pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa
acara, pernyataan yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah pernyataan tentang
Sarah Sechan sering menyapa penonton selama acara talkshow berlangsung yaitu
sebesar 3.69. Diikuti oleh pernyataan tentang bahasa yang digunakan oleh Sarah
Sechan mudah dipahami dan tema setiap episode selalu menarik untuk disaksikan
yaitu masing-masing sebesar 3.63. Sedangkan pernyataan-pernyataan lainnya masih
79
termasuk dalam kategori sangat baik, hanya pernyataan tentang Sarah Sechan selalu
dapat berkomunikasi dengan bintang tamu dengan baik namun tidak sangat atraktif
yang merupakan pernyataan dengan rata-rata skor terkecil yaitu sebesar 3.20. Hal ini
membuktikan bahwa persepsi pembawa acara dalam acara Sarah Sechan talkshow
sudah sangat baik.
b. Analisis Deskriptif Variabel Minat Menonton
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah rata-rata jawaban responden
terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel minat menonton sebesar 236 dengan
rata-rata skor sebesar 3.37 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan kategori sangat
baik. Dari pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara, pernyataan
yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah pernyataan tentang Sarah Sechan selalu
dapat membawakan acaranya dengan baik dan penuh candaan, Sarah Sechan selalu
menunjukkan kecerdasan dan pengetahuannya saat membawakan acara dan Acara
talkshow Sarah Sechan tidak bermuatan SARA yaitu masing-masing sebesar 3.56.
Sedangkan pernyataan-pernyataan yang lain masih termasuk dalam kategori sangat
baik. Hanya ada beberapa pernyataan yang masih termasuk kategori baik yaitu
Bintang tamu yang dihadirkan selalu membuat greget dan penasaran (3.24),
Pemilihan musik diawal/diakhir segmen yang dibawakan band pengiring sesuai
dengan tema acara (3.20), Ungkapan-ungkapan yang diucapkan Sarah Sechan selalu
menimbulkan rasa kagum (3.23), dan Acara talkshow Sarah Sechan dapat membuat
penonton selalu ingin menonton lagi (3.16). Hal ini membuktikan bahwa minat
menonton terhadap acara Sarah Sechan talkshow sudah sangat baik.
80
2. Korelasi antara Persepsi Pembawa Acara dengan Minat Menonton
Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi diperoleh nilai signifikansi sebesar
0.000 < 0.05 maka dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi
Pembawa Acara dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar
0.720 menunjukkan arah hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi
Pembawa Acara maka semakin tinggi Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut
menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara Persepsi Pembawa Acara
dengan Minat Menonton karena masuk dalam interval koefisien 0,60 – 0,799 yang
menunjukkan kategori Kuat. Sementara berdasarkan nilai koefisien determinasi (R
Square) diperoleh nilai sebesar 0.518 atau 51.80% artinya bahwa Persepsi Pembawa
Acara berpengaruh terhadap Minat Menonton sebesar 51.8% sedangkan sisanya
sebesar 48.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model regresi (penelitian).
Kemampuan seorang pembawa acara dalam menguasai acara yang
dibawakannya benar-benar tergantung dari pengetahuan dalam dirinya sendiri.
Namun selain itu, seorang pembawa acara juga harus memperhatikan hal-hal
lainnya. Pembawa acara tidak hanya harus menguasai acara yang dibawakannya,
tetapi juga harus mampu menguasai penonton, menarik hati dan membuat penonton
merasa tertarik. Wisanggeni (2011), menyatakan bahwa “pembawa acara adalah
orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu acara atau kegiatan,
biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksenya
acara”. Seorang pembawa acara termasuk MC, ia harus mampu membaca situasi,
menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan
81
adanya dialog dengan audience.82
Sedangkan menurut Novita, “seorang pemandu
acara adalah orang yang diberi tugas memandu sebuah acara atau kegiatan yang
biasanya memperlihatkan kemampuan membawa hadirin untuk menghidupkan
suasana”.83
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Royani
(2014) dan Febriyanti (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pembawa acara
terhadap minat menonton masyarakat, hal lainnya yang lebih besar mempengaruhi
minat menonton masyarakat adalah konsep acara, bintang tamu, tema acara dan
sebagainya. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
Maysarah (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pembawa acara dengan minat menonton.
82
Wisanggeni, Tantra. Loc. Cit. 2011. H. 51.
83 Novita, Astri. Loc. Cit. 2011. H. 10.
82
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, tentang korelasi
persepsi pembawa acara dengan minat menonton, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil analisis deskriptif variabel persepsi pembawa acara diperoleh hasil bahwa rata-rata
total skor berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
persepsi pembawa acara dalam acara Sarah Sechan talkshow sudah sangat baik bagi para
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan bahasa ini persepsi mahasiswa sangat
besar terhadap pesan yang di sampaikan dalam acara Sarah Sechan.
2. Hasil analisis deskriptif variabel Minat Menonton diperoleh hasil bahwa rata-rata total
skor berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Minat
Menonton acara Sarah Sechan talkshow pada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05
maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Pembawa Acara
dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar 0.720 menunjukkan arah
83
hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi Pembawa Acara maka semakin tinggi
Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat keeratan
hubungan antara Persepsi Pembawa Acara dengan Minat Menonton karena masuk dalam
interval koefisien 0,60 – 0,799 yang menunjukkan kategori Kuat. Sementara berdasarkan
nilai koefisien determinasi (R Square) diperoleh nilai sebesar 0.518 atau 51.80% artinya
bahwa Persepsi Pembawa Acara berpengaruh terhadap Minat Menonton sebesar 51.8%
sedangkan sisanya sebesar 48.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model
regresi (penelitian).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan saran
baik saran praktis maupun saran akademis.
1. Pada variabel persepsi pembawa acara maupun variabel minat menonton sudah
hampir semua pernyataannya mendapatkan nilai rata-rata skor yang masuk dalam
kategori sangat baik, namun masih ada beberapa pernyataan yang belum masuk dalam
kategori sangat baik, maka pihak Sarah Sechan Talkshow harus mengevaluasi dan
meningkatkannya.
2. Variabel Persepsi Pembawa Acara memiliki hubungan yang kuat dengan minat
menonton, oleh karena itu pembawa acara harus terus meningkatkan kreativitas dan
kualitasnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menambahkan variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi minat menonton, sehingga akan semakin banyak diketahui
faktor-faktor lainnya di luar penelitian ini.
84
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Novita, Astri. (2011). Lancar Pidato dan MC untuk Pemula Tanpa Gugup tanpa Panik.
Yogyakarta.
Arifin, Eva. (2010). Brodcasting to be Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badjuri, Adi. (2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
_________(2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Danarjati, Adi Murtiadi dan Ari Ratna Ekawati. (2013). Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
__________(2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.
Kriyantono, Rachmat. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kriyantono, Rachmat (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kriyantono, Rachmat (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. (2014). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Gemilang. (2013). Tips dan Trik Menjadi MC Cerdas Humoris dan Menarik. Yogyakarta:
Araska.
Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.
Morissan. (2010). Jurnalistik Televisi Mukhtahir. Jakarta: Kencana
Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
_______(2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Noor, Juliansyah. (2014). Metedologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
_________(2014).Metedologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
85
Robert S, Feldman. (2012). Pengantar Psikologi Understanding Psychology. Jakarta:
Salemba Humanika.
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS.
KARYA ILMIAH
Herdiyansah, Aditya. (2015) “Efektivitas Program Tayangan Reality Show
Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI dan Program Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis
Indonesia Cerdas di Global TV dalam Pembentukan Citra Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo
(WIN-HT)”. Tugas Akhir, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Septiana, Irmalia. (2013). “Hubungan Motif dan Kepuasan pada Program
Islam Itu Indah TRANS TV”. Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Wahyuningtyas, Aprina. (2011). “Motif dan Kepuasan Khalayak Terhadap
Program Berita “Pawartos Ngayogyakarta” di Jogja TV (Studi Deskriptif-Kuantitatif
Tentang Motif dan Kepuasan Khalayak di Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta
Terhadap Program Berita “Pawartos Ngayogyakarta” di Jogja TV)”. Skripsi,
Program Studi Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma
Jaya. Yogyakarta.
INTERNET
Nugroho Adi, Tri. (2012). “Motif dan Kepuasan Penggunaan Media”.
https://sinaukomunikasi.wordpress/2012/12/23/motif-dan-kepuasan-penggunaan-media/
Raharjo, Sahid. (2014). “Uji Regresi Sederhana dengan SPSS Lengkap”.
http://www.konsistensi.com/2014/06/uji-regresi-sederhana-dengan-
spss.html?showComment=1429001911877
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Rekan-rekan Mahasiswa Jurnalistik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah
Jakarta
Dengan hormat,
Saya Fitri mahasiswi Jurnalistik dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidatullah Jakarta, saat ini saya sedang melakukan penelitian tugas akhir yang
berjudul “Korelasi Antara Persepsi Pembawa Acara Dengan Minat
Menonton Talk Show “Sarah Sechan” di NET TV”. Terkait dengan rencana
penelitian tersebut, maka perkenankan saya memohon bantuan rekan-rekan
mengisi kuesioner ini untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Pengisian kuesioner ini murni sebagai bahan penelitian dan untuk
kepentingan tugas akhir, sehingga tidak mempengaruhi apapun rekan-rekan
sebagai mahasiswa/wi Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta ini. Atas
waktu dan partisipasi anda, saya ucapkan terimakasih.
A. Karakteristik Responden:
Beri tanda ( X ) untuk jawaban yang dipilih.
1. Jenis kelamin anda.
( ) a. Laki-laki ( ) b. Perempuan
2. Berapa usia anda saat ini?
( ) a. < 20 tahun ( ) b. 21 - 25 tahun ( ) c. > 25 tahun
3. Anda duduk semester berapa saat ini?
( ) a. 1 - 3 ( ) b. 4 - 6 ( ) c. > 6
B. Frekuensi Menonton TV
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.
Berapa lama anda menonton acara talkshow?
a. ( ) < 30 menit b. ( ) 30 – 60 menit c. ( ) > 60 menit
Berapa kali anda menonton acara talkshow dalam 1 (satu) minggu?
a. ( ) 1 kali b. ( ) 2 kali c. ( ) > 2 kali
C. Stimulus Menonton TV
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.
Pernahkan anda menonton acara talkshow “Sarah Sechan”?
a. ( ) Ya b. ( ) Tidak
Berapa lama frekuensi anda menonton program acara talkshow “Sarah
Sechan”?
a. ( ) 1 kali b. ( ) 2 kali c. ( ) > 2 kali
Bagaimana perilaku anda saat menonton acara talkshow “Sarah Sechan”?
a. ( ) Fokus b. ( ) Kurang Fokus c. ( ) Tidak Fokus
D. Pertanyaan Penelitian
Berilah tanda SILANG (X) pada salah satu kolom jawaban pilihan rekan-
rekan yang sesuai dengan pernyataan pada masing-masing variabel dibawah ini:
Jawaban :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
1. PERSEPSI PEMBAWA ACARA
No. Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1. Sarah Sechan mampu membuka acara
talkshow dengan baik.
2. Penampilan Sarah Sechan selalu memakau
dan tampil secara wajar.
3. Kostum yang dikenakan oleh Sarah Sechan
sangat kekinian dan sopan.
4. Sarah Sechan sering menyapa penonton
selama acara talkshow berlangsung.
5. Dekorasi dan setting tempat
berlangsungnya acara talkshow sangat rapi
dan tidak berlebihan.
6. Sarah Sechan memiliki kemampuan pada
saat membawakan acaranya sehingga acara
benar-benar hidup.
7. Bahasa yang digunakan oleh Sarah Sechan
mudah dipahami.
8. Tutur kata yang diucapkan oleh Sarah
Sechan halus dan sopan.
9. Sarah Sechan selalu mengundang bintang
tamu yang populer dari berbagai profesi.
10. Pertanyaan yang diajukan untuk bintang
tamu sesuai dengan tema.
11. Tema setiap episode selalu menarik untuk
disaksikan.
12. Sarah Sechan selalu dapat berkomunikasi
dengan bintang tamu dengan baik dan tidak
sangat atraktif.
13. Sarah Sechan selalu tampil energik dan
selalu tampil ceria.
14. Sarah Sechan tidak pernah menunjukkan
rasa lelah ataupun jenuh saat membawakan
acara.
15. Sarah Sechan selalu menyambut bintang
tamu dengan baik.
16. Sarah Sechan tidak pernah meremehkan
ataupun merendahkan bintang tamu.
17. Sarah Sechan selalu menyediakan makanan
dan minuman kepada bintang tamu.
18. Acara talkshow Sarah Sechan selalu
menyajikan tema yang menarik dan up to
date.
19. Acara talkshow Sarah Sechan selalu
berakhir dengan sukses dan penonton
terpuaskan.
20. Sarah Sechan dapat menutup acara
(closing) dengan baik dan sukses.
2. MINAT MENONTON
No. Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1. Sarah Sechan selalu tampil cantik dan
menarik.
2. Sarah Sechan selalu dapat membawakan
acaranya dengan baik dan penuh candaan.
3. Sarah Sechan merupakan pembawa acara
yang sudah terkenal sejak lama.
4. Bintang tamu yang dihadirkan selalu
membuat greget dan penasaran.
5. Sarah Sechan selalu menunjukkan
kecerdasan dan pengetahuannya saat
membawakan acara.
6. Struktur acara setiap segmen
berkesinambungan.
7. Acara talkshow selalu meriah, tidak kaku
dan tidak membosankan.
8. Pemilihan musik diawal/diakhir segmen
yang dibawakan band pengiring sesuai
dengan tema acara.
9. Tema yang disajikan sering berkaitan
dengan masalah sosial yang sedang hangat
diperbincangkan.
10. Sarah Sechan selalu mengundang penonton
dari berbagai kalangan masyarakat.
11. Acara talkshow Sarah Sechan tidak
bermuatan SARA.
12. Acara talkshow Sarah Sechan tidak pernah
menimbulkan konflik dengan masyarakat.
13. Sarah Sechan selalu dapat memancing
emosional bintang tamu dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan.
14. Ungkapan-ungkapan yang diucapkan Sarah
Sechan selalu menimbulkan rasa kagum.
15. Acara talkshow Sarah Sechan dapat
membuat penonton selalu ingin menonton
lagi.
16. Setelah menonton acara talkshow Sarah
Sechan anda merasa sangat terhibur dan
berkesan.
oooooo TERIMA KASIH oooooo
=Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 12 17.1 17.1 17.1
Perempuan 58 82.9 82.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 20 tahun 18 25.7 25.7 25.7
21 - 25 tahun 52 74.3 74.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
Semester
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 - 3 17 24.3 24.3 24.3
4 - 6 41 58.6 58.6 82.9
> 6 12 17.1 17.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Berapa lama menonton
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 30 menit 14 20.0 20.0 20.0
30 - 60 menit 34 48.6 48.6 68.6
> 60 menit 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
Berapa kali menonton
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 kali 14 20.0 20.0 20.0
2 kali 36 51.4 51.4 71.4
> 2 kali 20 28.6 28.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pernahkah menonton
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 70 100.0 100.0 100.0
Berapa frekuensi menonton
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 kali 9 12.9 12.9 12.9
2 kali 42 60.0 60.0 72.9
> 2 kali 19 27.1 27.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Bagaimana perilaku anda
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Fokus 29 41.4 41.4 41.4
Kurang Fokus 31 44.3 44.3 85.7
Tidak Fokus 10 14.3 14.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 50 71.4 71.4 71.4
Sangat Setuju 20 28.6 28.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 38 54.3 54.3 54.3
Sangat Setuju 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 43 61.4 61.4 61.4
Sangat Setuju 27 38.6 38.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 22 31.4 31.4 31.4
Sangat Setuju 48 68.6 68.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 48 68.6 68.6 68.6
Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 33 47.1 47.1 47.1
Sangat Setuju 37 52.9 52.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 22 31.4 31.4 34.3
Sangat Setuju 46 65.7 65.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 46 65.7 65.7 65.7
Sangat Setuju 24 34.3 34.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 37 52.9 52.9 52.9
Sangat Setuju 33 47.1 47.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 37 52.9 52.9 55.7
Sangat Setuju 31 44.3 44.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4
Setuju 24 34.3 34.3 35.7
Sangat Setuju 45 64.3 64.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 4.3 4.3 4.3
Setuju 50 71.4 71.4 75.7
Sangat Setuju 17 24.3 24.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4
Setuju 30 42.9 42.9 44.3
Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4
Setuju 38 54.3 54.3 55.7
Sangat Setuju 31 44.3 44.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3
Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 46 65.7 65.7 68.6
Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 29 41.4 41.4 41.4
Sangat Setuju 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4
Setuju 36 51.4 51.4 52.9
Sangat Setuju 33 47.1 47.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1
Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 43 61.4 61.4 61.4
Sangat Setuju 27 38.6 38.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 45 64.3 64.3 64.3
Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3
Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 8.6 8.6 8.6
Setuju 32 45.7 45.7 54.3
Sangat Setuju 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 8.6 8.6 8.6
Setuju 41 58.6 58.6 67.1
Sangat Setuju 23 32.9 32.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3
Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1
Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 43 61.4 61.4 64.3
Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 8 11.4 11.4 11.4
Setuju 40 57.1 57.1 68.6
Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 45 64.3 64.3 64.3
Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 4.3 4.3 4.3
Setuju 42 60.0 60.0 64.3
Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 27 38.6 38.6 41.4
Sangat Setuju 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 36 51.4 51.4 51.4
Sangat Setuju 34 48.6 48.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1
Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 5.7 5.7 5.7
Setuju 46 65.7 65.7 71.4
Sangat Setuju 20 28.6 28.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 5.7 5.7 5.7
Setuju 51 72.9 72.9 78.6
Sangat Setuju 15 21.4 21.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
MM16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 48 68.6 68.6 68.6
Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7
Pearson
Correlation 1 .377* .283 .383
* .289 .251 .383*
Sig. (2-
tailed).040 .130 .037 .122 .180 .037
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .377* 1 .533
**.626
**.363
*.579
** .337
Sig. (2-
tailed).040 .002 .000 .049 .001 .069
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .283 .533** 1 .271 .136 .296 .162
Sig. (2-
tailed).130 .002 .148 .473 .112 .391
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .383*
.626** .271 1 .088 .337 .085
Sig. (2-
tailed).037 .000 .148 .642 .069 .655
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .289 .363* .136 .088 1 .121 .464
**
Sig. (2-
tailed).122 .049 .473 .642 .524 .010
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .251 .579** .296 .337 .121 1 -.144
Sig. (2-
tailed).180 .001 .112 .069 .524 .447
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .383* .337 .162 .085 .464
** -.144 1
Sig. (2-
tailed).037 .069 .391 .655 .010 .447
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .756**
.475**
.401*
.463** .055 .356 .224
Sig. (2-
tailed).000 .008 .028 .010 .775 .053 .233
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .591** .265 .060 .197 .463
* .053 .255
Sig. (2-
tailed).001 .157 .754 .297 .010 .781 .173
N 30 30 30 30 30 30 30
PPA5
PPA6
PPA7
PPA8
PPA9
PPA4
Correlations
PPA1
PPA2
PPA3
Pearson
Correlation .190 .538**
.471** .106 .302 .538
** .259
Sig. (2-
tailed).314 .002 .009 .578 .105 .002 .168
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .459*
.577** .350 .922
** .082 .222 .078
Sig. (2-
tailed).011 .001 .058 .000 .668 .239 .680
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .116 .291 .546** -.071 .312 .097 .425
*
Sig. (2-
tailed).543 .119 .002 .710 .093 .610 .019
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .251 .474**
.533** .241 0.000 .789
** -.144
Sig. (2-
tailed).180 .008 .002 .200 1.000 .000 .447
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .383*
.433* .054 .296 .310 .048 .701
**
Sig. (2-
tailed).037 .017 .776 .112 .096 .801 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .241 .354 .171 .545** -.046 .152 .194
Sig. (2-
tailed).199 .055 .367 .002 .807 .424 .304
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .383* .321 0.000 .411
* .221 .321 .078
Sig. (2-
tailed).037 .084 1.000 .024 .240 .084 .681
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .213 .357 0.000 .098 .287 -.179 .800**
Sig. (2-
tailed).258 .053 1.000 .607 .124 .345 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .373*
.402* .302 .106 .585
** .134 .425*
Sig. (2-
tailed).042 .028 .105 .577 .001 .480 .019
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .191 .287 .431* -.023 .286 0.000 .520
**
Sig. (2-
tailed).313 .124 .017 .902 .125 1.000 .003
N 30 30 30 30 30 30 30
PPA17
PPA18
PPA19
PPA16
PPA10
PPA11
PPA12
PPA13
PPA14
PPA15
Pearson
Correlation .472** .356 .134 .137 .464
** .119 .224
Sig. (2-
tailed).008 .053 .481 .469 .010 .532 .233
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .685**
.827**
.556**
.589**
.517**
.455*
.598**
Sig. (2-
tailed).000 .000 .001 .001 .003 .012 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
N %
Valid 30 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 30 100.0
Cronbach's
Alpha N of Items
.871 20
Reliability Statistics
PPA20
Persepsi
Pembawa
Acara
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 PPA13 PPA14 PPA15 PPA16
.756**
.591** .190 .459
* .116 .251 .383* .241 .383
*
.000 .001 .314 .011 .543 .180 .037 .199 .037
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.475** .265 .538
**.577
** .291 .474**
.433* .354 .321
.008 .157 .002 .001 .119 .008 .017 .055 .084
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.401* .060 .471
** .350 .546**
.533** .054 .171 0.000
.028 .754 .009 .058 .002 .002 .776 .367 1.000
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.463** .197 .106 .922
** -.071 .241 .296 .545**
.411*
.010 .297 .578 .000 .710 .200 .112 .002 .024
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.055 .463* .302 .082 .312 0.000 .310 -.046 .221
.775 .010 .105 .668 .093 1.000 .096 .807 .240
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.356 .053 .538** .222 .097 .789
** .048 .152 .321
.053 .781 .002 .239 .610 .000 .801 .424 .084
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.224 .255 .259 .078 .425* -.144 .701
** .194 .078
.233 .173 .168 .680 .019 .447 .000 .304 .681
30 30 30 30 30 30 30 30 30
1 .351 .413*
.527** .066 .475
** .246 .479**
.434*
.057 .023 .003 .730 .008 .190 .007 .016
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.351 1 .197 .182 -.078 -.053 .294 .295 .345
.057 .298 .337 .682 .781 .115 .113 .062
30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
.413* .197 1 .097 .418
*.538
** .215 .241 .097
.023 .298 .609 .021 .002 .254 .199 .609
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.527** .182 .097 1 -.065 .311 .192 .503
** .289
.003 .337 .609 .731 .095 .309 .005 .122
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.066 -.078 .418* -.065 1 .194 .195 .037 -.177
.730 .682 .021 .731 .305 .302 .845 .349
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.475** -.053 .538
** .311 .194 1 -.144 .152 .107
.008 .781 .002 .095 .305 .447 .424 .574
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.246 .294 .215 .192 .195 -.144 1 .360 .215
.190 .115 .254 .309 .302 .447 .050 .254
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.479** .295 .241 .503
** .037 .152 .360 1 .349
.007 .113 .199 .005 .845 .424 .050 .059
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.434* .345 .097 .289 -.177 .107 .215 .349 1
.016 .062 .609 .122 .349 .574 .254 .059
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.060 .198 .081 .090 .181 -.268 .669** .120 .109
.751 .295 .670 .635 .339 .152 .000 .527 .567
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.342 .342 .223 .098 .271 .268 .229 .051 .163
.064 .065 .236 .607 .147 .152 .224 .787 .388
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.058 .103 .428* -.022 .741
** 0.000 .415* -.018 .039
.762 .588 .018 .910 .000 1.000 .023 .923 .838
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.330 .351 .144 .227 -.044 .119 .246 .023 .314
.075 .057 .448 .228 .818 .532 .190 .905 .091
30 30 30 30 30 30 30 30 30
.677**
.484**
.587**
.576**
.414*
.425*
.607**
.493**
.457*
.000 .007 .001 .001 .023 .019 .000 .006 .011
30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PPA17 PPA18 PPA19 PPA20
Persepsi
Pembawa
Acara
.213 .373* .191 .472
**.685
**
.258 .042 .313 .008 .000
30 30 30 30 30
.357 .402* .287 .356 .827
**
.053 .028 .124 .053 .000
30 30 30 30 30
0.000 .302 .431* .134 .556
**
1.000 .105 .017 .481 .001
30 30 30 30 30
.098 .106 -.023 .137 .589**
.607 .577 .902 .469 .001
30 30 30 30 30
.287 .585** .286 .464
**.517
**
.124 .001 .125 .010 .003
30 30 30 30 30
-.179 .134 0.000 .119 .455*
.345 .480 1.000 .532 .012
30 30 30 30 30
.800**
.425*
.520** .224 .598
**
.000 .019 .003 .233 .000
30 30 30 30 30
.060 .342 .058 .330 .677**
.751 .064 .762 .075 .000
30 30 30 30 30
.198 .342 .103 .351 .484**
.295 .065 .588 .057 .007
30 30 30 30 30
Correlations
.081 .223 .428* .144 .587
**
.670 .236 .018 .448 .001
30 30 30 30 30
.090 .098 -.022 .227 .576**
.635 .607 .910 .228 .001
30 30 30 30 30
.181 .271 .741** -.044 .414
*
.339 .147 .000 .818 .023
30 30 30 30 30
-.268 .268 0.000 .119 .425*
.152 .152 1.000 .532 .019
30 30 30 30 30
.669** .229 .415
* .246 .607**
.000 .224 .023 .190 .000
30 30 30 30 30
.120 .051 -.018 .023 .493**
.527 .787 .923 .905 .006
30 30 30 30 30
.109 .163 .039 .314 .457*
.567 .388 .838 .091 .011
30 30 30 30 30
1 .136 .439* .262 .456
*
.472 .015 .162 .011
30 30 30 30 30
.136 1 .089 .342 .514**
.472 .638 .064 .004
30 30 30 30 30
.439* .089 1 .058 .478
**
.015 .638 .762 .008
30 30 30 30 30