Konsetrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran ...

125
PENGARUH PEMBAWA ACARA TERHADAP MINAT MENONTON TELEVISI (Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2016-2017 Pada Acara Talk Show Sarah Sechan di Net Tv) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Fitri Wahyuniarti NIM: 1111051100045 Konsetrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1438/2018  

Transcript of Konsetrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran ...

PENGARUH PEMBAWA ACARA TERHADAP MINAT MENONTON TELEVISI

(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah

Jakarta tahun 2016-2017 Pada Acara Talk Show Sarah Sechan di Net Tv)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Fitri Wahyuniarti

NIM: 1111051100045

Konsetrasi Jurnalistik

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

1438/2018

 

PENGARUH PEMBAWA ACARA TERHADAP PIINAT MENONTON

(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik IIIN SyarifHidatullah Jakarta

tahun 2016¨ 2017 Pada Acara Fbル S力θ″Sarah Sechan di Net Tぅ

Skripsi

Dittukan untuk Memellllhi Persyaratan Memper01ch Gelar Sttana Komunikasi

lslam(S.Kom.I)

olch

Fitri Wahyuniarti

NIM:1111051100045

KONSETRASIJURNALISTIK

PROGRANIISTUDI KOMUNIKASIPENYIARAN ISLAM

FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILNIU KOMUNIKASI

UNIVERSITASISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Pembimbing

NIP:19781142009121002

 

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripsi Berjudul "Pengaruh Pembawa Acara Terhadap Minat Menonton Televisi

(Studi Persepsi Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2017 Pada Acara Talkshow Sarah Sechan di Net tv)" telah diujikan dalam sidamg

munaqasyah Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada 25 September 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Komunikasi [slam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi penyiaran Islam

(KPI), Konsetrasi Ju rnalisti k.

Jakarta, 27 Agustus 2018

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

NIP: 197110412200032001

Anggota

NIP:197811420

AdeMatsuri. MA

197506062007101001

Bintan lIumeira. MSi

NIP:197711052001122002

Pembimbing

1978114

.si

21002

Pengguji II

 

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyttakan bahwa

l.Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang dittukan untuk memenuhi salah satu

pcrsyaratan untuk memperoleh gclar Strata Satu(Sl)diUniversitas lslam Ncgen(UIN)

SyarifHidayatulah Jakarta.

2. Semua sulnbcr yang saya gunakan dalaln penulisan ini tclah saya cantuttan sesuai

dengan kctentuan yang berlaku di Universitas lslam Ncge五 (UIN)Syarif HidayatullahJakarta.

3. Jika dikemudian han saya tcrbukti bahwa ini bukan hasil karya saya, atau merupakan

hasiljiplakan dari karya orang lain,maka saya berscdia mencHma sanksi yang bcnaku di

Universitas lslam Nege五 (UIN)SyarifHidayatullall」 akarta.

Jakarta,22 0kobcr2018

Fitri Wallン uniarti

lll1051100045

 

i

ABSTRAK

Program talkshow “ Sarah Sechan “ di Net tv ini merupakan perogram acara yang

digemari oleh masyarakat. Talkshow “ Sarah Sechan “ sebuah acara hiburan yang selalu

menghadirkan selebriti di setiap episodenya. Program ini tidak hanya menawarkan informasi,

tapi juga sekaligus komedi yang segar yang dibawakan oleh Sarah Sechan sambil mengobrol

– ngobrol ringan seputar topik – topik yang sedang hangat dan menarik di masyarakat

bersama para bintang tamu.

Skripsi ini berjudul Pengaruh persepsi pembawa acara terhadap kredibilitas menonton

talk show Sarah Sechan di Net Tv”. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan mengenai

ada atau tidaknya Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembawa Acara Dengan Minat Menonton

Talkshow “Sarah Sechan” pada Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh

mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang

diteliti. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin menjelaskan mengenai

motif apa yang mendasari individu dalam menonton, kemudian kepuasan apa yang diperoleh

setelah menonton, serta hubungan antara motif dan kepuasan penonton tersebut.

Metode yang digunakan dalam riset ini adalah survey kuantitatif dengan teknik atas

spotastif product moment. Target sampel peneliti atas mahasiswa jurnalistik UIN Jakarta

yang masih aktif periode 2016-2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampel dari Slovin yang menentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini, terdapat 70 orang

yang dapat dijadikan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

Probality sampling. Hasil riset ini mengklaim korelasi yang sejumlah aturan program

pembawa acara terhadap minat menonton sebesar 51%. Artinya semakin tinggi kehandalan

pembawa acara maka, semakin dapat dilihat minat pemirsa muatan dan program dalam

kualitas pembawa acara sangat tinggi terhadap minat pemirsa menonton acara talkshow.

 

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pembawa Acara Terhadap Minat Menonton Televisi (Studi Persepsi

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Acara Talk Show Sarah

Sechan di Net Tv)” ini dengan baik. Selama menjadi mahasiswa, penulis telah

mendapatkan pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dalam bidang Ilmu

Komunikasi, sehingga pada akhirnya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

untuk meraih gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan,

kesalahan, dan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Namun, skripsi ini tetap

dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, bantuan, dukungan, doa,

dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Arif Subhan, M.Ag (Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi), Dr.

Suparto, M.Ed, Ph.D (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dra. Roudhonah, M.Ag

(Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama).

2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Konsetrasi Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah

Nurlaily, MA selaku Sekretaris Konsetrasi Jurnalisti.

3. Kholis Ridho, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing

dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. H. Mulyadi dan Dasmini, kedua orang tua penulis yang salalu memberikan

5. Adikku tercinta, Dika Rizky Akbar, atas dukungannya selama proses penyusunan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

7. Staff Tata Usaha, Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Resty Meidiana, teman yang sudah memberikan segala dukungannya selama ini

9. Keluarga H. Rizal yang selalu mendungkung selama ini

10. Teman – teman Geng Cantik yang sudah mendukung selama ini

 

iii

11. Devi, Nia, Firly, Aas, dan Chintya terimakasih sudah mendukung

12. Yanda dan Bunda SD Karakter Bangsa Plus yang sudah mendukung selama ini

13. Untuk teman – teman Jurnalistik 2011 terimakasih banyak

 

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 7

1. Pembatasan Masalah .............................................................................. 7

2. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teori ............................................................................................. 10

1. Teori Persepsi ........................................................................................ 19

2. Komunikasi Massa ................................................................................. 19

3. Minat ...................................................................................................... 24

4. Hubungan Antara Persepsi dan Minat Menonton .................................. 29

5. Talk Show ............................................................................................... 35

6. Televisi ................................................................................................... 39

B. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 42

C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 44

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 45

B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 45

C. Jenis Penelitian ............................................................................................. 46

 

v

D. Metode Penelitian ......................................................................................... 47

E. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 47

F. Populasi dan sample ..................................................................................... 47

1. Populasi .................................................................................................. 48

2. Sampel .................................................................................................... 48

G. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................ 49

H. Instrumen ...................................................................................................... 50

I. Uji Coba Instrumen ...................................................................................... 51

1. Uji Validitas ........................................................................................... 51

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 52

J. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52

K. Variabel Penelitian ....................................................................................... 53

L. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian.............................. 54

1. Media Use ............................................................................................. 54

2. Grafication Sought ................................................................................ 55

3. Grafication Obtained ............................................................................ 56

M. Teknik Analisis Data .................................................................................... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. NET TV ........................................................................................................ 57

B. Program Sarah Sechan.................................................................................. 63

BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Temuan ............................................................................................... 66

1. Karakteristik Responden ........................................................................ 66

2. Variabel Penelitian ................................................................................. 67

a. Variabel Persepsi Pembawa Acara ................................................... 67

b. Varfiabel Minat Menonton ............................................................... 70

B. Analisis Data ................................................................................................ 73

C. Hasil Penelitiann........................................................................................... 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 82

B. Saran ............................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 84

LAMPIRAN

 

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden .................................................................................... 66

Tabel 4.2 Variabel Persepsi Pembawa Acara .................................................................... 68

Tabel 4.3 Variabel Minat Menonton ................................................................................... 71

Tabel 4.4 Uji Normalitas..................................................................................................... 74

Tabel 4.5 Uji Linearitas ...................................................................................................... 75

Tabel 4.6 Uji Koefisien Korelasi ........................................................................................ 76

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi .................................................................................. 77

Tabel 4.8 Uji T .................................................................................................................... 77

 

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori S – O –R ................................................................................................. 30

Gambar 2. Logo Net Tv ...................................................................................................... 60

Gambar 1. Struktur Dewan Direksi Net Tv ........................................................................ 62

Gambar 4. Logo Sarah Sechan............................................................................................ 65

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin

canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa

sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Menurut Liliweri

komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)

dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah

banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan

efek tertentu seperti proses life style, budaya, dan keberagamaan.1

Televisi merupakan salah satu bentuk media sebagai alat komunikasi massa.

Televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai banyak kelebihan dalam

menyampaikan pesan-pesannya dibandingkan dengan media komunikasi massa

lainnya, karena tkelebihan televisi adalah penyampaian pesan media gambar dan suara

secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan menjangkau ruang yang sangat luas.

Televisi kini semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang

mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Dibanding dengan media

massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gebungan dari

media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan,

1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), Cet. Ke-2, h. 11.

 

2

bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas, Televisi merupakan sumber citra dan pesan

tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah

menjadi mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan

sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi.2

Acara atau program yang ditayangkan televisi punya pengaruh baik dan

pengaruh tidak baik. Berbagai persepsi dan perspektif akan muncul pada diri

masyarakat setelah menonton sebuah acara televisi.3 Televisi sebagai media massa,

secara langsung maupun tidak langsung pasti memberikan persepsi di kalangan

masyarakat. Yang pada awalnya masyarakat tidak peduli tentang suatu program

televisi, menjadi peduli ketika sebuah program televisi memberikan tayangan yang

mampu menarik perhatian masyarakat, sehingga terbentuklah persepsi-persepsi dari

masyarakat tentang program televisi tersebut.Televisi baik bila berfungsi sebagai

media komunikasi, informasi dan pendidikan. Namun, televisi menjadi sesuatu yang

kontroversial ketika dihadapkan pada kepentingan bisnis yang berpengaruh buruk

bagi masyarakat.

Kini, televisi di Indonesia sendiri bukan lagi dilihat sebagai barang mewah,

seperti ketika pertama kali ada. Bahkan media layar kaca tersebut sudah menjadi salah

satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk mendapatkan

2 Morissan. Jurnalistik Televisi Mukhtahir, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Ed. Ke-1,

h. 1

3 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 12

 

3

informasi. Dibukanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 yang mengatur tentang

penyiaran memberi jaminan kepada pihak swasta untuk memiliki perusahaan

penyiaran.4 Jumlah stasiun televisi meningkat pesat pasca Undang-undang ini

disahkan oleh DPR. Selain TVRI, jumlah stasiun televisi nasional yang ada di

Indonesia saat ini sudah berjumlah sekitar sepuluh stasiun televisi seperti RCTI,

SCTV, Indosiar, Metro TV, ANTV, TV One, Global TV, MNC TV, Trans TV, dan

Trans 7. Selain televisi nasional, melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002

tentang pemerintah secara resmi mengijinkan berdirinya stasiun televisi berjaringan

yaitu sistem televisi di Indonesia yang mengharuskan televisi – televisi yang memiliki

daya frekuensi siaran nasional, agar melepaskan frekuensi terhadap daerah – daerah

siaran mereka dan menyerahkan kepada orang, lembaga/organisasi daerah yang ingin

menggunakannya untuk dikembangkan. Televisi berjaringan yang dimaksud

diantaranya Kompas TV dan Net Tv.

Program siaran stasiun televisi di Indonesia dituntut agar lebih cepat, tanggap,

kreatif, innovatif, serta memberikan semua yang diinginkan oleh masyarakat. Melihat

perkembangan televisi saat ini berbagai stasiun televisi banyak menyajikan program-

program acara yang menarik salah satunya adalah program talkshow. Talkshow

merupakan acara yang cukup digemari di dunia pertelevisian Indonesia, dimana

program talkshow saat ini muncul dengan konsep yang lebih ringan dan menghibur.5

Dilihat dari format acaranya, talkshow merupakan salah satu program acara yang

4 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h.41

5 Eva Arifin, Brodcasting to be Broadcaster, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 64

 

4

banyak bermunculan di berbagai stasiun televisi dengan memiliki ciri khas pada

masing-masing program yang ada di stasiun televisi tersebut, dan bahkan menjadi

tayangan atau program yang banyak diminati oleh khalayak banyak, sehingga

memungkinkan banyaknya masyarakat yang akan menonton televisi. Selain itu

televisi juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan, maupun menemani

saat akan beristirahat.

Dalam suatu acara talkshow diperlukan pembawa acara. Jika

tidak ada pembawa acara maka suatu acara tidak akan berjalan dengan baik dan

maksimal. Peran pembawa acara sangatlah penting untuk kelancaran program.

Kriteria pembawa acara adalah tentunya orang yang baik, berintelektual tinggi,

imajinatif, informatif, dan menghibur.6 Bahkan seorang pembawa acara itu dapat

menjadi daya tarik dari program tersebut. Profesi yang dipandang sebagai profesi

yang glamour ini juga akhir-akhir ini menjadi suatu yang menarik untuk dibicarakan

di samping dengan penghasilan yang diperoleh oleh seorang pembawa acara yang

tinggi .

Terdapat kecendrungan trend talk show kemudian beralih ke acara yang lebih

banyak memasukkan unsur hiburan. Tampakmnya masyarakat lebih menyukai

perbincangan yang ringan-ringan, menghibur, dan tidak sampai membuat kening

berkerut, dibandingkan dengan menawarkan informasi. Salah satu program talk show

yang bisa menarik perhatian pemirsa yaitu Sarah Sechan talk show di Net Tv.7

6 Morissan. Jurnalistik Televisi Mukhtahir (Jakarta, Kencana, 2010) h.26

7 www.netmediatama.co.id

 

5

Dengan konsepnya yang simple, program acara Sarah Sechan ini benar-benar

memberikan inspiratif dan hiburan bagi pemirsa yang menyaksikannya, serta terlepas

dari unsur-unsur gosip yang menjangkiti banyak acara talkshow di tanah air saat ini.

Program acara ini akan ditambahkan item-item yang menarik di setiap episodenya dan

akan melibatkan pemirsa di studio maupun di rumah. (netmedia.co.id/sarahsechan)

Acara talkshow yang biasanya ditayangkan setiap hari Senin hingga Jumat

pada pukul 09.00 WIB dan berdurasi 60 menit ini, bertambah meriah dan berwarna

karena dibawakan oleh host (pembawa acara) yang telah lama melintang di industri

pertelevisian tanah air dalam hal membawakan acara talkshow yaitu Sarah Sechan.

Wanita yang mempunyai nama lengkap Sarah Meirizka Hardiany Sechan ini lahir di

Bandung, Jawa Barat pada tanggal 9 Mei 1974 yang saat ini berumur 43 tahun. Nama

Sarah Sechan mulai dikenal publik saat dirinya menjadi VJ (Video Jockey) MTV,

kesuksesannya dibuktikan dengan penghargaan MTV Nokia Jukebox Music is My Live

yang di terimanya. Sejak saat itu, Sarah Sechan menjadi salah satu pembawa acara

yang sering tampil di pertelevisian Indonesia. Selain itu, Sarah Sechan juga menjadi

pemain teater dan film-film tanah air mulai dari Naga Bonar jadi 2 dan film-film

lainnya.8

Dengan suguhan beragam tema, Sarah Sechan talk show tersebut sudah tiga

tahun semakin digemari sebagai program televisi alternatif yang sarat edukasi namun

tetap menghibur. Sebagai presenter yang menyampaikan informasi kepada

masyarakat, tentunya Sarah Sechan harus memiliki kredibilitas yang baik dalam setiap

8 https://id.wikipedia.org/wiki/Sarah_Sechan

 

6

praktiknya. Kredibilitas dalam menyampaikan informasi, merupakan syarat mutlak

bagi seorang komunikator dalam menyampaikan pesannya agar dapat diterima secara

efektif oleh komunikannya.9 Istilah kredibilitas itu sendiri merujuk pada nilai terpadu

dari keahlian dan kelayakan untuk dipercaya dari seorang komunikator.

Acara Sarah Sechan talk show menampilkan topik acara dengan tema yang

unik, dan juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber

pada saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam acara ini berasal

dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain sebagainya. Selain

menghadirkan tokoh penting sebagai narasumber, acara ini juga sering mengundang

mahasiswa dari berbagai Universitas untuk menjadi audience yang nantinya akan

memberikan pendapat mengenai topik yang sedang dibicarakan.

Topik dari acara Sarah Sechan talk show ini tidak bersifat monoton dan

terpusat pada satu masalah saja, tapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau

kasus dari sudut pandang yang berbeda. Acara talk show Sarah Sechan merupakan

suatu acara yang bermutu yang diharapkan dapat membentuk persepsi pemirsanya,

termasuk para mahasiswa yang selalu ingin menambah wawasannya melalui acara

yang berbobot atau memiliki nilai informasi yang tinggi.

Didasari atas pemikiran tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI PEMBAWA ACARA

TERHADAP KREDIBILITAS MENONTON TALK SHOW SARAH SECHAN

DI NET TV” .

9 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 42

 

7

B. PEMBATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan memperjelas masalah yang akan diteliti,

maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Penelitian ini bersifat

menggambarkan hubungan antara persepsi dan minat mahasiswa untuk menonton talk

„show Sarah Sechan Net tv dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini juga terbatas

pada mahasiswa jurnalis Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2016-2017.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pembawa

acara dengan minat menonton talk show “Sarah Sechan” di NET TV pada Mahasiswa

Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2016-2017?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui persepsi pembawa acara pada acara talk show “Sarah Sechan” di

NET TV.

2. Untuk mengetahui minat menonton acara talk show “Sarah Sechan” di NET TV pada

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2016-2017.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini

yaitu antara lain:

 

8

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan referensi dan sebagai bahan

evaluasi maupun sebagai bahan acuan yang dapat digunakan sebagai pengembangan

lebih lanjut tentang media audience, kredibilitas, dan talk show/ performa televisi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembuat acara televisi

dalam hal format penyajian, sehingga dapat menarik penonton (khalayak) yang sangat

membutuhkan baik informasi maupun hiburan secara praktis.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penulusuran koleksi skripsi pada perpustakaan Utama dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi yang fokusnya sama, yaitu tentang

produksi program televisi pada salah satu televisi swasta mengenai program talkshow.

Skripsi yang menginspirasi penulis, yaitu skripsi Arifia Fadillah Sirangkang sebagai

mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang “Korelasi Antara Persepsi

Pembawa Acara dengan Minat Menonton Talkshow “Kick Andy” di Metro Tv”.

E. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka penulisan dibagi

menjadi lima bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

 

9

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dengan sub bab teori komunikasi dan teori-

teori lainnya yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, sumber data, bahan penelitian dan

unit analisis, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, realibilitas

dan validitas alat ukur dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian,

dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

 

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory

stimuli).10

Jadi persepsi adalah suatu pengalaman tentang objek seseorang yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi. Ada beberapa teori dalam persepsi ini

yaitu :

a. Teori memori Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan

penting dalam mempengaruhi baik persepsi maupun berfikir. Secara singkat,

memori melewati tiga proses : perekaman adalah pencacatan informasi

melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan adalah

menentukan beberapa lama informasi itu berada di sekitar kita, dalam bentuk

apa, dan dimana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Kita menyimpan secara

aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan.

b. Teori berfikir adalah semua proses yang kita sebut ialah : persepsi, dan

memori. Berfikir realistik disebut juga nalar, ialah berfikir dalam rangka

menyesuaikan diri dengan dunia nyata.

10

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012),h.50

 

11

c. Menetapkan keputusan, salah satu fungsi berfikir ialah menetapkan

keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan. Sebagian dari

keputusan itu ada yang menentukan masa depan kita.

d. Memecahka persoalan, proses memecahkan persoalan ialah terjadi peristiwa

ketika perilaku yang dihambat karena sebab-sebab tertentu, mencoba untuk

menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa

yang lalu., akan mencoba seluruh pemecahan yang pernah terjadi yang di

ingat, mulai menggunakan lambing verbal dan grafis untuk menatasi masalah,

tiba-tiba terlintas di fikiran anda suatu pemecahan.

1. Komponen-komponen persepsi

Persepsi adalah sebagai proses yang kita gunakan untuk

menginterprestasikan data-data sensoris. Data sensoris sampai kepada kita melalui

indra kita. Sehingga diaplikasikan pada kecendrungan persepsi manusia yang

dipengaruhi oleh keinginan - keinginan, kebutuhan – kebutuhan sikap-sikap, dan

faktor-faktor psikologi lainnya. Sehingga mempunyai peranan penting di dalam

komunikasi seseorang.11

Sehingga terdapat komponen-komponen persepsi yaitu :

a. Komponen Kognitif

11

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori komunikasi. (Kencana : Jakarta, 2007),h.83

 

12

Komponen kognitif ialah mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu

yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan

alternatif dalam situasi. Maksudnya adalah komponen yang hanya berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan seseorang dalam hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek.

b. Komponen Efektif

Komponen efektif ialah efek media massa dalam pembentukan dan

perubahan sikap. Maksudnya adalah komponen yang berhubungan dengan

perubahan sikap seseorang sedang ia rasakan.

c. Komponen Konatif

Komponen konatif ialah kesiapan seseorang untuk bertingkah laku

yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Maksudnya adalah komponen

yang berhubungan dengan sikap untuk bertindak terhadap obyek tertentu,

hal ini menunjukan besar kecilnya prilaku seseorang terhadap suatu obyek.

1. Dimensi Persepsi

Menurut Garvin dalam Ramadhan, ada delapan dimensi persepsi seseorang terhadap

produk, yaitu:12

1. Dimensi Kinerja Produk (Performance)

12

Rachmat Ramadhan. 2013. Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Poduk Smartphone Blackberry

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Jurusan Teknik Kimia). Jurusan Administrasi Bisnis Polsri.

Laporan Akhir (Tidak di Publikasikan): Polsri. h. 12.

 

13

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal

ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.

Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.

2. Dimensi Keterandalan Produk (Reliability)

Keterandalan yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

3. Dimensi Fitur Produk (Feature)

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yng

melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau

option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur

seringkali ditambahkan. Idealnya, fitur bisa meningkatkan kualitas

produk kalau pesaing tidak memiliki.

4. Dimensi Daya Tahan (Durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu

produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu

semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan

lebih berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat

diganti.

5. Dimensi Kesesuaian (Conformance)

Adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan

suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.

 

14

Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan

standarnya.

6. Dimensi Kemampuan Diperbaiki (Service Ability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar

kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang

mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk

yang tidak atau sulit diperbaiki.

7. Dimensi Keindahan Tampilan Produk (Aesthetic)

Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat

konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk

atau kemasannya. Beberapa merek memperbarui wajahnya supaya

lebih cantik dimata konsumen.

8. Dimensi Kualitas yang Dirasakan (Preceived Quality)

Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut

penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk

yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas

dibanding merek-merek yang tidak terkenal. Itulah sebabnya produk

selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand

equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapat dibangun dalam semalam

karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari

kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya.

 

15

2. Proses Persepsi

Menurut Philip Kotler dalam Ramadhan, orang dapat memiliki

persepsi berbeda atas objek yang sama karena ada tiga proses persepsi yaitu:13

1. Perhatian selektif

Pada dasarnya orang akan terlibat banyak rangsangan harian.

Sebagian besar rangsangan akan disaring, karena seseorang tidak

mungkin dapat menanggapi rangsangan-rangsangan ini. Proses ini

disebut perhatian selektif. Perhatian selektif membuat pemasar harus

bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan-pesan mereka

akan terbuang pada orang-orang yang berada dalam pasar produk

tertentu. Bahkan orang-orang yang berada dalam pasar mungkin tidak

memperhatikan suatu pesan kecuali jika pesan itu menonjol

dibandingkan rangsangan-rangsangan lain di sekitarnya.

2. Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah

informasi ke dalam pengertian pribadi dan menginterprestasikan

informasi dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka,

bukannya yang menentang pra-konsepsi tersebut. Bahkan rangsangan

yang telah mendapatkan perhatian konsumen, belum tentu berada di

jalur yang diinginkan.

3. Ingatan Selektif

13

Rahmat Ramadhan. 2013. Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Poduk Smartphone

Blackberry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Jurusan Teknik Kimia). Jurusan Administrasi

Bisnis Polsri. Laporan Akhir (Tidak di Publikasikan): Polsri. h. 13.

 

16

Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi karena

adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik

yang disebutkan tentang produk pesaing.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya “Pengantar Pada Teori

Komunikasi” yang dikemukakan oleh Kenneth E. Ander ialah proses mental ketika

stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat

stimulus lainnya melemah. Hal ini terjadi bila konsentrasi diri pada salah satu alat

indera kita, menyampaikan masukan- masukan melalui alat indera lainnya.14

Sehingga membentuk faktor-faktor sebagai berikut :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah penarik perhatian yang dimaksud dengan stimulus

diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain :

gerakan, intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan.

a) Gerakan seperti manusia secara visual tertarik pada objek-objek

yang bergerak. Kita senang melihat huruf-huruf display yang

bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.

b) Intensitas stimulus, kita akan memerhatikan stimulus yang lebih

menonjol dari stimulus yang lain. Warna merah pada latar belakang

putih, tubuh jangkung, di tengah-tengah orang pendek, suara keras di

14

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012),h. 51

 

17

malam sepi, iklan setengah halaman pada surat kabar, atau tawaran

pedagang yang paling nyaring di pasar malam, tidak akan lolos dari

perhatian kita.

c) Kebaruan (Nolvety). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang

berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga

membuktikan stimulus yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau

diingat. Karena alasan inilah maka orang mengejar novel yang baru

diterbit, flim yang baru beredar.

d) Perulang adalah hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai

dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur yang

sudah kita kenal berpadu dengan unsur yg baru kita kenal perulangan

juga mengandung unsur sugesti : mempengaruhi bawah sadar kita.

b. Faktor Internal

a) Faktor internal adalah penaruh perhatian, maksudnya apa yang menjadi

perhatian kita, malah lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada

kecendrungan kita melihat apa yang ingin kita lihat dan kita mendengar

apa yang ingin kita dengar. Kenneth E. Andersen menyimpulkan dalil-

dalil perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.

Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif

dan refleksif. Kita secara sengaja mencari stimulus tertentu dan

mengarahkan perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan

perhatian dari stimulus yang satu dan memindahkannya pada

 

18

stimulus yang lain.

b) Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting,

menonjol, atau melibatkan diri kita.

c) Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan

kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita. Kita

cenderung memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, dan

kepentingan yang ada dalam mengarahkan perhatian kita, baik

sebagai komunikator atau komunikan.

d) Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik

perhatian, tetapi jug apa yang secara pontesial akan menarik

perhatian kita. Kita cenderung berinteraksi dengan kawan-kawan

tertentu. Hal-hal seperti ingin akan menentukan rentangan hal-hal

yang memungkinkan kita untuk menaruh perhatian.

e) Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku

kita untuk menghindari terpaan stimulus tertentu yang ingin kita

abaikan.

f) Walaupun perhatian kepada stimulus berarti stimulus tersebut lebih

kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa

persepsi kita betul-betul cermat.kadang-kadang konsentrasi yang

sangt kuat mendistorsi persepsi kita.

g) Perhatian bergantung kepada kesiapan mental kita; kita cenderung

 

19

mempersepsi apa yang memang ingin kita persepsi.

Keadaan orang yang mempersepsi dipengaruhi oleh harapan dan penilainan

terhadap stimulus. Seseorang apa bila memiliki harapan dan penilaian yang baik

terhadap situasi tertentu, maka akan muncul tindakan selaras dengan situasi yang

terjadi, demikian sebaliknya. Pandangan manusia akan mempersepsi sesuatu

sesuai dengan pengalaman dan harapan yang ada pada dirinya, sehingga persepsi

seseorang terhadap sesuatu dapat bersifat berubah-ubah.

1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass

communication (media komunikasi massa) yang dihasilkan oleh teknologi modern.

Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang

berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan

perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh Karena itu massa disini

menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Media massa

tidak berdiri sendiri, di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan

pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiencenya. Mereka

yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper.15

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah

15

Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 4.

 

20

banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan

efek tertentu.16

Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di mana

suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi

dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.17

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa pada dasarnya komunikasi massa adalah

komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal

perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of

mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa

(atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab

ada media yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan,

angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil

produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.18

Komunikasi massa menurut Nurudin yang dikutip dari Michael W. Gamble dan

Teri Kwal Gamble adalah:19

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk

menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan

tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar,

majalah, televise, film, atau gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya

bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal

atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah

yang membedakan pula dengan jenis komunkasi yang lain. Bahkan pengirim dan

penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

16

Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h.3. 17

Isti Nursih Wahyuni. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu. h. 1. 18

Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 4. 19

Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 8.

 

21

3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh

banyak orang.Karena itu diartikan milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti

jaringan,ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal

dari seseorang tetapi lembaga.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan yang

disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut

sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis

komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan

melalui media massa cetak atau elektronis.

2. Karakteristik Komunikasi Massa

Setiap orang yang menggunakan komunikasi massa sebagai alat untuk melakukan

kegiatan komunikasi, haruslah memahami karakteristik komunikasi massa itusendiri.

Adapun karakteristik komunikasi massa menurut Liliweri adalah:20

1. Sifat Komunikator

Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media atau saluran secara

profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan

media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur,

fungsi dan misi tertentu.

2. Sifat pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, dan universal tentang pelbagai hal

dari berbagai tempat. Isi dari media massa itu sendiri tentang berbagai peristiwa apa

saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.

3. Sifat media massa

Salah satu ciri yang khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa.

Komunikasi massa tampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pesan

dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipatgandakan.

Dengan bantuan industri ini mengakibatkan berbagai pesan dapat menjangkau

konsumen dengan cara yang tepat, cepat dan terus menerus.

20

Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h.3.

 

22

4. Sifat Komunikan

Komunikan dalam komunikasi massa adalah konsumen. Konsumen

merupakan masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi

demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah komunikan itu sangat besar dan

diantara mereka ada yang tidak saling kenal namun pada suatuwaktu dan tempat

relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari media massa tertentu.

5. Sifat efek

Bagaimanapun juga komunikasi massa mempunyai efek tertentu. Secara

umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hierarki efek, yaitu

efek kognitif (pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal

pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap suatu yang diperolehnya), efek afektif

(pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari

konsumen), dan efek konatif (pesan komunikasi massa mengakibatkan orang

mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu).

6. Sifat umpan balik

Umpan balik dari komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda.

Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat

yang sama melainkan setelah suatu media itu beredar atau pesannya itu memasuki

kehidupan suatu masyarakat tertentu.

3. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi mempunyai efek tertentu, secara umum terdapat tiga efek komunikasi

massa, yaitu:21

1. Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal

pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini

berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Efek afektif, pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu

dari konsumen. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya

terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton

televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek konatif, pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata

21

Alo Liliweri.2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group. h. 39.

 

23

yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan

berprilaku.

4. Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa yaitu:22

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa yang Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan orang

yang artinya adalah gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain

dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem

didalam sebuah sistem ada interpendensi artinya komponen-komponen itu saling

berkaitan, berinteraksi, dan berinterpendensi secara keseluruhan

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat Hetrogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau beragam. Artinya

penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi,

agama dan lain-lainnya namun mereka adalah komunikan televisi.

3. Pesannya bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu

kelompok masyarakat tertentu. Dengan kat lain pesan-pesannya ditujukan pada

khalayak-khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya

pun tidak boleh bersifat khusus.Khusus disini adalah pesan memang tidak disengaja

untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah

Dalam media cetak seperti Koran,majalah dan media cetak lainnya komunikasi

hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada

komunikator (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa sifatnya tertunda.

5. Komunikasi massa menimbulkan keserampakan

22

Nurudin. Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. h. 19.

 

24

Dalam komunikasi massa ada keserampakan dalam proses penyebaran

pesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut

hampir bersamaan.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya

sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud adalah

pemancar media elektronik

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang biasa disebut sebagai penapis informasi atau palang pintu

atau penjaga gawang adalah orang yang sangat berperdan dalam penyebaran

informasimelalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut

menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi

yang disebarkan lebih mudah dipahami.

A. Minat

Minat dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton

televisi, ribuan pembaca buku, majalah, Koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing

berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berfikir, menanggapi

pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-

masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.jika dikaji lebih jauh,

ada beberapa teori komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Melvin De

Fluer dan Sandra Ball-Rockeach. Dalam melihat efek media massa ada dua catatan

yang bisa dijadikan dasar, yakni interaksi audiens dan bagaimana tindakan audiens

terhadap isi media. Ada tiga teori penjelaskan di sini: Individual Differences

Perspective menggambarkan perilaku audiens. Proses ini berlangsung berdasarkan

ide dari stimulus-response., Social Categories Persepective mengambil posisi

 

25

bahwa mempunyai kesamaan norma sosial , nilai dan sikap. Di sini ada kelompok

audiens yang akan mereaksi secara sama pada pesan khusus yang diterimanya, dan

Social Relation Perspective didasarkan pada penelitian Paul Lazarfeld, Bernard

Berelson, dan Elihu Katz, menyarankan bahwa hubungan secara informal

mempengaruhi audiens.

Jika kita menggabungkan semua aspek dari tiga perspektif tersebut di atas

kita dikenalkan pada gambaran berikut sebagai teori audiens: “masing-masing dari

kita adalah anggota dari sejumlah audiens, tetapi masing-masing audiens itu

mereaksi secara individual. Interaksi kita dengan anggota audiens yang lain,

sekelompok anggota atau bahkan pemimpin opini juga mempunyai dampak

bagaimana kita merespons dan bahkan ikut menentukan reaksi umum kita.

Sehingga minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan

penting dalam mengambil sebuah keputusan. Minat mengarahkan individu terhadap

suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang atau

tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari

pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.23

Sehingga minat menonton seseorang merupakan reaksi terhadap stimulus

tertentu pada awalnya, teori ini berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De

Fluer yaitu berangkat dari asumsi bahwa setiap orang dapat memfragmasikan

stimulasi yang diterima dan dibentuk. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan

23

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta : Rajawali Pers. 2014) h.104

 

26

suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan redaksi audiens. Dalam teori ini juga

bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulasi khusus,

sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memikirkan kesesuaian antara pesan dan

reaksi komunikasi yang mempunyai unsur pesan (stimulasi), komunikasi, dan efek

(respon), Sehingga dapat diterima oleh masyarakat dalam jumlah besar, minat

menonton juga merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan

penting dalam mengambil sebuah keputusan. Minat menonton mengarahkan individu

terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang

atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat menonton seseorang dapat

diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.

Psikologi komunikasi memiliki perbedaan pandangan satu dengan yang

lainnya namun secara umum teori-teori tersebut memiliki pandangan yang sama

terhadap perilaku, sifat serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku. Berbagai

teori dan pemikiran dalam psikologi komunikasi dapat dibagi kedalam tiga cabang

besar. Teori perilaku, teori kognitif, dan teorti biologis. 24

1. Teori perilaku

Variasi pertama yaitu teori perilaku memberikan perhatian pada

bagaimana seseorang berprilaku atau bertindak dalam berbagai situasi komunikasi

yang dihadapinya. Teori ini melihat adanya hubungan yang kuat antara stimulus

yang diterimanya dengan respons yang diberikan. Teori perilaku melihat hubungan

antara perilaku komunikasi apa yang anda katakana atau apa yang anda lakukan

dalam hubungannya dengan variable seperti sifat, perbedaan situasi dan

pembelajaran.

2. Teori kognitif

Teori kognitif memberikan perhatian pada bagaiman individu

24

Morrisan,” peikologi komunikasi”.(Ghali Indonesia, 2013), h.5

 

27

memperoleh, menyimpan dan mengolah informasi yang akan menghasilkan

perilaku dan tindakan. Dengan kata lain, apa yang anda lakukan dalam ssituasi

komuniaksi tidak hanya bergantung pada pola stimulus dan respons, tetapi juga

pada mental yang muncul ketika anda mengelola informasi.

3. Teori biologis

Teori biologis menjelaskan bagaimana pesan dari struktur dan fungsi

otak serta faktor genetik yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya.

Teori biologis ini mendapat perhatian para ahli komunikasi sejak tahun 1990-an

seiring dengan semakin berkembangnya studi terhadap genetik manusia. Ide dari

teori ini menjelaskan bahwa banyak sifat, cara berfikir, dan perilaku seseorang

tidak melulu dipengaruhi oleh faktor situasional atau pembelajaran tetapi hanya

dipengaruhi oleh faktor biologis yang dibawa orang sejak lahir.

Sikap seseorang pada suatu obyek merupakan manifestasi dari kontelasi

ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan

dan berprilaku terhadap obyek sikap. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi

Khalayak.

Model jarum hypodermis menunjukan kekuatan media massa yang perkasa

untuk mengarah dan membentuk perilaku khalayak. Dalam kerangka

behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku

khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi

(belajar sosial). Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk

menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya (Dervin).

Pesan komunikasi dianggap sebagai “benda” yang dilihat sama baik oleh

komunikator maupun komunikan.25

Menurut Raymond A. Bauer juga mengkritik potret khalayak sebagai robot

pasif. Ia bahkan menyebut khalayak yang kepala batu, yang baru mengikuti pesan

25

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012), h. 200

 

28

bila pesan itu menguntungkan mereka. Komunikasi tidak lagi bersifat linier tetapi

merupakan transaksi. Media massa memang mempengaruh, tetapi pengaruh ini

disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-faktor personal

yang mempengaruhi reaksi mereka.26

Ada tiga kerangka teoritetis menurut

DeFleur dan Ball Rokeach, yaitu:

1. Perspektif perbedaan individual adalah akan menentukan bagaimana

organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana

individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaiman ia memberikan

makna pada stimulus tersebut.

2. Perspektik kategori sosial adalah dalam masyarakat terdapat kelompok-

kelompok sosial, yang raeksinya pada stimulus tertentu cenderung sama.

3. Perspekti hubungan sosial adalah menekankan pentingnya peranan

hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang

terhadap media massa.

Minat menonton di sebabkan oleh teori perubahan sikap memberikan penjelasan

begaiman sikap seseorang tersebut dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui

proses komunikasi massa dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap

tindakan atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini, antara lain

menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidak nyamanan di dalam dirinya

bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan

keyakinan.

Minat menonton merupakan salah satu aspek dari sikap. Minat menonton dapat

ditentukan oleh tiga komponen yaitu :

1) Kognatif, yang berhubungan dengan gejala mengenai wujud

pengolahan, pengetahuan, dan keyakinan serta harapan individu

26

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012), h. 201

 

29

tentang objek atau produk tertentu. Aspek kognatif dapat diartikan

sebagai letak hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada

dalam diri yang dikontrol oleh akal.

2) Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu di

tunjukan pada objek tertentu. Aspek afektif dapat diartikan sebagai

suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi dengan

jalan membuka diri terhadap suatu yang berbeda dengan keadaan atau

nilai dalam diri. Konatif, proses tendensi atau kecenderungan untuk

berbuat atau tindakan suatu objek.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Faktor timbulnya minat menurut Makmun seperti dikutip dari Crow and Crow

(1973), terdiri dari tigafaktor:27

1. The factor inner urge

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai

dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan

minat.

2. The factor of social motive

Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga

dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial

misalnya seseorang berminat pada presetasi tinggi agar dapat status sosial

yang tinggi pula.

3. Emotional Factor

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek

misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan

tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah

semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya

kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

B. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pembawa Acara Dengan Minat

Menonton

Hubungan antara pembawa acara dengan minat menpnton sangat

27

Makmun Khairani. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Presindo. h. 139.

 

30

berkaitan sekali karena sebuah acara jika tidak ada pembawa acara, acara tersebut

tidak akan berjalan karena pembawa acara itu disebut komunikator yaitu berguna

untuk menyampaikan/ meneruskan/ menyebarkan pesannya agar dapat sampai

kepada komunikan/ penerima pesan. Dengan demikian komunikator itu harus

berbicara dan berhadapan dengan komunikan. Dalam teori S-O-R sebagai

singkatan dari stimulus – organism – respon ini semula berasal dari psikologi.

Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena

objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi, adalah sama, yaitu manusia

yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,

afeksi dan konasi.28

Dr. Mar‟ at dalam bukunya “sikap manusia” perubahan serta

pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan

bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu:

Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang

28

Santoso Sastropoetra, komunikasi sosial, (bandung: remadja karya.1987), h.11

Stimulus

Organisme :

1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan

Gambar 3. Teori S-O-R Response

Perubahan Sikap

 

31

terjadi pada individu.29

Dari uraian gambar diatas dihubungkan dengan mengenai acara talkshow

“Sarah Sechan” diNet TV dan pengaruhnya terhadap maka hubungannya dengan

teori S-O-R dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah materi acara atau pesan yang

disampaikan dalam acara talkshow “Sarah Sechan” diNet TV.

2. Organisme (Komunika) yang menjadi sasaran adalah pemirsa acara Talkshow

“Sarah Sechan” diNet TV, yang dalam penelitian ini merupakan mahasiswa

jurusan jurnalistik fakultas dakwah dan komunikasi yang pernah menonton

acara ini.

3. Respon (Efek) yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan wawasan

mahasiswa UIN setelah menonton acara talkshow “Sarah Sechan” diNet TV.

Karena manusia makhluk sosial, dari proses ia memperoleh beberapa

karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklarifikasinya ke

dalam tiga komponen: efektif, kogniktif, dan konatif. Kompenen yang pertama,

yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena

erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek

intelektual, yang berkaitan dengan apa yang di ketahui manusia. Komponen konatif

adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan

bertindak.

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun

kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian

dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi

dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah

29

Santoso Sastropoetra, komunikasi social, (bandung: remadja karya.1987),h.11

 

32

suatu tanda komunikasi.30

Sedangkan komunikasi massa adalah untuk meningkatkan

pemahaman kita terhadap kinerja komunikasi. Komunikasi massa berusaha untuk

merumuskan dan menguji secara ilmiah berbagai macam fenomena yang terjadi

didalamnya. Pada dasarnya komunikasi massa dapat digunakan untuk membantu

praktisi media agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.31

Kreadibilitas adalah

seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini

terkadang dua hal:komunikator. Dalam definisi ini terkadang dua hal:

1. Kreadibilitas adalah persepsi komunikate; jadi komunikator harus bisa

menjelaskan setiap pendapat komukate yang akan disampaikan;

2. Kreadibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan

kita sebut sabagai komponen-komponen kreadibilitas.

Karena kreadibilitas itu masalah persepsi, kreadibilitas berupa bergantung

pada pelaku persepsi, topik yang dibahas dan situasi. Hal-hal yang mempengaruhi

persepsi komunikate tentang komunikator sebelum ia melakukan komunikasinya

disebut prior ethos. Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena berbagai hal,

kita membentuk gambaran tentang diri komunikator dari pengalaman langsung

dengan komunikator itu atau dari pengalaman wakilan. Kebanyakan penelitian

kredibilitas berkenaan dengan prior ethos. Penelitian Hovland dan Weiss di atas

membuat kreadibilitas dengan deskripsi verbal. Komunikator memiliki dinamisme,

bila ia dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani.

Sebaliknya, komunikator yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu-ragu, lesu, dan

30

Widjaja. Komunikasi dan hubungan masyarakat. ( Jakarta: Bumi Aksara ). h.1

31 Werner & Jemes. Teori komunikasi. ( Jakarta: Kencana ).h.19

 

33

lemah. Dinamisme umumnya berkenaan dengan cara berkomunikasi. Dalam

komunikasi, dinamisme memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. Kesan

komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul.

Kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang

kita senangi, yang mewakili nilai-nilai kita. Serta menunjukan suatu sifat luar biasa

yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti

magnet menarik benda-benda disekitarnya.32

Karena itulah, komunikator yang lain mempengaruhi orang lain sebaiknya

memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya dengan komunikate. Kita

dapat mempersamakan diri kita dengan komunikate dengan menegaskan persamaan

dalam kepercayaan, sikap, maksud, dan nilai-nilai sehubungan dalam satu persolan.

Menurut Asch, organisasi kognitif (proses berfikir) pada informasi dan pengetahuan

yang di miliki dan di timbulkan oleh keinginan.33

Manusia adalah organism aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi

lingkungannya, sebelum memberikan respon, manusia menangkap dulu “pola”

stimulus dengan cara berfikir dalam satuan-satuan yang bermakna. Teori kognitif

memberikan perhatian pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan

mengelolah informasi yang akan menghasilkan perilaku dan tindakan.

Menurut jalaludin Rakhmat, dalam buku psikologi komunikasi bahawa ada

empat proses pengolahan informasi yang terjadi pada seseorang yaitu :

32 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( PT Remaja Rosdakarya: Bandung.2012 ) h. 257

33 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( PT Remaja Rosdakarya: Bandung.2012 ) h. 233

 

34

1. Sensasi yaitu proses menangkap stimulti yang melibatkan alat indera manusia.

Alat-alat indera mengubah informasi menjadi implus-implus saraf dengan

bahasa yang dipahami oleh otak.

2. Persepsi yaitu proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia

memperoleh pengetahuan baru.

3. Memori yaitu proses menyimpan informasi dan menggalinya kembali.

4. Berfikir yaitu proses mengolah dan manipulasikan informasi untuk memenuhi

kebutuhan atau memberikan respons.

Komunikator dapat juga berupa seseorang yang sedang berbicara, menulis,

kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan

sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator

dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator. Syarat-syarat

yang perlu diperhatikan oleh seseorang komunikator adalah sebagai berikut:34

1. Memiliki kredibilatas yang tinggi bagi komunikasi maksudnya mempunyai

pengetahuan yang luas dan wawasan yang lebih untuk bisa mengungkapkan

sebuah persesepsi dari komunikan.

2. Keterampilan komunikasi maksudnya adalah komunikator harus banyak

bicara, harus bisa mengendalikan suasana sehingga komunikate tidak merasa

bosan.

3. Mempunyai pengetahuan yang luas maksudnya adalah komunikator harus

pintar dan berpengalaman sehingga jika komunikate mempunyai persepsi atau

pandangannya sendiri komuniakator bisa menjawab pertanyaannya.

4. Sikap, komunikator harus mempunyai sikap yang baik, dan sopan santun

sehingga komunikate nyaman dalam penyampaian komunikator.

5. Memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan

perubahan sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikan.

Persepsi adalah proses sikap yang mempunyai peranan penting di dalam

Komunikasi seseorang. Persepsi berarti bahwa orang yang berbeda dapat menanggapi

34 Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara.1993).h.12

 

35

pesan yang yang sama dengan cara yang berbeda. Tidak ada seorang komunikator

yang dapat mengansumsi bahwa sebuah pesan akan mempunyai ketetapan makna

untuk semua penerima pesan atau terkadang pesan tersebut mempunyai makna yang

sama pada semua penerima pesan. Proses menerima dan menafsirkan pesan ada

banyak model komunikasi yang sering disebut. Penyandiaan-balik (decoding) adalah

sebuah proses yang melibatkan persepsi atau meliputi rangsangan dalam decoding

sebuah pesan komunikasi massa.35

C. Program Talkshow

Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri,

istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah

program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk

mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh

seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin

mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh

moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan

menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun

ditempat lain.

Program talkshow atau perbincangan adalah suatu program yang menampilkan satu

atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang

pembawa acara (host). Bintang tamu yang diundang adalah orang-orang yang

35

Werner & Jemes. Teori komunikasi. ( Jakarta: Kencana ) h.84

 

36

berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang tengah diperbicangkan atau

mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

Menurut Arifin, “program Talkshow adalah acara program interaktif, atau dialog

dimana brocasting televisi menghadirkan seorang tokoh masyarakat, di bidang politik,

kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema acara yang disajikan pada

talkshow tersebut.36

1. Pembawa Acara

Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau

jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.

Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan

mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara

berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata

acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung

kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara.

Menurut Wisanggeni, “pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau

informasi dalam suatu acara atau kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan

bertanggung jawab atas lancar dan suksenya acara”. Seorang master of ceremony (MC)

harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya,

dan memungkinkan adanya dialog dengan audience. Acara yang dibawakan adalah acara-

36

Arifin, Eva. 2010. Broadcasting : To Be Broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu, Yogyakarta. h. 64.

 

37

acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi yang akan menciptakan

karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.37

Sedangkan menurut Novita, “seorang pemandu acara adalah orang yang diberi

tugas memandu sebuah acara atau kegiatan yang biasanya memperlihatkan kemampuan

membawa hadirin untuk menghidupkan suasana”.38

Menjadi seorang pembawa acara tidak hanya banyak berbicara dan percaya diri saja

di depan pemirsanya, namun ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh

presenter yaitu:39

1. Bakat : Dalam pengertian ini tidak semua orang berbakat menjadi seorang Presenter

handal. Meskipun orang tersebut berbakat dan pintar berbicara, namun tidak pernah

diasah hal ini akan menjadi sia-sia. Imajinasi : Imajinasi sangat dibutuhkan oleh

seorang presenter untuk mendeskripsikan suatu benda/objek permasalhan. Hal ini

dilakukan agar objek yang dideskripsikan menjadi sesuatu yang luar biasa sehingga

menarik minat pemirsanya.

2. Wawasan : Seorang presenter harus memiliki wawasan yang luas untuk mengetahui

berbagai celah informasi. Referensi untuk pencarian wawasan yang lebih mendalam

bisa melaui internet, majalah, tabloid, televisi, radio dan lain-lain. Presenter juga harus

memiliki wawasan di berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-

lain. Wawasan akan membantu seorang presenter untuk mngembangkan perfoma

presenter dalam membawakan suatu acara program.

3. Suara : Kualitas suara sangat penting dimiliki oleh seorang presenter. Presenter harus

terus berlatih untuk keterampilan dalam pengaturan nafasnya agar suara yang

dikeluarkan lebih bagus dan memiliki durasi yang lebih lama. Dalam melatih

keterampilan suara presenter dapat belajar dari mebaca artikel atau buku dengan cara

bersuara agar pita suara terlatih terbuka. Pada saat pelatihan membaca presenter juga

harus mengatur tata bahasanya dengan baik agar terdengar jelas oleh pemirsanya.

37

Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta:Pinang Merah Publisher. h. 51. 38

Novita, Astri. 2011. Lancar Pidato dan MC untuk Pemula Tanpa Gugup tanpa Panik. Yogyakarta :

Buku Pintar. h. 10. 39

Gemilang. 2013. Tips dan Trik Menjadi MC Cerdas Humoris dan Menarik. Yogyakarta: Araska. h.

11.

 

38

4. Body Language (bahasa tubuh) : Bahasa tubuh yang seimbang dan menyatu dengan

gaya presenter dalam menarik perhatian pemirsanya. Penonton akan lebih menyukai

apabila seorang presenter dapat menyeimbangkan antara bahasa yang digunakan dan

bahasa tubuhnya seperti contohnya, mimik wajah, gerakan tangan, kaki, atau tubuh).

2. Persiapan yang Harus Dilakukan

Menurut Wisanggeni, “seorang pemandu acara akan menjadi pusat perhatian

seperti layaknya artis yang tampil di panggung”. Untuk itu tampil menarik dan enak

dilihat adalah suatu keharusan. Persiapan yang harus dilakukan agar menjadi pemandu

acara adalah sebagai berikut.40

a. Rileks. Pastikan kondisi tubuh dan suara fit, segar dan normal. Atasi rasa gugup

dengan menarik nafas panjang dan dalam, menggerakkan badan sedikit untuk sekedar

melemaskan otot yang kaku, berdiri tegap lalu tersenyumlah.

b. Know the room. Kenalilah ruangan tempat Anda akan menjadi pembawa acara.

c. Know the audience. Kenali karakteristik tamu dan pandang mereka sebagai sahabat.

d. Know the meterial. Kuasai bahan atau acara yang akan dibawakan.

e. Tambah wawasan. Baca literatur yang diperlukan untuk menunjang pengetahuan

Anda, karena semakin banyak yang diketahui tentang acara yang dibawakan, pasti

semakin percaya diri.

f. Pointer. Susun pointer untuk membantu mengingat apa yang akan diucapkan.

g. Jangan. Jangan terlalu sering mengucapkan kata (meminta) maaf pada audiens.

h. Pakaian. Pakailah pakaian yang serasi/cocok dengan acara, jangan sampai salah

kostum.

i. Make up. Pakailah make up yang wajar, agar wajah tidak mengkilap atau gelap.

j. Gerakan tangan. Lakukan gerakan tangan seperlunya saat sudah berada di atas pentas.

k. Jaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Untuk itu siapkan air putih yang siap

diminum jika dibutuhkan.

l. Hindari makanan tertentu. Jangan makan atau minum yang akan menggangu organ

tubuh.

m. Tampillah percaya diri.

40

Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta:Pinang Merah Publisher. h .57.

 

39

D. Televisi

Televisi atau yang sering disebut TV merupakan saluran media massa yang

berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman. Siaran-siaran yang ditampilkan

televisi menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, hal ini dikarenan

televisi memiliki sifat medium yaitu pesan yang di sampaikan mempunyai daya rangsang

yang cukup tinggi.

Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun

baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn ( Amerika serikat ) menemukan tabung kamera yang bisa

menangkap dan mengirim gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis untuk

selanjutnya didiperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan

bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang

dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.41

Menurut Efendy, “Televisi pada dasarnya tidak hanya sekedar sarana pelepas

ketegangan atau hiburan, namun isi dan informasi apapun yang ditayangkan mempunyai

pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebab, apa yang ditayangkan oleh

berbagai program acara televisi akan mempengaruhi penotonnya. Realitas subjektif atau

sebagaimana yang digambarkan Lippman dengan jargon “the world outside and the pictures

in our head” yang dibentuk oleh media akan menjadi gambaran realitas publik tentang

berbagai peristiwa sosial yang terjadi disekitarnya. Realitas inilah yang kemudian akan

mendorong respons atau sikap penontonnya terhadap berbagai hal tertentu”.42

41

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

h. 6. 42

Effendy, Onong Uchjana. 2014. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. h.

21.

 

40

Sedangkan menurut Badjuri, “Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar

(audiovisual)”. Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang

memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi

atau narasi dari gambar tersebut.43

Dibanding dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi

merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan,

maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas, Televisi merupakan sumber

citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan

ini telah menjadi mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan

sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi.44

Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis

yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem

pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.

E. Jenis Program Televisi

Televisi merupakan sarana hiburan yang cukup komplit untuk masyarakat modern,

informasi yang disajikannya pun beragam dari mulai formal sampai yang unik. Hampir

semua hal dibahas dalam televisi, namun tetap saja ada badan pengawasan yang mengawasi

dan peraturan yang membatasi informasi yang disebarkan. Hal itu untuk mencegah adanya

pengaruh negatif atau bahkan penyimpangan yang disebabkan oleh media televisi. Meskipun

43

Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. h. 39. 44

Syaputra Iswandi. 2013. Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. h. 41.

 

41

terbatas namun para pekerja seni tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan program

yang dinamis dan spektakuler.

Pada umunya program televisi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Program Informasi (Jurnalistik)

Program informasi di televisi sudah pasti berisikan informasi yang banyak untuk

memenuhi rasa ingin tahu khalayak. Program informasi adalah segala jenis siaran

yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada

khalayak audiens. Program informasi merupakan hasil karya dari peliputan yang

dilakukan oleh jurnalis atau reporter.

Program jurnalistik sendiri terbagi menjadi 2 bentuk yaitu, hard news dan soft news.45

a. Hard News

Hard news adalah informasi yang bersifat penting dan aktual dimana tenggang

waktunya sangat cepat dan singkat sehingga harus disebarkan secepatnya kepada

khalayak luas. Hard news dibagi menjadi beberapa bentuk berita, yaitu :

1) Straight News

Straight news berarti berita “langsung”, yaitu berita singkat yang mencakup

unsur 5W+1H tentang suatu peristiwa. Berita ini sangat terikat waktu karena

berita langsung biasanya merupakan berita yang penting dan hangat.

Contohnya seperti Headline News atau sekilas info.

2) Feature

Berupa berita ringan namun menarik, “menarik” dalam hal ini adalah

informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan rasa

penasaran.

3) Infotainment

“Infotainment” berasal dari 2 kata, yaitu information yang berarti informasi

dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita

hiburan. Infotainment lebih kepada informasi mengenai kehidupan seputaran

orang-orang terkenal atau public figure.

b. Soft News

45

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

h. 8.

 

42

Jenis informasi yang menarik yang disampaikan secara mendalam namun bersifat

timeless atau jangka waktunya lebih lama. Soft news dibagi menjadi beberapa kategori, antara

lain :

1) Current Affair

Program yang menyajikan informasi yang terkini yang sedang hangat

dibicarakan namun diulas secara lengkap dan mendalam.

2) Magazine

Atau yang sering disebut air magazine merupakan bentuk soft news yang

didalamnya menyajikan informasi yang topik atau temanya hampir mirip

seperti di majalah cetak. Magazine adalah program yang berisikan informasi

ringan namun dibahas secara mendalam dengan kata lain magazine sejenis

feature dengan durasi yang lebih lama sekitar kurang lebih 30 menit.

3) Dokumenter

Program soft news yang didalamnya berisikan informasi yang mendidik yang

disajikan secara mendetail dan menarik.

4) Talk show

Program yang didalamnya menampilkan perbincangan antara pemandu acara

(host) dengan beberapa orang mengenai suatu topik tertentu.

Kerangka Pemikiran

Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang

sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Program televisi seperti halnya talkshow

mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sebagian besar

penonton/khalayak. Menurut Arifin, “program Talkshow adalah acara program

interaktif, atau dialog dimana brocasting televisi menghadirkan seorang tokoh

masyarakat, di bidang politik, kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan

tema acara yang disajikan pada talkshow tersebut.46

Acara talkshow di televisi tentu memerlukan pembawa acara. Menurut

Wisanggeni, “pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau informasi

46

Arifin, Arifin, Eva. 2010. Broadcasting : To Be Broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu, Yogyakarta.

h.. 64.

 

43

dalam suatu acara atau kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung

jawab atas lancar dan suksenya acara”. Seorang pembawa acara harus mampu

membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan

memungkinkan adanya dialog dengan audience. Dalam melakukan kegiatannya

seorang pembawa acara (presenter) harus mampu menarik perhatian pemirsanya dan

sebisa mungkin seorang presenter mengikat penontonnya. Presenter harus dapat

menguasai materi yang sudah dipelajari dan dikembangkan menjadi informasi yang

menarik. Presenter harus benar-benar dapat menguasai suatu program acara yang akan

dibawakan untuk mempermudah mereka dalam mengualas program acara tersebut.

Presenter TV sangat membutuhkan keterampilan untuk meningkatkan mood (suasana

hati) pemirsanya karena hal ini sangat membantu mamasarkan program acara tersebut.

Acara yang dibawakan adalah acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan

improvisasi yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.47

Peran pembawa acara tentu sangat penting untuk kelancaran program. Seorang

pembawa acara dan pengisi acara tentu dituntut memiliki penampilan yang baik,

intelektual yang tinggi dan lain sebagainya. Bahkan seorang pembawa acara itu dapat

menjadi daya tarik dari program tersebut, sehingga akan dapat menimbulkan minat

menonton bagi masyarakat. Menurut Sardiman, “minat diartikan sebagai suatu kondisi

yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”.

Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur afektif,

47

Wisanggeni,Tantra. 2011. Cara Instan Jago MC & Berpidato Dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta:Pinang Merah Publisher.. 51.

 

44

kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian bahwa individu tertarik dan

kecendrungan pada suatu objek secara terus menerus, hingga pengalaman psikisnya

lainnya terabaikan.

Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti.

Dalam penelitian, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk mengarahkan serta

memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan. Apabila ternyata hasil dari

penelitian tidak terbukti dan salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran

yang ditentukan dari keputusan yang berhasil dijalankan selama ini.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara persepsi pembawa acara terhadap minat

menonton talk show “Sarah Sechan” di NET TV.

H1 : Terdapat hubungan antara persepsi pembawa acara terhadap minat menonton

talk show “Sarah Sechan” di NET TV.

 

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, fax

(62-21) 7402982.

B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan

bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan

peneliti terhadap ilmu atau teori.48

Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik.

Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan

penelitiannya.49

Riset atau penelitian merupakan suatu kegiatan yang menggambarkan sebuah

objek. Dalam menggambarkan sebuah objek tersebut terkadang peneliti mengalami

kesulitan karena adanya perbedaan perspektif atau sudut pandang dalam mengartikan

objek maupun realitas. Oleh karena itu, diperlukan adanya pendekatan penelitian

untuk mempermudah sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Riset yang

48

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 33.

49 Aditya Herdiyansah, “Efektivitas Program Tayangan Reality Show Mewujudkan Mimpi Indonesia di

RCTI dan Program Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV dalam Pembentukan

Citra Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT)”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Jakarta, 2015, h. 30.

 

46

menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

digeneralisasikan.50

Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antara variabel.51

Pendekatan ini dilakukan

dengan cara mengukur variabel-variabel sehingga diperoleh data berupa angka-angka

yang kemudian dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana

variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.52

Sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki konsep dan kerangka

konseptual untuk mengukur variabel yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

sedang diteliti. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin

menjelaskan mengenai motif apa yang mendasari individu dalam menonton,

kemudian kepuasan apa yang diperoleh setelah menonton, serta hubungan antara

50

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet.Ke-2, h. 57.

51Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 38.

52 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), Cet.Ke-4, h. 40.

 

47

motif dan kepuasan penonton tersebut.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

menggunakan kuesioner (angket). Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan

memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.53

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket

jenis ini merupakan salah satu jenis angket di mana responden telah diberikan

alternatif jawaban. Dengan demikian, maka akan diperoleh data mengenai motif dan

kepuasan penonton terhadap program TalkShow Sarah Sechan di Net tv.

E. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang menonton program TalkShow Sarah Sechan di Net Tv. Sedangkan Objek dalam

penelitian ini adalah motif dan kepuasan penonton terhadap program TalkShow Sarah

Sechan di Net TV.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

53

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.139.

 

48

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan

satu sama lain.54

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (univeersum) dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala,

nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya.55

Jenis populasi terbagi dua, yaitu:56

a. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan.

b. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui

dengan pasti.

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2014 yang berjumlah 242 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Pengambilan sampel (sampling)

adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga

penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan

membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada

elemen populasi.57

Dalam hal ini hanya sebagian saja dari populasi yang akan

diambil.

Peneliti menggunakan rumus pengambilan sampel dari Slovin untuk

54

J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2000), Cet.Ke-1, Ed.6, h.21.

55 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

Manual & SPSS, h. 30.

56 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

Manual & SPSS, h. 30.

57 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah)¸ h.248.

 

49

menentukan ukuran sampel. Rumus pengambilan sampel ini digunakan untuk

menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dengan jumlah populasi

yang jumlahnya sudah diketahui. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Rumus Slovin:58

Dimana :

n : jumlah elemen / anggota sample.

N : jumlah elemen/ anggota populasi.

e : error level (tingkat kesalahan) (10%)

Jadi sampel dalam penelitian dapat dihitung sebagai berikut:

242

n =

1 + (242 x 0.102)

242

n =

1 + 2.42

n = 70,76

Untuk memudahkan dalam perhitungan maka jumlah sampel ditetapkan menjadi 70 orang.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, terdapat 70 orang yang dapat dijadikan sebagai sampel. Pada

dasarnya terdapat dua cara teknik pengambilan sampel, yaitu dengan teknik probability

58

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.158

N

n =

 

50

sampling dan nonprobability sampling. Namun, dalam penelitian ini teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah probability sampling yang memberikan peluang yang

sama kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Lebih tepatnya peneliti

menggunakan teknik simple random sampling.

Teknik simple random sampling merupakan metode pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan

sebagai sampel dalam penilitian ini. Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan

tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama

dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.59

Jadi, setiap mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki kesempatan untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini.

H. Instrumen

Untuk mengukur variabel motif dan kepuasan, pemberian skor dilakukan dengan

menggunakan Skala Likert. Skala ini menggambarkan struktur data dan memberikan skor

pada karakteristik individual. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang

tentang sesuatu objek sikap.60

Skala tersebut terdiri dari beberapa pernyataan yang

membutuhkan reaksi responden. Respon negatif (sangat tidak setuju) diberikan dengan

skor yang paling rendah, sedangkan respon positif (sangat setuju) diberikan dengan skor

yang paling tinggi. Penilaian dalam Skala Likert, yaitu:

59

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

Manual & SPSS, h. 151.

60 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komuikasi, h.134.

 

51

4 = SS (Sangat setuju/sangat puas)

3 = S (Setuju/puas)

2 = TS (Tidak setuju/ tidak puas)

1 = STS (Sangat tidak setuju/ tidak puas)

Data-data tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif. Kemudian dari analisis ini

akan diperoleh frekuensi, presentase, modus, median, dan rata-rata. Dalam penyusunan

skala dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah suatu skala

yang sudah mempunyai data pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan

yang lainnya tidak konstan.61

I. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut

benar-benar mengukur apa yang diukur.62

Dengan kata lain, sebuah instrument dapat

dikatakan valid maka menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga landasan untuk

melihat sejauh mana itu, yaitu (a) didasarkan pada isinya, (b) didasarkan pada

kesesuaiannya dengan constructnya dan (c) didasarkan pada kesesuaiannya dengan

kriterianya, yaitu instrumen lain yang dimaksud untuk merekam/ mengukur hal yang

61

Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, Ed.1, h.

18.

62 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, h. 132.

 

52

sama.63

2. Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.64

Dengan kata lain, menunjukkan bahwa sudah sejauh mana suatu alat ukur dapat

dikatakan konsisten. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila

untuk mengukur susuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang

sama, dalam kondisi yang sama.65

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach karena kuesioner dalam penelitian ini berbentuk pernyataan yang

membutuhkan jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.

Menurut Guilford, suatu instrumen dikatakan reliable apabila angka koefisien

reliabilitas > 0,60.

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data,

yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung yang

63

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),

Cet.Ke-23, h. 61

64 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-12, h.

77

65 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, h. 131.

 

53

dilakukan oleh peneliti mengenai motif dan kepuasan mahasiswa terhadap program

TalkShow Sarah Sechan di Net tv.

Data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada sampel yang telah

ditentukan oleh peneliti terlebih dahulu.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kajian pustaka atau bahan

bacaan. Sumber-sumber sekunder terdiri atas berbagai macam seperti, buku, jurnal,

majalah, artikel, situs internet dan lain sebagainya.

K. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

atau ditarik kesimpulannya.66

Variabel yang diterapkan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent

Variable).

Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau

merubah/mempengaruhi variabel lain (variabel dependent).67

Variabel dependent

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain

66

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana, 2014), Cet.Ke-4, h. 47.

67 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, h.10

 

54

(variabel bebas).68

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah motif penonton dalam

menonton acara TalkShow Sarah Sechan di Net Tv. Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kepuasan yang diperoleh oleh penonton TalkShow Sarah Sechan di

Net Tv.

1. Media Use (Penggunaan Media)

Teori Persepsi beranggapan bahwa khalayak aktif dalam memilih dan

menggunakan media. Mereka cenderung menggunakan media yang mereka

butuhkan dan meninggalkan media yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Oleh

karena itu, penelitian ini berkaitan dengan pola penggunaan media dalam teori

tersebut berkaitan dengan media exposure atau terpaan media.

Exposure merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan

media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut

yang terjadi pada individu atau kelompok.69

Terpaan media (media exposure),

menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang

digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsikan

atau dengan media keseluruhan (Kriyantono: 2001). Sedangkan menurut Sari, dapat

dioperasionalkan menjadi jenis media, yang digunakan, frekuensi penggunaan,

68

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

Manual & SPSS, h.10

69 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 205.

 

55

maupun durasi penggunaan.70

Dalam penelitian ini, terpaan media (media exposure) dioperasionalkan

menjadi frekuensi penggunaan dan durasi penggunaan media dalam menonton

program TalkShow Sarah Sechan di Net TV.

a. Frekuensi

Frekuensi menonton berkaitan dengan seberapa sering responden dalam

menonton program TalkShow Srah Sechan di Net TV dalam satu minggu.

1) Rendah: Jika responden hanya menonton 1 kali dalam seminggu

2) Sedang : Jika responden menonton 2-3 kali seminggu

3) Tinggi : Jika responden menonton 4-5 kali seminggu

b. Durasi

Durasi menonton merupakan rata-rata lamanya kegiatan menonton yang

dilakukan oleh responden. Dalam hal ini peneliti membaginya ke dalam tiga

kategori, yaitu:

1) Rendah : Jika responden hanya menonton selama < 10 menit

2) Sedang : Jika responden menonton selama 10-20 menit

3) Tinggi : Jika responden menonton selama 20-30 menit (selesai)

2. Gratification Sought (GS)

Beberapa pernyataan diajukan kepada responden untuk mengukur gratification

sought atau motif yang mendorong responden untuk menonton program TalkShow

Sarah Sechan di Net TV. Motif dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai

70

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 205.

 

56

dorongan atau alasan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dengan menonton

tayangan TalkShow Sarah Sechan di Net TV.

3. Gratifications Obtained (GO)

Gratification Obtained (GO) atau kepuasan yang diperoleh dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai suatu kepuasan, kelegaan, dan kesenangan ketika kepuasan

yang diharapkan penonton dalam menonton tayangan TalkShow Sarah Sechan di Net

TV sudah terpenuhi atau melebihi harapannya. Untuk mengukur GO dilakukan

dengan mengajukan pernyataan yang dipakai dalam mengukur GS yang kemudian

dikaitkan dengan tingkat kemampuan media dalam memenuhi kepuasan responden.

L. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik

deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu

lainnya.71

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana. Pemilihan analisis tersebut dilakukan atas

dasar untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel

dependen (terikat). Penelitian ini mencari hubungan secara signifikan antara variabel

motif dan variabel kepuasan responden penonton program TalkShow Sarah Sechan di Net

TV

71

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.165.

 

57

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Net Tv

NET. (singkatan dari News and Entertainment Television) adalah sebuah

stasiun televisi berjaringan di Indonesia yang resmi diluncurkan pada 26 Mei 2013.

Net Tv mengggantikan siaran terestial Spacetoon yang sebagian sahamnya telah

diambil alih oleh Grup Indika. Berbeda dengan Spacetoon yang acaranya ditujukan

untuk anak-anak, program-program Net Tv. ditujukan kepada keluarga dan pemirsa

muda. Selain melalui jaringan terestrial, Net Tv. juga menyiarkan kontennya

melalui saluran komunikasi lain seperti jejaring sosial danYoutube.72

Tidak butuh waktu lama bagi Net untuk bersaing dengan stasiun televisi lain

yang sudah lama mengudara. Program program yang diusung Net Tv pun sangat

variatif, sehingga semua penonton dapat menikmati tayangan Net Tv sesuai dengan

genre dan rangge usianya. Tidak hanya itu visualisasi Net Tv yang menggunakan

teknologi yang cangih mampu memanjakan mata kita dengan keapikan kamera

dalam pengambilan gambar dari sudut yang baik. Net merupakan televisi pertama di

Indonesia yang menggunakan Teknologi full high definition. Sehingga gambar yang

disajikan memiliki resolusi yan tajam dan bersih.

72

Wikipedia.org diakses pada tanggal 20 Febuari 2018

 

58

Program Grand Launching Net Tv. ditayangkan secara langsung pada

tanggal 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB dan disiarkan secara streaming melalui

Youtube dan website resmi Net Tv. Acara Grand Launching ini menampilkan

penyanyi internasional seperti Carly Rae Jepsen, Taio Cruz dan juga didukung

oleh beberapa artis dalam negeri seperti Agnes Monica, Maudy Ayunda, Noah,

Raisa, Kahitna, Dewa 19, Andien, Ungu, Reza Rahardian, Andi Rianto dan

banyak lagi.

Net Tv memulai masa siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung

sejak Sabtu, 18 Mei 2013 sampai menjelang program Grand Launching Media

Revolution yang disiarkan secara live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00

WIB. di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran

percobaan Net Tv. disiarkan mulai dari pukul 05.00 WIB - 24.00 WIB tanpa

ada iklan komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan, jam tayang Net Tv.

diperpanjang dari pukul 04.00 WIB - 26.00 WIB. Akan tetapi, khusus selama

bulan suci Ramadhan siaran Net Tv menjadi 24 jam nonstop.

Seluruh program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi

yang maju dan lebih modern, akan tetapi Net Tv tetap menayangkan enam

program kartun unggulan dari Spacetoon yang disiarkan setiap harinya mulai

pukul 13.00 WIB-16.00 WIB dengan nama "NET Playground" atau

"NETOON"

PT Netmediatama merupakan bagian kelompok usaha dari INDIKA

GROUP yang bergerak dibidang energy dan sumber daya dibawah bendera

 

59

Indika Energy tbk. Meskipun demikian berdirinya INDIKA dimulai dari sebuah

visi untuk membangun usaha di bidang media hiburan dan teknologi informasi.

INDIKA merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Saat

ini dibawah PT Indika Multimedia, indika group bergerak dibidang event

organizier, promotor, broadcast equipment, production house dan radio.

Dengan kemajuan teknologi informasi meyakini bahwa konten hiburan dan

informasi akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih

pribadi dan lebih mudah diakses dimanapun, menjadi semangat lahirnya PT

Netmediatama.73

Pada tahun 2012, PT Net Mediatama Indonesia (NET) ingin membangun

sebuah stasiun TV yang membawakan sebuah revolusi media yang maju dan lebih

modern yang diprakasai oleh Wishnutama (mantan Direktur Utama Trans TV) dan

Agus Lasmono (CEO Grup Indika dan pernah menjabat sebagai Komisaris

Independen SCTV). Pada pertengahan Maret 2013, PT Net Mediatama Indonesia

mengakuisisi saham kepemilikan dari PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon)

yang sebagian sahamnya dialih oleh Grup Indika sebesar 95% dari saham

kepemilikan Spacetoon. Sesaat setelah akuisisi saham kepemilikan Spacetoon ke

Net Tv. Akhirnya pada Sabtu,18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial

menghilang dan digantikan oleh Net Tv yang memulai siaran perdananya dengan

menggunakan frekuensi milik Spacetoon di seluruh mantan jaringan frekuensi

73

www.netmedia.co.id diakses pada tanggal 20 Febuari 2018

 

 

61

oleh Negara, bersifat independen, tidak komersial, serta berfungsi untuk memberikan

layanan untuk kepentingan masyarakat. Kedua lembaga penyiaran swasta, yaitu lembaga

yang bersifat komersial, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran

radio atau televisi. Ketiga lembaga penyiaran komunitas dimana lembaga ini didirikan

oleh komunitas tertentu dan tidak komersial serta dengan keterbatasan daya pancar,

jangkauan wilayah, dan untuk kepentingan komunitasnya.77

Dari ketiga bentuk lembaga penyiaran tersebut, Net termasuk pada jenis kedua

yaitu lembaga penyiaran swasta. Dimana ciri paling menonjol adalah Net mendapatkan

sumber pembiayaan untuk penyiaran dari iklan dan usaha lain. Seperti yang telah

disinggung diatas, bahwa Net Tv merupakan anak dari perusahaan INDIKA GROUP yang

bergerak dibidang energy dan sumber daya dibawah bendera Indika Energy tbk.

Seperti perusahaan lainnya Net memiliki visi misi dalam menjalankan organisasi

perusahaan media tersebut. Dengan visi untuk membangun sebuah perusahaan media yang

menarik yang membuat kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. (To build

an exciting media enterprise that creates positive contributions to the life of Indonesian

people) dengan beberapa misi, diantaranya:

Mision :

a. To produce creative, entertaining and engaging top - quality contents

through multiple platforms. (Untuk menghasilkan kreatif, menghibur dan

77

Judhariksawan, Hukum Penyiaran, (Jakarta: Rajagrafindo, 2010)

 

62

menarik atas - kualitas isi melalui berbagai platform.)

b. To provide our stakeholders with innovative media to reach emerging

audience. (Untuk memberikan stakeholder dengan media inovatif untuk

menjangkau khalayak yang muncul)

c. To attract, develop and retain the best talents within the industry. (Untuk

menarik, mengembangkan dan mempertahankan bakat-bakat terbaik dalam

industri)78

Tabel. 1

Dewan Komisaris dan Direksi Net Tv

Nama Jabatan

Agus Lasmono Chairman

Wishnutama Chief Excecutive Officer

Deddy Sudarijanto Deputy CEO

Kurnia Chief Finance Officer

Azuan Syahril Chief Operating Officer

Roan Y Anpira Kepala Divisi

Muhamad Iksan Kepala Departemen I

Yuliarti Kepala Departemen II

Edi Wijcaksono Kepala Departemen III

78

Company profile Net, diakses dari Dokumen resmi Net

 

63

Program-program Net

No Kategori program

1. NETOON: code lyoko, daigunder, dragon force, dragon warior,

shelldon, totally spies

2 Informasi: Entertainment News, Indonesia Morning show, NET

10, NET 12, NET 17, NET 24, NET 5

3 Documenter: Indonesia Bagus, Lentera Indonesia

4 Majalah tv: dSIGN, Chefs Table, Fast & Curios, ILook, Queen at

home, Weekend List

5 Hiburan: Ini Talkshow , Keluarga Masa Kini, Tetangga Masa

Gitu?, Sarah Sechan, The Comments, Tonight Show, We Sing for

You, Korean Blockbuster Movie

6 Music: Break Out, Music Everywhere, BBC Radio 1st Big

Weekend, Gebyar BCA

7 Olaharga: X Games, Net Sport, Home of Badminton79

B. Gambaran Umum Talkshow Sarah Sechan

Sarah Sechan merupakan salah satu acara talkshow yang ada di Net tv.

Berawal dari suatu cita-cita perubahan kemudian melahirkan konsep acara

79

Wikipedia.org diakses pada tanggal 21 Febuari 2018

 

64

yang informatif namun dikemas dengan ringan. Konsep talkshow yang dibuat

menuntut hostnya untuk interaktif dan pandai mengulik sisi lain seseorang.

Host harus mampu menguasi acara, tanpa co host, tanpa gimmick dan

lainnya. Karena itu host harus berkarakter kuat. Tim kemudian memikirkan

nama nama host yang mumpuni di Indonesia. Kemudian nama-nama yang

disulkan digodok kembali, sampai akhirnya semua kriteria menggarah pada

Sarah Sechan.80

Akhirnya Sarah Sechan didaulat menjadi host dengan membawakan

acara talkshow dengan namanya sendiri. Kepiawaian Sarah Sechan yang

membuat talkshow ini menjadi hidup merupakan salah satu daya

tariknya.Meskipun ada awalnya ketika bertemu dengan Sarah Sechan dan

menawarkan konsep tersebut, dia terkejut. Namun, setelah diyakinkan,

akhirnya Sarah Sechan mau.

Mengenai alasan acara tersebut dinamai Sarah Sechan, Yossi

menegaskan, tidak ada judul yang lebih ear catching selain nama hostnya.

Karena dalam bahasa sunda nama Sarah Sechan sama dengan ngariung alias

nggumpul.81

80 http://www.riaupos.co/33665-berita-talk-show-net.-tv-coba-tampil-beda.html diakses

pada tanggal 21 Febuari 2018

81 http://www.riaupos.co/33665-berita-talk-show-net.-tv-coba-tampil-beda.html diakses

pada tanggal 21 Febuari 2018

 

65

Gambar. 4

Program talkshow Sarah Sechan ini memiliki kesamaan dengan talkshow

Amerika, kombinasi antara Oprah Winfrey dan Ellen Show. Namun talkshow di

Net ini lebih mendekati konsep Ellen Show dari segi konsep serta kemiripan dari

masing-masing hostnya. Dengan rambut pendek dan pembawaan host yang ringan.

Sedangkan Oprah Winfrey lebih terkesan humanis dibanding Sarah Sechan yang

lebih banyak porsi entertaint. Meskipun talkshow ini terkesan mereplika kedua

talkshow Amerika tersebut, namun konten yang dihadirkan oleh Sarah Sechan

memang mengangkat konten-konten lokal.

 

66

BAB V

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

HASIL TEMUAN

1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan jenis

kelamin, usia, semester, Berapa lama menonton acara talkshow, Berapa kali menonton

acara talkshow, pernahkah menonton acara talkshow “Sarah Sechan”, berapa frekuensi

menonton acara talkshow “Sarah Sechan” dan bagaimana perilaku anda.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Karakteristik Klasifikasi Nominal Persentase

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

12

58

17,1

82,9

Usia < 20 tahun

21 - 25 tahun

> 25 tahun

18

52

0

25,7

74,3

00,0

Semester 1 – 3

4 – 6

> 6

17

41

12

24,3

58,6

17,1

Berapa lama menonton

acara talkshow

< 30 menit

30 – 60 menit

> 60 menit

14

34

22

20,0

48,6

31,4

Berapa kali menonton

acara talkshow

1 kali

2 kali

> 2 kali

14

36

20

20,0

51,4

28,6

 

67

Pernahkah menonton

acara talkshow “Sarah

Sechan”

Ya

Tidak

70

0

100,0

0,0

Berapa frekuensi

menonton acara

talkshow “Sarah

Sechan”

1 kali

2 kali

> 2 kali

9

42

19

12,9

60,0

27,1

Bagaimana perilaku

anda

Fokus

Kurang Fokus

Tidak Fokus

29

31

10

41.4

44.3

14.3

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Karakter umum sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 58

orang (82,9%), berusia antara 21-25 tahun sebanyak 52 orang (74,3%), semester 4 – 6

sebanyak 41 orang (58,6%), lama menonton acara talkshow selama 30-60 menit

sebanyak 34 orang (48%), sudah menonton acara talkshow 2 kali sebanyak 36 orang

(51,4%), pernah menonton acara talkshow “Sarah Sechan” sebanyak 70 orang (100%),

frekuensi menonton acara talkshow “Sarah Sechan” 2 kali sebanyak 42 orang (60%) dan

kurang fokus dalam menonton acara talkshow “Sarah Sechan” sebanyak 31 orang

(44,3%).

2. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Variabel Persepsi Pembawa Acara

Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga

perhitungan skor untuk variabel persepsi pembawa acara, dapat dilihat pada variabel

berikut:

 

68

Tabel 4.2

Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Pembawa Acara (X)

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor

STS

(1)

TS

(2)

S

(3)

SS

(4)

1. Sarah Sechan mampu membuka

acara talkshow dengan baik.

0 0 150 80 230 3.29

2. Penampilan Sarah Sechan selalu

memakau dan tampil secara

wajar.

0 0 114 128 242 3.46

3. Kostum yang dikenakan oleh

Sarah Sechan sangat kekinian

dan sopan.

0 0 129 108 237 3.39

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor

STS

(1)

TS

(2)

S

(3)

SS

(4)

4. Sarah Sechan sering menyapa

penonton selama acara talkshow

berlangsung.

0 0 66 192 258 3.69

6. Sarah Sechan memiliki

kemampuan pada saat

membawakan acaranya sehingga

acara benar-benar hidup.

0 0 99 148 247 3.53

7. Bahasa yang digunakan oleh

Sarah Sechan mudah dipahami.

0 4 66 184 254 3.63

8. Tutur kata yang diucapkan oleh

Sarah Sechan halus dan sopan.

0 0 138 96 234 3.34

9. Sarah Sechan selalu

mengundang bintang tamu yang

0 0 111 132 243 3.47

 

69

populer dari berbagai profesi.

10. Pertanyaan yang diajukan untuk

bintang tamu sesuai dengan

tema.

0 4 111 124 239 3.41

11. Tema setiap episode selalu

menarik untuk disaksikan.

0 2 72 180 254 3.63

12. Sarah Sechan selalu dapat

berkomunikasi dengan bintang

tamu dengan baik namun tidak

sangat atraktif.

0 6 150 68 224 3.20

13. Sarah Sechan selalu tampil

energik dan selalu tampil ceria.

0 2 90 156 248 3.54

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor

STS

(1)

TS

(2)

S

(3)

SS

(4)

14. Sarah Sechan tidak pernah

menunjukkan rasa lelah ataupun

jenuh saat membawakan acara.

0 2 114 124 240 3.43

15. Sarah Sechan selalu menyambut

bintang tamu dengan baik.

0 0 93 156 249 3.56

16. Sarah Sechan tidak pernah

meremehkan ataupun

merendahkan bintang tamu.

0 4 138 88 230 3.29

17. Sarah Sechan selalu

menyediakan makanan dan

minuman kepada bintang tamu.

0 0 87 164 251 3.59

18. Acara talkshow Sarah Sechan

selalu menyajikan tema yang

menarik dan up to date.

0 2 108 132 242 3.46

 

70

19. Acara talkshow Sarah Sechan

selalu berakhir dengan sukses

dan penonton terpuaskan.

0 0 120 120 240 3.43

20. Sarah Sechan dapat menutup

acara (closing) dengan baik dan

sukses.

0 0 129 108 237 3.39

Rata-rata 242 3.45

Sumber: Data diolah penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jawaban

responden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara

sebesar 242 dengan rata-rata skor sebesar 3.45 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan

kategori sangat baik.

Gambar 4.2 Garis Kontinum Berdasarkan Variabel Persepsi Pembawa Acara

Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik

1 1,75 2,50 3,25 4

Berdasarkan gambar garis kontinum diatas menunjukkan bahwa tanggapan

responden terhadap persepsi pembawa acara berada pada kategori “Sangat Baik”.

b. Variabel Minat Menonton

Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga

perhitungan skor untuk variabel minat menonton, dapat dilihat pada tabel berikut:

3.45

 

71

Tabel 4.3

Tanggapan Responden Mengenai Minat Menonton (Y)

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor STS TS S SS

1. Sarah Sechan selalu tampil cantik

dan menarik.

0 0 135 100 235 3.36

2. Sarah Sechan selalu dapat

membawakan acaranya dengan

baik dan penuh candaan.

0 0 93 156 249 3.56

3. Sarah Sechan merupakan

pembawa acara yang sudah

terkenal sejak lama.

0 12 96 128 236 3.37

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor STS TS S SS

4. Bintang tamu yang dihadirkan

selalu membuat greget dan

penasaran.

0 12 123 92 227 3.24

5. Sarah Sechan selalu menunjukkan

kecerdasan dan pengetahuannya

saat membawakan acara.

0 0 93 156 249 3.56

6. Struktur acara setiap segmen

berkesinambungan.

0 0 120 120 240 3.43

7. Acara talkshow selalu meriah,

tidak kaku dan tidak

membosankan.

0 4 129 100 233 3.33

8. Pemilihan musik diawal/diakhir

segmen yang dibawakan band

pengiring sesuai dengan tema

0 16 120 88 224 3.20

 

72

acara.

9. Tema yang disajikan sering

berkaitan dengan masalah sosial

yang sedang hangat

diperbincangkan.

0 0 135 100 235 3.36

10. Sarah Sechan selalu mengundang

penonton dari berbagai kalangan

masyarakat.

0 6 126 100 232 3.31

11. Acara talkshow Sarah Sechan

tidak bermuatan SARA.

0 4 81 164 249 3.56

12. Acara talkshow Sarah Sechan

tidak pernah menimbulkan konflik

dengan masyarakat.

0 0 108 136 244 3.49

No. Pernyataan

Jawaban

Jml

Rata-

rata

Skor STS TS S SS

13. Sarah Sechan selalu dapat

memancing emosional bintang

tamu dalam menjawab pertanyaan

yang diajukan.

0 0 120 120 240 3.43

14. Ungkapan-ungkapan yang

diucapkan Sarah Sechan selalu

menimbulkan rasa kagum.

0 8 138 80 226 3.23

15. Acara talkshow Sarah Sechan

dapat membuat penonton selalu

ingin menonton lagi.

0 8 153 60 221 3.16

16. Setelah menonton acara talkshow

Sarah Sechan anda merasa sangat

terhibur dan berkesan.

0 0 144 88 232 3.31

 

73

Rata-rata 236 3.37

Sumber: Data diolah penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jawaban

responden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel minat menonton sebesar 236

dengan rata-rata skor sebesar 3.37 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan kategori

sangat baik.

Gambar 4.3 Garis Kontinum Berdasarkan Variabel Minat Menonton

Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik

1 1,75 2,5 3,25% 4

Berdasarkan gambar garis kontinum diatas menunjukkan bahwa tanggapan

responden terhadap Minat Menonton berada pada kategori “Sangat Baik”.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di

dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-

masalah asumsi klasik.

3.37

 

74

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan

dengan analisis statistik Kolmogrorov-Smirnov test (K-S).

Tabel 4.4

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 70

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 2.56619862

Most Extreme Differences Absolute .067

Positive .054

Negative -.067

Test Statistic .067

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Olah data SPSS versi 22.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas nilai Asymp.Sig (2 – tailed)

menunjukkan nilai sebesar 0.200 > 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi

asumsi normalitas atau data dinyatakan normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

 

75

Tabel 4.5

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Minat Menonton *

Persepsi Pembawa

Acara

Between

Groups

(Combined) 578.708 17 34.042 4.858 .000

Linearity 488.695 1 488.695 69.741 .000

Deviation from

Linearity 90.014 16 5.626 .803 .676

Within Groups 364.377 52 7.007

Total 943.086 69

Sumber: Olah data SPSS versi 22.

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai signifikansi Deviation from Linierity

sebesar 0.676 > 0.05 yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara

variabel persepsi pembawa acara (X) dengan variabel minat menonton (Y). Sedangkan

untuk nilai F hitung sebesar 69.741 > Ftabel sebesar 3.130 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Persepsi Pembawa

Acara (X) dengan variabel Minat Menonton (Y).

2. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson, untuk

mengetahui hubungan antara Persepsi Pembawa Acara (X) dengan variabel Minat

Menonton (Y).

 

76

Tabel 4.6

Uji Koefisien Korelasi

Correlations

Persepsi Pembawa Acara Minat Menonton

Persepsi Pembawa

Acara

Pearson Correlation 1 .720**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

Minat Menonton Pearson Correlation .720** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Olah data SPSS versi 22.

Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar

0.000 < 0.05 maka dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi

Pembawa Acara dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar 0.720

atau (72%) menunjukkan arah hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi

Pembawa Acara maka semakin tinggi Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut

menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara Persepsi Pembawa Acara dengan

Minat Menonton karena masuk dalam interval koefisien 0,60 – 0,799 yang menunjukkan

kategori Kuat.

c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besarnya persentase

profitabilitas dapat mempengaruhi struktur modal. Adapun rumus dari koefisien

determinasi adalah sebagai berikut:

 

77

Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .720a .518 .511 2.585

a. Predictors: (Constant), Persepsi Pembawa Acara

b. Dependent Variable: Minat Menonton

Sumber: Olah data SPSS versi 22.

Berdasarkan tabel model summary diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0.518 atau 51.80% artinya bahwa Persepsi Pembawa Acara berpengaruh

terhadap Minat Menonton sebesar 51.8% sedangkan sisanya sebesar 48.2% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain di luar model regresi (penelitian). Dengan itu, minat pemirsa

menonton acara talk show di lihat oleh peran pembawa acara sebesar 51%.

d. Uji Hipotesis

Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan penulis dapat

diterima atau ditolak. Maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.091 5.014 2.212 .030

 

78

Persepsi Pembawa Acara .620 .073 .720 8.552 .000

a. Dependent Variable: Minat Menonton

Sumber: Olah data SPSS versi 22.

Berdasarkan tabel coefficient diatas diperoleh nilai thitung sebesar 8.552 > nilai

ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 1.995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi

Pembawa Acara terhadap Minat Menonton.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

a. Analisis Deskriptif Variabel Persepsi Pembawa Acara

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah rata-rata jawaban responden

terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara sebesar 242

dengan rata-rata skor sebesar 3.45 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan

kategori sangat baik. Dari pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa

acara, pernyataan yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah pernyataan tentang

Sarah Sechan sering menyapa penonton selama acara talkshow berlangsung yaitu

sebesar 3.69. Diikuti oleh pernyataan tentang bahasa yang digunakan oleh Sarah

Sechan mudah dipahami dan tema setiap episode selalu menarik untuk disaksikan

yaitu masing-masing sebesar 3.63. Sedangkan pernyataan-pernyataan lainnya masih

 

79

termasuk dalam kategori sangat baik, hanya pernyataan tentang Sarah Sechan selalu

dapat berkomunikasi dengan bintang tamu dengan baik namun tidak sangat atraktif

yang merupakan pernyataan dengan rata-rata skor terkecil yaitu sebesar 3.20. Hal ini

membuktikan bahwa persepsi pembawa acara dalam acara Sarah Sechan talkshow

sudah sangat baik.

b. Analisis Deskriptif Variabel Minat Menonton

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah rata-rata jawaban responden

terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel minat menonton sebesar 236 dengan

rata-rata skor sebesar 3.37 yang berada pada rentang 3.25 – 4 dengan kategori sangat

baik. Dari pernyataan-pernyataan pada variabel persepsi pembawa acara, pernyataan

yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah pernyataan tentang Sarah Sechan selalu

dapat membawakan acaranya dengan baik dan penuh candaan, Sarah Sechan selalu

menunjukkan kecerdasan dan pengetahuannya saat membawakan acara dan Acara

talkshow Sarah Sechan tidak bermuatan SARA yaitu masing-masing sebesar 3.56.

Sedangkan pernyataan-pernyataan yang lain masih termasuk dalam kategori sangat

baik. Hanya ada beberapa pernyataan yang masih termasuk kategori baik yaitu

Bintang tamu yang dihadirkan selalu membuat greget dan penasaran (3.24),

Pemilihan musik diawal/diakhir segmen yang dibawakan band pengiring sesuai

dengan tema acara (3.20), Ungkapan-ungkapan yang diucapkan Sarah Sechan selalu

menimbulkan rasa kagum (3.23), dan Acara talkshow Sarah Sechan dapat membuat

penonton selalu ingin menonton lagi (3.16). Hal ini membuktikan bahwa minat

menonton terhadap acara Sarah Sechan talkshow sudah sangat baik.

 

80

2. Korelasi antara Persepsi Pembawa Acara dengan Minat Menonton

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi diperoleh nilai signifikansi sebesar

0.000 < 0.05 maka dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi

Pembawa Acara dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar

0.720 menunjukkan arah hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi

Pembawa Acara maka semakin tinggi Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut

menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara Persepsi Pembawa Acara

dengan Minat Menonton karena masuk dalam interval koefisien 0,60 – 0,799 yang

menunjukkan kategori Kuat. Sementara berdasarkan nilai koefisien determinasi (R

Square) diperoleh nilai sebesar 0.518 atau 51.80% artinya bahwa Persepsi Pembawa

Acara berpengaruh terhadap Minat Menonton sebesar 51.8% sedangkan sisanya

sebesar 48.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model regresi (penelitian).

Kemampuan seorang pembawa acara dalam menguasai acara yang

dibawakannya benar-benar tergantung dari pengetahuan dalam dirinya sendiri.

Namun selain itu, seorang pembawa acara juga harus memperhatikan hal-hal

lainnya. Pembawa acara tidak hanya harus menguasai acara yang dibawakannya,

tetapi juga harus mampu menguasai penonton, menarik hati dan membuat penonton

merasa tertarik. Wisanggeni (2011), menyatakan bahwa “pembawa acara adalah

orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu acara atau kegiatan,

biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksenya

acara”. Seorang pembawa acara termasuk MC, ia harus mampu membaca situasi,

menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan

 

81

adanya dialog dengan audience.82

Sedangkan menurut Novita, “seorang pemandu

acara adalah orang yang diberi tugas memandu sebuah acara atau kegiatan yang

biasanya memperlihatkan kemampuan membawa hadirin untuk menghidupkan

suasana”.83

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Royani

(2014) dan Febriyanti (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pembawa acara

terhadap minat menonton masyarakat, hal lainnya yang lebih besar mempengaruhi

minat menonton masyarakat adalah konsep acara, bintang tamu, tema acara dan

sebagainya. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian

Maysarah (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pembawa acara dengan minat menonton.

82

Wisanggeni, Tantra. Loc. Cit. 2011. H. 51.

83 Novita, Astri. Loc. Cit. 2011. H. 10.

 

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, tentang korelasi

persepsi pembawa acara dengan minat menonton, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil analisis deskriptif variabel persepsi pembawa acara diperoleh hasil bahwa rata-rata

total skor berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

persepsi pembawa acara dalam acara Sarah Sechan talkshow sudah sangat baik bagi para

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan bahasa ini persepsi mahasiswa sangat

besar terhadap pesan yang di sampaikan dalam acara Sarah Sechan.

2. Hasil analisis deskriptif variabel Minat Menonton diperoleh hasil bahwa rata-rata total

skor berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Minat

Menonton acara Sarah Sechan talkshow pada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05

maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Pembawa Acara

dengan Minat Menonton. Nilai korelasi bernilai positif sebesar 0.720 menunjukkan arah

 

83

hubungannya positif yaitu semakin tinggi Persepsi Pembawa Acara maka semakin tinggi

Minat Menontonnya. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat keeratan

hubungan antara Persepsi Pembawa Acara dengan Minat Menonton karena masuk dalam

interval koefisien 0,60 – 0,799 yang menunjukkan kategori Kuat. Sementara berdasarkan

nilai koefisien determinasi (R Square) diperoleh nilai sebesar 0.518 atau 51.80% artinya

bahwa Persepsi Pembawa Acara berpengaruh terhadap Minat Menonton sebesar 51.8%

sedangkan sisanya sebesar 48.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model

regresi (penelitian).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan saran

baik saran praktis maupun saran akademis.

1. Pada variabel persepsi pembawa acara maupun variabel minat menonton sudah

hampir semua pernyataannya mendapatkan nilai rata-rata skor yang masuk dalam

kategori sangat baik, namun masih ada beberapa pernyataan yang belum masuk dalam

kategori sangat baik, maka pihak Sarah Sechan Talkshow harus mengevaluasi dan

meningkatkannya.

2. Variabel Persepsi Pembawa Acara memiliki hubungan yang kuat dengan minat

menonton, oleh karena itu pembawa acara harus terus meningkatkan kreativitas dan

kualitasnya.

3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menambahkan variabel-variabel lain yang

dapat mempengaruhi minat menonton, sehingga akan semakin banyak diketahui

faktor-faktor lainnya di luar penelitian ini.

 

84

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Novita, Astri. (2011). Lancar Pidato dan MC untuk Pemula Tanpa Gugup tanpa Panik.

Yogyakarta.

Arifin, Eva. (2010). Brodcasting to be Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Badjuri, Adi. (2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

_________(2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Danarjati, Adi Murtiadi dan Ari Ratna Ekawati. (2013). Pengantar Psikologi Umum.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

__________(2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.

Kriyantono, Rachmat. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Kriyantono, Rachmat (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Kriyantono, Rachmat (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Effendy, Onong Uchjana. (2014). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya

Bakti.

Gemilang. (2013). Tips dan Trik Menjadi MC Cerdas Humoris dan Menarik. Yogyakarta:

Araska.

Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.

Morissan. (2010). Jurnalistik Televisi Mukhtahir. Jakarta: Kencana

Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

_______(2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Noor, Juliansyah. (2014). Metedologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

_________(2014).Metedologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

 

85

Robert S, Feldman. (2012). Pengantar Psikologi Understanding Psychology. Jakarta:

Salemba Humanika.

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS.

KARYA ILMIAH

Herdiyansah, Aditya. (2015) “Efektivitas Program Tayangan Reality Show

Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI dan Program Kuis Kebangsaan di RCTI dan Kuis

Indonesia Cerdas di Global TV dalam Pembentukan Citra Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo

(WIN-HT)”. Tugas Akhir, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Septiana, Irmalia. (2013). “Hubungan Motif dan Kepuasan pada Program

Islam Itu Indah TRANS TV”. Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jakarta.

Wahyuningtyas, Aprina. (2011). “Motif dan Kepuasan Khalayak Terhadap

Program Berita “Pawartos Ngayogyakarta” di Jogja TV (Studi Deskriptif-Kuantitatif

Tentang Motif dan Kepuasan Khalayak di Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta

Terhadap Program Berita “Pawartos Ngayogyakarta” di Jogja TV)”. Skripsi,

Program Studi Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma

Jaya. Yogyakarta.

INTERNET

Nugroho Adi, Tri. (2012). “Motif dan Kepuasan Penggunaan Media”.

https://sinaukomunikasi.wordpress/2012/12/23/motif-dan-kepuasan-penggunaan-media/

Raharjo, Sahid. (2014). “Uji Regresi Sederhana dengan SPSS Lengkap”.

http://www.konsistensi.com/2014/06/uji-regresi-sederhana-dengan-

spss.html?showComment=1429001911877

 

86

www.netmediatama.co.id

 

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth.

Rekan-rekan Mahasiswa Jurnalistik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah

Jakarta

Dengan hormat,

Saya Fitri mahasiswi Jurnalistik dari Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta, saat ini saya sedang melakukan penelitian tugas akhir yang

berjudul “Korelasi Antara Persepsi Pembawa Acara Dengan Minat

Menonton Talk Show “Sarah Sechan” di NET TV”. Terkait dengan rencana

penelitian tersebut, maka perkenankan saya memohon bantuan rekan-rekan

mengisi kuesioner ini untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Pengisian kuesioner ini murni sebagai bahan penelitian dan untuk

kepentingan tugas akhir, sehingga tidak mempengaruhi apapun rekan-rekan

sebagai mahasiswa/wi Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta ini. Atas

waktu dan partisipasi anda, saya ucapkan terimakasih.

 

A. Karakteristik Responden:

Beri tanda ( X ) untuk jawaban yang dipilih.

1. Jenis kelamin anda.

( ) a. Laki-laki ( ) b. Perempuan

2. Berapa usia anda saat ini?

( ) a. < 20 tahun ( ) b. 21 - 25 tahun ( ) c. > 25 tahun

3. Anda duduk semester berapa saat ini?

( ) a. 1 - 3 ( ) b. 4 - 6 ( ) c. > 6

B. Frekuensi Menonton TV

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.

Berapa lama anda menonton acara talkshow?

a. ( ) < 30 menit b. ( ) 30 – 60 menit c. ( ) > 60 menit

Berapa kali anda menonton acara talkshow dalam 1 (satu) minggu?

a. ( ) 1 kali b. ( ) 2 kali c. ( ) > 2 kali

C. Stimulus Menonton TV

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.

Pernahkan anda menonton acara talkshow “Sarah Sechan”?

a. ( ) Ya b. ( ) Tidak

Berapa lama frekuensi anda menonton program acara talkshow “Sarah

Sechan”?

a. ( ) 1 kali b. ( ) 2 kali c. ( ) > 2 kali

Bagaimana perilaku anda saat menonton acara talkshow “Sarah Sechan”?

a. ( ) Fokus b. ( ) Kurang Fokus c. ( ) Tidak Fokus

 

D. Pertanyaan Penelitian

Berilah tanda SILANG (X) pada salah satu kolom jawaban pilihan rekan-

rekan yang sesuai dengan pernyataan pada masing-masing variabel dibawah ini:

Jawaban :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

N = Netral

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

1. PERSEPSI PEMBAWA ACARA

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1. Sarah Sechan mampu membuka acara

talkshow dengan baik.

2. Penampilan Sarah Sechan selalu memakau

dan tampil secara wajar.

3. Kostum yang dikenakan oleh Sarah Sechan

sangat kekinian dan sopan.

4. Sarah Sechan sering menyapa penonton

selama acara talkshow berlangsung.

5. Dekorasi dan setting tempat

berlangsungnya acara talkshow sangat rapi

dan tidak berlebihan.

6. Sarah Sechan memiliki kemampuan pada

saat membawakan acaranya sehingga acara

benar-benar hidup.

7. Bahasa yang digunakan oleh Sarah Sechan

mudah dipahami.

 

8. Tutur kata yang diucapkan oleh Sarah

Sechan halus dan sopan.

9. Sarah Sechan selalu mengundang bintang

tamu yang populer dari berbagai profesi.

10. Pertanyaan yang diajukan untuk bintang

tamu sesuai dengan tema.

11. Tema setiap episode selalu menarik untuk

disaksikan.

12. Sarah Sechan selalu dapat berkomunikasi

dengan bintang tamu dengan baik dan tidak

sangat atraktif.

13. Sarah Sechan selalu tampil energik dan

selalu tampil ceria.

14. Sarah Sechan tidak pernah menunjukkan

rasa lelah ataupun jenuh saat membawakan

acara.

15. Sarah Sechan selalu menyambut bintang

tamu dengan baik.

16. Sarah Sechan tidak pernah meremehkan

ataupun merendahkan bintang tamu.

17. Sarah Sechan selalu menyediakan makanan

dan minuman kepada bintang tamu.

18. Acara talkshow Sarah Sechan selalu

menyajikan tema yang menarik dan up to

date.

19. Acara talkshow Sarah Sechan selalu

berakhir dengan sukses dan penonton

terpuaskan.

20. Sarah Sechan dapat menutup acara

(closing) dengan baik dan sukses.

 

2. MINAT MENONTON

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1. Sarah Sechan selalu tampil cantik dan

menarik.

2. Sarah Sechan selalu dapat membawakan

acaranya dengan baik dan penuh candaan.

3. Sarah Sechan merupakan pembawa acara

yang sudah terkenal sejak lama.

4. Bintang tamu yang dihadirkan selalu

membuat greget dan penasaran.

5. Sarah Sechan selalu menunjukkan

kecerdasan dan pengetahuannya saat

membawakan acara.

6. Struktur acara setiap segmen

berkesinambungan.

7. Acara talkshow selalu meriah, tidak kaku

dan tidak membosankan.

8. Pemilihan musik diawal/diakhir segmen

yang dibawakan band pengiring sesuai

dengan tema acara.

9. Tema yang disajikan sering berkaitan

dengan masalah sosial yang sedang hangat

diperbincangkan.

10. Sarah Sechan selalu mengundang penonton

dari berbagai kalangan masyarakat.

11. Acara talkshow Sarah Sechan tidak

bermuatan SARA.

12. Acara talkshow Sarah Sechan tidak pernah

menimbulkan konflik dengan masyarakat.

 

13. Sarah Sechan selalu dapat memancing

emosional bintang tamu dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan.

14. Ungkapan-ungkapan yang diucapkan Sarah

Sechan selalu menimbulkan rasa kagum.

15. Acara talkshow Sarah Sechan dapat

membuat penonton selalu ingin menonton

lagi.

16. Setelah menonton acara talkshow Sarah

Sechan anda merasa sangat terhibur dan

berkesan.

oooooo TERIMA KASIH oooooo

 

 

 

=Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 12 17.1 17.1 17.1

Perempuan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 20 tahun 18 25.7 25.7 25.7

21 - 25 tahun 52 74.3 74.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

Semester

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 - 3 17 24.3 24.3 24.3

4 - 6 41 58.6 58.6 82.9

> 6 12 17.1 17.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Berapa lama menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 30 menit 14 20.0 20.0 20.0

30 - 60 menit 34 48.6 48.6 68.6

> 60 menit 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

Berapa kali menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 kali 14 20.0 20.0 20.0

2 kali 36 51.4 51.4 71.4

> 2 kali 20 28.6 28.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Pernahkah menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 70 100.0 100.0 100.0

Berapa frekuensi menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 kali 9 12.9 12.9 12.9

2 kali 42 60.0 60.0 72.9

> 2 kali 19 27.1 27.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Bagaimana perilaku anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Fokus 29 41.4 41.4 41.4

Kurang Fokus 31 44.3 44.3 85.7

Tidak Fokus 10 14.3 14.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 50 71.4 71.4 71.4

Sangat Setuju 20 28.6 28.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 38 54.3 54.3 54.3

Sangat Setuju 32 45.7 45.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 43 61.4 61.4 61.4

Sangat Setuju 27 38.6 38.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 22 31.4 31.4 31.4

Sangat Setuju 48 68.6 68.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 48 68.6 68.6 68.6

Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 33 47.1 47.1 47.1

Sangat Setuju 37 52.9 52.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9

Setuju 22 31.4 31.4 34.3

Sangat Setuju 46 65.7 65.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 46 65.7 65.7 65.7

Sangat Setuju 24 34.3 34.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 37 52.9 52.9 52.9

Sangat Setuju 33 47.1 47.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9

Setuju 37 52.9 52.9 55.7

Sangat Setuju 31 44.3 44.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4

Setuju 24 34.3 34.3 35.7

Sangat Setuju 45 64.3 64.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 3 4.3 4.3 4.3

Setuju 50 71.4 71.4 75.7

Sangat Setuju 17 24.3 24.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4

Setuju 30 42.9 42.9 44.3

Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4

Setuju 38 54.3 54.3 55.7

Sangat Setuju 31 44.3 44.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3

Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9

Setuju 46 65.7 65.7 68.6

Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 29 41.4 41.4 41.4

Sangat Setuju 41 58.6 58.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4

Setuju 36 51.4 51.4 52.9

Sangat Setuju 33 47.1 47.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1

Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

PPA20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 43 61.4 61.4 61.4

Sangat Setuju 27 38.6 38.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

MM1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 45 64.3 64.3 64.3

Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3

Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 6 8.6 8.6 8.6

Setuju 32 45.7 45.7 54.3

Sangat Setuju 32 45.7 45.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 6 8.6 8.6 8.6

Setuju 41 58.6 58.6 67.1

Sangat Setuju 23 32.9 32.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

MM5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 31 44.3 44.3 44.3

Sangat Setuju 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1

Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9

Setuju 43 61.4 61.4 64.3

Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 8 11.4 11.4 11.4

Setuju 40 57.1 57.1 68.6

Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

MM9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 45 64.3 64.3 64.3

Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 3 4.3 4.3 4.3

Setuju 42 60.0 60.0 64.3

Sangat Setuju 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9

Setuju 27 38.6 38.6 41.4

Sangat Setuju 41 58.6 58.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 36 51.4 51.4 51.4

Sangat Setuju 34 48.6 48.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

MM13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 40 57.1 57.1 57.1

Sangat Setuju 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 4 5.7 5.7 5.7

Setuju 46 65.7 65.7 71.4

Sangat Setuju 20 28.6 28.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 4 5.7 5.7 5.7

Setuju 51 72.9 72.9 78.6

Sangat Setuju 15 21.4 21.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

MM16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 48 68.6 68.6 68.6

Sangat Setuju 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

 

PPA1 PPA2 PPA3 PPA4 PPA5 PPA6 PPA7

Pearson

Correlation 1 .377* .283 .383

* .289 .251 .383*

Sig. (2-

tailed).040 .130 .037 .122 .180 .037

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .377* 1 .533

**.626

**.363

*.579

** .337

Sig. (2-

tailed).040 .002 .000 .049 .001 .069

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .283 .533** 1 .271 .136 .296 .162

Sig. (2-

tailed).130 .002 .148 .473 .112 .391

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .383*

.626** .271 1 .088 .337 .085

Sig. (2-

tailed).037 .000 .148 .642 .069 .655

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .289 .363* .136 .088 1 .121 .464

**

Sig. (2-

tailed).122 .049 .473 .642 .524 .010

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .251 .579** .296 .337 .121 1 -.144

Sig. (2-

tailed).180 .001 .112 .069 .524 .447

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .383* .337 .162 .085 .464

** -.144 1

Sig. (2-

tailed).037 .069 .391 .655 .010 .447

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .756**

.475**

.401*

.463** .055 .356 .224

Sig. (2-

tailed).000 .008 .028 .010 .775 .053 .233

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .591** .265 .060 .197 .463

* .053 .255

Sig. (2-

tailed).001 .157 .754 .297 .010 .781 .173

N 30 30 30 30 30 30 30

PPA5

PPA6

PPA7

PPA8

PPA9

PPA4

Correlations

PPA1

PPA2

PPA3

 

Pearson

Correlation .190 .538**

.471** .106 .302 .538

** .259

Sig. (2-

tailed).314 .002 .009 .578 .105 .002 .168

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .459*

.577** .350 .922

** .082 .222 .078

Sig. (2-

tailed).011 .001 .058 .000 .668 .239 .680

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .116 .291 .546** -.071 .312 .097 .425

*

Sig. (2-

tailed).543 .119 .002 .710 .093 .610 .019

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .251 .474**

.533** .241 0.000 .789

** -.144

Sig. (2-

tailed).180 .008 .002 .200 1.000 .000 .447

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .383*

.433* .054 .296 .310 .048 .701

**

Sig. (2-

tailed).037 .017 .776 .112 .096 .801 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .241 .354 .171 .545** -.046 .152 .194

Sig. (2-

tailed).199 .055 .367 .002 .807 .424 .304

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .383* .321 0.000 .411

* .221 .321 .078

Sig. (2-

tailed).037 .084 1.000 .024 .240 .084 .681

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .213 .357 0.000 .098 .287 -.179 .800**

Sig. (2-

tailed).258 .053 1.000 .607 .124 .345 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .373*

.402* .302 .106 .585

** .134 .425*

Sig. (2-

tailed).042 .028 .105 .577 .001 .480 .019

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .191 .287 .431* -.023 .286 0.000 .520

**

Sig. (2-

tailed).313 .124 .017 .902 .125 1.000 .003

N 30 30 30 30 30 30 30

PPA17

PPA18

PPA19

PPA16

PPA10

PPA11

PPA12

PPA13

PPA14

PPA15

 

Pearson

Correlation .472** .356 .134 .137 .464

** .119 .224

Sig. (2-

tailed).008 .053 .481 .469 .010 .532 .233

N 30 30 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation .685**

.827**

.556**

.589**

.517**

.455*

.598**

Sig. (2-

tailed).000 .000 .001 .001 .003 .012 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

N %

Valid 30 100.0

Excludeda 0 0.0

Total 30 100.0

Cronbach's

Alpha N of Items

.871 20

Reliability Statistics

PPA20

Persepsi

Pembawa

Acara

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

 

PPA8 PPA9 PPA10 PPA11 PPA12 PPA13 PPA14 PPA15 PPA16

.756**

.591** .190 .459

* .116 .251 .383* .241 .383

*

.000 .001 .314 .011 .543 .180 .037 .199 .037

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.475** .265 .538

**.577

** .291 .474**

.433* .354 .321

.008 .157 .002 .001 .119 .008 .017 .055 .084

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.401* .060 .471

** .350 .546**

.533** .054 .171 0.000

.028 .754 .009 .058 .002 .002 .776 .367 1.000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.463** .197 .106 .922

** -.071 .241 .296 .545**

.411*

.010 .297 .578 .000 .710 .200 .112 .002 .024

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.055 .463* .302 .082 .312 0.000 .310 -.046 .221

.775 .010 .105 .668 .093 1.000 .096 .807 .240

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.356 .053 .538** .222 .097 .789

** .048 .152 .321

.053 .781 .002 .239 .610 .000 .801 .424 .084

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.224 .255 .259 .078 .425* -.144 .701

** .194 .078

.233 .173 .168 .680 .019 .447 .000 .304 .681

30 30 30 30 30 30 30 30 30

1 .351 .413*

.527** .066 .475

** .246 .479**

.434*

.057 .023 .003 .730 .008 .190 .007 .016

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.351 1 .197 .182 -.078 -.053 .294 .295 .345

.057 .298 .337 .682 .781 .115 .113 .062

30 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlations

 

.413* .197 1 .097 .418

*.538

** .215 .241 .097

.023 .298 .609 .021 .002 .254 .199 .609

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.527** .182 .097 1 -.065 .311 .192 .503

** .289

.003 .337 .609 .731 .095 .309 .005 .122

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.066 -.078 .418* -.065 1 .194 .195 .037 -.177

.730 .682 .021 .731 .305 .302 .845 .349

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.475** -.053 .538

** .311 .194 1 -.144 .152 .107

.008 .781 .002 .095 .305 .447 .424 .574

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.246 .294 .215 .192 .195 -.144 1 .360 .215

.190 .115 .254 .309 .302 .447 .050 .254

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.479** .295 .241 .503

** .037 .152 .360 1 .349

.007 .113 .199 .005 .845 .424 .050 .059

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.434* .345 .097 .289 -.177 .107 .215 .349 1

.016 .062 .609 .122 .349 .574 .254 .059

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.060 .198 .081 .090 .181 -.268 .669** .120 .109

.751 .295 .670 .635 .339 .152 .000 .527 .567

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.342 .342 .223 .098 .271 .268 .229 .051 .163

.064 .065 .236 .607 .147 .152 .224 .787 .388

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.058 .103 .428* -.022 .741

** 0.000 .415* -.018 .039

.762 .588 .018 .910 .000 1.000 .023 .923 .838

30 30 30 30 30 30 30 30 30

 

.330 .351 .144 .227 -.044 .119 .246 .023 .314

.075 .057 .448 .228 .818 .532 .190 .905 .091

30 30 30 30 30 30 30 30 30

.677**

.484**

.587**

.576**

.414*

.425*

.607**

.493**

.457*

.000 .007 .001 .001 .023 .019 .000 .006 .011

30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

 

PPA17 PPA18 PPA19 PPA20

Persepsi

Pembawa

Acara

.213 .373* .191 .472

**.685

**

.258 .042 .313 .008 .000

30 30 30 30 30

.357 .402* .287 .356 .827

**

.053 .028 .124 .053 .000

30 30 30 30 30

0.000 .302 .431* .134 .556

**

1.000 .105 .017 .481 .001

30 30 30 30 30

.098 .106 -.023 .137 .589**

.607 .577 .902 .469 .001

30 30 30 30 30

.287 .585** .286 .464

**.517

**

.124 .001 .125 .010 .003

30 30 30 30 30

-.179 .134 0.000 .119 .455*

.345 .480 1.000 .532 .012

30 30 30 30 30

.800**

.425*

.520** .224 .598

**

.000 .019 .003 .233 .000

30 30 30 30 30

.060 .342 .058 .330 .677**

.751 .064 .762 .075 .000

30 30 30 30 30

.198 .342 .103 .351 .484**

.295 .065 .588 .057 .007

30 30 30 30 30

Correlations

 

.081 .223 .428* .144 .587

**

.670 .236 .018 .448 .001

30 30 30 30 30

.090 .098 -.022 .227 .576**

.635 .607 .910 .228 .001

30 30 30 30 30

.181 .271 .741** -.044 .414

*

.339 .147 .000 .818 .023

30 30 30 30 30

-.268 .268 0.000 .119 .425*

.152 .152 1.000 .532 .019

30 30 30 30 30

.669** .229 .415

* .246 .607**

.000 .224 .023 .190 .000

30 30 30 30 30

.120 .051 -.018 .023 .493**

.527 .787 .923 .905 .006

30 30 30 30 30

.109 .163 .039 .314 .457*

.567 .388 .838 .091 .011

30 30 30 30 30

1 .136 .439* .262 .456

*

.472 .015 .162 .011

30 30 30 30 30

.136 1 .089 .342 .514**

.472 .638 .064 .004

30 30 30 30 30

.439* .089 1 .058 .478

**

.015 .638 .762 .008

30 30 30 30 30

 

.262 .342 .058 1 .467**

.162 .064 .762 .009

30 30 30 30 30

.456*

.514**

.478**

.467** 1

.011 .004 .008 .009

30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).