WULANbab-46-94-95-cek 20090130074836 15

103
BAB 46 SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Transcript of WULANbab-46-94-95-cek 20090130074836 15

BAB 46SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

PEMBANGUNAN

BAB 46

SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASANPEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN

Untuk mencapai berbagai sasaran dantujuan pembangunan secara efisien danefektif, di samping diperlukan sistemperencanaan yang baik dan mampumengantisipasi efektivitas pelaksanaanrencana, juga diperlukan sistem pelaksanaandan pengawasan yang mantap dan mampumenjamin efisiensi dan efektivitaspencapaian sasaran dan tujuan pembangunanyang direncanakan. Sistem pelaksanaantersebut bersama sistem perencanaan danpengawasan merupakan bagian dari sistemmanajemen pembangunan sebagai wahana dalammencapai berbagai sasaran dan tujuanpembangunan nasional.

711

Dalam hubungan ini, sistem pelaksanaanpembangunan yang dimaksudkan adalah yangmenyangkut program pembangunan yang dibiayaianggaran negara, termasuk di dalamnyakebijaksanaan serta prosedur yang mendukungkeikutsertaan masyarakat dalam melaksanakanpembangunan. Untuk mengamankan pelaksanaan

pembangunan dan agar tujuan serta sasaranpembangunan tercapai secara efisien danefektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dikembangkan dan didayagunakansistem pelaksanaan dan pengawasanpembangunan.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan,rencana pembangunan lima tahun (repelita)dijabarkan lebih jauh ke dalam rencanaoperasional tahunan yang terdiri atasberbagai sektor, subsektor, dan programpembangunan. Rencana operasional tahunantersebut kemudian dituangkan dalam danmerupakan bagian dari Rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Sesuaidengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD)1945, RAPBN diajukan oleh Pemerintah kepadaDewan Perwakilan Rakyat (DPR) untukmendapatkan persetujuan dan penetapanmenjadi undang-undang tentang APBN.

Agar berbagai sasaran dan tujuanpembangunan nasional dalam Repelita VI danPJP II dapat tercapai secara efisien danefektif, diperlukan peningkatan pendayagunaansistem pelaksanaan dan pengawasanpembangunan secara menyeluruh dan terpadu.Dalam kaitan itu, pendayagunaan sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunanditekankan pada penyempurnaan kelembagaan,kualitas sumber daya manusia, danpeningkatan sarana dan prasarana penunjangpada aparatur pelaksanaan dan pengawasanpembangunan. Dalam penyempurnaan sistempelaksanaan pembangunan, kemampuan menyusunkebijaksanaan dan rencana pelaksanaan

712

operasional, kelancaran pengadaan barang danjasa, pencairan dana, revisi dan pelaporanpelaksanaan, demikian juga disiplin sertapertanggungjawaban para pelaku pembangunanterus ditingkatkan agar dicapai efisiensi danefektivitas dalam pelaksanaan pembangunan.Penyempurnaan sistem dan pelaksanaanpengawasan pembangunan mencakup pengawasaninternal yang meliputi pengawasan fungsionaldan pengawasan melekat serta pengawasaneksternal yang meliputi pengawasan olehlembaga konstitusional maupun pengawasanmasyarakat.

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)1993 mengamanatkan bahwa pembangunan nasionalyang makin meluas dan kompleks denganpenerapan ilmu pengetahuan dan teknologi(iptek) yang makin canggih memerlukanpeningkatan kemampuan perencanaan,pelaksanaan, pengendalian dan pengawasandalam manajemen pembangunan nasional yangterpadu, berpijak pada potensi, kekuatanefektif dan kemampuan dalam negeri yangdilandasi disiplin, tanggung jawab, semangatpengabdian, dan semangat pembangunan sertakemampuan profesional yang tinggi.

Selanjutnya GBHN 1993 juga mengamanatkanbahwa untuk memperkukuh negara kesatuan danmemperlancar penyelenggaraan pembangunannasional, pelaksanaan pemerintahan di daerahdidasarkan pada otonomi yang nyata, dinamis,serasi, dan bertanggung jawab, sertadisesuaikan dengan kemampuan daerah dalampenyelenggaraan tugas-tugas desentralisasi,dekonsentrasi, dan pembantuan. Pelaksanaanpemerintahan otonomi di daerah hendaknyamemacu peningkatan peran serta masyarakatdalam pembangunan dan mendorong pemerataanpembangunan di seluruh tanah air dalam rangkamewujudkan Wawasan Nusantara dan memperkukuhKetahanan Nasional.

Sistem pengawasan keuangan negara danpembangunan, baik pengawasan melekat maupunpengawasan fungsional, termasuk pengawasanoleh masyarakat, dimantapkan secara terpadudan konsisten agar tercapai peningkatanefisiensi dalam penyelenggaraan negara danpembangunan. Dalam Repelita VI, sesuai

713

dengan amanat GBHN 1993, untuk meningkatkanefisiensi pelaksanaan pembangunan nasional,peranan lembaga yang melaksanakan fungsipemeriksaan, pengawasan, dan pengendalianperlu makin dikembangkan. Dalam hubunganitu, terutama Badan Pemeriksa Keuangan,wajib meningkatkan kegiatannya sesuai denganwewenang dan fungsinya yang ditetapkan dalamUndang-Undang Dasar 1945.

Keberhasilan pelaksanaan Repelita VI,demikian juga repelita lainnya dalam PJP II,ditentukan pula oleh keandalan sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Olehsebab itu, upaya penyempurnaan danpendayagunaannya memerlukan perencanaan yangsistematis dan mantap. Bab ini, di sampingmenguraikan sistem pelaksanaan danpengawasan pembangunan yang telahdilaksanakan dalam PJP I, termasukpengembangan dan pendayagunaannya, jugamenemukenali berbagai tantangan, kendala,dan peluang yang dihadapi dalam PJP II,serta kebijaksanaan dan programpenyempurnaan dan pendayagunaan dalamRepelita VI. Dengan terjabarnya sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan dalamRepelita VI, keseluruhan unsur aparaturnegara dan masyarakat luas dapat lebihmengetahui dan memahami upaya yang dilakukandan cara-cara yang harus ditempuh dalammelaksanakan tugas dan menyalurkan aspirasidan meningkatkan peran sertanya dalampembangunan.

Sistem pelaksanaan dan pengawasanpembangunan dalam PJP II dan Repelita VIdisusun dan diselenggarakan denganberlandaskan amanat GBHN 1993 sepertitersebut di atas.

II. SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DALAM PJP I

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan,repelita dijabarkan dalam rencana

714

operasional tahunan yang berisikan programpembangunan sektoral dan daerah besertasasaran kegiatan dan jumlah dana yang dapatdisediakan dari anggaran negara.Pengalokasian anggaran pembangunan mengikutidan mencerminkan strategi pembangunan yangdiamanatkan GBHN. Rencana tahunan tersebut,termasuk anggaran pembangunannya, kemudiandituangkan dalam dan merupakan bagian dariRAPBN. Selama PJP I telah ada lima repelitasebagai penjabaran GBHN, dan secara konsistensetiap repelita tersebut dijabarkan lebihjauh oleh Pemerintah ke dalam rencanaoperasional tahunan yang dituangkan dalam

RAPBN yang kemudian, dengan persetujuan DPRditetapkan sebagai undang-undang tentangAPBN.

Dalam APBN dana pembangunan pada dasarnyadialokasikan menurut klasifikasi fungsional(sektor, subsektor dan program), kelembagaan(departemen/lembaga) dan daerah. Dalamhubungan itu, penentuan pertama adalahmenurut sektor dan subsektor, kemudianmenurut departemen/lembaga pelaksananya.Dalam setiap sektor dan subsektor terdapatsejumlah program, dan pada setiap programterdapat sejumlah proyek, yang lokasinyatersebar di berbagai daerah.

Dalam rangka membangun tertib administrasiperencanaan dan disiplin anggaran, sejakRepelita I diperkenalkan daftar usulan proyek(DUP) dan daftar isian proyek (DIP) untukanggaran belan- ja pembangunan, sertadaftar usulan kegiatan (DUK) dan daftar isiankegiatan (DIK) untuk anggaran belanja rutin.Dengan diperkenalkannya sistem DUP/DUK dapatdiperoleh informasi yang lebih jelas mengenaikebutuhan anggaran baik instansi pusat maupundaerah, dikaitkan dengan kegiatan yang akandilakukan. Dalam hubungan itu, usulankegiatan pembangunan dari departemen/lembagadituangkan dalam bentuk DUP, sesuai dengansektor/subsektor yang merupakan tanggungjawabnya. DUP departemen/lembaga tersebutdipergunakan sebagai bahan penyusunan programdan proyek yang dibiayai dari APBN. DUP dariproyek yang telah disetujui dalam tahunanggaran yang bersangkutan dituangkan dandisahkan dalam bentuk DIP.

715

Sampai dengan tahun 1979/80, DIP terdiriatas 6 halaman. Karena dirasakan terlalurinci dan dapat menghambat pelaksanaanproyek, pada tahun 1980/81 dilakukanpenyederhanaan menjadi 3 halaman dengan tetapmempertahankan hal-hal yang esensial.Kemudian pada tahun 1987/88 dari`3 halamanmenjadi 2 halaman. DIP dilengkapi denganpetunjuk operasional (PO) yang menampungrincian kegiatan sebagai bagian yang tidakterpisahkan dari DIP. Untuk mempercepatproses pencairan dana maka DIP

diberlakukan pula sebagai Surat KeputusanOtorisasi (SKO) khusus untuk proyek yangtidak mendapatkan bantuan luar negeri. Namun,sejak tahun kedua. Repelita IV danselanjutnya, seluruh DIP untuk proyek yangmendapat bantuan luar negeri juga berlakusebagai SKO. Dengan demikian, DIP merupakandokumen perencanaan dan pembiayaan yangdigunakan dalam proses perencanaan danpenganggaran sehingga DIP berfungsi, baiksebagai alat pengendalian perencanaan maupunpelaksanaan dan pengawasan.

Sistem DUP dan DIP ini diberlakukan jugauntuk pelaksanaan proyek pembangunan yangdibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanjadaerah (APBD). Untuk membedakannya dengan DUPdan DIP yang disiapkan olehdepartemen/lembaga di tingkat pusat, DUP danDIP yang disiapkan oleh daerah disebut daftarusulan proyek daerah (Dupda) dan daftar isianproyek daerah (Dipda). Dupda dan Dipda dibuatberdasarkan rencana pembangunan yang disusunoleh daerah sendiri (repelita daerah), sesuaidengan kemampuan, potensi, dan kondisi daerahmasing-masing. Pada umumnya proyekpembangunan yang dilaksanakan dengan biayaAPBD ini adalah proyek atau kegiatan yangsifatnya menunjang atau melengkapi proyekatau kegiatan yang dibiayai APBN. Sumberdananya berasal dari pendapatan asli daerah(PAD) sendiri dan dari dana subsidi yangdiperoleh dari pemerintah pusat dan/ataudaerah tingkat I untuk tingkat II dan desamelalui berbagai cara penyaluran, termasukdana Program Bantuan Pembangunan Daerah(Program Inpres). Kecepatan penyusunan APBDdi samping dipengaruhi oleh penyusunan APBN716

juga ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah.

Tata cara pemberian bantuan melaluiProgram Inpres pada dasarnya dapat dibedakandalam 2 (dua) jenis, yaitu bantuan yangbersifat alokasi bantuan umum (block grant), danyang bersifat bantuan khusus atau spesifik(specific grant). Untuk yang pertama, penggunaandana diserahkan kepada daerah, dalam artidaerah pada prinsipnya diberi kebebasan dalammenentukan proyek atau

kegiatan yang paling sesuai denganprioritas dan kepentingan daerah. Termasukdalam jenis bantuan ini adalah bantuanpembangunan daerah tingkat I, bantuanpembangunan daerah tingkat II, dan bantuanpembangunan desa. Untuk jenis yang kedua,dana bantuan dipergunakan bagi pembiayaanproyek atau kegiatan yang telah ditentukan,seperti bantuan pembangunan sekolah dasar,bantuan pembangunan sarana kesehatan,bantuan reboisasi dan penghijauan, danbantuan peningkatan jalan. Berbeda dengansistem DIP, untuk mencairkan dana ProgramInpres dipergunakan dokumen yang disebutSurat Pengesahan Anggaran BantuanPembangunan (SPABP). Dokumen ini dikeluarkanoleh Menteri Keuangan dan dipergunakansebagai dasar penerbitan SKO, untuk kemudiandana tersebut disalurkan melalui mekanismeperbankan.

Program dan proyek pembangunan yangpembiayaannya bersumber dari APBN, termasukdana yang bersumber dari pinjaman luarnegeri, tata cara penggunaannya diatur dalamKeputusan Presiden (Keppres) tentangPelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara. Sejak Repelita I sampai sekarang,Keppres tersebut telah mengalami 13 kalipenyempurnaan. Keppres yang terakhir adalahpada tahun 1984, yaitu Keppres No. 29 Tahun1984. Upaya penyempurnaan tersebut, padapokoknya dimaksudkan untuk meningkatkanpendayagunaan sistem pelaksanaan anggaranbelanja negara. Dalam Keppres tersebut disamping terdapat ketentuan mengenaipengadaan barang dan jasa, persyaratan dantugas pemimpin dan bendaharawan proyek,revisi DIP, pembayaran dan pencairananggaran, serta pemantauan dan pelaporanpelaksanaan proyek, terdapat pula ketentuanuntuk memberikan perhatian kepada pengusahagolongan ekonomi lemah, peningkatan peran

serta dunia usaha di tingkat lokal, danpengutamaan penggunaan basil produksi dalamnegeri. Selain itu, terdapat pula ketentuanyang menetapkan batas waktu penggunaan sisaanggaran pembangunan (SIAP), serta yangmengatur pemanfaatan kekayaan negara.

717

Pengendalian anggaran pembangunan dalampelaksanaan proyek antara lain dilakukanmelalui pengaturan pengadaan barang dan jasayang dapat dilakukan dengan cara pelelanganumum, pelelangan terbatas, penunjukanlangsung dan pengadaan langsung oleh aparatpemerintah (departemen/lembaga) yangmembawahi proyek tersebut. Agar dapat dicapaiefisiensi dan efektivitas yang optimal,proses pengadaan tersebut harus memenuhi danmengikuti persyaratan dan prosedur tertentuserta dikelola menurut sistem manajemenproyek yang baik. Cara pengadaan barang danjasa tersebut membuka secara luas peran sertadunia usaha. Satuan harga untuk setiap barangdan jasa yang diperlukan dalam rangkapelaksanaan proyek pada dasarnya berpedomanpada satuan harga yang telah ditetapkan olehinstansi yang berwenang. Agar sesuai denganperkembangan harga yang berlaku, pedomansatuan harga tersebut ditinjau ulang setiaptahun.

Dalam rangka pengendalian proyek, pemimpinproyek bertanggung jawab untuk menyampaikanlaporan pelaksanaan secara berkalaberdasarkan sistem pemantauan yang telahditetapkan sesuai dengan jenis proyek dansumber pembiayaannya. Pemimpin proyekbertanggung jawab atas pelaksanaan proyek,baik secara fisik maupun keuangan, sertabertanggung jawab pula atas tercapai tidaknyasasaran dan tujuan proyek yang bersangkutan,sedangkan bendaharawan proyek berkewajibanmenyelenggarakan administrasi keuanganproyek.

Perubahan keadaan lingkungan ekonomi,718

iklim, bencana alam, gejolak harga, sertakekurangan informasi dan kelemahan admi-nistrasi proyek, sering menyebabkanpelaksanaan proyek dan jumlah anggaran yangdiperkirakan tidak sepenuhnya dapat dilakukansesuai dengan rencana kegiatan dan alokasianggaran yang tertuang dalam DIP. Disiplinanggaran dan tertib administrasi keuanganyang ditetapkan dalam sistem pelaksanaan APBNmengharuskan hal tersebut dikoreksi melaluimekanisme revisi DIP sehingga berbagaipenyesuaian yang diperlukan dapatdipertanggungjawabkan. Secara administratifpermohonan revisi

DIP diajukan oleh departemen/lembaga yangbersangkutan kepada Bappenas dan DepartemenKeuangan.

Pemantauan pelaksanaan proyek-proyekpembangunan dikembangkan sebagai bagian darisistem perencanaan dan pengendalian yangsecara fungsional dilaksanakan olehdepartemen/lembaga sesuai sektor/subsektoryang menjadi tanggung jawabnya. Hingga akhirPJP I sistem pemantauan dan pengendalianproyek masih menggunakan formulir B1 (laporantriwulan pelaksanaan proyek) sebagaimanaditetapkan dalam Pasal 77 dan Lampiran IIIKeppres No. 29 Tahun 1984. Di samping sistempemantauan dan pengendalian proyek yangmenggunakan formulir B1, departemen/ lembagasesuai dengan kebutuhannya mengembangkanformat dan mekanisme sendiri untuk pemantauandan pengendalian pelaksanaan proyekpembangunan yang menjadi tanggung jawabnya.

Untuk mengamankan pembangunan dalammencapai sasaran dan tujuannya secara efisiendan efektif, serta untuk mewujudkanpemerintahan yang bersih dan berwibawa, dalamPJP I dikembangkan pendayagunaan sistem danpelaksanaan pengawasan. Sistem pengawasansecara nasional terdiri atas pengawasaninternal, yaitu pengawasan yang dilakukan olehaparat yang diselenggarakan melalui pengawasanmelekat dan pengawasan fungsional, danpengawasan eksternal yang dilakukan olehmasyarakat dan lembaga pengawasankonstitusional, yaitu Badan PemeriksaKeuangan (Bepeka) dan DPR.

71

Sejak Repelita I telah dilakukanpenyempurnaan sistem dan pelaksanaanpengawasan. Pada Repelita II dan Repelita IIIfungsi pengawasan lebih dikembangkan lagiyaitu dengan diberikannya tugas khusus olehpresiden kepada wakil presiden untuk memimpindan mengikuti terus-menerus pelaksanaanpengawasan. Pada Repelita IV kebijaksanaandan pelaksanaan pengawasan ditingkatkandengan pembentukan aparatur pengawasan baru,yaitu Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan (BPKP) yang semula berbentukDirektorat Jenderal Pengawasan Keuangan

Negara di Departemen Keuangan telah diubahdan ditingkatkan statusnya menjadi setingkatlembaga pemerintah nondepartemen (LPND). BPKPmempunyai tugas pokok, antara lainmempersiapkan perumusan kebijaksanaanpengawasan keuangan dan pembangunan, menyusunpedoman pengawasan internal, yaitu pengawasanyang dilakukan oleh aparat pengawasanfungsional. Dalam Repelita V pengawasan makinditingkatkan dengan mengembangkan pengawasanmelekat dan pengawasan masyarakat khususnyamelalui Tromol Pos 5000 pada Kantor WakilPresiden.

Pendayagunaan pengawasan pembangunan yangditempuh dalam PJP I meliputi upayapenyempurnaan, peningkatan dan pemantapansistem, sarana, dan pelaksanaan pengawasanmelekat, pengawasan fungsional, danpengawasan masyarakat. Hasil pengawasan padasemua jajaran dan tingkatan aparaturpemerintah, ditindaklanjuti dengan kegiatanpenertiban, baik berupa penyempurnaankelembagaan maupun penindakan terhadapberbagai penyelewengan dan penyalahgunaanwewenang.

Pelaksanaan pengawasan fungsionalmeningkat sejalan dengan besarnya beban danluasnya kegiatan pembangunan. Apabila padaawal PJP I pengawasan fungsionaldititikberatkan kepada pengawasan untukmendukung pelaksanaan penertiban administrasikeuangan negara, menjelang akhir PJP I ruanglingkup pengawasan fungsional diperluashingga menjangkau penilaian tingkatkehematan, daya guna dan hasil guna

720

penggunaan sumber daya dalam pencapaiantujuan program pembangunan. Selain itu, dalamsetiap pelaksanaan pengawasan, aparatpengawasan fungsional diwajibkanmemperhatikan setiap aspek manajemen yangmenghambat pembudayaan dan pendayagunaanpengawasan melekat, sebagai peningkatan upayamewujudkan daya guna dan hasil guna kegiatanumum pemerintahan dan pembangunan sertapencegahan timbulnya kebocoran danpenyelewengan. Selanjutnya, melaluipemberlakuan standar pemeriksaan dan melaluipendidikan dan pelatihan pengawasan, dicapaikesamaan mengenai pengertian

pengawasan, prosedur pemeriksaan, danpelaporan hasil pemeriksaan.

Pengawasan melekat sebagai salah satufungsi manajemen telah meningkatpendayagunaannya antara lain dengan ditetap-kannya kewajiban bagi semua pejabat untukmelaksanakan pengawasan melekat. Di sampingitu, setiap tahun semua pimpinan instansi jugadiwajibkan mengadakan program peningkatanpelaksanaan pengawasan melekat dan laporantindak lanjut pelaksanaan pengawasan melekatpada setiap akhir tahun anggaran. Dalamhubungan itu, Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dengan dibantu Ketua LembagaAdministrasi Negara ditugasi untuk terus-menerus mengadakan evaluasi pelaksanaanpengawasan melekat dan melaporkannya kepadaWakil Presiden.

Untuk menghindarkan tumpang tindih danmeningkatkan efisiensi dan efektivitaspengawasan, dilakukan koordinasi pengawasansejak saat perumusan kebijaksanaan,perencanaan sampai pada pelaksanaan teknispengawasan. Dalam kaitan itu, pelaksanaanpengawasan antaraparat pengawasan fungsionaldikoordinasikan dalam berbagai tingkatan. Ditingkat nasional koordinasi pengawasandipimpin oleh Wakil Presiden. Koordinasi inijuga mencakup pengawasan melekat. Selanjutnya,Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan,

721

Industri, dan Pengawasan Pembangunan (MenkoEkuin dan Wasbang) melakukan koordinasi yangbersangkutan dengan kebijaksanaan pelaksanaanpengawasan. Sementara itu, Kepala BPKPmelakukan koordinasi yang berkaitan denganpelaksanaan teknis operasional pengawasan. Ditingkat daerah, kepala perwakilan BPKPmengkoordinasikan program pengawasan didaerahnya, di bawah koordinasi kepala daerahsetempat sesuai dengan kebijaksanaan yangtelah digariskan oleh Pemerintah Pusat. Disamping itu BPKP juga mengawasi kegiatanaparatur pada kantor-kantor Perwakilan RI diluar negeri melalui kantor Perwakilan BPKP.

Pelaksanaan pengawasan dimulai denganProgram Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yangmeliputi objek pemeriksaan bagi masing-masing aparat pengawasan fungsionalpemerintah (APFP), yang pengaturanpelaksanaannya dilakukan oleh BPKP setelahPKPT disahkan oleh Menko Ekuin dan Wasbang.

Seiring dengan pendayagunaan pelaksanaanpengawasan internal tersebut, pengawasaneksternal juga dilakukan oleh lembagapengawasan konstitusional, yaitu Bepeka danDPR, serta pengawasan masyarakat yang telahmeningkat. Pelaksanaan pengawasan olehBepeka dan DPR semakin tajam, intensif,kritis, dan telah menghasilkan dampak yangpositif. Demikian pula, pengawasan yangdilakukan oleh masyarakat, telah menuntunpada upaya pencarian kebenaran dalam rangkamenemukan kelemahan atau ketidakwajaran yangdilakukan oleh aparatur pemerintah.Pengawasan masyarakat melalui Tromol Pos 5000sangat dirasakan manfaatnya karena keluhanatau pengaduan dari masyarakat ternyata jugabermanfaat dalam menunjang peningkatanpengawasan melekat dan pengawasanfungsional.

Peningkatan pengawasan juga ditempuhdengan lebih mengintensifkan pelaksanaantindak lanjut hasil pengawasan olehpimpinan/atasan yang bertanggung jawab.Tindak lanjut hasil pengawasan tersebutdikelompokkan menjadi tindak lanjut yangbersifat preventif berupa penyempurnaankelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaianuntuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan

722

tugas umum pemerintahan dan pembangunan sertamencegah pemborosan, kebocoran danpenyimpangan; dan tindak lanjut yang bersifatrepresif berupa penindakan terhadapperbuatan korupsi, penyalahgunaan wewenang,kebocoran dan pemborosan serta penyelewenganlainnya. Penindakan tersebut dilakukan dalambentuk tindakan administratif terhadappegawai, tindakan atau tuntutan perdatakepada pegawai dan/atau pihak ketiga,tuntutan pidana kepada pegawai dan/ataupihak ketiga melalui kejaksaan agung ataukepolisian.

Makin meningkatnya tindak lanjut hasilpengawasan dari tahun ke tahun telah makinmembudayakan pengawasan sehingga pengawasanmakin diterima sebagai bagian kegiatan dalamkeseluruhan siklus manajemen pemerintahan danpembangunan dan hasil pengawasan dipergunakanuntuk meningkatkan pengendalian dan daya gunaserta hasil guna pelaksanaan pekerjaan; makinmeningkatnya mutu pengawasan danrekomendasinya sehingga menaikkan tingkatkeberhasilan tindak lanjut yang diperlukan.

Dengan berbagai upaya pengembangan danpendayagunaan di bidang pelaksanaan danpengawasan yang terbuka bagi peningkatan peranserta masyarakat tersebut, terwujud sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan yangmakin mantap dan telah berhasil mendukungpelaksanaan pembangunan dalam seluruhrepelita dalam PJP I sehingga bangsadan negara Indonesia siap memasuki PJP II.

III. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANGPEMBANGUNAN

Dengan hasil yang telah dicapai selama PJPI, keadaan sistem pelaksanaan dan pengawasanpembangunan pada awal PJP II jauh lebih baikdibandingkan dengan keadaan pada awal PJP I.Namun, tidak berarti tidak ada masalah, dantidak berarti pula bahwa harapan untukmencapai hasil yang lebih tinggi akan dapatdicapai dengan mudah. Masalah pelaksanaan danpengawasan pembangunan yang akan dihadapidalam tahun-tahun yang akan datang akan cukupkompleks.

723

Berbagai sasaran dan tujuan setiap bidangdan sektor pembangunan hanya mungkin tercapaisecara optimal apabila didukung dan dilandasisistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunanyang mantap. Untuk itu, perlu dikenal secaratajam berbagai bentuk tantangan, kendala danpeluang yang dihadapi dalam sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan,sehingga pembangunan dapat dilaksanakansecara lebih efisien dan efektif.

1. Tantangan

Tantangan besar yang dihadapi dalam sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan dalamPJP II, khususnya dalam Repelita VI, adalahmewujudkan sistem pelaksanaan dan pengawasanpembangunan yang menjamin pencapaian sasarandan tujuan pembangunan nasional secaraoptimal, serta dapat meningkatkan efisiensi,produktivitas, dan peran serta aktifmasyarakat dalam pembangunan. Peningkatanefisiensi dan kelancaran pelaksanaan programpembangunan, yang merupakan kunci bagitercapainya berbagai sasaran dan tujuanpembangunan yang direncanakan, termasuk peranserta masyarakat dalam berbagai bidang pem-bangunan, memerlukan dukungan danpenyempurnaan berbagai aspek dalam sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Terwujudnya penyederhanaan dan keterpaduankebijaksanaan dan prosedur pelaksanaanpembangunan yang tertuang dalam peraturanperundang-undangan yang mantap disertaipelaksanaannya yang konsisten juga merupakantantangan yang harus diatasi guna mendorongterciptanya kepastian usaha, serta iklim dansuasana yang mendorong peningkatan prakarsadan peran serta aktif masyarakat dalampelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan itu,terciptanya kebijaksanaan dan prosedurpelaksanaan anggaran yang jelas, sederhanadan transparan, serta bersasaran padapeningkatan pemerataan dan perkembangan usahanasional disertai peran serta aktif pengusaha

724

golongan ekonomi lemah dan koperasi merupakantantangan pula bagi peningkatan keberhasilanpelaksanaan pembangunan dalam Repelita VI danPJP II.

Mantapnya koordinasi, integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi sertameningkatnya keterbukaan dalam penyusunanberbagai kebijaksanaan dan prosedurpelaksanaan anggaran, baik dari sumber APBNmaupun APBD, merupakan tantangan lainnyauntuk meningkatkan efisiensi, sikap tanggapdan peran serta masyarakat,

serta keserasian dan keterpaduankebijaksanaan dan langkah kegiatan seluruhunsur aparatur pemerintah dan masyarakat.Dalam rangka itu, terwujudnya sistem informasidengan teknologi informatika yang mampumemperluas akses informasi dan dapat memadukandan memenuhi kebutuhan informasi secara cepatdan tepat untuk pemantauan, pengawasan danpelaporan termasuk pemanfaatan dana luarnegeri, serta untuk peningkatan peran sertamasyarakat, merupakan tantangan bagi mantapnyakoordinasi dan sinkronisasi pengendalian danpelaksanaan pembangunan.

Meningkatnya efisiensi dan efektivitaspelaksanaan pembangunan yang mengundang peranserta masyarakat, di samping bergantung padaketepatan dan kejelasan kebijaksanaan danprosedur pelaksanaan, juga kepada efisiensidan kelancaran pelayanan apara-tur pemerintah.Oleh sebab itu, di samping penyempurnaanprosedural, lebih terwujudnya sikap budaya danperilaku birokrasi yang bersifat terbuka,melayani, mengayomi dan meneladani, jugamerupakan tantangan untuk dapat meningkatkanefisiensi dan efektivitas sistem pelaksanaandan pengawasan pembangunan.

Peningkatan efisiensi, keterbukaan dankelancaran pelaksanaan program pembangunanbergantung pula kepada kecepatan pengambilankeputusan mengenai berbagai kegiatanpembangunan. Dalam hubungan itu, hapusnyahambatan kelembagaan, termasuk prosedurpelelangan, pelaporan, pengajuan revisi,pencairan dana, dan sebagainya merupakantantangan dalam pendayagunaan sistem

725

pelaksanaan. Oleh sebab itu, adanyaketerbukaan dan pendelega-sian kewenangandalam pengambilan keputusan kepada tingkatanterdekat dengan kegiatan dan masyarakat jugamerupakan tantangan yang dihadapi dalamsistem pelaksanaan pembangunan.

Pendayagunaan sistem pelaksanaan perlupula memperhatikan keterkaitannya dengansistem dan pelaksanaan pengawasan pem-bangunan. Peningkatan efisiensi danefektivitas pelaksanaan pembangunanmemerlukan dukungan pengawasan yang mantap.Meningkatnya intensitas dan kompleksitaspembangunan dalam

PJP II menyebabkan makin besar dankompleksnya tantangan yang dihadapi dibidang pengawasan. Tantangan yang dihadapisistem pengawasan pembangunan adalahmeningkatnya mutu sistem dan pelaksanaanpengawasan yang seimbang dengan meningkatnyabeban dan kegiatan pembangunan sehinggahasil kegiatan peng- -awasan dapat benar-benar dirasakanmanfaatnya bagi pem-bangunan.

Tantangan lainnya adalah terselenggaranyasecara mantap pengawasan melekat sehinggadapat menjadi tulang punggung pengawasaninternal pemerintah. Selain itu, dihadapipula tantangan untuk meningkatkan pengawasanfungsional yang dapat melakukan pemeriksaansemua aspek kegiatan pembangunan denganpenekanan pada aspek kehematan, efisiensi danefektivitas. Dengan demikian, peranan aparatpengawasan fungsional dapat dijadikanmasukan bagi pimpinan dalam pengendalianpelaksanaan dan penilaian atas hasilpelaksanaan kebijaksanaan yang telahdigariskan.

Menciptakan iklim dan ketentuan yangmenjamin secara hukum perlindungankerahasiaan pelapor merupakan syarat untuk

lebih mendorong keikutsertaan masyarakatdalam memberikan masukan yang diperlukandalam rangka pengawasan atas penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan. Hal ini dansikap tanggap untuk menindaklanjuti laporanmasyarakat merupakan tantangan pula untukmengembangkan pengawasan oleh masyarakat.

Selanjutnya, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam aparatur pelaksanaan danpengawasan keuangan negara dan pembangunan,juga merupakan tantangan bagi terwujudnyasistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunandengan daya guna dan hasil guna yang tinggi.Sejalan dengan itu, mengembangkan kesadaranaparatur pemerintah akan makna positif dari

pelaksanaan pengawasan merupakan tantanganpula bagi terwujudnya aparatur negara yangjujur, bersih dan berwibawa, sertapenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunanyang efisien dan efektif.

726

Tantangan lainnya adalah tumbuh danberkembangnya sikap ikut memiliki dankesadaran masyarakat untuk ikut bertanggungjawab dalam pengawasan pelaksanaan danpemeliharaan sarana dan prasarana yang telahberhasil dibangun. Hal tersebut akanmemberikan sumbangan positif bagi terwujudnyasistem pelaksanaan pembangunan yang mantapdan menunjang daya tahan dan kualitas hasilpembangunan, yang sangat diperlukan untukmenghadapi proses pembangunan jangka panjangsecara berkelanjutan dan berkesinambungan.

2. Kendala

Kendala yang dihadapi datum sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan antaralain masih berlakunya beberapa peraturanperundang-undangan yang sudah tidak sesuailagi atau tidak memadai lagi dengan kebutuhanpembangunan sehingga menghambat kelancaranpelaksanaan dan pengawasan pembangun-an diberbagai bidang.

Kendala lain yang umumnya dihadapi dalampelaksanaan pembangunan dan dalam pengawasankeuangan negara dan pembangunan adalah masihterbatasnya jumlah tenaga profesional dalamsistem penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan, baik di pusat maupun di daerahyang memiliki kemampuan teknis danmanajerial; baik mengenai kebijaksanaan danketentuan perundang-undangan terkait, kondisilingkungan maupun mengenai substansi proyek,khususnya dalam rangka pelaksanaan programdan proyek pembangunan serta dibekalipengetahuan teknologi informasi guna

727

memudahkan pengelolaan data pengawasan.

Hal serupa dihadapi pula dalam bidangpengawasan. Kemampuan profesional aparaturpengawasan fungsional di pusat dan di daerahmasih terbatas. Lembaga pengawasan yang adabelum sepenuhnya ditunjang dengan kemampuanaparat pengawasan yang profesional.

Pelaporan pelaksanaan dalam rangkapemantauan dan pengawasan belum terpadu dalamsuatu sistem informasi sehinggapelaksanaannya belum dapat dilakukan secaraefisien dan efektif. Norma pengawasan belumbaku sehingga terdapat perbedaan pendekatandan informasi yang perlu disediakan bagiaparatur pengawasan. Berbagai hal tersebutjuga menyebabkan tidak seragamnya pelaporanpengawasan. Selain itu, perangkat kerasantaraparatur pelaksanaan dan pengawasanpembangunan belum terjalin sehingga menambahkurang efisiennya pelaksanaan pengawasan danpemanfaatan komputer yang tersedia.

Kendala lain yang dihadapi dalampelaksanaan pengawasan pembangunan antaralain adalah masih kuatnya budaya "ewuhpakewuh" sehingga ada keengganan untukmenegur atau mengambil tindakan tegas, danmasih lemahnya tindak lanjut pengawasan.Berbagai hal tersebut merupakan kendala yangdapat merugikan dan menghambat pelaksanaanpembangunan serta merusak citra dankewibawaan aparatur pemerintah.

3. Peluang

Tercapainya berbagai sasaran dan tujuanpembangunan dalam PJP I menunjukkan ketepatanarah pengembangan dan peningkatan kemampuansistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunanyang dikembangkan dalam masa pembangunantersebut. Oleh sebab itu, sistem pelaksanaandan pengawasan pembangunan yang telahdibangun dan dikembangkan selama PJP Imerupakan landasan kuat untuk menunjang upaya728

meningkatkan pelaksanaan pembangunan di masadepan.

Modal dan peluang lainnya adalah adanyasemangat dari aparatur negara untuk melakukanpendayagunaan dan pembaharuan secarakonsisten dan berkesinambungan disertai upayauntuk meningkatkan koordinasi, integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi dalam sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Dalam pelaksanaan program dan proyekpembangunan telah dikembangkan sistempemantauan, pengawasan, pengendalian danpertanggungjawaban yang makin jelas danselalu terbuka bagi perbaikan sehinggamerupakan modal dan potensi yang menunjangdan dapat ditingkatkan terus dalam RepelitaVI dan seterusnya dalam PJP II.

Pengalaman dan keberhasilan dalam PJP Idalam merencanakan, melaksanakan, memantau,mengendalikan, dan mempertanggungjawabkanpelaksanaan proyek, termasuk yang dibiayaidengan dana luar negeri yang didukung sistempemantauan yang makin baik, juga memberikanpeluang bagi pemantapan sistem pelaksanaandan pengawasan pembangunan dalam Repelita VI.

Peluang lainnya yang menunjang pelaksanaanpengawasan adalah tumbuhnya kesadaran makindibutuhkannya hasil pengawasan untukperbaikan perencanaan dan pelaksanaanpembangunan. Selain itu, meningkatnya peranserta masyarakat dalam pelaksanaan danpengawasan pembangunan juga merupakan peluanguntuk lebih meningkatkan efisiensi danefektivitas pelaksanaan dan pengawasanpembangunan.

IV. ARAHAN, SASARAN, DAN KEBIJAKSANAANPEMBANGUNAN

1. Arahan GBHN 1993

72

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunandan penyempurnaan sistem pelaksanaan danpengawasan pembangunan yang ditempuh dalamRepelita VI, GBHN 1993 memberikan arahansebagai berikut.

Pembangunan nasional dilaksanakan bersamaoleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakatadalah pelaku utama pembangunan

dan Pemerintah berkewajiban untukmengarahkan, membimbing, serta menciptakansuasana yang menunjang. Kegiatan masyarakatdan kegiatan pemerintah saling menunjang,saling mengisi, dan saling melengkapi dalamsatu kesatuan langkah menuju tercapainyatujuan pembangunan nasional.

Sistem perencanaan penyusunan program dananggaran dalam rangka penyelenggaraanpemerintahan negara dan pembangunandikembangkan secara terpadu dan efisien,sejalan dengan perkembangan kebutuhanpembangunan serta kemampuan keuangan negara.Kemampuan aparatur pemerintah baik di pusatmaupun di daerah untuk merencanakan,melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikanpembangunan perlu makin ditingkatkan.

Program pelaksanaan kebijaksanaan sertausaha pembangunan untuk setiap tahundituangkan dalam rencana operasional dalambentuk APBN.

Sistem pengawasan keuangan negara danpembangunan, baik pengawasan melekat maupunpengawasan fungsional termasuk pengawasanoleh masyarakat dimantapkan secara terpadudan konsisten agar tercapai efisiensi dalampenyelenggaraan negara dan pembangunan.Perangkat pengawasan dan upaya tindaklanjutnya ditingkatkan secara terpadubersamaan dengan pengembangan tanggung jawabmasyarakat disertai peningkatan disiplinnasional. Penertiban aparatur pemerintahdilanjutkan dan makin ditingkatkan terutamadalam menegakkan disiplin aparatur pemerintah730

serta dalam menanggulangi penyalahgunaanwewenang dan bentuk penyelewengan lainnya,yang merugikan dan menghambat pelaksanaanpembangunan serta merusak citra dankewibawaan aparatur pemerintah, sepertikorupsi, kolusi, nepotisme, kebocoran, sertapemborosan kekayaan dan keuangan negara.

Untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaanpembangunan nasional, peranan lembaga yangmelaksanakan fungsi pemeriksaan, pengawasan,dan pengendalian perlu makin dikembangkan.Dalam

hubungan ini, terutama Badan PemeriksaKeuangan, wajib meningkatkan kegiatannyasesuai dengan wewenang dan fungsinya yangditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

2. Sasaran

a. Sasaran PJP II

Sasaran pendayagunaan sistem pelaksanaandan pengawasan pembangunan dalam PJP II padadasarnya meliputi penyempurnaan keseluruhanunsur sistem kelembagaan, prasarana dansarana, serta peningkatan kemampuanprofesional sumber daya manusia pada aparaturpelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Haltersebut dimaksudkan untuk mewujudkanketepatan dan kejelasan kebijaksanaan,kesederhanaan prosedur pelaksanaan,kelancaran dan kecepatan pelaksanaan,pengawasan dan pengendalian, serta pemberianpelayanan kepada sesama aparatur danmasyarakat, yang secara keseluruhan diarahkankepada meningkatnya efisiensi dan efektivitaspelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

b. Sasaran Repelita VI

Secara lebih rinci sasaran pendayagunaansistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunandalam Repelita VI adalah sebagai berikut.

Penyesuaian serta penyederhanaan berbagaiprosedur pelaksanaan pembangunan, khususnyayang bertalian dengan pengadaan barang dan

731

jasa, pengajuan dan persetujuan revisianggaran, penggunaan hasil produksi dalamnegeri, bentuk dan persetujuan kontrak, peranserta pengusaha golongan ekonomi lemah,pemantauan dan pelaporan sertapertanggungjawabannya. Pengambilan keputusanyang lebih terdesentralisasi sehinggamempercepat pengambilan keputusan yangdiperlukan dalam berbagai kegiatanpelaksanaan.

Koordinasi penyusunan rencana pelaksanaanpembangunan yang makin mantap, baik sektoralmaupun regional, dan sistem pemantauan,pelaporan, pengawasan, dan pengendalianpelaksanaannya, serta terwujudnya sistemkomunikasi yang mantap melalui pengembangandan peningkatan sistem jaringan informasiyang sudah ada. Sejalan dengan itu, jugamerupakan sasaran pendayagunaan sistempelaksanaan pembangunan adalah meningkatnyakeserasian dan keterpaduan pelaksanaankebijaksanaan, program, dan proyek sektoraldan yang bersifat lintas sektoral, regional,lintas daerah, dan lintas lembaga, baik yangsumber dananya dari APBN maupun APBD.

Efisiensi dan efektivitas sistempelaksanaan dan pengawasan keuangan negaradan pembangunan yang meningkat dan makinterpadu serta konsisten melalui pemantapansistem pengawasan internal dan eksternal,dan peningkatan keterpaduan pelaksanaanpengawasan melekat, pengawasan fungsional,dan pengawasan masyarakat disertaipemantapan pelaksanaan tindaklanjut hasilpengawasan tersebut. Sasaran lainnya adalahmantapnya sistem dan mekanisme pengawasanyang mendorong adanya sinergi pengecekan danpengujian silang dari pengawasan fungsionaldan pengawasan masyarakat terhadappengawasan melekat sehingga pengawasanmelekat membudaya dalam sistem manajemenpemerintahan dan pembangunan serta dapatberperan sebagai tulang punggung pengawasaninternal Pemerintah dan menjadi unsur yangpokok dalam upaya mencegah tindakan tercela.

732

Kemampuan teknis dan manajerial sumberdaya manusia aparatur pemerintahan yangmeningkat, dalam penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan, serta dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat dandunia usaha. Dengan meningkatnya kemampuantersebut, mutu, efisiensi dan perumusankebijaksanaan, pengendalian dan pengawasanpelaksanaan pembangunan serta pelayanankepada dunia usaha dan masyarakat dapat lebihditingkatkan.

3. Kebijaksanaan

Untuk mencapai berbagai sasaransebagaimana diamanatkan GBHN 1993,kebijaksanaan yang ditempuh dalam Repelita VIpada pokoknya mencakup pendayagunaankeseluruhan sistem pelaksanaan danpengawasan pembangunan yang dilakukan sedinimungkin sejak tahap perencanaan meliputipemantapan koordinasi, kerja sama, danhubungan kelembagaan; pemantapan sistemperencanaan penyusunan program dan anggaran;peningkatan kualitas sumber daya manusia;penyempurnaan sistem pemantauan, pen-gendalian, dan pertanggungjawaban; sertapeningkatan keterpaduan dan konsistensipelaksanaan pengawasan pembangunan.

Secara lebih rinci kebijaksanaanpendayagunaan pelaksanaan dan pengawasanpembangunan dalam Repelita VI adalah sebagaiberikut.

a. Pemantapan Koordinasi, Kerja Sama, danHubungan Kelembagaan

Meningkatkan koordinasi, kerja sama, danketerpaduan aparatur pemerintah, baik dipusat maupun di daerah, dan dalam hubunganantara pusat dan daerah serta antara daerahyang satu dengan daerah lainnya untukmeningkatkan keserasian, kelancaran,efisiensi, efektivitas, serta keterpaduanpelaksanaan kebijaksanaan, program dan proyekpembangunan nasional dan daerah.

733

Dalam rangka peningkatan koordinasi danketerpaduan tersebut, keterpaduanperencanaan pelaksanaan program dan proyekpembangunan termasuk anggarannya terusditingkatkan melalui pemantapan sisteminformasi, komunikasi, kerja sama, danhubungan kelembagaan antaraparatur di pusatmaupun di daerah, dan antara aparatur pusatdan daerah. Sejalan dengan itu, sinkronisasipenyusunan dan pelaksanaan APBN dan APBDditingkatkan sehingga merupakan satukesatuan sistem keuangan negara yang makinmantap.

b. Pemantapan Sistem PerencanaanPenyusunan Program dan Anggaran

Memantapkan kebijaksanaan dan prosedurpelaksanaan APBN, termasuk penyederhanaanprosedur pelelangan dan kontrak, pengajuanrevisi, dan pencairan dana sehingga secarakeseluruhan dapat secara efektif meningkatkanefisiensi, mutu dan kelancaran pengadaanbarang dan jasa yang diperlukan dalampelaksanaan program dan proyek pembangunan.Dalam rangka itu, peningkatan peran sertamasyarakat dan dunia usaha, khususnyagolongan usaha ekonomi lemah dan koperasidalam pelaksanaan proyek pembangunan danpeningkatan basil produksi dalam negeridinyatakan secara tegas dalam kebijaksanaandan prosedur pelaksanaan. Sejalan dengan itu,dilakukan pula desentralisasi dalampengambilan keputusan dalam berbagai tahapankegiatan pelaksanaan anggaran tersebut,termasuk antara lain dalam prosedur danpenentuan pelelangan di daerah sehinggameningkat pula pemerataan kesempatan usahadan peran serta masyarakat secara regionaldalam pelaksanaan pembangunan.

c. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Peningkatan efektivitas, efisiensi,kelancaran, ketepatan serta keterpaduanpelaksanaan dan pengawasan keuangan negaradan pembangunan, didukung oleh peningkatankualitas sumber daya manusia dalam aparaturpemerintahan yang mampu secara lebih efisiendan efektif melaksanakan tugas pelaksanaan734

dan pengawasan pembangunan. Dalam hubunganitu, di samping peningkatan kemampuanprofesional, sistem dan pelaksanaanpertanggungjawaban juga dimantapkan. Sejalandengan itu, kejujuran, disiplin dan ketaatanaparatur negara terhadap peraturan perundang-undangan, serta perilakunya sebagai abdinegara dan abdi masyarakat, ditingkatkansehingga semakin menunjang dan memperlancarpelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Selain itu, ditingkatkan .pula budayapengawasan dan budaya kerja dalam rangkapengawasan keuangan negara dan pembangunan.Prinsip penghargaan dan penindakan terhadapsemua unsur penyelenggara tugas umumpemerintahan dan pembangunan perlu diterapkansecara konsisten.

d. Penyempurnaan Sistem Pemantauan,Pengendalian, danPertanggungjawaban

Dalam hubungan pendayagunaan sistempemantauan dan pengendalian, ditingkatkanpemantapan sistem informasi denganpengembangan teknologi informatika sehinggamemperluas akses informasi dan dapat memenuhikebutuhan informasi, baik aparatur pemerintahmaupun masyarakat. Pemantapan sistem informasijuga dimaksudkan untuk memadukan jaringaninformasi sehingga kebutuhan informasi untukberbagai kegiatan pelaksanaan pembangunandapat dipenuhi secara lebih cepat, tepat,terpadu, dan merata.

Selain itu, pendayagunaan ditekankan pulapada pemantapan sistem pertanggungjawaban,seiring dengan penajaman prioritas sektor,program dan proyek pembangunan yang disertaipengalokasian anggaran yang mempertegas pos-pos penerimaan dan pengeluaran, danmemperjelas penggunaan anggaran untukkeperluan rutin atau pembangunan yangdiarahkan pada pencapaian sasaran pemerataan,pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinanserta peningkatan kesejahteraan rakyat.

735

e. Peningkatan Keterpaduan dan KonsistensiPelaksanaan Pengawasan Pembangunan

Keterpaduan pelaksanaan pengawasanfungsional yang dilakukan aparatur pengawasanfungsional, seperti BPKP, InspektoratJenderal Pembangunan, Inspektorat JenderalDepartemen, Inspektorat Wilayah di Daerah,ditingkatkan sejak tahap perencanaan kegiatanoperasionalnya. Dalam rangka pemantapan

perencanaan dan pelaksanaan pengawasantersebut, ruang lingkup kegiatan pengawasanfungsional yang meliputi kegiatan umumpemerintahan, pelaksanaan program dan proyekpembangunan, penyelenggaraan pengurusan danpengelolaan keuangan negara, dipertegassasaran kegiatannya sehingga tidak terjaditumpang tindih yang mengurangi efisiensi danefektivitas pelaksanaan pembangunan.

Pengawasan melekat, yang dilakukan olehunsur pimpinan pada setiap dan seluruhhierarki jabatan pimpinan organisasi, semakinditingkatkan pelaksanaannya dan dimantapkansistemnya. Hal tersebut dimaksudkan untukmenjamin kebersihan aparatur (bebas daripenyelewengan, pungli, korupsi atau perbuatantercela lainnya), dan untuk meningkatkanefisiensi, efektivitas, dan produktivitaskerja secara optimal seluruh staf sertasatuan organisasi. Pelaksanaan pengawasanmelekat yang merupakan bagian daripelaksanaan fungsi kepemimpinan dan sistemmanajemen tersebut, juga dikembangkan sebagaibagian terpadu dari siklus kegiatanpemantauan, pelaporan, penilaian, danpembinaan. Masukan yang diperoleh melaluipengawasan melekat ditingkatkan penggunaannyaoleh unsur pimpinan terkait untuk menilai danmenyempurnakan jajaran yang dipimpinnya, baiksebagai pendayagunaan sistem pelaksanaanmaupun pembinaan staf.

Di samping melalui pengawasan internal,baik pengawasan fungsional maupun pengawasanmelekat tersebut, pendayagunaan sistem danpelaksanaan pengawasan ditingkatkan pulamelalui pengawasan eksternal, antara lain,736

yang dilakukan dengan mendukung peran sertamasyarakat, baik yang dilakukan melaluiTromol Pos 5000 maupun media massa. Denganadanya dukungan terhadap peran sertamasyarakat dalam pengawasan pembangunantersebut, tuntutan keterbukaan terpenuhi danrasa tanggung jawab masyarakat dalampembangunan makin tumbuh dan meningkat.

Dalam hubungan itu, pendapat dan masukanDewan Perwakilan Rakyat yang antara laindisampaikan melalui rapat

kerja dengan Pemerintah diperhatikan secarasungguh-sungguh; demikian pula basilpemeriksaan yang disampaikan Bepeka. Untukitu, dukungan sarana dan prasarana bagiBepeka dan DPR dalam pengawasan pembangunanditingkatkan.

V. PROGRAM PEMBANGUNAN

Untuk mencapai berbagai sasaranpendayagunaan sistem pelaksanaan danpengawasan pembangunan tersebut di atas,dikembangkan berbagai program sehinggapelaksanaan pembangunan berjalan secaraefisien dan efektif. Karena sistempelaksanaan dan pengawasan pembangunanmerupakan wahana penunjang keberhasilanpembangunan seluruh sektor dan merupakantanggung jawab seluruh jajaran aparatur,program penyempurnaan sistem pelaksanaan danpengawasan pembangunan pada dasarnyadilaksanakan di semua bidang dan sektorpembangunan.

1. Pendayagunaan Sistem PelaksanaanPembangunan

Dalam rangka penyempurnaan berbagaikebijaksanaan, peraturan dan prosedurpelaksanaan pembangunan dimantapkankoordinasi, keterbukaan, dan keterpaduanantara lain melalui penyempurnaan sisteminformasi dan mekanisme penyusunankebijaksanaan pembangunan termasuk dalamprogram kebijaksanaan anggaran, sertakeserasian dan keterpaduan antara APBN danAPBD, demikian pula dalam tahappelaksanaannya. Untuk meningkatkan aksesinformasi dan menumbuhkembangkan rasamemiliki dan tanggung jawab, di samping

peningkatan keterbukaan dan peran sertadalam penyusunan kebijaksanaan tersebut,dilaksanakan pula kegiatan pemasyarakatankebijaksanaan dan peraturan perundang-undangan secara meluas dan menjangkauseluruh lapisan masyarakat, baik di pusatmaupun di daerah.

737

Karena sifatnya lintas sektor, lintaslembaga dan juga lintas daerah, dalampendayagunaan sistem pelaksanaan pembangunanyang terpenting adalah terselenggaranyakoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dansimplifikasi prosedur pelaksanaan sertameningkatnya efisiensi dan kelancarankegiatan pelaksanaan pembangunan sehinggadapat meningkatkan efisiensi danefektivitas pencapaian berbagai sasaran dantujuan pembangunan.

Dalam hubungan itu, program penyempurnaansistem pelaksanaan pembangunan diarahkanpada penyempurnaan kelembagaanyang meliputi kebijaksanaan dan peraturanperundang-undangan, penyederhanaan mekanismeatau prosedur pelaksanaan ataupun pelayanan,peningkatan keterjangkauan, dan peningkatankualitas sumber daya manusia. Di antaraprogram yang tersebar dalam berbagai sektoryang kegiatan dan hasil-hasilnya dapatdigunakan langsung untuk menyempurnakansistem pelaksanaan, terutama adalah ProgramPenerapan dan Penegakan Hukum, dan ProgramPengembangan Sistem Informasi.

Kedua program tersebut di atas padadasarnya berisikan kegiatan untukmengembangkan informasi dan menyempurnakankebijaksanaan, menyederhanakan prosedur, danmemantapkan berbagai pedoman pelaksanaanpembangunan, termasuk penuangan-nya ke dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang tepat dalam berbagai sektorpembangunan antara lain yang menyangkutperbendaharaan negara. Dengan kegiatantersebut, akan ditingkat- kan738

akses masyarakat terhadap informasi,kepastian hukum, peningkatan efisiensi dankelancaran pelayanan yang menunjang peranserta aktif masyarakat dan dunia usaha dalampelaksanaan pembangunan.

2. Pendayagunaan Sistem dan PelaksanaanPengawasan

Untuk menunjang pendayagunaan sistem danpelaksanaan pembangunan sehingga pembangunannasional terselenggara secara lebihefisien dan efektif, dan untuk melaksanakandan mencapai berbagai sasaran pendayagunaansistem dan pelaksanaan peng-

awasan pembangunan, kebijaksanaan pembangunandi bidang pengawasan dijabarkan dalam programpokok dan program penunjang.

a. Program Pokok

Program pokok dalam rangka pendayagunaanpengawasan adalah Program Pendayagunaan Sistemdan Pelaksanaan Pengawasan, dan ProgramPembinaan dan Pemasyarakatan Pengawasan.

1) Program Pendayagunaan Sistem danPelaksanaan Pengawasan

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkankualitas sistem dan pelaksanaan pengawasan,baik pengawasan fungsional maupun pengawasanmelekat. Dengan meningkatnya kualitas sistemdan pelaksanaan pengawasan tersebut,terwujudnya sistem pelaksanaan pembangunanyang efisien, efektif, bersih dan bertanggungjawab menjadi lebih mantap. Dalam programpendayagunaan sistem dan pelaksanaanpengawasan tersebut, ditempuh kegiatan,antara lain(1) pemutakhiran dan penyusunan pedomanpengawasan;(2) penyusunan rencana induk pengawasan danrencana kerja pengawasan tahunan; dan (3)pemantapan pelaksanaan operasionalpengawasan.

Kegiatan pemutakhiran dan penyusunanpedoman pengawasan adalah untukmengantisipasi dan menyerasikannya denganperkembangan yang cepat di bidang ilmu

739

pengetahuan dan teknologi, ekonomi, dankelembagaan, khususnya yang menyangkutsistem, metode, dan prosedur pelaksanaanpengawasan.

Kegiatan penyusunan rencana indukpengawasan dan rencana kerja pengawasantahunan dimaksudkan untuk melakukankoordinasi pelaksanaan pengawasan keuangannegara dan pembangunan antaraparat pengawasanfungsional sehingga tercapai keterpaduandalam pelaksanaan pengawasan. Dengan adanya

rencana induk tersebut, diupayakan adanyakoordinasi, integrasi, dan sinkronisasipengawasan fungsional sehingga dapatdihindari pemeriksaan yang tumpang tindihdan berulang-ulang dalam periode yang samaantara aparat pengawasan fungsional, baik dipusat maupun di daerah.

Kegiatan pemantapan pelaksanaanoperasional pengawasan dimaksudkan untukmeningkatkan moral aparatur pengawasanfungsional, dan menunjang pelaksanaankerjanya sehingga dapat terselenggara secaraobjektif, tertib, lancar, penuh integritasdan produktif.

Sejalan dengan pemantapan sistempengawasan fungsional tersebut, dilakukanpula penyempurnaan sarana pengawasanmelekat yang berupa penyempurnaankelembagaan dan peningkatan disiplin danbudaya kerja setiap unsur aparatur, terma-suk aparatur pengawasan fungsional, sehinggasecara keseluruhan aparatur pemerintahandapat berfungsi secara efisien dan efektif.

2) Program Pembinaan danPemasyarakatan Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan program ini

dimaksudkan untuk meningkatkan pemahamanakan makna dan arti pentingnya pengawasandalam penyelenggaraan negara danpembangunan sehingga pengawasan dapatdilakukan secara lebih lancar, tepat, danmenyeluruh. Kegiatan dalam rangka programini juga dimaksudkan untuk menumbuhkanprakarsa dan peran aktif pengawasan,khususnya oleh pimpinan, atasan langsungdan masyarakat, dengan tujuan untukmendukung kelancaran dan ketepatanpelaksanaan pengawasan keuangan negara danpembangunan.

Dalam kaitan dengan program ini, adabeberapa kegiatan, antara lain pengembanganpenyuluhan pengawasan dan pengembangan

kualitas administrasi dan pelaporanpengawasan.

740

Kegiatan pengembangan penyuluhan pengawasandimaksudkan untuk menyebarluaskan pengertiandan kesadaran pengawasan sehingga tumbuhprakarsa dan peran aktif aparatur pemerintahdan masyarakat dalam pengawasan keuangannegara dan pembangunan. Kegiatan ini meliputijuga pengembangan modul penyuluhan, pelatihantenaga penyuluh pengawasan, serta pelaksanaanpenyuluhan pengawasan, baik secara langsungmaupun melalui media massa.

Kegiatan pengembangan kualitasadministrasi dan pelaporan pengawasandimaksudkan untuk meningkatkan keandalanpencatatan, pelaporan, danpertanggungjawaban, termasuk bukti-bukti danpendokumentasiannya, sesuai dengan normaakuntansi dan pengawasan yang berlaku.Kegiatan lain dalam rangka program ini adalahpenyempurnaan administrasi keuangan negaradan pembangunan. Hal itu dimaksudkan untukmenghasilkan administrasi keuangan negara danpembangunan yang andal sehingga dapatdigunakan untuk pengambilan keputusan,pengadaan, penerimaan, penyimpanan,pemanfaatan atau pengeluaran, pemeliharaan,serta penghapusan dan pemusnahan ataupunpenjualan dan penghibahan. Penyempurnaanadministrasi keuangan negara dan pembangunanjuga meliputi upaya peningkatan tertibpelaksanaan kas opname atau rekonsiliasi,inventarisasi, konfirmasi, penyelesaian danpenyimpanan dokumen pemilikan, sertapencatatan dan pelaporanpertangungjawabannya.

b. Program Penunjang

741

Program penunjang dalam rangkapendayagunaan pengawasan keuangan danpembangunan meliputi program pendidikan,pelatihan, dan penyuluhan pengawasan; programpengembangan informasi pengawasan; programpenerapan dan penegakan Hukum.

1) Program Pendidikan, Pelatihan, danPenyuluhan Pengawasan

Program Pendidikan, Pelatihan, danPenyuluhan Pengawasan dimaksudkan untukmeningkatkan wawasan dan mutu sumber daya

manusia pada aparatur pengawasan, termasukprofesionalisme, keahlian, keterampilan, dankemantapan sikap mental aparat pengawas agarmampu melaksanakan pengawasan, menafsirkanbasil pengawasan, dan menyusun langkah tindaklanjut yang diperlukan secara tepat.Peningkatan kualitas sumber daya manusiamelalui program pendidikan dan pelatihan inijuga dikaitkan dengan upaya peningkatanproduktivitas dan perkembangan karieraparatur pengawasan.

Untuk lebih memasyarakatkan danmelembagakan pengawasan baik pada aparaturnegara maupun masyarakat, dilakukan kegiatanpenyuluhan mengenai berbagai sistem danbentuk pengawasan. Dengan demikian,pengetahuan mengenai berbagai jenispengawasan dan pemahaman akan arti sertamanfaat pengawasan pembangunan makin meluas,sehingga keterbukaan aparatur negara danperan serta masyarakat dalam kegiatanpengawasan pembangunan meningkat.

2) Program Pengembangan InformasiPengawasan

Berbagai kegiatan dalam rangka program inidimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaandan mutu informasi pengawasan yang diperlukandan dipadukan dengan keperluan penyesuaiankebijaksanaan, perencanaan, pemantauan,pengendalian, pengawasan, dan pelaporan.Dalam rangka pengembangan sistem informasiini dimantapkan pula pemanfaatan teknologiinformasi agar pelaksanaan pengawasan dapatdilakukan secara efisien dan efektif sertahasil pengawasan dapat disampaikan secara742

lebih cepat dan makin meningkat mutunya,sehingga langkah tindak lanjut yangdiperlukan dapat dilakukan lebih cepat dantepat pula.

3) Program Penerapan dan Penegakan Hukum

Program Penerapan dan Penegakan Hukum,terutama bertujuan untuk meningkatkanketertiban dan kepastian hukum dalam rangkapelaksanaan dan pengawasan pembangunan,termasuk dalam pelaksanaan tindak lanjuthasil pengawasan. Dengan demikian,pelaksanaan dan pengawasan pembangunansenantiasa

sesuai dengan peraturan perundang-undangan,dan rakyat mendapatkan pengayoman,perlindungan, dan kepastian hukum dalammenyalurkan aspirasi dan meningkatkan peranserta. Program ini meliputi, antara lain,kegiatan kajian kebijaksanaan penyempur-naanadministrasi keuangan negara dan pengawasanpembangunan, serta pemantapan peraturanperundang-undangan yang diperlukan dalamrangka menunjang tugas operasional di bidangpengawasan dan pelaksanaan tindak lanjuthasil pengawasan.

Dengan berbagai program pokok dan programpenunjang tersebut di atas, sistem danpelaksanaan pengawasan keuangan negara danpembangunan diharapkan dapat makin mantap danterpadu serta konsisten. Di samping itu,melalui berbagai kegiatan itu diharapkanberkembang budaya pengawasan yang bersemangatpreventif, edukatif, korektif, aktif, danakurat, sehingga terjalin pengertian dankerja sama yang objektif dan proporsionalantara pengawas dan pejabat atau petugas yangdiawasi; dan pengawasan berkembang menjadibagian dari sistem dan kegiatan manajemenyang efektif. Dengan demikian, terciptasinergi pengawasan keuangan negara danpembangunan secara berkelanjutan.

VI. RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN DALAMREPELITA VI

Program-program pembangunan tersebut diatas dilaksanakan baik oleh Pemerintah maupunoleh masyarakat. Dalam program-programtersebut, yang merupakan program dalam bidang

743

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, yangakan dibiayai dengan anggaran pembangunanselama Repelita VI (1994/95 - 1998/99) adalahsebesar Rp239.570,0 juta. Rencana anggaranpembangunan pelaksanaan dan pengawasanpembangunan untuk tahun pertama dan selamaRepelita VI menurut sektor, subsektor danprogram dalam sistem APBN dapat dilihat dalamTabel 46-1.

label 46—1

RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNANPELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Tahun Anggaran 1994/95 dan Repelita VI (1994/95 — 1998/99)

(dalam juta rupiah)

No.Kode Sektor/Sub Sektor/Program 1994/95 1994/95 — 1998/99

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN

18.2 Sub Sektor Pendayagunnan Sistem den PelaksanaanPengawasan

18.2.01 Program Pendayagunaan Sistem dan PelaksanaanPengawasan 36.937,0 239.570,0

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM

AABRI =ABRI KE =CAW =AD =AFTA =AGB =AIDS =AKAD AKALAKB =AKI =AL =alutsista =AMD =ANRI =APBD =APBNAPECAPFPAPKAPM =ARF =ASEAN =

ASI =Askes =AU =AWP =

74

AngkatanBersenjata RepublikIndonesia ABRI Kecil Efektifdan EfisienASEAN Confederation of Women's Organizations Angkatan DaratASEAN Free Trade Areaanemia gizi besiacquired immuno

deficiency syndrome antarkerja antardaerahantarkerja antarlokalangka kematian bayiangka kematian ibuAngkatan Lautalat utama sistem senjataABRI Masuk DesaArsip Nasional Republik Indonesia anggaran pendapatandan belanja daerah anggaran pendapatan dan belanja negaraAsia Pacific Economic Cooperation aparat pengawasan fungsional pemerintah angka partisipasi kasarangka partisipasi murniASEAN Regional ForumAssociation of Southeast Asian Nations air susu ibuasuransi kesehatanAngkatan UdaraASEAN Woman's Programme

B B3babinsa

= bahan berbahaya beracun = bintara pembina desa

BAKN BakohumasBakor Bakornas PB

Bakosurtanal

BalahankampusBalahankamwil balitaBappeda Bappenas Basarnas BB/U BCGBepeka Bispa

BK3S

BKMM BKPMD BKPN BKSBLK

BNPP BOPBP4BPAM BPFK BPKP BPOC BPSBTKL BTNBTPBUMN

746

=BadanAdministrasiKepegawaian=NegaraBadanKoordinasiHubungan=Masyarakatbadankoordinasi=Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan =Bencana

=Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

=Bala Pertahanan Keamanan Terpusat=Bala Pertahanan Keamanan Wilayah=bawah lima tahun=Badan Perencanaan PembangunanDaerah =Badan Perencanaan Pembangunan Nasional =Badan Search and Rescue Nasional

=berat badan/umur =baccilus, carmite, gurine=Badan Pemeriksa Keuangan=Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak=Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial

=Balai Kesehatan Mata Masyarakat =Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah =Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional =Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial = Balai Laboratorium Kesehatan=Balai Nikah dan Penasihatan Perkawinan

=Bantuan Operasional Pendidikan =Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru=Badan Pengelola Air Minum

=Balai Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan=Badan Pengawasan Keuangan dan

=Pembangunan Badan PembinaOlahraga Cacat

=Biro Pusat Statistik=Balai Teknik KesehatanLingkungan=Bank Tabungan Negara=batalyontim pendarat

=badan usaha milik negara

CCPOB = cara pembuatan obat yang baik

Ddakhuradati I Dephankam DIKdiklat DIPDipdaDKI DNIKS

DOENDP3DPADPRDPTDSPPDTDUKDUPDupdaD-2D-3

=penindakan huru-hara =daerah tingkat I=Departemen Pertahanan Keamanan=Daftar Isian Kegiatan=pendidikan dan pelatihan=Daftar Isian Proyek=Daftar Isian Proyek Daerah=Daerah Khusus Ibukota =Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial=Daftar Obat Esensial Nasional=Daftar Penilaian Prestasi Pegawai=Dewan Pertimbangan Agung=Dewan Perwakilan Rakyat=diphteri, pertusis, tetanus=Daftar Susunan Pegawai dan Peralatan=diphteri, tetanus=Daftar Usulan Kegiatan=Daftar Usulan Proyek=Daftar Usulan Proyek Daerah=Diploma-2=Diploma-3

747

EEkuin = Ekonomi Keuangan IndustriEW = early warning

FFKKT = Forum Komunikasi Karang Taruna

GGAKI = gangguan akibat kurang iodiumGBHN = Garis-garis Besar Haluan NegaraGCI = ground control interceptorGNB = Gerakan NonblokGPAI = guru pendidikan agama islam

Hhankamneg = pertahanan keamanan negarahansip = pertahanan sipilHIV = human immunodeficiency virusHaornas = Hari Olahraga NasionalHMD = Hakim Masuk DesaHU = hidran umum

IIAIN = Institut Agama Islam NegeriIHH = iuran hasil hutanIHPH = iuran hak penggunaan hasil hutanIINA = International Islamic News AgencyInpres = Instruksi PresidenIPA = ilmu pengetahuan alamIPLT = instalasi pengolah lumpur tinjaIPS = ilmu pengetahuan sosialiptek = ilmu pengetahuan dan teknologiISPA = infeksi saluran pernapasan akutIUD = intra uterine device

748

JJMD = Jaksa Masuk DesaJML = Jaksa Masuk LautJPKM = Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatJupen = juru penerang

=Kapal Angkatan Laut=kelompok sadar hukum=keamanan rakyat=keamanan dan ketertiban masyarakat=perlengkapan perseorangan=perlengkapan perseorangan lapangan =kawasan siap bangun=Keluarga Berencana=kerangka contoh induk=kelompok pendengar pembaca dan pemirsa =kurang energi protein=Keputusan Presiden=kesehatan ibu dan anak=komunikasi informasi dan edukasi=Kampung Improvement Program koordinasi, =integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi =kepala keluarga=kursus keuangan daerah=kelompok kerja guru=koordinator kegiatan kesejahteraan sosial =Koran Membangun Desa=Kantor Berita Nasional Indonesia =Komite NasionalPemuda Indonesia =Komando Daerah Militer=Komando Distrik Militer=kota madya=komunikasi dan elektronika=Komite Olahraga Nasional Indonesia =Komando Pasukan Khusus=Komando Rayon Militer

KKAL kadarkum kamrakamtibmas kapor kaporlap kasibaKBKCI kelompencapir KEPKeppresKIAKIEKIPKISSKKKKDKKGKKKSKMDKNIKNPIKodamKodimkodyakomlekKONI Kopassus Korami

=Korps Pegawai RepublikIndonesia =KomandoStrategi Angkatan Darat=kenaikan pangkat otomatis=kredit pemilikan rumah=Kapal Republik Indonesia

749

KTT = konperensi tingkat tinggiKUB = kelompok usaha bersamaKUD = koperasi unit desaKVA = kurang vitamin A

LLBK = Loka Bina Karyalinmas = perlindungan masyarakatlinra = perlindungan rakyatlinud = lintas udaraliposos = lingkungan pondok sosiallisiba = lingkungan siap bangunlitbang = penelitian dan pengembanganLKBN = Lembaga Kantor Berita NasionalLKD = latihan keuangan daerahLKMD = lembaga ketahanan masyarakatdesaLPA = lembaga pemasyarakatan anakLPND = lembaga pemerintah nondepartemenLPTK = lembaga pendidikan tenaga kependidikanLSF = Lembaga Sensor FilmLSM = lembaga swadaya masyarakat

750

MMA MAMabesMAK MAN MAPK MAS MCK menkomenwaMIMIN

= madrasah aliyah= Mahkamah Agung = markas besar= madrasah aliyahkeagamaan= madrasah aliyah negerimadrasah = madrasahaliyah program khusus =madrasah aliyah swasta = mandi cuci dan kakus= menteri koordinator = resimen mahasiswa= madrasah ibtidaiyah= madrasah ibtidaiyah negeri

MIS = madrasah ibtidaiyah swastaMPK = makam perintis kemerdekaanMPN = makam pahlawan nasionalMPR = Majelis Permusyawaratan RakyatMPR-RI = Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik IndonesiaMROC = multi role operation centerMTs = madrasah tsanawiyahMTsN = madrasah tsanawiyah negeriMTsS = madrasah tsanawiyah swasta

NNANAP = Non-Aligned News Agencies Pool

0OANA = Organization of Asia Pacific News AgencyOGB = obat generik berlogoOKI = Organisasi Konperensi IslamOPEC = Organization of Petroleum Exporting CountriesOPF = operasional dan perawatan fasilitasOPP = organisasi peserta pemiluOrsos = organisasi sosialOSIS = organisasi siswa intra sekolah

PP4 = Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan PancasilaP2WKSS = Program Pembinaan Wanita Menuju

Keluarga Sehat dan SejahteraP3KT = Program Pembangunan Prasarana Kota TerpaduP4DLN = Pendayagunaan Pelaksanaan Proyek-

Proyek dengan Dana Luar NegeriPAB = Pemberitaan Angkatan BersenjataPBB = pajak bumi dan bangunanPBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa

751

PDAL PDAMPDII Pertamina

Perum Perumnas PFN PINPIPPJMPJPPKBPKBRT

PKK PKPT PKSLUPKT PPLDT

PLOPLPPLSPMIPNSPOPodesPolda PolresPolriPolsek Poltabes

Polwil Polwiltabes POM PON

=

perusahaan daerah air limbah = peru

sahaan daerah air

minum= Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah= Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara= perusahaan umum= Perumahan Nasional= Produksi Film Negara= Pusat Informasi Nasional =Pusat Informasi Pesantren =Program jangka menengah =Pembangunan jangka panjang =Pajak kendaraan bermotor= Pembina Keluarga Berencana padatingkat Rukun Tetangga= Pendidikan KesejahteraanKeluarga = Program Kerja PengawasanTahunan =Pembinaan KesejahteraanSosial Lanjut Usia =PembangunanKawasan Terpadu= Pembangunan Perumahan dan Lingkungan Desa secara Terpadu= Palestinian Liberation Organization=Penyehatan lingkunganpermukiman =Pendidikanluar sekolah= Palang Merah Indonesia= pegawai negeri sipil= petunjuk operasional

752

= potensi desa= Kepolisian Daerah= Kepolisian Resort= Kepolisian Republ

ik Indonesia = Kepolisian Sektor= Kepolisian Kota Besar= Kepolisian Wilayah= Kepolisian WilayahKota Besar =Pemeriksaanobat dan makanan =PekanOlahraga Nasional

posyandu PPPPPPBNPPD PPKBD PPLP PPN PPN PPOM PPRC PPTAD Prokasih PSKPSM PTPTA PTAIS PTN PTS PTUNPUPUGSpungliPUS puskesmas puspendes puspenmas puterpra

RRA rakorbang

ranmor RAPBN ratih

= pos pelayanan terpadu= peraturan pemerintah= pondok pesantren= Pendidikan Pendahuluan Bela Negara= perencanaan pembangunan daerah= Pembantu PembinaKeluarga Berenca

na Desa= Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar =Perencanaan Pembangunan Nasional =Petugas pencatat nikah= Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan= Pasukan Pemukul Reaksi Cepat= Pusat Pengembangan Terpadu Antardesa= Program Kali Bersih= petugas sosialkecamatan =Pekerjasosial masyarakat=Perguruan tinggi= Perguruan tinggi agama= Perguruan tinggi agama islam swasta= Perguruan tinggi negeri= Perguruan tinggi swasta= Peradilan Tata UsahaNegara =Pekerjaan umum= Pedoman Umum Gizi Seimbang =Pungutan liar= Pasangan usia subur= Pusat kesehatan masyarakat= Pusat penerangan perdesaan = Pusat penerangan masyarakat= Perwira urusan teritorial dan perlawanan rakyat

= Raudhatul Athfal= rapat koordinasi pembangunan= kendaraan bermotor= rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara = rakyat terlatih

753

RCTI repelitaRepelitaVI RIRKB ropuskodal RPJM RRIRSRSSRTBRTBL Rupbasan RUU

= Rajawali Citra Televisi Indonesia= rencana pembangunan lima tahun= Rencana Pembangunan Lima TahunKeenam = Republik Indonesia= Ruang kelas baru= ruang pusat komando danpengendalian = Rencana pembangunan jangkamenengah = Radio RepublikIndonesia= Rumah sederhana= Rumah sangat sederhana= Rencana teknik bangunan= Rencana tata bangunan dan lingkungan= Rumah tempat penyimpanan benda sitaan negara = Rancangan undang-undang

SS-1 S-2 S-3 SAR satgasosPB sathanratlan satpam SCTVSD SDKISDsM SepadaSepadya SepalaSespa Sespanas setwilda SIAPSIG Siinas

= Strata-1= Strata-2= Strata-3= search and rescue= satuan tugas sosial penanggulangan bencana= satuan pertahanan darat pangkalan= satuan pengamanan= Surya Citra Televisi= sekolah dasar= Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia= sumber daya manusia= Sekolah Pimpinan AdministrasiTingkat Dasar =Sekolah PimpinanAdministrasi Tingkat Madya=Sekolah Pimpinan AdministrasiTingkat Lanjutan =Sekolah StafPimpinan Administrasi= Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Nasional =sekretariatwilayah/daerah= sisa anggaran pembangunan= sistem informasi geografis= Sistem Informasi Industri Nasional

754

Simdagri

SIMKASimkimSIMKRI

Simpora

SIMRS Sipptek

Sishankamrata Sishanudnas Siskamtibmas SJDISKDPSKOSKPGSLBSLEPSLTASLTPSMKSMPSMUSNSESospol

SP3.

SPABP SPAL SPPSRSSYSTKS susenas

755

= Sistem InformasiManajemenDepartemen

Dalam Negeri

= Sistem InformasiManajemenKejaksaanAgung = Sistem InformasiManajemenKeimigrasian= SistemInformasiManajemenKepegawaianRepublik Indonesia

= Sistem InformasiManajemenKepemudaan dan Olahraga

= Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit= Sistem Informasi Pasar Kerja dan Perencanaan Tenaga Kerja

= Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta = Sistem PertahananUdara Nasional= Sistem Keamanan dan Ketertiban Masyarakat = sistem jaringan dokumentasi dan informasi = sambungan komunikasi data paket= surat keputusan otorisasi= sistem kewaspadaan pangan dan gizi= sekolah luar biasa= service life extension program= sekolah lanjutan tingkat atas= sekolah lanjutan tingkat pertama= sekolah menengah kejuruan= sekolah menengah pertama= sekolah menengah umum= sistem neraca sosial ekonomi= sosial politik= sarjana .penggerak pembangunan perdesaan= surat pengesahan anggaran bantuanpembangunan = sarana pembuangan airlimbah= sumbangan pembinaan pendidikan= sambungan rumah= satuan setingkat batalyon= Sekolah Tinggi Kesejahteraan

Sosial= survei sosial ekonomi nasional

TTT2TA Tarpadnas TBCTB ParuTFRTGRTibum TKTKSMTKSTTMPTMPPTNITPATPITVRI

= tetanus toxoid= terminal air= Penataran Kewaspadaan Nasional= tuberculosis= tuberculosis Paru= total fertility rate= total goitre rate= ketertiban umum= taman kanak-kanak= tenaga kesejahteraan sosial masyarakat= tenaga kerja sukarela terdidik= taman makam pahlawan= teknik dan manajemenperencanaan pembangunan= Tentara Nasional Indonesia= Taman Pengajian Al-Qur’an= Televisi Pendidikan Indonesia= Televisi Republik Indonesia

756

UUCI =UDKP =UGB =UGD =UKS =UKS =UNESCO

UPGK UPPKA

UPT =URSK =USWD =UU =UUD =

universal child immunizationunit daerah kerja pembangunanunit gedung barnunit gawat daruratusaha kesehatan sekolahusaha kesejahteraan sosial= United Nations Educational Scientific andCultural Organization= Usaha Perbaikan Gizi Keluarga = Usaha Peningkatan PendapatanKelompok Akseptorunit pelaksana teknisunit rehabilitasi sosial kelilingusaha swadaya wanita desaUndang-UndangUndang-Undang Dasar

UUSPN = Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

VVIP = very important personVVIP = very very important person

Wwankamra = perlawanan keamanan rakyatwanra = perlawanan rakyatwasbang = pengawasan pembangunan,waskat = pengawasan melekatwasmas = pengawasan masyarakatwasnal = pengawasan fungsionalWHO = World Health Organization

YYPOC = Yayasan Pembinaan Olahraga Cacat

ZZEE = Zona Ekonomi Eksklusif

757