Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Pencegahan ...

23
11 Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Pencegahan Penyakit Jantung Arif Widodo Dosen Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Disampaikan pada Seminar Nasional “Oprtimalisasi Peran Perawat dalam Penanganan 3 Masalah Kesehatan Utama Penyakit Tidak Menular” di Aula RSUD Kabupaten Sukoharjo, 14 juli 2012. ABSTRAK Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dari tahun ke tahun cukup tinggi menyebabkan kematian manusia. Upaya promosi dan pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat ditujukan pada individu, keluarga dan ABSTRACT Nowdays, heart disease has become one of main non contagious disease that cause death. Heart and blood vessel disease promotion and prevention one done on person, family, and community that one healthy and hihgrisked and also patients and people who need rehabilitation. This program is also supported by profesionals health through capacity building. The risk factors that one unable to be modified are ; 1) age, 2) sex, 3) gen, 4) previous hearth disease / attack. While risk factors that are able to modified are ; 1) high blood cholesterol level, 2) diabetes mellitus, 3) hypertension, 4) smoking habit, 5) obesity, 6) leak of exercise, and 7) stress. Primary prevention program for health and high risk person consists ; 1) increasing health pattern awareness (Balance nutrition, avoid smoking, avoid stress, blood pressure awareness, doing execercise). 2) contiuos health check. Whereas secondary prevention for person with hearth disease are aimed to ; 1) prevent further complication, 2) prevent the feel of invaled, 3) psychologically better make them. Key word : Health Promotion, non contagious disease, heart disease

Transcript of Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Pencegahan ...

11

Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untukPencegahan Penyakit Jantung

Arif WidodoDosen Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah SurakartaDisampaikan pada Seminar Nasional “Oprtimalisasi PeranPerawat dalam Penanganan 3 Masalah Kesehatan Utama

Penyakit Tidak Menular” di Aula RSUD Kabupaten Sukoharjo, 14juli 2012.

ABSTRAKPenyakit jantung merupakan salah satu penyakit

tidak menular yang dari tahun ke tahun cukup tinggimenyebabkan kematian manusia. Upaya promosi danpencegahan penyakit jantung dan pembuluh darahpada masyarakat ditujukan pada individu, keluarga dan

ABSTRACTNowdays, heart disease has become one of main noncontagious disease that cause death. Heart and bloodvessel disease promotion and prevention one done onperson, family, and community that one healthy andhihgrisked and also patients and people who needrehabilitation. This program is also supported byprofesionals health through capacity building. The riskfactors that one unable to be modified are ; 1) age, 2) sex,3) gen, 4) previous hearth disease / attack. While riskfactors that are able to modified are ; 1) high bloodcholesterol level, 2) diabetes mellitus, 3) hypertension, 4)smoking habit, 5) obesity, 6) leak of exercise, and 7)stress. Primary prevention program for health and highrisk person consists ; 1) increasing health patternawareness (Balance nutrition, avoid smoking, avoidstress, blood pressure awareness, doing execercise). 2)contiuos health check. Whereas secondary preventionfor person with hearth disease are aimed to ; 1) preventfurther complication, 2) prevent the feel of invaled, 3)psychologically better make them.Key word : Health Promotion, non contagious disease,heart disease

12

masyarakat yang masih sehat dan masyarakat yangberisiko, dengan tidak me!upakan masyarakat yangberpenyakit dan masyarakat yang menderitakecacatan dan memerlukan rehabilitasi. Promosi danpencegahan penyakit jantung dan pembuluh darahdidukung oleh tenaga kesehatan profesional melaluipeningkatan kemampuan secara terus menerus (

). Faktor risiko penyakit jantung yangtidak dapat dimodifikasi adalah; 1) usia, 2) jenis kelamin,3) riwayat keluarga / keturunan, dan 4) riwayat penyakitjantung sebelumnya. Sedangkan faktor risiko penyakitjantung yang dapat dimodifikasi adalah; 1) Kadarkolesterol yang tinggi, 2) kencing manis / diabetesmellitus, 3) hipertensi, 4) kebiasaan merokok, 5)obesitas, 6) kurang gerak / tidak pernah berolahraga,dan 7) stres. Upaya Pencegahan Primer penyakitjantung diberikan kepada individu yang masih sehat danberisiko meliputi ; 1) peningkatan kesadaran pola hidup

( eimbang gizi, nyahkan rokok, indari Stres,wasi tekanan darah, dan eratur berolahraga), dan 2)

pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sedangkanupaya pencegahan sekunder pada orang yang pernahmenderita penyakit jantung bertujuan ; 1) tidak terjadikomplikasi lebih lanjut, 2) tidak merasa invalid (cacat dimasyarakat), dan 3) status psikologis penderita menjadicukup mantap.

Kata Kunci : Promosi Kesehatan, Penyakit tidak menular,Penyakit Jantung.

I. PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan di Indonesia ternyata diikutipula dengan pergeseran pola penyakit yang ada dimasyarakat. Kemajuan teknologi di satu sisi membawadampak penyakit yang diakibatkannya, diantaran ya adalah

capacity building

SEHAT S E HA T

13

penyakit tidak menular (PTM). Penyakit jantung merupakansalah satu PTM yang dari tahun ke tahun cukup tinggimenyebabkan kematian manusia. Usia penderita yangmengalami penyakit inipun semakin muda, kalau dulu(tahun 1970-an) diatas 40 tahunan tetapi sekarang dibawah40 tahun.Dari hasil survai kesehatan rumah tangga (SKRT)kontribusi penyakit jantung terhadap kematian 19.8% padath 1993, menjadi 24.4% pada tahun 1996. Hasil SKRT1986 dan 2001 terlihat adanya kecenderungan peningkatanproporsi angka kesakitan pada penyakit kardiovaskuler,penyakit jantung iskemik, dan stroke.Pemerintah Indonesia mulai memberikan apresiasi danperhatian serius terhadap PTM tersebut, yaitu denganditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No 1575 tahun 2005 tentang Struktur OrganisasiDepartemen Kesehatan Republik Indonesia yang telahmenetapkan terbentuknya Direktorat PengendalianPenyakit Tidak Menular (PPTM). Direktorat PPTM dibagimenjadi 5 Subdit yaitu : 1) Pedoman Pengendalian PenyakitJantung dan Pembuluh Darah, 2) Subdit Diabetes Melitus &Penyakit Metabolik, 3) Subdit Kanker, 4) Subdit PenyakitKronik & Degeneratif, dan 5) Subdit Gangguan AkibatKecelakaan & Cedera yang mulai efektif pada tanggal 8Pebruari 2006, (Kemenkes RI, 2010).Disatu pihak petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan,dan tenaga kesehatan lain) belum sepenuhnya dapat

14

mengatasi penyakit menular / infeksi, di pihak lain PTM(penyakit jantung, penyakit hypertensi, diabetes Mellitusdan penyakit stroke) sudah merupakan ancaman sebagaipenyebab kematian utama di Indonesia. Untuk itudiperlukan Promosi Kesehatan untuk mencegah PTMkhsusunya penyakit jantung, yang harus mulaidilaksanakan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat.

II. PROMOSI KESEHATAN

Beberapa definisi promosi kesehatan telahdikemukakan, salah satunya definisi Ottawa Charter,bahwa

Termasuk didalamnya adalah sehat secarafisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakatdapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasilingkungan-nya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupanbukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatukonsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari socialdan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidakhanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja,melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat.

WHO (1998) menyebutkan bahwa promosikesehatan adalah strategi inti untuk pengembangankesehatan, yang merupakan suatu proses yangberkembang dan berkesinambungan pada status sosial

promosi kesehatan adalah suatu proses yangmemungkinkan individu untuk meningkatkan derajatkesehatannya.

15

d a n k e s e h a t a n i n d i v i d u d a n m a s y a r a k a t .Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harusdilakukan dengan menekankan pada prioritas supayapelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehinggatujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 areaprioritas promosi kesehatan, adalah ;

, yang termasuk determinansosial untuk kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakankesehatan, , kesenjangan social termasukjuga persoalan-persoalan ekonomi.

vention. DiIndonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut,proporsi angka kematian penyakit tidak menularmeningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5%pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007menunjukkan tingginya prevalensi PTM di Indonesia,yaitu : (1). hipertensi (31,7 %), (2). penyakit jantung(7,2%), (3). stroke (0,83%), dan (4). diabetes melitus(1,1%). Faktor risiko PTM meliputi pola makan tidaksehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemakserta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitasfisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwaperubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi olehperubahan lingkungan, transisi demografi, sosialekonomi dan sosial budaya. PTM menjadi salah satutantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.

1. Social determinant of health

health equity

2. Noncommunicable disease control and pre

16

3. Health promotion system, berkaitan dengan infrasturkturatau hal-hal yang yang mendukung promosi kesehatan,seperti kempetensi, penelitian dan pengembangantentunya dengan melibatkan budaya, system danteknologi-teknologi terbaru.

4. Promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupipendekatan-pendekatan kemitraan, pendekatanlingkungan, pencegahan bencana dan manajemenpasca bencana.

Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyaivisi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuangdalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang KebijakanNasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategitersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnyamengisi pembangunan kesehatan dalam kerangkaParadigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamanaditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yangmengindikasikan tentang terwujudnya masyarakatIndonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalahbenar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yangberbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untukdicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika ataugerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) kesuasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut jugamenunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatanadalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan

17

dari dalam diri manusia dalam interaksinya denganlingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari. MisiPromosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1)Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untukhidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yangkondusif bagi terciptanya PHBS di masyarakat; (3)Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusandan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskantentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh PromosiKesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut jugamenjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perludilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatanharus dilakukan serempak.

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosikesehatan merupakan tanggung-jawab kita bersama,bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan jugalintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosikesehatan perlu didukung oleh semua pihak yangberkepentingan ( ). Kesamaan pengertian,efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatanpusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak darisemua komponen bangsa adalah sangat penting dalamrangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosikesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalamrangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yangpenduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat,dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan

stakeholders

18

mempunyai akses untuk memperoleh pelayanankesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahteradan produktiPromosi dan pencegahan penyakit jantung dan pembuluhdarah dilakukan pada seluruh fase kehidupan melaluipemberdayaan berbagai komponen di masyarakat sepertiorganisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)media massa, dunia usaha dan lain- lain dengan tujuanuntuk memacu kemandirian masyarakat dalampencegahan dan penangg ulangan penyakit jantung danpembuluh darah. Upaya promosi dan pencegahan penyakitjantung dan pembuluh darah pada

. Untuk itu kebijakan promosi danpencegahan peyakit jantung dan pembuluh darah sebagaiberikut:1. Promosi dan pencegahan penyakit jantung dan

pembuluh darah dikembangkan melalui upaya-upayayang mendorong memfasilitasi diterbitkannya kebijakanyang mendukung upaya pencegahan danpenanggulangan penyakit jatung dan pembuluh darah.

2. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung danPembuluh Darah dilakukan melalui pengembangankemitraan antara pemerintah, masyarakat, organisasikemasyarakatan, organisasi profesi termasuk dunia

masyarakat yangmasih sehat dan masyarakat yang berisiko, dengantidak me!upakan masyarakat yang berpenyakit danmasyarakat yang menderita kecacatan danmemerlukan rehabilitasi

19

usaha dan swasta.3. Promosi dan pencegahan penyakit jantung dan

pembuluh darah merupakan bagian yang takterpisahkan dalam semua pelayanan kesehatan yangterkait dengan penanggulangan penyakit jantung danpembuluh darah.

4. Promosi dan pencegahan penyakit jantung danpembuluh darah didukung oleh

.5. Promosi dan pencegahan penyakit jantung dan

pembuluh darah dikembangkan dengan menggunakanteknologi tepat guna sesuai dengan masalah potensidan sosial budaya untuk meningkatkan efektifitasintervensi yang dilakukan di bidang penanggulangan.

Pada kesempatan ini akan dibahas secara singkatpenyakit yang perlu diwaspadai keluarga, yaitu ; InfarkMiokardAkut dan Penyakit jantung koroner.

III. INFARK MIOKARDAKUTIstilah Infark Miokard Akut (IMA) berarti terjadinya kematianotot jantung (miokard) akibat tersumbatnya aliran darahkoroner yang memberi makan pada otot jantung. Perludiketahui bahwa lebih dari 60% kematian awal karena IMAterjadi pada jam-jam pertama setelah timbulnya seranganserta terjadinya secara mendadak, yang di masyarakat

tenaga profesionalmelalui peningkatan kemampuan secara terusmenerus ( )capacity building

20

awam biasanya disebut “Serangan Jantung Mendadak”atau “SeranganAngin Duduk “.Lebih dari 90% kematian karena “Serangan JantungMendadak” akibat keterlambatan datang ke rumah sakit.Seorang penderita IMA yang berhasil lolos dari kematianakan mengalami cacat seumur hidup. Karena sebagian ototjantungnya telah mati dengan akibat akan mengganggukualitas hidupnya sehari-hari (Wasyanto, 2003).

IV. FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONERSampai saat ini penyebab yang pasti dari Penyakit

Jantung Koroner (PJK) masih belum diketahui (banyak teoriyang diajukan para ahli). Dikenal beberapa faktor risikoyang bila terdapat pada seseorang, maka akanmempercepat atau meningkatkan risiko PJK, faktor risikoyang dikenal pal ing populer adalah kelainan

. Kelainan ini sebetulnyasudah mulai terjadi sejak usia muda, yang dimulai denganterbentuknya sel-sel busa ( ), kemudian pada usia10 -20 tahun berubah menjadi bercak perlemakan (“

”) dan pada usia 40 – 50 tahun terbentukyang menyumbat pembuluh darah koron er,

sehingga terjadi kematian otot jantung.Terdapat faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan

yang bisa dimodifikasi dari PJK ini. Faktor yang dapatdimodifikasi dapat kita gunakan untuk upaya PreventifPromotif, sedangkan faktor yang tidak bisa dimodifikasi

arterosklerosis arterosklerosis

“foam cell”fatty

streak plakaterosklerotik

21

membuat kita lebih “waspada” terhadap PJK.A. Faktor Risiko yangTidak Bisa dimodifikasi.

1. UsiaPertambahan usia meningkatkan risiko PJK secaranyata, baik pada pria maupun wanita. Hal ini mungkinmerupakan pencerminan dari lamanya terpapar faktorrisiko, ditambah dengan kecenderungan bertambahderajat tiap-tiap faktor risiko dengan bertambahnyausia.

2. Jenis KelaminWanita berisiko lebih rendah daripada pria pada semuagolongan usia. PJK jarang terjadi pada wanitapremenopouse, kecuali apabila terdapat faktor risikomultiple. Setelah menopouse, seorang wanitamempunyai risiko PJK hampir sama dengan pria.Secara umum dikatakan bahwa seorang priakemungkinan terkena PJK adalah 10 tahun lebih awaldaripada wanita.

3. Riwayat Penyakit Keluarga (Keturunan).Perlu dikteahui jumlah keluarga yang terkena dan usiasaat terkena PJK. Seorang pria yang mempunyai ayahdan ibu yang meninggalk karena PJK sebelum usia 50tahun, mempunyai risiko 2 x lebih besar dibandingorang yang tidak mempunyai riwayat PJK.

4. Riwayat PJK Sebelumnya.Penderita yang pernah mengalami infark miocard,angina pektoris, bedah pintas koroner ataupun “ditiup”

22

(Percutaneous Transluminal Coronary Angioplaty /PTCA) mempunyai risiko paling tinggi untuk seranganberikutnya. Hal ini berarti bahwa upaya pencegahansekunder harus benar-benar dilaksanakan.

B. Faktor Risiko yang Bisa dimodifikasi1. Dislipidemia

Kadar kolesterol plasma yang tinggi disebabkan karenapeningkatan LDL kolesterol yang merupakan faktorrisiko PJK.Dislipedmia perlu diperhatikan bila :

a. Kadar kolesterol > 200 mg/dlPenelitian Framingham menunjukan bahwakadar kolesterol > 260 mg/dl pada usia 30 – 50tahun dalam jangka waktu 5 tahun akanmendapatkan kemungkinan PJK 3,5 kali lebihbesar daripada orang dengan kadar kolesterol< 200 mg/dl. Untuk menurunkan risikoaterosklerosis, kita disarankan memiliki kadarkolesterol total <200 mg/dl dan kolesterol LDL(jahat) <130 mg/dl. Lebih dari itu akanmemunculkan aterosklerosis.

b. HDL < 35 mg/dl pada pria, atau HDL < 42 mg /dlpada wanita.

c. Ratio total kolesterol : HDL > 5d. Trigliserida > 200 mg/dl

23

2. Kencing Manis (Diabetes Mellitus).Insiden PJK akibat DM tergantung pada lamanyamenderita DM, awal terkena DM serta regulasi guladarah. Seorang penderita DM biasanya juga diikutipeningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadarHDLkolesterol.

3. Hipertensi

Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisamenyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapatmelukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterolLDL memasuki saluran arteri dan meningkatkanpenimbunan plak. Sasaran dalam penurunan tekanandarah adalah tekanan darah sistolik (TDS) < 140 mmHgdan tekanan darah diastolik (TDD) < 90 mmHg.

4. Kebiasaan Merokok

Menghisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatanjantung maka segera hentikan kebiasaan ini agarjantung tetap sehat. Dalam asap rokok mengandungnikotin, Karbon monoksida dan tar yang sangatmerugikan kesehatan.

5. Obesitas

Karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebihdari 80 cm, berisiko lebih besar terkena PJK. Kelebihanberat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggidan ketidaknormalan lemak. Menghindari ataumengobati obesitas atau kegemukan adalah cara

,

24

utama untuk menghindari diabetes. Diabetesmempercepat penyakit jantung koroner danmeningkatkan risiko serangan jantung.

6. Kurang Gerak / tidak berolah-raga.Kurangnya olah raga secara teratur atau melakukanaktivitas fisik minimal 30 menit akan mengakibatkankelebihan kalori dalam tubuh sehingga tidak terbuangmelalui pembakaran. Hal ini akan menyebabkanpenimbunan lemak di tubuh sehingga mempengaruhigerak jantung dalam memompa darah, sehinggabanyak anggota tubuh kurang suplai oksigen. Pentingdisadari bahwa yang disebut sebagai hidup baik yangpenuh dengan kenyamanan dan kemudahansebenarnya merupakan bencana bagi kesehatan dankesejahteraan kita (McGowan, 2001)

Anda dapat melakukan kegiatan olahraga sepertiberjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatanolahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlaluberlebihan dapat menguatkan kerja jantung danmelancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.

7. Stress Psikis

Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kotabesar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetandan kesibukannya (Solo Raya juga sudah mulai macetdll). Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akanmengeluarkan hormon yang menyebabkanpembuluh darah menjadi kaku. Hormon

cortisolnorepinephrine

25

akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akanmengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangatbaik bila anda menghindari stres baik di kantor atau dirumah.

V. M AN I FE STAS I K L IN I K I M A dan P JK s e r taPENCEGAHANNYAKeluhan utama penderita yang mendapat seranganjantung mendadak (IMA) adalah nyeri dada hebat didaerah substernal/ dibelakang dada kiri, sepertidicengkeram atau ditekan benda berat yang kadang-kadang menjalar ke leher, lengan kiri ataupun tembuske punggung dan berlangsung lebih dari 20 – 30 menit(Wasyanto, 2003). Pene l i t ian Framinghammenunjukkan bahwa 20% penderita IMA secara klinistidak mengeluh apa-apa (“ ”) danhanya 23% penderita IMA didahului s(nyeri dada kurang dari 20 menit). IMA tanpa nyeri dadasering dijumpai pada penderita DM, orang tua ataupunorang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan peredarasa sakit tanpa sepengetahuan dokter. Repotnya,pada orang-orang yang menderita PJK tanpa keluhannyeri dada yang khas, menganggap dirinya hanya“masuk angin” dan bila kemudian meninggal dunia,keluarga/tetangganya menyebut kena serangan “Anginduduk”Gejala PJK adalah sakit pada dada sering dianggapbiasa, namun bila sudah terserang, nyawa menjadi

silent/unrecognizedAngina Pektori

26

taruhannya. Itulah yang menjadikan PJK berbahaya.Terlebih lagi dengan adanya anggapan bahwaancaman penyakit karena kolesterol tinggi hanyaberlaku buat mereka yang lanjut usia atau yang beratbadannya berlebihan.Faktanya, kini makin banyak orang yang berada dalamusia produktif (mulai usia 20-an) bisa mengalamigangguan pembuluh darah dan serangan jantung,akibat berlebihnya kadar kolesterol di dalam darah.Bahkan dari data yang dipublikasikan oleh organisasikesehatan sedunia (WHO), saat ini 25% pendudukdunia memiliki kadar kolesterol tinggi. Mengapa hal inibisa terjadi?Bertambahnya jumlah penderita Penyakit JantungKoroner ini tidak lepas dari pergeseran pola hidup,terutama pola makan masyarakat. Kalau masyarakat dinegara maju sudah mulai menyadari pentingnyamengurangi kolesterol dan lemak dalam menumakanan mereka; di negara berkembang, pola makantinggi lemak, kolesterol dan garam malah meningkat,seiring dengan banyaknya junkfood dan jajanan yangmenggunakan minyak jenuh. Tentunya resiko akanbertambah jika ada faktor bawaan; di samping faktorlingkungan, seperti stress dan semakin banyaknyaradikal bebas yang terbentuk akibat tingkat polusi yangtinggi, juga kurang gerak atau olah raga akibat tuntutanaktivitas yang padat.

27

1. Penelitian Lebih Lanjut Tentang TerjadinyaPenyakit Jantung KoronerPenyakit Jantung Koroner merupakan salah satupenyakit degeneratif, artinya, proses terjadinyapenyakit ini berlangsung dalam jangka waktu yanglama, bahkan sampai belasan atau puluhan tahun.Tanpa kita sadari, semenjak kita masih anak-anak kitasudah mulai 'menumpuk' kolesterol pada pembuluhdarah kita. Setelah bertahun-tahun, tentunya timbunanlemak dan kolesterol pada dinding pembuluh darahperlahan-lahan menjadikan pembuluh darahmenyempit dan tidak elastis lagi. Akibatnya, saatterbentuk gumpalan darah (clot), aliran darah akanterhambat, dan pembuluh darah pecah/tersumbat. Bilahal ini terjadi di pembuluh darah ke otak, itulah yang kitakenal dengan Stroke; sementara bila terjadi dipembuluh darah ke jantung, inilah yang kita kenaldengan serangan jantung.

Jadi, siapa yang tahu kondisi pembuluh darahkita saat ini dengan pola hidup yang kita jalanisekarang? Dan, kalau timbunan kolesterol sudah jelasmerupakan pencetus terjadinya Penyakit JantungKoroner, bagaimana zat yang berbahaya ini bisatertumpuk di pembuluh darah kita? Penelitianmenunjukkan bahwa kolesterol dan lemak bisamenempel dan menumpuk di dinding pembuluh darahjika dinding bagian dalam pembuluh darah

28

(endothelium) sudah rusak dan tidak rata lagi akibatpaparan radikal bebas. Radikal bebas ini tentu sajatidak hanya merusak dinding pembuluh darah kita,melainkan organ tubuh kita yang lain pun ikut terkenadampaknya.

2. Pencegahan Harus Dilakukan Sedini Mungkin.a. Pencegahan Primer

Adalah upaya pencegahan yang dilakukan sebelumseseorang menderita PJK. Tujuan dari pencegahanprimer adalah untuk menghambat berkembangnyadan meluasnya faktor-faktor risiko PJK. Upayapencegahan ini berupa ;1) Peningkatan kesadaran pola hidup sehat.

Upaya ini lebih baik dilakukan sejak bayi,dengan tidak membiarkan bayi jadi gemuk danmerubah kriteria bayi gemuk sebagai pemenangkontes bayi sehat. Kegemukan pada bayi akanlebih memudahkan waktu ia dewasa. Demikianpula pendidikan dan pengamalan pola hidupsehat, harus dimulai sejak balita. Menganjurkananak-anak banyak makan sayuran dan buahserta menghindari makanan yang kurangmengandung serat dan banyak kolesterolseperti Pizza Hut, Mc Donal's, CFC, KFC danlain-lain.

Kampanye stop rokok memang terasasulit, namun perlu dibudayakan. Bagi orang

29

yang sudah merasakan sakitnya anginapektoris, mungkin lebih mudah, tetapi bagi yangbelum merasakanya mungkin memerlukanbantuan orang lain seperti anak dan istrinya.Berhenti merokok merupakan target yang harusdicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan,kurangi atau stop minum alkohol.

Melakukan olahraga secara teratur.Biasakan setiap hari untuk melakukan olahraga, setidaknya 3 – 5 kali perminggu dapatmelakukan olah raga selama 30 menit sangatberguna untuk kesehatan jantung kita.Menghindari faktor-faktor risiko yang lain,khususnya faktor PJK yang dapat dimodifikasi.Secara mudah pola hidup SEHAT dapatdilakukan, yang dapat dijabarkan yaitu :

eimbang gizi, nyahkan rokok, indari Stres,wasi tekanan darah, dan eratur berolahraga.

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkalaBanyak orang yang sudah menginjak

usia senja (usia diatas 40 tahun) tidakmengetahui bahwa dirinya mengidap penyakittekanan darah tinggi, kencing manis ataupundislipidemia (kelebihan kolesterol), karenamereka enggan memeriksakan diri ke dokteratau mungkin pula penyakit tersebut tidakmemberikan suatu keluhan. Tidak jarang

S E HA T

30

diantara mereka ini kemudian meninggalmendadak karena serangan jantung. Karena itupemeriksaan kesehatan dalam rangkapencegahan primer perlu dilakukan terutamapada :a) Orang sehat (tanpa keluhan) diatas usia 40

tahun.b) Anak dari orang tua dengan riwayat

hipertensi, diabetes melitus, familierdislipidemia, mati mendadak pada usiakurang dari 50 tahun

c) ObesitasAdapun jenis pemeriksaan yang bdianjurkanadalah ;a) P e m e r i k s a a n F i s i k m e n g e n a i

kemungkinan adanya kelainan organispada jantung ataupun hipertensi.

b) Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG)pada waktu istirahat.

c) Pemeriksaan laboratorium seperti : guladarah, total kolesterol, HDL, Kolesterol,LDL kolesterol, Trigliserida, ureum, dankreatinin.

d) Pemeriksaan treadmill test, terutamabagi penderita yang hasil EKG nyameragukan dengan adanya keluhannyeri dada (Chest pain).

31

e) Pemeriksaan Ekokardiografi terutamauntuk melihat kelainan struktur / organisjantung.

b. Pencegahan SekunderAdalah upaya yang dilakukan oleh seseorang yangsudah menderita PJK.Tujuan Pencegahan Sekunder adalah supaya : 1)tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, 2) tidak merasainvalid (cacat di masyarakat), dan 3) statuspsikologis penderita menjadi cukup mantap.Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikiut ;a) Pemeriksaan fisik yang lebih teliti untuk

mengetahui kemampuan jantung dalammelaksanakan tugasnya.

b) Mengendalikan faktor risiko yang menjadi dasarpenyakitnya

c) Pemeriksaan treadmill test untuk menentukanbeban/aktivitas fisik sehari-hari.

d) Pemeriksaan laboratorium secara rutine) Pemeriksaan Ekokardiografi (EKG). untuk

melihat seberapa berat otot jantung yang telahmati.

f) Dilakukan pemeriksaan Angiografi koroneruntuk melihat pembuluh darah koroner manayang tersumbat dan seberapa berat

32

sumabatannya.g) Ikut Klub Jantung Sehat.h) Terapi Penykit lebih lanjut : PTCA (ditiup)

ataupun bedah pintas koroner (CABG).Secara Umum Upaya Pencegahan PJK yang dapatdilakukan pada orang yang sehat, orang yangberisiko, maupun oleh orang yang pernahmenderita penyakit jantung adalah ;

1. Berolah raga secara teratur, untuk membantupembakaran lemak dan menjaga agar peredarandarah tetap lancar.

2. Mengurangi konsumsi makanan berlemak/berkolesterol tinggi dan meningkatkan konsumsimakanan tinggi serat, seperti sayur-sayuran danbuah-buahan.

3. Menjaga berat badan ideal.

4. Cukup istirahat dan kurangi stress, sehingga jumlahradikal bebas yang terbentuk dalam tubuh tidakterlalu banyak.

5. Hindari rokok, kopi, dan minuman beralkohol.

6. Melakukan pemeriksaan laboratorium secaraberkala untuk memantau kadar kolesterol dalamdarah.

7. Menjaga lingkungan tetap bersih

33

Daftar Pustaka

Kemenkes RI (2010),

, Pusat Promosi Kesehatan RI,Jakarta.

McGowan, MD. M (2001), , (terjemahan / penterjemah Patuah

raja dkk), Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Wasyanto, T., (2003),, disampaikan pada seminar

Kesehatan ke l uar ga , 16- 2-2003, t idakdipublikasikan, Surakarta.

Rencana Operasional PromosiKesehatan dalam Pengendalian Penyakit

Tidak Menular

Menjaga Kebugaran Jantung

Penyakit yang Perlu DiwaspadaiKeluarga