troubleshooting electrical dan analisis performansi advanced

11
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408 34 TROUBLESHOOTING ELECTRICAL DAN ANALISIS PERFORMANSI ADVANCED AUTOMOTIVE AIR CONDITIONING DEMONSTRATION UNIT DI LABORATORIUM TATA UDARA POLITEKNIK SEKAYU Baiti Hidayati 1 , Pikki Tarnado 1 1 Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Tata udara atau Air Conditioning merupakan suatu peralatan yang berfungi untuk mengkondisikan suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil atau dengan kata lain untuk menyejukan suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh penghuni/pengguna ruangan tersebut. Sistem yang sering berkerja dalam waktu yang cukup lama bahkan mencapai waktu 24 jam sehari, lama kelamaan akan mengalami kerusakan baik itu dari mekanikal maupun elektrikal yang menyebabkan kinerja sistem berkurang yang disebabkan oleh tegangan yang masuk terlalu besar hingga melebihi angka batas normal komponen atau pun alat tersebut sudah cukup lama sehingga habis batas waktu pakainya, dari hasil penelitian yang dilakukan pada Trainer Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration unit terdapat kerusakan di bagian elektrikal yaitu DPS dan fuse sehingga dilakukannya proses Troubleshooting pada alat tersebut hingga bisa beroperasi dengan baik lagi. Setelah dilakukan perbaikan pada alat tersebut kemudian melakukan analisis performasi pada variasi kecepatan udara di fan kondensor dan blower pada posisi fan kondensor high dan blower low, fan kondensor high dan blower medium, fan kondensor high dan blower high, evaporator high dan fan kondensor low, evaporator high dan fan kondensor medium dalam waktu 30 menit. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mendapat kan nilai Efisiensi yang tertinggi pada posisi fan kondensor high dan blower low 74%, sedangkan posisi yang terendah pada posis fan kondensor low dan blower high 54%. Kata Kunci : Troubleshooting, Efisiensi, DPS, fuse. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Air Conditioning merupakan suatu peralatan yang berfungi untuk mengkondisikan suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil. Atau dengan kata lain untuk menyejukan suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh penghuni/pengguna ruangan tersebut. Air Conditioning disamping dapat menyejukkan suhu/temperatur udara juga dapat menjaga kebersihan udara dalam ruangan, sehigga udara yang di hirup oleh penghuni/pengguna ruangan tersebut terjaga kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.

Transcript of troubleshooting electrical dan analisis performansi advanced

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

34

TROUBLESHOOTING ELECTRICAL DAN ANALISIS PERFORMANSI ADVANCED

AUTOMOTIVE AIR CONDITIONING DEMONSTRATION UNIT

DI LABORATORIUM TATA UDARA POLITEKNIK SEKAYU

Baiti Hidayati1, Pikki Tarnado1

1Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tata udara atau Air Conditioning merupakan suatu peralatan yang berfungi untuk mengkondisikan

suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil atau dengan kata lain untuk menyejukan suhu/temperatur udara

dalam suatu ruangan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh penghuni/pengguna ruangan tersebut. Sistem yang

sering berkerja dalam waktu yang cukup lama bahkan mencapai waktu 24 jam sehari, lama kelamaan akan

mengalami kerusakan baik itu dari mekanikal maupun elektrikal yang menyebabkan kinerja sistem berkurang yang

disebabkan oleh tegangan yang masuk terlalu besar hingga melebihi angka batas normal komponen atau pun alat

tersebut sudah cukup lama sehingga habis batas waktu pakainya, dari hasil penelitian yang dilakukan pada Trainer

Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration unit terdapat kerusakan di bagian elektrikal yaitu DPS dan

fuse sehingga dilakukannya proses Troubleshooting pada alat tersebut hingga bisa beroperasi dengan baik lagi.

Setelah dilakukan perbaikan pada alat tersebut kemudian melakukan analisis performasi pada variasi kecepatan

udara di fan kondensor dan blower pada posisi fan kondensor high dan blower low, fan kondensor high dan blower

medium, fan kondensor high dan blower high, evaporator high dan fan kondensor low, evaporator high dan fan

kondensor medium dalam waktu 30 menit. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mendapat kan nilai Efisiensi

yang tertinggi pada posisi fan kondensor high dan blower low 74%, sedangkan posisi yang terendah pada posis fan

kondensor low dan blower high 54%.

Kata Kunci : Troubleshooting, Efisiensi, DPS, fuse.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Air Conditioning merupakan suatu peralatan

yang berfungi untuk mengkondisikan

suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil.

Atau dengan kata lain untuk menyejukan

suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan yang

disesuaikan dengan kondisi tubuh

penghuni/pengguna ruangan tersebut. Air

Conditioning disamping dapat menyejukkan

suhu/temperatur udara juga dapat menjaga kebersihan

udara dalam ruangan, sehigga udara yang di hirup

oleh penghuni/pengguna ruangan tersebut terjaga

kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

35

Air Conditioning banyak digunakan pada daerah

tropis seperti di Indonesia, dimana suhu/temperatur

udara dirasakan terlalu panas, mencapai antara 30-35

derajat celcius. Suhu/temperatur udara sebesar itu

bagi kondisi tubuh yang normal dirasakan terlaluh

panas, sementara suhu/temperatur udara yang ideal

bagi kondisi normal berkisar antara 20 ̊ - 26 ̊ derajat

celcius. (Margiono A., 2014:1).

Informasi mengenai kurangnya kinerja dari sebuah

Air Conditioning pada mobil adalah suatu hal yang

sering didengar. Hal tersebut juga tidak terlepas pada

Trainer Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration Unit. Kurangnya perawatan akan

menimbulkan penurunan kinerja suatu alat sehingga

tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kerusakan

menimbulkan troubleshooting, berdasarkan hasil

pemeriksaan pada Trainer Advanced Automotive Air

Conditioning Demonstration Unit di laboratorium Tata

Udara yang tidak dapat beroperasi secara normal

dibagian electricalnya sehingga sistem electrical

tersebut perlu dilakukan troubleshooting. Oleh karena

itu Tugas Akhir ini penulis mengambil judul

“Troubleshooting Electrical dan Analisis Performansi

Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration Unit di Laboratorium Tata Udara

Politeknik Sekayu.”

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian yang di harapkan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk melakukan troubleshooting pada Trainer

Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration

unit.

2. Untuk mengetahui sistem kelistrikan pada Trainer

Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration unit.

3. Untuk menganalisis performansi pada variasi fan

indoor dan outdoor Trainer Advanced Automotive Air

Conditioning Demonstration unit.

2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

2.1 Definisi Sistem Tata Udara

Sistem tata udara atau pengkondisian udara

adalah sebuah proses pengaturan udara yang

meliputi temperatur udara, kelembapan udara, serta

kualitas udara dan cara pendistribusiannya kedalam

ruangan, untuk mendapatkan kondisi kenyamanan

tertentu. Secara umum, dalam sebuah perencanaan

sistem tata udara bertujuan untuk menghasilkan

kenyamanan termal bagi penghuni (manusia), atau

menciptakan kondisi yang optimal bagi proses

produksi.

2.2 Siklus Kompresi Uap

Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap merupakan

jenis mesin refrigerasi yang paling banyak di gunakan

saat ini. Mesin refrigerasi siklus kompresi ini terdiri dari

kompresor, kondensor, perangkat ekspansi untuk

pelambatan dan evaporator.

Gambar 1 Siklus kompresi uap (Labtech, 2012:20)

2.3 Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration Unit

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

36

Gambar 2 Advanced Automotive Air Conditioning Trainer

(Labtech, 2012:3)

Menurut Labtech (2012:3) Trainer Advanced

Automotive Air Conditioning Demonstration Unit

memiliki beberapa komponen utama sebagai berikut :

a. Compressor dengan Magnetic Clutch

b. Forced Air Condenser

c. Receiver Dryer (dengan Sight Glass)

d. Evaporator dengan Blower

e. Expansion Valves (TXV)

f. Dual Pressure Switch

g. Pressure Gauges (Terhubung ke kompresor

dengan koneksi selang servis)

h. Instrument and Control Panel

i. Fault Simulator Board complete dengan test

points (HC-AC2-B)

j. Variable Speed Electric Motor (Inverter) (HC-

AC2-D)

k. DC Power Supply

l. Electric Drive Motor untuk Compressor

m. Piping Diagram

2.3.1 Sistem Refrigerasi Trainer Advanced Automotive

Air Conditioning

Gambar 3 Refrigeration System Component Arrangement

(Labtech, 2012:5)

c. Kompresor

Kompresor pada sistem Air Conditioning adalah

memberi tekanan pada zat pendingin, agar mengalir

(bersirkulasi) dalam sistem.

Gambar 4 Compressor Advanced Automotive Air

Conditioning

d. Kondensor

Kondensor menerima uap refrigeran suhu tinggi dan

bertekanan tinggi dari kompresor dan mengembunnya

menjadi cairan suhu tinggi. Ini dirancang untuk

memungkinkan pergerakan panas dari uap refrigeran

panas ke udara luar yang lebih dingin. Pendinginan

refrigeran mengubah uap menjadi cairan.

Gambar 5 Condensor Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:31)

e. Evaporator

Evaporator mendinginkan dan melembabkan udara

sebelum memasuki interior mobil. Pendinginan area yang

luas mengharuskan volume udara yang besar dilewatkan

melalui kumparan evaporator untuk pertukaran panas.

Karenanya blower menjadi bagian vital dari rakitan

evaporator. Itu tidak hanya menarik udara sarat panas ke

evaporator, tetapi juga memaksa udara ini di atas sirip dan

kumparan evaporator di mana panas dikelilingi ke

refrigeran.

Gambar 6 Evaporator Advanced Automotive Air

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

37

Conditioning (Labtech, 2012:36)

f. Katup ekspansi (expansion valve)

Katup ekspansi termostatik mengontrol jumlah

refrigeran yang memasuki koil evaporator. Baik katup

ekspansi internal maupun eksternal digunakan. Katup

ekspansi terletak di dekat saluran masuk evaporator dan

menyediakan fungsi pelambatan, modulasi, dan

pengontrolan refrigeran cair ke koil evaporator.

Gambar 7 Expansion valve Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:34)

g. Receiver Dryer

Receiver Dryer adalah bagian penting dari sistem

pendingin udara. Pengering menerima refrigeran cair dari

kondensor dan menghilangkan kelembaban dan benda

asing yang masuk ke sistem juga untuk menyimpan

refrigeran cair dan pengering.

Gambar 8 Receiver Dryer Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:33)

h. Pressure gauges

Pengukur Tekanan disediakan dalam sistem, yaitu

Pengukur Tekanan Tinggi (HPG) dan Pengukur Tekanan

Rendah (LPG). Pengukur tekanan tinggi menunjukkan

tekanan sisi tinggi atau saluran pembuangan garis

pendingin. Pengukur tekanan rendah menunjukkan

tekanan sisi rendah atau garis isap pada saluran

pendingin.

Gambar 9 Pressure gauges Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:42)

2.3.2 Sistem Kontrol

1. Temperatur Sensor dan Temperatur Kontrol

Dengan menggunakan Temperature selektor,

Temperature di beberapa lokasi sepanjang sirkuit

pendingin adalah di display, Temperature naik pada :

T1:Suction Temperature

T2:DischargeTemperature

T3:Inlet Temperature

Condenser

T4:Condenser Outlet

Temperature

T5: Expansion Inlet

Temperature

vaporator Outlet

Temperature

bient

Temperature

Gambar 10 Evaporator with Temperature Control

(Labtech, 2012:6)

2. Instrument dan Control Panel

Gambar 11 Instrumen dan control panel

(Labtech, 2012:7)

Menurut Labtech (2012:7) Instrumen dan

control panel disediakan sebagai kontrol dan

pengukuran sistem kelistrikan alat. Ada beberapa

komponen yang digunakan pada panel ini :

1. ELCB

2. MCB

3. Main Power Switch

4. Drive Motor Speed Control, Run / Stop switch

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

38

5. Condenser Speed Control

6. Temperature Selector dan Display

7. Voltmeter

8. Ammeter

9. Drive Motor Speed

10. Display dan Switch Refrigerant Flowmeter

2.3.3 Sistem Electrical

Sistem Electrical ialah sistem yang menghubungkan

komponen di bagian electrical sehingga arus listrik

mengalir pada sistem hingga membuat sistem beroperasi

secara normal seperti pada gambar wiring diagram

berikut ini :

Gambar 12 Wiring

diagram Advanced Automotive Air Conditioning (Labtech,

2012:111)

1. Electrical Drive Motor and DC Power Supply

Motor penggerak listrik ditenagai oleh 380-

420VAC dengan 2.2 kW (3HP). Motor penggeraknya

adalah digunakan sebagai simulator mesin. Motor ini

cukup besar untuk mengoperasikan sistem di bawah

normal kondisi operasi untuk jangka waktu lama.

Motor penggerak listrik terhubung ke inverter seperti

yang dapat kita lihat dalam wiring diagram.

Gambar 13 DC Power Supply

(Labtech, 2012:8)

2. Pressure Switch

Pressure switch adalah sakelar kontrol listrik

yang dioperasikan dari sisi tekanan tinggi yang secara

otomatis membuka rangkaian listrik jika tekanan

terlalu tinggi atau rendah.

Gambar 14 pressurre switch Advanced Automotive Air

Conditioning

3. Thermostat

Kopling magnetik Electro digunakan pada

kompresor untuk memberikan kontrol suhu konstan

pada interior mobil. Kopling dikendalikan oleh

termostat di evaporator, yang awalnya diatur oleh

pengemudi ke titik yang telah ditentukan. Suhu koil

kemudian dipertahankan oleh aksi bersepeda kopling.

Termostat hanyalah perangkat termal, yang

mengontrol sakelar listrik. Saat hangat sakelar

ditutup; ketika dingin, terbuka.

Gambar 15 Themostat Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:37)

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

39

4. Kopling Magnetik

Kopling Electro-magnetik digunakan bersama

dengan termostat untuk melepaskan kompresor ketika

tidak diperlukan, seperti ketika siklus defrost

ditunjukkan dalam evaporator, atau pada saat lain

ketika AC tidak digunakan.

Gambar 16 Kopling Magnetik (Labtech, 2012:30)

5. Kipas Listrik Kondenser

Sebagian besar kendaraan dengan pendingin

udara memerlukan kipas listrik untuk membantu

aliran udara, baik mendorong atau menarik udara

melalui kondensor, tergantung pada sisi mana

kondensor kipas ditempatkan.

Gambar 17 Kipas Listrik Kondenser (Labtech, 2012:33)

6. Fuse

Fuse berfungsi sebagai alat pengaman yang dapat

melindungi peralatan listrik dan peralatan elektronika dari

kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan.

Gambar 18 Fuse

7. Relay

Relay memiliki fungsi untuk memgalirkan

aliran listrik menuju kopling magnet ke blower

motor, hingga ke komponen lain di dalam sistem.

Gambar 19 Relay

2.3.4 Refrigeran

Refrigeran merupakan bahan pendingin yang

digunakan pada sistem refrigerasi dan tata udara yang

berupa fluida yang berfungsi untuk menyerap kalor

melalui perubahan fase refrigeran cair ke gas

(menguap) dan meuang kalor melalui perubahan fase

gas ke cair (mengembun).

Refrigeran HFC-134a atau R134a merupakan

penganti CFC-12 atau R12, dimana CFC-12 saat ini

sangan sulit dijumpai di pasaran dan juga refrigeran CFC-

12 berperan menipiskan lapisan ozon, untuk terbanyakan

mobil terbaru sekarang mengunakan HFC-134a yang

sangat mudah dicari.

Gambar 19 Tabung Refrigeran R134a

2.3.5 Piping Diagram

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

40

Gambar 20 Piping diagram Advanced Automotive Air

Conditioning (Labtech, 2012:110)

2.4 Pengertian Troubleshooting

Troubleshooting merupakan proses

mengidentifikasi masalah, menemukan penyebab

masalah dan memperbaiki penyebab masalah.

2.4.1 Prosedur Troubleshooting

Adapun langkah-langkah troubleshooting yaitu :

1. Memahami urutan operasional sistem.

2. Memeriksa sistem terlebih dahulu.

3. Mengumpulkan data operasion alat.

4. Mengenali komponen yang beroperasi secara

tidak benar atau tidak dengan semestinya.

5. Menguji untuk mengisolasi penyebabnya.

6. Merekomendasikan tindakan korektif.

2.4.2 Tabel Troubleshooting yang terjadi pada

Trainer Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration Unit

Tabel 1 Troubleshooting yang Sering Terjadi Pada Trainer

Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration

Unit

2.4.3 Masalah-masalah yang terjadi pada Trainer

Advanced Automotive Air Conditioning

Demonstration Unit

Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi

pada trainer Advanced automotive demonstration unit

adalah sebagai berikut :

1. Kondisi DPS tidak berfungsi

2. Kondisi kabel koneksi DC Power input terbakar

3. Kondisis FU/Skering putus

4. Gronding kabel sumber terkelupas

5. Kabel sensor temperatur lepas

6. Kabel receiver dryer tidak tersambung

2.5 Pengertian COP (Coefficient of Performance)

Koefisien kinerja adalah rasio output dibagi

dengan input. Dalam pekerjaan pendinginan, output

adalah jumlah panas yang diserap oleh sistem; itu

juga disebut sebagai efek refrigeran. Input adalah

jumlah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan

output ini. (Labtech, 2012:22)

Menurut Jurnal Petra (2017:2) COPcarnot ialah COP

maksimum yang dapat dimiliki oleh suatu sistem.

COPcarnot dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

41

COPactual = , + TcTH− Tc (1)

Dimana :

Tc = Temperatur Cooling (°C)

TH = Temperatur Heating (°C)

COPactual ialah COP sebenarnya yang dimiliki

oleh suatu sistem COPactual dapat dicari dengan

menggunakan persamaan:

COPactual = -

- (2)

Dimana :

COP = Coeffisien of Performance

h1 = Enthalpy suction Compressor (kj/kg)

h2 = Enthalpy Discharge Compressor (kj/kg)

h3 = Enthalpy Output Condenser (kj/kg)

h4 = Enthalpy Output Expansion Valve (kj/kg)

Perbandingan besaran COPactual dan COPcarnot

menunjukan effisiensi sistem refrigerasi dengan

persamaan berikut:

Ƞ = C a aC Ca x 100% (3)

Dimana:

Ƞ = Effisiensi (%)

COPactual = Coeffisien of Performance Actual

COPcarnot =Coeffisien of Performance Carnot

3. Bahan dan Metode Penelitian

Mulai

Persiapan alat dan bahan troubleshooting dan

analisa performansi

Tahapan troubleshooting :

1. pemeriksaan komponen refrigerasi

2. pemeriksaan komponen kelistrikan

3. pemeriksaan sistem kontrol

Pemeriksaan pada area

yang bermasalah dan

menentukan kerusakan

Melakukan perbaikan pada

komponen-komponen yang rusak

Running Up

Bagus

- Analisa Performansi

- Kesimpulan

- Penyusunan Laporan

Selesai

Tidak

Ya

Gambar 21 Diagram alir troubleshooting

Alat yang digunakan dalam pengambilan data

ini adalah :

a. Thermometer Digital

b. Tang Amper

c. Multi meter

d. Manipol

e. Pressure Gauge

f. Annemometer

g. Obeng (+) dan (-)

h. Kunci Inggris

i. Kunci L

4. Hasil Pembahasan

1. Proses Troubleshooting

Proses troubleshooting harus dilakukan segera

untuk memecahkan masalah yang terdapat pada

trainer Trainer Advanced Automotive Air

Conditioning yang mengalami kerusakan pada

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

42

komponen-komponen yamg terdapat pada trainer

Trainer Advanced Automotive Air Conditioning.

1.1 Troubleshooting fuse ( FU2)

Berdasarkan hasil penelitian terbakarnya fuse2

mengakibatkan matinya sistem pada kondensor fan motor,

untuk itu dilakukan langkah troubleshooting pada fuse

(FU2) di bagian condenser fan motor.

1. Melakukan pengecekan terlebih dahulu

Gambar 22 Proses Pengecekan fuse2

2. Melakukan Pelepasan fuse2 yang sudah rusak

Gambar 23 Proses pelepasan fuse

3. Mengganti dan memasang fuse2 yang baru

Gambar 24 pemasangan fuse

1.2 Troubleshooting DPS (Dual Pressure Swicth)

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapat bahwa

DPS yang rusak bisa mengakibatkan komponen dibagian

kompresor dan kondensor tidak bekerja sehingga

dilakukan tindakan penyambungan di bagian titik uji

dibagian DPS sehingga bisa bekerja kembali tetapi

tindakan tersebut tidak menjamin ketahan pada

komponen-komponen lain karena DPS adalah sebagai

pengaman dibagian kompresor melalui control tekan

yang berada pada sistem baik itu tekanan terlalu tinggi

atau pun terlalu rendah. Untuk itu dilakukan langkah

troubleshooting di bagian DPS pada sistem.

1. Melakukan pengecekan terlebih dahulu

Gambar 25 Proses Pengecekan DPS

2. Melakukan Pelepasan kabel DPS

Gambar 26 Proses pelepasan kabel DPS

3. Mengganti dan memasang DPS

Gambar 27 Proses Pemasangan DPS

2. Perhitungan Data COP

Dari hasil penelitian pada pada jenis refrigeran

R134a maka didapat data sebagai berikut :

Tabel 2 Data Penelitian R134a

Perhitungan Data Menit ke 30 pada blower posisi

low dan kondensor posisi high.

Dari hasil plot dengan diagram Ph R134a dapat di

ketahui :

h1 = 404.94kJ/kg

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

43

h2 = 440.86kJ/kg

h3=h4 = 263.76 kJ/kg

Efek refrigerasi (qe)

qe =( h1 – h4)

= 404,94 kj/kg– 263,76 kj/kg

= 141,18 kj/kg

1. Kerja kompresi (qw)

qw = (h2 – h1)

= 440,86 kj/kg – 404,94 kj/kg

= 35,92 kj/kg

2. Kalor yang dilepas kondensor (qc)

qc = (h2 – h3)

= 440,86 kj/kg – 263 ,76 kj/kg

= 177.1 kj/kg

Coefficient Of Performanceactual (COPaktual)

COPactual = -

-

= , J/ − , J/, J/ − , J/

= , J/, J/

COPactual = 3,930

Coefficient Of Performancecarnot (COPc)

COPc =Te + ,Tc − Te =

. + , − ,

=,,

= 7,230

Efisiensi ( Ƞ )

Ƞ =C a aC Ca x 100%

=,, x 100% = 54 %

Tabel 3 Hasil Perbandingan R134a

Gambar 28

Data grafik udara keluaran Evaporator

Gambar 29

Grafik Data Efisiensi

05101520 S1 S2 S3 S4 S5udara keluaran evaporator (°c) kondisi fan0%20%40%60%80%

S1 S2 S3 S4 S5efisiensi kondisi fan0123456 S1 S2 S3 S4 S5COP actual kondisi fan

Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

44

Gambar 30

Data Grafik COP Actual

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

troubleshooting dan analisis performansi pada trainer

Advanced Automotive Air Conditioning Demostration

Unit maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Advanced Automotive Air Conditioning

Demostration Unit tidak beroperasi dengan baik

dikarnakan ada komponen yang mengalami

kerusakan, setelah dilakukan pengecekan pada sistem

tersebut kerusakan terdapat pada komponen

kelistrikan yaitu DPS dan fuse putus sehingga

mengakibatkan arus yang masuk kesistem terhambat

dan kinerja dari alat tersebut berkurang hingga sampai

tidak bisa dioperasikan lagi.

2. Dalam proses Troubleshooting pada unit tersebut

solusinya ialah dengan mengganti DPS dan fuse

yang baru.

3. Dari analisis yang dilakukan pada variasi kecepatan

udara pada fan kondensor dan blower, memiliki nilai

efisiensi yang berbeda-beda, karena semakin besar

kecepatan udara di blower dan fan kondensor maka

laju aliran refrigeren semakin stabil, kenaikan

kecepatan udara pendingin di evaporator maka

menyebabkan kenaikan di bagian efek refrigerasi,

kecepatan udara yang dihasilkan oleh evaporator

mempengaruhi kinerja pada trainer Advanced

Automotive Air Conditioning Demostration Unit

yang ditunjukkan oleh besaran nilai efisiensi pada

penelitian tersebut, apabila kecepatan fan tersebut

dinaikan terus maka akan mencapai optimal pada

kondisi tertentu dan apabila kecepatan fan tersebut

menurun maka efisiensi pada alat tersebut cenderung

menurun, jadi pada penelitian tersebut menujukkan

nilai efisiensi yang tertinggi pada posisi fan kondensor

high dan blower low 74%, sedangkan posisi yang

terendah pada posisi fan condensor low dan blower

high 54%.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Margiono. 2014. Perawatan dan Perbaikan

Sistem Trainer Advanced Automotive Air

Conditioning. Pontianak: Yayasan Kemajuan

Teknik

Daikin. HVAC Tutorial Refrigeration & Air Conditioning

Tecnhology. 2015. Bandung

Labtech. 2015. Advanced Automotive Air

Conditioning Demonstration Unit

Trainer. PT Labtech Penta International

Batam

Hidayati, Baiti. 2017. Performa Mesin Hard

Ice Cream Maker Kapasitas 1 PK

Menggunakan Refrigerant R22 dan MC22.

PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata

Udara. Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2017.

Politeknik Sekayu

Stanfield, Carter and David Skaves. 2013.

Fundamental of HVACR Second Edition, US

Amerika : Pearson Education.

Stoecker, F. Wilbert, Jerold W. Jones. 1982.

Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.

Penerbit Erlangga

William C Whitman. And William M.Johnson,

John A.Tomczyk, Eugene Silberstein. 1976.

Refrigeration & Air Conditioning

Technology.Sixth Edition, Canada : Delmar,

Cengage Learning