troubleshooting electrical dan analisis performansi advanced
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of troubleshooting electrical dan analisis performansi advanced
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
34
TROUBLESHOOTING ELECTRICAL DAN ANALISIS PERFORMANSI ADVANCED
AUTOMOTIVE AIR CONDITIONING DEMONSTRATION UNIT
DI LABORATORIUM TATA UDARA POLITEKNIK SEKAYU
Baiti Hidayati1, Pikki Tarnado1
1Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tata udara atau Air Conditioning merupakan suatu peralatan yang berfungi untuk mengkondisikan
suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil atau dengan kata lain untuk menyejukan suhu/temperatur udara
dalam suatu ruangan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh penghuni/pengguna ruangan tersebut. Sistem yang
sering berkerja dalam waktu yang cukup lama bahkan mencapai waktu 24 jam sehari, lama kelamaan akan
mengalami kerusakan baik itu dari mekanikal maupun elektrikal yang menyebabkan kinerja sistem berkurang yang
disebabkan oleh tegangan yang masuk terlalu besar hingga melebihi angka batas normal komponen atau pun alat
tersebut sudah cukup lama sehingga habis batas waktu pakainya, dari hasil penelitian yang dilakukan pada Trainer
Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration unit terdapat kerusakan di bagian elektrikal yaitu DPS dan
fuse sehingga dilakukannya proses Troubleshooting pada alat tersebut hingga bisa beroperasi dengan baik lagi.
Setelah dilakukan perbaikan pada alat tersebut kemudian melakukan analisis performasi pada variasi kecepatan
udara di fan kondensor dan blower pada posisi fan kondensor high dan blower low, fan kondensor high dan blower
medium, fan kondensor high dan blower high, evaporator high dan fan kondensor low, evaporator high dan fan
kondensor medium dalam waktu 30 menit. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mendapat kan nilai Efisiensi
yang tertinggi pada posisi fan kondensor high dan blower low 74%, sedangkan posisi yang terendah pada posis fan
kondensor low dan blower high 54%.
Kata Kunci : Troubleshooting, Efisiensi, DPS, fuse.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air Conditioning merupakan suatu peralatan
yang berfungi untuk mengkondisikan
suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan mobil.
Atau dengan kata lain untuk menyejukan
suhu/temperatur udara dalam suatu ruangan yang
disesuaikan dengan kondisi tubuh
penghuni/pengguna ruangan tersebut. Air
Conditioning disamping dapat menyejukkan
suhu/temperatur udara juga dapat menjaga kebersihan
udara dalam ruangan, sehigga udara yang di hirup
oleh penghuni/pengguna ruangan tersebut terjaga
kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
35
Air Conditioning banyak digunakan pada daerah
tropis seperti di Indonesia, dimana suhu/temperatur
udara dirasakan terlalu panas, mencapai antara 30-35
derajat celcius. Suhu/temperatur udara sebesar itu
bagi kondisi tubuh yang normal dirasakan terlaluh
panas, sementara suhu/temperatur udara yang ideal
bagi kondisi normal berkisar antara 20 ̊ - 26 ̊ derajat
celcius. (Margiono A., 2014:1).
Informasi mengenai kurangnya kinerja dari sebuah
Air Conditioning pada mobil adalah suatu hal yang
sering didengar. Hal tersebut juga tidak terlepas pada
Trainer Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration Unit. Kurangnya perawatan akan
menimbulkan penurunan kinerja suatu alat sehingga
tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kerusakan
menimbulkan troubleshooting, berdasarkan hasil
pemeriksaan pada Trainer Advanced Automotive Air
Conditioning Demonstration Unit di laboratorium Tata
Udara yang tidak dapat beroperasi secara normal
dibagian electricalnya sehingga sistem electrical
tersebut perlu dilakukan troubleshooting. Oleh karena
itu Tugas Akhir ini penulis mengambil judul
“Troubleshooting Electrical dan Analisis Performansi
Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration Unit di Laboratorium Tata Udara
Politeknik Sekayu.”
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian yang di harapkan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk melakukan troubleshooting pada Trainer
Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration
unit.
2. Untuk mengetahui sistem kelistrikan pada Trainer
Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration unit.
3. Untuk menganalisis performansi pada variasi fan
indoor dan outdoor Trainer Advanced Automotive Air
Conditioning Demonstration unit.
2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1 Definisi Sistem Tata Udara
Sistem tata udara atau pengkondisian udara
adalah sebuah proses pengaturan udara yang
meliputi temperatur udara, kelembapan udara, serta
kualitas udara dan cara pendistribusiannya kedalam
ruangan, untuk mendapatkan kondisi kenyamanan
tertentu. Secara umum, dalam sebuah perencanaan
sistem tata udara bertujuan untuk menghasilkan
kenyamanan termal bagi penghuni (manusia), atau
menciptakan kondisi yang optimal bagi proses
produksi.
2.2 Siklus Kompresi Uap
Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap merupakan
jenis mesin refrigerasi yang paling banyak di gunakan
saat ini. Mesin refrigerasi siklus kompresi ini terdiri dari
kompresor, kondensor, perangkat ekspansi untuk
pelambatan dan evaporator.
Gambar 1 Siklus kompresi uap (Labtech, 2012:20)
2.3 Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration Unit
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
36
Gambar 2 Advanced Automotive Air Conditioning Trainer
(Labtech, 2012:3)
Menurut Labtech (2012:3) Trainer Advanced
Automotive Air Conditioning Demonstration Unit
memiliki beberapa komponen utama sebagai berikut :
a. Compressor dengan Magnetic Clutch
b. Forced Air Condenser
c. Receiver Dryer (dengan Sight Glass)
d. Evaporator dengan Blower
e. Expansion Valves (TXV)
f. Dual Pressure Switch
g. Pressure Gauges (Terhubung ke kompresor
dengan koneksi selang servis)
h. Instrument and Control Panel
i. Fault Simulator Board complete dengan test
points (HC-AC2-B)
j. Variable Speed Electric Motor (Inverter) (HC-
AC2-D)
k. DC Power Supply
l. Electric Drive Motor untuk Compressor
m. Piping Diagram
2.3.1 Sistem Refrigerasi Trainer Advanced Automotive
Air Conditioning
Gambar 3 Refrigeration System Component Arrangement
(Labtech, 2012:5)
c. Kompresor
Kompresor pada sistem Air Conditioning adalah
memberi tekanan pada zat pendingin, agar mengalir
(bersirkulasi) dalam sistem.
Gambar 4 Compressor Advanced Automotive Air
Conditioning
d. Kondensor
Kondensor menerima uap refrigeran suhu tinggi dan
bertekanan tinggi dari kompresor dan mengembunnya
menjadi cairan suhu tinggi. Ini dirancang untuk
memungkinkan pergerakan panas dari uap refrigeran
panas ke udara luar yang lebih dingin. Pendinginan
refrigeran mengubah uap menjadi cairan.
Gambar 5 Condensor Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:31)
e. Evaporator
Evaporator mendinginkan dan melembabkan udara
sebelum memasuki interior mobil. Pendinginan area yang
luas mengharuskan volume udara yang besar dilewatkan
melalui kumparan evaporator untuk pertukaran panas.
Karenanya blower menjadi bagian vital dari rakitan
evaporator. Itu tidak hanya menarik udara sarat panas ke
evaporator, tetapi juga memaksa udara ini di atas sirip dan
kumparan evaporator di mana panas dikelilingi ke
refrigeran.
Gambar 6 Evaporator Advanced Automotive Air
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
37
Conditioning (Labtech, 2012:36)
f. Katup ekspansi (expansion valve)
Katup ekspansi termostatik mengontrol jumlah
refrigeran yang memasuki koil evaporator. Baik katup
ekspansi internal maupun eksternal digunakan. Katup
ekspansi terletak di dekat saluran masuk evaporator dan
menyediakan fungsi pelambatan, modulasi, dan
pengontrolan refrigeran cair ke koil evaporator.
Gambar 7 Expansion valve Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:34)
g. Receiver Dryer
Receiver Dryer adalah bagian penting dari sistem
pendingin udara. Pengering menerima refrigeran cair dari
kondensor dan menghilangkan kelembaban dan benda
asing yang masuk ke sistem juga untuk menyimpan
refrigeran cair dan pengering.
Gambar 8 Receiver Dryer Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:33)
h. Pressure gauges
Pengukur Tekanan disediakan dalam sistem, yaitu
Pengukur Tekanan Tinggi (HPG) dan Pengukur Tekanan
Rendah (LPG). Pengukur tekanan tinggi menunjukkan
tekanan sisi tinggi atau saluran pembuangan garis
pendingin. Pengukur tekanan rendah menunjukkan
tekanan sisi rendah atau garis isap pada saluran
pendingin.
Gambar 9 Pressure gauges Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:42)
2.3.2 Sistem Kontrol
1. Temperatur Sensor dan Temperatur Kontrol
Dengan menggunakan Temperature selektor,
Temperature di beberapa lokasi sepanjang sirkuit
pendingin adalah di display, Temperature naik pada :
T1:Suction Temperature
T2:DischargeTemperature
T3:Inlet Temperature
Condenser
T4:Condenser Outlet
Temperature
T5: Expansion Inlet
Temperature
vaporator Outlet
Temperature
bient
Temperature
Gambar 10 Evaporator with Temperature Control
(Labtech, 2012:6)
2. Instrument dan Control Panel
Gambar 11 Instrumen dan control panel
(Labtech, 2012:7)
Menurut Labtech (2012:7) Instrumen dan
control panel disediakan sebagai kontrol dan
pengukuran sistem kelistrikan alat. Ada beberapa
komponen yang digunakan pada panel ini :
1. ELCB
2. MCB
3. Main Power Switch
4. Drive Motor Speed Control, Run / Stop switch
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
38
5. Condenser Speed Control
6. Temperature Selector dan Display
7. Voltmeter
8. Ammeter
9. Drive Motor Speed
10. Display dan Switch Refrigerant Flowmeter
2.3.3 Sistem Electrical
Sistem Electrical ialah sistem yang menghubungkan
komponen di bagian electrical sehingga arus listrik
mengalir pada sistem hingga membuat sistem beroperasi
secara normal seperti pada gambar wiring diagram
berikut ini :
Gambar 12 Wiring
diagram Advanced Automotive Air Conditioning (Labtech,
2012:111)
1. Electrical Drive Motor and DC Power Supply
Motor penggerak listrik ditenagai oleh 380-
420VAC dengan 2.2 kW (3HP). Motor penggeraknya
adalah digunakan sebagai simulator mesin. Motor ini
cukup besar untuk mengoperasikan sistem di bawah
normal kondisi operasi untuk jangka waktu lama.
Motor penggerak listrik terhubung ke inverter seperti
yang dapat kita lihat dalam wiring diagram.
Gambar 13 DC Power Supply
(Labtech, 2012:8)
2. Pressure Switch
Pressure switch adalah sakelar kontrol listrik
yang dioperasikan dari sisi tekanan tinggi yang secara
otomatis membuka rangkaian listrik jika tekanan
terlalu tinggi atau rendah.
Gambar 14 pressurre switch Advanced Automotive Air
Conditioning
3. Thermostat
Kopling magnetik Electro digunakan pada
kompresor untuk memberikan kontrol suhu konstan
pada interior mobil. Kopling dikendalikan oleh
termostat di evaporator, yang awalnya diatur oleh
pengemudi ke titik yang telah ditentukan. Suhu koil
kemudian dipertahankan oleh aksi bersepeda kopling.
Termostat hanyalah perangkat termal, yang
mengontrol sakelar listrik. Saat hangat sakelar
ditutup; ketika dingin, terbuka.
Gambar 15 Themostat Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:37)
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
39
4. Kopling Magnetik
Kopling Electro-magnetik digunakan bersama
dengan termostat untuk melepaskan kompresor ketika
tidak diperlukan, seperti ketika siklus defrost
ditunjukkan dalam evaporator, atau pada saat lain
ketika AC tidak digunakan.
Gambar 16 Kopling Magnetik (Labtech, 2012:30)
5. Kipas Listrik Kondenser
Sebagian besar kendaraan dengan pendingin
udara memerlukan kipas listrik untuk membantu
aliran udara, baik mendorong atau menarik udara
melalui kondensor, tergantung pada sisi mana
kondensor kipas ditempatkan.
Gambar 17 Kipas Listrik Kondenser (Labtech, 2012:33)
6. Fuse
Fuse berfungsi sebagai alat pengaman yang dapat
melindungi peralatan listrik dan peralatan elektronika dari
kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan.
Gambar 18 Fuse
7. Relay
Relay memiliki fungsi untuk memgalirkan
aliran listrik menuju kopling magnet ke blower
motor, hingga ke komponen lain di dalam sistem.
Gambar 19 Relay
2.3.4 Refrigeran
Refrigeran merupakan bahan pendingin yang
digunakan pada sistem refrigerasi dan tata udara yang
berupa fluida yang berfungsi untuk menyerap kalor
melalui perubahan fase refrigeran cair ke gas
(menguap) dan meuang kalor melalui perubahan fase
gas ke cair (mengembun).
Refrigeran HFC-134a atau R134a merupakan
penganti CFC-12 atau R12, dimana CFC-12 saat ini
sangan sulit dijumpai di pasaran dan juga refrigeran CFC-
12 berperan menipiskan lapisan ozon, untuk terbanyakan
mobil terbaru sekarang mengunakan HFC-134a yang
sangat mudah dicari.
Gambar 19 Tabung Refrigeran R134a
2.3.5 Piping Diagram
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
40
Gambar 20 Piping diagram Advanced Automotive Air
Conditioning (Labtech, 2012:110)
2.4 Pengertian Troubleshooting
Troubleshooting merupakan proses
mengidentifikasi masalah, menemukan penyebab
masalah dan memperbaiki penyebab masalah.
2.4.1 Prosedur Troubleshooting
Adapun langkah-langkah troubleshooting yaitu :
1. Memahami urutan operasional sistem.
2. Memeriksa sistem terlebih dahulu.
3. Mengumpulkan data operasion alat.
4. Mengenali komponen yang beroperasi secara
tidak benar atau tidak dengan semestinya.
5. Menguji untuk mengisolasi penyebabnya.
6. Merekomendasikan tindakan korektif.
2.4.2 Tabel Troubleshooting yang terjadi pada
Trainer Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration Unit
Tabel 1 Troubleshooting yang Sering Terjadi Pada Trainer
Advanced Automotive Air Conditioning Demonstration
Unit
2.4.3 Masalah-masalah yang terjadi pada Trainer
Advanced Automotive Air Conditioning
Demonstration Unit
Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada trainer Advanced automotive demonstration unit
adalah sebagai berikut :
1. Kondisi DPS tidak berfungsi
2. Kondisi kabel koneksi DC Power input terbakar
3. Kondisis FU/Skering putus
4. Gronding kabel sumber terkelupas
5. Kabel sensor temperatur lepas
6. Kabel receiver dryer tidak tersambung
2.5 Pengertian COP (Coefficient of Performance)
Koefisien kinerja adalah rasio output dibagi
dengan input. Dalam pekerjaan pendinginan, output
adalah jumlah panas yang diserap oleh sistem; itu
juga disebut sebagai efek refrigeran. Input adalah
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
output ini. (Labtech, 2012:22)
Menurut Jurnal Petra (2017:2) COPcarnot ialah COP
maksimum yang dapat dimiliki oleh suatu sistem.
COPcarnot dapat dicari dengan menggunakan persamaan :
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
41
COPactual = , + TcTH− Tc (1)
Dimana :
Tc = Temperatur Cooling (°C)
TH = Temperatur Heating (°C)
COPactual ialah COP sebenarnya yang dimiliki
oleh suatu sistem COPactual dapat dicari dengan
menggunakan persamaan:
COPactual = -
- (2)
Dimana :
COP = Coeffisien of Performance
h1 = Enthalpy suction Compressor (kj/kg)
h2 = Enthalpy Discharge Compressor (kj/kg)
h3 = Enthalpy Output Condenser (kj/kg)
h4 = Enthalpy Output Expansion Valve (kj/kg)
Perbandingan besaran COPactual dan COPcarnot
menunjukan effisiensi sistem refrigerasi dengan
persamaan berikut:
Ƞ = C a aC Ca x 100% (3)
Dimana:
Ƞ = Effisiensi (%)
COPactual = Coeffisien of Performance Actual
COPcarnot =Coeffisien of Performance Carnot
3. Bahan dan Metode Penelitian
Mulai
Persiapan alat dan bahan troubleshooting dan
analisa performansi
Tahapan troubleshooting :
1. pemeriksaan komponen refrigerasi
2. pemeriksaan komponen kelistrikan
3. pemeriksaan sistem kontrol
Pemeriksaan pada area
yang bermasalah dan
menentukan kerusakan
Melakukan perbaikan pada
komponen-komponen yang rusak
Running Up
Bagus
- Analisa Performansi
- Kesimpulan
- Penyusunan Laporan
Selesai
Tidak
Ya
Gambar 21 Diagram alir troubleshooting
Alat yang digunakan dalam pengambilan data
ini adalah :
a. Thermometer Digital
b. Tang Amper
c. Multi meter
d. Manipol
e. Pressure Gauge
f. Annemometer
g. Obeng (+) dan (-)
h. Kunci Inggris
i. Kunci L
4. Hasil Pembahasan
1. Proses Troubleshooting
Proses troubleshooting harus dilakukan segera
untuk memecahkan masalah yang terdapat pada
trainer Trainer Advanced Automotive Air
Conditioning yang mengalami kerusakan pada
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
42
komponen-komponen yamg terdapat pada trainer
Trainer Advanced Automotive Air Conditioning.
1.1 Troubleshooting fuse ( FU2)
Berdasarkan hasil penelitian terbakarnya fuse2
mengakibatkan matinya sistem pada kondensor fan motor,
untuk itu dilakukan langkah troubleshooting pada fuse
(FU2) di bagian condenser fan motor.
1. Melakukan pengecekan terlebih dahulu
Gambar 22 Proses Pengecekan fuse2
2. Melakukan Pelepasan fuse2 yang sudah rusak
Gambar 23 Proses pelepasan fuse
3. Mengganti dan memasang fuse2 yang baru
Gambar 24 pemasangan fuse
1.2 Troubleshooting DPS (Dual Pressure Swicth)
Berdasarkan hasil penelitian maka di dapat bahwa
DPS yang rusak bisa mengakibatkan komponen dibagian
kompresor dan kondensor tidak bekerja sehingga
dilakukan tindakan penyambungan di bagian titik uji
dibagian DPS sehingga bisa bekerja kembali tetapi
tindakan tersebut tidak menjamin ketahan pada
komponen-komponen lain karena DPS adalah sebagai
pengaman dibagian kompresor melalui control tekan
yang berada pada sistem baik itu tekanan terlalu tinggi
atau pun terlalu rendah. Untuk itu dilakukan langkah
troubleshooting di bagian DPS pada sistem.
1. Melakukan pengecekan terlebih dahulu
Gambar 25 Proses Pengecekan DPS
2. Melakukan Pelepasan kabel DPS
Gambar 26 Proses pelepasan kabel DPS
3. Mengganti dan memasang DPS
Gambar 27 Proses Pemasangan DPS
2. Perhitungan Data COP
Dari hasil penelitian pada pada jenis refrigeran
R134a maka didapat data sebagai berikut :
Tabel 2 Data Penelitian R134a
Perhitungan Data Menit ke 30 pada blower posisi
low dan kondensor posisi high.
Dari hasil plot dengan diagram Ph R134a dapat di
ketahui :
h1 = 404.94kJ/kg
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
43
h2 = 440.86kJ/kg
h3=h4 = 263.76 kJ/kg
Efek refrigerasi (qe)
qe =( h1 – h4)
= 404,94 kj/kg– 263,76 kj/kg
= 141,18 kj/kg
1. Kerja kompresi (qw)
qw = (h2 – h1)
= 440,86 kj/kg – 404,94 kj/kg
= 35,92 kj/kg
2. Kalor yang dilepas kondensor (qc)
qc = (h2 – h3)
= 440,86 kj/kg – 263 ,76 kj/kg
= 177.1 kj/kg
Coefficient Of Performanceactual (COPaktual)
COPactual = -
-
= , J/ − , J/, J/ − , J/
= , J/, J/
COPactual = 3,930
Coefficient Of Performancecarnot (COPc)
COPc =Te + ,Tc − Te =
. + , − ,
=,,
= 7,230
Efisiensi ( Ƞ )
Ƞ =C a aC Ca x 100%
=,, x 100% = 54 %
Tabel 3 Hasil Perbandingan R134a
Gambar 28
Data grafik udara keluaran Evaporator
Gambar 29
Grafik Data Efisiensi
05101520 S1 S2 S3 S4 S5udara keluaran evaporator (°c) kondisi fan0%20%40%60%80%
S1 S2 S3 S4 S5efisiensi kondisi fan0123456 S1 S2 S3 S4 S5COP actual kondisi fan
Jurnal PETRA | Volume 7, No.2, Juli-Desember 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408
44
Gambar 30
Data Grafik COP Actual
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
troubleshooting dan analisis performansi pada trainer
Advanced Automotive Air Conditioning Demostration
Unit maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Advanced Automotive Air Conditioning
Demostration Unit tidak beroperasi dengan baik
dikarnakan ada komponen yang mengalami
kerusakan, setelah dilakukan pengecekan pada sistem
tersebut kerusakan terdapat pada komponen
kelistrikan yaitu DPS dan fuse putus sehingga
mengakibatkan arus yang masuk kesistem terhambat
dan kinerja dari alat tersebut berkurang hingga sampai
tidak bisa dioperasikan lagi.
2. Dalam proses Troubleshooting pada unit tersebut
solusinya ialah dengan mengganti DPS dan fuse
yang baru.
3. Dari analisis yang dilakukan pada variasi kecepatan
udara pada fan kondensor dan blower, memiliki nilai
efisiensi yang berbeda-beda, karena semakin besar
kecepatan udara di blower dan fan kondensor maka
laju aliran refrigeren semakin stabil, kenaikan
kecepatan udara pendingin di evaporator maka
menyebabkan kenaikan di bagian efek refrigerasi,
kecepatan udara yang dihasilkan oleh evaporator
mempengaruhi kinerja pada trainer Advanced
Automotive Air Conditioning Demostration Unit
yang ditunjukkan oleh besaran nilai efisiensi pada
penelitian tersebut, apabila kecepatan fan tersebut
dinaikan terus maka akan mencapai optimal pada
kondisi tertentu dan apabila kecepatan fan tersebut
menurun maka efisiensi pada alat tersebut cenderung
menurun, jadi pada penelitian tersebut menujukkan
nilai efisiensi yang tertinggi pada posisi fan kondensor
high dan blower low 74%, sedangkan posisi yang
terendah pada posisi fan condensor low dan blower
high 54%.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Margiono. 2014. Perawatan dan Perbaikan
Sistem Trainer Advanced Automotive Air
Conditioning. Pontianak: Yayasan Kemajuan
Teknik
Daikin. HVAC Tutorial Refrigeration & Air Conditioning
Tecnhology. 2015. Bandung
Labtech. 2015. Advanced Automotive Air
Conditioning Demonstration Unit
Trainer. PT Labtech Penta International
Batam
Hidayati, Baiti. 2017. Performa Mesin Hard
Ice Cream Maker Kapasitas 1 PK
Menggunakan Refrigerant R22 dan MC22.
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata
Udara. Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2017.
Politeknik Sekayu
Stanfield, Carter and David Skaves. 2013.
Fundamental of HVACR Second Edition, US
Amerika : Pearson Education.
Stoecker, F. Wilbert, Jerold W. Jones. 1982.
Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.
Penerbit Erlangga
William C Whitman. And William M.Johnson,
John A.Tomczyk, Eugene Silberstein. 1976.
Refrigeration & Air Conditioning
Technology.Sixth Edition, Canada : Delmar,
Cengage Learning