Tindak Pidana Korupsi Suatu Kejahatan Luar Biasa (extra ...

63
Tindak Pidana Korupsi Suatu Kejahatan Luar Biasa (extra ordinary crime) I PUTU RASMADI ARSHA PUTRA, SH., MH RPPS 2019

Transcript of Tindak Pidana Korupsi Suatu Kejahatan Luar Biasa (extra ...

Tindak Pidana Korupsi SuatuKejahatan Luar Biasa(extra ordinary crime)

I PUTU RASMADI ARSHA PUTRA, SH., MH

RPPS2019

Pengelolaan Keuangan Negara / Daerah ?????

KKN

Pengertian Hukum Pidana

u Hukum Pidana merupakan bagian dari hukumpublik. Hal tersebut dapat dilihat dari pengertianHukum Pidana menurut C.S.T Kansil yakni “Hukumyang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan- kejahatanterhadap kepentingan umum, perbuatan manadiancam dengan hukuman yang merupakansuatu penderitaan atau siksaan.” Untuk dapatmenegakkan kepentingan umum, maka Negara dan alat kelengkapanya menjadi instrument untuk menegakan Hukum Pidana.

u Menurut Van Hamel, hukum pidana terbagimenjadi dua yakni hukum pidana materiil danhukum pidana formil. Hukum pidana materiil berisiperbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukanatau perbuatan- perbuatan yang harus dilakukandengan disertai ancaman pidana. SedangkanHukum Pidana formil merupakan sarana untukmenegakkan hukum pidana materiil. Hukumpidana formil pada dasarnya berisi mengenaicara bagaimana menegakkan hukum pidanamateriil melalui suatu proses peradilan pidana.

u Dilihat dari sudut pandang materiil, maka fokusdari hukum pidana adalah perbuatan-perbuatanyang memiliki sifat melawan hukum. Perbuatanyang memiliki sifat tersebut pada umumnyadisebut sebagai Tindak Pidana atau StrafbaarFeit. Prof. Moeljatno mendefinisikan Tindak Pidanasebagai perbuaan yang dilarang oleh suatuaturan hukum larangan mana disertai ancaman(sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagibarang siapa melanggar larangan tersebut.

u Melihat bahwa hukum materiil mengaturperbuatan yang dilarang beserta denganancaman pidananya, maka hukum formil akanmengatur prosedur penegakan hukum pidanamateriil. Hukum pidana formil mengatur haknegara atau alat kelengkapanya untukmengenakan atau menentukan ancamanpidana terhadap suatu perbuatan pidana. Hukum pidana dalam arti formil juga ditujukansebagai alat untuk menuntut perkara-perkarapidana, menjatuhkan dan melaksanakan pidanaterhadap para pelaku pidana.

Asas Hukum Pidana

u Asas merupakan dasar pikiran yang sifatnyaumum dan berfungsi sebagai latar belakangperaturan yang nyata. Mempelajari asassangatlah penting guna memahami maksud daripembuatan suatu aturan agar lebih memperolehpendalaman pemahaman aturan tersebut. Meskipun asas merupakan dasar, tetapi asashukum tidak memiliki sanksi didalamnya namunberfungsi sebagai petunjuk dan dasar umumperaturan- peraturan lainya yang mengandungsanksi.

Adapun asas-asas yang terdapat dalam hukumpidana sebagai berikut: u Asas Legalitas, bahwa tiap peristiwa pidana harus

diatur terlebih dahulu oleh undang- undangu Asas tiada pidana tanpa kesalahan, bahwa harus

terbuktinya unsur kesalahan kepada orang yang melakukan tindak pidana

u Asas Non-Retroaktif, bahwa hukum pidanamelarang keberlakuan surut dari suatu undang-undang

u Adapun asas-asas yang terdapat dalam hukumpidana sebagai berikut:

u Asas Teritorialitas, bahwa hukum pidana yang berlaku bergantung pada negara tempatperbuatan pidana berlangsung

u Asas nasionalitas aktif, bahwa hukum pidanaIndonesia berlaku bagi semua warga negaraIndonesia dimana pun ia berada

u Asas nasionalitas pasif, bahwa ketentuan hukumpidana Indonesia berlaku bagi semua tindakpidana yang merugikan kepentingan negara

Sumber Hukum PidanaSejatinya sumber hukum pidana materiil terbagimenjadi dua yakni sumber hukum pidana umum dansumber hukum pidana khusus. u Sumber Hukum Pidana Umum

u Yakni segala ketentuan pidana yang bersumber padaKUHP. KUHP terbagi menjadi 3 bagian yakni buku I tentang bagian umum, buku II tentang Kejahatan, dan buku III tentang pelanggaran. Selain itu KUHP jugamemiliki penjelasan yang disebut Memorie van Toelichting

u Sumber Hukum Pidana Khususu Hukum pidana yang bersumber pada peraturan

perundang-undangan diluar KUHP. Terbagi ataskelompok peraturan pidana yang secara khususmengatur satu bidang hukum pidana dan peraturanperundang-undangan yang tidak membahas satubidang hukum pidana tetapi mengandung ketentuanpidana.

Korupsi Sebagai TindakPidana

u Korupsi merupakan salah satu bagian dari tindakpidana yakni tindak pidana khusus. Disebutkhusus karena dasar pengaturanya berada diluarKUHP. Korupsi secara etimologis dan terminologisberasal dari bahasa latin corruptio yang secaraharfiah berarti kejahatan, kebusukan, tidakbermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran. Dapatdiartikan juga sebagai perbuatan buruk atauperbuatan yang menimbulkan keadaan yang bersifat buruk.

u Korupsi dapat dikatakan sebagai tindak pidanaluar biasa atau extraordinary crime karenadilakukan dengan modus operandi yang rumitdan pembuktianya pun juga rumit. Disebut jugasebagai white collar crime karena padaumumnya melibatkan pejabat ataupenyelenggara negara. Pada umumnya ahlipidana berpendapat bahwa pengertian korupsiterdapat dalam Pasal 2 UU nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

u Adapun pengertian tersebut adalahu perbuatan yang dilakukan oleh setiap orang atau

badan hukum secara melawan hukum untukmemperkaya diri sendiri atau orang lain atausuatu korporasi yang dapat merugikan keuanganatau perekonomian negara. Dapat juga berupatindakan yang dilakukan untuk memanfaatkankesempatan atau sarana yang ada padanyakarena jabatan atau kedudukan yang bertentangan dengan hukum.

u Korupsi diatur dalam : u Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, u Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi

u Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentangKomisi Pemberantasan Korupsi

u Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentangTindak Pidana Pencucian Uang

u Tindak Pidana Korupsi dapat berupa: u Perbuatan yang merugikan negarau Penyuapanu Gratifikasiu Penggelapan dalam Jabatanu Pemerasanu Perbuatan Curangu Benturan Kepentingan Pengadaan

u Lembaga yang menegakkan tindak pidanakorupsi adalah Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK). KPK dibentuk berdasarkan Undang-UndangNomor 30 Tahun 2002 tentang KomisiPemberantasan Korupsi. Undang-undangtersebut mengatur hak dan wewenang KomisiPemberantasan Korupsi. Selain itu, pemberantasan tindak pidana korupsi jugadapat dilakukan oleh Kejaksaan negeri setempat. Tindak pidana korupsi akan diambil alihpenyelesaianya ketika memenuhi syarat Pasal 11 UU KPK.

Penyertaan dalam korupsi

u Korupsi sebagai White Collar Crime artinya korupsisebagai kejahatan yang dilakukan olehseseorang yang memiliki posisi dan wewenangcukup tinggi pada sektor pemerintahan maupunsektor swasta, sehingga dapat mempengaruhisuatu kebijakan dan keputusan. Karena sifatnyayang melibatkan sektor pemerintahan maupunsektor swasta, maka korupsi pada umumnyadilakukan oleh banyak pihak sekaligus. Seakan-akan menunjukan adanya organisasi yang menjalankan tindak pidana pada saat yang bersamaan, dengan peran danpertanggungjawaban yang berbeda pula.

u Dikarenakan sifatnya yang melibatkan banyakpihak, maka tak jarang modus operandi korupsidilaksanakan dengan adanya penyertaan pihak-pihak lain.

u Penyertaan atau disebut juga sebagaiDeelneming merupakan istilah yang dipergunakan untuk mendefinisikan perbuatanpidana yang dilakukan oleh dua orang atau lebihdimana orang-orang tersebut memiliki perannyamasing-masing. Penyertaan diatur dalam Pasal 55 KUHP

u Dalam Hukum Pidana, penyertaan dibagi atasempat macam golongan yakni: u Plegen atau orang yang melakukan perbuatan

pidana

u Doen plegen atau orang yang menyuruh orang lain untuk berbuat

u Medeplegen atau orang yang turut sertamelakukan perbuatan pidana

u Uitloking atau orang yang dengan sengajamenggerakan orang lain untuk berbuat

Penegakan Hukum Pidana MelaluiHukum Acara Pidana

u Jika suatu perbuatan dari seorang tertentumenurut peraturan hukum pidana merupakanperbuatan yang diancam dengan hukumanpidana, jadi jika ternyata ada hak badanpemerintah yang bersangkutan untuk menuntutseorang guna mendapat hukuman pidana, timbul soal cara bagaimana hak menuntut itudapat dilaksanakan, cara bagaimana akandidapat suatu putusan Pengadilan, carabagaimana dan oleh siapa suatu putusanPengadilan yang menjatuhkan suatu hukumanpidana, harus dijalankan. Hal ini semua harusdiatur dan peraturan inilah yang dinamakanhukum acara pdana

u Ruang lingkup hukum acara pidana terdiri atas: u Penyidikan perkara pidana yakni bertujuan untuk

mengumpulkan alat bukti, menentukan tersangkaserta motif

u Penuntutan perkara pidana yakni tindakanpenuntut umum untuk melimpahkan perkarapidana ke pengadilan negeri yang berwenang

u uang lingkup hukum acara pidana terdiri atas: u Pemeriksaan di pengadilan yakni tugas bagi majelis

hakim untuk mengadili serta mengambil keputusan.

u Pelaksanaan putusan yakni menyelenggarakanagar segala sesuatu yang tercantum dalam suratkeputusan hakim dapat dilaksanakan

u Sumber Hukum Acara Pidana diantaranya: u UUNo8Tahun81,LN1981No76KUHAP

u UU RI No. 2 Tahun 2002 Kepolisian Negara RI

u UU RI No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI

u UU No l8/2003 Tentang Advokat

u UU No 48/2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

u Pihak yang terlibat dalam hukum acara pidanaantara lain: u Tersangka/Terdakwa sebagai orang yang diduga

melakukan suatu tindak pidana

u Jaksa sebgai pejabat yang berwenang untukbertindak sebagai penuntut umum untukmelakukan penuntutan dan melaksanakan putusanpengadilan

u Kepolisian sebagai Penyelidik dan Penyidik untukmenerima laporan dan mendalami suatuperbuatan pidana

u Pihak yang terlibat dalam hukum acara pidanaantara lain: u Majelis Hakim sebagai pejabat negara yang

memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkarapidana

u Penasihat Hukum sebagai pihak yang mendampingi terdakwa untuk membantumenegakkan hak-hak terdakwa dalampersidangan

u Di Pengadilan, terdapat tahapan- tahapanpersidangan diantaranya: u Pembacaan dakwaan oleh penuntut umum

u Pembacaan nota keberatan oleh penasehathukum

u Pembacaan replik oleh penuntut umum

u Putusan dapat berupa putusan sela apabilamenolak eksepsii dan putusan akhir apabilamenerima eksepsi

u Pemeriksaan saksi

u Pemeriksaan Terdakwa

u Pembacaan Tuntutan oleh Penuntut Umum

u Pembacaan Pledooi oleh terdakwa

u Replik dari penuntut umum

u Duplik dari penasehat hukum

u Putusan akhir oleh majelis hakim

Upaya Hukum• Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut

umum untuk melawan putusan pengadilan (vonis) untuk tidak menerima putusan pengadilan.

• Maksud dari upaya hukum adalah untukmemperbaiki kesalahan yang diperbuat olehinstansi hukum sebelumnya.

• 2 macam upaya hukum dalam KUHAP :• Upaya hukum biasa :

• Verzet (perlawanan)

• Banding

• Kasasi

• Upaya hukum luar biasa :• Kasasi demi kepentingan hukum

• PK putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum yang tetap (herzeining)

uSEKIAN

PEMAHAMAN TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

Ø Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yangmerusak dan mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa. Pelbagai peraturanperaturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk memberantas korupsitelah diterbitkan. Namun, praktik korupsi masih terus berulang dan semakinkompleks dalam realisasinya.

Ø Pada tahun 2010, menurut data Pacific Economic and Risk Consultansy, Indonesiamenempati urutan teratas sebagai negara terkorup di Asia. Jika dilihat dalamkenyataan sehari-hari korupsi hampir terjadi disetiap tingkatan dan aspekkehidupan masyarakat. Mulai dari mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),Proyek Pengadaan Barang/Jasa di instansi pemerintah, sampai prosespenegakkan hukum.

Ø Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajaroleh masayarakat umum, seperti memberi hadiah kepada Pejabat / PegawaiNegeri atau keluarganya sebagai imbal jasa sebuah pelayanan. Kebiasaan itudipandang lumrah sebagai kebiasaan dari budaya ketimuran. Kebiasaan koruptif inilama-lama menjadi bibit-bibit korupsi yang nyata.

Ø Kebiasaan berperilaku koruptif yang terus berlangsung di kalangan masyarakat salahsatunya disebabkan karena masih kurangnya pemahaman mereka terhadap pengertiankorupsi. Selama ini, kosakata korupsi sudah populer di Indonesia. Hampir semua orangpernah mendengar kata korupsi. Dari mulai rakyat yang tinggal di pedalaman, mahasiswa,pegawai negeri, orang swasta, aparat penegak hukum sampai pejabat negara. Namun jikaditanya kepada mereka apa itu korupsi, jenis perbuatan apa saja yang bisa dikategorikantindak pidana korupsi? Hampir dipastikan sangat sedikit yang bisa menjawab secara benarbentuk / jenis korupsi sebagaimana dimaksud oleh undang-undang.

Ø Pengertian korupsi sebenarnya telah dimuat secara tegas di dalam Undang-UndangNomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebagian besarpengertian korupsi didalam undang-undang tersebut dirujuk dari Kitab Undang-UndangHukum Pidana (KUHP) yang lahir sebelum negara ini merdeka. Namun hingga saat inipemahaman masyarakat terhadap pengertian korupsi masih sangat kurang.

Ø Menjadi lebih memahami pengertian korupsi juga bukan sesuatu hal yang mudah.Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, kebiasaan berperilaku koruptif yang selamaini dianggap sebgai hal wajar dan lumrah dapat dinyatakan sebagai Tindak Pidana Korupsi.Seperti Gratifikasi (pemberian hadiah) kepada penyelenggara negara dan berhubungandengan jabatannya, jika tidak dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapatmenjadi salah satu bentuk Tindak Pidana Korupsi.

Ø Mengetahui bentuk / jenis perbuatan yang bisa dikategorikansebagai korupsi adalah upaya dini untuk mencegah agarseseorang tidak melakukan korupsi.

Apa Yang Dimaksud Dengan Korupsi ?Ø Korupsi bersasal bahasa latin “Corruptio,” atau “Corruptos”

Kata tersebut kemudian diadopsi ke dalam beberapa bahasa, diantaranya yaitu :Bahasa Inggris : Corruption ( Corrupt )Bahasa Belanda : CorruptieBahasa Indonesia : Korupsi

Ø Korupsi secara harfiah bisa berarti :1. Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan

ketidakjujuran2. Perbuatan yg buruk (penggelapan, uang, penerimaan uang sogok, dsb)3. Perbuatan yg kenyataan menimbulkan keadaan yg bersifat buruk

Ø Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang dalam 30 buah Pasaldalam UU No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasaltersebut, korupsi dirumuskan ke dalam 7 (tujuh) bentuk / jenis tindak pidanakorupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatanyang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi.

u The Lexicon Webster Dictionary : korupsi adalah suatukebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapatdisuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian,kata-kata atau ucapan yang menghina atau menfitnah

u Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris korupsi: sebagai kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidakbermoral, kebejatan dan ketidak-jujuran

u Kamus Umum Bahasa Indonesia : korupsi sebagaiperbuatan buruk seperti penggelapan uang, penerimaanuang sogok dan sebagainya

u Pengertian korupsi sangat luasu Encyclopedia Americana : bahwa korupsi merupakan

suatu hal buruk yang memiliki aneka ragam arti, bervariasimenurut waktu, tempat dan bangsa

Ketigapuluh bentuk / jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Kerugian keuangan negara2. Suap - Menyuap3. Penggelapan dalam jabatan4. Pemerasan5. Perbuatan curang6. Benturan kepentingan dalam pengadaan7. Gratifikasi

35

KORUPSIUU NO 31 TH 1999

JO UU NO 20 TH 2001

KERIGIAN KEUANGAN NEGARAPs 2 & 3

SUAP MENYUAP

Ps 5,6,11,12,13

PENGGELAPAN DLM JABATAN

Ps 8, 9, Ps 10.a,b c

PERBUATAN PEMERASANPs 12, e,g, f

PERBUATAN CURANGPs 7 ayat (1) a,b,C,d

Ps 7 (2) Ps 12.b

Benturan Kepentingan

Ps 12 iGratifikasi

Ps 12 c

TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001

Selain defenisi tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih adatindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Jenis tindakpidana lain tersebut tertuang dalam Pasal 21, 22, 23, dan 24 Bab III UU No.31Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi.

Janis tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsiterdiri atas :1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi.2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar.3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka.4. Saksi atau Ahli yang tidak memberika keterangan atau memberi

keterangan palsu.5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan

atau memberi keterangan palsu.6. Saksi yang membuka identitas pelapor.

TINDAK PIDANA

KORUPSI SEBAGAI EKSTRA

ORDINARY CRIME

TINDAK PIDANA

KORUPSI DAPAT

BERAKIBAT MERUSAK

PEREKONOMIAN NEGARA

TREND SEMAKIN CANGGIH

CARA YANG DIGUNAKAN

PELAKU

EKSTRA ORDINARY CRIME (Kejahatan Luar Biasa):Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana yang tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional, tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, dan karena itu maka tindak pidana korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu “kejahatan luar biasa”.

Upaya Penanggulangannya : u Untuk menanggulangi kejahatan yang luar biasa tersebut

diperlukan suatu kebijakan sosial (sosial policy).u Kemudian dijabarkan dalam kebijakan penegakan

hukum (law enforcement policy). u Pada tataran tersebut dirumuskan dan ditegakkan pula

kebijakan pidana (criminal policy).

Dengan demikian tampak bahwa kebijakan pidanamerupakan bagian dari kebijakan penegakan hukumyang secara keseluruhan berada dalam suatu sistemkebijakan sosial. Oleh karena itu kebijakan pidana harusmemiliki sinkronisasi dengan kebijakan penegakanhukum, sedangkan kebijakan penegakan hukum haruspula searah dan dijiwai oleh kebijakan sosial atau arahkebijakan penyelenggaraan negara pada umumnya.

Korupsi dapat dilihat dari berbagai aspek

u Aspek sosiologis : nepotisme” (memasang keluarga atau temandalam posisi pemerintahan tanpa memenuhi persyaratan untuk itu)

u Aspek politik : Pemerintahan yang korup berdampak pada wibawapemerintah di mata masyarakat. Dukungan terhadap pemerintahmenurun karena hilangnya kepercayaan masyarakat. Selanjutnyaakan berdampak pada legitimasi pemerintah sebagai pengembanamanat dari masyarakat

u Aspek ekonomi: Korupsi pada aspek ekonomi dipandang sebagai“harga pasar” yang harus dibayar oleh konsumen apabila ingin“membeli” barang tertentu (keputusan, izin, atau secara lebih tegasberupa tanda tangan).

u Kesimpulankorupsi memiliki pengertian yang luas tergantungpada aspek pendekatan dan kondisi di suatutempat tertentu.

ada kesepahaman pandangan bahwa korupsimerupakan suatu perbuatan jahat yang harusdiberantas karena menimbulkan ketidakadilan

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi

Korupsi yaitu:u Setiap orang yang melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yangdapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

u Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atauorang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatanatau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atauperekonomian negara

u Melakukan perbuatan pidana menurut pasal 209, 210, 387, 388,415, 416, 417, 418, 419, 420, pasal 423, pasal 425, pasal 435

u Setiap orang yang memberikan hadiah atau janji kepada pegawainegeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yangmelekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberihadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan ataukedudukan tersebut

u Setiap orang yang melanggar ketentuan undang-undang yangsecara tegas menyatakan pelanggaran terhadap ketentuanundang-undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi berlakuketentuan yang diatur dalam undang-udang ini

u Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan ataupermufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi,dipidana dengan pidana yang sama

u Setiap orang di luar wilayah Negara Republik Indonesia yangmemberikan bantuan, kesempatan, sarana, atau keteranganuntuk terjadinya tindak pidana korupsi dipidana dengan pidanayang sama sebagai pelaku tindak pidana korupsi

u terdakwa dapat dijatuhi pidana tambahan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

u korupsi digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harusdilakukan secara luar biasa.

u terdapat perubahan dan tambahan menyangkut rumusan perbuatanmaupun ketentuan perihal pembuktian.

u langsung disebutkan unsurnya, tanpa menyebut KUHP

u menambahkan perbuatan gratifikasi sebagai tindak pidana korupsi

u perluasan mengenai sumber perolehan alat bukti yang sah berupa petunjuk

u “pembuktian terbalik” yang bersifat “premium remidium” dan sekaligusmengandung sifat prevensi khusus

Tempat tindak pidana (locus delicti)

1. Teori perbuatan materiil/leer der lichamelijk daad(perbuatan jasmaniah)

2. Teori instrumen/leer van instrument

3. Teori akibat

Unsur-Unsur Tindak Pidana

1. Pandangan Monistis → Simons, Van Hammel, Mezger, Van Bemmelen dan Wirjono Prodjodikoro.

Unsur strafbaar feit: tinggkah laku, memlawan hukum, kesalahan.

1. Pandangan Dualistis →Pompe, Moeljatno dan Roeslan Saleh. Unsur strafbaar feit: tinggkah laku dan melawan hukum

PENYERTAAN DAN PEMBANTUAN

IstilahPenyertaan atau deelneming atau complicity u “turut campur dalam peristiwa pidana” (Tresna)u ”Turut berbuat delik” (Karni)u ”Turut Serta” (Utrecht)

Pasal 55 KUHP

Ayat (1) dipidana sebagai pembuat (dader) suatu perbuatan pidana:

Ke-1. mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan;Ke-2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

Ayat (2) terhadap penganjur hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.

Pasal 56 KUHP

Dipadana sebagai pembantu (medeplichtige) suatu kejahatan:Ke-1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;Ke-2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, satana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.

Yang dapat dipidana:1. Pelaku atau Pleger;2. Orang yang menyuruh lakukan atau Doenpleger;3. Orang yang turut serta atau Medepleger;4. Orang yang menganjurkan atau Uitlokker;

1. Pembantu atau medeplichtige(1) Saat melakukan kejahatan;(2) Sebelum melakukan kejahatan.

Plegen

Plegen→ yang melakukan

Pleger → Pelaku

Pengertian LuasSemua orang yang dikualifikasikan dalam pasal 55 KUHP, sebagai pelaku, orang yang menyuruh lakukan, orang yang turut serta melakukan maupun orang yang menggerakkan atau membujuk untuk melakukan suatu tindak pidana.

Pengertian sempitSeseorang yang memenuhi semua unsur delik.

Doenplegen

Istilah

Doenplegen → menyuruh lakukan.Deonpleger→ orang yang menyuruh lakukan.Middelijke Daderschap → “seseorang mempunyai kehendak melakukan suatu perbuatan pidana, namum tidak mau melakukannya sendiri dan mempergunakan orang lain yang disuruh melakukan perbuatan pidana tersebut.”

Orang yang menyuruh lakukan = manus domina/middelijke dader.Orang yang disuruh = manus ministra/onmiddelijke dader.

Adegium: qui per alium facit per seipsum facere videtur → seseorang yang menyuruh orang lain melakukan suatu perbuatan, sama halnya dengan orang tersebut melakukan perbuatan itu sendiri.

Syarat Doenplegen:

1. Alat untuk melakukan perbuatan pidana adalah orang.2. Orang yang disuruh tidak mempunyai kesengajaan, kealpaan

atau kemampuan bertanggungjawab.3. Orang yang disuruh melakukan tidak dapat dijatuhi pidana.

Ex: seorang ibu meyuruh anaknya (dibawah umur) melakukan perbuatan yang mengakibatkan seseorang mengalalmi luka.

Medeplegen

Medeplegen→ Turut serta melakukan.

Tiga kemungkinan:1. Semua pelaku memenuhi unsur dalam rumusan delik.2. Salah seorang memenuhi unsur delik, sedangkan pelaku yang

lain tidak.3. Tidak seorang pun memenuhi rumusan delik, namun bersama-

sama mewujudkan delik tersebut.

Ex: A,B dan C melakukan pencurian dengan kekerasan di bank. A dan B masuk ke bank, menodongkan pistol dan membawa sejumlah uang yang ada di brankas, sedangkan C hanya menunggu di mobil.

Syarat medeplegen:

1. Kesengajaan untuk mengadakan kerjasama dalam rangka mewujudkan suatu delik di antara para pelaku (meeting of mind) → subjectief onrechtselement. Menggunakan istilah “bersekutu”

2. Kerjasama yang nyata dalam mewujudkan delik tersebut → objectief onrechtselement. Menggunakan istilah “bersama-sama”

Ex: A dan B sama-sama tidak senang dengan C. A berniat membunuh sementara B berniat menganiaya. A dan B bersama-sama melakukan pemukulan, setelah C terjatuh kemudian A melempar kepala C dengan batu, C mengalami luka-luka dan akhirnya meninggal. A dipersalahkan melakukan pembunuhan sementara B dipersalahkan melakukan penganiayaan berat yang mengakibatkan mati.

Medeplegen difungsikan dalam dua hal:

1. Untuk menciptakan dan melekatkan pertanggungjawaban pada orang-orang yang turut serta melakukan dalam suatu perbuatan pidana namun yang tidak mungkin dikualifikasikan sebagai pelaku dengan mengingat tidak memenuhi unsur-unsur delik yang sifatnya konstitutif.

2. Untuk memperluas pertanggungjawaban orang yang turut serta dalam perbuatan pidana

Ex: C hanya menunggu di mobil. A dan B melakukan pencurian dengan kekerasan.

Uitlokkingistilah

Uitlokking → yang menganjurkan atau menggerakkan.Uitlokker → orang yang menganjurkan atau menggerakkan.

Pengertian: “kesengajaan menggerakkan orang lain yang dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya sendiri untuk melakukan suatu perbuatan pidana dengan menggunakan cara-cara yang telah ditentukan oleh undang-undang karena telah tergerak, orang tersebut kemudian dengan sengaja melakukan tindak pidana itu.”

1. Orang yang menganjurkan → auctor intellectualis.

2. Orang yang dianjurkan → auctor materialis atau materieele dader.

Adegium: plus peccat auctor quam actor→ orang yang menggerakkan suatu kejahatan dipandang lebih buruk daripada yang melakukannya.

Upaya dalam menganjurkan atau menggerakkan:

1. Memberi atau menjanjikan sesuatu;

2. Menyalahgunakan kekuasaan atau martabat;

3. Dengan kekerasan;4. Dengan ancaman atau

penyesatan;5. Memberi kesempatan, sarana

atau keterangan.

Syarat dalam uitlokking:1. Kesengajaan untuk menggerakkan atau

menganjurkan orang lain melakukan suatu perbuatan pidana;

2. Ada orang lain yang dapat melakukan perbuatan yang digerakkan atau dianjurkan;

3. Orang yang digerakkan atau dianjurkan benar-benar mewujudkan perbuatan pidana atau percobaan perbuatan pidana yang dikehendaki oleh penggerak atau penganjur.

4. Menggerakkan atau menganjurkan harus dengan cara-cara yang telah ditentukan secara limitatif sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP.

5. Orang yang digerakkan atau dianjurkan harus dapat dimintai pertanggungjawaban pidana.

Perbedaan doenplegen dengan uitlokking

Doenplegen Uitlokking

Pelaku materil tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana

Pelaku materil dapat dimintai pertanggungjawaban pidana

Dapat menggunakan upaya apapun

Upaya yang dilakukan bersifat limitatif

Medeplichtige

Medeplichtige → Pembantuan1. De hoofd dader = pelaku atau pembuat2. Medeplichtige = pembantu

Bentuk:1. Pembantuan pada saat kehajatan dilakukan.2. Pembantuan untuk melakukan kejahatan.

Adegium: u “omne principale trahit ad se accessorium” →dimana ada pelaku utama disitu

ada pelaku pembantu.u “Quod non valet in principali, in accessorio seu consequenti non valebit; et

quod non valet in magis propinqui, non valebit in magis remoto” → apa yang tidak diberlakukan kepada pelaku utama, maka tidak akan diberlakukan kepada pelaku pembantu; dan apa yang tidak berpengaruh pada perkara pertama, tidak akan berpengaruh kepada perkara kedua.

Prihal Medeplichtigeu Pembantuan untuk melakukan pelanggaran tidak dipidana.u Pembantuan haruslah dilakukan dengan kesengajaan.u Pembantuan dapat terjadi pada delik kealpaan

(meninggalnya seseorang karena kecelakaan lalu lintas yang mana sebelumnya pelaku meminum alkohol yang dibelikan oleh orang lain)

u Pembantuan dalam percobaan untuk melakukan kejahatan dapat dipidana. Sebaliknya, percobaan untuk membantu melakukan suatu kejahatan tidaklah dapat dipidana.

Ilustrasi: 1. A pernah bekerja dirumah B memberi informasi kepada C yang

hendak mencuri di rumah B. Pada saat hendak menjalankan aksinya dirumah B, C tertanggkap tangan oleh D dan E. A dapat dipidana karena membantu C dalam percobaan pencurian di rumah B.

2. S tidak senang dengan T dan berniat membunuhnya. S meminta Y untuk menyediakan pistol. Y meminjam pistol dari Z. Karena suatu dan lain hal, S mengurungkan niatnya untuk membunuh T. Y tidak dapat dipidana karena membantu percobaan pembunuhan maupun membantu pembunuhan oleh S terhadap T karena semua perbuatan tidak pernah terwujud.

Perbedaan Medeplichtige denganMedeplegenMedeplegen Medeplichtige

Pada delik “pelanggaran” dijatuhi pidana

Pada delik “pelanggaran” tidak dijatuhi pidana

Harus ada kesengajaan untuk bekerjasama atau relasi yang sebanding

Tidak disyaratkan

Harus ada kerjasama yang erat diantara para pelaku

Hanya melakukan peranan tidak penting

Harus ada uitvoeringshandeling/tindakan pelaksanaan

Cukup melakukan voorbereidingshandeling/tindakanpersiapan atau ondersteuningshandeling/tindakan dukungan

Pemidanaan sama dengan pelaku

Dikurangi sepertiga dari pidana maksimum

Bila ada kerjasama yang erat, dipandang sebagai pelaku bukan pembantu meskipun yang dilakukan bukan perbuatan penyelesaian

--