Tekanan hidrostatis laporan
-
Upload
universitasnegerimakassar -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Tekanan hidrostatis laporan
TEKANAN HIDROSTATIK
Maulyda Awwaliyah.P, Herawati, Nining Sidriani dan Lia
Aprilia .
Kelas B Biologi FMIPA UNM Tahun 2014
AbstrakTelah dilakukan eksperimen tekanan hidrostatik yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik,untuk mengetahui pengaruh massa jenis terhadap tekanan hidrostatikdan untuk mengetahui prinsip percobaan tekanan hidrostatik.Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yangada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalamantertentu. Dimana tekanan zat cair dipengaruhi oleh massa jenis,kedalaman zat cair dan percepatan gravitasi. Percobaan tekananhidrostatik akan dilakukan dua kegiatan, yaitu kegiatan pertama,akan diuji atau dibuktikan pengaruh kedalaman terhadap tekananhidrostatik. Dan kegiatan yang kedua adalah akan diuji ataudibuktikan pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekananhidrostatik. Pada kegiatan pertama kedalaman diukur dari permukaanair ke permukaan air didalam corong. Sedangkan pada kegiatankedua, kita akan melihat pengaruh antara massa jenis terhadaptekanan hidrostatik. Untuk menghitung massa jenis suatu zatdidapat dari hasil pembagian antara massa dengan volume suatu zat.Diperoleh massa jenis minyak 874,2 kg/m3, massa jenis air sebesar984 kg/m3 , massa jenis garam 20 gr sebesar 989,25 kg/m3,massa jenis garam 50 gr sebesar 1011,7 kg/m3, dan massa jenisgliserin sebesar 1230,5 kg/m3. Dari hasil analisis, dapatdikatakan bahwa kedalaman dan massa jenis berpengaruh terhadapbesarnya tekanan hidrostatik. Semakin besar nilai kedalaman danmassa jenis, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Sehinggakedalaman dan massa jenis berbanding lurus dengan tekananhidrostatik.
Kata kunci : Massa jenis, tekanan, kedalaman, zat cair,
selisih ketinggian.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik ?
2. Bagaimana pengaruh massa jenis terhadap tekanan
hidrostatik ?
3. Bagaimana prinsip percobaan tekanan hidrostatik ?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh kedalaman
terhadap tekanan hidrostatik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh massa jenis zat
cair terhadap tekanan hidrostatik.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip percobaan tekanan
hidrostatik.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori SingkatTekanan ialah gaya yang bekerja pada tiap satuan luas.
Dapat dituliskan dalam pernyataan rumus. Tekanan
hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya
yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan
pada kedalaman tertentu. Fluida berbeda dengan zat
padat, yaitu tak dapat menopang tegangan geser. Jadi,
fluida berubah bentuk untuk mengisi tabung dengan
bentuk bagaimanapun. Bila sebuah benda tercelup dalam
fluida seperti air, fluida mengadakan sebuah gaya yang
tegak lurus permukaan benda di setiap titik pada
permukaan. Jika benda cukup kecil sehingga kita dapat
mengabaikan tiap perbedaan kedalaman fluida, gaya per
satuan luas yang diadakan oleh fluida sama di setiap
titik pada permukaan benda. Gaya persatuan luas ini
dinamakan tekanan fluida P :
P = FA
dimana : P = tekanan (N/m2) atau Pascal (Pa)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
Satuan SI untuk tekanan adalah newton per meter
persegi (N/m2), yang dinamakan Pascal (Pa), untuk
menghormati Blaise Pascal, yaitu :
1 Pa = 1 N/m2
Dalam sistem Satuan Amerika sehari - hari, tekanan
biasanya diberikan dalam pound per inci persegi (lb/in2
(kadang-kadang disingkat “psi”)). Satuan tekanan lain
yang biasaya digunakan adalah dyne/cm2, dan atmosfer
(atm). Satuan atmosfer (atmospheric pressure) adalah
tekanan atmosfer bumi, tekanan di dasar “lautan udara”
laut, dimana kita hidup. Tekanan ini berubah
berdasarakan perubahan cuaca dan ketinggian. . Sekarang
atmosfer didefinisikan sebagai 101,325 kilopascal, yang
hampir sama dengan 14,70 lb/in2 :
1 atm = 101,32 kPa = 1,013 bar = 1013 milibar = 14,70
lb/in2
Konsep tekanan terutama berguna dalam membahas
fluida. Dari fakta eksperimental ternyata fluida
memberikan tekanan ke semua arah. Hal ini telah dikenal
oleh perenang dan penyelam yang merasakan tekanan air
di seluruh bagian badan mereka. Disetiap titik pada
fluida yang diam, besarnya tekanan air dari seluruh
arah tetap sama. Sifat penting lain lainnya dari fluida
yang berada dalam keadaan diam adalah bahwa gaya yang
disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus
terhadapa permuakaan yang bersentuhan dengannya. Jika
ada komponen gaya yang sejajar dengan permukaan yang
bersentuhan dengannya, maka menurut hukum Newton
ketiga, permukaan akan memberikan gaya kembali pada
fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan
permukaan. Komponen seperti ini akan menyebabkan fluida
mengalir, berlawanan dengan asumsi kita bahwa fluida
tersebut diam. Dengan deikian gaya yang disebabkan
tekanan selalu tegak lurus terhadap permukaan.
Terdapat cara untuk menghitung secara kuantitatif
bagaimana tekanan zat cair dengan massa jenis yang
serba sama berubah terhadap tekanan. Ambil satu titik
yang berada di kedalaman h di bawah permukaan zat cair
( yaitu, permukaan berada di ketinggian h di atas titik
ini). Tekanan yang disebabkan zat cair pada kedalaman h
ini disebabkan oleh berat kolom zat cair di atasnya.
Dengan demikian gaya yang bekerja pada luas daerah
tersebut adalah F = mg = ρAgh, dimana Ah adalah volume
kolom, ρ adalah massa jenis zat cair (dianggap
konstan), dan g adalah percepatan gravitasi. Tekanan,
P, dengan demikian adalah
P =FA =ρAhg
A = ρgh
Dengan demikian, takanan berbanding lurus dengan
massa jenis zat cair, dan dengan kedalaman di dalam zat
cair. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama dalam
zat cair yang serba sama adalah sama. Persamaan diatas
menyatakan tekanan disebabkan oleh zat cair itu
sendiri. Jika diberikan tekanan eksternal di permukaan
zat cair, maka tekanan ini harus diperhitungkan.
Banyak alat yang dibuat untuk mengukur tekanan. Yang
palin sederhana adalah monometer tabung terbuka, dimana
tabung berbentuk U yang sebagian diisi dengan zat cair,
biasanya air raksa atau air. TekananP yang terukur
dihubungkan dengan perbedaan tinggi h dari dua
ketinggian zat cair dengan hubungan persamaan P =ρgh
adalah
P =P0+ ρgh
Dimana P0 adalah tekanan atmosfer (yang bekerja di
atas fluida di tabung sebelah kiri), dan ρ adalah massa
jenis zat cair. Perhatikan bahwa nilai 𝜌gh adalah
“tekanan terukur” suatu angka sehingga harga P lebih
besar daripada tekanan atmosfer (dan h bertanda
negatif).
Biasanya bukan hasil kali 𝜌gh yang dihitung,
melainkan hanya ketinggian h yang ditentukan. Pada
kenyataannya, tekanan kadang-kadang dinyatakan dalam
orde “milimeter air raksa” (mmHg), dan kadang-kadang
nilainya sekecil “mm air” (mm-H2O). Satuan mm-Hg
ekuivalen dengan tekanan 133 N/m2, karena 1,00 mm =
1,00 x 10-3 m dan massa jenis air raksa adalah 13,6 x
103 kg/m3 :
𝜌gh = (13,6 x 103 kg/m3)(9,8 m/s2)(1,00 x 10-3 m)
= 1,33 x 102 N/m2.
Satuan mm-Hg juga disebut torr untuk menghormati
Evangelista Torricelli (1608-1647), yang menciptakan
barometer.
1 atmosfer (1 atm) = 76 Hg = 1,013 . 105
N/m2
1 cmHg = 1.333,2 N/m2
1 torr = 1 mmHg = 133,32 N/m2 = 1 torricelli
Hanya N/m2 = Pa, satuan SI, yang digunakan dalam
perhitungan yang melibatkan besaran-besaran yang
digunakan dalam perhitungan yang melibatkan besaran
besaran lain yang dinyatakan dalam satuan SI.
Dalam percakapan sehari-hari, kata “tekanan” dan
“gaya” hampir memiliki arti yang sama . akan tetapi
dalam mekanika fluida, kedua kata tersebut melambangkan
besaran yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda
pula. Tekanan fluida bekerja tegak lurus terhadap
setiap permukaan dalam fluida, tidak perduli ke arah
mana permukaan itu menghadap. Karena itu tekanan tidak
memiliki arah yang hakiki; tekanan merupakan besaran
skalar. Sebaliknya, gaya merupakan besaran vektor
dengan arah tertentu. Ingat juga bahwa tekanan
merupakan gaya per satuan luas.
Alat dan Bahan
1.Alat
a. Pipa berbentuk U
b. Gelas kimia
c. Selang plastik
d. Corong
e. Mistar biasa
f. Neraca Ohauss 311 gram
g. Gelas ukur
2.Bahan
a. Air
b. Garam 20 g
c. Garam 50 g
d. Gliserin
e. Minyak goreng
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi: kedalaman zat cair (cm)
2. Variabel kontrol : air (gr/cm3)
3. Variabel respon : perbedaan ketinggian zat
cair pada pipa U (cm)
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi: massa jenis zat cair (gr/cm3)
2. Variabel kontrol : kedalaman zat cair (cm)
3. Variabel respon : perbedaan ketinggian zat
cair pada pipa U (cm)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : kedalaman zat cair (cm)
Kedalaman zat cair adalah hasil pengukuran jarak dari
permukaan air di dalam corong dengan permukaan air
pada gelas kimia dengan satuan (cm). Kedalaman zat
cair merupakan variabel manipulasi karena merupakan
variabel yang selalu diubah – ubah.
2. Variabel kontrol : jenis zat cair (gr/cm3)
Zat cair yang digunakan adalah air. Air menjadi
variabel kontrol karena zat cair yang digunakan sama
pada setiap pengukuran.
3. Variabel respon : perbedaan ketinggian zat
cair pada pipa U (cm)
Perbedaan ketinggian zat cair diukur dengan
memperhatikan tinggi zat cair pada pipa U sebelah
kanan dan pipa U sebelah kiri dengan satuan (cm).
Perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U merupakan
variabel respon karena dipengaruhi oleh kedalaman
tekan corong pada zat cair.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : massa jenis zat cair
(gr/cm3)
Massa jenis diperoleh dari perhitungan massa dibagi
dengan volume dengan satuan (gram/cm3). Massa jenis
merupakan variabel manipulasi karena jenis zat cair
yang digunakan di setiap pengukuran berbeda - beda
dan merupakan variabel yang selalu diubah - ubah.
Pertama air, kedua garam 20 g, ketiga garam 50 g,
keempat minyak, dan terakhir adalah gliserin.
2. Variabel kontrol : kedalaman zat cair (cm)
Kedalaman zat cair adalah hasil pengukuran jarak dari
permukaan air di dalam corong dengan permukaan air
pada gelas kimia dengan satuan (cm). Kedalaman zat
cair merupakan variabel kontrol karena kedalaman pada
setiap pengukuran selalu sama, yaitu 2,0 cm.
3. Variabel respon : perbedaan ketinggian zat
cair pada pipa U (cm)
Perbedaan ketinggian diukur dari permukaan zat cair
dalam corong ke permukaan zat cair pada gelas kimia
dengan satuan (cm). Perbedaan ketinggian zat cair
pada pipa U merupakan variabel respon karena
dipengeruhi oleh kedalaman tekan corong pada zat
cair.
ProsedurKerja
Kegiatan 1. Pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
1. Menentukan massa jenis zat cair
a. Mengukur massa gelas ukur yang digunakan
menggunakan Neraca Ohauss 311 gram.
b. Mengambil sampel zat cair sebanyak 40 mL dan
dimasukkan ke dalam gelas ukur.
c. Menimbang zat cair yang telah ada dalam gelas
ukur.
d. Menghitung massa zat cair dengan memperkurangkan
massa zat cair dalam gelas ukur dengan massa
gelas ukur.
e. Menentukan massa jenis zat cair dengan cara
menghitung massa dibagi dengan volumenya.
f. Lakukan langkah a-e pada zat cair yang kedua dan
ketiga
2. Menghubungkan pipa U yang berisi zat cair dengan
sebuah corong gelas oleh selang plastik.
3. Memasukkan air ke dalam gelas kimia hingga ¾ gelas
kimia.
4. Memasukkan corong ke dalam air, tekan dengan
kedalaman tertentu, kemudian mengukur kedalaman
menggunaan mistar (diukur dari permukaan air ke
permukaan air dalam corong)
5. Mengamati perubahan tinggi permukaan zat cair pada
kedua pipa U dan mengukur selisih ketinggian zat
cair pada pipa U serta mencatat hasil pengukuran
dalam tabel pengamatan.
6. Mengulangi percobaan dengan kedalaman yang berbeda -
beda, dan mengamati selisih ketinggian sebanyak tiga
kali.
Kegiatan 2
1. Berdasarkan tabel pengamatan/pengukuran, membuat
grafik yang menunjukkan hubungan antara tinggi
permukaan dengan tekanan hidrostatik.
2. Jika tan α yang diperoleh dari grafik sama dengan ρg, dengan ρ = massa jenis air dan g = percepatangravitasi, maka tentukanlah rumus tekanan
hidrostatik.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Spesifikasi data
Alat Ukur Massa : Neraca Ohauss 311 gr
NST neraca = 0,01 gram ∆m = 0,01 gr
Alat Ukur Volume : Gelas Ukur
NST gelas ukur = 2 mL ∆v = 1ml
Alat Ukur kedalaman : mistar
NST mistar = 0,1 cm ∆x = 0,05 cm
Massa gelas ukur : | 43,430 ± 0,005 | grama. Massa gelas + minyak : | 78,400 ± 0,005 |
gram
Massa minyak : | 78,400 – 43,430 |
gram
: | 34,97± 0,01 | gramVolume minyak : | 40 ± 1 | ml
b. Massa gelas ukur + air : | 82,790± 0,005 | gramMassa air : | 82,790– 43,430 | gram
: | 39,36 ± 0,01 | gramVolume air : | 40 ± 1 | ml
c. Massa gelas ukur + garam 20 g : | 83,001 ±0,005 | gram
Massa garam 20 gr : | 83,001 - 43,430 |
gram
: | 39,57± 0,01 | gramVolume garam 20 g : | 40 ± 1 | ml
d. Massa gelas + garam 50 gr : | 83,900 ± 0,005| gram
Massa garam 50 gr : | 83,900 – 43,430 |
gram
: | 40,47± 0,01 | gramVolume garam 50 gr : | 40 ± 1 | ml
e. Massa gelas ukur + gliserin : | 92,650 ± 0,005| gram
Massa gliserin : | 92,650 – 43,430 |
gram
: | 49,22 ± 0,01 | gramVolume garam 50 gr : | 40 ± 1 | ml
TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Massa jenis zat cairNO Jenis Zat Cair Massa (gram) Volume (ml)1 Minyak |34,97 ± 0,01| |40 ± 1|2 Air |39,36 ± 0,01| |40 ± 1|3 Garam 20 gr |39,57 ± 0,01| |40 ± 1|4 Garam 50 gr |40,47 ± 0,01| |40 ± 1|5 Gliserin |49,22 ± 0,01| |40 ± 1|
Kegiatan 1. Pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
Jenis zat cair = Air
Tabel 2. Hubungan antara kedalaman zat cair dengantekanan hidrostatik
NO Kedalaman (cm) Perbedaan ketinggian zat cair
pada pipa U (cm)1 |0,50 ± 0,05| 1. |0,50 ± 0,05|
2. |0,60 ± 0,05|
3. |0,50 ± 0,05|
2 |1,20 ± 0,05|
1. |1,40 ± 0,05|
2. |1,50 ± 0,05|
3. |1,50 ± 0,05|
3 |1,80 ± 0,05|
1. |2,10 ± 0,05|
2. |2,20 ± 0,05|
3. |2,10 ± 0,05|
4 |2,50 ± 0,05|
1. |2,40 ± 0,05|
2. |2,40 ± 0,05|
3. |2,40 ± 0,05|
5 |3,30 ± 0,05|
1. |3,30 ± 0,05|
2. |3,30 ± 0,05|
3. |3,40 ± 0,05|
6 |4,50 ± 0,05|
1. |4,60 ± 0,05|
2. |4,50 ± 0,05|
3. |4,50 ± 0,05|
7 |5,20 ± 0,05|
1. |5,30 ± 0,05|
2. |5,30 ± 0,05|
3. |5,30 ± 0,05|
Kegiatan 2. Pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan
hidrostatik
Kedalaman = |2,00 ± 0,05| cm
Tabel 3. Hubungan antara massa jenis zat cair dengantekanan hidrostatik
NO Massa Jenis
Zat Cair
Perbedaan ketinggian zat cair
pada pipa U (cm)
1 984 kg/m3
1. |1,90 ± 0,05|
2. |2,00 ± 0,05|
3. |2,00 ± 0,05|
2 989 kg/m3
1. |2,20 ± 0,05|
2. |2,20 ± 0,05|
3. |2,10 ± 0,05|
3 1011 kg/m3
1. |2,30 ± 0,05|
2. |2,30 ± 0,05|
3. |2,30 ± 0,05|
4 874,2 kg/m3
1. |1,70 ± 0,05|
2. |1,70 ± 0,05|
3. |1,60 ± 0,05|
5 1230,5 kg/m31. |2,40 ± 0,05|
2. |2,40 ± 0,05|
3. |2,40 ± 0,05|
ANALISIS DATA
ρ = m × V-1
dρ =|∂ρ∂m|dm +|∂ρ∂V |dVdρ =|∂(m × V-1)
∂m |dm +|∂(m × V-1)∂V |dV
∆ρ =|V-1 × ∆m|+|-V-2 × m × ∆V|
∆ρρ
=|V-1 × ∆mm × V-1 |+|-V-2 × m × ∆V
m × V-1 |∆ρρ =|∆mm |+|∆VV |∆ρ =|∆mm + ∆VV |ρ1. Minyak
ρminyak = mminyak
Vminyak
ρminyak = 34,97 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=0,8742 × 103 kg/m3=874,2 kg/m3
∆ρminyak = |∆mmminyak+ ∆V
Vminyak |ρminyak∆ρminyak = |0,01 × 10-334,97 × 10-3
+ 1 × 10-6
40 × 10-6 |ρminyak∆ρminyak = | 0,00029 + 0,025 |ρminyak
∆ρminyak = ( 0,02529 )ρminyak
∆ρminyak = 0,02529 × 874,2 kg/m3=22,1 kg/m3
Sehingga,
KR =∆ρminyak
ρminyak×100 % =22,1
874,2×100 % = 2,5% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,5 % = 97,5%
PF = |ρminyak ± ∆ρminyak|kg/m3
= |874,2 ± 22,1| kg/m3
2. Air
ρair = mair
Vair
ρair = 39,36 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=0,984 × 103 kg/m3=984 kg/m3
∆ρair = |∆mmair+ ∆V
Vair |ρair∆ρair = |0,01 × 10-339,36 × 10-3 +
1 × 10-6
40 × 10-6 |ρair∆ρair = | 0,00025 + 0,025 |ρair
∆ρair = ( 0,02525 )ρair∆ρair = 0,02525 × 984 kg/m
3=24,8 kg/m3
Sehingga,
KR =∆ρair
ρair×100 % =24,8
984×100 % = 2,5% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,5 % = 97,5%
PF = |ρair ± ∆ρair|kg/m3
= |984,0 ± 24,8| kg/m3
3. Garam 20 gr
ρgaram = mgaram
Vgaram
ρgaram = 39,57 × 10-3
40 × 10-6 kg/m3=0,98925 × 103 kg/m3=989,25 kg/m3
∆ρgaram = |∆mmgaram+ ∆V
Vgaram |ρgaram
∆ρgaram = |0,01 × 10-339,57 × 10-3+ 1 × 10
-6
40 × 10-6 |ρgaram∆ρgaram = | 0,00025 + 0,025 |ρgaram
∆ρgaram = ( 0,02525 )ρgaram
∆ρgaram = 0,02525 × 989,25 kg/m3=24,97 kg/m3
Sehingga,
KR =∆ρgaram
ρgaram×100 % =24,97
989,25×100 % = 2,5 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,5 % = 97,5%
PF = |ρgaram ± ∆ρgaram|kg/m3
= |989,25 ± 24,97| kg/m3
4. Garam 50 gr
ρgaram = mgaram
Vgaram
ρgaram = 40,47 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=1,0117 × 103 kg/m3=1011,7 kg/m3
∆ρgaram = |∆mmgaram+ ∆V
Vgaram |ρgaram
∆ρgaram = |0,01 × 10-3
40,47 × 10-3+ 1 × 10
-6
40 × 10-6 |ρgaram∆ρgaram = | 0,00025 + 0,025 |ρgaram
∆ρgaram = ( 0,02525 )ρgaram
∆ρgaram = 0,02525 × 1011,7 kg/m3=25,54 kg/m3
Sehingga,
KR =∆ρgaram
ρgaram×100 % =25,54
1011,7×100 % = 2,5% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,5 % = 97,5%
PF = |ρgaram ± ∆ρgaram|kg/m3
= |1011,70 ± 25,54| kg/m3
5. Gliserin
ρgliserin = mgliserin
Vgliserin
ρgliserin = 49,22 × 10-3
40 × 10-6 kg/m3=1,2305 × 103 kg/m3=1230,5 kg/m3
∆ρgliserin = |∆mmgliserin+ ∆V
Vgliserin |ρgliserink∆ρgliserin = |0,01 × 10-349,22 × 10-3
+ 1 × 10-6
40 × 10-6|ρgliserink
∆ρgliserin = | 0,0002 + 0,025 |ρgliserin
∆ρgliserin = ( 0,0252 )ρgliserin∆ρgliserink = 0,0252 × 1230,5 kg/m
3=31,00 kg/m3
Sehingga,
KR =∆ρgliserin
ρgliserin×100 % =31,00
1230,5×100 % = 2,5% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,5 % = 97,5%
PF = |ρgliserink ± ∆ρgliserink|kg/m3
= |1230,50 ± 31,00| kg/m3
Kegiatan 1. Pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
P = P0 + ρgh
P = ρh
dP=|∂P∂ρ|dρ+|∂P∂h|dhdP=|∂(ρ × g × h)∂ρ |dρ+|∂(ρ × g × h)∂h |dh∆P=|g × h × ∆ρ|+|ρ × g × ∆h|
∆PP
=|g × h × ∆ρP |+|ρ × g × ∆hP |∆PP
=|g × h × ∆ρρgh |+|ρ × g × ∆hρgh |∆PP
=|∆ρρ |+|∆hh |∆P=|∆ρρ + ∆h
h |P1. Kedalaman 1
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 0,50 ± 0,05 | cm
P1 = P0 + ρgh1
P1 = 1 × 105 + (984 × 10 × 0,5 × 10-2 ) N/m2
P1 = 1 × 105 N/m2+ 49,2 N/m2
P1 = 1 × 105 N/m2+ 0,00049 × 105 N/m2
P1=1,00049 × 105 N/m2
∆P1=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P1=|24,8984 + 0,05 × 10
-2
0,5 × 10-2 |P∆P1= | 0,0252 + 0,1 |P
∆P1= (0,1252 × 1,00049 × 105 ) N/m2=0,12526 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆P1
P1×100 % =0,12526 × 10
5
1,00049 × 105×100 % = 12,5 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 12,5 % = 87,5 %
PF = |P1 ± ∆P1|N/m2
= |1,000 ± 0,125|105 N/m2
2. Kedalaman 1I
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 1,20 + 0,05 | cm
P2 = P0 + ρgh2
P2 = 1 × 105 + (984 × 10 × 1,2 × 10-2) N/m2
P2 = 1 × 105 N/m2+ 118,08 N/m2
P2 = 1 × 105 N/m2+ 0,00118 × 105 N/m2
P2=1,00118 × 105 N/m2
∆P2=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P2=|24,8984 + 0,05 × 10
-2
1,2 × 10-2 |P∆P2= | 0,0252 + 0,04167|P
∆P2= (0,6687 × 1,00118 × 105 ) N/m2=0,0669 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,0669 × 105
1,00118 × 105×100 % = 6,6 % = 2 AB
DK = 100% - KR = 100% - 6,6 % = 93,4 %
PF = |P2 ± ∆P2|N/m2
= |1,001 ± 0,669|105 N/m2
3. Kedalaman III
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 1,80 + 0,05 | cm
P3 = P0 + ρgh3
P3 = 1 × 105 + (984 × 10 × 1,8 × 10-2) N/m2
P3 = 1 × 105 N/m2+ 177,12 N/m2
P3 = 1 × 105 N/m2+ 0,00177 × 105 N/m2
P3=1,00177 × 105 N/m2
∆P3=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P3=|24,8984 + 0,05 × 10
-2
1,8 × 10-2 |P∆P3= | 0,0252 + 0,02778|P
∆P3= (0,05298 × 1,00177 × 105) N/m2=0,0530 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,0530 × 105
1,00177 × 105×100 % = 5,20 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 5,2 % = 94,8 %
PF = |P3 ± ∆P3|N/m2
= |1,001 ± 0,053|105 N/m2
4. Kedalaman IV
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 2,50 + 0,05 | cm
P4 = P0 + ρgh4
P4 = 1 × 105 + (984 × 10 × 2,5 × 10-2) N/m2
P4 = 1 × 105 N/m2+ 246 N/m2
P4 = 1 × 105 N/m2+ 0,00246 × 105 N/m2
P4=1,00246 × 105 N/m2
∆P4=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P4=| 24984 + 0,05 × 10
-2
2,5 × 10-2 |P∆P4= | 0,025 + 0,02|P
∆P4= (0,045 × 1,00246 × 105) N/m2=0,04511 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,045 × 105
1,00246 × 105 ×100 % = 4,48 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 4,48 % = 95,52 %
PF = |P4 ± ∆P4|N/m2
= |1,002 ± 0,045|105 N/m2
5. Kedalaman V
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 3,30 + 0,05 | cm
P5 = P0 + ρgh5
P5 = 1 × 105 + (984 × 10 × 3,3 × 10-2) N/m2
P5 = 1 × 105 N/m2+ 324,72 N/m2
P5 = 1 × 105 N/m2+ 0,00325 × 105 N/m2
P5=1,00325 × 105 N/m2
∆P5=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P5=| 24960 + 0,05 × 10
-2
3,3 × 10-2 |P∆P5= | 0,025 + 0,015|P
∆P5= (0,04 × 1,00325 × 105 ) N/m2=0,040 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,040× 105
1,00325 × 105×100 % = 3,98 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 3,9 % = 96,1 %
PF = |P5 ± ∆P5|N/m2
= |1,003 ± 0,040|105 N/m2
6. Kedalaman VI
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 4,50 + 0,05 | cm
P6 = P0 + ρgh5
P6 = 1 × 105 + (984 × 10 × 4,5 × 10-2) N/m2
P6 = 1 × 105 N/m2+ 442,8 N/m2
P6 = 1 × 105 N/m2+ 0,00443 × 105 N/m2
P6=1,00443 × 105 N/m2
∆P6=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P6=| 24984 + 0,05 × 10
-2
4,5 × 10-2 |P∆P6= | 0,025 + 0,011|P
∆P6= (0,036 × 1,00443 × 105 ) N/m2=0,036 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,036 × 105
1,00443 × 105×100 % = 3,58 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 3,58 % = 96,42 %
PF = |P6 ± ∆P6|N/m2
= |1,004 ± 0,036|105 N/m2
7. Kedalaman VII
Ketinggian permukaan zat cair pada pipa U =
| 5,20 + 0,05 | cm
P7 = P0 + ρgh5
P7 = 1 × 105 + (948 × 10 × 5,2 × 10-2) N/m2
P7 = 1 × 105 N/m2+ 492,96 N/m2
P7 = 1 × 105 N/m2+ 0,00493 × 105 N/m2
P7=1,00493 × 105 N/m2
∆P7=|∆ρρ + ∆hh |P
∆P7=| 24948 + 0,05 × 10
-2
5,2 × 10-2 |P∆P7= | 0,025 + 0,009|P
∆P7= (0,034 × 1,00493 × 105) N/m2=0,034 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆PP
×100 % =0,034 × 105
1,00493 × 105×100 % = 3,38 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 3,38 % = 96,2 %
PF = |P7 ± ∆P7|N/m2
= |1,004 ± 0,034|105 93N/m2
Kegiatan 2. Pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan
hidrostatik
Dalam kegiatan ini, kedalaman yang digunakan
adalah : | 2,00 ± 0,05 | cm1. Air
a. Massa Jenis Air
ρair = mairVair
ρair = 39,36 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=0,984 × 103 kg/m3=984 kg/m3
∆ρair =|∆mmair+ ∆V
Vair |ρair∆ρair =|0,01 × 10-339,36 × 10-3
+ 1 × 10-6
40 × 10-6 |ρair∆ρair =| 0,00025 + 0,025 |ρair∆ρair = ( 0,02525 )ρair
∆ρair = 0,02525 × 984 kg/m3=24,846 kg/m3
Sehingga:
KR =∆ρairρair
×100 % =24,846 984
×100 % = 2,52% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,52% = 97,48%
PF = |ρair ± ∆ρair|kg/m3 = |984 ± 24,84| kg/m3
b. Tekanan hidrostatik pada air
Pair = P0 + ρaghairPair = 1 × 10
5 N/m2+ (984 × 10 × 2,0 × 10-2 ) N/m2
Pair = 1 × 105 N/m2+ 196,8 N/m2
Pair = 1 × 105 N/m2+ 0,00197 × 105 N/m2
Pair=1,00197 × 105 N/m2
∆Pair=|∆ρairρair +
∆hair
hair |Pair
∆Pair=|24984 + 0,05 × 10-2
2,0 × 10-2 |Pair∆Pair=|0,025 + 0,025|Pair
∆Pair= (0,05 × 1,00197 × 105)N/m2=0,05 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆Pair
Pair×100 %=0,05 × 10
5
1,00197 × 105×100 % = 4,99 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 4,99% = 95,01 %
PF = |Pair ± ∆Pair|N/m2 = |1,00 ± 0,05|105 N/m2
2. Garam 20 gr
a. Massa jenis garam 20 gr
ρgaram = mgaram
Vgaram
ρgaram = 39,57 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=0,989 × 103 kg/m3=989 kg/m3
∆ρgaram =|∆mmgaram + ∆VVgaram |ρgaramr∆ρgaram =|0,01 × 10-339,57 × 10-3
+ 1 × 10-6
40 × 10-6|ρgaram
∆ρgaram = | 0,00025 + 0,025 |ρgaram
∆ρgaram = ( 0,02525 )ρgaram∆ρgaram = 0,02525 × 989 kg/m
3=24,97 kg/m3
Sehingga:
KR =∆ρgaramρgaram
×100 % =24,97 989
×100 % = 2,52% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,52% = 97,48%
PF = |ρgaram ± ∆ρgaram|kg/m3 = |989 ± 24,97| kg/m3
b. Tekanan hidrostatik pada garam 20 gr
Pgaram = P0 + ρgaramghgaram
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ (989 × 10 × 2,0 × 10-2) N/m2
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ 197,8 N/m2
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ 0,00198 × 105 N/m2
Pgaram=1,00198 × 105 N/m2
∆Pgaram=|∆ρgaramρgaram +
∆hgaramhgaram |Pgaram
∆Pgaram=|24980 + 0,05 × 10-2
2,0 × 10-2 |Pgaram∆Pgaram=|0,025 + 0,025|Pgaram∆Pgaram= (0,050 × 1,00198 × 105 )N/m2=0,050 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆Pgaram
Pgaram×100 %=0,050 × 10
5
1,00198 × 105×100 % = 4,99 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 4,99% = 95,01 %
PF = |Pgaram ± ∆Pgaram|N/m2 = |1,00 ± 0,050|105 N/m2
3. Garam 50 gr
a. Massa jenis garam 50 gr
ρgaram = mgaram
Vgaram
ρgaram = 40,47 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=1,0011 × 103 kg/m3=1011 kg/m3
∆ρgaram =|∆mmgaram + ∆VVgaram |ρgaram∆ρgaram =|0,01 × 10-340,47 × 10-3
+ 1 × 10-6
40 × 10-6|ρgaram
∆ρgaram = | 0,00025 + 0,025 |ρgaram
∆ρgaram = ( 0,02525 )ρgaram∆ρgaram = 0,02525 × 1011 kg/m
3=25,52 kg/m3
Sehingga:
KR =∆ρgaramρgaram
×100 % =25,52 1011
×100 % = 2,52% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,52% = 97,48%
PF = |ρgaram ± ∆ρgaram|kg/m3 = |1011 ± 25,52| kg/m3
b. Tekanan hidrostatik pada garam 50 gr
Pgaram = P0 + ρgaramghgaram
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ (1011 × 10 × 2,0 × 10-2) N/m2
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ 202,2 N/m2
Pgaram = 1 × 105 N/m2+ 0,00202 × 105 N/m2
Pgaram=1,00202 × 105 N/m2
∆Pgaram=|∆ρgaramρgaram +
∆hgaramhgaram |Pgaram
∆Pgaram=|25,521011 + 0,05 × 10
-2
2,0 × 10-2 |Pgaram∆Pgaram=|0,025 + 0,025|Pgaram
∆Pgaram= (0,050 × 1,00202× 105 )N/m2=0,051 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆Pgaram
Pgaram×100 %=0,051 × 10
5
1,00202 × 105×100 % = 5,00 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 5,00% = 95,00 %
PF = |Pgaram ± ∆Pgaram|N/m2 = |1,00 ± 0,051|105 N/m2
4. Minyak
a. Massa jenis minyak
ρminyak = mminyak
Vminyak
ρminyak = 34,97 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=0,8742 × 103 kg/m3=874,2 kg/m3
∆ρminyak =|∆mmminyak + ∆VVminyak|ρminyak
∆ρminyak =|0,01 × 10-334,97× 10-3+ 1 × 10
-6
40 × 10-6 |ρminyak∆ρminyak = | 0,00029 + 0,025 |ρminyak∆ρminyak = ( 0,02529 )ρminyak∆ρminyak = 0,02529 × 874,2 kg/m
3=22,10 kg/m3
Sehingga:
KR =∆ρminyakρminyak
×100 % =22,10 874,2
×100 % = 2,67% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,67 % = 97,33%
PF = |ρminyak ± ∆ρminyak|kg/m3 = |874,2 ± 22,10| kg/m3
b. Tekanan hidrostatik pada minyak
Pminyak = P0 + ρminyakghminyakPminyak = 1 × 10
5 N/m2+ (874,2 × 10 × 2,0 × 10-2) N/m2
Pminyak = 1 × 105 N/m2+ 174,84 N/m2
Pminyak = 1 × 105 N/m2+ 0,00175 × 105 N/m2
Pminyak=1,00175 × 105 N/m2
∆Pminyak=|∆ρminyakρminyak +
∆hminyakhminyak
|Pminyak∆Pminyak=|22,10874,2
+ 0,05 × 10-2
2,0 × 10-2 |Pminyak∆Pminyak=|0,025 + 0,025|Pminyak∆Pminyak= (0,05 × 1,00175× 105 )N/m2=0,050 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆Pminyak
Pminyak×100 %=0,050 × 10
5
1,00175 × 105 ×100 % = 4,99 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 4,99% = 95,01 %
PF = |Pminyak ± ∆Pminyak|N/m2 = |1,00 ± 0,05|105 N/m2
5. Gliserin
a. Massa jenis gliserin
ρgliserin = mgliserin
Vgliserin
ρgliserin = 49,22 × 10-3
40 × 10-6kg/m3=1,2305 × 103 kg/m3=1230,5 kg/m3
∆ρgliserin =|∆mmgliserin+ ∆V
Vgliserin |ρgliserin
∆ρgliserin =|0,01 × 10-349,22 × 10-3 + 1 × 10-6
40 × 10-6|ρgliserin
∆ρgliserin = | 0,0002 + 0,025 |ρgliserin
∆ρgliserin = ( 0,0252 )ρgliserin
∆ρgliserin = 0,0252 × 1230,5 kg/m3=31,00 kg/m3
Sehingga:
KR =∆ρgliserin
ρgliserin×100 % =31,00
1230,5×100 % = 2,51% = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 2,51% = 97,49%
PF = |ρgliserin ± ∆ρgliserin|kg/m3 = |1230,5 ± 31,00| kg/m3
b. Tekanan hidrostatik pada gliserin
Pgliserin = P0 + ρgliseringhgliserin
Pgliserin = 1 × 105 N/m2+ (1230,5 × 10 × 2,0 × 10-2) N/m2
Pgliserin = 1 × 105 N/m2+ 246,1 N/m2
Pgliserin = 1 × 105 N/m2+ 0,00246 × 105 N/m2
Pgliserin=1,00246 × 105 N/m2
∆Pgliserin=|∆ρgliserin
ρgliserin +
∆hgliserin
hgliserin |Pgliserin
∆Pgliserin=|31,001230,5 + 0,05 × 10
-2
2,0 × 10-2 |Pgliserin
∆Pgliserin= |0,025 + 0,025|Pgliserin∆Pgliserin= (0,05 × 1,00246× 105)N/m2=0,050 × 105 N/m2
Sehingga:
KR =∆Pgliserin
Pgliserin×100 %=0,050 × 10
5
1,00246 × 105×100 % = 4,98 % = 3 AB
DK = 100% - KR = 100% - 4,98% = 95,02 %
PF = |Pgliserin ± ∆Pgliserin|N/m2 = |1,00 ± 0,05|105 N/m2
TABEL PERBANDINGAN
Kegiatan 1. Perbandingan kedalaman dan tekanan hidrostatik
No Kedalaman (m) TekananHidrostatik (N/m2)
1 | 0,50 ± 0,05| x 10-2
| 1,000 ± 0,125 |
x 105
2 | 1,20 ± 0,05| x 10-2
| 1,001 ± 0,669 |
x 105
3 | 1,80 ± 0,05| x 10-2
| 1,001 ± 0,053 |
x 105
4 | 2,50 ± 0,05| x 10-2
| 1,002 ± 0,045 |
x 105
5 | 2,30 ± 0,05| x 10-2
| 1,003 ± 0,040 |
x 105
6 | 4,50 ± 0,05|x 10-2
| 1,004 ± 0,036 |
x 105
7 | 5,20 ± 0,05|x 10-2
| 1,004 ± 0,034 |
x 105
Kegiatan 2. Perbandingan antara massa jenis dengan tekanan
hidrostatik
No Massa Jenis ZatCair (kg/m3)
TekananHidrostatik (N/m2)
1 984 1,00197 × 105
2 989 1,00198 × 105
3 1011 1,00202 × 105
4 874,2 1,00175 × 105
5 1230,5 1,00246 × 105
PEMBAHASAN
Pada praktikum tekanan hidrostatik ini dilakukan dua
kegiatan. Kegiatan pertama kita membandingkan hubungan
antara kedalaman dengan tekanan hidrostatik. Kegiatan
kedua membandingkan antara massa jenis dengan tekanan
hidrostatik. Pada kegiatan pertama didapat hasil
pengukuran tekanan pada kedalaman | 0,50 ± 0,05 | x 10-
2 sebesar | 1,000 ± 0,125 | x 105, tekanan pada
kedalaman| 1,20 ± 0,05 | x 10-2 sebesar | 1,001 ±
0,669 | x 105, tekanan pada kedalaman | 1,80 ± 0,05 | x10-2 sebesar | 1,001 ± 0,053 | x 105, tekanan pada
kedalaman | 2,50 ± 0,05 | x 10-2 sebesar | 1,002 ±
0,045 | x 105, tekanan pada kedalaman | 3,30 ± 0,05| x10-2 sebesar | 1,003 ± 0,040 | x 105, tekanan pada
kedalaman | 4,50 ± 0,05| x 10-2 sebesar | 1,004 ± 0,036
| x 105, tekanan pada kedalaman | 5,20 ± 0,05| x 10-2
sebesar | 1,004 ± 0,034 | x 105. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa semakin besar kedalaman maka
semakin besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan.
Jadi kedalaman berbanding lurus dengan tekanan.
Pada kegiatan kedua didapat hasil pada jenis zat
cair air yang massa jenisnya sebesar 984 kg/m3didapat
tekanan hidrostatik sebesar 1,00197 × 105 N/m2, pada
jenis zat cair garam 20 gr yang massa jenisnya sebesar
989,25 kg/m3didapat tekanan hidrostatik sebesar 1,00198
× 105 N/m2, pada jenis zat cair garam 50 gr yang massa
jenisnya sebesar 1011,7 kg/m3 didapat tekanan
hidrostatik sebesar 1,00202 × 105 N/m2, pada jenis zat
cair minyak yang massa jenisnya sebesar 874,2 kg/m3
didapat tekanan hidrostatik sebesar 1,00175 × 105 N/m2
, pada jenis zat cair gliserin yang massa jenisnya
sebesar 1230,5 kg/m3didapat tekanan hidrostatik sebesar
1,00246 × 105 N/m2. Dari hasil diatas dapat dikatakan
bahwa semakin besar massa jenis maka semakin besar pula
tekanan hidrostatik yang dihasilkan. Jadi massa jenis
berbanding lurus dengan tekanan.
Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tekanan
hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, massa jenis,
dan percepatan gravitasi ternyata terbukti. Sesuai
dengan hasil praktikum yang diperoleh bahwa semakin
besar kedalaman maka tekanan hidrostatiknya juga
semakin besar. Dan massa jenis berbanding lurus dengan
tekanan hidrostatik maka semakin besar massa jenis maka
semakin besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan.
Dan percepatan gravitasi dibutuhkan untuk mengubah
tanda (~) menjadi tanda (=) dan diperoleh persamaan :
P = ρ.g.h
SIMPULAN DAN DISKUSI
Berdasarkan hasil percobaan, disimpulkan bahwa
kedalaman berpengaruh terhadap besar tekanan
hidrostatik. Semakin besar kedalaman maka semakin besar
pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan. Dan massa
jenis juga berpengaruh terhadap besarnya tekanan
hidrostatik. Semakin besar massa jenis maka semakin
besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan. Dari
hasil analisis dimensi, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengubah tanda (~) menjadi tanda (=) maka dibutuhkan
konstanta yakni konstanta percepatan gravitasi (g).