Tanggal : 14-02-2021 Jam - Repository Poltekkes Semarang
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Tanggal : 14-02-2021 Jam - Repository Poltekkes Semarang
110
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. STUDI KASUS
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan
a. PENGKAJIAN :
Tanggal : 14-02-2021
Jam : 18.30 WIB
Tempat : Klinik Utama Adi Sehat
b. IDENTITAS PASIEN
IdentitasPasien
Nama : Ny. W
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Sukubangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Jambe, Dadapayam
No.Hp : 085740884852
Penanggung jawab: suami
Nama : Tn. A
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Sukubangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Jambe, Dadapayam
111
c. DATA SUBYEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2) KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3) RIWAYAT KESEHATAN
a) Sekarang : Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita
penyakit menurun / menular DM, hipertensi, malaria, asma,
jantung.
b) Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menurun / menular DM, hipertensi, malaria, asma, jantung.
c) Keluarga : Ibu mngatakan keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit menurun / menular DM, hipertensi, malaria, asma,
jantung.
4) RIWAYAT OBSTETRI
a) Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 7 hari
Nyeri haid : tidak
Warna darah : merah
Leukore : ada, yaitu pada 7 hari setelah menstruasi
112
Banyaknya :
Hari 1-3 ganti pembalut 3x sehari ¾ penuh
Hari 4-5 ganti pembalut 3x sehari ¼ penuh
Hari 6-7 ganti pembalut 2x sehari flek-flek
b) Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke : ke-1
HPHT : 26-05-2020
HPL : 02-03-2021
Gerakan janin :10 x/ 12 jam.
TT : 5x
Minum jamu/obat : Ibu mengatakan selama hamil tidak
mengkonsumsi jamu maupun obat selain dari dokter atau bidan
Konsumsi zat besi : Ibu rutin meminum Fe yang diberikan oleh
bidan.
Tanda Bahaya : -
Kekhawatiran Khuss : -
ANC :9x
Tabel 4.1 Riwayat ANC
TGL ANC TEMPAT MASALAH SUPLEMEN TINDAKAN/PENDKESH
13-08-20 KLINIK
ADI
SEHAT
Terlambat
haid, nafsu
makan
berkurang
Pemberian asam folat
400mg, dan vitamin
B6 500mg
PP tesrt : + , Pasien
dianjurkan membaca buku
KIA hal 1-6
113
Mengenai perawatan
sehari-hari, makan-
makanan bergizi,aktivitas
fisik selama kehamilan,
dan Istirahat cukup.
27-09-20 KLINIK
ADI
SEHAT
Tidak Ada
Keluhan
Pemberian asam folat
400mg, dan vitamin
B6 500mg.
Pasien dianjurkan control
satu bulan lagi atau jika
ada keluhan yang
dirasakan.
31-10-20 KLINIK
ADI
SEHAT
Tidak Ada
Keluhan
Gestiamin
(dengan kandungan
vit A 10000 IU, vit
B1 20mg, vit B2
5mg, nicotinamide
50mg, vit B6 10mg,
ca pantothenate
11,6mg, biotin
0,25mg, vit B12
5mcg, vit C 150mg,
vit D3 400 IU, vit E
10mg, folic acid
0,4mg, Ca 50mg,
phosphorus 38,64mg,
Fe 10mg, Mg
16,4mg, manganese
0,379mg, K
0,035mg, selenium
0,061mg, fluoride
0,045mg, copper
0,712mg, Zn
0,343mg,
molybdenum
0,083mg) dengan
dosis 1 x 1 tab
perhari.
Ibu dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
lab dipukesmas.
28-11-20 PKM
DADAPA
YAM
Nyeri Ulu
hati
Suplemen lanjut Cek Laborat : Hb : 10,7%,
HbsAg (Negatif), Protein
114
Urine (Negatif), Reduksi
Urine (Negatif), VCT
(Non Reaktif), Sifilis (Non
Reaktif).
Pasien dianjurkan minum
vitamin yang mengandung
zat besi 2x sehari, dan
makan-makanan yang
mengandung zat besi
seperti sayuran hijau dan
kacang-kacangan.
29-11-20 KLINIK
ADI
SEHAT
Tidak Ada
Keluhan
Fondazen
(dengan kandungan
fero fumarat 89.5
mg, Mn-sulfat 0.2
mg, Cu-sulfat 0.2
mg, Vit C 50 mg,
Folic acid 1 mg,
Vit B12 7.5 mcg)
Ibu dianjurkan untuk tetap
meminum vitamin 2 kali
sehari.
28-12-20 KLINIK
ADI
SEHAT
Tidak Ada
Keluhan
Omegavit
(dengan kandungan vit
A 10000 IU, vit B1
20mg, vit B2 5mg,
nicotinamide 50mg, vit
B6 10mg, ca
pantothenate 11,6mg,
biotin 0,25mg, vit B12
5mcg, vit C 150mg, vit
D3 400 IU, vit E
10mg, folic acid
0,4mg, Ca 50mg,
phosphorus 38,64mg,
Fe 10mg, Mg 16,4mg,
manganese 0,379mg,
K 0,035mg, selenium
0,061mg, fluoride
0,045mg, copper
0,712mg, Zn 0,343mg,
Ibu dianjurkan periksa lab
kembali pada bulan
berikutnya di Pukesmas
Dadapayam.
115
molybdenum
0,083mg)
25-01-21 PKM
DADAPA
YAM
Tidak Ada
Keluhan
Suplemen lanjut Cek Laborat : Hb : 11,4%,
Protein Urine (Negatif),
Reduksi Urine (Negatif)
Rapid Antigen : Non.
Reaktif.
Menjelaskan vitamin dapat
kembali diminum 1x
sehari.
28-01-21 KLINIK
ADI
SEHAT
Pusing Omegavit
(dengan kandungan
vit A 10000 IU, vit
B1 20mg, vit B2
5mg, nicotinamide
50mg, vit B6 10mg,
ca pantothenate
11,6mg, biotin
0,25mg, vit B12
5mcg, vit C 150mg,
vit D3 400 IU, vit E
10mg, folic acid
0,4mg, Ca 50mg,
phosphorus 38,64mg,
Fe 10mg, Mg
16,4mg, manganese
0,379mg, K 0,035mg,
selenium 0,061mg,
fluoride 0,045mg,
copper 0,712mg, Zn
0,343mg,
molybdenum
0,083mg)
Pasien dianjurkan
membaca buku KIA hal
10-12.
14-02-21 KLINIK
ADI
SEHAT
Tidak Ada
Keluhan
Gestiamin
(dengan kandungan
vit A 10000 IU, vit
B1 20mg, vit B2
5mg, nicotinamide
50mg, vit B6 10mg,
ca pantothenate
11,6mg, biotin
Memberikan pendidikan
kesehatan mengenai tanda-
tanda persalinan, persiapan
persalinan
116
0,25mg, vit B12
5mcg, vit C 150mg,
vit D3 400 IU, vit E
10mg, folic acid
0,4mg, Ca 50mg,
phosphorus 38,64mg,
Fe 10mg, Mg
16,4mg, manganese
0,379mg, K
0,035mg, selenium
0,061mg, fluoride
0,045mg, copper
0,712mg, Zn
0,343mg,
molybdenum
0,083mg) dengan
dosis 1 x 1 tab
perhari.
5) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.
6) RIWAYAT PERKAWINAN
Ibu mengatakan pernikahannya adalah yang pertama. Menikah sah
secara agama dan negara, lama menikah 1 tahun, usia saat menikah
20 tahun dan suami 20 tahun. Hubungan ibu dengan suami baik dan
ibu tinggal serumah dengan suami dan ibu kandung.
7) RIWAYAT KB
a) Riwayat KB dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah memakai alat
kontrasepsi.
117
b) Rencana Setelah Melahirkan
Ibu mengatakan setelah kehamilan ini ibu berencana
menggunakan KB Suntik 3 Bulan.
8) POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a) Pola nutrisi
Sebelum hamil
Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang jenis nasi,
sayur, lauk bervariasi Ibu minum 7-8 gelas sehari jenis air
putih.
Selama hamil
1) TM I : ibu makan 2x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi,
sayuran hijau. Minum 7-8 gelas jenis air putih dan minum
susu ibu hamil 1x sehari.
2) TM II: ibu makan 3x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi,
sayuran hijau. Minum 7-8 gelas jenis air putih dan minum
susu ibu hamil 1x sehari.
3) TM III: ibu makan 3x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi,
sayuran hijau. Minum 7-8 gelas air putih.
Pantangan Makanan
Ibu mengatakan selama hamil tidak memiliki pantangan
terhadap makanan tertentu. Ibu juga mengatakan tidak ada alergi
terhadap makanan tertentu. Ibu lebih banyak makan dari hari-
hari biasanya sebab merasakan sering lapar.
118
b) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan selama hamil pola BAK menjadi lebih sering.
Dari 5x sehari menjadi 7-8 kali sehari dengan warna kuning
jernih, bau khas, tidak ada keluhan. BAB tidak ada perubahan
selama hamil, 1 x sehari lembek, warna coklat kekuningan, bau
khas.
c) Pola Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil tak ada perubahan pola aktifitas
yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi pekerjaan
seperti mengepel dan aktivitas berat dibantu oleh suami.
d) Pola istirahat dan tidur
Selama hamil Ibu mengatakan tidur malam masih sama 7-8
jam sehari, tidur siang 2 jam sehari dan ibu juga mengatakan
tidak ada keluhan selama istirahat maupun tidur.
e) Pola seksual
Ibu mengatakan selama hamil berhubungan seksual menjadi
jarang yang dulunya 2 kali setiap minggunya menjadi 1 kali
setiap minggunya. Dikarenakan ibu merasa kurang nyaman
dan takut terjadi sesuatu pada janinnya bila terlalu sering
melakukan hubungan seksual. Tidak ada perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual dan keluhan tidak nyaman
seiring bertambahnya usia kehamilan.
119
f) Pola hygiene
Selama hamil Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola
hygiene yaitu mandi 2x sehari, kramas 3x seminggu, gosok
gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, ganti pakaian dalam 2x
sehari.
g) Pola hidup sehat
Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola hidup sehat selama
hamil.Ibu tidak pernah merokok, minum beralkohol, ataupun
obat-obatan terlarang.
9) DATA PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Ini merupakan kehamilan yang diinginkan oleh ibu, suami dan
keluarga. Semua anggota keluarga turut serta menjaga ibu dan janin
yang sedang dikandungnya. Selama hamil ibu masih tetap
menjalankan ibadahnya seperti biasa.Ibu dan suami beragama
Islam.Hubungan ibu, suami, keluarga dan masyarakat juga baik.
Penghasilan suami ± Rp 1.500.000,- /bulan dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
10) ADAT ISTIADAT
Ibu mengatakan melakukan adat istiadat selama hamil seperti 4
bulanan dan 7 bulanan.
120
11) DATA PENGETAHUAN
a) Ibu mengatakan sudah mengerti mengenai tanda bahaya
kehamilan, mengatasi mual-muntah, nutrisi ibu hamil,
kebutuhan istirahat ibu hamil.
b) Ibu mengatakan belum mengerti mengenai tanda-tanda
persalinan.
c) Ibu mengatakan belum mengerti mengenai persiapan persalinan.
d. DATA OBYEKTIF
1) PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum/selama :48 kg/ 60 kg
TB : 151 cm
LILA :26 cm
IMT : (59,5:(1.51)2)
: 26,09 Kg/m2(normal)
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Suhu/T : 36,6 0C
RR : 20 x/ menit
b) Status present
Kepala : rambut lurus, warna hitam, rambut tidak
mudah rontok
121
Mata : bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda, fungsi penglihatan baik
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut : bibir lemab, bibir warna merah kecoklatan,
gigi bersih, tidak ada gigi berlubang
Telinga : bersih, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembesaran limfe
Dada : simetris, tak ada retraksi dinding dada,
payudara simetris, bersih
Perut : bentuk bulat, tidak ada luka bekas operasi
Vulva : tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
Ekstremita :
Atas : tidak oedema, kuku bersih, turgor kulit
baik
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varices, kuku
bersih
Reflek Patella : Kanan (+2) / Kiri (+2)
Punggung : tulang belakang sedikit membengkok ke
depan(lordosis gravidarum), tidak ada
benjolan
Anus : bersih, tidak ada hemoroid
122
c) Status obstetric
(1) Inspeksi
Muka : tidak oedema,tidak terdapat cloasma
gravidarum.
Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola, colostrum belum keluar
Abdomen : linea nigra tidak tampak, tidak terdapat
striae gravidarum.
(2) Palpasi
Leopold I : Teraba satu bagian agak bulat, lunak, tidak
melenting.
Leopold II :
Kanan : teraba kecil-kecil, terputus-putus.
Kiri : teraba satu bagian memanjang, keras
seperti papan.
Leopold III : teraba satu bagian bulat, keras, tidak dapat
di goyangkan
Leopold IV : Divergen
TFU : 32 cm
TBJ : (32cm-11) x 155= 3.255 gr
(3) Auskultasi
DJJ : 156x/ menit PM : 1 bagian perut kiri bawah pusat
123
2) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
e. ANALISA
1) Diagnosa
Ny. W usia 21 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38+5 minggu janin
hidup, tunggal, intrauterine, puki, preskep, fisiologis
2) Kebutuhan
Ketidaktahuan Ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
f. PELAKSANANAAN
Tanggal :14 Februari 2021 pukul : 18.30 WIB
1)
2)
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai kondisi
ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Hasil :Ibu senang mengetahui hasil pemeriksaan ibu dan
bayinya dalam keadaan sehat.
Menjelaskan bahwa ibu telah melakukan asuhan sesuai standar
minimal 10T yaitu meliputi timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, mengukur lingkr
124
3)
4)
5)
lengan, mengukur TFU, menentukan presestasi janin dan
denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus,
pemberian tablet Fe,pemeriksaan laboratorium, tatalaksana
kasus, pemberian konseling dan perencanaan persalinan dan
percegahan komplikasi (P4k)
Hasil : Ibu mengerti bahwa dirinya telah melakukan asuhan
sesuai standar minimal 10T yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan yaaitu
kenceng-kenceng semakin sering dan teratur, keluarnya lendir
bercampur darah, ketuban pecah.
Hasil : ibu mengatakan mengerti dan mampu menyebutkan 2
tanda-tanda menjelang persalinan yaitu perut terasa
kenceng-kenceng semakin sering dan keluar lendir
darah.
Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan seperti :
a) Biaya dan penentuan tempat serta penolong
persalinan
b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai
pengambil keputusan apabila terjadi suatu komplikasi atau
memerlukan rujukan. Jika memerlukan rujukan beberapa
125
6)
7)
8)
hal yang perlu dipersiapkan, sebagai berikut :
(1) Bidan : tenaga kesehatan yang kompeten
dalam mendampingi rujukan dan menangani kegawat
daruratan
(2) Alat : membawa perlengkapan yang
dibutuhkan selama rujukan seperti spuit, infus set,
tensimeter, stetoskop.
(3) Keluarga : Keluarga yang mendampingi
selama proses rujukan.
(4) Obat : obat-obat yang diperlukan selama
proses rujukan
(5) Kendaraan : kendaraan yang mampu merujuk
pasien dalam keadaan nyaman dan sesegera mungkin
(6) Donor Darah : Sudah menyiapkan pendonor
jika terjadi perdarahan pada ibu.
(7) Surat–surat fasilitas kesehatan (misalnya
ASKES, jaminan kesehatan dari tempat kerja, kartu
sehat, dan lain-lain)
c) Mempersiapkan baju ibu dan bayi beserta
perlengkapan lainnya meliputi :
(1) Keperluan ibu : pembalut, kain/jarik, celana
dalam, baju
(2) Keperluan bayi : baju, bedong, gurita,
126
9)
10)
popok, minyaktelon, bedak, topi, selimut
Hasil :Biaya sudah dipersiapkan oleh ibu dan suami, tempat
bersalin yang ditentukan oleh ibu dan suami di Klinik Utama
Adi Sehat, dan pengambilan keputusan utama adalah suami.
Jika terjadi kegawat daruratan ibu sudah mengerti apa yang
perlu disiapkan seperti membawa surat- surat yang diperlukan
seperti JKN dan menyiapkan donor darah jika dibutuhkan saat
proses persalinan.
Menganjurkan ibu untuk tetap dirumah saja menjelang
persalinan, tidak diperbolehkan datang ke tempat kerumunan
untuk mencegah terjadinya penularan covid 19, ibu hamil
beresiko lebih tinggi tertular covid 19 karena daya imunitas
saat hamil lebih lemah.
Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan dan
bersedia untuk tetap tinggal dirumah.
Memberikan ibu suplementasi Multivitamin tablet yang
mengandung (vit A 10000 IU, vit B1 20mg, vit B2 5mg,
nicotinamide 50mg, vit B6 10mg, ca pantothenate 11,6mg,
biotin 0,25mg, vit B12 5mcg, vit C 150mg, vit D3 400 IU, vit
E 10mg, folic acid 0,4mg, Ca 50mg, phosphorus 38,64mg, Fe
10mg, Mg 16,4mg, manganese 0,379mg, K 0,035mg, selenium
0,061mg, fluoride 0,045mg, copper 0,712mg, Zn 0,343mg,
127
11)
12)
13)
molybdenum 0,083mg) dengan dosis 1 x 1 tab perhari.
Hasil : ibu bersedia mengonsumsi suplemen yang diberikan.
Menganjurkan Ibu untuk selalu membaca buku KIA agar
menambah pengetahuan mengenai perihal Ibu dan anak.
Hasil : Ibu bersedia membaca buku KIA di waktu luang.
Menjadwalkan kunjungan ibu kembali yaitu 2 minggu lagi atau
bila ada keluhan untuk kontrol kehamilannya
Hasil : Ibu mengatakan bersedia datang ke Klinik Utama Adi
Sehat untuk kontrol selanjutnya
Mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan buku
kunjungan ANC
Hasil: hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan
Kala I
a. PENGKAJIAN :
Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 02.00 WIB
Tempat : R.VK Klinik Utama Adi Sehat
128
b.DATA SUBYEKTIF
1) Alasan Datang
Ny. W mengatakan datang untuk bersalin, perutnya mules, dan
kenceng-kenceng.
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa mules dan kenceng-kenceng sejak tanggal 01
Maret 2021 pukul 22.00 WIB. Serta ibu merasa perut bawah hingga
hingga pinggang terasa nyeri, skala nyeri yang dirasakan saat ini
mulai dari 0-1, Ny. W mengakan berada pada skala 3. dilihat dari
ekspresi wajah ibu menurut Wong Baker Pain Rating Scale.
3)Tanda-Tanda Persalinan
Kontraksi : Teratur
Frekuensi : 3 x 10’ / 30’’
Lokasi ketidanyamanan : perut bawah hingga pinggang
PPV : ada lendir darah sejak
pukul 24.00 WIB.
4)Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola nutrisi (terakhir)
Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 01 Maret 2021 pukul
18.30 WIB berupa 1 piring nasi, sayur bayam, dan 1 potong
tempe goreng. Ibu minum terakhir sebelum berangkat ke Klinik,
1 gelas air putih.
129
b) Pola eliminasi (terakhir)
Ibu mengatakan buang air besar terakhir tanggal 01 Maret 2021
pukul. 07.00 WIB, berwarna kuning kecoklatan dan lembek. Ibu
juga mengatakan jika ibu buang air kecil terakhir tadi pukul
21.30 WIB tanggal 01 Maret 2021, warnanya jernih kekuningan,
baunya khas tidak ada keluhan.
c) Pola aktivitas (terakhir)
Ibu mengatakan aktivitas terakhir yang ibu lakukan yaitu tiduran
dan menonton televisi bersama suami.
d) Pola istirahat (terakhir)
Ibu mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena mulai
merasa kenceng-kenceng. Ibu hanya tertidur diantara dua
kontraksi.
e) Pola seksual (terakhir)
Ibu mengatakan menjelang persalinan tidak melakukan
hubungan seksual, terakhir 2 minggu yang lalu tak ada keluhan.
f) Pola hygiene (terakhir)
Ibu mengatakan mandi terakhir tanggal 01 Maret 2021 pukul
17.00 WIB, gosok gigi, juga keramas. Ganti baju terakhir
tanggal 01 Maret 2021 pukul 17.15 WIB.
g) Data Psikososial-Spiritual
Ibu dan keluarga mengatakan sudah siap dengan senang hati
130
menerima kehadiran anggota keluarga barunya. Hubungan ibu,
suami dan keluarga baik.Ibu, suami dan keluarga mengatakan
beragama Islam, semua turut berdoa untuk keselamatan ibu dan
bayinya. Mereka juga berdoa semoga persalinan ibu lancar.Ibu
ditemani oleh Ibu kandung dan suami saat ini.
h) Data Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan
juga persiapan persalinan dari informasi yang bidan berikan
saat kunjungan hamil kemarin. Ibu belum mengetahui cara
mengurangi nyeri.
b. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 59,5 kg
LILA : 26 cm
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/ menit
Suhu/T : 36,30 C
RR : 20 x/ menit
2. Status present
Dada : simetris,payudara seimbang, payudara
bersih
Lipat paha : tidak ada varices
131
Ekstremitas : atas : tidak oedema
: bawah : tidak ada oedema, tidak ada
varices
Anus : bersih, tidak ada hemoroid
3. Status obstetric
a) Inspeksi :
Vulva : ada pengeluaran pervaginam berupa lendir
darah.
b) Pa1pasi
Leopold I : teraba satu bagian agak bulat, lunak, tidak
melenting.
Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil
terputus-putus
: Kiri : teraba bagian panjang seperti
papan, keras, dan ada tahanan.
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, tidak dapat di
goyangkan
Leopold IV : divergen
Perlimaan : teraba 2/5
TFU : 32 cm
TBJ : (32-11) x 155 = 3.255 gram
132
c) Auskultasi
DJJ : 156x/menit
PM :jumlah 1 bagian kiri bawah pusat
His : 3 x dalam 10 menit,dengan durasi 30 detik.
d) Pemeriksaan dalam
Tanggal/jam : 02 Maret 2021 / 02.00 WIB dilakukan oleh
bidan H atas indikasi sudah masuk inpartu atau belum,
dengan hasil vulva/vagina tenang, portio tipis lunak,
effacement 40%, pembukaan 4 cm, kulit ketuban utuh, teraba
kepala, hodge II, bagian lain yang menumbung tidak ada,
STLD (+) lendir darah.
e) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
c. ANALISA
a) Diagnosa Kebidanan
Ny. W usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterine, puki, presentasi belakang
kepala, inpartu kala I fase aktif, fisiologis.
b) Masalah
Ibu merasa pada perut bagian bawah hingga pinggang terasa
nyeri.
133
c) Diagnosa Potensial
Tak ada
d) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi,
Kolaborasi
Melakukan masase dan relaksasi untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan saat ini
d. PENATALAKSANANAAN
Tanggal : 02 Maret 2021 Jam: 02.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin baik, dan ibu sudah memasuki proses persalinan yaitu
pembukaan 4 cm.
Hasil : Ibu mengerti dan senang karena ibu sudah memasuki
proses bersalin
2. Selama proses persalinan ibu dan keluarga diharuskan tetap
menaati protokol kesehatan dengan menggunakan masker
dan maksimal yang mendampingi hanya 2 orang saja.
Hasil : Ibu dan keluarga bersedia menaati protokol
kesehatan dan telah menggunakan masker. Suami dan ibu
kandung mendampingi ibu dalam prose persalinan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ada tenaga
saat nanti mengejan.
134
Hasil : Ibu sudah minum air putih 1 gelas dan 1 potong roti
4. Untuk mengatasi nyeri persalinan dengan melakukan
teknik relaksasi dengan menarik napas panjang, kemudian
menahannya sebentar, dan menghembuskannya secara
pelan-pelan, sewaktu ibu merasakan kenceng. Serta
mengajari suami cara melakukan masase pada punggung
dan mengusap perut ibu dengan lembut saat ada his agar
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu.
Hasil : Ibu dapat menarik nafas panjang saat ada his,
kemudian menahannya sebentar baru menghembuskannya
secara pelan-pelan. Serta suami bersedia melakukan masase
pada punggung dan mengusap perut ibu, sehingga ibu
merasa nyaman dan nyeri yang dirasakan sedikit berkurang
menjadi skala 2 menurut Wong Baker Pain Rating Scale
5. Menyarankan ibu untuk miring atau dalam posisi setengah
duduk agar mempercepat proses pembukaan.
Hasil: Ibu memilih posisi miring dan ketika lelah ibu
berganti posisi menjadi setengah duduk.
6. Mempersiapkan ruangan persalinan, perlengkapan, bahan-
bahan dan obat-obatan yang diperlukan dalam persalinan.
Hasil : telah disiapkan partus set (1 klem ½ kocher, 1
gunting episiotomy, 2 klem tali pusat, 1 gunting tali pusat, 1
135
kateter, 2 pasang sarung tangan steril, kasa, 2 spuit 3 cc,
penghisap delee, umbilical cord), heacting set (1 spuit 3 ml,
pinset, nelfulder, 2 jarum jahit, benang chromic), obat-
obatan (2 ampul oksitosin 1 ml 10 IU, 10 ml lidokain 2%, 1
ampul vitamin K 10 mg/ml, salep mata eritromycin 1%),
perlengkapan resusitasi (tempat resusitasi, lampu sorot),
larutan klorin 0,5%, larutan DTT dan baju ganti ibu serta
bayi.
7. Memantau kemajuan persalinan dengan mencatat hasil
observasi didalam partograf
Hasil : kemajuan persalinan telah tercatat di dalam
partograf
Tabel 4.2 Pemantauan Kala I
Waktu TD
(mmHg
)
Nadi
(x/men
it)
Suhu
(oC)
His
(x/10men
it,
durasi…)
DJJ
(x/me
nit)
Pemeriksaan
Dalam
02.00 120/70 86x/mnt 36,3O
C
3x/10mnt,
30”
156x/
mnt
Hasil :
vulva/vagina tidak ada
massa,tidak oedem, tidak ada
infeksi, dilatasi 4 cm,eff. 40%,
KK (+), tidak teraba bagian lain,
penurunan kepala di H II, STLD
(+)
02.30 - 82x/mnt - 3x/10mnt,
35”
146x/
mnt
03.00 - 84x/mnt 3x/10mnt,
35”
148x/
mnt
03.30 - 82x/mnt 36,5OC 4x/10mnt,40
”
154x/
mnt
04.00 - 80x/mnt - 4x/10mnt,40
”
148x/
mnt
136
04.30 - 88x/mnt - 4x/10mnt,45
”
150x/
mnt
05.00 - 86x/mnt - 4x/10mnt,45
”
152x/
mnt
05.30 120/70 84x/mnt 36,7OC 5x/10mnt,50
”
150x/
mnt
Hasil :
vulva/vagina tidak ada
massa,tidak oedem, tidak ada
infeksi, dilatasi 9cm,eff. 90%,
KK (+), UUK kiri depan, tidak
teraba bagian lain, penurunan
kepala di H III, STLD (+)
06.00 - 82x/mnt - 5x/10mnt,50
”
154x/
mnt
Hasil :
vulva/vagina tidak ada
massa,tidak oedem, tidak ada
infeksi, dilatasi 10 cm,eff.
100%,
KK (Tidak teraba), spontan, pukul
06.00 WIB. Ketuban bewarna
jernih, UUK kiri depan, tidak
teraba bagian lain, penurunan
kepala di H III+- IV, molase = 0,
STLD (+)
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II PERSALINAN PADA NY. W
USIA 21 TAHUN
Hari/ Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 06.30 WIB
Tempat : R. VK Klinik Utama Adi Sehat
Subyektif Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan kuat, ketuban sudah
pecah, serta ibu merasakan ingin mengejan.
Obyektif 1) Tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak, perineum
menonjol, vulva membuka dan ketuban pecah, spontan, bewarna jernih
pukul 06.00 WIB
2) Tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg, N: 82x/menit, RR: 21x/menit, S: 36,4oC
3) His : 5x/10 menit, 45 detik, teratur
4) DJJ (+) 154x/menit, teratur, punctum maksimum di kiri bawah pusat
ibu, jumlah 1
5) Pemeriksaan dalam
Tanggal/jam : 02 Maret 2021/ 06.00 WIB ( Dilakukan oleh Bidan H )
Atas indikasi ketuban telah pecah,bewarna jernih
Hasil : vulva/ vagina tenang, dilatasi 10 cm, effacement 100%, KK (-)
pukul 06.00 WIB, bewarna jernih, ubun-ubun kecil kiri depan, tidak
teraba bagian lain, penurunan kepala di H III-IV, molase = 0, ada
sarung tangan lendir darah
137
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. W umur 21 tahun, G1P0A0,UK 40 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauterine, puki, presentasi belakang kepala, inpartu kala II fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Penatalaksanaan 1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik,
dan ibu sudah memasuki proses persalinan, pembukaan telah lengkap,
ketuban sudah pecah, DJJ 154x/menit normal
Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan bahwa pembukaan telah lengkap,
ketuban sudah pecah, dan DJJ normal
2) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman pada
proses persalinannya.
Hasil : Ibu memilih posisi berbaring dengan kaki terbuka untuk
proses persalinannya.
3) Memberikan asupan kepada ibu berupa makanan atau
minuman agar nutrisi selama proses persalinan terpenuhi
Hasil : Ibu diberikan asupan berupa minuman air putih saat tidak ada
kontraksi untuk mencegah dehidrasi.
4) Mempersiapkan partus set dan heacting set di meja dekat pasien dan
petugas
Hasil : partus set dan heacting set sudah siap di meja dekat dengan
pasien dan petugas
5) Mengajarkan ibu untuk teknik mengejan yaitu dengan
menundukkan kepala, mata terbuka, dan gigi mengatup. Mengejan
dilakukan saat ada dorongan dari dalam.
Hasil : Ibu dapat melakukan teknik mengejan seperti yang diajarkan.
6) Mencuci tangan dan memakai APD lengkap level II (meliputi
penutup kepala, masker medis, face shield, gaun, apron,sepatu tertutup,
dan sarung tangan steril)
Hasil : Mencuci tangan telah dilakukan dan APD telah dipakai
7) Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu.
Hasil : handuk bersih sudah di atas perut ibu.
8) Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran dan membimbing ibu untuk
mengejan saat ada his, dengan cara ibu menarik nafas panjang saat ibu
merasa kencang, kemudian menahannya sebentar dan mengejan seperti
orang mau BAB dengan dagu menempel di dada dan mulut tertutup.
138
Hasil : ibu mengatakan merasa ingin mengejan dan ibu terlihat menarik
nafas panjang dari hidung kemudian, menahan dan mengejan seperti
mau BAB dengan dagu menempel di dada dan mulut tertutup sesuai
dengan instruksi yang di berikan.
9) Meletakkan kain dibawah bokong ibu dan melipat menjadi 1/3 bagian
untuk persiapan saat menahan perinium
Hasil : kain sudah berada dibawah bokong ibu, penolong tidak
menggunakan kain yang dilipat 1/3 tetapi menggunakan popok bayi
yang dilipat menjadi 2 bagian.
10) Melakukan pertolongan persalinan
a) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
popok bayi yang sebelumnya sudah dipersiapkan dan tangan yang
lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala.
b) Menganjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal
c) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pustat. Setelah kepala lahir,
tunggu putaran paksi yang berlangsung secara spontan.
d) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tangan memegang
kepala bayi secara biparietal dan menganjurkan pasien untuk napas
pendek-pendek.
e) Selanjutnya melahirkan tubuh dan lengan bayi, penelurusan tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki, dengan
melakukan sanggah susur.
f) Setelah bayi lahir lakukan penilaian selintas apakah bayi cukup
bulan, menangis dengan kuat dan bergerak aktif. Setelah dilakukan
penilaian selintas, mengeringkan bayi Mengeringkan tubuh bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh yang lain kecuali bagian
tangan. Potong tali pusat dengan menjepit 2-3 cm dari pusat bayi
menggunakan umbilical Cord Clem. Gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan
klem tali pusat sekitar 2 cm dari klem pertama. Dengan satu tangan,
pegang tali pusat yang sudah dijepit (lindungi perut bayi), dan
melakukan pengguntingan diantara 2 klem tersebut.
Hasil : Pertolongan persaalinan telah dilakukan. Tanggal 02 Maret
2021 jam 06.30 WIB. Bayi lahir hidup BB : 3500 gram, PB : 51 cm,
LK : 34 cm, LD : 35 cm.
11) Meletakkan bayi diatas perut ibu agar terjadi kontak
antara kulit ibu dan bayi, serta membungkus bayi dengan kain kering
Hasil : Bayi berada di atas perut ibu dengan terbungkus kain kering.
12) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi janin kedua
Hasil : tidak teraba adanya janin kedua.
139
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III PERSALINAN PADA NY. W
USIA 21 TAHUN
Hari/ Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 06.40 WIB
Tempat : R. VK Klinik Utama Adi Sehat
Subyektif 1) Ibu mengatakan merasa lega karena bayinya telah lahir
2) Ibu mengatkan merasa mulas pada perut bagian bawah
3) Ibu mengatakan ari-ari bayinya belum lahir
Obyektif Bayi lahir spontan tanggal 02 Maret 2021 pukul 06.30 WIB, jenis kelamin laki-
laki, hidup, lengkap dan sehat, menangis kuat, kulit kemerahan. TFU ibu teraba
setinggi pusat, kontraksi kuat, perdarahan 250 cc, tali pusat tampak dari vulva,
kandung kemih kosong,plasenta belum lahir, tidak ada janin kedua, bentuk uterus
globuler.
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. W usia 21 tahun G1P0 A0 dalam inpartu kala III, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 02 Maret 2021 Jam : 06.40 WIB
1) Memberitahu pasien bahwa pasien akan disuntik oksitosin agar
rahimnya berkontraksi dengan baik
Hasil : ibu mengatakan bersedia untuk disuntik obat
2) Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM disepertiga luar paha atas dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir.
Hasil : oksitosin 10 IU sudah disuntikan 1 menit setelah bayi lahir di 1/3
paha bagian luar
6) Memposisikan tubuh bayi menempel pada dada dan perut ibu. Kemudian
mengusahakan kepala bayi berada di atas payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting agar bayi bisa mencari puting . Dan
menyelimuti bayi dan ibu menggunakan kain yang bersih agar keduanya
merasa hangat.
Hasil : bayi sedang melakukan IMD, dan persalinan berjalan lancar dan
140
fisiologis, IMD dilakukan 1 jam, bayi berhasil menyusu.
7)
8)
Melakukan penegangan tali pusat terkendali
a) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
b) Meletakkan tangan kiri di atas kain pada perut pasien di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi munculnya kontraksi, sementara tangan
kanan menegangkan tali pusat
c) Setelah uterus kontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang kiri mendorong uterus ke arah belakang dan atas
(dorsokranial) secara hati-hati untuk mencegah inversi uterus
d) Meminta pasien untuk meneran pendek-pendek
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian arahkan ke atas mengikuti poros jalan lahir (tetap
melakukan dorsokranial)
Hasil: plasenta sudah terlepas dan mulai tampak dari vulva
e) Saat plasenta di introitus vagina, melahirkan plasenta
dengan kedua tangan kemudian putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan
Hasil: plasenta lahir lengkap jam 06.40 WIB, Tanggal: 02 Maret 2021.
Memeriksa kelengkapan plasenta yang bertujuan untuk memastikan
apakah ada sisa placenta/kotiledon yang tertinggal, memastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh untuk mencegah perdarahan. Memasukkan
plasenta ke dalam kantong plastik dan dimasukan ke dalam tempat
plasenta (kendil).
Hasil : plasenta dan selaput lahir lengkap insersi sentralis panjang ± 55
cm, terdapat 2 arteri 1 vena,tebal ± 2cm, lobus 1 kemudian memasukan
plasenta ke kantong plastik dan ditempatkan di tempat plasenta (kendil).
9) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir. Meletakan telapak tangan diatas fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkardengan lembut hingga uterus berkontraksi
Hasil : masase sudah dilakukan dengan gerakan melingkar dan fundus
teraba keras.
10) Melakukan pengecekan perineum adakah laserasi jalan lahir
Hasil : Terdapat laserasi pada perineum derajat II
141
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV PERSALINAN NY. W USIA 21
TAHUN
Hari/ Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 06.55 WIB
Tempat : R. VK Klinik Utama Adi Sehat
Subyektif 1) Ibu mengatakan lega karena ari-arinya sudah lahir
2) Ibu mengatkan merasa mulas pada perut bagian bawah
Obyektif Keadaan umum ibu : baik
Kesadaran : composmentis
Plasenta lahir spontan pukul 06.55 WIB, 02 Maret 2021. lengkap bersama selaput
dan kotiledonnya, panjang tali pusat 50 cm, insersi tali pusat sentralis, kontraksi
uterus baik, TFU teraba 2 jari dibawah pusat, terdapat laserasi perineum derajat 2,
perdarahan 250 cc, kandung kemih kosong.
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. W usia 21 tahun P1 A0 dalam persalinan kala IV, fisiologis Dengan Laserasi
Perineum Derajat II
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal 02 Maret 2021, 06.55 WIB
1) Menjahit laserasi perineum pada derajat 2
Hasil: laserasi perineum telah dijahit dengan jahitan jelujur
2) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Hasil : uterus teraba keras dan berkontraksi baik
3) Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu ibu dan keadaan kandung kemih ibu.
Hasil:
TD : 110/70 mmHg
N : 83x /menit
S : 36,4oC
142
RR : 21x/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : kosong
5) Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir, darah dengan
menggunakan air, dan mengganti baju ibu yang basah dengan baju yang
kering dan bersih.
Hasil : ibu terlihat sudah bersih dan sudah memakai baju yang kering dan
bersih
6) Mendekontaminasikan tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
Hasil: tempat persalinan sudah bersih
7) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
Hasil: bahan-bahan terkontaminasi telah dibuang ke tempat sampah medis
8) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%dan
mendekontaminasikannya selama 10 menit, kemudian mencuci dan
membilas peralatan yang sudah di dekontaminasi
Hasil: peralatan sudah bersih
9) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, lalu
membuang sarung tangan ke tempat sampah medis
Hasil: sarung tangan kotor telah dibuang ke tempat sampah medis
10) Mencuci kedua tangan dengan sabun dibawah air mengalir kemudian
mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih
11) Menimbang dan melakukan pengukuran antopometri pada bayi satu jam
setelah lahir yaitu pukul: 07.00 WIB
Hasil : BB :3500 gr PB : 51 cm LK : 34 cm LD : 35 cm LILA:11 cm
12) Memberi tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg IM di paha
kiri anterolateral. Lalu mengenakan pakaian pada bayi yaitu pukul: 07.05
WIB
Hasil : Bayi terlihat sudah diberikan salep mata dan vitamin K pada paha
kiri dan sudah memakaikan pakaian
13) Memastikan pasien merasa nyaman, dan membantu ibu dalam memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkan ibu.
Hasil : ibu sudah terlihat lebih nyaman dan dapat menyusui bayinya. Ibu
juga sudah makan 1 piring sedang (jenis nasi dan sayur) dan
menghabiskan air putih satu gelas sedang.
143
14) Mengajarkan pasien dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
Hasil: ibu dapat mempraktikan cara masase uterus saat perut tidak mulas
dan terasa perdarahan lebih banyak.
15) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik, serta suhu tubuh normal.
Hasil : HR = 138 x/menit, RR: 48 x/menit, S = 36,7ºC
16) Memberikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral setelah 1 jam
pemberian vitamin K1 yaitu pukul: 08.05 WIB.
Hasil: bayi sudah disuntik HB 0 dan terlihat adanya bekas suntikan
17) Melengkapi dokumentasi partograf
Hasil : proses persalinan telah terdokumentasi ke partograf
Waktu TD N S TFU Kontraksi KK Perdarahan
06.55 110
/70
84 36,7 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
07.10 110
/
70
84 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong 30cc
07.25 110
/
70
83 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
07.40 110
/
70
82 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong 20cc
08.10 110
/
70
82 36,4 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
08.40 110
/
70
80 2 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong 30 cc
144
3. Asuhan Kebidanan Nifas 6 Jam Post Partum
a. PENGKAJIAN :
Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 12.40 WIB
Tempat : Klinik Utama Adi Sehat
b. DATA SUBYEKTIF
1) ALASAN DATANG
Tidak ada
2) KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan masih terasa mulas pada perut bagian bawah
a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan Pertama, ANC 8x tak
ada masalah kehamilan yang berarti. Jenis persalinan spontan
penolong bidan pada umur kehamilan 40 minggu, dengan jenis
kelamin laki-laki berat 3500 gr, tidak ada penyulit. Masa nifas Ibu
normal dan saat ini bayi dalam keadaan hidup, sehat.
3) POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a) Pola nutrisi
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah makan
satu kali jenisnya nasi, lauk dan sayur sebanyak 1 piring sedang
dan minum 3x jenis 2 gelas air putih dan 1 gelas teh hangat
145
b) Pola eliminasi
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum BAB. Ibu
mengatakan baru BAK sebanyak 1x, warnanya jernih kekuningan
dengan bau khas dan tidak ada keluhan.
c) Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah dapat
beraktifitas secara bertahap seperti mulai miring kanan dan kiri,
duduk, berdiri, sampai ibu bisa jalan-jalan seperti ke kamar mandi
namun masih dibantu oleh suami/keluarga
d) Pola istirahat
Ibu mengatakan belum dapat tidur selama masa nifas 6 jam ini.
e) Pola hygiene
Ibu mengatakan sudah disibin 1x, ganti pakaian bersih.Ibu juga
mengatakan jika ibu sudah ganti pembalut 1x. Ibu merawat dan
menjaga kebersihan daerah kelaminnya terutama pada jalan
lahirnya setelah BAK.
f) Pola menyusui
Ibu mengatakan ibu menyusui bayinya setiap bayi menangis, haus
atau setiap bayi ingin, yaitu kurang dari 2 jam sekali lamanya
setiap kali menyusu bayi menghabiskan waktu ± 15-20 menit dan
ibu menyusui secara bergantian dari payudara kanan ke payudara
kiri dan sebaliknya. Ibu selalu menyendawakan bayi setelah
146
disusui, dengan cara memposisikan bayi melekat ke dada ibu dan
menepuk-nepuk pelan punggung bayi .
4) DATA PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Ibu mengatakan kelahiran bayi sangat diharapkan oleh ibu, suami
dan keluarga. Semua turut berperan membantu ibu dalam mengurus
bayinya.Hubungan ibu, suami, keluarga dengan tetangga baik, saat
ibu mengetahui sudah melahirkan semua turut menjenguk ibu dan
mendoakan untuk kesehatan ibu dan bayinya. Selama masih keluar
darah ibu belum menjalankan sholat. Pada saat ini pada fase Taking
In yaitu fase dimana perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya seperti
ingin istirahat setelah prose persalinan, namun ibu mengatakan
untuk saat ini ibu sangat memperhatikan bayinya dan ingin bayi
berada didekatnya.
5) DATA PENGETAHUAN :
Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya masa nifas.
c. DATA OBYEKTIF
1) PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan umum
Keadaanumum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB : 56 kg
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Suhu/T : 36,60 C
RR : 20x/ menit
147
b) Status present
Ekstremitas :
atas : tidak oedema, kuku bersih
bawah : tidak ada oedema, tidak ada varices, kuku bersih,
tak ada kemerahan,homan sign (-)
Anus :bersih, tidak ada hemoroid
c) Status obstetric
(1) Inspeksi :
Vulva : ppv (+) lochea rubra
Perinium :ada luka jahitan,tidak ada tanda infeksi,tidak
oedema.
(2) Palpasi
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi: uterus teraba keras, bentuk globuler
2) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
d. ANALISA
1) Diagnosa Kebidanan
Ny. W usia 21 tahun P1A0, masa nifas 6 jam post partum, fisiologis
2) Diagnosa Masalah
Tidak ada
3) Diagnosa Potensial dan Antisipasinya
Tidak ada
148
4) Kebutuhan Tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tidak ada
e. PELAKSANANAAN
Tanggal : 02 Maret 2021 Pukul: 12.40 WIB
1) Mengajari ibu untuk memasase uterus secara melingkar searah
jarum jam agar uterus tetap berkontraksi dan mencegah
perdarahan.
Hasil : Ibu dapat mempraktikan masase uterus yang sudah
diajarkan.
2) Menjaga hubungan antara ibu dan bayi baru lahir dengan
rooming in antara ibu dan bayi, juga menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI-nya lebih awal. Menyusui bayinya setiap bayi
menginginkan atau 2 jam sekali bergantian antara payudara
kanan dan kiri, tujuannya yaitu selain untuk mempererat ikatan
ibu dan bayi juga akan mempercepat proses involusi
uteri/pengembalian uterus ke bentuk semula. Selain itu isapan
bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera
mengeluarkan hormone oksitosin yang bekerja merangsang otot
polos untuk memeras ASI.
Hasil : Ibu dan bayi telah berada dalam satu ruangan dan ibu
terlihat sedang menyusui bayinya dan ibu bersedia
melakukan anjuran menyusui tiap 2 jam sekali.
149
3) Menganjurkan ibu untuk melakukan ambulasi dini seperti
miring kanan/kiri,latihan duduk,berdiri hingga jalan/ke kamar
mandi dengan dibantu dan dipantau secara perlahan.
Hasil : Ibu telah melakukan mobilisasi secara perlahan ke
kamar mandi dengan dibantu suami .
4) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
terutama yang banyak mengandung protein seperti tempe,tahu
kacang-kacangan (kacang tanah,kedelai), telur, ikan, ayam,
dagung. Ibu yang menyusui membutuhkan konsumsi tambahan
500 kalori tiap hari yang setara dengan 1 porsi nasi 1 potong
lauk dan 1 magkuk sayur. Juga menganjurkan ibu untuk banyak
minum setidaknya 3 liter atau 12 gelas setiap hari agar ibu tidak
dehidrasi dan asinya lancar.
Hasil : Ibu mengatakan bersedia untuk minum yang banyak dan
makan-makanan yang bergizi selama menyusui
5) Memberikan terapi vitamin A 1 tablet (200.000 IU) diminum 24
jam dari tablet pertama yang sebelumnya sudah diminum pada
pukul 12.40 WIB, serta memberikan Tablet Zat Besi (Fe) 250
mg 1x1(20 tablet), amoxcillin 500 mg 3x1 ( 10 tablet), dan
Paracetamol 500 mg 3x1 (10 tablet)
Hasil : obat sudah diterima oleh ibu, ibu sudah minum 1 tablet
150
Tablet Zat Besi (Fe) dengan 1 tablet amoxcillin serta vitamin A
pada pukul 13.00 WIB, sisanya disimpan ibu
6)
7)
Memberitahu pada ibu bahwa 6 hari lagi ibu harus melakukan
kunjungan ulang di Klinik Utama Adi Sehat untuk memantau
kondisi ibu dan bayi
Hasil : Ibu dan keluarga mengatakan mengerti dan bersedia
untuk melakukan kunjungan ulang pada 6 hari post partum
Mempersilahkan keluarga untuk mengurus segala administrasi
dan ibu sudah diperbolehkan untuk pulang karena dalam
pemantauan nifas 6 jam kondisinya baik dan stabil.
Hasil : keluarga berkemas-kemas dan bersiap untuk pulang
8) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
Hasil :hasil pemeriksaa telah di dokumentasikan di buku KIA.
CATATAN PERKEMBANGAN NY. W USIA 21 TAHUN 6 HARI POST
PARTUM
Tanggal : 08 Maret 2021
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Klinik Utama Adi Sehat
Subyektif 1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan sedikit mengantuk, ibu sudah dapat merawat bayinya.
151
2) Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi lauk sayur bervasiasi 1 porsi penuh.Ibu
minum 8-10 kali / hari jenis air putih. Ibu tidak mempunyai pantangan
makanan apapun selama masa nifas ini.
3) Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya < 2 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja.Tak ada makanan tambahan.
Ibu selalu menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara memposisikan
bayi melekat ke dada ibu dan menepuk-nepuk pelan punggung bayi
4) Pola Istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu terganggu dikarenakan bayi selalu
menangis dan lapar terlebih pada saat malam hari tetapi tidak ada larangan
untuk tidur siang. Dalam sehari ibu hanya dapat tidur malam± 6-7 jam
5) Psikologis
Ibu berada pada fase taking hold yaitu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Namun Ibu tidak mengalami hal tersebut karena ibu sudah mampu merawat
bayinya dengan bantuan keluarga. Keluarga juga sangat membantu ibu dan
memberikan kesempatan ibu untuk istirahat apabila saat malam kurang
tidur.
Obyektif 1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB : 56 Kg
TD : 120/70 MmHg
N : 84x/Menit
S : 365 C
RR : 21x/Menit
2) Status Obstetrik
a. Inspeksi
-Mamae : ASI keluar lancar, tidak ada kemerahan
-Vulva: pengeluaran pervaginam lochea berwarna merah kecoklatan
(lochea Sanguinolenta), (ganti pembalut 3 x sehari ½ penuh)
-Perinium : Pada perineum tidak ada tanda-tanda kemerahan pada luka
jahitan, dan tidak berbau, pengeluaran pervaginam lochea berwarna
merah kecoklatan (lochea Sanguinolenta), serta jaringan post heacting
menyatu dengan baik dan sudah kering.
-Ekstremitas: Atas : tidak oedema, tidak sianosis, kapilerrefil baik
Bawah : tidak oedem, tidak varises, kapiler refil baik,
reflek patella : +/+
152
b. Palpasi
Abdomen : TFU pertengahan simfisis pusat
Kontraksi keras, bentuk globuler
1) Diagnosa Kebidanan Ny. W usia 21 tahun P1A0, 6 hari post partum,
fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan: Tanggal : 08 Maret 2021 Pukul: 07.00 WIB
1) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
menyarankan Ibu untuk memperbanyak sayur-sayuran hijau agar
kebutuhan zat besi ibu terpenuhi.
Hasil : Ibu mengatakan telah makan-makanan bergizi ,bersedia menambah
sayur-sayuran hijau,namun pola istirahat ibu masih kurang
2) Menyarankan pada Ibu untuk menambah jam istirahatnya agar kebutuhan
istirahat ibu terpenuhi dengan menyarankan apabila bayi tidur Ibu juga
ikut tidur dan istirahat.Karena kurangnya Istirahat dapat mengganggu
pemulihan proses involusi uteri/pengembalian rahim ke bentuk semula.
Hasil : Ibu mengatakan tidak bersedia untuk tidur siang karena hal tersebut
sudah menjadi tradisi.
3) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
Hasil : ibu mengatakan bersedia menjaga kehangatan bayinya
4) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bidan akan berkunjung kerumah
kembali pada hari ke-14 (2 minggu) untuk memantau keadaan ibu dan bayi
Hasil : ibu dan keluarga mengatakan mengerti dan bersedia untuk
dikunjungi kembali
5) Mendokumentasikan hasil kunjungan
Hasil : hasil pemeriksaan KF telah di dokumentasikan di buku KIA.
153
CATATAN PERKEMBANGAN NY. W USIA 21 TAHUN 2 MINGGU
POST PARTUM
Hari/ Tanggal : 16 Maret 2021
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Pasien Ny.W (Jambe, Dadapayam)
Subyektif 1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah dapat merawat bayinya dan
melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasanya.
2) Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi lauk sayur bervasiasi 1 porsi penuh.Ibu
minum 8-10 kali / hari jenis air putih.Ibu tidak mempunyai pantangan makanan
apapun selama masa nifas ini.
3) Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya 2 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau sudah merasa lapar.
Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja.Tak ada makanan tambahan.
Ibu selalu menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara memposisikan
bayi melekat ke dada ibu dan menepuk-nepuk pelan punggung bayi .
4) Pola Istirahat
Selama masa nifas ini ibu dapat tidur malam ± 6-7 jam. Ibu tidak tidur siang,
tetapi ibu sudah bisa beradaptasi sehingga ibu tidak merasa kelelahan.
5) Pola hygiene
Ibu tetap mandi, keramas, memotong kuku, dan berganti pakaian seperti biasa.
6) Psikologis
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat, ibu sudah
mampu memandikan bayinya dengan bantuan ibu mertua.
Obyektif 1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB : 56 Kg
TD : 110/80 MmHg
N : 85x/menit
S : 365 C
RR : 20x/menit
154
2) Status Obstetrik
a. Inspeksi
Vulva: ppv (+) lochea berwarna kuning kecoklatan atau lochea serosa
(ganti pembalut 3x/hari bercak kecoklatan).
Perinium : Pada perineum tidak ada tanda-tanda kemerahan pada luka
jahitan, tidak ada bengkak, tidak ada warna kebiruan pada daerah jahitan,
pengeluaran pervaginam lochea berwarna kuning kecoklatan, serta jaringan
post heacting menyatu dengan baik dan sudah kering.
Ekstremitas:tidak ada varises, tidak bengkak,tidak ada kemerahan,tak ada
nyeri kaku otot atau sendi, homan sign (-)
b. Palpasi
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
Diastasis recti abdominal : 2 jari/ 2 cm
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. W usia 21 tahun P1A0, 2 minggu post partum, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 16 Maret 2021 Pukul: 11.00 WIB
1) Menganjurkan ibu untuk menjaga bayi tetap hangat.
Hasil : ibu mengatakan akan tetap menjaga kehangatan bayi.
2) 1) Memberikan konseling KB pasca persalinan :
a. MAL/Metode Amenorrhea Laktasi
Metode Amenorrhea Laktasi bisa dimulai segera pasca persalinan.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila ibu menyusui secara
penuh (full breast feeding) dan sering, lebih efektif bila pemberian
≥ 8 kali sehari, dan ibu belum mendapatkan haid. Risiko
kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar.
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah persalinan. Selain itu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL optimal
yaitu :
1) Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi
hanya sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara
adat/agama)
2) Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum
dianggap haid)
3) Bayi menghisap payudara secara langsung
4) Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi
lahir
5) Kolostrum diberikan kepada bayi
6) Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi
membutuhkan) dan dari kedua payudara
155
7) Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
8) Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
b. Kontrasepsi Progestin
Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI. Kontrasepsi
progestin dapat digunakan jika ibu tidak menyusui suntikan dapat
segera dimulai, jika ibu menyusui suntikan dapat dimulai setelah 6
minggu pascasalin. jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat
ditunda sampai 6 bulan, dan jika ibu tidak menyusui, dan sudah
lebih dari 6 minggu pascasalin, atau sudah dapat haid, suntikan
dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan. Injeksi diberikan
setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3 bulan
(medroxiprogesteron asetat). Bila digunakan dengan benar, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
c. AKDR
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan
efektif untuk ibu yang ingin menjarangkan atau membatasi
kehamilan. AKDR dapat dipasang segera setelah bersalin ataupun
dalam jangka waktu tertentu. Keuntungan pemasangan AKDR
segera setelah lahir yaitu biaya lebih efektif dan terjangkau, lebih
sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan
setelah beberapa hari/minggu, tidak perlu mengkhawatirkan
kemungkinan untuk hamil selama menyusui dan AKDR pun tidak
mengganggu produksi air susu dan ibu yang menyusui, serta
mengurangi angka ketidak patuhan pasien. Pada umumnya, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
d. Kondom
Kondom merupakan pilihan kontrasepsi untuk pria yang digunakan
sebagai kontrasepsi sementara. Bila digunakan dengan benar,
risiko kehamilan adalah 2 dibanding 100 ibu dalam 1 tahun.
Metode kontrasepsi menggunakan kondom tidak berpengaruh pada
proses laktasi dan metode ini dapat digunakan setiap saat
pascapersalinan.
e. Implant
Implant berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI. Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin, pemasangan
implan dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain bila
menyusui penuh. Sedangkan bila setelah 6 minggu melahirkan dan
telah terjadi haid, maka pemasangan kontrasepsi ini dapat
dilakukan kapan saja tetapi harus menggunakan kontrasepsi lain
atau tidak melakukan hubungan seksual dulu selama 7 hari. Masa
pakai implant ini dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel)
hingga 5 tahun (levonogestrel).
f. Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi pil ini berisi progestin dan tidak mengganggu produksi
ASI. Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan harus
diminum pada jam dan waktu yang sama setiap harinya. Bila
digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
Hasil : Ibu memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan, tetapi
masih menunggu persetujuan suami. Selama menunggu persetujuan
ibu juga memutuskan untuk menggunakan metode amenore laktasi
dan bersedia untuk menyusui secara eksklusif untuk keberhasilan
156
MAL.
3) Memberitahu Ibu bahwa Ibu harus benar – benar menyusui bayinya
secara eksklusif agar metode MAL bekerja secara efektif.
Hasil : Ibu bersedia menyusui bayinya secara ekslusif agar MAL bekerja
efektif
4) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke buku KIA.
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) usia 6 Jam
a. PENGKAJIAN :
Tanggal : 02 Maret 2021
Jam : 12.40 WIB
Tempat : Klinik Utama Adi Sehat
b. IDENTITAS :Identitas bayi
Nama : By. Ny. W
Tanggal / jam lahir : 02 Maret 2021 / 06.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-Laki
c. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG
Tidak ada
2. KELUHAN UTAMA
Tidak ada
3. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
157
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama, usia
kehamilan ibu 40 minggu, selama hamil ibu datang kebidan
sebanyak 8x, ibu mengatakan selama hamil tidak mengalami mual
muntah berlebih, tekanan darah tinggi, ataupun perdarahan.
4. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
Ibu mengatakan ini merupakan persalinannya yang ke 1, usia
kehamilan ibu saat bersalin 40 minggu, selama hamil ibu datang
kebidan sebanyak 8x, ibu mengatakan selama persalinan tidak ada
penyulit, bayi lahir spontan, lengkap, sehat, jenis kelamin Laki-Laki.
Ibu bersalin di Klinik Utama Adi Sehat.
5. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a) Pola nutrisi
IMD 1 jam pertama pada bayi berhasil pada pukul 06.40 WIB
kala III persalinan dan saat ini bayi diberikan ASI setiap bayi
lapar/menangis selama ±30 menit dengan kedua payudara secara
bergantian, ASI keluar lancar.
b) Pola eliminasi
Bayi terlihat sudah BAB dan BAK 1x pukul 08.30 WIB. BAB
warna hitam kehijauan, lengket, keluhan tidak ada,dan BAK 1x
warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
c) Pola istirahat
Bayi terlihat tidur setelah di IMD selama ± 2 jam,sesekali
terbangun dan menangis saat lapar, BAB, dan BAK.
158
d) Pola hygiene
Bayi diseka/disibin pada pukul 12.40 WIB. Bayi sudah
dibersihkan, memakai baju, popok, topi dan bedong bersih.
d. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 02 Maret 2021 Pukul : 12.40 WIB
a) Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Vital sign :
Denyut jantung : 124x/menit.
Suhu : 367 C
RR : 45x/menit.
Pemeriksaan antropometri
BB : 3500 gr
PB : 51 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada: 35 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Keadaan bayi :
Menangis : kuat
Warna kulit : kemerahan
Gerakan : Aktif
b) Status present
Kepala : rambut kehitaman, caput sucedaneum tidak ada,
159
fontanella mayor belum menutup
Muka : simetris, kulit kemerahan
Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada secret
Mulut : bibir simetris, tidak ada labiopalatoskisis
Telinga : simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis
Dada :simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting
menonjol,jumlah 2,sejajar kanan dan kiri
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : perut bulat, talipusat basah, tidak ada perdarahan
Genetalia : labia mayora menutupi labia minora
Punggung : lurus, tidak ada spinabifida
Anus : tidak ada atresia ani
Ekstremitas :
Atas : simetris, jumlah jari kaki = 5/5 masing-masing
terpisah
Bawah : simetris, jumlah jari ka/ki = 5/5masing-masing
Terpisah
160
Reflex :
1. Rooting reflek (+)saat pipi kiri bayi disentuh, bayi
memalingkan muka kearah kiri
2. Sucking reflek (+)saat bayi menyusu, bayi dapat menghisap
puting dengan kuat
3. Swallowing reflek (+) bayi dapat menelan ASI dengan baik
4. Grasp reflek (+) saat telapak tangan bayi ditekan dengan jari
telunjuk, tangan bayimenggenggam dengan kuat
5. Moro reflek (+) saat bayi di kagetkan bayi langsung membuka
jari tangannya dan bereaksi seperti memeluk.
6. Tonic neck reflek (+) bayi dapat mempertahankan posisi
leher atau kepala saat bayi dilentangkan,saat kepala bayi
dimiringkan ke arah kiri, ekstermitas kiri bayi ekstensi, dan
sebelah kanan fleksi
7. Babinski reflek (+) saat telapak kaki bayi digores, semua jari
kaki bayi hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi.
e. ANALISA
1.Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir.Ny.W Susia 6 jam, fisiologis
2.Masalah
Tak ada masalah
3.Diagnosa Potensial
Tak ada masalah
161
4.Kebutuhan Tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tidak diperlukan
f. PELAKSANANAAN
Tanggal : 02 Maret 2021 Pukul: 12.40 WIB
1)
Memandikan bayi sebelum pulang, dengan menggunakan air
hangat agar tetap menjaga suhu tubuh bayi dan mencegah
hipotermi
Hasil : Memandikan bayi telah dilakukan
2) Menjaga bayi tetap hangat dengan memastikan bayi berpakaian
lengkap dan diselimuti dan menutup kepala bayi dengan topi
Hasil : bayi berada di ruangan yang hangat, ditempatkan
disamping ibu, dan bayi sudah memakai baju lengkap, topi
dan selimut
2) Melanjutkan pengamatan keadaan umum,tanda vital, warna dan
aktifitas
Hasil :keadaan umum bayi baik, detak jantung : 124 x /menit
suhu: 367 C, pernafasan bayi 45x/ menit, warna kulit masih
kemerahan dan aktifitas bayi menyusu.
3) Mengajarkan kepada keluarga mengenai perawatan tali pusat bayi
baru lahir
162
a) Merawat tali pusat dengan cara membungkusnya dengan kassa
kering
b) Saat tali pusat terkena kotoran atau tinja, mencuci tali pusat
dengan air bersih, kemudian dikeringkan sampai benar-benar
kering dan dibungkus dengan kassa kering
Hasil : Perawatan tali pusat telah dilakukan, tali pusat sudah
dalam keadaan kering dan terbungkus kassa kering dan Ibu
paham mengenai perawatan tali pusat yang diajarkan.
4) Menerapkan sistem Rooming in atau Rawat Gabung yaitu dengan
menempatkan bayi selalu di dekat ibu secara satu ruang terus-
menerus selama 24 jam untuk membantu proses involusio uteri ,
mencegah bayi hipotermi
Hasil : Telah diterapkan sistem rawat gabung selama 6 jam
kemudian dilanjutkan di rumah ibu
5) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan
Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di
dokumentasikan.
163
CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. S USIA 6 HARI
Hari/ Tanggal : 08 Maret 2021
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Klinik Utama Adi Sehat
Subyektif 1) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu < 2 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 1 jam bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau sudah merasa
lapar. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja.Tak ada makanan
tambahan.
2) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4 x/ hari, warna kuning, lembek, bau
khas, tidak ada keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari BAK 7-8 x/ hari,
warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
3) Pola Istirahat/ Tidur
Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai menyusu dan merasa kenyang,
sehari kira-kira 16 jam waktu untuk bayi gunakan tidur.
Obyektif Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
a. TTV
1) Denyut Jantung : 120x/menit.
2) Pernafasan : 47x/menit.
3) Suhu : 368 C
Berat Badan : 3500 gr
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : tali pusat sudah mengering, sudah terlepas, tidak ada tanda infeksi.
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir Ny. W usia 6 hari, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal :08 Maret 2021 Pukul : 07.00 WIB.
1) Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti (a) pernafasan sulit atau
lebih dari 60x/menit, (b) terlalu hangat (>380C) atau terlalu dingin
(<360C), (c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau
164
memar, (d) hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan, (e) tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah, (e) tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah,
bengkak, bau busuk, keluar cairan, pernafasan sulit. (f) tidak BAB dalam 3
hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau
tua, ada lendir atau darah. (g) Menggigil,rewel, lemas, mengantuk,
kejang,tidak bisa tenang, menangis terus-menerus
Hasil : tidak nampak tanda bahaya pada BBL di alami oleh bayi Ny. W,
jadi bayi Ny. W sehat.
2) Mengajarkan ibu mengenai stimulasi pada bayinya seperti pada buku KIA
agar perkembangan bayi dapat sesuai dengan usianya, dengan cara sering
memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang,gantung benda
berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi,tatap mata bayi dan
ajak tersenyum, bicara, dan bernyanyi, perdengarkan musik/ suara pada
bayi,kemudian saat usia bayi mulai 3 bulan,bawa bayi keluar rumah
memperkenalkan lingkungan sekitar
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia menerapkan kepada bayinya
3) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan apapun
Hasil : ibu mengatakan bersedia dan ibu mengatakan akan memberikan
ASI saja ke depannya sampai bayi usia 6 bulan
4) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Hasil : Semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan sudah di
dokumentasikan
CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. S USIA 2 MINGGU
Tanggal : 16 Maret 2021
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. W (Jambe, Dadapayam)
Subyektif 1) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya masih sama pola menyusunya yaitu bayi menyusu <
2 jam 1x, bergantian antara payudara kanan dan kiri. Setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 1 jam. Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi
menangis atau sudah merasa lapar. Bayi mendapatkan ASI ekslusif.
2) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4 x/ hari, warna kuning keemasan,
lembek, bau khas, tidak ada keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari BAK 7-
9 x/ hari, warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
3) Pola Istirahat/ Tidur
165
Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai menyusu dan merasa kenyang,
sehari kira-kira 16 -17 jam waktu untuk bayi gunakan tidur.
4) Status imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi pertamanya yaitu
imunisasi HB0 pada tanggal 02 Maret 2021.
Obyektif Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
1) TTV
a) Denyut Jantung : 120x/menit.
b) Pernafasan : 46x/menit.
c) Suhu : 368 C
Berat Badan : 3.900 gr
2) Pemeriksaan Fisik
Abdomen : bekas luka tali pusat sudah mengering,tak berbau
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
By. W usia 2 minggu, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperluka
Pelaksanaan Tanggal : 16 Pukul: 11.30 WIB
1) Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti (a) pernafasan sulit atau
lebih dari 60x/menit, (b) terlalu hangat (>380C) atau terlalu dingin (<360C),
(c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), (d) hisapan saat menyusu
lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan,(e) tanda-tanda infeksi
seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, pernafasan
sulit. (f) tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja ada lendir
atau darah. (g) Menggigil,rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus-menerus
Hasil : tidak terlihat ada tanda bahaya pada bayi Ny. w, jadi bayi Ny. W
sehat.
2) Memeberikan pendidikan kesehatan mengenai imunisasi dasar lengkap
serta menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan anaknya sesuai jadwal.
Imunisasi dapat dilakukan di Puskesmas dan di Kinik Utama Adi Sehat
setiap bulan sekali
166
Hasil : ibu bersedia mengimunisasikan bayinya, dan ibu memilih
mengimunisasikan bayinya di Posyandu Klinik Utama Adi Sehat
3) Mengingatkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke posyandu setiap 1
bulan sekali secara rutin agar pertumbuhan dan perkembangan bayinya
dapat terpantau dengan baik,serta mendapatkan imunisasi sesuai dengan
jadwalnya.
Hasil : Ibu bersedia membawa bayi ke posyandu secara rutin 1 bulan sekali
4) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
Hasil : Semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan sudah di
dokumentasikan.
B. PEMBAHASAN
1. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis
a. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan kepada klien memiliki beberapa
kesamaan dengan teori, seperti halnya kesamaan dalam pengkajian
identitas. Teori menyebutkan identitas yang meliputi nama klien
beserta penanggung jawabnya, umur, agama, pendidikan, pekerjaan
dan alamat sehingga tidak terdapat perbedaan antara teori dan
praktiknya. Menurut Widatiningsih & Dewi (2017; h.162) bahwa
umur dicatat untuk mengetahui adanya faktor resiko yang
menyebabkan suatu komplikasi seperti usia 20-35 tahun. Agama
untuk mengetahui adakah tindakan dan tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan persalinan (Megasari,dkk,2015;h.142). Pendidikan
dikaji untuk menjadi dasar menentukan metode penyampaian
informasi kepada pasien, karena tingkat pendidikan sangat
berpengaruh terhadap daya serap informasi yang
167
disampaikan(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; h.221 ). Menurut
penelitian Corneles dan Losu (Tahun 2015) bahwa tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden oleh karena
kemampuan seseorang dalam menerima dan memahami ditentukan
oleh tingkat pendidikan yang dimiliki, penerimaan dan pemahaman
terhadap informasi yang diterima seseorang yang berpendidikan tinggi
lebih baik dibandingkan dengan seseorang dengan pendidikan rendah.
Sehingga kita dapat memberikan informasi sesuai dengan tingkat
pengetahuan ibu. Klien bernama Ny. W dengan penanggung jawab
suaminya bernama Tn.A. umur klien 21 tahun, beragama islam,
dengan pendidikan terkahir SMA. Klien adalah seorang ibu rumah
tangga dan bertempat tinggal di Jambe, Dadapayam, Suruh,
Semarang. Selama pandemi covid-19 ini juga diperlukan pengkajian
dan pemberian asuhan secara daring, untuk itu nomor hp diperlukan
dalam melakukan asuhan secara virtual sesuai dengan pernyataan
(khayati,dkk,2015) dalam jurnal suryanah,dkk (2020) mengenai
Whatsapp merupakan salah satu media komunikasi yang sangat
popular digunakan saat ini untuk melakukan percakapan baik
menggunakan teks, suara, maupun video. Whatsapp grup merupakan
media yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang
kesehatan kepada ibu hamil pada forum kelas ibu hamil. Informasi
tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir diberikan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh fasilitator.
168
Pemaparan materi dengan menggunakan video eksplainer yang akan
membuat ketertarikan ibu hamil untuk menyimak materi yang
diberikan.
Selain pengkajian tentang identitas pada data subyektif juga
dikaji tentang alasan datang dan keluhan utama pada klien. Alasan
datang ditanyakan untuk mengetahui adakah keluhan yang dirasakan
ibu atau hanya untuk memeriksakan kehamilannya (Romauli,2011;
h.163). Pada kunjungan trimester 3 ini ibu mengatakan alasan datang
adalah untuk memeriksakan kehamilannya dan saat ini tidak ada
keluhan.
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2012; h.223) riwayat
kesehatan pasien perlu diketahui apakah sebelumnya pasien pernah
atau sedang menderita penyakit yang dapat mempersulit selama
kehamilan dan persalinan. Klien mengatakan bahwa belum pernah dan
tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, TBC,
HIV, TORCH, hepatitis, asma, jantung, herpes.
Dari hasil pengkajian riwayat obstetri, ini merupakan kehamilan
yang pertama, diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT) Ny. W 26
Mei 2021, berdasarkan HPHT tersebut maka dapat diketahui hari
perkiraan lahir (HPL) yaitu 02 Maret 2021 dan usia kehamilan ibu
saat dilakukan pengkajian yaitu 38+5 minggu. Ibu sudah periksa
kehamilan atau ANC sebanyak 9x. Hal ini sangat sesuai dengan batas
169
minimum kunjungan ANC yaitu 1 kali dalam TM I, 1 kali di TM II
dan 2 kali pada TM III.
Pada pengkajian yang dilakukan, ibu mengatakan tidak
mengikuti anc class atau kelas ibu hamil dikarenakan selama masa
pandemi ini tidak boleh melakukan kerumunan agar tidak terjadi
penularan covid-19 sesuai dengan Kemenkes (2020: pasal 1) Yaitu
pembatasan sosial berskala besar adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi covid-19
sedemikian rupa untuk mencegah penyebaran covid-19.
Pada kunjungan ANC saat ini ibu mengatakan ingin mengetahui
tentang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan karena
kunjungan sebelumnya ibu belum mengetahui apa saja yang harus
dibawa pada saat persalinan dan tanda-tanda persalinan. Sehingga
pada penatalaksanaan bidan akan memberikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan teori persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan.
Pada pengkajian pola nutrisi, ibu mengatakan makan 3x/hari,
komposisi nasi putih 1 piring, lauk bervariasi, sayur bervariasi.
Minum 7-8 gelas/hari jenis air putih. Ibu tidak mempunyai pantangan
makanan atau minumaan apapun. Kecukupan energi ibu dapat dilihat
dari kenaikan berat badan selama hamil. Ny. W mengalami kenaikan
berat badan sebanyak 11,5 kg, dengan penghitungan IMT normal
menurut Megasari,dkk (2015; h.65) yaitu anatara 19,8 – 26,6. Pada
kasus ini IMT ibu yaitu 25,09 berada pada batas normal. Selain itu,
170
kecukupan energi pada Ny. W dapat dibuktikan dengan ukuran lingkar
lengan yang normal yaitu 26 cm sesuai dengan teori Yuliani,dkk
(2017; h.185) yaitu LILA (Lingkar Lengan Atas) yang diukur pada
blengan kiri normalnya melebihi 23,5 cm. Melalui penelitian Muqsith
dan Putri (2015) menjelaskan pengukuran LILA dilakukan untuk
menilai status gizi ibu hamil, karena pada wanita hamil dengan
malnutrisi (gizi kurang atau lebih). Kurang energi kronis (KEK)
adalah suatu kondisi kurang gizi disebabkan rendahnya konsumsi
energi dalam makanan sehari-hari yang berlangsung menahun
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Pola hidup sehat sebelum dan selama hamil perlu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu pernah merokok, minuman keras, obat
terlarang, dan jamu-jamuan menurut Yuliani,dkk (2017; h.67). Pada
kasus, Ny. W tidak pernah merokok, minum jamu, maupun
mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan, anggota keluarga juga tidak
ada yang merokok.
Pada pengkajian data Obyektif Pemeriksaan tanda-tanda vital
Ny. W selama hamil selalu didapatkan hasil yang normal sehingga
menunjukkan keadaan ibu terjaga dengan baik. Sedangkan pada
pemeriksaan obyektif tidak terdapat perbedaan antara kasus dan teori,
didapatkan hasil yang normal. Kemudian, dalam pemeriksaan leopold
Ny. W menunjukkan hasil yang normal yaitu presentasi janin sudah
kepala dan letak punggung ada di sebelah kiri perut ibu. TBJ yang
171
dikandung ibu yaitu 3.255 gram, hasil ini sudah di atas 2500 gram jadi
tidak ada kemungkinan BBLR. Selain itu, hasil pemeriksaan DJJ
diperoleh 156 x/menit, punctum maximum jumlah 1 di perut bagian
kiri bawah pusat. Berdasarkan catatan dalam buku KIA Ny. W, ibu
telah melakukan pemeriksaan Hb 2x, 1x pada TM II dan 1x TM III.
Pemeriksaan Hb terakhir di TM III ini dilakukan pada saat usia
kehamilan 34+6 minggu, dengan hasil Hb: 11,4 gr%. Hasil ini
menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami anemia, sesuai apa yang
dijelaskan dalam Yuliani, dkk (2017; h.196-198) yaitu ibu dikatakan
tidak mengalami anemia jika kadar Hb > 11 gr/dl (pada trimester 1
dan 3), atau >10,5 gr/dl (pada trimester II), pemeriksaan Hb Menurut
Mustika dan Puspitaningrum (Tahun 2011) bahwa pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama masa
kehamilan yaitu trimester 1 (umur kehamilan sebelum 12 miggu) dan
trimester 3 (umur kehamilan 26 sampai 36 minggu. Pada kasus ini ibu
melakukan pemeriksaan pada trimester 2 dan trimester 3 sehingga
terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
. Selain pemeriksaan Hb, pemeriksaan penunjang yang
dilakukan ibu meliputi sifilis negatif, VCT non reaktif, HbSAg
negatif, urine protein negatif, reduksi urin negatif, HbSAg negatif.
Dalam (Kemenkes 2020) dijelaskan bahwa selama pandemi ini ibu
hamil harus melakukan skrining awal menjelang persalinan dengan
diwajibkan melakukan rapid dengan batasan waktu yang sudah
172
ditentukan periode rapid yaitu 3x24 jam. Sesuai dengan program
pemerintah ibu hamil trimester 3 harus melakukan Pemeriksaan swab
PCR pada usia kehamilan 37 minggu (Aziz 2020). Namun pada kasus
ini terdapat kesenjangan Ny. W melakukan Rapid pada UK 34 +6
minggu jauh sebelum tiba proses persalinan, sehingga tidak sesuai
masa pemeriksaan yang sudah ditentukan.
b. Analisa
Berdasarkan data tersebut maka penulis menegakkan diagnosa
Ny. W usia 21 tahun G1P0A0, usia kehamilan 38+5 minggu janin
tunggal, hidup, intrauterine, puki, presentasi belakang kepala,
fisiologis. Data pengkajian menunjukkan bahwa ibu membutuhkan
pendidikan kesehatan mengenai persiapan persalinan dan tanda-tanda
persalinan.
c. Pelaksanaan
Asuhan kehamilan yang dilakukan pada pelaksanaan merupakan
beberapa hal yang sudah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan ibu.
Penulis memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu. Tindakan ini
penting dilakukan agar ibu mengetahui mengenai kondisi dirinya serta
kesejahteraan janin. Pada usia kehamilan ibu 38+5 minggu ini, ibu
belum mengetahui mengenai tanda-tanda dan persiapan persalinan.
Maka dalam pelaksanaan diberikan asuhan yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai tanda persalinan seperti penjelasan
yuliani,dkk (2017; h.206) yaitu Menjelaskan pada ibu mengenai
173
tanda-tanda persalinan yaaitu kenceng-kenceng semakin sering dan
teratur, keluarnya lendir bercampur darah, ketuban pecah. Selain itu
ibu harus mengerti mengenai persiapan persalinan, terutama apabila
terjadi kegawat daruratan dalam proses persalinan yaitu dengan
melakukan persiapan BAKSOKUDA seperti yang sudah dijelaskan
Tombokan (2016;h.90-91) berapa hal yang perlu disiapkan saat terjadi
kegawatdaruratan meliputi penolong saat proses persalinan, tempat
persalinan, yang mendambingi selama proses persalinan, pendonor
jika terjadi perdarahan, transposrtasi jika harus melakukan rujukan,
dan persiapan biaya untuk proses persalinan. Penatalaksanaan
selanjutnya menjelaskan bahwa ibu telah melakukan asuhan sesuai
standar minimal 10T yaitu meliputi timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, mengukur lingakar lengan,
mengukur TFU, menentukan presestasi janin dan denyut jantung
janin, skrining status imunisasi tetanus, pemberian tablet
Fe,pemeriksaan laboratorium, tatalaksana kasus, pemberian konseling
dan perencanaan persalinan dan percegahan (Kemenkes,2013).
Selama proses pandemi ini ibu juga perlu diingatkan kembali agar
tetap berada dirumah dan menjahui kerumunan, karena ibu hamil lebih
beresiko terhadap penularan covid 19, selanjutnya ibu diberikan
pendidikan kesehatan untuk lebih sering membaca buku KIA agar
pengetahuan ibu semakin bertambah. Penatalaksanaan terakhir dalam
asuhan yang diberikan pada pasien adalah menganjurkan untuk datang
174
kunjungan ANC berikutnya 2 minggu lagi, terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik, seharusnya kunjungan dilakukan 1 minggu
lagi untuk lebih memantau kesejahteraan ibu dan janin sehubungan
dengan usia kehamilan yang sudah mendekati persalinan
2. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Fisiologis
Pada Asuhan Persalinan Kala I data Subyektif keluhan utama yang
dirasakan oleh Ny. W saat datang ke Klinik Utama Adi Sehat yaitu
merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 01 Maaret 2021 pukul
22.00 WIB dan juga nyeri pada perut bawah hingga pinggang
belakang, pengeluaran lendir bercampur darah pukul 24.00 WIB, air
ketuban belum keluar. Seperti yang dikatakan Sulistyawati,
Nugrahaeny (2013), dalam kasus persalinan informasi keluhan yang
harus didapat dari ibu adalah kapan mulai terasa kencang-kencang di
perut, bagaimana intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran
cairan dari vagina yang berbeda dari air kemih, dan apakah sudah ada
pengeluaran lendir yang disertai darah. Hal tersebut disebabkan oleh
tingginya kadar oksitosin selama persalinan menyebabkan terjadinya
kontraksi (his) sehingga ibu merasakan mules, serta semakin
bertambahnya his akan membuat perut dan pinggang menjadi nyeri.
Seiring dengan bertambahnya efektifitas kontraksi, serviks mengalami
perubahan bentuk menjadi lebih tipis dan membuka s eh i ng g a
m eny ebabk an selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
terlepas dan pecah menyebabkan pengeluaran lendir darah.
175
Pada kasus, Ny. W mengatakan kontraksinya kuat dan teratur di
perut bagian bawah menjalar hingga punggung, namun dalam keadaan
seperti ini, Ny. W terlihat menyikapi nyeri yang dirasakannya dengan
melakukan relaksasi dengan menarik nafas panjang saat sedang
kontraksi dan meminta suami memijat halus daerah punggung bawah.
Pada teori (Fitriahadi, dan Utami 2019) menjelaskan bahwa untuk
penatalaksanaan nyeri tidak hanya dengan melakukan masase pada
punggung ataupu mengetur pernafasan banyak sekali cara untuk
mengurangi rasa nyeri juga dapat dilakukan dengan mengubah posisi
senyaman mungkin.
Berkaitan dengan adanya tanda-tanda persalinan, perlu dikaji
mengenai nutrisi pada Ny. W guna persiapan persalinan. Ny. W
mengatakan makan terakhir tanggal 01 Maret 2021, pukul 18.30 WIB
komposisi: nasi, sayur, lauk, satu piring sedang. Minum terakhir
sebelum Ibu berangkat ke Klinik Utama Adi Sehat.Menurut teori
Sulistyawati dan Nugraheny (2013; h.233), pola nutrisi dikaji untuk
sumber tenaga untuk melahirkan. Kemudian saat di Klinik Utama Adi
Sehat, Ny. W mengonsumsi makanan ringan yaitu roti dan minum teh
manis. Makan dan minum terakhir yang dilakukan Ny. W ini sudah
dapat menjadi bekal energinya untuk proses persalinan nanti.
Selama persalinan menganjurkan ibu untuk mengosongkan
kandung kemihnya secara rutin karena kalau tidak akan menghambat
penurunan kepala janin (Walyani dan Purwoastuti 2016). Pada pola
176
eliminasi, terkaji Ny. W mengatakan BAB terakhir 01 Maret 2021
pukul 07.00 WIB, BAK terakhir 01 Maret 2021 pukul 21.30 WIB.
Saat dianjurkan untuk berkemih, ibu mengatakan tidak ingin
berkemih. Meskipun begitu, diharapkan hal tersebut tidak
memperlambat turunnya janin atau mengganggu kemajuan persalinan.
Tidak hanya nutrisi dan pola eliminasi, pola istirahat terakhir juga
penting untuk mempersiapkan proses persalinan. Pada kasus, Ibu
mengatakan tidur terakhir 01 Maret 2021, jam 21.00 selanjutnya ibu
hanya dapat tidur diantara dua kontraksi.
Pada Data Obyektif Dari pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh
keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/70 mmHg. Tekanan darah
akan meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-
rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg (Marmi 2016;
h.101).Terkait tekanan darah ibu sebelum dan selama hamil yang
biasanya 110/70 mmHg, dengan demikian terdapat kesesuaian antara
teori dengan kasus, pengukuran tekanan darah dilakukan diantara
kontraksi sehingga tekanan darah Ny. W dalam kategori normal.
Denyut nadi Ny. W adalah 86x/menit, termasuk dalam kategori
normal, hal ini sesuai dengan teori menurut Marmi (2016; h.129)
menyatakan denyut nadi untuk mengetahui fungsi jantung ibu,
normalnya 80-90x/menit.Suhu tubuh ibu 36,3oC merupakan suhu
normal sesuai dengan teori menurut Marmi (2016; h.130) Suhu tubuh
normal 36,0˚C-37, 5˚C.
177
Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan hasil DJJ = 156x/menit,
teratur, punctum maksimum di kiri bawah pusat ibu, jumlah 1.
Menurut (Oktarina 2016; h.50) Janin yang dalam keadaan sehat bunyi
jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 x/menit. Dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh kesesuaian antara kasus
dengan teori.
Pemeriksaan dalam dilakukan pada Ny. W untuk mengetahui sudah
masuk persalinan atau belum. Pada kasus, didapatkan hasil
vulva/vagina tenang, serviks lunak, menipis, pembukaan 4 cm,
efficement 40 %, kulit ketuban (+), teraba kepala, POD ubun-ubun kiri
depan, penurunan bagian terendah Hodge II, bagian lain tidak ada,
STLD +. Menurut Marmi (2016; h.133) yang menyatakan bahwa
periksa dalam dilakukan setiap 4 jam selama kala I persalinan dan
dilakukan setelah ketuban pecah.
Dari data hasil pengkajian didapatkan Diagnosa yang muncul pada
kasus yaitu Ny. W usia 21 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterin, puki, , presentasi belakang kepala, dalam
persalinan kala I fase aktif fisiologis. Sesuai dengan penulisan
diagnosa menurut Kemenkes RI (2014) dalam Suprapti dan Mansur
(2018; h.8) menjelaskan penulisan diagnosa yaitu Ny.X G≤4 P≤3 A0
umur 20-35 tahun,hamil 36-40 minggu, janin tunggal hidup,
intrauterine, , punggung kanan/kiri, presentasi belakang kepala,
persalinana kala I fase aktif
178
Pelaksanaan yang dilakukan pada kala I ini dengan mempersiapkan
peralatan partus seperti partus set, hecting set, APD, air klorin,
underpad. Memberikan posisi yang nyaman pada ibu, menyiapkan
baju bayi. Mengajarkan kepada suami untuk massage punggung ibu
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu pada saat kontraksi dan juga
mengajarkan cara relaksasi dengan bernafas panjang sesuai dengan
pengurangan skala nyeri menurut Fitriahadi dan Utami (2019; h.90)
yaitu penatalaksanaan nyeri pada persalinan dapat dengan melakukan
massage dan relaksasi. Proses massage dapat dilakukan dengan
melakukan gerakan memutar telapak tangan pada area punggung ibu
sedangkan untuk relaksai dapat dilakukan dengan pengaturan nafas
atau mengubah posisi senyaman mungkin. Serta melakukan
pemantauan dari kala I hingga pembuukaan lengkap. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.
Pada Kala II Persalinan Keluhan yang dirasakan Ny. W pada kala II
yaitu ingin meneran dan merasa seperti ingin buang air besar. Hal ini
sesuai dengan Data subjektif yang mendukung bahwa pasien dalam
persalinan kala II adalah pasien ingin meneran (Marmi,2016; h.169).
Dari data obyektif ditemukan perineum menonjol, vulva membuka, air
ketuban jernih, hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. dimana hasil ini sesuai dengan teori
Walyani & Purwoastuti (2016; h.50) merupakan tanda-tanda
persalinan kala II. Kemudian, pada pemeriksaan tanda-tanda vital
179
diperoleh hasil yang masih dalam batas normal yaitu nadi 82x/menit,
suhu 36,4oC, frekuensi pernafasan 21 x/menit. Dari pemantauan hasil
kontraksi ditemukan frekuensi yaitu 5x dalam 10 menit, lama 50 detik.
Pemantauan kesejahteraan janin juga penting dimana pada Ny.W
diperoleh denyut jantung janin masih dalam batas normal yaitu 154x/
menit
Pemeriksaan dalam pada Ny. W tanggal 02 Maret 2021 jam 06.00
WIB dilakukan karena ada indikasi ketuban telah pecah, warna jernih
dan ada tanda kala II persalinan. Dari pemeriksaan tersebut diperoleh
hasil vulva/vagina tenang; serviks tidak teraba, pembukaan lengkap
(10 cm); kulit ketuban pecah pukul 06.00 WIB, air ketuban jernih, bau
khas; teraba kepala; POD (point of direction) UUK kiri depan,
perlimaan 0/5, moulage 0; penurunan bagian terendah di hodge III + -
IV; tidak ada bagian lain; terdapat STLD.
Data hasil pengkajian didapatkan diagnosa Ny. W usia 21 tahun G1
P0A0 hamil 40 minggu, janin hidup,tunggal, intrauterine, presentasi
belakang kepala, puki, inpartu kala II, fisiologis.
Pelaksanaan asuhan kebidanan kala II didasarkan pada 60 langkah
APN dalam (Walyani dan Purwoastuti, 2016; h.62) yang dimulai dari
pembukaan lengkap, penolong menggunakan APD level II, jenis APD
ini sudah ditetapkan sesuai penelitian Suryandari dan Trisnawati
(2020) yaitu penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) minimal sesuai level 2. APD pada tingkatan ini digunakan
180
saat tenaga medis, dokter dan perawat, di ruang poliklinik saat
melakukan pemeriksaan pasien. APD tersebut berupa masker, hazmat,
sarung tangan karet sekali pakai,pelindung mata. Standar ini hanya
bisa dijamin jika persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan. Tidak
terdapat kesenjangan dalam pemakaian APD karena bidan telah
menggunakan sesuai teori yang di jelaskan. Setelah semua APD
terpakai penolong menggunakan sarung tangan steril untuk menolong
persalinan. Selanjutnya dilakukan penahanan perineum agar tidak
terjadi robekan karena dorongan kepala bayi. Pada teori Marmi
(2016;h.196) dituliskan bahwa kain yang digunakan untuk menahan
perineum adalah kain bersih yang dilipat berbentuk segitiga, tetapi
pelaksanaannya kain diganti dengan kain popok. Tujuan dari
diletakkannya kain tersebut adalah melindungi sarung tangan dari
kontaminasi secara tidak sengaja jika ibu menejan sambil
mengeluarkan feses. Terdapat kesenjangan pada posisi persalinan yang
dipilih oleh pasien. Posisi persalinan kurang sesuai dengan teori, posisi
yang seharusnya adalah dengan posisi setengah duduk dan membuka
kaki ke samping atau ke depan, menurut Tari (2010) dalam jurnal
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto menyampaikan bahwa Pada
posisi dorsal recumbent memudahkan pemantauan pembukaan jalan
lahir, kepala bayi untuk diarahkan dan dipegang mengikuti putaran
saat proses lahirnya kepala, serta memudahkan pembebasan bila
terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi dengan mengarahkan kepala
181
bayi mendekati perut ibu. Penahanan pada perineum antara anus dan
vagina dapat dilakukan dengan mudah agar tidak terjadi robekan
perineum yang luas. Suami bisa sambil memeluk dan memberi support
selama dalam proses persalinan. Posisi ini tidak dianjurkan untuk
persalinan yang mengalami perpanjangan kala dua Selain akan
menimbulkan rasa lelah karena telentang terus menerus, ibu bersalin
juga merasa tidak nyaman pada punggung, akibat penekanan
pembuluh darah besar dari ibu ke plasenta maka dapat mengurangi
kelancaran suplai oksigen dari ibu ke bayi. Serta posisi mengejan
kurang sesuai dengan teori . Posisi mengejan yang benar yaitu sesuai
teori APN (2013) dalam jurnal Yessi Ardiani yaitu cara meneran
anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi, Beritahukan untuk tidak menahan napas saat meneran,
Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi ,Jika
ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk
meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan dada,
minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran, Tidak
diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran
bayi, Ibu harus tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak
boleh mengatur posisi meneran, penolong persalinan harus
memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi mengedan dan
menjelaskan alternative-alternatif posisi meneran yang dipilih
ibu.Menganjurkan kepada ibu menejan pada saat ada His. Setelah
182
kepala bayi lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, kemudian
setelah terjadi putaran paksi luar dicek apakah terdapat lilitan tali pusat
atau tidak. Pada kasus tidak ditemukan adanya lilitan tali pusat.
Menganjurkan kepada ibu menejan pada saat ada His. Setelah kepala
bayi lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, kemudian setelah
terjadi putaran paksi luar dicek apakah terdapat lilitan tali pusat atau
tidak. Pada kasus tidak ditemukan adanya lilitan tali pusat.
Saat kepala, bahu, pungggung, bokong, dan kaki lahir Bidan
menggendong bayi dengan menyelipkan jari telunjuk diantara kedua
mata kaki bayi. Bayi yang baru lahir cenderung licin. Sehingga cara
tersebut akan menghasilkan pegangan yang kuat dan aman.
Penilaian sepintas yang dilakukan pada bayi menunjukan hasil bayi
menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif, dan jenis kelamin laki-
laki. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa bayi normal, tidak ada
kelainan sehingga dapat dilakukan tindakan asuhan pada bayi baru
lahir fisiologis.Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat dengan
menjepit 2-3 cm dari pusat bayi menggunakan Umbilical Cord Clem.,
menggunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi
tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat sekitar 2 cm dari klem
pertama. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang sudah dijepit
(lindungi perut bayi), dan melakukan pengguntingan diantara 2 klem
tersebut.Selanjutnya bayi langsung ditempatkan di atas perut ibu agar
terjadi kontak antara kulit ibu dan bayi.
183
Pada kala III persalinan dalam pengkajian data subyektif kala III,
ibu mengatakan merasa senang dan lega bayinya sudah lahir dan ibu
mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas. Hal ini sesuai
dengan teori menurut Sulistyawati, Nugraheny (2013; h.237) yaitu
data subyektif kala III pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
melalui vagina, ari-arinya belum lahir, perut bagian bawahnya terasa
mulas. Keluhan perut bagian bawah mulas yang dirasakan ibu
merupakan kontraksi uterus untuk proses pengeluaran plasenta.
Data obyektif pada persalinan kala III yang diperoleh yaitu bayi
lahir spontan pervaginam, tanggal 02 Maret 2021 pukul 06.30 WIB.
Jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan,
BB : 3500 gram, PB : 51 cm, LK : 34 cm, LD : 35 cm, tidak teraba
janin kedua. Tampak tali pusat memanjang, semburan darah tiba- tiba,
plasenta belum lahir. Kontraksi uterus kuat, TFU setinggi pusat
Sehingga, diagnosa yang muncul yaitu Ny. W usia 21 tahun, P1A0
dalam persalinan kala III fisiologis. Pada kasus Ny. W persalinan kala
III berjalan fisiologis sehingga tidak ada masalah yang didapatkan.
Penentuan diagnosa ini berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan
fisik Ny. W.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada persalinan kala III yaitu
sesuai dalam Marmi (2016; h.263) terkait manajemen aktif kala III
yaitu meletakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah
disiapkan di perut bawah ibu dan meminta ibu atau keluarga untuk
184
memegang bayi, mengecek adanya janin kedua sebelum dilakukan
penyuntikan oksitosin 10 IU, yang dilakukan pada pukul 06.31 WIB
secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral. Waktu penyuntikan
oksitosin masih dalam batas normal, yaitu dalam 1 menit setelah bayi
lahir. Tujuan pemberian suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus
berkontraksi dengan kuat sehingga dapat membantu pelepasan plasenta
dan mengurangi kehilangan darah. Sehingga pelaksanaan yang
dilakukan sudah tepat bahwa ibu di suntik oksitosin agar kontraksi
menjadi kuat.
Kemudian dilakukan Inisiasi Menyusui Dini, IMD memunculkan
insting dan rangsangan untuk menyusui semakin kuat sehingga ASI
cepat keluar dan lancar disertai tindakan PTT. Penegangan Tali pusat
Terkendali (PTT) dilakukan hanya selama uterus berkontraksi,
dilakukan untuk mempersingkat proses kala III dan mengurangi
terjadinya perdarahan. Pada kasus, plasenta lahir setelah 10 menit bayi
lahir, yaitu tanggal 02 Maret 2021 pukul 06.40 WIB. Selaput plasenta
lengkap dan utuh, diameter ± 15 cm, tebal ± 2 cm, panjang tali pusat ±
50 cm. Perdarahan yang keluar masih dalam batas normal yaitu ±200
cc. Perkiraan jumlah kehilangan darah Ny. W masih normal selama
persalinan karena tidak lebih dari 500cc. Pemberian oxytocin dalam
satu menit setelah bayi lahir bertujuan meningkatkan kontraksi uterus
kemudian dilanjutkan dengan lepasnya plasenta seluruhnya.
185
Bayi lahir spontan tanggal 02 Maret 2021 pukul 06.30 WIB dengan
jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, kulit kemerahan BB : 3500
gram, PB : 51 cm, LK : 34 cm, LD : 35 cm. Ibu mengatakan merasa
lega setelah bayinya lahir dan merasa mulas pada perut bagian bawah.
Setelah diperiksa TFU teraba setinggi pusat, tidak ada janin kedua,
kandung kemih kosong, uterus teraba berkontraksi keras, bentuk uterus
globuler, dan tali pusat tampak dari vulva.
Diagnosa dari kasus yaitu Ny. W usia 21 tahun G1P0A0 dalam
persalinan kala III, fisiologis.
Penatalaksanaan menejemen aktif kala III pada Ny.W tidak
memiliki kesenjangan dengan teori. Satu menit setelah bayi lahir
disuntikkan oksitosin 10 IU per IM di paha kanan ibu untuk membantu
kontraksi. Kontraksi pada rahim ibu baik, setelah 10 menit dilakukan
penegangan mulai ada tanda-tanda pelepasan placenta yang berupa
semburan darah dan pemanjangan tali pusat. Penegangan tali pusat
dilakukan sehingga placenta dapat lahir dengan spontan. Pengecekan
kelengkapan placenta dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
selaput atau bagian placenta yang tertinggal di rahim maupun jalan
lahir. Selanjutnya memeriksa vagina dan serviks ibu dengan sarung
tangan DTT apabila selaput ketuban robek dan melepaskan selaput
yang tertinggal dengan forsep DTT atau tangan. Pada kasus Ny.W
terjadi robekan perineum diakibatkan karena berat badan bayi yang
cukup besar yaitu 3500 gr dan merupakan kehamilan yang pertama
186
sehingga ibu belum benar dalam mengejan, ini merupakan hal yang
normal jika terjadi robekan pada perineum Ny.W. Setelah dilakukan
pengecekan robekan, dilakukan masase segera pada fundus selama 5
detik untuk membantu kontraksi uterus.
Hasil evaluasi dari kala III kasus Ny.W lama kala III berlangsung
selama 10 menit, hal sesuai denga teori menurut Sulistyawati, dan
Nugraheny (2013; h.239) lama kala III 10 menit. Kontraksi Ny.W
teraba keras dan globuler. Tinggi fundus uterus 2 jari bawah pusat.
TD: 110/70MmHg, N:80x/menit, RR: 20x/menit. Jumlah perdarahan
75cc.
Pada kala IV Persalinan hasil pengkajian kala IV tidak ditemukan
adanya kesenjangan atara teori dan kasus. Plasenta telah lahir dengan
lengkap serta pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal serta
perdarahan normal yaitu 80 cc, Ibu mengatakan merasa lega setelah
ari-ari sudah lahir.
Diagnosa yang disimpulkan adalah Ny. W usia 21 tahun P1A0
dalam persalinan kala IV, fisiologis.
Data hasil pengkajian didapatkan adanya laserasi perineum
sehingga Bidan melakukan penjahitan perineum. Jahitan yang
digunakan adalah jahitan jelujur. Sehingga bidan menganjurkan ibu
supaya mengonsumsi makanan atau lauk yang berprotein tinggi.
Bidan mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai cara masase
uterus dan menilai kontraksi uterus agar ibu dan keluarga dapat
187
mengetahui pencegahan perdarahan karena kontraksi yang buruk atau
bahkan atonia uteri. Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri
adalah salah satu dari kasus kegawatdaruratan maternal. Sehingga
keluaga harus mengetahui bagaimana cara memeriksa kontraksi uterus
yang baik dan menstimulasi kontraksi dengan masase.
Setelah tindakan pertolongan persalinan selesai Bidan
membersihkan ibu untuk mencegah infeksi serta memberikan rasa
nyaman pada ibu. Baju ibu diganti dan tempat persalinan dibersihkan
dengan air klorin. Berdasarkan prinsip pencegahan infeksi, ibu
dibersihkan dengan air DTT. Akan tetapi pada kasus air yang
digunakan untuk membersihkan ibu adalah air keran dengan sumber
air yaitu sumur yang belum diketahui kandungannya karena tidak
adanya air DTT yang disediakan di Klinik.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu krusial bagi
ibu. Selama waktu tersebut ibu tidak diperkenankan menggunakan
guroita atau bebat karena akan mengganggu kontraksi. Begitu pula
dengan kandung kemih yang penuh. Maka pengosongan kandung
kemih secara bertahap harus dilakukan untuk menjaga agar kontraksi
tetap baik. Dalam kasus ibu tidak dipakaikan bebat atau gurita.
Dokumentasi yang dilakukan adalah pencatatan di dalam partograf
serta di status persalinan ibu. Pengisian partograf telah diisi sejak ibu
mulai memasuki kala I fase aktif hingga selesainya 2 jam setelah
persalinan. Melalui pendokumentasian partograf proses persalinan ibu
188
dapat dipantau dengan baik serta selama persalinan ibu tidak
menunjukan adanya penyulit.
Evaluasi hasil pada kasus diketahui Ny.W pada kala IV
mengeluarkan darah sebanyak 280cc dari kala I sampai dengan kala IV
yang menandakan Ny.W tidak mengalami perdarahan hebat selama
proses persalinan karena menurut (Sulistyawati, dan Nugraheny, 2013;
h.241) perkiraan perdarahan total selama persalinan tidak lebih dari
500cc. Observasi kala IV selama 2 jam berhasil. Kontraksi uterus baik.
Ny.W dapat melakukan mobilisasi bertahap setelah 2 jam pasca
persalinan. Pada kasus Ny.W juga terdapat robekan pada perineum
sehingga harus dilakukan penjahitan pada bagian perineumnya. Jika
terdapat jahitan ibu harus sering mengonsumsi makanan yang
berprotein tinggi seperti ikan-ikanan.
3) Asuhan Kebidanan Pada Nifas Fisiologis
Pada pengkajian nifas 6 jam yang dilakukan pada ibu dalam masa
nifas 6 jam tidak menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan
praktik. Ibu mengatakan merasa mulas pada perut bagian bawah. Hal
tersebut normal karena uterus sedang berkontraksi. TFU teraba 2 jari
dibawah pusat pusat, teraba kandung kemih kosong, uterus teraba
berkontraksi keras, bentuk uterus globuler atau bulat telur dan terdapat
pengeluaran lochea Rubra. Menurut Marmi (2017; h.136) keluhan
utama perlu dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi berkaitan
dengan masa nifas seperti merasa mulas. Dilanjutkan dengan
189
pemeriksaan fisik yang dilakukan menunjukkan hasil tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 82x/menit, suhu, 36,7oC, RR 21 x/menit.
Kolostrum sudah keluar, lochea rubra, tidak ada tanda infeksi.
Diagnosa yang dari hasil pengkajian yaitu Ny. W usia 21 tahun
P1A0, masa nifas 6 jam post partum, fisiologis. Sesuai dengan teori
Marmi (2017; h.183) yang mengatakan bahwa diagnosa normal bagi
ibu nifas 6 jam fisiologis adalah Ny X umur 20-35 tahun, P≤4 A0 6
jam post partum normal dengan keadaan umum ibu baik.
Terdapat kesenjangan yang tidak berarti dari kasus yang
didapat dengan teori pada perubahan psikologis masa nifas 6 jam post
partum, menurut Marmi (2017; h.109) yaitu perubahan psikologis
yang dialami ibu saat ini pada “Fase Taking In” yaitu dimana sang ibu
masih tertuju atau fokus pada kebutuhan dirinya. Pada fase ini
biasanya berlangsung pada hari pertama dan kedua. Namun pada
kenyataannya ibu sangat memperhatikan bayinya dan ingin berada di
dekat bayinya. itu hal yang sangat wajar karena ibu dan keluarga
terlihat sangat mengharapan kelahiran bayi tersebut.
Ibu diberikan beberapa konseling kesehatan pada masa nifas 6
jam yang dapat membatu ibu setelah ibu pulang. Ibu disarankan untuk
menjaga hubungan antara ibu dan bayi dengan menempatkan ibu dan
bayi dalam 1 ruangan selama 24 jam penuh. Tujuannya untuk
mepererat ikatan ibu dan bayi serta memudahkan ibu untuk
190
memberikan ASI setiap bayi menginginkan sehingga ibu akan lebih
sering menyusui.
Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat reproduksi dan penurunan tinggi fundus uteri.
Penelitian yang dilakukan oleh Evi Susanti yaitu pengaruh mobilisasi
dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas sangatlah
berhasil karena 9 dari 10 responden yang dikaji mengalami penurunan
tinggi fundus uteri yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh mobilisasi dini dapat mengembalikan atau menurunkan
tinggi fundus uteri pada ibu nifas. 6 jam pasca persalinan spontan
pasien biasanya sudah mampu duduk dan berjalan pelan-pelan
(Anggraini,2010; h.138). Penulis menganjurkan ibu untuk melakukan
ambulasi dini secara bertahap dimulai dari miring kiri/kanan, duduk,
berdiri, dan berjalan. Setiap ibu ingin BAK ibu disarankan untuk
berjalan ke kamar mandi, sehingga hal ini juga akan mendorong ibu
untuk melakukan ambulasi dini serta meminimalkan tindakan
kateterisasi jika ibu tidak bisa BAK. Kandung kemih yang penuh akan
mengganggu kontraksi uterus ibu dan akan menyebabkan terjadinya
perdarahan.
Konseling yang diberikan mengenai nutrisi ibu nifas untuk
memenuhi kebutuhan tubuh serta pemulihan tubuh pasca bersalin dan
untuk membantu dalam proses menyusui. Selain nutrisi yang berupa
makanan diberikan pula tablet Fe dan vitamin A pada pasien. Menurut
191
penelitian abdul khodir jaelani, moniva dan nelvi (2015) status gizi
seimbang untuk ibu nifas sangatlah penting untuk memulihkan
keadaan kesehatan ibu setelah melahirkan terutama untuk membantu
pemulihan luka perineum. Nutrisi tambahan untuk ibu dalam 6 jam
pertama adalah minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. (Rukiah,dkk.
2010: h, 76).
Evaluasi hasil pada kasus Ny.W diketahui TFU 2 jari dibawah
pusat, terdapat pengeluaran pervaginam darah berwarna merah,
menurut (Anggraini, 2010; h.80) pada hari 1-2 ibu masih dalam fase
taking in dimana ibu masih berfokus pada dirinya sendiri, namun pada
kasus terdapat kesenjangan karena ibu senang akan kehadiran bayi,
dan ingin bayi berada didekatnya.
Pada pengkajian nifas 6 Hari dilakukan di Klinik Utama Adi
Sehat. Terdapat kesenjangan dan persamaan dari kasus dan teori yang
telah di tuliskan. Dalam kasus didapatkan persamaan dalam
pemeriksaan fisik yng meliputi tanda-tanda vital pasien, hasil
pengukuran tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/ menit, suhu
36,5oC, dan respirasi 20 x/ menit. Dilakukan pengkajian palpasi
abdomen yaitu mendapatkan hasil TFU teraba pada pertengahan
simphisis dan pusat serta kandung kemih kosong. Terdapat kesamaan
hasil pemeriksaan pada palpasi abdomen dengan teori yaitu pada usia
ibu nifas 6 hari postpartum tinggi fundus uteri berada pada
192
pertengahan simphisis dan pusat (Ambarwati dan Wulandari 2015;
h.77). Terdapat kesenjangan dengan teori yang seharusya dilakukan
pemeriksaan tanda homan akan tetapi pada kasus Ny.W tidak
dilakukan pemeriksaan tanda homan (homan sign) dan juga
tromboplebitis pada ekstrimitas pasien, dan tidak dilakukan
pemeriksaan diastasis recti abdominal dalam jurnal Fitriahadi, dan
Daryanti (tahun 2020) pemeriksaan Diastasis recti abdominal perlu
dikakukan untuk mendeteksi terjadinya overdistention uterus, yang
akan berdampak terjadinya atonia uteri sehingga akan terjadi
pendarahan pascapersalinan. Pendarahan merupakan salah satunya
penyebab kontraksi otot uterus yang tidak adekuat sehingga tidak
terjadi penekanan pembuluh darah uterus pada regio bekas pelekatan
plasenta. Kondisi demikian akan diperburuk dengan rendahnya
tekanan intra abdominal yang disebabkan oleh lemahnya otototot
abdomen.. Ibu juga mengatakan sedikit mengantuk karena kecapekan
akibat pada malam hari ibu kurang istirahat.
Pada data psiko sosial ini terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus dijelaskan dalam Marni (2017;h.113) yaitu pada hari ke 3-10 ibu
akan mengalami fase taking hold yaitu ibu menunjukkan adanya
kekhawatiran terhadap ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab
daam perawatan bayinya, lebih sensitif sehingga mudah tersinggung.
Namun pada kasus ibu tidak mengatakan adanya kehawatiran akan
ketidakmampuan merawat bayi seperti pada teori. Hal tersebut
193
disebabkan karena kelahiran ini sangat ibu harapkan sehingga ibu
merasa senang dan merasa merawat bayinya dengan dibantu keluarga.
Terlebih lagi keluarga sangat kooperatif dalam membantu merawat
bayi.
Diagnosa yang dapat disimpulkan dari hasil pengkajian di atas
adalah Ny W usia 21 tahun P1A0 post partum 6 hari fisiologis.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien adalah
pengecekan proses involusio uteri, didapatkan TFU pasien pada
pertengahan simfisis dan pusat. Pada pengecekan jahitan perineum
tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti bau busuk dan
pengeluaran cairan abnormal warna darah merah kecoklatan (lochea
sanguinolenta). Sesuai dengan teori Marmi (2017; h.90) yaitu pada
hari ke 3-7 post partum, lochea yang dikeluarkan bewarna merah
kecoklatan (lochea sanguinoenta).
Evaluasi hasil pada kasus Ny.W 6 hari masa nifas, involusio
berjalan dengan baik terbukti dari TFU berada pada pertengahan
simphisis dan pusat sesuai dengan teori menurut (Ambarwati,dan
Wulandari,2015;h.77) pada hari ke 6 atau minggu pertama TFU berada
pada pertengahan simphisis dan pusat, terdapat pengeluaran
pervaginam berwarna putih bercampur coklat kemerahan, jahitan
perineum sudah kering, ibu bisa istirahat jika bayinya sedang tidak
menangis atau rewel. Ibu bisa tidur kurang lebih 5-6 jam pada malam
hari. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena teori menurut Marmi
194
(2017; h.145) orang dewasa membutuhkan rata-rata 7-8 jam untuk
tidur. Walaupun begitu ibu sudahmerasa cukup waktu untuk
istirahatnya karena mertua serta suami ikut membantu ibu dalam
mengurus bayinya.
Pada pengkajian 14 hari post partum dilakukan di Rumah
Ny.W Jambe, Dadapayam tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktik. Pasien sudah mampu beradaptasi dengan pola
istirahatnya sehingga tidak mengeluh merasa mengantuk dan kurang
istirahat. Pada 2 minggu postpartum ini waktu tidur pasen sudah dapat
bertambah menjadi 6-7 jam. Sesuai dengan fase psikologis pasien yang
berada pada tahap letting go pasien sudah benar-benar mampu
menerima tanggung jawab untuk merawat bayi.Ny.W sudah mampu
memandikan bayi sendiri.
Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal. Jahitan perineum ibu
sudah menutup, tidak ada tanda infeksi, TFU sudah tidak teraba. Hal
tersebut menunjukan bahwa involusio uteri pasien berjalan dengan
baik. Masih terdapat pengeluaran berupa lochea berwarna kuning
kecoklatan (lochea serosa) sesuai dalam teori yang dijelaskan dalam
Marmi (2017; h.90) yaitu pada hari ke 7 sampai 14 masa post partum,
lochea yang dikeluarkan bewarna lebih kekuningan dan kecoklatan
(lochea serosa).
Diagnosa dari kasus adalah Ny W usia 21 tahun P1A0 post
partum 14 hari fisiologis.
195
Pada masa nifas 14 hari penulis memberikan pendidikan
kesehatan mengenai beberapa metode kontrasepsi yang dapat dipilih.
Ibu kemudian memilih untuk menggunakan KB Suntik 3 bulan, tetapi
masih menunggu persetujuan suami. Selama menunggu persetujuan
ibu juga memutuskan untuk menggunakan metode amenore laktasi dan
bersedia untuk menyusui secara eksklusif untuk keberhasilan MAL.
Evalusai hasil pada kasus Ny.W diketahui TFU sudah tidak
teraba, terdapat pengeluaran pervaginam berwarna kekuningan, ibu
sudah bisa merawat bayinya, ibu mengatakan ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan akan tetapi masih menunggu persetujuan suami. Selama
menunggu persetujuan suami ibu memutuskan untuk menggunakan
metode amenore laktasi atau dengan teknik menyusui.
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis
Pada pengkajian BBL 6 jam pada klien tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik. Pengukuran antropometri bayi dalam
batas normal yaitu BB :3500 gr, berat badan BBL normal adalah 2500 -
4000 gram. Pajang badan : 48 cm, menurut Arfiana & Lusiana (2016; h.37)
panjang badan pada bayi baru lahir normalnya 48-50 cm. lingkar kepala :
34 cm, lingkar dada: 35 cm, dan lingkar lengan : 11 cm. Dalam waktu 6
jam bayi sudah buang air kecil dan sudah buang air besar. Bayi baru dalam
24 pertama bayi dapat BAK dengan volume 15-16 ml/hari (Dwienda,dkk,.
2014; h.127).
196
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian pada pasien adalah
bayi Ny.W usia 6 jam fisiologis.
Penulis mengajarkan cara perawatan tali pusat kepada ibu bayi. Sesuai
dengan teori Arfiana dan Lusiana (2016; h.07) yaitu perawatan tali pusat
dilakukan dengan perawatan kering terbuka.
Bayi yang baru lahir juga memerlukan adaptasi terhadap suhu ruangan,
maka penulis memakaikan baju lengkap beserta topi, dan menidurkan bayi
di samping ibu.Sesuai dengan teori Marmi (Marmi 2015; h.87)
Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi dengan
kain kering hangat dan menutup kepala bayi. Serta menghindari
memandikan bayi minimal sampai 6 jam dan hanya jika tidak terdapat
masalah medis serta suhu tubuh bayi 36,50C atau lebih.Teori mengatakan
bahwa suntikan vitamin K untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K, bayi perlu diberikan vitamin
K parenteral dengan dosis 0,5–1 mg. (Marmi, dan Rahardjo, 2015; h.87).
Pada penatalaksanaan BBL usia 6 jam hal tersebut sudah tidak dilaksankan
karena suntikan vitamin K sudah dilakukan segera setelah bayi lahir.
Begitu pula dengan imunisasi HB0 yang dilakukan 1 jam setelah bayi lahir,
sesuai dengan teori Depkes (2015;h. 101) bayi diberikan imunisasi
hepatitis B satu jam setelah pemberian vitamin K1 dengan dosis 0,5 ml
intramuskuler dipaha kanan anterolateral. Imunisasi Hb0 untuk mencegah
infeksi hepatitis B terhadap bayi.
197
Pada pengkajian bayi usia 6 hari pengkajian dilakukan di Klinik
Utama Adi Sehat. Pemeriksaan menunjukan tidak ada penigkatan berat
badan pada bayi masih degan berat yang sama 3500 gram. Menurut
(Rukiyah et al. 2010)Rukiah (2012) bayi berkemih 7-10x, dengan warna
urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup atau berkemih > 8
kali pertanda ASI cukup, umumnya bayi mengeluarkan urine 15-16
ml/kg/hari. Bayi Ny.W buang air kecil 7-8 kali sehari sedangkan buang air
besar 3-4 kali sehari. Feses bayi sudah tidak berupa mekoneum. Pola tidur
bayi juga sesuai dengan usianya yaitu sekitar 16 jam per hari seperti yang
dikatakan pada teori bahwa dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi
normalnya sering tidur, dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata
tidur selama 16 jam sehari (Rukiah, 2012).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian adalah bayi Ny.S usia
6 hari fisiologis.
Penatalaksanaan yang diberikan pada usia 6 hari adalah melihat
adanya tanda bahaya pada bayi seperti pada teori Marmi (2015) (1)
Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit, (2) terlalu panas (>380C) atau
terlalu dingin (<360C), (3) Kulit bayi kuning (terutama 24 jam pertama),
biru, pucat atau memar, (4) Hisapan lemah, sering muntah,
mengantukberlebihan, (5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan
(nanah), berbau busuk, (6) Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK dalam
24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
(8) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang terus menerus an tidak
198
bisa tenang. Tidak ada tanda bahaya yang tampak pada bayi. Kemudian
penulis memberikan penkes mengenai asi eksklusif dan stimulasi tumbuh
kembang anak sesuai dengan yang terdapat pada buku KIA. Penkes
mengenai stimulasi anak merupakan penatalaksanaan tambahan yang tidak
terdapat dalam teori, hal ini disampaikan kepada klien karena klien
bertanya tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak.
Pengkajian pada BBl 14 hari yang dilakukan pada bayi Ny. W
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. Bayi dapat
menyusu dengan baik, serta pemeriksaan fisik dalam kondisi normal. Berat
badan bayi naik dari 3500 gram menjadi 3900 gram.
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu bayi baru lahir.
Ny. W usia 14 hari, fisiologis.
Penulis memberikan pendidikan kesehatan mengenai imunisasi dasar
lengkap dengan maksud agar ibu mengetahui manfaat imunisasi dan dapat
mengimunisasikan anaknya sesuai dengan jadwal. Pemberian imunisasi
sesuai dengan jadwalnya dapat memberikan perlindungan dari penyakit.
Imunisasi yang sudah diberikan pada bayi meliputi imunisai HB0 yang
diberikan pada tanggal 02 Maret 2021. Imunisasi yang belum didapatkan
adalah BGC dan polio 1, Polio 2,3,4, DPT-HB-HiB 1,2,3, dan campak
karena usia bayi belum mencukupi untuk diberikan imunisasi tersebut.
Penulis memberitahukan pada Ibu untuk memberikan imunisasi sesuai
dengan jadwal yang sudah terdapat dalam buku KIA agar perlindungan
maksimal.
199
Selain itu, penulis menyarankan ibu untuk selalu membawa bayinya ke
Posyandu 1 bulan sekali secara rutin. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan
bayi dapat dipantau dengan baik serta sekaligus bisa mengimunisasikan
anaknya di Posyandu sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Marmi dan
Rahardjo (2015;h.106) salah satu penatalaksanaan pada bayi 14 hari adalah
menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan secara rutin, karena bayi yang
sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulannya.