BAB IV - Repository Poltekkes Semarang
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB IV - Repository Poltekkes Semarang
105
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny.S dilaksanakan mulai dari penatalaksanaan
kehamilan pada usia kehamilan 39 minggu 1 hari sampai dengan pemilihan
pengunaan alat kontrasepsi dimulai pada tanggal 22 Februari 2022 sampai 9 Maret
2022 di wilayah kerja Puskesmas Bener Kabupaten Purworejo.dalam studi kasus
ini penulis melakukan perbandingan antara kasus yang di dapatkan dengan teori
yang ada.
A. Kasus Kehamilan trimester III
Pengkajian
Tanggal : 22 Februari 2022
Jam : 09.15 WIB
Tempat : RUANG KIA
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Hubungan dengan pasien : Suami
No. Register :
Nama : Ny. S
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Bedug 6/1,Kaliwader
No. Register :H
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Suku Bangsa: Jawa/Indonesia
Alamat : Bedug 6/1,Kaliwader
106
1. Data Subyektif
a. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
c. Riwayat Kesehatan
1) Sekarang :
Ny.S mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, campak, HIV/AIDS dan tidak sedang menderita
penyakit keturunan seperti asma, jantung, hipertensi, diabetes
2) Yang lalu :
Ny.S mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, campak, HIV/AIDS dan tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti asma, jantung, hipertensi, diabetes.
3) Keluarga :
Ny.S mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan
seperti asma, jantung, hipertensi, diabetes
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
107
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 30 hari Lama : 7 hari
Warna darah : Merah Leukorhea : Fisiologis
Banyaknya :
Hari ke 1-2 ganti pembalut 3x penuh,merah segar
Hari ke 3-5 ganti pembalut 2x ½ penuh ,merah kecoklatan
Hari ke 6-7 ganti pembalut 2x bercak,flek
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
3) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G ke 1, usia 39+1 minggu
b) HPHT : 21 – 05 – 2021, HPL : 28 - 02 - 2022
c) TT : TT 2
- TT 1 : SD
- TT 2 : 14-09-2022
d) Pemberian Fe : Ny. S rutin meminum tablet Fe tiap
malam,diminum dengan air putih
Tahun
Kehamilan Persalinan
Nifas
Ket ANC Masalah UK Jenis Penolong JK/BB Penyulit
- - - - - - - - - -
108
e) Gerak Janin : Gerakan pertama janin terasa saat umur kehamilan
18 minggu, gerakan aktif tidak kurang dari 10x dalam 12 jam.
f) Tanda Bahaya : Ny. S tidak merasakan tanda bahaya yang
mengkhawatirkan
g) Minum jamu/obat : Ny.S tidak mengkonsumsi jamu
h) Kekhawatiran khusus : Ny S tidak mempunyai ke khawatiran
khusus
i) ANC : 11
ANC
Ke-
Tgl Tempa
t
Suplement&F
e
Masala
h
Tindakan/Pendke
s
1. 09/09/202
1
PKM Etabion xxx T.A.K -
2. 14/09/21 PKM TT2
Sf xxx
LC X 1x1
T.A.K KIE zat besi
3.
06/10/21 PKM Etabion
Calcifar
T.A.K
109
4. 03/11/21 PKM Ramabion xxx T.A.K KIE tanda baaya
hamil
5. 08/11/21 PKM Vaksin
Covid19
Dosis I
T.A.K
6. 06/12/22 PKM Vaksin
Covid19
Dosis II
T.A.K
7. 09/12/21 PKM Fondazen xxx
Calsiffar
T.A.K ANC teratur
8. 13/01/22 PKM Fondazen xx T.A.K Cek Lab Ulang
9. 22/01/22 PKM SF xxx T.A.K KIE nutrisi dan
anemia
10. 05/02/22 PKM Sf xxx T.A.K ANC rutin
11. 22/02/22 PKM Sf xx
Multivitamin
T.A.K Tanda tanda
persalinan
110
e. Riwayat Perkawinan
Ny. S mengatakan usia menikah adalah 21 Tahun dan merupakan
pernikahan pertama yang sah menurut agama dan negara .
f. Riwayat KB : ibu mengatakan sebelum nya ibu belum pernah
menggunakan Kb .
g. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Sebelum hamil :
1) Pola Nutrisi
Selama hamil Ny S mengatakan ibu makan 3-4 kali sehari porsi
sedang dengan lauk bervariasi seperti tempe,tahu,telur,ikan dan sauran
hijau serta buah buahan.Ny.S minum 7-8 gelas perhari jenis air putih dan
teh manis.
2) Eliminasi
Selama hamil Ny.S mengatakan BAK menjadi lebih sering,dari 4-
5x sehri menajdi 7-8x dalam sehari dengan warna kuning jernih ,bau
khas,tidak ada keluhan. BAB tidak ada perubahan selama hamil 1x sehari
konsistensi lembek,warna coklat kekuningan.
3) Pola hygiene
Selama hamil ibu mengatakan tidak ada perubahan dalam
kebersihan dirinya yaitu mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,gosok
111
gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, dan ganti pakaian dalam 2-3x
sehari.
4) Pola seksual
Ibu mengatakan sebelum hamil melakukan hubungan seksual 2x
seminggu tetapi selama hamil ini ibu jarang berhubungan seksual karena
ibu merasa kurang nyaman dan takut terjadi sesuatu pada janinnya bila
terlalu sering melakukan hubungan seksual.
5) Pola istirahat tidur
Ibu mengatakan sebelum hamil tidur malam tidak menentu dan tidak
pernah tidur siang, tetapi sejak hamil ini ibu tidur lebih awal namun
sering terbangun pada malam hari karena merasa ingin bak, ibu tidur
malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam/hari.
6) Aktivitas fisik
Ibu mengatakan selama hamil tak ada perubahan pola aktifitas yaitu
tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga akan tetapi, hanya yang
ringan-ringan saja seperti menyapu, memasak dan mencuci piring.
Pekerjaan yang lain Ny.S sering dibantu oleh suami .
7) Pola Hidup Sehat :
112
Ny .S mengatakan tidak pernah merokok,tidak pernah minum-
minuman beralkohol, tidak pernah mengonsumsi obat-obatan dan
mengatakan tidak meminum jamu.
8) Psiko, Social, Spiritual
Ini merupakan kehamilan yang diinginkan oleh ibu, suami dan
keluarga.semua anggota keluarga turut serta menjaga ibu dan janin yang
sedang dikandungnya. Ibu tinggal bersama suami .Selama hamil ibu
masih tetap menjalankan ibadah sholat 5 waktu seperti biasa.ibu dan
keluarga tidak menjalankan adat istiadat apapun selama hamil ini.
Hubungan ibu, suami, keluarga dan masyarakat baik.penghasilan suami
perbulan sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari.
9) Data Pengetahuan
Ny. S mengatakan sudah tahu tentang pemeriksaan kehamilan,
ketidak nyamanan dalam kehamilan, tanda bahaya kehamilan,tanda-
tanda persalinan serta persiapan persalinan.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum:
Keadaan Umum : Baik Tensi :134/82 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 105x/menit
113
BB sebelum/selama : 43/56,3 kg Suhu/T : 36℃
TB : 155 cm RR : 20x/menit
LILA : 24 cm
IMT : 43
1,552= 17,8 (KURANG)
2) Status present
Kepala : Bentuk meshocepal, rambut bersih
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, seklera putih
Hidung : Bersih, Tidak ada polip, tidak ada secret.
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, gigi
tidak berlubang, lidah bersih .
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
Leher : Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran, kelenjar
limfe tidak ada pembesaran,vena jugularis tidak ada
pembengkakan
Ketiak : Tidak ada pembesaran limfe
Dada :Tidak ada penarikan dinding dada,bentuk simetris ,
jantung bunyilup dup teratur,tidak ada bunyi weezing
Perut :Tidak ada bekas operasi,terdapat linea nigra
Lipat Paha : Tidak ada verises
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
114
Ekstremitas :
a) Atas : Telapak tangan tidak berkeringat, kuku tidak
cyanosis, kapiler refil ketika ditekan, kembali dalam
2 detik,tidak ada oedema ,tidak varises
b) Bawah : Telapak kaki tidak berkeringat,kuku tidak
cyanosis,kapiler refil ketika ditekan, kembali dalam 2
detik,tidak ada oedema ,tidak varises,reflek Patela
positif.
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Anus : Tidak terdapat hemoroid
3. Status Obstetrik
a. Inspeksi:
Muka : Tidak oedema, tidah pucat.
Mamae : Bentuk simetris , tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal, areolla hiperpigmentasi
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra.
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises.
b.Palpasi
Leoplod I : TFU : 2 Jari dibawah processus Xyphoideus teraba
kurang bulat tidak melenting dan tidak keras.
115
Leoplod II : Teraba bagian kecil – kecil pada bagian kiri perut
ibu, teraba bagian panjang seperti balok, keras dan
terdapat tekanan yang merupakan bagian punggung
bayi di sebelah kanan.
Leoplod III : Teraba bagian bulat keras tidak bisa di goyangkan
yang berarti terdapat bagian kepala janin yang sudah
masuk PAP.
Leoplod IV : divergen
TFU : 30 cm
TBJ : (30-11) x 155 = 2945 Gram
c. Auskultasi
DJJ : 140x/ menit,teratur,punctum maximum : jumlah 1
bagian kanan bawah pusat
d.Reflek patella :Kanan positif,kiri positif
2. Pemeriksaan Penunjang
a) Golongan Darah :O
b) GDS :106
c) VCT : Non Reaktif
d) Urine Protein : Negatif
e) Sifilis : Negatif
f) HbSAg : Negaif
116
g) Hb pada tanggal 22 Februari 2022: 11,8
3. Analisa
Diagnose
Ny. S usia 22 tahun G1P0A0 Hamil usia kehamilan 39+1 minggu
janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, puka fisiologis .
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 22 Februari 2022 Jam : 09.30 WIB
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan bai dalam
keadaan sehat
Hasil : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
b) Menganjurkan ibu makan makanan tambahan dan memotivasi ibu
untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang agar tidak
mengalami KEK Usahakan untuk makan secara teratur dan tidak
melewatkan waktu makan, terutama sarapan. Dibanding makan
banyak dalam porsi besar, ibu hamil disarankan untuk makan dalam
porsi kecil sebanyak 5-6 kali sehari.Perbanyak mengonsumsi
makanan yang tinggi lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan,
ikan atau minyak zaitun.Makan camilan sehat seperti keju, cracker,
kacang-kacangan, buah kering, yoghurt atau es krim setiap ibu merasa
lapar atau di antara waktu makan.Tambahkan selai kacang, mentega
atau krim keju pada makanan yang ibu konsumsi.Sebaiknya hindari
117
menyantap makanan cepat saji, karena walaupun makanan ini bisa
membuat ibu cepat gemuk, namun kandungan gizinya sangat minim
Hasil : ibu mau memenuhi kebutuhan nutrisinya .
c) Menjelaskan tentang persiapan yang harus di siapkan saat mendekati
hari perkiraan lahir
(1) Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan lahir
(2) Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah yang
sama dan bersedia menjadi pendonor jika di perlukan
(3) Persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan
dan biaya lainnya.
(4) Rencanakan ingin melahirkan dimana dan di tolong oleh dokter
atau bidan.
(5) Siapkan berkas untuk keperluan data ibu,bayi yang akan
dilahirkan .
(6) Meyiapkan kendaraan jika sewaktu waktu di perlukan .
(7) Siapkan perlengkapan ibu dan bayi
Hasil : ibu sudah tau persiapan yang harus di siapkan saat
melahirkan, ibu mampu mengulangi hal yang sudah dijelaskan
bidan sebelumnya .
d) Menjadwalkan kunjungan ulang yaitu 1 minggu lagi atau jika terdapat
keluhan
Hasil : ibu mau melakukan kunjungan kembali setelah 1 minggu atau
saat terdapat keluhan
118
e) Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran untuk beristirahat yang
cukup
f) Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan jika
terdapat tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu sudah tau untuk menghubungi atau pergi ke faskes terdekat
jika terdapat tanda-tanda persalinan
g) Melakukan pendokumentasian
Hasil : telah dilakukan pendokumentasian di buku KIA dan buku
register
B. Asuhan Kebidanan Persalinan
Pengkajian
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 02.00 WIB
Tempat : RUANG VK Puskesmas Bener
A. Data Subyektif
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan
2. Keluhan Utama
119
Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang pada tanggal 23 Februari
2022 sejak pukul 19.00 WIB, terasa sakit di pinggang hingga menjalar ke
perut bagian bawah. Kencang-kencang dirasakan semakin sering dan teratur
serta ibu sudah mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir.
3.Pola pemenuhan kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi (Terakhir)
Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 23 Februari pukul 19.30 WIB
terdiri atas nasi,sayur dan lauk satu piring sedang dan minum terakhir
tadi saat hendak berangkat ke puskesmas air putih 1 gelas.
b. Pola eliminasi (Terakhir)
Ibu mengatakan bab terakhir tanggal 23 Februari 2022 pukul 16.00
WIB berwarna kuning kecoklatan,konsistensi lembek dan BAK
terakhir pukul 23.00 WIB ,warna kuning jernih baunya khas, tidak ada
keluhan .lembek, warna kuning kecoklatan dan tidak ada keluhan.
c. Pola aktifitas (Terakhir)
Ibu mengatakan aktifitas terakhirnya yang ibu lakukan adalah
mencuci piring sebelum ia bergegass tidur.
d. Pola istirahat (Terakhir)
Ibu mengatakan istiraha dan tidur terakhir ibu tanggal 23 Februari
2022 pukul 20.00 WIB tidak nyenyak.
e. Pola seksual (Terakhir)
Ibu mengatakan menjelang persalinan ibu tidak melakukan hubungan
seksual dengan suaminya.
120
f. Pola hygiene (Terakhir)
Ibu mengatakan mandi terakhir tanggal 23 Februari 2022 pukul 15.00
WIB , gosok gigi,keramas,ganti baju , dan celana dalam.
4.Data psikospiritual
Ibu dan keluarga mengatakan sudah siap dansenang hati menerima
kehadiran anggota keluarga barunya .Hubungan ibu suami dan keluarga
baik dan semua turut berperan untuk keselamatan ibu dan bayinya mereka
juga berdo'a semoga persalinan ibu lancar.
5.Data pengetahuan
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan juga persiapan
persalinan dari informasi yang bidan berikan saat kunjungan hamil kemarin
.ibu belum mengetahui cara mengurangi nyeri
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik Tensi : 126/85
mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 89x/menit
BB sebelum/selama : 43/56,3 kg Suhu/T : 36℃
TB : 155 cm RR : 20x/menit
LILA : 24 cm
IMT : 43
1,552= 17,8 (KURANG)
121
b. Status present
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, seklera putih
Hidung : Bersih, Tidak ada polip, tidak ada secret.
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, lidah bersih .
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena
jugularis.
Ketiak : Tidak ada pembesaran limfe
Dada : Tidak ada penarikan dindinng dada abnormal
Perut : Tidak ada luka bekas oprasi, tidak ada nyeri tekan.
Lipat Paha : Tidak ada verises
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Ekstremitas :
1) Atas : Telapak tangan tidak berkeringat,kuku tidak cyanosis,
kapiler refil ketika ditekan, kembali dalam 2 detik,tidak ada
oedema, tidak verises.
2) Bawah : Telapak kaki tidak berkeringat,kuku tidak cyanosis,
kapiler refil ketika ditekan, kembali dalam 2 detik, tidak ada
oedema, tidak verises, reflek patella positif.
3) Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
4) Anus : Tidak terdapat hemoroid
122
c. Status obstetric
1) Inspeksi
Muka : Tidak oedema, tidah pucat.
Mamae : Bentuk simetris , tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan abnormal, areolla hiperpigmentasi
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises.
2) Palpasi
Leoplod I : TFU : 2 Jari dibawah processus Xyphoideus teraba
kurang bulat tidak melenting dan tidak keras.
Leoplod II : Teraba bagian kecil – kecil pada bagian kiri perut
ibu, teraba bagian panjang seperti balok, keras dan
terdapat tekanan yang merupakan bagian punggung
bayi di sebelah kanan.
Leoplod III : Teraba bagian bulat keras tidak bisa di
goyangkan yang berarti terdapat bagian kepala janin
yang sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 2/5
TFU : 30 cm
TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gr
3) Auskultasi
DJJ : 140 x / menit, teratur,punctum maximum : jumlah 1
bagian kanan bawah pusat
123
4) Pemeriksaan Dalam
Tgl / Jam : 24 Februari 2022 jam 02.00 WIB oleh bidan
atau indikasi sudah masuk inpatrtu atau belum, dengan hasil
vulva/vagina tenang, portio lunak, efficement 20%, pembukaan
2 cm , kulit ketuban utuh , teraba kepala, penurunan hodge
I,STLD (+)
2. Pemeriksaan Penunjang
RDT : tanggal 24 Februari 2022 hasil : Non Reaktif
C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan
Ny S usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39+3 minggu ,janin
hidup,tunggal,intrauterine presentasi kepala,puka,inpartu kala 1 fase laten.
D. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayi dan
ibu sehat
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi sehat
2. Melakukan swab antigen
Hasil : telah dilakukan swab antigen hasil negatif
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
Hasil : ibu mau melakukan miring kiri
4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan di sela-
124
sela kontraksi
Hasil : ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
5. Menganjurkan ibu untuk selalu mengosongkan kandung kemih dengan rutin
BAK dan tidak menahan BAK.
Hasil : ibu bersedia menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Meminta suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan
Hasil : suami mau mendampingi persalin
7. Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasi dengan menarik napas panjang,
kemudian menahannya sebentar, danmenghembuskannya secara pelan-
pelan, sewaktu ibu merasakan kenceng
Hasil :ibu dapat melaukan teknik relaksasi dengan baik
8. Mempersiapkan partus set dan heacting set di meja dekat pasien
Hasil :alat sudah siap digunakan.
9. Melakukan pemantauan persalinan kala I. 30 MENIT (djj, Frekuensi,
lamanya kontraksi dan nadi). 4 jam (tekanan darah, VT, penurunan bagian
terbawah, suhu)
Hasil : pemantauan telah dilakukan
10. Melakukan pendokumentasian di Rekam Medis
Hasil : telah di lakukan dokumentasi.
Hasil observasi
Tanggal Jam Tensi
mmHg
Nadi
x/menit
Suhu
℃
Respirasi
x/menit
DJJ
x/menit
His VT
125
24
Februari
2022
02.00 126/85 89 36 20 140 1x/10’/25’’ VTꝊ 2cm,portio
lunak,KK (+)
06.00 117/76 87 36 20 142 3x/10’/35’’ VTꝊ 2 cm,portio
lunak,KK (+)
10.00 120/80 85 36 20 150 3x/10’/35’’ VTꝊ 8 cm,portio
lunak,KK (+)
11.30 120/80 88 36 20 140 4x/10’/45’’ VTꝊ 10 cm,
portio tidak
teraba, KK (-)
126
Catatan perkembangan Kala II persalinan pada Ny.S usia 22 Tahun
Hari/Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 11.30 WIB
Tempat : R VK Puskesmas Bener
1. Data
Subyektif
Ibu mengatakan ingin mengejan seperti mau BAB, ibu
mengatakan keluar air dari jalan lahir
2. Data
Obyektif
1) TTV
TD : 120/80 mMhg S : 36 °C
Nadi : 88x/menit Rr : 20x/Menit
2) Palpasi
Perlimaan : teraba 2/5
3) Inspeksi tanda-tanda kala II
a. tekanan anus ada
b. perineum menonjol
c. vulva membuka
4) VT
Pukul 11.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam oleh
bidan atas indikasi ketuban pecah spontan dengan hasil
vulva/vagina tenang,portio tak teraba ,pembukaan 10
cm ,UUK kanan depan ,moulage 0 Penurunan Hodge
III+,STLD +
127
3. Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 Tahun G1P0A0 Hamil 39+3 Minggu
,janin hidup,tunggal intrauterine presentasi belakang
kepala puka, inpartu kala II fisiologis
4. Pelaksanaan Tanggal : 24 Februari 2022 Pukul : 11.30 WIB
1) memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
memberi dukungan kepada ibu agar tidak cemas
Hasil : ibu merasa lebih tenang dan merasa senang
mendengar hasil pemeriksaan.
2) Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Untuk resusitasi BBL → tempat resusitasi
datar, rata, cukup keras, bersih, kering dan hangat,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi, 3 handuk/ kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir, tabung atau balon dan sungkup
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set
128
Hasil : perlengkapan alat persalinan sudah siap
2. Memakai APD seperti celemek plastic,masker,
sandal ,topi dan kacamata
Hasil: APD tidak lengkap,tidak menggunakan
topi dan kacamata
3. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan
yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
Hasil : perhiasan sudah disimpan dan petugas
telah melakukan cuci tangan .
4. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang
akan digunakan untuk periksa dalam
Hasil : petugas sudah mengenakan sarung
tangan
5. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung tangan
DTT dan steril (pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
Hasil : oksitosin sudah di siapkan
6. Memastikan pembukaab lengkap dan keadaan
janin baik membersihkan vulva dan perineum,
129
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang dibasahi air DTT
Hasil : pembukaan sudah lengkap
7. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan larutan klor in
0.5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keaadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan
Hasil : petugas sudah melepas sarung tangan
dan sudah mencuci tananya
9. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120-160x/menit)
Hasil : DJJ 148x/menit ,teratur
10. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses bimbingan meneran. Beritahukan bahwa
pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
130
baik dan bntu ibu dalam menemukan posisi
yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin
meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif)
dan dokumentasikan semua temuan
yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang
bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat
pada ibu untuk meneran secara benar
11. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman)
Hasil : ibu memilih posisi setengah duduk
12. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar
dan efektif
131
Dukung dan beri semangat pada saat meneran
dan perbaiki cara meneran apabila caranya
tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk ber istirahat di antara
kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral
(minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran
(primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
Hasil : ibu sudah tau cara meneran yang benar
13. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
132
15. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di
bawah bokong ibu
16. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
Hasil : partus set sudah lengkap
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-
6 cm membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernapas cepat dan
dangkal
Hasil : perineum terlindungi dan kepala tidak
defleksi maksimal , ibu juga meneran sesuai
intruksi bidan ,kepala sudah lahir
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi
Hasil : tidak ada lilitan tali pusat
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan
133
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang
Hasil : kepala dan bahu bayi telah lahir
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke
arah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya)
Hasil : bayi berhasil lahir pukul 13.15
24. Lakukan penilaian bayi baru lahir :
Hasil : bayi baru lahir sudah cukup bulan,
menangis kuat ,
134
tonus otot baik, warna kulit kemerahan
25. Mengeringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi di atas perut ibu
26. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
Hasil : tidak teraba adanya janin ke 2
27. Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin
agar uterus berkontraksi baik
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler)
di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
Hasil : oksitosin telah di suntikkan
29. telah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
30. Potongan dan ikatan tali pusat
135
Dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut
Ikat tali pusat dengan klem umbilical
pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukkan dalam
wadah yang telah disediakan
Hasil : tali pusat telah dipotong
31. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi letakkan bayi tengkurap did ada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting payudara ibu
Hasil : bayi melakukan IMD
32. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi
Hasil : bayi di selimuti dan di kenakan topi.
136
Catatan perkembangan Kala III persalinan pada Ny.S usia 22 Tahun
Hari/Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 13.15 WIB
Tempat : R VK Puskesmas Bener
1) Data Subyektif Ibu mengatakan merasa lega karena bayinya telah lahir
, ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
2) Data Obyektif Bayi lahir spontan tanggal 24 Februari 2022 Pukul
13.15 WIB,Jenis kelamin perempuan, hidup, menangis
kuat ,kulit kemeraha. TFU teraba setinggi pusat,kontraksi
kuat perdarahan ± 75cc , tali pusat Nampak dari vulva ,
kandung kemih kosong dan terdapat tanda-tanda
pengeluaran plasenta yaitu uterus berbentuk globuler , tali
pusat memanjang terdapat semburan darah seacara tiba tiba
3) Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 Tahun P1A0 inpartu kala III fisiologis
4) Pelaksanaan Tanggal : 24 Februari 2022 Pukul : 13.15 WIB
1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva.
2. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di
tepi atas simfisis, utnuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat
137
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Hasil : tangan kiri dalam posisi dorso kranial dan
tangan kanan melakukan PTT hingga plasenta telah
lepas dan Nampak di vulva .
4. Mengeluarkan Plasenta lakukan penegangan dan
dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
dorongan dorso-kranial)
5. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan
Hasil : plasenta dan selaput ketuban telah lahir
138
6. Rangsangan Taktil (Masase) Uterus Segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan
di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Hasil : fundus teraba keras
7. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus
Hasil : plasenta lahir spontan dan lenkap
kotiledon lengkap panjang tali pusat ± 50 cm
plasenta dimasukan di dalam kendil.
8. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
Hasil : perineum rupture derajat 2, dijahit
mengunakan anestesi
139
C. Catatan perkembangan Kala IV persalinan pada Ny.S usia 22 Tahun
Hari/Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 13.20 WIB
Tempat : R VK Puskesmas Bener
5) Data Subyektif Ibu mengatakan merasa lega karena Plasenta telah lahir , ibu mengatakan
perutnya masih terasa mulas
6) Data Obyektif Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmenthis
Plasenta lahir spontan pukul 13.20 WIB lengkap,insersi tali pusat sentralis
,TFU teraba 2 jari dibawah pusat ,kandung kemih kosong perdarahan ±75
cc.
7) Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 Tahun P1A0 inpartu kala IV fisiologis
8) Pelaksanaan Tanggal : 24 Februari 2022 Pukul : 13.20 WIB
1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
Hasil : uterus teraba keras dan berkontraksi baik.
2. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam. biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu Setelah satu jam.
Hasil : IMD tidak dilakukan selama 1 jam penuh karena bayi sudah
diambil untuk dilakukan pemeriksaan antropometri
140
3. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir darah, dengan
menggunakan air DTT , dan menganti pakaian ibu yang basah
dengan baju yang kering dan bersih
Hasil : ibu terlihat sudah bersih dan sudah memakai baju yang
bersih dan kering
4. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
Hasil : ibu telah nyaman dan sudah bisa menyusui bayinya
5. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% dan
menempatkan semua peralatan bekas bakai dalam larutan klorin
0,5 % dan mendekomentasikannya selama 10 menit,kemudian
mencuci peralatan tersebut .
Hasil : peralatan bekas pakai telah di dekomentasikan dan di cuci
siap untuk di sterilkan kembali .
6. Membuang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
Hasil : tidak ada sampah yang tercecer
7. Mencelupkan sarung tangan dilarutan klorin 0,5% ,dan lepaskan
secara terbalik dan rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun
dan air bersih yang mengalir, keringkan dengan handuk bersih dan
pakai sarung tangan
8. Memastikan pasien merasa nyaman
141
Hasil : pasien sudah merasa nyaman
9. Mengajarkan pasien dan keluarga cara masase uterus dan menilai
kontraksi
Hasil : ibu dapat mempraktikan cara masase uterus saat perut tidak
mulas dan perdarahan dirasa banyak
10. Memeriksa tekanan darah nadi, suhu ibu dan keadaan kandung
kemih serta perdarahanya setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan
Hasil :
Jam
ke Waktu TD N S TFU
kontraks
i
Kandun
g kemih Perdarahan
1
13.35 110/70 85 36 2 Jari ↓pusat
Keras Kosong
13.50 117/84 80 2 Jari
↓pusat Keras Kosong Perdarahan
14.05 120/80 81 2 Jari
↓pusat Keras Kosong
14.20 120/80 80 2 Jari
↓pusat Keras Kosong
2
14.50 120/80 80 36 2 Jari
↓pusat Keras Kosong
15.20 120/80 82 2 Jari
↓pusat Keras Kosong 100 Cc
142
11. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik ,serta suhu tubuh normal
Hasil : denyut jantung : 140x/menit Suhu : 36,5 °C
12. Menimbang dan melakukan pengukuran antropometri pada
bayi.
Hasil : BB : 2900 gr PB: 49 cm Lk : 34 cm LD : 35 cm Lila : 11
cm
13. memberi salep mata antibiotic profiaksis dan Vit K1 1mg
IM dipaha kiri anterolateral
Hasil : bayi sudah di beri salep mata dan vit K pada paha kiri
bayi.
14. mengevaluasi jumlah perdarahan yang keluar
Hasil : perdarahan 100 Cc
15. melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf
Hasil : proses persalinan telah terdokumentasi di partograf dan
buku register
143
3. Asuhan Kebidanan post partum 6 Jam
Pengkajian :
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 19.15 WIB
Tempat : R VK Puskesmas Bener
A. Data subyektif
1. Alasan datang
Tidak ada
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan masih terasa mulas pada perut bagian bawah
3. Riwayat kehamilan,persalinan, nifas sekarang
Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan pertamanya
4. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah makan satu kali
jenisnya nasi, lauk dan sayur sebanyak I piring sedang dan minum air putih
sebanyak 2 gelas sedang.
b. Pola eliminasi
144
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum BAB. Ibu
mengatakan baru BAK sebanyak 2x, warnanya jernih kekuningan dengan
bau khas dan tidak ada keluhan.
c. Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah dapat
beraktifitas secara bertahap seperti mulai miring kanan dan kiri, duduk,
berdiri, sampai ibu bisa jalan-jalan seperti ke kamar mandi namun masih
dibantu oleh suami.
d. Pola istirahat
Ibu mengatakan sudah bisa tertidur di sela sela ketika bayinya sedang
tidak menangis
e. Pola hygiene
Ibu mengatakan sudah dimandikan 1x, ganti pakaian bersih,dan
sudah ganti pembalut 1x. Ibu merawat dan menjaga kebersihan daerah
kelaminnya terutama pada jalan lahirnya dengan cebok dari arah depan
ke belakang saat BAK.
f. Pola kebiasaan yang merugikan kesehatan
Ibu mengatakan tidak minum obat-obatan tanpa resep dari dokter
atau bidan selama masa Nifas ini.
g. Pola menyusui
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya setiap bayi menangis,
atau setiap bayi menginginkan, dan setiap kali menyusu bayi
145
menghabiskan waktu 10-15 menit. Asi keluar lancar, ibu menyusui
secara bergantian dengan payudara kanan dan payudara kiri, Ibu juga
menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara memposisikan bayi
melekat ke dada ibu dan menepuk-nepuk pelan punggung bayi.
5. Data psikososial dan spiritual
Ibu mengatakan kelahiran bayinya sangat dihasapkan oleh ibu, suami dan
keluarga. Hubungan ibu, suami, keluarga dengan tetangga baik,saat
mengetahui ibu sudah melahirkan ada keluarga lain yang turut menjenguk ibu
ke puskesmas dan mendoakan untuk kesehatan ibu dan bayinya. Selama masih
keluar darah ibu belum menjalankan sholat. Pada saat ini fase psikologi yang
dialami ibu adalah fase taking in, dimana ibu mengatakan masih merasa lelah
dan membutuhkan istirahat jadi ibu belum sepenuhnya mengurusi bayinya.
6. Data pengetahuan :
Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya masa nifas
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik Tensi : 110/70 mmhg
Kesadaran : composmentis Nadi : 74 x/ menit
Rr : 20x/ menit
Suhu : 36,5 °C
146
b) Status present
Mata : bersih, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada bengkak
pada kelopak mata.
Ekstremitas : tidak ada varises, kapiler refill dan tugor kulit kembali
dalam waktu <2 detik saat ditekan, berfungsi normal
Reflek patella : ++/++
c) Status obstetrik
Mamae : Puting susu menonjol,ada pengeluaran kolostrum
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba
keras, bentuk globuler
Genetalia : keluar lochea rubra,
2. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 tahun P1A0, masa nifas 6 jam, fisiologis
2. Pelaksananaan
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 19.15 WIB
147
a. Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau jika
bayi menginginkan, bergantian antara payudara kanan dan kiri untuk
membantu kontraksi uterus.
Hasil : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
b. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan anggota keluarga cara
mencegah perdarahan masa nifas karena yaitu dengan mengajarkan ibu
untuk memasase uterus secara melingkar searah jarum jam jika ibu tidak
merasakan mulas atau darah keluar banyak.
Hasil : ibu dapat melakukan masase uterus secara melingkar searah
jarum jam dengan benar.
c. Menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan untuk mempererat
hubungan antara ibu dan bayi ataupun anggota keluarga lain seperti
suami dan anak.
Hasil : ibu dan bayi telah berada dalam satu ruangan, serta keluarga ibu
yang lain juga berada disana menemani ibu.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai personal hygiene,dengan
menganjurkan ibu untuk cebok yang bersih setelah bab dan bak,
membersihkan dari arah depan terlebih dahulu kemudian kearah
belakang dan selalu mengganti pembalut sebelum penuh/ jika
dirasa sudah tidak nyaman minimal 2 kali sehari.
Hasil : ibu mampu memahami dan melakukanya
148
e. Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan payudara yaitu
menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting
susu,menggunakan bh yang menyokong payudara, apabila puting susu
lecet oleskan colostrum atau asi yang keluar pada sekitar putting setiap
kali selesai menyusui.
f. Memberikan konseling pada ibu mengenai tanda bahaya nifas dan
segera menghubungi tenaga kesehatan apabila dijumpai tanda
a. Perdarahan pervaginam yang lebih dari 500 ml
b. Adanya tanda-tanda infeksi masa nifas seperi nyeri pelvik, demam
38'C atau lebih, pengeluaran vagina yang berbau busuk
Sakit kepala, nyeri epigastrik, pengelihatan kabur
c. Pembengkakan wajah, tangan atau kaki
d. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
e. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sangat lama
f. Rasa sakit , merah lunak, dan pembengkakan dikaki
g. Merasa seduh atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri
sendiri
Hasil : ibu mengerti akan tanda bahaya nifas dan bersedia menuju ke
tenaga kesehatan menjumpai tanda bahaya tersebut.
h. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi terutama
yang banyak mengandung protein seperti tempe,tahu kacang-
kacangan, ibu yang menyusui membutuhkan konsumsi tambahan
149
500 kalori tiap hari yang setara dengan 1 porsi nasi 1 potong lauk
dan 1 mangkuk sayur. Juga menganjurkan ibu untuk banyak minum
setidaknya 8 gelas setiap hari agar ibu tidak dehidrasi dan asinya
lancar.
Hasil : ibu mengerti makan-makanan yang bergizi selama menyusui
i. Memberikan terapi vitamin A 1 tablet (200.000 ju), tablet zat besi
(FE) 60 mg 1x1 (10 tablet), Amoxcillin 500 mg 3x1 (10 tablet) dan
Paracetamol 500 mg 3x1 (10 tablet). Memberitahu ibu untuk minum
vitamin A selang 24 jam post partum pada jam sama pada saat
meminum vitamin A yang pertama yaitu besok.
Hasil : ibu sudah minum 1 tablet tablet zat besi (FE), 1 tablet
Amoxicillin dan 1 tablet Paracetamol.
j. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Hasil : dokumentasi telah dilakukan .
Catatan perkembangan post partum 6 Hari
Hari/Tanggal : 02 Maret 2022
Jam : 14.30 WIB
Tempat : Rumah pasien
1. Data Subyektif 1) Keluhan utama
150
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengurus bayinya
dibantu oleh ibu dan mertua nya.Ibu mengatakan hanya
memberi ASI sebagai asupan nutrisi pada
bayi. Ibu menyusui bayinya bergantian antara payudara kanan
dan kiri.dan ibu mengatakan waktu istirahat ibu kurang di
malam hari.
2) Pola nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi 1 piring sedang, I potong lauk
jenis bevariasi seperti tempe, tahu, ikan, telur, serta 1 mangkuk
sayur jenis bervariasi. Ibu minum 8-10 gelas / hari jenis air
putih,dan teh manis. Ibu tidak mempunyai pantangan makanan
apapun selama masa nifas ini.
3) Pola menyusui
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap < 2 jam sekali, setiap
kali menyusu bayi menghabiskan waktu + 30 menit bergantian
antara payudara kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya
diberi asi saja, tidak ada makanan tambahan apapun. Ibu selalu
menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara
memposisikan
bayi melekat ke dada ibu dan menepuk-nepuk pelan punggung
bayi.
4) Pola istirahat
151
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu terganggu dikarenakan
bayi selalu menangis terlebih pada saat malam hari. Dalam
sehari ibu hanya dapat tidur malam 3-4 jam. Namun pada siang
hari ibu hanya tidur jika bayinya tidur dan terbangun jika
bayinya juga bangun.
6) Psikologis
Saat ini ibu sedang berada dalam fase taking hold yaitu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi.
2. Data Obyektif 1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
BB :52 kg
TD : 110/70 mmkg
N :80 x/ menit
S :36,6 C
Rr : 20 x/ menit
2) Status obstetrik
a. Inspeksi
Muka : tidak oedema
Mamae : ASI keluar lancar, tidak ada kemerahan, tidak
ada pembengkakan.
152
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
Vulva : keluar lochea sanguinolenta (ganti pembalut 3
x sehari /2 penuh)
Ekstremitas : tidak ada varises, tidak bengkak,tidak ada
kemerahan, tak ada nyeri kaku otot atau sendi,
berfungsi normal
b. Palpasi
Abdomen : TFU pertengahan pusat simpisis
Diastasis recti abdominal : 2 jari/ 2 cm
3. Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 tahun P1A0, masa nifas 6 hari, fisiologis
4. Pelaksanaan Tanggal : 02 Maret 2022 Pukul : 14.40 WIB
a. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
Hasil : ibu makan 3x sehari dengan nasi lauk dan sayur,
minum 8-10 gelas/hari namun kurang istirahat
b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memastikan
tidak ada penyulit.
Hasil : ibu menyusui banyi nya 2 jam sekali atau jika bayi
menangis, ASI lancar
c. Memberi konseling pada ibu cara merawat bayi sehari
hari.
Hasil : ibu sudah mampu merawat bayi nya dengan benar
153
d. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bidan akan
berkunjung l minggu lagi untuk memantau ibu dan bayi
Hasil : ibu dan keluarga mengatakan mengerti dan
bersedia untuk dikunjungi kembali
e. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Hasil : dokumentasi telah dilakukan
Catatan perkembangan post partum 2 Minggu
Hari/Tanggal : 09 Maret 2022
Jam : 14.30 WIB
1. Data Subyektif a. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah dapat
merawat bayinya dan melakukan aktifitas sehari-hari
seperti biasanya.
b. Pola nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi 1 piring sedang, 1
potong lauk jenis bevariasi seperti tempe, tahu, ikan,
telur, serta 1 mangkuk sayur jenis bervariasi.ibu minum
8-10 kali / hari jenis air putih, dan teh manis. Ibu tidak
mempunyai pantangan makanan apapun selama masa
nifas ini.
c. Pola menyusui
154
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap < 2 jam sekali
atau setiap bayi menginginkan, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu 30 menit bergantian antara
payudara kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya
diberi asi saja,tidak ada makanan tambahan apapun. Ibu
selalu menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara
memposisikan bayi melekat ke dada ibu dan menepuk-
nepuk punggung bayi dengan pelan.
d. Pola istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu sudah baik. Dalam
sehari ibu dapat tidur malam 5-6 jam. Ibu tidur siang jika
bayinya tidur dan terbangun jika bayinya juga bangun.
e. Psikologis
Ibu berada pada fase letting go dimana ibu sudah dapat
nyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya dengan baik
tanpa kesulitan karena ibu sudah dengan bantuan ibu dan
mertua nya .
2. Data Obyektif a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
BB :51 kg
TD : 120/80 mmkg
N :80 x/ menit
155
S :36,6 C
Rr : 20 x/ menit
b. Status obstetrik
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema
Mamae : ASI keluar lancar, tidak ada kemerahan,
tidak ada pembengkakan
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
Vulva : keluar lochea sanguinolenta (ganti pembalut
3 x sehari /2 penuh)
Ekstremitas : tidak ada varises, tidak bengkak,tidak
ada kemerahan ,tak ada nyeri kaku otot atau sendi,
berfungsi normal
2) Palpasi
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
Diastasis recti abdominal : 2 jari/ 2 cm
3. Analisa Diagnosa Kebidanan
Ny. S usia 22 tahun P1A0, masa nifas 2 Minggu , fisiologis
4. Pelaksanaan Tanggal : 09 Maret 2022 Pukul : 14.40 WIB
a. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi,menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi
sehari-hari
Hasil : ibu telah merawatan bayi dengan benar.
156
b. Memberikan konseling KB pasca persalinan :
1) MAL /Metode Amenorrhea Laktasi
Metode ini bisa dimulai segera pasca persalinan.
Mal dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila ibu
menyusui secara penuh (full breast feeding) dan
sering, lebih efektif bila pemberian ≥ 8 kali
sehari, dan ibu belum mendapatkan haid. Risiko
kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya
secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam
6 bulan setelah persalinan.Selain itu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
efektivitas mal optimal yaitu :
a) Ibu harus menyusui secara penuh atau
hampir penuh (bayi hanya sesekali diberi 1-
2 teguk air / minuman pada upacara adat /
agama).
b) Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin
dapat diabaikan (belum dianggap haid)
c) Bayi menghisap payudara secara langsung
d) Menyusui dimulai dari setengah sampai
satu jam setelah bayi lahir.
e) Kolostrum diberikan kepada bayi
157
f) Pola menyusui on demand (menyusui
setiap saat bayi membutuhkan) dan dari
kedua payudara.
g) Sering menyusui selama 24 jam termasuk
malam hari.
h) Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4
jam
2) Kontrasepsi Progestin
Suntikan Progestin tidak mengganggu produksi
ASI. Kontrasepsi progestin dapat digunakan jika
ibu tidak menyusui suntikan dapat segera dimulai,
jika ibu menyusui suntikan dapat dimulai setelah 6
minggu pascasalin. Jika ibu menggunakan MAL,
suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan, dan jika ibu
tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu
pascasalin, atau sudah dapat haid, suntikan dapat
dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan . injeksi
diberikan setiap 2 bulan ( Depo Nerotoisteron
Enantat) atau 3 bulan ( Medroxiprogesteron
Asetat). Bila digunakan dengan benar, resiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam
sau tahun.
a) AKDR
158
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi
pascasalin yang efektif untuk ibu yang ingin
menjarangkan membatasi kehamilan. AKDR
dapat dipasang segera setelah bersalin ataupun
dalam jangka waktu tertentu. Keuntungan
pemasangan AKDR segera setelah lahir yaitu
biaya lebih efektif dan terjangkau, lebih sedikit
keluhan perdarahan dibandingkan dengan
pemasangan setelah beberapa hari/minggu, tidak
perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk
hamil selama menyusui dan AKDR pun tidak
mengganggu produksi air susu dan ibu yang
menyusui, serta mengurangi angka ketidak
patuhan pasien. Pada umumnya,risiko kehamilan
kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1tahun.
b) Kondom
Kondom merupakan pilihan kontrasepsi
untuk pria yang digunakan sebagai kontrasepsi
sementara. Bila digunakan dengan benar, risiko
kebamilan adalah 2 dibanding 100 ibu dalam 1
tahun. Metode kontrasepsi menggunakan
kondom tidak berpengaruh pada proses laktasi
159
dan metode ini dapat digunakan setiap saat pasca
persalinan.
c) Implant
Implant berisi progestin dan tidak
mengganggu produksi ASI. Bila menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin,
pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat
tanpa kontrasepsi lain bila menyusui penuh.
Sedangkan bila setelah 6 minggu melahirkan
dan telah terjadi haid, maka pemasangan
kontrasepsi ini dapat dilakukan kapan saja tetapi
harus menggunakan kontrasepsi lain atau tidak
melakukan hubungan seksual dulu selama 7
hari. Masa pakai implant ini dapat mencapai 3
tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5 tahun
(levonogestrel).
d) Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil ini berisi progestin dan tidak
mengganggu produksi asi. Pemakaian setiap
hari, satu strip untuk I bulan harus diminum
pada jam dan waktu yang sama setiap harinya.
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan
kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
160
e) Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan
untuk ibu yang tidak ingin mempunyai anak
lagi. Pada umumnya, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Hasil : ibu berencana menggunakan KB suntik .
3) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
D. Asuhan Kebidanan bayi baru lahir (BBL) usia 6 Jam
Hari/Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 19.15 WIB
Tempat : R VK Puskesmas Bener
Identitas :
Identitas bayi
Nama : By Ny S
Tanggal / jam lahir : 24 Februari 2022/ 13.15 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
1. Data subyektif
a. Alasan datang
Tidak ada
b. Keluhan utama
161
Tidak ada
c. Riwayat pesalinan sekarang
Ibu mengatakan in merupakan kehamilan pertamanya
d. Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan selama persalinan tidak ada penyulit, bai lahir
spontan,lengkap,sehat,jenis kelamin perempuan .Ibu bersalin di puskesmas
dan di tolong oleh bidan.
e. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Tidak ada
f. Pola pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
1) Pola nutrisi
IMD 1 jam pertama pada bayi tidak berhasil dan saat ini bayi diberikan
asi setiap bayi lapar/menangis selama ± 30 menit dengan kedua
oayudara secara bergantian , ASI yang keluar lancar.
2) Pola eliminasi
Bayi sudah BAB 1x warna hitam kecoklatan ,lengket,bau khas dan
BAK 2x warna jernih bau khas.
3) Pola istirahat
Bayi tidur setelah selesai dipakaikan pakaian hangat serta bedong ± 2
jam dan bayi sesekali terbangun dan menangis saat lapar,BAB atau
BAK.
4) Pola hygiene
162
Bayi sudah dimandikan, dibersihkan dan dikeringkan. Bayi sudah
memakai baju, popok, topi, bedong dan selimut bersih. Bayi berganti
baju setiap kotor atau basah terkena air kencingnya.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmenthis
Vital Sign :
Denyut jantung : 125 x/Menit
Suhu :36,8 °C
Rr : 45x/Menit
2) Pemeriksaan antropometri
BB : 2900 gr Lingkar Kepala : 34 Cm
PB : 49 cm Lingkar Dada : 35 cm
Lingkar lengan : 11 cm
3) Keadaan Bayi
Menangis : Kuat
Warna Kulit : Kemerahan
Gerakan : aktif
4) Staus present
Kepala : rambut kehitaman, caput sucedonaeum tidak ada,
fontanella minor belum menutup
Muka : simetris, kulit kemerahan
163
Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva merah
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada secret
Mulut : bibir simetris, tidak ada labiopalatoskisis, reflek
menghisap baik
Telinga : simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting
menonjol,jumlah 2 ,sejajar kanan dan kiri
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : perut bulat, tali pusat basah
Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
Punggung : lurus
Anus : berlubang, sudah BAB
Ekstremitas :
Atas : simetris, jari tangan dan kaki lengkap, masing-
masing terpisah
Bawah : simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap –
masing terpisah
Refleks :
164
Rooting reflek : saat pipi kiri bayi disentuh, bayi memalingkan
muka kearah kiri.
Sucking reflek : saat bayi menyusu, bayi dapat menghisap putting
dengan kuat.
Swallowing reflek : bayi dapat menelan asi dengan baik dan tidak
muntah.
Grasp reflek : saat telapak tangan bayi disentuh dengan jari
telunjuk,tangan bayi akan menggenggam dengan
kuat.
Moro Refleks : saat bayi di kagetkan dengan bertepuk tangan
didepannya, bayi langsung membuka jari
tangannya dan bereaksi seperti memeluk.
Babinski reflek : saat telapak kaki bayi digores, semua jari kaki
bayi hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi.
2. Analisa
BBL Ny. S usia 6 jam, fisiologis
3. Pelaksananaan
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 19.15 WIB
1) Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga,
bayinya dalam keadaan baik dan sehat.
165
Hasil : ibu dan keluarga terlihat senang mengetahui keadaan bayinya
sehat
2) Menjaga bayi tetap hangat
3) Memastikan bayi berpakaian lengkap dan diselimuti
4) Menutup kepala bayi dengan topi
Hasil : bayi berada di ruangan yang hangat, dan bayi sudah memakai
baju lengkap, topi, bedong dan selimut
5) Memastikan bayi telah mendapatkan vitamin K1 setelah IMD serta
imunisasi Hepatitis B selang 1-2 jam setelah pemberian vitamin KI.
Hasil : bayi telah mendapatkan vitamin K1 usia 1 jam dan telah
diimunisasi Hepatitis B selang 5 jam setelah pemberian vitamin Kl
6) Melakukan dan mengajarkan ibu mengenai perawatan tali pusat
a) Merawat tali pusat dengan cara membungkusnya dengan kassa
kering
b) Saat tali pusat terkena kotoran atau tinja, mencuci tali pusat
dengan air bersih, kemudian dikeringkan sampai benar-benar
kering dan dibungkus dengan kassa kering
Hasil : perawatan tali pusat telah dilakukan, tali pusat sudah dalam
keadaan kering dan terbungkus kassa kering serta ibu paham
mengenai perawatan tali pusat yang diajarkan.
7) Menerapkan sistem rawat gabung yaitu dengan menempatkan bayi
selalu di dekat ibu serta ayah atau kakak-kakaknya terus-menerus
166
selama 24 jam untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu, bayi dan
keluarga.
Hasil : rawat gabung berlangsung dengan baik
8) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
penuh, tanpa tambahan makanan apapun dan selalu mencuci
tanganvsebelum dan sesudah menyusui bayinya.
Hasil : ibu hanya memberikan ASI saja kepada bayinya dan mencuci
tangannya sebelum dan sesudah menyusui bayinya.
9) Memberikan konseling pada ibu mengenai tanda bahaya bayi baru
lahir serta segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan jika ditemui tanda
bahaya bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menyusu, kejang-
kejang, lemah, sesak nafas(> 60x per menit) tarikan dinding bagian
bawah ke dalam, bayi merintih atau menangis menerus,tali pusar
kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah,demam/panas tinggi(>37s C), kulit dan mata bayi kuning.
Hasil : ibu mengerti dan akan waspada terhadap tanda bahaya yang
dapat dialami bayinya.
10) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di dokumentasikan
Catatan perkembangan pada BBL 6 Hari
Hari/Tanggal : 02 Maret 2022
Jam : 14.30 WIB
168
1. Data
Subyektif
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap < 2 jam sekali
atau jika bayi menginginkan, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 1 jam bergantian antara payudara
kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi asi
saja tak ada makanan tambahan apapun.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4 x/ hari, warna
kuning keemasan, lembek, bau khas, tidak ada keluhan. Ibu
juga mengatakan bayi sehari BAK 7-10 x/ hari, warna
jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
c. Pola istirahat/ tidur
Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai menyusu
dan merasa kenyang, sehari kira-kira 16 jam waktu untuk
bayi gunakan tidur.
2. Data
Obyektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
a. TTV
1) Denyut jantung : 130x/ menit
2) Pernafasan : 42x/ menit
3) Suhu : 36,7C
4) Berat badan : 3000 gr
b. Pemeriksaan fisik
169
Abdomen : tali pusat sudah lepas saat usia 6 hari,bekas luka
tali pusat masih sedikit basah namun tak berbau,tidak ada
kemerahan, tidak ada bengkak serta tidak ada pengeluaran
berupa nanah atau darah.
3. Analisa a. Diagnosa Kebidanan
BBL Ny .S usia 6 hari ,fisiologis
4. Pelaksanaan Tanggal : 02 Maret 2022 Pukul : 14.40 WIB
a. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan
keluarga, bayinya dalam keadaan baik dan sehat.
Hasil : ibu terlihat lega karena bayinya dalam keadaan sehat.
b. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti
1) pernafasan
2) sulit atau lebih dari 60x/menit,
3) terlalu hangat (>38°c) atau terlalu dingin (<36°c),
4) kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru,
pucat atau memar, (d) hisapan saat menyusu lemah,
rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan,
5) tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau
busuk, berdarah,
6) tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,
merab, bengkak, bau busuk, keluar cairan
pernafasan sulit
170
7) tidak BAB dalam 3 hari , tidak bak dalam 24 jam
,tinja lembek atau encer, sering berwarna hijau tua,
ada lendir atau darah
8) menggigil,rewel, lemas, mengantuk, kejang,tidak
bias tenang, menangis terus menerus
Hasil : tidak nampak tanda bahaya pada BBL di alami
c. Memberikan ibu konseling tentang pemberian ASI.
Menyusui bayi setiap 2-3 jam bergantian dari payudara kiri
dan kanan Seorang bayi yang menyusu sesuai dengan
permintaannya bias menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24
jam. Pada usia 0-6 bulan kebutuhan gizi bayi baik kulitas
maupun kuantitas terpenuhi hanya dari asi tanpa harus
diberikan makanan ataupun minuman lainnya.
Hasil : ibu paham tentang pemberian ASI
d. Memberikan ibu konseling tentang menjaga kebersihan
kulit bayi yaitu dengan memandikan bayi menggunkan air
hangat-hangat kuku dan tempatkan bayi di dalam ruangan
yang hangat tidak berangin.
Hasil : ibu paham cara memandikan bayinya
e. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan.
Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
sudah di dokumentasikan.
171
Catatan perkembangan BBL usia 2 Minggu
Hari/Tanggal : 09 Maret 2022
Jam : 14.30 WIB
Tempat : Rumah klien
1. Data
Subyektif
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap < 2 jam
sekali atau jika bayi menginginkan, setiap kali menyusu
bayi menghabiskan waktu ± 10-15 menit bergantian antara
payudara kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya
diberi asi saja tak ada makanan tambahan apapun.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4 x/ hari,
warna kuning keemasan, lembek, bau khas, tidak ada
keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari BAK 7-10 x/ hari,
warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
c. Pola istirahat/ tidur
Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai
menyusu dan merasa kenyang, sehari kira-kira 15-17 jam
waktu untuk bayi gunakan tidur.
2. Data
Obyektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
172
a. TTV
1) Denyut jantung : 135x/ menit
2) Pernafasan : 45x/ menit
3) Suhu : 36,7C
4) Berat badan : 3300 gr
b. Pemeriksaan fisik
Abdomen : bekas luka tali pusat sudah mengering tak
berbau,tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak serta tidak ada
pengeluaran berupa nanah atau darah.
3. Analisa a. Diagnosa Kebidanan
BBL Ny .S usia 2 minggu ,fisiologis
4. Pelaksanaan Tanggal : 09 Maret 2022 Pukul : 14.40 WIB
a. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada
dan keluarga, bayinya dalam keadaan baik dan sehat
Hasil : ibu terlihat lega mendengar hasil pemeriksaan
b. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa
tambahan apapun hanya asi saja selama 6 bulan dan
menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan
bayinya.
Hasil : ibu mengatakan bersedia memberikan asi saja
untuk kedepannya sampai bayi usia 6 bulan dan
menjaga kehangatan bayinya
173
c. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi dasar wajib
untuk bayi, pada saat usia 1 bulan yaitu BCG dan
Polio 1.
Hasil : ibu mengerti tentang imunisasi wajib yang
harus didapatkan.
d. Mengingatkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke
posyandu setiap 1bulan sekali secara rutin agar
pertumbuhan dan perkembangan bayinya
terpantau dengan baik,serta mendapatkan imunisasi
sesuai dengan jadwalnya.
Hasil : ibu bersedia membawa bayinya posyandu
secara rutin 1 bulan sekali.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
bayi seperti : menjaga kuku bayi agar tetap
pendek,kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali agar
tidak menyebabkan lecet pada mulut atau kulit bayi,
bayi dibiasakan keluar selama 1 atau 2 jam sehari bila
udara baik, hal ini agar bayi terbiasa dengan sinar
matahari namun usahakan hindari pancaran langsung
dengan pandangannya.
Hasil : ibu mengerti cara merawat bayi.
f. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
175
PEMBAHASAN
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III
Hasil pengkajian identitas klien, diketahui kien adalah Ny.S dan pada saat
hamil ini berusia 22 tahun. Menurut Widatiningsih dan dewi 2016; 162), Umur
dalam kategori reproduksi sehat yaitu antara 20hingga kurang dari 35 tahun .
Berdasarkan hal tersebut, usia Ny.S saat hamil ini usia 22 tahun, merupakan usia
aman untuk kehamilan dan persalinan,serta diharapkan terhindar dari alat-alat
reproduksi yag belum matang, mental dan psikis ibu belum siap, serta terhindar dari
kejadian perdarahan saat masa nifasnya.
Tingkat pendidikan ibu juga berpengaruh pada pemilihan penolong
persalinan dan perawatan selama kehamilan diketahui pendidikan terakhir ibu
adalah SMU dan suami juga SMU, Menurut Ambarwati dan Wulandari(2015; hal:
132) pendidikan sangat berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya. Selain itu juga sebagai dasar bidan untuk
menentukan metode yang paling tepat dalam penyampaian informasi mengenai
teknik melahirkan bayi. Hal ini diketahui dari riwayat ANC ibu yaitu sebanyak 11
kali, sudah lebih 5 yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu 6x. diketahui
ibu telah mendapatkan beberapa pendidikan kesehatan dari bidan dan ibu juga
melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan. Hal tersebut menunjukan bahwa
pemahaman ibu terhadap penjelasan bidan sudah baik.
176
Pekerjaan ibu adalah Ibu rumah tangga, Ibu melakukan pekerjaan rumah
seperti mencuci baju, menyetrika, menyapu, mengepel. Selama hamil pekerjaan
dibantu oleh suami . suami bekerja sebagai karyawan swasta .Hal ini dikaji sesuai
dengan teori Ambarwati dan Wulandari (2015; 132) pekerjaaan dikaji untuk
mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga akan
berpengaruh terhadap gizi klien tersebut. Menurut (Widatiningsih, Sri & Christin
Hiyana. 2017: 163) Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui apakah ingin
memeriksakan kehamilan atau ada masalah yang dikeluarkan dikeluhkan,Biasanya
mengenai ketidaknyamanan yang dialami akibat kehamilan pada trimester 3
diantaranya peningkatan frekuensi berkemih dan nyeri punggung bawah. Pada saat
pengkajian tanggal 22 Februari 2022 Ny. S megatakan tidak ada keluhan.
Kehamilan Ny.S saat ini merupakan kehamilan yang pertama dengan usia
kehamilan pada saat dilakukan pengkajian pada 22 Februari 2022 usia kehamian
39+1 minggu dengan HPHT 21 Mei 2021 dan HPL 28 Februari 2022. Bidan ingin
mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk
memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan. (Walyani, Elisabeth
Siwi. 2015)
Kasus Ny. S selama hamil melakukan kunjungan ANC sebanyak
11 kali Ny.s telah teratur dan rutin melakukan kunjungan ANC dan diharapkan
tidak ada komplikasi atau masalah yang tidak diharapkan selama masa kehamilan,
apabila terdapat masalah dapat segera ditangani secara dini. Dengan demikian
sudah memenuhi standar kunjungan antenatal yaitu dilakukan paling sedikit 4 kali
177
selama kehamilan.Hal ini sesuai teori Widatiningsih dan Dewi,(2017:168-169),
menyatakan bahwa sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. Satu kali
pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II (mulai
usia kehamilan 16-18 minggu), dan dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-
36 minggu dan diatas 36 minggu).
Pemeriksaan Hb dalam kasus dan teori tidak terdapat kesenjangan menurut
Widatiningsih dan Dewi (2017; 184) Hemogobin pada kunjungan pertama dan pada
usia kehamilan pada trimester II adalah 11,8 gr/dl dimana Hb ibu saat hamil
trimester ketiga 8,8 gr/dI dan pada trimester ketiga yang dilakukan untuk cek ulang
Hb ibu menjadi 11,8 gr/dl diangap normal pada Ny.S .
Pola eliminasi Ny.S sebelum dan selama kehamilan ini mengalami
perubahan yaitu frekuensi buang air kecil meningkat,namun warna urin masih sama
yaitu jemih Perubahan pola eliminasi terutama terjadi pada kehamilan trimester tiga
ini. Pada TM II sering terjadi peningkatan frekuensi berkemih yang disebabkan
karena adanya tekanan uterus pada kandung kemih. Perubahan ini sesuai dengan
teori (widatiningsih,2017)
Pola asupan nutrisi pada kasus Ny.S makan selama hamil ini menjadi
bertambah porsinya dalam sehari dengan komposisi makan nasi,sayur,lauk. Dan
unntuk konsumsi minumannya ibu mengkonsumsi air putih . Pola asupan nutrisi
pada kasus Ny.S tidak terdapat permasalahan. Sesuai dengan teori (Widatiningsih
,2017) Ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang mengandung cukup
protein,vitamin dan zat besi. Kebutuhan nutrisi ibu pada saat hamil sangatlah
178
berbeda terutama kebutuhan kalori yang meningkat 300 kalori per hari. Dalam
kasus Ny.S tinggi badan Ny.S 155 Cm dan berat badan 43 Kg,sehingga menurut
perhitungan IMT Ny.S dalam kategori Kurang .hal ini disebutkan dalam teori
(Widatiningsih,2017) Nilai IMT mempunyai rentang nilai normal jika berat badan
ibu sesuai dengan tinggi badannya antara 19,8-26,6, sedangkan IMT kurnng dari
19,8 berarti underweight rendah yang artinya berat badan ibu terlalu rendah
dibandingkan tingginya, jika IMT ibu lebih dari 29,0 maka dikategorikan obese
dimana berat badan ibu sangat berlebihan dibandingkan dengan tinggi badannya.
Pada pola kebiasaan yang merugikan kesehatan, ibu mengatkan tidak
merokok, minum berakohol, dan tidak mengkonsumsi obat minuman obatan
terlarang. Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat-obatan dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat-
obatan yang diberikan oleh bidan seprti tablet Fe, Vitamin C, dan lainya. Menurut
penelitian (Nurhayari dkk,2014) berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan
bahwa pengaruh asupan zat besi (Fe) dengan jumlah ditentukan dapat efektif
meningkatkan kadar Hemoglobin.
Pemeriksaan obstetric pada Ny.S,pada palpasi abdomen dilakukan
pemeriksaan leopold I-IV pada perut ibu. Pada leopold I didapatkan hasil pada
pengkajian tanggal 22 Februari 2022 yaitu TFU 2 Jari dibawah processus
Xyphoideus teraba kurang bulat tidak melenting dan tidak keras.teraba kurang
bulat tidak melenting dan tidak keras yang berarti bokong janin. Hasil pemeriksaan
leopold II pada Ny.S yaitu Teraba bagian kecil – kecil pada bagian kiri perut ibu,
teraba bagian panjang seperti balok, keras dan terdapat tekanan yang merupakan
179
bagian punggung bayi di sebelah kanan. Untuk menentukkan TFU dengan jari
dimana tingginya sesuai dengan usia kehamilan. Deskripsikan bagian yang ada di
fundus bila usia gestasi >28 minggu. Kepala dideskripsikan sebagai teraba 1 bagian
besar, bulat, keras, melenting. Bokong dideskripsikan sebagai teraa 1 bagian besar,
lunak, kurang bulat (Widatiningsih, dkk., 2017: 183).Leopold II Untuk
menentukkan bagian apa yang ada di sisi kanan dan sisi kiri ibu. Punggung
dideskripsikan sebagai teraba bagian besar yang rata, memanjang dan terasa ada
tahanan. Sedangkan ekstremitas dideskripsikan sebagai teraba bagian kecil-kecil
yang menonjol. (Widatiningsih, dkk., 2017: 183) .Leopold III Untuk menentukkan
apakah bagian terbawah janin dan apakah bagian tersebut sudah masuk panggul ibu
atau belum. Jika teraba 1 bagian bulat, keras, melenting maka itu adalah kepala.
(Widatiningsih, dkk., 2017: 183) hal tersebut sudah dikaji sesuai teori dan tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus. untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah dan untuk menegtahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum
menurut (Sulistyawati, 2009; 92 ), pada kasus Ny.S janin sudah memasuki panggul.
Diketahui hasil pemeriksaan denyut jantung janin ( DJJ) pada pengkaian
yaitu 140x/menit jumlah 1 bagian kanan bawa pusat . Frekuensi DJJ 140x/menit
termasuk normal menurut (Romauli,2015) Normalnya pada usia kehamilan
trimester III terdengar denyut jantung di bawah pusat ibu ( baik dibagian kiri atau
bagian kanan). Mendengarkan denyut jantung bayi meliputi frekuensi dan
keteraturannya. DJJ dihitung selama I menit penuh dan jumlah normalnya antara
120 sampai 140 x/menit.
180
Diagnosa kebidanan pada kehamilan trimester III didasarkan pada data
subyektif dan obyektif, maka diperoleh diagnosa kebidanan pada kasus Ny. S pada
pengkajian adalah Ny. S umur 22 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 39+1 minggu,
janin tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi kepala, fisiologis. Asuhan pada
masa hamil pengkaji melakukan penatalaksanaan pada Ny.S sebagaimana asuhan
yang diberikan untuk kehamilan dengan IMT kurang.Asuhan yang diberikan yaitu
memberi motivasi kepada ibu bagaimana mengatur gizi pada pola makan seimbang
selama kehamilan.Menurut pengkaji, pemberian KIE pada ibu hamil sangat penting
untuk memberikan informasi mengenai makanan-makanan apa saja yang perlu di
konsumsi selama hamil, terutama untuk mengatasi ibu hamil dengan IMT rendah
yaitu dengan memotivasi ibu untuk mengatur pola makan,memberitahu ibu tentang
makanan-makanan apa saja yang baik di konsumsi ibu hamil disarankan untuk
makan dalam porsi kecil sebanyak 5-6 kali sehari.Perbanyak mengonsumsi
makanan yang tinggi lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan, ikan atau
minyak zaitun.Makan camilan sehat seperti keju, cracker, kacang-kacangan, buah
kering, yoghurt atau es krim setiap ibu merasa lapar atau di antara waktu
makan.Tambahkan selai kacang, mentega atau krim keju pada makanan yang ibu
konsumsi.Sebaiknya hindari menyantap makanan cepat saji, karena walaupun
makanan ini bisa membuat ibu cepat gemuk, namun kandungan gizinya sangat
minim.Pada kasus pelaksanaan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan ibu.
Pemberian KIE pada dasarnya penting untuk ibu hamil supaya semua informasi
penting yang terkait dengan kebutuhan ibu hamil dapat tersalurkan dan bermanfaat
181
bagi pasien, dengan begitu diharapkan dapat mengantisipasi masalah yang muncul
sesuai dengan masalah yang ada.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan
Pengkajian dilakukan hari Kamis 24 Februari 2022 pukul 02.00 WIB saat
ibu datang ke Puskesmas karena ibu sudah merasakan tanda-tanda persalinan. Pada
kasus Ny. S diketahui ibu sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul 19.00
WIB, dan keluar lender darah pukul 21.00 WIB. Kencang-kencang yang dirasa
semakin sering, ketika untuk istirahat tidak berkurang. Dari keluhan yang di
sampaikan oleh Ny.S sampaikan merupakan tanda-tanda persalinan sesuai dengan
teori oleh Sulistyawati & Nugraheny, (2013; 221) yaitu kasus persalinan yang harus
didapat dari ibu adalah kapan mulai terasa kencang-kencang di perut, bagaimana
intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari vagina yang
berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir yang disertai darah.
Selama dalam proses persalinan asupan nutrisi terakhir ibu juga Perlu
diperhatikan. Hal ini bermanfaat untuk mengkaji cadangan dan status cairan. Ny. S
mengatakan makan terakhir tanggal 23 Februari 2022 Pukul 19.30 WIB terdiri atas
nasi,sayur dan lauk satu piring sedang dan minum terakhir tadi saat hendak
berangkat ke puskesmas air putih 1 gelas .Dengan begitu dipastikan Ny. S masih
memiliki dan cadangan cairan untuk menjalani proses persalinannya,eliminasi
terakhir juga perlu dikaji karena kandung kemih yang penuh akan menghambat
penurunan bagian terendah janin. Menurut Sulistyawati & Nugraheny (2013; h. 46),
selama proses persalinan ibu akan mengalami poliuri sehingga penting untuk
182
difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Data anamnesa didapatkan
bahwa Ny. S BAB terakhir pada tanggal 23 Februari 2022 Pukul 16.00 WIB
,berwarna kuning kecoklatan,konsistensi lembek dan BAK terakhir pukul 23.00
WIB ,warna kuning jernih baunya khas, tidak ada keluhan .lembek, warna kuning
kecoklatan dan tidak ada keluhan.
Tanda-tanda vital ibu didapatkan hasil tekanan darah 126/85 mmHg,nadi 89
kali/menit, suhu 36°C, pernafasan 20 kali/menit. Pengukuran tanda-tanda vital
diukur diantara kontraksi terutama tekanan darah dan nadi. di, hal ini sejalan dengan
teori yang diungkapkan Marmi (2016) bahwa tekanan darah meningkat selama
kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik 10-20 mmHg dan kenaikan diastolic 5-
10 mmHg, sedangkan frekuensi denyut nadi akan sedikit meningkat diantara
kontaksi, sedikit peningkatan nadi dianggap normal karena terjadi peningkatan
metabolisme selama persalinan (Marmi,2016; 103). Pada masa persalinan suhu
tubuh akan meningkat. Kenaikan masih dianggap normal asal tidak melebihi 0,5°C
sampai 1°C, karena hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme selama
persalinan Menurut Sulistyawati dan Nugraheny(2013; 67 ). Selama persalinan
frekuensi pernafasan dapat meningkat dibandingkan sebelum persalinan yang dapat
disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan teknik
pernafasan yang tidak benar. Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013; 68),
peningkatan frekuensi pernapasan selama persalinan merupakan suatu hal yang
normal karena hal ini merupakan suatu cerminan adanya kenaikan metabolisme.
Berdasarkan data yang diperoleh, tanda-tanda vital Ny. S dalam kategori normal.
183
Untuk mengetahui apakah Ny. S sudah masuk inpartu atau belum dilakukan
pemeriksaan dalam pada tanggal 24 Februari 2022 Pukul 02.00 WIB. Pemeriksaan
dalam dilakukan untuk menilai beberapa hal meliputi vulva dan vagina dengan hasil
vulva/vagina tenang, portio lunak,efficement 20%, pembukaan 2 cm, kulit ketuban
utuh teraba kepala,penurunan hodge I, tidak ada bagian lain yang menumbung,
SLTD (+).Jika SLTD sudah positif maka ibu sudah masuk dalam persalinan sesuai
dengan teori Sulistyawati dan Nugraheny (2013; 66) menyatakan pengeluaran
lendir dan darah mengindikasikan telah dimulainya persalinan. Berdasarkan data
yang didapatkan dari ibu dan berdasarkan hasil pemeriksaan sehingga penulis
menegakkan diagnosa kebidanan sebagai berikut : Ny. S usia 22 tahun G1P0A0
umur kehamilan 39+3 Minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, punggung kanan,
presentasi kepala, dalam persalinan kala I fase laten, fisiologis.
Adanya respon positif dari keluarga terhadap persalinan akan mempercepat
proses adaptasi pasien menerima peran dan kondisinya, adat istiadat perlu
ditanyakan adakah beberapa kebiasaan yang pasien lakukan dan selama tidak
membahayakan pasien, sebaiknyaa tetap difasilitasi karena ada efek psikologis
yang positif untuk pasien dan keluarganya (Sulistyawati &Nugrahaeni 2013; h.
225-226). Pasien ditunggui dan didampingi oleh keluargan ya terutama suami.
Tidak ada adat istiadat tertentu yang dianut pasien sehingga tidak perlu intervensi
terhadap hal berkaitan dengan adat istiadat. Keluarga Ny. S turut serta mendoakan
untuk kelancaran persalinan ibu agar ibu dan bayi dapat melalui proses persalinan
dengan selamat dan sehat.Pengambil keputusan utama adalah suami pasien.
184
Pelaksanaan dilakukan dengan Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu
dan keluarga bahwa bayi dan ibu sehat,melakukan swab antigen,menganjurkan ibu
untuk miring ke kiri ,Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
cairan di sela-sela kontraksi,Menganjurkan ibu untuk selalu mengosongkan
kandung kemih dengan rutin BAK dan tidak menahan BAK,melakukan
pemantauan persalinan kala I. 30 MENIT (djj,Frekuensi,lamanya kontraksi dan
nadi). 4 jam (tekanan darah,VT,penurunan bagian terbawah,suhu), menyiapkan alat
seperti partus set dll serta selalu melakukan pendokumentasian. Seperti pada teori .
Kala II persalinan dimulai sejak pembukaan lengkap hingga bayi
lahir.Pelaksanaan kala II dilakukan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal
(APN) menurut teori Prawirohardjo (2014; h.341-344), Mammi (2016; h. 159-160,
197-198). Jam 11.45 ketuban pecah spontan,diketahui DJJ ,kontraksi,nadi dalam
keadaan normaldan adanya tanda gejala kala II yaitu dorongan meneran,tekanan
anus,perineum menonjol, dan vulva membuka sehingga dilaukan pemeriksaan
dalam . hasilnya sudah terjadi pembukaan lengkap sehingga Ny S telah memasuki
persalinan kala II dan dapat di pimpin untuk meneran. Namun sebelumnya, pastikan
terlebih dahulu bahwa ruangan persalinan, partus set, peralatan untuk melakukan
penjahitan, dan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir sudah lengkap dan siap
digunakan seperti dalam teori Asuhan Persalinan Normal (APN) menurut Marmi,
(2016;196-199). Pada kasus, ruangan dan semua peralatan yang dibutuhkan sudah
siap dan tersedia.Namun, pada penggunaan APD terdapat kesenjangan antara teori
dengan pelaksanaan di lahan. Dilahan tidak menggunakan APD secara lengkap,
tidak menggunakan topi dan kacamata. Sebelum dipimpin untuk mengejan ibu
185
dianjurkan untuk memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan karena posisi yang
nyaman dapat mempercepat kala II yang dibuktikan dengan penelitian Hikmah
tahun 2016 di Tangerang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
posisi meneran kombinasi dengan lama persalinan kala II. Dalam kasus Ny.S
memilih posisi setengah duduk karena dapat memberikan rasa nyaman dan
mempermudah ibu untuk istirahat diantara kontraksi. Selain itu, Manuver tangan
dalam pertolongan persalinan merupakan faktor yang mempengaruhi dari
keberhasilan proses persalinan.
Setelah dilakukan pimpinan meneran sejak pukul 11.45 WIB pada Ny. S, bayi
lahir spontan pada pukul 13.15 WIB, menangis kuat, kulit kemerahan, dan gerakan
aktif. Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan di depan vulva ibu dan diatas
underpad untuk dibersihkan dan dikeringkan menggunakan kain bersih. Hal ini
sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal (APN) menurut Marmi, 2016;196-
199 yang menyebutkan bahwa setelah seluruhtubuh bayi lahir, bayi diletakkaan di
atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah. Setelah itu dilakukan
pemotongan tali pusat dan diikat dengan benang steril menurut teori Asuhan
Persalinan Normal (APN) menurut Marmi, (2016;196-199) namun pada
kenyataannya dalam kasus setelah diakukan pemotongan tai pusat bukan di ikat
dengan benang steril namun langsung dengan penjepit tai pusat, setelah dilakukan
penjepitan dan pemotongan tali pusat, bayi dibungkus dengan kain lalu diserahkan
pada ibu untuk di inisiasi menyusui dini dan kontak kulit dengan ibu.
Kala III Persalinan Bayi lahir spontan 24 Februari 2022 pukul 13.15 dengan
jenis kelamin
186
perempuan, menangis kuat, kulit kemerahan. Ibu mengatakan merasa lega setelah
bayinya lahir dan ibu merasa mulas pada penut bagian bawah hal ini sesuai dengan
teori Sulistyawati dan Nugraheny (2013; h. 237).Setelah diperiksa TFU teraba
setinggi pusat, tidak ada janin kedun, kandung kemih kosong ,uterus teraba
berkontraksi keras bentuk uterus globuler , dan tali pusat tampak dari vulva.
Diagnosa dari kasus Ny. S usia 22 tahun G1P0A0 dalam persalinan kala III
fisiologis.
Penatalaksanaan kala Ill pada Ny.S tidak memiliki kesenjangan dengan teori.Satu
menit setelah bayi lahir disuntikkan oksitosin 10 IU per IM di paha kanan ibu untuk
membantu kontraksi sesuai dengan teori Prawirohardjo (2014; h.344).Dua menit
setelah bayi lahir mengikat dan memotong tali pusat.Tali pusat bayi diikat dengan
menggunakan klem tali pusat .Kontraksi pada rahim ibu baik, terdapat adanya
tanda-tanda pelepasan placenta yang berupa semburan darah dan pemanjangan tali
pusat,pelaksanaan selanjutnya yaitu mengklem tali pusat ,pada kasus Ny.S
dilakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat
± 2 menit setelah bayi lahir, tali pusat diklem kira-kira 3 cm dari pusat bayi dan
diurut Ialu memasang klem ke dua 2 cm dari klem pertama dan memotong tali
pusat diantara 2 klem tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori Prawirohardjo
(2014; h. 344).
Pengecekan kelengkapan placenta dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
selaput atau bagian placenta yang tertinggal di Rahim maupun jalan lahir IBI (2016)
selanjutnya dilakukan eksplorasi dengan sarung tangan DTT untuk mengecek
187
apakah ada selaput ketuban yang tertinggal. Pemberian Inisiasi Menyusui Dini
disertai tindakan PTT dilakukun karena IMD sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi.
Pada kasus bayi telah dilakukan IMD selama 1 jam namun belum berhasil.
Penengangan Tali Pusat Terkendali (PTT) dilakukan hanya selama uterus
berkontraksi, dilakukan untuk mempersingkat proses kala IlI dan mengurangi
terjadinya perdarahan.Pada kasus terdapat robekan di perineum. Setelah dilakukan
pengecekan robekan, dilakukan masase segera pada fundus selama 5 detik untuk
membantu kontraksi uterus.
Asuhan persalinan kala IV yang diberikan sudah sesuai dengan teori menurut
Marmi (2016; h.298-299). Dalam penatalaksanaan kala IV Ny. S dilakukan
observasi selama 2 jam pasca persalinan. Dapat disimpulkan dalam proses
persalinan Ny. S tidak ditemukan adanya komplikasi atau penyulit.
3. Asuhan Kebidanan Pada Nifas Fisiologis
Pengkaian masa nifas dilakukan 6 jam post partum tanggal 24 Februari 2022
Pukul 19.15 WIB . Ny U mengeluh mulas pada perut bagian bawah. Pada kasus
sesuai dengan teori (Ambarwati, 2015) yang menyatakan Keluhan yang pada
umumnya terjadi saat masa nifas, pada 6 jam pasca salin pasien akan merasakan
mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum. Jadi keluhan
yang dialami Ny S merupakan hal yang normal dialami dimasa nifas.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan menunjukan hasil tekanan darah 110/70
mmHg,nadi 74x/menit, suhu 36,5°C RR 20x/menit.Kolostrum sudah keluar ,lochea
rubra tidak ada tanda infeksi .
188
Dari data psikospritual didapatkan Ny.S sangat senang mengharapkan bayi
nya. Hubungan Ny S dengan , suami, keluarga dan tetangga baik,saat mengetahui
ibu sudah melahirkan ada keluarga lain yang turut menjenguk ibu ke puskesmas
dan mendoakan untuk kesehatan Ny.S .Selama masih keluar darah Ny S belum
menjalankan sholat. Pada saat ini fase psikologi yang dialami ibu adalah fase taking
in, dimana ibu mengatakan masih merasa lelah dan membutuhkan istirahat jadi ibu
belum sepenuhnya mengurusi bayinya. Hal tersebut dikaji sesuai dengan teori
(Arfiana, 2017) Data psikososial bertujuan untuk mengetahui respon ibu dan
keluarga terhadap bayinya. Beberapa ibu dapat mengalami perubahan emosi atau
psikologis selama masa nifas, hal ini biasa terjadi pada ibu nifas yang merupakan
proses menjadi orang tua. Dalam fase ini disebut dengan fase 'taking in" perhatian
ibu terutama adalah diri sendiri berlangsung seiama 1-2 hari. Dalam fase ini yang
diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya.
Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan asuhan pada ibu nifas
6post partum 6 jam dan di sesuaikan dengan kebutuhan ibu diantaranya 8)
Memberikan terapi vitamin A 1 tablet (200.000 ju), tablet zat besi (FE) 60 mg
1x1 (10 tablet), Amoxcillin 500 mg 3x1 (10 tablet) dan Paracetamol 500 mg 3x1
(10 tablet). Memberitahu ibu untuk minum vitamin A selang 24 jam post partum
pada jam sama pada saat meminum vitamin A yang pertama. Sesuai dengan teori
(Arfiana,2017) Memberikan ibu therapy tablet tambah darah, pencegah perdarahan
dan lancer ASI.
Berdasarkan pengkajian pada kunjungan ke -2 pada hari ke 6 pasca ibu
bersalin , Ny S sudah tidak ada keluhan yang dirasa, ia dapat merawat bayinya
189
dengan baik dibantu oleh ibu serta mertuanya. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan hasil TFU pertengahan pusat-sympisis, pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui involusi uteri berlangsung dengan baik,sesuai dengan teori yang
di sampaikan oleh (Marmi, 2017) pada minggu pertama atau TFU berada di
pertengahan pusat dan simfisis.
Pada kunjungan nifas ke-3 pada 2 minggu post partum Ny .S mengatakan
tidak ada keluhan . pada pemeriksaan TFU sudah tidak teraba, sesuai teori menurut
Marmi (2017; h. 86) pada pemeriksaan abdomen masa nifas 2 minggu tinggi fundus
uteri sudah tidak teraba. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini dapat diketahui bahwa
proses involusi uteri Ny. S berjalan normal. Melalui pengkajian mulai dari
kunjungan nifas pertama pada 6 jam postpartum, kunjungan kedua pada 6 hari
postpartum, dan kunjungan ketiga pada 2 minggu postpartum dapat diketahui
bahwa secara keseluruhan kondisi Ny. S baik, dengan involusi uteri yang normal,
PPV normal. Pada masa nifas 2 minggu diberikan konseling mengenai motede
kontrasepsi pasca persalinan, dari pengkajian yang dilakukan Ny. S berencana
untuk menggunakan KB suntik. Kontraspsi ini hanya mengandung hormone
progestin, sehingga menurut Menurut Affandi, dkk, (2012; US1-U55) tidak
berpengaruh terhadap produksi ASI.
4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis
Bayi Ny. S lahir pukul 13.15 WIB tanggal 24 Februari 2022. Pengkajian yang
dilakukan pada bayi Ny. S usia 6 jam ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dan
kondisi bayi setelah 6 jam bayi lahir.Sesuai dengan teori Menurut Marmi (2015, h.
190
73) bayi menyusu sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya setiap 2-3 jam
(paling sedikit setiap 4 jam), dan bayi dapat menyusu 12-15 kali dalam 24 jam.
Sehingga dalam penatalaksanaan Ny. S dianjurkan untuk sesering mungkin
menyusui bayinya agar payudara terangsang untuk memproduksi ASI. Pada pola
eliminasi, bayi Ny. S sudah BAK 2x warna kuning jernih, dan setelah lahir bayi
sudah mengeluarkan meconium. Hal ini sesuai teori menurut Marmi dan Rahardjo
(2015; h.69), yang menyatakan dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK dengan
volume 20-30 mlhari dan dapat mengeluarkan mekonium, yang menandakan anus
bayi telah berfungsi.
Dalam penatalaksanaannya bayi Ny. S usia 6 jam diberikan imunisasi
hepatitis B untuk mencegah bayi terinfeksi hepatitis. Hal ini sesuai teori menurut
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018, 87), yaitu dengan memberikan imunisasi
Hepatitis B pertama pada 1 jam setelah pemberian vitamin K1 bermanfaat untuk
mencegah infeksi Hepatitis B pada bayi.
Pada pemeriksaan abdomen yang dilakukan pada bayi Ny. S yang berusia 6
hari, tampak tali pusat sudah terlepas keseluruhan, sesuai teori menurut Muslihatun
(2010; h. 32) tali pusat pada bayi lepas setelah 7-10 Pada pemeriksaan usia 6 hari
berat badan bayi 3000 gr, sudah naik 200 gr dari saat lahir, berbeda dengan teori
Kemenkes RI, tahun 2016 yang menyebutkan dalam minggu pertama berat badan
bayi mungkin turun dulu baru kemudian naik. Perbedaan teori dengan kasus
tergolong normal karena karena ASI ibu lancar dan bayi kuat menyusu. Selanjutnya
berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan ke 2 usia bayi 2 minggu, Ny. S
mengatakan bahwa bayi diberikan ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan dan
191
sudah menyusui lebih sering dan kuat. Dari hasil pemeriksaan keadaan umum bayi
baik,bayi dapat menghisap putting susu ibu dengan baik, yang menandakan reflek
hisapnya baik. Selain itu reflek moro pada bayi juga baik, terbukti saat pemeriksa
menepukkan tangan pada samping telinga bayi, bayi kaget dan seperti memeluk.
Hal ini sesuai teori menurut Muslihatun (2010;h.35), pada bayi usia 2 minggu reflek
moro (+) dan simetris, reflek hisap (+) padasentuban palatum molle, reflek
menggenggam (+), reflek rooting (+).
Dalam penatalaksanaannya Ny. S dianjurkan untuk rutin mengikuti posyandu
serta selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya hal ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh Marmi (2015; h. 105) yang mengatakan,
dianjurkan bagi ibu untuk menimbangkan bayi setiap bulannya. Bayi yang sehat
akan mengalami penambahan berat badan setiap bulannya