SNI Peta Geomorfologi - baixardoc

10
STANDAR NASIONAL STANDAR NASIONAL INDONESIA INDONESIA SNI 13-6185-1999 SNI 13-6185-1999 ICS 07.060 ICS 07.060 Penyusunan Peta Geomorfologi Penyusunan Peta Geomorfologi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

Transcript of SNI Peta Geomorfologi - baixardoc

STANDAR NASIONAL STANDAR NASIONAL INDONESIAINDONESIA

SNI 13-6185-1999SNI 13-6185-1999

ICS 07.060ICS 07.060

Penyusunan Peta GeomorfologiPenyusunan Peta Geomorfologi

BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSNBADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

Latar Belakang

Sampai saat ini literatur dan peta mengenai geomorfologi Indonesia masih sedikit sekali.

Peta yang ada, daerahnya sangat terbatas dan berskala kecil. Sedangkan peta tersebut

sangat dibutuhkan sebagai data dasar untuk mendukung perencanaan pengembangansuatu wilayah.

Saat ini di Indonesia baru tersedia peta geomorfologi skala kecil, yaitu peta geomorfologiPulau Jawa oleh Pannekoek (1946) dalam skala 1 : 1.000.000. Kemudian Verstappen

(1973), berhasil membuat peta geomorfologi pulau Sumatera dan pulau-pulau di

sekitarnya dengan menggunakan cara penelitian memanfaatkan citra inderaan ja uhdalam skala 1 : 2.500.000.

Beberapa instansi di Indonesia, akhir-akhir ini telah berusaha membuat petageomorfologi, akan tetapi penekanan masalahnya masih di sekitar timbulan (relief)

 permukaan bumi, sedangkan proses pembentukannya belum diungkapka n dengan rinci.

Sejak tahun 1989, Puslitbang Geologi telah melakukan pemetaan geomorfologi denganmenggunakan Sistem ITC di 16 daerah. Pemetaan tersebut menghasilkan 16 lembar

 peta geomorfologi yang seluruhnya telah diterbitkan dalam skala 1 : 100.000 (15 lembar)

dan skala 1 : 50.000 (1 lembar).

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka standar Penyusunan Peta Geomorfologi

ini disusun untuk menghasilkan peta geomorfologi standar (baku). Sistem (metoda) penyusunannya menganut sistem ITC (International Institute for Aerospace Survey and

Earth Sciences) dengan buku acuan berjudul “Aerial Photo-Interpretation in

Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping” (Van Zuidam, 1985). Sistem ITC

dipilih dan dipakai sebagai acuan mengingat sistem ini merupakan gabungan dari beberapa sistem yang ada, baik di daerah tropis, sub tropis, kering dan agak kering.

Dalam penyusunan peta geomorfologi, faktor pemanfaatan dan penampilannya perludipertimbangkan, antara lain :

a. Dapat dipakai untuk aneka tipe terrain  dan fleksible .

 b. Dapat dipakai dlam berbagai cara.c. Sederhana dan informative.

Maksud dan tujuan standardisasi penyusunan peta geomorfologi adalah sebagai pedoman dalam menyusun peta geomorfolog i di Indonesia.

D A F T A R I S I

Halaman

LATAR BELAKANG i

DAFTAR ISI iiDAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iii

1. KETENTUAN UMUM 1

1.1 Ruang lingkup 11.2 Definisi 1

1.3 Pengertian 1

1.4 Istilah 1

2. PERSYARATAN TEKNIS 4

2.1 Penyiapan peta 42.1.1 Sumber data 4

2.1.2 Sistem referensi koordinat 4

2.1.3 Ukuran lembar peta 42.1.4 Pemerian geomorfologi 4

2.2 Penyajian peta 4

2.3 Simbol 52.3.1 Huruf dan angka 5

2.3.2 Warna 6

2.3.3 Garis 6

3. UNSUR TAMBAHAN 7

3.1 penelaahan peta 73.2 Pengemasan 7

DAFTAR TABEL

1. simbol huruf dan warna unit utama geomorfologi 6

DAFTAR GAMBAR

1. Contoh tata letak geomorfologi 5

1. KETENTUAN UMUM

1.1 Ruang lingkup

Standar ini meliputi tata cara penyusunan peta geomorfologi dalam berbagai skala

 beserta penjelasannya yang mencakup : ketentuan umum, persyaratan teknis dan unsur

tambahan.

1.2 Definisi

Peta geomorfologi adalah peta yang menggambarkan bentuk lahan, ge nesa beserta prosesyang mempengaruhinya dalam berbagai skala.

1.3 Pengertian

a. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terain disajikan

dalam bentuk symbol huruf dan angka, warna, pola garis, dan hal itu bergantung

 pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.

 b. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei analitik (diantaranya, morfologi dan morfogenesa) dan sintetik (di antaranya proses

geomorfologi, tanah/soil, tutupan lahan).

c. Unit utama geomorfologi (geomorfological main unit) adalah kelompok bentuk lahan

didasarkan atas bentukan asalnya (stuktur, denudasi, fluvial, marin, kars, angin danes).

d. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang

dinyatakan dalam angka, garis atau gabungan keduanya.

1.4 Istilah

Peristilahan disusun dengan mempertimbangkan aspek yang sering dipergunakan dalam

 peta dan mempunyai nama sangat khas yang disusun berdasarkan abjad.

Bentang alam (landscape) 

 panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen geomorfologi dalam dimensiyang lebih luas dari terain.

Bentuk lahan (landform )komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang

dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

Bentukan asal (morphologic origin )terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).

Denudasi (denudation ) proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.

Elemen geomorfologi (geomorphologic element)

 bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan

genesanya.

Erosi (erosion)

serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau batuanterkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di permukaan bumi.

Fluvial (fluvial)aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan

 pengendapan material di permukaan bumi.

Gaya endogen (endogenous force)tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan,

 patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.

Gaya eksogen (exogenous force)

tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di

 permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.

Geomorfologi (geomorphology)

adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang

mempengaruhinya.

Hogbek ( hogkback)

 punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam dibentuk olehlapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.

Kars (karst) bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu

gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.

Kuesta (cuesta) bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan

lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang

curam memotong bidang perlapisan.

Marin (marine)

aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan pengendapan di lingkungan laut.

Mesa (mesa) bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan

lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.

Morfodinamis (morphodynamics) bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air,

angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai,

lahan kritis (badlands).

Morfoerasi (morphoerosion)

adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi

 bentuk lahan suatu wilayah.

Morfogenesa (morphogenesis) bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic)

dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.

Morfologi (morphology)ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.

Morfokonservasi (morphoconservation)

 pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.

Morfokronologi (morphochronology) 

hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.

Morfometri (morphometry) 

aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian,kekasaran terrain.

Morfografi (morphography)

aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan, plato.

Morfostruktur aktif (active morphostructur e) bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang

dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi,

 punggungan antiklin dan gawir sesar.

Morfostruktur pasif ( passive morphostructur e) 

 bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur

 batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dankubah.

Pelapukan (weathering)  proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih

kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan biologi.

Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section) 

adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan konfigurasi

 bentang alam.

Penutup lahan (land cover) 

Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.

Terain (terrain)

 bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik

tertentu.

2. PERSYARATAN TEKNIS

Peta geomorfologi disusun berdasarkan hasil interpretasi inderaan jauh dan

 pengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam bentuk gambar, mela lui proses

kartografi. Keterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

2.1 Penyiapan petaPada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsur yang menjadi persyaratan

dalam pembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan dengan keter sediaan ruang pada lembar peta.

2.1.1 Sumber dataSumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan peta geomorfologi, di

antaranya: peta rupabumi, foto udara, citra satelit dan lain-lain. Peta rupabumi yang

digunakan mengacu pada sistem penomoran lembar peta Bakosurtanal.

2.1.2 Sistem referensi koordinat

Sistem referensi koordinat peta geomorfologi mengacu kepada sistem referensi geodetik

nasional yang ditetapkan oleh Bakosurtenal, berdasarkan peraturan yang berlaku.

2.1.3 Ukuran lembar peta

Batas ukuran dan luas lembar peta ditentukan berdasarkan koordinat, untuk skala1:250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, 1:100.000 adalah 30 x 30 menit, 1:50.000 adalah 15

x 15 menit, sedangkan untuk skala 1:25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit.

2.1.4 Pemerian geomorfologi

Unsur geomorfologi yang tercantum dalam peta geomorfologi meliputi satuan

geomorfologi (bentukan asal dan bentukan lahan), morfologi, jenis batuan, proses

geomorfologi, tanah/ soil  dan tutupan lahan.

2.2 Penyajian petaPenyajian peta disusun menurut bagan tata letak sesuai Gb. 1. Perubahan tata letakdapat dilakukan selama proses pengkartografian, dengan ketentuan peta geomorfologi

memuat:

1) judul peta

2) nama dan nomor lembar peta3) instansi penerbit/pimpinan instansi

4) peta geomorfologi

5) garis penampang geomorfologi (A-B-C)6) peta lokasi daerah pemetaan

7) lokasi indek lembar peta

8) skala peta9) cakupan foto udara/citra satelit

10) nama penyusun & tahun terbitan

11) daftar istilah toponimi

12) penampang geomorfologi13) perian satuan geomorfologi

14) simbol

15) sumber data

16) nama penelaah/penyunting dll

Gb. 1. Contoh tata letak peta geomorfologi

2.3 SimbolSimbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi

geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna, garis dan corak.

2.3.1 Huruf dan angka

Huruf dan angka digunakan untuk menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf digunakanuntuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuk lahan. Angka digunakan untuk

menunjukkan jenis bentuk lahan pada masing-masing bentukan asal (Tabel 1).

Contoh penamaan satuan peta:

V1.1 = V  adalah bentukan asal gunungapi dan angka 1 adalah jenis bentuk lahan

(kerucut gunungapi), sedangkan .1 adalah bentuk lahan rinci.

3 2

1

13

146 7 98

10

11 12 15 16

A

B

C

5

4

2.3.2 Warna

Warna digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal (Tabel 1). Untuk masing-

masing bentuk lahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda sesuai dengan warnadasar bentukan asal.

2.3.3 GarisGaris digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen geomorfologi dan batas satuan

 peta geomorfologi.

TABEL 1 SIMBOL HURUF DAN WARNA UNIT UTAMA GEOMORFOLOGI

UNIT UTAMA KODE/HURUF WARNA

Bentukan asal struktur S (Structure) ungu

Bentukan asal gunungapi V (Volcanic) merah

Bentukan asal denudasi D (Denudasi) coklat

Bentukan asal laut M (Marine) biru

Bentukan asal sungai/fluvial F (Fluvial) hijau

Bentukan asal angin A (Aeolian) kuning

Bentukan asal kars K (Karst) orange

Bentukan asal glasial G (Glacial) biru terang