SKRIPSI S-1 KEBIDANAN

46
BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang - Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006). Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil. Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono, 2005). Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tanda seks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak, rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama pada pinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja dan mulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan dengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998) Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalangan remaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya

Transcript of SKRIPSI S-1 KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang - Indonesia menempatiurutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remajasebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung padatahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduklaki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006).

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusiayang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihandari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akanmengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagaiciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertastersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antarapubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saathaid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnyamerupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi padaseorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagaitanda bahwa ia sudah mampu hamil. 

Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaituantara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun.Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktorketurunan, keadaan gizi dan kesehatan umum 

(Sarwono, 2005).Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tandaseks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputipertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak,rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembanganbuah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama padapinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudahmemperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja danmulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba iniyang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasipertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungandengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998) 

Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalanganremaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya

kesehatan reproduksi. Mengingat masih banyak keluarga atau orangtua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untukbertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahamantentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya.

(Lampung post, jumat 5 oktober 2007)Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1475/MENKES/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal KesehatanKabupaten/Kota mentargetkan 80% untuk cakupan pelayanan kesehatanremaja tahun 2010.

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur 929.234 jiwa denganjumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 46.507 jiwa penduduklaki-laki dan 52.154 jiwa penduduk perempuan. Dan jumlah remajausia 15-19 tahun sebanyak 46.795 jiwa penduduk laki-laki dan43.245 jiwa penduduk perempuan.

(Hasil Sensus BPS Lampung, 2006)Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdapat 331 remajaPutri. Dari hasil prasurvei terhadap 150 siswi SMP Negeri 1Labuhan Ratu Lampung Timur sebanyak 133 orang siswi belum pernahmendapatkan informasi tentang menarche (haid pertama) dan 17orang siswi menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentangmenarche oleh ibu mereka. 

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukanpenelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dansikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan RatuLampung Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri

1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun

2008 ?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang

diteliti sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif.

2. Subyek Penelitian

Remaja putri siswi kelas VII,VIII, DAN IX SMP Negeri 1 Labuhan

Ratu Lampung Timur.

3. Obyek Penelitian

Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.

4. Lokasi penelitian

Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.

5. Waktu Penelitian

Februari-Juni 2008

6. Alasan Penelitian

Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang menarche (haid

pertama)

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri

tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri tentang

menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.

b. Untuk memperoleh gambaran sikap remaja putri tentang menarche di

SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Institusi Pendidikan AKBID Wira Buana Metro.

Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di

perpustakaan atau referensi.

2. Bagi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan dan

sikap remaja putri tentang menarche. Sehingga bisa memberikan

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi para murid terutama

kepada siswi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti

sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pernyataan “what”, misalnya apa air, apa

manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu :

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

(Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehention)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c. Menerapkan (application)

Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Yaitu kemampuan untuk menyebarkan materi suatu obyek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesa (synthesis)

Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi

pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian (Notoatmodjo,

2003).

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana

motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).

2. Komponen Sikap

Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude) yaitu :

a. Kognitif (cognitive).

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa

yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah

terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang

dapat diharapkan dari obyek tertentu.

b. Afektif (affective)

Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu

obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan

yang dimiliki obyek tertentu.

c. Konatif (conative)

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku

dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap

yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).

3. Tingkatan Sikap

Berbagai tingkatan dalam pembentukan sikap yaitu :

a. Menerima (receiving)

Pada tingkat ini, seseorang sadar akan kehadiran sesuatu (orang

nilai perbedaan) dan orang tersebut akan menjelaskan sikap

seperti mendengarkan, menghindari atau menerima keadaan tersebut.

b. Merespon (responding)

Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau

menjelaskan tugas yang diberikan sebagai sikapnya terhadap hal

tertentu.

c. Menghargai (valuing)

Yaitu sikap untuk mengajak orang lain mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Yaitu rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2007).

C. Menarche

1. Pengertian Menarche

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali

pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa

(Llewellyn-Jones, 2005).

Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar,

yaitu antara usia 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada

usia 12,5 tahun. Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun

disebut menstruasi precox (Sarwono, 2005).

Seiring dengan perubahan pola hidup saat ini ada kecenderungan

anak perempuan mendapatkan menstruasi yang pertama kali usianya

makin lebih muda. Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya

menstruasi datang lebih dini, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal biasanya terjadi karena adanya

ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi ini

kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti makanan

(terutama junkfood), lingkungan yang modern serta tingkat

kemakmuran masyarakat di suatu daerah.

Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan

badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche,

dan perubahan psikis. Menarche merupakan perbedaan yang mendasar

antara pubertas pria dan pubertas wanita.

Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah

perubahan badan anak yang lebih cepat terutama ekstremitasnya,

dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis

kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga pada

wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen.

Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan

garis epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan berhenti.

Pengaruh esterogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna,

genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa

pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun

tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa.

Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam

alam terlindung serta aman menuju ke arah alam berdiri sendiri

dan bertanggung jawab, dari alam pikiran egosentrik ke alam

pikiran yang lebih matang.

2. Haid

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus

disertai pelepasan endometrium. Lama haid biasanya antara 3 – 5

hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian

dan ada yang 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid

itu tetap. (Sarwono, 2005).

Haid bukanlah suatu penyakit. Haid merupakan puncak dari

serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang

sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu

hamil (Llewellyn-Jones, 2005).

3. Siklus Haid

Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu

dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal

atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari

ditambah atau dikurangi 2 – 3 hari (Sarwono, 2005).

Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena

kadar hormon estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita

berbeda. Menarche diikuti haid yang sering tidak teratur karena

folikel Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Tetapi

lama-lama sekitar 4 sampai 6 tahun sejak menarche, pola haid

sudah terbentuk dengan siklus haid menjadi teratur (Llewellyn-

Jones, 2005).

4. Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut :

a. Fase menstruasi

Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan

stratum kompakta dan spongiosa endometrium dilepaskan dari

dinding uterus disertai perdarahan. Hanya tertinggal lapisan

stratum basalis 0,5 mm. Darah haid mengandung darah vena dan

arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau

aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi

dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjar-

kelenjar vulva.

b. Fase regenerasi

Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas

pelepasan endometrium sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan

ditutup kembali oleh epital selaput lendir endometrium. Sel

basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar

endometrium mulai tumbuh kembali.

c. Fase proliferasi

Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium

tumbuh menjadi setebal 3,5 mm.

Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi

oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan

hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase

sekresi.

d. Fase sekresi

Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke –14

sampai ke-28. Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya

kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Sel

endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan mineral

untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada

zigot. Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya

mengalami kematian sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon

estrogen dan progesteron yang kemudian menimbulkan iskemia

stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vaso dilatasi

pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium

dalam bentuk perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang

kembali (Manuaba, 1998).

Siklus haid juga dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik,

pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal :

hipertensi, diabetes, asma). Hal-hal tersebut secara tidak

langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat hormon seksual

seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan

pada siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama

karena tubuh bisa segera beradaptasi dengan faktor pemicu

tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada yang

perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan

berikutnya. Bila terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya

segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dapat ditemukan

penyebab dan solusinya (Llewellyn-Jones, 2005).

5. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Saat Haid

Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang

mempunyai sistem tersendiri yaitu :

1. Sistem susunan sarat pusat dengan pancaindranya.

2. Sistem hormonal aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial.

3. Perubahan yang terjadi pada ovarium.

4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.

5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pancaindra, langsung

pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi (Manuaba, 1998).

Selama 2 hari sebelum haid dimulai, banyak wanita merasa tidak

enak badan, mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih

atau mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan didaerah

pinggul. Pada umumnya gejala hilang ketika haid dimulai. Banyak

gadis merasa sakit saat haid. Keluhan ini disebut dysmenorrea dan

biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya

hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur.

Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai

pengeluaran sel telur (disebut siklus anuvulatory), terutama bila

darah haid membeku di dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika

bekuan-bekuan itu di dorong keluar rahim. Rasa sakit yang

menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya

dimulai 24 jam sebelum haid datang, dan berlangsung sampai 12 jam

pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak itu

tadi hilang. (Llewellyn-Jones, 2005).

Perlindungan selama haid sangat penting karena pada saat

haid pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena penyakit

infeksi. Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga, kuman akan

mudah masuk melalui kemaluan, mulut rahim dan masuk kealiran

darah melalui pembuluh darah di dinding rahim yang dapat

menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Selama haid tidak

seorang wanita pun ingin bajunya tercemar oleh darah haid. Dulu

sobekan kain digunakan sebagai penyerap darah haid yang

ditempatkan pada vulva. Sekarang tersedia pembalut untuk

ditempelkan pada celana wanita untuk melindungi terhadap noda

haid. Penggunaan pembalut selama haid harus diganti secara

teratur 2 – 3 kali sehari atau setelah mandi dan buang air kecil.

Metode lain untuk perlindungan selama haid adalah dengan tampon

yang dimasukkan ke dalam vagina dan harus diganti setiap 4 jam

selama haid. Wanita yang memilih tampon beresiko tinggi mengalami

gangguan vagina dan kondisi toxic shock yang dengan tiba-tiba

menderita suhu tinggi, radang tenggorokan, sakit kepala, sakit

otot, bintik-bintik merah meliputi kulit, mata memerah, tiga hari

kemudian kulit mengelupas seperti ketombe, tekanan darah turun

dan kadang diare. Toxic shock disebabkan oleh pelepasan toksin dari

bakteri staphylococcus aureus yang hidup di dalam vagina (Llywellyn-

Jones, 2005).

6. Bila Haid Pertama Datang Terlambat

Seorang gadis, dan terutama orang tuanya, akan merasa risau

apabila haid pertama tidak kunjung tiba. Bila sampai umur 16

tahun belum juga haid, dan terutama bila tubuh gadis itu pendek,

sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter akan mencatat sejarah

haidnya, keadaan fisik dan pinggul secara cermat (meskipun

kadang-kadang cukup dengan memasukan sebuah jari ke dalam

rektum). Jika diakhir pemeriksaan dokter tidak dapat mengetahui

mengapa haid belum juga dimulai, dia harus dibawa ke ahli

kandungan untuk pemeriksaan khusus. (Llywellyn-Jones, 2005).

D. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa Remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12

tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai

dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18

tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan

21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika

Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah

mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan

sebelumnya (Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang

duduk di bangku sekolah menengah.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa latin adolescere yang artinya ” tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan ”.

Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya

memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,

sosial dan fisik ( Hurlock, 1991). Pandangan ini dismenoredukung

oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja

adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam

masyarakat dewasa, suatu usia dismenore mana anak tidak merasa

bahwa dirinya berada dismenore bawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek

intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja

ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan

dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan

karakteristik yang paling menonjol dari semua priode

perkembangan. (Shaw dan Costanzo,1985)

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah

tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat

diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa.

Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu,

remaja sering dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau fase

”topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan

memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks

dkk.,1989).

2. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan

sikap dan prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai

kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-

tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah

berusaha :

1. mampu menerima keadaan fisiknya

2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

3. mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis

4. mencapai kemandirian emosional

5. mencapai kemandirian ekonomi

6. mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang

sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota

masyarakat

7. memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa

dan orang tua

8. mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.

9. memprsiapkan diri untuk memasuki perkawinan

10. memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

E. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Untuk lebih jelasnya kerangka konsep penelitian dapat dilihat

pada bagan di bawah ini :

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

F. Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara

oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau suatu fenomena.

(A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).

Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel

DefinisiOprasional

Caraukur

Alatukur

Hasilukur Sk

alaKrit

eria

Nilai

1. Remajaputri Pengetahuan

Usiaberanjakdewasa padaanakperempuan(usia 12-17

Angket

kuesioner

- Menarche

- Belum menarche

a. Baikb.

Tidak baik/kur

Nilai >

Nilai <

Interval

thn)Kemampuan responden dalam menjawabkuesioner yangdiberikan.

ang

2. Sikap

Perilakudalam menerimamenarche.

Angket

Kuesioner

Sikappositifataumendukung(favorable)Sikapnegatifatautidakmendukung(unfavorable)

Ordinal

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah pola rencana kegiatan penelitian yang

disusun sedemikian rupa untuk menjawab penelitian. Rencana

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana

penelitian hanya untuk mengetahui gambaran tentang tingkat

pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap menarche secara

obyektif tanpa menganalisis lebih lanjut.

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu

keadaan secara obyektif.

(Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006)

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti dan memiliki sifat-sifat yang sama (Notoatmodjo, 2002).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

remaja putri kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Lampung Timur yang memiliki rentan usia 12-17 tahun, dimana

rentan usia ini menurut Mappiare masuk ke dalam remaja awal, yang

berjumlah 331 remaja putri dengan rincian sebagai berikut :

a. Remaja putri kelas VII ada 100 orang

b. Remaja putri kelas VIII ada 112 orang

c. Remaja putri kelas IX ada 119 0rang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dismenore anggap

mewakili seluruh populasi ( Notoadmodjo, 2005). Sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri/siswi di

SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang berjumlah 181 orang

dengan menggunakan rumus :

n = 181 orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling,

pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan

sejumlah anggota sampel secara quota atau jatah. Teknik sampling

ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa besar

jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quontum (jatah).

Kemudian jumlah atau quontum itulah yang dijadikan dasar untuk

mengambil unit sampel yang diperlukan (Notoatmodjo, 2005). Adapun

besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing usia

adalah :

1. Remaja putri kelas VII

2. Remaja putri kelas VIII

3. Remaja putri kelas IX

Jadi sampel yang digunakan dapat dirinci sebagai berikut :

a. Remaja putri kelas VII = 55 orang

b. Remaja putri kelas VIII = 61 orang

c. Remaja putri kelas IX = 65 orang

Jumlah = 181 orang

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah penjabaran lebih lanjut tentang

sesuatu yang akan diteliti. Variabel mengandung pengertian ukuran

atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota atau kelompok yang

berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,

2002).

Dalam penelitian ini terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap.

D. Alat ukur yang digunakan adalah :

1. Pengukuran pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan, teknik pengukuran yang digunakan

adalah angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan

kepada para responden yang berisi pertanyaan benar dan salah

mencakup 10 pertanyaan. Jika jawaban benar mendapat skor 1 (nilai

tertinggi) dan bila jawaban yang diberikan salah mendapat skor 0

(nilai terendah). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala

ordinal.

2. Pengukuran Sikap

Untuk mengukur sikap, teknik pengukuran yang digunakan adalah

dengan angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan pada

responden yang berupa pernyataan sangat setuju, setuju, tidak

setuju dan sangat tidak setuju yang pada setiap item pernyataan

memiliki altenatif pendapat yang dikategorikan dalam sikap

positif atau mendukung (favorable) dan sikap negatif atau tidak

mendukung (unfavorable). Pengukuran sikap menggunakan skala

nominal.

Setelah terkumpulnya data melalui kuesioner, maka dilakukan tahap

pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Editing

Pada tahap ini, penulis melakukan penilaian terhadap data yang

diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak

dalam pengisiannya.

b. Coding

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode

tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan

analisis data.

c. Scorting

Pada tahap ini, untuk variabel pengetahuan, hasil ukurnya jika

jawaban benar diberi nilai 1 dan jika salah nilainya 0. Untuk

variabel sikap pada kategori favorable hasil ukurnya bila SS = 4,

S = 3, TS = 2 dan STS = 1. Sedangkan pada unfavorable bila SS =

1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.

d. Tabulating

Setelah dilakukan pengkodean dan skorsing pada semua data

selanjutnya data diolah secara manual.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah analisis univariat, dimana secara menyeluruh data yang

sejenis atau mendeteksi digabungkan, yang kemudian dibuat tabel

distribusi frekuensi untuk dipresentasikan.

Untuk pengetahuan, pengolahan dan analisis data dilakukan secara

manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = Keterangan : P : Persentase. f : Frekuensi N : Jumlah responden (Eko Budiarto, 2002)

Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, dilakukan analisa data dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :

1. baik = jika nilai di atas atau sama dengan nilai rata-rata

responden

2. tidak baik/kurang = jika nilai di bawah nilai rata-rata

responden.

Sedangkan untuk sikap, pengolahan dan analisis data dengan

menggunakan rumus skor sebagai berikut :

Keterangan :

T : Standarisasi dari X1

X1 : Data X dari ke – 1

: Rata – rata

SD : Standar deviasi dari X

n : Banyaknya data yang di ambil.

Dikatakan favorable jika score

Dikatakan unfavorable jika score

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M, 2006, Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta.Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,

Jakarta. Azwar, S., 1995, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka

Pelajar, Yogyakarta. Derek Llewellyn - Jones, 2005, Setiap Wanita, Jakarta.Manuaba I. Gde Bagus,1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana, Jakarta.Notoatmodjo, S., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta._____________, 2003, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Rineka

Cipta, Jakarta.Prawirohardjo, S., 1999, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Kuesioner Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri 1

Sekampung Udik Lampung Timur

Tahun 2004

G. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

II. Pengetahuan Remaja Putri

Petunjuk pengisian

Berilah tanda silang (X) pada huruf B apabila pertanyaan dianggap

benar dan pada huruf S apabila pertanyaan dianggap salah.

Jawaban

B S1 Menarche (haid pertama kali) merupakan

perbedaan yang mendasar antara pubertas priadan pubertas wanita

2 Saat haid/menstruasi yang datang pertama kalipaada seorang remaja putri yang sedangmenginjak dewasa di sebut menarche

3 Usia remaja putri pada waktu mengalamimenstruasi pertama kali berbeda-beda.

4 Perdarahan secara priodik dan siklik padawanita disebut haid

5 Lama haid/menstruasi biasanya antara 3-5 haridan ada yang 7-8 hari

6 Haid adalah suatu penyakit7 Haid merupakan suatu puncak dari serangkaian

perubahan yang terjadi pada remaja putri yangsedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwaia sudah mampu hamil

8 Siklus haid adalah jarak antara tanggalmulainya haid yang lalu dan mulainya haid yangberikutnya

9 Siklus haid yang normal ialah 28 hari ditambahatau dikurangi 2-3 hari.

10 Siklus haid pada setiap wanita bervariasikarena kadar hormon setiap tubuh wanitaberbeda-beda.

11. Perlindungan selama haid sangat penting agar tidak terkena penyakit infeksi

12 Penggunaan pembalut selama haid harus digantisecara teratur 2-3 kali sehari

13 Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga kuman akan mudah masuk melalui kemaluan

14 Umur 16 tahun belum mendapat haid adalah halyang wajar

1

5

Siklus haid tidak dipengaruhi

oleh stress, kelelahan fisik

dan pikiran.

Petunjuk Pengisian !

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan

memberikan tanda-tanda silang (X) pada jawaban yang telah

disediakan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat tidak setuju

No JawabanSS S TS STS

1 Saya akan merasa senang saatmendapatkan menstruasi pertamakali

2 Saat mendapatkan menstruasipertama kali saya merasamenjadi gadis yang dewasa

3 Dan saya harus berhati-hatidalam pergaulan karena sayasudah mampu hamil

4 Saat haid saya harus

menggunakan pembalut 5 Saya akan mengganti pembalut

2-3 kali sehari6 Saya tidak akan menghindar

dari berbagai kegiatan saathaid selama perdarahan haidtidak terlalubanyak/mengganggu

7 Bila ada teman yang mengalamihaid tidak akan saya jauhikarena haid bukanlah suatupenyakit.

8 Saat stress, kelelehan fisikdan pikiran siklus haid sayamenjadi tidak teratur

9 Saya akan mengganti pembalutsetelah mandi

10 Saya akan memeriksakan diri kedokter bila sampai umur 16tahun belum juga mendapatkanhaid

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : EKA NURSILAWATI

NIM : 01.242.047

Program : Pendidikan Diploma III Kebidanan

Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche

di SMP Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur

Pembimbing KTI : Supriatiningsih, AK. M.Kes

NoHari/

Tanggal

Materi

Konsultasi

Perbaikan dan

SaranParaf

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Lokasi

SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur beralamatkan di Jl.

Mayor Sutiman No. 01 Rajabasa Lama dengan nomor kode pos 34196,

di atas tanah berukuran 100 m x 175 m.

2. Berdiri

a. Awal Tahun 1984

- Jumlah Lokal belajar : 6 ruang

- Jumlah kantor Kepala Sekolah : 1 ruang

- Jumlah kantor Wakil Kepala Sekolah : 1 ruang

- Jumlah kantor Guru : 1 ruang

- Jumlah kantor Tata Usaha : 2 ruang

- Jumlah WC Kepala Sekolah : 1 ruang

- Jumlah WC Tata Usaha : 2 ruang

- Jumlah WC Siswa : 1 ruang

- Jumlah Laboratorium : 1 ruang

- Jumlah Perpustakaan : 1 ruang

b. Tambahan bangunan

- Tahun 1985 Lokal Belajar : 4 ruang

- Tahun 1994 Lokal Belajar : 4 ruang

- Tahun 2000 Mushola : 1 ruang

- Tahun 2003 Lokal belajar : 2 ruang

3. Nama

a. Tahun 1984 – 1997 : SMP Negeri 2 Way Jepara

b. Tahun 1997 – 2001 : SLTP N 2 Way Jepara

c. Tahun 2001 – 2004 : SLTP N 2 Way Jepara

d. Tahun 2004 – sekarang : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

4. Kepemimpinan

a. Tahun 1984 – 1985 Kepala Sekolah : Munir Zaini

b. Tahun 1985 – 1997 Kepala Sekolah : Teguh Wiyono, BA.

c. Tahun 1998 – 2002 Kepala Sekolah : Sumaryadi

d. Tahun 2004 – sekarang Kepala Sekolah : Suparman, S.Pd

5. Visi dan Misi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur

Visi : Menyelenggarakan pendidikan tingkat SLTP yang lebih baik, berkualitas, tetap eksis dan terbaik di Lampung Timur sehingga

menghasilkan lulusan yang bertakwa, berbudi pekerti luhur, cerdasdan terampil serta memiliki bekal yang cukup untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.Misi : Meningkatkan kinerja semua komponen sekolah sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif yang diikuti disiplin yangtinggi, kontrol yang obyektif dan kerjasama yang baik dengan masyarakat dan lingkungan sekolah.

Selain memberikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum, SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh selurh siswanya yaitu kegiatan kepramukaan dan olah raga.

6. Ketenagaan

Untuk data jumlah tenaga di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdiri dari :

a. Kepala Sekolah : 1 orang

b. Wakil Kepala Sekolah : 1 orang

c. Guru : 28 orang

d. BP : 1 orang

e. Tenaga Tata Usaha : 7 orang

f. Pesuruh : 1 orang

Jumlah : 39 orang

7. Jumlah Siswa

a. Kelas I (5 kelas) : 200 siswa

b. Kelas II (6 kelas) : 259 siswa

c. Kelas III (5 kelas) : 201 siswa

Jumlah (12 kelas) : 489 siswa

STRUKTUR ORGANISASI

Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan memberikan kuesioner yang memuat 10 pertanyaan dalam

bentuk benar dan salah mengenai pengertian Menarche dan hal-hal

yang perlu diperhatikan pada saat menarche kepada 181 responden

yang ada di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur diperoleh

hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Dengan rata-rata

nilai pengetahuan 55,46%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur Tahun 2008

No Pengetahuan ∑ (%)

1. Baik 78 43,09

4. Tidak baik 103 56,91

∑ 181 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

responden 56,91% adalah tidak baik.

B. Sikap

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan memberikan kuesioner yang memuat 11 pernyataan dalam

bentuk sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak

setuju mengenai pengertian menarche dan hal-hal yang perlu

diperhatikan pada saat Menarche kepada 181 responden yang ada di

SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur, yang dibagi dalam dua

bagian pertanyaan yaitu pertanyaan sikap untuk yang belum

mengalami menarche dan yang sudah mengalami menarche. Diperoleh

hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang BelumMenarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

No Sikap Jumlahresponden

Persentase(%)

1. Favorable 28 46,67

2. Unfavorable 32 53,33

Jumlah 60 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden

53,33% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang SudahMenarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

No Sikap Jumlahresponden

Persentase(%)

1. Favorable 59 48,76

2. Unfavorable 62 51,24

Jumlah 121 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden

51,24% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.

Pembahasan

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan

remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Lampung Timur yang mempunyai kriteria baik yaitu 78 responden

atau 43,09 % dan yang tidak baik yaitu 103 responden atau 56,91%.

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri

tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

termasuk dalam kategori tidak baik.

Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa

manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu :

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sesuai dengan

teori yang ada bahwa pengetahuan merupakan faktor yang sangat

penting untuk terbentuknya suatu sikap atau tindakan seseorang,

karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang

didasarkan pada pengetahuan akan lebih berpengaruh dan lebih

menimbulkan kesadaran dalam diri dibandingkan dengan tidak

didasarkan oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa faktor penyebab besarnya kategori tidak baik

pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri

1 Labuhan Ratu Lampung Timur dikarenakan kurangnya komunikasi,

informasi, dan pendidikan seks remaja putri dari orang tua.

Ditambah lagi karena akses yang kurang untuk mendapatkan

informasi tentang dari berbagai macam media. Memang dari data

pra-survey saat 150 orang siswi ditanya tentang menarche mereka

menjawab belum pernah mendapatkan informasi tentang menarche, dan

133 orang siswi diantaranya menyatakan belum pernah diberi

informasi tentang menarche oleh orang tua mereka. Untuk itu

sangatlah perlu remaja putri di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung

Timur diberikan informasi tentang Menarche secara jelas dan

terbuka serta dapat dipahami.

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sikap remaja

putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

yang termasuk dalam katagori :

1. Sikap remaja putri yang belum mendapatkan menarche kriteria

favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 28 orang

atau 46,67% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang

mendapatkan menarche yaitu 32 orang atau 53,33%.

2. Sikap remaja putri yang sudah mendapatkan menarche kriteria

favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 59 orang

atau 48,76% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang

mendapatkan menarche yaitu 62 orang atau 51,24%.

Secara keseluruhan sikap remaja putri tentang menarche di SMP

Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur masih menunjukkan kriteria

unfavorable.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi adalah predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak.

(Notoatmodjo 2003)Beberapa faktor penyebab besarnya sikap dengan kriteria

unfavorable dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri

1 Labuhan Ratu Lampung Timur karena dipengaruhi adanya

pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri

1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang masih kurang. Untuk itu perlu

dilakukan upaya dalam membentuk sikap yang mendukung tentang

menarche yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mereka tentang

menarche.

Remaja putri pertama kali bersentuhan langsung dengan persoalan

seksualitas pada saat ia mendapatkan menstruasi pertamanya, untuk

itu pentingnya pendidikan seksual pada remaja putri adalah agar

lebih mengenal tubuhnya. Bagaimana remaja putri memaknai fungsi

tubuh mereka yang berkaitan dengan seksualitas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan

Ratu Lampung Timur secara keseluruhan termasuk dalam

kategori tidak baik yaitu 56, 91% karena kurang mendapat

informasi yang jelas tentang menarche.

2. Sikap remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu

Lampung Timur secara keseluruhan masih menunjukan kategori

unfavorable yang artinya tidak mendukung terhadap menarche

yaitu 52,29% karena dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang

tentang menarche.

B. Saran

Melihat dari hasil penelitian gambaran pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung

Timur, maka peneliti mengajukan saran :

1. Bagi institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Buana Metro

Diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan penyuluhan

mahasiswa pada kelompok remaja dalam kegiatan PKMD

2. Bagi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

Hendaklah para guru khususnya guru biologi dapat memberikan

pelajaran ekstra tentang masa pubertas khususnya masalah menarche

dan diharapkan agar bekerja sama dengan orang tua siswa untuk

lebih memperhatikan dan mengarahkan para remaja dalam masa

perkembangannya agar tidak salah mengartikan banyaknya informasi

yang diterima. Karena banyaknya informasi yang diterima remaja

tidak semua benar sehingga butuh pengendalian dari orang tua

dengan cara lebih banyak meluangkan waktu untuk dapat

berkomunikasi secara terbuka dengan remaja sehingga dapat lebih

mengetahui, mengerti dan memahami perkembangan dan kebutuhan-

kebutuhan remaja serta dapat membantu dalam mencarikan solusi

bagi remaja khususnya remaja putri yang mempunyai masalah tentang

menarche.

3. Bagi Remaja Putri di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

Diharapkan remaja putri dapat mencari informasi yang jelas

tentang Menarche dan dapat menggunakan media komunikasi yang ada

dengan sebaik mungkin. Agar tidak salah dalam mengartikan suatu

informasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti yang meneliti hal-hal yang berkaitan dengan

menarche, diharapkan dapat mengkaji hal-hal yang belum dapat

dimunculkan atau belum dibahas dalam penelitian ini.