SKRIPSI S-1 KEBIDANAN
-
Upload
iain-samarinda -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of SKRIPSI S-1 KEBIDANAN
BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang - Indonesia menempatiurutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remajasebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung padatahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduklaki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusiayang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihandari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akanmengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagaiciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertastersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antarapubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saathaid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnyamerupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi padaseorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagaitanda bahwa ia sudah mampu hamil.
Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaituantara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun.Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktorketurunan, keadaan gizi dan kesehatan umum
(Sarwono, 2005).Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tandaseks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputipertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak,rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembanganbuah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama padapinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudahmemperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja danmulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba iniyang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasipertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungandengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998)
Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalanganremaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya
kesehatan reproduksi. Mengingat masih banyak keluarga atau orangtua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untukbertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahamantentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya.
(Lampung post, jumat 5 oktober 2007)Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1475/MENKES/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal KesehatanKabupaten/Kota mentargetkan 80% untuk cakupan pelayanan kesehatanremaja tahun 2010.
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur 929.234 jiwa denganjumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 46.507 jiwa penduduklaki-laki dan 52.154 jiwa penduduk perempuan. Dan jumlah remajausia 15-19 tahun sebanyak 46.795 jiwa penduduk laki-laki dan43.245 jiwa penduduk perempuan.
(Hasil Sensus BPS Lampung, 2006)Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdapat 331 remajaPutri. Dari hasil prasurvei terhadap 150 siswi SMP Negeri 1Labuhan Ratu Lampung Timur sebanyak 133 orang siswi belum pernahmendapatkan informasi tentang menarche (haid pertama) dan 17orang siswi menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentangmenarche oleh ibu mereka.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukanpenelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dansikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan RatuLampung Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri
1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun
2008 ?”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang
diteliti sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif.
2. Subyek Penelitian
Remaja putri siswi kelas VII,VIII, DAN IX SMP Negeri 1 Labuhan
Ratu Lampung Timur.
3. Obyek Penelitian
Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.
4. Lokasi penelitian
Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
5. Waktu Penelitian
Februari-Juni 2008
6. Alasan Penelitian
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang menarche (haid
pertama)
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri tentang
menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
b. Untuk memperoleh gambaran sikap remaja putri tentang menarche di
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Institusi Pendidikan AKBID Wira Buana Metro.
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan atau referensi.
2. Bagi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang menarche. Sehingga bisa memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi para murid terutama
kepada siswi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti
sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang
sekedar menjawab pernyataan “what”, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu :
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehention)
Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Menerapkan (application)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Yaitu kemampuan untuk menyebarkan materi suatu obyek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesa (synthesis)
Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi
pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian (Notoatmodjo,
2003).
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana
motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).
2. Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah
terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang
dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu
obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap
yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
3. Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan dalam pembentukan sikap yaitu :
a. Menerima (receiving)
Pada tingkat ini, seseorang sadar akan kehadiran sesuatu (orang
nilai perbedaan) dan orang tersebut akan menjelaskan sikap
seperti mendengarkan, menghindari atau menerima keadaan tersebut.
b. Merespon (responding)
Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau
menjelaskan tugas yang diberikan sebagai sikapnya terhadap hal
tertentu.
c. Menghargai (valuing)
Yaitu sikap untuk mengajak orang lain mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Yaitu rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2007).
C. Menarche
1. Pengertian Menarche
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali
pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa
(Llewellyn-Jones, 2005).
Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar,
yaitu antara usia 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada
usia 12,5 tahun. Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun
disebut menstruasi precox (Sarwono, 2005).
Seiring dengan perubahan pola hidup saat ini ada kecenderungan
anak perempuan mendapatkan menstruasi yang pertama kali usianya
makin lebih muda. Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya
menstruasi datang lebih dini, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal biasanya terjadi karena adanya
ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi ini
kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti makanan
(terutama junkfood), lingkungan yang modern serta tingkat
kemakmuran masyarakat di suatu daerah.
Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan
badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche,
dan perubahan psikis. Menarche merupakan perbedaan yang mendasar
antara pubertas pria dan pubertas wanita.
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah
perubahan badan anak yang lebih cepat terutama ekstremitasnya,
dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis
kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga pada
wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen.
Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan
garis epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan berhenti.
Pengaruh esterogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna,
genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa
pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun
tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa.
Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam
alam terlindung serta aman menuju ke arah alam berdiri sendiri
dan bertanggung jawab, dari alam pikiran egosentrik ke alam
pikiran yang lebih matang.
2. Haid
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
disertai pelepasan endometrium. Lama haid biasanya antara 3 – 5
hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian
dan ada yang 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid
itu tetap. (Sarwono, 2005).
Haid bukanlah suatu penyakit. Haid merupakan puncak dari
serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang
sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu
hamil (Llewellyn-Jones, 2005).
3. Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu
dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal
atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari
ditambah atau dikurangi 2 – 3 hari (Sarwono, 2005).
Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena
kadar hormon estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita
berbeda. Menarche diikuti haid yang sering tidak teratur karena
folikel Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Tetapi
lama-lama sekitar 4 sampai 6 tahun sejak menarche, pola haid
sudah terbentuk dengan siklus haid menjadi teratur (Llewellyn-
Jones, 2005).
4. Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut :
a. Fase menstruasi
Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan
stratum kompakta dan spongiosa endometrium dilepaskan dari
dinding uterus disertai perdarahan. Hanya tertinggal lapisan
stratum basalis 0,5 mm. Darah haid mengandung darah vena dan
arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau
aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi
dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjar-
kelenjar vulva.
b. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas
pelepasan endometrium sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan
ditutup kembali oleh epital selaput lendir endometrium. Sel
basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar
endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium
tumbuh menjadi setebal 3,5 mm.
Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi
oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase
sekresi.
d. Fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke –14
sampai ke-28. Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya
kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Sel
endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan mineral
untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada
zigot. Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya
mengalami kematian sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron yang kemudian menimbulkan iskemia
stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vaso dilatasi
pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium
dalam bentuk perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang
kembali (Manuaba, 1998).
Siklus haid juga dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik,
pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal :
hipertensi, diabetes, asma). Hal-hal tersebut secara tidak
langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat hormon seksual
seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan
pada siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama
karena tubuh bisa segera beradaptasi dengan faktor pemicu
tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada yang
perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan
berikutnya. Bila terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya
segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dapat ditemukan
penyebab dan solusinya (Llewellyn-Jones, 2005).
5. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Saat Haid
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang
mempunyai sistem tersendiri yaitu :
1. Sistem susunan sarat pusat dengan pancaindranya.
2. Sistem hormonal aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial.
3. Perubahan yang terjadi pada ovarium.
4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.
5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pancaindra, langsung
pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi (Manuaba, 1998).
Selama 2 hari sebelum haid dimulai, banyak wanita merasa tidak
enak badan, mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih
atau mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan didaerah
pinggul. Pada umumnya gejala hilang ketika haid dimulai. Banyak
gadis merasa sakit saat haid. Keluhan ini disebut dysmenorrea dan
biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya
hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur.
Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai
pengeluaran sel telur (disebut siklus anuvulatory), terutama bila
darah haid membeku di dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika
bekuan-bekuan itu di dorong keluar rahim. Rasa sakit yang
menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya
dimulai 24 jam sebelum haid datang, dan berlangsung sampai 12 jam
pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak itu
tadi hilang. (Llewellyn-Jones, 2005).
Perlindungan selama haid sangat penting karena pada saat
haid pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena penyakit
infeksi. Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga, kuman akan
mudah masuk melalui kemaluan, mulut rahim dan masuk kealiran
darah melalui pembuluh darah di dinding rahim yang dapat
menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Selama haid tidak
seorang wanita pun ingin bajunya tercemar oleh darah haid. Dulu
sobekan kain digunakan sebagai penyerap darah haid yang
ditempatkan pada vulva. Sekarang tersedia pembalut untuk
ditempelkan pada celana wanita untuk melindungi terhadap noda
haid. Penggunaan pembalut selama haid harus diganti secara
teratur 2 – 3 kali sehari atau setelah mandi dan buang air kecil.
Metode lain untuk perlindungan selama haid adalah dengan tampon
yang dimasukkan ke dalam vagina dan harus diganti setiap 4 jam
selama haid. Wanita yang memilih tampon beresiko tinggi mengalami
gangguan vagina dan kondisi toxic shock yang dengan tiba-tiba
menderita suhu tinggi, radang tenggorokan, sakit kepala, sakit
otot, bintik-bintik merah meliputi kulit, mata memerah, tiga hari
kemudian kulit mengelupas seperti ketombe, tekanan darah turun
dan kadang diare. Toxic shock disebabkan oleh pelepasan toksin dari
bakteri staphylococcus aureus yang hidup di dalam vagina (Llywellyn-
Jones, 2005).
6. Bila Haid Pertama Datang Terlambat
Seorang gadis, dan terutama orang tuanya, akan merasa risau
apabila haid pertama tidak kunjung tiba. Bila sampai umur 16
tahun belum juga haid, dan terutama bila tubuh gadis itu pendek,
sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter akan mencatat sejarah
haidnya, keadaan fisik dan pinggul secara cermat (meskipun
kadang-kadang cukup dengan memasukan sebuah jari ke dalam
rektum). Jika diakhir pemeriksaan dokter tidak dapat mengetahui
mengapa haid belum juga dimulai, dia harus dibawa ke ahli
kandungan untuk pemeriksaan khusus. (Llywellyn-Jones, 2005).
D. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa Remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18
tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan
21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika
Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah
mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan
sebelumnya (Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang
duduk di bangku sekolah menengah.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya ” tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan ”.
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik ( Hurlock, 1991). Pandangan ini dismenoredukung
oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja
adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dismenore mana anak tidak merasa
bahwa dirinya berada dismenore bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek
intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja
ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan
dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan
karakteristik yang paling menonjol dari semua priode
perkembangan. (Shaw dan Costanzo,1985)
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah
tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa.
Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu,
remaja sering dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau fase
”topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks
dkk.,1989).
2. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan
sikap dan prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai
kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-
tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah
berusaha :
1. mampu menerima keadaan fisiknya
2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis
4. mencapai kemandirian emosional
5. mencapai kemandirian ekonomi
6. mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat
7. memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua
8. mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
9. memprsiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
E. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Untuk lebih jelasnya kerangka konsep penelitian dapat dilihat
pada bagan di bawah ini :
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
F. Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara
oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau suatu fenomena.
(A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Tabel 1. Definisi Operasional
No. Variabel
DefinisiOprasional
Caraukur
Alatukur
Hasilukur Sk
alaKrit
eria
Nilai
1. Remajaputri Pengetahuan
Usiaberanjakdewasa padaanakperempuan(usia 12-17
Angket
kuesioner
- Menarche
- Belum menarche
a. Baikb.
Tidak baik/kur
Nilai >
Nilai <
Interval
thn)Kemampuan responden dalam menjawabkuesioner yangdiberikan.
ang
2. Sikap
Perilakudalam menerimamenarche.
Angket
Kuesioner
Sikappositifataumendukung(favorable)Sikapnegatifatautidakmendukung(unfavorable)
Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah pola rencana kegiatan penelitian yang
disusun sedemikian rupa untuk menjawab penelitian. Rencana
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana
penelitian hanya untuk mengetahui gambaran tentang tingkat
pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap menarche secara
obyektif tanpa menganalisis lebih lanjut.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu
keadaan secara obyektif.
(Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006)
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti dan memiliki sifat-sifat yang sama (Notoatmodjo, 2002).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja putri kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
Lampung Timur yang memiliki rentan usia 12-17 tahun, dimana
rentan usia ini menurut Mappiare masuk ke dalam remaja awal, yang
berjumlah 331 remaja putri dengan rincian sebagai berikut :
a. Remaja putri kelas VII ada 100 orang
b. Remaja putri kelas VIII ada 112 orang
c. Remaja putri kelas IX ada 119 0rang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dismenore anggap
mewakili seluruh populasi ( Notoadmodjo, 2005). Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri/siswi di
SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang berjumlah 181 orang
dengan menggunakan rumus :
n = 181 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling,
pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan
sejumlah anggota sampel secara quota atau jatah. Teknik sampling
ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa besar
jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quontum (jatah).
Kemudian jumlah atau quontum itulah yang dijadikan dasar untuk
mengambil unit sampel yang diperlukan (Notoatmodjo, 2005). Adapun
besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing usia
adalah :
1. Remaja putri kelas VII
2. Remaja putri kelas VIII
3. Remaja putri kelas IX
Jadi sampel yang digunakan dapat dirinci sebagai berikut :
a. Remaja putri kelas VII = 55 orang
b. Remaja putri kelas VIII = 61 orang
c. Remaja putri kelas IX = 65 orang
Jumlah = 181 orang
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah penjabaran lebih lanjut tentang
sesuatu yang akan diteliti. Variabel mengandung pengertian ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota atau kelompok yang
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,
2002).
Dalam penelitian ini terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap.
D. Alat ukur yang digunakan adalah :
1. Pengukuran pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan, teknik pengukuran yang digunakan
adalah angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan
kepada para responden yang berisi pertanyaan benar dan salah
mencakup 10 pertanyaan. Jika jawaban benar mendapat skor 1 (nilai
tertinggi) dan bila jawaban yang diberikan salah mendapat skor 0
(nilai terendah). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
ordinal.
2. Pengukuran Sikap
Untuk mengukur sikap, teknik pengukuran yang digunakan adalah
dengan angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan pada
responden yang berupa pernyataan sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju yang pada setiap item pernyataan
memiliki altenatif pendapat yang dikategorikan dalam sikap
positif atau mendukung (favorable) dan sikap negatif atau tidak
mendukung (unfavorable). Pengukuran sikap menggunakan skala
nominal.
Setelah terkumpulnya data melalui kuesioner, maka dilakukan tahap
pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Editing
Pada tahap ini, penulis melakukan penilaian terhadap data yang
diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak
dalam pengisiannya.
b. Coding
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode
tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan
analisis data.
c. Scorting
Pada tahap ini, untuk variabel pengetahuan, hasil ukurnya jika
jawaban benar diberi nilai 1 dan jika salah nilainya 0. Untuk
variabel sikap pada kategori favorable hasil ukurnya bila SS = 4,
S = 3, TS = 2 dan STS = 1. Sedangkan pada unfavorable bila SS =
1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
d. Tabulating
Setelah dilakukan pengkodean dan skorsing pada semua data
selanjutnya data diolah secara manual.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah analisis univariat, dimana secara menyeluruh data yang
sejenis atau mendeteksi digabungkan, yang kemudian dibuat tabel
distribusi frekuensi untuk dipresentasikan.
Untuk pengetahuan, pengolahan dan analisis data dilakukan secara
manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = Keterangan : P : Persentase. f : Frekuensi N : Jumlah responden (Eko Budiarto, 2002)
Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, dilakukan analisa data dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
1. baik = jika nilai di atas atau sama dengan nilai rata-rata
responden
2. tidak baik/kurang = jika nilai di bawah nilai rata-rata
responden.
Sedangkan untuk sikap, pengolahan dan analisis data dengan
menggunakan rumus skor sebagai berikut :
Keterangan :
T : Standarisasi dari X1
X1 : Data X dari ke – 1
: Rata – rata
SD : Standar deviasi dari X
n : Banyaknya data yang di ambil.
Dikatakan favorable jika score
Dikatakan unfavorable jika score
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M, 2006, Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta.Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,
Jakarta. Azwar, S., 1995, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. Derek Llewellyn - Jones, 2005, Setiap Wanita, Jakarta.Manuaba I. Gde Bagus,1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, Jakarta.Notoatmodjo, S., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta._____________, 2003, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta.Prawirohardjo, S., 1999, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Kuesioner Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri 1
Sekampung Udik Lampung Timur
Tahun 2004
G. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
II. Pengetahuan Remaja Putri
Petunjuk pengisian
Berilah tanda silang (X) pada huruf B apabila pertanyaan dianggap
benar dan pada huruf S apabila pertanyaan dianggap salah.
Jawaban
B S1 Menarche (haid pertama kali) merupakan
perbedaan yang mendasar antara pubertas priadan pubertas wanita
2 Saat haid/menstruasi yang datang pertama kalipaada seorang remaja putri yang sedangmenginjak dewasa di sebut menarche
3 Usia remaja putri pada waktu mengalamimenstruasi pertama kali berbeda-beda.
4 Perdarahan secara priodik dan siklik padawanita disebut haid
5 Lama haid/menstruasi biasanya antara 3-5 haridan ada yang 7-8 hari
6 Haid adalah suatu penyakit7 Haid merupakan suatu puncak dari serangkaian
perubahan yang terjadi pada remaja putri yangsedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwaia sudah mampu hamil
8 Siklus haid adalah jarak antara tanggalmulainya haid yang lalu dan mulainya haid yangberikutnya
9 Siklus haid yang normal ialah 28 hari ditambahatau dikurangi 2-3 hari.
10 Siklus haid pada setiap wanita bervariasikarena kadar hormon setiap tubuh wanitaberbeda-beda.
11. Perlindungan selama haid sangat penting agar tidak terkena penyakit infeksi
12 Penggunaan pembalut selama haid harus digantisecara teratur 2-3 kali sehari
13 Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga kuman akan mudah masuk melalui kemaluan
14 Umur 16 tahun belum mendapat haid adalah halyang wajar
1
5
Siklus haid tidak dipengaruhi
oleh stress, kelelahan fisik
dan pikiran.
Petunjuk Pengisian !
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan
memberikan tanda-tanda silang (X) pada jawaban yang telah
disediakan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No JawabanSS S TS STS
1 Saya akan merasa senang saatmendapatkan menstruasi pertamakali
2 Saat mendapatkan menstruasipertama kali saya merasamenjadi gadis yang dewasa
3 Dan saya harus berhati-hatidalam pergaulan karena sayasudah mampu hamil
4 Saat haid saya harus
menggunakan pembalut 5 Saya akan mengganti pembalut
2-3 kali sehari6 Saya tidak akan menghindar
dari berbagai kegiatan saathaid selama perdarahan haidtidak terlalubanyak/mengganggu
7 Bila ada teman yang mengalamihaid tidak akan saya jauhikarena haid bukanlah suatupenyakit.
8 Saat stress, kelelehan fisikdan pikiran siklus haid sayamenjadi tidak teratur
9 Saya akan mengganti pembalutsetelah mandi
10 Saya akan memeriksakan diri kedokter bila sampai umur 16tahun belum juga mendapatkanhaid
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : EKA NURSILAWATI
NIM : 01.242.047
Program : Pendidikan Diploma III Kebidanan
Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche
di SMP Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur
Pembimbing KTI : Supriatiningsih, AK. M.Kes
NoHari/
Tanggal
Materi
Konsultasi
Perbaikan dan
SaranParaf
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Lokasi
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur beralamatkan di Jl.
Mayor Sutiman No. 01 Rajabasa Lama dengan nomor kode pos 34196,
di atas tanah berukuran 100 m x 175 m.
2. Berdiri
a. Awal Tahun 1984
- Jumlah Lokal belajar : 6 ruang
- Jumlah kantor Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah kantor Wakil Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah kantor Guru : 1 ruang
- Jumlah kantor Tata Usaha : 2 ruang
- Jumlah WC Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah WC Tata Usaha : 2 ruang
- Jumlah WC Siswa : 1 ruang
- Jumlah Laboratorium : 1 ruang
- Jumlah Perpustakaan : 1 ruang
b. Tambahan bangunan
- Tahun 1985 Lokal Belajar : 4 ruang
- Tahun 1994 Lokal Belajar : 4 ruang
- Tahun 2000 Mushola : 1 ruang
- Tahun 2003 Lokal belajar : 2 ruang
3. Nama
a. Tahun 1984 – 1997 : SMP Negeri 2 Way Jepara
b. Tahun 1997 – 2001 : SLTP N 2 Way Jepara
c. Tahun 2001 – 2004 : SLTP N 2 Way Jepara
d. Tahun 2004 – sekarang : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
4. Kepemimpinan
a. Tahun 1984 – 1985 Kepala Sekolah : Munir Zaini
b. Tahun 1985 – 1997 Kepala Sekolah : Teguh Wiyono, BA.
c. Tahun 1998 – 2002 Kepala Sekolah : Sumaryadi
d. Tahun 2004 – sekarang Kepala Sekolah : Suparman, S.Pd
5. Visi dan Misi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur
Visi : Menyelenggarakan pendidikan tingkat SLTP yang lebih baik, berkualitas, tetap eksis dan terbaik di Lampung Timur sehingga
menghasilkan lulusan yang bertakwa, berbudi pekerti luhur, cerdasdan terampil serta memiliki bekal yang cukup untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.Misi : Meningkatkan kinerja semua komponen sekolah sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif yang diikuti disiplin yangtinggi, kontrol yang obyektif dan kerjasama yang baik dengan masyarakat dan lingkungan sekolah.
Selain memberikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum, SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh selurh siswanya yaitu kegiatan kepramukaan dan olah raga.
6. Ketenagaan
Untuk data jumlah tenaga di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdiri dari :
a. Kepala Sekolah : 1 orang
b. Wakil Kepala Sekolah : 1 orang
c. Guru : 28 orang
d. BP : 1 orang
e. Tenaga Tata Usaha : 7 orang
f. Pesuruh : 1 orang
Jumlah : 39 orang
7. Jumlah Siswa
a. Kelas I (5 kelas) : 200 siswa
b. Kelas II (6 kelas) : 259 siswa
c. Kelas III (5 kelas) : 201 siswa
Jumlah (12 kelas) : 489 siswa
STRUKTUR ORGANISASI
Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan memberikan kuesioner yang memuat 10 pertanyaan dalam
bentuk benar dan salah mengenai pengertian Menarche dan hal-hal
yang perlu diperhatikan pada saat menarche kepada 181 responden
yang ada di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Dengan rata-rata
nilai pengetahuan 55,46%
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur Tahun 2008
No Pengetahuan ∑ (%)
1. Baik 78 43,09
4. Tidak baik 103 56,91
∑ 181 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan
responden 56,91% adalah tidak baik.
B. Sikap
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan memberikan kuesioner yang memuat 11 pernyataan dalam
bentuk sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju mengenai pengertian menarche dan hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat Menarche kepada 181 responden yang ada di
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur, yang dibagi dalam dua
bagian pertanyaan yaitu pertanyaan sikap untuk yang belum
mengalami menarche dan yang sudah mengalami menarche. Diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang BelumMenarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
No Sikap Jumlahresponden
Persentase(%)
1. Favorable 28 46,67
2. Unfavorable 32 53,33
Jumlah 60 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden
53,33% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang SudahMenarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
No Sikap Jumlahresponden
Persentase(%)
1. Favorable 59 48,76
2. Unfavorable 62 51,24
Jumlah 121 100Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden
51,24% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.
Pembahasan
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan
remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
Lampung Timur yang mempunyai kriteria baik yaitu 78 responden
atau 43,09 % dan yang tidak baik yaitu 103 responden atau 56,91%.
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
termasuk dalam kategori tidak baik.
Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu :
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sesuai dengan
teori yang ada bahwa pengetahuan merupakan faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya suatu sikap atau tindakan seseorang,
karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang
didasarkan pada pengetahuan akan lebih berpengaruh dan lebih
menimbulkan kesadaran dalam diri dibandingkan dengan tidak
didasarkan oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Beberapa faktor penyebab besarnya kategori tidak baik
pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri
1 Labuhan Ratu Lampung Timur dikarenakan kurangnya komunikasi,
informasi, dan pendidikan seks remaja putri dari orang tua.
Ditambah lagi karena akses yang kurang untuk mendapatkan
informasi tentang dari berbagai macam media. Memang dari data
pra-survey saat 150 orang siswi ditanya tentang menarche mereka
menjawab belum pernah mendapatkan informasi tentang menarche, dan
133 orang siswi diantaranya menyatakan belum pernah diberi
informasi tentang menarche oleh orang tua mereka. Untuk itu
sangatlah perlu remaja putri di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung
Timur diberikan informasi tentang Menarche secara jelas dan
terbuka serta dapat dipahami.
2. Sikap
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sikap remaja
putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
yang termasuk dalam katagori :
1. Sikap remaja putri yang belum mendapatkan menarche kriteria
favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 28 orang
atau 46,67% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang
mendapatkan menarche yaitu 32 orang atau 53,33%.
2. Sikap remaja putri yang sudah mendapatkan menarche kriteria
favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 59 orang
atau 48,76% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang
mendapatkan menarche yaitu 62 orang atau 51,24%.
Secara keseluruhan sikap remaja putri tentang menarche di SMP
Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur masih menunjukkan kriteria
unfavorable.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi adalah predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak.
(Notoatmodjo 2003)Beberapa faktor penyebab besarnya sikap dengan kriteria
unfavorable dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri
1 Labuhan Ratu Lampung Timur karena dipengaruhi adanya
pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri
1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang masih kurang. Untuk itu perlu
dilakukan upaya dalam membentuk sikap yang mendukung tentang
menarche yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mereka tentang
menarche.
Remaja putri pertama kali bersentuhan langsung dengan persoalan
seksualitas pada saat ia mendapatkan menstruasi pertamanya, untuk
itu pentingnya pendidikan seksual pada remaja putri adalah agar
lebih mengenal tubuhnya. Bagaimana remaja putri memaknai fungsi
tubuh mereka yang berkaitan dengan seksualitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan
Ratu Lampung Timur secara keseluruhan termasuk dalam
kategori tidak baik yaitu 56, 91% karena kurang mendapat
informasi yang jelas tentang menarche.
2. Sikap remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu
Lampung Timur secara keseluruhan masih menunjukan kategori
unfavorable yang artinya tidak mendukung terhadap menarche
yaitu 52,29% karena dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang
tentang menarche.
B. Saran
Melihat dari hasil penelitian gambaran pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung
Timur, maka peneliti mengajukan saran :
1. Bagi institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Buana Metro
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan penyuluhan
mahasiswa pada kelompok remaja dalam kegiatan PKMD
2. Bagi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Hendaklah para guru khususnya guru biologi dapat memberikan
pelajaran ekstra tentang masa pubertas khususnya masalah menarche
dan diharapkan agar bekerja sama dengan orang tua siswa untuk
lebih memperhatikan dan mengarahkan para remaja dalam masa
perkembangannya agar tidak salah mengartikan banyaknya informasi
yang diterima. Karena banyaknya informasi yang diterima remaja
tidak semua benar sehingga butuh pengendalian dari orang tua
dengan cara lebih banyak meluangkan waktu untuk dapat
berkomunikasi secara terbuka dengan remaja sehingga dapat lebih
mengetahui, mengerti dan memahami perkembangan dan kebutuhan-
kebutuhan remaja serta dapat membantu dalam mencarikan solusi
bagi remaja khususnya remaja putri yang mempunyai masalah tentang
menarche.
3. Bagi Remaja Putri di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Diharapkan remaja putri dapat mencari informasi yang jelas
tentang Menarche dan dapat menggunakan media komunikasi yang ada
dengan sebaik mungkin. Agar tidak salah dalam mengartikan suatu
informasi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya