asuhan kebidanan komprehensif pada ny. s

254
i ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan Di susun Oleh : SANTI KARTIKA DEWI NIM. 16070084 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL TAHUN 2018

Transcript of asuhan kebidanan komprehensif pada ny. s

i

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S

DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Di susun Oleh :

SANTI KARTIKA DEWI

NIM. 16070084

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

TAHUN 2018

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul :

“ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL “

Adalah hasil Karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Santi Kartika Dewi

Nim : 16070084

Tegal, 24 Juni 2019

Penulis

( Santi Kartika Dewi )

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

“ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS

JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL “

Disusun Oleh :

Nama : Santi Kartika Dewi

Nim : 16070084

Telah mendapat persetujuan dan siap dipertahankan didepan tim penguji proposal

Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Pembimbing 1 : Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes ( )

Pembimbing II : Ndari Ernawati, S.ST ( )

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Santi Kartika Dewi

Nim : 16070084

Program studi : DIII Kebidanan

Judul :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY S

DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Telah mendapat persetujuan dan siap dipertahankan di depan tim penguji

Karya Tulis Ilmiah dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII

Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.

Pembimbing I : Umriaty, S.ST, M.Kes ( )

Pembimbing II : Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes ( )

Pembimbing II : Ndari Ernawati, S.ST ( )

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal

v

Nilatul Izah S.ST, M. Keb )

vi

MOTTO

“ Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, tapi menjadi orang lebih bernilai ”

( Albert Einstein )

“ Lakukan yang terbaik, sampai kita tidak bisa menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi ”

( Magdalena Neuner )

“ Kecantikan hanya tampilan fisik, Yang terpenting adalah keseimbangan pikiran, tubuh dan jiwa ”

( Jennifer Lopez )

“ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkannya menuju jalan surga ”

( HR. Muslim )

“ Ketika seseorang menyakitimu lagi dan lagi. Anggap saja mereka sebuah amplas yang menggosok anda.. Pada akhirnya anda akan bersih mengkilap dan ia

akan habis tak berguna ”

( Dedy Corbuzier )

vii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu dan atas karunia-Nya serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Kepada kedua orang tua, Bapak Rismoyo dan Mama Mas Rotun tercinta yang selalu memotivasi, mendukung dan mendo’akan setiap waktu untuk keberhasilan pendidikan.

Untuk kedua kakakku, serta keluarga telah memberikan dukungannya.

Untuk Tunanganku Firman Adi Pradana yang sudah membantu dalam hal materi, dan support hingga sampai saat ini.

Kepada Ibu Ulfatul Latifah, SKM,M.Kes dan Ibu Ndari Ernawati, S.ST terima kasih sudah begitu banyak membantu selama ini, sudah menasehati, mengajari dan telah sabar sampai terselesaikan tugas akhir

Kepada Ibu Tyas Dwi Arti, S.SiT selaku Pembimbing Akademik yang selalu mensupport dan membimbing dengan penuh kesabaran

Untuk sahabatku Intan Nur AP, Intan Novita S, Melly R, Luky F, Noni L, terima kasih telah berjuang bersama dari awal perkuliahan sampai di akhir perkuliahan dan selalu memberikan semangat dalam hal apapun

Untuk Partnerku selama praktek, Meisya Anggita P, Silviani Eka, dan Atika Yani. Terima kasih yang telah berjuang bersama di Praktek Klinik Kebidanan

Dan untuk teman-temanku Kebidanan Kelas B terima kasih selama 3 tahun ini dan semua pihak telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S di

Puskesmas Jatibogor Tahun 2018”. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat

menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan

terwujud tanpa adanya partisipasi dari semua pihak. Oleh karena itu dengan segala

ketulusan dan keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada yang

terhormat :

1. MC.Chambali, B.Eng EE, M.Kom, Direktur Politeknik Harapan Bersama

Tegal.

2. Nilatul Izah, S.ST,M.Keb, Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

3. Ulfatul Latifah,SKM.M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ndari Ernawati,S.ST, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ny. S beserta keluarga selaku klien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

yang telah membantu dan memberikan partisipasinya dalam pembuatan karya

tulis ilmiah dan dilakukan pemeriksaan sehingga penulis tahu akan hamil,

bersalin dan nifas.

6. Semua dosen dan staf karyawan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Penulis

berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Tegal, 24 Juni 2019

x

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “S” DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Santi Kartika Dewi.1 Ulfatul Latifah.2 Ndari Ernawati.3

Email: [email protected] 1, [email protected] ¹

Diploma III Kebidanan Politeknik, Harapan Bersama Kota Tegal

Abstrak

Angka kematian ibu yang diperoleh di Kabupaten Tegal AKI mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus. Kemudian berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0 kasus dan AKB ada 12 kasus sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI di Desa Jatibogor ada 2 kasus yang disebabkan oleh Preeklamsi berat dan perdarahan dan AKB ada 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan AKI dan AKB perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan.

Tujuan umum dilakukannya study kasus ini untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara nyata yang dapat diunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan metode Soap. Obyek study kasus ini adalah ibu hamil Ny. S umur 30 tahun kehamilan 37 minggu 4 hari, kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengalami keluhan-keluhan yang masih dalam batas normal. Pengkajian kasus kehamilan, bersalin, nifas pada Ny. S yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September 2018. Tempat pengambilan kasus di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.

Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S sejak umur kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dengan kunjungan 3 kali selama hamil dirumah Ny. S dalam keadaan normal, bersalin secara spontan tidak ada penyulit, hingga kunjungan nifas selama 40 hari bersamaan dengan kunjungan bayi baru lahir berlangsung dengan normal serta KB yang dipilihnya adalah KB suntik 3 bulan, selama kunjungan tidak ada yang mengarah kegawatdaruratan atau patologis. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru dilahan praktik.

Kata kunci : Asuhan Hamil, Bersalin, Nifas.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6

E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 8

F. Metode Memperoleh Data.................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................ 11

A. TEORI MEDIS ................................................................................... 11

a. Pengertian kehamilan ..................................................................... 11

b. Proses Kehamilan ........................................................................... 11

c. Perubahan Antomi dan Fisiologis Pada Ibu Hamil ........................ 12

xii

d. Tanda dan Gejala Kehamilan ......................................................... 15

e. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya......... 18

f. Tanda Bahaya Kehamilan .............................................................. 19

g. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan .............................................. 21

h. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil........................................................... 22

i. Asuhan Antenatal Care .................................................................. 24

j. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care .............................................. 24

k. Pelayanan Asuhan Standart Antenatal ........................................... 25

B. TEORI PERSALINAN ........................................................................ 28

1. Pengertian Persalinan ..................................................................... 28

2. Persalinan Berdasarkan Teknik ...................................................... 29

3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan ..................................... 30

4. Sebab-sebab Mulainya Persalinan.................................................. 31

5. Tahapan-tahapan Persalinan........................................................... 32

6. Tanda-tanda Persalinan .................................................................. 34

7. Kebijakan Pelayanan Asuhan Persalinan ....................................... 36

8. Tanda-tanda Bahaya Persalinan ..................................................... 37

9. Penggunaan Partograf .................................................................... 37

C. TEORI NIFAS ..................................................................................... 43

a. Pengertian Nifas ............................................................................. 43

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas ............................................................ 44

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ................................................... 45

d. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Nifas ...................................... 47

e. Kebutuhan Dasar Nifas .................................................................. 49

f. Tanda Bahaya Masa Nifas ............................................................. 51

g. Pengeluaran Lochea ....................................................................... 51

D. TEORI BAYI BARU LAHIR .............................................................. 52

a. Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................................ 52

b. Karakteristik Bayi Baru Lahir ........................................................ 52

c. Penangganan Bayi Baru Lahir ....................................................... 54

d. Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir .............................. 58

e. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir ............................................. 61

xiii

E. TEORI ASUHAN KEBIDANAN........................................................ 62

1. Pengertian Asuhan Kebidanan ....................................................... 62

2. Metode Pendokumentasian SOAP ................................................. 72

3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ........................................... 73

BAB III TINJUAN KASUS ............................................................................ 80

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan .................................................... 80

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ..................................................... 104

C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas ............................................................. 119

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ........................................... 130

BAB IV PEMBAHASAN

A. Asuhan kebidanan pada Masa Kehamilan ........................................... 139

B. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan ........................................... 175

C. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................................................... 189

D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir ............................................ 201

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 211

B. Saran .................................................................................................... 213

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 tentang Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Tabel 2.2 tentang TFU menurut penambahan per tiga jari

Tebel 3.2 tentang Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan

Tebel 2.4 tentang Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum.

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Consent

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Partoghraf

Lampiran 4 Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan ovulasi pelepasan sel telur, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2010)

Setelah masa kehamilan dibutuhkan asuhan berlanjut pada ibu

bersalin, pada saat persalinan, terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan

merasakan sakit pinggang, merasa kurang enak, lesu, letih, tidak

nyaman, tidak bisa tidur nyenyak dan perubahan psikis yang terjadi

yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau

terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan. Maka perlu

perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental

guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut.

Setelah seorang ibu melewati proses persalinan, selanjutnya ibu

akan memasuki masa nifas. Ibu nifas memerlukan pelayanan

kebidanan secara benar sesuai standar asuhan kebidanan agar tidak

terjadi suatu kejadian kematian ibu pada masa nifas dan timbulnya

suatu masalah yang mungkin terjadi pada masa nifas. (Purwati, Dwi,

2011)

2

Pada masa nifas ini seorang ibu juga membutuhkan

pengetahuan atau informasi mengenai perawatan masa nifas, karena

masih banyak ibu post partum yang masih kurang mengetahui dan

masih bingung tentang perawatan masa nifas yang baik, apalagi ibu

nifas yang baru pertama kali melahirkan akan sangat tergantung

kepada tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah

perawatan pada dirinya seperti perawatan payudara, perawatan pada

luka perineum, Ibu post partum yang masih takut untuk buang air

kecil karena adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain.

(Chapter, 2015)

Asuhan secara komprehensif itu sendiri tak hanya berlaku pada

ibu hamil, bersalin, nifas , namun disamping juga harus difokuskan

kepada asuhan bayi baru lahir yang juga membutuhkan pemantauan

yang ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Angka kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian

bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1.000 kelahiran hidup

dalam kurun waktu 1 tahun. Angka kematian neonatal di jawa tengah

tahun 2016 sebesar 6,94 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian

bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000

kelahiran hidup kurun waktu 1 tahun. Angka kematian bayi di jawa

tengah pada tahun 2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup, sama

dengan AKB di tahun 2015. Angka kematian Ibu (AKI) dijawa tengah

pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan

dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak

3

619 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu di provinsi jawa

tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2016. Sebesar 63,12% kematian maternal terjadi pada

waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 22,92%, dan pada waktu

persalinan sebesar 13,95% (Profil Jateng, 2016)

Berdasarkan data dari, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Angka Kematian ibu (AKI) pada tahun 2016 tercatat 173 kematian per

1.000 kelahiran. Pada tahun 2017 turun menjadi 52,7 kematian per

1.000 kelahiran. AKI mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari

tahun 2015 33 kasus, kemudian berkurang menjadi 27 kasus ditahun

2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. AKI juga

beriringan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun

signifikan dari 9,6 ditahun 2014 menjadi 7,8 ditahun 2017. (Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal, 2018)

Berdasarkan data di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal,

diperoleh data ibu hamil di Puskesmas Jatibogor tahun 2017 ada 840

ibu hamil. jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Jatibogor

Kabupaten Tegal tahun 2017 0 kasus, dan jumlah Angka Kematian

Bayi (AKB) di Puskesmas Jatibogor tahun 2017 sebanyak 12 jiwa dari

jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa. Sedangkan, pada tahun 2018 Angka

Kematian Ibu (AKI) sebanyak 2 kasus dari jumlah keseluruhan ibu

hamil 832 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 9 jiwa

dari jumlah keseluruhan bayi 756 jiwa. (Puskesmas Jatibogor)

4

Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB

menggunakan program EMAS (Expanding Maternal And Neonatal

Survival) merupakan program kerjasama dengan Kementrian

Kesehatan RI dan USAID (United States Agency For International

Development) selama 5 tahun (2012-2016). Melalui program ini

diharapkan terjadi percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru

lahir dengan meningkatkan kualitas pelayanan obstetri dan bayi

dirumah sakit, peningkatan jumlah rumah sakit yang terakreditasi

secara international dan peningkatan kualitas sistem rujukan. Dengan

adanya Program Emas tersebut untuk wilayah Puskesmas

Jatibogor sudah sangat cukup memadai, untuk tingkat pelayanan dan

kualitas rujukannya sangat baik.(Dinkes Kabupaten Tegal,2018)

Selain program emas untuk menurunkan AKI dan AKB maka

perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh

dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah

melakukan asuhan kebidanan komprehensif (continuity of care). Hal

ini sesuai dengan rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu

prioritas pembangunan kesehatan adalah peningkatan kesehatan ibu,

bayi, balita dan Keluarga Berencana. (kemenkes,2010)

Dalam hal tersebut pemerintah mengupayakan kebijakan dalam

menurunkan angka kematian ibu, yaitu dengan adanya kebijakan

minimal 4 kali kunjungan pada ibu hamil. (Welyani, Siwi Elisabeth,

2015)

5

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul

‘‘ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI

PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL’’ Penulis

berharap dengan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini mampu

memberikan Asuhan Komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan,

nifas, dan bayi baru lahir untuk mendeteksi secara dini adanya

komplikasi pada kasus tersebut.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan secara komprehensif

pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal tahun

2018 ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan secara

komprehensif pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor

kabupaten Tegal tahun 2018, dengan menerapkan managemen

kebidanan varney dan data perkembangan menggunakan

SOAP.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan penulis mampu :

a. Melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif

pada ibu hamil, bersalin, dan nifas pada Ny.S diwilayah

Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal tahun 2018.

6

b. Menginterprestasikan data dari hasil pengkajian sehingga

dapat merumuskan diagnose kebidanan, masalah dan

kebutuhan pada ibu hamil, bersalin dan nifas khususnya

pada Ny.S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten

Tegal tahun 2018

c. Menentukan Diagnosa potensial pada ibu hamil, bersalin,

dan nifas khususnya pada Ny. S di wilayah Puskesmas

Jatibogor Kabupaten Tegal tahun 2018

d. Melaksanakan antisipasi penanganan segera apabila

menemukan diagnose potensial pada Ny. S di wilayah

Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

e. Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose

pada Ny. S di Wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten

Tegal tahun 2018

f. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan rencana

asuhan pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor

Kabupaten tegal tahun 2018

g. Mengevaluasi hasil setelah melakukan semua asuhan pada

Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

tahun 2018.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

yang sangat diperlukan untuk diterapkan di masyarakat dan

7

menambah pengetahuan dan pengalaman asuhan kebidanan

komprehensif.

2. Pelayanan Tenaga Kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan khususnya bidan dapat

mengupayakan perbaikan pelayanan kesehatan dalam

melakukan deteksi dini dan melakukan asuhan kebidanan

komprehensif agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan khususnya pelayanan ibu hamil di masa yang akan

datang.

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi sebagai

bahan evaluasi bagi akademik kepada mahasiswa, sejauh mana

kamampuan mahasiswa dalam menerapkan teori tentang

asuhan kebidanan komprehensif dan dapat menambah referensi

di akademik sebagai bahan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Pasien

Diharapkan pasien melakukan pemeriksaan secara rutin dan

teratur agar lebih cepat dikenali adanya tanda bahaya pada

kehamilan.

5. Bagi Lintas Sektor

Diharapkan baik bagi pemerintah yaitu melalui

kecamatan/kabupaten, polres, koramil dan jajaran desa bisa

membantu tenaga kesehatan supaya dapat menurunkan sampel

resiko tinggi pada ibu hamil dengan cara melakukan tugas

8

mendampingi ibu hamil atau pada mahasiswa bisa dinamakan

“one student one client”yang beresiko tinggi selama masa

kehamilan sampai dengan nifas 40 hari atau bahkan sampai

neonatus. Penulis berharap supaya tugas pendampingan ini

dapat membantu dalam menurunkan angka kematian bagi ibu

dan bayi di Indonesia.

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran : Subyek yang akan dilakukan asuhan kebidanan

adalah Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0.

2. Tempat : Tempat pengambilan studi kasus adalah Wilayah

Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.

3. Waktu : Waktu pengambilan studi kasus dalam pembuatan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan pada bulan

Agustus – September 2018.

F. Metode Memperoleh Data

1. Pengumpulan Data primer

a. Wawancara

Dilakukan pada pasien untuk memperoleh data status dan

masalah kesehatan yang dialami pasien.

b. Observasi

Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh

data tentang masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.

c. Pemeriksaan Fisik

9

Melalui pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan

masalah kesehatan pasien, dilakukan dengan cara antara

lain :

1) Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat

bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.

2) Palpasi adalah pemeriksaan fisik melalui perabaan

terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami

kelainan dan mengetahui posisi janin dalam perut ibu.

3) Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan

pendengaran, untuk mendengarkan DJJ menggunakan

Doppler atau Laenec.

4) Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan mengetuk

bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu

seperti hammer untuk mengetahui fungsi refleks

patella.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara :

a. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dari catatan medis dan catatan

kebidanan serta hasil pemeriksaan yang lain.

b. Wawancara dengan keluarga dan tim kesehatan

c. Studi pustaka melalui buku-buku, artikel dan jurnal.

G. Sistematika Penulisan

Dalam proposal karya Tulis Ilmiah terdiri dari 3 Bab, yaitu :

10

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, ruang lingkup, metode memperoleh data

dari sistematika penyusunan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori yang terdiri dari kehamilan

normal, persalinan normal, nifas normal, dan bayi

baru lahir normal, tinjauan teori asuhan kebidanan

dan landasan hukum kewenangan bidan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Berisi tentang asuhan kebidanan pada kehamilan,

pencatatan persalinan, nifas, dan BBL pada Ny. S

G2 P1 A0.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi tentang perbandingan antara teori dan

kenyataan pada kasus yang disajikan dengan

langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu

mulai dari pengumpulan data dasar sampai

evaluasi

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran pada

pembuatan Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MEDIS

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine

mulai sejak konsepsi sampai persalinan (Ida Bagus Gde Manuaba,

1998:4)

b. Proses kehamilan

1) Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi

adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan

(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari di hitung

dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri

adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (

tanggal bersatunya sperma dengan telur ) yang terjadi dua minggu

setelahnya. (nurul kamariiyah, yasi anggasari, siti muflihah 2014)

2) Fertilisasi

Penghamilan ( fertilisasi ) adalah terjadinya pertemuan dan

persenyawaan antara sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di

ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada.

Spermatozoa , ovum, oembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil

konsepsi. Dalam litertur istilah lain yang sering dipakai untuk

infertilisasi adalah konsepsi, fekondasi dan pembuahan.

12

3) Nidasi/Implantasi

Nidasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya

hasil konsepsi dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai

yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan

mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga Rahim,

jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan

endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua. Nidasi

terjadi pada dinding rahim (korpus) dekat fundus uteri.

(https:www.lisa.web.id/nidasi-atau-implantasi/)

c. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil

Perubahan fisiologis pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

1) Uterus

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama

berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar hormone

estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat

a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,

b) Hyperplasia ( priduksi serabut otot dan jaringan fibroelastis

baru ) dan hipertrofi ( pembesaran serabut otot dan jaringan

fibroelastis yang sudah ada ),

c) Perkembangan desidua.

Uterus yang tidak hamil memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm,

dan tebal 2,5 cm, serta berat sekitar 60 gram. Ketika sudah

aterm, ukurannya rata-rata menjadi 30 cm x 23 cm x 20 cm

dan berat meningkat sampai 900 gram. Pertumbuhan uterus

13

dapat diukur melalui dinding abdomen sepanjang kehamilan.

Pertumbuhan yang adekuat merupakan indikator yang baik

terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin.

Terlihat pola pelunakan uterus pada sekitar minggu ke-7 dan

ke-8, yaitu isthmus melunak dan dapat ditekan (tanda hegar),

serviks melunak (tanda goodle), dan fundus pada serviks

mudah fleksi (tanda McDonald). Setelah minggu ke-8, korpus

uterus dan serviks melunak dan membsar keseluruhan. Uterus

yang semakin membesar menyebabkan uterus keluar dari

rongga panggul dan dapat dipalpasi diatas simfisis pubis antara

minggu ke-12 dan ke-14 uterus membesar secara bertahap

sampai setinggi umbilikus pada minggu ke-20 gestasi dan

hampir menyentuh prosesus xifoideus pada aterm. Pada

minggu ke-38 sampai ke-40, tinggi fundus turun karena janin

muli masuk kepintu atas pnggul (lightening).

2) Serviks uteri

Seviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang

disebut dengan tanda goodell. Kalenjar endoservikal membesar dan

mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertumbuhan dan

pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut

tanda chadwick (Rustam Mochtar, 1998:35)

3) Vagina dan vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen.

Akibat dari hipervaskularisasi, vagina terlihat lebih merah atau

14

kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda

chadwick (Rustam Mochtar, 1998:35)

4) Ovarium

Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih pengeluaran

estrogen dan progesterone (kira-kira pada kehamilan 16 minggu

dan korpus lucteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).

kadar relaksin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan

meningkat dalam trimester pertama. Relaksin mempunyai

pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik

hingga aterm (Rustam Mochtar,1998:35)

5) Payudara/mammae

Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.

Dapat teraba nodul-nodul akibat hipertrofi kalenjar alveoli,

bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting

susu dan areola payudara. Apabila diperas akan keluar air susu

(kolustrum) berwarna kuning (Rustam Mochlar, 1998:40)

6) Perubahan metabolic

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan

cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan

akan bertambah 12,5 kg (Sarwono Prawirohardjo,2009)

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg,

15

sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih

dianjurkan menambah berat badan perminggu masing-masing

sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Tabel 1-2. Penambahan berat badan selama kehamilan

Jaringan dan cairan

10 minggu

20 minggu

30 minggu

40 minggu

Janin 5 300 1500 3400 Plasenta 20 170 430 650 Caira amnion 30 350 750 800 Uterus 140 320 600 970 Mammae 45 180 360 405 Darah 100 600 1300 1450 Cairan ekstraseluler

0 30 80 1480

Lemak 310 2050 3480 3345 Total 650 4000 8500 12500

d. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Tanda – tanda presumptive

a) Amenorea (tidak mendapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir

(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan

rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama HT- 7) dan (bulan

HT + 3).

b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hinga

akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi pada pagi

16

hari, maka disebut morning sickness. Bila mual dan muntah

terlalu sering disebut hyperemesis.

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama

pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-

bauan.

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat

bias pingsan.

e) Tidak ada selera makanan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwuln pertama kehamilan kemudian

nafsu makan timbul kembali.

f) Lelah (fatigue)

g) Payudara

Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan

pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus

dan alveoli payudara. Kalenjar Montgomery terlihat lebih

membesar.

h) Miksi

Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar. Grjsls ini akan hilang pada triwulan

kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali

karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

i) Kontstipasi/obstipasi

17

Kontsipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh

pengaruh hormone steroid.

j) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid

plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), areola

payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra=grisea).

k) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari pupil gusi.

i) Pemekaran vena-vena(varises).

Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis,

dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

2) Tanda- tanda kemungkinan hamil

a. Perut membesar

b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan

konsistensi dari rahim.

c. Tanda Hegar

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus

segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

d. Tanda chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi

kebiruan- biruan.

e. Tanda piscaseck

18

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena

embrio terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa

benjolan yang asimetris.

3) Tanda pasti hamil

a) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-

bagian janin.

b) Denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop monoral Laennec.

b. Dicatat dan didengar alat Doppler.

c. Dicatat dengan feto elektrokardiogram

d. Dilihat pada Ultrasonografi (USG)

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

e. Ketidaknyamanan saat hamil dan cara mengatasinya menurut

(http://stik3s.blogspot.com/2014/01/ketidaknyamanan-saat-hamil-dan-

cara.html?m=1) yaitu :

NO Ketidaknyamanan Cara mengatasinya

1.

Sering BAK

Upayakan kencing teratur, latihan kegel, kurangi minum sebelum tidur

2.

Mual dan muntah diketahui mungkin, perubahan hormone HCG

Makan sedikit tapi sering dalam porsi kecil, hindari makanan yang menyengat dan berbumbu

3.

Varises

Hindari kegemukan, berdiri atau duduk lama, istirahat dengan kaki lebih tinggi. Mandi air hangat

4.

Sesak nafas, Diafragma terdorong ke atas

Atur posisi badan bila tidur gunakan ekstra bantal

19

5.

Rasa tidak nyaman dan tertekan perineum, karena pembesaran uterus

Dianjurkan untuk istirahat dan relaksasi

6.

Sembelit, gerakan saluran melambat oleh hormone progesterone karna kehamilan

Minum 6-8 gelas perhari, latihan fisik ringan, BAB teratur

7.

Keputihan, serviks terangsang oleh hormon sehingga menebal

Biarkan dan jaga kebersihan vulva, sering ganti pakaian dalam.

f. Tanda bahaya dalam kehamilan

Tanda bahaya dalam kehamilan menurut Vivian (2010) :

1) Perdarahan pada awal masa kehamilan Yaitu perdarahan yang

terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan

pervaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda berikut.

a) Keluar darah merah

b) Perdarahan yang banyak

c) Perdarahan dengan nyeri,

Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus,

kehamilan ektopik atau kehamilan mola.

2) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut.

Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu

sampai sebelum persalinan. Perdarahan tidak normal bila terdapat

tanda-tanda berikut ini.

20

a) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.

b) Perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus-menerus.

c) Perdarahan disertai nyeri, perdarahan semacam ini berarti

plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture uteri. Selain itu,

perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.

3) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan

seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang

serius sebagai berikut :

a) Sakit kepala yang hebat

b) Sakit kepala yang menetap

c) Tidak hilang dengan istirahat.

Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur

atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan

adalah gejala preeklamsia.

4) Bengkak pada muka dan tangan

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan

dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan

berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.

21

5) Gerakan bayi janin kurang

Gerkan janin adalah suatu hal yang terbiasa terjadi pada kehamilan

yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan

gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu

merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah

terasa jika ibu berbaring atau beristirahat,serta jika ibu makan dan

minum dengan baik.

Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada terhadap

jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi

penurunan/gerakan janin yang terhenti.

g. Pemeriksaan diagnostic kehamilan

Menurut Ummi Hani, Jiarti Kusbandiyah, Marjati, Rita Yulifah (2010),

pemeriksaan diagnostic kehamilan meliputi:

1) Anamnesis

Dari anamnesis, dapat diketahui tanda tanda berikut ini:

a. Terhentinya mentruasi/amenorea

b. Mual dan muntah

c. Kelelahan

d. Perubahan warna pada payudara seperti menghitamnya puting

serta areola primer dan sekunder

e. Tanda chadwick

f. Pengeluaran kolostrum dari putting susu

2) Pemeriksaan pelvis

22

a. Pembesaran uterus

b. Perubahan bentuk uterus

c. Tanda piscaseck

d. Tanda hegar

e. Tanda goodell

3) Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang

a. Tes kehamilan positif

b. USG tampak keberadaan janin

c. Tampak rangka janin pada foto rontgen.

i. Kebutuhan dasar ibu hamil

1) Oksigen

Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi.

Kebutuhan oksigen bagi selama kehamilan trimester I,II,dan III.

Oksigen merupakan kunci segala kehidupan. Kita bisa hidup

beberapa hari tanpa makan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama

4 menit saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan mati bila

dalam waktu 15 detik tanpa adanya oksigen.

2) Nutrisi

Nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu

hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Dengan kebutuhan

nutrisi yang meningkat seperti kalsium ,zat besi, asam folat, dan

sebagainya, ibu hamil perlu dikontrol kenaikan berat badannya.

23

Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih

banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah.

3) Personal hygiene

Kebersihan badan mengurangi infeksi,puting susu, harus

dibersihkan kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus

dilakukan karena gigi yang bersih menjamin pencernaan yang

sempurna.

4) Kebersihan pakaian

Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau mungkin

bahkan lebih sedikit perhatian daripada waktu lain. Pakaian harus

ringan,disesuaikan ,penyerap, dan meningkatkan rasa kesejahteraan

pasien.

5) Eliminasi

Kebutuhan eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh

setiap ibu hamil yang berhubungan dengan BAK dan BAB karena

terjadinya perubahan kondsi fisik yang terjadi pada masa

kehamilan. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal-

hal tertentu yang harus dilakukan supaya tidak mengalami

gangguan BAK dan BAB. (https://ayu898.wordpress.com)

h. Asuhan antenatal care

1) Pengertian antenatal care

Menurut George Adriaansz, asuhan antenatal care

adalahUpaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric

24

untuk ptimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

2) Tujuan asuhan antenatal care

Menurut Vivian (2011) tujuan antenatal care adalah untuk

memfasilitasi hasil yang sehat dan positif vagi ibu maupun bayinya

dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Memantau kemajuan kehmilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

serta social ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi dapat

melewati proses kelahiran dengan selamat.

e) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi.

i. Jadwal pemeriksaan antenatal

Menurut George adriaansz, jadwal kunjungan antenatal care harus lebih

ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali.

Pemeriksan antenatal care ang lengkap K1, K2, K3, dan K4. Hal ini

berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan sntenatal hingga usia

kehamilan 28 mingu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-

36 minggu.

j. Pelayanan asuhan standar antenatal

25

Pelayanan Asuhan Standar Antenatal “10 T” menurut standart buku

KIA:

1) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali. Apabila tinggi

badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, maka tidak

dapat melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan

dilakukan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 penambahan berat

badan paling sedikit 1 kg/bulan.

2) Pengukuran tekanan darah (tensi)

Tekanan normal 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah 140/90

mmHg bias menyebabkan factor resiko hipertensi (tekanan darah

tinggi) dalam kehamilan.

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Apabila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil mederita kurang Energi

Krinis (KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

4) Pengukuran tinggi rahim

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan.

5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut

jantung janin (DJJ)

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah

lain. Apabila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau

26

lebih dari 160 kali/menit menunjukan ada tanda gawat janin,dan

segera dirujuk.

6) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Pada imunisasi tetanus toksoid ini harus dinjurkan oleh petugas

kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi.

Tabel 2-2 tentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama

perlindungannya.

Imunisasi TT

Selang waktu

minimal

Lama

perlindungan

TT 1

1 bulan

TT ¹

1 bulan setelah

TT 1

3 tahun

TT 3

6 bulan setelah

TT ¹

5 tahun

TT 4

12 bulan setelah

TT 3

10 tahun

TT 5

12 bulan setelah

TT 4

>25 tahun

7) Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah

setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum

pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

27

8) Tes laboratorium

a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan

b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (anemia)

c) Tes pemeriksaan urine (air kencing)

d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,

HIV, Sifilis, HbsAg, dan lain-lain.

9) Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan, kelainan bawaan, persalinan, dan inisiasi

menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,

Keluarga Berencana, dan Imunisasi pada bayi. Penjelasan ini

bertahap setiap kunjungan ibu hamil.

10) Tata laksana atau mendapat pengorbanan

Apabila ibu memiliki masalah kesehatan pada saat hamil.

B. Konsep Dasar Teori Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis

yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa

28

social yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.

Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan

bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan

untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping itu

bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu

bersalin (saifuddin, 2006).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke

dunia luar (Prawirohardjo, 2007).

Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42

minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun

pada janin (Waknjosastro dalam Prawirahardjo, 2005).

Persalinan Normal adalah proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke

dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai

alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan

bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24

jam (Prawirohardjo, 1997, hal 180).

Persalinan normal adalah proeses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri) dari dalam uterus (Rahim) dengan

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa alat atau

pertolongan istimewa yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

29

(37-42 minggu), lamanya persalinan berlangsung selama 18

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono,

2000).

2. Persalinan berdasarkan teknik

a. Persalinan Spontan

Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

b. Persalinan Buatan

Persalinan buatan adalah persalinan dengan tenaga dari luar

dengan ekstrasi forceps, ekstrasi vacuum dan section

sesaria.

c. Persalinan anjuran

Persalinan anjuran adalah persalinan dimulai dengan

sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan

ketuban, pemberian Pitocin aprostagladin (Mochtar, 1983 :

221-223)

d. Persalinan cepat adalah melahirkan terlalu cepat apabila

terjadi diluar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang

membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan atau

hasil yang tidak baik pada janin atau klien. (Doenges,2001)

3. Persalinan berdasarkan Umur Kehamilan

a. Abortus

30

Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum

kehamilan 22 minggu atau dengan bayi berat badan kurang

dari 500 gram.

b. Partus Immaturus

Partus Immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan

Antara 22 minggu dan 28 minggu atau dengan bayi dengan

berat badan Antara 500 gram dan 999 gram.

c. Partus Prematurus

Partus Prematurus adalah pengeluaran buah kehamilan

Antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat

badan Antara 1000 gram dan 2499 gram.

d. Partus Maturs atau Aterm

Partus Maturs atau Aterm adalah pengeluaran buah

kehamilan Antara 37 minggu dan 42 minggu dengan berat

badan bayi diatas 2500 gram.

e. Partus postmaturus (Serotinus)

Partus postmaturus (serotinus) adalah pengeluaran buah

kehamilan setelah 2 minggu atau lebih dari waktu

persalinan yang ditaksirkan. (Mochtar. 1988;91)

4. Sebab-sebab mulainya Persalinan

a. Penurunan kadar Progesteron

31

Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot Rahim,

sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot Rahim.

Selama kehamilan, terdapat keseimbangan Antara kadar

progesterone dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir

kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul

his.

b. Teori Oxcytosin

Pada akhir kehamilan kadar Oxcytosin bertambah. Oleh

karena itu timbul kontraksi otot-otot Rahim.

c. Peregangan Otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-

otot Rahim sehingga timbullah kontraksi untuk

mengeluarkan janin.

d. Pengaruh janin

Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang

peranan penting oleh karena itu pada ancephalus kelahiran

sering lebih lama.

e. Teori Prostagladin

Kadar prostagladin dalam kehamilan dari minggu ke-15

hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan

kontraksi myometrium (Mochtar. 1983 : 223)

5. Tahapan-tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)

32

a. Kala I

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang

ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan

menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai

pembukaan lengkap, fase kala I persalinan terdiri dari Fase

laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan

mendekati 4 cm, kontaksi mulai teratur tetapi lamanya

masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules; fase aktif

dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit,

lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm

hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin, Waktu

pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase

pembukaan dibagi 2 fase yaitu fase laten : berlangsung

selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai

mencapai pembukaan 3 cm. Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase

yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3

menjadi 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan jadi

lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9 menjadi

lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam

dengan pembukaan 1 cm per jam, pada multigravida 8 jam

dengan pembukaan 2 cm perjam. (Mocthar, 1998)

b. Kala II

33

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap,

tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina,

ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada

rektumatau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan

springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lender

dan darah.

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam

pada multi. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,

vulva membuka, perenium membuka, perenium meregang.

Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsia,

kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan

kepala berhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, rupture

uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra partum,

inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat.

c. Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan

berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda

lepasnya plasenta: terjadi perubahan bentuk uterus dan

tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur

keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara

tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah

bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada

34

fundus uteri. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III

adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta,

perlukaan jalan lahir.

d. Kala IV

Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post portum. Komplikasi yang dapat timbul pada

kala IV adalah : sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak

berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri,

laserasi jalan lahir, sisa plasenta.

e. Lamanya Persalinan

Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan

multigravida, untuk primigravida kala I: 12 jam, kala II: 80

menit, kala III: 10 menit, kala IV: 15 menit dari 1 jam

pertama sedangkan multigravida kala I: 8 jam, kala II: 30

menit, kala III: 10 menit, kala IV: 15 menit dari 1 jam

pertama disesuaikan juga dengan keadaan. (Manuaba 1998)

6. Tanda-tanda persalinan

Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat akan

menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur

dengan jarak kontraksi semakin pendek, dengan terjadi

pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah yang lebih

banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, terkadang

ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksa dalam

35

didapat perlunakan serviks pendataran serviks dan terjadi

pembukaan serviks.

a. Tanda-tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu

sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau

“minggunya” atau “harinya” yang disebut kala

pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut:

Lightening atau setlling atau dropping yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.

Pada multipara tidak begitu ketara; perut kelihatan lebih

melebar, fundus uteri menurun; perasaan sering kencing

atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh

bagian terbawah janin; perasaan sakit diperut dan pinggang

oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-

kadang disebut “farse labor pains”; serviks menjadi lembek,

mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur

darah (bloody show).

b. Tanda-tanda inpartu

Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,

dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang

lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

Dengan his persalinan terjadi berubah pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

36

lepas, terjadi perdarahan kapiler pembuluh darah pecah.

(Manuaba, 1998)

7. Kebijakan pelayanan asuhan persalinan

Adapun rekomendasi yang dimaksud adalah :

a. Asuhan sayang ibu dan Sayang Bayi harus dimasukkan

sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk

hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi

dukungan bagi ibu.

b. Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan

jika benar-benar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dilakukan

jika ada indikasi atau penyulit.

c. Manajemen aktif kala III, termasuk penjepitan dan

pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan

oxitosin secara inta muscular (IM), melakukan penegangan

tali pusat terkendali (PTT) dan segera melakukan massase

fundus, harus dilakukan pada semua persalinan normal.

d. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan

bayi setidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau

sampai ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus

diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap

30 menit pada jam ke dua.

e. Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus

sering diperiksa dan di massase sampai tonus, ibu dan

anggota keluarga dapat diajarkan melakukan hal ini.

37

f. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi

harus segera diselimuti dan bayi segera di keringkan serta

dijaga kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermi.

8. Tanda-tanda persalinan

Sebelum terjadinya persalinan, didahului dengan tanda-tanda

sebagai berikut:

Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran

pervaginam yaitu pengeluaran lendir atau pengeluaran lendir

bercampur darah. Dapat juga disertai ketuban pecah. Pada

pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu : pelunakan

serviks, pendataran serviks dan terjadinya pembukaan serviks.

( Manuaba, 1998).

9. Tanda-tanda bahaya persalinan

Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan

mengancam jiwanya diantaranya: syok pada saat persalinan,

perdarahan pada saat persalinan, nyeri kepala, gangguan

penglihatan, kejang atau koma, tekanan darah tinggi, persalinan

yang lama, gawat janin dalam persalinan, demam dalam

persalinan, nyeri perut hebat, sukar bernafas. (Manuaba, 1998).

10. Penggunaan partoghraf

Menurut Sarwono, 2009 penggunaan partograf sebagai berikut:

a) Definisi dari partoghraf

Adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.

38

b) Tujuan utama partoghraf

1) Untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan

persalinan

2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara

normal

3) Dapat mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan

membuat keputusan klinik yang tepat dan sesuai.

c) Bagian-bagian partoghraf

1) Informasi tentang ibu meliputi

a. Nama, Umur

b. Gravida, Para, Abortus

c. Nomor catatan medik/nomor puskesmas

d. Tanggal dan waktu mulai dirawat

2) Waktu pecahnya ketuban

3) Kondisi janin

a. DJJ (denyut jantung janin)

b. Warna dan adanya air ketuban

c. Penyusupan (molase) kepala janin

4) Kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks

b. Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi

janin

c. Garis waspada dan garis bertindak

5) Jam dan waktu

39

a. Waktu mulainya fase aktif persalinan

b. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

6) Kontraksi uterus

a. Frekuensi dan lamanya

7) Obat-obat an dan cairan yang diberikan

a. Oksitosin

b. Obat-obat an lainnya dan cairan IV yang diberikan

8) Kondisi ibu

a. Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh

b. Urin (volume,aseton,atau protein)

9) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya

(dicatat dalam kolom tersedia di sisi partoghraf atau

dicatatan kemajuan persalinan)

d) Cara pengisian halaman depan partograf

1) Informasi tentang ibu

Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti

pada saat memulai asuhan persalinan, waktu

kedatangan (tertulis sebagai “jam” pada partograf

dan perhatikan kemungkinan ibu dating dalam fase

laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah

ketuban.

2) Kesehatan dan kenyamanan janin

40

Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah

pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban,

dan penyusupan tulang kepala janin.

a. Denyut jantung janin

Dengan mengunakan metode seperti yang

diuraikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai

dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30

menit. Setiap kotak pada bagian ini, menunjukan

waktu 30 menit.

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf

diantara garis tebal angka 180 dan 100, nilai

normal sekitar 120 s/d 160, apabila ditemukan

DJJ dibawah 120 dan diatas 160, maka penolong

harus waspada.

b. Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali melakukan

pemeriksaan dalam dengan menggunakan

lambing sebagai berikut:

1. U : ketuban utuh (belum pecah)

2. J : ketuban sudah pecah dan air ketuban

jernih

3. M : ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur meconium

41

4. D : ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur dengan darah

5. K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air

ketuban (“kering”).

c. Penyusupan atau molase

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai

penyusupan kepala janin dengan menggunakan

lambing sebagai berikut :

1. 0 : tulang- tulang kepala janin terpisah, sutura

dengan mudah diraba

2. 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling

bersentuhan

3. 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang

tindih

4. 3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih

dan tidak dapat dipisahkan.

3) Kemajuan persalinan

a. Dilatasi serviks

Pada kolom dan lajur kedua partograf untuk

pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10

yang tertera pada tepi kiri adalah besarnya

dilatasi serviks. Cara pencatatan dengan

memeberikan tanda silang (X) pada garis

42

waspada sesuai hasil periksa dalam atau VT.

Hasil VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan

waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan

garis lurus dengan hasil sebelumnya. Apabila

dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu

diperhatikan apa penyebabnya dan penolong

harus menyiapkan ibu untuk dirujuk.

b. Penurunan bagian terendah

Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri ke atas,

juga menunjukan beberapa janin penurunan

kepala janin kedalam panggul. Dibawah lajur

kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala

menunjukan waktu atau jam dimulainya fase

aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu

aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap

kotak menunjukan 30 menit.

c. Kontraksi uterus atau His

Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat

lima kotak dengan tulisan “kontraksi” tiap 10

menit disebelah luar kolom. Setiap kotak untnuk

sekali kontraksi jumlah kotak yang diisi kearah

atas menunjukan frekuensi kontraksi dalam 10

menit. Setiap 30 menit, periksa dan

dokumentasikan frekuensi kontraksi yang dating

43

dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam

satuan detik. Adapun cara dokumentasi lama

kontraksi :

1) Buatlah titik-titik pada kotak bila lama

kontraksi kurang dari 20 detik

2) Buatlah arsiran garis pada kotak bila lama

kontraksai kurang 20-40 detik

3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk

menyatakan lamanya kontraksi lebih dari 40

detik.

d. Obat- obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi konraksi uterus

tersedia lajur kotak untuk mencatat pbat-obatan

dan cairan yang diberikan.

e. Kondisi ibu

Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan

dengan kondisi ibu yang meliputi : Nadi, teknan

darah, temperature tubuh, urin (volume, aseton,

protein)

C. Dasar Teori Nifas

a. Pengertian nifas

1. masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang

44

umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Christina S Ibrahim,

1998)

2. masa nifas adalah dimulai setelah partus dan berakhir kira-kira

setelah 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih

kembali sebelum waktu 3 bulan (Sarwono,2005)

3. masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat kandungan kembali seperti ebelum hamil,

lamanya 6-8 minggu (Mochtar,1998)

4. masa nifas adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ

reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, yang

membutuhkan waktu selama 6 minggu (Farrer,2001)

5. masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,yang

berlangsung 6 minggu.

6. Masa nifas adalah masa selama persalinan dan segera setelah

kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu

saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal

(F.Gary Cunningham, Mac Donald, 19950.

b. Tujuan asuhan masa nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

45

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

dini, nutrisi KB, Menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan

perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan KB

5. Mendapatkan kesehatan emosi (Yeti Anggraini, 2010)

c. Perubahan fisiologis

Menurut Eny Retna Ambarwati, 2010 yaitu:

1. Perubahan system reproduksi

a) Involusi

Involusi atau proses kembali seperti semula uterus merupakan

suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil

dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta lahir akibat kontrakski otot-otot polos uterus.

b) Perubahan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara

bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormone

estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae (rambu-rambu liang

vagina) kan terlihat kembali pada sekitar minggu ke4. (Eny

Retna Ambarwati, 2010)

c) Perubahan system pencernaan

46

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal

ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (

dehidrasi ) , kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir.

d) Perubahan system perkemihan

Dilatasi reter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2

minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua

dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai

akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan.

e) Perubahan tanda-tanda vital

1) Suhu badan

24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5 C-38

C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,kehilangan,

cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan

akan biasa lagi.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih

cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal

dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan

post partum yang tertunda.

47

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan

rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.

Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan

terjadinya preeklampsi postpartum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan

suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak

normal pernafasan juga akan mengikuti kecuali ada ganguan

khusus pada saluran pernafasan.

d. Perubahan adaptasi psikologis ibu nifas

Perubahan adaptasi psikologis ibu nifas menurut Eny Retna

Ambarwati, 2010 yaitu :

Psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan

gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui.

Meskipun demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar

perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu

mengetahui tentang hal yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami

perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri

menjadi seorang ibu.

Beberapa penulis berpendapat, dalam minggu pertama

setelah melahirkan, banyak wanita menunjukan gejala- gejala

48

psikiatrik, terutama gejala depresi dari ringan sama berat serta gejala-

gejala neurosic traumatic. Beikut beberapa factor yag berperan antara

lain, ketakutan yang berlebihan dalam masa hamil , struktur

perorangan yang tidak normal sebelumnya, riwayat psikiatrik

abnormal, riwayat perkawinan abnormal, riwayat obstetric.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu adaptasi psikososial pada

masa pasca persalinan. Bagi keluarga muda, masa pasca- peralinan

merupakan keluarga baru sehingga keluarga perlu beradaptasi dengan

peran barunya. Tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya

bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga

lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani

adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai

berikut :

1) Fase taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari

hari pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus

perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Kelelahan membuat

ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti

mudah tersinggung. Hal ini membuat cenderung menjadi pasif

terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu

dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini

perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses

pemulihannya. Disamping nafsu makan ibu memang meningkat.

2) Fase taking hold

49

Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan

dan rasa tangung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu

perasaannya sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika

komunikasinya kurang hati-hati.

3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggug jawab akan peran

barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyeseuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

e. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Kebutuhan dasar ibu nifas menurut Eny Retna Ambarwati, 2010

1) Gizi

a. Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme cadangan alam tubuh, proses memproduksi ASI

sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk

pertumbuhan dan perkembangan.

b. Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi

cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak

mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet atau

pewarna. Disamping itu harus mengandung energy, protein,

mineral, vitamin dan air. Zat besi, yodium, kalsium.

2) Ambulasi dini

Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin

membimbing ibu keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya

50

selekas mungkin berjalan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidur dalam 24-48 jam post partum . keuntungan dari

ambulasi dini adalah :

a. Ibu merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat.

b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.

c. Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk

merawat atau memelihara anaknya, memandikan dan lain lain

selama ibu masih dalam perawatan.

3) Kebersihan Diri

a. Perawatan perineum

Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum

dibersihkan secara rutin. Membersihkan dimulai dari simfisi

sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya

mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai

terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus

diganti paling sedikit 4 kali sehari.

b. Perawatan payudara

Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu

dengan menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila

puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada

sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap

dilakukan dimulai dari puting yang tidak lecet.

4) Istirahat

51

a. Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah kelelahan

yang berlebihan.

b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara

perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama

bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam

beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang

diproduksi,memperlambat proses involusi uteri dan

memperbanyak perdarahan,menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.

f. Tanda bahaya masa nifas

Tanda tanda bahaya masa nifas menurut Yeti Anggraeni (2010) yaitu ;

a) Perdarahan pasca persalinan

b) Tampak sakit dan lemah

c) TD meningkat/menurun

d) Pernafasan dapat meningkat atau menurun

e) Kesadaran gelisah

f) Terjadi gangguan involusi uterus.

Apabila ibu terdapat satu atau lebih tanda bahaya seperti diatas , maka

ibu berada dalam bahaya.

g. Pengeluaran lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina

dalam masa nifas.

52

1. Lochea rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan meconium,

selama dua hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta berwarna merahkuning, berisi darah dan

lender, hari ke 3-7 pasca persalinan.

3. Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, keluar

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

4. Lochea alba cairan putih, setelah 2 minggu.

D. Bayi baru lahir

a) Pengertian bayi baru lahir

1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Ibrahim

Kristiana S. 1984. Perawatan kebidanan jilid II, Bandung)

2) Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu

(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru

lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini

adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonates lanjut adalah bayi berusia 7-

28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)

3) Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi

yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan

berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

4) Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah

berat lahir Antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung

53

menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang

berat.

5) Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42

minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang

badan sekitar 50-55 cm. (Sarwono, 2005)

b) Karakteristik bayi baru lahir

Menurut Afriana Arum Lusiana (2016) bayi baru lahir normal

dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan 2500-4000 g

2) Panjang badan 48-52 cm

3) Lingkar dada 30-38 cm

4) Lingkar kepala 33-35 cm

5) Denyut jantung 120-140. Pada menit-menit pertama mencapai

160x/menit.

6) Pernafasan 30-60x/menit

7) Kulit kemerahan-merahan, licin, dan diliputi vernix caseosa

8) Tidak terlihat rambut lanugo, dan rambut-rambut kepala tampak

sempurna

9) Kuku tangan dan kaki agak panjang dan lemas

10) Genetalia bayi perempuan : labia mayora sudah menutupi labia

minora dan pada bayi laki-laki testis sudah turun kedalam scrotum.

11) Reflek primitive:

a. Rooting reflek,sucking reflek dan swallowing reflek baik

54

b. Reflek moro baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk

c. Grasping reflek baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas

telapak tangan, bayi akan menggenggam.

12) Eliminasi baik , bayi berkemih dan buang air besar dalam 24 jam

pertama setelah lahir. Buang air besar pertama adalah meconium,

yang berwarna coklat kehitaman.

c) Penanganan bayi baru lahir

Penanganan bayi baru lahir menurut JPNK-KR,2008 Asuhan Bayi

baru lahir antara lain :

1) Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang

terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan

berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir, maka sebelum

menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi

asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:

a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah

bersentuhan dengan bayi

b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi

c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama klem,gunting, pengisap, lendir DeLee, alat resusitasi

55

dan benang tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat Tinggi (

DTT ) atau sterilisasi

d) Pastikan semua pakaian bayi sudah dalam keadaan bersih,

dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan, setiap kali

setelah digunakan.

2) Penilaian Bayi Baru Lahir

segera setalah lahir, letakan bayi diatas kain dan kering yang

disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal :

a) Apakah bayi cukup bulan ?

b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium ?

c) Apakah bayi menangis atau bernafas

d) Apakah tonus otot bayi baik ?

3) Mencegah kehilangan panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:

a) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

b) Letakan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit

bayi

c) Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi

d) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi sebelum 6

jam setelah melahirkan.

e) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

f) Bayi jangan dibedong.

4) Lakukan inisiasi menyusu dini

a) Langkah menyusu dini

56

1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya

segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam

2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu

dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu

serta memberi bantuan jika diperlukan

3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan

pada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai

dilakukan, prosedur tersebut seperti : pemberian salep

atau tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan

lain-lain.

b) Keuntungan inisiasi menyusu dini bagi ibu dan bayi

1. Bagi bayi

a. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan

dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk bayi.

b. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pada asi

(melalui colostrum) maupun aktif

c. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari ke

bawah.

d. Meningkatkan keberhasilan mnyusui secara ASI

eklsusif dan lamanya bagi bayi disusui. Membantu

bayi mengkoordinasikan kemampuan isap,telan, dan

nafas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat

dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

57

e. Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi

f. Mencegah kehilangan panas.

2. Bagi ibu

a. Pengaruh oksitosin

Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan

resiko perdarahan pasca persalinan.

b. Pengaruuh prolactin

Meningkatkan produksi ASI dan menunda ovulasi.

5) Berikan Vitamin K

Pemberian Vitamin K 1mg secara intra muskuler dipaha kiri

anterolateral 1 jam setelah IMD. Tujuannya untuk mencegah

perdarahan disebut juga perdarahan akibat defesiensi Vitamin K

(PDVK). Perdarahan dapat terjadi beberapa bagian bayi seperti

otak, kulit, mata, talipusat, hidung, telinga dan saluran

pencernaan.

6) Perawatan mata

Berikan tetes mata yang mengandung tetrasiklin 1 %

dengan tujuan untuk mencegah infeksi atau kerusakan pada mata

yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tersebut adalah Gonorea

(Neisseria gonorrhea) dan klamidia (Chylamydia trachomatis) ,

yang dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Cara

pemberianya yaitu teteskan satu kali pada setiap mata, dan

diberikan setelah proses Inisiasi Menyusu Dini dan bayi selesai

58

menyusu , apabila diberikan > 1 jam setelah melahirkan maka

kurang efektif.

7) Pemberian imunisasi

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

Hepatitis B (kerusakan hati) terhadap bayi, terutama jalur

penularan ibu dan bayi , pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml

intra muskuler dipaha anterolateral. imunisasi Hepatitis B

pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K, pada

saat bayi brumur 2 jam.

8) Perawatan tali pusat

Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi

dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali

pusat dbersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa

dibubuhi apapun.

d) Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Arfiana Arum Lusiana, 2016 yaitu :

1. System pernafasan

Perubahan fisiologis paling awal dan harus segera

dilakukan oleh bayi adalah bernafas. Pada saat janin, plasenta

bertanggung jawab dalam pertukaran gas janin, dan semua fungsi

tergantung sepenuhnya pada ibu. Setelah tali pusat dipotong, bayi

harus mandiri secara fisiologis, untuk menjaga kelangsungan

hidupnya.

59

Ketika dada bayi melewati jalan lahir, cairan akan terperas

dari paru paru melalui hidung dan mulut bayi. Setelah dada

dilahirkan seluruhnya akan segera terjadi recoil toaks. Udara akan

memasuki jalan nafas atas mengganti cairan yang hilang di paru-

paru. Pada kelahiran secara seksio caesarea atau perabdominal ,

maka dada bayi tidak mengalami peristiwa penekanan sehingga

kadang bantuan bayi untuk dapat segera memulai pernafasan.

2. System sirkulasi dan kardiovaskuler

Pada saat paru-paru mengembang, oksigen yang masuk

melaluui proses inspirasi akan menyebarkan pembuluh darah

paru, yang akan menurunkan tahanan vaskuler paru-paru dan

mengakibatkan terjadinya peningkatan aliran darah paru.

Dengan meningkatnya aliran darah paru-paru dan

penurunan tahanan vaskuler paru-paru, maka duktus anteriosus

mulai menutup. Pernafasan normal bayi baru lahir rata-rata

40x/menit , dengan jenis pernafasan diafragma dan abdomen,

tanpa ada retraksi dinding dada maupun pernafasan cuping

hidung.

3. Perubahan termoregulasi.

Bayi cukup bulan yng normal dan sehat serta tertutup

pakaian hangat akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya

36,5 C-37,5 C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18-21 C,

nutrisi (ASI) cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong

yang ketat. Bayi tidak boleh kedinginan, tetapi juga tidak boleh

60

kepanasan. Hipertermi dapat terjadi jika bayi terpapar sumber

panas (lampu yang terlalu besar dan terlalu dekat). Suhu tubuh

bayi yang tidak stabil menunjukan adanya ganguan pada tubuh

bayi, biasanya karena infeksi.

4. System ginjal

Komponen struktur ginjal pada bayi baru lahir sudah

terbentuk, tetapi masih terjadi defisiensi fungsional kemampuan

ginjal untuk mengkonsentrasi urine, cairan elektrolit dan

mengatasi keadaan stress ginjal,missal pada bayi dehidrasi atau

beban larutan yang pekat. Pada akhir minggu pertama volume

urine total dalam 24 jam kurang lebih 200-300 ml. pengosongan

kandung kemih secara volunteer volumenya mencapai 15 ml,

sehingga dapat menyebabkan bayi berkemih 20 kali perhari.

Kencing pertama harus sudah terjadi dalam 24 jam pertama,

dengan karakteristik urine tak berwarna dan tak berbau serta berat

jenis sekitar 1020.

5. System gastrointestinal

Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna ,

mengabsorbsi dan metabolism bahan makanan sudah adekuat,

tetapi terbatas pada beberapa enzim. Bayi baru lahir sudah

mampu untuk mencerna protein dan karbohidrat sederhana

(monosakarida dan disakarida) , tetapi produksi enzim amylase

pancreas yang masih rendah dapat mengganggu pemakaian

karbohidrat kompleks (polisakarida)

61

Hati merupakan organ gastrointestinal yang paling imatur.

Rendahnya aktifitas enzim glukoronil trasnferase atau enzim

glukoronidase dari hepar mempengaruhi konjugasi bilirubin

dengan asam glukoronat dan berkontribusi terhadap kejadian

jaundice/ikterik fisiologis pada babyi baru lahir.

6. Adaptasi imunologi

Bayi baru lahir memperlihatkan kerentanan tinggi tehadap

terjadinya infeksi terutama yang masuk melalui mukosa system

pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan melakukan

lokalisasi infeksi masih rendah, sehingga infeksi ringan cepat

menjadi infeksi sistematik yang lebih berat.

Terdapat tiga immunoglobulin utama , IgG,IgA, dan IgM. IgG

mampu melewati barrier plasenta, sehingga kadarnya hampir

sama dengan kadar IgG ibu dan memberikan imunitas pasif

terhadap kehidupan byi. IgA melindungi terhadap infeksi saluran

pernafasan, gastrointestinal dan mata. IgA mencapai kadar

dewasa dalam waktu dua bulan dan ditemukan dalam kolostrum.

IgM mencapai dewasa dalam waktu 2 tahun. Kalenjar timus

sebagai tempat memproduksi limfosit, relative berukuran besar

pada saat lahir dan terus tumbuh sampai usia 8 tahun.

7. System neurologi

Pada saat lahir system syaraf belum berkembang sempurna.

Beberapa fungsi neurologis dapat dilihat dari reflek primitive

pada BBL. Pada awal kehidupan system saraf berfungsi untuk

62

merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan

keseimbangan asam basa dan berperan dalam pengaturan suhu.

e) Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya pada bayi baru lahir JPNK-KR,2008 adalah :

1. Tidak dapat menetek

2. Kejang

3. Bayi bergerak hanya jika dirangsang

4. Tarikan dinding dada yang dalam

5. Kecepatan nafas (>60 kali/menit) / lambat (<30 kali/menit)

6. Suhu aksila demam (>37,5 C) dingin (<36 C)

7. Merintih

8. Nanah banyak dimata

9. Pusar kemerahan

10. Sianos issentral.

E. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

a. Asuhan Kebidanan

Menurut (Nurhayati. 2012) Asuhan Kebidanan adalah

prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dalam lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh social,

budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika, kode etik, serta

63

hubungan Antara prinsip kemitraan dan perempuan. Asuhan

kebidanan mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi, penolong, serta

kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan

dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara

hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara serta

meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin/bayinya.

b. Manajemen kebidanan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Manajemen adalah

proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai

sasaran. Kebidanan adalah segala sesuatu mengenai bidan atau cara

menolong dan merawat orang melahirkan.

Menurut Mustika Sofyan (2006), Manajemen kebidanan

adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan

metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian

analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

Menurut Kemenkes RI, Manajemen kebidanan adalah

metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang

khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

c. Proses manajemen kebidanan

Menurut Helen Varney (2007), Proses manajemen

kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola

piker. Bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan

64

dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional,

maka seluruh aktivitas atau tindakan yang diberikan oleh bidan

kepada klien akan efektif dan terhindar dari tindakan yang bersifat

coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Langkah-

langkah menajemen kebidanan sebagai berikut.

a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara

anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan,

pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus, dan

pemeriksaan penunjang.

1) Data Subjektif

a. Biodata, menyangkut biodata pasien atau klien

1. Nama

Sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil

dengan nama panggilan sehingga hubungan

komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih

baik. (Sulistyawati,2010)

2. Umur

Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah ibu

dalam persalinan beresiko karena usia atau tidak.

(Manuaba, 2010)

3. Agama

65

Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan piritual terhadap pasien dan keluarga

dan pada saat kelahiran. (Manuaba, 2010)

4. Suku bangsa

Data ini berhubugan dengan sosial budaya yang

dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan

dengan persalinan.

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan ini akan sangat mempengaruhi

daya tangkap dan tanggap pasien terhadap instruksi

yang diberikan bidan pada proses persalinan.

(Kusniyati,2009)

6. Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi,

pola sosialisasi dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan. (Sulistyawati,2008)

7. Alamat

Data ini memberi gambaran mengenai jarak dan

waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi

persalinan. (Ambarawati. 2008)

b. Keluhan Utama

66

Ditanyakan keluhan yang sangat dirasakan sehingga

mengganggu kesehatan dan mendorong klien untuk

memeriksakannya. (Mochtar,2011)

c. Riwayat perkawinan

Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien sudah

berkeluarga atau belum, sebab ini pengaruh pada

kondisi klien.

d. Riwayat kesehatan

Dalam pengkajian riwayat kesehatan klien ada

beberapa pengkajian riwayat kesehatan klien seperti :

1. Riwayat kesehatan sekarang

Digunakan untuk mengetahui keadan kesehatan

pasien sekarang.

2. Riwayat kesehatan yang lalu

Digunakan untuk mengetahui adanya riwayat

penyakit akut atau kronis pada pasien yang dapat

menimbulkan komplikasi sehingga dapat di

antisipasi sebelumnya.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Digunakan untuk mengetahui adanya kemungkinan

pengaruh penyakit terhadap kesehatan klien, yaitu

keluarga yang pernah menderita penyakit keturunan

e. Riwayat obstetric

67

Ditanyakan riwayat haid untuk mengetahui perihal

yang berhubungan dengan menstruasi dan adakah

kelainan atau masalah dalam siklus dan lamanya.

Riwayat obstetric dan ginekologi untuk mengetahui

riwayat persalinan dan kehamilan yang lalu. Jika

riwayat persalinan lalu buruk maka kehamilan saat ini

harus di waspadai. Jumlah anak ideal hanya sampai

kehamilan ketiga.

f. Riwayat KB

Untuk mengetahui kapan, berapa lama, dan jenis

kontrasepsi yang pernah digunakan.

g. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil,

melahirkan, dan apakah ada komplikasi.

h. Riwayat menstruasi

Riwayat menstruasi yang meliputi usia menarche, lama

menstruasi, dismenorhea, dan hari pertama haid

terakhir (HPHT).

i. Pola kebutuhan sehari-hari

1. Nutrisi

Data ini perlu ditanyakan untuk mengetahui pola

makan sehari-hari klien karena akan berpengaruh

pada status kesehatan.

68

2. Pola eliminasi

Ditanyakan untuk mengetahui adanya gangguan

dalam pola miksi.

3. Istirahat

Untuk mengetahui kecukupan istirahat klien

4. Aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari

5. Personal hygiene

Untuk mengetahui sejauh mana pasien menjaga

kebersihan diri.

6. Pola seksual

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami

gangguan saat hubungan seksual.

j. Riwayat psikososial

Untuk mengetahui tanggapan klien terhadap kondisi

yang dialami, pengetahui klien tentang kondisi yang di

alami dan mekanisme pemecahan masalah.

k. Lingkungan tempat tinggal

Untuk mengetahui klien memiliki hewan peliharaan

atau tidak.

2) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

69

(1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui bagaimana keadaan klien di lihat

secara umum, baik atau buruk.

(2) Kesadaran

Untuk mengetahui bagaimana keadaan tingkat

kesadaran klien.

(3) Tekanan Darah

Untuk mengetahui keadaan tekanan darah klien

karena akan berpengaruh pada kondisi klien

khususnya dalam persiapan operasi.

(4) Suhu

Untuk mengetahui suhu klien

(5) Pernafasan

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien.

(6) Nadi

Untuk mengetahui denyut jantung klien.

(7) Berat badan

Untuk mengetahui kenaikan berat badan pasien.

a. Pemeriksaan fisik Kepala

Bentuk kepala, keadaan kulit dan rambut.

b. Muka

Pucat atau tidak

c. Mata

70

Keadaan konjungtiva dan sclera.

(8) atau status present

d. Hidung

Simetris atau tidak, ada polip atau tidak

e. Mulut

Keadaan mulut lembab atau kering, ada stomatitis

dan caries dentis atau tidak.

f. Telinga

Simetris atau tidak

g. Leher

Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis.

h. Dada

Simetris atau tidak, pernafasan teratur atau tidak.

i. Perut

Ada nyeri tekan atau tidak, ada pembesaran hepar

atau tidak.

j. Genetalia

Bersih atau tidak, ada varises dan oedema atau

tidak

k. Ekstremitas

Simetris atau tidak, oedema atau tidak.

71

3) Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium yang perlu dikaji adalah

pemeriksaan darah lengkap meliputi Hb, Golongan

darah, leukosit, trombosit, glukosa, sreatinin, SGOT,

SGPT, bilirubin total.

b) Foto Rontgen

Untuk mengetahui ada tidaknya hodrotorak dan

mengetahui keadaan jantung, paru dan costa.

c) USG (Ultrasonografi)

Untuk mengetahui letak dan batas tumor dan kandung

kemih.

b. Langkah II : Interprestasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis

atau masalah berdasarkan interprestasi atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik.

c. Langkah III : mengidentifikasikan Diagnosis dan Masalah

Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah

yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi

bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan

72

dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau

masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini

penting sekali dalam asuhan yang aman.

d. Langkah IV : Penetapan kebutuhan tindakan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien.

e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh,

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau

masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi. Pada

langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat

dilengkapi.

f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan

sendiri tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-

langkahnya tersebut benar-benar terlaksana).

g. Langkah VII : Evaluasi

73

Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi ke efektifan

dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan

kebutuhan akan bantuan pakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi

didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di

anggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

2. Metode pendokumentasian SOAP

Menurut Desy Handayani, 2002 :

Pendokumentasian adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan

informasi, data, fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan.

Dokumentasi merupakan kumpulan, penyimpanan, desiminasi dari catatan

informasi dalam system yang terintegrasi untuk penggunaan yang efisien

dan mudah diterima. Merupakan persiapan dan catatan komunikasi,

mendorongn untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian.

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat

diterapkan dengan metode SOAP, yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan

singkat. (Muslihatun, 2009).

a. S (Data Subjektif)

Pengkajian data yang diperoleh dari anamnesis yang berhubungan

dengan masalah dan sudut padang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung

atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.

74

b. O (Data Objektif)

Pendokumentasian hasil Observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Data

ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis.

c. A (Assessment)

Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari

data subjektif dan objektif.

d. P (Planing)

Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi

data bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien

seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya.

3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

a. Kewenangan bidan sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor

28 tahun 2017 tentang izin dan Penyelengaraan Praktik Bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :

1) Pasal 18

Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan :

a. Pelayanan Kesehatan Ibu

b. Pelayanan Kesehatan anak dan,

c. Pelayanan Kesehatan reproduksi perenpuan dan keluarga

berencana.

75

2) Pasal 19

a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18

huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, maasa

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan.

b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan :

1) Konseling pada masa sebelum hamil,

2) Antenatal pada kehamilan normal

3) Persalinan normal

4) Ibu nifas normal

5) Ibu menyusui dan

6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.

c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) , Bidan berwenang melakukan :

1) Episiotomi,

2) Pertolongan persalinan normal,

3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan II

4) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan

perujukan,

5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,

6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,

7) Fasilitasi atau bimbingan inisiasi menyusui dini dan

promosi air susu ibu ekslusif

76

8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

9) Penyuluhan dan konseling,

10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil, dan

11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

3. Pasal 20

a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal

18 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita,

dan anak prasekolah.

b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) , bidan berwenang melakukan :

1. Pelayanan neonatal esensial

2. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan,

3. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah dan,

4. Konseling dan penyuluhan.

c. Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan

perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian

imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan

tanda bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk

kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat

waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.

77

d. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi :

1) Penanganan awaal asfiksia bayi baru lahir melalui

pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan atau

kompresi jantung.

2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan

BBLR melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan

cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.

3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan

alcohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat

tetap bersih dan kering

4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru

lahir dengan infeksi gonore (GO)

e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran

lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini

dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita

dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP)

f. Konseling dan penyuluhan sebagaimana di maksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru

lahir, Asi Ekslusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir,

78

pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan

tumbuh kembang.

4. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana sebagiamana dimaksud dalam pasal 18

huruf c, Bidan berwenang memberikan

a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana, dan

b. Pelayanan kontrasepsi oral,kondom, dan suntikan.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

tentang standar asuhan kebidanan yang berisi :

1. Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

2. Kedua : standar asuhan kebidanan sebagaimana tercantum dalam

lampiran keputusan ini.

3. Ketiga : standar asuhan kebidanan sebagimana dimaksud dalam

dictum kedua digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan

tindakan atau kegiatan dalam lingkup tanggung jawab diseluruh

fasilitas pelayanan kesehatan

4. Keempat : pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

penyelenggaraan standar asuhan kebidanan dilaksankan oleh

departemen kesehatan,dinas kesehatan propinsi dan dinas

kesehatan kabupaten atau kota dengan melibatkan organisasi

profesi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

79

5. Kelima : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan

apabila dikemudian hari terdapay kekeliruan akan diadakan

seperlunya.

c. Kompetensi bidan

Kompetensi adalah pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam

melaksanakan praktik kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan, secara aman, dan bertanggung jawab sesuai standar dengan

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (PP IBI,2004).

Kompetensi tersebut menurut buku konsep kebidanan (nurhayati,

M.Pd., Aprina, M.Kes,. 2013 ) antara lain adalah :

1) Kompetensi pertama : Bidan mempunyai persyaratan ketrampilan

dan pengetahuan dan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan

etik yang membentuk dasar dan asuhan yang bermutu tinggi

sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarga.

2) Kompetensi kedua : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap bidan dan

pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk

meningkatkan kehidupan yang sehat, perencanaan kehamilan dan

kesiapan menjadi orangtua.

3) Kompetensi ketiga : Bidan merupakan asuhan antenatal bermutu

tinggi untuk meminimalkan risiko selama kehamilan yang

meliputi, deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi

tertentu.

80

4) Kompetensi keempat : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi dan tanggap terhadap kebudayaan setempat, selama

persalinan memimpin persalinan yang bersih dan aman. Serta

menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk

mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

5) Kompetensi kelima : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas

dan menyususi yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya

setempat.

6) Kompetensi keenam : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan

usia satu bulan.

7) Kompetensi ketujuh : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi serta komprehensif pada bayi dan balita.

8) Kompetensi kedelapan : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi dan komprehensif pada keluarga,kelompok, dan

masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

9) Kompetensi kesembilan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada

wanita atau ibu dengan gangguan system reproduksi.

BAB III

81

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Pada kasus ini menguraikan tentang asuhan kebidanan yang telah

dilakukan pada Ny. S di Puskesmas jatibogor suradadi, untuk melengkapi

data, penulis langsung mengadakan wawancara dengan klien, data disajikan

pada pengkajian sebagai berikut: pada hari Jum’at10 Agustus 2018 pukul

10.00 WIB, di puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi.

1. Pengumpulan Data (Kunjungan Anc ke-1)

a. Data Subyektif

1) Identifikasi klien (Biodata)

Ibu mengatakan bernama Ny.S berumur 30 tahun, bersuku

bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terahir SMP,

pekerjaan ibu rumah tangga, Suami Ny. S bernama Tn.M umur

36 tahun, bersuku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan

terakhir SMP, pekerjaan penjahit, mereka tinggal di Desa

Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal.

2) Keluhan

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.

3) Riwayat obstetri dan ginekologi

a) Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas yang lalu.

Data yang diperoleh ibu mengatakan ini kehamilan yang ke

dua pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah

keguguran. Anak pertama lahir spontan, penolong

persalinan bidan dengan nifas normal, berat badan saat lahir

82

3000 gram. Keadaan anak saat ini hidup, sekarang berumur

7 tahun berjenis kelamin laki-laki.

b) Riwayat kehamilan sekarang

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan ibu

mengatakan ini kehamilan ke dua, belum pernah mengalami

keguguran sebelumnya. Pada kehamilan Trimester 1 ibu

memeriksakan kehamilannya sebanyak 2 kali di Puskesmas

Jatibogor dengan keluhan mual-mual, diberi terapi B6 50

mg (3x1), Paracetamol 500mg (3x1) bila pusing , diberi

nasehat untuk makan sedikit tapi sering. Pada Kehamilan

Trimester II ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 3

kali di BPS Ny. K, di Desa Jatibogor, dengan keluhan mual

kadang-kadang, diberi terapi B6 50mg (3x1), Calsium 500

mg (1x1) dan di beri nasehat makan dengan porsi sedikit

namun sering jika mual.

Pada kehamilan Trimester III ibu memeriksakan kehamilan

2 kali di BPS Ny. K, dengan tidak ada keluhan, dan diberi

terrapi Tablet Fe 500 mg (1x1), Calcium 500mg (1x1) ,

diberi nasehat untuk perawatan payudara dan pengenalan

gizi. Ibu sudah mendapat imunisasi Tetanus Toxoid ke- 3

sebanyak pada tanggal 8 Agustus 2018.

Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan melakukan

pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Jatibogor

Suradadi pada tanggal 10 April 2018, dengan hasil

83

pemeriksaan yaitu tidak ada keluhan dan hasil HB: 12,6

gr/dl, Goldar : B (+), PU: (-) ,VCT.

c) Riwayat Haid

Ny.S pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 12

tahun, lamanya 7 hari , 3 kali ganti pembalut dalam sehari.

Siklus 28 hari, teratur dan tidak merasakan nyeri haid baik

sebelum dan sesudah mendapatkan menstruasi. Serta tidak

ada keputihan yang berbau dan gatal. Ibu mengatakan hari

pertama haid terahirnya tanggal 4 Desember 2017.

d) Riwayat penggunaan kontrasepsi

Ibu mengatakan terakhir menggunakan KB Pil lamanya

1 bulan, selama menggunakan KB Pil tidak ada keluhan dan

alasan dilepas karena ibu ingin mempunyai anak lagi. Ibu

berencana setelah melahirkan menggunakan KB suntik 3

bulan karena ibu merasakan nyaman menggunakan KB

suntik 3 bulan.

4) Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan saat ini dan sebelumnya, tidak pernah

menderita penyakit dengan gejala seperti: batuk lebih dari dua

minggu, batuk berdahak bercampur darah, demam

dimalam hari, nafsu makan menurun, berat badan menurun yaitu

tanda- tanda TBC, Kuning pada mata dan kulit, demam, mual,

muntah,dan buang air kecil berwarna kuning pekat seperti teh

yaitu Hepatitis B, diare, batuk berkepanjangan, sariawan yang

84

tidak kunjung sembuh, muncul ruam pada kulit, keringat dingin

pada malam hari, berat badan menurun dratis dan kekebalan

tubuh menurun dan keputihan yang berbau busuk, berwarna

kehijauan, dan tidak gatal pada daerah genetalia yaitu tanda-

tanda IMS. Demikian juga dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit dengan tanda-tanda gejala seperti diatas.

Ibu mengatakan saat ini dan sebelumnya, tidak pernah

menderita penyakit keturunan dengan gejala seperti : mudah

haus, mudah lapar, sering buang air kecil di malam hari yaitu

Diabetes Mellitus, sesak nafas saat udara dingindan banyak

debu, pernapasan berbunyi mengik yaitu Asma, sakit kepala

bagian tengkuk, tekanan darahlebih dari 140/90 mmHg yaitu

Hipertensi, nyeri dada bagian kiri atas, jantung berdebar-debar,

sesak nafas,dan mudah lelah yaitu Jantung. Demikian juga

dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan

tanda-tanda gejala seperti diatas.

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

kecelakaan/trauma, dan ibu tidak pernah mengalami operasi.

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai

riwayat bayi kembar.

5) Kebiasaan

Ibu mengatakan tidak melakukan tradisi pantangan makan

pada ibu hamil, tidak pernah minum jamu, tidak pernah minum

obat-obatan selain dari tenaga kesehatan, tidak pernah minum

85

minuman keras, tidak merokok sebelum dan selama hamil dan

tidak memelihara binatang dirumahnya seperti ayam, kucing,

anjing, burung dan lain-lain.

6) Kebutuhan sehari-hari

a) Makan

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3 kali

sehari, porsi 1 piring (habis) menu bervariasi seperti nasi,

sayur, ikan, tempe dan lain-lain. Ibu mengatakan selama

hamil frekuensi makan 3-4 kali sehari, porsi 1 piring

(habis), menu bervariasi seperti nasi, sayur (kuah lebih

banyak dan sayurnya sedikit), ikan, telur dan lain-lain.

Tidak ada gangguan dalam pola makan.

b) Minum

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi minum 7-8

gelas/hari, minum air putih, air teh ,tidak ada gangguan

pada makanan dan minuman.

Ibu mengatakan selama hamil frekuensi minum sekitar

10 gelas/hari, minum air putih, terkadang juga minum air

teh (ketika sore hari), ibu juga suka susu, dan tidak ada

gangguan pada pola minum.

c) Eliminasi

Ibu mengatakan sebelum hamil BAB yaitu frekuensi 1

kali sehari, konsistensi lembek warna kuning kecoklatan,

tidak ada gangguan pada BAB. Pada BAK frekuensi 4-5

86

kali dalam sehari, warna kuning jernih dan tidak ada

gangguan pada BAK.

Ibu mengatakan selama hamil BAB yaitu frekuensi 1

kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan,

tidak ada gangguan pada BAB. Sedangkan pada BAK

frekuensi ada perubahan yaitu sering kencing 6-7 kali dalam

sehari, warna kuning jernih dan ibu merasa tidak terganggu

dengan perubahan ibu.

d) Istirahat

Ibu mengatakan sebelum hamil istirahatnya cukup yaitu

siang 2 jam dan malam 8 jam, tidak ada gangguan pada

istirahatnya. Ibu mengatakan selama hamil tidak ada

perubahan dalam pola istirahat yaitu siang 1-2 jam dan

malam 7 jam dan tidak ada gangguan pada pola istirahat.

e) Aktivitas

Ibu mengatakan sebelum hamil, sehari-hari beraktivitas

sebagai ibu rumah tangga, bisa mengerjakan pekerjaan

rumah seperti menyapu , memasak, menyuci dan lain-lain.

Ibu mengatakan selama hamil sehari tetap beraktivitas

sebagai ibu rumah tangga, bisa mengerjakan pekerjaan

rumah seperti menyapu, memasak, mencuci, dan mengurus

anak dan lain-lain.

87

f) Personal Hygiene

Ibu mengatakan sebelum hamil personal hygiene yaitu

mandi 2 kali dalam sehari menggunakan sabun, kramas 3

kali seminggu menggunakan shampo, gosok gigi 3 kali

sehari menggunakan pasta gigi, dan ganti baju 2 kali sehari.

Ibu mengatakan selama hamil ada perubahan pada

personal hygiene yaitu mandi 2-3 kali dalam sehari

menggunakan sabun, keramas 3 kali dalam seminggu

g) Seksual.

Ibu mengatakan sebelum hamil pola seksualnya tidak

tentu tidak ada keluhan. Selama hamil pola seksualnya tidak

menentu atau jarang dilakukan biasanya 1 kali dalam 2

bulan , dan tidak ada keluhan pada pola seksualnya.

7) Data Psikologis

Ibu mengatakan sangat mengharapkan anak yang ke dua ini

dan merasa senang dengan kehamilannya saat ini. Suami dan

keluarga juga merasa senang dengan kehamilannya saat ini dan

ibu sudah siap menjaga kehamilannya sampai bayinya lahir.

8) Data Sosial Ekonomi

Ibu mengatakan penghasilan suaminya menyukupi untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanggung jawab

perekonomiannya ditanggung oleh suami dan pengambilan

dalam keputusan bersama.

88

9) Data Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya SAH sudah terdaftar

di KUA, ini adalah perkawinan yang pertama dan lama

perkawinannya yaitu 9 tahun dan usia saat menikah umur 21

tahun.

10) Data Spiritual

Ibu mengatakan taat menjalani ibadah sesuai ajaran agama

Islam seperti menjalankan ibadah sholat 5 waktu, mengaji dan

mengikuti pengajian.

11) Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan masih percaya dengan adat istiadat

setempat seperti membawa gunting kemana-mana pada saat

keluar rumah untuk menjaga bayinya dari makhluk gaib.

12) Data pengetahuan ibu

Ibu mengatakan sudah mengerti tanda-tanda persalinan

seperti keluar lender bercampur darah, keluar cairan ketuban

dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.

b. Data Obyektif

Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan hasil keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, denyut

nadi 84 x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36,5°C, tinggi

badan 160 cm, berat badan sekarang 61 Kg, berat badan sebelum

hamil 55 Kg, lingkar lengan atas 23,5 cm.

89

Pada pemeriksaan status present dari kepala sampai muka,

kepala mesochepal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe,

muka tidak odem, mata simetris, penglihatan baik, konjungtiva

merah muda, sclera putih, hidung bersih, tidak ada polip, mulut bibir

lembab, gusi tidak epulis, gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis,

telinga simetris, serumen dalam batas normal dan pendengaran

baik,leher tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan thyroid,

aksila tidak ada pembesaran kelenjar limfe, pada dada bentuk

simetris, tidak ada retraksi dinding dada, mamae tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada luka bekas operasi, abdomen sesuai dengan usia

kehamilan, tidak varises, tidak odema, anus tidak hemoroid, dan

ekstermitas tidak odema, tidak varises, kuku tidak pucat.

Hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka terlihat tidak

pucat, tidak ada cloasma gravidarum pada muka, mamae simetris,

puting susu menonjol, areol membesar, kolostrum/ASI belum keluar,

kebersihan terjaga pada abdomen tidak ada linea nigra dan striae

gravidarum, tidak ada luka bekas operasi.

Didapatkan hasil palpasi Leopold I : TFU di antara Prosecus

xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu

bokong janin, Leopold II: pada perut sebelah kanan ibu teraba

memanjang, keras, ada tahanan yaitu punggung janin, pada bagian

perut sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil, tidak merata yaitu

ekstermitas janin, Leopold III: pada bagian bawah perut ibu teraba

bulat , keras, melenting, ada tahanan, bisa digoyangkan kepala belum

90

masuk panggul yaitu kepala janin. Leopold IV : Bagian bawah janin

yaitu kepala belum masuk pintu atas panggu (PAP) / konvergen.

Pengukuran menurut Mc. Donald tinggi fundus uteri (TFU) : 26

cm dan dari TFU yang ada sehingga di temukan taksiran berat badan

janin (TBBJ) yaitu (26-12) x 155 = 2.170 gram. Hari perkiraan lahir

(HPL) : 11 September 2018 dan umur kehamilan 35 minggu lebih 4

hari. Pada pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin /DJJ:

132x/menit. Pada peneriksaan perkusi reflek patella kiri positif (+),

dan tidak dilakukan pemeriksaan panggul.

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 April 2018 di

BPS Ny.K dengan HB: 12.6 gr/dl, Golda (B+), HIV= Non Reaktif,

HbsAg= Non Reaktif.

2. Interpretasi data

a. Diagnosa (nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka didapatkan

diagnosa nomenkltur: Ny.S umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 35

minggu lebih 4 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak

memanjang, punggung kanan, dengan presentasi kepala, konvergen

dengan kehamilan normal.

1) Data Dasar Subjektif

Ibu mengatakan bernama Ny.S berumur 30 tahun, ini

merupakan kehamilan yang ke dua dan tidak pernah mengalami

keguguran sebelumnya, ibu mengatakan hari pertama haid

terahir ibu tanggal 4 Desember 2017.

91

2) Data Dasar Obyekktif

Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda

vital:Tekanan darah 120/70 mmHg, respirasi 22x/menit, nadi

84x/menit, suhu badan 36,5°C, palpasi: Leopold I: Teraba

bokong, Leopold II: Teraba punggung kanan dan ekstermitas

kiri, Leopold III: Teraba kepala, Leopold IV: konvergen, TFU:

26 cm, TBBJ: (26-12) x 155 = 2.170 gram, DJJ regular

132x/menit, HB: 12,6 gr/dl.

b. Masalah

Tidak didapatkan masalah dalam kasus ini

c. Kebutuhan

Tidak Ada kebutuhan pada kasus ini.

3. Diagnosa Potensial

Dari data yang diperoleh dalam kasus ini tidak didapatkan diagnose

potensial

4. Antisipasi penanganan segera

Tidak ada penanganan segera

5. Intervensi

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

b. Beritahu ibu tentang tanda bahaya Trimester III

c. Beritahu ibu tentang Asi Ekslusif

d. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan

e. Berikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat besi

f. Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalinan

92

g. Ingatkan ibu untuk melakukan persiapa persalinan.

h. Jadwalkan ibu untuk kunjungan ulang

6. Implementasi

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam

batas normal yaitu: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi

84x/menit, suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan ibu 20x/menit, detak

jantung janin ibu 143x/menit. Pemeriksaan perut juga posisinya

normal, bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan punggung ,

bagian kiri ekstermitas, bagian bawahnya kepala.

b. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester III

yaitu:

1) Ibu akan mengalami sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah

sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari terjadinya pre-eklampsia.

2) Ibu akan mengalami pandangan mata kabur

Penglihatan menjadi kabur dapat disebabkan oleh sakit kepala

yang hebat, sehingga terjadi odem pada otak dan meningkatkan

resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat

menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan

gangguan penglihatan, perubahan penglihatan atau pandangan

mata kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.

93

3) Ibu akan merasakan gerakan janin yang berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika

bayi tidur gerakannya melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih

mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu

makan dan minum dengan baik.

4) Ibu akan mengalami keluar cairan ketuban sebelum waktunya.

Keluar cairan ketuban sebelum waktunya atau yang di sebut

ketuban pecah dini apabila terjadi sebelum persalinan

berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan

membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri, juga karena

adanya infeksi yang berasal dari vagina atau serviks.

5) Ibu akan mengalami perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal seperti

plasenta previa dan solusio plasenta.

c. Memberitahu ibu tentang ASI Ekslusif yaitu :

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini dan sebanyak mungkin

sejak bayi dilahirkan hingga bayi berusia 6 bulan tanpa tambahan

cairan ataupun makanan lain, bahkan air putih sekalipun. Dengan

kata lain, ASI eksklusif berarti hanya ASI sebagai makanan satu-

satunya, tanpa tambahan makanan apapun.

94

1) Manfaat asi untuk bayi ibu

a. ASI memberikan manfaat pada bayi karena mudah dicerna

apabila ketika pencernaannya belum begitu sempurna

(dibawah usia 6 bulan)

b. ASI dapat menyempurnakan tumbuh kembang bayi

anda.Bahkan ASI dapat membuat bayi sehat dan juga cerdas

c. ASI dapat menjadi antibodi alami tubuh bayi terutama yang

berhubungan dengan penyakit infeksi.

2) Manfaat ASI untuk ibu

a. Memberi ASI ekslusif pada bayi juga bermanfaat bagi ibu

untuk mencegah perdarahan pasca persalinan dengan

pemberian ASI ekslusif selain itu akan mempercepat

pengecilan rahim semula.

b. Selanjutnya adalah ikatan batin antara ibu dan anak akan

lebih terjaga karena ibu dapat dengan mudah

mengekspresikan sayang kepada anaknya.

c. Manfaat untuk ibu ketika memberikan ASI eksklusif adalah

dapat mengurangi risiko kanker payudara dan juga kanker

ovarium.

d. Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan seperti :

a) Ibu merasakan sakit atau nyeri, Merasakan nyeri pada

punggung, sakit perut atau kram layaknya sedang mengalami

masa pramenstruasi.

95

b) Air ketuban pecah,Tanda melahirkan paling umum yang

diketahui oleh kebanyakan orang adalah pecahnya air ketuban.

Kebanyakan wanita lebih dulu merasakan kontraksi sebelum air

ketuban pecah, tapi ada juga yang mengawalinya dengan

pecahnya ketuban

c) Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina ibu

Selama hamil, serviks Anda ditutupi oleh lendir yang kental.

Namun ketika mendekati persalinan, serviks Anda akan

membesar dan membuat jalan agar lendir itu keluar melalui

vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit

bercampur darah.

d) Ibu merasakan kontraksi palsu, Kontraksi ini biasa

disebut Braxton Hicks atau terjadi pengencangan perut yang

datang dan pergi. Namun kontraksi palsu ini tidak sekuat

kontraksi asli yang terjadi saat melahirkan. Biasanya kontraksi

ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Berbeda dengan kontraksi

sungguhan.

e. Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat

besi, bahwa ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi

yang mengandung karbohidrat, protein, untuk menambah berat

badan ibu dengan segera macamnya seperti es cream, coklat dan

memperbanyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

f. Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalinan,

Sebelum memilih, perlu mengetahui jenis metode KB yang cocok

96

untuk ibu yang baru melahirkan dengan Jenis jenis metode

kontrasepsi sebagai berikut :

1) Memilih Metode Amenore Laktasi (MAL)

MAL merupakan metode kontrasepsi dengan cara menyusui.

Pada saat ibu menyusui, hormon prolaktin akan meningkat.

Peningkatan hormon ini akan mencegah terjadinya ovulasi dan

memperlama masa tidak datangnya haid/ menstruasi pasca

melahirkan

2) Kondom, Yaitu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau

juga alat untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada

saat berhubungan seksual.

3) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang

efektif aman dan reversible yang terbuat dari plastic atau logam

kecil yang dimasukan dalam uterus melalui kanalis servikalis

4) Kontrasepsi mantap (tubekstomi atau vasektomi)

5) Suntikan progestin merupakan metode kontrasepsi yang hanya

mengandung progestin. Metode suntikan progestin sangat

efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia

reproduksi.

6) Pil KB adalah obat yang dapat mencegah kehamilan. Jika

dikonsumsi dengan benar, obat ini efektif hingga 99,9%. Pil

KB merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

sejumlah kecil hormon estrogen dan progestin sintetis (buatan).

97

Kedua hormon tersebut bekerja dengan mencegah terjadinya

ovulasi.

7) Susuk yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan

hormon progestin dengan kadar rendah untuk mencegah

kehamilan. Progestin yang dilepaskan oleh KB implan juga

akan menebalkan lendir di sekitar leher rahim (serviks). Ini akan

mencegah sperma untuk memasuki Rahim.

g. mengingatkan ibu untuk melakukan persiapan persalinan meliputi

biaya persalinan, rencana tempat bersalin, siapa yang akan

menolong, sarana transportasi, dipersiapkan juga tas yang berisi

perlengkapan untuk ibu seperti baju ganti, pakaian dalam, pembalut,

dan kain panjang.

h. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau

apabila ada tanda-tanda bahaya pada kehamilannya.

7. Evaluasi

a. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

seperti tekanan darah normal dan detak jantung bayi juga normal

b. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan Trimester

III, seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, gerakan

janin berkurang, keluar cairan ketuban sebelum waktunya dan

perdarahan pervaginam

c. Ibu sudah mengerti tentang asi ekslusif dan manfaat dari asi ekslusif

d. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda dari persalinan

e. Ibu sudah mengetahui tentang nutrsi dan tambahan zat gizi

98

f. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan

setelah persalinan.

g. Ibu bersedia untuk mengingat dan melakukan persiapan persalinan

h. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya dua minggu

kemudian untuk kunjungan ulang.

2. Data Perkembangan Kehamilan (Kunjungan ANC ke-2)

Tanggal 18 Agustus 2018, jam 15:00 WIB telah dilakukan pemeriksaan

fisik pada Ny.S, di rumah Ny.S.

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan istirahatnya kurang dimalam hari, karena sering

buang air kecil.

2. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, terdapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu badan 36,0°C,

berat badan 62 Kg.

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I: TFU 3

jari dibawah prosecus xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak,

tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II: pada perut bagian

kanan ibu teraba memanjang,keras, ada tahanan yaitu punggung bayi,

pada perut bagian kiri teraba kecil-kecil tidak beraturan, tidak merata

yaitu ekstermitas bayi, Leopold III: pada bagian perut ibu bagian

bawah teraba bulat, keras,melenting yaitu kepala janin, Leopold IV:

bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk PAP (divergen) tinggi

99

fundusuteri (TFU): 27 cm, dan dari TFU yang ada dapat ditemukan

tafsiran berat badan janin (TBBJ) dengan menggunakan Mc.Donald

yaitu (27-11) x 155 = 2.480 gram. HPL: 11 September 2018 dan usia

kehamilan 36 minggu lebih 5 hari.

Pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba di bawah bagian kanan

perut ibu dan terdengar : 138 x/menit teratur.

3. Assesment

Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0, Umur kehamilan 36 minggu

lebih 5 hari janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,

punggung kanan, presentasi kepala, divergen dengan kehamilan

normal.

4. Planning

a. Memberitahu kepada ibu bahwa kondisi kehamilannya normal dan

janinnya dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan dengan hasil

seperti: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu

badan ibu 36,0°C, pernapasan ibu 24 x/menit, detak jantung janin

ibu 138 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat posisi normal,

bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan teraba punggung,

bagian kiri teraba ekstermitas, pada bagian bawah teraba kepala,

sudah masuk panggul dan bayi dalam keadaan baik.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan.

b. Memberitahu kepada ibu tentang ketidaknyamanan Trimester III

yaitu salah satunya yaitu kurang tidur dimalam hari karena sering

100

buang air kecil adalah hal yang fisiologis dan diharapkan ibu tidak

perlu khawatir. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran

Rahim yang mengganggu gerak ibu sehingga merasakan tidak

nyaman. Untuk mengatasinya dengan cara usahakan tidur sebentar

disiang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya

tidur disiang hari cukup dilakukan 60 sampai 120 menit saja. Atau

juga bisa dengan kurangi minum pada malam hari dan lebih banyak

minum pada pagi hari dan siang hari untuk mengurangi frekuensi

buang air kecil pada malam hari yang berakibat ibu terganggu

istirahatnya.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang ketidaknyamanan pada

trimester III

c. Menganjurkan ibu agar tetap memenuhi kebutuhan cairan yakni

minum minimal 8 gelas setiap harinya, dan mengkonsumsi cairan

pada malam hari minimal 2 sampai 3 jam sebelum tidur agar tidak

menggangu istirahat pada malam hari.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan akan memenuhi kebutuhan

nutrisi cairan dan istirahat.

d. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri khususnya

daerah genetalia agar tetap bersih dan kering setiap kali sehabis

buang air kecil sehingga tidak terinfeksi oleh jamur dan tidak

menyebabkan keputihan.

Evaluasi : Ibu sudah dan akan menjaga kebersihan daerah

genetalia..

101

e. Mengingat kembali kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi

yang mengandung karbohidrat seperti nasi, gandum, kentang,

kacang-kacangan, roti, yang mengandung protein seperti telur,

susu, daging, yang mengandung lemak bisa diperoleh dari lemak

nabati dan hewani, vitamin seperti buah dan sayuran hijau seperti

daun bayam, daun singkong, dan kangkung dan yang mengandung

mineral yaitu air putih, mengkonsumsi air putih 8 gelas/hari.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi

f. Menjelaskan kepada ibu mengenai pola istirahat yaitu dengan tidur

malam 7 jam dan siang 2 jam, ibu hamil diharapkan menghindari

kafein yang terdapat pada kopi,soda, teh, dan coklat.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan tidak akan meminum minuman

yang mengandung kafein.

g. Menganjurkan ibu untuk sering melakukan komunikasi jika ada

keluhan atau ada yang ditanyakan seputar kehamilannya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan komunikasi jika ada

keluhan.

h. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang memeriksakan

kehamilannya. Evaluasi : Ibu bersedia kunjungan ulang untuk

memeriksakan kehamilannya.

102

3. Data Perkembangan Kehamilan (Kunjungan ANC ke-3)

Tanggal 24Agustus 2018, jam 18.30 WIB, telah dilakukan pemeriksaan

fisik pada Ny.S di rumah Ny.S.

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini sudah merasakan perutnya sering

kenceng dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu 36,5 °C..

Didapatkan hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka

tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum pada muka, mamae

simetris, putting susu menonjol, areola menghitam, kolostrum/ASI

sudah keluar, kebersihan terjaga, pada abdomen tidak ada linea nigra

dan tidak ada striae gravidarum, dan tidak ada luka bekas operasi.

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I : TFU 3

jari dibawah prosesus xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak,

tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II : pada perut bagian

kanan ibu teraba memanjang ada tahanan yaitu punggung bayi, pada

perut bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil yang tidak berurutan,

tidak merata yaitu ekstermitas bayi, Leopold III : pada bagian perut

ibu di bagian bawah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin,

103

Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk pintu

atas panggul/ PAP (Divergen), tinggi fundus uteri (TFU) : 29 cm dan

dari TFU yang ada dan dapat ditemukan tafsiran berat badan janin

(TBBJ), dengan menggunakan Mc.Donald yaitu (29-11) x 155 =

2.790 gram, HPL : 11 September 2018 dan usia kehamilan 37

minggu 4 hari.

Pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba dibawah bagian kanan

perut ibu dan terdengar 142 x/ menit.

c. Assesment

Ny.S umur 30 tahun G2 P1 A0 umur kehamilan 37 minggu lebih

4 hari janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung

kanan, presentasi kepala, Divergen dengan dengan kehamilan normal

d. Planning

a. Memberitahu kepada ibu bahwa kondisi saat ini dan janinnya

dalam keadaan baik dengan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit,

suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan 24 x/menit, detak jantung

janin ibu 142 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat posiis

normal, bagian atas perut ibu teraba bokong, bagian kanan perut

ibu teraba punggung, bagian kiri perut ibu teraba ekstermitas,

bagian bawah perut ibu teraba kepala, sudah masuk panggul dan

keadaan bayi baik.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

104

b. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kondisi ibu dengan

mencukupi makanan serta minuman agar kondisi ibu tetap sehat

dan fresh.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk tetap menjaga

kondisinya.

c. Menganjurkan kepada ibu tentang cara relaksasi seperti tarik

nafas yang dalam dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut

secara perlahan-lahan apabila ibu merasakan kencang-kencang.

Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang cara relaksasi dan ibu mau

melakukannya.

d. Memberitahu ibu apabila kenceng yang dirasakan semakin sering

dalam 10 menit 2 sampai 3 kali atau lebih ibu segera datang ke

Nakes terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia ke Nakes apabila

terjadi hal tersebut.

e. Menganjurkan ibu untuk berhubungan intim dimalam hari dan

hati-hati dengan tujuan untuk merangsang membukanya jalan

lahir sehingga dapat memperlancar proses persalinan.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk berhubungan dimalam hari.

f. Mengingat kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan

1) Perut mulas-mulas yang teratur, semakin sering dan semakin

lama.

2) Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir

3) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir

105

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda-tanda persalinan

g. Mengingat kembali kepada ibu untuk sering melakukan

komunikasi dengan Bidan jika ada keluhan atau ada yang

ditanyakan seputar kehamilannya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk komunikasi jika ada keluhan dan

ada yang dipertanyakan tentang kehamilannya.

h. Menganjurkan pada ibu untuk bersalin di Nakes seperti di Bidan

dan Dokter atau lainnya.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia bersalin di Nakes

i. Mengingat kembali kepada Ibu untuk melakukan kunjungan

ulang pada 1 minggu yang akan datang.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu yang

akan datang.

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

1. Perkembangan Kala I

Pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 04:40 WIB Di Puskesmas

Jatibogor.

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan kencang- kencang sejak jam 24.00 WIB dan

megeluarkan lender bercampur darah.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan ibu baik, dan

dalam kondisi normal. Kesadaran composmentis, tekanan darah

106

120/80 mmHg, nadi : 86 x/menit, suhu : 36,2°C, pernapasan : 22

x/menit. Ibu mengalami kontraksi 1 kali dalam 10 menit lamanya

15detik, DJJ : 133 x/menit teratur. Pemeriksaan dalam : keadaan

portio tebal, effacement 2%, pembukaan 2 cm, ketuban positif,

bagian terendah kepala, titik penunjuk UUK, penurunan Hodge II,

bagian menumbung tidak ada.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala I fase laten.

d. Planning

1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa ibu hamil 37 minggu lebih 4 hari sudah cukup

bulan untuk bersalin, posisi janin bagus dalam batas normal

dengan hasil seperti: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86

x/menit, suhu badan ibu 36,2°C, pernapasan 22 x/menit, detak

jantung janin ibu 133 x/menit. Pada pemeriksaan dalam terdapat

keadaan portio tebal, effacement 20%, pembukaan 2 cm, selaput

ketuban positif, bagian terendah kepala, titik petunjuk UUK,

penurunan Hodge II, bagian menumbung tidak ada.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

2. Menganjurkan ibu untuk tidur miring dan masih diperbolehkan

jalan.

107

Evaluasi : Ibu sudah dalam posisi miring.

3. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu saat melahirkan

Evaluasi : Keluarga bersedia untuk mendampingi ibu.

4. Menganjurkan ibu untuk makan atau minum jika tidak ada

kontraksi.

Evaluasi : Ibu bersedia makan atau minum jika tidak ada

kontraksi.

5. Menganjurkan ibu untuk tarik nafas saat ada kontraksi

Evaluasi : Ibu bersedia untuk tarik nafas saat ada kontraksi

6. Mengobservasi sesuai partograf

Evaluasi : Observasi masih dilakukan.

Tabel 3.3 : Data Pemantauan Kala I

Tanggal

Jam

TD mmHg

S °C

N

x/menit

DJJ x/menit

Kontraksi

Pembukaan

25-8-2018

- - - -

08.30 12.30 16.30 19.30

- -

120/80 120/80 120/80 120/80

- -

36,5 36,5 36,6

- - -

86 82 83 - - -

128 122 138

- - -

2x10’x20’’ 3x10’x25’’ 3x10’x35’’

- - -

2 Cm 3 Cm 5 Cm 10 Cm

- -

2. Perkembangan Kala II

Tanggal 25 Agustus 2018, jam 19. 20 WIB di Puskesmas Jatibogor

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan perutnya kencang-kencang lebih sering

merasakan mules seperti ingin BAB dan sudah ingin mengejan.

b. Data Obyektif

108

Dari hasil pemeriksaan terdapat hasil keadaan umum baik,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6°C,

pernapasaan 23 x/menit, ibu mengalami kontraksi 5 kali dalam 10

menit lamanya 45 detik, DJJ 143 x/menit. Pemeriksaan dalam :

keadaan portio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan 10 cm,

selaput ketuban negatif. Bagian terendah kepala titik petunjuk UUK,

penurunan Hodge III+, bagian menumbung tidak ada.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala II.

d. Planning

1. Melihat tanda gejala kala II/ persalinan, meliputi: ada dorongan

meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva

membuka.

Evaluasi : Sudah terlihat tanda dan gejala kala II/ persalinan

pada ibu.

2. Menyiapkan dan memastikan kelengkapan alat partus dan obat-

obatan essential, meliputi : bak instrument yang berisi 3 pasang

sarung tangan steril, ½ kocker, gunting tali pusat, spuit 3 cc,

klem tali pusat, benang tali pusat, kassa. Obat-obatan yaitu

oksitosin 10 IU, methergin, lidocain, betadin. Hecting set yang

berisi jarum kulit dan jarum otot, benang , pingset antomis,

pinset cyrugis, gunting. Perlengfkapan ibu yaitu pakaian ibu,

109

kain, pembalut, celana dalam, gurita ibu dan lain-lain.

Perlengkapan bayi yaitu baju bayi, bedong, topi bayi.

Perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk bidan meliputi

celemek, masker, kacamata, sepatu boot dan topi.

Evaluasi : Semua alat dan bahan sudah lengkap

3. Memakai celemek

Evaluasi : Clemek sudah dipakai

4. Melepas dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan menggunakan sabun dan air mengalir, kemudian

keringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering

Evaluasi : Tangan sudah di cuci dan sudah bersih.

5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk pemeriksaan dalam

Evaluasi :Sarung tangan sudah dipakai

6. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril) pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alat suntik

Evaluasi : Oksitosin sudah dimasukkan

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati, dari depan

ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasssa yang

dibasahi air DTT

Evaluasi : Vulva hygine sudah dilakukan

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap

110

Evaluasi : Pemeriksaan sudah dilakukan dan pembukaan sudah

lengkap

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan

rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit. Cuci kedua tangan dengan air mengalir setelah

sarung tangan dilepaskan.

Evaluasi : Sarung tangan sudah direndam

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat uterus relaksasi

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160

x/menit)

Evaluasi : DJJ : 140 x/menit

11. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik, serta bantu ibu dalam menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti bahwa pembukaan sudah lengkap

dan dalam posisi nyaman.

12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran

Evaluasi : Keluarga bersedia untuk membantu ibu dalam posisi

nyaman

13. Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu ada dorongan kuat

untuk meneran

Evaluasi : Pimpinan meneran sudah dilakukan

111

14. Menganjurkan ibu untuk istirahat yaitu dengan minum atau

makan pada saat tidak ada kontraksi/his

Evaluasi : Ibu bersedia untuk minum atau makan jika tidak ada

kontraksi/his.

15. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika

ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran.

Evaluasi : Ibu sudah merasa ada dorongan kuat untuk meneran.

16. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas

perut ibu, jika kepala bayi sudah terlihat diameter 5 cm di depan

vulva.

Evaluasi : Handuk sudah diletakan di atas perut ibu

17. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong

ibu

Evaluasi : Kain bersih sudah diletakan dibawah bokong ibu

18. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan

Evaluasi : Partus set sudah lengkap

19. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah dipakai

20. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan

kain bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan

diameter 5-6 cm membuka vulva.Tangan yang lain menahan

kepala bayi untuk menahan posisi kepala bayi tetap defleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran

112

perlahan atau bernafas cepat dan dangkal saat 1/3 bagian kepala

bayi telah keluar dari vagina.

Evaluasi : Kepala bayi sudah lahir

21. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat

22. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan

Evaluasi : Kepala bayi sudah melakukan putaranpaksi luar

23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

bipariental. Anjurkan ibu untuk meneransaat kontraksi. Dengan

lembut gerakan kepala kebawah dan disertai hingga bahu depan

muncul dibawah arcus pubis dan kemudian gerakan kearah atas

dan disertai untuk melahirkan bahu belakang.

Evaluasi : Bahu sudah lahir

24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan atas kearah perineum ibu

untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.

Gunakan tangan atas untuk menekusuri dan memegang lengan

dan siku sebelah atas.

Evaluasi : Tubuh bayi sudah lahir

25. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang

kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki kemudian

113

pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari

lainnya).

Evaluasi : Bayi sudah lahir jam 19.30 WIB, jenis kelamin laki-

laki

26. Menilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan bayi diatas perut

ibu

Evaluasi : Bayi menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit

kemerahan.

27. Mengeringkan tubuh bayi, mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Ganti handuk bersih dengan handuk/kain yang kering.

Biarkan bayi di atas perut ibu.

Evaluasi : Bayi sudah di keringkan.

3. Perkembangan Kala III

Tanggal 25 Agustus 2018 , Jam 19.35 WIB di Puskesmas Jatibogor

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan sudah lega dan sudah senang karena bayinya sudah

lahir.

Ibu mengatakan perutnya masih mules.

b. Data Obyektif

Bayi lahir spontan tanggal 25 Agustus 2018 jam 16.30 WIB.

Kontraksi keras, plasenta belum keluar.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun P2A0 dengan inpartu kala III normal.

114

d. Planning

28. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

kedua dalam uterus.

Evaluasi : Tidak ada bayi kedua dalam uterus

29. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik dan mempercepat keluarnya plasenta.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui akan disuntik oksitosin

30. Menyuntikan oksitosin 10 unit IM (intra muskuler) di 1/3 paha

atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum

menyuntikan oksitosin).

Evaluasi : Ibu sudah disuntik oksitosin

31. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali

tali pusat pada 2 cmdistal dari klem pertama.

Evaluasi : Tali pusat sudah diklem.

32. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi ), dan

lakukan pemotongan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

Evaluasi : Tali pusat sudah di potong.

33. Mengikat tali pusat dengan benang tali pusat

Evaluasi : Tali pusat sudah diikat dengan benang tali pusat.

34. Meletakan bayi diatas perut ibu untuk di IMD dengan posisi

kepala bayi di tengah-tengah payudara, kepala menghadap

miring kesalah satu payudara ibu, kaki dan tangan seperti katak,

115

kemudian selimuti bayi dengan kain dan kepala bayi diberi topi

sehingga dapat mencegah bayi dari bahaya terjadinya hipotermi.

Evaluasi : Bayi telah di IMD.

35. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva

Evaluasi : Klem sudah dipindahkan

36. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, pada tepi atas

simpisis, untuk mendeteksi adanya kontraksi. Tangan yang lain

memegang tali pusat.

Evaluasi : Uterus berkontraksi

37. Menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain

mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso kranial) secara

hati-hati (untuk mencegah involusi uteri). Pertahankan posisi

tangan dorso kranial selama 30-40 detik.

Evaluasi : Tali pusat sudah direngangkan

38. Melakukan peregangan dan dorongan dorso kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong

menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian

kearah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso

kranial).

Evaluasi : Tali pusat sudah ditarik

39. Melahirkan plasenta, saat plasenta muncul di introitus vagina.

Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput

116

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

tempat/wadah yang sudah disediakan.

Evaluasi : Plasenta sudah lahir jam 19.35 WIB

40. Melakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan

lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

Evaluasi : Sudah di masase dan fundus teraba keras.

41. Memastikan plasenta telah dilahirkan lengkap dengan

memeriksa kedua sisi plasenta

Evaluasi : Plasenta sudah dilahirkan dengan lengkap.

4. Perkembangan Kala IV

Tanggal 25 Agustus 2018, jam 19.50 WIB di Puskesmas Jatibogor

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan senang karena bayi dan plasentanya sudah lahir.

Ibu mengatakan masih merasa mules.

b. Data Obyektif

Plasenta lahir lengkap jam 19:35 WIB. Panjang tali pusat 12 cm,

diameter plasenta kurang lebih 20 cm, kedalaman plasenta 5 cm,

plasenta utuh, kontraksi baik/keras, perdarahan kurang lebih 100 cc,

kandung kemih kosong.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun P2A0 dengan inpartu kala IV normal.

d. Planning

117

42. Mengevaluasi kemungkinan terjadi laserasi pada vagina dan

perineum. Lakukan penjahitan jika terjadi laserasi yang

menyebabkan perdarahan.

Evaluasi : Terjadi laserasi derajat 2 ,dan sudah dilakukan

penjahitan pada robekan perineum.

43. Memastikan uterus berkontraksi baik/keras dan tidak terjadi

perdarahan pada pervaginam

Evaluasi : Kontraksi uterus baik

44. Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan

keringkan menggunakan handuk

Evaluasi : Sarung tangan sudah dicelupkan kedalam larutan

klorin dan sudah dikeringkan

45. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30

menit selama 1 jam pertama pasca persalinan

Evaluasi : Pemantauan sudah dilakukan

46. Menganjurkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi

Evaluasi : Ibu dan keluaraga sudah mengetahui cara masase

uterus

47. Mengevaluasi jumlah darah

Evaluasi : Pemantauan sudah dilakukan

118

48. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40-60 x/menit) srta suhu tubuh normal

(36,5-37,5°C).

Evaluasi : RR : 40 x/menit dan S: 36,5°C

49. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk mendekontaminasikan (10 menit). Cuci dan bilas

peralatan yang telah didekontaminasi.

Evaluasi : Semua peralatan sudah didekontaminasi

50. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah

yang sesuai

Evaluasi : Bahan-bahan yang terkontaminasi sudah di

buangketempat sampah yang sesuai

51. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan

sisa cairan, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian

yang lebih bersih dan kering

Evaluasi : Ibu sudah bersih dan sudah dipakaikan pakaian

52. Memastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memberikan ASI

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkan

Evaluasi : Ibu sudah merasa nyaman, keluarga bersedia untuk

memberikan makanan dan minuman

53. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

Evaluasi : Tempat bersalin sudah bersih

119

54. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalm larutan klorin 0,5%,

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit

Evaluasi : Sarung tangan masih direndam.

55. Memakai kembali sarung tangan DTT setelah 1 jam IMD selesai

Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah dipakai

56. Melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetas mata

antibiotic profilaksin, dan vitamin K1 mg intramuskuler dipaha

kiri anterolateral

Evaluasi : Pemeriksaan, salep mata dan vitamin K, 1 Mg

intramoskular di paha kiri anterolatera

57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi

Hepatitis B dipaha kanan anterolateral

Evaluasi : Imunisasi Hepatitis B sudah diberikan

58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,

balikan bagian dalam keluar dan rendam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit

Evaluasi : Sarung tangan sudah direndam

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Evaluasi : Cuci tangan sudah dilakukan

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa

tanda vital dan asuhan kala IV

Evaluasi : Partograf sudah dilengkapi

Tabel 4.3 DataPemantauan Kala IV

120

Jam ke

Waktu TD (mmHg)

Nadi (x/menit)

Suhu (°C)

Tinggi fundus uteri

Kontraksi Kandung kemih

Darah yang

keluar 1

19:50

110//70

80

36,5 2 jari

dibawah pusat

Keras

Kosong

15 cc

20:05

110/80

78

-

2 jari dibawah

pusat

Keras

Kosong

20 cc

20:20

120/70

82

-

2 jari di bawah pusat

Keras

Kosong

35 cc

20: 35

120/70

80

-

2 jari di bawah pusat

Keras

Kosong

50 cc

2 21:05

120/80

80

-

2 jari di bawah pusat

Keras

Kosong

75 cc

21: 35

120/80

80

36,5

2 jari di bawah pusat

Keras

Kosong

100 cc

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Data disajikan pada pengkajian dan observasi dengan klien sebagai berikut :

pada 2 jam post partum, 6 jam post partum, 1 minggu post partum, 2

minggu post partum, 6 minggu post partum.

1. Data Perkembangan Masa Nifas(2jam post partum)

Tanggal 25 Agustus 2018, jam 21.00 WIB di Puskesmas Jatibogor

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya sudah lahir dari dua jam yang lalu, ibu

mengatakan perutnya masih merasa mulas dan ibu merasa lemas

serta ingin istirahat.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Fisik

121

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terdapat hasil

keadaan umum ibu baik. Kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit,

suhu badan 36,5°C.

2) Pemeriksaan Obstetri

Pada pemeriksaa palpasi tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus keras, pengeluaran vagina

lochea rubra warna merah kehitaman, konsistensi cair, berbau

khas, perdarahan 75 cc, ada jahitan pada perineum, perineum

bersih , tidak odema dan tidak ada varises.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun P2 A0 2 jam post partum dengan nifas normal

d. Planning

1) Memberitahu kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan nifas yang

normal dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu:

Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan

ibu 36,5°C, pernapasan ibu 24 x/menit.

Pada pemeriksaan palpasi terdapat TFU 2 jari dibawah pusat,

kontraksi keras dan PPV : Lochea Rubra

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan.

2) Memberitahu ibu tentang penyebab perut ibu masih merasa

mules dikarenakan adanya proses involusi uterus/ kembalinya

122

rahim kebentuk semula seperti sebelum hamil, jadi hal tersebut

wajar dan alami saat masa nifas

Evaluasi : Ibu sudah mengerti penyebab dari masalahnya

3) Memberitahu ibu untuk melakukan mobilisasi dini yaitu latihan

untuk miring ke kanan atau ke kiri, duduk, berdiri dan jalan

untuk mempercepat proses involusi uteri

Evaluasi : Ibu sudah mengerti untuk melakukan mobilisasi dini.

4) Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan

pervaginam, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, tekanan

darah lebih dari 140/90 mmHg, pandangan mata kabur, sakit

kepala yang tidak hilang ketika dibawa tidur, bengkak pada

kaki, pada tangan dan muka (tanda preeklampsia), nyeri pada

ulu hati, nyeri pada payudara, payudara bengkak dan

kemerahan, kehilangan nafsu makan, mual muntah, demam

tinggi lebih dari 38°C. Apabila terdapat tanda-tanda bahaya

tersebut segera datang ke tenaga kesehatan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya masa nifas

5) Memberitahu ibu tentang pemberian ASI eksklusif yaitu

memberikan ASI saja pada bayi saja selama 6 bulan tanpa

makanan pendamping dan minuman apapun kecuali vitamin dan

obat-obatan dari tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin (On Demaind).

Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan ASI eksklusif dan

menyusui secara On Demaind pada bayinya.

123

6) Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan

mengganti kassa 2 kali per hari atau jika basah terkena

BAB/BAK, mengganti kassa dengan kassa kering tanpa

tambahan apapun.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.

7) Memberikan obat: Amoxilin 500 mg 3x1, asam mefenamat 500

mg 3x1, tablet Fe 250 mg 1x1

Evaluasi : Ibu sudah menerima obat yang dibutuhkan

8) Memberikan vitamin A yang pertama untuk diminum setelah

melahirkan dan vitamin A ke dua diminum sehari setelah

pemberian vitamin A yang pertama

Evaluasi : Ibu sudah menerima vitamin A

9) Memberikan asuhan cara perawatan luka seperti :

1) Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan

kebelakang

2) Washlap dibasahi dengan air di kasih sabun lalu gosokan

perlahan washlap yang sudah ada busa sabun tersebut ke

seluruh lokasi jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila

dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel

pada luka jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang

biak.

3) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin

bahwa luka benar-benar bersih.

124

4) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat

dengan menggunakan tempat rendam khusus. Bila tidak

bisa dilakukan perendaman bisa menggunakan air hangat

cukup di siram dengan air hangat.

5) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman, memakai

celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.

6) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh,

semakin, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin

cepat sembuh dan kering.

7) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka

jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa

diperoleh dari telur, ikan, ayam, ayam, tahu, tempe. Jangan

pantang makanan, ibu boleh makan semua makan kecuali

bila ada riwayat alergi.

8) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa

anjuran dari bidan/dokter.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukan perawatan luka

jahitannya.

2. Data Perkembangan Masa Nifas (Kunjungan 1 minggu post partum)

Kunjungan 1 minggu Post partum

Tanggal 1 September 2018, jam 15:00 WIB di Rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ketujuh setelah melahirkan, saat ini

ibu merasakan puting susunya lecet dan merasakan sakit pada saat

125

menyusuinya. Luka jahitan sudah mulai kering dan Lochea serosa

pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.

b. Data Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu

36°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera putih,

payudara simetris, puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak.

Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi fundus uteri (TFU)

berada di antara pusat dan simpisis, dan kontraksi keras, lochea

serosa, pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun P2A0 1 minggu post partum dengan nifas

normal

d. Planning

1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan masih dalam batas normal dengan hasil yaitu:

Tekanan darah ibu 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu badan

ibu 36,5°C, pernapasan ibu 22 x/menit. Pada pemeriksaan

palpasi terdapat TFU diantara pusat dan simpisis,, kontraksi

keras dan PPV : Lochea Serosa

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri dan lecet pada puting susu

ibu merupakan salah satu masalah dalam menyusui dan hal ini

126

terjadi karena kesalahan dalam menyusui atau bayi menghisap

tidak sampai ke areola.

Evaluasi : ibu sudah mengerti alas an putting susunya lecet.

3. Mengajarkan ibu tentang tekhnik perawatan payudara yaitu

sebelum melakukan perawatan payudara terlebih dahulu dengan

cara, cucilah tangan sebelum masase payudara, lakukan

pengurutan dimulai dari dengan ujung jari. Sokong payudara kiri

dengan tangan kiri. Lakukan pergerakan kecil dengan dua atau

tiga jari tangan kanan, dimulai dari pangkal payudara dan

berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting susu.

Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari

pangkal payudara dan berakhir pada putting susu diseluruh

bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara

kanan. Gerakan selanjutnya letakan kedua payudara. Urutlah

dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan

lepaskan kedua perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30

kali. Setelah itu, letakan satu tangan disebelah atas dan satu lagi

dibawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara bersamaan

kearah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan

ini sampai semua bagian payudara terkena urutan.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia melakukannya.

4. Mengajarkan ibu tentang tekhnik menyusui yang benar yaitu

cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan

oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai. Ibu

127

harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak

ditempat tidur atau kursi. Ibu harus merasa rileks. Lengan ibu

menopang kepala,leher, dan saluran badan bayi, muka bayi

menghadap ke payudara ibu hidung bayi di depan putting susu

ibu. Posisi bayi yang sedemikian rupa sehingga perut bayi

menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan

seluruhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar tubuhnya

menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya ,

tidak melengkung kebelakang atau menyimpang, telinga ,bahu,

dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus. Ibu

mendekatkan bayi ketubuhnya dan mengamati bayi yang siap

menyusui, membuka mulut, bergerak mencari, dan menoleh. Ibu

memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakan

empat jari dibawah payudara dan ibu jari diatas diatas payudara ,

dengan ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf C.

Evaluasi : ibu bersedia melakukan tekhnik cara menyusui.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai menjaga bayi agar

tetap hangat yaitu dengan meletakkan bayi ke ditempat yang

hangat, memakaikan pakaian yang kering dan bersih, segera

mengganti pakaian yang basah dan tidak meletakkan bayi

dibawah kipas angin

Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang sehat

dan seimbang seperti makan nasi, proteinnya bisa didapat dari

128

ikan, daging, tempe tahu, sayur-sayuran seperti sayur sop, sayur

bayam, buah-buahan dan susu.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumi sayur dan buah.

7. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 1

minggu yang akan datang.

Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk kunjungan ulang.

3. Data Perkembangan Masa Nifas(Kunjungan 2 minggu post partum)

Tanggal 16September 2018, Jam 15:30 WIB di rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan ini minggu ke dua setelah melahirkan, ibu saat ini

sudah bisa menyusui bayinya dengan benar dan tidak merasakan

sakit lagi. Luka jahitan sudah kering dan Lochea serosa dan

pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.

b. Data Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu

36,5°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera putih,

payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ASI

sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi

fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba, lochea serosa, pengeluaran

pervaginam berwarna kuning kecoklatan.

c. Assesment

Ny.S umur 30 thun P2A0 2 minggu post partum dengan nifas normal

d. Planning

129

1) Memberitahu kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan dalam keadaan normal yaitu: Tekanan darah ibu

120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan ibu 36,5°C,

pernapasan ibu 24 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat

TFU sudah tidak teraba, kontraksi keras dan PPV : Lochea

Serosa berwarna kuning kecoklatan.

Evalusi : Ibu sudah mengetahui hasil pemriksaan yang telah

dilakukannya

2) Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI tanpa tambahan

apapun kecuali vitamin, obat dan mineral

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

3) Menjelaskan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa saja yang

dapat digunakan bagi ibu menyusui, seperti IUD, pil, suntik dan

implant

Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan macam-macam

alat kontrasepsi.

4) Mengingat kembali kepada ibu untuk mendiskusikan dengan

suami tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mendiskusikan dengan suami

5) Mengingat kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu

yang akan datang.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 4 minggu yang

akan datang.

130

4. Data Perkembangan Masa Nifas (Kunjungan 6 minggu atau 40 hari

post partum)

Tanggal 30 Oktober 2018, jam 15:00 WIB di rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan ini minggu ke enam setelah melahirkan, ibu

mengatakan tidak ada keluhan dan ibu mengatakan masih

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. ibu mengatakan makan 3

kali sehari, dan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

seimbang.

b. Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu

36,8°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera warna

putih, payudara simetris, putting susu menonjol, ASI keluar banyak

dan lancar. Pada pemeriksaan palpasi terdapat tinggi fundus uteri

(TFU) sudah tidak teraba, lochea sudah tidak ada.

c. Assesment

Ny. S umur 30 tahun P2A0 6 minggu post partum dengan nifas

normal.

d. Planning

a. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 82

x/menit, suhu badan ibu 36,8°C, pernapasan ibu 24 x/menit.

131

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

b. Menanyakan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa yang dipilih

Evaluasi : Ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3

bulan

c. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi suntik KB 3

bulan

1) Keuntungan : bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat

menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, tidak

mempengaruhi produksi Asi

2) Kerugian : Siklus mentruasi jadi tidak teratur bisa jadi lama,

lebih cepat, lebih sedikit, atau bahkan benar-benar berhenti

sama sekali.

3) Efek samping : Gangguan pola haid, gemuk, kolestrol

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang keuntungan,

kerugian dan efek samping dari alat kontrasepsi implant.

d. Menanyakan pada ibu apakah ada kesulitan ada keluhan saat

merawat bayinya dalam sehari-hari.

Evalusi : Ibu mengatakan tidak ada kesulitan dan semuanya

berjalan dengan baik.

e. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau

bidan untuk mendapatkan imunisasi BCG secepatnya.

Evaluasi : Ibu mengatakan siap untuk membawa anaknya ke

posyandu.

132

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Data di sajikan pada pengkajian dan observasi dengan bayi

sebagai berikut: Pada umur 2 jam, umur 1 minggu, umur 2 minggu, dan

umur 6 minggu.

1. Perkembangan Data Bayi Baru Lahir(2 jam bayi baru lahir)

Tanggal 25 Agustus 2018 , jam 21.00 WIB di Puskesmas Jatibogor

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya sudah lahir sejak dua jam yang lalu,

bayinya berjenis kelamin Laki-laki.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,5°C,

nadi 120 x/menit, pernapasan 40 x/menit, berat badan 2800

gram, panjang badan 47 cm, lika 32 cm, lingkar dada 30 cm.

Tidak ada perdarahan pada tali pusat, genetalia terdapat lubang

penis dan skrotum ,terdapat lubang anus, jumlah jari lengkap,

tidak ada sindaktil dan polidaktil, Reflek sucking ada aktif,

reflek rooting ada aktif, reflek garsp ada aktif, reflek tonic neck

ada aktif, reflek babynski ada aktif.

3. Assesment

Bayi Ny. S lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat,

dengan umur 2 jam bayi baru lahir normal.

4. Planning

133

a. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 20 x/menit, suhu badan ibu

36,5°C, pernapasan 40 x/meni, berat badan bayi 2800 gram,

panjang badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar Dada:

30 Cm.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada

bayinya.

b. Memberikan suntikan vitamin K 1 mg pada paha kiri bayi

bagian luar, dan berikan salep mata secara bergantian pada

bayi

Evaluasi : Bayi sudah diberikan suntikan vitamin K

c. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara menggunakan

kassa steril, bersihkan tali pusat dari pangkal hingga ujung tali

pusat, kemudian tali pusat dengan kassa steril tanpa tambahan

apapun

Evaluasi : Sudah dilakukan perawatan tali pusat

d. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengganti kain

yang kotor dengan kain yang bersih dan kering, kemudian

membedong bayi dan memakaikan topi ke kepala bayi

Evaluasi : Bayi sudah di gantikan pakaian yang kering dan

bersih

e. Memastikan bayi mendapatkan ASI segera setelah lahir

Evaluasi : Bayi sudah mendapatkan ASI

134

f. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak

mau menyusu, pernapasan cepat lebih dari 60 x/menit, warna

kulit pucat dan suhu lebih dari 37,5°C atau kurang dari 36,5°C

Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir

g. Memberikan imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian

paha kanan bayi bagian luar secara Intra Muskuler, diberikan

1 jam setelah pemberian vitamin K 1 mg.

Evaluasi : Bayi sudah di berikan imunisasi HB 0.

2. Data perkembangan Bayi Baru Lahir (kunjungan 1 minggu post

partum)

Tanggal 1September 2018, jam 15:00 WIB di Rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya, ibu

mengatakan bayinya menyusu dengan aktif, BAK kurang lebih 6

kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari.

b. Data Obyektif

Keadaan umum bayi baik, suhu 36,6°C, nadi 130 x/menit,

pernapasan 40 x/menit, berat badan 2850 gram panjang badan 47

cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm, warna kulit tidak

ikterus, tali pusat sudah lepas pada tanggal 1 September 2018 BAK:

kurang lebih 6 kali/hari sedangkan BAB: 3 kali / hari konstitensinya

lembek.

135

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 1 minggu jenis kelamin laki-laki dengan keadaan

bayi baru lahir normal

d. Planning

1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 130 x/menit, suhu badan ibu

36,6°C, pernapasan 40 x/menit, berat badan 2850 gram panjang

badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya

2) Mengingat kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan

bayinya, dengan cara tidak membiarkan bayinya kedinginan,

tidak meletakan bayi didekat jendela atau kipas angin, segera

keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah, untuk

mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan bayi tetap

hangat.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya.

3) Memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir

seperti pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, suhu badan

terlalu hangat lebih dari 37,5 °C atau terlalu dingin kurang dari

36,5°C, kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat

atau memar, hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah,

mengantuk berlebihan, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,

berbau busuk, berdarah pada tali pusat, tanda-tanda infeksi

136

seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, berbau busuk,

keluar cairan, pernapasan sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak

BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau

tua, ada lender atau darah, menggigil, rewel, lemas, mengantuk,

kejang, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus

Evaluasi : Tidak ada tanda-tanda bayi sakit berat

4) Menjelaskan tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi

a) Nutrisi yang sesuai untuk bayi

b) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi

c) Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi

menjadi baik

d) Mengurangi penyebab karies dentis

e) Mempunyai efek psikologi yang menguntungkan

Evaluasi : Ibu mengerti manfaat ASI Eksklusif.

3. Data Perkembangan Bayi Baru Lahir (Kunjungan 2 minggu bayi

baru lahir)

Tanggal 16 September 2018, jam 15:30 WIB di Rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan ASI keluar lancar, dan ibu selalu menyusui bayinya

secara rutin, Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, BAK

kurang lebih 7 kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari, hisapan saat

menyusu sangat baik.

137

b. Data Obyektif

Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 2900 gram, panjang 47

cm, suhu 36,5°C, nadi 130 x/menit, pernapasan 40 x/menit, Lingkar

kepala 32 cm, Lingkar Dada 32 cm.

c. Assesment

Bayi Ny.S umur 2 minggu, jenis kelamin perempuan dengan bayi

baru lahir normal.

d. Planning

1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 130 x/menit, suhu badan ibu

36,5°C, pernapasan 32 x/menit, berat badan 2900 gram, panjang

badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya

2) Mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya

sesering mungkin

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering

mungkin

3) Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI

a) Menyusui bayinya setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari

b) Konsumsi makanan penambah produksi ASI seperti daun

katuk, papaya, bayam dan wortel

c) Minum air putih 8 gelas/hari

d) Posis menyusui yang benar, nyaman dan aman

138

e) Hindari stress

f) Istirahat cukup

Evaluasi : Ibu sudah mengerti upaya memperbanyak ASI

4) Mengingat kembali kepada ibu untuk mengganti popok bayi

setiap basah dan keringkan dengan handuk untuk mencegah

terjadinya iritasi pada genetalia bayi

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

5) Mengaingat ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan

sesudah menyentuh bayi dengan sabun dan air mengalir.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya

6) Mengingat kembali kepada ibu bahwa bayinya harus di

imunisasi BCG pada usia 1 bulan

Evaluasi : Ibu bersedia mengimunisasikan bayinya.

4. Data Perkembangan Bayi Baru Lahir(Kunjungan 6 minggu bayi baru

lahir)

Tanggal 30 Oktober 2018, jam 09:00 WIB di Rumah Ny.S

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan, bayi menghisap dengan

aktif, BAK kuran lebih 6 kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari.

b. Data Obyektif

139

Keadaan umum bayi baik, suhu badan 37,0°C, nadi 120 x/menit,

pernapasan 33 x/menit, panjang badan 52 cm, berat badan 3300

gram, lingkar Kepala 37 cm, lingkar Dada 36 cm.

c. Assesment

Bayi Ny. S umur 6 minggu jenis kelamin laki-laki dengan bayi baru

lahir normal

d. Planning

1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu: Nadi 120 x/menit, suhu badan ibu 37,0°C,

pernapasan 40 x/menit, panjang badan 52 cm, berat badan :

3300 gram lingkar kepala 37cm, lingkar dada 36 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada bayinya

2) Mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya selama 6

bulan dengan ASI Eksklusif saja tanpa harus ada tambahan

makanan lainnya

Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan hanya

dengan ASI Eksklusif

3) Mengingat kembali kepada ibu untuk selalu melakukan

komunikasi dengan bayinya, agar teransang perkembangannya

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

4) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu memeriksakan

tumbuh kembang bayinya 1 bulan sekali.

140

Evaluasi : Ibu bersedia untuk selalu memeriksakan tumbuh

kembang bayinya.

141

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam Study kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan

yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang

dilaksanakan dari usia kehamilan Trimester III yaitu 35 minggu lebih 4 hari

sampai dengan 6 minggu post partum yang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2018-

30 Oktober 2018 di Puskesmas Jatibogor Tegal.

Pada BAB ini yang berisi mengenai suatu pembahasan kasus yang diambil

penulis akan coba membahas dengan membandingkan antara teori dengan praktek

dilapangan. Untuk lebih sistematis maka penulis membuat pembahasan dengan

mengacu pada pendekatan Proses Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney dan

SOAP maka seluruh aktivitas atau tindakan yang diberikan oleh Bidan kepada

pasien akan efektif (Helen Varney, 2007).

A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine

mulai sejak konsepsi sampai persalinan (Ida Bagus Ode Manuaba, 1998:4)

1. Pengumpulan Data

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Pengkajian data wanita hamil terdiri atas amnesia, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang (Fadlun, 2011).

142

a. Data Subjektif

Menurut teori Fadlun (2011) mengemukakan bahwa data

objektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap situasi kejadian.

1) Identitas

a) Nama

Pada kasus ibu mengatakan bernama Ny. S

Nama selain sebagai identitas upayakan agar bidan

memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan

komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab.

(Sulystywati, 2010).

Dari data diatas tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan praktik karena, menanyakan nama penting untuk

memudahkan bidan dalam berkomunikasi dengan pasien.

Bidan biasa memanggil dengan nama panggilan yaitu Ny. S.

b) Umur

Pada kasus Ny. S. berumur 30 tahun

Menurut Manuaba (2010) “ Termasuk usia

reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun”. Bila usia <20 tahun

biasanya rahim belum tumbuh mencapai ukuran dewasa dan

panggul tidak sempurna atau alat reproduksinya belum

matang. Akibatnya persalinan macet/lama dan ketidaksiapan

ibu menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua.

143

Dan bila usia > 35 tahun biasanya terjadi pendarahan dan

komplikasi lainnya.

Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

karena Ny. S berumur 30 tahun termasuk masih usia

reproduksi sehat.

c) Agama

Pada kasus Ny. S mengatakan beragama Islam

sehingga setiap harinya selalu menjalankan sholat 5 waktu

sesuai anjuran islam begitu juga dengan suaminya.

Memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien

dan keluarga sebelum dan pada saat kelahiran. Agama dikaji

untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien untuk berdoa

(Manuaba,2010).

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dengan praktik karena pasien selalu berdoa untuk

kelancaran proses persalinannya seperti membaca sholawat-

sholawat nabi.

d). Tingkat pendidikan

Pada kasus Ny. S pendidikan terakhir adalah SMP.

Menurut Kusmiyati (2009), tingkat pendidikan dikaji untuk

mengatakan tingkat intelektualnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan pasien makin mudah diberikan asuhan, terutama

144

petugas memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang

terjadi pada pasien.

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan kasus karena Ny. S sudah mempunyai pengalaman

dikehamilan sebelumnya dan mampu memahami dan

melaksanakan apa yang diberikan asuhan bidan.

e). Pekerjaan

Data yang didapat dari Ny. S sebagai ibu rumah tangga,

suami dari Ny. S bekerja sebagai penjahit.

Menurut teori Sulistyawati (2012), pekerjaan seseorang

akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan

ekonomi yang didapatkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

suami Ny. S mempunyai pekerjaan dan sosial ekonominya

mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya. Selama masa

kehamilan sampai persalinannya sehingga dalam hal ini tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

f) Alamat

Ibu mengatakan bertempat tinggal di Desa Jatibogor

Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Alamat pasien

dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien,

dan kunjungan rumah bila diperlukan, (Ambarawati,2008).

Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktik karena tempat tinggal

pasien tidak terlalu jauh dari tempat pelayanan kesehatan

145

berjarak sekitar 10 menit dan mudah dalam melakukan

kunjungan ANC selama kehamilan, persalinan, bayi dan

nifasnya.

2) Keluhan utama

Pada kasus ini ibu mengatakan tidak ada keluhan. Keluhan

yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering

kencing, nyeri pinggang dan merasa pusing dan lemas, akibat

pembesaran uterus serta merasa khawatir akan kelahiran bayinya

dan keselamatannya, selain itu konstipasi dan sering lelah

merupakan hal yang wajar dikeluhkan ibu hamil (Mochtar, 2011).

Dalam hal ini ditemukan adanya kesenjangan antaru teori

dan kasus-kasus karena dengan kehamilan trimester III tidak ada

keluhan hal ini karena pasien sudah ada pengalaman hamil

sebelumnya jadi masih bisa menahan rasa sakit yang dialaminya.

3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Didalam kasus ini dikaji tentang kehamilan ibu ini hamil

yang kedua, tidak pernah mengalami keguguran. Persalinan dan

nifas yang selalu normal tidak ada masalah. Data ini penting

untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan untuk memprediksi

apakah ada kemungkinan penyulit selama proses persalinan.

Menurut Sulistyawati (2012), paritas adalah riwayat

reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan kehamilannya /

jumlah kehamilan. Dibedakan dengan primigravida (hamil yang

pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih).

146

Maka, dalam hal ini tidak terdapat suatu kesenjangan

antara teori dengan kasus karena, kehamilan, persalinan, nifas

pasien yang lalu tidak ditemukan masalah apapun atau penyulit

dalam proses persalinan anak sebelumnya.

4) Riwayat kehamilan sekarang.

a) Kunjungan ANC

Data yang didapat dari buku KIA Ny. S sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan 7 kali baik di puskesmas

maupun di rumah sakit, puskesmas pada trimester I

melakukan kunjungan sebanyak 2 kali karena ibu

mengatakan mengetahui bahwa dirinya hamil Trimester II

sebanyak 3 kali trimester III sebanyak 2 kali.

Menurut Sulistyawati (2012), kunjungan antenatal

care (ANC) minimal 1 kali pada trimester I (usia kehamilan 0

- 12 minggu) satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13 -

28 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 29 -

42 minggu).

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus karena, kunjungan ANC pasien sudah sesuai

dan lebih dari 4 kali dan melewati Trimester l, Trimester II,

dan Trimester III.

b) Imunisasi TT

Dalam kasus ini ibu mendapatkan imunisasi TT

lengkap. Menurut Pantikawati (2010), tujuan pemberian

147

imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus

neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah -

merahan dan bengkak untuk 1 – 2 hari pada tempat

penyuntikan, ini akan sembuh tanpa perlu pengobatan.

Dalam Hal ini tidak ada kesenjangan teori dan kasus

karena pasien sudah diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali

selama hamil ini.

c) Terapi pengobatan

Pada kasus Ny. S sudah mendapatkan tablet tambah

datah 1 x 500mg selama memeriksakan kehamilannya yaitu >

90 tablet.

Menurut Sunarsih (2011), tablet yang mengandung

FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Calcium 1x500 mg.

Pemberian tablet tambah darah selama 90 hari (3 bulan). Ibu

harus menasehati agar tidak meminumnya bersamaan dengan

air teh/kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus karena, pasien sudah mengkonsumsi tablet Fe

selama hamil dan sudah mengerti cara mengkonsumsi sudah

sesuai dengan menggunakan air putih.

5) Riwayat haid

a) Menarche

Pada kasus Ny. S menstruasi pertama pada umur 12

tahun. Menurut Sulistyawati (2012), menarche adalah usia

148

pertama kali mengalami menstruasi, untuk wanita Indonesia

menarche terjadi pada usia sekitar 12 - 16 tahun karena dapat

mempengaruhi tingkat kesuburan dan menophose seseorang.

Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dengan kasus karena pasien dalam kategori

normal diantara usia 12 - 16 sudah mengalami menstruasi.

b) Siklus haid

Pada kasus Ny. S siklus mentruasinya 28 hari.

Menurut Sulistyawati (2012), siklus mentruasi adalah jarak

antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya

dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23 – 32 hari.

Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori

dengan kasus karena Ny. S mengalami menstruasi sebulan

sekali dan dikategorikan normal.

c) Lamanya Haid

Pada kasus Ny. S lama haidnya sampai 7 hari.

Menurut Manuaba (2010), bahwa idealnya lama menstruasi

terjadi selama 4 -7 hari.

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dengan kasus karena, Ny. S lama menstruasi sampai 6 - 7 hari

tiap satu bulan sekali.

6) Riwayat kesehatan

Berdasarkan kasus Ny. S mengatakan tidak pemah dan

tidak sedang mengalami penyakit yang membahayakan bagi ibu

149

dan janin seperti DM, Hipertensi, TBC, dan hepatitis. Selain itu

dalam keluarga juga tidak ada yang mengalami penyakit

tersebut.

Riwayat kesehatan digunakan sebagai penanda akan

adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisiologi pada

masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan

mempengaruhi organ yang mengalami gangguan (Sulistyawati,

2012).

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan\ kasus karena Ny. S tidak menderita penyakit seperti yang

disebutkan diatas.

7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Nutrisi

Pada kasus ini penulis memperoleh data bahwa

sebelum hamil ibu makan 3 x sehari dengan porsi 1 piring

yang terdiri dari nasi, dan lauk-pauk, sedangkan selama hamil

ibu makan 3 - 4 x sehari dengan porsi I piring yang terdiri

dari nasi, lauk dan sayur. Sedangkan setiap harinya ibu

mengatakan minum sekitar 7 - 8 gelas / hari bervariasi seperti

teh, susu dan air putih. Dan ibu tidak ada pantang makanan.

Kebutuhan gizi ibu selama hamil meningkat karena

selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu juga

diperlukan untuk janin yang dikandungnya. Pemenuhan gizi

150

selama hamil juga diperlukan untuk persiapan ASI serta

tumbuh kembang bayi (Arisman,2010)

Frekuensi makan akan memberi petunjuk tentang

seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.

Jumlah makan per hari memberikan volume atau seberapa

banyak makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali

makan, (Sulistyawati,2012).

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus Karena kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi

dan tidak ada keluhan pada pemenuhan kebutuhan

nutrisinya.

b) Eliminasi

Pada kasus ini penulis memperoleh data setiap

harinya ibu buang air besar sebanyak 1 kali dengan wama

kuning kecoklatan, konsistensi lembek, buang air kecilnya

pun setiap harinya sebanyak 4-5 kali dengan warna kuning

jemih, ibu mengatakan tidak ada ganguan pada buang air

besar dan buang air kecil.

Menurut Sulistyawati (2012) keluhan yang sering

muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi

karepa adanya pengaruh hormon progesterone yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot

usus. Sedangkan sering kencing pada ibu hamil trimester III

151

tersebut adalah kondisi yang fisiolgis ini terjadi karena pada

awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak

kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang dan pada

trimester III karena ada pembesaran janin.

Sehingga dalam kasus ini tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek karena Ny. S sehari BAK 5 - 6 kali

dan BAB 1 kali dalam sehari tidak mengalami kontsipasi atau

apapun.

d) Personal hygine

Pada kasus ini ibu mengatakan setiap harinya mandi 2

x sehari, keramas 2 x seminggu, gosok gigi 3 x sehari dan

ganti baju 2 x sehari.

Menurut Wiknjosastro, 2009. Personal hygine adalah

merawat diri sendiri dalam sudut pandang kesehatan. Cara

melakukan kebersihan diri yang baik dan benar yaitu mandi

minimal 2 x sehari, keramas 3 x seminggu, gosok gigi 2 x

sehari, sedangkan manfaat dari menjaga personal hygine

salah satunya yaitu mencegah terjadinya penularan penyakit.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antar teori

dengan kasus Ny. S selalu menjaga kebersihan dirinya setiap

hari dari mulai gosok gigi sampai ganti baju sudah sesuai.

8) Data Psikologi

Dalam kasus Ny. S ibu mengatakan senang dengan

kehamilannya. Menurut teori Sulistyawati (2012), adanya beban

152

psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan

gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika

bayi lahir.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan

kasus karena pada saat bayi Ny. S lahir langsung dilihatnya dan

Ny. S terlihat sangat bahagia dari wajahnya.

9) Data Sosial Ekonomi

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan penghasilan suami

mencukupi, penanggung jawab perekonomian suami dan

pengambilan keputusan bersama.

Menurut teori Sulistyawati (2012), tingkat social

ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik

dan psikologi ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social

ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan

fisik dan psikologis yang baik pula. Sementara pada ibu hamil

dengan kondisi ekonomi yang lemah maka ia akan mendapatkan

banyak kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan

primer.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antarateori

dengan kasus karena Ny. S sangat menikmati dan kebutuhan nya

terpenuhi sehingga tidak ada masalah terkait kesehatannya.

l0) Data Sosial Budaya

153

Pada kasus Ny. S ibu mengatakan masih mempercayai

adat istiadat dilingkungannya seperti membawa gunting yang

digantungkan pada baju jika akan berpergian keluar rumah.

Menurut teori ambarawati (2008), kebiasaan sosial

budaya perlu dikaji untuk mengetahui klien dan keluarganya

menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau

merugikan klien khususnya pada masa hamil.

Dalam hal ini penulis ada kesenjangan antaru teori

dengan kasus karena Ny. S masih mempercayai membawa

gunting selama hamilnya padahal itu bisa berbahaya untuk

dirinya sendiri

l1) Data Pengetahuan

Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan

seperti keluar lendir bercampur darah, keluar cairan ketuban dari

jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban anak sebelumnya

b. Data Objektif

Menurut teori Sulistyawati (20t2), data ini dikumpulkan guna

melengkapi data untuk menegakan diagnosis dengan melakukan

pengkajian melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi

dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan.

l) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum

Dari data yang diperoleh pada kasus Ny. S keadaan

umumnya yaitu baik karena pasien masih mampu berjalan sendiri.

154

Menurut Sulistyawati (2012), keadaan umum dikaji untuk

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, normalnya

keadaan umum baik apabila pasien memperlihatkan respon yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien

tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. Sedangkan

dikatakan lemah apabila pasien kurang atau tidak memberikan

respon yng baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien

sudah tidak mampu lagi berjalan sendiri.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antar

teori dengan kasus karena Ny. S masih mampu melakukan

aktivitas sendiri tanpa bantuan suami atau keluarga yang lainnya.

b) Kesadaran

Dari data yang diperoleh pada kasus Ny. S kesadarannya

komposmentis hal tersebut dapat terlihat ketika dalam

pemeriksaan yaitu ibu masih dapat melakukan komunikasi

dengan baik.

Menurut teori Sulistyawati (2012), kesadaran dikaji untuk

mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, normalnya

kesadaran komposmentis atau kesadaran maksimal sampai

dengan koma atau pasien tidak dalam keadaan sadar.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dengan kasus karena pasien mampu merespons apa yang

diucapkan bidan dengan baik.

c) Tanda - tanda Vital

155

1) Tekanan Darah

Pada Ny. S tekanan darah 120170 mmHg. Tekanan

darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai sistolik 140 mmHg

atau diastolik 90 mmHg. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15

diastolik diatas tensi Darah sebelum hamil, menandakan

toxaemiagravidarum / keracunan kehamilan (Hani, 20Il),

Sehingga dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara

teori dengan kasus karena tanda-tanda vital Ny. S dalam batas

normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg.

2) Suhu

Pada kasus Ny. S didapatkan suhu tubuhnya 36,5 0C.

Menurut Fadlun (2011), suhu dikaji untuk mengetahui tanda -

tanda infeksi, batas normalnya 35,6°C - 37 ,6° C.

Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dengan kasus karena suhunya dalam batas normal

yaitu 36,5oC

3) Nadi

Pada kasus Ny. S. didapatkan nadi Ibu 84 x / menit

Menurut Fadlun (2011), nadi dikaji untuk mengetahui denyut

nadi pasien yang dihitung selama 1 meniit, batas normalnya

60-80 x/menit,

Sehingga ditemukan kesenjangan antara teori dengan

kasus karena nadinya dalam batas normal yaitu 84x/menit.

4) Respirasi

156

Pada kasus Ny. S. pernafasanya 22 x/menit. Menurut

Fadlun (2011), pernafasan diikaji untuk mengetahui frekuensi

pernafasan pasien dihitung selama 1 menit, batas normalnya 18

- 24 x/ menit. Pada kasus Ny. S data objektif yang diperoleh

semuanya normal.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan

kasus respirasi Ny. S. dalam batas normal yaitu 22x /menit.

e) Tinggi Badan

Pada kasus Ny. S. didapatkan tinggi badan 160 cm.

Menurut Pantikawati (2010), dikatakan bahwa tinggi diperiksa

sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan,

dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna

untuk mengkatagorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145 cm.

Sehingga tidak dikategorikan ibu hamil resiko tinggi.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus

karena tinggi badan Ny. S 160 cm dan tidak mengalami

panggul sempit dibuktikan dengan persainan anak sebelumnya

secara spontan.

f) Berat Badan

Pada kasus Ny. S berat badan sebelum hamil yaitu 55

Kg dan selama hamil 61 Kg,

Menurut Sulistywati (2012), pada wanita hamil terjadi

penambahan berat badan, Perkiraan peningkatan berat badan

157

yang dianjurkan 4 Kg pada kehamilan trimester 1 0,5

Kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III totalnya

sekitar 15-16 Kg.

Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh yeyeh

(2009), selama kehamilan peningkatan 9-12 Kg karena adanya

pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu

karena kehamilan.

Sehingga ada kesenjangan antara teori dengan kasus

karena Ibu mengalami peningkatan berat badan sekitar 6 Kg

hal ini tidak sesuai dengan batas normal peningkatan berat

badan 9-12 Kg selama masa kehamilan.

f). LILA

Pada Ny. S didapatkan LILA 23,5 cm. Menurut

Sulistiyoningsih (2011), ukuran LILA yang normal adalah

minimal 23,5 c, Ibu dengan LILA dibawah 23,5 cm

menunjukkan adanya kekurangan energy kronis.

Sedangkan menurut buku yang ditulis Pantikawati

(2012), standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada

wanita dewasa atau usia reproduksi yaitu 23,5 cm. Jika ukuran

LILA kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah

kekurangan energy kronis (KEK)

Dalam hal ini ibu tidak dikatakan sebagai kategori KEK

karena ukuran LILA Ny. S 23,5 cm sehingga tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dengan kasus.

158

2) Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.

Pada kasus Ny. S hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu

kepala atau rambut bersih, tidak rontok, kelopak mata tidak odema,

konjungtiva sedikit pucat, sclera tidak ikterik, telinga dan hidung tidak ada

kelainan, mulut dan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Pada payudara

bentuk simetris, putting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada aerola

abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dan terdapat linea nigra,

tidak ada luka bekas operasi, genetalia tidak ada varises, anus tidak ada

haemoroid, dan estermitas tidak odem dan varises.

Menurut Manuaba (2009), inspeksi pada abdomen untuk

mengetahui tinggi fundus uteri, pigmentasi dinding abdomen dan

penampakan gerak janin.

Dalam hal ini keadaan ibu pada pemeriksaan konjungtiva tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus Ny. S masih dikategorikan fisiknya

sehat.

3) Pemeriksaan Obsetri

a) Inspeksi (Payudara/ Abdomen)

Hasil pemeriksaan obsetrik Ny. S. didapatkan pemeriksaan

Inspeksi pada payudara yaitu simetris, putting susu menonjol

kolostrum/ASI belum keluar, kebersihan payudara bersih, pada

abdomen tidak ada bekas luka operasi, tidak ada straie gravadium, ada

linea nigra, pembesaran uterus sesuai umur kehamilan.

159

Menurut Prawirahardjo (2010) pada kulit dinding perut akan

terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang

juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan nama Striae gravadium. Pada banyak perempuan kulit digaris

tengah perutnya (Linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan

yang disebut dengan linea nigra. Selain itu pada aerola dan daerah

genitalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.

Hal ini sesuai dengan kasus sehingga tidak terdapat kesenjangan

antara teori dengan kasus karena dalam pemeriksaan Ny. S didapatkan

hasil payudara terlihat hiperpigmentasi pada areola dan putting susu

menonjol pada abdomen terdapat linea nigra.

b) Palpasi

1) TFU

Pada kasus Ny. S pada umur kehamilan 35 minggu lebih 4

hari dilakukan pengukuran TFU yaitu 26 cm.

Menurut Suryati (2011), palpasi adalah pemeriksaan yang

dilakukan dengan cara meraba untuk mengetahui adanya kelainan,

mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan

kehamilan. Berikut ukuran (cm) tinggi fundus uteri sesuai umur

kehamilan : uk 22-28 minggu (24-25 cm diatas simfisis), 28

minggu (26,7 cm diatas simfisis), 30-32 minggu (29-30 cm diatas

simfisis), 34 minggu (31 cm diatas simfisis), 36 minggu (32 cm

diatas simfisis).

160

Menurut Pantikawati (2012), bila deviasi lebih dari 1-2 cm

dari umur gestasi kemungkinan terjadi kehamilan kembar atau

polihidramnion dan bila deviasi lebih kecil berarti ada gangguan

pertumbuhan janin.

Sehingga ditemukan adanya kesenjangan antar teori dengan

kasus karena tinggi fundus uteri Ny. S pada usia 35 minggu 4 hari

adalah 26 cm, sedangkan pada teori ukuran TFU 26 cm berada

pada usia kehamilan 28 minggu dalam hal ini harus ada

pertimbangan dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti

USG.

2) TBBJ

Menurut rumus MC Donald ini memang membantu untuk

memastikan perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini

belum selalu tepat sesuai dengan usia prediksi kehamilan. Perlu

disadari kalau USG harus tetap dilakukan dengan Cara TBJ

(taksiran berat janin dalam gram) = (TFU-12)x 155 gram jika

kepala bayi sudah masuk panggul, dan TBJ (taksiran berat janin

dalam gram) : (TFU-11) x 155 gram jika kepala bayi belum masuk

panggul.

Pada kasus Ny. S tinggi fundus uteri 26 cm dan belum

masuk pintu atas panggul. Untuk taksiran berat badan janin (26-n)

x 155 = Berat (2.170 gram). Bila kepala diatas atau pada spina

iskiadika makan n: l2.Bila kepala dibawah spina iskiadika maka n:

11.

161

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

karena Taksiran Berat Janin sudah sesuai dengan usia

kehamilannya.

3) Leopold

Pada kasus Ny. S pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I :

bagian fundus teraba bokong janino Leopold II : pada perut sebelah

kanan ibu teraba punggung janin, pada perut sebelah kiri ibu teraba

extermitas, Leopold III : pada perut bagian bawah teraba kepala

janin, Leopold IV: bagian terbawah janin yaitu kepala belum

masuk PAP (konvergen).

Menurut Suryati (2011), Leopold I : untuk mengetahui

fundus uteri dan bagian yang berada di fundus. Leopold II : untuk

mengetahui batas kiri & kanan pada uterus ibu, yaitu : punggung

pada letak bujur dan kepala kepala pada letak lintang. Leopotd III :

untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada

disympisis ibu. Leopold IV: untuk mengetahui seberapa jauh

masuknya bagian terendah janin kedalam PAP.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus

karena bagian terendah terbawah janin adalah kepala dan belum

masuk panggul sesuai dengan teori tersebut.

c) Auskultasi

Pada pemeriksaan detak jantung janin pada Ny. S adalah 132

x/menit. Menurut teori Manuaba (2010), auskultasi berarti mendengarkan

162

detak jantung janin dalam rahim. Untuk dapat mendengar detak jantung

janin dapat dipergunakan stetoskop laeneck atau alat dopton/Doppler.

Menurut teori Manuaba (2010), DJJ (Denyut Jantung Janin)

normalnya yutu 120 - 160 x/menit. Jika kurang dari 120 x/menit disebut

bradikardi dan apabila lebih dari 160 x/menit yaitu takikardi.

Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus

karena denyut jantung janin dalam batas normal yaitu l32x / menit.

d)Perkusi

Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan refleks patella, hasilnya positif.

Menurut teori Fadlun (2011), perkusi merupakan pemeriksaan dengan

melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian

tubuh untuk mengetahui ukuran, batas, atasan, konsistensi, organ - organ

tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh.

Sedangkan menurut teori Mufdillah (2009 ),cara pemeriksaan

perkusi yaitu dengan meminta ibu duduk dengan tungkai tergantung

bebas raba tendon dibawah lutut. Dengan menggunakan reflexhammer

ketuklah tendon pada lutut bagian depan, tungkai bawah akan bergerak

sedikit ketika tendon diketuk, bila reflex lutut negative, mungkin klien

kekurangan vitamin B1, sedangkan bila gerakan berlebihan dan cepat, hal

ini menunjukkan pre-eklamsi.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena

Ny. S gerakan refleknya positif dan tidak menunjukan atau mengarah ke

kekurangan B1 dan pre-eklamsi.

e) Pemeriksaan Panggul Luar

163

Tidak dilakukan pemeriksaan panggul dikarenakan ibu tidak

termasuk kategori panggul sempit hal ini sudah dibuktikan dengan

persalinan anak yang sebelumnya dengan spontan.

4) Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan protein urin.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan darah ibu dan

hemoglobin ibu. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang pada Ny.

S haemoglobin 12,6 gr%, protein urin negative dan golongan darah B+,

hbsAg Non Reaktif (NR), HIV Non Reaktif (NR), siphillis Non Reaktif

(NR).

Menurut teori Manuaba (2007), pembagian anemia : Hb 1l gr %

dikatakan normal, Hb 9 - l0 gr % anemia ringan, Hb 7 - 9 gram % anemia

sedang,Hb5-7 gr %..

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena

Hemoglobin dalam batas normal yaitu 12,6 gr % dan pada pemeriksaan

fisik didapatkan hasil konjungtiva dan kuku tidak pucat sehingga Ny. S

tidak mengalami anemia.

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas dasar data - data yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan

masalah atau diagnosis yang spesifik. (Fadlun, 2011).

Pada Ny. S ibu hamil dengan kehamilan normal.

a. Diagnosa Nomenklatur.

164

Menurut Hani (2011), diagnosa kebidanan adalah diagnosa

yang ditegakkan bidan dalam lingkup pratik kebidanan dan memenuhi

standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

Ny. S umur 30 tahun G2 Pl A0 hamil 35 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal, hidup intrauterin, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, konvergen dengan kehamilan normal.

Menurut Fadlun (2011) kehamilan normal dengan gambaran

ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama./sesuai

usia kehamilan, pemeriksaan.fisik konjungtiva sedikit pucat.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dengan kasus, karena kehamilan Ny. S termasuk dalam

kehamilan normal dan sehat.

b. Masalah

Tidak ditemukan adanya masalah pada Ny. S. Menurut

Sulistyawati (2013), dalam asuhan kebidanan istilah masalah dan

diagnosa keduanya dapat dipakai karena beberapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai diagnosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk

membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan

bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.

Berdasarkan hal tersebut, dalam interpretasi data penulis tidak

menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus karena

tidak ditemukan masalah pada saat pemeriksaannya.

c. Kebutuhan

165

Pada kasus Ny. S tidak ditemukan masalah. Menurut Hani

(2011), kebutuhan adalah hal -hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan

dengan melakukan analisis data.

Berdasarkan hal tersebut, data penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dengan kasus karena tidak ditemukan

masalah sehingga tidak diberikan kebutuhan khusus

3. Diagnosa Potensial

Pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa potensial yaitu kehamilan

normal. Menurut Ummi Hani, 2014. Pada langkah ini, mengidentifikasi

masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah

yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan anisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan.

Namun dalam pemeriksaan ditemukan adanya ketidaksesuaian

antara teori dan kasus yaitu TFU 26 cm, dengan demikian kemungkinan

terjadi masalah gangguan pertumbuhan janin.

Sehingga dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus karena Ny. S ditemukan suatu masalah.

4. Antisipasi Penanganan Segera

Menurut Ummi Hani, 2014. Pada langkah ini bidan menetapkan

kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Nutrisi yang baik akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya

melewati masa tersebut. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat ibu

166

hamil perlu dikontrol kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram.

Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan

darah. (2)

Pada kasus Ny. S antisipasi penanganan segera adalah kolaborasi

dengan tenaga kesehatan seperti bidan, kolaborasi dengan ahli gizi ,

pemeriksaan tanda-tanda vital sehingga ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus.

5. Intervensi

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi. (Muslihatun,2009)

Pada kasus Ny. S asuhan direncanakan sesuai keluhan dan hasil

pemeriksaan, serta melakukan intervensi sesuai kebutuhan Ny. S yaitu

beritahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisi kehamilan dan janinnya,

beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu ibu tentang

tanda bahaya TM 3.

Menurut kementrian kesehatan RI tanda bahaya TM III sebagai

berikut seprti kram, perdarahan lewat jalan lahir, demam tinggi, bengkak

kaki, tangan, wajah, atau sakit disertai kejang segera periksa bila terdapat

tanda-tanda bahaya tersebut.

Beritahu ibu tentang tanda-anda persalinan. Menurut Manuaba

1998, gejala persalinan jika sudah dekat akan menyebabkan kekuatan his

167

makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek,

dengan terjadi pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah yang

lebih banyak.

Penkes ibu tentang nutrisi dan zat besi, penkes tentang alat KB

setelah persalinan., ingatkan ibu untuk persiapan persalinan, jadwal ibu

untuk lakukan kunjungan ulang.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena

asuhan yang diberikan pada Ny. S sesuai dengan kebutuhan.

6. Implementasi

Menurut Yulifah (2014), pada langkah keenam ini, kegiatan yang

dilakukan adalah melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada

langkah ke lima secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan

oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lainnya.

Pada langkah ini penulis melakukan implementasi sesuai

kebutuhan Ny. S yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan dalam batas normal yaitu: Tekanan darah" ibu 120/80 mmHg,

nadi 84x/menit, suhu badan ibu 36,5oC, pernapasan ibu 20x/menit, detak

jantung janin ibu l43xlmenit. Pemeriksaan perut juga posisinya normal,

bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan punggung , bagian kiri

ekstermitas, bagian bawahnya kepala.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester

III yaitu: Ibu akan mengalami sakit kepala yang hebat, Sakit kepala yang

menunjukan suatu masalah yarrg serius adalah sakit kepala hebat, yang

menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat

168

dalam kehamilan adalah gejala dari terjadinya pre-eklampsia. Ibu akan

mengalami pandangan mata kabur, Penglihatan menjadi kabur dapat

disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi odem pada otak

dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,

yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan

gangguan penglihatan,..Ibu akan merasakan gerakan janin yang

berkurang. Ibu akan mengalami keluar cairan ketuban sebelum

waktunya.

Menurut kementrian kesehatan RI tanda bahaya TM III sebagai

berikut seprti kram, perdarahan lewat jalan lahir, demam tinggi, bengkak

kaki, tangan, wajah, atau sakit disertai kejang segera periksa bila terdapat

tanda-tanda bahaya tersebut.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena

Ny. S tidak ditemukan tanda-tanda bahaya tersebut.

Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan seperti : Ibu

merasakan sakit atau nyeri, Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut

atau kram layaknya sedang mengalami masa pramenstruasi. Ibu

merasakan kontraksi palsu, Kontraksi ini biasa disebut Braxton Hicks

atau terjadi pengencangan perut yang datang dan pergi. Namun kontraksi

palsu ini tidak sekuat kontraksi asli yang terjadi saat melahirkan.

Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Berbeda dengan

kontraksi sungguhan

Menurut Manuaba 1998, gejala persalinan jika sudah dekat akan

menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

169

kontraksi semakin pendek, dengan terjadi pengeluaran tanda seperti

lendir bercampur darah yang lebih banyak.

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus

karena Ny. S megalami tanda tanda persalinan tersebut.

Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat

besi, bahwa ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang betgizi yang

mengandung karbohidrat, protein, untuk menambah berat badan ibu

dengan segera macamnya seperti es cream, coklat dan memperbanyak

mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

7. Evaluasi

Dalam langkah ini penulis melakukan evaluasi pada kasus Ny.

S. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

seperti tekanan darah normal dan detak jantung bayi juga normal, Ibu

sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan Trimester III, , ibu

sudah mengetahui tanda-tanda dari persalinan,

Proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu evaluasi. Dalam hal ini mengulang

kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif, melalui proses

manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif

serta melakukan penyesuaian dan modifikasi apabila memang

diperlukan. Proses manajemen asuhan ini merupakan kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu evaluasi' (Muslihatun,2009)

170

Pada kasus Ny. S telah dilakukan evaluasi agar .dalam asuhan

yang diberikan dapat terlaksana dengan efektif sehingga hasilnya klien

dikatakan dalam status kehamilan yang fisiologis.

DATA PERKEMBANGAN (ANC KE II)

Tanggal : 18 Agustus 2018

Jam : 15:00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

1. Subektif

Pada kasus ibu mengatakan istirahatnya kurang dimalam hari, karena

sering buang air kecil. Menurut Mochtar (201l), keluhan yang muncul

pada kehamilan trimester III meliputi sering kenceng, nyeri punggung dan

merasa pusing dan lemas diakibatkan pembesaran uterus serta merasa

kawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya.

Dalam hal ini dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus karena ibu mengalami salah satu ketidaknyamanan pada

trimester III seperti buang air kecil pada malam hari sehingga mengganggu

waktu istirahatnya.

2. Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36.0°C, pernapasan 24x/menit dan berat

badan 62 kg.

Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi

tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature

171

normalnya 36-37oC, denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi

16-30xmenit.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan kasus karena keadaan Ny. S dalam batas normal.

Sedangkan pada pemeriksaan palpasi didapatkan Leopold I teraba

bulat lunak dan tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II pada perut

bagian kanan ibu teraba memanjang keras ada tahanan yaitu pungung bayi,

pada perut bagian kiri teraba kecil-kecil tidak beraturan dan tidak merata

yaitu ekstermitas bayi, Leopold III pada bagian perut bawah ibu yaitu

kepala janin, Leopold IV bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk

PAP (divergen) tinggi fundus uteri (TFU) 27 cm dan dari TFU yang ada

dapat ditemukan tafsiran berat (TBBJ) dengan menggunakan teori Mc.

Donald yaitu (27-11) x 155 = 2. 480 gram. HPL : 11 September 2018 dan

usia kehamilan 36 minggu lebih 5 hari.

Menurut Suryati (2011) , Leopold I : untuk mengetahui fundus

uteri dan bagian yang berada difundus. Leopold II : untuk mengetahui

batas kiri/kanan pada uterus ibu yaitu punggung atau ekstermitas. Leopold

III : untuk mengetahui presentasi atau bagian presentasi terbawah janin

yang ada di sympisis ibu. Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh

bagian terendah janin kedalam PAP.

Menurut Suryati (2011), palpasi adalah pemeriksaan yang

dilakukan dengan cara meraba untuk mengetahui adanya kelainan,

mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan kehamilan.

Berikut ukuran (cm) tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan : uk 22-28

172

minggu (24-25 cm diatas simfisis), 28 minggu (26,7 cm diatas simfisis),

30-32 minggu (29-30 cm diatas simfisis), 34 minggu (31 cm diatas

simfisis), 36 minggu (32 cm diatas simfisis).

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan kasus karena bagian terendah terbawah janin adalah kepala dan sudah

masuk panggul. Sedangkan pada pemeriksaan TFU ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus karena TFU tidak sesuai dengan umur

kehamilan.

3. Assessment

Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu lebih 5 hari janin

tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung kanan, presentasi

kepala, divergen dengan kehamilan normal.

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba (1998:4) kehamilan normal

dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

sejak konsepsi sampai persalinan.

Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan normal berlangsung

dalm waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

intemasional.

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus

karena Ny. S usia kehamilannya tidak melebihi 40 minggu dan masih

dalam kategori normal.

4. Planning

Pada kasus Ny. S asuhan yang diberikan yaitu memberitahu kondisi

kepada ibu bahwa keadaan saat ini dalami atas normal, memberitahu ibu

173

tentang ketidaknyamanan Trimester III yaitu salah satunya kurang tidur

dimalam hari karena sering buang air kencing, menganjurkan ibu agar

tetap memenuhi kebutuhan cairan yakni minum minimal 8 gelas/harinya,

Menurut Ummi Hani (2011) sering BAK terjadi karena pembesaran

uterus yang menekan kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus karena

sering BAK merupakan kejadian yang fisiologis dan pasien sudah

mengetahui penyebab dari keluhannya.

memberitahu ibu agar tetap menjaga kebersihan dirinya khususnya

daerah genetalia agar tetap bersih, dan kering, menjelaskan kepada ibu

untuk sering melakukan komunikasi dengan tenaga kesehatan seputar

kehamilannya, mengingat kembali untuk makan-makanan yang bergizi

yang mengandung karbohidrat , protein, vitamin, sayuran dan buah-

buahan, serta menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ada

keluhan.

Menurut Pantiawarti (2010) asuhan ibu hamil ANC pada Trimester

III yang diberikan diantaranya memonitoring kemajuan guna memastikan

kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang nornal, mengenali secara dini

penyimpangan dan memberikan penatalaksanaan yang diberikan,

mempersiapkan ibu dan keluarga kemungkinan adanya komplikasi.

Berdasarkan kasus diatas penulis sudah melaksanakan asuhan

kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan karena sesuai

kebutuhan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

DATA PERkEMBANGAN (ANC KE - 3)

174

Tanggal : 24 Agustus 2018

Jam : 18:30 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

1. Subyektif

Ibu mengatakan saat ini sudah merasakan perutnya sering kenceng

dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari.

Menurut Manuaba (1998) gejala persalinan jika sudah dekat akan

menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi semakin pendek dengan terjadi pengeluaran lendir bercampur

darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

Dalam data subyektif ini dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami

salah satu tanda-tanda menjelang persalinan yaitu kenceng-kenceng.

2. Obyektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam

batas normal. TFU : 29 cm, DJJ : l4Zxlmenit. Leopold I teraba bulat lunak

kemungkinan bokong, Leopold II pada bagian kanan teraba panjang ada

tahanan kemungkinan punggung, dan sebelah kiri teraba bagian kecil-kecil

kemungkinan ekstermitas, Leopold III teraba bulat, keras kemungkinan

kepala. Leopold IV kepala sudah masuk panggul tidak dapat digoyangkan

(Divergen).

Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi

tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature

175

normalnya 36-37oC, denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi

16-30x/menit.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan keadaan Ny. S dalam

batas normal.

3. Assessment

Ny. S umur 30 tahun G2 Pl A0 umur kehamilan 37 minggu lebih 4

hari janin tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, Divergen dengan kehamlan normal.

Menurut Prawirohardjo (2009), Keharnilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi tiga, trimester pertama

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung dalam 15

minggu dari (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester tiga 13

minggu dari (minggu ke-28 hingga ke-40).

Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus karena usia

kehamilan ibu sudah memasuki trimester tiga dan usia kehamilanya 37

minggu lebih 4 hari.

4. Planning

Pada Ny. S asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa

kondisi saat ini dan janinnya dalam keadaan normal yaitu tekanan darah

120180 mmHg, nadi 82 x /menit, suhu badan ibu 36,5 oC, pernapasan24x

/menit, detak jantung ibu 12x / lmenit.

176

Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi

tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature

normalnya 36-37oC denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi

16-30x/menit.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan keadaan Ny. S dalam

batas normal.

Pada pemeriksaan palpasi terdapat posisi yang normal yaitu, bagian

atas perut ibu teraba bokong, bagian kanan perut ibu teraba punggung,

bagian kiri perut ibu teraba ekstermitas, dan bagian terendah perut ibu

kepala, dan sudah masuk panggul.

Menurut Amru Sofian (2011) , pemeriksaan palpasi juga dilakukan

untuk menentukan letak janin. Pada pemeriksaan leopold 1 bertujuan

untuk menentukan letak janin, leopold II menentukan batas samping kanan

dan kiri rahim (punggung), leopold III menentukan bagian terbawah janin

(normalnya kepala) dan leopold IV menentukan sudah seberapa jauh

bagian terbawah janin memasuki pintu atas panggul (PAP)

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kasenjangan antara teori

dan kasus karena dari hasil pemeriksaan palpasi posisi janin normal kepala

berada dibawah dan sudah masuk panggul.

Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kondisi ibu dengan

mencukupi makanan serta minuman agar kondisi ibu tetap sehat dan fresh,

menganjurkan ibu tentang relaksasi seperti tarik nafas yang dalam dari

hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan apabila ibu

merasakan kenceng-kenceng. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ibu

177

telah melakukan anjuran bidan untuk tarik nafas panjang jika terasa

kencang-kencang.

Memberitahu ibu apabila kenceng yang dirasakan semakin sering

dalam l0 menit 2 sampai 3 kali atau lebih segera datang ke Nakes terdekat

untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menganjurkan ibu untuk berhubungan intim dimalam hari dan hati-

hati dengan tujuan untuk merangsang membukanya jalan lahir sehingga

dapat memperlancar proses persalinan.

Menurut Pantiawarti (2010) asuhan ibu hamil ANC pada Trimester

III yang diberikan diantaranya memonitoring kemajuan guna memastikan

kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang nolmal, mengenali secara dini

penyimpangan dan memberikan penatalaksanaan yang diberikan,

mempersiapkan ibu dan keluarga kemungkinan adanya komplikasi.

Berdasarkan kasus diatas penulis sudah melaksanakan asuhan

kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan karena sesuai

kebutuhan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Menurut buku yang ditulis Prawiroharjo,2007. .Persalinan adatah

suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam

uterus melalui vagina ke dunia.

1. Kala I

178

a. Data subyektif

Pada saat persalinan penulis mendampingi klien, persalinan

berlangsung di Puskesmas Jatibogor pada tanggal 25 Agustus 2018

, pada kasus Ny. S tanggal 25 Agustus 2018 pukul 24:00 WIB

mengalami kencang-kencang dan mengeluarkan lendir bercampur

darah dari jalan lahir.

Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat

seperti terjadinya his, keluar lendir bercampur darah, kadang-

kadang juga ketuban pecah dengan sendirinya dan kemudian

adanya dilatasi.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus, karena kenceng-kenceng yang dialami Ny. S

merupakan tanda-tanda persalinan.

b. Data obyektif

Melakukan pemeriksaan dari tanda-tanda vital sampai

pemeriksaan dalam Berdasarkan hasil pemeriksaan yang penulis

dapatkan pada Ny. S yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

86x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,2 C sehingga Ny. S dalam

keadaan normal.

Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2013),

Keadaan umum dikaji untuk mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan, normalnya keadaan umum baik ataupun lemah.

179

Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang penulis

dapatkan pada Ny. S yaitu kesadaran komposmentis dan keadaan

umum baik.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dengan kasus karena ibu dalam kondisi baik dan sadar ketika

berkomunikasi.

Pada kasus yang didapatkan pada Ny. S yaitu Leopold I

teraba bagian janin bulat, lunak tidak melenting yaitu bokong jani,

Leopold II bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil tidak beraturan

yaitu extermitas janin, Leopold III bagian terendah teraba bagian

janin bulat, keras yaitu kepala janin . Leopold IV kepala sudah

masuk PAP (HI) atau divergen.

Menurut Suryati (2011), Leopold I : untuk mengetahui TFU

dan bagian yang berada di fundus. Leopold II : untuk mengetahui

apa yang ada dibagian kiri/kanan pada uterus Ibu, Leopold III :

untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada di

sympisis ibu, Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh,

masuknya bagian terendah janin ke dalam PAP. Sehingga tidak

terdapat kesenjangan arrtara teori dengankasus karena hasil

pemeriksaan didapatkan sesuai dengan teori.

Pada kasus Ny. S pertama kali datang jam 04.40 WIB

dengan keluhan kecang-kencang dan mengeluarkan lendir darah

dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil 2 Cm. 4 jam kemudian

diperiksa dalam dengan hasil pembukaan 2 Cm dan pada pukul

180

12.30 WIB di periksa dalam dengan hasil pembukaan 3 Cm. Pada

pukul 16.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil

pembukaan 5 Cm kemudian pada pukul 19.25 WIB pembukaan

bertambah menjadi 10 Cm.

Fase pembukaan dibagi 2 fase yaitu fase laten : berlangsung

selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai

pembukaan 3 cm. Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase

akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi

9 cm, fase kembali menjadi lengkap. Lama kala I untuk

primigravida berlangsung 12 jam dengan pembukaan 1 cm per jam,

pada multigravida 8 jam dengan pembukaan 2 cm per jam

(Mochtar. 1998)

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus, karena pada kasus Ny. S kala 1 berlangsung dari fase

laten selama 8 jam ke fase aktif berlangsung selama 3 jam. Pada

kasus Ny. S pada pukul 19.20 WIB mengatakan kencang-

kencangnya lebih sering merasakan mules seperti ingin BAB dan

ingin mengejan.

c. Assessment

Berdasarkan kasus yang ambil maka penulis menyimpulkan

dari uraian data subjektif dan data objektif adalah Ny. S umur 30

tahun G2 P1 A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari, janin tunggal, hidup

181

intrauterine, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,

divergen dengan inpartu kala I fase aktif dengan persalinan normal.

Menurut Muslihatun (2009), assessment merupakan

pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari

data subjektif dan objektif.

Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008), kala I

persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur

dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks

membuka lengkap (10 cm). kala I persalinan terdiri atas dua fase,

yaitu fase laten dan fase aktif.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena Ny. S sudah memasuki persalinan.

d. Planning

Tindakan yang tenaga kesehatan berikan pada Ny. S pada

kala I antara lain :

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan

bahwa ibu hamil 37 minggu lebih 4 hari sudah cukup bulan untuk

bersalin posisi janin dalam batas normal dengan hasil seperti :

Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86x/menit, suhu badan ibu

36,2°C, pernapasan 22x/menit, Djj 133x/menit. Pada pemeriksaan

dalam terdapat keadaan portio tebal, pembukaan 20%, selaput

ketuban positif, bagian terendah kepala, titik UUK penurunan

Hodge II, bagian menumbung tidak ada.

182

Menganjurkan ibu untuk miring dan masih diperbolehkan

jalan. Menganjurkan ibu untuk tarik nafas saat ada kontraksi.

Mengobservasi sesuai dengan partoghraf.

Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008), partograf

adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan

informasi untu membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari

partograf adalah mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan

dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam,

mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama, sebagai data pelengkap yang terkait dengan

pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, dan grafik kemajuan proses

persalinan. Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf

akan membantu penolong persalinan untuk : mencatat kemajuan

persalinan, mencatat kondisi ibu dan bayinya, mencatat asuhan

yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, menggunakan

informasi tercatat untuk penanganan dini penyulit persalinan, dan

menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan

klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena Ny. S sudah dipantau kemajuan persalinanya

melalui partoghraf.

2. Kala II

a. Subyektif

183

Ibu mengatakan perutnya kencang-kencang lebih sering

merasakan mules seperti ingin BAB dan sudah ingin meneran.

Menurut teori Mochtar, 1998. Gejala dan tanda kala II,

telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin

melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat

kontraksi, ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum terlihat

menonjol, vulva dan springter ani membuka.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjagan antara teori

dan kasus, karena ibu mengatakan seperti rasa ingin BAB itu

menandakan springter ani membuka.

Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus

karena Ny. S mengalami tanda gejala salah satu tersebut yaitu ingin

meneran.

b. Obyektif

Kemudian dilakukannya pemeriksaan seperti tanda tanda

vital. Dari hasil pemeriksaan terdapat hasil keadaan umum baik,

tekanan darah 120180 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6oC,

pernapasaan 23 x/menit, ibu mengalami kontraksi 5 kali dalam 10

menit lamanya 45 detik, DJJ 143 x/menit. Pemeriksaan dalam :

keadaan portio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan l0 cm,

selaput ketuban negatif. Bagian terendah kepala titik petunjuk

UUK, penurunan Hodge III+, bagian menumbung tidak ada.

184

Menurut buku yang ditulis oleh wiknjasono (2009), kala II

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini berlangsung biasanya 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena ibu sudah mengalami pembukaan lengkap.

c. Assessment

Dalam assessment dari uraian data subyektif dan objektif

adalah Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 37 minggu lebih 4

hari Janin tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung

kanan, presentasi kepala, divergen, dengan inpartu kala II normal.

Menurut buku yang ditulis oleh wiknjasono (2009), kala II

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini berlangsung biasanya 2 jam pada primi dan I jam pada multi.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena ibu sudah mengalami pembukaan lengkap dan

siap untuk melahirkan.

d. Planning

Hasil akhir pada kala II ibu dapat melahirkan dengan

selamat pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 19.20 WIB, bayi lahir

spontan pervaginam, jenis kelamin laki -laki, menangis kuat,

gerakan aktif, warna kulit kemerahan lama kala II yaitu 15 menit.

Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014), kala II atau

pengeluaran bayi , dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi

185

lahir. Lamanya proses ini berlangsung selama 1½ - 2 jam pada

primigravida dan ½ - 1 jam pada multigravida.

Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung secara

cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam

dari awal kelahiran.

Menurut Doenges, 2001. Melahirkan terlalu cepat apabila

terjadi diluar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat

terjadi peningkatan resiko komplikasi dan atau hasil yang tidak

baik pada janin/klien.

Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dengan

kasus karena lamanya pengeluaran bayi berlangsung selama 15

menit dan tidak sesuai dengan teori.

3. Kala III

a. Subyektif

Ibu mengatakan sudah lega dan sudah senang karena

bayinya sudah lahir dan perutnya masih terasa mules.

Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008) kala III

dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta

dan selaput ketuban. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dengan kasus.

b. Obyektif

186

Pada kasus Ny. S sudah mulai ada tanda tanda pelepasan

plasenta seperti ada semburan darah dan tali pusat memanjang

dengan Melakukan peregangan dan dorongan dorso cranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong

menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah

atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso kranial).

Menurut teori Rustcham, 1998. Batasan kala III, masa

setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran

plasenta tanda- tanda lepasnya plasenta: terjadi perubahan bentuk

uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur

keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara tiba-

tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Biasanya

plasenta lepas dalam 6 menit - 15 menit setelah bayi lahir dan

keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

kasus, karena ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti terdapat

semburan darah dan tali pusat memanjang, plasenta lahir

berlangsung selama 5 menit. Kemudian melakukan kontak kulit

antara bayi dengan ibunya untuk menyusui dini selama 30 menit.

c. Assessment

Pada kasus telah didapat data sebagai berikut : Ny. S umur

30 tahun P2 A0 dengan inpartu kala III normal.

Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014) kala III adalah

waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta.

187

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena plasenta sudah terlepas.

d. Planning

Hasil akhir pada pemeriksaan kala III ini adalah janin

tungal, oksitosin sudah disuntikkan, dan plasenta telah lahir

spontan jam 19.35 WIB dengan lama kala III 5 menit, pada kala III

ini tenaga kesehatan memberikan asuhan kepada Ny. S sesuai

dengan asuhan persalinan normal.

Dalam teori pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam

1 menit setelah bayi lahir. Namun perlu diperhatikan pemberian

oksitosin yaitu memastikan tidak ada bayi didalam uterus. (

Nurasiah, 2012 )

Dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus

karena oksitosin sudah disuntikan 1 menit setelah bayi lahir.

Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014), kala III

berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit,

kontraksi uterus berhenti sekita 5 – 10 menit.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus karena kala III berlangsung selama 5 menit sesuai

dengan teori.

Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008)

manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama seperti

pemberian suntikkan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi

188

lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali, dan masase

fundus uteri.

Pada kasus yang penulis ambil tidak terdapat kesenjangan

antara teori dengan kasus karena sudah sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan

praktik bidan pasal 10 ayat 2 diantaranya yaitu pemberian

uterotonika pada manajemen aktif kala III.

4. Kala IV

a. Subyektif

Ibu mengatakan senang karena bayi dan plasentanya

sudah lahir, dan ibu masih merasakan mules.

Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), jika

uterus tidak dapat berkontraksi dengan segera setelah kelahiran

plasenta, maka ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350 –

500 cc/menit dari bekas tempat melekatnya plasenta. Bila

uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit anyaman

pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot nadi

sehingga perdarahan tidak terjadi. Ada rasa mules yang

dirasakan ibu menandakan adanya kontrasi pada uterus.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus.

b. Obyektif

189

Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif

sebagai berikut : bayi lahir spontan jam 19.30 WIB, plasenta

lahir spontan jam 19.35 WIB, kontraksi uterus keras, TFU 2

jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan 100 cc

, ada robekan derajat dua.

Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2012),

dua jam pertama setelah melahirkan merupakan saat yang

paling kritis bagi pasien dan bayinya, tubuh pasien melakukan

adaptasi yang luar biasa setelah kelahiran bayinya agar kondisi

tubuh kembali stabil. Sedangkan bayi melakukan adaptasi

terhadap perubahan lingkungan hidupnya diluar uterus.

Sedangkan menurut buku yang ditulis JNPK-KR

(2008),pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1

jam pertama dan setiap 30 menit kedua. Pemantauan kala IV

yang dilakukan seperti tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus

uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan jumlah darah yang

keluar.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena pemantauan tanda – tanda vital sudah

dilakukan setiap 15 menit sekali dalam 1 jam pertama dan

setiap 30 menit dijam kedua.

c. Assessment

Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment

sebagai berikut : Ny. S umur 30 tahun P2 A0 dengan inpartu

190

kala IV normal. Menurut buku yang ditulis oleh wiknjosastro

(2009) kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum.

Dalam hal ini tidak terdapat kasenjangan antara teori

dan kasus karena Ny. S sudah masuk masa 2 jam pertama post

partum.

d. Planning

Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2012),

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Inisiasi menyusui dini (IMD)

adalah 'proses membiarkan bayi menyusui sendiri segera

setelah lahir. IMD dilakukan paling sedikit 1 jam dan dapat

meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi

tingkat kematian BBL ( Wiknjosastro, 2009 )

Sehingga dalam hal ini terdapat kesenjangan atau kasus

dengan teori , karena pada kasus IMD dilakukan hanya 30

menit saja.

Dalam asuhan persalinan kala IV ini penulis melakukan

asuhan persalinan normal dari tindakan yang dilakukan,

penulis menemukan laserasi/robekan pada perineum, sehingga

perlu di lakukan penjahitan dengan menggunakan anestesi.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan

kasus karena terdapat luka robekan pada perenium dan sudah

dilakukan penjahitan.

191

Pada bayi baru lahir pada langkah empat puluh lima

yaitu pemberian vitamirn K 1mg obat mata dan imunisasi HbO

setelah I jam pemberian Vit K 1mg sudah dilakukan.

Menurut JNPK-KR (2008), pemantauan kala IV

dilakukan setiap 15 menit dalam I jam pertama dan setiap 30

menit dalam I jam kedua. Pemantauan kala IV yang dilakukan

seperti tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi

uterus, kandung kemih dan jumlah perdarahan yang keluar.

Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh Saifudin (2009),

tujuan asuhan persalinan normal adalah memberikan asuhan

yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan nyaman, dengan

memperhatikan aspek Sayang ibu dan sayang bayi. Sedangkan

menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), pemberian

imunisasi hepatitis B pertama diberikan I - 2 jarn setelah

pemberian Vit K 1mg pada saat bayi baru berumur 2 jarn.

Menurut wiknjasastro (2009), obat mata profilaksis yang

sering digunakan yaifu salep eritromisin 0,5% dan salep mata

tetrasiklin 1%. Kedua preparat ini efektif untuk mencegah

konjungtivis gonore, sedangan menurut buku yang ditulis

JNPK-KR (2008), salep mata untuk pencegahan infeksi mata

diberikan setelah I jam kontak kulit dengan ke kulit dan bayi

setelah menyusu, pencegahan infeksi tersebut mengandung

antibiotik tetrasiklin 1 %, salep mata antibiotika harus tepat

192

diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya

pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari

I jam setelah kelahiran. Sehingga dalam hal ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus karena pemberian salep

sudah diberikan 1 jam setelah bayi lahir.

Menurut buku yang ditulis Wiknjasastro (2009),

pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya

perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir.

Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), imunisasi

hepatitis B bermanfaat untuk mencegah panyakit hepatitis B

terhadap bayi, melalui jalur penularan ibu-bayi.

Pada kasus yang penulis ambil tidak terdapat

kesenjangan antara teori dengan kasus Karena sudah sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1464/MENKES/PER/X|2010 tentang ijin dan

penyelenggaraan pratik bidan pasal 10 ayat 3 diantaranya yaitu

penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II, fasilitas/bimbingan

inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa setelah ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6-12 minggu. (Christina S Ibrahim, 1998)

Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kunjungan masa

nifas dibagi menjadi 3 kali kunjungan yaitu 6-8 jam, 4-28 hari, dan 29-42

193

hari. Jenis pelayanan yang di berikan yaitu menilai kondisi ibu secara

umum, tekanan darah, suhu tubuh, respirasi, nadi, perdarahan pervaginam,

kondisi perenium, tanda infeksi, kontraksi rahim, tinggi fundus uteri,

lochea, serta pelayanan dan penanganan resiko tinggi dan komplikasi pada

nifas.

Pada study kasus ini penulis melakukan Asuhan Kunjungan Nifas

mengacu pada Kebijakan Program Nasional tentang Kunjungan di lakukan

4 kali selama masa nifas.

1) Data Perkembangan Pada Masa Nifas 2 jam post partum pada

tanggal 25 Agustus 2018, jam 21:00 WIB di Puskesmas Jatibogor.

a. Subyektif

Pada kasus yang diambil penulis, saat 2 jam post partum

dalam data subyektif Ny. S masih merasa mulas, lemas, dan

capek. Ketika uterus berkontraksi seorang wanita akan merasakan

mulas. inilah yang disebut nyeri setelah melahirkan hai ini

berlangsung 2 hingga 3 hari setelah melahirkan (Elisabeth, 2015).

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus karena kontraksi yang dialami Ny. S keras dan

mengalami mulas setelah dilakukan massase.

b. Obyektif

Didapatkan data obyektif seperti tanda-tanda vital dalam

batas normal, dan dilakukan pemeriksaan obsetetri dengan hasil

tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras,

pengeluaran pervaginam lochea rubra berwama kemerahan, cair,

194

berbau khas, perdarahan 75 cc, dan ada jahitan pada perenium,

tidali oedema dan tidak ada varises.

Menurut buku Saleha, 2009 . lochea rubra/merah berwarna

merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

vemiks, lanugo, dan meconium selama 2 hari pasca persalinan.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus karena pengeluaran darah Ny. S berwarna merah, segar

dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang mengarah ke patologis.

c. Assessment

Pada kasus ini didapatkan assessment berikut Ny. S umur

30 tahun P2 A0 dengan nifas normal 2 jarn post partum.

Menurut teori Saifudin (2009), masa nifas atau puerperium

dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu (42 hari) setelah itu.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil dari

anamnesa dan pemeriksaan pada saat kunjungan.

d. Planning

Asuhan yang diberikan meliputi memberitahu ibu tentang

penyebab perut ibu masih mulas dikarenakan adanya proses

involusi uterus kembalinya rahim kebentuk semula seperti hamil

jadi hal tersebut wajar dan dialami saat masa nifas.

Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dengan latihan

miring kanan, kiri, duduk, berdiri, dan jalan untuk mempercepat

195

proses involusi uteri. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas

yaitu perdarahan pervaginam, keluar cairan yang berbau dari jalan

lahir, tekanan darah lebih dart l40/90 mmHg, nyeri pada uluh hati,

payudara bengkak, demam, apabila menemui tanda bahaya

tersebut segara ke Nakes terdekat. Memberitahu tentang ASI

Ekslusif, member tahu cara merawat tali pusat, membererikan

obat Amoxilin Asam mefenamat membersikan Vit A dan tablet

Fe, serta memberikan asuhan cara perawatan luka perineium.

Menurut manuaba (2010), tanda bahaya yang dapat terjadi

pada ibu nifas yaitu infeksi pada luka bekas operasi, keluar cairan

berbau dari jalan lahir, suhu badan meningkat lebih dari 39°C,

gangguan pada involusi uterus.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus karena tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada

Ny. S. Hasil pemeriksaan menunjukan involusi uterus berjalan

normal, TFU berada 2 jari dibawah pusat , lochea dalam batas

normal.

Menurut Emi Mbarwati, 2010. pada kebijakan program

nasional masa nifas pada 6 hari postpartum yaitu : memastikan

involusi uterus berjalan normal, mencegah perdarahan, nilai

adanya tanda-tanda deman, infeksi atau perdarahan abnormal,

pastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat,

pastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan benar tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit, ajarkan asuhan bayi seperti

196

perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi

sehari -hari.

Sehingga hal ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori

dan kasus karena asuhan yang diberikan pada Ny. S sudah sesuai

dengan kebijakan pada masa nifas.

2) Data Perkembangan Masa Nifas I Minggu Post Partum

Tanggal : 1 September2018

Jam : 15:00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyekfif

Pada kasus yang penulis ambil pada data subyektif, ibu

mengatakan saat ini ibu merasakan puting susunya lecet dan

merasakan sakit pada saat menyusuinya.

Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat

memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa

hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan

kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai

dengan tahapan perkernbangannya antara lain : Kunjungan ke-2

(6 hari setelah persalinan) memastikan involusi uterus berjalan

normal, uterus berkonfraksi keras, fundus dibawah umbilicus,

tidak ada perdarahan abnorrnal, memastikan ibu cukup makan,

cairan, dan istirahat, serta memastikan ibu menyusui dengan baik

dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

197

Sehingga dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus karena ibu mengalami keluhan puting susunya lecet

dan tidak dapat menyusui bayinya dengan baik.

b. Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif yaitu

: dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/70 mmHg,

nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36oC. TFU diantara

pusat dan syimpisis, lokea serosa berwarna merah kekuningan.

Menurut buku yang ditulis oleh Sofian (2011), pada hari

ke 7-14 pasca persalinan darah yang keluar berwarna kuning.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena pengeluaran darah berwarna kuning dan

sesuai dengan teori.

c. Assessment

Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment sebagai

berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 1 minggu postpartum dengan

nifas normal.

Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah

masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.

198

d. Planning

Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberitahu

kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dilakukan dalam batas

normal, menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri dan lecet pada

puting susu ibu merupakan salah satu masalah dalam menyusui

atau bayi menghisap tidak semua sampai ke areola, mengajarkan

ibu tentang tekhnik perawatan payudara,. mengajarkan ibu

tentang tekhnik menyusui yang benar, memberikan konseling

pada ibu mengenai menjaga bayinya agar tetap hangat,

menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang sehat dan

seimbang,

Menurut teori Eny Ratna Ambarwati (2010) menu makanan

seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,

tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan berlemak disamping itu

harus mengandung energy, protein, mineral, vitamin, dan air.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

karena ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang sehat

dan seimbang.

Menurut teori Eny Ratna Ambarwati (2010) Menjaga

payudara agar tetap bersih dan kering terutama puting susu

dengan menggunakan BH yang menyokong payudara dan apabila

puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada

sekitar puting susu setiap selesai menyusui.

199

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena ibu sudah bisa cara melakukan perawatan

payudaranya untuk kelancaran ASI nya dengan mengoleskan

colostrum atau ASI yang keluar setiap selesai menyusuinya.

3) Data Perkembangan Kunjungan Nifas ke 2 minggu postpartum

Tanggal : 16 September 2018

Jam : 15.30 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan pada data

subyektif ibu mengatakan saat ini sudah menyusui bayinya

dengan baik dan tidak merasakan sakit lagi.

Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat

memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa

hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan

kebidanan pada ibu masa nifas tergantung'dari kondisi ibu sesuai

dengan tahapan perkembangannya antara lain : Kunjungan ke-3

(2 minggu post partum) disesuaikan berdasarkan perubahan fisik,

fisiologis, dan psikologis yang diharapkan dalam dua minggu

pasca post partum.

Dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus

karena ibu merasa lebih baik dan senang bisa menyusui anaknya

kembali.

b. Obyektif

200

Pada kasus yang penulis ambil didapat data objektif yaitu :

dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,5oC. TFU sudah

tidak teraba, lokea serosa berwarna merah kekuningan. Menurut

buku yang ditulis oleh Sofian (2011), pada hari ke 7-14 pasca

persalinan darah yang keluar berwarna kuning.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus karena pengeluaran darah berwarna kuning dan

sesuai dengan teori.

c. Assessment

Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment sebagai

berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 2 minggu pospartum dengan

nifas normal.

Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah

masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.

d. Planning

Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberitahu

hasil pemeriksaan dalam keadaan batas normal, memotivasi ibu

agar selalu memberikan ASI tanpa tambahan apapun kecuali

vitamin, mineral dan obat menjelaskan kepada ibu tentang alat

kontasepsi apa saja yang dapat digunakan bagi ibu menyusui,

201

mengingat kemballi kepda ibu untuk mendiskusikan suami

tentang alat kontasepsi yang akan dipilihnya.

Menurut buku yang ditulis Elizabeth, dlft (2015), rencana

KB setelah ibu melahirkan itu sangatpenting, dikarenakan

secaratidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat

merawat anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat

kandungan (pemulihan alat kandungan)

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena ibu sudah merencanakan alat kontasepsi yang akan

dipilihnya.

4) Data Perkembangan Kunjungan Ke-4 (6 Minggu post partum)

Tanggal : 30 Oktober 2018

Jam : 15:00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan pada data

subyektif ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan dan ibu

masih memberikannya ASI Ekslusif kepada bayinya.

Menurut Esti Handayani, 2016. Perawatan payudara

sangat penting untuk kelancaran ASI, selama nifas ibu harus

menjaga payudaranya tetap kering dan bersih, gunakan bra yang

mengokong payudara dan ajarkan teknik laktasi yang baik.

202

Sehingga dalarn hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena ibu sudah bisa cara menyusui bayinya dengan

tekhnik yang benar.

b. Obyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif yaitu

: dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 82x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,8oC. TFU sudah

tidak teraba, lokea sudah tidak ada.

Menurut Rukiyah, dkk (2010) lochea benrarna putih

kekuningan mengandung leokosit, selaput lendir serviks dan

selaput jaringan yang mato, mucul sejak 2-6 minggu.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena pengeluaran pervaginam dalam batas normal.

c. Assessment

Pada kasus ymg penulis ambil didnpat assessment sebagai

berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 6 minggu postpartum dengan

nifas normal

Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah

masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai smpai alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil,lamanya 6-8 minggu.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.

d. Planning

203

Asuhan yang diberikan Ny. S yaitu memberitahu kepada

ibu tentang hasil pemeriksaan telah dilakukan dalam batas

normal, menanyakan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa yang

dipilih yaitu suntft KB 3 bulan, menjelaskan kepada ibu tentang

alat kontasepsi suntik KB 3 bulan, menanyakan pada ibu apakah

ada kesulitan ada keluhan saat merawat bayinya dalam sehari-

hari, menganjurkan ibu untuk membawa bayrnya ke posyandu

atau bidan untuk mendapatkan imunisasi BCG secepatnya.

Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat

memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa

hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan

kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai

dengan tahapan perkembangannya antara lain : kunjungan ke- 4

menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi

alarni, memberikan konseling untuk keluarga berencana secara

dini, imunisasi.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus karena ibu sudah memilih KB apa yang akan digunakan

yaitu suntik KB 3 bulan.

Menurut buku yang ditulis Elizabeth, dkk (2015), rencana

KB setelah ibu melahirkan itu sangat penting, dikarenakan secara

tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat

anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat kandungan

(pemulihan alat kandungan).

204

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Buku Sarwono (2005) Bayi Lahir Normal adalah bayi

yang lahir bulan 3842 minggu depan berat badan sekitar 2500-3000 gram

dan paniang sekitar 50-55 cm.

1) Asuhan 2 hari bayi baru lahir

Tanggal : 25 Agustus 2018

Waktu : 21:00 WIB

Tempat : Puskesmas Jatibogor

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat ibu mengatakan

bayinya sudah lahir sejak 2 jam yang lalu , bayinya berjenis

kelamin laki-laki.

Menurut Buku ditulisnya Mufdillah pengkajian data

bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dalam uterus ke

kehidupan luar uterus.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan

kasus karena bayi telah lahir 2 jam yang lalu dengan normal.

b. Obyektif

Dari data yang didapat penulis dalam pemeriksaan

didapatkan keadaan umum , kesadaran composmentis, suhu 36oC,

205

nadi l20 x/menit, pemapasan 40x/menit Berat badan 2800 gram,

panjang badan 47 cm LIKA 32 cm, LIDA 30 cm, tidak ada

perdarahan pada tali pusat, genetalia terdapat lubang penis dan

scrotum, terdapat lubang anus, jumlah jari lengkap, tidak ada

sindaktil dan polidatil, reflek sucking ada aktif, reflek rooting ada

aktif, reflek graps ada aktif, reflek sucking ada aktif, rklek rooting

ada aktif, reflek graps ada aktif, reflek tonic neek ada aktif, reflek

bebyskin ada aktif ada

Menurut buku ditulisnya Mufdilah pengkajian keadaan fisik

bayi setelah lahir memastikan bayi bahwa dalam keadaan normal

atau mengalami penyimpangan.

Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dengan kasus karena bayi lahir dalam keadaan normal.

c. Assesment

Bayi Ny. S lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis

kuat dengan umur 2 jam bayi baru lahir normal.

Menurut buku M. Sholeh kosim, 2007.Bayi baru lahir

normal jika berat lahir 2500-4000 gram, cukup bulan lahir langsung

menangis kuat dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)

yang berat.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena Ny. S melahirkan bayi normal dengan bukti ada

nya tanda-tanda dari salah satu tersebut yaitu langsung menangis

kuat.

206

d. Planning

Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. S antara lain

memberitahu bahwa bayi dalam keadaan normal, memberikan

suntikan Vit K I Mg pada paha kiri bayi bagran luar dan berikan

salep mata secara bergantian pada bayi, melakukan perawatan tali

pusat dengan cara menggunakan kassa steril, mempertahankan

suhu fubuh bayi dengan cara mengganti kain yang kotor dengan

kain bersih dan kering memastikan bayi mendapatkan ASI segera

setelah lahir, memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu

seperti tidak mau menyusu, pernapasan cepat lebih dari 90x/menit,

memberikan imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian paha

kanan bayi bagian luar secara Inta Muskuler, diberikan 1 jam

setelah pemberian Vitamin K 1 mg.

Menurut JNPK-KR, 2008 BBL sangat rentan terhadap

infeksi micro organisme yang terpapar/terkontaminasi selama

proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir,

maka sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan

pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan inspeksi.

Menurut JPNK-KR,2008. Tanda bahaya pada bayi baru

lahir yaitu seperti tidak mau menetek, kejang, bayi bergerak hanya

jika dirangsang, merintih, pusar kemerahan, suhu (>37,5 °C) dingin

(<36 °C), nanah banyak dimata.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena semua tindakan bayi baru lahir sudah dilakukan

207

sesuai dengan teori dan tidak ditemukan tanda tanda bahaya bayi

baru lahir.

2) Asuhan I minggu bayi baru lahir

Tanggal : I September 2018

Jam : 15:00 WIB

Tempat : RumahNy.S

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu menyatakan

tidak ada masalah pada bayinya dan aktif menyusui, BAK kurang

lebih 6x/sehari, BAB lembek 3x/sehari. Menurut JPNK-KR 2008.

Tanda bahaya bayi baru lahir seperti tidak mau meneteng kejang,

bayi bergerak hanya dirangsang, merintih, nanah banyak dimata,

pusat kemerahan, kecepatan nafas >60 katil menit, suhu demam.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena bayi Ny. S tidak ditemui tanda - tanda bahaya

tersebut.

b. Obyektif

Pada hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum bayi

baik, suhu 36,6oC, nadi 130x/menit, pemapasan 40x/menit berat

badan 2.850 gram, panjang badan 47 cm,lika 32 cm, lida 30 cm,

warna kulit tidak uterus, tali pusat sudah lepas, BAK 1x /sehari,

sedangkan BAB 3x/sehari dan konsistensinya lembek.

208

Menurut Afriaca Arum Lusiana 2016. Bayi baru lahir

dikatakan normal jika termasuk dalarn kriteria sebagai benkut berat

badan 2500 - 400 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35 cm,

lida 30-38 cm, denyut jantung 120x/menit, pernafasan 30-6-

x/menit eliminasi baik bayi berkemih dan buang air besar dalam 24

jam pertarna setelah lahir, buang air besar, adalah meconium yang

berwarna coklat kehitaman

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena Bayi Ny. S dalam keadaan normal.

c. Assessment

Bayi Ny. S umur 1 minggu jenis kelamin laki-laki dengan

keadaan bayi baru lahir normal.

Menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010. Masa sejak lahir

sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah melahirkan. Neonatus

adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia satu bulan

sesudah lahir.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus karena bayi Ny. S saat ini berumur 1 minggu dan dalam

dikategorikan neonatus.

d. Planning

Asuhan yang diberikan kepada Bayi Ny. S yaitu

memberitahu keadaan bayi baru lahir dalam keadaan normal,

mengingat kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayinya,

209

memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir,

menjelaskan tentang ASI Ekslusif,

Menurut Jenny J.S Sondakh, 20l3.Dalam perawatan pada

bayi baru lahir orang tua diajarkan tanda-tanda bahaya pada bayi

dan mereka diberitahu agar dengan segera jika ditemui hal-hal

seperti pernapasan cepat, warna kulit menguning, tali pusat

kemerahan, atau keluar cairan berbau busuk dan suhu badan

meningkat.

Dalam hal ini tidak ditemukan kasenjangan antara teori dan

kasus karena tidak ditemui hal-hal yang mengarah ketanda-tanda

bahaya bayi baru lahir.

3) Asuhan 2 minggu bayi baru lahir

Tanggal : 16 September 2018

Jam : 15:30 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu mengatakan

ASI keluar lancar, dan ibu selalu menyusi bayinya dengan rutin,

ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya BAK kurang lebih

7 kali/sehari, BAB lembek 2-3x/sehari, hisapan saat menyusi baik.

Menurut Vivian Nanny Lia Dewi, 2014. Jumlah fesses akan

berkurang pada minggu kedua, yang awalnya frekuensi defekasi 5

atau 6 kali menajdi 1 atau 2 kali sehari.

210

Dalam hal ini antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan

karena pengkajian yang telah dilakukan semua dalam batas normal

dan pola eliminasi bayi khususnya BAB menjadi 2-3 kali dalam

sehari.

b. Obyektif

Pada pemeriksaaan yang dilakukan didapatkan keadaan

umum bayi baik, berat badan 2900 gram, panjang 47 cm, suhu

36,5oC, nadi l30 x/menit, pernapasan 40x/menit, lika 32 cm, Lida

32 cm.

Menurut Afriana Arum Lusiana" 2016. Bayi baru lahir

dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut berat

badan 2500- 4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35 cm,

lida 30-38 cm, denyut jantung 120-140 pernafasan 30-60x/menit

eliminasi baik bayi berkemih dan buang air besar dalam 24 jam

pertama setelah lahir, buang air besar pertama adalah meconium

yang berwarna coklat kehitaman.

Sehingga dalam hat ini tidak ada kasenjangan antara

teori,dan kasus karena Bayi Ny. S dalam keadaan normal.

c. Assessment

Bayi Ny. S umur 2 minggu jenis kelamin perempuan

dengan bayi baru lahir normal.

Menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010. Masa sejak lahir

sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah melahirkan. Neonatus

211

adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia satu bulan

sesudah lahir.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus karena bayi Ny. S saat ini berumur 2 minggu dan dalam

dikategorikan neonatus.

d. Planning

Asuhan yang diberikan kepada Bayi Ny. S yaitu

memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam

keadaan normal, mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin, menjelaskan tentang upaya untuk

memperbanyak ASI, mengingat ibu untuk selalu mengganti

popoknya setiap basah dan mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyentuh bayi, mengingat kembali kepada ibu bahwa bayinya

harus di immunisasi BCG pada usia 1 bulan.

Menurut Jenny J.S Sondaktr,20l3. Orangtua diajarkan cara

merawat bayi dan melakukan peawatan harian untuk bayi baru

lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3

jam, mulai dari hari pertama, menjaga bayi dalam keadaan bersih,

hangat,dan kering, serta mengganti popok, menjaga tali pusat

dalam keadaan bersih dan kering.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan kasus karena ibu mampu menjaga personal

hygiene.

4) Asuhan 6 minggu bayi baru lahir

212

Tanggal : 30 Oktober 2018

Jam : 09:00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

a. Subyektif

Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu mengatakan

bayinya tidak ada keluhan, bayi menghisap dengan aktif, BAK

kurang lebih 6 kali/sehari, BAB lembek 3 kali/hari.

Menurut Afriana Arum Lusiana, 2014. Kemampuan bayi

baru lahir untuk mencerna, mengabsorbsi dan metabolism bahan

makanan sudah adekuat dan mampu mencerna proten dan

karbohidrat.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus karena bayi sudah bisa

mencerna protein ditandai eliminasi baik bayi berkemih dan

buang air besar dalam 24 jam pertama setelah lahir, buang air

besar pertama adalah meconium yang berwarna coklat kehitaman.

b. Obyektif

Pada pemeriksaaan yang dilakukan didapatkan keadaan

umum bayi baik, berat badan 3300 gram, panjang 52 cm suhu

37,0°C, nadi 120/menit, pernapasan 33x/menit, LIKA 37 cm,

LIDA 36 cm.

Menurut Afriana Arum Lusiana 2014 Bayi baru lahir

dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut

213

berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35

cm, lida 30-38 cm.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori

dan kasus karena pada pemeriksaan Bayi Ny. S dalam keadaan

normal.

c. Assement

Bayi Ny. S umur 6 minggu jenis kelamin laki-laki dengan

bayi baru lahir normal.

Menurut Ari Sulistyawati, 2012. Masalah atau diagnose

ditegakkan berdasarkan data atau informasi subyektif maupun

obyektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus karena Bati Ny. S dengan keadaan normal.

d. Planning

Asuhan yang diberikan kepada bayi Ny. S yaitu

memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dalam batas

normal, mengingat kembali untuk selalu memeriksakan tumbuh

kembang bayinya 1 bulan sekali, dan mengingat ibu untuk selalu

menyusui bayinya selama 6 bulan dengan ASI Eklusif.

Menurut Jenny J.S Sondali,2013. Orangtua diajarkan cara

merawat bayi dan melakukan perawatan harian untuk bayi baru

lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3

jam, mulai dari hari pertama.

214

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan kasus karena ibu masih menyusui bayinya dengan

ASI saja dari awal sampai saat ini.

215

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S di

Wilayah Puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal

Tahun 2018, penulis menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7

langkah Varney dan pada data perkembangan menggunakan manajemen

SOAP, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada langkah pengumpulan data Ny. S penulis tidak menemukan

kesulitan dalam pengumpulan data baik subyektif maupun obyektif,

karena klien dapat bekerja sama sehingga data dapat diperoleh.

Berdasarkan data yang diperoleh selama kehamilan, persalinan, dan

nifas pada Ny. S secara komprehensif tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktik.

2. Pada langkah interprestasi data yang sesuai pada data subyektif dan

obyektif terhadap Ny. S penulis mendapatkan diagnose selama

kehamilan, persalinan dan nifas pada Ny. S terdapat masalah yaitu ibu

dalam keadaan hamil normal, serta pada kebutuhan ibu hamil, bersalin,

dan nifas sudah tercukupi dengan baik dan ibu diberi dukungan

mental. Sehingga interprestasi ini tidak ada kesenjangan antara teori

dengan praktik.

3. Pada langkah diagnose potensial terhadap Ny. S tidak terdapat

diagnose potensial, namun ditemukan masalah TFU tidak normal pada

216

saat pemeriksaan kehamilan, sedangkan Bersalin, Nifas, BBL, tidak

ditemukan masalah atau dalam keadaan normal.

4. Pada langkah ini antisipasi penanganan segera dilakukan untuk

mengatasi masalah TFU tidak normal yaitu kolaborasi dengan ahli gizi

untuk mengatur pola nutrisi namun pada kenyatannya dampak dari

masalah tersebut tidak terjadi pada Ny. S sedangkan persalinan, dan

nifas pada Ny. S tidak ditemukan masalah sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

5. Pada langkah perencanaan tindakan yang komprehensif disesuaikan

dengan kondisi Ny. S untuk memberikan KIE. Berdasarkan

perkembangan secara klinis kehamilan, persalinan, dan nifas pada Ny.

S dapat dilakukan rencana tindakan secara menyeluruh dan sesuai

teori yang ada. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktik.

6. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif

yang diberikan pada Ny. S adalah asuhan kehamilan normal dengan

dilakukannya dari anamnesa, pemeriksaan inspeksi, palpasi sampai

dengan auskultasi. Persalinan normal dengan menggunakan 60 langkah

dimulai dari mengenali adanya tanda gejala kala II sampai melengkapi

patograf dan sudah dilakukan pemberian asuhan, kunjungan rumah dan

pemeriksaan. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktik.

7. Pada langkah ini hasil akhir pada asuhan kebidanan secara

komprehensif, ibu melahirkan dengan selamat dan bayi nya juga

217

selamat berjenis kelamin laki-laki, serta dapat melewati masa nifas

selama 6 minggu post partum dengan normal. Serta tidak ditemukanya

kegawatdaruratan pada Ny. S. sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dengan praktik.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat mengikuti perkembangan pasien ibu

hamil, persalinan, dan masa nifas melalui program OSOC sehingga

mahasiswa mendapatkan pengalaman dengan mempelajari kasus-kasus

pada saat praktek dalam bentuk Varney ataupun SOAP serta

menerapkan asuhan sesuai standart pelayanan kebidanan yang telah

diterapkan sesuai kewenangan bidan, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Mampu mendeteksi secara dini adanya komplikasi ibu hamil,

persalinan, nifas melalui melakukan pemeriksaan rutin pada seluruh

ibu hamil TM 1, TM II, TM III, pemantauan persalinan dan kunjungan

nifas.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi dapat mengikuti Program-program, sesuai

perkembangan terbaru yang diterapkam dilahan praktik

218

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan,

pertolongan persalinan dan kunjungan nifas di Nakes untuk

mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang dapat terjadi.

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Afriana Arum Lusiana. 2016. Asuhan Neonatus Bayi Balita. Yogyakarta Salemba Medika.

Ambarwati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan Menyusui. Salemba Medika.

Anggraeni Yati. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Dinkes Kabupaten Tegal. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Eny, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.

Hani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Helen Varney. 2007. Dalam Buku Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

JPNK-KR. 2018. Asuhan Esensial Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatiihan Klinik Kesehatan Reproduksi.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: KEMENKES RI

Kemenkes RI nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar Asuhan Kebidanan.

Kepmenkses 369. 2007. Dalam Buku Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Manuaba, Ide Bagus. 1984:4. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Oxorn, Harry, dkk. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essensial Medika.

Profil Jateng. 2016. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

Rustam Mochtar. 1998. Sonopis Obstetri jilid 1. EGC: Jakarta

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

xiv

Yulifah, R. 2013. Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika.

15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “S” DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Santi Kartika Dewi.1 Ulfatul Latifah.2 Ndari Ernawati.3

Email: [email protected] 1, [email protected] ¹

Diploma III Kebidanan Politeknik, Harapan Bersama Kota Tegal

Abstrak Angka kematian ibu yang diperoleh di Kabupaten Tegal AKI mengalami penurunan

setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus. Kemudian berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0 kasus dan AKB ada 12 kasus sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI di Desa Jatibogor ada 2 kasus yang disebabkan oleh Preeklamsi berat dan perdarahan dan AKB ada 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan AKI dan AKB perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan.

Tujuan umum dilakukannya study kasus ini untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara nyata yang dapat diunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan metode Soap. Obyek study kasus ini adalah ibu hamil Ny. S umur 30 tahun kehamilan 37 minggu 4 hari, kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengalami keluhan-keluhan yang masih dalam batas normal. Pengkajian kasus kehamilan, bersalin, nifas pada Ny. S yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September 2018. Tempat pengambilan kasus di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.

Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S sejak umur kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dengan kunjungan 3 kali selama hamil dirumah Ny. S dalam keadaan normal, bersalin secara spontan tidak ada penyulit, hingga kunjungan nifas selama 40 hari bersamaan dengan kunjungan bayi baru lahir berlangsung dengan normal serta KB yang dipilihnya adalah KB suntik 3 bulan, selama kunjungan tidak ada yang mengarah kegawatdaruratan atau patologis. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru dilahan praktik.

Kata kunci : Asuhan Hamil, Bersalin, Nifas. …………………………………..Pemisah Seksi(Berkelanjutan)…………………………………… PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Masa kehamilan dibutuhkan asuhan berlanjut pada ibu bersalin, pada saat persalinan, terjadi perubahan seperti merasakan sakit pinggang, merasa kurang enak badan, tidak bisa tidur nyenyak dan perubahan psikis yang akan terjadi seperti takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan. Maka perlu perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan

mental guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut.¹

Jumlah kasus kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan dari 4.999 kasus pada tahun 2015 turun menjadi 4.912 kasus di tahun 2016, sementara hingga semester satu di tahun 2017 sejumlah 1.712 kasus. Demikian pula untuk Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari 32.278 kasus pada tahun 2015 menjadi 32.007 kasus pada tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi.²

Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2017 tercatat 88.58 kematian per 100/000 kelahiran.

16

Penurunan AKI tersebut tentunya tidak lepas dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh Gubernur Jawa Tengah selain capaian AKI yang menggembirakan , Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan pada tahun 2017 sudah turun menjadi 8.93 per 1.000 kelahiran.3

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus kemudian berkurang menjadi 14 kasus saja. AKI juga beriringan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun signifikan dari 9.6 di tahun 2014 menjadi 7.8 di tahun 2017.4

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Jatibogor pada tahun 2017 terdapat Angka Kematian Ibu (AKI) 0 kasus dari jumlah keseluruhan ibu hamil 840 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 12 jiwa dari jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa. Jumlah ibu hamil .5

Salah satu program untuk menurunkan AKI / AKB di Jawa Tengah maka pemerintah membuat Program OSOC (One Student One Client) yang diharapkan dapat melakuka upaya preventif dan promotif dalam rangka menningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui pendampingan sejak hamil, persalinan hingga 42 hari masa nifas, untuk mendeteksi dini terhadap factor resiko maupun komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, nifas sehingga dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara melakukan anamnesa (wawancara) , observasi partisipatif (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, observasi perilaku selama kehamilan hingga nifas). Study analisa dokumen (KIA, RM, dll). Data yang didapatkan

kemudian didokumentasikan kedalam laporan asuhan kebidanan komprehensif dengan teknik 7 langkah varney yaitu mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi pada asuhan kebidanan kehamilan dan juga menggunakan system subyektif, obyektif, analisis, planning (SOAP).

Subyek penelitian pada kasus ibu hamil Ny. S umur 30 tahun, kehamilan kedua, satu kali persalinan dan belum pernah mengalami keguguran. Ny. S bertempat tinggal di Desa Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Tempat penelitian di Puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal dengan waktu Pengkajian kasus dari bulan Agustus – September 2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara yang dilakukan di dapatkan data Ny. S berumur 30 tahun, agama islam, pendidikan terakhir ibu SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, mempunyai suami bernama Tn. T berumur 36 tahun, agama islam, pendidikan terakhir suami adalah SMP, dan pekerjaannya sebagai penjahit. Mereka tinggal di Desa Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi- Kabupaten Tegal. Kehamilan Ny. S merupakan kehamilan yang ke dua dan tidak pernah mengalami keguguran. Ibu melakukan ANC sebayak 7 kali selama kehamilan ini.

Kunjungan antenatal care (ANC) minimal 1 kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-28 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 29-42 minggu).6 Ibu mengatakan Hari Pertama Haid terakhir tanggal 4 Desember 2017 dan Hari Perkiraan Lahirnya adalah 11 September 2018. Dari hasil anamnesa didapatkan ibu mengalami kenceng-kenceng dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari pada tanggal 24 Agustus 2018. Dan Ny. S langsung ke Puskesmas Jatibogor pada jam 04.40 WIB. Dan dari hasil pemeriksaan tanda – tanda vital dalam batas normal . sedangkan

17

pemeriksaan palpasi terdapat Leopol 1 : TFU 29 cm, bagian fundus teraba bulat, lunak , dan tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II : dibagian kanan ibu teraba memanjang ada tahanan yaitu punggung bayi, pada perut bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil yang tidak merata yaitu ekstermitas bayi, Leopold III: pada bagian perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting yaitu kepala janin, Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk panggul /PAP (Divergen) . Dan pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba dibawah bagian kanan perut ibu terdengar 142x/menit. Asuhan yang diberikan ibu tetap menjaga kondisi ibu dengan mencukupi makanan serta minuman agar tetap sehat dan fresh, kemudian menganjurkan ibu tentang cara relaksasi yang benar dengan tarik nafas secara perlahan-lahan dari dalam hidung dan dikeluarkan melalui mulut.

Pada proses persalinan pada Ny. S terjadi pada usia kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dan tanggal 25 Agustus 2018 datang ke Puskesmas Jatibogor dengan keluhan kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah.

Gejala persalinan jika sudah dekat seperti terjadinya his, keluar lendir bercampur darah, kadang-kadang juga ketuban pecah dengan sendirinya dan kemudian adanya dilatasi.1 Didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Dengan pemeriksaan dalam sudah pembukaan 2 Cm , 4 jam kemudian diobservasi dengan hasil pembukaan 3 cm pada pukul 12.30 WIB. Dan pada pukul 16.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm. sampai pada pukul 19.25 WIB pembukaan bertambah menjadi 10 cm. ibu mengatakan sudah mules seperti ingin BAB dan sudah ingin meneran. Hasil akhir pada kala II ibu dapat melahirkan dengan selamat pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB, bayi lahir spontan, pervaginam, berjenis kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Dan pada jam 19.35 sudah mulai ada

tanda pelepasan plasenta seperti semburan darah dan tali pusat memanjang berlangsng selama 5 menit, dan plasentapun terlepas. Terdapat laserasi derajat dua dan selama pemantauan kalla IV tanda-tanda vital dalam keadaan normal, perdarahan 100 cc kurang lebih, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat dan keras.

Ketika uterus berkontraksi seorang wanita akan merasakan mules, lemas, dan capek, inilah yang disebut dengan nyeri setelah melahirkan hal ini berlangsung selama 2 hingga 3 hari setelah melahirkan.7 Nifas 2 jam post partum berlangsung di Puskesmas Jatibogor dan ibu masih mengalami mules perutnya dan lemas. Setelah dilakukan pemeriksaam keadaan ibu baik-baik saja dengan nifas normal. Karena ibu masih lemas dan mules penulis memberikan edukasi atau pengetahuan tentang mules yang dirasakan ibu disebabkan karena adanya proses involusi atau kembalinya uterus terbentuk seperti semula ketika sebelum hamil jadi hal tersebut wajar dan dialami saat masa nifas.

Penulis mengikuti pekembangan masa nifas ibu selama 40 hari kedepan dan ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan dan ibu masih memberikan ASI Eklusif kepada bayinya. Dilakukan pemeriksaan dirumah Ny. S ibu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Asuhan yang diberikan menanyakan tentang KB yang akan dipilihnya yaitu suntik KB 3 bulan, mengingatkan juga untuk selalu membawa bayinya ke Nakes terdekat untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap.

Setelah melahirkan seorang ibu akan mengalami gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada menyusui dan ada pula ibu yang tidak mengalami hal tersebut salah satunya yang biasa disebut fase letting go fase dimana ibu sudah bisa menerima tanggung jawab dan peran barunya yang berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan dan seterusnya.8

Pada masa nifas ibu sangat menikmati masa perannya sebagai ibu

18

dan mau merawat bayinya dengan suka cita atas dukungan dan bantuan keluarganya. Dalam hal ini peneliti rutin melakukan kunjungan dan memberikan asuhan kepada ibu dan keluarga untuk merawat bayinya. Peneliti juga memberikan konseling tentang kehamilan sampai perawatan bayi baru lahir.

Tidak hanya hamil, bersalin, nifas penulis juga mengikuti perkembangan bayi Ny. S selama 40 hari kedepan. Bayi ibu semua dalam keadaan normal, berjenis kelamin laki-laki pada saat lahir berat badan bayi 2.900 gram dengan panjang badan 47 cm, LIKA 32 cm, dan LIDA 30 cm dan sudah diberikam imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian paha kanan bayi bagian luar secara intramuskuler diberikan 1 jam setelah pemberian Vit K 1mg.

Asuhan yang diberikan kepada bayi Ny. S yaitu dengan memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan pemantauan selama 40 hari semua dalam keadaan normal dan mengingatkan kembali untuk selalu memeriksakan tumbuh kembang bayinya 1 bulan sekali, dan mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya selama 6 bulan dengan ASI Ekslusif. Orangtua diajarkan cara merawat bayi dan melakukan perawatan harian untuk bayi baru lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap ¹-3 jam, mulai dari hari pertama.9 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis medapatkan gambaran dan pengalaman secara nyata tentang pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S umur 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu lebih 4 hari tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus. SARAN

Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru.

DAFTAR PUSTAKA 1) Manuaba, 2010. Ilmu kebidanan

penyakit kandungan dan KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

2) Depkes RI. 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.www.depkes.go.id

3) Dinkes Jawa Tengah, 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

4) Dinkes Kabupaten Tegal, 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

5) Puskesmas Jatibogor. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Kabupaten Tegal.

6) Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

7) Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan kebidanan kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

8) Eny Ratna Ambarwati, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas

9) Jenny J.S Sondali. 2013.

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

DOKUMENTASI

30

31

32

33