i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S
DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Di susun Oleh :
SANTI KARTIKA DEWI
NIM. 16070084
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
TAHUN 2018
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul :
“ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL “
Adalah hasil Karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Santi Kartika Dewi
Nim : 16070084
Tegal, 24 Juni 2019
Penulis
( Santi Kartika Dewi )
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :
“ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS
JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL “
Disusun Oleh :
Nama : Santi Kartika Dewi
Nim : 16070084
Telah mendapat persetujuan dan siap dipertahankan didepan tim penguji proposal
Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Pembimbing 1 : Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes ( )
Pembimbing II : Ndari Ernawati, S.ST ( )
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Santi Kartika Dewi
Nim : 16070084
Program studi : DIII Kebidanan
Judul :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY S
DI PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL
Telah mendapat persetujuan dan siap dipertahankan di depan tim penguji
Karya Tulis Ilmiah dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII
Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.
Pembimbing I : Umriaty, S.ST, M.Kes ( )
Pembimbing II : Ulfatul Latifah, SKM, M.Kes ( )
Pembimbing II : Ndari Ernawati, S.ST ( )
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal
vi
MOTTO
“ Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, tapi menjadi orang lebih bernilai ”
( Albert Einstein )
“ Lakukan yang terbaik, sampai kita tidak bisa menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi ”
( Magdalena Neuner )
“ Kecantikan hanya tampilan fisik, Yang terpenting adalah keseimbangan pikiran, tubuh dan jiwa ”
( Jennifer Lopez )
“ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkannya menuju jalan surga ”
( HR. Muslim )
“ Ketika seseorang menyakitimu lagi dan lagi. Anggap saja mereka sebuah amplas yang menggosok anda.. Pada akhirnya anda akan bersih mengkilap dan ia
akan habis tak berguna ”
( Dedy Corbuzier )
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu dan atas karunia-Nya serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Kepada kedua orang tua, Bapak Rismoyo dan Mama Mas Rotun tercinta yang selalu memotivasi, mendukung dan mendo’akan setiap waktu untuk keberhasilan pendidikan.
Untuk kedua kakakku, serta keluarga telah memberikan dukungannya.
Untuk Tunanganku Firman Adi Pradana yang sudah membantu dalam hal materi, dan support hingga sampai saat ini.
Kepada Ibu Ulfatul Latifah, SKM,M.Kes dan Ibu Ndari Ernawati, S.ST terima kasih sudah begitu banyak membantu selama ini, sudah menasehati, mengajari dan telah sabar sampai terselesaikan tugas akhir
Kepada Ibu Tyas Dwi Arti, S.SiT selaku Pembimbing Akademik yang selalu mensupport dan membimbing dengan penuh kesabaran
Untuk sahabatku Intan Nur AP, Intan Novita S, Melly R, Luky F, Noni L, terima kasih telah berjuang bersama dari awal perkuliahan sampai di akhir perkuliahan dan selalu memberikan semangat dalam hal apapun
Untuk Partnerku selama praktek, Meisya Anggita P, Silviani Eka, dan Atika Yani. Terima kasih yang telah berjuang bersama di Praktek Klinik Kebidanan
Dan untuk teman-temanku Kebidanan Kelas B terima kasih selama 3 tahun ini dan semua pihak telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S di
Puskesmas Jatibogor Tahun 2018”. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terwujud tanpa adanya partisipasi dari semua pihak. Oleh karena itu dengan segala
ketulusan dan keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada yang
terhormat :
1. MC.Chambali, B.Eng EE, M.Kom, Direktur Politeknik Harapan Bersama
Tegal.
2. Nilatul Izah, S.ST,M.Keb, Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
3. Ulfatul Latifah,SKM.M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ndari Ernawati,S.ST, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ny. S beserta keluarga selaku klien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
yang telah membantu dan memberikan partisipasinya dalam pembuatan karya
tulis ilmiah dan dilakukan pemeriksaan sehingga penulis tahu akan hamil,
bersalin dan nifas.
6. Semua dosen dan staf karyawan Politeknik Harapan Bersama Tegal.
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Tegal, 24 Juni 2019
x
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “S” DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL
Santi Kartika Dewi.1 Ulfatul Latifah.2 Ndari Ernawati.3
Email: [email protected] 1, [email protected] ¹
Diploma III Kebidanan Politeknik, Harapan Bersama Kota Tegal
Abstrak
Angka kematian ibu yang diperoleh di Kabupaten Tegal AKI mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus. Kemudian berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0 kasus dan AKB ada 12 kasus sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI di Desa Jatibogor ada 2 kasus yang disebabkan oleh Preeklamsi berat dan perdarahan dan AKB ada 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan AKI dan AKB perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan.
Tujuan umum dilakukannya study kasus ini untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara nyata yang dapat diunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan metode Soap. Obyek study kasus ini adalah ibu hamil Ny. S umur 30 tahun kehamilan 37 minggu 4 hari, kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengalami keluhan-keluhan yang masih dalam batas normal. Pengkajian kasus kehamilan, bersalin, nifas pada Ny. S yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September 2018. Tempat pengambilan kasus di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.
Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S sejak umur kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dengan kunjungan 3 kali selama hamil dirumah Ny. S dalam keadaan normal, bersalin secara spontan tidak ada penyulit, hingga kunjungan nifas selama 40 hari bersamaan dengan kunjungan bayi baru lahir berlangsung dengan normal serta KB yang dipilihnya adalah KB suntik 3 bulan, selama kunjungan tidak ada yang mengarah kegawatdaruratan atau patologis. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru dilahan praktik.
Kata kunci : Asuhan Hamil, Bersalin, Nifas.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6
E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 8
F. Metode Memperoleh Data.................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................ 11
A. TEORI MEDIS ................................................................................... 11
a. Pengertian kehamilan ..................................................................... 11
b. Proses Kehamilan ........................................................................... 11
c. Perubahan Antomi dan Fisiologis Pada Ibu Hamil ........................ 12
xii
d. Tanda dan Gejala Kehamilan ......................................................... 15
e. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya......... 18
f. Tanda Bahaya Kehamilan .............................................................. 19
g. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan .............................................. 21
h. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil........................................................... 22
i. Asuhan Antenatal Care .................................................................. 24
j. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care .............................................. 24
k. Pelayanan Asuhan Standart Antenatal ........................................... 25
B. TEORI PERSALINAN ........................................................................ 28
1. Pengertian Persalinan ..................................................................... 28
2. Persalinan Berdasarkan Teknik ...................................................... 29
3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan ..................................... 30
4. Sebab-sebab Mulainya Persalinan.................................................. 31
5. Tahapan-tahapan Persalinan........................................................... 32
6. Tanda-tanda Persalinan .................................................................. 34
7. Kebijakan Pelayanan Asuhan Persalinan ....................................... 36
8. Tanda-tanda Bahaya Persalinan ..................................................... 37
9. Penggunaan Partograf .................................................................... 37
C. TEORI NIFAS ..................................................................................... 43
a. Pengertian Nifas ............................................................................. 43
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas ............................................................ 44
c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ................................................... 45
d. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Nifas ...................................... 47
e. Kebutuhan Dasar Nifas .................................................................. 49
f. Tanda Bahaya Masa Nifas ............................................................. 51
g. Pengeluaran Lochea ....................................................................... 51
D. TEORI BAYI BARU LAHIR .............................................................. 52
a. Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................................ 52
b. Karakteristik Bayi Baru Lahir ........................................................ 52
c. Penangganan Bayi Baru Lahir ....................................................... 54
d. Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir .............................. 58
e. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir ............................................. 61
xiii
E. TEORI ASUHAN KEBIDANAN........................................................ 62
1. Pengertian Asuhan Kebidanan ....................................................... 62
2. Metode Pendokumentasian SOAP ................................................. 72
3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ........................................... 73
BAB III TINJUAN KASUS ............................................................................ 80
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan .................................................... 80
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ..................................................... 104
C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas ............................................................. 119
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ........................................... 130
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan kebidanan pada Masa Kehamilan ........................................... 139
B. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan ........................................... 175
C. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................................................... 189
D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir ............................................ 201
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 211
B. Saran .................................................................................................... 213
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 tentang Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Tabel 2.2 tentang TFU menurut penambahan per tiga jari
Tebel 3.2 tentang Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
Tebel 2.4 tentang Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Inform Consent
Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Partoghraf
Lampiran 4 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2010)
Setelah masa kehamilan dibutuhkan asuhan berlanjut pada ibu
bersalin, pada saat persalinan, terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan
merasakan sakit pinggang, merasa kurang enak, lesu, letih, tidak
nyaman, tidak bisa tidur nyenyak dan perubahan psikis yang terjadi
yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau
terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan. Maka perlu
perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental
guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Setelah seorang ibu melewati proses persalinan, selanjutnya ibu
akan memasuki masa nifas. Ibu nifas memerlukan pelayanan
kebidanan secara benar sesuai standar asuhan kebidanan agar tidak
terjadi suatu kejadian kematian ibu pada masa nifas dan timbulnya
suatu masalah yang mungkin terjadi pada masa nifas. (Purwati, Dwi,
2011)
2
Pada masa nifas ini seorang ibu juga membutuhkan
pengetahuan atau informasi mengenai perawatan masa nifas, karena
masih banyak ibu post partum yang masih kurang mengetahui dan
masih bingung tentang perawatan masa nifas yang baik, apalagi ibu
nifas yang baru pertama kali melahirkan akan sangat tergantung
kepada tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah
perawatan pada dirinya seperti perawatan payudara, perawatan pada
luka perineum, Ibu post partum yang masih takut untuk buang air
kecil karena adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain.
(Chapter, 2015)
Asuhan secara komprehensif itu sendiri tak hanya berlaku pada
ibu hamil, bersalin, nifas , namun disamping juga harus difokuskan
kepada asuhan bayi baru lahir yang juga membutuhkan pemantauan
yang ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Angka kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian
bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1.000 kelahiran hidup
dalam kurun waktu 1 tahun. Angka kematian neonatal di jawa tengah
tahun 2016 sebesar 6,94 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000
kelahiran hidup kurun waktu 1 tahun. Angka kematian bayi di jawa
tengah pada tahun 2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup, sama
dengan AKB di tahun 2015. Angka kematian Ibu (AKI) dijawa tengah
pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan
dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak
3
619 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu di provinsi jawa
tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2016. Sebesar 63,12% kematian maternal terjadi pada
waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 22,92%, dan pada waktu
persalinan sebesar 13,95% (Profil Jateng, 2016)
Berdasarkan data dari, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Angka Kematian ibu (AKI) pada tahun 2016 tercatat 173 kematian per
1.000 kelahiran. Pada tahun 2017 turun menjadi 52,7 kematian per
1.000 kelahiran. AKI mengalami penurunan setiap tahunnya mulai dari
tahun 2015 33 kasus, kemudian berkurang menjadi 27 kasus ditahun
2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. AKI juga
beriringan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun
signifikan dari 9,6 ditahun 2014 menjadi 7,8 ditahun 2017. (Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal, 2018)
Berdasarkan data di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal,
diperoleh data ibu hamil di Puskesmas Jatibogor tahun 2017 ada 840
ibu hamil. jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Jatibogor
Kabupaten Tegal tahun 2017 0 kasus, dan jumlah Angka Kematian
Bayi (AKB) di Puskesmas Jatibogor tahun 2017 sebanyak 12 jiwa dari
jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa. Sedangkan, pada tahun 2018 Angka
Kematian Ibu (AKI) sebanyak 2 kasus dari jumlah keseluruhan ibu
hamil 832 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 9 jiwa
dari jumlah keseluruhan bayi 756 jiwa. (Puskesmas Jatibogor)
4
Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB
menggunakan program EMAS (Expanding Maternal And Neonatal
Survival) merupakan program kerjasama dengan Kementrian
Kesehatan RI dan USAID (United States Agency For International
Development) selama 5 tahun (2012-2016). Melalui program ini
diharapkan terjadi percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru
lahir dengan meningkatkan kualitas pelayanan obstetri dan bayi
dirumah sakit, peningkatan jumlah rumah sakit yang terakreditasi
secara international dan peningkatan kualitas sistem rujukan. Dengan
adanya Program Emas tersebut untuk wilayah Puskesmas
Jatibogor sudah sangat cukup memadai, untuk tingkat pelayanan dan
kualitas rujukannya sangat baik.(Dinkes Kabupaten Tegal,2018)
Selain program emas untuk menurunkan AKI dan AKB maka
perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh
dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah
melakukan asuhan kebidanan komprehensif (continuity of care). Hal
ini sesuai dengan rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu
prioritas pembangunan kesehatan adalah peningkatan kesehatan ibu,
bayi, balita dan Keluarga Berencana. (kemenkes,2010)
Dalam hal tersebut pemerintah mengupayakan kebijakan dalam
menurunkan angka kematian ibu, yaitu dengan adanya kebijakan
minimal 4 kali kunjungan pada ibu hamil. (Welyani, Siwi Elisabeth,
2015)
5
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul
‘‘ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI
PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL’’ Penulis
berharap dengan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini mampu
memberikan Asuhan Komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir untuk mendeteksi secara dini adanya
komplikasi pada kasus tersebut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal tahun
2018 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor
kabupaten Tegal tahun 2018, dengan menerapkan managemen
kebidanan varney dan data perkembangan menggunakan
SOAP.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif
pada ibu hamil, bersalin, dan nifas pada Ny.S diwilayah
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal tahun 2018.
6
b. Menginterprestasikan data dari hasil pengkajian sehingga
dapat merumuskan diagnose kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada ibu hamil, bersalin dan nifas khususnya
pada Ny.S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten
Tegal tahun 2018
c. Menentukan Diagnosa potensial pada ibu hamil, bersalin,
dan nifas khususnya pada Ny. S di wilayah Puskesmas
Jatibogor Kabupaten Tegal tahun 2018
d. Melaksanakan antisipasi penanganan segera apabila
menemukan diagnose potensial pada Ny. S di wilayah
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal
e. Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose
pada Ny. S di Wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten
Tegal tahun 2018
f. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan rencana
asuhan pada Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor
Kabupaten tegal tahun 2018
g. Mengevaluasi hasil setelah melakukan semua asuhan pada
Ny. S di wilayah Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal
tahun 2018.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang sangat diperlukan untuk diterapkan di masyarakat dan
7
menambah pengetahuan dan pengalaman asuhan kebidanan
komprehensif.
2. Pelayanan Tenaga Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan khususnya bidan dapat
mengupayakan perbaikan pelayanan kesehatan dalam
melakukan deteksi dini dan melakukan asuhan kebidanan
komprehensif agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan khususnya pelayanan ibu hamil di masa yang akan
datang.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi sebagai
bahan evaluasi bagi akademik kepada mahasiswa, sejauh mana
kamampuan mahasiswa dalam menerapkan teori tentang
asuhan kebidanan komprehensif dan dapat menambah referensi
di akademik sebagai bahan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Pasien
Diharapkan pasien melakukan pemeriksaan secara rutin dan
teratur agar lebih cepat dikenali adanya tanda bahaya pada
kehamilan.
5. Bagi Lintas Sektor
Diharapkan baik bagi pemerintah yaitu melalui
kecamatan/kabupaten, polres, koramil dan jajaran desa bisa
membantu tenaga kesehatan supaya dapat menurunkan sampel
resiko tinggi pada ibu hamil dengan cara melakukan tugas
8
mendampingi ibu hamil atau pada mahasiswa bisa dinamakan
“one student one client”yang beresiko tinggi selama masa
kehamilan sampai dengan nifas 40 hari atau bahkan sampai
neonatus. Penulis berharap supaya tugas pendampingan ini
dapat membantu dalam menurunkan angka kematian bagi ibu
dan bayi di Indonesia.
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran : Subyek yang akan dilakukan asuhan kebidanan
adalah Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0.
2. Tempat : Tempat pengambilan studi kasus adalah Wilayah
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.
3. Waktu : Waktu pengambilan studi kasus dalam pembuatan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan pada bulan
Agustus – September 2018.
F. Metode Memperoleh Data
1. Pengumpulan Data primer
a. Wawancara
Dilakukan pada pasien untuk memperoleh data status dan
masalah kesehatan yang dialami pasien.
b. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
c. Pemeriksaan Fisik
9
Melalui pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan
masalah kesehatan pasien, dilakukan dengan cara antara
lain :
1) Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
2) Palpasi adalah pemeriksaan fisik melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami
kelainan dan mengetahui posisi janin dalam perut ibu.
3) Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan
pendengaran, untuk mendengarkan DJJ menggunakan
Doppler atau Laenec.
4) Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan mengetuk
bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu
seperti hammer untuk mengetahui fungsi refleks
patella.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dari catatan medis dan catatan
kebidanan serta hasil pemeriksaan yang lain.
b. Wawancara dengan keluarga dan tim kesehatan
c. Studi pustaka melalui buku-buku, artikel dan jurnal.
G. Sistematika Penulisan
Dalam proposal karya Tulis Ilmiah terdiri dari 3 Bab, yaitu :
10
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, ruang lingkup, metode memperoleh data
dari sistematika penyusunan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori yang terdiri dari kehamilan
normal, persalinan normal, nifas normal, dan bayi
baru lahir normal, tinjauan teori asuhan kebidanan
dan landasan hukum kewenangan bidan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang asuhan kebidanan pada kehamilan,
pencatatan persalinan, nifas, dan BBL pada Ny. S
G2 P1 A0.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang perbandingan antara teori dan
kenyataan pada kasus yang disajikan dengan
langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu
mulai dari pengumpulan data dasar sampai
evaluasi
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran pada
pembuatan Karya Tulis Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine
mulai sejak konsepsi sampai persalinan (Ida Bagus Gde Manuaba,
1998:4)
b. Proses kehamilan
1) Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi
adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan
(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari di hitung
dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (
tanggal bersatunya sperma dengan telur ) yang terjadi dua minggu
setelahnya. (nurul kamariiyah, yasi anggasari, siti muflihah 2014)
2) Fertilisasi
Penghamilan ( fertilisasi ) adalah terjadinya pertemuan dan
persenyawaan antara sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di
ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada.
Spermatozoa , ovum, oembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil
konsepsi. Dalam litertur istilah lain yang sering dipakai untuk
infertilisasi adalah konsepsi, fekondasi dan pembuahan.
12
3) Nidasi/Implantasi
Nidasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai
yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga Rahim,
jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua. Nidasi
terjadi pada dinding rahim (korpus) dekat fundus uteri.
(https:www.lisa.web.id/nidasi-atau-implantasi/)
c. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
Perubahan fisiologis pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1) Uterus
Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama
berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar hormone
estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat
a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
b) Hyperplasia ( priduksi serabut otot dan jaringan fibroelastis
baru ) dan hipertrofi ( pembesaran serabut otot dan jaringan
fibroelastis yang sudah ada ),
c) Perkembangan desidua.
Uterus yang tidak hamil memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm,
dan tebal 2,5 cm, serta berat sekitar 60 gram. Ketika sudah
aterm, ukurannya rata-rata menjadi 30 cm x 23 cm x 20 cm
dan berat meningkat sampai 900 gram. Pertumbuhan uterus
13
dapat diukur melalui dinding abdomen sepanjang kehamilan.
Pertumbuhan yang adekuat merupakan indikator yang baik
terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin.
Terlihat pola pelunakan uterus pada sekitar minggu ke-7 dan
ke-8, yaitu isthmus melunak dan dapat ditekan (tanda hegar),
serviks melunak (tanda goodle), dan fundus pada serviks
mudah fleksi (tanda McDonald). Setelah minggu ke-8, korpus
uterus dan serviks melunak dan membsar keseluruhan. Uterus
yang semakin membesar menyebabkan uterus keluar dari
rongga panggul dan dapat dipalpasi diatas simfisis pubis antara
minggu ke-12 dan ke-14 uterus membesar secara bertahap
sampai setinggi umbilikus pada minggu ke-20 gestasi dan
hampir menyentuh prosesus xifoideus pada aterm. Pada
minggu ke-38 sampai ke-40, tinggi fundus turun karena janin
muli masuk kepintu atas pnggul (lightening).
2) Serviks uteri
Seviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang
disebut dengan tanda goodell. Kalenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertumbuhan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut
tanda chadwick (Rustam Mochtar, 1998:35)
3) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen.
Akibat dari hipervaskularisasi, vagina terlihat lebih merah atau
14
kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda
chadwick (Rustam Mochtar, 1998:35)
4) Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesterone (kira-kira pada kehamilan 16 minggu
dan korpus lucteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
kadar relaksin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan
meningkat dalam trimester pertama. Relaksin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik
hingga aterm (Rustam Mochtar,1998:35)
5) Payudara/mammae
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.
Dapat teraba nodul-nodul akibat hipertrofi kalenjar alveoli,
bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting
susu dan areola payudara. Apabila diperas akan keluar air susu
(kolustrum) berwarna kuning (Rustam Mochlar, 1998:40)
6) Perubahan metabolic
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan
cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
akan bertambah 12,5 kg (Sarwono Prawirohardjo,2009)
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg,
15
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan perminggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Tabel 1-2. Penambahan berat badan selama kehamilan
Jaringan dan cairan
10 minggu
20 minggu
30 minggu
40 minggu
Janin 5 300 1500 3400 Plasenta 20 170 430 650 Caira amnion 30 350 750 800 Uterus 140 320 600 970 Mammae 45 180 360 405 Darah 100 600 1300 1450 Cairan ekstraseluler
0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345 Total 650 4000 8500 12500
d. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Tanda – tanda presumptive
a) Amenorea (tidak mendapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan
rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama HT- 7) dan (bulan
HT + 3).
b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hinga
akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi pada pagi
16
hari, maka disebut morning sickness. Bila mual dan muntah
terlalu sering disebut hyperemesis.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-
bauan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat
bias pingsan.
e) Tidak ada selera makanan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwuln pertama kehamilan kemudian
nafsu makan timbul kembali.
f) Lelah (fatigue)
g) Payudara
Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kalenjar Montgomery terlihat lebih
membesar.
h) Miksi
Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Grjsls ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i) Kontstipasi/obstipasi
17
Kontsipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormone steroid.
j) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid
plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra=grisea).
k) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari pupil gusi.
i) Pemekaran vena-vena(varises).
Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis,
dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2) Tanda- tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi dari rahim.
c. Tanda Hegar
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus
segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebiruan- biruan.
e. Tanda piscaseck
18
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
3) Tanda pasti hamil
a) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-
bagian janin.
b) Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop monoral Laennec.
b. Dicatat dan didengar alat Doppler.
c. Dicatat dengan feto elektrokardiogram
d. Dilihat pada Ultrasonografi (USG)
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
e. Ketidaknyamanan saat hamil dan cara mengatasinya menurut
(http://stik3s.blogspot.com/2014/01/ketidaknyamanan-saat-hamil-dan-
cara.html?m=1) yaitu :
NO Ketidaknyamanan Cara mengatasinya
1.
Sering BAK
Upayakan kencing teratur, latihan kegel, kurangi minum sebelum tidur
2.
Mual dan muntah diketahui mungkin, perubahan hormone HCG
Makan sedikit tapi sering dalam porsi kecil, hindari makanan yang menyengat dan berbumbu
3.
Varises
Hindari kegemukan, berdiri atau duduk lama, istirahat dengan kaki lebih tinggi. Mandi air hangat
4.
Sesak nafas, Diafragma terdorong ke atas
Atur posisi badan bila tidur gunakan ekstra bantal
19
5.
Rasa tidak nyaman dan tertekan perineum, karena pembesaran uterus
Dianjurkan untuk istirahat dan relaksasi
6.
Sembelit, gerakan saluran melambat oleh hormone progesterone karna kehamilan
Minum 6-8 gelas perhari, latihan fisik ringan, BAB teratur
7.
Keputihan, serviks terangsang oleh hormon sehingga menebal
Biarkan dan jaga kebersihan vulva, sering ganti pakaian dalam.
f. Tanda bahaya dalam kehamilan
Tanda bahaya dalam kehamilan menurut Vivian (2010) :
1) Perdarahan pada awal masa kehamilan Yaitu perdarahan yang
terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan
pervaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda berikut.
a) Keluar darah merah
b) Perdarahan yang banyak
c) Perdarahan dengan nyeri,
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus,
kehamilan ektopik atau kehamilan mola.
2) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut.
Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu
sampai sebelum persalinan. Perdarahan tidak normal bila terdapat
tanda-tanda berikut ini.
20
a) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
b) Perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus-menerus.
c) Perdarahan disertai nyeri, perdarahan semacam ini berarti
plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture uteri. Selain itu,
perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.
3) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan
seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang
serius sebagai berikut :
a) Sakit kepala yang hebat
b) Sakit kepala yang menetap
c) Tidak hilang dengan istirahat.
Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur
atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala preeklamsia.
4) Bengkak pada muka dan tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan
berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.
21
5) Gerakan bayi janin kurang
Gerkan janin adalah suatu hal yang terbiasa terjadi pada kehamilan
yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan
gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat,serta jika ibu makan dan
minum dengan baik.
Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada terhadap
jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi
penurunan/gerakan janin yang terhenti.
g. Pemeriksaan diagnostic kehamilan
Menurut Ummi Hani, Jiarti Kusbandiyah, Marjati, Rita Yulifah (2010),
pemeriksaan diagnostic kehamilan meliputi:
1) Anamnesis
Dari anamnesis, dapat diketahui tanda tanda berikut ini:
a. Terhentinya mentruasi/amenorea
b. Mual dan muntah
c. Kelelahan
d. Perubahan warna pada payudara seperti menghitamnya puting
serta areola primer dan sekunder
e. Tanda chadwick
f. Pengeluaran kolostrum dari putting susu
2) Pemeriksaan pelvis
22
a. Pembesaran uterus
b. Perubahan bentuk uterus
c. Tanda piscaseck
d. Tanda hegar
e. Tanda goodell
3) Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif
b. USG tampak keberadaan janin
c. Tampak rangka janin pada foto rontgen.
i. Kebutuhan dasar ibu hamil
1) Oksigen
Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi.
Kebutuhan oksigen bagi selama kehamilan trimester I,II,dan III.
Oksigen merupakan kunci segala kehidupan. Kita bisa hidup
beberapa hari tanpa makan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama
4 menit saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan mati bila
dalam waktu 15 detik tanpa adanya oksigen.
2) Nutrisi
Nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu
hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Dengan kebutuhan
nutrisi yang meningkat seperti kalsium ,zat besi, asam folat, dan
sebagainya, ibu hamil perlu dikontrol kenaikan berat badannya.
23
Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih
banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah.
3) Personal hygiene
Kebersihan badan mengurangi infeksi,puting susu, harus
dibersihkan kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus
dilakukan karena gigi yang bersih menjamin pencernaan yang
sempurna.
4) Kebersihan pakaian
Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau mungkin
bahkan lebih sedikit perhatian daripada waktu lain. Pakaian harus
ringan,disesuaikan ,penyerap, dan meningkatkan rasa kesejahteraan
pasien.
5) Eliminasi
Kebutuhan eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh
setiap ibu hamil yang berhubungan dengan BAK dan BAB karena
terjadinya perubahan kondsi fisik yang terjadi pada masa
kehamilan. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal-
hal tertentu yang harus dilakukan supaya tidak mengalami
gangguan BAK dan BAB. (https://ayu898.wordpress.com)
h. Asuhan antenatal care
1) Pengertian antenatal care
Menurut George Adriaansz, asuhan antenatal care
adalahUpaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric
24
untuk ptimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
2) Tujuan asuhan antenatal care
Menurut Vivian (2011) tujuan antenatal care adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif vagi ibu maupun bayinya
dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Memantau kemajuan kehmilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
serta social ibu dan bayi.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi dapat
melewati proses kelahiran dengan selamat.
e) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi.
i. Jadwal pemeriksaan antenatal
Menurut George adriaansz, jadwal kunjungan antenatal care harus lebih
ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali.
Pemeriksan antenatal care ang lengkap K1, K2, K3, dan K4. Hal ini
berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan sntenatal hingga usia
kehamilan 28 mingu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-
36 minggu.
j. Pelayanan asuhan standar antenatal
25
Pelayanan Asuhan Standar Antenatal “10 T” menurut standart buku
KIA:
1) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali. Apabila tinggi
badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, maka tidak
dapat melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan
dilakukan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 penambahan berat
badan paling sedikit 1 kg/bulan.
2) Pengukuran tekanan darah (tensi)
Tekanan normal 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah 140/90
mmHg bias menyebabkan factor resiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Apabila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil mederita kurang Energi
Krinis (KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
4) Pengukuran tinggi rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan.
5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut
jantung janin (DJJ)
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Apabila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau
26
lebih dari 160 kali/menit menunjukan ada tanda gawat janin,dan
segera dirujuk.
6) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)
Pada imunisasi tetanus toksoid ini harus dinjurkan oleh petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi.
Tabel 2-2 tentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama
perlindungannya.
Imunisasi TT
Selang waktu
minimal
Lama
perlindungan
TT 1
1 bulan
TT ¹
1 bulan setelah
TT 1
3 tahun
TT 3
6 bulan setelah
TT ¹
5 tahun
TT 4
12 bulan setelah
TT 3
10 tahun
TT 5
12 bulan setelah
TT 4
>25 tahun
7) Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
27
8) Tes laboratorium
a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan
b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia)
c) Tes pemeriksaan urine (air kencing)
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, Sifilis, HbsAg, dan lain-lain.
9) Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan, kelainan bawaan, persalinan, dan inisiasi
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,
Keluarga Berencana, dan Imunisasi pada bayi. Penjelasan ini
bertahap setiap kunjungan ibu hamil.
10) Tata laksana atau mendapat pengorbanan
Apabila ibu memiliki masalah kesehatan pada saat hamil.
B. Konsep Dasar Teori Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis
yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa
28
social yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.
Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan
bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan
untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping itu
bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin (saifuddin, 2006).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar (Prawirohardjo, 2007).
Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42
minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun
pada janin (Waknjosastro dalam Prawirahardjo, 2005).
Persalinan Normal adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai
alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan
bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24
jam (Prawirohardjo, 1997, hal 180).
Persalinan normal adalah proeses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) dari dalam uterus (Rahim) dengan
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa alat atau
pertolongan istimewa yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
29
(37-42 minggu), lamanya persalinan berlangsung selama 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono,
2000).
2. Persalinan berdasarkan teknik
a. Persalinan Spontan
Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan Buatan
Persalinan buatan adalah persalinan dengan tenaga dari luar
dengan ekstrasi forceps, ekstrasi vacuum dan section
sesaria.
c. Persalinan anjuran
Persalinan anjuran adalah persalinan dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian Pitocin aprostagladin (Mochtar, 1983 :
221-223)
d. Persalinan cepat adalah melahirkan terlalu cepat apabila
terjadi diluar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang
membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan atau
hasil yang tidak baik pada janin atau klien. (Doenges,2001)
3. Persalinan berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus
30
Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum
kehamilan 22 minggu atau dengan bayi berat badan kurang
dari 500 gram.
b. Partus Immaturus
Partus Immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan
Antara 22 minggu dan 28 minggu atau dengan bayi dengan
berat badan Antara 500 gram dan 999 gram.
c. Partus Prematurus
Partus Prematurus adalah pengeluaran buah kehamilan
Antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat
badan Antara 1000 gram dan 2499 gram.
d. Partus Maturs atau Aterm
Partus Maturs atau Aterm adalah pengeluaran buah
kehamilan Antara 37 minggu dan 42 minggu dengan berat
badan bayi diatas 2500 gram.
e. Partus postmaturus (Serotinus)
Partus postmaturus (serotinus) adalah pengeluaran buah
kehamilan setelah 2 minggu atau lebih dari waktu
persalinan yang ditaksirkan. (Mochtar. 1988;91)
4. Sebab-sebab mulainya Persalinan
a. Penurunan kadar Progesteron
31
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot Rahim,
sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot Rahim.
Selama kehamilan, terdapat keseimbangan Antara kadar
progesterone dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul
his.
b. Teori Oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar Oxcytosin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi otot-otot Rahim.
c. Peregangan Otot-otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-
otot Rahim sehingga timbullah kontraksi untuk
mengeluarkan janin.
d. Pengaruh janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang
peranan penting oleh karena itu pada ancephalus kelahiran
sering lebih lama.
e. Teori Prostagladin
Kadar prostagladin dalam kehamilan dari minggu ke-15
hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan
kontraksi myometrium (Mochtar. 1983 : 223)
5. Tahapan-tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)
32
a. Kala I
Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan
menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap, fase kala I persalinan terdiri dari Fase
laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan
mendekati 4 cm, kontaksi mulai teratur tetapi lamanya
masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules; fase aktif
dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit,
lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm
hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin, Waktu
pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase
pembukaan dibagi 2 fase yaitu fase laten : berlangsung
selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai pembukaan 3 cm. Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase
yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3
menjadi 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan jadi
lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9 menjadi
lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam
dengan pembukaan 1 cm per jam, pada multigravida 8 jam
dengan pembukaan 2 cm perjam. (Mocthar, 1998)
b. Kala II
33
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap,
tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina,
ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada
rektumatau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan
springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lender
dan darah.
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka, perenium membuka, perenium meregang.
Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsia,
kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan
kepala berhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, rupture
uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra partum,
inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat.
c. Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda
lepasnya plasenta: terjadi perubahan bentuk uterus dan
tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur
keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara
tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
34
fundus uteri. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III
adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta,
perlukaan jalan lahir.
d. Kala IV
Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post portum. Komplikasi yang dapat timbul pada
kala IV adalah : sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak
berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri,
laserasi jalan lahir, sisa plasenta.
e. Lamanya Persalinan
Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan
multigravida, untuk primigravida kala I: 12 jam, kala II: 80
menit, kala III: 10 menit, kala IV: 15 menit dari 1 jam
pertama sedangkan multigravida kala I: 8 jam, kala II: 30
menit, kala III: 10 menit, kala IV: 15 menit dari 1 jam
pertama disesuaikan juga dengan keadaan. (Manuaba 1998)
6. Tanda-tanda persalinan
Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat akan
menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur
dengan jarak kontraksi semakin pendek, dengan terjadi
pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, terkadang
ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksa dalam
35
didapat perlunakan serviks pendataran serviks dan terjadi
pembukaan serviks.
a. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau
“minggunya” atau “harinya” yang disebut kala
pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
Lightening atau setlling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Pada multipara tidak begitu ketara; perut kelihatan lebih
melebar, fundus uteri menurun; perasaan sering kencing
atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin; perasaan sakit diperut dan pinggang
oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-
kadang disebut “farse labor pains”; serviks menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
b. Tanda-tanda inpartu
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,
dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
Dengan his persalinan terjadi berubah pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan, pembukaan
menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
36
lepas, terjadi perdarahan kapiler pembuluh darah pecah.
(Manuaba, 1998)
7. Kebijakan pelayanan asuhan persalinan
Adapun rekomendasi yang dimaksud adalah :
a. Asuhan sayang ibu dan Sayang Bayi harus dimasukkan
sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk
hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi
dukungan bagi ibu.
b. Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan
jika benar-benar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dilakukan
jika ada indikasi atau penyulit.
c. Manajemen aktif kala III, termasuk penjepitan dan
pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan
oxitosin secara inta muscular (IM), melakukan penegangan
tali pusat terkendali (PTT) dan segera melakukan massase
fundus, harus dilakukan pada semua persalinan normal.
d. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan
bayi setidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus
diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada jam ke dua.
e. Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus
sering diperiksa dan di massase sampai tonus, ibu dan
anggota keluarga dapat diajarkan melakukan hal ini.
37
f. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi
harus segera diselimuti dan bayi segera di keringkan serta
dijaga kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermi.
8. Tanda-tanda persalinan
Sebelum terjadinya persalinan, didahului dengan tanda-tanda
sebagai berikut:
Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran
pervaginam yaitu pengeluaran lendir atau pengeluaran lendir
bercampur darah. Dapat juga disertai ketuban pecah. Pada
pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu : pelunakan
serviks, pendataran serviks dan terjadinya pembukaan serviks.
( Manuaba, 1998).
9. Tanda-tanda bahaya persalinan
Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan
mengancam jiwanya diantaranya: syok pada saat persalinan,
perdarahan pada saat persalinan, nyeri kepala, gangguan
penglihatan, kejang atau koma, tekanan darah tinggi, persalinan
yang lama, gawat janin dalam persalinan, demam dalam
persalinan, nyeri perut hebat, sukar bernafas. (Manuaba, 1998).
10. Penggunaan partoghraf
Menurut Sarwono, 2009 penggunaan partograf sebagai berikut:
a) Definisi dari partoghraf
Adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.
38
b) Tujuan utama partoghraf
1) Untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal
3) Dapat mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan
membuat keputusan klinik yang tepat dan sesuai.
c) Bagian-bagian partoghraf
1) Informasi tentang ibu meliputi
a. Nama, Umur
b. Gravida, Para, Abortus
c. Nomor catatan medik/nomor puskesmas
d. Tanggal dan waktu mulai dirawat
2) Waktu pecahnya ketuban
3) Kondisi janin
a. DJJ (denyut jantung janin)
b. Warna dan adanya air ketuban
c. Penyusupan (molase) kepala janin
4) Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
b. Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi
janin
c. Garis waspada dan garis bertindak
5) Jam dan waktu
39
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan
b. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
6) Kontraksi uterus
a. Frekuensi dan lamanya
7) Obat-obat an dan cairan yang diberikan
a. Oksitosin
b. Obat-obat an lainnya dan cairan IV yang diberikan
8) Kondisi ibu
a. Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh
b. Urin (volume,aseton,atau protein)
9) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya
(dicatat dalam kolom tersedia di sisi partoghraf atau
dicatatan kemajuan persalinan)
d) Cara pengisian halaman depan partograf
1) Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti
pada saat memulai asuhan persalinan, waktu
kedatangan (tertulis sebagai “jam” pada partograf
dan perhatikan kemungkinan ibu dating dalam fase
laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
2) Kesehatan dan kenyamanan janin
40
Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah
pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban,
dan penyusupan tulang kepala janin.
a. Denyut jantung janin
Dengan mengunakan metode seperti yang
diuraikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai
dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30
menit. Setiap kotak pada bagian ini, menunjukan
waktu 30 menit.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf
diantara garis tebal angka 180 dan 100, nilai
normal sekitar 120 s/d 160, apabila ditemukan
DJJ dibawah 120 dan diatas 160, maka penolong
harus waspada.
b. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam dengan menggunakan
lambing sebagai berikut:
1. U : ketuban utuh (belum pecah)
2. J : ketuban sudah pecah dan air ketuban
jernih
3. M : ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur meconium
41
4. D : ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur dengan darah
5. K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air
ketuban (“kering”).
c. Penyusupan atau molase
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai
penyusupan kepala janin dengan menggunakan
lambing sebagai berikut :
1. 0 : tulang- tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah diraba
2. 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
3. 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih
4. 3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih
dan tidak dapat dipisahkan.
3) Kemajuan persalinan
a. Dilatasi serviks
Pada kolom dan lajur kedua partograf untuk
pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10
yang tertera pada tepi kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Cara pencatatan dengan
memeberikan tanda silang (X) pada garis
42
waspada sesuai hasil periksa dalam atau VT.
Hasil VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan
waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan
garis lurus dengan hasil sebelumnya. Apabila
dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu
diperhatikan apa penyebabnya dan penolong
harus menyiapkan ibu untuk dirujuk.
b. Penurunan bagian terendah
Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri ke atas,
juga menunjukan beberapa janin penurunan
kepala janin kedalam panggul. Dibawah lajur
kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala
menunjukan waktu atau jam dimulainya fase
aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu
aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap
kotak menunjukan 30 menit.
c. Kontraksi uterus atau His
Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat
lima kotak dengan tulisan “kontraksi” tiap 10
menit disebelah luar kolom. Setiap kotak untnuk
sekali kontraksi jumlah kotak yang diisi kearah
atas menunjukan frekuensi kontraksi dalam 10
menit. Setiap 30 menit, periksa dan
dokumentasikan frekuensi kontraksi yang dating
43
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik. Adapun cara dokumentasi lama
kontraksi :
1) Buatlah titik-titik pada kotak bila lama
kontraksi kurang dari 20 detik
2) Buatlah arsiran garis pada kotak bila lama
kontraksai kurang 20-40 detik
3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk
menyatakan lamanya kontraksi lebih dari 40
detik.
d. Obat- obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi konraksi uterus
tersedia lajur kotak untuk mencatat pbat-obatan
dan cairan yang diberikan.
e. Kondisi ibu
Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan
dengan kondisi ibu yang meliputi : Nadi, teknan
darah, temperature tubuh, urin (volume, aseton,
protein)
C. Dasar Teori Nifas
a. Pengertian nifas
1. masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
44
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Christina S Ibrahim,
1998)
2. masa nifas adalah dimulai setelah partus dan berakhir kira-kira
setelah 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih
kembali sebelum waktu 3 bulan (Sarwono,2005)
3. masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat kandungan kembali seperti ebelum hamil,
lamanya 6-8 minggu (Mochtar,1998)
4. masa nifas adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, yang
membutuhkan waktu selama 6 minggu (Farrer,2001)
5. masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,yang
berlangsung 6 minggu.
6. Masa nifas adalah masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal
(F.Gary Cunningham, Mac Donald, 19950.
b. Tujuan asuhan masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
45
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
dini, nutrisi KB, Menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB
5. Mendapatkan kesehatan emosi (Yeti Anggraini, 2010)
c. Perubahan fisiologis
Menurut Eny Retna Ambarwati, 2010 yaitu:
1. Perubahan system reproduksi
a) Involusi
Involusi atau proses kembali seperti semula uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil
dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontrakski otot-otot polos uterus.
b) Perubahan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara
bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormone
estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae (rambu-rambu liang
vagina) kan terlihat kembali pada sekitar minggu ke4. (Eny
Retna Ambarwati, 2010)
c) Perubahan system pencernaan
46
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal
ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (
dehidrasi ) , kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir.
d) Perubahan system perkemihan
Dilatasi reter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2
minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua
dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai
akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan.
e) Perubahan tanda-tanda vital
1) Suhu badan
24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5 C-38
C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,kehilangan,
cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan
akan biasa lagi.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal
dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan
post partum yang tertunda.
47
3) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan
terjadinya preeklampsi postpartum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak
normal pernafasan juga akan mengikuti kecuali ada ganguan
khusus pada saluran pernafasan.
d. Perubahan adaptasi psikologis ibu nifas
Perubahan adaptasi psikologis ibu nifas menurut Eny Retna
Ambarwati, 2010 yaitu :
Psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan
gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui.
Meskipun demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar
perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu
mengetahui tentang hal yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami
perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri
menjadi seorang ibu.
Beberapa penulis berpendapat, dalam minggu pertama
setelah melahirkan, banyak wanita menunjukan gejala- gejala
48
psikiatrik, terutama gejala depresi dari ringan sama berat serta gejala-
gejala neurosic traumatic. Beikut beberapa factor yag berperan antara
lain, ketakutan yang berlebihan dalam masa hamil , struktur
perorangan yang tidak normal sebelumnya, riwayat psikiatrik
abnormal, riwayat perkawinan abnormal, riwayat obstetric.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu adaptasi psikososial pada
masa pasca persalinan. Bagi keluarga muda, masa pasca- peralinan
merupakan keluarga baru sehingga keluarga perlu beradaptasi dengan
peran barunya. Tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya
bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga
lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
1) Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari
hari pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Kelelahan membuat
ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti
mudah tersinggung. Hal ini membuat cenderung menjadi pasif
terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu
dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini
perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses
pemulihannya. Disamping nafsu makan ibu memang meningkat.
2) Fase taking hold
49
Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan
dan rasa tangung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu
perasaannya sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati.
3) Fase letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggug jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyeseuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
e. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Kebutuhan dasar ibu nifas menurut Eny Retna Ambarwati, 2010
1) Gizi
a. Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme cadangan alam tubuh, proses memproduksi ASI
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
b. Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi
cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet atau
pewarna. Disamping itu harus mengandung energy, protein,
mineral, vitamin dan air. Zat besi, yodium, kalsium.
2) Ambulasi dini
Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing ibu keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
50
selekas mungkin berjalan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari
tempat tidur dalam 24-48 jam post partum . keuntungan dari
ambulasi dini adalah :
a. Ibu merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk
merawat atau memelihara anaknya, memandikan dan lain lain
selama ibu masih dalam perawatan.
3) Kebersihan Diri
a. Perawatan perineum
Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum
dibersihkan secara rutin. Membersihkan dimulai dari simfisi
sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya
mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai
terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus
diganti paling sedikit 4 kali sehari.
b. Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
dengan menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila
puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dimulai dari puting yang tidak lecet.
4) Istirahat
51
a. Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama
bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi,memperlambat proses involusi uteri dan
memperbanyak perdarahan,menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.
f. Tanda bahaya masa nifas
Tanda tanda bahaya masa nifas menurut Yeti Anggraeni (2010) yaitu ;
a) Perdarahan pasca persalinan
b) Tampak sakit dan lemah
c) TD meningkat/menurun
d) Pernafasan dapat meningkat atau menurun
e) Kesadaran gelisah
f) Terjadi gangguan involusi uterus.
Apabila ibu terdapat satu atau lebih tanda bahaya seperti diatas , maka
ibu berada dalam bahaya.
g. Pengeluaran lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
52
1. Lochea rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan meconium,
selama dua hari pasca persalinan.
2. Lochea sanguinolenta berwarna merahkuning, berisi darah dan
lender, hari ke 3-7 pasca persalinan.
3. Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, keluar
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lochea alba cairan putih, setelah 2 minggu.
D. Bayi baru lahir
a) Pengertian bayi baru lahir
1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Ibrahim
Kristiana S. 1984. Perawatan kebidanan jilid II, Bandung)
2) Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu
(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru
lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonates lanjut adalah bayi berusia 7-
28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)
3) Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
4) Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir Antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
53
menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang
berat.
5) Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang
badan sekitar 50-55 cm. (Sarwono, 2005)
b) Karakteristik bayi baru lahir
Menurut Afriana Arum Lusiana (2016) bayi baru lahir normal
dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :
1) Berat badan 2500-4000 g
2) Panjang badan 48-52 cm
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Denyut jantung 120-140. Pada menit-menit pertama mencapai
160x/menit.
6) Pernafasan 30-60x/menit
7) Kulit kemerahan-merahan, licin, dan diliputi vernix caseosa
8) Tidak terlihat rambut lanugo, dan rambut-rambut kepala tampak
sempurna
9) Kuku tangan dan kaki agak panjang dan lemas
10) Genetalia bayi perempuan : labia mayora sudah menutupi labia
minora dan pada bayi laki-laki testis sudah turun kedalam scrotum.
11) Reflek primitive:
a. Rooting reflek,sucking reflek dan swallowing reflek baik
54
b. Reflek moro baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk
c. Grasping reflek baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggenggam.
12) Eliminasi baik , bayi berkemih dan buang air besar dalam 24 jam
pertama setelah lahir. Buang air besar pertama adalah meconium,
yang berwarna coklat kehitaman.
c) Penanganan bayi baru lahir
Penanganan bayi baru lahir menurut JPNK-KR,2008 Asuhan Bayi
baru lahir antara lain :
1) Pencegahan infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang
terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir, maka sebelum
menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi
asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:
a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
bersentuhan dengan bayi
b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem,gunting, pengisap, lendir DeLee, alat resusitasi
55
dan benang tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat Tinggi (
DTT ) atau sterilisasi
d) Pastikan semua pakaian bayi sudah dalam keadaan bersih,
dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan, setiap kali
setelah digunakan.
2) Penilaian Bayi Baru Lahir
segera setalah lahir, letakan bayi diatas kain dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal :
a) Apakah bayi cukup bulan ?
b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium ?
c) Apakah bayi menangis atau bernafas
d) Apakah tonus otot bayi baik ?
3) Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:
a) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.
b) Letakan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi
c) Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi
d) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi sebelum 6
jam setelah melahirkan.
e) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
f) Bayi jangan dibedong.
4) Lakukan inisiasi menyusu dini
a) Langkah menyusu dini
56
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya
segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam
2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu
dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu
serta memberi bantuan jika diperlukan
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai
dilakukan, prosedur tersebut seperti : pemberian salep
atau tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan
lain-lain.
b) Keuntungan inisiasi menyusu dini bagi ibu dan bayi
1. Bagi bayi
a. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan
dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk bayi.
b. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pada asi
(melalui colostrum) maupun aktif
c. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari ke
bawah.
d. Meningkatkan keberhasilan mnyusui secara ASI
eklsusif dan lamanya bagi bayi disusui. Membantu
bayi mengkoordinasikan kemampuan isap,telan, dan
nafas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat
dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
57
e. Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi
f. Mencegah kehilangan panas.
2. Bagi ibu
a. Pengaruh oksitosin
Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan
resiko perdarahan pasca persalinan.
b. Pengaruuh prolactin
Meningkatkan produksi ASI dan menunda ovulasi.
5) Berikan Vitamin K
Pemberian Vitamin K 1mg secara intra muskuler dipaha kiri
anterolateral 1 jam setelah IMD. Tujuannya untuk mencegah
perdarahan disebut juga perdarahan akibat defesiensi Vitamin K
(PDVK). Perdarahan dapat terjadi beberapa bagian bayi seperti
otak, kulit, mata, talipusat, hidung, telinga dan saluran
pencernaan.
6) Perawatan mata
Berikan tetes mata yang mengandung tetrasiklin 1 %
dengan tujuan untuk mencegah infeksi atau kerusakan pada mata
yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tersebut adalah Gonorea
(Neisseria gonorrhea) dan klamidia (Chylamydia trachomatis) ,
yang dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Cara
pemberianya yaitu teteskan satu kali pada setiap mata, dan
diberikan setelah proses Inisiasi Menyusu Dini dan bayi selesai
58
menyusu , apabila diberikan > 1 jam setelah melahirkan maka
kurang efektif.
7) Pemberian imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B (kerusakan hati) terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu dan bayi , pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml
intra muskuler dipaha anterolateral. imunisasi Hepatitis B
pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K, pada
saat bayi brumur 2 jam.
8) Perawatan tali pusat
Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali
pusat dbersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa
dibubuhi apapun.
d) Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Arfiana Arum Lusiana, 2016 yaitu :
1. System pernafasan
Perubahan fisiologis paling awal dan harus segera
dilakukan oleh bayi adalah bernafas. Pada saat janin, plasenta
bertanggung jawab dalam pertukaran gas janin, dan semua fungsi
tergantung sepenuhnya pada ibu. Setelah tali pusat dipotong, bayi
harus mandiri secara fisiologis, untuk menjaga kelangsungan
hidupnya.
59
Ketika dada bayi melewati jalan lahir, cairan akan terperas
dari paru paru melalui hidung dan mulut bayi. Setelah dada
dilahirkan seluruhnya akan segera terjadi recoil toaks. Udara akan
memasuki jalan nafas atas mengganti cairan yang hilang di paru-
paru. Pada kelahiran secara seksio caesarea atau perabdominal ,
maka dada bayi tidak mengalami peristiwa penekanan sehingga
kadang bantuan bayi untuk dapat segera memulai pernafasan.
2. System sirkulasi dan kardiovaskuler
Pada saat paru-paru mengembang, oksigen yang masuk
melaluui proses inspirasi akan menyebarkan pembuluh darah
paru, yang akan menurunkan tahanan vaskuler paru-paru dan
mengakibatkan terjadinya peningkatan aliran darah paru.
Dengan meningkatnya aliran darah paru-paru dan
penurunan tahanan vaskuler paru-paru, maka duktus anteriosus
mulai menutup. Pernafasan normal bayi baru lahir rata-rata
40x/menit , dengan jenis pernafasan diafragma dan abdomen,
tanpa ada retraksi dinding dada maupun pernafasan cuping
hidung.
3. Perubahan termoregulasi.
Bayi cukup bulan yng normal dan sehat serta tertutup
pakaian hangat akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya
36,5 C-37,5 C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18-21 C,
nutrisi (ASI) cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong
yang ketat. Bayi tidak boleh kedinginan, tetapi juga tidak boleh
60
kepanasan. Hipertermi dapat terjadi jika bayi terpapar sumber
panas (lampu yang terlalu besar dan terlalu dekat). Suhu tubuh
bayi yang tidak stabil menunjukan adanya ganguan pada tubuh
bayi, biasanya karena infeksi.
4. System ginjal
Komponen struktur ginjal pada bayi baru lahir sudah
terbentuk, tetapi masih terjadi defisiensi fungsional kemampuan
ginjal untuk mengkonsentrasi urine, cairan elektrolit dan
mengatasi keadaan stress ginjal,missal pada bayi dehidrasi atau
beban larutan yang pekat. Pada akhir minggu pertama volume
urine total dalam 24 jam kurang lebih 200-300 ml. pengosongan
kandung kemih secara volunteer volumenya mencapai 15 ml,
sehingga dapat menyebabkan bayi berkemih 20 kali perhari.
Kencing pertama harus sudah terjadi dalam 24 jam pertama,
dengan karakteristik urine tak berwarna dan tak berbau serta berat
jenis sekitar 1020.
5. System gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna ,
mengabsorbsi dan metabolism bahan makanan sudah adekuat,
tetapi terbatas pada beberapa enzim. Bayi baru lahir sudah
mampu untuk mencerna protein dan karbohidrat sederhana
(monosakarida dan disakarida) , tetapi produksi enzim amylase
pancreas yang masih rendah dapat mengganggu pemakaian
karbohidrat kompleks (polisakarida)
61
Hati merupakan organ gastrointestinal yang paling imatur.
Rendahnya aktifitas enzim glukoronil trasnferase atau enzim
glukoronidase dari hepar mempengaruhi konjugasi bilirubin
dengan asam glukoronat dan berkontribusi terhadap kejadian
jaundice/ikterik fisiologis pada babyi baru lahir.
6. Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir memperlihatkan kerentanan tinggi tehadap
terjadinya infeksi terutama yang masuk melalui mukosa system
pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan melakukan
lokalisasi infeksi masih rendah, sehingga infeksi ringan cepat
menjadi infeksi sistematik yang lebih berat.
Terdapat tiga immunoglobulin utama , IgG,IgA, dan IgM. IgG
mampu melewati barrier plasenta, sehingga kadarnya hampir
sama dengan kadar IgG ibu dan memberikan imunitas pasif
terhadap kehidupan byi. IgA melindungi terhadap infeksi saluran
pernafasan, gastrointestinal dan mata. IgA mencapai kadar
dewasa dalam waktu dua bulan dan ditemukan dalam kolostrum.
IgM mencapai dewasa dalam waktu 2 tahun. Kalenjar timus
sebagai tempat memproduksi limfosit, relative berukuran besar
pada saat lahir dan terus tumbuh sampai usia 8 tahun.
7. System neurologi
Pada saat lahir system syaraf belum berkembang sempurna.
Beberapa fungsi neurologis dapat dilihat dari reflek primitive
pada BBL. Pada awal kehidupan system saraf berfungsi untuk
62
merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan
keseimbangan asam basa dan berperan dalam pengaturan suhu.
e) Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Tanda bahaya pada bayi baru lahir JPNK-KR,2008 adalah :
1. Tidak dapat menetek
2. Kejang
3. Bayi bergerak hanya jika dirangsang
4. Tarikan dinding dada yang dalam
5. Kecepatan nafas (>60 kali/menit) / lambat (<30 kali/menit)
6. Suhu aksila demam (>37,5 C) dingin (<36 C)
7. Merintih
8. Nanah banyak dimata
9. Pusar kemerahan
10. Sianos issentral.
E. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
1. Pengertian
a. Asuhan Kebidanan
Menurut (Nurhayati. 2012) Asuhan Kebidanan adalah
prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dalam lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh social,
budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika, kode etik, serta
63
hubungan Antara prinsip kemitraan dan perempuan. Asuhan
kebidanan mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi, penolong, serta
kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan
dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara
hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin/bayinya.
b. Manajemen kebidanan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Manajemen adalah
proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai
sasaran. Kebidanan adalah segala sesuatu mengenai bidan atau cara
menolong dan merawat orang melahirkan.
Menurut Mustika Sofyan (2006), Manajemen kebidanan
adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Menurut Kemenkes RI, Manajemen kebidanan adalah
metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang
khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
c. Proses manajemen kebidanan
Menurut Helen Varney (2007), Proses manajemen
kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola
piker. Bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan
64
dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional,
maka seluruh aktivitas atau tindakan yang diberikan oleh bidan
kepada klien akan efektif dan terhindar dari tindakan yang bersifat
coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Langkah-
langkah menajemen kebidanan sebagai berikut.
a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan,
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus, dan
pemeriksaan penunjang.
1) Data Subjektif
a. Biodata, menyangkut biodata pasien atau klien
1. Nama
Sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil
dengan nama panggilan sehingga hubungan
komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih
baik. (Sulistyawati,2010)
2. Umur
Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah ibu
dalam persalinan beresiko karena usia atau tidak.
(Manuaba, 2010)
3. Agama
65
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan
mental dan piritual terhadap pasien dan keluarga
dan pada saat kelahiran. (Manuaba, 2010)
4. Suku bangsa
Data ini berhubugan dengan sosial budaya yang
dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan
dengan persalinan.
5. Pendidikan
Tingkat pendidikan ini akan sangat mempengaruhi
daya tangkap dan tanggap pasien terhadap instruksi
yang diberikan bidan pada proses persalinan.
(Kusniyati,2009)
6. Pekerjaan
Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi,
pola sosialisasi dan data pendukung dalam
menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan. (Sulistyawati,2008)
7. Alamat
Data ini memberi gambaran mengenai jarak dan
waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi
persalinan. (Ambarawati. 2008)
b. Keluhan Utama
66
Ditanyakan keluhan yang sangat dirasakan sehingga
mengganggu kesehatan dan mendorong klien untuk
memeriksakannya. (Mochtar,2011)
c. Riwayat perkawinan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien sudah
berkeluarga atau belum, sebab ini pengaruh pada
kondisi klien.
d. Riwayat kesehatan
Dalam pengkajian riwayat kesehatan klien ada
beberapa pengkajian riwayat kesehatan klien seperti :
1. Riwayat kesehatan sekarang
Digunakan untuk mengetahui keadan kesehatan
pasien sekarang.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Digunakan untuk mengetahui adanya riwayat
penyakit akut atau kronis pada pasien yang dapat
menimbulkan komplikasi sehingga dapat di
antisipasi sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Digunakan untuk mengetahui adanya kemungkinan
pengaruh penyakit terhadap kesehatan klien, yaitu
keluarga yang pernah menderita penyakit keturunan
e. Riwayat obstetric
67
Ditanyakan riwayat haid untuk mengetahui perihal
yang berhubungan dengan menstruasi dan adakah
kelainan atau masalah dalam siklus dan lamanya.
Riwayat obstetric dan ginekologi untuk mengetahui
riwayat persalinan dan kehamilan yang lalu. Jika
riwayat persalinan lalu buruk maka kehamilan saat ini
harus di waspadai. Jumlah anak ideal hanya sampai
kehamilan ketiga.
f. Riwayat KB
Untuk mengetahui kapan, berapa lama, dan jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan.
g. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil,
melahirkan, dan apakah ada komplikasi.
h. Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang meliputi usia menarche, lama
menstruasi, dismenorhea, dan hari pertama haid
terakhir (HPHT).
i. Pola kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
Data ini perlu ditanyakan untuk mengetahui pola
makan sehari-hari klien karena akan berpengaruh
pada status kesehatan.
68
2. Pola eliminasi
Ditanyakan untuk mengetahui adanya gangguan
dalam pola miksi.
3. Istirahat
Untuk mengetahui kecukupan istirahat klien
4. Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari
5. Personal hygiene
Untuk mengetahui sejauh mana pasien menjaga
kebersihan diri.
6. Pola seksual
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami
gangguan saat hubungan seksual.
j. Riwayat psikososial
Untuk mengetahui tanggapan klien terhadap kondisi
yang dialami, pengetahui klien tentang kondisi yang di
alami dan mekanisme pemecahan masalah.
k. Lingkungan tempat tinggal
Untuk mengetahui klien memiliki hewan peliharaan
atau tidak.
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
69
(1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui bagaimana keadaan klien di lihat
secara umum, baik atau buruk.
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana keadaan tingkat
kesadaran klien.
(3) Tekanan Darah
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah klien
karena akan berpengaruh pada kondisi klien
khususnya dalam persiapan operasi.
(4) Suhu
Untuk mengetahui suhu klien
(5) Pernafasan
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien.
(6) Nadi
Untuk mengetahui denyut jantung klien.
(7) Berat badan
Untuk mengetahui kenaikan berat badan pasien.
a. Pemeriksaan fisik Kepala
Bentuk kepala, keadaan kulit dan rambut.
b. Muka
Pucat atau tidak
c. Mata
70
Keadaan konjungtiva dan sclera.
(8) atau status present
d. Hidung
Simetris atau tidak, ada polip atau tidak
e. Mulut
Keadaan mulut lembab atau kering, ada stomatitis
dan caries dentis atau tidak.
f. Telinga
Simetris atau tidak
g. Leher
Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
h. Dada
Simetris atau tidak, pernafasan teratur atau tidak.
i. Perut
Ada nyeri tekan atau tidak, ada pembesaran hepar
atau tidak.
j. Genetalia
Bersih atau tidak, ada varises dan oedema atau
tidak
k. Ekstremitas
Simetris atau tidak, oedema atau tidak.
71
3) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium yang perlu dikaji adalah
pemeriksaan darah lengkap meliputi Hb, Golongan
darah, leukosit, trombosit, glukosa, sreatinin, SGOT,
SGPT, bilirubin total.
b) Foto Rontgen
Untuk mengetahui ada tidaknya hodrotorak dan
mengetahui keadaan jantung, paru dan costa.
c) USG (Ultrasonografi)
Untuk mengetahui letak dan batas tumor dan kandung
kemih.
b. Langkah II : Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis
atau masalah berdasarkan interprestasi atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik.
c. Langkah III : mengidentifikasikan Diagnosis dan Masalah
Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah
yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
72
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau
masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini
penting sekali dalam asuhan yang aman.
d. Langkah IV : Penetapan kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh,
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau
masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi. Pada
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan
Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
sendiri tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-
langkahnya tersebut benar-benar terlaksana).
g. Langkah VII : Evaluasi
73
Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi ke efektifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan
kebutuhan akan bantuan pakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi
didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di
anggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
2. Metode pendokumentasian SOAP
Menurut Desy Handayani, 2002 :
Pendokumentasian adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan
informasi, data, fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi merupakan kumpulan, penyimpanan, desiminasi dari catatan
informasi dalam system yang terintegrasi untuk penggunaan yang efisien
dan mudah diterima. Merupakan persiapan dan catatan komunikasi,
mendorongn untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat
diterapkan dengan metode SOAP, yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan
singkat. (Muslihatun, 2009).
a. S (Data Subjektif)
Pengkajian data yang diperoleh dari anamnesis yang berhubungan
dengan masalah dan sudut padang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
74
b. O (Data Objektif)
Pendokumentasian hasil Observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Data
ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
c. A (Assessment)
Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif.
d. P (Planing)
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi
data bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya.
3. Landasan Hukum Kewenangan Bidan
a. Kewenangan bidan sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 tahun 2017 tentang izin dan Penyelengaraan Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :
1) Pasal 18
Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu
b. Pelayanan Kesehatan anak dan,
c. Pelayanan Kesehatan reproduksi perenpuan dan keluarga
berencana.
75
2) Pasal 19
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, maasa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan :
1) Konseling pada masa sebelum hamil,
2) Antenatal pada kehamilan normal
3) Persalinan normal
4) Ibu nifas normal
5) Ibu menyusui dan
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) , Bidan berwenang melakukan :
1) Episiotomi,
2) Pertolongan persalinan normal,
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan II
4) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan,
5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,
6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,
7) Fasilitasi atau bimbingan inisiasi menyusui dini dan
promosi air susu ibu ekslusif
76
8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
9) Penyuluhan dan konseling,
10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil, dan
11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
3. Pasal 20
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal
18 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita,
dan anak prasekolah.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) , bidan berwenang melakukan :
1. Pelayanan neonatal esensial
2. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan,
3. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah dan,
4. Konseling dan penyuluhan.
c. Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan
perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian
imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan
tanda bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk
kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat
waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.
77
d. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi :
1) Penanganan awaal asfiksia bayi baru lahir melalui
pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan atau
kompresi jantung.
2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan
BBLR melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan
cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.
3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan
alcohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat
tetap bersih dan kering
4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru
lahir dengan infeksi gonore (GO)
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran
lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
f. Konseling dan penyuluhan sebagaimana di maksud pada ayat
(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi
(KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru
lahir, Asi Ekslusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir,
78
pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan
tumbuh kembang.
4. Pasal 21
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sebagiamana dimaksud dalam pasal 18
huruf c, Bidan berwenang memberikan
a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana, dan
b. Pelayanan kontrasepsi oral,kondom, dan suntikan.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007
tentang standar asuhan kebidanan yang berisi :
1. Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
2. Kedua : standar asuhan kebidanan sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
3. Ketiga : standar asuhan kebidanan sebagimana dimaksud dalam
dictum kedua digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
tindakan atau kegiatan dalam lingkup tanggung jawab diseluruh
fasilitas pelayanan kesehatan
4. Keempat : pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
penyelenggaraan standar asuhan kebidanan dilaksankan oleh
departemen kesehatan,dinas kesehatan propinsi dan dinas
kesehatan kabupaten atau kota dengan melibatkan organisasi
profesi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
79
5. Kelima : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapay kekeliruan akan diadakan
seperlunya.
c. Kompetensi bidan
Kompetensi adalah pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktik kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, secara aman, dan bertanggung jawab sesuai standar dengan
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (PP IBI,2004).
Kompetensi tersebut menurut buku konsep kebidanan (nurhayati,
M.Pd., Aprina, M.Kes,. 2013 ) antara lain adalah :
1) Kompetensi pertama : Bidan mempunyai persyaratan ketrampilan
dan pengetahuan dan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan
etik yang membentuk dasar dan asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarga.
2) Kompetensi kedua : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap bidan dan
pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orangtua.
3) Kompetensi ketiga : Bidan merupakan asuhan antenatal bermutu
tinggi untuk meminimalkan risiko selama kehamilan yang
meliputi, deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi
tertentu.
80
4) Kompetensi keempat : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap kebudayaan setempat, selama
persalinan memimpin persalinan yang bersih dan aman. Serta
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
5) Kompetensi kelima : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas
dan menyususi yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya
setempat.
6) Kompetensi keenam : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan
usia satu bulan.
7) Kompetensi ketujuh : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi serta komprehensif pada bayi dan balita.
8) Kompetensi kedelapan : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi dan komprehensif pada keluarga,kelompok, dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9) Kompetensi kesembilan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita atau ibu dengan gangguan system reproduksi.
BAB III
81
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Pada kasus ini menguraikan tentang asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada Ny. S di Puskesmas jatibogor suradadi, untuk melengkapi
data, penulis langsung mengadakan wawancara dengan klien, data disajikan
pada pengkajian sebagai berikut: pada hari Jum’at10 Agustus 2018 pukul
10.00 WIB, di puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi.
1. Pengumpulan Data (Kunjungan Anc ke-1)
a. Data Subyektif
1) Identifikasi klien (Biodata)
Ibu mengatakan bernama Ny.S berumur 30 tahun, bersuku
bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terahir SMP,
pekerjaan ibu rumah tangga, Suami Ny. S bernama Tn.M umur
36 tahun, bersuku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan
terakhir SMP, pekerjaan penjahit, mereka tinggal di Desa
Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal.
2) Keluhan
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.
3) Riwayat obstetri dan ginekologi
a) Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas yang lalu.
Data yang diperoleh ibu mengatakan ini kehamilan yang ke
dua pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah
keguguran. Anak pertama lahir spontan, penolong
persalinan bidan dengan nifas normal, berat badan saat lahir
82
3000 gram. Keadaan anak saat ini hidup, sekarang berumur
7 tahun berjenis kelamin laki-laki.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan ibu
mengatakan ini kehamilan ke dua, belum pernah mengalami
keguguran sebelumnya. Pada kehamilan Trimester 1 ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak 2 kali di Puskesmas
Jatibogor dengan keluhan mual-mual, diberi terapi B6 50
mg (3x1), Paracetamol 500mg (3x1) bila pusing , diberi
nasehat untuk makan sedikit tapi sering. Pada Kehamilan
Trimester II ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 3
kali di BPS Ny. K, di Desa Jatibogor, dengan keluhan mual
kadang-kadang, diberi terapi B6 50mg (3x1), Calsium 500
mg (1x1) dan di beri nasehat makan dengan porsi sedikit
namun sering jika mual.
Pada kehamilan Trimester III ibu memeriksakan kehamilan
2 kali di BPS Ny. K, dengan tidak ada keluhan, dan diberi
terrapi Tablet Fe 500 mg (1x1), Calcium 500mg (1x1) ,
diberi nasehat untuk perawatan payudara dan pengenalan
gizi. Ibu sudah mendapat imunisasi Tetanus Toxoid ke- 3
sebanyak pada tanggal 8 Agustus 2018.
Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan melakukan
pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Jatibogor
Suradadi pada tanggal 10 April 2018, dengan hasil
83
pemeriksaan yaitu tidak ada keluhan dan hasil HB: 12,6
gr/dl, Goldar : B (+), PU: (-) ,VCT.
c) Riwayat Haid
Ny.S pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 12
tahun, lamanya 7 hari , 3 kali ganti pembalut dalam sehari.
Siklus 28 hari, teratur dan tidak merasakan nyeri haid baik
sebelum dan sesudah mendapatkan menstruasi. Serta tidak
ada keputihan yang berbau dan gatal. Ibu mengatakan hari
pertama haid terahirnya tanggal 4 Desember 2017.
d) Riwayat penggunaan kontrasepsi
Ibu mengatakan terakhir menggunakan KB Pil lamanya
1 bulan, selama menggunakan KB Pil tidak ada keluhan dan
alasan dilepas karena ibu ingin mempunyai anak lagi. Ibu
berencana setelah melahirkan menggunakan KB suntik 3
bulan karena ibu merasakan nyaman menggunakan KB
suntik 3 bulan.
4) Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan saat ini dan sebelumnya, tidak pernah
menderita penyakit dengan gejala seperti: batuk lebih dari dua
minggu, batuk berdahak bercampur darah, demam
dimalam hari, nafsu makan menurun, berat badan menurun yaitu
tanda- tanda TBC, Kuning pada mata dan kulit, demam, mual,
muntah,dan buang air kecil berwarna kuning pekat seperti teh
yaitu Hepatitis B, diare, batuk berkepanjangan, sariawan yang
84
tidak kunjung sembuh, muncul ruam pada kulit, keringat dingin
pada malam hari, berat badan menurun dratis dan kekebalan
tubuh menurun dan keputihan yang berbau busuk, berwarna
kehijauan, dan tidak gatal pada daerah genetalia yaitu tanda-
tanda IMS. Demikian juga dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit dengan tanda-tanda gejala seperti diatas.
Ibu mengatakan saat ini dan sebelumnya, tidak pernah
menderita penyakit keturunan dengan gejala seperti : mudah
haus, mudah lapar, sering buang air kecil di malam hari yaitu
Diabetes Mellitus, sesak nafas saat udara dingindan banyak
debu, pernapasan berbunyi mengik yaitu Asma, sakit kepala
bagian tengkuk, tekanan darahlebih dari 140/90 mmHg yaitu
Hipertensi, nyeri dada bagian kiri atas, jantung berdebar-debar,
sesak nafas,dan mudah lelah yaitu Jantung. Demikian juga
dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan
tanda-tanda gejala seperti diatas.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan/trauma, dan ibu tidak pernah mengalami operasi.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat bayi kembar.
5) Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak melakukan tradisi pantangan makan
pada ibu hamil, tidak pernah minum jamu, tidak pernah minum
obat-obatan selain dari tenaga kesehatan, tidak pernah minum
85
minuman keras, tidak merokok sebelum dan selama hamil dan
tidak memelihara binatang dirumahnya seperti ayam, kucing,
anjing, burung dan lain-lain.
6) Kebutuhan sehari-hari
a) Makan
Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3 kali
sehari, porsi 1 piring (habis) menu bervariasi seperti nasi,
sayur, ikan, tempe dan lain-lain. Ibu mengatakan selama
hamil frekuensi makan 3-4 kali sehari, porsi 1 piring
(habis), menu bervariasi seperti nasi, sayur (kuah lebih
banyak dan sayurnya sedikit), ikan, telur dan lain-lain.
Tidak ada gangguan dalam pola makan.
b) Minum
Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi minum 7-8
gelas/hari, minum air putih, air teh ,tidak ada gangguan
pada makanan dan minuman.
Ibu mengatakan selama hamil frekuensi minum sekitar
10 gelas/hari, minum air putih, terkadang juga minum air
teh (ketika sore hari), ibu juga suka susu, dan tidak ada
gangguan pada pola minum.
c) Eliminasi
Ibu mengatakan sebelum hamil BAB yaitu frekuensi 1
kali sehari, konsistensi lembek warna kuning kecoklatan,
tidak ada gangguan pada BAB. Pada BAK frekuensi 4-5
86
kali dalam sehari, warna kuning jernih dan tidak ada
gangguan pada BAK.
Ibu mengatakan selama hamil BAB yaitu frekuensi 1
kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan,
tidak ada gangguan pada BAB. Sedangkan pada BAK
frekuensi ada perubahan yaitu sering kencing 6-7 kali dalam
sehari, warna kuning jernih dan ibu merasa tidak terganggu
dengan perubahan ibu.
d) Istirahat
Ibu mengatakan sebelum hamil istirahatnya cukup yaitu
siang 2 jam dan malam 8 jam, tidak ada gangguan pada
istirahatnya. Ibu mengatakan selama hamil tidak ada
perubahan dalam pola istirahat yaitu siang 1-2 jam dan
malam 7 jam dan tidak ada gangguan pada pola istirahat.
e) Aktivitas
Ibu mengatakan sebelum hamil, sehari-hari beraktivitas
sebagai ibu rumah tangga, bisa mengerjakan pekerjaan
rumah seperti menyapu , memasak, menyuci dan lain-lain.
Ibu mengatakan selama hamil sehari tetap beraktivitas
sebagai ibu rumah tangga, bisa mengerjakan pekerjaan
rumah seperti menyapu, memasak, mencuci, dan mengurus
anak dan lain-lain.
87
f) Personal Hygiene
Ibu mengatakan sebelum hamil personal hygiene yaitu
mandi 2 kali dalam sehari menggunakan sabun, kramas 3
kali seminggu menggunakan shampo, gosok gigi 3 kali
sehari menggunakan pasta gigi, dan ganti baju 2 kali sehari.
Ibu mengatakan selama hamil ada perubahan pada
personal hygiene yaitu mandi 2-3 kali dalam sehari
menggunakan sabun, keramas 3 kali dalam seminggu
g) Seksual.
Ibu mengatakan sebelum hamil pola seksualnya tidak
tentu tidak ada keluhan. Selama hamil pola seksualnya tidak
menentu atau jarang dilakukan biasanya 1 kali dalam 2
bulan , dan tidak ada keluhan pada pola seksualnya.
7) Data Psikologis
Ibu mengatakan sangat mengharapkan anak yang ke dua ini
dan merasa senang dengan kehamilannya saat ini. Suami dan
keluarga juga merasa senang dengan kehamilannya saat ini dan
ibu sudah siap menjaga kehamilannya sampai bayinya lahir.
8) Data Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan penghasilan suaminya menyukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanggung jawab
perekonomiannya ditanggung oleh suami dan pengambilan
dalam keputusan bersama.
88
9) Data Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinannya SAH sudah terdaftar
di KUA, ini adalah perkawinan yang pertama dan lama
perkawinannya yaitu 9 tahun dan usia saat menikah umur 21
tahun.
10) Data Spiritual
Ibu mengatakan taat menjalani ibadah sesuai ajaran agama
Islam seperti menjalankan ibadah sholat 5 waktu, mengaji dan
mengikuti pengajian.
11) Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan masih percaya dengan adat istiadat
setempat seperti membawa gunting kemana-mana pada saat
keluar rumah untuk menjaga bayinya dari makhluk gaib.
12) Data pengetahuan ibu
Ibu mengatakan sudah mengerti tanda-tanda persalinan
seperti keluar lender bercampur darah, keluar cairan ketuban
dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.
b. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan hasil keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, denyut
nadi 84 x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36,5°C, tinggi
badan 160 cm, berat badan sekarang 61 Kg, berat badan sebelum
hamil 55 Kg, lingkar lengan atas 23,5 cm.
89
Pada pemeriksaan status present dari kepala sampai muka,
kepala mesochepal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe,
muka tidak odem, mata simetris, penglihatan baik, konjungtiva
merah muda, sclera putih, hidung bersih, tidak ada polip, mulut bibir
lembab, gusi tidak epulis, gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis,
telinga simetris, serumen dalam batas normal dan pendengaran
baik,leher tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan thyroid,
aksila tidak ada pembesaran kelenjar limfe, pada dada bentuk
simetris, tidak ada retraksi dinding dada, mamae tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada luka bekas operasi, abdomen sesuai dengan usia
kehamilan, tidak varises, tidak odema, anus tidak hemoroid, dan
ekstermitas tidak odema, tidak varises, kuku tidak pucat.
Hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka terlihat tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum pada muka, mamae simetris,
puting susu menonjol, areol membesar, kolostrum/ASI belum keluar,
kebersihan terjaga pada abdomen tidak ada linea nigra dan striae
gravidarum, tidak ada luka bekas operasi.
Didapatkan hasil palpasi Leopold I : TFU di antara Prosecus
xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu
bokong janin, Leopold II: pada perut sebelah kanan ibu teraba
memanjang, keras, ada tahanan yaitu punggung janin, pada bagian
perut sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil, tidak merata yaitu
ekstermitas janin, Leopold III: pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat , keras, melenting, ada tahanan, bisa digoyangkan kepala belum
90
masuk panggul yaitu kepala janin. Leopold IV : Bagian bawah janin
yaitu kepala belum masuk pintu atas panggu (PAP) / konvergen.
Pengukuran menurut Mc. Donald tinggi fundus uteri (TFU) : 26
cm dan dari TFU yang ada sehingga di temukan taksiran berat badan
janin (TBBJ) yaitu (26-12) x 155 = 2.170 gram. Hari perkiraan lahir
(HPL) : 11 September 2018 dan umur kehamilan 35 minggu lebih 4
hari. Pada pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin /DJJ:
132x/menit. Pada peneriksaan perkusi reflek patella kiri positif (+),
dan tidak dilakukan pemeriksaan panggul.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 April 2018 di
BPS Ny.K dengan HB: 12.6 gr/dl, Golda (B+), HIV= Non Reaktif,
HbsAg= Non Reaktif.
2. Interpretasi data
a. Diagnosa (nomenklatur)
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka didapatkan
diagnosa nomenkltur: Ny.S umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 35
minggu lebih 4 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak
memanjang, punggung kanan, dengan presentasi kepala, konvergen
dengan kehamilan normal.
1) Data Dasar Subjektif
Ibu mengatakan bernama Ny.S berumur 30 tahun, ini
merupakan kehamilan yang ke dua dan tidak pernah mengalami
keguguran sebelumnya, ibu mengatakan hari pertama haid
terahir ibu tanggal 4 Desember 2017.
91
2) Data Dasar Obyekktif
Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda
vital:Tekanan darah 120/70 mmHg, respirasi 22x/menit, nadi
84x/menit, suhu badan 36,5°C, palpasi: Leopold I: Teraba
bokong, Leopold II: Teraba punggung kanan dan ekstermitas
kiri, Leopold III: Teraba kepala, Leopold IV: konvergen, TFU:
26 cm, TBBJ: (26-12) x 155 = 2.170 gram, DJJ regular
132x/menit, HB: 12,6 gr/dl.
b. Masalah
Tidak didapatkan masalah dalam kasus ini
c. Kebutuhan
Tidak Ada kebutuhan pada kasus ini.
3. Diagnosa Potensial
Dari data yang diperoleh dalam kasus ini tidak didapatkan diagnose
potensial
4. Antisipasi penanganan segera
Tidak ada penanganan segera
5. Intervensi
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
b. Beritahu ibu tentang tanda bahaya Trimester III
c. Beritahu ibu tentang Asi Ekslusif
d. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan
e. Berikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat besi
f. Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalinan
92
g. Ingatkan ibu untuk melakukan persiapa persalinan.
h. Jadwalkan ibu untuk kunjungan ulang
6. Implementasi
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam
batas normal yaitu: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi
84x/menit, suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan ibu 20x/menit, detak
jantung janin ibu 143x/menit. Pemeriksaan perut juga posisinya
normal, bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan punggung ,
bagian kiri ekstermitas, bagian bawahnya kepala.
b. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester III
yaitu:
1) Ibu akan mengalami sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah
sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari terjadinya pre-eklampsia.
2) Ibu akan mengalami pandangan mata kabur
Penglihatan menjadi kabur dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi odem pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan, perubahan penglihatan atau pandangan
mata kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
93
3) Ibu akan merasakan gerakan janin yang berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur gerakannya melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
4) Ibu akan mengalami keluar cairan ketuban sebelum waktunya.
Keluar cairan ketuban sebelum waktunya atau yang di sebut
ketuban pecah dini apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri, juga karena
adanya infeksi yang berasal dari vagina atau serviks.
5) Ibu akan mengalami perdarahan pervaginam
Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal seperti
plasenta previa dan solusio plasenta.
c. Memberitahu ibu tentang ASI Ekslusif yaitu :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini dan sebanyak mungkin
sejak bayi dilahirkan hingga bayi berusia 6 bulan tanpa tambahan
cairan ataupun makanan lain, bahkan air putih sekalipun. Dengan
kata lain, ASI eksklusif berarti hanya ASI sebagai makanan satu-
satunya, tanpa tambahan makanan apapun.
94
1) Manfaat asi untuk bayi ibu
a. ASI memberikan manfaat pada bayi karena mudah dicerna
apabila ketika pencernaannya belum begitu sempurna
(dibawah usia 6 bulan)
b. ASI dapat menyempurnakan tumbuh kembang bayi
anda.Bahkan ASI dapat membuat bayi sehat dan juga cerdas
c. ASI dapat menjadi antibodi alami tubuh bayi terutama yang
berhubungan dengan penyakit infeksi.
2) Manfaat ASI untuk ibu
a. Memberi ASI ekslusif pada bayi juga bermanfaat bagi ibu
untuk mencegah perdarahan pasca persalinan dengan
pemberian ASI ekslusif selain itu akan mempercepat
pengecilan rahim semula.
b. Selanjutnya adalah ikatan batin antara ibu dan anak akan
lebih terjaga karena ibu dapat dengan mudah
mengekspresikan sayang kepada anaknya.
c. Manfaat untuk ibu ketika memberikan ASI eksklusif adalah
dapat mengurangi risiko kanker payudara dan juga kanker
ovarium.
d. Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan seperti :
a) Ibu merasakan sakit atau nyeri, Merasakan nyeri pada
punggung, sakit perut atau kram layaknya sedang mengalami
masa pramenstruasi.
95
b) Air ketuban pecah,Tanda melahirkan paling umum yang
diketahui oleh kebanyakan orang adalah pecahnya air ketuban.
Kebanyakan wanita lebih dulu merasakan kontraksi sebelum air
ketuban pecah, tapi ada juga yang mengawalinya dengan
pecahnya ketuban
c) Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina ibu
Selama hamil, serviks Anda ditutupi oleh lendir yang kental.
Namun ketika mendekati persalinan, serviks Anda akan
membesar dan membuat jalan agar lendir itu keluar melalui
vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit
bercampur darah.
d) Ibu merasakan kontraksi palsu, Kontraksi ini biasa
disebut Braxton Hicks atau terjadi pengencangan perut yang
datang dan pergi. Namun kontraksi palsu ini tidak sekuat
kontraksi asli yang terjadi saat melahirkan. Biasanya kontraksi
ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Berbeda dengan kontraksi
sungguhan.
e. Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat
besi, bahwa ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi
yang mengandung karbohidrat, protein, untuk menambah berat
badan ibu dengan segera macamnya seperti es cream, coklat dan
memperbanyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.
f. Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalinan,
Sebelum memilih, perlu mengetahui jenis metode KB yang cocok
96
untuk ibu yang baru melahirkan dengan Jenis jenis metode
kontrasepsi sebagai berikut :
1) Memilih Metode Amenore Laktasi (MAL)
MAL merupakan metode kontrasepsi dengan cara menyusui.
Pada saat ibu menyusui, hormon prolaktin akan meningkat.
Peningkatan hormon ini akan mencegah terjadinya ovulasi dan
memperlama masa tidak datangnya haid/ menstruasi pasca
melahirkan
2) Kondom, Yaitu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau
juga alat untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada
saat berhubungan seksual.
3) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang
efektif aman dan reversible yang terbuat dari plastic atau logam
kecil yang dimasukan dalam uterus melalui kanalis servikalis
4) Kontrasepsi mantap (tubekstomi atau vasektomi)
5) Suntikan progestin merupakan metode kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin. Metode suntikan progestin sangat
efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi.
6) Pil KB adalah obat yang dapat mencegah kehamilan. Jika
dikonsumsi dengan benar, obat ini efektif hingga 99,9%. Pil
KB merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
sejumlah kecil hormon estrogen dan progestin sintetis (buatan).
97
Kedua hormon tersebut bekerja dengan mencegah terjadinya
ovulasi.
7) Susuk yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan
hormon progestin dengan kadar rendah untuk mencegah
kehamilan. Progestin yang dilepaskan oleh KB implan juga
akan menebalkan lendir di sekitar leher rahim (serviks). Ini akan
mencegah sperma untuk memasuki Rahim.
g. mengingatkan ibu untuk melakukan persiapan persalinan meliputi
biaya persalinan, rencana tempat bersalin, siapa yang akan
menolong, sarana transportasi, dipersiapkan juga tas yang berisi
perlengkapan untuk ibu seperti baju ganti, pakaian dalam, pembalut,
dan kain panjang.
h. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau
apabila ada tanda-tanda bahaya pada kehamilannya.
7. Evaluasi
a. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
seperti tekanan darah normal dan detak jantung bayi juga normal
b. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan Trimester
III, seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, gerakan
janin berkurang, keluar cairan ketuban sebelum waktunya dan
perdarahan pervaginam
c. Ibu sudah mengerti tentang asi ekslusif dan manfaat dari asi ekslusif
d. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda dari persalinan
e. Ibu sudah mengetahui tentang nutrsi dan tambahan zat gizi
98
f. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan
setelah persalinan.
g. Ibu bersedia untuk mengingat dan melakukan persiapan persalinan
h. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya dua minggu
kemudian untuk kunjungan ulang.
2. Data Perkembangan Kehamilan (Kunjungan ANC ke-2)
Tanggal 18 Agustus 2018, jam 15:00 WIB telah dilakukan pemeriksaan
fisik pada Ny.S, di rumah Ny.S.
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan istirahatnya kurang dimalam hari, karena sering
buang air kecil.
2. Data Obyektif
Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, terdapat hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu badan 36,0°C,
berat badan 62 Kg.
Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I: TFU 3
jari dibawah prosecus xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak,
tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II: pada perut bagian
kanan ibu teraba memanjang,keras, ada tahanan yaitu punggung bayi,
pada perut bagian kiri teraba kecil-kecil tidak beraturan, tidak merata
yaitu ekstermitas bayi, Leopold III: pada bagian perut ibu bagian
bawah teraba bulat, keras,melenting yaitu kepala janin, Leopold IV:
bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk PAP (divergen) tinggi
99
fundusuteri (TFU): 27 cm, dan dari TFU yang ada dapat ditemukan
tafsiran berat badan janin (TBBJ) dengan menggunakan Mc.Donald
yaitu (27-11) x 155 = 2.480 gram. HPL: 11 September 2018 dan usia
kehamilan 36 minggu lebih 5 hari.
Pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba di bawah bagian kanan
perut ibu dan terdengar : 138 x/menit teratur.
3. Assesment
Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0, Umur kehamilan 36 minggu
lebih 5 hari janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,
punggung kanan, presentasi kepala, divergen dengan kehamilan
normal.
4. Planning
a. Memberitahu kepada ibu bahwa kondisi kehamilannya normal dan
janinnya dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan dengan hasil
seperti: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu
badan ibu 36,0°C, pernapasan ibu 24 x/menit, detak jantung janin
ibu 138 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat posisi normal,
bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan teraba punggung,
bagian kiri teraba ekstermitas, pada bagian bawah teraba kepala,
sudah masuk panggul dan bayi dalam keadaan baik.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan.
b. Memberitahu kepada ibu tentang ketidaknyamanan Trimester III
yaitu salah satunya yaitu kurang tidur dimalam hari karena sering
100
buang air kecil adalah hal yang fisiologis dan diharapkan ibu tidak
perlu khawatir. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran
Rahim yang mengganggu gerak ibu sehingga merasakan tidak
nyaman. Untuk mengatasinya dengan cara usahakan tidur sebentar
disiang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya
tidur disiang hari cukup dilakukan 60 sampai 120 menit saja. Atau
juga bisa dengan kurangi minum pada malam hari dan lebih banyak
minum pada pagi hari dan siang hari untuk mengurangi frekuensi
buang air kecil pada malam hari yang berakibat ibu terganggu
istirahatnya.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang ketidaknyamanan pada
trimester III
c. Menganjurkan ibu agar tetap memenuhi kebutuhan cairan yakni
minum minimal 8 gelas setiap harinya, dan mengkonsumsi cairan
pada malam hari minimal 2 sampai 3 jam sebelum tidur agar tidak
menggangu istirahat pada malam hari.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan akan memenuhi kebutuhan
nutrisi cairan dan istirahat.
d. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri khususnya
daerah genetalia agar tetap bersih dan kering setiap kali sehabis
buang air kecil sehingga tidak terinfeksi oleh jamur dan tidak
menyebabkan keputihan.
Evaluasi : Ibu sudah dan akan menjaga kebersihan daerah
genetalia..
101
e. Mengingat kembali kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi
yang mengandung karbohidrat seperti nasi, gandum, kentang,
kacang-kacangan, roti, yang mengandung protein seperti telur,
susu, daging, yang mengandung lemak bisa diperoleh dari lemak
nabati dan hewani, vitamin seperti buah dan sayuran hijau seperti
daun bayam, daun singkong, dan kangkung dan yang mengandung
mineral yaitu air putih, mengkonsumsi air putih 8 gelas/hari.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi
f. Menjelaskan kepada ibu mengenai pola istirahat yaitu dengan tidur
malam 7 jam dan siang 2 jam, ibu hamil diharapkan menghindari
kafein yang terdapat pada kopi,soda, teh, dan coklat.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan tidak akan meminum minuman
yang mengandung kafein.
g. Menganjurkan ibu untuk sering melakukan komunikasi jika ada
keluhan atau ada yang ditanyakan seputar kehamilannya.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan komunikasi jika ada
keluhan.
h. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang memeriksakan
kehamilannya. Evaluasi : Ibu bersedia kunjungan ulang untuk
memeriksakan kehamilannya.
102
3. Data Perkembangan Kehamilan (Kunjungan ANC ke-3)
Tanggal 24Agustus 2018, jam 18.30 WIB, telah dilakukan pemeriksaan
fisik pada Ny.S di rumah Ny.S.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan saat ini sudah merasakan perutnya sering
kenceng dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari.
b. Data Obyektif
Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan terdapat hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu 36,5 °C..
Didapatkan hasil pemeriksaan obstetri secara inspeksi muka
tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum pada muka, mamae
simetris, putting susu menonjol, areola menghitam, kolostrum/ASI
sudah keluar, kebersihan terjaga, pada abdomen tidak ada linea nigra
dan tidak ada striae gravidarum, dan tidak ada luka bekas operasi.
Sedangkan pada pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I : TFU 3
jari dibawah prosesus xifoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak,
tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II : pada perut bagian
kanan ibu teraba memanjang ada tahanan yaitu punggung bayi, pada
perut bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil yang tidak berurutan,
tidak merata yaitu ekstermitas bayi, Leopold III : pada bagian perut
ibu di bagian bawah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin,
103
Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk pintu
atas panggul/ PAP (Divergen), tinggi fundus uteri (TFU) : 29 cm dan
dari TFU yang ada dan dapat ditemukan tafsiran berat badan janin
(TBBJ), dengan menggunakan Mc.Donald yaitu (29-11) x 155 =
2.790 gram, HPL : 11 September 2018 dan usia kehamilan 37
minggu 4 hari.
Pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba dibawah bagian kanan
perut ibu dan terdengar 142 x/ menit.
c. Assesment
Ny.S umur 30 tahun G2 P1 A0 umur kehamilan 37 minggu lebih
4 hari janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung
kanan, presentasi kepala, Divergen dengan dengan kehamilan normal
d. Planning
a. Memberitahu kepada ibu bahwa kondisi saat ini dan janinnya
dalam keadaan baik dengan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit,
suhu badan ibu 36,5°C, pernapasan 24 x/menit, detak jantung
janin ibu 142 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat posiis
normal, bagian atas perut ibu teraba bokong, bagian kanan perut
ibu teraba punggung, bagian kiri perut ibu teraba ekstermitas,
bagian bawah perut ibu teraba kepala, sudah masuk panggul dan
keadaan bayi baik.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
104
b. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kondisi ibu dengan
mencukupi makanan serta minuman agar kondisi ibu tetap sehat
dan fresh.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk tetap menjaga
kondisinya.
c. Menganjurkan kepada ibu tentang cara relaksasi seperti tarik
nafas yang dalam dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut
secara perlahan-lahan apabila ibu merasakan kencang-kencang.
Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang cara relaksasi dan ibu mau
melakukannya.
d. Memberitahu ibu apabila kenceng yang dirasakan semakin sering
dalam 10 menit 2 sampai 3 kali atau lebih ibu segera datang ke
Nakes terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia ke Nakes apabila
terjadi hal tersebut.
e. Menganjurkan ibu untuk berhubungan intim dimalam hari dan
hati-hati dengan tujuan untuk merangsang membukanya jalan
lahir sehingga dapat memperlancar proses persalinan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berhubungan dimalam hari.
f. Mengingat kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan
1) Perut mulas-mulas yang teratur, semakin sering dan semakin
lama.
2) Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir
3) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
105
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda-tanda persalinan
g. Mengingat kembali kepada ibu untuk sering melakukan
komunikasi dengan Bidan jika ada keluhan atau ada yang
ditanyakan seputar kehamilannya.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk komunikasi jika ada keluhan dan
ada yang dipertanyakan tentang kehamilannya.
h. Menganjurkan pada ibu untuk bersalin di Nakes seperti di Bidan
dan Dokter atau lainnya.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia bersalin di Nakes
i. Mengingat kembali kepada Ibu untuk melakukan kunjungan
ulang pada 1 minggu yang akan datang.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu yang
akan datang.
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
1. Perkembangan Kala I
Pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 04:40 WIB Di Puskesmas
Jatibogor.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan kencang- kencang sejak jam 24.00 WIB dan
megeluarkan lender bercampur darah.
b. Data Obyektif
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan ibu baik, dan
dalam kondisi normal. Kesadaran composmentis, tekanan darah
106
120/80 mmHg, nadi : 86 x/menit, suhu : 36,2°C, pernapasan : 22
x/menit. Ibu mengalami kontraksi 1 kali dalam 10 menit lamanya
15detik, DJJ : 133 x/menit teratur. Pemeriksaan dalam : keadaan
portio tebal, effacement 2%, pembukaan 2 cm, ketuban positif,
bagian terendah kepala, titik penunjuk UUK, penurunan Hodge II,
bagian menumbung tidak ada.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari,
janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala I fase laten.
d. Planning
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa ibu hamil 37 minggu lebih 4 hari sudah cukup
bulan untuk bersalin, posisi janin bagus dalam batas normal
dengan hasil seperti: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86
x/menit, suhu badan ibu 36,2°C, pernapasan 22 x/menit, detak
jantung janin ibu 133 x/menit. Pada pemeriksaan dalam terdapat
keadaan portio tebal, effacement 20%, pembukaan 2 cm, selaput
ketuban positif, bagian terendah kepala, titik petunjuk UUK,
penurunan Hodge II, bagian menumbung tidak ada.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
2. Menganjurkan ibu untuk tidur miring dan masih diperbolehkan
jalan.
107
Evaluasi : Ibu sudah dalam posisi miring.
3. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu saat melahirkan
Evaluasi : Keluarga bersedia untuk mendampingi ibu.
4. Menganjurkan ibu untuk makan atau minum jika tidak ada
kontraksi.
Evaluasi : Ibu bersedia makan atau minum jika tidak ada
kontraksi.
5. Menganjurkan ibu untuk tarik nafas saat ada kontraksi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk tarik nafas saat ada kontraksi
6. Mengobservasi sesuai partograf
Evaluasi : Observasi masih dilakukan.
Tabel 3.3 : Data Pemantauan Kala I
Tanggal
Jam
TD mmHg
S °C
N
x/menit
DJJ x/menit
Kontraksi
Pembukaan
25-8-2018
- - - -
08.30 12.30 16.30 19.30
- -
120/80 120/80 120/80 120/80
- -
36,5 36,5 36,6
- - -
86 82 83 - - -
128 122 138
- - -
2x10’x20’’ 3x10’x25’’ 3x10’x35’’
- - -
2 Cm 3 Cm 5 Cm 10 Cm
- -
2. Perkembangan Kala II
Tanggal 25 Agustus 2018, jam 19. 20 WIB di Puskesmas Jatibogor
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya kencang-kencang lebih sering
merasakan mules seperti ingin BAB dan sudah ingin mengejan.
b. Data Obyektif
108
Dari hasil pemeriksaan terdapat hasil keadaan umum baik,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6°C,
pernapasaan 23 x/menit, ibu mengalami kontraksi 5 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik, DJJ 143 x/menit. Pemeriksaan dalam :
keadaan portio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan 10 cm,
selaput ketuban negatif. Bagian terendah kepala titik petunjuk UUK,
penurunan Hodge III+, bagian menumbung tidak ada.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari,
janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala II.
d. Planning
1. Melihat tanda gejala kala II/ persalinan, meliputi: ada dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka.
Evaluasi : Sudah terlihat tanda dan gejala kala II/ persalinan
pada ibu.
2. Menyiapkan dan memastikan kelengkapan alat partus dan obat-
obatan essential, meliputi : bak instrument yang berisi 3 pasang
sarung tangan steril, ½ kocker, gunting tali pusat, spuit 3 cc,
klem tali pusat, benang tali pusat, kassa. Obat-obatan yaitu
oksitosin 10 IU, methergin, lidocain, betadin. Hecting set yang
berisi jarum kulit dan jarum otot, benang , pingset antomis,
pinset cyrugis, gunting. Perlengfkapan ibu yaitu pakaian ibu,
109
kain, pembalut, celana dalam, gurita ibu dan lain-lain.
Perlengkapan bayi yaitu baju bayi, bedong, topi bayi.
Perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk bidan meliputi
celemek, masker, kacamata, sepatu boot dan topi.
Evaluasi : Semua alat dan bahan sudah lengkap
3. Memakai celemek
Evaluasi : Clemek sudah dipakai
4. Melepas dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir, kemudian
keringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering
Evaluasi : Tangan sudah di cuci dan sudah bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam
Evaluasi :Sarung tangan sudah dipakai
6. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT atau steril) pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik
Evaluasi : Oksitosin sudah dimasukkan
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati, dari depan
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasssa yang
dibasahi air DTT
Evaluasi : Vulva hygine sudah dilakukan
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
110
Evaluasi : Pemeriksaan sudah dilakukan dan pembukaan sudah
lengkap
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan dengan air mengalir setelah
sarung tangan dilepaskan.
Evaluasi : Sarung tangan sudah direndam
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat uterus relaksasi
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit)
Evaluasi : DJJ : 140 x/menit
11. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, serta bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti bahwa pembukaan sudah lengkap
dan dalam posisi nyaman.
12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
Evaluasi : Keluarga bersedia untuk membantu ibu dalam posisi
nyaman
13. Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu ada dorongan kuat
untuk meneran
Evaluasi : Pimpinan meneran sudah dilakukan
111
14. Menganjurkan ibu untuk istirahat yaitu dengan minum atau
makan pada saat tidak ada kontraksi/his
Evaluasi : Ibu bersedia untuk minum atau makan jika tidak ada
kontraksi/his.
15. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran.
Evaluasi : Ibu sudah merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
16. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas
perut ibu, jika kepala bayi sudah terlihat diameter 5 cm di depan
vulva.
Evaluasi : Handuk sudah diletakan di atas perut ibu
17. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong
ibu
Evaluasi : Kain bersih sudah diletakan dibawah bokong ibu
18. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
Evaluasi : Partus set sudah lengkap
19. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah dipakai
20. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm membuka vulva.Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi kepala bayi tetap defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
112
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal saat 1/3 bagian kepala
bayi telah keluar dari vagina.
Evaluasi : Kepala bayi sudah lahir
21. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat
22. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Evaluasi : Kepala bayi sudah melakukan putaranpaksi luar
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
bipariental. Anjurkan ibu untuk meneransaat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala kebawah dan disertai hingga bahu depan
muncul dibawah arcus pubis dan kemudian gerakan kearah atas
dan disertai untuk melahirkan bahu belakang.
Evaluasi : Bahu sudah lahir
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan atas kearah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menekusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
Evaluasi : Tubuh bayi sudah lahir
25. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki kemudian
113
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya).
Evaluasi : Bayi sudah lahir jam 19.30 WIB, jenis kelamin laki-
laki
26. Menilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan bayi diatas perut
ibu
Evaluasi : Bayi menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan.
27. Mengeringkan tubuh bayi, mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk bersih dengan handuk/kain yang kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu.
Evaluasi : Bayi sudah di keringkan.
3. Perkembangan Kala III
Tanggal 25 Agustus 2018 , Jam 19.35 WIB di Puskesmas Jatibogor
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah lega dan sudah senang karena bayinya sudah
lahir.
Ibu mengatakan perutnya masih mules.
b. Data Obyektif
Bayi lahir spontan tanggal 25 Agustus 2018 jam 16.30 WIB.
Kontraksi keras, plasenta belum keluar.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun P2A0 dengan inpartu kala III normal.
114
d. Planning
28. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
kedua dalam uterus.
Evaluasi : Tidak ada bayi kedua dalam uterus
29. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik dan mempercepat keluarnya plasenta.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui akan disuntik oksitosin
30. Menyuntikan oksitosin 10 unit IM (intra muskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
Evaluasi : Ibu sudah disuntik oksitosin
31. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cmdistal dari klem pertama.
Evaluasi : Tali pusat sudah diklem.
32. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi ), dan
lakukan pemotongan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Evaluasi : Tali pusat sudah di potong.
33. Mengikat tali pusat dengan benang tali pusat
Evaluasi : Tali pusat sudah diikat dengan benang tali pusat.
34. Meletakan bayi diatas perut ibu untuk di IMD dengan posisi
kepala bayi di tengah-tengah payudara, kepala menghadap
miring kesalah satu payudara ibu, kaki dan tangan seperti katak,
115
kemudian selimuti bayi dengan kain dan kepala bayi diberi topi
sehingga dapat mencegah bayi dari bahaya terjadinya hipotermi.
Evaluasi : Bayi telah di IMD.
35. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
Evaluasi : Klem sudah dipindahkan
36. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, pada tepi atas
simpisis, untuk mendeteksi adanya kontraksi. Tangan yang lain
memegang tali pusat.
Evaluasi : Uterus berkontraksi
37. Menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah involusi uteri). Pertahankan posisi
tangan dorso kranial selama 30-40 detik.
Evaluasi : Tali pusat sudah direngangkan
38. Melakukan peregangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso
kranial).
Evaluasi : Tali pusat sudah ditarik
39. Melahirkan plasenta, saat plasenta muncul di introitus vagina.
Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput
116
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
tempat/wadah yang sudah disediakan.
Evaluasi : Plasenta sudah lahir jam 19.35 WIB
40. Melakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
Evaluasi : Sudah di masase dan fundus teraba keras.
41. Memastikan plasenta telah dilahirkan lengkap dengan
memeriksa kedua sisi plasenta
Evaluasi : Plasenta sudah dilahirkan dengan lengkap.
4. Perkembangan Kala IV
Tanggal 25 Agustus 2018, jam 19.50 WIB di Puskesmas Jatibogor
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan senang karena bayi dan plasentanya sudah lahir.
Ibu mengatakan masih merasa mules.
b. Data Obyektif
Plasenta lahir lengkap jam 19:35 WIB. Panjang tali pusat 12 cm,
diameter plasenta kurang lebih 20 cm, kedalaman plasenta 5 cm,
plasenta utuh, kontraksi baik/keras, perdarahan kurang lebih 100 cc,
kandung kemih kosong.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun P2A0 dengan inpartu kala IV normal.
d. Planning
117
42. Mengevaluasi kemungkinan terjadi laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan jika terjadi laserasi yang
menyebabkan perdarahan.
Evaluasi : Terjadi laserasi derajat 2 ,dan sudah dilakukan
penjahitan pada robekan perineum.
43. Memastikan uterus berkontraksi baik/keras dan tidak terjadi
perdarahan pada pervaginam
Evaluasi : Kontraksi uterus baik
44. Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan
keringkan menggunakan handuk
Evaluasi : Sarung tangan sudah dicelupkan kedalam larutan
klorin dan sudah dikeringkan
45. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan
Evaluasi : Pemantauan sudah dilakukan
46. Menganjurkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
Evaluasi : Ibu dan keluaraga sudah mengetahui cara masase
uterus
47. Mengevaluasi jumlah darah
Evaluasi : Pemantauan sudah dilakukan
118
48. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 x/menit) srta suhu tubuh normal
(36,5-37,5°C).
Evaluasi : RR : 40 x/menit dan S: 36,5°C
49. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk mendekontaminasikan (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan yang telah didekontaminasi.
Evaluasi : Semua peralatan sudah didekontaminasi
50. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai
Evaluasi : Bahan-bahan yang terkontaminasi sudah di
buangketempat sampah yang sesuai
51. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian
yang lebih bersih dan kering
Evaluasi : Ibu sudah bersih dan sudah dipakaikan pakaian
52. Memastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memberikan ASI
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkan
Evaluasi : Ibu sudah merasa nyaman, keluarga bersedia untuk
memberikan makanan dan minuman
53. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
Evaluasi : Tempat bersalin sudah bersih
119
54. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalm larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
Evaluasi : Sarung tangan masih direndam.
55. Memakai kembali sarung tangan DTT setelah 1 jam IMD selesai
Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah dipakai
56. Melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetas mata
antibiotic profilaksin, dan vitamin K1 mg intramuskuler dipaha
kiri anterolateral
Evaluasi : Pemeriksaan, salep mata dan vitamin K, 1 Mg
intramoskular di paha kiri anterolatera
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B dipaha kanan anterolateral
Evaluasi : Imunisasi Hepatitis B sudah diberikan
58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluar dan rendam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
Evaluasi : Sarung tangan sudah direndam
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Evaluasi : Cuci tangan sudah dilakukan
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa
tanda vital dan asuhan kala IV
Evaluasi : Partograf sudah dilengkapi
Tabel 4.3 DataPemantauan Kala IV
120
Jam ke
Waktu TD (mmHg)
Nadi (x/menit)
Suhu (°C)
Tinggi fundus uteri
Kontraksi Kandung kemih
Darah yang
keluar 1
19:50
110//70
80
36,5 2 jari
dibawah pusat
Keras
Kosong
15 cc
20:05
110/80
78
-
2 jari dibawah
pusat
Keras
Kosong
20 cc
20:20
120/70
82
-
2 jari di bawah pusat
Keras
Kosong
35 cc
20: 35
120/70
80
-
2 jari di bawah pusat
Keras
Kosong
50 cc
2 21:05
120/80
80
-
2 jari di bawah pusat
Keras
Kosong
75 cc
21: 35
120/80
80
36,5
2 jari di bawah pusat
Keras
Kosong
100 cc
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Data disajikan pada pengkajian dan observasi dengan klien sebagai berikut :
pada 2 jam post partum, 6 jam post partum, 1 minggu post partum, 2
minggu post partum, 6 minggu post partum.
1. Data Perkembangan Masa Nifas(2jam post partum)
Tanggal 25 Agustus 2018, jam 21.00 WIB di Puskesmas Jatibogor
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah lahir dari dua jam yang lalu, ibu
mengatakan perutnya masih merasa mulas dan ibu merasa lemas
serta ingin istirahat.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Fisik
121
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terdapat hasil
keadaan umum ibu baik. Kesadaran composmentis, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit,
suhu badan 36,5°C.
2) Pemeriksaan Obstetri
Pada pemeriksaa palpasi tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus keras, pengeluaran vagina
lochea rubra warna merah kehitaman, konsistensi cair, berbau
khas, perdarahan 75 cc, ada jahitan pada perineum, perineum
bersih , tidak odema dan tidak ada varises.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun P2 A0 2 jam post partum dengan nifas normal
d. Planning
1) Memberitahu kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan nifas yang
normal dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu:
Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan
ibu 36,5°C, pernapasan ibu 24 x/menit.
Pada pemeriksaan palpasi terdapat TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi keras dan PPV : Lochea Rubra
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan.
2) Memberitahu ibu tentang penyebab perut ibu masih merasa
mules dikarenakan adanya proses involusi uterus/ kembalinya
122
rahim kebentuk semula seperti sebelum hamil, jadi hal tersebut
wajar dan alami saat masa nifas
Evaluasi : Ibu sudah mengerti penyebab dari masalahnya
3) Memberitahu ibu untuk melakukan mobilisasi dini yaitu latihan
untuk miring ke kanan atau ke kiri, duduk, berdiri dan jalan
untuk mempercepat proses involusi uteri
Evaluasi : Ibu sudah mengerti untuk melakukan mobilisasi dini.
4) Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan
pervaginam, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg, pandangan mata kabur, sakit
kepala yang tidak hilang ketika dibawa tidur, bengkak pada
kaki, pada tangan dan muka (tanda preeklampsia), nyeri pada
ulu hati, nyeri pada payudara, payudara bengkak dan
kemerahan, kehilangan nafsu makan, mual muntah, demam
tinggi lebih dari 38°C. Apabila terdapat tanda-tanda bahaya
tersebut segera datang ke tenaga kesehatan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya masa nifas
5) Memberitahu ibu tentang pemberian ASI eksklusif yaitu
memberikan ASI saja pada bayi saja selama 6 bulan tanpa
makanan pendamping dan minuman apapun kecuali vitamin dan
obat-obatan dari tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin (On Demaind).
Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan ASI eksklusif dan
menyusui secara On Demaind pada bayinya.
123
6) Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan
mengganti kassa 2 kali per hari atau jika basah terkena
BAB/BAK, mengganti kassa dengan kassa kering tanpa
tambahan apapun.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.
7) Memberikan obat: Amoxilin 500 mg 3x1, asam mefenamat 500
mg 3x1, tablet Fe 250 mg 1x1
Evaluasi : Ibu sudah menerima obat yang dibutuhkan
8) Memberikan vitamin A yang pertama untuk diminum setelah
melahirkan dan vitamin A ke dua diminum sehari setelah
pemberian vitamin A yang pertama
Evaluasi : Ibu sudah menerima vitamin A
9) Memberikan asuhan cara perawatan luka seperti :
1) Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan
kebelakang
2) Washlap dibasahi dengan air di kasih sabun lalu gosokan
perlahan washlap yang sudah ada busa sabun tersebut ke
seluruh lokasi jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila
dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel
pada luka jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang
biak.
3) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin
bahwa luka benar-benar bersih.
124
4) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat
dengan menggunakan tempat rendam khusus. Bila tidak
bisa dilakukan perendaman bisa menggunakan air hangat
cukup di siram dengan air hangat.
5) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman, memakai
celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
6) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh,
semakin, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin
cepat sembuh dan kering.
7) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka
jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa
diperoleh dari telur, ikan, ayam, ayam, tahu, tempe. Jangan
pantang makanan, ibu boleh makan semua makan kecuali
bila ada riwayat alergi.
8) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa
anjuran dari bidan/dokter.
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan perawatan luka
jahitannya.
2. Data Perkembangan Masa Nifas (Kunjungan 1 minggu post partum)
Kunjungan 1 minggu Post partum
Tanggal 1 September 2018, jam 15:00 WIB di Rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini hari ketujuh setelah melahirkan, saat ini
ibu merasakan puting susunya lecet dan merasakan sakit pada saat
125
menyusuinya. Luka jahitan sudah mulai kering dan Lochea serosa
pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.
b. Data Obyektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu
36°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera putih,
payudara simetris, puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak.
Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi fundus uteri (TFU)
berada di antara pusat dan simpisis, dan kontraksi keras, lochea
serosa, pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun P2A0 1 minggu post partum dengan nifas
normal
d. Planning
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan masih dalam batas normal dengan hasil yaitu:
Tekanan darah ibu 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu badan
ibu 36,5°C, pernapasan ibu 22 x/menit. Pada pemeriksaan
palpasi terdapat TFU diantara pusat dan simpisis,, kontraksi
keras dan PPV : Lochea Serosa
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri dan lecet pada puting susu
ibu merupakan salah satu masalah dalam menyusui dan hal ini
126
terjadi karena kesalahan dalam menyusui atau bayi menghisap
tidak sampai ke areola.
Evaluasi : ibu sudah mengerti alas an putting susunya lecet.
3. Mengajarkan ibu tentang tekhnik perawatan payudara yaitu
sebelum melakukan perawatan payudara terlebih dahulu dengan
cara, cucilah tangan sebelum masase payudara, lakukan
pengurutan dimulai dari dengan ujung jari. Sokong payudara kiri
dengan tangan kiri. Lakukan pergerakan kecil dengan dua atau
tiga jari tangan kanan, dimulai dari pangkal payudara dan
berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting susu.
Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari
pangkal payudara dan berakhir pada putting susu diseluruh
bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara
kanan. Gerakan selanjutnya letakan kedua payudara. Urutlah
dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan
lepaskan kedua perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30
kali. Setelah itu, letakan satu tangan disebelah atas dan satu lagi
dibawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara bersamaan
kearah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan
ini sampai semua bagian payudara terkena urutan.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Mengajarkan ibu tentang tekhnik menyusui yang benar yaitu
cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan
oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai. Ibu
127
harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak
ditempat tidur atau kursi. Ibu harus merasa rileks. Lengan ibu
menopang kepala,leher, dan saluran badan bayi, muka bayi
menghadap ke payudara ibu hidung bayi di depan putting susu
ibu. Posisi bayi yang sedemikian rupa sehingga perut bayi
menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan
seluruhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar tubuhnya
menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya ,
tidak melengkung kebelakang atau menyimpang, telinga ,bahu,
dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus. Ibu
mendekatkan bayi ketubuhnya dan mengamati bayi yang siap
menyusui, membuka mulut, bergerak mencari, dan menoleh. Ibu
memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakan
empat jari dibawah payudara dan ibu jari diatas diatas payudara ,
dengan ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf C.
Evaluasi : ibu bersedia melakukan tekhnik cara menyusui.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai menjaga bayi agar
tetap hangat yaitu dengan meletakkan bayi ke ditempat yang
hangat, memakaikan pakaian yang kering dan bersih, segera
mengganti pakaian yang basah dan tidak meletakkan bayi
dibawah kipas angin
Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang sehat
dan seimbang seperti makan nasi, proteinnya bisa didapat dari
128
ikan, daging, tempe tahu, sayur-sayuran seperti sayur sop, sayur
bayam, buah-buahan dan susu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumi sayur dan buah.
7. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu yang akan datang.
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk kunjungan ulang.
3. Data Perkembangan Masa Nifas(Kunjungan 2 minggu post partum)
Tanggal 16September 2018, Jam 15:30 WIB di rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini minggu ke dua setelah melahirkan, ibu saat ini
sudah bisa menyusui bayinya dengan benar dan tidak merasakan
sakit lagi. Luka jahitan sudah kering dan Lochea serosa dan
pengeluaran cairan pervaginam berwarna kuning kecoklatan.
b. Data Obyektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu
36,5°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera putih,
payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ASI
sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapatkan tinggi
fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba, lochea serosa, pengeluaran
pervaginam berwarna kuning kecoklatan.
c. Assesment
Ny.S umur 30 thun P2A0 2 minggu post partum dengan nifas normal
d. Planning
129
1) Memberitahu kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan dalam keadaan normal yaitu: Tekanan darah ibu
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan ibu 36,5°C,
pernapasan ibu 24 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi terdapat
TFU sudah tidak teraba, kontraksi keras dan PPV : Lochea
Serosa berwarna kuning kecoklatan.
Evalusi : Ibu sudah mengetahui hasil pemriksaan yang telah
dilakukannya
2) Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI tanpa tambahan
apapun kecuali vitamin, obat dan mineral
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
3) Menjelaskan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa saja yang
dapat digunakan bagi ibu menyusui, seperti IUD, pil, suntik dan
implant
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan macam-macam
alat kontrasepsi.
4) Mengingat kembali kepada ibu untuk mendiskusikan dengan
suami tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mendiskusikan dengan suami
5) Mengingat kembali kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
yang akan datang.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 4 minggu yang
akan datang.
130
4. Data Perkembangan Masa Nifas (Kunjungan 6 minggu atau 40 hari
post partum)
Tanggal 30 Oktober 2018, jam 15:00 WIB di rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini minggu ke enam setelah melahirkan, ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan ibu mengatakan masih
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. ibu mengatakan makan 3
kali sehari, dan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
seimbang.
b. Data Obyektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu
36,8°C. Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera warna
putih, payudara simetris, putting susu menonjol, ASI keluar banyak
dan lancar. Pada pemeriksaan palpasi terdapat tinggi fundus uteri
(TFU) sudah tidak teraba, lochea sudah tidak ada.
c. Assesment
Ny. S umur 30 tahun P2A0 6 minggu post partum dengan nifas
normal.
d. Planning
a. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu: Tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 82
x/menit, suhu badan ibu 36,8°C, pernapasan ibu 24 x/menit.
131
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
b. Menanyakan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa yang dipilih
Evaluasi : Ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3
bulan
c. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi suntik KB 3
bulan
1) Keuntungan : bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, tidak
mempengaruhi produksi Asi
2) Kerugian : Siklus mentruasi jadi tidak teratur bisa jadi lama,
lebih cepat, lebih sedikit, atau bahkan benar-benar berhenti
sama sekali.
3) Efek samping : Gangguan pola haid, gemuk, kolestrol
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang keuntungan,
kerugian dan efek samping dari alat kontrasepsi implant.
d. Menanyakan pada ibu apakah ada kesulitan ada keluhan saat
merawat bayinya dalam sehari-hari.
Evalusi : Ibu mengatakan tidak ada kesulitan dan semuanya
berjalan dengan baik.
e. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
bidan untuk mendapatkan imunisasi BCG secepatnya.
Evaluasi : Ibu mengatakan siap untuk membawa anaknya ke
posyandu.
132
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Data di sajikan pada pengkajian dan observasi dengan bayi
sebagai berikut: Pada umur 2 jam, umur 1 minggu, umur 2 minggu, dan
umur 6 minggu.
1. Perkembangan Data Bayi Baru Lahir(2 jam bayi baru lahir)
Tanggal 25 Agustus 2018 , jam 21.00 WIB di Puskesmas Jatibogor
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah lahir sejak dua jam yang lalu,
bayinya berjenis kelamin Laki-laki.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,5°C,
nadi 120 x/menit, pernapasan 40 x/menit, berat badan 2800
gram, panjang badan 47 cm, lika 32 cm, lingkar dada 30 cm.
Tidak ada perdarahan pada tali pusat, genetalia terdapat lubang
penis dan skrotum ,terdapat lubang anus, jumlah jari lengkap,
tidak ada sindaktil dan polidaktil, Reflek sucking ada aktif,
reflek rooting ada aktif, reflek garsp ada aktif, reflek tonic neck
ada aktif, reflek babynski ada aktif.
3. Assesment
Bayi Ny. S lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat,
dengan umur 2 jam bayi baru lahir normal.
4. Planning
133
a. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 20 x/menit, suhu badan ibu
36,5°C, pernapasan 40 x/meni, berat badan bayi 2800 gram,
panjang badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar Dada:
30 Cm.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada
bayinya.
b. Memberikan suntikan vitamin K 1 mg pada paha kiri bayi
bagian luar, dan berikan salep mata secara bergantian pada
bayi
Evaluasi : Bayi sudah diberikan suntikan vitamin K
c. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara menggunakan
kassa steril, bersihkan tali pusat dari pangkal hingga ujung tali
pusat, kemudian tali pusat dengan kassa steril tanpa tambahan
apapun
Evaluasi : Sudah dilakukan perawatan tali pusat
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengganti kain
yang kotor dengan kain yang bersih dan kering, kemudian
membedong bayi dan memakaikan topi ke kepala bayi
Evaluasi : Bayi sudah di gantikan pakaian yang kering dan
bersih
e. Memastikan bayi mendapatkan ASI segera setelah lahir
Evaluasi : Bayi sudah mendapatkan ASI
134
f. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak
mau menyusu, pernapasan cepat lebih dari 60 x/menit, warna
kulit pucat dan suhu lebih dari 37,5°C atau kurang dari 36,5°C
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir
g. Memberikan imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian
paha kanan bayi bagian luar secara Intra Muskuler, diberikan
1 jam setelah pemberian vitamin K 1 mg.
Evaluasi : Bayi sudah di berikan imunisasi HB 0.
2. Data perkembangan Bayi Baru Lahir (kunjungan 1 minggu post
partum)
Tanggal 1September 2018, jam 15:00 WIB di Rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya, ibu
mengatakan bayinya menyusu dengan aktif, BAK kurang lebih 6
kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari.
b. Data Obyektif
Keadaan umum bayi baik, suhu 36,6°C, nadi 130 x/menit,
pernapasan 40 x/menit, berat badan 2850 gram panjang badan 47
cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm, warna kulit tidak
ikterus, tali pusat sudah lepas pada tanggal 1 September 2018 BAK:
kurang lebih 6 kali/hari sedangkan BAB: 3 kali / hari konstitensinya
lembek.
135
c. Assesment
Bayi Ny. S umur 1 minggu jenis kelamin laki-laki dengan keadaan
bayi baru lahir normal
d. Planning
1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 130 x/menit, suhu badan ibu
36,6°C, pernapasan 40 x/menit, berat badan 2850 gram panjang
badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya
2) Mengingat kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya, dengan cara tidak membiarkan bayinya kedinginan,
tidak meletakan bayi didekat jendela atau kipas angin, segera
keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah, untuk
mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan bayi tetap
hangat.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya.
3) Memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir
seperti pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, suhu badan
terlalu hangat lebih dari 37,5 °C atau terlalu dingin kurang dari
36,5°C, kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat
atau memar, hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah,
mengantuk berlebihan, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,
berbau busuk, berdarah pada tali pusat, tanda-tanda infeksi
136
seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, berbau busuk,
keluar cairan, pernapasan sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak
BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau
tua, ada lender atau darah, menggigil, rewel, lemas, mengantuk,
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus
Evaluasi : Tidak ada tanda-tanda bayi sakit berat
4) Menjelaskan tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi
a) Nutrisi yang sesuai untuk bayi
b) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
c) Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
menjadi baik
d) Mengurangi penyebab karies dentis
e) Mempunyai efek psikologi yang menguntungkan
Evaluasi : Ibu mengerti manfaat ASI Eksklusif.
3. Data Perkembangan Bayi Baru Lahir (Kunjungan 2 minggu bayi
baru lahir)
Tanggal 16 September 2018, jam 15:30 WIB di Rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ASI keluar lancar, dan ibu selalu menyusui bayinya
secara rutin, Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, BAK
kurang lebih 7 kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari, hisapan saat
menyusu sangat baik.
137
b. Data Obyektif
Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 2900 gram, panjang 47
cm, suhu 36,5°C, nadi 130 x/menit, pernapasan 40 x/menit, Lingkar
kepala 32 cm, Lingkar Dada 32 cm.
c. Assesment
Bayi Ny.S umur 2 minggu, jenis kelamin perempuan dengan bayi
baru lahir normal.
d. Planning
1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya yaitu: Nadi 130 x/menit, suhu badan ibu
36,5°C, pernapasan 32 x/menit, berat badan 2900 gram, panjang
badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya
2) Mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering
mungkin
3) Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI
a) Menyusui bayinya setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari
b) Konsumsi makanan penambah produksi ASI seperti daun
katuk, papaya, bayam dan wortel
c) Minum air putih 8 gelas/hari
d) Posis menyusui yang benar, nyaman dan aman
138
e) Hindari stress
f) Istirahat cukup
Evaluasi : Ibu sudah mengerti upaya memperbanyak ASI
4) Mengingat kembali kepada ibu untuk mengganti popok bayi
setiap basah dan keringkan dengan handuk untuk mencegah
terjadinya iritasi pada genetalia bayi
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
5) Mengaingat ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh bayi dengan sabun dan air mengalir.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukannya
6) Mengingat kembali kepada ibu bahwa bayinya harus di
imunisasi BCG pada usia 1 bulan
Evaluasi : Ibu bersedia mengimunisasikan bayinya.
4. Data Perkembangan Bayi Baru Lahir(Kunjungan 6 minggu bayi baru
lahir)
Tanggal 30 Oktober 2018, jam 09:00 WIB di Rumah Ny.S
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan, bayi menghisap dengan
aktif, BAK kuran lebih 6 kali/hari, BAB lembek 3 kali/hari.
b. Data Obyektif
139
Keadaan umum bayi baik, suhu badan 37,0°C, nadi 120 x/menit,
pernapasan 33 x/menit, panjang badan 52 cm, berat badan 3300
gram, lingkar Kepala 37 cm, lingkar Dada 36 cm.
c. Assesment
Bayi Ny. S umur 6 minggu jenis kelamin laki-laki dengan bayi baru
lahir normal
d. Planning
1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu: Nadi 120 x/menit, suhu badan ibu 37,0°C,
pernapasan 40 x/menit, panjang badan 52 cm, berat badan :
3300 gram lingkar kepala 37cm, lingkar dada 36 cm
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya
2) Mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya selama 6
bulan dengan ASI Eksklusif saja tanpa harus ada tambahan
makanan lainnya
Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan hanya
dengan ASI Eksklusif
3) Mengingat kembali kepada ibu untuk selalu melakukan
komunikasi dengan bayinya, agar teransang perkembangannya
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
4) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu memeriksakan
tumbuh kembang bayinya 1 bulan sekali.
141
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Study kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan
yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang
dilaksanakan dari usia kehamilan Trimester III yaitu 35 minggu lebih 4 hari
sampai dengan 6 minggu post partum yang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2018-
30 Oktober 2018 di Puskesmas Jatibogor Tegal.
Pada BAB ini yang berisi mengenai suatu pembahasan kasus yang diambil
penulis akan coba membahas dengan membandingkan antara teori dengan praktek
dilapangan. Untuk lebih sistematis maka penulis membuat pembahasan dengan
mengacu pada pendekatan Proses Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney dan
SOAP maka seluruh aktivitas atau tindakan yang diberikan oleh Bidan kepada
pasien akan efektif (Helen Varney, 2007).
A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine
mulai sejak konsepsi sampai persalinan (Ida Bagus Ode Manuaba, 1998:4)
1. Pengumpulan Data
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data wanita hamil terdiri atas amnesia, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (Fadlun, 2011).
142
a. Data Subjektif
Menurut teori Fadlun (2011) mengemukakan bahwa data
objektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi kejadian.
1) Identitas
a) Nama
Pada kasus ibu mengatakan bernama Ny. S
Nama selain sebagai identitas upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan
komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab.
(Sulystywati, 2010).
Dari data diatas tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktik karena, menanyakan nama penting untuk
memudahkan bidan dalam berkomunikasi dengan pasien.
Bidan biasa memanggil dengan nama panggilan yaitu Ny. S.
b) Umur
Pada kasus Ny. S. berumur 30 tahun
Menurut Manuaba (2010) “ Termasuk usia
reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun”. Bila usia <20 tahun
biasanya rahim belum tumbuh mencapai ukuran dewasa dan
panggul tidak sempurna atau alat reproduksinya belum
matang. Akibatnya persalinan macet/lama dan ketidaksiapan
ibu menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua.
143
Dan bila usia > 35 tahun biasanya terjadi pendarahan dan
komplikasi lainnya.
Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. S berumur 30 tahun termasuk masih usia
reproduksi sehat.
c) Agama
Pada kasus Ny. S mengatakan beragama Islam
sehingga setiap harinya selalu menjalankan sholat 5 waktu
sesuai anjuran islam begitu juga dengan suaminya.
Memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien
dan keluarga sebelum dan pada saat kelahiran. Agama dikaji
untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien untuk berdoa
(Manuaba,2010).
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dengan praktik karena pasien selalu berdoa untuk
kelancaran proses persalinannya seperti membaca sholawat-
sholawat nabi.
d). Tingkat pendidikan
Pada kasus Ny. S pendidikan terakhir adalah SMP.
Menurut Kusmiyati (2009), tingkat pendidikan dikaji untuk
mengatakan tingkat intelektualnya. Semakin tinggi tingkat
pendidikan pasien makin mudah diberikan asuhan, terutama
144
petugas memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang
terjadi pada pasien.
Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. S sudah mempunyai pengalaman
dikehamilan sebelumnya dan mampu memahami dan
melaksanakan apa yang diberikan asuhan bidan.
e). Pekerjaan
Data yang didapat dari Ny. S sebagai ibu rumah tangga,
suami dari Ny. S bekerja sebagai penjahit.
Menurut teori Sulistyawati (2012), pekerjaan seseorang
akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan
ekonomi yang didapatkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
suami Ny. S mempunyai pekerjaan dan sosial ekonominya
mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya. Selama masa
kehamilan sampai persalinannya sehingga dalam hal ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.
f) Alamat
Ibu mengatakan bertempat tinggal di Desa Jatibogor
Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Alamat pasien
dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien,
dan kunjungan rumah bila diperlukan, (Ambarawati,2008).
Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik karena tempat tinggal
pasien tidak terlalu jauh dari tempat pelayanan kesehatan
145
berjarak sekitar 10 menit dan mudah dalam melakukan
kunjungan ANC selama kehamilan, persalinan, bayi dan
nifasnya.
2) Keluhan utama
Pada kasus ini ibu mengatakan tidak ada keluhan. Keluhan
yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering
kencing, nyeri pinggang dan merasa pusing dan lemas, akibat
pembesaran uterus serta merasa khawatir akan kelahiran bayinya
dan keselamatannya, selain itu konstipasi dan sering lelah
merupakan hal yang wajar dikeluhkan ibu hamil (Mochtar, 2011).
Dalam hal ini ditemukan adanya kesenjangan antaru teori
dan kasus-kasus karena dengan kehamilan trimester III tidak ada
keluhan hal ini karena pasien sudah ada pengalaman hamil
sebelumnya jadi masih bisa menahan rasa sakit yang dialaminya.
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Didalam kasus ini dikaji tentang kehamilan ibu ini hamil
yang kedua, tidak pernah mengalami keguguran. Persalinan dan
nifas yang selalu normal tidak ada masalah. Data ini penting
untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan untuk memprediksi
apakah ada kemungkinan penyulit selama proses persalinan.
Menurut Sulistyawati (2012), paritas adalah riwayat
reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan kehamilannya /
jumlah kehamilan. Dibedakan dengan primigravida (hamil yang
pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih).
146
Maka, dalam hal ini tidak terdapat suatu kesenjangan
antara teori dengan kasus karena, kehamilan, persalinan, nifas
pasien yang lalu tidak ditemukan masalah apapun atau penyulit
dalam proses persalinan anak sebelumnya.
4) Riwayat kehamilan sekarang.
a) Kunjungan ANC
Data yang didapat dari buku KIA Ny. S sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan 7 kali baik di puskesmas
maupun di rumah sakit, puskesmas pada trimester I
melakukan kunjungan sebanyak 2 kali karena ibu
mengatakan mengetahui bahwa dirinya hamil Trimester II
sebanyak 3 kali trimester III sebanyak 2 kali.
Menurut Sulistyawati (2012), kunjungan antenatal
care (ANC) minimal 1 kali pada trimester I (usia kehamilan 0
- 12 minggu) satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13 -
28 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 29 -
42 minggu).
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena, kunjungan ANC pasien sudah sesuai
dan lebih dari 4 kali dan melewati Trimester l, Trimester II,
dan Trimester III.
b) Imunisasi TT
Dalam kasus ini ibu mendapatkan imunisasi TT
lengkap. Menurut Pantikawati (2010), tujuan pemberian
147
imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah -
merahan dan bengkak untuk 1 – 2 hari pada tempat
penyuntikan, ini akan sembuh tanpa perlu pengobatan.
Dalam Hal ini tidak ada kesenjangan teori dan kasus
karena pasien sudah diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali
selama hamil ini.
c) Terapi pengobatan
Pada kasus Ny. S sudah mendapatkan tablet tambah
datah 1 x 500mg selama memeriksakan kehamilannya yaitu >
90 tablet.
Menurut Sunarsih (2011), tablet yang mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Calcium 1x500 mg.
Pemberian tablet tambah darah selama 90 hari (3 bulan). Ibu
harus menasehati agar tidak meminumnya bersamaan dengan
air teh/kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus karena, pasien sudah mengkonsumsi tablet Fe
selama hamil dan sudah mengerti cara mengkonsumsi sudah
sesuai dengan menggunakan air putih.
5) Riwayat haid
a) Menarche
Pada kasus Ny. S menstruasi pertama pada umur 12
tahun. Menurut Sulistyawati (2012), menarche adalah usia
148
pertama kali mengalami menstruasi, untuk wanita Indonesia
menarche terjadi pada usia sekitar 12 - 16 tahun karena dapat
mempengaruhi tingkat kesuburan dan menophose seseorang.
Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus karena pasien dalam kategori
normal diantara usia 12 - 16 sudah mengalami menstruasi.
b) Siklus haid
Pada kasus Ny. S siklus mentruasinya 28 hari.
Menurut Sulistyawati (2012), siklus mentruasi adalah jarak
antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya
dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23 – 32 hari.
Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori
dengan kasus karena Ny. S mengalami menstruasi sebulan
sekali dan dikategorikan normal.
c) Lamanya Haid
Pada kasus Ny. S lama haidnya sampai 7 hari.
Menurut Manuaba (2010), bahwa idealnya lama menstruasi
terjadi selama 4 -7 hari.
Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus karena, Ny. S lama menstruasi sampai 6 - 7 hari
tiap satu bulan sekali.
6) Riwayat kesehatan
Berdasarkan kasus Ny. S mengatakan tidak pemah dan
tidak sedang mengalami penyakit yang membahayakan bagi ibu
149
dan janin seperti DM, Hipertensi, TBC, dan hepatitis. Selain itu
dalam keluarga juga tidak ada yang mengalami penyakit
tersebut.
Riwayat kesehatan digunakan sebagai penanda akan
adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisiologi pada
masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan (Sulistyawati,
2012).
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan\ kasus karena Ny. S tidak menderita penyakit seperti yang
disebutkan diatas.
7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Pada kasus ini penulis memperoleh data bahwa
sebelum hamil ibu makan 3 x sehari dengan porsi 1 piring
yang terdiri dari nasi, dan lauk-pauk, sedangkan selama hamil
ibu makan 3 - 4 x sehari dengan porsi I piring yang terdiri
dari nasi, lauk dan sayur. Sedangkan setiap harinya ibu
mengatakan minum sekitar 7 - 8 gelas / hari bervariasi seperti
teh, susu dan air putih. Dan ibu tidak ada pantang makanan.
Kebutuhan gizi ibu selama hamil meningkat karena
selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu juga
diperlukan untuk janin yang dikandungnya. Pemenuhan gizi
150
selama hamil juga diperlukan untuk persiapan ASI serta
tumbuh kembang bayi (Arisman,2010)
Frekuensi makan akan memberi petunjuk tentang
seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.
Jumlah makan per hari memberikan volume atau seberapa
banyak makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali
makan, (Sulistyawati,2012).
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus Karena kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi
dan tidak ada keluhan pada pemenuhan kebutuhan
nutrisinya.
b) Eliminasi
Pada kasus ini penulis memperoleh data setiap
harinya ibu buang air besar sebanyak 1 kali dengan wama
kuning kecoklatan, konsistensi lembek, buang air kecilnya
pun setiap harinya sebanyak 4-5 kali dengan warna kuning
jemih, ibu mengatakan tidak ada ganguan pada buang air
besar dan buang air kecil.
Menurut Sulistyawati (2012) keluhan yang sering
muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi
karepa adanya pengaruh hormon progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus. Sedangkan sering kencing pada ibu hamil trimester III
151
tersebut adalah kondisi yang fisiolgis ini terjadi karena pada
awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak
kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang dan pada
trimester III karena ada pembesaran janin.
Sehingga dalam kasus ini tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek karena Ny. S sehari BAK 5 - 6 kali
dan BAB 1 kali dalam sehari tidak mengalami kontsipasi atau
apapun.
d) Personal hygine
Pada kasus ini ibu mengatakan setiap harinya mandi 2
x sehari, keramas 2 x seminggu, gosok gigi 3 x sehari dan
ganti baju 2 x sehari.
Menurut Wiknjosastro, 2009. Personal hygine adalah
merawat diri sendiri dalam sudut pandang kesehatan. Cara
melakukan kebersihan diri yang baik dan benar yaitu mandi
minimal 2 x sehari, keramas 3 x seminggu, gosok gigi 2 x
sehari, sedangkan manfaat dari menjaga personal hygine
salah satunya yaitu mencegah terjadinya penularan penyakit.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antar teori
dengan kasus Ny. S selalu menjaga kebersihan dirinya setiap
hari dari mulai gosok gigi sampai ganti baju sudah sesuai.
8) Data Psikologi
Dalam kasus Ny. S ibu mengatakan senang dengan
kehamilannya. Menurut teori Sulistyawati (2012), adanya beban
152
psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika
bayi lahir.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kasus karena pada saat bayi Ny. S lahir langsung dilihatnya dan
Ny. S terlihat sangat bahagia dari wajahnya.
9) Data Sosial Ekonomi
Pada kasus Ny. S ibu mengatakan penghasilan suami
mencukupi, penanggung jawab perekonomian suami dan
pengambilan keputusan bersama.
Menurut teori Sulistyawati (2012), tingkat social
ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologi ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social
ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan
fisik dan psikologis yang baik pula. Sementara pada ibu hamil
dengan kondisi ekonomi yang lemah maka ia akan mendapatkan
banyak kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan
primer.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antarateori
dengan kasus karena Ny. S sangat menikmati dan kebutuhan nya
terpenuhi sehingga tidak ada masalah terkait kesehatannya.
l0) Data Sosial Budaya
153
Pada kasus Ny. S ibu mengatakan masih mempercayai
adat istiadat dilingkungannya seperti membawa gunting yang
digantungkan pada baju jika akan berpergian keluar rumah.
Menurut teori ambarawati (2008), kebiasaan sosial
budaya perlu dikaji untuk mengetahui klien dan keluarganya
menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau
merugikan klien khususnya pada masa hamil.
Dalam hal ini penulis ada kesenjangan antaru teori
dengan kasus karena Ny. S masih mempercayai membawa
gunting selama hamilnya padahal itu bisa berbahaya untuk
dirinya sendiri
l1) Data Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
seperti keluar lendir bercampur darah, keluar cairan ketuban dari
jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban anak sebelumnya
b. Data Objektif
Menurut teori Sulistyawati (20t2), data ini dikumpulkan guna
melengkapi data untuk menegakan diagnosis dengan melakukan
pengkajian melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan.
l) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Dari data yang diperoleh pada kasus Ny. S keadaan
umumnya yaitu baik karena pasien masih mampu berjalan sendiri.
154
Menurut Sulistyawati (2012), keadaan umum dikaji untuk
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, normalnya
keadaan umum baik apabila pasien memperlihatkan respon yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien
tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. Sedangkan
dikatakan lemah apabila pasien kurang atau tidak memberikan
respon yng baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien
sudah tidak mampu lagi berjalan sendiri.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antar
teori dengan kasus karena Ny. S masih mampu melakukan
aktivitas sendiri tanpa bantuan suami atau keluarga yang lainnya.
b) Kesadaran
Dari data yang diperoleh pada kasus Ny. S kesadarannya
komposmentis hal tersebut dapat terlihat ketika dalam
pemeriksaan yaitu ibu masih dapat melakukan komunikasi
dengan baik.
Menurut teori Sulistyawati (2012), kesadaran dikaji untuk
mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, normalnya
kesadaran komposmentis atau kesadaran maksimal sampai
dengan koma atau pasien tidak dalam keadaan sadar.
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan kasus karena pasien mampu merespons apa yang
diucapkan bidan dengan baik.
c) Tanda - tanda Vital
155
1) Tekanan Darah
Pada Ny. S tekanan darah 120170 mmHg. Tekanan
darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai sistolik 140 mmHg
atau diastolik 90 mmHg. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15
diastolik diatas tensi Darah sebelum hamil, menandakan
toxaemiagravidarum / keracunan kehamilan (Hani, 20Il),
Sehingga dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara
teori dengan kasus karena tanda-tanda vital Ny. S dalam batas
normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg.
2) Suhu
Pada kasus Ny. S didapatkan suhu tubuhnya 36,5 0C.
Menurut Fadlun (2011), suhu dikaji untuk mengetahui tanda -
tanda infeksi, batas normalnya 35,6°C - 37 ,6° C.
Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan kasus karena suhunya dalam batas normal
yaitu 36,5oC
3) Nadi
Pada kasus Ny. S. didapatkan nadi Ibu 84 x / menit
Menurut Fadlun (2011), nadi dikaji untuk mengetahui denyut
nadi pasien yang dihitung selama 1 meniit, batas normalnya
60-80 x/menit,
Sehingga ditemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus karena nadinya dalam batas normal yaitu 84x/menit.
4) Respirasi
156
Pada kasus Ny. S. pernafasanya 22 x/menit. Menurut
Fadlun (2011), pernafasan diikaji untuk mengetahui frekuensi
pernafasan pasien dihitung selama 1 menit, batas normalnya 18
- 24 x/ menit. Pada kasus Ny. S data objektif yang diperoleh
semuanya normal.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kasus respirasi Ny. S. dalam batas normal yaitu 22x /menit.
e) Tinggi Badan
Pada kasus Ny. S. didapatkan tinggi badan 160 cm.
Menurut Pantikawati (2010), dikatakan bahwa tinggi diperiksa
sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan,
dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna
untuk mengkatagorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm.
Sehingga tidak dikategorikan ibu hamil resiko tinggi.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus
karena tinggi badan Ny. S 160 cm dan tidak mengalami
panggul sempit dibuktikan dengan persainan anak sebelumnya
secara spontan.
f) Berat Badan
Pada kasus Ny. S berat badan sebelum hamil yaitu 55
Kg dan selama hamil 61 Kg,
Menurut Sulistywati (2012), pada wanita hamil terjadi
penambahan berat badan, Perkiraan peningkatan berat badan
157
yang dianjurkan 4 Kg pada kehamilan trimester 1 0,5
Kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III totalnya
sekitar 15-16 Kg.
Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh yeyeh
(2009), selama kehamilan peningkatan 9-12 Kg karena adanya
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu
karena kehamilan.
Sehingga ada kesenjangan antara teori dengan kasus
karena Ibu mengalami peningkatan berat badan sekitar 6 Kg
hal ini tidak sesuai dengan batas normal peningkatan berat
badan 9-12 Kg selama masa kehamilan.
f). LILA
Pada Ny. S didapatkan LILA 23,5 cm. Menurut
Sulistiyoningsih (2011), ukuran LILA yang normal adalah
minimal 23,5 c, Ibu dengan LILA dibawah 23,5 cm
menunjukkan adanya kekurangan energy kronis.
Sedangkan menurut buku yang ditulis Pantikawati
(2012), standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada
wanita dewasa atau usia reproduksi yaitu 23,5 cm. Jika ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah
kekurangan energy kronis (KEK)
Dalam hal ini ibu tidak dikatakan sebagai kategori KEK
karena ukuran LILA Ny. S 23,5 cm sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus.
158
2) Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.
Pada kasus Ny. S hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
kepala atau rambut bersih, tidak rontok, kelopak mata tidak odema,
konjungtiva sedikit pucat, sclera tidak ikterik, telinga dan hidung tidak ada
kelainan, mulut dan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Pada payudara
bentuk simetris, putting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada aerola
abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dan terdapat linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi, genetalia tidak ada varises, anus tidak ada
haemoroid, dan estermitas tidak odem dan varises.
Menurut Manuaba (2009), inspeksi pada abdomen untuk
mengetahui tinggi fundus uteri, pigmentasi dinding abdomen dan
penampakan gerak janin.
Dalam hal ini keadaan ibu pada pemeriksaan konjungtiva tidak ada
kesenjangan antara teori dengan kasus Ny. S masih dikategorikan fisiknya
sehat.
3) Pemeriksaan Obsetri
a) Inspeksi (Payudara/ Abdomen)
Hasil pemeriksaan obsetrik Ny. S. didapatkan pemeriksaan
Inspeksi pada payudara yaitu simetris, putting susu menonjol
kolostrum/ASI belum keluar, kebersihan payudara bersih, pada
abdomen tidak ada bekas luka operasi, tidak ada straie gravadium, ada
linea nigra, pembesaran uterus sesuai umur kehamilan.
159
Menurut Prawirahardjo (2010) pada kulit dinding perut akan
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama Striae gravadium. Pada banyak perempuan kulit digaris
tengah perutnya (Linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan
yang disebut dengan linea nigra. Selain itu pada aerola dan daerah
genitalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Hal ini sesuai dengan kasus sehingga tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan kasus karena dalam pemeriksaan Ny. S didapatkan
hasil payudara terlihat hiperpigmentasi pada areola dan putting susu
menonjol pada abdomen terdapat linea nigra.
b) Palpasi
1) TFU
Pada kasus Ny. S pada umur kehamilan 35 minggu lebih 4
hari dilakukan pengukuran TFU yaitu 26 cm.
Menurut Suryati (2011), palpasi adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara meraba untuk mengetahui adanya kelainan,
mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan
kehamilan. Berikut ukuran (cm) tinggi fundus uteri sesuai umur
kehamilan : uk 22-28 minggu (24-25 cm diatas simfisis), 28
minggu (26,7 cm diatas simfisis), 30-32 minggu (29-30 cm diatas
simfisis), 34 minggu (31 cm diatas simfisis), 36 minggu (32 cm
diatas simfisis).
160
Menurut Pantikawati (2012), bila deviasi lebih dari 1-2 cm
dari umur gestasi kemungkinan terjadi kehamilan kembar atau
polihidramnion dan bila deviasi lebih kecil berarti ada gangguan
pertumbuhan janin.
Sehingga ditemukan adanya kesenjangan antar teori dengan
kasus karena tinggi fundus uteri Ny. S pada usia 35 minggu 4 hari
adalah 26 cm, sedangkan pada teori ukuran TFU 26 cm berada
pada usia kehamilan 28 minggu dalam hal ini harus ada
pertimbangan dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti
USG.
2) TBBJ
Menurut rumus MC Donald ini memang membantu untuk
memastikan perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini
belum selalu tepat sesuai dengan usia prediksi kehamilan. Perlu
disadari kalau USG harus tetap dilakukan dengan Cara TBJ
(taksiran berat janin dalam gram) = (TFU-12)x 155 gram jika
kepala bayi sudah masuk panggul, dan TBJ (taksiran berat janin
dalam gram) : (TFU-11) x 155 gram jika kepala bayi belum masuk
panggul.
Pada kasus Ny. S tinggi fundus uteri 26 cm dan belum
masuk pintu atas panggul. Untuk taksiran berat badan janin (26-n)
x 155 = Berat (2.170 gram). Bila kepala diatas atau pada spina
iskiadika makan n: l2.Bila kepala dibawah spina iskiadika maka n:
11.
161
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
karena Taksiran Berat Janin sudah sesuai dengan usia
kehamilannya.
3) Leopold
Pada kasus Ny. S pemeriksaan palpasi terdapat Leopold I :
bagian fundus teraba bokong janino Leopold II : pada perut sebelah
kanan ibu teraba punggung janin, pada perut sebelah kiri ibu teraba
extermitas, Leopold III : pada perut bagian bawah teraba kepala
janin, Leopold IV: bagian terbawah janin yaitu kepala belum
masuk PAP (konvergen).
Menurut Suryati (2011), Leopold I : untuk mengetahui
fundus uteri dan bagian yang berada di fundus. Leopold II : untuk
mengetahui batas kiri & kanan pada uterus ibu, yaitu : punggung
pada letak bujur dan kepala kepala pada letak lintang. Leopotd III :
untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada
disympisis ibu. Leopold IV: untuk mengetahui seberapa jauh
masuknya bagian terendah janin kedalam PAP.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus
karena bagian terendah terbawah janin adalah kepala dan belum
masuk panggul sesuai dengan teori tersebut.
c) Auskultasi
Pada pemeriksaan detak jantung janin pada Ny. S adalah 132
x/menit. Menurut teori Manuaba (2010), auskultasi berarti mendengarkan
162
detak jantung janin dalam rahim. Untuk dapat mendengar detak jantung
janin dapat dipergunakan stetoskop laeneck atau alat dopton/Doppler.
Menurut teori Manuaba (2010), DJJ (Denyut Jantung Janin)
normalnya yutu 120 - 160 x/menit. Jika kurang dari 120 x/menit disebut
bradikardi dan apabila lebih dari 160 x/menit yaitu takikardi.
Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus
karena denyut jantung janin dalam batas normal yaitu l32x / menit.
d)Perkusi
Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan refleks patella, hasilnya positif.
Menurut teori Fadlun (2011), perkusi merupakan pemeriksaan dengan
melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian
tubuh untuk mengetahui ukuran, batas, atasan, konsistensi, organ - organ
tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh.
Sedangkan menurut teori Mufdillah (2009 ),cara pemeriksaan
perkusi yaitu dengan meminta ibu duduk dengan tungkai tergantung
bebas raba tendon dibawah lutut. Dengan menggunakan reflexhammer
ketuklah tendon pada lutut bagian depan, tungkai bawah akan bergerak
sedikit ketika tendon diketuk, bila reflex lutut negative, mungkin klien
kekurangan vitamin B1, sedangkan bila gerakan berlebihan dan cepat, hal
ini menunjukkan pre-eklamsi.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena
Ny. S gerakan refleknya positif dan tidak menunjukan atau mengarah ke
kekurangan B1 dan pre-eklamsi.
e) Pemeriksaan Panggul Luar
163
Tidak dilakukan pemeriksaan panggul dikarenakan ibu tidak
termasuk kategori panggul sempit hal ini sudah dibuktikan dengan
persalinan anak yang sebelumnya dengan spontan.
4) Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan protein urin.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan darah ibu dan
hemoglobin ibu. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang pada Ny.
S haemoglobin 12,6 gr%, protein urin negative dan golongan darah B+,
hbsAg Non Reaktif (NR), HIV Non Reaktif (NR), siphillis Non Reaktif
(NR).
Menurut teori Manuaba (2007), pembagian anemia : Hb 1l gr %
dikatakan normal, Hb 9 - l0 gr % anemia ringan, Hb 7 - 9 gram % anemia
sedang,Hb5-7 gr %..
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena
Hemoglobin dalam batas normal yaitu 12,6 gr % dan pada pemeriksaan
fisik didapatkan hasil konjungtiva dan kuku tidak pucat sehingga Ny. S
tidak mengalami anemia.
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas dasar data - data yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosis yang spesifik. (Fadlun, 2011).
Pada Ny. S ibu hamil dengan kehamilan normal.
a. Diagnosa Nomenklatur.
164
Menurut Hani (2011), diagnosa kebidanan adalah diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup pratik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Ny. S umur 30 tahun G2 Pl A0 hamil 35 minggu lebih 4 hari,
janin tunggal, hidup intrauterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, konvergen dengan kehamilan normal.
Menurut Fadlun (2011) kehamilan normal dengan gambaran
ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama./sesuai
usia kehamilan, pemeriksaan.fisik konjungtiva sedikit pucat.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dengan kasus, karena kehamilan Ny. S termasuk dalam
kehamilan normal dan sehat.
b. Masalah
Tidak ditemukan adanya masalah pada Ny. S. Menurut
Sulistyawati (2013), dalam asuhan kebidanan istilah masalah dan
diagnosa keduanya dapat dipakai karena beberapa masalah tidak dapat
didefinisikan sebagai diagnosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk
membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan
bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.
Berdasarkan hal tersebut, dalam interpretasi data penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus karena
tidak ditemukan masalah pada saat pemeriksaannya.
c. Kebutuhan
165
Pada kasus Ny. S tidak ditemukan masalah. Menurut Hani
(2011), kebutuhan adalah hal -hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data.
Berdasarkan hal tersebut, data penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus karena tidak ditemukan
masalah sehingga tidak diberikan kebutuhan khusus
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa potensial yaitu kehamilan
normal. Menurut Ummi Hani, 2014. Pada langkah ini, mengidentifikasi
masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan anisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
Namun dalam pemeriksaan ditemukan adanya ketidaksesuaian
antara teori dan kasus yaitu TFU 26 cm, dengan demikian kemungkinan
terjadi masalah gangguan pertumbuhan janin.
Sehingga dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. S ditemukan suatu masalah.
4. Antisipasi Penanganan Segera
Menurut Ummi Hani, 2014. Pada langkah ini bidan menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Nutrisi yang baik akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya
melewati masa tersebut. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat ibu
166
hamil perlu dikontrol kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram.
Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan
darah. (2)
Pada kasus Ny. S antisipasi penanganan segera adalah kolaborasi
dengan tenaga kesehatan seperti bidan, kolaborasi dengan ahli gizi ,
pemeriksaan tanda-tanda vital sehingga ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus.
5. Intervensi
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. (Muslihatun,2009)
Pada kasus Ny. S asuhan direncanakan sesuai keluhan dan hasil
pemeriksaan, serta melakukan intervensi sesuai kebutuhan Ny. S yaitu
beritahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisi kehamilan dan janinnya,
beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu ibu tentang
tanda bahaya TM 3.
Menurut kementrian kesehatan RI tanda bahaya TM III sebagai
berikut seprti kram, perdarahan lewat jalan lahir, demam tinggi, bengkak
kaki, tangan, wajah, atau sakit disertai kejang segera periksa bila terdapat
tanda-tanda bahaya tersebut.
Beritahu ibu tentang tanda-anda persalinan. Menurut Manuaba
1998, gejala persalinan jika sudah dekat akan menyebabkan kekuatan his
167
makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek,
dengan terjadi pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah yang
lebih banyak.
Penkes ibu tentang nutrisi dan zat besi, penkes tentang alat KB
setelah persalinan., ingatkan ibu untuk persiapan persalinan, jadwal ibu
untuk lakukan kunjungan ulang.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena
asuhan yang diberikan pada Ny. S sesuai dengan kebutuhan.
6. Implementasi
Menurut Yulifah (2014), pada langkah keenam ini, kegiatan yang
dilakukan adalah melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada
langkah ke lima secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan
oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lainnya.
Pada langkah ini penulis melakukan implementasi sesuai
kebutuhan Ny. S yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan dalam batas normal yaitu: Tekanan darah" ibu 120/80 mmHg,
nadi 84x/menit, suhu badan ibu 36,5oC, pernapasan ibu 20x/menit, detak
jantung janin ibu l43xlmenit. Pemeriksaan perut juga posisinya normal,
bagian atasnya teraba bokong, bagian kanan punggung , bagian kiri
ekstermitas, bagian bawahnya kepala.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester
III yaitu: Ibu akan mengalami sakit kepala yang hebat, Sakit kepala yang
menunjukan suatu masalah yarrg serius adalah sakit kepala hebat, yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat
168
dalam kehamilan adalah gejala dari terjadinya pre-eklampsia. Ibu akan
mengalami pandangan mata kabur, Penglihatan menjadi kabur dapat
disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi odem pada otak
dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan,..Ibu akan merasakan gerakan janin yang
berkurang. Ibu akan mengalami keluar cairan ketuban sebelum
waktunya.
Menurut kementrian kesehatan RI tanda bahaya TM III sebagai
berikut seprti kram, perdarahan lewat jalan lahir, demam tinggi, bengkak
kaki, tangan, wajah, atau sakit disertai kejang segera periksa bila terdapat
tanda-tanda bahaya tersebut.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus karena
Ny. S tidak ditemukan tanda-tanda bahaya tersebut.
Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan seperti : Ibu
merasakan sakit atau nyeri, Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut
atau kram layaknya sedang mengalami masa pramenstruasi. Ibu
merasakan kontraksi palsu, Kontraksi ini biasa disebut Braxton Hicks
atau terjadi pengencangan perut yang datang dan pergi. Namun kontraksi
palsu ini tidak sekuat kontraksi asli yang terjadi saat melahirkan.
Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Berbeda dengan
kontraksi sungguhan
Menurut Manuaba 1998, gejala persalinan jika sudah dekat akan
menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
169
kontraksi semakin pendek, dengan terjadi pengeluaran tanda seperti
lendir bercampur darah yang lebih banyak.
Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. S megalami tanda tanda persalinan tersebut.
Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi dan tambahan zat
besi, bahwa ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang betgizi yang
mengandung karbohidrat, protein, untuk menambah berat badan ibu
dengan segera macamnya seperti es cream, coklat dan memperbanyak
mengkonsumsi makanan yang manis-manis.
7. Evaluasi
Dalam langkah ini penulis melakukan evaluasi pada kasus Ny.
S. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
seperti tekanan darah normal dan detak jantung bayi juga normal, Ibu
sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan Trimester III, , ibu
sudah mengetahui tanda-tanda dari persalinan,
Proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu evaluasi. Dalam hal ini mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif, melalui proses
manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif
serta melakukan penyesuaian dan modifikasi apabila memang
diperlukan. Proses manajemen asuhan ini merupakan kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu evaluasi' (Muslihatun,2009)
170
Pada kasus Ny. S telah dilakukan evaluasi agar .dalam asuhan
yang diberikan dapat terlaksana dengan efektif sehingga hasilnya klien
dikatakan dalam status kehamilan yang fisiologis.
DATA PERKEMBANGAN (ANC KE II)
Tanggal : 18 Agustus 2018
Jam : 15:00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
1. Subektif
Pada kasus ibu mengatakan istirahatnya kurang dimalam hari, karena
sering buang air kecil. Menurut Mochtar (201l), keluhan yang muncul
pada kehamilan trimester III meliputi sering kenceng, nyeri punggung dan
merasa pusing dan lemas diakibatkan pembesaran uterus serta merasa
kawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus karena ibu mengalami salah satu ketidaknyamanan pada
trimester III seperti buang air kecil pada malam hari sehingga mengganggu
waktu istirahatnya.
2. Obyektif
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36.0°C, pernapasan 24x/menit dan berat
badan 62 kg.
Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi
tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature
171
normalnya 36-37oC, denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi
16-30xmenit.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena keadaan Ny. S dalam batas normal.
Sedangkan pada pemeriksaan palpasi didapatkan Leopold I teraba
bulat lunak dan tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II pada perut
bagian kanan ibu teraba memanjang keras ada tahanan yaitu pungung bayi,
pada perut bagian kiri teraba kecil-kecil tidak beraturan dan tidak merata
yaitu ekstermitas bayi, Leopold III pada bagian perut bawah ibu yaitu
kepala janin, Leopold IV bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk
PAP (divergen) tinggi fundus uteri (TFU) 27 cm dan dari TFU yang ada
dapat ditemukan tafsiran berat (TBBJ) dengan menggunakan teori Mc.
Donald yaitu (27-11) x 155 = 2. 480 gram. HPL : 11 September 2018 dan
usia kehamilan 36 minggu lebih 5 hari.
Menurut Suryati (2011) , Leopold I : untuk mengetahui fundus
uteri dan bagian yang berada difundus. Leopold II : untuk mengetahui
batas kiri/kanan pada uterus ibu yaitu punggung atau ekstermitas. Leopold
III : untuk mengetahui presentasi atau bagian presentasi terbawah janin
yang ada di sympisis ibu. Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh
bagian terendah janin kedalam PAP.
Menurut Suryati (2011), palpasi adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara meraba untuk mengetahui adanya kelainan,
mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan kehamilan.
Berikut ukuran (cm) tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan : uk 22-28
172
minggu (24-25 cm diatas simfisis), 28 minggu (26,7 cm diatas simfisis),
30-32 minggu (29-30 cm diatas simfisis), 34 minggu (31 cm diatas
simfisis), 36 minggu (32 cm diatas simfisis).
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena bagian terendah terbawah janin adalah kepala dan sudah
masuk panggul. Sedangkan pada pemeriksaan TFU ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus karena TFU tidak sesuai dengan umur
kehamilan.
3. Assessment
Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu lebih 5 hari janin
tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, divergen dengan kehamilan normal.
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba (1998:4) kehamilan normal
dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai
sejak konsepsi sampai persalinan.
Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan normal berlangsung
dalm waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
intemasional.
Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. S usia kehamilannya tidak melebihi 40 minggu dan masih
dalam kategori normal.
4. Planning
Pada kasus Ny. S asuhan yang diberikan yaitu memberitahu kondisi
kepada ibu bahwa keadaan saat ini dalami atas normal, memberitahu ibu
173
tentang ketidaknyamanan Trimester III yaitu salah satunya kurang tidur
dimalam hari karena sering buang air kencing, menganjurkan ibu agar
tetap memenuhi kebutuhan cairan yakni minum minimal 8 gelas/harinya,
Menurut Ummi Hani (2011) sering BAK terjadi karena pembesaran
uterus yang menekan kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus karena
sering BAK merupakan kejadian yang fisiologis dan pasien sudah
mengetahui penyebab dari keluhannya.
memberitahu ibu agar tetap menjaga kebersihan dirinya khususnya
daerah genetalia agar tetap bersih, dan kering, menjelaskan kepada ibu
untuk sering melakukan komunikasi dengan tenaga kesehatan seputar
kehamilannya, mengingat kembali untuk makan-makanan yang bergizi
yang mengandung karbohidrat , protein, vitamin, sayuran dan buah-
buahan, serta menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ada
keluhan.
Menurut Pantiawarti (2010) asuhan ibu hamil ANC pada Trimester
III yang diberikan diantaranya memonitoring kemajuan guna memastikan
kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang nornal, mengenali secara dini
penyimpangan dan memberikan penatalaksanaan yang diberikan,
mempersiapkan ibu dan keluarga kemungkinan adanya komplikasi.
Berdasarkan kasus diatas penulis sudah melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan karena sesuai
kebutuhan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
DATA PERkEMBANGAN (ANC KE - 3)
174
Tanggal : 24 Agustus 2018
Jam : 18:30 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
1. Subyektif
Ibu mengatakan saat ini sudah merasakan perutnya sering kenceng
dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari.
Menurut Manuaba (1998) gejala persalinan jika sudah dekat akan
menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi semakin pendek dengan terjadi pengeluaran lendir bercampur
darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
Dalam data subyektif ini dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami
salah satu tanda-tanda menjelang persalinan yaitu kenceng-kenceng.
2. Obyektif
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam
batas normal. TFU : 29 cm, DJJ : l4Zxlmenit. Leopold I teraba bulat lunak
kemungkinan bokong, Leopold II pada bagian kanan teraba panjang ada
tahanan kemungkinan punggung, dan sebelah kiri teraba bagian kecil-kecil
kemungkinan ekstermitas, Leopold III teraba bulat, keras kemungkinan
kepala. Leopold IV kepala sudah masuk panggul tidak dapat digoyangkan
(Divergen).
Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi
tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature
175
normalnya 36-37oC, denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi
16-30x/menit.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan keadaan Ny. S dalam
batas normal.
3. Assessment
Ny. S umur 30 tahun G2 Pl A0 umur kehamilan 37 minggu lebih 4
hari janin tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, Divergen dengan kehamlan normal.
Menurut Prawirohardjo (2009), Keharnilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi tiga, trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung dalam 15
minggu dari (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester tiga 13
minggu dari (minggu ke-28 hingga ke-40).
Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus karena usia
kehamilan ibu sudah memasuki trimester tiga dan usia kehamilanya 37
minggu lebih 4 hari.
4. Planning
Pada Ny. S asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa
kondisi saat ini dan janinnya dalam keadaan normal yaitu tekanan darah
120180 mmHg, nadi 82 x /menit, suhu badan ibu 36,5 oC, pernapasan24x
/menit, detak jantung ibu 12x / lmenit.
176
Menurut Rita Yulifah (2013) pengukuran tanda-tanda vital meliputi
tekanan darah yang normalnya dibawah 140/90 mmHg, temperature
normalnya 36-37oC denyut nadi normalnya 60-90x/menit, dan respirasi
16-30x/menit.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan keadaan Ny. S dalam
batas normal.
Pada pemeriksaan palpasi terdapat posisi yang normal yaitu, bagian
atas perut ibu teraba bokong, bagian kanan perut ibu teraba punggung,
bagian kiri perut ibu teraba ekstermitas, dan bagian terendah perut ibu
kepala, dan sudah masuk panggul.
Menurut Amru Sofian (2011) , pemeriksaan palpasi juga dilakukan
untuk menentukan letak janin. Pada pemeriksaan leopold 1 bertujuan
untuk menentukan letak janin, leopold II menentukan batas samping kanan
dan kiri rahim (punggung), leopold III menentukan bagian terbawah janin
(normalnya kepala) dan leopold IV menentukan sudah seberapa jauh
bagian terbawah janin memasuki pintu atas panggul (PAP)
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kasenjangan antara teori
dan kasus karena dari hasil pemeriksaan palpasi posisi janin normal kepala
berada dibawah dan sudah masuk panggul.
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kondisi ibu dengan
mencukupi makanan serta minuman agar kondisi ibu tetap sehat dan fresh,
menganjurkan ibu tentang relaksasi seperti tarik nafas yang dalam dari
hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan apabila ibu
merasakan kenceng-kenceng. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ibu
177
telah melakukan anjuran bidan untuk tarik nafas panjang jika terasa
kencang-kencang.
Memberitahu ibu apabila kenceng yang dirasakan semakin sering
dalam l0 menit 2 sampai 3 kali atau lebih segera datang ke Nakes terdekat
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menganjurkan ibu untuk berhubungan intim dimalam hari dan hati-
hati dengan tujuan untuk merangsang membukanya jalan lahir sehingga
dapat memperlancar proses persalinan.
Menurut Pantiawarti (2010) asuhan ibu hamil ANC pada Trimester
III yang diberikan diantaranya memonitoring kemajuan guna memastikan
kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang nolmal, mengenali secara dini
penyimpangan dan memberikan penatalaksanaan yang diberikan,
mempersiapkan ibu dan keluarga kemungkinan adanya komplikasi.
Berdasarkan kasus diatas penulis sudah melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan karena sesuai
kebutuhan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
B. Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Menurut buku yang ditulis Prawiroharjo,2007. .Persalinan adatah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia.
1. Kala I
178
a. Data subyektif
Pada saat persalinan penulis mendampingi klien, persalinan
berlangsung di Puskesmas Jatibogor pada tanggal 25 Agustus 2018
, pada kasus Ny. S tanggal 25 Agustus 2018 pukul 24:00 WIB
mengalami kencang-kencang dan mengeluarkan lendir bercampur
darah dari jalan lahir.
Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat
seperti terjadinya his, keluar lendir bercampur darah, kadang-
kadang juga ketuban pecah dengan sendirinya dan kemudian
adanya dilatasi.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus, karena kenceng-kenceng yang dialami Ny. S
merupakan tanda-tanda persalinan.
b. Data obyektif
Melakukan pemeriksaan dari tanda-tanda vital sampai
pemeriksaan dalam Berdasarkan hasil pemeriksaan yang penulis
dapatkan pada Ny. S yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
86x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,2 C sehingga Ny. S dalam
keadaan normal.
Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2013),
Keadaan umum dikaji untuk mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan, normalnya keadaan umum baik ataupun lemah.
179
Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang penulis
dapatkan pada Ny. S yaitu kesadaran komposmentis dan keadaan
umum baik.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dengan kasus karena ibu dalam kondisi baik dan sadar ketika
berkomunikasi.
Pada kasus yang didapatkan pada Ny. S yaitu Leopold I
teraba bagian janin bulat, lunak tidak melenting yaitu bokong jani,
Leopold II bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil tidak beraturan
yaitu extermitas janin, Leopold III bagian terendah teraba bagian
janin bulat, keras yaitu kepala janin . Leopold IV kepala sudah
masuk PAP (HI) atau divergen.
Menurut Suryati (2011), Leopold I : untuk mengetahui TFU
dan bagian yang berada di fundus. Leopold II : untuk mengetahui
apa yang ada dibagian kiri/kanan pada uterus Ibu, Leopold III :
untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada di
sympisis ibu, Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh,
masuknya bagian terendah janin ke dalam PAP. Sehingga tidak
terdapat kesenjangan arrtara teori dengankasus karena hasil
pemeriksaan didapatkan sesuai dengan teori.
Pada kasus Ny. S pertama kali datang jam 04.40 WIB
dengan keluhan kecang-kencang dan mengeluarkan lendir darah
dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil 2 Cm. 4 jam kemudian
diperiksa dalam dengan hasil pembukaan 2 Cm dan pada pukul
180
12.30 WIB di periksa dalam dengan hasil pembukaan 3 Cm. Pada
pukul 16.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil
pembukaan 5 Cm kemudian pada pukul 19.25 WIB pembukaan
bertambah menjadi 10 Cm.
Fase pembukaan dibagi 2 fase yaitu fase laten : berlangsung
selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
pembukaan 3 cm. Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase
akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi
9 cm, fase kembali menjadi lengkap. Lama kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam dengan pembukaan 1 cm per jam,
pada multigravida 8 jam dengan pembukaan 2 cm per jam
(Mochtar. 1998)
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus, karena pada kasus Ny. S kala 1 berlangsung dari fase
laten selama 8 jam ke fase aktif berlangsung selama 3 jam. Pada
kasus Ny. S pada pukul 19.20 WIB mengatakan kencang-
kencangnya lebih sering merasakan mules seperti ingin BAB dan
ingin mengejan.
c. Assessment
Berdasarkan kasus yang ambil maka penulis menyimpulkan
dari uraian data subjektif dan data objektif adalah Ny. S umur 30
tahun G2 P1 A0 hamil 37 minggu lebih 4 hari, janin tunggal, hidup
181
intrauterine, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,
divergen dengan inpartu kala I fase aktif dengan persalinan normal.
Menurut Muslihatun (2009), assessment merupakan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif.
Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008), kala I
persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). kala I persalinan terdiri atas dua fase,
yaitu fase laten dan fase aktif.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena Ny. S sudah memasuki persalinan.
d. Planning
Tindakan yang tenaga kesehatan berikan pada Ny. S pada
kala I antara lain :
Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
bahwa ibu hamil 37 minggu lebih 4 hari sudah cukup bulan untuk
bersalin posisi janin dalam batas normal dengan hasil seperti :
Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86x/menit, suhu badan ibu
36,2°C, pernapasan 22x/menit, Djj 133x/menit. Pada pemeriksaan
dalam terdapat keadaan portio tebal, pembukaan 20%, selaput
ketuban positif, bagian terendah kepala, titik UUK penurunan
Hodge II, bagian menumbung tidak ada.
182
Menganjurkan ibu untuk miring dan masih diperbolehkan
jalan. Menganjurkan ibu untuk tarik nafas saat ada kontraksi.
Mengobservasi sesuai dengan partoghraf.
Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008), partograf
adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan
informasi untu membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari
partograf adalah mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam,
mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya partus lama, sebagai data pelengkap yang terkait dengan
pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, dan grafik kemajuan proses
persalinan. Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf
akan membantu penolong persalinan untuk : mencatat kemajuan
persalinan, mencatat kondisi ibu dan bayinya, mencatat asuhan
yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, menggunakan
informasi tercatat untuk penanganan dini penyulit persalinan, dan
menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. S sudah dipantau kemajuan persalinanya
melalui partoghraf.
2. Kala II
a. Subyektif
183
Ibu mengatakan perutnya kencang-kencang lebih sering
merasakan mules seperti ingin BAB dan sudah ingin meneran.
Menurut teori Mochtar, 1998. Gejala dan tanda kala II,
telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin
melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat
kontraksi, ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum terlihat
menonjol, vulva dan springter ani membuka.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjagan antara teori
dan kasus, karena ibu mengatakan seperti rasa ingin BAB itu
menandakan springter ani membuka.
Sehingga tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. S mengalami tanda gejala salah satu tersebut yaitu ingin
meneran.
b. Obyektif
Kemudian dilakukannya pemeriksaan seperti tanda tanda
vital. Dari hasil pemeriksaan terdapat hasil keadaan umum baik,
tekanan darah 120180 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6oC,
pernapasaan 23 x/menit, ibu mengalami kontraksi 5 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik, DJJ 143 x/menit. Pemeriksaan dalam :
keadaan portio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan l0 cm,
selaput ketuban negatif. Bagian terendah kepala titik petunjuk
UUK, penurunan Hodge III+, bagian menumbung tidak ada.
184
Menurut buku yang ditulis oleh wiknjasono (2009), kala II
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung biasanya 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena ibu sudah mengalami pembukaan lengkap.
c. Assessment
Dalam assessment dari uraian data subyektif dan objektif
adalah Ny. S umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 37 minggu lebih 4
hari Janin tunggal, hidup intrauterine, letak memanjang, punggung
kanan, presentasi kepala, divergen, dengan inpartu kala II normal.
Menurut buku yang ditulis oleh wiknjasono (2009), kala II
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung biasanya 2 jam pada primi dan I jam pada multi.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena ibu sudah mengalami pembukaan lengkap dan
siap untuk melahirkan.
d. Planning
Hasil akhir pada kala II ibu dapat melahirkan dengan
selamat pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 19.20 WIB, bayi lahir
spontan pervaginam, jenis kelamin laki -laki, menangis kuat,
gerakan aktif, warna kulit kemerahan lama kala II yaitu 15 menit.
Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014), kala II atau
pengeluaran bayi , dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi
185
lahir. Lamanya proses ini berlangsung selama 1½ - 2 jam pada
primigravida dan ½ - 1 jam pada multigravida.
Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung secara
cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam
dari awal kelahiran.
Menurut Doenges, 2001. Melahirkan terlalu cepat apabila
terjadi diluar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat
terjadi peningkatan resiko komplikasi dan atau hasil yang tidak
baik pada janin/klien.
Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dengan
kasus karena lamanya pengeluaran bayi berlangsung selama 15
menit dan tidak sesuai dengan teori.
3. Kala III
a. Subyektif
Ibu mengatakan sudah lega dan sudah senang karena
bayinya sudah lahir dan perutnya masih terasa mules.
Menurut buku yang ditulis JNPK-KR (2008) kala III
dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara
teori dengan kasus.
b. Obyektif
186
Pada kasus Ny. S sudah mulai ada tanda tanda pelepasan
plasenta seperti ada semburan darah dan tali pusat memanjang
dengan Melakukan peregangan dan dorongan dorso cranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso kranial).
Menurut teori Rustcham, 1998. Batasan kala III, masa
setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta tanda- tanda lepasnya plasenta: terjadi perubahan bentuk
uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur
keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara tiba-
tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 menit - 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus, karena ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti terdapat
semburan darah dan tali pusat memanjang, plasenta lahir
berlangsung selama 5 menit. Kemudian melakukan kontak kulit
antara bayi dengan ibunya untuk menyusui dini selama 30 menit.
c. Assessment
Pada kasus telah didapat data sebagai berikut : Ny. S umur
30 tahun P2 A0 dengan inpartu kala III normal.
Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014) kala III adalah
waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta.
187
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena plasenta sudah terlepas.
d. Planning
Hasil akhir pada pemeriksaan kala III ini adalah janin
tungal, oksitosin sudah disuntikkan, dan plasenta telah lahir
spontan jam 19.35 WIB dengan lama kala III 5 menit, pada kala III
ini tenaga kesehatan memberikan asuhan kepada Ny. S sesuai
dengan asuhan persalinan normal.
Dalam teori pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam
1 menit setelah bayi lahir. Namun perlu diperhatikan pemberian
oksitosin yaitu memastikan tidak ada bayi didalam uterus. (
Nurasiah, 2012 )
Dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus
karena oksitosin sudah disuntikan 1 menit setelah bayi lahir.
Menurut buku yang ditulis oleh Yanti (2014), kala III
berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit,
kontraksi uterus berhenti sekita 5 – 10 menit.
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus karena kala III berlangsung selama 5 menit sesuai
dengan teori.
Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008)
manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama seperti
pemberian suntikkan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
188
lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali, dan masase
fundus uteri.
Pada kasus yang penulis ambil tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan kasus karena sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan
praktik bidan pasal 10 ayat 2 diantaranya yaitu pemberian
uterotonika pada manajemen aktif kala III.
4. Kala IV
a. Subyektif
Ibu mengatakan senang karena bayi dan plasentanya
sudah lahir, dan ibu masih merasakan mules.
Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), jika
uterus tidak dapat berkontraksi dengan segera setelah kelahiran
plasenta, maka ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350 –
500 cc/menit dari bekas tempat melekatnya plasenta. Bila
uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit anyaman
pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot nadi
sehingga perdarahan tidak terjadi. Ada rasa mules yang
dirasakan ibu menandakan adanya kontrasi pada uterus.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus.
b. Obyektif
189
Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif
sebagai berikut : bayi lahir spontan jam 19.30 WIB, plasenta
lahir spontan jam 19.35 WIB, kontraksi uterus keras, TFU 2
jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan 100 cc
, ada robekan derajat dua.
Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2012),
dua jam pertama setelah melahirkan merupakan saat yang
paling kritis bagi pasien dan bayinya, tubuh pasien melakukan
adaptasi yang luar biasa setelah kelahiran bayinya agar kondisi
tubuh kembali stabil. Sedangkan bayi melakukan adaptasi
terhadap perubahan lingkungan hidupnya diluar uterus.
Sedangkan menurut buku yang ditulis JNPK-KR
(2008),pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1
jam pertama dan setiap 30 menit kedua. Pemantauan kala IV
yang dilakukan seperti tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan jumlah darah yang
keluar.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena pemantauan tanda – tanda vital sudah
dilakukan setiap 15 menit sekali dalam 1 jam pertama dan
setiap 30 menit dijam kedua.
c. Assessment
Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment
sebagai berikut : Ny. S umur 30 tahun P2 A0 dengan inpartu
190
kala IV normal. Menurut buku yang ditulis oleh wiknjosastro
(2009) kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2
jam pertama postpartum.
Dalam hal ini tidak terdapat kasenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. S sudah masuk masa 2 jam pertama post
partum.
d. Planning
Menurut buku yang ditulis oleh Sulistyawati (2012),
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Inisiasi menyusui dini (IMD)
adalah 'proses membiarkan bayi menyusui sendiri segera
setelah lahir. IMD dilakukan paling sedikit 1 jam dan dapat
meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi
tingkat kematian BBL ( Wiknjosastro, 2009 )
Sehingga dalam hal ini terdapat kesenjangan atau kasus
dengan teori , karena pada kasus IMD dilakukan hanya 30
menit saja.
Dalam asuhan persalinan kala IV ini penulis melakukan
asuhan persalinan normal dari tindakan yang dilakukan,
penulis menemukan laserasi/robekan pada perineum, sehingga
perlu di lakukan penjahitan dengan menggunakan anestesi.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
kasus karena terdapat luka robekan pada perenium dan sudah
dilakukan penjahitan.
191
Pada bayi baru lahir pada langkah empat puluh lima
yaitu pemberian vitamirn K 1mg obat mata dan imunisasi HbO
setelah I jam pemberian Vit K 1mg sudah dilakukan.
Menurut JNPK-KR (2008), pemantauan kala IV
dilakukan setiap 15 menit dalam I jam pertama dan setiap 30
menit dalam I jam kedua. Pemantauan kala IV yang dilakukan
seperti tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus, kandung kemih dan jumlah perdarahan yang keluar.
Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh Saifudin (2009),
tujuan asuhan persalinan normal adalah memberikan asuhan
yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan nyaman, dengan
memperhatikan aspek Sayang ibu dan sayang bayi. Sedangkan
menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), pemberian
imunisasi hepatitis B pertama diberikan I - 2 jarn setelah
pemberian Vit K 1mg pada saat bayi baru berumur 2 jarn.
Menurut wiknjasastro (2009), obat mata profilaksis yang
sering digunakan yaifu salep eritromisin 0,5% dan salep mata
tetrasiklin 1%. Kedua preparat ini efektif untuk mencegah
konjungtivis gonore, sedangan menurut buku yang ditulis
JNPK-KR (2008), salep mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan setelah I jam kontak kulit dengan ke kulit dan bayi
setelah menyusu, pencegahan infeksi tersebut mengandung
antibiotik tetrasiklin 1 %, salep mata antibiotika harus tepat
192
diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya
pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari
I jam setelah kelahiran. Sehingga dalam hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus karena pemberian salep
sudah diberikan 1 jam setelah bayi lahir.
Menurut buku yang ditulis Wiknjasastro (2009),
pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir.
Menurut buku yang ditulis oleh JNPK-KR (2008), imunisasi
hepatitis B bermanfaat untuk mencegah panyakit hepatitis B
terhadap bayi, melalui jalur penularan ibu-bayi.
Pada kasus yang penulis ambil tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan kasus Karena sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1464/MENKES/PER/X|2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan pratik bidan pasal 10 ayat 3 diantaranya yaitu
penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II, fasilitas/bimbingan
inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif.
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa setelah ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu. (Christina S Ibrahim, 1998)
Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kunjungan masa
nifas dibagi menjadi 3 kali kunjungan yaitu 6-8 jam, 4-28 hari, dan 29-42
193
hari. Jenis pelayanan yang di berikan yaitu menilai kondisi ibu secara
umum, tekanan darah, suhu tubuh, respirasi, nadi, perdarahan pervaginam,
kondisi perenium, tanda infeksi, kontraksi rahim, tinggi fundus uteri,
lochea, serta pelayanan dan penanganan resiko tinggi dan komplikasi pada
nifas.
Pada study kasus ini penulis melakukan Asuhan Kunjungan Nifas
mengacu pada Kebijakan Program Nasional tentang Kunjungan di lakukan
4 kali selama masa nifas.
1) Data Perkembangan Pada Masa Nifas 2 jam post partum pada
tanggal 25 Agustus 2018, jam 21:00 WIB di Puskesmas Jatibogor.
a. Subyektif
Pada kasus yang diambil penulis, saat 2 jam post partum
dalam data subyektif Ny. S masih merasa mulas, lemas, dan
capek. Ketika uterus berkontraksi seorang wanita akan merasakan
mulas. inilah yang disebut nyeri setelah melahirkan hai ini
berlangsung 2 hingga 3 hari setelah melahirkan (Elisabeth, 2015).
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus karena kontraksi yang dialami Ny. S keras dan
mengalami mulas setelah dilakukan massase.
b. Obyektif
Didapatkan data obyektif seperti tanda-tanda vital dalam
batas normal, dan dilakukan pemeriksaan obsetetri dengan hasil
tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras,
pengeluaran pervaginam lochea rubra berwama kemerahan, cair,
194
berbau khas, perdarahan 75 cc, dan ada jahitan pada perenium,
tidali oedema dan tidak ada varises.
Menurut buku Saleha, 2009 . lochea rubra/merah berwarna
merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
vemiks, lanugo, dan meconium selama 2 hari pasca persalinan.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus karena pengeluaran darah Ny. S berwarna merah, segar
dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang mengarah ke patologis.
c. Assessment
Pada kasus ini didapatkan assessment berikut Ny. S umur
30 tahun P2 A0 dengan nifas normal 2 jarn post partum.
Menurut teori Saifudin (2009), masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil dari
anamnesa dan pemeriksaan pada saat kunjungan.
d. Planning
Asuhan yang diberikan meliputi memberitahu ibu tentang
penyebab perut ibu masih mulas dikarenakan adanya proses
involusi uterus kembalinya rahim kebentuk semula seperti hamil
jadi hal tersebut wajar dan dialami saat masa nifas.
Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dengan latihan
miring kanan, kiri, duduk, berdiri, dan jalan untuk mempercepat
195
proses involusi uteri. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas
yaitu perdarahan pervaginam, keluar cairan yang berbau dari jalan
lahir, tekanan darah lebih dart l40/90 mmHg, nyeri pada uluh hati,
payudara bengkak, demam, apabila menemui tanda bahaya
tersebut segara ke Nakes terdekat. Memberitahu tentang ASI
Ekslusif, member tahu cara merawat tali pusat, membererikan
obat Amoxilin Asam mefenamat membersikan Vit A dan tablet
Fe, serta memberikan asuhan cara perawatan luka perineium.
Menurut manuaba (2010), tanda bahaya yang dapat terjadi
pada ibu nifas yaitu infeksi pada luka bekas operasi, keluar cairan
berbau dari jalan lahir, suhu badan meningkat lebih dari 39°C,
gangguan pada involusi uterus.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada
Ny. S. Hasil pemeriksaan menunjukan involusi uterus berjalan
normal, TFU berada 2 jari dibawah pusat , lochea dalam batas
normal.
Menurut Emi Mbarwati, 2010. pada kebijakan program
nasional masa nifas pada 6 hari postpartum yaitu : memastikan
involusi uterus berjalan normal, mencegah perdarahan, nilai
adanya tanda-tanda deman, infeksi atau perdarahan abnormal,
pastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat,
pastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan benar tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit, ajarkan asuhan bayi seperti
196
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari -hari.
Sehingga hal ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori
dan kasus karena asuhan yang diberikan pada Ny. S sudah sesuai
dengan kebijakan pada masa nifas.
2) Data Perkembangan Masa Nifas I Minggu Post Partum
Tanggal : 1 September2018
Jam : 15:00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subyekfif
Pada kasus yang penulis ambil pada data subyektif, ibu
mengatakan saat ini ibu merasakan puting susunya lecet dan
merasakan sakit pada saat menyusuinya.
Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat
memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan
kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai
dengan tahapan perkernbangannya antara lain : Kunjungan ke-2
(6 hari setelah persalinan) memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkonfraksi keras, fundus dibawah umbilicus,
tidak ada perdarahan abnorrnal, memastikan ibu cukup makan,
cairan, dan istirahat, serta memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
197
Sehingga dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus karena ibu mengalami keluhan puting susunya lecet
dan tidak dapat menyusui bayinya dengan baik.
b. Obyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif yaitu
: dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/70 mmHg,
nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36oC. TFU diantara
pusat dan syimpisis, lokea serosa berwarna merah kekuningan.
Menurut buku yang ditulis oleh Sofian (2011), pada hari
ke 7-14 pasca persalinan darah yang keluar berwarna kuning.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena pengeluaran darah berwarna kuning dan
sesuai dengan teori.
c. Assessment
Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment sebagai
berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 1 minggu postpartum dengan
nifas normal.
Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.
198
d. Planning
Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberitahu
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dilakukan dalam batas
normal, menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri dan lecet pada
puting susu ibu merupakan salah satu masalah dalam menyusui
atau bayi menghisap tidak semua sampai ke areola, mengajarkan
ibu tentang tekhnik perawatan payudara,. mengajarkan ibu
tentang tekhnik menyusui yang benar, memberikan konseling
pada ibu mengenai menjaga bayinya agar tetap hangat,
menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang sehat dan
seimbang,
Menurut teori Eny Ratna Ambarwati (2010) menu makanan
seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan berlemak disamping itu
harus mengandung energy, protein, mineral, vitamin, dan air.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
karena ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang sehat
dan seimbang.
Menurut teori Eny Ratna Ambarwati (2010) Menjaga
payudara agar tetap bersih dan kering terutama puting susu
dengan menggunakan BH yang menyokong payudara dan apabila
puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap selesai menyusui.
199
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena ibu sudah bisa cara melakukan perawatan
payudaranya untuk kelancaran ASI nya dengan mengoleskan
colostrum atau ASI yang keluar setiap selesai menyusuinya.
3) Data Perkembangan Kunjungan Nifas ke 2 minggu postpartum
Tanggal : 16 September 2018
Jam : 15.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan pada data
subyektif ibu mengatakan saat ini sudah menyusui bayinya
dengan baik dan tidak merasakan sakit lagi.
Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat
memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan
kebidanan pada ibu masa nifas tergantung'dari kondisi ibu sesuai
dengan tahapan perkembangannya antara lain : Kunjungan ke-3
(2 minggu post partum) disesuaikan berdasarkan perubahan fisik,
fisiologis, dan psikologis yang diharapkan dalam dua minggu
pasca post partum.
Dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus
karena ibu merasa lebih baik dan senang bisa menyusui anaknya
kembali.
b. Obyektif
200
Pada kasus yang penulis ambil didapat data objektif yaitu :
dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,5oC. TFU sudah
tidak teraba, lokea serosa berwarna merah kekuningan. Menurut
buku yang ditulis oleh Sofian (2011), pada hari ke 7-14 pasca
persalinan darah yang keluar berwarna kuning.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus karena pengeluaran darah berwarna kuning dan
sesuai dengan teori.
c. Assessment
Pada kasus yang penulis ambil didapat assessment sebagai
berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 2 minggu pospartum dengan
nifas normal.
Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.
d. Planning
Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberitahu
hasil pemeriksaan dalam keadaan batas normal, memotivasi ibu
agar selalu memberikan ASI tanpa tambahan apapun kecuali
vitamin, mineral dan obat menjelaskan kepada ibu tentang alat
kontasepsi apa saja yang dapat digunakan bagi ibu menyusui,
201
mengingat kemballi kepda ibu untuk mendiskusikan suami
tentang alat kontasepsi yang akan dipilihnya.
Menurut buku yang ditulis Elizabeth, dlft (2015), rencana
KB setelah ibu melahirkan itu sangatpenting, dikarenakan
secaratidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat
merawat anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat
kandungan (pemulihan alat kandungan)
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena ibu sudah merencanakan alat kontasepsi yang akan
dipilihnya.
4) Data Perkembangan Kunjungan Ke-4 (6 Minggu post partum)
Tanggal : 30 Oktober 2018
Jam : 15:00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan pada data
subyektif ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan dan ibu
masih memberikannya ASI Ekslusif kepada bayinya.
Menurut Esti Handayani, 2016. Perawatan payudara
sangat penting untuk kelancaran ASI, selama nifas ibu harus
menjaga payudaranya tetap kering dan bersih, gunakan bra yang
mengokong payudara dan ajarkan teknik laktasi yang baik.
202
Sehingga dalarn hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena ibu sudah bisa cara menyusui bayinya dengan
tekhnik yang benar.
b. Obyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif yaitu
: dari hasil pemeriksaan didapatan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 82x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,8oC. TFU sudah
tidak teraba, lokea sudah tidak ada.
Menurut Rukiyah, dkk (2010) lochea benrarna putih
kekuningan mengandung leokosit, selaput lendir serviks dan
selaput jaringan yang mato, mucul sejak 2-6 minggu.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena pengeluaran pervaginam dalam batas normal.
c. Assessment
Pada kasus ymg penulis ambil didnpat assessment sebagai
berikut Ny. S umur 30 tahun P2 A0 6 minggu postpartum dengan
nifas normal
Menurut buku yang ditulis oleh Mochtar (1998) adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai smpai alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil,lamanya 6-8 minggu.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. S dalam keadaan nifas normal.
d. Planning
203
Asuhan yang diberikan Ny. S yaitu memberitahu kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan telah dilakukan dalam batas
normal, menanyakan pada ibu tentang alat kontrasepsi apa yang
dipilih yaitu suntft KB 3 bulan, menjelaskan kepada ibu tentang
alat kontasepsi suntik KB 3 bulan, menanyakan pada ibu apakah
ada kesulitan ada keluhan saat merawat bayinya dalam sehari-
hari, menganjurkan ibu untuk membawa bayrnya ke posyandu
atau bidan untuk mendapatkan imunisasi BCG secepatnya.
Menurut teori Saleha (2009) . Seorang bidan pada saat
memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan
kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai
dengan tahapan perkembangannya antara lain : kunjungan ke- 4
menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi
alarni, memberikan konseling untuk keluarga berencana secara
dini, imunisasi.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus karena ibu sudah memilih KB apa yang akan digunakan
yaitu suntik KB 3 bulan.
Menurut buku yang ditulis Elizabeth, dkk (2015), rencana
KB setelah ibu melahirkan itu sangat penting, dikarenakan secara
tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat
anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat kandungan
(pemulihan alat kandungan).
204
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Buku Sarwono (2005) Bayi Lahir Normal adalah bayi
yang lahir bulan 3842 minggu depan berat badan sekitar 2500-3000 gram
dan paniang sekitar 50-55 cm.
1) Asuhan 2 hari bayi baru lahir
Tanggal : 25 Agustus 2018
Waktu : 21:00 WIB
Tempat : Puskesmas Jatibogor
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapat ibu mengatakan
bayinya sudah lahir sejak 2 jam yang lalu , bayinya berjenis
kelamin laki-laki.
Menurut Buku ditulisnya Mufdillah pengkajian data
bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dalam uterus ke
kehidupan luar uterus.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kasus karena bayi telah lahir 2 jam yang lalu dengan normal.
b. Obyektif
Dari data yang didapat penulis dalam pemeriksaan
didapatkan keadaan umum , kesadaran composmentis, suhu 36oC,
205
nadi l20 x/menit, pemapasan 40x/menit Berat badan 2800 gram,
panjang badan 47 cm LIKA 32 cm, LIDA 30 cm, tidak ada
perdarahan pada tali pusat, genetalia terdapat lubang penis dan
scrotum, terdapat lubang anus, jumlah jari lengkap, tidak ada
sindaktil dan polidatil, reflek sucking ada aktif, reflek rooting ada
aktif, reflek graps ada aktif, reflek sucking ada aktif, rklek rooting
ada aktif, reflek graps ada aktif, reflek tonic neek ada aktif, reflek
bebyskin ada aktif ada
Menurut buku ditulisnya Mufdilah pengkajian keadaan fisik
bayi setelah lahir memastikan bayi bahwa dalam keadaan normal
atau mengalami penyimpangan.
Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dengan kasus karena bayi lahir dalam keadaan normal.
c. Assesment
Bayi Ny. S lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis
kuat dengan umur 2 jam bayi baru lahir normal.
Menurut buku M. Sholeh kosim, 2007.Bayi baru lahir
normal jika berat lahir 2500-4000 gram, cukup bulan lahir langsung
menangis kuat dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. S melahirkan bayi normal dengan bukti ada
nya tanda-tanda dari salah satu tersebut yaitu langsung menangis
kuat.
206
d. Planning
Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. S antara lain
memberitahu bahwa bayi dalam keadaan normal, memberikan
suntikan Vit K I Mg pada paha kiri bayi bagran luar dan berikan
salep mata secara bergantian pada bayi, melakukan perawatan tali
pusat dengan cara menggunakan kassa steril, mempertahankan
suhu fubuh bayi dengan cara mengganti kain yang kotor dengan
kain bersih dan kering memastikan bayi mendapatkan ASI segera
setelah lahir, memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu
seperti tidak mau menyusu, pernapasan cepat lebih dari 90x/menit,
memberikan imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian paha
kanan bayi bagian luar secara Inta Muskuler, diberikan 1 jam
setelah pemberian Vitamin K 1 mg.
Menurut JNPK-KR, 2008 BBL sangat rentan terhadap
infeksi micro organisme yang terpapar/terkontaminasi selama
proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir,
maka sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan
pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan inspeksi.
Menurut JPNK-KR,2008. Tanda bahaya pada bayi baru
lahir yaitu seperti tidak mau menetek, kejang, bayi bergerak hanya
jika dirangsang, merintih, pusar kemerahan, suhu (>37,5 °C) dingin
(<36 °C), nanah banyak dimata.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena semua tindakan bayi baru lahir sudah dilakukan
207
sesuai dengan teori dan tidak ditemukan tanda tanda bahaya bayi
baru lahir.
2) Asuhan I minggu bayi baru lahir
Tanggal : I September 2018
Jam : 15:00 WIB
Tempat : RumahNy.S
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu menyatakan
tidak ada masalah pada bayinya dan aktif menyusui, BAK kurang
lebih 6x/sehari, BAB lembek 3x/sehari. Menurut JPNK-KR 2008.
Tanda bahaya bayi baru lahir seperti tidak mau meneteng kejang,
bayi bergerak hanya dirangsang, merintih, nanah banyak dimata,
pusat kemerahan, kecepatan nafas >60 katil menit, suhu demam.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena bayi Ny. S tidak ditemui tanda - tanda bahaya
tersebut.
b. Obyektif
Pada hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum bayi
baik, suhu 36,6oC, nadi 130x/menit, pemapasan 40x/menit berat
badan 2.850 gram, panjang badan 47 cm,lika 32 cm, lida 30 cm,
warna kulit tidak uterus, tali pusat sudah lepas, BAK 1x /sehari,
sedangkan BAB 3x/sehari dan konsistensinya lembek.
208
Menurut Afriaca Arum Lusiana 2016. Bayi baru lahir
dikatakan normal jika termasuk dalarn kriteria sebagai benkut berat
badan 2500 - 400 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35 cm,
lida 30-38 cm, denyut jantung 120x/menit, pernafasan 30-6-
x/menit eliminasi baik bayi berkemih dan buang air besar dalam 24
jam pertarna setelah lahir, buang air besar, adalah meconium yang
berwarna coklat kehitaman
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena Bayi Ny. S dalam keadaan normal.
c. Assessment
Bayi Ny. S umur 1 minggu jenis kelamin laki-laki dengan
keadaan bayi baru lahir normal.
Menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010. Masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah melahirkan. Neonatus
adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia satu bulan
sesudah lahir.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus karena bayi Ny. S saat ini berumur 1 minggu dan dalam
dikategorikan neonatus.
d. Planning
Asuhan yang diberikan kepada Bayi Ny. S yaitu
memberitahu keadaan bayi baru lahir dalam keadaan normal,
mengingat kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayinya,
209
memastikan bayi tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir,
menjelaskan tentang ASI Ekslusif,
Menurut Jenny J.S Sondakh, 20l3.Dalam perawatan pada
bayi baru lahir orang tua diajarkan tanda-tanda bahaya pada bayi
dan mereka diberitahu agar dengan segera jika ditemui hal-hal
seperti pernapasan cepat, warna kulit menguning, tali pusat
kemerahan, atau keluar cairan berbau busuk dan suhu badan
meningkat.
Dalam hal ini tidak ditemukan kasenjangan antara teori dan
kasus karena tidak ditemui hal-hal yang mengarah ketanda-tanda
bahaya bayi baru lahir.
3) Asuhan 2 minggu bayi baru lahir
Tanggal : 16 September 2018
Jam : 15:30 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu mengatakan
ASI keluar lancar, dan ibu selalu menyusi bayinya dengan rutin,
ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya BAK kurang lebih
7 kali/sehari, BAB lembek 2-3x/sehari, hisapan saat menyusi baik.
Menurut Vivian Nanny Lia Dewi, 2014. Jumlah fesses akan
berkurang pada minggu kedua, yang awalnya frekuensi defekasi 5
atau 6 kali menajdi 1 atau 2 kali sehari.
210
Dalam hal ini antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan
karena pengkajian yang telah dilakukan semua dalam batas normal
dan pola eliminasi bayi khususnya BAB menjadi 2-3 kali dalam
sehari.
b. Obyektif
Pada pemeriksaaan yang dilakukan didapatkan keadaan
umum bayi baik, berat badan 2900 gram, panjang 47 cm, suhu
36,5oC, nadi l30 x/menit, pernapasan 40x/menit, lika 32 cm, Lida
32 cm.
Menurut Afriana Arum Lusiana" 2016. Bayi baru lahir
dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut berat
badan 2500- 4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35 cm,
lida 30-38 cm, denyut jantung 120-140 pernafasan 30-60x/menit
eliminasi baik bayi berkemih dan buang air besar dalam 24 jam
pertama setelah lahir, buang air besar pertama adalah meconium
yang berwarna coklat kehitaman.
Sehingga dalam hat ini tidak ada kasenjangan antara
teori,dan kasus karena Bayi Ny. S dalam keadaan normal.
c. Assessment
Bayi Ny. S umur 2 minggu jenis kelamin perempuan
dengan bayi baru lahir normal.
Menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010. Masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah melahirkan. Neonatus
211
adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia satu bulan
sesudah lahir.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus karena bayi Ny. S saat ini berumur 2 minggu dan dalam
dikategorikan neonatus.
d. Planning
Asuhan yang diberikan kepada Bayi Ny. S yaitu
memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal, mengingat kembali kepada ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin, menjelaskan tentang upaya untuk
memperbanyak ASI, mengingat ibu untuk selalu mengganti
popoknya setiap basah dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh bayi, mengingat kembali kepada ibu bahwa bayinya
harus di immunisasi BCG pada usia 1 bulan.
Menurut Jenny J.S Sondaktr,20l3. Orangtua diajarkan cara
merawat bayi dan melakukan peawatan harian untuk bayi baru
lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3
jam, mulai dari hari pertama, menjaga bayi dalam keadaan bersih,
hangat,dan kering, serta mengganti popok, menjaga tali pusat
dalam keadaan bersih dan kering.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus karena ibu mampu menjaga personal
hygiene.
4) Asuhan 6 minggu bayi baru lahir
212
Tanggal : 30 Oktober 2018
Jam : 09:00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan ibu mengatakan
bayinya tidak ada keluhan, bayi menghisap dengan aktif, BAK
kurang lebih 6 kali/sehari, BAB lembek 3 kali/hari.
Menurut Afriana Arum Lusiana, 2014. Kemampuan bayi
baru lahir untuk mencerna, mengabsorbsi dan metabolism bahan
makanan sudah adekuat dan mampu mencerna proten dan
karbohidrat.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus karena bayi sudah bisa
mencerna protein ditandai eliminasi baik bayi berkemih dan
buang air besar dalam 24 jam pertama setelah lahir, buang air
besar pertama adalah meconium yang berwarna coklat kehitaman.
b. Obyektif
Pada pemeriksaaan yang dilakukan didapatkan keadaan
umum bayi baik, berat badan 3300 gram, panjang 52 cm suhu
37,0°C, nadi 120/menit, pernapasan 33x/menit, LIKA 37 cm,
LIDA 36 cm.
Menurut Afriana Arum Lusiana 2014 Bayi baru lahir
dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut
213
berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lika 33-35
cm, lida 30-38 cm.
Sehingga dalam hal ini tidak ada kasenjangan antara teori
dan kasus karena pada pemeriksaan Bayi Ny. S dalam keadaan
normal.
c. Assement
Bayi Ny. S umur 6 minggu jenis kelamin laki-laki dengan
bayi baru lahir normal.
Menurut Ari Sulistyawati, 2012. Masalah atau diagnose
ditegakkan berdasarkan data atau informasi subyektif maupun
obyektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus karena Bati Ny. S dengan keadaan normal.
d. Planning
Asuhan yang diberikan kepada bayi Ny. S yaitu
memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dalam batas
normal, mengingat kembali untuk selalu memeriksakan tumbuh
kembang bayinya 1 bulan sekali, dan mengingat ibu untuk selalu
menyusui bayinya selama 6 bulan dengan ASI Eklusif.
Menurut Jenny J.S Sondali,2013. Orangtua diajarkan cara
merawat bayi dan melakukan perawatan harian untuk bayi baru
lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3
jam, mulai dari hari pertama.
214
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus karena ibu masih menyusui bayinya dengan
ASI saja dari awal sampai saat ini.
215
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S di
Wilayah Puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal
Tahun 2018, penulis menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7
langkah Varney dan pada data perkembangan menggunakan manajemen
SOAP, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada langkah pengumpulan data Ny. S penulis tidak menemukan
kesulitan dalam pengumpulan data baik subyektif maupun obyektif,
karena klien dapat bekerja sama sehingga data dapat diperoleh.
Berdasarkan data yang diperoleh selama kehamilan, persalinan, dan
nifas pada Ny. S secara komprehensif tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktik.
2. Pada langkah interprestasi data yang sesuai pada data subyektif dan
obyektif terhadap Ny. S penulis mendapatkan diagnose selama
kehamilan, persalinan dan nifas pada Ny. S terdapat masalah yaitu ibu
dalam keadaan hamil normal, serta pada kebutuhan ibu hamil, bersalin,
dan nifas sudah tercukupi dengan baik dan ibu diberi dukungan
mental. Sehingga interprestasi ini tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktik.
3. Pada langkah diagnose potensial terhadap Ny. S tidak terdapat
diagnose potensial, namun ditemukan masalah TFU tidak normal pada
216
saat pemeriksaan kehamilan, sedangkan Bersalin, Nifas, BBL, tidak
ditemukan masalah atau dalam keadaan normal.
4. Pada langkah ini antisipasi penanganan segera dilakukan untuk
mengatasi masalah TFU tidak normal yaitu kolaborasi dengan ahli gizi
untuk mengatur pola nutrisi namun pada kenyatannya dampak dari
masalah tersebut tidak terjadi pada Ny. S sedangkan persalinan, dan
nifas pada Ny. S tidak ditemukan masalah sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
5. Pada langkah perencanaan tindakan yang komprehensif disesuaikan
dengan kondisi Ny. S untuk memberikan KIE. Berdasarkan
perkembangan secara klinis kehamilan, persalinan, dan nifas pada Ny.
S dapat dilakukan rencana tindakan secara menyeluruh dan sesuai
teori yang ada. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik.
6. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif
yang diberikan pada Ny. S adalah asuhan kehamilan normal dengan
dilakukannya dari anamnesa, pemeriksaan inspeksi, palpasi sampai
dengan auskultasi. Persalinan normal dengan menggunakan 60 langkah
dimulai dari mengenali adanya tanda gejala kala II sampai melengkapi
patograf dan sudah dilakukan pemberian asuhan, kunjungan rumah dan
pemeriksaan. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktik.
7. Pada langkah ini hasil akhir pada asuhan kebidanan secara
komprehensif, ibu melahirkan dengan selamat dan bayi nya juga
217
selamat berjenis kelamin laki-laki, serta dapat melewati masa nifas
selama 6 minggu post partum dengan normal. Serta tidak ditemukanya
kegawatdaruratan pada Ny. S. sehingga tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktik.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat mengikuti perkembangan pasien ibu
hamil, persalinan, dan masa nifas melalui program OSOC sehingga
mahasiswa mendapatkan pengalaman dengan mempelajari kasus-kasus
pada saat praktek dalam bentuk Varney ataupun SOAP serta
menerapkan asuhan sesuai standart pelayanan kebidanan yang telah
diterapkan sesuai kewenangan bidan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Mampu mendeteksi secara dini adanya komplikasi ibu hamil,
persalinan, nifas melalui melakukan pemeriksaan rutin pada seluruh
ibu hamil TM 1, TM II, TM III, pemantauan persalinan dan kunjungan
nifas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi dapat mengikuti Program-program, sesuai
perkembangan terbaru yang diterapkam dilahan praktik
218
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan,
pertolongan persalinan dan kunjungan nifas di Nakes untuk
mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang dapat terjadi.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Afriana Arum Lusiana. 2016. Asuhan Neonatus Bayi Balita. Yogyakarta Salemba Medika.
Ambarwati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan Menyusui. Salemba Medika.
Anggraeni Yati. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Dinkes Kabupaten Tegal. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Eny, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Hani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Helen Varney. 2007. Dalam Buku Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
JPNK-KR. 2018. Asuhan Esensial Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatiihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: KEMENKES RI
Kemenkes RI nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar Asuhan Kebidanan.
Kepmenkses 369. 2007. Dalam Buku Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Manuaba, Ide Bagus. 1984:4. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Oxorn, Harry, dkk. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essensial Medika.
Profil Jateng. 2016. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Rustam Mochtar. 1998. Sonopis Obstetri jilid 1. EGC: Jakarta
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
15
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “S” DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL
Santi Kartika Dewi.1 Ulfatul Latifah.2 Ndari Ernawati.3
Email: [email protected] 1, [email protected] ¹
Diploma III Kebidanan Politeknik, Harapan Bersama Kota Tegal
Abstrak Angka kematian ibu yang diperoleh di Kabupaten Tegal AKI mengalami penurunan
setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus. Kemudian berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 AKI berkurang menjadi 14 kasus saja. Jumlah AKI di Desa Jatibogor tahun 2017 ada 0 kasus dan AKB ada 12 kasus sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI di Desa Jatibogor ada 2 kasus yang disebabkan oleh Preeklamsi berat dan perdarahan dan AKB ada 9 jiwa. Maka dalam rangka menurunkan AKI dan AKB perlu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan.
Tujuan umum dilakukannya study kasus ini untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman secara nyata yang dapat diunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan metode Soap. Obyek study kasus ini adalah ibu hamil Ny. S umur 30 tahun kehamilan 37 minggu 4 hari, kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengalami keluhan-keluhan yang masih dalam batas normal. Pengkajian kasus kehamilan, bersalin, nifas pada Ny. S yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September 2018. Tempat pengambilan kasus di Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal.
Dari semua data yang diperoleh penyusun selama melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S sejak umur kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dengan kunjungan 3 kali selama hamil dirumah Ny. S dalam keadaan normal, bersalin secara spontan tidak ada penyulit, hingga kunjungan nifas selama 40 hari bersamaan dengan kunjungan bayi baru lahir berlangsung dengan normal serta KB yang dipilihnya adalah KB suntik 3 bulan, selama kunjungan tidak ada yang mengarah kegawatdaruratan atau patologis. Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru dilahan praktik.
Kata kunci : Asuhan Hamil, Bersalin, Nifas. …………………………………..Pemisah Seksi(Berkelanjutan)…………………………………… PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Masa kehamilan dibutuhkan asuhan berlanjut pada ibu bersalin, pada saat persalinan, terjadi perubahan seperti merasakan sakit pinggang, merasa kurang enak badan, tidak bisa tidur nyenyak dan perubahan psikis yang akan terjadi seperti takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan. Maka perlu perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan
mental guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut.¹
Jumlah kasus kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan dari 4.999 kasus pada tahun 2015 turun menjadi 4.912 kasus di tahun 2016, sementara hingga semester satu di tahun 2017 sejumlah 1.712 kasus. Demikian pula untuk Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari 32.278 kasus pada tahun 2015 menjadi 32.007 kasus pada tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi.²
Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2017 tercatat 88.58 kematian per 100/000 kelahiran.
16
Penurunan AKI tersebut tentunya tidak lepas dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh Gubernur Jawa Tengah selain capaian AKI yang menggembirakan , Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan pada tahun 2017 sudah turun menjadi 8.93 per 1.000 kelahiran.3
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami setiap tahunnya mulai dari tahun 2015 sebanyak 33 kasus kemudian berkurang menjadi 14 kasus saja. AKI juga beriringan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun signifikan dari 9.6 di tahun 2014 menjadi 7.8 di tahun 2017.4
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Jatibogor pada tahun 2017 terdapat Angka Kematian Ibu (AKI) 0 kasus dari jumlah keseluruhan ibu hamil 840 orang dan Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 12 jiwa dari jumlah keseluruhan bayi 764 jiwa. Jumlah ibu hamil .5
Salah satu program untuk menurunkan AKI / AKB di Jawa Tengah maka pemerintah membuat Program OSOC (One Student One Client) yang diharapkan dapat melakuka upaya preventif dan promotif dalam rangka menningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui pendampingan sejak hamil, persalinan hingga 42 hari masa nifas, untuk mendeteksi dini terhadap factor resiko maupun komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, nifas sehingga dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara melakukan anamnesa (wawancara) , observasi partisipatif (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, observasi perilaku selama kehamilan hingga nifas). Study analisa dokumen (KIA, RM, dll). Data yang didapatkan
kemudian didokumentasikan kedalam laporan asuhan kebidanan komprehensif dengan teknik 7 langkah varney yaitu mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi pada asuhan kebidanan kehamilan dan juga menggunakan system subyektif, obyektif, analisis, planning (SOAP).
Subyek penelitian pada kasus ibu hamil Ny. S umur 30 tahun, kehamilan kedua, satu kali persalinan dan belum pernah mengalami keguguran. Ny. S bertempat tinggal di Desa Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Tempat penelitian di Puskesmas Jatibogor Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal dengan waktu Pengkajian kasus dari bulan Agustus – September 2018.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara yang dilakukan di dapatkan data Ny. S berumur 30 tahun, agama islam, pendidikan terakhir ibu SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, mempunyai suami bernama Tn. T berumur 36 tahun, agama islam, pendidikan terakhir suami adalah SMP, dan pekerjaannya sebagai penjahit. Mereka tinggal di Desa Jatibogor Rt 01/15 Kecamatan Suradadi- Kabupaten Tegal. Kehamilan Ny. S merupakan kehamilan yang ke dua dan tidak pernah mengalami keguguran. Ibu melakukan ANC sebayak 7 kali selama kehamilan ini.
Kunjungan antenatal care (ANC) minimal 1 kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-28 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 29-42 minggu).6 Ibu mengatakan Hari Pertama Haid terakhir tanggal 4 Desember 2017 dan Hari Perkiraan Lahirnya adalah 11 September 2018. Dari hasil anamnesa didapatkan ibu mengalami kenceng-kenceng dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam sehari pada tanggal 24 Agustus 2018. Dan Ny. S langsung ke Puskesmas Jatibogor pada jam 04.40 WIB. Dan dari hasil pemeriksaan tanda – tanda vital dalam batas normal . sedangkan
17
pemeriksaan palpasi terdapat Leopol 1 : TFU 29 cm, bagian fundus teraba bulat, lunak , dan tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II : dibagian kanan ibu teraba memanjang ada tahanan yaitu punggung bayi, pada perut bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil yang tidak merata yaitu ekstermitas bayi, Leopold III: pada bagian perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting yaitu kepala janin, Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala sudah masuk panggul /PAP (Divergen) . Dan pada pemeriksaan Auskultasi DJJ teraba dibawah bagian kanan perut ibu terdengar 142x/menit. Asuhan yang diberikan ibu tetap menjaga kondisi ibu dengan mencukupi makanan serta minuman agar tetap sehat dan fresh, kemudian menganjurkan ibu tentang cara relaksasi yang benar dengan tarik nafas secara perlahan-lahan dari dalam hidung dan dikeluarkan melalui mulut.
Pada proses persalinan pada Ny. S terjadi pada usia kehamilan 37 minggu lebih 4 hari dan tanggal 25 Agustus 2018 datang ke Puskesmas Jatibogor dengan keluhan kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah.
Gejala persalinan jika sudah dekat seperti terjadinya his, keluar lendir bercampur darah, kadang-kadang juga ketuban pecah dengan sendirinya dan kemudian adanya dilatasi.1 Didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Dengan pemeriksaan dalam sudah pembukaan 2 Cm , 4 jam kemudian diobservasi dengan hasil pembukaan 3 cm pada pukul 12.30 WIB. Dan pada pukul 16.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm. sampai pada pukul 19.25 WIB pembukaan bertambah menjadi 10 cm. ibu mengatakan sudah mules seperti ingin BAB dan sudah ingin meneran. Hasil akhir pada kala II ibu dapat melahirkan dengan selamat pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB, bayi lahir spontan, pervaginam, berjenis kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Dan pada jam 19.35 sudah mulai ada
tanda pelepasan plasenta seperti semburan darah dan tali pusat memanjang berlangsng selama 5 menit, dan plasentapun terlepas. Terdapat laserasi derajat dua dan selama pemantauan kalla IV tanda-tanda vital dalam keadaan normal, perdarahan 100 cc kurang lebih, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat dan keras.
Ketika uterus berkontraksi seorang wanita akan merasakan mules, lemas, dan capek, inilah yang disebut dengan nyeri setelah melahirkan hal ini berlangsung selama 2 hingga 3 hari setelah melahirkan.7 Nifas 2 jam post partum berlangsung di Puskesmas Jatibogor dan ibu masih mengalami mules perutnya dan lemas. Setelah dilakukan pemeriksaam keadaan ibu baik-baik saja dengan nifas normal. Karena ibu masih lemas dan mules penulis memberikan edukasi atau pengetahuan tentang mules yang dirasakan ibu disebabkan karena adanya proses involusi atau kembalinya uterus terbentuk seperti semula ketika sebelum hamil jadi hal tersebut wajar dan dialami saat masa nifas.
Penulis mengikuti pekembangan masa nifas ibu selama 40 hari kedepan dan ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan dan ibu masih memberikan ASI Eklusif kepada bayinya. Dilakukan pemeriksaan dirumah Ny. S ibu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Asuhan yang diberikan menanyakan tentang KB yang akan dipilihnya yaitu suntik KB 3 bulan, mengingatkan juga untuk selalu membawa bayinya ke Nakes terdekat untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Setelah melahirkan seorang ibu akan mengalami gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada menyusui dan ada pula ibu yang tidak mengalami hal tersebut salah satunya yang biasa disebut fase letting go fase dimana ibu sudah bisa menerima tanggung jawab dan peran barunya yang berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan dan seterusnya.8
Pada masa nifas ibu sangat menikmati masa perannya sebagai ibu
18
dan mau merawat bayinya dengan suka cita atas dukungan dan bantuan keluarganya. Dalam hal ini peneliti rutin melakukan kunjungan dan memberikan asuhan kepada ibu dan keluarga untuk merawat bayinya. Peneliti juga memberikan konseling tentang kehamilan sampai perawatan bayi baru lahir.
Tidak hanya hamil, bersalin, nifas penulis juga mengikuti perkembangan bayi Ny. S selama 40 hari kedepan. Bayi ibu semua dalam keadaan normal, berjenis kelamin laki-laki pada saat lahir berat badan bayi 2.900 gram dengan panjang badan 47 cm, LIKA 32 cm, dan LIDA 30 cm dan sudah diberikam imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 cc pada bagian paha kanan bayi bagian luar secara intramuskuler diberikan 1 jam setelah pemberian Vit K 1mg.
Asuhan yang diberikan kepada bayi Ny. S yaitu dengan memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan pemantauan selama 40 hari semua dalam keadaan normal dan mengingatkan kembali untuk selalu memeriksakan tumbuh kembang bayinya 1 bulan sekali, dan mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya selama 6 bulan dengan ASI Ekslusif. Orangtua diajarkan cara merawat bayi dan melakukan perawatan harian untuk bayi baru lahir meliputi pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap ¹-3 jam, mulai dari hari pertama.9 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis medapatkan gambaran dan pengalaman secara nyata tentang pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S umur 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu lebih 4 hari tidak ada kasenjangan antara teori dan kasus. SARAN
Diharapkan bagi tenaga kesehatan mampu melakukan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir untuk membantu mengurangi AKI dan AKB dengan adanya program-program yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA 1) Manuaba, 2010. Ilmu kebidanan
penyakit kandungan dan KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
2) Depkes RI. 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.www.depkes.go.id
3) Dinkes Jawa Tengah, 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
4) Dinkes Kabupaten Tegal, 2017. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
5) Puskesmas Jatibogor. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Kabupaten Tegal.
6) Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
7) Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan kebidanan kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
8) Eny Ratna Ambarwati, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas
9) Jenny J.S Sondali. 2013.
Top Related