SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS ...

100
KEDUDUKAN BUMDES BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA SKRIPSI Oleh: JUSMAN KHAIRUL HADI NPM: 58932013FH17 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS GUNUNG RINJANI SELONG 2021

Transcript of SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS ...

KEDUDUKAN BUMDES BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

SKRIPSI

Oleh:

JUSMAN KHAIRUL HADI

NPM: 58932013FH17

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

SELONG

2021

ii

KEDUDUKAN BUMDES BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Gunung Rinjani

Oleh:

JUSMAN KHAIRUL HADI

NPM: 58932013FH17

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

SELONG

2021

iii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling pantas selain memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini untuk dapat segera di seminarkan, dan

selanjutnya peneliti langsung melakukan penelitian.

Dalam proses penulisan proposal penelitian ini penulis mendapatkan

bimbingan dan saran-saran dari dosen pembimbing utama maupun dosen

pembimbing pendamping, sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat

terselesaikan. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan, SH., MM., selaku Rektor Universitas

Gunung Rinjani;

2. Bapak Basri Mulyani, SH., MH., Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Gunung Rinjani dan juga selaku Pembimbing utama yang telah memberikan

masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini;

3. Bapak Heri Dudiatman, SH.,MH., selaku dosen pembimbing pendamping

yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini;

4. Para dosen pengampu matakuliah pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama

menempuh pendidikan Strata Satu (S1);

5. Para karyawan Fakultas Hukum Universitas Gunung Rinjani, atas segala

pelayanan dan bantuannya selama penulis mengikuti perkuliahan;

viii

6. Keluarga besar trutama kedua orang tua yang telah banyak memberikan

semangat dan do’a kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan

ini;

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gunung Rinjani atas

bantuan dan kerjasama sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini;

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitianini.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga usaha

yang sudah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan orang lain

Aamiin.

Penulis,

JUSMAN KHAIRUL HADI

ix

KEDUDUKAN BUMDES BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

ABSTRAK

Kedudukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pilar kegiatan

ekonomi di desa untuk meningkatkan perekonomian dan pelayanan umum kepada

masyarakat di tingkat desa. Kedudukan BUMDes dalam Undang-undang No 6

Tahun 2014 Tentang Desa ( UU Desa) menyebutkan BUMDes sebagai badan

usaha yang kedudukanya tidak jelas apakah sebagai Badan Usaha yang berbadan

hukum atau Badan Usaha yang Bukan Badan Hukum. Hal ini menimbulkan

masalah dalam mengakses permodalan maupun dalam mengembangkang usaha

BUMDes.pelitian ini bertujuan untuk menganalisa kedudukan BUMDes sebelum

dan paska di berlakukannya Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta

Kerja (UU Cipta Kerja) Serta implikasinya karena di dalam pasal 117 UU Cipta

Kerja mengubah Pasal 1 angka 6 yang sebelumnya menyebut BUMDes sebagai

badan usaha diubah menjadi Badan Hukum. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian Normatif fokus pada perbandingan hukum . sumber bahan/data hukum

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan-bahan hukum primer, bahan-

bahan hukum sekunder, serta bahan-bahaan hukum sekunder serta bahan-bahan

hukum tersier. Dapat di simpilkan bahwa BUMDes sebelum UU Cipta Kerja

adalah badan usaha yang yang tidak kedudukanya tidak jelas apakan badan usaha

berbadan hukum atau badan usaha bukan badan hukum. Kemudian kedudukan

BUMDes di Pertegas sebagai badan Hukum paska di sahkannya UU Cipta Kerja

dengan proses pendaftaran dari Desa ke Kementerian desa dari Kementerian Desa

masuk MENKUMHAM oleh MENKUMHAM dikasih nomor register maka

BUMDes sah sebagai badan hukum.

Kata Kunci : BUMDes, Badan Hukum.

x

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI.............................................. iv

HALAMAN PENERIMAAN SKRIPSI ............................................................... v

PERNYATAAN .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan & Mamfaat Penelitian ................................................................... 7

D. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Daerah Dan

Otonomi Daerah .....................................................................................10

B. Tinjauan umum Pemerintah Desa dan otonomi desa ..............................12

C. Dana Desa dan Alokasi Dana Desa .........................................................14

D. Badan Usaha Milik Desa .........................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................19

B. Metode Pendekatan .................................................................................20

C. Jenis dan Sumber Data Hukum ...............................................................21

D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................22

xii

E. Analisis Bahan Hukum ............................................................................22

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sejarah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia ...................................24

B. Kedudukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pada Masa

Otonomi Daerah ......................................................................................44

C. Perubahan Pengaturan Kedudukan BUMDes Berdasarkan Undang-

Undang Cipta Kerja.................................................................................52

D. Bentuk Penguatan BUMDes Berdasarkan Undang-

Undang Cipta Kerja................................................................................. 57

1. Mekanisme Pembentukan BUM Desa/ BUM Desa Bersama ............57

2. Mekanisme BUMDesa/ BUMDes Bersama Untuk Memproleh

Badan hukum ....................................................................................61

3. Terminasi BUMDesa/ BUMDesa Bersama .......................................72

4. Modal Dan Aset BUMDes/BUMDes Bersama................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................80

B. Saran .......................................................................................................84

DAPTAR PUSTAKA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BUMDes merupakan salah satu usaha yang didirikan oleh

pemerintahan desa dan masyarakat desa untuk mengelola usaha,

meningkatkan produktivitas dan investasi, memanfaatkan aset, memberikan

jasa dan/atau jenis usaha lain untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran

masyarakat. Terkait dengan pendirian BUMDes, dibangun atas prakarsa

masyarakat dan pemerintah setempat/desa berdasarkan prinsip kerjasama,

partisipasi, transparansi, emansipasi, akuntabilitas dan keberlanjutan. Yang

terpenting BUMDes harus diawasi secara profesinal. BUMDes untuk situasi

ini merupakan andalan pilar ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga

sosial yang memberkati kepentingan masyarakat melalui komitmennya untuk

penyediaan pelayanan sosial, dan sebagai badan usaha yang berencana untuk

mencari keuntungan melalui sumber daya desa atau barang dan jasa . atau

tenaga kerja dan produk ke pasar. Dalam bisnisnya aturannya efektivitas dan

efisiensi sangat diutamakan.

Dalam rangka penguatan ekonomi pedesaan dalam hal ini adalah

BUMDes menjadi bagian penting dan juga bisa menjadi titik lemah untuk

membantu memperkuat prekonomian di pedesaan. sebab itu dibutuhkan

upaya strategi dan terpadu dalam rangka mendorong BUMDes supaya dapat

mengelola aset ekonomii pedesaan sekaligus mengembangkann jaringan

ekonomi untuk meningkatnya daya saing ekonomi pedesaan. terkait Hal ini,

2

BUMDes adalah jenis pemantapan atau penguatan lembaga prekonomian

desa Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membina Sumber Daya

Manusianya agar dapat memberikan nilai tambah dalam penyelenggaraan

sumber daya ekonomi pedesaan, yaitu antara lain:

1. Mengintekgrasikan barang-barang ekonomi desa dengan tujuan agar

memiliki posisi barter yang layak dalam organisasi pasar.

2. Merealisasikan ekonomi/barang yang bersaing terhadap bisnis yang di

kembangkan

3. Memperkuat perusahaan moneter desa; dan

4. Membina komponen pendukung lainnya, misalnya data pasar, dukungan

inovasi dan kerangka kerja pelaksana ekonomi/bisnis, koneksi

korespondensi hanya sebagai bantuan dan arahan administrasi.

Peningkatan basis moneter/ekonomi pedesaan sebenarnya telah dilakukan

oleh pemerintah sejak lama melalui proyek/program. Meskipun demikian, ini

lebih merupakan program hierarkis dari pusat, desa hanyalah pelaksana. Jenis

kemajuan tersebut secara umum akan lebih seragam, tidak dilandasi oleh

kondisi, budaya dan potensi daerah yang pada umumnya akan luar biasa.

Selain kurangnya pedoman/regulasi yang mendorong munculnya inovasi, ada

juga ketakutan untuk melakukan, menghindari kesalahan dan lebih mencari

aman.

Pada tahun 1992, pemerintahhmengalakkan jenis usaha yang disebut

koperasi unit desa, yang ditandai dengan keluarnya UU NO. 25 Tahn 1992

mengenai Perkoperasian. tetapi, substansi badam usaha perkoprasian tersebut

3

gagal meningkatkan perekonomian pedesaan. Koperasi pada umumnya lebih

digunakan sebagai alat keuangan bagi juragan di daerah pedesaan.

Karenanya, koperasi hanyalah untuk memperkaya dari pemilik modalnya,

jauh dari tujuan koperasi itu sendiri, yaitu ekonomi kelompok yang yang

mensejahterakan klompoknya dan masyarakat pedesaan.

Dengan lahirnya jiwa otonomiidaerah,i muncul pemikiran untuk

memperkuat substansi bisnis/usaha di daerah. Untuk itu, pemerintah

memberikan pengaturan lain untuk membina dan membina perekonomian

daerah dengan membentuk Undang_Undang N0.32/2004 mengenai

pemerintah daerah. Pasl 213(1) undang-undang tersebut mengatur bahwa desa

bisa membangun BUMDes sesuai dibutuhan dan kemampuannya.

BUMDes adalah suatu badan yang bergerak dengan mengkhususkan diri

dalam bidang ekonomi dengan misi mengembangkan prekonomian pedesaan,

meningkatkan PADes, meningkatkan pengelolahan yang sesuai dengan

potensi dan kebutuhan rakyat setempat, dan bertanggung jawab atas

pertumbuhan yang berkeadilan prekonomian didesa dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.1

Otonomi daerah adalah kekuasaan untuk mengarahkan urusan dan

kepentingan daerahnya sendiri. Setelah reformasi, lahirlah perundang-

undangan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yaitu UU No. 22 Tahun

1999 yang diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, hingga

akhirnya terjadi perubahan melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

1https://www.berdesa.com/4-tujuan-pendirian-bumdesa/ (diakses stangga l7 Maret 2021 Jam 13:39).

4

tentang Daerah. Pemerintahan yang mempengaruhi penyelenggaraan

pemerintahan desa, khususnya dengan dikeluarkannya Undang-Undanggg

Nomor 6 Tahun 2014 tentangg Desaaa. selanjutnyaaa disebuttt UUDesa.2

Selain menetapkan provinsiii dann kabupatennn/kota sebagai metode untukk

melaksanakann pemerintahan sendiri territorial otoritas publik (pemerintah)

melihat bahwa itu adalah peluang ideal bagi desa untuk menjalankan

swasembadanya. Kemandirian yang dimaksud adalah pelaksanaan

pemerintahan desa sendiri dengan lahirnya UUDesa yang memberikan

kebebasan kepada Desa untuk membina Desa dengan mendirikan BUMDes

yang didukung dengan lahirnya PP/43/2014 & PP/47/2015 atas perubahan

PP/43/2014 tentang Pedoman Pelaksanan UU Desa, yang selanjutnya disebut

PP No 43 Tahun 2014. Khususnya BAB VIII terkait BUMDes, Permendes

Nomor 4 Tahun 2015 tentang pendirian , pengurusan dan Pengelolaan dan

pembubarab Bumdes, dan PP No.60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

bersumber dari (APBN). telah memberikan landasan pembentukan yang

bertalian dengan pelaksanaan pemerintahan Desa dan pemberdayaan

masyarakat pedesaan sebagai bentuk daerah otonom. Dengan demikian untuk

membangun dan memajukan suatu desa, pemerintahan desa didorong

membentuk BUMDes guna membangun, kemajuan dan potensi desa.

Ketentuan ini di buat oleh pemerintah pusat tidak lain agar desa turut serta

2) [Utang Rosidin, Pemberdayaan [Desa [Dalam [Sistem [Pemerintahan Daerah, [CV [Pustaka [Setia, Bandung, Hal 3

5

atau berpartisipasi dan turun langsung untuk meningkatkan ekonomi desa

demi tewujudnya masyarakat adil makmur dengan tuhuan UU Desa.3

BUMDes yang merupakan Badan usaha yang di dirikan pemerintah desa

& masyarakat serta disetujui lewat mupakat desa dengan semangat gotong

royong untuk membangun dan mengembangkan potensi desa di bagian

ekonomi dan pelayanan umum dalam rangka meningkatkan kemakmuran

masyarakat desa sesuai dengan amanah UU Desa. Namun posisi BUMDes

menjadi suatu masalah yang berbelit-belit ketika UUDes, mengatakan

BUMDes merupakan badan usaha, tetapi tidak ditegaskan tertulis dari

kedudukan BUMDes itu sendiri. Kesulitan yang muncul adalah sulitnya

BUMDes bekerjasama urusan bisnis dengan pihak lain, BUMDes juga sulit

untuk mendapatkan permodalan dari perbankan, dan perluasan untuk

pengembangan BUMDes terhambat karena tidak adanya legitimasi standing

(situasi legal di hadapan hukum ) sehingga sulit bagi BUMDes untuk bermitra

setara dengan yang lain. Oleh karenaa itu BUMDes harus ada solusi dari

pemangku yang berwewenang mengenai legal standingnya sehingga lahirlah

Undang-Undang No. 11Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pasal 117

menegaskan hal ini. BUMDes adalah badan hukum yang didirikan oleh desa

dan/ bersama desa untuk mengelola badan usaha, manfaatkan aset,

mengembangkan investasi dan produktivitas, penyediaan jasa pelayanan dan

3)Ibid.

6

jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.4

yang selanjutnya di sebut dengan UU CiptaKer.

UU CiptaKer, Lebih spesifik lagi, dalam Pasal 117 yang membahas

BUMDes, Pasal 117 mengubah pengaturan Pasal 1 dan Angka 6 UU Desa,

yang menyebutkan.5

―Badan Usaha Milik Desa atau yang dikamsud dengan BUMDes

Bersama merupakan badan usaha yang seluruh atau modalnya di

miliki desa dan ikut juga secara langsung dalam kekayaan desa

yang terpisahkan untuk mengola aset, jasa, dan usaha lainnya

manfaat raih yang besar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa―

.

menunjukkan bahwa modal BUMDes milik desa Semua, karena sumber

dana dengan partisipasi langsung. Ketentuan ini sekarang telah direvisi untuk

interpretasi lebih lanjut. ― Badann Usahaa Milikk Desaa yangg selanjutnyaa disebut

BUMDes adalahh badann hukumm yangg didirikann olehh desaa dann atauu bersamaa

desaa untuk memaksimalkan pengelolaan perusahaan, pengembangan aset,

pengembangan spekulasi dan kegunaan, penyediaan administrasi dan juga

berbagai corak bisnis perusahaan demi kemakmuran‖. Artinya bahwa

Pemerintah dukuh hanya mengambil peran dalam mengawasi/ sumber daya

bisnis/usaha yang berada di BUM Des. cuma saja, pemerintah dukuh/desa

dapat memberdayakan kemajuan BUMDes kewengan memberikan hibah atau

pemasukan modal jika merujuk pada pasal 117 UU CiptaKer. Selain itu UU

CiptaKer merevisi pasal 87 UU Desa. revisi tersebut ditambahkan ayat(4) dan

ayat(5) mengatakan . ―BUMDes dapat membingkai unit berbadan hukum

4) Republik Indoneia, Undangg-Undangg Nomor 11 Tahunn 2020, Tentangg Ciptaa Kerjaa. Psl 117 5 Republik Indonesa, Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa,psl 1 angka.

7

sesuai..kebutuhan dan tujuan‖. ―Kemudian pasal 5 menyatakan bahwa. ―setiap

pengaturan dalam ayat(1)-(4) pasal 87 diotur oleh PP‖. Sejalan dengan itu,

lahirlah PP Negara Indonesia No.11 Tahun 2021 mengenai BUMDes.

seterusnya di sebut dengan PP No. 11 Tahun 2021 Tentang BUMDes. itu

menandakan bahwa BUMDes mempunyai aturan yang di khususkan (lex

specialis) berbicara tentang BUMDes yang di anggap menjadi solusi dan

penyempurnaan terkait kekurangan BUMDes sebelumnya, sehingga peneliti

tertarik melakukan penelitian secara normatif karena aturan yang berlaku saat

ini telah banyak perubahan terkait dengan BUMDes dengan fokus penelitian

tentang ―Bagaimana kedudukan BUMDes dan Bentuk Penguatan BUMDes

Berdasarkan UU CiptaKer.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu

sebagai berikut:

1. Apa saja perubahan pengaturan kedudukan BUMDes berdasarkan

Undand-Undang Cipta Kerja?

2. Bagaimanakah bentuk penguatan Badan usaha milik desa berdasarkan

Undang-undag Cipta Kerja ?

C. Tujuan dan mampaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Analisa disini adalah:

a. Agar di ketahui pengaturan kedudukan BUMDes berdasarkan

Undang-Undang Cipta Kerja.

8

b. Untuk mengetahui penguatan BUMDes berdasarkan Undang-

Undang Cipta Kerja.

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan akan

memberikan mampaat sebagai berikut:

a. Keuntungan teoritis memberikan kontemplasi/pemikiran dalam

membangun keilmuan hukum secara umum dan ilmu pemerintahan

secara spesifik, eksplorasi/penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

sumber bagi para peneliti dan penulis hukum yang sama untuk tahap

selanjutnya.

b. Keuntungan praktis memberikan kontribusi pemikiran kepada pihak

yang berkepentingan dan memberikan tanggapan terhadap masalah

yang diteliti;

c. Semua hasil penelitian ini di harapkan bisa memberi pengetahuan

bagi masyarakat serta motivasi bagi pemerintah desa maupun pihak-

pihak yang terkait.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luas dan kompleksnya topik kajian yang di angkat dalam

penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan di luar pemeriksaan ini.

Pembatasan ruang lingkup penelitian ini di maksudkan untuk menghindari

pemeriksan ini tidak menyimpang terlalu jauh dari pokok permasalahan yang

di angkat, kedudukan BUMDes dan bagaimana penguatan BUMDes

berdasarkan UU Cipta Kerja, Pasal 117 khusus berbicara tentang perubahan

9

kedudukan BUMDes yang sebelumnya dalam UU Desa dan dipadukan

dengan PP Nomor 11 Tahun 2021 Tentang BUMDes.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun umum tentang pemerintah daerah dan otonomi daerah

Sudah banyak refrensi yang dihadirkan dalam penulisan maupun

pendapat para sarjana terkait tentang pemerintah daerah, dalam buku

Pengantar Ilmu Pemerintahan, karya Ratnia Solihah & J.R.G.

Djoparitahun 2017 menyebutkan:6

“pemerintahan,secara,etimologis erasala dari perkataan

pemerintah,sedangkan,pemerintah berasal dari perkataan

perintah.pemerintah adalah kekusaan dalam memerintah sesuatu

Negara (daerahnegara) atau badan tertinggi yang memerintah

suatunegara ,sementara pemerintahan, adalah,perbuatan,hal urusan

dan sebagainya dalam pemerintah"

Sementara menurut Soemendar dalam buku berjudul Ilmu

Pemerintahan karangan Inu Kencana Syafiie, menyebutkan:7

―Pemerintah sebagai badan perlu didalam rangka

penyelenggaraan pemerintahannya, pemerintah terhitung’harus

perhatikan ketertiban dan ketentraman masyarakat, tuntutan dan

harapan dan juga pendapat masyarakat, kebutuhan dan

keperluan’ masyarakat, efek lingkungan, peraturan, komunikasi’

partisipasi berasal dari semua susunan masyarakat dan

legitimasi” 8

Mengingat perubahan kedua Pasal 1[2] Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintahan daerah

adalah pemerintahan daerah dan DPRD melakukan usaha pemerintah

6)Ratna S. & J.R.G. Djopari, Pengantar Ilmu Pemerintaha, Modul 2, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,

2017), hal. 2.3 7) Inu Kencana S., Ilmu Pemerintahan, (Semarang: Bumi Aksara, 2013), hlm. 11-12 8) Ibid.

11

sesuai dengan pengaturan hukum. prinsip otonomi Dan kelola bersama

dengan prinsip otonomi seluas mungkin.9

Pada bukunya karangan Agus Pramusinto&Erwan Agus Purwanto

dengan judul Reformasi Birokrasi,Kepemimpinan dan Pelayanan Publik

& Kajian tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia,

menyebutkan bahwa:10

“Otonomi Daerah artinya pemerintah daerah harus dapat

menjamin kelancaran kebijakan ekonomi nasional sekaligus

mampu mengembangkan perekonomian sesuai potensi yang

dimiliki oleh daerah, yang dengan demikian akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lebih cepat” 11

Sedangkan menurut Rahardjo Adisasmita dalam bukunya berjudul

Pengelolaan Pendapatan Anggaran Daerah, menyebutkan:12

“Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

sesuai dengan pedoman hukum berlaku”.13

Dengan kata lain, otonomi daerah dapat disimpulkan sebagai

kewewenangan sebuah daerah/wilayah dalam mengatur dan sendiri

wilayahnya tampa intervensi pemerintah pusat.

Daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah memberikan acuan

penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa dengan terlebih

9) Republik Indonesia,Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 1 ayat (2). 10) Agus Pramusinto & Erwan Agus P, Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan dan Pelayanan Publik, Kajian tentang

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia, Gava Media, Yogyakarta , 2009, Hal 398 11) Ibid. 12) Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm.161 13) Ibid.

12

dahulu pengejaran dan inventaris langsung bergantung pada hak awal

desa, sehingga menjadi dasar penyusunan peraturan daerah tentang

kewenanganya berlandaskan asal dan usul. kewenangan lokal berskala

desa.

Sesuai UUDesa, yang berkewenangan melakukan pembinaan dan

pengawasan jalanya pemerintahan desa adalah pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten / kota. Pemerintahan

daerah memberdayakann pedesaan dengan menerapkan konsekuensi dari

kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, inovasi yang sesuai dan

penemuan terkini guna kelajuan ekonomi dan agraria pedesaan.

Pemberdayaan didesa dilakukan dengan memperbaiki kualitas

pemerintahan dan masyarakat pedesaan melalui pendidikan, penyuluhan

dan pembinaan. Terlebih lagi, penting bagi otoritas publik untuk

mengakui dan menjalankan lembaga yang ada di masyarakat desa.

B. Tinjauan Umum Pemerintah Desa dan Otonomi Desa

Dalam buku karangan Utang Rosidin, berjudul Pemberdayaan Desa

dalam Sistem Pemerintah Daerah tahun menyebutkan:14

“Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa

Sansekertayaitu Desa yang berartikampung halaman, tanah

air, atau tempatkelahiran. Desa adalahkesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai kewenangan untuk mengurus

rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan

14)Op. Cit, hlm. 6

13

adat istiadat yang diakui oleh pemerintahpusat dan berada

dalam wilayah kabupaten”. 15

Merujuk pada UUDesa menyebutkan bahwa pemerintah desa yang

dimaksud Melibatkan Dalam konteks manajemen pemerintahan

Indonesia, kepentingan pemerintah dan jaringan lokal. Pemerintah desa

terdiri dari kepala desa, kader desa dan BPD. Penggabungan struktur

pemerintahan tingkat desa ke dalam BPD bertujuan untuk meningkatkan

sistem demokrasi dan mencegah pemerintah tingkat desa bertindak

sewenang-wenang.

Sedangkan otonomi desa menurut Utang Rosidin, mengatakan:

“Otonomi desa ini murni, bulat, semua otonomi dan tidak memberikan

kepada pemerintah. Pemerintah harus menghormati otonomi asal yang

dipegang oleh desa” 16

Sebagai satuan wilayah lokal yang sah yang memiliki konstruksi

unik/asli yang didasari hak-hak istimewanya desa, ia dapat/bisa

melakukan kegiatan yang sah, baik hukuman pablik maupun hukum adat

atau /perdata memiliki/mempumyai properti, sumber daya, dan dapat

dituntut serta dilampirkan di pengadilan.17

Gagasan desa otonom Sebenarnya lahir UU No. 22 Tahun 1999 dan

UU No. 32 Tahun 2004 yang menegaskan bahwa : "Undang-undang ini

mempersepsikan swasembada yang diklaim oleh desa atau oleh berbagai

15)Ibid. 16)Utang Rosidin, Op. Cit, hlm.53 17)Ibid.

14

penugasan kepada desa melalui pemerintah kota dapat diberi tugas atau

penunjukan dari otoritas pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah

terdekat untuk menjalankan pemerintahan tertentu kepada desa.

sedangkan untuk desa di luar desa genologi, desa yang sifatnya luar

biasa, misalnya, desa yang dibingkai karena pemekaran atau karena

imigrasi atau karena alasan berbeda yang individu warganya bersifat

pluralistik, jamak, atau heterogen, kemerdekaan desa akan diberikan.

kesempatan untuk berkembang banyak mengikuti dari desa itu sendiri.

Berdasarkan gambaran di atas, maka swasembada (otonom desa)

dapat dianggap sebagai keistimewaan dan kewenangan serta komitmen

dalam mengarahkan dan menangani masalah-masalah pemerintahannya

sendiri yang bergantung pada keistimewaan permulaan dan kualitas

sosial-sosial yang ada di masyarakat. sebagaimana ditentukan secara

normatif dalam pedoman hukum.

C. Dana Desa dan Alokasi Dana Desa

Sebelum dijelaskan pengertian dana desa, dalam hal ini akan

dijelaskan terlebih dahulu mengenai perbedaan dna desa dan alokasi dana

Dasa. Antara keduanya dari sumber dana maupun penggunaannya

berbeda. Dana desa adalah kewajiban pemerintah pusat untuk

mengalokasikan dana anggaran belanja yang bersumber dari APBN

untuk desa dan desa adat yang transfer melalui APBD kabupaten

diperuntuk mendukung penyelenggaraan, pembenahan, dan

pemberdayaan dan masyarakat setempat sebagai bentuk Negara memuji

15

dan memberi penghargaan kepada kepala desa. pemanfaatan dana

dikendalikan melalui Pedoman Permendes dan Pemajuan Daerah

Tertinggal,serta transmigrasi Republik Indonesia.

Yang membedakan antara aset/dana desa dan distribusi cagar

desa(Alokasi DanaDesa) ada pada sumbernya. Keuangan desa bersumber

(APBN), sedangkan Pembagian Alokasi dana desaa berasal dari

APBDDyaitu minimal 10% dari keseluruhan cadangan penugasan (Dana

Alokasi Umum) selain dari aset bagi hasil (ABH). Dana di tingkat desa

masing-masing kecamatan dialokasikan setiap tahun sesuai tata cara

penyaluran dan penggunaan dana di tingkat desa yang diatur dalam

peraturan pengelolaan yang dikeluarkan setiap tahun.18

Dana desa adalah pendapatan desa yang diperoleh dari alokasi

APBN sesuai dengan pasal 72b UU Desa. Sedangkan menurut Pasal 72

huruf d, penyaluran dana….desa…merupakan…bagian…dari…dana kompensasi

yang diterima bupati. Sehingga dapat disimpulkan desa memperoleh 2

(dua) bantuan keuangan yaitu Dana Desa (DD) sumber APBNn dan

Alokasi…Dana…Desa (ADD)…yang sumbernya dari APBD Dari dana

perimbangan fiskal pusat dan daerah, 10% dari dana distribusi umum dan

dana penugasan khusus yang diterima dari Pemerintah kabupaten / kota

yang diterima dari pemerintah pusat dialokasikan 10% dari dana

distribusi pedesaan. Menurut Dedi Kusmana dan Ismail menyatakan,

18) http;//www.dpk.kemenku.go.id (diakses: 12 Apil 2021 jam 21:39).

16

bahwa desa dalam membuat rencana kebutuahannya dari alokasi dana

desa yang di peuntukkan bagi desa-desa antara lain:19

1. Membiayai dalam membangun desa.

2. Memberdayakan masyakarakat pedesaan

3. guna pelayanan publik yang lebih kuat didesa

4. guna menguatkan demokrasi dan partisipasi masyarakat

5. bagi tunjangann tugas aparat desa

Penyaluran dana desa yang dirancang dalam APBDes dilakukan

setahun sekali di desa, mekanismenya berdasarkan peraturan perundang-

undangan atau mengacu pada peraturan bupati/walikota, dan

dilaksanakan oleh tim pelaksana desa, yang adalah, kelompok terdiri dari

pemerintah desa dan disetujui oleh bupati/walikota.20

Mengacu pada Permendagri Nomor 37 Pada tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Kuangan Desa dalam Pasal 20, dan UU Desa

berkenaan dengan Desa, pengelolaan Alokasi dana desa sebagian integral

dari manajemen keuengan masyarakat agar pengelolaannya mengikuti

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

D. BadannUsaha MilikDesa

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pendapat Maryunani:21

“Bumdes adalah lembaga komersial desa yang dikelola oleh

masyarakat dan pemerintah desa untuk memperkuat ekonomi desa

dan memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat yang terbentuk

atas dasar kebutuhan desa dan potensi”

19) Dedi Kusmana & Ismail, Manfaat Alokasi Dana Desa Bagi Pembangunan Dan Masyarakat Desa, Jurnal Otonomi

Keuangan Daerah, Vol. 6, No. 1, (Juni 2018), hal.81-100 20) Ibid 21) Maryunanii. Pembangunann Bumdess dann Pemberdayaan Pemerintahh Desa,CV Pustaka Setia,Bandung,

2008,Hal.18

17

Oleh karena itu, BUMDes menemukan upaya / hukum yang

menyimpan kemustajaban kepada konstruktif perekonomian marga

malayari jual beli yang dikembangkan untuk mencapai hasil.

Dalam UU Desa. dijelaskan mengenai BUMDes pada Bab 1, Pasal 1

ayat 6 berbunyi ―Town Possessed Ventures adalah elemen bisnis yang

diklaim oleh desa dengan seluruhh…atauu…sebagiann…besa… modalnyaa melalui

investasi langsung…kekayaan…desa mulai dari sumber daya desa yang

terisolasi hingga sumber daya pengawasan, administrasi dan organisasi

untuk mencapai kesejahteraan‖. Dengan demikian menurut penjelasan

Undang-Undang Desa diatas, Bumdes dengan jarang diterima dengan

entitas hukum seperti PT, CV. atau kooperatif. Karena bumdes telah

menjadi bagian dari entitas komersialn pedesaan.

Sedangkan menurut UU CiptaKerja. Pasal 117 mengenai BUMDes,

perubahan atas ketentuan UU Desa, pasal 1 yang intinya bahwa…―Badann

Usahaa…Milikk…Desaa…yang…selanjutnyaa…disebutt Bumdesa adalahh

badann…hukum…yangg terdiri dari desa dan…atau desa yang digunakan untuk

mengelolaa badan usaha, mengalokasikan aset t, mengembangkann

investasii,…dan produktivitass,menyediakan layanan lain dan…atau

memberikan jeniss bisnis lain. Untukk…kesejahteraann komunitas desaa‖.

Sehingga dalam Undang-Undang Cipta Kerja, menegaskan BUMDes

sebagai badan hukum, yang membuat peran BUMDes semakin penting

antara lain sebagai konsolidaror produk atau jasa, produsen sebagai

kebutuhan, dan inkubator usaha masyarakat desa

18

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian adalah Alat (ilmuwan) dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

inovasi. Yang pasti, pemeriksaan ini berarti menemukan realitas, metodologis dan

suara. Melalui interaksi pemeriksaan, penyelidikan dan pengembangan informasi

yang dikumpulkan dan diproses dilakukan.22

Penelitian yang khusus dilakukan dalam konteks ilmu hukum adalah untuk

mengetahui mengenai proses hukum, peristiwa hukum dan ketentuan peraturan

hukum itu sendiri. Selain itu, juga untuk mengetahui subtansi maupun prosedur

hukumnya.23

Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang

timbul, sehingga dapat dilakukan bahwa penelitian hukum merupakan suatu

penelitian di dalam kerangka hukum, untuk mendapatkan preskripsi

(petunjukperaturan) terhadap apa yang seharusnya dilakukan terhadap isu yang

dimunculkan.24

Melakukan suatu penelitian hukum pada dasarnya tidak dapat terlepas dari

penggunaan metode penelitian. Sebab, setiap penelitian pasti menggunakan

metode untuk menganalisa permasalahan yang diangkat. Metodologi pada

hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara mempelajari, menganalisa

22) Soejono Soekanto & Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,PT Raja Grafindo

Persada,Jakarta,2014,hal. 1 23

Sabian Utsman, Metodologi Penelitian Hukum Progresif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

,2014), hlm. 1. 24

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 41

19

dan memahami obyek yang ditelitinya. Metodologi merupakan unsur yang mutlak

ada di dalam suatu penelitian.25

Kerena penelitian merupakan sarana ilmiah, maka metodee penelitiann

merupakann prosedurr dann teknikk untukk menjawabb permasalahann penelitian,

karenaa ituu penggunaan metode penelitian senantiasa disesuaikan dengan

permasalahan apa yang akan diteliti dan bagaimana cara untuk menemukan

pemecahan masalah tersebut, berikut metodelogi penelitian yang peneliti gunakan:

A. jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam penyusunan penulisan

hukum ini adalah penelitian hukum normatif disebut juga penelitian

hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, acapkali hukum

dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

berperilaku manusia yang dianggap pantas.26

Penelitian hukum normatif dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, sebagai

berikut:27

a. Mencari inventaris untuk hukum positif

b. Penelitian-prinsip-hukum

c. Penelitian-hukum-klinis

d. Penelitian-hukum-yang meneliti sistematis legislasi

e. Penelitian hukum yang ingin memeriksa sinkronisasi suatu

perundang-undangan;

f. Penelitian perbandingan hukum;; dan

g. Penelitian historis hukum.

25

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2014), hlm. 6-7 26

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Edisi Revisi, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 118. 27 Ibid, hlm.120-132.

20

B. metode pendekatan

Dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, dengan

pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai

aspek mengenai isu yang sedang dicari jawabnya. Pendekatan yang

digunakan dalam peneltian hukum ini adalah pendekatan undang-undang

(statute approach), dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang

dan regulasi yang terkait dengan BUMDes, bagi peneliti untuk

mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-

undang dengan undang-undang lainnya atau antara regulasi dengan

undang-undang.28

Selain pendekatan perundangan-undangan penelitiann inii juga

memakai pendekatan konseptual yang beranjak dari peraturan-peraturan

perudang-undangan dan doktrin yang mengembangkan ilmu hukum.

Analisis akan menemukan pikiran tentang pemahaman hukum, asas-asas

hukum dan konsep-konsep hukum yang sesuai dengan isu hukum yang

diteliti yakni kedudukan BUMDes berdasarkan undang-undang Cipta

kerja.29

C. Jenis,Sumber Data dan Bahan Hukum

Karena penelitian hukum ini adalah penelitian normatif atau doktrinal,

maka jenis dan sumber data yang akan digunakan sebagai dasar untuk

menunjang penelitian ini adalah data yang dikumpulkan berasal dari data

sekunder. Data sekunder dimaksud antara lain meliputi bahan hukum

28

Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit, hlm. 93 29 Ibid, hlm. 95

21

primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertsier berupa Norma

Dasar, perundang undangan, hasil penelitian ilmiah, buku-buku dan lain

sebagainya.30

a. Bahan hukum primer merupakan Undang-undang yang esensial,

khususnya bahan hukum yang memiliki kekuatan yang mengikat

karena dasar dari prinsip utama yang digunakan dalam sistem

perawatan ini adalah Undangg-Undang/Nomorr 23 Tahunn/2014-

tentangg Pemerintahan daerah, UU Desaa, UU Ciptaa Kerjaa. Dan PPp

No.11 Tahunn 2021 tentangg BUMDes .

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan sah yang memberikan

klarifikasi dari bahan-bahan penting yang sah, misalnya, hasil

penelitian, hasil kursus, karya dari kalangan yang sah, serta berbagai

laporan yang diidentifikasi dengan Badan Usaha Milik Desa. Materi

yang sah ini terdiri dari buku atau buku harian yang sah yang

memuat pokok (standar hukum), perspektif ahli hukum (prinsip),

konsekuensi pemeriksaan yang sah, rujukan kata yang sah, dan buku

rujukan yang sah. Pertemuan dengan narasumber yang merupakan

spesialis hukum yang sah untuk memberikan anggapan yang sah

tentang suatu penomena dapat diartikan sebagai materi hukum

skunder. Meskipun demikian, penting untuk melihat batas logis dan

30

Amiruddin, Zainal Asikin, Op. Cit, hlm. 118-119.

22

tidak boleh dikaitkan dengan kejadian sehingga komentar yang

diberikan objektif.31

c. Bahan hukum tensier yaitu materi bukanhukum yaitu penelitiaan

yang bahanya terdiri dari bacaan bukan hukum yang

diidentifikasikan dengan pemeriksaan sebagai buku politik, buku

aspek keuangan, informasi statistik, laporan tahunan organisasi,

referensi kata bahasa dan buku referensi umum. Materi ini penting

karena menjunjung tinggi langkah investigasi yang sah .32

D. Tehnik Pengumpulan Dataa

Dalam pengaturan penelitian hukum normatif atau penulisan

informasi bermacam-macam prosedur dalam standarisasi pemeriksaan

hukum normatif dilengkapi dengan penyidikan secara tertulis terhadap

bahan hukum, baik bahan hukum esensial/primer, bahan hukum

penolong/skunder, dan peralatan hukum tersier dan / atau bahan non-

hukum Mencari peralatan hukum melalui media web.33

E. Analisis Bahan Hukum

Analisis baham hukum ialah Sebuah gerakan melalui pemeriksaan

konsekuensi penanganan sebagai bahan pemeriksaan dengan audit/kajian

pustaka tertulis yang telah dilakukan. Pemeriksaan terhadap akibat-akibat

eksplorasi/penelitian ini diselesaikan dengan mencermati/mengkritisi,

mendukung, atau memberi komentar, lalu mengakhiri akibat pemeriksaan

31 Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit. hlm. 169 32 Ibid 33) Mukti Fajar & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, ,Pustaka Pelaja, Cetakan

IV,Yogyakarta, 2017, hal.33.

23

tersebut dengan renungan/pikiriran sendiri dan bantuan kajian tertulis.

Strategi logis untuk standarisasi eksplorasi hukum semacam ini adalah

teknik preskriptif, tepatnya teknik penyelidikan yang memberikan

penilaian (pembelaan) terhadap barang yang diperiksa apakah sah atau

palsu, atau apa yang seharusnya menurut undang-undang.34

34) M. Endriyo Susila et al,Buku Pedoman Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

,Yogyakarta:,200 halm. 40-41

24

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perusahaan Milik Negara di Indonesia

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

(UUD NRI 1945) menetapkan bahwa salah satu tujuan negara adalah

memajukan kesejahteraan umum berdasarkan Pancasila, dan lima

silanya merupakan falsafah dan gaya hidup bangsa Indonesia.

Pembangunan nasional adalah perwujudan pengukuhan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,

rehabilitasi tempat menggambarkan peningkatankesejahteraan dan

kemenangan akya Indonesi secara melantas bertiup secara adil dan

merata, tiru serupa rehabilitasi kehidupan publik dan penyelenggaraan

Negara demokrasi yang tumbuh berlapikkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai

landasan. Pada perian 1945.35

Dalam rangka mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan nasional,

industri-industri penting yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak

harus dikuasai oleh negara agar tidak digunakan industri-industri tersebut

semata-mata Untuk kepentingan golongan tertentu. Negara memiliki fungsi

pengaturan (regelendaad), administrasi (bestuursdaad), administrasi

(beheersdaad), dan pengawasan (toezichthoudensdaad). Guna mencapai

kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi rakyat. Artinya negara harus dapat

35 Indra Iskandar, Draf Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Badan Usaha Milik Negara, Jakarta: Badan

Keahlian DPR RI, 2020, hlm. 1

25

memanfaatkan potensi setiap sektor produksi Ciptakan keuntungan yang

bisa digunakan untuk kemaslahatan umat. Negara sebagai subjek hukum

tidak memiliki kekuasaan tersebut, sehingga negara membentuk Badan

Usaha Milik Negara [BUMN], Badan Usaha Milik Daerah [BUMD] dan

Badan Usaha Milik Desa [BUMDes] untuk mengemban tugas mengelola

potensi seluruh sektor produksi Negara berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.36

aturan terhadap badan usaha miliknegara (selanjutnya BUMN)

diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Perusahaan Tercatat Tahun

2003. Undang-undang ini bersumber pada teori negara kesejahteraan

yang secara jelas didukung oleh UUD 1945, diawali dengan pembukaan.

dari ketentuannya. Para perumus UUD 1945 dipengaruhi oleh konsep

negara kesejahteraan dan ingin membentuk suatu pemerintahan negara

Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan

kesejahteraan umum. Kecuali badan usaha swasta dan koperasi, kaki

kontribusi kepunyaan habitat yang serata atau kebanyakan modalnya

terbit berpangkal modal kepunyaan habitat yang wujud sendiri,

mewujudkan cacat tunggal materi ekonomi bagian dalam peraturan

perekonomian nasional. Dalam mewujudkan bisnis, BUMN, swasta, dan

koperasi saling menjunjung pangkal pokok demokrasi ekonomi.37

36 Ibid.

37 Ginting, Yuni Priskila. "Holding Bumn Memerlukan Adanya Standar Prosedur Operasi Dalam Mencapai Aspek Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik." Majalah Hukum Nasional 50, no. 1 (2020): 1-18.

DOI: https://doi.org/10.33331/mhn.v50i1.53 Sumber : https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-

240.pdf

26

UndangUndang N0 19 Tahun 2003 menakrifkan BUMN serupa

serata atau kebanyakan aktiva dimiliki oleh Negara, dan penyertaan

modalnya berbunga lanjut bersumber perusahaan dari negara yang

tampak sendiri. Sedangkan perusahaan perseroan (Persero) adalah

BUMN berpotongan konsorsium tertampung yang modalnya berkecai-

kecai tangkai serata atau sekurang-kurangnya 51% tagan / (51%) tagan

yang dimiliki oleh negara Indonesia.38

Perseroan (Persero) adalah unsur inayat kepunyaan mayapada yang

terjadwal seperti konsorsium tergalang berdasarkan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 1969, dimana seluruh tubuh atau paling secercah 51%

sero yang dikeluarkan dimiliki oleh Negara menyeberangi penyertaan

langsung. Dengan ucapan lain, mayapada bekerja deposan bagian dalam

struktur sero di perusahaan-perusahaan kepunyaan mayapada.

Dalam sejarah Indonesia, Badan Usaha Milik Negara sudah ada sejak

masa kemerdekaan yaitu masa penjajahan Belanda di Indonesia. Belanda

mendirikan perusahaan di sini, dan nilai strategis kepentingan ekonominya

disebut Vereenigde, Oostindische Compagnie (VOC). Dalam hal ini, VOC

dikendalikan oleh banyak unit bisnisnya, seperti Gemeenschaappelijke

Mijnbouw Maatschaappij Billiton (GMB) yang bergerak di bidang industri

timah, s`Lands Waterkracht Bedrijven (LB) yang bergerak di bidang

industri tenaga listrik, dan LJN Eindhoven & Co, yang bergerak di bidang

alam. industri gas. Staats Spoorwegen (SS) untuk kereta api, KLM

38 https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-240.pdf

27

Interinsulair Bedrijf (KLMIIB) untuk penerbangan, Algemenevolks Crediet

untuk pinjaman bank, pabrik gula, kilang, kelapa sawit dan area strategis

lainnya.39

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno melihat perekonomian setelah

kemerdekaan masih lemah, sehingga negara harus menguasai kawasan

komersial yang dapat merangsang kegiatan ekonomi agar Indonesia dapat

menasionalisasikan semua perusahaan tersebut..40

Sebagian besarBadan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesian

disaat sekarang memiliki asal-usul sejarah selama masa kolonial, dan

beberapa dapat ditelusuri kembali ke masa kemerdekaan. Beberapa

perusahaan yang didirikan pada masa kolonial dinasionalisasi dan

dikelola oleh Kementerian BUMN. Kelahiran Perusahaan Hindia Timur

Belanda dimulai pada tahun 1870 dengan penyediaan tanah. Hukum

Tanah (Agrarische Wet) dikasi kejelasan hokum bagi tanah dibelanda

hindia. Bagi pemilik usaha swasta,ini berarti menegaskan penggunaan

tanah masyarakat adat, terutama melalui prosedur sewa tanah. Salah satu

aturannya adalah mengizinkan pengusaha untuk menyewakan hak atas

tanah di erpacht sampai dengan 75 tahun.41

Ketika Indonesia merdeka dalam lingkungan ekonomi, selain aset-aset

milik pemerintah Hindia Belanda, rasanya dikelilingi oleh aset-aset ekonomi

perusahaan-perusahaan swasta yang berkembang pada masa kolonial.

39 Gunawan Nachrawi, BUMN Sebagai Usaha Pemerintah Menuju Kesejahteraan Rakyat, Tinjauan

Filosopis,Sosiologis, Politik dan yuridis, Cendekia press, Bandung, 2021, Hal 43 40 Rozik M. Kaelani, Landasan Hukum Dan Sejarah BUMN Di Indonesia, bulletin KAHMI FE Universitas Brawijaya,

Edisi 1 Tahun 2007, dalam http://ketawanggede.tripod.com/edisi1.pdf. 41 Wasino. Sejarah nasionalisasi aset-aset BUMN: dari perusahaan kolonial menuju perusahaan nasional / Wasino

… [et al.]. Jakarta: Kementerian BUMN RI, 2014, hlm. 5

28

Karena status kepemilikan yang berbeda, maka proses perpindahan

kepemilikan juga berbeda, yaitu dari pemerintah Hindia Belanda ke

pemerintah Indonesia, dan nasionalisasi aset perusahaan swasta yang

mencapai puncaknya pada tahun 1957:42

Tindakan bahagia terhadap perusahaan-perusahaan Belanda yang

bersinggasana di Negara Kesatuan Republik Indonesia bagian dalam

mencarikan pemaafan Irian Barat setujuan tambah pembatalan K.M.B.43

Pada tahap perjuangan sekarang Ini, bagian dalam diagram

penghapusan KMB dan penentangan belas kasihan Irian Barat terkandung di

atas, ujung saatnya menyarankan pegangan yang peri terhadap perusahaan-

perusahaan Belanda yang bersemayam di Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Nasionalisasi perusahaan Belanda seperti komposisi kepemilikan

Negara. 44

Dekrit No. 86 Tahun 1958 menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan milik

Belanda yang seluruhnya berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang diwajibkan oleh peraturan pemerintah harus dinasionalisasi dan

dinyatakan merdeka sepenuhnya dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia..45

Atas dasar itu, Pemerintah Republik Indonesia membentuk badan

usaha/perusahaan yang dikuasai oleh negara/perusahaan negara, yang

dimulai dengan nasionalisasi perusahaan asing dan kemudian berubah

42 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 Tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahan Milik Belanda

(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 162) 43 https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/201106/UU_86_1958.pdf 44 https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1326.pdf 45 Op.Cit, pasal 1

29

menjadi perusahaan negara. Ketika ekonom Indonesia Sumitro

Djojohadikusumo sependapat dengan Muh.Hatta Pembahasan Hada tentang

ekonomi kerakyatan dapat dilihat dalam artikelnya yang berjudul "Het

Volkscredietwezen in Depressie" atau "Kredit Populer di Masa Depresi

Hebat". Sumitro menyumbangkan pemikirannya untuk dua buku,

"Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Teori Dasar Pertumbuhan Ekonomi

dan Pembangunan Ekonomi" dan "Kredit Populer di Depresi Besar."

Sumitro menerima gelar doktor. Pada tahun 1943, ia menerima gelar doktor

di bidang ekonomi dari Nederlandsche Economische Hogeschool di

Rotterdam, Belanda. Setelah lulus, Sumitro bekerja di Sekolah Ekonomi

Belanda, karena kondisi perang tidak memungkinkannya untuk kembali ke

kampung halamannya. Baru pada tahun 1946 Soemitro kembali ke

Indonesia dan dipercayakan sebagai bagian dari Perdana Menteri Sutan

Syahir. Dia juga presiden dan direktur pusat komersial atau bank BTC

dengan pasar luar negeri. Di bawah kepemimpinan Sumitro, BTC menjadi

penduduk Republik Indonesia di Washington, AS Dari tahun 1952 hingga

1953, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan. Pada masa pemerintahan

Presiden Suharto, ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan 1968-1972 dan

Menteri Negara Riset 1972-1978.46

Selama masa jabatannya, ia kemudian yang menjelaskan status

perusahaan Belanda yang dinasionalisasi. Keputusan No. 9 Tahun 1969.

Badn Usaha Milk Negra berbentuk Badan Usha dibagi menjadi 3 (tiga)

46 S. Dian Andryanto, ―Hari ini Kelahiran Sumitro Djojohadikusumo, Peletak Dasar Ekonomi

Pembangunan”, Sabtu, 29 Mei 2021 16:51 WIB, https://nasional.tempo.co/read/1466941/hari-ini-kelahiran-sumitro-

djojohadikusumo-peletak-dasar-ekonomi-pembangunan (diakses tanggal 7 Agustus 2021, pukul 10.09 Wita)

30

jenis, Pertama, perusahaan biro yang disingkat PERJAN adalah

perusahaan yang berdasarkan Indonesische Bedrijvennwet (Stbl. 1927: 419

diubah beberapa kali atau lebih). Kedua, perusahaan terbuka yang disebut

PERUM adalah perusahaan milik negara yang didirikan dan diawasi sesuai

dengan UU No. 19 Prp 1960. Ketiga, perseroan terbatas yang disingkat

PERSERO ini berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Stbl.

1847:23 telah diubah dan ditambah berkali-kali), terlepas dari apakah

saham itu seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara.47

Selain tetap menjadi BUMN pusaka pemerintah Hindia Belanda,

pemerintah Indonesia juga mendirikan BUMN sesuai dengan Pasal 33 ayat

2 UUD 1945, dan negara mengurus hajat hidup orang banyak dan negara. .

Bertanggung jawab untuk ini. ―Atas dasar ini, bank-bank BUMN (BNI,

BRI, BTN, Bank Mandiri), Garuda Flight Service Company, Pelayaran

Nasional Indonesia (Pelni), Semen Gresik, Semen Padang dan pabrik semen

lainnya didirikan. Semen Gujiang, Semen Zbynong, Semen Tonasa, Pabrik

Pupuk, dll.

Dari sudut pandang politik dan ekonomi, pendirian badan usaha milik

negara Indonesia dapat disederhanakan melalui tiga alasan utama. Pertama-

tama, sebagai wadah pengelolaan aset milik negara, hal ini pula yang

menjadi alasan pemerintah menasionalisasi perusahaan asing pada tahun

1950. Peristiwa tersebut bermula pada tahun 1957, ketika kabinet Ali

Satromicciocho II runtuh, disertai dengan krisis ekonomi. Runtuhnya

47 Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor 9Tahun1969 Tentang Penetapan PeraturanPemerintahPengganti

Undang-Undang No. 1 Tahun 1969 (LembaranNegara Tahun 1969 NO. 16; TambahanLembaranNegara NO. 2890)

Tentang Bentuk-Bentuk UsahaNegaraMenjadiUndang-Undang,pasal 1 dan pasal 2

31

kabinet ini tampaknya memperkuat sinyal bahwa pemerintahan parlementer

akan menyebabkan depresi Di Indonesia. Kedua, bermanfaat maskapai yang

dibutuhkan umum, tetapi umum sendiri (atau swasta) tidak racun masuk,

dan investasinya rancangan atau dampak operasinya tinggi. Pada garis hari

1960-an, kuasa menginjak membudayakan pabrik kompos urea di Sumatera

Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Aceh. Pemerintah

memungut tukar Indosat seumpama pangkal kepemilikan dan

penyelenggaraan siarah Palapa, dan kuasa juga menetapkan maskapai

ketenagalistrikan seumpama tampang bakar kekuatan nasional. Selain itu,

kuasa juga membudayakan maskapai perjalanan IPTN, tambah sasaran

bekerja warga bisnis provinsialisme di loka gawai bawa leco dan menengah.

Ketiga, bermanfaat maskapai yang sangat strategis karena bersangkutan

tambah kesakinahan nasional. Oleh karena itu, kuasa membudayakan

maskapai senjata (Pindad), tampang peledak (Dahana), percetakan uang

(Peruri), dan penyelenggaraan ransum makanan (Bulog).48

Pada masa itu, BUMN diatur oleh Berbagai sistem perundang-

undangan, sebagai Undang-Undang Perseroan Terbatas (Indonesiche

Bedrijven Wet/BW), Undang-Undang Kementerian Keuangan

(Indonesische Comptabliteits Wet/ICW), cara perdata, dan cara niaga.

Namun, masyarakat segera menyadari bahwa hukum waris Belanda

Penggunaannya belum sepenuhnya dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penyesuaian cara produksi dan distribusi sesuai dengan Pasal

48 Gunawan Nachrawi, Op. Cit., hal 44-45.

32

33 UUD 1945. Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan

pemerintah untuk menggantikan UU Pep yang sebelumnya dikenal

dengan Prp. ) Nomor 19 Tahun 1960. Dengan Peru, pengertian badan

usaha milik negara disatukan, yaitu segala bentuk badan hukum yang

modalnya merupakan keseluruhan kekayaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Sejak tahun 1969, dengan terselenggaranya pembangunan, peran

BUMN semakin penting dalam mendukung pembangunan nasional. Namun,

di era orde baru, kinerja BUMN sudah mengkhawatirkan. Kinerja

perusahaan dinilai kurang memadai, terlihat dari rendahnya laba yang

diperoleh dibandingkan dengan modal yang ditanamkan.49

Berdasarkan peristiwa terkini, pemerintah kemudian menetapkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Dengan mengacu pada undang-undang, khususnya Bab 10 tentang Pasal 93

transisi mengatur bahwa dalam waktu dua tahun setelah undang-undang ini

diundangkan, semua BUMN yang ada dalam bentuk perusahaan jasa harus

berubah menjadi perusahaan publik (Perum) atau perseroan terbatas

(Persero).50

BUMN bertujuan untuk membentuk pengelolaan dan pengawasan

berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas untuk meningkatkan kinerja

dan nilai BUMN serta mencegah BUMN beroperasi di luar prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik. Undang-undang tersebut juga bertujuan

49 Penjelasan, Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 50 Janah,Nur A.M. 2019. Makalah Perusahaan Jawatan. OSF Preprints. April 26. Doi:10.31219/osf.io/mycp7.

33

kepada bersiap-siap dan memusatkan sokongan resam dan nilai penyuplai

kuasa serupa pembesar saham/tuan ekuitas BUMN, beiring kepada

mengisbatkan dan memperjelas asosiasi sirat-sirat BUMN serupa ahli mesin

dan pegawai negeri kuasa serupa regulator.

Sebagaimana disebutkan di atas, gugus kalimat perdana argumen

reservoir UU BUMN merapikan bahwa BUMN adalah unsur dana yang

modalnya dari negara atau kebanyakan modalnya adalah negara atau

kebanyakan modalnya, dan modalnya pecah terbit kepemilikan kosmos.

harta yang dipisahkan oleh pemodalan langsung. Selain itu, Pasal 2

(reservoir) menetapkan reka-rekaan dan korban pendapat BUMN meliputi:

(a) Kondusif hisab pemodernan seluruh tubuh perekonomian nasional,

khususnya pengembangan pendapatan nasional (b) Mengejar keuntungan (c)

Memberikan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk penyediaan-barang-

dan/atau-jasa berkualitas tinggi yang-cukup untuk memenuhi-kebutuhan (d)

Swasta dan koperasi tidak dapat Kegiatan usaha perintis (e) secara aktif

melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha, koperasi dan

masyarakat yang lemah secara ekonomi.

Menurut undang-undang BUMN, jenis BUMN dibagi menjadi 2 (dua)

bentuk, yaitu:

a. perusahaan perseroan (persero)

BUMN adalah Persero berbentuk perseroan terbatas yang

modalnya dibagi oleh Indonesia pada seluruh atau sekurang-

kurangnya 51% (51%) saham. Tujuan utamanya adalah untuk

34

mendapatkan laba. Persero didirikan pakai cita dan target kepada

menyisakan muatan dan kebijakan yang mengesankan tinggi dan

bertenaga suing tinggi, tempuh mengejar laba yang sebesar-

lebarnya kepada mempergiat pandangan hidup perusahaan.

b. perusahaan Umum (perum)

Perum adalah BUMN yang modalnya 100% kepunyaan negara dan

tidak berkeping-keping tangkai sero yang berharap menjelang

menyisakan beban dan/atau kebaikan yang berstatus tinggi

menjelang kurnia massa dan mencari manfaat satu bahasa pakai

anutan-anutan pengurusan perusahaan.51

Maksud dan target didirikannya Perum adalah kepada melebarkan

perusahaan yang tujuannya adalah kepada kekuatan umum, berlapikkan

anjuran-anjuran penyelenggaraan uluran tangan yang sehat, dan kepada

menyimpan bawaan dan kebijakan yang berperingkat tinggi pakai makna

yang kesampaian kurang masyarakat.52

Sedangkan bayang-bayang penyusunan Badan Usaha Milik Daerah

disingkat BUMD pergi pecah dimensi pemikiran perihal sketsa daerah

resam ketenteraman yang kulur setelah kurun abad 19 yang sejurusan

tambah penyusunan BUMN bagian dalam bukti 33 UUD Negara RI Tahun

1945. Di bagian dalam pemikiran dimaksud mementingkan bahwa daerah

harus campur tangan di bagian dalam kesibukan sosial-ekonomi massa

menjelang mensejahterakan warganya. Salah satu bentuk intervensi

51 Ibid, pasal 1 angka 4. 52 Ibid, pasal 36 ayat 1

35

dimaksudmelalui kewenangan membentuk BUMN di pusat maupun BUMD

di daerah.

Sejarah BUMD erat kaitannya dengan pengembangan pedoman

terkait BUMN. Awalnya, BUMD di Indonesia menyimpan pegangan

final yang arah-arah tambah BUMN, keduanya tersangkut tambah

nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Presiden Sukarno

mewartakan akumulasi Irian Barat dan Indonesia dekat perian 1957

karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak menyodorkan konklusi

yang menganjurkan Belanda dan Indonesia menjelang mengupas seksi

Irian Barat. Penyatuan Irian Barat berperan bintik umbi nasionalisasi

perusahaan-perusahaan Belanda yang bergerak di Indonesia.53

Sejak itu,pemerintah pusat telah mendirikan sejumlah badan usaha

milik negara. Pemerintah pusat juga mendorong kearifan tradisional satu

pemerintahan otonom dan pengetahuan tradisional dua pemerintahan

otonom (sekarang di tingkat provinsidankabupaten) Mendirikan

perusahaan milikdaerah untuk mendorong percepatan pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan produksi barang dan jasa yang didambakan.

Melalui masyarakat. Masyarakat saat itu. Perkembangan di tingkat pusat

mendapat respon positif dari pemerintah daerah otonom.

Istilah BUMD yang muncul selama ini tidak terlepas dari adanya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah,

namun tidak ada istilah perusahaan barangmilikdaerah dalam undang

53 Riris Prasetyo, Sejarah BUMD, diakses https://asetdaerah.wordpress.com/2011/07/15/sejarah-bumd/. Pada

tanggal 15 juli 2021 pukul 23:14 WIB.

36

undang ini. Yang dimaksud dengan "perusahaan daerah" dalam pasal 2

Undang-undang ini adalah perseroan yang modalnya seluruhnya atau

sebagian merupakan patrimonial daerah menurut ketentuan Undang-

undang ini, terkecual iditentukan…lain…oleh undang-undang atau Undang

undang ini. perusahaan daerah sebagai badan hukum yang memiliki

kekayaan sendiri, pasalnya sama sekali tidak disebutkan apakah

perusahaan daerah tersebut merupakan BUMD.54

Selain itu, beberapa

perusahaan tidak jelas tentang konsep perusahaan daerah, sehingga

menyulitkan perusahaan daerah untuk menjalankan fungsi, pengelolaan dan

pengembangannya.

UU Perusahaan Daerah N0. 5 Tahun 1962 dimulai tambah

diundangkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas Peru No. 17 Tahun

1960. Menurut Undang-Undang Perusahaan Daerah Nomor 5 Tahun

1962, yang dimaksud tambah perusahaan bidang adalah perusahaan yang

seluruh tubuh atau kebanyakan modalnya mengadakan modal. Berasal

dari. arta bidang yang berbeda. Karena alih generasi negara bidang

berdomisili di kaki Menteri Dalam Negeri, berwai Menteri Dalam

Negeri menyodorkan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Sosial

Daerah Nomor 5 Tahun 1962 berwarna Peraturan Menteri Dalam

Negeri. Misalnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor reservoir

Tahun 1984 kondisi Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan.55

54 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387), penjelasan pasal 2 55 Yudho Taruno Muryoto, ‖Implikasi Yuridis Diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah Terhadap Pengaturan Badan Usaha Milik Daerah Di Indonesia,” yustisia, Edisi 90, September-

Desember 2014, hal.130.

37

Perusahaan Daerah, Permendagri Nomor 3 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah.56

Perusahaan daerah adalah

suatu bentuk usaha yang pada hakekatnya mencerminkan potensi daerah

untuk mengembangkan eksistensi daerah, atau martabat pasal 33 dan 18

UndangUndang-Dasar -Negara -Republik -Indonesia -Tahun -1945 -dan

pasal 177 undangundang. Keputusan No./32/Tahun/2004/tentang

Pemerintah/Daerah.57

Dengan berkembangnya semangat otonomi/daerah, maka Undang

Undang Pemerintah daerah Nomor./23Tahun.2014 diundangkan,

disahkan pada tanggal 30 September 2014, dan diundangkan pada

tanggal 2 Oktober 2014, yang memiliki arti hukum bagi penguasaan

BUMD yang ada. Di Indonesia. Jika peraturan daerah sesuai dengan

peraturan daerah, Bab 12 secara khusus mengatur BUMD. Dari Pasal

331 sampai dengan Pasal 343 terdapat 12 pasal yang terbagi dalam

beberapa pasal. Dalam menentukan definisi BUMD, beberapa ketentuan

mengenai keberadaan BUMD sangat penting, seperti Pasal 134(1)c,

Pasal 188(1)c, Pasal 298(5)c.304(1), (2), 320 (2), g, 402 ayat (2), 405,

409. Menurut ketentuan Pasal 409, Undang-Undang Pemerintahan

Daerah dengan jelas mengatur bahwa: Mengikuti Undang-Undang

Pemerintah Daerah Nomor 23 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Gaceta del Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) Dokumen Tambahan Indonesia No.

56 Ibid. 57 Ibid

38

5587); dan dinyatakan tidak berlaku.58

a) UU No 5 Tahun 1962 perihal

Perusahaan Daerah (Tambahan Buletin Nasional Republik Indonesia Nomor

10 dan Berita Resmi Republik Indonesia Nomor 2387 Tahun 1962). (b) UU

No. 32 Tahun 2004 (Pengumuman Pemerintah Republik Indonesia Tahun

2004), Tambahan Buletin Nasional Republik Indonesia Nomor 125, dan

Buletin Nasional Republik Indonesia Nomor 4437) sangkil diubah berkali-

kali. Pergantian pihak berkuasa tercatat mengadakan transmutasi ragil

pangkal UU Nomor 12 Tahun 2008 {Pemerintah Republik Indonesia}

{Pengumuman Nomor 59 Tahun 2008, Tambahan Pengumuman Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 4844}.

Namun, ada undang-undang baru. Sampai dengan tanggal 23

Februari 2014, aturan pelaksanaannya belum diterbitkan. Oleh karena

itu, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan baru, semua

Peraturan Perundangundangan, termasuk peraturan pelaksanaan dari

Undangundang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, tetap

dapat digunakan/dilaksanakan. Undang-undang (Pasal 405), yang

mengatur bahwa palng lmbat dua (dua) tahun,sejak tanggal dundangkan,

peraturan pembangunan harus diundangkan (Pasal 410). Tidak di hukum.

Keputusan No. 23 Tahun 2014 secara jelas mendefinisikan BUMD,

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 40. 1. Keputusan nomor. Nomor 23

Tahun 2014 mengatur bahwa BUMD adalah badan usaha yang seluruh

atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah. Jika Anda melihat

58 ) Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 409.

39

Bab 12, Anda harus memasukkan bagian 331, yang menegaskan bahwa

BUMD mungkin unik di area ini. Anggaran rumah tangga BUMD diatur

dengan peraturan daerah dan terdiri dari perusahaan daerah dan

perusahaan yang terdaftar di daerah.59

Selain BUMD dapat didirikan oleh pemerintah daerah, di tingkat desa,

pemerintah tingkat desa dapat mendirikan badan usaha milik desa. Untuk

mencapai tujuan negara yaitu memajukan kesejahteraan, industri ini sangat

penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Menurut Pembukaan

UUD 1945, bangsa Indonesia harus memulai paradigma pembangunan

ekonomi dari tingkat terendah (desa), karena sebagian besar penduduk

Indonesia dan segala permasalahannya tinggal di desa.60

BUMDes adalah organisasi bisnis yang didedikasikan untuk mengelola

aset dan sumber daya ekonomi desa dalam rangka pemberdayaan

masyarakat pedesaan. Ketentuan BUMDes diatur dalam Pasal 213 (1).

Keputusan No. 32 Tahun 2004 mengatur bahwa .61

―setiap desa dapat mendirikan BUMDes sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa, mengoptimalkan pengelolaan aset desa yang

ada, memajukan pembangunan ekonomi desa, dan meningkatkan

kesejahteraan masyaraka pedesaan”

Sebelum membahas BUMDes, Hal lain yang sangat penting dalam

membangun BUMDes adalah belajar dari sejarah. Desa-desa di Indonesia

59 Ibid.,130

60 Jefri S. Pakaya, Pemberian Kewenangan Pada Desa Dalam Kontek Ekonomi Daerah, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 13, No. 1 ,(Maret 2016), Hal. 73

61 Jurnal Of Rural And Development, Vol. V, No. 1, (februari 2014), Hal. 2

40

harus mengakui bahwa mereka memiliki sejarah yang kurang

menguntungkan dalam proses pelembagaan ekonomi desa Desa-desa di

Indonesia telah gagal dalam proses pembentukan sistem ekonomi desa.

Dulu, Indonesia mengakui Badan Usaha Unit Desa (BUUD) sebagai

Koperasi Unit Desa (KUD), yang menjadi rencana utama untuk memulai

orde baru. Dari segi kuantitas, jumlah KUD memang meningkat, namun

seiring berjalannya waktu, banyak proyek lembaga-lembaga tersebut yang

terhenti atau sekadar didaftarkan. Hal ini disebabkan oleh permasalahan

sistem/struktur dan kebijakan organisasi elit, yang menekankan pendekatan

top-down dan tidak memperhatikan otonomi sipil.62

Jauh sebelum lahirnya KUD, pemerintah telah mengembangkan BUUD

pada tahun 1966. BUUD ini merupakan hasil penggabungan koperasi

pertanian dan koperasi desa menjadi satu desa. Tujuan dari BUUD ini

adalah untuk membantu petani mengatasi kendala dalam proses produksi,

mulai dari kenyamanan produk hingga komersialisasi. Seiring berjalannya

waktu, proses pengembangan koperasi di desa telah terintegrasi ke dalam

BUUD/KUD, dan KUD secara bertahap menggantikan peran BUUD.63

BUUD tepatnya merupakan koperasi tingkat desa pertama yang

didirikan di Yogyakarta pada bulan April 1971 dengan dilatarbelakangi

pelaksanaan peningkatan penargetan Bimbingan Masal (Bimas), meskipun

BUUD bukanlah bentuk koperasi yang diharapkan. Undang-Undang Nomor

12 Tahun 1967, tetapi koperasi tidak keberatan menerimanya sebagai badan

62 Dodi Faedlullah, BUMDes Dan Kepemilikan Warga: Membangun Skema Organisasi Partisipatoris, Journal Of

Governance, Volume. 3, Issu 1, (Juni 2018) hal. 3 63 Ibid, hal. 8

41

Badan usaha di bidang ini, bahkan dalam perkembangan selanjutnya,

ekonomi tingkat desa dikembangkan melalui BUUD dan KUD, dan

pengoperasiannya berdasarkan instruksi presiden.64

Terkait Cikal bakal KUD adalah berawal dari Koperta (Koperasi

Pertanian) yang didirikan oleh pemerintah orde lama pada tahun 1963. Pada

tahun 1967 dikembangan BUUD (Badan Usaha Unit Desa) sebagai tindak

lanjut dari Koperta. Pembahasan ini telah dibahas pada sub bab sebelumnya.

KUD merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan

pedesaan yang telah di desain oleh pemerintah. KUD adalah wadah

organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan usaha ekonomi di

wilayah yang bersangkutan guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

KUD juga merupakan gabungan usaha bersama koperasi-koperasi pertanian

atau koperasi-koperasi desa yang terdapat diwilayah unit desa. KUD

dibentuk oleh warga desa dari suatu desa atau sekelompok desa-desa yang

disebut unit desa dengan sistem kekeluargaan, semangat yang pernah

dibangun oleh Mohammad Hatta, yakni ingin melaksanakan cita-cita

nasional yaitu untuk menyusun perekonomian bangsa atas dasar asas

kekeluargaan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945

melalui usaha koperasi yang merupakan suatu kesatuan ekonomi masyarakat

kecil. KUD merupakan koperasi yang mulai diandalkan oleh anggota dan

64 Agnes Sunartiningsih, Reorientasi Pembinaan KUD. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 2, No.1 (January

2002). Hal. 82 DOI: 10.22146/jsp.11160

42

masyarakat. Semenjak berkembangnya KUD, kepercayaan koperasi mulai

tumbuh kembali.65

Sesuai peraturan, negara mengeluarkan Keppres No. 4 Tahun 1973

―Pendapat Sangat Bagus Tentang Pengelolaan dan Pembinaan Unit Tingkat

Desa‖, yang kemudian disempurnakan dengan Keppres No. 4 Tahun 1973.

Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 1978 tentang Peningkatan Fungsi

Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan KUD. Enam tahun kemudian, pada

tanggal 4 April 1984, dikeluarkanlah Instruksi Presiden tentang Pembinaan

dan Pengembangan KUD. Paragraf kedua Pasal 1 Perpres tersebut

menetapkan bahwa arah pembangunan pedesaan adalah menjadikan

kawasan perdesaan sebagai pusat pelayanan kegiatan ekonomi perdesaan

yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan negara melalui orientasi dan

pembangunan secara menyeluruh. Perencanaan lintas departemen.66

Namun dalam prakteknya, kondisi KUD jauh dari harapan menjadi

koperasi yang mandiri.Organisasi yang berwenang mengembangkan KUD

saat itu masih meyakini bahwa KUD hanyalah organisasi yang dikendalikan

oleh pemerintah, tidak bergantung pada kepentingan, dan kebutuhan.

Masyarakat. Selanjutnya pembangunan yang dilakukan jauh dari

berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat lokal, tetapi lebih

berorientasi pada akuntabilitas. Sementara itu, tujuan lembaga pendukung

65 Pujiyono, Hukum Koprasi Dalam Potret Sejarah Di indonesia. CV. Indotama Solo, Surakarta, Agustus 2015,

Hal. 123 66 Dodi Faedlullah, Loc.Cit. Hal. 9

43

seperti perbankan dan pengembangan usaha bukan untuk membantu KUD,

melainkan sebagai sasaran birokrasi.67

Di sisi lain, tujuan bantuan pemerintah adalah untuk memperkaya

rakyat secara adil. Bantuan pemerintah bahkan telah menjadi masalah yang

melekat dalam pengembangan koperasi. Karena pembentukan KUD

merupakan hasil dari kebijakan top-down dan kurangnya partisipasi warga,

karena perkembangan koperasi tidak merespon kebutuhan dan potensi

masyarakat. Pada akhirnya, KUD menjadi bahan ―rekayasa‖ elite desa.

Bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah bahkan digunakan oleh

sebagian kecil pengelola KUD. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat mengganti singkatan KUD menjadi

―Ketua Untung Duluan‖. Situasi ini tidak terlepas dari latar belakang politik

Indonesia yang dikuasai rezim orde baru, dan keberadaan KUD yang selalu

memantau pemerintah akan menghambat perkembangan KUD. kualitas. Hal

ini akan menghilangkan sifat mandiri KUD sebagai koperasi..68

Selanjutnya terkait BUMDes dalam proses pembangunan harus belajar

dari pengalaman. Seperti ungkapan pepatah lama, ―guru terbaik adalah

pengalaman.‖ Oleh karenanya penulis terkait BUMDes harus benar-benar di

perkuat dan didirikan berdasarkan yang sesuai dengan potensi desa dan

kebutuhan masyarakat sehingga bisa menjadi daya tarik partispasi

masyarakat yag sesuai dengan asas gotong royong dan tidak boleh

67 Agnes Sunartiningsih, Op. Cit. Hal.86 68 Dodi Faedlullah, Loc. Cit. Hal, 9

44

pemerintah terlalu intervensi yang dapat menghilangkan kemandirian

BUMDes itu sendiri.

B. Kedudukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pada Masa Otonomi

Daerah

Istilah Badan Usaha yang ada di desa telah ada semenjak lahirnya

semangat otonomi daerah yang di tandai dengan di sahkannya Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-

Undang ini mendorong desa untuk mendirikan suata badan usaha yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Karena desa dapat memiliki

badan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan69

. Dan terkait

pendapatan asli desa yang salah satunya bersumber dari hasil usaha desa,

hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan

lain-lain pendapatan yang sah. Ini menandakan bahwa Undang-Undang ini

mendorong desa untuk melakukan pemberdayaan terhadap potensi desa

dalam rangka meningkatkan pendapatan desa yang di lakukan dengan

pendirian Badan Usaha Milik Desa, Kerja sama dengan pihak ketiga, dan

kewenangan melakukan pinjaman.70

Seiring waktu berjalan dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah yang merupakan hasil revisi atas

Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang pemerintahan Daerah.

Memberikan landasan hukum terkait BUMDes yang menjelaskan bahwa

‖Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

69 Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60), Pasal 107 70 Ibid, Pasal 108.

45

dan potensi desa.71

Selain itu juga diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yang didalamnya mengatur tentang

BUMDes, dari Pasal 78 –81, Bagian Kelima tentang Badan Usaha Milik

Desa, sebagai mana diuraikan di bawah ini:72

Dalam Pasal 78 menjelasakn bahwa ―Dengan meningkatkan pendapatan

masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat mendirikan BUMDes sesuai

dengan kebutuhan dan potensi desa. Ayat (1) mengacu pada badan

hukum‖73

Kemudian Pasal 79 mengatur bahwa yang dimaksud dengan

―Usaha Desa‖ pada alinea pertama Pasal 78 adalah BUMDes dan BUMDes

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa yang dananya dapat berasal

dari Pemerintah Desa, tabungan masyarakat, Subsidi Pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pihak lain

meminjamkan dan berpartisipasi dalam kerja sama pemerataan atau bagi

hasil atau saling menguntungkan. Pengelolaan BUMD terdiri dari

pemerintah desa dan masyarakat‖74

Selain itu, Pasal 80 mengatur bahwa "Usaha Desa dapat mengeluarkan

pinjaman sesuai dengan undang-undang. Pinjaman sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 diterbitkan setelah mendapat persetujuan dari BPD." Dan Pasal

81 menjelaskan ―Peraturan tambahan tentang pembentukan dan tata cara

pengelolaan BUMDes yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana

71 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 213 Ayat 1. 72 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, Pasal 78-81

73 Ibid.Pasal 78

74 Ibid. pasal 79

46

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi: ( a) Bentuk badan hukum

(b) Pengurusan (c) Hak dan kewajiban (d) Modal (e) Bagi hasil (f)

Kerjasama dengan pihak ketiga (g) Mekanisme pengelolaan dan

pertanggungjawaban‖75

.

Namun menurut praturan perundang-undangan tersebut baik Undang-

Undang Nomer 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang desa. Belum di atur secara

terperinci mengenai BUMDes termasuk tidak di jelaskan secara terprinci

mengenai proses pendirian BUMDes, siapa saja yang berhak mengelola

BUMDes, sumber permodalan BUMDes yang belum jelas, jenis usaha yang

diperbolehkan dan pelaporannya pertanggung jawaban BUMDes itu sendiri

belum diatur secara rinci dalam undang-undang ini.

Pemerintah berharap BUMDes dapat merangsang dan mendorong

pembangunan ekonomi di pedesan. Aset ekonomi desaharus sepenuhnya

dikelolaoleh masyrakat dsa. Esensi dan flosofi BUMDsa herus penuh

dengan fantasi aliansi dalam upaya memperkuat aspek ekonomi organisasi.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah menerbitkan kembali landasan

hukum yang lebih rinci untuk BUMDes, kali ini melalui Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa.

Dalam Permendagri ini, ia secara khusus menyebut BUMDes, yang terdiri

dari tujuh bab dan 25 pasal. Isi normatif terkait dengan pendirian BUMDes.

Pengurus BUMDes mengarahkan pengawasan BUMDes itu sendiri.76

75

Ibid. pasal 80,81. 76 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa.

47

Oleh karena itu, sejak tahun 2004, peraturan perundangan yang

membahas lebih rinci tentang BUMDes baru tersedia pada tahun 2014

dengan lahirnya semangat otonomi desa melalui UndangUndangDesa. Yang

memberikan hak, kewajiban dan kwenangan seluas-luasnya kepada desa

untuk mengatur urusan desanya sendiri tak terkecuali BUMDes itu sendiri.

BUMDes yang menurut UU Desa adalah Badan usaha yang modalnya

dimiliki atau sebagian besar modal desa, mengelola kekayaan, jasa dan

usaha lainnya dengan turut serta secara langsung atas kekayaan

perseorangan yang berasal dari desa untuk mencapai kesejahteraan yang

lebih besar bagi masyarakat desa.77

Desa dalam hal ini dapatmendirikan

Badan…Usaha…Milik…Desa…yang…disebut..BUM Desa78

.

UUDesa Standar Penerapan Terkait Desa. Peraturan Pemerintah

Nomor 43 (PP Desa) terkait desa tahun 2014 juga mengatur bahwa selruh

atau…sebagian…besar…modal badan usaha…desa (selanjutnya disebutBUMDesa)

harus dimiliki oleh desa. Melalui partisipasi langsung kekayaan desa sendiri

untuk mengelola aset, jasa dan usaha lainnya, untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat desa yang sebesar-besarnya.79

Selain itu, Pasal 87 Bab 10 ―UU Desa‖ mengatur: (1) Desa dapat

mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang diberi nama BUMDes; (2)

Pengelolaan BUMDes didasarkan pada semangat kekeluargaan dan

kegotongroyongan; (3) BUMDes Usaha bidang ekonomi dan/atau pelayanan

77 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 1 angka 6 78 Ibid, Pasal 87 ayat (1) 79 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 Tentang Desa.

48

umum dapat diselenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.80

Pasal 88 UU Desa. Pasal 132 ―Peraturan Pemerintah Desa‖

menetapkan bahwa panitia desa terdiri dari majelis desa, yang akan

ditentukan oleh peraturan desa dan kesepakatan rakyat. Selanjutnya, Pasal

135 ―Peraturan Desa dan Kesepakatan Desa‖ mengatur bahwa pendanaan

awal panitia desa berasal dari anggaran desa dan merupakan aset yang

berdiri sendiri dan tidak terpisahkan di dalam desa. Modal Bumdes meliputi:

(1) Penyertaan modal desa, APBD, dan modal lainnya; 2) Penyertaan modal

dari masyarakat desa.81

BUMDes diakui secara hukum untuk pertama kalinya, tetapi sebagai

badan hukum harus memiliki organisasi yang terorganisir. Struktur

organisasi ini dapat dilihat pada pasal 132 Peraturan Pemerintah Desa yang

mengatur bahwa kepengurusan BUMdes paling sedikit harus meliputi: (1)

konsultan; 2) aktuator operasi. Konsultan tentunya berada di tangan kepala

desa, dan pelaksana adalah orang yang mengangkat dan memberhentikan

kepala desa.

Secara historis, BUMDes pada awalnya diatur sebagai badan hukum.

Hal ini sesuai dengan penafsiran pemerintah daerah dalam pasal 213 (2)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yaitu masyarakat komunal adalah

badan hukum yang diaturdenganperaturan perundangundangan dan diatur

dalam pasal 78. (3) peraturan pemerintah tersebut di atas. Hal itu ditegaskan

80 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomer 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 87.

81 Op.Cit,Pasal 132 dan 135

49

kembali. PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu bentuk BUMDes

sebagaimanadimaksud padaayat 1 harus berbentuk…badan…hukum.82

Sekitar 10 hari kemudian, tambah disahkannya UU Desa struktur

anasir andil BUMDes berubah. Di bagian dalam Pasal reservoir poin 6 UU

Desa, disebutkan BUMDes adalah anasir andil dan bagian dalam

penjelasannya di Pasal 87 ayat (reservoir) BUMDesa menjadikan suatu

anasir andil berhaskan nagari yang secara eksplisit tidak upas disamakan

tambah anasir lembaga serupa maskapai terbatas, CV atau koperasi. Yang

memupuk BUMDes berperan struktur anasir andil berisi lembaga yang baru.

Berbeda tambah BUMN dan BUMD yang bagian dalam tertib perundang-

bujukan perkiraan eksplisit diatur bisa bercorak Perseroan Terbatas (PT)

maupun Perusahaan Umum (Perum).

Dari konvensi-konvensi tertulis di atas, hadir bahwa BUMDes

sebenarnya dibentuk pakai rangrangan anasir peraturan. Untuk bisa disebut

seperti anasir peraturan harus menyimpan tanda-tanda seperti berikut: (1)

adanya materi kapital yang maujud sendiri; (2) menyimpan sasaran tertentu;

(3) menyimpan kebaikan Anda sendiri; (4) adanya senat yang terorganisir.

Keempat sifat tertulis membayang bagian dalam kaidah-kaidah yang

membereskan Bumdes. Kekayaan Bumdes menemukan kapital marga dan

terpisah. Bumdes juga menyimpan sasaran dan maslahat undang-undang,

yaitu 4.444 digunakan menjelang melebarkan ekonomi marga dan

mempergiat tunjangan marga. Bumdes juga menyimpan senat yang

82 Peraturan Pemerintah, Nomor 72 Tahun 2015 Tentang Desa.

50

terorganisir, yang hadir berusul kehadiran dan Pelaksanaan bisnis

konsultasi.83

dikategorikan sebagai badan usaha berbadan hukum Secara

karakteristik, BUMDes telah dapat karena telah memenuhi karakteristik

sebagai berikut:

1. Adanya kekayaan yang terpisah

Pasal 135 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

43 Tahun 2014 mengucapkan bahwa modal BUMDes yang berbunga

pecah penyertaan kapital dusun menjadikan modal dusun yang

dipisahkan.

2. Mempunya tujuan tertentu

Penjelasan Pasal 87 ayat (1) UU Desa memutuskan bahwa BUMDes

dibentuk menjelang memanfaatkan segala bakat ekonomi,

kelembagaan perekonomian, kintil bakat asal buah tawang dan asal

buah jiwa bagian dalam denah memperteguh kedamaian khalayak

desa.

3. Mempunyai kepentingan sendiri

Kepentingan BUMDes terselip juga bagian dalam Penjelasan Pasal 87

ayat (1) UU Desa mengeja bahwa BUMDes mengarah untuk laba

keuangan dan memompong pertambahan ketenteraman masyarakat.

83 ) Erni Herawati, 2016, Badan Usaha Milik Desa, Status dan Pembentukannya, Bina Nusantara (onlain)

https://business-law.binus.ac.id/2016/10/16/badan-usaha-milik-desa-status-dan-pembentukannya/#, (26 juli 2021, jam

22:45)

51

4. Adanya organisasi yang teratur

Organisasi BUMDes tersendiri berasal yayasan otoritas kampung dan

yayasan BUMDes paling sekutil terjalin tangkai ketua menimbrung

manajer operasional. Peraturan ini diatur dengan Praturan

Pemerintah…Republik…Indonesia…Nomor 43Tahun 2014/Pemerintah

Pasal 132 ayat (3) dan (4).

Namun dengan dengan keterangan di atas baik menurut UU Desa dan

PP Desa ini Status BUMDes serupa Badan Usaha Berbadan Hukum bekerja

selaur pertanyaan dan panel yang ganjat lahir di masyarakat. Hal ini

melahirkan pertanyaan tempo BUMDes butuh beroperasi serupa tambah

segi ketiga ataupun mulai sejak indepedensi BUMDes itu sendiri karena

tidak ada regulasi yang secara tegas menyatakan BUMDes sebagai Badan

Hukum.

Dalam PP desa pasal 142 Menyebutkan Ketentuan lebih lanjut

mengenai pendirian, pengurusan dan pengelolaan, serta pembubaran

BUMDesa diatur dengan Peraturan Menteri.

Peraturan Menteri Desa Nomor 4 Tahun 2015 tentang ― Pendirian,

Pengurusan dan penyelenggaraan dan Pembubaran Badan Usaha Milik

Desa‖ menetapkan bahwa Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya

disebut BUMDes adalah seluruh tubuh atau kebanyakan kapital yang

dimiliki oleh Desa melintas rimba Berpartisipasi secara langsung dalam

pengelolaan aset, jasa dan usaha lainnya untuk mencapai kesejahteraan yang

lebih besar bagi masyarakat desa. BUMDes adalah ―Modal utamanya

52

dimiliki oleh desa, dan merupakan badan usaha yang dimiliki oleh

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui penyertaan

langsung pada aset desa, aset operasional, jasa dan usaha lainnya.

BUMDes‖ merupakan wadah interaksi ekonomi antara pemerintah desa

dengan masyarakat desa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemiskinan

dan mengubah keluarga miskin menjadi keluarga kaya. BUMDes juga

berperan sebagai lembaga sosial dan komersial dan diharapkan dapat

menjadi motor penggerak perekonomian dsa Sebagai lembaga sosial,

BUMDes harus berpihak pada kepentingan masyarakat. Pada saat yang

sama, Bumdes sebagai organisasi bisnis bertujuan untuk mencari

keuntungan untuk meningkatkan pendapatan desa.84

C. Perubahan Pengaturan Kedudukan BUMDes Berdasarkan Undangg-

Undang Ciptaa Kerja.

Desa merupakan unit terkecil yang paling dekat dengan masyarakat

dalam struktur nasional, dan sebenarnya bersentuhan langsung dengan

kebutuhan kesejahteraan masyarakat. Sebagai wakil pemerintah, desa

berkewajiban mengembangkan sumber daya material dan manusia,

berupaya meningkatkan kualitas hidup dan kualitas hidup, serta memberikan

kesejahteraan dan sumber daya yang sebesar-besarnya bagi masyarakat

desa. Masalah lain yang sering dihadapi oleh perekonomian pedesaan yang

kurang berkembang adalah kurangnya sumber daya manusia yang dapat

melihat peluang. Hal ini berimplikasi pada ketergantungan pada bantuan

84 Maryunani, Pembanguanan Bumdes dan Pemberdayaan Pemerintah Desa, (Bandung;CV Pustaka Setia,2007),

hlm. 31.

53

pemerintah daripada kemandirian. Olh karna itu, dsa membutuhkan inovasi

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Keberadaan desa merupakan hasil dari ketaatan pemerintah Indonesia

terhadap prinsip desentralisasi yang memberikan kesempatan seluas-luasnya

bagi pelaksanaan otonomi daerah di daerah. BUMDes merupakan tulang

punggung kegiatan ekonomi kota, sebagai organisasi sosial, sejalan dengan

kepentingan masyarakat dalam memberikan pelayanan sosial dan

menjalankan fungsi komersial, tujuannya adalah untuk mendapatkan

keuntungan melalui penyediaan barang dan pasar jasa. Sebagai badan

hukum, BUMDes didirikan sesuai dengan undang-undang dan kesepakatan

masyarakat desa, Oleh karena itu, diharapkan seluruh potensi daerah dapat

digarap secara optimal. 85

Sejak Jokowi Jusuf Kalla berkuasa, Jokowi Kyai Makruf Amin,

khususnya Nawacita ketiga, adalah ―membangun Indonesia dari pinggiran

untuk memperkuat daerah dan rakyat.‖ Salah satu agenda penting adalah

memastikan implementasi UU No. 6 Tahun 2014 melalui pemasangan,

pengawasan dan pendampingan secara sistematis, konsisten dan

berkesinambungan. Membantu masyarakat lebih dari sekedar memenuhi

kewajiban UU No. 1. No. 6 tahun 2014, selain itu juga merupakan cara

penting untuk memantau perubahan desa dan membangun desa inovasi

mandiri.86

85 Shara Mitha Mahfirah dan Adista Paramita dalam Muhammad Adib Junaidi,“Kajian Normatif Kedudukan

Badan Usaha Milik Desa Sebagai Subyek Hukum”, Jurnal Notaire, 4 (1) 2021: 127-136, DOI: 10.20473/ntr.v4il.23553 86 Ibid

54

UndangUndang…Nomor…11…Tahun…2020…tentan…Cipta…Kerja.(selanjutny

ya disebut UU Cipta Kerja) mulai berlaku pada tanggal 2 November 2020.

Melindungi dan menciptakan kesempatan kerja, memberdayakan koperasi

dan usaha kecil, menengah dan mikro, meningkatkan ekologi investasi dan

lingkungan bisnis, dan mempercepat promosi proyek strategis nasional dan

pusat investasi.87

Tujuan diundangkannya UU Cipta kriya adalah sebagaimana dimuat

di bagian dalam potongan konsiderannya. UU Cipta Kerja diharapkan

mampu meresap energi kriya Indonesia yang seluas-luasnya di celah

perlagaan yang semakin kompetitif dan komplain keuniversalan ekonomi.

Peraturan tergantung kemudahan, naungan dan pemberdayaan koperasi dan

inayat kecil, membatasi dan mikro, pertambahan ekosistem pendanaan dan

lejang ciptaan strategis nasional, terhitung naungan dan ketenangan

pencetus yang lebih besar, tersiar di seluruh tubuh marga di berbagai sektor.

Tetapi bisa memufakati kriteria resam menjelang menyegerakan reka cipta

medan kriya, sehingga bentuk diperlukan.88

Landasan filosofis pendirian UU Cipta Kerja didasarkan depan Psl4,

Psl5(1),Psl18,Psl18A,Psl18B,Psal20,Pasal22D(2), Pasal 27 (2)), Pasal 28D

(1) dan (2) menimbrung Pasal 33 Undang-UndangDasar NegaraRepublik

Indonesia Tahun 1945.89

87 Republik Indonesia,…Undang-Undang…Nomor..11 Tahun 2020 Tentang…Cipta…Kerja (Lembaran Negara RI

Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 6573), Pasal 1 Angka 1 88 Alfiansyah, Alfiansyah. "Status Badan Usaha Milik Desa Sebagai Badan Hukum Atas Diundangkannya

Undang-Undang Cipta Kerja." JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) 5.2 (2021). DOI: http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v5i2.1991, hal. 216 89 Ibid

55

Sedangkan yuridiksi tentang BUMDes bagian dalam UU Cipta Kerja

sebagaimana diatur bagian dalam Pasal 117 UU Cipta Kerja yang

memindahkan hukum bagian dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 20l4

perihal Desa Pasal reservoir kredit 6:

―Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah

Badan Hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna

mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan

produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa‖

Serta Ketentuan Pasal 87 yang juga mengatur tentang BUMDes

diubah dalam UU Cipta Kerja dalam pasal 117 sehingga berbunyi sebagai

berikut:90

―[1] Desa dapatmendirikan BUM Desa‖.[2] BUM Desa

sebagaimana dimaksud hadirat ayat (1) dikelola pakai gelora perantaraan

dan kegotongroyongan‖.[3] BUM Desa bisa menjelmakan andil di jagat

ekonomi dan/atau saham biasa satu bahasa pakai kaidah tertib perundang-

undangan‖[4]BUM Desa sebagaimana dimaksud hadirat ayat (1) bisa

mencetak hal andil berisi hukumsesuai pakai niat dan objek

dan[5]‖Ketentuan lebih menyimpang perihal BUM Desa sebagaimana

dimaksud hadirat ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur pakai

Peraturan Pemerintah‖91

.

Penjelasan Pasal 117 ayat (1) UU Cipta Kerja yang mengubah

ketentuan dalam Pasal 87 UU Desa menjelaskan bahwa BUMDesa dibentuk

Pemerintah desa memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan sepenuhnya

potensi ekonomi, sistem ekonomi, dan potensi…sumber…daya…alam…dan

90 Ibid, hlm, 683 91 Ibid.

56

manusia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Scara

khusus, BUMDes tidaak dapat disamakan dengan badan hukum, seperti

perseroan terbatas atau koperasi. Oleh karena itu, BUMDes menakhlikkan

bagian usaha yang berperangai manusiawi. Selain sehat penyeliaan negeri

tingkat desa, BUMDes juga mengamalkan agenda kepada memufakati

tujuan publik desa. BUMDes juga bisa memanifestasikan kepentingan

pelayanan, komersial dan pembinaan ekonomi lainnya.

Dalam bagian kenaikan sumber tip desa, BUMDes bisa

mengumpulkan cadangan domestik berusul kebanyakan desa, terutama

melintas rimba pemerintahan usaha berputar dan simpan pinjam. Kegiatan

BUM Desa tidak semata-mata mengarah dekat keefektifan ekonomi, tetapi

juga mengarah dekat menggotong kenaikan ketenteraman kebanyakan

pedesaan. Diharapkan BUMDes bisa memanfaatkan potensi ekonomi untuk

mengembangkan unit usaha. Apabila kegiatan usaha tersebut dapat

dijalankan dan berjalan dengan lancar, maka sangat mungkin BUMDes

dapat dijalankan sesuai dengan badan hukum yang dipersyaratkan oleh

undang-undang.

Posisi BUMDes setelah UU Cipta Kerja seumpama Badan Hukum

fisik baru yang kedudukannya sama pakai Perseroan Terbatas (PT) sama

pakai BUMN front imbangan kewarganegaraanisme dan BUMD front

imbangan rat sebagaimana dijelaskan bagian dalam Penjelasan Pasal 117

UU Cipta Kerja yang menukar Pasal 87 UU Desa bahwa Posisi BUMDes

serupa ahli resam tidak bisa dipersamakan tambah Perseroan dan Koperasi.

57

Adapun Dampak Positif yang diharapkan ujung pangkat BUMDes serupa

ahli Hukum diantaranya adalah melecehkan kemitraan desa, melecehkan

memasarkan kepandaian rat, menyegerakan revisi ekonomi rat melalui desa

dan mempercepat keberhasilan Sustainable Development Goals (SDGs)

Nasional.

D. Bentuk Penguatan BUMDes Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja

Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja,posisi BUMDes di pertegas

kedudukannya sebagai Badan Usaha yang Berbadan Hukum yang di

harapkan menjadi kunci pengembangan BUMDes di masa yang akan

datang. Selain mempertegas kedudukan dari BUMDes, paska berlakunya

Undang-Undang Cipta Kerja ini juga memperkuat BUMDes dari Segi

admistratif atau teknisnya sebagai mana yang di jelaskan dibawah ini

sebagai berikut :

1. Mekanisme Pembentukan BUM Desa/BUM Desa Bersama

Paska UU Cipta Kerja disahkan oleh presiden Jokowi, pemerintah

kerja cepat untuk menerbitkan aturan pelaksananya khususnya tentang

BUMDes, tiga bulan berikutnya. Pada tgl 2/2/2021, pemerintah

menerbitkan PP BUMDes terkait BUMDES , yang selanjutnya disebut

PP BUMDes, yang merupakan aturan pelaksanaan Pasal 117 dan Pasal

185 UU Cipta Kerja. Peraturan pemerintah harus ditetapkan untuk

BUMDes. BUMDes yang kita kenal dalam PP BUMDes/BUMDes

Bersam, menegaskan BUMDes adalah badan hukum. cara yang

didirikan oleh desa dan/atau berikut kampung, yang digunakan kepada

58

mewujudkan usaha, menunggangi aset, meluaskan pendanaan dan

produktivitas, menyerahkan pelayanan, dan/atau meninggalkan jenis

usaha lain yang cocok untuk banyak orang. penduduk desa Kepentingan

terbaik masyarakat desa. .92

PP BUMDes juga menghapuskan berbagai ketentuan dalam

berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu Pasal 132142 Bab 8

―Peraturan Pemerintah‖. Keputusan No. 43 Tahun 2014 tentang

Penerapan UU No. 43. 43. Peraturan Pemerintah No. 6 tentang Desa

Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia No. 123 Tahun 2014,

Tambahan Buletin Pemerintah Republik Indonesia No. 5539), setelah

mengalami beberapa kali revisi, adalah Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa. Nomor 11 Tahun 2019, dibandingkan

dengan Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2012 tentang Pelaksanaan Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014),

Republik Indonesia bernomor . 41, Nomor 41 Tahun 2019 dan

Tambahan Nasional Nomor 6321 Republik Indonesia) telah dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.93

Dalam PP BUM Desa ini terkait dengan mekanisme pembentukan

BUMDes/BUMDes Bersama yang bertujuan untuk mengelola badan

usaha, menggunakan Aset, melebarkan pemodalan dan produktivitas,

merelakan kontribusi atau jasa lain menjelang memperteguh ketenangan

92 Republik Indonesia, Peraturan…Pemerintah,…Nomor 11 Tahun…2021 Tentang…Badan Usaha Milik Desa 93 Ibid..Pasal 76

59

biasa desa. BUMDes didirikan untuk menyerap tenaga kerja pedesaan

dan meningkatkan kreativitas serta peluang usaha ekonomi produktif

bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tujuan pemberdayaan

masyarakat pedesaan dengan kekuatan ekonomi melalui BUMDes

adalah untuk memberikan pelayanan bagi pengembangan usaha

produktif masyarakat pedesaan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan pendirian BUMDes/

BUMDes bersama dalam konteks pembangunan desa yaitu:94

(a)

Mengembangkan kegiatan ekonomi dan komersial melalui kegiatan

komersial, mengembangkan investasi dan produktivitas ekonomi serta

mengembangkan Potensi Desa (b) Melaksanakan kegiatan pelayanan

publik, menyediakan barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan

umum masyarakat pedesaan, mengelola lumbung desa (c)

Meningkatkan pendapatan asli dan pendapatan desa, serta memperoleh

pendapatan atau pendapatan bersih yang lebih tinggi melalui

pengembangan ekonomi kerakyatan. Sumberdaya (d)) Memanfaatkan

aset desa menjelang membuat pandangan hidup dengan aset desa; (e)

Pengembangan ekosistem ekonomi digital pedesaan. 95

Untuk mencapai tujuan di atas, pengelolaan harus dilandasi oleh

semangat pertalian darah dan gotong royong, berdasarkan prinsip

94 Ibid, pasal 3 95 Ibid, pasal 3

60

profesionalisme, keterbukaan, tanggung jawab dan partisipasi, dengan

mengutamakan sumber daya lokal dan berkelanjutan.96

Pendirian BUMDes/BUMDes Bersama di sepakati melalui

Musyawarah Desa, sebagaimana di atur dalam ketentuan PP BUMDes

yaitu:97

pertama, BUMDesa didirikanoleh 1(satu) desa…berdasarkan

Panitia desa…dan pembentukannya ditapkan oleh panitia perencanaan

desa. Kedua, panitia desa dibentuk bersama…oleh lebih dari 2 (dua)

panitia desa dan dirumuskan bersama oleh kepala desa. Perbedaannya

terletak pada peraturan bersama BUMDes dan kepala desa, yang

didasarkan pada kesamaan potensi, kegiatan komersial atau kedekatan

wilayah, tetapi tidak dibatasi oleh wilayah administrasi (seperti jalan

yang berbeda). Desa secara langsung membentuk BUMDes bersama

dengan desa lain, terlepas dari apakah ada BUMDes di desa masing-

masing. Pada saat yang sama, "Peraturan Desa" dan "Peraturan

Bersama Kepala Desa" setidaknya memuat ketentuan untuk membentuk

kotamadya / kotamadya terkait, kotamadya / kotamadya / asosiasi

kotamadya, dan menentukan jumlah desa dan / atau komunitas desa. .

Modal ikut serta dalam pembentukan kerangka kerja

BUMDes/BUMDes bersama.

Dalam pendirian BUM Desa/BUM Desa bersama hendaknya di

dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang di antaranya:98

(a)

Kebutuhan masyarakat desa (b) Pemecahan persoalan bersama (c)

96 Ibid, pasal 4 97 Ibid, pasal 7

98 Ibid, pasal 10

61

Kekayaan usaha (d) Model bisnis tata kelola bentuk organisasi dan jenis

usaha, pengetahuan dan teknologi (e) Visi pelestarian orentasi

keberlanjutan dan misi perlindungan nilai religi adat istiadat, perilaku

sosial, dan kearifan local99

.

2. Mekanisme BUMDes/BUMDes Bersama untuk memproleh Badan

Hukum.

Menurut Utrecht, tangan peraturan mewujudkan setiap barisan

peruntungan yang tidak bersukma atau bukan pribadi. Menurut Sudikno

Mertokusumo yaitu: Badan peraturan adalah instansi atau lembaga

pribadi yang memegang objek terpaku yang bisa mengidap peruntungan

dan kewajiban. Menurut Subekti tangan peraturan adalah suatu tangan

atau federasi yang bisa memegang hakhak mengerjakan korenah serupa

seorang pribadi, turut memegang substansi batang tubuh yang bisa

digugat atau melewa di arah hakim.100

Badan hukum adalah badan yang mempunyai hak dan kewajiban

untuk melakukan perbuatannya sendiri. Badan hukum adalah subjek

hukum yang sama dengan orang. Persyaratan untuk mengklasifikasikan

suatu badan sebagai badan hukum, dll; kekayaan dengan tujuan tertentu

dipisahkan dari kekayaan pribadi mitra atau pendiri yang

kepentingannya adalah kepentingan bersama, dan ada beberapa orang

yang menjabat sebagai direktur. Badan hukum dapat dibedakan menjadi

dua bagian utama, yaitu badan hukum publik dan badan hukum perdata.

99 Ibid, pasal 10

100 Alfiansyah, Alfiansyah, Op. Cit. Hal. 217

62

Pasal 1653 KUHPerdata mengatur bahwa badan-badan publik dapat

berupa badan hukum; badan hukum yang diakui oleh penguasa umum;

badan hukum yang diizinkan dan didirikan untuk tujuan tertentu.

melanggar hukum atau bermartabat.101

Persoalan corporate personality mempertanyakan kemampuan

BUMD untuk menjadi badan hukum dalam kegiatan usahanya, bahkan

menjadi pemegang saham unit usaha yang didirikannya. Pengelola unit

usaha BUMDes yang berbentuk badan hukum seperti PT sebenarnya

memiliki kekuatan dan keleluasaan yang lebih besar untuk bekerja sama

dengan pihak ketiga. peningkatan PAD. Tanggung jawab pemilik modal

tempat vila dipesan dan ditempatkan di BUMDes tidak dibatasi secara

tegas dan dapat mempengaruhi pemesanan BUMDes dan klaim pihak

ketiga yang melebihi modal yang dimasukkan.102

Sebagaimana telah diuraikan diatas dengan keberlakuan UU Cipta

Kerja, status BUMDes secara tegas menjadi unit usaha berbadan

hukum, BUMDes serupa Badan Hukum objek baru yang kedudukannya

sama dengan Perseroan Terbatas (PT), tiru setimpal tambah BUMN

muka mutu nasional dan BUMD muka Level Daerah. Namun BUMDes

memiliki Payung Hukum yang berbeda, Otoratifnya juga berbeda

karena desa adalah entitas khusus yang memiliki karaktristik tertentu

101 Ibid, Hal. 217-218 102 Sukarja, Detania, Mahmul Siregar, and Tri Murti Lubis. "Badan Usaha Milik Desa: Berbadan Hukum atau

Tidak Berbadan Hukum?." Arena Hukum 13.3 (2020): 568-588.

DOI https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2020.01303.9 sumber https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/download/1216/90898

63

dan UU Desa di berikan kekhususan, termasuk soal kemandirian desa

yang sudah memiliki setting budaya berbeda.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 Tentang

Badan Usaha Milik Desa sebagai aturan pelaksana atas UU Cipta Kerja,

bahwa BUM Desa atau BUM Desa Bersama dalam memproleh status

badan hukum terlebih dahulu harus mendapatkan registarasi dari

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(Kemendes PDTT) Yang menghendaki menjelang menjauhi beberapa

bidang sebagai afinitas nama. Setelah tenggang registrasi di Kemendes,

kemudian di lanjutkan ke kementerian Hukum dan HAM untuk di

dokumentasikan. Hal ini dilakukan karena sebagai badan hukum,

BUMDes bisa membuat Badan Hukum baru seperti Perseroan Terbatas

(PT). Sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun

2021 Tentang Badan Usaha Milik Desa (PP BUM Desa) yang mengatur

sebagai berikut: Pertama, BUM Desa/BUM Desa bersama-sama

memperoleh status badan hukum setelah akta pendaftaran elektronik

Diterbitkan oleh menteri yang mengurus program negara di bidang

hukum dan hak asasi manusia. Namun apabila BUM Desa/BUM Desa

secara bersama-serupa menyimpan BUM Desa/BUM Desa, maka lokasi

badan hukum unit usaha tersebut akan dipisahkan dari BUM

Desa/BUM Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.103

103 PP BUM Desa, Ibid, pasal 8

64

Pemerintah desa akan mendaftarkan BUMDsa/BUMDesa

Bersama ke menteri melalu isisteminformasidesa untuk mendapatkan

status badan hukum. Era digital yang berlaku di semua sistem

pemerintahan juga berdampak pada pencatatan BUM Desa/BUM Desa

Bersama yang terintegrasi dengan sistem administrasi badan hukum

yangmenyelenggarakanurusanpemerintahan dibidang hukumdanhukum.

Kementerian Hukumdan HakAsasiManusia (Kemenkumham). Selain

itu, hasil pendaftaran BUM Desa/BUM Desa Bersama menjadi dasar

untuk diterbitkannya sertifikat pendaftaran oleh Kementerian

Hukumdan HakAsasi Manusia bagi badan hukum BUM Des/BUMdsa

Bersama.104

Pada saat yang sama, Menteri Pedesaan merumuskan ―Permen

Desa PDTT No. 3…Tahun…2021‖ Tentang Pendaftaran, Pendataan dan

Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang

Dan/atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/ Badan Usaha Milik Desa

Bersama. Dalam Permen Desa PDTT Pasal 2 sampai dengan Pasal 13

Bab 2 peraturan tersebut, tentang pendaftaran dan pendaftaran nama

BUM Desa/BUM Desa Bersama disebutkan secara rinci, seperti terlihat

di bawah ini.105

Pertama, Pasal 2 mewajibkan pemohon mendaftarkan nama BUM

Desa / BUM Desa Bersama melalui sistem informasi desa. Pelamar

104 Ibid, pasal 9 105 Republik Indonesia, Permendes, PembangunanDaerah tertinggal,dan Transmigrasi, Nomor 3 tahun 2021

TentanTentang Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan

BarangDan/atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/ Badan Usaha Milik Desa Bersama.

65

termasuk kepala desa BUM Desa dan BUMDes Bersama. Kepala desa

diberi wewenang oleh kepala desa lain. akan melaksanakan BUM Desa

Bersama. Mereka akan bekerja dengan kepala desa yang disetujui untuk

membentuk BUM Desa / BUM Desa Bersama sebelum melaksanakan

komite desa. / Negosiasi di antara orang-orang.106

Kedua, pada saat mengisi formulir pendaftaran nama BUM Desa /

BUM Desa Bersama, bersama-sama secara elektronik mendaftarkan

nama BUM Desa / BUM Desa. Daftar nama BUM Desa/BUM Desa

berisi.107

―(a) Usulan dengan BUM Desa / BUM Desa (b) Jenis BUM

Desa yaitu bersama BUM Desa atau BUM Desa (c) Nama Administratif

Desa pendiri dan (d) Alamat BUM Desa / BUM Desa‖ 108

Selain membuat formulir pendaftaran nama BUM Desa / BUM

Desa dengan pemohon, pemohon harus menyerahkan pernyataan

elektronik dengan nama BUM Desa / BUM Desa Bersama yang

diajukan pada tahun 2018 yang memenuhi persyaratan aplikasi. Saran

umum bertanggung jawab penuh.109

Pada saat yang sama, BUM Desa / BUM Desa Bersama harus

mematuhi peraturan dimana nama BUM Desa / BUM Desa Bersama

berbeda atau berbeda dengan nama instansi pemerintah dan organisasi

internasional lainnya. Dimulai dengan frasa BUM Desa dan diakhiri

dengan nama administratif kota. Ini adalah BUMDes dan dimulai

106 Ibid, Pasal 2 107 Ibid 108 Ibid 109 Ibid, Pasal 3

66

dengan frasa BUMDes. Ini secara kolektif disebut BUM Desa Bersama.

Kami tidak melanggar ketertiban umum dan ketertiban umum dan

moral. BUM Desa / BUM Desa Bersama terdiri dari rangkaian huruf

yang membentuk bahasa selain bahasa asing, tergantung atau

mencerminkan maksud, tujuan, dan kegiatan Bersama.110

Oleh karena itu, Menteri Elektronika menyetujui penggunaan

nama BUM Desa/BUM Desa Bersama berdasarkan nama yang

digunakan dalam sistem informasi kota. Surat persetujuan sekurang-

kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: a) Nomor registrasi nama

BUM Desa/BUM Desa; (B) Bisa menggunakan nama BUM Desa/BUM

Desa Bersma. (C) Nama Pemohon (d) BUMDSA/BUMDESA bersama

Nama tanggal pendaftaran akan ditentukan. Tanggal kedaluwarsa (E).

Email persetujuan hanya berlaku untuk salah satu nama BUM Desa /

BUM Desa Bersama.111

Jika persyaratan tidak dipenuhi, Menteri secara elektronik akan

menolak untuk menolak atas nama BUM Desa/BUM Desa. Sekalipun

nama yang disetujui berlaku selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari

kerja setelah nama tersebut disetujui untuk digunakan. 112

Sedangkan menurut Pasal 8 PP BUMDes, pemerintah mendata w

BUM Desa/BUM Desa kepada menteri melalui sistem informasi desa

yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan simpan pinjam. Di bidang

hukum dan hak asasi manusia, kami melakukan pekerjaan pemerintah.

110 Ibid, Pasal 4 111 Ibid, Pasal 5 112 Ibid, Pasal 6

67

Pemerintah desa diwakili oleh seorang sekretaris, termasuk pasar BUM

Desa. Atau pasar yang disetujui oleh kepala desa yang mendirikan

BUM Desa Bersama.

Pendaftaran BUMDes/BUMDes sebagaimana…dimaksud...dalam

Pasal…8…dilakukan…secara…elektronik dengan mengisiformulir

pendaftaran BUMDsa/BUMDes secara bersma-sama. Formulir

pendaftaran BUM Desa/BUM Desa sekurang-kurangnya harus memuat:

Nomor registrasi nama BUMDes/BUMDes diperoleh pada saat proses

registrasi nama. Nama-nama yang ditetapkan oleh BUM Desa/BUM

Desa disetujui oleh Kabinet. Jenis BUMD atau BUMD gabungan

adalah: (a) Nama administratif desa pendiri. (b) Pengelolaan bersama

BUM Desa/BUMDesa. (c) modal awal BUM Desa/BUMDesa. (d)

Identitas Pendiri. (5) Lingkungan bisnis. Nama administratif desa

pendiri dapat disesuaikan dengan mendaftar ke BUM Desa. Pendaftaran

harus diajukan dalam waktu 20 hari sejak tanggal yang ditetapkan

dalam peraturan kota dan/atau peraturan walikota tentang pendirian

BUM Desa/BUM DesaBersama. Apabila masa pendaftaran BUM

Desa/BUM Desa melebihi 20 hari kerja sejak tanggal yang tercantum

dalam Peraturan Daerah Kota dan/atau Peraturan Pasar Bersama,

pendaftar harus mengulang kiat pendataan menginjak tersungkap

berikutnya. Tanggal pendataan BUM Desa / BUM dan individualitas

desa.113

113 Ibid, Pasal 9

68

Selain itu, pada saat pengisian formulir pendaftaran BUM

Desa/BUM Desa, dokumen pendukung harus dikirimkan secara

elektronik melalui sistem informasi publik. Dokumen pendukung antara

lain: (a) Musyawarah lintas desa/lintas desa untuk bersama-sama

menentukan risalah rapat BUM Desa/BUM Desa; (b) BUM Desa/BUM

Desa Peraturan udik diputuskan berikut atau dimusyawarahkan berikut

oleh walikota udik. Peraturan BUM Desa/BUM Desa dan Anggaran

Dasar merupakan bagian dari peraturan bersama dan peraturan desa

yang dibentuk oleh pasar bersama-sama untuk membentuk BUM

Desa/BUM Desa. (c) BUM Desa / BUM Des dan Anggaran Dasar. (d)

Terkait dengan rencana kerja BUM/BUMDes Desa.114

Selain itu, pendaftar harus menyiapkan deklarasi elektronik

berikut. (A) Dokumen pendaftaran BUM Desa / BUM Desa lengkap

dan akurat. b) Bukti formulir pendaftaran bersama BUM Desa/BUM

Desa dan dokumen persyaratan sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

9; (c) Bertanggung jawab penuh atas formulir pendaftaran BUM

Desa/BUM Desa dan dokumen pendukungnya.

Kementerian kemudian akan memverifikasi data pendaftaran

melalui sistem informasi desa Dalamwaktu 5 harikerjasejak tanggal

pendaftaran. Data yang disetujui oleh BUM Desa/BUM Desa

diserahkan kepada Kementerian HukumdanHakAsasiManusia untuk

diterbitkannya pendaftaranbadanhukum di BUM Dsa/BUM Dsa. Pada

114 Ibid, Pasal 10

69

saat yang sama, kembalikan data BUM Desa / BUM Desa yang gagal

ke pencatat untuk diperbaiki.115

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2

(dua) kementerian yang bertanggung jawab atas pendaftaranBUM

Dsa/BUMDsaBersama. BagianKesatu Kepala Desa memeriksa apakah

ada kesamaan nama yang disebutkan dalam Pasal 4, dan jika disetujui,

mereka akan mendaftar ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia untuk mendapatkan status hukum orang tersebut..

Di sisi lain, BUMDes dinyatakan sebagai badan hukum sejak

peraturan desa dirumuskan. Ini adalah produk dari pengesahan

musyawarah kepala desa dan tanda tangan oleh kepala desa. Namun,

dalam PP BUM Desa di atas, BUMDes harus dilakukan dalam prosedur

Registrasi Kemendes. PDTT. Tujuannya untuk menghindari sesuatu

dengan nama yang sama, nama yang sama dengan instansi pemerintah

dan lembaga internasional. Setelah mendaftar di Kementerian Rakyat,

pergi ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk

mengajukan, lalu keluarkan nomor pendaftaran badan hukum. Hal ini

dilakukan agar BUMDes dapat menjadi badan hukum baru sebagai

perseroan terbatas (PT).

Dalam proses pembentukan badan hukum BUMDes, secara

umum konstitusi BUMN/BUMD dan perusahaan lain memiliki

beberapa tujuan, yaitu untuk menjalankan fungsi pelayanan publik dan

115 Ibid, Pasal 12

70

profitabilitas, BUMN/BUMD merupakan badan hukum swasta (PT ).

Bahkan untuk mencari keuntungan, pemerintah/pemda juga dapat

memiliki kekuatan untuk memenuhi kewajiban pelayanan publik

(public service obligation/PSO). BUMN/BUMD merupakan bentuk

badan hukum publik (public/otonom company). Meskipun posisi

utamanya adalah pelayanan publik, tetapi juga mengejar keuntungan

dan melakukan manajemen profesional seperti perusahaan swasta biasa

sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Demikian pula, BUM Desa tidak hanya untuk bisnis, tetapi juga untuk

masyarakat.116

Definisi operasional BUM Desa dalam ―UU Penciptaan Lapangan

Kerja‖ mengusulkan atau menghilangkan pernyataan bahwa ―modalnya

adalah seluruhatau sebagianbesar modalnya,yang dimilikiolehdesa

mellui penyertaanlangsung pada kekayan pribadi kota dan kota‖.

Perubahan ini menghilangkan standar kepemilikan dan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam BUM Desa.

Paragraf kedua Pasal 109 UU Cipta Kerja diubah Pasal 7 ―UU

Perusahaan‖ dan Pasal 7 ayat 7 ―UU Perusahaan‖ menjadi ―UU

Penciptaan Lapangan Kerja‖ setelah diundangkan sebagai berikut: (5 )

dan 2 (dua) atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak

berlaku bagi orang-orang yang didirikan oleh orang-orang sebagai

berikut: a.) Seluruh kegiatan milik Persero milik negara; b) Perusahaan

116 Sukarja, Detania etl, Loc. Cit, Hal. 584

71

milik daerah; C) Perusahaan yang dijalankan oleh kota; d) Menurut

modal. Hukum pasar Perusahaan yang menyelenggarakan bursa efek,

lembaga penjaminan ganti rugi, lembaga penyelesaian simpanan dan

lembaga lainnya yaitu perusahaan yang memenuhi standar usaha kecil

dan mikro. ―BUM Desa adalah badan hukum publik, karena didirikan

sesuai dengan peraturan masyarakat yang telah ditetapkan. Jika bentuk

PT didirikan, BUM Desa akan menjadi badan hukum swasta, dan lagi

dalam pasal

UU penciptaan lapangan kerja. Tafsir‖, sebut PT yang disebutkan

dalam undang-undang rakyat.117

117 Ibid

72

3. Terminasi BUMDesa / BUMDesa Bersama

Penghentian merupakan padanan kata dari terminasi, yang di

dalam PP tentang BUMDesa/ BUMDesa Bersama yang merupakan

aturan pelaksana dari UU Cipta Kerja. Bahwa BUMDes/BUMDes

Bersama secara tegas bersatatus Badan Hukum, sebagai Badan hukum

BUMDes ketika sudah di memiliki status badan hukum tidak dapat

dibubarkan. Tetapi hanya bisa memberhentikan kegiatan usaha dari

BUMDes tersebut. Dalam hal ini BUMDes bisa di berhentikan kegiatan

usahanya apabila Ia menderita kerugian abadi Yang tidak bisa

diselamatkan dan dinyatakan pailit, menghitamkan angkasa dan

mengakibatkan pasal-pasal lain yang sah.118

Pemberhentian BUMDes/BUMDes Bersama sebagaimana yang

telah dinyatakan dalam pasal 64 ayat (1) dan (2) PP BUMDes,

Selanjutnya penyelesaian serata tanggung jawab dan peragih perabot

atau modal pengaruh pembubaran daftar usaha BUMDes/BUMDes

Bersama kepada masingmasing penyerta modal dan kriditur yang di

tunjuk penyelesaiannya melaluimusyawarahdesa danatau/atau

pertemuan antardesa.119

Dlam rangka menyelesaikan semua kewajiban dan aset atau

alokasi aset. Hasil dari pembekuan dana BUM Desa/BUM Desa

Bersama ditentukan oleh karet finalis menjelajahi musyawarah desa

dan/atau musyawarah antardesa. Jika tidak ada likuidator yang ditunjuk,

118 PP BUMDes, Loc. Cit, pasal 64 ayat (1) dan ayat (2) 119 Ibid, Pasal 64 ayat (5)

73

pelaksana usaha akan bertindak sebagai likuidator. Selama proses

finalisasi, Dea BUM / Dea BUM disimpan dengan nama Dea BUM /

Dea BUM selama proses finalisasi.120

Penyelesaian adalah pihak yang bertanggung jawab untuk saling

hapus aset badan usahaBUMDsaBUM DesaBersama internal atau

eksternal berdasarkan kebutuhan dan kemampuan BUM Desa / BUM

Desa.121

Perjanjian ini mempunyai hak dan izin sebagai berikut: Mewakili

BUM Desa/BUM Desa untuk bersama-sama melakukan segala

perbuatan hukum dalam perjanjian, Kumpulkan semua informasi yang

Anda butuhkan dan undang pengelola BUM Desa / BUM Desa. untuk

memperoleh, memeriksa dan menggunakan secara bersama-sama,

sendiri-sendiri atau BUM Desa/BUM Desa Bersama mendaftarkan dan

mengarsipkan, menetapkan dan memenuhi seluruh kewajiban

pembayaran sebelum utang lainnya dilunasi, dan Menggunakan sisa

aset BUMDsa/BUMDsa untukmelunasi sisahutang BUMDsa/

BUmDesa Bersama dan membayar sisa saldo. hutang dan bagikan

hasilnya dengan pemangku kepentingan dan pertahankan catatan

amortisasi.122

Setelah panitia desa/panitia antar desa memutuskan untuk

bersama-sama menghentikan kegiatan BUM Desa/BUM Desa dan para

finalis penanggung jawab panitia desa/panitia antar desa, tercapai

120 Ibid, Pasal 65 121 Ibid, Penjelasan Pasal 65 ayat (1)

122 Ibid, Pasal 66

74

kesepakatan. Apabila usaha patungan BUM Desa / BUM Desa hanya

menanggung kerugian penyertaan dalam penutupan penyertaan modal

saham.

Diberitahukan kepada Menteri bahwa penghentian kegiatan

bersama BUM Desa / BUM Desa

untuk pemutakhiran data tidak akan mengakibatkan batalnya

badan bersama Memasukkan perusahaan milik desa / perusahaan milik

kota. BUM Desa dapat kembali beroperasi melalui investasi baru,

pengembangan bersama BMdsa/BUMdsa, pendirian usahabaru dan

langkah-langkah yang sesuaidengan persyaratan hukum dan peraturan

lainnya. Revitalisasi BUM / BUM Dsa Bersa disahkan oleh undang-

undang atau undang-undang desa mengembalikan kepada seluruh

kepala desa, dan harus melapor kepada kepala untuk memperbarui

data.123

Berdasarkan yang teruraia diatas jelas ada pengaturan yang

berbeda dari sebelumnya, dimana BUMDes/BUMDes Bersama tidak

dapat dibubarkan tetapi hanya penghentian sementara waktu dan dapat

beroperasional kembali yang Setelah musyawarah sesa, itu diatur ulang

ke aturan kota atau keputusan walikota umum. Pemutusan hubungan

kerja tidak berarti bahwa BUM Desa/BUMDesa akan dihapuskan

secara bersama-sama sebagai badan hukum..

123 Ibid, Pasal 69

75

4. Modal Dan Aset BUMDes/BUMDes Bersama

Sebelumnya dalam UU Desa di sebutkan bahwa modal BUMDes

dimiliki oleh desa, sebab merupakan kekayaan desa yang di berikan

melalui mekanisme penyertaan langsung. Namun ketentuan tersebut

berubah setelah UU Cipta Kerja Berlaku dalam pasal 117

menyebutkan:124

―BadanUsahaMilik Desa, yang selanjutnya di sebut BUMDesa

adalah Badan Hukum yang di dirikan oleh desa dan/atau bersama

desa-dessa guna mengelola usaha, memampaatkan aset,

mengembangkan invesatasi dan pruduktivitas, menyediakan jasa

pelayanan, dan/atau jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat desa‖

Ini menandakan bahwa desa hanya berperan untuk mengelola usaha

dan aset yang sudah ada di BUM Des, hanya saja, Pemerintah desa bisa

mendorong perkembangan BUMDes dengan memberikan Hibah atau

akses permodalan sebagaimana ketentuan pasal 90 UU Desa yang tidak

berubah dalam UU CiptKerja.

Modal hulu BUM Desa/BUM Desa Bersama bisa tampak

berpokok penyertaan kapital dsa dan penyertaan sero massa marga.

Diantaranya, serata atau kebanyakan kapital BUM Desa/BUM

DesaBersama berbunga berpokok marga. Atau marga di marga.

Sebagaimana disebutkan di atas, penyertaan modal masyarakat desa

dapat berasal dari gabungan badan hukum, perseorangan, penduduk

desa dan/atau desa setempat, yang kesemuanya dapat dicapai melalui

124 Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2021 Tentang Badan Usaha Milik desa, Pasal 40,41.

76

musyawarah desa dan/atau penyertaan modal desa yang ditentukan

antar desa. Disengaja.125

Konsekuensi dari BUMDes berbadan hukum adalah adanya

pemisahan aset, karenanya BUMDes harus dipisahkan jelas mana aset

desa mana aset BUMDes. Oleh karna itu dalam ketentua Pasal 45 –

Pasal 47 PP BUM Desa yang merupakan aturan pelaksana dari UU

Cipta Kerja Pasal 117 BUMDes/BUMDes Bersama ditegaskan bahwa

desa memberikan modal kepada BUMDes yang dipisahkan atau

dipindah tangankan ke BUMDes, sekali desa menyertakan modal ke

BUMDes modal tersebut atau aset tersebut pindah tangan menjadi milik

BUMDes.

Pengalaman pemerintah di tingkat desa memberikan pelajaran

untuk mengelola hubungan di tingkat desa. Ini adalah cara baru yang

diharapkan dapat merangsang dan mendorong pembangunan ekonomi

pedesaan. Langkah-langkah stimulus yang dibahas adalah melalui

pembentukan lembaga-lembaga Secara ekonomi, sepenuhnya dikelola

oleh masyarakat desa. Sistem ekonomi ini tidak lagi dikembangkan di

bawah arahan pemerintah. Namun kemungkinan ini bisa diatasi dengan

kemauan masyarakat desa. Dengan manajemen yang tepat, ada

permintaan pasar. Oleh karena itu, keberadaan suatu sistem ekonomi

tidak berada di bawah kendali kelompok tertentu yang bermodal besar

di pedesaan. Oleh karena itu, organisasi ini dimiliki dan dikelola oleh

125

ibid

77

kota, dan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat..

Pembentukan BUMDes/BUMDes bersama bertujuan untuk

mengurangi peran tengkulak, yang seringkali menyebabkan

peningkatan biaya transaksi antara produsen dan konsumen akhir.

Melalui BUMDes / BUMDes Bersama, diharapkan seluruh petani di

bidang ini dapat menikmati selisih harga jual produknya dengan biaya

produksi yang wajar tanpa konsumen harus menanggung harga beli

yang tinggi. Membantu masyarakat yang membutuhkan dana produktif

dan konsumtif. Menjadi distributor unggulan yang memenuhi

kebutuhan sembilan produk pokok (sembako). Selain itu juga berperan

dalam memajukan kegiatan pelaku ekonomi di pedesaan.126

Operasional BUMDes didukung oleh lembaga keuangan tingkat

desa (departemen keuangan), seperti departemen transaksi keuangan

dalam bentuk kredit dan tabungan. Jika sistem ekonomi kuat dan

didukung oleh kebijakan, pertumbuhan ekonomi dan distribusi aset di

antara banyak orang dapat memecahkan banyak masalah enomi di

daerah pedesan. Tujuan ahir buntukan BUMDes dharapkan menjadi

jembatan untuk memperkuat perekonomian pedesaan.

BUMDes adalah tulang punggung kegiatan ekonomi desa,

bertindak sebagai lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga

sosial, BUMDes menyelaraskan dengan kepentingan masyarakat

126 Zulkarnain Ridlwan, Urgensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Pembangun Perekonomian Desa.

Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 8 No. 3, (Juli-September 2014)

78

melalui kontribusinya dalam penyediaan layanan sosial. Salahsatu

tujuandidirikannya BUMDesadalah untuk meningkatkanpendapatan

aslidesa. Pada saat yang sama, sebagai organisasi bisnis, ia bertujuan

untuk menghasilkan uang dengan menyediakan Membawa sumber daya

lokal (produk dan jasa) ke pasar. Dalam menjalankan bisnis, kita harus

selalu mengutamakan prinsip efisiensi dan efektivitas. Sebagai badan

hukum, BUMDes diselenggarakan sesuai dengan Hukum dan Peraturan

yang Berlaku Peraturan-peraturan ini bersifat universal, dan

pengembangannya dikoordinasikan sesuai dengan konsensus yang

dicapai oleh masyarakat. Jadi format BUMD berbeda-beda untuk setiap

desa di Indonesia. Bentuk-bentuk yang berbeda ini didasarkan pada

karakteristik daerah, kemungkinan dan sumber daya masing-masing

dsa.127

Tujuan akhirnya adalah mengharapkan BUMDes, alat modal

sosial, menjadi jembatan antara masyarakat lokal dan ekonomi

eksternal dan menjadi kekuatan pendorong ekonomi pedesaan. Untuk

mencapai kondisi tersebut, perlu diambil langkah-langkah strategis dan

taktis untuk mengintegrasikan potensi potensi, kebutuhan pasar dan

persiapan desain sistem ke dalam rencana. Potensi daerah dan dukungan

politik (garis) dari pemerintahan sebelumnya juga perlu diperhatikan

untuk menghilangkan surplus kegiatan ekonomi kota yang rendah,

karena ekonomi pedesaan mungkin kurang berkembang. Perdagangan

127 Umanailo, M Chairul Basrun, Said A. Assagaf, Husen Bahasoan, Mansyur Nawawi, Rosita Umanailo, Idrus

Hentihu, M. Bula, et al. 2018. ―NASKAH AKADEMIK BADAN USAHA MILIK DESA.‖ LawArXiv. April 10.

doi:10.31228/osf.io/ua92n.

79

dan jasa bisnis terpadu digunakan sebagai pedoman tata kelembagaan

untuk integrasi sistem dan struktur pertanian dalam arti luas.

Pendirian perusahaan memerlukan upaya peningkatan kapasitas

dan dukungan kebijakan daerah (kabupaten/jam) untuk memajukan dan

melindungi perusahaan dari ancaman persaingan dari investor besar.

Badan hukum semacam ini merupakan bentuk baru dari organisasi

ekonomi pedesaan dan membutuhkan landasan yang kokoh untuk

pembangunan dan pertumbuhan. Pembangun infrastruktur BUMDes

adalah pemerintah.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan Pembahasan di atas di dapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam rangkan memajukan kesejahteraan Umum, Negara membentuk

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pada sejarah terbentuknya

adalah hasil dari nasionalisasi perusahaan-perusahaa hindia belanda

paska indonesia merdeka yang dilakukan oleh presiden Soekarno. Dan

juga amanat dari ―UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 yang menyatakan bahwa

―cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat orang banyak di kuasai oleh Negara‖ sehingga atas dasar inilah

sehingga di dirikan BUMN di atur secara tersendiri. BUMN di bagi

menjadi tiga jenis yaitu Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan

Umum (PERUM) dan Perusahaan Persero (Persero) sebagai Mana yang

tertera dalam UU 9 Tahun 1969.dan kini berdasarkan UU NO. 19

Tahun 2003 Tentang BUMN, yang menurut UU ini Perusahaan Jawatan

di rubah Bentuknya Menjadi Perusahaan Umum (Perum) atau

Perusahaan Perseroan (Persero).

Selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah pusat juga

mendorong Pemerintah Mandiri Pengetahuan Tradisional 1 dan

Pemerintahan Mandiri Pengetahuan Tradisional 2 (saat ini di tingkat

Negara dan wilayah) mendirikan badan usaha milik daerah untuk

81

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produksi.

Masyarakat pada saat itu sangat membutuhkan segala produk dan jasa

perusahaan. Selanjutnya dengan semangat otonomi daerah menjadi

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk oleh daerah sesuai

dengan kebutuhan daerah. Hal ini ditegaskan oleh Pasal 331 Undang-

Undang Pemerintah Daerah Nomor 23 Tahun 2014, yang mengatur

bahwa daerah dapat mendirikan BUMD. PembentukanBUMDd diatur

denganPERDAa dan terdrii dari badan usaha daerahdanperseroan

terbatasdaerah. Undang-undang ini dicabut setelah diundangkan, dan

Undangg-Undang Perusahann Daerah Nomorr 5 Tahunn 1962 dan Undang-

Undangg Pemerintahh Daerah Nomorr 32 Tahun 2004 telahh beberapa kali

diubah, dan baru-baru ini diumumkan perubahannya sehubungan

dengan Undangg-Undang Nomorr 12 Tahunn 2008. Reformasi kedua.

Undang-Undangg Nomorr 32 Tahunn 2004 tentangg Pemerintah Daerahh.

2. Bumdes dirikan oleh pemerintah desa dengan harapan mampu

menggerakkan roda prekonomian di pedesaaan. Namun permaslahan

yang berbelit-belit terkait BUMDes ini karna Status BUMDes yang

tidak jelas sebagai badan Hukum sehingga akses permodalannya sulit

di dapatkan hanya mengandalkan dari dana desa yang melalui

penyertaan langsung. UU Desa dan PP No 43 Tentang Desa ini Status

BUMDes seperti Badan Usaha Berbadan Hukum menjabat sebangun

kesulitan dan perhimpunan yang tegang tersua di masyarakat. Hal ini

mengeluarkan kesulitan momen BUMDes ingin bekerja sama dengan

82

pihak ketiga ataupun dari indepedensi BUMDes itu sendiri karena tidak

ada regulasi yang secara tegas menyatakan BUMDes sebagai Badan

Hukum.

3. Dengan diundangkannya "UU Cipta kerjan", status hukum BUMDes

telah dikukuhkan, dan BUMDes sesuai dengan status badan hukum

publik. Oleh karena itu, BUMDes memiliki kepribadian hukum dan

kapasitas hukum, terutama di bidang hukum perdata. , dan perdebatan

paska berlakunya "UU Cipta Kerja" tentang status BUMDes setelah

finalisasi.

Bicara tentang badan hukum maka BUMDes harus teregistrasi di

MENKUMHAM dengan proses pendaftaran dari Desa ke Kementerian

desa dari Kementerian Desa masuk MENKUMHAM oleh

MENKUMHAM dikasih nomor register maka BUMDes sah sebagai

badan hukum.

dengan posisi BUMDes sebagai badan hukum ini banyak sekali

yang bisa dilakukan oleh BUMDes yang sebelumya tidak bisa

dilakukan sebelum UU Cipta Kerja berlaku karena BUMDes belum

sebagai badan hukum karena BUMDes hanya sebagai badan usaha

Yang Statusnya tidak Jelas. salah satu yang bisa dilakukan oleh

BUMDes sebagai badan hukum ialah BUMDes bisa mendirikan apa

saja unit usaha yang berbadan hukum contoh BUMDes bisa mendirikan

Perseroan Terbatas misalnya dan bumdes juga bisa melakukan usaha di

bidang penerangan bekerjasama dengan PLN bekerjasama dengan

83

BUMN bekerjasama dengan Pertamina untuk mengadakan listrik desa

Apakah itu dalam bentuk PLDes yang dikelola oleh BUMDes atau

bekerja sama dengan BUMN atau BUMD.

Selain itu dalam UU Cipta Kerja dan PP BUMDesa aturan

pelaksana dari UU Cipta Kerja bahwa di Setiap desa bisa mendirikan

satu BUMDes tetapi satu BUMDes Bisa Memiliki Sekian banyak usaha

dan kemudian disebut juga dengan Badan Usaha Milik Desa Bersama

(BUMDes Bersama) yaitu badan usaha milik desa yang didirikan oleh

lebih dari satu desa yang kebetulan memiliki potensi desa yang sama

untuk efektif kerjanya skalanya lebih luas maka bisa mendirikan

BUMDes Bersama yang di dirikan dua Desa Tiga desa Empat Desa,

bebas yang penting didasarkan pada dasar kesamaan potensi dan saling

menguntungkan antara desa dengan desa yang lainnya, sesuai denagan

prinsip dari pendirian BUMDes berdasarkan undang-undang Cipta kerja

dan juga tidak kalah pentingnya organisasi BUMDes itu terpisah dari

pemerintah Desa dengan demikian maka kepala desa tidak bisa

mengintervensi kebijakan apapun di BUMDes di luar dari Kesepakatan

atas apa yang disepakati di Musyawarah Desa.

B. SARAN

Berdasarkan Hasil pembahasan analisis hasil kajian tentang Kedudukan

BUMDes berdasarkan UU Cipta Kerja di atas penulis menyarankan:

1. Pemerintah Daerah supaya Peraturan Pelaksana Maupun peraturan

tehnisnya terkaitkait BUMDes paska berlakunya UU Cipta Kerja ini di

84

harapkan dapat disosialisasikan secara merata agar tujuan dari status

badan Hukum BUMDes dapat tercapai, Dan BUMDes harus mendapat

kemudahan secara khusus dalam hal melakukan pengesahan sebagai

badah Hukum agar dapat bertindak sebagai rechtperson. Pemerintah

daerah juga harus benar-benar serius dalam upaya penguatan kapasitas

BUMDes yang didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/kota) yang

mempasilitasi dan dan melindungi usaha ini dari dari ancaman

persaingan dari para pemodal besar.

2. Pemerintah Desa Pemerintah desa di harapkan untuk lebih

memberikan perhatian khusus dalam pengelolaan BUMDes, baik

berupa sosialisasi,pengawasan, pembinaan, memberikan

nesehat,motivasi, saran, serta meningkatkan kerjasama dengan

masyarakat desa. Dan jangan sampai dalam Pengembangan usaha

BUMDes Justru mematikan usaha yang sudah dijalankan oleh

masyarakat trutama usaha rumahan dan sebagainya dan itu harus

perkuat melalui kebijakan Peraturan Desa.

3. Perguruan Tinggi harus lebih meningkatkan perannya dalam

mendukung Pengembangan riset dan teknologi, khususnya dalam

bidang ilmu sosial sehingga lulusan-lulusan yang di hasilkan adalah

generasi yang mampu menjawab persoalan-persoalan kehidupan

berbangsa dan Negara.

85

DAPTAR PUSTAKA

1. Buku

Adisasmita, Rahardjo. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.

(Yogjakarta: GrahaIlmu, 2011).

Amiruddin,Zainal Asikin,PengantarMetodePenelitianHukum, Edisi Revisi

(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2016).

M.Endriyo Susila etal. 2007. Buku Pedoman Penulisan Hukum.Yogyakarta:

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Maryunani. 2008. Pembangunan Bumdes dan Pemberdayaan Pemerintah

Desa. Bandung: CV PustakaSetia.

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris, Cetakan IV, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)

Sabian Utsman. Metodologi Penelitian Hukum Progresif.(Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014).

Kencana S, Ilmu Pemerintahan. (Semarang: Bumi Aksara, 2013).

Rosidin, Utang, Pemberdayaan Desa Dalam Sistem Pemerintahan Daereh.

(Bandung: Pustaka Setia, 2019).

Sahdan, dkk. ADD Untuk Kesejahteraan Masyarakat, (Yogyakarta: Forum

Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD), 2006)

SoejonoSoekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014).

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas

Indonesia, 2014)

S., Ratna & Djopari, J.R.G., Pengantar Ilmu Pemerintahan. Modul 2,

(Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. 2017).

Peter, Mahmud Marzuki.2005. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana.

Pramusinto, etl,. Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan Dan Pelayanan Publik: Kajian

Tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia,(Yogyakarta: Gava

Media, 2009).

Indra Iskandar, Draf Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Badan

Usaha Milik Negara,( Jakarta: Badan Keahlian DPR RI, 2020), hlm. 1

86

Gunawan Nachrawi, BUMN Sebagai Usaha Pemerintah Menuju Kesejahteraan

Rakyat, Tinjauan Filosopis,Sosiologis, Politik dan yuridis, (Bandung,

Cendekia press, 2021)

Wasino,et al. Sejarah nasionalisasi aset-aset BUMN: dari perusahaan kolonial

menuju perusahaan nasiona. (Jakarta: Kementerian BUMN RI, 2014)

Yudho Taruno Muryoto, ‖Implikasi Yuridis Diundangkannya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Terhadap Pengaturan

Badan Usaha Milik Daerah Di Indonesia,‖ yustisia, Edisi 90, September-

Desember 2014.

Pujiyono, Hukum Koprasi Dalam Potret Sejarah Di indonesia.(Surakarta, CV.

Indotama Solo, Agustus 2015)

2. ARTIKEL DAN JURNAL

Ginting, Yuni Priskila. "Holding Bumn Memerlukan Adanya Standar

Prosedur Operasi Dalam Mencapai Aspek Tata Kelola Perusahaan

Yang Baik." Majalah Hukum Nasional 50, no. 1 (2020): DOI:

https://doi.org/10.33331/mhn.v50i1.53 Rozik M. Kaelani, Landasan Hukum Dan Sejarah BUMN Di Indonesia, bulletin

KAHMI FE Universitas Brawijaya, Edisi 1 Tahun 2007, dalam

http://ketawanggede.tripod.com/edisi1.pdf

S. Dian Andryanto, ―Hari ini Kelahiran Sumitro Djojohadikusumo, Peletak

Dasar Ekonomi Pembangunan‖, Sabtu, 29 Mei 2021 16:51 WIB,

https://nasional.tempo.co/read/1466941/hari-ini-kelahiran-sumitro-

djojohadikusumo-peletak-dasar-ekonomi-pembangunan

S. Dian Andryanto, ―Hari ini Kelahiran Sumitro Djojohadikusumo, Peletak

Dasar Ekonomi Pembangunan‖, Sabtu, 29 Mei 2021 16:51 WIB,

https://nasional.tempo.co/read/1466941/hari-ini-kelahiran-sumitro-

djojohadikusumo-peletak-dasar-ekonomi-pembangunan

Janah,Nur A.M.. Makalah Perusahaan Jawatan. OSF Preprints. 26 April 2019

Doi:10.31219/osf.io/mycp7

Riris Prasetyo, Sejarah BUMD.diakses

https://asetdaerah.wordpress.com/2011/07/15/sejarah-bumd/. Pada

tanggal 15 juli 2021 pukul 23:14 WIB.

Jefri S. Pakaya, Pemberian Kewenangan Pada Desa Dalam Kontek Ekonomi Daerah,

Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 13, No. 1 ,(Maret 2016),

Jurnal Of Rural And Development, Vol. V, No. 1, (februari 2014)

Dodi Faedlullah, BUMDes Dan Kepemilikan Warga: Membangun Skema Organisasi

Partisipatoris, Journal Of Governance, Volume. 3, Issu 1, (Juni 2018) Agnes Sunartiningsih, Reorientasi Pembinaan KUD. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Vol. 2, No.1 (January 2002). Hal. 82 DOI: 10.22146/jsp.11160

87

Erni Herawati, 2016, Badan Usaha Milik Desa, Status dan Pembentukannya,

Bina Nusantara (onlain) https://business-law.binus.ac.id/2016/10/16/badan-

usaha-milik-desa-status-dan-pembentukannya/#

Shara Mitha Mahfirah dan Adista Paramita dalam Muhammad Adib Junaidi,“Kajian

Normatif Kedudukan Badan Usaha Milik Desa Sebagai Subyek Hukum”,

Jurnal Notaire, 4 (1) 2021: 127-136, DOI: 10.20473/ntr.v4il.23553

Alfiansyah, Alfiansyah. "Status Badan Usaha Milik Desa Sebagai Badan Hukum Atas

Diundangkannya Undang-Undang Cipta Kerja." JISIP Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (5

feruari 2021) DOI: http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v5i2.1991,

Sukarja, Detania, Mahmul Siregar, and Tri Murti Lubis. "Badan Usaha Milik Desa:

Berbadan Hukum atau Tidak Berbadan Hukum?." Arena Hukum 13.3

(2020): 568-588.DOI https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2020.01303.9

Zulkarnain Ridlwan.Urgensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam

Pembangun Perekonomian Desa. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 8

No. 3,( Juli-September 2014)

Umanailo, M Chairul Basrun, Said A. Assagaf, Husen Bahasoan, Mansyur Nawawi,

Rosita Umanailo, Idrus Hentihu, M. Bula, et al. 2018. ―NASKAH

AKADEMIK BADAN USAHA MILIK DESA.‖ LawArXiv. April 10.

doi:10.31228/osf.io/ua92n

3. Perundangan-undangan

Republik Indonesia,‖ Undangg-Undang tentang Desa Nomr 6 Tahunn 2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)‖

Republik Indonesia, Undang—-undang "Tentang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun

2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249,

Tambahann Lembarann Negaraa Republikkc Indonesiaa Tahun 2020

Nomor Nomor 6573);

Peraturann Pemerintahh Nomorr 11 Tahunn 2021 Tentangg Badann Usahaa Milikk

Desaa (LembaranNegara Tahun 2021 Nomor 21,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6683)

Republik Indonesiaa,Undangg-undang Nomorr 9Tahun 2015 Perubahann Kedua

Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomorr 23 Tahun 2014

Tentangg Pemerintah Daerahh (Lembarann Negara Tahun 2014 Nomor

24, Tambahann Lembaran Negaraa Republikn Indonesia Nomor 5657)

88

Republik Indonesia, UndanggUndang Nomorr 19 Tahunn 2003 tentangg Perusahann

BUMN (Lembarann Negaraa Tahunn 2003 Nomor r 70, Tambahan Lembarann

Negaraa Nomorr 4297),

Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 Tentang Nasionalisasi

Perusahaan-Perusahan Mili Belanda (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor

162)

Republik IndonesiaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969

Tentang PenetapanPeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1

Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 NO. 16; Tambahan Lembaran

Negara NO. 2890) Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-

Undang.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 2387)

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60)