Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL...
Skripsi
PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Sarjana ( S1 ) Akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
DISUSUN OLEH :
Albertus Eka Sulistiyanto
01.60.0041
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2005
ABSTRAKSI
Tujuan Penelitian ini adalah menguji secara empiris mengenai pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel moderating. Karakteristik informasi bermanfaat berdasarkan persepsi para manajerial sebagai pengambil keputusan pada perusahaan yang bersifat desentralisasi di kategorikan ke dalam empat sifat yaitu broad scope, time liness, aggregation dan integration. Keempat karakteristik tersebut akan menjadi efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi atau pengambil keputusan.
Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer pada kantor cabang bank umum yang ada di Semarang. Jumlah survey yang dikeluarkan dalam penelitian ini adalah 56 buah kuesioner yang dikirim kepada 14 perusahaan perbankan yang ada di Semarang. Namun setelah melalui tahap pengumpulan kuesioner, ternyata hanya diperoleh 45 buah kuesioner saja yang kembali. Dengan demikian hanya 45 buah kuesioner saja yang layak sebagai bahan penelitian. Jumlah tersebut dinilai cukup karena lebih dari 30 buah kuesioner sebagaimana syarat minimum analisis statistik.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner yang dikirimkan langsung kepada bank.
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 45 responden untuk menunjukkan sejauh mana kuesioner tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. Dari hasil uji validitas dengan bantuan SPSS tampak bahwa nilai r hitung > r tabel ( 0,294 ). Maka instrumen variabel penelitian tersebut adalah valid. Untuk uji reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS menunjukkan bahwa semua variabel penelitian adalah reliabel karena nilai alpha > 0,6.
Dari hasil penelitian ini terdapat dua kesimpulan yaitu ada pengaruh dan tidak ada pengaruh. Untuk hipotesis 1, 2 dan 4 menunjukkan adanya pengaruh positif antara Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial Dengan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderatingnya. Sedangkan untuk hipotesis 3 terbukti tidak ada pengaruh positif dari tingginya tingkat desentralisasi terhadap informasi agregasi dengan ketentuan signifikan ( t < 0,05 ).
Kata kunci : Sistem Akuntansi Manajemen broad scope, time liness, aggregation,
integration, desentralisasi dan kinerja manajerial
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAKSI .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
I.1. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
I.2. Perumusan Masalah ........................................................... 7
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8
I.4. Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 10
II.1. Akuntansi Manajemen ........................................................ 10
II.2. Sistem Akuntansi Manajemen ............................................ 11
II.3. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen ...................... 13
II.4. Desentralisasi ...................................................................... 15
II.5. Kinerja Manajerial .............................................................. 19
II.6. Penelitian terdahulu ............................................................ 22
II.7. Pengembangan Hipotesis ................................................... 23
II.7.1. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen bercakupan luas ( broad scope )
terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi 23
II.7.2. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen ketepatan waktu ( time liness )
terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi 24
II.7.3. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen dimensi pengumpulan ( aggregation )
terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi 25
II.7.4. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen integrasi ( integration ) terhadap
Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi ............. 26
II.8. Kerangka Pikir .................................................................... 27
II.9. Definisi dan pengukuran variabel ....................................... 29
II.9.1. Pengukuran variabel dependen ............................... 29
II.9.2. Pengukuran variabel independen ............................ 29
II.9.3. Pengukuran variabel moderating ............................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Objek penelitian ................................................................. 31
III.2. Populasi dan sampel ........................................................... 31
III.3. Metode pengumpulan data ................................................. 32
III.3.1. Jenis dan sumber data ............................................. 32
III.3.2. Teknik pengumpulan data ....................................... 33
III.3.3. Alat pengumpul data ............................................... 34
III.3.4. Pengujian alat pengumpul data ............................... 34
III.4. Teknik analisis data ............................................................. 36
III.5. Uji Hipotesis ........................................................................ 37
BAB IV HASIL ANALISIS .......................................................................... 40
IV.1. Gambaran Responden ......................................................... 40
IV.2. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 43
IV.3. Diskripsi Variabel ............................................................... 44
IV.4. Pengujian Hipotesis ............................................................ 46
IV.5. Pembahasan ......................................................................... 53
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 57
V.1. Kesimpulan ......................................................................... 57
V.2. Saran ................................................................................... 58
V.3. Keterbatasan ....................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan memperoleh laba dan
mempertahankan kelangsungan usaha. Dunia bisnis yang akhir-akhir ini semakin
kompetitif menuntut perusahaan untuk menggunakan kemampuan yang ada
seoptimal mungkin supaya unggul dalam persaingan yang ketat tersebut. Dalam hal
ini, pihak manajemen merupakan pengelola sumber daya manusia dan sumber daya
ekonomi serta menjadi inti dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya,. Oleh
karena itu, manajemen harus mempunyai kemampuan untuk melihat dan
menggunakan peluang / kesempatan yang ada, mengidentifikasi dan mengatasi
masalah dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat.
Manajemen juga berkewajiban mengelola organisasi agar tujuan yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai. Manajemen sebagai pengelola sumber daya-
sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan bertanggungjawab terhadap
tercapainya tujuan perusahaan. Akan tetapi tidaklah mudah untuk mencapai tujuan
perusahaan karena manajer menghadapi perekonomian yang sangat kompleks dan
tidak menentu, sehingga operasi perusahaan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Akuntansi Manajemen merupakan cabang akuntansi yang memasok informasi
yang dibutuhkan oleh para manajer untuk menentukan bagaimana sumber daya
diperoleh dan digunakan dalam setiap jenis bisnis, baik berskala kecil maupun besar.
Di tengah dunia bisnis dewasa ini, manajemen lazim menemui data yang berlimpah
namun sangat miskin informasi. Sistem Akuntansi internal dibentuk sebagai sumber
data moneter dan keuangan serta mengkonversikan data ini menjadi informasi yang
bermakna. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk
memahami keadaan lingkungan sebenarnya dan informasi berfungsi pula di dalam
mengidentifikasi aktivitas yang relevan.
Sistem Akuntansi Manajemen merupakan suatu mekanisme pengendalian
organisasi dan alat yang efektif untuk menyediakan informasi serta bermanfaat
dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin muncul dari berbagai pilihan
aktivitas dan tindakan yang memungkinkan untuk dilakukan ( Chia, 1995 dalam
Nazaruddin, 1998). Dengan demikian SAM merupakan sistem penghasil informasi
yang digunakan dalam mekanisme pengendalian organisasi untuk dijadikan dasar
dalam pembuatan kebijakan dan evaluasi. Semakin andal informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh suatu sistem, maka semakin baik pula keputusan yang diambil oleh
anggota orgaisasi.
Perencanaan Sistem Akuntansi Manajemen merupakan bagian dari sistem
pengendalian organisasi perlu mendapatkan perhatian. Sehingga bisa memberikan
konstribusi positif di dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian
organisasi. Salah satu fungsi dari Sistem Akuntansi Manajemen adalah menyediakan
sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya,
serta mengurangi ketidakpastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan
organisasi dengan sukses ( Gordon dan Miller, 1976 ; Waterhouse dan Tiessen, 1978
; Koplan, 1984 ; Anthony dkk, 1989 ; Akitson, 1995 ; Nazaruddin, 1998 ).
Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu produk Sistem Akuntansi
Manajemen berperan dalam membantu memprediksi konsekuensi yang mungkin
terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas
seperti perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan adanya
informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan
lingkungan sebenarnya dan informasi berfungsi pula di dalam mengidentifikasi
aktivitas yang relevan ( Feather, 1968 ; Mock, 1971, Barron dkk, 1974 dalam
Nazaruddin, 1998 ).
Informasi Akuntansi Manajemen yang bermanfaat berdasarkan perspeksi para
manajerial sebagai pengambil keputusan dikategorikan ke dalam empat sifat yanitu
broadscope, timeliness, aggregation, integration. Karakteristik informasi yang
tersedia dalam organisasi akan menjadi efektif apabila mendukung kebutuhan
pengguna informasi / pengambil keputusan. Hal ini sejalan dengan pendekatan
kontijensi menurut Otley, 1980 ( Rustiana, 2002 ).
Tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem
akuntansi itu mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor
tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi
akuntansi manajemen. Sistem akuntansi manajemen sebagai sub sistem kontrol
dalam organisasi akan selalu dihadapkan dengan sub sistem kontrol lainnya seperti
desentralisasi karena kedua sub sistem kontrol tersebut secara signifikan selalu ada
pada setiap organisasi ( Otley, 1980 dalam Rustiana, 2002 ).
Sistem desentralisasi manajemen yang diterapkan perusahaan-perusahaan saat
ini, membuat proses pengambilan keputusan tidak lagi menjadi monopoli manajer
puncak. Para manajer tingkat bawah, kini mempunyai wewenang yang lebih untuk
melakukan pengambilan keputusan sesuai dengan batas kewenangannya. Untuk itu
sistem informasi utama yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan pengambilan
keputusan bagi para manajer.
Informasi dalam organisasi desentralisasi lebih banyak dibutuhkan dibanding
dalam organisasi sentralisasi. Hal ini terjadi karena dalam sistem sentraliasi manajer
hanya menjalankan tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem
desentralisasi manajer memerlukan informasi lebih banyak untuk pembuatan
keputusan mereka ( Waterhouse dan Tiesen, 1987 dan Galbraith, 1973 dalam
Mardiyah dan Gudono, 2001 ).
Adanya perbedaan tingkat desentralisasi akan menyebabkan tingkat kebutuhan
akan informasi. Kondisi tersebut menimbulkan perlunya keselarasan antara tingkat
desentralisasi dengan tingkat ketersediaan karakteristik sistem akuntansi
manajemen. ( Waterhouse dkk,1978 ; Duncan, 1973 dalam Nazaruddin, 1998 ) juga
menegaskan bahwa struktur organisasi desentralisasi akan mempengaruhi
kemampuan organisasi di dalam mengolah dan mengumpulkan informasi serta
aliran kas.
Hasil penelitian Chia, 1995 kemudian memberikan bukti empiris bahwa
karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual
yaitu desentralisasi, dua sub sistem kontrol itu akan berpengaruh positif terhadap
kinerja manajerial. Dampak interaksi antara karakteristik dari masing-masing
informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan desentralisasi akan semakin positif
terhadap kinerja manajerial, apabila dalam kondisi tingkat desentralisasi yang tinggi
para manajer di dukung dengan tingkat ketersediaan informasi Sistem Akuntansi
Manajemen yang semakin tinggi pula.
Hubungan tersebut terjadi karena adanya desentralisasi, para manajer diberikan
hak untuk mengambil keputusan oleh superior ( atasannya ) dan
mengimplementasikan, tetapi disisi lain manajer bertangungjawab terhadap
keputusan yang telah ditetapkan ( Waterhouse dan Tiessen, 1978 dalam Nazaruddin,
1998 ). Dengan demikian manajer memerlukan dukungan informasi sebagai
masukan sebelum menentukan keputusan, sehingga kebijakannya diharapkan akan
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada organisasi desentralisasi para
manajer akan membutuhkan informasi yang lebih dibanding dengan organisasi
sentralisasi sebab pada organisasi sentralisasi manajer hanya menjalankan tugas atas
perintah atasannya saja.
Adanya perbedaan tingkat desentralisasi manajemen akan menyebabkan
perbedaan terhadap tingkat kebutuhan informasi. Kondisi tersebut menimbulkan
perlunya mempertimbangkan suatu keselarasan antara tingkat desentralisasi
manajemen dengan tingkat ketersediaan informasi Sistem Akuntansi Manajemen.
Kesesuaiaan antara informasi dengan kebutuhan pembuat keputusan akan
mendukung kualitas keputusan yang akan diambil dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Kesesuaian antara desentralisasi dengan informasi akuntansi manajemen juga
penting, karena keberhasilan sistem kontrol organisasi secara keseluruhan tidak
hanya tergantung dengan tingkat kesesuaian antara subsistem kontrol satu dengan
yang lainnya. Interaksi antara sub sistem akan meningkatkan kinerja manajerial,
apabila satu dengan yang lain saling mendukung ( Gul dan Chia, 1994 ; Chia, 1995 ;
Chong, 1996 dalam Nazaruddin, 1998 ).
Penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik terhadap efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja manajerial
berarti penilaian atas perilaku manajer dalam melaksanakan peran yang mereka
mainkan dalam organisasi secara efektif dan efisien.
Efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar, sedangkan efisiensi
adalah melakukan pekerjaan dengan benar. Bagi manajer, yang paling penting
adalah bukan bagaimana melakukan pekerjaan yang benar tetapi bagaimana
menemukan pekerjaan yang benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya
dan usaha pada pekerjaan tersebut.
Manajer dikatakan efektif dan efisien apabila mereka mampu melakukan
fungsi manajemen dengan baik dan benar yaitu dengan menentukan tujuan secara
jelas; bertanggung jawab atas perencanaan yang dilakukan; strategi dan kebijakan
yang ditetapkan dapat dikomunikasikan dengan jelas; berusaha memperoleh laba
maksimal dengan menghasilkan produk atau jasa dengan volume, waktu, biaya dan
harga tertentu; memilih pegawai yang ahli dan terampil dalam bidangnya serta
mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahannya.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Ietje Nazaruddin ( 1998 ) yang
berjudul “ pengaruh desentralisasi dan karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial ”. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-
perusahaan manufaktur di Indonesia. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
sampel Bank Umum Cabang di Kota Semarang. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penelitian ini diberi judul “ Pengaruh Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan
Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating ( Studi empiris pada Bank Umum
Cabang di Kota Semarang ) ”.
1.2. Perumusan Masalah
Tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem
akuntansi mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor
tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi
akibat manajemen, salah satunya yaitu desentralisasi. Adanya perbedaan tingkat
desentralisasi akan menyebabkan perbedaan terhadap tingkat kebutuhan informasi
yang ada pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Berdasarkan latar
belakang tersebut diatas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh informasi broadscope terhadap kinerja manajerial
dengan desentralisasi menjadi variabel moderating ?
2. Apakah terdapat pengaruh informasi timeliness terhadap kinerja manajerial
dengan desentralisasi menjadi variabel moderating ?
3. Apakah terdapat pengaruh informasi aggregation terhadap kinerja manajerial
dengan desentralisasi menjadi variabel moderating ?
4. Apakah terdapat pengaruh informasi integration terhadap kinerja manajerial
dengan desentralisasi menjadi variabel moderating ?
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
1. Menguji secara empiris pengaruh informasi broadscope terhadap kinerja
manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel moderating.
2. Menguji secara empiris pengaruh informasi timeliness terhadap kinerja
manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel moderating.
3. Menguji secara empiris pengaruh informasi aggregation terhadap kinerja
manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel moderating.
4. Menguji secara empiris pengaruh informasi integration terhadap kinerja
manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel moderating.
I.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan, memberikan masukan kepada manajer sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan kebijakan-kebijakan, terutama dalam masalah
yang berkaitan dengan desain Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi.
2. Bagi Praktisi, sebagai bahan masukan / bahan pembanding bagi peneliti lain
yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian yang lebih luas.
3. Bagi Akademisi, Penelitian ini mampu memberikan bukti empiris untuk
memperkuat penelitian sebelumnya berkenaan dengan pengaruh desentralisasi
dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial
I.4. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang ada
dalam skripsi, maka peneliti menyajikan ringkasan penulisan dalam sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penelitian ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Membahas mengenai tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu,
kerangka penelitian yang merupakan konsep yang mendasari
pemikiran peneliti dalam mengadakan penelitian dan hipotesis
penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Membahas mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan,
gambaran umum obyek penelitian, definisi dan pengukuran variabel
yang diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS DATA
Membahas mengenai gambaran umum responden, hasil penelitian
dan pembahasan analisa data yang diperoleh.
BAB V : PENUTUP
Membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, saran yang dari
peneliti terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan dapat
dijadikan masukan pada pihak-pihak yang terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen menurut Supriyono dan Mulyadi ( 1989 ) adalah proses
dalam suatu organisasi bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para manajer
untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan proses identifikasi,
pengukuran akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran dan kominikasi tentang
informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan
organisasi. Akuntansi Manajemen menurut Henry Simamora ( 1999 ) adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, penghimpunan, penganalisisan, penyusunan,
penafsiran dan penyampaian informasi yang membantu para manajer dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Definisi Akuntansi Manajemen menutut Henry Simamora mengacu pada
penyusunan informasi akuntansi bagi para manajer di dalam organisasi. Akuntansi
Manajemen menyediakan kerangka acuan untuk mengevaluasi informasi dari segi
tujuan-tujuan organisasi dan memberikan informasi kepada para manajer dan pihak-
pihak lainnya di dalam organisasi. Informasi Akuntansi Manajemen adalah data
operasi dan keuangan tentang aktivitas-aktivitas, proses-proses operasi, produk-
produk, jasa-jasa dan pelanggan-pelanggan dari sebuah organisasi.
Tujuan Akuntansi Manajemen menurut Supriyono ( 1993 ) adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan Primer Akuntansi Manajemen
- membantu manajer dalam pembuatan keputusan manajemen
b. Tujuan Sekunder Akuntansi Manajemen
- membantu manajer dalam melaksanakan fungsi perencaan
- membantu manajer dalam menjawab masalah bidang organisasi
- membantu manajer dalam melaksanakan fungsi pengendalian manajemen
- membantu manajer dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen
II.2. Sistem Akuntansi Manajemen
Menurut Nazaruddin, 1998 Sistem Akuntansi Manajemen adalah suatu
mekanisme kontrol organisasi serta merupakan alat yang efektif di dalam
menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang
mungkin terjado dari berbagai aktivitas yang bisa dilakukan. Menurut Hansen dan
Mowen, 1997 Sistem Akuntansi Manajemen adalah sistem informasi yang
menghasilkan output dengan menggunakan input dan memprosesnya untuk
mencapai tujuan manajemen. Menurut Ritonga dan Zainuddin, 2001 adalah suatu
sistem yang dapat memberikan / menyampaikan informasi yang relevan kepada
manajer untuk mengambil keputusan, perecanaan dan pengawasan. Menurut Simons,
1987 dalam Rustiana, 2002 Sistem Akuntansi Manajemen adalah suatu sistem
formal yang dirancang untuk menyediakan informasi ke manajer. Sistem Akuntansi
Manajemen sebagai prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk
mempertahankan / menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan
( Nazaruddin, 1998 ). Salah satu produk yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi
Manajemen adalah informasi Akuntansi Manajemen seperti pengeluaran yang
terjadi dalam departemen operasional, perhitungan biaya produksi, jasa, aktivitas.
Informasi Akuntansi Manajemen adalah sumber daya manusia utama informasi bagi
perusahaan. Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk
membantu para pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang
lebih baik ( Alkinson, 1995 dalam Nazaruddin, 1998 ). Sistem Akuntansi
manajemen merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi
bagi manajer.
Sistem Akuntansi Manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu ( Hansen
dan Mowen, 1997 ) :
a. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya jasa,
produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan,
pengendalian dan pengevaluasian.
c. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya pada
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dalam mengetahui bagaimana
cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan suatu masalah dan mengevaluasi
kinerja. Selain itu, kebutuhan atas informasi tidak terbatas hanya pada organisasi
manufaktur tetapi informasi akuntansi manajemen dipergunakan juga di organisasi
dagang dan jasa.
II.3. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu
para pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Secara tradisional informasi akuntansi manajemen didominasi oleh informasi
finalsial, tetapi dalam perkembangannya ternyata peran informasi non finansial juga
menentukan. Secara konvensional, rancangan sistem akuntansi manajemen
berorientasi pada informasi finansial internal organisasi yaqng berbasis pada data
historis. Dengan meningkatkan tugas pemecahan masalah yang dihadapi oleh
manajemen, maka rancangan sistem akuntansi mananjemen tidak hanya berorientasi
pada data finansial saja tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan non
finansial ( Mia dan Chenhall, 1994 dalam Nazaruddin, 1998 ). Chenhall dan Morris,
( 1986 ) dalam Nazaruddin, ( 1998 ) mengidentifikasi empat karakteristik informasi
Sistem Akuntansi Manajemen yaitu terdiri dari informasi broad scope, time liness,
aggregation dan integration.
Broad scope. Informasi Sistem Akuntansi Manajemen yang bersifat broad
scope ( bercakupan luas ) mewakili dimensi fokus, time horizon dan kuantitas
( Gordon dan Narayana, 1984 dalam Mardiyah dan Gudono, 2001 ). Dimensi fokus
mencakup informasi internal dan eksternal perusahaan, dimensi time horizon berarti
mengandung informasi masa lalu dan masa datang. Sedangkan dimensi kuantitas
meliputi informasi finalsial dan non finansial. Informasi broad scope mempunyai
masa depan dan fokus eksternal. Misal, mengenai data permintaan output dan input
kebutuhan produksi dimasa yang akan datang. Perbedaan aktivitas para manajer ini
akan mengakibatkan terjadinya perbedaan kebutuhan informasi yang broad scope
agar dapat membuat keputusan yang efektif ( Mia dan Chenhall, 1994 dalam
Gudono dan Mardiyah, 2001 ).
Time liness. Ketepatan waktu ( Time liness ) informasi menunjukkan rentang
waktu antara permohonan informasi dengan penyajian informasi yang diinginkan
serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi
kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian / permasalahan. Apabila
informasi itu tidak sampaikan tepat waktu, maka akan menyebabkan informasi
tersebut akan kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Gordon
dan Narayana ( 1984 ) dalam Rustiana ( 2002 ) menegaskan, bahwa informasi tepat
waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian lingkungan kerja
mereka.
Aggregation. Dimensi pengumpulan ( Aggregation ) ini merupakan informasi
menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan. Informasi menurut fungsi
merupakan informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal yang
berkaitan dengan hasil dari suatu keputusan yang dibuat oleh unit-unit lain seperti
( discounted cash flow, analysis cost-valume-profit, dll ). Informasi menurut periode
waktu merupakan informasi yang memungkinkan manajer untuk menilai keputusa
mereka dari waktu ke waktu misal ( bulanan, kuartalan, tahunan, dll ). Informasi
menurut model keputusan merupakan model analitikal informasi hasil akhir yang
didasarkan pada area fungsional seperti ( produksi, pemasaran, administrasi, dll ).
Integration. Informasi yang saling bergabung ( Integration ) mencerminkan
adanya koordinasi antar segmen sub unit yang satu dengan lainnya. Informasi
integrasi mencakup aspek, seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari
proses interaksi atar sub unit dalam organisasi. Informasi terintegrasi akan lebih
dibutuhkan pada organisasi dengan tingkat kompleksitas dan saling ketergantungan
antara sub unit semakin tinggi. Informasi terintegrasi akan berperan dalam
mengkoordinasi kebijakan dalam organisasi yang memiliki desentralisasi tinggi,
agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Informasi
integration akan lebih dibutuhkan pada organisasi dengan tingkat kompleksitas dan
saling ketergantungan anatar sub-unit yang semakin tinggi.
II.4. Desentralisasi
Desentralisasi menurut Hansen dan Mowen, 1997 adalah praktek
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.
Desentralisasi menurut Henry Simamora 1999 adalah delegasi otoritas / wewenang
pengambilan keputusan kepada jajaran manajemen yang lebih rendah di dalam
sebuah organisasi. Tingkat pendelegasian itu sendiri menunjukkan sampai berapa
jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk
membuat kebijakan secara independen ( Heller dan Yulk, 1969 dalam Nazaruddin,
1998 ).
Struktur organisasi memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kinerja
pada tingkat organisasi maupun tingkat sub unit. Pengaruh itu terjadi karena
desentralisasi, penetapan kebijakan dilakukan oleh manajer yang lebih memahami
kondisi unit yang dipimpinnya sehingga kualitas kebijakan diharapkan menjadi lebih
baik ( Nazaruddin, 1998 ).
Desentraliasi itu diperlukan sebab adanya kondisi administratif yang semakin
kompleks, begitu pula dengan tugas dan tanggung jawab sehingga perlu
pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah. Dengan pendelegasian
wewenang maka akan membantu meringankan beban manajemen yang lebih tinggi
( Gordon dan Miller, 1976 dalam Gudono dan Mardiyah, 2001 ).
Desentralisasi mempunyai kebaikan dan kelemahan ( Mulyadi 2001 ). Adapun
kebaikan Desentralisasi adalah :
a. Para manajer tingkat yang lebih rendah mempunyai pengetauhan terbaik tentang
kondidi setempat. Oleh karena itu mereka meiliki kemampuan untuk membuat
keputusan yang lebih baik dibanding dengan manajer tingkat atas.
b. Desentralisasi memberikan kesempatan bagi para manajer tingkat yang lebih
rendah dalam mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi setelah
berlatih mengelola unit organisasi tingkat bawah.
c. Desentralisasi memberikan kebebasan bagi para manajer dalam pengambilan
keputusan, sehingga mereka dapat merasakan statusnya lebih tinggi bila
dibandingkan jika mereka tidak memiliki kebebasan dalam pengambilan
keputusan, dengan demikian desentralisasi dapat memberikan motivasi bagi para
manajer yang berprestasi.
Adapun kelemahan Desentralisasi adalah :
a. Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya
menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja, akibatnya dapat merugikan
perusahaan secara keseluruhan.
b. Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri unit organisasi
penghasil jasa, yang sebenarnya akan lebih murah jika jasa tersebut disediakan
secara terpusat.
c. Kadang-kadang biaya pengumpulan dan pengelolaan informasi mengalami
kenaikan dalam perusahaan yang organisasinya sudah didesentralisasikan. Para
manajer memerlukan informasi untuk menilai akibat dari keputusan-keputusan
yang telah diambilnya dan informasi lain yang berhubungan dengan divisi yang
dipimpinnya.
Adapun beberapa cara untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan
desentraliasasi adalah sebagai berikut :
a. Keputusan-keputusan tertentu haruslah dipusatkan
b. Sistem akuntansi pertanggung jawaban haruslah dibentuk sehingga keputusan
manajerial akan menguntungkan tidak hanya segmen bersangkutan saja, tetapi
juga perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Hansen dan Mowen ( 1997 ) terdapat alasan di balik keputusan
perusahaan melakukan desentralisasi yaitu :
a. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal
Kualitas kepentingan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia.
Ketika perusahaan tumbuh dalam ukuran dan beroperasi pada wilayah dan pasar
yang berbeda manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi-kondisi lokal.
Namun manajer pada jenjang yang lebih rendah dan berhubungan dekat dengan
kondisi pengoperasional mempunyai akses untuk informasi ini. Akibatnya, para
manajer lokal sering unggul dalam membuat keputusan yang lebih baik.
b. Kemudahan fokus manajemen pusat
Dengan mendesentralisasi kepentingan-kepentingan operasi, manajemen
pusat bebas berperan dalam upaya perumusan perencanaan dan pengambilan
keputusan straegis. Kelangsungan operasi jangka panjang harus lebih penting
bagi manajemen pusat dari pada operasi sehari-hari.
c. Kemudahan melatih dan memotivasi manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan
posisi manajer pada manajer pada jenjang yang lebih tinggi. Manajer yang
menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang boleh dipromosikan.
Pertanggungjawaban yang lebih besar mampu menghasilkan kepuasaan kerja
yang lebih tinggi dan memotivasi manajer lokal untuk berupaya lebih baik.
d. Kemudahan untuk meningkatkan daya saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, marjin laba secara keseluruhan
mampu menutupi ketidak efisienan berbagai divisi. Perusahaan-perusahaan-
perusahaan besar sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan mampu
bertahan apabila tetap mengoperasikan suatu divisi yang tidak berdaya saing.
Struktur organisasi dengan tingkat desentralisasi yang tinggi memungkinkan
karyawan pada level bawah ( subordinate ) untuk mengambil keputusan secara cepat
dan akurat. Hal ini terjadi karena mereka berada pada posisi yang paling dekat dan
mengetahui dengan detail permasalahan yang dihadapi organisasi di bidangnya. Jika
keputusan dibuat oleh mereka yang berada pada posisi paling dekat dengan pusat
masalah, maka akan lebih banyak fakta-fakta spesifik dan relevan yang diperoleh
dan dipertimbangkan. Keputusan yang dibuat melalui desntralisasi dapat memberi
motivasi kerja kepada para pegawai, yaitu dengan cara memberi mereka kesempatan
untuk turut serta dalam pengambilan keputusan.
II.5. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-
kegiatan manajemen, seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan perwakilan ( Mahoney, 1963 dalam
Nazaruddin, 1998 ). Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu perusahaan karena dengan meningkatnya kinerja manajerial dapat
meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan
mengetahui sejauh mana seorang karyawan melaksanakan pekerjaan masing-masing
secara keseluruhan, sehingga dalam penialian kinerja ditunjukkan pada berbagai
bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja, prakarsa,
kepemimpinan atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang
dijabatnya. Penilaian kinerja dapat digolongkan ke dalam 2 tipe umum, yaitu (
Suprihanto, 1996 dalam Abidin 1999) :
a. Tipe objektif
Penilaian kinerja didasarkan pada data-data yang terekam, misalnya : data
pemasaran dan dat aproduksi, seperti jumlah barang yang diproduksi, jumlah
penjualan, jumlah kerusakan barang dan lain-lain serta data personalia, seperti
data kecelakaan kerja, jasa kerja, dll,.
Tipe objektif mengandung beberpa kelemahan pada masing-masing bidang
kegiatan organisasi. Sebagai contoh dalam bidang pemasaran : jumlah / nilai
penjualan seorang salesman dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sifatnya di
luar jangkauan kendalinya, deperti wilayah, situasi persaingan dengan barang
yang sama, kondisi dan kemampuan masyarakat.
b. Tipe subjektif
Penilaian tipe subjektif terhadap kinerja tergantung pada pertimbangan
kemanusiaan yang memiliki berbagai kecenderungan. Kecenderungan yang
mungkin terjadi , misalnya ada kelonggaran, kecenderungan kepusat ( central
tendency ). Oleh karena itu agar penilaian tipe subjektif bermanfaat maka
penilaian sebaiknya di dasarkan pada analisis yang diteliti mengenai perilaku
yang relevan dengan jabatan / pekerjaan yang dijabatnya.
Salah satu bentuk tipe subjektif penilaian kinerja adalah metode rating scale
dengan skala pengukur model likert. Metode ini memerlukan penilaian untuk
memberikan suatu evaluasi subjektif mengenai penampilan individu pada skala
dari yang terendah sampai tertinggi.
Kinerja Manjerial yang diperoleh manajer merupakan salah satu faktor yang
dapat dipakai untuk menentukan efektivitas organisasi. Dimensi dalam kinerja
manajerial menurut Mahoney et.al ( 1963 ) dalam Nazaruddin ( 1998 ) :
1. Kinerja Perencanaan
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut : menentukan
tujuan, kebijakan dan tindakan untuk pelaksanaan, penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur dan pemrograman.
2. Kinerja Penyelidikan
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut : mengumpulkan
dan menyampaiakn informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur
hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan.
3. Kinerja Koordinasi
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebagai berikut : tukar menukar
informasi dengan orang di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan
menyelesaikan program, memberitahu bagian yang lain dan koordinasi tentang
hubungan dengan manajemen.
4. Kinerja Evaluasi
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut : menilai dan
mengukur proposal, kinerja yang diamati dan dilaporkan, penilaian pegawai,
penilaian catatan hasil, laporan keuangan dan pemeriksaan produk.
5. Kinerja Pengawasan
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut : mengarahkan,
memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan
menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan
menangani keluhan.
6. Kinerja Pemilihan Staf
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut :
mempertahankan angkatan kerja pada bagian yang sama, merekrut,
mewawancarai, memilih pegawai baru, menempatkan pegawai, promosi dan
mutasi pegawai.
7. Kinerja Negoisasi
Dalam dimensi ini terdapat aktivitas-aktivitas sebabgai berikut : pembelian,
penjualan / melakukan kontak untuk barang / jasa, menghubungi pemasok, tawar
menawar dengan wakil penjualan secara kelompok.
8. Kinerja Perwakilan
Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahan lain / perkumpulan bisnis,
menghadiri acara kemasyarakatan untuk mempromosikan tujuan perusahaan.
II.6. Penelitian terdahulu
Tabel I
Hasil penelitian-penelitian terdahulu
Peneliti Judul penelitian Hasil Penelitian
Mardiyah
dan Gudono
( 2001)
Pengaruh ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi
terhadap Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen
Ketidakpastian lingkungan secara
siginifikan berinteraksi dengan
desentralisasi mempengaruhi masing-
masing karakteristik informasi sitem
akuntansi manajemen yang bersifat
positif
Nazaruddin (
1998 )
Pengaruh Desentralisasi dan
Karakteristik Inforrmasi
Sistem Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja manajerial
Tingkat desentralisasi yang tinggi
memerlukan keselarasan dengan
dukungan informasi akuntansi
manajemen agar meningkatkan
kinerja manjerial
Rustiana
( 2002 )
Pengaruh Sistem Akuntansi
Manajemen, Desentralisasi dan
PEU terhadap Kinerja
Manajerial
Desentralisasi membutuhkan
kemampuan pemrosesan informasi
yang tinggi bagi para manajer yang
terlibat dalam pembuatan keputusan
Sumber : M Didik Ardiyanto
II.7. Pengembangan Hipotesis
II.7.1. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen bercakupan luas
( broad scope ) terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi
Broad scope mencakup informasi mengenai permasalahan baik ekonomi
maupun non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi di masa datang serta
aspek-aspek lingkungan. Dengan kata lain informasi broad scope memberikan
informasi tentang faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Informasi
tentang faktor eksternal yang bersifat ekonomi antara lain berupa total penjualan
pasar, produk nasional bruto, serta pangsa pasar perusahaan. Informasi tentang
faktor eksternal yang bersifat non ekonomi antara lain berupa faktor demografi,
tindakan kompetitor, cita rasa konsumen dan kemajuan teknologi. Disamping itu
Sistem Akuntansi Manajemen broad scope yang luas akan memberikan estimasi
tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang.
Pada organisasi desentralisasi manajer membutuhkan informasi broad scope
sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas, tanggung jawab serta fungsi
kontrol mereka. Dengan desentralisasi akan mendorong manajer untuk
mengembangkan kompetensinya di dalam perusahaan yang akan mengarahkan
mereka ke peningkatan kinerja. Untuk itu manajer membutuhkan pula informasi
broad scope guna mendukung kemampuan daya saing. Informasi broad scope juga
dapat memenuhi kebutuhan manajer terhadap kebutuhan informasi tertentu, karena
manajer membutuhkan informasi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya
sesuai dengan fungsi masing-masing. Dengan demikian maka organisasi memiliki
tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung oleh informasi broad scope, agar
berdampak semakin positif terhadap kinerja manajerial. Maka atas dasar uraian
diatas, hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan :
H 1 : Semakin tinggi tingkat desentralisasi, maka semakin besar pengaruh positif
informasi broad scope dari sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial
II.7.2. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen ketepatan waktu
( time liness ) terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi
Informasi tepat waktu juga dibutuhkan oleh manajer sebab manajer dapat
dengan cepat merespon setiap permasalahan yang ada serta mengantisipasinya agar
tidak semakin parah. Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat
terhadap suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh time liness Sistem
Akuntansi Manajemen. Informasi yang time liness meningkatkan fasilitas Sistem
Akuntansi Manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk
memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi
time liness mencakup frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia ( 1995 )
dalam Rustiana ( 2002 ) menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada
jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari Sistem Akuntansi
Manajemen ke pihak yang meminta.
Desentralisasi sebagai respon dari adanya ketidakpastian lingkungan dan
semakin kompleksnya kondisi administratif organisasi, perlu didukung dengan
adanya infomasi tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu harus tersedia untuk
dijadikan pertimbangan dalampengambilan keputusan sebelum informasi tersebut
kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi konsumen. Jika informasi tidak
tersedia pada saat dibutuhkan, maka informasi tersebut tidak / memiliki sedikit nilai
untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan bahwa tingkat desentraliasi yang tinggi pelu didukung dengan informasi
tepat waktu sehingga akan berpengaruh lebih positif terhadap kinerja manajerial.
Karena manajer mampu perespon suatu kejadian dengan cepat. Maka atas dasar
uraian diatas, hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dirumuskan :
H 2 : Semakin tinggi tingkat desentralisasi, maka semakin besar pengaruh positif
informasi time liness dari sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial
II.7.3. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dimensi
pengumpulan ( aggregation ) terhadap Kinerja Manajerial Melalui
Desentralisasi
Sistem Akuntansi Manajemen agregasi memberikan informasi dalam
berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari oemberian dasar, data yang tidak
diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area waktu
tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional.nInformasi yang
teragregasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses
pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
informasi lebih sedikit dibandingkan dengan informasi yang tak terorganisir atau
informasi dalam bentuk mentah.
Bagi organisasi desentralisasi, para manajer memerlukan informasi yang
berkaitan dengan area / unit yang menjadi tanggung jawab mereka. Kebutuhan
informasi yang dapat mencerminkan area pertanggung jawaban diperoleh dari
informasi teragregasi. Desentralisasi akan mempengaruhi agregasi informasi,
agregasi-agregasi yang dipengaruhi oleh desentralisasi adalah agregasi yang
berhubungan dengan ukuran prestasi. Adanya informasi teragregasi menyebabkan
manajer lebih cepat merespon setiap permasalahan yang ada dalam daerah
pertanggung jawabannya dan akan lebih meningkatkan tanggung jawab mereka.
Informasi ini juga bermanfaat bila digunakan untuk mengevaluasi kerja. Jika
perusahaan memberikan tingkat kewenangan yang tinggi, maka informasi
teragregasi akan dibutuhkan karena informasi teragregasi memberikan informasi
mengenai area pertanggung jawaban mereka sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya konflik dan mendukung para manajerial mengatasi adanya
informasi yang overload. Maka atas dasar uraian diatas, hipotesis ketiga dalam
penelitian ini dapat dirumuskan:
H 3 : Semakin tinggi tingkat desentralisasi, maka semakin besar pengaruh positif
informasi aggregation dari sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial
II.7.4. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen integrasi
( integration ) terhadap Kinerja Manajerial Melalui Desentralisasi
Informasi integrasi mencakup aspek-aspek ketentuan target atau aktivitas
yang dihitung dari proses interaksi antar subunit dalam organisasi. Aspek
pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen
dalam sub-sub organisasi. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen yang
membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh
interaksi segmen dan informasi mengenai
Informasi terintegrasi bermanfaat bagi manajer ketika mereka dihadapkan
untuk melakukan decision making yang mungkin akan berpengaruh pada sub unit
lainnya. informasi ini juga menunjukkan sifat transparansi informasi dari masing-
masing manajer karena informasi mengenai dampak suatu kebijakan terhadap unit
yang lainnya di cerminkan dalam informasi integrasi. Adanya informasi terintegrasi
akan mengakibatkan para manajer untuk mempertimbangkan unsur integritas dalam
melakukan evaluasi kinerja. Maka atas dasar uraian diatas, hipotesis keempat dalam
penelitian ini dapat dirumuskan :
H 4 : Semakin tinggi tingkat desentralisasi, maka semakin besar pengaruh positif
informasi integration dari sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial
II.8. Kerangka Pikir
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen merupakan tingkat ketersediaan
informasi dari Sistem Akuntansi Manajemen yang terbagi dalam empat bagian yaitu
: broad scope, time liness, aggregation dan integration.Informasi akuntansi
manajemen yang semakin handal mengacu pada semakin tingginya tingkat
ketersediaan informasi yang memiliki ciri-ciri seperti yang telah diteliti oleh
Chenhall dan Morris, 1986 dalam Nazaruddin, 1998. Informasi akuntansi
manajemen dapat membantu manajemen mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah dan mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen
dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen seperti perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan.
Tingkat desentralisasi akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan
karakteristik sistem akuntansi manajemen. Dampak interaksi antara karakteristik
dari masing-masing informasi sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi
akan semakin positif terhadap kinerja manajerial, apabila dalam kondisi tingkat
desentralisasi yang tinggi didukung dengan tingkat ketersediaan informasi sistem
akuntansi manajemen yang semakin tinggi pula. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi
terhadap kinerja manajerial.
Gambar II.1
Kerangka Pikir
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen broad scope, time liness, aggregation dan integration
Kinerja Manajerial
Desentralisasi
II.9. Definisi dan pengukuran variabel
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu (1) Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen, (2) Desentralisasi, dan (3) Kinerja Manajerial. Apabila ketiga variabel
ini digolongkan kedalam tingkat independensinya, maka kinerja manajerial sebagai
variabel dependen, untuk persepsi karakteristik sistem akuntansi manajemen
merupakan variabel independen sedangkan untuk desentralisasi sebagai variabel
moderating.
II.9.1. Pengukuran variabel dependen
Variabel dependen adalah kinerja manajerial. Pengertian kinerja manajerial
disini adalah persepsi kinerja individual para manajer yang terdiri dari delapan
dimensi kegiatan yaitu perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi,
pengaturan staff, negoisasi dan perwakilan. Kinerja Manajerial diukur dengan
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahonery ( 1983 dalam
Nazaruddin ( 1998 ). Instrumen ini terdiri dari 8 dimensi dan 1 item secara
keseluruhan dengan menggunakan 7 skala likert ( dari kinerja dibawah rata-rata
sampai kinerja diatas rata-rata ).
II.9.2. Pengukuran variabel independen
Variabel independen adalah sistem akuntansi manajemen. Sistem Akuntansi
Manajemen dioperasionalkan sebagai ketersediaan informasi dari karakteristik
sistem akuntansi manajemen yang terdiri dari broad scope, time liness, aggregation
dan integration. Karakteristrik Sistem Akuntansi Manajemen ini akan diukur dengan
menggunakan instrumen oleh Chenhal dan Morris, 1986 dalam Nazaruddin, 1998.
Instrumen ini digunakan untuk mengukur persepsi informasi yang bermanfaat bagi
para menejerial. Butir-butir pertanyaan untuk mengukur tingkat ketersediaan
masing-masing informasi sistem akuntansi ada 18 pertanyaan yang terpecah ke
dalam empat karakteristik informasi yang berbeda, yaitu 6 pertanyaan untuk broad
scope, 4 pertanyaan untuk time liness, 5 pertanyaan untuk aggregation, dan 3
pertanyaan untuk integration. Responden diminta untuk menyatakan persepsinya
dengan memilih salah satu nilai dalam skala 1 ( amat sangat tidak ada ) sampai skala
7 ( amat sangat ada ).
II.9.3. Pengukuran variabel moderating
Variabel moderating adalah desentralisasi. Pengertian desentralisasi yang
dimaksudkan disini adalah menunjuk pada tingkat pendelegasian wewenang untuk
menentukan kebijakan, seperti pengembangan produk / jasa jenis baru; pemutusan
hubungan kerja tingkat pimpinan; penilaian dan investasi dalam skala besar;
pengalokasian anggaran dan penentuan harga jual ( Gordon dan Narayan, 1984
dalam Rustiana, 2002 ). Lima pertanyaan digunakan untuk mengukur tingkat
desentralisasi pembuatan keputusan, yang diukur dengan 7 skala likert ( tidak ada
pendelegasian sampai dengan pendelegasian sepenuhnya ). Kelima pertanyaan
tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengambilan keputusan
didelegasikan pada manajer, yaitu kebijakan dalam pengembangan produk / jasa
baru, kebijakan dalam pemutusan hubungan kerja, penentuan investasi dalam skala
besar, serta pengalokasian anggaran dan penentuan harga jual ( Nazaruddin, 1998 ).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Objek penelitian
Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah para manajer tiap-
tiap departemen pada Bank Umum Cabang di Kota Semarang. Bank Umum Cabang
dipilih dengan alasan ( 1 ) Bank Umum Cabang adalah jenis perusahaan yang
memfokuskan pada penggunaan informasi yang selalu berkembang, ( 2 ) Bank
Umum Cabang cepat terkena dari dampak informasi akuntansi manajemen,( 3 )
Pengaruhnya pengambilan keputusan manajer tiap-tiap departemen terhadap
kelangsungan Bank Umum Cabang tersebut, ( 4 ) Kinerja Manajerial yang kurang
baik berpengaruh terhadap kemajuan Bank Umum Cabang tersebut.
III.2. Populasi dan sampel
III.2.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah para manajer tiap-
tiap departemen yang terdapat pada Bank Umum Cabang di Kota Semarang dengan
alasan manajer tersebut terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan dan
prestasi kerja mereka. Jumlah Bank Umum Cabang yang ada di Kota Semarang
berjumlah 37 bank dengan kriteria Bank umum Cabang menurut data yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia tahun 2004.
III.2.2. Sampel
Sampel adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang
sama. Teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling, yaitu memilih sampel penelitian berdasarkan tujuan /
target tertentu secara tidak acak. Sedangkan kriterianya adalah :
1. Bank Umum Cabang yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2004
2. Bank Umum Cabang yang diketahui alamat dan nomor telepon dengan jelas
3. Bank umum Cabang yang mau berpartisipasi dalam pengisian kuesioner
Dalam penelitian ini, penulis tidak mengetahui secara pasti jumlah populasi
yang akan diteliti . Oleh karena itu kuesioner yang akan disebar ditentukan dengan
menggunakan pertimbangan jumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini dan
berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk kepentingan analisis
statistik menurut Roscoe ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian
adalah antara 30 sampai dengan 500 responden ( Sugiyono, 2002 :12 ).
III.3. Metode pengumpulan data
III.3.1. Jenis dan sumber data
Data adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap mempunyai sifat dapat
memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan dan persoalan. Jenis data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu data penelitian yang berupa
opini, sikap , pengalaman / karakteristik dari seseorang yang menjadi subjek
penelitian. Sedangkan untuk Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau hasil jawaban atas
pertanyaan peneliti kepada responden yang terdapat pada kuesioner ( Indriantoro
dan Supomo, 1999 ). Di bawah ini dijelaskan gambaran mengenai jumlah
perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian, yaitu :
Bank Umum Cabang di Kota Semarang yang terdaftar di Bank
Indonesia tahun 2004
37
Bank Umum Cabang yang tidak dapat dihubungi karena alamat dan
nomor telepon yang tidak jelas dan tidak diketahui
2
Bank Umum Cabang yang diketahui nomor telepon dan alamatnya 35
Bank Umum Cabang yang sudah dihubungi tetapi tidak mau
berpartisipasi dalam pengisian kuesioner
21
Bank Umum Cabang yang mau berpartisipasi 14
III.3.2. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
personally survey atau mengantar langsung kuesioner ke alamat responden,
demikian pula pengembaliannya akan dijemput sendiri ke alamat responden sesuai
janji responden. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara terlebih dahulu
meminta izin untuk menyebar kuesioner dan menanyakan berapa jumlah manajer
yang ada di bank cabang yang akan diteliti yaitu dengan menghubungi kantor bank
cabang tersebut melalui telepon. Metode ini dilakukan karena perusahaan yang
menjadi objek penelitian berada dalam satu wilayah yaitu wilayah Semarang.
Disamping itu cara ini diharapkan dapat mengurangi rendahnya responden rate.
III.3.3. Alat pengumpul data
Peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh data dari responden.
Kuesioner ini berisi satu set pertanyaan yang disusun secara sistematis dan standar
mengenai karakteristik sistem akuntansi manajemen, desentralisasi dan kinerja
manajerial. Kuesioner ini berisi pertanyaan tertutup, artinya responden hanya
memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia dan kerahasiaan jawaban
responden akan tetap terjaga.
III.3.4. Pengujian alat pengumpul data
III.3.4.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan menunjukkan tingkat
kevalidan / kesahan suatu instrumen karena dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner maka uji validitas dengan taraf signifikan ( á = 5 % ) digunakan
perhitungan korelasi product moment dari Karl Person yang dirumuskan sebagai
berikut :
( ) ( )
( ) ( )
∑−∑
∑−∑
∑∑−∑=
2222 YYnXXn
YXXYnr
dimana = r : koefisien korelasi
x : tingkat skor indikator yang diuji
y : tingkat skor indikator
n : jumlah sampel
Kriteria pengujian validitas penelitian :
1. Jika r hitung > r tabel maka pengujian tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel maka pengujian tersebut tidak valid
III.3.4.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indexs yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya / diandalkan. Cara menghitung tingkat Reliabilitas suatu
data yaitu menggunakan Cronbach’s Alpha yang dirumuskan sebagai berikut :
rkrk
).1(1.−+
=α
dimana = á : koefisien reliabil itas
k : jumlah item pertanyaan
r : rata – rata korelasi antar item
Kriteria pengujian reabilitas penelitian :
1. Apabila nilai á dekat dengan 0 misalnya 0,1 , maka kuesioner tersebut kurang
reliabel.
2. Apabila nilai á dekat dengan 1 atau 1,1 misalnya 0,94 atau –0,90 , maka
kuesioner tersebut sangat reliabel.
3. Apabila nilai á ditengah, kurang lebih antara 1 atau –1 misalnya 0,57 atau 0,64
, maka kuesioner tersebut sedang.
III.4. Teknik analisis data
III.4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif di dasarkan pada jawaban para responden.
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan Sistem Akuntansi
Manajemen pada perusahaan responden dan tingkat desentralisasi pada perusahaan
responden, serta mengidentifikasi tingkat kinerja manajerial pada responden.
III.4.2. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan 4
persamaan yang digunakan untuk menguji interaksi tiga variabel, yaitu : variabel
independen ( X 1 , X 2 , X 3 , X 4 ) dengan variabel dependen ( Y ) yang akan
diinteraksikan dengan Desentralisasi ( X 5 ) sebagai variabel moderating. Untuk
mempermudah perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS
( Statistical Package For The Social Science ) dan dibutuhkan data yang terdiri dari
kelompok-kelompok hasil penelitian kuesioner sehingga dihasilkan persamaan
regresi linear berganda. Persamaan linear berganda tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 5 + b 3 X 1 X 5 + e ( informasi broad scope )
Y = a + b 1 X 2 + b 2 X 5 + b 3 X 2 X 5 + e ( informasi time liness )
Y = a + b 1 X 3 + b 2 X 5 + b 3 X 3 X 5 + e ( informasi aggregation )
Y = a + b 1 X 4 + b 2 X 5 + b 3 X 4 X 5 + e ( informasi integration )
dimana :
Y : kinerja Manajerial
a : konstanta
b 1 , b 2 , b 3 : koefisien regresi
X 1 , X 2 , X 3 , X 4 :variabel independen yaitu masing-masing karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen
X 5 : variabel moderating yaitu desentralisasi
e : standart error
III.4.3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi ( R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi-variase variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
III.4.4. Uji Hipotesis
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen ( Ghozali, 2001 ).
1. Perumusan hipotesis
Ho1: â1 = 0, artinya interaksi informasi broad scope dengan desentralisasi
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha1: â1 • 0, artinya interaksi informasi broad scope dengan desentralisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ho2: â2 = 0, artinya interaksi informasi time liness dengan desentralisasi
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha2: â2 • 0, artinya interaksi informasi time liness dengan desentralisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ho3: â3 = 0, artinya interaksi informasi aggregation dengan desentralisasi
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha3: â3 • 0, artinya interaksi informasi aggregation dengan desentralisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ho4: â4 = 0, artinya interaksi informasi integration dengan desentralisasi
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha4: â4 • 0, artinya interaksi informasi integration dengan desentralisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2. T araf signifikansi t (á) sebesar 5 % ( 0,05 )
3. Mencari t hitung, dengan kriteria :
t sig > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima
t sig < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
t hitung yang digunakan untuk membaca masing-masing variabel adalah :
Hipotesis 1 : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 5 + b 3 X 1 X 5 + e, dimana yang dipakai
adalah t hitung interaksi informasi broad scope dengan
desentralisasi ( t hitung b 3 X 1 X 5 )
Hipotesis 2 : Y = a + b 1 X 2 + b 2 X 5 + b 3 X 2 X 5 + e, dimana yang dipakai
adalah t hitung interaksi informasi time liness dengan
desentralisasi ( t hitung b 3 X 2 X 5 )
Hipotesis 3: Y = a + b 1 X 3 + b 2 X 5 + b 3 X 3 X 5 + e, dimana yang dipakai
adalah t hitung interaksi informasi aggregation dengan
desentralisasi ( t hitung b 3 X 3 X 5 )
Hipotesis 4 : Y = a + b 1 X 4 + b 2 X 5 + b 3 X 4 X 5 + e, dimana yang dipakai
adalah t hitung interaksi informasi integration dengan
desentralisasi ( t hitung b 3 X 4 X 5 )
4. Kesimpulan, disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan apakah
Ho ditolak atau diterima dan sebaliknya Ha ditolak atau diterima.
BAB IV
HASIL ANALISIS
IV.1. Gambaran Responden
Tahap pertama dari pembahasan dalam analisis penelitian ini adalah dengan
terlebih dahulu meninjau subyek penelitian ini. Penelitian ini menekankan pada
bentuk penilaian yang diberikan oleh tingkatan manajerial dari bank-bank yang ada
di Semarang, mengenai kondisi perusahaan tersebut.
Jumlah survey yang dikeluarkan dalam penelitian ini adalah 56 buah
kuesioner yang dikirim kepada 14 perusahaan perbankan yang ada di Semarang.
Namun setelah melalui tahap pengumpulan kuesioner, ternyata hanya diperoleh 45
buah kuesioner saja yang kembali, sedangkan sisanya 11 buah kuesioner tidak
kembali. Dengan demikian hanya 45 buah kuesioner saja yang layak sebagai bahan
penelitian. Jumlah tersebut dinilai cukup karena lebih dari 30 buah kuesioner
sebagaimana syarat minimum analisis statistik. Berikut ini menunjukkan banyaknya
sampel yang digunakan untuk penelitian.
Tabel IV.1
Spesifikasi penelitian
Sumber : Data penelitian
Jumlah kuesioner yang dikirim 56
Jumlah kuesioner yang kembali 45
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 11
Jumlah kuesioner yang dipakai 45
Informasi dari karakteristik demografis responden selanjutnya dijelaskan
sebagai berikut :
Tabel IV.2
Karakteristik Demografis Responden
Karakteristik Pria Wanita Jumlah
Usia
< 30 tahun
30 – 40 tahun
41 – 50 tahun
> 50 tahun
7
9
6
3
5
8
5
2
12
17
11
5
Masa Kerja
< 5 tahun
5 – 10 tahun
11 – 15 tahun
16 – 20 tahun
21 – 25 tahun
> 25 tahun
8
6
5
3
2
1
6
7
3
2
2
-
14
13
8
5
4
1
Departemen
EDP / Sistem Informasi
Administrasi & Umum
Keuangan
Lain-lain
10
7
5
3
5
9
4
2
15
16
9
5
Pendidikan Terakhir
S2
S1
D3
Lain-lain
4
15
6
-
2
9
9
-
6
24
15
-
Sumber : Data primer yang diolah,
Dari tabel IV.2 menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah pria
yaitu sebanyak 25 orang, sedangkan responden wanita hanya 20. Kondisi demikian
menunjukkan bahwa pria sedikit lebih banyak pada pekerjaan di perbankan di
Semarang.
Berdasarkan karakteristik umur, responden yang terbanyak adalah ada pada
kelompok umur 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 17 orang, yang diikuti oleh responden
yang berumur kurang dari 30 tahun sebanyak 12 orang. Hal ini demikian
menunjukkan bahwa pada golongan umur 30 – 40 tahun akan memiliki kontribusi
yang penting dalam kontribusinya dalam pekerjaan di bidang perbankan.
Berdasarkan karakteristik masa kerja, banyak responden yang bekerja selama
kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 15 orang, hal ini didukung oleh usia karyawan
yang masih di bawah 30 tahun dan antara 30 hingga 40 tahun. Hal ini demikian
menunjukkan bahwa cukup banyak terdapat karyawan yang masih relatif baru yang
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Berdasarkan karakteristik depertemen kerja, terdapat kondisi yang hampir
berimbang antara departemen EDP, Administrasi & Umum, Keuangan dan lain-lain.
Hal ini demikian menunjukkan adanya penyebaran yang cukup merata pada
beberapa departemen kerja di bank tersebut.
Berdasarkan karakteristik pendidikan, jenjang S1 merupakan pendidikan
yang paling banyak dimiliki oleh karyawan baik pria maupun wanita. Hal ini
berkaitan dengan syarat-syarat penerimaan karyawan yang ditentukan oleh bank
tersebut.
IV.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat
mengungkapkan konsep gejala / kejadian yang diukur. Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi dan pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas
selengkapnya ada pada lampiran dan diringkas pada tabel berikut ini.
Tabel IV.3
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel Corrected item-total correlation
Cronbach Alpha
Broad Scope – 1 Broad Scope – 2 Broad Scope – 3 Broad Scope – 4 Broad Scope – 5 Broad Scope – 6
0.6320 0.4295 0.6368 0.5497 0.4792 0.4959
0.7855
Timelines – 1 Timelines – 2 Timelines – 3 Timelines – 4
0.3983 0.3469 0.6411 0.4538
0.6686
Aggregation – 1 Aggregation – 2 Aggregation – 3 Aggregation – 4 Aggregation – 5
0.6933 0.4004 0.6292 0.4260 0.6141
0.7748
Integration – 1 Integration – 2 Integration – 3
0.4735 0.5111 0.4552
0.6597
Desentralisasi – 1 Desentralisasi – 2 Desentralisasi – 3 Desentralisasi – 4 Desentralisasi – 5
0.6129 0.6565 0.5958 0.6434 0.6351
0.8298
Kinerja – 1 Kinerja – 2 Kinerja – 3 Kinerja – 4 Kinerja – 5 Kinerja – 6 Kinerja – 7 Kinerja – 8 Kinerja – 9
0.4632 0.5397 0.4766 0.5048 0.5131 0.5483 0.4976 0.3225 0.3878
0.7848
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien
Alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Untuk
selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut dapat
dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki korelasi diatas nilai batas
korelasi untuk n = 45 yaitu sebesar 0,294.
IV.3. Deskripsi Variabel
Diskripsi jawaban responden yang dilihat berdasarkan jumlah skor dari
masing-masing variabel penelitian ini dijelaskan sebagai berikut
Tabel IV.4
Diskripsi Variabel
Variabel Kisaran teoritis
Kisaran empiris
Rata-rata teoritis
Rata-rata
Broad Scope 6 – 42 24 – 36 24 30,67
Timelines 4 – 28 13 – 21 16 16,91
Aggregation 5 – 35 16 – 27 20 21,16
Integration 3 – 21 11 – 17 12 13,51
Desentralissi 5 – 35 13 – 26 20 20,07
Kinerja Manajerial 9 – 63 39 – 54 36 45,56
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa untuk variabel karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen broad scope menunjukkan rata-rata sebesar 30,67
dengan kisaran skor jawaban antara 24 – 36. Nilai rata-rata skor jawaban tersebut
berada di atas rata-rata teoritis atau median teoritisya yaitu sebesar 24. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum Sistem Akuntansi Manajemen cakupan luas
(broad scope) yang dimiliki perusahaan perbankan sampel dipersepsikan oleh
karyawan atau manajernya sudah berada di atas nilai tengah teoritisnya..
Ketepatwaktuan (timelines) dari karakteritik Sistem Akuntansi Manajemen
diperoleh rata-rata sebesar 16,91 dengan rentang skor jawaban berada antara 13 –
21. Nilai rata-rata tersebut lebih besar dibanding nilai tengah teoritisnya yaitu 16.
Hal ini berarti bahwa karyawan atau manajer bank dari perusahaan perbankan
sampel mempersdepsikan adanya ketepatwaktuan Sistem Akuntansi Manajemen
yang sedikit berada di atas nilai tengah skalanya. Hal ini menunjukkan bahwa
ketepatwaktuan penyajian sistem pada perusahaan sampel sedikit berada di atas rata-
rata.
Kesatuan informasi (aggregation) yang ada pada sistem akuntansi
manajemen pada perusahaan sampel menunjukkan rata-rata sebesar 21,16 dengan
rantang skor antara 16 – 27. Nilai rata-rata tersebut sedikit berada di atas nilai
tengah skala teoritisnya yaitu sebesar 20. Hal ini menunjukkan adanya kesatuan
informasi dalam sistem akuntansi manajemen pada perusahaan perbankan sampel
sedikit lebih baik dari rata-rata yang diharapkan.
Integrasi dari sistem informasi dalam sistem akuntansi manajemen memiliki
rata-rata sebesar 13,51 yang berada di atas rata-rata teoritisnya yaitu 12 dengan
rentang skor 11 – 17. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi sistem yang ada dalam
sistem akuntansi manajemen pada perusahaan sampel berada lebih baik dibanding
rata-rata yang diharapkan.
Desentralisasi dalam struktur organisasi diperoleh rata-rata empiris sebesar
20,07 dengan kisaran skor sebesar 13 – 26. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan
berada di atas median skor teoritisnya yaitu 20. Hal ini mengindikasikan adanya
banyak manajer yang memandang adanya struktur organisasi yang kurang begitu
jelas dalam bentuknya berupa desentralisasi atau sentralisasi karena hanya dengan
selisih sedikit dibading rata-rata teoritisnya
Kinerja manajerial menunjukkan rata-rata empiris sebesar 45,56 dengan
rentang skor sebesar 39 – 54. Nilai skor rata-rata tersebut cukup jauh diatas rata-rata
teoritis yaitu 36. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum terdapat kinerja manajer
yang baik yang berada di atas rata-rata yang diharapkan.
IV.4. Pengujian Hipotesis
Analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu karakteistik-karakteristik
sistem akuntansi manajemen seperti broad scope, timelines, aggregation maupun
integration terhadap Kinerja Manajerial. Selaanjutnya analisis juga diarahkan pada
bentuk pengujian variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating..
Hasil pengujian hubungan karakteristik sistem akuntansi manajemen tersebut
secara terpisah dengan kinerja manajerial dan variabel moderating desentralisasi
dapat disajikan pada tabel berikut ini.
IV.4.1. Pengaruh Broad Scope terhadap Kinerja Manajerial dengan
Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating
Sebelum memasukkan variabel moderating Desentralisasi, maka akan
terlebih dahulu dianalisis pengaruh dari masing-masing karakteristik sistem
akuntansi manajemen tersebut terhadap Kinerja Manajerial. Model selanjutnya
adalah dengan melakukan pengujian dengan cara memasukkan pengaruh variabel
Desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Model variabel moderating
dinyatakan bentuk perkalian antara variabel Broad Scope dan Desentralisasi. Hasil
pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi Broad Scope –
Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :
Tabel IV.5
Model pengaruh broad scope terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa
Desentralisasi sebagai variabel moderating
Model F Sig F R2 / Adj. R2
Y = 32,113 + 0,438 X1
(t = 2,715)
(p = 0,009)
7,372 0,009 0,127
Y = 112,018– 2,250 X1 – 3,816 X5 + 0,128 X1X5
(t = 3,151)
(sig t = 0,003)
6,294 0,001 0,265
Hasil penelitian menunjukkan bahwa broad scope memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan
diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 7,372 dengan signifikansi sebesar 0,009
yang berada di bawah taraf 0,05.
Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi
diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 6,294 dengan signifikansi sebesar 0,001
yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi
antara broad scope dan Desentralisasi.
Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Broad Scope dan
Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar
3,151 dengan signifikansi sebesar 0,003. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 yang berarti bahwa varaibel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 1 diterima.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,265 yang
berarti bahwa 26,5% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh broad scope,
desentralisasi serta interaksi antara broad scope dan desentralisasi.
IV.4.2. Pengaruh Timelines terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi
Sebagai Variabel Moderating
Sama seperti langkah pengujian Hipotesis 1, maka sebelum memasukkan
variabel moderating Desentralisasi, akan terlebih dahulu dianalisis pengaruh dari
timelines terhadap Kinerja Manajerial. Model selanjutnya adalah dengan melakukan
pengujian dengan cara memasukkan pengaruh variabel Desentralisasi sebagai
variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial.
Hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi
Timelines – Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :
Tabel IV.6
Model pengaruh timelines terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa
Desentralisasi sebagai variabel moderating
Model F Sig F R2 / Adj. R2
Y = 36,854 + 0,515 X2
(t = 2,396)
(p = 0,021)
5,742 0,021 0,097
Y = 75,723 – 1,949 X2 – 1,902 X5 + 0,120 X2X5
(t = 2,031)
(sig t = 0,049)
3,523 0,023 0,147
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Timelines memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan
diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 5,742 dengan signifikansi sebesar 0,021
yang berada di bawah taraf 0,05.
Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi
diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,523 dengan signifikansi sebesar 0,023
yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi
antara timelines dan Desentralisasi.
Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Timelines dan
Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar
2,031 dengan signifikansi sebesar 0,049. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 yang berarti bahwa variabel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 2 diterima.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,147 yang
berarti bahwa 14,7% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh timelines,
desentralisasi serta interaksi antara timelines dan desentralisasi.
IV.4.3. Pengaruh Aggregation terhadap Kinerja Manajerial dengan
Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating
Sama seperti langkah pengujian Hipotesis sebelumnya, maka sebelum
memasukkan Variabel Moderating Desentralisasi, akan terlebih dahulu dianalisis
pengaruh dari Karakteristik Aggregation terhadap Kinerja Manajerial. Model
selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian dengan cara memasukkan pengaruh
Variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik
sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.
Hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi
Aggregation – Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :
Tabel IV.7
Model pengaruh Aggregation terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa
Desentralisasi sebagai variabel moderating
Model F Sig F R2 / Adj. R2
Y = 34,056 + 0,544 X3
(t = 3,235)
(p = 0,002)
10,466 0,002 0,177
Y = 46,982 – 0,093 X3 – 0,649 X5 + 0,032 X3X5
(t = 0,629)
(sig t = 0,533)
3,496 0,024 0,145
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aggregation memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan
diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 10,466 dengan signifikansi sebesar 0,002
yang berada di bawah taraf 0,05.
Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi
diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,496 dengan signifikansi sebesar 0,024
yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi
antara aggregation dan Desentralisasi.
Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Aggregation dan
Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar
0,629 dengan signifikansi sebesar 0,533. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari
0,05 yang berarti bahwa varaibel interaksi tersebut tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 3 ditolak.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,145 yang
berarti bahwa 14,5% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh aggregation,
desentralisasi serta interaksi antara aggregation dan desentralisasi.
IV.4.4. Pengaruh integration terhadap Kinerja Manajerial dengan
Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating
Dengan langkah yang sama dengan tiga pengujian sebelumnya, hasil
pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi Integration –
Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :
Tabel IV.8
Model pengaruh integration terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa
Desentralisasi sebagai variabel moderating
Model F Sig F R2 / Adj. R2
Y = 36,353 + 0,681 X4
(t = 2,250)
(p = 0,030)
5,064 0,030 0,085
Y = 90,069 – 3,454 X4 – 2,697 X5 + 0,206 X4X5
(t = 2,391)
(sig t = 0,021)
3,777 0,018 0,159
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integration memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan
diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 5,064 dengan signifikansi sebesar 0,030
yang berada di bawah taraf 0,05.
Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi
diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,777 dengan signifikansi sebesar 0,018
yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi
antara integration dan Desentralisasi.
Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi integration dan
Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar
2,391 dengan signifikansi sebesar 0,021. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 yang berarti bahwa variabel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 4 diterima.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,159 yang
berarti bahwa 15,9% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh integration,
desentralisasi serta interaksi antara integration dan desentralisasi.
IV.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh suatu hasil
bahwa beberapa karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial manajer. Broad scope, timelines, aggregation
dan integration dalam pengujian langsung terhadap kinerja manajerial memiliki
pengaruh positif yang signifikan.
Selanjutnya dengan menggunakan variabel stuktur organisasi yang
menjelaskan bentuk desentralisasi sebagai variabel moderating, diperoleh bahwa
desentraliasi tersebut mampu memoderasi pengaruh beberapa karakteristik sistem
akuntansi manajemen seperti broad scope, timelines dan integration terhadap
kinerja manajerial, namun tidak signifikan pada karakteristik aggregation.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada organisasi yang cenderung
pada desentralisasi, manajer akan membutuhkan informasi yang memiliki cakupan
luas sebagai salah satu implikasi atas meningkatnya otoritas, tanggung jawab serta
fungsi kontrol mereka. Desentralisasi dapat mendorong manajer untuk
mengembangkan kompetensinya di dalam perusahaan. Untuk itu informsi yang
bersifat broad scope akan sangat diperlukan untuk menunjang kinerja mereka.
Selain itu ketepatwaktuan informasi diperoleh juga mampu dimoderasi oleh
Desentralisasi. Hal ini dapat menjelaskan bahwa dalam kondisi desenralisasi,
manajer akan lebih banyak memerlukan informasi yang tepat waktu. Informasi yang
disajikan tepat waktu akan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya untuk
mempengaruh keputusan yang diambil. Hal ini berarti bahwa desentralisasi yang
tinggi perlu didukung dengan informasi yang tepat waktu.
Informasi integrasi sebagai salah satu karakteristik dari sistem akuntansi
manajemen, akan bermanfaat pada saat manajer dihadapkan pada satu bentuk
pengambilan keputusan yang mungkin akan berpengaruh pada sub unit lainnya.
Informasi ini menunjukkan sifat transparansi informasi dari masing-masing unit
kerja mengenai dampak suatu kebijakan terhadap unit kerja lainnya. Hal ini berarti
bahwa dalam kondisi desentralisasi yang tinggi makna dari integrasi informasi dari
berbagai unit akan membantu manajer dalam keputusan-keputusan yang saling
terkait.
Berbeda dengan tiga karakteristik lainnya, aggregation diperoleh belum
menunjukkan berpengaruh terhadap kinerja manajerial untuk variabel moderating
desentralisasi. Penelitian ini nampaknya belum memberikan bukti empiris bahwa
desentralisasi akan memberikan agregasi informasi secara keseluruhan bagi
manajer-manajer unit. Salah satu sebab dari tidak bermaknanya karakteristik
aggregation ini adalah pengambilan keputusan yang berbeda dari masing-masing
unit dalam pengambilan keputusan manajerialnya. Sehingga pemanfaatan agregasi
informasi tersebut dapat memberikan perbedaan dalam pengambilan keputusan
dengan unit lainnya.
Dalam perusahaan perbankan, pemberian desentralisasi kepada cabang atau
unit-unit nampaknya tidak diberikan secara penuh, seperti misalnya transaksi yang
menyangkut dana yang cukup besar akan dialihkan ke tingkat yang lebih besar,
sehingga terkadang keputusan yang terjadi tidak terletak pada unit namun pada
tingkatan yang lebih tinggi.
Penelitian pada bank mengenai tidak diperolehnya peningkatan pengaruh
Sistem Akuntansi Manajemen agregasi terhadap kinerja manajerial pada
desentralisasi yang meningkat. Indikasi adanya kerahasiaan dalam beberapa hal
dalam perbankan, dimana tidak semua tingkatan dapat mengetahuinya nampaknya
juga mejadi salah satu penyebab tidak signifikannya desentralisasi dalam
meningkatkan pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen agregasi dalam
meningkatkan kinerja manajerial. Variasi perbankan yang memiliki karakteristik
yang berbeda dalam mengatur bentuk desentralisasi cabang atau unit nampaknya
memberikan tidak adanya peningkatan pengaruh agregasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja dalam desentralisasi yang tinggi.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Hipoteis pertama diterima karena pada tingkat desentralisasi yang tinggi, maka
semakin besar pula pengaruh positif informasi broad scope dari sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan tingkat signifikan t = 0,003.
Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel
interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial.
2. Hipotesis kedua diterima karena pada tingkat desentralisasi yang tinggi, maka
semakin besar pula pengaruh positif informasi time liness dari sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan tingkat signifikan t = 0,049.
Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel
interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial.
3. Hipotesia ketiga ditolak karena pada tingkat desentralisasi yang tinggi, tidak
menguatkan pengaruh positif informasi aggregation dari sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan tingkat signifikan t = 0,533.
Nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa variabel
interaksi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial.
4. Hipotesis keempat diterima karena pada tingkat desentralisasi yang tinggi, maka
semakin besar pula pengaruh positif informasi integration dari sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan tingkat signifikan t = 0,021.
Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel
interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial.
V.2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Meskipun dengan keterbatasan pada aggregation, akan sangat diperlukan
penyusunan sistem akuntansi manajemen yang baik dalam broad scope,
timeliness dan integration.Hal ini akan sangat diperlukan untuk mempercepat
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer pada berbagai
divisi yang ada di bank.
2. Pemberian desentralisasi terhadap kantor cabang atau kantor unit cabang dengan
tingkatan akses yang relatif sama nampaknya akan diperlukan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan kemudahan penerimaan informasi yang dimiliki oleh
perusahaan perbankan secara umum.
3. Untuk melengkapi desentralisasi organisasi, maka Sistem informasi akuntansi
manajemen akan menjadi lebih penting untuk digunakan, oleh karena
perusahaan harus mengimplementasikan informasi yang ada dalam perusahaan
maupun informasi dari luar menjadi bentuk informasi yang memiliki kehandalan
yang tinggi
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan yang memperkuat
penelitian sebelumnya, namun dengan keterbatasan pada model penelitian ini,
barangkali akan sangat diperlukan untuk menggunakan variabel-variabel lain
yang dapat diteliti sebagai variabel moderating atau variabel intervening.
5.3. Keterbatasan
Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini antara lain :
1. Masih kurangnya tingkat partisipasi dari bank cabang yang ada di Semarang
yang akan digunakan untuk penelitian dengan berbagai alasan penolakan.
2. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang
berdasarkan pada jawaban responden saja. Hal tersebut dapat menjadikan
masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 1997, Analisis Regresi : Teori , kasus, dan solusi, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE Ardiyanto M Didik, 2000. “ Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi
Manajemen, Desentralisasi dan Model evaluasi kinerja pada Kinerja Manajerial ”. Tesis ( Tidak Dipublikasikan ). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Mulitivariate Dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Gudono dan Mardiyah, 2001. “ Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan
Desentralisasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 4 No 1, Januari.
Hansen and Mowen, 1997. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen ( konsep, manfaat dan rekayasa ). Jakarta :
Salemba Empat. Nazaruddin, Ietje, 1998. “ Pengaruh. Desentralisasi dan Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Juli.
Rustiana, 2002. “ Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Desentralisasi dan
Perceived Environmenttal Uncertainty ( PEU ) terhadap Kinerja Manajerial : Three Way Interaction ”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol 2, No 2, Mei.
Simamora, Henry, 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiarto, Siagian, 2001. Metode Pengumpulan Data : Teknik Sampling. Jakarta : Gramedia.
Supriyono, 1993, Akuntansi Manajemen I : Konsep dasar Akuntansi Manajemen
dan Proses perencanaan, BPFE, Yogyakarta.
IDENTITAS RESPONDEN
A. Identitas perusahaan ( bank )
1. Nama Bank :
2. Umur Bank :
B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin : ο pria ο wanita
3. Usia : ο di bawah 30 th ο 41 – 50 th
ο 30 – 40 th ο lebih dari 50 th
4. Masa Kerja : ο kurang 5 th ο 16 – 20 th
ο 5 – 10 th ο 21 – 25 th
ο 11 – 15 th ο lebih dari 25 th
5. Jabatan :
6. Pada departemen : ο EDP / Sistem informasi
ο Administrasi dan Umum
ο Keuangan
ο Lain-lain .....
7. Pendidikan terakhir : ο Jenjang S2
ο Jenjang S1
ο D-3 / sederajad
ο Lain-lain .....
Kuesioner Bagian I ( Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen ) Chenhall dan Morris, 1986
Pertanyaan berikut ini untuk menilai tingkat eksistensi / kegunaan Sistem
Informasi bisnis yang ada dalam perusahaan Bapak / Ibu. Mohon Bapak / Ibu melingkari angka 1 sampai dengan 7 sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan Bapak / Ibu untuk setiap pertanyaan, dengan ketentuan bahwa :Amat sangat tidak ada ( ASTA )
1. Sangat tidak ada ( STA ) 2. Tidak ada ( TA ) 3. Tidak pasti ada ( R ) 4. Ada ( A ) 5. Sangat ada ( SA) 6. Amat sangat ada ( ASA )
A. Broad Scope
1. Informasi yang berkaitan dengan perancanaan atau peristiwa dimasa yang akan datang.
1 2 3 4 5 6 7
2. Informasi yang kemungkinan munculnya kejadian dimasa yang akan datang.
1 2 3 4 5 6 7
3. Informasi non ekonomi seperti kepuasan / preferensi konsumen, sikap karyawan, hubungan karyawan, sikap pemerintah dan lembaga konsumen, ancaman kompetitor dan lainnya.
1 2 3 4 5 6 7
4. Informasi tentang faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi dan lainnya.
1 2 3 4 5 6 7
5. Informasi non keuangan yang berkaitan dengan produksi seperti tingkat produksi, tingkat kerusakan produk, efisiensi mesin, ketidakhadiran karyawan.
1 2 3 4 5 6 7
6. Informasi non keuangan yang berkaitan dengan pasar dan sebagainya.
1 2 3 4 5 6 7
B.Time Liness 1. Informasi yang diminta, ada dengan segera.
1 2 3 4 5 6 7
2. Informasi yang diberikan kepada Bapak / Ibu adalah informasi yang ada dalam sistem informasi yang diproses dengan baik.
1 2 3 4 5 6 7
3. Frekuensi laporan diberikan secara sistematis dan teratur.
1 2 3 4 5 6 7
4. Tidak ada keterlambatan akan kebutuhan informasi dengan penyampaian informasi.
1 2 3 4 5 6 7
C. Aggregation
1. Informasi meliputi berbagai informasi seperti informasi dari bagian marketing, produksi ( operasi ), penjualan, biaya / pusat laba.
1 2 3 4 5 6 7
2. Informasi meliputi berbagai informasi (seperti bulanan, kuartalan, tahunan) prediksi dan perbandingan lainnya.
1 2 3 4 5 6 7
3. Bentuk informasi memungkinkan untuk melakukan analisis.
1 2 3 4 5 6 7
4. Format informasi memungkinkan membuat model keputusan seperti analisis aliran kas, aliran tambahan biaya, analisis persediaan dan analisis kebijakan perusahaan.
1 2 3 4 5 6 7
5. Terdapat pemisahan biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya variabel ( variabel cost).
1 2 3 4 5 6 7
D. Integration 1. Informasi tiap bagian akan berpengaruh pada bagian lainnya.
1 2 3 4 5 6 7
2. /Di bagian Bapak / Ibu terdapat informasi target yang diketahui semua orang.
1 2 3 4 5 6 7
3. Terdapat informasi tentang dampak keputusan Bapak / Ibu pada kinerja keseluruhan bagian Bapak / Ibu.
1 2 3 4 5 6 7
Kuesioner Bagian II ( Struktur Organisasi / Desentralisasi ) Gordon dan Narayana, 1984
Pertanyaan berikut ini digunakan untuk menjelaskan tingkat pendelegasian wewenang kepada manajer untuk masing-masing kelompok keputusan berikut ini. Mohon anda nyatakan sesuai dengan praktek yang terjadi selama ini
Tidak ada Pendelegasian Pendelegasian sepenuhnya
1 2 3 4 5 6 7
1. Pengembangan produk / jasa baru 1 2 3 4 5 6 7
2. Pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja karyawan dengan pimpinan.
1
2
3
4
5
6
7
3. Pemilihan dan penilaian investasi dalam jumlah besar.
1 2 3 4 5 6 7
4. Pengalokasian anggaran. 1 2 3 4 5 6 7
5. Penentuan harga jual. 1 2 3 4 5 6 7
Kuesioner Bagian III ( Kinerja Manajerial ) Mahoney, 1963
Pertanyaan berikut ini untuk mengukur kinerja manajer Bapak / Ibu akhir-akhir ini berdasarkan pada kemampuan masing-masing dalam setiap bidang aktivitas manajerial
Kinerja di bawah kinerja kinerja di atas rata-rata rata-rata rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 1. Perencanaan
Kinerja anda dalam menentukan tujuan : kebijakan dan tindakan / pelaksanaan; penjadwalan kerja ; penganggaran; merancang prosedur; pemrograman.
1 2 3 4 5 6 7
2. Investigasi
Kinerja anda dalam menentukan, mengumpulkan data dan menyampaikan informasi untuk catatan; laporan dan rekening; mengukur hasil; menentukan persediaan; analisis pekerjaan.
1 2 3 4 5 6 7
3. Pengkoordinasian
Kinerja anda dalam tukar menukar informasi dengan manajer di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program; memberitahukan bagian lain; hubungan dengan kinerja lain.
1 2 3 4 5 6 7
4. Evaluasi
Kinerja anda dalam menilai dan mengukur proposal; kinerja yang diamati / dilaporkan; penilaian pegawai; penilaian catatan hasil; penilaian laporan keuangan; pemeriksaan produk.
1 2 3 4 5 6 7
5. Pengawasan Kinerja anda dalam mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan
anda; membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan anda kerja pada bawahan; memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan.
1 2 3 4 5 6 7
6. Pemilihan Staf
Kinerja anda dalam mempertahankan angkatan kerja di bagian anda; merekrut dan memilih pegawai baru; menempatkan, mempromosikan dan memutasi barang.
1 2 3 4 5 6 7
7. Negoisasi
Kinerja anda dalam pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa; menghubungkan pemasok; tawar menawar dengan wakil penjualan / kelompok.
1 2 3 4 5 6 7
8. Perwakilan
Kinerja anda dalam mengakhiri pertemuan intern; pidato untuk acara kemasyarakatan; mempromosikan tujuan umum perusahaan anda.
1 2 3 4 5 6 7
9. Evaluasi kinerja secara keseluruhan
Kinerja dari aktivitas manajerial anda secara menyeluruh.
1 2 3 4 5 6 7
Regression Variables Entered/Removedb
X1a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.383a .146 .127 3.23Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1a.
ANOVAb
76.854 1 76.854 7.372 .009a
448.257 43 10.425525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
32.113 4.974 6.456 .000.438 .161 .383 2.715 .009
(Constant)X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X1X5, X1,X5
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.562a .315 .265 2.96Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1X5, X1, X5a.
ANOVAb
165.578 3 55.193 6.294 .001a
359.533 41 8.769525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1X5, X1, X5a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
112.018 26.003 4.308 .000-2.250 .861 -1.964 -2.613 .012-3.816 1.238 -3.666 -3.082 .004
.128 .041 4.935 3.151 .003
(Constant)X1X5X1X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X2a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.343a .118 .097 3.28Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X2a.
ANOVAb
61.861 1 61.861 5.742 .021a
463.251 43 10.773525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
36.854 3.664 10.058 .000.515 .215 .343 2.396 .021
(Constant)X2
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X2X5, X2,X5
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.453a .205 .147 3.19Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X2X5, X2, X5a.
ANOVAb
107.619 3 35.873 3.523 .023a
417.492 41 10.183525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2X5, X2, X5a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
75.723 20.218 3.745 .001-1.949 1.217 -1.300 -1.601 .117-1.902 .993 -1.828 -1.917 .062
.120 .059 2.794 2.031 .049
(Constant)X2X5X2X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X3a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.442a .196 .177 3.13Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X3a.
ANOVAb
102.794 1 102.794 10.466 .002a
422.318 43 9.821525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
34.056 3.585 9.500 .000.544 .168 .442 3.235 .002
(Constant)X3
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X3X5, X3,X5
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.451a .204 .145 3.19Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X3X5, X3, X5a.
ANOVAb
106.966 3 35.655 3.496 .024a
418.145 41 10.199525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3X5, X3, X5a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
46.982 21.274 2.208 .033-9.29E-02 1.017 -.076 -.091 .928
-.649 1.071 -.624 -.606 .5483.173E-02 .050 .947 .629 .533
(Constant)X3X5X3X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X4a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.325a .105 .085 3.31Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X4a.
ANOVAb
55.324 1 55.324 5.064 .030a
469.787 43 10.925525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
36.353 4.119 8.825 .000.681 .303 .325 2.250 .030
(Constant)X4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Variables Entered/Removedb
X4X5, X4,X5
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.465a .217 .159 3.17Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X4X5, X4, X5a.
ANOVAb
113.705 3 37.902 3.777 .018a
411.406 41 10.034525.111 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4X5, X4, X5a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
90.069 23.058 3.906 .000-3.454 1.742 -1.646 -1.983 .054-2.697 1.159 -2.591 -2.328 .025
.206 .086 3.836 2.391 .021
(Constant)X4X5X4X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X1.1 25.3556 6.0071 .6320 .7273 X1.2 25.7778 6.8586 .4295 .7789 X1.3 25.5556 6.2980 .6368 .7279 X1.4 25.6000 6.7909 .5497 .7506 X1.5 25.4667 6.9818 .4792 .7659 X1.6 25.5778 6.5677 .4959 .7632 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 6 Alpha = .7855
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X2.1 12.3556 3.5980 .3983 .6342 X2.2 12.2889 4.0737 .3469 .6639 X2.3 12.9111 2.7646 .6411 .4582 X2.4 13.1778 2.8313 .4538 .6127 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 4 Alpha = .6686
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X3.1 17.0000 5.1818 .6933 .6880 X3.2 16.8222 5.9222 .4004 .7794 X3.3 16.8889 4.6919 .6292 .7038 X3.4 16.7778 5.8131 .4260 .7720 X3.5 17.1333 5.1182 .6141 .7100 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 5 Alpha = .7748
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X4.1 9.1333 1.1636 .4735 .5851 X4.2 8.8000 1.5273 .5111 .5251 X4.3 9.0889 1.5374 .4552 .5861 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 3 Alpha = .6597
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X5.1 16.0444 7.4980 .6129 .7999 X5.2 16.0222 6.8404 .6565 .7881 X5.3 16.0444 7.4525 .5958 .8047 X5.4 15.9333 7.6091 .6434 .7926 X5.5 16.2222 7.3586 .6351 .7936 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 5 Alpha = .8298
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted Y.1 40.8667 9.5727 .4632 .7653 Y.2 40.6667 9.6818 .5397 .7556 Y.3 40.5778 9.7040 .4766 .7633 Y.4 40.2222 9.6768 .5048 .7596 Y.5 40.6222 9.7404 .5131 .7589 Y.6 40.5333 9.1636 .5487 .7522 Y.7 40.4000 9.5636 .4976 .7602 Y.8 40.2889 10.3919 .3225 .7829 Y.9 40.2667 9.6545 .3878 .7782 Reliability Coefficients N of Cases = 45.0 N of Items = 9 Alpha = .7848