VARIABEL KOMPLEKS TRANSFORMASI ELEMENTER
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of VARIABEL KOMPLEKS TRANSFORMASI ELEMENTER
VARIABEL KOMPLEKS
TRANSFORMASI ELEMENTER
Oleh:
Nama : Mery Christina Lumban Raja
Nim : 1813150010
Program Studi: Pendidikan Matematika
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022
i
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
kelimpahan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan buku ajar tentang materi
Variabel kompleks dengan topik βTransformasi Elementerβ dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah variabel kompleks yang telah memberikan bimbingan dan memberikan buku
referensi sehingga buku ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Selain itu, terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pembaca. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan penulisan atau
kesalahan apapun pada materi transformasi elementer. Saran dan kritik yang
membangun akan sangat membantu penulis demi perbaikan materi agar bisa lebih
baik lagi.
Penulis
Mery Christina Lumban Raja
ii
DAFTAR ISI
BAB 3
Transformasi Elementer ......................................................................................... 1
3.1 Pemetaan ......................................................................................................... 1
3.2 Fungsi Kompleks Elementer ........................................................................... 2
3.2.1 fungsi linear .............................................................................................. 2
3.2.2 fungsi pangkat ........................................................................................... 3
3.2.3 fungsi kebalikan ........................................................................................ 3
3.2.4 fungsi bilinear ........................................................................................... 3
3.2.5 fungsi eksponensial ................................................................................... 3
3.2.6 fungsi logaritmik ....................................................................................... 4
3.2.7 fungsi trigonometrik dan hiperbola .......................................................... 5
3.3 Transformasi Linear ........................................................................................ 8
3.4 Transformasi Pangkat .................................................................................... 11
3.5 Transformasi Kebalikan ................................................................................ 13
3.6 Transformasi Bilinear .................................................................................... 15
3.7 Transformasi Eksponensial dan Logaritmik.................................................. 16
3.7.1 Transformasi eksponensial ..................................................................... 16
3.7.2 Transformasi logaritmik ......................................................................... 18
3.8 Transformasi π€ = sin π§ dan π€ = cos π§ ........................................................ 19
3.8.1 Transformasi π€ = sin π§ .......................................................................... 19
3.8.2 Transformasi π€ = cos π§ ......................................................................... 19
SOAL LATIHAN ............................................................................................................... 21
SOAL EVALUASI ............................................................................................................. 27
L A M P I R A N ................................................................................................................ 29
INDEKS .............................................................................................................................. 38
GLOSARIUM .................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 40
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Pemetaan π€ = 2ππ§ + π ........................................................................ 2
Gambar 3. 3a Regangan Putaran .............................................................................. 9
Gambar 3. 3b Penggeseran ..................................................................................... 10
Gambar 3. 3c Transformasi .................................................................................... 10
Gambar 3. 3d Contoh Fungsi π€ = 2ππ§ + 1 + π ..................................................... 11
Gambar 3. 4a Pemetaan π€ = π§π ............................................................................. 12
Gambar 3. 4b Contoh 1: π€ = π§3 ............................................................................. 13
Gambar 3. 5 Transformasi π€ =1
π§ ....................................................................... 14
Gambar 3. 7.1a Bayangan π¦ = π dibawah π€ = ππ§ ..................................................... 17
Gambar 3. 7.1b Garis ke sinar dibawah π€ = ππ§ ......................................................... 18
Gambar 3. 8 π€ = π§1/3 ............................................................................................. 30
Gambar 3. 9 cabang-cabang π€ = π§1/3 ................................................................... 31
Gambar 3. 10 Pemetaan π€ = log π§ ........................................................................ 32
Gambar 3. 11 π = πΌ + arg πβ²(π§0). ........................................................................ 34
Gambar 3. 12 Pemetaan Serupa ........................................................................... 36
iv
PENDAHULUAN
Variabel kompleks merupakan perluasan dari materi sistem bilangan real.
Mata kuliah variabel kompleks dapat dikategorikan ke dalam pelajaran yang cukup
sulit karena pada mata pembelajaran variable kompleks ini kita akan banyak
mempelajari tentang transformasi, deret dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
dibutuhkan wawasan yang cukup luas agar dapat memahami mata kuliah ini. Dalam
hal ini, Saya akan membahas tentang materi βTransformasi Elementerβ. Dalam
pembelajaran transformasi elementer kita akan membahas beberapa topik antara lain
yaitu Pemetaan, Fungsi Kompleks Elementer, Transformasi Linear, Transformasi
Pangkat, Transformasi Kebalikan, Transformasi Bilinear, Transformasi
Eksponensial dan Logaritmik, Transformasi w = sin z dan w = cos z.
Tujuan utama penulisan buku ini adalah untuk memenuhi prasyarat lulus
mata kuliah variabel kompleks pada tahun ajaran 2021/2022. Sementara, tujuan
lainnya adalah untuk menambah wawasan ataupun ilmu pengetahuan serta dapat
menjadi pedoman (sumber belajar) bagi para pembaca yang ingin mempelajari atau
mendalami materi tentang variabel kompleks.
Kiranya buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terlebih dapat
dipahami dengan mudah.
1
Pada bab ini kita akan membahas tentang geometri fungsi kompleks. Suatu
fungsi dapat disebut sebagai suatu proses bahwa Sebagian dari bidang π§ βdipetakanβ
ke bidang bagian π€. Hal ini dapat menjelaskan istilah pemetaan dan transformasi.
Jika suatu fungsi π memetakan π§0 ke π€0 dengan π€0 adalah bayangan π§0 dibawah π
dan π§0 adalah pembayang π€0. Keadaan seperti ini yang mendasari pembahasan
mengenai transformasi elementer.
Suatu pemetaan π€ = π(π§) yang bersifat tidak ada titik π€ yang mempunyai
lebih dari satu pembayang dinamakan pemetaan satu ke satu (one to one). Suatu
fungsi π disebut satu-satu jika titik-titik yang berbeda pada domainnya dipetakan ke
titik-titik yang berbeda, jadi π adalah satu-satu jika π§1 β π§2 dan π(π§1) = π(π§2).
1. Misalkan π€ = π§2 + π memetakan π§ = 1 β π ke π€ = βπ atau fungsi π€ =
2ππ§ + 1 menstransformasikan bujur sangkar ABCD menjadi bujur sangkar
Aβ²Bβ²Cβ²Dβ² maka kita dapat melihat gambar transformasi bujur sangkar ABCD
atau pemetaan π€ = 2ππ§ + 1 dibawah ini.
BAB 3
TRANSFORMASI ELEMENTER
3.1 Pemetaan
Contoh 3.1
2
2. Misalkan fungsi π(π§) = 3π§ β 5π adalah satu-satu. Maka buktikanlah
pernyataan berikut!
Pembuktian:
Kita dapat membuktikan pernyataan berikut dengan memisalkan bahwa
untuk suatu π§1 dan π§2, dimana π§1 β π§2 dalam domain π, adalah benar
menghasilkan π(π§1) = π(π§2) maka 3π§1 β 5π = 3π§1 β 5π oleh karena itu π
Adalah satu-satu.
Sebelum kita membahas fungsi kompleks elementer, kita dapat mengingat
konsep βinvers suatu fungsiβ. Menurut definisi π(π§) dinamakan invers fungsi π(π§)
apabila π(π(π§)) = π(π(π§)) = π§. Berikut ini fungsi kompleks elementer ialah:
3.2.1 Fungsi Linear
Suatu fungsi berbentuk π(π§) = ππ§ + π dimana π dan π adalah konstanta
kompleks dinamakan fungsi linear dan Turunannya adalah πβ²(π§) = π.
Jika π = 0, maka π berubah menjadi fungsi konstan: π(π§) = π. Jika π β 0,
maka π adalah fungsi satu-satu, karena π§1 β π§2 menjadi ππ§1 + π β ππ§2 + π,
jadi π(π§1) β π(π§2). Dalam hal ini, hubungan invers
3.2 Fungsi Kompleks Elementer
3
π§ =1
ππ€ β
π
π
Juga merupakan fungsi linear dari bidang π€ βKembaliβ ke bidang π§. Jika π =
1 πππ π = 0, maka fungsi linear berubah menjadi fungsi identitas π(π§) = π§.
3.2.2 Fungsi Pangkat
Untuk setiap bilangan bulat positif n, fungsi π(π§) = π§π dinamakan fungsi
pangkat. Invers dari fungsi π(π§) = π§π adalah πβ²(π§) = ππ§πβ1 didefinisikan
untuk semua π§ dan untuntuk π > 1, maka π adalah fungsi banyak ke satu.
3.2.3 Fungsi Kebalikan
Fungsi π(π§) =1
π§ dinamakan fungsi kebalikan. Ini merupakan fungsi satu-
satu antara bidang π§, kecuali π§ = 0 dengan bidang w kecuali w = 0.
3.2.4 Fungsi Bilinear
Jika π bilangan bulat tak negatif dan π0, π1, β¦ , ππ adalah konstanta
kompleks, maka fungsi π(π§) = π0 + π1π§ + β― + πππ§π dinamakan fungsi
menyuluruh. Misalkan π(π§) dan π(π§) adalah fungsi menyuluruh. Maka
πΉ(π§) =π(π§)
π(π§)
dengan π(π§) β 0, merupakan fungsi rasional analitik yang penyebutnya
tidak sama dengan nol. Fungsi yang berbentuk
π(π§) =ππ§ + π
ππ§ + π , (ππ β ππ β 0)
Dinamakan fungsi bilinear karena suatu fungsi rasional yang analitik dimana-
mana kecuali di π§ = βπ
π. Jika π = 0, maka pemetaan bilinear menjadi fungsi
linear. Persamaan π(π§) =ππ§+π
ππ§+π , (ππ β ππ β 0) menyatakan fungsi satu-satu
dari bidang z perluasan ke bidang w perluasan.
3.2.5 Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial dalam peubah kompleks π§ = π₯ + π¦π didefenisikan
dengan ππ§ = ππ₯(cos π¦ + π sin π¦). Kita dapat melihat bahwa dalam
pengertian tertentu, fungsi yang baru didefinisikan tersebut adalah βperluasan
4
alamiβ fungsi ππ₯ pada kasus peubah kompleks. Misalkan, jika π§ merupakan
bilangan nyata dengan π¦ = 0, maka ππ§ = ππ₯.
Jika π§ adalah khayal murni (π₯ = 0). Kita mempunyai πππ¦ = cos π¦ + π sin π¦,
yang dikenal sebagai rumus euler. Bentuk ini dapat diterapkan untuk
menuliskan bentuk kutub π§ = π(cos π‘ + π sin π‘) atau dalam bentuk π§ = ππππ‘.
Fungdi eksponensial adalah fungsi menyeluruh dan benar bahwa π
ππ§(ππ§) =
ππ§.
Sifat-sifat fungsi eksponen:
1) ππ§ β 0
2) π0 = 1
3) ππ§+π€ = ππ§ππ€
4) ππ§βπ€ =ππ§
ππ€
5) π οΏ½Μ οΏ½ = ππ§Μ Μ Μ
6) ππ§ = ππ§+2ππ(periodisitas eksponensial)
7) π§ = π₯ + ππ¦, |ππ§| = ππ₯, arg(ππ§) = π¦
3.2.6 Fungsi Logaritmik
Fungsi logaritmik untuk sembarang bilangan kompleks adalah z maka
lambing untuk logaritmik yang kita miliki adalah log π§. Symbol ini
membentuk suatu perluasan bagi logaritma biasa yaitu ln π₯. Jika z adalah
bilangan nyata positif maka:
log π§ = ln π§ β¦ β¦(persamaan1)
Untuk ln π₯ juga dimiliki oleh log π§ maka:
log(π§π€) = log π§ + log π€ β¦ β¦ (persamaan 2)
Dan
log(zΞ±) = Ξ±. log z β¦ β¦ (persamaan 3)
Untuk setiap bilangan kompleks z, w dan πΌ. Dalam konteks hipotetik, kita
misalkan π§ = ππππ‘ adalah kompleks, maka:
log π§ = log(ππππ‘)
= log π + log(πππ‘)oleh (persamaan 2)
= log π + ππ‘. log π oleh (persamaan 3)
= ln π + ππ‘. ln π oleh (persamaan 1)
= ln π + ππ‘
= ln|π§| + π arg π§
Maka dari ke 3 persamaan log z diatas, kita mendapatkan bahwa:
5
log π§ = ln|π§| + π arg π§, untuk semua π§ β 0
Sifat-sifat log π§
1) log(π§π€) = log π§ + log π€
2) log (π§
π€) = log π§ β log π€
3) log ππ§ = π§
4) πlog π§ = π§
5) log(π§π) = π log π§
3.2.7 Fungsi Trigonometrik dan Hiperbola
Dengan menggunakan rumus Euler, untuk menunjukkan jika x merupakan
nyata, maka:
sin π₯ =1
2π(πππ₯ β πβππ₯) dan cos π₯ =
1
2(πππ₯ + πβππ₯).
Kedua rumus ini dapat mewakili bentuk kompleks fungsi nyata sinus dan
cosinus. Fungsi trigonometri dasar dapat kita kembangkan dari fungsi sinus
dan cosinus diatas dengan:
sin π§ =1
2π(πππ§ β πβππ§) dan cos π§ =
1
2(πππ§ + πβππ§).
Untuk semua bilangan kompleks z. Empat fungsi trigonometrik yang lain
didefenisikan seperti biasa yaitu:
tan π§ = sin π§
cos π§ , cot π§ =
cos π§
sin π§ , sec π§ =
1
cos π§ , csc π§ =
1
sin π§
Jelaslah dari definisi diatas, bahwa sin π§ dan cos π§ merupakan fungsi
menyeluruh.
Sifat-sifat sin π§ dan cos π§
1) sin π§ = 0 jika dan hanya jika π§ = ππ, π = bilangan bulat.
2) cos π§ = 0 jika dan hanya jika π§ = π 2 + ππ, π = bilangan bulat.β
3) sin(βz) = β sin π§
4) cos(βπ§) = cos π§
5) π ππ2 π§ + πππ 2π§ = 1
6) sin(π§ + π€) = sin π§ cos π€ + sin π€ cos π§.
7) cos(π§ + π€) = cos π§ cos π€ β sin π§ sin π€.
8) |sin π§|2 = π ππ2π₯ + π ππβ2π¦, dimana π§ = π₯ + ππ¦.
9) |cos π§|2 = πππ 2π₯ + π ππβ2π¦, dimana π§ = π₯ + ππ¦.
10) π
ππ§[sin π§] = cos π§
6
11) π
ππ§[cos π§] = βsin π§.
Dalam fungsi hiperbolik peubah kompleks untuk sinus hiperbolikus dan
cosinus hiperbolikus didefenisikan dengan:
sin π§ =1
2π(ππ§ β πβπ§) dan cos π§ =
1
2(ππ§ + ππ§).
Jelaslah, sin z dan cos z adalah fungsi menyeluruh dan turunan-turunannya
ialah:
π
ππ§[sin π§] = cos π§ dan
π
ππ§[cos π§] = sin π§
Empat fungsi hiperbolik yang lain didefinisikan seperti biasanya:
tan π§ = sin π§
cos π§ , cot π§ =
cos π§
sin π§ , sec π§ =
1
cos π§ , csc π§ =
1
sin π§
Pembandingan terhadap bentuk yang digunakan untuk mendefinisikan
sin π§, cos π§. sin z dan cos z menunjukkan adanya hubungan fungsional yang
erat di antara keempat fungsi ini.
1. Buktikan bahwa, untuk setiap π§, ππ§ β 0.
Pembahasan:
Kita dapat membuktikannya dengan kontradiksi. Jadi, misalkan suatu
bilangan π§ = π + ππ
Sedemikian hingga: ππ§ = 0 maka ππ cos π + πππ sin π = 0; jadi ππ cos π =
0 dan ππ sin π = 0. Tetapi karena eksponensial nyata ππ tidak pernah nol,
haruslah cos π = 0 dan sin π = 0. Tetapi, hal ini tidak mungkin untuk setiap
nilai b. ini memenuhi bahwa tidak ada satu pun z; jadi ππ§ β 0 untuk semua
z.
2. Buktikan periodisitas eksponensial: ππ§ = ππ§+2ππ, untuk semua π§ = π₯ + ππ¦
Pembahasan:
Kita mempunyai:
ππ§+2ππ = ππ₯+(π¦+2π)π
= ππ₯πππ (π¦ + 2π)
= ππ₯πππ π¦
= ππ₯+ππ¦
= ππ§
Contoh 3.2
7
Perhatikan bahwa dalam pembuktian periodisitas eksponensial, kita
menggunakan periodisitas sin y dan cos y pada langkah ketiga.
3. Buktikan bahwa log(π§π€) = log π§ + log π€
Pembahasan:
log(π§π€) = ππ|π§π€| + π arg(π§π€)
= ln[|π§||π€|] + π[arg π§ + arg π€]
= (ln|π§| + π arg π§) + (ln|π€| + π arg π€)
= log π§ + log π€
4. Tentukan logaritma bilangan-bilangan π§ = π, 2, βππ dan β 1!
Penyelesaian:
Kita mempunyai
log π = ln|π| + π arg π = ln(1) + (π
2+ 2ππ) = π (
π
2+ 2ππ)
log 2 = ln|2| + π arg 2 = ln 2 + π(2ππ) = ln 2 + 2πππ
log(βππ) = ln(π) + π (3π
2+ 2ππ) = 1 + (
3π
2+ 2ππ) π
log(β1) = (π + 2ππ)π
5. Buktikan bahwa log ππ§ = π§
Pembahasan:
Karena |ππ§| = ππ₯ dan arg(ππ§) = π¦
Maka log ππ§ = ππ|ππ§| + π arg(ππ§)
= ln ππ₯ + ππ¦
= π₯ + ππ¦
log ππ₯ = π§
6. Buktikan bahwa π
ππ§[sin π§] = cos π§
Pembahasan:
π
ππ§[sin π§] =
π
ππ§[
1
2π(πππ§ β πβππ§)]
=1
2π(πππ§ + πβππ§)
=1
2π(πππ§ β πβππ§) = cos π§
7. Buktikan jika π§ = ππ!
Pembahasan:
sin π§ =1
2π(ππππ β πβπππ)
=1
2π(cos ππ + π sin ππ β cos ππ + π sin ππ)
8
= sin ππ
= 0
Sebaliknya, andaikan bahwa sin π§ = 0. Maka,
1
2π(πππ§ β πβππ§) = 0; jadi πππ§ β πβππ§
Akibatnya
π2ππ§ = 1
Yang, dengan menggunakan logaritma, menghasilkan
2ππ§ = 2πππ, π = bilangan bulat,
Oleh karena itu,
π§ = ππ.
8. Uraikan cos π§ dalam bentuk π’ + ππ£.
Pembahasan:
Dengan memisalkan π§ = π₯ + ππ¦, kita memperoleh
cos π§ =1
2(πππ§ + πβππ§)
=1
2(πβπ¦πππ₯ + ππ¦πβππ₯)
=1
2[πβπ¦(cos π₯ + π sin π₯) + ππ¦(cos π₯ β π sin π₯)]
=1
2(ππ¦ + πβπ¦) cos π₯ β
π
2(ππ¦ + πβπ¦) sin π₯
Oleh karena itu,
cos π§ = cos π₯ cosh π¦ β π sin π₯ sinh π¦
Begitu pula, kita dapat menguraikan sin π§ sebagai
sin π§ = sin π₯ cosh π¦ + π cos π₯ sinh π¦.
Beberapa sifat-sifat aljabar dan analitik transformasi linear adalah:
π€ = ππ§ + π
Sifat-sifat pemetaan transformasi linear di atas dapat kita periksa secara terpisah
pemetaan-pemetaannya:
π = ππ§ dan π€ = π + π
Kemudian digabungkan menjadi:
3.3 Transformasi Linear
9
π€ = π + π = ππ§ + π
Yang pertama dari dua pemetaan diatas adalah π = ππ§ disebut sebagai regangan
putaran; alas an untuk istilah ini menjadi jelas bila kita memeriksa hubungan-
hubungan |π| = |π||π§| dan arg π = arg π + arg π§. Dari dua relasi ini, kita
menurunkan hal berikut:
Di bawah pemetaan π = ππ§, bayangan titik z adalah titik π yang modulusnya |π§|β
diregangkanβ dengan faktor |π| adalah arg π§ diputar dengan sudut arg π.
Jika |π| = 1, maka |π| = |π||π§| dan arg π = arg π + arg π§ merupakan putaran murni
dan jika arg a = 0, maka merupakan regangan. Jika |π| = 1 dan arg a = 0, maka a =
1 dan |π| = |π||π§|, arg π = arg π + arg π§ menjadi transformasi identitas π = π§. Gambar 3.3a menunjukkan kejadian regangan-putaran. Kita dapat mencatat bahwa
pemetaan demikian memiliki kesamaannya, ini dinamakan transformasi sama atau
similarity karena memutar setiap titik dengan sudut yang sama, namakan, arg a dan
melipat-gandakan modulus setiap titik dengan factor yang sama |π|.
Transformasi
π€ = π + π
Gambar 3.3a Regangan Putaran
10
Dinamakan penggeseran yang mempunyai sifat bahwa fungsi βmengeserβ atau
βmemindahkanβ setiap titik π dengan vector konstan b.
Dalam mempelajari transformasi linear π€ = ππ§ + π terhadap regangan putaran π =
ππ§ dan penggeseran π€ = π + π, maka kita dapat menggabungkan kedua pemetaan
tersebut seperti gambar dibawah ini.
Diketahui fungsi π€ = 2ππ§ + 1 + π, buktikan bahwa fungsi berikut adalah
transformasi geometri!
Gambar 3.3b penggeseran
Gambar 3.3c Transformasi
Linear
Contoh 3.3
11
Pembahasan:
Fungsi π€ = 2ππ§ + 1 + π merupakan transformasi linear. Di bawah pemetaan ini,
setiap titik diputar dengan sudut arg 2π = π/2, diperbesar dengan faktor |2π| = 2
dan kemudian digeser dengan vector 1 + π. Kita dapat melihat penjelasan berikut
dengan gambar.
Sifat-sifat pemetaan tertentu pada transformasi pangkat adalah:
π€ = π§π, π = 2,3,4, β¦
Fungsi diatas dapat juga dibuat ke dalam bentuk kutub yaitu:
π€ = ππ(cos ππ‘ + π sin ππ‘)
Kita dapat melihat bahwa:
|π§| = π dan arg π§ = π‘
Gambar 3.3d Contoh Fungsi π€ = 2ππ§ + 1 + π
3.4 Transformasi Pangkat
12
Maka
|π€| = ππ πππ arg π€ = ππ‘
Dengan kata lain transformasi pangkat memetakan suatu titik z dengan modulus r
dan argumen t ke suatu titik dengan modulus ππ dan argumen ππ‘. Pada umumnya,
suatu sinar yang dipancarkan dari pusat sumbu koordinat dengan sudut inklinasi πΌ
dipetakan menjadi suatu sinar yang bersudut inklinasi ππΌ. Suatu lingkaran dengan
jari-jari r bersudut pusat π ditransformasikan ke lingkaran dengan jari-jari ππ
bersudut pusat ππ, akibatnya kita misalkan: dibawah π€ = π§π, kuadran pertama
bidang z dipetakan ke setengah lingkarang atas bidang w, setengah lingkaran atas z
dipetakan ke seluruh bidang w, dan jika kita mengambil seluruh bidang z maka kita
akan menutupi bidang w dua kali.
1. Misalkan fungsi π€ = π§3 dan dibatasi domain D sebagai berikut: D adalah
himpunan senua z sedemikian hingga
πΌ β€ arg π§ < πΌ +2π
3 ππ‘ππ’ π§ = 0
Dimana πΌ adalah suatu sudut sembarang. Jelaslah, jika z = 0, maka w = 0.
Untuk z yang lain di D, fungsi yang diberikan memangkatkan tiga
modulusnya dan melipatkan tiga argumen:
|π§| β |π§|3 πππ arg π§ β 3(arg π§).
Dengan kata lain, bidang w ditutupi βtiga kali lebih cepatβ dari bidang
z,dengan domain D yang merupakan βsepertigaβ bidang z, dipetakan ke
seluruh bidang w.
Gambar 3.4a Pemetaan π€ = π§π
Contoh 3.4
13
2. Kita tahu bahwa fungsi π€ = π§2 menghasilkan:
π’(π₯, π¦) = π₯2, π¦2 πππ π£(π₯, π¦) = 2π₯π¦.
Pada bidang z, hiperbola tegak lurus π₯2 β π¦2 = π, π β 0
Maka jelaslah u = c apabila x dan y mengambil semua nilai yang
diperbolehkan, maka nilai v bergerak dari ββ hingga + β. Ini berarti
bahwa, π€ = π§2, hiperbola diatas dipetakan menjadi garis tegak u = c.
Suatu transformasi yang didasarkan pada fungsi f dengan π(π§) =1
π§ dinamakan
transformasi kebalikan. Secara geometrik, transformasi π€ =1
π§ akan memetakan
titik-titik yang mendekati π§ = 0 ke titik-titik di daerah yang jauh dari peta titik-titik
sebelumnya. Dengan menuliskan π§ dan π€ dalam bentuk kutub, kita lihat bahwa jika
π§ = π πππ π‘ maka diperoleh
π€ =1
π πππ (βπ‘)
Jadi fungsi kebalikan suatu titik dengan modulus r dan argument t dipetakan menjadi
suatu titik dengan modulus 1
π dan βπ‘.
Gambar 3.4b contoh 1: π€ = π§3
3.5 Transformasi Kebalikan
14
Misalkan garis
πΏ1: π₯ β π¦ + 2 = 0
Dalam notasi persamaan π: π(π₯2 + π¦2) + ππ₯ + ππ¦ + π = 0, π = 0, π = 1, π =
β1, dan π = 2. Jadi, dibawah π€ =1
π§, πΏ1 dipetakan menjadi garis atau lingkaran
yang diberikan oleh π(π’2 + π£2) + ππ’ β ππ£ + π = 0 maka πΏ1 dipetakan menjadi
lingkaran:
πΆ1: 2(π’2 + π£2) + π’ + π£ = 0
Begitu pula, kita mendapatkan bahwa garis
πΏ2: π₯ + π¦ β 2 = 0
Dipetakan menjadi lingkaran
πΆ2: 2(π’2 + π£2) β π’ + π£ = 0
Maka garis-garis tersebut berpotongan dengan sudut siku-siku pada titik π§ = 2π dan
π€ =1
π§ yang mengakibatkan πΆ1 dan πΆ2 berpotongan dengan sudut w.
Gambar 3.5 transformasi π€ =1
π§
Contoh 3.5
15
Jika π, π, π dan d konstanta kompleks, maka:
π€ =ππ§ + π
ππ§ + π π’ππ‘π’π ππ β ππ β 0
Dinamakan transformasi bilinear. Transformasi bilinear memiliki sejumlah sifat
pemetaan yang sangat menarik, beberapa diantaranya juga sangat berguna dalam
terapan. Dua sifat yang paling mendasar dari transformasi bilinear adalah:
1. Pemetaan bilinear merupakan gabungan dari tiga fungsi berikut, dalam
urutan yang diberikan
π = ππ§ + π, π =1
π, π€ =
π
π+
ππ β ππ
ππ
2. Pemetaan bilinear merupakan transformasi kebalikan yang memetakan garis-
garis dan lingkaran-lingkaran ke garis-garis atau lingkaran-lingkaran.
Sifat transformasi bilinear dapat dinyatakan sebagai berikut:
Bila diketahui sembarang tiga titik berbeda π§1,π§2,π§3 pada bidang z dan sembarang
tiga titik berbeda π€1,π€2,π€3 pada bidang w maka terdapat transformasi bilinear yang
tunggal yang memetakan π§π ππ π€π , π = 1,2,3. Kita dapat membentuk nya dengan:
(π€ β π€1,)(π€2 β π€3)
(π€ β π€3)(π€2 β π€1)=
(π§ β π§1,)(π§2 β π§3)
(π§ β π§3)(π§2 β π§1)
1. Carilah transformasi bilinear yang akan memetakan π§1 = 0, π§2 = π, π§3 = β1
ke π€1 = 12, π€2 = 11 + π, π€ = 11
Penyelesaian:
(π€ β 12)π
(π€ β 11)(β1 + π)=
π§(1 + π)
(π§ + 1)π
Yang menghasilkan pemetaan linear
π€ =10π§ β 12
π§ β 1
3.6 Transformasi Bilinear
Contoh 3.6
16
2. Misalkan kita ingin mendapatkan titik-titik tetap pada pemetaan π€ =π§β1
π§+1
Maka ambil w = z, maka kita akan mendapatkan bahwa:
π§2 + π§ = π§ β 1
Yang menghasilkan titik-titik tetap π§ Β± 1.
3.7.1 Transformasi Eksponensial
Defenisi: Tranformasi eksponensial mempunyai bentuk w = ez = ex. eiy
(z = x + iy). Dengan mensubsitusikan rumus euler eiy= (cos y+ I sin y),
diperoleh w = ez = ex.eiy =ex (cos y+ I sin y), (z= x + iy).
Fungsi eksponensial: π€ = πz, Bisa dipelajari melalui dua contoh dibawah ini.
Contoh 1
Tentukan bayangan garis mendatar π¦ = π dibawah π€ = πz
Penyelesaian :
Jika π€ = πz, maka |π€| = ππ₯ dan arg π€ = π¦ . Setiap titik pada garis yang
diberikan berbentuk
π§ = π₯ + ππ, β β <π₯< β
Karenaπ₯ berubah-ubah dari ββ hingga +β , nilai ππ₯ berubah-ubah dari
0hingga +β sementara π¦ tetap pada π¦ = π . Dengan kata lain, jika
nilai π₯ berubah-ubah dari ββ hingga +β , |π€| berubah-ubah dari
0 hingga +β sedangkan arg π€ tetap arg π€ = π.Hal ini berarti , jika π§
berubah-ubah sepanjang garis yang diberikan, π€menentukan suatu sinar
yang dipancarkan dari pusat koordinat (tapi tidak termasuk koordinatnya)
dengan sudut inklinasi π radial.
3.7 Transformasi Eksponensial dan Logaritmik
17
Gambar 3.7.1a (Bayangan π¦ = π dibawah π€ = ππ§)
Contoh 2
Tentukan bayangan π₯ = π, βπ <π¦<π dibawah π€ = ππ§
Penyelesaian :
Setiap titik pada penggal garis tersebut berbentuk
π§ = π + ππ¦, β π<π¦<π
Jika π¦ berubah-ubah dari β π ke π , cos π¦ + π sin π¦ menentukan suatu
lingkaran lengkap. Sedangkan |π€| tetap tinggal pada ππ . Dengan kata lain,
jika π§ berubah-ubah sepanjang penggal garis yang diberikan, π€
menentukan suatu lingkaran berpusat pada π€ = 0 dan berjari-jari ππ. Jika
π¦ diperbolehkan untuk domain yang lebih luas dalam garis tegak yang
sama, π€ akan mengulangi jejaknya pada lingkaran yang sama. Jika diambil
seluruh titik pada garis tegak π₯ = π, maka lingkaran |π€| = ππakan terulang
tak berhingga kali.
Dari dua contoh diatas, bisa diikhtisarkan bahwa: βdibawah π€ = ππ₯garis
mendatar dipetakan ke sinar-sinar yang dipantulkan dari π€ = 0 dan garis
tegak dipetakan ke lingkaran-lingkaran yang berpusat di π€ = 0β.
Jika diambil semua garis mendatar dalam β π<π¦ β€ π, bayangannya
merupakan semua sinar dengan sudut-sudut inklinasi yang berbeda-
beda dari β π β€ arg π€ β€ π . Secara keseluruhan semua sinar-sinar itu
menghabiskan semua titik pada bidang π€ kecuali π€ = 0.
18
Gambar 3.7.1b ( Garis ke sinar dibawah π€ = ππ§)
3.7.2 Transformasi Logaritmik
log(ππ§)= z
Berlaku untuk semua π§. Sifat ini menyatakan kenyataan bahwa fungsi log
π§ merupakan invers fungsi ππ§. Jika ditentukan ππ§ untuk setiap π§ dan
diterapkan fungsi πog pada ππ§ , diperoleh kembali π§. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa βlog π§π§ meniadakan apa yang dikerjakan oleh ππ§
untuk sebarang π§β.
Dari fungsi diatas dapat diperoleh :
π€ = ln|π§| + π arg π§
Artinya
π’ = ln|π§| dan π£ = arg π§
Jika π§ berubah-ubah pada semua nilai kecuali nol, |π§| berubah-ubah antara
0 dan +β; jadi ln|π§| berubah-ubah dari ββ ke +β, oleh karena itu ββ
<π’<β. Selain itu karena argumen pokok mempunyai syarat yaitu berada
pada βπ<arg π§ β€ π didapatkan β π<π£ β€ π. Dengan menggabungkan π’ dan
π£ diperoleh lajur pokok pada bidang π€.
19
3.8.1 Transformasi π = sin π
Pada fungsi π€ = sin π§ dan π€ = cos π§, sin π§ dapat diuraikan menjadi
sin π§ = sin π₯ cosh π¦ + π sinh π¦ cos π₯
Sehingga diperoleh persamaan:
π’ = sin π₯ cosh π¦ dan π£ = sinh π¦ cos π₯
Persamaan diatas dijadikan pedoman untuk mengenal sifat-sifat pemetaan
fungsi sinus.
3.8.2 Transformasi π€ = cos z
Pada transformasi π€ = cos π§, cos π§ dapat diuraikan menjadi:
cos π§ = cos π₯ cosh π¦ β π sin π₯ sinh π¦
Dengan menggunakan identitas :
Dapat diketahui sifat-sifat pemetaan cos π§ . Yaitu melalui gabungan
pemetaan:
1. Perhatikan interval berikut:
βπ
2β€ π₯ β€
π
2, π¦ = 0
Pembahasan :
Jika π¦ = 0, maka cosh π¦ = 1 dan sinh π¦ = 0, sehingga untuk sebarang titik
pada interval yang diberikan diperoleh:
π’ = sin π₯dan π£ = 0
3.8 Transformasi w = sin z dan w = cos z
Contoh 3.8
20
Karena π₯ berubah-ubah antara β Ο/2 dan Ο/2 maka nilai sin π₯ berubah- ubah
antara β1 dan 1. Akibatnya, dibawah π€ = sin π§, interval yang diberikan
dipetakan ke:
β1 β€ π’ β€ 1, π£ = 0
2. Tentukan bayangan interval
πβΆβπ β€ π₯ β€ 0, π¦ = 0
Di bawah pemetaan π€ = sin +(π§ +π
2)
Penyelesaian:
Interval: π: π β€ π₯ β€ 0, π¦ = 0
Dibawah pergeseran: π = π§ +π
2
π πππππ‘ππππ ππ πππ‘πππ£ππ:
πβ² = βπ
2β€ π (π) β€
π
2, πΌ(π) = 0
Selanjutnya di bawah π€ = π ππ π
Tβ di petakan ke
π" βΆ β1 β€ π’ β€ 1 , π£ = 1 Akhirnya disimpulkan bahwa dibawah π€ = cos π§, πππ‘πππ£ππ β π β€ π₯ β€
0, π¦ = 0 dipetakan ke β1 β€ π’ β€ 1, π£ = 0.
21
Petunjuk soal:
1. Tentukanlah apakah fungsi dibawah ini merupakan fungsi satu-satu, jika ya
berikan pembuktiannya!
a. π€ = 3π
b. π€ =(π§+1)
(π§β1)
c. π€ = π§ β π
d. π€ = π§3 β 3
2. Carilah semua z yang memenuhi setiap persamaan berikut:
a. ππ§ = β3π
b. ππ§ = 1 β π
3. Tulislah masing-masing berikut ini dalam bentuk π + ππ
a. πππ 2β
b. π1βππ
c. πβ7ππ
d. πln 2+ππ/3
e. π2β2ππ
4. Buktikan bahwa jika π§ = ππππ‘, ππππ π§Μ = ππβππ‘
5. Carilah logaritma setiap bilangan berikut:
a. βπ
b. 1
c. 1 + π
d. 3 + 4π
e. 2 β π
6. Carilah semua z yang memenuhi persamaan log(π§ + π) = ππ
7. Buktikan:
a. sin π§ = 0 jika dan hanya jika π§ = πππ
b. cos π§ = 0 jika dan hanya jika π§ = (π +1
2)ππ
8. Buktikan bahwa, untuk sembarang z:
a. sin π§Μ = sin π§Μ Μ Μ Μ Μ Μ
b. cos π§Μ = cos π§Μ Μ Μ Μ Μ Μ
c. tan π§Μ = tan π§Μ Μ Μ Μ Μ Μ
9. Buktikan:
a. cos(ππ§) = cos π§
SOAL LATIHAN
22
b. sin(ππ§) = π sin π§
10. Buktikan π(π§) = ππ§2 adalah fungsi menyeluruh dan πβ²(π§) = 2π§ππ§2
11. Tunjukkan bahwa, untuk sembarang bilangan nyata x:
a. sin π₯ =1
2π(πππ₯ β πβππ₯)
b. cos π₯ =1
2(πππ₯ + πβππ₯)
12. Nyatakan kebenarannya bahwa jika I(z)> 0 maka |πππ§| < 1.
13. Carilah bayangan kurva-kurva arg π§ = π/3, |π§| = 2, π (π§) = β1 dan
πΌ(π§) = 2 dari setiap fungsi berikut:
a. π€ = ππ§
b. π€ = βππ§ + 2π
c. π€ = (β1 + π)π§
d. π€ = π§ + 1
14. Jelaskan secara geometric dan aljabar bayangan daerah sudut
0 < arg π§ <π
6
Dibawah fungsi π€ = β2π§ β 2π
15. Carilah bayangan parabola π¦ = π₯2 di bawah pemetaan π€ = β2π§ + 2π
16. Buktikan bahwa jika π β 0 maka pemetaan π€ = π§ + π tidak mempunyai
titik tetap
17. Carilah suatu transformasi linear yang akan memetakan π§ = π dan π§ = βπ
berturut-turut ke π€ = 0 dan π€ = 2.
18. Buktikan bahwa satu-satunya transformasi linear dengan lebih dari satu titik
tetap adalah pemetaan identitas π€ = π§.
19. Carilah suatu transformasi linear yang memetakan setengah-lingkaran I(z)>
0 menjadi daerah π (π€) > 1 dan titik π§ = π ππ π€ = 2 β π.
20. Buktikan bahwa pemetaan π€ = π§ + π, π β 0 merupakan sau-satunya
pemetaan linear tanpa titik tetap.
21. Carilah bayangan sektor 0 < arg π§ < π/2 dibawah π€ = π§2
22. Carilah sedemikian hingga, dibawah pemetaan π€ = π§4, bayangan sektor
0 < arg π§ < πΌ akan menjadi setengah bagian atas bidang w.
23. Carilah bayangan tiap-tiap kurva berikut atau daerah pada bidang z dibawah
pemetaan π€ = π§2.
a. π₯2 β π¦2 = 3
b. π¦ = 0
c. π₯ = 0
d. π₯ = 2
e. π¦ = 3
23
f. π¦ = 1 β π₯
g. |π§| > 2
h. |arg π§| < π 2β
i. 1 < π (π§) < 2
24. Tentukan sudut πΌ sedemikian hingga, dibawah pemetaan π€ = π§6, sektor <
π/2 < arg π§ β€ πΌ, termasuk z = 0, akan menutupi seluruh bidang w tepat
satu kali.
25. Tunjukkan bahwa, dibawah pemetaan π€ = π§4, sektor-sektor
0 < arg π§ <π
4
Dan
π
2< arg π§ <
3π
4
Mempunyai bayangan yang sama di bidang w.
26. Dibawah pemetaan π€ = π§5, π§ = 1 dipetakan ke π€ = 1. Carilah empat titik
lagi yang berbeda yang juga dipetakan ke π€ = 1 dibawah fungsi itu.
27. Carilah dan gambarlah bayangan masing-masing titik berikut di bawah
transformasi kebalikan.
a) -1
b) βπ
c) 1 + π
d) 5 β 12π
e) β3 + 4π
f) β3π
g) 1/(1 β π)
28. Lingkarang satuan |π§| = 1 dan sumbu koordinat membagi bidang menjadi
delapan daerah. Dapatkan bayangan masing-masing daerah ini dibawah
π€ =1
π§ dan sebutkan apa yang terjadi terhadap batasnya dibawah
transformasi ini.
29. Carilah bayangan masing-masing garis atau lingkaran berikut dibawah
pemetaan balikan.
a) π¦ = 1
b) π₯ = β1
c) π¦ = π₯ β 1
d) π₯ + π¦ = 1
e) π₯2 + (π¦ β 1)2 = 1
24
30. Verifikasi bahwa setiap sudut pada titik potong |π§ + 1 + 2π| = 2 dan π¦ =
π₯ + 1 tidak berubah dibawah π€ =1
π§
31. Carilah bayangan lingkaran satuan dibawah pemetaan kebalikan dan
sebutkan apa yang terjadi terhadap setengah bagian atas dan bawahnya.
32. Carilah bayangan lingkaran|π§ + 1| = 1 di bawah π€ =1
π§
33. Tunjukkan bahwa sembarang garis π₯ = π β 0 dipetakan menjadi lingkaran
|π€ β1
2π| =
1
2|π|
34. Carilah bayangan untuk lajur tak berhingga 0 < π¦ <1
2 di bawah pemetaan
kebalikan.
35. Gunakan gabungan fungsi π = π§ + 1 dan π€ = 1 πβ untuk membahas sifat
pemetaan umum bagi pemetaan.
π€ =1
π§ + 1
36. Carilah transformasi bilinear yang akan memetakan π§1 = 0, π§2 = π, π§3 = 1
ke π€1 = β3, π€2 = β1 β 2π, π€3 = β1
37. Carilah bayangan setiap titik π§ = 0, 1, β1, π, βπ, β dibawah pemetaan
π€ =βππ§ + 2
π§ + 1
38. Carilah titik-titik tetap pada transformasi
a. π€ =βππ§+1
π§β1
b. π€ =π§β2
π§β1
39. Carilah transformasi bilinear yang memetakan berturut-turut 0, 1, dan I ke
β1, 0, dan π
40. Carilah bayangan garis π(π§) =1
2 πππππ€πβ πππππ‘πππ π€ =
4π§
2ππ§+1
41. Buktikan bahwa pemetaan bilinear kontinu pada semua π§ β βπ/π
42. Tentukan bayangan setiap kurva berikut dibawah π€ = ππ§
a. Sinar: π¦ = 1, π₯ > β2
b. Sinar: π¦ = 1, π₯ > β1
c. Sinar: π¦ = 1, π₯ > 0
d. Sinar: π¦ = 1, π₯ > 1
e. Penggal garis: π₯ = β2, βπ/2 < π¦ < π
f. Penggal garis: π₯ = 0, β3π/2 < π¦ < 3π/2
g. Penggal garis: π₯ = 1, 0 β€ π¦ < π
h. Penggal garis: π₯ = 2, 0 β€ π¦ < 2π
25
i. Garis: π¦ = 3
j. Garis: π₯ = β8
43. Carilah bayangan setiap kurva berikut dibawah π€ = log π§.
a. Lingkaran |π§| = π, π > 0
b. Sinar yang dipancarkan dari (tetapi tidak termasuk) pusat koordinat
mempunyai sudut inklasi πΌ = βπ/4
c. Sinar yang dipancarkan dari (tetapi tidak termasuk) pusat koordinat
mempunyai sudut inklasi πΌ = 3π/4
d. Sinar yang dipancarkan dari (tetapi tidak termasuk) pusat koordinat
mempunyai sudut inklasi πΌ = π/6
44. Carilah bayangan di bawah fungsi eksponensial, persegi Panjang dengan
titik-titik sudut pada β1, 3, 3 + 2π, dan β 1 + 2π.
45. Carilah bayangan di bawah fungsi eksponensial segi banyak yang dibentuk
dengan menghubungkan dengan garis lurus titik-titik0, 2, 2 + π, β2 +
π, β2, β2 β 2π, β2π, dan 0, dalam urutan seperti itu.
46. Buktikan bahwa, dibawah π€ = ππ§ , suatu garis π¦ = ππ₯ + π, dengan π β 0,
dipetakan ke spiral logaritmik, dengan membuktikan dan kemudian
menggabungkan dua pernyataan berikut:
a. πππππ π¦ = ππ₯ + π dapat diganti dengan bentuk
π§ = (1 + ππ)π‘ + ππ, β β < π‘ < β
b. Jika π = |π€| dan π = arg π€, maka
π = πππ/π
Dimana c konstan dan π adalah fungsi π.
47. Tunjukkan bahwa setiap interval berikut dipetakan di bawah π€ = sin π§, ke
interval
π: β1 β€ π’ β€ 1, π£ = 0
a. β3π
2β€ π₯ β€ β
π
2, π¦ = 0
b. βπ β€ π₯ β€ 0, π¦ = 0
c. 0 β€ π₯ β€ π, π¦ = 0
d. π
2β€ π₯ β€
3π
2, π¦ = 0
48. Tunjukkan bahwa π€ = cos π§ mempunyai sifat-sifat pemetaan sebagai
berikut:
a. Setengah garis π₯ = π, π¦ β€ 0, dipetakan menjadi sinar π£ = 0, π’ β€ β1
dalam bentuk satu-satu
b. Setengah garis garis π₯ = π, π¦ β₯ 0, dipetakan menjadi sinar π£ = 0, π’ β€
β1 dalam bentuk satu-satu
26
c. Garis π₯ = 0 dipetakan menjadi sinar π£ = 0, π’ β₯ 1 dalam bentuk βdua
ke satuβ.
49. Carilah bayangan garis I(z)= 1
2 dibawah pemetaan :
π€ =4π§
6ππ§ + π
50. Dengan menggunakan kenyataan bahwa uraian fungsi kuadrat π€ = π§2
menghasilkan π’ = π₯2 β π¦2 dan π£ = 2π₯π¦, tunjukkan bahwa, untuk fungsi
ini, π£2 = 4π₯2(π₯2 β π’) = 4π¦2(π’ + π¦2).
51. Tentukan bayangan setiap titik berikut di bawah π€ = π§1
2:
a. 1
b. i
c. -i
d. 2 + 2β3 π.
52. Tentukan bayangan sinar dengan arg π§ = 2π/3 dibawah π€ = π§1/4.
53. Tentukan bayangan kurva-kurva berikut dibawah π€ = log π§:
a. Lingkaran |π§| = 1
b. Lingkaran |π§| = π/2
c. Sinar arg π§ =π
4
d. Sinar arg π§ =π
2
e. Sektor π
4< arg π§ < π 2β
54. Tentukan semua cabang yang mungkin untuk masing-masing fungsi
bernilai banyak berikut dengan menggunakan sumbu khayal tak negatif
sebagai potongan cabang:
a. π€ = π§1/6
b. π€ = log π§
55. Turunkan invers fungsi cosinus sebagai berikut:
a. Tulis π€ = cos π§ dalam bentuk eksponensial
b. Sederhanakan jawabanmu pada (a) untuk memperoleh persamaan
π2ππ§ β 2π€πππ§ + 1 = 0
Kemudian gunakan rumus kuadrat untuk menyelesaikan z.
c. Tukarlah w dan z pada jawaban di (b) untuk memperoleh fungsi bernilai
ganda yang diinginkan
π€ = βπ log[π§ + (π§2 β 1)1/2]
Yang biasanya dinyatakan dengan π€ = πππ cos π§ atau π€ = πππ β1 π§.
27
1. Tentukan bayangan garis π¦ = 2π₯ di bawah pemetaan π€ = π§2.
2. Tentukan bayangan hiperbola π¦ = β3/π₯ di bawah π€ = π§2.
3. Tentukan bayangan daerah 0 < |π§| < 3, 0 < arg π§ < π/2, di bawah
fungsi-fungsi berikut:
a. π€ = π§ + 1
b. π€ = βππ§
c. π€ = π§2
d. π€ = π§3
e. π€ = π§4
f. π€ = log π§
4. Gambarlah berbagi pemetaan untuk mengerjakan bujur sangkar dengan
titik-titik sudut +1, β1, +π, dan β π di bawah pemetaan π€ = β3ππ§ β
1 + π.
5. Dapatkan titik tetap, jika ada, setiap pemetaan berikut:
a. π€ = 2 β 1/π§
b. π€ = 3π§ β 4
c. π€ = π§ + ππ§
d. π€ = π§ + 1/π§
6. Berapa nilai fungsi
π€ =π§ + π
π§ β π
Pada titik π§ = β
7. Tentukan bayangan |π§ β π| = 1 di bawah fungsi kebalikan.
8. Tentukan transformasi bilinear yang akan memetakan berturut-turut
titik-titik β1,0, dan 1 ke β 1, π, dan 1.
9. Selesaikan masing-masing persamaan berikut untuk semua nilai z:
a. π2π§βπ = π
b. cosh π§ = 2
c. sin π§ = 2π
d. log(π§ β 1) = 3
10. Buktikan :
a. π‘π2 π§ + 1 = π ππ2π§, untuk semua z.
b. sin 2π§ = 2 sin π§ cos π§, untuk semua z.
11. Tentukan modulus dan argument bagi besaran ππ§2.
12. Nyatakan pernyataan berikut benar atau salah
SOAL EVALUASI
28
a. Periode ππ§ adalah 2π.
b. Untuk setiap z, selalu benar bahwa |cos π§| β€ 1.
c. Fungsi eksponensial bukan pemetaan satu-satu.
d. Fungsi konstan π€ = π adalah serupa di mana-mana.
e. cos(ππ§) = cosh π§, untuk setiap z.
f. log 0 = 0.
g. Fungsi pangkat π€ = π§π adalah serupa di mana-mana untuk π > 0.
h. Transformasi bilinear adalah pemetaan satu-satu dari bidang π§
diperluas ke bidang wdiperluas.
i. Pemetaan linear π€ = ππ§ + π adalah putaran regangan diikuti oleh
kesekawanan.
j. Fungsi konstan π€ = π tidak mempunyai titik tetap.
13. Gunakan fungsi π€ = π§2, suatu titik π§0 yang sesuai, dan dua kurva yang
anda pilih sendiri untuk menggambarkan kenyataan bahwa jika syarat
πβ²(π§0) β 0 ditiadakan, maka keseruapaan ditolak.
14. Gunakan sifat-sifat transformasi serupa untuk mendalihkan bahwa,
pemetaan bilinear π€ = ππ§ + π, π β 0, memutar setiap kurva pada
bidang datar dengan sudut sama dengan arg a.
15. Verifikasi bahwa, di bawah transformasi kebalikan, garis π₯ =1
2
dipetakan ke lingkaran (π’ β 1)2 + π£2 = 1, garis π¦ =1
2 dipetakan ke
lingkaran π’2 + (π£ + 1)2 = 1, dan garis π¦ = π₯ +1
2 dipetakan ke
lingkaran (π’ + 1)2 + (π£ + 1)2 = 2.
16. Tentukan invers fungsi linear π€ = ππ§ + π, π β 0. Apakah fungsi
analitik?
17. Tentukan turunan fungsi invers sinus π€ = π ππβ1 π§.
18. Diberikan potensial kompleks π(π§) = π§ + 1, tentukan dan gambarlah
garis-garis ekipotensialnya.
19. Tunjukkkan bahwa besarnya intensitas suatu medan yang diwakili oleh
potensial kompleks π(π§) = π’ + ππ£ diberikan oleh |πΈ| = |πβ²|.
20. Tentukan permukaan Riemann untuk fungsi π€ = (π§ β π)1/2, di mana a
sembarang bilangan kompleks bukan nol.
29
BAGIAN A
Kita syaratkan bahwa untuk setiap nilai pada peubah bebas dalam domain
fungsi itu, kita tentukan satu dan hanya satu nilai pada peubah tak bebas. Akibatnya,
orang sering membicarakan tentang suatu βfungsi bernilai tunggalβ tidak hanya
untuk menekankan βhanya satuβ pada defenisi itu, tetapi juga untuk membedakan
suatu fungsi dari β fungsi bernilai banyakβ yang kita perkenalkan sekarang.
Kita mempunyai definisi sebagai berikut.
Misalkan D adalah suatu himpunan titik-titik pada bidang datar dan misalkan suatu
aturan g diberikan dengan sifat setiap z di D dihubungkan dengan paling sedikit satu
titik w pada bidang datar dan terdapat paling sedikit satu titik di D yang dihubungkan
dengan paling sedikit dua titik w yang berbeda.
Relasi inversi
π€ = π§1/π, π = 2,3,4, β¦
Yang berasal dari fungsi pangkat akan dinamakan fungsi akar. Kita mengetahui
bahwa, untuk setiap z tidak nol,dan menghasilkan n nilai berbeda untuk w dan
karenanya didefenisikan sebagai suatu fungsi bernilai banyak dengan seluruh bidang
datar sebagai domainnya.
Sekarang kita membatasi kita pada n = 3 dan kita membicarakan beberapa
aspek dari
π€ = π§1/3
Ambil bilangan kompleks tidak nol
π§ = ππππ‘
LAMPIRAN
Fungsi bernilai banyak
Fungsi Akar
30
Maka menghasilkan tiga titik bayangan berbeda, yang diberikan oleh
π€π = π1/3ππ(π‘+2ππ)/3, π = 0, 1, 2.
Modulus setiap titik ini, jelas sama dengan π1/3, sedang argumennya dibedakan satu
dengan yang lain oleh 2π 3.β
Perhatikan suatu sinar Z: arg π§ = πΌ. Maka di bawah π€ = π§1/3, Z mempunyai tiga
bayangan, yang masing-masing juga merupakan sinar:
π€0: arg π€ =πΌ
3
π€1: arg π€ =πΌ + 2π
3
π€2: arg π€ =πΌ + 4π
3.
Ciri dari fungsi akar pada gambar diatas bahwa fungsi bernilai ganda
π€ = π§1/3
Dapat dipisahkan menjadi tiga bagian berikut:
π€0 = π1/3πππ‘/3, 0 β€ π‘ < 2π
π€1 = π1/3ππ(π‘+2π)/3, 0 β€ π‘ < 2π
Gambar 3.8 π€ = π§1/3
31
π€2 = π1/3ππ(π‘+4π)/3, 0 β€ π‘ < 2π
Maka dapat kita lihat bahwa setiap pernyataan ini menentukan suatu fungsi bernilai
tunggal yang memetakan seluruh bidang z ke βsepertigaβ bidang w. khususnya,
π€0memetakan bidang π§ ke baji 0 β€ arg π€ β€2π
3 tambah π€ = 0.
π€1memetakan bidang π§ ke baji 2π
3β€ arg π€ β€
4π
3 tambah π€ = 0.
π€2 memetakan bidang π§ ke baji 4π
3β€ arg π€ β€ 2π tambah π€ = 0.
Kita dapat menunjukkkan bahwa ketiga fungsi diatas adalah analitik di mana-mana
kecuali sepanjang sumbu nyata tak negatif. Kita batasi domainnya dengan
menghapuskan sumbu nyata tak negative, dan kita definisikan
π0(π§) = π1/3πππ‘/3, 0 β€ π‘ < 2π, π β 0
π1(π§) = π1/3ππ(π‘+2π)/3, 0 β€ π‘ < 2π, π β 0
π2(π§) = π1/3ππ(π‘+4π)/3, 0 β€ π‘ < 2π, π β 0
Masing-masing fungsi ini dinamakan cabang fungsi bernilai ganda π€ = π§1/3. Sinar
yang terdiri dari sumbu nyata tak negative dinamakan potongan cabang, dan titik z
= 0, dari mana potongan cabang memancar dinamakan titik cabang untuk setiap
Gambar 3.9 cabang-cabang π€ = π§1/3
32
cabang. Sebagai akibat dari definisi itu, masing-masing dari ketiga cabang itu
merupakan fungsi bernilai tunggal yang analitik pada setiap titik domainnya.
Fungsi logaritma merupakan inversi fungsi eksponensial. Aspek pemetaan dari
fungsi eksponensial bahwa inversi diambil sebagai pemeetaan, βmeniadakanβ.
Dalam melihat hubungan arg π§ = arg π§ + 2ππ. Fungsi bernilai ganda dapat
dituliskan sebagai
π€ = ππ|π§| + π(arg π§ + 2ππ).
Jika kita ambil π = 0, kita memperoleh fungsi bernilai tunggal
π€0 = ln|π§| + π arg π§,
Jika kita ambil π = 1, kita memperoleh fungsi bernilai tunggal yang lain
π€1 = ln|π§| + π (arg π§ + 2π)
Yang didefinisikan untuk semua π§ β 0. Demikian pula untuk π = β1, kita
memperoleh
π€β1 = ln|π§| + π(arg π§ β 2π)
Fungsi Logaritma
Gambar 3.10 Pemetaan π€ = log π§
33
Juga bernilai-tunggal dan terdefinisikan untuk semua π§ β 0. Pada umumnya,
sembarang nilai bulat k akan menghasilkan fungsi yang demikian. Dengan catatan
bahwa akibat pengambilan π = 0,1, β2,2, β¦, arg π§ dibatasi menjadi berturut-turut:
βπ < arg π§ β€ π, yang merupakan domain π€0
π < arg π§ β€ 3π, yang merupakan domain π€1
β3π < arg π§ β€ βπ, yang merupakan domain π€β1
Selanjutnya, kita hapus sumbu nyata negative itu dari setiap domain diatas untuk
mendefinisikan cabang-cabang fungsi logaritma:
π0(π§) = ln|π§| + π arg π§, β π < arg π§ < π
π1(π§) = ln|π§| + π arg π§, π < arg π§ < 3π
πβ1(π§) = ln|π§| + π arg π§, β 3π < arg π§ < βπ
π2(π§) = ln|π§| + π arg π§, 3π < arg π§ < 5π
Setiap cabang merupakan fungsi analitik bernilai tunggal di seluruh domain
definisinya. Potongan cabang fungsi logaritma telah dipilih pada sumbu nyata tak
positif. Tetapi seperti kasus fungsi akar, suatu sinar yang dipancarkan dari pusat
koordinat dapat dipakai sebagai potongan cabang.
Titik cabang fungsi logaritma ialah nol dan tak berhingga. Dari pembahasan di atas,
kita sekarang dapat menyimpulkan bahwa fungsi logaritma adalah analitik pada
setiap titik di bidang datar kecuali pudsat koordinat. Kita menunjukkan bahwa
turunan fungsi logaritma diberikan oleh
ππ€
ππ§=
1
π§
Untuk semua π§ β 0.
Suatu konsep sangat menarik yang berhubungan erat dengan fungsi bernilai ganda
yaitu Permukaan Riemann (Riemann Surface).
34
BAGIAN B
Konsep pemetaan serupa adapat diartikan sebagai interpretasi geometrik pada
analitisitas. Aspek geometrik utama pada keserupaan, ialah kesamaan sudut dalam
besar dan arahnya.
Misalkan fungsi π€ = π(π§) analitik pada titik π§0 dan misalkan bahwa πβ²(π§0) β 0. Maka menurut definisi, f analitik pada suatu lingkungan π§0, sebutlah N.
Andaikan suatu kurva ππ’ππ’π βA melewati π§0 dan bahwa suatu titik berubah-ubah z
mendekati π§0 sepanjang A. Di bawah f, A mempunyai bayangan π΄β² pada bidang w,
dan karena z mendekati π§0 sepanjang A, π€0 = π(π§0) sepanjang π΄β². Maka karena
πβ²(π§0) ada, kita mengetahui bahwa
πβ²(π§0) = limπ§βπ§0
π€ β π€0
π§ β π§0
Yang dapat kita sebut sebagai
untuk π§ β π§0,π€ β π€0
π§ β π§0β πβ²(π§0),
yang selanjutnya berarti
argπ€ β π€0
π§ β π§0β arg πβ²(π§0)
Sedangkan hubungan terakhir ini berlaku bagi kelipatan 2π.
Pemetaan Serupa
Gambar 3.11 π = πΌ + arg πβ²(π§0).
35
Sekarang, jika π§ β π§0, garis sekan S menuju ke T, yang merupakan garis singgung
A pada π§0, yang kehadirannya di jamin oleh definisi kurva mulus. Dengan
melambangkan sudut inklinasi T dengan πΌ, kita lihat bahwa
jika π§ β π§0, arg(π§ β π§0) β πΌ
Sementara itu, pada bidang w,
jika π§ β π§0, π€ β π€0
maka garis sekan Sβ menuju ke Tβ yang merupakan garis singgung Aβ pada π€0. Dengan melambangkan sudut inklinasi Tβ dengan π, kita lihat bahwa
jika π§ β π§0, arg(π€ β π€0) β π.
Karena itu, kita dapat menggabungkan persamaan diatas bahwa:
jika π§ β π§0, (π β πΌ) β arg πβ²( π§0)
dan yang dalam limit
π = πΌ + arg πβ²( π§0).
Andaikan bahwa π(π§) analitik pada π§0 dan bahwa πβ²(π§0) β 0. Misalkan A adalah
suatu kurva mulus melewati π§0 dan misalkan Aβ menunjukkan bayangan A di bawah
f. Maka, jika sudut inklinasi A pada π§0 adalah πΌ, maka sudut inklinasi Aβ pada π(π§0)
adalah πΌ + πππ πβ²(π§0).
Dengan istilah yang berbeda, teorema di atas mengatakan bahwa setiap kurva
mulus yang melewati π§0 diputar dengan sudut sama dengan πππ πβ²(π§0).
Suatu akibat langsung dari teorema di atas adalah bahwa sudut antar dua kurva mulus
sembarang yang berpotongan pada π§0 akan tetap tak berubah, dalam besar dan
arahnya, oleh suatu pemetaan f yang analitik pada π§0 dan yang turunanya tidak nol
pada titik itu. Inilah yang dimaksud dengan sifat kesamaan sudut yang ditujukkan di
muka, dan suatu fungsi yang memiliki sifat itu dinamakan transformasi serupa atau
pemetaan serupa.
Teorema I
36
Andaikan bahwa π(π§) analitik pada π§0 dan bahwa πβ²(π§0) β 0. Misalkan A dan B
adalah dua kurva mulus yang berpotongan pada π§0 dan memebentuk sudut π diukur
dari A ke B. Maka bayangannya, Aβ dan Bβ, di bawah f, membentuk sudut yang
diukur dari Aβ ke Bβ sebesar π. Secara singkat, di bawah f, sudut perpotongan antara
A dan B di π§0 adalah tetap tak berubah dalam besar dan arahnya.
Bukti akibat teorema ini sangat jelas, karena sesuai dengan teorema di atas, setiap
kurva A dan B diputar dengan sudut yang sama dengan arg πβ²(π§0).
Kita dapat memperoleh bahwa:
jika z β π§0, |π€ β π€0
π§ β π§0| β | πβ²(π§0)|;
jadi
jika z β π§0, |π€ β π€0| β | πβ²(π§0)||π§ β π§0|
Pernyataan terakhir ini mengatakan bahwa dalam limit, |π€ β π€0| merupakan
kelipatan konstan |π§ β π§0|, dimana konstanta itu merupakan bilangan nyata positif
| πβ²(π§0)|; konstanta kesebandingan | πβ²(π§0)| sering dinamakan rasio pembesaran
pada π§0. Jadi setiap Panjang dalam lingkungan π§0 yang kecil diperbesar dengan
factor positif yang sama, dan kita katakana bahwa f merupakan suatu pemetaan
yang memelihara skala pada π§0 dalam pengertian infinitesimal.
Akibat Teorema
Gambar 3.12 Pemetaan Serupa
37
Andaikan bahwa π€ = π(π§) analitik pada π§0 dan bahwa πβ²(π§0) β 0. Maka f
mempunyai suatu inversi π§ = πβ1(π€) yang merupakan fungsi kontinu (bernilai
tunggal) di suatu lingkungan N pada titik π€0 = π(π§0) dan sedemikian hingga
πβ1(π€0) = π§0. Lebih dari pada itu, πβ1 analitik di seluruh N dan, untuk setiap w di
N,
ππ§
ππ€=
1
ππ€/ππ§;
Jadi, turunan fungsi inversi merupakan kebalikan turunan fungsi mula-mula.
Bukti lengkap teorema ini mempergunakan sejumlah hasil-hasil yang biasanya
termasuk dalam pelajaran kalkulus lanjut sedangkan dalam buku kita tidak
mensyaratkan dikuasainya kalkulus lanjut di pihak pembaca ini.
Kita harus mengingat Kembali materi kita tentang fungsi bernilai-ganda.
π€ = log π§
Bahwa cara lain menuliskan fungsi ini adalah
π€ = ππ|π§| + π(arg π§ + 2ππ), π = ππππππππ ππ’πππ‘
Kemudian, bila k mengambil semua nilai bulat, kita memperoleh fungsi-fungsi
bernilai tunggal
β¦ π€β2, π€β1, π€0, π€1, π€2, β¦
Yang masing-masingnya memetakan bidang z, kecuali z = 0 ke jalur mendatar pada
bidang w, yang lebarnya 2π.
Teorema II
Permukaan Logaritma
38
INDEKS
A
argument, 13, 27
B
bidang, 1, 3, 12, 13, 15, 17, 18, 22,
23, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 37
D
domain, 2, 12, 17, 29, 33
F
fungsi hiperbolik, 6
G
geometri, 1, 10
I
inklinasi, 12, 16, 17, 35
invers, 2, 18, 26, 28
L
logaritma, 4, 7, 8, 21, 32, 33
M
modulus, 9, 12, 13, 27
P
pemetaan, 1, 3, 8, 9, 10, 11, 15, 16,
19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
32, 34, 35, 36
39
GLOSARIUM
Argument : Pernyataan yang memiliki ungkapan ataupun pernyataan dalam
menarik kesimpulan.
Bidang : Permukaan dari keseluruhan ruang baik dua dimensi maupun tiga
dimensi.
Domain : Daerah asal atau himpunan yang memuat elemen.
Geometri : Ilmu matematika yang membahas tentang bentuk dan ukuran.
Inklanasi : Sudut antara bidang yang menjadi patokan dengan bidang yang
diukur kemiringannya.
Invers : Suatu kebalikan dari elemen pada matriks.
Logaritma : Operasi matematika kebalikan dari eksponensial.
Modulus : Operasi yang menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan
terhadap bilangan lainnya.
Pemetaan : Relasi antara himpunan satu dengan himpunan lainnya serta
berpasangan tepat satu antar himpunan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Belajar, K., Di, L., Di, K. L., Koligatif, S., & Di, L. (2014). Geometri analitik dan
tranformasi. 1β36. http://repository.ut.ac.id/3891/1/EKSI4417-M1.pdf
Kusni. (2008). Geometri Datar Dan Ruang. 1β66.
Belajar, K., Di, L., Di, K. L., Koligatif, S., & Di, L. (2014). Geometri analitik dan
tranformasi. 1β36. http://repository.ut.ac.id/3891/1/EKSI4417-M1.pdf
Kusni. (2008). Geometri Datar Dan Ruang. 1β66.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-a). FUNGSI, LIMIT, DAN KONTINUITAS.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-b). GARIS LRUS.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-c). LINGKARAN.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-d). PARABOLA.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-e). RPS Persamaan Diferensial.
Lumbantoruan, J. H. (n.d.-f). TRANSFORMASI SUSUNAN SUMBU.
Lumbantoruan, J. H. (2017). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTEGRAL TAK
TENTU BERBASIS MODEL SMALL GROUP DISCUSSION DI PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UKI TAHUN 2016/2017. 10, 99β
118.
Lumbantoruan, J. H. (2019a). BUKU INTEGRAL-TENTU.
Lumbantoruan, J. H. (2019b). BUKU MATERI PEMBELAJARAN GEOMETRI 1.
Lumbantoruan, J. H. (2019c). BUKU MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DASAR.
Lumbantoruan, J. H. (2019d). BUKU MATERI PEMBELAJARAN TEORI
PELUANG DAN KOMBINATORIKA.
Lumbantoruan, J. H. (2019e). Pengembangan Bahan Ajar Persamaan Diferensial
Berbasis Model Brown. Jurnal EduMatSains, 3(2), 147β168.
Lumbantoruan, J. H. (2019f). Pengembangan Bahan Ajar Persamaan Diferensial
Berbasis Model Brown Di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan Dan IlmuPendidikan Universitas Kristen Indonesia Tahun
2017/2018. Edumatsains, 3, 147β168.
Lumbantoruan, J. H. (2019g). TURUNAN.
Lumbantoruan, J. H. (2020). BUKU MATERI PEMBELAJARAN PEMOGRAMAN
LINEAR.
41
Lumbantoruan, J. H., & Natalia, S. (2021). Solid State Technology Volume: 64
Issue: 2 Publication Year: 2021. Solid State Technology, 64(2), 4427β4444.
Male, H., & Lumbantoruan, J. H. (2021). Studentsβ Perceptions and Attitudes
Towards Statistics. Proceedings of the 2nd Annual Conference on Blended
Learning, Educational Technology and Innovation (ACBLETI 2020),
560(Acbleti 2020), 507β513. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210615.095
Monks, F. ., Knoers, A. M. ., & Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan.
390.
P. A., S., & Lumbantoruan, J. H. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Berbasis Articulate Storyline Pada Materi Bangun Ruang Sisi
Datar Kelas VIII. Edumatsains, 1(1), 35β49.
Pendidikan, J., & Sains, M. (2020). EduMatSains. 1(1), 23β34.
Simorangkir, M. R. R., & Lumbantoruan, J. H. (2021). Aksesibilitas Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(1), 204β213.
https://doi.org/10.33541/jdp.v12i3.1295