PERAN INTENSITAS MENONTON SINETRON REMAJA INDONESIA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA
Sikap Remaja Terhadap HIV&AIDS
Transcript of Sikap Remaja Terhadap HIV&AIDS
i
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH GAYA HIDUP DAN TINGKAT RELIGIOSITAS
TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV
DAN AIDS DI DESA LEWO BARU, KECAMATAN MALANGBONG
KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT
Oleh
MPS A
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPOK
DESEMBER 2013
ii
ABSTRAK
Peningkatan kasus HIV dan AIDS kini menjadi kekhawatiran masyarakat
dunia sehingga masuk ke dalam salah satu dari delapan poin MDGs. Peningkatan
kasus HIV dan AIDS tidak hanya terjadi di dunia, namun juga di Indonesia
khususnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu media massa menuliskan terdapat
109 orang yang meninggal dunia akibat HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa
Barat. Selain itu, penderita HIV dan AIDS yang sebagian besar merupakan
remaja usia produktif, menjadi kekhawatiran tersendiri mengingat mereka
memiliki peranan besar terhadap pembangunan bangsa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh gaya hidup dan
tingkat religiositas dalam kaitannya terhadap sikap mencegah penularan HIV dan
AIDS di kalangan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan survei. Populasi
penelitian adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di
Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari
penelitian ini didapatkan sampel penelitian sebanyak 98 orang dengan teknik
penarikan sampel secara bertahap (multistage sampling) dimana pemilihan dalam
setiap tahapannya dilakukan secara acak. Selain itu, dilakukan pula wawancara
mendalam dengan sejumlah informan untuk memperkuat dan memperkaya data
penelitian.
Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat, bivariat,
dan multivariat. Sommers’d digunakan untuk menganalisa hubungan bivariat
antara variabel independen dan dependen dan untuk uji hubungan multivariat
digunakan regresi berganda. Hasil dari uji bivariat menunjukan adanya hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen yaitu gaya hidup dan tingkat
religiositas dengan kaitannya terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS. Selanjutnya, pada uji regresi berganda ditemukan bahwa variabel
tingkat religiositas adalah variabel independen yang paling signifikan
dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu gaya hidup.
Kata Kunci: HIV, AIDS, MDGS, remaja, Garut, sikap, tingkat religiositas, gaya
hidup, kuantitatif, sommers’d, regresi berganda.
iii
ABSTRACT
The increasing cases of HIV and AIDS have now becoming a concern of
the world as it is one of the eight points of MDGs. It is not only happening in the
world, but also in Indonesia, particularly at Jawa Barat province. At the time, one
of the mass media carried news of 109 people who died in Garut, Jawa Barat,
which were caused by HIV and AIDS. In addition, it becomes a concern to our
nation since people with HIV and AIDS mostly are in productive age considering
that they have a major role to the development of the nation.
This study aims to analyze the effect of lifestyle and level of religiosity in
preventing the transmission of HIV and AIDS among adolescent. The research
method uses quantitative method by using survey as data collection technique.
The population was all adolescent aged 15 until 19 years old who were unmarried
in Lewo Baru village, Malangbong, Garut, Jawa Barat province. In this study 93
sample are obtained by using multistage sampling, in which random technique is
used in every stage. Moreover, in-depth interview also conducted with a number
of informants to enrich and strengthen this research data.
The test analysis of this study uses univariate, bivariate, and multivariate
analysis. Sommers’d is used to analyze bivariate relationship between
independent and dependent variable and multiple regression test is used to analyze
multivariate relationship. The results of the bivariate test showed an association
between the independent variables and dependent variable which are lifestyle and
level of religiosity in relation with adolescent attitude in preventing the
transmission of HIV and AIDS. Furthermore in multiple regression test, level of
religiosity is the most significant independent variable compared to other
independent variable which is lifestyle.
Key Words: HIV, AIDS, MDGS, adolescent, Garut, attitude, level of religiosity,
lifestyle, quantitative methods, sommers’d, multiple regression.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat Religiositas Terhadap Sikap Remaja
dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS” di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait
gaya hidup dan tingkat religiositas yang dapat memengaruhi sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Selain itu, laporan penelitian ini merupakan
salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh kelulusan mata kuliah
Metode Penelitian Sosial jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif dari
pelbagai pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan
senantiasa memberikan berkat-Nya atas segala usaha kita. Amin.
Depok, 5 Desember 2013
Kelompok Metode Penelitian Sosial A
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama kami ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang selalu
memberikan dukungan baik moril dan materil. Ungkapan terima kasih tidak lupa
kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Mas Ricky dan Mbak Lidya yang
telah menemani kami selama kurang lebih satu tahun dari mulai penyusunan
rancangan penelitian hingga terbentuk sebuah laporan penelitian ini dengan penuh
keceriaan, kesabaran, dan kasih sayang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dosen mata
kuliah Metode Penelitian Sosial yang turut berpartisipasi dalam proses kegiatan
Metode Penelitian Sosial ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Mas Ricky selaku
koordinator mata kuliah MPS dan juga dosen lainnya mulai dari Mbak Lidya, Mas
Iwan, Mbak Deby, Mas Nanu, Mbak Shanty, Mas Yerus, dan Mbak Titi serta Pak
Iqbal yang menggantikan Mas Nanu ketika LPMPS.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada Kak Anwar dan
Kak Ferry, karena keberadaan mereka sebagai tim advance sangat membantu
kami selama berada di Desa Lewobaru. Terima kasih juga kepada kepada Ibu
Lurah, Mak Iwih dan Mamah Dedeh yang telah menyediakan tempat tinggal dan
makanan untuk kami selama LPMPS sehingga kami tidak kelaparan. Terima kasih
juga kepada seluruh warga Desa Lewobaru yang telah menyambut kami dengan
tangan terbuka serta membantu kami dalam pelbagai hal.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok MPS B,
C, dan D yang secara tidak langsung terus menyemangati kami selama mengambil
mata kuliah ini mulai dari MPS I, LPMPS, dan MPS II. Walaupun selama
mengambil mata kuliah ini terlihat menjadi terkotak-kotak, kita tetap keluarga
Sosiologi UI 2011.
Ucapan terima kasih diberikan kepada seluruh anggota kelompok MPS A
yang terdiri dari Deden, Ghivo, Arif, Ulfi, Arsa, Putri, Dipta, Tito, Tiara, Ririn,
Putra, Fathi, Halida, Nisa, Jhane, Karla, Okta, dan Doni yang senasib seperjuagan
selama kurang lebih satu tahun. Walaupun dalam prosesnya terdapat halangan,
vi
rintangan, serta dinamika dalam kelompok yang tidak dapat dihindarkan. Kami
bangga karena kami tetap bisa menjaga kekompakan dan memberi semangat satu
sama lain.
Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada pelbagai pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung selama satu tahun ini sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian kelompok kami.
Salam,
MPS A
vii
Sekapur Sirih: Simfoni dalam Orkestra
Alunan nada yang diperdengarkan membuat telinga kita serasa
dimanjakan dengan suara-suara yang indah. Sebuah orkestra yang memainkan
musik klasik membentuk suatu simfoni yang sarat akan kebersamaan. Perpaduan
antara berbagai macam alat musik menjadikan orkestra terkesan lebih hidup,
layaknya sifat manusia yang berbeda tetapi memiliki satu mimpi bersama.
Berbagai macam alat musik yang dimainkan dalam orkestra tersebut
pastinya tidak akan selaras jika tidak adanya seorang composer yang menuliskan
nada-nada indah dan conductor yang memimpin dan menjaga tempo dalam
sebuah orkestra. Jika tidak ada keduanya maka musik klasik yang dimainkan
dalam orkestra tersebut tidak akan dapat dinikmati oleh pendengar. Begitu pula
dengan kami jika tidak ada Mas Ricky dan juga Mba Lidya sebagai sosok yang
menjadi pembimbing, mungkin kami tidak akan mengerti harus berbuat apa di
dalam kelompok MPS A.
Dialah Deden seorang peniup brass horn yang mempunyai keberanian
yang luar biasa sehingga dapat menyatukan 17 pemain musik lainnya. Wibawanya
membuat kami segan dengannya tetapi keramahannya membuat kami merasa
dekat layaknya suara yang yang dihasilkan brass horn.
Ghivo memainkan alat musik gesek cello, memiliki kebaikan yang luar
biasa, sehingga semua orang ingin berada didekatnya. Ditambah keberadaan Ulfi,
yang memainkan alat musik clarinet. Arif, si pemain bass clarinet yang memiliki
hati yang tulus ketika membantu kami.
Disebelahnya ada pemain alat musik woodwind yaitu Arsa seperti
jembatan bagi alat musik lainnya seperti flute, Dipta yang memberikan dukungan
untuk mempertahankan tempo permainan. Tito si pemain contrabass yang bisa
memainkan emosi dalam sebuah lagu yang sedang dimainkan untuk menjadi
tenang maupun tegang.
Berusaha menjaga tempo ketika lagu tengah dimainkan, dua pemain alat
musik pukul kettledrums, Putra dan Fathi mengubah situasi yang tegang menjadi
viii
tawa canda serta riang gembira. Doublebass yang biasa dianggap sebagai alat
musik yang tangguh sangat menggambarkan Doni.
Pertunjukkan orkestra semakin hidup dengan adanya Tiara sebagai pemain
trumpet berusaha merangkul semuanya agar terciptanya keharmonisan. Dibantu
dengan alat musik oboe yang dimainkan Ririn bersama-sama menjaga
kekompakan dalam simfoni orkestra. Karla yang memainkan piccolo memiliki
sifat yang diam-diam menghanyutkan tetapi kadang menghebohkan.
Alat musik bassoon yang terkenal meriah memang melekat pada Putri,
membuat dirinya terlihat berbeda dari yang lain tetapi tetap intelek. Berbeda
dengan Nisa, pemain alat musik harp yang berjuang dengan segenap hati
walaupun terlihat unik diluarnya. Memainkan alat musik alto violin membuat
Jhane tampak seperti sosok yang apa adanya tetapi dapat melihat kesempatan
besar di depannya.
Sebelum mengucapkan kekaguman atas permainan philharmonic
orchestra dan meninggalkan kursi penonton. Dengarlah nada yang dihasilkan
violin yang bisa memadukan alat musik lainnya, merekalah Okta dan Halida yang
menambah keharmonisan dalam sebuah orkestra tersebut dan menjadi nikmat
untuk didengar.
Berbagai alunan nada dari alat musik memang bisa diperdengarkan
berulang kali. Tetapi, kesan pertama mendengarkan sebuah alunan nada terbaik di
sebuah orkestra sesungguhnya hanya dapat dinikmati satu kali saja. Begitu pula
dengan MPS A. MPS A mungkin bukanlah tempat terbaik yang pernah kita
datangi, tetapi semoga MPS A menjadi satu-satunya tempat di hati kita yang
menyajikan alunan nada terbaik untuk diperdengarkan dalam menggapai asa dan
cita.
“But of all these friends and lovers, there is no one compares with you”
– The Beatles
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................................... v
SEKAPUR SIRIH .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7
1.5.1 Manfaat Akademis ...................................................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 7
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 9
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 9
2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students
oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik
dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran,
Mei 2004 ...................................................................................................... 9
2.1.2 HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents
In the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H,
AsosiasiProfesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional,
x
State University of New York, Maret 2005 ............................................... 10
2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging
Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L.
Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004 .......................................................... 11
2.1.4 Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada
Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009 ........... 13
2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data
Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto .............. 14
2.2 Kerangka Konseptual .......................................................................................... 21
2.2.1 Variabel Dependen ................................................................................... 21
2.2.1.1 Definisi Sikap ............................................................................. 21
2.2.1.2 Definisi Remaja .......................................................................... 27
2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS ........................................................... 28
2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS ........................................................ 28
2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 29
2.2.2 Variabel Independen ................................................................................. 30
2.2.2.1 Definisi Gaya Hidup ................................................................... 30
2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 31
2.2.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 33
2.2.2.1.3 Dimensi Minat ..................................................................... 34
2.2.2.2 Definisi Religiositas ................................................................... 35
2.3 Model Analisis ................................................................................................... 38
2.4 Hipotesis ............................................................................................................ 38
2.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 38
2.5.1 Variabel Dependen .................................................................................... 39
2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 39
2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif ................................................................. 39
2.5.1.1.2 Dimensi Afektif ................................................................... 42
2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku ................................................................. 42
2.5.2 Variabel Independen ................................................................................. 44
2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja .................................................................... 44
2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 44
xi
2.5.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 46
2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja ....................................................... 48
2.5.2.2.1 Dimensi Praktik dalam Beragama ........................................ 49
2.5.2.2.1 Dimensi Kepercayaan dalam Beragama .............................. 50
2.5.2.2.3 Dimensi Pengalaman/perasaan dalam Beragama ................ 51
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 76
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 76
3.2 Jenis Penelitian .................................................................................................... 77
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian ................................................................ 77
3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian .................................................................. 78
3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian ................................................................... 78
3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 79
3.3 Unit Analisis ....................................................................................................... 79
3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 80
3.5 Teknik Penarikan Sampel ................................................................................... 81
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 85
3.6.1 Data Primer ............................................................................................... 85
3.6.2 Data Sekunder ............................................................................................ 85
3.7 Konstruksi Skala pada Penelitian ......................................................................... 85
3.8 Teknik Pengolahan Data ...................................................................................... 87
3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 89
3.10 Pembatasan dan Keterbatasan ............................................................................ 90
3.10.1 Pembatasan Penelitian.............................................................................. 90
3.10.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 91
BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ........................................................ 92
4.1 Potret Desa Lewo Baru ....................................................................................... 92
4.2 Struktur Pemerintahan Demografi Desa Lewo Baru .......................................... 94
4.3 Kondisi Demografi .............................................................................................. 95
4.3.1 Mata Pencaharian ....................................................................................... 97
4.3.2 Migrasi ....................................................................................................... 98
xii
4.3.3 Pendidikan .................................................................................................. 99
4.4 Fasilitas Umum .................................................................................................. 101
4.4.1 Sarana Kesehatan ..................................................................................... 102
4.5 Karakteristik Remaja......................................................................................... 103
BAB 5 KARAKTERISTIK RESPONDEN ........................................................ 108
5.1 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal di tingkat dusun ............. 108
5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .......................................... 109
5.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis sekolah .......................................... 109
5.4 Pendidikan Terakhir Orang tua ......................................................................... 110
5.5 Kegiatan Responden dalam Mengisi Waktu Luang .......................................... 111
5.5.1 Mengisi Waktu luang di Rumah .............................................................. 111
5.5.1.1 Mengisi Waktu luang dengan Membaca Buku ......................... 112
5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton ................................. 113
5.5.2 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman ..................... 115
5.5.3 Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet .......... 116
5.5.4 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ......................................... 117
5.5 Pekerjaan Orang Tua Responden ...................................................................... 118
5.6 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS .............................. 119
5.7 Variabel Independen ......................................................................................... 123
5.3.1 Gaya Hidup Remaja ................................................................................. 123
5.3.2 Tingkat Religiositas Remaja .................................................................... 126
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM
MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS ..................................... 129
6.1 Hubungan Bivariat ............................................................................................. 129
6.1.1 Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup ........................................... 129
6.1.2 Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas .............................. 134
6.2 Hubungan Multivariat ........................................................................................ 140
6.2.1 Uji Regresi Berganda ............................................................................... 140
xiii
BAB 7 PENUTUP ................................................................................................. 144
7.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 144
7.2 Saran ................................................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 147
LAMPIRAN ............................................................................................................ 152
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Studi Literatur Review ................................................................ 16
Tabel 2.2 Definisi ABCD ........................................................................................... 29
Tabel 2.3 Operasionalisasi Konsep Sikap ................................................................. 54
Tabel 2.4 Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup ....................................................... 62
Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep Religiositas ...................................................... 70
Tabel 3.1 Unit Analisis .............................................................................................. 80
Tabel 3.2 Teknik Analisis Data .................................................................................. 90
Tabel 4.1 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong ...................... 93
Tabel 4.2 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten/Kota ................................... 93
Tabel 4.3 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke ibukota Provinsi Jawa Barat ................ 94
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin ........... 96
Tabel 4.5 Mata Pencaharian Penduduk ...................................................................... 97
Tabel 4.6 Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru ............................................ 99
Tabel 4.7 Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru ....................................... 100
Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................................... 101
Tabel 4.9 Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru ................................................ 101
Tabel 4.10 Data Sarana Kesehatan........................................................................... 102
Tabel 6.1 Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 130
Tabel 6.2 Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja .......................................... 132
Tabel 6.3 Hubungan antara Aktivitas dengan SikapRemaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 132
Tabel 6.4 Hubungan antara Opini dengan SikapRemaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 133
Tabel 6.5 Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 135
Tabel 6.6 Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja ............................ 136
Tabel 6.7 Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 137
xv
Tabel 6.8 Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja
dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS............................................ 138
Tabel 6.9 Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 139
Tabel 6.10 Model Summary Regresi Berganda ....................................................... 140
Tabel 6.11 Uji Anova Regresi Berganda ................................................................. 141
Tabel 6.12 Uji Koefisien Regresi Berganda ............................................................ 141
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005-2012 ......................... 2
Grafik 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru .................................................. 94
Grafik 4.2 Persentase Jumlah Penduduk Desa Lewo Baru ........................................ 96
Grafik 4.3 Luas Lahan Desa Lewo Baru .................................................................... 98
Grafik 5.1 Tempat tinggal responden di Tingkat Dusun.......................................... 108
Grafik 5.2 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 109
Grafik 5.3 Jenis sekolah responden .......................................................................... 109
Grafik 5.4 Pendidikan terakhir Orang tua Responden ............................................. 110
Grafik 5.5 Mengisi Waktu Luang di Rumah ............................................................ 111
Grafik 5.6 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku ..................................... 112
Grafik 5.7 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton .............................................. 113
Grafik 5.8 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman .................... 114
Grafik 5.9 Mengisi Waktu Luang di Warnet ........................................................... 115
Grafik 5.10 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ...................................... 117
Grafik 5.11 Pekerjaan Orang Tua Responden.......................................................... 118
Grafik 5.12 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ................. 119
Grafik 5.13 Gaya Hidup Remaja .............................................................................. 123
Grafik 5.14 Tingkat Religiositas .............................................................................. 126
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Enam Tingkatan Berfikir dalam Kognitif ............................................. 25
Gambar 2.2 Lima Tingkatan Berfikir dalam Afektif ................................................ 26
Gambar 2.3 Model Analisis ...................................................................................... 38
Gambar 3.1 Skema Penarikan Sampel ...................................................................... 84
Gambar 4.1 Peta Desa Lewo Baru ............................................................................. 92
Gambar 4.2 Rehabilitasi Situ Cibuyut ....................................................................... 95
Gambar 4.3 Puskesmas Citeras ................................................................................ 103
Gambar 4.4 Remaja Laki-laki Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ......... 104
Gambar 4.5 Remaja Perempuan Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ...... 105
Gambar 4.6 Sunset Malangbong .............................................................................. 106
Gambar 4.7 Warnet yang biasa digunakan oleh remaja Desa Lewobaru ................ 107
Gambar 4.3 Kondisi warnet yang biasa digunakan oleh remaja desa Lewo Baru ... 107
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ......................................................................... 152
Lampiran 2 Rencana Analisis Data ...................................................................... 164
Lampiran 3 Buku Kode ....................................................................................... 230
Lampiran 4 Uji Statistik Penelitian ...................................................................... 272
Lampiran 5 Transkrip Wawncara ........................................................................ 277
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, virus ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi
lemah dalam melawan penyakit oportunistik. HIV dapat berkembang menjadi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) melalui tahap inkubasi yang
berkisar 2 sampai 15 tahun, tergantung dari daya tahan tubuh penderita (WHO,
2012). Pada dasarnya, HIV dapat tertular melalui hubungan intim (vagina, anal,
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Selain itu,
penularan juga dapat terjadi pada ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui. Saat ini AIDS sudah mulai dapat ditangani namun hanya sebatas
memperlambat laju perkembangan virusnya saja bukan menyembuhkan penyakit
tersebut.
MDG’s (Millennium Development Goals) yang dideklarasikan pada tahun
2000 oleh 189 negara anggota PBB, termasuk Indonesia, merumuskan “Delapan
Tujuan Bersama” dalam rangka pembangunan global yang salah satunya yaitu
mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS karena penyakit ini diperkirakan akan
menjadi wabah yang mematikan. Di tahun 2011, UNAIDS mencatat sebanyak
15.000 orang meninggal dunia akibat AIDS (Indonesian Business Coalition on
AIDS, 2009).
Poin keenam MDG’s dalam memerangi HIV dan AIDS ini dikhawatirkan
akan gagal tercapai pada tahun 2015. Hal ini karena realita yang terjadi justru
semakin meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS di pelbagai negara,
termasuk Indonesia. Pada tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat ketiga
untuk kasus AIDS se-Asia setelah Cina dan Thailand. Dari data UNAIDS terlihat
bahwa penderita kasus HIV dan AIDS mayoritas adalah remaja yang merupakan
usia produktif. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian khusus terutama bagi
Pemerintah Indonesia karena peningkatan penyebaran HIV dan AIDS didominasi
oleh usia produktif yang dapat mengancam kemajuan bangsa.
2
Gambar 1.1
Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Indonesia
Tahun 2005-2012
Sumber: www.spiritia.or.id
Gambar 1.1 di atas menggambarkan kasus HIV dan AIDS di Indonesia
dari tahun 2005-2012. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tren untuk kasus
HIV dan AIDS di Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat.
Secara kumulatif, untuk kasus HIV dan AIDS di Indonesia hingga bulan
Desember 2012 mencapai 143.889 kasus di mana terdapat 98.390 kasus HIV dan
45.499 kasus AIDS. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2012,
persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan berada pada kelompok usia 25 - 49
tahun (73,7%); diikuti kelompok usia 20-24 tahun (15,0%) dan kelompok usia di
atas 50 tahun (4,5%). Sementara itu, persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi
berada pada kelompok usia 20-29 tahun (42,3%); diikuti kelompok usia 30-39
tahun (33,1%); kelompok usia 40 - 49 tahun (11,4%); kelompok usia 15-19 tahun
(4%) dan kelompok usia 50-59 tahun (3,3%).
Maraknya kasus HIV dan AIDS di Indonesia, secara tidak langsung
berpengaruh terhadap tingginya prevalensi kasus HIV dan AIDS di pelbagai
daerah. Salah satunya di Jawa Barat yang berada di peringkat keempat setelah
Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Pada tahun 2012, Departemen Kesehatan
mencatat terdapat 7.157 kasus HIV dan 4.098 kasus AIDS di Provinsi Jawa Barat.
0
5000
10000
15000
20000
25000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
KA
SUS
TAHUN
JUMLAH KASUS HIV JUMLAH KASUS AIDS
3
Kasus HIV dan AIDS untuk beberapa wilayah di Jawa Barat juga terus
meningkat, salah satunya di Kabupaten Garut. Pada tahun yang sama, artikel
“Kasus HIV dan AIDS di Garut Tewaskan 109 Orang” menyebutkan terdapat 219
kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang tersebar di sekitar 24
wilayah kecamatan dan menyebabkan 109 penderita meninggal dunia. Dari
seluruh penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, sebagian besar didominasi
oleh laki-laki berusia 20 hingga 30 tahun yang merupakan usia produktif.
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa mayoritas penderita HIV dan
AIDS di Kabupaten Garut adalah orang-orang yang berada di golongan usia
produktif, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka yang terinfeksi AIDS telah
tertular HIV sejak 5-10 tahun sebelumnya. Hasil survei BKKBN menyebutkan,
karakteristik usia penderita yang tertular HIV dan AIDS terbanyak masuk ke
dalam kelompok remaja yaitu sebesar 31 persen yang terdiri dari 7 persen remaja
berusia di bawah 20 tahun dan 24 persen berusia antara 20-24 tahun. Hasil survei
BKKBN ini menunjukkan bahwa remaja adalah kelompok usia yang paling
rentan terinfeksi HIV dan AIDS.
Menurut Monks, Knoers, dan Haditono, Remaja sebagai kelompok usia
yang paling rentang terinfeksi HIV dan AIDS dapat dibedakan menjadi empat
bagian : masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa
remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita,
2006: 192). Masa remaja adalah perpaduan antara perkembangan usia psikologis
dan usia biologis sehingga sangat dipengaruhi multifaktor yang terjadi di pelbagai
bidang dalam masyarakat. Menurut Erickon yang dikutip oleh Hall, Lindzey, dan
Campbell (Jurnal Proviate Volume 2 No.1, 2006:2) juga menyatakan bahwa masa
remaja merupakan masa krisis, karena pada masa ini remaja mengalami masa
transisi yang sulit yaitu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2008, dari 15.210 penderita HIV
dan AIDS sebesar 54 persen diantaranya adalah remaja. (B. Hasil survei dari 33
provinsi di Indonesia pada tahun 2008 yang dikutip dari antaranews.com
memperlihatkan sebesar 63 persen remaja SMP dan SMA pernah berhubungan
4
seks sebelum nikah. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa remaja merupakan
kelompok usia yang rentan terhadap risiko gangguan kesehatan seperti penyakit
HIV dan AIDS. Selain itu, merujuk pada data-data tersebut, terlihat adanya
kemungkinan kenaikan tingkat kerentanan remaja terhadap penyakit HIV dan
AIDS. Kerentanan remaja terhadap HIV dan AIDS merupakan situasi yang
penting untuk dikaji berkenaan dengan sejauhmana sikap remaja mampu
mencegah penularan HIV dan AIDS.
Berdasarkan definisi sikap oleh beberapa ahli, sikap adalah suatu respon
evaluasi atau reaksi perasaan yang timbul ketika individu dihadapkan pada suatu
stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual (Azwar, 2005). Menurut
Berkowitz dalam Azwar (2005), sikap seseorang terhadap suatu objek dapat
dilihat dari perasaan mendukung atau positif maupun perasaan tidak mendukung
atau negatif terhadap objek tersebut.
Lemahnya sikap remaja dalam mencegah penularan terhadap HIV dan
AIDS tidak terlepas dari upaya penanggulangan yang selama ini telah dilakukan.
Upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kasus
HIV dan AIDS selama ini lebih menekankan pada aspek struktural berupa
pembuatan Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1197/MENKES/SK/XI/2007 mengenai Kelompok Kerja Penanggulangan
HIV dan AIDS dan melalui institusi pendidikan diaspek kurikulumnya. Namun,
hal tersebut dirasa kurang efektif atau signifikan dalam penanggulangan kasus
HIV dan AIDS (Suryoputro, Antono, 2006).
Ketidakefektifan aspek struktural dari pemerintah dalam penanggulangan
kasus HIV dan AIDS, disebabkan remaja Indonesia saat ini tengah mengalami
perubahan sosial dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Hal
tersebut merujuk pada penelitian Antono Suryopunto, Nicholas J. Ford, dan
Zahroh Shaluhiyah menjelaskan bahwa perubahan norma dan nilai dari batasan
tradisional yang penuh larangan berubah menuju masyarakat modern yang lebih
bebas. Perubahan norma dan nilai ini dapat memengaruhi perilaku dan sikap
seksual remaja di lingkungan heterogen yang sangat khas di negara-negara
berkembang (Suryoputro, Antono, 2006) yang mana perubahan sosial tersebut
5
berdampak pada perubahan gaya hidup mereka. Gaya hidup menurut WHO
(1998) didefinisikan sebagai cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku
yang dapat diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik
individu, interaksi sosial, serta kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidup
mereka.
Sebelum terjadinya perubahan sosial seperti yang diungkapkan di atas,
sikap dan gaya hidup remaja masih dijaga secara kuat oleh keluarga, adat budaya
serta nilai-nilai tradisional yang diyakininya. Namun kini, nilai dan norma
tradisional semakin melemah karena adanya modernisasi dan globalisasi yang
terjadi secara besar-besaran. Penelitian K. I. Klepp, J. Sundby, dan G. Bjune
menjelaskan bahwa globalisasi merupakan salah satu dampak dari adanya budaya
universalisasi seksual pada remaja, khususnya remaja perkotaaan di Afrika
(Klepp, 2002). Modernisasi yang terjadi dengan adanya revolusi teknologi
merupakan bukti adanya keterbukaan budaya pada sebagian masyarakat baik di
negara maju maupun negara berkembang (Bandura A, 2001: 1-26). Oleh karena
itu, keingintahuan remaja yang begitu besar terhadap hal seksual ditambah dengan
modernisasi dan globalisasi akan mengakibatkan perubahan dalam gaya hidup
remaja yang dapat mengancaman peningkatan kasus HIV dan AIDS di Indonesia.
Terkait hal tersebut, remaja Indonesia pada saat ini tampaknya lebih
toleran terhadap gaya hidup seksual pranikah. Pasalnya, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh pelbagai institusi di Indonesia selama tahun 1993-2002,
ditemukan 5-10 persen wanita dan 18-38 persen pria muda berusia 16-24 tahun
telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan seusia mereka
(Suryoputro, Antono, 2006). Jika hal ini semakin berkembang, ancaman
meningkatnya HIV dan AIDS di Indonesia semakin besar karena salah satu cara
penularan HIV dan AIDS adalah melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, perlu
adanya penurunan angka gaya hidup seksual pranikah khususnya remaja.
Selain gaya hidup, terlihat bahwa tingkat religiositas juga berperan dalam
membentuk sikap remaja khususnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Pada dasarnya, religiositas merupakan istilah yang mengacu pada kualitas
penghayatan dan sikap hidup seseorang berdasarkan nilai - nilai kegamaan yang
diyakininya (Djarir: 2005). Dalam penelitian Lavinson (1995), terlihat bahwa
6
orang dewasa yang lebih religius cenderung memiliki sikap negatif terhadap
perilaku seksual (Memoona Hasnain, 2001). Selain itu, dari hasil penelitian
Nicholas dan Durrheim (1995) ditemukan indikasi bahwa semakin taat seseorang
terhadap agamanya maka semakin rendah kecenderungan untuk melakukan
hubungan seksual dan menunda melakukan hubungan seksual pranikah
(Memoona Hasnain, 2001). Berdasarkan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap remaja yang dipengaruhi oleh aspek
kultural melalui gaya hidup dan tingkat religiositas remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, disebutkan bahwa golongan usia remaja
merupakan usia yang paling rentan terhadap penularan HIV dan AIDS. Selain itu,
upaya yang dilakukan selama ini dalam menanggulangi HIV dan AIDS terfokus
pada aspek struktural yang hasilnya masih kurang efektif. Maka, penelitian ini
berusaha menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Berdasarkan pertanyaan di atas, kami mengelaborasi permasalahan secara
lebih detail dengan mengajukan pertanyaan dibawah ini:
1.3.1 Sejauh mana gaya hidup remaja memengaruhi sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?
1.3.2 Sejauh mana tingkat religiositas memengaruhi sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas
terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Kabupaten
Garut, Kecamatan Malangbong, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini
7
mendefinisikan sikap remaja megenai HIV dan AIDS sebagai variabel dependen
sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai variabel independen.
Adapun tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.4.1 Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
1.4.2 Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini sebagai bentuk aplikasi mata kuliah Metode Penelitian Sosial
I yang diperoleh selama perkuliahan. Pengalaman yang telah didapatkan berupa
proses-proses penelitian yang dimulai dari pembuatan desain penelitian,
instrument wawancara, turun lapangan, hingga analisis dan penulisan laporan
yang dilakukan secara berkelompok. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi peneliti mengenai pengaruh gaya hidup remaja dan
tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat yang diperoleh untuk institusi terkait yaitu penelitian ini dapat
menjadi landasan dalam membentuk perencanaan kegiatan atau kebijakan dalam
penanggulangan HIV dan AIDS yang tidak hanya pada aspek struktural, tetapi
juga pada aspek kultural. Sehingga mampu memberikan solusi yang lebih riil
dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS terutama bagi remaja,
mengingat remaja adalah golongan usia produktif. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan, baik kepada peneliti sosial
maupun peneliti kesehatan, serta masyarakat terkait sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
8
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi
bahan masukan dalam upaya penurunan angka HIV dan AIDS di Indonesia pada
institusi pemerintah atau institusi non pemerintah. Penelitian ini dapat bermanfaat
bagi Departemen Kesehatan Pemerintah dalam mengupayakan pencegahan dan
penularan HIV dan AIDS, khususnya pada remaja. Penelitian ini juga bermanfaat
bagi Departemen Pendidikan dalam memberikan informasi mengenai HIV dan
AIDS melalui program penyuluhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi
Departemen Agama untuk memberikan kontribusi melalui pendidikan agama di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) terkait
HIV dan AIDS agar terwujud sikap remaja yang mendukung dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaaat bagi
institusi non-pemerintah seperti Lembaga Penanggulangan HIV dan AIDS terkait
dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kelompok remaja Indonesia.
9
BAB 2
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Kasus infeksi HIV dan AIDS kini menjadi masalah kesehatan global
termasuk di Indonesia. Menurut WHO (2000), 58 juta jiwa penduduk dunia telah
terinfeksi HIV dan 22 juta jiwa di antaranya meninggal akibat AIDS serta 7.000
jiwa meninggal setiap harinya. Transmisi HIV kini cenderung meningkat,
ditunjukkan dengan sekitar 16.000 jiwa terinfeksi setiap hari di pelbagai belahan
dunia dengan pelbagai cara. Data dari Voluntary Conseling and Testing (VCT)
tahun 2002 menunjukkan lebih dari 50 persen pengguna narkoba yang
menggunakan jarum suntik positif terinfeksi HIV. Pada tahun yang sama pula
hampir seluruh provinsi di Indonesia melaporkan terdapatnya kasus terinfeksi
penyakit HIV. Ditambahkan di tahun 2012 oleh Departemen Kesehatan bahwa
tingkat risiko AIDS tertinggi muncul dari hubungan seks tidak aman pada
heteroseksual yaitu mencapai 81,9%., dan sisanya berasal dari penggunaan jarum
suntik yang tidak steril dan faktor keturunan.
Sebelum melakukan penelitian, diperlukan adanya tinjauan pustaka
terhadap beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Hal
ini diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat
pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang
pernah dilakukan terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan.
2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV and AIDS among Iranian students
oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin
Tajik dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas
Tehran, Mei 2004.
Penelitian ini menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok usia yang
penting untuk diperhatikan dalam hal mengatasi persebaran HIV dan AIDS. Iran
merupakan negara dengan prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Hal
10
tersebut ditunjukkan pada tahun 2003 tercatat 5.086 penduduknya terinfeksi HIV
dan AIDS. Dengan mewawancarai 4.641 pelajar SMA di Tehran, penelitian ini
menunjukan pengetahuan serta sikap remaja mengenai HIV dan AIDS belum
terlalu baik. Terbukti bahwa hanya sedikit siswa yang dapat menjawab pertanyaan
mengenai pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan benar.
Selain itu banyak siswa yang keliru mengenai cara penularan HIV dan
AIDS dengan menjawab bahwa penularan HIV dan AIDS dapat terjadi melalui
gigitan nyamuk, kolam renang, dan toilet. Disampaikan bahwa 90 persen siswa
menginginkan informasi yang lebih banyak mengenai HIV dan AIDS. Di sisi lain,
sumber informasi utama mengenai pencegahan, penularan, serta bahaya HIV dan
AIDS bagi mereka hanya melalui televisi dan radio. Hasil lain menunjukkan
bahwa sikap para siswa terhadap penderita HIV dan AIDS masih dirasa kurang
baik karena mereka berpendapat bahwa penderita harus dijauhi karena berbahaya
dan memungkinkan adanya penularan.
Penelitian ini memiliki relevansi terhadap penelitian yang akan dilakukan
karena melihat pengetahuan sebagai faktor yang memengaruhi sikap pelajar dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan,
pengetahuan menjadi salah satu dimensi dari sikap yang merupakan variabel
penelitian. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam penelitian ini
tidak diperhatikan berapa rentang usia pelajar SMA tersebut serta status
perkawinannya.
2.1.2 HIV and AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents
in the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H,
Asosiasi Profesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional,
State University of New York, Maret 2005.
Berdasarkan tingkat kasus infeksi HIV dan AIDS, Nigeria berada pada
urutan ketiga tertinggi di dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, dan pendapat remaja di salah satu wilayah di Nigeria dengan
prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Wilayah tersebut adalah River State,
sebuah daerah pusat industri yang kaya akan minyak. Wilayah ini menjadi daya
tarik karena memiliki kesempatan kerja serta potensi sosial ekonomi yang baik.
11
Namun di wilayah ini ditunjukkan pula banyak orang yang melakukan hubungan
seks bebas tanpa menggunakan kondom.
Dalam penelitian ini digunakan teknik survei yang dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 pelajar sekolah menengah pertama yang
berusia 12–15 tahun. Salah satu yang menarik dari penelitian ini terdapat
pertanyaan mengenai apakah mereka khawatir akan tertular HIV dan AIDS, dan
terdapat 45 persen siswa menjawab tidak khawatir. Hal ini berimplikasi terhadap
perilaku berisiko para siswa tersebut. Selain itu, hasil temuan lain menunjukan
adanya sikap negatif terhadap penularan HIV dan AIDS sebagai akibat dari
pemahaman mereka yang keliru mengenai penularan HIV dan AIDS tersebut.
Sebanyak 30 persen responden mengatakan bahwa seseorang yang terlihat sehat
tidak akan tertular HIV dan AIDS. Sedangkan berdasarkan wilayah, 32 persen
responden setuju bahwa gigitan nyamuk dapat menularkan HIV. Hal ini
disebabkan pada wilayah tersebut nyamuk merupakan endemik.
Dalam mendiskusikan mengenai HIV dan AIDS, hanya sebagian
responden yang pernah berdiskusi tentang HIV dan AIDS dengan teman laki-laki
maupun perempuan. Sedangkan 43 persen responden tidak pernah berdiskusi
mengenai HIV dan AIDS dengan orang tua atau wali mereka. Jadi, dari penelitian
ini disimpulkan bahwa pentingnya upaya peningkatan pengetahuan pada remaja
mengenai HIV dan AIDS dalam mengurangi penyebaran HIV dan AIDS.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena
penelitian ini menggunakan opini serta pengetahuan remaja untuk melihat sikap
renaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan
dilakukan, opini dan pengetahuan adalah dimensi sikap yang merupakan variabel
dependen penelitian Jadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah bahwa variabel independen disini justru menjadi dimensi dari
variabel dependen pada penelitian yang akan dilakukan.
2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging
Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L.
Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004.
12
Religiositas dan seksualitas merupakan dua hal yang berkembang secara
khusus dan mudah dipengaruhi pada masa menuju kedewasaan (kisaran usia 18-
25 tahun dan berbeda dengan masa remaja). Religiositas atau agama secara
potensial juga memengaruhi keputusan terkait masalah seks seperti larangan
dalam seks, kontrol kelahiran, dan aborsi dengan menggunakan teori referensi
grup. Teori referensi grup menjelaskan bahwa agama tertentu akan mendorong
individu menghindari perilaku seksual karena ajaran agamanya (Zaleski, 2000).
Jika mengacu pada teori referensi grup tersebut, sikap seksualitas tidak hanya
dipengaruhi oleh grup keagamaan namun juga grup lainnya seperti keluarga dan
teman sepermainan.
Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa aspek-aspek religiositas memiliki
keterkaitan dengan sikap dan perilaku seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi
alat prediksi terkuat dari perilaku seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar
perilaku religiositas juga dapat menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk
melihat sikap seksualitas. Dari hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan
seksualitas dan religiositas muncul ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini
terus berlanjut dan saling terkait dengan hal lainnya selama masa perkembangan
Kelemahan dari studi ini sendiri adalah banyaknya variabel yang digunakan.
Aspek-aspek religiositas memiliki keterkaitan dengan sikap dan perilaku
seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi alat prediksi terkuat dari perilaku
seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar perilaku religiositas juga dapat
menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk melihat sikap seksualitas. Dari
hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan seksualitas dan religiositas muncul
ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini terus berlanjut dan saling terkait
dengan hal lainnya selama masa perkembangan.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena
penelitian ini secara khusus membahas mengenai variabel religiositas sebagai
faktor yang memengaruhi perilaku seksual pada remaja. Sedangkan, perilaku
diambil sebagai salah satu dimensi dari variabel sikap dalam penelitian yang akan
dilakukan. Namun secara keseluruhan, penelitian ini tidak secara spesifik
menjelaskan mengenai HIV dan AIDS sebagai akibat dari perilaku berisiko.
13
2.1.4 Faktor Pencegahan HIV dan AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular
Pada Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009
Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara dengan angka HIV dan
AIDS yang tinggi dengan sebagian besar kasusnya dialami oleh kelompok usia
produktif. Hal tersebut dikarenakan salah satu kelompok usia produktif yaitu
kelompok usia anak sekolah memiliki potensi perilaku berisiko yang cukup tinggi
terhadap penularan HIV dan AIDS. Tujuan penelitiannya adalah untuk
menganalisis faktor pencegahan HIV dan AIDS yang diakibatkan oleh perilaku
berisiko tertular pada siswa SLTP.
Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa edukasi dan promosi yang
dilakukan pemerintah maupun pihak lain masih belum merata. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa persepsi mengenai pengetahuan, sikap dan pencegahan
berhubungan dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS dari perilaku berisiko
yang tertular pada siswa SLTP. Persepsi tentang informasi dari keluarga dan
orang lain, fasilitas yang tersedia, serta pemahaman tentang stigma yang
berkembang di masyarakat berhubungan dengan pencegahan HIV dan AIDS dari
perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP.
Faktor intrinsik yang meliputi persepsi tentang pemahaman, sikap, dan
pencegahan HIV dan AIDS mempunyai hubungan yang signifikan dengan
perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP. Begitu pula dengan faktor
ekstrinsik (informasi dari luar) yang meliputi informasi dari orangtua, fasilitas,
informasi dengan orang lain dan stigma masyarakat mempunyai hubungan
signifikan dengan perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Rekomendasi dari
penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan melalui komunikasi, informasi dan
edukasi mengenai faktor pencegahan HIV dan AIDS melalui perilaku berisiko
tertular pada siswa SLTP. Hal lain memerlukannya peningkatan bimbingan dan
konseling dari guru serta pendampingan orang tua kepada anak.
Relevansi penelitian ini terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah
disini digunakan variabel perilaku berisiko tertular HIV dan AIDS yang dilihat
melalui persepsi mengenai pemahaman serta sikap dalam mencegah HIV dan
AIDS. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan pada kelompok usia remaja, yaitu
SLTP, namun tidak ada batasan usia pada remaja SLTP tersebut.
14
2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data
Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan
oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun 2007, kasus HIV
dan AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam ditunjukkan dengan
11.141 orang mengidap AIDS dan 6.066 orang positif terinfeksi HIV. Jumlah ini
diperkirakan hanya 10 persen dari seluruh orang yang terinfeksi HIV di seluruh
Indonesia. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
menunjukkan sekitar 34 persen remaja perempuan dan 21 persen remaja laki-laki
berumur 15-24 tahun belum pernah mendengar istilah HIV dan AIDS. Selain itu
tercatat 55,7 persen remaja yang memiliki perilaku seksual berisiko tertular HIV
dan AIDS dan hanya 44,3 persen berperilaku seksual tidak berisiko.
Dari data yang dianalisis terdapat sejumlah 14.355 remaja berusia 15-19
tahun belum menikah tersebar di seluruh daerah Indonesia. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja dengan
kategori baik adalah sebesar 51,1 persen sedangkan remaja dengan pengetahuan
kurang sebesar 48,9 persen, terdapat selisih tipis pada penelitian dilakukan yang
pernah sebelumnya. Pengetahuan di perkotaan lebih baik daripada di perdesaan
dan pengetahuan siswa SMP ke atas lebih baik daripada siswa SMP ke bawah.
Analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana program kesehatan
dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah
untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja
Indonesia.
Penelitian ini relevan bagi penelitian yang akan dilakukan karena disini
melihat pengetahuan remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan
AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan pengetahuan merupakan salah satu
dimensi sikap yang merupakan variabel dependen dalam penelitian yang akan
dilakukan. Selain itu penelitian ini juga memiliki unit analisis dengan rentang usia
yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu remaja berusia 15-19
tahun yang belum menikah.
15
Dari penelitian-penelitian di atas, banyak aspek-aspek penelitian yang
memiliki relevansi bagi penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan
pada remaja dengan jenjang pendidikan tertentu, seperti SMP dan SMA.
Penelitian ini dilakukan pada remaja dengan kelompok usia 15-19 tahun dan
belum menikah. Selain itu, banyak dibahas variabel maupun dimensi yang
digunakan dalam penelitian ini, seperti sikap dan religiositas. Karena penelitian
dilakukan secara kuantitatif maka penelitian ini selanjutnya akan mencoba melihat
hubungan antara religiositas dan gaya hidup variabel independen dengan sikap
remaja mengenai pencegahan penularan HIV dan AIDS sebagai variabel
dependen.
.
16
Tabel 2.1
Matrik Studi Literatur Review
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
1. Knowledge and
attitude towards HIV
and AIDS among
Iranian students
Oleh:
Anahita Tavoosi,
Azadeh Zaferani,
Anahita Enzevaei,
Parvin Tajik dan
Zahra Ahmadinezhad
Mengetahui
pengetahuan dan
sikap pada siswa
sekolah menengah
atas mengenai H IV
dan AIDS di Iran
Menggunakan
teknik cluster-
sampling, sampel
adalah 4641 siswa
SMA dari 52
sekolah tinggi di
Tehran dengan
memberi
kuesioner
A. Hanya sedikit siswa yang
menjawab semua
pertanyaan mengenai
pengetahuan dengan
benar, dan banyak
kesalah pahaman
mengenai cara penularan
HIV dan AIDS
B. Hampir semua siswa
ingin mengetahui lebih
jauh mengenai HIV dan
AIDS
C. Hubungan tingkat
pengetahuan terhadap
sikap dan disiplin siswa
mengenai HIV dan AIDS
Penelitian ini melihat
pengetahuan sebagai faktor
yang memengaruhi sikap
pelajar dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
17
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
2. HIV dan AIDS
Knowledge, Attitudes,
and Opinions among
Adolescents in the
River States of Nigeria
Oleh:
Ben E. Wodi, Ph.D.,
M.S.E.H
Mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap,
dan pendapat
remaja di Nigeria
mengenai HIV dan
AIDS
Survei dengan
menyebarkan
kuesioner kepada
100 pelajar
sekolah menengah
pertama
A. Hanya sebagian dari
responden yang bisa
berdiskusi dengan teman
laki-laki maupun
perempuan mereka
mengenai HIV dan AIDS
B. 43 persen responden
tidak pernah berdiskusi
mengenai HIV dan AIDS
dengan orang tua atau
wali mereka
C. 32 persen responden
tidak menggunakan
kondom sama sekali
Penelitian ini melihat opini
serta pengetahuan remaja
untuk melihat sikap renaja
dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS. Perbedaan
penelitian ini dengan
penelitian yang akan
dilakukan ialah variabel
independen dalam
penelitian ini justru
menjadi dimensi dari
variabel dependen pada
penelitian yang akan
dilakukan.
3. Religiosity, Sexual
Behaviors, and Sexual
Attitudes During
Mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap,
dan pendapat
Melakukan
wawancara
terhadap sampel
Religiositas merupakan
faktor yang paling
kuat.dalam memengaruhi
Penelitian ini melihat
religiositas sebagai faktor
yang memengaruhi
18
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
emerging Adulthood
oleh Eva S. Letkowitz,
Meghan M. Gillen,
Cindy L. Shearer,
Tanya L. Boone, Mei
2004
remaja di Nigeria
Mengenai HIV dan
AIDS
berjumlah 205
pelajar
sikap dan perilaku seksual. perilaku seksual pada
remaja. Perilaku seksual
merupakan salah satu
perilaku yang didefinisikan
sebagai perilaku yang
berisiko tertular HIV dan
AIDS. Konsep perilaku
adalah dimensi dari
variabel sikap pada
penelitian yang akan
dilakukan.
4 Faktor Pencegahan
HIV dan AIDS Akibat
Perilaku Berisiko
Tertular Pada Siswa
SLTP
Oleh Elly Nurachmah,
Mengidentifikasi
faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik
pencegahan HIV
dan AIDS yang
berpengaruh
Menggunakan dua
buah kuesioner
dengan skala
Likert,
pengolahan data
yang dilakukan
A. Terdapat hubungan
antara persepsi faktor
intrinsik meliputi
pengetahuan, sikap dan
pencegahan dengan
pencegahan HIV dan
Variabel perilaku berisiko
tertular HIV dan AIDS
dikaitkan dengan persepsi
mengenai pemahaman
serta sikap dalam
mencegah HIV dan AIDS.
19
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
Mustikasari terhadap terjadinya
perilaku berisiko
tertular pada siswa
SLTP X di Depok.
meliputi editing,
coding, entry dan
cleaning. Analisis
data yang
dilakukan untuk
penelitian ini
menggunakan
analisis
univariat dengan
tampilan data
numerik (mean,
median,
modus, SD dan 95
persen CI)
AIDS dari perilaku
berisiko tertular pada
siswa SLTP
B. Ada hubungan antara
persepsi faktor ekstrinsik
meliputi informasi dari
keluarga, fasilitas yang
tersedia, informasi dari
orang lain dan
pemahaman tentang
stigma yang berkembang
di masyarakat dengan
pencegahan HIV dan
AIDS dari perilaku
berisiko tertular pada
siswa SLTP.
Penelitian ini juga
dilakukan pada kelompok
usia remaja.
5 Pengetahuan HIV dan Mengetahui Studi kuantitatif Isi dari penelitian ini adalah Penelitian ini melihat
20
No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi
AIDS pada Remaja di
Indonesia (Analisis
Data Riskesdas 2010)
gambaran
pengetahuan HIV
dan AIDS pada
remaja Indonesia.
(survei) faktor-faktor yang secara
signifikan berhubungan
dengan perilaku berisiko
pada remaja di Indonesia
tahun 2007 yakni
pengetahuan, sikap, umur,
jenis kelamin, pendidikan,
status ekonomi rumah
tangga, akses terhadap
informasi, komunikasi
dengan orang tua, dan
keberadaan teman yang
memiliki perilaku berisiko
pengetahuan remaja
mengenai pencegahan
terhadap penularan HIV
dan AIDS. Konsep
pengetahuan merupakan
salah satu dimensi sikap
yang merupakan variabel
dependen dalam penelitian
yang akan dilakukan.
Selain itu penelitian ini
juga menganalisis remaja
berusia 15-19 tahun yang
belum menikah.
21
2.2 KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gaya hidup dan tingkat
religiositas remaja sebagai variabel independen yang diasumsikan mampu
memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.2.1 Variabel Dependen
Dalam penelitian ini peneliti memformulasikan konsep sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Variabel
dependen adalah variabel yang bergantung ataupun dipengaruhi oleh variabel
independen (Creswell, 1994, p.165-166).
2.2.1.1 Definisi Sikap
Pada dasarnya manusia dapat memiliki pelbagai bentuk sikap dalam
memahami kehidupan. William L. Thomas dan Florian Znaniecki dalam bukunya
yang berjudul “Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an
Immigrant Group” menyebutkan bahwa dalam teori sosial dibutuhkan unsur
budaya yang objektif seperti nilai-nilai sosial serta suatu karakter yang subjektif
yaitu sikap untuk memahami kehidupan. Terlihat bahwa melalui sikap, seseorang
dapat memahami kesadaran dan dapat menentukan tindakan nyata atau yang
mungkin akan dilakukannya dalam kehidupan, hal ini dikarenakan sikap dilihat
sebagai suatu proses kesadaran yang sifatnya individu atau subjektif dan memiliki
kekhasan untuk setiap individunya.
By attitude we understand a process of individual consiousness which
etermines real or possible activity of the indivudual in the social
world. (Thomas dan Znaniecki, 1918 : 22)
Puluhan definisi sikap dapat digolongkan menjadi tiga kerangkan
pemikiran. Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh Louis
Thrustone, Rensis Likert dan Charles Osgood yang mendefinisikan sikap sebagai
suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu
objek menurut mereka merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable)
ataupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
22
tersebut. Sedangkan menurut Thurstone sendiri memformulasikan sikap kedalam
afek positif atau negatif terhadap suatu objek sikap.
Pemikir kedua yang diwakili oleh Chave, Borgadus, LaPierre, Mead dan
Gordon Allport yang mendefinisikan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Dalam hal ini kesiapan yang dimaksud
ialah kecendrungan bereaksi individu apabila dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendakinya untuk memberikan respon. Kelompok pemikir yang
terakhir yaitu kelompok yang berorientasi pada skema tradik (triadic schema)
yang melihat sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif
yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap
suatu objek sikap (Azwar, 2007 : 4-5). Sikap secara langsung dapat menjadikan
stimulus objek apa saja yang diidentifikasikan di lingkungan sosial, termasuk
kelompok manusia (misalnya kelompok etnis), masalah kontroversial (misalnya
melegalkan aborsi), dan objek nyata (misalnya pizza).
Sikap dapat didasari oleh kognitif, afektif, dan informasi behavioral.
Proses kognitif meliputi sumber informasi atau pengetahuan mengenai objek
sikap. Pengetahuan mengenai objek sikap ini dapat bersumber dari pengalaman
langsung terhadap objek tersebut atau yang tidak langsung seperti pengetahuan
dari orangtua, teman sepermainan dan media. Namun pada dasarnya, sikap yang
didasari oleh pengalaman langsung akan lebih kuat dibandingkan sikap yang
berasal dari informasi tidak langsung.
Proses afektif merupakan evaluasi individual terhadap objek sikap yang
tertuang kedalam emosi atau perasaan. Dalam hal ini, afeksi dan kognisi sering
berkorelasi antara satu dengan lain karena dalam prosesnya kedua hal ini akan
dapat saling memengaruhi secara bergantian (misalnya pengetahuan dapat
memengaruhi perasaan, dan perasaan dapat memandu pikiran). Bagaimanapun,
afeksi terhadap objek sikap dapat bersumber dari kepercayaan mengenai objek
sikap itu sendiri.
Proses yang terakhir yaitu proses behavioral yang secara spesifik
merupakan tindakan yang bersumber dari pengetahuan menuju objek sikap.
Sehingga terlihat bahwa perilaku terhadap sikap akan merefleksikan proses-proses
sebelumnya yaitu proses kognitif dan afektif (Millon & Lener, 2003).
23
Sikap atau attitude dalam buku yang dituliskan oleh Sarlito W. Sarwono
merupakan sebuah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau
biasa-biasa saja terhadap sesuatu atau objek sikap. Sebuah objek sikap dapat
berupa benda, kejadian, situasi, kelompok atau seseorang.Sikap dapat dilihat pada
3 komponen yaitu ABC affection (afeksi), behaviour (perilaku), dan kognition
(kognisi).
Afeksi didefinisikan sebagai perasaan yang timbul ketika melihat suatu
objek sikap dalam interaksi sosial, yang dapat dinyatakan kedalam perasaan
senang dan tidak senang, dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil seluruh
dimensi tersebut. Sedangkan, perilaku disini merupakan perilaku yang muncul
setelah timbulnya perasaan ketika melihat sebuah objek, dapat berupa tindakan
mendekat atau menjauh dari objek sikap yang ada. Kognisi merupakan segala
bentuk pemikiran atau ide-ide atau pengetahuan individu yang timbul terhadap
objek sikap, yang mana dapat berubah menjadi bagus atau tidak bagus. (Sarlito,
2009)
Dimensi afektif menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukkan
perilaku seseorang. Dimensi kognitif berkaitan dengan aktivitas otak yang
berhubungan dengan kemampuan berfikir, menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, atau mengevaluasi. Dimensi kognitif ini terdapat tingkatan (Bloom,
1956 : 62-197), yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang dalam mengingat
kembali (recall) sesuatu yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Pengetahuan merupakan proses berpikir yang paling rendah yang
dapat diukur dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya terhadap objek.
2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dapat
menjelaskan atau menguraikan kembali secara benar dan rinci mengenai
suatu objek yang telah diketahui dan diingatnya. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari. Pemahaman merupakan tingkat kemampuan berpikir yang
setingkat lebih tinggi dibandingkan pengetahuan.
24
3. Penerapan (application) adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan
ide-ide umum, tata cara maupun metode, konsep, prinsip, rumus, teori dan
sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Penerapan ini merupakan
proses berpikir setingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman. Kata
untuk mengungkapkan hasil penerapan: membedakan, diskriminasi,
terpisah, berhubungan, membagi, dan sebagainya.
4. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menganalisis
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih di
dalam satu struktur, dan berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya,
dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian disini
merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu kondisi, ide dan sebagainya. Pada tingkat ini seseorang dapat
menimbang manfaat atau akibat negatif dari suatu objek.
25
Gambar 2.1
Enam Tingkatan Berpikir dalam Kognitif
Dimensi Afeksi mencakup aspek perasaan, minat, emosi dan nilai.
Menurut Bloom juga terdapat tingkatan dalam aspek afeksi (Krathwohl, Bloom &
Maisa, 1984) ini yaitu :
1. Receiving (menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya
kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan
menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
2. Responding (menanggapi) adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih
tinggi daripada jenjang receiving.
3. Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian
atau penyesalan. Valuing merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving dan responding.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang
universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau
mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu
Evaluasi
Synthesis
Analysis
Application
Comprehension
Knowledge
26
sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki oleh seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah memengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat
efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar
bijaksana.
Gambar 2.2
Lima Tingkatan Berpikir dalam Afektif
Menurut Notoatmodjo suatu sikap belum secara otomotasi terwujud dalam
tindakan (overt behavior), diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang
memungkinkan agar terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata.
Notoatmodjo menyatakan perilaku merupakan tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari. Terdapat tingkatan dalam
perilaku ini yaitu :
1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih pelbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.
27
2. Respon Terpimpin (Guided Respons), dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh indikator praktik tingkah
laku.
3. Mekanisme (Mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan
sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.
4. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya
tersebut.
Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu kecendrungan individu dalam memahami, merasakan, dan berperilaku
individu terhadap suatu objek sebagai hasil dari interaksi komponen kognitf,
afektif dan konatif. Dalam hal ini sikap akan dilihat sebagai suatu penilaian positif
atau negatif individu terhadap rangsangan atau stimulus tertentu.
2.2.1.2 Definisi Remaja
Remaja, dalam beberapa sumber literatur yang ditemukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa indikator usia merupakan parameter utama dalam
mengkategorikan kelompok masyarakat sebagai kelompok remaja. Menurut
BKKBN, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Dalam Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1979, disebutkan bahwa anak
dianggap sudah remaja ketika berusia 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun
untuk anak laki-laki. Organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menyebutkan bahwa
remaja adalah ketika anak telah mencapai usia 10-18 tahun.
Menurut Monks, Knoers, dan Haditono masa remaja dibedakan menjadi
empat bagian: masa pra-remaja berusia 10-12 tahun, masa remaja awal yaitu di
usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan di usia 15-18 tahun, dan masa remaja
akhir berusia 18-21 tahun (Deswita, 2006: 192). Menurut seorang ahli psikologi
remaja, Hurlock (1999), masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah
identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha
28
mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru. Masa remaja dijelaskan
sebagai periode yang penting, karena masa remaja adalah masa dimana akibat
fisik dan psikologis mempunyai persepsi yang sama penting. Perkembangan fisik
yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal
masa remaja, dapat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya
membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1999).
Jadi, remaja dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur 15-19
tahun dan belum menikah. Dasar peneliti dalam menentukan kategori belum
menikah adalah untuk mendapatkan sampel yang belum pernah berhubungan
seksual.
2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS
Menurut Panggih Dewi K (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebab penularan langsung HIV dan AIDS, antara lain:
1. Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV,
2. Transfusi darah yang tercemar HIV,
3. Menggunakan jarum suntik, tindik, tato atau alat lain yang dapat
menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara bersama-sama dan
tidak disterilkan,
4. Transplansi dengan organ atau jaringan yang terinfeksi, dan
5. Dari ibu ke anaknya sewaktu kehamilan, persalinan, maupun sewaktu
menyusui.
2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS
Menurut WHO (1990), terdapat empat cara utama untuk mencegah
penularan HIV dan AIDS yang dikenal dengan singkatan ABCD.
29
Tabel 2.2
Definisi ABCD
A Singkatan dari Abstinence atau puasa atau menjaga keperawanan, yaitu
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yang berarti bahwa
hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
B Singkatan Be Faithful atau setia pada pasangan, yaitu kalaupun sudah
menikah, hubungan seksual hanya dilakukan dengan pasangannya saja.
C Singkatan dari Condom atau menggunakan kondom, yaitu bagi mereka
yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan.
D Singkatan dari Don’t drugs atau tidak menggunakan obat-obatan
terlarang. Obat terlarang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obat
terlarang yang digunakan dengan media jarum suntik seperti heroin.
2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS
Penelitian ini melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS sebagai kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan
penularan HIV dan AIDS melalui empat cara utama yaitu tidak berhubungan
seksual sebelum menikah (Abstinence), setia dengan pasangan (Be Faithful),
penggunaan kondom (Condom), dan tidak memakai obat-obatan terlarang (Don't
drugs).
Ketiga komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan perilaku dapat mengukur
bagaimana sikap remaja yang positif atau negatif dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS. Penelitian ini akan menggunakan seluruh dimensi tersebut. Dalam
Tiarlan (2008) sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut
mendekati, menerima atau mendukung upaya pencegahan terhadap penularan HIV
dan AIDS, seperti memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS, tidak
menggunakan narkoba suntik atau berupaya untuk tidak berganti-ganti pasangan.
Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan dengan remaja tersebut
menjauhi atau menolak upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
seperti tidak memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS atau tidak
peduli terhadap informasi yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
30
2.2.2 Variabel Independen
Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain yang
disebut sebagai variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang
(kemungkinan) menyebabkan atau memengaruhi hasil akhir (Creswell, 1994,
p.94). Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain.
Mengingat realitas sosial bukan merupakan single factor, maka peneliti
merumuskan dua variabel independen atau variabel yang memengaruhi sikap
remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu gaya hidup dan
tingkat religiositas remaja.
2.2.2.1 Definisi Gaya Hidup
Kotler (1984) menjelaskan bahwa gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dijelaskan menurut WHO (1998),
bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku yang
bisa diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik individu,
interaksi sosial, dan kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidupnya. Kotler
menambahkan bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang diidentifikasi dari
bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting di lingkungannya (minat), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri
mereka dan dunia di sekitar mereka (opini).
Dalam teori mengenai gaya hidup, Sumarwan (2004: 58) menjelaskan
konsep yang terkait dengan gaya hidup dalam membantu penelitian ini, yaitu
psikografik, sebagai instrumen untuk mengukur gaya hidup seseorang.
Psikografik merupakan suatu konsep yang terkait dengan gaya hidup. Psikografik
merupakan suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan
pengukuran kuantitatif dan bisa menganalisis data yang sangat besar (Sumarwan,
2004:58). Jadi, psikografik merupakan suatu dimensi sebagai pengukuran
kuantitatif gaya hidup, kepribadian, dan demografik seseorang. Psikografik juga
sering dikaitkan dengan pengukuran AIO (Activities, Interests, Opinions). Dalam
penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan dua dimensi gaya hidup yaitu
31
aktivitas dan opini. Dimensi minat tidak diikutsertakan karena peneliti menilai
bahwa dimensi minat beririsan dengan aspek saliensi opini dari dimensi opini, dan
dimensi minat juga beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen
penelitian ini, yaitu sikap.
2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas
Aktivitas merupakan dimensi dari gaya hidup yang diartikan sebagai cara
seseorang dalam menghabiskan waktunya (Kotler, 1984). Menurut American
Heritage Dictionary, pengertian aktivitas adalah tindakan atau gerakan energik.
Sedangkan aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008)
didefinisikan sebagai keaktifan atau kegiatan. Dalam Oxford Dictionary aktivitas
adalah sesuatu yang sedang atau telah dikerjakan oleh seseorang atau kelompok.
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang aktivitas, peneliti
memilih untuk menggunakan teori tentang aktivitas belajar untuk mengukur
aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Oemar Hamalik
(2011) menjelaskan bahwa aktivitas belajar seorang siswa dapat dibagi menjadi
delapan kategori, yaitu:
a. Aktivitas Visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan
bermain.
b. Aktivitas Lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Aktivitas Mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio.
d. Aktivitas Menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan
mengisi angket.
e. Aktivitas Menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart,
diagram, peta dan pola.
32
f. Aktivitas Metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari dan berkebun.
g. Aktivitas Mental, yaitu merenung, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat
keputusan.
h. Aktivitas Emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-
lain.
Berangkat dari definisi aktivitas di atas, peneliti kemudian memilih
indikator aktivitas yang dinilai relevan dalam membahas aktivitas remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS, serta merumuskan satu jenis indikator baru,
indikator-indikator tersebut adalah:
1. Aktivitas visual: Aktivitas remaja berupa melihat dan membaca hal-hal
yang terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.
2. Aktivitas lisan: Aktivitas remaja berupa mengajukan pendapat dan
pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek pencegahan
penularan HIV dan AIDS.
3. Aktivitas mendengarkan: Aktivitas remaja berupa mendengarkan
penjelasan atau percakapan melalui diskusi mengenai hal-hal yang terkait
dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.
4. Aktivitas gerak: Merupakan indikator yang dirumuskan oleh peneliti
sebagai perwakilan dari aktivitas menggambar dan menulis, dimana
menggambar dan menulis merupakan aktivitas yang terkait dengan gerak
fisik. Aktivitas gerak adalah aktivitas remaja terkait dengan aktivitas fisik
yang rutin dilakukan oleh remaja terkait dengan aspek pencegahan
penularan HIV dan AIDS.
Aktivitas metrik tidak dicantumkan karena dinilai terlalu rumit untuk
responden yang masih berusia remaja, sedangkan aktivitas mental dan emosional
tidak dicantumkan karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen
penelitian ini, yaitu sikap.
33
Aktivitas sebagai dimensi dari gaya hidup adalah mengenai bagaimana
seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas remaja yang
berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS, yang dapat bersifat
mendukung dan tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana aktivitas remaja dapat
mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.2.2.1.2 Dimensi Opini
Opini adalah pandangan seseorang mengenai dirinya dan lingkungan di
sekitarnya (Kotler, 1984). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008),
opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian. Sedangkan dalam Oxford
Dictionary, opini adalah pandangan yang dibentuk terhadap sesuatu yang tidak
selalu berdasarkan fakta atau pengetahuan.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai opini, peneliti
memilih untuk menggunakan teori opini publik untuk mengukur opini remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Opini memiliki empat indikator yaitu
arah opini, intensitas opini, saliensi opini, dan stabilitas opini (Gitelson, Alan. R,
dkk, 2012: 132).
Arah opini mengacu pada posisi setuju atau tidak setuju seseorang terkait
sebuah isu, intensitas opini mengacu pada seberapa kuat seseorang menyetujui
atau tidak menyetujui sebuah isu, saliensi opini mengacu pada persepsi seseorang
tentang seberapa penting isu tersebut, dan stabilitas opini mengacu pada terjadi
atau tidak terjadinya perubahan dalam opini seseorang terhadap suatu isu dari
waktu ke waktu (Steward, John. P, 2013).
Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan opini remaja
yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Opini remaja terhadap dirinya
sendiri tidak digunakan dalam penelitian ini karena beririsan dengan dimensi
afeksi. Indikator dari opini yang peneliti gunakan untuk mengukur opini remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS berdasarkan teori opini publik, yaitu:
34
1. Arah opini: Posisi remaja memandang lingkungan di sekitarnya, baik
setuju maupun tidak setuju terkait aspek-aspek pencegahan penularan HIV
dan AIDS.
2. Intensitas opini: Seberapa kuat remaja menyetujui atau tidak menyetujui
aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS di lingkungan
sekitarnya.
3. Salinitas opini: Seberapa penting remaja menilai aspek-aspek pencegahan
penularan HIV dan AIDS di lingkungan sekitarnya.
Stabilitas opini tidak diikutsertakan sebagai indikator dalam penelitian ini,
karena untuk melihat trend terjadinya perubahan opini remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS dibutuhkan penelitian yang sifatnya time series.
Opini sebagai dimensi dari gaya hidup remaja dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS adalah sejauh mana pandangan remaja, baik setuju maupun tidak
setuju terhadap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS, dan apakah remaja
menganggap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS tersebut sebagai sesuatu
yang penting, atau tidak penting. Opini remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS dapat bersifat mendukung, ataupun tidak mendukung dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS. Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana opini
remaja dapat mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS.
2.2.2.1.3 Dimensi Minat
Penelitian ini mendefinisikan minat sebagai apa yang orang anggap
penting di lingkungannya (Kotler, 1986). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI 2008), minat didefinisikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Minat adalah kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109). Sementara itu menurut Crow dan Crow, minat adalah
pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang,
sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu (Johny Killis, 1988 : 26). Minat merupakan
bagian dari afeksi (Krathwohl, 2002) sehingga dalam penelitian ini, dimensi minat
35
tidak digunakan oleh peneliti karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel
dependen penelitian ini, yaitu sikap.
Peneliti merumuskan gaya hidup remaja yang mendukung dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai gaya hidup yang dimensi aktivitas
dan opininya bersifat positif terhadap komponen pencegahan HIV dan AIDS,
seperti perilaku ABCD (Abstinence, Be Faithful, Use Condom, Don’t Drugs) yang
sudah dijelaskan di atas. Kemudian, untuk gaya hidup yang tidak mendukung
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti merumuskan perilaku yang
tidak sesuai dengan perilaku ABCD, misalnya melakukan hubungan seks
pranikah, berganti-ganti pasangan, tidak memakai kondom saat berhubungan
seksual, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Gaya hidup remaja sebagai variabel independen memiliki pengaruh
terhadap sikap remaja sebagai variabel dependen. Hubungan yang dihasilkan dari
dua variabel ini adalah hubungan yang positif. Gaya hidup remaja yang
mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS akan menghasilkan sikap
remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, gaya
hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
maka akan menghasilkan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
yang negatif.
2.2.2.2 Definisi Religiositas
Variabel independen berikutnya dalam penelitian ini adalah tingkat
religiositas remaja. Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan
Stark (1968, p. 12-18), mereka menekankan konsep religositas sebagai komitmen
religius individu yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku individu
tersebut terhadap agama yang dianutnya. Kadar religusitas individu dapat
diketahui dengan lima dimensi berikut:
a. Kepercayaan dalam beragama (Religious Belief), yaitu tingkatan sejauh
mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya;
misalnya kepercayaan akan adanya malaikat, hari penghakiman,
kehidupan sesudah kematian, surga, neraka, dan hal-hal lain yang bersifat
dogmatik. Tingkat kepercayaan remaja terhadap hal-hal dogmatik di dalam
36
agama akan dilihat pengaruhnya kepada sejauh mana sikap remaja untuk
mencegah penularan HIV dan AIDS seperti dengan tidak melakukan
maksiat karena adanya kepercayaan bahwa Tuhan selalu mengamati segala
tindak tanduk manusia.
b. Praktik dalam beragama (Religious Practice), yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya;
misalnya pergi ke rumah ibadah secara teratur, dan melakukan ritualitas
lainnya secara pribadi di rumah, dan lain-lain. Tingkat ketakwaan remaja
dalam menjalankan kewajiban-kewajiban di dalam ritual keagamaan akan
dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja mencegah penularan HIV dan
AIDS seperti dengan dijalankannya ritual-ritual yang di dalam agama
meningkatkan kontrol diri terhadap perilaku berisiko penularan HIV dan
AIDS.
c. Pengalaman atau perasaan dalam beragama (Religious Feeling), yaitu
perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah
dialami yang dirasakan merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan;
misalnya merasa dekat dengan Tuhan atau merasakan kehadiran Tuhan,
merasa doanya dikabulkan oleh Tuhan, merasa diselamatkan oleh Tuhan,
dan lain sebagainya. Tingkat pengalaman di dalam pengalaman beragama
akan dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja di dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS seperti adanya pengalaman-pengalaman yang
dialami oleh remaja yang memberikan ‘kesadaran’ akan dosa yang akan
mereka dapatkan jika melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
d. Pengetahuan dalam beragama (Religious Knowledge), yaitu seberapa jauh
seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, yang terdiri dari
pengetahuan dan konsep-konsep kognitif yang berhubungan dengan
penciptaan, pengetahuan akan mukjizat, ajaran-ajaran alkitab, dan lain-lain
serta aktivitasnya dalam menambah pengetahuan tentang agamanya,
terutama yang ada dalam kitab suci maupun buku-buku agama lainnya.
Tingkat pengetahuan terhadap agama yang dimiliki oleh remaja akan
dihubungkan dengan sikap remaja di dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS. Ajaran agama yang melarang umatnya untuk melakukan aktivitas
37
seksual secara bebas memberikan kontrol kepada remaja di dalam
tindakan-tindakan yang mereka lakukan.
e. Konsekuensi dalam beragama (Religious Effect), yaitu dimensi yang
mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi dan konsekuen
dengan ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial; misalnya
mengunjungi tetangganya yang sakit, menolong orang yang kesulitan,
mendermakan harta, tidak melakukan atau setuju dengan zinah, judi,
korupsi dan lain-lain. Tingkat keberlakuan doktrin keagamaan akan dilihat
pengaruhnya terhadap sikap remaja dalam upaya mencegah penularan HIV
dan AIDS, seperti pada saat remaja menjalankan kegiatan sehari-hari,
nilai-nilai agama yang ia miliki selalu dipengang secara teguh seperti tidak
mengunakan narkoba, pengunaan tato, dan seks bebas. Sehingga sikap
tersebut menghindarkan mereka dari penyakit HIV dan AIDS.
Dari indikator-indikator yang telah disebutkan di atas, indikator
dirumuskan kembali dengan mengunakan 3 dimensi dari tingakt religiositas
menurut Glock and Stark (1968, p. 12-18) yaitu kepercayaan dalam beragama
(Religious Belief), ketakwaan dalam menjalankan ritual keagamaan (Religious
Practice), dan pengalaman keagamaan (Religious Effect) yang akan dikaitkan
dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa
Malangbong, Kecamatan Lewo Baru, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
38
2.3 MODEL ANALISIS
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat
disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.3
Model Analisis
2.4 HIPOTESIS
Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup
remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti
memiliki beberapa hipotesis, yaitu:
a. Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
b. Semakin mendukung gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
2.5 DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, yaitu satu variabel
dependen, dua variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan
sebagai variabel independen dalam penelitian ini didefinisikan kedalam gaya
Variabel Independen
Variabel Dependen
Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan
HIV dan AIDS
Gaya Hidup Remaja
Tingkat Religiositas Remaja
39
hidup dan tingkat religiositas remaja. Penjabaran secara operasional dari variabel-
variabel penelitian tersebut di atas sebagai berikut:
2.5.1 Variabel Dependen
2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini, Sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS didefinisikan sebagai kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui
empat cara utama yaitu tidak berhubungan seksual sebelum menikah (Abstinence),
setia dengan pasangan (Be Faithful), penggunaan kondom (Condom), dan tidak
memakai obat-obatan terlarang (Don't drugs). Oleh karena itu, dalam penelitian
ini definisi sikap remaja diukur melalui tiga dimensi yaitu kognitif, afektif, dan
perilaku.
Sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat bersifat
positif atau negatif. Sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut
memahami, merasakan dan berperilaku sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful,
Condom dan Don’t Drugs) yang merupakan upaya pencegahan terhadap
penularan HIV dan AIDS. Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan
dengan remaja tersebut tidak memahami, tidak merasakan dan tidak berperilaku
sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful, Condom dan Don’t Drugs) yang
merupakan upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.
2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif
Komponen kognisi dalam hal ini mencakup apa yang diketahui atau tidak
diketahui oleh remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.
Dalam penelitian ini, dimensi kognitif dapat bersifat tinggi atau rendah. Dimensi
Kognitif yang tinggi mencerminkan tingginya pengetahuan dan pemahaman
remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula sebaliknya,
dimensi kognitif yang rendah mencerminkan rendahnya pengetahuan dan
pemahaman remaja dalam melakukan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
Dimensi ini dapat diukur dengan dua indikator yaitu indikator pengetahuan dan
40
pemahaman karena kedua indikator tersebut dapat mewakili jawaban dari
pernyataan responden yang merupakan remaja berusia 15-19 tahun. Sedangkan,
indikator lain yaitu penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi terlalu tinggi
tingkatannya untuk diujikan terhadap remaja.
Berikut adalah dua indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi
kognitif remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge) remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS yang meliputi:
A. Kemampuan remaja untuk menyebutkan aspek-aspek pencegahan
terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu :
a. Kemampuan remaja untuk menyebutkan abstinance sebagai
salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
b. Kemampuan remaja untuk menyebutkan be faithful sebagai
salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
c. Kemampuan remaja untuk menyebutkan condom sebagai salah
satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
d. Kemampuan remaja untuk menyebutkan don’t drugs sebagai
salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS
B. Kemampuan remaja untuk menjelaskan aspek-aspek pencegahan
terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu :
a. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana menjaga
keperawanan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
b. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana setia
terhadap pasangan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS
c. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan
menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV dan
AIDS
d. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan
tidak menggunakan obat-obat terlarang seseorang dapat
mencegah penularan HIV dan AIDS
2. Pemahaman (comprehension) remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS yang meliputi:
41
A. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan antara
orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek
pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan
HIV dan AIDS antara orang yang menjaga keperawanan
sebelum menikah dengan orang yang tidak menjaga
keperawanan sebelum menikah.
b. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan
HIV dan AIDS antara orang yang setia terhadap pasangan
dengan orang yang tidak setia terhadap pasangannya.
c. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan
HIV dan AIDS antara orang yang menggunakan kondom
dengan orang yang tidak melakukan kondom.
d. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan
HIV dan AIDS antara orang yang tidak menggunakan obat-
obatan terlarang dengan orang yang menggunakan obat-obatan
terlarang.
B. Kemampuan remaja untuk meramalkan kondisi orang-orang yang
melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap
penularann HIV dan AIDS, yaitu :
a. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan
tertular HIV dan AIDS jika mereka menjaga keperawanannya,
b. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan
tertular HIV dan AIDS jika mereka setia terhadap pasangannya,
c. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan
tertular HIV dan AIDS jika mereka menggunakan kondom,
d. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan
tertular HIV dan AIDS jika mereka tidak menggunakan obat-
obatan terlarang.
42
2.5.1.1.2 Dimensi Afektif
Komponen afeksi dalam penelitian ini mencakup aspek perasaan remaja
dalam hal mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi abstinance, be
faithful, condom, dan don’t drugs (senang atau tidak senang). Dimensi afektif
dapat bersifat positif atau negatif. Dimensi afektif yang positif mencerminkan
kepekaan remaja yang positif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah
penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, dimensi afektif yang negatif mencerminkan
kepekaan remaja yang negatif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah
penularan HIV dan AIDS.
Dalam penelitian ini dimensi afektif para remaja diukur ke dalam indikator
responding (menerima) karena indikator ini dapat mengukur sikap remaja yang
berusia 15-19 tahun. Sedangkan indikator lainnya yaitu responding, valuing,
organization, characterization by evalue or calue complex memiliki pengukuran
yang tumpang tindih dengan variabel gaya hidup serta memiliki tingkat yang
kompleks untuk diujikan di desa. Indikator yang digunakan untuk mengukur
dimensi afeksi yaitu responding yang melihat bagaimana kemampuan kepekaan
remaja terhadap aspek-aspek mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu:
1. Kemampuan remaja untuk memilih menjaga keperawanan dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
2. Kemampuan remaja untuk memilih setia dengan pasangan dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
3. Kemampuan remaja untuk memilih menggunakan kondom dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
4. Kemampuan remaja untuk memilih tidak menggunakan obat-obatan
terlarang dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku
Komponen perilaku dalam penelitian ini melihat kecenderungan perilaku
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi Abstinance, Be
faithful, Condom, dan Don’t Drugs. Dimensi perilaku dapat bersifat positif atau
negatif. Dimensi perilaku yang positif mencerminkan kesesuaian praktik tingkah
laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
43
Sedangkan, dimensi perilaku yang negatif mencerminkan ketidaksesuaian praktik
tingkah laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan
AIDS.
Untuk mengukur dimensi perilaku terdapat empat indikator yaitu persepsi,
respon terpimpin, mekanisme, dan adaptasi. Namun dalam penelitian ini hanya
menggunakan indikator respon terpimpin yang mana dapat dilihat dari bagaimana
remaja dapat melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan
AIDS. Sedangkan tiga indikator lainnya yaitu persepsi, mekanisme, dan adaptasi
kurang tepat untuk mengukur dimensi sikap karena unit analisis penelitian ini
ialah remaja desa.
Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator respon
terpimpin dari remaja terhadap aspek-aspek dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS yang dapat dilihat dari :
1. Kemampuan remaja untuk menjaga keperawanan dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS, yaitu :
A. Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan
B. Menolak ajakan pacar untuk berpelukan
C. Menolak ajakan pacar untuk berciuman
D. Menolak ajakan pacar untuk melakukan hubungan seksual sebelum
menikah
2. Kemampuan remaja untuk setia terhadap pasangannya dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS, yaitu :
A. Tidak akan berganti-ganti pacar
B. Tidak akan memiliki pacar lebih dari satu
C. Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau
istri
3. Kemampuan remaja untuk menggunakan kondom dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS, yaitu :
A. Membeli kondom saat ingin berhubungan seks
B. Menggunakan kondom saat ingin berhubungan seks
4. Kemampuan remaja untuk tidak menggunakan obat-obatan terlarang
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :
44
A. Tidak akan menggunakan narkoba suntik
B. Menolak tawaran teman untuk menggunakan narkoba suntik
C. Menjauhi orang-orang yang menggunakan narkoba suntik
2.5.2 Variabel Independen
2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja
Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini definisi
gaya hidup dibentuk oleh tiga dimensi yaitu aktivitas, minat, dan opini. Namun,
peneliti hanya menggunakan dua dimensi yaitu aktivitas dan opini, karena
dimensi minat saling tumpang tindih dengan afeksi yang merupakan salah satu
dimensi dari sikap.
Dalam penelitian ini, gaya hidup remaja dapat bersifat mendukung atau
tidak mendukung. Gaya hidup remaja yang mendukung dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang
mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan
sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula
sebaliknya, Gaya hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang tidak mendukung
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan sikap remaja
yang negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas
Dimensi aktivitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana
seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
yang berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS. Aktivitas
remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Aktivitas remaja yang
mendukung mencerminkan mendukungnya cara remaja menghabiskan waktunya
dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, aktivitas remaja
yang tidak mendukung mencerminkan tidak mendukungnya cara remaja
menghabiskan waktunya dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Untuk
mengukur apakah aktivitas remaja bersifat mendukung atau tidak mendukung
45
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti merumuskan empat
buah indikator yang didasari oleh teori aktivitas belajar yang telah dijelaskan di
atas. Indikator tersebut adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengarkan, dan aktivitas gerak. Keterangan lebih lanjut mengenai tiap
indikator dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
1. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek
visual dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan berupa:
A. Membaca dan melihat gambar-gambar dari media cetak terkait
dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan
berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan
terlarang.
B. Membaca dan melihat gambar-gambar dari media elektronik terkait
dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan
berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan
terlarang.
2. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek
lisan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti:
A. Berpendapat baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua
terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada
pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki
kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-
obatan terlarang.
B. Berdiskusi baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua
terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada
pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki
46
kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-
obatan terlarang.
C. Bertanya baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua
terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada
pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki
kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-
obatan terlarang.
3. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek
mendengarkan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti:
A. Mendengarkan penjelasan guru, orangtua, maupun teman sebaya
terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada
pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki
kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-
obatan terlarang.
4. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek
gerak dapat dilihat dari:
A. Kegiatan-kegiatan fisik yang rutin dilakukan oleh remaja terkait
aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,
menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan
berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan
terlarang.
Keempat indikator di atas, yaitu aktivitas lisan, visual, mendengarkan, dan
gerak digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas remaja dapat mendukung
atau tidak mendukung pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.
2.5.2.1.2 Dimensi Opini
Dimensi Opini remaja dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh mana
pandangan remaja terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan
47
AIDS. Opini remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Opini
remaja yang mendukung mencerminkan pandangan remaja yang mendukung
terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan,
opini remaja yang tidak mendukung mencerminkan pandangan remaja yang tidak
mendukung terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan
AIDS. Untuk mengukur apakah opini remaja bersifat mendukung atau tidak
mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti
merumuskan tiga buah indikator yang didasari oleh teori opini publik yang telah
dijelaskan di atas. Ketiga indikator tersebut adalah arah opini, intensitas opini, dan
saliensi opini. Opini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan remaja
mengenai lingkungan sekitarnya terkait dengan hal-hal berikut :
1. Arah opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat dilihat
melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, setuju atau tidak
setuju mengenai aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu:
A. Pandangan remaja terhadap orang yang menjaga keperawanan atau
keperjakaannya sebelum menikah.
B. Pandangan remaja terhadap orang yang setia dan tidak setia pada
pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan remaja mengenai
orang yang mempunyai banyak pacar atau berganti-ganti pacar.
C. Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan kondom.
D. Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan obat-obatan
terlarang.
2. Intensitas opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat
dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu
seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terkait dengan aspek-aspek
pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu:
A. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang
menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
B. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang
setia dan tidak setia pada pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari
pandangan remaja mengenai orang yang mempunyai banyak pacar
atau berganti-ganti pacar.
48
C. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja mengenai penggunaan
kondom bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan.
D. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang
menggunakan obat-obatan terlarang.
3. Saliensi opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat
dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu
seberapa penting mereka menilai aspek-aspek pencegahan penularan HIV
dan AIDS, yaitu:
A. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menjaga
keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.
B. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang setia terhadap
pasangannya, seperti hanya mempunyai satu pacar dan tidak
berganti-ganti pacar.
C. Seberapa pentingkah remaja memandang penggunaan kondom untuk
orang yang sering berganti-ganti pasangan.
D. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menggunakan
obat-obatan terlarang.
2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja
Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat
religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Tingkat religiositas
remaja dapat bersifat tinggi atau rendah. Tingkat religiositas yang tinggi
mencerminkan dimensi practice, belief dan feeling yang tinggi sehingga akan
menghasilkan sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS. Begitu pula sebaliknya, tingkat religiositas remaja yang rendah
mencerminkan dimensi practice, belief, dan feeling yang juga rendah sehingga
akan menghasilkan sikap remaja yang negatif dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS.
Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan Stark (1968, p.
12-18), terdapat lima dimensi yang mampu mengukur tingkat religiositas ini.
Namun dari lima dimensi yang ada, peneliti hanya memakai tiga dimensi dari
religiositas yang diungkapkan oleh Glock dan Stark, yaitu Religious Practice atau
49
Praktik dalam Beragama, Religious Belief atau Kepercayaan dalam Beragama, dan
Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama. Dari
dimensi-dimensi tersebut, peneliti akan mengaitkannya dengan sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa Lewo
Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Alasan dari peneliti
untuk menggunakan tiga dimensi tersebut karena menurut peneliti, dimensi-
dimensi tersebut mempunyai relevansi yang paling berkaitan untuk membahas
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja.
2.5.2.2.1 Praktik dalam Beragama
Dimensi religiositas yang pertama adalah Religious Practice atau Praktik
dalam Beragama. Praktik dalam beragama dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya.
Praktik dalam beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Praktik dalam beragama
yang tinggi mencerminkan tingginya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama
yang dilakukan oleh remaja. Sedangkan, praktik dalam beragama yang rendah
mencerminkan rendahnya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama yang
dilakukan oleh remaja. Indikator dalam dimensi ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Ritual menjelaskan tentang praktik komitmen individu kepada sistem
kepercayaan yang dianut bersama dengan lembaga keagamaan yang
dibatasi oleh waktu dan tempat, serta memerlukan pakaian khusus dan
sikap yang bersifat formal, antara lain :
A. Melakukan kegiatan beribadah bersama tempat ibadah;
B. Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di televisi;
C. Mendengarkan acara kultum atau rohani di radio;
D. Membaca rubrik keagamaan atau rohani di koran;
E. Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah.
F. Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah
2. Kesalehan menjelaskan tentang praktik individu yang bersifat informal dan
individual yang meliputi:
A. Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam
sehari;
50
B. Membaca doa disaat melakukan tidur;
C. Membaca doa disaat keluar rumah;
D. Membaca doa sebelum bekerja.
2.5.2.2.2 Kepercayaan dalam Beragama
Dimensi berikutnya adalah Religious Belief atau Kepercayaan dalam
Beragama. Kepercayaan dalam beragama dapat dilihat dari sejauh mana seseorang
menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya. Kepercayaan dalam beragama
dapat bersifat tinggi atau rendah. Kepercayaaan dalam beragama yang tinggi
mencerminkan tingginya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik
dalam agama. Sedangkan, kepercayaan dalam beragama yang rendah
mencerminkan rendahnya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik
dalam agama. Dimensi ini dapat dibagi menjadi empat indikator mengenai
kepercayaan sebagai sebuah ajaran dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh agama.
Indikator dari dimensi ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Acknowledge the super natural doctrine atau mengakui. Indikator ini
membahas mengenai pengakuan terhadap nilai-nilai yang diajarkan oleh
agama, seperti:
A. Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam agama yang diyakini
masing-masing.
2. Particularism atau mempercayai nilai-nilai keagamaan yang di ajarankan
oleh agama, seperti:
A. Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk
neraka;
B. Percaya bahwa ketika berbuat baik akan masuk kedalam surga dan
mendapatkan pahala;
C. Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan
dosa;
D. Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan
pahala.
51
3. Religious commitment atau melakukan. Indikator ini melihat implementasi
nilai-nilai keagamaan yang diajarkan oleh agama. Implementasi nilai-nilai
yang diajarkan oleh agama, seperti:
A. Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai baik seperti
memaafkan kesalahan orang lain;
B. Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai buruk seperti
mencuri atau berbohong;
C. Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas;
D. Tidak memiliki pacar;
E. Tidak berpegangan tanggan disaat berpacaran;
F. Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat berpacaran;
G. Tidak berciuman ketika berpacaran;
H. Tidak melakukan hubungan seksual ketika berpacaran.
4. Source of ultimate meaning atau memaknai. Indikator ini bicara tentang
makna dari setiap nilai yang diajarkan oleh agama. Memaknai nilai-nilai
yang diajarkan oleh agama dapat dilihat sebagai berikut :
A. Mampu memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang
diyakini;
B. Tidak menjalankan ajaran agama tersebut hanya kerena diwajibkan.
2.5.2.2.3 Pengalaman/perasaan dalam Beragama
Dimensi religiositas yang terakhir dalam mengukur tingkat religiositas
adalah Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama.
Perasaan/pengalaman dalam beragama dapat dilihat dari perasaan-perasaan atau
pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dialami yang dirasakan
merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Perasaan/pengalaman dalam
beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Perasaan/pengalaman beragama yang
tinggi dapat dilihat dari tingginya perasaan atau pengalaman keagamaan yang
pernah dialami oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang
dari Tuhan. Sedangkan, perasaan atau pengalaman keagamaan yang rendah dapat
dilihat dari rendahnya perasaan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami
oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang dari Tuhan.
52
Dimensi ini dapat dibagi menjadi dua indikator terkait perasaan atau pengalaman
remaja dalam beragama. Indikator yang terkait dengan dimensi ini adalah sebagai
berikut:
1. Konfirmasi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu ‘merasakan’
keberadaan aktor supranatural yang bisa saja bukan manusia. Indikator ini
terkait dengan:
A. Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat dan mengawasi tiap kegiatan
manusia,
B. Merasa dekat dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa.
2. Responsif. Indikator ini mengacu kepada adanya hubungan antara aktor
supranatural dan individu. Indikator responsif ini terbagi menjadi dua,
yaitu:
A. Salvational (pengakuan sebagai ‘yang terpilih’ oleh yang dianggap
Tuhan), terkait dengan:
a. Merasakan pengalaman selamat dari kecelakaan karena Tuhan,
b. Merasa selamat dari bencana alam karena Tuhan,
c. Merasa dihindarkan dari penipuan karena Tuhan.
B. Sanctioning (mengalami displeasure dari aktor supranatural atau
mendapat hukuman darinya), terkait dengan:
a. Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan karena sebelumnya
tidak melakukan solat berjamaah,
b. Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena telah
berbohong kepada orang tua,
c. Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong.
C. Ekstatis. Indikator ini menjelaskan adanya kesadaran individu
terhadap hubungan dengan aktor supranatural bisa berupa cinta atau
kasih sayang kepada sesama. Hal ini terkait dengan:
a. Menolong sesama,
b. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan,
c. Menyantuni anak yatim,
d. Selalu berbuat baik kepada sesama.
53
D. Persepsi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu memaknai diri
mereka sebagai partisipan atau pengikut aktor supranatural. Indikator
penelitian ini terkait dengan:
a. Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur dan jauh dari
pengalaman sehari-harinya,
b. Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan,
c. Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu memberi kejelasan
terhadap jalan hidup.
54
Tabel 2.3
Operasionalisasi Konsep Sikap
Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala
Sikap Sikap
remaja
dalam
mencegah
penularan
HIV dan
AIDS
Kognitif
1. Pengetahuan remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS yang meliputi:
A. Kemampuan remaja untuk
menyebutkan aspek-aspek
pencegahan terhadap penularan HIV
dan AIDS yaitu :
a. Menyebutkan abstinance
sebagai salah satu aspek
pencegahan terhadap penularan
HIV dan AIDS
b. Menyebutkan be faithful sebagai
salah satu aspek pencegahan
terhadap penularan HIV dan
AIDS
c. Menyebutkan condom sebagai
salah satu aspek pencegahan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. SangatTidak
Setuju
Ordinal
Tinggi - Rendah
55
terhadap penularan HIV dan
AIDS
d. Menyebutkan don’t drugs
sebagai salah satu aspek
pencegahan terhadap penularan
HIV dan AIDS
B. Kemampuan remaja untuk
menjelaskan aspek-aspek
pencegahan terhadap penularann
HIV dan AIDS, yaitu :
a. Menjelaskan bagaimana
menjaga keperawanan dapat
mencegah penularan HIV dan
AIDS,
b. Menjelaskan bagaimana setia
terhadap pasangan dapat
mencegah penularan HIV dan
AIDS,
c. Menjelaskan bagaimana dengan
menggunakan kondom dapat
56
mencegah penularan HIV dan
AIDS,
d. Menjelaskan bagaimana dengan
tidak menggunakan obat-obat
terlarang seseorang dapat
mencegah penularan HIV dan
AIDS
2. Pemahaman (comprehension) remaja
dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS, yang meliputi :
A. Kemampuan remaja untuk
membandingkan risiko penularan
antara orang-orang yang melakukan
dan tidak melakukan aspek-aspek
pencegahan terhadap penularann
HIV dan AIDS, yaitu :
a. Membandingkan risiko
penularan HIV dan AIDS antara
orang yang menjaga
57
keperawanan sebelum menikah
dengan orang yang tidak
menjaga keperawanan sebelum
menikah.
b. Membandingkan risiko
penularan HIV dan AIDS antara
orang yang setia terhadap
pasangan dengan orang yang
tidak setia terhadap
pasangannya.
c. Membandingkan risiko
penularan HIV dan AIDS antara
orang yang menggunakan
kondom dengan orang yang
tidak melakukan kondom.
d. Membandingkan risiko
penularan HIV dan AIDS antara
orang yang tidak menggunakan
obat-obatan terlarang dengan
orang yang menggunakan obat-
58
obatan terlarang.
B. Kemampuan remaja untuk
meramalkan kondisi orang-orang
yang melakukan dan tidak
melakukan aspek-aspek pencegahan
terhadap penularann HIV dan AIDS,
yaitu :
a. Meramalkan apakah seseorang
akan tertular HIV dan AIDS jika
mereka menjaga
keperawatannya,
b. Meramalkan apakah seseorang
akan tertular HIV dan AIDS jika
mereka setia terhadap
pasangannya,
c. Meramalkan apakah seseorang
akan tertular HIV dan AIDS jika
mereka menggunakan kondom,
d. Meramalkan apakah seseorang
akan tertular HIV dan AIDS jika
59
mereka tidak menggunakan
obat-obatan terlarang.
Afektif
1. Responding (menerima) remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
dengan melihat bagaimana kemampuan
kepekaan remaja terhadap hal tersebut.
Hal ini meliputi :
a. Memilih untuk menjaga
keperawanan dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS,
b. Memilih setia dengan pasangan
dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS,
c. Memilih menggunakan kondom
dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS,
d. Memilih tidak menggunakan
obat-obatan terlarang dalam
mencegah penularan HIV dan
AIDS.
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. SangatTidak
Setuju
Ordinal
Positif - Negatif
60
Perilaku
1. Respon termimpin dari remaja terhadap
aspek-aspek dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS, hal ini meliputi :
A. Menjaga keperawanan dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
yaitu:
a. Menolak ajakan pacar untuk
berpegangan tangan
b. Menolak ajakan pacar untuk
berpelukan
c. Menolak ajakan pacar untuk
berciuman
d. Menolak ajakan pacar untuk
melakukan hubungan seks
sebelum menikah
B. Setia terhadap pasangannya dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
yaitu :
a. Tidak akan berganti-ganti pacar
b. Tidak akan memiliki pacar lebih
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Ordinal
Positif - Negatif
61
dari satu
c. Tidak akan berhubungan seks
dengan orang lain selain suami
atau istri
C. Menggunakan kondom dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS,
yaitu :
a. Membeli kondom saat ingin
berhubungan seks
b. Menggunakan kondom saat
ingin berhubungan seks
D. Tidak menggunakan obat-obatan
terlarang dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS, yaitu :
a. Tidak akan menggunakan
narkoba suntik
b. Menolak tawaran teman untuk
menggunakan narkoba suntik
c. Menjauhi orang-orang yang
menggunakan narkoba suntik
62
Tabel 2.4
Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup
Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala
Gaya
Hidup
Gaya hidup
remaja
Aktivitas 1. Aktivitas visual dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS mencakup
kegiatan seperti:
A. Membaca terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Membaca buku/artikel/selebaran
mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Membaca buku/artikel/selebaran
mengenai pentingnya setia
kepada pasangan,
c. Membaca buku/artikel/selebaran
mengenai penggunaan kondom,
d. Membaca buku/artikel/selebaran
mengenai bahaya obat-obatan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
Mendukung -
Tidak
Mendukung
63
terlarang,
B. Menonton terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Menonton acara TV tentang
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Menonton acara TV tentang
pentingnya setia kepada
pasangan,
c. Menonton acara TV tentang
penggunaan kondom,
d. Menonton acara TV tentang
bahaya obat-obatan terlarang.
2. Aktivitas Lisan terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS mencakup
kegiatan, seperti:
A. Berdiskusi terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
64
a. Berdiskusi mengenai pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Berdiskusi mengenai pentingnya
setia kepada pasangan,
c. Berdiskusi mengenai
penggunaan kondom,
d. Berdiskusi mengenai bahaya
obat-obatan terlarang.
B. Berpendapat terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Berpendapat mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Berpendapat mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan,
c. Berpendapat mengenai
65
penggunaan kondom,
d. Berpendapat mengenai bahaya
obat-obatan terlarang.
C. Bertanya terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Bertanya mengenai pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Bertanya berpendapat mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan,
c. Bertanya mengenai kegunaan
kondom,
d. Bertanya mengenai bahaya
obat-obatan terlarang.
3. Aktivitas mendengarkan terkait dengan
upaya pencegahan HIV dan AIDS
mencakup kegiatan seperti:
66
A. Mendengarkan terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :
a. Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah,
b. Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya setia kepada
pasangan,
c. Mendengarkan penjelasan
tentang penggunaan kondom,
d. Mendengarkan penjelasan
tentang bahaya obat-obatan
terlarang.
4. Aktivitas gerak terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS mencakup
kegiatan, seperti:
A. Kegiatan fisik rutin, yaitu :
a. Melakukan hobi
67
b. Menggunakan kondom saat
berhubungan seksual
c. Setia dengan satu pasangan
d. Tidak menggunakan obat-
obatan terlarang
Opini 1. Arah dan intensitas opini remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
terkait aspek-aspek pencegahan
penularan HIV dan AIDS. Hal ini
meliputi :
A. Pandangan remaja mengenai orang
lain terkait dengan upaya
pencegahan HIV dan AIDS, seperti :
a. Pandangan remaja tentang orang
yang menjaga keperawanan atau
keperjakaannya sebelum
menikah,
b. Pandangan remaja tentang orang
yang setia terhadap satu
pasangan,
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
Mendukung
– Tidak
Mendukung
68
c. Pandangan remaja tentang orang
yang Berganti-ganti pasangan,
d. Pandangan remaja tentang orang
yang menggunakan kondom.
B. Pandangan remaja mengenai
lingkungan sekitarnya terkait
dengan upaya pencegahan HIV dan
AIDS, yaitu :
a. Akses mendapatkan kondom,
b. Penggunaan obat-obatan
terlarang,
c. Penjualan obat-obatan terlarang.
d. Akses mendapatkan obat-obatan
terlarang.
2. Saliensi opini remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS terkait aspek-
aspek pencegahan penularan HIV dan
AIDS. hal ini meliputi :
A. Pandangan remaja mengenai
69
pentingnya orang lain, yaitu :
a. Penting bagi orang lain untuk
menjaga keperawanan atau
keperjakaannya sebelum
menikah.
b. Penting bagi orang lain untuk
setia terhadap satu pasangan.
c. Penting bagi orang lain untuk
hanya mempunyai satu
pasangan.
d. Penting bagi orang lain untuk
menggunakan kondom
e. Penting bagi orang lain untuk
tidak menggunakan obat-obatan
terlarang
70
Tabel 2.5
Operasionalisasi Konsep Religiositas
Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala
Religiositas Tingkat
religiositas
remaja
Praktik dalam
Beragama
1. Ritual, hal ini meliputi :
A. Melakukan kegiatan beribadah bersama
di tempat ibadah,
B. Menonton acara kultum atau rohani
keagamaan di televisi,
C. Mendengarkan acara kultum atau rohani
di radio,
D. Membaca rubrik keagamaan atau rohani
di koran,
E. Ikut serta di dalam organisasi keagamaan
di sekolah,
F. Aktif di dalam organisasi keagamaan di
sekolah.
2. Kesalehan, hal ini meliputi :
A. Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab
suci lainnya satu kali dalam satu hari,
1. Sering
2. Jarang
Tidak Pernah
Ordinal
Tinggi -
Rendah
71
B. Membaca doa disaat melakukan tidur,
C. Membaca doa disaat keluar rumah,
Membaca doa sebelum bekerja.
Kepercayaan
dalam
Beragama
1. Acknowledge the super natural doctrine, yaitu:
A. Mengakui adanya Tuhan dalam agama
yang diyakininya.
2. Particularism, yaitu :
A. Percaya ketika melakukan perbuatan
maksiat akan mendapatkan dosa,
B. Percaya ketika menghindari perbuatan
maksiat akan mendapatkan pahala,
C. Percaya ketika menghindari perbuatan
maksiat akan mendapatkan pahala,
D. Percaya ketika menghindari perbuatan
maksiat akan mendapatkan pahala,
3. Religious commitment, hal ini meliputi :
A. Melakukan kegiatan-kegiatan yang
memiliki nilai baik,
B. Menjauhi kegiatan-kegiatan yang
memiliki nilai buruk,
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Ordinal
Tinggi-
rendah
72
C. Tidak lupa berdoa saat melakukan
aktivitas,
D. Tidak memiliki pacar,
E. Tidak berpegangan tanggan disaat
berpacaran,
F. Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat
berpacaran,
G. Tidak berciuman ketika berpacaran,
H. Tidak melakukan hubungan seksual
ketika berpacaran.
4. Source of ultimate meaning, hal ini meliputi :
A. Mampu memahami ajaran-ajaran yang
diberikan dalam agama yang diyakini,
B. Tidak menjalankan ajaran agama tersebut
hanya kerena diwajibkan.
Pengalaman/
Perasaan
dalam
1. Konfirmasi, hal ini meliputi :
A. Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat
tiap kegiatan manusia,
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Ordinal
Tinggi-
rendah
73
Beragama B. Merasa dekat dengan Tuhan dalam
melakukan kegiatan berdoa,
C. Merasakan bahwa Tuhan selalu
mengawasi tiap kegiatan manusia
2. Responsif, hal ini meliputi :
A. Salvational, yaitu :
a. Merasa dihindarkan dari penipuan
karena Tuhan,
b. Merasakan pengalaman selamat dari
kecelakaan karena Tuhan,
c. Merasa selamat dari bencana alam
karena Tuhan.
B. Sanctioning:
a. Merasa pernah diberi kesulitan oleh
Tuhan karena sebelumnya tidak
melakukan solat berjamaah,
b. Merasa pernah diberi ganjaran oleh
Tuhan karena telah berbohong
kepada orang tua,
4. Sangat Tidak
Setuju
74
c. Merasa pernah diberi ganjaran oleh
Tuhan karena sombong.
3. Ekstatis, hal ini meliputi :
A. Menolong sesama,
B. Memberi sedekah kepada yang
membutuhkan,
C. Menyantuni anak yatim,
D. Selalu berbuat baik kepada sesama.
4. Persepsi, yaitu :
A. Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur
dan jauh dari pengalaman sehari-harinya,
B. Merasa bahwa perintah Tuhan mampu
memberi kebahagiaan,
C. Merasakan bahwa perintah Tuhan
mampu memberi kejelasan terhadap jalan
hidup.
76
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian membahas mengenai keseluruhan cara suatu penelitian
yang dilakukan di dalam penelitian yang mencakup prosedur dan teknik-teknik
yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk menguji
teori-teori dengan memerinci kedalam hipotesis yang spesifik, lalu
mengumpulkan data untuk mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Salah
satu pengertian penelitian kuantitatif menurut Cresswell adalah “... the research
test a theory by specifying narrow hypothesis and the collection of data to support
or refute the hypotheses.” (Creswell. 2003: 20).
Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian untuk menguji teori-
teori dengan cara meneliti hubungan, kekuatan, dan arah hubungan antarvariabel.
Variabel ini diukur dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.
Pengujian teori dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan diawali suatu
gagasan atau teori yang umum kemudian diuji ke dalam suatu wilayah atau
konteks yang spesifik. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya bias-bias,
mengontrol penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan
kembali penemuan-penemuannya. Oleh karena itu, penelitian ini memilih
menggunakan metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini ingin melihat
hubungan antar variabel yang didasari oleh landasan teori yang kuat.
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas
terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan logika deduktif. Pengujian
teori dalam penelitian ini diawali dengan gagasan atau teori yang umum kemudian
diuji ke dalam suatu wilayah atau konteks yang spesifik, atau biasa disebut
dengan metode deduktif (KBBI, 2008). Penelitian ini berangkat dari teori-teori
yang telah ada sebelumnya kemudian diturunkan dengan cara operasionalisasi
77
konsep sehingga dapat diukur kedalam realitas empiris, seperti teori sikap yang
kemudian diturunkan menjadi tiga dimensi yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku.
Ketiga dimensi tersebut lalu diturunkan kembali menjadi indikator-indikator
seperti pengetahuan dan penerimaan yang kemudian menjadi basis bagi
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Oleh karena itu
dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Pendekatan
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah
variabel gaya hidup dan tingkat religiositas memiliki pengaruh terhadap variabel
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
3.2 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian di dalam ilmu sosial dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu berdasarkan orientasi penelitian, tujuan penelitian, waktu penelitian dan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian
dasar atau basic research. Basic research bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dasar mengenai dunia sosial, menolak atau mendukung teori yang
menjelaskan bagaimana kehidupan sosial berjalan, dan menjelaskan mengapa
hubungan sosial terjadi dan mengapa masyarakat berubah. Basic research adalah
sumber dari ide ilmiah baru dan cara berpikir mengenai kehidupan sosial
(Neuman, 2006: 24). Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
bagaimana kondisi gaya hidup, tingkat religiositas dan sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Dengan topik mengenai HIV dan AIDS,
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga penanggulangan HIV dan
AIDS. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
institusi terkait seperti kantor desa dalam menanamkan gaya hidup remaja yang
positif dan menanggulangi gaya hidup remaja yang negatif. Selain itu penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para tokoh agama setempat
78
dalam meningkatkan religiositas pada remaja baik dari aspek feeling, practice
maupun belief. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
institusi pendidikan setempat demi memperbaiki sikap remaja dalam mencegah
HIV dan AIDS baik dari aspek kognitif, afektif maupun perilaku. Jadi secara
keseluruhan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan atau
institusi yang terkait dengan topik penelitian kami yaitu HIV dan AIDS, maupun
yang terkait dengan gaya hidup dan tingkat religiositas.
3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Oleh
karena itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian
eksplanatif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan mengapa suatu kejadian
terjadi dan untuk membangun, mengelaborasi, memperluas, atau menguji teori
(Neuman, 2006: 34). Penelitian ini memberikan beberapa penjelasan terkait
dengan pengaruh variabel gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap yang
dimiliki oleh remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Penjelasan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
b. Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian
yang bersifat cross-sectional, yaitu penelitian yang dilaksanakan hanya dalam
rentang waktu tertentu. Penelitian ini dilaksanakan selama sepuluh hari di Desa
79
Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini
dimulai sejak tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013.
3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survei. Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas
terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS terdapat dua
jenis data yang digunakan untuk memberikan informasi terkait dengan penelitian.
Pertama, data primer yang didapatkan melalui wawancara kepada responden
dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan melakukan
wawancara mendalam secara kualitatif terkait dengan informasi penting yang
berkenaan dengan isu penelitian. Kedua, data sekunder berupa profil desa yang
didapat dari kantor desa setempat.
3.3 UNIT ANALISIS
Sebelum peneliti menentukan populasi untuk menarik sampel, terlebih
dahulu peneliti menentukan unit analisis. Unit analisis merupakan unit, kasus,
atau bagian dari kehidupan sosial yang dapat disadari sebagai kunci dari konsep,
perkembangan, pengukuran empiris atau mengamati konsep yang ada pada
analisis data (Neuman, 2006). Unit analisis dalam penelitian ini terdapat pada
tingkat individu, dengan unit pengamatan yaitu remaja berusia 15-19 tahun yang
belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat. Kriteria ini diambil mengingat prevalensi tertinggi kasus
HIV dan AIDS di Indonesia berada di rentang usia remaja yaitu 15-24 tahun.
Unit analisis dipilih berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
80
Tabel 3.1
Unit Analisis
Isi Seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa
Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat pada tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013
Cakupan Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat
Waktu 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013
3.4 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat
religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo
Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada bulan Juni,
tahun 2013. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 93 remaja berusia 15-
19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Besaran sampel yang diambil pada penelitian ini
didadasarkan oleh beberapa pertimbangan.
Pertama, penelitian ini hanya dilakukan selama sepuluh hari yaitu pada
tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013 sehingga waktu yang dimiliki
oleh peneliti untuk menyebarkan kuesioner sangat terbatas. Kedua, penelitian ini
merupakan bagian dari mata kuliah Latihan Praktek Metode Penelitian Sosial
Kuantitatif dengan jumlah peserta untuk kelas A sebanyak delapan belas
mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia angkatan 2011. Supaya mahasiswa
memiliki kemampuan yang sama, maka setiap mahasiswa diharuskan
mendapatkan jumlah responden yang sama dalam melakukan wawancara ketika
turun lapangan1. Ketiga, kendala yang ditemukan saat turun lapangan
1Mengingat jangka waktu penelitian yang terbatas, tim peneliti sepakat agar masing-masing
peneliti harus mewawancarai enam responden. Sehingga, jumlah sampel yang ditargetkan untuk
tercapai adalah 104 responden. Namun, tidak semua peneliti dapat memenuhi target enam
responden untuk dilakukan wawancara. Sehingga jumlah sampel yang tercapai adalah 93
responden.
81
menyebabkan tidak semua responden dapat ditemukan untuk dilakukan
wawancara2, sehingga total sampel pada penelitian ini adalah 93 responden.
3.5 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS ini menggunakan pendekatan probability
sampling yaitu setiap unsur populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
multistage sampling (sampel bertahap). Multistage sampling (sampel bertahap)
adalah penarikan sampel dengan proses pemilihan untuk setiap tahapannya
dilakukan secara acak. Hal ini bertujuan untuk menjamin keterwakilan dari tiap
sampel yang diambil dari populasi. Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan
tingkatan wilayah secara bertahap yang mana pengambilan teknik ini karena
diasumsikan bahwa unit-unit populasi di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki karakteristik yang homogen
dan memiliki cakupan wilayah yang luas. Tahapan yang dilakukan dalam proses
penarikan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap pertama, menentukan populasi penelitian yaitu Desa Lewo Baru.
Desa Lewo Baru ini memiliki dua dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2.
Dalam penelitian yang dilakukan, diambil semua populasi dari Dusun 1 dan
Dusun 2 atau disebut juga total population. Sehingga semua dusun di Desa
Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.
2. Tahap kedua, menurunkan sampel penelitian ke dalam beberapa RW yang
menjadi bagian dari Dusun 1 dan Dusun 2. Dalam penelitian yang
dilakukan, diambil seluruh RW yang terdapat di dalam populasi dari Dusun
1 dan Dusun 2. Dusun 1 memiliki tiga RW yaitu RW 1, RW 2, RW 3 dan
Dusun 2 memiliki tiga RW yaitu RW 4, RW 5, RW 6. Dari pemaparan
tersebut dapat digambarkan bahwa pada tahap ini populasi yang diambil
2Salah satu keterbatasan penelitian pada penelitian ini adalah waktu pelaksanaan peneliti yang
bersamaan dengan masa liburan sekolah. Sehingga, terdapat sampel yang menjadi responden
utama maupun responden cadangan sedang berlibur atau bekerja di luar kota. Hal itu
menyebabkan tidak semua peneliti pada tim peneliti MPS A dapat mewawancarai responden
tersebut.
82
merupakan total population. Sehingga semua RW yang terdapat pada dusun
di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.
3. Tahap ketiga, menurunkan sampel penelitian kedalam beberapa RT yang
menjadi bagian dari seluruh RW. Dalam penelitian yang dilakukan, diambil
seluruh RT yang terdapat di dalam populasi. RW 1 memiliki 4 RT, RW 2
memiliki 3 RT, RW 3 memiliki 3 RT, RW 4 memiliki 4 RT, RW 5 memiliki
3 RT, RW 6 memiliki 2 RT. Dari pemaparan tersebut dapat digambarkan
bahwa pada tahap ini populasi yang diambil merupakan total population.
Sehingga semua RT yang menjadi bagian dari RW 1, RW 2, RW 3, RW 4,
RW 5 dan RW 6 pada dusun di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling
yang akan diambil.
4. Tahap keempat, melakukan listing populasi dari setiap RT yang terpilih ke
dalam sampel. Listing populasi dilakukan berdasarkan daftar seluruh remaja
berusia 15-19 tahun yang belum menikah dari setiap RT yang dapat ditarik
dari populasi. Setelah dilakukan listing populasi, selanjutnya dapat
dilakukan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) untuk
menentukan sampel unit pengamatan. Penarikan sampel ini dilakukan
dengan prosedur undian di mana setiap unsur yang ada memiliki
probabilitas yang sama untuk dapat diikutsertakan di dalam sampel.
Prosedur undian juga digunakan untuk menentukan sampel pengamatan
utama dan cadangan.
5. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 93 responden remaja yang
bertempat tinggal di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel tersebut diambil dengan
pertimbangan bahwa jumlah peneliti adalah sebanyak 18 mahasiswa.
Sehingga setiap mahasiswa mendapatkan empat sampai dengan lima
responden untuk diwawancarai.
Dari teknik tersebut, didapatkan responden utama perempuan sebesar 65
orang dan responden utama laki-laki sebesar 42 orang. Selain itu didapatkan
cadangan responden perempuan sebesar 12 orang dan cadangan laki-laki sebesar
42 orang.
84
Desa Lewo Baru
Dusun 1
RW 1
Remaja usia 15-19 tahun yang belum
menikah di RT 1 (10), RT 2 (5), RT 3 (2), dan RT 4 (5)
RW 2
Remaja usia 15-19 tahun yang belum
menikah di RT 1 (3), RT 2 (6), dan RT 3 (3)
RW 3
Remaja usia 15-19 tahun yang belu menikah
di RT 1 (6), RT 2 (3), dan RT 3 (5)
Dusun 2
RW 4
Remaja usia 15-19 tahun yang belum
menikah di RT 1 (9), RT 2 (4), RT 3 (5), dan
RT 4 (5)
RW 5
Remaja usia 15-19 tahun yang belum
menikah di RT 1 (7), RT 2 (4), dan RT 3 (2)
RW 6
Remaja usia 15-19 tahun yang belum
menikah di RT 1 (5) dan RT 2
(4)
Gambar 3.1
Skema Penarikan Sampel
Total
Population
Total
Population
Total
Population
Simple
Random
Sampling
85
3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.7.1 Data Primer
Terdapat dua jenis data primer atau data utama dalam penelitian ini.
Pertama, data kuantitatif yang diperoleh melalui wawancara kepada responden
menggunakan instrumen kuesioner dengan pertanyaan yang bersifat tertutup.
Kedua, data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam
menggunakan instrumen pedoman wawancara mendalam dengan pertanyaan yang
bersifat terbuka dimana di dalamnya terdapat pertanyaan yang dapat menggali
informasi lebih dalam aspek-aspek yang terkait dengan pengaruh gaya hidup dan
tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini dijadikan sebagai dasar pemikiran.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur yang
didapat melalui jurnal, buku-buku, artikel, ataupun data-data penelitian dari
institusi atau lembaga tertentu yang berkaitan dengan gaya hidup, tingkat
religiositas dan sikap remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS.
Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder dari Desa Lewo Baru untuk
memperoleh informasi tambahan yang dapat menggambarkan Profil Desa Lewo
Baru, Profil Kesehatan Lewo Baru, Peta Desa Lewo Baru, dan foto keadaan
sekitar Desa Lewo Baru.
3.8 KONSTRUKSI SKALA PADA PENELITIAN
Indeks skala yang baik dalam sebuah penelitian menggunakan pengukuran
yang sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan. Setiap indeks skala yang
digunakan memiliki asumsi dan tujuan tertentu. Skala secara terstruktur dapat
mengukur kekuatan dimensi-dimensi yang dimiliki variabel. Metode pengukuran
skala yang digunakan dapat merepresentasikan variabel-variabel yang diuji pada
penelitian sosial. (Babbie. 2004: 167).
Sikap sebagai variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan skala
ordinal. Peneliti melihat bahwa sikap responden yang positif dalam mencegah
86
penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan dengan sikap yang negatif
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Instrumen penelitian mengenai sikap
memiliki tiga dimensi, yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku. Ketiga dimensi tersebut
menggunakan skala likert dengan tujuan untuk menentukan kekuatan intensitas
relatif dari setiap kategori yang berbeda. Dimensi kognisi, afeksi, dan perilaku
dalam instrumen penelitian menggunakan empat kategori, yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemilihan kategori tersebut pada
skala likert ini disebabkan peneliti merepresentasikan jawaban yang diberikan
responden dari setiap kategori. Peneliti tidak menggunakan dua kategori lain dari
skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan
yang dimiliki oleh dua kategori tersebut kecil untuk dipilih oleh responden.
Gaya hidup dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai variabel independen
dengan menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat gaya hidup responden yang
mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan
dengan gaya hidup tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Instrumen penelitian mengenai variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu
aktivitas dan opini. Dimensi aktivitas tersebut menggunakan skala likert dengan
tiga kategori skala, yaitu sering, jarang dan tidak pernah. Sedangkan untuk
dimensi opini digunakan empat kategori yaitu, sangat setuju, setuju, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh kategori yang dapat
merepresentasikan jawaban yang diberikan responden dari setiap dimensi. Peneliti
tidak menggunakan dua kategori lain dari skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan
ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan yang dimiliki oleh dua kategori
tersebut kecil untuk dipilih oleh responden.
Tingkat religiositas sebagai variabel independen dalam penelitian ini
menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat tingkat religiositas yang tinggi lebih
baik dibandingkan dengan tingkat religiositas yang rendah. Instrumen penelitian
mengenai variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu tingkat
kepercayaan (religious belief), praktik dalam beragama (religious practice), dan
tingkat perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling). Instrumen
penelitian untuk dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan perasaan atau
pengalaman dalam beragama (religious feeling) menggunakan skala likert dengan
87
empat kategori skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Penggunaan keempat skala likert tersebut diharapkan dapat
merepresentasikan dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan tingkat
perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling) pada responden.
Dimensi praktik dalam beragama (religious practice) menggunakan skala likert
dengan tiga kategori, yaitu sering, jarang, dan tidak pernah. Penggunaan ketiga
skala likert tersebut diharapkan dapat merepresentasikan intensitas praktik dalam
beragama responden.
3.9 TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Setelah data diperoleh dan dikumpulkan dari penelitian, tahap selanjutnya
adalah melakukan proses pengolahan data. Pengolahan data dilakukan sesuai
dengan tahapan-tahapan berikut:
1. Editing
Sebelum dilakukan pengolahan data, data yang diperoleh hendaknya
melalui proses pengeditan terlebih dahulu. Tujuan dari proses ini ialah untuk
mempermudah peneliti dalam mengelola data. Proses editing ini dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan kelengkapan data seperti memeriksa kelengkapan
jawaban pertanyaan di kuesioner, lalu melihat konsistensi jawaban responden.
Proses editing ini dilakukan saat masih berada di lapangan. Hal ini dimaksudkan
supaya apabila terjadi jawaban yang kurang lengkap atau tidak konsisten dapat
diklarifikasi langsung terhadap responden terkait. Contoh konsistensi jawaban
ketika responden menjawab aktivitas menggunakan warnet “tidak” namun pada
keterangan aktivitas menggunakan warnet diisi “untuk mengerjakan tugas”. Hal
terebut menunjukkan jawaban yang diberikan responden tidak konsisten sehingga
peneliti harus menanyakan ulang kepada responden keesokan harinya. Proses
editing juga memeriksa keseragaman satuan, seperti seberapa sering responden
menonton iklan kondom dalam dua minggu terakhir. Tidak hanya itu, dalam
proses editing peneliti juga harus memperhatikan apakah pertanyaan mudah
dipahami atau tidak, agar terhindar dari kesalah pahaman dan keraguan dari
responden.
88
2. Coding
Proses pengkodean dilakukan dengan mengubah bentuk kategori jawaban
ke dalam bentuk kode (simbol) atau angka-angka (numerik) sehingga dibentuk
seperangkat aturan yang menetapkan angka-angka menjadi kategori tertentu
(Neuman, 2006). Pada tahapan pengkodean (coding), peneliti memberi kode pada
setiap kategori di dalam kuesioner agar data yang diperoleh lebih sederhana dan
mudah untuk dilakukan proses entering dan cleaning. Dalam penelitian ini,
pengkodean yang dilakukan misalnya pemberian kode satu untuk jenis kelamin
responden laki-laki dan kode dua untuk jenis kelamin responden perempuan.
Pengkodean juga dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi jawaban dari
pertanyaan terbuka, misalnya aktivitas yang dilakukan dalam penggunaan waktu
luang oleh remaja.
3. Entering
Tahap berikutnya adalah memasukkan, membuat perhitungan, dan
menyimpan data ke dalam komputer dengan menggunakan program SPSS. Dalam
proses ini, setiap peneliti memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan
input data. Tahap entering data ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 26 –
29 Agustus 2013.
4. Cleaning
Data yang telah dimasukkan ke dalam komputer harus melalui proses
pengecekan. Proses ini bertujuan membersihkan data dari ketidaksesuaian atau
kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya. Teknik cleaning data yang
digunakan adalah metode possible code cleaning dan contingency cleaning.
Possible code cleaning merupakan teknik cleaning data dimana peneliti melihat
kategori jawaban yang tidak sesuai (Neuman, 2006: 246). Dalam penelitian ini,
possible code cleaning digunakan untuk melihat jawaban-jawaban yang memiliki
kategori jawaban yang berbeda. Misalnya, variabel jenis kelamin dimana terdapat
kode satu untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, namun ketika tabel frekuensi
dikeluarkan dengan menggunakan SPSS terdapat kategori jawaban yang tidak
sesuai dengan ketentuan seperti tiga atau nol. Teknik cleaning lainnya adalah
89
contingency cleaning. Contingency cleaning adalah teknik cleaning data dimana
peneliti melihat kesesuaian kategori jawaban dari dua variabel yang berkaitan
untuk kasus yang secara logis tidak mungkin terjadi (Neuman. 2006:246). Dalam
penelitian ini, contingency cleaning digunakan untuk melihat ada atau tidaknya
jawaban yang tidak logis, seperti misalnya responden mengatakan bahwa ia tidak
pernah menggunakan waktu luangnya untuk menonton TV, tetapi di dalam
pertanyaan mengenai jenis acara TV apa yang sering ditonton oleh responden,
terdapat jawaban “sinetron”.
3.10 TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis univariat,
bivariat, dan multivariat. Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan variabel-
variabel identitas responden, variabel dependen yaitu sikap remaja dalam
mencegah penularan penyakit HIV dan AIDS, dan variabel independen yaitu gaya
hidup dan tingkat religiositas remaja. Bentuk analisis univariat dalam penelitian
ini menggunakan ukuran pemusatan (central tendency) Modus. Ukuran
pemusatan (central tendency) Modus digunakan untuk mengetahui data yang
memiliki frekuensi terbesar dalam suatu kumpulan data dan biasa digunakan
untuk data berskala nominal.
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan serta kekuatan
hubungan antara variabel sikap dan tingkat religiositas serta sikap dan gaya hidup.
Peneliti memutuskan untuk menggunakan uji Sommers’d karena ukuran ini
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel berskala
pengukuran ordinal dengan arah hubungan asimetrik. Uji Sommers’d sesuai
dengan peneltian ini yang melihat kekuatan hubungan antara gaya hidup dan
tingkat religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang skala
ordinal.
Dalam penelitian ini juga menggunakan analisis Regresi untuk melihat
hubungan serta kekuatan pengaruh variabel dependen dengan independen. Pada
penelitian ini diasumsikan terdapat dua variabel independen yang memengaruhi
variabel dependen. Maka penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda.
90
Tujuan dari regresi berganda adalah melihat pengaruh salah satu variabel
independen yang paling signifikan (Babbie, 1990, 306-310).
Tabel 3.2
Teknik Analisis Data
Uji
statistik
variabel
Analisis data
Karakteristik
responden/ Gaya hidup
Tingkat
Religiositas Sikap
Univariat
Bivariat X Gaya hidup
dan Sikap
Tingkat
Religiositas
dan Sikap
Gaya hidup
dan Sikap
Tingkat
Religiositas
dengan Sikap
Multivariat X
Gaya
Hidup,
Tingkat
Religiositas
dan Sikap
Gaya
Hidup,
Tingkat
Religiositas
dan Sikap
Gaya Hidup,
Tingkat
Religiositas
dan Sikap -
3.11 PEMBATASAN DAN KETERBATASAN
Setiap penelitian tentunya memiliki pembatasan serta keterbatasan tertentu
yang dimiliki dalam pelaksanaannya. Berikut akan dijelaskan pembatasan dan
keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan
tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS :
3.11.1 Pembatasan Penelitian
Untuk menghindari adanya ketidakfokusan dalam penelitian mengenai
pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam
91
mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti membatasi penelitian ini
dengan hanya mengukur gaya hidup dan tingkat religiositas serta sikap dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS hanya pada remaja di Desa Lewo Baru,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.
Selain itu yang dimaksudkan remaja didalam penelitian ini adalah laki-laki
dan perempuan dengan usia 15 - 19 tahun yang belum menikah. Penelitian ini
memiliki metode face-to-face dalam penyebaran kuesioner, maka yang menjadi
subyek penelitian hanya remaja yang tinggal dan dapat ditemui di Desa Lewo
Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.
3.11.2 Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat
religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
memiliki beberapa keterbatasan yang dihadapi ketika berada dilapangan, antara
lain :
1. Tidak banyak sosialisasi terkait dengan HIV dan AIDS yang masuk ke
sekolah-sekolah dari pelbagai jenis sekolah yang ada, seperti sekolah
formal, informal dan non formal di Desa Lewo Baru. Sehingga, masih
banyak remaja. bahkan masyarakat yang tidak mengerti mengenai isu
terkait dengan HIV dan AIDS.
2. Banyak remaja perempuan di desa ini yang berumur 15-19 tahun memilih
untuk menikah dan tidak melanjutkan sekolah di usia dini sehingga mereka
tidak dapat dimasukan sebagai sampel di dalam penelitian ini.
3. Banyak remaja di desa ini yang memilih untuk mencari pekerjaan ke luar
desa atau melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang berada di luar
desa. Sehingga, banyak dari mereka yang tidak dapat ditemui untuk
melakukan wawancara face-to-face sebagaimana yang diungkapkan oleh
kepala desa Lewo Baru saat ditanya perihal remaja desa
“…kebanyakan merantau, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera..”3
3 Berdasarkan Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru
berinisial “AS” (40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013
92
BAB 4
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yang mencakup
antara lain: potret desa, struktur pemerintahan, kondisi demografi, fasilitas umum,
dan karakteristik remaja. Penjelasan mengenai objek penelitian dapat dijabarkan
sebagai berikut :
4.1 POTRET DESA LEWOBARU
Gambar 4.1
Peta Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat
Sumber: https://maps.google.co.id
Secara geografis Desa Lewo Baru berada di bagian timur Kecamatan
Malangbong dengan luas wilayah 160,98 Ha. Kondisi lahan desa ini sebagian
besar terdiri dari tanah pemukiman seluas (16,65 Ha),tanah persawahan (52,88
Ha), perkebunan (88,50 Ha), kuburan (1,66 Ha), tanah perkantoran ( 0,36 Ha),
dan prasarana umum (0,93 Ha). Terkait dengan batas daerah, daerah Desa Lewo
Baru sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukaratu, sebelah timur berbatasan
93
dengan Desa Bunisari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamaju
Kecamatan Kersamanah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kutanegara.
Jika dilihat di dalam peta, letak Desa Lewo Baru berdekatan dengan jalan raya
Lewo. Jalan raya Lewo merupakan salah satu jalur lintas selatan pulau Jawa yang
menghubungkan Kabupaten Garut dengan pelbagai daerah lain di Pulau Jawa.
Oleh karena itu, dapat diasumsikan banyaknya penduduk desa Lewo Baru yang
memilih merantau salah satunya disebabkan oleh letak desa yang cukup strategis,
yaitu di dekat jalur lintas selatan Pulau Jawa. Letak desa yang strategis ini
didukung oleh data aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan, Kabupaten/kota,
dan Ibukota Provinsi yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong
Jarak ke ibu kota kecamatan 7 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan
bermotor 0,5 Jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan
kaki atau kendaraan non motor 4 jam
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.2
Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten / Kota
Jarak ke ibu kota kabupaten / kota 40 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan
kendaraan bermotor
2 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan
kaki atau kendaraan non bermotor
12 jam
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.3
Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Ibu Kota Provinsi Jawa Barat
Jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Barat 64 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi Jawa Barat 3 jam
94
dengan kendaraan bermotor
Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi dengan berjalan
kaki atau kendaraan non bermotor
32 jam
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, waktu tempuh Desa Lewo Baru ke Kecamatan,
Kabupaten/kota, dan Ibukota Provinsi berada pada rentang 0,5 – 3 jam perjalanan
dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga dapat disimpulkan, Desa
Lewo Baru memiliki aksesibilitas yang cukup baik karena waktu tempuh yang
diperlukan untuk menghubungkan Desa Lewo Baru dengan pusat kota atau
pemerintahan masih cukup terjangkau.
4.2 STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA LEWO BARU
Grafik 4.1
Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Desa Lewo Baru terbagi atas dua dusun dengan masing-masing dusun
memiliki tiga RW. Setiap RW memiliki jumlah RT yang bervariasi, mulai dari
dua RT hingga empat RT. Letak Dusun 1 dan Dusun 2 dipisahkan oleh sebuah
Situ yang dikenal dengan Situ Cibuyut. Saat peneliti melakukan turun lapangan,
Desa Lewo Baru
Dusun 1
RW 1: Lewo Wetan
(RT 1,2,3 dan 4)
RW 2: Lewo Kulon
(RT 1,2 dan 3)
RW 3: Lewo Kulon
(RT 1,2 dan 3)
Dusun 2
RW 4: Cibuyut
(RT 1,2,3 dan 4)
RW 5 : Pabuaran
(RT 1,2 dan 3)
RW 6: Neglasari dan Parahulu
(RT 1 dan 2)
95
Situ Cibuyut sedang dilakukan rehabilitasi untuk dijadikan tempat rekreasi.
Pengembangan Situ Cibuyut menjadi tempat rekreasi merupakan cerminan bahwa
masyarakat Desa Lewo Baru terbuka terhadap dunia luar, mudah bersosialisasi,
menerima perubahan, dan dapat beradaptasi dengan budaya baru.
Gambar 4.2
Rehabilitasi Situ Cibuyut
Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
4.3 KONDISI DEMOGRAFI
Berdasarkan laporan penduduk terakhir pada tahun 2012, Desa Lewo Baru
yang tersebar di 6 RW dan 19 RT memiliki jumlah penduduk 3.721 jiwa dengan
977 jiwa adalah kepala keluarga. Dari jumlah penduduk tersebut, sebanyak 1.912
jiwa adalah laki-laki dan 1.809 jiwa adalah perempuan. Dari jumlah penduduk
tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat
dikatakan setara.
96
Grafik 4.2
Persentase Jumlah Penduduk Lewo Baru
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin
Usia Laki – laki Perempuan Total
15 tahun 34 orang (10,30%) 23 orang (6,97%) 57 orang (17,27%)
16 tahun 35 orang (10,60%) 32 orang (9,70%) 67 orang (20,30%)
17 tahun 37 orang (11,21%) 32 orang (9,70%) 69 orang (20,91%)
18 tahun 38 orang (11,52%) 34 orang (10,30%) 72 orang (21,82%)
19 tahun 37 orang (11,21%) 28 orang (8,49%) 65 orang (19,70%)
Total 181 orang (54,85%) 149 orang (45,15%) 330 orang (100%)
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, remaja yang berusia 15 – 19 tahun di Desa
Lewo Baru berjumlah 330 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 54,85 persen
remaja laki-laki dan 45,15 persen remaja perempuan. Sehingga dapat disimpulkan
jumlah remaja laki-laki lebih banyak daripada perempuan meskipun perbedaan ini
tidak terlalu signifikan. Jika dilihat persebaran remaja berdasarkan usia, dapat
dikatakan persebarannya cukup merata, yaitu berkisar antara 17 – 21 persen untuk
masing-masing kategori usia. Jumlah yang paling besar berada pada remaja yang
Laki-laki51.38%
Perempuan48.62%
Jumlah penduduk
97
berumur 18 tahun yaitu dengan presentase 21,82 persen. Jumlah yang paling kecil
berada pada remaja yang berumur 15 tahun yaitu dengan presentase 17,27 persen.
4.3.1 Mata Pencaharian
Tabel 4.5
Mata Pencaharian Penduduk
No. Pekerjaan Laki – laki Perempuan Jumlah
1 Petani 60 orang 45 orang 95 orang
2 Buruh Tani 155 orang 58 orang 213 orang
3 Swasta 7 orang 8 orang 15 orang
4 PNS 18 orang 6 orang 24 orang
5 Buruh migran 2 orang 2 orang 4 orang
6. Pembantu Rumah Tangga - 7 orang 7 orang
6 Pedagang 741 orang 10 orang 751 orang
7 TNI 2 orang - 2 orang
8 Montir 7 orang - 7 orang
9 Pengusaha Kecil dan
Menengah -
44 orang 44 orang
10 Pensiunan PNS / TNI / Polri 15 orang 5 orang 20 orang
11 Dukun Kampung Terlatih - 3 orang 3 orang
Jumlah 1007 orang
(84, 26%)
188 orang
(15,73%)
1195 orang
(100%)
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 1195 penduduk yang bekerja, 84
persen diantaranya didominasi oleh laki-laki. Dominasi laki-laki dibandingkan
perempuan dalam akses sumber daya ekonomi mencerminkan Desa Lewo Baru
masih menganut sistem patriarki. Jika dilihat dari berdasarkan kategori mata
pencaharian, mayoritas penduduk Desa Lewo Baru bermata pencaharian sebagai
pedagang dengan jumlah 751 orang. Pemilihan mata pencaharian ini menjadi
menarik ketika dikaitkan dengan luas Desa Lewo Baru yang 54,58 persen
didominasi oleh perkebunan seperti dijelaskan dalam grafik berikut :
98
Grafik 4.3
Luas Desa Lewo Baru
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Dengan separuh luas Desa Lewo Baru dipergunakan untuk perkebunan,
idealnya mata pencaharian tersebar dari penduduk Desa Lewo Baru adalah petani
atau buruh tani. Tetapi, tingginya jumlah penduduk yang menjadi pedagang
berdagang merupakan pilihan yang lebih menjanjikan dalam hal ekonomi
dibandingkan bertani. Ditambah lagi, kegiatan berdagang sudah sejak lama
dilakukan oleh penduduk Desa Lewo Baru. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari
Kepala Desa4 saat ditanyakan tentang kegiatan berdagang siomay yang banyak
dipilih sebagai mata pencaharian penduduk Desa Lewo Baru :
“Kalau di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun
temurun. Udah dari tahun 70 an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil
yang bikin siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu,
mulai di Bandung daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu.
siomay siomay itu sekarang. saya juga masih kecil.”
4.3.2 Migrasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama LPMPS, dapat diketahui
bahwa banyak penduduk Desa Lewo Baru yang merantau untuk mencari nafkah.
4 Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru berinisial “AS”
(40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013
10.21%
32.62%
54.58%
1.02%
0.22%
0.57%
Pemukiman
Persawahan
Perkebunan
Kuburan
Pekantoran
Prasarana…
99
Usia penduduk yang merantau cukup beragam, dari remaja sampai orang dewasa
yang sudah berkeluarga, baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Penduduk laki-laki biasanya merantau keluar kota untuk menjadi pendagang,
buruh bangunan, dan lain-lain. Sedangkan, penduduk perempuan yang merantau
biasanya menjadi pekerja rumah tangga (PRT).
Migrasi penduduk Desa Lewo Baru pun juga terlihat ketika selama
pengambilan data penelitian, dapat diketahui bukti bahwa migrasi masyarakat
memang terjadi. Hal ini dibuktikan ketika sedang mencari salah satu informan
wawancara mendalamsedang tidak ada di rumah. Padahal sebelumnya pada saat
pengisian kuesioner, informan masih bisa ditemui. Informan tersebut mengaku
akan berangkat ke Jakarta dua hari lagi untuk membantu ayahnya berjualan
siomay di Jakarta. Berikut salah satu kutipan perkataan informan,
“Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta,
bantu – bantu lah disana, kasian bapak sendirian.” 5
4.3.3 Pendidikan
Tabel 4.6
Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru
No. Pendidikan Jumlah
1 Belum Sekolah 280 orang
2 Tidak Tamat SD 120 orang
3 Tamat SD/sederajat 920 orang
4 SLTP 241 orang
5 SLTA 205 orang
6 D-I - orang
7 D-II 3 orang
8 D-III 3 orang
9 S-I 20 orang
10 S-II 2 orang
11 Tidak pernah sekolah 1927 orang
12 Jumlah 3721 orang
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
5 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013
100
Berdasarkan data pendidikan Desa Lewo Baru, mayoritas penduduk Desa
Lewo Baru merupakan tamatan SD atau sederajat. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa masyarakat Desa Lewo Baru kurang memiliki pengetahuan
terhadap HIV dan AIDS. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan salah satu
informan remaja yang kurang mengetahui pemahaman mengenai HIV dan AIDS.
Berikut salah satu kutipan wawancara informan,
“Tidak tahu... iya bener gak tau saya....pernah denger sih...dapet pernah
di sekolah pas pelajaran IPA, tapi lupa” 6
Tabel 4.7
Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru
Jenis Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah
Formal Umum Play Group 1
TK 3
SD/ Sederajat 2
Formal Keagamaan Raudhatul Athfal 8
Tsanawiyah 1
Aliyah 1
Pondok Pesantren 2
Non Formal / Kursus Komputer 2
Bahasa 1
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Tabel 4.8
Jumlah Sarana Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
1 SD 3 Bangunan
2 TK/TPA 2 Bangunan
3 P7AUD 3 Bangunan
4 Lembaga Pendidikan Agama 11 Bangunan
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
6 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial DI, 26 Juni 2013 7 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial DI, 26 Juni
2013, pukul 11.00
101
Berdasarkan data lembaga pendidikan (Tabel 4.7) di desa Lewo Baru.
Terlihat bahwa mayoritas pendidikan yang ada di desa tersebut adalah lembaga
pendidikan formal yang berbasis keagamaan. Sehingga ada indikasi bahwa di desa
tersebut, masyarakat memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Hal ini juga
dikuatkan berdasarkan tabel 4.8 bahwa di Desa Lewo Baru, mayoritas sarana atau
bangunan pendidikan adalah berupa bangunan Lembaga Pendidikan Agama.
4.4 FASILITAS UMUM
Tabel 4.9
Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru
Nama Fasilitas Jumlah
Pos Kamling 8 unit
Telepon Umum 2 unit
MCK Umum 7 unit
Masjid 4 unit
Mushola 12 unit
Perpustakaan desa/kelurahan 1 unit
Ojek 60 Unit
Lapangan Sepakbola 4 unit
Meja Pingpong 2 unit
Kantor Desa 1 unit
Balai Pertemuan 1 unit
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat sarana atau
fasilitas umum yang menunjang aktivitas remaja Desa Lewo Baru. Lapangan
sepak bola merupakan sarana penunjang aktivitas atau kegiatan remaja Desa
Lewo Baru yang sering digunakan oleh remaja laki-laki untuk bermain sepak
bola. Hal ini dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan salah satu remaja yang
sering menggunakan lapangan sepak bola.
102
“Paling maen bola..... di atas kalo maen bola. Kalo futsal mah di
Barokah (nama tempat futsal)”8.
Selain itu, terdapat fasilitas umum lainnya yang digunakan oleh remaja
Desa Lewo Baru yaitu MCK umum, Mushola, dan Masjid. MCK umum yang
terdapat di Desa Lewo Baru masih digunakan oleh sebagian masyarakat.
Sementara, terdapat dua belas unit Mushola dan empat unit Masjid sebagai sarana
praktik dalam beragama remaja Desa Lewo Baru.
4.4.1 Sarana Kesehatan
Tabel 4.10
Data Sarana Kesehatan
No. Sarana Jumlah
1 Posyandu 3 Buah
2 PUSTU - Buah
3 Dukun Terlatih 4 orang
4 Bidan Desa 1 orang
5 Paramedis 1 orang
Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bidan Desa Lewo Baru,
terdapat dua Puskesmas untuk 23 desa di Kecamatan Malangbong, yaitu
Puskesmas Citeras dan Puskesmas Malangbong. Penduduk Desa Lewo Baru
memilih untuk mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Citeras karena lokasi
yang lebih dekat dengan Desa Lewo Baru. Saat tim peneliti melakukan observasi,
Puskesmas Citeras sedang dalam proses renovasi sehingga kegiatan puskesmas
dilakukan di bangunan sementara. Sarana kesehatan lainnya yang terdapat di Desa
Lewo Baru adalah dukun terlatih, bidan desa, dan paramedis.
8 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni
2013, pukul 10.00
103
Gambar 4.3
Puskesmas Citeras, Kecamatan Malangbong
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
4.5 KARAKTERISTIK REMAJA
Sebagian besar kelompok remaja laki-laki dan kelompok remaja
perempuan di Desa Lewo Baru kegiatan sehari-harinya adalah pergi bersekolah
dan bermain. Kondisi yang berbeda terjadi di saat liburan sekolah, remaja laki-
laki umumnya ikut untuk bekerja di sekitar Desa Lewo Baru atau pergi ke luar
kota untuk bekerja bersama sang Ayah. Seperti yang telah dinyatakan oleh salah
satu informan wawancara mendalam yang mengisi waktu luang liburannya
dengan membantu Ayahnya bekerja di Jakarta.
“Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta,
bantu – bantu lah di sana, kasian bapak sendirian”9
Sedangkan, pada kelompok umur dewasa laki-laki umumnya pergi
merantau untuk bekerja di luar kota. Hal ini juga dibuktikan dengan kutipan
wawancara10 yang dilakukan terhadap salah satu pengurus di desa tersebut:
“Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih
jumlah laki-laki dan perempuan. Cuma kalo di desa mah banyakan
perempuan, ibu-ibunya yang ngurus kayak RT gitu-gitu. Soalnya kan
bapak-bapak nya pada merantau keluar. Jadi yang ngurus administrasi itu
9 Wawancara Mendalam oleh Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013 10 Wawancara Deden Ramadani dengan pengurus Desa Lewo Baru berinisal AS, 28 Juni 2013,
pukul 2013
104
istri nya. Ada Bu Nunung, Imih, Rohati, Ucih, Atis, Sumyati, Ningsih, Euis,
Atikah, Bu Ilah.”
Gambar 4.4
Remaja Laki-laki di Desa Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang
Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
Selanjutnya mengenai karakteristik remaja laki-laki, terdapat tiga
kelompok remaja laki-laki yang cukup dikenal oleh kelompok remaja di Desa
Lewo Baru. Kelompok-kelompok ini bernama Galaxy yang merupakan kelompok
dari Kampung Lewo Wetan. Kemudian, ada kelompok Pencin (Penjahat Cinta)
yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang sering berpacaran dengan
remaja perempuan di Desa Lewo Baru. Terakhir, terdapat kelompok Joca (Jomblo
Cakep) yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang tidak memiliki
hubungan dengan remaja perempuan Desa Lewo Baru. Hal itu dinyatakan oleh
salah satu informan,
“ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lewo Wetan) namanya, Pencin
(Penjahat Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep)”11.
11 Wawancara Ghivo Pratama dengan informan laki-laki berusia 18 tahun berinisial H, 27 Juni
2013, pukul 08.00
105
Gambar 4.5
Remaja Perempuan di desa Lewo Baru saat berkumpul dengan teman-teman
Sementara, kelompok remaja perempuan tidak memiliki kelompok tertentu
seperti kelompok remaja laki-laki. Seperti pada gambar 4.6, merupakan salah satu
foto responden perempuan dengan teman-teman perempuannya di Desa Lewo
Baru. Berdasarkan, foto responden, dapat diketahui bahwa kelompok remaja di
Desa Lewo Baru terbuka terhadap teknologi informasi dan komunikasi sehingga
mereka juga terpengaruh dengan budaya-budaya dari luar.
Hal tersebut terlihat dari gambar 4.6 yang merupakan representasi budaya
remaja di desa Lewo Baru yang telah terpengaruh budaya luar. Pada gambar
tersebut beberapa gadis menunjukkan jari tengah mereka seakan hal tersebut
merupakan gesture yang bagus bagi mereka. Hal ini merupakan hal yang menarik
bagi peneliti karena masih belum dapat dipastikan bahwa mereka mengetahui apa
makna dari gesture mereka sebenarnya.
Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas remaja di Desa Lewo Baru pada
waktu luang umumnya dilakukan dengan menonton televisi, berkumpul dengan
teman dan menggunakan internet. Remaja di Desa Lewo Baru yang mengisi
waktu luang dengan berkumpul dengan teman-teman, umumnya dilakukan rumah
sendiri, rumah teman, atau rumah saudara. Aktivitas yang mereka lakukan adalah
mengobrol terkait masalah sekolah, kegiatan pengajian, dan mengobrol tentang
hubungan asmara.
Hal itu dibuktikan dengan kutipan wawancara dengan salah satu
informan,
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
106
“..dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama
teman-teman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada
yang ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom”12.
Namun, dapat diketahui bahwa tidak banyak remaja yang aktif
membicarakan mengenai mencegah penularan HIV dan AIDS saat berkumpul
dengan teman-temannya. Hal ini dibuktikan dengan salah satu kutipan wawancara
dengan informan,
“yaa...kalo remaja SMA...kalo begituan mah jarang diomongin. Iya
malu.13”
Sementara, remaja yang berkumpul dengan temannya di luar rumah pada
umumnya menghabiskan waktu luang di lapangan lapangan bola, gardu, pos
ronda, dan tempat balap-balapan motor atau yang biasa disebut “Sunset
Malangbong” di Desa Lewo Baru. Remaja yang berkumpul di gardu dan pos
ronda pada umumnya mengobrol bersama teman-temannya. Sementara, di
“Sunset Malangbong”, kelompok remaja baik laki-laki, maupun perempuan
mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan teman dan balap-balapan motor.
Gambar 4.6
Sunset Malangbong
Sumber: Salah satu foto responden berinisial LS
12 Wawancara Deden Ramadani dengan informan laki-laki berusia 17 tahun berinisial KM, 27 Juni
2013, pukul 14.00 13 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni
2013, pukul 10.00
107
Aktivitas remaja Desa Lewo Baru lainnya adalah mengakses internet.
Baik remaja laki-laki, maupun perempuan pada umumnya menggunakan internet
melalui telepon selular pribadi atau pergi ke warnet di Pasar Malangbong. Situs
internet yang umumnya diakses oleh remaja adalah media sosial seperti Facebook
yang digunakan untuk update status dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Gambar 4.7
Warnet yang biasa di gunakan oleh remaja dari desa Lewo Baru
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
Gambar 4.8
Kondisi warnet yang biasanya digunakan oleh remaja di desa Lewo Baru
Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013
108
BAB 5
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Pada bab ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai variabel-
variabel yang akan dianalisis dengan mengacu pada model analisis yang mana
variabel independen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas remaja
mempengaruhi variabel dependen yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS. Bab ini terdiri dari tiga bagian analisis, yaitu persentase univariat,
interpretasi univariat dan analisis univariat.
Karakteristik responden dan orang tua yang akan dideskripsikan mencakup
antara lain sebaran responden berdasarkan dusun, jenis kelamin, jenis sekolah,
pendidikan terakhir orang tua, kegiatan yang dilakukan responden dalam mengisi
waktu luang dan pekerjaan orang tua. Hal ini bertujuan untuk memberikan
gambaran umum mengenai latar belakang sosial dari responden.
5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT
TINGGAL DI TINGKAT DUSUN
Dalam penelitian ini, peneliti membedakan tempat tinggal responden
berdasarkan dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2. Hal tersebut dikarenakan peneliti
melihat adanya perbedaan sarana mobilitas yang dimiliki antara kedua dusun
tersebut. Jarak Dusun 2 yang terletak dekat dengan jalan raya sarana mobilitasnya
lebih tinggi dibanding Dusun 1 yang letaknya lebih jauh dari jalan raya.
Grafik 5.1
Tempat Tinggal Responden di Tingkat Dusun, n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dusun 153%
Dusun 247%
109
Agama
60%
Umum
40%
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa responden yang berasal dari
Dusun 1 lebih banyak dibandingkan dengan Dusun 2, yaitu sebanyak 53 persen
(49 orang) remaja dari dusun 1 dan 47 persen (44 orang) remaja dari dusun 2.
5.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS
KELAMIN
Grafik 5.2
Jenis Kelamin Responden, n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari grafik di atas terlihat bahwa di Desa Lewo Baru. jumlah remaja
perempuan lebih banyak jika dibandingkan laki-laki, yaitu sebesar 55 persen (51
orang) perempuan dan 45 persen (42 orang) laki-laki.
5.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS
SEKOLAH
Grafik 5.3
Jenis Sekolah Responden, n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Perempuan
55%
Laki-laki
45%
110
70% 71%
14% 15%13% 12%
3% 2%
Pendidikan Terakhir Ayah Pendidikan Terakhir Ibu
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan Tinggi
Berdasarkan grafik diatas maka terlihat perbedaan yang cukup signifikan
dalam jenis sekolah responden, yaitu 60 persen (56 orang) bersekolah di sekolah
dengan basis agama seperti MA (Madrasah Aliyah), MTS (Madrasah
Tsanawiyah) maupun pesantren. Sedangkan 40 persen (37 orang) bersekolah
dengan basis umum. Banyaknya remaja yang bersekolah di sekolah agama tidak
terlepas dari keberadaan sekolah berbasis keagamaan seperti pesantren, MTS, MA
yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka. Sehingga banyak
masyarakat yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut
Dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan responden mayoritas bersekolah di
sekolah yang berbasis agama.
5.4 PENDIDIKAN TERAKHIR ORANG TUA
Grafik 5.4
Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden
n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pendidikan antara Ayah dan Ibu
tidak jauh berbeda, dimana baik Ayah maupun Ibu cenderung berpendidikan
111
terakhir yaitu tamat SD. Persentase pendidikan terakhir orang tua responden yang
tamat SD sebesar 70 persen (64 orang) untuk Ayah, dan sebesar 71 persen (61
orang) untuk Ibu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata orang tua
responden baik Ayah maupun Ibu memiliki pendidikan formal yang tergolong
rendah.
5.5 KEGIATAN RESPONDEN DALAM MENGISI WAKTU LUANG
Pada usia remaja, banyak hal yang dapat memengaruhi gaya hidup
mereka. Salah satunya yaitu bagaimana remaja menggunakan waktu luang
mereka. Maka dari itu, peneliti ingin melihat penggunaan waktu luang oleh
remaja mulai dari beraktivitas di rumah ataupun di luar rumah.
5.5.1 Mengisi Waktu Luang di Rumah
Grafik 5.5
Responden yang Mengisi Waktu Luang di Rumah
n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan pie chart diatas, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja
menghabiskan waktu di rumah sebesar 78 persen (73 orang), dan hanya 22 persen
(20 orang) remaja yang tidak menghabiskan waktu luangnya di rumah. Berikut
kutipan wawancara mendalam dengan salah seorang informan yang
menghabiskan waktu luangnya di rumah:
Ya78%
Tidak22%
112
Ya15%
Tidak85%
Menggunakan Waktu Luang untuk Membaca
n=93
Buku Non-
Akademik71%
Buku Akade
mik29%
Jenis Buku yang Dibacan=14
“Aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya
tidak begitu banyak yang seumuran dengannya)”14
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh remaja saat mengisi waktu luang di
rumah sangat beragam. Oleh karena itu, peneliti membatasi kegiatan yang
dilakukan yaitu membaca dan menonton. Hal ini dikarenakan oleh adanya asumsi
terkait dengan topik penelitian yang diteliti bahwa melalui membaca dan
menonton responden dapat menambah wawasannya mengenai HIV dan AIDS.
5.5.1.1 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku
Grafik 5.6
Responden yang Menggunakan Waktu Luang
dengan Membaca Buku
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari pie chart diatas dapat dilihat bahwa kecenderung remaja yang tidak
mengisi waktu luang dengan membaca sebesar 85 persen (79 orang). Hanya
sebagian kecil remaja yang mengisi waktu luang dengan membaca yaitu sebesar
15 persen (14 orang). Dari angka tersebut sebanyak 71 persen (10 orang)
membaca buku non-akademik seperti novel, majalah fashion, komik, dan lain
sebagainya. Sedangkan 29 persen (4 orang) lainnya membaca buku akademik
seperti buku yang berkaitan dengan pelajaran sekolah.
14 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” yang
dilakukan oleh Ulfi Nur Arsa Putri, tanggal 25 Juni 2013, pukul 14:12
113
Ya58%
Tidak42%
Menggunakan Waktu Luang untuk Menonton
n=93
87%
11%2%
Acara Televisi Olahraga DVD/Film
Jenis Acara yang Ditontonn=54
5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton
Grafik 5.7
Mengisi Waktu Luang dengan Menonton
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa cukup banyak remaja di desa
Lewo Baru yang mengisi waktu luang dengan menonton, yaitu sebesar 58 persen
(54 orang). Dari keterangan jenis acara yang ditonton oleh responden, maka
sebanyak 87 persen (47 orang) menonton acara televisi seperti sinetron, FTV,
acara musik, dan lain-lain. Sebesar 11 persen (6 orang) memilih untuk menonton
acara olahraga, sedangkan 2 persen (1 orang) lainnya memilih untuk menonton
DVD/film. Dapat diambil kesimpulan bahwa cukup banyak responden dalam
penelitian ini yang mengalokasikan waktu luangnya untuk menonton acara
televisi
114
Ya51%
Tidak49%
Menggunakan Waktu Luang untuk Berkumpul dengan Teman
n=93
2%
81%
4%13%
MengerjakanTugas
Kelompok
Nongkrong Membuat Rujak Jajan Di Warung
Jenis Aktivitas Berkumpul dengan Temann=47
5.5.2 Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman
Grafik 5.8
Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Dari grafik di atas terlihat bahwa, tidak terlalu tampak perbedaan yang
signifikan antara remaja yang menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul
dengan teman dan yang tidak menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul
dengan teman. Remaja yang berkumpul dengan teman-temannya sebesar 51
persen (47 orang) dan yang tidak berkumpul dengan teman-temannya sebesar 49
persen (46 orang). Remaja di Desa Lewo Baru yang menghabiskan waktu
luangnya untuk berkumpul dengan teman, cenderung untuk melakukan kegiatan
nongkrong yaitu sebesar 81 persen (38 orang). Hal ini seperti yang disampaikan
115
Ya31%
Tidak69%
Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di
Warnetn=93
21%
66%
7% 7%
MengerjakanTugas
Facebook/Twitter Main Games MengunduhMP3/Video
Jenis Aktivitas Ketika Menggunakan Internet di Warnet
n=29
oleh salah satu informan ketika ditanyakan mengenai kegiatan mengisi waktu
luang saat berkumpul dengan teman:
“Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi”.15
5.5.3 Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di Warnet
Grafik 5.9
Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Data di atas menunjukkan, bahwa 69 persen (64 orang) remaja cenderung
tidak menghabiskan waktu luang untuk menggunakan internet di Warnet.
Sedangkan, hanya 31 persen (29 orang) remaja yang mengisi waktu luangnya
dengan menggunakan internet di Warnet. Penggunaan internet oleh remaja di
Desa Lewo Baru ini biasanya dilakukan di Warnet atau Warung Internet. Padahal
15 Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 18 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama,
tanggal 27 Juni 2013 pukul 08.00
116
dari data kualitatif yang peneliti dapatkan, jarak antara rumah responden dengan
warnet cukup jauh yakni di dekat pasar Malangbong.
Dalam menggunakan internet mayoritas remaja mengakses media sosial
seperti Facebook dan Twitter yaitu sebesar 66 persen (19 orang). Sedangkan yang
menggunakan internet untuk mengerjakan tugas ada 21 persen (6 orang) dan
terdapat juga remaja yang menggunakan internet untuk bermain games yaitu
sebesar 7 persen (2 orang). Remaja yang menggunakan internet untuk mengunduh
MP3/Video juga sebesar 7 persen (2 orang). Hal ini sesuai dengan kutipan
wawancara berikut:
“Saya suka ke warnet untuk download MP3 dan Video Musik. Soalnya saya
suka menari sama temen-temen sekolah yang tinggalnya juga di daerah
LewoBaru ini. Warnet disini adanya di pasar teh”16
Jarak yang cukup jauh untuk menuju ke Warnet menimbulkan keterbatasan
akses informasi internet di kalangan remaja di desa Lewo Baru. Selain itu, dalam
memanfaatkan internet, mayoritas remaja hanya mengakses media sosial sehingga
bila dikaitkan dengan topik penelitian, penggunaan internet tersebut kurang
memberikan nilai tambah bagi peningkatan pengetahuan remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
16 Wawancara mendalam informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “A” oleh Dipta Mahira,
tanggal 27 Juni 2013 pada pukul 13:00
117
Ya51%Tidak
49%
Menggunakan Waktu Luang untuk Aktivitas Lain
n=93
34%
9%
21%
2%
23%
9%
2%
PekerjaanRumah
Kesenian Olahraga Trek-trekan Main Games KegiatanAgama
Bekerja
Jenis Aktivitas Lainn=47
5.5.4 Mengisi waktu luang dengan Aktivitas Lain
Grafik 5.10
Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan bar chart diatas, dapat terlihat bahwa remaja yang mengisi
waktu luang selain melakukan aktivitas di rumah maupun di warnet adalah
sebesar 51 persen (47 orang). Jenis aktivitas lain yang dilakukan sebagian besar
adalah melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah,
membantu kakak, menjaga adik, dan lain sebagainya yaitu sebesar 34 persen (16
orang). Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja Desa Lewo Baru masih banyak
yang menghabiskan waktu di rumah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam,
diperoleh informasi bahwa remaja di Desa Lewo Baru menghabiskan waktu di
rumah dengan melakukan berbagai pekerjaan rumah:
118
82%
10%2% 2% 2% 2%
IRT Pedagang Pegawai Buruh Jasa MeninggalDunia
Pekerjaan Ibu
4%1%
35%
6%
39%
9%5%
TidakBekerja
Wiraswasta Pedangan MeninggalDunia
Buruh Jasa Pegawai
Pekerjaan Ayah
“Orang tua aku udah meninggal teh, jadi yang masak, nyuci, bebersih
rumah aku. Jadi aku jarang main keluar” 17
5.5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden
Grafik 5.11
Pekerjaan Orangtua Responden
n=93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa laki-laki lebih banyak yang
memasuki pasar kerja. Hal tersebut di indikasikan dari banyaknya perempuan
17 Wawancara informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” oleh Ulfi Nur Arsa Putri,
tanggal 27 Juni 2013, pukul 14:12
119
56%
44%
Dimensi Kognisi
Rendah Tinggi
42%
58%
Dimensi Afeksi
Negatif Positif
48%
52%
Dimensi Perilaku
Negatif Positif
53%47%
Variabel Sikap
Negatif Positif
yang sudah menikah memilih untuk menjadi Ibu rumah tangga yaitu sebesar 82
persen (36 orang). Sedangkan sebagian besar laki-laki cenderung bekerja sebagai
buruh sebesar 39 persen (36 orang) dan pedagang sebesar 35 persen (33 orang).
5.6 SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH HIV dan AIDS
Variabel dependen yang didefinisikan dalam penelitian ini yaitu Sikap
Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS dalam studi kasus di Desa
Lewo Baru, Garut.
Grafik 5.12
Variabel Sikap Remaja dalam Mencegah HIV dan AIDS
n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di atas khususnya pada variabel sikap, dapat
terlihat bahwa sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS cenderung
120
negatif, yaitu sebesar 53 persen (49 orang). Variabel sikap ini sendiri dibagi ke
dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kognisi atau pengetahuan, dimensi afeksi atau
perasaan dan dimensi perilaku.
Pada pie chart dimensi kognisi menunjukkan sebesar 56 persen (52 orang)
remaja memiliki kognisi yang rendah. Rendahnya kognisi remaja tersebut
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan
AIDS. Hal ini terlihat ketika informan ditanyakan lebih mendalam mengenai
penyakit HIV dan AIDS itu sendiri, remaja di desa Lewo Baru masih kurang tahu
atau lupa mengenai penyakit tersebut. Selain itu, mereka juga belum sepenuhya
mengetahui apa saja penyebab penularan penyakit HIV dan AIDS. Berikut hasil
wawancara mendalam pada informan:
“Lupa lagi saya. hahaha saya lupa tuh. seks bebas. Cuma seks bebas”18
Pada hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan diperoleh
informasi bahwa pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan AIDS hanya
diperoleh dari sekolah. Hal ini terlihat dari hasil kutipan wawancara berikut:
“Hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas MTS (Madrasah Tsanawiyah
atau setingkat SMP) dijelasin.ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari
orang yang suka berhubungan seks”19
Selain itu, rendahnya kognisi remaja terkait pencegahan penularan HIV
dan AIDS juga bisa disebabkan karena kurangnya penyuluhan dari pihak tenaga
kesehatan setempat.Penyuluhan yang selama ini dilakukan cenderung hanya
seputar gizi.Berikut hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada Bidan
Eka yang bekerja di Puskesmas Malangbong:
“Belum sih (berkaitan dengan penyuluhan HIV & AIDS) kalo
disini.Paling adanya cuma penyuluhan tentang gizi aja.”20
Selain itu terdapat fakta yang menyebutkan bahwa terdapat remaja yang
hamil di luar nikah. Hal tersebut kemudian bisa disebabkan juga karena
18Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya
Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00 19Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla
Juanita, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 20Wawancara mendalam kepada Bidan Eka (Bidan puskesmas) oleh Yasserina Rawie, tanggal 28
Juni 2013, pukul 09.00
121
kurangnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi. Berikut wawancara
mendalam dengan salah satu remaja perempuan:
“Ada teh yang hamil. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin
sering dan banyak. Lima orang lebih lah, Teh”21
Seperti yang telah diketahui, bahwa kognisi remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru cenderung rendah. Hasil tersebut
memiliki kecendrungan yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan
Zahra Ahmadinezhad yang juga menyebutkan bahwa pengetahuan remaja (siswa)
mengenai cara penularan HIV dan AIDS juga rendah. Hal tersebut
menggambarkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS masih rendah.
Berdasarkan pada data survei di dimensi afeksi, sebesar 58 persen (54
orang) remaja di desa tersebut memiliki afeksi yang cenderung negatif.
Sedangkan remaja dengan afeksi yang positif memiliki persentase sebesar 42
persen (39 orang). Rendahnya dimensi afeksi remaja dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS dapat terlihat dari perasaan remaja saat dihadapkan hal-hal yang
dapat menularkan HIV dan AIDS. Namun berlawanan dengan hasil survei, data
kualitatif dari wawancara mendalam yang diperoleh oleh peniliti menunjukkan
bahwa afeksi remaja di Desa Lewo Baru menunjukkan hasil yang positif. Dalam
wawancara mendalam, informan menolak dengan tegas saat kekasihnya mengajak
informan untuk melakukan hubungan seks diluar nikah. Selain itu ia juga sangat
malu sekali saat membeli kondom dan memang tidak seharusnya kondom dibeli
oleh informan. Berikut hasil wawancara mendalam yang diperoleh peneliti:
“Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik. Sangat malu
sekali. karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting. Saya
ga mau berhubungan seksual.”22
Selain itu, afeksi positif berdasarkan data kualitatif juga terlihat dari hasil
wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada seorang informan yang
menyatakan akan menolak saat kekasihnya mengajak informan untuk berciuman,
21 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa
Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25 22 Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito
Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00
122
berpelukan, dan melakukan hubungan seks. Karena, menurutnya hal tersebut akan
menghancurkan masa depannya. Berikut hasil wawancara mendalam yang peneliti
peroleh:
“Pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya
gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin
hidup kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai
harganya. Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa
mau dihancurin gitu aja.”23
Hasil survei untuk dimensi perilaku menunjukkan bahwa perilaku remaja
di Desa Lewo Baru cenderung negatif yaitu dengan persentase sebesar 52 persen
(48 orang) dan perilaku remaja yang positif memiliki persentase sebesar 48 persen
(45 orang). Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan pun menunjukkan
indikasi perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang negatif.
Dalam wawancara mendalam seorang informan tidak menolak bergandengan
tangan dengan kekasihnya karena informan tersebut pernah berpegangan tangan
ketika berpacaran. Berikut kutipan wawancara yang di peroleh dari wawancara
informan tersebut:
“Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju, karena aku pernah
pegangan tangan pas pacaran.”24
Dari grafik di atas dapat dilihat perbedaan antara perilaku yang positif
dengan perilaku yang negatif memiliki persentase yang tidak terlalu jauh. Namun
hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya
kecenderungan perilaku yang negatif terkait pencegahan penularan HIV dan AIDS
pada remaja di desa Lewo Baru. Seorang informan wanita mengaku, kawannya
temannya telah melakukan hubungan seks beresiko dengan kekasihnya yang telah
menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun dan kemudian hamil:
“Iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya
dari SMS diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa
kehilangan kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan. 3 tahun teh,
dia mah katanya yang ngajakin pacarnya”25
23 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “P” oleh Dwi
Anisa Febrianti, tanggal 27 Juni 2013, pukul 19.09 24 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Dipta
Mahira, tanggal 26 Juni 2013, pukul 17.00 25Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla
Juanita,tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15
123
53%
47%
Dimensi Aktivitas
Tidak Mendukung Mendukung
65%
35%
Dimensi Opini
Tidak Mendukung Mendukung
51%49%
Variabel Gaya Hidup
Tidak Mendukung Mendukung
5.7 VARIABEL INDEPENDEN
5.7.1 Gaya Hidup Remaja
Grafik 5.13
Variabel Gaya Hidup, n=93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai variabel gaya
hidup, dapat terlihat bahwa antara gaya hidup yang mendukung dan gaya hidup
yang tidak mendukung tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Gaya hidup
remaja yang tidak mendukung yaitu 51 persen (47 orang). Sedangkan remaja yang
memiliki gaya hidup mendukung memiliki persentase sebesar 49 persen (46
orang). Variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu dimensi opini dan
dimensi aktivitas.
Dalam dimensi opini, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja
memiliki opini yang tidak mendukung dalam upaya mencegah penularan HIV dan
AIDS dengan persentase sebesar 65 persen (60 orang).Sedangkan remaja yang
memiliki opini yang mendukung, memiliki persentase sebesar 35 persentase (33
orang). Terdapat hasil dari wawancara mendalam yang mendukung hasil survei di
124
atas mengenai opini remaja yang tidak mendukung dalam upaya mencegah
penularan HIV dan AIDS. Seorang informan perempuan mengaku jika setia pada
pasangan atau pacar bukanlah hal yang terlalu penting karenadia menganggap
hubungan yang dimiliki masih sebatas hubungan pacaran. Tetapi jika sudah
menikah, setia merupakan suatu keharusan. Berikut kutipan wawancara mendalam
tersebut:
“Pening, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja
nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting”26
Lain halnya dengan seorang responden laki-laki yang memiliki kawan
yang senang berganti-ganti pasangan dengan alasan agar terlihat keren.Lamanya
hubungan pacaran yang pernah dimiliki pun hanya satu minggu dania
beranggapan bahwa apayang dilakukan oleh kawannya tersebut adalah suatu hal
yang biasa saja. Berikut kutipannya:
“Ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian
juga sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren.
Biasa aja sih yah”27
Selain itu, terdapat hasil wawancara lain yang mengacu pada
kecenderungan hasil survei gaya hidup remaja yang tidak mendukung tersebut.
Disebutkan bahwa teman dari seorang informan laki-laki menggunakan “gele”28
untuk menyelesaikan permasalahan dengan kekasihnya dan menurutnya
penggunaan “gele” untuk menyelesaikan permasalahan merupakan hal yang wajar
dilakukan. Berikut kutipan wawancara mendalam tersebut:
“biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja.”29
Di dimensi aktivitasterlihat hasil survei menunjukkan bahwa
kecenderungan remaja di desa tersebut memiliki aktivitas yang tidak mendukung
upaya mencegah penularan HIV dan AIDS dengan persentase sebesar 53 persen
26Wawancara mendalam kepada informan perempuan, berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla
Juanita, tanggal tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 27Wawancara mendalam kepada reponden laki-laki berusia 16 tahun, berinisial ”ER” oleh Tito
Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00 28Gele adalah menghisap ganja 29Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya
Doni, tanggal 28 Juni 201, pukul 10.00
125
(49 orang). Sedangkan remaja yang memiliki aktivitas yang mendukung memiliki
persentase sebesar 47 persen (44 orang). Dalam hasil survei juga terlihat
perbedaan yang kurang signifikan antara aktivitas remaja yang mendukung
dengan aktivitas remaja yang tidak mendukung upaya mencegah penularan HIV
dan AIDS. Aktivitas remaja yang tidak mendukung, terlihat dalam hasil
wawancara mendalam yang menyebutkan salah satu informan sering melakukan
track motor (balap motor liar) bersama teman-temannya. Track motor tersebut
dilakukan dari desa Lewo Baru sampai ke Malangbong.Berikut kutipan
wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti:
“Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada raja-
rajanya. Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar. Pakai motor
sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga ada yang
pernah kecelakaan, track-nya panjang dan lurus”30
Selainitu, aktivitas remaja yang negatif tersebut ditunjukkan juga dengan
hasil wawancara dengan informan yang mengatakan bahwa semua masyarakat di
Desa Lewo Baru pernah melihat video porno, karena semua video tersebut bisa
disimpan di telepon genggam. Berikut wawancara mendalam yang diperoleh oleh
peneliti:
“Sama-sama tau lah a’, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp
karena bisa disimpan di hp”31
30 Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama,
tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 31 Wawancara mendalam Kelompok Galaxy oleh Ghivo Pratama, tanggal 27 Juni 2013, pukul
12.00
126
55%
45%
Dimensi Kepercayaan Beragama
Rendah Tinggi
48%52%
Dimensi Praktik Beragama
Rendah Tinggi
57%
43%
Dimensi Perasaan Beragama
Rendah Tinggi
51%49%
Variabel Tingkat Religiositas
Rendah Tinggi
5.7.2 Tingkat Religiositas Remaja
Grafik 5.14
Variabel Tingkat Religiositas Remaja, n = 93
Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013
Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai tingkat
religiositas remaja, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja memiliki tingkat
religiositas yang rendah yaitu sebesar 51 persen (47 orang). Sedangkan tingkat
religiositas remaja yang tinggi memiliki persentase sebesar 49 persen (46 orang).
Variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi praktik, dimensi
kepercayaan dan dimensi perasaan.
Data hasil survei mengenai praktik beragama remajamenunjukkan bahwa
terdapat kecenderungan praktik beragama yang tinggi pada remaja yaitu sebesar
52 persen. Sedangkan remaja dengan praktik beragama yang rendah sebesar 48
127
persen.Kecenderungan tersebut sesuai dengan hasil wawancara mendalam yang
menyebutkan bahwa seorang informan perempuan rutin mengikuti pengajian
sejak berada di rumah yang lama.Kemudian setelah pindah rumah ibunya
menyarankan informan untuk mengikuti pengajian di daerah yang baru. Berikut
kutipan wawancara mendalam tersebut:
“Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang
sebelumnya.Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin
sama ibu, dia dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang
seneng sih ikut pengajian.Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng
aja bareng-bareng.”32
Selain itu, hasil wawancara mendalam lain yang mendukung hasil
surveitersebut adalah wawancara peneliti dengan seorang responden laki-laki
yang sering mengikuti kegiatan keagamaan di masjid:
“Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan”33
Dalam dimensi kepercayaan beragamapada remaja ditunjukkan sebesar 55
persen (51 orang) memiliki kepercayaan beragama yang rendah. Sedangkan 45
persen (42 orang) lainnya memiliki kepercayaan beragama yang tinggi. Hasil
survei mengenai rendahnya kepercayaan beragama remaja tersebut didukung
dengan beberapa hasil wawancara mendalam. Salah satunya adalah hasil
wawancara kepada seorang informan laki-laki yang menganggap bahwa
melakukan “gele” –jika dikaitkan dengan agama, merupakan perbuatan yang tidak
baik. Namun menurut teman-temannya, perbuatan “gele” tersebut terkadang
menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut kutipannya:
“Dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga.Katanya sekali-
sekali juga perlu.”34
Untuk hasil survei pada dimensi perasaan beragama pada remaja, sebesar
57 persen (53 orang) menunjukkan perasaan beragama yang rendah. Sedangkan
32Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Tiara
Hapsari, 28 Juni 2013, pukul 15.00 33Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito
Juliansya, 28 Juni 2013, pukul 11.00 34Wawancara mendalam kepada Informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh
Prasidya Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00
128
43 persen (40 orang) lainnya menunjukkan perasaan beragama yang tinggi.
Namun, wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil
yang berbeda. Salah satunya wawancara mendalam dengan informan perempuan
yang menunjukkan bahwa ia memiliki perasaan yang janggal ketika tidak
melakukan salah satu kegiatan dalam agama, seperti solat, mengaji dan lain
sebagainya. Berikut kutipan wawancaranya:
“Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan yang kedua
sebagai kebutuhan. Kalo kebutuhan, karena misal gak menjalankan
rasanya tuh seperti ada yang hilang”35
35 Wawancara mendalam kepada Informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa
Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25
129
BAB 6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM
MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS
Pada bab ini akan dipaparkan analisis hubungan antara variabel
independen penelitian yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas dengan variabel
dependen penelitian yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS. Berikut akan dijelaskan hipotesis terkait hubungan antar variabel tersebut.
6.1 HUBUNGAN BIVARIAT
1. Remaja yang memiliki gaya hidup yang mendukung dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS, memiliki sikap yang positif dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
2. Remaja yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi, memiliki sikap
yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Selain menguji hubungan antar sejumlah variabel di atas, peneliti juga
menguji hubungan antar dimensi dalam variabel independen dengan variabel
dependen. Dimensi dalam variabel gaya hidup yaitu dimensi aktivitas dan dimensi
opini. Sedangkan, dimensi untuk variabel tingkat religiositas yaitu dimensi praktik
beragama, dimensi kepercayaan beragama dan dimensi perasaan beragama.
Berikut uraian hasil uji hubungan antar variabel dan dimensi dalam penelitian ini.
6.1.1 Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup
Gaya hidup remaja diasumsikan memiliki pengaruh terhadap sikap dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Kotler (1984) menjelaskan bahwa gaya
hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dalam
penelitian ini, variabel gaya hidup remaja dilihat dari dua dimensi yaitu aktivitas
dan opini remaja terkait dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
Kedua dimensi ini memiliki dua kategori yaitu mendukung dan tidak mendukung
terkait upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.
130
Tabel 6.1
Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Gaya Hidup Total
Mendukung Tidak
Mendukung
Positif 28 (60,9%) 16 (34,0%) 44 (47,3%)
Negatif 18 (39,1%) 31 (66,0%) 49 (52,7%)
Total 46 (100 %) 47 (100%) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, tahun 2013
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap yang
positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya hidup yang juga
mendukung yaitu 60,9 persen dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup
tidak mendukung yaitu sebesar 34 persen. Sementara responden yang memiliki
sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya
hidup yang tidak mendukung yaitu 66 persen dibandingkan mereka yang memiliki
gaya hidup mendukung yaitu sebesar 39,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan
terdapat hubungan positif antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS.
Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel gaya hidup dan sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS36. Dari hasil uji hipotesis tersebut
ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang kemudian dapat
diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain variabel gaya hidup
memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
36 Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4
131
Selain itu, untuk melihat kekuatan hubungan yang dimiliki variabel gaya
hidup terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti
menggunakan uji d’Somers. Berikut uji yang telah dilakukan.
Tabel 6.2
Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja
Ho: Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup remaja dengan sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Gaya Hidup Remaja Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
Signifikansi: 0.044 (< 0,05)
d : 0,268
Dari hasil uji d’Somers di atas dapat dilihat nilai yang didapat adalah
sebesar 0,268. Berdasarkan skala kekuatan hubungan37, dapat disimpulkan bahwa
nilai 0,268 menunjukkan kekuatan hubungan yang cenderung sangat lemah
dengan arah hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
tergolong sangat lemah dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan
tersebut menunjukkan bahwa remaja dengan gaya hidup yang mendukung,, juga
memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
37Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data
132
Tabel 6.3
Hubungan antara Aktivitas dengan Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Aktivitas Remaja Total
Mendukung Tidak
Mendukung
Positif 26 (59,1%) 18 (36,7%) 44 (47,3%)
Negatif 18 (40,9%) 31 (63,3%) 49 (52,7%)
Total 44 (100 %) 49 (100%) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 59,1 persen dibandingkan
mereka yang memiliki aktivitas tidak mendukung yaitu 36,7 persen. Sedangkan
responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka
yang memiliki aktivitas yang tidak mendukung yaitu 63,3 persen dibandingkan
mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 40,9 persen. Sehingga,
dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara aktivitas dengan sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Salah satu kutipan wawancara mendalam dengan informan menunjukan
bagaimana remaja yang memiliki sikap positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung. Berikut hasil kutipan
wawancara dengan responden saat ditanyakan tentang informasi terkait
pentingnya menjaga keperawanan:
“Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh
hati-hati sekarang”38
38 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang
dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00
133
Salah satu aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan
AIDS adalah dengan menonton acara televisi tentang pentingnya menjaga
keperawanan sebelum menikah. Dari hasil kutipan wawancara, dapat kita lihat
bahwa responden memiliki aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS yaitu dengan menonton acara televisi tentang mucikari cilik.
Mucikari cilik adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang menjadi germo di
Surabaya. Dengan melakukan aktivitas yang mendukung yaitu dengan menonton
acara televisi mengenai pentingnya menjaga keperawanan sebelum menikah,
terbukti sikap responden menjadi lebih positif dan lebih berhati-hati dalam
menjaga keperawanannya.
Tabel 6.4
Hubungan antara Opini dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan
HIV dan AIDS
n=93
Sikap Opini Remaja Total
Mendukung Tidak
Mendukung
Positif 21 (63,6%) 23 (38,3%) 44 (47,3%)
Negatif 12 (36,4%) 37 (61,7%) 49 (52,7%)
Total 33 (100%) 60 (100 %) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 63,6 persen dibandingkan
mereka yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 38,3 persen. Sementara
responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka
yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 61,7 persen dibandingkan
mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 36,4 persen. Sehingga, dapat
dikatakan terdapat hubungan positif antara opini dengan sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS.
134
Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah
satunya dipengaruhi oleh opini remaja terkait menjaga keperjakaan sebelum
menikah. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam tentang pentingnya
menjaga keperjakaan sebelum menikah :
“Penting. Kan keperjakaan kita cuma dikasihin buat istri kita. Yang
pertama yang terakhir terus kan kalo bukan perjaka udah begituan
sebelum nikah haram. Dapet dosa”39
Tidak hanya terkait tentang menjaga keperjakaan sebelum menikah, opini
tentang kesetiaan terhadap pasangan juga turut memengaruhi sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS. Seperti penuturan remaja saat ditanyakan
opininya tentang orang-orang yang sering berganti pasangan:
“Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha
setia sama pacar saya. Saya gak mau aja kena karma, pasti kan gak enak
kalo kita yang diselingkuhin.”40
6.1.2 Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas
Variabel yang dianggap dapat memengaruhi sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja. Dalam
mengukur tingkat religiositas remaja, penelitian kami menggunakan tiga dimensi
yaitu praktik dalam beragama (practice), kepercayaan dalam beragama (belief),
dan perasaan dalam beragama (feeling). Ketiga dimensi tersebut terbagi menjadi
dua kategori yaitu rendah dan tinggi.
39 Wawancara mendalam oleh Ghivo Pratama kepada informan laki-laki berinisial H, berusia 16
tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 40 Wawancara mendalam oleh Yaserina Rawie kepada informan perempuan berinisial AIY berusia
15 tahun tanggal 28 Juni 2013, pukul 13.00
135
Tabel 6.5
Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Tingkat Religiositas Total
Tinggi Rendah
Positif 29 (63,0%) 15 (31,9%) 44 (47,3%)
Negatif 17 (37,0%) 32 (68,1%) 49 (52,7%)
Total 46 (100%) 47 (100 %) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki tingkat religiositas tinggi yaitu 63 persen dibandingkan
mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 31,9 persen.
Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak
pada mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 68,1 persen
dibandingkan mereka yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi yaitu 37
persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara tingkat
religiositas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu Religiosity, Sexual
Behaviors, and Sexual Attitudes During emerging Adulthood oleh Eva S.
Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone (2004)
menggambarkan bahwa religiositas merupakan faktor yang paling kuat dalam
memengaruhi sikap dan perilaku seksual remaja. Pada penelitian ini juga
menggambarkan hal yang sama bahwa tingkat religiositas memengaruhi sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel tingkat religiositas dan
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS41. Dari hasil uji hipotesis
41 Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4
136
tersebut ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang
kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain
variabel tingkat religiositas memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Tabel 6.6
Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja
Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas remaja dengan sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Tingkat Religiositas Remaja Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
Signifikansi: 0.001(< 0,05)
d : 0,311
Dari hasil uji d’Somers tersebut dapat dilihat nilai yang didapat adalah
sebesar 0,311. Berdasarkan skala kekuatan hubungan42, dapat disimpulkan bahwa
nilai 0,311 menunjukkan kekuatan hubungan yang lemah dengan arah hubungan
positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat religiositas
dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS tergolong lemah
dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa
remaja dengan tingkat religiositas yang tinggi, juga memiliki sikap yang positif
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
42Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data
137
Tabel 6.7
Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Praktik Beragama Total
Tinggi Rendah
Positif 23 (47,9%) 21 (46,7%) 44 (47,3%)
Negatif 25 (52,1%) 24 (53,3%) 49 (52,7%)
Total 48 (100%) 45 (100 %) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu 46,7 persen
dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 47,9
persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih
banyak pada mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 53,3
persen dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu
52,1 persen. Tetapi, dari selisih persentase yang tidak terlalu besar tersebut dapat
disimpulkan bahwa perbedaan arah hubungan antara sikap negatif ataupun positif
remaja terhadap praktik beragama tidak terlalu signifikan.
Selisih persentase yang tidak terlalu besar antara sikap positif ataupun
negatif remaja terhadap praktik beragama salah satunya dipengaruhi oleh
pelaksanaan praktik beragama yang dilakukan hanya sebagai pelaksanaan
kewajiban, bukan sebagai ritual dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti
yang dituturkan responden saat wawancara mendalam ketika ditanyakan terkait
opininya ketika hal-hal praktik yang diwajibkan dalam agama seperti shalat,
puasa, dan lain-lain tidak lagi menjadi suatu hal yang wajib.
“Yah gak tau itu mah Teh belum pernah diajarin”. 43
43 Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia
16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20
138
Tabel 6.8
Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja dalam
Mencegah Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Kepercayaan Beragama Total
Tinggi Rendah
Positif 26 (61,9%) 18 (35,3%) 44 (47,3%)
Negatif 16 (38,1%) 33 (64,7%) 49 (52,7%)
Total 42 (100%) 51 (100 %) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki kepercayaan dalam beragama yang tinggi yaitu 61,9 persen
dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah yaitu
35,3 persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung
lebih banyak pada mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah
yaitu 64,7 persen dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama
yang tinggi yaitu 38,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan
positif antara kepercayaan beragama dengan sikap remaja dalam mencegahuj
penularan HIV dan AIDS.
Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah
satunya dipengaruhi oleh tingginya kepercayaan bahwa akan mendapatkan dosa
apabila tidak beragama ataupun ketika melakukan hal-hal yang dilarang dalam
agama. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam terkait kepercayaan akan
mendapat dosa ketika melanggar hal-hal yang dilarang agama
“Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong
sama orangtua jadi ada rasa takut”44
Tabel 6.9
44 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang
dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00
139
Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam Mencegah
Penularan HIV dan AIDS
n=93
Sikap Perasaan Beragama Total
Tinggi Rendah
Positif 26 (65,0%) 18 (34,0%) 44 (47,3%)
Negatif 14 (35,0%) 35 (66,0%) 49 (52,7%)
Total 40 (100%) 53 (100 %) 93 (100%)
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada
mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu 65 persen
dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 34
persen. Sementara responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih
banyak pada mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 66
persen dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu
35 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara perasaan
beragama dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa sikap yang positif dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS salah satunya dipengaruhi oleh perasaan
dalam beragama terutama terkait hal-hal yang dilarang oleh agama. Berikut adalah
kutipan wawancara responden saat ditanyakan mengenai perasaannya ketika
mengetahui bahwa pacaran adalah sesuatu yang dilarang dalam agama
“ya takut aja Teh, kan Allah melihat kita berduaan, jadi sayamah
berusaha aja untuk ngurangin dan menghindari yang dilarang.”45
Perasaan remaja yang cukup baik dalam beragama tersebut mempengaruhi
sikapnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Salah satunya terlihat dari
45 Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia
16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20
140
perilakunya dalam berpacaran yang menghindari hal-hal yang dilarang dalam
agama.
6.2 HUBUNGAN MULTIVARIAT
6.2.1 Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda merupakan salah satu teknik dari pengujian statistik
multivariat. Tujuan dari uji regresi adalah untuk melihat pengaruh salah satu
variabel yang lebih signifikan dari dua variabel independen yang ada terhadap
variabel dependen. Pada penelitian ini, uji regresi dilakukan pada gaya hidup dan
dan tingkat religiositas sebagai variabel independen terhadap sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Uji regresi
berganda dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 6.10
Model Summary Regresi Berganda
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .299a .089 .079 9.10391
2 .314b .099 .079 9.10680
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
141
Tabel 6.11
Uji Anova Regresi Berganda
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 740.394 1 740.394 8.933 .004b
Residual 7542.187 91 82.881
Total 8282.581 92
2
Regression 818.542 2 409.271 4.935 .009c
Residual 7464.038 90 82.934
Total 8282.581 92
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Tabel 6.12
Uji Koefisien Regresi Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 77.976 11.369 6.859 .000
Tingkat Religiositas
Compute
.363 .122 .299 2.989 .004
2
(Constant) 70.359 13.817 5.092 .000
Tingkat Religiositas
Compute
.316 .131 .260 2.409 .018
Gaya Hidup Compute .116 .120 .105 .971 .334
Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
tahun 2013
Dari hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan, terdapat dua model
yang dapat dianalisis. Model 1 merupakan hasil pengujian regresi berganda
142
dengan menggunakan variabel tingkat religiositas. Hal tersebut didasarkan atas
hasil uji d’Somers yang menunjukkan bahwa variabel sikap memiliki kekuatan
hubungan yang lebih kuat dengan variabel tingkat religiositas daripada variabel
gaya hidup. Untuk Model 2, ditunjukkan hasil pengujian regresi berganda dari
variabel tingkat religiositas dan variabel gaya hidup dengan tujuan untuk
membandingkan hasil uji regresi berganda antara keduanya terhadap sikap.
Pada tabel 6.1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) uji regresi
berganda untuk model 1 sebesar 0,299, sedangkan untuk model 2 sebesar 0,314.
Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai koefisien determinasi (R2). Nilai
koefisien determinasi (R2) adalah besaran persentase pengaruh variabel tingkat
religiositas terhadap sikap. Berdasarkan tabel 6.1 dapat dilihat bahwa untuk model
1 memiliki nilai 0,089 atau 8,9 persen. Sedangkan untuk model 2 memiliki nilai
0,099 atau 9,9 persen. Sehingga dapat disimpulkan besarnya pengaruh tingkat
religiositas terhadap sikap sebesar 8,9 persen sedangkan pengaruh gaya hidup
terhadap sikap adalah sebesar 1 persen. Angka 1 persen diperoleh dari 9,9 persen
dikurangi dengan 8,9 persen. Besaran persentase menunjukkan bahwa variabel
tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Hal
tersebut kemudian akan dibuktikan lebih lanjut di uji koefisien regresi berganda.
Pada tabel 6.2, di model 1 ditunjukkan nilai signifikansi anova sebesar
0,004, sedangkan di model 2 nilai signifikansi anova sebesar 0,009. Dari dua
model tersebut dapat dilihat bahwa model 1 yang menguji variabel tingkat
religiositas, menghasilkan nilai 0,004 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
(∝). Begitu juga dengan model 2 yang menguji kedua variabel independen
terhadap sikap, yaitu sebesar 0,004 dimana nilai tersebut juga lebih kecil dari dari
0,05 (∝). Dari hasil tersebut, maka telah terpenuhi syarat untuk melanjutkan ke uji
koefisien regresi berganda.
Dalam uji regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti
ingin melihat pengaruh yang paling kuat diantara dua variabel independen yaitu
gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap variabel sikap. Dalam tabel 6.3 pada
model 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel tingkat religiositas adalah
0,018 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (∝). Sedangkan variabel gaya
143
hidup memiliki nilai signifikansi 0,334 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05
(∝). Berdasarkan nilai dari dua variabel tersebut, maka variabel tingkat
religiositas memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap sikap daripada
variabel gaya hidup terhadap sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
tingkat religiositas lebih memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan
HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup.
144
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Munculnya HIV dan AIDS di dalam salah satu poin MDGS menisyaratkan
bahwa persoalan HIV dan AIDS menjadi masalah yang serius. Kasus HIV dan
AIDS yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi tantangan tersendiri bagi
negara-negara di dunia termasuk Indonesia untuk menyelesaikannya. Diperlukan
penelitian-penelitian yang mampu melihat faktor penyebab semakin tingginya
kasus HIV dan AIDS di Indonesia.
Penelitian ini mencoba menguraikan masalah HIV dan AIDS dengan
melihat pengaruh sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dengan
gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja. Hasil penelitian yang dilakukan
di Desa Lewo Baru kecamatan Malangbong, Garut menunjukan hasil adanya
pengaruh dari gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.
Responden di dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di
sekolah umum dan agama, dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki, yang
bertempat tinggal di dusun satu dan dua. Latar belakang keluarga responden
sebagian besar berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan lulus sekolah
dasar. Pekerjaan ibu responden sebagian besar sebagai ibu rumahtangga
sedangkan pekerjaan ayah sebagai buruh.
Hasil uji hipotesis dari penelitian ini menunjukan hubungan yang asimetris
antara variabel independen dan variabel dependen. Pada variabel gaya hidup
remaja sebagai variabel independen dihasilkan gaya hidup remaja yang tidak
mendukung sejalan dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi dibandingkan
dengan sikap remaja yang mendukun dengan sikap yang positif. Uji hipotesis ini
menunjukan gaya hidup dan sikap remaja Desa Lewobaru, Kecamatan
Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan pelularan HIV dan AIDS.
Pada hasil uji hipotesis variabel tingkat religiositas dihasilkan tingkat
religiositas remaja yang rendah dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi
dibandingkan tingkat religiositas remaja yang tinggu dengan sikap remaja yang
145
positif. Uji hipotesis ini menunjukan tingkat religiositas dan sikap remaja Desa
Lewobaru, Kecamatan Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan
pelularan HIV dan AIDS.
Pada hasil dari uji d’somers dihasilkan ada kekuatan hubungan yang
sangat lemah dengan arah hubungan yang positif antara variabel gaya hidup
remaja dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan
untuk variabel tingkat religiositas, arah hubungan bersifat positif dan kekeuatan
hubungannya lemah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS memiliki hubungan yang lebih kuat daripada gaya
hidup terhadap sikap remaja.
Pada hasil pengujian multivariat dengan regresi berganda, menunjukan
variabel sikap memiliki kekuatan hubungan yang lebih kuat dengan variabel
tingkat religiositas daripada variabel gaya hidup. Berdasarkan nilai koefisien
korelasi uji regresi berganda tampak bahwa variabel tingkat religiositas memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Jadi, variabel tingkat religiositas lebih
mempengaruhi sikap dalam hal ini sikap remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS daripada variabel gaya hidup.
7.2 SARAN
Dari penelitian yang dihasilkan mengenai gaya hidup dan tingkat
religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat peneliti memberikan
beberapa saran bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian ini. Beberapa
saran yang diberikan antaralain,
1. Dibutuhkan penelitian kualitatif mengenai tokoh berpengaruh di Desa Lewo
Baru. Saran ini merujuk dari hasil penelitian dengan mengunakan metode
regresi berganda yaitu tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih
signifikan pada sikap remaja dibandingkan gaya hidup dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS,
2. Pemerintah lokal menjadikan kebijakan mencegah penularan HIV dan AIDS
sebagai kebijakan strategis dengan menjadikan tokoh agama sebagai aktor
146
utama di dalam agen kampanye sikap mencegah penularan HIV dan AIDS.
Hal ini dikarenakan tokoh agama masih belum memiliki pengetahuan yang
baik mengenai HIV dan AIDS dari hasil wawancara mendalam yang telah
dilakukan,
3. LSM kesehatan reproduksi ikut berperanserta dalam mensosialisasikan materi
mengenai kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat materi mengenai
HIV dan AIDS,
4. Departemen kesehatan dan agama memberikan perhatian yang besar
menghadapi masalah HIV dan AIDS karena hasil penelitian ini menunjukan
variabel tingkat religiositas memiliki pengaruh yang signifikan,
5. Remaja mendapatkan sosialisasi dari sekolah umum dan agama mengenai
kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat muatan materi mengenai
HIV dan AIDS sehingga pihak sekolah, lingkungan sosial, dan LSM mampu
berjalan secara strategis untuk mendorong sikap remaja yang positif dengan
gaya hidup yang mendukung dan tingkat religiositas yang tinggi dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS.
147
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning,
teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational
objectives. New York: Longman
Babbie, Earl. 1990. Survei Research Methods Second Edition. California:
Wadsworth Publishing Company
Bloom, B. S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The classification of
educational goals. Newyork; Toronto: Longmans, Green
Creswell, John. 1994. Research Design. London: Sage Publication
Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Djarir, I. 2005. Erosi Moral dan Pemahaman Kembali Agama.diambil pada
tanggal 14 Februari 2013 dari
http://www.suara_merdeka.com/harian/0406/18/op14.htm
Gitelson, Alan. R, dkk. 2012. American Government. Boston: Wadsworth
Cengage Learning
Hurlock, Elizabeth. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Indonesia: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kotler, Philip. 1984. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia
Millon, Theodore, et al. 2003. Handbook of Psychology volume 5: Personality
and Social Psychology. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons
148
Neuman, W. Lawrence.2006. Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches – 6th edition. Pearson International Edition.
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia
Suryabrata, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Stark, Rodney. Glock, Charles Y. 1968. American Piety: The Nature of Religious
Commitment. University of California Press
Thomas, W. I., & Znaniecki, F. 1918. Polish Peasant in Europe and America:
Monograph of an Immigrant Group. Boston: R G. Badger
Van Zanten, Wim. 1944. Statistika untuk Ilmu-Ilmu Sosial Edisi kedua. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal/disertasi/skripsi
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta
Bandura A. Social cognitive theory: An agentic perspective. Annu Rev Psychol
2001:52:1-26
Disertasi University of Illinois, Chicago oleh Memoona Hasnain tentang “Social
Capital, Religiosity, and Human Capital: Impacts on HIV/AIDS Risk
Behaviour” tahun 2001
149
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah:
Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan
Reproduksi oleh Antono Suryoputro1, Nicholas J. Ford2, Zahroh
Shaluhiyah1. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Tembalang 50239, Semarang, Indonesia 2. Department of Geography,
University of Exeter, Amory Building, Rennes Drive, Exeter, Ex4 4rj, Uk
Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2006: 29-40
Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa
SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009
Gambaran Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap Upaya Pencegahan HIV/AIDS
melalui penggunaan kondom, oleh Tiarlan, 2008, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia
HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions Among Adolescents In The River
States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H, Asosiasi Profesor dan
Koordinator Program Kesehatan Internasional, State University of New
York, Maret 2005
Jurnal Provitae Volume 2 no.1 , Mei 2006, Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanegara Jakarta, yayasan obor indonesia
John Killis. 1988. Hubungan Minta Kerja, Motivasi Ekstrinsik dan Bimbingan
dalam Pelajaran dengan Kecakapan Kerja Teknik Listrik Lulusan STM pada
Industri-industri DIY. Tesis, Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students oleh Anahita
Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra
Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran, Mei 2004
150
Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas
2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto
Pegetahuan Siswa SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur, tentang HIV/AIDS
oleh Panggih Dewi K, 2008, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia
Psychosocial determinants of sexual activity and condom use intention among
youth in Addis Ababa, Ethiopia. Oct 1, 2002. 1Department of International
Health, Institute of General Practice and Community Medicine, University
of Oslo, PO Box 1130 Blindern, N-0318 Oslo, Norway, 2Institute of
Nutritional Research, University of Oslo, PO Box 1046 Blindern, N-0316
Oslo, Norway, 3Department of Community Health, Faculty of Medicine,
Addis Ababa University, PO Box 9086, Addis Ababa, Ethiopia. Sage
Publication.
Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging
Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer,
Tanya L. Boone, Mei 2004
Internet
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html(diakses pada 27
Maret 2013, pukul 19.07)
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1 (diakses pada 27Maret 2013,
pukul 21.20)
http://www.ibca.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=15&Ite
mid=17&lang=in (Diakses pada3 April 2013, pukul 14.28)
http://www.garutnews.com Dalam artikel “Kasus HIV/AIDS di Garut Tewaskan
109 Orang” (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.03)
151
Steward, John. P, “Lecture 5” http://www.personal.psu.edu/jps11/l5pubopn.doc,
Penn State University ((Diakses pada7 Mei 2013, pukul 23.15)
itd.unair.ac.id/files/pdf/Pidato%20pengukuhan.pdf (Diakses pada9Mei 2013,
pukul 20.30)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22198/5/Chapter%20I.pdf,
diakses pada tanggal 23 mei 2013, 15:47 (Laporan Penelitian Pengetahuan
Dan Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen
Persatuan Amal Bakti III Kecamatan Medan Estate tahun 2010)
http://www.bkkbn.go.id (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.13)
http://www. igama.or.id/2013/01/ayo-ikutan-fgd/ (Diakses pada 15 April 2013,
pukul 17.35)
152
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
METODE PENELITIAN SOSIAL KUANTITATIF I
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam,
Kami adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Indonesia. Saat ini kami sedang melakukan penelitian terkait
dengan mata kuliah Metode Penelitian Sosial (MPS) Kuantitatif I yang
mengambil topik tentang pengaruh religiositas dan gaya hidup terhadap sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Oleh karena itu kami selaku tim
MPS kelompok A, memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.
Kuesioner berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan tingkat
religiositas dan gaya hidup Anda dalam bersikap terkait pencegahan terhadap
penularan HIV/AIDS. Kuisioner ini terdiri atas 3 bagian. Terdiri atas, bagian A
yaitu variabel sikap yang meliputi dimensi pengetahuan, afeksi dan perilaku.
Berikutnya bagian B yaitu variabel tingkat religiositas yang meliputi kepercayaan,
praktek dan perasaan/pengalaman dalam beragama. Bagian C yaitu variabel gaya
hidup meliputi dimensi akivitas serta opini.
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar atau salah. Oleh karena itu,
jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda dan
pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati.
Hasil dari kuisioner dan data pribadi Anda bersifat rahasia dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Anda meluangkan
waktu dan kerjasama yang Anda berikan, saya sampaikan terimakasih.
Hormat kami,
Tim MPS Kelompok A
NO. RESPONDEN
EDITOR
153
Tanggal Pengisian Kuesioner : Tanggal Bulan
Nama Pewawancara : ..........................................................
Waktu Wawancara : Dari : Sampai :
Tempat Wawancara : ..........................................................
Hadir Saat Wawancara :....................................................
1
2
3
1. TIDAK SEKOLAH
2. TIDAK TAMAT SD
3. TAMAT SD
4. TIDAK TAMAT SMP
5. TAMAT SMP
6. TIDAK TAMAT SMA
7. TAMAT SMA
8. PERGURUAN TINGGI 1. UMUM 2. AGAMA
1. ISLAM
2. PROTESTAN
3. KATOLIK
L P
1. MEMBACA ……………………………………..
2. MENONTON ………………………………………
3. BERKUMPUL DENGAN TEMAN
…………………………
4. MENGGUNAKAN INTERNET
………………………………………
5. LAIN-LAIN ………………………………………
1.RUMAH…………………………………………………..
2. WARNET
3. LAIN-LAIN …………………………………………….
TEMPAT
PENGGUNAAN
WAKTU LUANG
AKTIVITAS (*Jawaban
boleh lebih dari satu)
7
JENIS KELAMIN
1. UMUM 2. AGAMA
1. UMUM 2. AGAMA
1. UMUM 2. AGAMA
AGAMA4
5PENDIDIKAN
TERAKHIR
KARAKTERISTIK RESPONDEN
USIA
NAMA
154
BAGIAN A
VARIABEL SIKAP
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN A-1
Berikut ini terdapat 40 buah pernyataan yang berhubungan dengan sikap Anda
dalam hal mencegah penularan HIV/AIDS.
Keterangan :
SS = Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S = Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
TT = Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut
TS = Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
STS = Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
1. Dimensi Kognitif
No PERNYATAAN SS S TT TS STS
1 Menghindari penderita HIV/AIDS
ketika batuk atau bersin dapat
mencegah penularan HIV/AIDS
2 Berolahraga dapat mencegah
penularan HIV/AIDS
3 Beribadah dengan rutin dapat
mencegah penularan HIV/AIDS
4 Istirahat yang cukup dapat
mencegah penularan HIV/AIDS
5 Mengonsumsi makanan yang sehat
dapat mencegah penularan
HIV/AIDS
6 Menggunakan handuk bergantian
dengan penderita HIV/AIDS dapat
tertular HIV
155
7 Minum menggunakan gelas yang
sama dengan penderita HIV/AIDS
dapat menularkan HIV/AIDS
8 Gigitan nyamuk dapat menularkan
HIV/AIDS
9 Berciuman dapat menularkan
HIV/AIDS
10 Orang yang menggunakan narkoba,
apapun jenisnya akan lebih rentan
tertular HIV/AIDS
11 Orang yang menggunakan narkoba
suntik memiliki risiko yang sama
dengan orang yang tidak
menggunakan narkoba suntik
12 Menggunakan narkoba suntik secara
bergantian dapat menularkan
HIV/AIDS
13 Narkoba suntik dapat menularkan
HIV/AIDS
14 Berhubungan seks dapat menularkan
HIV/AIDS
15 Orang yang berhubungan 'seks'
sebelum menikah memiliki risiko
tertular HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang tidak
berhubungan 'seks' sebelum
menikah
16 Orang yang menjaga
keperawanan/keperjakaannya akan
lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS
156
17 Berhubungan 'seks' hanya dengan
satu pasangan dapat mencegah
penularan HIV/AIDS
18 Orang yang berganti-ganti pasangan
dalam berhubungan seks memiliki
risiko tertular HIV/AIDS yang
sama dengan orang yang
berhubungan seks hanya dengan
satu pasangan saja
19 Orang yang tidak setia pada
pasangannya akan lebih rentan
tertular HIV/AIDS
20 Orang yang tidak menggunakan
kondom saat berhubungan seks
memiliki risiko tertular HIV/AIDS
yang sama dengan orang yang
menggunakan kondom saat
berhubungan seks
21 Menggunakan kondom saat
berhubungan 'seks' dapat mencegah
tertular HIV/AIDS
22 Seseorang yang menggunakan
kondom saat berhubungan seks,
tidak akan tertular HIV/AIDS
23 AIDS menular melalui cairan
kelamin
2. Dimensi Afeksi
No Pernyataan SS S TS STS
24 Saya memilih untuk memiliki satu pacar saja
25 Pasangan saya harus perawan/perjaka
157
26 Saya bangga dapat menjaga
keperawanan/keperjakaan saya
27 Saya akan menjaga
keperawanan/keperjakaan saya sebelum
menikah
28 Tujuan saya menjaga
keperawanan/keperjakaan untuk kebahagiaan
suami/istri saya
29 Seandainya saya membeli kondom untuk
berhubungan 'seks' saya akan merasa malu
30 Saya memilih untuk tidak mencoba narkoba
suntik sama sekali
3. Dimensi Perilaku
No Pertanyaan SS S TS STS
31 Menolak ajakan pacar untuk berpegangan
tangan
32 Menolak ajakan pacar untuk berpelukan
33 Menolak ajakan pacar untuk berciuman
34 Menolak ajakan pacar untuk melakukan
hubungan seks sebelum menikah
35 Setia terhadap pasangan
36 Tidak akan berhubungan seks dengan orang
lain selain suami atau istri
37 Seandainya saya ingin berhubungan seks,
saya akan membeli kondom
38 Saat berhubungan seks, saya akan
menggunakan kondom
39 Seya akan menerima tawaran teman saya
untuk menggunakan narkoba suntik
40 Menjauhi orang-orang yang menggunakan
158
narkoba suntik
BAGIAN B
VARIABEL GAYA HIDUP
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN B-1
Berikut ini terdapat 47 buah pernyataan yang berhubungan dengan gaya
hidup Anda selama 2 minggu terakhir.
Keterangan :
TP = Bila Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut
JR = Bila Anda JARANG melakukan pernyataan tersebut
SR = Bila Anda SERING melakukan pernyataan tersebut
1. Dimensi Aktivitas
No Pernyataan SR JR TP
1 Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi
(olahraga, kesenian, dll)
2 Mengobrol mengenai pentingnya setia kepada
pasangan
3 Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia
kepada pasangan
4 Berpendapat mengenai pentingnya setia kepada
pasangan
5 Bertanya mengenai pentingnya setia kepada pasangan
6 Menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada
pasangan
7 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai
pentingnya setia kepada pasangan
8 Berganti pacar
9 Bertanya mengenai bahaya narkoba
10 Mengobrol mengenai bahaya narkoba
159
11 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya
narkoba
12 Berpendapat mengenai bahaya narkoba
13 Menonton acara TV tentang bahaya narkoba
14 Mendengarkan penjelasan tentang bahaya narkoba
15 Menggunakan jarum suntik bergantian
16 Membaca buku/artikel/selebaran tentang pentingnya
menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
17 Menonton acara TV tentang pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
18 Berpendapat mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
19 Bertanya mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
20 Mengobrol mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
21 Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya
menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah
22 Menonton acara TV tentang kondom
23 Berpendapat mengenai kondom
24 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai kondom
25 Bertanya mengenai kondom
26 Mengobrol mengenai kondom
27 Mendengarkan penjelasan tentang kondom
2. Dimensi Opini
No Pernyataan SS S TS STS
28 Menurut saya, berita-berita tentang narkoba
adalah berita yang penting
29 Menurut saya, narkoba boleh digunakan
dalam dosis yang sedikit
160
30 Menurut saya, narkoba dapat menghilangkan
stress
31 Menurut saya, pemakai narkoba boleh
bertukar jarum suntik
32 Menurut saya, pengguna narkoba tidak
seharusnya dipenjara
33 Menurut saya, pemakaian narkoba melalui
jarum suntik lebih berbahaya
34 Menurut saya, penting bagi orang lain untuk
tidak menggunakan narkoba
35 Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin
harus dihukum seberat-beratnya
36 Menurut saya, narkoba boleh diperjual-
belikan, asal mendapatkan izin dari
pemerintah
37 Menurut saya, menjaga
keperawanan/keperjakaan adalah hal yang
penting
38 Menurut saya, orang lain haruslah mencari
pasangan yang masih perawan/perjaka
39 Menurut saya, orang lain akan menjaga
tubuhnya hanya untuk pasangan hidupnya
40 Menurut saya, orang lain akan terlihat lebih
keren saat dia berganti-ganti pacar
41 Menurut saya, setia pada pacar adalah hal
yang penting
42 Menurut saya, penggunaan kondom saat
berhubungan seksual yang beresiko adalah
hal yang penting
43 Menurut saya, kondom harus digunakan saat
melakukan hubungan seks antara suami dan
istri
161
44 Menurut saya, kondom harus digunakan oleh
orang yang suka berganti-ganti pasangan
45 Menurut saya, kondom harus dijual di
warung
46 Menurut saya, membeli kondom tidak harus
malu
47 Menurut saya, kondom harus dijual sampai
ke daerah pelosok
BAGIAN C
VARIABEL TINGKAT RELIGIOSITAS
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN C-1
Berikut ini terdapat 30 buah pernyataan yang berhubungan dengan
religiositas Anda dalam beragama.
Keterangan :
SS = Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S = Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
TT = Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut
TS = Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
STS = Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
1. Dimensi Kepercayaan (Belief)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam
agama yang diyakini masing-masing
2 Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas
3 Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki
nilai baik
4 Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki
nilai buruk
162
5 Percaya bahwa ketika berbuat salah akan
diberi dosa dan masuk neraka
6 Percaya bahwa ketika berbuat baik akan
masuk surga dan mendapatkan pahala
7 Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat
akan mendapatkan dosa
8 Percaya ketika menghindari perbuatan
maksiat akan mendapatkan pahala
9 Mampu memahami ajaran-ajaran yang
diberikan dalam agama yang diyakini
10 Tidak menjalankan ajaran agama tersebut
hanya karena diwajibkan
2. Dimensi Praktik dalam Beragama (Practice)
No Pernyataan SR JR TP
11 Menghadiri kegiatan beribadah bersama yang
diadakan di tempat ibadah
12 Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di
televisi
13 Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah
14 Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah
15 Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya
satu kali dalam satu hari
16 Membaca doa disaat melakukan tidur
17 Membaca doa disaat keluar rumah
18 Membaca doa sebelum melakukan aktivitas
3. Dimensi Perasaan/pengalaman dalam beragama (feeling)
No Pernyataan SS S TS STS
163
19 Merasakan bahwa Tuhan selalu mengawasi
tiap kegiatan manusia
20 Merasa dekat dengan Tuhan dalam
melakukan kegiatan berdoa
21 Merasa selamat dari bencana karena Tuhan
22 Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya tidak beribadah
23 Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan
karena telah berbohong kepada orang tua
24 Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan
karena sombong
25 Menolong sesama
26 Memberi sedekah kepada yang
membutuhkan
27 Menyantuni anak yatim
28 Selalu berbuat baik kepada sesama
29 Merasa bahwa perintah Tuhan mampu
memberi kebahagiaan dunia dan akhirat
30 Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu
memberi kejelasan terhadap jalan hidup
164
Lampiran 2
RENCANA ANALISIS DATA
I. Pendahuluan
Tahap akhir dalam suatu penelitian yaitu menganalisis data yang telah
didapatkan di lapangan. Rencana Analisis Data (RAD) merupakan suatu
rangkaian perencanaan untuk menganalisis data penelitian secara sistematis.
Penelitian ini melihat ada atau tidaknya pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat
Religiositas Remaja terhadap Sikap mereka dalam Mencegah Penularan HIV &
AIDS yang dilakukan di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat. Rencana analisis data pada penelitian ini untuk mengetahui
seperti apa kriteria data yang diharapkan dan kriteria data yang ada di lapangan
saat penelitian.
Dalam rencana analisis data terdapat variabel yang akan dideskripsi dan
variabel yang akan dianalisis. Variabel yang akan dideskripsi merupakan variabel
yang akan disajikan dan diolah melalui tabel atau grafik dengan menggunakan
analisis univariat, seperti identitas responden, variabel dependen, dan variabel
independen yang sesuai kebutuhan peneliti. Variabel yang akan dianalisis
merupakan variabel variabel independen dan variabel dependen berdasarkan
dimensi dan variabel utama yang akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel
silang.
II. Tujuan
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat
menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidupdan tingkat religiositas
remaja terhadap sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIV & AIDS di
Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Penelitian ini mendefinisikan sikap remaja mengenai HIV & AIDS sebagai
variabel dependen sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai
variabel independen, dengan tujuan untuk mengetahui sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV&AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, Jawa Barat.
165
a. Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV & AIDS Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
b. Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja
dalammencegah penularan HIV & AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
III. Hipotesis
Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup
remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV & AIDS, peneliti
memiliki beberapa hipotesis yaitu
Ha:
a. Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka
dalam mencegah penularan HIV&AIDS
b. Semakin positif gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka dalam
mencegah penularan HIV&AIDS
Hipotesis Regresi
a Variabel tingkat religiositas remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap
remaja dalm mencegah penularan HIV&AIDS
b Variabel gaya hidup remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja
dalm mencegah penularan HIV&AIDS
Ho:
a. Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV&AIDS
b. Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas dengan sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV&AIDS
166
IV. Model Analisis
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat
disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
V. Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah gaya hidup
remaja dan tingkat religiositas remaja, sedangkan variabel dependennya adalah
sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini
dilihat kecenderungan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
yang dilihat dari konsep yang dikemukakan oleh Sarlito W Sarwono dalam
bukunya yaitu:
a. Pengetahuan (kognitif) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
b. Perasaan (afektif) remaja dalam mencegah pemularan HIV dan AIDS
c. Perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Dalam penelitian ini ada dua variabel independen yaitu pertama, gaya
hidup dan yang kedua yaitu tingkat religiositas remaja. Pada penelitian ini
digunakan dua dimensi untuk melihat gaya hidup remaja yang diambil
berdasarkan konsep dari Kotler yaitu aktivitas dan opini remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS. Sedangkan untuk melihat variabel independen
berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja dari tulisan Glock, kami menggunakan
Variabel Independen
Variabel Dependen
Sikap Remaja dalam Mencegah
Penularan HIV&AIDS
Gaya Hidup Remaja
Tingkat Religiositas Remaja
167
tiga dimensi yaitu praktik dalam beragama, pengalaman/perasaan dalam beragama
dan kepercayaan dalam beragama.
VI. Variabel yang Akan Dideskripsikan
Variabel No
.
No.
Var.
Variabel/Pertanya
an/Pernyataan Alasan Pemilihan Variabel
Dusun 1 DR
06
Dusun Karena data mengenai dusun menunjukan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
Jenis
Kelamin
2 DR
07
Jenis Kelamin Karena data mengenai jenis kelamin
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Jenis
Sekolah
4 DR
11
Jenis Sekolah
Responden
Karena data mengenai jenis sekolah
responden (agama dan umum) menunjukan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
Pendidikan
Terakhir
Ayah
5 DR
12
Pendidikan
Terakhir Ayah
Karena data mengenai pendidikan terakhir
ayah menunjukan perbedaan yang
signifikan mengenai sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
Pendidikan
Terakhir
Ibu
6 DR
15
Pendidikan
Terakhir Ibu
Karena data mengenai pendidikan terakhir
ibu menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Mengisi
Waktu
Luang di
Rumah
7 DR
16
Mengisi Waktu
Luang di Rumah
Karena data mengenai Mengisi Waktu
Luang di Rumah menunjukan perbedaan
yang signifikan mengenai sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
168
Mengisi
Waktu
luang di
Warnet
8 DR
18
Mengisi Waktu
luang di Warnet
Karena data mengenai Mengisi Waktu
Luang di Warnet menunjukan perbedaan
yang signifikan mengenai sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Lokasi
selain di
Rumah dan
Warnet
9 DR
21
Lokasi selain di
Rumah dan Warnet
Karena data mengenai mengisi waktuluang
Lokasi selain di Rumah dan Warnet
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Mengisi
Waktuluan
g dengan
Aktivitas
Membaca
10 DR
22
Mengisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Membaca
Karena data mengenai mengisi waktuluang
dengan Aktivitas Membaca menunjukan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
Jenis Buku
yang dibaca
dalam
Aktivitas
Membaca
11 DR
23
Jenis Buku yang
dibaca dalam
Aktivitas Membaca
Karena data mengenai Jenis Buku yang
dibaca dalam Aktivitas Membaca
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Mengsisi
Waktuluan
g dengan
Aktivitas
Menonton
12 DR
24
Mengsisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Menonton
Karena data mengenai mengisi
Waktuluang dengan Aktivitas Menonton
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Jenis film
yang
ditonton
dalam
Aktivitas
Menonton
13 DR
25
Jenis film yang
ditonton dalam
Aktivitas
Menonton
Karena data mengenai Jenis film yang
ditonton dalam Aktivitas Menonton
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Mengisi
Waktuluan
14 DR
26
Mengisi
Waktuluang
Karena data mengenai mengisi
Waktuluang dengan Aktivitas Berkumpul
169
g dengan
Aktivitas
Berkumpul
Dengan
Teman
dengan Aktivitas
Berkumpul Dengan
Teman
Dengan Teman menunjukan perbedaan
yang signifikan mengenai sikap remaja
dalam mencegah penularan HIV dan AIDS
Lokasi
Berkumpul
Dengan
Teman
15 DR
27
Lokasi Berkumpul
Dengan Teman
Karena data mengena mengisi Lokasi
Berkumpul Dengan Teman menunjukan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
Mengisi
Waktuluan
g dengan
Aktivitas
Penggunaa
n Internet
16 DR
28
Mengisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Penggunaan
Internet
Karena data mengena mengisi
Waktuluang dengan Aktivitas Penggunaan
Internet menunjukan perbedaan yang
signifikan mengenai sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
Keterangan
Penggunaa
n Internet
17 DR
29
Keterangan
Penggunaan
Internet
Karena data mengenai Keterangan
Penggunaan Internet menunjukan
perbedaan yang signifikan mengenai sikap
remaja dalam mencegah penularan HIV
dan AIDS
Mengsi
Waktuluan
g dengan
Aktivitas
Selain
Menggunak
an Internet,
Berkumpul
dengan
Teman,
Menonton,
18 DR
30
Mengsi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Selain
Menggunakan
Internet,
Berkumpul dengan
Teman, Menonton,
dan Membaca
Karena data mengenai Mengsi
Waktuluang dengan Aktivitas Selain
Menggunakan Internet, Berkumpul dengan
Teman, Menonton, dan Membaca
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
170
VII. Variabel yang Akan Dianalisis
Berikut beberapa pertanyaan dan variabel yang akan dianalisis di dalam
penelitian ini,
dan
Membaca
Keterangan
Aktivitas
Selain
Menggunak
an Internet,
Berkumpul
dengan
Teman,
Menonton,
dan
Membaca
19 DR
31
Keterangan
Aktivitas Selain
Menggunakan
Internet,
Berkumpul dengan
Teman, Menonton,
dan Membaca
Karena data mengenai Keterangan
Aktivitas Selain Menggunakan Internet,
Berkumpul dengan Teman, Menonton, dan
Membaca menunjukan perbedaan yang
signifikan mengenai sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
Pekerjaan
Ayah
20 DR
32
Pekerjaan Ayah
Responden
Karena data Pekerjaan Ayah Responden
menunjukan perbedaan yang signifikan
mengenai sikap remaja dalam mencegah
penularan HIV dan AIDS
Pekerjaan
Ibu
21 DR
33
Pekerjaan Ibu
Responden
Karena data Pekerjaan Ibu Responden
onden menunjukan perbedaan yang
signifikan mengenai sikap remaja dalam
mencegah penularan HIV dan AIDS
Variabel No. No
Var.
Variabel/Pertanyaan/Per
nyataan
Alasan Pemilihan Variabel
yang dianalisis
kognitif 22 A1.1 Menghindari penderita
HIV/AIDS ketika batuk
atau bersin dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
menghindari penderita
HIV/AIDS ketika batuk atau
171
bersin dapat mencegah
penularan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
23 A1.2 Berolahraga dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Berolahraga dapat mencegah
penularan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
24 A1.3 Beribadah dengan rutin
dapat mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Beribadah
dengan rutin dapat mencegah
penularan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
25 A1.4 Istirahat yang cukup dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Istirahat
yang cukup dapat mencegah
penularan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
26 A1.5 Mengonsumsi makanan
yang sehat dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mengonsumsi makanan yang
sehat dapat mencegah penularan
HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
27 A1.6 Menggunakan handuk
bergantian dengan
penderita HIV/AIDS
dapat tertular HIV
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Menggunakan handuk bergantian
172
dengan penderita HIV/AIDS
dapat tertular HIV reliable
untuk digunakan
28 A1.7 Minum menggunakan
gelas yang sama dengan
penderita HIV/AIDS
dapat menularkan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Minum
menggunakan gelas yang sama
dengan penderita HIV/AIDS
dapat menularkan HIV/AIDS
reliable untuk digunakan
29 A1.8 Gigitan nyamuk dapat
menularkan HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Gigitan
nyamuk dapat menularkan
HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
30 A1.9 Berciuman dapat
menularkan HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Berciuman
dapat menularkan HIV/AIDS
reliable untuk digunakan
31 A1.1
0
Orang yang menggunakan
narkoba, apapun jenisnya
akan lebih rentan tertular
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang yang
menggunakan narkoba, apapun
jenisnya akan lebih rentan
tertular HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
32 A1.1
1
Orang yang menggunakan
narkoba suntik memiliki
risiko yang sama dengan
orang yang tidak
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang yang
menggunakan narkoba suntik
173
menggunakan narkoba
suntik
memiliki risiko yang sama
dengan orang yang tidak
menggunakan narkoba
suntikreliable untuk digunakan
33 A1.1
2
Menggunakan narkoba
suntik secara bergantian
dapat menularkan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Menggunakan narkoba suntik
secara bergantian dapat
menularkan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
34 A1.1
3
Narkoba suntik dapat
menularkan HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Narkoba
suntik dapat menularkan
HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
35 A1.1
4
Berhubungan seks dapat
menularkan HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Berhubungan seks dapat
menularkan HIV/AIDS reliable
untuk digunakan
36 A1.1
5
Orang yang berhubungan
'seks' sebelum menikah
memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang tidak
berhubungan 'seks'
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang
yang berhubungan 'seks' sebelum
menikah memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama dengan
orang yang tidak berhubungan
'seks' sebelum menikah reliable
untuk digunakan
174
37 A1.1
6
Orang yang menjaga
keperawanan/keperjakaan
nya akan lebih kecil risiko
tertular HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang yang
menjaga
keperawanan/keperjakaannya
akan lebih kecil risiko tertular
HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
38 A1.1
7
Berhubungan 'seks' hanya
dengan satu pasangan
dapat mencegah penularan
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Berhubungan 'seks' hanya
dengan satu pasangan dapat
mencegah penularan
HIV/AIDSreliable untuk
digunakan
39 A1.1
8
Orang yang berganti-ganti
pasangan dalam
berhubungan seks
memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang
berhubungan seks hanya
dengan satu pasangan saja
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang
yang berganti-ganti pasangan
dalam berhubungan seks
memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama dengan
orang yang berhubungan seks
hanya dengan satu pasangan saja
reliable untuk digunakan
40 A1.1
9
Orang yang tidak setia
pada pasangannya akan
lebih rentan tertular
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang yang
tidak setia pada pasangannya
akan lebih rentan tertular
HIV/AIDS reliable untuk
175
digunakan
41 A1.2
0
Orang yang tidak
menggunakan kondom
saat berhubungan seks
memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang
menggunakan kondom
saat berhubungan seks
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Orang yang
tidak menggunakan kondom saat
berhubungan seks memiliki
risiko tertular HIV/AIDS yang
sama dengan orang yang
menggunakan kondom saat
berhubungan seks reliable untuk
digunakan
42 A1.2
1
Menggunakan kondom
saat berhubungan 'seks'
dapat mencegah tertular
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Menggunakan kondom saat
berhubungan 'seks' dapat
mencegah tertular HIV/AIDS
reliable untuk digunakan
43 A1.2
2
Seseorang yang
menggunakan kondom
saat berhubungan seks,
tidak akan tertular
HIV/AIDS
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Seseorang
yang menggunakan kondom saat
berhubungan seks, tidak akan
tertular HIV/AIDS reliable untuk
digunakan
44 A1.2
3
AIDS menular melalui
cairan kelamin
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa AIDS
menular melalui cairan kelamin
reliable untuk digunakan
Afeksi 45 A2.2
4
Saya memilih untuk
memiliki satu pacar saja
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
176
menunjukan bahwa Saya
memilih untuk memiliki satu
pacar saja reliable untuk
digunakan
46 A2.2
5
Pasangan saya harus
perawan/perjaka
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Pasangan
saya harus perawan/perjaka
reliable untuk digunakan
47 A2.2
6
Saya bangga dapat
menjaga
keperawanan/keperjakaan
saya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Saya bangga
dapat menjaga
keperawanan/keperjakaan saya
reliable untuk digunakan
48 A2.2
7
Saya akan menjaga
keperawanan/keperjakaan
saya sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Saya akan
menjaga
keperawanan/keperjakaan saya
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
49 A2.2
8
Tujuan saya menjaga
keperawanan/keperjakaan
untuk kebahagiaan
suami/istri saya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Tujuan saya
menjaga
keperawanan/keperjakaan untuk
kebahagiaan suami/istri saya
reliable untuk digunakan
50 A2.2
9
Seandainya saya membeli
kondom untuk
berhubungan 'seks' saya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Seandainya
177
akan merasa malu saya membeli kondom untuk
berhubungan 'seks' saya akan
merasa malu reliable untuk
digunakan
51 A2.3
0
Saya memilih untuk tidak
mencoba narkoba suntik
sama sekali
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Saya
memilih untuk tidak mencoba
narkoba suntik sama sekali
reliable untuk digunakan
Perilaku
52
A3.3
1
Menolak ajakan pacar
untuk berpegangan tangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menolak
ajakan pacar untuk berpegangan
tangan reliable untuk digunakan
53 A3.3
2
Menolak ajakan pacar
untuk berpelukan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menolak
ajakan pacar untuk berpelukan
reliable untuk digunakan
54 A3.3
3
Menolak ajakan pacar
untuk berciuman
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menolak
ajakan pacar untuk berciuman
reliable untuk digunakan
55 A3.3
4
Menolak ajakan pacar
untuk melakukan
hubungan seks sebelum
menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menolak
ajakan pacar untuk melakukan
hubungan seks sebelum menikah
reliable untuk digunakan
56 A3.3 Setia terhadap pasangan Karena berdasarkan hasil uji
178
5 realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Setia
terhadap pasangan reliable untuk
digunakan
57 A3.3
6
Tidak akan berhubungan
seks dengan orang lain
selain suami atau istri
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Tidak akan
berhubungan seks dengan orang
lain selain suami atau istri
reliable untuk digunakan
58 A3.3
7
Seandainya saya ingin
berhubungan seks, saya
akan membeli kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Seandainya
saya ingin berhubungan seks,
saya akan membeli kondom
reliable untuk digunakan
59 A3.3
8
Saat berhubungan seks,
saya akan menggunakan
kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Saat
berhubungan seks, saya akan
menggunakan kondom reliable
untuk digunakan
60 A3.3
9
Saya akan menerima
tawaran teman saya untuk
menggunakan narkoba
suntik
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa saya akan
menerima tawaran teman saya
untuk menggunakan narkoba
suntik reliable untuk digunakan
61 A3.4
0
Menjauhi orang-orang
yang menggunakan
narkoba suntik
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menjauhi
orang-orang yang menggunakan
179
narkoba suntik reliable untuk
digunakan
Aktivitas 62 B1.1 Melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan hobi
(olahraga, kesenian, dll)
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan
hobi (olahraga, kesenian, dll)
reliable untuk digunakan
63 B1.2 Mengobrol mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Mengobrol
mengenai pentingnya setia
kepada pasangan reliable untuk
digunakan
64 B1.3 Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya setia
kepada pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya setia kepada
pasangan reliable untuk
digunakan
65 B1.4 Berpendapat mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya setia kepada
pasangan reliable untuk
digunakan
66 B1.5 Bertanya mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Bertanya
mengenai pentingnya setia
180
kepada pasangan reliable untuk
digunakan
67 B1.6 Menonton acara TV
tentang pentingnya setia
kepada pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa menonton
acara TV tentang pentingnya
setia kepada pasangan reliable
untuk digunakan
68 A2.7 Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai pentingnya setia
kepada pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa membaca
buku/artikel/selebaran mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan reliable untuk
digunakan
69 B1.8 Berganti pacar Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Berganti
pacar reliable untuk digunakan
70 B1.9 Bertanya mengenai
bahaya narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Bertanya
mengenai bahaya narkoba
reliable untuk digunakan
71 B1.1
0
Mengobrol mengenai
bahaya narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mengobrol mengenai bahaya
narkoba reliable untuk
digunakan
72 B1.1
1
Membaca
buku/artikel/selebaran
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
181
mengenai bahaya narkoba menunjukan bahwa Membaca
buku/artikel/selebaran mengenai
bahaya narkoba reliable untuk
digunakan
73 B1.1
2
Berpendapat mengenai
bahaya narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Berpendapat mengenai bahaya
narkoba reliable untuk
digunakan
74 B1.1
3
Menonton acara TV
tentang bahaya narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menonton
acara TV tentang bahaya
narkoba reliable untuk
digunakan
75 B1.1
4
Mendengarkan penjelasan
tentang bahaya narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
mendengarkan penjelasan
tentang bahaya narkoba reliable
untuk digunakan
76 B1.1
5
Menggunakan jarum
suntik bergantian
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Menggunakan jarum suntik
bergantian reliable untuk
digunakan
77 B1.1
6
Membaca
buku/artikel/selebaran
tentang pentingnya
menjaga
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Membaca
buku/artikel/selebaran tentang
182
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
78 B1.1
7
Menonton acara TV
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menonton
acara TV tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
79 B1.1
8
Berpendapat mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Berpendapat
mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
80 B1.1
9
Bertanya mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Bertanya
mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
81 B1.2
0
Mengobrol mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Mengobrol
mengenai pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
183
digunakan
82 B1.2
1
Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mendengarkan penjelasan
tentang pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah reliable untuk
digunakan
83 B1.2
2
Menonton acara TV
tentang kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menonton
acara TV tentang kondom
reliable untuk digunakan
84 B1.2
3
Berpendapat mengenai
kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Berpendapat mengenai kondom
reliable untuk digunakan
85 B1.2
4
Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Membaca
buku/artikel/selebaran mengenai
kondom reliable untuk
digunakan
86 B1.2
5
Bertanya mengenai
kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Bertanya
mengenai kondom reliable untuk
digunakan
87 B1.2
6
Mengobrol mengenai
kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
184
menunjukan bahwa Mengobrol
mengenai kondom reliable
untuk digunakan
88 B1.2
7
Mendengarkan penjelasan
tentang kondom
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Mendengarkan penjelasan
tentang kondom reliable untuk
digunakan
Opini 89 B2.2
8
Menurut saya, berita-
berita tentang narkoba
adalah berita yang penting
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa berita-berita
tentang narkoba adalah berita
yang penting reliable untuk
digunakan
90 B2.2
9
Menurut saya, narkoba
boleh digunakan dalam
dosis yang sedikit
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, narkoba boleh digunakan
dalam dosis yang sedikit reliable
untuk digunakan
91 B2.3
0
Menurut saya, narkoba
dapat menghilangkan
stress
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, narkoba dapat
menghilangkan stress reliable
untuk digunakan
92 B2.3
1
Menurut saya, pemakai
narkoba boleh bertukar
jarum suntik
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, pemakai narkoba boleh
bertukar jarum suntik reliable
185
untuk digunakan
93 B2.3
2
Menurut saya, pengguna
narkoba tidak seharusnya
dipenjara
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, pengguna narkoba tidak
seharusnya dipenjara reliable
untuk digunakan
94 B2.3
3
Menurut saya, pemakaian
narkoba melalui jarum
suntik lebih berbahaya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, pemakaian narkoba melalui
jarum suntik lebih berbahaya
reliable untuk digunakan
95 B2.3
4
Menurut saya, penting
bagi orang lain untuk
tidak menggunakan
narkoba
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, penting bagi orang lain
untuk tidak menggunakan
narkoba reliable untuk
digunakan
96 B2.3
5
Menurut saya, penjual
narkoba tanpa izin harus
dihukum seberat-beratnya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, penjual narkoba tanpa izin
harus dihukum seberat-beratnya
reliable untuk digunakan
97 B2.3
6
Menurut saya, narkoba
boleh diperjual-belikan,
asal mendapatkan izin dari
pemerintah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, narkoba boleh diperjual-
belikan, asal mendapatkan izin
dari pemerintah reliable untuk
186
digunakan
98 B2.3
7
Menurut saya, menjaga
keperawanan/keperjakaan
adalah hal yang penting
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, menjaga
keperawanan/keperjakaan adalah
hal yang penting reliable untuk
digunakan
99 B2.3
8
Menurut saya, orang lain
haruslah mencari
pasangan yang masih
perawan/perjaka
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, orang lain haruslah mencari
pasangan yang masih
perawan/perjaka reliable untuk
digunakan
100 B2.3
9
Menurut saya, orang lain
akan menjaga tubuhnya
hanya untuk pasangan
hidupnya
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, orang lain akan menjaga
tubuhnya hanya untuk pasangan
hidupnya reliable untuk
digunakan
101 B2.4
0
Menurut saya, orang lain
akan terlihat lebih keren
saat dia berganti-ganti
pacar
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, orang lain akan terlihat
lebih keren saat dia berganti-
ganti pacar reliable untuk
digunakan
102 B2.4
1
Menurut saya, setia pada
pacar adalah hal yang
penting
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
187
saya, setia pada pacar adalah hal
yang penting reliable untuk
digunakan
103 B2.4
2
Menurut saya,
penggunaan kondom saat
berhubungan seksual yang
beresiko adalah hal yang
penting
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, penggunaan kondom saat
berhubungan seksual yang
beresiko adalah hal yang penting
reliable untuk digunakan
104 B2.4
3
Menurut saya, kondom
harus digunakan oleh
orang yang suka berganti-
ganti pasangan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, kondom harus digunakan
oleh orang yang suka berganti-
ganti pasangan reliable untuk
digunakan
105 B2.4
4
Menurut saya, kondom
harus dijual di warung
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, kondom harus dijual di
warung reliable untuk digunakan
106 B2.4
5
Menurut saya, membeli
kondom tidak harus malu
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, membeli kondom tidak
harus malu reliable untuk
digunakan
107 B2.4
6
Menurut saya, kondom
harus dijual sampai ke
daerah pelosok
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menurut
saya, kondom harus dijual
188
sampai ke daerah pelosok
reliable untuk digunakan
Keyakinan 108 C1.1 Mengakui adanya
keberadaan Tuhan dalam
agama yang diyakini
masing-masing
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Mengakui
adanya keberadaan Tuhan dalam
agama yang diyakini masing-
masing reliable untuk
digunakan
109 C1.2 Tidak lupa berdoa saat
melakukan aktivitas
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Tidak lupa
berdoa saat melakukan aktivitas
reliable untuk digunakan
110 C1.3 Melakukan kegiatan-
kegiatan yang memiliki
nilai baik
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Melakukan
kegiatan-kegiatan yang memiliki
nilai baik reliable untuk
digunakan
111 C1.4 Menjauhi kegiatan-
kegiatan yang memiliki
nilai buruk
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menjauhi
kegiatan-kegiatan yang memiliki
nilai buruk reliable untuk
digunakan
112 C1.5 Percaya bahwa ketika
berbuat salah akan diberi
dosa dan masuk neraka
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Percaya
bahwa ketika berbuat salah akan
diberi dosa dan masuk neraka
reliable untuk digunakan
189
113 C1.6 Percaya bahwa ketika
berbuat baik akan masuk
surga dan mendapatkan
pahala
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Percaya
bahwa ketika berbuat baik akan
masuk surga dan mendapatkan
pahala reliable untuk digunakan
114 C1.7 Percaya ketika melakukan
perbuatan maksiat akan
mendapatkan dosa
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Percaya
ketika melakukan perbuatan
maksiat akan mendapatkan dosa
reliable untuk digunakan
115 C1.8 Percaya ketika
menghindari perbuatan
maksiat akan
mendapatkan pahala
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Percaya
ketika melakukan perbuatan
maksiat akan mendapatkan dosa
reliable untuk digunakan
116 C1.9 Mampu memahami
ajaran-ajaran yang
diberikan dalam agama
yang diyakini
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Mampu
memahami ajaran-ajaran yang
diberikan dalam agama yang
diyakini reliable untuk
digunakan
117 C2.1
0
Menjalankan ajaran
agama hanya karena
diwajibkan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa
Menjalankan ajaran agama hanya
karena diwajibkan reliable
untuk digunakan
Praktik 118 C2.1 Menghadiri kegiatan Karena berdasarkan hasil uji
190
Keagamaan 1 beribadah bersama yang
diadakan di tempat ibadah
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menghadiri
kegiatan beribadah bersama yang
diadakan di tempat ibadah
reliable untuk digunakan
119 C2.1
2
Menonton acara kultum
atau rohani keagamaan di
televisi
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Menonton
acara kultum atau rohani
keagamaan di televisi reliable
untuk digunakan
120 C2.1
3
Ikut serta di dalam
organisasi keagamaan di
sekolah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Ikut serta di
dalam organisasi keagamaan di
sekolah reliable untuk digunakan
121 C2.1
4
Ikut serta di dalam
organisasi keagamaan di
sekolah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Ikut serta di
dalam organisasi keagamaan di
sekolah reliable untuk digunakan
122 C2.1
5
Membaca Al-Qur’an atau
Injil atau kitab suci
lainnya satu kali dalam
satu hari
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan bahwa Membaca
Al-Qur’an atau Injil atau kitab
suci lainnya satu kali dalam satu
hari reliable untuk digunakan
123 C2.1
6
Membaca doa disaat
melakukan tidur
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas padaa SPSS
menunjukan Membaca doa
disaat melakukan tidur reliable
untuk digunakan
191
124 C2.1
7
Membaca doa disaat
keluar rumah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Membaca doa
disaat keluar rumah reliable
untuk digunakan
125 C2.1
8
Membaca doa sebelum
melakukan aktivitas
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Membaca doa
sebelum melakukan aktivitas
reliable untuk digunakan
Perasaan
dalam
beragama
(Religious
Feeling)
126 C2.1
9
Merasakan bahwa Tuhan
selalu mengawasi tiap
kegiatan manusia
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasakan
bahwa Tuhan selalu mengawasi
tiap kegiatan manusia reliable
untuk digunakan
127 C3.2
0
Merasa dekat dengan
Tuhan dalam melakukan
kegiatan berdoa
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa dekat
dengan Tuhan dalam melakukan
kegiatan berdoa reliable untuk
digunakan
128 C3.2
1
Merasa selamat dari
bencana karena Tuhan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa selamat
dari bencana karena Tuhan
reliable untuk digunakan
129 C3.2
2
Merasa pernah diberi
kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya tidak
beribadah
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa pernah
diberi kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya tidak
192
beribadah reliable untuk
digunakan
130 C3.2
3
Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena telah berbohong
kepada orang tua
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa pernah
diberi ganjaran oleh Tuhan
karena telah berbohong kepada
orang tua reliable untuk
digunakan
131 C3.2
4
Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena sombong
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa pernah
diberi ganjaran oleh Tuhan
karena sombong reliable untuk
digunakan
132 C3.2
5
Menolong sesama Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Menolong
sesama reliable untuk digunakan
133 C3.2
6
Memberi sedekah kepada
yang membutuhkan
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Memberi
sedekah kepada yang
membutuhkan reliable untuk
digunakan
134 C3.2
7
Menyantuni anak yatim Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Menyantuni
anak yatim reliable untuk
digunakan
135 C3.2
8
Selalu berbuat baik
kepada sesama
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
193
VIII. Pembentukan Kategori Baru
Identitas Responden
No.
Var
Variabel Kategori Lama Pengelompo
kan Baru
Kategori Baru
DR10 Pendidikan
Terakhir
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
5. Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
7. Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
1. (1)
2. (2,3)
3. (4,5)
4. (6,7)
5. (8)
1. Tidak Sekolah
2. SD sampai
Tamat SD
3. SMP sampai
Tamat SMP
4. SMA sampai
Tamat SMA
5. Perguruan
Tinggi
DR 17 Pemilik
Rumah
1. Sendiri
2. Teman
1. (1,3)
2. (2)
1. Keluarga
2. Teman
menunjukan Selalu
berbuat baik kepada sesama
reliable untuk digunakan
136 C3.2
9
Merasa bahwa perintah
Tuhan mampu memberi
kebahagiaan dunia dan
akhirat
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasa
bahwa perintah Tuhan mampu
memberi kebahagiaan dunia dan
akhirat reliable untuk digunakan
137 C3.3
0
Merasakan bahwa
perintah Tuhan mampu
memberi kejelasan
terhadap jalan hidup
Karena berdasarkan hasil uji
realibilitas pada SPSS
menunjukan Merasakan
bahwa perintah Tuhan mampu
memberi kejelasan terhadap jalan
hidup reliable untuk digunakan
194
3. Orang Tua/Nenek:Bapak
DR 21 Lokasi
selain di
Rumah dan
Warnet
1. Lapangan/Badminton/Bola
2. Kos
3. Gardu
4. Pos Ronda: Garuda
5. Sekolah: PAUD
6. Warung (Bengkel dan
Kopi)
7. Tower
8. Luar Kota (Jakarta)
9. Pasar
10. Tempat Track Motor
(Sunset Malangbong)
11. Sawah/Kebun
Tidak
Berubah
1.Lapangan/Badm
inton/Bola
2. Kos
3. Gardu
4. Pos Ronda:
Garuda
5. Sekolah:
PAUD
6. Warung
(Bengkel dan
Kopi)
7. Tower
8. Luar Kota
(Jakarta)
9. Pasar
10. Tempat Track
Motor (Sunset
Malangbong)
11. Sawah/Kebun
DR 23 Jenis Buku
yang dibaca
dalam
Aktivitas
Membaca
1. Buku Akademik
2. Majalah : Fashion
3. Koran
4. Buku non-Akademik
5. Al-Quran
1. (1)
2. (2,3,4)
3. (5)
1. Buku
Akademik
2. Buku non-
Akademik
3. Al-Quran
DR 25 Jenis film
yang
dinonton
dalam
Aktivitas
1. TV
2. DVD / Film
3. Serial Televisi
4. Acara Musik
5. Track Motor
1. (1,3,4,7)
2. (6,5)
3. (8)
4. (2)
1. Acara Televisi
2. Olahraga
3. Bioskop
4. DVD/Film
195
Menonton 6. Acara Bola
7. Berita
8. Bioskop
DR 27 Aktivitas
Berkumpul
Dengan
Teman
1. Mengerjakan Tugas
Kelompok
2. Ngobrol / Curhat
3. Membuat Rujak
4. Nongkrong
5. Ngopi
6. Jajan di Warung
1. (1)
2. (2,4,5)
3. (3)
4. (6)
1. Mengerjakan
Tugas Kelompok
2. Nongkrong
3. Membuat
Rujak
4. Jajan di
Warung
DR 31 Keterangan
Aktivitas
Selain
Menggunak
an Internet,
Berkumpul
dengan
Teman,
Menonton,
dan
Membaca
1. Pekerjaan Rumah
2. Berkumpul di Rumah
Kakak
3. Olahraga
4. Kesenian
5. Melukis
6. Memasak
7. Menulis
8. Main Karambol
9. Trek-trekan
10. Main Games
11. Mandor Bangunan
12. Berdagang
13. Jalan-jalan Kuliner
14. Belajar Agama
15. Membersihkan Rumah
16. Belajar Mengetik
17. Menari
18. Mengajar Agama
19. Main Game
1.
(1,2,7,6,16,15
,20,21)
2. (3)
3. (4,17,5)
4. (9)
5. (8,10,19)
6. (11,12)
7. (14,18)
8. (13)
1. Kegiatan di
Rumah
2. Olahraga
3. Kesenian
4. Trek-trekan
5. Main Games
6. Bekerja
7. Kegiatan
Agama
8. Jalan-jalan
kuliner
196
20. Diam
21. Tidur
DR 32 Pekerjaan
Ayah
1. Pengangguran
2. Buruh Bangunan/Pasir
3. Buruh Tani
4. Buruh Pabrik
5. Buruh Mebel
6. Pedagang Makanan
7. Pedangan Pakan Hewan
8. Pedagang Kelontong /
Sembako
9. Pedagang Baju / Peralatan
Muslim
10. Pedagang Pupuk
11. Pedagang Bensin
12. Jasa
13. Pegawai
14. Kuli Pasar
15. Guru
16. Kepala TU Puskesmas
17. Pemilik Toko Bagunan
18. Pensiunan
19. Pekerjaan Serabutan
20. Supir Angkot / Bus
21. Meninggal Dunia
1. (1,18)
2.
(2,3,4,5,19)
3. (17)
4. (12,14,20)
5.
(6,7,8,9,10,11
)
6. (13,15,16)
99. (21)
1. Tidak Bekerja
2. Buruh
3. Wiraswasta
4. Jasa
5. Pedagang
6. Pegawai
99. Meninggal
Dunia
DR 33 Pekerjaan
Ibu
1. IRT
2. Pedagang
Kelontong/Sembako
3. Guru
4. Buruh Tani
5. Jasa
6. Perawat
1. (1)
2. (2,7)
3. (3)
4. (5,6)
5. (8)
6. (4)
99. (9)
1. IRT
2. Pedagang
3. Pegawai
4. Jasa
5. TKI
6. Buruh
99. Tidak Relevan
197
7. Pedagang Bakso
8. TKI
9. Meninggal Dunia
Pertanyaan Kuisioner
A1.12 Menggunakan
narkoba suntik secara
bergantian dapat
menularkan
HIV/AIDS
0. Tidak Tahu
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
0. (0)
1. (4)
2. (3)
3. (2)
4. (1)
0. Tidak Tahu
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju
A1.13 Narkoba suntik dapat
menularkan
HIV/AIDS
A1.14 Berhubungan seks
dapat menularkan
HIV/AIDS
A1.16 Orang yang menjaga
keperawanan/keperjak
aannya akan lebih
kecil risiko tertular
HIV/AIDS
A1.17 Berhubungan 'seks'
hanya dengan satu
pasangan dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
A1.19 Orang yang tidak setia
pada pasangannya
akan lebih rentan
tertular HIV/AIDS
A1.21 Menggunakan
kondom saat
198
berhubungan 'seks'
dapat mencegah
tertular HIV/AIDS
A1.23 AIDS menular melalui
cairan kelamin
A2.24 Saya memilih untuk
memiliki satu pacar
saja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
1. (4)
2. (3)
3. (2)
4. (1)
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju A2.25 Pasangan saya harus
perawan/perjaka
A2.26 Saya bangga dapat
menjaga
keperawanan/keperjak
aan saya
A2.27 Saya akan menjaga
keperawanan/keperjak
aan saya sebelum
menikah
A2.28 Tujuan saya menjaga
keperawanan/keperjak
aan untuk
kebahagiaan
suami/istri saya
A2.30 Saya memilih untuk
tidak mencoba
narkoba suntik sama
sekali
A3.31 Menolak ajakan pacar
untuk berpegangan
tangan
A3.32 Menolak ajakan pacar
untuk berpelukan
199
A3.33 Menolak ajakan pacar
untuk berciuman
A3.34 Menolak ajakan pacar
untuk melakukan
hubungan seks
sebelum menikah
A3.35 Setia terhadap
pasangan
A3.36 Tidak akan
berhubungan seks
dengan orang lain
selain suami atau istri
A3.37 Seandainya saya ingin
berhubungan seks,
saya akan membeli
kondom
A3.38 Saat berhubungan
seks, saya akan
menggunakan kondom
A3.40 Menjauhi orang-orang
yang menggunakan
narkoba suntik
B1.1 Melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan
hobi (olahraga,
kesenian, dll)
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
1. (3)
2. (2)
3. (1)
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
B1.2 Mengobrol mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
B1.3 Mendengarkan
penjelasan tentang
pentingnya setia
200
kepada pasangan
B1.4 Berpendapat
mengenai pentingnya
setia kepada pasangan
B1.5 Bertanya mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
B1.6 Menonton acara TV
tentang pentingnya
setia kepada pasangan
B1.7 Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai pentingnya
setia kepada pasangan
B1.9 Bertanya mengenai
bahaya narkoba
B1.10 Mengobrol mengenai
bahaya narkoba
B1.11 Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai bahaya
narkoba
B1.12 Berpendapat
mengenai bahaya
narkoba
B1.13 Menonton acara TV
tentang bahaya
narkoba
B1.14 Mendengarkan
penjelasan tentang
bahaya narkoba
B1.16 Membaca
201
buku/artikel/selebaran
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.17 Menonton acara TV
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.18 Berpendapat
mengenai pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.19 Bertanya mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.20 Mengobrol mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.21 Mendengarkan
penjelasan tentang
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjak
aan sebelum menikah
B1.22 Menonton acara TV
tentang kondom
B1.23 Berpendapat
mengenai kondom
202
B1.24 Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai kondom
B1.25 Bertanya mengenai
kondom
B1.26 Mengobrol mengenai
kondom
B1.27 Mendengarkan
penjelasan tentang
kondom
B2.33 Menurut saya,
pemakaian narkoba
melalui jarum suntik
lebih berbahaya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
1. (4)
2. (3)
3. (2)
4. (1)
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju
B2.34 Menurut saya, penting
bagi orang lain untuk
tidak menggunakan
narkoba
B2.35 Menurut saya, penjual
narkoba tanpa izin
harus dihukum
seberat-beratnya
B2.36 Menurut saya,
narkoba boleh
diperjual-belikan, asal
mendapatkan izin dari
pemerintah
B2.37 Menurut saya,
menjaga
keperawanan/keperjak
aan adalah hal yang
penting
203
B2.38 Menurut saya, orang
lain haruslah mencari
pasangan yang masih
perawan/perjaka
B2.39 Menurut saya, orang
lain akan menjaga
tubuhnya hanya untuk
pasangan hidupnya
B2.41 Menurut saya, setia
pada pacar adalah hal
yang penting
B2.42 Menurut saya,
penggunaan kondom
saat berhubungan
seksual yang beresiko
adalah hal yang
penting
B2.44 Menurut saya,
kondom harus
digunakan oleh orang
yang suka berganti-
ganti pasangan
B2.45 Menurut saya,
kondom harus dijual
di warung
B2.46 Menurut saya,
membeli kondom
tidak harus malu
B2.47 Menurut saya,
kondom harus dijual
sampai ke daerah
pelosok
204
C1.1 Mengakui adanya
keberadaan Tuhan
dalam agama yang
diyakini masing-
masing
C1.2 Tidak lupa berdoa saat
melakukan aktivitas
C1.3 Melakukan kegiatan-
kegiatan yang
memiliki nilai baik
C1.4 Menjauhi kegiatan-
kegiatan yang
memiliki nilai buruk
C1.5 Percaya bahwa ketika
berbuat salah akan
diberi dosa dan masuk
neraka
C1.6 Percaya bahwa ketika
berbuat baik akan
masuk surga dan
mendapatkan pahala
C1.7 Percaya ketika
melakukan perbuatan
maksiat akan
mendapatkan dosa
C1.8 Percaya ketika
menghindari
perbuatan maksiat
akan mendapatkan
pahala
C1.9 Mampu memahami
ajaran-ajaran yang
205
diberikan dalam
agama yang diyakini
C2.11 Menghadiri kegiatan
beribadah bersama
yang diadakan di
tempat ibadah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
1. (3)
2. (2)
3. (1)
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
C2.12 Menonton acara
kultum atau rohani
keagamaan di televisi
C2.13 Ikut serta di dalam
organisasi keagamaan
di sekolah
C2.14 Aktif di dalam
organisasi keagamaan
di sekolah
C2.15 Membaca Al-Qur’an
atau Injil atau kitab
suci lainnya satu kali
dalam satu hari
C2.16 Membaca doa disaat
melakukan tidur
C2.17 Membaca doa disaat
keluar rumah
C2.18 Membaca doa
sebelum melakukan
aktivitas
C3.19 Merasakan bahwa
Tuhan selalu
mengawasi tiap
kegiatan manusia
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
1. (4)
2. (3)
3. (2)
4. (1)
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju
C3.20 Merasa dekat dengan
Tuhan dalam
206
melakukan kegiatan
berdoa
C3.21 Merasa selamat dari
bencana karena Tuhan
C3.22 Merasa pernah diberi
kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya
tidak beribadah
C3.23 Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena telah
berbohong kepada
orang tua
C3.24 Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena sombong
C3.25 Menolong sesama
C3.26 Memberi sedekah
kepada yang
membutuhkan
C3.27 Menyantuni anak
yatim
C3.28 Selalu berbuat baik
kepada sesama
C3.29 Merasa bahwa
perintah Tuhan
mampu memberi
kebahagiaan dunia
dan akhirat
C3.30 Merasakan bahwa
perintah Tuhan
mampu memberi
207
kejelasan terhadap
jalan hidup
IX. Pembentukan Variabel Baru
A. Pembentukan Variabel Dimensi Kognisi Sikap Remaja
Variabel Lama Kategori
Lama
Variabel
Baru
Kategori Baru
Menghindari penderita
HIV/AIDS ketika batuk atau
bersin dapat mencegah
penularan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Dimensi
Kognisi
Sikap Remaja
1. Rendah
2. Tinggi
Median
Skor Indeks: 0-92
Berolahraga dapat mencegah
penularan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Beribadah dengan rutin
dapat mencegah penularan
HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Istirahat yang cukup dapat
mencegah penularan
HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Mengonsumsi makanan yang 0.Tidak Tahu
208
sehat dapat mencegah
penularan HIV/AIDS
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Menggunakan handuk
bergantian dengan penderita
HIV/AIDS dapat tertular
HIV
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Minum menggunakan gelas
yang sama dengan penderita
HIV/AIDS dapat menularkan
HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Gigitan nyamuk dapat
menularkan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Berciuman dapat menularkan
HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang menggunakan
narkoba, apapun jenisnya
akan lebih rentan tertular
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
209
HIV/AIDS 3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang menggunakan
narkoba suntik memiliki
risiko yang sama dengan
orang yang tidak
menggunakan narkoba suntik
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Menggunakan narkoba
suntik secara bergantian
dapat menularkan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Narkoba suntik dapat
menularkan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Berhubungan seks dapat
menularkan HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang berhubungan
'seks' sebelum menikah
memiliki risiko tertular
HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang tidak
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
210
berhubungan 'seks' sebelum
menikah
Setuju
Orang yang menjaga
keperawanan/keperjakaannya
akan lebih kecil risiko
tertular HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Berhubungan 'seks' hanya
dengan satu pasangan
dapat mencegah penularan
HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang berganti-ganti
pasangan dalam
berhubungan seks memiliki
risiko tertular HIV/AIDS
yang sama dengan orang
yang berhubungan seks
hanya dengan satu pasangan
saja
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang tidak setia pada
pasangannya akan lebih
rentan tertular HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Orang yang tidak
menggunakan kondom saat
berhubungan seks
054memiliki risiko tertular
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
211
HIV/AIDS yang sama
dengan orang yang
menggunakan kondom saat
berhubungan seks
4.Sangat Tidak
Setuju
Menggunakan kondom saat
berhubungan 'seks' dapat
mencegah tertular HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
Seseorang yang
menggunakan kondom saat
berhubungan seks, tidak
akan tertular HIV/AIDS
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
AIDS menular melalui cairan
kelamin
0.Tidak Tahu
1.Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
B. Pembentukan Variabel Dimensi Afeksi Sikap Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Saya memilih untuk
memiliki satu pacar saja
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Dimensi
Afeksi Sikap
Remaja
1. Negatif
2. Positif
Median
Skor Indeks: 7-28
212
Pasangan saya harus
perawan/perjaka
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Saya bangga dapat
menjaga
keperawanan/keperjakaan
saya
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Saya akan menjaga
keperawanan/keperjakaan
saya sebelum menikah
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Tujuan saya menjaga
keperawanan/keperjakaan
untuk kebahagiaan
suami/istri saya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Seandainya saya membeli
kondom untuk
berhubungan 'seks' saya
akan merasa malu
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
213
Saya memilih untuk tidak
mencoba narkoba suntik
sama sekali
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
C. Pembentukan Variabel Dimensi Perilaku Sikap Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Menolak ajakan pacar
untuk berpegangan
tangan
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Dimensi Perilaku
Sikap Remaja
1. Negatif
2. Positif
Median
Skor indeks: 10-
40
Menolak ajakan pacar
untuk berpelukan
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menolak ajakan pacar
untuk berciuman
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menolak ajakan pacar
untuk melakukan
hubungan seks sebelum
menikah
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
214
Setia terhadap pasangan 1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Tidak akan berhubungan
seks dengan orang lain
selain suami atau istri
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Seandainya saya ingin
berhubungan seks, saya
akan membeli kondom
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Saat berhubungan seks,
saya akan menggunakan
kondom
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Saya akan menerima
tawaran teman saya
untuk menggunakan
narkoba suntik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Menjauhi orang-orang
yang menggunakan
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
215
narkoba suntik 4. Sangat setuju
D. Pembentukan VariabelDimensi Aktivitas Gaya Hidup Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan hobi
(olahraga, kesenian, dll)
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Dimensi Aktivitas
Gaya Hidup
Remaja
1. Tidak
Mendukung
2. Mendukung
Median
Skor Indeks: 27-81
Mengobrol mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mendengarkan
penjelasan tentang
pentingnya setia kepada
pasangan
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Berpendapat mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Bertanya mengenai
pentingnya setia kepada
pasangan
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Menonton acara TV
tentang pentingnya setia
kepada pasangan
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca 1. Tidak Pernah
216
buku/artikel/selebaran
mengenai pentingnya
setia kepada pasangan
2. Jarang
3. Sering
Berganti pacar 1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Bertanya mengenai
bahaya narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mengobrol mengenai
bahaya narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai bahaya
narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Berpendapat mengenai
bahaya narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Menonton acara TV
tentang bahaya narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mendengarkan
penjelasan tentang
bahaya narkoba
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
217
Menggunakan jarum
suntik bergantian
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Membaca
buku/artikel/selebaran
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Menonton acara TV
tentang pentingnya
menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Berpendapat mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Bertanya mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mengobrol mengenai
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mendengarkan
penjelasan tentang
1. Tidak Pernah
2. Jarang
218
pentingnya menjaga
keperawanan/keperjakaan
sebelum menikah
3. Sering
Menonton acara TV
tentang kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Berpendapat mengenai
kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca
buku/artikel/selebaran
mengenai kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Bertanya mengenai
kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mengobrol mengenai
kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Mendengarkan
penjelasan tentang
kondom
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
E. Pembentukan Variabel Dimensi Opini Gaya Hidup Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Menurut saya, narkoba
boleh digunakan dalam
dosis yang sedikit
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Dimensi Opini Gaya
Hidup Remaja
1. Tidak
Mendukung
2. Mendukung
Median
Skor Indeks:18-72 Menurut saya, narkoba 1. Sangat Setuju
219
dapat menghilangkan
stress
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Menurut saya, pemakai
narkoba boleh bertukar
jarum suntik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Menurut saya, pengguna
narkoba tidak seharusnya
dipenjara
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Menurut saya, pemakaian
narkoba melalui jarum
suntik lebih berbahaya
1.Sangat tidak
setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menurut saya, penting
bagi orang lain untuk
tidak menggunakan
narkoba
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, penjual
narkoba tanpa izin harus
dihukum seberat-
beratnya
1.Sangat tidak
setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menurut saya, narkoba 1. Sangat tidak
220
boleh diperjual-belikan,
asal mendapatkan izin
dari pemerintah
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, menjaga
keperawanan/keperjakaan
adalah hal yang penting
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, orang lain
haruslah mencari
pasangan yang masih
perawan/perjaka
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, orang lain
akan menjaga tubuhnya
hanya untuk pasangan
hidupnya
1.Sangat tidak
setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menurut saya, orang lain
akan terlihat lebih keren
saat dia berganti-ganti
pacar
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
Menurut saya, setia pada
pacar adalah hal yang
penting
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
221
Menurut saya,
penggunaan kondom saat
berhubungan seksual
yang beresiko adalah hal
yang penting
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, kondom
harus digunakan oleh
orang yang suka
berganti-ganti pasangan
1.Sangat tidak
setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menurut saya, kondom
harus dijual di warung
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, membeli
kondom tidak harus malu
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menurut saya, kondom
harus dijual sampai ke
daerah pelosok
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
F. Pembentukan VariabelDimensi Kepercayaan Tingkat Religiositas
Remaja
222
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Mengakui adanya
keberadaan Tuhan
dalam agama yang
diyakini masing-masing
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Dimensi Kepercayaan
Tingkat Religiositas
Remaja
1. Rendah
2. Tinggi
Median
Skor Indeks: 10-
40 Tidak lupa berdoa saat
melakukan aktivitas
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Melakukan kegiatan-
kegiatan yang memiliki
nilai baik
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menjauhi kegiatan-
kegiatan yang memiliki
nilai buruk
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Percaya bahwa ketika
berbuat salah akan
diberi dosa dan masuk
neraka
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Percaya bahwa ketika
berbuat baik akan masuk
surga dan mendapatkan
pahala
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Percaya ketika
melakukan perbuatan
maksiat akan
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
223
mendapatkan dosa 4.Sangat setuju
Percaya ketika
menghindari perbuatan
maksiat akan
mendapatkan pahala
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Mampu memahami
ajaran-ajaran yang
diberikan dalam agama
yang diyakini
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
Menjalankan ajaran
agama hanya karena
diwajibkan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak
Setuju
224
G. Pembentukan Variabel Dimensi Praktik Tingkat Religiositas Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Menghadiri kegiatan
beribadah bersama yang
diadakan di tempat
ibadah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Dimensi Praktik
Tingkat Religiositas
Remaja
1. Rendah
2. Tinggi
Median
Skor Indeks: 8-24 Menonton acara kultum
atau rohani keagamaan
di televisi
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Ikut serta di dalam
organisasi keagamaan di
sekolah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Aktif di dalam
organisasi keagamaan di
sekolah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca Al-Qur’an
atau Injil atau kitab suci
lainnya satu kali dalam
satu hari
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca doa disaat
melakukan tidur
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca doa disaat
keluar rumah
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
Membaca doa sebelum
melakukan aktivitas
1. Tidak Pernah
2. Jarang
225
3. Sering
H. Pembentukan Variabel Dimensi Perasaan/pengalaman beragama
Tingkat Religiositas Remaja
Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru
Merasakan bahwa
Tuhan selalu mengawasi
tiap kegiatan manusia
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Dimensi
Perasaan/Pengalaman
Beragama
1. Rendah
2. Tinggi
Median
Skor Indeks: 12-
48 Merasa dekat dengan
Tuhan dalam melakukan
kegiatan berdoa
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Merasa selamat dari
bencana karena Tuhan
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Merasa pernah diberi
kesulitan oleh Tuhan
karena sebelumnya tidak
beribadah
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
226
Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena telah berbohong
kepada orang tua
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Merasa pernah diberi
ganjaran oleh Tuhan
karena sombong
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menolong sesama 1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Memberi sedekah
kepada yang
membutuhkan
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Menyantuni anak yatim 1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Selalu berbuat baik
kepada sesama
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
227
4. Sangat setuju
Merasa bahwa perintah
Tuhan mampu memberi
kebahagiaan dunia dan
akhirat
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Merasakan bahwa
perintah Tuhan mampu
memberi kejelasan
terhadap jalan hidup
1. Sangat tidak
setuju
2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
I. Pembentukan Variabel Utama
Dimensi Kategori Variabel Kategori Baru
Kognitif 1. Rendah
2. Tinggi
Sikap 1. Negatif
2. Positif
Skor Indeks:
17-160
Afeksi 1. Negatif
2. Positif
Perilaku 1. Negatif
2. Positif
Aktivitas 1. Tidak Mendukung
2. Mendukung
Gaya Hidup 1. Tidak Mendukung
2. Mendukung
Skor Indeks:
45-153
Opini 1. Tidak Mendukung
2. Mendukung
Kepercayaan (Belief) 1. Rendah
2. Tinggi
Tingkat
Religiositas
1. Rendah
2. Tinggi
Skor Indeks:
Praktik dalam
Beragama (Practice)
1. Rendah
2. Tinggi
228
Perasaan/Pengalaman
dalam beragama
(feeling)
1. Rendah
2. Tinggi
30-112
XI. Tabel Dan Ukuran Statistik Yang Akan Digunakan
A. Gambar atau Grafik yang Dibutuhkan
1. Univariat
Analisis data univariat yaitu analisis terhadap satu variabel dan dapat
dibuat kedalam beberapa jenis, yaitu:
a. Distribusi Frekuensi atau Tabel frekuensi untuk pengolahan data yang
berupa numerik dari seluruh variabel yang akan dianalisis.
b. Piechart untuk mrnggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel
dengan skala nominal dan ordinal.
c. Bargraph untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel
dengan skala nominal dan ordinal.
2. Bivariat atau Multivariat
Pengujian bivariat dan multivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara
variabel gaya hidup dan variabel tingkat religiositas remaja terhadap variabel
sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS di Desa Lewobaru, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut Jawa Barat. Kemudian, datanya disajikan dalam
bentuk tabel silang. Variabel bivariat yang akan dianalisis oleh peneliti, yakni:
a. Hubungan antara variabel gaya hidup remaja dengan sikap remaja dalam
mencegah HIV/AIDS
b. Hubungan antara varaibel tingkat religiositas remaja dengan sikpa remaja
dalam mencegah HIV/AIDS
B. Ukuran Statistik yang akan Digunakan
Ukuran statistik yang akan digunakan dalam pengolahan data yang
dilakukan dengan perhitungan SPSS, yaitu:
1. Univariat dengan menggunakan ukuran pemusatan (Central Tendency):
229
a. Mean, untuk menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan data. Pada
umumnya, digunakan bila data memiliki skala pengukuran interval
atau rasio.
b. Median, untuk mengetahui nilai tengah dari nilai pengamatan yang
telah disusun secara teratur menurut besarannya. Median digunakan
untuk data yang berskala pengukuran minimal ordinal.
c. Modus, untuk mengetahui data yang memiliki frekuensi terbesar
dalam suatu kumpulan data dan digunakan untuk data berskala
nominal.
2. Bivariat atau Multivariat dengan menggunakan
a. D’Somers, untuk menguji kekuatan hubungan antar variabel yang
berskala ordinal-asimetrik.
b. Regresi linier untuk menguji hubungan antara satu variabel
dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, digunakan
untuk variabel yang berskala rasio dengan arah hubungan asimetrik.
230
Lampiran 3
BUKU KODE
No.
Variabe
l
Halama
n
kuesione
r
No.
Pertanyaa
n
Nama Variabel Kategori Jawaban Skala Keterangan
DP 1 1 001 No Kuesioner Absolute Nominal 99= Tidak Relevan
0= Tidak Tahu DP 2 2 002 Nama
Pewawancara
1. Arsa Ilmi Budiarti
2. Chairunnisa Putri Ch
3. Deden Ramadani
4. Dipta Mahira
5. Dwi Anisa Febrianti
6. Ghivo Pratama
7. Halida Nufaisa
8. Jhane Pebyana Wilis
9. Karla Juanita
10. Muhammad Al Fathi
11. Muhammad Arief Rahadian
12. Okta Rina Fitri
231
13. Prasidya Doni
14. Putra Dharmawan
15. Tiara Hapsari
16. Tito Juliansyah
17. Ulfi Nur Arsa Putri
18. Yasserina Rawie
DR 3 2 003 Nomor
Responden
Absolute Nominal
DR 4 2 004 RW Absolute Nominal
DR 5 2 005 RT Absolute Nominal
DR 6 2 006 Dusun Absolute Nominal
DR 7 2 007 Jenis Kelamin 1. Laki-Laki
2. Perempuan
Nominal
DR 8 2 008 Usia Absolute Nominal
DR 9 2 009 Agama 1. Islam
2. Protestan
3. Katolik
Nominal
232
DR 10 2 010 Pendidikan
Terakhir
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
5. Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
7. Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
Nominal
DR 11 2 011 Jenis Sekolah 1. Umum
2. Agama
Nominal
DR12 2 012 Pendidikan
Terakhir Ayah
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
5. Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
7. Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
Nominal
DR 13 2 013 Jenis Sekolah 1. Umum Nominal
233
Ayah 2. Agama
DR 14 2 014 Pendidikan
Terakhir Ibu
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
5. Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
7. Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
Nominal
DR 15 2 015 Jenis Sekolah Ibu 1. Umum
2. Agama
Nominal
DR 16 2 016 Mengisi Waktu
Luang di Rumah
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 17 2 017 Pemilik Rumah 1. Sendiri
2. Teman
3. Orang Tua/Nenek:Bapak
Nominal
DR 18 2 018 Mengisi Waktu
luang di Warnet
1. Ya
2. Tidak
Nominal
234
DR 19 2 019 Lokasi Warnet 1. Pasar Nominal
DR 20 2 020 Mengisi
Waktuluang
Selain di Rumah
dan Warnet
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 21 2 021 Lokasi selain di
Rumah dan
Warnet
1. Lapangan/Badminton/Bola
2. Kos
3. Gardu
4. Pos Ronda: Garuda
5. Sekolah: PAUD
6. Warung (Bengkel dan Kopi)
7. Tower
8. Luar Kota (Jakarta)
9. Pasar
10. Tempat Track Motor (Sunset
Malangbong)
11. Sawah/Kebun
Nominal
DR 22 2 022 Mengisi
Waktuluang
1. Ya
2. Tidak
Nominal
235
dengan Aktivitas
Membaca
DR 23 2 023 Jenis Buku yang
dibaca dalam
Aktivitas
Membaca
1. Buku Akademik
2. Majalah : Fashion
3. Koran
4. Buku non-Akademik
5. Al-Quran
Nominal
DR 24 2 024 Mengsisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Menonton
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 25 2 025 Jenis film yang
ditonton dalam
Aktivitas
Menonton
1. TV
2. DVD / Film
3. Serial Televisi
4. AcaraMusik
5. Track Motor
6. Acara Bola
7. Berita
8. Bioskop
Nominal
236
DR 26 2 026 Mengisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Berkumpul
Dengan Teman
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 27 2 027 Lokasi
Berkumpul
Dengan Teman
1. Mengerjakan Tugas Kelompok
2. Ngobrol / Curhat
3. Membuat Rujak
4. Nongkrong
5. Ngopi
6. Jajan di Warung
Nominal
DR 28 2 028 Mengisi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Penggunaan
Internet
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 29 2 029 Keterangan 1. Mengerjakan Tugas Nominal
237
Penggunaan
Internet
2. Facebook / Twitter
3. Main Games
4. Googling Fashion Batik
5. Download MP3 / Video
DR 30 2 030 Mengsi
Waktuluang
dengan Aktivitas
Selain
Menggunakan
Internet,
Berkumpul
dengan Teman,
Menonton, dan
Membaca
1. Ya
2. Tidak
Nominal
DR 31 2 031 Keterangan
Aktivitas Selain
Menggunakan
Internet,
Berkumpul
1. Pekerjaan Rumah
2. Berkumpul di Rumah Kakak
3. Olahraga
4. Kesenian
5. Melukis
Nominal
238
dengan Teman,
Menonton, dan
Membaca
6. Memasak
7. Menulis
8. Main Karambol
9. Trek-trekan
10. Main Games
11. Mandor Bangunan
12. Berdagang
13. Jalan-jalan Kuliner
14. Belajar Agama
15. Membersihkan Rumah
16. Belajar Mengetik
17. Menari
18. Mengajar Agama
19. Main Game
20. Diam
21. Tidur
DR 32 2 032 Pekerjaan Ayah 1. Pengangguran
2. Buruh Banguna/Pasir
3. Buruh Tani
Nominal
239
4. Buruh Pabrik
5. Buruh Mebel
6. Pedagang Makanan
7. Pedangan Pakan Hewan
8. Pedagang Kelontong / Sembako
9. Pedagang Baju / Peralatan Muslim
10. Pedagang Pupuk
11. Pedagang Bensin
12. Jasa
13. Pegawai
14. Kuli Pasar
15. Guru
16. Kepala TU Puskesmas
17. Pemilik Toko Bagunan
18. Pensiunan
19. Pekerjaan Serabutan
20. Supir Angkot / Bus
21. Meninggal Dunia
DR 33 2 033 Pekerjaan Ibu 1. IRT Nominal
240
2. Pedangan Kelontong/Sembako
3. Guru
4. Buruh Tani
5. Jasa
6. Perawat
7. Pedagang Bakso
8. TKI
9. Meninggal Dunia
A1.1 3 034 Menghindari
penderita
HIV/AIDS ketika
batuk atau bersin
dapat mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.2 3 035 Berolahraga
dapat mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
241
A1.3 3 036 Beribadah dengan
rutin dapat
mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.4 3 037 Istirahat yang
cukup dapat
mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.5 3 038 Mengonsumsi
makanan yang
sehat dapat
mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.6 3 039 Menggunakan
handuk
bergantian
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Ordinal
242
dengan penderita
HIV/AIDS dapat
tertular HIV
4. Sangat Tidak Setuju
A1.7 3 040 Minum
menggunakan
gelas yang sama
dengan penderita
HIV/AIDS dapat
menularkan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.8 4 041 Gigitan nyamuk
dapat menularkan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.9 4 042 Berciuman dapat
menularkan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.10 4 043 Orang yang 1. Sangat Setuju Ordinal
243
menggunakan
narkoba, apapun
jenisnya akan
lebih rentan
tertular
HIV/AIDS
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
A1.11 4 044 Orang yang
menggunakan
narkoba suntik
memiliki risiko
yang sama
dengan orang
yang tidak
menggunakan
narkoba suntik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A.12 4 045 Menggunakan
narkoba suntik
secara bergantian
dapat menularkan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
244
HIV/AIDS
A1.13 4 046 Narkoba suntik
dapat menularkan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.14 4 047 Berhubungan
seks dapat
menularkan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.15 4 048 Orang yang
berhubungan
'seks' sebelum
menikah
memiliki risiko
tertular
HIV/AIDS yang
sama dengan
orang yang tidak
berhubungan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
245
'seks' sebelum
menikah
A1.16 4 049 Orang yang
menjaga
keperawanan/kep
erjakaannya akan
lebih kecil risiko
tertular
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.17 4 050 Berhubungan
'seks' hanya
dengan satu
pasangan dapat
mencegah
penularan
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.18 4 051 Orang yang
berganti-ganti
pasangan dalam
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Ordinal
246
berhubungan seks
memiliki risiko
tertular
HIV/AIDS yang
sama dengan
orang yang
berhubungan seks
hanya dengan
satu pasangan
saja
4. Sangat Tidak Setuju
A1.19 5 052 Orang yang tidak
setia pada
pasangannya
akan lebih rentan
tertular
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.20 5 053 Orang yang tidak
menggunakan
kondom saat
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Ordinal
247
berhubungan seks
054memiliki
risiko tertular
HIV/AIDS yang
sama dengan
orang yang
menggunakan
kondom saat
berhubungan seks
4. Sangat Tidak Setuju
A1.21 5 054 Menggunakan
kondom saat
berhubungan
'seks' dapat
mencegah tertular
HIV/AIDS
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A1.22 5 055 Seseorang yang
menggunakan
kondom saat
berhubungan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Nominal
248
seks, tidak akan
tertular
HIV/AIDS
A1.23 5 056 AIDS menular
melalui cairan
kelamin
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.24 5 057 Saya memilih
untuk memiliki
satu pacar saja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.25 5 058 Pasangan saya
harus
perawan/perjaka
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.26 5 059 Saya bangga
dapat menjaga
keperawanan/kep
erjakaan saya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
249
A2.27 5 060 Saya akan
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan saya
sebelum menikah
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.28 5 061 Tujuan saya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan untuk
kebahagiaan
suami/istri saya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.29 6 062 Seandainya saya
membeli kondom
untuk
berhubungan
'seks' saya akan
merasa malu
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A2.30 6 063 Saya memilih
untuk tidak
1. Sangat Setuju
2. Setuju
Ordinal
250
mencoba narkoba
suntik sama
sekali
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
A3.31 6 064 Menolak ajakan
pacar untuk
berpegangan
tangan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.32 6 065 Menolak ajakan
pacar untuk
berpelukan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.33 6 066 Menolak ajakan
pacar untuk
berciuman
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.34 6 067 Menolak ajakan
pacar untuk
melakukan
hubungan seks
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
251
sebelum menikah
A3.35 6 068 Setia terhadap
pasangan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.36 6 069 Tidak akan
berhubungan seks
dengan orang lain
selain suami atau
istri
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.37 6 070 Seandainya saya
ingin
berhubungan
seks, saya akan
membeli kondom
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.38 6 071 Saat berhubungan
seks, saya akan
menggunakan
kondom
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
252
A3.39 6 072 Saya akan
menerima
tawaran teman
saya untuk
menggunakan
narkoba suntik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
A3.40 6 073 Menjauhi orang-
orang yang
menggunakan
narkoba suntik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B1.1 7 074 Melakukan
kegiatan yang
berkaitan dengan
hobi (olahraga,
kesenian, dll)
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.2 7 075 Mengobrol
mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
253
B1.3 7 076 Mendengarkan
penjelasan
tentang
pentingnya setia
kepada pasangan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.4 7 077 Berpendapat
mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.5 7 078 Bertanya
mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.6 7 079 Menonton acara
TV tentang
pentingnya setia
kepada pasangan
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.7 7 080 Membaca
buku/artikel/seleb
1. Sering
2. Jarang
Ordinal
254
aran mengenai
pentingnya setia
kepada pasangan
3. Tidak Pernah
B1.8 7 081 Berganti pacar 1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.9 7 082 Bertanya
mengenai bahaya
narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.10 7 083 Mengobrol
mengenai bahaya
narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.11 7 084 Membaca
buku/artikel/seleb
aran mengenai
bahaya narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
255
B1.12 7 085 Berpendapat
mengenai bahaya
narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.13 7 086 Menonton acara
TV tentang
bahaya narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.14 7 087 Mendengarkan
penjelasan
tentang bahaya
narkoba
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.15 7 088 Menggunakan
jarum suntik
bergantian
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.16 7 089 Membaca
buku/artikel/seleb
aran tentang
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
256
pentingnya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
B1.17 7 090 Menonton acara
TV tentang
pentingnya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.18 7 091 Berpendapat
mengenai
pentingnya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
257
B1.19 7 092 Bertanya
mengenai
pentingnya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.20 7 093 Mengobrol
mengenai
pentingnya
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.21 7 094 Mendengarkan
penjelasan
tentang
pentingnya
menjaga
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
258
keperawanan/kep
erjakaan sebelum
menikah
B1.22 8 095 Menonton acara
TV tentang
kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.23 8 096 Berpendapat
mengenai
kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.24 8 097 Membaca
buku/artikel/seleb
aran mengenai
kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.25 8 098 Bertanya
mengenai
kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
259
B1.26 8 099 Mengobrol
mengenai
kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B1.27 8 100 Mendengarkan
penjelasan
tentang kondom
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
B2.29 8 101 Menurut saya,
narkoba boleh
digunakan dalam
dosis yang sedikit
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.30 8 102 Menurut saya,
narkoba dapat
menghilangkan
stress
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.31 8 103 Menurut saya,
pemakai narkoba
boleh bertukar
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Ordinal
260
jarum suntik 4. Sangat Tidak Setuju
B2.32 8 104 Menurut saya,
pengguna
narkoba tidak
seharusnya
dipenjara
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.33 8 105 Menurut saya,
pemakaian
narkoba melalui
jarum suntik lebih
berbahaya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.34 8 106 Menurut saya,
penting bagi
orang lain untuk
tidak
menggunakan
narkoba
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.35 8 107 Menurut saya,
penjual narkoba
1. Sangat Setuju
2. Setuju
Ordinal
261
tanpa izin harus
dihukum seberat-
beratnya
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
B2.36 8 108 Menurut saya,
narkoba boleh
diperjual-belikan,
asal mendapatkan
izin dari
pemerintah
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.37 8 109 Menurut saya,
menjaga
keperawanan/kep
erjakaan adalah
hal yang penting
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.38 8 110 Menurut saya,
orang lain
haruslah mencari
pasangan yang
masih
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
262
perawan/perjaka
B2.39 8 111 Menurut saya,
orang lain akan
menjaga
tubuhnya hanya
untuk pasangan
hidupnya
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.40 8 112 Menurut saya,
orang lain akan
terlihat lebih
keren saat dia
berganti-ganti
pacar
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.41 9 113 Menurut saya,
setia pada pacar
adalah hal yang
penting
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.42 9 114 Menurut saya,
penggunaan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
Ordinal
263
kondom saat
berhubungan
seksual yang
beresiko adalah
hal yang penting
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
B2.44 9 115 Menurut saya,
kondom harus
digunakan oleh
orang yang suka
berganti-ganti
pasangan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.45 9 116 Menurut saya,
kondom harus
dijual di warung
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
B2.46 9 117 Menurut saya,
membeli kondom
tidak harus malu
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
264
B2.47 9 118 Menurut saya,
kondom harus
dijual sampai ke
daerah pelosok
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.1 9 119 Mengakui adanya
keberadaan
Tuhan dalam
agama yang
diyakini masing-
masing
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.2 10 120 Tidak lupa berdoa
saat melakukan
aktivitas
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.3 10 121 Melakukan
kegiatan-kegiatan
yang memiliki
nilai baik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.4 10 122 Menjauhi 1. Sangat Setuju Ordinal
265
kegiatan-kegiatan
yang memiliki
nilai buruk
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
C1.5 10 123 Percaya bahwa
ketika berbuat
salah akan diberi
dosa dan masuk
neraka
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.6 10 124 Percaya bahwa
ketika berbuat
baik akan masuk
surga dan
mendapatkan
pahala
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.7 10 125 Percaya ketika
melakukan
perbuatan
maksiat akan
mendapatkan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
266
dosa
C1.8 10 126 Percaya ketika
menghindari
perbuatan
maksiat akan
mendapatkan
pahala
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.9 10 127 Mampu
memahami
ajaran-ajaran
yang diberikan
dalam agama
yang diyakini
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C1.10 10 128 Menjalankan
ajaran agama
hanya karena
diwajibkan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C2.11 10 129 Menghadiri
kegiatan
1. Sering
2. Jarang
Ordinal
267
beribadah
bersama yang
diadakan di
tempat ibadah
3. Tidak Pernah
C2.12 10 130 Menonton acara
kultum atau
rohani
keagamaan di
televisi
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C2.13 10 131 Ikut serta di
dalam organisasi
keagamaan di
sekolah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C2.14 10 132 Aktif di dalam
organisasi
keagamaan di
sekolah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C2.15 10 133 Membaca Al-
Qur’an atau Injil
1. Sering
2. Jarang
Ordinal
268
atau kitab suci
lainnya satu kali
dalam satu hari
3. Tidak Pernah
C2.16 10 134 Membaca doa
disaat melakukan
tidur
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C2.17 10 135 Membaca doa
disaat keluar
rumah
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C2.18 10 136 Membaca doa
sebelum
melakukan
aktivitas
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak Pernah
Ordinal
C3.19 11 137 Merasakan bahwa
Tuhan selalu
mengawasi tiap
kegiatan manusia
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.20 11 138 Merasa dekat
dengan Tuhan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
Ordinal
269
dalam melakukan
kegiatan berdoa
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
C3.21 11 139 Merasa selamat
dari bencana
karena Tuhan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.22 11 140 Merasa pernah
diberi kesulitan
oleh Tuhan
karena
sebelumnya tidak
beribadah
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.23 11 141 Merasa pernah
diberi ganjaran
oleh Tuhan
karena telah
berbohong
kepada orang tua
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.24 11 142 Merasa pernah 1. Sangat Setuju Ordinal
270
diberi ganjaran
oleh Tuhan
karena sombong
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
C3.25 11 143 Menolong sesama 1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.26 11 144 Memberi sedekah
kepada yang
membutuhkan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.27 11 145 Menyantuni anak
yatim
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.28 11 146 Selalu berbuat
baik kepada
sesama
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
271
C3.29 11 147 Merasa bahwa
perintah Tuhan
mampu memberi
kebahagiaan
dunia dan akhirat
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
C3.30 11 148 Merasakan bahwa
perintah Tuhan
mampu memberi
kejelasan
terhadap jalan
hidup
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju
Ordinal
272
Lampiran 4.
Uji Statistik 1
Uji Reliabilitas dan Validitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 93 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 93 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.873 .884 115
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan A1 308.59 359.179 .010 . .875
Pernyataan A2 308.51 354.187 .164 . .873
Pernyataan A3 308.44 359.814 -.015 . .875
Pernyataan A4 308.39 358.131 .049 . .874
Pernyataan A5 308.54 357.143 .084 . .874
Pernyataan A6 308.35 363.536 -.141 . .877
Pernyataan A7 308.48 357.796 .060 . .874
Pernyataan A8 308.26 349.541 .273 . .872
Pernyataan A9 308.74 354.107 .178 . .873
Pernyataan A10 308.76 362.835 -.123 . .876
Pernyataan A11 308.23 353.285 .182 . .873
Pernyataan A12 307.52 352.644 .208 . .873
Pernyataan A13 307.89 346.945 .335 . .871
Pernyataan A14 307.22 352.453 .341 . .872
Pernyataan A15 307.99 353.706 .216 . .873
273
Pernyataan A16 307.55 358.142 .043 . .874
Pernyataan A17 307.75 352.101 .303 . .872
Pernyataan A18 308.06 352.518 .215 . .873
Pernyataan A19 307.99 354.141 .230 . .872
Pernyataan A20 308.06 350.822 .285 . .872
Pernyataan A21 308.09 348.471 .323 . .871
Pernyataan A22 308.41 349.940 .255 . .872
Pernyataan A23 307.68 349.590 .319 . .871
Pernyataan A24 307.35 349.688 .450 . .871
Pernyataan A25 307.20 357.490 .101 . .873
Pernyataan A26 306.96 353.194 .363 . .872
Pernyataan A27 307.06 353.887 .301 . .872
Pernyataan A28 307.23 353.220 .331 . .872
Pernyataan A29 308.84 362.985 -.131 . .876
Pernyataan A30 307.03 353.140 .305 . .872
Pernyataan A31 307.92 354.636 .198 . .873
Pernyataan A32 307.59 353.179 .224 . .872
Pernyataan A33 307.34 353.185 .241 . .872
Pernyataan A34 307.03 353.075 .278 . .872
Pernyataan A35 307.30 351.626 .392 . .871
Pernyataan A36 307.09 348.340 .491 . .870
Pernyataan A37 308.39 351.501 .305 . .872
Pernyataan A38 308.28 350.573 .335 . .871
Pernyataan A39 307.16 355.311 .222 . .873
Pernyataan A40 307.55 355.511 .125 . .874
Pernyataan B1 308.06 357.061 .143 . .873
Pernyataan B2 308.43 355.117 .193 . .873
Pernyataan B3 308.32 352.438 .309 . .872
Pernyataan B4 308.44 353.293 .251 . .872
Pernyataan B5 308.61 352.783 .256 . .872
Pernyataan B6 308.63 357.561 .087 . .874
Pernyataan B7 308.99 355.967 .163 . .873
Pernyataan B8 308.57 365.096 -.212 . .877
Pernyataan B9 308.67 350.464 .324 . .871
Pernyataan B10 308.62 350.824 .335 . .871
Pernyataan B11 308.75 351.297 .336 . .871
Pernyataan B12 308.74 348.498 .434 . .870
Pernyataan B13 308.51 355.318 .225 . .873
Pernyataan B14 308.40 352.112 .337 . .872
Pernyataan B15 307.68 360.025 -.018 . .874
Pernyataan B16 308.98 352.891 .268 . .872
Pernyataan B17 308.85 352.694 .284 . .872
Pernyataan B18 308.60 347.025 .463 . .870
274
Pernyataan B19 308.69 352.630 .279 . .872
Pernyataan B20 308.43 351.770 .350 . .871
Pernyataan B21 308.37 350.582 .375 . .871
Pernyataan B22 309.26 354.498 .229 . .872
Pernyataan B23 309.30 352.169 .328 . .872
Pernyataan B24 309.43 357.856 .111 . .873
Pernyataan B25 309.05 351.312 .332 . .871
Pernyataan B26 309.06 354.931 .196 . .873
Pernyataan B27 308.88 353.214 .281 . .872
Pernyataan B29 307.57 360.052 -.022 . .875
Pernyataan B30 307.78 359.584 -.007 . .875
Pernyataan B31 307.56 356.836 .145 . .873
Pernyataan B32 307.70 360.082 -.023 . .875
Pernyataan B33 307.71 354.469 .211 . .873
Pernyataan B34 307.16 354.289 .252 . .872
Pernyataan B35 307.08 353.527 .305 . .872
Pernyataan B36 308.54 363.273 -.135 . .876
Pernyataan B37 306.95 353.747 .354 . .872
Pernyataan B38 307.40 353.242 .286 . .872
Pernyataan B39 307.29 352.143 .317 . .872
Pernyataan B40 307.58 353.116 .247 . .872
Pernyataan B41 307.48 351.405 .385 . .871
Pernyataan B42 307.97 354.553 .196 . .873
Pernyataan B44 307.88 356.714 .107 . .874
Pernyataan B45 309.01 364.011 -.235 . .876
Pernyataan B46 308.74 362.215 -.107 . .876
Pernyataan B47 308.68 360.830 -.053 . .875
Pernyataan C1 306.80 356.403 .271 . .872
Pernyataan C2 307.17 354.274 .287 . .872
Pernyataan C3 307.16 351.485 .436 . .871
Pernyataan C4 307.15 350.955 .384 . .871
Pernyataan C5 307.19 349.658 .492 . .870
Pernyataan C6 307.22 353.975 .279 . .872
Pernyataan C7 307.14 353.969 .304 . .872
Pernyataan C8 307.42 350.377 .323 . .871
Pernyataan C9 307.33 354.812 .240 . .872
Pernyataan C10 308.38 354.781 .169 . .873
Pernyataan C11 308.05 354.399 .289 . .872
Pernyataan C12 308.30 356.234 .173 . .873
Pernyataan C13 308.77 348.481 .370 . .871
Pernyataan C14 308.72 351.312 .268 . .872
Pernyataan C15 307.99 355.119 .226 . .872
Pernyataan C16 307.94 358.713 .062 . .874
275
Pernyataan C17 308.53 355.448 .198 . .873
Pernyataan C18 308.33 353.268 .293 . .872
Pernyataan C19 306.89 355.532 .268 . .872
Pernyataan C20 307.10 351.219 .455 . .871
Pernyataan C21 307.19 349.310 .510 . .870
Pernyataan C22 307.54 352.556 .328 . .872
Pernyataan C23 307.63 351.561 .264 . .872
Pernyataan C24 307.85 350.825 .335 . .871
Pernyataan C25 307.23 351.394 .445 . .871
Pernyataan C26 307.19 353.201 .317 . .872
Pernyataan C27 307.25 351.449 .408 . .871
Pernyataan C28 307.19 353.071 .352 . .872
Pernyataan C29 306.92 354.266 .332 . .872
Pernyataan C30 307.18 351.064 .440 . .871
Uji Statistik 2
Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap Recode * Gaya Hidup
Recode
93 100.0% 0 0.0% 93 100.0%
Sikap Recode * Gaya Hidup Recode Crosstabulation
Count
Gaya Hidup Recode Total
Tidak
Mendukung
Mendukung
Sikap Recode Negatif 31 18 49
Positif 16 28 44
Total 47 46 93
276
Directional Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal
by
Ordinal
Somers' d
Symmetric .269 .100 2.689 .007
Sikap Recode Dependent .268 .100 2.689 .007
Gaya Hidup Recode
Dependent
.269 .100 2.689 .007
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Uji Statistik 3
Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap Recode * Tingkat
Religiositas Recode
93 100.0% 0 0.0% 93 100.0%
Sikap Recode * Tingkat Religiositas Recode Crosstabulation
Count
Tingkat Religiositas Recode Total
Rendah Tinggi
Sikap Recode Negatif 32 17 49
Positif 15 29 44
Total 47 46 93
Directional Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal
by
Ordinal
Somers' d
Symmetric .312 .099 3.162 .002
Sikap Recode Dependent .311 .098 3.162 .002
Tingkat Religiositas Recode
Dependent
.312 .099 3.162 .002
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis
Pewawancara : DEDEN RAMADANI
Inisial : AS, kepala desa, Laki-laki
Tempat : di Ruang Tamu Kantor Lurah
Suasana : Sepi
Waktu : Jum'at 28 Juni 2013 pukul 09.00 -
11.00 WIB
NO Pertanyaan Jawaban Keywords
1 udah berapa lama menjabat di sini? lima tahun dari tahun 2008
3 dulu menjabat sebagai apa? Kepala BPD
4 berapa lama? tujuh tahun
5 Dulu gimana tuh kok bisa kepilih kepala desa Saya mungkin karena saya termasuk di RW itu membina pemuda dari tahun
1983, ada dorongan mungkin dari tokoh masyarakat mungkin sebagian orang
melihat saya mampu jadi kepala desa. Alhamdulillah ga ada risuh karena saya
bagian dari masyarakat
6 Proses pemilihan? Seperti biasa seperti pemilihan gubernur lah
7 Bapak membawahi berapa banyak dusun dan
RW sih di Desa Lewo Baru?
dua dusun, enam RW, 19 RT.
8 Untuk remaja, komposisinya sendiri yang
bapak tahu seperti apa? Banyak laki-laki atau
perempuan?
Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih jumlah
laki-laki dan perempuan.
FIELD NOTES
tentang desa
profil Lurah
9 tantangan selama memimpin? Namanya juga pemerintahan desa, pemerintahan yang paling bawah harus
langsung berhadapan masyarakat secara langsung. Yaa sukanya kalo kita
membuat suatu gagasan terus kita mendapat dukungan dari masyarakat itu
sebuah kebanggaan. Tetapi emang kalo kita mengaplikasikan program-
program dari pusat contoh BLSM. itu kan kita cuma sosialisasikan tetapi
dampaknya ke kita. Dikiranya kita yang mengatur si A, si B yang dapat. Itulah
makanya di TV-TV kita lihat desanya digembok mungkin dilempari. Bahkan
kepala desanya dikejar-kejar. Padahal kan ada BPS, lembaga-lembaga yang
dibuat oleh negara yang mensensus tiap-tiap rumah dan datanya langsung ke
pusat karena online. Tetapi untuk menentukan seperti BLSM juga kan kadang-
kadang tidak tepat sasaran. Bukan bicara duka, tetapi itu permasalahan yang
terjadi. tetapi alhamdulillah berkat dukungan masyarakat selama lima tahun
beberapa prestasi saya raih. di tahun 2011 saya harapan tiga. di 2012 saya jadi
juara satu kinerja pemerintahan desa terbaik se Kabupaten Garut.
10 Wah yang dinilai apa aja tuh, Pak? Partisipasi masyarakat tentang pembangunan, administrasi, kelembagaan. Dan
lain-lain.
11 Aada imbasnya? alhamdulillah. Ada bantuan-bantuan lah, untuk kelengkapan administrasi.
Komputer dan internet ada 16 unit.
12 Internet udah masuk, Pak? speedy nya yang belum. Tetapi jaringan dari telkomsel juga ada. Tetapi
perangkat untuk internet belum. Karena memang fiber optic speedy belum
masuk ke sini. Kalo pake modem kan mahal. Tidak terjangkau untuk
masyarakat
13 Tetapi yang bapak tahu udah banyak warga
butuh akses internet?
yaa kalo sekarang kan yang udah kuliah udah mulai pake. Yaa udah perlu lah
kalo sekarang
Penyediaan akses
internet
Prestasi desa
14 Terus warga akses internetnya sekarang
gimana?
kalo sekarang lokasinya dipindah ke bawah. Di pindah ke bawah karena
speedynya baru sampe di sana.
15 itu gratis? Cuma 10 bulan gratisnya. Kalo sekarang yaa karena perlu pemeliharaan. Dan
yang nunggu sama aja kaya di warnet jadi...gitu lah.
16 Kalo di sini agamanya apa ya? islam semua
17 kalo di sini masjid ada berapa banyak? ada lima masjid jami dan 18 musholla
18 bapak kenal pengurusnya? kenal.. Kenal
19 Di sana ada kegiatan di masjid buat remaja? kebetulan kalo di sini ada pengajian remaja kalo di daerah sini abis maghrib
sampe sebelum isya. Kalo di bawah ada pengajian khusus pemuda di setiap
hari kamis. Di dusun dua. Itu keliling-keliling masjid tiap kamis. Kalo di sini
setiap abis maghrib diadakan setiap hari.
20 yang mimpin siapa ya? kalo di bawah ustad nahmuhidin. Kalo mang undang yang di sini masjid
tengah RW 3. ada ustadz Jajang, haji Aceng, haji Endang, ustadz Amin.
Banyak lah setiap RW ada.
21 tetapi yang paling sering kasih ceramah ke
remaja?
di sini ustad jajang yang sering ngobrol sama remaja. Kalo di sebelah sana
ustad endah muhidin.
22 di bawah itu pengajian pemuda siapa yang
pimpin?
ada ketua pemuda. Mengadakan pengajian di karang taruna RW kan
mengadakan pengajian keliling di masjid-masjid. Yang ngajarin ngajinya
ustad-ustad, yang ngurus itu ketua pemuda.
23 kalo di sini selain ngaji apa lagi? yaa ada ceramah juga. Setiap Jumat sore buat semuanya.
24 Di sini siapa tuh pak yang ngasih ceramah? di sini ada dua ustadz Ikin dan ustadz Endah, ada lagi ustadz Asep. Tiga
orang.
25 ceramah tentang apa ya? yaa kebanyakan tentang fiqih dan syariat.
26 kalo yang sekarang tentang apa ya? tentang fiqih, tentang tauhid.
Masjid dan agama
pengajian remaja
konten ceramah :
Fiqih dan syariat
Penyediaan akses
internet
27 Kalo di sini sekolah berapa banyak? ada dua SD di sini. Lewo Baru satu di sini. Lewo Baru dua di Cibuyut. Negeri
dua-duanya.
28 Kalo madrasah? di sini ada aliyah.
29 Ini buku di sini dari siapa? bantuan, dari Provinsi
30 dari tahun berapa? dari kemarin aja tahun 2012
31 banyak yang pinjam bukunya? yaa anak-anak SD dan kelompok-kelompok tani paling
32 di Lewo Baru ada SMP? di Lewo Baru ga ada SMP adanya tsanawiyah dan aliyah
33 Kalo disini ada SD islam ga ada, ga ada madrasah
34 kalo SMA? kalo SMA ga ada di sini. Pada ke Malangbong
35 berapa jauh dari sini? 7 kilometer. Yaa yang punya motor naik motor dan ada yang naik angkot
juga. Paling 15 menit lah.
36 Kalo di sini remaja rata-rata lulusan apa ya? yaa… remaja SMP SMA lah.
37 Kalo udah lulus pada kemana kerjanya? kebanyakan merantau.
38 Pada kemana? Banyak itu mah, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera.
39 Biasanya pada jadi apa? banyak sih, macem-macem. Ada yang wiraswasta, jualan, kerja proyek,
kebanyakan pekerja proyek sama jualan.
40 kemarin pas saya tanya-tanya banyak yang
jualan siomay, itu jualannya ke mana ya?
wah banyak, ada yang ke Palembang, Prabumulih, Kalimantan.
41 mereka belajar bikin siomay dari mana? kalo di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun temurun.
Udah dari tahun 70an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil yang bikin
siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu mulai di bandung
daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu. siomay siomay itu sekarang.
saya juga masih kecil.
Remaja merantau
jumlah sekolah
perpustakaan desa
jumlah sekolah
Berdagang
Siomay
42 tapi kalo remaja di sini abis lulus ga
merantau kerjanya ngapain?
kalo yang nganggur jarang. Kalo yang nongkrong saya rasa presentasenya
jarang sekali kalo di kampung paling istirahat. Makanya agak susah kan
nemuin remaja kan? Itu yang sekarang ada mungkin baru pulang dari
merantau.
43 yang kerja di sekitar sini ada? yaa ada juga, yaa kerja bareng sodaranya yang ngebangun. Jadi mah yang
nongkrong-nongkrong nganggur mah sangat jarang, presentasenya kecil
walaupun pada kerja serabutan lah ga nganggur mereka
44 di sini pernah ada sosialisasi apa gitu pak
buat remaja?
dulu teh ada dari khusus pembinaan remaja dari KKN kalo ga salah, dari
UNPAD.
45 itu sosialisasi tentang apa ya? keorganisasiaan karang taruna.
46 siapa yang ngasih? mahasiswanya
47 berapa lama? tiga minggu
48 yang ikut berapa banyak? banyak atuh.. Ada 200 orang mah. Kan tiap RW kan, belum lagi kumpul…
banyak. Dulu kan banyak programnya, kalo KKN kan ada jadwal dia memberi
waktu tiap sore RW ini RW ini. Jatuhnya keliling, yang membina pemudi dan
pemudanya.
49 Selain karang taruna ada lagi tidak pak
sosialisasi?
selain karang taruna ada juga yang dari IPB, itu pertanian khusus. Cara
membuat pupuk organik ke masyarakat, ke petani
50 kalo khusus remajanya? kalo KKN kan ada kekhususan. Kalo dari IPB yaa tentang Petani. Kalo dari
pendidikan ya sasarannya ke sekolah-sekolah
51 kalo lembaga pemerintahan pernah? kalo secara khusus itu ga ada. sosialisasi
lembaga
pemerintah
52 Di karang taruna diajarin apa ya? bikin acara, keorganisasian paling gitu-gitu.
Pekerjaan Remaja
tidak merantau
Sosialisasi Remaja
tentang Karang
Taruna
Sosialisasi dari
IPB tentang
Pertanian
Kegiatan Karang
taruna
53 hasilnya apa yang bapak lihat? belum kelihatan kalo yang signifikan. Paling partisipasi aktif seperti
pembangunan ke pemerintah. Kegiatan-kegiatan sosial.
54 Kalo sosialisasi tentang kesehatan remaja
sudah pernah?
kalo khusus belum pernah. Cuma kalo tentang kesehatan secara umum
pernah, yang masyarakat yang terima secara umum ga cuma remaja
55 biasanya topiknya tentang apa? air bersih, flu burung, diare, perubahan cuaca dan isu-isunya aja gitu sih.
56 Siapa tuh dulu yang ngadain? kan itu ada dari dinas kesehatan, puskesmas.
57 diadain dimana? itu kan kalo penyuluhan-penyuluhan ada kader desa, seperti desa siaga. Gitu.
Orang-orangnya udah ditentukan untuk hal-hal sperti itu. Kan itu selalu ada,
rutin setiap bulan di situ.
58 diadainnya di mana? di masing-masing suatu tempat di posyandu gitu, biasanya sebulan sekali.
Akhir bulan gitu.
59 Bapak sendiri apa yang bapak tau tentang
HIV dan AIDS?
secara umum yang namanya isu-isu, memang lagi kadang-kadang turun naik,
tapi yaa itu penyakit yang membahayakan. Yang setau saya itu akibat
berhubungan seks bebas lah. Pada dasarnya itu kan tersebar dari hubungan
seks aja tapi mungkin juga dari jarum dan sebagainya dan memungkinkan
untuk menyebarnya virus itu
60 kalo pencegahannya? kalo pencegahan mah mungkin kita mengantisipasi pertama pergaulan atau
seks bebas. Dan selanjutnya mungkin tentang bisa menular itu… pertama
dengan jarum suntik, tempat-tempat umum. Menghindari kaya gitu lah.
Maksudnya kan katanya kaya di lokalisasi gitu-gitu. yaa berusaha
menghindari. karena katanya belum ada obat yang pasti menyembuhkan. jadi
yaa jauhi lah tempat-tempat seperti itu.
Kegiatan Karang
taruna
Sosialisasi
Kesehatan secara
Umum
Pengetahuan
Kepala Desa
tentang HIV dan
AIDS
61 nah pak, andai nih di tempat ini ada yang
terkena HIV. Kira-kira bapak akan mengira-
ngira gak datangnya dari mana kok anak ini
bisa tertular HIV?
eee…. Jadi sebenarnya pernah kejadian. pertama katanya orang sini mau ke
luar negeri. Ternyata waktu di lab itu hasilnya salah, tes urin atau tes darah itu
satu orang terkena HIV. Itu sekitar 2011-2012. itu usianya sudah 35 tahun,
laki-laki. Tinggalnya di RW 1. Istrinya guru PAUD di sini. ternyata waktu di
cek ulang, emang ada kesalahan mungkin atau tertukar atau gimana lah.
ternyata tidak seperti itu. hasilnya salah. dan jadi keluar negeri. yaa namanya
juga penyakit mengerikan dan memalukan lah jadi heboh.
Kasus HIV AIDS
di Lewo Baru
62 Memang kenapa pak kok disebut penyakit
mengerikan dan memalukan?
karena memang mungkin karena salah satu penyebabnya kan karena
hubungan seks kan karena seperti itu, hubungan seks bebas. Tidak sesuai
dengan norma agama kita gitu kan.
Opini lurah HIV
dan AIDS
63 terus yang bapak tahu di sini pernah ada
yang jual kondom gitu pak?
kalo di sini saya rasa belum ada. Yang dagang-dagang gitu. Penggunanya juga
yang saya tahu juga jarang. Jadi kalo KB itu disuntik yang saya tahu juga
jarang lah pake-pake gitu.
Penjual Kondom
64 terus kalo disini remaja kumpul kumpul di
mana?
kalo yang khusus di sini ga ada. Paling di pos, di gardu. Yaa sekitar jam
empat jam lima lah mereka nongkrong-nongkrong
65 tempat-tempat kumpul lainnya di mana lagi? di sini ada juga tempat main bola. Sekarang lagi demam futsal kan. Pinggir-
pinggir jalan raya kan. Lagi ramai
66 pernah ada kompetisi? pernah, dulu sekecamatan. Dulu tuh masuk ke semifinal tapi gugur di
semifinal.
67 kalo remaja-remaja sering naik motor, itu
pada kemana ya?
yaa jalan-jalan aja. Itu mereka pada ke Malangbong. Tau Kecamatan
Malangbong? Ada arah yang ke Sumedang. Di situ buat nongkrong-
nongkrong remaja enak, pemandangannya bagus. Dari sini banyak yang
kumpul di sana. Mejeng-mejeng, pacaran, bawa-bawa cewek. hahaha
Pemanfaatan
waktu luang
68 selain ngaji, waktu di mana remaja ngumpul
selain kumpul-kumpul ada lagi ga?
kalo di sini menjelang hari-hari besar kaya tujuh belasan. Itu panitianya dari
karang taruna. Kalo di sini anggotanya yaa 200 orangan lah.
70 tokoh pemuda di sini siapa ya pak? yaa umumnya ketua karang taruna adalah tokoh pemuda. Seperti RW satu si
Ceceng. Di masing masing kampung ada
71 kalo misalnya pas kumpul-kumpul karang
taruna ada ga kumpul rutin?
ga ada, biasanya Cuma pas event khusus atau gede. Soalnya kendalanya kan
mayoritas di sini merantau. Sekarang aja kebetulan mau puasaan jadi banyak.
Nanti abis lebaran kalo mau ketemu remajaan mah susah. Pada merantau,
yang ada di sini itu paling cuma remaja-remaja yang emang ada kerjaan di
sini. jadi agak sulit membina remaja disini buat kumpul bareng gitu.
72 terus andai remaja nih, yang merantau ini ada
yang kena HIV atau narkoba. Bapak akan
ngelakuin apa aja ya?
yaa mungkin yaa kalo gejala-gejala ke sana yahg. Kan orang kampung
mungkin tentang pergaulan di kota ya. Tapikan untuk penyebaran seperti
narkoba juga tidak menutup kemungkinan juga ada di daerah. Tapi kan kita
bisa deteksi, oh ini. Yaa kita bina dulu, kita ingatkan ga sekonyong-konyong
lapor polisi. yaa memang dulu kejadian. dulu mah banyak yang ngeganja,
73 dapet darimana? yaa mungkin akibat dari pergaulan kota ya
74 kalo obat-obatan itu kaya suntik juga ga? yaa engga lah, itu kan barang mahal ya.
75 tapi dulu pernah ada ya pak kalo ganja? iya, tapi itu duluu.. Katanya. Yaa kita bina.
69
Tindakan apabila
ada pengguna
Narkoba
Pengajian tentang
HIV
Tokoh Pemuda
dan Kegiatan
Karang taruna
Pemanfaatan
waktu luang
kalo di pengajian sendiri pernah ada ga pak
tentang HIV?
saya rasa belum ada. Yang secara khusus tentang remaja belum ada.
76 dibinanya seperti apa ya? dipanggil, yaa gitu gitu dari informasi kan kelihatan siapa. Dipanggil
individu. Kalo orang mabuk kan keliatan dari kata-katanya. Yaaa kita
intimidasi juga sedikit lah. Kamu kalo ketauan aparat gimana, keluarga kamu
orang tua kamu gimana
77 siapa tuh yang biasanya ngomong kaya gitu yaa saya sendiri
78 berapa banyak kasus ya pak kaya gitu? yaaa.. kalo banyak sih engga. Tapi yaaa remaja yang pergaulannya
menyimpang kan ada. Yaa namanya juga masih katanya pembuktiannya
belum ada. Tapi untuk antisipasi walaupun masih katanya ceritana perlu
antisipasi yang gejala-gejala kesana kita antisipasi.
79 nah, gejala-gejala yang mengarah ke sana
seperti apa itu pak?
kalo remaja di Lewo Baru hal-hal kaya gitu tuh presentasenya minim sekali.
Karena berbicara narkoba ya berbicara uang sedangkan pekerja disini paling
pekerja bangunan, kalo dikasih sih mungkin lah ya ga beli. Kan paling
juga,itu cerita dulu. Kalo sekarang beli minuman aja mahal kan.
80 kalo beli ganja yang bapak tau dapet dari
mana ya?
kasus yang seperti itu ada yang ngasih, katanya….. Mungkin dari luar. Tetapi
kasus yang sampe kena kasus hukum alhamdulillah belum pernah sampe yang
ketangkep itu.
81 biasanya yang ingetin kaya gitu siapa ya? yaa tokoh tokoh agama atau tokoh pemuda paling ya. Karena memang disini
ustadz Jajang yang masih muda muda dan pengetahuannya cukup lumayan di
dusun dua ada jajang ada ustadz Amin. kalo dusun satu Ada ustadz Deden.
Yaaa ustad masih muda lah. Kalo sepuh-sepuh mana tahu narkoba itu apa
ganja itu apaa.. hahaha
82 kalo ceramah tentang narkoba pernah pak?
Apa hanya tentang fiqih?
yaa kalo di fiqih kan khamr juga termasuk kan. Hal-hal yang memabukan. Itu
mah sudah umum
Kajian fiqih dalam
agama
Tindakan apabila
ada pengguna
Narkoba
83 islamnya disini aliran nya apa ya yang bapak
tahu?
kalo organisasi islam disini NU, ustadz-ustadz dari NU. Mereka belajar
agama itu di bawah itu ada pesantren. Kan kemana-mana. Di sini ada
pesantren Raudatul Mutaalimin, deket pasar. Itu pesantren kemana-mana.
Aliran Islam
84 di sini pernah ada sosialisasi tentang
narkoba?
kalo secara khusus belum ada. Tetapi secara itu mah, karena kita yang
mewakili yang diundang itu kepala-kepala desa, tokoh pemuda. Misalnya
dikonsentrasikan di Kecamatan. Yang diundang kita-kita. Baru disampein.
Tapi itu umum kesehatan ga tentang remaja aja.
Sosialisasi tentang
Narkoba
85 jadi, apa yang bapak tau tentang kondom? hahahahahahaa……. Engga, eee. Karena memang yaaa kan umumnya
kondom itu untuk kan ada istilahnya KB bermacam macam ya. Untuk
mencegah kehamilan itu dengan kondom yaa, bukan untuk hal-hal yang
negatif ya. Berhubungan seks bebas pake kondom. Istilah negatif gitu.
Kognisi Kades
tentang Kondom
86 kalo menurut bapak mengapa remaja pake
kondom?
yaa udah ga bener lah. Kan kalo remaja hubungan seks itu ga boleh. Kita
punya agama. Apapun alasannya remaja pake kondom itu ga boleh.
Opini Kades
remaja pake
kondom
87 kalo kondom dijual ke warung bapak setuju? kalo setuju sih setuju aja, Cuma penjualnya itu menjualnya ke siapa dulu..
Heheheehhe.
88 kalo dijual ke remaja gimana? tidak setuju, jelas tidak setuju. Karena alasan tadi itu, kita kan punya norma
agama. maksudnya remaja buat apa sih pake kondom? Maksudnya dia udah
ga baik.. Yang belum sah berhubungan suami istri udah berhubungan suami
istri. Kan tidak baik, ga boleh sama agama gitu. Hehehehehee
Opini kades jual
bebas kondom
Pewawancara : DEDEN RAMADANI
Inisial : KM, remaja 17 tahun, Laki-laki
Tempat : di Teras Rumah
Suasana : Sepi
Waktu : Kamis, 27 Juni 2013 pukul 14.00 -
15.00 WIB
NO PERTANYAAN/JAWABAN Keywords
1 HIV & AIDS menularnya lewat mana? bisa lewat hubungan seks gitu.. terus apa lagi ya. salah satunya lewat situ Penularan
HIV/AIDS
2 pencegahannya? hmmm... makan makanan yang sehat gitu, olahraga rutin, kita teh boleh dekat
si penderita jangan sampe minder gitu si penderita. si penderita teh biar
namanya teh bahagia menjalani hidup... sisanya hidupnya. sebelum dia...
gitu..
Pencegahan
HIV/AIDS
3 pernah denger dari mana? pernah denger di sekolah, di berita, kalo ngaji gitu
4 kalo di sekolah itu siapa yang ngasih tau? kalo di sekolah itu teh pelajaran ipa
5 diajarin kaya gimana? diterangin gitu.. ada itu-itunya, materinya….
6 pas kapan? kelas satu sma
7 berapa kali pertemuan diajarin? eee tergantung materinya itu sih kalo materinya lagi ngebahas tentang HIV ya
HIV. kalo ga salah juga ada di materi pengembangan diri.
8 di pengembangan diri diajarinnya gimana? gimana ya… ya lupa lagi itu teh. materi-materi gitu
9 pernah dikasih contoh ga? pernah dulu teh, tapi lupaa..
10 terus satu lagi di pengajian, itu kapan tuh? kemarin.. di madrasah. sama mang haris tau mang haris?Informasi HIV &
AIDS di Pengajian
(lewat tokoh
MANG HARIS)
Informasi HIV &
AIDS di Sekolah
Sumber informasi
pencegahan HIV
11 Mang Haris itu yang mana ya? mang haris.. kan kemarin teh kakak kakak kan nanya ke remaja terus itu teh
dibahas lagi sama mas haris, itu dibahas lagi pas ngaji. jadi katanya teh…
lupa lagi teh kata-katanya. pokoknya itu ngebahas hiv supaya kita ga punya
rasa takut terhadap hubungan seks. terus apa ya.. ya gitu deh.
12 terus selain kemarin sebelum2nya pernah
dibahas lagi?
sempet sama mang unang
13 Kaya gimana tuh? kalian tau ga kakak-kakak itu ngapain? terus teh ada yang jawab yang kaya
dulu aja biasa. terus kalo ga salah teh nyebutin mau neliti tentang dampak
tentang hiv gitu
14 kondom pernah dikasih tau juga sama mang
unang?
engga itu teh. Informasi
KONDOM di
Pengajian
15 sebelum kakak kesini pernah dikasih tau ttg
hiv?
belum itu Sebelum peneliti
datang tentang
HIV dan AIDS
16 berarti belom pernah dibahas HIV? pernah deh dulu sama mang unang. dikasih tau kalo ga salah tentang
pergaulan remaja, hubungan seks hubungan seks gitu. dibahas juga tentang
HIV-HIV.
Informasi HIV &
AIDS di Pengajian
(lewat tokoh
MANG UNANG)
17 di sini ustad yang deket sama remaja remaja
seumuran kamu teh siapa?
cuma mang unang, kalo di daerah lewo wetan paling juga mang ikin. Kedekatan
USTADZ dengan
Remaja
Informasi HIV &
AIDS di Pengajian
(lewat tokoh
MANG UNANG)
Informasi HIV &
AIDS di Pengajian
(lewat tokoh
MANG HARIS)
18 di tempat mang unang ada berapa yang ikut
ngaji?
kurang lebih ada 30 cewek cowok
19 setiap hari apa pengajiannya? sama mang unang mah 6 hari.
20 kapan aja? yaa seudah bubarnya maghrib aja. kan abis maghrib tuh anak-anak masuk
belajar ngaji, nah terus abis anak-anak baru teh remajanya.
21 jadi kapan ceramahnya? seudah itu aja seudah ngaji semua setelah ceramah
22 isinya apa teh? biasanya ngebahas itu aja, ngebahas ngaji. jadi dikaitin sama yang lain
sedikit. kalo ada kaitannya sama yang ngaji ya diceritain gitu…
23 ayat ayat yang pernah dibahas? pernah dulu dibahas sama mang unang. ngaji apa itu teh… sapinah.
24 sapinah tuh apa? kitab sapinah. kan kalo pembahasan tentang puasa, wudhu ada di sapinah.
25 kalo mang unang selalu dikaitin sama kitab
sapinah?
tergantung kitabnya sih. kalo lagi bahas solat dikaitin sama kitab yang solat,
kalo puasa dikaitin sama kitab puasa
26 kalo tentang pergaulan lawan jenis pernah
dibahas?
pernah itu.. kalo ga salah teh…… aduh lupa lagi itu tehKeterkaitan
Konten Pengajian
dengan HIV AIDS
27 ada ga sih beda hiv sama aids? sama itu sih.. kurang tau juga itu teh. Kognisi antara
HIV dan AIDS
28 dulu dikasih tau guru atau mang unang
dibedain apa engga?
kalo ga salah gatau soalnya lupa. kalo di sekolah mah dikasih tau sedikit
sedikit pas kelas 10, tapi pas kelas 9 dikasih tau malah. di tsanawiyah
29 di tsanawiyah dijelasin? di pelajaran ipa iya teh.
30 jadi menurut kamu sama apa beda? hampir sih… hampir sama
31 yang bikin hampir beda apa? yaaa apa ya.. lupa lagi
Kognisi antara
HIV dan AIDS
Sosialisasi HIV
AIDS di
Tsanawiyah
Konten Pengajian
Rutinitas dan
waktu Pengajian
32 terus kemarin kamu tau apa sih tentang
kondom?
kondom teh alat buat itu teh nahan… ngumpulin itu teh buat nahan air mani
biar ga masuk ke si itunya cewe. jadi si itu teh air maninya ga masuk ke itu
teh… jadi kalo masuk teh bakal menyebabkan kehamilan
33 menurutmu buat apa orang pake kondom? buat kalo berhubungan seks si itu teh ga si itu teh ga hamil. jadi bisa
mencegah
34 buat apa kehamilan dicegah? kan itu dipake buat orang-orang yang ga punya anak. kalo kb kan ada
perbedaanya ama yang ga pake. nah kalo itu teh dipake buat remaja remaja
yang belom nikah jadi ga hamil. jadi ga keliatan
Kognisi
Pencegahan
Kehamilan
35 terus menurut kalo yang pake remaja
gimana? sengaja pake biar ga nikah
yaaa kalo belom nikah mah ga boleh atuh.. haram. kalo si itunya sampe hamil
di luar nikah kan itu teh harus nunggu dulu.. kalo kata mang unang eh guru
pikih di sekolah orang yang begituan sebelum nikah harus dicambuk atau
harus di timpuk pake batu sekepalan seratus kali, terus kalo mati dikuburin
seperti orang yang itu.. terus kalo ga mati ya diusir dari kampungnya. tapi itu
teh ya nunggu anaknya lahir dulu, tapi kalo anaknya belom lahir ya nanti
dulu. kan si anak teh ga punya dosa masih suci. kan kalo di itu teh ga ada anak
haram tapi si itunya orang tuanya yang buat dosa. jadi yang buat dosa ya
orang tuanya yang tanggung jawab.
36 Jadi kalo bapak ibunya mati ,siapa yang
urus?
Kan ada keluarganya. Dititip ke orang tuanya atau ke panti asuhan. Kata Pak
Asep teh gitu. Guru pikih.
37 Kamu tau kondom darimana? Tau dari berita.. bagi-bagiin kondom gratis. Sumber Informasi
tentang Kondom
dari Berita
Opini Pencegahan
Kehamilan oleh
Remaja (ada
pengaruh
pengajian)
Kognisi tentang
Kondom
38 Selain itu? Dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama teman-
teman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada yang
ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom,
39 Ngebahasnya pas kapan? Itu teh kalo lagi libur, lagi ada luang waktu suka dipake masak-masak
malamnya dipake buat ngobrol-ngobrol ngebahas kesini kesana.
40 Terus mereka tau darimana? Wah gatau teh
41 Kamu sempet tanya2? Dulu pernah sih
42 Tanya apa? Kondom itu buat apa? Dulu teh belum tau itu teh.. terus jadi tau pas nonton
berita yang bagi-bagiin kondom gratis.
43 Terus menurut kamu gimana tuh? Itu teh kalo menurut aku mah bukan malahan bagus buat dibaginya teh,
apalagi kalo dibaginya tuh remaja. Dia teh bisa ngambil kesempatan. Ah
dapet kondom teh dikemanain, daripada dibuang mending diajak pacar atau
yang dikehendaki. Jadi biar ga ketauan gitu
Opini terkait
penggunaan
kondom
44 Temen kamu pernah ada yang nyoba make
kondom?
Belom pernah. Belom ada. Teman informan
belum pernah
pakai kondom
45 Terus kalo narkoba sendiri kamu tau? Narkoba… ehmmm. Narkoba ya
46 Narkoba yang kamu tau teh apa? Narkoba teh buat ngilangin stres jadi kalo kita sepertinya lagi stres, wah
puyeng uang gaada pekerjaan ga ada, yaa beli narkoba buat ngilangin stres.
Ya kalo ga narkoba ya beli minuman buat ngilangin stres. Kata orang itu juga
47 Narkoba ada apa aja sih? Narkoba ada yang cairan, disuntik ada yang diisep, ada yang kapsul,
48 Kamu tau darimana? Pernah liat di tv, di koran pernah liat, di pelajaran sekolah di pengajian Sumber Informasi
tentang Narkoba
Peran peer group
dalam sosialisasi
kondom dan
pacaran
Kognisi tentang
Narkoba
49 Di sekolah darimana? Pengembangan diri, dari aids, hiv berdampak pada manusianya jugaInformasi Narkoba
di Sekolah
50 kalo di pengajian siapa yang ngasih tau? Mang unang juga. Jadi kalo bahasa sunda teh diterangin. Jadi ada sedikit2
yang nempel kalo ada sangkut pautnya langsung diceritain.Informasi Narkoba
di pengajian
51 Kamu kalo senggang senggang nongkrong Jarang itu teh yaa kalo lagi kumpul ama teman sekolah…
52 Kalo lagi kosong ngapain? Kadang beres-beres. Kadang liat-liat komputer gimana itu teh.. pijit-pijit
53 Itu beli kapan? Itu baru akhir akhir ini sih. Komputernya juga bukan yang baru.. bekas itu
teh.
54 Selain main komputer ngapain? Nonton… nonton tv… nonton apa ya… spongebob, kartun kartun yang seru
itu juga. Kalo nontonnya kemaleman yang perang-perang. Jarang juga itu teh.
55 Terus yang kamu tau ttg seks bebas Pernah di berita,terus…
56 Kalo diberita gimana tuh? Yang aku tangkep teh yang… apalagi.. lupa lagi itu teh
57 Emang seks bebas itu teh apa ya mil? Kaya apa ya.. kaya hubungan seksual gitu… kaya gimana ya.. lupa lagi
58 Terus apa bedanya aama seks biasa? Kalo seks bebas dilakuinnya sama yang belom nikah, belom punya ikatan
suami istri. Dilakuinnya sama pacar, orang yang dekat ama dia.
59 Kalo ngobrol ttg seks bebas pernah? Ngobrolnya? Kaya yang kawin diluar nikah. Gituan sebelum nikah kan? Gini
gini gini.
Mengobrol
tentang Seks
Bebas
60 Pernah ada yang pernah kaya gitu? Belom pernah sih… Teman informan
belum pernah
Seks bebas
61 Kalo narkoba-narkoba gitu? Pernah…
Pengguna
Narkoba di Desa
Penelitian
Kognisi tentang
seks bebas
Sumber informasi
tentang Seks
Pemanfaatan
waktu luang
62 Kapan itu? Lupa itu sih…
63 Dulu sempet heboh? Itu teh kalo ga tau bener atau engga. Tau dari orang. Si itu teh pernah make
narkoba tapi yang rendah. Makanya jadi gitu. Suka jadi orang yang gimana ya
yang kaya gitu aja keliatannya. Kalo ga salah itu juga.
64 Terus dulu sempet pacaran kan? Sempet pacaran satu kali.
65 Kamu ngartiin pacaran apa sih? Aku sih artiin pacaran gatau kenapa ya kalo punya pacar teh bahagia. Dulu
sempet gatau tapi sekarang tau lah sedikit-sedikit. Biar kalo entar cari calon
istri jadi bisa kalo belajar mah minimal satu kali minimal ntarnya.
66 Terus itu dulu ngapain aja? Dulu teh paling juga pernah pegangan tangan ama duduk deket Perilaku Pacaran
67 Dimana? Di sekolah? Enegga atuh
68 Dimana? Yaa Cuma main main aja haha. Yaa pernah dulu Cuma dua kali. Pernah dulu
tuh di warnet pernah.
69 Banyak yang pacaran di warnet? Gatau juga. Tapi keliatannya sih iya
70 Emang warnetnya tertutup? Iya ketutup itu teh ketutupan triplek kan. Terus waktu itu aku pegangan
tangan deg-deg an. Dua kali duduk deket. Yaa malu juga sih sama yang
nunggu warnet juga sama yang lain. Jadi deketnya paling di facebook gitu,
komen-komen.
71 Dulu sering buka facebook? Iya. Tapi sekarang jarang2
72 Kenapa? Lagi jarang tugas, terus lagi ga suka aja ke warnet. Suka penuh sih. Lagi
pulang sekolah gitu teh penuh. Nunggu sejam, satu jam setengah. Kesel
nunggu lama ga dapet juga
Pemanfaatan
Warnet kurang
Lokasi Pacaran
Definisi Pacaran
Pengguna
Narkoba di Desa
Penelitian
73 Menurut kamu setia itu apa? Setia itu rasa kasih sayang kita dalam pacaran atau apa ya suami istri. kalo
dalam bentuk pacaran teh di hati kita Cuma dia seorang. Ga ada yang kiri ga
ada kanan. Kalo setia mah insya allah bakal lumayan lama lah hubungannya.
Tapi kalo dipikir-pikir juga sih kalo kitanya setia dianya engga sih percuma.
Bisa hancur hubungaannya
Definisi Setia
74 Kamu tau darimana tuh? Setia? Dari temen tuh hahah. Dari yang udah pengalaman pacaran.
75 Dia sering pacaran? Iya sering. Tapi aneh dia mah. Udah putus jadi ga punya apa itu teh..
ngomong aja itu teh praktiknya ga dilakuin. Ngomong setia tapi pacarnya
punya dua. Terus kalo setia setia setia tapi ga dilakuin. Lirik kanan lirik kiri.
Jadi pas jalan bareng pas pacarnya ga ada suka godain cewek. Yang pacarnya
mah selalu dibohongin.
76 Setia emang buat apa? Setia teh buat hubungannya teh biar hubungannya awet. Kalo setia yang bener-
bener teh yang sampe nikah. Tapi menurut aku teh pacaran yang dari sekarang
setia itu teh. Tapi pas nikahnya ga bakalan lama. Suka ada emosi emosi yang
bikin perceraian.
Manfaat Setia
77 Kamu kalo punya temen yang make bakal
ngapain?
Yaa ditegur aja. Apalagi kalo dia bawa bawa nama kampung atau sekolah ya
langsung ditegur aja agak dimarahin sedikit biar dia jera. Kan kalo dibawa ke
kantor polisi bakalan itu bakalan rumit. Nama kampung bakal hancur. Nama
sekolah bakalan hancur. Gara-gara satu orang itu. Jadi mending ditegur aja.
Kalo dia itu lagi ya dihukum atau gimana gitu.
78 Menurut kamu kenapa nama sekolah atau
nama kampung jadi jelek?
Kan itu teh barang haram kan. Kalo barang haram kan udah di itulah ga boleh
make narkoba di berita juga jangan pake narkoba ini dipake itu sih harus
ditegur, itu sih malu-maluin masa masyarakat kampung ada yang konsumsi
barang haram itu. Kalo ada mah bakal kecewa. Kecewa banget.
79 Tau darimana narkoba haram? Dari mang unang. Sumber Informasi
tentang Narkoba
Opini terhadap
pengguna narkoba
Peran Peer Group
dalam sosialisasi
setia
80 Bilangnya gimana? Bilangnya? Hmm.. apa ya… lupa sih lupa lagi itu teh. Udah lama kan… iya
lupa lagi
81 Kamu misalnya perjaka… ga begituan
sebelum nikah penting ga?
Penting. Kan keperjakaan kita Cuma dikasihin ama buat istri kita. Yang
pertama yang terakhir/ terus kan kalo bukan perjakan udah begituan sebelum
nikah kan haram. Dapet dosa.
Opini tentang
Perjaka
82 Tau darimana haram? Mang unang Sumber informasi
tentang Seks
Bebas
83 Apa sih yang kamu rasa kalo berhasil jaga
keperjakaan?
Belum pernah ngerasain sih belom nikah. Bakalan bahagia sih. Ga bakal malu-
maluin orang tua. Kan kalo si anak itu ga bisa jaga keperjakaannya
ngehamilin ceweknya di luar nikah itu bakal malu-maluin orang tua juga.
Pandangan orang lain ke orang tua tuh jelek. Nanti bakal disangka orang tua
teh ga ngedidik anaknya itu jadi ga bener. Ga dididik gitu.
Opini tentang
Perjaka
84 Emang kalo dididik harusnya gimana? Kalo dididik mah harus si orang tua ngomongin kalo dalam bahasa sunda di
cariosan. Diomongin sama si anaknya. Di beri pengarahan lah. Kan pasti kalo
dididik ga Cuma di orang tua, di sekolah pengajian dan masyarakatan.
opini tentang
peran orang tua
terkait menjaga
keperjakaan
85 Terus misalnya kamu diajak narkoba sama si
asep perasaan kamu gimana?
Pasti bakal kecewa atuh punya rasa kesel gitu. Agak marah gitu.
Opini punya
teman pengguna
narkoba
Sumber Informasi
tentang Narkoba
86 Kenapa? Jadi mungkin pandangan si dia ke kita teh main ajak ajak kita. Kita kan suka
ngaji.. suka ini.. anak baik gitu. Pasti bakal marah sama si itu.kurang ajar
banget. Kalo dia udah make ngajak kita ah…. Dia juga yang udah make kalo
ketauan pasti dimarahin abis abisan. Apalagi kalo ngajak orang lain jadi kan
si dia teh ngajak kita. Si kita diajak dia pasti ga akan terima lah. Diajak
keburukan bukan kebaikan. Kan buruk narkoba. Kalo diajak pergi solat kan
seneng, jadi ada yang ngajak. Tapi kalo ada yang ngajaknya narkoba… sadar
sih ada rasa sadar.. tapi rasa sadar kalo si itu teh.. mandang si itu nya kaya
engga punya otak aja. Ajak ama saya. Saya kan pasti ga mau gunain gitu.
Apalagi ada yang ngajak
87 Bagi kamu emang anak baik itu kaya apa sih
ciri-cirinya?
Ga suka nongkrong nongkrong, ga suka ngerokok. Kan ngerokok dapat
menyebabkan kanker. Dia teh ngerokok dia teh belom kerja masih remaja,
masih sekolah. Dia teh ga punya uang buat ngerokok. Pas dikasih uang buat
spp dipake buat beli rokok. Itu kan bukan anak baik namanya. Kurang ngajar
banget. Kalo anak baik kan spp dipake buat spp.
Definisi anak baik-
baik
88 Perasaan kamu kalo punya pacar ga setia
gimana?
Sakit hati banget. Karena kita teh udah setia ama dia. Tapi dia malah ga setia
ama kita. Malah manas-manasin hati kita. Jadi kita punya rasa kesal gitu.
Meskipun kita suka, sukabanget. Pasti orang yang diselingkuhin pasti punya
rasa kesel.
Opini
ketidaksetiaan
89 Ke depan kamu ada rencananya punya pacar Belom sih
90 Kalo ke depan nanti pengennya punya pacar Pengennya wanita yang sejuta
91 Sejuta apa tuh? Setia jujur takwa. Sosialisasi Peer
group tentang
pacaran
Opini punya
teman pengguna
narkoba
92 Itu kata siapa? Itu kata temen. Kan dia pernah pacaran satu kali sama anak ini, tapi dia
diselingkuhin.. hatinya itu hanccur banget. Udah putus… jadi dia lumayan lah
agak agak soleh. Abis itu nemu cewek sejuta. Setia jujur takwa. Pernah itu.
“nah ini teh wanita sejuta katanya"
93 Terus mereka pacaran? Kalo pacaran sih engga teh. Engga pacaran tapi temen deket. Tapi dia teh
kaya pacaran. Lebih jaga jarak gitu. Jadi engga nimbulin kaya pacarannya.
Cuma smsan. Kaya pacaran tapi engga.
94 Tapi mereka bilang mau pacaran? Udah. Tapi teh lebih baik kata si ceweknya jadi temen deket deket. Temen
plus plus.
95 Kenapa emang kalo pacaran? Kan takut ketauan. Temen plus plus kaya pacaran
96 Kamu dulu bapak ibu tau pacaran? Tau minta izin teh. Ibu sempet ga ngasih izin fokus aja sama belajar. Ya
kesini kesini sering ngebujuk. Bantuin bantuin. Diarahin kesana sedikit-
sedikit. Pas kesini-kesini kan mau putus jadi ga distujuin. Jadi punya rasa
yang wah… gimana gimana gitu.
97 Jadi di pengajian boleh ga sih? Katanya sih boleh pacaran jangan sampe ngeganggu. Jangan sampe terjadi hal
hal yang ga diinginkan. Ngerti lah mang unang masa masa remaja teh masa
masa ingin pacaran, kan masa-masa pubertas.
Izin pacaran di
Pengajian
98 Menurut kamu kenapa waktu itu deg-degan
waktu pegangan tangan? Apa karena agama
ga bolehin pacaran?
Iya sih salah satunya itu. Malu gitu.
99 Kenapa malu? Kalo ada yang liatin atau yang lewat. Kan kalo ada yang lewat di warnet
gimana gitu. Pertama kali juga pegangan sama cewek jadi deg-deg an
Perasaan ketika
pacaran di tempat
umum
Izin Pacaran di
keluarga
Definisi Pacaran
Remaja
Sosialisasi Peer
group tentang
pacaran
100 Mang unang pernah jelasin pacaran secara
islam?
Pernah itu teh dalam kitab apaa gitu. Tapi dalam islam teh ga ada pacaran.
Kalo ada mah bertunangan terus nikah. Tapi kalo guru fiqih teh pernah bilang
teh nikah dulu baru pacaran jangan pacaran dulu baru nikah. Kan kalo udah
nikah kan udah sah gitu bisa pegangan tangan bisa pelukan. Kan kalo belum
nikah teh pegangan tangan itu haram apalagi sampe ke apa itu begituan. Jadi
haram dapet dosa.
101 Terus kamu pas pacaran sempet merasa
bersalah?
Sempet juga sih.. gara-gara apa dulu teh. Jadi ada mantannya gitu mantannya
musuhin.
102 Kaya gimana? Kalo musuhin sih ga musuhin. Kalo bahasa sundanya beud. Kalo aku
nyamperin mau tanya sesuatu dia pura-pura ditanya sama orang. Pura pura
gatau. Punya rasa itu juga sih tau tapi mau. Kalo dalam islam kan ga ada
paccaran. Tau itu teh. Tapi punya rasa mau gitu teh. Biarin lah satu kali
nyoba. Buat jaga jaga ntar kalo udah besar kan pasti lah punya pasangannya
masing-masing. Meskipun jodoh di tangan allah. Tapi kita teh kalo deket
sama cewek yang mau dijadiin istri ntar-ntarnya bisa pendekatan dulu gimana
gimana engga kaku. Kalo kata orang yang belumpernah pacaran teh kuper,
kurang pergaulan. Disangka ga normal, masa2 pubertas ga pacaran
103 Terus kalo diajak begituan sebelum nikah
perasaan kamu gimana?
Ya bakalan marah atuh. Udah berani-berani ngajak membuat dosa. Kan
marah.. kecewa juga sih punya pacar kok kaya gini. Langsung diputusin. Kan
kalo dari awal udah ga bener kebelakangnya udah ga bener. Jangan jangan teh
dia punya pacar bukan Cuma kita aja. Bukan pacarnya satu aja pasti dia
punya banyak. Kaya gitu.
Opini terkait seks
bebas
Sosialisasi
pacaran di
Pengajian
Pewawancara : GHIVO PRATAMA
Inisial : H, Remaja 18 tahun, Laki-laki
Tempat : di rumah informan
Suasana : Berdua dengan informan
Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 08.00 -
09.15 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords
1 Oke, kita mulai, gimana hari ini? dirumah
aja?
Ya dirumah habis main bola a
2 Mulai main bola jam berapa? Jam tujuh a
3 Biasanya main bola sama siapa? Sama temen-temen
4 Ohhh, temen-temen yang kemarin? Saya Dimana?
5 dibawah Iya dibawah tempat tongkrongan basecamp Galaxy?
6 Main bolanya dimana? diatas
7 Diatas mana? Lapangan gede itu? Biasa, ga gede gitu
8 Oh disewain? Enggak, gratis
9 Suka berenang? Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi
10 Dibawah? Bukannya ada danau yang mau
dibikin?
Situ? Ga pernah lagi
11 Kenapa sih Situ mau dibangun? Itu karena longsor, airnya mepet. Jadi ga ada airnya. Karena longsor habis
airnya
12 Yang berenang di Situ banyak? Anak kecil biasanya
13 Katanya ada yang pernah kesurupan?
Gimana ceritanya?
Iya, disana pernah ada yang ngomong jorok, terus ada yang masuk ke tubuh
perempuan karena tersingung
Religious Belief
Gaya Hidup
Aktivitas
14 Itu udah lama atau baru? Lama kak, dua minggu. Terus minta kepala sapi
15 Biasanya siapa yang nyembuhin? Ga tau siapa yang nyembuhin
16 Pas lewat di Situ, sepi ga juga tapi damai.
Kata Pak Lurah ini masuk desa Terdamai?
Itu dapat dari mana? Kapan?
Saya ga tau kakak
17 Pas ngumpul sama teman gimana? Nge-track
pernah?
Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada raja-rajanya.
Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar.
18 Saya dulu pernah iseng juga pas SMA sama
zaman-zamannya H. itu pas nge-track pakai
motor siapa?
Pakai motor sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga
ada yang pernah kecelakaan, track -nya panjang dan lurus
19 Disini merek motor apa aja H? jualnya
dimana?
Segala ada kak, di pasar ada
20 Aksesoris juga ada? Body ada, kalau body beli di Bandung. Motor ga dimodif kak
21 Pas ngobrol-ngobrol bareng teman-teman
dimana? Gardu?
Bukan kak pas kakak makan baso, disana kalau ada acara rapat disana sana
kak
22 Ada komunitas ga di sini? Ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lwo Wetan) namanya, Pencin (Penjahar
Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep)
23 Kriteria boleh masuk gimana tuh? Ya kalau playboy masuk penjahat cinta. Kalau jomblo tapi cakep bisa masuk
Joca
24 Kalau Lewo (Galaxy) cuma anak Lewo
Wetan aja yang boleh masuk?
Iya, itu yang penjahat cinta boleh masuk semuanya aja. Kalau umur 17
masuknya pencin, 17-20 masuknya joca, istilahnya pengembara
25 Biasanya kalau punya pacar tarawehan
bareng ga?
Iya biasanya
26 Satu SMA? Enggak kak
27 Udah berapalama pacarannya? Dua minggu aSikap Perilaku
Sikap Kognisi
Gaya Hidup
Aktivitas
Religious Belief
28 Kenapa putus sama yang sebelumnya? Iya, saya ketahuan jalan sama cewe lain pas saya jalan juga terus pas itu saya
langsung diputusin a. Jadi ketahuan selingkuh hahahaha
29 Biasanya ga ngumpul sama ceweknya? Iya biasanya SMS. Nganter kerumah. Nanti kalau sudah besar baru diajak
kerumah
30 Kapan mau nikah? Mungkin nanti kalau sudah kesemsem
31 Jadi mau masuk persib? Jadi a
32 Pernah tau orang yang pernah berhubungan
badan dan bisik-bisik dari teman dimana?
Iya a, dari bisk temen-temen itu. Terus karena takut kehilangan biasanya
Sikap Kognisi
33 Maksudnya ga boleh berkhianat sendiri?
SMA H udah ada?
Iya kak, di SMA saya ga ada kak, tapi kalau di SMA Malangbong udah
banyak. Mungkin karena agamanya kurang a
Sikap Prilaku dan
Religiositas Belief
34 Itu anak-anak di dusun mana? Enggak tau
35 Pernah pacaran sama anak-anak desa itu? Pernah aa, serem anak-anak disitu
36 Hahahaha seram kenapa? Ya kelihatan aja a dari mukanya. Kalau yang sekarang pacar saya pakai
kerudung
37 Terus kalau ganti-ganti menurut H gimana? Gapapa. Nunjukin itu pria yang hebat katanya Gaya Hidup
Aktivitas
38 Kalau anak-anak yang hubungan sex
temennya sama siapa?
Sama temennya a Sikap Perilaku
39 Acara TV yang terkenal disini apa? India kak, kalau enggak Santang terkenal juga kak Gaya Hidup
Aktivitas
Sikap Perilaku
Sikap Perilaku
Pewawancara : GHIVO PRATAMA
Inisial : Galaxy, 18 Tahun, Laki-laki
Tempat : Rumah informan
Suasana : Kelompok Galaxy
Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 12.00 -
13.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords
1 Wah nonton film apa nih? Film Hollywood
2 Oh Hollywood, biasa nih ngumpul-ngumpul? Iya a, ini tempat basecamp kitaSikap Kognisi
3 Oh iya….. hahahaha tadi saya udah
wawancara sama H sebelumnya bicarain
tentang HIV dan AIDS. Pernah dengar ada
yang ngidap HIV dan AIDS ga disini?
Disini mah bersih dari gitu gituan a. tapi pernah denger sih di Malangbong di
Masjid Malangbong. Ada yang pernah gitu-gitu terus kejepit anunya ga mau
lepas sampai mati Religious Belief
4 Mati? Digebukin massa? Enggak emang mati gitu
5 Tempat lain dimana yang ada a (panggilan di
dalam bahasa Sunda)?
Biasanya yang ngelakuin itu anak SMA Malangbong, tujuh Garut, sama 9
GarutGaya Hidup Opini
6 Ohhh…… biasanya tau darimana? Biasa a, ngobrol-ngobrol bareng di basecamp dapat berita-berita baru. Ada
juga tu a tentang video porno Cibuyut Bergoyang
7 Apa itu a? Itu video porno yang ditaruh anak-anak di youtube, anak-anak yang hubungan
seks
8 Oohhh Iya dilakuin diatas kapal a
Sikap Kognisi
9 Gimana masyarakat disini lihat video porno? Sama-sama tau lah a, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp karena
bisa disimpan di hp
10 Kegiatan pemuda disini apa-apa aja? Pos
Kambling gimana?
Itu ayah herdi yang mimpin a
11 Oh Jadi Pos Kambling disini jalan ya? Selain
itu kegiatan disini yang jalan apa lagi?
Biasanya sewa PS2, warnet di Pasar, di PKBM juga ada computer, tapi belum
ada speedy karena kabelnya dicuri terus.
12 Ooh Oke (diskusi tentang gempa)
Pewawancara : KARLA JUANITA
Inisial : RI, Remaja 16 tahun, Perempuan
Tempat : ruang tamu informan
Suasana : sambil nonton ftv hanya berdua
Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 11.15 -
12.15 WIB
NO Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Kamu masih sekolah kan ya? Biasanya kalo
waktu luang gitu ngapain?
Biasanya sih ke rumah saudara atau main sama temen
2 sering nggak tuh ngumpul sama temen? jarang sih soalnya temen-temennya juga suka dirumah
3 istirahat di sekolah jam berapa? Berapa lama
tuh?
satu jam teh dari jam 10 sampai jam 11 gitu
4 nah itu biasanya ngapain aja? ngobrol-ngobrol aja atuh
5 ngobrol apa aja biasanya? biasanya sih ngomongin ftv gitu, saya suka ftv
6 dari film ftv gini biasanya apa yang kalian
bahas?
ya ceritanya gitu tentang persahabatannya
penggunaan waktu
luang
Gaya Hidup
Aktivitas
7 terus menurut kamu, yang ada di ftv ini
kejadian gak sih di kehidupan remaja
sekarang?
iyasih saya pernah ngalamin juga gitu
8 oh gitu, disini remaja-remajanya biasa
ngumpul dimana ya?
di gardu/pos gitu kalo cowok-cowoknya, kalo cewek sukanya kepasar
9 itu di pasar ngapain? iya biasanya di pasar teh tiap hari rabu jalan-jalan belanja bareng gitu teh
10 itu di pasar pada belanja apa aja? belanja baju-baju gitu banyak diskon, harganya murah-murah
11 wah seru ya harganya pada murah. Ohiya
resti punya pacar?
nggak punya teh tapi pernah pacaran cuma 1 kali
12 itu biasanya kalau pacaran ketemu dimana? ketemu pas abis pengajian tapi itu juga jarang say amah pacarannya cuman 2
minggu
13 oh gitu, menurut kamu sendiri penting nggak
sih setia sama pasangan atau pacar?
penting, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja
nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting
14 resti punya temen yang suka ganti pacar
nggak?
ada temen deket, tapi saya udah pernah ngingetin tp dianya nggak berubah
gitu
15 terus kalo kasus narkoba gitu di sekolah gitu
gimana? Pernah ada nggak?
ehm mungkin narkoba enggak ya teh. Tapi kalo yang suka minum obat yang
kecil warna kuning, kalo ga salah dekstron namanya. Nah itu suka diminum
sama temen, minumnya banyak gitu.
16 oh kok bisa gitu? Kenapa dia? saya juga nggak tau, nggak deket juga, tapi dia cewek kelas 2 SMP
17 terus kalo kasus hamil diluar nikah ada
nggak temen kamu yang gitu?
ada tapi nggak deket
18 itu gimana ceritanya bisa gitu? iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya dari
sms diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa kehilangan
kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan
aktivitas dan gaya
hidup berpacaran
remaja
informasi terkait
narkoba
aktivitas
berpacaran
penggunaan waktu
luang
19 oh dia pacarannya emang udah berapa tahun? Tiga tahun teh, dia mah katanya yang ngajakin pacarnya
20 kamu tau nggak sebenernya dia kenapa bisa
sampe gitu?
kurang tau teh, soalnya nggak deket
21 nah kalo selama di kelas gitu dia gimana
orangnya?
baik-baik aja sih orangnya, cuman nggak nyangka aja kayak gitu
22 terus sekarang temen-temen dia gimana ke
dia?
jadi ngejauhin gitu teh
23 pandangan kamu sendiri gimana ke dia? ya negatif gitu, soalnya keliatannya kan dia baik-baik aja orangnya taunya
begitu
24 hm gitu, ohiya pacar kamu orang sini? iya masih sekampung gitu
25 udah nggak pernah ketemu lagi? Dulu
biasanya kemana selain ketemu pas
pengajian?
enggak sih, dulu pernah mau pergi-pergi tapi nggak pernah jad jadi gitu
hahaha
26 hm nah sekarang tentang HIV dan AIDS, apa
aja sih yang kamu tau tentang HIV dan
AIDS?
hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas mts dijelasin
27 oh gitu, yang kamu tau gimana? ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari orang yang suka berhubungan seks
28 kalau kamu sama pacar gitu pas pacaran
biasanya ngapain?
pegangan tangan doang atuh teh, pernah sih diajak pelukan tapi saya mah
nggak mau, takut ketauan sama orangtua
29 selain takut sama orangtua karena apa lagi? hm karena gak mau dipandang negative juga sih sama orang lain
30 ohiya kamu tau kondom nggak?apa yang
kamu tau dari kondom ?
haha apa ya? Saya mah juga kurang tau tapi pernah dikasih tau sama mamakondom
31 wah kok bisa dikasih tau sama mama? iya itu gara-gara kasus yang cibuyut bergoyang teh
kasus terkait gaya
hidup remaja
pengetahuan tentang
HIV & AIDS
aktivitas dan gaya
hidup berpacaran
remaja
aktivitas berpacaran
32 hah? Cibuyut bergoyang itu apa? itu video mesum anak SMP Cibuyut sama cowok gitu di internet teh
dimasukin ke internet, katanya sih ceweknya pake kerudung. Itu semua anak-
anak sini mah udah pada tau
33 oh gitu, wah ada juga ya kasus gitu disini.
Terus kamu tau gak kenapa dia sampe
begitu? Itu umur berapa ceweknya?
saya juga kurang tau teh, umur 15 tahun. Cowoknya mah 22 tahun
34 oh gitu. Eh iya resti deket sama mama ya? iya saya deket sama mama soalnya suka cerita-cerita kalo punya pacar juga
selalu cerita gitu
35 hmm kamu kalo sholat diingetin orangtua
juga nggak?
iya suka diingetin tapi suka males gitu teh hehehe
36 haha oh gitu tapi kamu sendiri ngerasa rajin
ibadah nggak?
enggak atuh teh
37 eh kamu abis sekolah ini ada niat mau
lanjutin kuliah atau kerja nggak?
hm enggak kayaknya teh gak ada uangnya juga hehe
38 hm gitu, tapi dibolehin kerja sama orangtua? ibu sih ngebolehin tapi ayah nggak ngebolehin khawatir gitu katanya
39 ya kalo ada niat sih dicoba aja dulu kerja
gitu. Yaudah deh sampe sini aja makasih ya
resti atas waktunya sama infonya
sama-sama teh
kasus terkait gaya
hidup remaja
agama dan faktor
pendamping orang
tua
Pewawancara : PRASIDYA DONI
Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Laki-LAKI
Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.
Suasana : Rumah informan dalam keadaan
sepi. Dan informan hanya berada di dalam
rumah sendirian. Wawancara di lakukan
dengan kondisi hanya ada pewawancara dan
informan saja.
Waktu : 28 Juni 2013 pukul 10.00 - 10.45
WIB
NO Pertanyaan Jawaban Keywords
1 yang a’a ketahui tentang HIV dan AIDS? lupa lagi saya..
2 lupa lagi? iya
3 kenapa lupa lagi a’? hahah, saya lupa tuuh...
4 hmmm....sepengetahuan a’a aja.
Penyebabnya apa aja?
oooh...seks bebas
5 terus apa lagi? Apa Cuma seks bebas? iya..
6 sebenernya seberapa penting sih a perjaka
itu?
yah biasa aja, kan gak keliatan masih perjaka ato tidak perjaka
7 kalo melihat yang perawan gimana a? yah begituu..gak mau ah kalo udah gak perawan.
8 balik lagi nih a, tentang pacar-pacaran.
Banyak gak a , temen a’a yang suka ganti-
ganti pacar?
nggak sih, setau saya enggak. Soalnya kurang tau juga...banyak yang jauh-
jauh pacarnya. Disini saya aja yang deket. Ada yang di Jakarta, di Karawang.
Kognisi terkait
Sikap Remaja
Afeksi terkait
Sikap Remaja
Perilaku terkait
Sikap Remaja
9 pernah denger gak suka ada yang nakal gitu,
temen-temen a’a pas pacaran jarak jauh?
yah...banyak. Iya banyak.
10 terus gimana menurut a’a ? yah wajar juga sih, kan juga pengen perhatian. Kan juga gak tau ceweknya
setia ato enggak.
11 tapi seandainya a’a berada di posisi seperti
itu gimana. Dengan kondisi pacaran yang
seperti itu?
iya sama, kayak gitu...
12 ngomong-ngomong hobinya apaan nih a ? paling maen bola.
13 Dimana a? diatas kalo maen bola. Kalo futsal mah di Barokah ( nama tempat futsal ).
14 oh...sama temen-temen sini ato sekolah a ? iya sama temen-temen sini, kadang juga sama anak Pabuaran.
15 kayak sparing ya a ? iyaa....
16 temen-temennya a’a pernah ada yang make? ada
17 kira-kira tau gak, kenapa mereka pake “gele”
?
buat nyelesein masalah katanya kalo ada. Masalah sama pacar pasti banyak ke
sana
18 nah, a’a nya gimana nih ngeliatnya? biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja.
19 kalo kita ngomongin yang kayak gitu dan
kita tarik ke sisi agama. Apakah masih
penting ajaran islam dalam melihat hal itu?
yah gak baik...
20 Karena ? dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga. Katanya sekali-sekali
juga perlu.
Perilaku terkait
Sikap Remaja
Aktivitas terkait
Gaya Hidup
Remaja
Opini terkait Gaya
Hidup Remaja.
Kepercayaan
terkait Tingkat
Religious Remaja.
21 kalo nonton tv sama dengerin radio yang
kultum-kultum gitu a ?
gak suka..
22 gak sukanya, emang karena gak suka ayo
emang gak ada?
yah kadang kalo subuh gitu suka liat gitu, tapi buat nunggu kartun. Nunggu
spongebob.
23 ketika a’a nya berdoa dan beribadah,
perasaanya gimana a? Apakah ada perasaaan
yang tergugah ato gimana a? Ato abis solat
langsung pergi abis salam.
ya, kalo solat mah jadi tenang. Gak punya utang lah....begitu.Perasaan /
Pengalaman
terkait Tingkat
Religious Remaja
Pewawancara : PRASIDYA DONI
Inisial : DI, Remaja 16 tahun, Laki-laki
Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.
Suasana : Suasana di dalam rumah sepi dan
tenang, tapi di luar rumah informan agak
ramai. Sehingga sedikit mempengaruhi
kebisingan, walaupun tidak menganggu
Waktu : 26 Juni 2013 pukul 11.00 - 11.45
WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords
1 a’a Dindin tau atau pernah denger gak
tentang HIV dan AIDS?
tidak tahu.
Kognisi terkait
Sikap Remaja
Praktik terkait
Tingkat Religious
Remaja.
2 bener-bener gak pernah denger ato gimana a
?
iya, bener gak tau saya.
3 kalo di sekolah gitu, pernah denger gak a ?
ato malah pernah diajarin gitu a di sekolah ?
Hmm...pernah denger sih...dapet pernah di sekolah, pas pelajaran IPA
4 oh berarti pernah dapet, tapi lupa ya a ? iya
Pewawancara : PRASIDYA DONI
Inisial : IS, Remaja 18 tahun, Laki-laki
Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.
Suasana : Suasana di dalam rumah sedikit
ramai dengan kehadiran ibu informan dan
tetangganya. Hal ini juga sempat
mempengaruhi wawancara yang dilakukan,
karena ibu informan dan tetangga tersebut
sempat membantu informan dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan
Waktu : 25 Juni 2013 pukul 11.00 - 12.00
WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords
Kognisi terkait
Sikap Remaja
1 biasanya kalo lagi ada waktu luang, kayak
liburan sekolah gini ngapain a ?
liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta, bantu –
bantu lah disana, kasian bapak sendirian.
2 ngapain a ? dagang ? iya, jualan siomay..
Pewawancara : ARSA ILMI BUDIARTI
Inisial : FT, remaja 15 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Sepi, Berduaan
Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, 14.00-15.30
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Apa perbedaan antara HIV dan AIDS? Kalo HIV itu virusnya, kalo AIDS itu penyakitnya Kognisi tentang
HIV&AIDS
2 Kenapa menurut kamu bersin/batuk dapat
menularkan HIV dan AIDS?
Karena cairan air liur itu saling bertukar dan bisa menularkan Kognisi tentang
HIV&AIDS
3 Kenapa menurut kamu berolahraga dan
beribadah dapat mencegah HIV dan AIDS?
Karena jadi banyak kegiatan gitu, jadi sehat jadi gak akan berbuat yang aneh-
aneh. Trus beribadah kan bikin imannya kuat menurutku gitu. Meskipun
beribadah belum tentu mastiin beriman sih, Cuma pasti bisa ningkatin iman
Kognisi tentang
HIV&AIDS dan
religiositas
4 Kondom itu apa? Kondom itu alat kontrasepsi yang mampu mencegah Ibu untuk hamil Kognisi tentang
Kondom
Gambaran salah
satu bentuk
Migrasi dan
Merantau
masyarakat desa
Lewo Baru.
5 Pacaran itu dosa atau tidak? Dosa, tapi sebagai perempuan butuh perhatian dan teman untuk mengobrol.
Bahkan di agama sangat tidak boleh ya, tapi mah sekarang pacaran itu udah
biasa ya.
Kognisi dan opini
tentang perilaku
dan religiusitas
(dosa)
6 Menurut kamu kenapa pacaran gak boleh? Karena gak ada namanya pacaran tuh adanya ta’aruf trus langsung nikah deh,
karena akan menjauhkan dari fitnah
Kognisi dan opini
tentang perilaku
dan religiusitas
(dosa)
7 Kamu kan pacaran, dosa gak tuh? Iya dosa, ini kan zina namanya tapi gimana ya perempuan butuh perhatiannya,
motivasinya, sayangnya gitu. Tapi insyaallah pacaran aku membawa ke jalan
kebaikan
Kognisi dan opini
tentang perilaku
dan religiusitas
(dosa)
8 Pernah tidak menanyakan kenapa harus solat,
ngaji dll? Dan akhirnya, alasan harus solat,
ngaji itu apa?
Pernah, bahkan sering. Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan
yang kedua sebagai kebutuhan Religiositas
Feeling
9 Kenapa kewajiban dan kenapa kebutuhan? Dari guru ngaji, dari AlQuran juga dibilang wajib. Dari ceramah juga. Kalo
kebutuhan, karena missal gak menjalankan rasanya tuh seperti ada yang
hilang
Religiositas
Feeling dan Ritual
10 Kenapa membeli kondom tidak harus malu? Karena kalo udah nikah mah nggak usah maluKognisi kondom
11 Lalu kenapa orang menikah beli kondom? Karena kan tergantung, ada yang ingin menunda punya anak, nggak pengen
punya anak duluKognisi kondom
12 Tadi diceritain tentang teman yang pernah
berhubungan seks, lalu apakah dia perlu
menggunakan kondom?
Sebenernya ya lebih baik tidak usah berhubungan seks, tapi ya bisa sih pake
kondom untuk menunda, untuk menghindari resiko hamil atau kena AIDS Kognisi kondom
13 Trus ada nggak temen yang pernah beli
kondom?
Pernah, kan suka diceritain dan aku juga jaga apotek kadang-kadang suka ada
yang beli kondom atau pil KB tuh remaja yang beli. Trus suka nggak
dibolehin sama kepala apotek, suka ditanya-tanyain dulu. Juga suka yang beli
orang dewasa nah itu dibolehin
FAKTA
berhubungan
dengan Kondom
14 Menurut kamu gimana tuh remaja yang beli
kondom di apotek tuh?
Miris sih, gimana ya anak muda tuh kok bisa kaya gitu kurang ilmu kurang
iman gituOpini Perilaku
15 Narkoba itu apa? Dan bisa kasih contohnya
gak?
Narkoba adalah bahan atau obat kimiawi yang menimbulkan kecanduan tapi
seharusnya itu kan buat pengobatan. Contohnya tuh seperti morfin, kokain,
gitu-gituKognisi Narkoba
16 Temen ada yang make narkoba? Dan
menurut kamu kenapa dia make?
Ada, dan mungkin karena kurang iman dan pengetahuan sih ituOpini Narkoba
17 Apa kerugiannya menggunakan narkoba? Banyak, yang jelas merusak tubuh gitu, bikin kecanduan Kognisi Narkoba
18 Temen make narkoba itu jenis apa? Kalo denger-denger mah pada pake obat batuk Dextron yang dipake dosisnya
tinggi gitu. Katanya itu bisa bikin seneng, bikin nggak beban gitu.
FAKTA
penggunaan
narkoba
19 Temen ada yang mengedarkan narkoba? Ada, tapi gatau sih siapa soalnya denger-denger aja trus aku taunya tuh
ngeliat mereka yang make narkoba itu kan matanya merah-merah gitu terus
biasanya laki-laki remaja gitu
FAKTA
penggunaan
narkoba
20 Kalo ditawarin narkoba gimana? Menolak dengan sangat. Trus aku kasih tahu kalo itu salah Opini Narkoba
21 Menurut kamu kenapa dia berjualan
narkoba?
Mungkin butuh uang sih kalo kaya begitu mahOpini Narkoba
22 Temen ada yang udah hamil diluar nikah? Ada. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin sering dan banyak. Lima
orang lebih lah, Teh
FAKTA tentang
seks pranikah
23 Keperawanan itu penting gak? Kenapa? Ya penting karena keperawanan itu kan berharga kan yang pertama kali jadi
berharga. Bangga yah kalo kita bisa memperjuangkan itu ditengah godaan
rintangan zaman sekarang
Opini
Keperawanan
24 Kalo nanti diajak berhubungan seks sama
pacar gimana?
Ya pasti menolak lah, seseorang yang baik itu yang membawa kita ke jalan
yang benarPerilaku Setia
25 Menurut kamu setia itu apa? Setia tuh ya nggak ganti-ganti pasangan Kognisi Setia
26 Kamu setia atau nggak? Kalo yang namanya zina mata aja juga disebutnya nggak setia atau selingkuh.
Apalagi aku orangnya bosenan, jadi suka cari-cari temen ngobrol gituFAKTA perilaku
setia
27 Kamu diajarin setia sama siapa? Media kaya
Facebook, iklan, FTV yang suka ditonton itu
ngaruh gak?
Ngaruh, jadi tahu gitu setia tuh kayak gimana
Kognisi Setia
28 Menurut kamu, temen-temen yang suka ganti-
ganti pacar itu gimana?
Ya terserah mereka sih, tapi aku selalu ngingetin dan emang susah ya soalnya
takut marah Opini setia
29 Pandangan kamu terhadap poligami/poliandri
gimana?
Di AlQuran kan boleh tuh, tapi kalo aku mah mending sebenernya satu aja
cukupOpini Setia
30 Kenapa temen-temen suka ganti-ganti pacar? Gak tau ya, tapi mungkin ngejar materinya, siapa bawa motor apa gitu. Kalo
dia motornya lebih bagus, ya milih sama dia. Suka kaya gituFAKTA perilaku
31 Menurut kamu remaja-remaja disini itu
gimana?
Nakal-nakal, suka liat pas waktunya ngaji tuh pada nongkrong cewek sama
cowok di pinggir jalan, mojok di tempat sepi gitu. Trus palingan boncengan
cewek cowok naik motor bareng
FAKTA tentang
remaja
32 Soal narkoba, menjaga keperawanan, setia,
tidak berhubungan seks itu menurut kamu
diajarkan nggak di agama?
Diajarin, yang sering tuh tentang setia kepada pasangan. Kalo narkoba gitu-
gitu kan ada di firman Allah, jadi gak langsung diajarin gitu Kaitan ABCD
dengan religiositas
Pewawancara : DIPTA MAHIRA
Inisial : AP, remaja 17 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : Rabu, 26 Juni 2013 pukul 9:52 pagi
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Menurut kamu olahraga dapat mencegah
penularan HIV & AIDS?
Hmm enggak menjamin sih.. tidak setuju
2 Kenapa? Ya.. ga menjamin olahraga bisa bikin kita gak tertular HIV & AIDS
3 Kamu tau gak kondom APA? Engga
4 Kalo pelindung saat hubungan seksual? Oooh tau tau tapi gak pernah liat
5 Hobi kamu apa? Nonton tv
6 Kalo main sama temen-temen? Hmm kalo di sini temen-temen pada sekolah jadi pas pulang sekolah baru
main sama temen-temen rumah
7 Disini ada pengajian ga? Di sini ada pengajian tiap minggunya. Kalo main sama temen rumah pas
pulang sekolah
Aktivitas terkait
gaya hidup remaja
Aktivitas terkait
gaya hidup remaja
Kognisi remaja
terkait sikap
Opini remaja
mengenai gaya
hidup dalam
mencegah
Pewawancara : DIPTA MAHIRA
Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : Rabu,26 Juni 2013 pukul 17:00 sore
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Kamu menolak ajakan pacar untuk
berpegangan tangan?
Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju,
2 Kenapa? Karena Aku pernah pegangan tangan pas pacaran
3 Tau HIV & AIDS ga? Tau
4 Tau tentang apanya nih? Banyak, itu kan yang narkoba bisa nyebabin HIV. Hubungan seksual juga
bisa. Tapi aku gatau kepanjangannya HIV & AIDS.
Pewawancara : DIPTA MAHIRA
Inisial : AM, remaja 17 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : Selasa, 25 Juni 2013 pukul 8:50 pagi
dan Kamis, 27 Juni 2013 pada pukul 13:00
siang
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Tau HIV? Tau yang virus menular kan yang serem bisa dari keringet, ludah gitu kan
Perilaku terkait
sikap remaja
Kognisi remaja
terkait sikap
remaja
Kognisi remaja
terkait sikap
2 Tau apa aja tentang HIV dan AIDS? hehe HIV penyakit penularan yang disebabkan oleh seks bebas
3 Selain penularan lewat seks bebas, kamu tau
penularannya dari mana lagi?
jadi penularannya ya teh dari jarum suntik, dari mana lagi ya hmm
4 Tau darimana Ami? Dari sekolah kan ada kelas ipa, biologi gitu. Dari guru juga, dari berita juga
5 Gurunya emang bilang apa? bilang.. Jangan coba-coba melakukan seks bebas karena bisa menyebabkan
HIV
6 Dia bilang darimana aja penyebab HIV dan
AIDS?
Lewat keringet, jarum suntik, interaksi seperti ini juga bisa
7 Interaksi seperti ini maksudnya ngobrol
kayak gini bisa nularin HIV dan AIDS?
Iya interaksi kayak gini, ngobrol berdekatan kayak gini
8 Kalo dari berita kamu taunya darimana? Dari iklan, dari berita juga banyak, sempet baca buku juga tentang HIV dan
AIDS. Lupa buku apa tapi pernah baca buku tentang HIV dan AIDS.
9 Kamu anak IPA? Iya hehe
10 Kamu tau ga bedanya HIV dan AIDS? Engga tau
11 Guru kamu kasih tau gak bedanya HIV dan Gak dijelasin sama gurunya
12 Oh gitu tapi kalo dari temen kamu pernah
gak ada yang kasih tau dari temen kamu
tentang HIV dan AIDS?
Tau, dia tau dari berita kan trus kita ngobrol biasa gitu ya dia bilang kalo
akibat dari seks bebas itu kan HIV. HIV kan belum ada obatnya tapi
pencegahannya ada gitu
13 Oh gitu hmm kalo pencegahan HIV dan
AIDS lewat kondom kamu tau ga kondom itu
apa?
Maksudnya?
Kognisi remaja
terkait sikap
14 Iya kondom kamu tau kondom? Tau kondom
itu apa? Gunanya apa?
Gatau bentuknya gimana, gak pernah beli tapi ya itu kan kondom gunanya
buat pengaman ya biar gak hamil kalo lagi berhubungan seks
15 Temen-temen kamu pernah cerita tentang
kondom?
Ya jadi temenku cerita tentang aku gitu kalo dia abis berhubungan badan
sama pacarnya tapu pake pengaman gitu trus gitu deh aku nanya-nanya ke dia
pengamannya apa, guna pengamnnya apa. Kalo dia gak cerita ke aku juga aku
gak tau kondom itu apa
16 Kalo tentang narkoba kamu tau ga? Kamu
tau jenisnya apa aja narkoba
Tau, aku tau jenisnya ada pil, ada suntik. Ada dilinting
17 Kamu tau dari mana kalo narkoba? Kan di sekolah ada poster-poster tuh banyak tentang narkoba trus yang
terkena penyakit kalo make narkoba entar akibatnya gimana di sekolah kan
posternya banyak
18 Kalo di sekolah kamu pernah ada
penyuluhan tentang narkoba ga?
Kalo di sekolah gak pernah ada penyuluhannya cuma tau dari poster aja
19 Ada guru gak yang pernah jelasin tentang
narkoba?
Ada guru IPA sama guru BK kadang pernah ngomongin
20 Kalo bahaya seks bebas kamu tau darimana
kalo yang tadi seks bebas?
Di berita dari TV sih banyak tau yang hamil di luar nikah gitu kalo udah
pernah berhubungan seks sama cewenya. Makanya, banyak kan yang nikah
masih muda karena hamil di luar nikah. Kebanyakan gitu tapi ya banyak juga
yang emang mau nikah muda
21 Yang kamu tau tentang seks bebas apa? Ya melakukan hubungan intim tapi belum nikah
Kognisi remaja
terkait sikap
22 Risiko seks bebas menurut kamu apa? Kalau belum muhrimnya kan dosa besar. Ngerusak diri sendiri. Kalo
udahnikah kan taunya udah gak perawan lagi.. masih mending kalo cowoknya
nerima. Kalo engga, gimana, kalo diceraikan langsung nama kita sama
keluarga jadi jelek
23 Menurut kamu penting gak sih menjaga
keperawanan atau keperjakaan?
Penting banget, karena itu merupakan suatu kehormatan yang paling penting
yang harus dijaga
24 Menurut kamu harus gak mejaga
keperawanan atau keperjakaan?
Harus lah penying kan itu kalo bukan muhrimnya dosa, trus ngerusak diri
sendiri kalo nikah kan misal dia udah ga perawan lagi kalo cowoknya gak apa-
apa, ya kalo cewek gimana kan bisa hamil aja gitu di luar nikah bikin jelek
nama keluarga, nama kita jadi jelek gitu
25 Terus gimana kamu memandang orang-orang
yang berganti-ganti pasangan gitu?
Ya gimana atuh teh, punya pacar aja kalo banyak untuk apa emang. Kita make
mobil, motor, harta-harta dia, itu kan bukan punya kita. Itu punya dia kita mah
cuma numpang. Ya, ngapain kan punya banyak pacar
25 Bagaimana menurut kamu remaja di Lewo
Baru menurut kamu?
“cowo.. di sini kan, suka dibilang-bilang gitu. ‘gue kan udah itu-itu sama
cewe itu.. makanya kan banyak yang nikah. Soalnya hamil di luar nikah.
Opini mengenai
gaya hidup
26 Kalo di sekolah temen-temen memandang
orang yang pacaran tuh gimana?
“…temen-temen Ami suka heran kenapa Ami Cuma punya satu pacar, jaman
sekarang mah punya pacar tuh tiga.. empat.. lima.. enam..”
27 Kamu pernah punya pacar di sini ga? Trus
ceritanya gimana?
Ami pernah punya pacar orang Lewo Baru yang ingin mengajak Ami
berhubungan badan, lalu abis itu Ami langsung putusin pacarnya saat itu juga.
Ami tidak pernah memakai narkoba dan Ami kurang mengetahui
perkembangan narkoba di Wilayah Cibuyut, Lewo Baru.
28 Menurut kamu kalo kondom dijual di warung
gimana trus kalo kamu beli gimana?
Malu banget kalo beli kondom di warung. Malu sama Allah, sama orang-
orang yang punya pandangan ke Ami jika pada tau Ami beli kondom di
warung.
Opini terkait gaya
hidup remaja
Aktivitas terkait
gaya hidup
Opini mengenai
gaya hidup remaja
29 Kamu suka ngaji gak di kampung ini? Ami teh dari kecil emang suka mengaji. Diajarin sholat juga dari kecil. Kalo
pergi sama sekolah juga make kerudung tapi kalo di rumah engga. Kalo
pacaran lebih baik via sms atau telepon aja, gak mau sering-sering ketemu.
Takut aja gitu nanti pacarannya kalo ketemu malah ngelakuin aneh-aneh sama
pacar Ami. Ami suka dipanggil “Bu Haji” sama temen sekolah soalnya Ami
dibilang soleh gitu sama suka jadi tempat curhatan temen-temen sekolah Ami.
30 Kalo sholat sehari-hari kamu gimana? Iya aku sholat waktu kok sholat 5 kali sehari trus dari kecil kan aku udah
ngaji juga kan ya jadi udah biasa banget udah ngaji dari kecil. Kalo sekarang
ngajinya hari rabu malem gitu
31 Kan kamu alim nih hehe tapi kamu punya
pacar dan pernah pacaran. Menurut kamu
gimana? Kamu pernah takut gak? Pas
pacaran gitu?
Ya takut ngapa-ngapain gitu kan, apalagi kalo denger ceritanya dari temen-
temen yang udah pacarannya parah kan. Sekali nyoba ngeseks, jadi ketagihan
. Ya takut, makanya aku pernah pacaran tapi gak pernah ketemuan jarang
banget Cuma smsan sama telfonan aja gitu. Sama pacarnya yang sekarang
juga jarang ketemuan paling cuma tiga kali setahun gitu dia ke rumah aku
ketemu semua anggota keluarga gitu supaya aku gak takut ada apa-apa.
keluarga juga tau aku ngapain aja sam dia kan pacarannya di rumah juga ada
mereka
Opini remaja
terkait gaya hidup
remaja
32 Oiya kamu kalo lagi waktu luang suka
ngapain?
Aku suka baca buku sama suka nonton tv. Aku juga suka bikin puisi gitu
hehe. Kalo nonton TV aku sukanya nonton Trans TV acara gitu Islam itu
Indah tentang rohani islam gitu
Kegiatan
responden saat
waktu luang
Religious Practice
terkait tingkat
religiusitas remaja
Pewawancara : OKTA RINA FITRI
Inisial : AP, remaja 16 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, pukul 11.20-
13.10
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Apa saja yang Ayi tau tentang HIV&AIDS? Gak tau itu mah Kognisi tentang
HIV&AIDS
2 Tapi pernah denger? Iya pernah denger juga Kognisi tentang
HIV&AIDS
3 Ayi dengernya HIV&AIDS itu apa? Semacam penyakit, yang susah disembuhkan, yang susah obatnya Kognisi tentang
HIV&AIDS
4 Kenapa sih seseorang bisa kena HIV&AIDS? Karena virus, tapi gak tau dari mana virusnya Kognisi tentang
HIV&AIDS
5 Emang taunya dari mana? Dengernya
gimana?
Suka ada di pelajaran IPA, katanya itu teh semacam penyakit, udah gitu aja Kognisi tentang
HIV&AIDS
6 Udah gitu aja? Gak dijelasin lebih lanjut? Enggak, begitu aja. Dijelasin sih, tapi lupa Kognisi tentang
HIV&AIDS
7 Tau gak ada perbedaan antara HIV&AIDS? Gak tau itu mah, sama sekali gak tau Kognisi tentang
HIV&AIDS
8 Kalo kondom pernah denger? Tau gak itu
apa?
Oh pernah denger itu ah. Yang saya denger kondom itu semacam buat itu,
melakukan seks, supaya tidak hamil
Kognisi tentang
kondom
9 Tau tentang kondom itu dari mana? Gimana
dengernya
Dari orang-orang, kayak temen-temen. Temen rumah. Katanya kodom itu buat
melakukan seksKognisi tentang
kondom
10 Terus kamu jadi tertarik gak beli kondom? Ih untuk apa atuh Teh. Aku mah malu, ya buat apa Afeksi mengenai
kondom
11 Kalo seks bebas tau? Pernah denger? Oh iya pernah, kalo misalnya ke warung, suka denger ibu-ibu cerita anak si
itu melakukan seks tapi belum nikah, terus saya sedih, temen saya ada yang
begitu. Malu lah gitu.
Kognisi tentang
seks bebas
12 Keperawanan itu perlu gak buat kamu? Ya perlu banget atuh Teh. Kalo gak perawan mah atuh kalo udah nikah, susah
ngejelasinyya pokonya penting banget lah Teh. Bangga dan seneng deh kalo
bisa jaga keperawanan
Afeksi mengenai
pentingnya
menjga
keperawanan
(abstinence )
13 Pernah gak ada temen yang menggunakan
narkoba?
Gak pernah Teh. Narkoba itu aja belum pernah liat. Lagian kan itu bahaya Opini tentang
narkoba
14 Kamu kalo ada temen pake narkoba gimana? Ya dijauhin aja, takut bahaya Opini tentang
narkoba
15 Kamu kalo pacaran biasanya ngapain aja? Ini Cuma di depan rumah aja, biasanya Cuma ngobrol sebentar abis pulang
ngaji
Perilaku dalam
berpacaran
16 Kan katanya sebelumnya kamu pernah
pacaran tapi pacarnya gak setia, terus
perasaan kamu gimana?
Ya kesel banget lah Teh. Opini mengenai
setia pada
pasangan
Solat, ngaji, yah gitu Teh. Ngelaksanain dong, kan wajib.
Ya walaupun solatnya kadang suka males juga.
18 Terus yang dilarang dalam agama itu apa
aja?
Yah melakukan seks gitu, cewek sama cowok gak boleh berdekatan gitu Kepercayaan
dalam beragama
17 Tau gak dalam agaa apa aja yang diwajibin?
Terus kamu melaksanakan kewajibannya itu
Praktek dalam
beragama
Ya gimana dong ya Teh. Sebenernya takut juga. Tapi gimana dong. Kan Allah
melihat kita tuh lagi berduaan.
Tapi saya sih berusaha aja untuk ngejauhin hal-hal yang dilarang walau dikit-
dikit
Pewawancara : TITO JULIANSYAH
Inisial : ER, remaja 18 tahun, laki-laki
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : , Juni 2013, pukul 11 siang
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Terus apa yang kamu tau tentang kondom? Kondon itu mencegah suatu pasangan kalau tidak ingin punya anak atau ga
mau ketularan penyakit HIV/AIDS
2 oh, gitu? Kamu tau kondom dari mana? dari temen temen yah pernah denger tapi di sini belum ada yang pernah make
3 apa yang bakal kamu lakuin jika pasangan
kamu mengajak melakukan hubungan seks
sebelum menikah?
Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik
4 oh, gitu? Malu ga kalo beli kondom? Sangat malu sekali
5 kenapa? karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting saya ga mau
berhubungan seksual
6 Pernah ditawarin narkoba ga? Sama temen
atau siapa gitu?
ngga pernah, tapi yang saya tau mah anak2 daerah kulon suka make obat
seperti pil, obat batuk anjing apa itu namanya Dextro
19 Terus udah tau dilarang tapi kok masih mau
pacaran? Perasaan dalam
beragama
Perilaku terkait
sikap remaja
Afeksi terkait
sikap remaja
Kognisi terkait
sikap remaja
7 kalo temen kamu pemake kamu mau temenan
ga?
mau, untuk ngingetin kalo itu ga baik
8 sering nongkrong diwarung kan yah itu
ngapain aja?
ya Cuma nyanyi sambil main gitar gitu sambil ngopi ngopi
9 pernah ngomongin
setia/narkoba/keperjakaan/kondom ga?
sering kalo setia mah, ya ngomongin kalo setia itu penting mending
pertahanin aja kalo ga mau dibilang playboy
10 ada temen kamu yang suka ganti2 pasangan
ga? Gimana kamu ngeliat dia
ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian juga
sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren
11 menurut kamu? Biasa aja sih yah
12 Siapa yang mensosialisasikan agama ke
kamu?
Guru ngaji saya sama guru disekolah yah
13 kenapa kamu percaya? Ada buktinyanyah di Alquran
14 Sering ikut kegiatan ibadah bersama di
masjid ga?
Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan Practice terkait
tingkat religiositas
remaja
15 kalo lagi beribadah gimana perasaannya? tenang yah, fokus aja ke Tuhan
16 Tapimkan kamu pacaran juga nih, ada
perasaan bersalah ga?
nggak yah karena terbawa jaman aja
Feeling terkait
tingkat religiositas
remaja
Belief terkait
tingkat religiositas
remaja
Opini terkait gaya
hidup remaja
Aktivitas terkait
gaya hidup remaja
Perilaku terkait
sikap remaja
Pewawancara : CHAIRUNISA PUTRI
Inisial : AP, 18 tahun, Perempuan
Tempat : Rumah Informan
Suasana : Kondusif
Waktu : 28, Juni 2013, pukul 10.30 - 11.30
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 kamu tau tentang HIV/AIDS? yah kalo tau mah eeee… penyakitnya itu kan yang hubungan seks sebelum
menikah…. Yg ganti-ganti pasangan eeee…. Taunya Cuma gitu doang teh,
soalnya dengernya cuma sedikit di tv doang, soalnya disini mah jarang yang
ngomongin
2 kamu tau dari mana tentang HIV/AIDS? dari tv.
3 Cuma dari tv aja? iya, Cuma dari tv aja, berita di tv gitu teh.
4 berita apa? Berita gimana? ya… tentang HIV kaya berita-berita di liputan 6, seputar indonesia.
5 oh… suka nonton berita gitu? iya kadang sih kalo lagi ga ada kerjaan suka nonton.
6 kalo yang kamu tau tentang kondom tuh apa
aja?
taunya mah kondom mah buat pengaman bagi cowo ya teh yah, hem kalo liat
bungkusnya sih udah tapi kalo ngeliat isinya sih belum.
7 kamu taunya darimana kondom itu? ya dari anak muda gitu teh, katanya kondom itu kaya karet gitu denger-denger
9 oh pas kamu tau itu mereka lagi
ngomonginnya gimana tuh?
katanya kalo mau aman pake kondom gitu.
Terkait dengan
sikap pada aspek
KOGNITIF
mengenai
CONDOM.
Terkait dengan
sikap pada aspek
KOGNITIF
mengenai
HIV/AIDS.
10 kamu setuju ga sih kalo ada kondom dijual di
alfa gitu?
ya setuju ga setuju sih teh, kan beda-beda ya kalo yang dipakenya ga
sembarangan ya gapapa. Kalo yang dipake sama anak muda jaman sekarang
mah ya ga boleh.
Terkait dengan
sikap pada aspek
AFEKTIF
mengenai
CONDOM.
11 kalo tentang narkoba apa aja yang kamu tau? kalo yang aku tau mah kaya… kan disini lagi rame kaya obat dextro.
12 oh terus selain itu apalagi yang kamu tau? ya paling shabu, pil, suntik gitu
13 taunya darimana tuh yang gitu-gitu? ya dari tv teh, kan artis-artis juga kan banyak yang pake. Kaya raffi ahmad
gitu kan teh.
14 kalo tentang seks bebas? eeee… kalo seks bebas mah disini juga banyak ya teh, yang hamil diluar
nikah. Jadi ngeliatnya juga gimana ya teh ya.
15 terus apalagi yang kamu tau tentang seks
bebas?
ya seks bebas tuh yang ngelakuinnya diluar nikah gitu ya teh.
16 oh… kalo disini tuh yang udah ga perawan /
perjaka banyak ga sih denger-denger?
kalo denger sih ya kan katanya disini mah banyak gitu yang katanya gadis tapi
bukan perawan gitu teh, sekarang mah pergaulannya udah bebas banget.
Terkait dengan
sikap pada aspek
KOGNITIF
mengenai
ABSTINENCE
Terkait dengan
sikap pada aspek
KOGNITIF
mengenai DRUG.
Pewawancara : DWI ANISA
Inisial : P, remaja 17 tahun, perempuan
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Tenang, Berduaan
Waktu : Jumat, 28 juni 2013 pukul 19:09 -
20.00
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 mau Tanya masalah remaja disini. Tentang
masalah kemarin (pergaulan remaja)
kemarin. Penasaran aja. Karena ini desa tapi
kenapa mereka bisa melakukan hal kaya
gitu?(seks bebas)
mungkin Karena teknologi yang masuk kesini (Handphone). Tapi mereka
belum bisa secara dewasa mengolahnya. Selain itu, ada dorongan-dorongan
dari luar atau motivasi dari luar. Mereka juga belum tau akibatnya kaya
gimana. Jadi, bagusnya kalo kita bisa kasih tau mereka, kalau jangan seperti
itu (seks bebas). Kasian banget sih sebenernya.
Opini Remaja:
seks bebas
2 Ada yang mau aku tanyain, temen aku dapet
informasi kalo ternyata disini pergaulannya
seperti track-track-an. Bener ga sih?
Ya emang ada sih anak-anak yang suka nongkrong kaya anak-anak ABG
seumuruan SMP-an. Bukan disini sih kebanyakan (tempatnya). Mereka
biasanya di jalur bandrek.kalo ga dijalur Soka Lembangan. Pernah juga ke
Cibatu. Cibatu juga sering.
Informasi
mengenai waktu
menghabiskan
waktu luang
remaja (Track-
track-an)
3 Ada informasi nih, tapi aku ga bisa tau siapa
informannya kalo ada yang mengenai
pengedar tapi belum sebesar pengedar. Dia
suka nawar-nawarin ke orang-orang. Pernah
denger ga?
Orang yang ngedar dan make sih banak. Keliatan dari tataan matana. Mereka
biasanya menyalahgunakan obat.Opini mengenai:
narkoba
4 Tapi yang aku maksud, narkoba beneran loh kalo misalna narkoba benerannya sih belum tau, belum pernah denger.
5 Kamu ada ga selentingan denger kalo dari
segi pergaulan, dusun dua lebih jelek dari
dusun satu? Kamu ada ga informasi yang
bisa di sampaikan?
Disni yang kaya gitu sekarang udah banyak. Kalo sama kakak, aku sih jujur
aja, karena apa? Kakakku sama orang tua pacarnya kurang disukai. Dia (orang
tua pacar kakaknya) emang cari yang lebih kaya dari dia. Yah namanya juga
orang tua. Walaupun udah ga diizinin, mereka tetap abis-abisan
mempertahankan. Kalo ngomongin seks aku jadi gimana gitu. Karena kakak
aku juga kaya gitu (seks bebas). Tapi dia kaya gitu, aku ga mau bikin malu
keluarga. Aku nutupin, karena memang banyak disini yang kaya gitu, apa lagi
ditempat kakak tinggal mah banyak yang kaya gitu (dusun 1)
Informasi
mengenai: Dusun
6 Kamu kan pacaran nih, ada bayangan ga buat
ngelakuin hal kaya gitu? Kan pasti tuh
perasaan pengen kaya gitu ada?
Kalo aku sendiri sih jujur aja, yang namanya rasa ingin tau pasti gede, gitu.
Tapi aku sih kembaliin lagi ke diri aku. Kalo aku mau dinodain kaya gitu,
pasti hidup aku bakalan ancur. Gitu aja. Aku juga pastihidup aku ga bakalan
teratur, awur-awuran. Ga mikirin orang tua aku kaya gimana, pengorbanan
mereka buat nyekolahin aku gimana. Istilahnya mereka keluarin keringat buat
aku. Kalo emang pengen tau, salurin ke jalur yang bener. Kalo ga dilandasi
pengetahuan dan agama yang kuat, pasti bisa ngerti.
Opini remaja
mengenai seks
bebas
7 Kalau dilihat kan keluarga kamu agamis
(Ayah guru mengaji). tapi, jaman
sekarangkan agama ga bisa dijadiin landasan
seseorang baik atau enggaknya. Untuk
menjaga keperawanannya?
Iya sih bener, emang bener. Aku pacaran pegangan tangan. Aku ga munafik.
Tapi aku kalau pacaran dirumah. Lagian orang tua aku ga ngelarang. Asal aku
batasan. Aku kalo pacaran dirumah.kan lebih asik dan ga perlu backstreet.
Aku juga ngobrol bareng orang tua aku. Apalagi sekarang orang tua aku udah
kecolongan satu. Aku ga mau bikin orangtuaku malu terus menerus.
Latar belakang
pendidikan ayah
dengan sikap
remaja
8 Pasti kan ada rasa pengen peluk atau cium
kalo sama pacar. Kalo kamu gimana?
A: pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya
gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin hidup
kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai harganya.
Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa mau
dihancurin gitu aja.
9 menurut kamu HIV/AIDS itu apa sih? aspek sikap-
psikomotor
10 Pendapat kamu mengenai kondom dijual di
warung-warung gimana? yaaa kaya jualan
permen gitu deh. Gampang di temuin gitu.
menurut mput mah seharusna pemerintah juga ikut berperan penting dalam
hal ini. Karena menyangkut pada perkembangan generasi muda kita dengan
adanya pelanggaran bagi setiap penjual kondom. Jadi, jangan dibiarkan
beredar dengan segampang itu. Cukup hanya berada di tempat yang
semestinya, seperti bidan atau dokter yang emang kegunaanya bener buat
orang yang udah nikah untuk dijadikan alat kontrasepsi.
Aspek sikap-opini
Pewawancara : FATHI
Inisial : AH, 17 tahun, laki-laki
Tempat : Rumah Responden, Teras Rumah
Suasana : Wawancara dilakukan oleh dua
pewaeancara dan satu responden
Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, jam 13.00-
14.30
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Apa yang kamu tahu tentang HIV & AIDS? HIV itu sejenis penyakit yang paling mematikan karena kalau terkena maka
akan batuk terus-terusan ga bisa sembuh dan belum ada obat yang langsung
sembuh. HIV & AIDS itu penyakit yang rata-rata disebabkan oleh hubungan
wanita dan laki-laki dikarenakan mungkin tdak bisa mengontrol hawa nafsu
dan terbawa oleh zaman modern, mencontoh budaya barat.
2 Tahu dari mana? Bisa dari media televisi, ada suka dari dinas kesehatan yang suka kesekolah,
dari buku, dari pengetahuan agama dari ustadz, dan dari ilmu kitab-kitab.
3 Apa yang kamu ketahui tentang kondom? Kurang tahu. Alat kontrasepsi untuk melakukan hubungan seksual, dan
biasanya dijual di toko-tokoo tertentu.
4 Kamu tahu darimana? Dari media, kalau dari sekolah jarang.
5 Kamu tahu narkoba? Narkoba itu sejenis obat untuk kesehatan, obat bius, untuk menenangkan.
Tapi remaja sekarang disalahgunakan untuk menghilangkan stres dan untuk
apalah. Sebaiknyaa untuk kesehatan saja jangan disalah gunakan. Jenisnya
bisa macam-macam, bisa disuntik, bisa berbentuk pil diminum.
6 Kamu tahu dari mana? Dari sekolah dan media-media.
7 Apa yang kamu ketahui tentang seks bebas? Kurang tahu. Seksbebas itu pergaulan yang tidak terkontrolkarena disebabkan
terbawa. Dan orang tua perlu mengawasi bagaimana anak-anaknya bergaul
dengan siapa, dimana, dan menyekolahkan disekolah yang peraturannya ketat.
Kognisi remaja
8 Menurut kamu keperjakaan atau
keperawanan itu penting atau tidak?
Penting sekalli karena keperawanan harus dipertahankan hingga nikah, karena
itu sebuah kewajiban. Kalau tidak bisa dipertahankan akan mendapatkan dosa
yang sangat besar, dan didunia akan dicabut juga aura mukanya, dan mungkin
juga akan dijauhi oleh teman-temannya. Jika itu suatu perbuatan yang tidak
disukai.
9 Setia it seperti apa? Setia itu jangan mengecewakan orang dan jangan membebankan orang.
Kesetian itu juga harus dipegang hingga hayat nanti.
10 Apa yang kamu rasakan ketika menjaga
keperjakaan?
Rasa perjaka itu lebih tenang karena tidak pernah melakukan hubungan itu
yang dilarang dan tidak baik.
11 Bagaimana jika kamu diajak berhubungan
badan?
Saya akan menolak dan mengingatkannya untuk apa berbuat itu karena akan
merugikan saya dan tentu dirinya.
12 Kalau suatu saat kamu melakukan hal itu
bagaimana?
Saya usahakan untuk meminta saran dan kalau bisa minta dibawa kejalan
yang benar lagi
13 Kamu malu tidak kalau membeli kondom? Malu, karena kalau saya membeli beerarti saya akan melakukan hubungan itu.
Karena dalam agama islam kalau ada yang melakukan hubungan seks seperti
itu (dluar nikah )akan dilaknat 40 rumah dikiri, kanan, depan dan belakang.
Jadi akan terkena semua orang itu dosanya.
14 Disini kondom bisa didapat dimana? kurang tau a
15 Bagaimana perasaan kamu ketika pasangan
kamu tidak setia?
Belum pernah pacaran
16 Kalau seandainya sudah nikah nanti? Ya kecewalah dan bertanya kenapa melakukan hal seperti itu? Apakah saya
tidak mampu membahagiakan?
17 Kenapa tidak pacaran? Mungkin karena saya dipesantren dan banyak pelajaran yang menerangkan
hal itu jadi terus tereingat hal itu, jadi terus teringat.dalam islam juga ga ada
pacaran itu, adanya khitbah (lamar) langsung.
Aktivitas remaja
terkait HIV &
AIDS
Afeksi
Opini remaja
18 teman kamu ada yang melakukan seks
bebas?
Tidak ada kalau teman
19 Temen kamu ada yang menggunakan
narkoba?
Ga ada, yang nawarin juga gaada. Cuma rokok mungkin yang nawari.
20 Kamu biasanya nongkrong dmana? Biasanya dipesantren
21 Waktu luang dimana? Di pesantren. Bisa bantu-bantu, atau mungkin bagian peratanian ngurusin
pertanian. Banyak bidang-bidangnya di pesanten itu, komputer juga ada.
22 Kamu hobinya apa? Sepak bola kalau ada waktu luang dan ada temen main bola.
23 Pulang sekolah kamu biasanya kemana? Abis sekolah diasrama. Di pesantren paling seminggu sekali bisa pulang bagi
yang aktif
24 Kamu pernah mengajukan pendapat tentang
kondom, kesetiaan, narkoba?
Kalo kondom pernah. Tapi kalau kesetiaan belum. Kalau narkoba bisa sama
guru yang tahu tentang itu. Kalau temen yang memiliki pengetahuan lebih
tinggidari saya mungkin ditanyain.
25 Setelah kamu mendapatkan pengetahuan ada
perubahan apa yang kamu rasakan?
Ya mungkin ambil yang baik-baiknya aja
26 Kamu sering nonton TV? Jarang nonton TV. Kalau ada bola ya mungkin nonton.
27 Temen kamu ada yang pacaran? Ada kalau yang pacaran
28 Kalau yang ganti-ganti pacar? yang ganti-ganti pacar ada juga
29 Gimana kamu melihat mereka? Mungkin keimana belum kuat. Mungkin hawanafsu yang terlalu kuat. Dan
mungkin juga pergaulannyaterlalu banyak dengan orang luar (pesantren)
30 kalau temen-temen disekitar rumah kamu? Kalau disini banyaknya anak-anak. Kurang tahu banyak yang merantau
31 Kamu pesantren dari kapan? Dari SMP pesantren
Aktivitas remaja
terkait HIV &
AIDS
32 Ada tidak temen kamu yang berhubungan
seks sebelum nikah?
Temen yang berhubungan sebelumnikah ga ada
33 Kalau yang pernah beli kondom? Ga tau ya kalau beli kondom
34 Di pesantren ada anak yang nakal? Kalau anak nakal banyak. Kan dipesantren itu nakal-nakal biasanya,ya untuk
memperbaiki kelakuannya. Ya kalau berteman itu harus pilih-pilih, yang
nakal harus dijauhi kalu bisa di ajak biar baik.
35 Kamu aliran islamnya apa? Kalau disini mazhabnya ahlussunnah wal jamaah
36 Kamu solat subuhnya pake kunut? Kalau disini ya pake
37 Apa dalil untuk narkoba? Innamal khamru wal maisiru, mungkin bisa pake itu (ayat diharamkannya
sesuatu yang memabukkan).
38 Maksudnya apa? Ya jangan dilakukan karena itu untuk kebaikan manusia juga. Rasulullah juga
bertahap dalam melarang hal itu
39 Apa dalil berzinah? Yang saya tahu "wala takrobu zinah", jangan sekali-kali mendekati zinah.
Termasuk berpandangan mata tidak boleh.
40 Kalau tentang kesetiaan? Mungkin bisa “alaufatu rasadu lisadah”. Mengasihi, dikasihi sesama manusia
harus dipegang teguh.
41 Dipesantren pernah dikasi tahu tentang
kondom?
Belum pernah
42 Bagaimana kamu memeraktekkan agama
mu?
Mungkin kalau azan langsung ke masjid. Jangan buang-buang waktu tidak
baik.
43 kalau yang berkaitan denga hubungan
sesama manusia?
Bisa dengan tatacara musyawarah
44 Kamu solat berjamaah berapa kali sehari? Solat berjamaah lima waktu
Praktik beragama
Keyakinan
beragama
Aktivitas remaja
terkait HIV &
AIDS
45 Apa motifasi kamu untuk solat berjamaah
lima waktu?
Mungkin karena kesibukan masing-masing dan mungkin karena solat jamaah
terasa bagi saya berkahnya dan pahalanya besar. Dan juga untuk melatih
kebersamaan dan silaturahmi.
46 Kamu ngaji (membaca alquran) berapa kali
sehari?
Ya kalau sering bisa sepuluh kali dalam sehari, terutama bulan ramadhan.
Kalau jarang bisa lima kali dalam sehari.
47 Apa motifasi kamu? Untuk menjalankan perintah allah dan menjaga hawa nafsu dari hal-hal yang
tidak diinginkan
48 Di pengajian ada tidak di beritahu tentang
HIV & AIDS, setia pada pasangan, narkoba,
dan kondom?
Kalau itu ada ya, babnya juga dikhususkan seperti bab nikan, bab hal-hal yang
memabukkan, dll.
49 kalau kondom dan narkoba? Kalau kondom jarang tapi kalau narkoba sering
50 Apa yang kamu rasakan ketika berdoa? Yang saya rasakan deket dengan Allah, damai, dan merasa dicerahkan
jalannya.
51 Apa yang kamu rasakan kalau berpacaran? Mungkin kalau sudah waktunya bahagia dan kalau belum waktunya ya merasa
bersalah.
52 Kapan waktunya menurut kamu? Mungkin kalau sudah menghasilkan rezeki yang banyak
53 Apa hukumnya dalam islam? Ya kalau dalam islam tidak boleh dan langsung di khitbah (lamar) seharusnya
54 Apakah kamu ingin berpacaran? Ya dikhitbah dulu tidak seperti remaja sekarang
55 Apa yang kamu rasakan dari pelajaran
agama?
Hati saya tentram bisa melakukan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang
dilarang
56 bagaimana kalau agama bertolak belakang
dengan keinginan kamu?
Ya kalau hawanafsu sebuah keanginan dan susah unutuk menahannya dan
sering lupa. Kalau seudah melakukan hal itu saya menyesal dan suka ada
ganjarannya.
Perasaan dalam
beragama
Praktik beragama
Pewawancara : HALIDA NUFAISA
Inisial : SN, 17 tahun, laki-laki
Tempat : Rumah informan, ruang tamu
Suasana : Hanya berdua
Waktu : 14.00-15.15
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Kamu pernah denger ada berita tentang
pentingnya menjaga keperawanan?
Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh hati-
hati sekarang
Dimensi Aktivitas
Terkait
Keperawanan
2 Kalau lagi ngobrol soal narkoba, pernah
memberi pendapat sendiri kepada teman,
keluarga, atau siapapun mengenai bahaya
narkoba?
Ohiya, pernah, pernah, tetapi tidak sering. Apalagi kan teman ada yang jadi
pengedar narkoba yah.
3 Oh ada? Saha? Tinggal di kampung sini? Bukan atuh, teman di madrasah (SMA)
4 Kalau lagi berhubungan badan kan ada juga
yang pake kondom, tau soal kondom?
Tahu, pernah denger waktu ada penyuluhan dari UIN, tapi saya kurang tahu
bentuknya seperti apa
5 Oh yang kamu tahu fungsi kondom apa? Oh kondom tuh buat mencegah kehamilan kan
6 Kamu tahu HIV/AIDS? Oh tau teh, itu penyakit menular kan?
7 Iya bener, pernah ada penyuluhan di
sekolah?
Pernah teh dari polisi dan puskesmas
Dimensi Kognitif
Terkait HIV/AIDS
Dimensi Kognitif
Terkait Kondom
Dimensi Aktivitas
Terkait Narkoba
8 Ohiya, kalo gitu boleh sebutin apa aja yang
kamu tahu soal HIV/AIDS?
HIV/AIDS itu penyakit menular yang disebabkan virus HIV yang berkembang
menjadi AIDS. Orang yang kena HIV belum tentu kena AIDS ya teh?
9 Iya lanjut aja Nah penularannya itu dari hubungan intim, terus narkoba yang disuntik, sama
ibu hamil kalo kena AIDS anaknya pasti kena
10 Terus kalo kondom tahu? Tahu kok
11 Tahu darimana? Dari temen, orang tua juga
12 Kata temen itu apa? Kata temen itu semacem pelindung aja
13 Kalo orang tua? Orang tua bilangnya itu alat untuk berhubungan seks biar nggak hamil
14 Kalo narkoba apa aja yang kamu tahu? Narkoba tuh ada golongan 1, golongan 2 tapi aku lupa, yang aku tau ada
heroine, ekstasi, dextri, yg berbentuk pil, ganja
15 Soal narkoba tahu dari? Dari temen, penyuluhan, buku dari sekolah, buku penyalahgunaan tentang
narkoba
16 Menurut kamu penting nggak sih jaga
keperawanan?
Penting, soalnya, gini yah, disuruh juga dalam agama, ada suatu kebanggaan
tersendiri gitu
17 Oh gitu, selain kebanggaan ada lagi? Rasa terhormat, terus berasa dihargai gitu sama orang-orang
18 Emang orang sini kalo tau udah nggak
perawan langsung nggak dihargai?
Jadi dikucilin gitu, yang nemenin keluarganya sendiri, terus juga kalo
misalnya lewat suka ada yang nyindir gitu ibu-ibu bilang, “eh kasian ya si anu
teh punya anak haram”
19 jadi kamu ada rasa takut karena itu? Iya takut banget
20 Terus narkoba, perasaan kamu gimana kalo
ada yang pake?
Takut juga, takut soalnya kayak takut dipaksa
Dimensi Afeksi
terkait narkoba
Dimensi Afeksi
Terkait
Keperawanan
Dimensi Kognitif
Dimensi Kognitif
Terkait HIV/AIDS
21 Jadi takut juga temenan sama orang yang
kena narkoba?
Takut banget langsung jauhin
22 Terus misalnya, maaf nih agak sensitif,
misalnya ada pacar kamu yang ajak
berhubungan badan gitu, kamu gimana?
Takut juga, langsung aku putusin, sama aku tampar aku usir Dimensi Afeksi
terkait
keperawanan
23 Kalo untuk berhubungan badan, misalnya
kamu tiba-tiba diajak pacar kamu gimana?
Aku nggak bisa bayangin teh, takut, aku marah kalo sampe iya aku tampar
usir dari rumah
24 Kamu kalo diajak narkoba gimana? Aku pernah diajak narkoba gitu, minum dekstro tapi aku bilang mending jajan
di warung aja
25 Ada dampaknya nggak sih setelah kamu
ngomongin bahaya narkoba, seks bebas, dll?
Lebih hati-hati sih, ada juga rasa takut kalo sama laki-laki yang bandel, yang
bibirnya item, yang ditindik
26 Kamu ngeliat orang yang suka ganti-ganti
pasangan gimana?
Benci aja gitu teh
27 Temen kamua da yang pernah beli kondom? Enggak sih, tapi tetep nggak suka aja kalo ada yang beli, emang udah yakin
gitu nikah sama dia.
28 Menurut kamu apa yang dilarang dalam
agama?
Meninggalkan solat, melakukan seks bebas, dll
29 Kamu percaya itu dosa? Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong sama
orang tua jadi ada rasa takut
30 Ohiya, kamu sering ikut pengajian ya? Selain
ngaji ngapain aja? Maksudnya ad akegiatan
lain selain diajar ngaji? Terus berapa kali
seminggu?
Sekarang paling tiap senin, terus paling pas ngaji diajarin soal pacaran, nggak
boleh berduaan di tempat gelap, terus menasehati dalam kehidupan sehari-
hari, intinya tetap kebaikan
Dimensi Praktek
Keagamaan
Dimensi Afeksi
terkait narkoba
Dimensi
Keyakinan
Dimensi opini
Dimensi perilaku
31 Kalo masalah praktek agama, pernah ada
konflik batin nggak antara ajaran agama
sama perilaku?
Ya paling saat pacaran sih, kenapa dilarang gitu hehehe
32 Kamu kalo lagi berdoa perasaannya gimana? Tenang gitu, lega, kayak bisa deet sama Allah
Pewawancara : JHANE
Inisial : LA, 18 tahun, Remaja Perempuan
Tempat : Warung Mang Ence
Suasana : Cukup Ramai
Waktu : 28 Juni 2013, 14.00 - 15.00
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Kalau ngaji tiap hari dan jam berapa? Tiap hari teh. Jam abis magrib sampe jam delapan
2 Oh, gak ada liburnya ya? Gak ada. Malam jumat juga yasinan
3 Kyainya dari mana? Dari situ teh (menunjuk rumah sebelah) tetangga
4 Oh. Eh, kalau disini orang laki kalau suka
sama cewr gak langsung dilamar ke orang
tua ya?
Iya teh. Disamper ke rumah
5 Kalau pacaran juga bilang minta izin gak ke
orang tua?
Ya, kalau pacaran mah kadang-kadang aja izinnya
Aktivitas terkait
gaya hidup
Dimensi Feeling
6 Beneran ada cewe atau cowo? Cewe teh
7 Kelas berapa? Kalau masih lanjut ya harusnya sama dengan aku, baru lulus SMP
8 Kamu sahabatan? Terus ditawarin pernah
gak?
Iya sahabatan. Aku pernah ditawarin gitu tapi belum liat obatnya. Kata orang-
orang sih kecil-kecil gitu. Namanya dextron.
9 Terus sekarang masih main gak sama dia? Udah engga. Katanya mah orang-orang dia juga udah gak make
10 Emang dia dapat dari mana? Harganya
berapa?
Harganya katanya 5000 teh banyak. Dia dapet dari pacarnya terus ada
temennya yang di RT 001 juga perempuan suka make
11 Oh gitu, sekarang gimana? Ya gak tahu juga. Sekarang mah dia juga udah kumpul lagi gitu. Udah gak
pake obat juga kata orang-orang. Ohya itu dia teh anaknya (menunjuk ke
jalan, ada seseorang memakai hot pants dengan muka pucat tebal dengan
bedak seperti habis mandi sambil mengedarai motor)
12 Kamu tahu HIV/AIDS gak? Dari mana? Tahu teh. Pernah denger dari temen SMP
13 Nah, temen kamu orang yang pakai narkoba
bisa kena AIDS gak?
Bisa teh
14 Hmm terus selama ini kamu punya pacar?
Berapa kali?
Ada teh. Pernah pacaran 10 kali
15 Wah, pacarnya orang mana dan umurnya
berapa?
Pacarnya umur 23 tahun (sedangkan ia berumur 17 tahun) Orang Cibuyut teh
16 Orang tua tahu gak? Tahu teh
17 Terus gimana pacarannya? Udah pegang Udah teh
18 Pelukan? Belum teh
19 Gimana kamu teh alirannya apa? NU teh
20 Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahayanya
narkoba?
Pernah
Keyakinan terkait
religiousitas
Kognisi terkait
sikap remaja dan
aktivitas terkait
gaya hidup
Aktivitas terkait
gaya hidup
21 Kayak gimana? Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu
haram, kenapa harus didekati bahkan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari
lawan jenis juga
22 Kamu setuju? Kenapa? Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita
23 Terus ustadznya bilang apa lagi? Ya kita harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat
keimanan dan lihat mana baik mana yang salah
24 Hm, tapi kamu pernah pacaran? Iya, kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetep
pacaran. Ya pacaran untuk jadi penyemangat sekolah sih
25 Terus? Ya ada enaknya ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang perhatiin,
enggaknya kalau disakitin ya engga enaklah teh hehe
26 Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah? Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowo kan
mabok, kalau kita ya di rumah aja
27 Oh gitu, terus pacarannya? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang, kalau mikir negatif
ngeri juga teh kalau sampai berlebihan
28 Terus? Ya kalau mikir-mikir jaran agama ya ngerilah gak kira yang kita perbuat tapi
menimbulkan dosa
29 Kalau soal kerudung? Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung gerah tahu
30 Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir
negatif ngeri kalau sampe berlebihan. Di mata saya ada yang baik tapi mata
keluarga tidak baik tapi jadi nekat-nekatnya
31 Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ngeri lah gak kerasa yang kita perbuat tapi
nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman ya tolak
32 Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau
ada temen yang pakai narkoba?
ya lemah agama orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya tehPerasaan terkait
religiousitas
Perasaan terkait
religiousitas
Keyakinan terkait
religiousitas
33 Terus, kalau kelar ibadah gimana rasanya? Ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal
34 Eh, iya balik lagi kalau soal kerudung? Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung. Shinta aja bilang ngapain
pake kerudung gerah gitu
35 Kalau pacaran? Ya kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan
36 Ya, coba ceritain pas kamu pertama kali tahu
kondom
Iya waktu itu aku sama Lilis (sepupu) jalan naik motor ke Alfamat buat beli
obat terus Lilis kasih unjuk ke aku. Aku bilang “Neng, ieu teh apa?”, dia
bilang, “cena teh kondom” merknya Sutra. Ekspresi Lilis teh juga ketawa-
tawa
Kognisi terkait
sikap
37 Ayu dari bangun sampe tidur lagi
aktivitasnya apa gitu?
Ya pagi-pagi teh beres-beres. Siangnya diam aja, main sampe sore. Keluar
juga kalau ada yang ajak. Kalau engga ya di dalam aja. Pas magrib ya ngaji di
masjid ngaji kitab kuning
38 Isinya apa aja? Ya tentang bagaimana cara berperilaku dengan baik. Terus ada juga cara
bagaimana melayani suami dengan baik
39 Wah, terus kamu sukanya nonton apa? Suka FTV di SCTV dan Tukang Bubur Naik Haji
40 Gimana kamu teh alirannya apa? NU teh
41 Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahaya
narkoba?
Pernah
42 Kayak gimana? Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu
haram, kenapa harus didekati bukan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari
lawan jenis juga
43 Kamu setuju? Kenapa? Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita
44 Terus ustadznya bilang apa lagi? Ya, kita juga harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat
keimanan dan lihat mana baik dan mana yang salah
Keyakinan terkait
religiousitas
Aktivitas terkait
gaya hidup
Perasaan terkait
religiousitas
45 Hm, tapi kamu pernah pacaran? Iya kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetap
pacaran. Ya pacaran untuk penyemangat sekolah sih
46 Terus? Ya ada enaknya dan ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang
perhatiin, enggaknya kalau disakitin ya engga enak lah teh hehe
47 Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah? Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowok kan
mabuk, kalau kita ya di rumah aja
48 Oh gitu, terus pacarannya? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif
ngeri juga teh kalau sampai berlebihan
49 Terus? Ya kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kira yang kita udah
perbuat tapi nimbulkan dosa
50 Kalau soal kerudung? Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung, gerah tahu
51 Apa yang kamu ketahui tentang HIV/AIDS? Penyakit yang dari seks yang bisa menular ketika berganti pasangan
52 Terus? Iya dari ciuman juga bisa kali ya teh hehe
53 Hm bisa diceritain gak gimana isi makalah
kamu? (makalah tugas dari guru olahraga
tentang HIV)
Hm udah pada lupa teh hehe. Ya isinya tentang bahaya narkoba, mencegah
bahaya narkoba, jangan bebas bergaul, hindari teman-teman yang salah gaul.
Hindari merokok. Kalau HIV/AIDS Cuma disinggung dikit. Juga gak ada
kondom di makalah
54 Tahu cara mencegah seks? Demi hubungan seks harus jaga diri aja. Dari pasangan dalam suami istri,
jangan kawin cerai. Harus menentukan satu, jauhi seks bebas
55 Kalau yang tentang kondom? Iya pernah denger tentang kondom, tapi lihat teh belum pernah dari teman
rumah. Waktu itu jalan berdua sama Lilis naik motor ke Alfamart cari obat
batuk. Lilis bilang ke aku, “neng ini teh apa?” sambil nunjuk kondom. Aku
teh gak tahu. Dia bilang “cena ieu kondom”. Merknya Sutra. Terus dia
bilangnya sambil ketawa-tawa
Koginisi,
perasaan, dan
perilaku terkait
sikap
Perasaan terkait
religiousitas
Keyakinan terkait
religiousitas
56 Kalau seks bebas? Tahu dari sekolah 3 SMA. Dari pelajaran fikih di bab apa kitu teh lupa.
Misalnya bunyinya, remaja zaman sekarang itu terlalu bebas ya (guru yang
jelasin). Kita harus menghindari seks bebas di luar nikah. Ya milih teman
juga harus yang baik.
57 Terus penting gak menjaga keperawanan? Penting lah teh. Soalnya kita kan pengen juga pacarnya perjaka dan
perjakanya juga mau perempuan perawan. Di fikih itu suka mengingatkan
juga misal tentang pergaulan bebas harus menjaga
58 Hm, perasaan kamu bisa ngejaga
keperawanan?
Alhamdulillah senang lah teh. Sampai ada kan ya demi uang jual
keperawanan. Pasti itu dosa besar. Belum nikah udah menggadaikan. Sayang
lah teh. Belum nikah udah kasih yang lain
59 Kalau perasaan kamu tentang narkoba? Narkoba itu jangan sampelah tadi. Ada cowo temen yang curhat bilang
temennya sampai narkoba. Kecewa juga kalau ada orang yang pakai itu.
Ngapainlah.
60 Oh, kalau beli kondom malu gak? Ya malu lah teh
61 Kalau tentang pacar yang gak setia? Ya sedih lah teh orang yang kita cintai dikiranya mah baik ternyata dia begitu.
Temenku pernah teh. Cewenya yang disakiti
62 Oh, kalau perilaku pacaran kamu gimana? Dari kelas 7 SMP teh pacaran
63 Udah ngelakuin apa? Waktu pacaran teh belum ngapa-ngapain. Cuma ketemu sewajarnya aja.
Cuma main ke rumah cowo di Kidul. Sama-sama kenal orang tuanya. Sebatas
pegang tangan aja. Kalau lebih takut nanti kalau dikasih nagih nanti dia
berani
64 Oh, kalau ada temen kamu yang begitu
bagaimana?
Maunya menasehati. Ya teteh misalnya mau pakai, saya tahu itu barang-
barang haram. Lalu dekati secara halus biar luluh
65 Kalau ada waktu luang ngapain aja? Ya seringnya di rumah aja
Aktivitas terkait
gaya hidup
Koginisi,
perasaan, dan
perilaku terkait
sikap
66 Hobinya kamu apa? Hobi voli
67 Masih gak? Udah engga teh. Waktu sekolah aja. Udah dua tahun belakangan gak main
voli udah pada nikah dan gengsi gitu. Ya, tinggal Ayu aja yang belum nikah
68 Hehe. Kalau pulang sekolah dulu ngapain
aja?
Ya, langsung pulang aja teh
69 Kalau sekarang? Udah lulus mah pagi beres-beres. Siangnya diam aja sampe sore. Kalau gak
ada yang ajak main ya gak main. Magrib ngaji di masjid, ngaji kitab kuning
70 Biasanya ngobrol-ngobrol sama temen
dimana?
Rumah Shinta atau yang tadi bakso (bakso Ibu RT 01 RW 01)
71 Oh, manfaatnya ngobrol apa? Ya akibatnya jadi tukar pikiran gitu dan pendapat. Contohnya yang lagi ada
masalah keluarga
72 Suka nonton apa aja? Suka FTV di SCTV. Tukang Bubur Naik Haji hehe
73 Suka niruin gak? Iya sinetron yang baik-baik baru diikutin
74 Menurut kamu, ada gak temen kamu yang
pergaulan bebas?
ada teh temen deket. Sering denger juga temen dekat diajak-ajak. Khawatir
aku
75 Kalau pengajian dimana? Mungkin itu kewajiban. Dari kecil rajin ke masjid. Kesini bergaul tapi jadi
cukup jarang ngaji. Suka nasehatin orang yang pakai. Kalau engga ngaji
gimana gitu
76 Hm terus kamu pakai kerudung gimana? Dari kelas 1 SMP teh. Tapi buka-buka gitu. Malu juga teh sekarang kalau gak
pakai kerudung. Karena anak kecil aja juga pakai
77 Terus kalau ceramah? Abis ashar ada ceramah pakai Basa Sunda. Ustadznya ganti-gantian rutin tiap
minggu. Jumat sampe 5.30 sore
78 Kalau singgung narkoba ustadznya? Belum
Praktik terkait
religiousitas
Aktivitas terkait
gaya hidup
79 Setia pada pasangan? Pernah nikah, ya pernah pacaran. Kalau ganti-ganti ya gak wajar. Harus
sering menjaga dan jangan tergoda oleh orang lain.
80 Kalau ceramah di TV sukanya apa? Jarang nonton sekarang. Dulu Qurota’ayun seneng. Ceramahnya gak terlalu
serius soalnya. Kalau Mamah Dedeh serius
81 Terus dipraktikan gak? Sama kaya tadi. Ya dipraktekin ya mau atuh teh contoh yang baik
82 Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka beda teh. Lagi dapat masalha ya kalau cowo mabuk kalau kita mah di
rumah aja. Padahal baca Quran buat tenang
83 Terus mikir apa pas pacaran? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif
ngeri kalau sampe berlebihan. Dimana di mata saya ada yang baik tapi di
mata keluarga tidak baik tapi jadi rekat-rekatnya
84 Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kerasa apa yang kita perbuat
tapi nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman yan kami tolak
85 Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau
ada temen pakai narkoba?
Ya lemah agama, orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya teh
86 kalau udah ibadah gimana rasanya? ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal
87 Eh iya, balik lagi kalau soal kerudung? Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung Shinta aja bilang ngapain
pake kerudung gerah gitu
88 Kalau pacaran? Ya, kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan
Perasaan terkait
religiousitas
Praktik terkait
religiousitas
Pewawancara : JHANE
Inisial : Mang Endah (guru ngaji RW 1), laki-
laki
Tempat : Tempat Pengajian
Suasana : Kurang Kondusif
Waktu : 28 Juni 2013, pukul 11.00 - 11.20
No Pertanyaan Jawaban Keyword
1 Pak ngajar ngajinya kapan aja? Rutin dari jam 2-4 anak SD, remaja itu 4-6 sore. Kalau magrib yang rame dan
umum
2 Oh bapak dari kapan ngajar dan dari
pesantren mana?
Dari tahu 93. Dari Pesantren Raudhatul Mufawasilah dari Cianjur
3 Oh kegiatannya apa aja pak? Ya, baca kitab kuning tiap hari Al-Qurannya satu ‘ain aja
4 Oh terus gimana bapak jelasin perilaku
remaja di pengajian?
Ya kurang lebih, jangan pernah mencoba narkoba. Sekali mencoba maka akan
ketagihan seterusnya.
Pewawancara : YASSERINA RAWIE
Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Perempuan
Tempat : Rumah informan, di tempat bakso
RW 1 (bawah)
Suasana : Agak berisik (ada suara radio)
Waktu : 28 Juni 2013 pukul 13.00-14.15
WIB
Praktik terkait
religiousitas
NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords
1 Waktu itu kamu bilang biasanya kamu kalo
lagi ada waktu luang kan dirumah. Selain
dari itu dimana lagi?
Ya seringnya dirumah sih teh, soalnya saya juga belum terlalu kenal sama
temen-temen disini
2 Oh gitu ya, suka ngumpul-ngumpul bareng
gak?
Suka sih tapi jarang teh
3 Kira-kira ngumpul sama temen berapa kali
seminggu?
Ya paling tiga kali seminggu, itu juga gak tentu kalo lagi iseng aja. Soalnya
kalo habis ngaji gak ada kegiatan apa-apa lagi
4 Kalo habis pulang sekolah suka kemana? Ya dirumah aja, paling saya tidur siang teh. Soalnya kan sorenya ngaji sampai
malem. Sama kalo ada PR ya paling saya kerjain
5 Kalo lagi ngumpul-ngumpul sama temen
biasanya ngomongin apa?
Ya paling ngomongin tentang musik, tentang lagu-lagu yang lagi nge-trend
atau ngebahas pelajaran paling teh
6 Pernah gak kamu ngebahas tentang kesetiaan
sama pacar?
Ya pernah, lumayan sering juga kok
7 Ngomonginnya emang kayak gimana? Ya misalnya ngegosipin temen saya yang lagi selingkuh sama kakak kelas
saya, ya kayak gitu-gitu aja sih biasanya. Ada juga temen saya lagi naksir
teman cowoknya padahal dia udah punya pacar. Nah suka diledekin aja, gak
setia gitu
8 Terus temen kamu diledekin gitu reaksinya
gimana?
Ya ketawa-ketawa aja kan juga kita cuma bercanda
9 Kalo ngomongin tentang bahaya narkoba
pernah?
Iya pernah, tapi jarang sih ngomongin yang kayak gitu
Mengobrol
tentang narkoba
Mengobrol
tentang kesetiaan
terhadap pasangan
Aktivitas Gaya
Hidup Remaja
Mengisi Waktu
Luang
10 Waktu itu ngomonginnya kayak gimana? Jadi ada temen-teman sekelas saya yang suka ngelem teh, ya satu gank gitu
11 Kamu pernah liat langsung? Gak pernah sih cuma gosip-gosip aja
12 Kalo tentang keperawanan pernah
ngomongin gak?
Pernah sih sekali, ngomongin kakak kelas saya yang lagi berhubungan seks
ditu terus direkam. Nah rekamannya itu diliat sama guru. Habis itu mereka
berdua langsung dikeluarin deh dari sekolah. padahal waktu itu udah deket
UN
Mengobrol
tentang
keperawanan
13 Nah setelah ngomongin tentang kesetiaan
sama pacar, narkoba, dan keperawan tadi
pendapat kamu gimana?
Ya kalo saya sih pengennya jauh-jauh aja deh dari yang kayak gitu-gitu.
Soalnya saya ga mau bikin diri saya malu sama orang tua saya jadi malu juga.
14 Kalo temen kamu ada gak yang suka ganti-
ganti pacar?
Ada kok temen saya yang kayak gitu, dia itu kalo pacaran gak pernah awet,
paling juga semingu. Dia itu kakak kelas saya juga
15 Nah menurut pendapat kamu gimana tentang
orang yang suka gonta-ganti pacar?
Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha setia
sama pacar saya. Saya gamau aja kena karma, pasti kan ga enak kalo kita
yang diselingkuhin.
Opini Be Faithful
16 Kalo pendapat kamu tentang orang yang
berhubungan seks sebelum menikah gimana?
Ya saya sih ga sependapat banget sama perilaku kayak gitu, saya mah
pengennya jauh-jauh aja. Saya takut sama ayah saya. Katanya kalo saya
sampai negelakuin hal yang kayak gitu mendingan saya gak usah pulang
kerumah lagi aja
Opini Abstinence
17 Emang hal yang dilarang sama ayah kamu
apa aja?
Ya kayak yang pake narkoba, obat-obatan, berhubungan seks, main sama
pacar saya aja sebenernya saya gak pernah teh. Saya kalo pacaran diawasin
terus.
18 Jadi kamu kalo pacaran dimana dong? Ya dirumah. Pacar saya biasanya datang kerumah saya kalo lagi libur, kayak
hari minggu. Itu juga gak pernah lama-lama, ya paling lama dua jam
Aktivitas Gaya
Hidup Remaja
Opini gaya hidup
remaja
Mengobrol
tentang narkoba
19 Terus sama pacar kamui dirumah ngapain
aja?
Ya ngobrol-ngobrol aja. Biasanya kan kita duduknya di teras depan. Nah ayah
saya ngawasin dari dalem ruang tamu.
20 Oh gitu ya. Sama pacar kamu biasanya
ngobrol apa aja?
Ya paling ngomongin tentang kita ngapain aja selama gak ketemu, atau nanya-
nanya tentang pelajaran
21 Emang pacar kamu pinter ya? Ya yang pasti lebih pinter dari saya, soalnya kan dia udah SMA kelas 2
22 Oh gitu, kamu tuh jadi sebenernya boleh
pacaran gak sih sama orang tua kamu?
Gak boleh sih sebenernya. Tapi waktu itu saya coba beraniin ngomong ke ibu.
Kalo sama ayah saya gak berani. Itu juga awalnya saya dimarahin sama ibi
saya. Tapi akhirnya lama-lama boleh asal saya pacarannya ga berlebihan,
sama syaratnya harus dikenalin dulu ke orang tua saya
23 Kamu emang pertama kali pacaran kelas
berapa?
Kelas 6 SD, tapi itu yang masih ngumpet-ngumpet
24 Mantan kamu ada berapa? Ada 10
25 Nah pacar kamu yang pernah dikenalin ke
orang gtua kamui ada berapa?
Ada dua sama yang sekarang
Kalo boleh tau kamu Islamnya aliran apa? NU teh
Kamu ngerti gak bedanya aliran Islam kamu
sama yang lainnya?
Hmm apa yaa… Gak ngerti sih sebenernya, saya Cuma ikut orang tua aja
Emang orang tua kamu gak pernah
ngejelasin?
Kalo saya nanya ya mungkin dijelasin. Tapi sayanya gak pernah kepikiran
buat nanya hal itu
Emang yang biasanya ngajarin tentang
agama itu ayah atau ibu kamu?
Dua-duanya sih teh. Sama belajar dari pengajian juga
Emang kamu dari kapan mulai rutin ikut
pengajian?
Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang sebelumnya.
26
27
28
Dimensi Praktik
Keagamaan
Dimensi
Keyakinan
Beragama
Aktivitas Gaya
Hidup Remaja
Emang kamu ikut pengajian siapa yang
nyuruh?
Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin sama ibu, dia
dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang seneng sih ikut
pengajian.
Emang kamu senengnya kenapa? Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng aja bareng-bareng
Di pengajian diajarin gak tentang menjauhi
narkoba?
Enggak teh. Biasanya diajarin tentang yang ada di kitab-kitab terus dibahas
Kalo tentang menjaga keperawanan pernah
diajarin?
Pernah teh, jadi kalo dalam Islam itu kita sebagai perempuan harus menjaga
keperawanan. Soalnya keperawanan kita cuma untuk suami kita aja
Kalo tentang setia sama pasangan pernah
diajarin?
Iya pernah sih, tapi kalo dari pengajian saya nangkep nya malah di Islam itu
justru ngajarin untuk gak setia, karena boleh poligami
Emangnya definisi setia menurut kamu itu
yang kayak gimana?
Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau
punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya
Kalo tentang kondom pernah diajarin di
pengajian?
Enggak pernah
Emangnya definisi setia menurut kamu itu
yang kayak gimana?
Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau
punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya Definisi Setia
Kamu salatnya gimana? Rajin gak? Ya sebisanya sih lima waktu, tapi yak an kadang ada aja godaannya.hehe
Kamu suka gak nonton acara kultum di TV? Ya suka sih nonton sebentar kalo sebelum berangkat sekolah
Kalo kamu lagi beribadah apa sih yang kamu
rasain?
Ya tenang, damai, pokoknya enak lah. Soalnya kan kita udah negajalanin
kewajiban kita, jadi kayak ga ada yang ngeganjel lagi
Menurut kamu, punya pacar itu dibolehin
gak sih dalam Islam?
Gak boleh teh.hehe
33
28
29
30
31
32
34
Konten yang
diajarkan pada
pengajian
Dimensi Praktik
Keagamaan
Dimensi perasaan
beragama
Dimensi Praktik
Keagamaan
Nah terus kenapa kamu tetep pacaran? Kan
di Islam tadi kata kamu gak dibolehin
Ya kan di Islam itu ada yang namanya ta’aruf, kenalan gitu lebih dalam sama
calon pasangan kita. Jadinya saya nganggepnya kita itu ta’aruf bukan pacaran
teh
Pas lagi pacaran ada gak hal-hal yang kamu
takutin?
Ya ada teh, saya takut aja kejerumus ke hal-hal yang gak baik. Tapi
untungnya saya sih kalo pacaran ya dirumah aja. Ga pernah pergi berduaan.
Jadi kamu sama pacar kamu bener-bener gak
pernah pergi atau jalan gitu?
Gak pernah sama sekali, soalnya kan juga gak boleh sama orang tua saya
Tapi kalo misalnya dibolehin kamu mau gak
pergi berdua sama pacar kamu?
Ga mau juga teh, takut ah
Emangnya kenapa? Ya bukannya saya gak percaya sama pacar saya, tapi saya takut aja kalo
kenapa-napa. Ya jaga-jaga aja
Menurut kamu, apa orang yang gak pake
narkoba itu udah pasti dekat dengan Tuhan?
Ya iya pasti, soalnya kan narkoba itu hal yang berlawanan sama agama. Tapi
balik lagi sih ke orangnya masing-masing. Kalo dia gak pake narkoba tapi
tetep ngelakuin dosa lain kan tetep aja gak deket sama Tuhan.
Kalo tentang HIV dan AIDS yang kamu tau
apa aja?
Ya kayak yang pas wawancara kemarin aja teh, penyakit menular yang gak
bisa diobatin
Emang menularnya lewat apa aja? Bisa lewat narkoba, hubungan seks, sama apa lagi ya, itu aja kayaknya sih
Kamu tau gak perbedaan antara HIV sama
AIDS?
Kalo HIV itu nama virusnya, kalo AIDS itu kalo gak salah nama penyakitnya.
Di sekolah juga pernah diajarin soalnya teh
Kalo tentang kondom kamu tau gak? Iya tau saya
38
36
37
34
35
39
Koginisi kondom
Kognisi tentang
HIV dan AIDS
Dimensi perasaan
beragama
Emangnya kondom itu apa? Alat untuk pelindung pas berhubungan seks, supaya si perempuannya gak
hamil
Kalo bentuk nya kayak gimana kamu tau
gak?
Iya tau teh, saya pernah liat punya ibu. Soalnya ibu saya kan perawat jadi
suka punya stok
Kalo tentang narkoba, apa yang kamu tau? Narkoba itu obat-obatan terlarang yang berbahaya untuk kesehatan
Kamu tau gak jenis-jenisnya apa aja? Ada yang pil, suntik, sama yang hisap
Emangnya kamu dapet informasi tentang
narkoba darimana?
Dari sekolah, waktu itu pernah diadain penyuluhan tentang narkoba. Terus
saya penasaran aja
Oh gitu.. Kalo penyuluhan tentang HIV dan
AIDS pernah ikut gak?
Belum pernah kalo itu sih teh
Kalo menurut kamu, keperawanan itu
penting gak sih?
Penting banget teh, apalagi buat kita sebagai perempuan. Kalo kata ustadz di
pengajian saya, keperawan perempuan itu cuma untuk suaminya aja. Kalo kita
gak ngejaga berarti kita udah berzinah.
Kalo menurut kamu seks bebas itu apa? Hmm ya kayak hubungan laki-laki sama perempuan gitu, tapi yang belum
suami-istri. Jadi yang belum nikah, tapi udah ngelakuin hubungan suami istri.
Kamu taunya emang darimana? Ya tau aja kalo lagi ngobrol sama temen
Saat kamu menjaga keperawanan, apa sih
yang kamu rasain?
Ya seneng aja, sama tenang juga karena bisa ngejaga diri sama bisa jaga
kepercayaan orang tua
Nah kalo misalnya kamu diajak pake narkoba
sama temen kamu, perasaan kamu gimana?
Ya gamau atuh teh
Iya, terus perasaan kamu tuh gimana pas
diajak gitu?
Ya takut lah teh, saya takut aja kalo sampe ikut ke pangaruh narkoba
39
40
41
42
43
44
45
Afeksi tentang
narkoba
Afeksi abstinence
Kognisi tentang
narkoba
Koginisi kondom
Kalo diajak berhubungan seks sebelum
menikah, perasaan kamu gimana?
Ya sama aja, takut. Kata ayah saya kalo sampe ngelakuin hal kayak gitu
mendingan saya gak usah pulang kerumah lagiAfeksi abstinence
Kalo beli kondom, kamu malu gak sih? Ya malu atuh teh. Nanti ketahuan dong saya mau pake buat berhubungan
sama laki-laki. Lagian saya juga gak pernah kepikiran buat beli kondom,
jangan sampe
Afeksi condom
Kalo pas lagi ngumpul-ngumpul, ada gak
temen kamu yang pake narkoba?
Gak ada teh, saya juga kan ngumpulnya sama temen-temen perempuan aja. Itu
juga lebih sering sama temen pengajian
Emangnya selain sama temen pengajian
kamu mainnya sama temen apa lagi?
Sama temen sekolah paling kalo pulang sekolah, itu juga jarang banget. Saya
kalo pulang sekolah biasanya langsung pulang kalo gak ada yang penting-
penting banget
Nah mantan kamu ka nada 10 tuh. Setiap dari
mereka itu gaya pacarannya beda-beda gak?
Ya rata-rata sama aja sih teh. Soalnya saya tuh kalo pacaran udah kayak
sahabatan aja. Malah kalo sama pacar lebih tertutup.
Emang kenapa kalo sama pacar lebih
tertutup?
Ya soalnya kalo sama pacar kan enggak sedeket sama sahabat kita. Kalo kita
putus ya putus juga hubungannya. Apalagi saya kan kalo pacaran gak lama,
paling lama sampe 4 bulan
Emang kenapa kamu pacarannya sebentar-
sebentar?
Soalnya suka bosen teh. Kalo komunikasi udah gak lancar biasanya ujung-
ujungnya putus
Emang kamu komunikasinya lewat apa? Ya biasanya sih sms-an yang rutin setiap hari. Kalo telfon paling seminggu
sekali
Oh gitu ya, kamu pernah gak sih kepikiran
untuk nyoba berhubungan seks sama pacar
kamu?
engga teh
Perilaku
abstinence
47
48
49
46
45
Perilaku Pacaran
Perilaku, Sikap
Remaja
50 Kalo narkoba kamu pernah kepikiran buat
nyoba gak? Atau kamu udah pernah nyoba?
Enggak pernah atuh teh, amit amit ih. Saya mah gak mau nyoba-nyoba
begituan, takut dosa. Apalagi narkoba kan bisa bikin ketagihan. Kalo udah
ketagihan kan susah ngatasinnya.Perilaku narkoba
Pewawancara : YASSERINA RAWIE
Inisial : EK, Bidan di Desa Lewo Baru,
Perempuan
Tempat : Rumah Ibu Dedeh (di ruang tamu)
Suasana : Santai, ditemani Ibu Dedeh dan
Dipta Mahira
Waktu : 28 Juni 2013 pukul 09.00-10.00
WIB
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Teteh praktiknya dimana aja? Jadi saya megang 3 Posyandu, di RW 1,2, dan 3. Sama praktik di Puskesmas
Citeras juga. (yg lagi di renovasi)Lokasi Praktik
2 Orang Desa Lewo Baru yang berobat
biasanya penyakit apa aja teh?
Ya yang banyak sih penyakit-penyakit ringan, seperti pilek, diare, batuk, dll
3 Kalo yang remaja berobat apa biasanya? Kalo remaja sini sih jarang yang berobat, paling juga penyakit-penyakit
ringan aja.
Jenis penyakit
masyarakat Lewo
Baru
4 Pendapat teteh tentang kespro remaja disini
gimana?
Sekarang kan banyak remaja yang nikah muda dan bahkan banyak juga yang
hamil sebelum menikah. Jadi menurut saya, kesadaran remaja di sini tentang
kespronya masih kurang. Mungkin karena kurang pengetahuannya juga,
karena kan pendidikannya juga pada kurang. Waktu dulu pernah ada
penyuluhan tentang kespro tapi kurang berhasil, soalnya susah ngumpulin
remaja-remajanya.
5 Disini remajanya pada rajin meriksa
kehamilannya gak?
Ya beberapa rajin sih. Tapi kalo yang hamilnya diluar nikah suka pada ditelat-
telatin ngecek kehamilannya. Mungkin mereka takut ketahuan dari usia
kehamilannya.
6 Di desa sini udah pernah ada penyuluhan
tentang HIV dan AIDS?
Belum sih ya kalo disini. Paling adanya Cuma penyuluhan tentang gizi aja.Penyuluhan HIV
dan AIDS
7 Di desa ini selain bidan sama puskesmas,
pelayanan kesehatannya ada apa lagi?
Ada juga PUSTU (Puskesmas Pembantu) di Cibuyut. Sama seperti Puskesmas
tapi lebih kecil.Fasilitas kesehatan
di Lewo Baru
8 Kalo alat kontrasepsi yang paling banyak
dipake apa teh?
Paling banyak sih yang jenis suntik, dibandingkan sama AYUDI (kontrasepsi
di bawah rahim/spiral) dan pil.
9 Kenapa? Bukannya kalo yang suntik
biasanya pada takut?
Ya gatau juga sih, mungkin kalo pil itu suka lupa diminum dan kalo AYUDI
itu sakit karena dipasangnya di dalem rahim. Jadi pada gak berani pake spiral.
10 Di desa sini warganya lebih milih ke
Puskesmas, ke bidan, atau kemana teh?
Paling banyak sih ke Puskesmas, soalnya lebih murah. Bisa juga kalo mau
gratis pake karti JAMKESMAS.
Preferensi
penggunaan
fasilitas kesehatan
11 Di desa ini ada gak yang kena kasus
narkoba?
Wah saya sih belum pernah denger ya, plaing disini remajanya Cuma suka
pada pake pil-pil gitu.
Perilaku remaja
terkait narkoba
Preferensi alat
kontrasepsi
Opini mengenai
kespro remaja
12 Kalo penyuluhan tentang narkoba udah
pernah ada belum?
Belum pernah sih ya Penyuluhan
tentang narkoba
13 Di sini ada gak yang jualan kondom di
warung?
Hmm setau saya sih gak ada yaPenjualan kondom
14 Di sini masih ada gak yang ngelahirinyya
bukan di bidan atau dokter?
Kalo sekarang sih udah pada jarang ke dukun beranak. Sekarang kalo
ngelahirin udah pada ke bidan atau ada juga yang ke Puskesmas. Preferensi fasilitas
melahirkan
15 Kalo kasus ibu yang meninggal setelah
melahirkan ada gak disini?
Lumayan banyak, kalo kasus kayak gitu biasanya yang hamilnya diluar nikah.
Soalnya pada takut meriksain ke bidan. Kalo telat kan suka ada yang
ketubannya keburu pecah. Nah kasus kayak gitu yang biasanya menyebabkan
kematian ibu.
Kasus ibu
meninggal setelah
melahirkan
16 Ada perbedaan gak teh kasus remajanya di
RW sini?
Ya ada. Kalo di Neglasari remajanya gak ada yang aneh-aneh. Sama di RW
1,2,3 juga remajanya sedikit yang kena kasus hamil diluar nikah. Yang suka
aneh-aneh itu remaja di RW 4 sama RW 5. Disitu remajanya bandel-bandel,
banyak yang hamil diluar nikah. Kalo di Cibuyut juga banyak yang meninggal
pas melahirkan, soalnya mereka meriksain kehamilannya telat.
Perbedaan kasus
antar RW
Pewawancara : M ARIEF RAHADIAN
Inisial : AC, remaja 15 tahun, laki-laki
Tempat : Rumah Orangtua Informan
Suasana : Sepi, Berduaan
Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, 12.00-15.00
No Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Acep teh tahu apa saja tentang HIV dan
AIDS?
AIDS teh penyakit, penyakit yang menular melalui perhubungan seks, melalui
jarum suntik, melalui, mm.., menyebarnya air liur, virus bekas orang minum,
gitu..
Kognisi
2 Acep tahunya teh darimana? Mmm.. dari buku yang Acep baca.
3 Itu teh bukunya dapet darimana? Dari sekolah..
4 Tugas? Apa iseng-iseng aja bacanya cep? Enggak, baca-baca aja di perpus
5 Kira-kira temennya acep teh tahu semua
tentang HIV?
Kayaknya enggak..
6 Kalau misalnya dari 10 orang, berapa kira-
kira yang tahu?
Mm.. Mungkin satu orang.
7 Acep teh tahunya HIV sama AIDS bedanya
apa?
HIV mah beda, kalo HIV kan.. gimana ya jelasinnya, bingung, m.. gimana ya kognisi HIV dan
AIDS
8 Acep teh tahu kondom itu apa cep? Mmm, mungkin kondom itu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, itu
aja kan.Koginisi Kondom
Opini informan
terhadap kognisi
peer group
Sosialisasi HIV
dan AIDS di
Sekolah
9 Kalau tentang narkoba teh Acep tahunya apa
aja?
Narkoba mah mungkin zat adiktif untuk pengobatan, selebihnya untuk iseng,
untuk menghilangkan stress, untuk halusinogen, pemakaian berlebihan
membuat begitu..
10 Acep teh tahu jenisnya apa aja? Heroin, nikotin, narkotika, psikotropika
11 Kalo narkoba itu Acep taunya makenya
gimana?
Maksudnya?
12 Ya penggunaannya gitu cep Narkoba teh gaboleh dipake buat iseng-iseng, kalau buat kesehatan,
dipakenya disatuin sama obat-obat lain, buat bikin obat.
13 Kalau tentang seks bebas, Acep teh tahunya
seks bebas itu apa?
mungkin berganti-ganti pasangan dan bersetubuh dengan orang lain
14 Kalau menurut acep teh, penting gak seks
bebas diatur dalam undang-undang?
Penting, mungkin untuk menjaga penyebaran yang tidak diinginkan seperti
HIV atau AIDS.
15 Menurut Acep, keperjakaan itu penting gak
sih?
Penting, untuk menjaga kestabilan hidup dan mengatur jumlah penduduk
16 Kalo acep teh bangga gak kalo jaga
keperjakaan Acep?
Biasa aja, enggak bangga, karena banyak yang jaga
17 Kalo misalnya Acep diajak pake narkoba,
mau gak?
Mmm, gak ah gabakal mau
18 Tau ada yang make temen? Mungkin ditanya dulu penyakita apa, mungkin ada penyakit, terus itu obatnya
19 Kalau gak ada penyakit tapi make Cep? Itumah derita sendiri, ngerusak diri sendiri
Kognisi Narkoba
(informan sekolah
di Sekolah
Kesehatan)
Koginisi seks
bebas dan HIV
dan AIDS
Opini tentang
keperjakaan
Opini informan
tentang
penggunaan
narkoba
20 Tapi Acep kenal gak cep yang make? Ada sih, tapi ga terlalu deket, anak kelas tiga
21 Itu teh dapetnya dari mana? Mm.. minta resep dokter terus beli di apotek
22 Kalo misalnya diajak berhubungan gitu cep? Kalo itu mungkin entar dulu
23 Entar kapan? Hahaha Entar kalo udah nikah
24 Kemaren kan kata Acep kalo disuruh beli
kondom malu, kenapa teh malu?
Mm.. mungkin orang lain kan bisa berpendapat lain, atau untuk apa, untuk
apa orang mungkin punya pikiran beda
Afeksi tentang
Kondom
25 Kalo misalnya buat anak-anak seumuran
Acep, masalah kondom, seks, narkoba, itu
sensitif apa enggak sih?
Mungkin untuk kalangan masyarakat sekarang udah biasa, dulu kan amsih
sensitif, sekarang mah udah biasa, kayaknya anak kecil juga udah tau
opini tentang
sensitifitas isu
HIV dan AIDS
26 Kalau misalnya nanti Acep berhubungan,
mau make kondom ga cep?
Enggak, kan gak terlalu minat, buat apa, kalo udah nikah mah maunya punya
anak Kognisi kondom
Kalau misalnya temen Acep ada yang make
narkoba, Acep temenin ga?
Temenin boleh, tapi jangan terlalu deketOpini teman
pengguna narkoba
Kalau ngeliat temen yang ganti-ganti pacar,
Acep teh gimana?
Biasa aja, jaman sekarang biasa aja
28 Kalau temen yang udah berhubungan seks? Kalau laki-laki teh cuekin, kalau perempuan ya agak dijauhin
29 Kenapa cep? Kalau laki-laki kan gak kelihatan, kalau perempuan keliatan, dari cara
jalannya, sama mukanya udah gak bersinar
27
Opini seks bebas
Opini tentang seks
bebas
Teman yang
pengguna narkoba
30 Pacaran itu haram gak si Cep? Gak tahu, kalau menurut imam ini haram, imam itu enggak, asal jangan
berlebihan
31 Kalau acep teh ikutin yang mana? Menurut Acep mah pacaran gak apa-apa asal jangan berlebihan
32 Kalau Acep teh sehari-hari praktek
agamanya gimana?
shalat wajib, ngaji kalau ada waktuRitual
33 Terakhir nih cep, kalau misalnya orang yang
pake narkoba, seks bebas, gitu – gitu udah
pasti jauh dari Tuhan gak?.
Gak ngejamin sih, zaman sekarang mah beda-beda.Opini Religious
Belief
Pewawancara : ULFI
Inisial : EA, 17 tahun, perempuan
Tempat : rumah informan
Suasana : Kondusif
Waktu : 28 Juni 2013, pukul 14.15 - 15.00
No Penyataan Jawaban Kategori
1 Pernah mendengar HIV & AIDS gak? pernah kak, karena pernah dibahas di mata pelajaran penjaskes Kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
2 apakah kamu dengan istirahat yang cukup
kamu tidka akan terkena penyakit HIV &
AIDS?
tidak teh, karna HIV & AIDS kan penyakit menular Kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
Religiositas dan
gaya hidup
3 terus yang kamu tahu tentang HIV&AIDS
apa ya?
penyakit yang disebabkan sering berganti-ganti pasangan kalau ingin
berhubungan seks.
Kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
4 kalau kondom kamu tahu gak? Klau kondom itu dipakai kalau ingin berhubungan gitu teh biar tidak hamil.
Kalau bentuknya saya pernah lihat di buku pelajaran IPA kelas 12
Kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
5 kamu punya pacar? punya
6 sudah berapa lama kamu pacaran? 2 tahun teh
7 pacarnya orang sini juga? iya teh, tapi lagi sulawesi kerja jadi kuli bangunan
8 wati setia dong udah 2 tahun, padahal lagi
jauhan
hehehe, dia pacar pertama aku teh
9 kamu biasanya menghabiskan kalau kerjaan
rumah udah selesai kamu biasanya ngapain?
aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya
tidak begitu banyak yang seumuran dengannya).
Aktivitas remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
10 biasanya kalau liburan gini kamu ngapain
aja?
dikamar aja teh, main HP. Karena aku gak suka main keluar pulang sekolah
aja aku langsung pulang.
Aktivitas remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
11 Pernah mendengar HIV & AIDS pernah, waktu di sekolah SMP dipelajar IPA kalau gak salah Kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
12 kamu tau kondom? hehehe (ketawa malu-malu)
13 tenang aja ini dirahasiain kok tahu yang buat “itu” kan teh (jawab sambil malu-malu)
14 dia dapat mencegah HIV & AIDS gak ya? bisa kayaknya teh, kan buat kalau mau “itu”.
Afeksi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
kognisi remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
15 kalau lagi gak ada kerjaan rumah kamu
biasanya ngapain?
ngumpul bareng teman-teman dan curhat-curhat gitu teh Aktivitas remaja
dalam mencegah
HIV & AIDS
Pewawancara: PUTRA DHARMAWAN
Inisial: AB, 17 Tahun, laki-laki
Tempat: Rumah responden
Waktu: 11:50-13.15
Suasana: Hanya berdua, ditengah
pembicaraan Ayah informan datang, lalu
Ayahnya menyuruh untuk melanjutkan
pembicaraan kembali dan Ayahnya naik ke
atas rumah.
NO Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Menurut kamu pasangan kamu harus
perawan gimana menurut kamu?
Iya kak setuju, soalnya kan itu mah kota wanita, ya jadi kan harus dijaga
sampai nikah nanti.
Afeksi sikap
remaja
2 Pernah ngobrol-ngobrol tentang bahaya
narkoba gak kamu?
Kalo disekolah doang kak paling ngomongin efek-efek narkoba, ya jahui
narkoba nanti bias ketagihan gitu.
Aktifitas terkait
kegiatan remaja
3 Kamu tahu penularan/penyebaran penyakit
HIV dan AIDS?
Kalo gak salah HIV/AIDS penyakit yang menular melalu jarum suntik sama
ngesex ka (hubunganseksual).
Kognisi sikap
remaja
4 Kenapa kamu berani ciuman sama pasangan
kamu?
iya kak kalo ciuman gak bakalan hamil kak, kagak bakalan keliatan kak, ya
kaya gak ada efeknya gitu kak.
Perilaku sikap
remaja
5 Menurut kamu beli kondom itu merasa malu
atau malah merasa gak malu?
Malu sih kak, ya gak enak aja, masih kecil udah beli kondom, nanti malah
disangka yang enggak-enggak lagi.
Opini gaya hidup
remaja
6 Kamupercaya melakukan hal yang
diwajibkan di agama kamu bias dapet
pahala?
Ya percaya kak, kan ada di Al-Quran (Agama Islam) , kalo udah ada di Al-
Quran, udah terbukti kak kebenarannya. Jadi dipercaya aja gitu.
Kepercayaan
tingkat religiositas
remaja
7 Pernah ikut kegiatan agama bersama? Ya sering paling ngaji kak, maulid di masjid, terus ngaji-ngaji gitu keluar
kampong kak
Praktik tingkat
religiositas remaja
8 Menurut kamu perintah Tuhankamu, bisa
memberi kebahagiaan dunia dan akhirat?
Iya kak sangat setuju, soalnya apa perintah Tuhan untuk kebaikan kitajuga. Perasaan/pengala
man beragama
tingkat religiositas
remaja
Pewawancara: TIARA HAPSARI
Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan
Tempat : rumah responden
Suasana : hening, berdua
Waktu : Jumat, 28 Juni 2013 pukul 15.00 -
16.30
No. Pertanyaan Jawaban Keywords
1 Kamu kalo lagi ada waktu senggang sukanya
ngapain? Cerita deh!
Aku biasanya dirumah aja teh nonton tv, main sama temen, kadang ke sunset
malangbong negliat trektrekan sore jam 5an, diajak iin biasanya, aku seneng
kalo diajak, ngerasa punya temen
Penggunaan waktu
luang & Hobi
2 Hobi kamu apa? Kapan aja ngelakuinnya? Aku teh main aja, canda tawa sama temen, ngobrolin pacar, sekarang pacar
lagi baik lagi nurut, baiknya tuh jagain aku, trus suka marah kalo aku
digodain, ga sms teh, ga telfon
3 Kalo dirumah ngapain aja? Kalo diluar
ngapain aja?
Kalo dirumah mah tiduran sambil nonton sendirian, kalo keluar biasanya ke
rumah iin, curhat-curhatan iin suka curhat juga, kalo dia mah kayaknya
pacarannya parah, trus dia pacarannya dirumah juga
4 Suka nongkrong sama temen? Kalo
nongkrong dimana? Kalo nongkrong suka
ngomongin kesetiaan, bahaya narkoba,
keperawanan dan kondom ga?
Suka, paling ke sunset malangbong trus foto-foto sering juga temen-temen
ngomongin orang-orang “itu mah yang itu udah ga perawan” mereka abis itu
pada ketawa kalo aku mah ikut-ikutan aja ketawa
5 Disini ada budaya jelek tentang keperjakaan
gitu ga? Tapi yang jelek menurut kamu aja
Gatau ya teh, Cuma pernah ada omongan katanya makin sering jebolin makin
bangga gitu teh, makin keren padahal mah engga
6 Kalo di malangbong itu adanya dimana teh? Kalo gosip itu mah di cibuyut, banyak yang hamil katanya, kan pernah ada
gosip video porno di cibuyut
7 Apa aja yang kamu ketahui tentang seks
bebas?
Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks
bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah
kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya
Penggunaan waktu
luang & Hobi
Aktivitas terkait
gaya hidup
Remaja
8 Ada ga temen kamu yang berhubungan seks
sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia
gimana?
Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan
hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu
itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi
ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh
digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan,
aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin
orang, aku males temenan teh dulunya
9 Keperawanan itu penting ga? Penting, harga diri atuh
10 Kenapa kamu harus jaga keperawanan
kamu?
ya karena harga diri, biar ga diomongin
11 Ada ga temen kamu yang berhubungan seks
sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia
gimana?
Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan
hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu
itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi
ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh
digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan,
aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin
orang, aku males temenan teh dulunya
12 Temen kamu pernah ada yang beli kondom? Engga teh
Opini terkait Gaya
hidup remaja
Aktivitas terkait
gaya hidup
Remaja
13 Temen kamu ada yang make narkoba?
Gimana kamu ngeliatnya?
Gatau teh, denger-denger ada yang make dextron dicampur paramex, kalo gitu-
gitu mah kebanyakan di RW 2 di sanding, aku ngeliatnya bandel, takut
kebawa nanti diomongin, diomongin tuh sedih, sakit teh
14 Siapa yang ngasih tahu ajaran agama
kekamu?
Yang ngajarin agama mah mamah, diajarin disekolah juga, dari ngaji di
mesjid
15 Diajarin ga buat ga make narkoba, jaga
keperawanan, setia sama pasangan, trus
kondom? Gimana ajarannya?
Ya diajarin, dibilang gitu teh buat jangan make narkoba, trus jangan sampe
kebawa temen trus ikut seks bebas, kalo setia sama pasangan mah engga kan
ada yang poligami, juga ga ngajarin soal kondom
16 Gimana kamu pratekin ajaran agama kamu?
Trus kenapa harus dipraktekin?
Ya aku ngaji, solat, aku kan muslim dan itu wajib, biar dapet pahala, emang
disini banyak pengajian Cuma aku jarang ikut
17 Suka ikut ibadah bersama ga? Tau dari
mana?
Sering ada pengajian, diumumin dari mesjid, Cuma akunya teh jarang ikut
18 Kalo misalnya ikut, motivasinya apa? Ya biar nambah ilmu ajateh, biar nyatu sama orang-orang sini
19 Dalam kegiatan iyu disampaikan ga buat jaga
keperawaan, setia sama pasangan, gunain
kondom, ga gunain narkoba? Setelah itu
gimana kamu praktekinnya?
ya gajauh beda sama yang aku jelasin teh, ya aku usaha buat jaga diri ga ikut-
ikutan, takut teh dari pada diomongin, kalo setia sama pansangan trus
ngomongin kondom mah engga teh
20 Suka ga nonton kultum di tv? Kenapa? Gapernah teh seinget aku, jarang
21 Kalo lagi beribadah atau berdoa gimana
perasaan kamu?
Apa ya teh, tenang kali ya, merasa dekat sama yang ciptain, kalo berdoa mah
inget ibu, kasian ibu kalo sedih diomongin orang
Opini terkait Gaya
hidup remaja
Dimensi beragama
22 Apa yang kamu rasain ketika punya pacar?
Menurut kamu itu salah ga?
Ya aku seneng teh, ada yang sayang yang perhatian gitu teh, ditraktir
dijajanin, engga salah teh kan ga ngapa-ngapain
23 Apa aja yang kamu ketahui tentang HIV &
AIDS?
Penyakit menular, biasanya karna ganti-ganti pasangan, penyakit kelamin ya
teh
24 Apa aja yang kamu ketahui tentang kondom? Untuk mencegah kehamilan
25 Tau dari mana tentang kondom? Tau dari teman-teman, suka dengerin kalo lagi pada gosipin orang
26 Apa aja yang kamu ketahui tentang narkoba? Aku gatau teh
27 Tau dari mana tentang narkoba? Aku gatau teteh
28 Apa aja yang kamu ketahui tentang seks
bebas?
Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks
bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah
kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya
29 Tau dari mana tentang seks bebas? Dari omongan orang, kan banyak yang suka gossip ibu-ibu sini
30 oh orang sini suka gossip, biasanya gosipin
apa?
Semuanya digosipin teh, aku aja pernah digosipin, aku sama temen digosipin
hamil gara-gara gemuk, sebelum keluar sekolah masih kurus, kalo kata mama
gausah dipikirin Imas, aku pernah digosipin sampe dua bulanan
31 Oh temen-temen kamu sering ngomongin
pacar kamu?
Iya teh, katanya pacar aku sering ganti-ganti pacar, katanya mending jangan
sama dia
Kognisi Remaja
Budaya gosip dan
kontrol sosial
Aktivitas
berpacaran
Dimensi beragama
32 Waktu pacaran ngapain aja? Aku pacarannya dirumah, paling ngobrol, becanda, kalo soal ciuman mah aku
jarang ciuman, paling pas dia pulang abis main dari rumah aja
33 Beda pacar, beda gaya pacarannya gak? Ya beda, pernah ada yang sayang ada yang engga, pokoknnya paling sayang
sama yang ini karena udah lama
Aktivitas
berpacaran