Sikap Remaja Terhadap HIV&AIDS

384
i UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH GAYA HIDUP DAN TINGKAT RELIGIOSITAS TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS DI DESA LEWO BARU, KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Oleh MPS A DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPOK DESEMBER 2013

Transcript of Sikap Remaja Terhadap HIV&AIDS

i

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH GAYA HIDUP DAN TINGKAT RELIGIOSITAS

TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH PENULARAN HIV

DAN AIDS DI DESA LEWO BARU, KECAMATAN MALANGBONG

KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

Oleh

MPS A

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPOK

DESEMBER 2013

ii

ABSTRAK

Peningkatan kasus HIV dan AIDS kini menjadi kekhawatiran masyarakat

dunia sehingga masuk ke dalam salah satu dari delapan poin MDGs. Peningkatan

kasus HIV dan AIDS tidak hanya terjadi di dunia, namun juga di Indonesia

khususnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu media massa menuliskan terdapat

109 orang yang meninggal dunia akibat HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa

Barat. Selain itu, penderita HIV dan AIDS yang sebagian besar merupakan

remaja usia produktif, menjadi kekhawatiran tersendiri mengingat mereka

memiliki peranan besar terhadap pembangunan bangsa.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh gaya hidup dan

tingkat religiositas dalam kaitannya terhadap sikap mencegah penularan HIV dan

AIDS di kalangan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan survei. Populasi

penelitian adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di

Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari

penelitian ini didapatkan sampel penelitian sebanyak 98 orang dengan teknik

penarikan sampel secara bertahap (multistage sampling) dimana pemilihan dalam

setiap tahapannya dilakukan secara acak. Selain itu, dilakukan pula wawancara

mendalam dengan sejumlah informan untuk memperkuat dan memperkaya data

penelitian.

Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat, bivariat,

dan multivariat. Sommers’d digunakan untuk menganalisa hubungan bivariat

antara variabel independen dan dependen dan untuk uji hubungan multivariat

digunakan regresi berganda. Hasil dari uji bivariat menunjukan adanya hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen yaitu gaya hidup dan tingkat

religiositas dengan kaitannya terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS. Selanjutnya, pada uji regresi berganda ditemukan bahwa variabel

tingkat religiositas adalah variabel independen yang paling signifikan

dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu gaya hidup.

Kata Kunci: HIV, AIDS, MDGS, remaja, Garut, sikap, tingkat religiositas, gaya

hidup, kuantitatif, sommers’d, regresi berganda.

iii

ABSTRACT

The increasing cases of HIV and AIDS have now becoming a concern of

the world as it is one of the eight points of MDGs. It is not only happening in the

world, but also in Indonesia, particularly at Jawa Barat province. At the time, one

of the mass media carried news of 109 people who died in Garut, Jawa Barat,

which were caused by HIV and AIDS. In addition, it becomes a concern to our

nation since people with HIV and AIDS mostly are in productive age considering

that they have a major role to the development of the nation.

This study aims to analyze the effect of lifestyle and level of religiosity in

preventing the transmission of HIV and AIDS among adolescent. The research

method uses quantitative method by using survey as data collection technique.

The population was all adolescent aged 15 until 19 years old who were unmarried

in Lewo Baru village, Malangbong, Garut, Jawa Barat province. In this study 93

sample are obtained by using multistage sampling, in which random technique is

used in every stage. Moreover, in-depth interview also conducted with a number

of informants to enrich and strengthen this research data.

The test analysis of this study uses univariate, bivariate, and multivariate

analysis. Sommers’d is used to analyze bivariate relationship between

independent and dependent variable and multiple regression test is used to analyze

multivariate relationship. The results of the bivariate test showed an association

between the independent variables and dependent variable which are lifestyle and

level of religiosity in relation with adolescent attitude in preventing the

transmission of HIV and AIDS. Furthermore in multiple regression test, level of

religiosity is the most significant independent variable compared to other

independent variable which is lifestyle.

Key Words: HIV, AIDS, MDGS, adolescent, Garut, attitude, level of religiosity,

lifestyle, quantitative methods, sommers’d, multiple regression.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat Religiositas Terhadap Sikap Remaja

dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS” di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait

gaya hidup dan tingkat religiositas yang dapat memengaruhi sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Selain itu, laporan penelitian ini merupakan

salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh kelulusan mata kuliah

Metode Penelitian Sosial jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif dari

pelbagai pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata, kami

sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan laporan penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan

senantiasa memberikan berkat-Nya atas segala usaha kita. Amin.

Depok, 5 Desember 2013

Kelompok Metode Penelitian Sosial A

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama kami ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang selalu

memberikan dukungan baik moril dan materil. Ungkapan terima kasih tidak lupa

kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Mas Ricky dan Mbak Lidya yang

telah menemani kami selama kurang lebih satu tahun dari mulai penyusunan

rancangan penelitian hingga terbentuk sebuah laporan penelitian ini dengan penuh

keceriaan, kesabaran, dan kasih sayang.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dosen mata

kuliah Metode Penelitian Sosial yang turut berpartisipasi dalam proses kegiatan

Metode Penelitian Sosial ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Mas Ricky selaku

koordinator mata kuliah MPS dan juga dosen lainnya mulai dari Mbak Lidya, Mas

Iwan, Mbak Deby, Mas Nanu, Mbak Shanty, Mas Yerus, dan Mbak Titi serta Pak

Iqbal yang menggantikan Mas Nanu ketika LPMPS.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada Kak Anwar dan

Kak Ferry, karena keberadaan mereka sebagai tim advance sangat membantu

kami selama berada di Desa Lewobaru. Terima kasih juga kepada kepada Ibu

Lurah, Mak Iwih dan Mamah Dedeh yang telah menyediakan tempat tinggal dan

makanan untuk kami selama LPMPS sehingga kami tidak kelaparan. Terima kasih

juga kepada seluruh warga Desa Lewobaru yang telah menyambut kami dengan

tangan terbuka serta membantu kami dalam pelbagai hal.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok MPS B,

C, dan D yang secara tidak langsung terus menyemangati kami selama mengambil

mata kuliah ini mulai dari MPS I, LPMPS, dan MPS II. Walaupun selama

mengambil mata kuliah ini terlihat menjadi terkotak-kotak, kita tetap keluarga

Sosiologi UI 2011.

Ucapan terima kasih diberikan kepada seluruh anggota kelompok MPS A

yang terdiri dari Deden, Ghivo, Arif, Ulfi, Arsa, Putri, Dipta, Tito, Tiara, Ririn,

Putra, Fathi, Halida, Nisa, Jhane, Karla, Okta, dan Doni yang senasib seperjuagan

selama kurang lebih satu tahun. Walaupun dalam prosesnya terdapat halangan,

vi

rintangan, serta dinamika dalam kelompok yang tidak dapat dihindarkan. Kami

bangga karena kami tetap bisa menjaga kekompakan dan memberi semangat satu

sama lain.

Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada pelbagai pihak yang tidak

dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu kami baik secara

langsung maupun tidak langsung selama satu tahun ini sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan penelitian kelompok kami.

Salam,

MPS A

vii

Sekapur Sirih: Simfoni dalam Orkestra

Alunan nada yang diperdengarkan membuat telinga kita serasa

dimanjakan dengan suara-suara yang indah. Sebuah orkestra yang memainkan

musik klasik membentuk suatu simfoni yang sarat akan kebersamaan. Perpaduan

antara berbagai macam alat musik menjadikan orkestra terkesan lebih hidup,

layaknya sifat manusia yang berbeda tetapi memiliki satu mimpi bersama.

Berbagai macam alat musik yang dimainkan dalam orkestra tersebut

pastinya tidak akan selaras jika tidak adanya seorang composer yang menuliskan

nada-nada indah dan conductor yang memimpin dan menjaga tempo dalam

sebuah orkestra. Jika tidak ada keduanya maka musik klasik yang dimainkan

dalam orkestra tersebut tidak akan dapat dinikmati oleh pendengar. Begitu pula

dengan kami jika tidak ada Mas Ricky dan juga Mba Lidya sebagai sosok yang

menjadi pembimbing, mungkin kami tidak akan mengerti harus berbuat apa di

dalam kelompok MPS A.

Dialah Deden seorang peniup brass horn yang mempunyai keberanian

yang luar biasa sehingga dapat menyatukan 17 pemain musik lainnya. Wibawanya

membuat kami segan dengannya tetapi keramahannya membuat kami merasa

dekat layaknya suara yang yang dihasilkan brass horn.

Ghivo memainkan alat musik gesek cello, memiliki kebaikan yang luar

biasa, sehingga semua orang ingin berada didekatnya. Ditambah keberadaan Ulfi,

yang memainkan alat musik clarinet. Arif, si pemain bass clarinet yang memiliki

hati yang tulus ketika membantu kami.

Disebelahnya ada pemain alat musik woodwind yaitu Arsa seperti

jembatan bagi alat musik lainnya seperti flute, Dipta yang memberikan dukungan

untuk mempertahankan tempo permainan. Tito si pemain contrabass yang bisa

memainkan emosi dalam sebuah lagu yang sedang dimainkan untuk menjadi

tenang maupun tegang.

Berusaha menjaga tempo ketika lagu tengah dimainkan, dua pemain alat

musik pukul kettledrums, Putra dan Fathi mengubah situasi yang tegang menjadi

viii

tawa canda serta riang gembira. Doublebass yang biasa dianggap sebagai alat

musik yang tangguh sangat menggambarkan Doni.

Pertunjukkan orkestra semakin hidup dengan adanya Tiara sebagai pemain

trumpet berusaha merangkul semuanya agar terciptanya keharmonisan. Dibantu

dengan alat musik oboe yang dimainkan Ririn bersama-sama menjaga

kekompakan dalam simfoni orkestra. Karla yang memainkan piccolo memiliki

sifat yang diam-diam menghanyutkan tetapi kadang menghebohkan.

Alat musik bassoon yang terkenal meriah memang melekat pada Putri,

membuat dirinya terlihat berbeda dari yang lain tetapi tetap intelek. Berbeda

dengan Nisa, pemain alat musik harp yang berjuang dengan segenap hati

walaupun terlihat unik diluarnya. Memainkan alat musik alto violin membuat

Jhane tampak seperti sosok yang apa adanya tetapi dapat melihat kesempatan

besar di depannya.

Sebelum mengucapkan kekaguman atas permainan philharmonic

orchestra dan meninggalkan kursi penonton. Dengarlah nada yang dihasilkan

violin yang bisa memadukan alat musik lainnya, merekalah Okta dan Halida yang

menambah keharmonisan dalam sebuah orkestra tersebut dan menjadi nikmat

untuk didengar.

Berbagai alunan nada dari alat musik memang bisa diperdengarkan

berulang kali. Tetapi, kesan pertama mendengarkan sebuah alunan nada terbaik di

sebuah orkestra sesungguhnya hanya dapat dinikmati satu kali saja. Begitu pula

dengan MPS A. MPS A mungkin bukanlah tempat terbaik yang pernah kita

datangi, tetapi semoga MPS A menjadi satu-satunya tempat di hati kita yang

menyajikan alunan nada terbaik untuk diperdengarkan dalam menggapai asa dan

cita.

“But of all these friends and lovers, there is no one compares with you”

– The Beatles

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................................... v

SEKAPUR SIRIH .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 6

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7

1.5.1 Manfaat Akademis ...................................................................................... 7

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 7

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 9

2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students

oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik

dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran,

Mei 2004 ...................................................................................................... 9

2.1.2 HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents

In the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H,

AsosiasiProfesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional,

x

State University of New York, Maret 2005 ............................................... 10

2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging

Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L.

Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004 .......................................................... 11

2.1.4 Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada

Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009 ........... 13

2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data

Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto .............. 14

2.2 Kerangka Konseptual .......................................................................................... 21

2.2.1 Variabel Dependen ................................................................................... 21

2.2.1.1 Definisi Sikap ............................................................................. 21

2.2.1.2 Definisi Remaja .......................................................................... 27

2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS ........................................................... 28

2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS ........................................................ 28

2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 29

2.2.2 Variabel Independen ................................................................................. 30

2.2.2.1 Definisi Gaya Hidup ................................................................... 30

2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 31

2.2.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 33

2.2.2.1.3 Dimensi Minat ..................................................................... 34

2.2.2.2 Definisi Religiositas ................................................................... 35

2.3 Model Analisis ................................................................................................... 38

2.4 Hipotesis ............................................................................................................ 38

2.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 38

2.5.1 Variabel Dependen .................................................................................... 39

2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ....... 39

2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif ................................................................. 39

2.5.1.1.2 Dimensi Afektif ................................................................... 42

2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku ................................................................. 42

2.5.2 Variabel Independen ................................................................................. 44

2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja .................................................................... 44

2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas ................................................................ 44

xi

2.5.2.1.2 Dimensi Opini ..................................................................... 46

2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja ....................................................... 48

2.5.2.2.1 Dimensi Praktik dalam Beragama ........................................ 49

2.5.2.2.1 Dimensi Kepercayaan dalam Beragama .............................. 50

2.5.2.2.3 Dimensi Pengalaman/perasaan dalam Beragama ................ 51

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 76

3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 76

3.2 Jenis Penelitian .................................................................................................... 77

3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian ................................................................ 77

3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian .................................................................. 78

3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian ................................................................... 78

3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 79

3.3 Unit Analisis ....................................................................................................... 79

3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 80

3.5 Teknik Penarikan Sampel ................................................................................... 81

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 85

3.6.1 Data Primer ............................................................................................... 85

3.6.2 Data Sekunder ............................................................................................ 85

3.7 Konstruksi Skala pada Penelitian ......................................................................... 85

3.8 Teknik Pengolahan Data ...................................................................................... 87

3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 89

3.10 Pembatasan dan Keterbatasan ............................................................................ 90

3.10.1 Pembatasan Penelitian.............................................................................. 90

3.10.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 91

BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ........................................................ 92

4.1 Potret Desa Lewo Baru ....................................................................................... 92

4.2 Struktur Pemerintahan Demografi Desa Lewo Baru .......................................... 94

4.3 Kondisi Demografi .............................................................................................. 95

4.3.1 Mata Pencaharian ....................................................................................... 97

4.3.2 Migrasi ....................................................................................................... 98

xii

4.3.3 Pendidikan .................................................................................................. 99

4.4 Fasilitas Umum .................................................................................................. 101

4.4.1 Sarana Kesehatan ..................................................................................... 102

4.5 Karakteristik Remaja......................................................................................... 103

BAB 5 KARAKTERISTIK RESPONDEN ........................................................ 108

5.1 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal di tingkat dusun ............. 108

5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .......................................... 109

5.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis sekolah .......................................... 109

5.4 Pendidikan Terakhir Orang tua ......................................................................... 110

5.5 Kegiatan Responden dalam Mengisi Waktu Luang .......................................... 111

5.5.1 Mengisi Waktu luang di Rumah .............................................................. 111

5.5.1.1 Mengisi Waktu luang dengan Membaca Buku ......................... 112

5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton ................................. 113

5.5.2 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman ..................... 115

5.5.3 Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet .......... 116

5.5.4 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ......................................... 117

5.5 Pekerjaan Orang Tua Responden ...................................................................... 118

5.6 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS .............................. 119

5.7 Variabel Independen ......................................................................................... 123

5.3.1 Gaya Hidup Remaja ................................................................................. 123

5.3.2 Tingkat Religiositas Remaja .................................................................... 126

BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM

MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS ..................................... 129

6.1 Hubungan Bivariat ............................................................................................. 129

6.1.1 Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup ........................................... 129

6.1.2 Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas .............................. 134

6.2 Hubungan Multivariat ........................................................................................ 140

6.2.1 Uji Regresi Berganda ............................................................................... 140

xiii

BAB 7 PENUTUP ................................................................................................. 144

7.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 144

7.2 Saran ................................................................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 147

LAMPIRAN ............................................................................................................ 152

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Studi Literatur Review ................................................................ 16

Tabel 2.2 Definisi ABCD ........................................................................................... 29

Tabel 2.3 Operasionalisasi Konsep Sikap ................................................................. 54

Tabel 2.4 Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup ....................................................... 62

Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep Religiositas ...................................................... 70

Tabel 3.1 Unit Analisis .............................................................................................. 80

Tabel 3.2 Teknik Analisis Data .................................................................................. 90

Tabel 4.1 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong ...................... 93

Tabel 4.2 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten/Kota ................................... 93

Tabel 4.3 Aksesibilitas Desa Lewo Baru ke ibukota Provinsi Jawa Barat ................ 94

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin ........... 96

Tabel 4.5 Mata Pencaharian Penduduk ...................................................................... 97

Tabel 4.6 Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru ............................................ 99

Tabel 4.7 Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru ....................................... 100

Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................................... 101

Tabel 4.9 Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru ................................................ 101

Tabel 4.10 Data Sarana Kesehatan........................................................................... 102

Tabel 6.1 Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 130

Tabel 6.2 Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja .......................................... 132

Tabel 6.3 Hubungan antara Aktivitas dengan SikapRemaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 132

Tabel 6.4 Hubungan antara Opini dengan SikapRemaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS ........................................................................ 133

Tabel 6.5 Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 135

Tabel 6.6 Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja ............................ 136

Tabel 6.7 Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 137

xv

Tabel 6.8 Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja

dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS............................................ 138

Tabel 6.9 Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS ...................................................... 139

Tabel 6.10 Model Summary Regresi Berganda ....................................................... 140

Tabel 6.11 Uji Anova Regresi Berganda ................................................................. 141

Tabel 6.12 Uji Koefisien Regresi Berganda ............................................................ 141

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005-2012 ......................... 2

Grafik 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru .................................................. 94

Grafik 4.2 Persentase Jumlah Penduduk Desa Lewo Baru ........................................ 96

Grafik 4.3 Luas Lahan Desa Lewo Baru .................................................................... 98

Grafik 5.1 Tempat tinggal responden di Tingkat Dusun.......................................... 108

Grafik 5.2 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 109

Grafik 5.3 Jenis sekolah responden .......................................................................... 109

Grafik 5.4 Pendidikan terakhir Orang tua Responden ............................................. 110

Grafik 5.5 Mengisi Waktu Luang di Rumah ............................................................ 111

Grafik 5.6 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku ..................................... 112

Grafik 5.7 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton .............................................. 113

Grafik 5.8 Mengisi Waktu Luang dengan Berkumpul dengan Teman .................... 114

Grafik 5.9 Mengisi Waktu Luang di Warnet ........................................................... 115

Grafik 5.10 Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain ...................................... 117

Grafik 5.11 Pekerjaan Orang Tua Responden.......................................................... 118

Grafik 5.12 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS ................. 119

Grafik 5.13 Gaya Hidup Remaja .............................................................................. 123

Grafik 5.14 Tingkat Religiositas .............................................................................. 126

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Enam Tingkatan Berfikir dalam Kognitif ............................................. 25

Gambar 2.2 Lima Tingkatan Berfikir dalam Afektif ................................................ 26

Gambar 2.3 Model Analisis ...................................................................................... 38

Gambar 3.1 Skema Penarikan Sampel ...................................................................... 84

Gambar 4.1 Peta Desa Lewo Baru ............................................................................. 92

Gambar 4.2 Rehabilitasi Situ Cibuyut ....................................................................... 95

Gambar 4.3 Puskesmas Citeras ................................................................................ 103

Gambar 4.4 Remaja Laki-laki Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ......... 104

Gambar 4.5 Remaja Perempuan Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang ...... 105

Gambar 4.6 Sunset Malangbong .............................................................................. 106

Gambar 4.7 Warnet yang biasa digunakan oleh remaja Desa Lewobaru ................ 107

Gambar 4.3 Kondisi warnet yang biasa digunakan oleh remaja desa Lewo Baru ... 107

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ......................................................................... 152

Lampiran 2 Rencana Analisis Data ...................................................................... 164

Lampiran 3 Buku Kode ....................................................................................... 230

Lampiran 4 Uji Statistik Penelitian ...................................................................... 272

Lampiran 5 Transkrip Wawncara ........................................................................ 277

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh, virus ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi

lemah dalam melawan penyakit oportunistik. HIV dapat berkembang menjadi

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) melalui tahap inkubasi yang

berkisar 2 sampai 15 tahun, tergantung dari daya tahan tubuh penderita (WHO,

2012). Pada dasarnya, HIV dapat tertular melalui hubungan intim (vagina, anal,

ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Selain itu,

penularan juga dapat terjadi pada ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau

menyusui. Saat ini AIDS sudah mulai dapat ditangani namun hanya sebatas

memperlambat laju perkembangan virusnya saja bukan menyembuhkan penyakit

tersebut.

MDG’s (Millennium Development Goals) yang dideklarasikan pada tahun

2000 oleh 189 negara anggota PBB, termasuk Indonesia, merumuskan “Delapan

Tujuan Bersama” dalam rangka pembangunan global yang salah satunya yaitu

mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS karena penyakit ini diperkirakan akan

menjadi wabah yang mematikan. Di tahun 2011, UNAIDS mencatat sebanyak

15.000 orang meninggal dunia akibat AIDS (Indonesian Business Coalition on

AIDS, 2009).

Poin keenam MDG’s dalam memerangi HIV dan AIDS ini dikhawatirkan

akan gagal tercapai pada tahun 2015. Hal ini karena realita yang terjadi justru

semakin meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS di pelbagai negara,

termasuk Indonesia. Pada tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat ketiga

untuk kasus AIDS se-Asia setelah Cina dan Thailand. Dari data UNAIDS terlihat

bahwa penderita kasus HIV dan AIDS mayoritas adalah remaja yang merupakan

usia produktif. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian khusus terutama bagi

Pemerintah Indonesia karena peningkatan penyebaran HIV dan AIDS didominasi

oleh usia produktif yang dapat mengancam kemajuan bangsa.

2

Gambar 1.1

Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Indonesia

Tahun 2005-2012

Sumber: www.spiritia.or.id

Gambar 1.1 di atas menggambarkan kasus HIV dan AIDS di Indonesia

dari tahun 2005-2012. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tren untuk kasus

HIV dan AIDS di Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat.

Secara kumulatif, untuk kasus HIV dan AIDS di Indonesia hingga bulan

Desember 2012 mencapai 143.889 kasus di mana terdapat 98.390 kasus HIV dan

45.499 kasus AIDS. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2012,

persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan berada pada kelompok usia 25 - 49

tahun (73,7%); diikuti kelompok usia 20-24 tahun (15,0%) dan kelompok usia di

atas 50 tahun (4,5%). Sementara itu, persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi

berada pada kelompok usia 20-29 tahun (42,3%); diikuti kelompok usia 30-39

tahun (33,1%); kelompok usia 40 - 49 tahun (11,4%); kelompok usia 15-19 tahun

(4%) dan kelompok usia 50-59 tahun (3,3%).

Maraknya kasus HIV dan AIDS di Indonesia, secara tidak langsung

berpengaruh terhadap tingginya prevalensi kasus HIV dan AIDS di pelbagai

daerah. Salah satunya di Jawa Barat yang berada di peringkat keempat setelah

Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Pada tahun 2012, Departemen Kesehatan

mencatat terdapat 7.157 kasus HIV dan 4.098 kasus AIDS di Provinsi Jawa Barat.

0

5000

10000

15000

20000

25000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

KA

SUS

TAHUN

JUMLAH KASUS HIV JUMLAH KASUS AIDS

3

Kasus HIV dan AIDS untuk beberapa wilayah di Jawa Barat juga terus

meningkat, salah satunya di Kabupaten Garut. Pada tahun yang sama, artikel

“Kasus HIV dan AIDS di Garut Tewaskan 109 Orang” menyebutkan terdapat 219

kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang tersebar di sekitar 24

wilayah kecamatan dan menyebabkan 109 penderita meninggal dunia. Dari

seluruh penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Garut, sebagian besar didominasi

oleh laki-laki berusia 20 hingga 30 tahun yang merupakan usia produktif.

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa mayoritas penderita HIV dan

AIDS di Kabupaten Garut adalah orang-orang yang berada di golongan usia

produktif, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka yang terinfeksi AIDS telah

tertular HIV sejak 5-10 tahun sebelumnya. Hasil survei BKKBN menyebutkan,

karakteristik usia penderita yang tertular HIV dan AIDS terbanyak masuk ke

dalam kelompok remaja yaitu sebesar 31 persen yang terdiri dari 7 persen remaja

berusia di bawah 20 tahun dan 24 persen berusia antara 20-24 tahun. Hasil survei

BKKBN ini menunjukkan bahwa remaja adalah kelompok usia yang paling

rentan terinfeksi HIV dan AIDS.

Menurut Monks, Knoers, dan Haditono, Remaja sebagai kelompok usia

yang paling rentang terinfeksi HIV dan AIDS dapat dibedakan menjadi empat

bagian : masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa

remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita,

2006: 192). Masa remaja adalah perpaduan antara perkembangan usia psikologis

dan usia biologis sehingga sangat dipengaruhi multifaktor yang terjadi di pelbagai

bidang dalam masyarakat. Menurut Erickon yang dikutip oleh Hall, Lindzey, dan

Campbell (Jurnal Proviate Volume 2 No.1, 2006:2) juga menyatakan bahwa masa

remaja merupakan masa krisis, karena pada masa ini remaja mengalami masa

transisi yang sulit yaitu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Menurut Departemen Kesehatan tahun 2008, dari 15.210 penderita HIV

dan AIDS sebesar 54 persen diantaranya adalah remaja. (B. Hasil survei dari 33

provinsi di Indonesia pada tahun 2008 yang dikutip dari antaranews.com

memperlihatkan sebesar 63 persen remaja SMP dan SMA pernah berhubungan

4

seks sebelum nikah. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun-

tahun sebelumnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa remaja merupakan

kelompok usia yang rentan terhadap risiko gangguan kesehatan seperti penyakit

HIV dan AIDS. Selain itu, merujuk pada data-data tersebut, terlihat adanya

kemungkinan kenaikan tingkat kerentanan remaja terhadap penyakit HIV dan

AIDS. Kerentanan remaja terhadap HIV dan AIDS merupakan situasi yang

penting untuk dikaji berkenaan dengan sejauhmana sikap remaja mampu

mencegah penularan HIV dan AIDS.

Berdasarkan definisi sikap oleh beberapa ahli, sikap adalah suatu respon

evaluasi atau reaksi perasaan yang timbul ketika individu dihadapkan pada suatu

stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual (Azwar, 2005). Menurut

Berkowitz dalam Azwar (2005), sikap seseorang terhadap suatu objek dapat

dilihat dari perasaan mendukung atau positif maupun perasaan tidak mendukung

atau negatif terhadap objek tersebut.

Lemahnya sikap remaja dalam mencegah penularan terhadap HIV dan

AIDS tidak terlepas dari upaya penanggulangan yang selama ini telah dilakukan.

Upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kasus

HIV dan AIDS selama ini lebih menekankan pada aspek struktural berupa

pembuatan Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Nomor1197/MENKES/SK/XI/2007 mengenai Kelompok Kerja Penanggulangan

HIV dan AIDS dan melalui institusi pendidikan diaspek kurikulumnya. Namun,

hal tersebut dirasa kurang efektif atau signifikan dalam penanggulangan kasus

HIV dan AIDS (Suryoputro, Antono, 2006).

Ketidakefektifan aspek struktural dari pemerintah dalam penanggulangan

kasus HIV dan AIDS, disebabkan remaja Indonesia saat ini tengah mengalami

perubahan sosial dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Hal

tersebut merujuk pada penelitian Antono Suryopunto, Nicholas J. Ford, dan

Zahroh Shaluhiyah menjelaskan bahwa perubahan norma dan nilai dari batasan

tradisional yang penuh larangan berubah menuju masyarakat modern yang lebih

bebas. Perubahan norma dan nilai ini dapat memengaruhi perilaku dan sikap

seksual remaja di lingkungan heterogen yang sangat khas di negara-negara

berkembang (Suryoputro, Antono, 2006) yang mana perubahan sosial tersebut

5

berdampak pada perubahan gaya hidup mereka. Gaya hidup menurut WHO

(1998) didefinisikan sebagai cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku

yang dapat diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik

individu, interaksi sosial, serta kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidup

mereka.

Sebelum terjadinya perubahan sosial seperti yang diungkapkan di atas,

sikap dan gaya hidup remaja masih dijaga secara kuat oleh keluarga, adat budaya

serta nilai-nilai tradisional yang diyakininya. Namun kini, nilai dan norma

tradisional semakin melemah karena adanya modernisasi dan globalisasi yang

terjadi secara besar-besaran. Penelitian K. I. Klepp, J. Sundby, dan G. Bjune

menjelaskan bahwa globalisasi merupakan salah satu dampak dari adanya budaya

universalisasi seksual pada remaja, khususnya remaja perkotaaan di Afrika

(Klepp, 2002). Modernisasi yang terjadi dengan adanya revolusi teknologi

merupakan bukti adanya keterbukaan budaya pada sebagian masyarakat baik di

negara maju maupun negara berkembang (Bandura A, 2001: 1-26). Oleh karena

itu, keingintahuan remaja yang begitu besar terhadap hal seksual ditambah dengan

modernisasi dan globalisasi akan mengakibatkan perubahan dalam gaya hidup

remaja yang dapat mengancaman peningkatan kasus HIV dan AIDS di Indonesia.

Terkait hal tersebut, remaja Indonesia pada saat ini tampaknya lebih

toleran terhadap gaya hidup seksual pranikah. Pasalnya, berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh pelbagai institusi di Indonesia selama tahun 1993-2002,

ditemukan 5-10 persen wanita dan 18-38 persen pria muda berusia 16-24 tahun

telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan seusia mereka

(Suryoputro, Antono, 2006). Jika hal ini semakin berkembang, ancaman

meningkatnya HIV dan AIDS di Indonesia semakin besar karena salah satu cara

penularan HIV dan AIDS adalah melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, perlu

adanya penurunan angka gaya hidup seksual pranikah khususnya remaja.

Selain gaya hidup, terlihat bahwa tingkat religiositas juga berperan dalam

membentuk sikap remaja khususnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Pada dasarnya, religiositas merupakan istilah yang mengacu pada kualitas

penghayatan dan sikap hidup seseorang berdasarkan nilai - nilai kegamaan yang

diyakininya (Djarir: 2005). Dalam penelitian Lavinson (1995), terlihat bahwa

6

orang dewasa yang lebih religius cenderung memiliki sikap negatif terhadap

perilaku seksual (Memoona Hasnain, 2001). Selain itu, dari hasil penelitian

Nicholas dan Durrheim (1995) ditemukan indikasi bahwa semakin taat seseorang

terhadap agamanya maka semakin rendah kecenderungan untuk melakukan

hubungan seksual dan menunda melakukan hubungan seksual pranikah

(Memoona Hasnain, 2001). Berdasarkan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap remaja yang dipengaruhi oleh aspek

kultural melalui gaya hidup dan tingkat religiositas remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan di atas, disebutkan bahwa golongan usia remaja

merupakan usia yang paling rentan terhadap penularan HIV dan AIDS. Selain itu,

upaya yang dilakukan selama ini dalam menanggulangi HIV dan AIDS terfokus

pada aspek struktural yang hasilnya masih kurang efektif. Maka, penelitian ini

berusaha menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Berdasarkan pertanyaan di atas, kami mengelaborasi permasalahan secara

lebih detail dengan mengajukan pertanyaan dibawah ini:

1.3.1 Sejauh mana gaya hidup remaja memengaruhi sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?

1.3.2 Sejauh mana tingkat religiositas memengaruhi sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas

terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Kabupaten

Garut, Kecamatan Malangbong, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini

7

mendefinisikan sikap remaja megenai HIV dan AIDS sebagai variabel dependen

sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai variabel independen.

Adapun tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.4.1 Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

1.4.2 Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini sebagai bentuk aplikasi mata kuliah Metode Penelitian Sosial

I yang diperoleh selama perkuliahan. Pengalaman yang telah didapatkan berupa

proses-proses penelitian yang dimulai dari pembuatan desain penelitian,

instrument wawancara, turun lapangan, hingga analisis dan penulisan laporan

yang dilakukan secara berkelompok. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran bagi peneliti mengenai pengaruh gaya hidup remaja dan

tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang diperoleh untuk institusi terkait yaitu penelitian ini dapat

menjadi landasan dalam membentuk perencanaan kegiatan atau kebijakan dalam

penanggulangan HIV dan AIDS yang tidak hanya pada aspek struktural, tetapi

juga pada aspek kultural. Sehingga mampu memberikan solusi yang lebih riil

dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS terutama bagi remaja,

mengingat remaja adalah golongan usia produktif. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan, baik kepada peneliti sosial

maupun peneliti kesehatan, serta masyarakat terkait sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

8

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi

bahan masukan dalam upaya penurunan angka HIV dan AIDS di Indonesia pada

institusi pemerintah atau institusi non pemerintah. Penelitian ini dapat bermanfaat

bagi Departemen Kesehatan Pemerintah dalam mengupayakan pencegahan dan

penularan HIV dan AIDS, khususnya pada remaja. Penelitian ini juga bermanfaat

bagi Departemen Pendidikan dalam memberikan informasi mengenai HIV dan

AIDS melalui program penyuluhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi

Departemen Agama untuk memberikan kontribusi melalui pendidikan agama di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) terkait

HIV dan AIDS agar terwujud sikap remaja yang mendukung dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaaat bagi

institusi non-pemerintah seperti Lembaga Penanggulangan HIV dan AIDS terkait

dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kelompok remaja Indonesia.

9

BAB 2

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Kasus infeksi HIV dan AIDS kini menjadi masalah kesehatan global

termasuk di Indonesia. Menurut WHO (2000), 58 juta jiwa penduduk dunia telah

terinfeksi HIV dan 22 juta jiwa di antaranya meninggal akibat AIDS serta 7.000

jiwa meninggal setiap harinya. Transmisi HIV kini cenderung meningkat,

ditunjukkan dengan sekitar 16.000 jiwa terinfeksi setiap hari di pelbagai belahan

dunia dengan pelbagai cara. Data dari Voluntary Conseling and Testing (VCT)

tahun 2002 menunjukkan lebih dari 50 persen pengguna narkoba yang

menggunakan jarum suntik positif terinfeksi HIV. Pada tahun yang sama pula

hampir seluruh provinsi di Indonesia melaporkan terdapatnya kasus terinfeksi

penyakit HIV. Ditambahkan di tahun 2012 oleh Departemen Kesehatan bahwa

tingkat risiko AIDS tertinggi muncul dari hubungan seks tidak aman pada

heteroseksual yaitu mencapai 81,9%., dan sisanya berasal dari penggunaan jarum

suntik yang tidak steril dan faktor keturunan.

Sebelum melakukan penelitian, diperlukan adanya tinjauan pustaka

terhadap beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Hal

ini diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat

pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang

pernah dilakukan terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan.

2.1.1 Knowledge and attitude towards HIV and AIDS among Iranian students

oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin

Tajik dan Zahra Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas

Tehran, Mei 2004.

Penelitian ini menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok usia yang

penting untuk diperhatikan dalam hal mengatasi persebaran HIV dan AIDS. Iran

merupakan negara dengan prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Hal

10

tersebut ditunjukkan pada tahun 2003 tercatat 5.086 penduduknya terinfeksi HIV

dan AIDS. Dengan mewawancarai 4.641 pelajar SMA di Tehran, penelitian ini

menunjukan pengetahuan serta sikap remaja mengenai HIV dan AIDS belum

terlalu baik. Terbukti bahwa hanya sedikit siswa yang dapat menjawab pertanyaan

mengenai pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan benar.

Selain itu banyak siswa yang keliru mengenai cara penularan HIV dan

AIDS dengan menjawab bahwa penularan HIV dan AIDS dapat terjadi melalui

gigitan nyamuk, kolam renang, dan toilet. Disampaikan bahwa 90 persen siswa

menginginkan informasi yang lebih banyak mengenai HIV dan AIDS. Di sisi lain,

sumber informasi utama mengenai pencegahan, penularan, serta bahaya HIV dan

AIDS bagi mereka hanya melalui televisi dan radio. Hasil lain menunjukkan

bahwa sikap para siswa terhadap penderita HIV dan AIDS masih dirasa kurang

baik karena mereka berpendapat bahwa penderita harus dijauhi karena berbahaya

dan memungkinkan adanya penularan.

Penelitian ini memiliki relevansi terhadap penelitian yang akan dilakukan

karena melihat pengetahuan sebagai faktor yang memengaruhi sikap pelajar dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan,

pengetahuan menjadi salah satu dimensi dari sikap yang merupakan variabel

penelitian. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam penelitian ini

tidak diperhatikan berapa rentang usia pelajar SMA tersebut serta status

perkawinannya.

2.1.2 HIV and AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions among Adolescents

in the River States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H,

Asosiasi Profesor dan Koordinator Program Kesehatan Internasional,

State University of New York, Maret 2005.

Berdasarkan tingkat kasus infeksi HIV dan AIDS, Nigeria berada pada

urutan ketiga tertinggi di dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan, sikap, dan pendapat remaja di salah satu wilayah di Nigeria dengan

prevalensi HIV dan AIDS yang cukup tinggi. Wilayah tersebut adalah River State,

sebuah daerah pusat industri yang kaya akan minyak. Wilayah ini menjadi daya

tarik karena memiliki kesempatan kerja serta potensi sosial ekonomi yang baik.

11

Namun di wilayah ini ditunjukkan pula banyak orang yang melakukan hubungan

seks bebas tanpa menggunakan kondom.

Dalam penelitian ini digunakan teknik survei yang dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada 100 pelajar sekolah menengah pertama yang

berusia 12–15 tahun. Salah satu yang menarik dari penelitian ini terdapat

pertanyaan mengenai apakah mereka khawatir akan tertular HIV dan AIDS, dan

terdapat 45 persen siswa menjawab tidak khawatir. Hal ini berimplikasi terhadap

perilaku berisiko para siswa tersebut. Selain itu, hasil temuan lain menunjukan

adanya sikap negatif terhadap penularan HIV dan AIDS sebagai akibat dari

pemahaman mereka yang keliru mengenai penularan HIV dan AIDS tersebut.

Sebanyak 30 persen responden mengatakan bahwa seseorang yang terlihat sehat

tidak akan tertular HIV dan AIDS. Sedangkan berdasarkan wilayah, 32 persen

responden setuju bahwa gigitan nyamuk dapat menularkan HIV. Hal ini

disebabkan pada wilayah tersebut nyamuk merupakan endemik.

Dalam mendiskusikan mengenai HIV dan AIDS, hanya sebagian

responden yang pernah berdiskusi tentang HIV dan AIDS dengan teman laki-laki

maupun perempuan. Sedangkan 43 persen responden tidak pernah berdiskusi

mengenai HIV dan AIDS dengan orang tua atau wali mereka. Jadi, dari penelitian

ini disimpulkan bahwa pentingnya upaya peningkatan pengetahuan pada remaja

mengenai HIV dan AIDS dalam mengurangi penyebaran HIV dan AIDS.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena

penelitian ini menggunakan opini serta pengetahuan remaja untuk melihat sikap

renaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian yang akan

dilakukan, opini dan pengetahuan adalah dimensi sikap yang merupakan variabel

dependen penelitian Jadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah bahwa variabel independen disini justru menjadi dimensi dari

variabel dependen pada penelitian yang akan dilakukan.

2.1.3 Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging

Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L.

Shearer, Tanya L. Boone, Mei 2004.

12

Religiositas dan seksualitas merupakan dua hal yang berkembang secara

khusus dan mudah dipengaruhi pada masa menuju kedewasaan (kisaran usia 18-

25 tahun dan berbeda dengan masa remaja). Religiositas atau agama secara

potensial juga memengaruhi keputusan terkait masalah seks seperti larangan

dalam seks, kontrol kelahiran, dan aborsi dengan menggunakan teori referensi

grup. Teori referensi grup menjelaskan bahwa agama tertentu akan mendorong

individu menghindari perilaku seksual karena ajaran agamanya (Zaleski, 2000).

Jika mengacu pada teori referensi grup tersebut, sikap seksualitas tidak hanya

dipengaruhi oleh grup keagamaan namun juga grup lainnya seperti keluarga dan

teman sepermainan.

Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa aspek-aspek religiositas memiliki

keterkaitan dengan sikap dan perilaku seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi

alat prediksi terkuat dari perilaku seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar

perilaku religiositas juga dapat menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk

melihat sikap seksualitas. Dari hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan

seksualitas dan religiositas muncul ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini

terus berlanjut dan saling terkait dengan hal lainnya selama masa perkembangan

Kelemahan dari studi ini sendiri adalah banyaknya variabel yang digunakan.

Aspek-aspek religiositas memiliki keterkaitan dengan sikap dan perilaku

seksualitas. Perilaku keagamaan menjadi alat prediksi terkuat dari perilaku

seksual, sedangkan aspek-aspek lain diluar perilaku religiositas juga dapat

menjadi alat untuk memprediksi yang baik untuk melihat sikap seksualitas. Dari

hasil temuan dijelaskan bahwa perubahan seksualitas dan religiositas muncul

ketika masa kedewasaan, kemudian hal ini terus berlanjut dan saling terkait

dengan hal lainnya selama masa perkembangan.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan karena

penelitian ini secara khusus membahas mengenai variabel religiositas sebagai

faktor yang memengaruhi perilaku seksual pada remaja. Sedangkan, perilaku

diambil sebagai salah satu dimensi dari variabel sikap dalam penelitian yang akan

dilakukan. Namun secara keseluruhan, penelitian ini tidak secara spesifik

menjelaskan mengenai HIV dan AIDS sebagai akibat dari perilaku berisiko.

13

2.1.4 Faktor Pencegahan HIV dan AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular

Pada Siswa SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009

Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara dengan angka HIV dan

AIDS yang tinggi dengan sebagian besar kasusnya dialami oleh kelompok usia

produktif. Hal tersebut dikarenakan salah satu kelompok usia produktif yaitu

kelompok usia anak sekolah memiliki potensi perilaku berisiko yang cukup tinggi

terhadap penularan HIV dan AIDS. Tujuan penelitiannya adalah untuk

menganalisis faktor pencegahan HIV dan AIDS yang diakibatkan oleh perilaku

berisiko tertular pada siswa SLTP.

Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa edukasi dan promosi yang

dilakukan pemerintah maupun pihak lain masih belum merata. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa persepsi mengenai pengetahuan, sikap dan pencegahan

berhubungan dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS dari perilaku berisiko

yang tertular pada siswa SLTP. Persepsi tentang informasi dari keluarga dan

orang lain, fasilitas yang tersedia, serta pemahaman tentang stigma yang

berkembang di masyarakat berhubungan dengan pencegahan HIV dan AIDS dari

perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP.

Faktor intrinsik yang meliputi persepsi tentang pemahaman, sikap, dan

pencegahan HIV dan AIDS mempunyai hubungan yang signifikan dengan

perilaku berisiko yang tertular pada siswa SLTP. Begitu pula dengan faktor

ekstrinsik (informasi dari luar) yang meliputi informasi dari orangtua, fasilitas,

informasi dengan orang lain dan stigma masyarakat mempunyai hubungan

signifikan dengan perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Rekomendasi dari

penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan melalui komunikasi, informasi dan

edukasi mengenai faktor pencegahan HIV dan AIDS melalui perilaku berisiko

tertular pada siswa SLTP. Hal lain memerlukannya peningkatan bimbingan dan

konseling dari guru serta pendampingan orang tua kepada anak.

Relevansi penelitian ini terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah

disini digunakan variabel perilaku berisiko tertular HIV dan AIDS yang dilihat

melalui persepsi mengenai pemahaman serta sikap dalam mencegah HIV dan

AIDS. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan pada kelompok usia remaja, yaitu

SLTP, namun tidak ada batasan usia pada remaja SLTP tersebut.

14

2.1.5 Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data

Riskesdas 2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan

oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun 2007, kasus HIV

dan AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam ditunjukkan dengan

11.141 orang mengidap AIDS dan 6.066 orang positif terinfeksi HIV. Jumlah ini

diperkirakan hanya 10 persen dari seluruh orang yang terinfeksi HIV di seluruh

Indonesia. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003

menunjukkan sekitar 34 persen remaja perempuan dan 21 persen remaja laki-laki

berumur 15-24 tahun belum pernah mendengar istilah HIV dan AIDS. Selain itu

tercatat 55,7 persen remaja yang memiliki perilaku seksual berisiko tertular HIV

dan AIDS dan hanya 44,3 persen berperilaku seksual tidak berisiko.

Dari data yang dianalisis terdapat sejumlah 14.355 remaja berusia 15-19

tahun belum menikah tersebar di seluruh daerah Indonesia. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja dengan

kategori baik adalah sebesar 51,1 persen sedangkan remaja dengan pengetahuan

kurang sebesar 48,9 persen, terdapat selisih tipis pada penelitian dilakukan yang

pernah sebelumnya. Pengetahuan di perkotaan lebih baik daripada di perdesaan

dan pengetahuan siswa SMP ke atas lebih baik daripada siswa SMP ke bawah.

Analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana program kesehatan

dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah

untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai HIV dan AIDS pada remaja

Indonesia.

Penelitian ini relevan bagi penelitian yang akan dilakukan karena disini

melihat pengetahuan remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan

AIDS. Dalam penelitian yang akan dilakukan pengetahuan merupakan salah satu

dimensi sikap yang merupakan variabel dependen dalam penelitian yang akan

dilakukan. Selain itu penelitian ini juga memiliki unit analisis dengan rentang usia

yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu remaja berusia 15-19

tahun yang belum menikah.

15

Dari penelitian-penelitian di atas, banyak aspek-aspek penelitian yang

memiliki relevansi bagi penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan

pada remaja dengan jenjang pendidikan tertentu, seperti SMP dan SMA.

Penelitian ini dilakukan pada remaja dengan kelompok usia 15-19 tahun dan

belum menikah. Selain itu, banyak dibahas variabel maupun dimensi yang

digunakan dalam penelitian ini, seperti sikap dan religiositas. Karena penelitian

dilakukan secara kuantitatif maka penelitian ini selanjutnya akan mencoba melihat

hubungan antara religiositas dan gaya hidup variabel independen dengan sikap

remaja mengenai pencegahan penularan HIV dan AIDS sebagai variabel

dependen.

.

16

Tabel 2.1

Matrik Studi Literatur Review

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi

1. Knowledge and

attitude towards HIV

and AIDS among

Iranian students

Oleh:

Anahita Tavoosi,

Azadeh Zaferani,

Anahita Enzevaei,

Parvin Tajik dan

Zahra Ahmadinezhad

Mengetahui

pengetahuan dan

sikap pada siswa

sekolah menengah

atas mengenai H IV

dan AIDS di Iran

Menggunakan

teknik cluster-

sampling, sampel

adalah 4641 siswa

SMA dari 52

sekolah tinggi di

Tehran dengan

memberi

kuesioner

A. Hanya sedikit siswa yang

menjawab semua

pertanyaan mengenai

pengetahuan dengan

benar, dan banyak

kesalah pahaman

mengenai cara penularan

HIV dan AIDS

B. Hampir semua siswa

ingin mengetahui lebih

jauh mengenai HIV dan

AIDS

C. Hubungan tingkat

pengetahuan terhadap

sikap dan disiplin siswa

mengenai HIV dan AIDS

Penelitian ini melihat

pengetahuan sebagai faktor

yang memengaruhi sikap

pelajar dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

17

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi

2. HIV dan AIDS

Knowledge, Attitudes,

and Opinions among

Adolescents in the

River States of Nigeria

Oleh:

Ben E. Wodi, Ph.D.,

M.S.E.H

Mengetahui tingkat

pengetahuan, sikap,

dan pendapat

remaja di Nigeria

mengenai HIV dan

AIDS

Survei dengan

menyebarkan

kuesioner kepada

100 pelajar

sekolah menengah

pertama

A. Hanya sebagian dari

responden yang bisa

berdiskusi dengan teman

laki-laki maupun

perempuan mereka

mengenai HIV dan AIDS

B. 43 persen responden

tidak pernah berdiskusi

mengenai HIV dan AIDS

dengan orang tua atau

wali mereka

C. 32 persen responden

tidak menggunakan

kondom sama sekali

Penelitian ini melihat opini

serta pengetahuan remaja

untuk melihat sikap renaja

dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS. Perbedaan

penelitian ini dengan

penelitian yang akan

dilakukan ialah variabel

independen dalam

penelitian ini justru

menjadi dimensi dari

variabel dependen pada

penelitian yang akan

dilakukan.

3. Religiosity, Sexual

Behaviors, and Sexual

Attitudes During

Mengetahui tingkat

pengetahuan, sikap,

dan pendapat

Melakukan

wawancara

terhadap sampel

Religiositas merupakan

faktor yang paling

kuat.dalam memengaruhi

Penelitian ini melihat

religiositas sebagai faktor

yang memengaruhi

18

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi

emerging Adulthood

oleh Eva S. Letkowitz,

Meghan M. Gillen,

Cindy L. Shearer,

Tanya L. Boone, Mei

2004

remaja di Nigeria

Mengenai HIV dan

AIDS

berjumlah 205

pelajar

sikap dan perilaku seksual. perilaku seksual pada

remaja. Perilaku seksual

merupakan salah satu

perilaku yang didefinisikan

sebagai perilaku yang

berisiko tertular HIV dan

AIDS. Konsep perilaku

adalah dimensi dari

variabel sikap pada

penelitian yang akan

dilakukan.

4 Faktor Pencegahan

HIV dan AIDS Akibat

Perilaku Berisiko

Tertular Pada Siswa

SLTP

Oleh Elly Nurachmah,

Mengidentifikasi

faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik

pencegahan HIV

dan AIDS yang

berpengaruh

Menggunakan dua

buah kuesioner

dengan skala

Likert,

pengolahan data

yang dilakukan

A. Terdapat hubungan

antara persepsi faktor

intrinsik meliputi

pengetahuan, sikap dan

pencegahan dengan

pencegahan HIV dan

Variabel perilaku berisiko

tertular HIV dan AIDS

dikaitkan dengan persepsi

mengenai pemahaman

serta sikap dalam

mencegah HIV dan AIDS.

19

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi

Mustikasari terhadap terjadinya

perilaku berisiko

tertular pada siswa

SLTP X di Depok.

meliputi editing,

coding, entry dan

cleaning. Analisis

data yang

dilakukan untuk

penelitian ini

menggunakan

analisis

univariat dengan

tampilan data

numerik (mean,

median,

modus, SD dan 95

persen CI)

AIDS dari perilaku

berisiko tertular pada

siswa SLTP

B. Ada hubungan antara

persepsi faktor ekstrinsik

meliputi informasi dari

keluarga, fasilitas yang

tersedia, informasi dari

orang lain dan

pemahaman tentang

stigma yang berkembang

di masyarakat dengan

pencegahan HIV dan

AIDS dari perilaku

berisiko tertular pada

siswa SLTP.

Penelitian ini juga

dilakukan pada kelompok

usia remaja.

5 Pengetahuan HIV dan Mengetahui Studi kuantitatif Isi dari penelitian ini adalah Penelitian ini melihat

20

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Relevansi

AIDS pada Remaja di

Indonesia (Analisis

Data Riskesdas 2010)

gambaran

pengetahuan HIV

dan AIDS pada

remaja Indonesia.

(survei) faktor-faktor yang secara

signifikan berhubungan

dengan perilaku berisiko

pada remaja di Indonesia

tahun 2007 yakni

pengetahuan, sikap, umur,

jenis kelamin, pendidikan,

status ekonomi rumah

tangga, akses terhadap

informasi, komunikasi

dengan orang tua, dan

keberadaan teman yang

memiliki perilaku berisiko

pengetahuan remaja

mengenai pencegahan

terhadap penularan HIV

dan AIDS. Konsep

pengetahuan merupakan

salah satu dimensi sikap

yang merupakan variabel

dependen dalam penelitian

yang akan dilakukan.

Selain itu penelitian ini

juga menganalisis remaja

berusia 15-19 tahun yang

belum menikah.

21

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gaya hidup dan tingkat

religiositas remaja sebagai variabel independen yang diasumsikan mampu

memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

2.2.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini peneliti memformulasikan konsep sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Variabel

dependen adalah variabel yang bergantung ataupun dipengaruhi oleh variabel

independen (Creswell, 1994, p.165-166).

2.2.1.1 Definisi Sikap

Pada dasarnya manusia dapat memiliki pelbagai bentuk sikap dalam

memahami kehidupan. William L. Thomas dan Florian Znaniecki dalam bukunya

yang berjudul “Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an

Immigrant Group” menyebutkan bahwa dalam teori sosial dibutuhkan unsur

budaya yang objektif seperti nilai-nilai sosial serta suatu karakter yang subjektif

yaitu sikap untuk memahami kehidupan. Terlihat bahwa melalui sikap, seseorang

dapat memahami kesadaran dan dapat menentukan tindakan nyata atau yang

mungkin akan dilakukannya dalam kehidupan, hal ini dikarenakan sikap dilihat

sebagai suatu proses kesadaran yang sifatnya individu atau subjektif dan memiliki

kekhasan untuk setiap individunya.

By attitude we understand a process of individual consiousness which

etermines real or possible activity of the indivudual in the social

world. (Thomas dan Znaniecki, 1918 : 22)

Puluhan definisi sikap dapat digolongkan menjadi tiga kerangkan

pemikiran. Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh Louis

Thrustone, Rensis Likert dan Charles Osgood yang mendefinisikan sikap sebagai

suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu

objek menurut mereka merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable)

ataupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek

22

tersebut. Sedangkan menurut Thurstone sendiri memformulasikan sikap kedalam

afek positif atau negatif terhadap suatu objek sikap.

Pemikir kedua yang diwakili oleh Chave, Borgadus, LaPierre, Mead dan

Gordon Allport yang mendefinisikan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi

terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Dalam hal ini kesiapan yang dimaksud

ialah kecendrungan bereaksi individu apabila dihadapkan pada suatu stimulus

yang menghendakinya untuk memberikan respon. Kelompok pemikir yang

terakhir yaitu kelompok yang berorientasi pada skema tradik (triadic schema)

yang melihat sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif

yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap

suatu objek sikap (Azwar, 2007 : 4-5). Sikap secara langsung dapat menjadikan

stimulus objek apa saja yang diidentifikasikan di lingkungan sosial, termasuk

kelompok manusia (misalnya kelompok etnis), masalah kontroversial (misalnya

melegalkan aborsi), dan objek nyata (misalnya pizza).

Sikap dapat didasari oleh kognitif, afektif, dan informasi behavioral.

Proses kognitif meliputi sumber informasi atau pengetahuan mengenai objek

sikap. Pengetahuan mengenai objek sikap ini dapat bersumber dari pengalaman

langsung terhadap objek tersebut atau yang tidak langsung seperti pengetahuan

dari orangtua, teman sepermainan dan media. Namun pada dasarnya, sikap yang

didasari oleh pengalaman langsung akan lebih kuat dibandingkan sikap yang

berasal dari informasi tidak langsung.

Proses afektif merupakan evaluasi individual terhadap objek sikap yang

tertuang kedalam emosi atau perasaan. Dalam hal ini, afeksi dan kognisi sering

berkorelasi antara satu dengan lain karena dalam prosesnya kedua hal ini akan

dapat saling memengaruhi secara bergantian (misalnya pengetahuan dapat

memengaruhi perasaan, dan perasaan dapat memandu pikiran). Bagaimanapun,

afeksi terhadap objek sikap dapat bersumber dari kepercayaan mengenai objek

sikap itu sendiri.

Proses yang terakhir yaitu proses behavioral yang secara spesifik

merupakan tindakan yang bersumber dari pengetahuan menuju objek sikap.

Sehingga terlihat bahwa perilaku terhadap sikap akan merefleksikan proses-proses

sebelumnya yaitu proses kognitif dan afektif (Millon & Lener, 2003).

23

Sikap atau attitude dalam buku yang dituliskan oleh Sarlito W. Sarwono

merupakan sebuah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau

biasa-biasa saja terhadap sesuatu atau objek sikap. Sebuah objek sikap dapat

berupa benda, kejadian, situasi, kelompok atau seseorang.Sikap dapat dilihat pada

3 komponen yaitu ABC affection (afeksi), behaviour (perilaku), dan kognition

(kognisi).

Afeksi didefinisikan sebagai perasaan yang timbul ketika melihat suatu

objek sikap dalam interaksi sosial, yang dapat dinyatakan kedalam perasaan

senang dan tidak senang, dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil seluruh

dimensi tersebut. Sedangkan, perilaku disini merupakan perilaku yang muncul

setelah timbulnya perasaan ketika melihat sebuah objek, dapat berupa tindakan

mendekat atau menjauh dari objek sikap yang ada. Kognisi merupakan segala

bentuk pemikiran atau ide-ide atau pengetahuan individu yang timbul terhadap

objek sikap, yang mana dapat berubah menjadi bagus atau tidak bagus. (Sarlito,

2009)

Dimensi afektif menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukkan

perilaku seseorang. Dimensi kognitif berkaitan dengan aktivitas otak yang

berhubungan dengan kemampuan berfikir, menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, atau mengevaluasi. Dimensi kognitif ini terdapat tingkatan (Bloom,

1956 : 62-197), yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang dalam mengingat

kembali (recall) sesuatu yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Pengetahuan merupakan proses berpikir yang paling rendah yang

dapat diukur dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya terhadap objek.

2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dapat

menjelaskan atau menguraikan kembali secara benar dan rinci mengenai

suatu objek yang telah diketahui dan diingatnya. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari. Pemahaman merupakan tingkat kemampuan berpikir yang

setingkat lebih tinggi dibandingkan pengetahuan.

24

3. Penerapan (application) adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan

ide-ide umum, tata cara maupun metode, konsep, prinsip, rumus, teori dan

sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Penerapan ini merupakan

proses berpikir setingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman. Kata

untuk mengungkapkan hasil penerapan: membedakan, diskriminasi,

terpisah, berhubungan, membagi, dan sebagainya.

4. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menganalisis

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih di

dalam satu struktur, dan berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya,

dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian disini

merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap

suatu kondisi, ide dan sebagainya. Pada tingkat ini seseorang dapat

menimbang manfaat atau akibat negatif dari suatu objek.

25

Gambar 2.1

Enam Tingkatan Berpikir dalam Kognitif

Dimensi Afeksi mencakup aspek perasaan, minat, emosi dan nilai.

Menurut Bloom juga terdapat tingkatan dalam aspek afeksi (Krathwohl, Bloom &

Maisa, 1984) ini yaitu :

1. Receiving (menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk

masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya

kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan

menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.

2. Responding (menanggapi) adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena

tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih

tinggi daripada jenjang receiving.

3. Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai atau

memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga

apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian

atau penyesalan. Valuing merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi

daripada receiving dan responding.

4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya

mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang

universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau

mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu

Evaluasi

Synthesis

Analysis

Application

Comprehension

Knowledge

26

sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai

lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu

nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah

dimiliki oleh seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi

dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada

sistemnya dan telah memengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat

efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar

bijaksana.

Gambar 2.2

Lima Tingkatan Berpikir dalam Afektif

Menurut Notoatmodjo suatu sikap belum secara otomotasi terwujud dalam

tindakan (overt behavior), diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang

memungkinkan agar terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata.

Notoatmodjo menyatakan perilaku merupakan tindakan atau perbuatan suatu

organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari. Terdapat tingkatan dalam

perilaku ini yaitu :

1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih pelbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.

27

2. Respon Terpimpin (Guided Respons), dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh indikator praktik tingkah

laku.

3. Mekanisme (Mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan

kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.

4. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya

tersebut.

Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah

suatu kecendrungan individu dalam memahami, merasakan, dan berperilaku

individu terhadap suatu objek sebagai hasil dari interaksi komponen kognitf,

afektif dan konatif. Dalam hal ini sikap akan dilihat sebagai suatu penilaian positif

atau negatif individu terhadap rangsangan atau stimulus tertentu.

2.2.1.2 Definisi Remaja

Remaja, dalam beberapa sumber literatur yang ditemukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa indikator usia merupakan parameter utama dalam

mengkategorikan kelompok masyarakat sebagai kelompok remaja. Menurut

BKKBN, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Dalam Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1979, disebutkan bahwa anak

dianggap sudah remaja ketika berusia 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun

untuk anak laki-laki. Organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menyebutkan bahwa

remaja adalah ketika anak telah mencapai usia 10-18 tahun.

Menurut Monks, Knoers, dan Haditono masa remaja dibedakan menjadi

empat bagian: masa pra-remaja berusia 10-12 tahun, masa remaja awal yaitu di

usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan di usia 15-18 tahun, dan masa remaja

akhir berusia 18-21 tahun (Deswita, 2006: 192). Menurut seorang ahli psikologi

remaja, Hurlock (1999), masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah

identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk

menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha

28

mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru. Masa remaja dijelaskan

sebagai periode yang penting, karena masa remaja adalah masa dimana akibat

fisik dan psikologis mempunyai persepsi yang sama penting. Perkembangan fisik

yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal

masa remaja, dapat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1999).

Jadi, remaja dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur 15-19

tahun dan belum menikah. Dasar peneliti dalam menentukan kategori belum

menikah adalah untuk mendapatkan sampel yang belum pernah berhubungan

seksual.

2.2.1.3 Penularan HIV dan AIDS

Menurut Panggih Dewi K (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi

penyebab penularan langsung HIV dan AIDS, antara lain:

1. Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV,

2. Transfusi darah yang tercemar HIV,

3. Menggunakan jarum suntik, tindik, tato atau alat lain yang dapat

menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara bersama-sama dan

tidak disterilkan,

4. Transplansi dengan organ atau jaringan yang terinfeksi, dan

5. Dari ibu ke anaknya sewaktu kehamilan, persalinan, maupun sewaktu

menyusui.

2.2.1.4 Pencegahan HIV dan AIDS

Menurut WHO (1990), terdapat empat cara utama untuk mencegah

penularan HIV dan AIDS yang dikenal dengan singkatan ABCD.

29

Tabel 2.2

Definisi ABCD

A Singkatan dari Abstinence atau puasa atau menjaga keperawanan, yaitu

tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yang berarti bahwa

hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.

B Singkatan Be Faithful atau setia pada pasangan, yaitu kalaupun sudah

menikah, hubungan seksual hanya dilakukan dengan pasangannya saja.

C Singkatan dari Condom atau menggunakan kondom, yaitu bagi mereka

yang memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan.

D Singkatan dari Don’t drugs atau tidak menggunakan obat-obatan

terlarang. Obat terlarang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obat

terlarang yang digunakan dengan media jarum suntik seperti heroin.

2.2.1.5 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS

Penelitian ini melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS sebagai kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan

penularan HIV dan AIDS melalui empat cara utama yaitu tidak berhubungan

seksual sebelum menikah (Abstinence), setia dengan pasangan (Be Faithful),

penggunaan kondom (Condom), dan tidak memakai obat-obatan terlarang (Don't

drugs).

Ketiga komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan perilaku dapat mengukur

bagaimana sikap remaja yang positif atau negatif dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS. Penelitian ini akan menggunakan seluruh dimensi tersebut. Dalam

Tiarlan (2008) sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut

mendekati, menerima atau mendukung upaya pencegahan terhadap penularan HIV

dan AIDS, seperti memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS, tidak

menggunakan narkoba suntik atau berupaya untuk tidak berganti-ganti pasangan.

Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan dengan remaja tersebut

menjauhi atau menolak upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS

seperti tidak memiliki wawasan yang luas mengenai HIV dan AIDS atau tidak

peduli terhadap informasi yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.

30

2.2.2 Variabel Independen

Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain yang

disebut sebagai variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang

(kemungkinan) menyebabkan atau memengaruhi hasil akhir (Creswell, 1994,

p.94). Peneliti melihat sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa variabel lain.

Mengingat realitas sosial bukan merupakan single factor, maka peneliti

merumuskan dua variabel independen atau variabel yang memengaruhi sikap

remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu gaya hidup dan

tingkat religiositas remaja.

2.2.2.1 Definisi Gaya Hidup

Kotler (1984) menjelaskan bahwa gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dijelaskan menurut WHO (1998),

bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang didasari oleh pola-pola perilaku yang

bisa diidentifikasi. Pola-pola perilaku ini dibentuk dari karakteristik individu,

interaksi sosial, dan kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan hidupnya. Kotler

menambahkan bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang diidentifikasi dari

bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang mereka anggap

penting di lingkungannya (minat), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri

mereka dan dunia di sekitar mereka (opini).

Dalam teori mengenai gaya hidup, Sumarwan (2004: 58) menjelaskan

konsep yang terkait dengan gaya hidup dalam membantu penelitian ini, yaitu

psikografik, sebagai instrumen untuk mengukur gaya hidup seseorang.

Psikografik merupakan suatu konsep yang terkait dengan gaya hidup. Psikografik

merupakan suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan

pengukuran kuantitatif dan bisa menganalisis data yang sangat besar (Sumarwan,

2004:58). Jadi, psikografik merupakan suatu dimensi sebagai pengukuran

kuantitatif gaya hidup, kepribadian, dan demografik seseorang. Psikografik juga

sering dikaitkan dengan pengukuran AIO (Activities, Interests, Opinions). Dalam

penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan dua dimensi gaya hidup yaitu

31

aktivitas dan opini. Dimensi minat tidak diikutsertakan karena peneliti menilai

bahwa dimensi minat beririsan dengan aspek saliensi opini dari dimensi opini, dan

dimensi minat juga beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen

penelitian ini, yaitu sikap.

2.2.2.1.1 Dimensi Aktivitas

Aktivitas merupakan dimensi dari gaya hidup yang diartikan sebagai cara

seseorang dalam menghabiskan waktunya (Kotler, 1984). Menurut American

Heritage Dictionary, pengertian aktivitas adalah tindakan atau gerakan energik.

Sedangkan aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008)

didefinisikan sebagai keaktifan atau kegiatan. Dalam Oxford Dictionary aktivitas

adalah sesuatu yang sedang atau telah dikerjakan oleh seseorang atau kelompok.

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang aktivitas, peneliti

memilih untuk menggunakan teori tentang aktivitas belajar untuk mengukur

aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Oemar Hamalik

(2011) menjelaskan bahwa aktivitas belajar seorang siswa dapat dibagi menjadi

delapan kategori, yaitu:

a. Aktivitas Visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan

bermain.

b. Aktivitas Lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Aktivitas Mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu

permainan, mendengarkan radio.

d. Aktivitas Menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan

mengisi angket.

e. Aktivitas Menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart,

diagram, peta dan pola.

32

f. Aktivitas Metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

menari dan berkebun.

g. Aktivitas Mental, yaitu merenung, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.

h. Aktivitas Emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-

lain.

Berangkat dari definisi aktivitas di atas, peneliti kemudian memilih

indikator aktivitas yang dinilai relevan dalam membahas aktivitas remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS, serta merumuskan satu jenis indikator baru,

indikator-indikator tersebut adalah:

1. Aktivitas visual: Aktivitas remaja berupa melihat dan membaca hal-hal

yang terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.

2. Aktivitas lisan: Aktivitas remaja berupa mengajukan pendapat dan

pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek pencegahan

penularan HIV dan AIDS.

3. Aktivitas mendengarkan: Aktivitas remaja berupa mendengarkan

penjelasan atau percakapan melalui diskusi mengenai hal-hal yang terkait

dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS.

4. Aktivitas gerak: Merupakan indikator yang dirumuskan oleh peneliti

sebagai perwakilan dari aktivitas menggambar dan menulis, dimana

menggambar dan menulis merupakan aktivitas yang terkait dengan gerak

fisik. Aktivitas gerak adalah aktivitas remaja terkait dengan aktivitas fisik

yang rutin dilakukan oleh remaja terkait dengan aspek pencegahan

penularan HIV dan AIDS.

Aktivitas metrik tidak dicantumkan karena dinilai terlalu rumit untuk

responden yang masih berusia remaja, sedangkan aktivitas mental dan emosional

tidak dicantumkan karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel dependen

penelitian ini, yaitu sikap.

33

Aktivitas sebagai dimensi dari gaya hidup adalah mengenai bagaimana

seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas remaja yang

berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS, yang dapat bersifat

mendukung dan tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana aktivitas remaja dapat

mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

2.2.2.1.2 Dimensi Opini

Opini adalah pandangan seseorang mengenai dirinya dan lingkungan di

sekitarnya (Kotler, 1984). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008),

opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian. Sedangkan dalam Oxford

Dictionary, opini adalah pandangan yang dibentuk terhadap sesuatu yang tidak

selalu berdasarkan fakta atau pengetahuan.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai opini, peneliti

memilih untuk menggunakan teori opini publik untuk mengukur opini remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Opini memiliki empat indikator yaitu

arah opini, intensitas opini, saliensi opini, dan stabilitas opini (Gitelson, Alan. R,

dkk, 2012: 132).

Arah opini mengacu pada posisi setuju atau tidak setuju seseorang terkait

sebuah isu, intensitas opini mengacu pada seberapa kuat seseorang menyetujui

atau tidak menyetujui sebuah isu, saliensi opini mengacu pada persepsi seseorang

tentang seberapa penting isu tersebut, dan stabilitas opini mengacu pada terjadi

atau tidak terjadinya perubahan dalam opini seseorang terhadap suatu isu dari

waktu ke waktu (Steward, John. P, 2013).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan opini remaja

yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Opini remaja terhadap dirinya

sendiri tidak digunakan dalam penelitian ini karena beririsan dengan dimensi

afeksi. Indikator dari opini yang peneliti gunakan untuk mengukur opini remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS berdasarkan teori opini publik, yaitu:

34

1. Arah opini: Posisi remaja memandang lingkungan di sekitarnya, baik

setuju maupun tidak setuju terkait aspek-aspek pencegahan penularan HIV

dan AIDS.

2. Intensitas opini: Seberapa kuat remaja menyetujui atau tidak menyetujui

aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS di lingkungan

sekitarnya.

3. Salinitas opini: Seberapa penting remaja menilai aspek-aspek pencegahan

penularan HIV dan AIDS di lingkungan sekitarnya.

Stabilitas opini tidak diikutsertakan sebagai indikator dalam penelitian ini,

karena untuk melihat trend terjadinya perubahan opini remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS dibutuhkan penelitian yang sifatnya time series.

Opini sebagai dimensi dari gaya hidup remaja dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS adalah sejauh mana pandangan remaja, baik setuju maupun tidak

setuju terhadap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS, dan apakah remaja

menganggap aspek-aspek pencegahan HIV dan AIDS tersebut sebagai sesuatu

yang penting, atau tidak penting. Opini remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS dapat bersifat mendukung, ataupun tidak mendukung dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS. Pengukuran yang dilakukan berupa sejauh mana opini

remaja dapat mendukung atau tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS.

2.2.2.1.3 Dimensi Minat

Penelitian ini mendefinisikan minat sebagai apa yang orang anggap

penting di lingkungannya (Kotler, 1986). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI 2008), minat didefinisikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Minat adalah kecenderungan dalam diri

individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi

Suryabrata, 1988 : 109). Sementara itu menurut Crow dan Crow, minat adalah

pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang,

sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu (Johny Killis, 1988 : 26). Minat merupakan

bagian dari afeksi (Krathwohl, 2002) sehingga dalam penelitian ini, dimensi minat

35

tidak digunakan oleh peneliti karena beririsan dengan dimensi afeksi dari variabel

dependen penelitian ini, yaitu sikap.

Peneliti merumuskan gaya hidup remaja yang mendukung dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai gaya hidup yang dimensi aktivitas

dan opininya bersifat positif terhadap komponen pencegahan HIV dan AIDS,

seperti perilaku ABCD (Abstinence, Be Faithful, Use Condom, Don’t Drugs) yang

sudah dijelaskan di atas. Kemudian, untuk gaya hidup yang tidak mendukung

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti merumuskan perilaku yang

tidak sesuai dengan perilaku ABCD, misalnya melakukan hubungan seks

pranikah, berganti-ganti pasangan, tidak memakai kondom saat berhubungan

seksual, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Gaya hidup remaja sebagai variabel independen memiliki pengaruh

terhadap sikap remaja sebagai variabel dependen. Hubungan yang dihasilkan dari

dua variabel ini adalah hubungan yang positif. Gaya hidup remaja yang

mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS akan menghasilkan sikap

remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, gaya

hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

maka akan menghasilkan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

yang negatif.

2.2.2.2 Definisi Religiositas

Variabel independen berikutnya dalam penelitian ini adalah tingkat

religiositas remaja. Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan

Stark (1968, p. 12-18), mereka menekankan konsep religositas sebagai komitmen

religius individu yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku individu

tersebut terhadap agama yang dianutnya. Kadar religusitas individu dapat

diketahui dengan lima dimensi berikut:

a. Kepercayaan dalam beragama (Religious Belief), yaitu tingkatan sejauh

mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya;

misalnya kepercayaan akan adanya malaikat, hari penghakiman,

kehidupan sesudah kematian, surga, neraka, dan hal-hal lain yang bersifat

dogmatik. Tingkat kepercayaan remaja terhadap hal-hal dogmatik di dalam

36

agama akan dilihat pengaruhnya kepada sejauh mana sikap remaja untuk

mencegah penularan HIV dan AIDS seperti dengan tidak melakukan

maksiat karena adanya kepercayaan bahwa Tuhan selalu mengamati segala

tindak tanduk manusia.

b. Praktik dalam beragama (Religious Practice), yaitu tingkatan sejauh mana

seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya;

misalnya pergi ke rumah ibadah secara teratur, dan melakukan ritualitas

lainnya secara pribadi di rumah, dan lain-lain. Tingkat ketakwaan remaja

dalam menjalankan kewajiban-kewajiban di dalam ritual keagamaan akan

dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja mencegah penularan HIV dan

AIDS seperti dengan dijalankannya ritual-ritual yang di dalam agama

meningkatkan kontrol diri terhadap perilaku berisiko penularan HIV dan

AIDS.

c. Pengalaman atau perasaan dalam beragama (Religious Feeling), yaitu

perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah

dialami yang dirasakan merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan;

misalnya merasa dekat dengan Tuhan atau merasakan kehadiran Tuhan,

merasa doanya dikabulkan oleh Tuhan, merasa diselamatkan oleh Tuhan,

dan lain sebagainya. Tingkat pengalaman di dalam pengalaman beragama

akan dilihat pengaruhnya terhadap sikap remaja di dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS seperti adanya pengalaman-pengalaman yang

dialami oleh remaja yang memberikan ‘kesadaran’ akan dosa yang akan

mereka dapatkan jika melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.

d. Pengetahuan dalam beragama (Religious Knowledge), yaitu seberapa jauh

seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, yang terdiri dari

pengetahuan dan konsep-konsep kognitif yang berhubungan dengan

penciptaan, pengetahuan akan mukjizat, ajaran-ajaran alkitab, dan lain-lain

serta aktivitasnya dalam menambah pengetahuan tentang agamanya,

terutama yang ada dalam kitab suci maupun buku-buku agama lainnya.

Tingkat pengetahuan terhadap agama yang dimiliki oleh remaja akan

dihubungkan dengan sikap remaja di dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS. Ajaran agama yang melarang umatnya untuk melakukan aktivitas

37

seksual secara bebas memberikan kontrol kepada remaja di dalam

tindakan-tindakan yang mereka lakukan.

e. Konsekuensi dalam beragama (Religious Effect), yaitu dimensi yang

mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi dan konsekuen

dengan ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial; misalnya

mengunjungi tetangganya yang sakit, menolong orang yang kesulitan,

mendermakan harta, tidak melakukan atau setuju dengan zinah, judi,

korupsi dan lain-lain. Tingkat keberlakuan doktrin keagamaan akan dilihat

pengaruhnya terhadap sikap remaja dalam upaya mencegah penularan HIV

dan AIDS, seperti pada saat remaja menjalankan kegiatan sehari-hari,

nilai-nilai agama yang ia miliki selalu dipengang secara teguh seperti tidak

mengunakan narkoba, pengunaan tato, dan seks bebas. Sehingga sikap

tersebut menghindarkan mereka dari penyakit HIV dan AIDS.

Dari indikator-indikator yang telah disebutkan di atas, indikator

dirumuskan kembali dengan mengunakan 3 dimensi dari tingakt religiositas

menurut Glock and Stark (1968, p. 12-18) yaitu kepercayaan dalam beragama

(Religious Belief), ketakwaan dalam menjalankan ritual keagamaan (Religious

Practice), dan pengalaman keagamaan (Religious Effect) yang akan dikaitkan

dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa

Malangbong, Kecamatan Lewo Baru, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

38

2.3 MODEL ANALISIS

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat

disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.3

Model Analisis

2.4 HIPOTESIS

Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup

remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti

memiliki beberapa hipotesis, yaitu:

a. Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

b. Semakin mendukung gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

2.5 DEFINISI OPERASIONAL

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, yaitu satu variabel

dependen, dua variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan

sebagai variabel independen dalam penelitian ini didefinisikan kedalam gaya

Variabel Independen

Variabel Dependen

Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan

HIV dan AIDS

Gaya Hidup Remaja

Tingkat Religiositas Remaja

39

hidup dan tingkat religiositas remaja. Penjabaran secara operasional dari variabel-

variabel penelitian tersebut di atas sebagai berikut:

2.5.1 Variabel Dependen

2.5.1.1 Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini, Sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS didefinisikan sebagai kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui

empat cara utama yaitu tidak berhubungan seksual sebelum menikah (Abstinence),

setia dengan pasangan (Be Faithful), penggunaan kondom (Condom), dan tidak

memakai obat-obatan terlarang (Don't drugs). Oleh karena itu, dalam penelitian

ini definisi sikap remaja diukur melalui tiga dimensi yaitu kognitif, afektif, dan

perilaku.

Sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat bersifat

positif atau negatif. Sikap remaja yang positif ditunjukkan dengan remaja tersebut

memahami, merasakan dan berperilaku sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful,

Condom dan Don’t Drugs) yang merupakan upaya pencegahan terhadap

penularan HIV dan AIDS. Sedangkan sikap remaja yang negatif ditunjukkan

dengan remaja tersebut tidak memahami, tidak merasakan dan tidak berperilaku

sesuai ABCD (Abstinence, Be Faithful, Condom dan Don’t Drugs) yang

merupakan upaya pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.

2.5.1.1.1 Dimensi Kognitif

Komponen kognisi dalam hal ini mencakup apa yang diketahui atau tidak

diketahui oleh remaja mengenai pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.

Dalam penelitian ini, dimensi kognitif dapat bersifat tinggi atau rendah. Dimensi

Kognitif yang tinggi mencerminkan tingginya pengetahuan dan pemahaman

remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula sebaliknya,

dimensi kognitif yang rendah mencerminkan rendahnya pengetahuan dan

pemahaman remaja dalam melakukan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.

Dimensi ini dapat diukur dengan dua indikator yaitu indikator pengetahuan dan

40

pemahaman karena kedua indikator tersebut dapat mewakili jawaban dari

pernyataan responden yang merupakan remaja berusia 15-19 tahun. Sedangkan,

indikator lain yaitu penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi terlalu tinggi

tingkatannya untuk diujikan terhadap remaja.

Berikut adalah dua indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi

kognitif remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge) remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS yang meliputi:

A. Kemampuan remaja untuk menyebutkan aspek-aspek pencegahan

terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu :

a. Kemampuan remaja untuk menyebutkan abstinance sebagai

salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS

b. Kemampuan remaja untuk menyebutkan be faithful sebagai

salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS

c. Kemampuan remaja untuk menyebutkan condom sebagai salah

satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS

d. Kemampuan remaja untuk menyebutkan don’t drugs sebagai

salah satu aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS

B. Kemampuan remaja untuk menjelaskan aspek-aspek pencegahan

terhadap penularann HIV dan AIDS, yaitu :

a. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana menjaga

keperawanan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS

b. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana setia

terhadap pasangan dapat mencegah penularan HIV dan AIDS

c. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan

menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV dan

AIDS

d. Kemampuan remaja dalam menjelaskan bagaimana dengan

tidak menggunakan obat-obat terlarang seseorang dapat

mencegah penularan HIV dan AIDS

2. Pemahaman (comprehension) remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS yang meliputi:

41

A. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan antara

orang-orang yang melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek

pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan

HIV dan AIDS antara orang yang menjaga keperawanan

sebelum menikah dengan orang yang tidak menjaga

keperawanan sebelum menikah.

b. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan

HIV dan AIDS antara orang yang setia terhadap pasangan

dengan orang yang tidak setia terhadap pasangannya.

c. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan

HIV dan AIDS antara orang yang menggunakan kondom

dengan orang yang tidak melakukan kondom.

d. Kemampuan remaja untuk membandingkan risiko penularan

HIV dan AIDS antara orang yang tidak menggunakan obat-

obatan terlarang dengan orang yang menggunakan obat-obatan

terlarang.

B. Kemampuan remaja untuk meramalkan kondisi orang-orang yang

melakukan dan tidak melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap

penularann HIV dan AIDS, yaitu :

a. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan

tertular HIV dan AIDS jika mereka menjaga keperawanannya,

b. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan

tertular HIV dan AIDS jika mereka setia terhadap pasangannya,

c. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan

tertular HIV dan AIDS jika mereka menggunakan kondom,

d. Kemampuan remaja untuk meramalkan apakah seseorang akan

tertular HIV dan AIDS jika mereka tidak menggunakan obat-

obatan terlarang.

42

2.5.1.1.2 Dimensi Afektif

Komponen afeksi dalam penelitian ini mencakup aspek perasaan remaja

dalam hal mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi abstinance, be

faithful, condom, dan don’t drugs (senang atau tidak senang). Dimensi afektif

dapat bersifat positif atau negatif. Dimensi afektif yang positif mencerminkan

kepekaan remaja yang positif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah

penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, dimensi afektif yang negatif mencerminkan

kepekaan remaja yang negatif terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah

penularan HIV dan AIDS.

Dalam penelitian ini dimensi afektif para remaja diukur ke dalam indikator

responding (menerima) karena indikator ini dapat mengukur sikap remaja yang

berusia 15-19 tahun. Sedangkan indikator lainnya yaitu responding, valuing,

organization, characterization by evalue or calue complex memiliki pengukuran

yang tumpang tindih dengan variabel gaya hidup serta memiliki tingkat yang

kompleks untuk diujikan di desa. Indikator yang digunakan untuk mengukur

dimensi afeksi yaitu responding yang melihat bagaimana kemampuan kepekaan

remaja terhadap aspek-aspek mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu:

1. Kemampuan remaja untuk memilih menjaga keperawanan dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

2. Kemampuan remaja untuk memilih setia dengan pasangan dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

3. Kemampuan remaja untuk memilih menggunakan kondom dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

4. Kemampuan remaja untuk memilih tidak menggunakan obat-obatan

terlarang dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

2.5.1.1.3 Dimensi Perilaku

Komponen perilaku dalam penelitian ini melihat kecenderungan perilaku

remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang meliputi Abstinance, Be

faithful, Condom, dan Don’t Drugs. Dimensi perilaku dapat bersifat positif atau

negatif. Dimensi perilaku yang positif mencerminkan kesesuaian praktik tingkah

laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.

43

Sedangkan, dimensi perilaku yang negatif mencerminkan ketidaksesuaian praktik

tingkah laku yang dilakukan remaja dalam upaya mencegah penularan HIV dan

AIDS.

Untuk mengukur dimensi perilaku terdapat empat indikator yaitu persepsi,

respon terpimpin, mekanisme, dan adaptasi. Namun dalam penelitian ini hanya

menggunakan indikator respon terpimpin yang mana dapat dilihat dari bagaimana

remaja dapat melakukan aspek-aspek pencegahan terhadap penularan HIV dan

AIDS. Sedangkan tiga indikator lainnya yaitu persepsi, mekanisme, dan adaptasi

kurang tepat untuk mengukur dimensi sikap karena unit analisis penelitian ini

ialah remaja desa.

Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator respon

terpimpin dari remaja terhadap aspek-aspek dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS yang dapat dilihat dari :

1. Kemampuan remaja untuk menjaga keperawanan dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS, yaitu :

A. Menolak ajakan pacar untuk berpegangan tangan

B. Menolak ajakan pacar untuk berpelukan

C. Menolak ajakan pacar untuk berciuman

D. Menolak ajakan pacar untuk melakukan hubungan seksual sebelum

menikah

2. Kemampuan remaja untuk setia terhadap pasangannya dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS, yaitu :

A. Tidak akan berganti-ganti pacar

B. Tidak akan memiliki pacar lebih dari satu

C. Tidak akan berhubungan seks dengan orang lain selain suami atau

istri

3. Kemampuan remaja untuk menggunakan kondom dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS, yaitu :

A. Membeli kondom saat ingin berhubungan seks

B. Menggunakan kondom saat ingin berhubungan seks

4. Kemampuan remaja untuk tidak menggunakan obat-obatan terlarang

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, yaitu :

44

A. Tidak akan menggunakan narkoba suntik

B. Menolak tawaran teman untuk menggunakan narkoba suntik

C. Menjauhi orang-orang yang menggunakan narkoba suntik

2.5.2 Variabel Independen

2.5.2.1 Gaya Hidup Remaja

Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup

remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini definisi

gaya hidup dibentuk oleh tiga dimensi yaitu aktivitas, minat, dan opini. Namun,

peneliti hanya menggunakan dua dimensi yaitu aktivitas dan opini, karena

dimensi minat saling tumpang tindih dengan afeksi yang merupakan salah satu

dimensi dari sikap.

Dalam penelitian ini, gaya hidup remaja dapat bersifat mendukung atau

tidak mendukung. Gaya hidup remaja yang mendukung dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang

mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan

sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Begitu pula

sebaliknya, Gaya hidup remaja yang tidak mendukung dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS mencerminkan dimensi aktivitas dan opini yang tidak mendukung

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS sehingga menghasilkan sikap remaja

yang negatif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

2.5.2.1.1 Dimensi Aktivitas

Dimensi aktivitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana

seseorang menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

yang berhubungan dengan pencegahan penularan HIV dan AIDS. Aktivitas

remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Aktivitas remaja yang

mendukung mencerminkan mendukungnya cara remaja menghabiskan waktunya

dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan, aktivitas remaja

yang tidak mendukung mencerminkan tidak mendukungnya cara remaja

menghabiskan waktunya dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS. Untuk

mengukur apakah aktivitas remaja bersifat mendukung atau tidak mendukung

45

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti merumuskan empat

buah indikator yang didasari oleh teori aktivitas belajar yang telah dijelaskan di

atas. Indikator tersebut adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas

mendengarkan, dan aktivitas gerak. Keterangan lebih lanjut mengenai tiap

indikator dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:

1. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek

visual dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan berupa:

A. Membaca dan melihat gambar-gambar dari media cetak terkait

dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan

hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,

menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan

berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan

terlarang.

B. Membaca dan melihat gambar-gambar dari media elektronik terkait

dengan upaya pencegahan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan

hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,

menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan

berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan

terlarang.

2. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek

lisan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti:

A. Berpendapat baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua

terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu

tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada

pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki

kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-

obatan terlarang.

B. Berdiskusi baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua

terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu

tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada

pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki

46

kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-

obatan terlarang.

C. Bertanya baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua

terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu

tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada

pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki

kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-

obatan terlarang.

3. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek

mendengarkan dapat dilihat melalui kegiatan, seperti:

A. Mendengarkan penjelasan guru, orangtua, maupun teman sebaya

terkait dengan aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS yaitu

tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia pada

pasangan, menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki

kebiasaan berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-

obatan terlarang.

4. Aktivitas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dari aspek

gerak dapat dilihat dari:

A. Kegiatan-kegiatan fisik yang rutin dilakukan oleh remaja terkait

aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu tidak melakukan

hubungan seksual sebelum menikah, setia pada pasangan,

menggunakan kondom, yaitu bagi mereka yang memiliki kebiasaan

berganti-ganti pasangan, dan tidak menggunakan obat-obatan

terlarang.

Keempat indikator di atas, yaitu aktivitas lisan, visual, mendengarkan, dan

gerak digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas remaja dapat mendukung

atau tidak mendukung pencegahan terhadap penularan HIV dan AIDS.

2.5.2.1.2 Dimensi Opini

Dimensi Opini remaja dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh mana

pandangan remaja terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan

47

AIDS. Opini remaja dapat bersifat mendukung atau tidak mendukung. Opini

remaja yang mendukung mencerminkan pandangan remaja yang mendukung

terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan,

opini remaja yang tidak mendukung mencerminkan pandangan remaja yang tidak

mendukung terhadap aspek-aspek yang dapat mencegah penularan HIV dan

AIDS. Untuk mengukur apakah opini remaja bersifat mendukung atau tidak

mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti

merumuskan tiga buah indikator yang didasari oleh teori opini publik yang telah

dijelaskan di atas. Ketiga indikator tersebut adalah arah opini, intensitas opini, dan

saliensi opini. Opini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan remaja

mengenai lingkungan sekitarnya terkait dengan hal-hal berikut :

1. Arah opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat dilihat

melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, setuju atau tidak

setuju mengenai aspek-aspek pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu:

A. Pandangan remaja terhadap orang yang menjaga keperawanan atau

keperjakaannya sebelum menikah.

B. Pandangan remaja terhadap orang yang setia dan tidak setia pada

pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan remaja mengenai

orang yang mempunyai banyak pacar atau berganti-ganti pacar.

C. Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan kondom.

D. Pandangan remaja mengenai orang yang menggunakan obat-obatan

terlarang.

2. Intensitas opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat

dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu

seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terkait dengan aspek-aspek

pencegahan penularan HIV dan AIDS, yaitu:

A. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang

menjaga keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.

B. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang

setia dan tidak setia pada pasangannya. Hal ini dapat dilihat dari

pandangan remaja mengenai orang yang mempunyai banyak pacar

atau berganti-ganti pacar.

48

C. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja mengenai penggunaan

kondom bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan.

D. Seberapa setuju atau tidak setujunya remaja terhadap orang yang

menggunakan obat-obatan terlarang.

3. Saliensi opini remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dapat

dilihat melalui pendapat remaja terkait lingkungan sekitarnya, yaitu

seberapa penting mereka menilai aspek-aspek pencegahan penularan HIV

dan AIDS, yaitu:

A. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menjaga

keperawanan atau keperjakaannya sebelum menikah.

B. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang setia terhadap

pasangannya, seperti hanya mempunyai satu pacar dan tidak

berganti-ganti pacar.

C. Seberapa pentingkah remaja memandang penggunaan kondom untuk

orang yang sering berganti-ganti pasangan.

D. Seberapa pentingkah remaja memandang orang yang menggunakan

obat-obatan terlarang.

2.5.2.2 Tingkat Religiositas Remaja

Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat

religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Tingkat religiositas

remaja dapat bersifat tinggi atau rendah. Tingkat religiositas yang tinggi

mencerminkan dimensi practice, belief dan feeling yang tinggi sehingga akan

menghasilkan sikap remaja yang positif dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS. Begitu pula sebaliknya, tingkat religiositas remaja yang rendah

mencerminkan dimensi practice, belief, dan feeling yang juga rendah sehingga

akan menghasilkan sikap remaja yang negatif dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS.

Jika merujuk pada konsep religiositas menurut Glock dan Stark (1968, p.

12-18), terdapat lima dimensi yang mampu mengukur tingkat religiositas ini.

Namun dari lima dimensi yang ada, peneliti hanya memakai tiga dimensi dari

religiositas yang diungkapkan oleh Glock dan Stark, yaitu Religious Practice atau

49

Praktik dalam Beragama, Religious Belief atau Kepercayaan dalam Beragama, dan

Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama. Dari

dimensi-dimensi tersebut, peneliti akan mengaitkannya dengan sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja di Desa Lewo

Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Alasan dari peneliti

untuk menggunakan tiga dimensi tersebut karena menurut peneliti, dimensi-

dimensi tersebut mempunyai relevansi yang paling berkaitan untuk membahas

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di kalangan remaja.

2.5.2.2.1 Praktik dalam Beragama

Dimensi religiositas yang pertama adalah Religious Practice atau Praktik

dalam Beragama. Praktik dalam beragama dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya.

Praktik dalam beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Praktik dalam beragama

yang tinggi mencerminkan tingginya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama

yang dilakukan oleh remaja. Sedangkan, praktik dalam beragama yang rendah

mencerminkan rendahnya pelaksanaan kegiatan ritual dalam agama yang

dilakukan oleh remaja. Indikator dalam dimensi ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Ritual menjelaskan tentang praktik komitmen individu kepada sistem

kepercayaan yang dianut bersama dengan lembaga keagamaan yang

dibatasi oleh waktu dan tempat, serta memerlukan pakaian khusus dan

sikap yang bersifat formal, antara lain :

A. Melakukan kegiatan beribadah bersama tempat ibadah;

B. Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di televisi;

C. Mendengarkan acara kultum atau rohani di radio;

D. Membaca rubrik keagamaan atau rohani di koran;

E. Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah.

F. Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah

2. Kesalehan menjelaskan tentang praktik individu yang bersifat informal dan

individual yang meliputi:

A. Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya satu kali dalam

sehari;

50

B. Membaca doa disaat melakukan tidur;

C. Membaca doa disaat keluar rumah;

D. Membaca doa sebelum bekerja.

2.5.2.2.2 Kepercayaan dalam Beragama

Dimensi berikutnya adalah Religious Belief atau Kepercayaan dalam

Beragama. Kepercayaan dalam beragama dapat dilihat dari sejauh mana seseorang

menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya. Kepercayaan dalam beragama

dapat bersifat tinggi atau rendah. Kepercayaaan dalam beragama yang tinggi

mencerminkan tingginya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik

dalam agama. Sedangkan, kepercayaan dalam beragama yang rendah

mencerminkan rendahnya penerimaan oleh remaja terhadap hal-hal dogmatik

dalam agama. Dimensi ini dapat dibagi menjadi empat indikator mengenai

kepercayaan sebagai sebuah ajaran dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh agama.

Indikator dari dimensi ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Acknowledge the super natural doctrine atau mengakui. Indikator ini

membahas mengenai pengakuan terhadap nilai-nilai yang diajarkan oleh

agama, seperti:

A. Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam agama yang diyakini

masing-masing.

2. Particularism atau mempercayai nilai-nilai keagamaan yang di ajarankan

oleh agama, seperti:

A. Percaya bahwa ketika berbuat salah akan diberi dosa dan masuk

neraka;

B. Percaya bahwa ketika berbuat baik akan masuk kedalam surga dan

mendapatkan pahala;

C. Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan

dosa;

D. Percaya ketika menghindari perbuatan maksiat akan mendapatkan

pahala.

51

3. Religious commitment atau melakukan. Indikator ini melihat implementasi

nilai-nilai keagamaan yang diajarkan oleh agama. Implementasi nilai-nilai

yang diajarkan oleh agama, seperti:

A. Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai baik seperti

memaafkan kesalahan orang lain;

B. Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai buruk seperti

mencuri atau berbohong;

C. Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas;

D. Tidak memiliki pacar;

E. Tidak berpegangan tanggan disaat berpacaran;

F. Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat berpacaran;

G. Tidak berciuman ketika berpacaran;

H. Tidak melakukan hubungan seksual ketika berpacaran.

4. Source of ultimate meaning atau memaknai. Indikator ini bicara tentang

makna dari setiap nilai yang diajarkan oleh agama. Memaknai nilai-nilai

yang diajarkan oleh agama dapat dilihat sebagai berikut :

A. Mampu memahami ajaran-ajaran yang diberikan dalam agama yang

diyakini;

B. Tidak menjalankan ajaran agama tersebut hanya kerena diwajibkan.

2.5.2.2.3 Pengalaman/perasaan dalam Beragama

Dimensi religiositas yang terakhir dalam mengukur tingkat religiositas

adalah Religious Feeling/Experience atau Perasaan/Pengalaman dalam Beragama.

Perasaan/pengalaman dalam beragama dapat dilihat dari perasaan-perasaan atau

pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dialami yang dirasakan

merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Perasaan/pengalaman dalam

beragama dapat bersifat tinggi atau rendah. Perasaan/pengalaman beragama yang

tinggi dapat dilihat dari tingginya perasaan atau pengalaman keagamaan yang

pernah dialami oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang

dari Tuhan. Sedangkan, perasaan atau pengalaman keagamaan yang rendah dapat

dilihat dari rendahnya perasaan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami

oleh remaja dan dianggap sebagai bentuk keajaiban yang datang dari Tuhan.

52

Dimensi ini dapat dibagi menjadi dua indikator terkait perasaan atau pengalaman

remaja dalam beragama. Indikator yang terkait dengan dimensi ini adalah sebagai

berikut:

1. Konfirmasi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu ‘merasakan’

keberadaan aktor supranatural yang bisa saja bukan manusia. Indikator ini

terkait dengan:

A. Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat dan mengawasi tiap kegiatan

manusia,

B. Merasa dekat dengan Tuhan dalam melakukan kegiatan berdoa.

2. Responsif. Indikator ini mengacu kepada adanya hubungan antara aktor

supranatural dan individu. Indikator responsif ini terbagi menjadi dua,

yaitu:

A. Salvational (pengakuan sebagai ‘yang terpilih’ oleh yang dianggap

Tuhan), terkait dengan:

a. Merasakan pengalaman selamat dari kecelakaan karena Tuhan,

b. Merasa selamat dari bencana alam karena Tuhan,

c. Merasa dihindarkan dari penipuan karena Tuhan.

B. Sanctioning (mengalami displeasure dari aktor supranatural atau

mendapat hukuman darinya), terkait dengan:

a. Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan karena sebelumnya

tidak melakukan solat berjamaah,

b. Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena telah

berbohong kepada orang tua,

c. Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan karena sombong.

C. Ekstatis. Indikator ini menjelaskan adanya kesadaran individu

terhadap hubungan dengan aktor supranatural bisa berupa cinta atau

kasih sayang kepada sesama. Hal ini terkait dengan:

a. Menolong sesama,

b. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan,

c. Menyantuni anak yatim,

d. Selalu berbuat baik kepada sesama.

53

D. Persepsi. Indikator ini menjelaskan bahwa individu memaknai diri

mereka sebagai partisipan atau pengikut aktor supranatural. Indikator

penelitian ini terkait dengan:

a. Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur dan jauh dari

pengalaman sehari-harinya,

b. Merasa bahwa perintah Tuhan mampu memberi kebahagiaan,

c. Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu memberi kejelasan

terhadap jalan hidup.

54

Tabel 2.3

Operasionalisasi Konsep Sikap

Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala

Sikap Sikap

remaja

dalam

mencegah

penularan

HIV dan

AIDS

Kognitif

1. Pengetahuan remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS yang meliputi:

A. Kemampuan remaja untuk

menyebutkan aspek-aspek

pencegahan terhadap penularan HIV

dan AIDS yaitu :

a. Menyebutkan abstinance

sebagai salah satu aspek

pencegahan terhadap penularan

HIV dan AIDS

b. Menyebutkan be faithful sebagai

salah satu aspek pencegahan

terhadap penularan HIV dan

AIDS

c. Menyebutkan condom sebagai

salah satu aspek pencegahan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. SangatTidak

Setuju

Ordinal

Tinggi - Rendah

55

terhadap penularan HIV dan

AIDS

d. Menyebutkan don’t drugs

sebagai salah satu aspek

pencegahan terhadap penularan

HIV dan AIDS

B. Kemampuan remaja untuk

menjelaskan aspek-aspek

pencegahan terhadap penularann

HIV dan AIDS, yaitu :

a. Menjelaskan bagaimana

menjaga keperawanan dapat

mencegah penularan HIV dan

AIDS,

b. Menjelaskan bagaimana setia

terhadap pasangan dapat

mencegah penularan HIV dan

AIDS,

c. Menjelaskan bagaimana dengan

menggunakan kondom dapat

56

mencegah penularan HIV dan

AIDS,

d. Menjelaskan bagaimana dengan

tidak menggunakan obat-obat

terlarang seseorang dapat

mencegah penularan HIV dan

AIDS

2. Pemahaman (comprehension) remaja

dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS, yang meliputi :

A. Kemampuan remaja untuk

membandingkan risiko penularan

antara orang-orang yang melakukan

dan tidak melakukan aspek-aspek

pencegahan terhadap penularann

HIV dan AIDS, yaitu :

a. Membandingkan risiko

penularan HIV dan AIDS antara

orang yang menjaga

57

keperawanan sebelum menikah

dengan orang yang tidak

menjaga keperawanan sebelum

menikah.

b. Membandingkan risiko

penularan HIV dan AIDS antara

orang yang setia terhadap

pasangan dengan orang yang

tidak setia terhadap

pasangannya.

c. Membandingkan risiko

penularan HIV dan AIDS antara

orang yang menggunakan

kondom dengan orang yang

tidak melakukan kondom.

d. Membandingkan risiko

penularan HIV dan AIDS antara

orang yang tidak menggunakan

obat-obatan terlarang dengan

orang yang menggunakan obat-

58

obatan terlarang.

B. Kemampuan remaja untuk

meramalkan kondisi orang-orang

yang melakukan dan tidak

melakukan aspek-aspek pencegahan

terhadap penularann HIV dan AIDS,

yaitu :

a. Meramalkan apakah seseorang

akan tertular HIV dan AIDS jika

mereka menjaga

keperawatannya,

b. Meramalkan apakah seseorang

akan tertular HIV dan AIDS jika

mereka setia terhadap

pasangannya,

c. Meramalkan apakah seseorang

akan tertular HIV dan AIDS jika

mereka menggunakan kondom,

d. Meramalkan apakah seseorang

akan tertular HIV dan AIDS jika

59

mereka tidak menggunakan

obat-obatan terlarang.

Afektif

1. Responding (menerima) remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

dengan melihat bagaimana kemampuan

kepekaan remaja terhadap hal tersebut.

Hal ini meliputi :

a. Memilih untuk menjaga

keperawanan dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS,

b. Memilih setia dengan pasangan

dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS,

c. Memilih menggunakan kondom

dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS,

d. Memilih tidak menggunakan

obat-obatan terlarang dalam

mencegah penularan HIV dan

AIDS.

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. SangatTidak

Setuju

Ordinal

Positif - Negatif

60

Perilaku

1. Respon termimpin dari remaja terhadap

aspek-aspek dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS, hal ini meliputi :

A. Menjaga keperawanan dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

yaitu:

a. Menolak ajakan pacar untuk

berpegangan tangan

b. Menolak ajakan pacar untuk

berpelukan

c. Menolak ajakan pacar untuk

berciuman

d. Menolak ajakan pacar untuk

melakukan hubungan seks

sebelum menikah

B. Setia terhadap pasangannya dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

yaitu :

a. Tidak akan berganti-ganti pacar

b. Tidak akan memiliki pacar lebih

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Ordinal

Positif - Negatif

61

dari satu

c. Tidak akan berhubungan seks

dengan orang lain selain suami

atau istri

C. Menggunakan kondom dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS,

yaitu :

a. Membeli kondom saat ingin

berhubungan seks

b. Menggunakan kondom saat

ingin berhubungan seks

D. Tidak menggunakan obat-obatan

terlarang dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS, yaitu :

a. Tidak akan menggunakan

narkoba suntik

b. Menolak tawaran teman untuk

menggunakan narkoba suntik

c. Menjauhi orang-orang yang

menggunakan narkoba suntik

62

Tabel 2.4

Operasionalisasi Konsep Gaya Hidup

Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala

Gaya

Hidup

Gaya hidup

remaja

Aktivitas 1. Aktivitas visual dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS mencakup

kegiatan seperti:

A. Membaca terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Membaca buku/artikel/selebaran

mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Membaca buku/artikel/selebaran

mengenai pentingnya setia

kepada pasangan,

c. Membaca buku/artikel/selebaran

mengenai penggunaan kondom,

d. Membaca buku/artikel/selebaran

mengenai bahaya obat-obatan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

Mendukung -

Tidak

Mendukung

63

terlarang,

B. Menonton terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Menonton acara TV tentang

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Menonton acara TV tentang

pentingnya setia kepada

pasangan,

c. Menonton acara TV tentang

penggunaan kondom,

d. Menonton acara TV tentang

bahaya obat-obatan terlarang.

2. Aktivitas Lisan terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS mencakup

kegiatan, seperti:

A. Berdiskusi terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

64

a. Berdiskusi mengenai pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Berdiskusi mengenai pentingnya

setia kepada pasangan,

c. Berdiskusi mengenai

penggunaan kondom,

d. Berdiskusi mengenai bahaya

obat-obatan terlarang.

B. Berpendapat terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Berpendapat mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Berpendapat mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan,

c. Berpendapat mengenai

65

penggunaan kondom,

d. Berpendapat mengenai bahaya

obat-obatan terlarang.

C. Bertanya terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Bertanya mengenai pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Bertanya berpendapat mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan,

c. Bertanya mengenai kegunaan

kondom,

d. Bertanya mengenai bahaya

obat-obatan terlarang.

3. Aktivitas mendengarkan terkait dengan

upaya pencegahan HIV dan AIDS

mencakup kegiatan seperti:

66

A. Mendengarkan terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, yaitu :

a. Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah,

b. Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya setia kepada

pasangan,

c. Mendengarkan penjelasan

tentang penggunaan kondom,

d. Mendengarkan penjelasan

tentang bahaya obat-obatan

terlarang.

4. Aktivitas gerak terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS mencakup

kegiatan, seperti:

A. Kegiatan fisik rutin, yaitu :

a. Melakukan hobi

67

b. Menggunakan kondom saat

berhubungan seksual

c. Setia dengan satu pasangan

d. Tidak menggunakan obat-

obatan terlarang

Opini 1. Arah dan intensitas opini remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

terkait aspek-aspek pencegahan

penularan HIV dan AIDS. Hal ini

meliputi :

A. Pandangan remaja mengenai orang

lain terkait dengan upaya

pencegahan HIV dan AIDS, seperti :

a. Pandangan remaja tentang orang

yang menjaga keperawanan atau

keperjakaannya sebelum

menikah,

b. Pandangan remaja tentang orang

yang setia terhadap satu

pasangan,

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

Mendukung

– Tidak

Mendukung

68

c. Pandangan remaja tentang orang

yang Berganti-ganti pasangan,

d. Pandangan remaja tentang orang

yang menggunakan kondom.

B. Pandangan remaja mengenai

lingkungan sekitarnya terkait

dengan upaya pencegahan HIV dan

AIDS, yaitu :

a. Akses mendapatkan kondom,

b. Penggunaan obat-obatan

terlarang,

c. Penjualan obat-obatan terlarang.

d. Akses mendapatkan obat-obatan

terlarang.

2. Saliensi opini remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS terkait aspek-

aspek pencegahan penularan HIV dan

AIDS. hal ini meliputi :

A. Pandangan remaja mengenai

69

pentingnya orang lain, yaitu :

a. Penting bagi orang lain untuk

menjaga keperawanan atau

keperjakaannya sebelum

menikah.

b. Penting bagi orang lain untuk

setia terhadap satu pasangan.

c. Penting bagi orang lain untuk

hanya mempunyai satu

pasangan.

d. Penting bagi orang lain untuk

menggunakan kondom

e. Penting bagi orang lain untuk

tidak menggunakan obat-obatan

terlarang

70

Tabel 2.5

Operasionalisasi Konsep Religiositas

Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala

Religiositas Tingkat

religiositas

remaja

Praktik dalam

Beragama

1. Ritual, hal ini meliputi :

A. Melakukan kegiatan beribadah bersama

di tempat ibadah,

B. Menonton acara kultum atau rohani

keagamaan di televisi,

C. Mendengarkan acara kultum atau rohani

di radio,

D. Membaca rubrik keagamaan atau rohani

di koran,

E. Ikut serta di dalam organisasi keagamaan

di sekolah,

F. Aktif di dalam organisasi keagamaan di

sekolah.

2. Kesalehan, hal ini meliputi :

A. Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab

suci lainnya satu kali dalam satu hari,

1. Sering

2. Jarang

Tidak Pernah

Ordinal

Tinggi -

Rendah

71

B. Membaca doa disaat melakukan tidur,

C. Membaca doa disaat keluar rumah,

Membaca doa sebelum bekerja.

Kepercayaan

dalam

Beragama

1. Acknowledge the super natural doctrine, yaitu:

A. Mengakui adanya Tuhan dalam agama

yang diyakininya.

2. Particularism, yaitu :

A. Percaya ketika melakukan perbuatan

maksiat akan mendapatkan dosa,

B. Percaya ketika menghindari perbuatan

maksiat akan mendapatkan pahala,

C. Percaya ketika menghindari perbuatan

maksiat akan mendapatkan pahala,

D. Percaya ketika menghindari perbuatan

maksiat akan mendapatkan pahala,

3. Religious commitment, hal ini meliputi :

A. Melakukan kegiatan-kegiatan yang

memiliki nilai baik,

B. Menjauhi kegiatan-kegiatan yang

memiliki nilai buruk,

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Ordinal

Tinggi-

rendah

72

C. Tidak lupa berdoa saat melakukan

aktivitas,

D. Tidak memiliki pacar,

E. Tidak berpegangan tanggan disaat

berpacaran,

F. Tidak menyentuh tubuh pasangan di saat

berpacaran,

G. Tidak berciuman ketika berpacaran,

H. Tidak melakukan hubungan seksual

ketika berpacaran.

4. Source of ultimate meaning, hal ini meliputi :

A. Mampu memahami ajaran-ajaran yang

diberikan dalam agama yang diyakini,

B. Tidak menjalankan ajaran agama tersebut

hanya kerena diwajibkan.

Pengalaman/

Perasaan

dalam

1. Konfirmasi, hal ini meliputi :

A. Merasakan bahwa Tuhan selalu melihat

tiap kegiatan manusia,

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

Ordinal

Tinggi-

rendah

73

Beragama B. Merasa dekat dengan Tuhan dalam

melakukan kegiatan berdoa,

C. Merasakan bahwa Tuhan selalu

mengawasi tiap kegiatan manusia

2. Responsif, hal ini meliputi :

A. Salvational, yaitu :

a. Merasa dihindarkan dari penipuan

karena Tuhan,

b. Merasakan pengalaman selamat dari

kecelakaan karena Tuhan,

c. Merasa selamat dari bencana alam

karena Tuhan.

B. Sanctioning:

a. Merasa pernah diberi kesulitan oleh

Tuhan karena sebelumnya tidak

melakukan solat berjamaah,

b. Merasa pernah diberi ganjaran oleh

Tuhan karena telah berbohong

kepada orang tua,

4. Sangat Tidak

Setuju

74

c. Merasa pernah diberi ganjaran oleh

Tuhan karena sombong.

3. Ekstatis, hal ini meliputi :

A. Menolong sesama,

B. Memberi sedekah kepada yang

membutuhkan,

C. Menyantuni anak yatim,

D. Selalu berbuat baik kepada sesama.

4. Persepsi, yaitu :

A. Merasa bahwa perintah Tuhan itu kabur

dan jauh dari pengalaman sehari-harinya,

B. Merasa bahwa perintah Tuhan mampu

memberi kebahagiaan,

C. Merasakan bahwa perintah Tuhan

mampu memberi kejelasan terhadap jalan

hidup.

76

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian membahas mengenai keseluruhan cara suatu penelitian

yang dilakukan di dalam penelitian yang mencakup prosedur dan teknik-teknik

yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk menguji

teori-teori dengan memerinci kedalam hipotesis yang spesifik, lalu

mengumpulkan data untuk mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Salah

satu pengertian penelitian kuantitatif menurut Cresswell adalah “... the research

test a theory by specifying narrow hypothesis and the collection of data to support

or refute the hypotheses.” (Creswell. 2003: 20).

Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian untuk menguji teori-

teori dengan cara meneliti hubungan, kekuatan, dan arah hubungan antarvariabel.

Variabel ini diukur dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

Pengujian teori dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan diawali suatu

gagasan atau teori yang umum kemudian diuji ke dalam suatu wilayah atau

konteks yang spesifik. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya bias-bias,

mengontrol penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan

kembali penemuan-penemuannya. Oleh karena itu, penelitian ini memilih

menggunakan metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini ingin melihat

hubungan antar variabel yang didasari oleh landasan teori yang kuat.

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN

Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas

terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan logika deduktif. Pengujian

teori dalam penelitian ini diawali dengan gagasan atau teori yang umum kemudian

diuji ke dalam suatu wilayah atau konteks yang spesifik, atau biasa disebut

dengan metode deduktif (KBBI, 2008). Penelitian ini berangkat dari teori-teori

yang telah ada sebelumnya kemudian diturunkan dengan cara operasionalisasi

77

konsep sehingga dapat diukur kedalam realitas empiris, seperti teori sikap yang

kemudian diturunkan menjadi tiga dimensi yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku.

Ketiga dimensi tersebut lalu diturunkan kembali menjadi indikator-indikator

seperti pengetahuan dan penerimaan yang kemudian menjadi basis bagi

pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Oleh karena itu

dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Pendekatan

kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah

variabel gaya hidup dan tingkat religiositas memiliki pengaruh terhadap variabel

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

3.2 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian di dalam ilmu sosial dibedakan menjadi beberapa bagian

yaitu berdasarkan orientasi penelitian, tujuan penelitian, waktu penelitian dan

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.

3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian

dasar atau basic research. Basic research bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan dasar mengenai dunia sosial, menolak atau mendukung teori yang

menjelaskan bagaimana kehidupan sosial berjalan, dan menjelaskan mengapa

hubungan sosial terjadi dan mengapa masyarakat berubah. Basic research adalah

sumber dari ide ilmiah baru dan cara berpikir mengenai kehidupan sosial

(Neuman, 2006: 24). Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

bagaimana kondisi gaya hidup, tingkat religiositas dan sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Dengan topik mengenai HIV dan AIDS,

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga penanggulangan HIV dan

AIDS. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

institusi terkait seperti kantor desa dalam menanamkan gaya hidup remaja yang

positif dan menanggulangi gaya hidup remaja yang negatif. Selain itu penelitian

ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para tokoh agama setempat

78

dalam meningkatkan religiositas pada remaja baik dari aspek feeling, practice

maupun belief. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

institusi pendidikan setempat demi memperbaiki sikap remaja dalam mencegah

HIV dan AIDS baik dari aspek kognitif, afektif maupun perilaku. Jadi secara

keseluruhan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan atau

institusi yang terkait dengan topik penelitian kami yaitu HIV dan AIDS, maupun

yang terkait dengan gaya hidup dan tingkat religiositas.

3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS bertujuan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Oleh

karena itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian

eksplanatif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan mengapa suatu kejadian

terjadi dan untuk membangun, mengelaborasi, memperluas, atau menguji teori

(Neuman, 2006: 34). Penelitian ini memberikan beberapa penjelasan terkait

dengan pengaruh variabel gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap yang

dimiliki oleh remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Penjelasan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

b. Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru,

Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS merupakan penelitian

yang bersifat cross-sectional, yaitu penelitian yang dilaksanakan hanya dalam

rentang waktu tertentu. Penelitian ini dilaksanakan selama sepuluh hari di Desa

79

Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini

dimulai sejak tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013.

3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survei. Dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas

terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS terdapat dua

jenis data yang digunakan untuk memberikan informasi terkait dengan penelitian.

Pertama, data primer yang didapatkan melalui wawancara kepada responden

dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan melakukan

wawancara mendalam secara kualitatif terkait dengan informasi penting yang

berkenaan dengan isu penelitian. Kedua, data sekunder berupa profil desa yang

didapat dari kantor desa setempat.

3.3 UNIT ANALISIS

Sebelum peneliti menentukan populasi untuk menarik sampel, terlebih

dahulu peneliti menentukan unit analisis. Unit analisis merupakan unit, kasus,

atau bagian dari kehidupan sosial yang dapat disadari sebagai kunci dari konsep,

perkembangan, pengukuran empiris atau mengamati konsep yang ada pada

analisis data (Neuman, 2006). Unit analisis dalam penelitian ini terdapat pada

tingkat individu, dengan unit pengamatan yaitu remaja berusia 15-19 tahun yang

belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat. Kriteria ini diambil mengingat prevalensi tertinggi kasus

HIV dan AIDS di Indonesia berada di rentang usia remaja yaitu 15-24 tahun.

Unit analisis dipilih berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

80

Tabel 3.1

Unit Analisis

Isi Seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa

Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa

Barat pada tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013

Cakupan Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat

Waktu 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat

religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

adalah seluruh remaja berusia 15-19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo

Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada bulan Juni,

tahun 2013. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 93 remaja berusia 15-

19 tahun yang belum menikah di Desa Lewo baru, Kecamatan Malangbong,

Kabupaten Garut, Jawa Barat. Besaran sampel yang diambil pada penelitian ini

didadasarkan oleh beberapa pertimbangan.

Pertama, penelitian ini hanya dilakukan selama sepuluh hari yaitu pada

tanggal 23 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 2013 sehingga waktu yang dimiliki

oleh peneliti untuk menyebarkan kuesioner sangat terbatas. Kedua, penelitian ini

merupakan bagian dari mata kuliah Latihan Praktek Metode Penelitian Sosial

Kuantitatif dengan jumlah peserta untuk kelas A sebanyak delapan belas

mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia angkatan 2011. Supaya mahasiswa

memiliki kemampuan yang sama, maka setiap mahasiswa diharuskan

mendapatkan jumlah responden yang sama dalam melakukan wawancara ketika

turun lapangan1. Ketiga, kendala yang ditemukan saat turun lapangan

1Mengingat jangka waktu penelitian yang terbatas, tim peneliti sepakat agar masing-masing

peneliti harus mewawancarai enam responden. Sehingga, jumlah sampel yang ditargetkan untuk

tercapai adalah 104 responden. Namun, tidak semua peneliti dapat memenuhi target enam

responden untuk dilakukan wawancara. Sehingga jumlah sampel yang tercapai adalah 93

responden.

81

menyebabkan tidak semua responden dapat ditemukan untuk dilakukan

wawancara2, sehingga total sampel pada penelitian ini adalah 93 responden.

3.5 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS ini menggunakan pendekatan probability

sampling yaitu setiap unsur populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih

sebagai sampel. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

multistage sampling (sampel bertahap). Multistage sampling (sampel bertahap)

adalah penarikan sampel dengan proses pemilihan untuk setiap tahapannya

dilakukan secara acak. Hal ini bertujuan untuk menjamin keterwakilan dari tiap

sampel yang diambil dari populasi. Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan

tingkatan wilayah secara bertahap yang mana pengambilan teknik ini karena

diasumsikan bahwa unit-unit populasi di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki karakteristik yang homogen

dan memiliki cakupan wilayah yang luas. Tahapan yang dilakukan dalam proses

penarikan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap pertama, menentukan populasi penelitian yaitu Desa Lewo Baru.

Desa Lewo Baru ini memiliki dua dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2.

Dalam penelitian yang dilakukan, diambil semua populasi dari Dusun 1 dan

Dusun 2 atau disebut juga total population. Sehingga semua dusun di Desa

Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.

2. Tahap kedua, menurunkan sampel penelitian ke dalam beberapa RW yang

menjadi bagian dari Dusun 1 dan Dusun 2. Dalam penelitian yang

dilakukan, diambil seluruh RW yang terdapat di dalam populasi dari Dusun

1 dan Dusun 2. Dusun 1 memiliki tiga RW yaitu RW 1, RW 2, RW 3 dan

Dusun 2 memiliki tiga RW yaitu RW 4, RW 5, RW 6. Dari pemaparan

tersebut dapat digambarkan bahwa pada tahap ini populasi yang diambil

2Salah satu keterbatasan penelitian pada penelitian ini adalah waktu pelaksanaan peneliti yang

bersamaan dengan masa liburan sekolah. Sehingga, terdapat sampel yang menjadi responden

utama maupun responden cadangan sedang berlibur atau bekerja di luar kota. Hal itu

menyebabkan tidak semua peneliti pada tim peneliti MPS A dapat mewawancarai responden

tersebut.

82

merupakan total population. Sehingga semua RW yang terdapat pada dusun

di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling yang akan diambil.

3. Tahap ketiga, menurunkan sampel penelitian kedalam beberapa RT yang

menjadi bagian dari seluruh RW. Dalam penelitian yang dilakukan, diambil

seluruh RT yang terdapat di dalam populasi. RW 1 memiliki 4 RT, RW 2

memiliki 3 RT, RW 3 memiliki 3 RT, RW 4 memiliki 4 RT, RW 5 memiliki

3 RT, RW 6 memiliki 2 RT. Dari pemaparan tersebut dapat digambarkan

bahwa pada tahap ini populasi yang diambil merupakan total population.

Sehingga semua RT yang menjadi bagian dari RW 1, RW 2, RW 3, RW 4,

RW 5 dan RW 6 pada dusun di Desa Lewo Baru merupakan unit sampling

yang akan diambil.

4. Tahap keempat, melakukan listing populasi dari setiap RT yang terpilih ke

dalam sampel. Listing populasi dilakukan berdasarkan daftar seluruh remaja

berusia 15-19 tahun yang belum menikah dari setiap RT yang dapat ditarik

dari populasi. Setelah dilakukan listing populasi, selanjutnya dapat

dilakukan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) untuk

menentukan sampel unit pengamatan. Penarikan sampel ini dilakukan

dengan prosedur undian di mana setiap unsur yang ada memiliki

probabilitas yang sama untuk dapat diikutsertakan di dalam sampel.

Prosedur undian juga digunakan untuk menentukan sampel pengamatan

utama dan cadangan.

5. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 93 responden remaja yang

bertempat tinggal di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel tersebut diambil dengan

pertimbangan bahwa jumlah peneliti adalah sebanyak 18 mahasiswa.

Sehingga setiap mahasiswa mendapatkan empat sampai dengan lima

responden untuk diwawancarai.

Dari teknik tersebut, didapatkan responden utama perempuan sebesar 65

orang dan responden utama laki-laki sebesar 42 orang. Selain itu didapatkan

cadangan responden perempuan sebesar 12 orang dan cadangan laki-laki sebesar

42 orang.

84

Desa Lewo Baru

Dusun 1

RW 1

Remaja usia 15-19 tahun yang belum

menikah di RT 1 (10), RT 2 (5), RT 3 (2), dan RT 4 (5)

RW 2

Remaja usia 15-19 tahun yang belum

menikah di RT 1 (3), RT 2 (6), dan RT 3 (3)

RW 3

Remaja usia 15-19 tahun yang belu menikah

di RT 1 (6), RT 2 (3), dan RT 3 (5)

Dusun 2

RW 4

Remaja usia 15-19 tahun yang belum

menikah di RT 1 (9), RT 2 (4), RT 3 (5), dan

RT 4 (5)

RW 5

Remaja usia 15-19 tahun yang belum

menikah di RT 1 (7), RT 2 (4), dan RT 3 (2)

RW 6

Remaja usia 15-19 tahun yang belum

menikah di RT 1 (5) dan RT 2

(4)

Gambar 3.1

Skema Penarikan Sampel

Total

Population

Total

Population

Total

Population

Simple

Random

Sampling

85

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.7.1 Data Primer

Terdapat dua jenis data primer atau data utama dalam penelitian ini.

Pertama, data kuantitatif yang diperoleh melalui wawancara kepada responden

menggunakan instrumen kuesioner dengan pertanyaan yang bersifat tertutup.

Kedua, data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam

menggunakan instrumen pedoman wawancara mendalam dengan pertanyaan yang

bersifat terbuka dimana di dalamnya terdapat pertanyaan yang dapat menggali

informasi lebih dalam aspek-aspek yang terkait dengan pengaruh gaya hidup dan

tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini dijadikan sebagai dasar pemikiran.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur yang

didapat melalui jurnal, buku-buku, artikel, ataupun data-data penelitian dari

institusi atau lembaga tertentu yang berkaitan dengan gaya hidup, tingkat

religiositas dan sikap remaja terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS.

Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder dari Desa Lewo Baru untuk

memperoleh informasi tambahan yang dapat menggambarkan Profil Desa Lewo

Baru, Profil Kesehatan Lewo Baru, Peta Desa Lewo Baru, dan foto keadaan

sekitar Desa Lewo Baru.

3.8 KONSTRUKSI SKALA PADA PENELITIAN

Indeks skala yang baik dalam sebuah penelitian menggunakan pengukuran

yang sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan. Setiap indeks skala yang

digunakan memiliki asumsi dan tujuan tertentu. Skala secara terstruktur dapat

mengukur kekuatan dimensi-dimensi yang dimiliki variabel. Metode pengukuran

skala yang digunakan dapat merepresentasikan variabel-variabel yang diuji pada

penelitian sosial. (Babbie. 2004: 167).

Sikap sebagai variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan skala

ordinal. Peneliti melihat bahwa sikap responden yang positif dalam mencegah

86

penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan dengan sikap yang negatif

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Instrumen penelitian mengenai sikap

memiliki tiga dimensi, yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku. Ketiga dimensi tersebut

menggunakan skala likert dengan tujuan untuk menentukan kekuatan intensitas

relatif dari setiap kategori yang berbeda. Dimensi kognisi, afeksi, dan perilaku

dalam instrumen penelitian menggunakan empat kategori, yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemilihan kategori tersebut pada

skala likert ini disebabkan peneliti merepresentasikan jawaban yang diberikan

responden dari setiap kategori. Peneliti tidak menggunakan dua kategori lain dari

skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan

yang dimiliki oleh dua kategori tersebut kecil untuk dipilih oleh responden.

Gaya hidup dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai variabel independen

dengan menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat gaya hidup responden yang

mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS lebih baik dibandingkan

dengan gaya hidup tidak mendukung dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Instrumen penelitian mengenai variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu

aktivitas dan opini. Dimensi aktivitas tersebut menggunakan skala likert dengan

tiga kategori skala, yaitu sering, jarang dan tidak pernah. Sedangkan untuk

dimensi opini digunakan empat kategori yaitu, sangat setuju, setuju, tidak setuju,

dan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh kategori yang dapat

merepresentasikan jawaban yang diberikan responden dari setiap dimensi. Peneliti

tidak menggunakan dua kategori lain dari skala likert, yaitu ragu-ragu setuju dan

ragu-ragu tidak setuju karena kemungkinan yang dimiliki oleh dua kategori

tersebut kecil untuk dipilih oleh responden.

Tingkat religiositas sebagai variabel independen dalam penelitian ini

menggunakan skala ordinal. Peneliti melihat tingkat religiositas yang tinggi lebih

baik dibandingkan dengan tingkat religiositas yang rendah. Instrumen penelitian

mengenai variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu tingkat

kepercayaan (religious belief), praktik dalam beragama (religious practice), dan

tingkat perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling). Instrumen

penelitian untuk dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan perasaan atau

pengalaman dalam beragama (religious feeling) menggunakan skala likert dengan

87

empat kategori skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Penggunaan keempat skala likert tersebut diharapkan dapat

merepresentasikan dimensi tingkat kepercayaan (religious belief) dan tingkat

perasaan atau pengalaman dalam beragama (religious feeling) pada responden.

Dimensi praktik dalam beragama (religious practice) menggunakan skala likert

dengan tiga kategori, yaitu sering, jarang, dan tidak pernah. Penggunaan ketiga

skala likert tersebut diharapkan dapat merepresentasikan intensitas praktik dalam

beragama responden.

3.9 TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Setelah data diperoleh dan dikumpulkan dari penelitian, tahap selanjutnya

adalah melakukan proses pengolahan data. Pengolahan data dilakukan sesuai

dengan tahapan-tahapan berikut:

1. Editing

Sebelum dilakukan pengolahan data, data yang diperoleh hendaknya

melalui proses pengeditan terlebih dahulu. Tujuan dari proses ini ialah untuk

mempermudah peneliti dalam mengelola data. Proses editing ini dilakukan dengan

melakukan pemeriksaan kelengkapan data seperti memeriksa kelengkapan

jawaban pertanyaan di kuesioner, lalu melihat konsistensi jawaban responden.

Proses editing ini dilakukan saat masih berada di lapangan. Hal ini dimaksudkan

supaya apabila terjadi jawaban yang kurang lengkap atau tidak konsisten dapat

diklarifikasi langsung terhadap responden terkait. Contoh konsistensi jawaban

ketika responden menjawab aktivitas menggunakan warnet “tidak” namun pada

keterangan aktivitas menggunakan warnet diisi “untuk mengerjakan tugas”. Hal

terebut menunjukkan jawaban yang diberikan responden tidak konsisten sehingga

peneliti harus menanyakan ulang kepada responden keesokan harinya. Proses

editing juga memeriksa keseragaman satuan, seperti seberapa sering responden

menonton iklan kondom dalam dua minggu terakhir. Tidak hanya itu, dalam

proses editing peneliti juga harus memperhatikan apakah pertanyaan mudah

dipahami atau tidak, agar terhindar dari kesalah pahaman dan keraguan dari

responden.

88

2. Coding

Proses pengkodean dilakukan dengan mengubah bentuk kategori jawaban

ke dalam bentuk kode (simbol) atau angka-angka (numerik) sehingga dibentuk

seperangkat aturan yang menetapkan angka-angka menjadi kategori tertentu

(Neuman, 2006). Pada tahapan pengkodean (coding), peneliti memberi kode pada

setiap kategori di dalam kuesioner agar data yang diperoleh lebih sederhana dan

mudah untuk dilakukan proses entering dan cleaning. Dalam penelitian ini,

pengkodean yang dilakukan misalnya pemberian kode satu untuk jenis kelamin

responden laki-laki dan kode dua untuk jenis kelamin responden perempuan.

Pengkodean juga dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi jawaban dari

pertanyaan terbuka, misalnya aktivitas yang dilakukan dalam penggunaan waktu

luang oleh remaja.

3. Entering

Tahap berikutnya adalah memasukkan, membuat perhitungan, dan

menyimpan data ke dalam komputer dengan menggunakan program SPSS. Dalam

proses ini, setiap peneliti memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan

input data. Tahap entering data ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 26 –

29 Agustus 2013.

4. Cleaning

Data yang telah dimasukkan ke dalam komputer harus melalui proses

pengecekan. Proses ini bertujuan membersihkan data dari ketidaksesuaian atau

kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya. Teknik cleaning data yang

digunakan adalah metode possible code cleaning dan contingency cleaning.

Possible code cleaning merupakan teknik cleaning data dimana peneliti melihat

kategori jawaban yang tidak sesuai (Neuman, 2006: 246). Dalam penelitian ini,

possible code cleaning digunakan untuk melihat jawaban-jawaban yang memiliki

kategori jawaban yang berbeda. Misalnya, variabel jenis kelamin dimana terdapat

kode satu untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, namun ketika tabel frekuensi

dikeluarkan dengan menggunakan SPSS terdapat kategori jawaban yang tidak

sesuai dengan ketentuan seperti tiga atau nol. Teknik cleaning lainnya adalah

89

contingency cleaning. Contingency cleaning adalah teknik cleaning data dimana

peneliti melihat kesesuaian kategori jawaban dari dua variabel yang berkaitan

untuk kasus yang secara logis tidak mungkin terjadi (Neuman. 2006:246). Dalam

penelitian ini, contingency cleaning digunakan untuk melihat ada atau tidaknya

jawaban yang tidak logis, seperti misalnya responden mengatakan bahwa ia tidak

pernah menggunakan waktu luangnya untuk menonton TV, tetapi di dalam

pertanyaan mengenai jenis acara TV apa yang sering ditonton oleh responden,

terdapat jawaban “sinetron”.

3.10 TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis univariat,

bivariat, dan multivariat. Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan variabel-

variabel identitas responden, variabel dependen yaitu sikap remaja dalam

mencegah penularan penyakit HIV dan AIDS, dan variabel independen yaitu gaya

hidup dan tingkat religiositas remaja. Bentuk analisis univariat dalam penelitian

ini menggunakan ukuran pemusatan (central tendency) Modus. Ukuran

pemusatan (central tendency) Modus digunakan untuk mengetahui data yang

memiliki frekuensi terbesar dalam suatu kumpulan data dan biasa digunakan

untuk data berskala nominal.

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan serta kekuatan

hubungan antara variabel sikap dan tingkat religiositas serta sikap dan gaya hidup.

Peneliti memutuskan untuk menggunakan uji Sommers’d karena ukuran ini

digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel berskala

pengukuran ordinal dengan arah hubungan asimetrik. Uji Sommers’d sesuai

dengan peneltian ini yang melihat kekuatan hubungan antara gaya hidup dan

tingkat religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang skala

ordinal.

Dalam penelitian ini juga menggunakan analisis Regresi untuk melihat

hubungan serta kekuatan pengaruh variabel dependen dengan independen. Pada

penelitian ini diasumsikan terdapat dua variabel independen yang memengaruhi

variabel dependen. Maka penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda.

90

Tujuan dari regresi berganda adalah melihat pengaruh salah satu variabel

independen yang paling signifikan (Babbie, 1990, 306-310).

Tabel 3.2

Teknik Analisis Data

Uji

statistik

variabel

Analisis data

Karakteristik

responden/ Gaya hidup

Tingkat

Religiositas Sikap

Univariat

Bivariat X Gaya hidup

dan Sikap

Tingkat

Religiositas

dan Sikap

Gaya hidup

dan Sikap

Tingkat

Religiositas

dengan Sikap

Multivariat X

Gaya

Hidup,

Tingkat

Religiositas

dan Sikap

Gaya

Hidup,

Tingkat

Religiositas

dan Sikap

Gaya Hidup,

Tingkat

Religiositas

dan Sikap -

3.11 PEMBATASAN DAN KETERBATASAN

Setiap penelitian tentunya memiliki pembatasan serta keterbatasan tertentu

yang dimiliki dalam pelaksanaannya. Berikut akan dijelaskan pembatasan dan

keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan

tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS :

3.11.1 Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari adanya ketidakfokusan dalam penelitian mengenai

pengaruh gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap sikap remaja dalam

91

mencegah penularan HIV dan AIDS, maka peneliti membatasi penelitian ini

dengan hanya mengukur gaya hidup dan tingkat religiositas serta sikap dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS hanya pada remaja di Desa Lewo Baru,

Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.

Selain itu yang dimaksudkan remaja didalam penelitian ini adalah laki-laki

dan perempuan dengan usia 15 - 19 tahun yang belum menikah. Penelitian ini

memiliki metode face-to-face dalam penyebaran kuesioner, maka yang menjadi

subyek penelitian hanya remaja yang tinggal dan dapat ditemui di Desa Lewo

Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.

3.11.2 Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh gaya hidup dan tingkat

religiositas terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

memiliki beberapa keterbatasan yang dihadapi ketika berada dilapangan, antara

lain :

1. Tidak banyak sosialisasi terkait dengan HIV dan AIDS yang masuk ke

sekolah-sekolah dari pelbagai jenis sekolah yang ada, seperti sekolah

formal, informal dan non formal di Desa Lewo Baru. Sehingga, masih

banyak remaja. bahkan masyarakat yang tidak mengerti mengenai isu

terkait dengan HIV dan AIDS.

2. Banyak remaja perempuan di desa ini yang berumur 15-19 tahun memilih

untuk menikah dan tidak melanjutkan sekolah di usia dini sehingga mereka

tidak dapat dimasukan sebagai sampel di dalam penelitian ini.

3. Banyak remaja di desa ini yang memilih untuk mencari pekerjaan ke luar

desa atau melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang berada di luar

desa. Sehingga, banyak dari mereka yang tidak dapat ditemui untuk

melakukan wawancara face-to-face sebagaimana yang diungkapkan oleh

kepala desa Lewo Baru saat ditanya perihal remaja desa

“…kebanyakan merantau, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera..”3

3 Berdasarkan Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru

berinisial “AS” (40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013

92

BAB 4

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yang mencakup

antara lain: potret desa, struktur pemerintahan, kondisi demografi, fasilitas umum,

dan karakteristik remaja. Penjelasan mengenai objek penelitian dapat dijabarkan

sebagai berikut :

4.1 POTRET DESA LEWOBARU

Gambar 4.1

Peta Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi

Jawa Barat

Sumber: https://maps.google.co.id

Secara geografis Desa Lewo Baru berada di bagian timur Kecamatan

Malangbong dengan luas wilayah 160,98 Ha. Kondisi lahan desa ini sebagian

besar terdiri dari tanah pemukiman seluas (16,65 Ha),tanah persawahan (52,88

Ha), perkebunan (88,50 Ha), kuburan (1,66 Ha), tanah perkantoran ( 0,36 Ha),

dan prasarana umum (0,93 Ha). Terkait dengan batas daerah, daerah Desa Lewo

Baru sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukaratu, sebelah timur berbatasan

93

dengan Desa Bunisari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamaju

Kecamatan Kersamanah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kutanegara.

Jika dilihat di dalam peta, letak Desa Lewo Baru berdekatan dengan jalan raya

Lewo. Jalan raya Lewo merupakan salah satu jalur lintas selatan pulau Jawa yang

menghubungkan Kabupaten Garut dengan pelbagai daerah lain di Pulau Jawa.

Oleh karena itu, dapat diasumsikan banyaknya penduduk desa Lewo Baru yang

memilih merantau salah satunya disebabkan oleh letak desa yang cukup strategis,

yaitu di dekat jalur lintas selatan Pulau Jawa. Letak desa yang strategis ini

didukung oleh data aksesibilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan, Kabupaten/kota,

dan Ibukota Provinsi yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kecamatan Malangbong

Jarak ke ibu kota kecamatan 7 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan

bermotor 0,5 Jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan

kaki atau kendaraan non motor 4 jam

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Tabel 4.2

Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Kabupaten / Kota

Jarak ke ibu kota kabupaten / kota 40 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan

kendaraan bermotor

2 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan

kaki atau kendaraan non bermotor

12 jam

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Tabel 4.3

Aksesbilitas Desa Lewo Baru ke Ibu Kota Provinsi Jawa Barat

Jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Barat 64 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi Jawa Barat 3 jam

94

dengan kendaraan bermotor

Lama jarak tempuh ke ibu kota Provinsi dengan berjalan

kaki atau kendaraan non bermotor

32 jam

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Berdasarkan tabel di atas, waktu tempuh Desa Lewo Baru ke Kecamatan,

Kabupaten/kota, dan Ibukota Provinsi berada pada rentang 0,5 – 3 jam perjalanan

dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga dapat disimpulkan, Desa

Lewo Baru memiliki aksesibilitas yang cukup baik karena waktu tempuh yang

diperlukan untuk menghubungkan Desa Lewo Baru dengan pusat kota atau

pemerintahan masih cukup terjangkau.

4.2 STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA LEWO BARU

Grafik 4.1

Struktur Pemerintahan Desa Lewo Baru

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Desa Lewo Baru terbagi atas dua dusun dengan masing-masing dusun

memiliki tiga RW. Setiap RW memiliki jumlah RT yang bervariasi, mulai dari

dua RT hingga empat RT. Letak Dusun 1 dan Dusun 2 dipisahkan oleh sebuah

Situ yang dikenal dengan Situ Cibuyut. Saat peneliti melakukan turun lapangan,

Desa Lewo Baru

Dusun 1

RW 1: Lewo Wetan

(RT 1,2,3 dan 4)

RW 2: Lewo Kulon

(RT 1,2 dan 3)

RW 3: Lewo Kulon

(RT 1,2 dan 3)

Dusun 2

RW 4: Cibuyut

(RT 1,2,3 dan 4)

RW 5 : Pabuaran

(RT 1,2 dan 3)

RW 6: Neglasari dan Parahulu

(RT 1 dan 2)

95

Situ Cibuyut sedang dilakukan rehabilitasi untuk dijadikan tempat rekreasi.

Pengembangan Situ Cibuyut menjadi tempat rekreasi merupakan cerminan bahwa

masyarakat Desa Lewo Baru terbuka terhadap dunia luar, mudah bersosialisasi,

menerima perubahan, dan dapat beradaptasi dengan budaya baru.

Gambar 4.2

Rehabilitasi Situ Cibuyut

Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

4.3 KONDISI DEMOGRAFI

Berdasarkan laporan penduduk terakhir pada tahun 2012, Desa Lewo Baru

yang tersebar di 6 RW dan 19 RT memiliki jumlah penduduk 3.721 jiwa dengan

977 jiwa adalah kepala keluarga. Dari jumlah penduduk tersebut, sebanyak 1.912

jiwa adalah laki-laki dan 1.809 jiwa adalah perempuan. Dari jumlah penduduk

tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat

dikatakan setara.

96

Grafik 4.2

Persentase Jumlah Penduduk Lewo Baru

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Lewo Baru berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia Laki – laki Perempuan Total

15 tahun 34 orang (10,30%) 23 orang (6,97%) 57 orang (17,27%)

16 tahun 35 orang (10,60%) 32 orang (9,70%) 67 orang (20,30%)

17 tahun 37 orang (11,21%) 32 orang (9,70%) 69 orang (20,91%)

18 tahun 38 orang (11,52%) 34 orang (10,30%) 72 orang (21,82%)

19 tahun 37 orang (11,21%) 28 orang (8,49%) 65 orang (19,70%)

Total 181 orang (54,85%) 149 orang (45,15%) 330 orang (100%)

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Berdasarkan tabel di atas, remaja yang berusia 15 – 19 tahun di Desa

Lewo Baru berjumlah 330 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 54,85 persen

remaja laki-laki dan 45,15 persen remaja perempuan. Sehingga dapat disimpulkan

jumlah remaja laki-laki lebih banyak daripada perempuan meskipun perbedaan ini

tidak terlalu signifikan. Jika dilihat persebaran remaja berdasarkan usia, dapat

dikatakan persebarannya cukup merata, yaitu berkisar antara 17 – 21 persen untuk

masing-masing kategori usia. Jumlah yang paling besar berada pada remaja yang

Laki-laki51.38%

Perempuan48.62%

Jumlah penduduk

97

berumur 18 tahun yaitu dengan presentase 21,82 persen. Jumlah yang paling kecil

berada pada remaja yang berumur 15 tahun yaitu dengan presentase 17,27 persen.

4.3.1 Mata Pencaharian

Tabel 4.5

Mata Pencaharian Penduduk

No. Pekerjaan Laki – laki Perempuan Jumlah

1 Petani 60 orang 45 orang 95 orang

2 Buruh Tani 155 orang 58 orang 213 orang

3 Swasta 7 orang 8 orang 15 orang

4 PNS 18 orang 6 orang 24 orang

5 Buruh migran 2 orang 2 orang 4 orang

6. Pembantu Rumah Tangga - 7 orang 7 orang

6 Pedagang 741 orang 10 orang 751 orang

7 TNI 2 orang - 2 orang

8 Montir 7 orang - 7 orang

9 Pengusaha Kecil dan

Menengah -

44 orang 44 orang

10 Pensiunan PNS / TNI / Polri 15 orang 5 orang 20 orang

11 Dukun Kampung Terlatih - 3 orang 3 orang

Jumlah 1007 orang

(84, 26%)

188 orang

(15,73%)

1195 orang

(100%)

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 1195 penduduk yang bekerja, 84

persen diantaranya didominasi oleh laki-laki. Dominasi laki-laki dibandingkan

perempuan dalam akses sumber daya ekonomi mencerminkan Desa Lewo Baru

masih menganut sistem patriarki. Jika dilihat dari berdasarkan kategori mata

pencaharian, mayoritas penduduk Desa Lewo Baru bermata pencaharian sebagai

pedagang dengan jumlah 751 orang. Pemilihan mata pencaharian ini menjadi

menarik ketika dikaitkan dengan luas Desa Lewo Baru yang 54,58 persen

didominasi oleh perkebunan seperti dijelaskan dalam grafik berikut :

98

Grafik 4.3

Luas Desa Lewo Baru

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Dengan separuh luas Desa Lewo Baru dipergunakan untuk perkebunan,

idealnya mata pencaharian tersebar dari penduduk Desa Lewo Baru adalah petani

atau buruh tani. Tetapi, tingginya jumlah penduduk yang menjadi pedagang

berdagang merupakan pilihan yang lebih menjanjikan dalam hal ekonomi

dibandingkan bertani. Ditambah lagi, kegiatan berdagang sudah sejak lama

dilakukan oleh penduduk Desa Lewo Baru. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari

Kepala Desa4 saat ditanyakan tentang kegiatan berdagang siomay yang banyak

dipilih sebagai mata pencaharian penduduk Desa Lewo Baru :

“Kalau di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun

temurun. Udah dari tahun 70 an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil

yang bikin siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu,

mulai di Bandung daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu.

siomay siomay itu sekarang. saya juga masih kecil.”

4.3.2 Migrasi

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama LPMPS, dapat diketahui

bahwa banyak penduduk Desa Lewo Baru yang merantau untuk mencari nafkah.

4 Wawancara Mendalam oleh Deden Ramadani kepada Kepala Desa Lewo Baru berinisial “AS”

(40 tahun) pada tanggal 28 Juni 2013

10.21%

32.62%

54.58%

1.02%

0.22%

0.57%

Pemukiman

Persawahan

Perkebunan

Kuburan

Pekantoran

Prasarana…

99

Usia penduduk yang merantau cukup beragam, dari remaja sampai orang dewasa

yang sudah berkeluarga, baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

Penduduk laki-laki biasanya merantau keluar kota untuk menjadi pendagang,

buruh bangunan, dan lain-lain. Sedangkan, penduduk perempuan yang merantau

biasanya menjadi pekerja rumah tangga (PRT).

Migrasi penduduk Desa Lewo Baru pun juga terlihat ketika selama

pengambilan data penelitian, dapat diketahui bukti bahwa migrasi masyarakat

memang terjadi. Hal ini dibuktikan ketika sedang mencari salah satu informan

wawancara mendalamsedang tidak ada di rumah. Padahal sebelumnya pada saat

pengisian kuesioner, informan masih bisa ditemui. Informan tersebut mengaku

akan berangkat ke Jakarta dua hari lagi untuk membantu ayahnya berjualan

siomay di Jakarta. Berikut salah satu kutipan perkataan informan,

“Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta,

bantu – bantu lah disana, kasian bapak sendirian.” 5

4.3.3 Pendidikan

Tabel 4.6

Data Pendidikan Penduduk Desa Lewo Baru

No. Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 280 orang

2 Tidak Tamat SD 120 orang

3 Tamat SD/sederajat 920 orang

4 SLTP 241 orang

5 SLTA 205 orang

6 D-I - orang

7 D-II 3 orang

8 D-III 3 orang

9 S-I 20 orang

10 S-II 2 orang

11 Tidak pernah sekolah 1927 orang

12 Jumlah 3721 orang

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

5 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013

100

Berdasarkan data pendidikan Desa Lewo Baru, mayoritas penduduk Desa

Lewo Baru merupakan tamatan SD atau sederajat. Berdasarkan data tersebut dapat

diketahui bahwa masyarakat Desa Lewo Baru kurang memiliki pengetahuan

terhadap HIV dan AIDS. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan salah satu

informan remaja yang kurang mengetahui pemahaman mengenai HIV dan AIDS.

Berikut salah satu kutipan wawancara informan,

“Tidak tahu... iya bener gak tau saya....pernah denger sih...dapet pernah

di sekolah pas pelajaran IPA, tapi lupa” 6

Tabel 4.7

Data Lembaga Pendidikan di Desa Lewo Baru

Jenis Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah

Formal Umum Play Group 1

TK 3

SD/ Sederajat 2

Formal Keagamaan Raudhatul Athfal 8

Tsanawiyah 1

Aliyah 1

Pondok Pesantren 2

Non Formal / Kursus Komputer 2

Bahasa 1

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Tabel 4.8

Jumlah Sarana Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1 SD 3 Bangunan

2 TK/TPA 2 Bangunan

3 P7AUD 3 Bangunan

4 Lembaga Pendidikan Agama 11 Bangunan

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

6 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial DI, 26 Juni 2013 7 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial DI, 26 Juni

2013, pukul 11.00

101

Berdasarkan data lembaga pendidikan (Tabel 4.7) di desa Lewo Baru.

Terlihat bahwa mayoritas pendidikan yang ada di desa tersebut adalah lembaga

pendidikan formal yang berbasis keagamaan. Sehingga ada indikasi bahwa di desa

tersebut, masyarakat memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Hal ini juga

dikuatkan berdasarkan tabel 4.8 bahwa di Desa Lewo Baru, mayoritas sarana atau

bangunan pendidikan adalah berupa bangunan Lembaga Pendidikan Agama.

4.4 FASILITAS UMUM

Tabel 4.9

Data Fasilitas Umum di Desa Lewo Baru

Nama Fasilitas Jumlah

Pos Kamling 8 unit

Telepon Umum 2 unit

MCK Umum 7 unit

Masjid 4 unit

Mushola 12 unit

Perpustakaan desa/kelurahan 1 unit

Ojek 60 Unit

Lapangan Sepakbola 4 unit

Meja Pingpong 2 unit

Kantor Desa 1 unit

Balai Pertemuan 1 unit

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat sarana atau

fasilitas umum yang menunjang aktivitas remaja Desa Lewo Baru. Lapangan

sepak bola merupakan sarana penunjang aktivitas atau kegiatan remaja Desa

Lewo Baru yang sering digunakan oleh remaja laki-laki untuk bermain sepak

bola. Hal ini dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan salah satu remaja yang

sering menggunakan lapangan sepak bola.

102

“Paling maen bola..... di atas kalo maen bola. Kalo futsal mah di

Barokah (nama tempat futsal)”8.

Selain itu, terdapat fasilitas umum lainnya yang digunakan oleh remaja

Desa Lewo Baru yaitu MCK umum, Mushola, dan Masjid. MCK umum yang

terdapat di Desa Lewo Baru masih digunakan oleh sebagian masyarakat.

Sementara, terdapat dua belas unit Mushola dan empat unit Masjid sebagai sarana

praktik dalam beragama remaja Desa Lewo Baru.

4.4.1 Sarana Kesehatan

Tabel 4.10

Data Sarana Kesehatan

No. Sarana Jumlah

1 Posyandu 3 Buah

2 PUSTU - Buah

3 Dukun Terlatih 4 orang

4 Bidan Desa 1 orang

5 Paramedis 1 orang

Sumber: Profil Desa Lewo Baru 2012

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bidan Desa Lewo Baru,

terdapat dua Puskesmas untuk 23 desa di Kecamatan Malangbong, yaitu

Puskesmas Citeras dan Puskesmas Malangbong. Penduduk Desa Lewo Baru

memilih untuk mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Citeras karena lokasi

yang lebih dekat dengan Desa Lewo Baru. Saat tim peneliti melakukan observasi,

Puskesmas Citeras sedang dalam proses renovasi sehingga kegiatan puskesmas

dilakukan di bangunan sementara. Sarana kesehatan lainnya yang terdapat di Desa

Lewo Baru adalah dukun terlatih, bidan desa, dan paramedis.

8 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni

2013, pukul 10.00

103

Gambar 4.3

Puskesmas Citeras, Kecamatan Malangbong

Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

4.5 KARAKTERISTIK REMAJA

Sebagian besar kelompok remaja laki-laki dan kelompok remaja

perempuan di Desa Lewo Baru kegiatan sehari-harinya adalah pergi bersekolah

dan bermain. Kondisi yang berbeda terjadi di saat liburan sekolah, remaja laki-

laki umumnya ikut untuk bekerja di sekitar Desa Lewo Baru atau pergi ke luar

kota untuk bekerja bersama sang Ayah. Seperti yang telah dinyatakan oleh salah

satu informan wawancara mendalam yang mengisi waktu luang liburannya

dengan membantu Ayahnya bekerja di Jakarta.

“Liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta,

bantu – bantu lah di sana, kasian bapak sendirian”9

Sedangkan, pada kelompok umur dewasa laki-laki umumnya pergi

merantau untuk bekerja di luar kota. Hal ini juga dibuktikan dengan kutipan

wawancara10 yang dilakukan terhadap salah satu pengurus di desa tersebut:

“Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih

jumlah laki-laki dan perempuan. Cuma kalo di desa mah banyakan

perempuan, ibu-ibunya yang ngurus kayak RT gitu-gitu. Soalnya kan

bapak-bapak nya pada merantau keluar. Jadi yang ngurus administrasi itu

9 Wawancara Mendalam oleh Prasidya Doni dengan informan laki-laki berinisial IS, 25 Juni 2013 10 Wawancara Deden Ramadani dengan pengurus Desa Lewo Baru berinisal AS, 28 Juni 2013,

pukul 2013

104

istri nya. Ada Bu Nunung, Imih, Rohati, Ucih, Atis, Sumyati, Ningsih, Euis,

Atikah, Bu Ilah.”

Gambar 4.4

Remaja Laki-laki di Desa Lewo Baru Saat Berkumpul di Waktu Luang

Sumber : Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

Selanjutnya mengenai karakteristik remaja laki-laki, terdapat tiga

kelompok remaja laki-laki yang cukup dikenal oleh kelompok remaja di Desa

Lewo Baru. Kelompok-kelompok ini bernama Galaxy yang merupakan kelompok

dari Kampung Lewo Wetan. Kemudian, ada kelompok Pencin (Penjahat Cinta)

yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang sering berpacaran dengan

remaja perempuan di Desa Lewo Baru. Terakhir, terdapat kelompok Joca (Jomblo

Cakep) yang terdiri dari sekumpulan remaja laki-laki yang tidak memiliki

hubungan dengan remaja perempuan Desa Lewo Baru. Hal itu dinyatakan oleh

salah satu informan,

“ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lewo Wetan) namanya, Pencin

(Penjahat Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep)”11.

11 Wawancara Ghivo Pratama dengan informan laki-laki berusia 18 tahun berinisial H, 27 Juni

2013, pukul 08.00

105

Gambar 4.5

Remaja Perempuan di desa Lewo Baru saat berkumpul dengan teman-teman

Sementara, kelompok remaja perempuan tidak memiliki kelompok tertentu

seperti kelompok remaja laki-laki. Seperti pada gambar 4.6, merupakan salah satu

foto responden perempuan dengan teman-teman perempuannya di Desa Lewo

Baru. Berdasarkan, foto responden, dapat diketahui bahwa kelompok remaja di

Desa Lewo Baru terbuka terhadap teknologi informasi dan komunikasi sehingga

mereka juga terpengaruh dengan budaya-budaya dari luar.

Hal tersebut terlihat dari gambar 4.6 yang merupakan representasi budaya

remaja di desa Lewo Baru yang telah terpengaruh budaya luar. Pada gambar

tersebut beberapa gadis menunjukkan jari tengah mereka seakan hal tersebut

merupakan gesture yang bagus bagi mereka. Hal ini merupakan hal yang menarik

bagi peneliti karena masih belum dapat dipastikan bahwa mereka mengetahui apa

makna dari gesture mereka sebenarnya.

Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas remaja di Desa Lewo Baru pada

waktu luang umumnya dilakukan dengan menonton televisi, berkumpul dengan

teman dan menggunakan internet. Remaja di Desa Lewo Baru yang mengisi

waktu luang dengan berkumpul dengan teman-teman, umumnya dilakukan rumah

sendiri, rumah teman, atau rumah saudara. Aktivitas yang mereka lakukan adalah

mengobrol terkait masalah sekolah, kegiatan pengajian, dan mengobrol tentang

hubungan asmara.

Hal itu dibuktikan dengan kutipan wawancara dengan salah satu

informan,

Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

106

“..dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama

teman-teman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada

yang ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom”12.

Namun, dapat diketahui bahwa tidak banyak remaja yang aktif

membicarakan mengenai mencegah penularan HIV dan AIDS saat berkumpul

dengan teman-temannya. Hal ini dibuktikan dengan salah satu kutipan wawancara

dengan informan,

“yaa...kalo remaja SMA...kalo begituan mah jarang diomongin. Iya

malu.13”

Sementara, remaja yang berkumpul dengan temannya di luar rumah pada

umumnya menghabiskan waktu luang di lapangan lapangan bola, gardu, pos

ronda, dan tempat balap-balapan motor atau yang biasa disebut “Sunset

Malangbong” di Desa Lewo Baru. Remaja yang berkumpul di gardu dan pos

ronda pada umumnya mengobrol bersama teman-temannya. Sementara, di

“Sunset Malangbong”, kelompok remaja baik laki-laki, maupun perempuan

mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan teman dan balap-balapan motor.

Gambar 4.6

Sunset Malangbong

Sumber: Salah satu foto responden berinisial LS

12 Wawancara Deden Ramadani dengan informan laki-laki berusia 17 tahun berinisial KM, 27 Juni

2013, pukul 14.00 13 Wawancara Prasidya Doni dengan informan laki-laki berusia 16 tahun berinisial RA, 28 Juni

2013, pukul 10.00

107

Aktivitas remaja Desa Lewo Baru lainnya adalah mengakses internet.

Baik remaja laki-laki, maupun perempuan pada umumnya menggunakan internet

melalui telepon selular pribadi atau pergi ke warnet di Pasar Malangbong. Situs

internet yang umumnya diakses oleh remaja adalah media sosial seperti Facebook

yang digunakan untuk update status dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Gambar 4.7

Warnet yang biasa di gunakan oleh remaja dari desa Lewo Baru

Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

Gambar 4.8

Kondisi warnet yang biasanya digunakan oleh remaja di desa Lewo Baru

Sumber: Dokumentasi LPMPS Kelompok A 2013

108

BAB 5

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Pada bab ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai variabel-

variabel yang akan dianalisis dengan mengacu pada model analisis yang mana

variabel independen yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas remaja

mempengaruhi variabel dependen yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS. Bab ini terdiri dari tiga bagian analisis, yaitu persentase univariat,

interpretasi univariat dan analisis univariat.

Karakteristik responden dan orang tua yang akan dideskripsikan mencakup

antara lain sebaran responden berdasarkan dusun, jenis kelamin, jenis sekolah,

pendidikan terakhir orang tua, kegiatan yang dilakukan responden dalam mengisi

waktu luang dan pekerjaan orang tua. Hal ini bertujuan untuk memberikan

gambaran umum mengenai latar belakang sosial dari responden.

5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT

TINGGAL DI TINGKAT DUSUN

Dalam penelitian ini, peneliti membedakan tempat tinggal responden

berdasarkan dusun, yaitu Dusun 1 dan Dusun 2. Hal tersebut dikarenakan peneliti

melihat adanya perbedaan sarana mobilitas yang dimiliki antara kedua dusun

tersebut. Jarak Dusun 2 yang terletak dekat dengan jalan raya sarana mobilitasnya

lebih tinggi dibanding Dusun 1 yang letaknya lebih jauh dari jalan raya.

Grafik 5.1

Tempat Tinggal Responden di Tingkat Dusun, n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Dusun 153%

Dusun 247%

109

Agama

60%

Umum

40%

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa responden yang berasal dari

Dusun 1 lebih banyak dibandingkan dengan Dusun 2, yaitu sebanyak 53 persen

(49 orang) remaja dari dusun 1 dan 47 persen (44 orang) remaja dari dusun 2.

5.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS

KELAMIN

Grafik 5.2

Jenis Kelamin Responden, n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Dari grafik di atas terlihat bahwa di Desa Lewo Baru. jumlah remaja

perempuan lebih banyak jika dibandingkan laki-laki, yaitu sebesar 55 persen (51

orang) perempuan dan 45 persen (42 orang) laki-laki.

5.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS

SEKOLAH

Grafik 5.3

Jenis Sekolah Responden, n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Perempuan

55%

Laki-laki

45%

110

70% 71%

14% 15%13% 12%

3% 2%

Pendidikan Terakhir Ayah Pendidikan Terakhir Ibu

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan Tinggi

Berdasarkan grafik diatas maka terlihat perbedaan yang cukup signifikan

dalam jenis sekolah responden, yaitu 60 persen (56 orang) bersekolah di sekolah

dengan basis agama seperti MA (Madrasah Aliyah), MTS (Madrasah

Tsanawiyah) maupun pesantren. Sedangkan 40 persen (37 orang) bersekolah

dengan basis umum. Banyaknya remaja yang bersekolah di sekolah agama tidak

terlepas dari keberadaan sekolah berbasis keagamaan seperti pesantren, MTS, MA

yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka. Sehingga banyak

masyarakat yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut

Dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan responden mayoritas bersekolah di

sekolah yang berbasis agama.

5.4 PENDIDIKAN TERAKHIR ORANG TUA

Grafik 5.4

Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden

n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pendidikan antara Ayah dan Ibu

tidak jauh berbeda, dimana baik Ayah maupun Ibu cenderung berpendidikan

111

terakhir yaitu tamat SD. Persentase pendidikan terakhir orang tua responden yang

tamat SD sebesar 70 persen (64 orang) untuk Ayah, dan sebesar 71 persen (61

orang) untuk Ibu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata orang tua

responden baik Ayah maupun Ibu memiliki pendidikan formal yang tergolong

rendah.

5.5 KEGIATAN RESPONDEN DALAM MENGISI WAKTU LUANG

Pada usia remaja, banyak hal yang dapat memengaruhi gaya hidup

mereka. Salah satunya yaitu bagaimana remaja menggunakan waktu luang

mereka. Maka dari itu, peneliti ingin melihat penggunaan waktu luang oleh

remaja mulai dari beraktivitas di rumah ataupun di luar rumah.

5.5.1 Mengisi Waktu Luang di Rumah

Grafik 5.5

Responden yang Mengisi Waktu Luang di Rumah

n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan pie chart diatas, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja

menghabiskan waktu di rumah sebesar 78 persen (73 orang), dan hanya 22 persen

(20 orang) remaja yang tidak menghabiskan waktu luangnya di rumah. Berikut

kutipan wawancara mendalam dengan salah seorang informan yang

menghabiskan waktu luangnya di rumah:

Ya78%

Tidak22%

112

Ya15%

Tidak85%

Menggunakan Waktu Luang untuk Membaca

n=93

Buku Non-

Akademik71%

Buku Akade

mik29%

Jenis Buku yang Dibacan=14

“Aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya

tidak begitu banyak yang seumuran dengannya)”14

Kegiatan yang bisa dilakukan oleh remaja saat mengisi waktu luang di

rumah sangat beragam. Oleh karena itu, peneliti membatasi kegiatan yang

dilakukan yaitu membaca dan menonton. Hal ini dikarenakan oleh adanya asumsi

terkait dengan topik penelitian yang diteliti bahwa melalui membaca dan

menonton responden dapat menambah wawasannya mengenai HIV dan AIDS.

5.5.1.1 Mengisi Waktu Luang dengan Membaca Buku

Grafik 5.6

Responden yang Menggunakan Waktu Luang

dengan Membaca Buku

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Dari pie chart diatas dapat dilihat bahwa kecenderung remaja yang tidak

mengisi waktu luang dengan membaca sebesar 85 persen (79 orang). Hanya

sebagian kecil remaja yang mengisi waktu luang dengan membaca yaitu sebesar

15 persen (14 orang). Dari angka tersebut sebanyak 71 persen (10 orang)

membaca buku non-akademik seperti novel, majalah fashion, komik, dan lain

sebagainya. Sedangkan 29 persen (4 orang) lainnya membaca buku akademik

seperti buku yang berkaitan dengan pelajaran sekolah.

14 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” yang

dilakukan oleh Ulfi Nur Arsa Putri, tanggal 25 Juni 2013, pukul 14:12

113

Ya58%

Tidak42%

Menggunakan Waktu Luang untuk Menonton

n=93

87%

11%2%

Acara Televisi Olahraga DVD/Film

Jenis Acara yang Ditontonn=54

5.5.1.2 Mengisi Waktu Luang dengan Menonton

Grafik 5.7

Mengisi Waktu Luang dengan Menonton

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa cukup banyak remaja di desa

Lewo Baru yang mengisi waktu luang dengan menonton, yaitu sebesar 58 persen

(54 orang). Dari keterangan jenis acara yang ditonton oleh responden, maka

sebanyak 87 persen (47 orang) menonton acara televisi seperti sinetron, FTV,

acara musik, dan lain-lain. Sebesar 11 persen (6 orang) memilih untuk menonton

acara olahraga, sedangkan 2 persen (1 orang) lainnya memilih untuk menonton

DVD/film. Dapat diambil kesimpulan bahwa cukup banyak responden dalam

penelitian ini yang mengalokasikan waktu luangnya untuk menonton acara

televisi

114

Ya51%

Tidak49%

Menggunakan Waktu Luang untuk Berkumpul dengan Teman

n=93

2%

81%

4%13%

MengerjakanTugas

Kelompok

Nongkrong Membuat Rujak Jajan Di Warung

Jenis Aktivitas Berkumpul dengan Temann=47

5.5.2 Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman

Grafik 5.8

Mengisi Waktu Luang Berkumpul dengan Teman

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Dari grafik di atas terlihat bahwa, tidak terlalu tampak perbedaan yang

signifikan antara remaja yang menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul

dengan teman dan yang tidak menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul

dengan teman. Remaja yang berkumpul dengan teman-temannya sebesar 51

persen (47 orang) dan yang tidak berkumpul dengan teman-temannya sebesar 49

persen (46 orang). Remaja di Desa Lewo Baru yang menghabiskan waktu

luangnya untuk berkumpul dengan teman, cenderung untuk melakukan kegiatan

nongkrong yaitu sebesar 81 persen (38 orang). Hal ini seperti yang disampaikan

115

Ya31%

Tidak69%

Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di

Warnetn=93

21%

66%

7% 7%

MengerjakanTugas

Facebook/Twitter Main Games MengunduhMP3/Video

Jenis Aktivitas Ketika Menggunakan Internet di Warnet

n=29

oleh salah satu informan ketika ditanyakan mengenai kegiatan mengisi waktu

luang saat berkumpul dengan teman:

“Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi”.15

5.5.3 Mengisi Waktu Luang untuk Menggunakan Internet di Warnet

Grafik 5.9

Mengisi Waktu Luang dengan Menggunakan Internet di Warnet

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Data di atas menunjukkan, bahwa 69 persen (64 orang) remaja cenderung

tidak menghabiskan waktu luang untuk menggunakan internet di Warnet.

Sedangkan, hanya 31 persen (29 orang) remaja yang mengisi waktu luangnya

dengan menggunakan internet di Warnet. Penggunaan internet oleh remaja di

Desa Lewo Baru ini biasanya dilakukan di Warnet atau Warung Internet. Padahal

15 Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 18 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama,

tanggal 27 Juni 2013 pukul 08.00

116

dari data kualitatif yang peneliti dapatkan, jarak antara rumah responden dengan

warnet cukup jauh yakni di dekat pasar Malangbong.

Dalam menggunakan internet mayoritas remaja mengakses media sosial

seperti Facebook dan Twitter yaitu sebesar 66 persen (19 orang). Sedangkan yang

menggunakan internet untuk mengerjakan tugas ada 21 persen (6 orang) dan

terdapat juga remaja yang menggunakan internet untuk bermain games yaitu

sebesar 7 persen (2 orang). Remaja yang menggunakan internet untuk mengunduh

MP3/Video juga sebesar 7 persen (2 orang). Hal ini sesuai dengan kutipan

wawancara berikut:

“Saya suka ke warnet untuk download MP3 dan Video Musik. Soalnya saya

suka menari sama temen-temen sekolah yang tinggalnya juga di daerah

LewoBaru ini. Warnet disini adanya di pasar teh”16

Jarak yang cukup jauh untuk menuju ke Warnet menimbulkan keterbatasan

akses informasi internet di kalangan remaja di desa Lewo Baru. Selain itu, dalam

memanfaatkan internet, mayoritas remaja hanya mengakses media sosial sehingga

bila dikaitkan dengan topik penelitian, penggunaan internet tersebut kurang

memberikan nilai tambah bagi peningkatan pengetahuan remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

16 Wawancara mendalam informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “A” oleh Dipta Mahira,

tanggal 27 Juni 2013 pada pukul 13:00

117

Ya51%Tidak

49%

Menggunakan Waktu Luang untuk Aktivitas Lain

n=93

34%

9%

21%

2%

23%

9%

2%

PekerjaanRumah

Kesenian Olahraga Trek-trekan Main Games KegiatanAgama

Bekerja

Jenis Aktivitas Lainn=47

5.5.4 Mengisi waktu luang dengan Aktivitas Lain

Grafik 5.10

Mengisi Waktu Luang dengan Aktivitas Lain

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan bar chart diatas, dapat terlihat bahwa remaja yang mengisi

waktu luang selain melakukan aktivitas di rumah maupun di warnet adalah

sebesar 51 persen (47 orang). Jenis aktivitas lain yang dilakukan sebagian besar

adalah melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah,

membantu kakak, menjaga adik, dan lain sebagainya yaitu sebesar 34 persen (16

orang). Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja Desa Lewo Baru masih banyak

yang menghabiskan waktu di rumah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam,

diperoleh informasi bahwa remaja di Desa Lewo Baru menghabiskan waktu di

rumah dengan melakukan berbagai pekerjaan rumah:

118

82%

10%2% 2% 2% 2%

IRT Pedagang Pegawai Buruh Jasa MeninggalDunia

Pekerjaan Ibu

4%1%

35%

6%

39%

9%5%

TidakBekerja

Wiraswasta Pedangan MeninggalDunia

Buruh Jasa Pegawai

Pekerjaan Ayah

“Orang tua aku udah meninggal teh, jadi yang masak, nyuci, bebersih

rumah aku. Jadi aku jarang main keluar” 17

5.5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden

Grafik 5.11

Pekerjaan Orangtua Responden

n=93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa laki-laki lebih banyak yang

memasuki pasar kerja. Hal tersebut di indikasikan dari banyaknya perempuan

17 Wawancara informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “Y” oleh Ulfi Nur Arsa Putri,

tanggal 27 Juni 2013, pukul 14:12

119

56%

44%

Dimensi Kognisi

Rendah Tinggi

42%

58%

Dimensi Afeksi

Negatif Positif

48%

52%

Dimensi Perilaku

Negatif Positif

53%47%

Variabel Sikap

Negatif Positif

yang sudah menikah memilih untuk menjadi Ibu rumah tangga yaitu sebesar 82

persen (36 orang). Sedangkan sebagian besar laki-laki cenderung bekerja sebagai

buruh sebesar 39 persen (36 orang) dan pedagang sebesar 35 persen (33 orang).

5.6 SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH HIV dan AIDS

Variabel dependen yang didefinisikan dalam penelitian ini yaitu Sikap

Remaja dalam Mencegah Penularan HIV dan AIDS dalam studi kasus di Desa

Lewo Baru, Garut.

Grafik 5.12

Variabel Sikap Remaja dalam Mencegah HIV dan AIDS

n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan data hasil survei di atas khususnya pada variabel sikap, dapat

terlihat bahwa sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS cenderung

120

negatif, yaitu sebesar 53 persen (49 orang). Variabel sikap ini sendiri dibagi ke

dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kognisi atau pengetahuan, dimensi afeksi atau

perasaan dan dimensi perilaku.

Pada pie chart dimensi kognisi menunjukkan sebesar 56 persen (52 orang)

remaja memiliki kognisi yang rendah. Rendahnya kognisi remaja tersebut

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan

AIDS. Hal ini terlihat ketika informan ditanyakan lebih mendalam mengenai

penyakit HIV dan AIDS itu sendiri, remaja di desa Lewo Baru masih kurang tahu

atau lupa mengenai penyakit tersebut. Selain itu, mereka juga belum sepenuhya

mengetahui apa saja penyebab penularan penyakit HIV dan AIDS. Berikut hasil

wawancara mendalam pada informan:

“Lupa lagi saya. hahaha saya lupa tuh. seks bebas. Cuma seks bebas”18

Pada hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan diperoleh

informasi bahwa pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV dan AIDS hanya

diperoleh dari sekolah. Hal ini terlihat dari hasil kutipan wawancara berikut:

“Hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas MTS (Madrasah Tsanawiyah

atau setingkat SMP) dijelasin.ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari

orang yang suka berhubungan seks”19

Selain itu, rendahnya kognisi remaja terkait pencegahan penularan HIV

dan AIDS juga bisa disebabkan karena kurangnya penyuluhan dari pihak tenaga

kesehatan setempat.Penyuluhan yang selama ini dilakukan cenderung hanya

seputar gizi.Berikut hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada Bidan

Eka yang bekerja di Puskesmas Malangbong:

“Belum sih (berkaitan dengan penyuluhan HIV & AIDS) kalo

disini.Paling adanya cuma penyuluhan tentang gizi aja.”20

Selain itu terdapat fakta yang menyebutkan bahwa terdapat remaja yang

hamil di luar nikah. Hal tersebut kemudian bisa disebabkan juga karena

18Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya

Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00 19Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla

Juanita, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 20Wawancara mendalam kepada Bidan Eka (Bidan puskesmas) oleh Yasserina Rawie, tanggal 28

Juni 2013, pukul 09.00

121

kurangnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi. Berikut wawancara

mendalam dengan salah satu remaja perempuan:

“Ada teh yang hamil. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin

sering dan banyak. Lima orang lebih lah, Teh”21

Seperti yang telah diketahui, bahwa kognisi remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru cenderung rendah. Hasil tersebut

memiliki kecendrungan yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Anahita Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan

Zahra Ahmadinezhad yang juga menyebutkan bahwa pengetahuan remaja (siswa)

mengenai cara penularan HIV dan AIDS juga rendah. Hal tersebut

menggambarkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS masih rendah.

Berdasarkan pada data survei di dimensi afeksi, sebesar 58 persen (54

orang) remaja di desa tersebut memiliki afeksi yang cenderung negatif.

Sedangkan remaja dengan afeksi yang positif memiliki persentase sebesar 42

persen (39 orang). Rendahnya dimensi afeksi remaja dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS dapat terlihat dari perasaan remaja saat dihadapkan hal-hal yang

dapat menularkan HIV dan AIDS. Namun berlawanan dengan hasil survei, data

kualitatif dari wawancara mendalam yang diperoleh oleh peniliti menunjukkan

bahwa afeksi remaja di Desa Lewo Baru menunjukkan hasil yang positif. Dalam

wawancara mendalam, informan menolak dengan tegas saat kekasihnya mengajak

informan untuk melakukan hubungan seks diluar nikah. Selain itu ia juga sangat

malu sekali saat membeli kondom dan memang tidak seharusnya kondom dibeli

oleh informan. Berikut hasil wawancara mendalam yang diperoleh peneliti:

“Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik. Sangat malu

sekali. karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting. Saya

ga mau berhubungan seksual.”22

Selain itu, afeksi positif berdasarkan data kualitatif juga terlihat dari hasil

wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada seorang informan yang

menyatakan akan menolak saat kekasihnya mengajak informan untuk berciuman,

21 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa

Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25 22 Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito

Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00

122

berpelukan, dan melakukan hubungan seks. Karena, menurutnya hal tersebut akan

menghancurkan masa depannya. Berikut hasil wawancara mendalam yang peneliti

peroleh:

“Pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya

gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin

hidup kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai

harganya. Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa

mau dihancurin gitu aja.”23

Hasil survei untuk dimensi perilaku menunjukkan bahwa perilaku remaja

di Desa Lewo Baru cenderung negatif yaitu dengan persentase sebesar 52 persen

(48 orang) dan perilaku remaja yang positif memiliki persentase sebesar 48 persen

(45 orang). Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan pun menunjukkan

indikasi perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS yang negatif.

Dalam wawancara mendalam seorang informan tidak menolak bergandengan

tangan dengan kekasihnya karena informan tersebut pernah berpegangan tangan

ketika berpacaran. Berikut kutipan wawancara yang di peroleh dari wawancara

informan tersebut:

“Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju, karena aku pernah

pegangan tangan pas pacaran.”24

Dari grafik di atas dapat dilihat perbedaan antara perilaku yang positif

dengan perilaku yang negatif memiliki persentase yang tidak terlalu jauh. Namun

hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya

kecenderungan perilaku yang negatif terkait pencegahan penularan HIV dan AIDS

pada remaja di desa Lewo Baru. Seorang informan wanita mengaku, kawannya

temannya telah melakukan hubungan seks beresiko dengan kekasihnya yang telah

menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun dan kemudian hamil:

“Iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya

dari SMS diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa

kehilangan kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan. 3 tahun teh,

dia mah katanya yang ngajakin pacarnya”25

23 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “P” oleh Dwi

Anisa Febrianti, tanggal 27 Juni 2013, pukul 19.09 24 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Dipta

Mahira, tanggal 26 Juni 2013, pukul 17.00 25Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla

Juanita,tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15

123

53%

47%

Dimensi Aktivitas

Tidak Mendukung Mendukung

65%

35%

Dimensi Opini

Tidak Mendukung Mendukung

51%49%

Variabel Gaya Hidup

Tidak Mendukung Mendukung

5.7 VARIABEL INDEPENDEN

5.7.1 Gaya Hidup Remaja

Grafik 5.13

Variabel Gaya Hidup, n=93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai variabel gaya

hidup, dapat terlihat bahwa antara gaya hidup yang mendukung dan gaya hidup

yang tidak mendukung tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Gaya hidup

remaja yang tidak mendukung yaitu 51 persen (47 orang). Sedangkan remaja yang

memiliki gaya hidup mendukung memiliki persentase sebesar 49 persen (46

orang). Variabel gaya hidup memiliki dua dimensi, yaitu dimensi opini dan

dimensi aktivitas.

Dalam dimensi opini, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja

memiliki opini yang tidak mendukung dalam upaya mencegah penularan HIV dan

AIDS dengan persentase sebesar 65 persen (60 orang).Sedangkan remaja yang

memiliki opini yang mendukung, memiliki persentase sebesar 35 persentase (33

orang). Terdapat hasil dari wawancara mendalam yang mendukung hasil survei di

124

atas mengenai opini remaja yang tidak mendukung dalam upaya mencegah

penularan HIV dan AIDS. Seorang informan perempuan mengaku jika setia pada

pasangan atau pacar bukanlah hal yang terlalu penting karenadia menganggap

hubungan yang dimiliki masih sebatas hubungan pacaran. Tetapi jika sudah

menikah, setia merupakan suatu keharusan. Berikut kutipan wawancara mendalam

tersebut:

“Pening, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja

nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting”26

Lain halnya dengan seorang responden laki-laki yang memiliki kawan

yang senang berganti-ganti pasangan dengan alasan agar terlihat keren.Lamanya

hubungan pacaran yang pernah dimiliki pun hanya satu minggu dania

beranggapan bahwa apayang dilakukan oleh kawannya tersebut adalah suatu hal

yang biasa saja. Berikut kutipannya:

“Ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian

juga sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren.

Biasa aja sih yah”27

Selain itu, terdapat hasil wawancara lain yang mengacu pada

kecenderungan hasil survei gaya hidup remaja yang tidak mendukung tersebut.

Disebutkan bahwa teman dari seorang informan laki-laki menggunakan “gele”28

untuk menyelesaikan permasalahan dengan kekasihnya dan menurutnya

penggunaan “gele” untuk menyelesaikan permasalahan merupakan hal yang wajar

dilakukan. Berikut kutipan wawancara mendalam tersebut:

“biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja.”29

Di dimensi aktivitasterlihat hasil survei menunjukkan bahwa

kecenderungan remaja di desa tersebut memiliki aktivitas yang tidak mendukung

upaya mencegah penularan HIV dan AIDS dengan persentase sebesar 53 persen

26Wawancara mendalam kepada informan perempuan, berusia 16 tahun, berinisial “R” oleh Karla

Juanita, tanggal tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.15 27Wawancara mendalam kepada reponden laki-laki berusia 16 tahun, berinisial ”ER” oleh Tito

Juliansyah, tanggal 28 Juni 2013, pukul 11.00 28Gele adalah menghisap ganja 29Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh Prasidya

Doni, tanggal 28 Juni 201, pukul 10.00

125

(49 orang). Sedangkan remaja yang memiliki aktivitas yang mendukung memiliki

persentase sebesar 47 persen (44 orang). Dalam hasil survei juga terlihat

perbedaan yang kurang signifikan antara aktivitas remaja yang mendukung

dengan aktivitas remaja yang tidak mendukung upaya mencegah penularan HIV

dan AIDS. Aktivitas remaja yang tidak mendukung, terlihat dalam hasil

wawancara mendalam yang menyebutkan salah satu informan sering melakukan

track motor (balap motor liar) bersama teman-temannya. Track motor tersebut

dilakukan dari desa Lewo Baru sampai ke Malangbong.Berikut kutipan

wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti:

“Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada raja-

rajanya. Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar. Pakai motor

sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga ada yang

pernah kecelakaan, track-nya panjang dan lurus”30

Selainitu, aktivitas remaja yang negatif tersebut ditunjukkan juga dengan

hasil wawancara dengan informan yang mengatakan bahwa semua masyarakat di

Desa Lewo Baru pernah melihat video porno, karena semua video tersebut bisa

disimpan di telepon genggam. Berikut wawancara mendalam yang diperoleh oleh

peneliti:

“Sama-sama tau lah a’, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp

karena bisa disimpan di hp”31

30 Wawancara mendalam informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “H” oleh Ghivo Pratama,

tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 31 Wawancara mendalam Kelompok Galaxy oleh Ghivo Pratama, tanggal 27 Juni 2013, pukul

12.00

126

55%

45%

Dimensi Kepercayaan Beragama

Rendah Tinggi

48%52%

Dimensi Praktik Beragama

Rendah Tinggi

57%

43%

Dimensi Perasaan Beragama

Rendah Tinggi

51%49%

Variabel Tingkat Religiositas

Rendah Tinggi

5.7.2 Tingkat Religiositas Remaja

Grafik 5.14

Variabel Tingkat Religiositas Remaja, n = 93

Sumber: Data Hasil Survei MPS A di Desa Lewo Baru Tahun 2013

Berdasarkan data hasil survei di Desa Lewo Baru mengenai tingkat

religiositas remaja, dapat terlihat bahwa kecenderungan remaja memiliki tingkat

religiositas yang rendah yaitu sebesar 51 persen (47 orang). Sedangkan tingkat

religiositas remaja yang tinggi memiliki persentase sebesar 49 persen (46 orang).

Variabel tingkat religiositas memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi praktik, dimensi

kepercayaan dan dimensi perasaan.

Data hasil survei mengenai praktik beragama remajamenunjukkan bahwa

terdapat kecenderungan praktik beragama yang tinggi pada remaja yaitu sebesar

52 persen. Sedangkan remaja dengan praktik beragama yang rendah sebesar 48

127

persen.Kecenderungan tersebut sesuai dengan hasil wawancara mendalam yang

menyebutkan bahwa seorang informan perempuan rutin mengikuti pengajian

sejak berada di rumah yang lama.Kemudian setelah pindah rumah ibunya

menyarankan informan untuk mengikuti pengajian di daerah yang baru. Berikut

kutipan wawancara mendalam tersebut:

“Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang

sebelumnya.Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin

sama ibu, dia dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang

seneng sih ikut pengajian.Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng

aja bareng-bareng.”32

Selain itu, hasil wawancara mendalam lain yang mendukung hasil

surveitersebut adalah wawancara peneliti dengan seorang responden laki-laki

yang sering mengikuti kegiatan keagamaan di masjid:

“Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan”33

Dalam dimensi kepercayaan beragamapada remaja ditunjukkan sebesar 55

persen (51 orang) memiliki kepercayaan beragama yang rendah. Sedangkan 45

persen (42 orang) lainnya memiliki kepercayaan beragama yang tinggi. Hasil

survei mengenai rendahnya kepercayaan beragama remaja tersebut didukung

dengan beberapa hasil wawancara mendalam. Salah satunya adalah hasil

wawancara kepada seorang informan laki-laki yang menganggap bahwa

melakukan “gele” –jika dikaitkan dengan agama, merupakan perbuatan yang tidak

baik. Namun menurut teman-temannya, perbuatan “gele” tersebut terkadang

menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut kutipannya:

“Dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga.Katanya sekali-

sekali juga perlu.”34

Untuk hasil survei pada dimensi perasaan beragama pada remaja, sebesar

57 persen (53 orang) menunjukkan perasaan beragama yang rendah. Sedangkan

32Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “I” oleh Tiara

Hapsari, 28 Juni 2013, pukul 15.00 33Wawancara mendalam kepada informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “ER” oleh Tito

Juliansya, 28 Juni 2013, pukul 11.00 34Wawancara mendalam kepada Informan laki-laki berusia 16 tahun, berinisial “RA” oleh

Prasidya Doni, tanggal 28 Juni 2013, pukul 10.00

128

43 persen (40 orang) lainnya menunjukkan perasaan beragama yang tinggi.

Namun, wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil

yang berbeda. Salah satunya wawancara mendalam dengan informan perempuan

yang menunjukkan bahwa ia memiliki perasaan yang janggal ketika tidak

melakukan salah satu kegiatan dalam agama, seperti solat, mengaji dan lain

sebagainya. Berikut kutipan wawancaranya:

“Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan yang kedua

sebagai kebutuhan. Kalo kebutuhan, karena misal gak menjalankan

rasanya tuh seperti ada yang hilang”35

35 Wawancara mendalam kepada Informan perempuan berusia 15 tahun, berinisial “FT” oleh Arsa

Ilmi, tanggal 27 Juni 2013, pukul 13.25

129

BAB 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA DALAM

MENCEGAH PENULARAN HIV DAN AIDS

Pada bab ini akan dipaparkan analisis hubungan antara variabel

independen penelitian yaitu gaya hidup dan tingkat religiositas dengan variabel

dependen penelitian yaitu sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS. Berikut akan dijelaskan hipotesis terkait hubungan antar variabel tersebut.

6.1 HUBUNGAN BIVARIAT

1. Remaja yang memiliki gaya hidup yang mendukung dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS, memiliki sikap yang positif dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

2. Remaja yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi, memiliki sikap

yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Selain menguji hubungan antar sejumlah variabel di atas, peneliti juga

menguji hubungan antar dimensi dalam variabel independen dengan variabel

dependen. Dimensi dalam variabel gaya hidup yaitu dimensi aktivitas dan dimensi

opini. Sedangkan, dimensi untuk variabel tingkat religiositas yaitu dimensi praktik

beragama, dimensi kepercayaan beragama dan dimensi perasaan beragama.

Berikut uraian hasil uji hubungan antar variabel dan dimensi dalam penelitian ini.

6.1.1 Hubungan antara Sikap dengan Gaya Hidup

Gaya hidup remaja diasumsikan memiliki pengaruh terhadap sikap dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Kotler (1984) menjelaskan bahwa gaya

hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi. Dalam

penelitian ini, variabel gaya hidup remaja dilihat dari dua dimensi yaitu aktivitas

dan opini remaja terkait dengan upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.

Kedua dimensi ini memiliki dua kategori yaitu mendukung dan tidak mendukung

terkait upaya mencegah penularan HIV dan AIDS.

130

Tabel 6.1

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Gaya Hidup Total

Mendukung Tidak

Mendukung

Positif 28 (60,9%) 16 (34,0%) 44 (47,3%)

Negatif 18 (39,1%) 31 (66,0%) 49 (52,7%)

Total 46 (100 %) 47 (100%) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, tahun 2013

Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap yang

positif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya hidup yang juga

mendukung yaitu 60,9 persen dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup

tidak mendukung yaitu sebesar 34 persen. Sementara responden yang memiliki

sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka yang memiliki gaya

hidup yang tidak mendukung yaitu 66 persen dibandingkan mereka yang memiliki

gaya hidup mendukung yaitu sebesar 39,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan

terdapat hubungan positif antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS.

Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel gaya hidup dan sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS36. Dari hasil uji hipotesis tersebut

ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang kemudian dapat

diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain variabel gaya hidup

memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

36 Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4

131

Selain itu, untuk melihat kekuatan hubungan yang dimiliki variabel gaya

hidup terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS, peneliti

menggunakan uji d’Somers. Berikut uji yang telah dilakukan.

Tabel 6.2

Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja

Ho: Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup remaja dengan sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

Gaya Hidup Remaja Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

Signifikansi: 0.044 (< 0,05)

d : 0,268

Dari hasil uji d’Somers di atas dapat dilihat nilai yang didapat adalah

sebesar 0,268. Berdasarkan skala kekuatan hubungan37, dapat disimpulkan bahwa

nilai 0,268 menunjukkan kekuatan hubungan yang cenderung sangat lemah

dengan arah hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan

antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

tergolong sangat lemah dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan

tersebut menunjukkan bahwa remaja dengan gaya hidup yang mendukung,, juga

memiliki sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

37Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data

132

Tabel 6.3

Hubungan antara Aktivitas dengan Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Aktivitas Remaja Total

Mendukung Tidak

Mendukung

Positif 26 (59,1%) 18 (36,7%) 44 (47,3%)

Negatif 18 (40,9%) 31 (63,3%) 49 (52,7%)

Total 44 (100 %) 49 (100%) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 59,1 persen dibandingkan

mereka yang memiliki aktivitas tidak mendukung yaitu 36,7 persen. Sedangkan

responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka

yang memiliki aktivitas yang tidak mendukung yaitu 63,3 persen dibandingkan

mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung yaitu 40,9 persen. Sehingga,

dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara aktivitas dengan sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Salah satu kutipan wawancara mendalam dengan informan menunjukan

bagaimana remaja yang memiliki sikap positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki aktivitas yang mendukung. Berikut hasil kutipan

wawancara dengan responden saat ditanyakan tentang informasi terkait

pentingnya menjaga keperawanan:

“Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh

hati-hati sekarang”38

38 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang

dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00

133

Salah satu aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan HIV dan

AIDS adalah dengan menonton acara televisi tentang pentingnya menjaga

keperawanan sebelum menikah. Dari hasil kutipan wawancara, dapat kita lihat

bahwa responden memiliki aktivitas yang mendukung dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS yaitu dengan menonton acara televisi tentang mucikari cilik.

Mucikari cilik adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang menjadi germo di

Surabaya. Dengan melakukan aktivitas yang mendukung yaitu dengan menonton

acara televisi mengenai pentingnya menjaga keperawanan sebelum menikah,

terbukti sikap responden menjadi lebih positif dan lebih berhati-hati dalam

menjaga keperawanannya.

Tabel 6.4

Hubungan antara Opini dengan Sikap Remaja dalam Mencegah Penularan

HIV dan AIDS

n=93

Sikap Opini Remaja Total

Mendukung Tidak

Mendukung

Positif 21 (63,6%) 23 (38,3%) 44 (47,3%)

Negatif 12 (36,4%) 37 (61,7%) 49 (52,7%)

Total 33 (100%) 60 (100 %) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 63,6 persen dibandingkan

mereka yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 38,3 persen. Sementara

responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak pada mereka

yang memiliki opini yang tidak mendukung yaitu 61,7 persen dibandingkan

mereka yang memiliki opini yang mendukung yaitu 36,4 persen. Sehingga, dapat

dikatakan terdapat hubungan positif antara opini dengan sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS.

134

Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah

satunya dipengaruhi oleh opini remaja terkait menjaga keperjakaan sebelum

menikah. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam tentang pentingnya

menjaga keperjakaan sebelum menikah :

“Penting. Kan keperjakaan kita cuma dikasihin buat istri kita. Yang

pertama yang terakhir terus kan kalo bukan perjaka udah begituan

sebelum nikah haram. Dapet dosa”39

Tidak hanya terkait tentang menjaga keperjakaan sebelum menikah, opini

tentang kesetiaan terhadap pasangan juga turut memengaruhi sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS. Seperti penuturan remaja saat ditanyakan

opininya tentang orang-orang yang sering berganti pasangan:

“Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha

setia sama pacar saya. Saya gak mau aja kena karma, pasti kan gak enak

kalo kita yang diselingkuhin.”40

6.1.2 Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Religiositas

Variabel yang dianggap dapat memengaruhi sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja. Dalam

mengukur tingkat religiositas remaja, penelitian kami menggunakan tiga dimensi

yaitu praktik dalam beragama (practice), kepercayaan dalam beragama (belief),

dan perasaan dalam beragama (feeling). Ketiga dimensi tersebut terbagi menjadi

dua kategori yaitu rendah dan tinggi.

39 Wawancara mendalam oleh Ghivo Pratama kepada informan laki-laki berinisial H, berusia 16

tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 08.00 40 Wawancara mendalam oleh Yaserina Rawie kepada informan perempuan berinisial AIY berusia

15 tahun tanggal 28 Juni 2013, pukul 13.00

135

Tabel 6.5

Hubungan antara Tingkat Religiositas dengan Sikap Remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Tingkat Religiositas Total

Tinggi Rendah

Positif 29 (63,0%) 15 (31,9%) 44 (47,3%)

Negatif 17 (37,0%) 32 (68,1%) 49 (52,7%)

Total 46 (100%) 47 (100 %) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki tingkat religiositas tinggi yaitu 63 persen dibandingkan

mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 31,9 persen.

Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih banyak

pada mereka yang memiliki tingkat religiositas yang rendah yaitu 68,1 persen

dibandingkan mereka yang memiliki tingkat religiositas yang tinggi yaitu 37

persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara tingkat

religiositas dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Jika dikaitkan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu Religiosity, Sexual

Behaviors, and Sexual Attitudes During emerging Adulthood oleh Eva S.

Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer, Tanya L. Boone (2004)

menggambarkan bahwa religiositas merupakan faktor yang paling kuat dalam

memengaruhi sikap dan perilaku seksual remaja. Pada penelitian ini juga

menggambarkan hal yang sama bahwa tingkat religiositas memengaruhi sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Hasil tabel silang di atas diperkuat oleh uji hipotesis yang juga

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel tingkat religiositas dan

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS41. Dari hasil uji hipotesis

41 Tabel silang dapat dilihat di lampiran 4

136

tersebut ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (α) yang

kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain

variabel tingkat religiositas memiliki hubungan dengan variabel sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Tabel 6.6

Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja

Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas remaja dengan sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

Tingkat Religiositas Remaja Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

Signifikansi: 0.001(< 0,05)

d : 0,311

Dari hasil uji d’Somers tersebut dapat dilihat nilai yang didapat adalah

sebesar 0,311. Berdasarkan skala kekuatan hubungan42, dapat disimpulkan bahwa

nilai 0,311 menunjukkan kekuatan hubungan yang lemah dengan arah hubungan

positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat religiositas

dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV AIDS tergolong lemah

dengan arah hubungan yang positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa

remaja dengan tingkat religiositas yang tinggi, juga memiliki sikap yang positif

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

42Ott, Page 376, Chapter 10: Measures of Association: Nominal and Ordinal Data

137

Tabel 6.7

Hubungan antara Praktik Beragama dengan Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Praktik Beragama Total

Tinggi Rendah

Positif 23 (47,9%) 21 (46,7%) 44 (47,3%)

Negatif 25 (52,1%) 24 (53,3%) 49 (52,7%)

Total 48 (100%) 45 (100 %) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu 46,7 persen

dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 47,9

persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih

banyak pada mereka yang memiliki praktik beragama yang rendah yaitu 53,3

persen dibandingkan mereka yang memiliki praktik beragama yang tinggi yaitu

52,1 persen. Tetapi, dari selisih persentase yang tidak terlalu besar tersebut dapat

disimpulkan bahwa perbedaan arah hubungan antara sikap negatif ataupun positif

remaja terhadap praktik beragama tidak terlalu signifikan.

Selisih persentase yang tidak terlalu besar antara sikap positif ataupun

negatif remaja terhadap praktik beragama salah satunya dipengaruhi oleh

pelaksanaan praktik beragama yang dilakukan hanya sebagai pelaksanaan

kewajiban, bukan sebagai ritual dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti

yang dituturkan responden saat wawancara mendalam ketika ditanyakan terkait

opininya ketika hal-hal praktik yang diwajibkan dalam agama seperti shalat,

puasa, dan lain-lain tidak lagi menjadi suatu hal yang wajib.

“Yah gak tau itu mah Teh belum pernah diajarin”. 43

43 Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia

16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20

138

Tabel 6.8

Hubungan antara Kepercayaan Beragama dengan Sikap Remaja dalam

Mencegah Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Kepercayaan Beragama Total

Tinggi Rendah

Positif 26 (61,9%) 18 (35,3%) 44 (47,3%)

Negatif 16 (38,1%) 33 (64,7%) 49 (52,7%)

Total 42 (100%) 51 (100 %) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki kepercayaan dalam beragama yang tinggi yaitu 61,9 persen

dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah yaitu

35,3 persen. Sementara, responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung

lebih banyak pada mereka yang memiliki kepercayaan beragama yang rendah

yaitu 64,7 persen dibandingkan mereka yang memiliki kepercayaan beragama

yang tinggi yaitu 38,1 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan

positif antara kepercayaan beragama dengan sikap remaja dalam mencegahuj

penularan HIV dan AIDS.

Sikap yang positif dalam mencegah penularan HIV dan AIDS salah

satunya dipengaruhi oleh tingginya kepercayaan bahwa akan mendapatkan dosa

apabila tidak beragama ataupun ketika melakukan hal-hal yang dilarang dalam

agama. Berikut adalah kutipan wawancara mendalam terkait kepercayaan akan

mendapat dosa ketika melanggar hal-hal yang dilarang agama

“Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong

sama orangtua jadi ada rasa takut”44

Tabel 6.9

44 Wawancara mendalam kepada informan perempuan berusia 17 tahun, berinisial “SN” yang

dilakukan oleh Halida Nufaisa, tanggal 28 Juni 2013, pukul 14:00

139

Hubungan antara Perasaan beragama dan Sikap remaja dalam Mencegah

Penularan HIV dan AIDS

n=93

Sikap Perasaan Beragama Total

Tinggi Rendah

Positif 26 (65,0%) 18 (34,0%) 44 (47,3%)

Negatif 14 (35,0%) 35 (66,0%) 49 (52,7%)

Total 40 (100%) 53 (100 %) 93 (100%)

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Responden yang memiliki sikap yang positif cenderung lebih banyak pada

mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu 65 persen

dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 34

persen. Sementara responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung lebih

banyak pada mereka yang memiliki perasaan beragama yang rendah yaitu 66

persen dibandingkan mereka yang memiliki perasaan beragama yang tinggi yaitu

35 persen. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara perasaan

beragama dengan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa sikap yang positif dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS salah satunya dipengaruhi oleh perasaan

dalam beragama terutama terkait hal-hal yang dilarang oleh agama. Berikut adalah

kutipan wawancara responden saat ditanyakan mengenai perasaannya ketika

mengetahui bahwa pacaran adalah sesuatu yang dilarang dalam agama

“ya takut aja Teh, kan Allah melihat kita berduaan, jadi sayamah

berusaha aja untuk ngurangin dan menghindari yang dilarang.”45

Perasaan remaja yang cukup baik dalam beragama tersebut mempengaruhi

sikapnya dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Salah satunya terlihat dari

45 Wawancara mendalam oleh Okta Rina Fitri kepada informan perempuan berinisial AP berusia

16 tahun tanggal 27 Juni 2013, pukul 11.20

140

perilakunya dalam berpacaran yang menghindari hal-hal yang dilarang dalam

agama.

6.2 HUBUNGAN MULTIVARIAT

6.2.1 Uji Regresi Berganda

Uji regresi berganda merupakan salah satu teknik dari pengujian statistik

multivariat. Tujuan dari uji regresi adalah untuk melihat pengaruh salah satu

variabel yang lebih signifikan dari dua variabel independen yang ada terhadap

variabel dependen. Pada penelitian ini, uji regresi dilakukan pada gaya hidup dan

dan tingkat religiositas sebagai variabel independen terhadap sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS sebagai variabel dependen. Uji regresi

berganda dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 6.10

Model Summary Regresi Berganda

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .299a .089 .079 9.10391

2 .314b .099 .079 9.10680

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

141

Tabel 6.11

Uji Anova Regresi Berganda

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 740.394 1 740.394 8.933 .004b

Residual 7542.187 91 82.881

Total 8282.581 92

2

Regression 818.542 2 409.271 4.935 .009c

Residual 7464.038 90 82.934

Total 8282.581 92

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Tabel 6.12

Uji Koefisien Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 77.976 11.369 6.859 .000

Tingkat Religiositas

Compute

.363 .122 .299 2.989 .004

2

(Constant) 70.359 13.817 5.092 .000

Tingkat Religiositas

Compute

.316 .131 .260 2.409 .018

Gaya Hidup Compute .116 .120 .105 .971 .334

Sumber data : SPSS LPMPS Kelompok A 2013 di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

tahun 2013

Dari hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan, terdapat dua model

yang dapat dianalisis. Model 1 merupakan hasil pengujian regresi berganda

142

dengan menggunakan variabel tingkat religiositas. Hal tersebut didasarkan atas

hasil uji d’Somers yang menunjukkan bahwa variabel sikap memiliki kekuatan

hubungan yang lebih kuat dengan variabel tingkat religiositas daripada variabel

gaya hidup. Untuk Model 2, ditunjukkan hasil pengujian regresi berganda dari

variabel tingkat religiositas dan variabel gaya hidup dengan tujuan untuk

membandingkan hasil uji regresi berganda antara keduanya terhadap sikap.

Pada tabel 6.1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) uji regresi

berganda untuk model 1 sebesar 0,299, sedangkan untuk model 2 sebesar 0,314.

Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai koefisien determinasi (R2). Nilai

koefisien determinasi (R2) adalah besaran persentase pengaruh variabel tingkat

religiositas terhadap sikap. Berdasarkan tabel 6.1 dapat dilihat bahwa untuk model

1 memiliki nilai 0,089 atau 8,9 persen. Sedangkan untuk model 2 memiliki nilai

0,099 atau 9,9 persen. Sehingga dapat disimpulkan besarnya pengaruh tingkat

religiositas terhadap sikap sebesar 8,9 persen sedangkan pengaruh gaya hidup

terhadap sikap adalah sebesar 1 persen. Angka 1 persen diperoleh dari 9,9 persen

dikurangi dengan 8,9 persen. Besaran persentase menunjukkan bahwa variabel

tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Hal

tersebut kemudian akan dibuktikan lebih lanjut di uji koefisien regresi berganda.

Pada tabel 6.2, di model 1 ditunjukkan nilai signifikansi anova sebesar

0,004, sedangkan di model 2 nilai signifikansi anova sebesar 0,009. Dari dua

model tersebut dapat dilihat bahwa model 1 yang menguji variabel tingkat

religiositas, menghasilkan nilai 0,004 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05

(∝). Begitu juga dengan model 2 yang menguji kedua variabel independen

terhadap sikap, yaitu sebesar 0,004 dimana nilai tersebut juga lebih kecil dari dari

0,05 (∝). Dari hasil tersebut, maka telah terpenuhi syarat untuk melanjutkan ke uji

koefisien regresi berganda.

Dalam uji regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti

ingin melihat pengaruh yang paling kuat diantara dua variabel independen yaitu

gaya hidup dan tingkat religiositas terhadap variabel sikap. Dalam tabel 6.3 pada

model 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel tingkat religiositas adalah

0,018 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (∝). Sedangkan variabel gaya

143

hidup memiliki nilai signifikansi 0,334 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05

(∝). Berdasarkan nilai dari dua variabel tersebut, maka variabel tingkat

religiositas memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap sikap daripada

variabel gaya hidup terhadap sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

tingkat religiositas lebih memengaruhi sikap remaja dalam mencegah penularan

HIV dan AIDS daripada variabel gaya hidup.

144

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN

Munculnya HIV dan AIDS di dalam salah satu poin MDGS menisyaratkan

bahwa persoalan HIV dan AIDS menjadi masalah yang serius. Kasus HIV dan

AIDS yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi tantangan tersendiri bagi

negara-negara di dunia termasuk Indonesia untuk menyelesaikannya. Diperlukan

penelitian-penelitian yang mampu melihat faktor penyebab semakin tingginya

kasus HIV dan AIDS di Indonesia.

Penelitian ini mencoba menguraikan masalah HIV dan AIDS dengan

melihat pengaruh sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS dengan

gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja. Hasil penelitian yang dilakukan

di Desa Lewo Baru kecamatan Malangbong, Garut menunjukan hasil adanya

pengaruh dari gaya hidup remaja dan tingkat religiositas remaja terhadap sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS.

Responden di dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di

sekolah umum dan agama, dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki, yang

bertempat tinggal di dusun satu dan dua. Latar belakang keluarga responden

sebagian besar berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan lulus sekolah

dasar. Pekerjaan ibu responden sebagian besar sebagai ibu rumahtangga

sedangkan pekerjaan ayah sebagai buruh.

Hasil uji hipotesis dari penelitian ini menunjukan hubungan yang asimetris

antara variabel independen dan variabel dependen. Pada variabel gaya hidup

remaja sebagai variabel independen dihasilkan gaya hidup remaja yang tidak

mendukung sejalan dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi dibandingkan

dengan sikap remaja yang mendukun dengan sikap yang positif. Uji hipotesis ini

menunjukan gaya hidup dan sikap remaja Desa Lewobaru, Kecamatan

Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan pelularan HIV dan AIDS.

Pada hasil uji hipotesis variabel tingkat religiositas dihasilkan tingkat

religiositas remaja yang rendah dengan sikap remaja yang negatif lebih tinggi

dibandingkan tingkat religiositas remaja yang tinggu dengan sikap remaja yang

145

positif. Uji hipotesis ini menunjukan tingkat religiositas dan sikap remaja Desa

Lewobaru, Kecamatan Malangbong, Garut masih lemah dalam pencegahan dan

pelularan HIV dan AIDS.

Pada hasil dari uji d’somers dihasilkan ada kekuatan hubungan yang

sangat lemah dengan arah hubungan yang positif antara variabel gaya hidup

remaja dan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Sedangkan

untuk variabel tingkat religiositas, arah hubungan bersifat positif dan kekeuatan

hubungannya lemah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS memiliki hubungan yang lebih kuat daripada gaya

hidup terhadap sikap remaja.

Pada hasil pengujian multivariat dengan regresi berganda, menunjukan

variabel sikap memiliki kekuatan hubungan yang lebih kuat dengan variabel

tingkat religiositas daripada variabel gaya hidup. Berdasarkan nilai koefisien

korelasi uji regresi berganda tampak bahwa variabel tingkat religiositas memiliki

pengaruh yang lebih besar terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS daripada variabel gaya hidup. Jadi, variabel tingkat religiositas lebih

mempengaruhi sikap dalam hal ini sikap remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS daripada variabel gaya hidup.

7.2 SARAN

Dari penelitian yang dihasilkan mengenai gaya hidup dan tingkat

religiositas remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS di Desa Lewo Baru

Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat peneliti memberikan

beberapa saran bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian ini. Beberapa

saran yang diberikan antaralain,

1. Dibutuhkan penelitian kualitatif mengenai tokoh berpengaruh di Desa Lewo

Baru. Saran ini merujuk dari hasil penelitian dengan mengunakan metode

regresi berganda yaitu tingkat religiositas memiliki pengaruh yang lebih

signifikan pada sikap remaja dibandingkan gaya hidup dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS,

2. Pemerintah lokal menjadikan kebijakan mencegah penularan HIV dan AIDS

sebagai kebijakan strategis dengan menjadikan tokoh agama sebagai aktor

146

utama di dalam agen kampanye sikap mencegah penularan HIV dan AIDS.

Hal ini dikarenakan tokoh agama masih belum memiliki pengetahuan yang

baik mengenai HIV dan AIDS dari hasil wawancara mendalam yang telah

dilakukan,

3. LSM kesehatan reproduksi ikut berperanserta dalam mensosialisasikan materi

mengenai kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat materi mengenai

HIV dan AIDS,

4. Departemen kesehatan dan agama memberikan perhatian yang besar

menghadapi masalah HIV dan AIDS karena hasil penelitian ini menunjukan

variabel tingkat religiositas memiliki pengaruh yang signifikan,

5. Remaja mendapatkan sosialisasi dari sekolah umum dan agama mengenai

kesehatan reproduksi yang di dalamnya terdapat muatan materi mengenai

HIV dan AIDS sehingga pihak sekolah, lingkungan sosial, dan LSM mampu

berjalan secara strategis untuk mendorong sikap remaja yang positif dengan

gaya hidup yang mendukung dan tingkat religiositas yang tinggi dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS.

147

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning,

teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational

objectives. New York: Longman

Babbie, Earl. 1990. Survei Research Methods Second Edition. California:

Wadsworth Publishing Company

Bloom, B. S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The classification of

educational goals. Newyork; Toronto: Longmans, Green

Creswell, John. 1994. Research Design. London: Sage Publication

Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djarir, I. 2005. Erosi Moral dan Pemahaman Kembali Agama.diambil pada

tanggal 14 Februari 2013 dari

http://www.suara_merdeka.com/harian/0406/18/op14.htm

Gitelson, Alan. R, dkk. 2012. American Government. Boston: Wadsworth

Cengage Learning

Hurlock, Elizabeth. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Indonesia: Erlangga

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Kotler, Philip. 1984. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia

Millon, Theodore, et al. 2003. Handbook of Psychology volume 5: Personality

and Social Psychology. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons

148

Neuman, W. Lawrence.2006. Social Research Methods: Qualitative and

Quantitative Approaches – 6th edition. Pearson International Edition.

Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia

Suryabrata, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Stark, Rodney. Glock, Charles Y. 1968. American Piety: The Nature of Religious

Commitment. University of California Press

Thomas, W. I., & Znaniecki, F. 1918. Polish Peasant in Europe and America:

Monograph of an Immigrant Group. Boston: R G. Badger

Van Zanten, Wim. 1944. Statistika untuk Ilmu-Ilmu Sosial Edisi kedua. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal/disertasi/skripsi

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta

Bandura A. Social cognitive theory: An agentic perspective. Annu Rev Psychol

2001:52:1-26

Disertasi University of Illinois, Chicago oleh Memoona Hasnain tentang “Social

Capital, Religiosity, and Human Capital: Impacts on HIV/AIDS Risk

Behaviour” tahun 2001

149

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah:

Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan

Reproduksi oleh Antono Suryoputro1, Nicholas J. Ford2, Zahroh

Shaluhiyah1. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,

Tembalang 50239, Semarang, Indonesia 2. Department of Geography,

University of Exeter, Amory Building, Rennes Drive, Exeter, Ex4 4rj, Uk

Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2006: 29-40

Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular Pada Siswa

SLTP oleh Elly Nurachmah, Mustikasari, Desember 2009

Gambaran Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap Upaya Pencegahan HIV/AIDS

melalui penggunaan kondom, oleh Tiarlan, 2008, Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Indonesia

HIV/AIDS Knowledge, Attitudes, and Opinions Among Adolescents In The River

States of Nigeria Oleh Ben E. Wodi, Ph.D., M.S.E.H, Asosiasi Profesor dan

Koordinator Program Kesehatan Internasional, State University of New

York, Maret 2005

Jurnal Provitae Volume 2 no.1 , Mei 2006, Fakultas Psikologi Universitas

Tarumanegara Jakarta, yayasan obor indonesia

John Killis. 1988. Hubungan Minta Kerja, Motivasi Ekstrinsik dan Bimbingan

dalam Pelajaran dengan Kecakapan Kerja Teknik Listrik Lulusan STM pada

Industri-industri DIY. Tesis, Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among Iranian students oleh Anahita

Tavoosi, Azadeh Zaferani, Anahita Enzevaei, Parvin Tajik dan Zahra

Ahmadinezhad dari Ilmu Kedokteran Universitas Tehran, Mei 2004

150

Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas

2010) oleh Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto

Pegetahuan Siswa SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur, tentang HIV/AIDS

oleh Panggih Dewi K, 2008, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Indonesia

Psychosocial determinants of sexual activity and condom use intention among

youth in Addis Ababa, Ethiopia. Oct 1, 2002. 1Department of International

Health, Institute of General Practice and Community Medicine, University

of Oslo, PO Box 1130 Blindern, N-0318 Oslo, Norway, 2Institute of

Nutritional Research, University of Oslo, PO Box 1046 Blindern, N-0316

Oslo, Norway, 3Department of Community Health, Faculty of Medicine,

Addis Ababa University, PO Box 9086, Addis Ababa, Ethiopia. Sage

Publication.

Religiousity, Sexual Behaviours, and Sexual Attitudes During Emerging

Adulthood oleh Eva S. Letkowitz, Meghan M. Gillen, Cindy L. Shearer,

Tanya L. Boone, Mei 2004

Internet

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html(diakses pada 27

Maret 2013, pukul 19.07)

http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1 (diakses pada 27Maret 2013,

pukul 21.20)

http://www.ibca.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=15&Ite

mid=17&lang=in (Diakses pada3 April 2013, pukul 14.28)

http://www.garutnews.com Dalam artikel “Kasus HIV/AIDS di Garut Tewaskan

109 Orang” (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.03)

151

Steward, John. P, “Lecture 5” http://www.personal.psu.edu/jps11/l5pubopn.doc,

Penn State University ((Diakses pada7 Mei 2013, pukul 23.15)

itd.unair.ac.id/files/pdf/Pidato%20pengukuhan.pdf (Diakses pada9Mei 2013,

pukul 20.30)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22198/5/Chapter%20I.pdf,

diakses pada tanggal 23 mei 2013, 15:47 (Laporan Penelitian Pengetahuan

Dan Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen

Persatuan Amal Bakti III Kecamatan Medan Estate tahun 2010)

http://www.bkkbn.go.id (Diakses pada 19 April 2013, pukul 20.13)

http://www. igama.or.id/2013/01/ayo-ikutan-fgd/ (Diakses pada 15 April 2013,

pukul 17.35)

152

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

METODE PENELITIAN SOSIAL KUANTITATIF I

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam,

Kami adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Indonesia. Saat ini kami sedang melakukan penelitian terkait

dengan mata kuliah Metode Penelitian Sosial (MPS) Kuantitatif I yang

mengambil topik tentang pengaruh religiositas dan gaya hidup terhadap sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Oleh karena itu kami selaku tim

MPS kelompok A, memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.

Kuesioner berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan tingkat

religiositas dan gaya hidup Anda dalam bersikap terkait pencegahan terhadap

penularan HIV/AIDS. Kuisioner ini terdiri atas 3 bagian. Terdiri atas, bagian A

yaitu variabel sikap yang meliputi dimensi pengetahuan, afeksi dan perilaku.

Berikutnya bagian B yaitu variabel tingkat religiositas yang meliputi kepercayaan,

praktek dan perasaan/pengalaman dalam beragama. Bagian C yaitu variabel gaya

hidup meliputi dimensi akivitas serta opini.

Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar atau salah. Oleh karena itu,

jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda dan

pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati.

Hasil dari kuisioner dan data pribadi Anda bersifat rahasia dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Anda meluangkan

waktu dan kerjasama yang Anda berikan, saya sampaikan terimakasih.

Hormat kami,

Tim MPS Kelompok A

NO. RESPONDEN

EDITOR

153

Tanggal Pengisian Kuesioner : Tanggal Bulan

Nama Pewawancara : ..........................................................

Waktu Wawancara : Dari : Sampai :

Tempat Wawancara : ..........................................................

Hadir Saat Wawancara :....................................................

1

2

3

1. TIDAK SEKOLAH

2. TIDAK TAMAT SD

3. TAMAT SD

4. TIDAK TAMAT SMP

5. TAMAT SMP

6. TIDAK TAMAT SMA

7. TAMAT SMA

8. PERGURUAN TINGGI 1. UMUM 2. AGAMA

1. ISLAM

2. PROTESTAN

3. KATOLIK

L P

1. MEMBACA ……………………………………..

2. MENONTON ………………………………………

3. BERKUMPUL DENGAN TEMAN

…………………………

4. MENGGUNAKAN INTERNET

………………………………………

5. LAIN-LAIN ………………………………………

1.RUMAH…………………………………………………..

2. WARNET

3. LAIN-LAIN …………………………………………….

TEMPAT

PENGGUNAAN

WAKTU LUANG

AKTIVITAS (*Jawaban

boleh lebih dari satu)

7

JENIS KELAMIN

1. UMUM 2. AGAMA

1. UMUM 2. AGAMA

1. UMUM 2. AGAMA

AGAMA4

5PENDIDIKAN

TERAKHIR

KARAKTERISTIK RESPONDEN

USIA

NAMA

154

BAGIAN A

VARIABEL SIKAP

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN A-1

Berikut ini terdapat 40 buah pernyataan yang berhubungan dengan sikap Anda

dalam hal mencegah penularan HIV/AIDS.

Keterangan :

SS = Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

S = Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut

TT = Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut

TS = Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

STS = Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

1. Dimensi Kognitif

No PERNYATAAN SS S TT TS STS

1 Menghindari penderita HIV/AIDS

ketika batuk atau bersin dapat

mencegah penularan HIV/AIDS

2 Berolahraga dapat mencegah

penularan HIV/AIDS

3 Beribadah dengan rutin dapat

mencegah penularan HIV/AIDS

4 Istirahat yang cukup dapat

mencegah penularan HIV/AIDS

5 Mengonsumsi makanan yang sehat

dapat mencegah penularan

HIV/AIDS

6 Menggunakan handuk bergantian

dengan penderita HIV/AIDS dapat

tertular HIV

155

7 Minum menggunakan gelas yang

sama dengan penderita HIV/AIDS

dapat menularkan HIV/AIDS

8 Gigitan nyamuk dapat menularkan

HIV/AIDS

9 Berciuman dapat menularkan

HIV/AIDS

10 Orang yang menggunakan narkoba,

apapun jenisnya akan lebih rentan

tertular HIV/AIDS

11 Orang yang menggunakan narkoba

suntik memiliki risiko yang sama

dengan orang yang tidak

menggunakan narkoba suntik

12 Menggunakan narkoba suntik secara

bergantian dapat menularkan

HIV/AIDS

13 Narkoba suntik dapat menularkan

HIV/AIDS

14 Berhubungan seks dapat menularkan

HIV/AIDS

15 Orang yang berhubungan 'seks'

sebelum menikah memiliki risiko

tertular HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang tidak

berhubungan 'seks' sebelum

menikah

16 Orang yang menjaga

keperawanan/keperjakaannya akan

lebih kecil risiko tertular HIV/AIDS

156

17 Berhubungan 'seks' hanya dengan

satu pasangan dapat mencegah

penularan HIV/AIDS

18 Orang yang berganti-ganti pasangan

dalam berhubungan seks memiliki

risiko tertular HIV/AIDS yang

sama dengan orang yang

berhubungan seks hanya dengan

satu pasangan saja

19 Orang yang tidak setia pada

pasangannya akan lebih rentan

tertular HIV/AIDS

20 Orang yang tidak menggunakan

kondom saat berhubungan seks

memiliki risiko tertular HIV/AIDS

yang sama dengan orang yang

menggunakan kondom saat

berhubungan seks

21 Menggunakan kondom saat

berhubungan 'seks' dapat mencegah

tertular HIV/AIDS

22 Seseorang yang menggunakan

kondom saat berhubungan seks,

tidak akan tertular HIV/AIDS

23 AIDS menular melalui cairan

kelamin

2. Dimensi Afeksi

No Pernyataan SS S TS STS

24 Saya memilih untuk memiliki satu pacar saja

25 Pasangan saya harus perawan/perjaka

157

26 Saya bangga dapat menjaga

keperawanan/keperjakaan saya

27 Saya akan menjaga

keperawanan/keperjakaan saya sebelum

menikah

28 Tujuan saya menjaga

keperawanan/keperjakaan untuk kebahagiaan

suami/istri saya

29 Seandainya saya membeli kondom untuk

berhubungan 'seks' saya akan merasa malu

30 Saya memilih untuk tidak mencoba narkoba

suntik sama sekali

3. Dimensi Perilaku

No Pertanyaan SS S TS STS

31 Menolak ajakan pacar untuk berpegangan

tangan

32 Menolak ajakan pacar untuk berpelukan

33 Menolak ajakan pacar untuk berciuman

34 Menolak ajakan pacar untuk melakukan

hubungan seks sebelum menikah

35 Setia terhadap pasangan

36 Tidak akan berhubungan seks dengan orang

lain selain suami atau istri

37 Seandainya saya ingin berhubungan seks,

saya akan membeli kondom

38 Saat berhubungan seks, saya akan

menggunakan kondom

39 Seya akan menerima tawaran teman saya

untuk menggunakan narkoba suntik

40 Menjauhi orang-orang yang menggunakan

158

narkoba suntik

BAGIAN B

VARIABEL GAYA HIDUP

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN B-1

Berikut ini terdapat 47 buah pernyataan yang berhubungan dengan gaya

hidup Anda selama 2 minggu terakhir.

Keterangan :

TP = Bila Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut

JR = Bila Anda JARANG melakukan pernyataan tersebut

SR = Bila Anda SERING melakukan pernyataan tersebut

1. Dimensi Aktivitas

No Pernyataan SR JR TP

1 Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi

(olahraga, kesenian, dll)

2 Mengobrol mengenai pentingnya setia kepada

pasangan

3 Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya setia

kepada pasangan

4 Berpendapat mengenai pentingnya setia kepada

pasangan

5 Bertanya mengenai pentingnya setia kepada pasangan

6 Menonton acara TV tentang pentingnya setia kepada

pasangan

7 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai

pentingnya setia kepada pasangan

8 Berganti pacar

9 Bertanya mengenai bahaya narkoba

10 Mengobrol mengenai bahaya narkoba

159

11 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai bahaya

narkoba

12 Berpendapat mengenai bahaya narkoba

13 Menonton acara TV tentang bahaya narkoba

14 Mendengarkan penjelasan tentang bahaya narkoba

15 Menggunakan jarum suntik bergantian

16 Membaca buku/artikel/selebaran tentang pentingnya

menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

17 Menonton acara TV tentang pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

18 Berpendapat mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

19 Bertanya mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

20 Mengobrol mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

21 Mendengarkan penjelasan tentang pentingnya

menjaga keperawanan/keperjakaan sebelum menikah

22 Menonton acara TV tentang kondom

23 Berpendapat mengenai kondom

24 Membaca buku/artikel/selebaran mengenai kondom

25 Bertanya mengenai kondom

26 Mengobrol mengenai kondom

27 Mendengarkan penjelasan tentang kondom

2. Dimensi Opini

No Pernyataan SS S TS STS

28 Menurut saya, berita-berita tentang narkoba

adalah berita yang penting

29 Menurut saya, narkoba boleh digunakan

dalam dosis yang sedikit

160

30 Menurut saya, narkoba dapat menghilangkan

stress

31 Menurut saya, pemakai narkoba boleh

bertukar jarum suntik

32 Menurut saya, pengguna narkoba tidak

seharusnya dipenjara

33 Menurut saya, pemakaian narkoba melalui

jarum suntik lebih berbahaya

34 Menurut saya, penting bagi orang lain untuk

tidak menggunakan narkoba

35 Menurut saya, penjual narkoba tanpa izin

harus dihukum seberat-beratnya

36 Menurut saya, narkoba boleh diperjual-

belikan, asal mendapatkan izin dari

pemerintah

37 Menurut saya, menjaga

keperawanan/keperjakaan adalah hal yang

penting

38 Menurut saya, orang lain haruslah mencari

pasangan yang masih perawan/perjaka

39 Menurut saya, orang lain akan menjaga

tubuhnya hanya untuk pasangan hidupnya

40 Menurut saya, orang lain akan terlihat lebih

keren saat dia berganti-ganti pacar

41 Menurut saya, setia pada pacar adalah hal

yang penting

42 Menurut saya, penggunaan kondom saat

berhubungan seksual yang beresiko adalah

hal yang penting

43 Menurut saya, kondom harus digunakan saat

melakukan hubungan seks antara suami dan

istri

161

44 Menurut saya, kondom harus digunakan oleh

orang yang suka berganti-ganti pasangan

45 Menurut saya, kondom harus dijual di

warung

46 Menurut saya, membeli kondom tidak harus

malu

47 Menurut saya, kondom harus dijual sampai

ke daerah pelosok

BAGIAN C

VARIABEL TINGKAT RELIGIOSITAS

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN C-1

Berikut ini terdapat 30 buah pernyataan yang berhubungan dengan

religiositas Anda dalam beragama.

Keterangan :

SS = Bila Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

S = Bila Anda SETUJU dengan pernyataan tersebut

TT = Bila Anda TIDAK TAHU dengan pernyataan tersebut

TS = Bila Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

STS = Bila Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

1. Dimensi Kepercayaan (Belief)

No Pernyataan SS S TS STS

1 Mengakui adanya keberadaan Tuhan dalam

agama yang diyakini masing-masing

2 Tidak lupa berdoa saat melakukan aktivitas

3 Melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki

nilai baik

4 Menjauhi kegiatan-kegiatan yang memiliki

nilai buruk

162

5 Percaya bahwa ketika berbuat salah akan

diberi dosa dan masuk neraka

6 Percaya bahwa ketika berbuat baik akan

masuk surga dan mendapatkan pahala

7 Percaya ketika melakukan perbuatan maksiat

akan mendapatkan dosa

8 Percaya ketika menghindari perbuatan

maksiat akan mendapatkan pahala

9 Mampu memahami ajaran-ajaran yang

diberikan dalam agama yang diyakini

10 Tidak menjalankan ajaran agama tersebut

hanya karena diwajibkan

2. Dimensi Praktik dalam Beragama (Practice)

No Pernyataan SR JR TP

11 Menghadiri kegiatan beribadah bersama yang

diadakan di tempat ibadah

12 Menonton acara kultum atau rohani keagamaan di

televisi

13 Ikut serta di dalam organisasi keagamaan di sekolah

14 Aktif di dalam organisasi keagamaan di sekolah

15 Membaca Al-Qur’an atau Injil atau kitab suci lainnya

satu kali dalam satu hari

16 Membaca doa disaat melakukan tidur

17 Membaca doa disaat keluar rumah

18 Membaca doa sebelum melakukan aktivitas

3. Dimensi Perasaan/pengalaman dalam beragama (feeling)

No Pernyataan SS S TS STS

163

19 Merasakan bahwa Tuhan selalu mengawasi

tiap kegiatan manusia

20 Merasa dekat dengan Tuhan dalam

melakukan kegiatan berdoa

21 Merasa selamat dari bencana karena Tuhan

22 Merasa pernah diberi kesulitan oleh Tuhan

karena sebelumnya tidak beribadah

23 Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan

karena telah berbohong kepada orang tua

24 Merasa pernah diberi ganjaran oleh Tuhan

karena sombong

25 Menolong sesama

26 Memberi sedekah kepada yang

membutuhkan

27 Menyantuni anak yatim

28 Selalu berbuat baik kepada sesama

29 Merasa bahwa perintah Tuhan mampu

memberi kebahagiaan dunia dan akhirat

30 Merasakan bahwa perintah Tuhan mampu

memberi kejelasan terhadap jalan hidup

164

Lampiran 2

RENCANA ANALISIS DATA

I. Pendahuluan

Tahap akhir dalam suatu penelitian yaitu menganalisis data yang telah

didapatkan di lapangan. Rencana Analisis Data (RAD) merupakan suatu

rangkaian perencanaan untuk menganalisis data penelitian secara sistematis.

Penelitian ini melihat ada atau tidaknya pengaruh Gaya Hidup dan Tingkat

Religiositas Remaja terhadap Sikap mereka dalam Mencegah Penularan HIV &

AIDS yang dilakukan di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat. Rencana analisis data pada penelitian ini untuk mengetahui

seperti apa kriteria data yang diharapkan dan kriteria data yang ada di lapangan

saat penelitian.

Dalam rencana analisis data terdapat variabel yang akan dideskripsi dan

variabel yang akan dianalisis. Variabel yang akan dideskripsi merupakan variabel

yang akan disajikan dan diolah melalui tabel atau grafik dengan menggunakan

analisis univariat, seperti identitas responden, variabel dependen, dan variabel

independen yang sesuai kebutuhan peneliti. Variabel yang akan dianalisis

merupakan variabel variabel independen dan variabel dependen berdasarkan

dimensi dan variabel utama yang akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel

silang.

II. Tujuan

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat

menggambarkan dan menjelaskan pengaruh gaya hidupdan tingkat religiositas

remaja terhadap sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIV & AIDS di

Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Penelitian ini mendefinisikan sikap remaja mengenai HIV & AIDS sebagai

variabel dependen sedangkan gaya hidup dan tingkat religiositas remaja sebagai

variabel independen, dengan tujuan untuk mengetahui sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV&AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan Malangbong,

Kabupaten Garut, Jawa Barat.

165

a. Menjelaskan pengaruh gaya hidup remaja terhadap sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV & AIDS Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

b. Menjelaskan pengaruh tingkat religiositas remaja terhadap sikap remaja

dalammencegah penularan HIV & AIDS di Desa Lewo Baru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

III. Hipotesis

Dengan melihat variabel pengaruh tingkat religiositas dan gaya hidup

remaja terhadap sikap remaja dalam mencegah penularan HIV & AIDS, peneliti

memiliki beberapa hipotesis yaitu

Ha:

a. Semakin tinggi tingkat religiositas remaja, semakin positif sikap mereka

dalam mencegah penularan HIV&AIDS

b. Semakin positif gaya hidup remaja, semakin positif sikap mereka dalam

mencegah penularan HIV&AIDS

Hipotesis Regresi

a Variabel tingkat religiositas remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap

remaja dalm mencegah penularan HIV&AIDS

b Variabel gaya hidup remaja berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja

dalm mencegah penularan HIV&AIDS

Ho:

a. Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup dengan sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV&AIDS

b. Tidak terdapat hubungan antara tingkat religiositas dengan sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV&AIDS

166

IV. Model Analisis

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori di atas, maka dapat

disusun model analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:

V. Hubungan Antar Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah gaya hidup

remaja dan tingkat religiositas remaja, sedangkan variabel dependennya adalah

sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS. Dalam penelitian ini

dilihat kecenderungan sikap remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

yang dilihat dari konsep yang dikemukakan oleh Sarlito W Sarwono dalam

bukunya yaitu:

a. Pengetahuan (kognitif) remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

b. Perasaan (afektif) remaja dalam mencegah pemularan HIV dan AIDS

c. Perilaku remaja dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

Dalam penelitian ini ada dua variabel independen yaitu pertama, gaya

hidup dan yang kedua yaitu tingkat religiositas remaja. Pada penelitian ini

digunakan dua dimensi untuk melihat gaya hidup remaja yang diambil

berdasarkan konsep dari Kotler yaitu aktivitas dan opini remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS. Sedangkan untuk melihat variabel independen

berikutnya yaitu tingkat religiositas remaja dari tulisan Glock, kami menggunakan

Variabel Independen

Variabel Dependen

Sikap Remaja dalam Mencegah

Penularan HIV&AIDS

Gaya Hidup Remaja

Tingkat Religiositas Remaja

167

tiga dimensi yaitu praktik dalam beragama, pengalaman/perasaan dalam beragama

dan kepercayaan dalam beragama.

VI. Variabel yang Akan Dideskripsikan

Variabel No

.

No.

Var.

Variabel/Pertanya

an/Pernyataan Alasan Pemilihan Variabel

Dusun 1 DR

06

Dusun Karena data mengenai dusun menunjukan

perbedaan yang signifikan mengenai sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

Jenis

Kelamin

2 DR

07

Jenis Kelamin Karena data mengenai jenis kelamin

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Jenis

Sekolah

4 DR

11

Jenis Sekolah

Responden

Karena data mengenai jenis sekolah

responden (agama dan umum) menunjukan

perbedaan yang signifikan mengenai sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

Pendidikan

Terakhir

Ayah

5 DR

12

Pendidikan

Terakhir Ayah

Karena data mengenai pendidikan terakhir

ayah menunjukan perbedaan yang

signifikan mengenai sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

Pendidikan

Terakhir

Ibu

6 DR

15

Pendidikan

Terakhir Ibu

Karena data mengenai pendidikan terakhir

ibu menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Mengisi

Waktu

Luang di

Rumah

7 DR

16

Mengisi Waktu

Luang di Rumah

Karena data mengenai Mengisi Waktu

Luang di Rumah menunjukan perbedaan

yang signifikan mengenai sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

168

Mengisi

Waktu

luang di

Warnet

8 DR

18

Mengisi Waktu

luang di Warnet

Karena data mengenai Mengisi Waktu

Luang di Warnet menunjukan perbedaan

yang signifikan mengenai sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

Lokasi

selain di

Rumah dan

Warnet

9 DR

21

Lokasi selain di

Rumah dan Warnet

Karena data mengenai mengisi waktuluang

Lokasi selain di Rumah dan Warnet

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Mengisi

Waktuluan

g dengan

Aktivitas

Membaca

10 DR

22

Mengisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Membaca

Karena data mengenai mengisi waktuluang

dengan Aktivitas Membaca menunjukan

perbedaan yang signifikan mengenai sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

Jenis Buku

yang dibaca

dalam

Aktivitas

Membaca

11 DR

23

Jenis Buku yang

dibaca dalam

Aktivitas Membaca

Karena data mengenai Jenis Buku yang

dibaca dalam Aktivitas Membaca

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Mengsisi

Waktuluan

g dengan

Aktivitas

Menonton

12 DR

24

Mengsisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Menonton

Karena data mengenai mengisi

Waktuluang dengan Aktivitas Menonton

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Jenis film

yang

ditonton

dalam

Aktivitas

Menonton

13 DR

25

Jenis film yang

ditonton dalam

Aktivitas

Menonton

Karena data mengenai Jenis film yang

ditonton dalam Aktivitas Menonton

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Mengisi

Waktuluan

14 DR

26

Mengisi

Waktuluang

Karena data mengenai mengisi

Waktuluang dengan Aktivitas Berkumpul

169

g dengan

Aktivitas

Berkumpul

Dengan

Teman

dengan Aktivitas

Berkumpul Dengan

Teman

Dengan Teman menunjukan perbedaan

yang signifikan mengenai sikap remaja

dalam mencegah penularan HIV dan AIDS

Lokasi

Berkumpul

Dengan

Teman

15 DR

27

Lokasi Berkumpul

Dengan Teman

Karena data mengena mengisi Lokasi

Berkumpul Dengan Teman menunjukan

perbedaan yang signifikan mengenai sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

Mengisi

Waktuluan

g dengan

Aktivitas

Penggunaa

n Internet

16 DR

28

Mengisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Penggunaan

Internet

Karena data mengena mengisi

Waktuluang dengan Aktivitas Penggunaan

Internet menunjukan perbedaan yang

signifikan mengenai sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

Keterangan

Penggunaa

n Internet

17 DR

29

Keterangan

Penggunaan

Internet

Karena data mengenai Keterangan

Penggunaan Internet menunjukan

perbedaan yang signifikan mengenai sikap

remaja dalam mencegah penularan HIV

dan AIDS

Mengsi

Waktuluan

g dengan

Aktivitas

Selain

Menggunak

an Internet,

Berkumpul

dengan

Teman,

Menonton,

18 DR

30

Mengsi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Selain

Menggunakan

Internet,

Berkumpul dengan

Teman, Menonton,

dan Membaca

Karena data mengenai Mengsi

Waktuluang dengan Aktivitas Selain

Menggunakan Internet, Berkumpul dengan

Teman, Menonton, dan Membaca

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

170

VII. Variabel yang Akan Dianalisis

Berikut beberapa pertanyaan dan variabel yang akan dianalisis di dalam

penelitian ini,

dan

Membaca

Keterangan

Aktivitas

Selain

Menggunak

an Internet,

Berkumpul

dengan

Teman,

Menonton,

dan

Membaca

19 DR

31

Keterangan

Aktivitas Selain

Menggunakan

Internet,

Berkumpul dengan

Teman, Menonton,

dan Membaca

Karena data mengenai Keterangan

Aktivitas Selain Menggunakan Internet,

Berkumpul dengan Teman, Menonton, dan

Membaca menunjukan perbedaan yang

signifikan mengenai sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

Pekerjaan

Ayah

20 DR

32

Pekerjaan Ayah

Responden

Karena data Pekerjaan Ayah Responden

menunjukan perbedaan yang signifikan

mengenai sikap remaja dalam mencegah

penularan HIV dan AIDS

Pekerjaan

Ibu

21 DR

33

Pekerjaan Ibu

Responden

Karena data Pekerjaan Ibu Responden

onden menunjukan perbedaan yang

signifikan mengenai sikap remaja dalam

mencegah penularan HIV dan AIDS

Variabel No. No

Var.

Variabel/Pertanyaan/Per

nyataan

Alasan Pemilihan Variabel

yang dianalisis

kognitif 22 A1.1 Menghindari penderita

HIV/AIDS ketika batuk

atau bersin dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

menghindari penderita

HIV/AIDS ketika batuk atau

171

bersin dapat mencegah

penularan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

23 A1.2 Berolahraga dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Berolahraga dapat mencegah

penularan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

24 A1.3 Beribadah dengan rutin

dapat mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Beribadah

dengan rutin dapat mencegah

penularan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

25 A1.4 Istirahat yang cukup dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Istirahat

yang cukup dapat mencegah

penularan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

26 A1.5 Mengonsumsi makanan

yang sehat dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mengonsumsi makanan yang

sehat dapat mencegah penularan

HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

27 A1.6 Menggunakan handuk

bergantian dengan

penderita HIV/AIDS

dapat tertular HIV

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Menggunakan handuk bergantian

172

dengan penderita HIV/AIDS

dapat tertular HIV reliable

untuk digunakan

28 A1.7 Minum menggunakan

gelas yang sama dengan

penderita HIV/AIDS

dapat menularkan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Minum

menggunakan gelas yang sama

dengan penderita HIV/AIDS

dapat menularkan HIV/AIDS

reliable untuk digunakan

29 A1.8 Gigitan nyamuk dapat

menularkan HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Gigitan

nyamuk dapat menularkan

HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

30 A1.9 Berciuman dapat

menularkan HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Berciuman

dapat menularkan HIV/AIDS

reliable untuk digunakan

31 A1.1

0

Orang yang menggunakan

narkoba, apapun jenisnya

akan lebih rentan tertular

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang yang

menggunakan narkoba, apapun

jenisnya akan lebih rentan

tertular HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

32 A1.1

1

Orang yang menggunakan

narkoba suntik memiliki

risiko yang sama dengan

orang yang tidak

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang yang

menggunakan narkoba suntik

173

menggunakan narkoba

suntik

memiliki risiko yang sama

dengan orang yang tidak

menggunakan narkoba

suntikreliable untuk digunakan

33 A1.1

2

Menggunakan narkoba

suntik secara bergantian

dapat menularkan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Menggunakan narkoba suntik

secara bergantian dapat

menularkan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

34 A1.1

3

Narkoba suntik dapat

menularkan HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Narkoba

suntik dapat menularkan

HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

35 A1.1

4

Berhubungan seks dapat

menularkan HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Berhubungan seks dapat

menularkan HIV/AIDS reliable

untuk digunakan

36 A1.1

5

Orang yang berhubungan

'seks' sebelum menikah

memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang tidak

berhubungan 'seks'

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang

yang berhubungan 'seks' sebelum

menikah memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama dengan

orang yang tidak berhubungan

'seks' sebelum menikah reliable

untuk digunakan

174

37 A1.1

6

Orang yang menjaga

keperawanan/keperjakaan

nya akan lebih kecil risiko

tertular HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang yang

menjaga

keperawanan/keperjakaannya

akan lebih kecil risiko tertular

HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

38 A1.1

7

Berhubungan 'seks' hanya

dengan satu pasangan

dapat mencegah penularan

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Berhubungan 'seks' hanya

dengan satu pasangan dapat

mencegah penularan

HIV/AIDSreliable untuk

digunakan

39 A1.1

8

Orang yang berganti-ganti

pasangan dalam

berhubungan seks

memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang

berhubungan seks hanya

dengan satu pasangan saja

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang

yang berganti-ganti pasangan

dalam berhubungan seks

memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama dengan

orang yang berhubungan seks

hanya dengan satu pasangan saja

reliable untuk digunakan

40 A1.1

9

Orang yang tidak setia

pada pasangannya akan

lebih rentan tertular

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang yang

tidak setia pada pasangannya

akan lebih rentan tertular

HIV/AIDS reliable untuk

175

digunakan

41 A1.2

0

Orang yang tidak

menggunakan kondom

saat berhubungan seks

memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang

menggunakan kondom

saat berhubungan seks

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Orang yang

tidak menggunakan kondom saat

berhubungan seks memiliki

risiko tertular HIV/AIDS yang

sama dengan orang yang

menggunakan kondom saat

berhubungan seks reliable untuk

digunakan

42 A1.2

1

Menggunakan kondom

saat berhubungan 'seks'

dapat mencegah tertular

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Menggunakan kondom saat

berhubungan 'seks' dapat

mencegah tertular HIV/AIDS

reliable untuk digunakan

43 A1.2

2

Seseorang yang

menggunakan kondom

saat berhubungan seks,

tidak akan tertular

HIV/AIDS

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Seseorang

yang menggunakan kondom saat

berhubungan seks, tidak akan

tertular HIV/AIDS reliable untuk

digunakan

44 A1.2

3

AIDS menular melalui

cairan kelamin

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa AIDS

menular melalui cairan kelamin

reliable untuk digunakan

Afeksi 45 A2.2

4

Saya memilih untuk

memiliki satu pacar saja

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

176

menunjukan bahwa Saya

memilih untuk memiliki satu

pacar saja reliable untuk

digunakan

46 A2.2

5

Pasangan saya harus

perawan/perjaka

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Pasangan

saya harus perawan/perjaka

reliable untuk digunakan

47 A2.2

6

Saya bangga dapat

menjaga

keperawanan/keperjakaan

saya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Saya bangga

dapat menjaga

keperawanan/keperjakaan saya

reliable untuk digunakan

48 A2.2

7

Saya akan menjaga

keperawanan/keperjakaan

saya sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Saya akan

menjaga

keperawanan/keperjakaan saya

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

49 A2.2

8

Tujuan saya menjaga

keperawanan/keperjakaan

untuk kebahagiaan

suami/istri saya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Tujuan saya

menjaga

keperawanan/keperjakaan untuk

kebahagiaan suami/istri saya

reliable untuk digunakan

50 A2.2

9

Seandainya saya membeli

kondom untuk

berhubungan 'seks' saya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Seandainya

177

akan merasa malu saya membeli kondom untuk

berhubungan 'seks' saya akan

merasa malu reliable untuk

digunakan

51 A2.3

0

Saya memilih untuk tidak

mencoba narkoba suntik

sama sekali

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Saya

memilih untuk tidak mencoba

narkoba suntik sama sekali

reliable untuk digunakan

Perilaku

52

A3.3

1

Menolak ajakan pacar

untuk berpegangan tangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menolak

ajakan pacar untuk berpegangan

tangan reliable untuk digunakan

53 A3.3

2

Menolak ajakan pacar

untuk berpelukan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menolak

ajakan pacar untuk berpelukan

reliable untuk digunakan

54 A3.3

3

Menolak ajakan pacar

untuk berciuman

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menolak

ajakan pacar untuk berciuman

reliable untuk digunakan

55 A3.3

4

Menolak ajakan pacar

untuk melakukan

hubungan seks sebelum

menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menolak

ajakan pacar untuk melakukan

hubungan seks sebelum menikah

reliable untuk digunakan

56 A3.3 Setia terhadap pasangan Karena berdasarkan hasil uji

178

5 realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Setia

terhadap pasangan reliable untuk

digunakan

57 A3.3

6

Tidak akan berhubungan

seks dengan orang lain

selain suami atau istri

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Tidak akan

berhubungan seks dengan orang

lain selain suami atau istri

reliable untuk digunakan

58 A3.3

7

Seandainya saya ingin

berhubungan seks, saya

akan membeli kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Seandainya

saya ingin berhubungan seks,

saya akan membeli kondom

reliable untuk digunakan

59 A3.3

8

Saat berhubungan seks,

saya akan menggunakan

kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Saat

berhubungan seks, saya akan

menggunakan kondom reliable

untuk digunakan

60 A3.3

9

Saya akan menerima

tawaran teman saya untuk

menggunakan narkoba

suntik

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa saya akan

menerima tawaran teman saya

untuk menggunakan narkoba

suntik reliable untuk digunakan

61 A3.4

0

Menjauhi orang-orang

yang menggunakan

narkoba suntik

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menjauhi

orang-orang yang menggunakan

179

narkoba suntik reliable untuk

digunakan

Aktivitas 62 B1.1 Melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan hobi

(olahraga, kesenian, dll)

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Melakukan

kegiatan yang berkaitan dengan

hobi (olahraga, kesenian, dll)

reliable untuk digunakan

63 B1.2 Mengobrol mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Mengobrol

mengenai pentingnya setia

kepada pasangan reliable untuk

digunakan

64 B1.3 Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya setia

kepada pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya setia kepada

pasangan reliable untuk

digunakan

65 B1.4 Berpendapat mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya setia kepada

pasangan reliable untuk

digunakan

66 B1.5 Bertanya mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Bertanya

mengenai pentingnya setia

180

kepada pasangan reliable untuk

digunakan

67 B1.6 Menonton acara TV

tentang pentingnya setia

kepada pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa menonton

acara TV tentang pentingnya

setia kepada pasangan reliable

untuk digunakan

68 A2.7 Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai pentingnya setia

kepada pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa membaca

buku/artikel/selebaran mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan reliable untuk

digunakan

69 B1.8 Berganti pacar Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Berganti

pacar reliable untuk digunakan

70 B1.9 Bertanya mengenai

bahaya narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Bertanya

mengenai bahaya narkoba

reliable untuk digunakan

71 B1.1

0

Mengobrol mengenai

bahaya narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mengobrol mengenai bahaya

narkoba reliable untuk

digunakan

72 B1.1

1

Membaca

buku/artikel/selebaran

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

181

mengenai bahaya narkoba menunjukan bahwa Membaca

buku/artikel/selebaran mengenai

bahaya narkoba reliable untuk

digunakan

73 B1.1

2

Berpendapat mengenai

bahaya narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Berpendapat mengenai bahaya

narkoba reliable untuk

digunakan

74 B1.1

3

Menonton acara TV

tentang bahaya narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menonton

acara TV tentang bahaya

narkoba reliable untuk

digunakan

75 B1.1

4

Mendengarkan penjelasan

tentang bahaya narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

mendengarkan penjelasan

tentang bahaya narkoba reliable

untuk digunakan

76 B1.1

5

Menggunakan jarum

suntik bergantian

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Menggunakan jarum suntik

bergantian reliable untuk

digunakan

77 B1.1

6

Membaca

buku/artikel/selebaran

tentang pentingnya

menjaga

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Membaca

buku/artikel/selebaran tentang

182

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

78 B1.1

7

Menonton acara TV

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menonton

acara TV tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

79 B1.1

8

Berpendapat mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Berpendapat

mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

80 B1.1

9

Bertanya mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Bertanya

mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

81 B1.2

0

Mengobrol mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Mengobrol

mengenai pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

183

digunakan

82 B1.2

1

Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mendengarkan penjelasan

tentang pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah reliable untuk

digunakan

83 B1.2

2

Menonton acara TV

tentang kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menonton

acara TV tentang kondom

reliable untuk digunakan

84 B1.2

3

Berpendapat mengenai

kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Berpendapat mengenai kondom

reliable untuk digunakan

85 B1.2

4

Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Membaca

buku/artikel/selebaran mengenai

kondom reliable untuk

digunakan

86 B1.2

5

Bertanya mengenai

kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Bertanya

mengenai kondom reliable untuk

digunakan

87 B1.2

6

Mengobrol mengenai

kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

184

menunjukan bahwa Mengobrol

mengenai kondom reliable

untuk digunakan

88 B1.2

7

Mendengarkan penjelasan

tentang kondom

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Mendengarkan penjelasan

tentang kondom reliable untuk

digunakan

Opini 89 B2.2

8

Menurut saya, berita-

berita tentang narkoba

adalah berita yang penting

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa berita-berita

tentang narkoba adalah berita

yang penting reliable untuk

digunakan

90 B2.2

9

Menurut saya, narkoba

boleh digunakan dalam

dosis yang sedikit

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, narkoba boleh digunakan

dalam dosis yang sedikit reliable

untuk digunakan

91 B2.3

0

Menurut saya, narkoba

dapat menghilangkan

stress

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, narkoba dapat

menghilangkan stress reliable

untuk digunakan

92 B2.3

1

Menurut saya, pemakai

narkoba boleh bertukar

jarum suntik

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, pemakai narkoba boleh

bertukar jarum suntik reliable

185

untuk digunakan

93 B2.3

2

Menurut saya, pengguna

narkoba tidak seharusnya

dipenjara

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, pengguna narkoba tidak

seharusnya dipenjara reliable

untuk digunakan

94 B2.3

3

Menurut saya, pemakaian

narkoba melalui jarum

suntik lebih berbahaya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, pemakaian narkoba melalui

jarum suntik lebih berbahaya

reliable untuk digunakan

95 B2.3

4

Menurut saya, penting

bagi orang lain untuk

tidak menggunakan

narkoba

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, penting bagi orang lain

untuk tidak menggunakan

narkoba reliable untuk

digunakan

96 B2.3

5

Menurut saya, penjual

narkoba tanpa izin harus

dihukum seberat-beratnya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, penjual narkoba tanpa izin

harus dihukum seberat-beratnya

reliable untuk digunakan

97 B2.3

6

Menurut saya, narkoba

boleh diperjual-belikan,

asal mendapatkan izin dari

pemerintah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, narkoba boleh diperjual-

belikan, asal mendapatkan izin

dari pemerintah reliable untuk

186

digunakan

98 B2.3

7

Menurut saya, menjaga

keperawanan/keperjakaan

adalah hal yang penting

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, menjaga

keperawanan/keperjakaan adalah

hal yang penting reliable untuk

digunakan

99 B2.3

8

Menurut saya, orang lain

haruslah mencari

pasangan yang masih

perawan/perjaka

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, orang lain haruslah mencari

pasangan yang masih

perawan/perjaka reliable untuk

digunakan

100 B2.3

9

Menurut saya, orang lain

akan menjaga tubuhnya

hanya untuk pasangan

hidupnya

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, orang lain akan menjaga

tubuhnya hanya untuk pasangan

hidupnya reliable untuk

digunakan

101 B2.4

0

Menurut saya, orang lain

akan terlihat lebih keren

saat dia berganti-ganti

pacar

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, orang lain akan terlihat

lebih keren saat dia berganti-

ganti pacar reliable untuk

digunakan

102 B2.4

1

Menurut saya, setia pada

pacar adalah hal yang

penting

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

187

saya, setia pada pacar adalah hal

yang penting reliable untuk

digunakan

103 B2.4

2

Menurut saya,

penggunaan kondom saat

berhubungan seksual yang

beresiko adalah hal yang

penting

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, penggunaan kondom saat

berhubungan seksual yang

beresiko adalah hal yang penting

reliable untuk digunakan

104 B2.4

3

Menurut saya, kondom

harus digunakan oleh

orang yang suka berganti-

ganti pasangan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, kondom harus digunakan

oleh orang yang suka berganti-

ganti pasangan reliable untuk

digunakan

105 B2.4

4

Menurut saya, kondom

harus dijual di warung

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, kondom harus dijual di

warung reliable untuk digunakan

106 B2.4

5

Menurut saya, membeli

kondom tidak harus malu

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, membeli kondom tidak

harus malu reliable untuk

digunakan

107 B2.4

6

Menurut saya, kondom

harus dijual sampai ke

daerah pelosok

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menurut

saya, kondom harus dijual

188

sampai ke daerah pelosok

reliable untuk digunakan

Keyakinan 108 C1.1 Mengakui adanya

keberadaan Tuhan dalam

agama yang diyakini

masing-masing

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Mengakui

adanya keberadaan Tuhan dalam

agama yang diyakini masing-

masing reliable untuk

digunakan

109 C1.2 Tidak lupa berdoa saat

melakukan aktivitas

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Tidak lupa

berdoa saat melakukan aktivitas

reliable untuk digunakan

110 C1.3 Melakukan kegiatan-

kegiatan yang memiliki

nilai baik

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Melakukan

kegiatan-kegiatan yang memiliki

nilai baik reliable untuk

digunakan

111 C1.4 Menjauhi kegiatan-

kegiatan yang memiliki

nilai buruk

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menjauhi

kegiatan-kegiatan yang memiliki

nilai buruk reliable untuk

digunakan

112 C1.5 Percaya bahwa ketika

berbuat salah akan diberi

dosa dan masuk neraka

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Percaya

bahwa ketika berbuat salah akan

diberi dosa dan masuk neraka

reliable untuk digunakan

189

113 C1.6 Percaya bahwa ketika

berbuat baik akan masuk

surga dan mendapatkan

pahala

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Percaya

bahwa ketika berbuat baik akan

masuk surga dan mendapatkan

pahala reliable untuk digunakan

114 C1.7 Percaya ketika melakukan

perbuatan maksiat akan

mendapatkan dosa

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Percaya

ketika melakukan perbuatan

maksiat akan mendapatkan dosa

reliable untuk digunakan

115 C1.8 Percaya ketika

menghindari perbuatan

maksiat akan

mendapatkan pahala

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Percaya

ketika melakukan perbuatan

maksiat akan mendapatkan dosa

reliable untuk digunakan

116 C1.9 Mampu memahami

ajaran-ajaran yang

diberikan dalam agama

yang diyakini

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Mampu

memahami ajaran-ajaran yang

diberikan dalam agama yang

diyakini reliable untuk

digunakan

117 C2.1

0

Menjalankan ajaran

agama hanya karena

diwajibkan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa

Menjalankan ajaran agama hanya

karena diwajibkan reliable

untuk digunakan

Praktik 118 C2.1 Menghadiri kegiatan Karena berdasarkan hasil uji

190

Keagamaan 1 beribadah bersama yang

diadakan di tempat ibadah

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menghadiri

kegiatan beribadah bersama yang

diadakan di tempat ibadah

reliable untuk digunakan

119 C2.1

2

Menonton acara kultum

atau rohani keagamaan di

televisi

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Menonton

acara kultum atau rohani

keagamaan di televisi reliable

untuk digunakan

120 C2.1

3

Ikut serta di dalam

organisasi keagamaan di

sekolah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Ikut serta di

dalam organisasi keagamaan di

sekolah reliable untuk digunakan

121 C2.1

4

Ikut serta di dalam

organisasi keagamaan di

sekolah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Ikut serta di

dalam organisasi keagamaan di

sekolah reliable untuk digunakan

122 C2.1

5

Membaca Al-Qur’an atau

Injil atau kitab suci

lainnya satu kali dalam

satu hari

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan bahwa Membaca

Al-Qur’an atau Injil atau kitab

suci lainnya satu kali dalam satu

hari reliable untuk digunakan

123 C2.1

6

Membaca doa disaat

melakukan tidur

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas padaa SPSS

menunjukan Membaca doa

disaat melakukan tidur reliable

untuk digunakan

191

124 C2.1

7

Membaca doa disaat

keluar rumah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Membaca doa

disaat keluar rumah reliable

untuk digunakan

125 C2.1

8

Membaca doa sebelum

melakukan aktivitas

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Membaca doa

sebelum melakukan aktivitas

reliable untuk digunakan

Perasaan

dalam

beragama

(Religious

Feeling)

126 C2.1

9

Merasakan bahwa Tuhan

selalu mengawasi tiap

kegiatan manusia

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasakan

bahwa Tuhan selalu mengawasi

tiap kegiatan manusia reliable

untuk digunakan

127 C3.2

0

Merasa dekat dengan

Tuhan dalam melakukan

kegiatan berdoa

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa dekat

dengan Tuhan dalam melakukan

kegiatan berdoa reliable untuk

digunakan

128 C3.2

1

Merasa selamat dari

bencana karena Tuhan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa selamat

dari bencana karena Tuhan

reliable untuk digunakan

129 C3.2

2

Merasa pernah diberi

kesulitan oleh Tuhan

karena sebelumnya tidak

beribadah

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa pernah

diberi kesulitan oleh Tuhan

karena sebelumnya tidak

192

beribadah reliable untuk

digunakan

130 C3.2

3

Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena telah berbohong

kepada orang tua

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa pernah

diberi ganjaran oleh Tuhan

karena telah berbohong kepada

orang tua reliable untuk

digunakan

131 C3.2

4

Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena sombong

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa pernah

diberi ganjaran oleh Tuhan

karena sombong reliable untuk

digunakan

132 C3.2

5

Menolong sesama Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Menolong

sesama reliable untuk digunakan

133 C3.2

6

Memberi sedekah kepada

yang membutuhkan

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Memberi

sedekah kepada yang

membutuhkan reliable untuk

digunakan

134 C3.2

7

Menyantuni anak yatim Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Menyantuni

anak yatim reliable untuk

digunakan

135 C3.2

8

Selalu berbuat baik

kepada sesama

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

193

VIII. Pembentukan Kategori Baru

Identitas Responden

No.

Var

Variabel Kategori Lama Pengelompo

kan Baru

Kategori Baru

DR10 Pendidikan

Terakhir

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat SD

4. Tidak Tamat SMP

5. Tamat SMP

6. Tidak Tamat SMA

7. Tamat SMA

8. Perguruan Tinggi

1. (1)

2. (2,3)

3. (4,5)

4. (6,7)

5. (8)

1. Tidak Sekolah

2. SD sampai

Tamat SD

3. SMP sampai

Tamat SMP

4. SMA sampai

Tamat SMA

5. Perguruan

Tinggi

DR 17 Pemilik

Rumah

1. Sendiri

2. Teman

1. (1,3)

2. (2)

1. Keluarga

2. Teman

menunjukan Selalu

berbuat baik kepada sesama

reliable untuk digunakan

136 C3.2

9

Merasa bahwa perintah

Tuhan mampu memberi

kebahagiaan dunia dan

akhirat

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasa

bahwa perintah Tuhan mampu

memberi kebahagiaan dunia dan

akhirat reliable untuk digunakan

137 C3.3

0

Merasakan bahwa

perintah Tuhan mampu

memberi kejelasan

terhadap jalan hidup

Karena berdasarkan hasil uji

realibilitas pada SPSS

menunjukan Merasakan

bahwa perintah Tuhan mampu

memberi kejelasan terhadap jalan

hidup reliable untuk digunakan

194

3. Orang Tua/Nenek:Bapak

DR 21 Lokasi

selain di

Rumah dan

Warnet

1. Lapangan/Badminton/Bola

2. Kos

3. Gardu

4. Pos Ronda: Garuda

5. Sekolah: PAUD

6. Warung (Bengkel dan

Kopi)

7. Tower

8. Luar Kota (Jakarta)

9. Pasar

10. Tempat Track Motor

(Sunset Malangbong)

11. Sawah/Kebun

Tidak

Berubah

1.Lapangan/Badm

inton/Bola

2. Kos

3. Gardu

4. Pos Ronda:

Garuda

5. Sekolah:

PAUD

6. Warung

(Bengkel dan

Kopi)

7. Tower

8. Luar Kota

(Jakarta)

9. Pasar

10. Tempat Track

Motor (Sunset

Malangbong)

11. Sawah/Kebun

DR 23 Jenis Buku

yang dibaca

dalam

Aktivitas

Membaca

1. Buku Akademik

2. Majalah : Fashion

3. Koran

4. Buku non-Akademik

5. Al-Quran

1. (1)

2. (2,3,4)

3. (5)

1. Buku

Akademik

2. Buku non-

Akademik

3. Al-Quran

DR 25 Jenis film

yang

dinonton

dalam

Aktivitas

1. TV

2. DVD / Film

3. Serial Televisi

4. Acara Musik

5. Track Motor

1. (1,3,4,7)

2. (6,5)

3. (8)

4. (2)

1. Acara Televisi

2. Olahraga

3. Bioskop

4. DVD/Film

195

Menonton 6. Acara Bola

7. Berita

8. Bioskop

DR 27 Aktivitas

Berkumpul

Dengan

Teman

1. Mengerjakan Tugas

Kelompok

2. Ngobrol / Curhat

3. Membuat Rujak

4. Nongkrong

5. Ngopi

6. Jajan di Warung

1. (1)

2. (2,4,5)

3. (3)

4. (6)

1. Mengerjakan

Tugas Kelompok

2. Nongkrong

3. Membuat

Rujak

4. Jajan di

Warung

DR 31 Keterangan

Aktivitas

Selain

Menggunak

an Internet,

Berkumpul

dengan

Teman,

Menonton,

dan

Membaca

1. Pekerjaan Rumah

2. Berkumpul di Rumah

Kakak

3. Olahraga

4. Kesenian

5. Melukis

6. Memasak

7. Menulis

8. Main Karambol

9. Trek-trekan

10. Main Games

11. Mandor Bangunan

12. Berdagang

13. Jalan-jalan Kuliner

14. Belajar Agama

15. Membersihkan Rumah

16. Belajar Mengetik

17. Menari

18. Mengajar Agama

19. Main Game

1.

(1,2,7,6,16,15

,20,21)

2. (3)

3. (4,17,5)

4. (9)

5. (8,10,19)

6. (11,12)

7. (14,18)

8. (13)

1. Kegiatan di

Rumah

2. Olahraga

3. Kesenian

4. Trek-trekan

5. Main Games

6. Bekerja

7. Kegiatan

Agama

8. Jalan-jalan

kuliner

196

20. Diam

21. Tidur

DR 32 Pekerjaan

Ayah

1. Pengangguran

2. Buruh Bangunan/Pasir

3. Buruh Tani

4. Buruh Pabrik

5. Buruh Mebel

6. Pedagang Makanan

7. Pedangan Pakan Hewan

8. Pedagang Kelontong /

Sembako

9. Pedagang Baju / Peralatan

Muslim

10. Pedagang Pupuk

11. Pedagang Bensin

12. Jasa

13. Pegawai

14. Kuli Pasar

15. Guru

16. Kepala TU Puskesmas

17. Pemilik Toko Bagunan

18. Pensiunan

19. Pekerjaan Serabutan

20. Supir Angkot / Bus

21. Meninggal Dunia

1. (1,18)

2.

(2,3,4,5,19)

3. (17)

4. (12,14,20)

5.

(6,7,8,9,10,11

)

6. (13,15,16)

99. (21)

1. Tidak Bekerja

2. Buruh

3. Wiraswasta

4. Jasa

5. Pedagang

6. Pegawai

99. Meninggal

Dunia

DR 33 Pekerjaan

Ibu

1. IRT

2. Pedagang

Kelontong/Sembako

3. Guru

4. Buruh Tani

5. Jasa

6. Perawat

1. (1)

2. (2,7)

3. (3)

4. (5,6)

5. (8)

6. (4)

99. (9)

1. IRT

2. Pedagang

3. Pegawai

4. Jasa

5. TKI

6. Buruh

99. Tidak Relevan

197

7. Pedagang Bakso

8. TKI

9. Meninggal Dunia

Pertanyaan Kuisioner

A1.12 Menggunakan

narkoba suntik secara

bergantian dapat

menularkan

HIV/AIDS

0. Tidak Tahu

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

0. (0)

1. (4)

2. (3)

3. (2)

4. (1)

0. Tidak Tahu

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

A1.13 Narkoba suntik dapat

menularkan

HIV/AIDS

A1.14 Berhubungan seks

dapat menularkan

HIV/AIDS

A1.16 Orang yang menjaga

keperawanan/keperjak

aannya akan lebih

kecil risiko tertular

HIV/AIDS

A1.17 Berhubungan 'seks'

hanya dengan satu

pasangan dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

A1.19 Orang yang tidak setia

pada pasangannya

akan lebih rentan

tertular HIV/AIDS

A1.21 Menggunakan

kondom saat

198

berhubungan 'seks'

dapat mencegah

tertular HIV/AIDS

A1.23 AIDS menular melalui

cairan kelamin

A2.24 Saya memilih untuk

memiliki satu pacar

saja

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

1. (4)

2. (3)

3. (2)

4. (1)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju A2.25 Pasangan saya harus

perawan/perjaka

A2.26 Saya bangga dapat

menjaga

keperawanan/keperjak

aan saya

A2.27 Saya akan menjaga

keperawanan/keperjak

aan saya sebelum

menikah

A2.28 Tujuan saya menjaga

keperawanan/keperjak

aan untuk

kebahagiaan

suami/istri saya

A2.30 Saya memilih untuk

tidak mencoba

narkoba suntik sama

sekali

A3.31 Menolak ajakan pacar

untuk berpegangan

tangan

A3.32 Menolak ajakan pacar

untuk berpelukan

199

A3.33 Menolak ajakan pacar

untuk berciuman

A3.34 Menolak ajakan pacar

untuk melakukan

hubungan seks

sebelum menikah

A3.35 Setia terhadap

pasangan

A3.36 Tidak akan

berhubungan seks

dengan orang lain

selain suami atau istri

A3.37 Seandainya saya ingin

berhubungan seks,

saya akan membeli

kondom

A3.38 Saat berhubungan

seks, saya akan

menggunakan kondom

A3.40 Menjauhi orang-orang

yang menggunakan

narkoba suntik

B1.1 Melakukan kegiatan

yang berkaitan dengan

hobi (olahraga,

kesenian, dll)

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

1. (3)

2. (2)

3. (1)

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

B1.2 Mengobrol mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

B1.3 Mendengarkan

penjelasan tentang

pentingnya setia

200

kepada pasangan

B1.4 Berpendapat

mengenai pentingnya

setia kepada pasangan

B1.5 Bertanya mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

B1.6 Menonton acara TV

tentang pentingnya

setia kepada pasangan

B1.7 Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai pentingnya

setia kepada pasangan

B1.9 Bertanya mengenai

bahaya narkoba

B1.10 Mengobrol mengenai

bahaya narkoba

B1.11 Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai bahaya

narkoba

B1.12 Berpendapat

mengenai bahaya

narkoba

B1.13 Menonton acara TV

tentang bahaya

narkoba

B1.14 Mendengarkan

penjelasan tentang

bahaya narkoba

B1.16 Membaca

201

buku/artikel/selebaran

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.17 Menonton acara TV

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.18 Berpendapat

mengenai pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.19 Bertanya mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.20 Mengobrol mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.21 Mendengarkan

penjelasan tentang

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjak

aan sebelum menikah

B1.22 Menonton acara TV

tentang kondom

B1.23 Berpendapat

mengenai kondom

202

B1.24 Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai kondom

B1.25 Bertanya mengenai

kondom

B1.26 Mengobrol mengenai

kondom

B1.27 Mendengarkan

penjelasan tentang

kondom

B2.33 Menurut saya,

pemakaian narkoba

melalui jarum suntik

lebih berbahaya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

1. (4)

2. (3)

3. (2)

4. (1)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

B2.34 Menurut saya, penting

bagi orang lain untuk

tidak menggunakan

narkoba

B2.35 Menurut saya, penjual

narkoba tanpa izin

harus dihukum

seberat-beratnya

B2.36 Menurut saya,

narkoba boleh

diperjual-belikan, asal

mendapatkan izin dari

pemerintah

B2.37 Menurut saya,

menjaga

keperawanan/keperjak

aan adalah hal yang

penting

203

B2.38 Menurut saya, orang

lain haruslah mencari

pasangan yang masih

perawan/perjaka

B2.39 Menurut saya, orang

lain akan menjaga

tubuhnya hanya untuk

pasangan hidupnya

B2.41 Menurut saya, setia

pada pacar adalah hal

yang penting

B2.42 Menurut saya,

penggunaan kondom

saat berhubungan

seksual yang beresiko

adalah hal yang

penting

B2.44 Menurut saya,

kondom harus

digunakan oleh orang

yang suka berganti-

ganti pasangan

B2.45 Menurut saya,

kondom harus dijual

di warung

B2.46 Menurut saya,

membeli kondom

tidak harus malu

B2.47 Menurut saya,

kondom harus dijual

sampai ke daerah

pelosok

204

C1.1 Mengakui adanya

keberadaan Tuhan

dalam agama yang

diyakini masing-

masing

C1.2 Tidak lupa berdoa saat

melakukan aktivitas

C1.3 Melakukan kegiatan-

kegiatan yang

memiliki nilai baik

C1.4 Menjauhi kegiatan-

kegiatan yang

memiliki nilai buruk

C1.5 Percaya bahwa ketika

berbuat salah akan

diberi dosa dan masuk

neraka

C1.6 Percaya bahwa ketika

berbuat baik akan

masuk surga dan

mendapatkan pahala

C1.7 Percaya ketika

melakukan perbuatan

maksiat akan

mendapatkan dosa

C1.8 Percaya ketika

menghindari

perbuatan maksiat

akan mendapatkan

pahala

C1.9 Mampu memahami

ajaran-ajaran yang

205

diberikan dalam

agama yang diyakini

C2.11 Menghadiri kegiatan

beribadah bersama

yang diadakan di

tempat ibadah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

1. (3)

2. (2)

3. (1)

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

C2.12 Menonton acara

kultum atau rohani

keagamaan di televisi

C2.13 Ikut serta di dalam

organisasi keagamaan

di sekolah

C2.14 Aktif di dalam

organisasi keagamaan

di sekolah

C2.15 Membaca Al-Qur’an

atau Injil atau kitab

suci lainnya satu kali

dalam satu hari

C2.16 Membaca doa disaat

melakukan tidur

C2.17 Membaca doa disaat

keluar rumah

C2.18 Membaca doa

sebelum melakukan

aktivitas

C3.19 Merasakan bahwa

Tuhan selalu

mengawasi tiap

kegiatan manusia

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

1. (4)

2. (3)

3. (2)

4. (1)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

C3.20 Merasa dekat dengan

Tuhan dalam

206

melakukan kegiatan

berdoa

C3.21 Merasa selamat dari

bencana karena Tuhan

C3.22 Merasa pernah diberi

kesulitan oleh Tuhan

karena sebelumnya

tidak beribadah

C3.23 Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena telah

berbohong kepada

orang tua

C3.24 Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena sombong

C3.25 Menolong sesama

C3.26 Memberi sedekah

kepada yang

membutuhkan

C3.27 Menyantuni anak

yatim

C3.28 Selalu berbuat baik

kepada sesama

C3.29 Merasa bahwa

perintah Tuhan

mampu memberi

kebahagiaan dunia

dan akhirat

C3.30 Merasakan bahwa

perintah Tuhan

mampu memberi

207

kejelasan terhadap

jalan hidup

IX. Pembentukan Variabel Baru

A. Pembentukan Variabel Dimensi Kognisi Sikap Remaja

Variabel Lama Kategori

Lama

Variabel

Baru

Kategori Baru

Menghindari penderita

HIV/AIDS ketika batuk atau

bersin dapat mencegah

penularan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Dimensi

Kognisi

Sikap Remaja

1. Rendah

2. Tinggi

Median

Skor Indeks: 0-92

Berolahraga dapat mencegah

penularan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Beribadah dengan rutin

dapat mencegah penularan

HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Istirahat yang cukup dapat

mencegah penularan

HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Mengonsumsi makanan yang 0.Tidak Tahu

208

sehat dapat mencegah

penularan HIV/AIDS

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Menggunakan handuk

bergantian dengan penderita

HIV/AIDS dapat tertular

HIV

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Minum menggunakan gelas

yang sama dengan penderita

HIV/AIDS dapat menularkan

HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Gigitan nyamuk dapat

menularkan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Berciuman dapat menularkan

HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang menggunakan

narkoba, apapun jenisnya

akan lebih rentan tertular

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

209

HIV/AIDS 3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang menggunakan

narkoba suntik memiliki

risiko yang sama dengan

orang yang tidak

menggunakan narkoba suntik

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Menggunakan narkoba

suntik secara bergantian

dapat menularkan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Narkoba suntik dapat

menularkan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Berhubungan seks dapat

menularkan HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang berhubungan

'seks' sebelum menikah

memiliki risiko tertular

HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang tidak

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

210

berhubungan 'seks' sebelum

menikah

Setuju

Orang yang menjaga

keperawanan/keperjakaannya

akan lebih kecil risiko

tertular HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Berhubungan 'seks' hanya

dengan satu pasangan

dapat mencegah penularan

HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang berganti-ganti

pasangan dalam

berhubungan seks memiliki

risiko tertular HIV/AIDS

yang sama dengan orang

yang berhubungan seks

hanya dengan satu pasangan

saja

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang tidak setia pada

pasangannya akan lebih

rentan tertular HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Orang yang tidak

menggunakan kondom saat

berhubungan seks

054memiliki risiko tertular

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

211

HIV/AIDS yang sama

dengan orang yang

menggunakan kondom saat

berhubungan seks

4.Sangat Tidak

Setuju

Menggunakan kondom saat

berhubungan 'seks' dapat

mencegah tertular HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

Seseorang yang

menggunakan kondom saat

berhubungan seks, tidak

akan tertular HIV/AIDS

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

AIDS menular melalui cairan

kelamin

0.Tidak Tahu

1.Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

B. Pembentukan Variabel Dimensi Afeksi Sikap Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Saya memilih untuk

memiliki satu pacar saja

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Dimensi

Afeksi Sikap

Remaja

1. Negatif

2. Positif

Median

Skor Indeks: 7-28

212

Pasangan saya harus

perawan/perjaka

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Saya bangga dapat

menjaga

keperawanan/keperjakaan

saya

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Saya akan menjaga

keperawanan/keperjakaan

saya sebelum menikah

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Tujuan saya menjaga

keperawanan/keperjakaan

untuk kebahagiaan

suami/istri saya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Seandainya saya membeli

kondom untuk

berhubungan 'seks' saya

akan merasa malu

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

213

Saya memilih untuk tidak

mencoba narkoba suntik

sama sekali

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

C. Pembentukan Variabel Dimensi Perilaku Sikap Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Menolak ajakan pacar

untuk berpegangan

tangan

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Dimensi Perilaku

Sikap Remaja

1. Negatif

2. Positif

Median

Skor indeks: 10-

40

Menolak ajakan pacar

untuk berpelukan

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menolak ajakan pacar

untuk berciuman

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menolak ajakan pacar

untuk melakukan

hubungan seks sebelum

menikah

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

214

Setia terhadap pasangan 1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Tidak akan berhubungan

seks dengan orang lain

selain suami atau istri

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Seandainya saya ingin

berhubungan seks, saya

akan membeli kondom

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Saat berhubungan seks,

saya akan menggunakan

kondom

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Saya akan menerima

tawaran teman saya

untuk menggunakan

narkoba suntik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Menjauhi orang-orang

yang menggunakan

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

215

narkoba suntik 4. Sangat setuju

D. Pembentukan VariabelDimensi Aktivitas Gaya Hidup Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan hobi

(olahraga, kesenian, dll)

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Dimensi Aktivitas

Gaya Hidup

Remaja

1. Tidak

Mendukung

2. Mendukung

Median

Skor Indeks: 27-81

Mengobrol mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mendengarkan

penjelasan tentang

pentingnya setia kepada

pasangan

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Berpendapat mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Bertanya mengenai

pentingnya setia kepada

pasangan

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Menonton acara TV

tentang pentingnya setia

kepada pasangan

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca 1. Tidak Pernah

216

buku/artikel/selebaran

mengenai pentingnya

setia kepada pasangan

2. Jarang

3. Sering

Berganti pacar 1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Bertanya mengenai

bahaya narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mengobrol mengenai

bahaya narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai bahaya

narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Berpendapat mengenai

bahaya narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Menonton acara TV

tentang bahaya narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mendengarkan

penjelasan tentang

bahaya narkoba

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

217

Menggunakan jarum

suntik bergantian

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Membaca

buku/artikel/selebaran

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Menonton acara TV

tentang pentingnya

menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Berpendapat mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Bertanya mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mengobrol mengenai

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mendengarkan

penjelasan tentang

1. Tidak Pernah

2. Jarang

218

pentingnya menjaga

keperawanan/keperjakaan

sebelum menikah

3. Sering

Menonton acara TV

tentang kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Berpendapat mengenai

kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca

buku/artikel/selebaran

mengenai kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Bertanya mengenai

kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mengobrol mengenai

kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Mendengarkan

penjelasan tentang

kondom

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

E. Pembentukan Variabel Dimensi Opini Gaya Hidup Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Menurut saya, narkoba

boleh digunakan dalam

dosis yang sedikit

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Dimensi Opini Gaya

Hidup Remaja

1. Tidak

Mendukung

2. Mendukung

Median

Skor Indeks:18-72 Menurut saya, narkoba 1. Sangat Setuju

219

dapat menghilangkan

stress

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Menurut saya, pemakai

narkoba boleh bertukar

jarum suntik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Menurut saya, pengguna

narkoba tidak seharusnya

dipenjara

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Menurut saya, pemakaian

narkoba melalui jarum

suntik lebih berbahaya

1.Sangat tidak

setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menurut saya, penting

bagi orang lain untuk

tidak menggunakan

narkoba

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, penjual

narkoba tanpa izin harus

dihukum seberat-

beratnya

1.Sangat tidak

setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menurut saya, narkoba 1. Sangat tidak

220

boleh diperjual-belikan,

asal mendapatkan izin

dari pemerintah

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, menjaga

keperawanan/keperjakaan

adalah hal yang penting

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, orang lain

haruslah mencari

pasangan yang masih

perawan/perjaka

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, orang lain

akan menjaga tubuhnya

hanya untuk pasangan

hidupnya

1.Sangat tidak

setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menurut saya, orang lain

akan terlihat lebih keren

saat dia berganti-ganti

pacar

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

Menurut saya, setia pada

pacar adalah hal yang

penting

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

221

Menurut saya,

penggunaan kondom saat

berhubungan seksual

yang beresiko adalah hal

yang penting

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, kondom

harus digunakan oleh

orang yang suka

berganti-ganti pasangan

1.Sangat tidak

setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menurut saya, kondom

harus dijual di warung

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, membeli

kondom tidak harus malu

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menurut saya, kondom

harus dijual sampai ke

daerah pelosok

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

F. Pembentukan VariabelDimensi Kepercayaan Tingkat Religiositas

Remaja

222

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Mengakui adanya

keberadaan Tuhan

dalam agama yang

diyakini masing-masing

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Dimensi Kepercayaan

Tingkat Religiositas

Remaja

1. Rendah

2. Tinggi

Median

Skor Indeks: 10-

40 Tidak lupa berdoa saat

melakukan aktivitas

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Melakukan kegiatan-

kegiatan yang memiliki

nilai baik

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menjauhi kegiatan-

kegiatan yang memiliki

nilai buruk

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Percaya bahwa ketika

berbuat salah akan

diberi dosa dan masuk

neraka

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Percaya bahwa ketika

berbuat baik akan masuk

surga dan mendapatkan

pahala

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Percaya ketika

melakukan perbuatan

maksiat akan

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

223

mendapatkan dosa 4.Sangat setuju

Percaya ketika

menghindari perbuatan

maksiat akan

mendapatkan pahala

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Mampu memahami

ajaran-ajaran yang

diberikan dalam agama

yang diyakini

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

Menjalankan ajaran

agama hanya karena

diwajibkan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak

Setuju

224

G. Pembentukan Variabel Dimensi Praktik Tingkat Religiositas Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Menghadiri kegiatan

beribadah bersama yang

diadakan di tempat

ibadah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Dimensi Praktik

Tingkat Religiositas

Remaja

1. Rendah

2. Tinggi

Median

Skor Indeks: 8-24 Menonton acara kultum

atau rohani keagamaan

di televisi

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Ikut serta di dalam

organisasi keagamaan di

sekolah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Aktif di dalam

organisasi keagamaan di

sekolah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca Al-Qur’an

atau Injil atau kitab suci

lainnya satu kali dalam

satu hari

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca doa disaat

melakukan tidur

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca doa disaat

keluar rumah

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Sering

Membaca doa sebelum

melakukan aktivitas

1. Tidak Pernah

2. Jarang

225

3. Sering

H. Pembentukan Variabel Dimensi Perasaan/pengalaman beragama

Tingkat Religiositas Remaja

Variabel Lama Kategori Lama Variabel Baru Kategori Baru

Merasakan bahwa

Tuhan selalu mengawasi

tiap kegiatan manusia

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Dimensi

Perasaan/Pengalaman

Beragama

1. Rendah

2. Tinggi

Median

Skor Indeks: 12-

48 Merasa dekat dengan

Tuhan dalam melakukan

kegiatan berdoa

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Merasa selamat dari

bencana karena Tuhan

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Merasa pernah diberi

kesulitan oleh Tuhan

karena sebelumnya tidak

beribadah

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

226

Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena telah berbohong

kepada orang tua

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Merasa pernah diberi

ganjaran oleh Tuhan

karena sombong

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menolong sesama 1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Memberi sedekah

kepada yang

membutuhkan

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Menyantuni anak yatim 1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Selalu berbuat baik

kepada sesama

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

227

4. Sangat setuju

Merasa bahwa perintah

Tuhan mampu memberi

kebahagiaan dunia dan

akhirat

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

Merasakan bahwa

perintah Tuhan mampu

memberi kejelasan

terhadap jalan hidup

1. Sangat tidak

setuju

2. Tidak setuju

3. Setuju

4. Sangat setuju

I. Pembentukan Variabel Utama

Dimensi Kategori Variabel Kategori Baru

Kognitif 1. Rendah

2. Tinggi

Sikap 1. Negatif

2. Positif

Skor Indeks:

17-160

Afeksi 1. Negatif

2. Positif

Perilaku 1. Negatif

2. Positif

Aktivitas 1. Tidak Mendukung

2. Mendukung

Gaya Hidup 1. Tidak Mendukung

2. Mendukung

Skor Indeks:

45-153

Opini 1. Tidak Mendukung

2. Mendukung

Kepercayaan (Belief) 1. Rendah

2. Tinggi

Tingkat

Religiositas

1. Rendah

2. Tinggi

Skor Indeks:

Praktik dalam

Beragama (Practice)

1. Rendah

2. Tinggi

228

Perasaan/Pengalaman

dalam beragama

(feeling)

1. Rendah

2. Tinggi

30-112

XI. Tabel Dan Ukuran Statistik Yang Akan Digunakan

A. Gambar atau Grafik yang Dibutuhkan

1. Univariat

Analisis data univariat yaitu analisis terhadap satu variabel dan dapat

dibuat kedalam beberapa jenis, yaitu:

a. Distribusi Frekuensi atau Tabel frekuensi untuk pengolahan data yang

berupa numerik dari seluruh variabel yang akan dianalisis.

b. Piechart untuk mrnggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel

dengan skala nominal dan ordinal.

c. Bargraph untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel

dengan skala nominal dan ordinal.

2. Bivariat atau Multivariat

Pengujian bivariat dan multivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara

variabel gaya hidup dan variabel tingkat religiositas remaja terhadap variabel

sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS di Desa Lewobaru, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut Jawa Barat. Kemudian, datanya disajikan dalam

bentuk tabel silang. Variabel bivariat yang akan dianalisis oleh peneliti, yakni:

a. Hubungan antara variabel gaya hidup remaja dengan sikap remaja dalam

mencegah HIV/AIDS

b. Hubungan antara varaibel tingkat religiositas remaja dengan sikpa remaja

dalam mencegah HIV/AIDS

B. Ukuran Statistik yang akan Digunakan

Ukuran statistik yang akan digunakan dalam pengolahan data yang

dilakukan dengan perhitungan SPSS, yaitu:

1. Univariat dengan menggunakan ukuran pemusatan (Central Tendency):

229

a. Mean, untuk menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan data. Pada

umumnya, digunakan bila data memiliki skala pengukuran interval

atau rasio.

b. Median, untuk mengetahui nilai tengah dari nilai pengamatan yang

telah disusun secara teratur menurut besarannya. Median digunakan

untuk data yang berskala pengukuran minimal ordinal.

c. Modus, untuk mengetahui data yang memiliki frekuensi terbesar

dalam suatu kumpulan data dan digunakan untuk data berskala

nominal.

2. Bivariat atau Multivariat dengan menggunakan

a. D’Somers, untuk menguji kekuatan hubungan antar variabel yang

berskala ordinal-asimetrik.

b. Regresi linier untuk menguji hubungan antara satu variabel

dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, digunakan

untuk variabel yang berskala rasio dengan arah hubungan asimetrik.

230

Lampiran 3

BUKU KODE

No.

Variabe

l

Halama

n

kuesione

r

No.

Pertanyaa

n

Nama Variabel Kategori Jawaban Skala Keterangan

DP 1 1 001 No Kuesioner Absolute Nominal 99= Tidak Relevan

0= Tidak Tahu DP 2 2 002 Nama

Pewawancara

1. Arsa Ilmi Budiarti

2. Chairunnisa Putri Ch

3. Deden Ramadani

4. Dipta Mahira

5. Dwi Anisa Febrianti

6. Ghivo Pratama

7. Halida Nufaisa

8. Jhane Pebyana Wilis

9. Karla Juanita

10. Muhammad Al Fathi

11. Muhammad Arief Rahadian

12. Okta Rina Fitri

231

13. Prasidya Doni

14. Putra Dharmawan

15. Tiara Hapsari

16. Tito Juliansyah

17. Ulfi Nur Arsa Putri

18. Yasserina Rawie

DR 3 2 003 Nomor

Responden

Absolute Nominal

DR 4 2 004 RW Absolute Nominal

DR 5 2 005 RT Absolute Nominal

DR 6 2 006 Dusun Absolute Nominal

DR 7 2 007 Jenis Kelamin 1. Laki-Laki

2. Perempuan

Nominal

DR 8 2 008 Usia Absolute Nominal

DR 9 2 009 Agama 1. Islam

2. Protestan

3. Katolik

Nominal

232

DR 10 2 010 Pendidikan

Terakhir

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat SD

4. Tidak Tamat SMP

5. Tamat SMP

6. Tidak Tamat SMA

7. Tamat SMA

8. Perguruan Tinggi

Nominal

DR 11 2 011 Jenis Sekolah 1. Umum

2. Agama

Nominal

DR12 2 012 Pendidikan

Terakhir Ayah

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat SD

4. Tidak Tamat SMP

5. Tamat SMP

6. Tidak Tamat SMA

7. Tamat SMA

8. Perguruan Tinggi

Nominal

DR 13 2 013 Jenis Sekolah 1. Umum Nominal

233

Ayah 2. Agama

DR 14 2 014 Pendidikan

Terakhir Ibu

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat SD

4. Tidak Tamat SMP

5. Tamat SMP

6. Tidak Tamat SMA

7. Tamat SMA

8. Perguruan Tinggi

Nominal

DR 15 2 015 Jenis Sekolah Ibu 1. Umum

2. Agama

Nominal

DR 16 2 016 Mengisi Waktu

Luang di Rumah

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 17 2 017 Pemilik Rumah 1. Sendiri

2. Teman

3. Orang Tua/Nenek:Bapak

Nominal

DR 18 2 018 Mengisi Waktu

luang di Warnet

1. Ya

2. Tidak

Nominal

234

DR 19 2 019 Lokasi Warnet 1. Pasar Nominal

DR 20 2 020 Mengisi

Waktuluang

Selain di Rumah

dan Warnet

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 21 2 021 Lokasi selain di

Rumah dan

Warnet

1. Lapangan/Badminton/Bola

2. Kos

3. Gardu

4. Pos Ronda: Garuda

5. Sekolah: PAUD

6. Warung (Bengkel dan Kopi)

7. Tower

8. Luar Kota (Jakarta)

9. Pasar

10. Tempat Track Motor (Sunset

Malangbong)

11. Sawah/Kebun

Nominal

DR 22 2 022 Mengisi

Waktuluang

1. Ya

2. Tidak

Nominal

235

dengan Aktivitas

Membaca

DR 23 2 023 Jenis Buku yang

dibaca dalam

Aktivitas

Membaca

1. Buku Akademik

2. Majalah : Fashion

3. Koran

4. Buku non-Akademik

5. Al-Quran

Nominal

DR 24 2 024 Mengsisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Menonton

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 25 2 025 Jenis film yang

ditonton dalam

Aktivitas

Menonton

1. TV

2. DVD / Film

3. Serial Televisi

4. AcaraMusik

5. Track Motor

6. Acara Bola

7. Berita

8. Bioskop

Nominal

236

DR 26 2 026 Mengisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Berkumpul

Dengan Teman

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 27 2 027 Lokasi

Berkumpul

Dengan Teman

1. Mengerjakan Tugas Kelompok

2. Ngobrol / Curhat

3. Membuat Rujak

4. Nongkrong

5. Ngopi

6. Jajan di Warung

Nominal

DR 28 2 028 Mengisi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Penggunaan

Internet

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 29 2 029 Keterangan 1. Mengerjakan Tugas Nominal

237

Penggunaan

Internet

2. Facebook / Twitter

3. Main Games

4. Googling Fashion Batik

5. Download MP3 / Video

DR 30 2 030 Mengsi

Waktuluang

dengan Aktivitas

Selain

Menggunakan

Internet,

Berkumpul

dengan Teman,

Menonton, dan

Membaca

1. Ya

2. Tidak

Nominal

DR 31 2 031 Keterangan

Aktivitas Selain

Menggunakan

Internet,

Berkumpul

1. Pekerjaan Rumah

2. Berkumpul di Rumah Kakak

3. Olahraga

4. Kesenian

5. Melukis

Nominal

238

dengan Teman,

Menonton, dan

Membaca

6. Memasak

7. Menulis

8. Main Karambol

9. Trek-trekan

10. Main Games

11. Mandor Bangunan

12. Berdagang

13. Jalan-jalan Kuliner

14. Belajar Agama

15. Membersihkan Rumah

16. Belajar Mengetik

17. Menari

18. Mengajar Agama

19. Main Game

20. Diam

21. Tidur

DR 32 2 032 Pekerjaan Ayah 1. Pengangguran

2. Buruh Banguna/Pasir

3. Buruh Tani

Nominal

239

4. Buruh Pabrik

5. Buruh Mebel

6. Pedagang Makanan

7. Pedangan Pakan Hewan

8. Pedagang Kelontong / Sembako

9. Pedagang Baju / Peralatan Muslim

10. Pedagang Pupuk

11. Pedagang Bensin

12. Jasa

13. Pegawai

14. Kuli Pasar

15. Guru

16. Kepala TU Puskesmas

17. Pemilik Toko Bagunan

18. Pensiunan

19. Pekerjaan Serabutan

20. Supir Angkot / Bus

21. Meninggal Dunia

DR 33 2 033 Pekerjaan Ibu 1. IRT Nominal

240

2. Pedangan Kelontong/Sembako

3. Guru

4. Buruh Tani

5. Jasa

6. Perawat

7. Pedagang Bakso

8. TKI

9. Meninggal Dunia

A1.1 3 034 Menghindari

penderita

HIV/AIDS ketika

batuk atau bersin

dapat mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.2 3 035 Berolahraga

dapat mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

241

A1.3 3 036 Beribadah dengan

rutin dapat

mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.4 3 037 Istirahat yang

cukup dapat

mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.5 3 038 Mengonsumsi

makanan yang

sehat dapat

mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.6 3 039 Menggunakan

handuk

bergantian

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

Ordinal

242

dengan penderita

HIV/AIDS dapat

tertular HIV

4. Sangat Tidak Setuju

A1.7 3 040 Minum

menggunakan

gelas yang sama

dengan penderita

HIV/AIDS dapat

menularkan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.8 4 041 Gigitan nyamuk

dapat menularkan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.9 4 042 Berciuman dapat

menularkan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.10 4 043 Orang yang 1. Sangat Setuju Ordinal

243

menggunakan

narkoba, apapun

jenisnya akan

lebih rentan

tertular

HIV/AIDS

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

A1.11 4 044 Orang yang

menggunakan

narkoba suntik

memiliki risiko

yang sama

dengan orang

yang tidak

menggunakan

narkoba suntik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A.12 4 045 Menggunakan

narkoba suntik

secara bergantian

dapat menularkan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

244

HIV/AIDS

A1.13 4 046 Narkoba suntik

dapat menularkan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.14 4 047 Berhubungan

seks dapat

menularkan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.15 4 048 Orang yang

berhubungan

'seks' sebelum

menikah

memiliki risiko

tertular

HIV/AIDS yang

sama dengan

orang yang tidak

berhubungan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

245

'seks' sebelum

menikah

A1.16 4 049 Orang yang

menjaga

keperawanan/kep

erjakaannya akan

lebih kecil risiko

tertular

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.17 4 050 Berhubungan

'seks' hanya

dengan satu

pasangan dapat

mencegah

penularan

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.18 4 051 Orang yang

berganti-ganti

pasangan dalam

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

Ordinal

246

berhubungan seks

memiliki risiko

tertular

HIV/AIDS yang

sama dengan

orang yang

berhubungan seks

hanya dengan

satu pasangan

saja

4. Sangat Tidak Setuju

A1.19 5 052 Orang yang tidak

setia pada

pasangannya

akan lebih rentan

tertular

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.20 5 053 Orang yang tidak

menggunakan

kondom saat

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

Ordinal

247

berhubungan seks

054memiliki

risiko tertular

HIV/AIDS yang

sama dengan

orang yang

menggunakan

kondom saat

berhubungan seks

4. Sangat Tidak Setuju

A1.21 5 054 Menggunakan

kondom saat

berhubungan

'seks' dapat

mencegah tertular

HIV/AIDS

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A1.22 5 055 Seseorang yang

menggunakan

kondom saat

berhubungan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Nominal

248

seks, tidak akan

tertular

HIV/AIDS

A1.23 5 056 AIDS menular

melalui cairan

kelamin

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.24 5 057 Saya memilih

untuk memiliki

satu pacar saja

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.25 5 058 Pasangan saya

harus

perawan/perjaka

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.26 5 059 Saya bangga

dapat menjaga

keperawanan/kep

erjakaan saya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

249

A2.27 5 060 Saya akan

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan saya

sebelum menikah

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.28 5 061 Tujuan saya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan untuk

kebahagiaan

suami/istri saya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.29 6 062 Seandainya saya

membeli kondom

untuk

berhubungan

'seks' saya akan

merasa malu

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A2.30 6 063 Saya memilih

untuk tidak

1. Sangat Setuju

2. Setuju

Ordinal

250

mencoba narkoba

suntik sama

sekali

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

A3.31 6 064 Menolak ajakan

pacar untuk

berpegangan

tangan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.32 6 065 Menolak ajakan

pacar untuk

berpelukan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.33 6 066 Menolak ajakan

pacar untuk

berciuman

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.34 6 067 Menolak ajakan

pacar untuk

melakukan

hubungan seks

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

251

sebelum menikah

A3.35 6 068 Setia terhadap

pasangan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.36 6 069 Tidak akan

berhubungan seks

dengan orang lain

selain suami atau

istri

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.37 6 070 Seandainya saya

ingin

berhubungan

seks, saya akan

membeli kondom

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.38 6 071 Saat berhubungan

seks, saya akan

menggunakan

kondom

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

252

A3.39 6 072 Saya akan

menerima

tawaran teman

saya untuk

menggunakan

narkoba suntik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

A3.40 6 073 Menjauhi orang-

orang yang

menggunakan

narkoba suntik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B1.1 7 074 Melakukan

kegiatan yang

berkaitan dengan

hobi (olahraga,

kesenian, dll)

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.2 7 075 Mengobrol

mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

253

B1.3 7 076 Mendengarkan

penjelasan

tentang

pentingnya setia

kepada pasangan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.4 7 077 Berpendapat

mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.5 7 078 Bertanya

mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.6 7 079 Menonton acara

TV tentang

pentingnya setia

kepada pasangan

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.7 7 080 Membaca

buku/artikel/seleb

1. Sering

2. Jarang

Ordinal

254

aran mengenai

pentingnya setia

kepada pasangan

3. Tidak Pernah

B1.8 7 081 Berganti pacar 1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.9 7 082 Bertanya

mengenai bahaya

narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.10 7 083 Mengobrol

mengenai bahaya

narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.11 7 084 Membaca

buku/artikel/seleb

aran mengenai

bahaya narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

255

B1.12 7 085 Berpendapat

mengenai bahaya

narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.13 7 086 Menonton acara

TV tentang

bahaya narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.14 7 087 Mendengarkan

penjelasan

tentang bahaya

narkoba

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.15 7 088 Menggunakan

jarum suntik

bergantian

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.16 7 089 Membaca

buku/artikel/seleb

aran tentang

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

256

pentingnya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

B1.17 7 090 Menonton acara

TV tentang

pentingnya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.18 7 091 Berpendapat

mengenai

pentingnya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

257

B1.19 7 092 Bertanya

mengenai

pentingnya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.20 7 093 Mengobrol

mengenai

pentingnya

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.21 7 094 Mendengarkan

penjelasan

tentang

pentingnya

menjaga

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

258

keperawanan/kep

erjakaan sebelum

menikah

B1.22 8 095 Menonton acara

TV tentang

kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.23 8 096 Berpendapat

mengenai

kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.24 8 097 Membaca

buku/artikel/seleb

aran mengenai

kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.25 8 098 Bertanya

mengenai

kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

259

B1.26 8 099 Mengobrol

mengenai

kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B1.27 8 100 Mendengarkan

penjelasan

tentang kondom

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

B2.29 8 101 Menurut saya,

narkoba boleh

digunakan dalam

dosis yang sedikit

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.30 8 102 Menurut saya,

narkoba dapat

menghilangkan

stress

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.31 8 103 Menurut saya,

pemakai narkoba

boleh bertukar

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

Ordinal

260

jarum suntik 4. Sangat Tidak Setuju

B2.32 8 104 Menurut saya,

pengguna

narkoba tidak

seharusnya

dipenjara

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.33 8 105 Menurut saya,

pemakaian

narkoba melalui

jarum suntik lebih

berbahaya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.34 8 106 Menurut saya,

penting bagi

orang lain untuk

tidak

menggunakan

narkoba

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.35 8 107 Menurut saya,

penjual narkoba

1. Sangat Setuju

2. Setuju

Ordinal

261

tanpa izin harus

dihukum seberat-

beratnya

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

B2.36 8 108 Menurut saya,

narkoba boleh

diperjual-belikan,

asal mendapatkan

izin dari

pemerintah

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.37 8 109 Menurut saya,

menjaga

keperawanan/kep

erjakaan adalah

hal yang penting

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.38 8 110 Menurut saya,

orang lain

haruslah mencari

pasangan yang

masih

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

262

perawan/perjaka

B2.39 8 111 Menurut saya,

orang lain akan

menjaga

tubuhnya hanya

untuk pasangan

hidupnya

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.40 8 112 Menurut saya,

orang lain akan

terlihat lebih

keren saat dia

berganti-ganti

pacar

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.41 9 113 Menurut saya,

setia pada pacar

adalah hal yang

penting

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.42 9 114 Menurut saya,

penggunaan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

Ordinal

263

kondom saat

berhubungan

seksual yang

beresiko adalah

hal yang penting

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

B2.44 9 115 Menurut saya,

kondom harus

digunakan oleh

orang yang suka

berganti-ganti

pasangan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.45 9 116 Menurut saya,

kondom harus

dijual di warung

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

B2.46 9 117 Menurut saya,

membeli kondom

tidak harus malu

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

264

B2.47 9 118 Menurut saya,

kondom harus

dijual sampai ke

daerah pelosok

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.1 9 119 Mengakui adanya

keberadaan

Tuhan dalam

agama yang

diyakini masing-

masing

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.2 10 120 Tidak lupa berdoa

saat melakukan

aktivitas

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.3 10 121 Melakukan

kegiatan-kegiatan

yang memiliki

nilai baik

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.4 10 122 Menjauhi 1. Sangat Setuju Ordinal

265

kegiatan-kegiatan

yang memiliki

nilai buruk

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

C1.5 10 123 Percaya bahwa

ketika berbuat

salah akan diberi

dosa dan masuk

neraka

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.6 10 124 Percaya bahwa

ketika berbuat

baik akan masuk

surga dan

mendapatkan

pahala

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.7 10 125 Percaya ketika

melakukan

perbuatan

maksiat akan

mendapatkan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

266

dosa

C1.8 10 126 Percaya ketika

menghindari

perbuatan

maksiat akan

mendapatkan

pahala

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.9 10 127 Mampu

memahami

ajaran-ajaran

yang diberikan

dalam agama

yang diyakini

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C1.10 10 128 Menjalankan

ajaran agama

hanya karena

diwajibkan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C2.11 10 129 Menghadiri

kegiatan

1. Sering

2. Jarang

Ordinal

267

beribadah

bersama yang

diadakan di

tempat ibadah

3. Tidak Pernah

C2.12 10 130 Menonton acara

kultum atau

rohani

keagamaan di

televisi

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C2.13 10 131 Ikut serta di

dalam organisasi

keagamaan di

sekolah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C2.14 10 132 Aktif di dalam

organisasi

keagamaan di

sekolah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C2.15 10 133 Membaca Al-

Qur’an atau Injil

1. Sering

2. Jarang

Ordinal

268

atau kitab suci

lainnya satu kali

dalam satu hari

3. Tidak Pernah

C2.16 10 134 Membaca doa

disaat melakukan

tidur

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C2.17 10 135 Membaca doa

disaat keluar

rumah

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C2.18 10 136 Membaca doa

sebelum

melakukan

aktivitas

1. Sering

2. Jarang

3. Tidak Pernah

Ordinal

C3.19 11 137 Merasakan bahwa

Tuhan selalu

mengawasi tiap

kegiatan manusia

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.20 11 138 Merasa dekat

dengan Tuhan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

Ordinal

269

dalam melakukan

kegiatan berdoa

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

C3.21 11 139 Merasa selamat

dari bencana

karena Tuhan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.22 11 140 Merasa pernah

diberi kesulitan

oleh Tuhan

karena

sebelumnya tidak

beribadah

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.23 11 141 Merasa pernah

diberi ganjaran

oleh Tuhan

karena telah

berbohong

kepada orang tua

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.24 11 142 Merasa pernah 1. Sangat Setuju Ordinal

270

diberi ganjaran

oleh Tuhan

karena sombong

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

C3.25 11 143 Menolong sesama 1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.26 11 144 Memberi sedekah

kepada yang

membutuhkan

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.27 11 145 Menyantuni anak

yatim

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.28 11 146 Selalu berbuat

baik kepada

sesama

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

271

C3.29 11 147 Merasa bahwa

perintah Tuhan

mampu memberi

kebahagiaan

dunia dan akhirat

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

C3.30 11 148 Merasakan bahwa

perintah Tuhan

mampu memberi

kejelasan

terhadap jalan

hidup

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Ordinal

272

Lampiran 4.

Uji Statistik 1

Uji Reliabilitas dan Validitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 93 100.0

Excluded(

a) 0 .0

Total 93 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.873 .884 115

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pernyataan A1 308.59 359.179 .010 . .875

Pernyataan A2 308.51 354.187 .164 . .873

Pernyataan A3 308.44 359.814 -.015 . .875

Pernyataan A4 308.39 358.131 .049 . .874

Pernyataan A5 308.54 357.143 .084 . .874

Pernyataan A6 308.35 363.536 -.141 . .877

Pernyataan A7 308.48 357.796 .060 . .874

Pernyataan A8 308.26 349.541 .273 . .872

Pernyataan A9 308.74 354.107 .178 . .873

Pernyataan A10 308.76 362.835 -.123 . .876

Pernyataan A11 308.23 353.285 .182 . .873

Pernyataan A12 307.52 352.644 .208 . .873

Pernyataan A13 307.89 346.945 .335 . .871

Pernyataan A14 307.22 352.453 .341 . .872

Pernyataan A15 307.99 353.706 .216 . .873

273

Pernyataan A16 307.55 358.142 .043 . .874

Pernyataan A17 307.75 352.101 .303 . .872

Pernyataan A18 308.06 352.518 .215 . .873

Pernyataan A19 307.99 354.141 .230 . .872

Pernyataan A20 308.06 350.822 .285 . .872

Pernyataan A21 308.09 348.471 .323 . .871

Pernyataan A22 308.41 349.940 .255 . .872

Pernyataan A23 307.68 349.590 .319 . .871

Pernyataan A24 307.35 349.688 .450 . .871

Pernyataan A25 307.20 357.490 .101 . .873

Pernyataan A26 306.96 353.194 .363 . .872

Pernyataan A27 307.06 353.887 .301 . .872

Pernyataan A28 307.23 353.220 .331 . .872

Pernyataan A29 308.84 362.985 -.131 . .876

Pernyataan A30 307.03 353.140 .305 . .872

Pernyataan A31 307.92 354.636 .198 . .873

Pernyataan A32 307.59 353.179 .224 . .872

Pernyataan A33 307.34 353.185 .241 . .872

Pernyataan A34 307.03 353.075 .278 . .872

Pernyataan A35 307.30 351.626 .392 . .871

Pernyataan A36 307.09 348.340 .491 . .870

Pernyataan A37 308.39 351.501 .305 . .872

Pernyataan A38 308.28 350.573 .335 . .871

Pernyataan A39 307.16 355.311 .222 . .873

Pernyataan A40 307.55 355.511 .125 . .874

Pernyataan B1 308.06 357.061 .143 . .873

Pernyataan B2 308.43 355.117 .193 . .873

Pernyataan B3 308.32 352.438 .309 . .872

Pernyataan B4 308.44 353.293 .251 . .872

Pernyataan B5 308.61 352.783 .256 . .872

Pernyataan B6 308.63 357.561 .087 . .874

Pernyataan B7 308.99 355.967 .163 . .873

Pernyataan B8 308.57 365.096 -.212 . .877

Pernyataan B9 308.67 350.464 .324 . .871

Pernyataan B10 308.62 350.824 .335 . .871

Pernyataan B11 308.75 351.297 .336 . .871

Pernyataan B12 308.74 348.498 .434 . .870

Pernyataan B13 308.51 355.318 .225 . .873

Pernyataan B14 308.40 352.112 .337 . .872

Pernyataan B15 307.68 360.025 -.018 . .874

Pernyataan B16 308.98 352.891 .268 . .872

Pernyataan B17 308.85 352.694 .284 . .872

Pernyataan B18 308.60 347.025 .463 . .870

274

Pernyataan B19 308.69 352.630 .279 . .872

Pernyataan B20 308.43 351.770 .350 . .871

Pernyataan B21 308.37 350.582 .375 . .871

Pernyataan B22 309.26 354.498 .229 . .872

Pernyataan B23 309.30 352.169 .328 . .872

Pernyataan B24 309.43 357.856 .111 . .873

Pernyataan B25 309.05 351.312 .332 . .871

Pernyataan B26 309.06 354.931 .196 . .873

Pernyataan B27 308.88 353.214 .281 . .872

Pernyataan B29 307.57 360.052 -.022 . .875

Pernyataan B30 307.78 359.584 -.007 . .875

Pernyataan B31 307.56 356.836 .145 . .873

Pernyataan B32 307.70 360.082 -.023 . .875

Pernyataan B33 307.71 354.469 .211 . .873

Pernyataan B34 307.16 354.289 .252 . .872

Pernyataan B35 307.08 353.527 .305 . .872

Pernyataan B36 308.54 363.273 -.135 . .876

Pernyataan B37 306.95 353.747 .354 . .872

Pernyataan B38 307.40 353.242 .286 . .872

Pernyataan B39 307.29 352.143 .317 . .872

Pernyataan B40 307.58 353.116 .247 . .872

Pernyataan B41 307.48 351.405 .385 . .871

Pernyataan B42 307.97 354.553 .196 . .873

Pernyataan B44 307.88 356.714 .107 . .874

Pernyataan B45 309.01 364.011 -.235 . .876

Pernyataan B46 308.74 362.215 -.107 . .876

Pernyataan B47 308.68 360.830 -.053 . .875

Pernyataan C1 306.80 356.403 .271 . .872

Pernyataan C2 307.17 354.274 .287 . .872

Pernyataan C3 307.16 351.485 .436 . .871

Pernyataan C4 307.15 350.955 .384 . .871

Pernyataan C5 307.19 349.658 .492 . .870

Pernyataan C6 307.22 353.975 .279 . .872

Pernyataan C7 307.14 353.969 .304 . .872

Pernyataan C8 307.42 350.377 .323 . .871

Pernyataan C9 307.33 354.812 .240 . .872

Pernyataan C10 308.38 354.781 .169 . .873

Pernyataan C11 308.05 354.399 .289 . .872

Pernyataan C12 308.30 356.234 .173 . .873

Pernyataan C13 308.77 348.481 .370 . .871

Pernyataan C14 308.72 351.312 .268 . .872

Pernyataan C15 307.99 355.119 .226 . .872

Pernyataan C16 307.94 358.713 .062 . .874

275

Pernyataan C17 308.53 355.448 .198 . .873

Pernyataan C18 308.33 353.268 .293 . .872

Pernyataan C19 306.89 355.532 .268 . .872

Pernyataan C20 307.10 351.219 .455 . .871

Pernyataan C21 307.19 349.310 .510 . .870

Pernyataan C22 307.54 352.556 .328 . .872

Pernyataan C23 307.63 351.561 .264 . .872

Pernyataan C24 307.85 350.825 .335 . .871

Pernyataan C25 307.23 351.394 .445 . .871

Pernyataan C26 307.19 353.201 .317 . .872

Pernyataan C27 307.25 351.449 .408 . .871

Pernyataan C28 307.19 353.071 .352 . .872

Pernyataan C29 306.92 354.266 .332 . .872

Pernyataan C30 307.18 351.064 .440 . .871

Uji Statistik 2

Uji d’Somers Sikap dan Gaya Hidup Remaja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap Recode * Gaya Hidup

Recode

93 100.0% 0 0.0% 93 100.0%

Sikap Recode * Gaya Hidup Recode Crosstabulation

Count

Gaya Hidup Recode Total

Tidak

Mendukung

Mendukung

Sikap Recode Negatif 31 18 49

Positif 16 28 44

Total 47 46 93

276

Directional Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal

by

Ordinal

Somers' d

Symmetric .269 .100 2.689 .007

Sikap Recode Dependent .268 .100 2.689 .007

Gaya Hidup Recode

Dependent

.269 .100 2.689 .007

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Uji Statistik 3

Uji d’Somers Sikap dan Tingkat Religiositas Remaja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap Recode * Tingkat

Religiositas Recode

93 100.0% 0 0.0% 93 100.0%

Sikap Recode * Tingkat Religiositas Recode Crosstabulation

Count

Tingkat Religiositas Recode Total

Rendah Tinggi

Sikap Recode Negatif 32 17 49

Positif 15 29 44

Total 47 46 93

Directional Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal

by

Ordinal

Somers' d

Symmetric .312 .099 3.162 .002

Sikap Recode Dependent .311 .098 3.162 .002

Tingkat Religiositas Recode

Dependent

.312 .099 3.162 .002

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis

Pewawancara : DEDEN RAMADANI

Inisial : AS, kepala desa, Laki-laki

Tempat : di Ruang Tamu Kantor Lurah

Suasana : Sepi

Waktu : Jum'at 28 Juni 2013 pukul 09.00 -

11.00 WIB

NO Pertanyaan Jawaban Keywords

1 udah berapa lama menjabat di sini? lima tahun dari tahun 2008

3 dulu menjabat sebagai apa? Kepala BPD

4 berapa lama? tujuh tahun

5 Dulu gimana tuh kok bisa kepilih kepala desa Saya mungkin karena saya termasuk di RW itu membina pemuda dari tahun

1983, ada dorongan mungkin dari tokoh masyarakat mungkin sebagian orang

melihat saya mampu jadi kepala desa. Alhamdulillah ga ada risuh karena saya

bagian dari masyarakat

6 Proses pemilihan? Seperti biasa seperti pemilihan gubernur lah

7 Bapak membawahi berapa banyak dusun dan

RW sih di Desa Lewo Baru?

dua dusun, enam RW, 19 RT.

8 Untuk remaja, komposisinya sendiri yang

bapak tahu seperti apa? Banyak laki-laki atau

perempuan?

Kalau di sini kayaknya banyakan perempuan. Cuma ga terlalu jauh sih jumlah

laki-laki dan perempuan.

FIELD NOTES

tentang desa

profil Lurah

9 tantangan selama memimpin? Namanya juga pemerintahan desa, pemerintahan yang paling bawah harus

langsung berhadapan masyarakat secara langsung. Yaa sukanya kalo kita

membuat suatu gagasan terus kita mendapat dukungan dari masyarakat itu

sebuah kebanggaan. Tetapi emang kalo kita mengaplikasikan program-

program dari pusat contoh BLSM. itu kan kita cuma sosialisasikan tetapi

dampaknya ke kita. Dikiranya kita yang mengatur si A, si B yang dapat. Itulah

makanya di TV-TV kita lihat desanya digembok mungkin dilempari. Bahkan

kepala desanya dikejar-kejar. Padahal kan ada BPS, lembaga-lembaga yang

dibuat oleh negara yang mensensus tiap-tiap rumah dan datanya langsung ke

pusat karena online. Tetapi untuk menentukan seperti BLSM juga kan kadang-

kadang tidak tepat sasaran. Bukan bicara duka, tetapi itu permasalahan yang

terjadi. tetapi alhamdulillah berkat dukungan masyarakat selama lima tahun

beberapa prestasi saya raih. di tahun 2011 saya harapan tiga. di 2012 saya jadi

juara satu kinerja pemerintahan desa terbaik se Kabupaten Garut.

10 Wah yang dinilai apa aja tuh, Pak? Partisipasi masyarakat tentang pembangunan, administrasi, kelembagaan. Dan

lain-lain.

11 Aada imbasnya? alhamdulillah. Ada bantuan-bantuan lah, untuk kelengkapan administrasi.

Komputer dan internet ada 16 unit.

12 Internet udah masuk, Pak? speedy nya yang belum. Tetapi jaringan dari telkomsel juga ada. Tetapi

perangkat untuk internet belum. Karena memang fiber optic speedy belum

masuk ke sini. Kalo pake modem kan mahal. Tidak terjangkau untuk

masyarakat

13 Tetapi yang bapak tahu udah banyak warga

butuh akses internet?

yaa kalo sekarang kan yang udah kuliah udah mulai pake. Yaa udah perlu lah

kalo sekarang

Penyediaan akses

internet

Prestasi desa

14 Terus warga akses internetnya sekarang

gimana?

kalo sekarang lokasinya dipindah ke bawah. Di pindah ke bawah karena

speedynya baru sampe di sana.

15 itu gratis? Cuma 10 bulan gratisnya. Kalo sekarang yaa karena perlu pemeliharaan. Dan

yang nunggu sama aja kaya di warnet jadi...gitu lah.

16 Kalo di sini agamanya apa ya? islam semua

17 kalo di sini masjid ada berapa banyak? ada lima masjid jami dan 18 musholla

18 bapak kenal pengurusnya? kenal.. Kenal

19 Di sana ada kegiatan di masjid buat remaja? kebetulan kalo di sini ada pengajian remaja kalo di daerah sini abis maghrib

sampe sebelum isya. Kalo di bawah ada pengajian khusus pemuda di setiap

hari kamis. Di dusun dua. Itu keliling-keliling masjid tiap kamis. Kalo di sini

setiap abis maghrib diadakan setiap hari.

20 yang mimpin siapa ya? kalo di bawah ustad nahmuhidin. Kalo mang undang yang di sini masjid

tengah RW 3. ada ustadz Jajang, haji Aceng, haji Endang, ustadz Amin.

Banyak lah setiap RW ada.

21 tetapi yang paling sering kasih ceramah ke

remaja?

di sini ustad jajang yang sering ngobrol sama remaja. Kalo di sebelah sana

ustad endah muhidin.

22 di bawah itu pengajian pemuda siapa yang

pimpin?

ada ketua pemuda. Mengadakan pengajian di karang taruna RW kan

mengadakan pengajian keliling di masjid-masjid. Yang ngajarin ngajinya

ustad-ustad, yang ngurus itu ketua pemuda.

23 kalo di sini selain ngaji apa lagi? yaa ada ceramah juga. Setiap Jumat sore buat semuanya.

24 Di sini siapa tuh pak yang ngasih ceramah? di sini ada dua ustadz Ikin dan ustadz Endah, ada lagi ustadz Asep. Tiga

orang.

25 ceramah tentang apa ya? yaa kebanyakan tentang fiqih dan syariat.

26 kalo yang sekarang tentang apa ya? tentang fiqih, tentang tauhid.

Masjid dan agama

pengajian remaja

konten ceramah :

Fiqih dan syariat

Penyediaan akses

internet

27 Kalo di sini sekolah berapa banyak? ada dua SD di sini. Lewo Baru satu di sini. Lewo Baru dua di Cibuyut. Negeri

dua-duanya.

28 Kalo madrasah? di sini ada aliyah.

29 Ini buku di sini dari siapa? bantuan, dari Provinsi

30 dari tahun berapa? dari kemarin aja tahun 2012

31 banyak yang pinjam bukunya? yaa anak-anak SD dan kelompok-kelompok tani paling

32 di Lewo Baru ada SMP? di Lewo Baru ga ada SMP adanya tsanawiyah dan aliyah

33 Kalo disini ada SD islam ga ada, ga ada madrasah

34 kalo SMA? kalo SMA ga ada di sini. Pada ke Malangbong

35 berapa jauh dari sini? 7 kilometer. Yaa yang punya motor naik motor dan ada yang naik angkot

juga. Paling 15 menit lah.

36 Kalo di sini remaja rata-rata lulusan apa ya? yaa… remaja SMP SMA lah.

37 Kalo udah lulus pada kemana kerjanya? kebanyakan merantau.

38 Pada kemana? Banyak itu mah, ada yang ke Kalimantan, ke Sumatera.

39 Biasanya pada jadi apa? banyak sih, macem-macem. Ada yang wiraswasta, jualan, kerja proyek,

kebanyakan pekerja proyek sama jualan.

40 kemarin pas saya tanya-tanya banyak yang

jualan siomay, itu jualannya ke mana ya?

wah banyak, ada yang ke Palembang, Prabumulih, Kalimantan.

41 mereka belajar bikin siomay dari mana? kalo di sini yang belajar bikin siomay itu orang sini. Udah turun temurun.

Udah dari tahun 70an udah ada. Di sini waktu saya masih kecil yang bikin

siomay itu orang sini sekarang posisinya di RW dua. Dulu mulai di bandung

daerah lain belum ada. Dulu namanya baso tahu. siomay siomay itu sekarang.

saya juga masih kecil.

Remaja merantau

jumlah sekolah

perpustakaan desa

jumlah sekolah

Berdagang

Siomay

42 tapi kalo remaja di sini abis lulus ga

merantau kerjanya ngapain?

kalo yang nganggur jarang. Kalo yang nongkrong saya rasa presentasenya

jarang sekali kalo di kampung paling istirahat. Makanya agak susah kan

nemuin remaja kan? Itu yang sekarang ada mungkin baru pulang dari

merantau.

43 yang kerja di sekitar sini ada? yaa ada juga, yaa kerja bareng sodaranya yang ngebangun. Jadi mah yang

nongkrong-nongkrong nganggur mah sangat jarang, presentasenya kecil

walaupun pada kerja serabutan lah ga nganggur mereka

44 di sini pernah ada sosialisasi apa gitu pak

buat remaja?

dulu teh ada dari khusus pembinaan remaja dari KKN kalo ga salah, dari

UNPAD.

45 itu sosialisasi tentang apa ya? keorganisasiaan karang taruna.

46 siapa yang ngasih? mahasiswanya

47 berapa lama? tiga minggu

48 yang ikut berapa banyak? banyak atuh.. Ada 200 orang mah. Kan tiap RW kan, belum lagi kumpul…

banyak. Dulu kan banyak programnya, kalo KKN kan ada jadwal dia memberi

waktu tiap sore RW ini RW ini. Jatuhnya keliling, yang membina pemudi dan

pemudanya.

49 Selain karang taruna ada lagi tidak pak

sosialisasi?

selain karang taruna ada juga yang dari IPB, itu pertanian khusus. Cara

membuat pupuk organik ke masyarakat, ke petani

50 kalo khusus remajanya? kalo KKN kan ada kekhususan. Kalo dari IPB yaa tentang Petani. Kalo dari

pendidikan ya sasarannya ke sekolah-sekolah

51 kalo lembaga pemerintahan pernah? kalo secara khusus itu ga ada. sosialisasi

lembaga

pemerintah

52 Di karang taruna diajarin apa ya? bikin acara, keorganisasian paling gitu-gitu.

Pekerjaan Remaja

tidak merantau

Sosialisasi Remaja

tentang Karang

Taruna

Sosialisasi dari

IPB tentang

Pertanian

Kegiatan Karang

taruna

53 hasilnya apa yang bapak lihat? belum kelihatan kalo yang signifikan. Paling partisipasi aktif seperti

pembangunan ke pemerintah. Kegiatan-kegiatan sosial.

54 Kalo sosialisasi tentang kesehatan remaja

sudah pernah?

kalo khusus belum pernah. Cuma kalo tentang kesehatan secara umum

pernah, yang masyarakat yang terima secara umum ga cuma remaja

55 biasanya topiknya tentang apa? air bersih, flu burung, diare, perubahan cuaca dan isu-isunya aja gitu sih.

56 Siapa tuh dulu yang ngadain? kan itu ada dari dinas kesehatan, puskesmas.

57 diadain dimana? itu kan kalo penyuluhan-penyuluhan ada kader desa, seperti desa siaga. Gitu.

Orang-orangnya udah ditentukan untuk hal-hal sperti itu. Kan itu selalu ada,

rutin setiap bulan di situ.

58 diadainnya di mana? di masing-masing suatu tempat di posyandu gitu, biasanya sebulan sekali.

Akhir bulan gitu.

59 Bapak sendiri apa yang bapak tau tentang

HIV dan AIDS?

secara umum yang namanya isu-isu, memang lagi kadang-kadang turun naik,

tapi yaa itu penyakit yang membahayakan. Yang setau saya itu akibat

berhubungan seks bebas lah. Pada dasarnya itu kan tersebar dari hubungan

seks aja tapi mungkin juga dari jarum dan sebagainya dan memungkinkan

untuk menyebarnya virus itu

60 kalo pencegahannya? kalo pencegahan mah mungkin kita mengantisipasi pertama pergaulan atau

seks bebas. Dan selanjutnya mungkin tentang bisa menular itu… pertama

dengan jarum suntik, tempat-tempat umum. Menghindari kaya gitu lah.

Maksudnya kan katanya kaya di lokalisasi gitu-gitu. yaa berusaha

menghindari. karena katanya belum ada obat yang pasti menyembuhkan. jadi

yaa jauhi lah tempat-tempat seperti itu.

Kegiatan Karang

taruna

Sosialisasi

Kesehatan secara

Umum

Pengetahuan

Kepala Desa

tentang HIV dan

AIDS

61 nah pak, andai nih di tempat ini ada yang

terkena HIV. Kira-kira bapak akan mengira-

ngira gak datangnya dari mana kok anak ini

bisa tertular HIV?

eee…. Jadi sebenarnya pernah kejadian. pertama katanya orang sini mau ke

luar negeri. Ternyata waktu di lab itu hasilnya salah, tes urin atau tes darah itu

satu orang terkena HIV. Itu sekitar 2011-2012. itu usianya sudah 35 tahun,

laki-laki. Tinggalnya di RW 1. Istrinya guru PAUD di sini. ternyata waktu di

cek ulang, emang ada kesalahan mungkin atau tertukar atau gimana lah.

ternyata tidak seperti itu. hasilnya salah. dan jadi keluar negeri. yaa namanya

juga penyakit mengerikan dan memalukan lah jadi heboh.

Kasus HIV AIDS

di Lewo Baru

62 Memang kenapa pak kok disebut penyakit

mengerikan dan memalukan?

karena memang mungkin karena salah satu penyebabnya kan karena

hubungan seks kan karena seperti itu, hubungan seks bebas. Tidak sesuai

dengan norma agama kita gitu kan.

Opini lurah HIV

dan AIDS

63 terus yang bapak tahu di sini pernah ada

yang jual kondom gitu pak?

kalo di sini saya rasa belum ada. Yang dagang-dagang gitu. Penggunanya juga

yang saya tahu juga jarang. Jadi kalo KB itu disuntik yang saya tahu juga

jarang lah pake-pake gitu.

Penjual Kondom

64 terus kalo disini remaja kumpul kumpul di

mana?

kalo yang khusus di sini ga ada. Paling di pos, di gardu. Yaa sekitar jam

empat jam lima lah mereka nongkrong-nongkrong

65 tempat-tempat kumpul lainnya di mana lagi? di sini ada juga tempat main bola. Sekarang lagi demam futsal kan. Pinggir-

pinggir jalan raya kan. Lagi ramai

66 pernah ada kompetisi? pernah, dulu sekecamatan. Dulu tuh masuk ke semifinal tapi gugur di

semifinal.

67 kalo remaja-remaja sering naik motor, itu

pada kemana ya?

yaa jalan-jalan aja. Itu mereka pada ke Malangbong. Tau Kecamatan

Malangbong? Ada arah yang ke Sumedang. Di situ buat nongkrong-

nongkrong remaja enak, pemandangannya bagus. Dari sini banyak yang

kumpul di sana. Mejeng-mejeng, pacaran, bawa-bawa cewek. hahaha

Pemanfaatan

waktu luang

68 selain ngaji, waktu di mana remaja ngumpul

selain kumpul-kumpul ada lagi ga?

kalo di sini menjelang hari-hari besar kaya tujuh belasan. Itu panitianya dari

karang taruna. Kalo di sini anggotanya yaa 200 orangan lah.

70 tokoh pemuda di sini siapa ya pak? yaa umumnya ketua karang taruna adalah tokoh pemuda. Seperti RW satu si

Ceceng. Di masing masing kampung ada

71 kalo misalnya pas kumpul-kumpul karang

taruna ada ga kumpul rutin?

ga ada, biasanya Cuma pas event khusus atau gede. Soalnya kendalanya kan

mayoritas di sini merantau. Sekarang aja kebetulan mau puasaan jadi banyak.

Nanti abis lebaran kalo mau ketemu remajaan mah susah. Pada merantau,

yang ada di sini itu paling cuma remaja-remaja yang emang ada kerjaan di

sini. jadi agak sulit membina remaja disini buat kumpul bareng gitu.

72 terus andai remaja nih, yang merantau ini ada

yang kena HIV atau narkoba. Bapak akan

ngelakuin apa aja ya?

yaa mungkin yaa kalo gejala-gejala ke sana yahg. Kan orang kampung

mungkin tentang pergaulan di kota ya. Tapikan untuk penyebaran seperti

narkoba juga tidak menutup kemungkinan juga ada di daerah. Tapi kan kita

bisa deteksi, oh ini. Yaa kita bina dulu, kita ingatkan ga sekonyong-konyong

lapor polisi. yaa memang dulu kejadian. dulu mah banyak yang ngeganja,

73 dapet darimana? yaa mungkin akibat dari pergaulan kota ya

74 kalo obat-obatan itu kaya suntik juga ga? yaa engga lah, itu kan barang mahal ya.

75 tapi dulu pernah ada ya pak kalo ganja? iya, tapi itu duluu.. Katanya. Yaa kita bina.

69

Tindakan apabila

ada pengguna

Narkoba

Pengajian tentang

HIV

Tokoh Pemuda

dan Kegiatan

Karang taruna

Pemanfaatan

waktu luang

kalo di pengajian sendiri pernah ada ga pak

tentang HIV?

saya rasa belum ada. Yang secara khusus tentang remaja belum ada.

76 dibinanya seperti apa ya? dipanggil, yaa gitu gitu dari informasi kan kelihatan siapa. Dipanggil

individu. Kalo orang mabuk kan keliatan dari kata-katanya. Yaaa kita

intimidasi juga sedikit lah. Kamu kalo ketauan aparat gimana, keluarga kamu

orang tua kamu gimana

77 siapa tuh yang biasanya ngomong kaya gitu yaa saya sendiri

78 berapa banyak kasus ya pak kaya gitu? yaaa.. kalo banyak sih engga. Tapi yaaa remaja yang pergaulannya

menyimpang kan ada. Yaa namanya juga masih katanya pembuktiannya

belum ada. Tapi untuk antisipasi walaupun masih katanya ceritana perlu

antisipasi yang gejala-gejala kesana kita antisipasi.

79 nah, gejala-gejala yang mengarah ke sana

seperti apa itu pak?

kalo remaja di Lewo Baru hal-hal kaya gitu tuh presentasenya minim sekali.

Karena berbicara narkoba ya berbicara uang sedangkan pekerja disini paling

pekerja bangunan, kalo dikasih sih mungkin lah ya ga beli. Kan paling

juga,itu cerita dulu. Kalo sekarang beli minuman aja mahal kan.

80 kalo beli ganja yang bapak tau dapet dari

mana ya?

kasus yang seperti itu ada yang ngasih, katanya….. Mungkin dari luar. Tetapi

kasus yang sampe kena kasus hukum alhamdulillah belum pernah sampe yang

ketangkep itu.

81 biasanya yang ingetin kaya gitu siapa ya? yaa tokoh tokoh agama atau tokoh pemuda paling ya. Karena memang disini

ustadz Jajang yang masih muda muda dan pengetahuannya cukup lumayan di

dusun dua ada jajang ada ustadz Amin. kalo dusun satu Ada ustadz Deden.

Yaaa ustad masih muda lah. Kalo sepuh-sepuh mana tahu narkoba itu apa

ganja itu apaa.. hahaha

82 kalo ceramah tentang narkoba pernah pak?

Apa hanya tentang fiqih?

yaa kalo di fiqih kan khamr juga termasuk kan. Hal-hal yang memabukan. Itu

mah sudah umum

Kajian fiqih dalam

agama

Tindakan apabila

ada pengguna

Narkoba

83 islamnya disini aliran nya apa ya yang bapak

tahu?

kalo organisasi islam disini NU, ustadz-ustadz dari NU. Mereka belajar

agama itu di bawah itu ada pesantren. Kan kemana-mana. Di sini ada

pesantren Raudatul Mutaalimin, deket pasar. Itu pesantren kemana-mana.

Aliran Islam

84 di sini pernah ada sosialisasi tentang

narkoba?

kalo secara khusus belum ada. Tetapi secara itu mah, karena kita yang

mewakili yang diundang itu kepala-kepala desa, tokoh pemuda. Misalnya

dikonsentrasikan di Kecamatan. Yang diundang kita-kita. Baru disampein.

Tapi itu umum kesehatan ga tentang remaja aja.

Sosialisasi tentang

Narkoba

85 jadi, apa yang bapak tau tentang kondom? hahahahahahaa……. Engga, eee. Karena memang yaaa kan umumnya

kondom itu untuk kan ada istilahnya KB bermacam macam ya. Untuk

mencegah kehamilan itu dengan kondom yaa, bukan untuk hal-hal yang

negatif ya. Berhubungan seks bebas pake kondom. Istilah negatif gitu.

Kognisi Kades

tentang Kondom

86 kalo menurut bapak mengapa remaja pake

kondom?

yaa udah ga bener lah. Kan kalo remaja hubungan seks itu ga boleh. Kita

punya agama. Apapun alasannya remaja pake kondom itu ga boleh.

Opini Kades

remaja pake

kondom

87 kalo kondom dijual ke warung bapak setuju? kalo setuju sih setuju aja, Cuma penjualnya itu menjualnya ke siapa dulu..

Heheheehhe.

88 kalo dijual ke remaja gimana? tidak setuju, jelas tidak setuju. Karena alasan tadi itu, kita kan punya norma

agama. maksudnya remaja buat apa sih pake kondom? Maksudnya dia udah

ga baik.. Yang belum sah berhubungan suami istri udah berhubungan suami

istri. Kan tidak baik, ga boleh sama agama gitu. Hehehehehee

Opini kades jual

bebas kondom

Pewawancara : DEDEN RAMADANI

Inisial : KM, remaja 17 tahun, Laki-laki

Tempat : di Teras Rumah

Suasana : Sepi

Waktu : Kamis, 27 Juni 2013 pukul 14.00 -

15.00 WIB

NO PERTANYAAN/JAWABAN Keywords

1 HIV & AIDS menularnya lewat mana? bisa lewat hubungan seks gitu.. terus apa lagi ya. salah satunya lewat situ Penularan

HIV/AIDS

2 pencegahannya? hmmm... makan makanan yang sehat gitu, olahraga rutin, kita teh boleh dekat

si penderita jangan sampe minder gitu si penderita. si penderita teh biar

namanya teh bahagia menjalani hidup... sisanya hidupnya. sebelum dia...

gitu..

Pencegahan

HIV/AIDS

3 pernah denger dari mana? pernah denger di sekolah, di berita, kalo ngaji gitu

4 kalo di sekolah itu siapa yang ngasih tau? kalo di sekolah itu teh pelajaran ipa

5 diajarin kaya gimana? diterangin gitu.. ada itu-itunya, materinya….

6 pas kapan? kelas satu sma

7 berapa kali pertemuan diajarin? eee tergantung materinya itu sih kalo materinya lagi ngebahas tentang HIV ya

HIV. kalo ga salah juga ada di materi pengembangan diri.

8 di pengembangan diri diajarinnya gimana? gimana ya… ya lupa lagi itu teh. materi-materi gitu

9 pernah dikasih contoh ga? pernah dulu teh, tapi lupaa..

10 terus satu lagi di pengajian, itu kapan tuh? kemarin.. di madrasah. sama mang haris tau mang haris?Informasi HIV &

AIDS di Pengajian

(lewat tokoh

MANG HARIS)

Informasi HIV &

AIDS di Sekolah

Sumber informasi

pencegahan HIV

11 Mang Haris itu yang mana ya? mang haris.. kan kemarin teh kakak kakak kan nanya ke remaja terus itu teh

dibahas lagi sama mas haris, itu dibahas lagi pas ngaji. jadi katanya teh…

lupa lagi teh kata-katanya. pokoknya itu ngebahas hiv supaya kita ga punya

rasa takut terhadap hubungan seks. terus apa ya.. ya gitu deh.

12 terus selain kemarin sebelum2nya pernah

dibahas lagi?

sempet sama mang unang

13 Kaya gimana tuh? kalian tau ga kakak-kakak itu ngapain? terus teh ada yang jawab yang kaya

dulu aja biasa. terus kalo ga salah teh nyebutin mau neliti tentang dampak

tentang hiv gitu

14 kondom pernah dikasih tau juga sama mang

unang?

engga itu teh. Informasi

KONDOM di

Pengajian

15 sebelum kakak kesini pernah dikasih tau ttg

hiv?

belum itu Sebelum peneliti

datang tentang

HIV dan AIDS

16 berarti belom pernah dibahas HIV? pernah deh dulu sama mang unang. dikasih tau kalo ga salah tentang

pergaulan remaja, hubungan seks hubungan seks gitu. dibahas juga tentang

HIV-HIV.

Informasi HIV &

AIDS di Pengajian

(lewat tokoh

MANG UNANG)

17 di sini ustad yang deket sama remaja remaja

seumuran kamu teh siapa?

cuma mang unang, kalo di daerah lewo wetan paling juga mang ikin. Kedekatan

USTADZ dengan

Remaja

Informasi HIV &

AIDS di Pengajian

(lewat tokoh

MANG UNANG)

Informasi HIV &

AIDS di Pengajian

(lewat tokoh

MANG HARIS)

18 di tempat mang unang ada berapa yang ikut

ngaji?

kurang lebih ada 30 cewek cowok

19 setiap hari apa pengajiannya? sama mang unang mah 6 hari.

20 kapan aja? yaa seudah bubarnya maghrib aja. kan abis maghrib tuh anak-anak masuk

belajar ngaji, nah terus abis anak-anak baru teh remajanya.

21 jadi kapan ceramahnya? seudah itu aja seudah ngaji semua setelah ceramah

22 isinya apa teh? biasanya ngebahas itu aja, ngebahas ngaji. jadi dikaitin sama yang lain

sedikit. kalo ada kaitannya sama yang ngaji ya diceritain gitu…

23 ayat ayat yang pernah dibahas? pernah dulu dibahas sama mang unang. ngaji apa itu teh… sapinah.

24 sapinah tuh apa? kitab sapinah. kan kalo pembahasan tentang puasa, wudhu ada di sapinah.

25 kalo mang unang selalu dikaitin sama kitab

sapinah?

tergantung kitabnya sih. kalo lagi bahas solat dikaitin sama kitab yang solat,

kalo puasa dikaitin sama kitab puasa

26 kalo tentang pergaulan lawan jenis pernah

dibahas?

pernah itu.. kalo ga salah teh…… aduh lupa lagi itu tehKeterkaitan

Konten Pengajian

dengan HIV AIDS

27 ada ga sih beda hiv sama aids? sama itu sih.. kurang tau juga itu teh. Kognisi antara

HIV dan AIDS

28 dulu dikasih tau guru atau mang unang

dibedain apa engga?

kalo ga salah gatau soalnya lupa. kalo di sekolah mah dikasih tau sedikit

sedikit pas kelas 10, tapi pas kelas 9 dikasih tau malah. di tsanawiyah

29 di tsanawiyah dijelasin? di pelajaran ipa iya teh.

30 jadi menurut kamu sama apa beda? hampir sih… hampir sama

31 yang bikin hampir beda apa? yaaa apa ya.. lupa lagi

Kognisi antara

HIV dan AIDS

Sosialisasi HIV

AIDS di

Tsanawiyah

Konten Pengajian

Rutinitas dan

waktu Pengajian

32 terus kemarin kamu tau apa sih tentang

kondom?

kondom teh alat buat itu teh nahan… ngumpulin itu teh buat nahan air mani

biar ga masuk ke si itunya cewe. jadi si itu teh air maninya ga masuk ke itu

teh… jadi kalo masuk teh bakal menyebabkan kehamilan

33 menurutmu buat apa orang pake kondom? buat kalo berhubungan seks si itu teh ga si itu teh ga hamil. jadi bisa

mencegah

34 buat apa kehamilan dicegah? kan itu dipake buat orang-orang yang ga punya anak. kalo kb kan ada

perbedaanya ama yang ga pake. nah kalo itu teh dipake buat remaja remaja

yang belom nikah jadi ga hamil. jadi ga keliatan

Kognisi

Pencegahan

Kehamilan

35 terus menurut kalo yang pake remaja

gimana? sengaja pake biar ga nikah

yaaa kalo belom nikah mah ga boleh atuh.. haram. kalo si itunya sampe hamil

di luar nikah kan itu teh harus nunggu dulu.. kalo kata mang unang eh guru

pikih di sekolah orang yang begituan sebelum nikah harus dicambuk atau

harus di timpuk pake batu sekepalan seratus kali, terus kalo mati dikuburin

seperti orang yang itu.. terus kalo ga mati ya diusir dari kampungnya. tapi itu

teh ya nunggu anaknya lahir dulu, tapi kalo anaknya belom lahir ya nanti

dulu. kan si anak teh ga punya dosa masih suci. kan kalo di itu teh ga ada anak

haram tapi si itunya orang tuanya yang buat dosa. jadi yang buat dosa ya

orang tuanya yang tanggung jawab.

36 Jadi kalo bapak ibunya mati ,siapa yang

urus?

Kan ada keluarganya. Dititip ke orang tuanya atau ke panti asuhan. Kata Pak

Asep teh gitu. Guru pikih.

37 Kamu tau kondom darimana? Tau dari berita.. bagi-bagiin kondom gratis. Sumber Informasi

tentang Kondom

dari Berita

Opini Pencegahan

Kehamilan oleh

Remaja (ada

pengaruh

pengajian)

Kognisi tentang

Kondom

38 Selain itu? Dari anak-anak aja itu teh.. yaa biasalah kalo lagi kumpul kumpul sama teman-

teman sekolah ngomongin inilah itulah suka ngobrolin apa aja. Ada yang

ngebahas pacar, ada yang ngebahas kondom,

39 Ngebahasnya pas kapan? Itu teh kalo lagi libur, lagi ada luang waktu suka dipake masak-masak

malamnya dipake buat ngobrol-ngobrol ngebahas kesini kesana.

40 Terus mereka tau darimana? Wah gatau teh

41 Kamu sempet tanya2? Dulu pernah sih

42 Tanya apa? Kondom itu buat apa? Dulu teh belum tau itu teh.. terus jadi tau pas nonton

berita yang bagi-bagiin kondom gratis.

43 Terus menurut kamu gimana tuh? Itu teh kalo menurut aku mah bukan malahan bagus buat dibaginya teh,

apalagi kalo dibaginya tuh remaja. Dia teh bisa ngambil kesempatan. Ah

dapet kondom teh dikemanain, daripada dibuang mending diajak pacar atau

yang dikehendaki. Jadi biar ga ketauan gitu

Opini terkait

penggunaan

kondom

44 Temen kamu pernah ada yang nyoba make

kondom?

Belom pernah. Belom ada. Teman informan

belum pernah

pakai kondom

45 Terus kalo narkoba sendiri kamu tau? Narkoba… ehmmm. Narkoba ya

46 Narkoba yang kamu tau teh apa? Narkoba teh buat ngilangin stres jadi kalo kita sepertinya lagi stres, wah

puyeng uang gaada pekerjaan ga ada, yaa beli narkoba buat ngilangin stres.

Ya kalo ga narkoba ya beli minuman buat ngilangin stres. Kata orang itu juga

47 Narkoba ada apa aja sih? Narkoba ada yang cairan, disuntik ada yang diisep, ada yang kapsul,

48 Kamu tau darimana? Pernah liat di tv, di koran pernah liat, di pelajaran sekolah di pengajian Sumber Informasi

tentang Narkoba

Peran peer group

dalam sosialisasi

kondom dan

pacaran

Kognisi tentang

Narkoba

49 Di sekolah darimana? Pengembangan diri, dari aids, hiv berdampak pada manusianya jugaInformasi Narkoba

di Sekolah

50 kalo di pengajian siapa yang ngasih tau? Mang unang juga. Jadi kalo bahasa sunda teh diterangin. Jadi ada sedikit2

yang nempel kalo ada sangkut pautnya langsung diceritain.Informasi Narkoba

di pengajian

51 Kamu kalo senggang senggang nongkrong Jarang itu teh yaa kalo lagi kumpul ama teman sekolah…

52 Kalo lagi kosong ngapain? Kadang beres-beres. Kadang liat-liat komputer gimana itu teh.. pijit-pijit

53 Itu beli kapan? Itu baru akhir akhir ini sih. Komputernya juga bukan yang baru.. bekas itu

teh.

54 Selain main komputer ngapain? Nonton… nonton tv… nonton apa ya… spongebob, kartun kartun yang seru

itu juga. Kalo nontonnya kemaleman yang perang-perang. Jarang juga itu teh.

55 Terus yang kamu tau ttg seks bebas Pernah di berita,terus…

56 Kalo diberita gimana tuh? Yang aku tangkep teh yang… apalagi.. lupa lagi itu teh

57 Emang seks bebas itu teh apa ya mil? Kaya apa ya.. kaya hubungan seksual gitu… kaya gimana ya.. lupa lagi

58 Terus apa bedanya aama seks biasa? Kalo seks bebas dilakuinnya sama yang belom nikah, belom punya ikatan

suami istri. Dilakuinnya sama pacar, orang yang dekat ama dia.

59 Kalo ngobrol ttg seks bebas pernah? Ngobrolnya? Kaya yang kawin diluar nikah. Gituan sebelum nikah kan? Gini

gini gini.

Mengobrol

tentang Seks

Bebas

60 Pernah ada yang pernah kaya gitu? Belom pernah sih… Teman informan

belum pernah

Seks bebas

61 Kalo narkoba-narkoba gitu? Pernah…

Pengguna

Narkoba di Desa

Penelitian

Kognisi tentang

seks bebas

Sumber informasi

tentang Seks

Pemanfaatan

waktu luang

62 Kapan itu? Lupa itu sih…

63 Dulu sempet heboh? Itu teh kalo ga tau bener atau engga. Tau dari orang. Si itu teh pernah make

narkoba tapi yang rendah. Makanya jadi gitu. Suka jadi orang yang gimana ya

yang kaya gitu aja keliatannya. Kalo ga salah itu juga.

64 Terus dulu sempet pacaran kan? Sempet pacaran satu kali.

65 Kamu ngartiin pacaran apa sih? Aku sih artiin pacaran gatau kenapa ya kalo punya pacar teh bahagia. Dulu

sempet gatau tapi sekarang tau lah sedikit-sedikit. Biar kalo entar cari calon

istri jadi bisa kalo belajar mah minimal satu kali minimal ntarnya.

66 Terus itu dulu ngapain aja? Dulu teh paling juga pernah pegangan tangan ama duduk deket Perilaku Pacaran

67 Dimana? Di sekolah? Enegga atuh

68 Dimana? Yaa Cuma main main aja haha. Yaa pernah dulu Cuma dua kali. Pernah dulu

tuh di warnet pernah.

69 Banyak yang pacaran di warnet? Gatau juga. Tapi keliatannya sih iya

70 Emang warnetnya tertutup? Iya ketutup itu teh ketutupan triplek kan. Terus waktu itu aku pegangan

tangan deg-deg an. Dua kali duduk deket. Yaa malu juga sih sama yang

nunggu warnet juga sama yang lain. Jadi deketnya paling di facebook gitu,

komen-komen.

71 Dulu sering buka facebook? Iya. Tapi sekarang jarang2

72 Kenapa? Lagi jarang tugas, terus lagi ga suka aja ke warnet. Suka penuh sih. Lagi

pulang sekolah gitu teh penuh. Nunggu sejam, satu jam setengah. Kesel

nunggu lama ga dapet juga

Pemanfaatan

Warnet kurang

Lokasi Pacaran

Definisi Pacaran

Pengguna

Narkoba di Desa

Penelitian

73 Menurut kamu setia itu apa? Setia itu rasa kasih sayang kita dalam pacaran atau apa ya suami istri. kalo

dalam bentuk pacaran teh di hati kita Cuma dia seorang. Ga ada yang kiri ga

ada kanan. Kalo setia mah insya allah bakal lumayan lama lah hubungannya.

Tapi kalo dipikir-pikir juga sih kalo kitanya setia dianya engga sih percuma.

Bisa hancur hubungaannya

Definisi Setia

74 Kamu tau darimana tuh? Setia? Dari temen tuh hahah. Dari yang udah pengalaman pacaran.

75 Dia sering pacaran? Iya sering. Tapi aneh dia mah. Udah putus jadi ga punya apa itu teh..

ngomong aja itu teh praktiknya ga dilakuin. Ngomong setia tapi pacarnya

punya dua. Terus kalo setia setia setia tapi ga dilakuin. Lirik kanan lirik kiri.

Jadi pas jalan bareng pas pacarnya ga ada suka godain cewek. Yang pacarnya

mah selalu dibohongin.

76 Setia emang buat apa? Setia teh buat hubungannya teh biar hubungannya awet. Kalo setia yang bener-

bener teh yang sampe nikah. Tapi menurut aku teh pacaran yang dari sekarang

setia itu teh. Tapi pas nikahnya ga bakalan lama. Suka ada emosi emosi yang

bikin perceraian.

Manfaat Setia

77 Kamu kalo punya temen yang make bakal

ngapain?

Yaa ditegur aja. Apalagi kalo dia bawa bawa nama kampung atau sekolah ya

langsung ditegur aja agak dimarahin sedikit biar dia jera. Kan kalo dibawa ke

kantor polisi bakalan itu bakalan rumit. Nama kampung bakal hancur. Nama

sekolah bakalan hancur. Gara-gara satu orang itu. Jadi mending ditegur aja.

Kalo dia itu lagi ya dihukum atau gimana gitu.

78 Menurut kamu kenapa nama sekolah atau

nama kampung jadi jelek?

Kan itu teh barang haram kan. Kalo barang haram kan udah di itulah ga boleh

make narkoba di berita juga jangan pake narkoba ini dipake itu sih harus

ditegur, itu sih malu-maluin masa masyarakat kampung ada yang konsumsi

barang haram itu. Kalo ada mah bakal kecewa. Kecewa banget.

79 Tau darimana narkoba haram? Dari mang unang. Sumber Informasi

tentang Narkoba

Opini terhadap

pengguna narkoba

Peran Peer Group

dalam sosialisasi

setia

80 Bilangnya gimana? Bilangnya? Hmm.. apa ya… lupa sih lupa lagi itu teh. Udah lama kan… iya

lupa lagi

81 Kamu misalnya perjaka… ga begituan

sebelum nikah penting ga?

Penting. Kan keperjakaan kita Cuma dikasihin ama buat istri kita. Yang

pertama yang terakhir/ terus kan kalo bukan perjakan udah begituan sebelum

nikah kan haram. Dapet dosa.

Opini tentang

Perjaka

82 Tau darimana haram? Mang unang Sumber informasi

tentang Seks

Bebas

83 Apa sih yang kamu rasa kalo berhasil jaga

keperjakaan?

Belum pernah ngerasain sih belom nikah. Bakalan bahagia sih. Ga bakal malu-

maluin orang tua. Kan kalo si anak itu ga bisa jaga keperjakaannya

ngehamilin ceweknya di luar nikah itu bakal malu-maluin orang tua juga.

Pandangan orang lain ke orang tua tuh jelek. Nanti bakal disangka orang tua

teh ga ngedidik anaknya itu jadi ga bener. Ga dididik gitu.

Opini tentang

Perjaka

84 Emang kalo dididik harusnya gimana? Kalo dididik mah harus si orang tua ngomongin kalo dalam bahasa sunda di

cariosan. Diomongin sama si anaknya. Di beri pengarahan lah. Kan pasti kalo

dididik ga Cuma di orang tua, di sekolah pengajian dan masyarakatan.

opini tentang

peran orang tua

terkait menjaga

keperjakaan

85 Terus misalnya kamu diajak narkoba sama si

asep perasaan kamu gimana?

Pasti bakal kecewa atuh punya rasa kesel gitu. Agak marah gitu.

Opini punya

teman pengguna

narkoba

Sumber Informasi

tentang Narkoba

86 Kenapa? Jadi mungkin pandangan si dia ke kita teh main ajak ajak kita. Kita kan suka

ngaji.. suka ini.. anak baik gitu. Pasti bakal marah sama si itu.kurang ajar

banget. Kalo dia udah make ngajak kita ah…. Dia juga yang udah make kalo

ketauan pasti dimarahin abis abisan. Apalagi kalo ngajak orang lain jadi kan

si dia teh ngajak kita. Si kita diajak dia pasti ga akan terima lah. Diajak

keburukan bukan kebaikan. Kan buruk narkoba. Kalo diajak pergi solat kan

seneng, jadi ada yang ngajak. Tapi kalo ada yang ngajaknya narkoba… sadar

sih ada rasa sadar.. tapi rasa sadar kalo si itu teh.. mandang si itu nya kaya

engga punya otak aja. Ajak ama saya. Saya kan pasti ga mau gunain gitu.

Apalagi ada yang ngajak

87 Bagi kamu emang anak baik itu kaya apa sih

ciri-cirinya?

Ga suka nongkrong nongkrong, ga suka ngerokok. Kan ngerokok dapat

menyebabkan kanker. Dia teh ngerokok dia teh belom kerja masih remaja,

masih sekolah. Dia teh ga punya uang buat ngerokok. Pas dikasih uang buat

spp dipake buat beli rokok. Itu kan bukan anak baik namanya. Kurang ngajar

banget. Kalo anak baik kan spp dipake buat spp.

Definisi anak baik-

baik

88 Perasaan kamu kalo punya pacar ga setia

gimana?

Sakit hati banget. Karena kita teh udah setia ama dia. Tapi dia malah ga setia

ama kita. Malah manas-manasin hati kita. Jadi kita punya rasa kesal gitu.

Meskipun kita suka, sukabanget. Pasti orang yang diselingkuhin pasti punya

rasa kesel.

Opini

ketidaksetiaan

89 Ke depan kamu ada rencananya punya pacar Belom sih

90 Kalo ke depan nanti pengennya punya pacar Pengennya wanita yang sejuta

91 Sejuta apa tuh? Setia jujur takwa. Sosialisasi Peer

group tentang

pacaran

Opini punya

teman pengguna

narkoba

92 Itu kata siapa? Itu kata temen. Kan dia pernah pacaran satu kali sama anak ini, tapi dia

diselingkuhin.. hatinya itu hanccur banget. Udah putus… jadi dia lumayan lah

agak agak soleh. Abis itu nemu cewek sejuta. Setia jujur takwa. Pernah itu.

“nah ini teh wanita sejuta katanya"

93 Terus mereka pacaran? Kalo pacaran sih engga teh. Engga pacaran tapi temen deket. Tapi dia teh

kaya pacaran. Lebih jaga jarak gitu. Jadi engga nimbulin kaya pacarannya.

Cuma smsan. Kaya pacaran tapi engga.

94 Tapi mereka bilang mau pacaran? Udah. Tapi teh lebih baik kata si ceweknya jadi temen deket deket. Temen

plus plus.

95 Kenapa emang kalo pacaran? Kan takut ketauan. Temen plus plus kaya pacaran

96 Kamu dulu bapak ibu tau pacaran? Tau minta izin teh. Ibu sempet ga ngasih izin fokus aja sama belajar. Ya

kesini kesini sering ngebujuk. Bantuin bantuin. Diarahin kesana sedikit-

sedikit. Pas kesini-kesini kan mau putus jadi ga distujuin. Jadi punya rasa

yang wah… gimana gimana gitu.

97 Jadi di pengajian boleh ga sih? Katanya sih boleh pacaran jangan sampe ngeganggu. Jangan sampe terjadi hal

hal yang ga diinginkan. Ngerti lah mang unang masa masa remaja teh masa

masa ingin pacaran, kan masa-masa pubertas.

Izin pacaran di

Pengajian

98 Menurut kamu kenapa waktu itu deg-degan

waktu pegangan tangan? Apa karena agama

ga bolehin pacaran?

Iya sih salah satunya itu. Malu gitu.

99 Kenapa malu? Kalo ada yang liatin atau yang lewat. Kan kalo ada yang lewat di warnet

gimana gitu. Pertama kali juga pegangan sama cewek jadi deg-deg an

Perasaan ketika

pacaran di tempat

umum

Izin Pacaran di

keluarga

Definisi Pacaran

Remaja

Sosialisasi Peer

group tentang

pacaran

100 Mang unang pernah jelasin pacaran secara

islam?

Pernah itu teh dalam kitab apaa gitu. Tapi dalam islam teh ga ada pacaran.

Kalo ada mah bertunangan terus nikah. Tapi kalo guru fiqih teh pernah bilang

teh nikah dulu baru pacaran jangan pacaran dulu baru nikah. Kan kalo udah

nikah kan udah sah gitu bisa pegangan tangan bisa pelukan. Kan kalo belum

nikah teh pegangan tangan itu haram apalagi sampe ke apa itu begituan. Jadi

haram dapet dosa.

101 Terus kamu pas pacaran sempet merasa

bersalah?

Sempet juga sih.. gara-gara apa dulu teh. Jadi ada mantannya gitu mantannya

musuhin.

102 Kaya gimana? Kalo musuhin sih ga musuhin. Kalo bahasa sundanya beud. Kalo aku

nyamperin mau tanya sesuatu dia pura-pura ditanya sama orang. Pura pura

gatau. Punya rasa itu juga sih tau tapi mau. Kalo dalam islam kan ga ada

paccaran. Tau itu teh. Tapi punya rasa mau gitu teh. Biarin lah satu kali

nyoba. Buat jaga jaga ntar kalo udah besar kan pasti lah punya pasangannya

masing-masing. Meskipun jodoh di tangan allah. Tapi kita teh kalo deket

sama cewek yang mau dijadiin istri ntar-ntarnya bisa pendekatan dulu gimana

gimana engga kaku. Kalo kata orang yang belumpernah pacaran teh kuper,

kurang pergaulan. Disangka ga normal, masa2 pubertas ga pacaran

103 Terus kalo diajak begituan sebelum nikah

perasaan kamu gimana?

Ya bakalan marah atuh. Udah berani-berani ngajak membuat dosa. Kan

marah.. kecewa juga sih punya pacar kok kaya gini. Langsung diputusin. Kan

kalo dari awal udah ga bener kebelakangnya udah ga bener. Jangan jangan teh

dia punya pacar bukan Cuma kita aja. Bukan pacarnya satu aja pasti dia

punya banyak. Kaya gitu.

Opini terkait seks

bebas

Sosialisasi

pacaran di

Pengajian

Pewawancara : GHIVO PRATAMA

Inisial : H, Remaja 18 tahun, Laki-laki

Tempat : di rumah informan

Suasana : Berdua dengan informan

Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 08.00 -

09.15 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords

1 Oke, kita mulai, gimana hari ini? dirumah

aja?

Ya dirumah habis main bola a

2 Mulai main bola jam berapa? Jam tujuh a

3 Biasanya main bola sama siapa? Sama temen-temen

4 Ohhh, temen-temen yang kemarin? Saya Dimana?

5 dibawah Iya dibawah tempat tongkrongan basecamp Galaxy?

6 Main bolanya dimana? diatas

7 Diatas mana? Lapangan gede itu? Biasa, ga gede gitu

8 Oh disewain? Enggak, gratis

9 Suka berenang? Suka kak, sama teman-teman kalau liburan di Ciawi

10 Dibawah? Bukannya ada danau yang mau

dibikin?

Situ? Ga pernah lagi

11 Kenapa sih Situ mau dibangun? Itu karena longsor, airnya mepet. Jadi ga ada airnya. Karena longsor habis

airnya

12 Yang berenang di Situ banyak? Anak kecil biasanya

13 Katanya ada yang pernah kesurupan?

Gimana ceritanya?

Iya, disana pernah ada yang ngomong jorok, terus ada yang masuk ke tubuh

perempuan karena tersingung

Religious Belief

Gaya Hidup

Aktivitas

14 Itu udah lama atau baru? Lama kak, dua minggu. Terus minta kepala sapi

15 Biasanya siapa yang nyembuhin? Ga tau siapa yang nyembuhin

16 Pas lewat di Situ, sepi ga juga tapi damai.

Kata Pak Lurah ini masuk desa Terdamai?

Itu dapat dari mana? Kapan?

Saya ga tau kakak

17 Pas ngumpul sama teman gimana? Nge-track

pernah?

Iya sama temen-temen, biasanya untuk ngetest motor. Nanti ada raja-rajanya.

Jadi raja-rajanya nanti ada motor bebek, besar.

18 Saya dulu pernah iseng juga pas SMA sama

zaman-zamannya H. itu pas nge-track pakai

motor siapa?

Pakai motor sendiri, jalurnya dari Lewo ke Malangbong. Biasanya Sore, ga

ada yang pernah kecelakaan, track -nya panjang dan lurus

19 Disini merek motor apa aja H? jualnya

dimana?

Segala ada kak, di pasar ada

20 Aksesoris juga ada? Body ada, kalau body beli di Bandung. Motor ga dimodif kak

21 Pas ngobrol-ngobrol bareng teman-teman

dimana? Gardu?

Bukan kak pas kakak makan baso, disana kalau ada acara rapat disana sana

kak

22 Ada komunitas ga di sini? Ada kak, Galaxy (kumpulan anak Lwo Wetan) namanya, Pencin (Penjahar

Cinta), sama Joca (Jomblo Cakep)

23 Kriteria boleh masuk gimana tuh? Ya kalau playboy masuk penjahat cinta. Kalau jomblo tapi cakep bisa masuk

Joca

24 Kalau Lewo (Galaxy) cuma anak Lewo

Wetan aja yang boleh masuk?

Iya, itu yang penjahat cinta boleh masuk semuanya aja. Kalau umur 17

masuknya pencin, 17-20 masuknya joca, istilahnya pengembara

25 Biasanya kalau punya pacar tarawehan

bareng ga?

Iya biasanya

26 Satu SMA? Enggak kak

27 Udah berapalama pacarannya? Dua minggu aSikap Perilaku

Sikap Kognisi

Gaya Hidup

Aktivitas

Religious Belief

28 Kenapa putus sama yang sebelumnya? Iya, saya ketahuan jalan sama cewe lain pas saya jalan juga terus pas itu saya

langsung diputusin a. Jadi ketahuan selingkuh hahahaha

29 Biasanya ga ngumpul sama ceweknya? Iya biasanya SMS. Nganter kerumah. Nanti kalau sudah besar baru diajak

kerumah

30 Kapan mau nikah? Mungkin nanti kalau sudah kesemsem

31 Jadi mau masuk persib? Jadi a

32 Pernah tau orang yang pernah berhubungan

badan dan bisik-bisik dari teman dimana?

Iya a, dari bisk temen-temen itu. Terus karena takut kehilangan biasanya

Sikap Kognisi

33 Maksudnya ga boleh berkhianat sendiri?

SMA H udah ada?

Iya kak, di SMA saya ga ada kak, tapi kalau di SMA Malangbong udah

banyak. Mungkin karena agamanya kurang a

Sikap Prilaku dan

Religiositas Belief

34 Itu anak-anak di dusun mana? Enggak tau

35 Pernah pacaran sama anak-anak desa itu? Pernah aa, serem anak-anak disitu

36 Hahahaha seram kenapa? Ya kelihatan aja a dari mukanya. Kalau yang sekarang pacar saya pakai

kerudung

37 Terus kalau ganti-ganti menurut H gimana? Gapapa. Nunjukin itu pria yang hebat katanya Gaya Hidup

Aktivitas

38 Kalau anak-anak yang hubungan sex

temennya sama siapa?

Sama temennya a Sikap Perilaku

39 Acara TV yang terkenal disini apa? India kak, kalau enggak Santang terkenal juga kak Gaya Hidup

Aktivitas

Sikap Perilaku

Sikap Perilaku

Pewawancara : GHIVO PRATAMA

Inisial : Galaxy, 18 Tahun, Laki-laki

Tempat : Rumah informan

Suasana : Kelompok Galaxy

Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 12.00 -

13.00 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords

1 Wah nonton film apa nih? Film Hollywood

2 Oh Hollywood, biasa nih ngumpul-ngumpul? Iya a, ini tempat basecamp kitaSikap Kognisi

3 Oh iya….. hahahaha tadi saya udah

wawancara sama H sebelumnya bicarain

tentang HIV dan AIDS. Pernah dengar ada

yang ngidap HIV dan AIDS ga disini?

Disini mah bersih dari gitu gituan a. tapi pernah denger sih di Malangbong di

Masjid Malangbong. Ada yang pernah gitu-gitu terus kejepit anunya ga mau

lepas sampai mati Religious Belief

4 Mati? Digebukin massa? Enggak emang mati gitu

5 Tempat lain dimana yang ada a (panggilan di

dalam bahasa Sunda)?

Biasanya yang ngelakuin itu anak SMA Malangbong, tujuh Garut, sama 9

GarutGaya Hidup Opini

6 Ohhh…… biasanya tau darimana? Biasa a, ngobrol-ngobrol bareng di basecamp dapat berita-berita baru. Ada

juga tu a tentang video porno Cibuyut Bergoyang

7 Apa itu a? Itu video porno yang ditaruh anak-anak di youtube, anak-anak yang hubungan

seks

8 Oohhh Iya dilakuin diatas kapal a

Sikap Kognisi

9 Gimana masyarakat disini lihat video porno? Sama-sama tau lah a, itu udah biasa. Semua udah punya video di hp karena

bisa disimpan di hp

10 Kegiatan pemuda disini apa-apa aja? Pos

Kambling gimana?

Itu ayah herdi yang mimpin a

11 Oh Jadi Pos Kambling disini jalan ya? Selain

itu kegiatan disini yang jalan apa lagi?

Biasanya sewa PS2, warnet di Pasar, di PKBM juga ada computer, tapi belum

ada speedy karena kabelnya dicuri terus.

12 Ooh Oke (diskusi tentang gempa)

Pewawancara : KARLA JUANITA

Inisial : RI, Remaja 16 tahun, Perempuan

Tempat : ruang tamu informan

Suasana : sambil nonton ftv hanya berdua

Waktu : Kamis 27 Juni 2013 pukul 11.15 -

12.15 WIB

NO Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Kamu masih sekolah kan ya? Biasanya kalo

waktu luang gitu ngapain?

Biasanya sih ke rumah saudara atau main sama temen

2 sering nggak tuh ngumpul sama temen? jarang sih soalnya temen-temennya juga suka dirumah

3 istirahat di sekolah jam berapa? Berapa lama

tuh?

satu jam teh dari jam 10 sampai jam 11 gitu

4 nah itu biasanya ngapain aja? ngobrol-ngobrol aja atuh

5 ngobrol apa aja biasanya? biasanya sih ngomongin ftv gitu, saya suka ftv

6 dari film ftv gini biasanya apa yang kalian

bahas?

ya ceritanya gitu tentang persahabatannya

penggunaan waktu

luang

Gaya Hidup

Aktivitas

7 terus menurut kamu, yang ada di ftv ini

kejadian gak sih di kehidupan remaja

sekarang?

iyasih saya pernah ngalamin juga gitu

8 oh gitu, disini remaja-remajanya biasa

ngumpul dimana ya?

di gardu/pos gitu kalo cowok-cowoknya, kalo cewek sukanya kepasar

9 itu di pasar ngapain? iya biasanya di pasar teh tiap hari rabu jalan-jalan belanja bareng gitu teh

10 itu di pasar pada belanja apa aja? belanja baju-baju gitu banyak diskon, harganya murah-murah

11 wah seru ya harganya pada murah. Ohiya

resti punya pacar?

nggak punya teh tapi pernah pacaran cuma 1 kali

12 itu biasanya kalau pacaran ketemu dimana? ketemu pas abis pengajian tapi itu juga jarang say amah pacarannya cuman 2

minggu

13 oh gitu, menurut kamu sendiri penting nggak

sih setia sama pasangan atau pacar?

penting, eh tapi gak penting-penting banget sih teh kan baru pacaran aja

nggak serius-serius gitu. Kalau nikah baru penting

14 resti punya temen yang suka ganti pacar

nggak?

ada temen deket, tapi saya udah pernah ngingetin tp dianya nggak berubah

gitu

15 terus kalo kasus narkoba gitu di sekolah gitu

gimana? Pernah ada nggak?

ehm mungkin narkoba enggak ya teh. Tapi kalo yang suka minum obat yang

kecil warna kuning, kalo ga salah dekstron namanya. Nah itu suka diminum

sama temen, minumnya banyak gitu.

16 oh kok bisa gitu? Kenapa dia? saya juga nggak tau, nggak deket juga, tapi dia cewek kelas 2 SMP

17 terus kalo kasus hamil diluar nikah ada

nggak temen kamu yang gitu?

ada tapi nggak deket

18 itu gimana ceritanya bisa gitu? iya dia dihamilin sama pacarnya, jadi mulainya dari hp. Awal-awalnya dari

sms diajak ketemuan gitu, terus dia diberi permen yang bisa kehilangan

kesadaran gitu tapi saya juga gatau permen apaan

aktivitas dan gaya

hidup berpacaran

remaja

informasi terkait

narkoba

aktivitas

berpacaran

penggunaan waktu

luang

19 oh dia pacarannya emang udah berapa tahun? Tiga tahun teh, dia mah katanya yang ngajakin pacarnya

20 kamu tau nggak sebenernya dia kenapa bisa

sampe gitu?

kurang tau teh, soalnya nggak deket

21 nah kalo selama di kelas gitu dia gimana

orangnya?

baik-baik aja sih orangnya, cuman nggak nyangka aja kayak gitu

22 terus sekarang temen-temen dia gimana ke

dia?

jadi ngejauhin gitu teh

23 pandangan kamu sendiri gimana ke dia? ya negatif gitu, soalnya keliatannya kan dia baik-baik aja orangnya taunya

begitu

24 hm gitu, ohiya pacar kamu orang sini? iya masih sekampung gitu

25 udah nggak pernah ketemu lagi? Dulu

biasanya kemana selain ketemu pas

pengajian?

enggak sih, dulu pernah mau pergi-pergi tapi nggak pernah jad jadi gitu

hahaha

26 hm nah sekarang tentang HIV dan AIDS, apa

aja sih yang kamu tau tentang HIV dan

AIDS?

hm kurang tau sih udah lupa cuma dulu pas mts dijelasin

27 oh gitu, yang kamu tau gimana? ya penyakit gitu teh yang bisa nular dari orang yang suka berhubungan seks

28 kalau kamu sama pacar gitu pas pacaran

biasanya ngapain?

pegangan tangan doang atuh teh, pernah sih diajak pelukan tapi saya mah

nggak mau, takut ketauan sama orangtua

29 selain takut sama orangtua karena apa lagi? hm karena gak mau dipandang negative juga sih sama orang lain

30 ohiya kamu tau kondom nggak?apa yang

kamu tau dari kondom ?

haha apa ya? Saya mah juga kurang tau tapi pernah dikasih tau sama mamakondom

31 wah kok bisa dikasih tau sama mama? iya itu gara-gara kasus yang cibuyut bergoyang teh

kasus terkait gaya

hidup remaja

pengetahuan tentang

HIV & AIDS

aktivitas dan gaya

hidup berpacaran

remaja

aktivitas berpacaran

32 hah? Cibuyut bergoyang itu apa? itu video mesum anak SMP Cibuyut sama cowok gitu di internet teh

dimasukin ke internet, katanya sih ceweknya pake kerudung. Itu semua anak-

anak sini mah udah pada tau

33 oh gitu, wah ada juga ya kasus gitu disini.

Terus kamu tau gak kenapa dia sampe

begitu? Itu umur berapa ceweknya?

saya juga kurang tau teh, umur 15 tahun. Cowoknya mah 22 tahun

34 oh gitu. Eh iya resti deket sama mama ya? iya saya deket sama mama soalnya suka cerita-cerita kalo punya pacar juga

selalu cerita gitu

35 hmm kamu kalo sholat diingetin orangtua

juga nggak?

iya suka diingetin tapi suka males gitu teh hehehe

36 haha oh gitu tapi kamu sendiri ngerasa rajin

ibadah nggak?

enggak atuh teh

37 eh kamu abis sekolah ini ada niat mau

lanjutin kuliah atau kerja nggak?

hm enggak kayaknya teh gak ada uangnya juga hehe

38 hm gitu, tapi dibolehin kerja sama orangtua? ibu sih ngebolehin tapi ayah nggak ngebolehin khawatir gitu katanya

39 ya kalo ada niat sih dicoba aja dulu kerja

gitu. Yaudah deh sampe sini aja makasih ya

resti atas waktunya sama infonya

sama-sama teh

kasus terkait gaya

hidup remaja

agama dan faktor

pendamping orang

tua

Pewawancara : PRASIDYA DONI

Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Laki-LAKI

Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.

Suasana : Rumah informan dalam keadaan

sepi. Dan informan hanya berada di dalam

rumah sendirian. Wawancara di lakukan

dengan kondisi hanya ada pewawancara dan

informan saja.

Waktu : 28 Juni 2013 pukul 10.00 - 10.45

WIB

NO Pertanyaan Jawaban Keywords

1 yang a’a ketahui tentang HIV dan AIDS? lupa lagi saya..

2 lupa lagi? iya

3 kenapa lupa lagi a’? hahah, saya lupa tuuh...

4 hmmm....sepengetahuan a’a aja.

Penyebabnya apa aja?

oooh...seks bebas

5 terus apa lagi? Apa Cuma seks bebas? iya..

6 sebenernya seberapa penting sih a perjaka

itu?

yah biasa aja, kan gak keliatan masih perjaka ato tidak perjaka

7 kalo melihat yang perawan gimana a? yah begituu..gak mau ah kalo udah gak perawan.

8 balik lagi nih a, tentang pacar-pacaran.

Banyak gak a , temen a’a yang suka ganti-

ganti pacar?

nggak sih, setau saya enggak. Soalnya kurang tau juga...banyak yang jauh-

jauh pacarnya. Disini saya aja yang deket. Ada yang di Jakarta, di Karawang.

Kognisi terkait

Sikap Remaja

Afeksi terkait

Sikap Remaja

Perilaku terkait

Sikap Remaja

9 pernah denger gak suka ada yang nakal gitu,

temen-temen a’a pas pacaran jarak jauh?

yah...banyak. Iya banyak.

10 terus gimana menurut a’a ? yah wajar juga sih, kan juga pengen perhatian. Kan juga gak tau ceweknya

setia ato enggak.

11 tapi seandainya a’a berada di posisi seperti

itu gimana. Dengan kondisi pacaran yang

seperti itu?

iya sama, kayak gitu...

12 ngomong-ngomong hobinya apaan nih a ? paling maen bola.

13 Dimana a? diatas kalo maen bola. Kalo futsal mah di Barokah ( nama tempat futsal ).

14 oh...sama temen-temen sini ato sekolah a ? iya sama temen-temen sini, kadang juga sama anak Pabuaran.

15 kayak sparing ya a ? iyaa....

16 temen-temennya a’a pernah ada yang make? ada

17 kira-kira tau gak, kenapa mereka pake “gele”

?

buat nyelesein masalah katanya kalo ada. Masalah sama pacar pasti banyak ke

sana

18 nah, a’a nya gimana nih ngeliatnya? biasa aja...soalnya kan buat nyelesein masalah. Dan wajar aja.

19 kalo kita ngomongin yang kayak gitu dan

kita tarik ke sisi agama. Apakah masih

penting ajaran islam dalam melihat hal itu?

yah gak baik...

20 Karena ? dosa. Paling temen suka bilangin tentang gitu-gitu juga. Katanya sekali-sekali

juga perlu.

Perilaku terkait

Sikap Remaja

Aktivitas terkait

Gaya Hidup

Remaja

Opini terkait Gaya

Hidup Remaja.

Kepercayaan

terkait Tingkat

Religious Remaja.

21 kalo nonton tv sama dengerin radio yang

kultum-kultum gitu a ?

gak suka..

22 gak sukanya, emang karena gak suka ayo

emang gak ada?

yah kadang kalo subuh gitu suka liat gitu, tapi buat nunggu kartun. Nunggu

spongebob.

23 ketika a’a nya berdoa dan beribadah,

perasaanya gimana a? Apakah ada perasaaan

yang tergugah ato gimana a? Ato abis solat

langsung pergi abis salam.

ya, kalo solat mah jadi tenang. Gak punya utang lah....begitu.Perasaan /

Pengalaman

terkait Tingkat

Religious Remaja

Pewawancara : PRASIDYA DONI

Inisial : DI, Remaja 16 tahun, Laki-laki

Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.

Suasana : Suasana di dalam rumah sepi dan

tenang, tapi di luar rumah informan agak

ramai. Sehingga sedikit mempengaruhi

kebisingan, walaupun tidak menganggu

Waktu : 26 Juni 2013 pukul 11.00 - 11.45

WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords

1 a’a Dindin tau atau pernah denger gak

tentang HIV dan AIDS?

tidak tahu.

Kognisi terkait

Sikap Remaja

Praktik terkait

Tingkat Religious

Remaja.

2 bener-bener gak pernah denger ato gimana a

?

iya, bener gak tau saya.

3 kalo di sekolah gitu, pernah denger gak a ?

ato malah pernah diajarin gitu a di sekolah ?

Hmm...pernah denger sih...dapet pernah di sekolah, pas pelajaran IPA

4 oh berarti pernah dapet, tapi lupa ya a ? iya

Pewawancara : PRASIDYA DONI

Inisial : IS, Remaja 18 tahun, Laki-laki

Tempat : Rumah informan, di ruang tamu.

Suasana : Suasana di dalam rumah sedikit

ramai dengan kehadiran ibu informan dan

tetangganya. Hal ini juga sempat

mempengaruhi wawancara yang dilakukan,

karena ibu informan dan tetangga tersebut

sempat membantu informan dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan

Waktu : 25 Juni 2013 pukul 11.00 - 12.00

WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords

Kognisi terkait

Sikap Remaja

1 biasanya kalo lagi ada waktu luang, kayak

liburan sekolah gini ngapain a ?

liburan mah biasanya bantu orang tua, ayah. Ini 2 hari lagi ke Jakarta, bantu –

bantu lah disana, kasian bapak sendirian.

2 ngapain a ? dagang ? iya, jualan siomay..

Pewawancara : ARSA ILMI BUDIARTI

Inisial : FT, remaja 15 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Sepi, Berduaan

Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, 14.00-15.30

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Apa perbedaan antara HIV dan AIDS? Kalo HIV itu virusnya, kalo AIDS itu penyakitnya Kognisi tentang

HIV&AIDS

2 Kenapa menurut kamu bersin/batuk dapat

menularkan HIV dan AIDS?

Karena cairan air liur itu saling bertukar dan bisa menularkan Kognisi tentang

HIV&AIDS

3 Kenapa menurut kamu berolahraga dan

beribadah dapat mencegah HIV dan AIDS?

Karena jadi banyak kegiatan gitu, jadi sehat jadi gak akan berbuat yang aneh-

aneh. Trus beribadah kan bikin imannya kuat menurutku gitu. Meskipun

beribadah belum tentu mastiin beriman sih, Cuma pasti bisa ningkatin iman

Kognisi tentang

HIV&AIDS dan

religiositas

4 Kondom itu apa? Kondom itu alat kontrasepsi yang mampu mencegah Ibu untuk hamil Kognisi tentang

Kondom

Gambaran salah

satu bentuk

Migrasi dan

Merantau

masyarakat desa

Lewo Baru.

5 Pacaran itu dosa atau tidak? Dosa, tapi sebagai perempuan butuh perhatian dan teman untuk mengobrol.

Bahkan di agama sangat tidak boleh ya, tapi mah sekarang pacaran itu udah

biasa ya.

Kognisi dan opini

tentang perilaku

dan religiusitas

(dosa)

6 Menurut kamu kenapa pacaran gak boleh? Karena gak ada namanya pacaran tuh adanya ta’aruf trus langsung nikah deh,

karena akan menjauhkan dari fitnah

Kognisi dan opini

tentang perilaku

dan religiusitas

(dosa)

7 Kamu kan pacaran, dosa gak tuh? Iya dosa, ini kan zina namanya tapi gimana ya perempuan butuh perhatiannya,

motivasinya, sayangnya gitu. Tapi insyaallah pacaran aku membawa ke jalan

kebaikan

Kognisi dan opini

tentang perilaku

dan religiusitas

(dosa)

8 Pernah tidak menanyakan kenapa harus solat,

ngaji dll? Dan akhirnya, alasan harus solat,

ngaji itu apa?

Pernah, bahkan sering. Solat itu dilakuin karena yang pertama kewajiban, dan

yang kedua sebagai kebutuhan Religiositas

Feeling

9 Kenapa kewajiban dan kenapa kebutuhan? Dari guru ngaji, dari AlQuran juga dibilang wajib. Dari ceramah juga. Kalo

kebutuhan, karena missal gak menjalankan rasanya tuh seperti ada yang

hilang

Religiositas

Feeling dan Ritual

10 Kenapa membeli kondom tidak harus malu? Karena kalo udah nikah mah nggak usah maluKognisi kondom

11 Lalu kenapa orang menikah beli kondom? Karena kan tergantung, ada yang ingin menunda punya anak, nggak pengen

punya anak duluKognisi kondom

12 Tadi diceritain tentang teman yang pernah

berhubungan seks, lalu apakah dia perlu

menggunakan kondom?

Sebenernya ya lebih baik tidak usah berhubungan seks, tapi ya bisa sih pake

kondom untuk menunda, untuk menghindari resiko hamil atau kena AIDS Kognisi kondom

13 Trus ada nggak temen yang pernah beli

kondom?

Pernah, kan suka diceritain dan aku juga jaga apotek kadang-kadang suka ada

yang beli kondom atau pil KB tuh remaja yang beli. Trus suka nggak

dibolehin sama kepala apotek, suka ditanya-tanyain dulu. Juga suka yang beli

orang dewasa nah itu dibolehin

FAKTA

berhubungan

dengan Kondom

14 Menurut kamu gimana tuh remaja yang beli

kondom di apotek tuh?

Miris sih, gimana ya anak muda tuh kok bisa kaya gitu kurang ilmu kurang

iman gituOpini Perilaku

15 Narkoba itu apa? Dan bisa kasih contohnya

gak?

Narkoba adalah bahan atau obat kimiawi yang menimbulkan kecanduan tapi

seharusnya itu kan buat pengobatan. Contohnya tuh seperti morfin, kokain,

gitu-gituKognisi Narkoba

16 Temen ada yang make narkoba? Dan

menurut kamu kenapa dia make?

Ada, dan mungkin karena kurang iman dan pengetahuan sih ituOpini Narkoba

17 Apa kerugiannya menggunakan narkoba? Banyak, yang jelas merusak tubuh gitu, bikin kecanduan Kognisi Narkoba

18 Temen make narkoba itu jenis apa? Kalo denger-denger mah pada pake obat batuk Dextron yang dipake dosisnya

tinggi gitu. Katanya itu bisa bikin seneng, bikin nggak beban gitu.

FAKTA

penggunaan

narkoba

19 Temen ada yang mengedarkan narkoba? Ada, tapi gatau sih siapa soalnya denger-denger aja trus aku taunya tuh

ngeliat mereka yang make narkoba itu kan matanya merah-merah gitu terus

biasanya laki-laki remaja gitu

FAKTA

penggunaan

narkoba

20 Kalo ditawarin narkoba gimana? Menolak dengan sangat. Trus aku kasih tahu kalo itu salah Opini Narkoba

21 Menurut kamu kenapa dia berjualan

narkoba?

Mungkin butuh uang sih kalo kaya begitu mahOpini Narkoba

22 Temen ada yang udah hamil diluar nikah? Ada. Dulu sih nggak sering ya, sekarang mah makin sering dan banyak. Lima

orang lebih lah, Teh

FAKTA tentang

seks pranikah

23 Keperawanan itu penting gak? Kenapa? Ya penting karena keperawanan itu kan berharga kan yang pertama kali jadi

berharga. Bangga yah kalo kita bisa memperjuangkan itu ditengah godaan

rintangan zaman sekarang

Opini

Keperawanan

24 Kalo nanti diajak berhubungan seks sama

pacar gimana?

Ya pasti menolak lah, seseorang yang baik itu yang membawa kita ke jalan

yang benarPerilaku Setia

25 Menurut kamu setia itu apa? Setia tuh ya nggak ganti-ganti pasangan Kognisi Setia

26 Kamu setia atau nggak? Kalo yang namanya zina mata aja juga disebutnya nggak setia atau selingkuh.

Apalagi aku orangnya bosenan, jadi suka cari-cari temen ngobrol gituFAKTA perilaku

setia

27 Kamu diajarin setia sama siapa? Media kaya

Facebook, iklan, FTV yang suka ditonton itu

ngaruh gak?

Ngaruh, jadi tahu gitu setia tuh kayak gimana

Kognisi Setia

28 Menurut kamu, temen-temen yang suka ganti-

ganti pacar itu gimana?

Ya terserah mereka sih, tapi aku selalu ngingetin dan emang susah ya soalnya

takut marah Opini setia

29 Pandangan kamu terhadap poligami/poliandri

gimana?

Di AlQuran kan boleh tuh, tapi kalo aku mah mending sebenernya satu aja

cukupOpini Setia

30 Kenapa temen-temen suka ganti-ganti pacar? Gak tau ya, tapi mungkin ngejar materinya, siapa bawa motor apa gitu. Kalo

dia motornya lebih bagus, ya milih sama dia. Suka kaya gituFAKTA perilaku

31 Menurut kamu remaja-remaja disini itu

gimana?

Nakal-nakal, suka liat pas waktunya ngaji tuh pada nongkrong cewek sama

cowok di pinggir jalan, mojok di tempat sepi gitu. Trus palingan boncengan

cewek cowok naik motor bareng

FAKTA tentang

remaja

32 Soal narkoba, menjaga keperawanan, setia,

tidak berhubungan seks itu menurut kamu

diajarkan nggak di agama?

Diajarin, yang sering tuh tentang setia kepada pasangan. Kalo narkoba gitu-

gitu kan ada di firman Allah, jadi gak langsung diajarin gitu Kaitan ABCD

dengan religiositas

Pewawancara : DIPTA MAHIRA

Inisial : AP, remaja 17 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : Rabu, 26 Juni 2013 pukul 9:52 pagi

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Menurut kamu olahraga dapat mencegah

penularan HIV & AIDS?

Hmm enggak menjamin sih.. tidak setuju

2 Kenapa? Ya.. ga menjamin olahraga bisa bikin kita gak tertular HIV & AIDS

3 Kamu tau gak kondom APA? Engga

4 Kalo pelindung saat hubungan seksual? Oooh tau tau tapi gak pernah liat

5 Hobi kamu apa? Nonton tv

6 Kalo main sama temen-temen? Hmm kalo di sini temen-temen pada sekolah jadi pas pulang sekolah baru

main sama temen-temen rumah

7 Disini ada pengajian ga? Di sini ada pengajian tiap minggunya. Kalo main sama temen rumah pas

pulang sekolah

Aktivitas terkait

gaya hidup remaja

Aktivitas terkait

gaya hidup remaja

Kognisi remaja

terkait sikap

Opini remaja

mengenai gaya

hidup dalam

mencegah

Pewawancara : DIPTA MAHIRA

Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : Rabu,26 Juni 2013 pukul 17:00 sore

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Kamu menolak ajakan pacar untuk

berpegangan tangan?

Gimana ya kak engga menolak sih aku. Engga setuju,

2 Kenapa? Karena Aku pernah pegangan tangan pas pacaran

3 Tau HIV & AIDS ga? Tau

4 Tau tentang apanya nih? Banyak, itu kan yang narkoba bisa nyebabin HIV. Hubungan seksual juga

bisa. Tapi aku gatau kepanjangannya HIV & AIDS.

Pewawancara : DIPTA MAHIRA

Inisial : AM, remaja 17 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : Selasa, 25 Juni 2013 pukul 8:50 pagi

dan Kamis, 27 Juni 2013 pada pukul 13:00

siang

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Tau HIV? Tau yang virus menular kan yang serem bisa dari keringet, ludah gitu kan

Perilaku terkait

sikap remaja

Kognisi remaja

terkait sikap

remaja

Kognisi remaja

terkait sikap

2 Tau apa aja tentang HIV dan AIDS? hehe HIV penyakit penularan yang disebabkan oleh seks bebas

3 Selain penularan lewat seks bebas, kamu tau

penularannya dari mana lagi?

jadi penularannya ya teh dari jarum suntik, dari mana lagi ya hmm

4 Tau darimana Ami? Dari sekolah kan ada kelas ipa, biologi gitu. Dari guru juga, dari berita juga

5 Gurunya emang bilang apa? bilang.. Jangan coba-coba melakukan seks bebas karena bisa menyebabkan

HIV

6 Dia bilang darimana aja penyebab HIV dan

AIDS?

Lewat keringet, jarum suntik, interaksi seperti ini juga bisa

7 Interaksi seperti ini maksudnya ngobrol

kayak gini bisa nularin HIV dan AIDS?

Iya interaksi kayak gini, ngobrol berdekatan kayak gini

8 Kalo dari berita kamu taunya darimana? Dari iklan, dari berita juga banyak, sempet baca buku juga tentang HIV dan

AIDS. Lupa buku apa tapi pernah baca buku tentang HIV dan AIDS.

9 Kamu anak IPA? Iya hehe

10 Kamu tau ga bedanya HIV dan AIDS? Engga tau

11 Guru kamu kasih tau gak bedanya HIV dan Gak dijelasin sama gurunya

12 Oh gitu tapi kalo dari temen kamu pernah

gak ada yang kasih tau dari temen kamu

tentang HIV dan AIDS?

Tau, dia tau dari berita kan trus kita ngobrol biasa gitu ya dia bilang kalo

akibat dari seks bebas itu kan HIV. HIV kan belum ada obatnya tapi

pencegahannya ada gitu

13 Oh gitu hmm kalo pencegahan HIV dan

AIDS lewat kondom kamu tau ga kondom itu

apa?

Maksudnya?

Kognisi remaja

terkait sikap

14 Iya kondom kamu tau kondom? Tau kondom

itu apa? Gunanya apa?

Gatau bentuknya gimana, gak pernah beli tapi ya itu kan kondom gunanya

buat pengaman ya biar gak hamil kalo lagi berhubungan seks

15 Temen-temen kamu pernah cerita tentang

kondom?

Ya jadi temenku cerita tentang aku gitu kalo dia abis berhubungan badan

sama pacarnya tapu pake pengaman gitu trus gitu deh aku nanya-nanya ke dia

pengamannya apa, guna pengamnnya apa. Kalo dia gak cerita ke aku juga aku

gak tau kondom itu apa

16 Kalo tentang narkoba kamu tau ga? Kamu

tau jenisnya apa aja narkoba

Tau, aku tau jenisnya ada pil, ada suntik. Ada dilinting

17 Kamu tau dari mana kalo narkoba? Kan di sekolah ada poster-poster tuh banyak tentang narkoba trus yang

terkena penyakit kalo make narkoba entar akibatnya gimana di sekolah kan

posternya banyak

18 Kalo di sekolah kamu pernah ada

penyuluhan tentang narkoba ga?

Kalo di sekolah gak pernah ada penyuluhannya cuma tau dari poster aja

19 Ada guru gak yang pernah jelasin tentang

narkoba?

Ada guru IPA sama guru BK kadang pernah ngomongin

20 Kalo bahaya seks bebas kamu tau darimana

kalo yang tadi seks bebas?

Di berita dari TV sih banyak tau yang hamil di luar nikah gitu kalo udah

pernah berhubungan seks sama cewenya. Makanya, banyak kan yang nikah

masih muda karena hamil di luar nikah. Kebanyakan gitu tapi ya banyak juga

yang emang mau nikah muda

21 Yang kamu tau tentang seks bebas apa? Ya melakukan hubungan intim tapi belum nikah

Kognisi remaja

terkait sikap

22 Risiko seks bebas menurut kamu apa? Kalau belum muhrimnya kan dosa besar. Ngerusak diri sendiri. Kalo

udahnikah kan taunya udah gak perawan lagi.. masih mending kalo cowoknya

nerima. Kalo engga, gimana, kalo diceraikan langsung nama kita sama

keluarga jadi jelek

23 Menurut kamu penting gak sih menjaga

keperawanan atau keperjakaan?

Penting banget, karena itu merupakan suatu kehormatan yang paling penting

yang harus dijaga

24 Menurut kamu harus gak mejaga

keperawanan atau keperjakaan?

Harus lah penying kan itu kalo bukan muhrimnya dosa, trus ngerusak diri

sendiri kalo nikah kan misal dia udah ga perawan lagi kalo cowoknya gak apa-

apa, ya kalo cewek gimana kan bisa hamil aja gitu di luar nikah bikin jelek

nama keluarga, nama kita jadi jelek gitu

25 Terus gimana kamu memandang orang-orang

yang berganti-ganti pasangan gitu?

Ya gimana atuh teh, punya pacar aja kalo banyak untuk apa emang. Kita make

mobil, motor, harta-harta dia, itu kan bukan punya kita. Itu punya dia kita mah

cuma numpang. Ya, ngapain kan punya banyak pacar

25 Bagaimana menurut kamu remaja di Lewo

Baru menurut kamu?

“cowo.. di sini kan, suka dibilang-bilang gitu. ‘gue kan udah itu-itu sama

cewe itu.. makanya kan banyak yang nikah. Soalnya hamil di luar nikah.

Opini mengenai

gaya hidup

26 Kalo di sekolah temen-temen memandang

orang yang pacaran tuh gimana?

“…temen-temen Ami suka heran kenapa Ami Cuma punya satu pacar, jaman

sekarang mah punya pacar tuh tiga.. empat.. lima.. enam..”

27 Kamu pernah punya pacar di sini ga? Trus

ceritanya gimana?

Ami pernah punya pacar orang Lewo Baru yang ingin mengajak Ami

berhubungan badan, lalu abis itu Ami langsung putusin pacarnya saat itu juga.

Ami tidak pernah memakai narkoba dan Ami kurang mengetahui

perkembangan narkoba di Wilayah Cibuyut, Lewo Baru.

28 Menurut kamu kalo kondom dijual di warung

gimana trus kalo kamu beli gimana?

Malu banget kalo beli kondom di warung. Malu sama Allah, sama orang-

orang yang punya pandangan ke Ami jika pada tau Ami beli kondom di

warung.

Opini terkait gaya

hidup remaja

Aktivitas terkait

gaya hidup

Opini mengenai

gaya hidup remaja

29 Kamu suka ngaji gak di kampung ini? Ami teh dari kecil emang suka mengaji. Diajarin sholat juga dari kecil. Kalo

pergi sama sekolah juga make kerudung tapi kalo di rumah engga. Kalo

pacaran lebih baik via sms atau telepon aja, gak mau sering-sering ketemu.

Takut aja gitu nanti pacarannya kalo ketemu malah ngelakuin aneh-aneh sama

pacar Ami. Ami suka dipanggil “Bu Haji” sama temen sekolah soalnya Ami

dibilang soleh gitu sama suka jadi tempat curhatan temen-temen sekolah Ami.

30 Kalo sholat sehari-hari kamu gimana? Iya aku sholat waktu kok sholat 5 kali sehari trus dari kecil kan aku udah

ngaji juga kan ya jadi udah biasa banget udah ngaji dari kecil. Kalo sekarang

ngajinya hari rabu malem gitu

31 Kan kamu alim nih hehe tapi kamu punya

pacar dan pernah pacaran. Menurut kamu

gimana? Kamu pernah takut gak? Pas

pacaran gitu?

Ya takut ngapa-ngapain gitu kan, apalagi kalo denger ceritanya dari temen-

temen yang udah pacarannya parah kan. Sekali nyoba ngeseks, jadi ketagihan

. Ya takut, makanya aku pernah pacaran tapi gak pernah ketemuan jarang

banget Cuma smsan sama telfonan aja gitu. Sama pacarnya yang sekarang

juga jarang ketemuan paling cuma tiga kali setahun gitu dia ke rumah aku

ketemu semua anggota keluarga gitu supaya aku gak takut ada apa-apa.

keluarga juga tau aku ngapain aja sam dia kan pacarannya di rumah juga ada

mereka

Opini remaja

terkait gaya hidup

remaja

32 Oiya kamu kalo lagi waktu luang suka

ngapain?

Aku suka baca buku sama suka nonton tv. Aku juga suka bikin puisi gitu

hehe. Kalo nonton TV aku sukanya nonton Trans TV acara gitu Islam itu

Indah tentang rohani islam gitu

Kegiatan

responden saat

waktu luang

Religious Practice

terkait tingkat

religiusitas remaja

Pewawancara : OKTA RINA FITRI

Inisial : AP, remaja 16 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, pukul 11.20-

13.10

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Apa saja yang Ayi tau tentang HIV&AIDS? Gak tau itu mah Kognisi tentang

HIV&AIDS

2 Tapi pernah denger? Iya pernah denger juga Kognisi tentang

HIV&AIDS

3 Ayi dengernya HIV&AIDS itu apa? Semacam penyakit, yang susah disembuhkan, yang susah obatnya Kognisi tentang

HIV&AIDS

4 Kenapa sih seseorang bisa kena HIV&AIDS? Karena virus, tapi gak tau dari mana virusnya Kognisi tentang

HIV&AIDS

5 Emang taunya dari mana? Dengernya

gimana?

Suka ada di pelajaran IPA, katanya itu teh semacam penyakit, udah gitu aja Kognisi tentang

HIV&AIDS

6 Udah gitu aja? Gak dijelasin lebih lanjut? Enggak, begitu aja. Dijelasin sih, tapi lupa Kognisi tentang

HIV&AIDS

7 Tau gak ada perbedaan antara HIV&AIDS? Gak tau itu mah, sama sekali gak tau Kognisi tentang

HIV&AIDS

8 Kalo kondom pernah denger? Tau gak itu

apa?

Oh pernah denger itu ah. Yang saya denger kondom itu semacam buat itu,

melakukan seks, supaya tidak hamil

Kognisi tentang

kondom

9 Tau tentang kondom itu dari mana? Gimana

dengernya

Dari orang-orang, kayak temen-temen. Temen rumah. Katanya kodom itu buat

melakukan seksKognisi tentang

kondom

10 Terus kamu jadi tertarik gak beli kondom? Ih untuk apa atuh Teh. Aku mah malu, ya buat apa Afeksi mengenai

kondom

11 Kalo seks bebas tau? Pernah denger? Oh iya pernah, kalo misalnya ke warung, suka denger ibu-ibu cerita anak si

itu melakukan seks tapi belum nikah, terus saya sedih, temen saya ada yang

begitu. Malu lah gitu.

Kognisi tentang

seks bebas

12 Keperawanan itu perlu gak buat kamu? Ya perlu banget atuh Teh. Kalo gak perawan mah atuh kalo udah nikah, susah

ngejelasinyya pokonya penting banget lah Teh. Bangga dan seneng deh kalo

bisa jaga keperawanan

Afeksi mengenai

pentingnya

menjga

keperawanan

(abstinence )

13 Pernah gak ada temen yang menggunakan

narkoba?

Gak pernah Teh. Narkoba itu aja belum pernah liat. Lagian kan itu bahaya Opini tentang

narkoba

14 Kamu kalo ada temen pake narkoba gimana? Ya dijauhin aja, takut bahaya Opini tentang

narkoba

15 Kamu kalo pacaran biasanya ngapain aja? Ini Cuma di depan rumah aja, biasanya Cuma ngobrol sebentar abis pulang

ngaji

Perilaku dalam

berpacaran

16 Kan katanya sebelumnya kamu pernah

pacaran tapi pacarnya gak setia, terus

perasaan kamu gimana?

Ya kesel banget lah Teh. Opini mengenai

setia pada

pasangan

Solat, ngaji, yah gitu Teh. Ngelaksanain dong, kan wajib.

Ya walaupun solatnya kadang suka males juga.

18 Terus yang dilarang dalam agama itu apa

aja?

Yah melakukan seks gitu, cewek sama cowok gak boleh berdekatan gitu Kepercayaan

dalam beragama

17 Tau gak dalam agaa apa aja yang diwajibin?

Terus kamu melaksanakan kewajibannya itu

Praktek dalam

beragama

Ya gimana dong ya Teh. Sebenernya takut juga. Tapi gimana dong. Kan Allah

melihat kita tuh lagi berduaan.

Tapi saya sih berusaha aja untuk ngejauhin hal-hal yang dilarang walau dikit-

dikit

Pewawancara : TITO JULIANSYAH

Inisial : ER, remaja 18 tahun, laki-laki

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : , Juni 2013, pukul 11 siang

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Terus apa yang kamu tau tentang kondom? Kondon itu mencegah suatu pasangan kalau tidak ingin punya anak atau ga

mau ketularan penyakit HIV/AIDS

2 oh, gitu? Kamu tau kondom dari mana? dari temen temen yah pernah denger tapi di sini belum ada yang pernah make

3 apa yang bakal kamu lakuin jika pasangan

kamu mengajak melakukan hubungan seks

sebelum menikah?

Saya menolak dengan tegas karena itu perbuatan tidak baik

4 oh, gitu? Malu ga kalo beli kondom? Sangat malu sekali

5 kenapa? karena memang ga seharusnya dibeli oleh saya, ga penting saya ga mau

berhubungan seksual

6 Pernah ditawarin narkoba ga? Sama temen

atau siapa gitu?

ngga pernah, tapi yang saya tau mah anak2 daerah kulon suka make obat

seperti pil, obat batuk anjing apa itu namanya Dextro

19 Terus udah tau dilarang tapi kok masih mau

pacaran? Perasaan dalam

beragama

Perilaku terkait

sikap remaja

Afeksi terkait

sikap remaja

Kognisi terkait

sikap remaja

7 kalo temen kamu pemake kamu mau temenan

ga?

mau, untuk ngingetin kalo itu ga baik

8 sering nongkrong diwarung kan yah itu

ngapain aja?

ya Cuma nyanyi sambil main gitar gitu sambil ngopi ngopi

9 pernah ngomongin

setia/narkoba/keperjakaan/kondom ga?

sering kalo setia mah, ya ngomongin kalo setia itu penting mending

pertahanin aja kalo ga mau dibilang playboy

10 ada temen kamu yang suka ganti2 pasangan

ga? Gimana kamu ngeliat dia

ada namanya (sebut saja Aan) ya saya mah kasian kalo liat dia kasian juga

sama mantan2nya karena menurut dia ganti2 pasangan itu keren

11 menurut kamu? Biasa aja sih yah

12 Siapa yang mensosialisasikan agama ke

kamu?

Guru ngaji saya sama guru disekolah yah

13 kenapa kamu percaya? Ada buktinyanyah di Alquran

14 Sering ikut kegiatan ibadah bersama di

masjid ga?

Sering kaya solat, ngaji, dengerin ceramah, jumatan Practice terkait

tingkat religiositas

remaja

15 kalo lagi beribadah gimana perasaannya? tenang yah, fokus aja ke Tuhan

16 Tapimkan kamu pacaran juga nih, ada

perasaan bersalah ga?

nggak yah karena terbawa jaman aja

Feeling terkait

tingkat religiositas

remaja

Belief terkait

tingkat religiositas

remaja

Opini terkait gaya

hidup remaja

Aktivitas terkait

gaya hidup remaja

Perilaku terkait

sikap remaja

Pewawancara : CHAIRUNISA PUTRI

Inisial : AP, 18 tahun, Perempuan

Tempat : Rumah Informan

Suasana : Kondusif

Waktu : 28, Juni 2013, pukul 10.30 - 11.30

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 kamu tau tentang HIV/AIDS? yah kalo tau mah eeee… penyakitnya itu kan yang hubungan seks sebelum

menikah…. Yg ganti-ganti pasangan eeee…. Taunya Cuma gitu doang teh,

soalnya dengernya cuma sedikit di tv doang, soalnya disini mah jarang yang

ngomongin

2 kamu tau dari mana tentang HIV/AIDS? dari tv.

3 Cuma dari tv aja? iya, Cuma dari tv aja, berita di tv gitu teh.

4 berita apa? Berita gimana? ya… tentang HIV kaya berita-berita di liputan 6, seputar indonesia.

5 oh… suka nonton berita gitu? iya kadang sih kalo lagi ga ada kerjaan suka nonton.

6 kalo yang kamu tau tentang kondom tuh apa

aja?

taunya mah kondom mah buat pengaman bagi cowo ya teh yah, hem kalo liat

bungkusnya sih udah tapi kalo ngeliat isinya sih belum.

7 kamu taunya darimana kondom itu? ya dari anak muda gitu teh, katanya kondom itu kaya karet gitu denger-denger

9 oh pas kamu tau itu mereka lagi

ngomonginnya gimana tuh?

katanya kalo mau aman pake kondom gitu.

Terkait dengan

sikap pada aspek

KOGNITIF

mengenai

CONDOM.

Terkait dengan

sikap pada aspek

KOGNITIF

mengenai

HIV/AIDS.

10 kamu setuju ga sih kalo ada kondom dijual di

alfa gitu?

ya setuju ga setuju sih teh, kan beda-beda ya kalo yang dipakenya ga

sembarangan ya gapapa. Kalo yang dipake sama anak muda jaman sekarang

mah ya ga boleh.

Terkait dengan

sikap pada aspek

AFEKTIF

mengenai

CONDOM.

11 kalo tentang narkoba apa aja yang kamu tau? kalo yang aku tau mah kaya… kan disini lagi rame kaya obat dextro.

12 oh terus selain itu apalagi yang kamu tau? ya paling shabu, pil, suntik gitu

13 taunya darimana tuh yang gitu-gitu? ya dari tv teh, kan artis-artis juga kan banyak yang pake. Kaya raffi ahmad

gitu kan teh.

14 kalo tentang seks bebas? eeee… kalo seks bebas mah disini juga banyak ya teh, yang hamil diluar

nikah. Jadi ngeliatnya juga gimana ya teh ya.

15 terus apalagi yang kamu tau tentang seks

bebas?

ya seks bebas tuh yang ngelakuinnya diluar nikah gitu ya teh.

16 oh… kalo disini tuh yang udah ga perawan /

perjaka banyak ga sih denger-denger?

kalo denger sih ya kan katanya disini mah banyak gitu yang katanya gadis tapi

bukan perawan gitu teh, sekarang mah pergaulannya udah bebas banget.

Terkait dengan

sikap pada aspek

KOGNITIF

mengenai

ABSTINENCE

Terkait dengan

sikap pada aspek

KOGNITIF

mengenai DRUG.

Pewawancara : DWI ANISA

Inisial : P, remaja 17 tahun, perempuan

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Tenang, Berduaan

Waktu : Jumat, 28 juni 2013 pukul 19:09 -

20.00

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 mau Tanya masalah remaja disini. Tentang

masalah kemarin (pergaulan remaja)

kemarin. Penasaran aja. Karena ini desa tapi

kenapa mereka bisa melakukan hal kaya

gitu?(seks bebas)

mungkin Karena teknologi yang masuk kesini (Handphone). Tapi mereka

belum bisa secara dewasa mengolahnya. Selain itu, ada dorongan-dorongan

dari luar atau motivasi dari luar. Mereka juga belum tau akibatnya kaya

gimana. Jadi, bagusnya kalo kita bisa kasih tau mereka, kalau jangan seperti

itu (seks bebas). Kasian banget sih sebenernya.

Opini Remaja:

seks bebas

2 Ada yang mau aku tanyain, temen aku dapet

informasi kalo ternyata disini pergaulannya

seperti track-track-an. Bener ga sih?

Ya emang ada sih anak-anak yang suka nongkrong kaya anak-anak ABG

seumuruan SMP-an. Bukan disini sih kebanyakan (tempatnya). Mereka

biasanya di jalur bandrek.kalo ga dijalur Soka Lembangan. Pernah juga ke

Cibatu. Cibatu juga sering.

Informasi

mengenai waktu

menghabiskan

waktu luang

remaja (Track-

track-an)

3 Ada informasi nih, tapi aku ga bisa tau siapa

informannya kalo ada yang mengenai

pengedar tapi belum sebesar pengedar. Dia

suka nawar-nawarin ke orang-orang. Pernah

denger ga?

Orang yang ngedar dan make sih banak. Keliatan dari tataan matana. Mereka

biasanya menyalahgunakan obat.Opini mengenai:

narkoba

4 Tapi yang aku maksud, narkoba beneran loh kalo misalna narkoba benerannya sih belum tau, belum pernah denger.

5 Kamu ada ga selentingan denger kalo dari

segi pergaulan, dusun dua lebih jelek dari

dusun satu? Kamu ada ga informasi yang

bisa di sampaikan?

Disni yang kaya gitu sekarang udah banyak. Kalo sama kakak, aku sih jujur

aja, karena apa? Kakakku sama orang tua pacarnya kurang disukai. Dia (orang

tua pacar kakaknya) emang cari yang lebih kaya dari dia. Yah namanya juga

orang tua. Walaupun udah ga diizinin, mereka tetap abis-abisan

mempertahankan. Kalo ngomongin seks aku jadi gimana gitu. Karena kakak

aku juga kaya gitu (seks bebas). Tapi dia kaya gitu, aku ga mau bikin malu

keluarga. Aku nutupin, karena memang banyak disini yang kaya gitu, apa lagi

ditempat kakak tinggal mah banyak yang kaya gitu (dusun 1)

Informasi

mengenai: Dusun

6 Kamu kan pacaran nih, ada bayangan ga buat

ngelakuin hal kaya gitu? Kan pasti tuh

perasaan pengen kaya gitu ada?

Kalo aku sendiri sih jujur aja, yang namanya rasa ingin tau pasti gede, gitu.

Tapi aku sih kembaliin lagi ke diri aku. Kalo aku mau dinodain kaya gitu,

pasti hidup aku bakalan ancur. Gitu aja. Aku juga pastihidup aku ga bakalan

teratur, awur-awuran. Ga mikirin orang tua aku kaya gimana, pengorbanan

mereka buat nyekolahin aku gimana. Istilahnya mereka keluarin keringat buat

aku. Kalo emang pengen tau, salurin ke jalur yang bener. Kalo ga dilandasi

pengetahuan dan agama yang kuat, pasti bisa ngerti.

Opini remaja

mengenai seks

bebas

7 Kalau dilihat kan keluarga kamu agamis

(Ayah guru mengaji). tapi, jaman

sekarangkan agama ga bisa dijadiin landasan

seseorang baik atau enggaknya. Untuk

menjaga keperawanannya?

Iya sih bener, emang bener. Aku pacaran pegangan tangan. Aku ga munafik.

Tapi aku kalau pacaran dirumah. Lagian orang tua aku ga ngelarang. Asal aku

batasan. Aku kalo pacaran dirumah.kan lebih asik dan ga perlu backstreet.

Aku juga ngobrol bareng orang tua aku. Apalagi sekarang orang tua aku udah

kecolongan satu. Aku ga mau bikin orangtuaku malu terus menerus.

Latar belakang

pendidikan ayah

dengan sikap

remaja

8 Pasti kan ada rasa pengen peluk atau cium

kalo sama pacar. Kalo kamu gimana?

A: pacarku ada yang kaya gitu, tapi aku gam au. Kalo emang dianya kaya

gitu, ya kita udahin aja, kalo emang dia sayang dia ga akan ngancurin hidup

kita. Karena keperawanan merupakan masa depan yang ga bernilai harganya.

Saya cape-cape nimba ilmu, cape-cape ngejalanin hidup. Masa mau

dihancurin gitu aja.

9 menurut kamu HIV/AIDS itu apa sih? aspek sikap-

psikomotor

10 Pendapat kamu mengenai kondom dijual di

warung-warung gimana? yaaa kaya jualan

permen gitu deh. Gampang di temuin gitu.

menurut mput mah seharusna pemerintah juga ikut berperan penting dalam

hal ini. Karena menyangkut pada perkembangan generasi muda kita dengan

adanya pelanggaran bagi setiap penjual kondom. Jadi, jangan dibiarkan

beredar dengan segampang itu. Cukup hanya berada di tempat yang

semestinya, seperti bidan atau dokter yang emang kegunaanya bener buat

orang yang udah nikah untuk dijadikan alat kontrasepsi.

Aspek sikap-opini

Pewawancara : FATHI

Inisial : AH, 17 tahun, laki-laki

Tempat : Rumah Responden, Teras Rumah

Suasana : Wawancara dilakukan oleh dua

pewaeancara dan satu responden

Waktu : Jumat, 28 Juni 2013, jam 13.00-

14.30

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Apa yang kamu tahu tentang HIV & AIDS? HIV itu sejenis penyakit yang paling mematikan karena kalau terkena maka

akan batuk terus-terusan ga bisa sembuh dan belum ada obat yang langsung

sembuh. HIV & AIDS itu penyakit yang rata-rata disebabkan oleh hubungan

wanita dan laki-laki dikarenakan mungkin tdak bisa mengontrol hawa nafsu

dan terbawa oleh zaman modern, mencontoh budaya barat.

2 Tahu dari mana? Bisa dari media televisi, ada suka dari dinas kesehatan yang suka kesekolah,

dari buku, dari pengetahuan agama dari ustadz, dan dari ilmu kitab-kitab.

3 Apa yang kamu ketahui tentang kondom? Kurang tahu. Alat kontrasepsi untuk melakukan hubungan seksual, dan

biasanya dijual di toko-tokoo tertentu.

4 Kamu tahu darimana? Dari media, kalau dari sekolah jarang.

5 Kamu tahu narkoba? Narkoba itu sejenis obat untuk kesehatan, obat bius, untuk menenangkan.

Tapi remaja sekarang disalahgunakan untuk menghilangkan stres dan untuk

apalah. Sebaiknyaa untuk kesehatan saja jangan disalah gunakan. Jenisnya

bisa macam-macam, bisa disuntik, bisa berbentuk pil diminum.

6 Kamu tahu dari mana? Dari sekolah dan media-media.

7 Apa yang kamu ketahui tentang seks bebas? Kurang tahu. Seksbebas itu pergaulan yang tidak terkontrolkarena disebabkan

terbawa. Dan orang tua perlu mengawasi bagaimana anak-anaknya bergaul

dengan siapa, dimana, dan menyekolahkan disekolah yang peraturannya ketat.

Kognisi remaja

8 Menurut kamu keperjakaan atau

keperawanan itu penting atau tidak?

Penting sekalli karena keperawanan harus dipertahankan hingga nikah, karena

itu sebuah kewajiban. Kalau tidak bisa dipertahankan akan mendapatkan dosa

yang sangat besar, dan didunia akan dicabut juga aura mukanya, dan mungkin

juga akan dijauhi oleh teman-temannya. Jika itu suatu perbuatan yang tidak

disukai.

9 Setia it seperti apa? Setia itu jangan mengecewakan orang dan jangan membebankan orang.

Kesetian itu juga harus dipegang hingga hayat nanti.

10 Apa yang kamu rasakan ketika menjaga

keperjakaan?

Rasa perjaka itu lebih tenang karena tidak pernah melakukan hubungan itu

yang dilarang dan tidak baik.

11 Bagaimana jika kamu diajak berhubungan

badan?

Saya akan menolak dan mengingatkannya untuk apa berbuat itu karena akan

merugikan saya dan tentu dirinya.

12 Kalau suatu saat kamu melakukan hal itu

bagaimana?

Saya usahakan untuk meminta saran dan kalau bisa minta dibawa kejalan

yang benar lagi

13 Kamu malu tidak kalau membeli kondom? Malu, karena kalau saya membeli beerarti saya akan melakukan hubungan itu.

Karena dalam agama islam kalau ada yang melakukan hubungan seks seperti

itu (dluar nikah )akan dilaknat 40 rumah dikiri, kanan, depan dan belakang.

Jadi akan terkena semua orang itu dosanya.

14 Disini kondom bisa didapat dimana? kurang tau a

15 Bagaimana perasaan kamu ketika pasangan

kamu tidak setia?

Belum pernah pacaran

16 Kalau seandainya sudah nikah nanti? Ya kecewalah dan bertanya kenapa melakukan hal seperti itu? Apakah saya

tidak mampu membahagiakan?

17 Kenapa tidak pacaran? Mungkin karena saya dipesantren dan banyak pelajaran yang menerangkan

hal itu jadi terus tereingat hal itu, jadi terus teringat.dalam islam juga ga ada

pacaran itu, adanya khitbah (lamar) langsung.

Aktivitas remaja

terkait HIV &

AIDS

Afeksi

Opini remaja

18 teman kamu ada yang melakukan seks

bebas?

Tidak ada kalau teman

19 Temen kamu ada yang menggunakan

narkoba?

Ga ada, yang nawarin juga gaada. Cuma rokok mungkin yang nawari.

20 Kamu biasanya nongkrong dmana? Biasanya dipesantren

21 Waktu luang dimana? Di pesantren. Bisa bantu-bantu, atau mungkin bagian peratanian ngurusin

pertanian. Banyak bidang-bidangnya di pesanten itu, komputer juga ada.

22 Kamu hobinya apa? Sepak bola kalau ada waktu luang dan ada temen main bola.

23 Pulang sekolah kamu biasanya kemana? Abis sekolah diasrama. Di pesantren paling seminggu sekali bisa pulang bagi

yang aktif

24 Kamu pernah mengajukan pendapat tentang

kondom, kesetiaan, narkoba?

Kalo kondom pernah. Tapi kalau kesetiaan belum. Kalau narkoba bisa sama

guru yang tahu tentang itu. Kalau temen yang memiliki pengetahuan lebih

tinggidari saya mungkin ditanyain.

25 Setelah kamu mendapatkan pengetahuan ada

perubahan apa yang kamu rasakan?

Ya mungkin ambil yang baik-baiknya aja

26 Kamu sering nonton TV? Jarang nonton TV. Kalau ada bola ya mungkin nonton.

27 Temen kamu ada yang pacaran? Ada kalau yang pacaran

28 Kalau yang ganti-ganti pacar? yang ganti-ganti pacar ada juga

29 Gimana kamu melihat mereka? Mungkin keimana belum kuat. Mungkin hawanafsu yang terlalu kuat. Dan

mungkin juga pergaulannyaterlalu banyak dengan orang luar (pesantren)

30 kalau temen-temen disekitar rumah kamu? Kalau disini banyaknya anak-anak. Kurang tahu banyak yang merantau

31 Kamu pesantren dari kapan? Dari SMP pesantren

Aktivitas remaja

terkait HIV &

AIDS

32 Ada tidak temen kamu yang berhubungan

seks sebelum nikah?

Temen yang berhubungan sebelumnikah ga ada

33 Kalau yang pernah beli kondom? Ga tau ya kalau beli kondom

34 Di pesantren ada anak yang nakal? Kalau anak nakal banyak. Kan dipesantren itu nakal-nakal biasanya,ya untuk

memperbaiki kelakuannya. Ya kalau berteman itu harus pilih-pilih, yang

nakal harus dijauhi kalu bisa di ajak biar baik.

35 Kamu aliran islamnya apa? Kalau disini mazhabnya ahlussunnah wal jamaah

36 Kamu solat subuhnya pake kunut? Kalau disini ya pake

37 Apa dalil untuk narkoba? Innamal khamru wal maisiru, mungkin bisa pake itu (ayat diharamkannya

sesuatu yang memabukkan).

38 Maksudnya apa? Ya jangan dilakukan karena itu untuk kebaikan manusia juga. Rasulullah juga

bertahap dalam melarang hal itu

39 Apa dalil berzinah? Yang saya tahu "wala takrobu zinah", jangan sekali-kali mendekati zinah.

Termasuk berpandangan mata tidak boleh.

40 Kalau tentang kesetiaan? Mungkin bisa “alaufatu rasadu lisadah”. Mengasihi, dikasihi sesama manusia

harus dipegang teguh.

41 Dipesantren pernah dikasi tahu tentang

kondom?

Belum pernah

42 Bagaimana kamu memeraktekkan agama

mu?

Mungkin kalau azan langsung ke masjid. Jangan buang-buang waktu tidak

baik.

43 kalau yang berkaitan denga hubungan

sesama manusia?

Bisa dengan tatacara musyawarah

44 Kamu solat berjamaah berapa kali sehari? Solat berjamaah lima waktu

Praktik beragama

Keyakinan

beragama

Aktivitas remaja

terkait HIV &

AIDS

45 Apa motifasi kamu untuk solat berjamaah

lima waktu?

Mungkin karena kesibukan masing-masing dan mungkin karena solat jamaah

terasa bagi saya berkahnya dan pahalanya besar. Dan juga untuk melatih

kebersamaan dan silaturahmi.

46 Kamu ngaji (membaca alquran) berapa kali

sehari?

Ya kalau sering bisa sepuluh kali dalam sehari, terutama bulan ramadhan.

Kalau jarang bisa lima kali dalam sehari.

47 Apa motifasi kamu? Untuk menjalankan perintah allah dan menjaga hawa nafsu dari hal-hal yang

tidak diinginkan

48 Di pengajian ada tidak di beritahu tentang

HIV & AIDS, setia pada pasangan, narkoba,

dan kondom?

Kalau itu ada ya, babnya juga dikhususkan seperti bab nikan, bab hal-hal yang

memabukkan, dll.

49 kalau kondom dan narkoba? Kalau kondom jarang tapi kalau narkoba sering

50 Apa yang kamu rasakan ketika berdoa? Yang saya rasakan deket dengan Allah, damai, dan merasa dicerahkan

jalannya.

51 Apa yang kamu rasakan kalau berpacaran? Mungkin kalau sudah waktunya bahagia dan kalau belum waktunya ya merasa

bersalah.

52 Kapan waktunya menurut kamu? Mungkin kalau sudah menghasilkan rezeki yang banyak

53 Apa hukumnya dalam islam? Ya kalau dalam islam tidak boleh dan langsung di khitbah (lamar) seharusnya

54 Apakah kamu ingin berpacaran? Ya dikhitbah dulu tidak seperti remaja sekarang

55 Apa yang kamu rasakan dari pelajaran

agama?

Hati saya tentram bisa melakukan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang

dilarang

56 bagaimana kalau agama bertolak belakang

dengan keinginan kamu?

Ya kalau hawanafsu sebuah keanginan dan susah unutuk menahannya dan

sering lupa. Kalau seudah melakukan hal itu saya menyesal dan suka ada

ganjarannya.

Perasaan dalam

beragama

Praktik beragama

Pewawancara : HALIDA NUFAISA

Inisial : SN, 17 tahun, laki-laki

Tempat : Rumah informan, ruang tamu

Suasana : Hanya berdua

Waktu : 14.00-15.15

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Kamu pernah denger ada berita tentang

pentingnya menjaga keperawanan?

Oh iya itu teh pernah nonton berita ada mucikari cilik, makanya saya teh hati-

hati sekarang

Dimensi Aktivitas

Terkait

Keperawanan

2 Kalau lagi ngobrol soal narkoba, pernah

memberi pendapat sendiri kepada teman,

keluarga, atau siapapun mengenai bahaya

narkoba?

Ohiya, pernah, pernah, tetapi tidak sering. Apalagi kan teman ada yang jadi

pengedar narkoba yah.

3 Oh ada? Saha? Tinggal di kampung sini? Bukan atuh, teman di madrasah (SMA)

4 Kalau lagi berhubungan badan kan ada juga

yang pake kondom, tau soal kondom?

Tahu, pernah denger waktu ada penyuluhan dari UIN, tapi saya kurang tahu

bentuknya seperti apa

5 Oh yang kamu tahu fungsi kondom apa? Oh kondom tuh buat mencegah kehamilan kan

6 Kamu tahu HIV/AIDS? Oh tau teh, itu penyakit menular kan?

7 Iya bener, pernah ada penyuluhan di

sekolah?

Pernah teh dari polisi dan puskesmas

Dimensi Kognitif

Terkait HIV/AIDS

Dimensi Kognitif

Terkait Kondom

Dimensi Aktivitas

Terkait Narkoba

8 Ohiya, kalo gitu boleh sebutin apa aja yang

kamu tahu soal HIV/AIDS?

HIV/AIDS itu penyakit menular yang disebabkan virus HIV yang berkembang

menjadi AIDS. Orang yang kena HIV belum tentu kena AIDS ya teh?

9 Iya lanjut aja Nah penularannya itu dari hubungan intim, terus narkoba yang disuntik, sama

ibu hamil kalo kena AIDS anaknya pasti kena

10 Terus kalo kondom tahu? Tahu kok

11 Tahu darimana? Dari temen, orang tua juga

12 Kata temen itu apa? Kata temen itu semacem pelindung aja

13 Kalo orang tua? Orang tua bilangnya itu alat untuk berhubungan seks biar nggak hamil

14 Kalo narkoba apa aja yang kamu tahu? Narkoba tuh ada golongan 1, golongan 2 tapi aku lupa, yang aku tau ada

heroine, ekstasi, dextri, yg berbentuk pil, ganja

15 Soal narkoba tahu dari? Dari temen, penyuluhan, buku dari sekolah, buku penyalahgunaan tentang

narkoba

16 Menurut kamu penting nggak sih jaga

keperawanan?

Penting, soalnya, gini yah, disuruh juga dalam agama, ada suatu kebanggaan

tersendiri gitu

17 Oh gitu, selain kebanggaan ada lagi? Rasa terhormat, terus berasa dihargai gitu sama orang-orang

18 Emang orang sini kalo tau udah nggak

perawan langsung nggak dihargai?

Jadi dikucilin gitu, yang nemenin keluarganya sendiri, terus juga kalo

misalnya lewat suka ada yang nyindir gitu ibu-ibu bilang, “eh kasian ya si anu

teh punya anak haram”

19 jadi kamu ada rasa takut karena itu? Iya takut banget

20 Terus narkoba, perasaan kamu gimana kalo

ada yang pake?

Takut juga, takut soalnya kayak takut dipaksa

Dimensi Afeksi

terkait narkoba

Dimensi Afeksi

Terkait

Keperawanan

Dimensi Kognitif

Dimensi Kognitif

Terkait HIV/AIDS

21 Jadi takut juga temenan sama orang yang

kena narkoba?

Takut banget langsung jauhin

22 Terus misalnya, maaf nih agak sensitif,

misalnya ada pacar kamu yang ajak

berhubungan badan gitu, kamu gimana?

Takut juga, langsung aku putusin, sama aku tampar aku usir Dimensi Afeksi

terkait

keperawanan

23 Kalo untuk berhubungan badan, misalnya

kamu tiba-tiba diajak pacar kamu gimana?

Aku nggak bisa bayangin teh, takut, aku marah kalo sampe iya aku tampar

usir dari rumah

24 Kamu kalo diajak narkoba gimana? Aku pernah diajak narkoba gitu, minum dekstro tapi aku bilang mending jajan

di warung aja

25 Ada dampaknya nggak sih setelah kamu

ngomongin bahaya narkoba, seks bebas, dll?

Lebih hati-hati sih, ada juga rasa takut kalo sama laki-laki yang bandel, yang

bibirnya item, yang ditindik

26 Kamu ngeliat orang yang suka ganti-ganti

pasangan gimana?

Benci aja gitu teh

27 Temen kamua da yang pernah beli kondom? Enggak sih, tapi tetep nggak suka aja kalo ada yang beli, emang udah yakin

gitu nikah sama dia.

28 Menurut kamu apa yang dilarang dalam

agama?

Meninggalkan solat, melakukan seks bebas, dll

29 Kamu percaya itu dosa? Percaya banget karena ada rasa takut gitu, kayak waktu itu abis bohong sama

orang tua jadi ada rasa takut

30 Ohiya, kamu sering ikut pengajian ya? Selain

ngaji ngapain aja? Maksudnya ad akegiatan

lain selain diajar ngaji? Terus berapa kali

seminggu?

Sekarang paling tiap senin, terus paling pas ngaji diajarin soal pacaran, nggak

boleh berduaan di tempat gelap, terus menasehati dalam kehidupan sehari-

hari, intinya tetap kebaikan

Dimensi Praktek

Keagamaan

Dimensi Afeksi

terkait narkoba

Dimensi

Keyakinan

Dimensi opini

Dimensi perilaku

31 Kalo masalah praktek agama, pernah ada

konflik batin nggak antara ajaran agama

sama perilaku?

Ya paling saat pacaran sih, kenapa dilarang gitu hehehe

32 Kamu kalo lagi berdoa perasaannya gimana? Tenang gitu, lega, kayak bisa deet sama Allah

Pewawancara : JHANE

Inisial : LA, 18 tahun, Remaja Perempuan

Tempat : Warung Mang Ence

Suasana : Cukup Ramai

Waktu : 28 Juni 2013, 14.00 - 15.00

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Kalau ngaji tiap hari dan jam berapa? Tiap hari teh. Jam abis magrib sampe jam delapan

2 Oh, gak ada liburnya ya? Gak ada. Malam jumat juga yasinan

3 Kyainya dari mana? Dari situ teh (menunjuk rumah sebelah) tetangga

4 Oh. Eh, kalau disini orang laki kalau suka

sama cewr gak langsung dilamar ke orang

tua ya?

Iya teh. Disamper ke rumah

5 Kalau pacaran juga bilang minta izin gak ke

orang tua?

Ya, kalau pacaran mah kadang-kadang aja izinnya

Aktivitas terkait

gaya hidup

Dimensi Feeling

6 Beneran ada cewe atau cowo? Cewe teh

7 Kelas berapa? Kalau masih lanjut ya harusnya sama dengan aku, baru lulus SMP

8 Kamu sahabatan? Terus ditawarin pernah

gak?

Iya sahabatan. Aku pernah ditawarin gitu tapi belum liat obatnya. Kata orang-

orang sih kecil-kecil gitu. Namanya dextron.

9 Terus sekarang masih main gak sama dia? Udah engga. Katanya mah orang-orang dia juga udah gak make

10 Emang dia dapat dari mana? Harganya

berapa?

Harganya katanya 5000 teh banyak. Dia dapet dari pacarnya terus ada

temennya yang di RT 001 juga perempuan suka make

11 Oh gitu, sekarang gimana? Ya gak tahu juga. Sekarang mah dia juga udah kumpul lagi gitu. Udah gak

pake obat juga kata orang-orang. Ohya itu dia teh anaknya (menunjuk ke

jalan, ada seseorang memakai hot pants dengan muka pucat tebal dengan

bedak seperti habis mandi sambil mengedarai motor)

12 Kamu tahu HIV/AIDS gak? Dari mana? Tahu teh. Pernah denger dari temen SMP

13 Nah, temen kamu orang yang pakai narkoba

bisa kena AIDS gak?

Bisa teh

14 Hmm terus selama ini kamu punya pacar?

Berapa kali?

Ada teh. Pernah pacaran 10 kali

15 Wah, pacarnya orang mana dan umurnya

berapa?

Pacarnya umur 23 tahun (sedangkan ia berumur 17 tahun) Orang Cibuyut teh

16 Orang tua tahu gak? Tahu teh

17 Terus gimana pacarannya? Udah pegang Udah teh

18 Pelukan? Belum teh

19 Gimana kamu teh alirannya apa? NU teh

20 Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahayanya

narkoba?

Pernah

Keyakinan terkait

religiousitas

Kognisi terkait

sikap remaja dan

aktivitas terkait

gaya hidup

Aktivitas terkait

gaya hidup

21 Kayak gimana? Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu

haram, kenapa harus didekati bahkan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari

lawan jenis juga

22 Kamu setuju? Kenapa? Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita

23 Terus ustadznya bilang apa lagi? Ya kita harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat

keimanan dan lihat mana baik mana yang salah

24 Hm, tapi kamu pernah pacaran? Iya, kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetep

pacaran. Ya pacaran untuk jadi penyemangat sekolah sih

25 Terus? Ya ada enaknya ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang perhatiin,

enggaknya kalau disakitin ya engga enaklah teh hehe

26 Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah? Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowo kan

mabok, kalau kita ya di rumah aja

27 Oh gitu, terus pacarannya? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang, kalau mikir negatif

ngeri juga teh kalau sampai berlebihan

28 Terus? Ya kalau mikir-mikir jaran agama ya ngerilah gak kira yang kita perbuat tapi

menimbulkan dosa

29 Kalau soal kerudung? Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung gerah tahu

30 Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir

negatif ngeri kalau sampe berlebihan. Di mata saya ada yang baik tapi mata

keluarga tidak baik tapi jadi nekat-nekatnya

31 Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ngeri lah gak kerasa yang kita perbuat tapi

nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman ya tolak

32 Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau

ada temen yang pakai narkoba?

ya lemah agama orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya tehPerasaan terkait

religiousitas

Perasaan terkait

religiousitas

Keyakinan terkait

religiousitas

33 Terus, kalau kelar ibadah gimana rasanya? Ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal

34 Eh, iya balik lagi kalau soal kerudung? Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung. Shinta aja bilang ngapain

pake kerudung gerah gitu

35 Kalau pacaran? Ya kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan

36 Ya, coba ceritain pas kamu pertama kali tahu

kondom

Iya waktu itu aku sama Lilis (sepupu) jalan naik motor ke Alfamat buat beli

obat terus Lilis kasih unjuk ke aku. Aku bilang “Neng, ieu teh apa?”, dia

bilang, “cena teh kondom” merknya Sutra. Ekspresi Lilis teh juga ketawa-

tawa

Kognisi terkait

sikap

37 Ayu dari bangun sampe tidur lagi

aktivitasnya apa gitu?

Ya pagi-pagi teh beres-beres. Siangnya diam aja, main sampe sore. Keluar

juga kalau ada yang ajak. Kalau engga ya di dalam aja. Pas magrib ya ngaji di

masjid ngaji kitab kuning

38 Isinya apa aja? Ya tentang bagaimana cara berperilaku dengan baik. Terus ada juga cara

bagaimana melayani suami dengan baik

39 Wah, terus kamu sukanya nonton apa? Suka FTV di SCTV dan Tukang Bubur Naik Haji

40 Gimana kamu teh alirannya apa? NU teh

41 Pernah gak guru ngaji kasih tahu bahaya

narkoba?

Pernah

42 Kayak gimana? Allah melarang narkoba, judi, dan miras. Ya itu dosa besar. Sudah tahu itu

haram, kenapa harus didekati bukan dijauhi. Selain itu harus menjaga dari

lawan jenis juga

43 Kamu setuju? Kenapa? Setuju teh karena itu untuk kebaikan kita

44 Terus ustadznya bilang apa lagi? Ya, kita juga harus menjaga keperawanan. Harus bisa jaga diri. Memperkuat

keimanan dan lihat mana baik dan mana yang salah

Keyakinan terkait

religiousitas

Aktivitas terkait

gaya hidup

Perasaan terkait

religiousitas

45 Hm, tapi kamu pernah pacaran? Iya kalau dinasehati berpikir gitu. Tapi ya gak tahu juga ya kenapa tetap

pacaran. Ya pacaran untuk penyemangat sekolah sih

46 Terus? Ya ada enaknya dan ada enggaknya juga pacaran. Enaknya ada yang

perhatiin, enggaknya kalau disakitin ya engga enak lah teh hehe

47 Apa yang kamu rasakan kalau udah ibadah? Ya beda gitu teh. Apalagi pas dapat masalah ya. Biasanya kalau cowok kan

mabuk, kalau kita ya di rumah aja

48 Oh gitu, terus pacarannya? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif

ngeri juga teh kalau sampai berlebihan

49 Terus? Ya kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kira yang kita udah

perbuat tapi nimbulkan dosa

50 Kalau soal kerudung? Iya pernah disindir juga dulu ngapain pake kerudung, gerah tahu

51 Apa yang kamu ketahui tentang HIV/AIDS? Penyakit yang dari seks yang bisa menular ketika berganti pasangan

52 Terus? Iya dari ciuman juga bisa kali ya teh hehe

53 Hm bisa diceritain gak gimana isi makalah

kamu? (makalah tugas dari guru olahraga

tentang HIV)

Hm udah pada lupa teh hehe. Ya isinya tentang bahaya narkoba, mencegah

bahaya narkoba, jangan bebas bergaul, hindari teman-teman yang salah gaul.

Hindari merokok. Kalau HIV/AIDS Cuma disinggung dikit. Juga gak ada

kondom di makalah

54 Tahu cara mencegah seks? Demi hubungan seks harus jaga diri aja. Dari pasangan dalam suami istri,

jangan kawin cerai. Harus menentukan satu, jauhi seks bebas

55 Kalau yang tentang kondom? Iya pernah denger tentang kondom, tapi lihat teh belum pernah dari teman

rumah. Waktu itu jalan berdua sama Lilis naik motor ke Alfamart cari obat

batuk. Lilis bilang ke aku, “neng ini teh apa?” sambil nunjuk kondom. Aku

teh gak tahu. Dia bilang “cena ieu kondom”. Merknya Sutra. Terus dia

bilangnya sambil ketawa-tawa

Koginisi,

perasaan, dan

perilaku terkait

sikap

Perasaan terkait

religiousitas

Keyakinan terkait

religiousitas

56 Kalau seks bebas? Tahu dari sekolah 3 SMA. Dari pelajaran fikih di bab apa kitu teh lupa.

Misalnya bunyinya, remaja zaman sekarang itu terlalu bebas ya (guru yang

jelasin). Kita harus menghindari seks bebas di luar nikah. Ya milih teman

juga harus yang baik.

57 Terus penting gak menjaga keperawanan? Penting lah teh. Soalnya kita kan pengen juga pacarnya perjaka dan

perjakanya juga mau perempuan perawan. Di fikih itu suka mengingatkan

juga misal tentang pergaulan bebas harus menjaga

58 Hm, perasaan kamu bisa ngejaga

keperawanan?

Alhamdulillah senang lah teh. Sampai ada kan ya demi uang jual

keperawanan. Pasti itu dosa besar. Belum nikah udah menggadaikan. Sayang

lah teh. Belum nikah udah kasih yang lain

59 Kalau perasaan kamu tentang narkoba? Narkoba itu jangan sampelah tadi. Ada cowo temen yang curhat bilang

temennya sampai narkoba. Kecewa juga kalau ada orang yang pakai itu.

Ngapainlah.

60 Oh, kalau beli kondom malu gak? Ya malu lah teh

61 Kalau tentang pacar yang gak setia? Ya sedih lah teh orang yang kita cintai dikiranya mah baik ternyata dia begitu.

Temenku pernah teh. Cewenya yang disakiti

62 Oh, kalau perilaku pacaran kamu gimana? Dari kelas 7 SMP teh pacaran

63 Udah ngelakuin apa? Waktu pacaran teh belum ngapa-ngapain. Cuma ketemu sewajarnya aja.

Cuma main ke rumah cowo di Kidul. Sama-sama kenal orang tuanya. Sebatas

pegang tangan aja. Kalau lebih takut nanti kalau dikasih nagih nanti dia

berani

64 Oh, kalau ada temen kamu yang begitu

bagaimana?

Maunya menasehati. Ya teteh misalnya mau pakai, saya tahu itu barang-

barang haram. Lalu dekati secara halus biar luluh

65 Kalau ada waktu luang ngapain aja? Ya seringnya di rumah aja

Aktivitas terkait

gaya hidup

Koginisi,

perasaan, dan

perilaku terkait

sikap

66 Hobinya kamu apa? Hobi voli

67 Masih gak? Udah engga teh. Waktu sekolah aja. Udah dua tahun belakangan gak main

voli udah pada nikah dan gengsi gitu. Ya, tinggal Ayu aja yang belum nikah

68 Hehe. Kalau pulang sekolah dulu ngapain

aja?

Ya, langsung pulang aja teh

69 Kalau sekarang? Udah lulus mah pagi beres-beres. Siangnya diam aja sampe sore. Kalau gak

ada yang ajak main ya gak main. Magrib ngaji di masjid, ngaji kitab kuning

70 Biasanya ngobrol-ngobrol sama temen

dimana?

Rumah Shinta atau yang tadi bakso (bakso Ibu RT 01 RW 01)

71 Oh, manfaatnya ngobrol apa? Ya akibatnya jadi tukar pikiran gitu dan pendapat. Contohnya yang lagi ada

masalah keluarga

72 Suka nonton apa aja? Suka FTV di SCTV. Tukang Bubur Naik Haji hehe

73 Suka niruin gak? Iya sinetron yang baik-baik baru diikutin

74 Menurut kamu, ada gak temen kamu yang

pergaulan bebas?

ada teh temen deket. Sering denger juga temen dekat diajak-ajak. Khawatir

aku

75 Kalau pengajian dimana? Mungkin itu kewajiban. Dari kecil rajin ke masjid. Kesini bergaul tapi jadi

cukup jarang ngaji. Suka nasehatin orang yang pakai. Kalau engga ngaji

gimana gitu

76 Hm terus kamu pakai kerudung gimana? Dari kelas 1 SMP teh. Tapi buka-buka gitu. Malu juga teh sekarang kalau gak

pakai kerudung. Karena anak kecil aja juga pakai

77 Terus kalau ceramah? Abis ashar ada ceramah pakai Basa Sunda. Ustadznya ganti-gantian rutin tiap

minggu. Jumat sampe 5.30 sore

78 Kalau singgung narkoba ustadznya? Belum

Praktik terkait

religiousitas

Aktivitas terkait

gaya hidup

79 Setia pada pasangan? Pernah nikah, ya pernah pacaran. Kalau ganti-ganti ya gak wajar. Harus

sering menjaga dan jangan tergoda oleh orang lain.

80 Kalau ceramah di TV sukanya apa? Jarang nonton sekarang. Dulu Qurota’ayun seneng. Ceramahnya gak terlalu

serius soalnya. Kalau Mamah Dedeh serius

81 Terus dipraktikan gak? Sama kaya tadi. Ya dipraktekin ya mau atuh teh contoh yang baik

82 Terus perasaan kamu gimana ketika ibadah? Suka beda teh. Lagi dapat masalha ya kalau cowo mabuk kalau kita mah di

rumah aja. Padahal baca Quran buat tenang

83 Terus mikir apa pas pacaran? Kepikiran juga sih teh. Punya pacar teh kadang-kadang kalau mikir negatif

ngeri kalau sampe berlebihan. Dimana di mata saya ada yang baik tapi di

mata keluarga tidak baik tapi jadi rekat-rekatnya

84 Terus apa rasanya kalau buat dosa? Kalau mikir-mikir ajaran agama ya ngerilah gak kerasa apa yang kita perbuat

tapi nimbulkan dosa. Kalau ajak ciuman yan kami tolak

85 Terus misalnya, apa yang kamu rasain kalau

ada temen pakai narkoba?

Ya lemah agama, orang pakai narkoba ya kecanduan berat juga ya teh

86 kalau udah ibadah gimana rasanya? ya, jadi nyaman kalau udah shalat kalau ninggalin shalat menyesal

87 Eh iya, balik lagi kalau soal kerudung? Iya pernah teh digituin, ngapain pake kerudung Shinta aja bilang ngapain

pake kerudung gerah gitu

88 Kalau pacaran? Ya, kalau sama pacar ya gimana gitu takut pas deket-deketan

Perasaan terkait

religiousitas

Praktik terkait

religiousitas

Pewawancara : JHANE

Inisial : Mang Endah (guru ngaji RW 1), laki-

laki

Tempat : Tempat Pengajian

Suasana : Kurang Kondusif

Waktu : 28 Juni 2013, pukul 11.00 - 11.20

No Pertanyaan Jawaban Keyword

1 Pak ngajar ngajinya kapan aja? Rutin dari jam 2-4 anak SD, remaja itu 4-6 sore. Kalau magrib yang rame dan

umum

2 Oh bapak dari kapan ngajar dan dari

pesantren mana?

Dari tahu 93. Dari Pesantren Raudhatul Mufawasilah dari Cianjur

3 Oh kegiatannya apa aja pak? Ya, baca kitab kuning tiap hari Al-Qurannya satu ‘ain aja

4 Oh terus gimana bapak jelasin perilaku

remaja di pengajian?

Ya kurang lebih, jangan pernah mencoba narkoba. Sekali mencoba maka akan

ketagihan seterusnya.

Pewawancara : YASSERINA RAWIE

Inisial : RA, Remaja 16 tahun, Perempuan

Tempat : Rumah informan, di tempat bakso

RW 1 (bawah)

Suasana : Agak berisik (ada suara radio)

Waktu : 28 Juni 2013 pukul 13.00-14.15

WIB

Praktik terkait

religiousitas

NO PERTANYAAN JAWABAN Keywords

1 Waktu itu kamu bilang biasanya kamu kalo

lagi ada waktu luang kan dirumah. Selain

dari itu dimana lagi?

Ya seringnya dirumah sih teh, soalnya saya juga belum terlalu kenal sama

temen-temen disini

2 Oh gitu ya, suka ngumpul-ngumpul bareng

gak?

Suka sih tapi jarang teh

3 Kira-kira ngumpul sama temen berapa kali

seminggu?

Ya paling tiga kali seminggu, itu juga gak tentu kalo lagi iseng aja. Soalnya

kalo habis ngaji gak ada kegiatan apa-apa lagi

4 Kalo habis pulang sekolah suka kemana? Ya dirumah aja, paling saya tidur siang teh. Soalnya kan sorenya ngaji sampai

malem. Sama kalo ada PR ya paling saya kerjain

5 Kalo lagi ngumpul-ngumpul sama temen

biasanya ngomongin apa?

Ya paling ngomongin tentang musik, tentang lagu-lagu yang lagi nge-trend

atau ngebahas pelajaran paling teh

6 Pernah gak kamu ngebahas tentang kesetiaan

sama pacar?

Ya pernah, lumayan sering juga kok

7 Ngomonginnya emang kayak gimana? Ya misalnya ngegosipin temen saya yang lagi selingkuh sama kakak kelas

saya, ya kayak gitu-gitu aja sih biasanya. Ada juga temen saya lagi naksir

teman cowoknya padahal dia udah punya pacar. Nah suka diledekin aja, gak

setia gitu

8 Terus temen kamu diledekin gitu reaksinya

gimana?

Ya ketawa-ketawa aja kan juga kita cuma bercanda

9 Kalo ngomongin tentang bahaya narkoba

pernah?

Iya pernah, tapi jarang sih ngomongin yang kayak gitu

Mengobrol

tentang narkoba

Mengobrol

tentang kesetiaan

terhadap pasangan

Aktivitas Gaya

Hidup Remaja

Mengisi Waktu

Luang

10 Waktu itu ngomonginnya kayak gimana? Jadi ada temen-teman sekelas saya yang suka ngelem teh, ya satu gank gitu

11 Kamu pernah liat langsung? Gak pernah sih cuma gosip-gosip aja

12 Kalo tentang keperawanan pernah

ngomongin gak?

Pernah sih sekali, ngomongin kakak kelas saya yang lagi berhubungan seks

ditu terus direkam. Nah rekamannya itu diliat sama guru. Habis itu mereka

berdua langsung dikeluarin deh dari sekolah. padahal waktu itu udah deket

UN

Mengobrol

tentang

keperawanan

13 Nah setelah ngomongin tentang kesetiaan

sama pacar, narkoba, dan keperawan tadi

pendapat kamu gimana?

Ya kalo saya sih pengennya jauh-jauh aja deh dari yang kayak gitu-gitu.

Soalnya saya ga mau bikin diri saya malu sama orang tua saya jadi malu juga.

14 Kalo temen kamu ada gak yang suka ganti-

ganti pacar?

Ada kok temen saya yang kayak gitu, dia itu kalo pacaran gak pernah awet,

paling juga semingu. Dia itu kakak kelas saya juga

15 Nah menurut pendapat kamu gimana tentang

orang yang suka gonta-ganti pacar?

Ya saya sih gak sependapat, soalnya kalo saya sendiri selalu berusaha setia

sama pacar saya. Saya gamau aja kena karma, pasti kan ga enak kalo kita

yang diselingkuhin.

Opini Be Faithful

16 Kalo pendapat kamu tentang orang yang

berhubungan seks sebelum menikah gimana?

Ya saya sih ga sependapat banget sama perilaku kayak gitu, saya mah

pengennya jauh-jauh aja. Saya takut sama ayah saya. Katanya kalo saya

sampai negelakuin hal yang kayak gitu mendingan saya gak usah pulang

kerumah lagi aja

Opini Abstinence

17 Emang hal yang dilarang sama ayah kamu

apa aja?

Ya kayak yang pake narkoba, obat-obatan, berhubungan seks, main sama

pacar saya aja sebenernya saya gak pernah teh. Saya kalo pacaran diawasin

terus.

18 Jadi kamu kalo pacaran dimana dong? Ya dirumah. Pacar saya biasanya datang kerumah saya kalo lagi libur, kayak

hari minggu. Itu juga gak pernah lama-lama, ya paling lama dua jam

Aktivitas Gaya

Hidup Remaja

Opini gaya hidup

remaja

Mengobrol

tentang narkoba

19 Terus sama pacar kamui dirumah ngapain

aja?

Ya ngobrol-ngobrol aja. Biasanya kan kita duduknya di teras depan. Nah ayah

saya ngawasin dari dalem ruang tamu.

20 Oh gitu ya. Sama pacar kamu biasanya

ngobrol apa aja?

Ya paling ngomongin tentang kita ngapain aja selama gak ketemu, atau nanya-

nanya tentang pelajaran

21 Emang pacar kamu pinter ya? Ya yang pasti lebih pinter dari saya, soalnya kan dia udah SMA kelas 2

22 Oh gitu, kamu tuh jadi sebenernya boleh

pacaran gak sih sama orang tua kamu?

Gak boleh sih sebenernya. Tapi waktu itu saya coba beraniin ngomong ke ibu.

Kalo sama ayah saya gak berani. Itu juga awalnya saya dimarahin sama ibi

saya. Tapi akhirnya lama-lama boleh asal saya pacarannya ga berlebihan,

sama syaratnya harus dikenalin dulu ke orang tua saya

23 Kamu emang pertama kali pacaran kelas

berapa?

Kelas 6 SD, tapi itu yang masih ngumpet-ngumpet

24 Mantan kamu ada berapa? Ada 10

25 Nah pacar kamu yang pernah dikenalin ke

orang gtua kamui ada berapa?

Ada dua sama yang sekarang

Kalo boleh tau kamu Islamnya aliran apa? NU teh

Kamu ngerti gak bedanya aliran Islam kamu

sama yang lainnya?

Hmm apa yaa… Gak ngerti sih sebenernya, saya Cuma ikut orang tua aja

Emang orang tua kamu gak pernah

ngejelasin?

Kalo saya nanya ya mungkin dijelasin. Tapi sayanya gak pernah kepikiran

buat nanya hal itu

Emang yang biasanya ngajarin tentang

agama itu ayah atau ibu kamu?

Dua-duanya sih teh. Sama belajar dari pengajian juga

Emang kamu dari kapan mulai rutin ikut

pengajian?

Dari kecil teh, dari SD. Dari saya masih tinggal di rumah yang sebelumnya.

26

27

28

Dimensi Praktik

Keagamaan

Dimensi

Keyakinan

Beragama

Aktivitas Gaya

Hidup Remaja

Emang kamu ikut pengajian siapa yang

nyuruh?

Gak ada yang nyuruh sih, Cuma waktu pertama kali disaranin sama ibu, dia

dikasih tau sama tetangga yang lain. Tapi emang saya yang seneng sih ikut

pengajian.

Emang kamu senengnya kenapa? Soalnya banyak temen saya yang ikut, jadi seneng aja bareng-bareng

Di pengajian diajarin gak tentang menjauhi

narkoba?

Enggak teh. Biasanya diajarin tentang yang ada di kitab-kitab terus dibahas

Kalo tentang menjaga keperawanan pernah

diajarin?

Pernah teh, jadi kalo dalam Islam itu kita sebagai perempuan harus menjaga

keperawanan. Soalnya keperawanan kita cuma untuk suami kita aja

Kalo tentang setia sama pasangan pernah

diajarin?

Iya pernah sih, tapi kalo dari pengajian saya nangkep nya malah di Islam itu

justru ngajarin untuk gak setia, karena boleh poligami

Emangnya definisi setia menurut kamu itu

yang kayak gimana?

Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau

punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya

Kalo tentang kondom pernah diajarin di

pengajian?

Enggak pernah

Emangnya definisi setia menurut kamu itu

yang kayak gimana?

Setia itu ya selalu sama pasangan kita, gak selingkuh sama yang lain, atau

punya pasangan yang lain. Sama saling percaya aja sih menurut saya Definisi Setia

Kamu salatnya gimana? Rajin gak? Ya sebisanya sih lima waktu, tapi yak an kadang ada aja godaannya.hehe

Kamu suka gak nonton acara kultum di TV? Ya suka sih nonton sebentar kalo sebelum berangkat sekolah

Kalo kamu lagi beribadah apa sih yang kamu

rasain?

Ya tenang, damai, pokoknya enak lah. Soalnya kan kita udah negajalanin

kewajiban kita, jadi kayak ga ada yang ngeganjel lagi

Menurut kamu, punya pacar itu dibolehin

gak sih dalam Islam?

Gak boleh teh.hehe

33

28

29

30

31

32

34

Konten yang

diajarkan pada

pengajian

Dimensi Praktik

Keagamaan

Dimensi perasaan

beragama

Dimensi Praktik

Keagamaan

Nah terus kenapa kamu tetep pacaran? Kan

di Islam tadi kata kamu gak dibolehin

Ya kan di Islam itu ada yang namanya ta’aruf, kenalan gitu lebih dalam sama

calon pasangan kita. Jadinya saya nganggepnya kita itu ta’aruf bukan pacaran

teh

Pas lagi pacaran ada gak hal-hal yang kamu

takutin?

Ya ada teh, saya takut aja kejerumus ke hal-hal yang gak baik. Tapi

untungnya saya sih kalo pacaran ya dirumah aja. Ga pernah pergi berduaan.

Jadi kamu sama pacar kamu bener-bener gak

pernah pergi atau jalan gitu?

Gak pernah sama sekali, soalnya kan juga gak boleh sama orang tua saya

Tapi kalo misalnya dibolehin kamu mau gak

pergi berdua sama pacar kamu?

Ga mau juga teh, takut ah

Emangnya kenapa? Ya bukannya saya gak percaya sama pacar saya, tapi saya takut aja kalo

kenapa-napa. Ya jaga-jaga aja

Menurut kamu, apa orang yang gak pake

narkoba itu udah pasti dekat dengan Tuhan?

Ya iya pasti, soalnya kan narkoba itu hal yang berlawanan sama agama. Tapi

balik lagi sih ke orangnya masing-masing. Kalo dia gak pake narkoba tapi

tetep ngelakuin dosa lain kan tetep aja gak deket sama Tuhan.

Kalo tentang HIV dan AIDS yang kamu tau

apa aja?

Ya kayak yang pas wawancara kemarin aja teh, penyakit menular yang gak

bisa diobatin

Emang menularnya lewat apa aja? Bisa lewat narkoba, hubungan seks, sama apa lagi ya, itu aja kayaknya sih

Kamu tau gak perbedaan antara HIV sama

AIDS?

Kalo HIV itu nama virusnya, kalo AIDS itu kalo gak salah nama penyakitnya.

Di sekolah juga pernah diajarin soalnya teh

Kalo tentang kondom kamu tau gak? Iya tau saya

38

36

37

34

35

39

Koginisi kondom

Kognisi tentang

HIV dan AIDS

Dimensi perasaan

beragama

Emangnya kondom itu apa? Alat untuk pelindung pas berhubungan seks, supaya si perempuannya gak

hamil

Kalo bentuk nya kayak gimana kamu tau

gak?

Iya tau teh, saya pernah liat punya ibu. Soalnya ibu saya kan perawat jadi

suka punya stok

Kalo tentang narkoba, apa yang kamu tau? Narkoba itu obat-obatan terlarang yang berbahaya untuk kesehatan

Kamu tau gak jenis-jenisnya apa aja? Ada yang pil, suntik, sama yang hisap

Emangnya kamu dapet informasi tentang

narkoba darimana?

Dari sekolah, waktu itu pernah diadain penyuluhan tentang narkoba. Terus

saya penasaran aja

Oh gitu.. Kalo penyuluhan tentang HIV dan

AIDS pernah ikut gak?

Belum pernah kalo itu sih teh

Kalo menurut kamu, keperawanan itu

penting gak sih?

Penting banget teh, apalagi buat kita sebagai perempuan. Kalo kata ustadz di

pengajian saya, keperawan perempuan itu cuma untuk suaminya aja. Kalo kita

gak ngejaga berarti kita udah berzinah.

Kalo menurut kamu seks bebas itu apa? Hmm ya kayak hubungan laki-laki sama perempuan gitu, tapi yang belum

suami-istri. Jadi yang belum nikah, tapi udah ngelakuin hubungan suami istri.

Kamu taunya emang darimana? Ya tau aja kalo lagi ngobrol sama temen

Saat kamu menjaga keperawanan, apa sih

yang kamu rasain?

Ya seneng aja, sama tenang juga karena bisa ngejaga diri sama bisa jaga

kepercayaan orang tua

Nah kalo misalnya kamu diajak pake narkoba

sama temen kamu, perasaan kamu gimana?

Ya gamau atuh teh

Iya, terus perasaan kamu tuh gimana pas

diajak gitu?

Ya takut lah teh, saya takut aja kalo sampe ikut ke pangaruh narkoba

39

40

41

42

43

44

45

Afeksi tentang

narkoba

Afeksi abstinence

Kognisi tentang

narkoba

Koginisi kondom

Kalo diajak berhubungan seks sebelum

menikah, perasaan kamu gimana?

Ya sama aja, takut. Kata ayah saya kalo sampe ngelakuin hal kayak gitu

mendingan saya gak usah pulang kerumah lagiAfeksi abstinence

Kalo beli kondom, kamu malu gak sih? Ya malu atuh teh. Nanti ketahuan dong saya mau pake buat berhubungan

sama laki-laki. Lagian saya juga gak pernah kepikiran buat beli kondom,

jangan sampe

Afeksi condom

Kalo pas lagi ngumpul-ngumpul, ada gak

temen kamu yang pake narkoba?

Gak ada teh, saya juga kan ngumpulnya sama temen-temen perempuan aja. Itu

juga lebih sering sama temen pengajian

Emangnya selain sama temen pengajian

kamu mainnya sama temen apa lagi?

Sama temen sekolah paling kalo pulang sekolah, itu juga jarang banget. Saya

kalo pulang sekolah biasanya langsung pulang kalo gak ada yang penting-

penting banget

Nah mantan kamu ka nada 10 tuh. Setiap dari

mereka itu gaya pacarannya beda-beda gak?

Ya rata-rata sama aja sih teh. Soalnya saya tuh kalo pacaran udah kayak

sahabatan aja. Malah kalo sama pacar lebih tertutup.

Emang kenapa kalo sama pacar lebih

tertutup?

Ya soalnya kalo sama pacar kan enggak sedeket sama sahabat kita. Kalo kita

putus ya putus juga hubungannya. Apalagi saya kan kalo pacaran gak lama,

paling lama sampe 4 bulan

Emang kenapa kamu pacarannya sebentar-

sebentar?

Soalnya suka bosen teh. Kalo komunikasi udah gak lancar biasanya ujung-

ujungnya putus

Emang kamu komunikasinya lewat apa? Ya biasanya sih sms-an yang rutin setiap hari. Kalo telfon paling seminggu

sekali

Oh gitu ya, kamu pernah gak sih kepikiran

untuk nyoba berhubungan seks sama pacar

kamu?

engga teh

Perilaku

abstinence

47

48

49

46

45

Perilaku Pacaran

Perilaku, Sikap

Remaja

50 Kalo narkoba kamu pernah kepikiran buat

nyoba gak? Atau kamu udah pernah nyoba?

Enggak pernah atuh teh, amit amit ih. Saya mah gak mau nyoba-nyoba

begituan, takut dosa. Apalagi narkoba kan bisa bikin ketagihan. Kalo udah

ketagihan kan susah ngatasinnya.Perilaku narkoba

Pewawancara : YASSERINA RAWIE

Inisial : EK, Bidan di Desa Lewo Baru,

Perempuan

Tempat : Rumah Ibu Dedeh (di ruang tamu)

Suasana : Santai, ditemani Ibu Dedeh dan

Dipta Mahira

Waktu : 28 Juni 2013 pukul 09.00-10.00

WIB

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Teteh praktiknya dimana aja? Jadi saya megang 3 Posyandu, di RW 1,2, dan 3. Sama praktik di Puskesmas

Citeras juga. (yg lagi di renovasi)Lokasi Praktik

2 Orang Desa Lewo Baru yang berobat

biasanya penyakit apa aja teh?

Ya yang banyak sih penyakit-penyakit ringan, seperti pilek, diare, batuk, dll

3 Kalo yang remaja berobat apa biasanya? Kalo remaja sini sih jarang yang berobat, paling juga penyakit-penyakit

ringan aja.

Jenis penyakit

masyarakat Lewo

Baru

4 Pendapat teteh tentang kespro remaja disini

gimana?

Sekarang kan banyak remaja yang nikah muda dan bahkan banyak juga yang

hamil sebelum menikah. Jadi menurut saya, kesadaran remaja di sini tentang

kespronya masih kurang. Mungkin karena kurang pengetahuannya juga,

karena kan pendidikannya juga pada kurang. Waktu dulu pernah ada

penyuluhan tentang kespro tapi kurang berhasil, soalnya susah ngumpulin

remaja-remajanya.

5 Disini remajanya pada rajin meriksa

kehamilannya gak?

Ya beberapa rajin sih. Tapi kalo yang hamilnya diluar nikah suka pada ditelat-

telatin ngecek kehamilannya. Mungkin mereka takut ketahuan dari usia

kehamilannya.

6 Di desa sini udah pernah ada penyuluhan

tentang HIV dan AIDS?

Belum sih ya kalo disini. Paling adanya Cuma penyuluhan tentang gizi aja.Penyuluhan HIV

dan AIDS

7 Di desa ini selain bidan sama puskesmas,

pelayanan kesehatannya ada apa lagi?

Ada juga PUSTU (Puskesmas Pembantu) di Cibuyut. Sama seperti Puskesmas

tapi lebih kecil.Fasilitas kesehatan

di Lewo Baru

8 Kalo alat kontrasepsi yang paling banyak

dipake apa teh?

Paling banyak sih yang jenis suntik, dibandingkan sama AYUDI (kontrasepsi

di bawah rahim/spiral) dan pil.

9 Kenapa? Bukannya kalo yang suntik

biasanya pada takut?

Ya gatau juga sih, mungkin kalo pil itu suka lupa diminum dan kalo AYUDI

itu sakit karena dipasangnya di dalem rahim. Jadi pada gak berani pake spiral.

10 Di desa sini warganya lebih milih ke

Puskesmas, ke bidan, atau kemana teh?

Paling banyak sih ke Puskesmas, soalnya lebih murah. Bisa juga kalo mau

gratis pake karti JAMKESMAS.

Preferensi

penggunaan

fasilitas kesehatan

11 Di desa ini ada gak yang kena kasus

narkoba?

Wah saya sih belum pernah denger ya, plaing disini remajanya Cuma suka

pada pake pil-pil gitu.

Perilaku remaja

terkait narkoba

Preferensi alat

kontrasepsi

Opini mengenai

kespro remaja

12 Kalo penyuluhan tentang narkoba udah

pernah ada belum?

Belum pernah sih ya Penyuluhan

tentang narkoba

13 Di sini ada gak yang jualan kondom di

warung?

Hmm setau saya sih gak ada yaPenjualan kondom

14 Di sini masih ada gak yang ngelahirinyya

bukan di bidan atau dokter?

Kalo sekarang sih udah pada jarang ke dukun beranak. Sekarang kalo

ngelahirin udah pada ke bidan atau ada juga yang ke Puskesmas. Preferensi fasilitas

melahirkan

15 Kalo kasus ibu yang meninggal setelah

melahirkan ada gak disini?

Lumayan banyak, kalo kasus kayak gitu biasanya yang hamilnya diluar nikah.

Soalnya pada takut meriksain ke bidan. Kalo telat kan suka ada yang

ketubannya keburu pecah. Nah kasus kayak gitu yang biasanya menyebabkan

kematian ibu.

Kasus ibu

meninggal setelah

melahirkan

16 Ada perbedaan gak teh kasus remajanya di

RW sini?

Ya ada. Kalo di Neglasari remajanya gak ada yang aneh-aneh. Sama di RW

1,2,3 juga remajanya sedikit yang kena kasus hamil diluar nikah. Yang suka

aneh-aneh itu remaja di RW 4 sama RW 5. Disitu remajanya bandel-bandel,

banyak yang hamil diluar nikah. Kalo di Cibuyut juga banyak yang meninggal

pas melahirkan, soalnya mereka meriksain kehamilannya telat.

Perbedaan kasus

antar RW

Pewawancara : M ARIEF RAHADIAN

Inisial : AC, remaja 15 tahun, laki-laki

Tempat : Rumah Orangtua Informan

Suasana : Sepi, Berduaan

Waktu : Kamis, 27 Juni 2013, 12.00-15.00

No Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Acep teh tahu apa saja tentang HIV dan

AIDS?

AIDS teh penyakit, penyakit yang menular melalui perhubungan seks, melalui

jarum suntik, melalui, mm.., menyebarnya air liur, virus bekas orang minum,

gitu..

Kognisi

2 Acep tahunya teh darimana? Mmm.. dari buku yang Acep baca.

3 Itu teh bukunya dapet darimana? Dari sekolah..

4 Tugas? Apa iseng-iseng aja bacanya cep? Enggak, baca-baca aja di perpus

5 Kira-kira temennya acep teh tahu semua

tentang HIV?

Kayaknya enggak..

6 Kalau misalnya dari 10 orang, berapa kira-

kira yang tahu?

Mm.. Mungkin satu orang.

7 Acep teh tahunya HIV sama AIDS bedanya

apa?

HIV mah beda, kalo HIV kan.. gimana ya jelasinnya, bingung, m.. gimana ya kognisi HIV dan

AIDS

8 Acep teh tahu kondom itu apa cep? Mmm, mungkin kondom itu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, itu

aja kan.Koginisi Kondom

Opini informan

terhadap kognisi

peer group

Sosialisasi HIV

dan AIDS di

Sekolah

9 Kalau tentang narkoba teh Acep tahunya apa

aja?

Narkoba mah mungkin zat adiktif untuk pengobatan, selebihnya untuk iseng,

untuk menghilangkan stress, untuk halusinogen, pemakaian berlebihan

membuat begitu..

10 Acep teh tahu jenisnya apa aja? Heroin, nikotin, narkotika, psikotropika

11 Kalo narkoba itu Acep taunya makenya

gimana?

Maksudnya?

12 Ya penggunaannya gitu cep Narkoba teh gaboleh dipake buat iseng-iseng, kalau buat kesehatan,

dipakenya disatuin sama obat-obat lain, buat bikin obat.

13 Kalau tentang seks bebas, Acep teh tahunya

seks bebas itu apa?

mungkin berganti-ganti pasangan dan bersetubuh dengan orang lain

14 Kalau menurut acep teh, penting gak seks

bebas diatur dalam undang-undang?

Penting, mungkin untuk menjaga penyebaran yang tidak diinginkan seperti

HIV atau AIDS.

15 Menurut Acep, keperjakaan itu penting gak

sih?

Penting, untuk menjaga kestabilan hidup dan mengatur jumlah penduduk

16 Kalo acep teh bangga gak kalo jaga

keperjakaan Acep?

Biasa aja, enggak bangga, karena banyak yang jaga

17 Kalo misalnya Acep diajak pake narkoba,

mau gak?

Mmm, gak ah gabakal mau

18 Tau ada yang make temen? Mungkin ditanya dulu penyakita apa, mungkin ada penyakit, terus itu obatnya

19 Kalau gak ada penyakit tapi make Cep? Itumah derita sendiri, ngerusak diri sendiri

Kognisi Narkoba

(informan sekolah

di Sekolah

Kesehatan)

Koginisi seks

bebas dan HIV

dan AIDS

Opini tentang

keperjakaan

Opini informan

tentang

penggunaan

narkoba

20 Tapi Acep kenal gak cep yang make? Ada sih, tapi ga terlalu deket, anak kelas tiga

21 Itu teh dapetnya dari mana? Mm.. minta resep dokter terus beli di apotek

22 Kalo misalnya diajak berhubungan gitu cep? Kalo itu mungkin entar dulu

23 Entar kapan? Hahaha Entar kalo udah nikah

24 Kemaren kan kata Acep kalo disuruh beli

kondom malu, kenapa teh malu?

Mm.. mungkin orang lain kan bisa berpendapat lain, atau untuk apa, untuk

apa orang mungkin punya pikiran beda

Afeksi tentang

Kondom

25 Kalo misalnya buat anak-anak seumuran

Acep, masalah kondom, seks, narkoba, itu

sensitif apa enggak sih?

Mungkin untuk kalangan masyarakat sekarang udah biasa, dulu kan amsih

sensitif, sekarang mah udah biasa, kayaknya anak kecil juga udah tau

opini tentang

sensitifitas isu

HIV dan AIDS

26 Kalau misalnya nanti Acep berhubungan,

mau make kondom ga cep?

Enggak, kan gak terlalu minat, buat apa, kalo udah nikah mah maunya punya

anak Kognisi kondom

Kalau misalnya temen Acep ada yang make

narkoba, Acep temenin ga?

Temenin boleh, tapi jangan terlalu deketOpini teman

pengguna narkoba

Kalau ngeliat temen yang ganti-ganti pacar,

Acep teh gimana?

Biasa aja, jaman sekarang biasa aja

28 Kalau temen yang udah berhubungan seks? Kalau laki-laki teh cuekin, kalau perempuan ya agak dijauhin

29 Kenapa cep? Kalau laki-laki kan gak kelihatan, kalau perempuan keliatan, dari cara

jalannya, sama mukanya udah gak bersinar

27

Opini seks bebas

Opini tentang seks

bebas

Teman yang

pengguna narkoba

30 Pacaran itu haram gak si Cep? Gak tahu, kalau menurut imam ini haram, imam itu enggak, asal jangan

berlebihan

31 Kalau acep teh ikutin yang mana? Menurut Acep mah pacaran gak apa-apa asal jangan berlebihan

32 Kalau Acep teh sehari-hari praktek

agamanya gimana?

shalat wajib, ngaji kalau ada waktuRitual

33 Terakhir nih cep, kalau misalnya orang yang

pake narkoba, seks bebas, gitu – gitu udah

pasti jauh dari Tuhan gak?.

Gak ngejamin sih, zaman sekarang mah beda-beda.Opini Religious

Belief

Pewawancara : ULFI

Inisial : EA, 17 tahun, perempuan

Tempat : rumah informan

Suasana : Kondusif

Waktu : 28 Juni 2013, pukul 14.15 - 15.00

No Penyataan Jawaban Kategori

1 Pernah mendengar HIV & AIDS gak? pernah kak, karena pernah dibahas di mata pelajaran penjaskes Kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

2 apakah kamu dengan istirahat yang cukup

kamu tidka akan terkena penyakit HIV &

AIDS?

tidak teh, karna HIV & AIDS kan penyakit menular Kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

Religiositas dan

gaya hidup

3 terus yang kamu tahu tentang HIV&AIDS

apa ya?

penyakit yang disebabkan sering berganti-ganti pasangan kalau ingin

berhubungan seks.

Kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

4 kalau kondom kamu tahu gak? Klau kondom itu dipakai kalau ingin berhubungan gitu teh biar tidak hamil.

Kalau bentuknya saya pernah lihat di buku pelajaran IPA kelas 12

Kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

5 kamu punya pacar? punya

6 sudah berapa lama kamu pacaran? 2 tahun teh

7 pacarnya orang sini juga? iya teh, tapi lagi sulawesi kerja jadi kuli bangunan

8 wati setia dong udah 2 tahun, padahal lagi

jauhan

hehehe, dia pacar pertama aku teh

9 kamu biasanya menghabiskan kalau kerjaan

rumah udah selesai kamu biasanya ngapain?

aku dirumah aja teh, palingan nonton TV, FTV di SCTV (karena menurutnya

tidak begitu banyak yang seumuran dengannya).

Aktivitas remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

10 biasanya kalau liburan gini kamu ngapain

aja?

dikamar aja teh, main HP. Karena aku gak suka main keluar pulang sekolah

aja aku langsung pulang.

Aktivitas remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

11 Pernah mendengar HIV & AIDS pernah, waktu di sekolah SMP dipelajar IPA kalau gak salah Kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

12 kamu tau kondom? hehehe (ketawa malu-malu)

13 tenang aja ini dirahasiain kok tahu yang buat “itu” kan teh (jawab sambil malu-malu)

14 dia dapat mencegah HIV & AIDS gak ya? bisa kayaknya teh, kan buat kalau mau “itu”.

Afeksi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

kognisi remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

15 kalau lagi gak ada kerjaan rumah kamu

biasanya ngapain?

ngumpul bareng teman-teman dan curhat-curhat gitu teh Aktivitas remaja

dalam mencegah

HIV & AIDS

Pewawancara: PUTRA DHARMAWAN

Inisial: AB, 17 Tahun, laki-laki

Tempat: Rumah responden

Waktu: 11:50-13.15

Suasana: Hanya berdua, ditengah

pembicaraan Ayah informan datang, lalu

Ayahnya menyuruh untuk melanjutkan

pembicaraan kembali dan Ayahnya naik ke

atas rumah.

NO Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Menurut kamu pasangan kamu harus

perawan gimana menurut kamu?

Iya kak setuju, soalnya kan itu mah kota wanita, ya jadi kan harus dijaga

sampai nikah nanti.

Afeksi sikap

remaja

2 Pernah ngobrol-ngobrol tentang bahaya

narkoba gak kamu?

Kalo disekolah doang kak paling ngomongin efek-efek narkoba, ya jahui

narkoba nanti bias ketagihan gitu.

Aktifitas terkait

kegiatan remaja

3 Kamu tahu penularan/penyebaran penyakit

HIV dan AIDS?

Kalo gak salah HIV/AIDS penyakit yang menular melalu jarum suntik sama

ngesex ka (hubunganseksual).

Kognisi sikap

remaja

4 Kenapa kamu berani ciuman sama pasangan

kamu?

iya kak kalo ciuman gak bakalan hamil kak, kagak bakalan keliatan kak, ya

kaya gak ada efeknya gitu kak.

Perilaku sikap

remaja

5 Menurut kamu beli kondom itu merasa malu

atau malah merasa gak malu?

Malu sih kak, ya gak enak aja, masih kecil udah beli kondom, nanti malah

disangka yang enggak-enggak lagi.

Opini gaya hidup

remaja

6 Kamupercaya melakukan hal yang

diwajibkan di agama kamu bias dapet

pahala?

Ya percaya kak, kan ada di Al-Quran (Agama Islam) , kalo udah ada di Al-

Quran, udah terbukti kak kebenarannya. Jadi dipercaya aja gitu.

Kepercayaan

tingkat religiositas

remaja

7 Pernah ikut kegiatan agama bersama? Ya sering paling ngaji kak, maulid di masjid, terus ngaji-ngaji gitu keluar

kampong kak

Praktik tingkat

religiositas remaja

8 Menurut kamu perintah Tuhankamu, bisa

memberi kebahagiaan dunia dan akhirat?

Iya kak sangat setuju, soalnya apa perintah Tuhan untuk kebaikan kitajuga. Perasaan/pengala

man beragama

tingkat religiositas

remaja

Pewawancara: TIARA HAPSARI

Inisial : IM, remaja 17 tahun, perempuan

Tempat : rumah responden

Suasana : hening, berdua

Waktu : Jumat, 28 Juni 2013 pukul 15.00 -

16.30

No. Pertanyaan Jawaban Keywords

1 Kamu kalo lagi ada waktu senggang sukanya

ngapain? Cerita deh!

Aku biasanya dirumah aja teh nonton tv, main sama temen, kadang ke sunset

malangbong negliat trektrekan sore jam 5an, diajak iin biasanya, aku seneng

kalo diajak, ngerasa punya temen

Penggunaan waktu

luang & Hobi

2 Hobi kamu apa? Kapan aja ngelakuinnya? Aku teh main aja, canda tawa sama temen, ngobrolin pacar, sekarang pacar

lagi baik lagi nurut, baiknya tuh jagain aku, trus suka marah kalo aku

digodain, ga sms teh, ga telfon

3 Kalo dirumah ngapain aja? Kalo diluar

ngapain aja?

Kalo dirumah mah tiduran sambil nonton sendirian, kalo keluar biasanya ke

rumah iin, curhat-curhatan iin suka curhat juga, kalo dia mah kayaknya

pacarannya parah, trus dia pacarannya dirumah juga

4 Suka nongkrong sama temen? Kalo

nongkrong dimana? Kalo nongkrong suka

ngomongin kesetiaan, bahaya narkoba,

keperawanan dan kondom ga?

Suka, paling ke sunset malangbong trus foto-foto sering juga temen-temen

ngomongin orang-orang “itu mah yang itu udah ga perawan” mereka abis itu

pada ketawa kalo aku mah ikut-ikutan aja ketawa

5 Disini ada budaya jelek tentang keperjakaan

gitu ga? Tapi yang jelek menurut kamu aja

Gatau ya teh, Cuma pernah ada omongan katanya makin sering jebolin makin

bangga gitu teh, makin keren padahal mah engga

6 Kalo di malangbong itu adanya dimana teh? Kalo gosip itu mah di cibuyut, banyak yang hamil katanya, kan pernah ada

gosip video porno di cibuyut

7 Apa aja yang kamu ketahui tentang seks

bebas?

Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks

bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah

kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya

Penggunaan waktu

luang & Hobi

Aktivitas terkait

gaya hidup

Remaja

8 Ada ga temen kamu yang berhubungan seks

sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia

gimana?

Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan

hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu

itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi

ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh

digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan,

aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin

orang, aku males temenan teh dulunya

9 Keperawanan itu penting ga? Penting, harga diri atuh

10 Kenapa kamu harus jaga keperawanan

kamu?

ya karena harga diri, biar ga diomongin

11 Ada ga temen kamu yang berhubungan seks

sebelum menikah? Trus kamu ngeliat dia

gimana?

Gatau teh, tapi katanya neti temen aku masih se-RT dia pernah melakukan

hubungan seks sebelum menikah, dia ngelakuin bukan sama satu cowo, waktu

itu sampai dia hamil, jadi waktu itu aku sama dia yang digopisin hamil tapi

ternyata Cuma dia, ketawannya pas dia udah hamil 6 bulan, malahan teh

digosipin dia ngelakuin sama kakeknya sendiri, neneknya teh sakit-sakitan,

aku ngeliatnya mah mlau-maluin, ngecewain keluarganya, malu diomongin

orang, aku males temenan teh dulunya

12 Temen kamu pernah ada yang beli kondom? Engga teh

Opini terkait Gaya

hidup remaja

Aktivitas terkait

gaya hidup

Remaja

13 Temen kamu ada yang make narkoba?

Gimana kamu ngeliatnya?

Gatau teh, denger-denger ada yang make dextron dicampur paramex, kalo gitu-

gitu mah kebanyakan di RW 2 di sanding, aku ngeliatnya bandel, takut

kebawa nanti diomongin, diomongin tuh sedih, sakit teh

14 Siapa yang ngasih tahu ajaran agama

kekamu?

Yang ngajarin agama mah mamah, diajarin disekolah juga, dari ngaji di

mesjid

15 Diajarin ga buat ga make narkoba, jaga

keperawanan, setia sama pasangan, trus

kondom? Gimana ajarannya?

Ya diajarin, dibilang gitu teh buat jangan make narkoba, trus jangan sampe

kebawa temen trus ikut seks bebas, kalo setia sama pasangan mah engga kan

ada yang poligami, juga ga ngajarin soal kondom

16 Gimana kamu pratekin ajaran agama kamu?

Trus kenapa harus dipraktekin?

Ya aku ngaji, solat, aku kan muslim dan itu wajib, biar dapet pahala, emang

disini banyak pengajian Cuma aku jarang ikut

17 Suka ikut ibadah bersama ga? Tau dari

mana?

Sering ada pengajian, diumumin dari mesjid, Cuma akunya teh jarang ikut

18 Kalo misalnya ikut, motivasinya apa? Ya biar nambah ilmu ajateh, biar nyatu sama orang-orang sini

19 Dalam kegiatan iyu disampaikan ga buat jaga

keperawaan, setia sama pasangan, gunain

kondom, ga gunain narkoba? Setelah itu

gimana kamu praktekinnya?

ya gajauh beda sama yang aku jelasin teh, ya aku usaha buat jaga diri ga ikut-

ikutan, takut teh dari pada diomongin, kalo setia sama pansangan trus

ngomongin kondom mah engga teh

20 Suka ga nonton kultum di tv? Kenapa? Gapernah teh seinget aku, jarang

21 Kalo lagi beribadah atau berdoa gimana

perasaan kamu?

Apa ya teh, tenang kali ya, merasa dekat sama yang ciptain, kalo berdoa mah

inget ibu, kasian ibu kalo sedih diomongin orang

Opini terkait Gaya

hidup remaja

Dimensi beragama

22 Apa yang kamu rasain ketika punya pacar?

Menurut kamu itu salah ga?

Ya aku seneng teh, ada yang sayang yang perhatian gitu teh, ditraktir

dijajanin, engga salah teh kan ga ngapa-ngapain

23 Apa aja yang kamu ketahui tentang HIV &

AIDS?

Penyakit menular, biasanya karna ganti-ganti pasangan, penyakit kelamin ya

teh

24 Apa aja yang kamu ketahui tentang kondom? Untuk mencegah kehamilan

25 Tau dari mana tentang kondom? Tau dari teman-teman, suka dengerin kalo lagi pada gosipin orang

26 Apa aja yang kamu ketahui tentang narkoba? Aku gatau teh

27 Tau dari mana tentang narkoba? Aku gatau teteh

28 Apa aja yang kamu ketahui tentang seks

bebas?

Kalo yang saya tau orang sini mah seks bebas dilakuinnya dirumah, trus seks

bebas dilakuin sama orang-orang yang suka ganti-ganti pasangan. Orang mah

kalo udah ngelakuin jadi ketagihan terus susah buat berentinya

29 Tau dari mana tentang seks bebas? Dari omongan orang, kan banyak yang suka gossip ibu-ibu sini

30 oh orang sini suka gossip, biasanya gosipin

apa?

Semuanya digosipin teh, aku aja pernah digosipin, aku sama temen digosipin

hamil gara-gara gemuk, sebelum keluar sekolah masih kurus, kalo kata mama

gausah dipikirin Imas, aku pernah digosipin sampe dua bulanan

31 Oh temen-temen kamu sering ngomongin

pacar kamu?

Iya teh, katanya pacar aku sering ganti-ganti pacar, katanya mending jangan

sama dia

Kognisi Remaja

Budaya gosip dan

kontrol sosial

Aktivitas

berpacaran

Dimensi beragama

32 Waktu pacaran ngapain aja? Aku pacarannya dirumah, paling ngobrol, becanda, kalo soal ciuman mah aku

jarang ciuman, paling pas dia pulang abis main dari rumah aja

33 Beda pacar, beda gaya pacarannya gak? Ya beda, pernah ada yang sayang ada yang engga, pokoknnya paling sayang

sama yang ini karena udah lama

Aktivitas

berpacaran