Angket sikap

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu cabang pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena matematika itu sendiri, tetapi adanya matematika itu terutanma untuk membantu kita dalam memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang lain dan berintegrasi dengan seksama. Untuk menguasai matematika diperlukan suatu proses belajar. Belajar akan lebih bermakna jika diakhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi pendidikan bukanlah semata – mata penilaian hasil belajar, tetapi mencakup aspek yang lebih luas yaitu input / komponen, proses produk dan program pendidikan. Untuk dapat menilai aspek – aspek tersebut dengan komponen – komponen yang menyertainya, maka instrument – 1

Transcript of Angket sikap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang pengetahuan

yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari.

Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat

sempurna karena matematika itu sendiri, tetapi adanya

matematika itu terutanma untuk membantu kita dalam

memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang lain dan

berintegrasi dengan seksama.

Untuk menguasai matematika diperlukan suatu proses

belajar. Belajar akan lebih bermakna jika diakhir

pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi pendidikan

bukanlah semata – mata penilaian hasil belajar,

tetapi mencakup aspek yang lebih luas yaitu input /

komponen, proses produk dan program pendidikan. Untuk

dapat menilai aspek – aspek tersebut dengan komponen

– komponen yang menyertainya, maka instrument –

1

instrument penilaian pada bidang studi matematika

yang digunakan harus terkait dengan aspek yang

dinilai pada masing – masing aspek tersebut.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar

tidaklah selalu dapat diukur dengan alat tes, sebab

masih banyak aspek – aspek kemampuan siswa yang sukar

diukur secara kuantitatf dan obyektif misalnya aspek

afektif dan psikomotor yang mencakup sifat, sikap,

kebiasaan bekerja dengan baik, kerajinan, kejujuran,

tanggung jawab, tenggang rasa, solidaritas,

nasionalisme, pengabdian, keyakinan / optimism dan

lain – lain. Untuk mengukur kedua aspek itu perlulah

alat penilaian yangs sesuai dan memenuhi syarat.

Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk

mengukur aspek afektif dan psikomotor siswa pada

pembelajaran matematika adalah non tes yang berupa

angket.

2

B. Tujuan Pengembangan Instrumen

Tujuan dari pengembangan instrument adalah :

1. Mengungkapkan suatu kejadian dan kegiatan

pendidikan.

2. Menjelaskan maupun menerangkan suatu kejadian dan

kegiatan pendidikan.

Salah satu instrument yang dikemukakan pada latar

belakang di atas adalah angket . Adapun tujuan dari

pengembangan angket adalah :

1. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa

tentang pembelajaran matematika.

2. Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai

tingkat penguasaan tertentu.

3. Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.

4. Membantu anak yang lemah dalam belajar.

5. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam

pembelajaran matematika.

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kuesioner (Questionaire)

Alat ukur yang dapat digunakan sebagai instrument

evaluasi pendidikan adalah kuesioner (angket).

Menurut Muri Yusuf (2005 :133) kuisioner adalah suatu

rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek

yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data

atau informasi. Sedangkan menurut Slameto (1988 :

128) kuesioner atau angket adalah merupakan suatu

daftar pertanyaan – pertanyaan tertulis yang harus

dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran dari

kuisioner tesebut ataupun orang lain. Pertanyaa dalam

kuisioner atau angket tergantung maksud serta tujuan

evaluasi yang ingin dicapai. Hal ini akan mempunyai

pengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam

angket itu.

4

Jenis-jenis kuesioner (menurut Muri Yusuf , 2005 :

134)

Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian

yaitu:

Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang

menanyakan tentang fakta antara lain seperti

jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.

Pertanyaan perilaku adalah apabila guru

menginginkan tingkah laku seseorang siswa dalam

kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar

mengajar.

Pertanyaan informasi adalah apabila melalui

instrument itu guru ingin mengungkapkan berbagai

informasi atau menggunakan fakta.

Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner

yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan

predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan

dengan objek yang dinilai.

5

Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3

yaitu :

Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban

sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya

memilih diantara alternative yang telah

disediakan.

Kebaikan kuesioner tertutup adalah :

a. Alternatif jawaban instruktur sama antara yang

satu dengan yang lainnya.

b. Mudah diproses

c. Dapat dibandingkan jawaban antara satu

responden dengan yang lain.

d. Sedikit jawaban yang kurang relevan.

e. Responden lebih mengerti tentang arti

pertanyaan, karena dibantu oleh alternative

jawaban yang disediakan.

f. Responden lebih mudah menjawabnya.

g. Mudah dilaksanakan.

6

h. Mudah diberi kode.

Kelemahan kuesioner tertutup adalah :

a. Membatasi diri individu untuk menyatakan

pendapat dan kadang – kadang seakan – akan

dipaksa untuk memilih jawaban yang tidak

sesuai dengan dirinya.

b. Mudah diterka

c. Banyak membutuhkan waktu dan fasilitas

d. Perbedaan interpretasi tentang pertanyaan tak

dapat diketahui. Perbedaan jawaban dari

responden menjadi hilang dengan menciptakan

situasi arti visial dan respon yang terbatas.

Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang

sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan

dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak

7

disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya

dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri

Kebaikan kuesioner terbuka adalah :

a. Sebagai persiapan untuk pertanyaan –

pertanyaan tertutup.

b. Individu dapat menjawab menurut keadaan dan

kemampuan yang sebenarnya.

c. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir penalaran dan kreativitas

dari siswa / mahasiswa.

d. Sangat bermanfaat untuk menagantisipasi respon

yang luas dan kompleks.

Kelemahan kuesioner terbuka adalah :

a. Sulit diberi kode karena jawaban yang

diberikan sangat bervariasi dan beraneka

ragam, terhadap pertanyaan yang sama.

b. Sukar dianalisis.

c. Banyak jawaban – jawaban yang kurang relevan.

8

d. Data tidak seragam dan tidak standar.

e. Membutuhkan keterampilan menulis dan

melahirkan pendapat.

f. Waktu yang dibutuhkan lebih lama dari

kuesioner tertutup dalam aspek yang sama.

Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan

gabungan dari kedua bentuk yang telah

dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini,

disamping disediakan alternative, diberi juga

kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk

mengemukakan alternative jawabannya sendiri,

apabila alternative yang disediakan tidak sesuai

dengan keadaan yang bersangkutan.

9

Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan

atas 2, yaitu :

Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung

dijawab/diisi oleh individu yang akan diminta

keterangannya.

Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang

diisi oleh orang lain, (orang yang tidak diminta

keterangannya).

Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu

diadministrasikan pada responden dapat dibedakan atas

2, yaitu :

Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire)

Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada

responden.

Hal – hal yang peru diperhatikan dalam menyusun

kuesioner,

1. Apa tujuan yang diungkapkan

10

2. Bagaimanakah bentuk pertanyaan yang akan

digunakan?

3. Apakah kisi – kisi yang disusun telah mewakili

wawasan, pengetahuan atau sikap yang ingin

diungkapkan?

4. Bagaimanakan pertanyaan disusun dan bagaimanakah

validitas dan reabilitasnya?

5. Bagaimana pengadministrasiannya?

6. Bagaimana cara pengolahannya?

Langkah-langkah menyusun kuesioner :

1. Gunakan bahasa yang baik dan benar

2. Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik

3. Hindari pertanyaan yang panjang dan kabur

4. Jangan apriori mengasumsikan bahwa individu yang

dinilai mempunyai informasi factual atau

mempunyai pendapat dari tangan pertama

11

5. Tentukan terlebih dahulu apakah akan menggunakan

pertanyaan langsung atau pertanyaan tidak

langsung

6. Tetapkan terlebih dahulu apakah akan dibutuhkan

pertanyaan umumm atau khusus

7. Tetapkan apakah akan digunakan pertanyaan terbuka

atau pertanyaan tertutup

8. Lindungi ego siswa/individu yang dinilai dengan

mengajukan pertanyaan yang tidak melibatkan

dirinya

9. Hindari kata-kata yang meragukan atau yang tidak

berguna

10. Setiap butir pertanyaan hendaklah dinyatakan

dengan ringkas, jelas dan utuh.

11. Susun pertanyaan yang tidak memaksa atau

mengarahkan siswa untuk menjawab ke satu arah

12. Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan

sentimental

12

13. Dalam setiap pertanyaan hanya terdapat satu

konsep atau satu ide yang ditanyakan

14. Tanyakan dulu yang lebih sederhana dan kemudian

secara bertahap menjadi lebih kompleks

15. Jangan jawaban dipengaruhi oleh gaya bahasa atau

bentuk jawaban tertentu.

16. Andaikata ingin menanyakan sesuatu yang bersifat

spesifik dalam suatu butir instrument sebaiknya

kata-kata itu digarisbawahi

17. Kategori respon hendaklah mudah dipahami

18. Usahakan pengetikan dan perbanyakan yang baik dan

bersih sehingga mudah dibaca

19. Upayakan perwajahan kuesioner menarik perhatian

siswa yang dinilai.

20. Jangan lupa memberi pengantar dan menunjukkkan

criteria dan patokan-patokan yang digunakan.

B. KRITERIA SUATU INSTRUMEN NON TES YANG BAIK

13

Kriteria suatu instrument non tes yang baik apabila

memenuhi,

1. Validitas.

Artinya sejauh mana ketepatan atau kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu

alat ukur yang valid tidak sekedar mampu

mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga

harus memberikan gambaran yang cermat mengenai

data tersebut.

Alat ukur yang valid adalah yang memliki

varians error (varians kesalahan/keragaman

kesalahan) yang kecil, sehingga angka yang

dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang

sebenarnya atau angka yang mendekati keadaan yang

sebenarnya.

2. Reliabilitas

14

Reliabilitas mempunyai berbagai nama lain

seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan, konsistensi dan lainnya. Reliabelitas

adalah sejumlah hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya

apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek

yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap

adanya toleransi terhadap perbedaan- perbedaan

kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke

waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya

atau dikatakan tidak reliabel. Reliabilitas alat

ukur erat berkaitan dengan masalah eror

pengukuran. Eror pengukuran menunjuk pada

sejauhmana inkonsistensi hasil pengukuran tejadi

15

apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok

subjek yang sama.

C. Skala Sikap

Suatu skala adalah alat pengukuran yang menyediakan

tugas tentang symbol atau angka terhadap Individu

atau tingkah laku dengan aturan tertentu. Satu tugas

menunjuk pada penguasaan individu tentang nomor –

nomor yang saling berhubungan mengenai hal yang

inigin terukur oleh skala tersebut (Oemar Hamalik ,

1989 : 109).

Jenis – jenis skala sikap,

1. Skala Likert (Sumated Rating scales)

Skala ini memuat item yang diperkirakan sama

dalam sikap atau beban nilainya, subjek merespon

dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan

rentang skala antara dua sudut yang berlawanan /

ekstrims, misalnya :

16

Setuju - tidak setuju

Suka - tidak suka

Menerima - menolak

Skor tentang kedudukan jawaban dari skala yang

terpisah – pisah itu dijumlahkan kemudian dicari

rata – ratanya untuk menetapkan skor sikap

perorangan.

Model skala ini benyak digunakan dalam kegiatan

penelitian, karena lebih mudah mengembangkannya dan

interval skalanya sama. Kebaikannya antara lain

adalah variansi yang dicapai lebih luas, sedangkan

kelemahannya adalah respon yang diberikan dering

bias. Skala model ini dapat terdiri dari 5 , 7 , 9

, atau 11 pilihan. Tetapi pada umumnya terdiri dari

5 pilihan.

2. Skala Thurstone (Equal Appearing Interval Scales)

17

Model skala ini tidak hanya menempatkan individu

dalam rangkaian persetujuan yang mengacu ke sikap

tertentu, akan tetapi tiap item mengandung nilai

skala berbeda – beda yang masing – masing punya

kekuatan untuk mendapatkan persetujuan dari

responden. Penyusunan skala model ini lebih sulit

bila dibandingkan dengan skala likert.

D. Tinjauan Tentang Sikap Siswa

Menurut Krech, Allport dan campbell dalam Mar’at

(1982 : 9) mendefenisikan sikap sebagai berikut :

1. Sikap adalah sistim yang abadi terhadappenilaian yang positif atau negatif, perasaanemosional dan tendensi untuk memberikanrespek terhadap suatu objek.

2. Sikap adalah kesiapan mental terorganisasimelalui pengalaman, digunakan untukmengetahui respon seseorang terhadap semuaobjek dan situasi.

3. Sikap seseorang individu adalah kemantapanbertindak atau memberikan respon terhadapsuatu objek

18

Hal senada juga dikemukakan oleh Rachman

Natawijaya (1986 : 40) mengenai sikap :

Sikap adalah kesediaan mental individu yangmempengaruhi,mewarnai bahkan menentukankegiatan individu yang bersangkutan dalammemberikan respon terhadap objek atausituasi yang memberikan arti baginya.Kesediaan ini mungkin dinyatakan dalamkegiatan (perbuatan atau perkataan) ataumerupakan kekuatan laten yang kadang-kadangtersalurkan

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan sikap

adalah pola, tingkah laku dan kesiapan mental

seseorang yang mempengaruhi kegiatan dan perbuatan

seseorang dalam bertindak.

Salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar

adalah kondisi si pelajar sendiri. Hal ini mencakup

banyak hal antara lain intelegensi, minat, bakat,

motivasi, kondisi kesehatan dan sebagainya. Salah

satu diantaranya yang tidak kalah penting ialah sikap

pelajar itu sendiri.

19

Berdasarkan pendapat Setiawan, dkk (2008:36) sikap

siswa terdiri atas beberapa sikap siswa yaitu :

keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan, tenggang

rasa, kedisiplinan, kerja sama, ramah dengan teman,

hormat pada guru, kepedulian, dan tanggung jawab.

Indikator sikap yang akan diteliti pada makalah

ini berdasarkan pada pendapat Setiawan, dkk yaitu :

1. Ketekunan belajar

2. Kerajinan

3. Kepedulian

4. Kedisiplinan

5. Kerja sama

6. Hormat pada guru

7. Kejujuran

8. Menepati janji

9. Tanggung jawab

20

21

BAB III

PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN

A. Langkah-langkah Pembuatan Instrumen

Langkah-langkah dalam pembuatan instrumen afektif

termasuk di dalamnya sikap dan minat adalah sebagai

berikut:

1. Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya

sikap dan minat

2. Tentukan indikator minat, misalnya kehadiran di

kelas, banyak bertanya, tepat waktu mengumpulkan

tugas, catatan di buku rapi, dan sebagainya.

3. Pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala

Likert dengan angka skala, seperti dari sangat

senang- cukup senang- kurang senang- sangat tidak

senang

4. Telaah instrument oleh sejawat

5. Perbaiki instrument

6. Siapkan inventori laporan diri

22

7. Skor inventori

8. Analisis hasil inventori skala minat dan skala sikap

Skala yang digunakan pada angket adalah skala

Likert. Indicator dan angket sikap siswa dapat dilihat

pada lampiran 1 dan lampiran 2.

B. Validitas Angket

Untuk menentukan validitas item digunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (1997, hal. 69) :

rxy = N∑XY−(∑ X ) (∑ Y)

√N∑ X2−(∑ X)2(N∑ Y2−(∑Y )2)

Dengan:

rxy = koefisien valisitas item

N = jumlah pengikut tes

X = skor item

Y = skor total

23

Selanjutnya harga koefisien korelasi ini

dibandingkan dengan harga koefisien korelasi dengan

tabel r product moment yaitu r table = 0,388. Item

dipakai kalau harga koefisien korelasinya besar dari

0,388, direvisi kalau harga koefisien korelasinya

kecil dari 0,388 dan dibuang kalau koefisien

korelasinya negative (hasil perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 4 pada pengolahan angket).

Angket sikap diujikan pada 4 kelas yaitu 2 kelas di

SMK Negeri 2 Bukittinggi, 1 kelas di SMA Negeri 1

Kamang Magek dan 1 kelas di SMA Negeri 2 Sungai Tarab

dengan mengambil jumlah siswa sebanyak 26 orang pada

masing-masing kelas.

C. Reliabilitas Angket

Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus

alpha seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto

(1997)

24

r11=n

n−1 (1−∑σi

2

σt2 )

Dengan:

r11 = reliabilitas instrumen

n = jumlah butir item

σi2 = jumlah varians skor total tiap-tiap angket

σt2 = varians total

dengan kriteria sebagai berikut :

0,800 ≤ r11 ≤ 1,000: reliabilitas sangat tinggi

0,600 ≤ r11< 0,800 : reliabilitas tinggi

0,400 ≤ r11<0,600 : reliabilitas cukup

0,200 ≤ r11< 0,400 : reliabilitas rendah

0,000 ≤ r11< 0,200 : reliabilitas sangat rendah

Hasil analisis koefisien reliabilitas angket dapat

dilihat pada lampiran 5 pada pengolahan angket .

25

BAB IV

HASIL UJI COBA INSTRUMEN

A. Pengolahan Instrumen

Validitas nomor item 1 Kelas Usaha Perjalanan Wisata

SMK Negeri 2 Bukittinggi

Siswa nomor item 1 ∑ XY X² Y²(X) (Y)1 3 118 354 9 139242 3 146 438 9 213163 4 127 508 16 161294 3 123 369 9 151295 3 130 390 9 169006 3 142 426 9 201647 4 140 560 16 196008 4 137 548 16 187699 4 134 536 16 1795610 4 136 544 16 1849611 3 147 441 9 2160912 4 143 572 16 2044913 4 134 536 16 17956

26

14 4 141 564 16 1988115 3 117 351 9 1368916 3 112 336 9 1254417 3 130 390 9 1690018 3 133 399 9 1768919 4 141 564 16 1988120 4 122 488 16 1488421 4 143 572 16 2044922 4 153 612 16 2340923 4 128 512 16 1638424 4 142 568 16 2016425 2 125 250 4 1562526 3 158 474 9 24964

91 3502 12302 327 474860

Dengan N = 26

rxy = N∑ XY−(∑ X) (∑Y )√¿¿¿

rxy = (26 ) (12302 )−(91)(3502)

√ {(26) (327)−(91)2}{(26 ) (474860 )−(3502)2 }

rxy = 319852−318682

√(8502−8281 )(12346360−12264004)

rxy = 1170

√(221)(82356)

rxy = 1170

√18200676

27

rxy = 11704266 = 0,274 (untuk nomor item 1 kelas Usaha

Perjalanan Wisata)

Reliabilitas angket sikap siswa Kelas Usaha Perjalanan

Pariwisata SMK Negeri 2 Bukittinggi

Variansi untuk nomor item 1 dengan X = 9126=3,5 dan n

= 26

σi2 = ∑

i=1

n

(xi−x)2

n−1

σi2 = 14(4−3,5)2+11 (3−3,5 )2+1 (2−3,5)2

26−1

σi2 = (14) (0,25 )+(11) (0,025 )+(1)(2,25)

25

σi2 = 3,5+2,75+2,25

25

σi2 = 8,525

σi2 = 0,34

28

Dengan cara yang sama maka diperoleh

Nomor

Item σ2i

1 0.342 0.2343 0.4184 0.4385 0.4756 0.1547 0.7948 0.4389 0.85510 0.30211 0.24612 0.2613 0.33814 0.39415 0.32216 0.47517 0.31418 0.31419 0.38220 0.56221 0.39522 0.22223 0.40224 0.54225 0.35826 0.51827 0.49828 0.27829 0.33430 0.57831 0.65832 0.295

29

33 0.26634 0.36535 0.34536 0.18637 0.50638 0.32239 0.33840 0.42541 0.24642 0.3443 0.2444 0.43845 0.642

17,792

30

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket dan

reliabilitas angket siswa maka diperoleh :

Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi :

Banyak item yang dipakai =28 itemBanyak item yang direvisi = 13 itemBanyak item yang dibuang =4 item

Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi Kelas X Akuntansi :

Banyak item yang dipakai =25 item

Banyak item yang direvisi = 15 item

Banyak item yang dibuang =5 item

Untuk SMA Negeri 1 Kamang Magek :

Banyak item yang dipakai =27 item

31

Banyak item yang direvisi = 16 itemBanyak item yang dibuang =2 item

Untuk SMA Negeri 2 Sungai Tarab :

Banyak item yang dipakai =17 itemBanyak item yang direvisi = 24 itemBanyak item yang dibuang =4 item

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka penulis mengemukakan

saran-saran sebagai berikut :

a. Penyusunan instrument angket hendaknya divalidasi

pleh validator sebelum disebarkan kepada siswa

sehingga angket yang diperoleh lebih valid.

b. Angket disusun berdasarkan variable yang

diperoleh dari kajian teori. Berdasarkan variabel

dapat ditentukan indikator angket.

32

c. Angket yang baik adalah yang memenuhi validitas

dan reliabilitas.

DAFTAR RUJUKAN

Mar’at. 1982. Sikap Manusia Perubahan SertaPengukurannya. Bandung : Ghalia Indonesia.

Muri Yusuf. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP

33

Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara

Rahman Natawijaya. 1986. Memahami Tingkah Laku Sosial.Jakarta : Firma Hasmar

Setiawan dkk. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung : SinarBaru Algesindo

Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara

34

DAFTAR LAMPIRAN

a. Lampiran 1

Kisi-kisi Indikator Angket Sikap

No Sub Indikator-

indikator

No Butir

Angket

Variabel positi

f

negat

if

1 Sikap terhadaptujuan dan isimata pelajaranmatematika

Paham dan yakinakan pentingnyatujuan dan isimatematika

Kemauan untukmempelajari danmenerapkanmateri matemtika

2, ,6, 16,27,31,32,36,44.

19,22,33.

3, 4,5,40,42.

17,20,29.

2 Sikap terhadapcaramempelajarimata pelajaranmatematika

Keseriusan dalammempelajarimatematika.

Senang membaca

1, 21,23,37,38,39,41.

24,25,30,35.43

35

atau mempelajaribuku matematika. 34.

26

3 Sikap terhadapguru yangmengajarmatematika

Cara mengajarguru matematika.

Interaksi gurudengan siswa

7, 8,13,14,15.

10,11,12.

9, 18

4 Sikap terhadapupayamemperdalammata pelajaranmatematika

Upayamemperdalam matapelajaranmatematika

45 28

b. Lampiran 2

ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

A. Pendahuluan

Tujuan penyampaian angket ini adalah untukmendapatkan gambaran data atau informasi tentangpelajaran matematika di sekolah anda. Informasi yangdiberikan sangat berguna bagi perkembangan ilmupengetahuan, khususnya untiuk meningkatkan prosespembelajaran matematika. Jadi angket ini bukanlahujian atau tes. Anda diminta mengemukakan pendapatanda dengan jujur mengenai situasi pembelajaranmatematika di sekolah anda. Informasi yang andaberikan tidak mempengaruhi nilai matematika anda.

B. Petunjuk Mengerjakan Angket

36

Pernyatan di bawah ini menggambarkan keadaansekolah anda terutama selama proses pembelajaranmatematika. Dalam menjawab setiap butir pernyataanberilah anda (V) seperti contoh di bawah ini.

Pilihlah :

SS : Berarti anda sangat setuju dengan pernyataanangket tersebut.

S : Berarti anda setuju dengan pernyataan angkettersebut.

TS : Berarti anda tidak setuju denganpernyataan angket tersebut.

STS : Berarti anda sangat tidak setuju denganpernyataan angket tersebut.

Contoh :

Berilah tanda V pada salah satu skalapenilaian yang sesuai dengan pendapat anda.

No PernyataanSkala Penilaian

SS S TS STS

1 Saya lebih menyukaipelajaran matematikadaripada pelajaran lainnya

V

No PernyataanSkala

Penilaian

SS S TS STS

1 2 3 4 5 6

37

1 Saya merasa rugi bila bolosatau tidak memeperhatikanketika guru menerangkan karenasaya tidak bisa memahami meteripelajaran berikutnya

2 Saya senang belajar matematikakarena saya mengetahuikegunaannya dalam kehidupansehari-hari

3 Materi pelajaran matematikaterasa sangat sulit bagi saya

4 Saya tidak melihat kegunaanpelajaran matematika kecualihanya untuk sekedar menghitung

5 Jika saya tidak mengertipelajaran matematika, sayatidak berusaha untukmempelajarinya karena sayatidak mengetahui tujuanmempelajari matematika

6 Saya mengetahui dengan jelastujuan belajar matematika dankegunaannya

7 Saya merasa lebih giatmengikuti pelajaran matematika,karena guru saya menyampaikantujuan belajar matematikakepada siswa sebelum belajar

8 Guru matematika saya seringmenggunakan chart, skema,

38

grafik ketika menerangkanpelajaran matematika

9 Guru matematika saya lebihsering menggunakan metodeceramah dalam menerangkanpelajaran matematika sehinggamembosankan saya menerimapelajaran

10 Guru matematika melibatkansemua siswa dalam kegiatanbelajar matematika sehinggasemua siswa memperhatikanpenjelasan guru

11 Guru matematika bersediamenerangkan kembali pelajaranmatematika kepada saya, jikasaya bingung mempelajaripelajaran matematika.

12 Guru matematika saya memberikankesempatan kepada siswanyauntuk bertanya

13 Guru matematika saya memberikanjawaban yang jelas mengenaimateri matematika yangditanyakan oleh siswa.

14 Guru matematika saya seringmemberikan tes kecil sebelumpelajaran matematika dimulai

15 Setiap tugas yang dikerjakansiswa selalu diperiksa dandinilai oleh guru matematika

39

16 Saya merasa tugas-tugas yangdiberikan guru matematika dapatdiselesaikan dengan mudah

17 Saya tidak menyukai pelajaranmatematika karena banyakmenggunakan rumus

18 Dalam menjelaskan materimatematika, contoh yangdiberikan guru membuat sayapaham tentang materi matematika

19 Saya senang menerangkan kembalipelajaran matematika yang telahditerangkan guru kepada temansaya.

20 Saya tidak peduli jika temansaya mendapat nilai matematikalebih tinggi dari saya.

21 Bagaimana sukarnnya ulanganmatematika yang saya hadapisaya dapat mengerjakannyadengan tenang

22 Bagaimanpun nilai matematikayang saya peroleh, sayaberharap dapat bekerja lebihbaik pada ulangan matematikayang akan datang

23 Saya khawatir tentang hasilbelajar matematika yang akansaya peroleh

24 Saya merasa tegang bila sedang

40

belajar matematika

25 Saya merasa gugup dan tidaksenang dalam menghadapipelajaran matematika

26 Tak ada sesuatu yang kreatifdalam matematika, karena hanyabersifat mengingat rumus

27 Jika menguasai matematika makadapat dengan mudah menguasaibidang studi lain

28 Saya merasa tak punyaseorangpun tempat mengungkapkankeluhan saya terhadap pelajaranmatematika

29 Saya merasa kurang mampumengikuti pelajaran matematika

30 Perasaan takut salah membuatsaya kurang berani memecahkansoal didepan kelas

31 Tanpa matematika ilmu laintidak akan berkembang

32 Belajar matematika dapatmenimbulkan sikap hemat

33 Saya selalu mengerjakan tugas-tugas PR yang diberikan

34 Saya senang membaca danmempelajari hal – hal yangberhubungan dngan matematika.

41

35 Saya akan mencari alasan untuktidak menyelesaikan tugas-tugasmatematika yang diberikan guru

36 Belajar matematika dapatmenimbulkan sikap disiplin

37 Saya merasa cemas menghadapiujian matematika dari padamenghadapi ujian pelajaran lain

38 Saya merasa khawatir apakahsaya mampu belajar matematikadengan baik

39 Saya berusaha mengerjakan tugasmatematika sebaik-baiknyasesuai dengan kemampuan saja

40 Saya merasa pasrah terhadapketidakbisaan saya dalammatematika

41 Jika saya merasa kesulitandalam belajar matematika, sayatidak segan-segan untukmenanyakan kepada orang lebihmampu dari pada saya

42 Dalam belajar matematika danmengerjakan latihan, saya mudahbingung

43 Saya selalu merasa tidakkonsentrasi dalam belajarmatematika

44 Belajar matematika dapat

42

menimbulkan sikap rajin

45 Dalam mengerjakan soal-soalkimia atau fisika akan terasalebih mudah karena ditunjangdengan kemampuan matematika

c. Lampiran 3

LEMBAR VALIDASI

ANGKET SIKAP TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

Petunjuk:

1. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket

sikap belajar siswa Bapak/Ibu/Saudara cukup

memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang

disediakan.

43

2. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud

berarti

0 = tidak valid1 = kurang valid2 = cukup valid3 = valid4 = sangat valid

3. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud

berarti

A = dapat digunakan tanpa revisiB = dapat digunakan dengan revisi sedikitC = dapat digunakan dengan revisi sedangD = dapat digunakan dengan revisi banyaksekaliE = tidak dapat digunakan

NO

.

ASPEK YANG DINILAIPENILAIAN

KET0 1 2 3 4

1. Keterkaitan indikator

dengan tujuan

2. Kesesuaian pernyataan

dengan indikator

3. Kesesuaian antara

pernyataan dengan tujuan

4. Bahasa yang digunakan √

44

Penilaian Secara Umum

NO

.

URAIAN A B C D E

1. Penilaian secara umum

terhadap format angket

sikap belajar siswa.

Saran-saran:

Indikator dengan tujuan cukup valid

Keterkaitan Pernyataan dengan indikator perlu

diperhatikan lagi agar siswa yang mengisi angket lebih

paham

Kesesuaian pernyataan dengan indikator diperhatikan

lagi agar menghasilkan angket yang valid

Bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang sederhana

dan mudah dimengerti siswa

Bukittinggi,

Juni 2010

45

Validator

Dra. Suwirda Suhaimi

d. Lampiran 4, 5, 6 dapat dilihat pada file pengolahan

angket (program excel)

46