pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap
PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PANAIKANG 2 MAKASSAR
TESIS
HERLINA NIM. 105060400619
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
v
ABSTRAK
Herlina.2022. Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa terhadap
Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Kota Makassar.
Dibimbing oleh Sulfasyah dan Rukli.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV
SD Negeri Panaikang 2. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
dengan desain ex post facto. Sampel dalam penelitian ini sebesar 30 siswa kelas IV yang
ditentukan secara random sampling dengan sistem lot. Data penelitian dianalisis
menggunakan aplikasi spss untuk melakukan uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
heteroksidisitas, uji t parsial, dan uji F simultan.
Hasil penelitian memperoleh nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman
yaitu 76,83. Untuk sikap bahasa siswa mendapatkan nilai rata-rata 78,6933. Keterampilan
menulis ringkasan siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 74,19. Pada uji statistik
inferensial nilai sig. Kemampuan membaca pemahaman terhadap menulis ringkasan yaitu
0,001 < 0,05 dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan yaitu 0,040 <
0,05 membuktikan bahwa variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y dan variabel X2
berpengaruh terhadap Y. Hasil uji F simultan menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,000
< 0,05 menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Kota Makassar.
Kata Kunci: Membaca Pemahaman, Sikap Bahasa, Menulis Ringkasan
vi
ABSTRACT
Herlina, 2022. The Influence of Reading Comprehension and Language Attitudes on
Summary Writing Skills of Fourth Grade Students at State Elementary School Panaikang
2 Makassar. Supervised by Sulfasyah and Rukli.
This study aims to determine the effect of reading comprehension skills and
language attitudes on the summary writing skills of fourth grader students at State
Elementary School Panaikang 2. The type of research used was descriptive quantitative
with an ex post facto design. The sample in this study was 30 fourth grade students who
were determined by random sampling with a lot system. The data were analyzed by using
the SPSS application to perform normality test data, multicollinearity test, heteroxidity test,
partial t test, and simultaneous F test.
The results of the study obtained an average value of reading comprehension
ability which was 76.83. Regarding the language attitudes, students got an average value
of 78.6933. The students' summary writing skills got an average score of 74.19. In the
inferential statistical test of the sig. value, the ability of reading comprehension on summary
writing skill was 0.001 < 0.05 and language attitudes towards summary writing skills was
0.040 < 0.05, showing that the X1 variable had an effect on the Y variable and the X2
variable had an effect on Y. The results of the simultaneous F test resulted in a significant
value of 0.000 < 0.05 stating that the ability of reading comprehension and language
attitudes had a significant effect on the summary writing skills of fourth grade students at
State Elementary School Panaikang 2 Makassar.
Keywords: Reading Comprehension, Language Attitudes, Summary Writing
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan salah satu karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul
“Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa
terhadap Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Kota Makassar” sebagai syarat memperoleh gelar magister
pendidikan dasar, program pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Meskipun dalam penelitian dan penyusunan tesis ini, banyak
hambatan yang penulis alami namun berkat pertolongan dari Allah swt dan
bantuan serta dorongan berbagai pihak yang terlibat akhirnya tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Selama proses penyelesaian tesis ini banyak ditunjang dengan
bantuan tenaga, pemikiran moral maupun material dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih kepada keluarga khususnya kepada ibu St.
Batari yang telah memberi kasih sayang dan dukungan selama menjalani
perkuliahan, terima kasih kepada suami tercinta Syamsudding Gading, S.E.
yang setia mendampingi, terima kasih kepada anak-anakku yang tercinta
yang telah membantu dalam proses penyelesaian tesis, kepala sekolah SD
viii
Negeri Panaikang 2 Kota Makassar, guru- guru yang ada di SD Negeri
Panaikang 2 , yang telah memberikan dukungan sehingga proses
penyelesaian tesis ini berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. selaku
pembimbing I dan Dr. Rukli, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai akhirnya
penyusunan tesis ini selesai. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Prof. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan wadah kepada penulis
untuk melanjutkan kuliah pascasarjana pendidikan dasar, Dr. H. Darwis
Muhdina, M. Ag. selaku direktur Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar atas dukungan dan izinya dalam melakukan
proses penelitian, kepada Ibu Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. selaku
ketua prodi program studi Magister Pendidikan Dasar Universitas
Muhammadiyah Makassar yang selalu membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis dalam penyelesaian studi ini, serta para dosen serta
staff pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang banyak
memberikan bantuan mulai dari awal perkuliahan sampai penulis
menyelesaikan penelitian sampai tahap akhir.
Peneliti sadar dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan
sebagai manusia biasa, tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
ix
pembaca. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Makassar, April 2022
Penulis,
x
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
ABSTRAK .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 10
A. Hakikat Bahasa Indonesia ....................................................... 10
B. Keterampilan Menulis .............................................................. 10
C. Kemampuan Membaca Pemahaman ...................................... 22
D. Sikap Bahasa .......................................................................... 33
E. Penelitian yang Relevan ......................................................... 41
F. Kerangka Pikir ......................................................................... 42
G. Hipotesis Penelitian ................................................................. 43
xi
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 45
A. Desain Variabel Penelitian ...................................................... 45
B. Definisi Operasional ................................................................ 45
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 46
D. Popoulasi dan Sampel ............................................................ 46
E. Variabel Penelitian .................................................................. 48
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 49
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 56
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 56
1. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ........ 56
2. Deskripsi Sikap Bahasa Siswa ............................................ 58
3. Deskripsi Hasil Menulis Ringkasan Siswa .......................... 61
4. Hasil Uji Statistik Data ......................................................... 62
a) Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 62
b) Hasil Uji Multikolinearitas Data ..................................... 63
c) Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................ 65
d) Hasil Uji t Parsial ........................................................... 66
e) Hasil Uji F Simultan....................................................... 67
f) Uji Hipotesis .................................................................. 67
A. Pembahasan .......................................................................... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 73
A. Simpulan ................................................................................. 73
xii
B. Saran ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 76
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek penilaian menulis ringkasan 49
Tabel 3.2 Aspek penilaian membaca pemahaman 50
Tabel 4.1 Deskripsi hasil membaca pemahaman siswa 57
Tabel 4.2 Kategorisasi hasil pemahaman siswa 57
Tabel 4.3 Deskripsi hasil analisis sikap bahasa siswa 59
Tabel 4.4 Kategorisasi sikap bahasa siswa 59
Tabel 4.5 Deskripsi hasil menulis ringkasan siswa 61
Tabel 4.6 Kategorisasi hasil menulis ringkasan siswa 62
Tabel 4.7 Hasil uji data normalitas 63
Tabel 4.8 Hasil uji data multikolinearitas (tabel coefficient) 64
Tabel 4.9 Hasil uji data multikolinearitas melalui tabel Collinearity Diagnostics 65
Tabel 4.10 Hasil uji heteroskedasitas data 65 Tabel 4.11 Hasil Output uji t parsial data 66
Tabel 4.12 Hasil Uji F simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y1 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................ 80
Lampiran 2 ............................................................................................. 82
Lampiran 3 ............................................................................................. 83
Lampiran 4 ............................................................................................. 87
Lampiran 5 ............................................................................................. 91
Lampiran 6 ............................................................................................. 93
Lampiran 7 ............................................................................................. 95
Lampiran 8 ............................................................................................. 96
Lampiran 9 ............................................................................................. 100
Lampiran 10 ........................................................................................... 109
Lampiran 11 ........................................................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang ada
pada semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar. Permendiknas
No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pada dasarnya
belajar bahasa Indonesia bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, menghargai sesama, membentuk kognitif dan psikomotorik,
serta mempunyai sikap positif terhadap bahasa indonesia (Kurniawan,
2012: 6). Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan dasar antara lain
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca
dan keterampilan menulis (Tarigan 2008: 1). Keterampilan menulis berada
pada urutan tertinggi dari keterampilan berbahasa yang lain
Suhendra (2015: 5) mengatakan bahwa menulis merupakan
keterampilan dalam mengungkapkan sebuah ide dalam bentuk tulisan.
Aktifitas menulis juga termasuk keterampilan yang produktif dan ekspresif
karena dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung
(Tarigan, 2013: 3). Perintah menulis terdapat pada surah Al-Alaq ayat 1-5
sebagai berikut.
2
Terjemahan : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala bentuk kepemurahan Allah
adalah memberi manusia kemampuan untuk menggunakan alat tulis.
Melalui kemampuan tersebut manusia menulis temuannya agar dapat
dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan ilmu yang ditulis
maka orang lain dapat mengetahui apa yang tidak diketahui sebelumnya
sehingga ilmu tersebut terus berkembang. (Badan Litbang & Kementrian
Agama RI, 2014).
Perintah menulis juga tertuang pada kisah Isa putra Maryam yang
terdapat pada potongan surah Al-Maidah, juz 7, ayat 110 yaitu.
Terjemahan:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil.
1
3
Tulisan dapat dikatakan efektif jika disusun dengan dengan baik dan
teliti dan harus memperhatikan bahasa, ejaan, pilihan kata agar dapat
dengan mudah dipahami oleh pembaca seperti amanat, pesan dan berita
yang disampaikan dalam tulisan. Terdapat beberapa komponen yang harus
diperhatikan dalam menulis menurut Parera (Aljalita, 2015) adalah tanda
baca, ejaan, pemilihan kata dan pembentukan kalimat, kalimat yang efektif,
menggunakan bahasa pikiran dengan cermat, tepat dan konsisten. Maka
dari itu menulis termasuk hal yang tidak mudah dilakukan. Membutuhkan
waktu untuk meningkatkan kemampuan dengan cara berlatih terus agar
dapat menulis dengan baik dan benar.
Berdasarkan hasil observasi pada Siswa SD Negeri Panaikang 2
Makassar diperoleh data pencapaian hasil menulis beberapa siswa yang
masih dibawah rata-rata. Masih rendahnya hasil belajar menulis ringkasan
disebabkan masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses
sendiri tanpa pemahaman suatu materi. Hal ini dapat dilihat pada sikap
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran kurang fokus terhadap
pembelajaran. Faktor yang membuat siswa kesulitan menulis menurut
Zaenudin (2015:10) antara lain kurang mampu mengungkapkan ide-ide
menggunakan bahasa Indonesia dan kurang memahami isi bacaan yang
dibaca. Faktor dari dalam diri siswa karena rendahnya pengetahuan
tentang kaidah bahasa yang berlaku, minimnya jumlah kosa kata yang
dimiliki, dan minimnya pengetahuan tentang materi yang akan dibahas
dalam tulisan.
4
Salah satu cara meningkatkan keterampilan menulis khususnya siswa
sekolah dasar adalah dengan jalan membaca pemahaman. Aktifitas
membaca merupakan proses mengetahui dan menemukan informasi dalam
sebuah tulisan (Dalman, 2014: 5). Tentunya bukan hanya sekedar
membaca, akan tetapi memahami isi bacaan agar informasi tersebut dapat
dituangkan kembali kedalam tulisan. Membaca pemahaman dapat
dilakukan dalam hati secara teliti dan cermat dengan tujuan mengetahui isi
bacaan sampai kepada hal yang sangat detail (Sukirno, 2015: 13). Hal ini
dapat membantu siswa untuk menulis ringkasan dari bacaan yang telah
dibaca.
Suparno dan Yunus (Dalman 2015:10) menyatakan membaca dan
menulis merupakan kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca
dan pembaca sebagai penulis. Artinya seseorang akan mampu menulis
setelah membaca karya orang lain karena melalui hal tersebut seseorang
menemukan ide, gagasan, dan pengorganisasian bacaan dari karangan
yang dibaca. Niandani (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa
membaca pemahaman memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan
menulis kembali karangan.
Penguasaan bahasa yang optimal selain diperoleh melalui kegiatan
membaca pemahaman, juga harus didasari oleh sikap bahasa terhadap
bahasa yang dimiliki siswa. Sikap bahasa adalah posisi mental dan
perasaan terhadap bahasa sendiri dan bahasa orang lai (Kridalaksana,
2001). Sikap positif bahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa
5
Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa dan sesuai dengan situasi
kebahasaan. Sikap bahasa Indonesia yang positif hanya akan tercermin
apabila si pemakai mempunyai rasa setia untuk selalu memelihara dan
mempertahankan bahasanya sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sikap
positif terdapat pada seseorang yang mempunyai rasa bangga terhadap
bahasanya sebagai penanda jati diri. Seseorang yang mempunyai sikap
positif terhadap bahasa Indonesia cenderung akan menerima bahasanya
dengan segala kelebihan dan kekurangan secara terbuka, tanpa merasa
kurang percaya diri jika dibandingkan dengan bahasa lain. Sebaliknya, ia
justru akan merasa bangga karena merasa memiliki bahasa sendiri. Jika
siswa memiliki sikap bahasa yang positif maka akan mempermudah dalam
merangkai tulisan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
Pembelajaran membaca pemahaman dengan memadukan sikap
bahasa yang positif akan membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan menulis ringkasan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh kemampuan membaca pemahaman
dengan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas
IV SD Negeri 2 Panikang Makassar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD
Negeri Panaikang 2 Makassar?
2. Bagaimana sikap bahasa yang dimiliki siswa kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Makassar?
6
3. Bagaimana keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Makassar?
4. Apakah terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman
terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Makassar?
5. Apakah terdapat pengaruh sikap bahasa terhadap keterampilan
menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar?
6. Apakah terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV
SD Negeri Panaikang 2 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar?
2. Untuk mendeskripsikan sikap bahasa yang dimiliki siswa kelas IV SD
Negeri Panaikang 2 Makassar?
3. Untuk mendeskripsikan keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV
SD Negeri Panaikang 2 Makassar?
4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman
terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri
Panaikang 2 Makassar.
5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2
Makassar.
7
6. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV
SD Negeri Panaikang 2 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis bagi guru dan siswa SD Negeri Panaikang 2 Makassar,
serta masyarakat pembaca pada umumnya.
1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
a. Memberikan masukan atau informasi mengenai ada tidaknya
hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan baik secara
sendiri maupun bersama-sama.
b. Memberikan informasi mengenai seberapa jauh kadar kekuatan
hubungan antara variabel bebas (kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa) dan variabel terikat (keterampilan
menulisringkasan).
c. Memberikan sumbangan kepada teori pembelajaran, yaitu variabel
yang berkenaan dengan menulis serta variabel-variabel yang
berperan dalam hubungannya dengan keterampilan menulis
ringkasan. Adapun sumbangan variabel-variabel yang
berhubungan dengan keterampilan menulis ringkasan tersebut
antara lain: kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa.
8
d. Memperkaya khasanah ilmu khususnya dalam bidang pengajaran
dan mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis
yang lebih luas dan mendalam pada masa-masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa
pihak terkait diantaranya:
a. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini bagi guru dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, apakah dalam mengembangkan keterampilan
menulis ringkasan siswa, variabel kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa dapat diabaikan atau tidak. Hal ini
dapat diketahui setelah guru memperoleh tentang seberapa kadar
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.
2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menunjukan tentang
besarnya sumbangan kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan, besarnya
sumbangan kedua variabel tersebut dapat menunjukan derajat
pentingnya variabel-variabel itu terhadap keterampilan menulis
ringkasan.
3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya variabel lain yang mempengaruhi keterampilan menulis
ringkasan.
9
4) Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada guru, sekolah
dasar, khususnya di wilayah Kecamatan Panakukang Kota
Makassar dalam menentukan strategi pengajaran keterampilan
menulis ringkasan dapat dicapai.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui
kemampuan atau kondisi potensinya dalam hal keterampilan menulis
ringkasan, kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa. Dengan
mengetahui kondisi potensinya tersebut, mereka dapat mengukur seberapa
baik kemampuan yang dimiliki.
c. Bagi Pengelola Pendidikan
Hasil penelitian ini, oleh para pengelola pendidikan bermanfaat sebagai
bahan masukan atau informasi awal tentang kondisi faktual pengajaran
keterampilan menulis ringkasan di Sekolah Dasar. Setidaknya para
pengelola pendidikan dapat mempertimbangkan bagaimana motivasi bagi
guru lain, agar dapat mempertimbangkan dalam menyusun buku teks atau
materi ajar yang sesuai dengan kemampuan siswa dan keberadaan siswa
di Kota Makassar Sulawesi Selatan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Bahasa Indonesia
Setiap manusia diwajibkan dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa mereka karena bahasa sangat penting dalam kehidupan sehati-
hari. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa adalah
dengan memasukkan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran
di sekolah. Hal ini sesuai dengan Resmini, dkk. (2009:28) bahwa
Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini tentu terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satu yang perlu diperhatikan
adalah berbagai faktor agar pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dilaksanakan dengan baik. Faktor tersebut antara lain guru, tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode dan faktor lingkungan ( Resmini, 2009:
14).
B. Keterampilan Menulis
a. Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
sangat rumit. Dikatakan rumit, sebab menulis merupakan muara dari
keterampilan berbahasa yang lain dan masih perlu didukung oleh
pengetahuan kebahasaan yang memadai. Hal ini senada dengan
pendapat Bell dan Burnaby bahwa menulis merupakan aktivitas kognitif
11
yang kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan penulis harus
mengatur sejumlah variable. Variabel dalam tingkat kalimat terdiri dari
pengaturan isi, susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca, dan
ejaan, sedangkan variabel di luar kalimat adalah penyusunan dan
penggabungan kalimat menjadi sebuah paragaraf.
Keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan yang
sukar dan kompleks (Heaton, 1993: 146).Sejalan dengan pendapat
tersebut St. Y. Slamet (2003: 96) bahwa keterampilan menulis dikuasai
seseorang sesudah menguasai keterampilan berbahasa lain.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, jika seseorang akan mahir dalam
menulis apabila sudah berkemampuan menguasai keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca.
Selain pendapat tersebut, Tarigan (1996: 3) berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan
orang lain. Lebih lanjut Tarigan menjelaskan bahwa menulis merupakan
suatu proses menirukan, melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan bahwa suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga oranglain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa menulis merupakan aktivitas manusia yang terarah dan sadar
untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, atau pengalaman
dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan
12
menggunakan kalimat yang logis, sehingga orang lain dapat memahami
maksud yang disampaikan sesuai dengan tujuan penulis.
b. Maksud dan Tujuan Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Maksud dan tujuan menulis yang
dimaksudkan adalah respons atau jawaban yang diharapkan dapat
diperoleh dari pembaca, atau perubahan yang diharapkan akan terjadi
pada diri pembaca.
c. Fungsi dan Kegunaan Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa yang produktif menghasilkan
tulisan. Asul Wiyanto (2006: 4) menyatakan bahwa tulisan adalah rekaman
peristiwa,pengalaman, pengetahuan, ilmu serta pemikiran manusia. Tulisan
dapat menembus ruang dan waktu, artinya tulisan dapat dibaca oleh orang
yang berbeda di berbagai tempat pada waktu sekarang dan yang akan
datang. Dengan tulisan itu orang lain yang tinggal ditempat lain yang jauh
dapat menangkap dan memahami pengetahuan dan pikiran tersebut dalam
kurun waktu sekarang atau bahkan sampai kapanpun.
d. Faktor Kebahasaan dalam Ringkasan.
Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, kedudukan
bahasa sangat penting.Hal ini dapat dipahami sebab bahasa merupakan
alat komunikasi, lebih-lebih dalam komunikasi tulis. Seorang penulis
sangat berhati-hati di dalam menggunakan bahasa, dengan harapan
gagasan yang disampaikan dapat dipahami oleh para pembaca. Unsur
13
unsur yang harus diperhatikan oleh para penulis meliputi: (1) ejaan dan
tanda baca; (2) pilihan kata atau diksi; (3) kalimat efektif, dan (4)
pengembangan paragraf.
1) Ejaan
Dalam kegiatan tulis menulis, penulis dituntut untuk
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal tersebut perlu
ditunjang oleh penerapan ejaan yang berlaku dalam ringkasan, yaitu
Ejaan Yang Disempurnakan.
Agar gagasan dan pesan yang disampaikan oleh penulis dapat
diterima secara jelas, ejaan dan tanda baca sangat besar
peranannya.Penulis harus memperhatikan penulisan huruf yang
sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang
Disempurnakan.
Penulisan kata yang tertuang pada Pedomam Ejaan Yang
Disempurnakan juga perlu diperhatikan.Penulis harus menyadari
bahwa penulisan kata dasar dan kata berimbuhan.
Dalam perkembangannya, ringkasan banyak menyerap kata-
kata dari bahasa lain. Unsur serapan tersebut ada yang sudah
disesuaikan dengan kaidah ringkasan, baik penguasaan maupun
penulisannya, tetapi ada pula yang belum sepenuhnya disesuaikan.
Itulah perlunya penulis, memperhatikan cara penulisan kata serapan
yang sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang
Disempurnakan.
14
2) Pilihan Kata atau Diksi
Seseorang penulis harus teliti di dalam memilih kata sebab
kata-kata harus digunakan secara tepat dan sesuai dengan
konteksnya.Ketepatan dan kesesuaian ini perlu diperhatikan karena
penulisan ilmiah menghendaki ketepatan dan keajekan baik dalam
makna maupun dalam bentuk. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi
kesalahan di dalam penafsiran (Akhadiah dkk, 1987:82).
Untuk memilih kata yang tepat dalam menulis, bukan pekerjaan
yang mudah. Bahkan Hemingway (dalam Akhadiah, 1987: 82)
mengatakan bahwa memilih kata secara tepat dan sesuai merupakan
bagian yang paling sulit dalam proses penulisan. Dalam memilih kata
harus memperhatikan persyaratan: (1) ketepatan, yang menyangkut
makna dan logika kata-kata; dan (2) kesesuaian, yang menyangkut
kesesuaian antara kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan
pembaca.
Dalam memilih kata, penulis juga harus memperhatikan: (1)
kata yang bermakna denotatif dan konotatif, (2) sinonim, homofon,
homograf, (3) kata abstrak dan konkret; (4) kata umum dan khusus;
(5) kata populer dan kata jadian; dan (6) kata asing dan kata serapan.
Kesemuanya ini harus diperhatikan oleh penulis agar gagasan yang
disampaikan dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
3) Kalimat
Seorang penulis harus mampu menuangkan gagasan yang
15
akan disampaikan dalam kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada
pikiran pendengar seperti apa yang ada pada pikiran penulis
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. kesepadanan dan kesatuan, maksudnya paling tidakkalimat
terdiridarisubjek , predikat dan melahirkan keterpaduanarti;
2. kesejajaran bentuk, maksudnya menggunakan bentuk-bentuk
bahasa yang sama dapat dipakai dalam susunanserial;
3. penekanan, menggunakan bagian yang penting dan ditulis
pada bagian depan kalimat;
4. kehematan, maksudnya hemat dalam pemakaian kata dan
frase; dan
5. kevariasian dalan struktur kalimat (Akhadiahdkk.,1991:117).
4) Paragraf
Paragraf merupakan himpunan dari beberapa kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.
Sebuah ide paragraf akan membangun satuan pikiran sebagai kajian
dari pesan yang disampaikan oleh penulis (Sakri, 1992: 4). Dengan
demikian, paragraf yang baik harus memenuhi syarat: (1) kesatuan,
maksudnya semua kalimat yang membina paragraf itu secara
bersama-sama menyatakan suatu hal; (2) koherensi, maksudnya
kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain
yang membentuk paragraf; dan (3) perkembangan paragraf,
maksudnya penyusunan atau rincian daripada gagasan yang
16
membina paragraf (Keraf, 1985: 67).
Gagasan utama dalam paragraf, biasanya dituangkan dalam
sebuah kalimat topik.Kalimat topik perlu didukung oleh kalimat-
kalimat penjelas. Menurut Keraf 1985: 70) kalimat topik dapat
ditempatkan pada: (1) awal paragraf; (2) pada awal paragraf
kemudian ditegaskan pada akhir paragraf; (3) pada akhir paragraf ;
dan (4) pada seluruh kalimat dalam paragraf tersebut.
Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi
paragraf: (1) deduktif, kalimat utama pada awal, (2) induktif, kalimat
utama dibagian akhir, (3) campuran/deduktif/induktif, kalimat utama
ada pada bagian awal dan akhir, dan (4) naratif/deskriptif, yaitu
paragraf yang tanpa kalimat utama.
e. Menulis Ringkasan
Ringkasan berarti suatu catatan ringkas, yaitu dari suatu
uraian teori atau kajian yang terlalu luas ruang lingkupnya, namun
tidak mempengaruhi makna atau arti yang secara konseptual. The
Liang Gie (1986: 114) menyatakan bahwa membuat ringkasan
adalah menulis dengan berusaha mengambil intisari suatu uraian
atau pokok pikiran, kemudian intisari itu ditulis dengan singkat dalam
kata-katanya sendiri. Sementara itu Gorys Keraf (1997: 261)
mendefinisikan bahwa membuat ringkasan berarti suatu
keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil-hasil karya
yang sudah ada, meringkas merupakan suatu cara efektif untuk
17
menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk
yangsingkat.
Kegiatan menulis ringkasan dalam hal ini diperlukan
kemampuan membaca pemahaman yang cukup. Sebab untuk
menulis ringkasan yang komprehensif, penulis ringkasan harus
pandai-pandai menangkap pokok pikiran yang ada dalam bacaan
yang diringkasnya. Selain itu, dituntut harus dapat mengenali kalimat
utama yang terdapat pada masing-masing paragraf. Pada setiap
paragraf , penulis ringkasan harus bisa menafsirkan antara ide pokok
dan ide penjelas serta mana paragraf utama dan mana paragraf
pengembang, sehingga secara kompetensi diharapkan ringkasan
yang dibuatnya akan efektif mewakili teks bacaan yangdiringkasnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis
ringkasan adalah usaha menulis dalam bentuk singkat intisari atau
pokok pikiran atau uraian karangan yang panjang dengan kata-
katanya sendiri. Dalam ringkasan, keindahan gaya bahasa, ilustrasi,
serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan
seni karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya
ringkas, namun tetap mempertahankan isi, paragraf, dan pandangan
pengarang aslinya.
f. Tujuan Menulis Ringkasan
Kegiatan berlatih menulis ringkasan atau sebuah artikel atau
sebuah karya adalah suatu cara yang paling berguna untuk
18
mengembangkan ekspresi serta ketepatan dalam pemilihan kata.
Latihan-latihan yang itensif akan mengembangkan daya kreasi dan
konsentrasi, serta mempertajam kemungkinan pemahaman karya
asli secara baik, sehingga karya ringkasan itu tampaknya seolah-
olah hasil pematangan dalam diri penulis ringkasan itu. Suatu
ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh jika tanpa
mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau
didengar.
Ringkasan sebagai suatu keterampilan untuk mengadakan
reproduksi, sebenarnya sudah diperkenalkan sejak seorang murid
berada di sekolah dasar. Sebagai suatu bentuk reproduksinya dan
sebagai suatu cara untuk mengetahui apakah seorang siswa benar-
benar mengetahui dan memahami isi sebuah buku atau karangan,
maka sebuah ringkasan memerlukan persyaratan-persyaratan
tertentu. Adanya kegiatan menulis ringkasan, sebenarnya
seseorang mempelajari bagaimana penulis yang baik dalam
menyusun karangannya, bagaimana ia menyampaikan gagasan-
gagasanya ke dalam bahasa yang baik, serta bagaimana ia dapat
memecahkan suatu masalah.
g. Cara Menulis Ringkasan
Beberapa pedoman yang dipergunakan untuk menulis
ringkasan yang baik dan teratur adalah sebagai berikut: 1) membaca
naskah asli; 2) mencatat gagasan utama; 3) membuat reproduksi; 4)
19
melaksanakan ketentuan tambahan,
Uraian keempat pedoman tersebut sebagai berikut: 1) Membuat Naskah Asli
Seorang penulis ringkasan harus membaca naskah asli hingga
berulang kali supaya dapat mengetahui kesan umum tentang
karangan yang dibaca secara menyeluruh, selain itu untuk
mengetahui kesan umum dan maksud sudut pandang pengarangnya.
Untuk membantu mencapai hal tersebut, penulis harus
memperhatikan judul dan daftar isi, karena perincian daftar ini akan
memberikan petunjuk yang jelas bahwa sebuah karangan
mempunyai hubungan pertalian dengan judul atau tidak. Dengan
memperhatikan hal ini, penulis akan mudah mendapatkan kesan
umum, maksud pengarang serta sudut pandang pengarang yang
tersirat dalam karangan itu.
2) Mencatat Gagasan Utama
Langkah kedua ini penulis kembali membaca karangan, bagian
demi bagian, alenia demi alenia sambil mencatat semua gagasan
yang penting. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa
ada ikatan teks asli, jika seorang penulis akan kembali memulai
menulis untuk menyusun sebuah ringkasan dengan
mempergunakan pokok-pokok yang telah di catat itu. Pada langkah ini
yang menjadi sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak
bab, dan alenia. Semua gagasan utama atau gagasan penting yang
20
berada di dalamnya dicatat atau digaris bawahi.
3) Membuat Reproduksi
Dalam reproduksi seorang penulis ringkasan menyusun
kembali suatu karangan singkat berdasarkan gagasan utama
sebagaimana yang dicatat dalam langkah sebelumnya, ia harus
menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan ke
dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat
sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
4) Melaksanakan KetentuanTambahan
a. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan
kalimat tunggal daripada kalimat majemuk karena kalimat
majemuk ada dua gagasan atau lebih yang bersifat pararel.
b. Bila memungkinkan ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa
menjadi kata. Begitu juga rangkaian gagasan yang panjang
hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentralsaja.
c. Alinea yang mengandung gagasan ilustrasi, contoh
deskripsidansebagainyadapat dihilangkan dan alinea
yang dianggap penting dipertahankan.
d. Bila mungkin kata keterangan dan kata sifat dibuang, kecuali
keterangan atau kata sifat yang dipergunakan untuk
menjelaskan gagasan umum.
e. Pertahankan gagasan asli serta ringkasan gagasan-gagasan
21
itu dalam urutan seperti naskah asli.
h. Penilaian Hasil Karangan
Tes kemampuan menulis karangan yang paling sering diberikan
kepada siswa adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah tema
yang harus dipilih salah satu diantaranya.Penyediaan tema yang lebih
dari sebuah kiranya lebih memberi kesempatan siswa untuk memilih
tema yang menarik untuk dikuasai masalahnya.
Bentuk-bentuk tugas menulis ringkasan dilihat dari adanya
tujuan untuk memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau
karangan. Penilaian terhadap hasil ringkasan mempunyai kelemahan
pokok, yaitu rendahnya kadar objektifitas. Bagaimanapun juga dan
berapapun kadarnya, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh.
Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak
akan sama sekornya. Masalah yang perlu dipikirkan adalah
bagaimana kita mendapatkan atau memilih model teknik penilaian
yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektifitas.
Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya
bersifat holiatis, impresif, dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat
menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca
karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh
orang yang ahli dan berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat
dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki
22
oleh para guru di sekolah.
2. Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca, khususnya membaca pemahaman sangat
penting bagi setiap siswa dan tidak dapat ditawar-tawar lagi.Hal ini
didasarkan pada suatu pemikiran sebagian besar pemerolehan ilmu
dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca (Nurgiyantoro, 1987:
226). Kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi
keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. Bahkan
kemampuan dan kemauan membaca seseorang juga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan studi mereka.
Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca dituntut
untuk memahami ide pokok atau gagasan penulis yang terdapat
dalam bacaan. Kemampuan memahami gagasan penulis dapat
dbedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1)kemampuan mengenaimaksud
dan menangkap gagasan pokok yang disampaikan pengarang;
(2)kemampuan memahami gagasan yang mendukung gagasan
pokok; dan (3) kemampuan menarik kesimpulan yang betul dan
penalaran yang tepat mengenai gagasan yang disampaikan penulis
(Modul Akta V, 1985:19). Membaca pemahaman menitikberatkan
pada kemampuan memahami isi bacaan secara tepat dan cepat.
Menurut Ebel (dalam Somadayo, 2011: 28), faktor yang
23
mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan pemahaman bacaan
yang dapat dicapai oleh siswa tergantung pada faktor: a) siswa yang
bersangkutan, b) keluarganya, c) kebudayaannya, dan d) situasi
sekolah.
Membaca merupakan interaksi aktif antara pembaca dan teks,
oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang bahasa dan topik
bacaan yang cukup (Grabe, 1997 dalam Keyko Hayashi, 200). Senada
dengan pendapat di atas, Smith dalam guntur Tarigan (1991: 42)
menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses pengenalan,
penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan-gagasan yang berkenaan
dengan bobot mental ataupun kesadaran total diri pembaca. Dengan
demikian membaca dapat diartikan sebagai suatu proses yang bersifat
kompleks yang bergantung pada perkembangan bahasa seseorang,
latar belakang pengalaman, kemampuan kognitif, dan sikap pembaca
terhadap bacaan. Kemampuan membaca dengan demikian dapat
diartikan sebagai penerapan faktor-faktor tersebut di atas oleh
pembaca dalam rangka mengenali, menginterpretasi, dan
mengevaluasi gagasan atau ide yang terdapat dalam bacaan.
Sebagai suatu proses, membaca terdiri dari atas tahap-tahap
yang saling berkaitan. Tahapan-tahapan membaca pada hakikatnya
terdiri atas lima tahapan yaitu:(1) mengidentifikasikan pernyataan isi
teks dan kalimat topik, (2) mengidentifikasikan kata-kata dan frasa-
frasa kunci, (3) mencari kosa kata baru, (4) mengenali organisasi
24
tulisan, dan (5) mengidentifikasikan teknik pengembangan paragraf.
Strategi yang dimaksud dapat berbentuk membuat out line dan
ringkasan dengan kata-kata sendiri, mencari kata kunci,
mengidentifikasikan ide pokok, membuat catatan-catatan khusus,
menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting atau pun membuat
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.
Berdasarkan uraian di atas, membaca merupakan aktivitas
komunikatif yang memiliki hubungan timbal balik antara pembaca dan
isi teks, sehingga faktor pendidikan, intelegensi, sikap, dan
kemampuan berbahasa akan sangat menentukan proses penyerapan
bahan bacaan (Sartinah Hardjono, 1988: 49).
Selanjutnya dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses psikolinguistik di
mana pembaca menggunakan segala kemampuannya untuk
menyimpulkan makna sesuai dengan maksud penulis. Dengan
demikian membaca merupakan kegiatan yang bersifat aktif reseptif.
b. Jenis Membaca
Membaca pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis. Henry Guntur Tarigan (1987: 13) mengklasifikasikan membaca
sebagai berikut:
1) Membaca nyaring
2) Membaca dalam hati yang terbagiatas:
25
a. Membaca ekstensif yang terdiri atas (membaca survey,
membaca sekilas, dan membacadangkal).
b. Membaca intensif yang terdiri atas (1) membaca telaah isi,
yang terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman,
membaca kritis dan membaca gagasan. (2) membaca telaah
bahasa terdiri atas membaca bahasa dan membaca sastra.
Lebih lanjut berkaitan dengan variabel bebas yang dikaji
dalam penelitian ini, pembahasan selanjutnya akan terfokus pada
membaca pemahaman.
c. Hakikat Membaca Pemahaman
Kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi
keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. Bahkan
kemampuan dan kemauan membaca seseorang juga
akanberpengaruh terhadap keberhasilan studi seseorang.
Kata pemahaman oleh Mackey (1969: 127) diartikan sebagai
masalah penafsiran (interpretation) dan harapan (expectancy), yaitu
penafsiran tentang apa yang diperoleh pembaca dari tulisan yang
dibaca dan harapan pembaca untuk menemukan serta
menggunakan hal-hal yang ditemukan dalam bacaan yang
dibacanya.
Menguraikan lebih lanjut tentang membaca pemahaman,
Lado (1977: 223) menyatakan bahwa kemampuan membaca
pemahaman merupakan kemampuan memahami arti dalam suatu
26
bacaan melalui tulisan atau bacaan.Dari pengertian ini dapat
dikatakan bahwa Lado menekankan adanya dua hal pokok dalam
membaca pemahaman, yaitu bahasa dan simbol grafis.Lado lebih
lanjut menyatakan bahwahanya orang yang telah menguasai bahasa
dan simbol grafislah yang dapat melakukan kegiatan membaca
pemahaman.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat suatu ikatan
yang aktif antara daya pikir dan kemampuan yang diperoleh
pembaca melalui pengalaman membaca mereka. Membaca
pemahaman dengan demikian merupakan proses pengolahan
informasi secara intensif, kritis, kreatif, dan apresiatif yang dilakukan
dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.
d. Teknik Membaca Pemahaman.
Agar membaca dapat memahami isi bacaan secara baik,
Francis P. Robinson (dalam Sudarso, 1989:60-64) menyodorkan
sistem membaca dengan teknik SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review).Teknik SQ3R tersebut meliputi langkah- langkah
sebagai berikut:
1) Survey
Dalam tahap ini, pembaca melakukan penyelidikan terlebih
dahulu untuk mendapatkan gambaran sepintas mengenai isi bacaan,
termasuk ide-ide penting yang disampaikan dan cara
27
mengorganisasikan bahan. Dengan tujuan agar pembaca
mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading), judul
subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci.Juga menyiapkan
seperti pensil, kertas, dan stabilo untuk menandai bagian-bagian
tertentu.
2) Question
Ketika melakukan survey dapat juga mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, yang jelas, singkat, dan relevan dengan
maksud agar dapat pemahamanisi.
3) Read
Pada kegiatan ini, konsentrasi ditujukan pada penguasaan ide
pokok dan ide- ide penjelasan pada setiap paragraf, yang
diperkirakan mengandung jawaban-jawaban relevan dengan
jawaban.
4) Recite
Setelah selesai membaca suatu bagian alinea, sebaiknya
berhenti sejenak sambil memperhatikan dan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks/alinea tersebut.
5) Review
Review dilakukan setelah selesai membaca secara
keseluruhan perlu diulangi untuk menelusuri bagian-bagian yang
penting yang perlu diingat dan dikaitkandengan pertanyaan-
28
pertanyaan yang tersedia.
Hasil membaca, yang menggunakan teknik SQ3R lebih efektif
dengan hasil pemahaman bacaan sangat memuaskan, karena
dengan ini pembaca menjadi aktif dan terarah langsung pada intisari
atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam
teks.
e. Pendekatan dalam Membaca Pemahaman
Proses membaca pemahaman pada hakikatnya tidak terlepas
dari adanya penerapan pendekatan yang digunakan. Secara umum
adanya dua konsep pendekatan dalam membaca pemahaman yakni
pendekatan bottom-up dan pendekatan top-down.
Pendekatan bottom-up, membaca dipandang sebagai suatu
proses menafsirkan simbol-simbol tertulis yang memulai dari satuan-
satuan yang lebih kecil (huruf) dan kemudian mengarah kesatuan-
satuan yang lebih besar (kata, klausa, dan kalimat). Jadi pembaca
menggunakan strategi menafsirkan bentuk-bentuk tertulis guna
memperoleh pemahaman makna suatu bacaan.
Pendekatan top-down sebaliknya lebih menekankan pada
rekonstruksi makna dari pada sekedar penafsiran sandi-sandi bentuk
bahasa. Dalam pendekatan top-down, interaksi antara pembaca dan
teks merupakan inti kegiatan membaca. Proses interaksi tersebut
pembaca akan membawa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
29
tentang subjek yang dibacanya. Pembaca akan memanfaatkan
pengetahuan kebahasaan, motivasi, minat serta sikapnya terhadap isi
teks untuk merekonstruksikan makna suatu bacaan.
Nunan lebih lanjut menyatakan bahwa pendekatan top-down
sangat diperlukan dan merupakan koreksi atas pendekatan bottom-
up, karena dalam kenyataan sehari-hari proses membaca mengikuti
urutan terbalik dari pendekatan bottom-up yaitu menafsirkan makna
terlebih dahulu kemudian mengidentifikasikan kata dan huruf (1989:
33). Jadi dalam hal ini Nunan berpendapat bahwa dalam membaca
seseorang perlu memahami makna terlebih dahulu agar dapat
mengidentifikasi kata-kata dan perlu mengenal kata-kata untuk
mengidentifikasi huruf dan bukan sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa pendekatan bottom-up
maupun top-down masing-masing memiliki kelemahan. Kelemahan
utama dari pendekatan bottom-up bahwa inisiatif proses pemahaman
makna dalam tataran yang lebih tinggi harus menunggu proses
penafsiran (decoding) simbol-simbol sandi bahasa seperti huruf dan
kata yang berada pada proses tataran yang rendah. Sedangkan
kelemahan pendekatan top-down adalah kurang memberikan peluang
pada proses tataran yang lebih rendah untuk mengarah proses tataran
yang lebih tinggi seperti pemahaman makna global melalui
pengetahuan latar.
30
Beranjak dari dua kelemahan pendekatan di atas, Stanovich
dalam Nunan (1989:67) mengajukan alternative pendekatan yang
berupa intergrasi dua pendekatan sebelumnya.Pendekatan
Stanovich dikenal sebagai model pendekatan interactive-
compensatory. Dalam pendekatan ini pembaca memproses teks
dengan memanfaatkan semua informasi yang tersedia secara
simultan dari berbagai sumber yang meliputi fonologis, leksikal,
sintaksis, maupun pengetahuan tentang wacana.
Berdasarkan uraian di atas, meskipun dari beberapa pendapat
memberikan gambaran yang berbeda-beda tentang proses membaca
pemahaman, jika dicermati setidaknya terdapat empat ciri umum yang
berkaitan dengan proses membaca pemahaman. Pertama, membaca
adalah berinteraksi dengan bahasa yang sudah disandikan dalam
bentuk tulisan.Kedua dari hasil interaksi dengan bahasa tertulis harus
berupa pemahaman.Ketiga, kemampuan membaca erat kaitanya
dengan kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca
merupakan proses yang aktif dan berkelanjutan yang secara langsung
dipengaruhi oleh interaksi-interaksi dalam lingkunganya.
f. Tujuan MembacaPemahaman
Membaca dalam konteks ilmiah merupakan kebutuhan yang
tidak dapat ditinggalkan, karena bisa mengembangkan potensi-
potensi intelektual dan bakat- bakat artistik kita, serta dapat
mengaktualisasi diri dan memasuki proses sosialisasi diri sebaik-
31
baiknya. (Slamet, 2009: 85). Senada dengan pendapat di atas,
Morrow sebagaimana dikutip Utari Subiakto (1993: 164-165)
menyatakan bahwa tujuan membaca adalah mencari informasi yang:
(1) kognitif dan intelektual yaitu yang digunakan seseorang untuk
menambah keilmuanya sendiri; (2) referensial dan faktual, yaitu yang
digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyatadidunia
ini; (3) afektif dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk
mencari kenikmatan dalam membaca.
Dalam aktivitas berbahasa, membaca pemahaman selalu
melibatkan beberapa psikologis (mental) seperti kegiatan penilaian,
penalaran, pertimbangan, pengkhayalan, dan pemecahan masalah.
Selain itu membaca pemahaman memiliki empat faktor landasan
psikologis, antara lain (1) kapasitas lisan, yaitu kemampuan bawaan
untuk mempelajari bahasa simbol dan kemampuan menangkap
konsep- konsep abstrak; (2) pemahaman pendidikan, yaitu
keseluruhan gagasan, pengertian dan pengetahuan praktis yang
diperoleh melalui kontak pribadi denganlingkungan;(3) kemampuan
berkonsentrasi, yaitu pengarahan pikiran pada pengetahuan tertentu,
gagasan-gagasan dan informasi yang berhubungan dengan
pemecahan dan analisis; dan (4) adanya tujuan sehingga
kemampuan mental dapat difokuskan dalam mempelajari hal-
haltertentu.
32
Berpijak pada uraian di atas, maka pembaca pemahaman
dituntut dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam bacaan, mengolah
informasi visual dan non visual, serta mengkonstruksikan isi yang
tersurat dan tersirat dalam bacaan.
g. Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman
Tes yang bersifat subjektif maupun berbentuk objektif dapat
dipergunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman
seseorang.Menurut Soenardi Djiwandono (1996: 64-65) bahwa tujuan
pokok penyelenggaraan tes membaca adalah mengetahui dan
mengukur tingkat kemampuan memahami makna tersurat, tersirat
maupun implikasi dari isi suatu bacaan, oleh karenanya dapat dipilih
tes bentuksubjektif maupun objektif. Tes bentuk subjektif dapat dibuat
dalam bentuk pertanyaan yang dijawab melalui jawaban panjang dan
lengkap atau sekedar jawaban pendek. Sedangkan tes objektif dapat
disusun dalam bentuk tes melengkapi, menjodohkan, pilihan ganda
atau bentuk-bentuk gabungan.
Anderson (1980: 106) membedakan tingkatan membaca
pemahaman atas tiga tingkatan yaitu (1) membaca barisan, (2)
membaca antarbarisan, dan (3) membaca di luar barisan. Untuk tiga
tingkatan tersebut, Anderson (1990: 106), menyatakan terdapat tujuh
keterampilan yang terkandung di dalam tingkat pemahaman yaitu (1)
pengetahuan makna kata, (2) pengetahuan tentang fakta, (3)
pengetahuan menentukan tema pokok, (4) kemampuan mengikuti hal
yang mengatur sebuah wacana, (5) kemampuan memahami
33
hubungan timbal balik, (6) kemampuan menyimpulkan, dan (7)
kemampuan melihat tujuan pengarang.
Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam
membaca pemahaman, menurut Henry Guntur Tarigan (1987: 37)
mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan pengajaran membaca
pemahaman, maka indikator kemampuan membaca pemahaman
siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam (1) menetapkan ide
pokok; (2) memilih butir-butir penting; (3) mengikuti petunjuk-petunjuk;
(4) menentukan organisasi bahan bacaan; (5) menentukan citra visual
dan citra lainya dalam bacaan;(6) menarik kesimpulan-kesimpulan; (7)
menduga dan meramalkan dampak dan kesimpulan; (8) merangkum
bacaan; (9) membedakan fakta dari pendapat; (10) memperoleh dari
aneka sarana khusus seperti ensiklopedia.
3. Sikap Bahasa
a. Pengertian Sikap
Sebelum menjelaskan pengertian sikap bahasa, terlebih dahulu
perlu dijelaskan pengertian sikap secara umum. Pergertian tentang
sikap sudah banyak dikenal dibidang psikologi.Istilah sikap
terjemahan dari bahasa inggris attitude, artinya tindakan atau tingkah
laku. Banaji, menyatakan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
menyenangi atau tidak menyenangi objek-objek sosial seperti
masyarakat, daerah, dan kebijakan. Juga sikap adalah perpaduan
antara persepsi dan perimbangan yang seringkali menghasilkan
34
orientasi emosi terhadap suatu fenomena (What is an attitude.
Anonim(http://www.gwu.edu/-tip/roger.html).
Ada empat alasan, mengapa kita memiliki sikap. Keempat
alasan tersebut yaitu : (1) sikap membantu kita memahami dunia
sekeliling; (2) sikap dapat melindungi rasa harga diri kita karena sikap
dapat membantu menghindari diri dari kenyataan yang tidak
menyenangkan terhadap diri kita; (3) sikap dapat membantu dalam
menyesuaikan diri dengan dunia di sekitar kita; (4) sikap memberikan
kemungkinan kepada kita untuk menyatakan nilai asasi (Triandis
dalam Basuki, 1996:32).
Dari sudut pandang psikologi sosial, sikap pada hakikatnya
mempunyai ciri- ciri (1) bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk
atau dipelajari sepanjang perkembangan otak tersebut dalam
hubunganya dengan objeknya; (2) dapat berubah- ubah, karena dapat
dipelajari; (3) tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung relasi
tertentu terhadap suatu objek; (4) objek sikap dapat merupakan suatu
hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal
tersebut; (5) mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
(Gerungan, 1996:152).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah organisasi pendapat atau keyakinan seseorang
mengenai objek atau situasi yang disertai perasaan suka atau tidak
suka.Sikap pada hakikatnya memberikan dasar kepada seseorang
35
untuk merespon sesuatu, mendukung atau tidak mendukung, suka
ataupun tidaksuka.
b. Komponen- komponen Sikap
Komponen-komponen dalam sikap saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Komponen sikap terdiri dari: afeksi (perasaan),
kognisi (pengertian), dan behavior (perilaku). Setiap komponen sangat
penting dalam pembentukan sikap seseorang. Gardner (dalam
Sandra, 1996: 5) menyatakan bahwa sikap mempunyai komponen
kognitif, afektif, dan konatif (mencakup kepercayaan, reaksi, emosi,
dan kecenderungan psikologi untuk bertindak atau menilai tingkah
laku dengan cara tertentu).
c. Pembentukan Sikap
Seperti dikatakan oleh Bimo Walgito (1997:55) bahwa sikap
tidak terbawa sejak lahir, tetapi terbentuk dalam perkembangan
individu.Pembentukan sikapakandipengaruhi oleh faktor luar dan
faktor dalam pada diri individu yang bersangkutan.Selain kedua faktor
tersebut, faktor pengalaman juga ikut menentukan.
Dalam menanggapi dunia luar, setiap individu bersikap selektif.
Maksudnya tidak semua yang dari luar diterima begitu saja, tetapi
selalu diseleksi terlebih dahulu.Dalam menerima atau menolak faktor
dari luar tersebut, persepsi individu yang bersangkutan sangat
berperan. Persepsi individu termasuk faktor dari dalam, sedangkan
faktor dari luar, yaitu keadaan di luar individu yang merupakan
36
rangsangan untuk membentuk atau mengubah sikap. Karena unsur
menerima dan menolak itu ada pada setiap aspek, maka reaksi
seseorang di dalam suatu situasi merupakan hal yang sangat penting
di dalam pembentukan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, antara lain
adalah: pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang dianggap
penting, media massa, lembaga pendidikan, dan faktor emosional.
Sikap dapat terbentuk melalui pengalaman yan berulang, imitasi atau
tiruan, sugesti, dan identifikasi.
d. Sikap Bahasa
Sikap bahasa pada dasarnya berhubungan dengan sikap pada
umumnya, yaitu merupakan keadaan dalam individu yang
berhubungan dengan proses motif, emosi, persepsi, dan kognisi yang
mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek
bahasa.
e. Sikap Positif dan Sikap Negatif
Setiap orang mempunyai pandangan terhadap bahasanya
sendiri (ringkasan). Adanya pandangan tersebut akan menimbulkan
sikap, bagaimana ia bertingkah laku dalam menggunakan bahasanya.
Bila seseorang memiliki pandangan yang baik terhadap bahasanya, ia
akan mempunyai sikap dan tingkah laku yang baik pula dalam
37
penggunaan bahasanya.
Orang yang bersikap positif, ditandai dengan adanya kemauan
mempertahankan kemandirian bahasanya, kemauan menjadikan
bahasa sebagai lambang identitas pribadinya, dan kemauan
menggunakan bahasa secara cermat, korek, santun, dan layak.
Dengan istilah lain dapat dikatakan, seseorang memiliki kesetiaan
bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma bahasa.
Orang yang bersikap negatif, yaitu orang yang tidak memiliki
ketiga unsur sikap bahasa; (setia, bangga, dan kesadaran akan norma
bahasa). Sikap yang mencampuradukan ringkasan dengan bahasa
asing, dengan anggapan tanpa bahasa asing pembicaraan tidak
berbobot, termasuk sikap negatif terhadap ringkasan (Pateda,
1987:30).
Sikap berbahasa seseorang dapat dikenali melalui bagaimana
distribusi perbendaharaan bahasa, kecermatan pemakaian bentuk
dan struktur bahasa, dan dapat juga dikenali melalui bagaimana
seseorang menghadapi perbedaan dialektual dan problem-problem
yang timbul dari interaksi antara individu.
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghasilkan
perasaan memiliki bahasa. Bahasa sudah merupakan kebutuhan
pribadi yang esensial, milik pribadi, perlu dijaga, dan dipelihara.
Kita harus berusaha agar ringkasan benar-benar menjadi milik
kita. Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar
38
yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu milik kita. Dengan
merasa memiliki, berarti kita akan membinanya dan mempelajari
secara baik.
f. Upaya Menumbuhkan Sikap Positif terhadap Ringkasan
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran
bahasa.Faktor psikologis dan sosiologis memegang peranan penting.
Menurut Suwito (1985: 10) untuk menumbuhkan motivasi, sikap, dan
minat telah tumbuh pada diri siswa terhadap pelajaran ringkasan,
merupakan usaha yangsangatpenting.Apabila motivasi, sikap, dan
minat telah tumbuh pada diri siswa, mereka akan mengerahkan
usahanya secara optimal di dalam belajar bahasa.
Sikap positif terhadap ringkasan harus diwujudkan secara nyata
dalam prilaku bahasa.Hal ini berhubungan erat dengan sikap memiliki
terhadap bahasa tersebut. Pateda berpendapat bahwa perasaan
memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan pribadi.
Bukti keikutsertaan itu terlihat pada pemakaian bahasayangtertib.
Dengan demikian, jika seseorang selalu berhati-hati dalam
berbicaradanmenulis, penggunaan bahasanya terpelihara, tidak ada
kesalahan dalam segi kaidah bahasa, maka menandakan bahwa dia
telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa.
g. Metode Pengukuran Sikap
Pengukuran dalam bahasa inggris istilah measurement
39
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti
memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran
atau objek ukur.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap
bahasa seseorang adalah dengan mengadakan observasi langsung
tentang perilaku berbahasa seseorang. Fasold (1984: 150)
berpendapat bahwa metode untuk menentukan sikap bahasa dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Metode langsung
(direct method) mensyaratkan subjek harus menjawab pertanyaan
tentang pendapat subjek mengenai suatu ragam bahasa.Metode tak
langsung (indirect Method) dirancang agar subjek tidak tahu bahwa
sikap bahasanya sedang diselidiki oleh peneliti.Selanjutnya
metodeyang digunakan dalam penelitian sikap bahasa adalah angket,
wawancara, dan observasi.
Adanya kecermatan hasil pengukuran sikap dalam penelitian ini
didasarkan pada lima prinsip pengukuran yang dikemukakan oleh
Oppenheim (1976) yang meliputi (1) keseragaman atau homogeneity
yaitu satu skala mengukur satu hal pada suatu waktu tertentu
secermat mungkin; (2) linieritas dan interval yang sama dalam arti
bahwa skala harus mengikuti model ”garis lurus” (3) keterandalan
yang mencerminkan ketaatasan; (4) kesahihan yang mewajibkan kita
mengukur apa yang memang kita ukur; (5) keterulangan kembali.
Berdasarkan uraian di atas teknik pengukuran skala yng
40
digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.Pemilihan teknik
skala Likert didasarkan pada alasan pelaksanaanya lebih sederhana
daripada teknik pengukuran lainya dan banyak dipakai dalam
penelitian sikap.
h. Kaitan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa terhadap
Menulis
Menulis sangat penting bagi siswa karena melalui kegiatan menulis
siswa dapat menstimulus dirinya untuk berkeinginan dalam
mengumpulkan informasi secara kreatif. Membaca memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan menulis. Semakin rajin membaca maka semakin
luas wawasan dan pengetahuan yang akan kita miliki. Thahar (2008)
mengatakan bahwa seseorang yang banyak membaca dapat
mengembangkan kemampuan bahasanya dari apa yang mereka baca dan
rata-rata kemampuan berbahasa mereka lebih dari orang-orang pada
umumnya, serta secara tidak langsung seseorang memperoleh ilmu,
pengalaman, dan kaca banding dari bacaannya.
Dalman (2014:5) mengatakan membaca adalah suatu proses untuk
mendapatkan berbagai macam informasi yang terdapat dalam tulisan.
Setelah membaca seseorang akan memahami makna kata dan berusaha
berfikir sehingga dapat memahami tulisan.
Pada hakikatnya, menulis selalu bersamaan dengan kegiatan
membaca (Azkia, 2021). Lanjut Azkia mengungkapkan bahwa
kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan membaca seseorang.
41
Untuk menemukan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan, seseorang
membutuhkan aktivitas membaca karena pembendaharaan kata yang
didapatkan dari membaca yang beragam akan lebih menarik dari yang
lainnya. Begitupun dengan sikap bahasa yang dimiliki individu berkaitan
dengan karya tulis anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
bahasa seseorang adalah rasa bangga terhadap suatu bahasa dan latar
belakang sosial individu (Jendra, 2012: 109-111). Tata bahasa yang
digunakan oleh penulis juga dipengaruhi oleh latar belakang sosialnya.
Jendra (2012: 110) mengungkapkan jenis varietas bahasa yang
digunakan oleh kalangan atas lebih baik dari individu yang berasal dari
kalangan bawah.
E. Penelitian yang Relevan
1. Wijayanti, S. H., Darmoyo, S., & Dhian, Y. C tahun 2018 dengan judul,
Sikap Bahasa Guru Sekolah Dasar terhadap Bahasa Indonesia
Ragam Tulis Baku. Menyimpulkan bahwa Guru SD di Jakarta memiki
rasa setia dan bangga menggunakan bahasa Indonesia. Ini dibuktikan
dengan seringnya guru menegur dan mengoreksi tulisan siswa,
terutama tanda baca, ketika menulis. Dengan demikian, guru dapat
memberi contoh dan memotivasi siswa agara menulis
lebih baik.
2. Asep Muhyidin, tahun 2017 dengan judul kemampuan menulis narasi
dikaitkan dengan sikap bahasa dan pengetahuan ejaan bahasa
42
indonesia (ebi) di kelas v sd negeri serang 5 kota serang.
Menyimpulkan bahwa Ada hubungan positif dan signifikan antara
sikap Bahasa dengan kompetensi naratif menulis siswa.
3. Rizky Fauzi Novia Huda, (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh
Kebiasaan Membaca Terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV
SD Se- Gugus 3 Kecamatan Sanden Bantul Tahun Ajaran 2015/2016”,
mendapatkan hasil penelitian Terdapat pengaruh yang signifikan
antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis siswa
kelas IV dengan nilai t hitung sebesar 7,894 > t tabel sebesar 1,6574.
Selain itu, nilai signifikan yang didapatkan pada penelitian tersebut
mendapatkan 0,000<0,05.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 2 Panaikang
2 Makassar menggunakan kurikulum 2013. Terdapat empat keterampilan
dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Penelitian ini memfokuskan pada keterampilan
menulis yaitu menulis ringkasan di kelas IV.
Keterampilan menulis ringkasan siswa dilakukan dengan dua cara yaitu
melalui membaca pemahaman dan sikap bahasa. Tingkat pemahaman
siswa terhadap bacaan dapat diukur melalui tes pemberian soal yang
berhubungan dengan teks yang telah dibaca dan. Sikap bahasa dapat
diukur melalui pemberian angket kepada siswa yang berupa peryantaan
43
yang berkaitan dengan sikap bahasa. Sedangkan untuk melihat hasil tes
menulis ringkasan siswa maka diberikan soal meringkas bacaan yang telah
dibaca dengan memperhatikan ide pokok bacaan, ketetapan kata dan
kalimat, ejaan dan tanda baca serta kecepatan dan kerapian tulisan.
Setelah dilakukan tes dan menjawab angket maka dilakukan analisis
deskriptif dan analisis statistik inferensial oleh spss versi 23.0 sehingga
menghasilkan temuan antara lain pengaruh kemampuan membaca
terhadap menulis ringkasan, pengaruh sikap bahasa terhadap menulis
ringkasan dan pengaruh kedua variabel yaitu kemampuan membaca dan
sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD
Negeri Panaikang 2 Makassar.
G. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh kemampuan membaca pemahman terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa
a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca
pemahaman terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.
b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu
tidak terdapat pengaruh signifikan kemampuan memnaca
pemahaman terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.
2. Pengaruh sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan
44
siswa
a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
terdapat pengaruh signifikan sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Panaikang 2 Makassar.
b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu
tidak terdapat pengaruh signifikan sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Panaikang 2 Makassar.
3. Pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa
terhadap keterampilan menulis siswa.
a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis
ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2
Makassar.
b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu
tidak terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis
ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2
Makassar.
45
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan desain penelitian ex post facto. Penelitian ini menggunakan model
regresi linear berganda karena terdapat dua variabel independent dengan
simbol X1 dan X2 dan satu variabel dependent dengan simbol Y.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk batasan terhadap penelitian
yang akan dilakukan agar dapat menghindari kesalahan penafsiran dan
perbedaan pemahaman yang berkaitan dengan istilah-istilah sesuai judul
tesis.
1. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah kegiatan memahami bacaan sampai
kepada hal yang detail dan dilakukan dengan membaca senyap atau
membaca dalam hati.Tujuannya untuk mengetahui informasi yang ada
dalam bacaan. Kegiatan ini diaplikasikan sebelum kegiatan menulis
dimulai.
2. Sikap Bahasa
Sikap bahasa adalah keadaan dalam individu yang
berhubungan dengan proses motif, emosi, persepsi, dan kognisi yang
mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek
bahasa. Orang yang bersikap positif, ditandai dengan adanya
46
kemauan mempertahankan kemandirian bahasanya, kemauan
menjadikan bahasa sebagai lambang identitas pribadinya, dan
kemauan menggunakan bahasa secara cermat, korek, santun, dan
layak. Dengan istilah lain dapat dikatakan, seseorang memiliki
kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma
bahasa.
3. Ringkasan
Ringkasan adalah menulis dengan berusaha mengambil intisari suatu
uraian atau pokok pikiran, kemudian intisari itu ditulis dengan singkat
dalam kata-katanya sendiri.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober
dan berlokasi di Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain (Sugiyono,
2010: 117). Populasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah seluruh
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar 80 siswa.
47
2. Sampel
Populasi penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Kota
Makassar, sebanyak 80 siswa yang dipilih secara acak.
Upaya untuk menetapkan sumber data dari populasi agar cukup
mewakili sifat dan karakter populasi dinamakan penarikan sampel
penelitian.Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 1997: 102).Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yakni
penentuan anggota sampel secara acak sederhana. Jadi, setiap anggota
populasi memiliki peluang/kesempatanyang sama untuk dijadikansampel
penelitian. Besar sampel ditentukan 30 orang atau 35% dari jumlah
populasi.Hal ini dianggap sampel sudah representatif.
Secara oprasional langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan
sampel penelitian sebagai berikut:
a. Semua anggota populasi yang berjumlah 80 siswa tetap diminta
mengerjakan instrumen penelitian yang terdiri dari tiga macam, yaitu
X1, X2, danY.
b. Setelah selesai, data pekerjaan siswa dari seluruh anggota populasi
dikumpulkan lalu diambil 20 pekerjaan (data) untuk masing-masing
variabel secara acak dengan jalan peneliti membuat nomor urut
undian dari 1-80 lalu diundi. Nomor yang keluar itulah yang dijadikan
sampel, selanjutnya langsung diambil pekerjaannya yang meliputi X1,
X2, dan Y.
48
E. Variabel Penelitian
Berdasarkan judul tersebut maka variabelnya adalah sebagai berikut:
Gambar III.II; Paradigma regresi linear berganda
Keterangan:
X1: Kemampuan membaca pemahaman
X2: Sikap bahasa
Y : Keterampilan menulis ringkasan
Penelitian ini dikelompokkan kedalam tiga variabel antara lain dua
variabel independen yaitu X1 dan X2 dan satu variabel dependen yaitu Y.
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel penyebab. Variabel dalam penelitian ini ada
dua yaitu kemampuan membaca pemahaman dengan simbol X1 dan
sikap bahasa dengan simbol X2.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang menjadi
akibat atau dalam suatu penelitian eksperimen disebut variabel
respons. Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis
karangan ringkas dengan simbol Y.
1
2
49
F. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data measurable yaitu data yang dapat diukur atau dihitung
secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Sumber data pada
penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2
Makassar
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan maka perlu adanya teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan
masalah yang diselidiki dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan
beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini, antara lain:
a. Teknik Menulis Siswa
Pemberian tes digunakan untuk menilai tes menulis karangan ringkas
yang dilakukan oleh siswa . Pemberian tes tersebut yaitu untuk melihat
pemahaman siswa terhadap cerita sehingga dapat menuliskan kembali
dalam bentuk cerita dengan bahasa sendiri. Berikut aspek yang akan dinilai
mengenai menulis ringkasan siswa antara lain.
Tabel 3.1 Aspek penilaian menulis ringkasan
No Aspek yang di nilai Kualifikasi
1 2 3 4 5
1 Ide Pokok Bacaan
2 Kemampuan dalam mengadakan reproduksi kalimat
50
3 Ketepatan kata dalam menulis ringkasan
4 Ketepatan kalimat dalam menulis ringkasan
5 Ejaan dan tanda baca
6 Kecepatan Menulis
7 Kerapian tulisan
Skor
b. Tes membaca pemahaman
Data tentang kemampuan membaca pemahaman diperoleh dengan
memberikan sebuah teks mengenai ragam budaya kemudian disajikan
pertanyaan yang menyangkut teks yang telah dibaca. Tes ini bersifat
kognitif, artinya seluruh butir soal yang ada ditujukan, untuk mengetahui
seberapa baik siswa memiliki kemampuan memahami dan
menginterpretasikan informasi tersurat maupun tersirat yang terkandung
dalan suatu bacaan. Berikut aspek yang akan dinilai dari siswa mengenai
membaca pemahaman antara lain.
Tabel 3.2 Aspek penilaian membaca pemahaman
No Aspek yang di nilai Penilaian
1 2 3 4 5
1 Gagasan Pokok
2 Gagasan Pendukung
3 Keberagaman budaya Indonesia
4 Cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya
Skor
51
c. Angket sikap bahasa
Data tentang sikap bahasa diperoleh melalui angket sikap bahasa.
Instrumen ini berisi beberapa butir pernyataan tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan sikap bahasa siswa. Pada setiap butir angket disediakan
lima alternatif tanggapan (respon) yang dapat dipilih siswa dengan cara
memberi tanda silang.
Perlu kita ingat bahwa tanggapan siswa mengenai butir-butir
pernyataan didasarkan atas keadaan psikologi mereka sebenarnya, maka
tidak ada tanggapan yang dianggap benar atau salah. Penilaian atas
masing-masing item pernyataan mengarah pada pensekalaan Likert yaitu
bergerak antara 1 sampai dengan 5. Tanggapan diberi skor satu, bila siswa
memberi tanda silang pada pilihan sangat tidak setuju; tanggapan diberi
skor dua, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan tidak setuju;
tanggapan diberi skor tiga, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan
kurang setuju/ ragu; tanggapan diberi skor empat, bila siswa memberi tanda
silang pilihan setuju; dan tanggapan diberi skor lima, bila siswa memberi
tanda silang pada pilihan sangat setuju, untuk pernyataan yang bersifat
positif, sedangkan yang negatif memperoleh skor sebaliknya.
Untuk mengetahui validitas butir soal tes kemampuan membaca
pemahaman digunakan rumus Korelasi Biserial Titik (Point Biserial).
52
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
data statistik inferensial melalui hasil uji SPSS. Untuk itu, teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk analisa data
dengan cara mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya. Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan
cara deskriptif kuantitatif dalam tehnik deskriptif statistic yang akan
menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran melalui
table-tabel sederhana dan system penggambaran persen.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial yaitu tehnik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Tehnik statistik ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian.
Sebelum menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji normalitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk menguji data hasil belajar
membaca pemahaman, menulis ringkasan dan angket siswa. Pengujian
data dalam penelitian ini mengacu kepada Sharpio Wilk melalui aplikasi
SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Ketentuan data yang berdistribusi
normal jika nilai signifikan yang dihasilkan dari uji normalitas melalui SPSS
menghasilkan nilai sig. Lebih rendah dari nilai sig. yang ditentukan yaitu
53
0,05. Setelah data berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan untuk
pengujian data Multikoloneritas.
b. Uji Multikoloneritas
Pada uji multikoloneritas dilakukan pada penelitian yang memiliki
variabel bebas dua atau lebih untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau variabel bebas.
Uji ini menggunakan aplikasi spss versi 23.0. Cara mendeteksi ada tidaknya
korelasi antar variabel bebas yaitu (1) melihat nilai korelasi antar variabel
independent, (2) melihat nilai condition index dan eigenvalue, dan (3)
melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF). Jika nilai toleran
lebih besar dari 0,01 maka tidak terjadi multikolinearitas dalam model
regresi. Sebaliknya jika nilai toleran lebih kecil dari 0,01 maka terjadi
multikolinearitas dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus
dilakukan pada regresi linear. Cara melakukan uji heteroskedastisitas yaitu
dengan melihat pola gambar scatterplots hasil dari output spss.
d. Uji t Parsial
Uji t parsial pada uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel secara tersendiri antara lain pengaruh X1 terhadap Y dan
54
pengaruh X2 terhadap Y. Dasar pengambilan keputusa dalam uji t parsial
yaitu membandingkan nilai sig 0,05 dan melihat nilai Thitung dengan Ttabel.
e. Uji F Simultan
Uji F Simultan pada uji regresi linear berganda bertujuan untuk
mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat
atau pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji
F simultan cukup memperhatikan hasil yang terdapat dalam tabel output
“Anova”. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai sig. < 0,05 maka
kemampuan membaca pemahaman (X1) dan sikap bahasa (X2)
berpengaruh terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa. Sebaliknya
jika nilai sig. > 0,05 maka kemampuan membaca pemahaman (X1) dan
sikap bahasa (X2) tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis
ringkasan siswa. Uji tersebut sekaligus termasuk menguji hipotesis pada
penelitian ini.
f. Uji Hipotesis
Pada uji hipotesis ini dilihat dari hasil uji F yang berada di dalam tabel
anove pada kolom sig. Jika hasil dari signifikan pada uji F lebih kecil dari
nilai signifikan yang telah ditentukan maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan jika nilai signifikan uji F lebih besar dari nilai signifikan yang
ditentukan maka Ho diiterima dan Ha ditolak.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa hasil membaca
pemahaman, hasil menulis ringkasan dan hasil angket siswa kelas IV SD
Negeri Panaikang 2 Makassar. Untuk melihat sejauh mana membaca
pemahaman siswa maka dilakukan pemberian tes berupa penyajian
bacaan kemudian setelah membaca siswa diberikan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan bacaan. Hal ini dilakukan untuk melihat sampai
dimana kemampuan siswa memahami bacaan. Selanjutnya untuk
mengukur sikap bahasa siswa dilakukan melalui pemberian angket dengan
skala sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Siswa memberikan pendapatnya melalui membaca pernyataan mengenai
sikap bahasa. Untuk keterampilan menulis ringkasan siswa diarahkan untuk
meringkas bacaan yang ditelah dibaca dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Setelah data diperoleh maka tahap selanjutnya adalah
menganalisis data untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa
terhadap bacaan, terampil meringkas bacaan dan dan sikap bahasa yang
selama ini dimiliki siswa. Berikut hasil kemampuan memahami bacaan
siswa kelas IV antara lain.
1. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Tes yang diberikan siswa yaitu pemberian bahan bacaan berupa teks
dengan tema keberagaman budaya. Siswa diminta untuk membaca dalam
56
hati sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah itu siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap teks yang mereka baca. Jumlah
pertanyaan yang diberikan siswa sebanyak empat dan masing-masing
memiliki skor maksimal setiap pertanyaan. Skor dari jawaban yang
didapatkan siswa kemudian dibagi dengan skor maksimal sehingga siswa
mendapatkan skor akhir. Beradasarkan tes yang telah dilakukan untuk
mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Deskripsi hasil membaca pemahaman siswa
No. Deskriptif
Statistik Skor
1. Nilai Maksimal 85
2. Nilai Minimal 65
3. Rata-rata 76,83
4. Std. Deviation 5,64516
Berdasarkan tabel 4.1 nilai maksimal yang didapatkan siswa yaitu 85
termasuk kategori tuntas dan masih termasuk dalam keadaan tinggi.
Sedangkan nilai terendah yang didapatkan siswa kelas IV yaitu 65 termasuk
kategori rendah dan termasuk tidak tuntas. Secara keseluruhan nilai siswa
dengan jumlah 30 siswa mendapatkan rata-rata yaitu 76,83. Untuk standar
deviasi mendapatkan nilai 5,64516. Data hasil membaca pemahaman
siswa kemudian dimasukkan dalam tabel kategorisasi hasil belajar sebagai
berikut:
57
Tabel 4.2 Kategorisasi hasil membaca pemahaman siswa
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1. 0 - 50 0 0% Sangat Kurang
2. 51 - 74 6 20% Kurang
3. 75 - 80 17 56,7% Cukup
4. 81 - 89 7 23,3% Baik
5. 90 - 100 0 0 Sangat baik
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel kategorisasi hasil mambaca pemahaman siswa,
yang berada pada kategori kurang sebanyak 6 siswa atau sekitar 20% dari
keseluruhan siswa. Selanjutnya yang termasuk kategori cukup dengan
rentang nilai 75 sampai 80 berjumlah 17 siswa atau sekitar 56,7%. Siswa
yang berada pada kategori baik sekitar 23,3% atau sebanyak 7 orang
siswa. Sedangkan masih belum ada siswa yang mencapai nilai 90 – 100
untuk kategori sangat baik dalam kegiatan membaca pemahaman. Siswa
yang mendapat nilai tuntas yaitu 24 siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa lebih banyak siswa yang tuntas dalam memahami teks.
2. Deskripsi Hasil Sikap Bahasa Siswa
Hasil nilai sikap bahasa siswa didapatkan melalui pemberian angket
yang memiliki pertanyaan terkait sikap bahasa. Pengumpulan data sikap
bahasa siswa menggunakan angket dengan skala likert 1 sampai 5.
Penskoran setiap jenis respon terhadap setiap pernyataan akan mendapat
bobot sesuai dengan arah pertanyaannya. Skor 5 apabila siswa sangat
58
setuju terhadap pernyataan, skor 4 bila setuju, skor 3 bila ragu-ragu, dan 1
apabila sangat tidak setuju. Setelah siswa mengisi angket yang disebar
maka hasilnya dianalisis menggunakan aplikasi spss versi 23. Skor
maksimal sikap bahasa sesuai dengan jumlah pernyataan yang disajikan
yaitu 125. Hasil skor angket yang dikerjakan siswa dikalikan dengan nilai
100 kemudian dibagikan dengan skor maksimal sehingga menghasilkan
skor akhir dari sikap bahasa siswa. Berikut hasil analisis angket sikap siswa
yang disaikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi hasil analisis sikap bahasa siswa
No. Deskriptif Statistik
Skor Kategori
1. Nilai Maksimal 84 Sedang
2. Nilai Minimal 74,4 Rendah
3. Rata-rata 78,6933 Sedang
4. Std. Deviation 2,40903
Berdasarkan tabel 4.3 skor akhir yang diperoleh siswa pada
pengisisan angket sikap bahasa menghasilkan nilai maksimal 84 termasuk
dalam ketegori tuntas dan nilai minimal yaitu 74 termasuk kategori tidak
tuntas. Untuk keseluruhan siswa mendapatkan skor rata-rata 78,6933 dan
standar deviasi yaitu 2,40903. Dibandingkan dengan hasil membaca
pemampuan siswa, standar deviasi pada sikap bahasa lebih rendah.
Selanjutnya data angket yang diperoleh dianalisis untuk menentukan
kategorisasi rentang skor sebagai berikut.
59
a. Skor tertinggi = jumlah pernyataan x skor tertinggi
= 25 x 5
= 125
= (125/125) x 100
= 100
b. Skor terendah = jumlah pernyataan x skor terendah
= 25 x 1
= 25
= (25/125) x 100
= 20
c. Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
= 100 – 20
= 80
d. Kategori = 4
e. Interval = 80/4
= 20
Tabel 4.4 Kategorisasi sikap bahasa siswa
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1. 20 – 39,9 0 0% Sangat Negatif
2. 40 – 59,9 0 0% Negatif
3. 60 – 79, 9 20 66,7% Postif
4. 80 – 100 10 33,3% Sangat Positif
Jumlah 30 100%
60
Berdasarkan hasil kaegorisasi tabel 4.4 menunjukkan siswa yang
memiliki sikap bahasa positif sekitar 66,7% atau berjumlah 20 siswa. Sekitar
33,3% atau 10 siswa yang termasuk memiliki sikap bahasa yang sangat
positif. Sedangkan tidak ada siswa yang termasuk memiliki sikap bahasa
negatif ataupun sangat negatif.
3. Deskripsi Hasil Menulis Ringkasan Siswa
Nilai hasil menulis ringkasan didapatkan dari hasil kerja siswa
meringkas kembali teks yang telah dibaca dalam bentuk tulisan
berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Terdapat
tujuh aspek yang dinilai dari hasil menulis ringkasan siswa dan masing
masing memiliki poin maksimal 5 poin. Setelah siswa menulis ringkasan
maka nilai dianalisis pada spss versi 23 dan menghasilkan nilai yang
disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Deskripsi hasil menulis ringkasan siswa
No. Deskriptif Statistik
Skor
1. Nilai Maksimal 85,71
2. Nilai Minimal 62,86
3. Rata-rata 74,1903
4. Std. Deviation 6,11689
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan nilai minimal yaitu 62,86 termasuk
kategori tidak tuntas. Sedangkan nilai maksimal yang diperoleh siswa
adalah 85,71 termasuk dalam kategori tuntas. Secara keseluruhan siswa
61
memperoleh nilai rata-rata sebanyak 74,1903 dan standar deviasi yaitu
6,11689. Data hasil menulis ringkasan siswa kemudian dimasukkan dalam
tabel kategorisasi hasil belajar sebagai berikut.
Tabel. 4.6 Kategorisasi hasil menulis ringkasan siswa
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1. 0 - 50 0 0% Sangat Kurang
2. 51 - 74 20 66,7% Kurang
3. 75 - 80 6 20% Cukup
4. 81 - 89 4 13,3% Baik
5. 90 - 100 0 0 Sangat baik
Jumlah 30 100%
Berdasarkan pengkategorian hasil menulis ringkasan siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa yang berada pada kategori kurang, sebanyak 20
siswa atau 66,7%, kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 20%, dan kategori
baik sebanyak 4 siswa atau 13,3%. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai
pada kategori sangat kurang maupun sangat baik. Secara keseluruhan
jumlah siswa yang tuntas atau berada pada nilai KKM atau lebih berjumlah
10 orang. Sisanya mendapatkan nilai dibawah dari KKM dan termasuk
kategori tidak tuntas.
4. Hasil Uji Analisis Statistik Data
a. Hasil Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut.
62
Tabel 4.7 Hasil uji data normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation 4,06283853
Most Extreme
Differences
Absolute ,123
Positive ,123
Negative -,065
Test Statistic ,123
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Hasil uji normalitas membaca pemahaman, sikap bahasa dan menulis
ringkasan menunjukkan data yang berdistribusi normal. Hal tersebut dilihat
dari hasil pengolahan data statistik pada tabel One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test pada kolom Unstandardized Residual. Terlihat bahwa nilai
signifikansi 0,200 > 0,05 yang menunjukkan bahwa asusmsi normalitas
terpenuhi.
b. Hasil Uji Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas dapat ditentukan melalui tiga tahap yaitu dengan
melihat tabel coefficient (Standar Error dan Beta), coefficient (Tolerance
dan VIF), dan tabel collinearity diagnostict (Eigenvelue dan Condition
Index). Pada tabel coefficient terlihat hasil dari standar error yaitu 0,310
pada variabel sikap bahasa dan 0,166 pada variabel membaca
pemahaman. Hasil output kurang dari satu dan dapat dinyatakan
multikolinearitas tidak terdeteksi. Selanjutnya masih pada tabel coefficient
63
pada kolom collinearity statistict terlihat nilai tolerance dan VIF rentang
nilainya sangat sempit yaitu X1= 0,700 sampai dengan 1,428 dan X2=
0,700 sampai dengan 1,428. Rentang nilai secara kebetulan sama antara
X1 dan X2 yang artinya multikolinearitas tidak terdeteksi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Hasil uji data multikolinearitas (tabel coefficient)
Coefficient
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -30,719 25,862 -1,188 ,245
Sikap Bahasa ,610 ,310 ,300 1,965 ,040
Membaca Pemahaman ,585 ,166 ,540 3,534 ,001
95,0% Confidence
Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Lower
Bound
Upper
Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
-83,784 22,346
-,027 1,246 ,596 ,354 ,251 ,700 1,428
,245 ,925 ,704 ,562 ,452 ,700 1,428
a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan
Ada atau tidaknya multikolinearitas pada data maka dapat juga dilihat
melalui tabel collinearity diagnostics berikut ini.
64
Tabel 4.9 Hasil uji data multikolinearitas melalui tabel
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Sikap
Bahasa
Membaca
Pemahaman
1 1 2,997 1,000 ,00 ,00 ,00
X2 ,003 32,158 ,08 ,02 ,81
X1 ,000 88,927 ,92 ,98 ,19
a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan
Berdasarkan tabel output collinearity diagnostics menunjukkan bahwa
variabel X1 dan X2 pada kolom eigenvalue kurang dari satu dan condition
Index lebih dari 30. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji
multikolinearitas maka tidak terdeteksi adanya multikolinearitas pada data.
Hal ini dibuktikan pada X1= 0,000 < 1 dan X2= 0,003 < 1 pada eigenvalue.
Selanjutnya X1= 88,927 > 30 dan X2= 32,158 > 30 pada condition index.
c. Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas dinyatakan pada tabel coefficient bagian nilai
siginifikan membaca pemahaman dan sikap bahasa. Hasil output
membuktikan bahwa data yang didapatkan dari lapangan tidak terdeteksi
adanya heteroskedasitas. Hal ini dapat dilihat dari kolom sig. berikut ini.
Tabel 4.10 Hasil uji heteroskedasitas data
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -5,278 16,307 -,324 ,749
Sikap Bahasa (X2) ,107 ,196 ,125 ,548 ,588
Membaca Pemahaman (X1) -,028 ,104 -,062 -,273 ,787
65
a. Dependent Variable: Abs_RES
Berdasarkan tabel 4.10 nilai signifikan membaca pemahaman adalah
0,588 > 0,05 dan nilai signifikan sikap bahasa mendapatkan 0,787 > 0,05.
Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji statistik inferensial
jika nilai signifikan diatas 0,05 maka tidak terdeteksi adanya
heteroskedasitas pada data.
d. Hasil Uji t Parsial
Hasil uji t parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
masing-masing variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel
dependent (Y). Hasil analisis dapat dilihat melalui tabel 4.11 sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Hasil Output uji t parsial data
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -30,719 25,862 -1,188 ,245
Sikap Bahasa (X2) ,610 ,310 ,300 1,965 ,040
Membaca Pemahaman
(X1)
,585 ,166 ,540 3,534 ,001
a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan
Berdasarkan tabel output 4.11, pada uji t parsial ini terlihat variabel X1
yaitu membaca pemahaman mendapatkan nilai signifikan 0,001 < 0,05 dan
variabel X2 yaitu 0,040 < 0,05. Masing-masing variabel bebas memiliki hasil
output nilai signifikan dibawah 0,05. Maka terbukti bahwa masing-masing
66
variabel independen memiliki engaruh yang signifikan terhadap variabel
depanden. Selanjutnya jika dilihat dari hasil analisis pada Thitung X1
menghasilkan 3,534 > Ttabel yaitu 1,7033 membuktikan bahwa membaca
pemahaman berpegaruh signifikan terhadap menulis ringkasan.
Sedangkan untuk Thitung X2 mendapatkan nilai 1,965 > Ttabel 1,7033 juga
menunjukkan sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis
ringkasan siswa kelas IV.
e. Hasil Uji F Simultan
Uji F simultan melihat adanya pengaruh kedua variabel bebas yaitu
membaca pemahaman dan sikap bahasa terhadap variabel terikat yaitu
meulis ringkasan. Setelah dianalisis melalui SPSS tampak pada tabel
Anova hasil output nilai signifikan yaitu 0,000 < 0,05 yang menandakan
bahwa kedua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Berikut
tabel hasil analisis uji F dinyatakan dalam tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji F simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 606,381 2 303,191 17,101 ,000b
Residual 478,693 27 17,729
Total 1085,074 29
a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan
b. Predictors: (Constant), Membaca Pemahaman, Sikap Bahasa
f. Uji Hipotesis
67
Pada uji hipotesis ini dilihat dari nilai signifikan yang dihasilkan pada uji
t parsial dan uji F simultan. Untuk pengujian hipotesis pertama yaitu ada
atau tidaknya pengaruh kemampuan membaca pemahaman (X1) terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa (Y) kelas IV dilihat dari tabel
signifikan pada uji t parsial. Hasilnya nilai sig. membaca pemahaman
mendapatkan 0,001 lebih kecil dari 0,05 yang berarti terdapat pengaruh
signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap keterampilan
menulis ringkasan siswa kelas IV sekolah dasar.
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis kedua yaitu menguji ada atau
tidaknya pengaruh sikap bahasa (X) terhadap menulis ringkasan siswa
dengan memperhatikan tabel hasil uji t parsial pada kolom sikap bahasa
dengan nilai signifikan 0,040 lebih kecil dari sig. 0,05 membuktikan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV sekolah dasar
Aturan pengambilan keputusan pada uji hipotesis yaitu jika nilai
signifikan 0,05 lebih besar dari nilai signifikan yang dihasilkan pada data
hasil penelitian maka Ho diterima dan Ha ditolak begitupun sebaliknya.
Akan tetapi setelah melihat hasil uji statistik inverensial pada tabel Anova
didapatkan nilai signifikan 0,000 lebih kecil (<) dari 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan
siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar.
C. Pembahasan
68
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat pengaruh
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa terhadap
keterampilan menulis ringkasan, maka ada beberapa tes yang dilakukan
oleh peneliti. Pertama yaitu tes untuk mengukur kemampuan membaca
pemahaman siswa, tes sikap melalui angket sikap, dan tes menulis
ringkasan. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa
menunukkan terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM dan
24 orang lainnya dinyatakan telah mencapai atau melebihi nilai KKM
sehingga dikatakan tuntas meskipun kebanyakan mendapatkan nilai
standar. Setelah mengerjakan hasil tes membaca pemahaman, anak akan
diberikan tes meringkas bacaan sebelumnya dengan menyertakan
gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf. Akan tetapi,
setelah menulis ringkasan, hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil tes
kemampuan membaca pemahaman. Masing-masing menghasilkan nilai
85,7 dan 85 menunjukkan membaca pemahaman siswa berpengaruh
terhadap hasil tulisan siswa. Sama halnya dengan sikap bahasa dalam
menulis yang mendapatkan nilai maksimal yaitu 84 dan hampir sama
dengan hasil dari membaca pemahaman dan menulis ringkasan. Beberapa
siswa akan kesulitan mengungkapkan apa yang ada dipikirannya dalam
bentuk kata-kata karena mereka kurang berlatih menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Bahkan dalam berkomunikasi dengan teman
sebayanya, siswa kadang kala menggunakan bahasa daerah diselingi
dengan bahasa Indonesia.
69
Siswa dapat menulis dengan baik jika mereka paham apa yang mereka
baca. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
dengan memberikan bacaan dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan
berdasarkan teks. Semakin anak paham bacaan yang mereka baca maka
semakin mampu untuk meringkas bacaan sesuai dengan bahasa sendiri.
Begitupun dengan sikap bahasa yang dimiliki oleh anak semakin baik sikap
bahasanya maka semakin baik juga penggunaan bahasa dalam menulis
ringkasan. Sikap bahasa akan mempengaruhi hasil karya anak terkhusus
menulis ringkasan seperti bagaimana mereka mampu dalam mengadakan
reproduksi kalimat, ketepatan menulis kata dan kalimat dengan baik dan
ejaan serta tata tulis. Hal ini dibuktikan oleh salah satu sampel objek
penelitian, seorang siswa atas nama Faris Aidil yang mendapatkan nilai
hasil membaca pemahaman yaitu 70. Nilai tersebut dinyatakan tidak
memenuhi KKM yang ditentukan. Setelah diberikan tes berupa menulis
ringkasan berdasarkan teks dari membaca pemahaman ternyata nilainya
juga tetap tidak tuntas yaitu 62,86. Seharusnya nilai membaca pemahaman
dan menulis ringkasan bisa saja sama. Akan tetapi, ada faktor kedua juga
yang mempengaruhi penilaian objek tersebut seperti kurang mampu dalam
mereproduksi kalimat, kurang mampu menulis kata dan kalimat yang tepat
dan kurang dalam ejaan. Setelah diamati dari hasil pengisian angket sikap
bahasa, objek tersebut mendapatkan skor 76. Artinya sikap bahasa yang
dimiliki siswa tersebut termasuk dalam kategori standar.
70
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca berkaitan dengan latar belakang siswa, khususnya
kemampuan mereka dalam merangkai kalimat yang akan ditulis. Sejalan
dengan pendapat Ebel ( dalam Somadayo 2011:28) yang mengatakan
bawa membaca pemahaman dapat tinggi ataupun rendah dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti situasi sekolah, keluarga siswa, kebudayaan siswa,
bahkan dari siswa sendiri.
Secara keseluruhan sampel penelitian ini berjumlah 30 siswa yang
diujicobakan untuk melihat berpengaruh atau tidaknya membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap menulis ringkasan yang dibuktikan
dengan perhitungan nilai rata-rata keseluruhan variabel. Untuk nilai rata-
rata membaca pemahaman mendapatkan hasil 76,83, rata-rata hasil skor
angket sikap bahasa siswa yaitu 78,693, dan nilai rata-rata menulis
ringkasan siswa mendapatkan hasil 74,19. Setelah dilihat dari rata-rata
keseluruhan variabel maka dapat disimpulkan bahwa ketika membaca
pemahaman dan sikap bahasa rendah maka kemampuan menulis
khususnya menulis ringkasan juga akan rendah. Rata-rata ketiganya
hampir sama, artinya ketika anak memahami isi bacaan maka pada saat
menulis ringkasan teks juga tidak terlalu kesulitan begitupun sebaliknya.
Sama dengan penggunaan bahasa dalam menulis, semakin baik sikap
bahasa yang dimiliki anak maka semakin baik pula pembendaharaan kata
yang digunakan dalam membuat ringkasan teks.
71
Selanjutnya untuk uji statistik inferensial dilakukan melalui aplikasi spss.
Hasil analisis statistik adalah uji t parsial untuk X1 dan X2 mendapatkan
nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 yang
menandakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Y yaitu
menulis ringkasan. Selanjutnya untuk uji F simultan juga memiliki nilai
signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Pada uji hipotesis pun dapat dilihat dari
hasil uji anova yang menghasilkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh signifikan membaca
pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan
siswa kelas IV sekolah dasar. Hasil analisis menandakan membaca
pemahaman dan sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis
ringkasan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Muhyidin,
(2017) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
sikap bahasa dan menulis siswa. Akan semakin meningkat keterampilan
menulis siswa terutama menulis ringkasan jika mereka memahami apa
yang mereka baca. Begitupula dengan sikap bahasa siswa yang harus
dikembangkan ke arah yang positif karena sikap bahasa berpengaruh
terhadap keterampilan berbahasa siswa termasuk keterampilan menulis.
72
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa.
1. Hasil membaca pemahaman siswa kelas V mendapatkan nilai
maksimal 85 termasuk kategori sedang dan nilai minimal 65 termasuk
kategori sangat rendah serta rata-rata sebesar 76,83 termasuk kategori
sedang.
2. Hasil angket sikap bahasa siswa kelas V mendapatkan nilai maksimal
84 termasuk kategori sedang, nilai minimal yang didapatkan yaitu 74,4
termasuk kategori rendah, serta nilai-rata-rata mendapatkan 78,6933
termasuk kategori sedang.
3. Hasil menulis ringkasan siswa mendapatkan nilai maksimal yaitu 85,71
termasuk kategori sedang, nilai minimal yaitu 62,86 termasuk kategori
rendah, sertanilai rata-rata 74,1903 termasuk kategori sedang.
4. Kemampuan membaca pemahaman siswa berpengaruh signifikan
terhadap menulis ringkasan yang dibuktikan dengan hasil analisis
statistik inferensial menghasilkan nilai sig. 0,01 ≤ dari 0,05.
5. Sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis ringkasan
dengan signifikansi yaitu 0,040 ≤ 0,05.
6. Kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa mendapatkan
nilai sig. yaitu 0,000 ≤ (lebih kecil) dari 0,05 yang membuktikan bahwa
73
terdapat pengaruh yang sugnifikan kemampuan membaca pemahaman
dan sikap bahasa terhadap menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil kemampuan membaca pemahaman, sikap
bahasa, dan hasil menulis ringkasan yang dimiliki siswa maka terdapat
beberapa masukan dari peneliti sebagai bahan pennyempurnaaan dalam
penelitian ini antara lain.
1. Pihak sekolah khususnya kepala sekolah berusaha menyediakan
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran
membaca pemahaman sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
2. Guru sebaiknya memberikan pengajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa seperti penggunaan strategi atau model yang
tepat agar siswa mudah memahami bacaan sehingga dapat
meningkatkan kualitas tulisan mereka.
3. Guru sebaiknya melatih sikap bahasa siswa sejak dini bahkan guru
dapat berperan sebagai model bagi siswanya dalam memiliki sikap
bahasa yang baik supaya siswa terlatih memakai bahasa yang tepat
pada saat membuat karya berupa tulisan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an dan Terjemahan
Agustina. (2007). Klausa Relatif dalam Bahasa Indonesia” : Sebuah Fenomena Konvensional?” dalam linguistik Indonesia Tahun ke 25, No 2, 77-81.
Agus Suriamiharja, H. Akhlam, dan Nuny Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis Menulis.Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Aljalita, L. O. R. (2015). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table pada siswa kelas X-1 SMAN Kulisusu Barat. Jurnal Humanika, 3(15), 1–14.
Akhadiah, Sabarti, dkk. (1991). Bahasa Indonesia I. Jakarta:Depdikbud.
Amran Halim. (1998). Ujian Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka.
Asul Wiyanto. (2006). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Grafindo
Atar Semi, (1990). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Azkia, Sahla Sayyin. 2021. Meningkatkan Kemampuan Menulis dengan Membaca. Diakses tanggal 17 Novembar 2021. https://retizen.republika.co.id/posts/20210/meningkatkan-kemampuan-menulis-dengan-membaca.
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. (2014). Tafsir Al-Qur’an Tematik. Jakarta: Pustaka Kamil.
Basuki Suhardi. (1996). Sikap Bahasa. Jakarta Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Bimo Walgito, 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Burhan Nurgiyantoro. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada UniversityPress.
Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. (1995). Membaca dan Pengajarannya, Modul Akta VUT. Jakarta:Universitas Terbuka.
75
Depdiknas . (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas
Djaali. H, Pudji Mulyono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo Jakarta.
EPS.312/History315. Critical Reading Strategies // (http://www.hystory.edu/mlove/eps312h315/criticall.htm). (diakses tanggal 7 Januari 2020).
Fashold, Ralph. (1984). The Socialinguistics of Society. England: Basil Blcakwell. Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan. 1977. Teknik PengajaranKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
GorysKeraf. (1995). Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
Goodman, Yetta M. (1980). Reading Strategies Focus on Comprehension. Singapore: B & J Enterprise PTE,Ltd.
Harimurti Kridalaksana, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Hardjono, S. (1988). Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta:Ditjen Dikti.
Harris, David P. (1971). Testing English as a Second Language. New York: Mc Grow Nill.
Harris Effendi Thahar.2008. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel Populer Melalui Model Bongkar Pasang.
Heaton, J.B. (1993). Writing English LanguageTest. Singapore: Longman Group Limited.
Henry Guntur Tarigan. (1985). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
. (1987). Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung: Angkasa.
. (1991). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa. Herman J. Waluyo. 1994. Penelitian Berbahasa. Surakarta: Universitas SebelasMaret Press.
Huda, R. F. N. (2016). Pengaruh Kebiasaan Membaca terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV SD Se-Gugus 3 Kecamatan Sanden Bantul Tahun Ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas PGRI Yogyakarta).
Kurniawan, Heru. (2012). Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Graham Ilmu.
76
LA ODE, R. A. J. (2015). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Deskriptif Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas
X-1 Sman 1 Kulisusu Barat. Jurnal Humanika, 3(15).
Liang Gie. 1986. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:Andi.
Mansoer Pateda. (1987). Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Niandani, R. (2016). Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Keterampilan Menulis Kembali Karangan Narasi Siswa Kelas V Sd Gugus Pangeran Diponegoro Kota Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Raheni Suhita. (2001). Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa Dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa SMU Kota Surakarta.Tesis. Surakarta: Program Pasca SarjanaUNS.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. (1987). Pembinaan Keterampilan Menulis Ringkasan. Jakarta: CVManasco.
Sakri, Adjat. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.
Slameto. (1986). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. St. Y.
Slamet. 2009. Dasar-dasar Keterampilan BerbahasaIndonesia.Surakarta:PenerbitUNS Press.
. (1986). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. St. Y.
. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2009). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Penerbit UNS Press.
Soenardi, Djiwandono. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. Sudarso.1989 Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Surakarta: UNS Press.
77
Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogtakarta: Graha Ilmu.
Suharsimi, Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Akarta Bina Aksara.
Suparno dan Martutik. (1997). Wacana Ringkasan. Jakarta: Depdikbud.
Sri Utari Subyakto Nababan. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Sutrisno. (2001). Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Penguasaan Kosa Kata Dengan Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi Siswa SLTP Negeri 2 Ngagoyoso Karanganyar. Tesis. Surakart:Program Pasca SarjanaUNS.
Suwito. (1985). Pengantar Sosiolinguistik. Surakarta: Hanary Offset.The Liang Gie. 1986. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:Andi.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G.(2013). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Yusuf, Suhendra. Perbandingan Gender dalam prestasi literasi siswa
Indonesia. Jurnal ( diunduh Tanggal 4 Februari 2015)
Zaenudin. (2015). Pembelajaran Mengarang Deskripsi di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
78
RIWAYAT HIDUP
Herlina Lahir di Ujung Pandang tanggal 14 April 1970,
anak pertama dari 3 bersaudara dari buah hati
pasangan Alm. Andi Bakri dan Sitti Batari.
Penulis menempuh Pendidikan Dasar di SDN Teladan
Ujung Tanah pada tahun 1979 hingga 1983 kemudian
melanjutkan ke SMPN 7 Makassar dan lulus pada tahun 1986, pada tahun
yang sama penulis melanjutkan ke sekolah Pendidikan guru (SPG) dan
memperoleh ijazah pada tahun 1989.
Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi
Universitas Negeri Makassar Diploma Dua (DII) Fakultas Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar pada tahun 2001 dan
melanjutkan Pendidikan Strata Satu (S1) dengan Fakultas dan Program
Studi yang sama pada tahun 2009. Pada tahun 2019 penulis Kembali
melanjutkan Pendidikan Strata Dua (S2) jurusan Magister Pendidikan
Dasar, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Atas berkat dan rahmat Allah SWT, dan segala kerja keras,
pengorbanan serta kesabaran, pada tahun 2021 penulis menyelesaikan
Pendidikan Strata Dua (S2) dengan Judul : “Pengaruh Kemampuan
Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa Terhadap Keterampilan
Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV (Studi SD Negeri Panaikang 2
Makassar)”
82
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEMAPUAN
MEMBACA DAN KETERAMPILAN MENULIS KELAS IV SD NEGERI 2
PANAIKANG MAKASSAR
Kompetensi
Dasar Indikator
Level
kognitif Soal
Bentuk
Soal
3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
3.1.1 Menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks tertulis.
C4 A. Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan teks !
1. Temukanlah gagasan pokok setiap paragraf!
2. Temukanlah gagasan pendukung setiap paragraf!
3. Tulislah 5 bentuk keberagam budaya di Indonesia!
4. Bagaimana cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya bangsa?
Uraian
4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.
4.1.1 Membuat
ringkasan
cerita
keberagaman
budaya
dengan
menggunakan
kalimat yang
tepat dan
benar.
C6 1. Buatlah ringkasan berdasarkan cerita pawai budaya yang telah dibaca menggunkan bahasa yang baik dan benar!
Uraian
LAMPIRAN 2
83
SOAL DAN RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : IV Alokasi waktu :
Mata Pelajaran : Tematik Tema 1
Membaca Teks Keberagaman Budaya
Berikut adalah bacaan tentang keberagaman budaya Indonesia.
Bacalah teks berikut dalam hati!
Provinsi Sulawesi Selatan terdapat banyak etnis dan suku tapi yang
paling terkenal adalah Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian juga
dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga etnis tersebut lebih dominan.
Selain itu, untuk rumah adat di Sulsel yang berasal dari ketiga daerah
Makassar, Bugis dan Tana Toraja memiliki arsitektur yang hampir sama
bentuknya. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga
rumah adat yang ada memiliki kolong dibawahnya. Ada juga kesenian
daerah lainnya yang sering dipentaskan pada acara tertentu, yakni Tari
Pakarena dan Tari Empat Etnis yang menunjukkan keberagaman etnis
budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan yang
merupakan Tari Tradisional.
Kebudayaan yang paling terkenal hingga keluar negeri ialah budaya
dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik. Berbeda dengan
kebudayaan di wilaya Indonesia yang lainnya, proses pemakaman di Tana
Toraja terbilang sangat rumit. Upacara untuk memberikan penghormatan
terakhir kepada anggota keluarga yang meninggal menjadi sebuah upacara
yang membutuhkan biaya yang sangat mahal, dikenal dengan Rambu Solo.
Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari
tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan
LAMPIRAN 3
84
kuning. Kata “tongkon” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon
“duduk”.
Sulawesi Selatan juga memiliki beberapa jenis tarian adat salah
satunya adalah tari kipas. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tari
tradisional yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena
adalah tarian yang dimainkan oleh penari wanita dengan membawa kipas.
Tarian tersebut sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata di
wilayah SUlawesi Selatan. Tarian tersebut sebagai upaya untuk
melestarikan budaya kekuatan kerajaan dan masyarakat Gowa yang
hegemonitas.
Adnan dan teman-temannya selalu bersemangat jika ada pertunjukan
budaya. Setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia warga di
lingkungan tempat tinggal Adnan selalu membuat perlombaan seperti
teater, tarian, dan lain sebagainya. Warga tersebut juga sering melakukan
pawai budaya seperti memperkenalkan berbagai pakain adat, alat musik,
dan masih banyak lagi yang berasal dari daerah berbeda, . Pakaian adat
dari berbagai suku di Indonesia selalu menyenangkan untuk diamati. Benar
kata Ibu Adnan, kebudayaan Indonesia memang sangat beragam. Kaya
dan mengagumkan.
Sebagai bentuk dukungan atas nilai kebudayaan dan kesenian yang
dimiliki Sulawesi Selatan, Kota Makassar sebagai ibu Kota Provinsi
mencanangkan tanggal 1 April 2019 lalu, sebagai Hari Kebudayaan Kota
Makassar dengan menampilkan sejumlah Kesenian dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dengan melibatkan masyarakat
secara langsung melalui berbagai kegiatan, dengan harapan
menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat terhadapt Seni dan Budaya
Lokal melalui salah satu kalender Tahunan tersebut.
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan teks !
1. Temukanlah gagasan pokok setiap paragraf!
2. Temukanlah gagasan pendukung setiap paragraf!
3. Tulislah 5 bentuk keberagam budaya di Indonesia!
85
4. Bagaimana cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya
bangsa?
B. Aspek Penilaian
No Aspek yang di nilai Penilaian
1 2 3 4 5
1 Gagasan Pokok
2 Gagasan Pendukung
3 Keberagaman budaya Indonesia
4 Cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya
Skor
C. Rubrik Penilaian
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor
1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
4
• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
3
• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
1
2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
4
• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
3
86
• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
1
3. Bentuk keberagaman
budaya
• Menulis 5 contoh keberagaman budaya yang benar
5
• Menulis 4 contoh keberagaman budaya dengan benar
4
• Menulis 3 contoh keberagaman budaya dengan benar
3
• Menulis 2 contoh keberagaman budaya dengan benar
2
• Menulis 2 atau 1 contoh keberagaman budaya dengan benar
1
4 Cara menjaga kerukunan
dan keberagaman budaya
• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan benar dan menggunakan bahasa yang baku
5
• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan baik akan tetapi kalimat kurang baku
4
• Menjelaskan dengan singkat menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi
3
• Menjelaskan cara menjelaskan kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi kalimat kurang dipahami
2
• Jawaban tidak sesuai pertanyaan atau siswa asal menjawab pertanyaan tanpa memperhatikan kalimat yang baku
1
Jumlah 100
87
SOAL TES KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : IV Alokasi waktu :
Mata Pelajaran : Tematik Tema 1
1. Soal
2. Buatlah ringkasan berdasarkan wacana budaya yang telah dibaca
menggunkan bahasa yang baik dan benar!
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Aspek Penilaian
No Aspek yang di nilai Kualifikasi
1 2 3 4 5
1 Ide Pokok Bacaan
2 Kemampuan dalam mengadakan reproduksi kalimat
3 Ketepatan kata dalam menulis ringkasan
4 Ketepatan kalimat dalam menulis ringkasan
5 Ejaan dan tanda baca
6 Kecepatan Menulis
7 Kerapian tulisan
Skor
LAMPIRAN 4
88
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN
No. Aspek
penilaian Keterangan Skor Kriteria
1. Ide Pokok
Bacaan
• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan
5 Sangat Baik
• Isi ringkasan terdiri 4 ide pokok bacaan
4 Baik
• Isi ringkasan terdiri 3 ide pokok bacaan
3 Cukup
• Isi ringkasan terdiri 2 ide pokok bacaan
2 Kurang
• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan
1 Sangat Kurang
2. Kemampuan
dalam
mengadakan
reproduksi
kalimat
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan
5 Sangat Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
4 Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
3 Cukup
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
2 Kurang
• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.
1 Sangat Kurang
3. Ketepatan
kata
dalam menulis
• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.
5 Sangat Baik
89
ringkasan • Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata
4 Baik
• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna
3 Cukup
• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata
2 Kurang
• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna
1 Sangat Kurang
4. Ketepatan
kalimat
dalam menulis
ringkasan
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.
5 Sangat Baik
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.
4 Baik
• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.
3 Cukup
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan
2 Kurang
• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.
1 Sangat Kurang
90
5. Ejaan dan tata
Tulis
• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan
5 Sangat Baik
• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
4 Baik
• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
3 Cukup
• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
2 Kurang
• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.
1 Sangat Kurang
6. Kecepatan
menulis
• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis
5 Sangat Baik
• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis
4 Baik
• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis
3 Cukup
• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis
2 Kurang
• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis
1 Sangat Kurang
7. Kerapian
tulisan
• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik
• Tulisan rapi 4 Baik
• Tulisan cukup rapi 3 Cukup
• Tulisan kurang rapi 2 Kurang
• Tulisan tidak rapid an acak-acakan
1 Sangat Kurang
91
ANGKET SIKAP BAHASA
1. Saya merasa bahwa bahasa Indonesia lebih menarik daripada bahasa asing
2. Saya menggunkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
3. Saya lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia dalam berdiskusi
dengan teman saat pembelajaran bahasa Indonesia
4. Saya merasa bangga ketika saya menggunakan bahasa Indonesia
untuk bertanya kepada Guru jika materi yang disampaikan Guru
kurang saya mengerti
5. Saya Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk bertanya kepada guru jika
materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
6. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru kepada saya dalam pembelajaran bahasa Indonesia
7. Saya merasa lebih sopan ketika menggunakan bahasa Indonesia
ragam baku untuk bertanya kepada Guru saat proses diskusi di kelas.
8. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk berdiskusi dengan teman dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
9. Saya bangga ketika menggunaka bahasa Indonesia ‘saya tidak jelas bu’
daripada ‘maaf bu tadi sih gimana’?
10. Saya percaya lama-kelamaan bahasa Indonesia dapat menggantikan
bahasa asing
11. Saya percaya bahasa Indonesia dapat eksis di era globalisasi
12. Saya menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia
13. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman
sekelas
LAMPIRAN 5
92
14. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk bertanya kepada guru
jika materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
15. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru kepada saya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
16. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk berdiskusi dengan
teman sewaktu pembelajaran bahasa Indonesia
17. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan
teman dalam pembelajaran bahasa Indonesia
18. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan dengan
teman sekolah pada saat pembelajaran bahasa indonesia
19. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk menyapa Guru
dan berkomunikasi dengan rekan-rekan di sekolah.
20. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk mengajukan pertanyaan
kepada guru jika materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti
21. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru kepada saya
22. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk berdiskusi dengan teman
sekelompok saya dalam pembelajaran bahasa Indonesia
23. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku sesuai dengan situasi pada
saat bertanya kepada guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia
24. Saya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi pada saat
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
25. Saya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi pada saat
berdiskusi dengan teman sekelas dalam pembelajaran bahasa Indones
93
PENILAIAN HASIL MENULIS RINGKASAN
SD NEGERI PANAIKANG II
NO NAMA SISWA
NILAI
SKOR PEROLEHAN
SKOR MAKSIMAL
SKOR TERAKHIR
Ide pokok Bacaan
Kemampuan Dalam
Mengadakan Reproduksi
Ketepatan Kata
Dalam Menulis
Ringkasan
Ketepatan Kalimat Dalam
Menulis Ringkasan
Ejaan dan
Tanda Baca
Kecepatan Menulis
Kerapian Menulis
1 Adhe Shifa 4 3 5 4 5 4 5 30 35 85,71
2 Andi muh Arief 5 3 4 4 3 3 4 26 35 74,29
3 Andi Nur Aisyah 4 3 3 3 4 3 3 23 35 65,71
4 Asmarah 5 3 3 3 4 5 4 27 35 77,14
5 Faris Aidil 3 2 3 4 3 3 4 22 35 62,86
6 Firdayanty Syarief 4 3 3 4 3 3 4 24 35 68,57
7 Qhina Qalbu 3 3 4 5 4 4 5 28 35 80,00
8 Hafisah Nurfahira 3 3 3 4 4 4 3 24 35 68,57
9 Ivana Evelyen 5 4 4 3 5 5 4 30 35 85,71
10 Keisya Fatirahman 5 4 5 3 4 4 5 30 35 85,71
11 Kabira Islamiyah 4 3 3 4 4 4 4 26 35 74,29
12 M.Sadikin Dwiputra 3 3 4 4 4 3 4 25 35 71,43
13 Melinda Ramadhani 4 3 3 3 3 3 5 24 35 68,57
14 Muh rayyan Resky 4 3 3 4 3 5 4 26 35 74,29
15 Muh.Syawal Al Mahdy 4 4 3 3 3 4 4 25 35 71,43
LAMPIRAN 6
94
16 Muh Zaky al Mahdy 4 3 3 4 5 3 5 27 35 77,14
17 Muh.Fahri Akbar 3 3 4 4 4 3 4 25 35 71,43
18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 5 5 4 4 4 30 35 85,71
19 Naufal Ramadhani 3 3 4 5 4 3 4 26 35 74,29
20 Friska Aulia 4 3 4 3 5 3 3 25 35 71,43
21 Risky adehe Saputra 3 3 3 4 3 4 3 23 35 65,71
22 Sitti farah Azzahra 3 3 4 3 5 4 4 26 35 74,29
23 Adinda Putri Anggreni 5 3 4 3 3 5 4 27 35 77,14
24 Aditya Resky 3 3 3 4 4 5 4 26 35 74,29
25 Aditya Saputra Patiung 4 3 4 5 4 4 4 28 35 80,00
26 Andi Tenri Salsabila 4 3 3 4 4 3 4 25 35 71,43
27 Andi Kunna 3 3 4 3 4 3 4 24 35 68,57
28 Muh. Fathisnaim Amir 4 4 3 3 4 4 3 25 35 71,43
29 Annisa Hidayah Aprilia 5 3 3 4 4 4 4 27 35 77,14
30 Evander Alvaro 4 3 4 4 3 3 4 25 35 71,43
95
HASIL PENILAIAN MEMBACA PEMAHAMAN
SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II
NO NAMA SISWA
NILAI
SKOR PEROLEHAN
SKOR TERAKHIR GAGASAN
POKOK GAGASAN
PENDUKUNG
CONTOH
KEBERAGAMAN BUDAYA
INDONESIA
CARA MENJAGA
KERUKUNAN DAN
KEBERAGAMAN BUDAYA
1 Adhe Shifa 5 5 4 5 17 85
2 Andi muh Arief 3 3 5 4 15 75
3 Andi Nur Aisyah 4 3 4 4 15 75
4 Asmarah 4 4 4 5 17 85
5 Faris Aidil 3 3 4 4 14 70
6 Firdayanty Syarief 4 2 4 5 15 75
7 Qhina Qalbu 5 4 4 4 17 85
8 Hafisah Nurfahira 3 2 4 4 13 65
9 Ivana Evelyen 5 5 4 4 16 80
10 Keisya Fatirahman 4 4 5 4 17 75
11 Kabira Islamiyah 5 4 3 4 16 80
12 M.Sadikin Dwiputra 4 4 4 3 15 75
13 Melinda Ramadhani 4 3 4 3 14 70
14 Muh rayyan Resky 5 4 3 3 15 75
15 Muh.Syawal Al Mahdy 4 4 2 4 14 70
16 Muh Zaky al Mahdy 4 4 4 5 17 85
17 Muh.Fahri Akbar 4 4 3 4 15 75
18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 5 4 17 85
19 Naufal Ramadhani 5 3 4 3 15 75
20 Friska Aulia 4 3 4 3 14 70
21 Risky adehe Saputra 4 3 3 4 14 70
22 Sitti farah Azzahra 4 4 3 4 15 75
23 Adinda Putri Anggreni 4 4 4 4 16 80
24 Aditya Resky 5 4 4 2 15 75
25 Aditya Saputra Patiung 5 5 5 5 17 85
20 Andi Tenri Salsabila 4 4 4 3 15 75
27 Andi Kunna 3 3 5 4 15 75
28 Muh. Fathisnaim Amir 4 4 4 4 16 80
29 Annisa Hidayah Aprilia 5 4 4 4 17 85
30 Evander Alvaro 5 4 2 4 15 75
LAMPIRAN 7
96
HASIL PENGISIAN ANGKET SIKAP BAHASA
SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II
No. Nama Siswa SKOR PERNYATAAN
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 P.21 P.22 P.23 P.24 P.25
1 Adhe Shifa 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
2 Andi muh Arief 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
3 Andi NurAisyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 3
4 Asmarah 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3
5 Faris Aidil 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
6 Firdayanty Syarief 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
7 Qhina Qalbu 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
8 Hafisah Nurfahira 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 Ivana Evelyen 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4
10 Keisya Fatirahman 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4
11 Kabira Islamiyah 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4
12 M.Sadikin Dwiputra 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
13 Melinda Ramadhani 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3
14 Muh rayyan Resky 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
15 Muh.Syawal Al Mahdy 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
16 Muh Zaky al Mahdy 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
LAMPIRAN 8
97
17 Muh.Fahri Akbar 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4
18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
19 Naufal Ramadhani 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
20 Friska Aulia 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4
21 Risky adehe Saputra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4
22 Sitti farah Azzahra 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
23 Adinda Putri Anggreni 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
24 Aditya Resky 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
25 Aditya Saputra Patiung 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4
26 Andi Tenri Salsabila 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4
27 Andi Kunna 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
28
Muh. Fathisnaim Amir 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
29
Annisa Hidayah Aprilia 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
30 Evander Alvaro 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
98
PENILAIAN HASIL PENGISIAN ANGKET SIKAP BAHASA
SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II
No. Nama Siswa Skor
Perolehan Skor
Maksimal Skor Akhir
1 Adhe Shifa 104 125 83,2
2 Andi muh Arief 96 125 76,8
3 Andi NurAisyah 95 125 76
4 Asmarah 98 125 78,4
5 Faris Aidil 95 125 76
6 Firdayanty Syarief 96 125 76,8
7 Qhina Qalbu 101 125 80,8
8 Hafisah Nurfahira 97 125 77,6
9 Ivana Evelyen 97 125 77,6
10 Keisya Fatirahman 102 125 81,6
11 Kabira Islamiyah 97 125 77,6
12 M.Sadikin Dwiputra 98 125 78,4
13 Melinda Ramadhani 97 125 77,6
14 Muh rayyan Resky 95 125 76
15 Muh.Syawal Al Mahdy 97 125 77,6
16 Muh Zaky al Mahdy 97 125 77,6
17 Muh.Fahri Akbar 100 125 80
18 Muhammad Ryan Falaq 101 125 80,8
19 Naufal Ramadhani 100 125 80
20 Friska Aulia 93 125 74,4
99
21 Risky adehe Saputra 93 125 74,4
22 Sitti farah Azzahra 99 125 79,2
23 Adinda Putri Anggreni 99 125 79,2
24 Aditya Resky 99 125 79,2
25 Aditya Saputra Patiung 105 125 84
26 Andi Tenri Salsabila 102 125 81,6
27 Andi Kunna 101 125 80,8
28 Muh. Fathisnaim Amir 96 125 76,8
29 Annisa Hidayah Aprilia 102 125 81,6
30 Evander Alvaro 99 125 79,2
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Panaikang 2 Makassar Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
3.1.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
4.1 Menata informasi yang
didapat dari teks berdasarkan
keterhubungan antargagasan
ke dalam kerangka tulisan.
4.1.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.
LAMPIRAN 9
101
4.1.2 Membuat ringkasan cerita keberagaman budaya dengan menggunakan kalimat yang tepat dan benar.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap
paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap
paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 3. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman
budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa
Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis. 4. Setelah menentukan gagasan pokok dan dan gagasan pendukung
siswa mampu membuat ringkasan isi cerita.
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan • Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing. Religius
• Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
• Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
• Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
10 Menit
Inti • Guru memberikan gambar berbagai macam
budaya
• Guru menjelaskan materi mengenai
perbedaan budaya
30 Menit
102
• Guru memberikan penjelasan mengenai
gagasan pokok dan gagasan pendukung.
• Guru memberikan siswa kesempatan
bertanya mengenai materi yang
disampaikan guru.
• Guru memberikan siswa teks mengenai
sigap membantu sesama
• Siswa diarahkan untuk membaca dalam hati
• Setelah membaca, siswa menentukan
gagasan pokok dan gagasan pendukung
dalam bentuk peta pikiran.
• Setelah menjawab pertanyaan siswa
diberikan tugas menulis ringkasan cerita
sigap membantu sesama yang pernah
mereka baca sebelumnya.
• Hasil ringkasan dipresentasikan didepan
teman-temannya.
Penutup • Guru memberikan penguatan dan
kesimpulan
• Siswa diberikan kesempatan berbicara
/bertanya dan menambahkan informasi dari
siswa lainnya.
• Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan
dan toleransi.
• Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah
satu siswa
5 Menit
B. Model Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Penjelasan, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan presentasi
C. Sumber Belajar dan Media
Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 1:
Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu
103
Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Media/Alat : Teks bacaan
Sigap Membantu Sesama
Malam itu beberapa warga Kampung Babakan berkumpul di pos jaga.
Tiba-tiba terlihat seorang bapak tua yang berjalan pelan. Ia memanggul
kardus besar di pundaknya. Oh, rupanya, Pak Sammy.
Pak Sammy baru pulang dari kampungnya di Maluku. Sudah dua
minggu Pak Sammy pulang ke Maluku. Ia harus menghadiri acara adat di
sana. Ia menggunakan kapal laut. Perjalanannya membutuhkan waktu dua
sampai tiga hari. Tentu Pak Sammy sangat lelah. Apalagi usianya sudah
cukup tua.
Pak Encep menawarkan bantuan untuk membawa kardusnya. Sampai
di rumah, Pak Sammy mengeluh kepalanya pusing. Pak Encep memanggil
warga yang lain untuk membantu.
Datanglah Pak Made, Pak Udin dan Pak Nur. Mereka dengan cepat
membantu Pak Sammy. Pak Made dan Pak Encep membersihkan tempat
tidur. Pak Udin mengambilkan menghangatkan air untuk membuat teh. Pak
Nur membeli makanan.
D. Penilaian
1. Sikap
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu
Dampingan
Mandiri Sebagian besar
tugas
diselesaikan
dengan mandiri.
Tugas
diselesaikan
dengan
motivasi dan
bimbingan guru.
Tugas
diselesaikan
dengan
motivasi dan
bimbingan
guru.
Belum dapat
menyeselesaikan
tugas meski telah
diberikan
motivasi dan
bimbingan.
104
2. Pengetahuan
Penilaian menjawab pertanyaan
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor
1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan sebagian besar gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
4
• Menemukan sebagian kecil gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar.
3
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Belum dapat menemukan gagsan pokok.
1
2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan sebagian besar gagasan pendukung pada semua paragraf dengan benar
4
• Menemukan sebagian kecil gagasan pendukung pada semua paragraf dengan benar
3
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Belum dapat menemukan gagsan pendukung
1
3. Penyajian gagasan
pokok dan gagasan
pendukung dalam peta
pikiran.
• Menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.
5
• Menyajikan sebagian besar gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.
4
• Menyajikan sebagian kecil gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.
3
105
• Menyajikan satu gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.
2
• Belum dapat menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran.
1
Jumlah 100
3. Keterampilan
Penilaian menulis ringkasan
No. Aspek
penilaian Keterangan Skor Kriteria
1. Ide Pokok
Bacaan
• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan
5 Sangat Baik
• Isi ringkasan mencakup sebagian besar ide pokok bacaan
4 Baik
• Isi ringkasan mencakup sebagian kecil ide pokok bacaan
3 Cukup
• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan
2 Kurang
• Tidak tersdapat ide pokok bacaan
1 Sangat Kurang
2. Kemampuan
dalam
mengadakan
reproduksi
kalimat
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan
5 Sangat Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
4 Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
3 Cukup
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat
2 Kurang
106
yang sesuai dengan topik ringkasan
• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.
1 Sangat Kurang
3. Ketepatan
kata
dalam menulis
ringkasan
• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.
5 Sangat Baik
• Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata
4 Baik
• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna
3 Cukup
• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata
2 Kurang
• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna
1 Sangat Kurang
4. Ketepatan
kalimat
dalam menulis
ringkasan
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.
5 Sangat Baik
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.
4 Baik
• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi
3 Cukup
107
tidak mengganggu makna tulisan.
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan
2 Kurang
• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.
1 Sangat Kurang
5. Ejaan dan tata
Tulis
• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan
5 Sangat Baik
• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
4 Baik
• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
3 Cukup
• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
2 Kurang
• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.
1 Sangat Kurang
6. Kecepatan
menulis
• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis
5 Sangat Baik
• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis
4 Baik
• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis
3 Cukup
• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis
2 Kurang
• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis
1 Sangat Kurang
7. Kerapian
tulisan
• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik
• Tulisan rapi 4 Baik
108
• Tulisan cukup rapi 3 Cukup
• Tulisan kurang rapi 2 Kurang
• Tulisan tidak rapid an acak-acakan
1 Sangat Kurang
Penilaian Mempresentasekan Hasil Menulis Ringkasan
Kriteria Indikator Skor
Kelancaran Lancar 3
Kurang Lancar 2
Tidak Lancar 1
Pengucapan Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Intonasi Sesuai 3
Kurang Sesuai 2
Tidak Sesuai 1
Mengetahui, Makassar, September 2021
Kepala Sekolah Peneliti
(.........................) (..........................)
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Panaikang 2 Makassar Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran : 2 Alokasi Waktu : 1 Hari
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
3.1.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
4.1 Menata informasi yang
didapat dari teks berdasarkan
keterhubungan antargagasan
ke dalam kerangka tulisan.
4.1.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.
LAMPIRAN 10
110
4.1.2 Membuat ringkasan cerita keberagaman budaya dengan menggunakan kalimat yang tepat dan benar.
C. Tujuan Pembelajaran
5. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap
paragraf dari teks tersebut dengan mandiri.
6. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap
paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.
7. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman
budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa
Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.
8. Setelah menentukan gagasan pokok dan dan gagasan pendukung
siswa mampu membuat ringkasan isi cerita.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan • Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing. Religius
• Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
• Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
• Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti • Guru memberikan gambar berbagai macam
budaya
111
• Guru menjelaskan materi mengenai
perbedaan budaya
• Guru memberikan penjelasan mengenai
gagasan pokok dan gagasan pendukung.
• Guru memberikan siswa kesempatan
bertanya mengenai materi yang
disampaikan guru.
• Guru memberikan siswa teks mengenai
keberagaman budaya
• Siswa diarahkan untuk membaca dalam hati
• Setelah membaca, siswa menjawab
pertanyaan yang disediakan
• Setelah menjawab pertanyaan siswa
diberikan tugas menulis ringkasan cerita
keberagaman budaya yang pernah mereka
baca sebelumnya.
• Hasil ringkasan dipresentasikan didepan
teman-temannya.
Penutup • Guru memberikan penguatan dan
kesimpulan
• Siswa diberikan kesempatan berbicara
/bertanya dan menambahkan informasi dari
siswa lainnya.
• Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan
dan toleransi.
• Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah
satu siswa
E. Model Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Penjelasan, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan presentasi
F. Media dan Sumber Belajar
Media/Alat : Teks bacaan.
112
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema
1: Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Penilaian
9. Sikap
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu
Dampingan
Mandiri Sebagian besar
tugas
diselesaikan
dengan mandiri.
Tugas
diselesaikan
dengan motivasi
dan bimbingan
guru.
Tugas
diselesaikan
dengan
motivasi dan
bimbingan
guru.
Belum dapat
menyeselesaikan
tugas meski telah
diberikan
motivasi dan
bimbingan.
10. Pengetahuan
Penilaian menjawab pertanyaan
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor
1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
4
• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
3
• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
1
2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
5
• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
4
113
• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
3
• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
2
• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar
1
3. Bentuk keberagaman
budaya
• Menulis 5 contoh keberagaman budaya yang benar
5
• Menulis 4 contoh keberagaman budaya dengan benar
4
• Menulis 3 contoh keberagaman budaya dengan benar
3
• Menulis 2 contoh keberagaman budaya dengan benar
2
• Menulis 2 atau 1 contoh keberagaman budaya dengan benar
1
4 Cara menjaga
kerukunan dan
keberagaman budaya
• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan benar dan menggunakan bahasa yang baku
5
• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan baik akan tetapi kalimat kurang baku
4
• Menjelaskan dengan singkat menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi
3
• Menjelaskan cara menjelaskan kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi kalimat kurang dipahami
2
• Jawaban tidak sesuai pertanyaan atau siswa asal menjawab pertanyaan tanpa memperhatikan kalimat yang baku
1
Jumlah 100
114
11. Keterampilan
Penilaian menulis ringkasan
No. Aspek
penilaian Keterangan Skor Kriteria
1. Ide Pokok
Bacaan
• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan
5 Sangat Baik
• Isi ringkasan terdiri 4 ide pokok bacaan
4 Baik
• Isi ringkasan terdiri 3 ide pokok bacaan
3 Cukup
• Isi ringkasan terdiri 2 ide pokok bacaan
2 Kurang
• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan
1 Sangat Kurang
2. Kemampuan
dalam
mengadakan
reproduksi
kalimat
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan
5 Sangat Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
4 Baik
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
3 Cukup
• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan
2 Kurang
• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.
1 Sangat Kurang
3. Ketepatan
kata
dalam menulis
• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.
5 Sangat Baik
115
ringkasan • Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata
4 Baik
• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna
3 Cukup
• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata
2 Kurang
• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna
1 Sangat Kurang
4. Ketepatan
kalimat
dalam menulis
ringkasan
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.
5 Sangat Baik
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.
4 Baik
• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.
3 Cukup
• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan
2 Kurang
• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.
1 Sangat Kurang
116
5. Ejaan dan tata
Tulis
• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan
5 Sangat Baik
• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
4 Baik
• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
3 Cukup
• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
2 Kurang
• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.
1 Sangat Kurang
6. Kecepatan
menulis
• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis
5 Sangat Baik
• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis
4 Baik
• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis
3 Cukup
• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis
2 Kurang
• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis
1 Sangat Kurang
7. Kerapian
tulisan
• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik
• Tulisan rapi 4 Baik
• Tulisan cukup rapi 3 Cukup
• Tulisan kurang rapi 2 Kurang
• Tulisan tidak rapid an acak-acakan
1 Sangat Kurang
Penilaian Mempresentasekan Hasil Menulis Ringkasan
Kriteria Indikator Skor
117
Kelancaran Lancar 3
Kurang Lancar 2
Tidak Lancar 1
Pengucapan Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Intonasi Sesuai 3
Kurang Sesuai 2
Tidak Sesuai 1
Mengetahui, Makassar, September 2021
Kepala Sekolah Peneliti
(.........................) (..........................)