pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap

135
PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PANAIKANG 2 MAKASSAR TESIS HERLINA NIM. 105060400619 JURUSAN PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

Transcript of pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PANAIKANG 2 MAKASSAR

TESIS

HERLINA NIM. 105060400619

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

v

ABSTRAK

Herlina.2022. Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa terhadap

Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Kota Makassar.

Dibimbing oleh Sulfasyah dan Rukli.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV

SD Negeri Panaikang 2. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif

dengan desain ex post facto. Sampel dalam penelitian ini sebesar 30 siswa kelas IV yang

ditentukan secara random sampling dengan sistem lot. Data penelitian dianalisis

menggunakan aplikasi spss untuk melakukan uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji

heteroksidisitas, uji t parsial, dan uji F simultan.

Hasil penelitian memperoleh nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman

yaitu 76,83. Untuk sikap bahasa siswa mendapatkan nilai rata-rata 78,6933. Keterampilan

menulis ringkasan siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 74,19. Pada uji statistik

inferensial nilai sig. Kemampuan membaca pemahaman terhadap menulis ringkasan yaitu

0,001 < 0,05 dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan yaitu 0,040 <

0,05 membuktikan bahwa variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y dan variabel X2

berpengaruh terhadap Y. Hasil uji F simultan menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,000

< 0,05 menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Kota Makassar.

Kata Kunci: Membaca Pemahaman, Sikap Bahasa, Menulis Ringkasan

vi

ABSTRACT

Herlina, 2022. The Influence of Reading Comprehension and Language Attitudes on

Summary Writing Skills of Fourth Grade Students at State Elementary School Panaikang

2 Makassar. Supervised by Sulfasyah and Rukli.

This study aims to determine the effect of reading comprehension skills and

language attitudes on the summary writing skills of fourth grader students at State

Elementary School Panaikang 2. The type of research used was descriptive quantitative

with an ex post facto design. The sample in this study was 30 fourth grade students who

were determined by random sampling with a lot system. The data were analyzed by using

the SPSS application to perform normality test data, multicollinearity test, heteroxidity test,

partial t test, and simultaneous F test.

The results of the study obtained an average value of reading comprehension

ability which was 76.83. Regarding the language attitudes, students got an average value

of 78.6933. The students' summary writing skills got an average score of 74.19. In the

inferential statistical test of the sig. value, the ability of reading comprehension on summary

writing skill was 0.001 < 0.05 and language attitudes towards summary writing skills was

0.040 < 0.05, showing that the X1 variable had an effect on the Y variable and the X2

variable had an effect on Y. The results of the simultaneous F test resulted in a significant

value of 0.000 < 0.05 stating that the ability of reading comprehension and language

attitudes had a significant effect on the summary writing skills of fourth grade students at

State Elementary School Panaikang 2 Makassar.

Keywords: Reading Comprehension, Language Attitudes, Summary Writing

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan salah satu karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul

“Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa

terhadap Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Kota Makassar” sebagai syarat memperoleh gelar magister

pendidikan dasar, program pascasarjana, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Meskipun dalam penelitian dan penyusunan tesis ini, banyak

hambatan yang penulis alami namun berkat pertolongan dari Allah swt dan

bantuan serta dorongan berbagai pihak yang terlibat akhirnya tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Selama proses penyelesaian tesis ini banyak ditunjang dengan

bantuan tenaga, pemikiran moral maupun material dari berbagai pihak.

Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih kepada keluarga khususnya kepada ibu St.

Batari yang telah memberi kasih sayang dan dukungan selama menjalani

perkuliahan, terima kasih kepada suami tercinta Syamsudding Gading, S.E.

yang setia mendampingi, terima kasih kepada anak-anakku yang tercinta

yang telah membantu dalam proses penyelesaian tesis, kepala sekolah SD

viii

Negeri Panaikang 2 Kota Makassar, guru- guru yang ada di SD Negeri

Panaikang 2 , yang telah memberikan dukungan sehingga proses

penyelesaian tesis ini berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepada Ibu Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. selaku

pembimbing I dan Dr. Rukli, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai akhirnya

penyusunan tesis ini selesai. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih

kepada Prof. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan wadah kepada penulis

untuk melanjutkan kuliah pascasarjana pendidikan dasar, Dr. H. Darwis

Muhdina, M. Ag. selaku direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar atas dukungan dan izinya dalam melakukan

proses penelitian, kepada Ibu Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. selaku

ketua prodi program studi Magister Pendidikan Dasar Universitas

Muhammadiyah Makassar yang selalu membimbing dan memberikan

arahan kepada penulis dalam penyelesaian studi ini, serta para dosen serta

staff pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang banyak

memberikan bantuan mulai dari awal perkuliahan sampai penulis

menyelesaikan penelitian sampai tahap akhir.

Peneliti sadar dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan

sebagai manusia biasa, tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

ix

pembaca. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Makassar, April 2022

Penulis,

x

DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

ABSTRAK .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 10

A. Hakikat Bahasa Indonesia ....................................................... 10

B. Keterampilan Menulis .............................................................. 10

C. Kemampuan Membaca Pemahaman ...................................... 22

D. Sikap Bahasa .......................................................................... 33

E. Penelitian yang Relevan ......................................................... 41

F. Kerangka Pikir ......................................................................... 42

G. Hipotesis Penelitian ................................................................. 43

xi

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 45

A. Desain Variabel Penelitian ...................................................... 45

B. Definisi Operasional ................................................................ 45

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 46

D. Popoulasi dan Sampel ............................................................ 46

E. Variabel Penelitian .................................................................. 48

F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 49

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 56

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 56

1. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ........ 56

2. Deskripsi Sikap Bahasa Siswa ............................................ 58

3. Deskripsi Hasil Menulis Ringkasan Siswa .......................... 61

4. Hasil Uji Statistik Data ......................................................... 62

a) Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 62

b) Hasil Uji Multikolinearitas Data ..................................... 63

c) Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................ 65

d) Hasil Uji t Parsial ........................................................... 66

e) Hasil Uji F Simultan....................................................... 67

f) Uji Hipotesis .................................................................. 67

A. Pembahasan .......................................................................... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 73

A. Simpulan ................................................................................. 73

xii

B. Saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 76

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek penilaian menulis ringkasan 49

Tabel 3.2 Aspek penilaian membaca pemahaman 50

Tabel 4.1 Deskripsi hasil membaca pemahaman siswa 57

Tabel 4.2 Kategorisasi hasil pemahaman siswa 57

Tabel 4.3 Deskripsi hasil analisis sikap bahasa siswa 59

Tabel 4.4 Kategorisasi sikap bahasa siswa 59

Tabel 4.5 Deskripsi hasil menulis ringkasan siswa 61

Tabel 4.6 Kategorisasi hasil menulis ringkasan siswa 62

Tabel 4.7 Hasil uji data normalitas 63

Tabel 4.8 Hasil uji data multikolinearitas (tabel coefficient) 64

Tabel 4.9 Hasil uji data multikolinearitas melalui tabel Collinearity Diagnostics 65

Tabel 4.10 Hasil uji heteroskedasitas data 65 Tabel 4.11 Hasil Output uji t parsial data 66

Tabel 4.12 Hasil Uji F simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y1 67

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................ 80

Lampiran 2 ............................................................................................. 82

Lampiran 3 ............................................................................................. 83

Lampiran 4 ............................................................................................. 87

Lampiran 5 ............................................................................................. 91

Lampiran 6 ............................................................................................. 93

Lampiran 7 ............................................................................................. 95

Lampiran 8 ............................................................................................. 96

Lampiran 9 ............................................................................................. 100

Lampiran 10 ........................................................................................... 109

Lampiran 11 ........................................................................................... 118

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang ada

pada semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar. Permendiknas

No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pada dasarnya

belajar bahasa Indonesia bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan, menghargai sesama, membentuk kognitif dan psikomotorik,

serta mempunyai sikap positif terhadap bahasa indonesia (Kurniawan,

2012: 6). Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan dasar antara lain

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca

dan keterampilan menulis (Tarigan 2008: 1). Keterampilan menulis berada

pada urutan tertinggi dari keterampilan berbahasa yang lain

Suhendra (2015: 5) mengatakan bahwa menulis merupakan

keterampilan dalam mengungkapkan sebuah ide dalam bentuk tulisan.

Aktifitas menulis juga termasuk keterampilan yang produktif dan ekspresif

karena dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung

(Tarigan, 2013: 3). Perintah menulis terdapat pada surah Al-Alaq ayat 1-5

sebagai berikut.

2

Terjemahan : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya

Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala bentuk kepemurahan Allah

adalah memberi manusia kemampuan untuk menggunakan alat tulis.

Melalui kemampuan tersebut manusia menulis temuannya agar dapat

dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan ilmu yang ditulis

maka orang lain dapat mengetahui apa yang tidak diketahui sebelumnya

sehingga ilmu tersebut terus berkembang. (Badan Litbang & Kementrian

Agama RI, 2014).

Perintah menulis juga tertuang pada kisah Isa putra Maryam yang

terdapat pada potongan surah Al-Maidah, juz 7, ayat 110 yaitu.

Terjemahan:

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil.

1

3

Tulisan dapat dikatakan efektif jika disusun dengan dengan baik dan

teliti dan harus memperhatikan bahasa, ejaan, pilihan kata agar dapat

dengan mudah dipahami oleh pembaca seperti amanat, pesan dan berita

yang disampaikan dalam tulisan. Terdapat beberapa komponen yang harus

diperhatikan dalam menulis menurut Parera (Aljalita, 2015) adalah tanda

baca, ejaan, pemilihan kata dan pembentukan kalimat, kalimat yang efektif,

menggunakan bahasa pikiran dengan cermat, tepat dan konsisten. Maka

dari itu menulis termasuk hal yang tidak mudah dilakukan. Membutuhkan

waktu untuk meningkatkan kemampuan dengan cara berlatih terus agar

dapat menulis dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil observasi pada Siswa SD Negeri Panaikang 2

Makassar diperoleh data pencapaian hasil menulis beberapa siswa yang

masih dibawah rata-rata. Masih rendahnya hasil belajar menulis ringkasan

disebabkan masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses

sendiri tanpa pemahaman suatu materi. Hal ini dapat dilihat pada sikap

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran kurang fokus terhadap

pembelajaran. Faktor yang membuat siswa kesulitan menulis menurut

Zaenudin (2015:10) antara lain kurang mampu mengungkapkan ide-ide

menggunakan bahasa Indonesia dan kurang memahami isi bacaan yang

dibaca. Faktor dari dalam diri siswa karena rendahnya pengetahuan

tentang kaidah bahasa yang berlaku, minimnya jumlah kosa kata yang

dimiliki, dan minimnya pengetahuan tentang materi yang akan dibahas

dalam tulisan.

4

Salah satu cara meningkatkan keterampilan menulis khususnya siswa

sekolah dasar adalah dengan jalan membaca pemahaman. Aktifitas

membaca merupakan proses mengetahui dan menemukan informasi dalam

sebuah tulisan (Dalman, 2014: 5). Tentunya bukan hanya sekedar

membaca, akan tetapi memahami isi bacaan agar informasi tersebut dapat

dituangkan kembali kedalam tulisan. Membaca pemahaman dapat

dilakukan dalam hati secara teliti dan cermat dengan tujuan mengetahui isi

bacaan sampai kepada hal yang sangat detail (Sukirno, 2015: 13). Hal ini

dapat membantu siswa untuk menulis ringkasan dari bacaan yang telah

dibaca.

Suparno dan Yunus (Dalman 2015:10) menyatakan membaca dan

menulis merupakan kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca

dan pembaca sebagai penulis. Artinya seseorang akan mampu menulis

setelah membaca karya orang lain karena melalui hal tersebut seseorang

menemukan ide, gagasan, dan pengorganisasian bacaan dari karangan

yang dibaca. Niandani (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa

membaca pemahaman memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan

menulis kembali karangan.

Penguasaan bahasa yang optimal selain diperoleh melalui kegiatan

membaca pemahaman, juga harus didasari oleh sikap bahasa terhadap

bahasa yang dimiliki siswa. Sikap bahasa adalah posisi mental dan

perasaan terhadap bahasa sendiri dan bahasa orang lai (Kridalaksana,

2001). Sikap positif bahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa

5

Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa dan sesuai dengan situasi

kebahasaan. Sikap bahasa Indonesia yang positif hanya akan tercermin

apabila si pemakai mempunyai rasa setia untuk selalu memelihara dan

mempertahankan bahasanya sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sikap

positif terdapat pada seseorang yang mempunyai rasa bangga terhadap

bahasanya sebagai penanda jati diri. Seseorang yang mempunyai sikap

positif terhadap bahasa Indonesia cenderung akan menerima bahasanya

dengan segala kelebihan dan kekurangan secara terbuka, tanpa merasa

kurang percaya diri jika dibandingkan dengan bahasa lain. Sebaliknya, ia

justru akan merasa bangga karena merasa memiliki bahasa sendiri. Jika

siswa memiliki sikap bahasa yang positif maka akan mempermudah dalam

merangkai tulisan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

Pembelajaran membaca pemahaman dengan memadukan sikap

bahasa yang positif akan membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuan menulis ringkasan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh kemampuan membaca pemahaman

dengan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas

IV SD Negeri 2 Panikang Makassar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD

Negeri Panaikang 2 Makassar?

2. Bagaimana sikap bahasa yang dimiliki siswa kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Makassar?

6

3. Bagaimana keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Makassar?

4. Apakah terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman

terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Makassar?

5. Apakah terdapat pengaruh sikap bahasa terhadap keterampilan

menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar?

6. Apakah terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan

sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV

SD Negeri Panaikang 2 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar?

2. Untuk mendeskripsikan sikap bahasa yang dimiliki siswa kelas IV SD

Negeri Panaikang 2 Makassar?

3. Untuk mendeskripsikan keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV

SD Negeri Panaikang 2 Makassar?

4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman

terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri

Panaikang 2 Makassar.

5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan sikap bahasa terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2

Makassar.

7

6. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan

sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV

SD Negeri Panaikang 2 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis bagi guru dan siswa SD Negeri Panaikang 2 Makassar,

serta masyarakat pembaca pada umumnya.

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

a. Memberikan masukan atau informasi mengenai ada tidaknya

hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan

sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan baik secara

sendiri maupun bersama-sama.

b. Memberikan informasi mengenai seberapa jauh kadar kekuatan

hubungan antara variabel bebas (kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa) dan variabel terikat (keterampilan

menulisringkasan).

c. Memberikan sumbangan kepada teori pembelajaran, yaitu variabel

yang berkenaan dengan menulis serta variabel-variabel yang

berperan dalam hubungannya dengan keterampilan menulis

ringkasan. Adapun sumbangan variabel-variabel yang

berhubungan dengan keterampilan menulis ringkasan tersebut

antara lain: kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa.

8

d. Memperkaya khasanah ilmu khususnya dalam bidang pengajaran

dan mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis

yang lebih luas dan mendalam pada masa-masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa

pihak terkait diantaranya:

a. Bagi Guru

1) Hasil penelitian ini bagi guru dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan, apakah dalam mengembangkan keterampilan

menulis ringkasan siswa, variabel kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa dapat diabaikan atau tidak. Hal ini

dapat diketahui setelah guru memperoleh tentang seberapa kadar

kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menunjukan tentang

besarnya sumbangan kemampuan membaca pemahaman dan sikap

bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan, besarnya

sumbangan kedua variabel tersebut dapat menunjukan derajat

pentingnya variabel-variabel itu terhadap keterampilan menulis

ringkasan.

3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan

adanya variabel lain yang mempengaruhi keterampilan menulis

ringkasan.

9

4) Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada guru, sekolah

dasar, khususnya di wilayah Kecamatan Panakukang Kota

Makassar dalam menentukan strategi pengajaran keterampilan

menulis ringkasan dapat dicapai.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui

kemampuan atau kondisi potensinya dalam hal keterampilan menulis

ringkasan, kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa. Dengan

mengetahui kondisi potensinya tersebut, mereka dapat mengukur seberapa

baik kemampuan yang dimiliki.

c. Bagi Pengelola Pendidikan

Hasil penelitian ini, oleh para pengelola pendidikan bermanfaat sebagai

bahan masukan atau informasi awal tentang kondisi faktual pengajaran

keterampilan menulis ringkasan di Sekolah Dasar. Setidaknya para

pengelola pendidikan dapat mempertimbangkan bagaimana motivasi bagi

guru lain, agar dapat mempertimbangkan dalam menyusun buku teks atau

materi ajar yang sesuai dengan kemampuan siswa dan keberadaan siswa

di Kota Makassar Sulawesi Selatan.

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Bahasa Indonesia

Setiap manusia diwajibkan dapat mengembangkan kemampuan

berbahasa mereka karena bahasa sangat penting dalam kehidupan sehati-

hari. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa adalah

dengan memasukkan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran

di sekolah. Hal ini sesuai dengan Resmini, dkk. (2009:28) bahwa

Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini tentu terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satu yang perlu diperhatikan

adalah berbagai faktor agar pembelajaran bahasa Indonesia dapat

dilaksanakan dengan baik. Faktor tersebut antara lain guru, tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode dan faktor lingkungan ( Resmini, 2009:

14).

B. Keterampilan Menulis

a. Hakikat Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

sangat rumit. Dikatakan rumit, sebab menulis merupakan muara dari

keterampilan berbahasa yang lain dan masih perlu didukung oleh

pengetahuan kebahasaan yang memadai. Hal ini senada dengan

pendapat Bell dan Burnaby bahwa menulis merupakan aktivitas kognitif

11

yang kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan penulis harus

mengatur sejumlah variable. Variabel dalam tingkat kalimat terdiri dari

pengaturan isi, susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca, dan

ejaan, sedangkan variabel di luar kalimat adalah penyusunan dan

penggabungan kalimat menjadi sebuah paragaraf.

Keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan yang

sukar dan kompleks (Heaton, 1993: 146).Sejalan dengan pendapat

tersebut St. Y. Slamet (2003: 96) bahwa keterampilan menulis dikuasai

seseorang sesudah menguasai keterampilan berbahasa lain.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, jika seseorang akan mahir dalam

menulis apabila sudah berkemampuan menguasai keterampilan

menyimak, berbicara, dan membaca.

Selain pendapat tersebut, Tarigan (1996: 3) berpendapat bahwa menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan

orang lain. Lebih lanjut Tarigan menjelaskan bahwa menulis merupakan

suatu proses menirukan, melukiskan lambang-lambang grafis yang

menggambarkan bahwa suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga oranglain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa menulis merupakan aktivitas manusia yang terarah dan sadar

untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, atau pengalaman

dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan

12

menggunakan kalimat yang logis, sehingga orang lain dapat memahami

maksud yang disampaikan sesuai dengan tujuan penulis.

b. Maksud dan Tujuan Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung. Maksud dan tujuan menulis yang

dimaksudkan adalah respons atau jawaban yang diharapkan dapat

diperoleh dari pembaca, atau perubahan yang diharapkan akan terjadi

pada diri pembaca.

c. Fungsi dan Kegunaan Menulis

Menulis sebagai kegiatan berbahasa yang produktif menghasilkan

tulisan. Asul Wiyanto (2006: 4) menyatakan bahwa tulisan adalah rekaman

peristiwa,pengalaman, pengetahuan, ilmu serta pemikiran manusia. Tulisan

dapat menembus ruang dan waktu, artinya tulisan dapat dibaca oleh orang

yang berbeda di berbagai tempat pada waktu sekarang dan yang akan

datang. Dengan tulisan itu orang lain yang tinggal ditempat lain yang jauh

dapat menangkap dan memahami pengetahuan dan pikiran tersebut dalam

kurun waktu sekarang atau bahkan sampai kapanpun.

d. Faktor Kebahasaan dalam Ringkasan.

Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, kedudukan

bahasa sangat penting.Hal ini dapat dipahami sebab bahasa merupakan

alat komunikasi, lebih-lebih dalam komunikasi tulis. Seorang penulis

sangat berhati-hati di dalam menggunakan bahasa, dengan harapan

gagasan yang disampaikan dapat dipahami oleh para pembaca. Unsur

13

unsur yang harus diperhatikan oleh para penulis meliputi: (1) ejaan dan

tanda baca; (2) pilihan kata atau diksi; (3) kalimat efektif, dan (4)

pengembangan paragraf.

1) Ejaan

Dalam kegiatan tulis menulis, penulis dituntut untuk

menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal tersebut perlu

ditunjang oleh penerapan ejaan yang berlaku dalam ringkasan, yaitu

Ejaan Yang Disempurnakan.

Agar gagasan dan pesan yang disampaikan oleh penulis dapat

diterima secara jelas, ejaan dan tanda baca sangat besar

peranannya.Penulis harus memperhatikan penulisan huruf yang

sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan.

Penulisan kata yang tertuang pada Pedomam Ejaan Yang

Disempurnakan juga perlu diperhatikan.Penulis harus menyadari

bahwa penulisan kata dasar dan kata berimbuhan.

Dalam perkembangannya, ringkasan banyak menyerap kata-

kata dari bahasa lain. Unsur serapan tersebut ada yang sudah

disesuaikan dengan kaidah ringkasan, baik penguasaan maupun

penulisannya, tetapi ada pula yang belum sepenuhnya disesuaikan.

Itulah perlunya penulis, memperhatikan cara penulisan kata serapan

yang sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan.

14

2) Pilihan Kata atau Diksi

Seseorang penulis harus teliti di dalam memilih kata sebab

kata-kata harus digunakan secara tepat dan sesuai dengan

konteksnya.Ketepatan dan kesesuaian ini perlu diperhatikan karena

penulisan ilmiah menghendaki ketepatan dan keajekan baik dalam

makna maupun dalam bentuk. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi

kesalahan di dalam penafsiran (Akhadiah dkk, 1987:82).

Untuk memilih kata yang tepat dalam menulis, bukan pekerjaan

yang mudah. Bahkan Hemingway (dalam Akhadiah, 1987: 82)

mengatakan bahwa memilih kata secara tepat dan sesuai merupakan

bagian yang paling sulit dalam proses penulisan. Dalam memilih kata

harus memperhatikan persyaratan: (1) ketepatan, yang menyangkut

makna dan logika kata-kata; dan (2) kesesuaian, yang menyangkut

kesesuaian antara kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan

pembaca.

Dalam memilih kata, penulis juga harus memperhatikan: (1)

kata yang bermakna denotatif dan konotatif, (2) sinonim, homofon,

homograf, (3) kata abstrak dan konkret; (4) kata umum dan khusus;

(5) kata populer dan kata jadian; dan (6) kata asing dan kata serapan.

Kesemuanya ini harus diperhatikan oleh penulis agar gagasan yang

disampaikan dapat diterima secara tepat oleh pembaca.

3) Kalimat

Seorang penulis harus mampu menuangkan gagasan yang

15

akan disampaikan dalam kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus

memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada

pikiran pendengar seperti apa yang ada pada pikiran penulis

Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. kesepadanan dan kesatuan, maksudnya paling tidakkalimat

terdiridarisubjek , predikat dan melahirkan keterpaduanarti;

2. kesejajaran bentuk, maksudnya menggunakan bentuk-bentuk

bahasa yang sama dapat dipakai dalam susunanserial;

3. penekanan, menggunakan bagian yang penting dan ditulis

pada bagian depan kalimat;

4. kehematan, maksudnya hemat dalam pemakaian kata dan

frase; dan

5. kevariasian dalan struktur kalimat (Akhadiahdkk.,1991:117).

4) Paragraf

Paragraf merupakan himpunan dari beberapa kalimat yang

bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.

Sebuah ide paragraf akan membangun satuan pikiran sebagai kajian

dari pesan yang disampaikan oleh penulis (Sakri, 1992: 4). Dengan

demikian, paragraf yang baik harus memenuhi syarat: (1) kesatuan,

maksudnya semua kalimat yang membina paragraf itu secara

bersama-sama menyatakan suatu hal; (2) koherensi, maksudnya

kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain

yang membentuk paragraf; dan (3) perkembangan paragraf,

maksudnya penyusunan atau rincian daripada gagasan yang

16

membina paragraf (Keraf, 1985: 67).

Gagasan utama dalam paragraf, biasanya dituangkan dalam

sebuah kalimat topik.Kalimat topik perlu didukung oleh kalimat-

kalimat penjelas. Menurut Keraf 1985: 70) kalimat topik dapat

ditempatkan pada: (1) awal paragraf; (2) pada awal paragraf

kemudian ditegaskan pada akhir paragraf; (3) pada akhir paragraf ;

dan (4) pada seluruh kalimat dalam paragraf tersebut.

Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi

paragraf: (1) deduktif, kalimat utama pada awal, (2) induktif, kalimat

utama dibagian akhir, (3) campuran/deduktif/induktif, kalimat utama

ada pada bagian awal dan akhir, dan (4) naratif/deskriptif, yaitu

paragraf yang tanpa kalimat utama.

e. Menulis Ringkasan

Ringkasan berarti suatu catatan ringkas, yaitu dari suatu

uraian teori atau kajian yang terlalu luas ruang lingkupnya, namun

tidak mempengaruhi makna atau arti yang secara konseptual. The

Liang Gie (1986: 114) menyatakan bahwa membuat ringkasan

adalah menulis dengan berusaha mengambil intisari suatu uraian

atau pokok pikiran, kemudian intisari itu ditulis dengan singkat dalam

kata-katanya sendiri. Sementara itu Gorys Keraf (1997: 261)

mendefinisikan bahwa membuat ringkasan berarti suatu

keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil-hasil karya

yang sudah ada, meringkas merupakan suatu cara efektif untuk

17

menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk

yangsingkat.

Kegiatan menulis ringkasan dalam hal ini diperlukan

kemampuan membaca pemahaman yang cukup. Sebab untuk

menulis ringkasan yang komprehensif, penulis ringkasan harus

pandai-pandai menangkap pokok pikiran yang ada dalam bacaan

yang diringkasnya. Selain itu, dituntut harus dapat mengenali kalimat

utama yang terdapat pada masing-masing paragraf. Pada setiap

paragraf , penulis ringkasan harus bisa menafsirkan antara ide pokok

dan ide penjelas serta mana paragraf utama dan mana paragraf

pengembang, sehingga secara kompetensi diharapkan ringkasan

yang dibuatnya akan efektif mewakili teks bacaan yangdiringkasnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis

ringkasan adalah usaha menulis dalam bentuk singkat intisari atau

pokok pikiran atau uraian karangan yang panjang dengan kata-

katanya sendiri. Dalam ringkasan, keindahan gaya bahasa, ilustrasi,

serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan

seni karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya

ringkas, namun tetap mempertahankan isi, paragraf, dan pandangan

pengarang aslinya.

f. Tujuan Menulis Ringkasan

Kegiatan berlatih menulis ringkasan atau sebuah artikel atau

sebuah karya adalah suatu cara yang paling berguna untuk

18

mengembangkan ekspresi serta ketepatan dalam pemilihan kata.

Latihan-latihan yang itensif akan mengembangkan daya kreasi dan

konsentrasi, serta mempertajam kemungkinan pemahaman karya

asli secara baik, sehingga karya ringkasan itu tampaknya seolah-

olah hasil pematangan dalam diri penulis ringkasan itu. Suatu

ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh jika tanpa

mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau

didengar.

Ringkasan sebagai suatu keterampilan untuk mengadakan

reproduksi, sebenarnya sudah diperkenalkan sejak seorang murid

berada di sekolah dasar. Sebagai suatu bentuk reproduksinya dan

sebagai suatu cara untuk mengetahui apakah seorang siswa benar-

benar mengetahui dan memahami isi sebuah buku atau karangan,

maka sebuah ringkasan memerlukan persyaratan-persyaratan

tertentu. Adanya kegiatan menulis ringkasan, sebenarnya

seseorang mempelajari bagaimana penulis yang baik dalam

menyusun karangannya, bagaimana ia menyampaikan gagasan-

gagasanya ke dalam bahasa yang baik, serta bagaimana ia dapat

memecahkan suatu masalah.

g. Cara Menulis Ringkasan

Beberapa pedoman yang dipergunakan untuk menulis

ringkasan yang baik dan teratur adalah sebagai berikut: 1) membaca

naskah asli; 2) mencatat gagasan utama; 3) membuat reproduksi; 4)

19

melaksanakan ketentuan tambahan,

Uraian keempat pedoman tersebut sebagai berikut: 1) Membuat Naskah Asli

Seorang penulis ringkasan harus membaca naskah asli hingga

berulang kali supaya dapat mengetahui kesan umum tentang

karangan yang dibaca secara menyeluruh, selain itu untuk

mengetahui kesan umum dan maksud sudut pandang pengarangnya.

Untuk membantu mencapai hal tersebut, penulis harus

memperhatikan judul dan daftar isi, karena perincian daftar ini akan

memberikan petunjuk yang jelas bahwa sebuah karangan

mempunyai hubungan pertalian dengan judul atau tidak. Dengan

memperhatikan hal ini, penulis akan mudah mendapatkan kesan

umum, maksud pengarang serta sudut pandang pengarang yang

tersirat dalam karangan itu.

2) Mencatat Gagasan Utama

Langkah kedua ini penulis kembali membaca karangan, bagian

demi bagian, alenia demi alenia sambil mencatat semua gagasan

yang penting. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa

ada ikatan teks asli, jika seorang penulis akan kembali memulai

menulis untuk menyusun sebuah ringkasan dengan

mempergunakan pokok-pokok yang telah di catat itu. Pada langkah ini

yang menjadi sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak

bab, dan alenia. Semua gagasan utama atau gagasan penting yang

20

berada di dalamnya dicatat atau digaris bawahi.

3) Membuat Reproduksi

Dalam reproduksi seorang penulis ringkasan menyusun

kembali suatu karangan singkat berdasarkan gagasan utama

sebagaimana yang dicatat dalam langkah sebelumnya, ia harus

menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan ke

dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat

sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.

4) Melaksanakan KetentuanTambahan

a. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan

kalimat tunggal daripada kalimat majemuk karena kalimat

majemuk ada dua gagasan atau lebih yang bersifat pararel.

b. Bila memungkinkan ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa

menjadi kata. Begitu juga rangkaian gagasan yang panjang

hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentralsaja.

c. Alinea yang mengandung gagasan ilustrasi, contoh

deskripsidansebagainyadapat dihilangkan dan alinea

yang dianggap penting dipertahankan.

d. Bila mungkin kata keterangan dan kata sifat dibuang, kecuali

keterangan atau kata sifat yang dipergunakan untuk

menjelaskan gagasan umum.

e. Pertahankan gagasan asli serta ringkasan gagasan-gagasan

21

itu dalam urutan seperti naskah asli.

h. Penilaian Hasil Karangan

Tes kemampuan menulis karangan yang paling sering diberikan

kepada siswa adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah tema

yang harus dipilih salah satu diantaranya.Penyediaan tema yang lebih

dari sebuah kiranya lebih memberi kesempatan siswa untuk memilih

tema yang menarik untuk dikuasai masalahnya.

Bentuk-bentuk tugas menulis ringkasan dilihat dari adanya

tujuan untuk memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau

karangan. Penilaian terhadap hasil ringkasan mempunyai kelemahan

pokok, yaitu rendahnya kadar objektifitas. Bagaimanapun juga dan

berapapun kadarnya, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh.

Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak

akan sama sekornya. Masalah yang perlu dipikirkan adalah

bagaimana kita mendapatkan atau memilih model teknik penilaian

yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektifitas.

Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya

bersifat holiatis, impresif, dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat

menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca

karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh

orang yang ahli dan berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat

dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki

22

oleh para guru di sekolah.

2. Kemampuan Membaca Pemahaman

a. Pengertian Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca, khususnya membaca pemahaman sangat

penting bagi setiap siswa dan tidak dapat ditawar-tawar lagi.Hal ini

didasarkan pada suatu pemikiran sebagian besar pemerolehan ilmu

dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca (Nurgiyantoro, 1987:

226). Kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi

keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. Bahkan

kemampuan dan kemauan membaca seseorang juga akan

berpengaruh terhadap keberhasilan studi mereka.

Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca dituntut

untuk memahami ide pokok atau gagasan penulis yang terdapat

dalam bacaan. Kemampuan memahami gagasan penulis dapat

dbedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1)kemampuan mengenaimaksud

dan menangkap gagasan pokok yang disampaikan pengarang;

(2)kemampuan memahami gagasan yang mendukung gagasan

pokok; dan (3) kemampuan menarik kesimpulan yang betul dan

penalaran yang tepat mengenai gagasan yang disampaikan penulis

(Modul Akta V, 1985:19). Membaca pemahaman menitikberatkan

pada kemampuan memahami isi bacaan secara tepat dan cepat.

Menurut Ebel (dalam Somadayo, 2011: 28), faktor yang

23

mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan pemahaman bacaan

yang dapat dicapai oleh siswa tergantung pada faktor: a) siswa yang

bersangkutan, b) keluarganya, c) kebudayaannya, dan d) situasi

sekolah.

Membaca merupakan interaksi aktif antara pembaca dan teks,

oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang bahasa dan topik

bacaan yang cukup (Grabe, 1997 dalam Keyko Hayashi, 200). Senada

dengan pendapat di atas, Smith dalam guntur Tarigan (1991: 42)

menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses pengenalan,

penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan-gagasan yang berkenaan

dengan bobot mental ataupun kesadaran total diri pembaca. Dengan

demikian membaca dapat diartikan sebagai suatu proses yang bersifat

kompleks yang bergantung pada perkembangan bahasa seseorang,

latar belakang pengalaman, kemampuan kognitif, dan sikap pembaca

terhadap bacaan. Kemampuan membaca dengan demikian dapat

diartikan sebagai penerapan faktor-faktor tersebut di atas oleh

pembaca dalam rangka mengenali, menginterpretasi, dan

mengevaluasi gagasan atau ide yang terdapat dalam bacaan.

Sebagai suatu proses, membaca terdiri dari atas tahap-tahap

yang saling berkaitan. Tahapan-tahapan membaca pada hakikatnya

terdiri atas lima tahapan yaitu:(1) mengidentifikasikan pernyataan isi

teks dan kalimat topik, (2) mengidentifikasikan kata-kata dan frasa-

frasa kunci, (3) mencari kosa kata baru, (4) mengenali organisasi

24

tulisan, dan (5) mengidentifikasikan teknik pengembangan paragraf.

Strategi yang dimaksud dapat berbentuk membuat out line dan

ringkasan dengan kata-kata sendiri, mencari kata kunci,

mengidentifikasikan ide pokok, membuat catatan-catatan khusus,

menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting atau pun membuat

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.

Berdasarkan uraian di atas, membaca merupakan aktivitas

komunikatif yang memiliki hubungan timbal balik antara pembaca dan

isi teks, sehingga faktor pendidikan, intelegensi, sikap, dan

kemampuan berbahasa akan sangat menentukan proses penyerapan

bahan bacaan (Sartinah Hardjono, 1988: 49).

Selanjutnya dari beberapa pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses psikolinguistik di

mana pembaca menggunakan segala kemampuannya untuk

menyimpulkan makna sesuai dengan maksud penulis. Dengan

demikian membaca merupakan kegiatan yang bersifat aktif reseptif.

b. Jenis Membaca

Membaca pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis. Henry Guntur Tarigan (1987: 13) mengklasifikasikan membaca

sebagai berikut:

1) Membaca nyaring

2) Membaca dalam hati yang terbagiatas:

25

a. Membaca ekstensif yang terdiri atas (membaca survey,

membaca sekilas, dan membacadangkal).

b. Membaca intensif yang terdiri atas (1) membaca telaah isi,

yang terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman,

membaca kritis dan membaca gagasan. (2) membaca telaah

bahasa terdiri atas membaca bahasa dan membaca sastra.

Lebih lanjut berkaitan dengan variabel bebas yang dikaji

dalam penelitian ini, pembahasan selanjutnya akan terfokus pada

membaca pemahaman.

c. Hakikat Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi

keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. Bahkan

kemampuan dan kemauan membaca seseorang juga

akanberpengaruh terhadap keberhasilan studi seseorang.

Kata pemahaman oleh Mackey (1969: 127) diartikan sebagai

masalah penafsiran (interpretation) dan harapan (expectancy), yaitu

penafsiran tentang apa yang diperoleh pembaca dari tulisan yang

dibaca dan harapan pembaca untuk menemukan serta

menggunakan hal-hal yang ditemukan dalam bacaan yang

dibacanya.

Menguraikan lebih lanjut tentang membaca pemahaman,

Lado (1977: 223) menyatakan bahwa kemampuan membaca

pemahaman merupakan kemampuan memahami arti dalam suatu

26

bacaan melalui tulisan atau bacaan.Dari pengertian ini dapat

dikatakan bahwa Lado menekankan adanya dua hal pokok dalam

membaca pemahaman, yaitu bahasa dan simbol grafis.Lado lebih

lanjut menyatakan bahwahanya orang yang telah menguasai bahasa

dan simbol grafislah yang dapat melakukan kegiatan membaca

pemahaman.

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat suatu ikatan

yang aktif antara daya pikir dan kemampuan yang diperoleh

pembaca melalui pengalaman membaca mereka. Membaca

pemahaman dengan demikian merupakan proses pengolahan

informasi secara intensif, kritis, kreatif, dan apresiatif yang dilakukan

dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.

d. Teknik Membaca Pemahaman.

Agar membaca dapat memahami isi bacaan secara baik,

Francis P. Robinson (dalam Sudarso, 1989:60-64) menyodorkan

sistem membaca dengan teknik SQ3R (Survey, Question, Read,

Recite, Review).Teknik SQ3R tersebut meliputi langkah- langkah

sebagai berikut:

1) Survey

Dalam tahap ini, pembaca melakukan penyelidikan terlebih

dahulu untuk mendapatkan gambaran sepintas mengenai isi bacaan,

termasuk ide-ide penting yang disampaikan dan cara

27

mengorganisasikan bahan. Dengan tujuan agar pembaca

mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading), judul

subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci.Juga menyiapkan

seperti pensil, kertas, dan stabilo untuk menandai bagian-bagian

tertentu.

2) Question

Ketika melakukan survey dapat juga mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, yang jelas, singkat, dan relevan dengan

maksud agar dapat pemahamanisi.

3) Read

Pada kegiatan ini, konsentrasi ditujukan pada penguasaan ide

pokok dan ide- ide penjelasan pada setiap paragraf, yang

diperkirakan mengandung jawaban-jawaban relevan dengan

jawaban.

4) Recite

Setelah selesai membaca suatu bagian alinea, sebaiknya

berhenti sejenak sambil memperhatikan dan mencoba menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks/alinea tersebut.

5) Review

Review dilakukan setelah selesai membaca secara

keseluruhan perlu diulangi untuk menelusuri bagian-bagian yang

penting yang perlu diingat dan dikaitkandengan pertanyaan-

28

pertanyaan yang tersedia.

Hasil membaca, yang menggunakan teknik SQ3R lebih efektif

dengan hasil pemahaman bacaan sangat memuaskan, karena

dengan ini pembaca menjadi aktif dan terarah langsung pada intisari

atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam

teks.

e. Pendekatan dalam Membaca Pemahaman

Proses membaca pemahaman pada hakikatnya tidak terlepas

dari adanya penerapan pendekatan yang digunakan. Secara umum

adanya dua konsep pendekatan dalam membaca pemahaman yakni

pendekatan bottom-up dan pendekatan top-down.

Pendekatan bottom-up, membaca dipandang sebagai suatu

proses menafsirkan simbol-simbol tertulis yang memulai dari satuan-

satuan yang lebih kecil (huruf) dan kemudian mengarah kesatuan-

satuan yang lebih besar (kata, klausa, dan kalimat). Jadi pembaca

menggunakan strategi menafsirkan bentuk-bentuk tertulis guna

memperoleh pemahaman makna suatu bacaan.

Pendekatan top-down sebaliknya lebih menekankan pada

rekonstruksi makna dari pada sekedar penafsiran sandi-sandi bentuk

bahasa. Dalam pendekatan top-down, interaksi antara pembaca dan

teks merupakan inti kegiatan membaca. Proses interaksi tersebut

pembaca akan membawa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

29

tentang subjek yang dibacanya. Pembaca akan memanfaatkan

pengetahuan kebahasaan, motivasi, minat serta sikapnya terhadap isi

teks untuk merekonstruksikan makna suatu bacaan.

Nunan lebih lanjut menyatakan bahwa pendekatan top-down

sangat diperlukan dan merupakan koreksi atas pendekatan bottom-

up, karena dalam kenyataan sehari-hari proses membaca mengikuti

urutan terbalik dari pendekatan bottom-up yaitu menafsirkan makna

terlebih dahulu kemudian mengidentifikasikan kata dan huruf (1989:

33). Jadi dalam hal ini Nunan berpendapat bahwa dalam membaca

seseorang perlu memahami makna terlebih dahulu agar dapat

mengidentifikasi kata-kata dan perlu mengenal kata-kata untuk

mengidentifikasi huruf dan bukan sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa pendekatan bottom-up

maupun top-down masing-masing memiliki kelemahan. Kelemahan

utama dari pendekatan bottom-up bahwa inisiatif proses pemahaman

makna dalam tataran yang lebih tinggi harus menunggu proses

penafsiran (decoding) simbol-simbol sandi bahasa seperti huruf dan

kata yang berada pada proses tataran yang rendah. Sedangkan

kelemahan pendekatan top-down adalah kurang memberikan peluang

pada proses tataran yang lebih rendah untuk mengarah proses tataran

yang lebih tinggi seperti pemahaman makna global melalui

pengetahuan latar.

30

Beranjak dari dua kelemahan pendekatan di atas, Stanovich

dalam Nunan (1989:67) mengajukan alternative pendekatan yang

berupa intergrasi dua pendekatan sebelumnya.Pendekatan

Stanovich dikenal sebagai model pendekatan interactive-

compensatory. Dalam pendekatan ini pembaca memproses teks

dengan memanfaatkan semua informasi yang tersedia secara

simultan dari berbagai sumber yang meliputi fonologis, leksikal,

sintaksis, maupun pengetahuan tentang wacana.

Berdasarkan uraian di atas, meskipun dari beberapa pendapat

memberikan gambaran yang berbeda-beda tentang proses membaca

pemahaman, jika dicermati setidaknya terdapat empat ciri umum yang

berkaitan dengan proses membaca pemahaman. Pertama, membaca

adalah berinteraksi dengan bahasa yang sudah disandikan dalam

bentuk tulisan.Kedua dari hasil interaksi dengan bahasa tertulis harus

berupa pemahaman.Ketiga, kemampuan membaca erat kaitanya

dengan kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca

merupakan proses yang aktif dan berkelanjutan yang secara langsung

dipengaruhi oleh interaksi-interaksi dalam lingkunganya.

f. Tujuan MembacaPemahaman

Membaca dalam konteks ilmiah merupakan kebutuhan yang

tidak dapat ditinggalkan, karena bisa mengembangkan potensi-

potensi intelektual dan bakat- bakat artistik kita, serta dapat

mengaktualisasi diri dan memasuki proses sosialisasi diri sebaik-

31

baiknya. (Slamet, 2009: 85). Senada dengan pendapat di atas,

Morrow sebagaimana dikutip Utari Subiakto (1993: 164-165)

menyatakan bahwa tujuan membaca adalah mencari informasi yang:

(1) kognitif dan intelektual yaitu yang digunakan seseorang untuk

menambah keilmuanya sendiri; (2) referensial dan faktual, yaitu yang

digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyatadidunia

ini; (3) afektif dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk

mencari kenikmatan dalam membaca.

Dalam aktivitas berbahasa, membaca pemahaman selalu

melibatkan beberapa psikologis (mental) seperti kegiatan penilaian,

penalaran, pertimbangan, pengkhayalan, dan pemecahan masalah.

Selain itu membaca pemahaman memiliki empat faktor landasan

psikologis, antara lain (1) kapasitas lisan, yaitu kemampuan bawaan

untuk mempelajari bahasa simbol dan kemampuan menangkap

konsep- konsep abstrak; (2) pemahaman pendidikan, yaitu

keseluruhan gagasan, pengertian dan pengetahuan praktis yang

diperoleh melalui kontak pribadi denganlingkungan;(3) kemampuan

berkonsentrasi, yaitu pengarahan pikiran pada pengetahuan tertentu,

gagasan-gagasan dan informasi yang berhubungan dengan

pemecahan dan analisis; dan (4) adanya tujuan sehingga

kemampuan mental dapat difokuskan dalam mempelajari hal-

haltertentu.

32

Berpijak pada uraian di atas, maka pembaca pemahaman

dituntut dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam bacaan, mengolah

informasi visual dan non visual, serta mengkonstruksikan isi yang

tersurat dan tersirat dalam bacaan.

g. Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman

Tes yang bersifat subjektif maupun berbentuk objektif dapat

dipergunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman

seseorang.Menurut Soenardi Djiwandono (1996: 64-65) bahwa tujuan

pokok penyelenggaraan tes membaca adalah mengetahui dan

mengukur tingkat kemampuan memahami makna tersurat, tersirat

maupun implikasi dari isi suatu bacaan, oleh karenanya dapat dipilih

tes bentuksubjektif maupun objektif. Tes bentuk subjektif dapat dibuat

dalam bentuk pertanyaan yang dijawab melalui jawaban panjang dan

lengkap atau sekedar jawaban pendek. Sedangkan tes objektif dapat

disusun dalam bentuk tes melengkapi, menjodohkan, pilihan ganda

atau bentuk-bentuk gabungan.

Anderson (1980: 106) membedakan tingkatan membaca

pemahaman atas tiga tingkatan yaitu (1) membaca barisan, (2)

membaca antarbarisan, dan (3) membaca di luar barisan. Untuk tiga

tingkatan tersebut, Anderson (1990: 106), menyatakan terdapat tujuh

keterampilan yang terkandung di dalam tingkat pemahaman yaitu (1)

pengetahuan makna kata, (2) pengetahuan tentang fakta, (3)

pengetahuan menentukan tema pokok, (4) kemampuan mengikuti hal

yang mengatur sebuah wacana, (5) kemampuan memahami

33

hubungan timbal balik, (6) kemampuan menyimpulkan, dan (7)

kemampuan melihat tujuan pengarang.

Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam

membaca pemahaman, menurut Henry Guntur Tarigan (1987: 37)

mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan pengajaran membaca

pemahaman, maka indikator kemampuan membaca pemahaman

siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam (1) menetapkan ide

pokok; (2) memilih butir-butir penting; (3) mengikuti petunjuk-petunjuk;

(4) menentukan organisasi bahan bacaan; (5) menentukan citra visual

dan citra lainya dalam bacaan;(6) menarik kesimpulan-kesimpulan; (7)

menduga dan meramalkan dampak dan kesimpulan; (8) merangkum

bacaan; (9) membedakan fakta dari pendapat; (10) memperoleh dari

aneka sarana khusus seperti ensiklopedia.

3. Sikap Bahasa

a. Pengertian Sikap

Sebelum menjelaskan pengertian sikap bahasa, terlebih dahulu

perlu dijelaskan pengertian sikap secara umum. Pergertian tentang

sikap sudah banyak dikenal dibidang psikologi.Istilah sikap

terjemahan dari bahasa inggris attitude, artinya tindakan atau tingkah

laku. Banaji, menyatakan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk

menyenangi atau tidak menyenangi objek-objek sosial seperti

masyarakat, daerah, dan kebijakan. Juga sikap adalah perpaduan

antara persepsi dan perimbangan yang seringkali menghasilkan

34

orientasi emosi terhadap suatu fenomena (What is an attitude.

Anonim(http://www.gwu.edu/-tip/roger.html).

Ada empat alasan, mengapa kita memiliki sikap. Keempat

alasan tersebut yaitu : (1) sikap membantu kita memahami dunia

sekeliling; (2) sikap dapat melindungi rasa harga diri kita karena sikap

dapat membantu menghindari diri dari kenyataan yang tidak

menyenangkan terhadap diri kita; (3) sikap dapat membantu dalam

menyesuaikan diri dengan dunia di sekitar kita; (4) sikap memberikan

kemungkinan kepada kita untuk menyatakan nilai asasi (Triandis

dalam Basuki, 1996:32).

Dari sudut pandang psikologi sosial, sikap pada hakikatnya

mempunyai ciri- ciri (1) bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk

atau dipelajari sepanjang perkembangan otak tersebut dalam

hubunganya dengan objeknya; (2) dapat berubah- ubah, karena dapat

dipelajari; (3) tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung relasi

tertentu terhadap suatu objek; (4) objek sikap dapat merupakan suatu

hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut; (5) mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

(Gerungan, 1996:152).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa sikap adalah organisasi pendapat atau keyakinan seseorang

mengenai objek atau situasi yang disertai perasaan suka atau tidak

suka.Sikap pada hakikatnya memberikan dasar kepada seseorang

35

untuk merespon sesuatu, mendukung atau tidak mendukung, suka

ataupun tidaksuka.

b. Komponen- komponen Sikap

Komponen-komponen dalam sikap saling berkaitan dan saling

mempengaruhi. Komponen sikap terdiri dari: afeksi (perasaan),

kognisi (pengertian), dan behavior (perilaku). Setiap komponen sangat

penting dalam pembentukan sikap seseorang. Gardner (dalam

Sandra, 1996: 5) menyatakan bahwa sikap mempunyai komponen

kognitif, afektif, dan konatif (mencakup kepercayaan, reaksi, emosi,

dan kecenderungan psikologi untuk bertindak atau menilai tingkah

laku dengan cara tertentu).

c. Pembentukan Sikap

Seperti dikatakan oleh Bimo Walgito (1997:55) bahwa sikap

tidak terbawa sejak lahir, tetapi terbentuk dalam perkembangan

individu.Pembentukan sikapakandipengaruhi oleh faktor luar dan

faktor dalam pada diri individu yang bersangkutan.Selain kedua faktor

tersebut, faktor pengalaman juga ikut menentukan.

Dalam menanggapi dunia luar, setiap individu bersikap selektif.

Maksudnya tidak semua yang dari luar diterima begitu saja, tetapi

selalu diseleksi terlebih dahulu.Dalam menerima atau menolak faktor

dari luar tersebut, persepsi individu yang bersangkutan sangat

berperan. Persepsi individu termasuk faktor dari dalam, sedangkan

faktor dari luar, yaitu keadaan di luar individu yang merupakan

36

rangsangan untuk membentuk atau mengubah sikap. Karena unsur

menerima dan menolak itu ada pada setiap aspek, maka reaksi

seseorang di dalam suatu situasi merupakan hal yang sangat penting

di dalam pembentukan sikap.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, antara lain

adalah: pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang dianggap

penting, media massa, lembaga pendidikan, dan faktor emosional.

Sikap dapat terbentuk melalui pengalaman yan berulang, imitasi atau

tiruan, sugesti, dan identifikasi.

d. Sikap Bahasa

Sikap bahasa pada dasarnya berhubungan dengan sikap pada

umumnya, yaitu merupakan keadaan dalam individu yang

berhubungan dengan proses motif, emosi, persepsi, dan kognisi yang

mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek

bahasa.

e. Sikap Positif dan Sikap Negatif

Setiap orang mempunyai pandangan terhadap bahasanya

sendiri (ringkasan). Adanya pandangan tersebut akan menimbulkan

sikap, bagaimana ia bertingkah laku dalam menggunakan bahasanya.

Bila seseorang memiliki pandangan yang baik terhadap bahasanya, ia

akan mempunyai sikap dan tingkah laku yang baik pula dalam

37

penggunaan bahasanya.

Orang yang bersikap positif, ditandai dengan adanya kemauan

mempertahankan kemandirian bahasanya, kemauan menjadikan

bahasa sebagai lambang identitas pribadinya, dan kemauan

menggunakan bahasa secara cermat, korek, santun, dan layak.

Dengan istilah lain dapat dikatakan, seseorang memiliki kesetiaan

bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma bahasa.

Orang yang bersikap negatif, yaitu orang yang tidak memiliki

ketiga unsur sikap bahasa; (setia, bangga, dan kesadaran akan norma

bahasa). Sikap yang mencampuradukan ringkasan dengan bahasa

asing, dengan anggapan tanpa bahasa asing pembicaraan tidak

berbobot, termasuk sikap negatif terhadap ringkasan (Pateda,

1987:30).

Sikap berbahasa seseorang dapat dikenali melalui bagaimana

distribusi perbendaharaan bahasa, kecermatan pemakaian bentuk

dan struktur bahasa, dan dapat juga dikenali melalui bagaimana

seseorang menghadapi perbedaan dialektual dan problem-problem

yang timbul dari interaksi antara individu.

Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghasilkan

perasaan memiliki bahasa. Bahasa sudah merupakan kebutuhan

pribadi yang esensial, milik pribadi, perlu dijaga, dan dipelihara.

Kita harus berusaha agar ringkasan benar-benar menjadi milik

kita. Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar

38

yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu milik kita. Dengan

merasa memiliki, berarti kita akan membinanya dan mempelajari

secara baik.

f. Upaya Menumbuhkan Sikap Positif terhadap Ringkasan

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran

bahasa.Faktor psikologis dan sosiologis memegang peranan penting.

Menurut Suwito (1985: 10) untuk menumbuhkan motivasi, sikap, dan

minat telah tumbuh pada diri siswa terhadap pelajaran ringkasan,

merupakan usaha yangsangatpenting.Apabila motivasi, sikap, dan

minat telah tumbuh pada diri siswa, mereka akan mengerahkan

usahanya secara optimal di dalam belajar bahasa.

Sikap positif terhadap ringkasan harus diwujudkan secara nyata

dalam prilaku bahasa.Hal ini berhubungan erat dengan sikap memiliki

terhadap bahasa tersebut. Pateda berpendapat bahwa perasaan

memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan pribadi.

Bukti keikutsertaan itu terlihat pada pemakaian bahasayangtertib.

Dengan demikian, jika seseorang selalu berhati-hati dalam

berbicaradanmenulis, penggunaan bahasanya terpelihara, tidak ada

kesalahan dalam segi kaidah bahasa, maka menandakan bahwa dia

telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa.

g. Metode Pengukuran Sikap

Pengukuran dalam bahasa inggris istilah measurement

39

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti

memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran

atau objek ukur.

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap

bahasa seseorang adalah dengan mengadakan observasi langsung

tentang perilaku berbahasa seseorang. Fasold (1984: 150)

berpendapat bahwa metode untuk menentukan sikap bahasa dapat

dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Metode langsung

(direct method) mensyaratkan subjek harus menjawab pertanyaan

tentang pendapat subjek mengenai suatu ragam bahasa.Metode tak

langsung (indirect Method) dirancang agar subjek tidak tahu bahwa

sikap bahasanya sedang diselidiki oleh peneliti.Selanjutnya

metodeyang digunakan dalam penelitian sikap bahasa adalah angket,

wawancara, dan observasi.

Adanya kecermatan hasil pengukuran sikap dalam penelitian ini

didasarkan pada lima prinsip pengukuran yang dikemukakan oleh

Oppenheim (1976) yang meliputi (1) keseragaman atau homogeneity

yaitu satu skala mengukur satu hal pada suatu waktu tertentu

secermat mungkin; (2) linieritas dan interval yang sama dalam arti

bahwa skala harus mengikuti model ”garis lurus” (3) keterandalan

yang mencerminkan ketaatasan; (4) kesahihan yang mewajibkan kita

mengukur apa yang memang kita ukur; (5) keterulangan kembali.

Berdasarkan uraian di atas teknik pengukuran skala yng

40

digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.Pemilihan teknik

skala Likert didasarkan pada alasan pelaksanaanya lebih sederhana

daripada teknik pengukuran lainya dan banyak dipakai dalam

penelitian sikap.

h. Kaitan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa terhadap

Menulis

Menulis sangat penting bagi siswa karena melalui kegiatan menulis

siswa dapat menstimulus dirinya untuk berkeinginan dalam

mengumpulkan informasi secara kreatif. Membaca memiliki keterkaitan

yang sangat erat dengan menulis. Semakin rajin membaca maka semakin

luas wawasan dan pengetahuan yang akan kita miliki. Thahar (2008)

mengatakan bahwa seseorang yang banyak membaca dapat

mengembangkan kemampuan bahasanya dari apa yang mereka baca dan

rata-rata kemampuan berbahasa mereka lebih dari orang-orang pada

umumnya, serta secara tidak langsung seseorang memperoleh ilmu,

pengalaman, dan kaca banding dari bacaannya.

Dalman (2014:5) mengatakan membaca adalah suatu proses untuk

mendapatkan berbagai macam informasi yang terdapat dalam tulisan.

Setelah membaca seseorang akan memahami makna kata dan berusaha

berfikir sehingga dapat memahami tulisan.

Pada hakikatnya, menulis selalu bersamaan dengan kegiatan

membaca (Azkia, 2021). Lanjut Azkia mengungkapkan bahwa

kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan membaca seseorang.

41

Untuk menemukan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan, seseorang

membutuhkan aktivitas membaca karena pembendaharaan kata yang

didapatkan dari membaca yang beragam akan lebih menarik dari yang

lainnya. Begitupun dengan sikap bahasa yang dimiliki individu berkaitan

dengan karya tulis anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap

bahasa seseorang adalah rasa bangga terhadap suatu bahasa dan latar

belakang sosial individu (Jendra, 2012: 109-111). Tata bahasa yang

digunakan oleh penulis juga dipengaruhi oleh latar belakang sosialnya.

Jendra (2012: 110) mengungkapkan jenis varietas bahasa yang

digunakan oleh kalangan atas lebih baik dari individu yang berasal dari

kalangan bawah.

E. Penelitian yang Relevan

1. Wijayanti, S. H., Darmoyo, S., & Dhian, Y. C tahun 2018 dengan judul,

Sikap Bahasa Guru Sekolah Dasar terhadap Bahasa Indonesia

Ragam Tulis Baku. Menyimpulkan bahwa Guru SD di Jakarta memiki

rasa setia dan bangga menggunakan bahasa Indonesia. Ini dibuktikan

dengan seringnya guru menegur dan mengoreksi tulisan siswa,

terutama tanda baca, ketika menulis. Dengan demikian, guru dapat

memberi contoh dan memotivasi siswa agara menulis

lebih baik.

2. Asep Muhyidin, tahun 2017 dengan judul kemampuan menulis narasi

dikaitkan dengan sikap bahasa dan pengetahuan ejaan bahasa

42

indonesia (ebi) di kelas v sd negeri serang 5 kota serang.

Menyimpulkan bahwa Ada hubungan positif dan signifikan antara

sikap Bahasa dengan kompetensi naratif menulis siswa.

3. Rizky Fauzi Novia Huda, (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh

Kebiasaan Membaca Terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV

SD Se- Gugus 3 Kecamatan Sanden Bantul Tahun Ajaran 2015/2016”,

mendapatkan hasil penelitian Terdapat pengaruh yang signifikan

antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis siswa

kelas IV dengan nilai t hitung sebesar 7,894 > t tabel sebesar 1,6574.

Selain itu, nilai signifikan yang didapatkan pada penelitian tersebut

mendapatkan 0,000<0,05.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 2 Panaikang

2 Makassar menggunakan kurikulum 2013. Terdapat empat keterampilan

dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis. Penelitian ini memfokuskan pada keterampilan

menulis yaitu menulis ringkasan di kelas IV.

Keterampilan menulis ringkasan siswa dilakukan dengan dua cara yaitu

melalui membaca pemahaman dan sikap bahasa. Tingkat pemahaman

siswa terhadap bacaan dapat diukur melalui tes pemberian soal yang

berhubungan dengan teks yang telah dibaca dan. Sikap bahasa dapat

diukur melalui pemberian angket kepada siswa yang berupa peryantaan

43

yang berkaitan dengan sikap bahasa. Sedangkan untuk melihat hasil tes

menulis ringkasan siswa maka diberikan soal meringkas bacaan yang telah

dibaca dengan memperhatikan ide pokok bacaan, ketetapan kata dan

kalimat, ejaan dan tanda baca serta kecepatan dan kerapian tulisan.

Setelah dilakukan tes dan menjawab angket maka dilakukan analisis

deskriptif dan analisis statistik inferensial oleh spss versi 23.0 sehingga

menghasilkan temuan antara lain pengaruh kemampuan membaca

terhadap menulis ringkasan, pengaruh sikap bahasa terhadap menulis

ringkasan dan pengaruh kedua variabel yaitu kemampuan membaca dan

sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV SD

Negeri Panaikang 2 Makassar.

G. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh kemampuan membaca pemahman terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa

a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu

terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca

pemahaman terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa

kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.

b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu

tidak terdapat pengaruh signifikan kemampuan memnaca

pemahaman terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa

kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.

2. Pengaruh sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan

44

siswa

a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu

terdapat pengaruh signifikan sikap bahasa terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Panaikang 2 Makassar.

b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu

tidak terdapat pengaruh signifikan sikap bahasa terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Panaikang 2 Makassar.

3. Pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa

terhadap keterampilan menulis siswa.

a. Jika nilai nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu

terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis

ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2

Makassar.

b. Jika nilai nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu

tidak terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis

ringkasan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2

Makassar.

45

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Variabel Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif

dengan desain penelitian ex post facto. Penelitian ini menggunakan model

regresi linear berganda karena terdapat dua variabel independent dengan

simbol X1 dan X2 dan satu variabel dependent dengan simbol Y.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk batasan terhadap penelitian

yang akan dilakukan agar dapat menghindari kesalahan penafsiran dan

perbedaan pemahaman yang berkaitan dengan istilah-istilah sesuai judul

tesis.

1. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah kegiatan memahami bacaan sampai

kepada hal yang detail dan dilakukan dengan membaca senyap atau

membaca dalam hati.Tujuannya untuk mengetahui informasi yang ada

dalam bacaan. Kegiatan ini diaplikasikan sebelum kegiatan menulis

dimulai.

2. Sikap Bahasa

Sikap bahasa adalah keadaan dalam individu yang

berhubungan dengan proses motif, emosi, persepsi, dan kognisi yang

mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek

bahasa. Orang yang bersikap positif, ditandai dengan adanya

46

kemauan mempertahankan kemandirian bahasanya, kemauan

menjadikan bahasa sebagai lambang identitas pribadinya, dan

kemauan menggunakan bahasa secara cermat, korek, santun, dan

layak. Dengan istilah lain dapat dikatakan, seseorang memiliki

kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma

bahasa.

3. Ringkasan

Ringkasan adalah menulis dengan berusaha mengambil intisari suatu

uraian atau pokok pikiran, kemudian intisari itu ditulis dengan singkat

dalam kata-katanya sendiri.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober

dan berlokasi di Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain (Sugiyono,

2010: 117). Populasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah seluruh

siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar 80 siswa.

47

2. Sampel

Populasi penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Kota

Makassar, sebanyak 80 siswa yang dipilih secara acak.

Upaya untuk menetapkan sumber data dari populasi agar cukup

mewakili sifat dan karakter populasi dinamakan penarikan sampel

penelitian.Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 1997: 102).Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yakni

penentuan anggota sampel secara acak sederhana. Jadi, setiap anggota

populasi memiliki peluang/kesempatanyang sama untuk dijadikansampel

penelitian. Besar sampel ditentukan 30 orang atau 35% dari jumlah

populasi.Hal ini dianggap sampel sudah representatif.

Secara oprasional langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan

sampel penelitian sebagai berikut:

a. Semua anggota populasi yang berjumlah 80 siswa tetap diminta

mengerjakan instrumen penelitian yang terdiri dari tiga macam, yaitu

X1, X2, danY.

b. Setelah selesai, data pekerjaan siswa dari seluruh anggota populasi

dikumpulkan lalu diambil 20 pekerjaan (data) untuk masing-masing

variabel secara acak dengan jalan peneliti membuat nomor urut

undian dari 1-80 lalu diundi. Nomor yang keluar itulah yang dijadikan

sampel, selanjutnya langsung diambil pekerjaannya yang meliputi X1,

X2, dan Y.

48

E. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul tersebut maka variabelnya adalah sebagai berikut:

Gambar III.II; Paradigma regresi linear berganda

Keterangan:

X1: Kemampuan membaca pemahaman

X2: Sikap bahasa

Y : Keterampilan menulis ringkasan

Penelitian ini dikelompokkan kedalam tiga variabel antara lain dua

variabel independen yaitu X1 dan X2 dan satu variabel dependen yaitu Y.

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel penyebab. Variabel dalam penelitian ini ada

dua yaitu kemampuan membaca pemahaman dengan simbol X1 dan

sikap bahasa dengan simbol X2.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang menjadi

akibat atau dalam suatu penelitian eksperimen disebut variabel

respons. Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis

karangan ringkas dengan simbol Y.

1

2

49

F. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

merupakan data measurable yaitu data yang dapat diukur atau dihitung

secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Sumber data pada

penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panaikang 2

Makassar

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan maka perlu adanya teknik

pengumpulan data yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan

masalah yang diselidiki dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan

beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini, antara lain:

a. Teknik Menulis Siswa

Pemberian tes digunakan untuk menilai tes menulis karangan ringkas

yang dilakukan oleh siswa . Pemberian tes tersebut yaitu untuk melihat

pemahaman siswa terhadap cerita sehingga dapat menuliskan kembali

dalam bentuk cerita dengan bahasa sendiri. Berikut aspek yang akan dinilai

mengenai menulis ringkasan siswa antara lain.

Tabel 3.1 Aspek penilaian menulis ringkasan

No Aspek yang di nilai Kualifikasi

1 2 3 4 5

1 Ide Pokok Bacaan

2 Kemampuan dalam mengadakan reproduksi kalimat

50

3 Ketepatan kata dalam menulis ringkasan

4 Ketepatan kalimat dalam menulis ringkasan

5 Ejaan dan tanda baca

6 Kecepatan Menulis

7 Kerapian tulisan

Skor

b. Tes membaca pemahaman

Data tentang kemampuan membaca pemahaman diperoleh dengan

memberikan sebuah teks mengenai ragam budaya kemudian disajikan

pertanyaan yang menyangkut teks yang telah dibaca. Tes ini bersifat

kognitif, artinya seluruh butir soal yang ada ditujukan, untuk mengetahui

seberapa baik siswa memiliki kemampuan memahami dan

menginterpretasikan informasi tersurat maupun tersirat yang terkandung

dalan suatu bacaan. Berikut aspek yang akan dinilai dari siswa mengenai

membaca pemahaman antara lain.

Tabel 3.2 Aspek penilaian membaca pemahaman

No Aspek yang di nilai Penilaian

1 2 3 4 5

1 Gagasan Pokok

2 Gagasan Pendukung

3 Keberagaman budaya Indonesia

4 Cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya

Skor

51

c. Angket sikap bahasa

Data tentang sikap bahasa diperoleh melalui angket sikap bahasa.

Instrumen ini berisi beberapa butir pernyataan tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan sikap bahasa siswa. Pada setiap butir angket disediakan

lima alternatif tanggapan (respon) yang dapat dipilih siswa dengan cara

memberi tanda silang.

Perlu kita ingat bahwa tanggapan siswa mengenai butir-butir

pernyataan didasarkan atas keadaan psikologi mereka sebenarnya, maka

tidak ada tanggapan yang dianggap benar atau salah. Penilaian atas

masing-masing item pernyataan mengarah pada pensekalaan Likert yaitu

bergerak antara 1 sampai dengan 5. Tanggapan diberi skor satu, bila siswa

memberi tanda silang pada pilihan sangat tidak setuju; tanggapan diberi

skor dua, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan tidak setuju;

tanggapan diberi skor tiga, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan

kurang setuju/ ragu; tanggapan diberi skor empat, bila siswa memberi tanda

silang pilihan setuju; dan tanggapan diberi skor lima, bila siswa memberi

tanda silang pada pilihan sangat setuju, untuk pernyataan yang bersifat

positif, sedangkan yang negatif memperoleh skor sebaliknya.

Untuk mengetahui validitas butir soal tes kemampuan membaca

pemahaman digunakan rumus Korelasi Biserial Titik (Point Biserial).

52

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

data statistik inferensial melalui hasil uji SPSS. Untuk itu, teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk analisa data

dengan cara mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya. Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan

cara deskriptif kuantitatif dalam tehnik deskriptif statistic yang akan

menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran melalui

table-tabel sederhana dan system penggambaran persen.

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial yaitu tehnik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Tehnik statistik ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian.

Sebelum menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji normalitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji data hasil belajar

membaca pemahaman, menulis ringkasan dan angket siswa. Pengujian

data dalam penelitian ini mengacu kepada Sharpio Wilk melalui aplikasi

SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Ketentuan data yang berdistribusi

normal jika nilai signifikan yang dihasilkan dari uji normalitas melalui SPSS

menghasilkan nilai sig. Lebih rendah dari nilai sig. yang ditentukan yaitu

53

0,05. Setelah data berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan untuk

pengujian data Multikoloneritas.

b. Uji Multikoloneritas

Pada uji multikoloneritas dilakukan pada penelitian yang memiliki

variabel bebas dua atau lebih untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau variabel bebas.

Uji ini menggunakan aplikasi spss versi 23.0. Cara mendeteksi ada tidaknya

korelasi antar variabel bebas yaitu (1) melihat nilai korelasi antar variabel

independent, (2) melihat nilai condition index dan eigenvalue, dan (3)

melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF). Jika nilai toleran

lebih besar dari 0,01 maka tidak terjadi multikolinearitas dalam model

regresi. Sebaliknya jika nilai toleran lebih kecil dari 0,01 maka terjadi

multikolinearitas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus

dilakukan pada regresi linear. Cara melakukan uji heteroskedastisitas yaitu

dengan melihat pola gambar scatterplots hasil dari output spss.

d. Uji t Parsial

Uji t parsial pada uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel secara tersendiri antara lain pengaruh X1 terhadap Y dan

54

pengaruh X2 terhadap Y. Dasar pengambilan keputusa dalam uji t parsial

yaitu membandingkan nilai sig 0,05 dan melihat nilai Thitung dengan Ttabel.

e. Uji F Simultan

Uji F Simultan pada uji regresi linear berganda bertujuan untuk

mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat

atau pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji

F simultan cukup memperhatikan hasil yang terdapat dalam tabel output

“Anova”. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai sig. < 0,05 maka

kemampuan membaca pemahaman (X1) dan sikap bahasa (X2)

berpengaruh terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa. Sebaliknya

jika nilai sig. > 0,05 maka kemampuan membaca pemahaman (X1) dan

sikap bahasa (X2) tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis

ringkasan siswa. Uji tersebut sekaligus termasuk menguji hipotesis pada

penelitian ini.

f. Uji Hipotesis

Pada uji hipotesis ini dilihat dari hasil uji F yang berada di dalam tabel

anove pada kolom sig. Jika hasil dari signifikan pada uji F lebih kecil dari

nilai signifikan yang telah ditentukan maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sedangkan jika nilai signifikan uji F lebih besar dari nilai signifikan yang

ditentukan maka Ho diiterima dan Ha ditolak.

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa hasil membaca

pemahaman, hasil menulis ringkasan dan hasil angket siswa kelas IV SD

Negeri Panaikang 2 Makassar. Untuk melihat sejauh mana membaca

pemahaman siswa maka dilakukan pemberian tes berupa penyajian

bacaan kemudian setelah membaca siswa diberikan beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan bacaan. Hal ini dilakukan untuk melihat sampai

dimana kemampuan siswa memahami bacaan. Selanjutnya untuk

mengukur sikap bahasa siswa dilakukan melalui pemberian angket dengan

skala sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Siswa memberikan pendapatnya melalui membaca pernyataan mengenai

sikap bahasa. Untuk keterampilan menulis ringkasan siswa diarahkan untuk

meringkas bacaan yang ditelah dibaca dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar. Setelah data diperoleh maka tahap selanjutnya adalah

menganalisis data untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa

terhadap bacaan, terampil meringkas bacaan dan dan sikap bahasa yang

selama ini dimiliki siswa. Berikut hasil kemampuan memahami bacaan

siswa kelas IV antara lain.

1. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Tes yang diberikan siswa yaitu pemberian bahan bacaan berupa teks

dengan tema keberagaman budaya. Siswa diminta untuk membaca dalam

56

hati sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah itu siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap teks yang mereka baca. Jumlah

pertanyaan yang diberikan siswa sebanyak empat dan masing-masing

memiliki skor maksimal setiap pertanyaan. Skor dari jawaban yang

didapatkan siswa kemudian dibagi dengan skor maksimal sehingga siswa

mendapatkan skor akhir. Beradasarkan tes yang telah dilakukan untuk

mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa, diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi hasil membaca pemahaman siswa

No. Deskriptif

Statistik Skor

1. Nilai Maksimal 85

2. Nilai Minimal 65

3. Rata-rata 76,83

4. Std. Deviation 5,64516

Berdasarkan tabel 4.1 nilai maksimal yang didapatkan siswa yaitu 85

termasuk kategori tuntas dan masih termasuk dalam keadaan tinggi.

Sedangkan nilai terendah yang didapatkan siswa kelas IV yaitu 65 termasuk

kategori rendah dan termasuk tidak tuntas. Secara keseluruhan nilai siswa

dengan jumlah 30 siswa mendapatkan rata-rata yaitu 76,83. Untuk standar

deviasi mendapatkan nilai 5,64516. Data hasil membaca pemahaman

siswa kemudian dimasukkan dalam tabel kategorisasi hasil belajar sebagai

berikut:

57

Tabel 4.2 Kategorisasi hasil membaca pemahaman siswa

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1. 0 - 50 0 0% Sangat Kurang

2. 51 - 74 6 20% Kurang

3. 75 - 80 17 56,7% Cukup

4. 81 - 89 7 23,3% Baik

5. 90 - 100 0 0 Sangat baik

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel kategorisasi hasil mambaca pemahaman siswa,

yang berada pada kategori kurang sebanyak 6 siswa atau sekitar 20% dari

keseluruhan siswa. Selanjutnya yang termasuk kategori cukup dengan

rentang nilai 75 sampai 80 berjumlah 17 siswa atau sekitar 56,7%. Siswa

yang berada pada kategori baik sekitar 23,3% atau sebanyak 7 orang

siswa. Sedangkan masih belum ada siswa yang mencapai nilai 90 – 100

untuk kategori sangat baik dalam kegiatan membaca pemahaman. Siswa

yang mendapat nilai tuntas yaitu 24 siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak siswa yang tuntas dalam memahami teks.

2. Deskripsi Hasil Sikap Bahasa Siswa

Hasil nilai sikap bahasa siswa didapatkan melalui pemberian angket

yang memiliki pertanyaan terkait sikap bahasa. Pengumpulan data sikap

bahasa siswa menggunakan angket dengan skala likert 1 sampai 5.

Penskoran setiap jenis respon terhadap setiap pernyataan akan mendapat

bobot sesuai dengan arah pertanyaannya. Skor 5 apabila siswa sangat

58

setuju terhadap pernyataan, skor 4 bila setuju, skor 3 bila ragu-ragu, dan 1

apabila sangat tidak setuju. Setelah siswa mengisi angket yang disebar

maka hasilnya dianalisis menggunakan aplikasi spss versi 23. Skor

maksimal sikap bahasa sesuai dengan jumlah pernyataan yang disajikan

yaitu 125. Hasil skor angket yang dikerjakan siswa dikalikan dengan nilai

100 kemudian dibagikan dengan skor maksimal sehingga menghasilkan

skor akhir dari sikap bahasa siswa. Berikut hasil analisis angket sikap siswa

yang disaikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi hasil analisis sikap bahasa siswa

No. Deskriptif Statistik

Skor Kategori

1. Nilai Maksimal 84 Sedang

2. Nilai Minimal 74,4 Rendah

3. Rata-rata 78,6933 Sedang

4. Std. Deviation 2,40903

Berdasarkan tabel 4.3 skor akhir yang diperoleh siswa pada

pengisisan angket sikap bahasa menghasilkan nilai maksimal 84 termasuk

dalam ketegori tuntas dan nilai minimal yaitu 74 termasuk kategori tidak

tuntas. Untuk keseluruhan siswa mendapatkan skor rata-rata 78,6933 dan

standar deviasi yaitu 2,40903. Dibandingkan dengan hasil membaca

pemampuan siswa, standar deviasi pada sikap bahasa lebih rendah.

Selanjutnya data angket yang diperoleh dianalisis untuk menentukan

kategorisasi rentang skor sebagai berikut.

59

a. Skor tertinggi = jumlah pernyataan x skor tertinggi

= 25 x 5

= 125

= (125/125) x 100

= 100

b. Skor terendah = jumlah pernyataan x skor terendah

= 25 x 1

= 25

= (25/125) x 100

= 20

c. Range (R) = skor tertinggi – skor terendah

= 100 – 20

= 80

d. Kategori = 4

e. Interval = 80/4

= 20

Tabel 4.4 Kategorisasi sikap bahasa siswa

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1. 20 – 39,9 0 0% Sangat Negatif

2. 40 – 59,9 0 0% Negatif

3. 60 – 79, 9 20 66,7% Postif

4. 80 – 100 10 33,3% Sangat Positif

Jumlah 30 100%

60

Berdasarkan hasil kaegorisasi tabel 4.4 menunjukkan siswa yang

memiliki sikap bahasa positif sekitar 66,7% atau berjumlah 20 siswa. Sekitar

33,3% atau 10 siswa yang termasuk memiliki sikap bahasa yang sangat

positif. Sedangkan tidak ada siswa yang termasuk memiliki sikap bahasa

negatif ataupun sangat negatif.

3. Deskripsi Hasil Menulis Ringkasan Siswa

Nilai hasil menulis ringkasan didapatkan dari hasil kerja siswa

meringkas kembali teks yang telah dibaca dalam bentuk tulisan

berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Terdapat

tujuh aspek yang dinilai dari hasil menulis ringkasan siswa dan masing

masing memiliki poin maksimal 5 poin. Setelah siswa menulis ringkasan

maka nilai dianalisis pada spss versi 23 dan menghasilkan nilai yang

disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Deskripsi hasil menulis ringkasan siswa

No. Deskriptif Statistik

Skor

1. Nilai Maksimal 85,71

2. Nilai Minimal 62,86

3. Rata-rata 74,1903

4. Std. Deviation 6,11689

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan nilai minimal yaitu 62,86 termasuk

kategori tidak tuntas. Sedangkan nilai maksimal yang diperoleh siswa

adalah 85,71 termasuk dalam kategori tuntas. Secara keseluruhan siswa

61

memperoleh nilai rata-rata sebanyak 74,1903 dan standar deviasi yaitu

6,11689. Data hasil menulis ringkasan siswa kemudian dimasukkan dalam

tabel kategorisasi hasil belajar sebagai berikut.

Tabel. 4.6 Kategorisasi hasil menulis ringkasan siswa

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1. 0 - 50 0 0% Sangat Kurang

2. 51 - 74 20 66,7% Kurang

3. 75 - 80 6 20% Cukup

4. 81 - 89 4 13,3% Baik

5. 90 - 100 0 0 Sangat baik

Jumlah 30 100%

Berdasarkan pengkategorian hasil menulis ringkasan siswa dapat

disimpulkan bahwa siswa yang berada pada kategori kurang, sebanyak 20

siswa atau 66,7%, kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 20%, dan kategori

baik sebanyak 4 siswa atau 13,3%. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai

pada kategori sangat kurang maupun sangat baik. Secara keseluruhan

jumlah siswa yang tuntas atau berada pada nilai KKM atau lebih berjumlah

10 orang. Sisanya mendapatkan nilai dibawah dari KKM dan termasuk

kategori tidak tuntas.

4. Hasil Uji Analisis Statistik Data

a. Hasil Uji Normalitas Data

Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut.

62

Tabel 4.7 Hasil uji data normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation 4,06283853

Most Extreme

Differences

Absolute ,123

Positive ,123

Negative -,065

Test Statistic ,123

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Hasil uji normalitas membaca pemahaman, sikap bahasa dan menulis

ringkasan menunjukkan data yang berdistribusi normal. Hal tersebut dilihat

dari hasil pengolahan data statistik pada tabel One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test pada kolom Unstandardized Residual. Terlihat bahwa nilai

signifikansi 0,200 > 0,05 yang menunjukkan bahwa asusmsi normalitas

terpenuhi.

b. Hasil Uji Multikolinearitas Data

Uji Multikolinearitas dapat ditentukan melalui tiga tahap yaitu dengan

melihat tabel coefficient (Standar Error dan Beta), coefficient (Tolerance

dan VIF), dan tabel collinearity diagnostict (Eigenvelue dan Condition

Index). Pada tabel coefficient terlihat hasil dari standar error yaitu 0,310

pada variabel sikap bahasa dan 0,166 pada variabel membaca

pemahaman. Hasil output kurang dari satu dan dapat dinyatakan

multikolinearitas tidak terdeteksi. Selanjutnya masih pada tabel coefficient

63

pada kolom collinearity statistict terlihat nilai tolerance dan VIF rentang

nilainya sangat sempit yaitu X1= 0,700 sampai dengan 1,428 dan X2=

0,700 sampai dengan 1,428. Rentang nilai secara kebetulan sama antara

X1 dan X2 yang artinya multikolinearitas tidak terdeteksi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Hasil uji data multikolinearitas (tabel coefficient)

Coefficient

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -30,719 25,862 -1,188 ,245

Sikap Bahasa ,610 ,310 ,300 1,965 ,040

Membaca Pemahaman ,585 ,166 ,540 3,534 ,001

95,0% Confidence

Interval for B Correlations Collinearity Statistics

Lower

Bound

Upper

Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF

-83,784 22,346

-,027 1,246 ,596 ,354 ,251 ,700 1,428

,245 ,925 ,704 ,562 ,452 ,700 1,428

a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan

Ada atau tidaknya multikolinearitas pada data maka dapat juga dilihat

melalui tabel collinearity diagnostics berikut ini.

64

Tabel 4.9 Hasil uji data multikolinearitas melalui tabel

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension

Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Sikap

Bahasa

Membaca

Pemahaman

1 1 2,997 1,000 ,00 ,00 ,00

X2 ,003 32,158 ,08 ,02 ,81

X1 ,000 88,927 ,92 ,98 ,19

a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan

Berdasarkan tabel output collinearity diagnostics menunjukkan bahwa

variabel X1 dan X2 pada kolom eigenvalue kurang dari satu dan condition

Index lebih dari 30. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji

multikolinearitas maka tidak terdeteksi adanya multikolinearitas pada data.

Hal ini dibuktikan pada X1= 0,000 < 1 dan X2= 0,003 < 1 pada eigenvalue.

Selanjutnya X1= 88,927 > 30 dan X2= 32,158 > 30 pada condition index.

c. Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas dinyatakan pada tabel coefficient bagian nilai

siginifikan membaca pemahaman dan sikap bahasa. Hasil output

membuktikan bahwa data yang didapatkan dari lapangan tidak terdeteksi

adanya heteroskedasitas. Hal ini dapat dilihat dari kolom sig. berikut ini.

Tabel 4.10 Hasil uji heteroskedasitas data

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,278 16,307 -,324 ,749

Sikap Bahasa (X2) ,107 ,196 ,125 ,548 ,588

Membaca Pemahaman (X1) -,028 ,104 -,062 -,273 ,787

65

a. Dependent Variable: Abs_RES

Berdasarkan tabel 4.10 nilai signifikan membaca pemahaman adalah

0,588 > 0,05 dan nilai signifikan sikap bahasa mendapatkan 0,787 > 0,05.

Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji statistik inferensial

jika nilai signifikan diatas 0,05 maka tidak terdeteksi adanya

heteroskedasitas pada data.

d. Hasil Uji t Parsial

Hasil uji t parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh

masing-masing variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel

dependent (Y). Hasil analisis dapat dilihat melalui tabel 4.11 sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Hasil Output uji t parsial data

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -30,719 25,862 -1,188 ,245

Sikap Bahasa (X2) ,610 ,310 ,300 1,965 ,040

Membaca Pemahaman

(X1)

,585 ,166 ,540 3,534 ,001

a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan

Berdasarkan tabel output 4.11, pada uji t parsial ini terlihat variabel X1

yaitu membaca pemahaman mendapatkan nilai signifikan 0,001 < 0,05 dan

variabel X2 yaitu 0,040 < 0,05. Masing-masing variabel bebas memiliki hasil

output nilai signifikan dibawah 0,05. Maka terbukti bahwa masing-masing

66

variabel independen memiliki engaruh yang signifikan terhadap variabel

depanden. Selanjutnya jika dilihat dari hasil analisis pada Thitung X1

menghasilkan 3,534 > Ttabel yaitu 1,7033 membuktikan bahwa membaca

pemahaman berpegaruh signifikan terhadap menulis ringkasan.

Sedangkan untuk Thitung X2 mendapatkan nilai 1,965 > Ttabel 1,7033 juga

menunjukkan sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis

ringkasan siswa kelas IV.

e. Hasil Uji F Simultan

Uji F simultan melihat adanya pengaruh kedua variabel bebas yaitu

membaca pemahaman dan sikap bahasa terhadap variabel terikat yaitu

meulis ringkasan. Setelah dianalisis melalui SPSS tampak pada tabel

Anova hasil output nilai signifikan yaitu 0,000 < 0,05 yang menandakan

bahwa kedua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Berikut

tabel hasil analisis uji F dinyatakan dalam tabel 4.12 sebagai berikut.

Tabel 4.12 Hasil Uji F simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 606,381 2 303,191 17,101 ,000b

Residual 478,693 27 17,729

Total 1085,074 29

a. Dependent Variable: Menulis Ringkasan

b. Predictors: (Constant), Membaca Pemahaman, Sikap Bahasa

f. Uji Hipotesis

67

Pada uji hipotesis ini dilihat dari nilai signifikan yang dihasilkan pada uji

t parsial dan uji F simultan. Untuk pengujian hipotesis pertama yaitu ada

atau tidaknya pengaruh kemampuan membaca pemahaman (X1) terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa (Y) kelas IV dilihat dari tabel

signifikan pada uji t parsial. Hasilnya nilai sig. membaca pemahaman

mendapatkan 0,001 lebih kecil dari 0,05 yang berarti terdapat pengaruh

signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap keterampilan

menulis ringkasan siswa kelas IV sekolah dasar.

Selanjutnya untuk pengujian hipotesis kedua yaitu menguji ada atau

tidaknya pengaruh sikap bahasa (X) terhadap menulis ringkasan siswa

dengan memperhatikan tabel hasil uji t parsial pada kolom sikap bahasa

dengan nilai signifikan 0,040 lebih kecil dari sig. 0,05 membuktikan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh sikap bahasa terhadap

keterampilan menulis ringkasan siswa kelas IV sekolah dasar

Aturan pengambilan keputusan pada uji hipotesis yaitu jika nilai

signifikan 0,05 lebih besar dari nilai signifikan yang dihasilkan pada data

hasil penelitian maka Ho diterima dan Ha ditolak begitupun sebaliknya.

Akan tetapi setelah melihat hasil uji statistik inverensial pada tabel Anova

didapatkan nilai signifikan 0,000 lebih kecil (<) dari 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh signifikan kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan

siswa kelas IV SD Negeri Panaikang 2 Makassar.

C. Pembahasan

68

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat pengaruh

kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa terhadap

keterampilan menulis ringkasan, maka ada beberapa tes yang dilakukan

oleh peneliti. Pertama yaitu tes untuk mengukur kemampuan membaca

pemahaman siswa, tes sikap melalui angket sikap, dan tes menulis

ringkasan. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa

menunukkan terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM dan

24 orang lainnya dinyatakan telah mencapai atau melebihi nilai KKM

sehingga dikatakan tuntas meskipun kebanyakan mendapatkan nilai

standar. Setelah mengerjakan hasil tes membaca pemahaman, anak akan

diberikan tes meringkas bacaan sebelumnya dengan menyertakan

gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf. Akan tetapi,

setelah menulis ringkasan, hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil tes

kemampuan membaca pemahaman. Masing-masing menghasilkan nilai

85,7 dan 85 menunjukkan membaca pemahaman siswa berpengaruh

terhadap hasil tulisan siswa. Sama halnya dengan sikap bahasa dalam

menulis yang mendapatkan nilai maksimal yaitu 84 dan hampir sama

dengan hasil dari membaca pemahaman dan menulis ringkasan. Beberapa

siswa akan kesulitan mengungkapkan apa yang ada dipikirannya dalam

bentuk kata-kata karena mereka kurang berlatih menggunakan bahasa

yang baik dan benar. Bahkan dalam berkomunikasi dengan teman

sebayanya, siswa kadang kala menggunakan bahasa daerah diselingi

dengan bahasa Indonesia.

69

Siswa dapat menulis dengan baik jika mereka paham apa yang mereka

baca. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik

dengan memberikan bacaan dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan

berdasarkan teks. Semakin anak paham bacaan yang mereka baca maka

semakin mampu untuk meringkas bacaan sesuai dengan bahasa sendiri.

Begitupun dengan sikap bahasa yang dimiliki oleh anak semakin baik sikap

bahasanya maka semakin baik juga penggunaan bahasa dalam menulis

ringkasan. Sikap bahasa akan mempengaruhi hasil karya anak terkhusus

menulis ringkasan seperti bagaimana mereka mampu dalam mengadakan

reproduksi kalimat, ketepatan menulis kata dan kalimat dengan baik dan

ejaan serta tata tulis. Hal ini dibuktikan oleh salah satu sampel objek

penelitian, seorang siswa atas nama Faris Aidil yang mendapatkan nilai

hasil membaca pemahaman yaitu 70. Nilai tersebut dinyatakan tidak

memenuhi KKM yang ditentukan. Setelah diberikan tes berupa menulis

ringkasan berdasarkan teks dari membaca pemahaman ternyata nilainya

juga tetap tidak tuntas yaitu 62,86. Seharusnya nilai membaca pemahaman

dan menulis ringkasan bisa saja sama. Akan tetapi, ada faktor kedua juga

yang mempengaruhi penilaian objek tersebut seperti kurang mampu dalam

mereproduksi kalimat, kurang mampu menulis kata dan kalimat yang tepat

dan kurang dalam ejaan. Setelah diamati dari hasil pengisian angket sikap

bahasa, objek tersebut mendapatkan skor 76. Artinya sikap bahasa yang

dimiliki siswa tersebut termasuk dalam kategori standar.

70

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca berkaitan dengan latar belakang siswa, khususnya

kemampuan mereka dalam merangkai kalimat yang akan ditulis. Sejalan

dengan pendapat Ebel ( dalam Somadayo 2011:28) yang mengatakan

bawa membaca pemahaman dapat tinggi ataupun rendah dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti situasi sekolah, keluarga siswa, kebudayaan siswa,

bahkan dari siswa sendiri.

Secara keseluruhan sampel penelitian ini berjumlah 30 siswa yang

diujicobakan untuk melihat berpengaruh atau tidaknya membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap menulis ringkasan yang dibuktikan

dengan perhitungan nilai rata-rata keseluruhan variabel. Untuk nilai rata-

rata membaca pemahaman mendapatkan hasil 76,83, rata-rata hasil skor

angket sikap bahasa siswa yaitu 78,693, dan nilai rata-rata menulis

ringkasan siswa mendapatkan hasil 74,19. Setelah dilihat dari rata-rata

keseluruhan variabel maka dapat disimpulkan bahwa ketika membaca

pemahaman dan sikap bahasa rendah maka kemampuan menulis

khususnya menulis ringkasan juga akan rendah. Rata-rata ketiganya

hampir sama, artinya ketika anak memahami isi bacaan maka pada saat

menulis ringkasan teks juga tidak terlalu kesulitan begitupun sebaliknya.

Sama dengan penggunaan bahasa dalam menulis, semakin baik sikap

bahasa yang dimiliki anak maka semakin baik pula pembendaharaan kata

yang digunakan dalam membuat ringkasan teks.

71

Selanjutnya untuk uji statistik inferensial dilakukan melalui aplikasi spss.

Hasil analisis statistik adalah uji t parsial untuk X1 dan X2 mendapatkan

nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 yang

menandakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Y yaitu

menulis ringkasan. Selanjutnya untuk uji F simultan juga memiliki nilai

signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Pada uji hipotesis pun dapat dilihat dari

hasil uji anova yang menghasilkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh signifikan membaca

pemahaman dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis ringkasan

siswa kelas IV sekolah dasar. Hasil analisis menandakan membaca

pemahaman dan sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis

ringkasan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Muhyidin,

(2017) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

sikap bahasa dan menulis siswa. Akan semakin meningkat keterampilan

menulis siswa terutama menulis ringkasan jika mereka memahami apa

yang mereka baca. Begitupula dengan sikap bahasa siswa yang harus

dikembangkan ke arah yang positif karena sikap bahasa berpengaruh

terhadap keterampilan berbahasa siswa termasuk keterampilan menulis.

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa.

1. Hasil membaca pemahaman siswa kelas V mendapatkan nilai

maksimal 85 termasuk kategori sedang dan nilai minimal 65 termasuk

kategori sangat rendah serta rata-rata sebesar 76,83 termasuk kategori

sedang.

2. Hasil angket sikap bahasa siswa kelas V mendapatkan nilai maksimal

84 termasuk kategori sedang, nilai minimal yang didapatkan yaitu 74,4

termasuk kategori rendah, serta nilai-rata-rata mendapatkan 78,6933

termasuk kategori sedang.

3. Hasil menulis ringkasan siswa mendapatkan nilai maksimal yaitu 85,71

termasuk kategori sedang, nilai minimal yaitu 62,86 termasuk kategori

rendah, sertanilai rata-rata 74,1903 termasuk kategori sedang.

4. Kemampuan membaca pemahaman siswa berpengaruh signifikan

terhadap menulis ringkasan yang dibuktikan dengan hasil analisis

statistik inferensial menghasilkan nilai sig. 0,01 ≤ dari 0,05.

5. Sikap bahasa berpengaruh signifikan terhadap menulis ringkasan

dengan signifikansi yaitu 0,040 ≤ 0,05.

6. Kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa mendapatkan

nilai sig. yaitu 0,000 ≤ (lebih kecil) dari 0,05 yang membuktikan bahwa

73

terdapat pengaruh yang sugnifikan kemampuan membaca pemahaman

dan sikap bahasa terhadap menulis ringkasan siswa kelas IV Sekolah

Dasar Negeri Panaikang 2 Makassar.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil kemampuan membaca pemahaman, sikap

bahasa, dan hasil menulis ringkasan yang dimiliki siswa maka terdapat

beberapa masukan dari peneliti sebagai bahan pennyempurnaaan dalam

penelitian ini antara lain.

1. Pihak sekolah khususnya kepala sekolah berusaha menyediakan

sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran

membaca pemahaman sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat.

2. Guru sebaiknya memberikan pengajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa seperti penggunaan strategi atau model yang

tepat agar siswa mudah memahami bacaan sehingga dapat

meningkatkan kualitas tulisan mereka.

3. Guru sebaiknya melatih sikap bahasa siswa sejak dini bahkan guru

dapat berperan sebagai model bagi siswanya dalam memiliki sikap

bahasa yang baik supaya siswa terlatih memakai bahasa yang tepat

pada saat membuat karya berupa tulisan.

74

DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an dan Terjemahan

Agustina. (2007). Klausa Relatif dalam Bahasa Indonesia” : Sebuah Fenomena Konvensional?” dalam linguistik Indonesia Tahun ke 25, No 2, 77-81.

Agus Suriamiharja, H. Akhlam, dan Nuny Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis Menulis.Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Aljalita, L. O. R. (2015). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table pada siswa kelas X-1 SMAN Kulisusu Barat. Jurnal Humanika, 3(15), 1–14.

Akhadiah, Sabarti, dkk. (1991). Bahasa Indonesia I. Jakarta:Depdikbud.

Amran Halim. (1998). Ujian Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka.

Asul Wiyanto. (2006). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Grafindo

Atar Semi, (1990). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Azkia, Sahla Sayyin. 2021. Meningkatkan Kemampuan Menulis dengan Membaca. Diakses tanggal 17 Novembar 2021. https://retizen.republika.co.id/posts/20210/meningkatkan-kemampuan-menulis-dengan-membaca.

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. (2014). Tafsir Al-Qur’an Tematik. Jakarta: Pustaka Kamil.

Basuki Suhardi. (1996). Sikap Bahasa. Jakarta Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Bimo Walgito, 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Burhan Nurgiyantoro. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada UniversityPress.

Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. (1995). Membaca dan Pengajarannya, Modul Akta VUT. Jakarta:Universitas Terbuka.

75

Depdiknas . (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas

Djaali. H, Pudji Mulyono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo Jakarta.

EPS.312/History315. Critical Reading Strategies // (http://www.hystory.edu/mlove/eps312h315/criticall.htm). (diakses tanggal 7 Januari 2020).

Fashold, Ralph. (1984). The Socialinguistics of Society. England: Basil Blcakwell. Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan. 1977. Teknik PengajaranKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

GorysKeraf. (1995). Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Goodman, Yetta M. (1980). Reading Strategies Focus on Comprehension. Singapore: B & J Enterprise PTE,Ltd.

Harimurti Kridalaksana, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Hardjono, S. (1988). Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta:Ditjen Dikti.

Harris, David P. (1971). Testing English as a Second Language. New York: Mc Grow Nill.

Harris Effendi Thahar.2008. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel Populer Melalui Model Bongkar Pasang.

Heaton, J.B. (1993). Writing English LanguageTest. Singapore: Longman Group Limited.

Henry Guntur Tarigan. (1985). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

. (1987). Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung: Angkasa.

. (1991). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa. Herman J. Waluyo. 1994. Penelitian Berbahasa. Surakarta: Universitas SebelasMaret Press.

Huda, R. F. N. (2016). Pengaruh Kebiasaan Membaca terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV SD Se-Gugus 3 Kecamatan Sanden Bantul Tahun Ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas PGRI Yogyakarta).

Kurniawan, Heru. (2012). Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.

Yogyakarta: Graham Ilmu.

76

LA ODE, R. A. J. (2015). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan

Deskriptif Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas

X-1 Sman 1 Kulisusu Barat. Jurnal Humanika, 3(15).

Liang Gie. 1986. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:Andi.

Mansoer Pateda. (1987). Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Niandani, R. (2016). Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Keterampilan Menulis Kembali Karangan Narasi Siswa Kelas V Sd Gugus Pangeran Diponegoro Kota Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Raheni Suhita. (2001). Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa Dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa SMU Kota Surakarta.Tesis. Surakarta: Program Pasca SarjanaUNS.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. (1987). Pembinaan Keterampilan Menulis Ringkasan. Jakarta: CVManasco.

Sakri, Adjat. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.

Slameto. (1986). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. St. Y.

Slamet. 2009. Dasar-dasar Keterampilan BerbahasaIndonesia.Surakarta:PenerbitUNS Press.

. (1986). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. St. Y.

. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2009). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Penerbit UNS Press.

Soenardi, Djiwandono. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. Sudarso.1989 Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Surakarta: UNS Press.

77

Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.

Yogtakarta: Graha Ilmu.

Suharsimi, Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Akarta Bina Aksara.

Suparno dan Martutik. (1997). Wacana Ringkasan. Jakarta: Depdikbud.

Sri Utari Subyakto Nababan. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Sutrisno. (2001). Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Penguasaan Kosa Kata Dengan Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi Siswa SLTP Negeri 2 Ngagoyoso Karanganyar. Tesis. Surakart:Program Pasca SarjanaUNS.

Suwito. (1985). Pengantar Sosiolinguistik. Surakarta: Hanary Offset.The Liang Gie. 1986. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:Andi.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G.(2013). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Yusuf, Suhendra. Perbandingan Gender dalam prestasi literasi siswa

Indonesia. Jurnal ( diunduh Tanggal 4 Februari 2015)

Zaenudin. (2015). Pembelajaran Mengarang Deskripsi di Sekolah Dasar.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

78

RIWAYAT HIDUP

Herlina Lahir di Ujung Pandang tanggal 14 April 1970,

anak pertama dari 3 bersaudara dari buah hati

pasangan Alm. Andi Bakri dan Sitti Batari.

Penulis menempuh Pendidikan Dasar di SDN Teladan

Ujung Tanah pada tahun 1979 hingga 1983 kemudian

melanjutkan ke SMPN 7 Makassar dan lulus pada tahun 1986, pada tahun

yang sama penulis melanjutkan ke sekolah Pendidikan guru (SPG) dan

memperoleh ijazah pada tahun 1989.

Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi

Universitas Negeri Makassar Diploma Dua (DII) Fakultas Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar pada tahun 2001 dan

melanjutkan Pendidikan Strata Satu (S1) dengan Fakultas dan Program

Studi yang sama pada tahun 2009. Pada tahun 2019 penulis Kembali

melanjutkan Pendidikan Strata Dua (S2) jurusan Magister Pendidikan

Dasar, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Atas berkat dan rahmat Allah SWT, dan segala kerja keras,

pengorbanan serta kesabaran, pada tahun 2021 penulis menyelesaikan

Pendidikan Strata Dua (S2) dengan Judul : “Pengaruh Kemampuan

Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa Terhadap Keterampilan

Menulis Ringkasan Siswa Kelas IV (Studi SD Negeri Panaikang 2

Makassar)”

79

80

LAMPIRAN 1

81

82

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEMAPUAN

MEMBACA DAN KETERAMPILAN MENULIS KELAS IV SD NEGERI 2

PANAIKANG MAKASSAR

Kompetensi

Dasar Indikator

Level

kognitif Soal

Bentuk

Soal

3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

3.1.1 Menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks tertulis.

C4 A. Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan teks !

1. Temukanlah gagasan pokok setiap paragraf!

2. Temukanlah gagasan pendukung setiap paragraf!

3. Tulislah 5 bentuk keberagam budaya di Indonesia!

4. Bagaimana cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya bangsa?

Uraian

4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.

4.1.1 Membuat

ringkasan

cerita

keberagaman

budaya

dengan

menggunakan

kalimat yang

tepat dan

benar.

C6 1. Buatlah ringkasan berdasarkan cerita pawai budaya yang telah dibaca menggunkan bahasa yang baik dan benar!

Uraian

LAMPIRAN 2

83

SOAL DAN RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : IV Alokasi waktu :

Mata Pelajaran : Tematik Tema 1

Membaca Teks Keberagaman Budaya

Berikut adalah bacaan tentang keberagaman budaya Indonesia.

Bacalah teks berikut dalam hati!

Provinsi Sulawesi Selatan terdapat banyak etnis dan suku tapi yang

paling terkenal adalah Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian juga

dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga etnis tersebut lebih dominan.

Selain itu, untuk rumah adat di Sulsel yang berasal dari ketiga daerah

Makassar, Bugis dan Tana Toraja memiliki arsitektur yang hampir sama

bentuknya. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga

rumah adat yang ada memiliki kolong dibawahnya. Ada juga kesenian

daerah lainnya yang sering dipentaskan pada acara tertentu, yakni Tari

Pakarena dan Tari Empat Etnis yang menunjukkan keberagaman etnis

budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan yang

merupakan Tari Tradisional.

Kebudayaan yang paling terkenal hingga keluar negeri ialah budaya

dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik. Berbeda dengan

kebudayaan di wilaya Indonesia yang lainnya, proses pemakaman di Tana

Toraja terbilang sangat rumit. Upacara untuk memberikan penghormatan

terakhir kepada anggota keluarga yang meninggal menjadi sebuah upacara

yang membutuhkan biaya yang sangat mahal, dikenal dengan Rambu Solo.

Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari

tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan

LAMPIRAN 3

84

kuning. Kata “tongkon” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon

“duduk”.

Sulawesi Selatan juga memiliki beberapa jenis tarian adat salah

satunya adalah tari kipas. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tari

tradisional yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena

adalah tarian yang dimainkan oleh penari wanita dengan membawa kipas.

Tarian tersebut sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata di

wilayah SUlawesi Selatan. Tarian tersebut sebagai upaya untuk

melestarikan budaya kekuatan kerajaan dan masyarakat Gowa yang

hegemonitas.

Adnan dan teman-temannya selalu bersemangat jika ada pertunjukan

budaya. Setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia warga di

lingkungan tempat tinggal Adnan selalu membuat perlombaan seperti

teater, tarian, dan lain sebagainya. Warga tersebut juga sering melakukan

pawai budaya seperti memperkenalkan berbagai pakain adat, alat musik,

dan masih banyak lagi yang berasal dari daerah berbeda, . Pakaian adat

dari berbagai suku di Indonesia selalu menyenangkan untuk diamati. Benar

kata Ibu Adnan, kebudayaan Indonesia memang sangat beragam. Kaya

dan mengagumkan.

Sebagai bentuk dukungan atas nilai kebudayaan dan kesenian yang

dimiliki Sulawesi Selatan, Kota Makassar sebagai ibu Kota Provinsi

mencanangkan tanggal 1 April 2019 lalu, sebagai Hari Kebudayaan Kota

Makassar dengan menampilkan sejumlah Kesenian dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dengan melibatkan masyarakat

secara langsung melalui berbagai kegiatan, dengan harapan

menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat terhadapt Seni dan Budaya

Lokal melalui salah satu kalender Tahunan tersebut.

A. Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan teks !

1. Temukanlah gagasan pokok setiap paragraf!

2. Temukanlah gagasan pendukung setiap paragraf!

3. Tulislah 5 bentuk keberagam budaya di Indonesia!

85

4. Bagaimana cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya

bangsa?

B. Aspek Penilaian

No Aspek yang di nilai Penilaian

1 2 3 4 5

1 Gagasan Pokok

2 Gagasan Pendukung

3 Keberagaman budaya Indonesia

4 Cara menjaga kerukunan dan keberagaman budaya

Skor

C. Rubrik Penilaian

No. Aspek Penilaian Kriteria Skor

1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

4

• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

3

• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

1

2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

4

• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

3

86

• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

1

3. Bentuk keberagaman

budaya

• Menulis 5 contoh keberagaman budaya yang benar

5

• Menulis 4 contoh keberagaman budaya dengan benar

4

• Menulis 3 contoh keberagaman budaya dengan benar

3

• Menulis 2 contoh keberagaman budaya dengan benar

2

• Menulis 2 atau 1 contoh keberagaman budaya dengan benar

1

4 Cara menjaga kerukunan

dan keberagaman budaya

• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan benar dan menggunakan bahasa yang baku

5

• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan baik akan tetapi kalimat kurang baku

4

• Menjelaskan dengan singkat menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi

3

• Menjelaskan cara menjelaskan kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi kalimat kurang dipahami

2

• Jawaban tidak sesuai pertanyaan atau siswa asal menjawab pertanyaan tanpa memperhatikan kalimat yang baku

1

Jumlah 100

87

SOAL TES KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : IV Alokasi waktu :

Mata Pelajaran : Tematik Tema 1

1. Soal

2. Buatlah ringkasan berdasarkan wacana budaya yang telah dibaca

menggunkan bahasa yang baik dan benar!

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Aspek Penilaian

No Aspek yang di nilai Kualifikasi

1 2 3 4 5

1 Ide Pokok Bacaan

2 Kemampuan dalam mengadakan reproduksi kalimat

3 Ketepatan kata dalam menulis ringkasan

4 Ketepatan kalimat dalam menulis ringkasan

5 Ejaan dan tanda baca

6 Kecepatan Menulis

7 Kerapian tulisan

Skor

LAMPIRAN 4

88

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN

No. Aspek

penilaian Keterangan Skor Kriteria

1. Ide Pokok

Bacaan

• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan

5 Sangat Baik

• Isi ringkasan terdiri 4 ide pokok bacaan

4 Baik

• Isi ringkasan terdiri 3 ide pokok bacaan

3 Cukup

• Isi ringkasan terdiri 2 ide pokok bacaan

2 Kurang

• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan

1 Sangat Kurang

2. Kemampuan

dalam

mengadakan

reproduksi

kalimat

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan

5 Sangat Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

4 Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

3 Cukup

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

2 Kurang

• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.

1 Sangat Kurang

3. Ketepatan

kata

dalam menulis

• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.

5 Sangat Baik

89

ringkasan • Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata

4 Baik

• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna

3 Cukup

• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata

2 Kurang

• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna

1 Sangat Kurang

4. Ketepatan

kalimat

dalam menulis

ringkasan

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.

5 Sangat Baik

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.

4 Baik

• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.

3 Cukup

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan

2 Kurang

• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.

1 Sangat Kurang

90

5. Ejaan dan tata

Tulis

• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan

5 Sangat Baik

• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

4 Baik

• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

3 Cukup

• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

2 Kurang

• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.

1 Sangat Kurang

6. Kecepatan

menulis

• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis

5 Sangat Baik

• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis

4 Baik

• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis

3 Cukup

• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis

2 Kurang

• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis

1 Sangat Kurang

7. Kerapian

tulisan

• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik

• Tulisan rapi 4 Baik

• Tulisan cukup rapi 3 Cukup

• Tulisan kurang rapi 2 Kurang

• Tulisan tidak rapid an acak-acakan

1 Sangat Kurang

91

ANGKET SIKAP BAHASA

1. Saya merasa bahwa bahasa Indonesia lebih menarik daripada bahasa asing

2. Saya menggunkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

3. Saya lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia dalam berdiskusi

dengan teman saat pembelajaran bahasa Indonesia

4. Saya merasa bangga ketika saya menggunakan bahasa Indonesia

untuk bertanya kepada Guru jika materi yang disampaikan Guru

kurang saya mengerti

5. Saya Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk bertanya kepada guru jika

materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti dalam pembelajaran

bahasa Indonesia

6. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru kepada saya dalam pembelajaran bahasa Indonesia

7. Saya merasa lebih sopan ketika menggunakan bahasa Indonesia

ragam baku untuk bertanya kepada Guru saat proses diskusi di kelas.

8. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk berdiskusi dengan teman dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

9. Saya bangga ketika menggunaka bahasa Indonesia ‘saya tidak jelas bu’

daripada ‘maaf bu tadi sih gimana’?

10. Saya percaya lama-kelamaan bahasa Indonesia dapat menggantikan

bahasa asing

11. Saya percaya bahasa Indonesia dapat eksis di era globalisasi

12. Saya menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia

13. Saya menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman

sekelas

LAMPIRAN 5

92

14. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk bertanya kepada guru

jika materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

15. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru kepada saya dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

16. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk berdiskusi dengan

teman sewaktu pembelajaran bahasa Indonesia

17. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan

teman dalam pembelajaran bahasa Indonesia

18. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan dengan

teman sekolah pada saat pembelajaran bahasa indonesia

19. Saya senang menggunakan bahasa Indonesia untuk menyapa Guru

dan berkomunikasi dengan rekan-rekan di sekolah.

20. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk mengajukan pertanyaan

kepada guru jika materi yang disampaikan guru kurang saya mengerti

21. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan guru kepada saya

22. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku untuk berdiskusi dengan teman

sekelompok saya dalam pembelajaran bahasa Indonesia

23. Saya menggunakan bahasa Indonesia baku sesuai dengan situasi pada

saat bertanya kepada guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

24. Saya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi pada saat

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia

25. Saya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi pada saat

berdiskusi dengan teman sekelas dalam pembelajaran bahasa Indones

93

PENILAIAN HASIL MENULIS RINGKASAN

SD NEGERI PANAIKANG II

NO NAMA SISWA

NILAI

SKOR PEROLEHAN

SKOR MAKSIMAL

SKOR TERAKHIR

Ide pokok Bacaan

Kemampuan Dalam

Mengadakan Reproduksi

Ketepatan Kata

Dalam Menulis

Ringkasan

Ketepatan Kalimat Dalam

Menulis Ringkasan

Ejaan dan

Tanda Baca

Kecepatan Menulis

Kerapian Menulis

1 Adhe Shifa 4 3 5 4 5 4 5 30 35 85,71

2 Andi muh Arief 5 3 4 4 3 3 4 26 35 74,29

3 Andi Nur Aisyah 4 3 3 3 4 3 3 23 35 65,71

4 Asmarah 5 3 3 3 4 5 4 27 35 77,14

5 Faris Aidil 3 2 3 4 3 3 4 22 35 62,86

6 Firdayanty Syarief 4 3 3 4 3 3 4 24 35 68,57

7 Qhina Qalbu 3 3 4 5 4 4 5 28 35 80,00

8 Hafisah Nurfahira 3 3 3 4 4 4 3 24 35 68,57

9 Ivana Evelyen 5 4 4 3 5 5 4 30 35 85,71

10 Keisya Fatirahman 5 4 5 3 4 4 5 30 35 85,71

11 Kabira Islamiyah 4 3 3 4 4 4 4 26 35 74,29

12 M.Sadikin Dwiputra 3 3 4 4 4 3 4 25 35 71,43

13 Melinda Ramadhani 4 3 3 3 3 3 5 24 35 68,57

14 Muh rayyan Resky 4 3 3 4 3 5 4 26 35 74,29

15 Muh.Syawal Al Mahdy 4 4 3 3 3 4 4 25 35 71,43

LAMPIRAN 6

94

16 Muh Zaky al Mahdy 4 3 3 4 5 3 5 27 35 77,14

17 Muh.Fahri Akbar 3 3 4 4 4 3 4 25 35 71,43

18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 5 5 4 4 4 30 35 85,71

19 Naufal Ramadhani 3 3 4 5 4 3 4 26 35 74,29

20 Friska Aulia 4 3 4 3 5 3 3 25 35 71,43

21 Risky adehe Saputra 3 3 3 4 3 4 3 23 35 65,71

22 Sitti farah Azzahra 3 3 4 3 5 4 4 26 35 74,29

23 Adinda Putri Anggreni 5 3 4 3 3 5 4 27 35 77,14

24 Aditya Resky 3 3 3 4 4 5 4 26 35 74,29

25 Aditya Saputra Patiung 4 3 4 5 4 4 4 28 35 80,00

26 Andi Tenri Salsabila 4 3 3 4 4 3 4 25 35 71,43

27 Andi Kunna 3 3 4 3 4 3 4 24 35 68,57

28 Muh. Fathisnaim Amir 4 4 3 3 4 4 3 25 35 71,43

29 Annisa Hidayah Aprilia 5 3 3 4 4 4 4 27 35 77,14

30 Evander Alvaro 4 3 4 4 3 3 4 25 35 71,43

95

HASIL PENILAIAN MEMBACA PEMAHAMAN

SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II

NO NAMA SISWA

NILAI

SKOR PEROLEHAN

SKOR TERAKHIR GAGASAN

POKOK GAGASAN

PENDUKUNG

CONTOH

KEBERAGAMAN BUDAYA

INDONESIA

CARA MENJAGA

KERUKUNAN DAN

KEBERAGAMAN BUDAYA

1 Adhe Shifa 5 5 4 5 17 85

2 Andi muh Arief 3 3 5 4 15 75

3 Andi Nur Aisyah 4 3 4 4 15 75

4 Asmarah 4 4 4 5 17 85

5 Faris Aidil 3 3 4 4 14 70

6 Firdayanty Syarief 4 2 4 5 15 75

7 Qhina Qalbu 5 4 4 4 17 85

8 Hafisah Nurfahira 3 2 4 4 13 65

9 Ivana Evelyen 5 5 4 4 16 80

10 Keisya Fatirahman 4 4 5 4 17 75

11 Kabira Islamiyah 5 4 3 4 16 80

12 M.Sadikin Dwiputra 4 4 4 3 15 75

13 Melinda Ramadhani 4 3 4 3 14 70

14 Muh rayyan Resky 5 4 3 3 15 75

15 Muh.Syawal Al Mahdy 4 4 2 4 14 70

16 Muh Zaky al Mahdy 4 4 4 5 17 85

17 Muh.Fahri Akbar 4 4 3 4 15 75

18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 5 4 17 85

19 Naufal Ramadhani 5 3 4 3 15 75

20 Friska Aulia 4 3 4 3 14 70

21 Risky adehe Saputra 4 3 3 4 14 70

22 Sitti farah Azzahra 4 4 3 4 15 75

23 Adinda Putri Anggreni 4 4 4 4 16 80

24 Aditya Resky 5 4 4 2 15 75

25 Aditya Saputra Patiung 5 5 5 5 17 85

20 Andi Tenri Salsabila 4 4 4 3 15 75

27 Andi Kunna 3 3 5 4 15 75

28 Muh. Fathisnaim Amir 4 4 4 4 16 80

29 Annisa Hidayah Aprilia 5 4 4 4 17 85

30 Evander Alvaro 5 4 2 4 15 75

LAMPIRAN 7

96

HASIL PENGISIAN ANGKET SIKAP BAHASA

SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II

No. Nama Siswa SKOR PERNYATAAN

P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 P.21 P.22 P.23 P.24 P.25

1 Adhe Shifa 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4

2 Andi muh Arief 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

3 Andi NurAisyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 3

4 Asmarah 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3

5 Faris Aidil 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

6 Firdayanty Syarief 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4

7 Qhina Qalbu 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4

8 Hafisah Nurfahira 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9 Ivana Evelyen 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4

10 Keisya Fatirahman 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4

11 Kabira Islamiyah 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4

12 M.Sadikin Dwiputra 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

13 Melinda Ramadhani 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3

14 Muh rayyan Resky 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

15 Muh.Syawal Al Mahdy 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3

16 Muh Zaky al Mahdy 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4

LAMPIRAN 8

97

17 Muh.Fahri Akbar 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4

18 Muhammad Ryan Falaq 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4

19 Naufal Ramadhani 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

20 Friska Aulia 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4

21 Risky adehe Saputra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4

22 Sitti farah Azzahra 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

23 Adinda Putri Anggreni 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3

24 Aditya Resky 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

25 Aditya Saputra Patiung 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4

26 Andi Tenri Salsabila 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4

27 Andi Kunna 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

28

Muh. Fathisnaim Amir 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

29

Annisa Hidayah Aprilia 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

30 Evander Alvaro 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

98

PENILAIAN HASIL PENGISIAN ANGKET SIKAP BAHASA

SISWA KELAS IV SD NEGERI PANAIKANG II

No. Nama Siswa Skor

Perolehan Skor

Maksimal Skor Akhir

1 Adhe Shifa 104 125 83,2

2 Andi muh Arief 96 125 76,8

3 Andi NurAisyah 95 125 76

4 Asmarah 98 125 78,4

5 Faris Aidil 95 125 76

6 Firdayanty Syarief 96 125 76,8

7 Qhina Qalbu 101 125 80,8

8 Hafisah Nurfahira 97 125 77,6

9 Ivana Evelyen 97 125 77,6

10 Keisya Fatirahman 102 125 81,6

11 Kabira Islamiyah 97 125 77,6

12 M.Sadikin Dwiputra 98 125 78,4

13 Melinda Ramadhani 97 125 77,6

14 Muh rayyan Resky 95 125 76

15 Muh.Syawal Al Mahdy 97 125 77,6

16 Muh Zaky al Mahdy 97 125 77,6

17 Muh.Fahri Akbar 100 125 80

18 Muhammad Ryan Falaq 101 125 80,8

19 Naufal Ramadhani 100 125 80

20 Friska Aulia 93 125 74,4

99

21 Risky adehe Saputra 93 125 74,4

22 Sitti farah Azzahra 99 125 79,2

23 Adinda Putri Anggreni 99 125 79,2

24 Aditya Resky 99 125 79,2

25 Aditya Saputra Patiung 105 125 84

26 Andi Tenri Salsabila 102 125 81,6

27 Andi Kunna 101 125 80,8

28 Muh. Fathisnaim Amir 96 125 76,8

29 Annisa Hidayah Aprilia 102 125 81,6

30 Evander Alvaro 99 125 79,2

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Panaikang 2 Makassar Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis

dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

3.1.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

4.1 Menata informasi yang

didapat dari teks berdasarkan

keterhubungan antargagasan

ke dalam kerangka tulisan.

4.1.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.

LAMPIRAN 9

101

4.1.2 Membuat ringkasan cerita keberagaman budaya dengan menggunakan kalimat yang tepat dan benar.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap

paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap

paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 3. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman

budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa

Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis. 4. Setelah menentukan gagasan pokok dan dan gagasan pendukung

siswa mampu membuat ringkasan isi cerita.

A. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu

Pendahuluan • Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing. Religius

• Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

• Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

• Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

10 Menit

Inti • Guru memberikan gambar berbagai macam

budaya

• Guru menjelaskan materi mengenai

perbedaan budaya

30 Menit

102

• Guru memberikan penjelasan mengenai

gagasan pokok dan gagasan pendukung.

• Guru memberikan siswa kesempatan

bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru.

• Guru memberikan siswa teks mengenai

sigap membantu sesama

• Siswa diarahkan untuk membaca dalam hati

• Setelah membaca, siswa menentukan

gagasan pokok dan gagasan pendukung

dalam bentuk peta pikiran.

• Setelah menjawab pertanyaan siswa

diberikan tugas menulis ringkasan cerita

sigap membantu sesama yang pernah

mereka baca sebelumnya.

• Hasil ringkasan dipresentasikan didepan

teman-temannya.

Penutup • Guru memberikan penguatan dan

kesimpulan

• Siswa diberikan kesempatan berbicara

/bertanya dan menambahkan informasi dari

siswa lainnya.

• Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan nasionalisme, persatuan

dan toleransi.

• Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah

satu siswa

5 Menit

B. Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

Metode Pembelajaran : Penjelasan, diskusi, tanya jawab,

penugasan dan presentasi

C. Sumber Belajar dan Media

Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 1:

Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu

103

Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Media/Alat : Teks bacaan

Sigap Membantu Sesama

Malam itu beberapa warga Kampung Babakan berkumpul di pos jaga.

Tiba-tiba terlihat seorang bapak tua yang berjalan pelan. Ia memanggul

kardus besar di pundaknya. Oh, rupanya, Pak Sammy.

Pak Sammy baru pulang dari kampungnya di Maluku. Sudah dua

minggu Pak Sammy pulang ke Maluku. Ia harus menghadiri acara adat di

sana. Ia menggunakan kapal laut. Perjalanannya membutuhkan waktu dua

sampai tiga hari. Tentu Pak Sammy sangat lelah. Apalagi usianya sudah

cukup tua.

Pak Encep menawarkan bantuan untuk membawa kardusnya. Sampai

di rumah, Pak Sammy mengeluh kepalanya pusing. Pak Encep memanggil

warga yang lain untuk membantu.

Datanglah Pak Made, Pak Udin dan Pak Nur. Mereka dengan cepat

membantu Pak Sammy. Pak Made dan Pak Encep membersihkan tempat

tidur. Pak Udin mengambilkan menghangatkan air untuk membuat teh. Pak

Nur membeli makanan.

D. Penilaian

1. Sikap

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu

Dampingan

Mandiri Sebagian besar

tugas

diselesaikan

dengan mandiri.

Tugas

diselesaikan

dengan

motivasi dan

bimbingan guru.

Tugas

diselesaikan

dengan

motivasi dan

bimbingan

guru.

Belum dapat

menyeselesaikan

tugas meski telah

diberikan

motivasi dan

bimbingan.

104

2. Pengetahuan

Penilaian menjawab pertanyaan

No. Aspek Penilaian Kriteria Skor

1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan sebagian besar gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

4

• Menemukan sebagian kecil gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar.

3

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Belum dapat menemukan gagsan pokok.

1

2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan sebagian besar gagasan pendukung pada semua paragraf dengan benar

4

• Menemukan sebagian kecil gagasan pendukung pada semua paragraf dengan benar

3

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Belum dapat menemukan gagsan pendukung

1

3. Penyajian gagasan

pokok dan gagasan

pendukung dalam peta

pikiran.

• Menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.

5

• Menyajikan sebagian besar gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.

4

• Menyajikan sebagian kecil gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.

3

105

• Menyajikan satu gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.

2

• Belum dapat menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran.

1

Jumlah 100

3. Keterampilan

Penilaian menulis ringkasan

No. Aspek

penilaian Keterangan Skor Kriteria

1. Ide Pokok

Bacaan

• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan

5 Sangat Baik

• Isi ringkasan mencakup sebagian besar ide pokok bacaan

4 Baik

• Isi ringkasan mencakup sebagian kecil ide pokok bacaan

3 Cukup

• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan

2 Kurang

• Tidak tersdapat ide pokok bacaan

1 Sangat Kurang

2. Kemampuan

dalam

mengadakan

reproduksi

kalimat

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan

5 Sangat Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

4 Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

3 Cukup

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat

2 Kurang

106

yang sesuai dengan topik ringkasan

• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.

1 Sangat Kurang

3. Ketepatan

kata

dalam menulis

ringkasan

• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.

5 Sangat Baik

• Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata

4 Baik

• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna

3 Cukup

• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata

2 Kurang

• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna

1 Sangat Kurang

4. Ketepatan

kalimat

dalam menulis

ringkasan

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.

5 Sangat Baik

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.

4 Baik

• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi

3 Cukup

107

tidak mengganggu makna tulisan.

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan

2 Kurang

• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.

1 Sangat Kurang

5. Ejaan dan tata

Tulis

• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan

5 Sangat Baik

• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

4 Baik

• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

3 Cukup

• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

2 Kurang

• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.

1 Sangat Kurang

6. Kecepatan

menulis

• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis

5 Sangat Baik

• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis

4 Baik

• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis

3 Cukup

• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis

2 Kurang

• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis

1 Sangat Kurang

7. Kerapian

tulisan

• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik

• Tulisan rapi 4 Baik

108

• Tulisan cukup rapi 3 Cukup

• Tulisan kurang rapi 2 Kurang

• Tulisan tidak rapid an acak-acakan

1 Sangat Kurang

Penilaian Mempresentasekan Hasil Menulis Ringkasan

Kriteria Indikator Skor

Kelancaran Lancar 3

Kurang Lancar 2

Tidak Lancar 1

Pengucapan Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

Intonasi Sesuai 3

Kurang Sesuai 2

Tidak Sesuai 1

Mengetahui, Makassar, September 2021

Kepala Sekolah Peneliti

(.........................) (..........................)

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Panaikang 2 Makassar Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran : 2 Alokasi Waktu : 1 Hari

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis

dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

3.1.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

4.1 Menata informasi yang

didapat dari teks berdasarkan

keterhubungan antargagasan

ke dalam kerangka tulisan.

4.1.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan.

LAMPIRAN 10

110

4.1.2 Membuat ringkasan cerita keberagaman budaya dengan menggunakan kalimat yang tepat dan benar.

C. Tujuan Pembelajaran

5. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap

paragraf dari teks tersebut dengan mandiri.

6. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap

paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.

7. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman

budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa

Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.

8. Setelah menentukan gagasan pokok dan dan gagasan pendukung

siswa mampu membuat ringkasan isi cerita.

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu

Pendahuluan • Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing. Religius

• Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

• Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

• Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

Inti • Guru memberikan gambar berbagai macam

budaya

111

• Guru menjelaskan materi mengenai

perbedaan budaya

• Guru memberikan penjelasan mengenai

gagasan pokok dan gagasan pendukung.

• Guru memberikan siswa kesempatan

bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru.

• Guru memberikan siswa teks mengenai

keberagaman budaya

• Siswa diarahkan untuk membaca dalam hati

• Setelah membaca, siswa menjawab

pertanyaan yang disediakan

• Setelah menjawab pertanyaan siswa

diberikan tugas menulis ringkasan cerita

keberagaman budaya yang pernah mereka

baca sebelumnya.

• Hasil ringkasan dipresentasikan didepan

teman-temannya.

Penutup • Guru memberikan penguatan dan

kesimpulan

• Siswa diberikan kesempatan berbicara

/bertanya dan menambahkan informasi dari

siswa lainnya.

• Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan nasionalisme, persatuan

dan toleransi.

• Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah

satu siswa

E. Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

Metode Pembelajaran : Penjelasan, diskusi, tanya jawab,

penugasan dan presentasi

F. Media dan Sumber Belajar

Media/Alat : Teks bacaan.

112

Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema

1: Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

(Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. Penilaian

9. Sikap

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu

Dampingan

Mandiri Sebagian besar

tugas

diselesaikan

dengan mandiri.

Tugas

diselesaikan

dengan motivasi

dan bimbingan

guru.

Tugas

diselesaikan

dengan

motivasi dan

bimbingan

guru.

Belum dapat

menyeselesaikan

tugas meski telah

diberikan

motivasi dan

bimbingan.

10. Pengetahuan

Penilaian menjawab pertanyaan

No. Aspek Penilaian Kriteria Skor

1. Gagasan pokok • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

4

• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

3

• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

1

2. Gagasan pendukung • Menemukan semua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

5

• Menemukan empat gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

4

113

• Menemukan tiga gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

3

• Menemukan dua gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

2

• Menemukan satu gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar

1

3. Bentuk keberagaman

budaya

• Menulis 5 contoh keberagaman budaya yang benar

5

• Menulis 4 contoh keberagaman budaya dengan benar

4

• Menulis 3 contoh keberagaman budaya dengan benar

3

• Menulis 2 contoh keberagaman budaya dengan benar

2

• Menulis 2 atau 1 contoh keberagaman budaya dengan benar

1

4 Cara menjaga

kerukunan dan

keberagaman budaya

• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan benar dan menggunakan bahasa yang baku

5

• Menjelaskan cara menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa dengan baik akan tetapi kalimat kurang baku

4

• Menjelaskan dengan singkat menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi

3

• Menjelaskan cara menjelaskan kerukunan dan keberagaman bangsa akan tetapi kalimat kurang dipahami

2

• Jawaban tidak sesuai pertanyaan atau siswa asal menjawab pertanyaan tanpa memperhatikan kalimat yang baku

1

Jumlah 100

114

11. Keterampilan

Penilaian menulis ringkasan

No. Aspek

penilaian Keterangan Skor Kriteria

1. Ide Pokok

Bacaan

• Isi ringkasan mencakup semua ide pokok bacaan

5 Sangat Baik

• Isi ringkasan terdiri 4 ide pokok bacaan

4 Baik

• Isi ringkasan terdiri 3 ide pokok bacaan

3 Cukup

• Isi ringkasan terdiri 2 ide pokok bacaan

2 Kurang

• Isi ringkasan terdiri 1 ide pokok bacaan

1 Sangat Kurang

2. Kemampuan

dalam

mengadakan

reproduksi

kalimat

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sangat sesuai dengan topik ringkasan

5 Sangat Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

4 Baik

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, cukup mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

3 Cukup

• Jika dalam mengadakan reproduksi kalimat, kurang mampu memilih kalimat yang sesuai dengan topik ringkasan

2 Kurang

• Kalimat yang digunakan asal dan tidak sesuai dengan topik.

1 Sangat Kurang

3. Ketepatan

kata

dalam menulis

• Pemanfaatan potensi kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan sangat tepat dan sangat menguasai pembentukan kata.

5 Sangat Baik

115

ringkasan • Pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat dan menguasai pembentukan kata

4 Baik

• Pemanfaatan kata baik, pilihan kata dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi makna

3 Cukup

• Pemanfaatan kata kurang baik, pilihan kata dan ungkapan kata banyak yang kurang tepat sehingga mengurangi makna kata

2 Kurang

• Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata, dan dapat merusak makna

1 Sangat Kurang

4. Ketepatan

kalimat

dalam menulis

ringkasan

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat yang satu dengan yang lain sangat baik.

5 Sangat Baik

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.

4 Baik

• Menggunakan kalimat kurang efektif, kesesuaian antar kalimat kadang-kadang tidak padu, tetapi tidak mengganggu makna tulisan.

3 Cukup

• Menggunakan kalimat efektif, kesesuaian antar kalimat banyak yang tidak padu dan mengganggu makna tulisan

2 Kurang

• Kalimat disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki kaitan dengan topik yang diringkas.

1 Sangat Kurang

116

5. Ejaan dan tata

Tulis

• Menguasai aturan penulisan, memiliki sedikit sekali kesalahan terhadap ejaan

5 Sangat Baik

• Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

4 Baik

• Cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

3 Cukup

• Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

2 Kurang

• Sering terjadi kesalahan, makna membingungkan atau kabur.

1 Sangat Kurang

6. Kecepatan

menulis

• Membutuhkan waktu maksimal 11 menit dalam menulis

5 Sangat Baik

• Membutuhkan waktu 12-14 menit dalam menulis

4 Baik

• Membutuhkan waktu 15 -17 menit dalam menulis

3 Cukup

• Membutuhkan waktu 18-20 menit dalam menulis

2 Kurang

• Membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam menulis

1 Sangat Kurang

7. Kerapian

tulisan

• Tulisan sangat rapi 5 Sangat Baik

• Tulisan rapi 4 Baik

• Tulisan cukup rapi 3 Cukup

• Tulisan kurang rapi 2 Kurang

• Tulisan tidak rapid an acak-acakan

1 Sangat Kurang

Penilaian Mempresentasekan Hasil Menulis Ringkasan

Kriteria Indikator Skor

117

Kelancaran Lancar 3

Kurang Lancar 2

Tidak Lancar 1

Pengucapan Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

Intonasi Sesuai 3

Kurang Sesuai 2

Tidak Sesuai 1

Mengetahui, Makassar, September 2021

Kepala Sekolah Peneliti

(.........................) (..........................)

118

DOKUMENTASI PENELITIAN

LAMPIRAN 11

119

120