SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY NY. “N” UMUR 1 HARI DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS BANDARKEDUNGMULYO
Oleh :MAS’ULA
NIM : 0803017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
iii
2 0 0 9 / 2 0 1 02 0 0 9 / 2 0 1 0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N” Umur 1 Hari dengan
Berat Badan Lahir Rendah di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Dalam menyusun asuhan kebidanan ini penulis tidak
lepas dari bantuan, dukungan serta bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. drg. Budi Nugroho, M.PPM selaku ketua Stikes Pemkab
Jombang
2. Bu Mei Sukartati, S.S.T, selaku pembimbing praktek
3. Kolifah, S.S.T, selaku ketua Prodi DIII Kebidanan
Stikes Pemkab Jombang
4. Seluruh dosen dan stap pendidikan Stikes Pemkab
Jombang
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
laporan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi kesempurnaan
asuhan kebidanan berikutnya.
Harapan penulis semoga asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan tak lupa penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik
yang disengaja atau tidak disengaja.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jombang, Juli2010
Penulis,
v
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N” Umur 1 Hari dengan
Berat Badan Lahir Rendah di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Dibuat sebagai laporan klinik kebidanan
Nama : MAS’ULA
NIM : 0803017
Telah disahkan dan disetujui pada
Hari :
Tangal :
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek
KOLIFAH, S.S.T MEI SUHARTATI, S.S.T
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................. ii
KATA PENGANTAR......................................
....................................................
iii.................................................
DAFTAR ISI ......................................... v
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1..........................................La
tar Belakang ............................. 1
1.2..........................................Tu
juan ..................................... 2
1.3..........................................Ma
nfaat Penulisan .......................... 2
1.4..........................................Te
knik Pengumpulan Data .................... 3
1.5..........................................Si
stematika Penulisan ...................... 4
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka pada BBLR ............ 5
2.2. Teori Asuhan Kebidanan pada BBLR ...... 11
vii
BAB III :
TINJAUAN KASUS
3.1..........................................Pe
ngkajian ................................. 19
3.2..........................................Id
entifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
23
3.3..........................................An
tisipasi Masalah Potensial ............... 24
3.4..........................................Id
entifikasi Kebutuhan Segera .............. 24
3.5..........................................In
tervensi ................................. 24
3.6. Implementasi ......................... 26
3.7. Evaluasi ............................. 27
Catatan Perkembangan ........................ 28
BAB IV :
PEMBAHASAN ................................... 31
BAB V : PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................ 32
4.2. Saran ................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Negara-negara barat telah berhasil menurunkan
angka kematian maternal dan kin angka kematian
perinatal digunakan sebagai ukuran untuk menilai
ukuran, kualitas pengawasan antenatal. Angka
kematian perinatal di Indonesia tidak diketahui
secara pasti karena belum ada survey yang
menyeluruh. Angka yang ada ialah angka kematian
perinatal di beberapa rumah sakit besar yang pada
umumnya merupakan referral hospital, sehingga tidak
memberikan gambaran yang mendekati angka kematian
perinatal secara menyeluruh. Angka kematian
perinatal di rumah sakit pada umumnya berkisar
antara 77,3 – 137,7 per 1000. (Prawirohardjo, 2002:
785)
Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara
3,6 – 10,8 %. Di negara berkembang berkisar antara
10-43 %. Rasio antara negara maju dan negara
berkembang adalah 1 : 4. (Mochtar, 1998: 449)
Pola morbiditas dan mortalitas di negara
berkembang berbeda dengan di negara maju dan di
Indonesia khususnya angka kematian perinatal masih
tinggi. Angka kematian perinatal tersebut masih 40
1
per 1000 kelahiran hidup dan penyebabnya antara
lain asfiksia neonaturum (49-60%), infeksi (24-
34%), prematuritas / BBLR (15-20%), trauma
persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%).
(Manuaba, 1998)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
persalinan prematur atau BBLR adalah faktor ibu,
faktor janin dan faktor kehamilan. Faktor ibu
antara lain: gizi ibu hamil yang kurang, umur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, organ-organ
prematur belum berfungsi sebagaimana bayi aterm
oleh karena itu ia banyak mengalami kesulitan untuk
hidup di luar uterus ibunya, makin pendek usia
kehamilannya maka kurang sempurna pertumbuhan
organ-organ dalam tubuhnya dengan akibat makin
mudahnya terjadi komplikasi dan meningkatnya angka
kematian. (Manuaba, 1998: 326-327)
2
Perawatan BLR adalah pengaturan suhu
lingkungan dan pemberian makanan, serta siap sedia
dengan tabung oksigen. (Mochtar, 1998: 450)
Dengan adanya data di atas penulis tertarik
untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “N”
umur 1 hari dengan BBLR di Puskesmas
Bandarkedungmulyo.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Agar penulis mendapatkan pengalaman yang
nyata dari teori yang diperoleh sehingga mampu
mengembangkan dan menerapkan pola pikir ilmiah
dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi
bayi Ny. “M” umur 1 hari dengan Berat Badan
Lahir Rendah.
1.2.2. Tujuan Khusus
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah) diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan manajemen Hellen Varney :
1.2.2.1. Melakukan pengkajian.
1.2.2.2. Mengidentifikasi diagnosa masalah.
1.2.2.3. Mengantisipasi masalah potensial.
1.2.2.4. Menentukan kebutuhan segera.
1.2.2.5. Merumuskan suatu rencana tindakan
yang komprehensif.
2
1.2.2.6. Melakukan tindakan sesuai dengan
rencana.
1.2.2.7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan
sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
1.3. MANFAAT PENULISAN
1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan kepustakaan
dengan penanganan khusus pada neonatus dengan
BBLR.
1.3.2. Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan masukan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan pada neonatus dengan
BBLR.
1.3.3. Bagi Klien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada klien tentang
neonatus dengan BBLR, bahayanya serta tindakan
pada neonatus dengan BBLR.
1.3.4. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat melakukan asuhan
kebidanan pada bayi Ny. “N” umur 1 hari dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan kriteria
dan teori yang didapatkan dan mendokumentasikan
dalam bentuk tulisan.
1.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah :
1.4.1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya
jawab secara langsung dengan ibu klien,
keluarga maupun dari tim kesehatan yang
berkaitan sehingga mendapatkan permasalahan
yang klien rasakan.
1.4.2. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung
terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
1.4.3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pendekatan pada klien yang meliputi
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk
mendapatkan data yang obyektif.
1.4.4. Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk
menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan
laboratorium.
1.4.5. Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari tentang asuhan
kebidanan pada neonatus dengan BBLR.
1.4.6. Studi Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dengan melihat data
yang sudah ada dalam status klien, catatan
medik dari hasil pemeriksaan laboratorium.
4
1.5. SISTMATIKA PENULISAN
Secara garis besar, penulisan asuhan kebidanan
ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat,
teknik pengumpulan data, tempat dan waktu,
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
Terdiri dari tinjauan teori neonatus dengan
BBLR dan tinjauan teori Asuhan Kebidanan
pada neonatus dengan BBLR.
BAB III : Tinjauan Kasus
Terdiri dari pengkajian, identifikasi
diagnosa masalah, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TINJAUAN PUSTAKA PADA BBLR
2.1.1. Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram atau
sampai dengan 2.499 gram. (Prawirohardjo, 2002:
376)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
maupun Bayi Kurang Bulan (BKB) merupakan
masalah utama di negara berkembang termasuk di
Indonesia. Hal ini makin tingginya kejadian
BBLR / BKB serta tingginya mortalitas dan
morbiditas perinatal / neonatal.
Istilah prematuritas telah diganti dengan
Berat Badan Lahir Rendah karena terdapat 2
bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur
kehamilan kurang dari 37 minggu, dan umur
kehamilan cukup tapi berat badan lebih rendah
dari semestinya atau kombinasi dari keduanya.
(Manuaba, 1998: 326)
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi :
- BBLR, BCB, SMK
6
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup
bulan, sesuai masa kehamilan.
- BBLR, BKB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang
bulan, kecil masa kehamilan.
- BBLR, BKB, BMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang
bulan, besar masa kehamilan.
- BBLR, BCB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup
bulan, kecil masa kehamilan.
7
- BBLR, BLB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi lebih
bulan, kecil masa kehamilan.
(Sukardi, Abdurrohman, 2002: 104-105)
2.1.2. Etiologi
2.1.2.1. Faktor ibu
- Gizi saat hamil yang kurang.
- Umur kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
- Penyakit menahun ibu (hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).
- Faktor pekerjaan yang terlalu berat.
2.1.2.2. Faktor kehamilan
- kehamilan dengan hidramion
- kehamilan ganda
- perdarahan antepartum
- komplikasi hamil : pre-eklampsia /
eklampsia, ketuban pecah dini.
2.1.2.3. Faktor janin
- cacat bawaan
- infeksi dalam rahim
(Manuaba, 1998: 326-327)
8
2.1.3. Ciri-Ciri Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
- Berat kurang dari 2500 gram.
- Panjang kurang dari 45 cm.
- Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
- Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Kepala relatif lebih besar.
- Kulit: tipis transparan, rambut lanugo
banyak, lemak kulit kurang.
- Otot: hipotonik – lemah.
- Pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea
(gagal nafas).
- Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut /
kaki fleksi – lurus.
- Kepala tidak mampu tegak.
- Pernafasan sekitar 45-50 x/menit.
- Frekuensi nadi 100-140 x/menit.
(Manuaba, 1998: 328)
2.1.4. Komplikasi BBLR
2.1.4.1. Asfiksia Perinatal
1. Susunan saraf pusat
- Aktifitas refleks batuk masih lemah.
- Refleks primitif seperti menoleh,
menghisap dan menelan masih lemah.
9
- Perdarahan germinal matriks /
periventrikuler dan perdarahan
intraventrikuler.
- Leukomolasia periventrikuler.
2. Komplikasi pada saluran pernafasan
- Penyakit membran hyaline.
- Apnea rekuren
Apnea adalah periode tidak bernafas
selama lebih dari 20 menit yang
disertai bradikardi dan sianosis.
- Sindroma kebocoran udara.
- Brochopulmonary dan sumber panas.
- Thermoregulasi dan sumber panas.
- Komplikasi pada kardiovaskuler.
- Metabolisme bisa mengalami ikterus
neonaturum, hipolikemia, dan
hipokalsemia.
- Komplikasi hematologist seperti
anemia prematurus, imunologis,
komplikasi / penyakit pada ginjal,
ophtalmologis.
(Sukardi Abdurrohman, 2002: 108-111)
2.1.5. Penanganan 2.1.5.1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, olehsebab itu suhu tubuhnya harusdipertahankan dengan ketat. Bayi
10
dimasukkan dalam inkubator dengan suhuyang diatur. - Berat badan lahir di bawah 2 kg : 35 0C- Berat badan lahir 2 kg – 2,5 kg : 34 0C
Suhu inkubator diturunkan 1 0C tiapminggu, setiap bayi dapat ditempatkan padasuhu lingkungan sekitar 24 – 27 0C.
Mempertahankan suhu tubuh optimal Untuk mempertahankan suhu lingkungan
tubuh optimal 37 0C (36,5 – 37,5 0C) BBLR /BKB membutuhkan suhu lingkungan yangtermonetral serta kelembaban udara 60%.
Mengenai suhu lingkungan termonetralsesuai berat lahir dan masa gestasi sertausia pasca natal. Oleh karena itu BBLR /BKB seharusnya dirawat dalam incubatoratau dengan cara teknologi tepat gunadengan perawatan ketat / metode kanguru,bayi akan mendapatkan sumber panas melauikontak langsung secara terus menerus dariibu secara alami. (Sukardi Abdurrohman,2002: 115)
Memenuhi kebutuhan O2
Untuk mempertahankan hidup BBLR/BKB
membutuhkan tekanan arterial O2 berkisar :
PaO2 50-80 TOrr. Di sini memerlukan
11
monitoring analisa gas darah (AGD) atau
PO2 transkutan maupun dengan pulsa
oksimetri (SiO2).
BBLR / BKB dengan asfiksia ringan / sedang
gangguan nafas ringan, dapat diberi O2
konsentrasi lebih tinggi (> 40%) melalui :
- O2 inkubator
- O2 head box
- O2 sungkup / maks
(Sukardi Abdurrohman, 2002:116)
Jika bayi sianosis (biru) atau sukar
bernafas (frekuensi < 30 atau > 60 /menit)
tarikan dinding dada ke dalam atau
merintih)
- Isap mulut dan hidung untuk memastikan
jalan nafas bersih.
- Beri oksigen 0,5 – 1 L/menit lewat
kateter hidung atau nasal prong.
- Rujuk ke kamar bayi atau ke tempat
pelayanan yang dituju.
Jaga bayi tetap hangat, bungkus bayi
dengan kain lunak, kering, selimut dan
pakai topi untuk mencegah kehilangan
panas.
2.1.5.2. Mencegah infeksi dengan ketat
12
BBLR sangat rendah akan infeksi,perhatikan prinsip-prinsip pencegahaninfeksi termasuk mencuci tangan sebelummemegang bayi. Cara membersihkan tangan sebelum tindakan - Lepaskan semua perhiasan. - Posisikan tangan di atas siku, basahi
tangan seluruhnya dan gunakan sabun. - Mulailah dari ujung jari sampai
berbusa, lalu bilas dengan menggunakangerakan memutar. Bilas di antara jari-jari, gerakkan dari ujung jari menujusiku pada satu tangan dan kemudianulangi untuk tangan berikutnya.
- Basuh setiap lengan secara terpisah,
ujung jari lebih dahulu, jaga tangan
dalam posisi lebih tinggi dari siku.
- Cuci selama 3-5 menit.
- Gunakan handuk yang bebeda untuk
mengeringkan setiap tangan, keringkan
mulai dari ujung jari sampai siku
kemudian buang handuknya.
- Pastikan tangan yang telah dibersihkan
tidak bersentuhan dengan barang-barang
yang tidak didisinfeksi tingkat tinggi
atau disterilkan. Jika tangan menyentuh
permukaan yang terkontaminasi, ulangi
13
membersihkan tangan dengan cara di
atas.
Cara perawatan tali pusat 1. Jangan membungkus pusar ataupun
mengoleskan bahan atau ramuan apapun keputing tali pusat dan nasehati keluargauntuk tidak memberikan apapun padapusar bayi.
2. Mengusapkan alkohol atau pourdon iodinemasih diperkenalkan sepanjang tidakmenyebabkan tali pusat basah / lembab.
3. Beri nasihat pada ibu dan keluarganyasebelum penolong meninggalkan bayi: - Lipat popok di bawah putung tali
pusat. - Jika putung tali pusat kotor, cuci
secara berhati-hati dengan air matang(DTT) dan sabun, keringkan secarabersama dengan kain bersih.
- Jelaskan pada ibu bahwa ia harusmencari bantuan perawatan jika pusarmenjadi merah atau mengeluarkan nanahatau darah.
- Jika pusar menjadi merah ataumengeluarkan nanah atau darah segerarujuk bayi ke fasilitas yang mampuuntu memberikan asuhan bagi bayi barulahir secara lengkap.
14
2.1.5.3. Pengawasan nutrisi / ASIUmumnya bayi prematur belum sempurna
refleks menghisap dan bentuk kapasitaslambung masih kecil dan daya enzimpencernaan terutama lipase masih kurang,maka makanan diberikan dengan pipetsedikit lebih sering.
2.1.5.4. Penimbangan berat Perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi, nutrisi bayi dan eratkaitannya dengan daya tahan tubuh olehsebab itu penambahan berat badan harusdilakukan dengan ketat.
Kebutuhan cairan untuk BBLR 120-150ml/kg/hr atau 100-120 kal/kg, pemberiandilakukan sesuai dengan bertahap sesuaikemampuan segera mungkin mencukupikebutuhan cairan atau nutrisi.
2.2. TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN BBLR
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data
untuk mendapatkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan masalah yang dialami klien.
Pengkajian dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu anamnese, observasi, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan di
laboratorium dan dengan cara lain. Data yang
15
diperlukan berbeda untuk setiap jenis penyakit
yang diderita klien.
Pada pengkajian bayi diperoleh dari hasil
wawancara langsung kepada keluarga dan tim
kesehatan yang merawat klien dan disampaikan
oleh keluarga / tim kesehatan.
A. Data Subyektif
Adapun data dari bayi berat badan lahir
rendah adalah :
1. Identifikasi bayi, yang perlu dikaji
dengan menggunakan nama ibu yang bertujuan
agar dapat mengenal bayi sehingga tidak
keliru dengan bayi lain, jenis kelamin
agar tidak terjadi kesalahan.
2. Identitas penanggung jawab (orang tua)
meliputi : nama, umur, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
3. Keluhan utama
Berat badan bayi < 2500 gram, alat
pernafasan bayi lemah, kardiovaskuler
lambat dan lemah, gerak sedikit berkurang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(< 2500 gram), lahir secara apa.
5. Riwayat kesehatan keluarga
16
Penyakit apa yang pernah diderita keluarga
dan hubungan ada/ tidak dengan keadaan
bayi sekarang.
6. Riwayat neonatal
a. Perinatal
Hamil anak ke berapa, selama hamil ibu
memeriksakan kehamilannya sekitar
berapa kali dan dimana, keluhan pada
Trimester I, II dan III apa, pernah
mendapat obat apa, pernah mendapat
imunisasi atau tidak, pernah mendapat
penyuluhan atau tidak, selama hamil
apakah pernah dipijat ke dukun atau
tidak, pernah minum jamu atau tidak.
b. Natal
Bayi lahir pada umur kehamilan berapa
bulan, bayi lahir secara apa, tanggal
dan jam berapa, persalinan ditolong
oleh siapa, bagaimana warna ketubannya,
waktu lahir menangis secara spontan atau
tidak, jenis kelamin laki-laki/
perempuan, berat lahir < 2500 gram,
panjang 40-45 cm.
c. Post natal
Tanyakan pada ibu dan tenaga kesehatan
atau orang yang membawa bayi mengenai :
17
- Bagaimana keadaan bayi sesaat setelah
lahir?
- Apakah bayi bernafas pada menit
pertama?
- Apakah bayi memerlukan resusitasi?
Jika ya, selama berapa menit?
7. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Reflek menelan / menghisap yang masih
lemah, pemberian makanan melalui mulut
dimulai ketika bayi sudah dalam keadaan
stabil.
b. Pola Eliminasi
Berkemih setelah habis minum,
pengeluaran mekonium biasanya terjadi
dalam waktu 12 jam.
c. Pola aktivitas
Refleks dan gerakan pada test
neurologist tampak tidak resisten,
gerakan refleks hanya berkembang
sebagai menelan, menghisap, menggenggam
lemah / tidak efektif, tidak ada /
menurunnya tanda neurologist, mata
mungkin tertutup / mengantuk.
d. Pola istirahat
18
Bayi pada hari-hari p[pertama frekuensi
tidurnya lebih banyak sekitar 10-16 jam
/hari.
e. Pola personal hygiene
Bayi diusahakan agar tetap bersih,
kering dan hangat karena bayi rentan
terhadap infeksi dan hipotermi.
B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang
dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik secara
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dengan
pengukuran TTV yang dilakukan oleh petugas.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : baik, lemah, cukup
Kesadaran : composmentis, apatis,
somnolen, sapor, koma
BB : < 2500 gram
PB : < 45 cm
LD : < 30 cm
LK : SOB : < 32 cm
FO : < 34 cm
MO : < 35 cm
TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 0C
HR : 120 – 160 x/menit
RR : 40-60 x/menit
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
19
Kepala :batas dahi dan rambut kepala
tidak jelas, kepala relatif
lebih besar dibanding badan,
rambut tipis.
Mata :simetris, tidak ada pengeluaran
cairan, konjungtiva tidak
anemis, sklera putih.
Hidung :simetris, tidak ada sekret,
tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut :simetris, mukosa bibir kering,
tidak ada kelainan.
Telinga :simetris, bentuk daun telinga
normal, daun telinga mudah
dilipat.
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis.
Dada :simetris, jarak antara puting
susu normal, tidak ada tarikan
interkosta.
Abdomen :tali pusat tidak ada tanda-
tanda infeksi, tidak ada
pembesaran hepar.
Genetalia : jenis kelamin
laki-laki / perempuan.
20
laki-laki : testis belum turun
ke skrotum, lubang testis.
perempuan : labia mayora belum
menutupi labia minora.
Anus :bersih, anus berlubang.
Integumen : terdapat vernicks
caseosa, terdapat lanugo,
kulit keriput, merah.
Ekstremitas atas : simetris, gerak
lemah, sendi lengan fleksi.
Ekstremitas bawah : simetris, gerak
lemah, sendi kaki fleksi.
b. Palpasi
Kepala :tidak ada molase, UUK dan UUB
datar dan belum menutup, tidak
ada benjolan.
Mulut :tidak ada pembelahan palatum.
Telinga :daun telinga tipis dan mudah
dilipat.
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid maupun bendungan vena
jugularis.
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar.
c. Auskultasi
21
Dada :tidak ada wheezing maupun
ronchi.
Abdomen :bising usus normal.
d. Perkusi
Abdomen :tidak kembung.
3. Pemeriksaan neurologis
Refleks Morro : lemah
Graps refleks : lemah
Sucking reflek : lemah
Swallowing reflek : lemah
Rooting reflek : lemah
Tonick neck reflek : lemah
Reflek Babynski : lemah
2.2.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
Dx : Ibu / petugas kesehatan mengatakan
anaknya lahir dengan berat badan lahir
rendah.
Do : - BB : < 2500 gram
- PB : < 45 cm
- LD : < 30 cm
- LK : < 33 cm
- TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 0C
HR : 120 – 160 x/menit
RR : 40 – 60 x/menit
22
- Sistem kardiovaskuler lambat dan
lama
- Pernafasan lemah
- Sistem gastrointestinal : mudah
terjadi regurgitasi dan dapat
menimbulkan aspirasi pneumonia
- Reflek-reflek lemah
- Mudah mengalami hipotermi
- Kulit keriput dan kering
2.2.3. Antisipasi Masalah Potensial
Antisipasi masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul dan bila tidak
segera diatasi dapat mengganggu keselamatan
hidup klien, hingga harus diantisipasi,
dicegah, diawasi dan disiapkan tindakan untuk
mengatasi, untuk identifikasi diagnosa /
masalah potensial bayi dengan berat badan lahir
rendah adalah:
- Ikterus neonaturum
- Apnea rukuren
- Enterokolitis nekrotikans
- Anemia prematuritas
2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan tindakan yang secepatnya harus
diberikan terhadap klien dan tidak dapat
ditunda karena mengancam jiwa klien, seperti :
23
- Hipoksemia (pemberian O2)
- Hipotermia (bungkus bayi dengan kain yang
kering dan bersih kemudian tempatkan pada
inkubator).
2.2.5. Intervensi
Adalah pengembangan rencana yang
menyeluruh. Intervensi harus memuat rasional
yang tepat.
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir
rendah.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
pada By. Ny. “…” selama … x … jam
diharapkan keadaan umum baik, berat
badan meningkat.
Kriteria : - Suhu tubuh normal (36,5 –
37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit
- HR : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak berbau, tidak basah,
tidak berdarah / bernanah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Reflek-reflek kuat.
24
- Berat badan meningkat 30-35
gram/hari.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan
keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik
dan menciptakan kepercayaan keluarga
pada petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada orang tua pasien tentang
kondisi anaknya.
Rasional : Penjelasan merupakan informasi
yang dapat mengurangi kecemasan
akibat ketidaktahuan kondisi anaknya.
3. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial
dari petugas kepada pasien atau
sebaliknya.
4. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap
hangat dengan cara mengganti popok setiap
kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin
kehilangan panas.
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR,
HR.
Rasional : Deteksi dini adanya
komplikasi.
6. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
25
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
7. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari
dengan timbangan yang sama.
Rasional : Mengetahui tumbuh kembang
bayi.
8. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada
puting susu dan areola mammae dan
memperlancar ASI.
9. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Rasional : Mengetahui kecukupan nutrisi
dalam tubuh dan balance cairan dalam
tubuh.
10. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi.
11. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Rasional : Dengan meneteki bayi dengan
benar ASI akan keluar dengan lancar
dan puting susu tidak rusak.
12. Kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Pemberian terapi yang tepat
dapat mempercepat perbaikan prognosa.
2.2.6. Implementasi
26
Implementasi yang komprehensif merupakan
perwujudan dari rencana yang disusun dalam
tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat
terealisasi apabila ditetapkan berdasarkan
hakikat masalah, jenis tindakan / pelaksanaan
bisa dikerjakan oleh bidan sendiri, kolaborasi
dengan tim kesehatan lain / profesi lain.
Pelaksanaan perlu dilakukan secara tertulis dan
berkesinambungan.
2.2.7. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang
saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan
serta didasarkan tujuan dan kriteria, guna
mengevaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan
dalam asuhan kebidanan sebagai umpan balik
untuk memperbaiki asuhan kebidanan, dalam
evaluasi menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Data yang diperoleh dari wawancara
langsung pada klien.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi
dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang terjadi atas data
subyektif dan data obyektif.
P : Perencanaan yang telah ditentukan sesuai
masalah yang terjadi.
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 12 Maret 2010
Jam : 07.00 WIB
3.1.1. Data Subyektif
1. Biodata
a. Identitas Bayi
Nama : By Ny. “n”
Umur : 1 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : 3
Agama : Islam
Alamat : Barongsawahan
b. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Ayah : Tn. “S”
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMAPekerjaan : IRT Pekerjaan :
Swasta
29
Penghasilan : - Penghasilan :
+ Rp.600.000,-/bln
Alamat : Barongsawahan Alamat :
Barongsawahan
2. Keluhan Utama
Berat badan bayi 1900 gram, gerak lemah,
tangis kuat, keadaan umum baik.
30
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan bayi lahir dengan berat badan
bayi 1900 gram dan bayi sekarang dirawat di
ruang bayi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan di dalam anggota
keluarga tidak ada yang menderita penyakit
asma, TBC, hepatitis, DM, jantung, namun ibu
pasien dan nenek pasien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi.
5. Riwayat Neonatal
a. Perinatal
Ibu klien mengatakan di dalam kehamilan ini
anak ke-3, selama hamil ibu memeriksakan
kehamilannya sekitar 7x dengan rincian pada
TM I 3x di bidan, pada TM II 3x di
Puskesmas, TM III 1x di Puskesmas dan 2x di
Puskesmas dengan keluhan pada TM I: mual,
muntah, pusing. Pada TM II: pusing, pada TM
III kaki bengkak dan pusing. Obat-obatan
yang pernah didapat Fe, Kalk, vitamin dan
nifidipine, gerakan janin mulai dirasakan
pada umur kehamilan 5 bulan. Selama hamil
ibu tidak pernah minum jamu, tidak pernah
pijat ke dukun.
b. Natal
31
Bayi lahir dengan usia kehamilan 38 minggu,
lahir spontan B, pada tanggal 11 Maret
2010, jam 15.18 WIB dengan indikasi ibu
pre eklampsia berat, persalinan ditolong
oleh bidan dengan A-S: 7-8, menangis
spontan, ketuban jernih, jenis kelamin
laki-laki, BB lahir: 1900 gram, PB: 43 cm,
tidak ada kelainan kongenital, tidak ada
caput succedaneum maupun cephal hematom.
c. Post natal
Setelah lahir bayi dibawa ke ruang NICU dan
didiagnosa BBLR dengan berat badan lahir
1900 gram, panjang badan 43 cm, jenis
kelamin laki-laki, suhu 36,5 0C, detak
jantung 130 x/menit, RR 58 x/menit, bayi
lemah, mendapatkan O2 1 liter/menit, bayi
dirawat di dalam inkubator dan bayi sudah
mendapatkan PASI + 10 – 20 cc /2 jam. Dan
bayi mendapatkan salep mata tetrasiklin dan
vitamin K dengan dosis 1 mg secara IM.
6. Riwayat Imunisasi
Pasien belum mendapatkan imunisasi.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Minum : Bayi mendapatkan PASI 10-20 cc
tiap 2 jam per oral.
32
b. Pola eliminasi
BAK : + 8-10 x/hr, warna kuning,
jernih, bau khas.
BAB : + 3 x/hr, warna hitam (mekonium),
konsistensi lunak.
c. Pola aktifitas
Bayi lebih banyak tidur, menangis ketika
merasa lapar dan kalau BAK dan BAB.
d. Pola istirahat
Pasien tidur jika sudah minum PASI dan
bangun apabila BAB/ BAK.
e. Pola Personal Hygiene
- Bayi diseka dengan menggunakan air
hangat 1 x/hari (pagi).
- Mengganti popok bila bayi BAB dan BAK.
- Ganti baju 2 x/hari (pagi dan sore).
- Perawatan tali pusat 2 x/hari (pagi dan
sore).
3.1.2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
BB : 1900 gram
PB : 43 cm
LD : 27 cm
33
LK : SOB : 29 cm FO : 30 cm MO : 31 cm
TTV : Suhu : 36,5 0CHR : 130 x/menitRR : 58 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi
Kepala : tidak ada caput succedaneum,tidak ada cephal hematoma, tidakada molase, kulit kepala bersih.
Mata : simetris, tidak ada pengeluarancairan (pus), conjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterus.
Hidung : simetris, hidung terpasangnasal dengan 1 liter/ menit,tidak ada cairan/sekret, tidak adapernafasan cuping hidung.
Mulut : simetris, mukosa bibir kering,tidak ada bibir sumbing, tidakada stomatitis, lidah bersih.
Telinga : simetris, tidak ada serumen,daun telinga normal, puncak dauntelinga sejajar dengan mata.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjartyroid, tidak ada bendungan venajugularis.
34
Dada : simetris, jarak antara putingsusu normal, puting susu datar,tidak ada tarikan interkosta.
Abdomen : tali pusat masih basah, tidakada tanda-tanda infeksi, tidakada pengeluaran nanah maupundarah, tidak ada benjolan disekitar tali pusat saat menangis,keadaan tali pusat bersih,simetris.
Genetalia : jenis kelamin laki-laki testissudah turun ke skrotum, alatkelamin bersih , penis berlubang.
Anus : bersih, tidak ada atresia ani,tidak ada infeksi.
Integumen : kulit kering dan keriput,merah.
Ekstremitas atas : simetris, tidak oedema,gerak aktif, jumlah jari-jarinormal.
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedema,
gerak aktif, jumlah jari-jari
normal, sendi paha fleksi.
b. Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada
molase, UUK dan UUB datar dan
belum menutup.
Mulut : tidak ada pembelahan palatum.
35
Telinga : tidak ada benjolan, daun
telinga tipis dan mudah dilipat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis.
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar.
c. Auskultasi
Dada :tidak ada ronchi dan wheezing.
Abdomen :bising usus normal.
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung.
3. Pemeriksaan Neurologis
Refleks Morro : ada
Refleks Graps : ada
Refleks Sucking: lemah
Swallowing reflek : lemah
Rooting reflek : lemah
Refleks tonick neck : lemah
Reflek Babynski : ada
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : By. Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR.
Ds : Ibu mengatakan anaknya lahir normal pada
tanggal 11 Maret 2010 jam 15.18 WIB, umur
kehamilan 9 bulan dengan berat badan bayi
1900 gram, ditolong oleh bidan dan sekarang
dirawat di ruang bayi (neonatus).
36
Do : - Keadaan umum : Baik
- BBL : 1900 gram
- PB : 43 cm
- LD : 27 cm
- LK : SOB : 29 cm
FO : 30 cm
MO : 31 cm
- TTV : Suhu : 36,5 0C
RR : 50 x/menit
Detak jantung : 130 x/menit
- Integumen : keriput, kering dan merah.
- Daun telinga lunak dan mudah dilipat.
- Refleks Morro : ada
- Refleks Graps : ada
- Refleks Sucking : lemah
- Swallowing reflek : lemah
- Rooting reflek : lemah
- Refleks tonick neck : lemah
- Reflek Babynski : ada
3.3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Hipotermi
- Kurangnya pemenuhan nutrisi pada bayi
- Ikterus neonaturum
37
3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.
3.5. INTERVENSI
Diagnosa : By. Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR.
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan dalam 2
x 24 jam diharapkan keadaan umum bayi baik.
Kriteria : - Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit- Detak jantung : 120 – 160 x/menit- Keadaan umum baik - Tidak terjadi asfiksia- Tidak sianosis - Tali pusat tidak bau, tidak basah, dantidak berdarah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.- Refleks menelan dan menghisap kuat. - Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.
Intervensi : 1. Beritahu kondisi pasien pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik danmenciptakan kepercayaan keluarga padapetugas kesehatan.
2. Terapkan teknik septik dan aseptik. Rasional : Untuk mencegah infeksi nosokomial
dari petugas atau sebaliknya.
38
3. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangatdengan cara mengganti popok setiap kali basah. Rasional : Mencegah seminimal mungkin
kehilangan panas.4. Observasi TTV tiap 4 jam meliputi suhu, RR,
detak jantung.Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
5. Rawat tali pusat dengan kasa kering. Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
6. Lakukan penimbangan BB tiap hari dengantimbangan yang sama.Rasional : BB yang meningkat menunjukkan
status gizi bayi. 7. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada putingdan areola mammae dan memperlancar ASI.
8. Kolaborasi dengan tim medis. Rasional : Kolaborasi yang tepat akan
mempercepat perbaikan prognosa. 3.6. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 Maret 2010Jam : 12.00 WIBJam 12.00 WIB
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
Jam 12.15 WIB
2. Menerapkan teknik septik dan aseptik dengan cara
mencuci tangan.
Jam 12.25 WIB
39
3. Menjaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat
dengan cara mengganti popok bayi yang basah.
Jam 12.15 WIB
4. Mengobservasi TTV.
Hasil : Suhu : 36,8 0C
RR : 50 x/menit
HR : 120 x/menit
Jam 12.30 WIB
5. Merawat tali pusat dengan kasa kering dan bersih.
Jam 12.32 WIB
6. Melakukan penimbangan berat badan tiap hari
dengan timbangan yang sama.
Hasil BB : 1.900 gram
Jam 12.35 WIB
7. Menjelaskan pada ibu cara perawatan payudara
dengan cara puting susu dikompres dengan air
hangat selama 2 menit.
Jam 12.37 WIB
8. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan tim medis.
- Memberikan PASI 10 – 20 cc tiap 2 jam.
- Memberikan O2 1 liter/menit melalui nasal.
- Merawat bayi di dalam inkubator dengan suhu
350C.
3.7. EVALUASI
Tanggal : 13 Maret 2010 jam : 15.00 WIB
40
Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 2 hari dengan
BBLR.
S : Bayi menangis kuat, kulit tampak merah,
gerak aktif.
O : - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 37,1 0C
- HR : 126 x/menit
- RR : 45 x/menit
- BB : 1.900 gram
- Tali pusat kering
- Daun telinga lunak, mudah dilipat.
- Refleks hisap (sucking refleks) : lemah.
- Refleks menelan (swallowing refleks) :
lemah.
- Refleks rooting (mencari puting susu) :
lemah.
- Integumen kulit tipis, kemerahan.
- Tali pusat basah, tidak menandakan adanya
infeksi.
- Tidak asfiksi.
- Tidak ikterus.
A : Bayi Ny “N” umur 2 hari dengan BBLR.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Rawat bayi di dalam inkubator dengan
suhu 350C.
2. Observasi TTV meliputi suhu, HR, RR tiap
8 jam.
41
3. Lakukan penimbangan berat badan tiap
hari.
4. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
5. Berikan PASI 10-20 cc tiap 2 jam.
6. Berikan O2 1 liter/menit melalui nasal
kateter.
42
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 14 Maret 2010jam : 18.00 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 3 hari BBLR.
S : Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak
aktif.
O : - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,8 0C
- HR : 128 x/menit
- RR : 45 x/menit
- BB : 1.950 gram
- Refleks hisap (sucking refleks) : lemah.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : lemah.
- Refleks rooting (mencari puting susu) :
lemah.
- Integumen kulit tipis, kemerahan.
- Tali pusat basah, tidak menandakan adanya
tanda-tanda infeksi.
- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
- Bayi sudah tidak terpasang O2 dan tidak
dirawat di inkubator.
A : Bayi Ny. “N” umur 3 hari BBLR.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV meliputi suhu, HR, RR tiap 8
jam.
2. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari.
3. Rawat tali pusat.
43
4. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI
secara adekuat.
5. Memberikan PASI tiap kali bayi merasakan
lapar.
Tanggal : 15 Maret 2010jam : 07.00 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “n” umur 4 hari BBLR.
S : Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak
aktif.
O : - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,6 0C
- HR : 144 x/menit
- RR : 64 x/menit
- BB : 1.950 gram
- Refleks hisap (sucking refleks) : kuat.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : kuat.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : kuat.
- Integumen kemerahan dan keriput.
- Tidak sianosis.
- Tidak keriput.
- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
A : Bayi Ny. “N” umur 4 hari BBLR.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV tiap 8 jam yang meliputi HR,
RR dan suhu.
2. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari
dengan timbangan yang sama.
44
3. Rawat tali pusat.
4. Motivasi ibu agar segera memberikan bayinya
ASI secara adekuat.
5. Memberikan PASI tiap kali bayi merasakan
lapar.
Tanggal : 16 Maret 2010jam : 09.00 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 5 hari BBLR.
S : Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak
aktif.
O : - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,4 0C
- HR : 140 x/menit
- RR : 44 x/menit
- BB : 1.950 gram
- Tali pusat kering
- Refleks hisap (sucking refleks) : kuat.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : kuat.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : kuat.
- Integumen kemerahan.
- Tidak sianosis.
- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
A : Bayi Ny. “N” umur 5 hari BBLR.
P : Pasien diperbolehkan pulang dengan pemberian
HE :
1. Cara perawatan tali pusat.
45
2. Menganjurkan menyusui bayinya dengan
adekuat dan dengan cara yang benar.
3. Menganjurkan agar menjaga kebersihan diri
dan bayinya
4. Kontrol 1 minggu lagi.
46
BAB IV
P E N U T U P
4.1. KESIMPULAN
Pada pengkajian asuhan kebidanan pada bayi Ny.
“N” dengan BBLR didapatkan data dari petugas
kesehatan, pada data bayi lahir spontan B pada
tanggal 11 Maret 2010 jam 15.18 WIB, pada umur
kehamilan 38 minggu dengan indikasi ibu pre eklampsi
berat. Persalinan ditolong oleh bidan dengan AS: 7-
8, menangis spontan, ketuban jernih, menangis
spontan, ketuban jernih, jenis kelamin laki-laki,
BB: 1900 gram, PB: 43 cm, tidak ada kelainan
kongenital. Pada data obyektif didapatkan keadaan
umum lemah; kesadaran composmentis; BB: 1900 gram;
PB: 43 cm; LD: 27 cm; LK SOB: 29 cm, FO: 30 cm,
MO: 31 cm; pada TTV suhu: 36,5 0C, HR: 130 x/menit,
RR: 58 x/menit, terpasang nasal O2 1 liter/menit,
tali pusat masih basah kulit keriput, merah,
ekstremitas sendi lengan dan paha fleksi, reflek-
reflek masih lemah.
Pada identifikasi diagnosa masalah didapatkan
bayi Ny. “N” dengan BBLR.
48
Pada antisipasi masalah potensial berdasarkan
data yang mendukung masalah yang mungkin timbul
tidak ada.
Pada identifikasi kebutuhan segera atas masalah
yang muncul pada kasus tidak ada.
Pengembangan rencana yang dilakukan dengan
prioritas asuhan selama 2 x 24 jam dengan kriteria
hasil suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C), RR: 40-60
x/menit, HR: 120-160 x/menit, keadaan umum baik,
tidak terjadi asfiksi, tidak sianosis, tali pusat
tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah, tidak ada
tanda-tanda infeksi, reflek-reflek kuat, berat badan
meningkat 30-35 gram/hari.
Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 12 Januari
2008 disesuaikan dengan rencana yang telah
ditetapkan.
49
Pada evaluasi didapatkan pada tanggal 13
Januari 2008 jam 15.00 WIB, BB bayi 1.900 gram, S:
37,10C, HR: 126 x/menit, RR: 45 x/menit, telinga
lunak dan mudah dilipat, reflek menelan lemah,
reflek rooting lemah, integumen tipis dan kemerahan,
tali pusat basah, tidak menandakan adanya infeksi,
tidak asfiksia, tidak ikterus, BAK (+), BAB (+),
intervensi dilanjutkan. Pada catatan perkembangan
tanggal 14 Januari 2008, jam 18.00 WIB didapatkan KU
baik, suhu 36,80C, HR: 128 x/menit, RR: 45 x/menit,
BB: 1.950 gram, reflek hisap lemah, reflek menelan
lemah, reflek rooting lemah, integumen tipis,
kemerahan, tali pusat mulai mengering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, BAK (+), BAB (+), bayi sudah
tidak terpasang O2 dan tidak dirawat di dalam
incubator, tidak ikterus, tidak sianosis, intervensi
dilanjutkan. Pada tanggal15 Januari 2008, jam 07.00
WIB didapatkan KU baik, suhu: 36,60C, HR: 144
x/menit, RR: 64 x/menit, BB: 1950 gram, tali pusat
kering, reflek hisap kuat, reflek menelan kuat,
reflek rooting kuat, integumen kemerahan dan
keriput, tidak sianosis, tidak ikterus, BAK (+), BAB
(+), intervensi dilanjutkan. Pada tanggal 16
Januari 2008, jam 09.00 WIB didapatkan KU baik,
suhu: 36,40C, HR: 140 x/menit, RR: 44 x/menit, BB:
1950 gram, tali pusat kering, reflek hisap kuat,
50
reflek menelan kuat, reflek rooting kuat, integumen
kemerahan, tidak sianosis, tidak ikterus, BAK (+),
BAB (+), pasien diperbolehkan pulang dengan
pemberian HE: cara perawatan tali pusat,
menganjurkan menyusui bayinya secara adekuat dan
dengan cara yang benar, menganjurkan agar menjaga
kebersihan diri dan bayinya, kontrol 1 minggu lagi.
4.2. SARAN
4.2.1. Bagi Institusi
Lebih menyediakan literatur yang berkaitan
sehingga memudahkan dalam penyusunan asuhan
kebidanan.
4.2.2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan petugas bisa cepat dan tepat
dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar pelayanan.
4.2.3. Bagi Penulis
Dengan penyusunan asuhan kebidanan semoga
dapat dijadikan sebagai pengalaman dan
perbandingan antara teori yang didapat dengan
kasus nyata yang ada di lapangan.
4.2.4. Bagi Klien
Mengharapkan klien lebih kooperatif dalam
segala hal tindakan sehingga mencapai hasil
akhir yang optimal tanpa adanya komplikasi.
51