Riset Putusan SDA - SG final 8 okt(2)

46
PERSPEKTIF HAKIM TERKAIT REZIM PERIJINAN LINGKUNGAN (Pembatalan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu No. 540/052/2008 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor: 540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan Daerah Eksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur atas nama Ir. Muhammad Helmi Yusron, Alamat Komplek Pondok Jati AM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untuk dan atas nama PT. Semen Gresik (Persero), Tbk di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo, Desa Tompegunung, Desa Sukolilo, Desa Sumbersoko Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang) Oleh: Erwin Dwi Kristianto 1 I. PENDAHULUAN Penelitian hukum doktrinal, menurut E. Jones, adalah penelitian yang berusaha menemukan dan mencari apa hukumnya atas peristiwa-peristiwa konkret maupun peristiwa yang mungkin terjadi. E. Jones kemudian membedakan penelitian doktrinal dan non doktrinal dengan mengatakan: ...it is necessary to try to distinguish doctrinal from non-doctrinal legal research, even though this distinction obscures the fact that much legal research falls somewhere between these two categories. 2 Pembagian tipologi doktrinal dan non-doktrinal ini kemudian dikembangkan di Indonesia oleh Soetandyo Wigjosoebroto. Menurut Soetandyo Wigjosoebroto, penelitian doktrinal merupakan penelitian-penelitian atas hukum yang dikonsepkan dan dikembangkan atas dasar doktrin. Namun di Indonesia, metode doktrinal ini terlanjur lazim disebut sebagai 1 Staf operasional , issue pesisir dan lingkungan, YLBHI-LBH Semarang 2 E. Jones, Current Trends in Legal Research, Journal of Legal Research, 1962 Halaman ke - 1 dari 46

Transcript of Riset Putusan SDA - SG final 8 okt(2)

PERSPEKTIF HAKIM TERKAIT REZIM PERIJINAN LINGKUNGAN

(Pembatalan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan PerijinanTerpadu No. 540/052/2008 tentang Perubahan Atas Keputusan

Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor:540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan Daerah EksplorasiBahan Galian Golongan C Batu Kapur atas nama Ir. MuhammadHelmi Yusron, Alamat Komplek Pondok Jati AM-6 Sidoarjo Jawa

Timur bertindak untuk dan atas nama PT. Semen Gresik(Persero), Tbk di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo, DesaTompegunung, Desa Sukolilo, Desa Sumbersoko Kecamatan

Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah di Pengadilan Tata UsahaNegara Semarang)

Oleh: Erwin Dwi Kristianto1

I. PENDAHULUAN

Penelitian hukum doktrinal, menurut E. Jones, adalahpenelitian yang berusaha menemukan dan mencari apahukumnya atas peristiwa-peristiwa konkret maupunperistiwa yang mungkin terjadi. E. Jones kemudianmembedakan penelitian doktrinal dan non doktrinal denganmengatakan:

...it is necessary to try to distinguish doctrinal from non-doctrinallegal research, even though this distinction obscures the fact thatmuch legal research falls somewhere between these two categories.2

Pembagian tipologi doktrinal dan non-doktrinal inikemudian dikembangkan di Indonesia oleh SoetandyoWigjosoebroto. Menurut Soetandyo Wigjosoebroto,

penelitian doktrinal merupakan penelitian-penelitian atas hukumyang dikonsepkan dan dikembangkan atas dasar doktrin. Namun diIndonesia, metode doktrinal ini terlanjur lazim disebut sebagai

1 Staf operasional , issue pesisir dan lingkungan, YLBHI-LBHSemarang

2 E. Jones, Current Trends in Legal Research, Journal of Legal Research,1962

Halaman ke - 1 dari 46

metode penelitian normatif untuk melawankan dengan metodepenelitian empiris. 3

Jika mengacu pada pendapat E. Jones dan SoetandyoWigjosoebroto. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian nomatif atau kerap disebut penelitian hukumdoktrinal.

II. POSISI KASUS 4

Tahun 2012 Indonesia terancam kekurangan pasokan semennasional (shortage), jika tidak diantisipasi mulaisekarang. 5 Hal ini dikarenakan pembangunan infrastrukturfisik yang membutuhkan pasokan semen yang makinmeningkat dari tahun ke tahun. PT. Semen Gresik(Persero), Tbk mempunyai peran yang strategis karenasebagai BUMN yang ditunjuk untuk mengelola dan mencukupikebutuhan dalam negeri. Artinya, jika perusahaantersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri,maka pemerintah dan masyarakat akan tergantung padaimport karena kapasitas produksi yang tidak dapatmengimbangi permintaan semen.

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI, 2006) menunjukkan,pada tahun 2006 komsumsi semen nasional sebesar 31,98juta ton dan untuk memenuhi ekspor sebesar 7,27 juta tonsehingga kebutuhan semen nasional 8% pada tahun 2007 dan5% pada tahun 2008 dengan ekspor tetap pada kisaran 7juta ton per tahun. Maka kebutuhan semen nasional padaakhir tahun 2008 diperkirakan sebesar 43,54 juta ton,sementara kapasitas produksi pada tahun 2008 hanya 42,75ton. 6 Kebutuhan ini diramalkan akan semakin pesat denganmakin masifnya laju pembangunan infrastruktur.

3 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode, dan DinamikaMasalahnya, Jakarta: Elsam dan Huma, 2002 hal. 147-148

4 Disari dari buku: Erwin Dwi Kristianto, Menyelamatkan LingkunganBerakhir Di Penjara (Kriminalisasi 9 Warga Penolak Pabrik Semen di Sukolilo Pati), YLBHI-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang Indonesia Legal Aid Foundation-Semarang Legal Aid Institute, Semarang, 2010

5 Harian Wawasan, 20 Agustus 20086 KA-ANDAL PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, Bab I hal 1.1

Halaman ke - 2 dari 46

Berdasarkan analisis kebutuhan produksi semen nasionalitulah, akhirnya PT. Semen Gresik (Persero), Tbkmelakukan pengembangan industri sekaligus melakukanrencana ekploitasi Pegunungan Kendeng di KecamatanSukolilo dan Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah.Sebagai BUMN yang mempunyai peran yang strategis dalammengelola dan mencukupi kebutuhan semen dalam negeri.PT. Semen Gresik (Persero), Tbk memiliki rencanakegiatan untuk mendirikan pabrik semen baru di KecamatanSukolilo, Kabupaten, Pati. Kapasitas produksi yangdirencanakan adalah 2,5 juta ton semen per tahun.

PT. Semen Gresik (Persero), Tbk akan membutuhkan lahanseluas 1.560 hektar lahan, dimana untuk keperluanpenambangan batu kapur seluas 900 hektar berada di DesaSumbersoka, Tompe Gunung, Sukolilo, Kedumulyo, Gaduderodi Kecamatan.Sukolilo, dan penambangan tanah liat seluas500 Ha berada di Desa Gadudero, Kedumulyo, Baturejo,Kasiyan, Sukolilo. Serta untuk keperluan pendirianpabrik seluas 75 Ha yang berada di Desa Kedumulyo,Kecamatan Sukolilo. Sedangkan untuk menunjang prasaranainfrastruktur, PT. Semen Gresik (Persero), Tbk akanmembangun jalan produksi dengan kebutuhan lahan seluas85 Ha yang berada di Kecamatan Sukolilo, KecamatanKayen, Kecamatan Gabus, Kecamatan Margorejo, KabupatenPati.

Untuk pengembangan kawasan industri semen, PT. SemenGresik (Persero), Tbk telah menyelesaikan pembuatandokumen AMDAL.7 Pemrakarsa penyusunan studi AMDAL adalahPusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga PenelitiUniversitas Diponegoro dengan Penanggung Jawab Prof. DrIr Supriharyono, Ms. Pada Senin, 1 Desember 2008, ANDAL,RKL dan RPL yang merupakan bagian dokumen AMDAL telahdisosialisasikan di Kantor Bupati Pati. Surat Keputusan

7 AMDAL adalah kajian mengenai dambak besar dan penting suatu usahadan atau kegiatan yang direncakan pada lingkungan hidup yang diperlukandalam proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan ataukegiatan (pasal 1 (21) UU nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaanlingkungan hidup). AMDAL sendiri bukanlah perijinan akan tetapi merupakansyarat untuk mendapatkan ijin, seperti Ijin Mendirikan Bangunan, IjinUsaha Industri, Ijin Penambangan dan lain sebagainya

Halaman ke - 3 dari 46

Kelayakan Lingkungan 8 yang merupakan bagian akhir dariproses pembuatan AMDAL pun sudah dikeluarkan olehGubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Padahal dalamsosialisasi KA-ANDAL di Kecamatan Sukolilo dan KecamatanKayen serta pembahasan KA-ANDAL di Sekda Kabupaten Pati,AMDALnya masih banyak hal yang harusdiperbaiki/direvisi. Selain itu belum ada kesepakatandalam tataran sidang komisi AMDAL mengenai kelayakanAMDAL tersebut.

Faktanya PT. Semen Gresik (Persero), Tbk sendiriterlihat gamang dalam melakukan proses yang harusdilalui dan melakukan berbagai pelanggaran. Study AMDALmisalkan, seharusnya sudah selesai dilakukan palinglambat 29 September 2008 sesuai surat rekomendasi yangdikeluarkan Kantor Litbang Kabupaten Pati 9. Namun,sesuai dengan tahapan rencana pembangunan pabrik semenPT. Semen Gresik (Persero), Tbk, Surat Ijin PenambanganDaerah (SIPD) telah dikeluarkan sebelum study AMDALdimulai. Akan tetapi, pada Agustus 2008, PT. SemenGresik (Persero), Tbk kembali mengajukan Surat IjinPenambangan Daerah (SIPD) baru 10 kepada Pemkab Pati 11,ketika studi AMDAL belum rampung. Disamping itu, 16Oktober 2008 juga dilakukan pertemuan di Kantor Balai

8 Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 660.1/27/2008 tentangPersetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Semen PT. SemenGresik (Persero) Tbk di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah

9 Lampiran I. Perijinan terkait pembangunan pabrik semen PT. SemenGresik (Persero), Tbk dalam dokumen Kerangka Acuan Analisis DampakLingkungan Hidup (KA - ANDAL) Pembangunan PT. Semen Gresik (Persero), Tbkdi Kabupaten Pati – Jawa Tengah

10 KTUN ini yang kemudian digugat. Wahana Lingkungan HidupIndonesia menguasakan kepada Tim Advokasi Peduli Lingkungan yang terdiridari Siti Rakhma Maryherwati, S.H, Yusuf Suramto, S.H, Ign Heri HendroHarjuno, S.H, Iki Dulagin, S.H. sebaga kuasa hukum dari Wahana LingkunganHidup Indonesia, saat ini telah mengajukan guagatan PTUN di PengadilanTUN Semarang. Adapun yang menjadi obyek Sengketa Tata Usaha Negara adalahsebagai berikut: Keputusan Tata Usaha Negara yang berwujud SuratKeputusan (SK) tentang Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD) No.540/052/2008 kepada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk tertanggal 5 November2008 yang dikeluarkan oleh TERGUGAT yang berisi pokoknya adalah mengenaiijin melakukan penambangan batu kapur seluar 700 hektar yang terletak diDesa Gadudero, Desa Kedumulyo, Desa Sukolilo, Desa Tompegunung dan DesaSumbersoko yang berada di Wilayah kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati

11 Harian Suara Merdeka, 12 September 2008

Halaman ke - 4 dari 46

Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati yangmembahas tentang study AMDAL pabrik semen ”Plan B” 12.

Persoalan lain terkait AMDAL adalah hasil pertemuanKomisi AMDAL Propinsi Jawa Tengah dengan masyarakat danakademisi yang diselenggarakan oleh Kantor PengendalianDampak Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati pada 1 Juli2008 di Ruang Pragola Setda Pati. Pertemuan tersebutmengagendakan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan ANDALPembangunan Pabrik Semen PT. Semen Gresik (Persero), Tbkdi Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati yangdipresentasikan oleh Pemrakarsa besertaKonsultan/penyusun dokumen AMDAL Lembaga Penelitian(LEMLIT) Pusat Penelitian Lingkungan Hidup UniversitasDiponegoro Semarang. Tetapi sampai kesepakatan-kesepakatan yang ada di forum tersebut tidak pernahditindak lanjuti.

Dalam pembahasan Rapat Komisi AMDAL tersebut, KerangkaAcuan ANDAL yang dipresentasikan dinilai oleh forummasih diperlukan perubahan baik redaksional maupunsubstansinya karena akan berpengaruh langsung terhadaphasil Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) beserta RencanaKelola Lingkungan (RKL) dan Rencana PemantauanLingkungan-nya (RPL). Bahkan dalam pertemuan itu pihakUPN, UGM, ASC dan Yayasan SHEEP Indonesia SekretariatJawa Tengah meminta agar Kerangka Acuan ANDAL direvisidan dibahas ulang 13. Artinya, dalam konteks AMDAL,rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. Semen Gresik(Persero), Tbk ini belum jelas. Prosesnya juga tidakbisa diakses oleh masyarakat sehingga tidak terjadimekanisme kontrol dalam proses pembuatan AMDAL 14.

III. KAJIAN SUMBER DAYA ALAM

12 Arsip surat masuk Yayasan SHEEP Indonesia sekretariat JawaTengah: Jl. Ahmad Yani 06 Pati

13 Harian Kompas, 4 Juli 200814 Beberapa masalah lain yang terkait dengan pelanggaran proses

pembuatan AMDAL, baca tulisan Adi Nugroho, “Topeng Jahat” PT. Semen Gresik(Persero), Tbk. Atas Rencana Proyek Penambangan dan Pembangunan Pebrik Semen di KabupatenPati – Jawa Tengah, Yayasan SHEEP Indonesia

Halaman ke - 5 dari 46

III.1. Kawasan Kars 15

Kars (istilah Jerman) berarti tanah gersang berbatu.16

Ciri-cirinya adalah memiliki banyak goa, sungaibawah tanah, bukit sambung menyambung, dan kadangtelaga. Goa di kawasan kars sering menjadi tempattinggal binatang seperti walet, ular dan kelelawar.17

Seringkali kawasan kars tersebut dipandang sebagailahan gersang dan berbatu. Tak mengherankan jikadianggap sebagai potensi menggiurkan untukditambang. Batu gamping ditambang untuk fondasirumah, bahan dasar semen, keramik, batu nisan danlain sebagainya. Padahal selain bernilai ekonomistersebut, kawasan kars juga merupakan penyimpan air.

Masyarakat di kawasan kars memanfaatkan melimpahnyasumber air di kawasan kars tersebut. Di musimkemarau, sumber-sumber air itu tetap mengalir.Kadang di penghujung kemarau, perbukitan batugamping di kawasan kars mampu mempertahankan air dipori bebatuan dan memelihara ketersediaan air semuamata air. Begitulah karakter kawasan kars.

Tetesan air permukaan merembes ke endokars melaluipori-pori dan celah-celah lapisan batu gamping.

15 Disari dari buku: Erwin Dwi Kristianto, Menyelamatkan LingkunganBerakhir Di Penjara (Kriminalisasi 9 Warga Penolak Pabrik Semen di Sukolilo Pati), YLBHI-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang Indonesia Legal Aid Foundation-Semarang Legal Aid Institute, Semarang, 2010

16 Karst adalah istilah yang ditemukan oleh Svijij dari Yugoslavia. Svijijadalah bapak karst sedunia. Pendapat ini dikutip dari keterangan CahyoAji, dosen Ilmu Lingkungan UGM di PTUN Semarang. Obyek Sengketa TataUsaha Negaranya adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang berwujudKeputusan Kepala Kantor pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Pati nomor540/052/2008, tanggal 5 November 2008 tentan perubahan atas KeputusanKepala Kantor pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Pati nomor540/040/2008, tentang Ijin Penambangan Daerah eksplorasi bahan GalianGolongan C Batu Kapur atas nama Ir. Muhammad Helmi Yusron alamat, komplekPondok Jati AM-6 Sidoharjo Jawa Timur bertindak untuk dan Atas nama PT.Semen Gresik (Persero), Tbk. di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo, DesaSukolilo, Desa Tompegunung dan Desa Sumbersoko yang berada di KecamatanSukolilo Kabupaten Pati

17 Eko Haryono, Hidup Bersama dengan Kawasan Kars, Versi Kars Gunungsewu danKars Gombong, Kars Gunung Sewu, Yogyakarta, 2004, halaman 4

Halaman ke - 6 dari 46

Celah-celah batu akan terisi tanah yang menyimpanair. Lama-lama air akan menetes. Hal ini bisadibuktikan dengan memasuki goa. Di goa-goa ituterdapat tetesan air yang terkumpul dan membentuksungai bawah tanah. Sungai yang mengaliri lorong goadan berasal dari suatu sungai permukaan—yang hanya"numpang lewat" interior goa—yang akhirnya menjadisumber air kars. Sumber-sumber air inilah yangdimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan kars.18

Salah satu kawasan kars di Jawa tengah adalah diPegunungan Kendeng. Wilayah perbukitan di kawasanKendeng Utara merupakan kawasan kars. Secarageomorfologi,19 kawasan Kars Sukolilo adalah perbukitankars struktural dengan morfologi permukaan (eksokars)berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills). Polaaliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalahpola pengaliran paralel yang dikontrol oleh strukturgeologi kawasan tersebut. Penjajaran mata air karsdi bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukoliloterjadi pada kisaran ketinggian 5-150 mdpl radius 1-2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dansistem sungai bawah tanah di kawasan kars Sukolilobersifat parennial. Kawasan kars Sukolilo merupakankawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars diPati dan Grobogan.20

Fenomena Kars Sukolilo (Kendeng Utara) tercerminmelalui banyaknya bukit-bukit kapur kerucut,munculnya mata-mata air pada rekahan batuan,mengalirnya sungai-sungai bawah tanah dengan loronggua sebagai koridornya. Sering ditemukan lahan yang

18 Presentasi Dicky dkk (Acintyacunyata Speleological Club (ASC)Yogyakarta) pada Pelatihan Paralegal Lingkungan Hidup di Yogyakarta, 23-25 Juni 2008

19 Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan,serta menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkanterbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara proses-prosesdalam susunan keruangan (Van Zuidam, 1977). Lihat:http://id.wikipedia.org., Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebasberbahasa Indonesia, diakses september 2009

20 ET Paripurno dkk, Kajian Potensi Kars kawasan Sukolilo-Pati Jawa Tengah,Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta dan AcintyacunyataSpeleological Club (ASC), 2008, halaman 1

Halaman ke - 7 dari 46

sangat kering di permukaan saat musim kemarau padabagian bagian bukit karena sungai-sungai yangmengalir di permukaan sangat jarang. Aliran airmasuk kedalam rekahan batuan kapur atau batu gamping(limestone) dan melarutkannya, sehingga di bagianbawah kawasan ini bayak ditemukan sumber-sumber mataair yang keluar melalui rekahan-rekahan batuan. 21

Sumberdaya air di kawasan kars merupakan asetberharga bagi masyarakat sekitarnya. Hampir seluruhmasyarakat di kawasan Kars Kendeng Utara, yaitu yangdi Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, KabupatenPati memanfaatkan sumber-sumber air dari kawasanKars Sukolilo tersebut. 90% suplai air merekaberasal dari Kawasan tersebut. Hampir setiap desa diKecamatan Sukolilo memiliki sumber-sumber mata air—dengan variasi debit aliran, yaitu mulai dari 1liter/detik hingga 178,90 liter/detik—yaitu: DesaSukolilo (19 mata air), Desa Gadudero (3 mata air),Desa Tompe Gunung (21 mata air), Desa Kayen (4 mataair), Desa Kudumulyo (1 mata air), Desa Mlawat (1mata air), Desa Baleadi (3 mata air), dan DesaSumbersoko (24 mata air).22

Sumber air terbesar di Kecamatan Sukolilo adalahSumber Lawang yang terletak di Dusun Tengahan, DesaSukolilo, Kecamatan Sukolilo. Debit aliran SumberLawang di musim kemarau adalah 178,90 liter/detik.Ia mampu memenuhi kebutuhan air lebih dari 2000kepala keluarga (KK) di Kecamatan Sukolilo. Iamerupakan sumber utama yang aliran permukaannyabergabung dengan beberapa sumber air sekitarnya,sehingga menjadi sungai permukaan yang alirannyaterbesar dan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi-cuci-kakus (MCK), ternak, danirigasi lebih dari 4000 hektar sawah di DesaSukolilo. Selain itu, Sumber Lawang juga merupakanpembangkit tenaga listrik mikrohidro yang memenuhikebutuhan listrik Dusun Tengahan.23

21 Ibid22 ET Paripurno dkk, Op.cit., halaman 423 ET Paripurno dkk, loc.cit.

Halaman ke - 8 dari 46

Mata air dengan debit terkecil—0,06 liter/detik—adalah Sumber Ngowak di Dusun Tompe Gunung, DesaTompe Gunung, Kecamatan Sukolilo. Debit ini belumtermasuk air dari sumber ini yang dialirkan ke pipa.Sumber ini mampu memenuhi kebutuhan air 40 KK disekitar Dusun Tompe Gunung.

Setiap sumber air di Kawasan Kars Sukolilo mampumemenuhi rata-rata kebutuhan air masyarakat lebihdari 200 KK di setiap dusun atau desa. Setiap harisatu orang membutuhkan sekitar 15-20 liter air.Jadi, 1 KK membutuhkan sekitar 100 liter. Hal inidapat menunjukkan bahwa sumberdaya air di kawasanKars Sukolilo melebihi kapasitas kebutuhan airmasyarakatnya, sehingga bisa dipergunakan untukpertanian dan peternakan.24

Pusat Studi Manajemen Bencana UPN ”Veteran”Yogyakarta dan Acintyacunyata Speleological Club(ASC) Yogyakarta menunjukkan, bahwa lokasi tersebutmemiliki ciri-ciri batu kapur (Karst) kelas satu.Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralRepublik Indonesia Nomor 1456 K/20/MEM/2000 tentangPedoman Pengelolaan Kawasan Kars menyebutkan, bahwaapabila dalam penetapannya sebuah kawasan karsmemiliki kriteria sebagai kawasan Kars Kelas satu,maka perlindungan terhadap kawasan kars harusmenjadi perhatian utama dalam menentukankeberlanjutan ekologi di dalamnya (Pasal 12). 25

Bahkan Keputusan Menteri Energi Sumber Daya MineralRepublik Indonesia Nomor 0398 K/40/MEM/2005 tentangPenetapan Kawasan Kars Sukolilo menyatakan, bahwaKawasan Perbukitan Batu Gamping yang terletak diKecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, KecamatanTambakkromo, di Kabupaten Pati dan Kecamatan Brati,Kecamatan Grobogan, Kecamatan Tawangharjo, KecamatanWirosari, Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan dan

24 ET Paripurno dkk, Op.cit., halaman 525 Lihat: lampiran laporan, ET Paripurno dkk, Kajian Kawasan Karst

Sukolilo- Pati, Jawa Tengah oleh Pusat Study Manajemen Bencana UPN ”Veteran”Yogyakarta dan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta

Halaman ke - 9 dari 46

Kecamatan Todanan di Kabupaten Blora Propinsi JawaTengah sebagai Kawasan Kars Sukolilo.

Sedangkan pasal 51 huruf (e) PP No. 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionalmenyatakan bahwa “salah satu kawasan lindung nasional adalahkawasan lindung geologi.”

Dalam pasal 52 angka (5) PP No. 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionaldinyatakan bahwa Kawasan Lindung Geologi terdiriatas:

a. Kawasan cagar alam geologi;b. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

air tanah.

Dalam pasal 53 angka (1) PP No. 26 tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionaldinyatakan bahwa Kawasan cagar alam geologisebagaimana dimaksud dalam pasal 52 ayat (5) huruf aterdiri atas:

a. Kawasan keunikan batuan dan fosil;b. Kawasan keunikan bentang alam; danc. Kawasan keunikan proses geologi.

Dalam pasal 60 angka (2) PP No. 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionaldinyatakan bahwa kawasan keunikan bentang alamsebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat (1) huruf bditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki bentang alam gumuk pasir pantai;b. Memiliki bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher

vulkanik dan gumuk vulkanik;c. Memiliki bentang alam goa;d. Memiliki bentang alam ngarai/lembah;e. Memiliki bentang alam kubah;f. Memiliki bentang alam kars.

Halaman ke - 10 dari 46

Dari uraian diatas, disimpulkan, kawasan kars adalahkawasan lindung geologi yang seharusnya dilindungisebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 26Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang WilayahNasional.

Kemudian, dalam Pasal 2 Peraturan Menteri NegaraLingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha dan atau kegiatan yang wajibdilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,dinyatakan bahwa jenis usaha dan/atau kegiatan yangtidak termasuk dalam lampiran I Peraturan Menteriini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengankawasan lindung sebagaimana tercantum dalam lampiranII Peraturan Menteri ini wajib AMDAL.

Kawasan Lindung yang dimaksud dalam Penjelasan Pasal7 ayat (1) UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang PenataanRuang, PP Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional, dan Pasal 37 KeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, adalah kawasanresapan air dan kawasan sekitar mata air.

III.2. Eksplorasi

Dalam Pasal 18 ayat (1) UU No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dinyatakansebagai berikut:

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampakbesar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memilikianalisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal) untukmemperoleh Ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan

Hal tersebut juga dipertegas dalam pasal 15 UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,dinyatakan sebagai berikut:

Ayat (1) setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang kemungkinandapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

Halaman ke - 11 dari 46

lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampaklingkungan.

Ayat (2) ketentuan untuk ayat (1) akan diatur dengan peraturanpemerintah.

Peraturan Pemerintah yang dimaksud pada angka 2(dua) di atas adalah PP No. 27 Tahun 1999 tentangAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan yang dalamketentuan Pasal 3-nya, dinyatakan sebagai berikut:

Ayat (1) Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapatmenimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkunganhidup meliputi:a. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam;b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun

yang tak terbaharui;c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat

menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alamdalam pemanfaatannya;

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhilingkungan, alam lingkungan buatan, serta lingkungansosial dan budaya;

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhipelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atauperlindungan cagar budaya;

f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasadrenik;

g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati;h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi

besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup;i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau

mempengaruhi pertahanan negara.

Ayat (2) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampaklingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar

Halaman ke - 12 dari 46

dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/atauPimpinan Lembaga Non Departemen yang terkait.

Selanjutnya, dalam pasal 7 Peraturan PemerintahNomor 27 tahun 1999 tersebut, menyatakan sebagaiberikut:

Ayat (1)Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syaratyang harus dipenuhi untuk mendapatkan Ijin melakukan usahadan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yangberwenang.

Ayat (2) Permohonan Ijin melakukan usaha dan/atau kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemrakarsakepada pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib melampirkan keputusankelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatansebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) yang diberikanoleh instansi yang bertanggungjawab.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasetiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak besarterhadap lingkungan wajib memiliki AMDAL.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan ataukegiatan yang wajib dilengkapi Analisis MengenaiDampak Lingkungan, dalam lampiran G BidangPerindustrian menyebutkan bahwa industri sementermasuk salah satu jenis usaha dan atau kegiatanyang harus dilengkapi dengan dokumen AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Alasan ilmiahkhususnya menyebutkan bahwa industri semen denganproses klinker adalah industri semen yang kegiatannyabersatu dengan kegiatan penambangan, dimana terdapatproses penyiapan bahan baku (raw mill process)penggilingan batubara (coal mill) serta prosespembakaran dan pendinginan klinker (rotary klin and klinkercooler).

Halaman ke - 13 dari 46

Dalam perkara aquo, yang menjadi objek sengketaadalah Keputusan Kepala Kantor Pelayanan PerijinanTerpadu No. 540/052/2008 tertanggal 5 Nopember 2008,yang pada pokoknya berisi Ijin Pertambangan DaerahEksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur AtasNama Ir. Muhammad Helmi Yusron Alamat komplek PondokJati AM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untuk danatas nama PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Di DesaGadudero, Desa Kedumulyo, Desa Tompegunung, DesaSukolilo, Desa Sumbersoko Kecamatan SukoliloKabupaten Pati Jawa Tengah seluas 700 Ha.

Saksi ahli Suparto Wijoyo pada sidang 26 di tingkatpertama menyatakan:

“Menurut saya, eksplorasi industri pertambangan memerlukanAMDAL. Karena bukan kegiatannya tapi usahanya. Sewaktu sayamerumumuskan UU Nomor 23 tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup sebagai tim pekerja, saya menyarankanorang harus paham AMDAL adalah pertimbangan untukinstrumen semua ijin.”

“Untuk itu dalam UU Nomor 23 tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup ada kata-kata “usaha dan/atau kegiatan”,jadi tergantung usahanya. Contohnya: kegiatan eksplorasi untukusaha tukang cukur tidak perlu AMDAL, sedangkan kegiataneksplorasi dalam konteks usaha pertambangan/industri besartentu wajib AMDAL. Coba lihat Pasal 15 dan 16! Artinya wajibAMDAL tergantung usahanya, sedangkan kegiatan adalahtahapan kinerja instansi”

“Bahwa AMDAL bukan instrumen ijin, setiap prosespertambangan wajib mempertimbangkan lingkungan. Dalamhukum lingkungan nasional disebut dokumen lingkungan. Jadiagar proses perijinan mulus wajib melampirkan dokumenlingkungan. Salah satunya AMDAL, bagi yang wajib AMDAL,sedangkan yang tidak wajib AMDAL harus melengkapi dokumenUKL dan UPL untuk mendapatkan dokumen kelayakanlingkungan”

26 perkara no.04/G/2009/PTUN.SMG di Pengadilan Tata Usaha NegaraSemarang

Halaman ke - 14 dari 46

”Artinya ketika korporasi mengurus usaha pertambangan dantidak wajib AMDAL, Dalam Kepmen LH 11 dan PP 27, korporasitetap wajib UKL dan UPL. Jadi bukan terminologi AMDAL atautidak! Contohnya Usaha industri tahu yang kapasitasnya kecilatau limbahnya sedikit, tidak wajib AMDAL tapi UKL dan UPL.Instrumen ini menjadi pertimbangan bagi birokrasi dalammenerbitkan ijin. Sehingga tidak ada usaha industri yangmelakukan pencamaran, karena sudah ada instrumenpenyelamat masa depan”

Artinya eksplorasi yang dilakukan adalah ”kegiatan”yang merupakan bagian dari ”usaha” industri semensehingga wajib AMDAL.

III.3 Rezim Perijinan Dan AMDAL

Dalam Pasal 26 Ayat (2) PP 75 Tahun 2001 TentangPerubahan Kedua atas PP No.32 tahun 1969 tentangPelaksanaan UU No.11 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan dinyatakan sebagaiberikut:

Pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi berhak memilikibahan galian yang telah tergali sesuai dengan kuasapertambangan eksplorasinya, apabila.............dst;

Artinya bahwa kegiatan eksplorasi yang dari faktapersidangan di tingkat pertama telah dilakukan oleh,tidak hanya sebatas penyelidikan geologi untukmengetahui, memperoleh informasi melainkan sampaipengambilan bahan galian yang telah tergali.Kemudian dalam Pasal 26 Ayat (3) PP 75 Tahun 2001Tentang Perubahan Kedua atas PP No.32 tahun 1969tentang Pelaksanaan UU No.11 tahun 1967 dinyatakansebagai berikut:

Pengangkutan dan penjualan hasil-hasil Eksplorasi baru dapatdilakukan apabila telah memperoleh........dst.

Artinya eksplorasi yang dinyatakan PP tersebutsampai pada tahapan pengangkutan dan penjualan

Halaman ke - 15 dari 46

hasil-hasil eksplorasi. Kegiatan eksplorasi sendirimerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencanausaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL. Hal initelah diamanatkan dalam Pasal 18 Ayat (1) UU No. 23tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yangmenyatakan sebagai berikut:

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampakbesar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memilikianalisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal) untukmemperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.

Selanjutnya, Pasal 15 Ayat (1) UU No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, jugamengamanatkan wajib amdal:

Setiap usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan dapatmenimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkunganhidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan;

Disamping Undang-undang diatas, juga ada amanatPeraturan Pemerintah yang mewajibkan PT. SemenGresik (Persero), Tbk dalam melakukan usaha dan/ataukegiatan eksplorasi untuk memiliki AMDAL. Amanattersebut tertuang didalam Pasal 3 Ayat (2) PP No. 27Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai DampakLingkungan, yang menyatakan sebagai berikut:

Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud padaAyat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampaklingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengardan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/atauPimpinan Lembaga Non Departemen yang terkait.

Untuk memperjelas prosedur perijinan usaha dan/ataukegiatan tersebut, berikut adalah prosedur perijinanmenurut ketentuan :

a. UU No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup, sebagai berikut:

Halaman ke - 16 dari 46

Keterangan: Skema dan penjelasan diatas merujuk atau berdasarkanketentuan Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18 UU No. 23 Tahun1997.

PT. Semen Gresik (Persero), Tbk sebagaipemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yangkemungkinan menimbulkan dampak besar dan pentingterhadap lingkungan, wajib memiliki AMDAL. AMDALsendiri memiliki 4 dokumen yaitu KA ANDAL,ANDAL, RKL, RPL sebagai persyaratan dankewajiban yang diberikan oleh pejabat yangberwenang sebelum menerbitkan ijin untukmelakukan usaha dan/atau kegiatan termasuk ijineksplorasi. Setelah dilengkapi persyaratan dankewajiban AMDAL tersebut, kemudian pejabatberwenang mengeluarkan atau menerbitkan segalamacam ijin (termasuk ijin eksplorasi).

b. Skema Berdasarkan PP 27 Tahun 1999 tentang AMDAL

Halaman ke - 17 dari 46

Keterangan: Skema dan penjelasan diatas merujuk pada Pasal 7, Pasal17, Pasal 18 dan Pasal 19 PP No. 27 Tahun 1999

PT. Semen Gresik (Persero), Tbk sebagaiPemrakarsa untuk melakukan usaha dan/ataukegiatan mengajukan permohonan ijin usahadan/atau kegiatan. Dalam pengajuan tersebutPemrakarsa Wajib melampirkan Keputusan KelayakanLingkungan dari pejabat instansi yangbertanggung jawab dalam melakukan usaha dan/ataukegiatan. Keputusan Kelayakan Lingkungantersebut dapat dikeluarkan ketika Komisi AMDALsudah melakukan kajian secara komprehensif atasAMDAL Pemrakarsa dan sudah ada hasil keputusandari Komisi AMDAL. Kemudian berdasarkan hasilpenilaian AMDAL tersebut, Pejabat dari Instansiyang berwenang mengeluarkan Ijin Melakukan Usahadan/atau Kegiatan Eksplorasi;

Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri NegaraLingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 Jenis RencanaUsaha dan atau Kegiatan yang Wajib dilengkapiAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan, dalamlampiran G Bidang Perindustrian menyebutkanbahwa industri semen termasuk salah satu jenisusaha dan atau kegiatan yang harus dilengkapidengan dokumen Analisis Mengenai Dampak

Halaman ke - 18 dari 46

Lingkungan (AMDAL).

Selanjutnya dalam Pasal 2 Peraturan MenteriNegara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006tentang Jenis Rencana Usaha dan atau kegiatanyang wajib dilengkapi Analisis Mengenai DampakLingkungan, dinyatakan bahwa jenis usahadan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalamlampiran I Peraturan Menteri ini tetapilokasinya berbatasan langsung dengan kawasanlindung sebagaimana tercantum dalam lampiran IIPeraturan Menteri ini wajib AMDAL.

IV. PROSES PERSIDANGAN

Mensikapi rencana pembangunan pabrik semen oleh PT.Semen Gresik (Persero), Tbk, YLBHI-LBH Semarangbekerjasama dengan Yayasan WALHI Indonesia dan LembagaPengabdian Hukum (LPH) YAPHI Solo, mengajukan gugatan kePTUN Semarang tertanggal 23 Januari 2009 dan mendapatkanregister perkara: 04/G/2009/PTUN SMG. Yang menjadi objekgugatan ini adalah Keputusan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu No. 540/052/2008 tentang PerubahanAtas Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perijinan TerpaduNomor: 540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan DaerahEksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur atas namaIr. Muhammad Helmi Yusron, Alamat Komplek Pondok JatiAM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untuk dan atas namaPT. Semen Gresik (Persero), Tbk di Desa Gadudero, DesaKedumulyo, Desa Tompegunung, Desa Sukolilo, DesaSumbersoko Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati JawaTengah.

Profil Persidangan

Nomor Perkara 04/G/2009/PTUN SMGObjek TUN Keputusan Kepala Kantor Pelayanan

Perijinan Terpadu No. 540/052/2008tentang Perubahan Atas Keputusan KepalaKantor Pelayanan Perijinan TerpaduNomor: 540/040/2008 tentang IjinPertambangan Daerah Eksplorasi Bahan

Halaman ke - 19 dari 46

Galian Golongan C Batu Kapur atas namaIr. Muhammad Helmi Yusron, AlamatKomplek Pondok Jati AM-6 Sidoarjo JawaTimur bertindak untuk dan atas nama PT.Semen Gresik (Persero), Tbk di DesaGadudero, Desa Kedumulyo, DesaTompegunung, Desa Sukolilo, DesaSumbersoko Kecamatan Sukolilo KabupatenPati Jawa Tengah

Nama Penggugat Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), diwakili:1. Berry Nahdian Forqan2. Tegar M. Erwin Usman3. Muhammad Fadli4. Muhammad Teguh Surya

Nama Kuasa Hukum Penggugat

1. Siti Rakhma Mary Herwati, S.H.2. Yusuf Suramto, S.H.3. Ign. Herry Hendro Harjuno, S.H.4. Iki Dulagin, S.H.

Nama Tergugat 1. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Pati (Tergugat I)

2. PT Semen Gresik (Persero), Tbk (Tergugat II Intervensi)

Nama Kuasa Hukum Tergugat I

St. Hery Haryadi, S.H., MHum

Nama Kuasa Hukum Tergugat II Intervensi

1. Fredrik J.Pinakunary, S.H.2. Natalia Cristine Purba, S.H.,MKn, 3. Joice J. Siagian, S.G., Dari Fredrik J. Pinakunary Law Office, Jakarta

Nama Majelis Hakim Judex Factie

1. Dra. Hj. Mawarni Maria, S.H. (ketua)

2. Maftuh Effendi, S.H. (anggota)3. Agus Budi Susilo, S.H., M.H.

(anggota)Panitera Pengganti

Agus Dwiyono, S.H.

Nama Saksi Penggugat

1. Rasmi2. Subadi3. Gunretno4. Shodiq5. Tjahyo Nugroho (ahli)6. DR. Soeryo Adiwibowo, MS (ahli)7. Petrasa Wacana (ahli)8. DR. H. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum

(ahli)

Halaman ke - 20 dari 46

Nama Saksi 1. Joko Cipto Hastono2. Djoko Sutrisno (ahli) 3. Prof. Dr. Ir. Chafied Fandeli

(ahli)4. Drs. Dwi P Sasongko, Msi (ahli)

Waktu persidangan 23 Januari 2009 – 6 Agustus 2009

Sumber: Kronologi Sidang, YLBHI LBH Semarang, 2009

Proses sidang diawali dengan dismissal proses 27, Gugatanterhadap Kepala Kantor Pelayanan Perijinan TerpaduKabupaten Pati juga diwarnai dengan masuknya PT. SemenGresik (Persero), Tbk. Sebagai Penggugat Intervensi padasidang kedua tanggal 2 Maret 2009. Selama prosespersidangan, kedua belah pihak mengajukan bukti-buktitertulis. Penggugat mengajukan 31 bukti, berupa AD/ARTWALHI dan bukti-bukti yang memperkuat legal standing,peraturan-peraturan, foto-foto, dan hasil kajian kawasankars. Tergugat I mengajukan 38 bukti, sebagian besarberupa peraturan dan surat-surat pemerintah dan TergugatII Intervensi mengajukan 27 bukti, sebagian besar jugaperaturan dan surat-surat ijin PT. Semen Gresik(Persero), Tbk.

Penggugat juga mengajukan 8 orang saksi, 4 orangdiantaranya saksi dari masyarakat untuk menerangkankegiatan eksplorasi PT. Semen Gresik (Persero), Tbk. dibeberapa desa Kecamatan Sukolilo berikut dampaksosialnya. Sedangkan saksi ahli menerangkan prosedurAMDAL dan perijinan lingkungan hidup lainnya. 2 orangsaksi ahli juga (Tjahyo Nugroho dan Petrasa Wacana) jugamenerangkan kawasan kars secara umum dan kawasan karssecara khusus di Sukolilo. Saksi dan saksi ahli dariTergugat dan Tergugat Intervensi menerangkan kegiataneksplorasi PT. Semen Gresik (Persero), Tbk. di beberapadesa Kecamatan Sukolilo, dan menerangkan pengertianeksplorasi dan keterkaitannya dengan AMDAL. Penggugat

27 dismissal proses merupakan proses penelitian terhadap gugatan yangmasuk di Pengadilan Tata Usaha Negara. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun1986 sebagaimana telah diubah dan ditambah dalam Undang-Undang Nomor 9Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan juga di dalampenjelasannya, istilah dismissal proses tidak dikenal, akan tetapi substansidari makna tersebut diatur dalam Pasal 62.

Halaman ke - 21 dari 46

dalam kesimpulannya menolak saksi ahli Djoko Sutrisnodan Dwi Sasongko, karena keduanya terlibat sebagai pihakdalam pembuatan AMDAL PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.

No Tanggal Agenda Keterangan

1 23 Januari 2009

Dismissal proses Perbaikan gugatan

2 09 Februari 2009

Dismissal proses Perbaikan gugatan

3 17 Februari 2009

Dismissal proses Perbaikan gugatan

4 24 Februari 2009

Gugatan Pembacaan Gugatan

5 02 Maret 2009 Jawaban Tergugat Sidang ditunda karena Tergugat tidak siap

6 23 Maret 2009 Jawaban Tergugat Tergugat membaca jawaban

7 31 Maret 2009 Replik Penggugat Diserahkan tanpa dibaca8 06 April 2009 Duplik Tergugat Diserahkan tanpa dibaca9 13 April 2009 Alat bukti

tertulis PPenggugat menyerahkan bukti P1-P16

10 20 April 2009 Alat bukti tertulis TI dan T2 intervensi

Tergugat menyerahkan bukti tertulis

11 27 April 2009 Alat bukti tertulis tambahan P, TI dan T2 intervensi

Penggugat menyerahkan bukti P18-P29

12 04 Mei 2009 Alat bukti tertulis TI

13 11 Mei 2009 Alat bukti tertulis tambahan P

Penggugat menyerahkan bukti P17-P30

14 18 Mei 2009 Saksi P Saksi Penggugat: Rasmo dari Desa Sumbersoka dan Badi dari Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati

15 25 Mei 2009 Saksi Penggugat Gunretno16 01 Juni 2009 Saksi P dan Ahli

PSaksi Penggugat: Sodiq dan Saksi Ahli Cahyo Aji

Halaman ke - 22 dari 46

17 06 Juni 2009 Saksi P dan AhliP

Soeryo Adibowo dari IPB

18 15 Juni 2009 Alat bukti tertulis tambahan P dan Ahli P

P 31, Saksi ahli Penggugat: Petrasa Wacana dari ASC Yogyakarta dan Suparto Wijoyo dari Unair

19 22 Juni 20009 Saksi TI dan Ahli TI

Saksi Tergugat Joko Cipto dari Bapeda Pati dan Joko Sutrisno, Kepala BLH Jateng

20 29 Juni 2009 Ahli TII intervensi

Saksi Ahli: Hafied dan Dwi P Sasongko

21 14 Juni 2009 Alat bukti tertulis tambahan TI

22 21 Juni 2009 Kesimpulan Penggugat dan Tergugat menyerahkan kesimpulan

23 04 Agustus 2009

Putusan Majelis Hakim Judex Factie menunda putusan

24 06 Agustus 2009

Putusan Penggugat menang

Sumber: Kronologi Sidang, YLBHI LBH Semarang, 2009

V. ACARA PERSIDANGAN

Ciri khusus yang menjadi karakteristik Hukum AcaraPTUN adalah Pertama Peranan hakim aktif; KeduaKompensasi ketidakseimbangan antara kedudukanpenggugat dan tergugat; Ketiga Sistim pembuktianyang mengarah kepada pembuktian bebas (vrijbewijs) yangterbatas; Keempat Gugatan di pengadilan tidakmutlak bersifat menunda pelaksanaan keputusan TUNyang digugat; Kelima Keputusan hakim tidak bolehbersifat ultra petita (melebihi tuntutan penggugat);Keenam Terhadap putusan hakim TUN berlaku asas ergaomnes; Ketujuh Dalam proses pemeriksaandipersidangan berlaku asas auti et alteram partem;Kedelapan Dalam mengajukan gugatan harus adakepentingan atau bila tidak ada kepentingan makatidak boleh mengajukan gugatan; Kesembilan Kebenaranyang dicapai adalah kebenaran materiil.

Halaman ke - 23 dari 46

V.1.Peranan Hakim Aktif

Majelis Hakim Judex Factie dalam pertimbanganhalaman 196 alenia 6 mengatakan bahwa:

”Bahkan sesuai dengan asa keaktifan hakim (actieverechter, dominus litis) yang dianut dalam hukum acaraPengadilan Tata Usaha Negara, ketika melakukanpengujian keabsahan keputusan objek sengketa hakimtidak terikat pada alasan-alasan mengajukan gugatanyang dikemukakan oleh Penggugat”

Selama persidangan, telihat keaktifan MajelisHakim Judex, salah satunya adalah Selama prosespemeriksaan saksi, ada beberapa dokumen yangdibawa oleh saksi ahli dan diminta oleh MajelisHakim Judex Factie untuk dijadikan bukti tambahan.Dokumen-dokumen itu adalah: Kajian atas AMDALPT. Semen Gresik (Persero), Tbk., yang diajukanoleh saksi ahli Soeryo Adibowo dari IPB, danhasil-hasil penelitian kawasan kars yang dibawaoleh saksi ahli Tergugat I yaitu Djoko Sutrisno.Keaktifan Majelis Hakim PTUN karena ia dibebanitugas untuk mencari kebenaran materiil

Keaktifan hakim dimaksudkan untuk mengimbangikedudukan para pihak, karena tergugat adalahpejabat tata usaha Negara, sedangkan penggugatadalah orang atau badan hukum perdata. Penerapanasas ini antara lain terdapat dalam Pasal 58(kewenangan hakim memanggil penggugat dantergugat asli), Pasal 63 ayat 1 (pemeriksaanpersiapan untuk melengkapi gugatan), ayat 2(memberi nasihat kepada penggugat & memintapenjelasan dari Pejabat TUN/Tergugat), Pasal 80(hakim memberi petunjuk kepada para pihak), danPasal 85 (memerintahkan pemeriksaan terhadapsurat yang dipegang oleh Pejabat TUN).

Halaman ke - 24 dari 46

V.2.Kompensasi ketidakseimbangan antara kedudukanpenggugat dan tergugat

Dalam perkara a quo Majelis Hakim Judex Factiebanyak yang harus menjadi catatan, dalam prosespersidangan, antara lain, pertama Penggugat takdiberi kesempatan Ketua Majelis Hakim Judex Factieuntuk menggunakan LCD guna menerangkan kawasankars yang akan dijelaskan oleh saksi ahliPetrasa Wacana. Tetapi saksi dari Tergugat (JokoCipto) diberi kesempatan Ketua Majelis HakimJudex Factie untuk menggunakan LCD gunamempresentasikan kawasan-kawasan yang akanditambang oleh PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.beserta kawasan lindung didalamnya.

Kedua, Ketua Majelis Hakim Judex Factie bersikaptak adil kepada Penggugat. Saksi-saksi dariPenggugat diharuskan hadir jam 09.00 WIB,sedangkan saksi-saksi dari Tergugat boleh hadirpada pukul 10.00 WIB. Selain itu, terhadapsaksi-saksi warga desa yang dihadirkanPenggugat, pertanyaan-pertanyaan Ketua MajelisHakim Judex Factie, juga cenderung intimidatif,Ketua Majelis Hakim Judex Factie juga sempatmempertanyakan soal agama dan keyakinan saksiyang berasal dari sedulur sikep.

Persoalan pembuktian hubungan kausal antarapenyebab dan dampak adalah di kasus lingkunganadalah persoalan yang rumit. Catatan dalamproses persidangan menunjukan Majelis Hakim JudexFactie tidak memberikan kompensasi akibatketidakseimbangan antara penggugat—yang mewakililingkungan—dan tergugat.

V.3.Sistim pembuktian bebas (vrijbewijs) yang terbatas

Halaman ke - 25 dari 46

Dalam acara PTUN Hakim yang menetapkan bebanpembuktian. Hal ini berbeda dengan ketentuanpasal 1865 KUHPerdata yaitu siapa yang mendalilkanmempunyai kewajiban membuktikan. Asas ini dianutdalam Pasal 107 UU No. 5 tahun 1986, yangberbunyi: Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan,beban pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian diperlukansekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinanhakim.

V.4.Gugatan di pengadilan tidak mutlak bersifatmenunda pelaksanaan keputusan TUN yang digugat

Di halaman 222 Majelis Hakim Judex Factiemenyebutkan:

”Bahwa mengenai permohonan penundaan pelaksanaanobjek sengketa yang diajukan Penggugat, karena objeksengketa aquo sudah dilaksanakan sehingga tidakterdapat kepentingan yang mendesak, maka MajelisHakim berdasarkan ketentuan Pasal 67 ayat (4) huruf aUndang-undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-undangNo. 9, menolak permohonan tersebut”

Pertimbangan terbut menunjukan bahwa gugatan—bahkan putusan Majelis Hakim Judex Factie tidakmenunda keputusan TUN yang digugat. NamunMajelis Hakim Judex Factie memberikan peluangpenundaan dengan adanya frasa kata ”karena objeksengketa aquo sudah dilaksanakan sehingga tidak terdapatkepentingan yang mendesak” (lihat: Pasal 67)

V.5.Keputusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita

Penggugat dalam surat gugatan menuntut:

Dalam Penundaan : Menetapkan bahwa Surat Keputusan a quo yangdikeluarkan Tergugat ditangguhkan/ditunda

Halaman ke - 26 dari 46

pelaksanaannya sampai dengan adanya putusanpengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Dalam Pokok Perkara:1. Mengabulkan gugatan Para Tergugat untuk

seluruhnya.2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan

Ijin Penambangan Daerah (SIPD) No. 540/052/2008kepada PT Semen Gresik tertanggal 5 November 2008,tentang penambangan batu kapur seluar 700 hektaryang terletak di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo, DesaSukolilo, Desa Tompegunung dan Desa Sumbersokoyang berada di Wilayah kecamatan Sukolilo KabupatenPati

3. Memerintahkan Kepada Tergugat untuk mencabutSurat Keputusan Ijin Penambangan Daerah (SIPD) No.540/052/2008 kepada PT Semen Gresik tertanggal 5November 2008, tentang penambangan batu kapurseluar 700 hektar yang terletak di Desa Gadudero,Desa Kedumulyo, Desa Sukolilo, Desa Tompegunungdan Desa Sumbersoko yang berada di Wilayahkecamatan Sukolilo Kabupaten Pati

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yangtimbul dalam perkara ini.

Sedangkan Majelis Hakim Judex Factiememutuskan:

Dalam Eksepsi:Menolak eksepsi dari Tergugat dan Tergugat II Intervensiuntuk seluruhnya

Dalam Pokok Perkara:1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya2. Menyatakan membatalkan Keputusan Kepala

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu No.540/052/2008 tentang Perubahan Atas KeputusanKepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor:540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan Daerah

Halaman ke - 27 dari 46

Eksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur atasnama Ir. Muhammad Helmi Yusron, Alamat KomplekPondok Jati AM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untukdan atas nama PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di DesaGadudero, Desa Kedumulyo, Desa Tompegunung,Desa Sukolilo, Desa Sumbersoko Kecamatan SukoliloKabupaten Pati Jawa Tengah.

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut KeputusanKepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu No.540/052/2008 tentang Perubahan Atas KeputusanKepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor:540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan DaerahEksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur atasnama Ir. Muhammad Helmi Yusron, Alamat KomplekPondok Jati AM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untukdan atas nama PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di DesaGadudero, Desa Kedumulyo, Desa Tompegunung,Desa Sukolilo, Desa Sumbersoko Kecamatan SukoliloKabupaten Pati Jawa Tengah.

4. Menghukum Tergugat dan Tergugat 2 intervensimembayar biaya perkara ini yang diperhitungkansebesar RP 222.000,- (Dua ratus duapuluh dua riburupiah

Dengan menunjukan gugatan dan putusan dapatdilihat bahwa Keputusan hakim tidak bersifatultra petita (melebihi tuntutan penggugat) tetapidimungkinkan adanya reformatio in peius (membawapenggugat dalam keadaan yang lebih buruk)sepanjang diatur dalam UU.

V.6.Terhadap putusan hakim TUN berlaku asas ergaomnes,

Majelis Hakim Judex Factie memutuskan:mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya,menyatakan membatalkan KTUN dalam perkara a quo.Mewajibkan Tergugat untuk mencabut KTUN dalamperkara a quo. Menghukum Tergugat dan Tergugat 2

Halaman ke - 28 dari 46

intervensi membayar biaya perkara. Putusantersebut menunjukan bahwa putusan itu tidakhanya berlaku bagi para pihak yang bersengketa,tetapi juga berlaku bagi pihak-pihak lain yangterkait.

V.7.Dalam proses pemeriksaan dipersidangan berlakuasas auti et alteram partem

Penggugat mengajukan 8 orang saksi, 4 orangdiantaranya saksi dari masyarakat untukmenerangkan kegiatan eksplorasi PT. Semen Gresik(Persero), Tbk. di beberapa desa KecamatanSukolilo berikut dampak sosialnya. Sedangkansaksi ahli menerangkan prosedur AMDAL danperijinan lingkungan hidup lainnya. 2 orangsaksi ahli juga (Tjahyo Nugroho dan PetrasaWacana) juga menerangkan kawasan kars secaraumum dan kawasan kars secara khusus di Sukolilo.Saksi dan saksi ahli dari Tergugat dan TergugatIntervensi menerangkan kegiatan eksplorasi PT.Semen Gresik (Persero) Tbk. di beberapa desaKecamatan Sukolilo, dan menerangkan pengertianeksplorasi dan keterkaitannya dengan AMDAL.Penggugat dalam kesimpulannya menolak saksi ahliDjoko Sutrisno dan Dwi Sasongko, karena keduanyaterlibat sebagai pihak dalam pembuatan AMDAL PT.Semen Gresik (Persero) Tbk.

Melihat komposisi saksi yang diajukan, telihatbahwa para pihak yang terlibat dalam sengketadidengar penjelasannya sebelum hakim membuatputusan.

V.8.Dalam mengajukan gugatan harus ada kepentinganatau bila tidak ada kepentingan maka tidak bolehmengajukan gugatan

Halaman ke - 29 dari 46

Majelis hakim dengan tepat telah menerima dalilgugatan Penggugat yang menggunakan legal standing-nya sebagai organisasi lingkungan hidupsebagaimana diatur dalam Pasal 38 Undang-undangNo. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan LingkunganHidup. Penggugat—sebagai organisasi lingkunganhidup—dirugikan dengan keluarnya KTUN a quokarena, berpotensi menimbulkan dampak kerusakanlingkungan khususnya sumber-sumber air yangterkandung di kawasan kars pegunungan Kendeng,polusi udara, kerusakan struktur tanah.

V.9.Kebenaran yang dicapai adalah kebenaran materiil

Hakim dalam memutus gugatan a quo, selainmelakukan tafsir terhadap teks aturan yangmenjadi alas kebenaran formal, Majelis HakimJudex Factie juga merujuk pertimbangannya padapenelitian para ahli, buku ilmiah, dan tentupada suara hati masyarakat. —saksi yang mewakilimasyarakat korban—Hal ini menunjukkan kebenaranyang ingin dicapai adalah kebenaran materiildengan tujuan menyeimbangkan kepentinganperseorangan dengan kepentingan umum.

VI. SUBSTANSI PUTUSAN DAN PERSPEKTIF LINGKUNGAN MAJELISHAKIM JUDEX FACTIE

Pada hari Kamis, 6 agustus 2009, sidang dimulaipada pukul 10.15 Wib dengan agenda PUTUSAN. Sidangdipimpin oleh Majelis Hakim Judex Factie yang terdiridari Dra Hj. Mawarni Maria S.H., Maftuh Effendi,SH, Agus Susilo S.H., Dengan Panitera penggantiAgus Dwiyono, S.H. dengan agenda pembacaan putusan.

Majelis Hakim Judex Factie dalam pertimbangan halaman210 dan 211 alenia 3 mengatakan bahwa:

Halaman ke - 30 dari 46

”Menimbang, bahwa mengenai penjelasan halaman 3 padabuku Aspek Lingkungan dalam AMDAL Bidang pertambanganyang disusun oleh Pusat Pengembangan dan PenerapanAMDAL BAPEDAL (Vide Bukti Pembanding 2/T II Intervensi-5),Majelis Hakim tetap mengesampingkan penjelasan tersebutdengan ratio legis bahwa buku tersebut bukan merupakansumber hukum yang mengikat dan diterbitkan padaseptember 2001, sehingga sudah tidak sesuai denganperkembangan ijin perijinan dalam hukum lingkungan (tidakmemperhatikan asas ius constitutum dan ius constituendum),yang menginginkan terwujudnya suatu sistem perijinanterpadu (integrated environmental licencing system), yaituselain sebagai upaya penyederhanaan perijinan yang padasaat ini masih komplek dan juga sebagai saran pencegahanserta penanggulangan pencemaran lingkungan yang cukupefektif dan efisien (vide Prof. Dr. Siti Soendari Rangkuti SH,dalam bukunya yang berjudul ”hukum lingkungan dankebijakan lingkungan nasional”, edisi ketiga, penerbitAirlangga University Press, tahun 2005, halaman 385, 387dan 388), sedangkan dalam rangka pembangunanberkelanjutan dapat menepis pemahaman bangsa lain yangmenamakan Indonesia sebagai ”een vergunningenland” ataunegara perijinan yang sangat birokratis, dengan demikianmenurut majelis hakim, AMDAL sebagai salah satu komponensistem perijinan terpadu harus sudah ada pada awal sebelummengeksploitasi lokasi pertambangan”

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie yang mengatakanbahwa pendapat Bapedal tersebut sudah tidak sesuaidengan perkembangan sistem perijinan adalah suatupemikiran yang futuristis. Bahwa saat ini, dapatdilihat bahwa hampir seluruh hukum positif(peraturan perundang-undangan yang terkait dengankegiatan pertambangan dan lingkungan), sangat jelasmenentukan bahwa kegiatan eksplorasi memang hanyasebatas atau bersifat kegiatan penelitian sifatnyasebagaimana disebutkan dalam buku Bapedal tersebut.

Halaman ke - 31 dari 46

Pendapat Bapedal tersebut oleh Majelis Hakim JudexFactie dirasa tidak sesuai dengan perkembangan sistemperijiana dalam hukum lingkungan, tidakmemperhatikan asas ius contitutum dan ius constituendumyang menginginkan sistem perijinan terpadu. iusconstituendum adalah hukum yang dicita-citakan dimasa yang akan datang. Majelis Hakim Judex Factie telahmenegasikan beberapa UU sektoral—yang bertentangandengan UU Lingkungan—yang ada saat ini dan belumdirubah.

Majelis Hakim Judex Factie telah menegasikan UUsektoral yang ada dan belum berubah khususnyaaturan tentang ”eksplorasi”. Untuk memberikangambaran, berikut adalah definisi eksplorasi dalambeberapa peraturan perundangan:

Pertama, Pasal 1 angka (15) UU No 4 tahun 2009tentang Mineral dan Batubara menyebutkan

Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambanganuntuk memperoleh informasi secara terperinci dan telititentan lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumberdaya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenailingkungan sosial dan lingkungan hidup

Kedua, Pasal 1 angka (8) UU No 22 tahun 2001 tentangMinyak dan Gas Bumi menyebutkan

Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperolehinformasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan danmemperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi diwilayah kerja yang ditentukan

Ketiga, Pasal 1 huruf (i) Keputusan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia No 32 tahun 1991 tentangPedoman Usaha Pertambangan Bahan Gaian Golongan Cmenyebutkan

Halaman ke - 32 dari 46

Eksplorasi adalaha kegiatan penyelidikan geologipertambangan untuk menetapkan lebih teliti/seksamaadanya dab sifat letakan bahan galian

Majelis Hakim Judex Factie yang menegasikan UU sektoraladalah tepat. Ia tidak sepenuhnya bertentangandengan hukum positif, karena Dalam Pasal 18 ayat(1) UU No. 23 tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup, dinyatakan sebagai berikut:

“Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampakbesar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memilikianalisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal) untukmemperoleh Ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan”

Hal tersebut juga dipertegas dalam pasal 15 UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,dinyatakan sebagai berikut:

Ayat (1) setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang kemungkinandapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadaplingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampaklingkungan.

Ayat (2) ketentuan untuk ayat (1) akan diatur dengan peraturanpemerintah.

Peraturan Pemerintah yang dimaksud pada angka 2(dua) di atas adalah PP No. 27 Tahun 1999 tentangAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan yang dalamketentuan Pasal 3-nya, dinyatakan sebagai berikut:

Ayat (1) Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapatmenimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidupmeliputi:a. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam;b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun

yang tak terbaharui;

Halaman ke - 33 dari 46

c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapatmenimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alamdalam pemanfaatannya;

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhilingkungan, alam lingkungan buatan, serta lingkungansosial dan budaya;

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhipelestarian kawasan konservasi sumber daya alamdan/atau perlindungan cagar budaya;

f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasadrenik;

g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati;h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi

besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup;i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau

mempengaruhi pertahanan negara.

Ayat (2) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampaklingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengardan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/atauPimpinan Lembaga Non Departemen yang terkait.

Selanjutnya, dalam pasal 7 Peraturan PemerintahNomor 27 tahun 1999 tersebut, menyatakan sebagaiberikut:

Ayat (1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakansyarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Ijin melakukanusaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yangberwenang.

Ayat (2) Permohonan Ijin melakukan usaha dan/atau kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan olehpemrakarsa kepada pejabat yang berwenang menurut

Halaman ke - 34 dari 46

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajibmelampirkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatuusaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal19 ayat (2) yang diberikan oleh instansi yangbertanggungjawab.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasetiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak besarterhadap lingkungan wajib memiliki AMDAL.

Berdasar uraian diatas secara eksplisit menyebutkanbahwa antara kegiatan eksplorasi pertambangan bahangalian golongan C Batu kapur yang menjadi objeksengketa dalam gugatan aquo adalah berbeda denganrencana kegiatan pendirian pabrik semen. Namun,Majelis Hakim Judex Factie dalam memberikanpertimbangan hukum terhadap pokok perkara telahmenunjukkan keberpihakan terhadap lingkungan dancermat, terlihat dalam pertimbangannya halaman 199alenia 1 yang menyebutkan:

“Menimbang, bahwa selanjutnya bertitik tolak dari pokok-pokok dalil-dalil gugatan Penggugat dan dalil-dalil bantahanTergugat serta Tergugat II Intervensi di atas, maka menuruthemat Majelis Hakim, intik pokok persengketaan yang perlumendapatkan pertimbangan hukum adalah sebagai berikut:1. Apakah berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku ijin penambangan daerah eksplorasi bahangalian C batu kapur wajib dilengkapi dengan AMDAL?

2. Apakah objek sengketa telah dilengkapi dengan AMDAL?3. Apakah keputusan objek sengketa yang diterbitkan di

kawasan kars merugikan kepentingan lingkungan hidup?4. Apakah prosedur dan atau substansi penerbitan

keputusan objek sengketa sudah sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku dan atau asas-asasumum pemerintahan yang baik?”

Pertimbangan hukum Majelis Hakim Judex Factie yangterkait dengan pertanyaan “apakah berdasarkan peraturan

Halaman ke - 35 dari 46

perundang-undangan yang berlaku iijin penambangan daeraheksplorasi bahan galian C batu kapur wajib dilengkapi denganAMDAL?” pada Putusan halaman 209 alenia 2 adalahsebagai berikut:

“Menimbang, bahwa kemudian dalil Tergugat dan Tergugat IIIntervensi menyatakan penerbitan objek sengketa bukanlahtermasuk jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajibdilengkapi dengan AMDAL, sebagian tercantum dalamlampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11Tahun 2006 pada huruf I angka 2 (e) dan buku AspekLingkungan dalam AMDAL Bidang Pertambangan yangdisusun oleh Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDALBAPEDAL pada halaman 3, yang menjelaskan bahwa kegiataneksplorasi tidak termasuk dalam kajian studi AMDAL karenamerupakan rangkaian kegiatan survey dan studipendahuluan yang dilakukan sebelum berbagai kajiankelayakan dilakukan”

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie halaman 210alenia 1 menyatakan:

“Menimbang, bahwa terhadap dalil bantahan tersebut,Majelis Hakim berpendapat ketentuan dalam lampiran IPeraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006pada huruf I anka 2 (e) harus ditafsirkan secara sistematisyaitu dengan ketentuan yang sama pada Pasal 2sebagaimana telah majelis hakim uraikan sebelumnyadengan demikian meskipun eksplorasi tidak disebutkandalam lampiran I, akan tetapi lokasi diterbitkannya objeksengketa sudah dapat dipastikan termasuk dalam lampiran IIperaturan Menteri ini yaitu berbatasan langsung dengankawasan lindung (kawasan resapan airdan sekitar mata air”

“Sedangkan kawasan desa gadudero,desa sumbersoka, desakedumulto, desa tompegunung, desa sukolilo, desasumbersoka, kecamatan sukolilo Kabupaten Pati, JawaTengah (wilayah diterbitkan objek sengketa) termasukkawasan lindung kars sebagaimana dimaksud dalam

Halaman ke - 36 dari 46

lampiran II Peraturan Gbernur Jawa Tengah No: 128 tahun2008 tentang Penetapan Kawasan Lindung Kars Sukolilo,maka sebelum menerbitkan objek sengketa a quo seharusnyadilengkapi terlebih dahulu dokumen AMDAL karena lokasinyaberbatasan dengan kawasan lindung kars”

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie halaman 210alenia 2 menyatakan:

“Menimbang, bahwa selain norma dalam Peraturan MenteriLingkungan Hidup No 11 tahun 2006 ditafsirkan secarasistematis, perlu pemahaman secara hirarkhis yaitu merujukpada peraturan perundangan diatasnya khususnya padaPasal 15 ayat (1) Undang-undang No 23 tahun 1997 danPasal 3 ayat (1) huruf c dan d Peraturan Pemerintah No 27tahun 1999 sebagaimana telah diuraikan pada pertimbanganhukum sebelumnya yang secara eksplisit mewajibkan adanyaAMDAL terhadap setiap rencana usaha dan atau kegiatanyang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar danpenting terhadap lingkungan hidup”

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie halaman 216alenia 3 menyatakan:

“Menimbang, bahwa terhadap permasalahan keempat,majelis hakim akan menelusuri fakta-fakta hukum yangdiperoleh selama persidangan berlangsng dengan tidakhanya berpijak pada norma yuridis dogmatis atau legalpotivism saja, melainkan juga memperhatikan aspek social-cultural, karena masalah lingkungan hidup merupakanproblema krusial dan actual yang menyangkut benturan-benturan kepentingan sehingga memerlukan pengkajianmutidisipliner dengan pendekatan penafsiran hukumprogresif yang bersifat evolutif dinamikal”

Kemudian dari pertimbangan tersebut, Majelis HakimJudex Factie menjatuhkan putusan sebagai berikut:

Mengadili:

Halaman ke - 37 dari 46

Dalam Eksepsi:Menolak eksepsi dari Tergugat dan Tergugat II Intervensiuntuk seluruhnya

Dalam Pokok Perkara:1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya2. Menyatakan membatalkan Keputusan Kepala Kantor

Pelayanan Perijinan Terpadu No. 540/052/2008 tentangPerubahan Atas Keputusan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu Nomor: 540/040/2008 tentang IjinPertambangan Daerah Eksplorasi Bahan Galian GolonganC Batu Kapur atas nama Ir. Muhammad Helmi Yusron,Alamat Komplek Pondok Jati AM-6 Sidoarjo Jawa Timurbertindak untuk dan atas nama PT. Semen Gresik (Persero)Tbk di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo, DesaTompegunung, Desa Sukolilo, Desa SumbersokoKecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah.

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan KepalaKantor Pelayanan Perijinan Terpadu No. 540/052/2008tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala KantorPelayanan Perijinan Terpadu Nomor: 540/040/2008tentang Ijin Pertambangan Daerah Eksplorasi BahanGalian Golongan C Batu Kapur atas nama Ir. MuhammadHelmi Yusron, Alamat Komplek Pondok Jati AM-6 SidoarjoJawa Timur bertindak untuk dan atas nama PT. SemenGresik (Persero) Tbk di Desa Gadudero, Desa Kedumulyo,Desa Tompegunung, Desa Sukolilo, Desa SumbersokoKecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah.

4. Menghukum Tergugat dan Tergugat 2 intervensimembayar biaya perkara ini yang diperhitungkan sebesarRP 222.000,- (Dua ratus duapuluh dua ribu rupiah

Jika mengacu pada teori Tom Dietz, pertimbanganMajelis Hakim Judex Factie yang futuristis mempunyaiwatak eco-populism. Eco-populism memandang kepentinganlingkungan pada sisi yang lebih berbeda jika

Halaman ke - 38 dari 46

dibandingkan dengan eco-developmentalism dan eco fasism28,yaitu bahwa lingkungan memang sangat perlu untukdilestarikan namun demikian tidaklah menutup mata,untuk menyelamatkan lingkungan bukan berarti harusmenyingkirkan masyarakat dari lingkungannya.Pelestarian lingkungan juga merupakan penyelamatanmasyarakat sekitar lingkungan sehingga masyarakatadalah pemilik mutlak dari lingkungan.

VII. LOGIKA HUKUM MAJELIS HAKIM JUDEX FACTIE 29

Hakim dalam memutus gugatan a quo, menggunakantipikal pemikiran hukum yang kombinatif. Sebagaipenerjemah Undang-Undang, Majelis Hakim Judex Factie—pasti dan harus—mendasarkan putusannya itu kepadaberbagai aturan hukum seperti UU Nomor 23 tahun1997 tentang Lingkungan Hidup, atau PP Nomor 27tahun 1999 yang merupakan peraturan pelaksana dariUU Nomor 23 tahun 1997, tentang AMDAL. Sebagaimanahakim yang lainnya, Majelis Hakim Judex Factie tidakbisa melepaskan diri dari Hukum Positif. Halseperti ini biasa dikenal dengan dalil Positivisme.

Namun, tidak berlaku sebagai “corong Undang-Undang”semata, pertimbangan dalam putusannya jugadidasarkan pada nilai-nilai yang hidup di tengahmasyarakat yang terikut dalam konflik pertambanganini. Tidak ingin dikungkung dengan kekakuanperaturan, Majelis Hakim Judex Factie merujukpertimbangannya pada penelitian para ahli, bukuilmiah, dan tentu pada suara hati masyarakat. -saksi yang mewakili masyarakat korban-

28 Hal tersebut jelas berbeda dengan Eco-fasism, yang memandangmanusia sebagai bagian yang harus disingkirkan untuk menyelematkanlingkungan itu sendiri dan Eco-Developmentalism, yang memandanglingkungan sebagai bagian dari alat produksi yang dapat dieksploitasiuntuk kepentingan pembangunan

29 Disarikan dan ditambah oleh Erwin Dwi Kristianto, tanpamengurangi substansi dari Artikel: Ariehta Eleison, “Melihat logika hukumhakim dalam putusan PTUN Semen Gresik”, YLBHI-LBH Semarang, 2010, tidakdipublikasikan.

Halaman ke - 39 dari 46

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie halaman 215alenia 4 menyatakan:

“meskipun ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenaikawasan karst di kawasan Sukolilo tidak menyebutkanklasifikasi karst, tetapi berdasarkan Kajian Potensi KarsKawasan Sukolilo oleh Pusat Studi Manajemen Bencana UPNVeteran Yogyakarta dan Acintyacunyata Speological Club(ASC) Yogyakarta, kawasan kars di sukolilo masuk dalamkawasan kars kelas I “

Poin diatas memberi penjelasan bahwa peraturandapat didekonstruksi. Apabila ada fakta lain yangvalid juga kebenarannya, maka fakta tersebut—seperti penelitian UPN Veteran—dapat dijadikanpertimbangan. Aspek Sosi-kultural juga dapat kitatemukan dalam putusan PTUN ini.

Pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie halaman 219alenia 2 menyatakan:

“Menimbang, bahwa meskipun beberapa prosedur formaltelah dilalui, akan tetapi prosedur penting lainnya yang harusdilalui berkaitan dengan ada tidaknya peran sertamasyarakat, yaitu dengan mendengar pendapatnya (publichearings) ketika objek sengketa a quo belum diterbitkan.”

Maka, apabila harus disimpulkan, logika hukum yangmendasari putusan ini adalah logika hukumprogresif. Ide hukum progresif adalah ide yangmenganggap hukum bukan aturan mati. Sebaliknyahukum dan tafsir hukum terkait dengan wacana yangberkembang di masyarakat. Karena itu hukum selaludalam keadaan bergerak (progres). Ia meresponsperkembangan wacana di masyarakat. Hukum Progresifadalah hukum responsif (Nonet dan Selznick).Putusan aquo adalah hukum/produk hukum, yangmendasarkan diri pada hukum tertulis dan tentu akan

Halaman ke - 40 dari 46

menjadi Yurisprudensi yang juga kategori hukumtertulis. Tetapi, sifat progresinya tidak bolehdiabaikan.

VIII. KESIMPULAN

Dari analisa bahan-bahan hukum sekunder padapembatalan Keputusan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu No. 540/052/2008 tentangPerubahan Atas Keputusan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu Nomor: 540/040/2008 tentang IjinPertambangan Daerah Eksplorasi Bahan GalianGolongan C Batu Kapur atas nama Ir. Muhammad HelmiYusron, Alamat Komplek Pondok Jati AM-6 SidoarjoJawa Timur bertindak untuk dan atas nama PT. SemenGresik (Persero) Tbk di Desa Gadudero, DesaKedumulyo, Desa Tompegunung, Desa Sukolilo, DesaSumbersoko Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati JawaTengah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat tumpah tindih pengaturan mengenai“eksplorasi-eksploitasi-pasca kegiatan” dalamrencana usaha penambangan dan pembangunan pabriksemen yang menjadi objek sengketa aquo.

Pada pasal 15 ayat (1) UU No. 23 tahun 1997tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkansetiap rencana usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan dapatmenimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkunganhidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan.danUU Sektoral, seperti Pasal 1 angka (15) UU No 4tahun 2009 tentang Mineral dan Batubaramenyebutkan ”eksplorasi adalah tahapan kegiatan usahapertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci danteliti tentan lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumberdaya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenailingkungan sosial dan lingkungan hidup”; Pasal 1 angka(8) UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan GasBumi menyebutkan ”eksplorasi adalah kegiatan yang

Halaman ke - 41 dari 46

bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untukmenemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak dangas bumi di wilayah kerja yang ditentukan” dan Pasal 1huruf (i) Keputusan Menteri Dalam Negeri RepublikIndonesia No 32 tahun 1991 tentang Pedoman UsahaPertambangan Bahan Gaian Golongan C menyebutkan”Eksplorasi adalaha kegiatan penyelidikan geologi pertambanganuntuk menetapkan lebih teliti/seksama adanya dab sifat letakanbahan galian”

2. Majelis Hakim Judex Factie telah menegasikanbeberapa UU sektoral —yang bertentangan dengan UULingkungan—yang ada saat ini dan belum dirubah

Tumpang tindihnya pengaturan mengenai“eksplorasi” yang tersebar di beberapa aturanyaitu UU No. 23 tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup, UU No 4 tahun 2009 tentangMineral dan Batubara, UU No 22 tahun 2001 tentangMinyak dan Gas Bumi, Keputusan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia No 32 tahun 1991tentang Pedoman Usaha Pertambangan Bahan GalianGolongan C membuat Majelis Hakim Judex Factie harus”memilih”. Ketika Majelis Hakim Judex Factie harus”memilih”, itu berarti ia tidak bisa melepaskandiri dari Hukum Positif. Hal seperti ini biasadikenal dengan dalil Positivisme. Majelis judecfactie kemudian ”memilih” untuk menggunakan UU 23tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidupdalam pertimbangannya. Ia melengkapipertimbangannya pada penelitian para ahli, bukuilmiah, dan tentu pada suara hati masyarakat—saksi yang mewakili masyarakat korban—. MajelisHakim Judex Factie dalam memutus gugatan aquo,menggunakan tipikal pemikiran hukum yangkombinatif, antara positivisme-progresif.

3. Majelis Hakim Judex Factie mempunyai perspektifeco-populsm. Ia melihat perlunya terpenuhinya

Halaman ke - 42 dari 46

peranserta masyarakat, selain prosedur formalpenyusunan AMDAL

Jika mengacu pada teori Tom Dietz, pertimbanganMajelis Hakim Judex Factie yang futuristis mempunyaiwatak eco-populism. Eco-populism memandang kepentinganlingkungan pada sisi yang lebih berbeda jikadibandingkan dengan eco-developmentalism dan eco-fasismyaitu bahwa lingkungan memang sangat perlu untukdilestarikan namun demikian tidaklah menutupmata, untuk menyelamatkan lingkungan bukanberarti harus menyingkirkan masyarakat darilingkungannya. Pelestarian lingkungan jugamerupakan penyelamatan masyarakat sekitarlingkungan sehingga masyarakat adalah pemilikmutlak dari lingkungan. Majelis Hakim Judex Factiemelihat perlu terwujudnya suatu sistem perijinanterpadu (integrated environmental licencing system), yaituselain sebagai upaya penyederhanaan perijinanyang pada saat ini masih komplek dan juga sebagaisaran pencegahan serta penanggulangan pencemaranlingkungan yang cukup efektif dan efisien (Prof.Dr. Siti Soendari Rangkuti SH, dalam bukunya yangberjudul ”hukum lingkungan dan kebijakanlingkungan nasional”, edisi ketiga, penerbitAirlangga University Press, tahun 2005, halaman385, 387 dan 388), menurut Majelis Hakim JudexFactie, AMDAL sebagai salah satu komponen sistemperijinan terpadu harus sudah ada pada awalsebelum mengeksploitasi lokasi pertambangan.Namun, selain prosedur formal penyusunan AMDAL,Majelis Hakim Judex Factie melihat bahwa prosedurpenting lainnya yang harus dilalui berkaitanyaitu peranserta masyarakat.

IX. REFERENSI

Buku

Halaman ke - 43 dari 46

E. Jones, Current Trends in Legal Research, Journal ofLegal Research, 1962

Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode,dan Dinamika Masalahnya, Jakarta: Elsam dan Huma, 2002

Erwin Dwi Kristianto, Menyelamatkan LingkunganBerakhir Di Penjara (Kriminalisasi 9 Warga Penolak Pabrik Semen diSukolilo Pati), YLBHI-Lembaga Bantuan Hukum (LBH)Semarang Indonesia Legal Aid Foundation-SemarangLegal Aid Institute, Semarang, 2010

Eko Haryono, Hidup Bersama dengan Kawasan Kars, VersiKars Gunungsewu dan Kars Gombong, Kars Gunung Sewu, Yogyakarta,2004

Jurnal dan Artikel Adi Nugroho, “Topeng Jahat” PT Semen Gresik (Persero), Tbk

Atas Rencana Proyek Penambangan dan Pembangunan Pebrik Semen diKabupaten Pati - Jawa Tengah , Yayasan SHEEP Indonesia

ET Paripurno dkk, Kajian Potensi Kars kawasan Sukolilo-Pati,Jawa Tengah, oleh Pusat Studi Manajemen Bencana, UPN VeteranYogyakarta dan Acintyacunyata Speleological (ASC)

Presentasi Diky dkk Acintyacunyata Speleological ( ASC ) ,Pelatihan Paralegal Lingkungan Hidup di Yogyakarta, 23-25 Juni 2008

Ariehta Eleison, Melihat logika hukum hakim dalamputusan PTUN Semen Gresik , YLBHI-LBH Semarang, 2010,tidak dipublikasikan

Peraturan-peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 4

tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak LingkunganKeputusan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia No 32 tahun 1991 tentang Pedoman UsahaPertambangan Bahan Gaian Golongan C

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Halaman ke - 44 dari 46

Keputusan Menteri Energi Sumber Daya MineralRepublik Indonesia No. 0398 K/40/MEM/2005 tentangPenetapan Kawasan kars Sukolilo

Keputusan Menteri Energi Sumber Daya MineralRepublik Indonesia No. 1456 K/20/MEM/2000 tentangPedoman Pengelolaan Kawasan Kars

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor:660.1/27/2008 tentang Persetujuan KelayakanLingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Semen PT SemenGresik (Persero) Tbk di Kabupaten Pati ProvinsiJawa Tengah

Keputusan Kepala Kantor Pelayanan TerpaduKabupaten Pati No. 540/052/2008 tertanggal 5Nopember 2008 tentang Perubahan Atas KeputusanKepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu No540/040/2008

Media cetak:Harian Suara Merdeka, 12 September 2008Harian Kompas, 4 Juli 2008Harian Wawasan, 20 Agustus 2008

Dokumen lainnya Arsip surat masuk Yayasan SHEEP Indonesia

sekretariat Jawa Tengah: Jl. Ahmad Yani 06 PatiBerkas-berkas Penggugat, Tergugat I, Tergugat II

Intervensi dan Putusan dalam perkarano.04/G/2009/PTUN.SMG di Pengadilan Tata Usaha NegaraSemarang antara: Yayasan Wahana Lingkungan HidupIndonesia (Penggugat) melawan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu Kabupaten Pati (Tergugat I) dan PtSemen Gresik (Persero) Tbk (Tergugat II Intervensi)dengan objek sengketa Keputusan Kepala Kantor PelayananPerijinan Terpadu No. 540/052/2008 tentang PerubahanAtas Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perijinan TerpadiNomor: 540/040/2008 tentang Ijin Pertambangan DaerahEksplorasi Bahan Galian Golongan C Batu Kapur atas namaIr. Muhammad Helmi Yusron, Alamat Komplek Pondok JatiAM-6 Sidoarjo Jawa Timur bertindak untuk dan atas namaPT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Desa Gadudero, Desa

Halaman ke - 45 dari 46

Kedumulyo, Desa Tompegunung, Desa Sukolilo, DesaSumbersoko Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah

Dokumen AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL) PT.Semen Gresik (Persero), Tbk

Halaman ke - 46 dari 46