01--narasi-bid-sda-dan-lh 20090202214635 1761 10

40
BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP A. UMUM Langkah-langkah pengarusutamaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh sektor ditempuh dalam setiap kebijakan pembangunan dalam rangka menciptakan terjaminnya keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup di masa mendatang. Dalam Propenas 2000-2004, pembangunan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan upaya untuk mendayagunakan sumber daya alam bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan

Transcript of 01--narasi-bid-sda-dan-lh 20090202214635 1761 10

BAB X

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAMDAN LINGKUNGAN HIDUP

A. UMUM

Langkah-langkah pengarusutamaan pembangunanyang berwawasan lingkungan dan pembangunanberkelanjutan bagi seluruh sektor ditempuhdalam setiap kebijakan pembangunan dalam rangkamenciptakan terjaminnya keseimbangan dankelestarian fungsi sumber daya alam danlingkungan hidup di masa mendatang. DalamPropenas 2000-2004, pembangunan di bidangsumber daya alam dan lingkungan hidup merupakanupaya untuk mendayagunakan sumber daya alambagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengantetap memperhatikan kelestarian fungsi dan

keseimbangan lingkungan hidup, kepentinganekonomi dan budaya masyarakat lokal, sertakeserasian penataan ruang dalam upayaterwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.

Sumber daya alam dan lingkungan hidupmerupakan salah satu modal utama untukmendukung tercapainya tujuan pembangunannasional. Telah dipahami bersama bahwaketersediaan sumber daya alam dan kualitaslingkungan hidup dalam jumlah yang cukup dankualitas yang baik merupakan pendukungkesinambungan pembangunan saat ini danpembangunan di masa yang akan datang. Walaupundirasakan telah banyak upaya yang dilakukandalam pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup, masih banyak permasalahanyang belum dapat diatasi secara menyeluruh.Beberapa permasalahan pokok tersebut antaralain adalah masih rendahnya pemahaman akanpentingnya pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup secara berkesinambungan dandibarengi pula dengan lemahnya penegakan hukumsehingga menyebabkan tekanan yang berlebihanterhadap fungsi lingkungan hidup, bahkan sampaimengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.Keadaan tersebut dapat dilihat dari tingginyatingkat kerusakan hutan dan lahan sebesar 1,6juta hektar per tahun, akibat semakin maraknyapencurian hasil hutan, terutama kayu, selainjuga penambangan yang tidak memiliki izin. Hallain berupa kerusakan di kawasan laut yang

X - 2

disebabkan oleh pencurian hasil laut yang dapatmengancam keberlanjutan dan kelestarian sumberdaya laut terutama berbagai jenis ikan, terumbukarang dan biota laut lainnya. Permasalahanpokok lain yang dihadapi adalah masih tingginyatingkat pencemaran lingkungan hidup akibatbelum dipatuhinya peraturan di bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Misalnya, belumdipatuhinya peraturan perihal limbah buanganseperti dapat dilihat dari masih tingginyapencemaran sungai dan laut oleh limbah industridan rumah tangga, tingginya pencemaran udaraakibat emisi gas buang kendaraan bermotor diperkotaan, serta belum optimalnya pengelolaanlimbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Dalam rangka meningkatkan efektivitaskegiatan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam, dilakukan beberapa kegiatan antaralain pengkajian kembali kebijakan pengelolaankawasan hutan produksi, kawasan konservasi danrehabilitasi sumber daya alam, penyusunankebijakan pengelolaan dan pengembangankeanekaragaman hayati, pengembangan jasalingkungan dan jasa pariwisata yang berwawasanlingkungan pada kawasan ekosistem khas dibeberapa taman nasional dan kawasan hutanlainnya yang potensial, pengembangan danpenerapan teknologi baru dalam pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup yangramah lingkungan, penelitian dan pengembanganenergi baru dan terbarukan, serta peningkatan

X - 3

kesadaran konservasi dan rehabilitasi bagi parapemangku kepentingan (stakeholders). Untukmengurangi dampak yang berlebihan dalampengelolaan sumber daya hutan telah dilakukanupaya penyelesaian terhadap lima masalah pokokdi bidang kehutanan yaitu pencegahan penebanganhutan secara ilegal, penanggulangan kebakaranhutan, restrukturisasi industri kehutanan,rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan,serta desentralisasi kewenangan pengelolaankehutanan. Upaya-upaya tersebut sampai saat inimasih terus dijalankan dan lebih diintensifkan,dengan hasil kemajuan yang bervariasi. Misalnyadalam menangani penebangan liar telah dilakukanpenggalangan berbagai pihak baik melaluikampanye anti illegal logging maupun operasi-operasi penegakan hukum di lapangan. Kemudianuntuk mengatasi masalah kebakaran hutan telahdibuat dan disebarkan peta identifikasi kawasanhutan yang rawan terbakar serta pemberdayaanmasyarakat sekitar hutan untuk mengendalikankebakaran hutan. Dalam rangka pelaksanaandesentralisasi telah dilakukan pengalihankewenangan dan urusan kehutanan secara bertahapkepada pemerintah daerah sehingga pengawasanoleh masyarakat luas dapat lebih efektif. Halini juga didukung dengan penerapan pengelolaanhutan berbasis masyarakat baik dalam bentukpengelolaan hutan kemasyarakatan maupun hutanrakyat. Disamping itu, beberapa kabupaten telahmenerbitkan peraturan daerah tentangpengelolaan hutan berbasis masyarakat sebagai

X - 4

perwujudan pengelolaan sumber daya alam yangpartisipatif.

Dalam pengelolaan sumber daya kelautan danperikanan, telah dilaksanakan identifikasipotensi sumber daya wilayah pesisir, laut, danpulau-pulau kecil, identifikasi kawasankonservasi laut, pembudidayaan mangrove fisheriesdan penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Untuk mengurangi kerugian negaraakibat kegiatan pencurian ikan (illegal fishing)telah dilakukan berbagai upaya antara laindengan pembenahan administrasi perijinanpenangkapan ikan, pemantauan dan pengontrolankapal-kapal besar penangkap ikan baik yangberoperasi di perairan Indonesia maupun dikawasan ZEE melalui sistem vessel monitoring system(VMS) yang merupakan bagian dari penerapansistem monitoring, controlling and surveillance (MCS).Penerapan sistem ini didukung denganpengembangan sarana dan prasarana dan operasipengawasan berbasis masyarakat (SISWASMAS).

Kegiatan yang berkaitan langsung denganpeningkatan ketersediaan, konservasi danpemulihan kondisi sumber daya alam danlingkungan hidup mencakup peningkatan aksesinformasi, efektifitas pengelolaan sertakonservasi dan rehabilitasi sumber daya alammaupun pengendalian kerusakan dan pencemaranlingkungan hidup, penataan kelembagaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk sektorpertambangan. Untuk mendukung peningkatan akses

X - 5

informasi masih dilakukan inventarisasi geologidan sumberdaya mineral, pengkajian neracaenergi dan mineral serta sistem informasigeografi.

Mewujudkan kondisi pengelolaan sumber dayaalam dan lingkungan hidup yang berkesinambunganbukanlah merupakan hal yang mudah antara lainkarena upaya pencegahan eksploitasi berlebihanyang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidupterhambat dengan pelaksanaan penegakan hukumyang lemah. Tidak dapat dipungkiri, hingga saatini belum ada kasus perusakan lingkungan yangtelah mendapat penanganan hukum yang sesuaidengan rasa keadilan masyarakat. Hambatan lainyang dirasakan adalah masih adanya tumpangtindih kewenangan pengelolaan sumber daya alampada sektor-sektor yang saling berkaitan, sertamasih adanya tarik ulur kewenangan antarapemerintah pusat dan pemerintah daerah.Pemahaman untuk memperoleh keuntungan finansialdalam jangka pendek yang masih melekat padabeberapa pemerintah daerah, tanpa memperhatikan“harga” yang harus dibayar dalam jangka panjangakibat kerusakan lingkungan juga merupakanhambatan di dalam pengelolaan sumber daya alamdan lingkungan hidup. Di sisi lain terdapatbeberapa faktor yang mendukung pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidupdiantaranya adalah meningkatnya perhatianterhadap pembangunan sumber daya alam yangberkelanjutan yang dimotori oleh beberapa

X - 6

lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memilikikepedulian tinggi terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dan adanyabeberapa negara maju yang karena tertarik untukmelakukan kerjasama dalam hal pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup yangberkelanjutan melihat Indonesia masihberpotensi sebagai “penyangga” terhadapkerusakan lingkungan global. Untuk melindungiaset nasional yaitu manusia Indonesia danpotensi ekonominya, maka pemahaman akan kendalaalam berupa bencana alam harus dilakukanidentifikasi dan pemetaan daerah-daerahberpotensi bencana gunung api, gempa bumi,tanah longsor dan banjir. Informasi ini harusdijadikan acuan sebagai perencanaan tata ruang.

Untuk mewujudkan visi jangka panjang

pembangunan sumber daya alam dan lingkunganhidup, banyak hal sudah dilaksanakan namunmasih memerlukan tindak lanjut yangterkoordinasi. Secara umum, beberapa kegiatanyang selama ini telah dilakukan dan masih dalamproses pelaksanaan untuk mendukung tercapainyapembangunan sumber daya alam dan lingkunganhidup yang berkelanjutan dan berkeadilan adalahpenyusunan neraca sumber daya alam dan neracalingkungan, pengkajian penerapan ProdukDomestik Bruto Hijau, penerapan model pajaklingkungan (green tax), penyiapan rencana undang-undang pengelolaan sumber daya alam, pengkajianskema pendanaan melalui Debt-for-Nature Swap (DNS)

X - 7

dan Clean Development Mechanism (CDM), sertapengembangan peran serta masyarakat dalampengelolaan, pengawasan dan pemantauan sumberdaya alam. Tindak lanjut yang diperlukan padamasa mendatang adalah peningkatan koordinasisecara lebih intensif antarsektor yangberkaitan dalam rangka pengelolaan sumber dayaalam dan lingkungan hidup. Koordinasi tersebutharus diwujudkan dalam suatu aksi nyata,misalnya dengan memasukkan prinsip,pertimbangan, perangkat, unsur dan baku mutulingkungan dalam penetapan tata ruang danpengelolaan wilayah atau kota, sepertireservoir, hutan kota, catchment area dansebagainya.

B. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN

1. Program Pengembangan dan Peningkatan AksesInformasi Sumber Daya Alam dan LingkunganHidup

a. Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan

Program ini bertujuan untuk memperolehdan menyebarluaskan informasi yang lengkapmengenai potensi dan produktivitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup melaluiinventarisasi, evaluasi, valuasi, danpenguatan sistem informasi. Sasaran yangingin dicapai adalah tersedia dan

X - 8

teraksesnya informasi sumber daya alam danlingkungan hidup berupa data spasial, nilai,dan neraca sumber daya alam dan lingkunganhidup oleh masyarakat luas di setiap daerah.Kebijakan program diarahkan untuk: (1)mengelola sumber daya alam dan memeliharadaya dukungnya agar bermanfaat bagipeningkatan kesejahteraan rakyat darigenerasi ke generasi, dan (2) mengembangkanperekonomian yang berorientasi global sesuaikemajuan teknologi dengan keunggulankomparatif sebagai negara maritim danagraris, sehingga mampu melakukan kompetisidan mengembangkan produk unggulan di setiapdaerah, terutama pertanian dalam arti luas,kehutanan, kelautan, pertambangan,pariwisata, serta industri kecil dankerajinan rakyat.

b. Pelaksanaan

i. Hasil yang Dicapai

Hasil yang telah dicapai pada tahun2001 adalah pengembangan sistem informasimanajemen AMDAL agar dapat diakses olehmasyarakat umum dalam rangka sosialisasiberbagai kegiatan sektor pembangunanuntuk Provinsi Jateng, Jabar, Bali,Jambi, Sulteng, Papua, Kalbar, Kalteng,dan Kalsel. Selain itu telah dilakukanpula pengembangan website, serta

X - 9

penerbitan majalah lingkungan SERASIsebagai salah satu pelaksanaan dariAgenda 21. Juga telah disusun State ofEnvironment Report tahun 2000, yangmelaporkan status lingkungan hidupIndonesia. Seiring dengan itu, sedangditempuh pengembangan Neraca Kependudukandan Lingkungan Hidup Daerah. Sementaraitu, dalam pengelolaan pengaduanmasyarakat telah dibentuk jaringanelektronik (web) “layanan pengaduan”mengenai masalah lingkungan hidup. Dibidang kehutanan dan sumber daya air,pengembangan dan peningkatan aksesinformasi ini ditempuh melalui valuasipotensi sumber daya hutan, air, laut, danmineral. Selain itu, juga telah dilakukankegiatan untuk pendataan ekosistem rentankerusakan, serta pengkajian neraca sumberdaya alam dan penyusunan PDB hijau secarabertahap, inventarisasi informasi potensikawasan dan jenis hasil laut potensial,inventarisasi sumber daya wilayahpesisir, lautan, pulau-pulau kecil danperikanan, serta produk dan jasa maritim.Selain itu, juga telah dilakukansosialisasi pemanfaatan peta fishing grounddan terlaksananya fish stock assessment.Selanjutnya, untuk memudahkan masyarakatuntuk mengakses data dan informasi telahdilakukan kegiatan melalui peningkatanakses informasi sumber daya alam dan

X - 10

lingkungan hidup kepada masyarakat.Kegiatan inventarisasi kekayaan sumberdaya mineral dilakukan melalui penyusunanberbagai macam peta antara lain petageologi dan geofisika, penyusunan basisdata sumber daya mineral dan batubara,serta pelaksanaan beberapa kegiatanpemetaan dan kajian geologi.

Pada tahun 2002 kegiatan yang telahdilakukan adalah penyediaan datapertambangan rakyat dan pertambangantanpa ijin (PETI), penginventarisasiandata sumber daya air, dan penetapan petacekungan air tanah sebagai basispengelolaan dan pengusahaannya, sosialekonomi, dan spasial sumber daya alam.Untuk menjaga keanekaragaman hayatinasional pada tahun tersebut, dilakukanpenyusunan konsep mekanisme balai kliringkeanekaragaman hayati. Sementara itu,perhitungan neraca sumber daya alamdilakukan dengan uji coba penilaianmanfaatnya, serta tersusunnya neracasumber daya mineral dan batubara.Kegiatan lain yang dilakukan adalahmelanjutkan inventarisasi sumber dayamineral dengan pemetaan geologi kelautansistemik, mengkaji cekungan SumateraSelatan dan Kutai, menginventarisasimineral logam dan non logam, sertamenginventarisasi potensi batubara dan

X - 11

gambut. Dalam rangka memudahkanmasyarakat melakukan akses informasisumber daya mineral dan pertambangan,telah disusun pedoman sistem manajemenlingkungan dan pedoman penilaianpengelolaan lingkungan sektor energi dansumber daya mineral.

Pada tahun 2003 hasil yang telahdicapai adalah dilakukannya pemutakhirandata sumber daya alam dan lingkunganhidup, termasuk inventarisasi potensitambahan satwa liar, penyediaan datapotensi pasir laut di Kepulauan Riau,penyediaan data potensi panas bumi, danenergi terbarukan, serta peta geologilingkungan dan konservasi air tanah. Padatahun ini juga dilakukan pemetaan geologikelautan bersistem untuk daerahKalimantan dan Sulawesi. Untukpenyempurnaan neraca sumber daya alam,telah dilakukan uji coba dan perbaikanserta pemutakhiran data, demikian pulauntuk neraca energi, neraca sumber dayamineral dan batubara serta neracakependudukan. Untuk menunjangpengembangan kelautan, telah dilakukanpendataan potensi sumber daya ikan laut,penyusunan profil beberapa pulau-pulaukecil, serta pengkompilasian data geologikelautan kawasan pesisir, profil wilayahpesisir dan kelautan di 15 daerahpropinsi dan Kabupaten/Kota.

X - 12

Pada tahun 2004 telah teridentifikasibeberapa lokasi sebagai habitat pentinguntuk spesies dilindungi. Pengumpulandata/informasi untuk penyusunan nationalreport dalam rangka konvensi wetland. Padatahun ini telah dilakukan pengembanganinformasi daerah penangkapan ikan secarareguler melalui PelabuhanPerikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan didaerah, kepada para nelayan, koperasi danpengusaha ikan. Selain itu juga telahdilakukan pengembangan Sistem InformasiPembangunan Kelautan dan PerikananTerpadu (SIKPT) melalui pembentukan dankoordinasi simpul-simpul SIKPT, danpenyusunan data spasial sumber dayakelautan. Dalam kegiatan pemetaan danpenyelidikan geologi kelautan dilakukankegiatan penyelidikan geologi kelautan diPaparan Sunda, sebagian perairan selatMalaka dan Riau, Kalimantan Barat danperairan Kalimantan Timur. Pada tahun inijuga dilakukan penyebarluasan informasipotensi sumber daya mineral, batubara,gambut, bitumen padat, panas bumi, gunungapi dan air bawah tanah. Selain itu akandiselesaikan pula pemetaan geologi dangeofisika, serta kegiatan penelitian danpengembangan geologi dan geofisika bidangkebencanaan geologi. Peningkatankemampuan teknologi pemantauan gunung api

X - 13

terus dilakukan untuk melengkapikebutuhan standar. Demikian pula Blue Printmitigasi bencana gunung api telah disusunsebagai dasar perencanaan sistem mitigasigunung api nasional. Peningkatankesadaran masyarakat dan Pemerintahdaerah terus dilakukan melaluisosialisasi kebijakan dan potensi bencanageologi di Indonesia danpenanggulangannya.

ii.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang masih dihadapi dalampelaksanaan program ini adalahketerbatasan teknologi informasi sehinggamenyebabkan sumber daya yang tersediatidak dapat teridentifikasi secaramemadai. Pada sektor kelautan masihdihadapi keterbatasan infrastruktur danakses pemanfaatan data, serta kurangnyapenguasaan masyarakat nelayan akanteknologi informasi. Data dan informasitentang kelautan dan perikanan masihtersebar dan belum tertata dengan baikdalam suatu sistem jaringan. Hal initelah menimbulkan kesulitan untukmengakses data/informasi tersebut gunamenetapkan suatu kebijakan. Selain itutingkat akurasi dan validasinya jugamasih diragukan. Beberapa faktorpenghambat pencapaian indikator kinerja

X - 14

program pengembangan dan peningkatanakses informasi sumber daya alam danlingkungan hidup adalah: (1) masihlemahnya keterkaitan dan strukturkelembagaan yang berwenang denganpengelolaan informasi sumber daya alamdan lingkungan hidup dimana setiaplembaga berlomba untuk membangun sisteminformasi sendiri-sendiri akan tetapitidak terintegrasi; (2) kemampuan sumberdaya manusia untuk mengelola informasimasih kurang memadai, dan adanya anggapanbahwa pekerjaan mengelola informasikurang menarik; dan (3) rendahnyakemampuan dan kemauan untuk memeliharadan pemutakhiran (updating) data daninformasi sumber daya alam dan lingkunganhidup.

iii. Tindak Lanjut

Untuk menghadapi permasalahan dantantangan yang menghambat upayapencapaian indikator kinerja programpengembangan dan peningkatan aksesinformasi sumber daya alam dan lingkunganhidup, diusulkan beberapa rekomendasi dantindak lanjut antara lain sebagaiberikut: (1) melakukan sinkronisasiprogram dan kegiatan pembakuan informasidan data pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup; (2) meningkatkan dan

X - 15

mengintensifkan pelaksanaan kegiatanpendidikan dan pelatihan, baik formalmaupun informal untuk menambah wawasanpengetahuan pengelolaan sistem informasipengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup secara efektif; (3)meningkatkan pengadaan sarana danprasarana serta teknologi informasi disetiap sektor yang terkait denganpengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup; (4) meningkatkanpartisipasi masyarakat untuk ikutmengelola dan sebagai sumber informasiyang lebih akurat dalam setiap prosespengambilan keputusan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; (5)mengembangkan sistem informasi yang dapatdiakses masyarakat secara mudah, murah,dan bermanfaat; dan (6) meningkatkanlembaga penyuluh sebagai saranapenyampaian informasi yang mampumemberikan pemahaman akan arti pentingnyanilai kelestarian sumber daya alam danlingkungan hidup.

2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan,Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam

a. Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan

X - 16

Program ini bertujuan untuk menjagakeseimbangan pemanfaatan dan pelestariansumber daya alam dan lingkungan hidup.Sasaran yang akan dicapai dalam program iniadalah termanfaatkannya sumber daya alamuntuk mendukung kebutuhan bahan bakuindustri secara efisien dan berkelanjutan.Sasaran lain dari program ini adalahterlindunginya kawasan-kawasan konservasidari kerusakan akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali daneksploitatif. Kebijakan program inidiarahkan untuk meningkatkan pemanfaatanpotensi sumber daya alam dan lingkunganhidup dengan melakukan konservasi,rehabilitasi, dan penghematan penggunaansumber daya alam dengan menerapkan teknologiramah lingkungan.

b. Pelaksanaan

i. Hasil yang Dicapai

Hasil yang telah dicapai pada tahun2001 adalah antara lain tersedianyarencana dan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan dan air berdasarkan daerahaliran sungai (DAS) prioritas dan tataruang, tersusunnya management plankeanekaragaman hayati, meningkatnyaindustri yang berbasis sumber daya alamyang ramah lingkungan, serta tersusunnya

X - 17

strategi nasional pengelolaan kawasanekosistem pegunungan. Selain itudilakukan pula penataan kegiatan dibidang perikanan, pengelolaan lauttermasuk wilayah pesisir dan terumbukarang, serta pengkajian strukturindustri yang sesuai dengan potensi dandaya dukung sumber daya alam. Dalam halkegiatan konservasi telah dilaksanakanantara lain identifikasi terhadap kawasankonservasi laut daerah; terciptanyasistem pengawasan dan pengendalianpemanfaatan sumber daya perikanan,pesisir, dan lautan; dan penyusunanrencana pengelolaan keanekaragamanhayati. Selain itu dilakukan pulasosialisasi program perlindungan lapisanozon. Sedangkan pelaksanaan programrehabilitasi antara lain dilakukanpenyusunan draft akademis kriteria bakukerusakan mangrove dan pengkajianpermodelan reklamasi lahan bekas tambang.Selain itu di bidang kehutanan dilakukanpula pengelolaan sumber daya hutan dansumber daya air dengan pendekatan DAS dantata ruang. Di samping itu, dalam rangkamenurunkan luas lahan kritis pada wilayahhutan dan pesisir antara lain telahdilakukan pembentukan institusi kerjasamapengelolaan kawasan Segara Anakanberdasarkan Perda Kabupaten Cilacap Nomor

X - 18

28 Tahun 2000 tentang pengelolaan kawasanSegara Anakan.

Adapun hasil yang dicapai dalam tahun2002 antara lain adalah penyusunanstrategi nasional pengelolaan kawasanekosistem pegunungan, penyempurnaankajian kebijakan pengelolaan, konservasidan rehabilitasi sumber daya alam, sertapenyusunan peta potensi konflik di bidangpertambangan dan kehutanan. Adapunkegiatan rehabilitasi dilakukan melaluikegiatan permodelan reklamasi lahan bekastambang, penghijauan dan rehabilitasihutan dan lahan kritis, wilayah pesisir,dan lahan bekas tambang. Dalam halkonservasi dilakukan antara lainpeningkatan kesadaran konservasi danpelestarian lingkungan hidup padastakeholder di daerah, sosialisasikebijakan dan strategi pengelolaan DASBengawan Solo dalam rangka implementasiotonomi daerah. Di samping itu jugadilakukan kegiatan konservasi tanahseluas 6.152 ha di kawasan DAS Citarikdengan hasil penurunan laju erosi yangcukup signifikan.

Pada tahun 2003 untuk meningkatkankemampuan telah dilakukan kerjasamadengan beberapa lembaga untuk mengelolakekayaan laut Indonesia antara lain

X - 19

dengan BILB-Jerman dan CEVA-Perancisdalam rangka pengelolaan rumput laut,serta kerjasama penangkapan ikan denganRRC, Thailand, dan Filipina. Selain itudilakukan pengelolaan wilayah pesisir danlautan terpadu. Dalam konservasi danrehabilitasi telah dilakukan perluasanrehabilitasi hutan, terumbu karang dibeberapa lokasi, serta penetapan PulauKakaban di Kalimantan Timur sebagaikawasan konservasi laut. Selain itudilakukan pula persiapan Pulau Bandasebagai warisan dunia (world heritage site),dan telah pula dilakukan kegiatan kajianlingkungan dan kebencanaan geologikelautan di kawasan pesisir dan laut. Disamping itu dalam rangka menurunkan luaslahan kritis dan kelestarian hutan, telahdilakukan rehabilitasi mangrove seluas1.125 ha di wilayah Segara Anakan,penghijauan di wilayah DAS Cikawung danCimeneng, serta pencanangan GerakanNasional Rehabilitai Hutan dan lahankritis seluas 300.000 ha.

Pada tahun 2004, telah ditingkatkanperan serta masyarakat dalam pengembanganwisata alam dan pemanfaatan jasalingkungan; peningkatan pendapatan/kesejahteraan masyarakat; terbentuknyaorganisasi pencinta alam; meningkatnyakesadaran dan kepedulian masyarakat

X - 20

mengenai arti penting reboisasi,penghijauan, pembangunan kota dankonservasi tanah. Selain itu, telah puladilakukan pengelolaan dan rehabilitasiterumbu karang termasuk penanaman terumbubuatan, pengembangan Taman Nasional Lautdan Kawasan Konservasi Laut,penginventarisasian kawasan konservasilaut baru dengan menggunakan pendekatankesatuan ekosistem laut (marine region).Selanjutnya telah dilakukan pengembangansistem budaya ramah lingkungan di kawasanhijau yang mengalami kerusakan melaluimangrove-fisheries, pengembangan pengelolaanpesisir dan pulau-pulau kecil berbasismasyarakat. Selain itu dilakukan kegiatanuntuk menetapkan kawasan lindung geologidan kawasan pertambangan.

ii.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang masih muncul dalammewujudkan pelaksanaan program ini antaralain : (1) masih rendahnya kesadaranmasyarakat akan arti penting dan nilaistrategis sumber daya kelautan danperikanan; (2) lemahnya penegakan hukumatas pelanggaran pemanfaatan danpengelolaan sumber daya alam, baikperikanan, kehutanan, maupunpertambangan; (3) belum kondusifnya upayapelaksanaan penataan ruang serta

X - 21

pengendalian pencemaran lingkungan padaekosistem laut dan pesisir, kawasankehutanan dan wilayah pertambangan; dan(4) masih timpangnya pemanfaatan stokikan antarwilayah dan antarspesies; (5)pengembangan perikanan budidaya belumoptimal; dan (6) belum optimalnyapemanfaatan pulau-pulau kecil. Hal lainyang menjadi hambatan dalam pencapaianindikator kinerja program ini adalahmasih lemahnya koordinasi dan strukturkelembagaan, masih lemahnya sumber dayamanusia, kurangnya kesadaran masyarakatterhadap pentingnya pemeliharaanekosistem dan sumber daya alam padaumumnya. Disamping itu masih adaperbedaan kepentingan di dalammemanfaatkan sumber daya alam sepertipemanfaatan hutan dan pertambangan, sertaketidakstabilan politik, dan keamanansehingga menyulitkan pelaksanaan beberapakegiatan dalam program ini pada daerahyang termasuk dalam kategori rawan darisegi keamanan.

iii. Tindak Lanjut

Berdasarkan pencapaian indikatorkinerja hingga pertengahan tahun 2004,tindak lanjut yang perlu dilakukanadalah: (1) mensosialisasikan berbagaipedoman dan peraturan kebijakan yang

X - 22

telah tersusun; (2) mengembangkanmekanisme pelaksanaan dan pemantauanpedoman dan peraturan yang telahtersusun; (3) menyempurnakan sistemdisinsentif dalam pemanfaatan sumber dayaalam; (4) memantapkan upaya konservasidaratan maupun perairan melaluipembangunan wilayah terpadu denganmelibatkan partisipasi masyarakat; (5)mengembangkan teknologi baru penggunaansumber daya alam yang ramah lingkungan;(6) menyempurnakan mekanisme perlindungandan pemeliharaan kawasan konservasidengan melibatkan masyarakat, pemerintahdaerah, dan swasta; (7) melanjutkan upayarestrukturisasi industri berbasis sumberdaya alam yang komparatif dan dapatmenjamin keberlanjutan daya dukungnya;dan (8) mengembangkan lebih lanjut jasapariwisata di daerah.

Rekomendasi dan tindak lanjut lainnyaadalah: (1) pengembangan ekowisata danjasa lingkungan di kawasan-kawasankonservasi darat dan laut, pengembangankawasan konservasi laut dan suakaperikanan; (2) pelaksanaan monitoringkegiatan pengembangan, pengelolaan, danpembinaan obyek wisata alam danpemanfaatan jasa lingkungan; (3)pengawasan kegiatan kampanye penanamanpohon untuk kehidupan dengan baik dan

X - 23

mengena sasaran serta gerakan penanamanpohon di 30 propinsi; dan (4) melanjutkankegiatan sesuai tujuan dan sasaran yangtelah ditetapkan dalam kegiatanpeningkatan kualitas pengelolaan DASserta efektifitas dan efisiensirehabilitasi lahan terdegradasi.

3. Program Pencegahan dan PengendalianKerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup

a. Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan

Tujuan program adalah meningkatkankualitas lingkungan hidup dalam upayamencegah perusakan dan/atau pencemaranlingkungan, dan pemulihan kualitaslingkungan yang rusak akibat pemanfaatansumber daya alam yang berlebihan, sertakegiatan industri dan transportasi. Sasaranprogram ini adalah tercapainya kualitaslingkungan hidup yang bersih dan sehatsesuai dengan baku mutu lingkungan yangditetapkan. Sedangkan kebijakan programdiarahkan untuk menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestariankemampuan keterbaharuan sumber daya alamyang dapat diperbaharui guna menghindarikerusakan yang tidak dapat dipulihkankembali.

X - 24

b. Pelaksanaan

i. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada tahun 2001adalah telah dilakukannya investasiperalatan yang menunjang pencegahanpencemaran lingkungan. Guna memacuindustri agar peduli lingkungan, telahdiberikan sistem insentif pinjaman lunaklingkungan kepada 23 perusahaan. Untukpencegahan pencemaran air, telahdilakukan koordinasi untuk menyusunRencana Induk Program Kali Bersih(PROKASIH) 2005, masukan revisi PP Nomor20 Tahun 1990 tentang PengendalianPencemaran Air. Berkenaan dengan limbahperkotaan telah dilakukan penyempurnaankonsep Pedoman Umum dan PedomanPelaksanaan Sistem Evaluasi Kebersihandan Kesehatan Lingkungan. Sementara itu,pada saat ini sedang dilakukan pulapenyusunan rancangan peraturanpelaksanaan dari PP Nomor 41 Tahun 1999tentang Pengendalian Pencemaran UdaraSumber Tidak Bergerak. Dalam rangkapencegahan kerusakan lingkungan akibatbencana lingkungan telah dilaksanakanbeberapa kegiatan antara lain: (1) kajianakademik pengembangan sistem pengendalianbencana lingkungan; (2) penyusunan PPNomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian

X - 25

Kerusakan dan atau pencemaran LH yangberkaitan dengan kebakaran hutan dan ataulahan; (3) rancangan kebijakan nasionalpenerapan sistem tanggap darurat padakegiatan yang berisiko mengakibatkanbencana lingkungan. Berkenaan denganpencemaran keanekaragaman hayati telahdisusun beberapa pedoman: (1) pedomanteknis pengendalian pemanfaatan spesieshasil rekayasa genetik; (2) pedomanteknis pengendalian dan pemulihankerusakan ekosistem strategis; (3)pedoman teknis pengendalian penurunan danpemulihan populasi Elang Jawa, Buaya,Rusa, Cendana, dan Tengkawang. Selainitu, telah pula dilakukan penyusunanAmdal untuk kegiatan Migas yang memilikipelabuhan khusus.

Adapun pada tahun 2002 telah dilakukansosialisasi teknologi ramah lingkunganbagi usaha kecil, penyediaan desainrehabilitasi pembangunan InstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL) usaha kecildi lokasi prioritas, penyusunan pedomanumum pengelolaan limbah rumah sakit danhotel. Selain itu telah dilakukan pulapenyusunan standar baku mutu untuk limbahindustri pupuk, pewarna tekstil, kolampelabuhan, dan air laut untuk pariwisata.Pada tahun ini telah dilakukan pula

X - 26

penelitian pengelolaan limbah produksimigas.

Pada tahun 2003 berkaitan denganpenanganan limbah telah dilakukankegiatan penyusunan berbagai pedomanantara lain: (1) pedoman teknis baku mutulimbah cair industri rayon; (2) pedomanpengelolaan limbah produksi minyak dangas bumi; dan (3) pedoman penangananlimbah industri kimia, serta rumah sakitdan hotel. Selain itu untuk dilakukanupaya untuk meningkatkan kesadaranperusahaan dalam pengelolaan limbahnya,telah dilaksanakan kegiatan sosialisasipada beberapa lokasi penambangan dankehutanan perihal teknologi produksibersih. Dalam rangka mengurangipencemaran lingkungan kawasan pesisir danlaut dilakukan gerakan nasional bersihpantai dan laut. Di samping itu, dalamrangka mencegah kerusakan dan pencemaranlingkungan hidup telah disusun pedomanstandar nasional audit lingkungan hidupPemerintah daerah.

Pada tahun 2004, direncanakan untukmencapai penurunan pencurian ikan,pengembangan pedoman dan modelpengendalian pencemaran pesisir dan laut,dan pensosialisasian pedoman di UnitPelaksana Teknis, Ditjen PerlindunganHutan dan Konservasi Alam (UPT PHKA).

X - 27

Selain itu, telah dilakukan juga upayamenurunkan tingkat kebakaran hutan, sertapenanggulangan kegiatan ilegal di sektorpertambangan yaitu pertambangan tanpaizin (PETI), dan penyelundupan BBM.Selain itu telah pula dilakukan lanjutankegiatan penelitian dan pengembangankualitas lingkungan pada industri dankegiatan operasi minyak dan gas bumi.

ii.Permasalahan dan Tantangan

Saat ini masih dijumpai adanyaperbedaan kepentingan antara peningkatkanperekonomian daerah melalui peningkatanindustri dan kepentingan untuk menjagadaya dukung lingkungan yang telahmengakibatkan penambahan kerusakanlingkungan. Masalah lain yang menghambatadalah kesadaran dan ketaatan hukummasyarakat yang masih rendah, terlihatdengan masih adanya upaya penguasaanlahan hutan secara tidak sah dan illegallogging, PETI, dan pencurian ikan.Rendahnya kesadaran hukum ini ditambahpula dengan upaya penegakan hukum yangmasih belum konsisten bagi perusak hutandan lingkungan. Sosialisasi terhadapbahaya-bahaya kerusakan hutan danlingkungan masih belum ditanggapi secarasungguh-sungguh oleh masyarakat.

X - 28

iii. Tindak Lajut

Upaya tindak lanjut yang perludilakukan adalah: (1) mengefektifkansosialisasi berbagai pedoman danperaturan yang telah disusun; (2)mengembangkan konsep pelaksanaan danpemantauan pelaksanaannya; (3)menyempurnakan mekanisme kelembagaanpendanaan pengelolaan lingkungan hidup;(4) melanjutkan upaya pengembanganteknologi produksi bersih; (5)mengintegrasikan biaya lingkungan kedalam biaya produksi (internalisasifaktor eksternal); dan (6) upayamenegakkan hukum secara lebih konsistenuntuk memenuhi rasa keadilan dimasyarakat. Pada tahun mendatangpelaksanaan penegakan hukum ini perlulebih ditingkatkan dengan membentuksemacam lembaga penyidikan, penuntutan,dan peradilan yang khusus menangani kasuspencemaran yang mengakibatkan kerusakanlingkungan.

4. Program Penataan Kelembagaan dan PenegakanHukum Pengelolaan Sumber Daya Alam danPelestarian Lingkungan Hidup

a. Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan

X - 29

Program ini bertujuan untuk mengembangkankelembagaan, menata sistem hukum, termasukperangkat hukum dan kebijakan, dan untukmenegakkan hukum untuk mewujudkanpengelolaan sumber daya alam dan pelestarianlingkungan hidup yang efektif danberkeadilan. Sasaran program ini adalahtersedianya kelembagaan bidang sumber dayaalam dan lingkungan hidup yang kuat, dengandidukung oleh perangkat hukum danperundangan serta terlaksananya upayapenegakan hukum secara adil dan konsisten.Arah kebijakan ditetapkan sejalan denganPropenas 2000-2004, yang mengamanatkan untukmendelegasikan secara bertahap wewenangpemerintah pusat kepada pemerintah daerahdalam pelaksanaan pengelolaan sumber dayaalam secara selektif dan pemeliharaanlingkungan hidup sehingga kualitas ekosistemtetap terjaga.

b. Pelaksanaan

i. Hasil yang Dicapai

Beberapa hal yang telah dicapai padatahun 2001 adalah tersusunnya draftnaskah akademis dan rancangan peraturanperundangan (RPP) tentang ProdukBioteknologi Modern Hasil RekayasaGenetika, tersusunnya konsep panduanteknis aspek lingkungan dalam AMDAL, dan

X - 30

tertatanya institusi dan aparaturpengelola sumber daya alam dan lingkunganhidup di provinsi. Selain itu, juga telahdilakukan kegiatan untuk merumuskanbatas-batas maritim sehubungan denganpelaksanaan otonomi daerah. Untukmeningkatkan kualitas dan kapasitassumber daya manusia dalam rangkapengelolaan sumber daya kelautan danperikanan telah dilakukan peningkatankemampuan penyidik pegawai negeri sipil(PPNS) Perikanan melalui crash programPPNS. Selain itu, dilakukan pulapembangunan Balai Riset Pembenihan IkanLaut di Gondol, Bali. Di bidang pertaniandilakukan peningkatan kemampuan aparatdalam pelayanan mewujudkan ketahananpangan, peningkatan koordinasi kebijakandan program ketahanan pangan, sertapengembangan kelembagaan ketahanan panganmasyarakat termasuk pengembangan lumbungdesa, serta penguatan lembaga usahaekonomi perdesaan untuk pembeliangabah/beras petani di 15 provinsi sentraproduksi beras (dana talangan).

Dalam tahun 2002 telah dilakukanpembentukan lembaga clearing house untukkegiatan perlindungan lapisan ozon, sertapelaksanaan penguatan institusi danaparatur penegak hukum dalam pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup.Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah

X - 31

penggelaran operasi bersama dengan TNI-ALuntuk menertibkan rumpon danberoperasinya kapal asing liar.

Pada tahun 2003 kegiatan yangdilakukan adalah meningkatkan pemantapankelembagaan pengelolaan sumber daya alammelalui beberapa kerjasama dengan pihakterkait, baik dalam negeri maupun luarnegeri antara lain kerjasama denganbeberapa universitas untuk membentuklembaga penyelesaian sengketa pengelolaansumber daya kelautan dan perikanan, diMedan dengan Universitas Sumatera Utaradan di Makasar dengan UniversitasHasanuddin. Selain itu, beberapaperundangan dan peraturan secara terusmenerus dibahas dan dirumuskan kembalipenyempurnaannya seperti RUUPertambangan, revisi UU Nomor 9 Tahun1985 tentang Perikanan, RUU PengelolaanWilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecilserta beberapa peraturan perundanganlainnya.

Pada tahun 2004 sedang disiapkanpenyempurnaan Revisi UU Perikanan Nomor 9Tahun 1985, dan Rancangan Undang-UndangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil. Selain itu, telah dilakukanpula ratifikasi Unclos. Hal lain yangtelah dicapai adalah meningkatnya status

X - 32

UPT Ditjen PHKA dari status unit menjadiBalai (32 Balai Konservasi Sumber DayaAlam/BKSDA dan 34 Balai Taman Nasional),meningkatnya pemahaman aparatur danmasyarakat di bidang KSDA, melajutkanupaya melestarikan kawasan konservasi;serta terbentuknya kesepahaman antarapemerintah dan LSM serta LembagaInternasional. Dalam hal terjadinyatumpang tindih pemanfaatan pertambangandi lokasi hutan lindung, pemerintah telahmenerbitkan Peraturan Pemerintahpengganti Undang-undang yang telahdisahkan menjadi UU Nomor 1 Tahun 2004,yang di dalamnya mengatur perijinan bagiusaha pertambangan di wilayah hutanlindung melalui persyaratan yang cukupketat, misalnya usaha pertambangan hanyaboleh diteruskan apabila berada padaareal hutan produksi. Pedoman pengelolaanKarst, yang memiliki fungsi hidrogeologidan potensi wisata telah ditetapkan untukmelindungi dari kegiatan penambangan yangberlebihan. Di samping itu dalam rangkapelestarian lingkungan hidup telahdisusun beberapa pedoman diantaranyapedoman pengelolaan situ-situ di daerah,model pengelolaan rehabilitasi lahan dankonservasi tanah, model valuasi ekonomisumber daya alam dan lingkungan hidupdaerah, dokumen identitas Kabupaten/Kotamelalui flora dan fauna.

X - 33

ii.Permasalahan dan Tantangan

Adapun yang menjadi permasalahanadalah masih adanya faktor penghambatantara lain, kurang adanya keselarasanpengaturan antara pemerintah pusat dandaerah, serta antarsektor terkait.Ketidakselarasan ini menghambatpelaksanaan koordinasi dan melemahkanpenegakan hukum. Masalah lain yang cukupsulit adalah belum adanya kejelasan bataswilayah kewenangan antara satu lembagadengan lembaga lainnya, misalnya padasektor kelautan antara TNI-AL dan Polridalam penanganan kasus tindak pidanaperikanan di laut. Sebagai contoh PPNSPerikanan memiliki kewenangan penyidikan,namun kasus yang diajukan PPNS Perikananmelalui Polri untuk dilakukan penuntutansering kali ditolak. Akibatnya banyakkasus pidana perikanan di laut yang tidakdapat terselesaikan.

Sanksi hukum bagi perusak lingkunganmasih terlalu ringan, seperti bagipengguna bahan peledak, bahan beracun,sianida, dan juga aktivitas penangkapanikan secara ilegal, penambangan karanguntuk bahan bangunan, reklamasi pantai,dan kegiatan pariwisata yang kurangbertanggung jawab. Disisi lain, terjadi

X - 34

juga tumpang tindih (over lapping)kebijakan yang sering kali menimbulkankonflik kewenangan.iii. Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang diperlukan antaralain adalah : (1) menyelesaikan peraturanperundang-undangan yang belum selesaidengan mencermati adanya tumpang tindihkepentingan antarsektor; (2) menatakelembagaan dan aparatur pengelola sumberdaya alam; (3) meningkatkan supervisi danpembinaan terhadap aparatur pengelolasumber daya alam; (4) meningkatkankoordinasi antar pemerintah pusat dandaerah; (5) meningkatkan kualitas SDM danmenambah sarana dan prasarananya; dan (6)meningkatkan upaya penegakan hukum secaralebih konsisten. Selain itu, masih perludilanjutkan upayapemasyarakatan/sosialisasi peraturanperundangan yang mendorong pengelolaanlingkungan yang berkelanjutan,diterbitkan peraturan perundangan dandirencanakan kembali pengelolaankeanekaragaman hayati yang menyerapaspirasi para pemangku kepentingan.

5. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakatdalam Pengelolaan Sumber Daya Alam danPelestarian Lingkungan Hidup

X - 35

a. Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan

Program ini ditujukan untuk meningkatkanperanan dan kepedulian pihak-pihak yangberkepentingan dalam pengelolaan sumber dayaalam dan pelestarian lingkungan hidup.Sasaran yang akan dicapai adalah tersedianyasarana bagi masyarakat dalam pengelolaansumber daya alam dan pelestarian lingkunganhidup. Kebijakan program diarahkan untukmendayagunakan sumber daya alam untuksebesar-besarnya kemakmuran rakyat denganmemperhatikan kelestarian fungsi dankeseimbangan lingkungan hidup, pembangunanyang berkelanjutan, kepentingan ekonomi danbudaya masyarakat lokal serta penataanruang, yang pengusahaannya diatur denganUndang-Undang.

b. Pelaksanaan

i. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada tahun 2001adalah dalam upaya memberdayakanmasyarakat lokal telah diselenggarakanberbagai pelatihan untuk meningkatkankepedulian lingkungan seperti pelatihanpengendalian kerusakan mangrove,pengembangan budidaya mangrove-fisheriesdengan maksud untuk membangun system

X - 36

pelestarian mangrove berbasis masyarakatsetempat. Adapun kegiatan yang berkaitandengan peran serta masyarakat meliputipengembangan pola kemitraan denganmasyarakat di muara daerah aliran sungai(DAS), pengembangan kemitraan denganpenambang emas di Gunung Pongkor, sertapelaksanaan forum antar pemangku dalampengelolaan lingkungan berbasisekosistem, pembentukan kader pedulilingkungan dari masyarakat pekerja, sertapembentukan forum komunikasi masyarakat.Pembinaan sekitar 150 kelompok tanipenghijauan di wilayah sub DAS Citarik diKabupaten Bandung dan Sumedang.

Pada tahun 2002, hasil-hasil yangtelah dicapai meliputi terbentuknya forumkerjasama antardesa di Kabupaten Slemandalam pengelolaan lingkungan, tersusunnyarencana kerja kegiatan peningkatankepedulian masyarakat dalam pengelolaansumber daya alam dan pelestarianlingkungan hidup, serta tersosialisasinyaprogram warga madani pesisir dan lautmelalui penyelenggaraan forum dialog diBandung, Serang dan Yogyakarta yangmelibatkan 5 daerah pesisir Pantura dan 3daerah pesisir selatan Jawa. Selain itutelah dihasilkan pula buku panduanpemberdayaan masyarakat pesisir dalampelestarian lingkungan, dan terciptanya

X - 37

jalur-jalur komunikasi dan kordinasidengan berbagai kelompok masyarakatsebagai aliansi strategis melalui polakemitraan melalui penandatanganan NotaKesepahaman dengan KADIN, SPSI, Aisiyah,Muhammadiyah, HKTI, HNSI, dan AliansiMasyarakat Adat Nasional (AMAN).

Pada tahun 2003 telah dilakukanbeberapa sosialisasi kepada kelompokmasyarakat pesisir, penambangan skalakecil, serta masyarakat sekitar hutanlindung mengenai arti pentingnya untukmenjaga kelestarian lingkungan. Selainitu, juga telah dilakukan upayapembrntukan beberapa kelembagaanpengelolaan sumber daya alam danpelestarian lingkungan hidup denganmengakomodasikan peran serta masyarakat,seperti terbentuknya 180 kelompokmasyarakat pesisir peduli lingkungan, 120kader dan pionir peduli lingkungan, sertaaliansi kelompok masyarakat pedulilingkungan.

Pada tahun 2004, telah didilakukanupaya peningkatan akses bagi masyarakatadat dan lokal dalam mengelola danmemonitor sumberdaya alam dan lingkunganhidup melalui pengembangan SistemPengawasan Berbasis Masyarakat(SISWASMAS) dan pengelolaan kawasan

X - 38

pesisir dan pulau-pulau kecil berbasismasyarakat.

ii.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang muncul dalammewujudkan pelaksanaan program ini adalahmasih rendahnya kesadaran masyarakat akanarti penting dan nilai strategis sumberdaya alam baik kelautan dan perikanan,kehutanan, pertambangan, dan sumber dayaalam lainnya. Selain itu masih adanyasikap skeptis pada masyarakat terhadappenegakan hukum bagi pelaku perusakanlingkungan, hal ini memberikan pengaruhyang cukup besar terhadap peran sertamasyarakat dalam ikut serta menjagakelestarian lingkungan. Hambatan lainnyaadalah persepsi yang sudah mengakar dimasyarakat, bahwa pemerintah selalumemiliki maksud untuk ‘merugikan’ dan‘merepotkan’ masyarakat, sehinggapartisipasi yang diharapkan tidak terjadisecara sukarela. Di samping itu dengandiberlakukan otonomi daerah telahmenyebabkan beberapa daerah berlomba-lomba meningkatkan PAD tanpamemperhatikan daya dukung lahan dankerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.iii. Tindak Lanjut

X - 39

Rencana tindak lanjut dalam mewujudkantujuan program ini adalah melanjutkanupaya pengembangan peran serta masyarakatdalam pengelolaan sumber daya alam,peningkatan koordinasi dan melaksanakankegiatan secara berkelanjutan,melanjutkan pelaksanaan pengelolaankawasan konservasi dengan pola kemitraansecara berkelanjutan, serta penanamankepercayaan terhadap masyarakat melaluikegiatan nyata dan bermanfaat bagimasyarakat.

Mengingat peran serta masyarakat cukupsignifikan di dalam pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, makadalam tahun mendatang perlu dilakukanpemberdayaan terhadap LSM yang memilikiperhatian cukup tinggi terhadappelestarian sumber daya alam danlingkungan hidup. Tindak lanjut yangdiperlukan adalah upaya meningkatkankemitraan dengan masyarakat untukmelakukan perbaikan lingkungan. Selainitu, perlu pula melakukan upaya penegakanhukum secara lebih konsisten agar tidakada keraguan di masyarakat untukberpartisipasi aktif menjaga kelestariansumber daya alam dan lingkungan hidup.

X - 40