RHEOLOGI ARISTA
-
Upload
umimakassar -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of RHEOLOGI ARISTA
LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RHEOLOGI
OLEH
NAMA : SRI ARISTA
STAMBUK : 150 2012 0368
KELAS/KLP : W4-A / II
ASISTEN : M. ILHAM TOMAGOLA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi
erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas
(kekentalan) merupakan suatu pernyataan tahanan
dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir.
Rheology meliputi pencampuran dan aliran dari
bahan, pemasukan kedalam wadah, pemindahan sebelum
digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari
botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari
suatu jarum suntik. Rheology dari suatu produk
tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari
bentuk cair ke semisolid sampai kepadatan, dapat
mempengaruhi penerimaan bagi sipasien, stabilitas
fisika, dan bahkan availabilitas biologis.
Penggolongan bahan menurut pealiran dan
deformasi adalah sebagai berikut; sistem Newton dan
sistem non-Newton. Pemilihan bergantung pada sifat-
sifat alirannya apakah sesuai dengan hukum aliran
Newton atau tidak.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi,emulsi,
losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain.
Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk
karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)
sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap
batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran
dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau
pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi
pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan
hayatidalam tubuh (bioavailability).
I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Menjelaskan tentang Reologi
Membedakan cairan newton dan non newton
Menentuan viskositas reologi cairan newton dan
non newton
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Teori Umum
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang aliran cairan dan deformasi. Ahli fisiologi
menggunakan ilmu ini untuk memperediksi sirkulasi
darah. Para dokter menggunakan untuk menentukan
aliran larutan injksi, sedangkan untuk ahli farmasi
menggunkannya untuk menentukan aliran emulsi,
suspensi dan salep (Rachmat, 2006).
Penyelidikan viskositas dari cairan sejati,
larutan, dan sistem koloid baik yang encer maupun
yang kental jauh lebih bersifat praktis daripada
bernilai teoritis. Scott-Blair mengenali pentingnya
rheologi dalam farmasi dan menyarankan penerapannya
dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi.
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan,
pemasukan ke dalam wadah, pemindahan sebelum
digunakan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan
dari suatu jarum suntik. Sifat-sifat rheologi dari
sistem farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat
yang akan digunakan untuk memproses suatu produk
(Martin, 1993).
viskometer dalam bentuk silinder konsentris
yang berotasi juga digunakan untuk pengukuran
viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam monitor
di saat silinder luas dirotasikan. “Viskometer drum
Berotasi” ini mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan jenis Ostwald yaitu: Gradien geser antara
kedua silinder ini lebih sederhana daripada dalam
pipa kapile (Atkins, 1997).
Secara umum terdapat dua jenis sifat aliran
bahan, yaitu newton dan non-newton. Sifat aliran dari
bahan cair dapat digambarkan dengan diagram (kurva)
aliran. Kurva ini merupakan plot antara gaya geser
(shear stress) dengan laju geser (shear rate). Dimana
viskositas merupakan rasio dari gaya geser dengan
laju geser pada semua titik sepanjang kurva. Pada
kurva cairan newton rasio dari gaya geser dengan
laju geser pada semua titik nilainya konstan, dan
disebut viskositas tunggal (µ). Jika aliran tidak
linier digunakan simbol viskositas nyata (µapp), yang
merupakan slope dari garis yang menghubungkan sebuah
titik pada kurva dengan titik asal (0,0). Fluida non-
newton merupakan fluida yang memiliki kurva aliran
(shear stress versus shear rate) tidak linier, dimana
viskositas nyata (µapp) tidak konstan pada suhu dan
tekanan yang diberikan tetapi bergantung pada
kondisi aliran seperti geometri aliran, shear rate,
dan lain-lain, dan terkadang juga dipengaruhi oleh
histori kinematik elemen fluida yang diuji (Martin,
1993).
Cairan yang mengikuti hukum Newton,
viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu
dan tidak tergantung kepada kecepatan geser. Oleh
karena itu, viskositanya cukup ditentukan pada satu
kecepatan geser. Apabila digambarkan antara
kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka
diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol.
Contoh cairan Newton adalah minyak jarak, kloroform,
gliserin, minyak zaitun dan air (Tim Penyusun,
2009).
Reologi adalah kajian tentang perubahan bentuk
dan rambatan bahan yang disebabkan oleh aplikasi
gaya-gaya dengan memasukkan faktor waktu. Pokok
bahasan utamanya berkaitan dengan hubungan-hubungan
antara tekanan dan perubahan bentuk, fenomena
rambatan dan pengurangan tekanan (stress-relaxation),
dan kajian tentang viskositas. Sebagai tambahan dari
sifat-sifat reologis bahan, ada beberapa sifat
mekanis lain berkaitan dengan pergerakan bahan akibat
aplikasi gaya-gaya. Sifat-sifat tersebut adalah
koefisien geser (drag coefficient), kecepatan
(terminal velocity), koefisien gesek (friction
coefficient), sifat aliran bahan lepas (flow
characteristic), dll (Ansel, 1989).
Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering
menghadapi cairan non newton dibanding dengan cairan
biasa. Oleh karena itu mereka harus mempengaruhi
metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks
ini. Non newtonian Bodies adalah zat-zat yang tidak
mengikuti persamaan aliran newton : dispersi
heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid,
emulsi, suspensi cair, salep dan produk-produk serupa
masuk kelas ini. Jika bahan-bahan non newton
dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya
diplot diperoleh berbagai kurva konsistensi yang
menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni plastis,
pseuodoplastis dan dilatan (Martin, 1993).
Dalam bidang farmasi, prinsip – prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspense, emulsi,
lotion, pasta, penyalut tablet, dll. Selain itu,
prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk
sediaan farmasi (Dosage Form) sebagai penjamin
kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga
meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,
pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum
suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat
mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas
fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskosit telah terbukti
dapat mempengauhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Kurva aliran ini plastis tidak melalui titik (0,0)
tetapi memotong sumbu shearing stress (atau akan
memotong, jika bagian lurus dan kurva tersebut
diektrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal sebagai harga yield. Bingham bodies
tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai
sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di
bawah harga yield, zat bertindak seperti bahan
elastis. Ahli rheologi menggolongkan Bingham Bodies
suatu bahan yang mempunyai / memperlihatkan yield
value, seperti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang
mulai mengalir pada shearing stress terkecil
didefinisikan sebagai cairan. Yield value adalah
suatu sifat yang penting dari dispersi-dispersi
tertentu (Martin, 1993).
Aliran pseudoplastis. Sejumlah besar produk
farmasi termasuk gom alam dan sintesis, misalnya :
dispersi cair dari traga ileh polimer-polimer dalam
larutan, yang merupakan kebalikan dari sistem
plastis, yang tersusun dari partikel-partikel yang
terflokulasi dalam suspensi, kurva konsistensi untuk
bahan pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau
paling tidak mendekatinya rate of shear rendah.
Akibatnya, berlawanan dengan Bingham Bodies, tidak
ada yield value. Tapi karena tidak ada bagian kurva
yang linier, maka kita tidak dapat menyatakan
viskositas suatu bahan pseudoplastis dengan suatu
harga tunggal (Martin, 1993).
Aliran dilatan. Suspensi-suspensi tertentu
dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi
menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk
mengalir dengan peningkatan dalam daya hambat untuk
mengalir dengan meningkatnya rate of share. Pada
sistem seperti itu sebenarnya volumenya meningkat
jika terjadi shear dan oleh karena itu diberi
istilah dilatan.zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang
berkosentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari
partikel-partikel kecil yang mengalami
deflokulasi.Sifat dilatan , pada istirahat,
partikel-partikel tersebut tersusun rapat dengan
volume antar partikel atau volume “Void” (kosong)
pada keadaan minimum.tetapi jumlah pembawa dalam
suspensi tersebut cukup untuk mengisi volume ini dan
menyebabkan partikel-partikel bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya pada rate of shear rendah.
Pada saat shear stress meningkat, bulk dari sistem
tersebut mengembang atau memuai (Martin,1993).
Dalam bidang farmasi prinsip-prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi,
emulsi, losion, pasta, penyalut tablet dan lain-
lain.selain itu, prinsip rheologi digunakan juga
untuk karakteristik produk sediaan farmasi(dosage
form)sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk
setiap batch .Rheologi juga meliputi pencampuran
aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube,
atau pelewatan dari jarum suntik.bahkan ketersediaan
hayati dalam tubuh.sehingga viskositas telah
terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam
tubuh (Ansel, 1989).
II.2 Uraian Bahan
1. Carboxymethyl Cellulose (CMC)
Nama Resmi : CARBOXYMETHYL CELLULOSE
Nama Lain : CMC
Pemerian : berbentuk tepung, putih, bersih
Berat molekul: 265.204
Rumus molekul: C8H16NaO8
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengental
2. Gum Xantan
Nama Resmi : Xanthan Gum
Nama Lain : Jagung Gula Permen Karet
Pemerian : serbuk putih
Rumus molekul: C35H49O29
Penyimpanan : disimpan dalam cahaya-bukti, baik
colsed, tempat kering dan sejuk.
Kegunaan : Zat tambahan
3. Veegum
Nama Resmi :
Nama Lain :
Pemerian :
Rums molekul :
Penyimpanan :
Kegunaan :
II.3 Uraian Sampel
1. Sirup ABC
Komposisi : Air, gula, pengatur keasaman,
perisa jeruk, pemanis
buatan natrium siklamat 0,7 g/kg,
pengawet natrium benzoat,
pewarna tartrasin Cl, kuning FcFl, sari
buah jeruk.
2. Susu Ultra Milk.
Komposisi : Susu sapi segar, sukrosa,
bubuk coklat, pemantap
nabati, pensa coklat.
3. Topping coklat
Komposisi : gula, air, coklat bubuk,
pengental, garam, perisa
(coklat, vanila), pengemulsi :
lesitin kedelai, pengawet
kalium sorbat .
4. Mayonaise
Komposisi : minyak nabati, telur, ayam dan
cuka.
II.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
Lakukan pengukuran viskosistas :
1. Pada 50 rpm terhadap aquadest, gliserin, syrup
ABC, dan minyak kelapa.
2. Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm larutan
CMC 2%, dan campuran CMC 0,1% dengan veegum 2%
kemudian buatlah rheogramnya.
BAB III
PROSEDUR KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum
yaitu : Batang pengaduk, Botol semprot, Gelas
kimia (50 ml), Gelas ukur (50 ml), Kertas
grafik, Kertas puyer, Viskometer brookfied.
III.1.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum yaitu : Aquadest, CMC, Minyak kelapa,
Nutri sari, Ovaltine, Sirup ABC, Topping,
Veegum.
III.2 Cara Penggunaan Alat Pengujian Viskometer
A. Pengujian viskositas
1. Masukkan sediaan yang akan diuji kedalam gelas
ukur 50 ml
2. Pasang spindle sesuai dengan kekentalan. Putar
tuas pada bagian sebelah kanan ke arah belakang
3. Tempatkan sediaan dibawah viskometer, kemudian
putar tuas pada bagian sebelah kanan kearah
depan
4. Tekan tombol ON (pada bagian belakang
viskometer).
5. Tekan tuas pada bagian tengah viskometer kearah
kiri (SPEED) kecepatan
6. Putar tombol (SELECT) untuk menyesuaikan
kecepatan yang diinginkan (50 rpm)
7. Tekan tuas kembali ke posisi semula (tengah)
8. Tekan tuas kearah kanan (spindle)
9. Putar tombol (SELECT) pada bagian tengah untuk
menyesuaikan NO. spindle yang digunakan
10. Tekan kembali tuas kearah tengah
11. Tekan tombol MOTOR ON untuk menjalankan
spindle
12. Nilai viskositas akan terlihat pada
display monitor
Catatan : nilai viskositas sebenarnya adalah
nilai tetap (tidak berubah) yang tertera pada
display
13. Tekan tombol MOTOR ON kebawah untuk
menghentikan alat
14. Lepas spindle dan cuci dengan air suling,
dan tekan tombol ON/OFF pada bagian belakang
viscometer
15. Lepas kabel dari saklar
III.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat viskometer Brookfield. Kemudian
dipasang spindel pada gantungan spindel, sesuai
dengan viskositas suatu larutan.
2. Diturunkan spindel hingga tercelup pada cairan
sampel.
3. Dipasang stop kontak dan diatur RPM dan ukuran
spindel yang diinginkan.
4. Dinyalakan alat dengan menekan tombol on.
5. Dicatat hasil viskometer dan dibuat grafiknya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil pengamatan
IV.1.1 Tabel Pengamatan
a. TOPPING COKLAT
Rpm Viskositas
(Cp)
Viskositas
(p)
A1 A2 A1 A2
0,5 49.000 52.00
0
490 520
2 21.300 20.10
0
213 201
5 12.100 11.00
0
121 110
10 8.400 7.680 84 76,8
20 6.150 5.760 61,5 57,6
50 4.460 4.280 44,6 42,8
100 3.588 3.588 35,88 35,8
8
Kecepat
an
Geser
Tekanan Geser
A1 A2
0,00083 0,4067 0,4316
0,03 6,39 6,03
0,08 9,68 8,8
0,16 13,44 12,288
0,33 20,295 19,008
0,83 37,018 35,524
1,66 59,5608 59,560
8
b. Sirup ABC Squash delight
Rpm Viskositas
(Cp)
Viskositas
(p)
A1 A2 A1 A2
0,5 140 140 1,4 1,4
2 48 48 0,48 0,48
5 14 14 0,14 0,14
10 7,2 7,2 0,072 0,07
2
20 5,7 5,7 0,057 0,05
7
50 5,9 5,9 0,059 0,05
9
100 7,44 7,44 0,074
4
0,07
44
c. CMC
Rpm Viskositas
(Cp)
Viskositas
(p)
A1 A2 A1 A2
0,5 19.000 19.00
0
190 190
2 5.700 6.000 57 60
5 1.800 1.900 18 19
10 1.260 1.020 12,6 10,2
20 810 780 8,1 7,8
50 610 610 6,1 6,1
100 504 504 5,04 5,04
Kecepata
n Geser
Tekanan Geser
A1 A2
0,00083 0,1577 0,1577
0,03 1,71 1,8
0,08 1,44 1,52
0,16 2,016 1,632
0,33 2,673 2,574
0,83 5,063 5,063
1,66 8,3664 8,3664
d. Susu Indomilk
Rpm Viskositas
(Cp)
Viskositas
(p)
50 120 1,2
IV.1.2 Perhitungan
Kecepatan Geser 0,5 Rpm = 0,560 = 0,00083
Kecepatan Geser 2 Rpm = 260 = 0,03
Kecepatan Geser 5 Rpm = 0,08
Kecepatan Geser 10 Rpm = 1060= 0,16
Kecepatan Geser 20 Rpm = 2060= 0,33
Kecepatan Geser 50 Rpm = 5060= 0,83
Kecepatan Geser 100 Rpm = 10060 = 1,66
Viskositas susu ultra
n1n2 =
p1xt1p2xt2
n10,98 =
0,5811x35,800,997x8,81
n10,98 =
20,80338,7835
n1 = 2,3210 p
Keterangan :
n 1 = viskositas sampel uji
n 2 = viskositas air ( 0,98)
p1 = massa jenis sampel uji
p2 = massa jenis air
t1 = waktu sampel uji (detik)
t2 = waktu air (detik)
IV.1.3 Kurva
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.250
0.5
1
1.5
2
ABC SQUASH
NAIKTURUN
Tekanan Geser
Kece
pata
n Ge
ser
Toping CaramelNAIK TURUN TOPING CARAMEL RPM 0.5 2 5 10 20 50 100 RPM
TOPING CARAMEL Kecepatan geser 0.008333333 0.033333333 0.083333333 0.166666667 0.333333333 0.833333333 1.666666667 Kecepatan geser
TOPING CARAMEL NAIK Viskositas (cP) 35000 16200 10600 8400 7230 6040 5226 TURUN Viskositas (cP)
TOPING CARAMEL NAIK Viskositas (P) 350 162 106 84 72.3 60.4 52.26 TURUN Viskositas (P)
TOPING CARAMEL NAIK Tekanan Geser 2.916666667 5.4 8.833333333 14 24.1 50.33333333 87.1 TURUN Tekanan Geser
IV.2 PEMBAHASAN
Rheologi adalah aliran cairan dan deformasi
dari padatan. Viskositas adalah suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin
tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya
Sedangkan fluiditas adalah suatu cairan yang
merupakan kebalikan dari viskositas akan
meningkatkan dengan makin tingginya temperatur.
Rheologi erat airannya dengan viskositas.
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari
suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir.
Viskositas dinyatakan dalam symbol n.
Reologi juga meliputi pencampuran aliran dari
bahan penuangan, pengeluaran tube, atau pelewatan
dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu
dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien,
stabilitas fisik obat, bahkan ketersediaan hayati
dalam tubuh. Sehingga viskositas lebih terbukti dapat
mempengaruhi laju arbsorbsi obat dalam tubuh.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan
deformasi ada dua yaitu system newton dan non-newton.
Tipe aliran mengikuti system newton, viskositasnya
tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak
tergantung pada satu kecepatan geser, sehingga
viskositasnya cukup ditentukan pada suatu kecepatan
geser.
Adapun tujuan dari percobaan adalah menjelaskan
tentang reologi, membedakan cairan newton dan non
newton dan menentuan viskositas reologi cairan
newton dan non newton.
Adapun yang dilakukan dalam percobaan ini
adalah pertama-tama, pasang spindel yang sesuai
dengan viskositas sampel, kemudian sampel diletakkan
dalam wadah dan diturunkan spindel ke dalam wadah
yang berisi sampel. Pasang stop kontak, nyalakan
motor sambil menekan tombol Motor ON, biarkan spindel
berputar dan lihat skala pada layar viskometer, dan
catat angka yang ditunjukkan oleh viskometer.
Kemudian buat grafik.
Pada susu indomilk diperoleh termasuk aliran
newton, pada sampel topping cokelat termasuk aliran
non-newton, sedangkan pada sirup ABC Squash Delight
termasuk aliran non-newton (Time Independent), pada
CMC termasuk aliran non-newton. Dan pada mayonise
tidak dilakukan karena terjadi tingkat viskositasnya
terlalu tinggi.
Dari percobaan ini diperoleh hasil kecepatan
geser pada 0,5 Rpm yaitu 0,00083, pada 2 Rpm yaitu
0,03, pada 5 Rpm yaitu 0,08, pada 10 Rpm yaitu 0,16,
pada 20 Rpm yaitu 0,33, pada 50 Rpm yaitu 0,83 dan
pada Rpm 100 yaitu 1,66.
Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu
karena kurang teliti dalam mengukur sampel, kurang
sterilnya alat yang digunakan, penggunaan spindle yang
tidak sesuai dengan tingkat viskositas sampel.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi
daplikasikan dalam pembuatan krim , suspens, emulsi,
lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu,
prinsip rheology juga untuk karakterisasi produk sediaan
farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang
sama untuk setiap batch.
.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan Bahwa:
1.Susu Indomilk termasuk Aliran Newton.
2.Toping termasuk aliran Non-Newton.
3.Syrup ABC Squash Delight termasuk aliran Non-Newton
(Time Independent).
4.CMC termasuk aliran Non-Newton.
5.Pada mayonise tidak dilakukan karena terjadi kesalahan
bahan.
V.2 Saran
Diharapkan agar asisten dan praktikan selalu
menjalin kerja sama yang baik agar tidak terjadi
suatu kesalahan atau hal-hal yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II.Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Ansel., 1989., “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”., UI Press.,
Jakarta.
Atkins., 1997., “Kimia Fisika”., Erlangga., Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Kosman, R., 2005 “ Farmasi Fisika”., UMI., Makassar
Martin, Alfred. Farmasi Fisik Edisi 3. PenerbitUniversitas Indonesia : Jakarta
ukur viskositas sampel viscometer dengan
menggunakan spindle 64.
ukur viskositas naik sampel
mulai rpm 05, 2, 5, 10, 20, 50, dan 100.
ukur viskositas turun sampel
mulai 100, 50, 20, 10, 5, 2, dan 0,5 rpm.
buat rheogram dari sampel yang telah diamati
dilakukan dengan hal yang sama tetapi sampel yang
berbeda, digunakan sampel
indomilk, sirup ABCdan mayonise