RHEOLOGI ARISTA

40
LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA RHEOLOGI OLEH NAMA : SRI ARISTA STAMBUK : 150 2012 0368 KELAS/KLP : W4-A / II ASISTEN : M. ILHAM TOMAGOLA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Transcript of RHEOLOGI ARISTA

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RHEOLOGI

OLEH

NAMA : SRI ARISTA

STAMBUK : 150 2012 0368

KELAS/KLP : W4-A / II

ASISTEN : M. ILHAM TOMAGOLA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi

erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas

(kekentalan) merupakan suatu pernyataan tahanan

dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi

viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir.

Rheology meliputi pencampuran dan aliran dari

bahan, pemasukan kedalam wadah, pemindahan sebelum

digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari

botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari

suatu jarum suntik. Rheology dari suatu produk

tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari

bentuk cair ke semisolid sampai kepadatan, dapat

mempengaruhi penerimaan bagi sipasien, stabilitas

fisika, dan bahkan availabilitas biologis.

Penggolongan bahan menurut pealiran dan

deformasi adalah sebagai berikut; sistem Newton dan

sistem non-Newton. Pemilihan bergantung pada sifat-

sifat alirannya apakah sesuai dengan hukum aliran

Newton atau tidak.

Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi

diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi,emulsi,

losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain.

Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk

karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)

sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap

batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran

dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau

pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat

tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi

pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan

hayatidalam tubuh (bioavailability).

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

Menjelaskan tentang Reologi

Membedakan cairan newton dan non newton

Menentuan viskositas reologi cairan newton dan

non newton

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1Teori Umum

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang aliran cairan dan deformasi. Ahli fisiologi

menggunakan ilmu ini untuk memperediksi sirkulasi

darah. Para dokter menggunakan untuk menentukan

aliran larutan injksi, sedangkan untuk ahli farmasi

menggunkannya untuk menentukan aliran emulsi,

suspensi dan salep (Rachmat, 2006).

Penyelidikan viskositas dari cairan sejati,

larutan, dan sistem koloid baik yang encer maupun

yang kental jauh lebih bersifat praktis daripada

bernilai teoritis. Scott-Blair mengenali pentingnya

rheologi dalam farmasi dan menyarankan penerapannya

dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi.

Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan,

pemasukan ke dalam wadah, pemindahan sebelum

digunakan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan

dari suatu jarum suntik. Sifat-sifat rheologi dari

sistem farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat

yang akan digunakan untuk memproses suatu produk

(Martin, 1993).

viskometer dalam bentuk silinder konsentris

yang berotasi juga digunakan untuk pengukuran

viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam monitor

di saat silinder luas dirotasikan. “Viskometer drum

Berotasi” ini mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan jenis Ostwald yaitu: Gradien geser antara

kedua silinder ini lebih sederhana daripada dalam

pipa kapile (Atkins, 1997).

Secara umum terdapat dua jenis sifat aliran

bahan, yaitu newton dan non-newton. Sifat aliran dari

bahan cair dapat digambarkan dengan diagram (kurva)

aliran. Kurva ini merupakan plot antara gaya geser

(shear stress) dengan laju geser (shear rate). Dimana

viskositas merupakan rasio dari gaya geser dengan

laju geser pada semua titik sepanjang kurva. Pada

kurva cairan newton rasio dari gaya geser dengan

laju geser pada semua titik nilainya konstan, dan

disebut viskositas tunggal (µ). Jika aliran tidak

linier digunakan simbol viskositas nyata (µapp), yang

merupakan slope dari garis yang menghubungkan sebuah

titik pada kurva dengan titik asal (0,0). Fluida non-

newton merupakan fluida yang memiliki kurva aliran

(shear stress versus shear rate) tidak linier, dimana

viskositas nyata (µapp) tidak konstan pada suhu dan

tekanan yang diberikan tetapi bergantung pada

kondisi aliran seperti geometri aliran, shear rate,

dan lain-lain, dan terkadang juga dipengaruhi oleh

histori kinematik elemen fluida yang diuji (Martin,

1993).

Cairan yang mengikuti hukum Newton,

viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu

dan tidak tergantung kepada kecepatan geser. Oleh

karena itu, viskositanya cukup ditentukan pada satu

kecepatan geser. Apabila digambarkan antara

kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka

diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol.

Contoh cairan Newton adalah minyak jarak, kloroform,

gliserin, minyak zaitun dan air (Tim Penyusun,

2009).

Reologi adalah kajian tentang perubahan bentuk

dan rambatan bahan yang disebabkan oleh aplikasi

gaya-gaya dengan memasukkan faktor waktu. Pokok

bahasan utamanya berkaitan dengan hubungan-hubungan

antara tekanan dan perubahan bentuk, fenomena

rambatan dan pengurangan tekanan (stress-relaxation),

dan kajian tentang viskositas. Sebagai tambahan dari

sifat-sifat reologis bahan, ada beberapa sifat

mekanis lain berkaitan dengan pergerakan bahan akibat

aplikasi gaya-gaya. Sifat-sifat tersebut adalah

koefisien geser (drag coefficient), kecepatan

(terminal velocity), koefisien gesek (friction

coefficient), sifat aliran bahan lepas (flow

characteristic), dll (Ansel, 1989).

Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering

menghadapi cairan non newton dibanding dengan cairan

biasa. Oleh karena itu mereka harus mempengaruhi

metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks

ini. Non newtonian Bodies adalah zat-zat yang tidak

mengikuti persamaan aliran newton : dispersi

heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid,

emulsi, suspensi cair, salep dan produk-produk serupa

masuk kelas ini. Jika bahan-bahan non newton

dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya

diplot diperoleh berbagai kurva konsistensi yang

menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni plastis,

pseuodoplastis dan dilatan (Martin, 1993).

Dalam bidang farmasi, prinsip – prinsip rheologi

diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspense, emulsi,

lotion, pasta, penyalut tablet, dll. Selain itu,

prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk

sediaan farmasi (Dosage Form) sebagai penjamin

kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga

meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,

pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum

suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat

mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas

fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh

(bioavailability). Sehingga viskosit telah terbukti

dapat mempengauhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

Kurva aliran ini plastis tidak melalui titik (0,0)

tetapi memotong sumbu shearing stress (atau akan

memotong, jika bagian lurus dan kurva tersebut

diektrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu

yang dikenal sebagai harga yield. Bingham bodies

tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai

sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di

bawah harga yield, zat bertindak seperti bahan

elastis. Ahli rheologi menggolongkan Bingham Bodies

suatu bahan yang mempunyai / memperlihatkan yield

value, seperti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang

mulai mengalir pada shearing stress terkecil

didefinisikan sebagai cairan. Yield value adalah

suatu sifat yang penting dari dispersi-dispersi

tertentu (Martin, 1993).

Aliran pseudoplastis. Sejumlah besar produk

farmasi termasuk gom alam dan sintesis, misalnya :

dispersi cair dari traga ileh polimer-polimer dalam

larutan, yang merupakan kebalikan dari sistem

plastis, yang tersusun dari partikel-partikel yang

terflokulasi dalam suspensi, kurva konsistensi untuk

bahan pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau

paling tidak mendekatinya rate of shear rendah.

Akibatnya, berlawanan dengan Bingham Bodies, tidak

ada yield value. Tapi karena tidak ada bagian kurva

yang linier, maka kita tidak dapat menyatakan

viskositas suatu bahan pseudoplastis dengan suatu

harga tunggal (Martin, 1993).

Aliran dilatan. Suspensi-suspensi tertentu

dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi

menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk

mengalir dengan peningkatan dalam daya hambat untuk

mengalir dengan meningkatnya rate of share. Pada

sistem seperti itu sebenarnya volumenya meningkat

jika terjadi shear dan oleh karena itu diberi

istilah dilatan.zat-zat yang mempunyai sifat-sifat

aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang

berkosentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari

partikel-partikel kecil yang mengalami

deflokulasi.Sifat dilatan , pada istirahat,

partikel-partikel tersebut tersusun rapat dengan

volume antar partikel atau volume “Void” (kosong)

pada keadaan minimum.tetapi jumlah pembawa dalam

suspensi tersebut cukup untuk mengisi volume ini dan

menyebabkan partikel-partikel bergerak dari satu

tempat ke tempat lainnya pada rate of shear rendah.

Pada saat shear stress meningkat, bulk dari sistem

tersebut mengembang atau memuai (Martin,1993).

Dalam bidang farmasi prinsip-prinsip rheologi

diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi,

emulsi, losion, pasta, penyalut tablet dan lain-

lain.selain itu, prinsip rheologi digunakan juga

untuk karakteristik produk sediaan farmasi(dosage

form)sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk

setiap batch .Rheologi juga meliputi pencampuran

aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube,

atau pelewatan dari jarum suntik.bahkan ketersediaan

hayati dalam tubuh.sehingga viskositas telah

terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam

tubuh (Ansel, 1989).

II.2 Uraian Bahan

1. Carboxymethyl Cellulose (CMC)

Nama Resmi : CARBOXYMETHYL CELLULOSE

Nama Lain : CMC

Pemerian : berbentuk tepung, putih, bersih

Berat molekul: 265.204

Rumus molekul: C8H16NaO8

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pengental

2. Gum Xantan

Nama Resmi : Xanthan Gum

Nama Lain : Jagung Gula Permen Karet

Pemerian : serbuk putih

Rumus molekul: C35H49O29

Penyimpanan : disimpan dalam cahaya-bukti, baik

colsed, tempat kering dan sejuk.

Kegunaan : Zat tambahan

3. Veegum

Nama Resmi :

Nama Lain :

Pemerian :

Rums molekul :

Penyimpanan :

Kegunaan :

II.3 Uraian Sampel

1. Sirup ABC

Komposisi : Air, gula, pengatur keasaman,

perisa jeruk, pemanis

buatan natrium siklamat 0,7 g/kg,

pengawet natrium benzoat,

pewarna tartrasin Cl, kuning FcFl, sari

buah jeruk.

2. Susu Ultra Milk.

Komposisi : Susu sapi segar, sukrosa,

bubuk coklat, pemantap

nabati, pensa coklat.

3. Topping coklat

Komposisi : gula, air, coklat bubuk,

pengental, garam, perisa

(coklat, vanila), pengemulsi :

lesitin kedelai, pengawet

kalium sorbat .

4. Mayonaise

Komposisi : minyak nabati, telur, ayam dan

cuka.

II.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2013)

Lakukan pengukuran viskosistas :

1. Pada 50 rpm terhadap aquadest, gliserin, syrup

ABC, dan minyak kelapa.

2. Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm larutan

CMC 2%, dan campuran CMC 0,1% dengan veegum 2%

kemudian buatlah rheogramnya.

BAB III

PROSEDUR KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum

yaitu : Batang pengaduk, Botol semprot, Gelas

kimia (50 ml), Gelas ukur (50 ml), Kertas

grafik, Kertas puyer, Viskometer brookfied.

III.1.2 Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam

praktikum yaitu : Aquadest, CMC, Minyak kelapa,

Nutri sari, Ovaltine, Sirup ABC, Topping,

Veegum.

III.2 Cara Penggunaan Alat Pengujian Viskometer

A. Pengujian viskositas

1. Masukkan sediaan yang akan diuji kedalam gelas

ukur 50 ml

2. Pasang spindle sesuai dengan kekentalan. Putar

tuas pada bagian sebelah kanan ke arah belakang

3. Tempatkan sediaan dibawah viskometer, kemudian

putar tuas pada bagian sebelah kanan kearah

depan

4. Tekan tombol ON (pada bagian belakang

viskometer).

5. Tekan tuas pada bagian tengah viskometer kearah

kiri (SPEED) kecepatan

6. Putar tombol (SELECT) untuk menyesuaikan

kecepatan yang diinginkan (50 rpm)

7. Tekan tuas kembali ke posisi semula (tengah)

8. Tekan tuas kearah kanan (spindle)

9. Putar tombol (SELECT) pada bagian tengah untuk

menyesuaikan NO. spindle yang digunakan

10. Tekan kembali tuas kearah tengah

11. Tekan tombol MOTOR ON untuk menjalankan

spindle

12. Nilai viskositas akan terlihat pada

display monitor

Catatan : nilai viskositas sebenarnya adalah

nilai tetap (tidak berubah) yang tertera pada

display

13. Tekan tombol MOTOR ON kebawah untuk

menghentikan alat

14. Lepas spindle dan cuci dengan air suling,

dan tekan tombol ON/OFF pada bagian belakang

viscometer

15. Lepas kabel dari saklar

III.3 Cara Kerja

1. Disiapkan alat viskometer Brookfield. Kemudian

dipasang spindel pada gantungan spindel, sesuai

dengan viskositas suatu larutan.

2. Diturunkan spindel hingga tercelup pada cairan

sampel.

3. Dipasang stop kontak dan diatur RPM dan ukuran

spindel yang diinginkan.

4. Dinyalakan alat dengan menekan tombol on.

5. Dicatat hasil viskometer dan dibuat grafiknya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil pengamatan

IV.1.1 Tabel Pengamatan

a. TOPPING COKLAT

Rpm Viskositas

(Cp)

Viskositas

(p)

A1 A2 A1 A2

0,5 49.000 52.00

0

490 520

2 21.300 20.10

0

213 201

5 12.100 11.00

0

121 110

10 8.400 7.680 84 76,8

20 6.150 5.760 61,5 57,6

50 4.460 4.280 44,6 42,8

100 3.588 3.588 35,88 35,8

8

Kecepat

an

Geser

Tekanan Geser

A1 A2

0,00083 0,4067 0,4316

0,03 6,39 6,03

0,08 9,68 8,8

0,16 13,44 12,288

0,33 20,295 19,008

0,83 37,018 35,524

1,66 59,5608 59,560

8

b. Sirup ABC Squash delight

Rpm Viskositas

(Cp)

Viskositas

(p)

A1 A2 A1 A2

0,5 140 140 1,4 1,4

2 48 48 0,48 0,48

5 14 14 0,14 0,14

10 7,2 7,2 0,072 0,07

2

20 5,7 5,7 0,057 0,05

7

50 5,9 5,9 0,059 0,05

9

100 7,44 7,44 0,074

4

0,07

44

c. CMC

Rpm Viskositas

(Cp)

Viskositas

(p)

A1 A2 A1 A2

0,5 19.000 19.00

0

190 190

2 5.700 6.000 57 60

5 1.800 1.900 18 19

10 1.260 1.020 12,6 10,2

20 810 780 8,1 7,8

50 610 610 6,1 6,1

100 504 504 5,04 5,04

Kecepata

n Geser

Tekanan Geser

A1 A2

0,00083 0,1577 0,1577

0,03 1,71 1,8

0,08 1,44 1,52

0,16 2,016 1,632

0,33 2,673 2,574

0,83 5,063 5,063

1,66 8,3664 8,3664

d. Susu Indomilk

Rpm Viskositas

(Cp)

Viskositas

(p)

50 120 1,2

IV.1.2 Perhitungan

Kecepatan Geser 0,5 Rpm = 0,560 = 0,00083

Kecepatan Geser 2 Rpm = 260 = 0,03

Kecepatan Geser 5 Rpm = 0,08

Kecepatan Geser 10 Rpm = 1060= 0,16

Kecepatan Geser 20 Rpm = 2060= 0,33

Kecepatan Geser 50 Rpm = 5060= 0,83

Kecepatan Geser 100 Rpm = 10060 = 1,66

Viskositas susu ultra

n1n2 =

p1xt1p2xt2

n10,98 =

0,5811x35,800,997x8,81

n10,98 =

20,80338,7835

n1 = 2,3210 p

Keterangan :

n 1 = viskositas sampel uji

n 2 = viskositas air ( 0,98)

p1 = massa jenis sampel uji

p2 = massa jenis air

t1 = waktu sampel uji (detik)

t2 = waktu air (detik)

IV.1.3 Kurva

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.250

0.5

1

1.5

2

ABC SQUASH

NAIKTURUN

Tekanan Geser

Kece

pata

n Ge

ser

Toping CaramelNAIK TURUN TOPING CARAMEL RPM 0.5 2 5 10 20 50 100 RPM

TOPING CARAMEL Kecepatan geser 0.008333333 0.033333333 0.083333333 0.166666667 0.333333333 0.833333333 1.666666667 Kecepatan geser

TOPING CARAMEL NAIK Viskositas (cP) 35000 16200 10600 8400 7230 6040 5226 TURUN Viskositas (cP)

TOPING CARAMEL NAIK Viskositas (P) 350 162 106 84 72.3 60.4 52.26 TURUN Viskositas (P)

TOPING CARAMEL NAIK Tekanan Geser 2.916666667 5.4 8.833333333 14 24.1 50.33333333 87.1 TURUN Tekanan Geser

IV.2 PEMBAHASAN

Rheologi adalah aliran cairan dan deformasi

dari padatan. Viskositas adalah suatu pernyataan

tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin

tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya

Sedangkan fluiditas adalah suatu cairan yang

merupakan kebalikan dari viskositas akan

meningkatkan dengan makin tingginya temperatur.

Rheologi erat airannya dengan viskositas.

Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari

suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi

viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir.

Viskositas dinyatakan dalam symbol n.

Reologi juga meliputi pencampuran aliran dari

bahan penuangan, pengeluaran tube, atau pelewatan

dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu

dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien,

stabilitas fisik obat, bahkan ketersediaan hayati

dalam tubuh. Sehingga viskositas lebih terbukti dapat

mempengaruhi laju arbsorbsi obat dalam tubuh.

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan

deformasi ada dua yaitu system newton dan non-newton.

Tipe aliran mengikuti system newton, viskositasnya

tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak

tergantung pada satu kecepatan geser, sehingga

viskositasnya cukup ditentukan pada suatu kecepatan

geser.

Adapun tujuan dari percobaan adalah menjelaskan

tentang reologi, membedakan cairan newton dan non

newton dan menentuan viskositas reologi cairan

newton dan non newton.

Adapun yang dilakukan dalam percobaan ini

adalah pertama-tama, pasang spindel yang sesuai

dengan viskositas sampel, kemudian sampel diletakkan

dalam wadah dan diturunkan spindel ke dalam wadah

yang berisi sampel. Pasang stop kontak, nyalakan

motor sambil menekan tombol Motor ON, biarkan spindel

berputar dan lihat skala pada layar viskometer, dan

catat angka yang ditunjukkan oleh viskometer.

Kemudian buat grafik.

Pada susu indomilk diperoleh termasuk aliran

newton, pada sampel topping cokelat termasuk aliran

non-newton, sedangkan pada sirup ABC Squash Delight

termasuk aliran non-newton (Time Independent), pada

CMC termasuk aliran non-newton. Dan pada mayonise

tidak dilakukan karena terjadi tingkat viskositasnya

terlalu tinggi.

Dari percobaan ini diperoleh hasil kecepatan

geser pada 0,5 Rpm yaitu 0,00083, pada 2 Rpm yaitu

0,03, pada 5 Rpm yaitu 0,08, pada 10 Rpm yaitu 0,16,

pada 20 Rpm yaitu 0,33, pada 50 Rpm yaitu 0,83 dan

pada Rpm 100 yaitu 1,66.

Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu

karena kurang teliti dalam mengukur sampel, kurang

sterilnya alat yang digunakan, penggunaan spindle yang

tidak sesuai dengan tingkat viskositas sampel.

Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi

daplikasikan dalam pembuatan krim , suspens, emulsi,

lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu,

prinsip rheology juga untuk karakterisasi produk sediaan

farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang

sama untuk setiap batch.

.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan Bahwa:

1.Susu Indomilk termasuk Aliran Newton.

2.Toping termasuk aliran Non-Newton.

3.Syrup ABC Squash Delight termasuk aliran Non-Newton

(Time Independent).

4.CMC termasuk aliran Non-Newton.

5.Pada mayonise tidak dilakukan karena terjadi kesalahan

bahan.

V.2 Saran

Diharapkan agar asisten dan praktikan selalu

menjalin kerja sama yang baik agar tidak terjadi

suatu kesalahan atau hal-hal yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II.Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ansel., 1989., “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”., UI Press.,

Jakarta.

Atkins., 1997., “Kimia Fisika”., Erlangga., Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Kosman, R., 2005 “ Farmasi Fisika”., UMI., Makassar

Martin, Alfred. Farmasi Fisik Edisi 3. PenerbitUniversitas Indonesia : Jakarta

LAMPIRAN

Toping coklat depan

Toping coklat belakang

Toping coklat komposisi Indomilk depan

Indomilk belakang Mayonnaise

Sirup ABC

SKEMA KERJA

toping coklat

siapkan alat dan bahan

masukkan 50 ml sampel kedalam gelas kimia

ukur viskositas sampel viscometer dengan

menggunakan spindle 64.

ukur viskositas naik sampel

mulai rpm 05, 2, 5, 10, 20, 50, dan 100.

ukur viskositas turun sampel

mulai 100, 50, 20, 10, 5, 2, dan 0,5 rpm.

buat rheogram dari sampel yang telah diamati

dilakukan dengan hal yang sama tetapi sampel yang

berbeda, digunakan sampel

indomilk, sirup ABCdan mayonise