Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

22
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon TujuanPercobaan : 1. Mempelajari beberapa reaksi hidrokarbon 2. Memperkirakan banyaknya ikatan rangkap dalam minyak tanah dan premium Pendahuluan Hidrokarbon adalah senyawa organik yang sederhana, sebagaimana ditinjau dari namanya yaitu Hidro yang berarti Hidrogen (H) dan karbon atau C. Senyawa hidrokarbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Senyawa hidrokarbon banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan-bahan yang penting misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Semua hidrokarbon mempunyai 3 sifat umum yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan mudah terbakar di udara. Hidrokarbon dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar yang terdiri dari alkana, alkena dan alkuna dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon yang ada bersifat jenuh dan ada yang tidak jenuh. Hidrokarbon juga memiliki struktur dan rumus molekul yang bermacam-macam sesuai dengan atom karbon yang berikatan pada setiap rangkainnya. Berdasarkan susunan atom karbon dalam Paraf Asisten

Transcript of Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari beberapa reaksi hidrokarbon

2. Memperkirakan banyaknya ikatan rangkap dalam

minyak tanah

dan premium

Pendahuluan

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang sederhana,

sebagaimana ditinjau dari namanya yaitu Hidro yang berarti

Hidrogen (H) dan karbon atau C. Senyawa hidrokarbon atau yang

biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang

unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom

hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor.

Senyawa hidrokarbon banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari

sebagai bahan-bahan yang penting misalnya minyak tanah, bensin,

gas alam, plastik dan lain-lain. Semua hidrokarbon mempunyai 3

sifat umum yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding

air dan mudah terbakar di udara.

Hidrokarbon dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar yang

terdiri dari alkana, alkena dan alkuna dan hidrokarbon aromatik.

Hidrokarbon yang ada bersifat jenuh dan ada yang tidak jenuh.

Hidrokarbon juga memiliki struktur dan rumus molekul yang

bermacam-macam sesuai dengan atom karbon yang berikatan pada

setiap rangkainnya. Berdasarkan susunan atom karbon dalam

ParafAsisten

molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu

senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik

adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu

memungkinkan bercabang (Brown, 1997).

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu

hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal.

Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri

dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari

alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan

baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).

Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam air

dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana

juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih

ikatan rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak

jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya

dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).

Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam

ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon

yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh.

Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai

ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh.

Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu

rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya

bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang

diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari

tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari

dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung

paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau

lebih atom karbon lain (Fessenden, 1997).

Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi

tiga kelompok besar yaitu Hidrogen alifatik yang terdiri atas

rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini

sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau

hidrokarbon siklik. Yang kedua adalah hidrokarbon alisiklik atau

hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam

satu lingkar atau lebih. Hidrokarbon selanjutnya adalah aromatik

yaitu senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar

enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti.

Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan

alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri,

1999).

Beberapa hidrokarbon alkana dalam alam merupakan produk

proses kehidupan. Misalnya, metana dihasilkan oleh penguraian

anaerobik dari bahan nabati. Hidrokarbon alkana dalam jumlah

besar terdapat dalam gas alam dan minyak bumi. Minyak bumi

(petroleum) merupakan campuran kompleks hidrokarbon padat, cair

dan gas yang merupakan hasil akhir penguraian bahan-bahan hewani

dan nabati dalam waktu lama. Terdapat juga sedikit senyawaan

nitrogen dan belerang (Pudjaatmaka,1992).

Prinsip Kerja

Prinsip kerja praktikum ini adalah untuk mengetahui reaksi

kimia hidrokarbon.

a. Reaksi hidrokarbon dengan Brom

Prinsipnya adalah dengan mengetahui perubahan warna dari zat

yang direaksikan, jika terdapat ikatan rangkap maka warna akan

berubah menjadi merah kecoklatan (oranye).

b. Reaksi hidrokarbon dengan Asam Sulfat pekat

Reaksi kedua adalah dengan H2SO4, dimana ketika ditambah

asam sulfat akan terdapat 2 fase dan berubah warna, setelah

ditambah air maka, hidrokarbon yang tidak larut akan membentuk

lapisan minyak diatas air.

c. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium

Prosedur ketiga dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak

hasil yang akan diperoleh pada saat hidrokarbon telah direaksikan

dengan H2SO4 dan air juga brom dengan mereaksikan dengan asam

sulfat pekat, lalu dibilas dengan akuades kemudian diambil hasil

hidrokarbon yang diperoleh kembali.

Alat

Tabung reaksi, pipet Mohr, pipet tetes, erlenmeyer 50 mL, beaker

glass 100 mL.

Bahan

H2SO4 pekat, H2SO4 0.1 M, sikloheksena, minyak tanah, premium,

solar, air Brom dan toluena.

Prosedur Kerja

1. Reaksi dengan Brom

Dimasukkan masing-masing 3 mL air Brom ke dalam 5 tabung reaksi

yang bersih dan kering. Ditandai setiap tabung denagn nomor 1

sampai 5. Ditambahkan ke dalam tabung tetes demi tetes

hidrokarbon sambil dikocok dan dihitung jumlah tetes hidrokarbon

sampai tidak terjadi perubahan warna. Dimasukkan pengamatan ke

dalam tabel.

2. Reaksi Hidrokarbon dengan asam sulfat pekat

Dimasukkan 1 mL hidrokarbon ke dalam tabung reaksi yang bersih

dan kering, ditambahkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dan dikocok

secara hati-hati. Diamati terjadinya perubahan dan timbulnya

panas, kemudian dituangkan campuran ke dalam tabung reaksi yang

diisi 5 mL akuades serta diamati ada tidaknya lapisan minyak

yang mengapung di atas air. Dicatat pengamatan dalam tabel.

3. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium

Dimasukkan 5 mL hidrokarbon ke dalam erlenmeyer 100 mL yang

bersih dan kering. Ditambahkan dengan 5 mL H2SO4 pekat, dikocok

campuran tersebut dan dibiarkan beberapa saat dan dibuang lapisan

bawah secara hati-hati menggunakan pipet. Diulangi penambahan 5

mL asam sulfat pekat untuk yang dua, dibuang asam sulfatnya dan

yang ketiga dicuci hidrokarbon dengan 5 mL air seperti penambahan

asam sulfat dan dibuang airnya. Diperkirakan apakah ke lima jenis

hidrokarbon yang tersisa jumlahnya sama? Ditambahkan tetes demi

tetes air Brom ke dalam hidrokarbon yang didapatsampai warna brom

tetap. Dibandingkan hasil yang diperoleh dengan yang didapat pada

langkah 1.

Waktu yang dibutuhkan

Prosedur Waktu yang dibutuhkan

Reaksi dengan Brom 13.15-13.30

Reaksi dengan Asam Sulfat 13.27-14.00

Menentukan komposisi karbon

dalam minyak tanah dan

13.37-14.50

premium

Data dan Perhitungan

1. Reaksi dengan Brom

No Sampel HasilJumlah

tetesGambar

1. Solar Terdapat 2 fasa dengan

lapisan atas berwarna

coklat dan lapisan

bawah kuning bening.

14 tetes

2. Minyak

tanah

Terdapat 2 fasa dengan

lapisan atas orange

dan lapisan bawah

putih kekuningan.

17 tetes

3. Premium Terdapat 2 fasa dengan

lapisan atas berwarna

putih dan lapisan

bawah putih bening.

15 tetes

4. Toluena Terdapat 2 fasa dengan

lapisan atas berwarna

orange dan lapisan

bawah putih

kekuningan.

14 tetes

5. Siklohekse

na

Terdapat 1 fase dengan

warna kuning.

18 tetes

2. Reaksi Hidrokarbon dengan Asam Sulfat PekatNo Sampel Hasil Gambar1. Solar +

H2SO4

Panas, 2

fasa,

lapisan

bawah merah

kehitaman,

atas :

coklat

beningSolar +

H2SO4 +

Air

Panas,

terdapat

minyak di

fasa atas,

bagian bawah

larutan

putih keruh

2. Minyak

tanah +

H2SO4

2 fasa,

lapisan atas

tak berwarna

dan bawah

merah

kecoklatan,

panasMinyak

tanah +

H2SO4 +

Air

2 fasa, atas

: seperti

minyak,

bawah :

keruh3. Premium +

H2SO4

Panas, 2

fasa,

lapisan atas

:

kekuningan,

bawah :

merah

kecoklatanPremium +

H2SO4 +

Air

Lapisan atas

: seperti

minyak,

bawah :

putih susu4. Toluena +

H2SO4

Panas,

lapisan atas

keruh, bawah

tak berwarnaToluena +

H2SO4 +

Panas, 2

fasa,

Air lapisan atas

keruh,

lapisan

bawah tak

berwarna5. Silohekse

na +

H2SO4

Panas, warna

menjadi

kuning

kecoklatanSikloheks

ena +

H2SO4 +

Air

Hangat,

warna

menjadi

putih keruh

3. Komposisi hirokarbon dalam minyak tanah dan premiumNo Sampel Hasil Gambar1. Solar +

H2SO4

Panas, 2 fasa,

lapisan bawah

merah kehitaman,

atas : coklat

bening

Solar +

H2SO4 +

Air

Panas, terdapat

minyak di fasa

atas, bagian bawah

larutan putih

keruh

Solar +

Brom

2 fasa

Lapisan atas :

kuning keruh

Lapisan bawah :

kuning bening

Vawal : 5 mL

Vakhir : 3,1 mL2. Minyak

tanah +

H2SO4

2 fasa, lapisan

atas tak berwarna

dan bawah merah

kecoklatan, panas

Minyak

tanah +

H2SO4 +

Air

2 fasa, atas :

seperti minyak,

bawah : bening

Minyak

tanah +

Brom

2 fasa

Lapisan atas :

kuning keruh

Lapisan bawah :

kuning bening

Vawal : 5 mL

Vakhir : 3,9 mL

3. Premium +

H2SO4

Panas, 2 fasa,

lapisan atas :

kekuningan,

bawah : merah

kecoklatan

Premium +

H2SO4 +

Air

Lapisan atas :

seperti minyak,

bawah : putih susu

Premium +

Brom

2 fasa

Lapisan atas :

putih keruh

Lapisan bawah :

putih bening

Vawal : 5 mL

Vakhir : 1 mL4. Toluena +

H2SO4

Panas, lapisan

atas keruh, bawah

tak berwarna

Toluena +

H2SO4 +

Air

Panas, 2 fasa,

lapisan atas

seperti minyak,

lapisan bawah tak

berwarna

Toluena +

Brom

2 fasa

Lapisan atas :

kuning

Lapisan bawah :

putih

Vawal : 5 mL

Vakhir : 3,1 mL5. Silohekse

na +

H2SO4

Panas, warna

menjadi kuning

kecoklatan

Sikloheks

ena +

H2SO4 +

Air

- -

Sikloheks

ena +

Brom

2 fase, lapisan

atas kekuningan,

bawah : coklat

Hasil

Prosedur

keSampel yang digunakan

Sampel yang

bereaksiGambar

1

Solar + 14 tetes Brom

Minyak tanah + 17

tetes Brom

Premium + 15 tetes

Brom

Toluena + 14 tetes

Brom

sikloheksena + 18

tetes Brom

Sikloheksena

yang dapat

bereaksi secara

adisi dengan

Brom

2 Solar + 1 mL H2SO4

Minyak tanah + 1 mL

H2SO4

Premium + 1 mL H2SO4

Toluena + 1 mL H2SO4

sikloheksena + 1 mL

H2SO4

Sikloheksena

dapat bereaksi

dengan H2SO4 dan

tidak membentuk

2 fase.

semua sampel (solar,

minyak tanah, premium,

toluena dan

sikloheksena) masing-

masing dituangkan ke

dalam tabung reaksi

yang berisi 5 mL

akuades

Sikloheksena

larut dalam air,

sedangkan

lainnya

membentuk

lapisan minyak

diatas permukaan

air

3

Solar + 10 tetes Brom

Minyak tanah + 12

tetes Brom

Premium + 20 tetes

Brom

Toluena + 5 tetes Brom

sikloheksena + 10

tetes Brom

Pembahasan Hasil

Prosedur pertama pada praktikum kali ini adalah mereaksikan

beberapa hidrokarbon dengan Brom atau Br2. Sampel hidrokarbon

yang digunakan pada percobaan ini adalah sikloheksena, solar,

minyak tanah, premium (bensin) dan toluena. Prosedur pertama

dilakukan untuk mengetahui hidrokarbon apa saja yang dapt

bereaksi dengan Brom. Prosedur dilakukan dengan memasukkan 3 mL

air Brom ke dalam 5 tabung reaksi, kemuadian pada masing-masing

tabung reaksi tersebut ditambahkan hidrokarbon seperti sampel

yang ada. Berikut adalah reaksi sikloheksena dengan Br2.

Sikloheksena hanya menghasilkan 1 fase, atau larut dalam

Brom. Hal tersebut terjadi karena solar, minyak tanah dan premium

adalah hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang berikatan

tunggal (alkana). Alkana adalah hidrokarbon yang tidak dapat

melakukan reaksi adisi dengan Brom, alkana hanya dapat bereaksi

secara substitusi dan menghasilkan haloalkana dengan menggunakan

hidogen halida.

Reaksi Toluena dengan Br2.

Toluena juga menghasilkan 2 fase, walaupun juga merupakan

hidrokarbon tak jenuh dan memiliki ikatan rangkap 2 namun toluena

termasuk senyawa aromatik yang mana tidak akan dapat bereaksi

dengan Br2 kecuali jika ditambah katalis berupa FeBr3. Dalam hal

ini, yang dapat mengalami reaksi dengan Br2 adalah sikloheksena,

karena sikloheksena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang dapat

mengalami reaksi adisi elektrofilik dengan Br2. Berikut reaksi

yang tidak berlangsung pada prosedur pertama.

Reaksi Solar dengan Br2

Solar tidak dapat bereaksi dengan Brom. Hal ini disebabkan

karena solar merupakan rantai hidrokarbon yang tidak memiliki

ikatan rangkap. Oleh karena itu, solar tidak dapat bereaksi

dengan Brom karena alkana hanya dapat bereaksi secara substitusi

dan menghasilkan haloalkana dengan menggunakan hidogen halida

bukan Br2.

Reaksi Minyak tanah dengan Br2

Hal di atas juga terjadi pada minyak tanah yang juga

merupakan hidrokarbon jenuh (alkana). Minyak tanah juga tidak

dapat bereaksi dengan Br2 karena tidak dapat melakukan reaksi

adisi. Minyak tanah dan solar menghasilkan 2 fase yang hapir

sama, yaitu fase di bawah dengan warna kuning dan fase atas pada

solar berwarna kecoklatan sedangkan pada minyak tanah berwarna

oranye.

Reaksi Premium dengan Br2

Reaksi premium dengan Br2 juga tidak dapat terjadi, karena

premium merupakan golongan yang sama dengan solar dan juga minyak

tanah. Walaupun Brom mengalami perubahan warna, di mana Brom

aslinya berwarna kuning, pada reaksi ini menjadi putih, namun

tetap terbentuk dua fase, di mana fase atas putih keruh sedangkan

fase bawah tidak berwarna (bening) yang artinya tidak terjadi

reaksi diantara keduanya.

Prosedur kedua adalah mereaksikan hidroarbon dengan asam

sulfat pekat. Sampel yang digunakan masih sama seperti pada

prosedur sebelumnya. Pertama dimasukkan masing-masing hidrokarbon

sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi, setelah itu ditambahkan

dengan 1 mL asam sulfat pekat. Pada saat penambahan asam sulfat

pekat, hidrokarbon mengalami perubahan warna dan menjadi panas.

Reaksi sikloheksena dengan H2SO4

Reaksi antara sikloheksena dan toluena yang melepaskan panas

yang lebih dari yang lain, dari sini terlihat bahwa adanya

perpindahan  panas dari sistem ke lingkungan. Seperti yang

diketahui bahwa reaksi itu dinamakan reaksi eksotermik yang

ditandai dengan pelepasan panas. Reaksi yang terjadi antara

sikloheksena dengan asam sulfat pekat adalah reaksi sulfonasi, di

mana ikatan rangkap pada sikloheksena diubah menjadi ikatan

tunggal dan mengikat HSO4- seperti yang terjadi pada reaksi di

atas. Sikloheksena adalah satu-satunya yang dapat bereaksi dengan

asam sulfat pekat, karena yang lain membentuk 2 fase.

Sikloheksena mengalami perubahan warna menjadi kuning kecoklatan

pada saat penambahan asam sulfat pekat, dan berubah menjadi

berwarna putih keruh pada saat ditambah dengan air.

Reaksi antara solar dengan asam sulfat pekat.

Selain dari sikloheksena, semua hidrokarbon yang lain

mengalami perubahan warna dengan 2 fasa. Seperti yang dapat

dilihat dari solar, pada saat ditambah asam sulfat, berubah

menjadi 2 fase dengan lapisan atas coklat bening dan dan lapisan

bawah merah kehitaman dan sangat pekat. Solar yang telah menjadi

dua fasa tadi di pindahkan ke dalam tabung reaksi lain yang telah

berisi akuades sebanyak 5 mL. Hasil yang diperoleh pada saat

penambahan ini adalah terbentuk lapisan minyak diatas air, dan

dibawahnya terdapat larutan putih keruh dan semakin ke bawah

menjadi hijau.

Reaksi minyak tanah dengan H2SO4

Pada minyak tanah setelah ditambah H2SO4 terdapat dua fasa

dengan lapisan atas bening (tak berwarna) dan lapisan bawah merah

kecoklatan. Setelah ditambahkan ke dalam 5 mL akuades larutan

menjadi putih keruh dengan terdapat lapisan minyak diatasnya.

Premium mirip dengan minyak tanah, hanya saja pada saat ditambah

asam sulfat lapisan atasnya agak kekuningan tidak bening seperti

pada minyak tanah.

Reaksi toluena dengan H2SO4

Toluena juga mengalami 2 fasa, dengan lapisan atas keruh dan

lapisan bawahnya tak berwarna seperti air, begitupula pada saat

ditambah 5 mL akuades. Sikloheksana pada saat ditmbah dengan asam

sulfat juga melepaskan panas, namun tidak terbentuk 2 fasa.

Sikloheksana menjadi berwarna kuning kecoklatan. Pada saat

ditambah 5 mL akuades, larutan menjadi putih keruh dan masih

tetap 1 fasa. Hal ini disebabkan karena hasil reaksi antara

sikloheksena dengan H2SO4 dapat larut dalam air, maka tidak

terbentuk 2 fase. Sedangkan pada sampel lain, terdapat 2 fase

karena tidak dapat larut dalam air.

Reaksi Premium dengan H2SO4

Premium yang merupakan zat dengan jenis sama seperti minyak

tanah juga tidak data mengalami reaksi dengan H2SO4. Premium

sangat mirip dengan minyak tanah pada aat ditambah dengan H2SO4,

perubahan warna pada dua fase antara minyak tanah dan premium

secara sekilas hampir sama, hanya berbeda pada lapisan atasnya

jika diperhatikan secara seksama. Pada minyak tanah fase atasnya

tidak berwarna sedangkan pada premium agak kekuningan. Warna

tersebut juga terlihat mirip pada saat penambahan air, hanya

saja pada premium lebih keruh daripada minyak tanah

Prosedur terakhir adalah mengamati volume awal dan akhir dari

suatu hidrokarbon stelah direaksikan dengan H2SO4 dan dicuci

dengan air. Pertama, hidrokarbon sebanyak 5 mL dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer, kemudian ke dalam Erlenmeyer tadi ditambah 5 mL

H2SO4 pekat, campuran dikocok dan didiamkan sampai terbentuk 2

fasa, setelah terbentuk 2 fasa, bagian bawah diambil dengan

menggunakan pipet, diulangi penambahan asam sulfat pekat. Setelah

dua kali penambahan asam sulfat pekat, hidrokarbon tersebuut

dicuci menggunakan air dengan cara yang sama pada penambahan asam

sulfat pekat. Sikloheksena yang dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat

tetap terbentuk menjadi 1 fase. Oleh karena itu, tidak dapat

dipisahkan sehingga tidak dapat dihitung volume akhirnya. Pada

solar yang ditambah dengan asam sulfat pekat dan air sama seperti

pada prosedur kedua di atas. Setelah diukur volume akhirnya

dengan mengambil air pada saat pencucian tadi didapat 3,1 mL.

Setelah diketahui volume akhirnya, hidrokarbon tersebut ditambah

dengan Brom sampai warnanya tidak berubah. Solar membutuhkan 10

tetes Brom sampai tidak berubah warna. Pada minyak tanah didapat

volume akhir sebesar 3,9 mL dan membutuhkan 12 tetes Brom sampai

warnanya tidak berubah. Toluena membutuhkan 5 tetes Brom sampai

tidak berubah warna. Toluene menghasilkan volume akhir sebanyak

3,1 mL. Volume akhir ini berkurang karena pada saat pengambilan

bagian bawah pada saat penambahan asam sulfat pekat dan pencucian

dengan air, ada beberapa hidrokarbon yang ikut pada saat dipipet.

Hal tersebut menyebabkan volume berkurang. Sedangkan pengurangan

yang sangat besar terjadi pada sampel premium. Sampel ini hanya

menghasilkan 1 mL pada volume akhir dari volume awal sebanyak 5

mL. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada saat memipet bagian

bawah dari dua fase yang terbentuk pada saat penambahan asam

sulfat pekat, banyak hidrokarbon yang ikut terbuang, sehingga

hasil akhir yang diperoleh sangat sedikit. Premium juga

membutuhkan jumlah Brom yang lebih banyak daripada prosedur

pertama tadi, hal ini disebabkan pada saat penambahan Brom yang

ke 10 tetes sudah tidak berubah warna, namun pada saat tetesan

Brom dilanjutkan, campurn masih berubah warna kembali menjadi

kuning sehingga sampai 20 tetes dan tidak mengalami perubahan

warna kembali.

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini diantaranya

adalah mengetahui bahwa alkana tidak dapat bereaksi dengan Brom,

toluena yang merupakan aromatik juga tidak dapat bereaksi dengan

Brom kecuali dengan penambahan katalis, hidrokarbon yang dapat

beraksi dengan Brom adalah alkena dengan reaksi adisi

elektrofilik. Alkena juga dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat

menghasilkan alkilhidrogensulfat yang dapat larut dalam air.

Hidrokarbon yang direaksikan dengan asam sulfat pekat dan dicuci

dengan air menghasilkan volume yang berbeda pada saat awal dan

setelah dicuci, disebabkan pada saat direaksikan dengan asam

sulfat dan diambil fasa bawahnya, fasa yang atas ikut terambil

sehingga volume akhirnya makin sedikit.

Referensi

Brown, Theodore L & H. Eugene Lemey JR. 1997. Chemistry the Central

Science. New Jersey : Printice Hall Inc.

Fessenden, RJ & J. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.

Jakarta : Bina Aksara.

Petrucci. 1987. Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern Jilid 3. Jakarta :

Erlangga.

Pudjaatmaka A,H. 1992. Kimia Untuk Universitas JILID 2. Jakarta :

Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung : Institut Teknologi

Bandung.

Wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : Institut

Teknologi Bandung.

Saran

Praktikum kali berjalan dengan baik dan lancar, karena bekerja

dengan asam sulfat pekat, maka diharapkan kepada para praktikan

untuk berhati-hati dan memperhatikan MSDS yang ada. Selain itu

keterbatasan alat juga dapat menghambat efisiensi kerja para

praktikan

Nama Praktikan

Rizka Fithriani Safira Sukma (131810301049)