Fistum fotosintesis dan reaksi terang
Transcript of Fistum fotosintesis dan reaksi terang
BAB I
PENDAHULUAN
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi
pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri
fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk
foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP
dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk
fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida.
Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman
disintesa dari energi dan adanya organisme hidup
lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis. (Devlin, 1975).
Energi cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen
fotosintesis yang terdapat pada membran interna atau
tilakoid. Pigmen fotosintesis yang utama ialah klorofil
dan karotenoid. Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi
yang sangat kuat untuk panjang gelombang biru dan ungu,
jingga dan merah (lembayung) dan menunjukkan absorpsi
yang sangat kurang untuk panjang gelombang hijau dan
kuning hijau (500-600 nm) (Sasmitamihardja dan Siregar,
1996 dalam Song, 2012).
Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama dan
kandungan klorofil relatif berkorelasi positif dengan
laju fotosintesis (Li et al., 2006). Klorofil disintesis
di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari
yang jumlahnya berbeda untuk tiap spesies. Sintesis
klorofil dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor
genetik, unsur-unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu,
Zn, S dan O (Hendriyani dan Setiari, 2009).Sekarang
ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe : klorofil
a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar
hijau biru. Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan
hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada
alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri
klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada
bakteri fotosintesin. (Devlin, 1975).
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a
dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua
klorofil pada sel keduanya terikat pada protein.
Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah
karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi)
di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon
yang panjang, yaitu rantai fitol. (Santoso, 2004).
Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur
karotenoid, masing-masing terdapat penataan selang-
seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil,
sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin,
sedangkan pada karotoid terdapat sepasang rantai
hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin
terminal. Sifat inilah yang memungkinkan molekul-
molekul menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni
bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang
memungkinkan molekul-molekul menyerap energi cahaya
yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis.
(Santoso, 2004).
BAB II
ISI
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan
(glukosa) pada tumbuhan yang menggunakan zat hara, air
dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang
kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya
matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria,
kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam.
Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung
enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang
disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2,
suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar
dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan
karbondioksida (Salisbury, 1992).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti
cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan
senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini
dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas
beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai
panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya
terhadap proses fotosintesis juga berbeda. (Lakitan,
2007).
Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada
persamaan sebagai berikut (Heddy, 1990):
6CO2 + 12H2O + energy cahaya klorofil C6H12O6 + 6O2 +
6H2O
Persamaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung
energy kimia potensial dan oksigen. Oleh karena itu
dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya diubah
menjadi energy kimia dalam senyawa organik yang stabil
(semacam karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan
bagian penting bagi kehidupan, karena (Guritno, 1995) :
a. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk
hidup.
b. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi
oleh kecepatan fotosintesis.
c. Diperlukan untuk sintesis berbagai
senyawa organic yang diperlukan.
d. Menyediakan oksigen bagi kehidupan.
2. Perangkat fotosintesis
a. Pigmen
Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang
berperan menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis
terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a,
b, santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri.
Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang
berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada
gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai
penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan
juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi
cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen
cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari
bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling banyak pada
kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen
yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplast.
Pigmen ini berguna untuk melangsungkan fotosintesis
pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast
ditemukan pada berbagai tumbuhan (Salisbury, 1992).
Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau
pada tumbuhan karena mamiliki kloroplas, tetapi tempat
utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen
warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan
klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal.
Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk
menghasilkan energi (Campbell, 2002).
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri
atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada
kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung
pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu
dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam
menyerap energi matahari.
b. Kloroplas
Kloroplas adalah salah satu pigmen fotosintetik yang
berperan penting dalam proses fotosintesis dengan
menyerap energi matahari. Kloroplas adalah zat hijau
daun yang terdapat pada semua tumbuhan yang berwarna
hijau. Di dalam kloroplas terdapat klorofil.
Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari
proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan
hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran
dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel
telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini.
Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan
berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang
terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah,
khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada
cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung
beberapa ratus kloroplas.
Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian
amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas
terdiri dari membran luar yang bersifat sangat
permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta
merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang
antarmembran yang terletak di antara membran luar
danmembran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung
DNA, RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi
gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran
tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang
tilakoid (ruang di antara membran tilakoid)
(Abererombie, dkk, 1993).
Gambar 1. Struktur kloroplas
http://tentang-senja.blogspot.com/2013/10/kloroplas-
tempat-ber-fotosintesis.html
3. Tahapan fotosintesis
Secara garis besar proses fotosintesis dibagai menjadi
2 tahap, yaitu raksi terang dan reaksi gelap.Dalam
reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi
energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan
dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan
NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini
diperoleh dari reaksi terang. Reaksi terang melibatkan
dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu
fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat
reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm,
sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi
P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang
680 nm. Namun pada kesempatan kali ini saya akan
memaparkan secara khusus mengenai reaksi terang.
a. Reaksi terang
Disebut reaksi terang sebab dalam tahapan proses
fotosintesis ini multak membutuhkan cahaya. Dalam
reaksi ini cahaya dibutuhkan untuk proses Fotolisis
(pemecahan air) dan reaksi kimia lainya seperti
pembentukan ATP dan pembebasan oksigen ke udara. Semua
proses reaksi terang terjadi di dalam kloroplas
tepatnya di bagian yang disebut Tilakoid Reaksi terang
adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air dan cahaya Matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling
bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I
(PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa
fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II)
berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya
pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana
fotosistem II menyerap cahaya Matahari sehingga
elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan
menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk
menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron
dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air
akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+
di lumen tilakoid.
Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II
akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2.Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang
terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid.
Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II
ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f
kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II
adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron
dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan
mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan
mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin
(PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi
pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh
fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya
terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti
terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari
H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi
mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan
elektron ke protein Fe-S larut yang disebut
feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam
tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi
NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam
stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya
adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid
akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan
menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan
elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya
H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang
adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2
ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan sebagai
energi dalam reaksi gelap.
Gambar 2. Reaksi Terang Fotosintesis
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
Reaksi terang di bagi lagi menjadi dua yaitu reaksi
Fotofosforilasi Siklik dan Fotofosforilasi nonsiklik
Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang
hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu
fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik,
pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan
berakhir di fotosistem I.
Gambar 3. Fotofosforilasi siklik
http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/
fotofosforilasi-siklik-dan-non-siklik.html
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh
matahari, membuat elektron-elektron di P700
menjadi aktif karena rangsangan dari luar
elektron yang terbentuk itu kemudian keluar
menuju akseptor elektron primer kemudian
menuju rantai transpor elektron.
Karena P700 mentransfer elektronnya ke
akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi
elektron dan tidak dapat melaksanakan
fungsinya.
Selama perpindahan elektron dari akseptor
satu ke akseptor lain, selalu terjadi
transformasi hidrogen bersama-sama elektron
pada fotosistem P 700 itu
Rantai transpor ini menghasilkan gaya
penggerak proton, yang memompa ion H+
melewati membran, yang kemudian menghasilkan
gradien konsentrasi yang dapat digunakan
untuk menggerakkan sintase ATP selama
kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.
Dari rantai transpor, elektron kembali ke
fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali
melaksanakan fungsinya lagi
Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa
bakteri, dan juga terjadi pada semua
organisme fotoautotrof.
Fotofosforilasi Nonsiklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi
dua tahap yang melibatkan dua fotosistem klorofil
yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam
fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron
dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak
kembali lagi ke fotosistem II.
Gambar 4. Fotofosforilasi nonsiklik
http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/
fotofosforilasi-siklik-dan-non-siklik.html
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ +
1/2O2 + 2e-.
Dua elektron dari molekul air tersimpan di
fotosistem II,
Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang
lain
dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua
elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi
dan keluar menuju akseptor elektron primer.
Setelah terjadi transfer elektron, P680
menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat
cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil
penguraian air tadi.
Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai
transpor elektron, yang membawa mereka
melewati pheophytin, plastoquinon, komplek
sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya
sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.
Perjalanan elektron diatas disebut juga
dengan "skema Z".
Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua
elektron tersebut mengeluarkan energi untuk
reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang
kemudian menghasilkan ATP.
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron
tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup
besar dari cahaya matahari.
Kemudian elektron itu bergerak ke molekul
akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di
ujung rantai transpor, dimana dua elektron
tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+,
yang berasal dari penguraian air.
Dengan bantuan suatu enzim bernama
Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR,
NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani
suatu reaksi:
NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan
digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau
reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi
nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu
sebagai berikut
Fotofosforilasi Siklik Fotofosforilasi
NonsiklikHanya melibatkan
fotosistem I
Melibatkan fotosistem I
dan IIMenghasilkan ATP Menghasilkan ATP dan
NADPHTidak terjadi fotolisis
air
Terjadi fotolisis air
untuk menutupi
kekurangan elektron pada
fotosistem II
4. Hal – hal yang mempengaruhi fotosintesis
1. Intensitas cahaya, laju fotosintesis maksimal
jika banyak cahaya.
2. Suhu, enzim yang bekerja pada proses ini maksimal
pada suhu yang diinginkannya.
3. Banyaknya karbondioksida, semakin banyak semakin
maksimal proses fotosintesis.
4. Banyaknya air, semakin maksimal jika jumlah air
banyak.
5. Tahapan pertumbuhan, tumbuhan yang masih
berkecambah menunjukan laju fotosintesis yang maksimal
dari pada tumbuhan yang dewasa.
BAB III
KESIMPULAN
1. Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan
karbohidrat (glukosa) menggunakan zat hara, air
dan karbondioksida dengan bantuan sinar
matahari. Fotosintesis hanya dapat dilakukan
oleh mahkluk hidup yang memiliki klorofil.
Fotosintesis sangat penting untuk kelangsungan
hidup, karena dengan fotosintesis mahkluk hidup
mendapatkan oksigen dan fotosintesis merupakan
sumber energi utama bagi mahkluk hidup.
2. Komponen yang berperan penting dalam proses
fotosintesis adalah kloroplas. Didalamnya
mengandung klorofil sebagai pigmen utama untuk
fotosintesis. Terdapat struktur grana dan
stroma tempat terjadinya reaksi terang dan
reaksi gelap fotosintesis.
3. Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan
mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa
ATP dan NADPH. Hasil dari reaksi terang akan
digunakan untuk proses reaksi gelap.
4. Reaksi terang secara garis besar dibagi menjadi
dua bagian, yaitu fotofosforilasi siklik dan
fotofosforilasi nonsiklik.
DAFTAR PUSTAKA
Abererombie, M. dkk. 1993. Kamus Lengkap Biologi Edisi
8. Jakarta: Erlangga.
Alfan, K.R. 2012. Fotosintesis. Surabaya : Fakultas
Pertanian Universitas
Brawijaya
Campbell, and Reece. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press.
Medan.
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition.
New York: D.
Van Nostrand.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan
Tanaman.UGM
Press. Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Hendriyani, I.S. and N. Setiari. 2009. Kandungan
klorofil dan pertumbuhan
kacang panjang (Vigna sinensis) pada tingkat
penyediaan air yang
berbeda. J. Sains & Mat. 17 (3):145-150.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando and S. Ceccarelli.
2006. Evaluation of
chlorophyll content and fluorescence parameters as
indicators of drought
tolerance in barley. Agric. Sci. in China 5 (10):751-
757.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid II.
Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Sasmitamiharjdo, D. Siregar. 1990. Dasar- dasar Fisiologi
Tumbuhan. ITB.
Bandung
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu: Universitas
Muham- madiyah Bengkulu.