PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA...
PROPOSAL
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH PADA
SISWA KELAS VII MTs. AL- ASROR PATEMON GUNUNG PATI
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan alat masyarakat untuk
membangun dirinya. Di abad informasi ini, masyarakat
tumbuh sikap modern dalam penerapan bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi membanjiri khalayak serta
kebudayaan masyarakat mengalami perubahan. Boleh jadi
modernisasi dalam pendidikan haruslah mendahuluinya
dan justru sebagai pelopor daripada perubahan-
perubahan itu. Sebelum masyarakat berubah, maka
pendidikan telah merintisnya agar nanti produk lulusan
menjadi perintis dari kemajuan masyarakat, dalam segi
kehidupan dan penghidupan.
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan
sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Sistematis oleh karena proses
pendidikan berlangsung melalui tahap- tahap
bersinambungan (prosedural) dan sistematik oleh karena
berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua
1
lingkungan yang saling mengisi (limgkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat).1
Pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia
karena disadari bahwa tidak ada satu orang pun yang
dilahirkan membawa ilmu (kepandaian). Dalam Undang-
undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian,
kecerdasan, akhlaq mulia serta terampil yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangasa dan bernegara.2
Sebagai salah satu komponen penting dalam
pendidikan, peran, tugas dan kewajiban guru sekarang
semakin berat. Guru tidak hanya datang, masuk kelas,
menyiapkan materi pelajaran dan selesai namun harus
mengetahui kebutuhan dan potensi peserta didik dengan
baik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki
kompetensi yang cukup, yakni : kompetensi pedagogik,
Kepribadian, Sosial,dan Profesional.3 Dijelaskan pula
dalam Undang – undang Guru dan Dosen bahwa kompetensi
guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
1 Tirtaharja Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta, 2000)hlm.342 Undang- undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003, TentangSistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,(Jakarta: SinarGrafika,2003),hlm.13 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika,2003),hlm.96
2
diperoleh melalui pendidikan profesi.4 Lebih jelasnya
Undang- undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas menjelaskan
Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesionalyang bertugas merencanakan dan melaksanakanproses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan penelitian dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian padamasyarakat, terutama bagi pendidik pada pergiruantinggi.5
Dan faktor penting bagi guru adalah
kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan ikut
menentukan apakah ia akan menjadi pembimbing dan
pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan
menjadi penghancuran bagi hari esok anak didiknya,
terutama bagi siswa yang masih sangat muda.6
Guru yang profesional mestinya memiliki komitmen
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan juga memilki
pengetahuan yang mendalam terhadap materi pelajaran
serta kemampuan dalam menyampaikan pelajaran kepada
siswa, sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dan tidak membosankan.
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang
dapat dijadikan profesi dan idola, seluruh
kehidupannya adalah figur yang paripurna.7Guru
merupakan sosok yang memiliki tauladan dalam segala
4 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.95 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 ,op.cit,hlm.306 Zakiah darajat, Kepribadian Guru,(Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 97 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.9. hlm.41
3
hal, sehingga apa yang dilakukan guru merupakan contoh
bagi para siswa.
Sangat jelas bahwa kepribadian sebenarnya adalah
suatu masalah yang abstrak, siswa dapat melihat dan
mempersiapkan kepribadian guru hanya melalui
penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian serta
hal- hal lain yang dapat ditangkap oleh indera,
selanjutnya akan muncul respon, pendapat dan penilaian
terhadap guru tersebut.
Selain itu guru harus dapat mengembangkan
motivasi dalam setiap kegiatan interaksi dengan
siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan
siapa guru secara profesional dan siapa siswa yang
proporsional. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya
sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa anak
didik kepada tingkat keberhasilannya.
Dalam hal ini sering ditemukan di berbagai
sekolahan banyak siswa yang malas, suka membolos,
jarang mengerjakan tugas dan sebagainya, sehingga
mengakibatkan prestasi belajar mereka menjadi menurun.
Banyak faktor yang menjadi penyebab dari
rendahnya motivasi belajar siswa yang ada pada siswa
yaitu tentang kompetensi kepribadian guru tersebut.
Ketidak seriusan dan ketidak minatan siswa ketika
proses belajar mengajar bisa juga disebabkan dari segi
kepribadian seorang guru, dilihat dari segi sikap,
kerajinan, cara berbicara, cara berpakaian, dan
sebagainya. Oleh karena itu, dari hal tersebut penulis
4
terdorong untuk mengangkat sebuah skripsi dengan judul
: “Pengaruh Persepsi siswa Tentang Kompetensi
Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata
Pelajaran Fiqh Pada Siswa Kelas VII MTs. Al - Asror
Patemon Gunung Pati Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
penafsiran, sebelum membahas yang lebih lanjut, maka
penulis akan menjelaskan judul penelitian dalam
skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul
dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang
berkuasa atau berkekuatan (ghaib dan sebagainya).8
2. Persepsi Siswa.
Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek,
peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.9
Sarliti Wirawan mengemukakan bahwa persepsi
merupakan kemampuan untuk membeda- bedakan,
menegelompokkan, memfokuskan semua obyek disebut
8 WJS. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1976), hlm. 731.9 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung : Remaja RosdaKarya,1992), Cet 7, hlm. 51
5
dengan kemempuan untuk mengorganisasikan
pengamatan.10
Sedangkan siswa adalah peserta didik, yaitu
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalan, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.11
Jadi persepsi siswa adalah tanggapan anak tentang
suatu obyek peristiwa, hubungan- hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi tentang
kompetensi kepribadian guru.
3. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian yang terdiri dari dua kata
yaitu kompetensi dan kepribadian, kedua kata
tersebut mempunyai arti masing- masing. Pengertian
kompetensi adalah seperngkat pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.12
Menurut Muhammad Surya Kompetensi adalah
keseluruhan kemampuan pengetahuan, sikap,
ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam
kaitan dengan tugas tertentu.13
10 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang,1996),hlm. 5111 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “Sisdiknas (SistemPendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”,(Bandung: Citra Umbara, 2003),hlm.2512 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.413 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,(Bandung : PustakaBani Quraisy,2004), Cet I.Hlm.92
6
Sedangkan pengertian kepribadian (personality)
adalah segala upaya untuk mengerti manusia,
bagaimana tingkah laku dan sikap manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.14
Definisi diatas menunjukkan bahwa kompetensi
kepribadian disini adalah kemampuan pribadi yang
dimiliki oleh seorang guru pada mata pelajaran fiqh
di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.
4. Guru Fiqh
Guru adalah semua orang yang berwenang dan
bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak
didik, baik secara individual maupun klasikal,
disekolah maupun di luar sekolah.15
Jadi fiqh disini adalah guru yang mempunyai
kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional
pada mata pelajaran fiqh di MTs. Al- Asror Patemon
Gunung Pati Semarang.
5. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi itu sendiri adalah daya penggerak
yang telah menjadi aktif.16
14 Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,(Yogyakarta : Ar- Ruzz Media,2010),hlm.191 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm. 32.
16 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV.Rajawali, 1990), hlm. 73
7
Menurut Mustaqim, motivasi adalah keadaan jiwa
individu yang mendorong untuk melakukan suatu
perbuatan guna mencapai suatu tujuan.17
Sedangkan Belajar menurut Lyle E. Bourne, J.R,
Brece R Ekstriando dalam bukunya Mustaqim
yaitu ;“Learning as a relatively permanent change in behavior
traceable to experience practice”.
“Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang
relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan
latihan”.18
Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang untuk bertindak melakukan suatu
perubahan kelakuan melalui pengalaman dan latihan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi
kepribadian guru terhadap motivasi belajar mata
pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror
Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran
2010/2011?
2. Bagaimanakah motivasi belajar mata pelajaran Fiqh
pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung
Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
3. Adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII
17 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2001), hlm. 77
18 Ibid, hlm. 338
MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun
pelajaran 2010/2011?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui persepsi siswa kelas VII tentang
kompetensi kepribadian guru mata pelajaran Fiqh
di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang
tahun pelajaran 2010/2011.
b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII
di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang
tahun pelajaran 2010/2011.
c. Untuk mengetahui apa ada pengaruh kompetensi guru
mata pelajaran Fiqh terhadap motivasi belajar
siswa kelas VII di MTs. Al- asror Patemon Gunung
Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
2. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan masukan yang nyata dalam
meningkatkan kompetensi kepribadian guru
b. Jasil penelitian dapat berguna sebagai bahan
masukan instansi setempat sekaligus bahan pemecah
masalah yang dihadapi terkait dengan penelitian.
c. Memberikan masukan yang penting bagi guru agar
mereka dapat memberikan motivasi kepada siswa
selama PBM berlangsung.
9
E. Kajian Pustaka
1. Deskripsi Teori
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah
kemampuan atau kecakapan. Padanan kata yang berasal
dari bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang lebih
relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency
dan ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu
kemampuan.
Di samping berarti kemampuan, kompetensi, menurut
Barluw “Teacher competency is the ability of a teacher to responsibly
perform has or her duties appropriately”. Artinya adalah
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.19
Membahas tentang kepribadian bukanlah sesuatu
yang mudah, terutama karena konsep kepribadian telah
diartikan macam- macam. Di dalam psikologi, apa yang
dibahas dalam teori kepribadian sangat bervariasi
dan bersangkutan mengenai manusia.
Kepribadian bahasa inggrisnya “personality”, berasal
dari bahasa Yunani “per” dan “sonare” yang berarti
topeng, tetapi juga berasal dari kata “personae”
yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang
memakai topeng tersebut.20Sehubungan dengan kedua
19Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, RemajaRosdakarya, Bandung, 2004, hal. 230.
20 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2009),Cet.5,hlm.136
10
asal kata tersebut, Ross Stagner (1961), mengartikan
kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian
sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian
yang berpura- pura, yang dibuat- buat, yang semu
atau mengandung kepalsuan, kedua, kepribadian sejati
(real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya,
yang asli.21
Menurut J. Feist dan G.J Feist (1998), Di dalam
bukunya M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S “Teori-
Teori Kepribadian”, mendefinisikan kepribadian seseorang
dinilai dari keefektifan yang menungkinkan seseorang
sanggup memperoleh reaksi positif dari berbagai
orang dalam bermacam- macam keadaan. Menimbulkan
kesan yang menonjol dan yang terbaik pada orang lain
merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan
kecekatan seseorang.22
Menurut Drs. Agus sujianto mendefinisikan
kepribadian adalah suatu totalitas psikholophisis
yang kompleks dari individu, sehingga nampak didalam
tingkah lakunya yang baik.23
Dalam bukunya Zakiah Daradjat yaitu ”Kepribadian
Guru” mengemukakan bahwa kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat
atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui
adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi
21 Ibid,hlm.136-137
22 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori- Teori Kepribadian,(Jogjakarta : Ar- ruzz Media, 2010),hlm.13023 Agus Sujianto, Dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008),Cet. 12,hlm.12
11
dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya,
ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang
ringan maupun yang berat.24
Dari beberapa pendapat diatas jadi, kompetensi
kepribadian guru dapat diartiakan kemampuan personal
yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak
didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap
dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak
didik.
Alexander Meikeljohn mengatakan, “tidak seorang
pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati
(mulia) kecuali bila ia menjadikan dirinya sebagai
bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami
semua anak didik dan kata- katanya. Guru yang dapat
memahami tentang kesulitan anak anak didik dalam
belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah
belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar anak
didik, maka guru tersebut akan disenangi anak
didiknya”.25
Dalam bukunya Lestar D. Crow dan Alice Crow yaitu
“Psychologi Pendidikan” mengemukakan motivasi adalah
berhubungan dengan timbulnya minat dalam belajar dan
kemudian, sampai, menjadi dasar bagi belajar.26
Sedangkan menurut W. S. Winkel dalam bukunya24 Zakiah darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005),hlm. 925 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm.4126 Lestar D. Crow dan Alice Crow, Psychologi Pendidikan,(Yogyakarta: NurCahaya, 1989),hlm.310
12
“Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar”, motivasi belajar
adalah Motivasi belajar itu sendiri adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar mengajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh tercapai.27
Menurut Martinis Yamin, motivasi merupakan salah
satu determinan penting dalam belajar, para ahli
sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi
berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan
respon; (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama
seseorang it uterus menerus berperilaku menurut cara
tertentu.28
Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik
“Proses Belajar Mengajar”, motivation is an energy change
within the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reaction .
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.29
Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang
optimal, banyak dipengaruhi komponen- komponen
belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara
mengajar guru, cara mengatur suasana kelas,
bagaimana cara membangkitkan semangat belajar murid27 W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT.
Gramedia, 1986), hlm. 2728 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gunung Persada Press,2008),hlm.15729 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara,2001)hlm.158
13
dan setidaknya seorang guru hendaknya mengetahui
bagaimana cara murid belajar dengan baik dan
berhasil.
Jadi penulis akan meneliti dari kedua variabel
tersebut, apakah ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kompetensi kepribadian guru
terhadap motivasi belajar siswa. Bagaimana pandangan
siswa terhadap kepribadian guru, baik tampak dari
dalam maupun dari luar seorang guru, misalnya dalam
tindakannya, ucapannya, caranya bergaul, berpakaian
dan dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar. Sehingga pengaruhnya
motivasi belajar siswa menjadi meningkat.
2. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini penelitian penggunaan
beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan
skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:
Skripsi Fahrudin, Mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Hubungan
Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian
Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab.
Batang”, dalam skripsi ini menunjukkan bahwa
persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai
pengaruh yang positif, terhadap akhlak siswa di SMA
N 1 Bandar Kab. Batang, dan skripsi ini menunjukkan
hasil yang signifikan.30
30 Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009
14
Skripsi Siti Kalimah, Mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul ”Persepsi
Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap
Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”,
dalam skripsi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
positif antara persepsi siswa tentang kepribadian
guru terhadap sikap beribadah siswa, dan skripsi ini
menunjukkan hasil yang signifikan.31
Skripsi Umi Iftika Handayani, Mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul
“Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada
pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, hasil
penelitian ini menunujukkan bahwa kompetensi guru
PAI di SMP N 1 Godong yang memiliki kompetensi
pedagogik yang mengandung pengertian bahwa seorang
guru harus memiliki kompetensi yang diantaranya
tentang pemahaman tehadap peserta didik. Dengan
makna bahwa kompetensi yang dimiliki guru PAI
khususnya dalam memahami siswa meliputi
karekteristik siswa, kesiapan, belajar siswa,
kebutuhan siswa, memahami problem siswa, dan
memecahkan masalah siswa.32
Skripsi Nihayatus Sholikhah ”Persepsi Guru
Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik
Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan31 Siti kalimah, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya TerhadapSikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang,200532 Umi Iftika Handayani, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa padapembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang,2009
15
Kabupaten Kebumen”, membahas tentang tanggapan
seorang guru tentang kepala sekolah yang mempunyai
peran pemimpin yang sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik di MTs.
Darussa’adah Bulus.33
Skripsi ini akan membahas kompetensi kepribadian
guru, ketika guru dalam pembelajaran di kelas, dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa mata
pelajaran fiqh pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror
Patemon Gunung Pati Semarang.
3. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan
seorang peneliti uang berupa pernyataan-pernyataan
untuk diuji kebenaran. Apa yang dilakukan oleh
seorang peneliti dalam penelitian adalah melakukan
pembuktian hipotesis.34 Berdasarkan pengertian
diatas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi
siswa tentng kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqh pada
kelas VII di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati
Semarang”.
33 Nihayatus Sholikhah, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007
34 Tulus Winarsunu, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang), 2004), cet II, hlm. 10.
16
4. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 minggu (21 hari),
yang bertempat di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati
Semarang.
2. Variabel dan Indikator
a. Variabel
Variabel dapat diartikan segala sesuatu yang
menjadi obyek pengamatan penelitian, sering
pula dinyatakan variabel penelitian sebagai
faktor- faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti.35Variabel
penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu
variabel independent sebagai variabel
bebas/pengaruh (X) dan dependent variabel
sebagai variabel terpengaruh (Y).
Adapun dalam penelitian ini terdapat 2
variabel adalah :
a) Variabel X, yaitu Persepsi siswa
tentang kompetensi kepribadian guru
Fiqh
b) Variabel Y, yaitu Motivasi belajar
siswa
b. Indikator
Indikator dapat diartikan sebagai penunjuk,
gejala yang menunjukkan keterkaitan yang
35 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet.IX,hlm.72
17
merupakan indikasi.36Adapun indikator dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Indikator dari variabel X (Persepsi
Siswa tentang kompetensi kepribadian
guru Fiqh) adalah:
1. Tanggapan siswa terhadap cara
berbicara guru
2. Tanggapan siswa terhadap cara
berpakaian guru
3. Tanggapan siswa terhadap perilaku
guru
b) Indikator dari variabel Y (Motivasi
Belajar mata pelajaran pada siswa
kelas VII MTs. Al- Asror) adalah:
1. Senang mengikuti pelajaran di
sekolah
2. Aktif dalam bertanya.
3. Mampu menghadapi kesulitan dalam
mengerjakan tugas / PR
3. Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Yaitu pendekatan penelitian yang
menggunakan angka-angka atau statistik dari satu
variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan
kemudian di hubungkan. Dalam Jenis Penelitian
penelitian ini menggunakan metode survei dengan
teknik analisis Regresi. Teknik analisis regresi ini
36 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Islamiah Populer,(Surabaya: Arkola,1994), hlm.25
18
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf
hubungan yang terjadi antara variable (ubahan)
kriterium dan prediktor.37
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek/ obyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan peniliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda- benda alam tang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek
atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karekteristik/ sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu38
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apabila populasi besar, dan penelitian
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulanya dapat
diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu
37 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.1
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008), , Cet ke 5, hlm. 117
19
sampel yang diambil dari populasi harus
representatif (mewakili).39
c. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan
probability sampling dengan proporsionate random sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 40
Teknik ini digunakan karena populasi berstrata
secara proporsional.
Adapun populasi dalam penelitian ini, siswa
kelas VII MTs Al- Asror Patemon Gunungpati
Semarang yang berjumlah 200 siswa. Penentuan
jumlah sampel menggunakan metode alokasi ala
Neyman dengan rumus:
n = (∑Ni.σi)❑2
N2D+∑Ni.σi2
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Ni= Besar subpopulasi stratum ke-i
σi2= Variance subpopulasi stratum i. 41
Strata Ni σi
2 Ni.σi Ni.σi2
39 Ibid, hlm.11840 Ibid, hlm. 120
41 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.302
20
VII
A
VII
B
VII
C
VII
D
VII
E
VII
F
40
40
40
40
20
20
6
6
6
6
6
6
100
100
100
100
50
50
240
240
240
240
120
120
∑❑ 500 1200
n = 25000040000.0,06+1200
❑
= 2500003600 = 69.4
alokasi besar sampel untuk tiap strata adalah:
ni = Ni.σi
∑ Ni.σi
. n
VII A = 100500 . 69.4 = 13.88 ≈ 14
VII B= 100500 . 69,4 = 13.88 ≈ 14
VII C = 100500 . 69.4= 13.88 ≈ 14
VII D = 100500 . 69.4= 13.88 ≈ 14
VII E = 50500 . 69.4= 6.94 ≈ 7
21
VII F = 50500 . 69.4= 6.94 ≈ 7
Dalam pembulatanya, besarnya sampel n =
14+14+14+14+7+7= 70. Jadi besar sampel keseluruhan
adalah 70 dengan pembagian sebagai berikut:
Kelas VII A : 14 Siswa
Kelas VII B : 14 Siswa
Kelas VII C : 14 Siswa
Kelas VII D : 14 Siswa
Kelas VII E : 7 Siswa
Kelas VII F : 7 Siswa
5. Metode Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field reserch)
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
langsung ke kancah penelitian untuk mendapatkan data
yang kongkret.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Metode Kuesioner
Metode kuesioner (angket) yaitu Angket yaitu
pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan
tertulis yang kemudian dikirim kepada anak yang
dikehendaki untuk, memberikan jawaban-jawaban
tersebut dikirim kepada si pembuat.42Dimana
dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa
42 Cholid Narbuko, Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, Semarang, 1987, hlm. 87.
22
macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan
masalah penelitian yang hendak dipecahkan,
disusun dan disebarkan ke responden untuk
memperoleh informasi di lapangan.43
Metode ini peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data tentang persepsi siswa
tentang kompetensi kepribadian guru dan data
tentang motivasi belajar siswa.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan
data dalam memperoleh informasi yang bersumber
pada tulisan atau dokumen seperti buku, surat
keputusan, surat instruksi, surat bukti
kegiatan, notulen rapat dan sebagainya.44
Metode ini digunakan untuk menghimpun data
yang berkaitan dengan catatan-catatan sekolah
terkait, seperti; keadaan guru, prestasi didik
kelas VII, sejarah berdirinya, nilai report,
dan lain-lain di MTs. Al- Asror Patemon Gunung
Pati Semarang.
c. Metode Wawancara/Interview
Wawancara/interview yaitu metode pengumpulan
data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang
43 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,2004), hlm. 76
44 Ibid, hlm. 8123
dapat memberikan keterangan pada si-
peneliti.45Dimana interaksi yang terjadi antar
pewawancara dan subyek penelitian ini
menggunakan interview terbuka, sehingga dapat
diperoleh data yang lebih luas dan mendalam.
Wawancara disini adalah wawancara yang
dilakukan kepada kepala sekolah dan terutama
pada guru mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror
Patemon Gunung Pati Semarang.
d. Metode Observasi
Metode observasi yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek
baik secara langsung maupun tidak langsung.46
Metode ini digunakan untuk memperoleh data
secara langsung atas gejala-gejala yang terjadi
dalam proses kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung
Pati Semarang
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu
alat statistik, yang digunakan untuk membandingkan
hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar
45 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : BumiAksara, 2004), hlm. 62
46 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, hlm.64
24
dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-
variabel ini.47
Adapun langkah- langkah dalam menganalisis data
di penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui
angket tersebut dianalisa dalam bentuk angaka,
yakni dalam bentuk kuantitatif. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5
b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4
c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3
d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi slor 2
e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1
Penskoran diatas digunakan untuk pertanyaan
yang positif, sedangkan untuk pertanyaan yang
negatif maka digunakan penskoran sebaliknya.
b. Analisi Uji Hipotesis
Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari
analisis pendahuluan. Analisis ini dimaksudkan
untuk menguji data tentang pengaruh antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
Dalam hal ini menggunakan rumus regresi satu
prediktor dengan skor deviasi.
Sedangkan langkah dalam analisis uji
hipotesis adalah :
47 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta,2000), Cet.5, hlm. 136
25
1) Mencari hubungan antara predaktor dan kriterium
melalui teknik korelasi moment tangkar dari
Pearson, dengan rumus;
rxy=∑ xy
√(∑x2) (∑y2)
∑xy=∑xy−(∑ x ) (∑y )
N 48
∑x2=∑x2
−(∑ x)
2
N
∑y2=∑y2
−(∑ y)
2
N
2) Uji signifikan hubungan melalui uji t :
t = rxy√n−2
√1−r2 49
3) Mencari persamaan regresi
y−
= ax+K
Dimana :
y−
: perkiraan harga y
ax : perkiraan a dalam regresi linier pada x
k : perkiraan b dalam linier y pada x
4) Analisis varian garis regresi
Freg=RKregRKres
Freg : harga bilangan F untuk garis regresi.
RKreg : rerata kuadrat garis regresi.
48 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 14
49 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004)
26
RKres : rerata kuadrat residu.50
Adapun ringkasan langkah-langkahnya dibawah ini
dengan menggunakan skor deviasi.
Sumber
variable
DB JK RK Freg
Regresi 1 (∑ xy )2
∑ x2JKregdbreg
RKregRKreg
Residu N-
2(∑ xy )2
∑ x2∑2
JKresdbres
-
Total N-
1∑y2 - -
c. Analisis Lanjut
Setelah memperoleh Freg maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan harga Freg dengan F pada tabel
baik taraf signifikan 5% maupun 1% dengan
kemungkinan:
1) Jika Freg lebih besar dari pada Ft 1% atau 5% maka
signifikan (hipotesis diterima).
2) Jika Freg lebih kecil dari pada Ft 1% atau 5% maka
non signifikan (hipotesis ditolak).
50 Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 1627
5. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan setiap
bab terdiri dari sub bab dengan perincian sebagai
berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bab II : LANDASAN TEORI
A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian
Guru
1. Pengertian Persepsi Siswa
2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
3. Bentuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian Guru
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
2. Indikator Motivasi Belajar
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
4. Teori Motivasi
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar Siswa
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
D. Hipotesis
Bab III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
28
C. Variabel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Populasi dan Sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Keterbatasan Penelitian
Bab V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005
29
Alice Crow,Lestar D. Crow, Psychologi Pendidikan,Yogyakarta: Nur
Cahaya, 1989
Arikunto,Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka
Cipta,2000
------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2006
Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,
Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2010
Darajat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005.
Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab.
Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,2009
Hadi, Sutrisno , Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset,
2001
------------------ , Statistik II, Yogyakarta: Andi
Offset,2000
Handayani, Umi Iftika, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa
pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Se marang,2009
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta :
Bumi Aksara, 2004
Kalimah, Siti, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya
Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”,
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,2005
30
La Sula, Tirtaharja Umar, Pengantar Pendidikan,Jakarta:
Rineka Cipta, 2000.
M. Baqir Ash- Shadr, Murtadha Muthahhari , Pengantar Ushul
Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan, Ciputat : Pustaka
Hidayah,1993.
M. Dahlan Al- Barry ,Pius A Partanto , Kamus Islamiah
Populer, Surabaya: Arkola,1994
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta :
Bumi Aksara, 2004
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2001.
Narbuko, Cholid , Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, Semarang, 1987
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia,2009.
Poerwodarminta, WJS , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1976
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja
Rosda Karya,1992
Rini Risnawati, M. Nur Ghufron, Teori- Teori Kepribadian,
Jogjakarta : Ar- ruzz Media, 2010
Sardiman. A. M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
CV. Rajawali, 1986
Sholikhah, Nihayatus, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan
Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus
Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007
31
Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta :
CV. Rajawali, 1986.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2008
Sujianto, Agus, Dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. BumiAksara, 2008 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2004
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009
Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung :
Pustaka Bani Quraisy,2004
Suryabrata, Sumardi , Metode Penelitian, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005
Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005),
Jakarta : Sinar Grafika,2008
Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
“Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”,
Bandung: Citra Umbara, 2003
--------------------------------------------------,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal
1 Ayat 1,Jakarta: Sinar Grafika,2003
Winarsunu, Tulus, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan,
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
32