PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA...

33
PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH PADA SISWA KELAS VII MTs. AL- ASROR PATEMON GUNUNG PATI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 A. Latar Belakang Pendidikan merupakan alat masyarakat untuk membangun dirinya. Di abad informasi ini, masyarakat tumbuh sikap modern dalam penerapan bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membanjiri khalayak serta kebudayaan masyarakat mengalami perubahan. Boleh jadi modernisasi dalam pendidikan haruslah mendahuluinya dan justru sebagai pelopor daripada perubahan- perubahan itu. Sebelum masyarakat berubah, maka pendidikan telah merintisnya agar nanti produk lulusan menjadi perintis dari kemajuan masyarakat, dalam segi kehidupan dan penghidupan. Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap- tahap bersinambungan (prosedural) dan sistematik oleh karena berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua 1

Transcript of PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA...

PROPOSAL

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN

GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH PADA

SISWA KELAS VII MTs. AL- ASROR PATEMON GUNUNG PATI

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan alat masyarakat untuk

membangun dirinya. Di abad informasi ini, masyarakat

tumbuh sikap modern dalam penerapan bidang-bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi membanjiri khalayak serta

kebudayaan masyarakat mengalami perubahan. Boleh jadi

modernisasi dalam pendidikan haruslah mendahuluinya

dan justru sebagai pelopor daripada perubahan-

perubahan itu. Sebelum masyarakat berubah, maka

pendidikan telah merintisnya agar nanti produk lulusan

menjadi perintis dari kemajuan masyarakat, dalam segi

kehidupan dan penghidupan.

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan

diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan

sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian

peserta didik. Sistematis oleh karena proses

pendidikan berlangsung melalui tahap- tahap

bersinambungan (prosedural) dan sistematik oleh karena

berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua

1

lingkungan yang saling mengisi (limgkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat).1

Pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia

karena disadari bahwa tidak ada satu orang pun yang

dilahirkan membawa ilmu (kepandaian). Dalam Undang-

undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian,

kecerdasan, akhlaq mulia serta terampil yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangasa dan bernegara.2

Sebagai salah satu komponen penting dalam

pendidikan, peran, tugas dan kewajiban guru sekarang

semakin berat. Guru tidak hanya datang, masuk kelas,

menyiapkan materi pelajaran dan selesai namun harus

mengetahui kebutuhan dan potensi peserta didik dengan

baik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki

kompetensi yang cukup, yakni : kompetensi pedagogik,

Kepribadian, Sosial,dan Profesional.3 Dijelaskan pula

dalam Undang – undang Guru dan Dosen bahwa kompetensi

guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

1 Tirtaharja Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta, 2000)hlm.342 Undang- undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003, TentangSistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,(Jakarta: SinarGrafika,2003),hlm.13 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika,2003),hlm.96

2

diperoleh melalui pendidikan profesi.4 Lebih jelasnya

Undang- undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas menjelaskan

Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesionalyang bertugas merencanakan dan melaksanakanproses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan penelitian dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian padamasyarakat, terutama bagi pendidik pada pergiruantinggi.5

Dan faktor penting bagi guru adalah

kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan ikut

menentukan apakah ia akan menjadi pembimbing dan

pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan

menjadi penghancuran bagi hari esok anak didiknya,

terutama bagi siswa yang masih sangat muda.6

Guru yang profesional mestinya memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan dan juga memilki

pengetahuan yang mendalam terhadap materi pelajaran

serta kemampuan dalam menyampaikan pelajaran kepada

siswa, sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan dan tidak membosankan.

Seorang guru harus memiliki kepribadian yang

dapat dijadikan profesi dan idola, seluruh

kehidupannya adalah figur yang paripurna.7Guru

merupakan sosok yang memiliki tauladan dalam segala

4 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.95 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 ,op.cit,hlm.306 Zakiah darajat, Kepribadian Guru,(Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 97 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.9. hlm.41

3

hal, sehingga apa yang dilakukan guru merupakan contoh

bagi para siswa.

Sangat jelas bahwa kepribadian sebenarnya adalah

suatu masalah yang abstrak, siswa dapat melihat dan

mempersiapkan kepribadian guru hanya melalui

penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian serta

hal- hal lain yang dapat ditangkap oleh indera,

selanjutnya akan muncul respon, pendapat dan penilaian

terhadap guru tersebut.

Selain itu guru harus dapat mengembangkan

motivasi dalam setiap kegiatan interaksi dengan

siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan

siapa guru secara profesional dan siapa siswa yang

proporsional. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya

sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa anak

didik kepada tingkat keberhasilannya.

Dalam hal ini sering ditemukan di berbagai

sekolahan banyak siswa yang malas, suka membolos,

jarang mengerjakan tugas dan sebagainya, sehingga

mengakibatkan prestasi belajar mereka menjadi menurun.

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari

rendahnya motivasi belajar siswa yang ada pada siswa

yaitu tentang kompetensi kepribadian guru tersebut.

Ketidak seriusan dan ketidak minatan siswa ketika

proses belajar mengajar bisa juga disebabkan dari segi

kepribadian seorang guru, dilihat dari segi sikap,

kerajinan, cara berbicara, cara berpakaian, dan

sebagainya. Oleh karena itu, dari hal tersebut penulis

4

terdorong untuk mengangkat sebuah skripsi dengan judul

: “Pengaruh Persepsi siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata

Pelajaran Fiqh Pada Siswa Kelas VII MTs. Al - Asror

Patemon Gunung Pati Semarang Tahun Pelajaran

2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam

penafsiran, sebelum membahas yang lebih lanjut, maka

penulis akan menjelaskan judul penelitian dalam

skripsi ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul

dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang

berkuasa atau berkekuatan (ghaib dan sebagainya).8

2. Persepsi Siswa.

Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek,

peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.9

Sarliti Wirawan mengemukakan bahwa persepsi

merupakan kemampuan untuk membeda- bedakan,

menegelompokkan, memfokuskan semua obyek disebut

8 WJS. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1976), hlm. 731.9 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung : Remaja RosdaKarya,1992), Cet 7, hlm. 51

5

dengan kemempuan untuk mengorganisasikan

pengamatan.10

Sedangkan siswa adalah peserta didik, yaitu

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalan, jenjang dan jenis pendidikan

tertentu.11

Jadi persepsi siswa adalah tanggapan anak tentang

suatu obyek peristiwa, hubungan- hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi tentang

kompetensi kepribadian guru.

3. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yang terdiri dari dua kata

yaitu kompetensi dan kepribadian, kedua kata

tersebut mempunyai arti masing- masing. Pengertian

kompetensi adalah seperngkat pengetahuan,

ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.12

Menurut Muhammad Surya Kompetensi adalah

keseluruhan kemampuan pengetahuan, sikap,

ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam

kaitan dengan tugas tertentu.13

10 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang,1996),hlm. 5111 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “Sisdiknas (SistemPendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”,(Bandung: Citra Umbara, 2003),hlm.2512 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.413 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,(Bandung : PustakaBani Quraisy,2004), Cet I.Hlm.92

6

Sedangkan pengertian kepribadian (personality)

adalah segala upaya untuk mengerti manusia,

bagaimana tingkah laku dan sikap manusia dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan.14

Definisi diatas menunjukkan bahwa kompetensi

kepribadian disini adalah kemampuan pribadi yang

dimiliki oleh seorang guru pada mata pelajaran fiqh

di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

4. Guru Fiqh

Guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak

didik, baik secara individual maupun klasikal,

disekolah maupun di luar sekolah.15

Jadi fiqh disini adalah guru yang mempunyai

kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional

pada mata pelajaran fiqh di MTs. Al- Asror Patemon

Gunung Pati Semarang.

5. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti

daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan motivasi itu sendiri adalah daya penggerak

yang telah menjadi aktif.16

14 Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,(Yogyakarta : Ar- Ruzz Media,2010),hlm.191 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm. 32.

16 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV.Rajawali, 1990), hlm. 73

7

Menurut Mustaqim, motivasi adalah keadaan jiwa

individu yang mendorong untuk melakukan suatu

perbuatan guna mencapai suatu tujuan.17

Sedangkan Belajar menurut Lyle E. Bourne, J.R,

Brece R Ekstriando dalam bukunya Mustaqim

yaitu ;“Learning as a relatively permanent change in behavior

traceable to experience practice”.

“Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang

relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan

latihan”.18

Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang timbul

pada diri seseorang untuk bertindak melakukan suatu

perubahan kelakuan melalui pengalaman dan latihan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian guru terhadap motivasi belajar mata

pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror

Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran

2010/2011?

2. Bagaimanakah motivasi belajar mata pelajaran Fiqh

pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung

Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

3. Adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap

motivasi belajar mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII

17 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2001), hlm. 77

18 Ibid, hlm. 338

MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun

pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui persepsi siswa kelas VII tentang

kompetensi kepribadian guru mata pelajaran Fiqh

di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang

tahun pelajaran 2010/2011.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII

di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang

tahun pelajaran 2010/2011.

c. Untuk mengetahui apa ada pengaruh kompetensi guru

mata pelajaran Fiqh terhadap motivasi belajar

siswa kelas VII di MTs. Al- asror Patemon Gunung

Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat memberikan masukan yang nyata dalam

meningkatkan kompetensi kepribadian guru

b. Jasil penelitian dapat berguna sebagai bahan

masukan instansi setempat sekaligus bahan pemecah

masalah yang dihadapi terkait dengan penelitian.

c. Memberikan masukan yang penting bagi guru agar

mereka dapat memberikan motivasi kepada siswa

selama PBM berlangsung.

9

E. Kajian Pustaka

1. Deskripsi Teori

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah

kemampuan atau kecakapan. Padanan kata yang berasal

dari bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang lebih

relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency

dan ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu

kemampuan.

Di samping berarti kemampuan, kompetensi, menurut

Barluw “Teacher competency is the ability of a teacher to responsibly

perform has or her duties appropriately”. Artinya adalah

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-

kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.19

Membahas tentang kepribadian bukanlah sesuatu

yang mudah, terutama karena konsep kepribadian telah

diartikan macam- macam. Di dalam psikologi, apa yang

dibahas dalam teori kepribadian sangat bervariasi

dan bersangkutan mengenai manusia.

Kepribadian bahasa inggrisnya “personality”, berasal

dari bahasa Yunani “per” dan “sonare” yang berarti

topeng, tetapi juga berasal dari kata “personae”

yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang

memakai topeng tersebut.20Sehubungan dengan kedua

19Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, RemajaRosdakarya, Bandung, 2004, hal. 230.

20 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2009),Cet.5,hlm.136

10

asal kata tersebut, Ross Stagner (1961), mengartikan

kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian

sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian

yang berpura- pura, yang dibuat- buat, yang semu

atau mengandung kepalsuan, kedua, kepribadian sejati

(real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya,

yang asli.21

Menurut J. Feist dan G.J Feist (1998), Di dalam

bukunya M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S “Teori-

Teori Kepribadian”, mendefinisikan kepribadian seseorang

dinilai dari keefektifan yang menungkinkan seseorang

sanggup memperoleh reaksi positif dari berbagai

orang dalam bermacam- macam keadaan. Menimbulkan

kesan yang menonjol dan yang terbaik pada orang lain

merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan

kecekatan seseorang.22

Menurut Drs. Agus sujianto mendefinisikan

kepribadian adalah suatu totalitas psikholophisis

yang kompleks dari individu, sehingga nampak didalam

tingkah lakunya yang baik.23

Dalam bukunya Zakiah Daradjat yaitu ”Kepribadian

Guru” mengemukakan bahwa kepribadian yang

sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat

atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui

adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi

21 Ibid,hlm.136-137

22 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori- Teori Kepribadian,(Jogjakarta : Ar- ruzz Media, 2010),hlm.13023 Agus Sujianto, Dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008),Cet. 12,hlm.12

11

dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya,

ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam

menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang

ringan maupun yang berat.24

Dari beberapa pendapat diatas jadi, kompetensi

kepribadian guru dapat diartiakan kemampuan personal

yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak

didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap

dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak

didik.

Alexander Meikeljohn mengatakan, “tidak seorang

pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati

(mulia) kecuali bila ia menjadikan dirinya sebagai

bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami

semua anak didik dan kata- katanya. Guru yang dapat

memahami tentang kesulitan anak anak didik dalam

belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah

belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar anak

didik, maka guru tersebut akan disenangi anak

didiknya”.25

Dalam bukunya Lestar D. Crow dan Alice Crow yaitu

“Psychologi Pendidikan” mengemukakan motivasi adalah

berhubungan dengan timbulnya minat dalam belajar dan

kemudian, sampai, menjadi dasar bagi belajar.26

Sedangkan menurut W. S. Winkel dalam bukunya24 Zakiah darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005),hlm. 925 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm.4126 Lestar D. Crow dan Alice Crow, Psychologi Pendidikan,(Yogyakarta: NurCahaya, 1989),hlm.310

12

“Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar”, motivasi belajar

adalah Motivasi belajar itu sendiri adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar mengajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh tercapai.27

Menurut Martinis Yamin, motivasi merupakan salah

satu determinan penting dalam belajar, para ahli

sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi

berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan

respon; (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama

seseorang it uterus menerus berperilaku menurut cara

tertentu.28

Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik

“Proses Belajar Mengajar”, motivation is an energy change

within the person characterized by affective arousal and anticipatory

goal reaction .

Motivasi adalah perubahan energy dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.29

Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang

optimal, banyak dipengaruhi komponen- komponen

belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara

mengajar guru, cara mengatur suasana kelas,

bagaimana cara membangkitkan semangat belajar murid27 W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT.

Gramedia, 1986), hlm. 2728 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gunung Persada Press,2008),hlm.15729 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara,2001)hlm.158

13

dan setidaknya seorang guru hendaknya mengetahui

bagaimana cara murid belajar dengan baik dan

berhasil.

Jadi penulis akan meneliti dari kedua variabel

tersebut, apakah ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara kompetensi kepribadian guru

terhadap motivasi belajar siswa. Bagaimana pandangan

siswa terhadap kepribadian guru, baik tampak dari

dalam maupun dari luar seorang guru, misalnya dalam

tindakannya, ucapannya, caranya bergaul, berpakaian

dan dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan

dengan proses belajar mengajar. Sehingga pengaruhnya

motivasi belajar siswa menjadi meningkat.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penelitian penggunaan

beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan

skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:

Skripsi Fahrudin, Mahasiswa IAIN Walisongo

Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Hubungan

Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian

Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab.

Batang”, dalam skripsi ini menunjukkan bahwa

persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai

pengaruh yang positif, terhadap akhlak siswa di SMA

N 1 Bandar Kab. Batang, dan skripsi ini menunjukkan

hasil yang signifikan.30

30 Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009

14

Skripsi Siti Kalimah, Mahasiswa IAIN Walisongo

Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul ”Persepsi

Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap

Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”,

dalam skripsi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

positif antara persepsi siswa tentang kepribadian

guru terhadap sikap beribadah siswa, dan skripsi ini

menunjukkan hasil yang signifikan.31

Skripsi Umi Iftika Handayani, Mahasiswa IAIN

Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul

“Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada

pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, hasil

penelitian ini menunujukkan bahwa kompetensi guru

PAI di SMP N 1 Godong yang memiliki kompetensi

pedagogik yang mengandung pengertian bahwa seorang

guru harus memiliki kompetensi yang diantaranya

tentang pemahaman tehadap peserta didik. Dengan

makna bahwa kompetensi yang dimiliki guru PAI

khususnya dalam memahami siswa meliputi

karekteristik siswa, kesiapan, belajar siswa,

kebutuhan siswa, memahami problem siswa, dan

memecahkan masalah siswa.32

Skripsi Nihayatus Sholikhah ”Persepsi Guru

Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik

Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan31 Siti kalimah, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya TerhadapSikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang,200532 Umi Iftika Handayani, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa padapembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang,2009

15

Kabupaten Kebumen”, membahas tentang tanggapan

seorang guru tentang kepala sekolah yang mempunyai

peran pemimpin yang sangat berpengaruh dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik di MTs.

Darussa’adah Bulus.33

Skripsi ini akan membahas kompetensi kepribadian

guru, ketika guru dalam pembelajaran di kelas, dan

pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa mata

pelajaran fiqh pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror

Patemon Gunung Pati Semarang.

3. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan

seorang peneliti uang berupa pernyataan-pernyataan

untuk diuji kebenaran. Apa yang dilakukan oleh

seorang peneliti dalam penelitian adalah melakukan

pembuktian hipotesis.34 Berdasarkan pengertian

diatas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “ada

pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi

siswa tentng kompetensi kepribadian guru terhadap

motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqh pada

kelas VII di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati

Semarang”.

33 Nihayatus Sholikhah, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007

34 Tulus Winarsunu, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang), 2004), cet II, hlm. 10.

16

4. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 minggu (21 hari),

yang bertempat di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati

Semarang.

2. Variabel dan Indikator

a. Variabel

Variabel dapat diartikan segala sesuatu yang

menjadi obyek pengamatan penelitian, sering

pula dinyatakan variabel penelitian sebagai

faktor- faktor yang berperan dalam peristiwa

atau gejala yang akan diteliti.35Variabel

penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu

variabel independent sebagai variabel

bebas/pengaruh (X) dan dependent variabel

sebagai variabel terpengaruh (Y).

Adapun dalam penelitian ini terdapat 2

variabel adalah :

a) Variabel X, yaitu Persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian guru

Fiqh

b) Variabel Y, yaitu Motivasi belajar

siswa

b. Indikator

Indikator dapat diartikan sebagai penunjuk,

gejala yang menunjukkan keterkaitan yang

35 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet.IX,hlm.72

17

merupakan indikasi.36Adapun indikator dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Indikator dari variabel X (Persepsi

Siswa tentang kompetensi kepribadian

guru Fiqh) adalah:

1. Tanggapan siswa terhadap cara

berbicara guru

2. Tanggapan siswa terhadap cara

berpakaian guru

3. Tanggapan siswa terhadap perilaku

guru

b) Indikator dari variabel Y (Motivasi

Belajar mata pelajaran pada siswa

kelas VII MTs. Al- Asror) adalah:

1. Senang mengikuti pelajaran di

sekolah

2. Aktif dalam bertanya.

3. Mampu menghadapi kesulitan dalam

mengerjakan tugas / PR

3. Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Yaitu pendekatan penelitian yang

menggunakan angka-angka atau statistik dari satu

variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan

kemudian di hubungkan. Dalam Jenis Penelitian

penelitian ini menggunakan metode survei dengan

teknik analisis Regresi. Teknik analisis regresi ini

36 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Islamiah Populer,(Surabaya: Arkola,1994), hlm.25

18

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf

hubungan yang terjadi antara variable (ubahan)

kriterium dan prediktor.37

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek/ obyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan peniliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga

obyek dan benda- benda alam tang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek

atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karekteristik/ sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu38

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Apabila populasi besar, dan penelitian

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel, kesimpulanya dapat

diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu

37 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.1

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008), , Cet ke 5, hlm. 117

19

sampel yang diambil dari populasi harus

representatif (mewakili).39

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan

probability sampling dengan proporsionate random sampling.

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 40

Teknik ini digunakan karena populasi berstrata

secara proporsional.

Adapun populasi dalam penelitian ini, siswa

kelas VII MTs Al- Asror Patemon Gunungpati

Semarang yang berjumlah 200 siswa. Penentuan

jumlah sampel menggunakan metode alokasi ala

Neyman dengan rumus:

n = (∑Ni.σi)❑2

N2D+∑Ni.σi2

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

Ni= Besar subpopulasi stratum ke-i

σi2= Variance subpopulasi stratum i. 41

Strata Ni σi

2 Ni.σi Ni.σi2

39 Ibid, hlm.11840 Ibid, hlm. 120

41 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.302

20

VII

A

VII

B

VII

C

VII

D

VII

E

VII

F

40

40

40

40

20

20

6

6

6

6

6

6

100

100

100

100

50

50

240

240

240

240

120

120

∑❑ 500 1200

n = 25000040000.0,06+1200

= 2500003600 = 69.4

alokasi besar sampel untuk tiap strata adalah:

ni = Ni.σi

∑ Ni.σi

. n

VII A = 100500 . 69.4 = 13.88 ≈ 14

VII B= 100500 . 69,4 = 13.88 ≈ 14

VII C = 100500 . 69.4= 13.88 ≈ 14

VII D = 100500 . 69.4= 13.88 ≈ 14

VII E = 50500 . 69.4= 6.94 ≈ 7

21

VII F = 50500 . 69.4= 6.94 ≈ 7

Dalam pembulatanya, besarnya sampel n =

14+14+14+14+7+7= 70. Jadi besar sampel keseluruhan

adalah 70 dengan pembagian sebagai berikut:

Kelas VII A : 14 Siswa

Kelas VII B : 14 Siswa

Kelas VII C : 14 Siswa

Kelas VII D : 14 Siswa

Kelas VII E : 7 Siswa

Kelas VII F : 7 Siswa

5. Metode Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field reserch)

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

langsung ke kancah penelitian untuk mendapatkan data

yang kongkret.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Metode Kuesioner

Metode kuesioner (angket) yaitu Angket yaitu

pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan

tertulis yang kemudian dikirim kepada anak yang

dikehendaki untuk, memberikan jawaban-jawaban

tersebut dikirim kepada si pembuat.42Dimana

dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa

42 Cholid Narbuko, Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, Semarang, 1987, hlm. 87.

22

macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan

masalah penelitian yang hendak dipecahkan,

disusun dan disebarkan ke responden untuk

memperoleh informasi di lapangan.43

Metode ini peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data tentang persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian guru dan data

tentang motivasi belajar siswa.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan

data dalam memperoleh informasi yang bersumber

pada tulisan atau dokumen seperti buku, surat

keputusan, surat instruksi, surat bukti

kegiatan, notulen rapat dan sebagainya.44

Metode ini digunakan untuk menghimpun data

yang berkaitan dengan catatan-catatan sekolah

terkait, seperti; keadaan guru, prestasi didik

kelas VII, sejarah berdirinya, nilai report,

dan lain-lain di MTs. Al- Asror Patemon Gunung

Pati Semarang.

c. Metode Wawancara/Interview

Wawancara/interview yaitu metode pengumpulan

data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan

keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-

cakap dan berhadapan muka dengan orang yang

43 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,2004), hlm. 76

44 Ibid, hlm. 8123

dapat memberikan keterangan pada si-

peneliti.45Dimana interaksi yang terjadi antar

pewawancara dan subyek penelitian ini

menggunakan interview terbuka, sehingga dapat

diperoleh data yang lebih luas dan mendalam.

Wawancara disini adalah wawancara yang

dilakukan kepada kepala sekolah dan terutama

pada guru mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror

Patemon Gunung Pati Semarang.

d. Metode Observasi

Metode observasi yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek

baik secara langsung maupun tidak langsung.46

Metode ini digunakan untuk memperoleh data

secara langsung atas gejala-gejala yang terjadi

dalam proses kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung

Pati Semarang

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu

alat statistik, yang digunakan untuk membandingkan

hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar

45 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : BumiAksara, 2004), hlm. 62

46 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, hlm.64

24

dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-

variabel ini.47

Adapun langkah- langkah dalam menganalisis data

di penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Pendahuluan

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui

angket tersebut dianalisa dalam bentuk angaka,

yakni dalam bentuk kuantitatif. Adapun

kriterianya sebagai berikut:

a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5

b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4

c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3

d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi slor 2

e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1

Penskoran diatas digunakan untuk pertanyaan

yang positif, sedangkan untuk pertanyaan yang

negatif maka digunakan penskoran sebaliknya.

b. Analisi Uji Hipotesis

Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari

analisis pendahuluan. Analisis ini dimaksudkan

untuk menguji data tentang pengaruh antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Dalam hal ini menggunakan rumus regresi satu

prediktor dengan skor deviasi.

Sedangkan langkah dalam analisis uji

hipotesis adalah :

47 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta,2000), Cet.5, hlm. 136

25

1) Mencari hubungan antara predaktor dan kriterium

melalui teknik korelasi moment tangkar dari

Pearson, dengan rumus;

rxy=∑ xy

√(∑x2) (∑y2)

∑xy=∑xy−(∑ x ) (∑y )

N 48

∑x2=∑x2

−(∑ x)

2

N

∑y2=∑y2

−(∑ y)

2

N

2) Uji signifikan hubungan melalui uji t :

t = rxy√n−2

√1−r2 49

3) Mencari persamaan regresi

y−

= ax+K

Dimana :

y−

: perkiraan harga y

ax : perkiraan a dalam regresi linier pada x

k : perkiraan b dalam linier y pada x

4) Analisis varian garis regresi

Freg=RKregRKres

Freg : harga bilangan F untuk garis regresi.

RKreg : rerata kuadrat garis regresi.

48 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 14

49 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004)

26

RKres : rerata kuadrat residu.50

Adapun ringkasan langkah-langkahnya dibawah ini

dengan menggunakan skor deviasi.

Sumber

variable

DB JK RK Freg

Regresi 1 (∑ xy )2

∑ x2JKregdbreg

RKregRKreg

Residu N-

2(∑ xy )2

∑ x2∑2

JKresdbres

-

Total N-

1∑y2 - -

c. Analisis Lanjut

Setelah memperoleh Freg maka langkah selanjutnya

adalah membandingkan harga Freg dengan F pada tabel

baik taraf signifikan 5% maupun 1% dengan

kemungkinan:

1) Jika Freg lebih besar dari pada Ft 1% atau 5% maka

signifikan (hipotesis diterima).

2) Jika Freg lebih kecil dari pada Ft 1% atau 5% maka

non signifikan (hipotesis ditolak).

50 Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 1627

5. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan setiap

bab terdiri dari sub bab dengan perincian sebagai

berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Penegasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bab II : LANDASAN TEORI

A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian

Guru

1. Pengertian Persepsi Siswa

2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

3. Bentuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Guru

B. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

2. Indikator Motivasi Belajar

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

4. Teori Motivasi

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Belajar Siswa

C. Kajian Penelitian Yang Relevan

D. Hipotesis

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

B. Waktu dan Tempat Penelitian

28

C. Variabel Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Populasi dan Sampel

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian

D. Keterbatasan Penelitian

Bab V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005

29

Alice Crow,Lestar D. Crow, Psychologi Pendidikan,Yogyakarta: Nur

Cahaya, 1989

Arikunto,Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka

Cipta,2000

------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2006

Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,

Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2010

Darajat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif, Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005.

Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab.

Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang,2009

Hadi, Sutrisno , Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset,

2001

------------------ , Statistik II, Yogyakarta: Andi

Offset,2000

Handayani, Umi Iftika, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa

pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Se marang,2009

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta :

Bumi Aksara, 2004

Kalimah, Siti, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya

Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”,

Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang,2005

30

La Sula, Tirtaharja Umar, Pengantar Pendidikan,Jakarta:

Rineka Cipta, 2000.

M. Baqir Ash- Shadr, Murtadha Muthahhari , Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan, Ciputat : Pustaka

Hidayah,1993.

M. Dahlan Al- Barry ,Pius A Partanto , Kamus Islamiah

Populer, Surabaya: Arkola,1994

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta :

Bumi Aksara, 2004

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2001.

Narbuko, Cholid , Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, Semarang, 1987

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia,2009.

Poerwodarminta, WJS , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1976

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja

Rosda Karya,1992

Rini Risnawati, M. Nur Ghufron, Teori- Teori Kepribadian,

Jogjakarta : Ar- ruzz Media, 2010

Sardiman. A. M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:

CV. Rajawali, 1986

Sholikhah, Nihayatus, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan

Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus

Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007

31

Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta :

CV. Rajawali, 1986.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2008

Sujianto, Agus, Dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. BumiAksara, 2008 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi

Aksara, 2004

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009

Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung :

Pustaka Bani Quraisy,2004

Suryabrata, Sumardi , Metode Penelitian, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1999

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005

Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005),

Jakarta : Sinar Grafika,2008

Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

“Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”,

Bandung: Citra Umbara, 2003

--------------------------------------------------,

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal

1 Ayat 1,Jakarta: Sinar Grafika,2003

Winarsunu, Tulus, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan,

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.

32

Wirawan, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi,Jakarta: BulanBintang,1996

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:

Sinar Grafika,2003.

------------------------, Profesionalisasi Guru dan

Implementasi KTSP, Jakarta : Gunung Persada Press,2008.

33