Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran
Pisikologi konsumen
Transcript of Pisikologi konsumen
PSIKOLOGI KONSUMENPsikologi Konsumen
Psikologi konsumen adalah suatu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari tentang perilaku konsumen dalam membuat suatu
keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa.
Perilaku Konsumen dari Sudut Pandang Psikologi
Menurut Wikipedia konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Psikologi konsumen = perilaku konsumen,
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku
konsumen diartikan “Those actions directly involved in obtaining, consuming,
and disposing of products and services, including the decision processes that
precede and follow this action”.
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat
secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang
suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat
mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa
(Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American
Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan
Psikologi Industri 2012 1
perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat
proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen
menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan
alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian,
penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna &
Wozniak, 2001).
Pengertian
1. Konsumsi
Segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi
kegunaan (daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian,
dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi. Contohnya seorang wanita yang
menggunakan lipstik atau bedak setiap hari sehingga lipstik
dan bedak tersebut habis karena sering digunakan. Dengan
demikian, wanita tersebut telah mengkosumsi lipstik atau
bedak tersebut.
Psikologi Industri 2012 2
2. Konsumen
Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut
untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut
pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu
rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja
sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip
holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang
menjadi hak-hak konsumen. Menurut Kamus Advance Oxford
Konsumen diartikan sebagai “person who uses goods those which direcly
satisfied human needs and desire” dan dibagi menjadi dua:
a. Konsumen Individual
Konsumen yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, biasanya Konsumen Individual bebas membeli barang
dengan sedikit bahkan tanpa pengaruh dari orang lain,
konsumen jenis ini yang disebut sebagai ultimate konsumen.
b. Konsumen Institusional
Konsumen jenis ini pembelian barang yang dilakukan bukan
untuk menuhi kebutuhannya sendiri namun untuk memenuhi
kebutuhan orang ketiga/orang banyak atau untuk keperluan
produksi dari barang-barang tertentu, pada konsumen jenis
ini pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang
diambil melalui banyak pertimbangan dan dipengaruhi oleh
banyak orang. Dari contoh yang telah dijelaskan pada
penjelasan mengenai konsumsi diatas, yang dimaksud
Psikologi Industri 2012 3
konsumen ialah wanita yang melakukan kegiatan konsumsi
tersebut.
3. Konsumtif
Perilaku yang boros yang mengkonsumsi barang atau jasa
secara berlebihan, yang mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan. Konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan
untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang
diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang
maksimal. Namun konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk
pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih
besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang
bukan menjadi kebutuhan pokok. Misalnya sebagai ilustrasi,
seseorang memiliki penghasilan 500 ribu rupiah. Ia
membelanjakan 400 ribu rupiah dalam waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya. Sisa 100 ribu ia belanjakan
sepasang sepatu karena sepatu yang dimilikinya untuk bekerja
sudah rusak. Dalam hal ini orang tadi belum disebut
berperilaku konsumtif. Tapi apabila ia belanjakan untuk
sepatu yang sebenarnya tidak ia butuhkan (apalagi ia membeli
sepatu 200 ribu dengan kartu kredit), maka ia dapat disebut
berperilaku konsumtif.
4. Konsumerisme
Gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan
kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir).
Dalam pengertian lebih luas, istilah konsumerisme, dapat
diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang
Psikologi Industri 2012 4
seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan
gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-
hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk,
termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer.
Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter
Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara
melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka
tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman
dipakai dan sebagainya. Selain itu, arti kata ini adalah
pemakaian barang dan jasa. Bila kita telesuri makna kata
konsumtivisme maupun konsumerisme bukan sesuatu hal yang
baru. Sebab pada dasarnya -isme yang satu ini ternyata sudah
lama ada dan sejak awal telah mengakar kuat di dalam
kemanusiaan kita (our humanity). Hal ini bisa kita lihat dari
ekspresinya yang paling primitif hingga yang paling mutakhir
di jaman modern ini. Contohnya dalam film ataupun sinetron
di TV dimana menceritakan ataupun menampilkan tingkah laku
para istri “orang berada” dalam suatu acara arisan yang
masing-masing diantaranya bersaing atau berlomba-lomba
memamerkan perhiasan baru ataupun barang-barang mahal yang
baru dimilikinya. Dari cerita tersebut kita dapat melihat
dimana konsumerisme terjadi.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Konsumen
Di dalam perilaku konsumen terdapat pengaruh dari
lingkungan, yang berasal dari:
a) Faktor-faktor Kebudayaan
Psikologi Industri 2012 5
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang
dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial
pembeli.
Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang
yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah
perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka
perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari
seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku
melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga
dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang
anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan
mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti
nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan
kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material,
individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal,
kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
Sub Budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang
lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi
yang khas untuk perilaku anggotanya.
Kelas Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-
lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang
berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang
Psikologi Industri 2012 6
berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat
mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering lapisan
sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah
sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan
jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki
nilai, minat dan tingkah laku sama.
b) Faktor-Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status,
dan peranan sosial.
Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai
kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Keluarga
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat
terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca
keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai
sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua,
keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan
yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Psikologi Industri 2012 7
Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa
kelompok, yaitu: keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan
seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai
Peranan dan Status.
c) Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri
kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya,
pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri.
d) Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat
faktor psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi belajar,
kepercayaan dan sikap.
Motivasi
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow:
Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial
(perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Persepsi
Psikologi Industri 2012 8
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai
oleh pikiran.
Belajar
Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman.
Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh
kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan
deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu.
Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik
maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Perilaku Psikologi Konsumen Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan
penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang
konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai konsumen,
konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari
pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang
digunakan dalam psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan
dalam hal desain eksperimentalnya, subjek yang diteliti,
prosedur pengumpulan data, dan instrument-instrumentnya.
Ada 6 kategori utama penelitian yang digunakan yaitu:
(a) efektivitas pengujian periklanan,
Psikologi Industri 2012 9
(b) survei, pendapat konsumen,
(c) penilaian sikap konsumen melalui skala penilaian (rating
scale) dan teknik projektif (projective to tecniques),
(d) pembagian pasar psikologis,
(e) pengujian produk,
(f) studi perilaku konsumen dalam keadaan alam.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh
seseorang/organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan
diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum
pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap
sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi
yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen
akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk),
evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah
digunakan.
Konsumen sendiri dapat merupakan seorang individu ataupun
organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku
konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer,
payer atau user.
Psikologi Industri 2012 10
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat
menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki
kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen juga merupakan tingkah laku dari konsumen,
dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan
jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana
individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya
mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer: konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer: konsumen ini membeli atau
menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
menjalankan organisasi tersebut.
a. Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk
yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek
Psikologi Industri 2012 11
marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan
distribusi yang intensif.
b. Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang
ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa
yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
c. Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang
diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
d. Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang
telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk
yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing
concept.
e. Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar
yang homogen.
f. Market targeting
Memilih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan
perusahaan untuk menentukan.
g. Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa
yang ada dalam pikiran konsumen.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2:
Psikologi Industri 2012 12
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa
kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan. Misalnya
uang. Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan
sebagai berikut :
Utility bisa diukur dengan uang
Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang
menyatakan bahwa “semakin banyak sesuatu barang
dikonsumsi, maka tambahan yang dikonsumsikan akan
menurun”. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. Total
Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah
tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
2. Pendekatan Inddifferences Curve (Ordinal) yang beranggapan
bahwa kepuasaan konsumen tidak dapat diukur dengan satu
satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan
lebih tinggi atau lebih rendah.
Kajian Perilaku
Perilaku manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan dasar.
Sebagai sosial, perilaku individu dipengaruhi oleh
lingkungannya. Lingkungan sosial selain berfungsi sebagai alat
pemenuhan kebutuhan juga berfungsi kontrol terhadap perilaku
individu. Karena individu terlibat dalam mengonsumsi benda
benda dan jasa dari lingkungannya, maka dia memiliki perilaku
konsumen. Sebagai konsumen, individu akan berada pada situasi
yang mengharuskannya akan berada pada situasi yang
Psikologi Industri 2012 13
mengharuskannya membuat keputusan. Proses memutuskan untuk
membeli ada dua macam, yaitu Proses yang biasa atau terbatas
dan proses yang diperpanjang (extended).
Periklanan
Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan
penjualan. Inti dari berjualan adalah membujuk dan meyakinkan
orang lain untuk menerima dan melakukan hal-hal yang
disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi ganda yaitu
fungsi informasi dan fungsi persuasif. Tingkat efektivitas
iklan ditentukan oleh:
1) daya penarik perhatian
2) interest dan sikap calon konsumen
3) nilai sugesti dari iklan
4) motivasi calon konsumen.
Motif seseorang untuk membeli barang atau jasa yang
ditawarkan, sangat bervariasi. Biasanya sulit untuk mengetahui
motif yang sesungguhnya, ada berbagai motif membeli yang
menurut seorang psikolog, Vance Packard, kebanyakan motif
pembelian berkisar antara mencari kekayaan dan pangkat.
Di dalam kegiatan menjual membeli sering terjadi perbedaan
persepsi. Untuk mengamalkan persepsi perlu dilakukan beberapa
hal meliputi, tujuan pemberian informasi, tugas dalam
penyampaian informasi, metode komunikasi, alat alat yang
digunakan, cara cara penyampaian, informasi, wadah atau
organisasi dan personil, lokasi dan tempat operasi, waktu dan
lamanya pelaksanaan, penanganan hambatan yang mungkin timbul,
Psikologi Industri 2012 14
sistem pengawasan dan pengendalian. Tingkah laku konsumen
banyak dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik seperti,
jenis kelamin, usia, watak, status, sosial ekonomi, serta
lokasi tempat tinggal.
Aspek Kepribadian
Dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menggunakan
barang atau jasa, konsumen dipengaruhi, selain oleh faktor-
faktor dalam dirinya (kognitif, afektif, dan ciri-ciri
kepribadian), juga oleh faktor-faktor di luar dirinya
(kebudayaan, keluarga, status sosial, kelompok acuan).
1. Proses Kognitif
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen,
khususnya dengan motivasi dan sikapnya, ialah cara
berlangsungnya proses kognitif. Semua proses kognitif yang
terlibat dalam perolehan dan penyimpangan dari informasi,
meliputi perhatian, persepsi dan ingatan. Orang tidak begitu
saja menyerap informasi tentang produk-produk secara acak
dan pasif. Orang secara selektif memperhatikan apa yang
disajikan dan memperhatikan apa yang menarik perhatian
mereka. Faktor-faktor yang menentukan pusat perhatian, cara
dengan mana bahan-bahan yang diperhatikan diamati, dan
kemungkinan bahwa bahan-bahan tersebut akan diingat
mencangkup kedua-duanya, yaitu ciri-ciri dari bahan dan
kondisi-kondisi dalam diri orang.
Proses kognitif dimulai dengan seleksi dari sekelompok
rangsang oleh orang.tahap yang kedua dari proses kognitif
Psikologi Industri 2012 15
adalah persepsi. Bagaimana orang mempersepsikan diri mereka
sendiri atau orang lain, mempersepsikan barang-barang atau
jasa jasa-jasa yang ada disekitar mereka, mempunyai dampak
yang berarti pada perilaku konsumen. Data tentang jenis
barang atau jasa yang dijual dibaca, diolah, dinilai
dibandingkan dengan data tentang barang yang telah dipunyai
ingatan, yang diperoleh lewat pengalaman dan pengetahuan
dirinya sendiri, yang merupakan hasildari proses
pembelajaran (tahap pembelajaran). Akhirnya terjadi satu
penyimpulan atas dasar besar kecilnya kemungkinan barang
atau jasa tersebut memenuhi keperluan dan kebutuhannya.
Dalam proses pembelajaran ada dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu aspek recall dan recognition. Kedua-duanya
berkaitan dengan ingatan. Pada recall isi ingatan ‘dipanggil
kembali’. Orang secara aktif ‘mencari isi’ ingatan di
gudang penyimpanan ingatan (memory storage). Sedangkan pada
recognition isi ingatan ‘dikenali’.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lucas (McCormick
&Tiffin, 1974) ditemukan bahwa ‘pemanggilan kembali’
cenderung menurun dalm jangka waktu beberapa hari, sedangkan
‘ pengenalan’ dapat dipelihara tingkatannya smpai paling
sedikit beberapa minggu. Salah satu kesimpulan yang dapat
ditarik dari hasil penelitian ini ialah bahwa diperlukan
pengalaman, postif maupun negative, selama beberapa kali
untuk dapat diingat dan dijadikan faktor dalam proses
pengambilan keputusan membeli.
2. Status Afektif
Psikologi Industri 2012 16
a. Motivasi
Sejauh mana orang akan menggunakan atau membeli satu
produk tergantung bagaimana ia mempersepsikan produk
tersebut sebagai sesuatu yang dapat memenuhi keperluan dan
kebutuhannya. Motivasi dapat dijelaskan dengan teori isi
dan dapat pula dijelaskan dengan teori proses. Dalam
psikologi konsumen ingin mengetahui motif atau kebutuhan
tertentu yang akan timbul untuk membantu meramalkan
bagaimana pesan atau produk konsumen yang relevan.
Dari sudut pandang komunikasi, pesan/informasi tentang
produk akan mempengaruhi proses kognitif (menimbulkan
perhatian, dipersepsi dan dipahami). Jika dipahami ada
kemungkinan untuk mempengaruhi sikap terhadap produk, dan
jika sikap dipengaruhi, ada kemungkinan perilaku
dipengaruhi. Motivasi berfungsi untuk mempengaruhi setiap
langkah. Pesan tentang sesuatu produk yang diinginkan akan
lebih besar kemungkinannya untuk diterima, dipandang
sebagai baik dan akan dijawab dibandingkan dengan pesan
yang netral.
b. Sikap
Motivasi dan sikap sangat erat hubungannya. Beda utama
ialah bahwa sikap harus ada komponen kognitif dan bahwa
mereka berorientasi objek (perilakunya lebih ke ditarik
daripada didorong).niat atau intention merupakan aspek
sikap yang diukur dalam hubungannya dengan perilakunya
yang sesuai. Sikap pada umumnya diukur dengan salah satu
Psikologi Industri 2012 17
alat dalam bentuk pelaporan diri. Pengukuran sikap
memiliki banyak lubang perangkap dan kelemahan.
Ciri-Ciri Kepribadian Yang Dapat Mempengaruhi Pisikologi
Konsumen
a. Pemangsaan Pasar (Market Segmentation)
Pemangsaan pasar merupakan penggolongan dari konsumen
berdasarkan ciri-ciri perbedaan perorangan yang diperkirakan
mempunyai kaitan dengan kebiasaan membeli atau belanja.
Untuk keperluan itu dapat digunakan faktor-faktor demografis
atau psikografis. Ciri-ciri demografis seperti umur, jenis
kelamin, penghasilan dan lokasi geografikal merupakan dasar
tradisional untuk penggolongan. Sedangkan ciri-ciri
kepribadian seperti afiliasi, agresi, dominansi, dan lain-
lain merupakan dasar untuk penggolongan psikografis
b. Kelompok Demografis
Berikut ini uraian ciri-ciri dari kelompok konsumen yang
digolongkan berdasarkan ciri-ciri demografis:
1. Konsumen pria:
a) Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual
b) Sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih
dulu sebelum membeli
c) Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa
membeli sesuatu
Psikologi Industri 2012 18
d) Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga
sering terburu-buru mengambil keputusan membeli
e) Mudah dipengaruhi oleh nasihat yang baik,
argumentasi yang objektif
2. Konsumen wanita:
a) Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual
b) Lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk, bukan
pada kegunaannya, karena wanita lebih perasa daripada
pria
c) Lebih tertarik pada gejala mode
d) Mementingkan status sosial
e) Menyenangi hal-hal yang romantis daripada objektif
f) Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari
barang yang akan dibelinya
g) Senang berbelanja sehingga seringkali sukar untuk
cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya
h) Cepat merasakan suasana toko
3. Konsumen remaja:
a) Remaja amat mudah terpengaruh rayuan penjual
b) Mudah terbujuk iklan, terutama pada kerapihan kertas
bungkus (apalagi dihiasi dengan warna-warna yang
menarik)
c) Tidak berfikir hemat
d) Kurang realistis, romantik, dan impulsive
Psikologi Industri 2012 19
4. Konsumen lanjut usia:
a) Umumnya kelompok ini mempunyai pola berpikir yang
sesuai dengan pengalaman hidupnya, seperti menganggap
penjual sering dianggap anak kecil yang tidak tahu apa-
apa
b) Tidak bisa mengikuti perputaran jaman
c) Tidak terburu-buru dalam memberi barang, bahkan
senang untuk berbincang-bincang dahulu
d) Bersikap tenang dan ramah
c. Kelompok Psikografis
Konsumen dapat dipandang sebagai seorang pemecah masalah
(Hawkins dkk, 1983), satu satuan pengambilan keputusan
(secara perorangan, keluarga) yang memperoleh informasi,
mengolah informasi tersebut dalam rangka situasi yang ada,
dan mengambil tindakan yang diharapkan akan mencapai
kepuasan dan menunjang gaya hidup.
Gaya hidup seseorang adalah fungsi dari ciri-ciri dalam
diri individu yang dibentuk melalui interaksi social sewaktu
orang bergerak melalui daur hidupnya. gaya hidup memiliki
dua aspek bagi konsumen. Pertama berfungsi sebagai
pendorong, motivator (keinginan untuk mempertahankan aatau
menunjang gaya hidup sekarang) untuk berbagai kegiatan
membeli. Aspek kedua ialah bahwa gaya hidup dapat berubah
sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan konsumen.
Secara singkat ke-9 gaya hidup ialah sebagai berikut:
Psikologi Industri 2012 20
1. The integerated: mereka dewasa sepenuhnya dalam arti
psikologis, toleran, pasti diri, beraktualisasi diri dan
sering memiliki perspektif dunia.
2. Achiever: mereka pimpinan perusahaan, para professional,
pimpinann pemerintahan. Cirri-cirinya: efisien, termasyur,
berstatus, memiliki comfort, memiliki hidup baik. Mereka
makmur dan mampu menanggapi peluang.
3. Emulators: mereka ambisius, mobil keatas, sadar akan
status, kompetitifdibandingkan dengan gaya hidup lain
emulators lebih pesimististentang kejujuran orang
4. Belongers: mereka tradisional, konservatif, konvensional,
nostalgic dan experimental. Rumah adalah ranah (domain)
mereka. Para Belongers adalah ‘pasar massa’ tradisional
dan sering merupakan mayoritas diam yang lebih mau
menyesuaikann diri daripada menonjol
5. Societally conscious: mereka memiliki rasa tanggung jawab
social yang tinggi yang mengarah ke dukungan mereka
terhadap konservasi, lingkungan hidup, dan orientasi ke
konsumen. Mereka tertaarik untuk hidup ssederhana dan
berskala sempit/kecil.
6. Experiential: mereka menginginkan pengalaman langsung dan
kelibatan yang kuat. Experiential adalah orang-orang yang
berseni, suka bereksperimen dan sangat partisipatif.
7. I-am-me: mereka zippy, dramatis, impulsive, sangat
individualistis, dan sangat inventif. Dalam banyak hal
mereka menjadi invator mode dan orang yang sangat mungkin
menentukan kecenderungan baru.
Psikologi Industri 2012 21
8. Sustainers: mereka sangat ingin untuk maju. Mereka berjuang
untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Kelompok ini pada
umumnya hidup dalam batas kemiskinan.
9. Survivors: kelompok ini miskin dan jauh dari arus utama
budaya.
Loyalitas Konsumen Terhadap Suatu Produk
Begitu pentingnya loyalitas bagi perusahaan telah menjadikan
loyalitas sebagai fenomena yang menarik banyak perhatian dan
fokus para peneliti sehingga mendorong munculnya banyak
penelitian di bidang loyalitas konsumen ini yang pada akhirnya
menghasilkan banyak definisi tentang loyalitas itu sendiri dan
terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Istilah
loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek
(brand loyalty) yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek
tertentu.
Definisi yang cukup baik dan sering menjadi acuan adalah
definisi loyalitas yang diusulkan oleh Oliver (1999).
Loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang secara mendalam
untuk membeli kembali atau menjadi pelanggan kembali suatu
produk yang lebih disukainya dimasa yang akan datang, dengan
demikian menyebabkan pembelian ulang merek atau sejumlah merek
yang sama meskipun pengaruh situasional dan usaha pemasaran
memiliki potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Lebih dalam lagi Gramer dan Brown (dalam Utomo 2006:27)
memberikan definisi mengenai Loyalitas (loyalitas jasa), yaitu
derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku
Psikologi Industri 2012 22
pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu
desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia
jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia
jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini.
Dari definisi yang disampaikan Gramer dan Brown, konsumen yang
loyal tidak hanya seorang pembeli yang melakukan pembelian
berulang, tetapi juga mempertahankan sikap positif terhadap
penyedia jasa.
Sedangkan Loyalitas Konsumen itu sendiri adalah suatu
komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan
suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan
datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek
yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha
pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan
perpindahan merk, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau
kesetiaan konsumen perlu strategi pemasaran yang tepat dan
kompleks.
Tingkatan Loyalitas Konsumen
Menurut Aeker, David, A, tingkat loyalitas konsumen
terhadap merek terbagi dalam 5 kelompok, yaitu:
1. Switcher: konsumen yang selalu berpindah-pindah. Biasanya
pelanggan jenis ini akan membeli produk yang memiliki harga
murah
2. Habitual Buyer: konsumen yang membeli produk karena sudah
menjadi kebutuhan rutin yang harus dipenuhi. Contoh:
pelanggan apotek.
Psikologi Industri 2012 23
3. Satisfied Buyer: konsumen yang menggunakan produk karena
mereka puas dengan produk tersebut, walaupun mereka harus
mengeluarkan biaya peralihan yang cukup besar. Contohnya:
pelanggan provider internet. Konsumen akan memilih paket
internet yang lebih mahal untuk mendapatkan koneksi yang
cepat.
4. Likes the Brand: konsumen akan menggunakan produk karena
mereka fanatik terhadap merek produk tersebut. Misalnya:
konsumen yang menggunakan sepatu dengan merek ‘Crocs’.
5. Commited Buyer: konsumen yang menggunakan produk karena
mereka merasa sangat cocok dengan produk tersebut. Atau
telah turun temurun menggunakan produk tersebut. Contohnya:
konsumen produk kosmetik
Dimensi Kualitas Pelayanan Dalam Perspektif Islam
Kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan tentunya
tidaklah hanya bertujuan untuk memberikan kepuasan semata.
Sebagai seorang muslim dalam memberikan pelayanan haruslah
mendasarkan pada nilai-nilai syariah guna mewujudkan nilai
ketakwaan sekaligus membuktikan konsistensi keimanannya dalam
rangka menjalankan misi syariat Islam. Dalam pandangan islam
yang dijadikan tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan
terhadap konsumen yaitu standarisasi syariah. Islam
mensyari’atkan kepada manusia agar selalu terikat dengan hukum
syara’ dalam menjalankan setiap aktivitas ataupun memecahkan
setiap permasalahan. Didalam islam tidak mengenal kebebasan
beraqidah ataupun kebebasan beribadah, apabila seseorang telah
Psikologi Industri 2012 24
memeluk islam sebagai keyakinan aqidahnya, maka baginya wajib
untuk terikat dengan seluruh syariah islam dan diwajibkan
untuk menyembah Allah SWT sesuai dengan cara yang sudah
ditetapkan. Oleh karena itu, variabel-variabel yang diuji
tidaklah murni menggunakan teori konvensional saja. Namun
menjadikan syariah sebagai standar penilaian atas teori
tersebut.
1. Responsiveness (daya tanggap) adalah suatu respon/kesigapan
karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tanggap. Dalam Islam kita harus selalu
menepati komitmen seiring dengan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan. Apabila perusahaan tidak bisa menepati komitmen
dalam memberikan pelayanan yang baik, maka resiko yang akan
terjadi akan ditinggalkan oleh pelanggan. Lebih dari itu,
Allah SWT telah berfirman:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya” (QS.Al-Maidah: 1)
Psikologi Industri 2012 25
Demikian juga Allah SWT telah mengingatkan kita tentang
profesionalisme dalam menunaikan pekerjaan. Allah SWT
berfirman:
Artinya: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain.” (QS. Al-Insyirah: 7)
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan
jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Artinya
pelayanan yang diberikan handal dan bertanggung jawab,
karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan baik
maka konsumen merasa sangat dihargai. Sebagai seorang
muslim, telah ada contoh teladan yang tentunya bisa
dijadikan pedoman dalam menjalankan aktifitas
perniagaan/muamalah. Allah SWT telah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Psikologi Industri 2012 26
Di dalam hadist-hadist mulia, Rasulullah SAW telah
mempraktikkan dan memerintahkan supaya setiap muslim
senantiasa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Karena
profesionalitas beliau pada waktu berniaga maupun aktifitas
kehidupan yang lainnya, maka beliau dipercaya oleh semua
orang dan mendapatkan gelar Al-Amin.
3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan,
perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dalam
memberikan pelayanan kepada konsumen hendaklah selalu
memperhatikan etika berkomunikasi, supaya tidak melakukan
manipulasi pada waktu menawarkan produk maupun berbicara
dengan kebohongan. Sehingga perusahaan tetap mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dan yang terpenting adalah tidak
melanggar syariat dalam bermuamalah. Allah SWT telah
mengingatkan tentang etika berdagang sebagaimana yang
termaktub dalam Q.S Asy-Syu’araa’: 181-182:
Psikologi Industri 2012 27
Artinya: “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
merugikan orang lain; dan timbanglah dengan timbangan yang
benar.” (QS. Asy-Syu’araa’: 181-182)
4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam
memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi
kepada para konsumennya. Perhatian yang diberikan oleh
perusahaan kepada konsumen haruslah dilandasi dengan aspek
keimanan dalam rangka mengikuti seruan Allah SWT untuk
selalu berbuat baik kepada orang lain. Allah telah berfirman
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil
dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl : 90)
5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan
fisik, peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal yang
lainnya yang bersifat fisik. Salah satu catatan penting bagi
pelaku lembaga keuangan syariah, bahwa dalam menjalankan
operasional perusahaannya harus memperhatikan sisi
penampilan fisik para pengelola maupun karyawannya dalam hal
berbusana yang santun, beretika, dan syar’i. Hal ini
Psikologi Industri 2012 28
sebagaimana yang telah Allah SWT Firmankan dalam Q.S Al-
A'raf : 26
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat .” (QS.
Al-A’raf : 26)
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2:
1. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh
dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal: karena makan
membuat perut kita menjadi kenyang.
2. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh
dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal: Perasaan
bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen yaitu:
Psikologi Industri 2012 29
a. Sistem keluhan dan saran
Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus
mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara
menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk
memberikan masukan bagi perusahaan.
b. Survei kepuasan konsumen
Survei kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei
melalui pos surat, telephone, maupun wawancara pribadi.
Dengan metode ini perusahaan dapat menciptakan komunikasi 2
arah dan menunjukkan perhatiannya kepada konsumen.
c. Ghost Shopping
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan
yang bersangkutan.
d. Analisis kehilangan konsumen
Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan
dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya
menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti
mengkonsumsi produk kita. Menurut Fandy Tjiptono (1997:35),
metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen dapat
dengan cara:
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan
pertanyaan.
Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka
mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar
yang dirasakan.
Psikologi Industri 2012 30
Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka
hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga
diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka
hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga
diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan.
Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen
dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap
elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-
masing elemen.
Tingkat Kepuasan Pelangan
Tingkat kepuasan pelangan didefinisikan dengan parameter-
parameter sebagai berikut:
Kepuasan Pelanggan Tinggi: persentase responden yang
melaporkan tingkat kepentingan pelayanan lebih besar dari 3
(4 atau 5) dan menilai tingkat kinerja pelayanan lebih besar
dari 3 (4 atau 5). Pada kondisi ini pelanggan menemukan
bahwa kinerja pemberi pelayanan adalah baik didalam
memberikan pelayanan yang penting bagi keputusan mereka
didalam menentukan produksi.
Kepuasan Pelanggan Sedang: persentase responden yang menilai
kepentingan pelayanan adalah sedang sampai tinggi (3, 4 atau
5) tetapi menilai kinerja pemberi pelayanan hanya sedang
(3); atau sebaliknya menilai kinerja pelayanan sedang sampai
tinggi (3,4 atau 5) tetapi menilai kepentingan hanya sedang
(3).
Psikologi Industri 2012 31
Kepuasan Pelanggan Rendah: persentase responden yang menilai
kepentingan pelayanan sedang sampai tinggi (3, 4 atau 5)
tetapi kinerja pelayanan rendah dan sangat rendah (2
atau 1).
Pelayanan Tidak Efisien: area kunci dari matriks kepuasan
pelanggan dari responden yang menilai pelayanan tidak
penting (2 atau 1) tetapi kinerja pemberi pelayanannya
dinilai sedang sampai sangat baik (3, 4 atau 5). Kategori
ini menunjukkan dua kemungkinan skenario yaitu sumberdaya
pemerintah dibuang-buang (karena pelayanan yang tidak
penting diberikan secara baik) atau program dimana terjadi
eksternaliti positif yang tidak dikenal petani.
Pelayanan ‘Tidak Berguna’: persentase responden yang
melaporkan tingkat kepentingan pelayanan rendah atau sangat
rendah (2 atau 1) dan kinerja pemberi pelayanannya juga
rendah dan sangat rendah (2 atau 1). Pada kondisi seperti
ini, lupakan dan tinggalkan saja pelayanan tersebut.
Faktor Utama Demi Terciptanya Kepuasan Pelanggan
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang dianggap
paling penting yang disebut The Big Eight factors yang secara umum
dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut (Hannah and Karp,
1991):
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk:
1. Kualitas produk
Psikologi Industri 2012 32
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang
membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai
tambah.
2. Hubungan antara nilai sampai pada harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang
ditentukan oleh perbedaan antara nilai yang diterima oleh
pelanggan dengan harga yang dibayar oleh pelanggan
terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh badan usaha.
3. Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu
produk yang menghasilkan suatu manfaat.
4. Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh
perusahaan.
b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:
1. Jaminan
Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan
untuk pengembalian harga pembelian atau
mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak setelah
pembelian.
2. Respon dan cara pemecahan masalah
Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan
dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh
pelanggan.
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:
Psikologi Industri 2012 33
1. Pengalaman karyawan
Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan
khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan
pembelian
2. Kemudahan dan kenyamanan
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan
kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk
yang dihasilkannya.
Membangun Kepercayaan Konsumen Terhadap Produk Baru
1. Komunikasi Pemasaran
Dalam pemasaran, tidak cukup hanya menciptakan produk yang
baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuat produk
tersedia bagi pelanggan. Perusahaan juga perlu
mengkomunikasikan produk dan perusahaan kepada pelanggannya.
Apalagi dalam situasi persaingan yang ketat, keberhasilan
perusahaan sangat dipengaruhi oleh promosi.Menurut Simamora
(2003:285) dalam proses komunikasi, ada dua elemen utama
yang terlibat yaitu pengirim pesan (sender) dan penerima pesan
(receiver). Ada dua alat (perangkat) yang digunakan, yaitu pesan
(message) dan media. Selain itu, dilakukan empat fungsi yang
meliputi pengkodean (encoding), penerjemahan kode (decoding),
respon (response) dan umpan balik (feed back). Elemen terakhir dari
sistem adalah gangguan (noises). Elemen elemen tersebut berada
dalam sebuah sistem yang digambarkan dengan model
komunikasi.
Psikologi Industri 2012 34
1. Pengirim: pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pengkodean: proses untuk menjabarkan pesan ke dalam
simbol. Simbol-simbol tersebut bisa berupa kata-kata lisan
maupun tulisan, bahasa isyarat, lambang-lambang dan
gambar.
3. Pesan (message): sejumlah simbol yang dikirimkan oleh sender
kepada receiver.
4. Media (media): saluran komunikasi yang mengantarkan pesan
dari sender kepada receiver. Media terbagi dua, yaitu media
personal (melalui orang secara langsung) dan media
nonpersonal (media massa, surat, telepon, papan
pengumuman,dan lain-lain).
5. Penerjemahan (decoding): proses yang dilakukan receiver untuk
menerjemahkan arti simbol-simbol yang dikirimkan sender.
Kemudian melalui kata-kata dan gambar yang ditampilkan,
pemirsa mengartikan apa maksud iklan tersebut.
6. Penerima (receiver): pihak yang menerima pesan yang
disampaikan pihak lain.
7. Respons (response): reaksi penerima setelah menerima pesan.
Psikologi Industri 2012 35
8. Umpan balik (feedback): bagian dari respons penerima yang
dikomunikasikan lagi kepada pengirim pesan (sender). Fiske
dan Hartley dalam Kotler (2003:250) menyatakan beberapa
faktor umum yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
antara lain:
a. Makin besar pengaruh sumber komuniaksi terhadap
penerimanya, makin besar perubahan atau pengaruhnya
terhadap penerima tersebut yang menguntungkan sumber
tadi.
b. Pengaruh komunikasi tampak paling besar apabila
pesannya selaras dengan pandangan, keyakinan, dan
kecenderungan yang ada dalam diri penerima.
c. Komunikasi dapat menghasilkan perubahan yang sangat
efektif atas masalah-masalah yang dianggap asing,
ringan, dan tidak penting, yang bukan merupakan inti
sistem penerima tersebut.
d. Komunikasi kemungkinan besar akan efektif apabila
sumbernya diyakini memiliki keahlian, kedudukan yang
tinggi, sikap objektif, atau kepribadian yang disukai,
dan khususnya apabila sumber tersebut memiliki
kekuasaan dan dapat disamakan dengan diri seseorang.
e. Konteks sosial, kelompok, atau kelompok rujukan akan
menengahi komunikasi tersebut dan mempengaruhi apakah
komunikasi tersebut diterima atau tidak.
2. Promosi
Menurut Evans dan Berman (1992) dalam Simamora (2003:285)
menyatakan bahwa promosi merupakan segala bentuk komunikasi
Psikologi Industri 2012 36
yang digunakan untuk menginformasikan (in inform), membujuk (to
persude) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang
dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga. Jadi
tujuan promosi secara sederhana adalah:
a. Memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur
baru seperti menciptakan kebutuhan.
b. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli merek orang
lain/mengingatkan pelanggan tentang merek, yang termasuk
memperkuat penetapan ancangan merek.
Menurut Kotler (2005:247) bauran promosi terdiri atas lima
cara komunikasi utama antara lain:
1. Iklan (advertising) yaitu setiap bentuk presentasi yang bukan
dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa
oleh sponsor yang telah ditentukan.
2. Promosi penjualan (personal selling) yaitu berbagai jenis
insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau
membeli produk atau jasa.
3. Hubungan masyarakat (humas relation) yaitu berbagai program
yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing poduknya.
4. Penjualan pribadi (sales promotion), yaitu interaksi tatap
muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan
maksud untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan,dan memperoleh pemesanan.
5. Pemasaran langsung (direct selling) yaitu penggunaan surat,
telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk
Psikologi Industri 2012 37
berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau
berdalog dengan pelanggan tertentu dan calon pelangaan.
Ekuitas Merek
a. Pengertian Ekuitas Merek
Menurut Aaker dalam Rangkuti (2002:244) “ekuitas merek
adalah sekumpulan aset (dan liabilities) yang terkait dengan nama
merek dan simbol, sehingga dapat menambah nilai yang ada
dalam produk atau jasa tersebut. Aset yang terdapat dalam
merek tersebut meliputi: brand awareness, perceived quality, brand
association dan brand loyalty”.
b. Unsur-unsur Ekuitas Merek
1. Kesadaran Merek (Brand Awarenes)
Kesadaran merek artinya adalah kesanggupan seseorang
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
merek merupakan dari kategori produk tertentu (Aaker 1996)
dalam Rangkuti (2002:39) Tingkatan kesadaran dari tingkat
terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:
a) Unware of Brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkatan yang paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan
adanya suatu merek.
b) Brand recognition (pengingatan kembali terhadap merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini
penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek
pada saat melakukan pembelian.
c) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Psikologi Industri 2012 38
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada
permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu
dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan
pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari
tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk
memunculkan merek tersebut.
d) Top of Mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi
bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama
merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama
sekali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang
ada di dalam benak konsumen.
Kesan Kualitas (Perceived Quality)
Menurut Aaker (1996) dalam Rangkuti (2002:41), kesan kualitas
adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan
yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Persepsi
kualitas adalah salah satu dimensi ekuitas merek. Persepsi
kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai hal, seperti:
a. Kualitas aktual atau obyektif (actual or objective quality)
Psikologi Industri 2012 39
Perluasan ke suatu bagian dari produk/jasa yang memberikan
pelayanan yang lebih baik.
b. Kualitas isi produk (product-based quality)
Karakteristik dan kualitas unsur, bagian, atau pelayanan
yang disertakan.
c. Kualitas pesan manufaktur (manufacturing quality)
Kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir "tanpa cacat"
(zero defect). Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa
bentuk seperti dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Terdapat lima keuntungan kesan kualitas.
1. Keuntungan pertama adalah alasan membeli. Kesan kualitas
sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli.
Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang harus
dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek apa
yang akan dipilih.
Psikologi Industri 2012 40
2. Keuntungan kedua adalah diferensiasi. Artinya, suatu
karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam
dimensi kesan kualitas.
3. Keuntungan ketiga adalah harga optimum. Keuntungan ketiga
ini memberikan pilihan-pilihan di dalam menetapkan harga
optimum (premium price).
4. Keuntungan keempat adalah meningkatkan minat para
distributor. Keuntungan keempat ini memiliki Alasan untuk
membeli Perluasan merek Kesan Kualitas
Differensiasi/posisi, Harga optimum, Minat saluran
distribusi arti penting bagi para distributor, pengecer
serta berbagai saluran distribusi lainnya, karena hal itu
sangat membantu perluasan distribusi.
5. Keuntungan kelima adalah perluasan merek. Kesan kualitas
dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai
perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu
untuk masuk dalam kategori produk baru.
Ada beberapa syarat agar perluasan merek tersebut berhasil:
1. Merek tersebut harus kuat. Merek yang tidak kuat akan
membuat merek tersebut sulit dipercaya.
2. Merek tersebut masih perlu diperluas, jadi belum overextention.
Merek yang sudah terlalu banyak diperluas ke kategori yang
lain akan sulit diterima oleh konsumen justru akan
menimbulkan kebingungan dibenak mereka.
Psikologi Industri 2012 41
3. Keeratan hubungan antara kategori produk yang satu dan yang
lain. Suatu merek biasanya sudah mempunyai citra dan jika
ingin diperluas ke kategori lain, harus dilihat apakah
citra ini bisa ditransfer atau tidak.
Asosiasi Merek (Brand Associations)
Aaker (1996) dalam Rangkuti (2002:43) mendefinisikan
asosiasi merek sebagai segala hal yang berkaitan dengan
ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun
juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman
atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi
yang diiangat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk
citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen.
Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan
asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang
terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki
konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga
dengan kepribadian merek (brand personality). Selanjutnya apabila
para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik
berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat
secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan
terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek
(brand loyalty)
Psikologi Industri 2012 42
Terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu:
a) Dapat membantu proses penyusunan informasi.Asosiasi-
asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu
mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat
dengan mudah dikenal oleh pelanggan.
b) Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat
penting bagi usaha pembedaa. Asosiasiasosiasi merek dapat
memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan satu
merek dari merek lain.
Psikologi Industri 2012 43
CONTOH HIPOTESIS PADA SUATU PRODUK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT
LOYALITAS KONSUMMEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap
keputusan pembelian produk. Berdasarkan perumusan masalah dan
teori-teori pendukung, maka hipotesis dikelompokan sebagai
berikut:
H1 : Ada pengaruh loyalitas konsumen terhadap keputusan
pembelian produk Indomie
Ho : Tidak ada pengaruh loyalitas konsumen terhadap keputusan
pembelian produk Indomie
1. Pengembangan Hipotesis
Pengaruh faktor-faktor mengapa kebanyakan masyarakat
cenderung memilih mie instan Indomie dibandingkan dengan
mie instan yang lain yaitu meningkatnya permintaan mie
instan INDOMIE yang di produksi oleh PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Bahkan sekarang INDOMIE sering di jadikan acuan
masyarakat saat membeli mie instan. Harga Indomie yang
ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan
selera Indonesia membuat produk mie instan ini sangat
digemari oleh masyarakat dari dulu hingga sekarang. Oleh
sebab itu loyalitas konsumen terhadap pemilihan mie instan
merek Indomie saat ini masih tinggi.
Psikologi Industri 2012 44
2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Asisi (2007) melakukan penelitian yang berjudul
”Analisis Perbandingan Brand Equity Indomie dengan Mie Sedaap
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang)”.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif prosentase dan analisis uji beda T-Test
dengan bantuan program SPSS Windows Release 12.0.
Hutauruk (2008), melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate
Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi
Lifebuoy pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara”. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi sederhana, dengan SPSS versi 13.0. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa variabel sikap konsumen tentang
penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun
mandi Lifebuoy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
terletak pada beberapa variabel yang diteliti. terdapat
kesamaan variabel yang diteliti, yaitu perceived quality, brand
association, dan consumen loyalty, dimana produk yang diteliti
juga sama, yaitu mie instan merek Indomie.
3. Deskripsi Statistik
1. Metode Deskriptif
Analisis metode deskriptif yaitu metode penganalisisan
data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
Psikologi Industri 2012 45
mengklasifikasian, menganalisa dan menginterprestasikan
data sehingga dapat memberikan gambaran jelas mengenai
masalah yang dihadapi (Sugiyono, 2003: 142).
2. Metode Statistika
Analisis regresi yang digunakan oleh peneliti adalah
analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas yaitu pesepsi kualitas (X1) dan asosiasi
merek (X2) terhadap variabel terikat yaitu loyalitas
konsumen terhadap indomie (Y). Analisis regresi linear
berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS 15.0 for windows.
Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Consumen Loyalty (loyalitas konsumen) mie instan
merek Indomie
X1 = Perceived Quality (persepsi kualitas)
X2 = Brand Association (asosiasi merek)
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi variabel X
e = Error term
Suatu perhitungan secara statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di
dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Psikologi Industri 2012 46
Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama
apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel
bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Model
hipotesis yang digunakan dalam uji F statistik ini
adalah:
a) Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2)
yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association
secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu consumen
loyalty.
b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2)
yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat (Y), yaitu consumen loyalty.
Kriteria uji yang digunakan yaitu :
a) Ho diterima bila F hitung < F tabel pada α = 5%
b) Ha diterima bila F hitung > F tabel pada α = 5%
4. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah
ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1
dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis yang
digunakan dalam uji F statistik ini adalah :
a)Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2) yaitu
berupa variabel perceived quality dan brand association secara
Psikologi Industri 2012 47
bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat (Y), yaitu consumen loyalty.
b)Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2) yaitu
berupa variabel perceived quality dan brand association secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat (Y), yaitu consumen loyalty.
Kriteria uji yang digunakan yaitu :
a) H0 diterima bila F hitung < F tabel pada α = 5%
b) Ha diterima bila F hitung > F tabel pada α = 5%
5. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model
yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2)
terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini
berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
Psikologi Industri 2012 48
DAFTAR PUSTAKA
1. Ferinadewi, Erna. 2008. Merk & Psikologi Konsumen.
Jakarta. Graha Ilmu
Ebook Consumer Psychology
2. http://www.scribd.com/doc/6550362/4-perilaku-konsumen
3. http://www.konsumen.org/konsumen-di-wikipedia/
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-
tipe.html
5. http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-
rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
6. http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/08/07/faktor-
utama-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/
7. http://www.scribd.com/doc/50005927/31/F-KONSEP-KEPUASAN-
PELANGGAN-DALAM-PERSPEKTIF-ISLAM
8. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/
pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf
9. http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-
rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
10. Prof. Dr. A.S. Munandar, Psikologi Industri
(Universitas Terbuka).
11. Tengku Ezni Balqiah, Hapsari Setyowati. (2009).
Perilaku Konsumen: Universitas Terbuka. Jakarta.
12. http://globalonlinebook.blogspot.com/2009/08/
menilai-tingkat-kepuasan-pelanggan.html
Psikologi Industri 2012 49
13. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/kepuasan-
konsumen-pengertian-jenis-dan.html
14. http://triatmojo.wordpress.com/2006/09/24/mengukur-
kepuasan-pelanggan/
15. http://bengkeldata.wordpress.com/2011/05/05/8-
faktor-utama-demi-terciptanya-kepuasan-pelanggan/
16. http://bengkeldata.wordpress.com/2011/05/06/teknik-
pengukuran-kepuasan-pelanggan/
Psikologi Industri 2012 50