PERLINDUNGAN KORBAN DALAM KONFLIK BERSENJATA ...

21
1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DALAM DAERAH KONFLIK BERSENJATA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL PIDATO PENGUKUHAN Dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala Di Gedung Academic Activity Center Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Selasa, 24 Februari 2015 Oleh Prof. Dr. Adwani, S.H.,M.Hum. Darussalam, Banda Aceh Februari 2015

Transcript of PERLINDUNGAN KORBAN DALAM KONFLIK BERSENJATA ...

1

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS SYIAH KUALA

PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DALAM DAERAH KONFLIKBERSENJATA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER

INTERNASIONAL

PIDATO PENGUKUHANDalam Jabatan Guru Besar Fakultas Hukum

Universitas Syiah Kuala

Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah KualaDi Gedung Academic Activity Center Prof. Dr. Dayan Dawood, MA

Selasa, 24 Februari 2015

OlehProf. Dr. Adwani, S.H.,M.Hum.

Darussalam, Banda AcehFebruari 2015

2

PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DALAM DAERAH KONFLIK BERSENJATA

MENURUT PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL1

Oleh : Adwani

Pidato Pengukuhan Dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Hukum

Universitas Syiah Kuala di Gedung Academic Activity Center Prof. Dr. Dayan Dawood, MA.

Selasa, 24 Februari 2015

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang Terhormat,

- Rektor/Ketua Senat beserta seluruh Anggota Senat Universitas Syiah Kuala;- Gubernur Aceh selaku Ketua beserta Anggota Dewan Penyantun Universitas Syiah Kuala;- Jajaran Muspida, Rektor UIN Ar-Raniry , Para Rektor PTN/PTS wilayah Barat, dan undangan

khusus lainnya;- Para Dekan, Pembantu Dekan, Direktur Program Pascasarjana, dan Ketua Lembaga di

Lingkungan Universitas Syiah Kuala- Seluruh Sivitas Akademika, seluruh keluarga besar Universitas Syiah Kuala serta Para

Undangan dan Hadhirin yang mulia.

Ketua dan Anggota Senat, serta hadirin yang saya muliakan.

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan kudrah dan iradah-Nyakita dapat menghadiri acara pengukuhan Guru Besar pada Rapat Senat Terbuka Universitas SyiahKuala pada hari ini. Selawat serta salam kita sampaikan ke pangkuan junjugan alam Nabi BesarMuhammad SAW, yang telah mengantarkan umat manusia dari alam jahiliah ke alam yang penuhdengan peradaban dan ilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan saat ini.

Pada forum yang terhormat ini, perkenankan kami menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Rektor/Ketua berserta seluruh Anggota Senat Universitas SyiahKuala, atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menyampaikan pidato pengukuhan dalamJabatan Guru Besar Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Izinkan kami menyampaikan pidato pengukuhan jabatan Guru Besar di hadapan yang muliaini, dengan Judul : Perlindungan Terhadap Korban Dalam Daerah Konflik Bersenjata MenurutPerspektif Hukum Humaniter Internasional.

1 Prof. Dr. Adwani, S.H.,M.Hum., Pengukuhan Jabatan Guru Besar, 24 Februari 2015Dosen Fakultas Hukum Unsyiah Darussalam Banda Aceh.

3

A. Pendahuluan

Perkembangan politik yang tidak stabil dalam suatu negara berpotensi timbulkan konflik,terutama konflik bersenjata. Konflik tersebut dapat berupa konflik bersenjata internasional dan konflikbersenjata non internasional (konflik dalam negeri). Umumnya konflik bersenjata berakibat jatuhnyabanyak korban, seperti yang luka, sakit, mati dan kehilangan harta benda dan lain sebagainya, baikdari pihak kombatan maupun penduduk sipil, maka konflik bersenjata tersebut diatur dalam beberapaKonvensi, seperti Konvensi Den Haag 1899 dan 1907 serta Konvensi Jenewa 1949.

Pengaturan ini bertujuan untuk mencegah atau melindungi korban konflik bersenjata yangbanyak terjadi di berbagai kawasan, sehingga pengaturan tersebut menjadi sangat penting bagiterpeliharanya martabat manusia yang sering terhina atau terabaikan selama ini.

Mengacu pada prinsip-prinsip hukum humaniter, jelas bahwa Hukum Humaniter Internasionalmengatur tindakan Negara atau pemerintah,2 dengan mewajibkan aparatnya mencegah tindakan yangmerugikan setiap orang, karena hukum humaniter melarang dilakukan tindakan kekerasan terhadaporang-orang yang tidak bersalah dalam daerah konflik bersenjata sebagaimana ditentukan dalamKonvensi Jenewa 1949 yang mengatur tentang perlindungan korban perang.

Anggota angkatan bersenjata yang bertempur harus memperlakukan orang-orang yang tidakikut dalam pertempuran secara manusiawi tanpa membedakan suku, agama dan jenis kelamin.3

Menurut Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949, bahwa pihak-pihak yang bertikai dalam wilayah suatu negaraberkewajiban untuk melindungi orang-orang yang tidak turut secara aktif dalam pertikaian, termasukanggota angkatan bersenjata/kombatan yang telah meletakkan senjatanya tidak lagi turut serta karenasakit, luka-luka, ditahan dan sebab lainnya supaya diperlakukan secara manusiawi. Dengan kata lainkombatan dilarang melakukan kekerasan terhadap jiwa dan raga, seperti pembunuhan dan perkosaan.

Perlindungan terhadap korban dalam konflik bersenjata telah dikuatkan lagi oleh ProtokolTambahan I tahun 1977 tentang konflik bersenjata internasional dan Protokol II 1977 tentang konflikbersenjata non internasional,4 dengan tujuan untuk mencegah atau meminimalkan korban akibattindakan kekerasan perang. Akan tetapi dalam kenyataannya walaupun telah ada aturan atau laranganterhadap tindakan tersebut, namun dalam konflik bersenjata yang terjadi di berbagai belahan dunia,seperti di Irak, Pelestina, Libanon, termasuk dalam konflik bersenjata non internasional sebagaimanapernah terjadi di Indonesia, seperti di Papua dan Aceh, banyak orang yang harus dilindungi menjadikorban. Padahal pihak-pihak yang bertikai telah diwajibkan untuk melindungi orang-orang tersebut.

B. Visi dan Misi

1. Visi

Mewujudkan pembangunan hukum melalui penguatan sumber keilmuan ilmu hukum bagiterciptanya perlindungan manusia dalam suasana yang aman berdasarkan norma hukum.

2. Misi- Menyelenggarakan pendidikan secara optimal untuk menghasilkan ilmuan hukum yang

profesional dengan meningkatkan pemahaman pentingnya perlindungan kemanusiaan.

2 Ambarwati Dkk, Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Internasional, Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2012, hal. 52

3 Idris Dkk, Penemuan Hukum Nasional dan Internasional, Dalam Rangka Purnabakti Prof. Dr. Yudha Bhakti,Penerbit Fikahati Aneska Bekerjasama Dengan Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran,Bandung, 2012, hal. 13

4 Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 2011, hal. 361.

4

- Meningkatkan kegiatan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan ilmu hukum denganmeningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian guna pembangunan hukum pada umumnya danhukum humaniter berkenaan dengan perlindungan hak-hak dasar manusia.

- Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam mewujudkan tanggungjawabakademik guna mengimplementasikan proses pembelajaran dan penelitian berkaitan denganpengembangan upaya menghargai harkat dan martabat manusia.

Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat, serta para Hadirin yang mulia.

C. Kombatan (Petempur) Dalam Konflik BersenjataKombatan adalah para petempur yang terlibat dalam konflik bersenjata, namun mereka perlu

dilindungi. Orang yang dilindungi adalah seseorang yang berdasarkan Konvensi Jenewa dan ProtokolTambahannya memiliki kedudukan yang dilindungi secara khusus5. Dalam suatu sengketa bersenjata,orang-orang yang dilindungi termasuk kombatan. Kombatan yang telah berstatus hors de combat harusdilindungi dan dihormati dalam segala keadaan. Kombatan yang jatuh ke tangan musuh mendapatkanstatus sebagai tawanan perang. Perlindungan hak-hak sebagai seorang tawanan perang diatur di dalamKonvensi Jenewa III dari Konvensi Jenewa 1949.6

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, istilah “orang yang dilindugi” pertama-tama menunjuk padaorang-orang peserta dalam perang atau konflik bersenjata yang telah menjadi korban perang. Dalamarti yang lebih luas orang-orang yang dilindungi juga meliputi orang-orang sipil yang jatuh ke tanganmusuh sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Konvensi IV. Selain dari itu istilah orang-orang yangdilidungi juga mencakup orang-orang yang karena pekerjaannya harus dihormati dan tidak bolehdiserang yaitu para anggota dinas kesehatan petugas rumah sakit, wartawan dan para rohaniwan.7

Orang-orang yang dilindungi adalah orang-orang yang turut serta dalam perang atau pertikaianbersenjata yang telah menjadi korban perang, baik karena luka, sakit maupun karena tertawan. Hal inidiatur dalam Konvensi I dan II Pasal 13 serta Konvensi III Pasal 4 Par A.8

Perlindungan dalam hal ini adalah perlindungan terhadap orang-orang yang turut serta dalamkonflik bersenjata yang menjadi korban karena luka, sakit atau tertawan sebagai tawanan perang,seperti diatur dalam Pasal 13 Konvensi Jenewa I, II dan III 1949 dan Pasal 4 Konvensi Jenewa III.9

Seorang yang berstatus sebagai kombatan, otomatis akan mendapatkan perlakuan sebagaitawanan perang, saat mereka sudah tidak mampu lagi melanjutkan pertempuran (hors de combat) danjatuh ke tangan musuh. Namun ada pula sekelompok penduduk sipil tertentu, walaupun mereka bukankombatan, apabila jatuh ke tangan musuh berhak pula mendapatkan status sebagai tawanan perang.Hal ini terdapat dalam ketentuan Pasal 4A Konvensi III, seperti wartawan perang.10

D. Orang-Orang Sipil Dalam Konflik BersenjataKebalikan dari yang diuraikan di atas, meskipun orang-orang ini tidak terlibat dalam konflik,

tetapi mereka berada di daerah konflik, makanya harus dilindungi. Oleh karena itu “orang yang

5. Hans Peter Gasser, International Humanitarian Law, An Introduction, International Red Cross and Red rewssentMovement, Hendry Dunant Institute, Paul Haut Publisher, Berne Stuttgart Vienna, 1993, hal. 25.

6. Arlina Permanasari, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999, hal. 1637. Mocktar Kusumaatmadja, Konvensi-Konvensi Palang Merah 1949 Mengenai Perlindungan Korban Perang,

Alumni, Bandung, 2002, hal. 33.8. GPH. Haryomataram, Sekelumit Tentang Hukum Humaniter, Sebelas Maret University Press, Surabaya,

1994, hal. 529. GPH. Haryomatam, Op.Cit, hal. 54.10. Arlina Permanasari, Op.Cit, hal. 164.

5

dilindungi” yang dimaksudkan dalam hal ini adalah orang sipil/penduduk sipil. Perlindunganterhadap penduduk sipil ini diatur dalam Konvensi Jenewa IV dari Konvensi Jenewa 1949.

Berkaitan dengan perlindungan tersebut, pihak bertikai dilarang melakukan tindakan, yaitu :a. memaksa, baik jasmani ataupun rohani untuk memperoleh keterangan;b. menimbulkan penderitaan jasmanic. menjatuhkan hukuman kolektif;d. mengadakan intimidasi, terorisme dan perampokan;e. tindakan pembalasan terhadap penduduk sipil;f. menangkap orang-orang untuk ditahan sebagai sandera.

Larangan tersebut sangat penting dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertempur, gunamencegah perlakuan kasar dan kejam terhadap orang-orang yang sipil. Masalah perlindungankorban konflik bersenjata non internasional sangat tergantung kepada kemauan negara dan tindakanpihak yang bertikai. Padahal korban konflik bersenjata non internasional dewasa ini mencapai 80 %dari korban sengketa yang ada. Bahkan korban tersebut dilakukan dengan cara-cara yang lebihkejam daripada konflik bersenjata internasional.11

Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949 menentukan, dalam hal sengketa bersenjata yang tidak bersifatinternasional yang berlangsung dalam wilayah salah satu dari pihak peserta Konvensi, tiap pihakdalam sengketa itu diwajibkan untuk melaksanakan sekurang-kurangnya ketentuan berikut, yaitu :a. Orang-orang yang tidak ikut serta aktif dalam sengketa itu, termasuk anggota angkatan perang

yang telah meletakkan senjata-senjata mereka serta mereka yang tidak lagi ikut serta (hors decombat) karena sakit, luka-luka, penahanan atau sebab lain apapun, dalam keadaanbagaimanapun harus diperlakukan dengan kemanusiaan, tanpa perbedaan yang merugikanapapun. Untuk maksud ini, maka para pihak dilarang melakukan tindakan terhadap orang-orangtersebut di atas pada waktu dan di tempat apapun juga, yaitu :1. tindakan kekerasan atas jiwa dan raga, terutama setiap macam pembunuhan;2. penyanderaan;3. Perkosaan atas kehormatan pribadi, perlakuan yang menghina dan merendahkan martabat;4. Menghukum dan menjalankan hukuman mati tanpa diketahui keputusan yang dijatuhkan oleh

suatu pengadilan yang dibentuk secara teratur.b. Yang luka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat.

Dalam melindungi korban konflik bersenjata non internasional, Protokol II 1977 membedakanantara perlindungan umum dan perlindungan khusus, seperti tersebut di atas. Perlindungan umumadalah semua orang yang berhak atas penghormatan pribadi, martabat dan keyakinan agamanya,berhak atas perlakuan manusiawi dan dilindungi dari tindakan-tindakan kekerasan terhadap jiwa,kesehatan dan kesejahteraan. Sedangkan perlindungan khusus diberikan, yaitu :1. Kepada anak, diberikan bantuan antara lain; perawatan dan bantuan yang diperlukan untuk

pendidikan, penyatuan kembali ke keluarganya, pencegahan pengikutsertaan mereka dalamangkatan bersenjata;

2. Kepada yang dibatasi kemerdekaannya, ditetapkan berhak atas penghormatan dan prosespemidanaan yang layak;

3. Kepada mereka yang terluka, sakit dan korban karam ditetapkan harus dihormati dan dilindungi;

11. F. Sugeng Istanto, Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan HukumInternasional, Andi Offset, Yokyakarta, 1992, hal. 2.

6

4. Kepada penduduk sipil, baik secara keseluruhan maupun secara perorangan.12

Anak-anak diperlukan perlakuan khusus, untuk itu para pihak yang bertikai diharuskan untukmemelihara anak-anak yang sudah yatim piatu atau terpisah orang tuanya. Perlakuan khususterhadap anak-anak yang diatur dalam Konvensi Jenewa ini kemudian dilengkapi pula denganketentuan baru sebagaimana diatur di dalam Pasal 27 Protokol I 1977. Menurut Protokol I, anak-anak berhak atas perawatan dan bantuan yang dibutuhkan sesuai dengan usia mereka, mereka tidakboleh didaftarkan menjadi anggota angkatan perang sebelum berusia 15 tahun, dan jika usia tersebutmereka terlibat langsung dalam pertempuran, maka apabila tertangkap mereka harus menerimaperlakuan khusus sesuai dengan usia mereka dan terhadap mereka yang tertangkap sebelum usia 18tahun tidak boleh dijatuhi hukuman mati.13

E. Pentingnya Prinsip Pembedaan Dalam Mencegah KorbanTujuan utama hukum humaniter adalah memberikan perlindungan dan pertolongan kepada

mereka yang menderita atau yang menjadi korban perang, baik mereka yang secara aktif turut dalampermusuhan (kombatan) maupun yang tidak turut serta dalam permusuhan.14 Karena itu perludibedakan antara kombatan dengan penduduk sipil oleh para petempur dari kedua belah pihak.

Salah satu prinsip dasar yang dianut dalam hukum perang adalah pembedaan antara kombatandengan penduduk sipil. Pembedaan ini sangat perlu diadakan, pertama untuk mengetahui siapa yangdapat/boleh dijadikan objek kekerasan dan siapa yang harus dilindungi.15 Keeberadaan prinsippembedaan itu dalam rangka untuk melindungi korban dalam daerah konflik bersenjata.16 Prinsip inipenting untuk memperjelas pembedaan antara kombatan dengan penduduk sipil dan antara objekmiliter dengan objek sipil.

Ingrid Detter,17 menjelaskan bahwa The principle of distinction is important to have clearcriteria to distinguish the civilian population from combatants. Any confusion of the devision betweenthe two groups will invitable endanger protection granted under the law of war. Prinsip pembedaanpenting dalam rangka menjelaskan batasan yang berkenaan dengan pembedaan non kombatan dengankombatan. Bilamana ada kebingungan dalam membedakan diantara kedua kelompok tersebut, makahal itu akan menimbulkan ancaman bagi perlindungan yang dijamin oleh hukum humaniter.

Berdasarkan hal tersebut, prinsip pembedaan ini diperlukan guna untuk menghormati danmelindungi pihak korban, baik pria, wanita, tua dan muda maupun anak-anak sebagai pihak yanglemah dan tidak terlibat dalam konflik bersenjata. Di samping itu, untuk tidak menyerang objek-objeksipil, seperti rumah sakit, tempat ibadah, sekolah dan instalasi listrik.

Menurut Rina Rusman bahwa Tujuan dari prinsip pembedaan adalah untuk melindungi orangsipil. Adapun kewajiban kombatan untuk membedakan dirinya dari orang sipil dan identifikasikombatan sebagai orang yang berhak ikut serta dalam pertempuran.18

12. Harun, “Perlindungan Penduduk Sipil Menurut Konvensi Jenewa 1949 dan Implementasinya DalamPertikaian Bersenjata Non Internasional (Studi Pertikaian Bersenjata di Aceh)”, Tesis, Program PascasarjanaUniversitas Padjadjaran Bandung, 2003, hal. 92.

13. Harun, Ibid, hal. 172.14. GPH. Haryomataram, Pengantar Hukum Humaniter Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,

hal. 3.15 GPH. Haryomataram, Ibid, hal. 7516 Adwani, Perlindungan Kombatan dan Penduduk Sipil Dalam Konflik Bersenjata Non Internasional di

Indonesia, Parama Publishing, Yokyakarta, 2014, hal. 61.17 Inggrid Detter, The Law of War, Cambridge University Press, United Kingdom, 2000, hal. 135.18 Rina Rusman, “Sejarah, Sumber & Prinsip Hukum Humaniter Internasional dan Kewajiban Negara Untuk

Mengimplementasikannya”, Makalah, Sosialisasi Hukum Humaniter Internasional Bagi pejabat Esalon III dan VDi Lingkungan Dephan, Jakarta, 17-18 Mei 2006, hal. 8.

7

Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat serta hadirin yang mulia

F. Perlindungan Kategori-kategori Orang Dalam Konflik Bersenjata1. Perlindungan Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Konflik Bersenjata

Para petempur atau kombatan merupakan orang yang berhak ikut serta dalam suatu konflikbersenjata, sehingga mereka sebagai pihak yang sah untuk menjadi korban. Namun demikianberdasarkan hukum humaniter bahwa mereka harus tetap dilindungi secara manusiawi supaya merekayang luka, sakit dan ditahan oleh musuh tidak dijadikan objek kekerasan atau dibunuh.

Hal tersebut berkaitan dengan pengertian orang-orang yang dilindungi dalam arti sempit, yaituorang-orang yang turut serta dalam perang atau sengketa bersenjata yang telah menjadi korban perangkarena luka, sakit dan tertawan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal bersamaan dalam Konvensi I, IIdan III yaitu Pasal 13 dalam Konvensi I dan II dan Pasal 4 par A dalam Konvensi III.19

Orang-orang yang dilindungi menurut pasal-pasal yang bersamaan dalam ketiga Konvensitersebut di atas adalah :1. Anggota-anggota angkatan perang dari suatu pihak dalam sengketa begitu pula anggota milisi atau

barisan sukarela, yang merupakan bagian dari angkatan perang itu;2. Anggota-anggota milisi lainnya serta anggota-anggota dari barisan sukarela lainnya, termasuk

gerakan perlawanan yang diorganisir, yang tergolong pada suatu pihak dalam sengketa danberoperasi di dalam atau di luar wilayah mereka, sekalipun wilayah itu diduduki, asal saja milisiatau barisan sukarela demikian, termasuk gerakan perlawanan yang diorganisir memenuhi syarat-syarat berikut :a. dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas bawahannya ;b. mempunyai tanda pengenai tetap yang dapat dikenal dari jauh ;c. membawa senjata secara terang-terangan ;d. melakukan operasi-operasi mereka sesuai dengan hukum dan kebiasaan-kebiasaan perang ;

3. Anggota-anggota angkatan perang tetap yang tunduk pada suatu pemerintah atau kekuasaan yangtidak diakui oleh negara penahan ;

4. Orang-orang yang menyertai angkatan perang tanpa dengan sebenarnya menjadi anggota dariangkatan perang itu, seperti anggota sipil awak pesawat terbang militer, wartawan perang,pemasok, anggota-anggota kesatuan kerja atau dinas yang bertanggung jawab atas kesejahteraanangkatan perang, asal saja mereka telah mendapat pengesahan dari angkatan perang yang merekasertai ;

5. Anggota awak kapal pelayaran niaga termasuk nakhoda, pemandu laut, taruna dan awak-awakpesawat terbang sipil dari pihak-pihak dalam sengketa yang tidak mendapat perlakuan yang lebihbaik menurut ketentuan-ketentuan lain apapun dalam hukum internasional ;

6. Penduduk wilayah yang belum diduduki yang tatkala musuh mendekat, atas kemauan sendiri dandengan serentak mengangkat senjata untuk melawan pasukan yang menyerbu, tanpa mempunyaiwaktu untuk membentuk kesatuan-kesatuan bersenjata yang teratur, asal saja mereka memikulsenjata secara terang-terangan dan menghormati hukum-hukum dan kebiasaan-kebiasaan perang.

Orang-orang seperti tersebut di atas harus dilindungi oleh pihak-pihak yang bertikai, bilamanaorang-orang tersebut luka-luka, sakit atau tertawan oleh pihak musuh. Konvensi Jenewa menetapkan

19 Mochtar Kusumaatmadja, Konvensi-Konvensi Palang Merah 1949 Mengenai Perlindungan Korban Perang,Alumni, Bandung, 2002, hal. 33.

8

kewajiban-kewajiban bagi pihak yang bertikai untuk memperlakukan orang-orang dari pihak lawannyasecara manusiawi dengan tidak melakukan berbagai tindakan kekerasan, seperti penganianyaan,penyiksaan dan pembunuhan.

Bilamana dikaitkan dengan ketentuan pasal bersamaan, seperti Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949,maka hors de combat, kombatan yang telah meletakkan senjatanya dalam keadaan apapun harusdiperlakukan dengan perikemanusiaan tanpa diskriminasi. Untuk maksud ini, maka tindakan berikutdilarang dan tetap akan dilarang, yaitu :

a. kekerasan terhadap jiwa dan raga, terutama setiap macam pembunuhan, pengundungan,perlakuan kejam dan penganianyaan;

b.penyanderaanc. perkosaan atas kehormatan pribadi, terutama perlakuan yang merendahkan martabat;d. eksekusi tanpa proses peradilan.20

Perlakuan terhadap orang-orang dalam konflik bersenjata adalah semata-mata didorong olehnilai-nilai kemanusiaan. Mochtar Kusumaatmadja,21 menyatakan bahwa sesuai dengan prinsipperlindungan, maka pihak-pihak yang terlibat dalam pertempuran harus melindungi setiap korbanperang untuk diperlakukan secara proporsional antara kepentingan militer dengan kepentingankemanusiaan dan kesatriaan, yang bebas dari tindakan kekerasan, sebagaimana ditentukan dalamDeklarasi Universal HAM PBB 1948 dan UU No. 39/1999 tentang HAM.

Kenyataannya dalam konflik bersenjata seringkali terjadi bahwa kombatan atau para petempuryang dalam keadaan luka, sakit dan tertangkap oleh musuh tidak diperlakukan secara manusiawi.Sebenarnya tentara (kombatan) yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat tanpadiskriminasi.22

Pada dasarnya anggota angkatan bersenjata atau peserta tempur yang tertembak mati dalampertempuran, maka kematian tersebut merupakan resiko dalam menjalankan tugasnya, akan tetapihal itu sering dijadikan alasan oleh kawannya untuk melakukan balas dendam yang adakalanyadilakukan secara sembarangan yang tidak jelas sasarannya.

Akibat tindakan untuk mengalahkan lawan yang diikuti dengan perasaan balas dendam dantidak memperhatikan bahwa hal itu berlawanan dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka banyakorang yang dilindungi seperti diuraikan di atas menjadi korban dengan berbagai kekerasan, sepertiyang terjadi dalam perang antara Amerika Serikat dengan Irak, antara Israel dengan Rakyat Palestinadan perang di Ukraina, bahwa anggota-anggota angkatan bersenjata atau kombatan mengalamiberbagai kekerasan di luar pertempuran.

Dalam kaitan tersebut dapat diperhatikan tujuan dari suatu peperangan yang tertulis dalam USField Manual of the law of land warfare, Amerika Serikat disebutkan tujuannya yaitu :1. melindugi kombatan dan non kombatan dari penderitaan yang tidak perlu;2. menjamin hak asasi tertentu dari orang yang jatuh ke tangan musuh;3. memungkinkan dikembalikannya perdamaian;4. membatasi kekuasaan pihak yang berperang.23

20 PLT. Sihombing, “Tinajauan Hukum Terhadap Rule of Engagement (ROE) Dalam Operasi Militer diAceh Tinjauan Berbagai Aspek Hukum Internasional”, Editor Arlina Permanasari, Jurnal Teras, Pusat Studi HukumHumaniter dan HAM, Fakultas Hukum Trisakti, 2003, hal. 47.

21 Mocktar Kusumaatmadja, Op.Cit, hal. 33.22 Rina Rusman, Op.Cit, hal. 123 Maryadi Fakih, Perang Sebagai Pelanggaran HAM, Lembaga Penerbitan Fakultas Hukum Malang,

Malang, 2003 hal. 11

9

Hukum Humaniter membatasi kekuasaan para kombatan dalam melaksanakan berbagaiperbuatannya dari tindakan yang sewenang-wenang. Namun segala tindakan yang dilakukan dalamkonflik bersenjata harus mengikuti batasan-batasan yang ditetapkan guna melindungi hak-hak hidupmanusia.

Orang-orang yang terlibat dalam konflik bersenjata jika jatuh ke tangan musuh harus dijadikansebagai tawanan perang, maka pihak penawan harus menjalankan kewajibannya untuk memperlakukantawanan perang secara manusiawi, menempatkan tawanan perang pada tempat yang aman, menjagakesejahteraan tawanan perang, memberikan makanan dan minuman yang sesuai menurut kebiasaanmereka, merawat atau memberikan pelayanan kesehatan bila mereka sakit, dan memisahkan tempattinggal antara para kombatan laki-laki dengan perempuan serta berbagai hak-hak lainnya bagikehidupannya sebagaimana ditentukan dalam Konvensi III dari Konvensi Jenewa 1949.

Bilamana diperhatikan dalam kenyataanya bahwa perlindungan bagi orang-orang yangdilindungi masih belum sesuai dengan yang ditentukan dalam Konvensi Jenewa 1949, yaitu orang-orang yang dilindungi karena sakit dan luka, seperti kombatan, barisan sukarela, gerakan perlawananyang terorganisir, orang-orang yang menyertai angkatan bersenjata, wartawan perang tidak terlindungibahkan banyak juga yang tidak terjamin keselamatannya.

Di samping itu kenyataan menunjukkan bahwa masalah penegakan hukum terhadap parapelaku kejahatan oleh Negara-negara yang terlibat konflik masih sangat lemah dalam arti banyak parapelaku kejahatan lepas dari jeratan hukum, baik dalam konflik bersenjata yang bersifat internasionalmaupun yang bersifat non internasional. Akibatnya para kombatan itu tidak segan-segan melakukankekerasan. Hal tersebut dapat merupakan sebagai akibat dari ketidaksungguhan negara dalammenerapkan hukum humaniter internasional.

2. Perlindungan Terhadap Penduduk Sipil Sebagai Korban Di Wilayah Konflik BersenjataBerhubung tindakan peperangan tidak hanya berakibat terhadap anggota angkatan bersenjata

yang dilindungi dalam konflik bersenjata, tetapi juga berakibat terhadap penduduk sipil, bahkanpenduduk sipil lebih banyak yang menjadi korban. Apalagi penduduk sipil sebagai pihak yang lemahsangat mudah dijadikan sasaran kekerasan dengan berbagai alasan atau tuduhan yang dibuat-buat,sehingga penduduk sipil merupakan pihak yang sangat menderita dalam suatu konflik bersenjata.

Walaupun penduduk sipil bukan orang-orang yang terlibat langsung dalam konflik, akan tetapimereka berada di dalam daerah konflik, maka keberadaan mereka diatur dalam Konvensi Jenewa IVtahun 1949, yang pengaturannya lebih sempurna daripada Konvensi Den Haag 1907.

Apalagi dewasa ini perkembangan teknik persenjataan modern mengakibatkan bertambahsukarnya usaha untuk mencegah penduduk sipil turut menjadi korban serangan musuh. Faktor ini dankenyataan bahwa perang modern merupakan perang yang total, mengakibatkan bahwa perlindunganyang diberikan oleh hukum perang tradisional, dengan menempatkannya di luar perang jelas tidakmemadai lagi dewasa ini.24

Penduduk sipil dibedakan secara tegas dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam konflikyaitu anggota angkatan bersenjata dari pihak yang bertikai. Di samping itu penduduk sipil harusbersikap netral atau tidak boleh ikut serta dalam konflik bersenjata.

Secara umum dapat dikatakan bahwa meskipun penduduk sipil tidak ikut dalam konflik, namunperlindungan itu mutlak diperlukan, sebab orang yang tidak bersalah tidak boleh dijadikan sasarankekerasan perang atau tidak boleh menjadi korban.

24 Mockhtar Kusumaatmadja, Op.Cit, hal. 103.

10

Kenyataannya menunjukkan bahwa banyak orang-orang sipil menjadi korban, baik dalamkonflik bersenjata internasional maupun non internasional. Contoh dapat disaksikan dalam konflikantara Irak dengan Iran, Amerika Serikat dengan Irak dan antara Israel dengan Palestina atau antaraIsrael dengan Hizbullah Libanon. Demikian juga dalam konflik di Indonesia, di Libya, Mesir danSuriah. Jelasnya perlindungan terhadap orang-orang yang dilindungi atau terhadap orang sipil sangatlemah sekali, baik karena penyerangan yang tidak tepat sasaran atau pemboman maupun akibatkekerasan dari pihak yang bertikai yang tidak mentaati hukum humaniter internasional.

Dalam konflik bersenjata non internasional yang terjadi di Indonesia, Pemerintah melaluikombatan atau angkatan bersenjata telah dibebankan tanggung jawab untuk menjalankankewajibannya melindungi setiap penduduk dalam wilayah konflik bersenjata. Demikian juga pihakpemberontak, misalnya OPM Papua, dulunya GAM Aceh dan RMS Maluku, sebagai pemberontakmelalui angkatan bersenjatanya wajib melindungi penduduk dalam wilayah perjuangannya.

Ketentuan Pasal 3 common article sebagai ketentuan minimal, telah meletakkan kewajibanuntuk melindungi kombatan yang tidak lagi bertempur. Dengan demikian dapat dipahami bahwaterhadap orang yang terlibat dalam konflik itu sendiri dilindungi oleh hukum humaniter, apalagiterhadap penduduk sipil yang tidak terlibat dalam konflik tersebut harus dilindungi secara optimal,tetapi dalam kenyataannya yang paling banyak menjadi korban adalah penduduk sipil.

Banyak pihak menilai, tindakan kekerasan atau pembantaian yang terjadi di Aceh selamaberlangsung operasi militer sejak tahun 1989 hingga 1998 dengan jumlah korban hingga sekitar 30.000nyawa ini sebagai malapetaka peradaban yang rasanya hanya mungkin terjadi dalam masyarakatprimitif. Karenanya pembantaian massa demikian harus dihentikan dan pelakunya harus dimintaipertanggng jawaban secara hukum.25 Pada masa darurat militer dan darurat sipil sekitar 5.747 orangsipil tewas.26 Dengan demikian dapat menjadi catatan sejarah bahwa, baik dalam konflik bersenjatainternasional maupun non internasional banyak orang-orang yang dilindungi dan orang-orang sipilmenjadi korban atau banyak penduduk mati sia-sia, termasuk dalam konflik di Aceh masa lalu. Haltersebut akibat diabaikan berfungsinya Konvensi Jenewa 1949.

Walaupun Konvensi Jenewa 1949 atau Pasal 3 itu telah berlaku di Indonesia, namun sayangnyapemerintah atau angkatan bersenjata tidak menerapkan pasal tersebut untuk melindungi orang yangtidak berdosa, sehingga Pemerintah atau anggota bersenjata tega menyiksa dan membunuh rakyatnyasendiri. Sesungguhnya hukum humaniter begitu penting untuk ditegakkan atau diterapkan, dengantujuan supaya tidak terjadi tindakan sewenang-wenang terhadap orang-orang yang dilindungi.

E. Kesimpulan dan SaranSecara umum terdapat beberapa kategori orang-orang yang dilindungi menurut hukum humaniter

internasional, yaitu ; (a) orang-orang sebagai anggota angkatan bersenjata (kombatan) dari suatu pihakdalam konflik bersenjata, termasuk anggota milisi dan barisan sukarela, serta gerakan perlawananyang terorgnisir yang memenuhi syarat-syaratnya, (b) Orang-orang sipil atau Penduduk sipil yangtidak terlibat dalam konflik bersenjata tersebut.

Pada dasarnya orang-orang tersebut sangat penting untuk dilindungi terutama orang-orang yangikut aktif dalam konflik seperti anggota angkatan bersenjata dan yang menyertainya seperti wartawanperang yang jatuh ke tangan musuh. Kemudian penduduk sipil yang tidak ikut serta dalam konflikbersenjata, Namun dalam kenyataannya banyak penduduk sipil yang menjadi korban kekerasan,

25 Al Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad dan Yarmen Dinamika, Aceh Bersimpah Darah MengungkapPenerapan Status Daerah Operasi Militer Di Aceh 1989-1998, Pustaka Dekautsar, Jakarta, 1999, hal. 80.

26 (http://www.kompas.com./ utama/news/ 0401/02/144325.htm, Akses tanggal 15 Juni 2006).

11

seperti pembunuhan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hal tersebut terjadi karena masing-masing pihak yang bertikai tidak menerapkan hukum humaniter secara optimal dan tidak menegakkanhukum yang tegas bagi pelaku kejahatan dengan hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.

Hendaknya pihak-pihak yang bertikai sungguh-sungguh menerapkan hukum humaniter dan parakombatan mentaati hukum humaniter dalam berbagai tindakannya, guna orang-orang yang dilindungiitu benar-benar terlindungi, terutama penduduk sipil. Untuk itu, Pemerintah Negara-negara yangbertikai harus menghukum para pelaku kejahatan dengan hukuman yang berat.

G. Ucapan Terima Kasih

Sebelum kami mengakhiri pidato ini, perkenankan kami menyampaikan Puji syukur kepadaAllah SWT, karena atas izin dan ridha-Nya kami mendapatkan anugrah jabatan Guru Besar dalamIlmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.

Terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah melalui Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia atas kepercayaan dan pengangkatan kami dalam jabatan Guru Besar Ilmu Hukumpada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Penghargaan dan terima kasih yang sama kami sampaikan kepada Rektor Universitas SyiahKuala (Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.), Pembantu Rektor, Sekretaris Senat, Anggota Senat, KetuaKomisi A dan Para Aggota Komisi A Senat, Ketua dan Anggota Panitia Penilai Angka Kredit (PPAK)Universitas Syiah Kuala yang telah membantu kami dalam proses pengajuan dan pengusulan jabatanGuru Besar.

Penghargaan dan terima kasih kami sampaikan kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas SyiahKuala (Prof. Dr. Faisal A. Rani, S.H.M.H.), Para Pembantu Dekan, Para Ketua dan Sekretaris Bagian,Para Dosen, Para Staf Administrasi, Para mahasiswa, Para Alumni dan semua pihak yang telahmemberikan dukungan kepada kami, hingga dapat hadir di forum yang mulia ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya juga kami sampaikan kepadaGuru kami, mulai dari Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi. Terima kasih dan penghargaanyang mendalam kepada Prof. Dr. Amiruddin A Wahab, S.H., Prof. Dahlan, S.H.,M.H., Prof. T. Juned,S.H.(Alm), Prof. Dr. Mohd. Hakim Nyak Pha, S.H., Abdullah Ahmad, S.H.,M.Ag., Mawardi Ismail,S.H.,M.Hum., Mohd. Daud Yoesoef, S.H.,M.H., Eddy Nur Ilyas, S.H.,M.Hum., Dahnil, S.H.,M.S.,Muzakkir Abubakar, S.H.,S.U., M. Jafar, S.H.,M.H., Sofyan Ibrahim, S.H., Notaris Nasrullah, S.H.,Zulkifli Arif, S.H., seluruh Dosen dan Pensiunan Dosen Fak. Hukum Universitas Syiah Kuala.

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada semua kolega di FakultasHukum Unsyiah, yaitu Prof. Dr. Faisal A. Rani, S.H.,M.H., Prof. Dr. Husni Jalil, S.H.,M.H., Prof. Dr.Eddy Purnama, S.H.,M.H., Prof. Dr. Ilyas Ismail, S.H.,M.H., Dr. Mahdi Syahbandir, S.H.,M.Hum.,Dr. Mujibussalim, S.H.M.Hum., Dr. Syarifuddin Hasyim, S.H.,M.Hum., Dr. M. Nur Rasyid,S.H.,M.H., Dr. Mahfud, S.H.,M.H., Dr. Saleh Syafie, SH.,M.H, Dr. Azhari Yahya, S.H.,M.C.L., Dr.Iskandar A. Gani, S.H.M,Hum., Dr. M. Din, S.H.,M.H., Dr. Suhaimi, S.H.,M.Hum., Dr. Dahlan Ali,S.H.,M.Hum., Dr. Sri Walni Rahayu, S.H.,M.H., Dr. Efendi, S.H.M.Si., Dr. Taqwadin, S.H.,SE.,M.S.,Dr. Iman Jauhari, S.H.,M.Hum., Riza Nizarli, S.H.,M.H., Nurdin MH., S.H.,M.Hum., M. Putra Iqbal,S.H.,LL.M., Fikri, S.H.,M.Hum., Muazzin, S.H.M.Hum., Enzus Tinianus, S.H.,M.H., Yusri Z.Abidin, S.H.,M.Hum., T. Ahmad Yani, S.H.,M.Hum., Sanusi Bintang, S.H.,M.L.I.S., LL.M., Basri,S.H.,M.Hum., Saifuddin Bantasyam, S.H.,M.A., Muklis, S.H.,M.Hum., T. Haflisyah, S.H.,M.Hum.,Ilyas Yunus, S.H.,M.Hum., Tarmizi, S.H.,M.Hum., Abdurrahman, S.H.M.Hum., M. Jafar Husen,S.H.,M.Hum., Zahratul Idami, S.H,M.Hum., Sufyan, S.H.,M.Hum., Darmawan, S.H.,M.Hum.,Khairani, S.H.,M.Hum, Rismawati, S.H.,M.Hum., Ida Kemala Jempa.S.H.,M.Hum., Hj. Kadriah,S.H.,M.Hum., Cut Era Fitriyeni, S.H.,M.Kn., Zuhri, S.H.,M.Hum., Zainal Abidin, S.H.,M.Si., YanisRinaldi, S.H.,M.Hum., M. Adli, S.H.,M.C.L., Ainal Hadi, S.H.,M.Hum., Ishak, S.H.,M.H., Bakti,S.H.,M.Hum., Mustakim A.W.,S.H.,M.Hum., A. Malik Musa, S.H.,M.Hum., T. Saiful, S.H.,M.Hum.,Mahfud, S.H.,LL.M., M. Iqbal R. Rani, S.H.,M.Hum., Ria Fitri, S.H.,M.Hum., Nursiti, S.H.,M.Hum.,

12

Roslaini, S.H.,M.Hum., Sophia Listriani, S.H.,LL.M., Wardah, S.H.,LL.M., Nurhafifah, S.H.,M.Hum.,Lena Farsia, S.H.,M.H.,LL.M., Rosmawati, S.H.,M.H., Lily Husni, S.H.,LL.M., Indra Kesuma Hadi,S.H.,M.H., Nellyana Rosa, S.H.,LL.M., Sulaiman, S.H.,M.H., Safrina, S.H.,M.H., Susiana, S.H.,M.H.,Samsul Bahri, S.Ag., M.A., T. Muttaqim Mansur, S.Ag.,M.H., Muhammad Insa Ansari, S.H.,M.Hum.,Kurniawan, S.H.,M.C.L., Andri Kurniawan, S.H.,M.H., Adi Hermansyah, S.H.,M.H., T. Mufizar,S.H.,M.H., Faisal Ramli, S.H., Fakhizal, S.H., Rustam, S.H., Cut Devi Erlinda, S.E., Risa Suryani,A.Md., dan Semua kolega pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga disampaikan kepada Prof.Dr. Bagir Manan, S.H.,M.C.L., Prof. Dr. Yudha Bhakti, S.H.,M.H.,(Alm), Prof. Dr. RukmanaAmanwinata, S.H.,M.H., Prof. Dr. Eddy Damian, S.H., Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M., Prof. Dr.Arief Sidharta, S.H., Prof. Dr. Ahmad Ramli, S.H.M.H., yang telah mengantarkan kami kedalampemikiran ilmu hukum.

Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Prof. Dr. Syamsul Rizal., Dr. Ir.Alfiansyah Yulianur, BC,. Dr. Said Musnadi, S.E.M.Si., Dr. Ir. Sugianto, M.Sc., Dr. MuhammadNasir, S.E.,M.Si.,M.A., Prof. Dr. Bastian Arifin, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, M.S., Prof. Dr. B.I.Anshari, M.S., Prof. Dr. Syafie Ibrahim, M.Si., Dr. Mustafa Usman, M.S., Umar Mahdi, S.H.,M.H.,Drs. T. Iskandar Ben, M.S., Ir. Aidi Lof, M.S., Drs. Sulaiman, Mpd., Ir. Salahuddin, MT., Drs. Ilyas,MPd., Drs. Rusli Daud, M.S., Ir. Bukhari, M.P., Drs. T. Hasan Ben, M.S., Diana Devi, Bsc.,Mpd.,Suhaibah, S.H.,M.H., Maya Sartika, S.H.,M.H., Faridah, ST., Yusuf Al Qardhawy, S.H.,M.H.,Norawati, Spd., M. Heikal Daudi, S.H.,M.H., Dr. Effendi Hasan, M.A., Radhi Darmansyah,S.Ag.,M.Sc., serta teman-teman lainnya yang selama ini telah membantu kami.

Bapak/Ibu, hadhirin dan hadhirat yang mulia.Penghargaan, penghormatan dan terima kasih yang tak ternilai dengan apapun kami sampaikan

kepada yang mulia Ayahanda Hanafiah Sulaiman (Alm) dan Ibunda Hasanah tercinta, yang tidak hadirpada hari ini, yang telah membesarkan, mendidik dan menyanyangi serta do’anya, di samping itu jugaAyahanda dan Ibunda Angkat yaitu M. yacob (Alm) dan Tihajar Ali (Alm), Pakcek Hasan Ali (Alm)dan Makcek Tiaman Saleh yang telah membimbing, mendidik, menganyomi dan kasih sayang, yangmengantarkan kami untuk meraih predikat tertinggi dalam bidang akademik sebagai Guru Besar.Beliau-beliau itu tidak hanya sebatas orang tua, tetapi juga sebagai guru dan pendidik utama bagikami. Terima kasih juga kepada Ayah mertua H. Zainal Abidin (Alm) dan Ibu mertua Hj. Siti Aminah(Almh), yang telah membimbing, memberi dukungan dan kasih sayang sejak berlangsungnyahubungan kekeluargaan.

Terima kasih dan penghargaan yang amat mendalam juga kami sampaikan kepada kakanda danadinda-adinda tercinta, Burhanuddin (Alm), Rasmina, Drs. Tarmidi, Yusmadi, Asnawi, Darmawati,Spd., Darul Qutni dan Samsul Bahri. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang mendalam juga kamisampaikan kepada Kakanda AKBP Pol. H. Abubakar Saleh, Drs. Burhanuddin, Drs. Mawardi, Ferdius,SKM,.MKM, Salahuddin, Hj. Zuriati, Spd., Faridah Iriani, Ernawati, Spd, Darmawati, Spd., Nurseha,yang selalu bersama-sama saling membantu dan memberi dukungan kepada kami.

Bapak/Ibu, hadhirin dan hadhirat yang mulia.Penghargaan dan terima kasih yang amat istimewa kami sampaikan kepada isteri tercinta, Dra.

Fatmawati, yang selalu memberikan dukungan moral, kesetiaan, dan do’a. dukungan danpengorbanannya terhadap pengembangan karir kami amatlah besar, baik selama mengikuti pendidikanmaupun selama mengabdi sebagai guru di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Ucapan juga kepada buah hati tersayang, Nadia Fiany, Anisia Kamila, Mauli Afra Sarah danRiski Hidayatullah, ayah haturkan terima kasih atas dorongan dan semangat yang telah anandaberikan. Kehadiran kalian di tengah-tengah kami merupakan rahmat Allah SWT yang tak bernilai,sekaligus menjadi sumber inspirasi dan semangat untuk terus menjalani kehidupan di dunia ini.

Mengakhiri pidato ini, kepada hadhirin sekalian sekali lagi kami mengucapkan terima kasih danpenghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran untuk menyaksikan pengukuhan kami sebagaiGuru Besar. Kami dan keluarga sangat senang dan berbahagia atas kehadhiran Bapak/Ibu hadhirin

13

sekalian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.Amin ya Rabbal Alamin.

Wabillahi Taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

H. Daftar Pustaka

Adwani, 2014, Perlindungan Kombatan dan Penduduk Sipil Dalam Konflik Bersenjata NonInternasional di Indonesia, Parama Publishing, Yokyakarta.

Ambarwati Dkk, 2012, Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Internasional, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Al Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad dan Yarmen Dinamika, 1999, Aceh Bersimpah DarahMengungkap Penerapan Status Daerah Operasi Militer Di Aceh 1989-1998, PustakaDekautsar, Jakarta.

Arlina Permanasari, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC Perwakilan, Jakarta.

Departemen Pertahanan Keamanan, 1982, Pokok-Pokok Hukum Humaniter (Hukum Perang), BadanPembinaan Hukum ABRI, Jakarta.

Detter, Ingrid, 2000, The Law of War, Cambridge University Press, United Kingdom.

Haryomataram GPH., 2005, Pengantar Hukum Humaniter Internasional, Raja Grafindo Persada,Jakarta.

---------------, 1994, Sekelumit Tentang Hukum Humaniter, Sebelas Maret University Press, Surabaya.

Idris Dkk, 2012, Penemuan Hukum Nasional dan Internasional, Dalam Rangka Purnabakti Prof. Dr.Yudha Bhakti, S.H.,M.H. Penerbit Fikahati Aneska Bekerjasama dengan Bagian HukumInternasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.

Harun, 2003, “Perlindungan Penduduk Sipil Menurut Konvensi Jenewa 1949 dan ImplementasinyaDalam Pertikaian Bersenjata Non Internasional (Studi Pertikaian Bersenjata di Aceh)”, Tesis,Pascasarjana, Unpad, Bandung.

Mariyadi Faqih Dkk, 2003, Perang Sebagai Pelanggaran HAM, Lembaga Penerbitan Fakultas HukumMalang, Malang.

Mochtar Kusumaatmadja, 2002, Konvensi-Konvensi Palang Merah 1949 Mengenai PerlindunganKorban Perang, Alumni, Bandung

Peter Gasser, Hans, 1993, International Humanitarian Law, An Introduction, International Red Crossand Red Crewssent Movement, Hendry Dunant Institute, Paul Haut Publisher, BerneStuttgart Vienna.

Rina Rusman, 2006, “Sejarah, Sumber & Prinsip Hukum Humaniter Internasional dan KewajibanNegara Untuk Mengimplementasikannya”, Makalah, Sosialisasi Hukum Humaniter

14

Internasional Bagi pejabat Esalon III dan IV Di Lingkungan Dephan, 17-18 Mei 2006,Jakarta.

Sefriani, 2011, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.

Sihombing PLT., 2003, “Tinjauan Hukum Terhadap Rule of Engagement (ROE) Dalam OperasiMiliter di Aceh Tinjauan Berbagai Aspek Hukum Internasional”, Editor Arlina Permanasari,Jurnal Teras, Pusat Studi Hukum Humaniter dan HAM, Fakultas Hukum Trisakti.

Sugeng Istanto F., 1992, Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta danHukum Internasional, Andi Offset, Yokyakarta.

http://www.kompas.com/utama/news/0401/02/144325.htm, akses 15 Juni 2009.

I. Biodata, yaitu :

a. Data Pribadi

Nama Lengkap : Prof. Dr. Adwani, S.H.,M.Hum.Jabatan Fungsional : Guru BesarJabatan Struktural : --N I P : 19591231 198903 1 017NIDN : 0001015937Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda (Gol. IV/c)Tempat dan tanggal lahir : Pidie, 31 Desember 1959Alamat Rumah : Jl. Mesjid Shadaqah No. 1a Dusun 2 Lamlagang Banda AcehNomor HP : 081360838166Alamat Kantor : Fakultas Hukum Kampus Kopelma DarussalamNomor Telpon/Faks : 0651 7410304, Faks 7552295Alamat E-mail : [email protected] Isteri : Dra. FatmawatiNama Anak : 1. Nadia Fiany

2. Anisia Kamila3. Mauli Afra Sarah4. Riski Hidayatullah

b. Riwayat PendidikanS1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Fakultas HukumUnsyiah

ProgramPascasarjana Unpad

Bandung

ProgramPascasarjana Unpad

BandungBidang Ilmu Hukum Tata Negara Hukum Internasional Hukum

Internasional/Humaniter

Tahun Masuk-lulus 1980-1986 1992-1996 2003-2007Judul

Skripsi/Tesis/DisertasiHak Inisiatif DPR

Ditinjau Dari SudutPerkembangan

Akibat PeralihanWilayah Terhadap

Status

PerlindunganKombatan dan NonKombatan Menurut

15

Hukum Tata Negara KewarganegaraanStudi Kasus

Integrasi TimorTimur

Konvensi Jenewa1949 Dalam

Konflik Bersenjata

Pembimbing/Promotor Nasrullah S.H. -Prof. Dr. YudhaBhakti, S.H.,M.H.-Rudi M. Rizki,S.H.M.H.

-Prof. Dr. BagirManan, S.H.,M.CL-Prof. Dr. YudhaBhakti, S.H.,M.H.,-Prof. Dr. RukmanaAmanwinata,S.H.,M.H.

c. Riwayat Jabatan AkademikNo Jabatan Fungsional TMT Tanggal SK1 Asisten Ahli Madya 1-10-1990 14-9-19902 Asisten Ahli 1-3-1993 9-2-19933 Lektor Muda 1-1-1997 31-12-19964 Lektor Madya 1-6-1999 31-5-19995 Lektor 1-2-2000 22-3-20006 Lektor Kepala 1-5-2002 30-4-20027 Lektor Kepala 1-7-2005 30-6-20058 Guru Besar 1-1-2014 2-1-2014

d. Riwayat KepangkatanNo Pangkat Gol Ruang TMT Masa Kerja Gol. Gaji1 Penata Muda, III/a 1-3-1989 III/a2 Penata Muda, III/a 1-3-1990 III/a3 Penata Muda Tingkat I,III/b 1-4-1993 III/b4 Penata, III/c 1-4-1997 III/c5 Penata Tingkat I, III/d 1-4-2000 III/d6 Pembina, IV/a 1-10-2002 IV/a7 Pembina Tingkat I, IV/b 1-10-2005 IV/b8 Pembina Utama Muda, IV/c 2-6-2014 IV/c

e. Tanda PenghargaanNo. Jenis penghargaan Institusi Pemberi

PenghargaanTahun

1. Dosen Teladan II TingkatFakultas Dalam LingkunganUnsyiah

Rektor Unsyiah 1999

2. Dosen Teladan I FakultasHukum Universitas SyiahKuala

Dekan Fakultas HukumUnsyiah

2000

3. Dosen Teladan II TingkatUniversitas Syiah Kuala

Rektor Unsyiah 2000

f. Pelaihan ProfesionalTahun Nama Pelatihan Panitia Penyelenggara1989 Metodelogi Penelitian Tingkat Dasar Puslit Unsyiah1990 Metodelogi Penelitian Tingkat Madya Puslit Unsyiah

16

1990 Intensive Bahasa Inggris Lembaga Bahasa InggrisUnsyiah

1991 Kursus Bahasa Belanda Sandwicht Fak. Hukum Unsyiah2002 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Unsyiah2003 Kurikulum Hkm. Humaniter

InternasionalFak. Hukum Unibraw Malang

2005 Kursus Singkat Tentang Hak AsasiManusia

Fak. Hukum Unpad Bandung

g. Pengalaman Dalam Bidang PenelitianTahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana1997 Prosen Mendirikan Bangunan Sebagai

Instrumen Penataan Ruang Kota BandaAceh

Ketua Peneliti DPP

1998 Penyalahgunaan Izin Tinggal orang Asingdi Banda Aceh

Ketua Peneliti DPP

2000 Kewenangan Kantor Imigrasi DalamMelakukan Pengawasan Orang Asing diBanda Aceh

Ketua peneliti DPP

2001 Pelaksanaan Yurisdiksi TeritorialTerhadap Kapal Perikanan Asing diPerairan Pantai Barat Aceh

Ketua Peneliti Dikti Jakarta

2002 Perlindungan Sumber-Sumber Hayati Ikandi Perairan Wilayah Sabang

Ketua peneliti DPP

2003 Perlindungan Terhadap Anak di DaerahKonflik Bersenjata Nanggroe AcehDarussalam

Ketua Peneliti Dikti

2007 Perlindungan Kombatan dan NonKombatan Menurut Konvensi Jenewa 1949

Ketua Peneliti Dikti

2010 Perlindungan Sumber Kekayaan HayatiIkan sebagai Bentuk Tanggung JawabPemerintah Daerah di Perairan LautWilayah Provinsi Aceh

Ketua Peneliti Stranas Dikti

2013 Pengaruh Ratifikasi Konvensi SenjataKimia 1993 Terhadap Industri KimiaNasional

AnggotaPeneliti

ICRC PerwakilanJakarta

2014 Perlindungan Tenaga Medis di Daerahkonflik Bersenjata

AnggotaPeneliti

ICRC PerwakilanJakarta

h. Pengalaman di bidang pengabdian kepada masyarakatTahun Judul Kegiatan2007 Memberi Konsultasi dan Bantuan Hukum Kepada T. Safrizal Yang Bertempat

Tinggal di Beurawe Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh2007 Konsultasi da n Bantuan Hukum kepada Syukri bin Thaher yang Bertempat

Tinggal di Lampaseh Kota Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh2008 Memberi Konsultasi dan Bantuan Hukum kepada Malem Umar, Desa

Nanggroe, Kecamatan Ulim2008 Memberi Konsulasi dan Bantuan Hukum kepada M. Nasir yang Bertempat

Tinggal di Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar.2008 Memberi Konsultasi dan Bantuan Hukum kepada Rohana Hasan Desa Empeh

Kecamatan Simpang Tiga.

17

2010 Kajian Akademik Atas Rancangan Qanun Kota Subulussalam TentangPembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Majelis Adat Aceh KotaSubulussalam.

i. Publikasi Ilmiah (Jurnal)A. Jurnal

Tahun Judul Penerbit Jurnal2004 Pengaturan Perikanan Pada ZEE Dalam

Konvensi Hukum laut Internasional danImplementasi Dalam Perundang-undanganIndonesia

KANUN, Jurnal IlmuHukum, Fakultas HukumUnsyiah.

2004 Hukum Sebagai Sarana PembaharuanMasyarakat

WAFA, Jurnal Ilmu Sosialdan Kemasyarakatan,IAIN Banda Aceh

2005 Status Milisi Asing Dalam Konflik BersenjataMenurut Hukum Humaniter

MONDIAL, Jurnal IlmuSosial dan Kemasyrakatan,IMPS Bandung.

2007 Kedudukan Pihak yang Terlibat Dalam KonflikBersenjata Non Internasional

WAFA, Jurnal Ilmu Sosialdan Kemasyarakatan,IAIN B. Aceh.

2008 Perlindungan Korban Dalam Konflik BersenjataNon Internasional

KANUN, Jurnal IlmuHukum, Fak. HukumUnsyiah

2009 Akibat Pemutusan Hubungan DiplomatikTerhadap Perjanjian Multilateral Para Pihak

MONDIAL, Jurnal ilmuSosial danKemasayarakatan, IMPSBandung.

2009 Perlindungan Berbagai Kategori Orang YangTerlibat Dalam Konflik Bersenjata

KANUN, Jurnal IlmuHukum,Fak. HukumUnsyiah

j. Karya Ilmiah (Makalah)B. Makalah/Poster

Tahun Judul Penyelengara2002 Pelaksanaan Yurisdiksi Teritorial

Terhadap Kapal Perikanan Asing DiPantai Barat Aceh

Dikti, Seminar HasilPenelitian

2008 Perumusan Arah Kebijakan Polri keDepan

Kompolnas dan Unsyiah

2009 Perlindungan Berbagai Orang-Orangyang Terlibat Dalam KonflikBersenjata

Fakultas Hukum UnsyiahKerjasama ICRC Jakarta

2010 Kategori Orang-Orang YangDilindungi Dalam Daerah KonflikBersenjata

Fakultas Hukum UnsyiahKerjasama dengan ICRCJakarta

2012 Perlindungan Sumber Kekayaan IkanSebagai Bentuk Tanggung Jawab

ADIC, Mahasiswa Aceh,Malaysia

18

Pemda Aceh

k. BukuNo Tahun Judul Buku Jumlah

HalamanPenerbit

1 2012 Penemuan Hukum Nasional danInternasional, dalam Buku Prof.Dr. Yudha Bahkti, S.H.,M.H.,Kumpulan Tulisan, Judulnya yaitu“Akibat Pengakuan TerhadapPerubahan Status HukumPemberontak”.

673 Fikahati AnestiKerjasamaDengan BagianHI FakultasHukum UnpadBandung

2 2014 Perlindungan Kombatan danPenduduk Sipil Dalam KonflikBersenjata Non Internasional diIndonesia

291 ParamaPlublishing,Yogyakarta,November 2014

l. SeminarTahun Judul Kegiatan Penyelengara2005 Lokakarya Penulisan Memorandum Hukum dan

Studi KasusFakultas Hukum UnsyiahKerjasama dengan ForumHEDS

2006 Seminar Tema Peran Regency School DalamUpaya meningkatkan Sumber daya manusia danMengentaskan Kemiskinan

Regency English School,Bandung.

2007 Politik dan Ekonomi Aceh Pasca Pilkada 2006 Forum Masyarakat Aceh Se-Jawa, KAMABA, Bandung.

2007 Mahkamah Konstitusi tentang PembiayaanPendidikan

Fakultas Hukum Unsyiah

2008 Diseminasi Hukum Humaniter Internasional untukPejabat Pemerintah Daerah Provinsi NAD

Fakultas Hukum UnsyiahKerjasama dengan ICRCJakarta.

2008 Penataran dan Lokakarya Dosen Kewarganegaraan(pentaloka Doswar)

Kodam Iskandarmuda BandaAceh

2008 Seminar Sehari Bank Sentral dan MahkamahKonstitusi Dalam Sistem Ketatanegaraan IndonesiaPasca Perubahan UUD 1945

Pusat Penelitian danPengkajian MahkamahKonstitusi RI

2009 Seminar Nasional Otonomi Khusus Dalam NegaraKesatuan Republik Indonesia

Fakultas Hukum Unsyiah

2009 Implementasi Pasal-Pasal Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945

Majelis PermusyawaratanRakyat, Jakarta.

2009 The international Seminar Peace and ConflictResolution Studies.

Pusat Studi Perdamaian danResolusi Konflik Unsyiah

2010 Studi Perbandingan Peran dan Fungsi KomisiYudisial di Negara-Negara Eropa

Mahkamah Konstitusi,Jakarta

2010 Pelatihan metodelogi Penelitian bagi CalonPenerima Beasiswa Luar Negeri.

Universitas Syiah Kuala

2010 Potret Aceh Pasca Lima Tahun Perdamaian Pusat Studi Perdamaian danResolusi KonflikBekerjasama SERASI-USAID dan ICRC.

19

2011 Workshop Training Calon Auditor UniversitasSyiah Kuala Tahun 2011

Universitas Syiah Kuala

2013 The 4th Cils International Conference 2013 OnTransnational Organized Crime.

Center for Internationalstudies Faculty of LawUniversitas Indonesia andFaculty of Law Syiah KualaUniversity.

2013 Pengelolaan Sumber daya Alam laut di RezimLandas Kontinen dan ZEE Provinsi Aceh

Fakultas Hukum Unsyiah

2014 Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi PanitianLokal Banda Aceh

Unsyiah Darussalam BandaAceh

m. Pengalaman MengajarMata Kuliah Jenjang Institusi/Jurusan/Prodi Tahun s/d Tahun

Hukum lautInternasional

Sarjana/S1 Fak. Hukum Unsyiah, danUnigha/Ilmu Hukum

1989 – Sekarang

Hkm. Internasional Sarjana/S1 Fak. Hukum Unsyiah danUnigha

1989 – Sekarang

Hukum. HumaniterInternasional

Sarjana/S1 Fak. Hukum Unsyiah danUnigha, Ilmu Hukum

2007 dan 2011 -Sekarang

Hukum OrganisasiInternasional

Sarjana/S1 Fak. Hukum Unsyiah 2007 – Sekarang

HukumKepegawaian

Sarjana/S1 Fakultas Hukum Unsyiah 2001 – Sekarang

PendidikanKewarganegaraan

Sarjana/S1 UPT MKU Unsyiah 2007 – sekarang

HukumKewarganegaraan

Sarjana/S1 Fak. Hukum/Ilmu Hukum 2008 – 2014

Hkm LingkunganInternasional

Sarjana/S1 Fak. Hukum/Ilmu Hukum 1999 – 2003

Politik Luar Negeridan DiplomasiIndonesia

Sarjana/S1 Fisip Unsyiah/Ilmu politik 2009 – 2014

Pengantar IlmuPolitik

Sarjana/S1 Fisip Unsyiah/IlmuKomunikasi

2010 – Sekarang

Filsafat IlmuPengetahuan

Sarjana/S1 Fisip Unsyiah/Ilmu politik 2014 – Sekarang

Sistem PolitikIndonesia

Sarjana/S1 Fisip Unsyiah/Ilmu Politik 2014 – sekarang

Pengantar IlmuHukum

Sarjana/S1 Fak. Hukum Unsyiah 2014 – Sekarang

Filsafat Hukum Pascasarjana/S2Prodi Ilmu Hkm

Fak. Hukum Unsyiah/IlmuHukum

2008 – Sekarang

Filsafat IlmuPengetahuan

Pascasarjana/S2 Fak. Hukum/Ilmu Hukum 2008 – Sekarang

Kapsel Hkm.Perdata Internsional

Pascasarjana/S2 Fak. Hukum/Ilmu Hukum 2008 – Sekarang

Hukum dan HAM Pascasarjana/S2 Fak. Hukum Unsyiah 2013 – SekarangHukumPerdaganganInternasional

Pascasarjana/S2 Fak. Hukum PancabudiMedan/Ilmu Hukum

2009 – 2014

20

PerkembanganSistem Hukum

Pascasarjana/S3 Fak. Hukum Unsyiah/Program Doktor IlmuHukum

2014 – Sekarang

m. Pengalaman membimbing mahasiswaTahun J u d u l2007 Larangan Penggunaan Senjata Konvensional tertentu Dalam Konflik

Bersenjata Internasional (Tinjauan Yuridis Menurut HukumHumaniter Internasional)

2008 Pembentukan Perjanjian Internasional Oleh Pemerintah Aceh (SuatuTinjauan menurut Undang-Undang Pemerintah Aceh)

2008 Aspek Hukum Penyalahgunaan Hak-Hak istimewa Yang DilakukanOleh Pejabat Diplomatik.

2009 Tanggung Jawab Negara Terhadap Pelaku Terorisme Internasional(Suatu Tinjauan Menurut Konvensi Tentang Terorisme Internasional)

2009 Implementasi Mekanisme Pembangunan Bersih Menurut ProtokolKyoto 1997 Dalam Pengelolaan Hutan Di Indonesia BerkaitanDengan Proses Perdagangan Karbon

2010 Peran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Aceh dalam pengawasanPerizinan Lembaga Penyiaran Swasta di Banda Aceh, (S2)

2011 Pengawasan Keimigrasian Terhadap Warga Negara Asing di ProvinsiAceh, S1

2011 Pencurian Ikan yang Dilakukan Oleh Nelayan Asing di Perairan Aceh,(S2)

2011 Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pengaturan dan PengelolaanSumber Daya Alam Laut Berdasarkan Undang-Undang No. 11/2006Tentang Pemerintahan Aceh, (S2)

2013 Tanggung Jawaab Negara Pelarangan Menyeluruh Ranjau Anti-Personel di Indonesia Dalam Konflik Bersenjata di Aceh (S2)

2014 Pelaksanaan Aturan Kewajiban Sepertiga Gaji Pegwai Negeri KepadaIsteri Yang Diceraikan (Suatu Penelitian di Mahkamah Syar’iyahKota Banda Aceh), (S2)

2015 Perlindungan Tenaga Kerja Berdasarkan Deklarasi Universal HakAsasi Manusia PBB 1948 (Suatu Penelitian Pada Perusahaan Industridi Banten)

n. Organisasi Profesi/IlmiahTahun Organisasi Jabatan

Sejak 1989 -sekarang

Anggota KORPRI Anggota

Sejak 1991 -Sekarang

Ikatan Sarjana Hukum Indonesia Anggota

1997 – 2005 Organisasi Pemuda MuhammadyahAceh, Banda Aceh

Anggota Advokasi

Banda Aceh, Februari 2015

Prof. Dr. Adwani, S.H.,M.Hum.

21