perlakuan akuntansi dana peserta produk takaful pendidikan

160
PERLAKUAN AKUNTANSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS TERAPAN (DIPLOMA IV) PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : BARKAH HAYATI A04140008 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2018

Transcript of perlakuan akuntansi dana peserta produk takaful pendidikan

PERLAKUAN AKUNTANSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN

PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS TERAPAN

(DIPLOMA IV)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

BARKAH HAYATI A04140008

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI

2018

ii

iii

iv

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Barkah Hayati

NIM : A04140008

Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 27 Februari 1996

Agama : Islam

Alamat : Jalan AMD Komplek Buana Permai Blok D No 7

Rt 24, 70126, Banjarmasin Utara

Nama Orang Tua (Ayah) : Asmuni

(Ibu) : Alm Kartasiah

Email : [email protected]

Riwayat pendidikan : TK Puspa Kencana (2002)

SDN Alalak Tengah 4 (2008)

SMPN 13 Banjarmasin (2011)

SMA Korpri Banjarmasin (2014)

v

MOTTO

“No Action Nothing Happen

When You Take Action

Miracle Happen”

Family Is Everything

My Happy Family

My Father Is The Best Hero

vi

“Education is the best equipment for the old day”

vii

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam atas

junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya

hingga akhir zaman. Alhamdulillah atas anugerah dan izin-Nya skripsi ini dapat

selesai tepat waktu.

Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini banyak sekali mendapat

masukan baik berupa dukungan moril dan pikiran maupun bimbingan yang

bersifat menunjang. Untuk itu pada kesempatan kali ini, dengan segala

kerendahan hati dan tulus ikhlas penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT dan Rasul-Nya yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya

dalam kedamaian Islam serta kesehatan untuk kelancaran penyelesaian tugas

skripsi ini.

2. Orang tua Ayah serta seluruh anggota keluarga penulis yang senantiasa

mendidik dengan penuh kesabaran, tulus dalam mendo’akan serta kasih

sayang yang tak pernah henti diberikan kepada saya, dan memberikan

dukungan moril maupun material dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri

Banjarmasin,

4. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin,

ix

5. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku Ketua Program Studi Akuntansi Lembaga

Keuangan Syariah (ALKS),

6. Ibu Manik Mutiara Sadewa, M.Buss(Acc), CA, SAS sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen/Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin,

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

(ALKS),

9. Ibu Rita Hariati selaku ketua pimpinan PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk melakukan

penelitian di PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

10. Teman-teman D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) angkatan

tahun 2014.

11. Serta semua pihak yang selaku memberikan motivasi, bantuan dan saran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki,

sehingga skripsi ini terdapat kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan, sangat penulis harapkan.

Demikianlah skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis,

maupun bagi pembaca ataupun pihak yang memerlukannya.

Banjarmasin, Juli 2018

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………….. .. iv

MOTTO……………………………………………………………………. v

SURAT PERNYATAAN……………………………………………….…. vii

KATA PENGANTAR….…………………………………………………. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiii

DAFTAR BAGAN......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

ABSTRAK..................................................................................................... xvi

ABSTRACT................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Batasan Masalah........................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4

E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6

A. Landasan Teori ............................................................................ . 6

1. Pengertian Akuntansi Syariah................................................. 6

xi

2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah.......................................... 7

3. Konsep Umum Asuransi Syariah............................................ 8

4. Sistem Operasional Asuransi Syariah...................................... 13

5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 108............ 22

6. Dana Peserta Dalam Asuransi Syariah.................................. . 28

7. Akuntansi Dana Peserta......................................................... 30

8. Perlakuan Akuntansi Asuransi Pendidikan............................. 39

B. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 44

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel……… 44

B. Jenis Penelitian…………………………………………………… 45

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 46

D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47

E. Teknik Analisis Data.................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN..................................................................................... 50

A. Hasil Penelitian.................................................................................... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 63

BAB V PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................... 132

B. Saran...................................................................................................... 134

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kebijakan Premi produk Takaful Pendidikan Fulnadi............................ 64

Tabel 2 Kebijakan Bagi Hasil produk Takaful Pendidikan Fulnadi..................... 66

Tabel 3 Kebijakan Klaim produk Takaful Pendidikan Fulnadi............................ 68

Tabel 4 Kebijakan Dana Tabarru’ produk Takaful Pendidikan Fulnadi............. 71

Tabel 5 Kebijakan Premi produk Takafulink Salam Cendekia.............................73

Tabel 6 Kebijakan Bagi Hasil produk Takafulink Salam Cendekia..................... 75

Tabel 7 Kebijakan Klaim produk Takafulink Salam Cendekia............................ 77

Tabel 8 Kebijakan Dana Tabarru’ produk Takafulink Salam Cendekia............. 79

Tabel 9 Neraca Saldo Tahun Pertama Takaful Pendidikan Fulnadi……............117

Tabel 10 Neraca Saldo Tahun Kedua Takaful Pendidikan Fulnadi...…..............118

Tabel 11 Neraca Saldo Tahun Pertama Takafulink Salam Cendekia……..........119

Tabel 12 Analisis kedua jenis produk Takaful Pendidikan.................................131

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi produk Takaful Pendidikan Fulnadi...................................... 81

Gambar 2 Ilustrasi produk Takafulink Salam Cendekia......................................105

xiv

DAFTAR BAGAN

Kerangka Pemikir Penelitian……………………………………………………. 49

Struktur Organisasi PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.......... 54

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Balasan Keterangan Ijin Penelitian PT. Asuransi Takaful Kelaurga

Cabang Banjarmasin

2. Denah dan Gambar PT. Asuransi Takaful Kelaurga Cabang Banjarmasin

3. Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Tahun 2016/2017

4. Lembar Bimbingan Skripsi

5. Lembar Saran Penguji Seminar Skripsi

xvi

ABSTRAK

Barkah Hayati / A04140008 / 2018 / PERLAKUAN AKUNTANSI DANA

PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI

TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN / Akuntansi LKS Non

Bank / Asuransi Syariah / PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan dan perlakuan

akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan.

Takaful Pendidikan merupakan salah satu produk dari Takaful Keluarga yang

mengandung unsur saving sehingga akad yang digunakan adalah akad wakalah bil

ujrah, mudharbah musyarakah, dan tabarru’. Selain itu kebijakan unsur preminya

terdiri dari rekening tabungan peserta dan rekening dana tabarru’, kebijakan bagi

hasilnya dilakukan sesuai skim bagi hasil, kebijakan klaim yang dapat diajukan

oleh peserta pada produk Takaful Pendidikan terdiri dari klaim nilai tunai, klaim

meninggal dunia, klaim habis kontrak, dan klaim tahpan manfaat, dan kebijakan

pengelolaan dana tabarru’ bertujuan untuk saling membantu dan saling tolong-

menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila terjadi hal.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa produk Takaful Pendidiksn

merupakan produk yang menawarkan tahapan manfaat pendidikan bagi penerima

hibah (anak) mulai saat masuk TK, SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan

Tinggi. Perlakuan akuntansi pada produk Takaful Pendidikan untuk premi dana

peserta dialokasikan pada rekening dana pemegang polis unit link (tabungan

peserta) dan rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’), untuk

bagi hasil dibagikan sesuai dengan skim bagi hasil dan dicatat dalam rekening

dana pemegang polis unit link (bagi hasil), untuk klaim pengakuan dua tahun

hanya terdiri dari klaim nilai tunai dan klaim meninggal dunia, dimana masing-

masing jenis klaim tersebut akan mempengaruhi tahapan manfaat yang akan

diterima peserta, dan untuk pengelolaan dana tabarru’ dialokasikan pada rekening

kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).

Kata Kunci : Takaful Pendidikan, Premi, Bagi hasil, Klaim, Dana Tabarru

xvii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi dan tolong-

menolong diantara sejumlah pihak melalui dana investasi dalam bentuk aset atau

tabarru’, menjalankan aktivitas usahanya berdasarkan pada prinsip syariah.

Dalam memberikan perlindungan tersebut asuransi syariah melarang adanya riba,

gharar, dan maysir.

Asuransi syariah merupakan alternatif dalam memberikan perlindungan

kepada masyarakat sebagai pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan

timbulnya kerugian atas suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui datangnya,

seperti kecalakaan atau meninggal dunia.

PT Asuransi Takaful Keluarga merupakan perusahaan operasional PT

Syarikat Takaful Indonesia yang didirikan pada tahun 1994 yang menjalankan

aktivitas usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Asuransi pendidikan adalah salah satu produk utama dari PT Asuransi

Takaful Keluarga. Asuransi pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga

disebut juga dengan Takaful Pendidikan. Takaful Pendidikan merupakan salah

satu produk individual yang mengandung unsur saving (tabungan) dan merupakan

produk yang menawarkan tahapan manfaat pendidikan bagi penerima hibah

(anak) mulai dini hinga dewasa (perguruan tinggi). PT Asuransi Takaful Keluarga

memiliki 2 jenis produk Takaful Pendidikan yaitu takafulink salam cendekia dan

takaful pendidikan fulnandi. Takafulink salam cendekia merupakan produk

1

2

modern dana pendidikan yang fleksibel melalui program investasi, dan takaful

pendidikan fulnandi merupakan dana pendidikan yang terjadwal tidak melalui

program investasi. (www.takaful.co.id)

Dana peserta dalam produk takaful pendidikan akan kedalam dua

rekening, yaitu rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan

rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru). Dana peserta

diinvestasikan ke lembaga-lembaga syariah dan hasil investasinya akan dibagi

sesuai dengan skim bagi hasil (mudharabah) antara peserta dan pihak asuransi

sesuai dengan kesepakatan bersama. Dana ysng terkumpul dari peserta merupakan

milik peserta, pihak asuransi hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam

mengelola dana tersebut sedangkan untuk rekening kewajiban manfaat polis masa

depan (dana tabarru’) akan digunakan sebagai sumber untuk pembayaran klaim

apabila diantara peserta ada yang mengalami musibah, dan dari dana peserta juga

akan digunakan untuk membayar biaya pengelolaan kepada pihak asuransi.

Berdasarkan PSAK No. 108 tentang asuransi syariah dana peserta adalah

semua dana milik peserta secara individual dan kolektif berupa dana tabarru’ dan

dana investasi. Dana Peserta dalam Asuransi Syariah merupakan kumpulan dana

dari setiap premi yang dibayarkan oleh para peserta. Dana ini diperuntukkan

untuk dana tolong-menolong dan juga diinvestasikan untuk pengembangan

kumpulan dana peserta. (Abdul Ghoni:2007).

Akuntansi dana peserta sangat dibutuhkan terutama dalam

menginformasikan setiap transaksi yang berkaitan dengan dana peserta, informasi

tersebut dibutuhkan oleh pihak intern, seperti manajemen untuk pengambilan

3

keputusan. Guna untuk memenuhi tujuan tersebut maka pencatatan akuntansi dan

penyajian laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku umum.

Sejak tahun 2015 terjadi perubahan kebijakan transaksi dana peserta

terkait biaya administrasi yang pada sebelumnya tidak terdapat pembayaran

administrasi bulanan pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi, sehingga sekarang

terkait regulasi OJK tentang Asuransi Syariah kebijakan baru yang ditetapkan

pada tahun 2015 oleh pihak Takaful Keluarga sehingga terdapat biaya

administrasi bulanan polis yang berpengaruh mengurangi pada premi/kontribusi

peserta bayarkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk

melakukan penelaahan lebih lanjut melalui penelitian dengan judul “Perlakuan

Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Pada PT Asuransi Takaful

Keluarga Cabang Banjarmasin”.

4

B. Permasalahan

Berdasarkan Uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

permasalahan yang ingin diteliti adalah :

1. Bagaimana Kebijakan Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan pada PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

2. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan

pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah hanya

pada regulasi OJK tentang asuransi syariah terkait kebijakan premi, kebijakan

bagi hasil, kebijakan klaim, dan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ dan

akuntansi dana peserta yang meliputi pengakuan, pengukuran, penyajiannya

dalam laporan keuangan tahun 2016 dan 2017.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kebijakan tranksaksi dana peserta produk Takaful

Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi dana peserta produk Takaful

Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

5

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai

perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan, dapat

menambah pengetahuan-pengetahuan istilah-istilah dalam asuransi syariah

serta mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama kuliah..

2. Dapat menjadi referensi dan informasi tambahan tentang transaksi dana

peserta produk Takaful Pendidikan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Syariah

Sofniyah Ghufron (2005: 53) dalam buku Konsep Implementasi

Bank Syariah menjelaskan :

“Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi,

pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait

dengan tranksaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam

mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah,

yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir, gharar,

barang yang diharamkan dan membahayakan”.

Muhammad (2005: 268) dalam buku Pengantar Akuntansi Syariah

menjelaskan bahwa :

“Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanya

dengan cara menambahkan apa yang kurang dalam akuntansi

konvensional, akan tetapi merupakan pengembangan filosofis terhadap

nilai-nilai Al-Qu’an yang diturunkan ke dalam pemikiran teoritis dan

teknis akuntansi”.

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theori (AICPA)

menjelakan bahwa:

“Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan

menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal

6

7

pertimbingan untuk mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.

Muhammad Syakir Sula (2004: 385)

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theori (AICPA)

menjelakan bahwa:

“Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas

dengan cara-cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan

kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk

penafsiran hasil-hasilnya”. Muhammad Syakir Sula (2004: 385)

2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah

Konsep Sistem Operasional menjelaskan bahwa prinsip dasar dan

utama yang menjadi pegangan dalam akuntansi syariah adalah prinsip

adil, transparan, dan jujur. Prinsip-prinsip ini dapat mencegah

terjadinya rekayasa dan kecurangan serta penzaliman terhadap hak-hak

peserta. (Muhammad Syakir Sula, 2004:30)

Selain itu ada beberapa prinsip dasar yang harus menjadi pegangan

bagi seorang akuntan terutama dalam menyusun laporan keuangan.

Prinsip-prinsip tersebut yaitu :

a. Amanah, yaitu dalam menyiapkan laporan hitungan akhir dan

neraca keuangan sesorang harus bersifat amanah dalam semua

informasi dan keterangan yang diungkapkannya.

b. Mishdaqiah, yaitu sesuai dengan realitas.

c. Diqqah, yaitu cermat dan sempurna.

d. Tauqit, yaitu penjadwalan yang tepat.

8

e. Adil dan netral, yaitu dalam meyiapkan laporan keuangan haruslah

bersikap adil atas prinsip kebenaran, kejujuran, dan kemaslahatan.

f. Tibyan, yaitu transparansi dalam penyajian data-data yang jelas

dan akurat.

Muhammad (2005: 268) dalam buku Pengantar Akuntansi Syariah

menjelaskan bahwa akuntansi syariah juga memiliki tiga prinsip dasar

yang universal dalam operasionalnya, yaitu ; prinsip

pertanggungjawaban, prinsip keadilan, dan prinsip kebenaran.

3. Konsep Umum Asuransi Syariah

a) Praktik Awal Asuransi Syariah

Menurut Billah (2010) praktik asuransi sudah dikenal

sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW. Banyak aspek dalam

syariah Islam yang sesungguhnya menunjukan kebutuhan umat

terhadap adanya asuransi, bahkan hal ini secara lebih jelas

tergambar pula konstitusi pertama Madinah yang disusun oleh

Nabi Muhammad SAW. Tidak lama setelah hijrah pada tahun 622

Masehi. Konstitusi yag dikenal sebagai Piagam Madinah ini

diperuntukan bagi seluruh penduduk Madinah, baik Muslim

Muhajirin, Ansar, yang mana Nabi Muhhamad SAW,

memperkenalkan konsep asuransi sosial yang tercermin dalam

beberapa pasal berikut:

Praktik al-diyah sebagaimana terdapat pada Pasal 3 Piagam

Madinah yang menyatakan bahwa: “Kaum Muhajirin dari Suku

9

Quraisy akan bertanggung jawab atas perkataan mereka dan akan

membayar uang darah dalam bentuk kerjasama mereka”.

Demikian pula kelompok Bani Auf, Bani Harits, dan beberapa

suku lainnya yang hidup di Madinah memiliki kewajiban yang

sama.

Pelaksanaan asuransi sosial seperti yang tercantum pada Pasal 4-

20a bahwa: “Masyarakat bertanggung jawab untuk membentuk

sebuah usaha bersama melalui prinsip saling kesepahaman dalam

menyediakan bantuan dan pertolongan yang diperlukan bagi

orang-orang yang membutuhkan, sakit, dan miskin.” Khalifah

Umar bin Khattab pada periode kepemimipinannya juga

mendorong konsep aqilah secara nasional.

Banyak berpendapat bahwa konsep awal asuransi pada

jaman Rasulullah SAW ditandai dengan adanya sistem aqialah.

Sistem aqilah merupakan sistem menghimpun anggota untuk

menyumbang dalam suatu tabungan bersama yang dikenal sebagai

“kunz”, tabungan ini bertujuan untuk memberikan pertolongan

kepada keluarga korban yang terbunuh secara tidak sengaja dan

juga untuk membebaskan hamba sahaya. (Sulaeman Faruk, S.Hi,

Sejarah, Hukum, dan Perkembangan Lembaga Asuransi)

Pada abad ke-19, Ibn Abidin mendiskusikan ide asuransi

dan dasar hukumnya. Beliau melihat asuransi sebagai lembaga

resmi yang kemudian idenya ini menginspirasi lebih banyak

10

muslim untuk mendirikan perusahaan asuransi sendiri dan tidak

hanya membelinya dari perusahaan asing. Pada abad ke-20,

Muhammad Abduh mengeluarkan dua fatwa di antara tahun 1900-

1901 M yang melegalkan praktik asuransi. Beliau menggunakan

akad mudharbah sebagai landasannya dan melegitimasi model

transaksi yang sama dengan wakaf asuransi jiwa. Ai Nur Bayinah

et.al (2017:21)

b) Pengertian Asuransi Syariah

Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI) menjelaskan bahwa :

Asuransi syariah sebagai ta’min, takaful, dan tadhamun, yaitu

usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah

orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’

yang memberikan pola pengembalian untuk menhadapi risiko

tertentu melalui akad (perikatan) yang seseuai dengan syariah.

Muhammad Syakir Sula (2004: 30)

Pengertian asuransi dalam konteks perusahaan asuransi

menurut syariah atau asuransi Islam secara umum sebenarnya tidak

jauh berbeda dengan asuransi konvensional, karena mempunyai

persamaan yaitu perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai

fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi

(penanggung) dengan peserta penerima pembayaran klaim

(tertanggung). Secara umum asuransi Islam atau sering disebut

11

dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip

operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu

kepada Al-Qur’an dan As-Sunah. (Gemala Dewi, 2007:137)

c) Aktivitas Utama Asuransi Syariah

Suatu akad dalam berasuransi syariah harus memenuhi

ketentuan terkait hak dan kewajiban antara peserta dan perusahaan,

cara dan waktu pembayaran kontribusi, jenis akad, serta kerjasama

antara pengelolaan akad yang bersifat hibah (tabarru’) sdan

komersial (tijari). Dalam hal mekanisme asuransi syariah

mencakup underwriting, polis asuransi, premi (kontribusi) yang

terdiri dari tabungan, tabarru’, dan biaya, pengelolaan dana

asuransi dan investasinya, klaim, dan penutupan asuransi. Ai Nur

Bayinah et.al (2017:23)

Semenetara secra teknis menurut Billah (2010) dalam

model asuransi jiwa dalam Islam, pihak tertanggung tidaklah

dianggap sebgai penerimana mutlak melainkan sebagai pihak yang

diserahi amanat sesuai ketentuan dalam polis dan menyerahkannya

kepada ahli waris resmi sesuai dengan prinsip waris dalam Islam

an wasiat sebelumnya.

Takaful beroperasional bukan hanya untuk memastikan

kemungkinan keuntungan dari risiko dari kumpulan dana yang

diinvestasikan. Tugasnya adalah memastikan untuk membayar

kerugian yang timbul karena kejadian yang dijaminkan, baik

12

karena kematian atau musibah lainnya. Komponen inti dari takaful

adalah kontrak penggantian kerugian. Ai Nur Bayinah et.al

(2017:24)

Berdasarkan PMK No. 18/PMK.010/2010 prinsip dasar

penyelenggaraan usaha asuransi diantaranya; adanya kesepakatan

tolong-menolong (ta’awun) dan saling menanggung (takaful)

diantara para peserta, perusahaan bertindak sebagai pengelolaan

dana tabarru’, dan dipenuhi prinsip keadilam, dapat dipercaya,

keseimbangan, kemaslahatan, dan keuniversalan.

d) Fungsi dan Tujuan Asuransi Syariah

Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku

Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi dan

asuransi syariah mengemban visi dan misi antara lain :

1) Misi Aqidah

Kegiatan yang berhubungan dengan asuransi seperti cara

memperoleh dana bahkan memanfaatkannya harus dilakukan

dengan prinsip dan tujuan ilahi.

2) Misi Ibadah (Ta’awun)

Merupakan asuransi yang bertumpu pada konsep tolong

menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan dan perlindungan

13

(at-ta’min), juga menjadikan semua peserta sebagai keluarga

besar yang saling menanggung.

3) Misi Iqhtishodi (Ekonomi)

Merupakan konsep ekonomi syari’ah umumnya dan konsep

asuransi syari’ah secara khususnya adalah konsep ekonomi

yang berkeadilan dan tidak menzalimi satu terhadap yang

lainnya.

4) Misi Pemberdayaan Umat (Sosial)

Sebagaimana misi yang diemban asuransi umumnya, pada

asuransi syari’ah misi mengemban beban sosial terasa lebih

melekat pada dirinya, melalui produk-produk yang khusus

dirancang untuk lebih mengarah kepada kepentingan sosial dan

pemberdayaan umat dari pada kepentingan komersial.

4. Sistem Operasional Asuransi Syariah

a) Akad

Akad dalam bahasa Arab yang disebut al’aqd yang berarti

perikatan, perjanjian, dan pemufakatan al-ittifaq. Akad yang sesuai

dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar

(ketidakjelasan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),

risywah (suap), barang haram dan masksiat. Muhammad Syakir

Sula (2004: 38)

14

Abdul Ghoni (2007: 5-6) dalam buku Akuntansi Asuransi

Syariah Antara Teori dan Praktik menjelaskan bahwa akad yang

bisa digunakan dalam asuransi syariah ada dua, yaitu :

1) Akad Tabarru’

Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan

dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong, bukan semata

untuk tujuan komersial, berarti peserta asuransi telah

melakukan persetujuan dan perjanjian dengan perusahaan

asuransi (sebagai lembaga pengelola) dimana peserta

menyerahkan sejumlah dana premi ke perusahaan agar dikelola

dan manfaatkan untuk membantu peserta lain yang mengalami

musibah.

Berdasarkan PMK No. 18/PMK.010/2010 yaitu, akad

tabarru’ tidak dapat diubah menjadi akad tijarah. Akad ini

wajib memuat sekurang-kurangnya; hak dan kewajiban peserta

secara kolektif dalam kelompok, cara dan waktu pembayaran

kontribusi dan santunan/klaim, ketentuan terkait boleh atau

tidaknya kontribusi ditarik kembali oleh peserta apabila terjadi

pembatalan oleh peserta, ketentuan terkait alternatif dan

persentase pembagian surplus underwriting, dan ketentua-

ketentuan lain yang disepakati.

15

2) Akad Tijarah

Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan

untuk tujuan komersial. Yang dimaksud dengan akad tijarah

disini adalah akad mudharabah. Akad mudharabah dalam

asuransi syariah adalah akad kerjasama antara dua pihak

dimana pihak pertama, yaitu peserta bertindak sebagai shahibul

maal (pemilik dana) sedangkan pihak kedua, yaitu pihak

asuransi bertindak sebagai mudharib (pengelola).

b) Konsep Tabarru’ Dalam Asuransi Syariah

Tabarru’ berasal dari kata tabarra`a, yatabarra`u,

tabarru`an, artinya sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma.

Orang yang memberi sumbangan disebut mutabarri` (dermawan).

Tabarru` (hibah) merupakan pemberian sukarela seseorang kepada

orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya

pemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Jumhur

ulama mendefinisikan tabarru` (hibah/pemberian) dengan: “Akad

yang mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang

dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara

sukarela. (Nurul Huda, 2010:64)

Nilai tabarru’ (dana kebajikan) dalam akad asuransi

syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara`

dalam melepaskan diri dari praktek gharar yang diharamkan oleh

Allah SWT. Asuransi berdasarkan prinsip syariah adalah usaha

16

saling tolong menolong (ta’awuni) dan melindungi (takaful) di

antara para peserta melalui pembentukan kumpulan dana (Dana

Tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi

resiko tertentu. (Nurul Huda, 2010:64)

Beberapa hal yang dapat digaris bawahi berkaitan dengan

definisi takaful di atas adalah : a) Usaha saling tolong menolong

dan saling melindungi di antara para peserta takaful, b) Para

peserta takaful melakukan pembentukan kumpulan dana yang

disebut dengan dana tabarru’, c) dana tabarru dikelola sesuai

dengan prinsip syariah, d) Pengelolaan dana tabarru dimaksudkan

untuk persiapan apabila terjadi risiko diantara para peserta takaful.

Ai Nur Bayinah et.al (2017:32) dalam buku Akuntansi

Asuransi Syariah menjelaskan: Tabarru’ secara bahasa berarti

bersedekah, dalam arti yang lebih luas yaitu melakukan kebaikan

berupa syarat. Adapun secara istilah, tabarru’ diartikan

mengerahkan segala upaya untuk memberikan harta atau manfaat

kepada orang lain, baik secara langsung maupun nanti dimasa

depan yang akan datang tanpa adanya kompensasi dengan tujuan

kebaikan dan perbuatan ihsan (Fiqh al Muamalah, Al-Shakhr).

Tujuan tolong menolong dalam akad tabarru’ ini sangat

dianjurkan dalam syariat Islam sebagaimana firman Allah SWT.

Yang artinya. “ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)

orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah

17

serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada

tiap tiap butir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan

(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah ayat 261)

Ketinggian martabat orang yang membantu saudara-

saudaranya digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW yang

artinya “Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, Allah akan

memeuhi hajatnya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).

Dalam akad tabarru’ yang merupakan akad hibah berlaku

ketentuan sebagai berikut. Ai Nur Bayinah et.al (2017:32)

1) Akad tabarru’ tidak mensyaratkan adanya “kepastian” dalam

waktu pembayaran, jumlah pembayaran, dan objek yang

ditransaksikan.

2) Akad tabarru’ tidak mensyaratkan kepastian mendapatkan

manfaat, ketidakpastian tentang terjadi atau tidak terjadi

musibah yang menjadi risiko peserta asuransi, tidak

menjadikan akad tabarru’ mengandung ghara,, sebagaimana

jika terjadi di akad tabaduli.

Dengan akad tabarru’ maka kondisi ketidakpastian yang

sifatnya melekat dalam asuransi tidak dibenturkan dengan syarat

dari akadnya yang menyebabkan rusak atau batalnya akad itu

sendiri secara hukum. Oleh karena tabarru’ menjadi alternatif dari

gharar, maka Fatwa DSN MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang

18

tabarru’ telah mengatur hal tersebut sedemikian rupa, sehingga

akad tabarru’ merupakan akad yang harus melekat pada semua

produk asuransi, yaitu asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan

reasuransi. Akad tabarru’ pada asuransi adalah semua bentuk akad

yang dilakukan antarpeserta atau pemegang polis dan dilakukan

dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong

antarpeserta, bukan untuk tujuan komersial. (Ai Nur Bayinah et.al,

2017:32)

c) Mekanisme Pengelola Risiko

Sebagaimana dijelaskan bahwa asuransi merupakan cara

mengelola risiko yaitu segala bentuk kerugian yang tidak

diharapkan, yang bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan

kejadian buruk di masa depan.

Dalam sistem operasional asuransi syariah yang berpijak

pada akad tabarru’, premi asuransi tetap menjadi milik peserta

asuransi bukan milik perusahaan asuransi, sehingga tidak ada

perpindahan risiko dari peserta ke perusahaan asuransi (transfer of

risk) sebagaimana yang berlaku dalam sistem operasional asuransi

konvensional. Dalam asuransi syariah, peserta asuransi secara

perseorangan mengikatkan diri dengan peserta lainnya untuk saling

menanggung risiko kerugian (sharing of risk) dan para peserta

asuransi sebagai satu kesatuan memberikan wewenang kepada

19

perusahaan asuransi syariah untuk mengelola dana premi milik

peserta. Ai Nur Bayinah et.al (2017:33)

Untuk memperoleh kejelasan dalam pengelolaan dana

premi asuransi, maka premi peserta asuransi syariah

diklasifikasikan berdasarkan peruntukannya, yaitu dana tabarru’

dan dana tijari (komersial). Dana tabarru’ yang merupakan dana

untuk tolong-menolong di antara peserta asuransi dibukukan dalam

rekening khusus dana tabarru’ dan hanya boleh dugunakan untuk

hal-hal yang berkaitan dengan kepantingan nasabah, seperti klaim,

cadangan dana tabarru’, dan reasuransi syariah. Sementara dana

tijari digunakan untuk membiayai operasional perusahaan asuransi

syariah. Ai Nur Bayinah et.al (2017:33)

Konsep tabarru’ dalam asuransi syariah mengatur bahwa

dana tabarru’ tidak dapat diubah menjadi dana tijari, misalnya

untuk biaya operasional perusahaan atau diakui sebagai

keuntungan perusahaan. Kedua jenis dana ini harus dikelola secara

terpisah karena ketidakjelasan dalam pengelolaan dana akan

berdampak pada rusak dan batalnya akad dalam berasuransi.

Pengelolaan risiko dengan dana tabarru’ dapat diperluas

terkait risiko yang dikelola perusahaan asuransi yang melebihi

kapasitasnya, yaitu dengan membagi risiko kepada perusahaan

reasuransi syariah atau retakaful, sehingga risiko yang dikelola

menjadi lebih terdiversifikasi. Oleh karena itu, sebagai dana

20

tabarru’ yang dikelola perusahaan asuransi dapat juga dialokasikan

keperusahaan reasuransi syariah. Dengan penerapan sharing of risk

dan pembagian dana premi asuransi kedalam dana tabarru’ dan

dana tijari, maka transaksi asuransi syariah terhindar dari unsur

maisir atau perjudian karena tidak ada satu pihak yang

diuntungkan dengan merugikan pihak lain. (Ai Nur Bayinah et.al,

2017:34)

d) Mekanisme Pengelola Dana

Ai Nur Bayinah et.al (2017:35) dalam buku Akuntansi

Asuransi Syariah menjelaskan bahwa:

Mekanisme pengelolaan dana pada asuransi syariah, yaitu

dalam asuransi syariah para peserta asurasnsi merupakan kelompok

yang menjadi pemilik sepenuhnya dana premi (shohibul mal),

sementara perusahaan asuransi berperan sebagai pemegang amanah

(mudharib) yang mengelola dana peserta asuransi dengan

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang

disepakati.mekanisme seperti ini lebih dekat kepada unsur keadilan

yang sangat dianjurkan dalam sistem syariah. Mekanisme

pengelolaan dana pada asuransi syariah terbagi menjadi dua yaitu

sistem pada produk yang mengandur unsur tabungan dan sistem

pada produk yang tidak mengandung unsur tabungan.

1) Sistem pada Produk Saving (terdapat unsur tabungan)

21

Dalam asuransi syariah, premi yang dibayarkan oleh peserta

asuransi untuk produk asuransi yang memiliki unsur tabungan

dikelompokan ke dalam 2 rekening yang berbeda, yaitu :

a) Rekening tabungan yang merupakan milik peserta dan

dibayarkan apabila perjanjian berakhir, peserta

mengundurkan diri atau peserta meninggal dunia.

b) Rekening tabarru’, yaitu kumpulan dana yang dimaksudkan

untuk saling membantu dan saling menanggung di antara

peserta dan dibayarkan apabila peserta meninggal dunia

atau perjanjian telah berakhir (yaitu bila terdapat surplus

dana tabarru’).

Sistem ini merupakan implementasi dari akad takaful dan

akad mudharabah yang menghindarkan asuransi syariah dari

unsur gharar dan maisir. Dana milik peserta ini selanjutnya

diinvestasikan ke dalam instrumen investasi yang sesuai

dengan syariah dan hasil investasi setelah dikurangi beban

klaim asuransi dan premi reasuransi akan dibagi menurut

prinsip mudharabah antara peserta dan perusahaan asuransi.

2) Sistem pada Produk Non Saving (tidak terdapat unsur tabungan)

Pada produk yang tidak memiliki unsur tabungan, premi

yang diterima dari peserta asuransi dimasukkan kedalam

rekening tabarru’ dan dibayarkan apabila peserta meninggal

dunia atau saat perjanjian telah berakhir, apabila terdapat

22

surplus dana. Perusahaan asurasi dapat mengelola dana

tabarru’ dan dana tabungan milik peserta berdasarkan konsep

bagi hasil dengan menempatkan dana-dana tersebut pada

instrumen investasi berbasis syariah. Beberapa pilihan investasi

syariah diantaranya ada di Bank Syariah, Obligasi Syariah,

Pasar Modal Syariah, Leasing Syariah, dan instrumen bisnis

syariah lainnya yang sesuai dengan akad-akad syariah. Dengan

demikian diharapkan dana tabarru’ dan dana tabungan peserta

bertambah dan mencukupi untuk pembayaran klaim dari

peserta. Selain itu dana peserta juga diharapkan berkembang

sesuai dengan perencanaan investasinya.

5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) 108

a. Ruang lingkup dalam PSAK 108 ini mencakup :

1) Diterapkan untuk transaksi asuransi syariah, yaitu transaksi

yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau

defisit underwriting, penyisihan teknis, dan cadangan dana

tabarru’.

2) Diterapkan untuk entitas asuransi syariah sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari asuransi umum

syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, dan unit

usaha syariah dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional.

b. Berikut hal-hal yang berlaku terkait pengakuan awal berdasarkan

PSAK 108

23

1) Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dana tabarru’

dalam dana peserta.

2) Bagian pembayaran dari peserta untuk investasi diakui sebagai:

(1) Dana syirkah temporer jika menggunakan aka mudharabah

atau mudharabah musytarakah dan (2) Kewajiban jika

menggunakan akad wakalah.

3) Pada saat entitas pengelolaan menyalurkan dana investasi yang

menggunakan akad wakalah bil ujrah.

4) Bagian kontribusi untuk fee (ujrah) diakui sebagai pendapatan

dalam laporan laba rugi dan menjadi beban dalam laporan

surplus defisit underwriting dana tabarru’

c. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

1) Surplus defisit underwriting dana tabarru’

Penetapan besarnya pembagian suplus underwriting dana

tabarru’ dalam PSAK 108 sama dengan yang tertera dalam

PMK No. 18/PMK.010/2010, yakni: (a) seluruh surplus sebagai

cadangan dana tabarru’, (b) sebagian sebagai cadangan dana

tabarru’, dan sebaian lainnya didistribusikan ke peserta, (c)

sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian

didistribusikan ke peserta, sementara sebagian laiinya

didistribusikan ke entitas pengelola.

Bagian suplus underwriting dana tabarru’ yang

didistribusikan ke peserta dan bagian surplus underwriting

24

dana tabarru’ yang didistribusikan ke entitas pengelola diakui

sebagai pengurang surplus dalam laporan perubahan dana

tabarru’. Surplus underwriting dana tabarru’ yang diterima

entitas pengelola diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba

rugi dan surplus underwriting dana tabarru’ yang

didistribusikan kepeserta diakui sebagai liabilitas dalam

laporan posisi keuangan.

Apabila terjadi defisit underwriting dana tabarru’, maka

entitas pengelola wajib menutupi kekurangan tersebut dalam

bentuk pinjaman (qardh). Pengembalian qardh tersebut ke

entitas pengelola berasal dari surpkus dana tabarru’ periode

yang akan datang. Pinjaman qardh dalam laporan posisi

keuangan dan pendapatan dalam laporan surplus underwriting

dana tabarru’ diakui pada saat entitas pengelola menyalurkan

dana talangan sebesar jumlah yang disalurkan.

2) Penyisihan teknis (technical provision)

Penyisahan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan

sebagai beban dalam laporan surplus underwriting dana

tabarru’. Penyisihan teknis diukur dengan: (a) penyisihan

kontribusi yang belum menjadi hak, yang dihitung

menggunakan metode yang berlaku dalam industri

perasuransian, (b) klaim yang masih dalam proses diukur

sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses oleh

25

entitas pengelola. Jumlah estimasi tersebut harus memadai agar

mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai

dengan akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian

reasuransi dan klaim yang telah dibayarkan, (c) klaim yang

terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar jumlah estimasi

klaim yang diekspektasikan akan dibayarkan pada tanggal

neraca berdasarkan pengalaman masa lalu yang terkait dengan

klaim paling kini yang dilaporkan dan metode statistik.

3) Cadangan dana tabarru’

Cadangan dana tabarru’ digunakan untuk menutup defisit yang

mungkin akan terjadi di periode mendatang.

Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat dibentuk sebesar

jumlah yang dianggap mencerminkan kehati-hatian agar

mencapai tujuan pembentukannya yang mana bersumber dari

surplus underwriting dana tabarru’. Pada akhir periode

pelaporan, jumlah yang diperlukan untuk mencapai saldo

cadangan dana tabarru’ diperlukan sebagai penyesuaian atas

surplus underwriting dana tabarru’.

d. Penyajian

Dalam penyajiannya, PSAK 108 mengatur:

1) Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang

didistribusikan kepeserta disajikan secara terpisah pada pos-pos

bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan

26

ke peserta dan bagian surplus yang didistribusikan ke entitas

pengelola disajikan secara terpisah pada pos “bagian surpuls

underwriting dan dana tabarru’ yang didistribusikan ke

pengelola” dalam laporan perubahan dana tabarru’.

2) Penyisihan teknis disajikan secara terpisah pada liabilitas

dalam laporan posisi keuangan.

3) Dana tabarru’ disajikan sebagai dana peserta yang terpisah dari

liabilitas dan ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

4) Cadangan dana tabarru’ disajikan secara terpisah pada laporan

perubahan dana tabarru’.

e. Pengungkapan

Dalam pengungkapannya, PSAK 108 mengatur:

1) Entitas pengelola mengungkapkan terkait kontribusi, mencakup

tetapi tidak terbatas pada :

a) Kebijakan akuntansi : kontribusi yang diterima dan

perubahannya dan pembatalan polis asuransi dan

konsekuensinya.

b) Piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi, dan

reasuransi.

c) Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi.

d) Jumlah dana persentase komponen kontribusi untuk bagian

risiko dan ujrah dari total kontribusi per jenis asuransi.

27

e) Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana

tabarru’.

f) Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit

underwriting (jika ada).

2) Entitas pengelola mengungkapkan terkait dengan dana

investasi, mencakup tetapi tidak terbatas pada:

a) Kebijakan akuntansi untuk pengelolaan dana investasi yang

berasal dari peserta.

b) Rincian jumlah dana investasi berdasarkan akad yang

digunakan dalam pengumpulan dan pengelolaan dana

investasi.

3) Entitas pengelola mengungkapkan terkait penyisihan teknis

mencakup tetapi tidak terbatas pada : Jenis penyisihan teknis

(saldo awal, jumlah yang ditambahkan, dan digunakan selama

periode berjalan, dan saldo akhir).

4) Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait cadangan dana

tabarru’, mencakup tetapi tidak terbatas pada :

a) Dasar yag digunakan dalam penentuan dan pengukuran

cadangan dana tabarru’.

b) Perubahan cadangan dana tabarru’ per jenis tujuan

pencadangannya (saldo awal, jumlah yang ditambahkan,

dan digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir)

28

c) Pihak yang menerima pengalihan saldo cadangan dana

tabarru’ jika terjadi likuidasi atas produk atau entitas.

d) Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan distribusi

surplus underwriting.

5) Entitas pengelola mengungkapkan aset dan liabilitas terkait

dana tabarru’.

6. Pengertian Dana Peserta Dalam Asuransi Syariah

Dana peserta dalam asuransi syariah merupakan kumpulan

dana dari setiap premi yang dibayarkan oleh para peserta asuransi

syariah. Dana ini diperuntukan untuk dana tolong-menolong dan

juga diinvestasikan untuk pengembangan kumpulan dana peserta.

Dan dari bagian dana peserta tersebut juga akan digunakan untuk

membayar biaya pengelolaan kepada pihak asuransi. Secara umum

transaksi yang berkaitan dengan dana peserta terdiri dari saat

penerimaan premi dari peserta, bagi hasil kepada peserta, dan

pembayaran klaim kepada peserta. Abdul Ghoni (2007: 79-98)

Berdasarkan PSAK No. 108 dana peserta adalah semua

dana milik peserta secara individual dan kolektif berupa dana

tabarru’ dan dana investasi. Dana peserta dalam asuransi syariah

terdiri dari rekening dana tabarru’ dan rekening tabungan peserta

untuk produk yang mengandung unsur saving serta hanya terdiri

dari rekening dana tabarru’ saja untuk produk yang mengandung

unsur non-saving. Kemudian dana peserta tersebut akan dikelola

29

oleh pihak asuransi untuk diinvestasikan ke lembaga-lembaga

syariah, hasil investasi yang diperoleh tersebut akan dibagi sesuai

dengan skim bagi hasil (mudharabah) yang telah disepakati diawal

perjanjian, yaitu antara pihak asuransi dengan peserta. Dana

peserta adalah semua dana milik peserta secara individual dan

kolektif berupa dana tabarru’ dan dana investasi.

Bedasarkan Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001, dana peserta

adalah kumpulan dana kontribusi dari para peserta yang

diperuntukkan sebagai dana tolong-menolong sesama peserta.

Kontribusi adalah istilah untuk premi yang dibayarkan oleh

peserta/nasabah ke perusahaan asuransi syariah sebagai pengelola.

Kontribusi yang dibayarkan mencakup dana tabarru’ (dana sosial)

dan dana fee (ujrah) yang diberikan ke perusahaan untuk

mengelola dana dan risiko dari kumpulan dana nasbah. Dalam

produk asuransi jiw syariah dengan produk tabungan (saving),

selain dana tabarru’ dan dana fee (ujrah), dana kontribusi tersebut

juga dapat mencakup dana tabungan atau dana investasi. Dana

tabarru’ merupakan komponen utama kontribusi yang dibayarkan

nasabah, yang selanjutnya akan dikelola perusahaan sebagai dana

tolong-menolong antarsesama nasabah. Pembayarannya ke nasabah

yang tertimpa musibah diwakilkan oleh perusahaan. Dana peserta

tersebut secara teknis digunakan untuk klaim, premi/kontribusi

30

reasuransi, fee (ujrah) untuk pengelola, dan penyisihan teknik. (Ai

Nur Bayinah et.al, 2017:94)

7. Akuntansi Dana Peserta

Ai Nur Bayinah et.al (2017: 98-108) dalam buku Akuntansi

Asuransi Syariah menjelaskan :

a. Transaksi Dana Peserta

Transaksi dana peserta adalah seluruh transaksi yang terkait

dengan dana kontribusi yang telah dibayarkan oleh peserta dan

dianggap sebagai transaksi dana peserta karena transaksi-transaki

yang dimaksud akan memengaruhi kumpulan dana peserta dalam

satu periode. Hal yang perlu diperhatikan kalau peserta secara

kolektif bukan peserta secara individu. Dalam transaksi normal,

berikut transaksi-transaki yang dikategorikan sebagai dana peserta,

yaitu; Kontribusi, tabarru’, investasi, fee (ujrah) yang dibayarkan,

kontribusi reasuransi, fee (ujrah) reasuransi yang diterima, surplus

reasuransi, klaim, klaim reasuransi, penyisihan teknik, hasil

investasi dan bagi hasil dana peserta, surplus (defisit) dana peserta,

cadangan ekuitas dana peserta (reserves), distribusi surplus

underwriting.

b. Transaksi Kontribusi

Berdasarkan PSAK 108 dan FAS No. 19, kontribusi adalah

jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta untuk mendapatkan

bagian risiko dan membayarkan fee (ujrah) untuk pengelola.

31

Kontribusi adalah premi dalam istilah asuransi konvensional.

Jumlah dana yang dibayarkan diperuntukkan bagi pengelolaan

risiko dan fee (ujrah) untuk pengelola (perusahaan) sebagai

kompensasi upaya pengelolaan risiko. Bagian pengelolaan risiko

atau disebut juga dana tabarru’ (dana sosial) digunakan untuk

pembayaran klaim, pembayaran biaya reasuransi, dan

pembentukan penyisihan. Sementara fee (ujrah) akan diakui

sebagai pendapatan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas

operasional perlakuan akuntansi untuk transaksi kontribusi diatur

dalam PSAK 108, FAS No. 19, dan Fatwa DSN No 21, 52, dan 53.

1) Pengakuan dan Pengukuran

Kontribusi secara sederhana dapat berupa dana tabarru’ dan

dana fee (ujrah). Berdasarkan PSAK 108 paragraf 14

disebutkan bahwa “kontribusi dari peserta diakui sebagai

bagian dari dana tabarru’ dalam dana peserta.” Paragraf ini

menjelaskan kalau kontribusi atau premi bukanlah pendapatan

atau milik pengelola seperti dalam asuransi konvensional, akan

tetapi kontribusi adalah milik peserta secara kolektif yang mana

salah satu bagian/komponen utamanya adalah dana tabarru’.

Akumulasi dana tabarru’ milik peserta secara kolektif tersebut

juga dapat bertambah dari hasil investasi dana tabarru’ yang

dikelola pengelola sebelum pembayaran klaim dan bertambah

32

dari akumulasi cadangan surplus underwriting dana tabarru’ di

akhir periode.

2) Penyajian

Penerimaan kontribusi dana tabarru’ disajikan dalam Laporan

Surplus Defisit Underwriting, sementara dana tabarru’ dan

bagian kontribusi untuk fee (ujrah) masing-masing disajikan

dalam laporan surplus defisit underwriting dan laporan laba

rugi.

c. Transaksi Tabarru’

Dana tabarru’ merupakan dana yang menjadi bagian dari

kontribusi/premi untuk risiko. Dana tabarru’ adalah komponen

utama kontribusi yang mencerminkan karakteristik transaksi

asuransi syariah. Dana tabarru’ merupakan bagian dari dana sosial

yang dihibahkan oleh setiap peserta/nasabah untuk dana tolong-

menolong dalam aktivitas pembagian risiko (sharing of risk)

antarsesama peserta/nasabah. Akumulasi dana tabarru’ ini akan

dipergunakan sebagai sumber dana utama pembayaran klaim.

“sederhanya, dana tabarru’ adalah kontribusi setelah dikurangi fee

(ujrah).

d. Transaksi Investasi

Investasi sebagai transaksi dana peserta adalah bagian dana

investasi (tabungan) dari dana kontribusi yang dibayarkan nasabah.

Dana investasi ini merupakan dana yang akan dikembalikan

33

kepeserta ditambah dengan bagi hasil dari keuntungan investasi.

Berdasarkan PSAK 108 pargaraf 17 disebutkan bahwa bagian

pembayran dari peserta untuk investasi diakui sebagai; (a) dana

syirkah temporer, jika menggunakan akad mudharabah atau

mudhrabah musytarakah dana atau (b) kewajiban, jika

menggunakan akad wakalah. Pargaraf ini menjelaskan bahwa

bagian investasi dalam kontribusi dapat menggunakan salah satu

dari dua akad, yaitu akad bagi hasil seperti mudhrabah dan

mudharabah musytarakah, serta akad wakalah (perwakilan). Jikan

menggunakan akad bagi hasil, maka bagian investasi tersebut

diakui dalam transaksi dana peserta sebagaimana syikah temporer.

Dana syirkah temporer adalah bagian dari akumulasi dana peserta

di laporan posisi keuangan.

e. Transaksi Fee (Ujrah) Yang Dibayarkan

Fee (ujrah) yang dibayarkan dapat disebut juga sebagai beban

fee (ujrah), yaitu bagian kontribusi yang akan dibayarkan ke

pengelola dalam bentuk fee. Pembayaran ujrah ini akan menjadi

bebean ujrah bagi akun Dana Peserta dan akan mengurangi nilai

kontribusi. Dalam fatwa DSN disebutkan kalau fee (ujrah) yang

dibayarkan adalah “biaya yang dibebankan dari dana peserta

sebagai fee pengelolaan digunakan untuk biaya operesional,

komisi, dan lain sebaginya.”

34

Dalam PSAK 108 Paragraf 20 disebutkan kalau “bagian

kontribusi untuk fee (ujrah) diakui sebagai pendapatan (bagi

pengelola) dalam laporan laba rugi dan beban (bagi peserta) dalam

laporan surplus defisit underwriting.”

f. Transaksi Klaim

Klaim adalah nilai pertanggungan yang diberikan

kepeserta/nasabah atas kerugian yang dialaminya. Pembayaran

klaim dilakukan oleh pengelola berdasarkan klausul yang

disepakati dalam polis dan hasil penyelidikan yang dilakukan atas

kerugian tersebut. Klaim diakui sebagai beban sebesar jumlah yang

diputuskan untuk dibayarkan kepeserta/nasabah setelah proses

penyelidikan klaim selesai dilakukan.

g. Transaksi Hasil Investasi dan Bagi Hasil Dana Peserta

Hasil investasi adalah hasil yang diperoleh dari dana

peserta berupa dana tabarru’ dan tabungan yang dikelola oleh

perusahaan asuransi sebagai pengelola. Dalam hal ini,

peserta/nasabah adalah pemilik dana dan perusahaan asuransi

adalah mudharib (pengelola dana). Hasil investasi dana peserta ini

akan menambah saldo akun dana peserta di laporan surplus defisit

underwriting sebelum dikurangi dengan hak pengelola sebagai

mudharib.

Hasil investasi ini merupakan jumlah bruto sebelum

dikeluarkannya hak pengelola atas hasil investasi tersebut. Hak

35

pengelola atas hasil investasi diukur berdasarkan bagi hasil

(nisbah) yang telah disepakati dan diakui sebagai pengurang hasil

investasi. Hak pengelola atas hasil investasi disajikan dalam

laporan surplus defisit underwrting sebagai bagian pengelola atas

hasil investasi.

h. Transaksi Surplus (Defisit) Dana Peserta

Surplus (defisit) dana peserta disebut juga sebagai surplus

(defisit) underwriting. Surplus (defisit) diperoleh dari dana

tabarru’ diperiode berjalan dikurangi dengan beban asuransi dan

ditambah dengan hasil investasi di akhir periode berjalan.

Sederhanya, surplus (defisit) sama seperti laba bersih pada laporan

laba rugi.

i. Transaksi Distribusi Suplus Underwriting

Bagian surplus underwriting untuk peserta dan pengelola

ini akan mengurangi surplus underwriting itu sendiri dan menjadi

beban bagi akun Dana Peserta. Bagian pengelola atas surplus

underwriting merupakan beban yang mengurangi dana peserta.

Sebaliknya, transaksi ini juga diakui pada saat bersamaan sebagai

pendapatan surplu underwriting oleh pengelola di dana pengelola

dan disajikan di Laporan Laba Rugi. Transaksi ini adalah salah

satu transaksi yang melibatkan kedua belah pihak, yakni diakui

sebagai dalam dana peserta dan diakui sebagai pendapatan dalam

dana pengelola.

36

8. Asuransi Pendidikan

a. Pengertian Asuransi Pendidikan

Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku

Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional menjelaskan bahwa asuransi pendidikan merupakan

salah satu produk individual yang mengandung unsur saving

(tabungan), artinya premi yang disetorkan akan dibagi kedalam dua

rekening, yaitu rekening tabungan peserta dan rekening dana

tabarru’.

b. Sistem Operasional Dalam Asuransi Pendidikan

1) Akad

Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku

Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional menyatakan bahwa akad yang digunakan untuk

produk-produk yang mengandung unsur saving (salah satunya

asuransi pendidikan) terdiri dari 3, yaitu :

a) Akad wakalah bil ujrah

Yaitu peserta memberikan amanah kepada pihak asuransi

untuk mengelola premi yang disetorkannya menjadi

rekening tabungan peserta dan rekening dana tabarru’.

Peserta juga bersedia untuk memberikan jasa tersebut akan

mengurangi dana di rekening tabungan peserta.

b) Akad mudharabah musyarakah

37

Yaitu peserta memberikan amanah kepada pihak asuransi

untuk menempatkan dana yang dibayarkannya dalam

program investasi dab peserta juga setuju untuk membagi

hasil investasi sesuai dengan skim bagi hasil (mudharabah)

yang telah disepakati bersama.

c) Akad tabarru’

Yaitu peserta memberikan sebagian atau seluruh premi

yang disetorkannya sebagai dana tabarru’ yang besarnya

sesuai dengan ketentuan dari pihak asuransi. Dana ini untuk

tujuan tolong-menolong diantara sesama peserta apabila

ada yang mengalami musibah.

c. Mekanisme transaksi dana peserta dalam asuransi pendidikan

1. Premi

Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku

Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional menjelaskan bahwa asuransi pendidikan

merupakan produk asuransi yang mengandung unsur saving

(tabungan) sehingga setiap premi yang dibayarkan oleh peserta

ke dalam perusahaan asuransi syariah langsung dibagikan ke

dalam dua rekening, yaitu : rekening tabungan peserta,

rekening dana tabarru’.

a) Rekening tabungan peserta

38

Rekening tabungan peserta adalah kumpulan dana yang

merupkan milik peserta dan dibayarkan bila terjadi hal-hal

sebagai berikut; (1) perjanjian berakhir, (2) peserta

mengundurkan diri, (3) peserta meninggal dunia.

b) Rekening dana tabarru’

Adalah kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai

dan kebajikan (tabarru’) untuk tujuan saling membantu dan

dibayarkan bila terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta

ada yang mengalami musibah. Seluruh dana premi asuransi

dari peserta baik itu rekening tabungan peserta maupun

rekening dana tabarru’ akan disatukan ke dalam kumpulan

dana peserta yang selanjutnya diinvestasikan secara

syariah, keuntungan yang diperoleh akan dibagikan sesuai

dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati bersama

antara peserta dengan pihak asuransi, yaitu seperti bagi

hasil 70% dari keuntungan untuk peserta dan 30% untuk

pihak asuransi.

2. Bagi hasil

Konsep dan Sistem Operasional menjelaskan bahwa bagi

hasil pada asuransi pendidikan diperoleh dari hasil investasi

yang dilakukan melalui instrumen investasi yang dibenarkan

secara syariah. Bagi hasil (mudharabah) dilakukan sesuai

dengan skim bagi hasil yang telah disepakati bersama antara

39

peserta dengan pihak asuransi. Besarnya bagi hasil sangat

tergantung pada kondisi perusahaan. Semakin sehat dan besar

keuntungan investasi yang diperoleh perusahaan, maka

semakin besar pula bagi hasil yang diberikan kepada peserta.

Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326)

3. Klaim

Amir (2007: 69-70) dalam jurnal Intekna Dasar Teori dan

Perlakuan Akuntansi Asuransi Syariah Mubarakah menjelaskan

bahwa klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan

oleh pihak asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

Didalam asuransi pendidikan, klaim yang dapat diajukan oleh

peserta terdiri dari, yaitu klaim nilai tunai dan klaim meninggal

dunia, klaim habis kontrak, dan klaim tahapan manfaat.

9. Perlakuan Akuntansi Asuransi Pendidikan

Muhammad Syakir Sula (2004: 316) dalam buku Asuransi Syariah

(Life and General): Konsep dan Sistem Operasional menjelaskan

bahwa pencatatan akuntansi pada asuransi syariah lebih cenderung

menganut cash basis dari pada accrual basis dengan pertimbangan-

pertimbangan syari’i. Juga menjelaskan bahwa ada tiga hal yang

mendasari asuransi syariah tidak menggunakan accrual basis, dan

menggunakan cash basis dalam pencatatannya, yaitu :

a. Mengandung unsur gharar, karena disana terjadi prinsip

ketidakadilan dan tidak transparansi.

40

b. Pengakuan terhadap pendapatan yang belum diterima. Cenderung

kepada sikap takabur. Memastikan sesuatu yang kepastiannya

masih meragukan.

c. Berpotensi mengurangi prinsip kehati-hatian yang berakibat pula

pada pelanggaran prinsip amanah dalam bermuamalah.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, di dalam

PSAK tersebut mengatur tentang hal-hal yang berkaitan asuransi

jiwa (keluarga) syariah. Tetapi untuk beberapa ketentuan, asuransi

syariah bisa menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 28 Tahun 2010 tentang akuntansi kontrak

asuransi kerugian dan No. 36 Tahun 2010 tentang akuntansi

kontrak asuransi jiwa. Asuransi Pendidikan merupakan salah satu

produk dari asuransi jiwa (keluarga) sehingga perlakuan akuntansi

mengacu pada PSAK 108 khususnya yang berkaitan dengan

transaksi dana peserta asuransi jiwa (keluarga) syariah.

41

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang berkenan dengan transaksi dana

peserta produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga :

Identifikasi

Peneliti/Aspek

Nama : Ines Saraswati Machfiroh

Nim : A04070124

Perguruang tinggi : Politeknik Negeri

Banjarmasin

1. Judul Perlakuan Akuntansi Tranksaksi Dana Peserta

Produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

2. Permasalahan 1. Bagaimana kebijakan transaksi dana peserta

produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

2. Bagaimana perlakuan akuntansi transaksi dana

peserta produk Takaful Pendidikan pada PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

3. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui kebijakan transaksi dana

peserta produk Takaful Pendidikan pada PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi

transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan

pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin.

4. Metode Penelitian Jenis dan sumber data : data kualitatif dan data

kuantitatif.

Sumber data : Data Primer dan Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data : Wawancara,

dokumentasi, dan studi pustaka.

Teknik analisis data : dianalisis dengan metode

deskriptif

Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan metode analisis deskriptif

menunjukan bahwa dana peserta pada produk

Takaful Pendidikan Fulnadi sebaiknya

menyajikan pada laporan perubahan dana tabarru’

sebagaimana PSAK No. 101 khususnya untuk

entitas asuransi syariah hal ini dilakukan agar

transparan dan tidak menimbulkan gharar dalam

mengelola dana tabarru’. Saran untuk penelitian

selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang

pencatatan akuntansi dari setiap tahapan manfaat

serta pengelolaan dana tabarru’.

42

Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu

pada penelitian terdahulu pencatatan akuntansinya meliputi saat

penerimaan premi, penentuan bagi hasil kepada peserta serta penentuan

klaim yang dibayar peserta pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi yang

Data akuntansinya hanya didasarkan pada pengakuan tahun pertama yaitu

laporan keuangan tahun 2011.

Sedangkan penelitian sekarang pencatatan akuntansi nya meliputi

kebijakan premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan klaim dan kebijakan

pengelolaan dana tabarru’ pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi untuk

data akuntansi nya pengakuan dua tahun yaitu pada laporan keuangan

tahun 2016 dan 2017 dan Takafulink Salam Cendekian data akuntansi nya

untuk pengakuan tahun pertama yaitu pada laporan keuangan tahun 2017.

Perbedaan selanjutnya yaitu penelitian terdahulu pada tahun 2012

kebijakan transaksi minimal pembayaran premi peserta pada produk

Takaful Pendidikan Fulnadi sebesar Rp 100.000,00 per bulan dan tidak

ada pembayaran biaya administrasi bulanan polis.

Pada penelitian sekarang sejak tahun 2015 telah ditetapkan

kebijakan baru oleh pihak PT Takaful Keluarga produk Takaful

Pendidikan Fulnadi meliputi minimal nya pembayaran premi/kontribusi

peserta sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Sejak tahun 2015 ditetapkan juga

kebijakan baru terkait regulasi OJK terdapat adanya biaya administrasi

bulanan polis sebesar Rp 15.000, per bulan yang dibebankan pada

premi/kontribusi peserta bayarkan.

43

Perbedaan selanjutnya pada penelitian terdahulu dalam produk

Takaful Pendidikan Fulnadi untuk bagi hasil investasi peserta berbanding

70%;30%. Sedangkan penelitian sekarang telah ditetapkan kebijakan baru

oleh pihak PT Takaful Keluarga bagi hasil investasi untuk peserta

berbanding 85%;15% dalam produk Takaful Pendidikan Fulnadi.

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel

Adapun beberapa variabel yang terdapat dalam penelitian ini, sebagai

berikut :

1. Perlakuan Akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful

Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga, meliputi ketentuan

tentang pengakuan, pengukuran, penysajian, dan pengungkapan

mengenai transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan pada PT

Asuransi Takaful Keluarga. Dana peserta meliputi premi, biaya polis,

biaya administrasi, biaya pengelolaan, bagi hasil investasi serta dana

tabarru’.

2. Dana peserta produk Takaful Penididikan pada PT Asuransi Takaful

Keluarga Cabang Banjarmasin merupakan kumpulan dana dari setiap

premi yang dibayarkan oleh para peserta produk Takaful Pendidikan

merupakan salah satu produk individual yang mengandung unsur

saving (tabungan) sehingga dana pesertanya akan dibagi ke dalam dua

rekening, yaitu rekening dana pemegang polis unit link (tabungan

peserta) dan rekeking kewajiban manfaat polis masa depan (dana

tabarru’) ini diperuntukan untuk dana tolong-menolong diantara

sesama peserta. Selain itu dari bagian dana peserta tersebut juga akan

digunakan untuk membayar biaya pengelolaan kepada pihak Takaful

Keluarga.

44

45

B. Studi Kasus

Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan studi kasus pada PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin, dimana lebih

menekankan pada kebijakan transaksi dana peserta berupa kebijakan

premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan klaim, serta kebijakan pengelolaan

dana tabarru’dan pada perlakuan akuntansi. Penyajian laporana

keuangannya hanya menampilkan sebagian dari Neraca dan Laporan Laba

Rugi terutama menyajikan nama-nama akun yang berkaitan dengan

pencatatan akuntansi diatas dalam produk Takaful Pendidikan pada PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

Data akuntansi didasarkan pada ilustrasi ril data transaksi satu

peserta pada tahun pertama dan tahun kedua yaitu pada tanggal 28

Februari 2017 untuk produk Takaful Pendidikan Fulnadi sementara untuk

Takafulink Salam Cendikia hanya pengakuan tahun pertama saja yaitu

pada tanggal 30 Juni 2017

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah dekriptif kualitatif. Yang mana tujuan dari

penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana kebijakan dana peserta

produk Takaful Pendidikan dan perlakuan akuntansi dana peserta pada PT.

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

46

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data kualitatif dan data

kuantitatif, yaitu data kualitatif merupakan informasi atau pengamatan

ilustrasi ril satu peserta dalam produk Takaful Pendidikan dan data

kuantitatif data yang berbentuk angka dari ilustrasi produk Takaful

Pendidikan dan Laporan Keuangan Takaful Keluarga.

2. Sumber Data

Pengumpulan data dapat menggunakan dua sumber yaitu, sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumupul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen. (Sugiyono. 2010: 193)

Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer yang diperoleh

dari wawancara dengan pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin.

Sedangkan data sekunder berupa ilustrasi ril produk Takaful

Pendidikan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

47

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak PT Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin khususnya dengan pihak yang

menangani produk Takaful Pendidikan.

2. Dokumentasi

Menurut Mason dalam Efferin et.al (2004 : 147) analisis dokumen

menjadi penting saat kita hendak meneliti bagaimana sebuah dokumen

dihasilkan/dipakai. Terkadang dokumen bisa digunakan untuk

melakukan verifikasi maupun pembanding untuk data-data yang telah

diterima melalui wawancara dan observasi.

Dari penjelasan tersebut maka penulis melakukan pengumpulan data

dengan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti ilustrasi produk

Takaful Pendidikan dan laporan keuangan dana peserta.

3. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

48

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun kualitatif dianalis

menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan kebijakan dan

perlakuan akuntansi tranksaksi dana peserta dan perlakuan akuntansi

hanya meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan penyajian

dalam laporan keuangan dan membuat simpulan, saran atau pemecahan

masalah dari hasil kebijakan perlakuan akuntansi dana peserta produk

Takaful Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin.

49

Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar Bagan kerangka pemikiran penelitian perlakuan akuntansi dana peserta

produk Takaful Pendidikan pada Takaful Keluarga

Sumber : Diolah oleh Penulis

Penerapan Perlakuan Akuntansi

Dana Peserta Pada PT Asuransi

Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin

Penelitian Awal :

Laporan dana peserta ilustrasi kontrak yang

ikut jadi peserta dan Laporan Keuangan

yang dihasilkan seperti Neraca atau

Laporan Laba Rugi

Penerapan Perlakuan Akuntansi

(Standar dan Teori)

Penerapan dengan aturan Standar

PSAK No. 108 tentang Transaksi

Asuransi Syariah

Analisis Penerapan Perlakuan Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan

pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

Menelaah penerapan perlakuan akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan

yaitu praktik kebijakan dan perlakuan akuntansi produk Takaful Pendidikan pada

PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin berdasarkan yang ditujukan

pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) 108 tentang

Transaki Asuransi Syariah.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga

PT Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 Februari 1994 atas

prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI)

yang dimentori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT

Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta

beberapa pengusaha Muslim Indonesia. Selama lebih dari satu

dasawarsa, PT Syarikat Takaful Indonesia merupakan pelopor

perusahaan asuransi berbasis syariah di Indonesia.

Melalui dua perusahaan operasionalnya, yaitu PT Asuransi Takaful

Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum. Takaful Indonesia telah

melayani masyarakat dengan memberikan jasa perlindungan asuransi

yang menerapkan prinsip-prinsip syariah pertama di Indonesia.

Selanjutnya, pada 5 mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT

Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan

asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful keluarga

diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad dan

mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Guna melengkapi layanan

pada sektor asuransi kerugian, PT Asuransi Takaful Umum didirikan

sebagai anak perusahaan Takaful Keluarga yang diresmikan oleh Prof .

50

51

Dr. B.J. Habibie, selaku ketua sekaligus pendiri ICMI dan oleh

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI/Ketua Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai beroperasi pada 2 Juni 1995.

PT Syarikat Takaful Indonesia Cabang Banjarmasin merupakan

salah satu anak cabang dari PT Syarikat Takaful Indonesia yang

berpusat di Jakarta dan beralamat di Jalan Mampang Prapatan No. 100

Jakarta. PT Syarikat Takaful Indonesia Cabang Banjarmasin awal

bermula beroperasi di Banjarmasin, yaitu pada 16 Agustus 1996 dan

beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani km 6 No. 547 Banjarmasin.

Selama bereksistensi di Banjarmasin PT Syarikat Takaful Indonesia

Cabang Banjarmasin mengealami beberapa kali perpindahan tempat.

Tetapi pada tahun 2005 sampai sekarang PT Syarikat Takaful

Indonesia Cabang Banjarmasin tetap menempati kantor cabang yang

beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani km 3 No. 126F Banjarmasin.

PT Syarikat Takaful Indonesia membawa visi dan misi dalam

menjalankan kegiatannya, dimana visinya adalah “Menjadi grup

asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan

syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh

Indonesia”, dan misi PT Syarikat Takaful Indonesia adalah “Bertekad

memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan

keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat, dengan menawarkan jasa

Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil,

tulus, dan amanah”.

52

PT Syarikat Takaful Indonesia dalam menjalankan kegiatannya

memiliki konsep dan filosofi. Konsep dan filosofinya adalah “Bahwa

segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan

Allah. Namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan

juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut

seringkali tidak memadai, sehingga timbul kebutuhan akan mekanisme

membagi risiko seperti yang ditawarkan oleh konsep Takaful”. Dalam

beroperasi PT Syarikat Takaful Indonesia menjadikan semua peserta

sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan bersama-

sama menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi

diantara mereka.

Pada tahun 2004, PT Syarikat Takaful Indonesia melakukan

restrukturisasi yang berhasil menyatakan fungsi pemasaran Asuransi

Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga lebih efisien

serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, selain itu dilakukan pula

revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang kantor cabang

di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.

Dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan menjaga

konsistensinya, akhirnya PT Syarikat Takaful Indonesia berhasil

memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 dari SGS JAS-ANZ. Selandia

baru bagi Asuransi Takaful Umum serta Asuransi Takaful Keluarga

memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari Norske Veritas (DNV),

Belanda pada April 2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh jajaran

53

perusahaan Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004

sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia dari Majalh Info Bank

secara berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.

2. Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga Representasi Office (RO)

AZ-ZAHRA Cabang Banjarmasin

a. Visi

“Menjadikan Representasi Office ( RO ) AZ-ZAHRA dapat

mengenalkan cara berasuransi ada investasinya dengan konsep

full syariah”

b. Misi

Menyediakan Produk – Produk unggulan yang effesein, murah,

mudah dan bernilai ibadah.

54

3. Struktur Organisai PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarm

Bagan 1

STRUKTUR ORGANISASI PT ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA REPRESENTASI OFFICE ( RO ) AZ-ZAHRA

CABANG BANJARMASIN

Sumber : PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

Takaful Agency

Direktor (TAD)

TSM TSM TSM TSM

TFC TFC

TFC

TFC

Operator

RO AZ-Zahra

TFC

Admin

RO AZ-Zahra

TFC

Kantor Pusat (Dewan

Direksi)

BAO

GS

55

Dalam struktur organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin terlihat bentuk struktur organisasi ini. Dalam organisasi

ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari atas sampai kebawah

menurut suatu garis vertikal. Selain itu penulis juga menggambarkan

secara umum tentang pembagian tugas dari setiap bagian dalam

struktur organisasi tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Kantor Pusat (Dewan Direksi)

Dewan Direksi Kantor Pusat PT Asuransi Takaful Keluarga

memiliki tugas yaitu, sebagai ketua atau dewan pengawas untuk

mengkoordinir kantor cabang/perwakilan.

b. Takaful Agency Direktor (TAD)

TAD memiliki tugas, yaitu menjadi pimpinan/ketua dari seluruh

agency dan bertanggung jawab sepenuhnya di kantor

cabang/perwakilan.

c. Operator

Operator RO AZ-Zahra kantor cabang PT Asuransi Takaful

Keluarga Banjarmasin, memiliki tugas yaitu menerima segala

komunikasi untuk pelayanan Takaful dan melakukan penagihan

premi ke peserta Takaful.

d. Admin

Admin RO AZ-Zahra, memiliki tugas yaitu melayani calon peserta

Takaful dalam bagian administrasi di kantor sekretariat PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.

56

e. Takaful Agency Supervisor Manager (TSM)

TSM dibawahi oleh TAD dan membawahi TFC, memiliki tugas

yaitu menjadi ketua dari agen-agen (financial Consultan) yang ada

di kantor cabang/perwakilan dan melakukan training-training untuk

agen yang baru bergabung.

f. Takaful Financial Consultan (TFC)

TFC memiliki tugas, yaitu mencari peserta asuransi dan melakukan

promosi-promosi ke berbagai instansi serta baik yang syariah

maupun konvensional.

g. Bancassurance Officer (BAO)

BAO memiliki tugas yaitu menangani asuransi peserta Takaful

yang ada di lembaga keuangan baik itu bank maupun koperasi.

h. General Support (GS)

GS memiliki tugas yaitu membersihkan dan memilihara kantor

agar tetap bersih.

4. Keigiatan Usaha

Keigiatan usaha yang dilakukan PT Asuransi Takaful Keluarga

Cabang Banjarmasin adalah memberikan perlindungan (jaminan)

kepada tertanggung. Usaha ini menyangkut kepentingan masyarakat

yang ingin melindungi harta benda dan keluarga mereka dari segala hal

yang tidak diinginkan dan tidak terduga akan terjadinya musibah.

PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin mempunyai

sistem ta’awun yaitu saling tolong-menolong satu sama lain dengan

57

menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan (dana tabarru’) dari

kumpulan dana ini digunakan untuk menyantunu siapapun diantara

peserta yang mengalami musibah. Dalam melakukan aktivitasnya PT

Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin tidak terlepas dari

tenaga marketing (pemasaran) yang merupakan penggerak utama

terlakasananya kegiatan operasional perusahaan.

5. Produk-produk PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

Dalam melaksnakan kegiatan usaha yang memberikan

perlindungan (jaminan) kepada tertanggung dan melindungi harta

benda mereka dari segala hal yang tidak diinginkan dan tidak terduga

akan terjadinya musibah. PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin memiliki produk-produk yang ditawarkan beserta

penjelasan dari setiap produk.

a. Produk Takaful Individu

Produk Takaful individu merupakan produk takaful yang

keanggotaan pesertanya boleh satu orang saja. Produk Takaful ini

di bagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1) Takafulink Salam Cendekia

Takafulink Salam Cendekia memberikan perlindungan jiwa

dan kesehatan menyeluruh serta dirancang untuk memudahkan

dan merencanakan kebutuhan pembiayaan pendidikan buah

hati mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan

Tinggi melalui program investasi.

58

Takafulink Salam Cendekia menawarkan tiga jenis

investasi yang dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan

Anda yaitu Istiqomah (pasar uang & sukuk), Mizan (balanced),

serta Ahsan (balanced agressive). Dengan perencanaan

investasi yang fleksibel, Takafulink Salam Cendekia

menawarkan kemudahan berinvestasi untuk hasil yang lebih

optimal demi buah hati dalam meraih cita-cita. Produk ini

merupakan produk modern dengan pembayaran fleksibel,

kontribusi yang terjangkau dapat dibayar secara tahunan,

semesteran, triwulanan, bulanan atau sekaligus, dan dapat

dikombinasikan dengan top up reguler serta top up unreguler

untuk meningkatkan dana investasi.

2) Takaful Pendidikan Fulnadi

Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) merupakan program

asuransi dan tabungan yang menyediakan pola penarikan

disesuaikan dengan kebutuhan dana terkait biaya pendidikan

anak (Penerima Hibah) serta memberikan manfaat berupa

pembayaran santunan kepada ahli waris apabila peserta

mengalami musibah meninggal dunia atau cacat tetap total

dalam periode akad.

Fulnadi diprogram untuk membantu setiap orangtua dalam

merencanakan pendidikan buah hatinya. Menyediakan dana

pendidikan secara terjadwal ketika buah hati memasuki jenjang

59

pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi.

Memberikan perlindungan optimal dengan menjamin sang

buah hati dapat terus melanjutkan pendidikan tanpa perlu

khawatir musibah datang menghampiri. Produk ini merupakan

produk tradisonal mengandung unsur saving dengan

pembayaran terjadwal rutin setiap bulan.

3) Takafulink Salam

Takafulink Salam merupakan program unggulan yang

dirancang untuk memberikan manfaat perlindungan jiwa dan

kesehatan menyeluruh sekaligus membantu untuk berinvestasi

secara optimal untuk berbagai tujuan masa depan termasuk

persiapan hari tua (pensiun). Sejak mengawali perlindungan,

Takafulink Salam memberikan nilai investasi positif sejak

tahun pertama dan selanjutnya meningkat dari tahun ke tahun.

Produk ini bisa memilih jenis investasi sesuai dengan profil

investasi yang diinginkan.

Takafulink Salam menawarkan empat jenis investasi yang

dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan

yaitu Istiqomah (pasar uang &

sukuk), Mizan (balanced), Ahsan (balanced agressive),

serta Alia (agressive). Dengan perencanaan investasi yang

fleksibel, Takafulink Salam menawarkan kemudahan

berinvestasi untuk hasil yang lebih optimal

60

b. Produk Takaful Kumpulan

Merupakan produk Takaful Keluarga yang kliennya

didaftarkan untuk lebih dari satu orang, misalnya untuk para

karyawan dalam sebuah perusahaan. Takaful Keluarga dengan

jenis kumpulan dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1) Takafulink Salam Ziarah Baitullah

Takafulink Salam Ziarah Baitullah merupakan produk

unitlink yang meberikan manfaat asuransi jiwa plus investasi

untuk melindungi rencana perjalanan ke tanah suci.

2) Takafulink Salam Wakaf

Takafulink Salam Wakaf merupakan produk yang dapat

berwakaf sekaligus berinvestasi. Lembaga Wakaf dapat

manfaat 45% dari meninggal dan 33% dari saldo dana

investasi.

3) Takaful Al Khairat

Program Takaful yang memberikan suatu bentuk

perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahli

warisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal

dalam masa perjanjian.

4) Takaful Kecelakaan Diri

Program Takaful yang memberikan suatu bentuk

perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan,

organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan

61

santunan kepada karyawan/anggota apabila mengalami

musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian.

c. Takaful Kesehatan

1) Takaful Full Medicare

Program Takaful yang memberikan manfaat pelayanan

kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena risiko

penyakit atau kecelakaan.

2) Takaful Family Care

Program Takaful yang memberikan manfaat pelayanan

kesehatan khusus untuk keluarga. Jumlah minimal peserta

adalah 2 orang.

d. Bancassurance

Dalam memilih produk-produk asuransi tersebut, klien PT

Asuransi Takaful Keluarga juga ditawarkan empat jenis investasi

yang dapat dipilih sesuai keinginan klien. Empat jenis investasi

tersebut antara lain :

1) Istiqomah

Model investasi istiqomah disediakan bagi klien yang

menginginkan hasil investasi optimal dengan tingkat risiko

minimum. Sesuai untuk klien dengan profil investasi moderat.

Alokasi investasi pada model investasi istiqomah meliputi :

efek pendapatan tetap syariah (min. 80%) dan istrumen pasar

uang syariah (maksm. 20%)

62

2) Mizan

Model investasi mizan disediakan bagi klien yang

menginginkan hasil investasi optimal dengan tingkat risiko

medium. Sesuai untuk klien yang menginginkan hasil investasi

setingkat diatas model istiqomah.

Alokasi investasi pada model investasi mizan meliputi: efek

pendapatan tetap syariah (50% - 70%), saham syariah (20% -

40%) dan instrumen pasar uang syariah (mks. 20%)

3) Ahsan

Model investasi ahsan disediakan bagi klien yang

menginginkan hasil investasi maksimun dengan tingkat risiko

sebanding. Sesuai untuk klien dengan profil investasi balanced-

aggressive.

Alokasi investasi pada madel investasi ahsan meliputi: efek

pendapatan tetap syariah (20%-40%), saham syriah (50%-70%)

dan istrumen pasar uang syariah (maksimal 20%).

4) Alia

Model investasi alia disediakan bagi klien yang

menginginkan hasil investasi maksimun dengan tingkat risiko

relatif tinggi. Alokasi investasi pada model investai alia

meliputi: saham syariah (minimal 80%) dan instrumen pasar

uang syariah (mksimal. 20%).

63

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian tentang kebijakan dana peserta Takaful

Keluarga berikut ini meliputi kebijakan premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan

klaim serta kebijakan pengelolaan dana tabarru’ dan perlakuan akuntansi.

Berdasarkan hasil penelitian, berikut gambaran umum mengenai kebijakan

dana peserta saat penerimaan premi dari peserta, bagi hasil kepada peserta,

pembayaran klaim kepada peserta, dan serta pengelolaan dana tabarru’ peserta

untuk ke dua produk Takaful Pendidikan yaitu produk Takaful Pendidikan

Fulnadi dan Takafulink Salam Cendikia.

1. Takaful Pendidikan Fulnadi

a) Kebijakan Premi

Premi merupakan kontribusi yang akan dibayarkan oleh peserta

asuransi per bulan sampai masa perjanjian berakhir atau meninggal

dunia. Selain membayar kontribusi per bulan oleh peserta, peserta juga

harus bayar biaya polis sebagai biaya pendaftar awal menjadi peserta

atau pemegang polis, biaya administrasi bulanan dan biaya pengelolaan

tahun ke-1 dan ke-2 yang berpengaruh dibebankan dari

premi/kontribusi peserta bayarkan.

Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takaful

Pendidikan Fulnadi tahun 2015 sebagai berikut pada tabel 1

64

Table 1

Kebijakan Premi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1. Premi/Kontribusi peserta bayarkan telah ditetapkan kebijakan

baru pada tahun 2015 minimal sebesar Rp 200.000,00 per bulan.

Sebelum ditetapkan kebijakan baru pada tahun 2015 minimal

besarnya premi peserta bayarlan sebesar Rp 100.000,00 per

bulan. Terjadinya perubahan ini dikarenakan naiknya implasi

pendidikan 10% setiap tahunnya.

Besarnya premi dan cara pembayaran yang dipilih

peserta disesuaikan dengan kemampuan financial

peserta. Premi yang dibayarkan peserta asuransi akan

dimasukan ke dalam rekening dana pemegang polis unit

link (tabungan peserta) dan ke dalam rekening

kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).

2.

Biaya Polis yang harus dibayarkan peserta sebesar Rp 25.000,00

Peserta membayar biaya polis pada tahun pertama

sebagai biaya pendaftaran awal menjadi peserta

asuransi atau pemegang polis

3.

Biaya Administrasi bulanan sebesar Rp 15.000,00 yang

dibebankan kepada premi/kontribusi peserta selama perjanjian

kontrak peserta berakhir atau meninggal dunia

Biaya administrasi bulanan polis merupakan kebijakan

baru yang terbit atau ditetapkan dari tahun 2015 sampai

dengan saat ini, yang sebelumnya tidak terdapat biaya

administrasi bulanan polis.

4.

Biaya Pengelolaan yang dibayarkan peserta pada tahun pertama

sebesar 75% yang dibebankan dari premi/kontribui tahun

pertama dan biaya pengelolaan pada tahun kedua sebesar 30%

dari kontribui tahun kedua.

Penentuan biaya pengelolaan sudah ditetapkan oleh

pihak Takaful Keluarga, yang akan digunakan untuk

biaya akuisisi diantaranya komisi agen.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

65

b) Kebijakan Bagi Hasil

Bagi hasil peserta merupakan bagi hasil untuk keuntungan peserta

dengan pembagian perbandingan untuk antara peserta dan pihak

Takaful Keluarga yang telah disepakati antara kedua belah pihak.

Setelah pihak Takaful Keluarga menerima premi dari peserta maka

selanjutnya pihak Takaful Keluarga akan mengelola dana peserta

tersebut dengan cara menginvestasikan kolektif bagi hasil peserta ke

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.

Berdasarkan kebijakan bagi hasil Takaful Keluarga produk Takaful

Pendidikan Fulnadi sebagai berikut pada table 2

66

Table 2

Kebijakan Bagi Hasil Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1.

Bagi Hasil Peserta/Pemegang Polis sebesar 85%

Bagi hasil yang diterima peserta akan dimasukan kedalam rekening

dana pemegang polis unit link (bagi hasil) setiap setahun sekali. Bagi

hasi peserta diperoleh dari premi terkumpul per tahun dikurang biaya

pengelolaan dikurang jumlah tabarru’ terkumpul selama satu tahun

dikali tingkat asumsi investasi dikali pesentase bagi hasil peserta.

Nisbah bagi hasil peserta dalam suatu perbandingan antara 85%;15%

merupakan kebijakan baru yang telah ditetapkan oleh pihak Takaful

Keluarga pada tahun 2015, sebelumnya bagi hasil peserta dalam suatu

perbandingan antara 70%;30%.

2.

Bagi Hasil perusahaan sebesar 15%

Pihak Takaful Keluarga akan memperoleh bagi hasil 15% dari bagi hasil

peserta. Hal ini dikarenakan dana yang diinvestasikan oleh pihak

Takaful Keluarga berasal dari dana peserta sehingga porsi bagi hasilnya

pun lebih besar peserta dibanding perusahaan.

3.

Asumsi Tingkat Investasi 8%

Besaran asumsi tingkat investasi kolektif untuk pendapatan skim nisbah

bagi hasil peserta yang sudah ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga

dan peserta.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

67

c) Kebijakan Klaim

Klaim merupakan terjadinya risiko pada masa yang akan datang.

peserta dapat mengajukan klaim, kemudian pihak Takaful Keluarga

akan membayar klaim tersebut berdasarkan klaim yang diajukan oleh

peserta. Klaim yang dapat diajukan oleh peserta untuk tahun pertama

dan kedua terdiri dari klaim nilai tunai dan klaim meninggal dunia.

Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takaful

Pendidikan Fulnadi sebagai berikut pada tabel 3

68

Table 3

Kebijakan Klaim Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1.

Klaim Nilai Tunai

Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai maka pihak Takaful

Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai tunai yang berasal dari

rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening

dana pemegang plois unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta

(bagi hasil). sehingga saat mengajukan klaim nilai tunai peserta tersebut

dianggap mengundurkan diri dan memutuskan kontrak atau tidak dapat

melanjutkan kontrak perjanjiannya pada tahun selanjutnya dan hanya

mendapatkan jumlah nilai tunai pada tahun disaat peserta mengajukan

klaim tersebut.

2.

Klaim Meninggal Dunia bukan kecelakaan

sebsar 50% dari nilai MTA (Rp 40.800.000,00)

Apabila peserta/pemegang polis meninggal dunia karena bukan

kecelakaan maka akan mendapatkan dana santunan 50% dari nilai MTA

(Manfaat Takaful Awal) diserahkan kepada penerima hibah dan apabila

penerima hibah meninggal maka akan diserahkan kepada ahli waris

(saudara kandung) tetapi untuk besarnya dana santunan yang diperoleh

saudara kandung peserta lebih kecil daripada yang diperoleh penerima

hibah. Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana berupa

nilai tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi

hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila sudah

jatuh tempo.

69

3.

Klaim Meninggal Dunia karena kecelakaan

sebsar 100% dari nilai MTA (Rp 40.800.000,00)

Apabila peserta/pemegang polis meninggal dunia karena kecelakaan

maka akan mendapatkan 100% dari MTA (Manfaat Takaful Awal)

diserahkan kepada penerima hibah dan apabila penerima hibah

meninggal maka akan diserahkan kepada ahli waris (saudara kandung)

tetapi untuk besarnya dana santunan yang diperoleh saudara kandung

peserta lebih kecil daripada yang diperoleh penerima hibah., jika

peserta, penerima hibah maupun ahli waris saudara kandung meninggal

dunia maka akan disalurkan kepada saudara yang masih memiliki

hubungan keluarga dengan peserta (dengan syarat harus melampirkan

surat keluarga).

Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai

tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi

hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila sudah

jatuh tempo.

Hal yang menyebabkan perbedaan perolehan nilai MTA ini karena

tingkat risiko yang diakibatkan karena kecelakaan tingkat risikonya

lebih besar.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

70

d) Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’

Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang diniatkan oleh

peserta sebagai dana kebajikan yang bertujan untuk saling membantu

dan saling tolong-menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila

terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta asuransi mengalami

kecelakaan.

Berdasarkan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ Takaful

Keluarga sebagai berikut pada table 4

71

Table 4

Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’ Produk Takaful Pendidikan Fulnadi

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1.

Nilai Tabarru’ sebesar 8.79%

Dana tabarru’ yang terkumpul pada tahun

pertama sebesar Rp 210.960,00

Dana tabarru’ ini berasal dari premi/ kontribusi perbulan atau pertahun

yang dibayarkan oleh peserta asuransi dikali nilai tabarru’ yang sudah

ditetapkan nilai tabarru’ nya, sehingga akan terkumpul dana tabarru’ per

tahun yang dimasukan kedalam rekening kewajiban manfaat polis masa

depan (dana tabarru’).

Besarnya nilai tabarru’ ini dipengaruhi oleh usia peserta, semakin umur

peserta lebih tua maka nilai tabarru’ nya, dan apakan peserta termasuk

perokok dan bukan perokok. Apabila peserta merupakan seorang perokok

maka nilai tabarru’ nya lebih besar dibandingkan bukan perokok, karena

disesuaikan dengan tingkat risikonya.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

72

2. Takafulink Salam Cendekia

a) Kebijakan Premi

Premi merupakan kontribusi dasar yang akan dibayarkan oleh

peserta asuransi per bulan sampai masa perjanjian berakhir atau

meninggal dunia. Premi kontribusi Top Up Regular merupakan

kontribusi tambahan yang ingin dibayarkan peserta sewaktu-waktu

seperti 1 tahun yang akan datang, besarnya kontribusi Top Up Regular

tidak ditentukan sesuai dengan kemampuan pembayaran financial

peserta. Pada tahun pertama premi/kontribusi peserta bayarkan akan

dibebankan untuk biaya akuisisi/pengelolaan. Biaya administrasi

bulanan polis mulai berjalan dari tahun kedua dibebankan dari

premi/kontribusi peserta bayarkan.

Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takafulink Salam

Cendekia tahun 2016 sebagai berikut pada tabel 5

73

Table 5

Kebijakan Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1. Premi/Kontribusi peserta sebesar Rp 250.000,00 per

bulan dan Kontribusi Top Up Regular sebesar Rp

150.000,00

Besarnya premi dan cara pembayaran yang dipilih peserta disesuaikan

dengan kemampuan financial peserta. Minimal dengan ketentuan

premi/kontribusi dasar awal peserta sebesar Rp 300.000,00.

Premi yang dibayarkan peserta asuransi akan dimasukan ke dalam

rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan ke dalam

rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).

2. Biaya Top Up Regular sebesar 5% Biaya Top Up Regular yang akan dibebankan dari kontribusi Top Up

Regular.

3. Biaya Administrasi bulanan polis sebesar Rp25.000,00

per bulan

Biaya administrasi bulanan polis mulai berjalan dari tahun kedua, yang

dibebankan kepada premi/kontribusi dasar peserta selama perjanjian

kontrak berakhir atau meninggal dunia.

4. Biaya Akuisisi pada tahun pertama sebesar 80% yang

dibebankan dari premi/kontribui dasar, tahun ke-2

sebesar 50% dari kontribui dasar, tahun ke-3 sebesar

25% dari kontribui dasar, dan tahun ke-4 sebesar 15%

dari kontribui dasar.

Biaya akuisisi disebut juga biaya pengelolaan dari perusahaan,

besarannya sudah ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga, yang akan

digunakan untuk biaya akuisisi diantaranya komisi agen.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmas

74

b) Kebijakan Bagi Hasil

Setelah pihak Takaful Keluarga menerima premi dari peserta maka

selanjutnya pihak Takaful Keluarga akan mengelola dana peserta

tersebut dengan cara menginvestasikan bagi hasil peserta. Bagi hasil

peserta merupakan bagi hasil untuk keuntungan peserta dengan

pembagian berdasarkan jenis investasi saham syariah yang dipilih oleh

peserta.

Berdasarkan kebijakan bagi hasil Takaful Keluarga produk

Takafulink Salam Cendekia sebagai berikut pada tabel 6

75

Table 6

Kebijakan Bagi Hasil Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1.

Bagi Hasil Peserta/Pemegang Polis berdasarkan

jenis investasi ;

- Istiqomah : 40%

- Mizan : 50%

- Ahsan : 10%

Bagi hasil peserta/pemegang polis berdasarkan jenis investasi saham

syariah yang dipilih, bagi hasil tersebut akan dimasukan kedalam

rekening dana pemegang polis unit link (bagi hasil). Maka bagi hasil

peserta akan dilihat dari investasi saham syariah.

2.

Biaya pengelolaan investasi saham syariah

- Istiqomah : 1.75%

- Mizan : 2%

- Ahsan : 2,25%

Besaran tingkat biaya pengelolaan investasi saham syariah sudah

ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga dan peserta. Biaya pengelolaan

sebagai fee ujroh atas pengelolaan investasi saham syariah untuk

perusahaan.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

76

c) Kebijakan Klaim

Klaim merupakan terjadinya risiko pada masa yang akan datang.

peserta dapat mengajukan klaim, kemudian pihak Takaful Keluarga

akan membayar klaim tersebut berdasarkan klaim yang diajukan oleh

peserta. Klaim yang dapat diajukan oleh peserta terdiri dari klaim nilai

tunai, klaim meninggal dunia, dan klaim sakit/kecelakaan.

Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takafulink Salam

Cendekia sebagai berikut pada tabel 7

77

Table 7

Kebijakan Klaim Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1. Klaim Nilai Tunai Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai maka pihak Takaful

Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai tunai yang berasal dari

rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening

dana pemegang plois unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta

(bagi hasil). sehingga saat mengajukan klaim nilai tunai peserta tersebut

dianggap mengundurkan diri dan memutuskan kontrak.

2. Klaim Meninggal Dunia Apabila peserta meninggal dunia maka akan mendapatkan dana

santunan al-khairat dari (Manfaat Takaful Awal) sebesar Rp

57.600.000,00. Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana

berupa nilai tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit

link saat penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening

dana pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta

(bagi hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila

sudah jatuh tempo.

3. Klaim Sakit/Kecelakaan Apabila peserta/pemegang polis mengalami sakitkecelakaan maka akan

mendapatkan dana santunan harian rawat inap sebesar Rp 100.000,00.

Apabila peserta menjalani rawat inap di rumah sakit sebelum mencapai

usia 60 tahun, maka akan menerima dana santunan harian rawat inap.

Apabila peserta mempunyai lebih dari satu polis, maka manfaat

santunan harian rawat inap yang didapat setinggi-tingginya sebesar Rp

1.800.000,00 per hari.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

78

d) Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’

Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang diniatkan oleh

peserta sebagai dana kebajikan yang bertujan untuk saling membantu

dan saling tolong-menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila

terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta asuransi mengalami

kecelakaan.

Berdasarkan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ Takaful

Keluarga produk Takafulink Salam Cendekia sebagai berikut pada tabel

8

79

Table 8

Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’ Produk Takafulink Salam Cendekia

No Kebijakan Transaksi Keterangan

1. Nilai tabarru’ sebesar Rp 18.811,00 per bulan

Pembagian nilai tabarru’ yang sudah ditentukan yaitu untuk dana santunan

al-khairat sebesar Rp 6.864,00, dana santunan harian rawat inap sebesar Rp

4.467,00, payor term sebesar Rp 6.320,00, dan payor tpd sebesar Rp

1.160.00. Dana tabarru’ berasal dari premi/kontribusi dasar yang

dibayarkan oleh peserta, 75% yang akan dimasukan kedalam rekening

kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’). .

2. Biaya pengelolaan dana tabarru’ sebesar 25% Biaya pengelolaan dana tabarru’ sebagai fee ujroh oleh perusahaan atas

pengelolaan dana tabarru’ dari premi/kontribusi dasar yang dibayarkan

oleh peserta.

Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

80

3. Perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan

Fulnadi pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian, berikut perlakuan akuntansi transaksi

dana peserta yang meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan

penyajiannya dalam laporan keuangan berupa; a) Kebijakan Premi, b)

Kebijakan Bagi Hasil, c) Kebijakan Klaim, dan d) Kebijakan Pengelolaan

Dana Tabarru’. Pada pengakuan tahun pertama sampai tahun kedua dalam

produk Takaful Pendidikan Fulnadi. Untuk dapat memahami perlakuan

akuntansi produk Takaful Pendidikan Fulnadi, penulis memberikan

ilustrasi dan penjelasannya untuk satu peserta, sebagaimana gambar

berikut.

81

82

Berikut perlakuan akuntansi atas ilustrasi produk Takaful

Pendidikan Fulnadi kasus di atas :

a. Pengakuan pada tahun pertama

Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun pertama

dilakukan pada tanggal 29 Februari 2016 setahun setelah Ibu

Isnawati mengikuti produk ini, yaitu tanggal 17 Februari 2015.

Pada tahun pertama, Ibu Isnawati hanya bisa mengajukan klaim

meninggal dunia baik karena kecelakaan maupun bukan

kecelakaan dan klaim nilai tunai. Selain itu pada tahun pertama Ibu

Isnawati tidak bisa mengajukan klaim tahapan manfaat karena

tahapan manfaatnya belum jatuh tempo yaitu pada tahun ke lima.

Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada

tahun pertama.

1) Kebijakan Premi

a) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

(Dr) Kas dan Bank Rp 614.186,00

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00

(Kr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00

b) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang

diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 2.005.000,00

(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 1.800.000,00

(Kr) Pendapatan lain-lain Rp 205.000,00

83

Khusus untuk tahun pertama, selain membayar premi

sebesar Rp 2.400.000,00 per tahun, peserta juga harus

membayar biaya polis sebesar Rp 25.000,00 dan biaya

administrasi perbulan Rp 15.000,00 atau Rp 180.000,00 per

tahun yang dibebankan pada premi/kontribusi perbulan peserta

bayarkan, sehingga jumlah yang harus dibayarkan peserta pada

tahun pertama sebesar Rp 2.425.000,00.

Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak

Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,

jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

oleh peserta sebesar Rp 2.400.000,00 maka pihak Takaful

Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut menjadi

dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa depan

(dana tabarru’) sebesar Rp 210.960,00 dari nilai tabarru’

sebesar 8,79% dikali premi pembayaran setahun peserta

sebesar Rp 2.400.000,00. Dan rekening ke dana pemegang

polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp 403.226,00 ( Rp

2.400.000,00 – 75% - Rp 210.960,00 + Rp 14.186,00). Dan

untuk biaya pengelolaan yang dibebankan pada tahun pertama

sebesar Rp 1.800.000,00 (75% x Rp 2.400.000,00).

Kedua jurnal saat mencatat biaya polis maupun biaya

administrasi diterima sebagai pendapatan lain-lain sebesar Rp

205.000,00 (biaya polis sebesar Rp 25.000 + Rp 180.000,00

84

untuk biaya administrasi per tahun) dan serta biaya

pengelolaan sebagai pendpatan premi bruto sebesar Rp

1.800.000,00.

Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas

mana dana yang sepenuhnya menjadi milik pihak Takaful

Keluarga (rekening pendapatan premi bruto dan rekening

pendapatan lain-lain) dan mana dana yang merupakan tititipan

peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa

depan dan rekening dana pemegang polis unit link).

2) Kebijaka Bagi Hasil

a) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi, tetapi

keuntungan tersebut belum dibagikan kepada peserta dan

pihak Takaful Keluarga

(Dr) Kas dan Bank Rp 31.123,00

(Kr) Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 31.123,00

Dari informasi pihak Takaful Keluarga asumsi

tingkat investasi yang sudah ditentukan sebesar 8% per

tahun. Saat pendapatan hasil investasi kolektif belum

dibagikan kepada peserta dan pihak Takaful Keluarga

sebesar Rp 31.123,00 (Rp 389.040,00 x 8%)

b) Saat keuntungan dari hasil investasi dibagikan kepada

peserta sesuai dengan skim nisbah bagi hasil yaitu sebesar

85%

85

(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp Rp 415.494,00

(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 415.494,00

Hasil investasi dibagikan kepada peserta sesuai

dengan skim bagi hasil peserta, yaitu sebesar 85%. Maka

pihak Takaful Keluarga mencatatnya sebagai pengurang

dari pendapatan hasil investasi pihak Takaful Keluarga.

Bagi hasil tersebut akan dimasukan ke dana pemegang polis

peserta sebesar Rp Rp 415.494,00. Yaitu sebagai berikut

perhitungan skim bagi hasil investasi pesserta :

Premi terkumpul per tahun dikurang biaya pengelolaan

tahun pertama dikurang dana tabarru’ per tahun dikali

asumsi tingkat investasi dikali persentase bagi hasil peserta

= Rp 2.400.000,00 – Rp 75% = Rp 600.000,00

= Rp 600.000,00 – 210.960,00 = Rp 389.040,00

= Rp 389.040,00 x 8 % = Rp 31.123,00

= Rp 31.123,00 x 85% = Rp 26.454,00

= Rp 389.040,00 + Rp 26.454,00 = Rp 415.494,00

3) Kebijakan klaim

a) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia karena bukan

kecelakaan

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 20.400.000,00

(Kr) Hutang Klaim Rp 20.400.000,00

86

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia karena bukan kecelakaan maka pihak

Takaful Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim

yang harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim

tersebut. Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak

Takaful Keluarga sebesar Rp 20.400.000,00 (50% x MTA

sebesar Rp 40.800.000,00).

Apabila peserta meninggal dunia karena bukan

kecelakaan maka besarnya mendapatkan klaim manfaat

awal yang didapat akan lebih kecil dibandingkan karena

kecelakaan, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat risiko

yag diakibatkan.

b) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia karena

kecelakaan

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 40.800.000,00

(Kr) Hutang klaim Rp 40.800.000,00

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia karena kecelakaan maka pihak Takaful

Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim yang

harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim tersebut.

Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak Takaful

Keluarga sebesar Rp 40.800.000,00 (100% x MTA).

87

Apabila peserta meninggal dunia karena kecelakaan

maka besarnya klaim manfaat awal yang didapat akan lebih

besar dibandingkan karena bukan kecelakaan. Hal tersebut

disesuaikan dengan tingkat risiko yang diakibatkan.

c) Apabila mengajukan klaim nilai tunai

(Dr) Beban Klaim dan manfaat Rp 403.226,00.

(Kr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00.

Klaim nilai tunai adalah klaim yang diajukan oleh

peserta untuk menerik kembali sejumlah uang mereka yang

dititipkan kepada pihak Takaful Keluarga dan bagi hasil

yang diperoleh peserta dari hasil investasi kolektif. Dana

klai ini berasal dari dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi dari pseserta (tabungan peserta) dan dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada

peserta (bagi hasil).

Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan

kliam nilai tunai maka pihak Takaful Keluarga akan

mencatatnya sebagai hutang dana pemegang polis unit link

yang mana pada saat pembayaran pihak Takaful Keluarga

akan mengembalikan dana pemegang polis unit link pada

tahun pertama yang merupakan dana milik peserta.

Besarnya kalim nilai tunai yang akan didapat peserta pada

tahun pertama sebesar Rp 403.226,00.

88

Dana pemegang polis pada tahun pertama terdiri

dari jumlah dana pemegang polis saat penerimaan premi

dari peserta (tabungan peserta) dan jumlah dana pemegang

polis saat pembagian bagi hasil kepada pesesrta (bagi

hasil).

Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai pada

tahum pertama maka pihak Takaful Keluarga akan

menganggap peserta tersebut mengundurkan diri dan

memutuskan kontrak dengan pihak Takaful Keluarga

sehingga peserta tidak dapat melanjutkan kontrak

perjanjiannya pada tahun ke-2 sampai selesainya masa

perjanjian dan hanya akan mendapatkan jumlah dana

pemegang polis pada tahun pertama saja.

d) Saat pembayaran klaim

Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim

meninggal dunia karena bukan kecelakaan

(Dr) Hutang klaim Rp 20.400.000,00

(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 403.226,00

(Kr) Kas dan bank Rp 20.803.226,00

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia karena bukan kecelakaan bukan

kecelakaan maka pada saat pembayarannya pihak Takaful

Keluarga membayar hutang klaim sebesar Rp

89

20.400.000,00 (50% x Rp 40.800.000,00) dan juga

mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun

pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp

403.226,00.

Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama

terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada

peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga

mencatatnya sebagi pengurang dari hutang-hutang tersebut.

Apabila pada tahun pertama peserta meninggal

dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap

memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa

kepada anak sebagai penerima hibah, apabila tahapan

manfaat dan beasiswanya jatuh tempo. Tahapan

manfaatnya akan diberikan dan akan dicatat setiap jatuh

tempo, yaitu pada tahun ke-5 saat TK, tahun ke-6 saat SD,

tahun ke-12 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMP,

tahun ke-15 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMA,

dan tahun ke-18 saat PT.

Maka pencatatan akuntansi saat penerima hibah

mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan manfaat

pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :

90

1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh

tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 4.080.000,00

Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan

hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh

penerima hibah pada tahun ke-12 persentasenya sebesar

15%, tahun ke-15 persentasenya sebesar 20% dan tahun

ke-18 persentasenya sebesar 40% dan untuk tahun ke-5

serta tahun ke-6 besaran tahapan manfaat yang diterima

sama, yaitu Rp 4.080.000,00 (10% x Rp

40.800.000,00). Dan pencatatan akuntansi saat

penerima hibah mendapatkan beasiswa, misalnya

beasiswa pada tahun ke-5 saat masuk TK adalah:

1) Saat akan jatuh tempo beasiswa

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00

(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

91

(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00

Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya pencatatan

akuntansinya sama saja yang membedakan hanya

besaran beasiswa yang diterima setiap tahun oleh

penerima hibah pada tahun ke-12 Selama 3 tahun saat

SMP, tahun ke-15 selama 2 tahun saat SMA, tahun ke-

18 selama 5 tahun saat PT. Dan untuk tahun ke-5 selama

1 tahun serta tahun ke-6 selama 6 tahun besaran

beasiswa yang diterima sama, yaitu Rp 2.040.000,00

(50% x Rp 4.080.000,00).

Jumlah beasiswa yang diterima oleh penerima hibah

50% lebih kecil dari jumlah tahapan manfaat yang

diterima, hal ini disebabkan karena jumlah beasiswa

yang diterima penerima hibah akan diberikan

berdasarkan lama masa pendidikan.

e) Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim meninggal

dunia karena kecelakaan

(Dr) Hutang klaim Rp 40.800.000,00

(Dr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 41.203.226,00

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia karena kecelakaan maka pada saat

pembayarannya pihak Takaful Keluarga membayar hutang

92

klaim sebesar Rp 40.800.000,00 (100% x MTA) dan

mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun

pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp

403.226,00.

Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama

terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada

peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga

mencatatnya sebagai pengurang dari hutang-hutang

tersebut.

Apabila pada tahun pertama peserta meninggal

dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap

memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa

kepada penerima hibah, apabila tahapan manfaat dan

beasiswanya jatuh tempo. Tahapan manfaatnya akan

diberikan dan akan dicatat setiap jatuh tempo, yaitu pada

tahun ke-5 saat TK, ke-6 saat SD, ke-12 saat SMP, ke-15

saat SMA, dan ke-18 saat PT sedangkan beasiswanya akan

diberikan dan dicatat setiap jatuh tempo, yaitu pada tahun

ke-5 selama satu tahun saat TK, ke-6 setiap setahun sekali

selam 6 tahun saat SD, ke-12 setiap setahun sekali selama 3

tahun saat SMP, ke-15 setiap setahun sekali selama 2 tahun

93

saat SMA dan ke-18 setiap setahun sekali selama 5 tahun

saat PT.

Maka pencatatan akuntansi saat penerimaan hibah

mendapatkan tahapan manfaat, miasalnya tahapan manfaat

pada tahun ke-5 saat masuk TK adalah :

1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh

tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Kas Rp 4.080.000,00

Sedangkan untuk tahapan manfaat selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan

hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh

penerima hibah pada tahu ke-12, ke-15, ke-18 dan

untuk tahun ke-5 serta tahun ke-6 besaran tahapan

manfaat yang diterima sama yaitu Rp 4.080.000,00

(10% x Rp 40.800.000,00).

Dan pencatatan akuntansi saat penerima hibah (anak

mendapatkan beasiswa, misalnya beasiswa pada tahun

ke-5 saat masuk TK adalah:

1) Saat akan jatuh tempo beasiswa

94

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00

(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00

Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang

membedakan hanya besaran beasiswa yang diterima

oleh penerima hibah pada tahun ke-12 saat SMP,

ke-15 saat SMA, ke-18 saat PT dan untuk tahun ke-

5 selama 1 tahun saat TK, serta tahun ke-6 setiap

setahun sekali selama 6 tahun saat SD besaran

beasiswa yang diterima sama, yaitu Rp

2.040.000,00 (50% x Rp 4.080.000,00).

Jumlah beasiswa yang diterima oleh

penerima hibah 50% lebih kecil dari jumlah tahapan

yang diterima, hal ini disebabkan karena jumlah

beasiswa yang diterima penerima hibah akan

diberikan berdasarkan lama masa pendidikan.

f) Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim nilai tunai

(Dr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 403.226,00

95

Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan

klaim nilai tunai, maka pada saat pembayarannya pihak

Takaful Keluarga mengembalikan nilai tunai pada tahun

pertama. Dana klaim nilai tunai ini diperoleh dari dana

pemegang polis (tabungan peserta) pada tahun pertama

yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp 403.226,00.

Dana klaim nilai tunai diperoleh dari dana

pemegang polis unit link tahun pertama yang terdiri dari

jumlah dana pemegang polis unit link saat penerimaan

premi (tabungan peserta) dan jumlah dana pemegang polis

unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi

hasil) serta pihak Takaul Keluarga mencatatnya sebagai

pengurang dari hutang tersebut.

Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai pada

tahun pertama maka pihak Takaful Keluarga menganggap

peserta tersebut mengundurkan diri sehingga peserta tidak

dapat melanjutkan kontrak perjanjiannya pada tahun ke-2

sampai selesainya masa perjanjian dan hanya mendapatkan

jumlah nilai tunai pada tahun pertama yang mana dana ini

merupakan milik peserta.

4) Kebijakan dana tabarru’ pada tahun pertama

a) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 210.960,00

96

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00

b) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila

mengalami kecelakaan

(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 210.960,00

Untuk tahun pertama, saat penerimaan dana tabarru’ dari

peserta maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya dalam

jurnal saat penerimaan dana tabarru’ dari peserta, maka pihak

Takaful Keluarga mencatatnya kewajiban manfaat polis masa

depan peserta yang akan dialokasikan kedalam rekening kas

kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’). Yang

diperoleh dari pembayaran premi peserta perbulan dikali nilai

tabarru’ yang telah ditentukan oleh pihak Takaful Keluarga

sebesar Rp 210.960,00 per tahun (8,79% x 2.400.000,00).

Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta,

apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful Keluarga

mencatat sebagai pengurang rekening kas kewajiban manfaat

polis masa depan peserta.

Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas mana

dana yang merupakan titipan peserta untuk dikelola (rekening

kewajiban manfaat polis masa depan).

97

b. Pengakuan pada tahun ke dua

Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun kedua

dilakukan pada tanggal 28 Februari 2017 dua tahun setelah Ibu

Isnawati mengikuti produk Takaful Pendidikan Fulnadi ini. Pada

tahun ke dua Ibu Isnawati masih tidak bisa mengajukan klaim

tahapan manfaat karena tahapan manfaat nya belum jatuh tempo.

Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada tahun

kedua.

1) Kebijakan Premi

a) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

(Dr) Kas dan Bank Rp 2.188.607,00

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00

(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00

b) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang

diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 1.800.000,00

(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 1.440.000,00

(Kr) Pendapatan lain-lain Rp 360.000,00

Pengakuan pada tahun kedua, peserta membayar premi

sebesar Rp 200.000,00 per bulan atau sebesar Rp

4.800.000,00 selama dua tahun, peserta juga harus membayar

administrasi bulanan Rp 15.000,00 per bulan atau Rp

98

360.000,00 selama dua tahun yang mengurangi

premi/kontribusi perbulan peserta bayarkan sehingga jumlah

premi/kontribusi per bulan peserta pada tahun kedua sebesar

Rp 4.440.000,00.

Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak

Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,

jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

oleh peserta sebesar Rp 4.800.000,00 maka pihak Takaful

Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut menjadi

dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa depan

(dana tabarru’) sebesar Rp 421.920,00 dari nilai tabarru’

sebesar 8,79% dikali premi pembayaran peserta sebesar Rp

4.800.000,00 selama dua tahun. Dan rekening ke dana

pemegang polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp

1.766.687,00 ( Rp 2.188.607,00 – Rp 421.920,00) selama dua

tahun. Dan untuk biaya pengelolaan yang dibebankan pada

tahun kedua sebesar Rp 1.440.000,00 (30% x Rp

4.800.000,00).

Jurnal saat mencatat biaya administrasi diterima sebagai

pendapatan lain-lain sebesar Rp 360.000,00 selama dua

tahun, dan serta biaya pengelolaan sebagai pendpatan premi

bruto (biaya pengelolaan tahun kedua sebesar Rp

1.440.000,00).

99

Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas

mana dana yang milik pihak Takaful Keluarga (rekening

pendapatan premi bruto dan rekening pendapatan lain-lain)

dan mana dana yang merupakan tititipan peserta untuk

dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa depan dan

rekening dana pemegang polis unit link tabungan peserta).

2) Kebijakn Bagi Hasil

a) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi, tetapi

keuntungan tersebut belum dibagikan kepada peserta dan

pihak Takaful Keluarga

(Dr) Kas dan Bank Rp 81.446,4

(Kr) Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 81.446,4

Pada tahun ke dua mendapatkan keuntungan dari

hasil investasi, tetapi keuntungan tersebut belum dibagikan

kepada peserta dan pihak Takaful Keluarga sebesar Rp

81.446,4 (Rp 1.018.080,00 x 8%). Dari informasi pihak

Takaful Keluarga asumsi tingkat investasi sebesar 8%.

b) Pada tahun ke dua saat keuntungan dari hasil investasi

kolektif dibagikan kepada peserta sesuai dengan skim

nisbah bagi hasil yaitu sebesar 85%

(Dr) Dana pemegang polis Rp 1.087.309,44

(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 1.087.309,44

100

Hasil investasi dibagikan kepada peserta sesuai dengan

skim bagi hasil peserta, yaitu sebesar 85%. Maka pihak

Takaful Keluarga mencatatnya sebagai pengurang dari

pendapatan hasil investasi pihak Takaful Keluarga. Bagi

hasil tersebut akan dimasukan ke rekening dana pemegang

polis (tabungan peserta) sebesar Rp 1.087.309,44. Yaitu

sebagai berikut perhitungan skim bagi hasil investasi

pesserta :

Premi terkumpul selama dua tahun – biaya pengelolaan

tahun kedua

= Rp 4.800.000,00 – Rp 30% = Rp 1.440.000,00

= Rp 1.440.000,00 – Rp 421.920,00 = Rp 1.018.080,00

= Rp 1.018.080,00 x 8 % = Rp 81.446,4

= Rp 81.446,4 x 85% = Rp 69.229,44

= Rp 1.018.080,00 + 69.229,44 = Rp 1.087.309,44

3) Kebijakan Klaim

Pengakuan pencatatan akuntansi pada tahun kedua sama

seperti pengakuan pada tahun pertama yaitu saat penerima

hibah mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan

manfaat pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :

1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

101

2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh

tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 4.080.000,00

Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan

hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh

penerima hibah pada tahun ke-12 persentase sebesar

15%, tahun ke-15 persentase sebesar 20% dan tahun ke-

18 persentase sebesar 20%, jadi semakin lama tahapan

manfaat yang diterima oleh penerima hibah maka

semakin besar perkalian persentasenya. Dan untuk

tahun ke-5 serta tahun ke-6 besaran tahapan manfaat

yang diterima sama, yaitu Rp 4.080.000,00 (10% x Rp

40.800.000,00).

Dan pencatatan akuntansi saat penerima hibah

mendapatkan beasiswa, misalnya beasiswa pada tahun

ke-5 saat masuk TK adalah:

1) Saat akan jatuh tempo beasiswa

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00

(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00

102

(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00

Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang

membedakan hanya besaran beasiswa yang diterima

setiap tahun oleh penerima hibah pada tahun ke-12,

ke-15, ke-18, dan untuk tahun ke-5 selama 1 tahun

serta tahun ke-6 selama 6 tahun besaran beasiswa

yang diterima sama, yaitu Rp 2.040.000,00 (50% x

Rp 4.080.000,00).

Jumlah beasiswa yang diterima oleh penerima

hibah 50% lebih kecil dari jumlah tahapan manfaat

yang diterima, hal ini disebabkan karena jumlah

beasiswa yang diterima penerima hibah akan

diberikan berdasarkan lama masa pendidikan.

4) Kebikan pengelolaan dana tabarru’ pada tahun kedua

a) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 421.920,00

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00

b) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila

mengalami kecelakaan

(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 421.920,00

103

Pada tahun kedua saat penerimaan dana tabarru’ dari

peserta maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya sebagai

kewajiban manfaat polis masa depan peserta yang akan

dialokasikan kedalam rekening kas kewajiban manfaat polis

masa depan (dana tabarru’). Yang diperoleh dari pembayaran

premi peserta selama dua tahun dikali nilai tabarru’ yang telah

ditentukan oleh pihak Takaful Keluarga sebesar Rp 421.920,00

(8,79% x Rp 4.800.000,00).

Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta,

apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful Keluarga

mencatat sebagai pengurang rekening kas kewajiban manfaat

polis masa depan peserta. Sehingga dari pencatatan di atas

akan terlihat secara jelas mana dana yang merupakan titipan

peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa

depan).

104

4. Perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takafulink Salam

Cendekia pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian, berikut perlakuan akuntansi transaksi

dana peserta yang meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan

penyajiannya dalam laporan keuangan berupa ; a) Kebijakan Premi, b)

Kebijakan Bagi Hasil, c) Kebijakan Klaim, dan d) Kebijakan pengelolaan

Dana Tabarru’, pada pengakuan tahun pertama dalam produk Takafulink

Salam Cendekia. Untuk dapat memahami perlakuan akuntansi produk

Takafulink Salam Cendekia, penulis memberikan ilustrasi dan

penjelasannya untuk satu peserta, sebagaimana gambar berikut.

105

106

107

108

109

Berikut perlakuan akuntansi atas ilustrasi produk Takafulink Salam

Cendekia kasus di atas :

Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun pertama

dilakukan pada tanggal 30 Juli 2017 setahun setelah Ibu Isnawati

mengikuti produk ini, yaitu tanggal 22 Juli 2016.

Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada tahun

pertama.

a) Kebijakan Premi

1) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

(Dr) Kas dan Bank Rp 968.232,00

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225,732,00

(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 734.338,00

2) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang

diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 3.840.000,00

(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 3.840.000,00

Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak

Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,

jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan

oleh peserta sebesar Rp 4.800.000,00 per tahun. maka pihak

Takaful Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut

menjadi dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa

depan (dana tabarru’) sebesar sebesar Rp 18.811,00 per bulan

110

atau Rp 225.732,00 per tahun. rekening ke dana pemegang

polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp 734.388,00 ( Rp

4.800.000,00 - 80% - Rp 225.612,00). Dan untuk biaya

pengelolaan yang dibebankan pada tahun pertama sebesar Rp

3.840.000,00 (80% x 4.800.000,00). Pada pengakuan tahun

pertama tidak terdapat biaya administrasi bulanan polis, mulai

berjalan biaya administrasi bulanan polis pada tahun kedua

sebesar Rp 25.000,00 sampai akhir masa perjanjian kontrak.

Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas

mana dana yang sepenuhnya menjadi milik pihak Takaful

Keluarga (rekening pendapatan premi bruto dan rekening

pendapatan lain-lain) dan mana dana yang merupakan tititipan

peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa

depan dan rekening dana pemegang polis unit link).

b) Kebijakan Bagi Hasil

1) Saat menyalurkan dana investasi dalam bentuk deposito

reksadana syariah atau saham syariah

(Dr) Deposito/Reksadana Rp 734.388,00

(Kr) Kas/Bank Rp 734.388,00

Hasil investasi sebelum digabung diinvestasikan ke

dalam saham syariah. nilai tunai premi/kontribusi peserta

pertahun sebesar Rp 734.388,00 yang akan disalurkan dan

111

diakui sebagai pendapatan deposito/reksadana saham

syariah oleh pihak Takaful Keluarga.

2) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi saham

syariah

(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00

(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 2.195.000,00

Dari informasi pihak Takaful Keluarga pendapatan

bagi hasil berdasarkan investasi saham syariah ditentukan

dari tingkat turun naiknya investasi saham tersebut

sehingga bagi hasil dalam setahun tidek menentu karena

bedasarkan tingkat investasi saham syariah dilihat dari

ANB (Aktiva Nilai Bersih). Dari ilustrasi diatas bagi hasil

peserta dari perhitungan gabungan investasi saham pada

tahun pertama sebesar Rp 2.195.000,00 dalam ketegori

sedang dari informasi yang didapat oleh pihak Takaful

Keluarga.

c) Kebijakan klaim

1) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 59.795.000,00

(Kr) Hutang Klaim Rp 57.600.000,00

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia maka pihak Takaful Keluarga akan

mencatatnya sebagai hutang klaim yang harus dibayarkan

112

pada saat pembayaran klaim tersebut. Besarnya hutang

klaim yang dicatat oleh pihak Takaful Keluarga sebesar Rp

57.600.000,00 (100% x MTA dana santunan al-khairat).

g) Apabila mengajukan klaim sakit/kecelakaan

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 1.200.000,00

(Kr) Hutang Klaim Rp 1.200.000,00

Apabila mengajukan sakit/kecelakaan maka pihak Takaful

Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim yang

harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim tersebut.

Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak Takaful

Keluarga sebesar Rp 1.200.000,00 per tahun.

1) Apabila mengajukan klaim nilai tunai

(Dr) Beban Klaim dan manfaat Rp 2.195.500,00

(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.500,00

Klaim nilai tunai adalah klaim yang diajukan oleh

peserta untuk menerik kembali sejumlah uang mereka yang

dititipkan kepada pihak Takaful Keluarga dan bagi hasil

yang diperoleh peserta dari hasil investasi saham syariah

tersebut pada tahun pertama. Dana klaim ini berasal dari

dana pemegang polis unit link saat penerimaan premi dari

pseserta (tabungan peserta) dan dana pemegang polis unit

link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi hasil).

113

Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan kliam nilai

tunai maka pihak Takaful Keluarga akan mencatatnya

sebagai hutang dana pemegang polis unit link yang mana

pada saat pembayaran pihak Takaful Keluarga akan

mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun

pertama yang merupakan dana milik peserta. Besarnya

kalim nilai tunai yang akan didapat peserta pada tahun

pertama sebesar Rp 2.195.000,00.

Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama

terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan

jumlah dana pemegang polis unit link saat pembagian bagi

hasil investasi kepada pesesrta (bagi hasil). Apabila peserta

mengajukan klaim nilai tunai pada tahum pertama maka

pihak Takaful Keluarga akan menganggap peserta tersebut

mengundurkan diri dan memutuskan kontrak dengan pihak

Takaful Keluarga

2) Saat pembayaran klaim

Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim

meninggal dunia

(Dr) Hutang klaim Rp 57.600.000,00

(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00

(Kr) Kas dan bank Rp 59.795.500,00

114

Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim

meninggal dunia maka pada saat pembayarannya pihak

Takaful Keluarga membayar hutang klaim sebesar Rp

57.600.000,00 (100% x Rp 57.600.000,00) dan juga

mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun

pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp

2.195.000,00.

Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama

terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat

penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana

pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada

peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga

mencatatnya sebagi pengurang dari hutang-hutang tersebut.

Apabila pada tahun pertama peserta meninggal

dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap

memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa

kepada anak sebagai penerima hibah, apabila tahapan

manfaat dan beasiswanya jatuh tempo. Tahapan

manfaatnya akan diberikan dan akan dicatat setiap jatuh

tempo, yaitu pada tahun ke-5 saat TK, tahun ke-6 saat SD,

tahun ke-12 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMP,

tahun ke-15 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMA,

dan tahun ke-18 saat PT.

115

Maka pencatatan akuntansi saat penerima hibah

mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan manfaat

pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :

3) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat

(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.320.000,00

(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.320.000,00

Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh

tempo tersebut

(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.320.000,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 4.320.000,00

Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya

pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan

hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh

penerima hibah pada tahun ke-12 persentasenya sebesar

25%, tahun ke-15 persentasenya sebesar 40% dan tahun ke-

18 persentasenya sebesar 50% dan untuk tahun ke-5 serta

tahun ke-6 besaran tahapan manfaat yang diterima sama,

yaitu Rp 4.320.000,00 (7,5% x Rp 57.600.000,00).

116

d) Kebijakan dana tabarru’ pada tahun pertama

1) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta

(Dr) Kas dan Bank Rp 225.732,00

(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00

2) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila

mengalami kecelakaan

(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00

(Kr) Kas dan Bank Rp 225.732,00

Untuk tahun pertama, saat penerimaan dana

tabarru’ dari peserta maka pihak Takaful Keluarga

mencatatnya dalam jurnal saat penerimaan dana tabarru’

dari peserta, maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya

kewajiban manfaat polis masa depan peserta yang akan

dialokasikan kedalam rekening kas kewajiban manfaat polis

masa depan (dana tabarru’).

Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh

peserta, apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful

Keluarga mencatat sebagai pengurang rekening kas

kewajiban manfaat polis masa depan peserta. Sehingga dari

pencatatan di atas akan terlihat secara jelas mana dana yang

merupakan titipan peserta untuk dikelola (rekening

kewajiban manfaat polis masa depan).

117

PT Asuransi Takaful Keluarga

Neraca Saldo

Per 29 Februari 2016

No. Nama Akun

Saldo

Debit Kredit

101 Kas/Bank Rp 2.248.083,00

102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00

103 Dana pemegang polis Rp 403.226,00

211 Pendapatan premi bruto Rp 1.800.000,00

212 Pendapatan lain-lain Rp 205.000,00

213 Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 122.169,66

301 Utang klaim Rp 40.800.000,00

302 Utang klaim beasiswa -

511 Beban Klaim dan manfaat

Rp 20.400.000,00

Jumlah Rp 4.989.438,66 Rp 61.200.000,00

118

PT Asuransi Takaful Keluarga

Neraca Saldo

Per 28 Februari 2017

No. Nama Akun

Saldo

Debit Kredit

101 Kas/Bank Rp 4.070.050,00

102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00

103 Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00

211 Pendapatan premi bruto Rp 3.240.000,00

212 Pendapatan lain-lain Rp 360.000,00

213 Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 16.885,01

301 Hutang klaim Rp 20.400.000,00

302 Hutang klaim beasiswa -

511 Beban klaim dan manfaat -

Jumlah Rp 9.875.542,01 Rp 20.400.000,00

119

PT Asuransi Takaful Keluarga

Neraca Saldo

Per 30 Juni 2017

No. Nama Akun

Saldo

Debit Kredit

101 Kas/Bank Rp 4.073.844,00

102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00

103 Dana pemegang polis unit link Rp 734.338,00

201 Deposito/Rekasadana Rp 2.195.000,00

211 Pendapatan premi bruto Rp 3.840.000,00

212 Pendapatan lain-lain Rp -

213 Pendapatan hasil investasi Rp 100.000,00

301 Hutang klaim Rp 57.600.000,00

302 Hutang klaim beasiswa -

511 Beban klaim dan manfaat

-

Jumlah Rp 11.168.914,00 Rp 57.600.000,00

120

5. Penyajian Laporan Keuangan

A. Takaful Pendidikan Fulanadi

Berikut penyajian laporan keuangan mengenai kebijakan transaksi

dana peserta pengakuan dua tahun pada ilustrasi produk Takaful

Pendidikan Fulnadi yaitu tanggal 28 Februari 2017.

Penulis hanya menampilkan sebagian dari Neraca dan laporan

Laba Rugi terutama menyajikan nama-nama akun yang berkaitan

dengan pencatatan akuntansi diatas, seperti kewajiban manfaat polis

masa depan, dana pemegang unit link dan hutang klaim di Neraca serta

pendapatan premi bruto, pendapatan hasil investasi, pendapatan lain-

lain, dan beban klaim dan manfaat di Laporan Laba Rugi. Sedangkan

untuk besarnya angka yang ada di nama-nama akun tersebut hanya

yang berasal dari transaksi satu peserta . Dan khusus untuk tahapan

manfaat dan beasiswa yang jatuh tempo tidak disajjikan dalam laporan

keuangan pada tahun pertama dan kedua tetapi akan disajikan dalam

laporan keuangan pada tanggal disaat tahapan manfaat dan

beasiswanya jatuh tempo pada tahun ke-5.

Sebagian penyajian laporan keuangan yang terjadi pada pengakuan

dua tahun dengan asumsi apabila saat mengajukan klaim meninggal

dunia karena bukan kecelakaan.

121

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

Sebagian NERACA

Per 28 Februrai 2017

KEWAJIBAN

Kewajiban kepada pemegang polis

Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00

Hutang klaim Rp -

Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00

Jumlah Kewajiban kepada pemegang polis Rp 2.188.607,00

Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

122

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

Sebagian LAPORAN LABA RUGI

Per 28 Februrai 2017

PENDAPATAN

Pendapatn premi

Premi kontribusi bruto Rp 3.240.000,00

Pendapatn premi – bersih Rp 3.240.000,00

Hasil Investasi Rp 16.885,01

Pendapatan lain-lain Rp 385.000,00

Jumlah Pendapatan Rp 3.641.885,01

BEBAN

Kliam dan manfaat Rp 20.400.000,00

Beban Klaim dan manfaat polis Rp 20.400.000,00

Jumlah Beban Rp 20.400.000,00

Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

123

B. Takafulink Salam Cendekia

Berikut penyajian laporan keuangan mengenai transaksi dana

peserta pengakuan tahun pertama pada ilustrasi produk Takafulink

Salam Cendekia yaitu tanggal 30 Juni 2017. Sedangkan untuk

besarnya angka yang ada di nama-nama akun tersebut hanya yang

berasal dari transaksi satu peserta . Dan khusus untuk tahapan manfaat

dan beasiswa yang jatuh tempo tidak disajjikan dalam laporan

keuangan pada tahun pertama dan kedua tetapi akan disajikan dalam

laporan keuangan pada tanggal disaat tahapan manfaat dan

beasiswanya jatuh tempo pada tahun ke-5.

124

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

Sebagian NERACA

Per 30 Juni 2017

KEWAJIBAN

Kewajiban kepada pemegang polis

Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00

Hutang klaim Rp -

Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00

Jumlah Kewajiban kepada pemegang polis Rp 2.420.732,00

Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

125

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

Sebagian LAPORAN LABA RUGI

Per 30 Juni 2017

PENDAPATAN

Pendapatn premi

Premi kontribusi bruto Rp 3.840.000,00

Pendapatn premi – bersih Rp 3.840.000,00

Hasil Investasi Rp 100.000,00

Pendapatan lain-lain -

Jumlah Pendapatan Rp 3.850.000,00

BEBAN

Kliam dan manfaat Rp 57.600.000,00

Beban Klaim dan manfaat polis Rp 57.600.000,00

Jumlah Beban Rp 57.600.000,00

Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

126

C. Penjelasan Nama-nama Akun

Berikut penjelasan dari setiap nama-nama akun yang ada kaitannya

dengan pencatatan akuntansi di atas, yaitu :

1) Kewajiban manfaat polis masa depan atau dana tabarru’ adalah

kewajiban pihak Takaful Keluarga kepada pemegang polis atas

musibah yang dialaminya. Dana dari kewajiban manfaat polis

masa depan ini kan diberikan apabila diantara pemegang polis

(peserta) adaa yang mengalami musibah.

2) Dana pemegang polis unit link adalah dana miliki peserta

(pemegang polis). Dana ini diperoleh dari setiap penerimaan

premi dari peserta (tabungan peserta) dan dari setiap

pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi hasil). Dana ini akan

dikembalikan pihak asuransi, apabila peserta mengajukan

klaim baik itu klaim meninggal dunia, klaim nila tunai maupun

klaim jatuh tempo. Sehingga dana ini merupakan kewajiban

dari pihak Takaful Keluarga kepada peserta sebagai pemegang

polis.

3) Pendapatan premi kontribusi bruto adalah pendapatan yang

diperoleh pihak Takaful Keluarga dari biaya pengelolaan.

4) Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh pihak

Takaful Keluarga dari biaya polis maupun biaya administrasi

bulanan.

127

5) Pendapatan hasil investasi adalah pendapatan yang diperoleh

pihak Takaful Keluarga dari keuntungan hasil investasi dana

peserta. Besarnya pendapatan hasil investasi yang diperoleh

sesuai dengan skim bagi hasil untuk pihak Takaful Keluarga.

6) Beban klaim dan manfaat adalah beban yang terdiri atas klaim

dan manfaat asuransi yang pembayarannya didasarkan pada

terjadinya peristiwa yang diasuransikan, yaitu klaim meninggal

dunia baik karena bukan kecelakaan maupun karena

kecelakaan, klaim nilai tunai, dan klaim jatuh tempo serta

klaim tahapan manfaat dan klaim beasiswa (untuk produk

Takaful Pendidikan)

7) Hutang klaim adalah kewajiban yang timbul sehubungan

dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh

peserta kepada pihak asuransi. Pihak Takaful Keluarga

menggabungkan semua hutang klaim menjadi satu nama akun

saja, yaitu hutang klaim. Baik itu dari hutang klaim meninggal

dunia, hutang klaim nilai tunai, dan hutang klaim jatuh tempo

serta hutang klaim tahapan manfaat maupun hutang klaim

beasiswa untuk produk Takaful Pendidikan.

128

6. Analisis kuantitatif produk Takaful Pendidikan

Dalam mengelola dana peserta atau dana kontribusi (premi) pada

produk Takaful Pendidikan akan dicatat dialokasikan dalam rekening dana

pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening kewajiban

manfaat polis masa depan (dana tabrru’). Rekening tabungan merupakan

kumpulan dana yang menjadi hak milik peserta yang akan dibayarkan bila

perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau meninggal dunia.

Dana yang dikelola oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu dana perusahaan, dana tabarru’ dan dana investasi

peserta.Dana perusahaan merupakan dana yang seluruhnya bersumber dari

pemegang saham atau kekayaan perusahaan. Dana tabarru’ merupakan

dana milik peserta yang tujuannya untuk saling tolong menolong antar

sesame peserta asuransi. Dana investasi peserta merupakan dana yang

bersumber dari premi peserta dengan unsur tabungan yang dikelola sesuai

dengan akad yang disepakati, yaitu akad wakalah bil ujrah dan akad

mudharabah. Dalam akad akad wakalah bil ujrah perusahaan akan

mendapat ujrah atau fee dari dana peserta yang dikelola. Sedangkan dalam

akad mudharabah perusahaan akan mendapat bagi hasil sesuai dengan

kesepakatan perusahaan asuransi dan peserta.

PT. Asuransi Takaful Keluarga memisahkan pelaporan untuk

masing-masing dana yang dikelola, yaitu laporan posisi keuangan dana

perusahaan, laporan posisi keuangan dana tabarru’ dan laporan posisi

keuangan dana investasi peserta.

129

Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian pencatatan akuntansi

dana peserta pada produk Takaful Pendidikan yang mana sudah sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Syariah (PSAK) 108

tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah.

Berdasarkan PSAK 108 pengukuran setelah pengakuan awal

terkait laporan surplus underwriting yang didistribusikan ke entitas

pengelola diakui sebagai pengurang surplus dalam perubahan dana

tabarru’. Surplus underwriting dana tabarru’ yang diterima entitas

pengelola diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dan yang

didistribusikan ke peserta diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi

keuangan. Yang mana pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin tidak menyajikan laporan surplus underwriting dalam produk

Takaful Pendidikan.

130

7. Perbandingan analisis produk Takaful Pendidikan

Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian kebijakan dana

peserta pada ke dua jenis produk Takaful Pendidikan yaitu Takaful

Pendidikan Fulnadi dan Takafulink Salam Cendekia sebagaimana pada

tabel 12 berikut.

131

Table 12

No Produk

Ketentuan Kebijakan Dana Peserta

1. Takaful Pendidikan

Fulnadi

Takaful Pendidikan Fulnadi merupakan produk dengan cara pembayaran bertahap yang bukan program

investasi saham, sehingga pendapatan bagi hasil dana peserta berdasarkan bagi hasil investasi kolektif

murni dari premi/kontribusi peserta bayarkan. Takaful Pendidikan Fulanadi lebih aman dan terjaga

karena merupakan pembayaran premi/kontribusi bertahap per bulan sehingga untuk pendapatan bagi

hasil peserta produk Takaful Pendidikan Fulanadi untuk pendapatan bagi hasil peserta lebih pasti dengan

ketentuan bagi hasil yang sudah ditentukan oleh kedua belah pihak antara peserta/pemegang polis dan

pihak Takaful Keluarga.

2. Takafulink Salam

Cendekia

Takafulink Salam Cendekia merupakan produk dengan cara pembayaran tidak menetap, bisa berupa

melewati kontribusi Top Up Un Regular sewaktu-waktu peserta bayarkan seperti setahun kemudian,

yang merupakan program investasi saham syariah, sehingga pendapatan bagi hasil dana peserta

berdasarkan bagi hasil jenis investasi saham yang dipilih, sehingga harus melihat tingkat investasi saham

syariah tersebut setiap per bulan. Semakin tinggi tingkat investasi saham syariah yang diperoleh maka

pendapatan bagi hasil peserta yang diperoleh besar. Jika tingkat investasi saham syariah menurun dari

premi/kontribusi peserta bayarkan saat bagi hasil investasi kepada peseta kurang dari Rp 1.500.000,00

per tahun maka tidak bisa mengajukan tahapan manfaat klaim nilai tunai maupun meninggal dunia, dan

apabila jika jatuh tempo tahapan manfaat beasiswa seperti saat masuk TK saat premi/kontribusi peserta

kurang dari Rp 1.500.000,00 per tahun dari tingkat investasi saham syariah, maka tidak dapat

mengajukan tahapan manfaat jatuh tempo beasiswa penerima hibah.

Jadi, Takafulink Salam Cendekia lebih tinggi tingkat risiko nya untuk pendapatan bagi hasil peserta

tergantung dilihat dari tingkat investasi saham syariah pertahun.

132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Kebijakan dana peserta (kontribusi) pada produk Takaful Pendidikan

dalam mengelola dana peserta terdapat kebijakan premi, kebijakan

bagi hasil, kebijakan klaim, dan kebijkan pengelolaan dana tabarru’.

a. Premi peserta akan dicatat dialokasikan dalam rekening dana

pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening

kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabrru’). kebijakan baru

pada tahun 2015 ditetapkan premi dana peserta bayarkan minimal

sebesar Rp 200.000,00 per bulan serta terdapat biaya administrasi

bulanan polis yang dibebankan pada premi peserta.

b. Bagi hasil untuk peserta dibagikan sesuai dengan skim nisbah bagi

hasil (mudharabah) dan dicatat dalam rekening dana pemegang

polis unit link (bagi hasil).

c. Klaim terdiri dari klaim nilai tunai, klaim meninggal dunia bukan

kecelakaan maupun klaim meninggal dunia karena kecelakaan, dan

klaim sakit/kecelakaan.

d. Pengelolaan dana tabarru’ dicatat dalam rekening kewajiban

manfaat polis masa depan (dana tabarru’), yang diniatkan oleh

peserta sebagai kumpulan dana kebajikan yang bertujan untuk

132

133

saling membantu dan saling tolong-menolong antar peserta

asuransi apabila mengalami terjadi hal.

e. Perbedaan kebijakan dari 2 jenis produk Takaful Pendidikan yaitu

Takaful Pendidikan Fulnadi merupakan produk dengan cara

pembayaran premi bertahap rutin per bulan, dengan pendapatan

bagi hasil berdasarkan investasi kolektif. Sedangkan Takafulink

Salam Cendekia merupakan dengan cara pembayaran premi tidak

menetap, melewati kontribusi Top Up Un Regular, termasuk

program investasi saham syariah untuk pendapatan bagi hasil dana

peserta berdasarkan bagi hasil jenis investasi saham tersebut. Jadi,

Takafulink Salam Cendekia lebih tinggi tingkat risiko untuk

pendapatan bagi hasil peserta.

2. Pencatatan akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan sudah

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Syariah (PSAK)

108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah Berdasarkan PSAK

108 terkait laporan surplus underwriting yang didistribusikan ke

entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus dalam perubahan

dana tabarru’ yang mana pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang

Banjarmasin tidak menyajikan laporan surplus underwriting.

134

B. Saran

1. Sebaiknya PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin

menyajikan laporan surplus underwriting dan laporan perubahan dana

tabarru’ sebagaimana PSAK 108 tentang transaksi dana peserta

asuransi syariah. Hal ini dilakukan agar transparan dan tidak menimbul

gharar dalam mengelola dana peserta asuransi syariah.

2. Penelitian ini belum sepenuhnya melakukan pencatatan akuntansi

tahapan manfaat kebijakan klaim khususnya klaim dana peserta jatuh

tempo beasiswa. Karena itu penulis berharap bagi peneliti selanjutnya

dapat meneliti semua tahapan manfaat khususnya klaim dana peserta

dan kebijakan baru selanjutnya nya terkait transaksi dana peserta

produk Takaful Pendidikan.

135

DAFTAR PUSTAKA

Amir. Dasar Teori dan Perlakuan Akuntansi Pada Asuransi Syariah Mubarakah.

2007. Jurnal Intekna. No. 1.

Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah. Edisi 1. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Bayinah, Ai Nur, Sri Mulyati, Dkk. 2017. Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta:

Salemba Empat.

Dewi, Gemala. 2004. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian

Syariah Di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indinesia. 2009. Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 108 tentang Akuntansi

Transaksi Asuransi Syariah, per efektif 1 Januari 2010. Jakarta: Ikatan

Akuntan Indonesia.

Dewan Syariah Nasional MUI. 2001. Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001

tentang Pedoman Asuransi Syariah. Jakarta: DSN MUI.

Ghoni, Abdul dan Emy Arianty. 2007. Akuntansi Asuransi Syariah Antara Teori

dan Praktik. Edisi 1. Jakarta: INSCO Consulting.

Huda, Nurul. 2010. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis Dan Praktis.

Jakarta: Kencana.

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Edisi 2. Jakarta: Salemba

Empat.

Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 tentang Prinsip Dasar

Penyelenggaraan Usaha Asuransi Syariah.

Sula, Muhammad Syakir. 2014. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan

Sistem Operasional. Cetakan Pertama. Jakarta: Gema Insani.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Cetakan Kesebelas. Bandung: Alfabeta. Jakarta: Kencana.

Nama Instansi / Perusahaan : Takaful Keluarga RO Az-Zahra

Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 4 Samping

Acer, Banjarmasin

Telpon : 0821-7991-234

Email : [email protected]

Website : www.takaful.co.id

Kordinat : -3.327844, 114.616627

A. Denah / Peta Perusahaan

B. Foto Perusahaan