Perbandingan Antara Cara Belajar Menggunakan Media Buku dengan Media Internet Terhadap Tingkat...

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan, kemampuan berpikir dan penyesuaian tingkah laku seseorang terhadap hal-hal yang dilihat secara visual. Belajar pula dapat dikatakan sebuah proses pengendalian dan perubahan diri dari pengalaman sebelumnya ke arah yang lebih baik. Belajar tidak hanya dilihat dari apa yang dia baca, tetapi belajar juga dapat dilihat dari audio visual. Pada era modern ini, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menikmati canggihnya teknologi, tetapi anak kecil pun dapat menikmatinya. Semakin canggih teknologi, semakin banyak pula peminatnya, contohnya internet. Internet yang sudah ada sejak tahun 1995 ini tidak hanya dibutuhkan oleh karyawan kantor ataupun pekerja lainnya, karena kini internet bisa juga dibutuhkan dalam pendidikan. Jadi, tidak hanya membaca buku yang dapat mengolah dan mendapatkan informasi, internet pun bisa bahkan lebih meluas dari buku. Dari tahun ke tahun, internet semakin meluas jaringannya, bahkan sampai ke penjuru negara. 1

Transcript of Perbandingan Antara Cara Belajar Menggunakan Media Buku dengan Media Internet Terhadap Tingkat...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan,

kemampuan berpikir dan penyesuaian tingkah laku

seseorang terhadap hal-hal yang dilihat secara

visual. Belajar pula dapat dikatakan sebuah proses

pengendalian dan perubahan diri dari pengalaman

sebelumnya ke arah yang lebih baik. Belajar tidak

hanya dilihat dari apa yang dia baca, tetapi belajar

juga dapat dilihat dari audio visual.

Pada era modern ini, tidak hanya orang dewasa

saja yang dapat menikmati canggihnya teknologi,

tetapi anak kecil pun dapat menikmatinya. Semakin

canggih teknologi, semakin banyak pula peminatnya,

contohnya internet. Internet yang sudah ada sejak

tahun 1995 ini tidak hanya dibutuhkan oleh karyawan

kantor ataupun pekerja lainnya, karena kini internet

bisa juga dibutuhkan dalam pendidikan. Jadi, tidak

hanya membaca buku yang dapat mengolah dan

mendapatkan informasi, internet pun bisa bahkan

lebih meluas dari buku.

Dari tahun ke tahun, internet semakin meluas

jaringannya, bahkan sampai ke penjuru negara.

1

Pencarian informasi melalui internet pun lebih cepat

dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pelajar dan

mahasiswa dapat menggunakannya kapan dan dimana

saja. Mereka memiliki caranya sendiri untuk

memperoleh pengetahuan, terutama memperoleh

pengetahuan di sekolah. Siswa pun memiliki caranya

sendiri untuk mendapatkan pengetahuan selain yang

diajarkan oleh pendidik di sekolah.

Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad

teknologi dan informasi, siswa dituntut untuk

memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap

kritis serta kesiapan untuk bersaing secara

kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan.1Menurut

Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di situs

depdiknas, bahwa manfaat internet bagi pendidikan

adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi,

akses kepada nara sumber, dan sebagai media

kerjasama (pustekkom.depdiknas.go.id).

Internet memang banyak sekali manfaatnya untuk

kita yang membutuhkan perubahan di zaman modern ini.

Penyertaan internet dalam pengajaran dan

pembelajaran telah mengubah strategi pengajaran di

kelas. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

guru, sekarang telah bergeser ke arah peningkatan1 Diakses melalui :http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagai-media.html pada 18 Juni 2013 pukul 13.00 WIB

2

fokus dan peran siswa dan partisipasi aktif mereka

dalam proses belajar mengajar. Ini adalah fakta tak

terbantahkan bahwa banyak lembaga pembelajaran

menemukan metode-metode dan cara baru dalam rangka

menjembatani efisiensi dengan teknologi

pembelajaran.

Mengingat pentingnya peranan internet dalam

meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang

materi yang teleh diberikan guru, sudah selayaknya

setiap siswa untuk memiliki pengetahuan tentang cara

penggunaan internet. Harapannya dengan banyak

berinternet  yang berhubungan dengan mata pelajaran

serta hal-hal lainnya yang masih berkaitan dengan

pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa

tersebut akan lebih baik. Sebagai konsekwensi

keaktifannya berinternet, siswa dapat memenuhi

kebutuhan materi pelajaran yang lebih baik disamping

menggunakan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan

di tempat-tempat lainnya. Tetapi pada kenyataannya

kini anak-anak remaja SMP malah menyalah artikan

pemanfaatan internet yang pendidik arahkan, karena

mereka lebih senang bermain dan bersenang-senang di

dunia maya dan mengesampingkan kewajibannya untuk

mengerjakan tugas.Disini dapat kita lihat, apakah

internet selalu bersifat positif untuk pelajar,

khususnya anak-anak yang sedang beranjak remaja,

3

ataukah sebaliknya? Apakah internet memiliki dampak

negatif bagi pelajar yang membiasakan dirinya

tergantung pada internet ketika mendapat tugas dari

sekolah?

Ada pepatah mengatakan “kejarlah ilmu walau

sampai ke negeri cina” itu membuktikan bahwa

pendidikan sangatlah penting, bukan saja untuk diri

sendiri, tapi dengan pendidikan kita dapat

merealisasikan bakat-bakat yang dimiliki.Di dalam

setiap pembelajaran tentu memiliki metode yang

beraneka ragam. Seperti dalam penelitian ini. Setiap

metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Di dalam

penelitian ini, penulis akan mengkaji serta

membandingkan antara metode dengan menggunakan media

internet dengan menggunakan media buku. Tetapi

apakah dengan memakai media internet yang

mengesampingkan buku pelajaran, siswa akan lebih

baik dalam prestasinya di sekolah atau malah

sebaliknya?Bagaimana tingkat konsentrasi belajar

siswa yang sehari-harinya sudah terbiasa menggunakan

internet dengan siswa yang terbiasa menggunakan

media buku?

Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis

ingin mengetahui perbandingan cara belajar siswa

yang sehari-harinya memperoleh pengetahuan dengan

membaca buku dengan siswa yang memperoleh

4

pengetahuan dengan mencari di situs web (internet)

terhadap tingkat konsentrasi belajar yang diperoleh

siswa tersebut di Sekolah Menengah Pertama.

Dalam penelitian ini, penulis

mengklasifikasikannya menjadi tiga bab. Bab pertama

berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian teori,

dan bab ketiga berisi metodologi penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Pada proses pembelajaran terdapat beberapa masalah

yang masing-masingnya perlu dipecahkan, kita ambil

contoh pada proses pembelajaran siswa SMP yang kita

lihat cara belajar mereka kini banyak yang

menggunakan media buku dan ada pula yang menggunakan

internet. Memang banyak kemenarikan dari berbagai

media belajar tersebut, tetapi banyak pula masalah

yang mencakup keduanya terhadap hasil akhir proses

pembelaaran. Dari sedemikian masalah yang ada, perlu

diidentifikasi terlebih dahulu.

C. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak masalah yang telah 

diidentifikasikan, maka masalah pokok yang menjadi

pembahasan dalam penelitian ini ditekankan kepada

perbandingan antara cara belajar menggunakan media

5

buku dengan media internet terhadap tingkat

konsentrasi belajar siswa SMP.

D. Perumusan Masalah

1. Apakah perbandingan antara media belajar

menggunakan buku dengan media belajar internet

terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh cara belajar antara melalui

buku dan pemanfaatan internet terhadap hasil

belajar siswa?

3. Apakah internet dapat memberikan banyak dampak

positif bagi siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pemanfaatan internet bagi siswa

SMP.

Untuk mengetahui dampak negatif dari metode

belajar melalui media internet bagi siswa SMP.

Untuk mengetahui perbandingan cara belajar siswa

yang menggunakan media buku dengan yang

menggunakan media internet dalam kesehariannya

terhadap tingkat konsentrasi belajar yang

berpengaruh pada hasil belajarnya.

6

F. Manfaat Penelitian

Peneliti dapat mengetahui pengaruh pemanfaatan

internet bagi siswa SMP.

Peneliti dapat mengetahui mengetahui dampak

negatif dari metode belajar melalui media internet

bagi siswa SMP.

Peneliti dapat mengetahui perbandingan cara

belajar siswa yang menggunakan media buku dengan

yang menggunakan media internet dalam

kesehariannya terhadap tingkat konsentrasi belajar

yang berpengaruh pada hasil belajarnya.

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi

tambahan masukan bagi orang tua dan pendidik agar

lebih mengarahkan anaknya kepada keseimbangan

antara prestasi belajar dan bermain.

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi

tambahan masukan bagi kita guna meningkatkan

prestasi belajar anak.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Penggunaan media belajar buku dengan media belajar

internet dalam kegiatan pembelajaran

Pendidikan merupakan sarana mutlak yang

dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani

yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan

dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8

Dalam arti kata, peserta didik atau lebih sering

disebut siswa selain mampu memperoleh ilmu

pengetahuan dari buku, ia pun dituntut harus mampu

memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologinya. Rata-

rata hampir di setiap sekolah baik itu SD, SMP,

maupun SMA telah diajarkan pemanfaatan internet.

Namun terkadang, banyak siswa yang menyalah

artikan pemanfaatan tersebut.

Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan

pengajaran, kita sebagai pendidik pun harus mampu

mengajarkan kepada siswanya agar dapat mengatur

waktu belajar dan bermain. Langkah-langkah yang

diambil termasuk didalamnya adalah menentukan

metode dan media belajar yang baik. Agar siswa

dapat mengatur pula mana yang seharusnya

bermanfaat bagi pembelajaran dan mana yang

seharusnya dihindari.

a. Teori Konsentrasi Belajar

Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar

adalah “modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman”. Menurut pengertian ini,

belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan

9

perumusan itu, berarti pula belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan. Demikian

pula dengan Suyono dan Hariyanto (2011:9)

menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu

aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan

kepribadian”.2

Berdasarkan pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan tingkah laku individu sebagai hasil

dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika

lingkungannya sedang memenuhi zamannya bermain

game online bermain dengan dunia maya di

internet, maka individu tersebut akan mengikuti

pola perilaku yang ada pada sekitarnya.

Konsentrasi belajar menurut Daud (2010)

menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah

pemusatan perhatian dalam proses perubahan

tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap

sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai2Diakses melalui : http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html Pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.00 WIB

10

bidang studi.3 Agar dapat individu

berkonsentrasi pada suatu hal, yang pertama

harus ia lakukan adalah menyukai suatu hal

tersebut. Karena jika tidak, individu tersebut

tidak akan dapat berkonsentrasi atau fokus pada

suatu hal yang ia kerjakan itu. Sama halnya

dengan siswa, untuk mendapatkan pusat perhatian

dari siswa, pendidik harus membuatnya suka

terlebih dahulu pada pelajaran.

Konsentrasi bukanlah suatu sifat yang selalu

dan setiap waktu ada, melainkan suatu kemampuan

yang dalam ukuran tertentu bergantung pada

situasi. Karena konsentrasi merupakan suatu

aspek dalam bekerja yang keberadaannya selalu

diperlukan ketika seseorang harus mengolah

informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk

itu, dalam konteks ini informasi yang digunakan

bukan sembarang informasi melainkan berupa

informasi pilihan yang harus diolah pada kurun

waktu tertentu. Ketika seseorang sedang

berkonsentrasi, objek yang difokuskan hanya

objek yang menjadi target utama konsentrasi,

sehingga informasi yang diperoleh hanyalah

informasi yang telah dipilih. Fokus yang

ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang

3Loc cit.,

11

dapat menyerap dan memahami informasi yang

didapat.

b. Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi

Belajar

Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi

saat belajar berkaitan dengan perilaku belajar

yang meliputi perilaku kognitif, perilaku

afektif, dan perilaku psikomotor.4 Karena

belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda

pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku

konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku

belajar tersebut. Engkoswara dalam Tabrani

(1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku

belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui

ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi

belajar sebagai berikut.

a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang

menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan

masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku

kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi

belajar dapat ditengarai dengan:

4Diakses melalui :http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-ciri-konsentrasi.html pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.15 WIB

12

(1)kesiapan pengetahuan yang dapat segera

muncul bila diperlukan,

(2) komprehensif dalam penafsiran informasi,

(3) mengaplikasikan pengetahuan yang

diperoleh,

(4) mampu mengadakan analisis dan sintesis

pengetahuan yang diperoleh.

b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa

sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa

yang memiliki konsentrasi belajar dapat

ditengarai:

(1) adanya penerimaan, yaitu tingkat

perhatian tertentu,

(2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi

bahan yang diajarkan,

(3) mengemukakan suatu pandangan atau

keputusan sebagai integrasi dari suatu

keyakinan, ide dan sikap seseorang.

c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini,

siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat

ditengarai:

(1) adanya gerakan anggota badan yang tepat

atau sesuai dengan petunjuk guru,

(2) komunikasi non verbal seperti ekspresi

muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.

13

d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa

yang memiliki konsentrasi belajar dapat

ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang

terkoordinasi dengan baik dan benar.

Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi

konsentrasi belajar pada siswa. Menurut (Tonie

Nase: 2007) Konsentrasi belajar siswa, dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di

bawah ini:

Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan

kognitif siswa dalam berkonsentrasi, kita akan

dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika

kita dapat mengetahui faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu

menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana

yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan,

temperatur, dan desain belajar.

1. Suara. Setiap orang memiliki caranya sendiri

untuk reaksi pada suara, ada yang menyukai

belajar sambil mendengarkan musik, belajar

14

ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada

pula yang hanya dapat belajar ditempat yang

tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat

belajar ditempat dalam keadaan apapun. 

2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu

faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan

dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat

juga seseorang yang senang belajar ditempat

terang, atau senang belajar ditempat yang

gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga

digolongkan sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam

ruangan maupun bangunan, contohnya seperti

rumah. 

3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor

pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya

kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh

suara, tetapi terdapat juga seseorang yang

senang belajar ditempat dingin, atau senang

belajar ditempat yang hangat, dan juga senang

belajar ditempat dingin maupun hangat. Tetapi

terkadang, temperatur tidak terlalu

dipermasalahan dalam konsentrasi belajar siswa.

4. Desain Belajar. Desain belajar pula merupakan

salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga,

yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar,

15

seperti halnya terdapat seseorang yang senang

belajar ditempat santai sambil duduk di kursi,

sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara

tersebut merupakan salah satu cara yang dapat

membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.

Modalitas Belajar

Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat

memproses setiap informasi yang diterima.

Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru

dalam mengembangkan strategi dan metode

pembelajaran di kelas akan meningkatkan

konsentrasi belajar siswa sehingga hasil

belajarnya pun akan meningkat pula.

Semakin banyak informasi yang diterima dan

diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi

pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti

setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang

ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan

konsentrasi belajar siswa, kemudian dapat juga

dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar,

dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan

karakteristik siswa itu sendiri.

16

Pergaulan

Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam

menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka,

dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang

dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti

faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya

televisi, internet, dll. Pergaulan adalah salah

satu faktor yang sangat berpengaruh pada sikap dan

perilaku siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya

di sekolah.

Psikologi

Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi

bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam

berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah

dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini

tentunya akan mempengaruhi fisik dan batin/

psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan

semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan

berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa

yang akan semakin menurun.Dalam hal ini, orang tua

lah yang sangat berperan untuk membantu faktor

psikologi siswa aagar motivasi dan konsentrasi

siswa tidak terganggu.

17

c. Media Belajar menggunakan Buku

Media adalah sebuah alat yang mempunyai

fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).Dari

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

merupakan wadah atau perantara pesan yang oleh

sumber pesan atau pengaruhnya dan ingin

diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan

serta memiliki tujuan yang ingin dicapai agar

terdapat terjadinya proses belajar pada penerima

pesan.

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan

lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah

satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.

Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada

buku disebut sebuah halaman.5 Buku merupakan

jembatan menuju sukses, karena jika kita banyak

membaca buku, banyak pula pengetahuan yang kita

peroleh. Seseorang sudah dikenalkan buku sejak

ia telah mampu menghubungkan ranah kognitif

dengan psikomotornya, biasanya pada saat ia

masuk sekolah TK.

Sedangkan belajar adalah proses atau usaha

yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh

5Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Buku pada 19 Juni2013 pukul 20.05 WIB

18

suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai

yang positif sebagai pengalaman untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang

dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat

lain seperti di museum, di laboratorium, di

hutan dan dimana saja. Belajar merupakan

tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh

siswa sendiri dan akan menjadi penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah

“suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku pada

individu-individu yang belajar. Perubahan itu

tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan ataupun mengolah informasi yang

sudah ada, tetapi juga berbentuk kecakapan,

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,

minat, watak, penyesuaian diri.

19

Jadi, dapat disimpulkan bahwa media belajar

menggunakan buku adalah suatu perantara yang

merupakan sumber pesan belajar yang ingin

diteruskan kepada penerima pesan dan memiliki

tujuan yang ingin dicapai agar terdapat

terjadinya proses belajar. Proses belajar

tersebut akan mempengaruhi perubahan tingkah

laku seseorang yang lebih baik dalam

pengetahuan, sifat, sikap, maupun nilai-nilai

positif sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam berinteraksi di sekitar lingkungan dan

buku menjadi salah satu media dalam proses

pembelajaran individu tersebut. Membaca buku

akan melatih otak kita untuk memusatkan pikiran.

Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi

kata yang ada pada teks tersebut. Karena jika

kita kehilangan beberapa kata saja, bisa jadi

kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan

maksud dari kalimat yang ada. Kalimat-kalimat

yang menarik akan merangsang saraf otak kita

untuk bekerja dan mengamati hal menarik

tersebut.

Banyak manfaat membaca buku, yaitu di antaranya

sebagai berikut :

Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

20

Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk

untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas

dan tidak mau bekerja.

Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan

keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan

menjernihkan cara berpikir.

Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan

meningkatkan memori dan pemahaman.

 Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari

pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana

dan pemahaman para sarjana.

Dengan sering membaca, orang mengembangkan

kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses

ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari

berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam

hidup.

d. Media Belajar menggunakan Internet

Pengertian internet menurut segi ilmu

pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan

besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan

milyaran) informasi atau data yang dapat berupa

teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain

dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa

berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja

serta dari mana saja, jika dilihat dari segi

21

komunikasi, internet adalah sarana yang sangat

efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran

informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti

di dalam lingkungan perkantoran, tempat

pendidikan, atapun instansi terkait.Dapat

disimpulkan internet adalah suatu wadah informasi

yang didalamnya terdapat banyak informasi yang

semua orang mendapatkan ilmu secara mudah dan

cepat.

Jadi media belajar menggunakan internet adalah

salah satu wadah informasi yang sangat banyak

datanya. Dari orang dewasa maupun anak kecil pun

dapat menggunakan media belajar internet ini,

khususnya pelajar.

Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya,

Menurut Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di

situs depdiknas, bahwa manfaat internet bagi

pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada

sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan

sebagai media kerjasama

(pustekkom.depdiknas.go.id). Sehingga penggunaan

internet yang intensif dan tepat guna akan

mempunyai korelasi yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa di sekolah.

Manfaat internet bagi pelajar dalam dunia

pendidikan :

22

1. Menambah wawasan

Internet menyediakan informasi yang hampir

tidak terbatas. Beragam artikel yang tersedia

di dalamnya akan mudah diserap dan menambah

wawasan bagi para siswa yang mengaksesnya.

2. Memicu ide dan gagasan

Internet menawarkan enak informasi yang dapat

dicari dengan mudah, cukup mengetikkan kata

kunci pada mein pencari, aneka informasi

terkait pun muncul dan mampu memicu ide serta

gagasan bagi siswa.

3. Sebagai sumber data dan referensi

Ketika dihadapkan pada tugas mencari data

maupun informasi, internet menyuguhkan hampir

semua data dan informasi yang siswa cari,

khususnya dari situs-situs resmi dan

kredibel.

4. Melatih kemampuan menulis

Internet memberikan kesempatan bagi para

siswa untuk mengembangkan hobi serta

kemampuan menulis layaknya jurnalis baik

melalui blog, jejaring sosial, maupun forum.

23

5. Mengakrabkan diri dengan teknologi komputer

Menggeluti internet akan membuat siswa

semakin akrab dengan komputer. Kebiasaan

mengakses internet secara langsung maupun

tidka langsung akan menstimulus siswa untuk

melek komputer.

Namun internet pula memiliki dampak negatif bagi

siswa yang baru mengenal luasnya dunia internet,

salah satu di antaranya sebagai berikut :

1)  Pornografi

Banyak yang menganggap bahwa internet identik

dengan pornografi, saya kira hal tersebut emmang

tidak salah, mengingat internet dapat digunakan

untuk kegiatan yang sifatnya pornografi.

Bayangkan saja dengan internet seseorang bias

mengakses homepage atau situs yang berisikan

content khusus dewasa, artinya bahwa dengan

kemudahan ini seseorang akan dengan mudah

menemukan hal-hal yang berbau porno.

2) Prestasi Belajar Menurun

Dengan terus menggunakan internet, terkadang para

pelajar lupa dengan waktu mereka, termasuk waktu

24

belajar yang menyebabkan nilai dan restasi mereka

dapat menurun.

3) Mengganggu Kesehatan

Gangguan kesehatan yang paling dirasakan saat

kita terlalu sering menggunakan internet adalah

mata, selain itu juga kita dapat lupa waktu makan

dan mengerjakan aktivitas yang lain.

4) Mengabaikan kehidupan social.

Adakalanya seseorang yang telah kecanduan

internet, bisa saja menghiraukan social

disekelilingnya, orang tersebut bisa terpaku

seharian di internet tanpa tahu apa yang ada di

lingkungannya, hal ini memang cukup berbahaya

jika terjadi, untuk itulah jika anda seorang

netter, sebisa mungkin luangkan waktu untuk

sekedar berbincang masyarakatsekitar.

5)  Kecanduan internet

Internetpun bisa menyebabkan ketergantungan (hal

ini biasa terjadi ketika seseorang telah sangat

suka terhadap jejaring social ataupun game online

) hingga mengakibatkan lupa waktu dalam

kehidupannya.

25

6)   Information overload

Karena menemukan informasi yang tak habis-

habisnya yang tersedia di internet, sejumlah

orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk

mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi

yang ada.

7)   Cyber-relational addiction

Adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan

yang terjalin melalui internet (seperti melalui

chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan

kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam

dunia nyata.

Jadi, internet menimbulkan manfaat yang tiada

batas bagi penggunanya, meskipun dalam kenyataan

masih terdapat penyalahgunaan internet yang dapat

membawa pengaruh kurang baik bagi mereka.

Solusi untuk mengatasi dampak negatif internet

adalah peran orangtua. Peran orang tua sangatlah

penting dalam meminimalisir dampak merugikan dari

internet. Orangtua diharapkan berperan dalam

mengawasi dan mengingatkan para remaja agar tidak

melalaikan tugas utama mereka, yaitu belajar.

Sehingga tugas perkembangan yang harus mereka

peroleh selama masa remaja dapat tercapai dan

26

menjadi bekal dalam menyongsong masa depan. Hal

yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

- Orang tua harus tetap mendampingi anaknya

ketika mereka bereksplorasi dengan Internet

rumah

- Orang tua memegang peranan yang besar dalam

mengajarkan perilaku ber-Internet yang

sehat kepada anak. Baik kita sebagai orang

tua maupun anak kita harus mempelajari dan

memahami tentang berbagai resiko yang

dihadapi ketika berkomunikasi dengan orang

yang tak dikenal melalui Internet

- De nisikan secara jelas dan gamblang Aturanfi

Penggunaan Internet di rumah. Kemudian

tulis dan pasang aturan tersebut di tempat

yang dapat dibaca oleh semua anggota

keluarga.

- Tegaskan untuk tidak mendownload materi

yang secara nyata merupakan materi ilegal,

bajakan atau melanggar hak cipta.

- Tetaplah menjalin komunikasi yang baik

dengan anak kita, berapapun usianya.

- Guru harus senantiasa membimbing siswa

didiknya agar dapat menggunakan Internet

dengan baik dan benar saat sekolah

27

Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor dari

dalam diri sendiri, karena keimanan dari dalam

dirilah yang dapat membentengi diri dari semua

pengaruh atau dampak negatif suatu apapun.

B. Kajian Pustaka

Menurut penulis sampai hari ini belum banyak

penelitian yang membahas mengenai materi ini.

Namun ada penelitian yang mendekati pokok bahasan

penulis, yakni yang dilakukan oleh Putri Ani

Dalimunthe,S.PdI yang mengambil topik

”Perbandingan Hasil Belajar Yang Menggunakan

Metode Demonstrasi dan Ceramah”.

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh beliau bahwa

Hasil belajar (prestasi) yang diperoleh siswa yang

ada di MTs. Nurul Hakim Tembung pada bidang studi

fiqih berbeda-beda. Bagi guru yang menggunakan

metode mengajar demonstrasi hasil belajar siswanya

lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa

yang menggunakan metode ceramah pada bidang studi

fiqih. Problematika yang dihadapi oleh guru bidang

studi fiqih yang ada di MTs. Nurul Hakim Tembung

dalam menyampaikan materi pelajaran fiqih kepada

siswanya antara lain faktor guru yang mempunyai

problem dalam mengajar, alokasi waktu mengajar

28

yang kurang memadai dan faktor  siswa yang kurang

siap untuk menerima materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru bidang studi fiqih. Untuk

mengatasi masalah ini telah dilakukan upaya

penanggulangannya. Dalam kaitan ini juga didukung

oleh beberapa literatur panduan yang dikemukakan

oleh ahli pendidikan yang relevan dengan pokok

bahasan penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir penelitian ini berangkat dari

teori–teori yang telah dikemukakan pada uraian

terdahulu, bahwa untuk menentukan berhasil atau

tidak proses belajar dan tingkat konsentrasi

belajar di sekolah, salah satu hal penting yang

harus menjadi perhatian guru adalah penggunaan

media belajar yang baik dan benar. Bila media yang

digunakan guru sudah baik dan benar, tentu

keberhasilan belajar siswapun akan diperoleh

secara baik pula. Tentunya dibantu oleh keinginan

dari siswa itu sendiri dan pendidikan orang tua di

rumah.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan

teknik acak berkelompok, dimana teknik ini

digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena

ketiadaan kerangka. Berbagai media belajar dapat

29

diterapkan oleh siswa sesuai dengan materi

pelajaran. Alangkah baiknya apabila siswa tersebut

benar–benar dapat menentukan media apa yang baik

untuk dirinya berkonsentrasi belajar, karena tepat

atau tidaknya media yang digunakan tentu saja ikut

mempengaruhi keberhasilan siswa terhadap materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Antara satu media dengan media yang lain

berbeda dalam penggunaannya. Adakalanya media

dapat digunakan dalam proses belajar pada satu

materi pelajaran, namun adakalanya media yang

lain, sehingga dapat ditegaskan bahwa satu media

tidak mutlak harus digunakan dalam proses belajar

pada materi pelajaran. Boleh 2, 3 atau 4 media

asalkan tepat dengan materi pelajarannya.

Siswa yang cara belajarnya menggunakan media

buku dengan siswa yang cara belajarnya menggunakan

media internet beranggapan sudah baik dalam

pelaksanaan proses belajar di rumah dan sekolah.

Dan dalam penelitian ini akan di analisa atau

dibandingkan hasil belajar yang di peroleh siswa

dimana seorang siswa yang cara belajarnya

menggunakan media buku dengan siswa yang cara

belajarnya menggunakan media internet.

D. Hipotesis Penelitian

30

Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap masalah penelitian sampai terbukti

melalui data yang akan terkumpul. Berdasarkan

pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa

diperkirakan cara belajar siswa menggunakan media

buku dengan internet memengaruhi konsentrasi

belajar siswa yang berakhir pada hasil akhir

pelajaran di sekolah.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian

Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah

siswa SMP XYZ kota Indramayu, alasan memilih SMP XYZ

kota Indramayu dikarenakan faktor lokasi dan keadaan

dimana peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini. 

Metodologi Penelitian

Untuk menemukan pengaruh cara belajar siswa

menggunakan media buku atau internet terhadap tingkat

konsentrasi belajar siswa yang berakhir pada nilai

akhir pelajaran di sekolah dengan unsur pokok yang

harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan

jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasional

yaitu dengan mencari hubungan yang ditimbulkan oleh

cara belajar siswa yang menggunakan media buku dengan

internet terhadap tingkat konsentrasi siswa pada SMP

XYZ di kota Indramayu.

32

 

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Gay (1987:102) merupakan kelompok

tertentu dari sesuatu (orang, benda, peristiwa, dan

sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil

studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan

terhadap kelompok tersebut. Berdasarkan penjelasan

di atas, populasi yang akan diteliti oleh penulis

berupa:

- Isi : tingkat konsentrasi antara siswa

menggunakan media buku dengan siswa yang menggunakan

media internet

- Cakupan : Siswa SMP 4 Sindang

- Waktu : Juli 2013

- Geografis : daerah Indramayu

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang masih

mempunyai ciri dan karakteristik yang sama

dengan populasi dan mampu mewakili keseluruhan

populasi penelitian. Sampel dipergunakan ketika

jumlah seluruh anggota populasi terlalu banyak

sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan

penelitian terhadap populasi secara

keseluruhan. Penulis akan mengambil sampel

siswa SMP 4 Sindang, yang mencakup dari

33

beberapa kelas. Hal ini dilakukan guna

memperoleh data yang valid. Teknik pengambilan

sampel penelitian dilakukan secara teknik acak

berkelompok. Dalam teknik acak berkelompok

semua individu dalam populasi diberi kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Karena teknik acak berkelompok ini dilakukan

ketika kita memiliki keterbatasan karena

ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh

anggota populasi).

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu,

probabilita, karena peneliti mengambil beberapa

sampel dengan memberikan kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel.

Teknik penarikan sampelnya:

Teknik acak berkelompok (Cluster random

sampling), teknik ini digunakan yaitu karena

penulis memiliki keterbatasan ketiadaan

kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi),

namun penulis memiliki data yang lengkap

tentang kelompok. Teknik ini memiliki dua jenis

teknik penarikan sampel acak berkelompok, yaitu

teknik penarikan sampel kelompok satu tahap (a

34

stage cluster random sampling atau lebih dikenalan

cluster random sampling) dan banyak tahap (multiple

cluster random sampling).6

Namun, sesuai dengan rencana penelitian yang

akan penulis buat, maka penulis mengambil

teknik penarikan sampel multiple cluster random

sampling, yaituteknik penarikan sampel banyak

tahap.

Pada SMP 4 Sindang, memiliki/terdiri dari 12

kelas, yaitu: kelas VII A, B, C, D, kelas VIII

A, B, C, D, Kelas IX A, B, C, D. Dari beberapa

kelas ini penulis akan mengambil beberapa kelas

secara acak yang akan dijadikan sampel, yaitu

sebagai berikut:

Bagan III.1

Teknik Penarikan Sampel Bertahap

6 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, 2010, Metode PenelitianKualitatif, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm.132-134

35

Siswa SMP 4 Sindang

Kelas IXKelas VIIKelas VII

Dari penjelasan di atas, bahwa penulis akan

mengambil teknik penarikan sampel sampel

bertahap, yaitu dengan memilih secara acak.

Kemudian hasil pemilihan acak tersebut akan

didapat seperti gambar di atas.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian di kumpulkan,

maka langkah selanjutnya adalah penganalisisan.

Di dalam melakukan analisis data kuantitatif

ini, terdapat suatu proses dengan beberapa

tahap yang sebaiknya dilakukan, yaitu

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian.7

Bagan III.2

Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif

7 Ibid, hlm. 170-171

36

A B DC A C

Data coding

Ada kesalahan

tidak ada kesalahan

Data Coding (pengkodean data)

Merupakan suatu proses penyusunan secara

sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner)

ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin

pengolah data seperti komputer.8 Dalam hal ini,

penulis membuat kuesioner dan menyebarkannya kepada8 Ibid, hlm 171

37

Data entering

Data cleaning

Data output

1. Numerik 2. Grafik

Data Analyzing

1. Univariat2. Bivariat3. Multivariat

beberapa responden sesuai dengan teknik pemilihan

sampel di atas. Untuk selanjutnya, kuesioner-

kuesioner tersebut (huruf-huruf yang ada dalam

pertanyaan) diubah menjadi kode angka. Pemberian

kode ini didasarkan pada asumsi bahwa seharusnya

pelaksanaan metode pembelajaran dengan menggunakan

media buku dan internet baik, sehingga yang

memberikan jawaban sangat baik akan mendapatkan

nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menjawab baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat

tidak baik. Contoh pemberian kode pada pertanyaan,

misalnya:

Pertanyaan di dalam kuesioner

Pemberian kode

Bagaimana pendapat anda tentang

pembelajaran menggunakan media buku?

A. Sangat Baik 5.

Sangat Baik

B. Baik 4. Baik

C. Cukup Baik 3.

Cukup Baik

D. Tidak Baik 2.

Tidak Baik

E. Sangat Tidak Baik 1.

Sangat Tidak Baik

38

Data Entering (Pemindahan Data ke Komputer)

Yaitu memindahkan data yang telah diubah menjadi

kode ke dalam mesin pengolah data. Caranya dengan

membuat coding sheet (lembar kode), direct entry,

optical scan sheet (seperti isian lembar computer

menggunakan pensil 2B), dan CATI (Computer-Assisted

Telephone Interviewing).9

Data Cleaning (Pembersihan Data)

Adalah memastikan bahwa seluruh data telah

dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah

sesuai dengan yang sebenarnya. 10 Disini penulis

memerlukan ketelitian sehingga data akurat.

Kemudian apabila ada ketidaksesuaian di dalam data,

maka peneliti melakukan perbaikan kesalahan pada

kode yang jelas tidak mungkin ada, akibat salah

memasukkan kode, ini yang disebut dengan possible

code cleaning.

5. Hipotesis Statistik

Berdasarkan dari uraian pengertian tingkat

konsentrasi belajar, ciri-ciri konsentrasi belajar,

pengertian media belajar menggunakan buku,

pengertian media belajar menggunakan internet, dan9 Ibid, hlm 173 10 Ibid, hlm 173

39

perbandingan media belajar dalam kegiatan

pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan diantara

komponen dalam belajar.

Metode kuesioner adalah salah satu metode

belajar yang membantu peserta didik karena

mengangkat sebuah masalah dan dituntut bagaimana

cara yang tepat untuk menyelesaiakannya. Sehingga

melatih cara berpikir siswa lebih peka terhadap

fenomena sosial. Dengan demikian, hasil yang

diharapkan akan lebih baik.

Penerapan metode kuesioner dan teknik acak

berkelompok pada proses pembelajaran sangat

diperlukan karena siswa dituntut menghasilkan

solusi dalam suatu fenomena sosial sebelum siswa

menganalisis suatu kasus, mereka perlu mengetahui

apa saja permasalahan yang tersirat dalam suatu

kasus yang diangkat.

6. Validitas dan Reabilitas

a. Validitas

Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari

kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

40

melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999)

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam

(2003) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang

pengertian validitas di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar

ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan

suatu instrumen.

Berdasarkan dari uji validitas dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment pada

setiap item diketahui bahwa pada skala cara belajar

media buku dan internet dari 10 item dinyatakan

valid sedangkan pada skala tingkat konsentrasi

belajar terdapat 10 item yang dinyatakan valid.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

41

b. Reliabilitas

Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas

adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian

alat ukur yang memiliki konsistensi bila

pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu

dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah

tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah

walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes

adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara

konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas

dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai

42

koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas

tinggi. Menurut Nursalam (2003)

Berdasarkan beberapa pendapat tentang

pengertian reliabilitas di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu

keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati

sesuatu yang menjadi objek ukur.

Berdasarkan uji keandalan pada skala cara

belajar menggunakan media buku dan internet dan

tingkat konsentrasi anak yang dapat dinyatakan

sebagai alat ukur yang reliabel. Hasil perhitungan

memiliki nilai koefisien reliabilitas 0,98 lebih

besar dari nilai indeks sebesar 0,89 sehingga

dinyatakan reliabel.

DAFTAR PUSTAKA

43

Sumber bacaan:

Prasetyo, Bambang,Lina Miftahul Jannah. 2010.Metode

Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sumber lain:

http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-

internet-sebagai-media.html

http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-

belajar.html

http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-

ciri-ciri-konsentrasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Buku

44