BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan,
kemampuan berpikir dan penyesuaian tingkah laku
seseorang terhadap hal-hal yang dilihat secara
visual. Belajar pula dapat dikatakan sebuah proses
pengendalian dan perubahan diri dari pengalaman
sebelumnya ke arah yang lebih baik. Belajar tidak
hanya dilihat dari apa yang dia baca, tetapi belajar
juga dapat dilihat dari audio visual.
Pada era modern ini, tidak hanya orang dewasa
saja yang dapat menikmati canggihnya teknologi,
tetapi anak kecil pun dapat menikmatinya. Semakin
canggih teknologi, semakin banyak pula peminatnya,
contohnya internet. Internet yang sudah ada sejak
tahun 1995 ini tidak hanya dibutuhkan oleh karyawan
kantor ataupun pekerja lainnya, karena kini internet
bisa juga dibutuhkan dalam pendidikan. Jadi, tidak
hanya membaca buku yang dapat mengolah dan
mendapatkan informasi, internet pun bisa bahkan
lebih meluas dari buku.
Dari tahun ke tahun, internet semakin meluas
jaringannya, bahkan sampai ke penjuru negara.
1
Pencarian informasi melalui internet pun lebih cepat
dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pelajar dan
mahasiswa dapat menggunakannya kapan dan dimana
saja. Mereka memiliki caranya sendiri untuk
memperoleh pengetahuan, terutama memperoleh
pengetahuan di sekolah. Siswa pun memiliki caranya
sendiri untuk mendapatkan pengetahuan selain yang
diajarkan oleh pendidik di sekolah.
Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad
teknologi dan informasi, siswa dituntut untuk
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap
kritis serta kesiapan untuk bersaing secara
kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan.1Menurut
Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di situs
depdiknas, bahwa manfaat internet bagi pendidikan
adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi,
akses kepada nara sumber, dan sebagai media
kerjasama (pustekkom.depdiknas.go.id).
Internet memang banyak sekali manfaatnya untuk
kita yang membutuhkan perubahan di zaman modern ini.
Penyertaan internet dalam pengajaran dan
pembelajaran telah mengubah strategi pengajaran di
kelas. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
guru, sekarang telah bergeser ke arah peningkatan1 Diakses melalui :http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagai-media.html pada 18 Juni 2013 pukul 13.00 WIB
2
fokus dan peran siswa dan partisipasi aktif mereka
dalam proses belajar mengajar. Ini adalah fakta tak
terbantahkan bahwa banyak lembaga pembelajaran
menemukan metode-metode dan cara baru dalam rangka
menjembatani efisiensi dengan teknologi
pembelajaran.
Mengingat pentingnya peranan internet dalam
meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang
materi yang teleh diberikan guru, sudah selayaknya
setiap siswa untuk memiliki pengetahuan tentang cara
penggunaan internet. Harapannya dengan banyak
berinternet yang berhubungan dengan mata pelajaran
serta hal-hal lainnya yang masih berkaitan dengan
pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa
tersebut akan lebih baik. Sebagai konsekwensi
keaktifannya berinternet, siswa dapat memenuhi
kebutuhan materi pelajaran yang lebih baik disamping
menggunakan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan
di tempat-tempat lainnya. Tetapi pada kenyataannya
kini anak-anak remaja SMP malah menyalah artikan
pemanfaatan internet yang pendidik arahkan, karena
mereka lebih senang bermain dan bersenang-senang di
dunia maya dan mengesampingkan kewajibannya untuk
mengerjakan tugas.Disini dapat kita lihat, apakah
internet selalu bersifat positif untuk pelajar,
khususnya anak-anak yang sedang beranjak remaja,
3
ataukah sebaliknya? Apakah internet memiliki dampak
negatif bagi pelajar yang membiasakan dirinya
tergantung pada internet ketika mendapat tugas dari
sekolah?
Ada pepatah mengatakan “kejarlah ilmu walau
sampai ke negeri cina” itu membuktikan bahwa
pendidikan sangatlah penting, bukan saja untuk diri
sendiri, tapi dengan pendidikan kita dapat
merealisasikan bakat-bakat yang dimiliki.Di dalam
setiap pembelajaran tentu memiliki metode yang
beraneka ragam. Seperti dalam penelitian ini. Setiap
metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Di dalam
penelitian ini, penulis akan mengkaji serta
membandingkan antara metode dengan menggunakan media
internet dengan menggunakan media buku. Tetapi
apakah dengan memakai media internet yang
mengesampingkan buku pelajaran, siswa akan lebih
baik dalam prestasinya di sekolah atau malah
sebaliknya?Bagaimana tingkat konsentrasi belajar
siswa yang sehari-harinya sudah terbiasa menggunakan
internet dengan siswa yang terbiasa menggunakan
media buku?
Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis
ingin mengetahui perbandingan cara belajar siswa
yang sehari-harinya memperoleh pengetahuan dengan
membaca buku dengan siswa yang memperoleh
4
pengetahuan dengan mencari di situs web (internet)
terhadap tingkat konsentrasi belajar yang diperoleh
siswa tersebut di Sekolah Menengah Pertama.
Dalam penelitian ini, penulis
mengklasifikasikannya menjadi tiga bab. Bab pertama
berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian teori,
dan bab ketiga berisi metodologi penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Pada proses pembelajaran terdapat beberapa masalah
yang masing-masingnya perlu dipecahkan, kita ambil
contoh pada proses pembelajaran siswa SMP yang kita
lihat cara belajar mereka kini banyak yang
menggunakan media buku dan ada pula yang menggunakan
internet. Memang banyak kemenarikan dari berbagai
media belajar tersebut, tetapi banyak pula masalah
yang mencakup keduanya terhadap hasil akhir proses
pembelaaran. Dari sedemikian masalah yang ada, perlu
diidentifikasi terlebih dahulu.
C. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yang telah
diidentifikasikan, maka masalah pokok yang menjadi
pembahasan dalam penelitian ini ditekankan kepada
perbandingan antara cara belajar menggunakan media
5
buku dengan media internet terhadap tingkat
konsentrasi belajar siswa SMP.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah perbandingan antara media belajar
menggunakan buku dengan media belajar internet
terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa?
2. Apakah ada pengaruh cara belajar antara melalui
buku dan pemanfaatan internet terhadap hasil
belajar siswa?
3. Apakah internet dapat memberikan banyak dampak
positif bagi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pemanfaatan internet bagi siswa
SMP.
Untuk mengetahui dampak negatif dari metode
belajar melalui media internet bagi siswa SMP.
Untuk mengetahui perbandingan cara belajar siswa
yang menggunakan media buku dengan yang
menggunakan media internet dalam kesehariannya
terhadap tingkat konsentrasi belajar yang
berpengaruh pada hasil belajarnya.
6
F. Manfaat Penelitian
Peneliti dapat mengetahui pengaruh pemanfaatan
internet bagi siswa SMP.
Peneliti dapat mengetahui mengetahui dampak
negatif dari metode belajar melalui media internet
bagi siswa SMP.
Peneliti dapat mengetahui perbandingan cara
belajar siswa yang menggunakan media buku dengan
yang menggunakan media internet dalam
kesehariannya terhadap tingkat konsentrasi belajar
yang berpengaruh pada hasil belajarnya.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
tambahan masukan bagi orang tua dan pendidik agar
lebih mengarahkan anaknya kepada keseimbangan
antara prestasi belajar dan bermain.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
tambahan masukan bagi kita guna meningkatkan
prestasi belajar anak.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Penggunaan media belajar buku dengan media belajar
internet dalam kegiatan pembelajaran
Pendidikan merupakan sarana mutlak yang
dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani
yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan
dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8
Dalam arti kata, peserta didik atau lebih sering
disebut siswa selain mampu memperoleh ilmu
pengetahuan dari buku, ia pun dituntut harus mampu
memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologinya. Rata-
rata hampir di setiap sekolah baik itu SD, SMP,
maupun SMA telah diajarkan pemanfaatan internet.
Namun terkadang, banyak siswa yang menyalah
artikan pemanfaatan tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pengajaran, kita sebagai pendidik pun harus mampu
mengajarkan kepada siswanya agar dapat mengatur
waktu belajar dan bermain. Langkah-langkah yang
diambil termasuk didalamnya adalah menentukan
metode dan media belajar yang baik. Agar siswa
dapat mengatur pula mana yang seharusnya
bermanfaat bagi pembelajaran dan mana yang
seharusnya dihindari.
a. Teori Konsentrasi Belajar
Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar
adalah “modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman”. Menurut pengertian ini,
belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan
9
perumusan itu, berarti pula belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan. Demikian
pula dengan Suyono dan Hariyanto (2011:9)
menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian”.2
Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku individu sebagai hasil
dari pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika
lingkungannya sedang memenuhi zamannya bermain
game online bermain dengan dunia maya di
internet, maka individu tersebut akan mengikuti
pola perilaku yang ada pada sekitarnya.
Konsentrasi belajar menurut Daud (2010)
menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah
pemusatan perhatian dalam proses perubahan
tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap
sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai2Diakses melalui : http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html Pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.00 WIB
10
bidang studi.3 Agar dapat individu
berkonsentrasi pada suatu hal, yang pertama
harus ia lakukan adalah menyukai suatu hal
tersebut. Karena jika tidak, individu tersebut
tidak akan dapat berkonsentrasi atau fokus pada
suatu hal yang ia kerjakan itu. Sama halnya
dengan siswa, untuk mendapatkan pusat perhatian
dari siswa, pendidik harus membuatnya suka
terlebih dahulu pada pelajaran.
Konsentrasi bukanlah suatu sifat yang selalu
dan setiap waktu ada, melainkan suatu kemampuan
yang dalam ukuran tertentu bergantung pada
situasi. Karena konsentrasi merupakan suatu
aspek dalam bekerja yang keberadaannya selalu
diperlukan ketika seseorang harus mengolah
informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk
itu, dalam konteks ini informasi yang digunakan
bukan sembarang informasi melainkan berupa
informasi pilihan yang harus diolah pada kurun
waktu tertentu. Ketika seseorang sedang
berkonsentrasi, objek yang difokuskan hanya
objek yang menjadi target utama konsentrasi,
sehingga informasi yang diperoleh hanyalah
informasi yang telah dipilih. Fokus yang
ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang
3Loc cit.,
11
dapat menyerap dan memahami informasi yang
didapat.
b. Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi
Belajar
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi
saat belajar berkaitan dengan perilaku belajar
yang meliputi perilaku kognitif, perilaku
afektif, dan perilaku psikomotor.4 Karena
belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda
pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku
konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku
belajar tersebut. Engkoswara dalam Tabrani
(1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku
belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui
ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi
belajar sebagai berikut.
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang
menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan
masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku
kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai dengan:
4Diakses melalui :http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-ciri-konsentrasi.html pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.15 WIB
12
(1)kesiapan pengetahuan yang dapat segera
muncul bila diperlukan,
(2) komprehensif dalam penafsiran informasi,
(3) mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh,
(4) mampu mengadakan analisis dan sintesis
pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa
sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa
yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai:
(1) adanya penerimaan, yaitu tingkat
perhatian tertentu,
(2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi
bahan yang diajarkan,
(3) mengemukakan suatu pandangan atau
keputusan sebagai integrasi dari suatu
keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai:
(1) adanya gerakan anggota badan yang tepat
atau sesuai dengan petunjuk guru,
(2) komunikasi non verbal seperti ekspresi
muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
13
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa
yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang
terkoordinasi dengan baik dan benar.
Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar pada siswa. Menurut (Tonie
Nase: 2007) Konsentrasi belajar siswa, dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di
bawah ini:
Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif siswa dalam berkonsentrasi, kita akan
dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika
kita dapat mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu
menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana
yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan,
temperatur, dan desain belajar.
1. Suara. Setiap orang memiliki caranya sendiri
untuk reaksi pada suara, ada yang menyukai
belajar sambil mendengarkan musik, belajar
14
ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada
pula yang hanya dapat belajar ditempat yang
tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat
belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu
faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan
dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat
juga seseorang yang senang belajar ditempat
terang, atau senang belajar ditempat yang
gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga
digolongkan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam
ruangan maupun bangunan, contohnya seperti
rumah.
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor
pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya
kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh
suara, tetapi terdapat juga seseorang yang
senang belajar ditempat dingin, atau senang
belajar ditempat yang hangat, dan juga senang
belajar ditempat dingin maupun hangat. Tetapi
terkadang, temperatur tidak terlalu
dipermasalahan dalam konsentrasi belajar siswa.
4. Desain Belajar. Desain belajar pula merupakan
salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga,
yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar,
15
seperti halnya terdapat seseorang yang senang
belajar ditempat santai sambil duduk di kursi,
sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara
tersebut merupakan salah satu cara yang dapat
membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.
Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat
memproses setiap informasi yang diterima.
Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran di kelas akan meningkatkan
konsentrasi belajar siswa sehingga hasil
belajarnya pun akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan
diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi
pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang
ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa, kemudian dapat juga
dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar,
dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan
karakteristik siswa itu sendiri.
16
Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka,
dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang
dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti
faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya
televisi, internet, dll. Pergaulan adalah salah
satu faktor yang sangat berpengaruh pada sikap dan
perilaku siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya
di sekolah.
Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi
bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam
berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini
tentunya akan mempengaruhi fisik dan batin/
psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan
semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan
berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa
yang akan semakin menurun.Dalam hal ini, orang tua
lah yang sangat berperan untuk membantu faktor
psikologi siswa aagar motivasi dan konsentrasi
siswa tidak terganggu.
17
c. Media Belajar menggunakan Buku
Media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
merupakan wadah atau perantara pesan yang oleh
sumber pesan atau pengaruhnya dan ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
serta memiliki tujuan yang ingin dicapai agar
terdapat terjadinya proses belajar pada penerima
pesan.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan
lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah
satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada
buku disebut sebuah halaman.5 Buku merupakan
jembatan menuju sukses, karena jika kita banyak
membaca buku, banyak pula pengetahuan yang kita
peroleh. Seseorang sudah dikenalkan buku sejak
ia telah mampu menghubungkan ranah kognitif
dengan psikomotornya, biasanya pada saat ia
masuk sekolah TK.
Sedangkan belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
5Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Buku pada 19 Juni2013 pukul 20.05 WIB
18
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang
dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat
lain seperti di museum, di laboratorium, di
hutan dan dimana saja. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri dan akan menjadi penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah
“suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan ataupun mengolah informasi yang
sudah ada, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri.
19
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media belajar
menggunakan buku adalah suatu perantara yang
merupakan sumber pesan belajar yang ingin
diteruskan kepada penerima pesan dan memiliki
tujuan yang ingin dicapai agar terdapat
terjadinya proses belajar. Proses belajar
tersebut akan mempengaruhi perubahan tingkah
laku seseorang yang lebih baik dalam
pengetahuan, sifat, sikap, maupun nilai-nilai
positif sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam berinteraksi di sekitar lingkungan dan
buku menjadi salah satu media dalam proses
pembelajaran individu tersebut. Membaca buku
akan melatih otak kita untuk memusatkan pikiran.
Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi
kata yang ada pada teks tersebut. Karena jika
kita kehilangan beberapa kata saja, bisa jadi
kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan
maksud dari kalimat yang ada. Kalimat-kalimat
yang menarik akan merangsang saraf otak kita
untuk bekerja dan mengamati hal menarik
tersebut.
Banyak manfaat membaca buku, yaitu di antaranya
sebagai berikut :
Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
20
Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk
untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas
dan tidak mau bekerja.
Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan
keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan
menjernihkan cara berpikir.
Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan
meningkatkan memori dan pemahaman.
Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana
dan pemahaman para sarjana.
Dengan sering membaca, orang mengembangkan
kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses
ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari
berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam
hidup.
d. Media Belajar menggunakan Internet
Pengertian internet menurut segi ilmu
pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan
milyaran) informasi atau data yang dapat berupa
teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain
dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa
berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja
serta dari mana saja, jika dilihat dari segi
21
komunikasi, internet adalah sarana yang sangat
efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran
informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti
di dalam lingkungan perkantoran, tempat
pendidikan, atapun instansi terkait.Dapat
disimpulkan internet adalah suatu wadah informasi
yang didalamnya terdapat banyak informasi yang
semua orang mendapatkan ilmu secara mudah dan
cepat.
Jadi media belajar menggunakan internet adalah
salah satu wadah informasi yang sangat banyak
datanya. Dari orang dewasa maupun anak kecil pun
dapat menggunakan media belajar internet ini,
khususnya pelajar.
Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya,
Menurut Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di
situs depdiknas, bahwa manfaat internet bagi
pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada
sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan
sebagai media kerjasama
(pustekkom.depdiknas.go.id). Sehingga penggunaan
internet yang intensif dan tepat guna akan
mempunyai korelasi yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa di sekolah.
Manfaat internet bagi pelajar dalam dunia
pendidikan :
22
1. Menambah wawasan
Internet menyediakan informasi yang hampir
tidak terbatas. Beragam artikel yang tersedia
di dalamnya akan mudah diserap dan menambah
wawasan bagi para siswa yang mengaksesnya.
2. Memicu ide dan gagasan
Internet menawarkan enak informasi yang dapat
dicari dengan mudah, cukup mengetikkan kata
kunci pada mein pencari, aneka informasi
terkait pun muncul dan mampu memicu ide serta
gagasan bagi siswa.
3. Sebagai sumber data dan referensi
Ketika dihadapkan pada tugas mencari data
maupun informasi, internet menyuguhkan hampir
semua data dan informasi yang siswa cari,
khususnya dari situs-situs resmi dan
kredibel.
4. Melatih kemampuan menulis
Internet memberikan kesempatan bagi para
siswa untuk mengembangkan hobi serta
kemampuan menulis layaknya jurnalis baik
melalui blog, jejaring sosial, maupun forum.
23
5. Mengakrabkan diri dengan teknologi komputer
Menggeluti internet akan membuat siswa
semakin akrab dengan komputer. Kebiasaan
mengakses internet secara langsung maupun
tidka langsung akan menstimulus siswa untuk
melek komputer.
Namun internet pula memiliki dampak negatif bagi
siswa yang baru mengenal luasnya dunia internet,
salah satu di antaranya sebagai berikut :
1) Pornografi
Banyak yang menganggap bahwa internet identik
dengan pornografi, saya kira hal tersebut emmang
tidak salah, mengingat internet dapat digunakan
untuk kegiatan yang sifatnya pornografi.
Bayangkan saja dengan internet seseorang bias
mengakses homepage atau situs yang berisikan
content khusus dewasa, artinya bahwa dengan
kemudahan ini seseorang akan dengan mudah
menemukan hal-hal yang berbau porno.
2) Prestasi Belajar Menurun
Dengan terus menggunakan internet, terkadang para
pelajar lupa dengan waktu mereka, termasuk waktu
24
belajar yang menyebabkan nilai dan restasi mereka
dapat menurun.
3) Mengganggu Kesehatan
Gangguan kesehatan yang paling dirasakan saat
kita terlalu sering menggunakan internet adalah
mata, selain itu juga kita dapat lupa waktu makan
dan mengerjakan aktivitas yang lain.
4) Mengabaikan kehidupan social.
Adakalanya seseorang yang telah kecanduan
internet, bisa saja menghiraukan social
disekelilingnya, orang tersebut bisa terpaku
seharian di internet tanpa tahu apa yang ada di
lingkungannya, hal ini memang cukup berbahaya
jika terjadi, untuk itulah jika anda seorang
netter, sebisa mungkin luangkan waktu untuk
sekedar berbincang masyarakatsekitar.
5) Kecanduan internet
Internetpun bisa menyebabkan ketergantungan (hal
ini biasa terjadi ketika seseorang telah sangat
suka terhadap jejaring social ataupun game online
) hingga mengakibatkan lupa waktu dalam
kehidupannya.
25
6) Information overload
Karena menemukan informasi yang tak habis-
habisnya yang tersedia di internet, sejumlah
orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi
yang ada.
7) Cyber-relational addiction
Adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan
yang terjalin melalui internet (seperti melalui
chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan
kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam
dunia nyata.
Jadi, internet menimbulkan manfaat yang tiada
batas bagi penggunanya, meskipun dalam kenyataan
masih terdapat penyalahgunaan internet yang dapat
membawa pengaruh kurang baik bagi mereka.
Solusi untuk mengatasi dampak negatif internet
adalah peran orangtua. Peran orang tua sangatlah
penting dalam meminimalisir dampak merugikan dari
internet. Orangtua diharapkan berperan dalam
mengawasi dan mengingatkan para remaja agar tidak
melalaikan tugas utama mereka, yaitu belajar.
Sehingga tugas perkembangan yang harus mereka
peroleh selama masa remaja dapat tercapai dan
26
menjadi bekal dalam menyongsong masa depan. Hal
yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
- Orang tua harus tetap mendampingi anaknya
ketika mereka bereksplorasi dengan Internet
rumah
- Orang tua memegang peranan yang besar dalam
mengajarkan perilaku ber-Internet yang
sehat kepada anak. Baik kita sebagai orang
tua maupun anak kita harus mempelajari dan
memahami tentang berbagai resiko yang
dihadapi ketika berkomunikasi dengan orang
yang tak dikenal melalui Internet
- De nisikan secara jelas dan gamblang Aturanfi
Penggunaan Internet di rumah. Kemudian
tulis dan pasang aturan tersebut di tempat
yang dapat dibaca oleh semua anggota
keluarga.
- Tegaskan untuk tidak mendownload materi
yang secara nyata merupakan materi ilegal,
bajakan atau melanggar hak cipta.
- Tetaplah menjalin komunikasi yang baik
dengan anak kita, berapapun usianya.
- Guru harus senantiasa membimbing siswa
didiknya agar dapat menggunakan Internet
dengan baik dan benar saat sekolah
27
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor dari
dalam diri sendiri, karena keimanan dari dalam
dirilah yang dapat membentengi diri dari semua
pengaruh atau dampak negatif suatu apapun.
B. Kajian Pustaka
Menurut penulis sampai hari ini belum banyak
penelitian yang membahas mengenai materi ini.
Namun ada penelitian yang mendekati pokok bahasan
penulis, yakni yang dilakukan oleh Putri Ani
Dalimunthe,S.PdI yang mengambil topik
”Perbandingan Hasil Belajar Yang Menggunakan
Metode Demonstrasi dan Ceramah”.
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh beliau bahwa
Hasil belajar (prestasi) yang diperoleh siswa yang
ada di MTs. Nurul Hakim Tembung pada bidang studi
fiqih berbeda-beda. Bagi guru yang menggunakan
metode mengajar demonstrasi hasil belajar siswanya
lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa
yang menggunakan metode ceramah pada bidang studi
fiqih. Problematika yang dihadapi oleh guru bidang
studi fiqih yang ada di MTs. Nurul Hakim Tembung
dalam menyampaikan materi pelajaran fiqih kepada
siswanya antara lain faktor guru yang mempunyai
problem dalam mengajar, alokasi waktu mengajar
28
yang kurang memadai dan faktor siswa yang kurang
siap untuk menerima materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru bidang studi fiqih. Untuk
mengatasi masalah ini telah dilakukan upaya
penanggulangannya. Dalam kaitan ini juga didukung
oleh beberapa literatur panduan yang dikemukakan
oleh ahli pendidikan yang relevan dengan pokok
bahasan penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian ini berangkat dari
teori–teori yang telah dikemukakan pada uraian
terdahulu, bahwa untuk menentukan berhasil atau
tidak proses belajar dan tingkat konsentrasi
belajar di sekolah, salah satu hal penting yang
harus menjadi perhatian guru adalah penggunaan
media belajar yang baik dan benar. Bila media yang
digunakan guru sudah baik dan benar, tentu
keberhasilan belajar siswapun akan diperoleh
secara baik pula. Tentunya dibantu oleh keinginan
dari siswa itu sendiri dan pendidikan orang tua di
rumah.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan
teknik acak berkelompok, dimana teknik ini
digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena
ketiadaan kerangka. Berbagai media belajar dapat
29
diterapkan oleh siswa sesuai dengan materi
pelajaran. Alangkah baiknya apabila siswa tersebut
benar–benar dapat menentukan media apa yang baik
untuk dirinya berkonsentrasi belajar, karena tepat
atau tidaknya media yang digunakan tentu saja ikut
mempengaruhi keberhasilan siswa terhadap materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Antara satu media dengan media yang lain
berbeda dalam penggunaannya. Adakalanya media
dapat digunakan dalam proses belajar pada satu
materi pelajaran, namun adakalanya media yang
lain, sehingga dapat ditegaskan bahwa satu media
tidak mutlak harus digunakan dalam proses belajar
pada materi pelajaran. Boleh 2, 3 atau 4 media
asalkan tepat dengan materi pelajarannya.
Siswa yang cara belajarnya menggunakan media
buku dengan siswa yang cara belajarnya menggunakan
media internet beranggapan sudah baik dalam
pelaksanaan proses belajar di rumah dan sekolah.
Dan dalam penelitian ini akan di analisa atau
dibandingkan hasil belajar yang di peroleh siswa
dimana seorang siswa yang cara belajarnya
menggunakan media buku dengan siswa yang cara
belajarnya menggunakan media internet.
D. Hipotesis Penelitian
30
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian sampai terbukti
melalui data yang akan terkumpul. Berdasarkan
pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa
diperkirakan cara belajar siswa menggunakan media
buku dengan internet memengaruhi konsentrasi
belajar siswa yang berakhir pada hasil akhir
pelajaran di sekolah.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah
siswa SMP XYZ kota Indramayu, alasan memilih SMP XYZ
kota Indramayu dikarenakan faktor lokasi dan keadaan
dimana peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini.
Metodologi Penelitian
Untuk menemukan pengaruh cara belajar siswa
menggunakan media buku atau internet terhadap tingkat
konsentrasi belajar siswa yang berakhir pada nilai
akhir pelajaran di sekolah dengan unsur pokok yang
harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasional
yaitu dengan mencari hubungan yang ditimbulkan oleh
cara belajar siswa yang menggunakan media buku dengan
internet terhadap tingkat konsentrasi siswa pada SMP
XYZ di kota Indramayu.
32
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Gay (1987:102) merupakan kelompok
tertentu dari sesuatu (orang, benda, peristiwa, dan
sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil
studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan
terhadap kelompok tersebut. Berdasarkan penjelasan
di atas, populasi yang akan diteliti oleh penulis
berupa:
- Isi : tingkat konsentrasi antara siswa
menggunakan media buku dengan siswa yang menggunakan
media internet
- Cakupan : Siswa SMP 4 Sindang
- Waktu : Juli 2013
- Geografis : daerah Indramayu
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang masih
mempunyai ciri dan karakteristik yang sama
dengan populasi dan mampu mewakili keseluruhan
populasi penelitian. Sampel dipergunakan ketika
jumlah seluruh anggota populasi terlalu banyak
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
penelitian terhadap populasi secara
keseluruhan. Penulis akan mengambil sampel
siswa SMP 4 Sindang, yang mencakup dari
33
beberapa kelas. Hal ini dilakukan guna
memperoleh data yang valid. Teknik pengambilan
sampel penelitian dilakukan secara teknik acak
berkelompok. Dalam teknik acak berkelompok
semua individu dalam populasi diberi kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Karena teknik acak berkelompok ini dilakukan
ketika kita memiliki keterbatasan karena
ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh
anggota populasi).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu,
probabilita, karena peneliti mengambil beberapa
sampel dengan memberikan kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
Teknik penarikan sampelnya:
Teknik acak berkelompok (Cluster random
sampling), teknik ini digunakan yaitu karena
penulis memiliki keterbatasan ketiadaan
kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi),
namun penulis memiliki data yang lengkap
tentang kelompok. Teknik ini memiliki dua jenis
teknik penarikan sampel acak berkelompok, yaitu
teknik penarikan sampel kelompok satu tahap (a
34
stage cluster random sampling atau lebih dikenalan
cluster random sampling) dan banyak tahap (multiple
cluster random sampling).6
Namun, sesuai dengan rencana penelitian yang
akan penulis buat, maka penulis mengambil
teknik penarikan sampel multiple cluster random
sampling, yaituteknik penarikan sampel banyak
tahap.
Pada SMP 4 Sindang, memiliki/terdiri dari 12
kelas, yaitu: kelas VII A, B, C, D, kelas VIII
A, B, C, D, Kelas IX A, B, C, D. Dari beberapa
kelas ini penulis akan mengambil beberapa kelas
secara acak yang akan dijadikan sampel, yaitu
sebagai berikut:
Bagan III.1
Teknik Penarikan Sampel Bertahap
6 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, 2010, Metode PenelitianKualitatif, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm.132-134
35
Siswa SMP 4 Sindang
Kelas IXKelas VIIKelas VII
Dari penjelasan di atas, bahwa penulis akan
mengambil teknik penarikan sampel sampel
bertahap, yaitu dengan memilih secara acak.
Kemudian hasil pemilihan acak tersebut akan
didapat seperti gambar di atas.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian di kumpulkan,
maka langkah selanjutnya adalah penganalisisan.
Di dalam melakukan analisis data kuantitatif
ini, terdapat suatu proses dengan beberapa
tahap yang sebaiknya dilakukan, yaitu
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian.7
Bagan III.2
Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif
7 Ibid, hlm. 170-171
36
A B DC A C
Data coding
Ada kesalahan
tidak ada kesalahan
Data Coding (pengkodean data)
Merupakan suatu proses penyusunan secara
sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner)
ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin
pengolah data seperti komputer.8 Dalam hal ini,
penulis membuat kuesioner dan menyebarkannya kepada8 Ibid, hlm 171
37
Data entering
Data cleaning
Data output
1. Numerik 2. Grafik
Data Analyzing
1. Univariat2. Bivariat3. Multivariat
beberapa responden sesuai dengan teknik pemilihan
sampel di atas. Untuk selanjutnya, kuesioner-
kuesioner tersebut (huruf-huruf yang ada dalam
pertanyaan) diubah menjadi kode angka. Pemberian
kode ini didasarkan pada asumsi bahwa seharusnya
pelaksanaan metode pembelajaran dengan menggunakan
media buku dan internet baik, sehingga yang
memberikan jawaban sangat baik akan mendapatkan
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menjawab baik, cukup baik, tidak baik, dan sangat
tidak baik. Contoh pemberian kode pada pertanyaan,
misalnya:
Pertanyaan di dalam kuesioner
Pemberian kode
Bagaimana pendapat anda tentang
pembelajaran menggunakan media buku?
A. Sangat Baik 5.
Sangat Baik
B. Baik 4. Baik
C. Cukup Baik 3.
Cukup Baik
D. Tidak Baik 2.
Tidak Baik
E. Sangat Tidak Baik 1.
Sangat Tidak Baik
38
Data Entering (Pemindahan Data ke Komputer)
Yaitu memindahkan data yang telah diubah menjadi
kode ke dalam mesin pengolah data. Caranya dengan
membuat coding sheet (lembar kode), direct entry,
optical scan sheet (seperti isian lembar computer
menggunakan pensil 2B), dan CATI (Computer-Assisted
Telephone Interviewing).9
Data Cleaning (Pembersihan Data)
Adalah memastikan bahwa seluruh data telah
dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah
sesuai dengan yang sebenarnya. 10 Disini penulis
memerlukan ketelitian sehingga data akurat.
Kemudian apabila ada ketidaksesuaian di dalam data,
maka peneliti melakukan perbaikan kesalahan pada
kode yang jelas tidak mungkin ada, akibat salah
memasukkan kode, ini yang disebut dengan possible
code cleaning.
5. Hipotesis Statistik
Berdasarkan dari uraian pengertian tingkat
konsentrasi belajar, ciri-ciri konsentrasi belajar,
pengertian media belajar menggunakan buku,
pengertian media belajar menggunakan internet, dan9 Ibid, hlm 173 10 Ibid, hlm 173
39
perbandingan media belajar dalam kegiatan
pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan diantara
komponen dalam belajar.
Metode kuesioner adalah salah satu metode
belajar yang membantu peserta didik karena
mengangkat sebuah masalah dan dituntut bagaimana
cara yang tepat untuk menyelesaiakannya. Sehingga
melatih cara berpikir siswa lebih peka terhadap
fenomena sosial. Dengan demikian, hasil yang
diharapkan akan lebih baik.
Penerapan metode kuesioner dan teknik acak
berkelompok pada proses pembelajaran sangat
diperlukan karena siswa dituntut menghasilkan
solusi dalam suatu fenomena sosial sebelum siswa
menganalisis suatu kasus, mereka perlu mengetahui
apa saja permasalahan yang tersirat dalam suatu
kasus yang diangkat.
6. Validitas dan Reabilitas
a. Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari
kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
40
melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999)
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam
(2003) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang
pengertian validitas di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar
ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan
suatu instrumen.
Berdasarkan dari uji validitas dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment pada
setiap item diketahui bahwa pada skala cara belajar
media buku dan internet dari 10 item dinyatakan
valid sedangkan pada skala tingkat konsentrasi
belajar terdapat 10 item yang dinyatakan valid.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
41
b. Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas
adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah
tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk
menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes
adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara
konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai
42
koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas
tinggi. Menurut Nursalam (2003)
Berdasarkan beberapa pendapat tentang
pengertian reliabilitas di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu
keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati
sesuatu yang menjadi objek ukur.
Berdasarkan uji keandalan pada skala cara
belajar menggunakan media buku dan internet dan
tingkat konsentrasi anak yang dapat dinyatakan
sebagai alat ukur yang reliabel. Hasil perhitungan
memiliki nilai koefisien reliabilitas 0,98 lebih
besar dari nilai indeks sebesar 0,89 sehingga
dinyatakan reliabel.
DAFTAR PUSTAKA
43
Sumber bacaan:
Prasetyo, Bambang,Lina Miftahul Jannah. 2010.Metode
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sumber lain:
http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-
internet-sebagai-media.html
http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-
belajar.html
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-
ciri-ciri-konsentrasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Buku
44
Top Related