Peran Cahaya dalam Arsitektur

25
STUDI DASAR ARSITEKTUR III TUGAS 2 PERAN CAHAYA DALAM ARSITEKTUR Kelompok: Wilson – 315130063 Giovanni Rosaline – 315130079 Febriana Halim – 315130085 Eric Willyanto – 315130087 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA 2014

Transcript of Peran Cahaya dalam Arsitektur

STUDI DASAR ARSITEKTUR III

TUGAS 2

PERAN CAHAYA DALAM ARSITEKTUR

Kelompok:

Wilson – 315130063

Giovanni Rosaline – 315130079

Febriana Halim – 315130085

Eric Willyanto – 315130087

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

2014

PENDAHULUAN

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang

aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik

memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.

Pencahayaan dapat dibagi menjadi:

1. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Dengan

menggunakan pencahayaan alami, kita dapat menghemat energi listrik juga dapat

membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan

jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas

lantai.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan,

yaitu:

- Variasi intensitas cahaya matahari

- Distribusi dari terangnya cahaya

- Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan

- Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain

cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai

oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.

Fungsi pencahayaan buatan adalah

sebagai berikut:

- Menciptakan lingkungan yang

memungkinkan penghuni melihat

secara detail serta terlaksananya tugas

serta kegiatan visual secara mudah

dan tepat

- Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman

- Tidak menimbukan pertambahan suhu

udara yang berlebihan pada tempat kerja

- Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak

berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.

- Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.

NATURAL LIGHT PENCAHAYAAN ALAMI

1. Studi-O Cahaya oleh Mamostudio

Arsitek: Mamostudio

Lokasi: Jakarta, Indonesia

Tahun: 2007-2009

Luas bangunan: 600 m2

Fungsi: Rumah tinggal dan galeri.

Bangunan ini dibangun dengan merangkap dua fungsi, sebagai rumah tinggal dan sebagai galeri

seni yang dibuka untuk publik. Klien adalah seorang fotografer dan kolektor seni, sehingga

cahaya menjadi unsur yang penting bagi klien tersebut.

Sang arsitek pun mempelajari bagaimana karakteristik dari cahaya matahari selama bertahun-

tahun dan berusaha menemukan sudut yang tepat tergantung dari waktunya. Ia melakukan

studi tentang bagaimana cara cahaya menyinari suatu ruang dengan membuat modelnya. Hal

ini pun terus ditelusuri sehingga tercipta bangunan dimana cahaya merupakan bagian penting

dari desain rumah itu sendiri.

Cahaya matahari yang bergerak semuanya tertangkap pada bangunan ini. Baik pagi, siang,

ataupun sore, cahaya tetap berkontribusi terhadap desain bangunan, membuat bangunan ini

menjadi semacam jam matahari.

Dinding bangunan yang terkena sinar

matahari; masuk melalui celah-celah bukaan

yang sudah disesuaikan berdasarkan dengan

hasil studi, sehingga menciptakan berkas-berkas

cahaya dengan bentuk yang unik.

Bukaan pada atap tidak hanya berupa kaca polos, namun

juga diberi tambahan berupa pot-pot tanaman di atasnya,

sehingga cahaya yang terbentuk dibawahnya menjadi

memiliki motif tertentu. Peletakkan pot tanaman juga

bertujuan agar sinar matahari yang masuk tidak terlalu

kuat.

Kedua gambar di atas adalah beberapa hasil studi bertahun-tahun yang dilakukan oleh

sang arsitek. Sebuah studi yang mempelajari bagaimana gerakan cahaya berdasarkan

pada tapak di mana bangunan itu akan berdiri, tentang bagaimana pantulan cahaya

ketika jam 9 pagi, atau jam 12 siang, atau jam 5 sore. Atau bagaimana cahaya akan

masuk di bulan Maret, atau bulan Agustus, dan seterusnya. Semuanya dipelajari dengan

detail sehingga menghasilkan karya arsitektur yang baik pula.

2. Church of the Light oleh Tadao Ando

Arsitek: Tadao Ando

Lokasi: Osaka, Japan

Tahun: 1989

Fungsi: Gereja

Church of the Light adalah bangunan gereja

yang didesain oleh Tadao Ando. Bangunan ini

adalah salah satu yang paling terkenal dari

desain bangunan karya Tadao Ando.

Hal yang menarik dari gereja ini adalah

bukaan berupa salib besar yang terdapat

pada fasad bangunan. Hal ini membuat

cahaya matahari dari luar masuk ke dalam

dengan membentuk sebuah salib besar pada

interiornya.

Cahaya yang masuk melalui salib besar tersebut memiliki arti filosofis tersendiri. Fasad

bangunan dengan salib tersebut menghadap ke arah timur. Hal ini dimaksudkan supaya cahaya

matahari pagi dapat masuk ke dalam ruangan dengan maksimal jika dibandingkan pada waktu

siang atau sore hari. Hal tersebut mengingat gereja sering dipakai pada pagi hari. Hal lain yang

lebih filosofis yaitu karena lokasinya di Jepang, yang terkenal sebagai negara matahari terbit,

menggambarkan matahari terbit sebagai munculnya kehidupan bagi mereka.

Gereja ini didesain sangat minimalis. Hanya terbuat dari beton bertulang yang bahkan tidak

dicat, hanya berbentuk balok berukuran 5.9 x 17.7 x 5.9 meter. Hal ini membuat interior

bangunan terkesan kosong. Beberapa orang menganggap ini

hal yang mengganggu. Namun, Tadao Ando memiliki arti lain

dibalik kekosongan tersebut. Ia menganggap bahwa dengan

adanya kekosongan itu, orang yang berada di dalam gereja

itu bisa memfokuskan dirinya kepada salib besar di depannya

sebagai satu-satunya hal yang menyinari kekosongan ruang

sehingga menjadi “penuh”.

Kekosongan juga dimaksudkan supaya orang yang berada di

dalamnya ikut merasa “kosong” sehingga semangat spiritual

yang memang butuh dibangkitkan ditempat ibadah dapat

memenuhi hati mereka.

3. Jewish Museum, Berlin oleh Daniel Libeskind

Arsitek: Daniel Libeskind

Lokasi: Berlin, Germany

Tahun: 1988-1999

Fungsi: Museum

Jewish Museum di Berlin merupakan museum yang didirikan untuk mengenang peristiwa

Holocaust yang menimpa orang Yahudi di Eropa pada jaman ketika Nazi berkuasa. Museum ini

awalnya didirikan pada tahun 1933. Pada tahun 1988 terdapat rencana untuk mengekspansi

museum ini, lalu terpilihlah Daniel Libeskind sebagai arsitek yang bertanggung jawab untuk

mengembangkan desain museum ini.

Dalam desainnya, Libeskind menggunakan efek cahaya matahari yang dibuat masuk melalui

bukaan yang sempit sehingga timbul kesan yang dramatis dan menjiwai tentang peristiwa yang

saat itu terjadi. Cahaya memainkan peranan yang penting dalam membangun suasana yang

terkesan mencekam dan takut mirip yang aslinya pernah terjadi.

Cahaya matahari yang menerangi area void pada museum.

Cahaya masuk melalui atap bangunan, menerangi ruangan yang

memiliki tinggi 20 m di bawahnya.

Kondisi cahaya yang masuk dari atap,

menerangi ruangan setinggi 24 m di bagian museum

yang bernama Holocaust Tower. Dibuat hanya

sedikit cahaya yang masuk. Hal ini dimaksudkan

untuk menggambarkan kondisi yang senyata

mungkin terjadi pada peristiwa Holocaust.

Permainan bentuk jendela yang unik

mempengaruhi pula terhadap bentuk

cahaya yang masuk ke dalam interior

ruangan, sekaligus menyesuaikan dengan

desain eksterior bangunan museum.

4. Villa by the Lake oleh Alexander Diem

Arsitek: Alexander Diem

Lokasi: Austria

Tahun: 2014

Fungsi: Villa

Arsitek membangun rumah ini dengan

mengutamakan privasi. Maka ia membuat

rumah ini dengan fasad berupa screen bermotif

yang sedikit menghalangi pandangan dari luar ke dalam rumah, namun tetap dapat

memasukkan cahaya dari luar ke dalam ruangan. Karena motif screen yang unik, maka otomatis

cahaya yang terbentuk ke dalam rumah pun menjadi berbentuk sesuai dengan bentuk lubang-

lubang pada screen.

Berkas-berkas

cahaya yang terbentuk

di dinding dan lantai;

masuk melalui screen

kayu yang menjadi

fasad bangunan.

Cahaya turut berperan dalam penerangan di

bagian interior. Masuk melalui skylight yang terdapat

pada atap rumah.

5. Light Walls House oleh mA-style Architects

Arsitek: mA-style Architects

Lokasi: Toyokawa, Japan

Tahun: 2013

Fungsi: Rumah tinggal

Bangunan ini menggunakan unsur cahaya sebagai salah satu

elemen pembentuk ruang yang menjadi desain rumah

tersebut. Rumah ini tidak memiliki jendela sama sekali, hal

ini sengaja dimaksudkan supaya cahaya hanya bersumber

dari langit-langit rumah yang dibuat sedemikian rupa supaya

cahaya dapat masuk dengan bentuk dan pola tertentu.

Cahaya bersumber dari tepi langit-langit yang dibuat

berlubang. Dengan adanya elemen kayu pada plafon,

membuat cahaya yang terbentuk pada ruang di bawahnya

menjadi bervariasi.

Cahaya yang terbentuk pada dinding dapur, berupa

repetisi garis-garis yang dihasilkan karena unsur kayu yang

berritme pada plafon.

Elemen pembentuk ruang pada

bangunan Light Walls House. Terdiri

dari atap yang di bagian pinggir-

pinggirnya diberi kaca tembus

pandang sehingga cahaya dapat

masuk ke dalam rumah meskipun

tanpa jendela pada dinding

bangunan. Lalu di bawahnya

terdapat lapisan kayu bergaris yang

membuat pola cahaya yang masuk

menjadi bermacam-macam

bentuknya.

6. Notre Dame du Haut oleh Le Corbusier

Lokasi: Ronchamp, France

Arsitek: Le Corbusier

Tahun: 1955

Jendela-jendela pada Kapel Notre Dame du

Haut ini memiliki konsep kaca yang pecah

berkeping-keping. Kaca-kaca ini tidak

langsung memasukan cahaya ke dalam ruang

di dalamnya, akan tetapi terdapat seperti

sekat tembok yang cukup dalam yang

menjadi perantara masuknya cahaya.

Sehingga cahaya ini memberikan kesan

seperti cahaya yang datang dari kejauhan.

Dan memberikan kesan yang berbeda dan

menarik pada ruangan di dalamnya.

7. Mecenat Art Museum oleh Naf Architect and Design

Lokasi: Hiroshima. Japan

Arsitek: Naf Architect and Design

Tahun: 2010

Museum ini dirancang dengan konsep “fokus

pada pencahayaan alami”. Cahaya menyebar

lembut dari bagian atas, cahaya langsung

mengalir dari atas dan masuk melalui silinder

putih sehingga menciptakan kondensasi

cahaya menyebar di lantai, cahaya lembut dari celah di dinding merefleksikan hijau eksterior.

Sebagai ruang pameran, tidak perlu adanya struktur seperti kolom dan balok tapi dinding seluas

mungkin. Faktor penting dari museum ini adalah untuk memasukkan cahaya alami dan angin.

Ini merupakan celah-celah yang

berada di dinding yang

berfungsi untuk memasukkan

cahaya alami dan angin ke

dalam ruang. Bentuk-bentuk ini

akan menghasilkan pantulan

cahaya dengan bentuk yang

berbeda dan unik dan juga tidak

akan menambah silau ke dalam

ruang karena sudah terdapat

perantara masuk utama cahaya

yang berada di bagian atas.

8. Catherdral of Christ the Light oleh Skidmore, Owings, & Merrill.

Lokasi: Oakland, California, USA.

Arsitek: Craig W. Hartman Skidmore, Owings &

Merrill

Tahun: 2008

Fungsi: Gereja

Ruang ibadah dalam gereja ini berbentuk vesica

piscis yang berarti kandung kemih ikan. Bentuk

bangunan ini dibentuk oleh persimpangan dua

lingkaran. Dinding terdiri dari tumpang tindih panel

kayu dan kaca yang naik ke langit-langit untuk

membentuk kubah, sehingga berbentuk seperti sisik

ikan. Desain ini terinspirasi oleh keajaiban roti dan

ikan dalam tradisi Kristen.

Dinding-dinding tumpang tindih panel tersebut

merupakan perantara masuknya cahaya. Sehingga

cahaya yang masuk ke dalam ruang berbentuk

mengikuti bentuk lubang dari panel kayu tersebut.

Bentuk cahaya yang masuk ke dalam ruangan yang

mengikuti lubang panel tersebut sangat unik dan

memberikan kesan yang berbeda terhadap ruangan

ibadah ini. Pada bagian atas juga terdapat skylight yang

menyebabkan pada bagian tengah ruang menjadi

sangat terang dan terpusat, sehingga menjadi fokus

pada ruang ibadah tersebut.

9. Koshino House oleh Tadao Ando

Arsitek : Tadao Ando

Lokasi : Ashiya, Kobe, Jepang

Tahun Dibangun : 1980-1984

Luas Area : 242 m2

Rumah ini terdiri dari dua bagunan yang

terpisah, kemudian tergabung dengan

lorong bawah tanah yang menciptakan

sebuah halaman tengah. Pada bangunan-

bangunan ini terdapat lobang-lobang bukaan yang akan

memasukan cahaya ke dalam ruang. Bukaan-bukaan ini

berbentuk vertikal sehingga menghasilkan pantulan cahaya

yang unik dan bagus pada ruang-ruang yang berada di

sebelahnya. Sehingga cahaya yang masuk mengikuti bentuk

dari bukaan-bukaan yang berbentuk vertikal tersebut.

10. Kaap Skil, Maritime and Beachcombers Museum

Arsitek : Mecanoo Architecten Lokasi : Oudeschild, Texel,

Netherlands Tahun Dibangun : 2012 Luas Area : 1.200 m2

Kontraktor : Bouwcombinatie De Geus & Duin Bouwbedrijf Bagian atap dan fasad bangunan museum ini terbuat

dari kayu daur ulang. Papan kayu dari fasad memberikan fungsi ganda yaitu memberikan keteduhan dan menciptakan irama linear yang dapat memasukkan cahaya dan bayangan, sementara secara bersamaan memberikan pandangan yang menyenangkan dan menyegarkan mata.

Bagian dalam bangunan mendapatkan pantulan cahaya dari kayu-kayu dari bagian fasad bangunan. Pantulan tersebut berbentuk garis-garis vertikal dari susunan linear berirama kayu-kayu sehingga membentuk cahaya unik dan khas. Cahaya-cahaya itu memberikan kesan yang berbeda pada ruang-ruang yang terkena sinar tersebut. Selain itu terdapat jendela berbentuk horisontal pada bagian atas yang memasukkan cahaya dari luar dan menerangi ruang secara keseluruhan dan merata.

ARTIFICIAL LIGHT PENCAHAYAAN BUATAN

1. London Eye

Lokasi : London, Inggris

Arsitek : Frank Anatole, Nic Bailey, Steve Chilton,

Malcolm Cook, Mark Sparrowhawk, Julia

Barfield dan David Marks.

Tahun : 1999 – 2000

Tinggi : 135 meter

Diameter : 120 meter

London Eye merupakan salah satu dari tempat wisata

terpopuler di Inggris. London Eye memiliki 32 kapsul

penumpang yang masing – masing kapsul dapat

menampung 25 orang. Dalam kapsul tersebut para

penumpang dapat melihat pemandangan kota London

dari atas.

Setiap malam, London Eye akan selalu menyala. Pencahayaan buatan ini dulunya dibuat dari

lampu neon, namun penggunaan lampu neon tersebut mahal dan susah untuk dirawat. Dalam

pemasangannya, diperlukan gel agar dapat menghasilkan cahaya berwarna untuk acara khusus.

Pada akhirnya digunakan alternatif lain berupa LED dimana dengan mudah dapat menampilkan

warna ataupun hanya cahaya putih.

Terdapat sekitar 14 unit yang di instalasikan oleh Architainment Lighting Ltd. dan Lighting

Technology Projects. Tiap unit dapat dengan mudah di program untuk mengubah warnanya.

Dengan ini, London Eye dapat menghemat biaya dan dapat diubah warnanya sesuai dengan

acara yang sedang berlangsung.

Tujuan digunakan LED pada London Eye ini untuk menonjolkan bentuk struktur dengan

permainan visual warna dan juga untuk menarik para pengunjung. Selain itu dapat

menghilangkan biaya pemeliharaan pada sistem neon sebelumnya. Dengan adanya permainan

cahaya buatan ini , London Eye dapat dilihat dari kejauhan. Selain itu terkadang digunakan

untuk menandakan adanya peristiwa atau acara tertentu seperti halnya ketika lahirnya

pangeran Inggris, atau ketika Olympic di London.

Display : Pertunjukan cahaya selama 24 menit yang menggambarkan apa yang terjadi

pada Olimpiade pada hari itu.

2. Beijing National Aquatics Center

Lokasi : Beijing, China

Arsitek : PTW Architects, CSCEC (China State Construction Engineering Corporation),

dan CCDI (China Construction Design International)

Tahun : 2004 – 2007

Beijing National Aquatics Center atau yang dikenal dengan Water Cube (Kubus Air) merupakan

pusat akuatik yang dibangun di samping Stadium Nasional Beijing. Dibangun untuk Olimpiade

Beijing 2008 dengan kapasitas sebesar 17.000 orang.

Fasad bangunan diterangi dengan pencahyaan yang terbuat dari LED. Jennifer Wen Ma dan

Zheng Jianwei menata ulang eksterior bangunan dan membuat bangunan menjadi lebih ikonik

melalu LED tersebut. Mereka memadukan teknologi kontemporer dengan ajaran Cina kuno, I

Ching. Menggunakan cahaya untuk mengungkapkan sebuah filosofi abstrak merupakan

tantangan yang menarik bagi mereka. Mereka memfokuskan kepada kreativitas dan inovasi

bedasarkan kelembutan cahaya.

Dalam perencanaan pembangunan pusat akuatik ini, konsep yang diambil yaitu ingin

memvisualisasikan aliran energi masyarakat Cina. Digunakan instalasi pencahayaan dan

permainan warna pada fasad bangunan. Pencahayaan ini di program dengan menyesuaikan

warna yang akan ditampilkan berasal dari emoticon yang digunakan setiap harinya oleh jutaan

pengguna di Cina pada situs Weibo yang kemudia ditafsirkan sebagai gambaran suasana hati

masyarakat Cina. Pada malam hari, pengunjung dapat merasakan aura yang dapat

membangkitkan mereka secara emosional.

Sistem pemasangan lampu LED

pada fasad bangunan yang berupa

membran.

3. Banpo Bridge

Lokasi: Seoul, Korea Selatan

Arsitek: Dae Han Consultants Company

Tahun: 1980-1982

Panjang jembatan: 1,495 meter

Banpo Bridge merupakan jembatan terpanjang yang dihiasi dengan pemandangan air terjun

buatan. Air terjun ini dihiasi dengan ribuan lampu yang berwarna-warni hingga tampak indah

seperti pelangi. Oleh karena itu jembatan ini lebih dikenal dengan sebutan air terjun pelangi.

Air terjun pelangi ini bersumber dari air sungai Han yang diserap dan didaur ulang sistem

jembatan. Jembatan ini menembakkan 190 ton air sejauh 43 meter setiap menitnya.

Dalam pembahasan analisis mengenai

pencahayaan tentu saja jembatan ini

menggunakan pencahayaan buatan.

Pencahayaan buatan ini terlihat dari ribuan

lampu LED yang berderet hingga ribuan meter.

Pencahayaan buatan ini memang sengaja dibuat

di jembatan ini dengan tujuan untuk

menampilkan atraksi air mancur yang berbeda

selama siang dan malam.

Untuk siang hari jembatan ini akan

menampilkan air mancur yang menunjukkan

seratus konfigurasi yang berbeda selayaknya

lambaian ranting dan daun willow. Pada

malam harinya jembatan ini akan

menunjukkan atraksi kemegahan. Pada

malam hari jembatan akan menunjukkan

atraksi kemegahan air terjun pelangi yang

berasal dari sinar deretan lampu. Keindahan

jembatan ini ditambah dengan alunan musik sebagai latar belakang atraksinya hingga

mendukung suasana romantic daerah sekitar jembatan.

4. Guangzhou Opera House oleh Zaha Hadid

Lokasi : Guangzhou, China

Arsitek : Zaha Hadid

Tahun : 2005 – 2010

Opera House oleh Zaha Hadid ini terletak

di samping Sungai Pearl dan dikelilingi

oleh pusat pengembangan budaya yang

berada di Guangzhou. Struktur bangunan

tersebut tidak beraturan memperlihatkan

rangka yang digunakkan, baja dan kaca. Auditoium tersebut kurang lebih terdapat 1.800 kursi

dengan balkon yang terbuat dari kaca dan gypsum. Dan Auditorium yang kecil terdapat sekitar

400 kursi.

Pada Aula Utama atau Auditorium ini

terdapat konsep mendalam mengenai

pencahyaannya. Dalam panel aklirik yang

berwarna emas ini terdapat ribuan lampu

sorot, lampu sorot tersebut memiliki

kesan cahaya yang lebih redup sehingga

terlihat seperti konstelasi logam atau

terlihat seperti luar angkasa. Efek

pencahayaan ini mengagumkan dan

memberikan kesan seperti memang opera

tersebut diperuntukkan ditampilkan

dalam opera tersebut.

Pada Aula Utama Guangzhou Opera House,

sistem pencahayaannya terdiri dari konsol

cahaya, jaringan transmisi, dan beberapa

perlengkapan pencahayaan.

Pencahayaan pada Auditorium

5. Rainbow Tower oleh Mark Hemel dan Barbara Kuit

Arsitek: Mark Hemel dan Barbara Kuit

Lokasi: Guangzhou, China

Tahun: 2005-2010

Tinggi bangunan: 610 meter

Guangzhou Tv Tower (Canton Tower) atau yang sering

disebut rainbow tower merupakan menara tertinggi

didunia. Dibangun pada tahun 2005 -2010 oleh arup

untuk Asian games pada tahun 2010. Tinggi menara ini

610 meter dan untuk ketinggian 450 meter dari menara

ini dibangun kombinasi dari retina yang bercahaya

membaya hyperboloid dengan inti pusat. Menara ini di

desain oleh arsitek Belanda Mark Hemel dan Barbara

Kuit.

Dari hasil analisis menunjukkan bangunan ini menggunakan pencahayaan buatan yang futuristik

dan dirancang oleh arsitektur Rogier van der Heide yang terlihat dari banyaknya lampu yang

menghiasi menara ini. 7000 lampu LED dan lampu cincin

struktur menara dari bawah menara memancarkan dan

menampilkan warna yang berbeda-beda sehingga terlihat

menakjubkan layaknya pelangi pada malam hari. Lampu-lampu

ini menghasilkan sinar-sinar yang mempunyai nilai keindahan

yang

mengagumkan.

6. Allianz Arena oleh Horzeg & de Meuron

Lokasi : Munich, Germany

Arsitek : Horzeg & de Meuron

Tahun : 2002 – 2005

Allianz Arena merupakan sebuah stadium sepak bola yang terletak di distrik Fröttmaning. Di

Stadium in telah diselenggarakan pertandingan pembuka Piala Dunia FIFA 2006.

Allianz Arena ini merupakan stadium pertama di dunia yang menggunakan teknologi

pencahayaan dari OSRAM dan Siteco, bisa mengubah warna fasad luar menjadi tiga warna yang

berbeda, merah , biru, dan putih. Pada awal 2011 – 2012 digunakan sistem lampu sorot. Ketika

pertengahan Mei 2012 OSRAM menggunakan teknologi LED terbarunya untuk menciptakan

keunikan dan memberikan kesan emosional pada stadiumnya. Dalam rencana yang akan

datang, akan digunakan sistem LED yang akan membuat stadium menampilkan lebih dari

gambar statis, dan LED yang baru juga akan menghemat energi hingga 60% dibandingkan lampu

biasa.

Instalasi lampu pada fasad stadium terdiri dari

1.056 panel berwarna, dan terdapat 4.250 lampu,

25.344 lampu neon (dengan umur 8.000 jam).

Setiap 3,5 meter unit lampu terdapat 6 lampu

neon (58W). ketika semua lampu dinyalakan,

dibutuhkan energi sebesar 506 kWH. Untuk

pencahyaan pada fasad ini dibutuhkan kabel

sepanjang 100 kilometer. Perubahan warna terjadi

setiap dua menit untuk menghindari adanya

insiden di jalan raya.

Dengan menggunakan teknologi LED pada fasad

stadium ini sebagai penanda dari seni modern

yang menggunakan teknik pencahyaan, terutama

jika dilihat pada malam hari. Pencahayaan ini

memberikan kesan yang dinamis dan penuh emosi

pada saat pertandingan sedang berjalan.

7. National Library of Belarus oleh Mihail Vinogradov dan Viktor Kramarenko

Lokasi : Minsk, Belarus.

Arsitek : Mihail Vinogradov dan Viktor

Kramarenko

Tahun : 2006

Perpustakaan ini di desain berbentuk

seperti Diamond, melambangkan

pengetahuan berharga yang telah

disimpan di dalam buku. Bangunan ini

dipenuhi dengan panel kaca dan pada siang hari, ke-24 sisi bangunan ini bercahaya seperti

berlian. Pada saat malam hari, efek seperti berlian ini tidak ada, melainkan digunakan lampu

yang disembunyikan di dalam panel kaca untuk menciptakan ilusi display warna. 4.646 LED

warna yang di pasang di seluruh bangunan, membentuk layar monitor sebesar 25x25 meter

dan 62 meter dalam diameter.

Sistem pencahayaan yang berubah warna ini

di desain oleh Walter Industries. 4.646 lampu

yang memancarkan warna RGB (merah, hijau,

dan biru). Satu kontroler dapat mengelola

hingga empat panel yang terdiri dari LED yang

dioperasikan melalui PC. Dengan adanya

lampu LED ini, para pengunjung maupun

pejalan kaki dapat mengamati penampilan

bangunan dengan plot yang dinamis dan

menampilkan kreativitas dari desainer

pencahayaan ini. Bangunan ini dapat dilihat

dari kejauhan ratusan meter.

8. Iceberg oleh Atomic3

Lokasi: Montreal, Kanada.

Arsitek: Atomic3

Tahun: 2012

Iceberg merupakan karya arsitektural dari

Appareil Architecture yang menggunakan

kekreatifiasan, nilai arsitektur dan

instalasi antara cahaya dan suara yang

menakjubkan.

Instalasi bangunan ini mengikuti

perjalanan dari Iceberg, yang diawali dengan kelahirannya di perairan kutub utara sampai leleh

di lepas pantai selatan. Atomic3 mendesain bangunan ini dengan 4 rangka yang menampilkan

iceberg di 4 zona berbeda dalam hidup. Tiap rangka mempunyai perbedaan bentuk, ukuran,

penerangan tiap ruang dan suara yang berbeda-beda.

Iceberg ini merupakan salah satu karya arsitektur yang menerapkan pencahayaan

buatan dengan sangat baik. Dengan instalasi cahaya yang sangat detail pada setiap bagiannya

membuat Iceberg menjadi pusat perhatian pada

malam hari. Cahaya-cahaya yang dihasilkan dari

Iceberg pun sangat menakjubkan dengan permainan

cahaya yang berasal dari lampu sehingga kita akan

merasakan ruang-ruang yang berbeda ketika

melewatinya.

9. Fountain of Wealth oleh Tsao & McKown Architects

Lokasi: Singapore

Arsitek: Tsao & McKown Architects

Tahun: 1995

Fountain Of Wealth merupakan air mancur

terbesar di dunia yang didesain oleh Tsao &

McKown Architects dan terletak di singapura.

Air mancur ini menunjukkan symbol kekayaan

dan kehidupan, desainnya didasarkan pada

mandala Hindu, dan merupakan representasi

simbolis kesatuan rohani, persatuan dan

harmoni diantara empat ras di Singapura.

Terbuat dari perunggu dan terdiri dari sebuah

lingkaran besar dengan panjang 66 meter yang dibantu oleh 4 tiang besar. Menempati luas

1683 meter dengan tinggi 13.8 meter, air mancur ini dapat mencapai tinggi 30meter.

Dari hasil analisis, bangunan ini menggunakan permainan cahaya buatan yang terdapat

pada lantai airmancur. Cahaya-cahaya yang warnanya berbeda muncul dri sekeliling air mancur.

Pada air mancur itu sendiri muncul warna-warna indah yang juga berasal dari lampu-lampu

yang dipasang dengan detail dan tepat sehingga warna yang keluar dari air mancur sesuai

dengan rencananya.

10. Silo 468 oleh Lighting Design Collective

Lokasi: Helsinki, Finland

Arsitek: Lighting Design Collective

Tahun: 2012

Silo 468 adalah suatu bangunan yang

sebelumnya merupakan tempak penyulingan

minyak bekas tetapi sekarang di ubah oleh para

desainer yaitu Lightning Design Collective

menjadi sebuah tempat yang cantik dan menyilaukan mata.

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa bangunan ini telah memanfaatkan dengan baik

antara cahaya alami dan cahaya buatan. Bangunan ini mempunyai kubah dengan 1280 LED

yang dipasang di setiap bagian bangunan dan mampu bereaksi terhadap kondisi lingkungan.

Baik dalam hal cuaca, suhu, arah angin dan kecepatan. Dengan lampu-lampu yang terpasang

pada dinding luar ini, menjadikan tampak depan bangunan ini terlihat seperti mural yang

bercahaya. Pada saat malam pun eksterior bangunan akan menjadi merah selama satu jam

yang dimaksudkan untuk mencerminkan bahwa bangunan ini dulunya adalah wadah energy.

Kemudian pada 2.30 penggunaan cahaya pada bangunan ini akan dimatikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulaninfosipil.blogspot.com/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html

http://archieplus.com/architecture/rumah-di-cilandak-arsitek-ir-adi-purnomo-mamo-studio/

http://tikalarask.blogspot.com/2013/09/church-of-light-by-tadao-ando.html

http://www.archdaily.com/91273/ad-classics-jewish-museum-berlin-daniel-libeskind/

http://www.archdaily.com/551518/villa-by-the-lake-alexander-diem/

http://www.dezeen.com/2013/09/24/light-walls-house-by-ma-style-architects/

http://www.galinsky.com/buildings/ronchamp/

http://www.delood.com/architecture/mecenat-art-museum-naf-architect-design

http://www.som.com/projects/cathedral_of_christ_the_light

http://www.dezeen.com/2013/09/18/kaap-skil-maritime-and-beachcombers-museum-by-mecanoo/

http://www.archdaily.com/161522/ad-classics-koshino-house-tadao-ando/

http://olympics.time.com/2012/07/27/want-to-light-up-the-london-eye-just-tweet-that-the-olympics-

are-totes-amazeballs/

http://www.arup.com/projects/chinese_national_aquatics_center.aspx

http://www.mobgenic.com/2013/07/26/banpo-jembatan-air-mancur-pelangi-menakjubkan-di-korea-

selatan/

http://www.archdaily.com/115949/guangzhou-opera-house-zaha-hadid-architects/

https://www.allianz-arena.de/en/service/faq/

http://www.dearfrenz.com/cms/berita-172-rainbow-tower-menara-tertinggi-di-dunia-yang-diselimuti-

cahaya-pelangi.html

http://www.mondoarc.com/projects/Architectural/228299/national_library_minsk_belarus.html

http://www.archdaily.com/343771/iceberg-atomic3/

http://www.worldtoptop.com/fountain-wealth-suntec-city/

http://architizer.com/projects/silo-468/