peran bumdes dalam peningkatan - Repository UIN JAMBI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of peran bumdes dalam peningkatan - Repository UIN JAMBI
PERAN BUMDES DALAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA KEMPAS JAYA
KECAMATAN SENYERANG KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI (STUDI KASUS BUMDES
JAYA LESTARI DESA KEMPAS JAYA KECAMATAN
SENYERANG TANJUNG JABUNG BARAT)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Sayrat Guna Memperoleh Gelar
Serjana Ekonomi Islam Pada Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
EKO PURNOMO
SES.141286
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
v
MOTTO
يىهم اجرهم باحسه ماكاوىا مه فلىحييىه حيىة طيبت ولىجز مه عمل صلحا مه ذكراواوشىوهىمؤ
٧٩يعملىن
Atinya: Barang siapa mengerjakan kebaikan baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dari apa yang merka telah kerjakan. Q.S.
An-Nahl: 97
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada ayahanda Romlan yang kuhormati yang
senantiasa memberi dukungan baik dari segi materil maupun moril bekerja keras
dari pagi hingga sore demi kesuksesan anaknya dimasa depan. Dan ibunda
Sumiati yang tersayang telah membimbing dan mengasuhku dengan segala
ketabahan dan berkorban lahir dan bathin agar perjuangan ku ini berguna dimasa
depan.
Tak terlupa kepada kakakku Edi Suprianto, Siti Umayah, Siswanto adikku Sulis
Setiawati dan Istriku tercinta Idawati yang telah membantu dan memberi
semangat kepadaku demi menyelesaikan skripsi ini.
Rekan-rekan dan teman-teman seperjuangan yang selalu dibelakangku untuk
mendukung dan tak lupa kepada kedua dosen pembimbing saya yang telah
membantu menyelsaikan skripsi ini.
Semoga jerih payah dan dukungan tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dicurahkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
limpahan karunia-Nya sehingga dapat merasakan manisnya Iman dan Islam serta
berkat izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-
baiknya dengan judul: “PERAN DAN KONTRIBUSI BUMDES JAYA
LESTARI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DESA KEMPAS JAYA KECAMATAN SENYERANG KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI.”
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW mudah-mudahan termasuk kepada golongan orang-orang yang
mendapat syafa‟at dari baginda di akhirat kelak.
Penulis sangat menyadari dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
begitu banyak pihak yang telah membantu, sehingga skripsi ini dapat selesai
sebagaimana yang diharapkan penulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. Subhan,M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,MEI selaku wakil dekan I bidang Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
4. Bapak Dr. Novi Mubiyarto, SE, ME, selaku dekan II bidang administrasi
umum, perencanaan dan keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi
viii
5. Ibu Dr. Halimah ja‟far, M.Fil selaku wakil dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan kerjasama luar
6. Bapak Dr. Sucito, MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE.,Esy, selaku
ketua dan sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis islam UIN STS Jambi.
7. Bapak Kepala Pustaka beserta staf-stafnya,
8. Bapak Kepala Desa, Ketua Lembaga Adat Dan Masyarakat Desa Kempas
jaya yang telah membantu saya mengumpulkan data dalam penelitian ini.
Walaupun demikian penulis sangat menyadari atas ketidak
sempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis, Mei 2020
Mahasiswa
EKO PURNOMO
SES.141286
ix
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan. Peran dan kontribusi BUMDes Jaya
Lestari Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Sebagai
tujuan antaranya adalah untuk mengetahui apakah dalam sistem opeasional
penelolaan BUMDes Jaya Lestari Desa Kmepas Jaya Telah sesuai dengan
peraturan-perundangan pemerintah yang berlaku, dan bagaimana peran BUMDes
Jaya Lestari Desa Kempas Jaya serta kontribusi BUMDes Jaya Lestari dalam
meningkatkan pendapatan asli Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan
kesimpulan sebagai berikut: pertama, sistem opeasional pengelolaan BUMDes
Jaya Lestari Desa Kemepas Jaya Telah sesuai dengan peraturan-perundangan
pemerintah yang berlaku. Kedua, peran BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
sudah sesuai dengan mekanisme peraturan perundang-undangan BUMdes seperti
sosialisasi kepada masyarakat, menyelenggarakan musyawarah Desa, membuat
peraturan Desa, dan struktur organisasinya. Ketiga keberadaan BUMDes Jaya
Lestari Desa Kempas Jaya memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber
pendapatan asli Desa Kempas Jaya sehingga mampu melaksanakan pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
MOTTO............................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Batasan Masalah....................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
E. Kerangka Teori......................................................................... 10
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 37
D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 39
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 40
F. Jadwal Penelitian ...................................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabug Barat Povinsi
Jambi ........................................................................................ 45
B. Keadaan Geografis dan Demografis ........................................ 46
C. Potensi Sumber Daya Alam .................................................... 47
D. Potensi Sumber Daya Manusia ................................................ 49
E. Potensi Kelembagaan.................................................................
F. Potensi Sarana dan Prasarana....................................................
G. Struktur Organisasi BUMDes Jaya Letari Desa Kempas Jaya....
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Operasional Pengelolaan BUMDes Jaya Lestari Desa
Kempas Jaya ............................................................................ 50
B. Peran BUMDes Jaya Lestari Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten
Tanjung Jabung Barat ............................................................. 61
C. Kontribusi Bumdes Jaya Lestari Dalam Peningkatan Pendapatan
Asli Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung
Jabung Barat ............................................................................ 68
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 71
B. Saran-Saran .............................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Titik Berat suatu pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi yang
merupakan penggerak utama suatu pembangunan itu sendiri. Seperti yang kita
ketahui 70% dari keseluruhan pendududk di Indonesia hidup di daerah pedesaan.
Organisasi ekonomi pedesaan menjadi bagian penting sekaligus masih
menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan ekonomi pedesaan. Oleh
karenanya diperlukan upaya sistematis untuk mendorong organisasi ini agar
mampu mengelola aset ekonomi strategis di Desa sekaligus mengembangkan
jaringan ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi pedesaan.
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah lama dijalankan oleh
pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil
yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Oleh karena itu pemerintah
menerapkan pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulus dan
menggerakakan roda perekonomoian di pedesaan, salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan mendorong gerak ekonomi Desa melalui kewirausahaan
Desa yang diwadahi dalam badan usaha milik desa (BUMDES) yang
dikembangkan oleh pemerintah maupun masyarakat Desa.
BUMDes merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan
berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan ekonomi warga Desa melalui pengembangan usaha
ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUMDes juga memberikan
sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli Desa yang memungkinkan
2
Desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat
secara optimal.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Adalah lembaga usaha desa yang
dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan Desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di Desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). Selain
itu BUMDes juga berperan sebagai lembaga sosial yang berpihak pada
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan
sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan
melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar.
Pendirian BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun 2004 jo. UU No. 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa
serta PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa. Dalam UU No. 32 tahun 2004 juncto
UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 213 ayat (1)
disebutkan bahwa, “Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi Desa”.
Dalam Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 39 tahun
2010 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diartikan sebagaimana yang
berbunyi:
“Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah
usaha Desa yang dibentuk / didirikan oleh pemerintah Desa yang kepemilikan
modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah Desa dan masyarakat.”
Pendirian BUMDes juga didasari oleh UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa
dalam Pasal 87 ayat (1) yang berbunyi, “Desa dapat mendirikan Badan Usaha
3
Milik Desa yang disebut BUMDes,” dan ayat (2) yang berbunyi, “BUMDes
dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan,” dan ayat (3)
yang berbunyi, “BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan atau
pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Potensi yang dimiliki BUMDes sebagai lembaga usaha mandiri
masyarakat Desa dalam memberikan kesejahteraan masyarakat desa sendiri. Agar
rakyat pedesaan dapat mengembangkan potensi, sehingga tidak dirugikan dan
lebih diuntungkan, maka diperlukan arus balik dalam pemerataan sumber daya
alam dan kebijakan. Salah satu BUMDes yang didirikan dengan tujuan sebagai
penopang atau penguat ekonomi Desa adalah BUMDes Jaya Lestari yang
didirikan pada 21 Desember 2016 sebagai penguatan ekonomi Desa Kempas Jaya.
Sebagai salah satu Desa, Desa Kempas Jaya dinilai mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya terutama di bidang Ekonomi Mikro. Usaha yang dimiliki
oleh Desa Kempas Jaya di Antaranya Jasa Simpan Pinjam, Perdagangan
(Distributor Elpiji (GAS), Jual Beli Pupuk, Jual Beli Obat-Obatan Pertanian Dan
Agrobisnis, industry kecil kerajinan rakyat serta jasa sewa Tenda.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jaya Lestari merupakan salah satu
pengembangan perekonomian di Desa Kempas Jaya yang dimanfaatkan sebagai
usaha UMKM dalam mengembangkan kegiatan perekonomian yang
menguntungkan bagi masyarakat Desa Kempas Jaya. Karena dengan adanya
keberadaan BUMDes, masyarakat dapat menyalurkan hasil kerajinan yang mereka
hasilkan sehingga dapat menambah pendapatan perekonomiannya.
Melihat fenomena tersebut, maka penulis akan meneliti lebih lanjut
mengenai pemerataan keuntungan yang diterima masyarakat Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan pengelolaan
4
BUMDes Jaya Lestari dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong
berdasarkan UU Desa dan peran penting BUMDes Jaya Lestari dalam
meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat Desa Kempas Jaya.
Berdasarkan uraian masalah yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut apakah benar BUMDes Jaya Lestari benar-benar murni
dalam pengelolaan masyarakat Desa Kempas Jaya dan pemerintah Desa serta
keuntungan dari usaha-usaha tersebut yang dapat sampai merata ke masyarakat
Desa Kempas Jaya atau tidak. Serta pengelolaan BUMDes Jaya Lestari yang
berada dalam ranah pengelolaan masyarakat dan pemerintah setempat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas, maka
yang menjadi pokok perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dalam Sistem operasional pengelolaan BUMDes Jaya
Lestari Desa Kempas Jaya telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pemerintah yang berlaku?
2. Bagaimana peran BUMDes Jaya Lestari dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa kempas Jaya Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
3. Apakah Kontribusi BUMDes Jaya Lestari dalam meningkatkan
pendapatan asli Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
5
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah dan demi terfokusnya pembahasan
dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada
peran BUMDes Jaya Lestari dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa
Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2018-2020.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam
permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sistem operasional pengelolaan Bumdes Jaya
Lestari desa kempas jaya telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pemerintah yang berlaku
2. Untuk mengetahui peran Bumdes Jaya Lestari dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa kempas Jaya Kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat
3. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh Bumdes Jaya Lestari
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Berdasarkan tujuan yang dipaparkan oleh peneliti, maka penelitian ini
diharapkan bermanfaat atau berguna baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat
penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
6
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pustaka untuk
penelitian selanjutnya dan mempunyai kegunaan dibidang
pengembangan ilmu ekonomi, terutama ekonomi islam
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya dapat memberikan
informasi, wawasan dan pengetahuan kepada lembaga yang
diteliti, melainkan juga dapat memberikan manfaat yang positif
bagi badan usaha milik desa (BUMDES) Jaya Lestari maupun
pemerintah Desa Kempas Jaya agar dapat mengevaluasi program
dan meningkatkan kinerja demi terwujudnya kesejahteraan social
masyarakat di Desa Kempas Jaya.
E. Kerangka Teori
1. Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan.1
Desa merupakan suatu system social dengan lembaganya sendiri. Desa
memiki lembaga politik, ekonomi, peradilan dan social budaya yang
dikembangkan oleh masyarakatnya sendiri. Misalnya pada lembaga politik, desa
mempunyai kepala desa dan perangkat desa yang tatacara dan pengaturan tugas
pokok dan fungsinya dikembangkan sendiri berdasarkan inisiatif masyarakat
1Ari Hermawan dan Murti Pramuwardhani Dewi, “Pemberangusan Serikat Pekerja di Daerah
Istimewa Yogyakarta,” Jurnal Hukum Yustisia, Edisi 86 (Mei-Agustus, 2013), hlm. 62
7
sendiri. Pada lembaga ekonomi, desa memiliki sistem tanah komunal / ulayat
yang pengaturan dikembangkannya sendiri.2
Desa pada hakikatnya adalah identitas bangsa yang membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam bagian penjelasan UU tersebut dinyatakan
bahwa tujuan Undang-undang No.6 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada
dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa.
4. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama.
5. Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab.
6. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum.
7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna
mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatua nasosial
sebagai bagian dari ketahanan Nasional.
8. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan Nasional.
2 Sumodiningrat, Gunawan, Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian, Jakarta:
bin arena pariwara, 2008
8
9. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.
Dengan berlakunya Undang-Undang Desa nomer 6 tahun 2014, Daerah memiliki
kewenangan untuk mengurus dan mengelola daerahnya sendiri dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam Undang-undang tersebut juga mengakui
adanya otonomi desa. Maka secara otomatis dengan adanya otonomi tersebut
Desa juga memiliki kewenangan-kewenangan baik dalampenyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan maupun dalam pengelolaan keuangan Desa
menyadari akan pentingnya pembangunan di tingkat Desa, Pemerintah melakukan
berbagai program untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan pedesaan,
namun hasilnya masih belum signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan desa harus dilakukan
secara terencana dengan baik dan harus menyentuh kebutuhan riil masyarakat
desa. Sehingga pembangunan yang dilakukan di kawasan pedesaan dapat
membumi dengan masyarakatnya.3
Keberadaan Undang-undang Desa (Pasal 78 ayat (1)). Diharapkan
Dapat menjadikan penduduk di desa lebih sejahtera melalui 4 (empat) aspek
utama, yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar.
2. Pembangunan sarana dan prasarana.
3. Pengembangan potensi ekonomi lokal.
4. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan.
3Haw, widjaja,Otonomi Desa merupakan otonomi asli bulat dan utuh, Jakarta: Raja wali Pers, hal
56
9
Untuk menunjang Pembangunan Desa tersebut, akan ada alokasi dana cukup
besar yang mengalir ke Desa. Pada Pasal 72 ayat (4) ditetapkan paling sedikit
10% dari dana transfer daerah dalam Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara
(APBN) akan mengalir ke Desa. Berdasarkan simulasi anggaran, setiap Desa rata-
rata akan menerima Rp. 800.000.000,00 - 1,4 Milyar .4
Alokasi Dana Desa sangat penting guna pembiayaan pengembangan wilayah
tertinggal dalam suatu sistem wilayah pengembangan. Pelaksanaan Alokasi Dana
Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan
dengan indikator perkembangan desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan masyarakat, dan tingkat kesehatan. Salah satu alasan rasional
mengapa perlu ada Alokasi Dana Desa (ADD) adalah karena desa ditempatkan
sebagai basis desentralisasi. Kebijakan ADD sangat relevan dengan perspektif
yang menempatkan desa sebagai basis partisipasi, karena desa berhadapan
langsung dengan masyarakat dan kontrol masyarakat lebih kuat. Sebagian besar
Masyarakat Indonesia hidup di dalam komunitas pedesaan. Sehingga
desentralisasi di tingkat desa akan meningkatkan fungsi pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya .5
Melalui Alokasi Dana Desa, Desa berpeluang untuk mengelola
pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa secara mandiri.
Alokasi Dana Desa adalah dana yang di berikan kepada desa yang berasal dari
dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima
oleh kabupaten / kota. Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari
4Ibid
5Thariq Opcit, hal 79
10
pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan
berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memacu
percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis.
Kebijakan berupa desentralisasi fiskal ke Desa ini menunjukkan bentuk
keberpihakan yang besar dan progresif dari pemerintah pusat akan prioritas
peningkatan pembangunan daerah dalam pelayanan masyarakat demi terwujudnya
kesejahteraan masyarakat desa. Dana tersebut dapat digunakan sebagai modal
pembangunan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai Pasal
(8790) pada UU No 6/2014 dengan maksud untuk mendorong peningkatan skala
ekonomi usaha produktif rakyat desa.6
Pelembagaan BUMDes untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi
ekonomi desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (UU
No.32/2004) dalam upaya pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan.
Pemberdayaan BUMDes secara melembaga di tingkat desa diharapkan akan
mendinamisasi segala potensi desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. BUMDes
diharapkan dapat menstimulus masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan
membangun dan mensejahterakan desa-desa mereka. Karena BUMDes dapat
menjadi wadah bagi Pemerinah Desa untuk memberdayakan dan memanfaatkan
sumberdaya dan potensi yang ada di desa. Dengan itu, masyarakat diharapkan
dapat menjadi masyarakat yang mandiri dengan berwirausaha.7
6Fajar Sidiq, Bumdes Hal 23
7Sayuti, Opcit.Ha; 34
11
Dengan dibentuknya badan usaha milik desa ini pemerintah desa berharap
dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dan memperkuat ekonomi desa
dengan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Namun dalam proses
sosialisasi program kepada masyarakat, pemilihan calon pengurus BUMDes,
perencanaan program, pembentukan sampai dengan pelaksanaan program tersebut
tentu masyarakat dan pemerintah desa akan menemukan hambatan-hambatan.
Pembangunan masyarakat desa pada umumnya telah berlangsung
berdampingan dengan perubahan ekologis, sosial-budaya manusianya serta
aspirasi material dan spiritualnya. Pembangunan masyarakat desa diharapkan
bersumber pada manusia sendiri tanpa campur tangan dari pihak luar.
Perkembangan harus berupa metamorfose sosial-ekonomi dan budaya.
Tujuan pembangunan desa dijelaskan sebagaimana berikut:
a) Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan.
b) Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
c) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
12
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial.8
Pembangunan pedesaan tentunya tidak hanya berorientasi pada
pembangunan manusia, unsur-unsur ekonomi dan pembangunan fisik juga
memegang peran penting dan dikelola dengan semangat kekeluargaan dan gotong
royong.
Desentralisasi pembangunan identic dengan membuat perencanaan
pembangunan cukup sampai desa saja. Oleh karenanya desa mempunyai
kemandirian dalam perencanaan pembangunan tanpa instruksi dan intervensi
pemerintah supradesa. Disinilah kemudian peran badan permusyawaratan desa
(BPD) atau yang desebut nama lain sebagai lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintah desa. BPD inilah yang harus menjadi roda penggerak otonomi desa.
Otonomi desa merupakan suatu peluang dan tantangan bagi
pemerintah desa dalam memberikan pelayanan public dan melaksanakan
pembangunan. Otonomi desa dipandang sebagai cara untuk mewujudkan secara
nyata penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan efesien guna mewujudkan
pemberian pelayanan kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Otonomi desa sebagai perwujudan asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintah yang merupakan penerapan konsep teori areal
division of power yang membagi kekuasaan secara vertical dengan demikian
otonomi desa memberikan kekuasaan bagi terbukanya potensi potensi yang ada
didesa tersebut.
8 Daldjoeni dan A. Suyitno, 2006, Pedesaan, Lingkunngan, dan Pembangunan, Bandung: Alumni,
hlm. 45
13
Pemberian otonomi yang luas kepada desa juga memperlancar
pengembangan yang mengacu pembangunan didesa. Memperluas peran serta
masyarakat lebih meningkatkan pemerataan pembangunan dengan
mengembangkan dan memanfaatkan potensi desa, sehingga kesenjangan antar
desa dapat dikurangi karena masing-masing desa akan membuka wawasan untuk
membangun dan bekerja dengan baik, konsekuensinya desa harus mampu mandiri
dalam menyelenggarakan pemerintah desanya. Sehingga dapat dikatakan otonomi
daerah merupakan salah satu strategi dalam suatu proses pembangunan guna
menghadapi berbagai hambatan baik institusi maupun administrasi yang dengan
kata lain otonomi adalah upaya untuk mendorong proses demokratisasi. Otonomi
haruslah mampu menggali potensi yang ada didesa guna mencapai tujuan yang
positif berupa percepatan pembangunan dan peningkatan kuantitas dan kualitas
pelayan publik, kesejahteraan masyarakat serta upaya pemberdayaan masyarakat.
1. Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan pedesaan dalam arti mencakup berbagai bidang kehidupan
seperti ekonomi, social budaya politik dan keamanan yang mengintegrasikan
peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaannya dengan
memanfaatkan sumberdaya pembanguana secara efektif guna peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
Pembangunan desa merupakan suatu strategi yang dirancang untuk
meningkatkan kehidupan social ekonomi masyarakat tertentu.9
9 Gianjar kartasasmita, pembangunan untuk rakyat, (Jakarta: Pustaka cidesindo, 2006, hlm. 92
14
Pembanguanan desa juga dapat dipandang sebagai suatu program
pembangunan yang dilakukan secara berencana untuk meningkatkan produksi,
pendapatan dan kesejahteraan dalam arti peningkatan kualitas hidup dibidang
pendidikan, kesehatan dan perumahan.
Didalam pembangunan desa terdapat dua aspek penting yang menjadi
objek pembanguan secara umum, pembangunan desa memiliki dua aspek
utama yaitu:
a. Pembanguan desa dalam aspek fisik yaitu pembangunan yang objek
utamanya dalam aspek fisik (sarana, prasarana dan manusia) di
pedesaan seperti jalan desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan,
bendungan, sarana ibadah , pendidikan dan lain sebagainya.
b. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insan, yaitu
pembanguanan yang objek utamanya aspek pembangunan dan
peningkatan kemampuan, skill dan memperdayakan masyarakat
didaerah pedesaan sebagai warga Negara, seperti pendidikan
pelatihan dan pembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual dan
sebagainya.
Pemberdayaan masyarakat terutama dipedesaan tidak cukup hanya
dengan upaya meningkatkan produktivitas, memberikan kesempatan usaha yang
sama atau memberi modal saja. Tetapi harus diikuti pula dengan perubahan
struktur social ekonomi masyarakat. Mendukung berkembangnya potensi
masyarakat melalui peningkatan peran, produktivitas dan efisiensi serta
memperbaiki empat akses, yaitu: Akses terhadapt sumber daya, teknologi, pasar
dan sumber pembiayaan yang diselenggarakan secara kekeluargaan.
15
Pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara yang digunakan untuk
meningkatkan harga diri manusia terutama mereka yang berada dalam lilitan
kemiskinan dan ketidak berdayaan. Jika seseorang berdaya berarti dia telah
berhasil memandirikan dirinya. Oleh karena itu agar seseorang atau komunitas
berdaya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan akses atau
iklim dimana potensi masyarakat tersebut bisa berkembang. Dalam islam sesuai
firman Allah SWT dalam surat Al jumu‟ah ayat 10:
ا
Yang artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah
supaya kamu beruntung”.10
Penjelasan Ayat diatas menunjukkan bagaimana Allah telah memotivasi
manusia untuk terus berusaha mencari rezeki sehingga bisa mengentaskan
kemiskinan baik pada dirinya sendiri keluarganya maupun masyarakat
disekelilingnya. Dengan demikian, pemberdayaan pada masyarakat bisa
dilaksanakan.
2. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Bumdes adalah unit ekonomi multi sektor yang dikelola oleh pemerintah
desa dan masyarakat untuk memakmurkan sebesar-besar kepentingan
masyarakat desa. Organisasi ekonomi pedesaan menjadi bagian penting
sekaligus masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan
10
Al-Jumu‟ah ( 62) : 10
16
ekonomi pedesaan. Oleh karenanya diperlukan upaya sistematis untuk
mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset ekonomi strategis di
desa sekaligus mengembangkan jarungan ekonomi demi meningkatkan daya
saing ekonomi pedesaan.
Dalam buku panduan BUMDes yang di keluarkan Departemen Pendidikan
Nasional (2007:4). BUMDes merupakan badan usaha milik desa yang didirikan
atas dasar kebutuhan dan potensi desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan pendiriannya, BUMDes
dibangun atas prakarsa dan partisipasi masyarakat. BUMDes juga merupakan
perwujudan partisipasi masyarakat desa secara keseluruhan, sehingga tidak
menciptakan model usaha yang dihegemoni oleh kelompok tertentu ditingkat
desa. Artinya, tata aturan ini terwujud dalam mekanisme kelembagaan yang
solid. Penguatan kapasitas kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan
yang mengikat seluruh anggota (one for all).
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut
bumdes, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Anom Surya Putra (2015:9) menyatakan beberapa pengertian dari Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) diantaranya yaitu:
17
1. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan institusi
negara (Kementerian Desa PDTT) dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara di Desa (selanjutnya disebut Tradisi Berdesa).
2. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia dari
pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif.
3. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia di Desa.
4. BUMDes merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa
dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha
ekonomi kolektif Desa.
Dinyatakan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2010 pasal 5 ayat 1 Tentang Badan Usaha Milik Desa bahwa BUMDes dapat
didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan
”kebutuhan dan potensi desa” adalah:
a) Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan
pokok.
b) Tersedia sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimal terutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar.
c) Tersedia sumber daya manusia yang mampu mengelola badan
usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat
d) Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga
masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi.
Dalam buku panduan BUMDes Departemen Pendidikan Nasional
(2007:6). BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa. Apa
18
yang dimaksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan
ekonomi desa seperti antara lain:
1. Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan
usaha sejenis lainnya.
2. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa.
3. Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan agrobisnis.
4. Industri dan kerajinan rakyat.
Dalam buku panduan BUMDes yang di keluarkan Departemen Pendidikan
Nasional (2007:4). Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDes
dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:
a) Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama.
b) Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat
(49%) melalui penyertaan modal (saham atau andil).
c) Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar
dari budaya lokal (local wisdom).
d) Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil
informasi pasar.
e) Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui
kebijakan desa (village policy).
f) Difasilitasi oleh Pemerintah, PemProv, PemKab, dan PemDes
g) Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (PemDes,
BPD, anggota).
19
Kartasasmita (1997:23) menyatakan bahwa secara konseptual
pemberdayaan BUMDes tidak jauh berbeda dengan konsep-konsep
pemberdayaan masyarakat yang sudah banyak dikenal dewasa ini, misalnya
sebagai upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan untuk meningkatkan harkat
dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi yang tidak mampu
dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan
masyarakat Konsep pemberdayaan BUMDes yang dikemukakan disini berpijak
pada pemberdayaan BUMDes merupakan proses pemberdayaan potensi-potensi
pembangunan yang ada di desa yang bersumber dari, oleh, dan untuk masyarakat
atau dengan kata lain dilaksanakan secara partisipatif.
Perubahan perilaku/sikap dan cara pandang masyarakat merupakan
pondasi yang kokoh bagi terbangunnya lembaga masyarakat yang mandiri,
melalui pemberdayaan para pelaku-pelakunya, agar mampu bertindak sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia luhur yang mampu menerapkan
nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakatnya sehari-hari. Kemandirian
lembaga masyarakat ini dibutuhkan sebagai wadah perjuangan kaum miskin, yang
mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka
dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kebijakan publik di tingkat lokal agar lebih berorientasi ke masyarakat miskin dan
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (“good governance”), baik ditinjau
dari aspek ekonomi, lingkungan termasuk perumahan dan permukiman, maupun
social (Wahyudin Kessa 2015:12)
20
Penyusunan rencana usaha penting untuk dibuat dalam periode 1 sampai
dengan 3 tahun. Tujuanya agar pengelola BUMDes memiliki pedoman yang jelas
apa yang harus dikerjakan dan dihasilkan dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan dan kinerjanya menjadi terukur. Penyusunan rencana usaha dibuat
bersama dengan Dewan Komisaris BUMDes. Point lain yang juga dibahas adalah
melakukan proses rekruitmen dan sistem penggajian dan pengupahan. Untuk
menetapkan orang-orang yang bakal menjadi pengelola BUMDes dapat dilakukan
secara musyawarah. Namun pemilihannya harus didasarkan pada kriteria tertentu.
Kriteria itu dimaksudkan agar pemegang jabatan di BUMDes mampu
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik (Wahyudin Kessa 2015: 14)
Selain tahap-tahap pembentukan, ada beberapa syarat yang harus di penuhi
dalam pembentukan BUMDes yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa pasal (5), syarat-
syarat pembentukan BUMDes diantaranya yaitu:
1. Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan
musyawarah warga desa.
2. Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat.
3. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok.
4. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama kekayaan desa.
5. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan
usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat desa.
21
6. Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang
terakomodasi.
7. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli
desa.
Dalam pembentukan BUMDes diperlkan tahapan-tahapan yang dilakukan
secara patrtisipatif. Tujuannya pendirian BUMDes benar-benar dengan denyut
nadi usaha ekonomi Desa dan demokratisasi Desa. Tahap-tahap tersebut meliputi:
a) Sosialisasi Tentang BUMDes.
Inisiatif sosialisasi kepada masyarakat Desa dapat dilakukan oleh
Pemerintah Desa, BPD, KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa)
baik secara langsung maupun bekerjasama dengan (i) Pendamping Desa
yang berkedudukan di kecamatan, (ii) Pendamping Teknis yang
berkedudukan di kabupaten, dan (ii) Pendamping Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan atau perusahaan). Langkah
sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat Desa dan kelembagaan Desa
memahami tentang apa BUMDes, tujuan pendirian BUMDes, manfaat
pendirian BUMDes dan lain sebagainya. Keseluruhan para Pendamping
maupun KPMD melakukan upaya inovatif-progresif dalam meyakinkan
masyarakat bahwa BUMDes akan memberikan manfaat kepada Desa.
b) Pelaksanaan Musyawarah Desa.
Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
22
Secara praktikal, Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD yang
difasilitasi oleh Pemerintah Desa. Musyawarah Desa ini membahas
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Potensi Desa yang dapat dikembangkan melalui pengelolaan usaha /
bisnis.
2. Mengenali kebutuhan sebagian besar warga Desa dan masyarakat luar
Desa.
3. Menentukan rancangan alternatif tentang unit usaha dan klasifikasi jenis
usaha. Unit usaha yang diajukan dapat berbadan hukum (PT dan LKM)
maupun tidak berbadan hukum
4. Penentuan pengelola BUMDes termasuk didalamnya susunan
kepengurusan (struktur organisasi dan nama pengurus).
Struktur organisasi menjadi bahan pembahasan dalam Musyawarah
Desa dan nantinya akan menjadi bagian substantif dalam Perdes tentang
Pendirian BUMDes.
a. Merancang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
BUMDes. AD/ART dibahas dalam MusyDes dan hasil naskah AD /
ART itu ditetapkan oleh kepala desa sebagaimana diatur dalam Pasal
136 ayat (5) PP Desa. AD/ART dalam Pasal 5 Permendesa BUMDes
merupakan norma derivatif dari Pasal 136 ayat (4) PP Desa,
sehingga AD / ART tersebut dibahas dalam Musyawarah Desa agar
prakarsa masyarakat Desa tetap mendasari substansi AD / ART.
b. Penetapan Perdes Tentang Pendirian BUMDes,
23
Susunan nama pengurus yang telah dipilih dalam BUMDes,
dijadikan dasar oleh Kepala Desa dalam penyusunan surat keputusan
Kepala Desa tentang Susunan Kepengurusan BUM Desa.
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sebagai lembaga ekonomi masyarakat
yang perannya cukup strategis dalam menggerakkan perekonomian masyarakat
di pedesaan. Sehingga, Bumdes sebagai lembaga ekonomi rakyat yang juga
menjadi pilar demokrasi. Bumdes yang diciptakan dengan tujuannya untuk
meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan
usaha masyarakat, menciptakan peluang usaha, menciptakan lapangan
pekerjaan, pengembangan ekonomi desa serta meningkatkan pendapatan desa.
Jika pengelolaan Bumdes optimal, maka desa akan menjadi desa yang mandiri.
BUMDes sebagai salah satu mitra pemerintah desa dalam mewujudkan
rencana-rencana pembangunan perekonomian ekonomi dituntut mampu
menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usaha.
Badan Usaha Milik Desa adalah usaha yang dibentuk/didirikan oleh
pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaanya dilakukan oleh
pemdes dan masyarakat. Peran BUMDes bagi desa yang menjalankannya:
1. Meningkatlan kesejahteraan masyarakat dan BUMDes pemerintah desa.
2. Membantu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggara
kegiatan ekonomi desa.
3. Membantu pemerintah desa dalam upaya mengembangkan sumber sumber
potensi alam dan manusia didesa untuk dikembangkan menjadi sumber
sumber ekonomi
24
4. Menjadi media pemerintah desa untuk mewujudkan rencana pembangunan
khususnya dibidang ekonomi.
Pengaturan BUMDes diatur di dalam pasal 23 ayat (1) UU No. 32 Tahun
2004, bahwa desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa. Tujuan BUMDes yaitu mengoptimalkan
pengelolaan aset-aset desa yang ada, memajukan perekonomian desa, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sifat usaha BUMDes adalah
berorientasi pada keuntungan. Sifat pengelolaan usahanya adalah keterbukaan,
kejujuran, partisipatif, dan berkeadilan. Dengan kehadiran BUMDes ini
diharapkan desa menjadi lebih mandiri dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
Pendirian BUMDes didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan
dan pendiriannya, BUMDes dibangun atas prakarsa masyarakat, serta
mendasari pada prinsip-prinsip kooperatife, partisipatif, transparasi,
emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Dari semua itu yang terpenting adalah
bahwa pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara professional dan mandiri
Dalam Konteks demikian, BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk
konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa.
Pengembangan kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai tambah
dalam pengelolaan aset ekonomi desa. Mengintegrasikan produk-produk
ekonomi pedesaan sehingga memiliki posisi nilai tawar baik dalam jaringan
pasar dengan mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha ekonomi
yang dikembangkan dan menguatkan Kelembagaan ekonomi desa.
Mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro, informasi, pasar,
25
dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan jaringan
komunikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.
BUMDes merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan
berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan
untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa melalui pengembangan
usaha ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUMDes juga memberikan
sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang
memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat secara optimal. Bahwa dengan diterbitkannya Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana diamanatkan dalam
Bab X yang menyatakan Desa dapat Mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang
di sebut BUMDes. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik
Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dengan harapan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa.
Hasil usaha BUMDes dimanfaatkan untuk:
a. Pengembangan usaha;
b. Pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa,
c. Dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui
hibah, bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir yang
ditetapkan dalam APBDesa.
Dalam konteks kontribusi Bumdes, seharusnya bahwa dalam
rangka pembangunan desa kaitannya dengan tujuan pendirian Bumdes
maka Bumdes didirikan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan perekonomian desa;
26
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
4. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa
5. Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar desa atau dengan
pihak ketiga
a. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga membuka lapangan kerja
b. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa
Pengelolaan BUMDes harus dijalankan dengan menggunakan prinsip
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntable, dan sustainable
dengan perolehan modal yang berasal dari masyarakat dan Pemerintah desa.
Bumdes merupakan sebuah badan yang didirikan oleh masyarakat desa dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Bumdes bersifat terbuka, semua warga masyarakat desa bisa
mengakses semua kegiatannya.
2. Bumdes adalah bersifat social, tidak semata-mata mencari keuntungan
3. Bumdes harus dikelola oleh pihak-pihak independen. Pengelola tidak
boleh dari unsur pemerintahan desa
4. Bumdes tidak boleh mengambil alih kegiatan masyarakat desa yang
sudah jalan, tetapi bagaimana bumdes mengakomodasikan dalam
meningkatkan kualitas usaha mereka. Untuk mengelola bumdes
27
dengan maksimal dan tepat sasaran diperlukan idealism kuat dari para
pengurus bumdes dalam pengelolaannya harus dijalankan secara
profesional dan mandiri, sejalan dengan hal tersebut, untuk mengelola
Bumdes diperlukan informasi data yang akurat dan tepat tentang
karakteristik local desa, termasuk ciri social budaya masyarakatnya
dan peluang pasar dari produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat setempat.
Sebagai salah satu lembaga desa yang mewadahi kegiatan-kegiatan bidang
ekonomi, maka bumdes harus mempunyai struktur organisasi, aturan organisasi
dan rencana kerja kegiatan. Susunan kepengurusan organisasi pengelola bumdes
terdiri dari:
1. Penasihat
2. Pelaksana operasional
3. Pengawas
Dalam pengelolaan bumdes penasihat dijabat secara exofficio oleh kepala
desa yang bersangkutan. Sebagai penasihat kades berkewajiban memberikan
nasehat kepada pelaksana operasional dalam pelaksanaan pengelolaan Bumdes.
Memberikan saran dan pendapat mengenail masalah yang dianggap penting dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan bumdes. Sebagai penasihat
bumdes kades berwenang juga meminta penjelasan dari pelaksanaan operasional
mengenai operasiolanl mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha
desa dan melindungi usaha desa terhadap sesuatu yang dapat menurunkan kinerja
bumdes. Hal utama yang penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah
memperkuat kerjasama membangun kebersamaan disemua lapisan masyarakat
28
desa. Sehingga menjadi daya dorong dalam upaya mengentaskan kemiskinan,
pengangguran, dan membuka akses pasar.
Klasifikasi jenis usaha BUMDES, diantaranya:
a. BUMDES Banking
b. Bumdes serving
c. BUMDES brokering dan renting
d. BUMDES Trading
3. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan adalah terbebasnya dari jeratan kemiskinan, kebodohan dan
rasa takut sehingga dia memperoleh kehidupan yang aman dan tentram secara
lahiriah maupun batiniah. Dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan
social dijelaskan bahwa kesejahteraan social adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual dan social warga Negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Sedangkan penyelenggaraan kesejahteraan social adalah upaya yang terarah
terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan social guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
Negara yang meliputi rehabilitasi social, jaminan social, pemberdayaan social dan
perlindungan social.
Kesejahteraan merupakan tujuan dari ajaran agama islam dalam bidang
ekonomi. Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan lil alamin yang
diajarkan oleh agama islam ini. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan dalam
agama islam bukanlah tanpa syarat untuk mendapatkannya. Kesejahteraan akan
29
diberikan oleh Allah SWT jika manusia melaksanakan apa yang diperintahkannya
dan menjauhi larangannya.11
Sesuai yang dijelaskan dalam al Qur‟an tentang kesejahteraan ada yang
secara langsung dan ada yang secara tidak langsung, dalam Al-Qur‟an surat an-
Nahl ayat 97 :
Artinya: Barang siapa mengerjakan kebaikan baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(Q.S.
An-Nahl : 97)12
Dari penjelasan ayat diatas jelas bahwa kesejahteraan merupakan jaminan
atau janji Allah yang diberikan kepada laki-laki maupun perempuan yang beriman
kepadanya-Nya. Allah SWT juga membalas berbagai amal perbuatan baik orang-
orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari amalnya. Kehidupan yang
baik adalah kehidupan yang bahagia santai dan puas dengan rezeki yang halal,
termasuk didalamnya mencakup seluruh bentuk ketenangan apapun dan
bagaimanapun bentuknya.
Kesejahteraan memiliki arti dimana masing-masing orang pasti mempunyai
perspektif sendiri mengenai apa yang disebut dengan kesejahteraan. Pada
umumnya kesejahteraan sendiri dibagi dalam dua bentuk, yaitu kesejahteraan
secara materi dan kesejahteraan secara non materi. kesejahteraan materi meliputi
berapa jumlah harta yang kita miliki, berapa pendapatan yang kita dapatkan, dan
apa saja yang sifatnya bisa dimaterialkan. Sementara kesejahteraan non materi
11
Agung Eka purwana, kesejahteraan dalam perspektif islam, Justia Islamic no I Juni 2014 12
An-Nahl (16) : 97
30
merupakan kesejahteraan yang kita miliki dimana kesejahteraan tersebut tidak
berbentuk barang ataupun sejenisnya, melainkan berupa kesehatan yang kita
rasakan, memiliki anak yang sholeh dan sholehah dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut teori umar chapra kesejahteraan mencakup dua
pengertian yaitu:
1. Kesejahteraan holistic atau keseimbangan yaitu mencakup materi yang
didukung oelh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencakup
individu dan social. Sosok manusia terdiri atas unsur fisik dan jiwa,
karenanya kebahagian haruslah seimbang antara keduanya, demikian
pula manusia memiliki dimensi individual sekaligus social. Manusia
akan merasa bahagia jika terdapat keseimbangan diantara dirinya
dengan lingkungan sosialnya.
2. Kesejahteraan didunia dan akhirat (Falah), sebab manusia tidak hanya
hidup dialam dunia saja melainkan dialam setelah kematian atau
kemusnahan dunia (akhirat). Jika kondisi ideal ini tidak tercapai maka
kesejahtteraan diakhirat tentu lebih diutamakan, sebab ini merupakan
sesuatu yang abadi dan lebih bernilai (valuable) disbanding kehidupan
dunia.13
Diantara tujuan diselenggakannya kesejahteraan social adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan tarah kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup
b. Memulihkan fungsi social dalam rangka mencapai kemandirian
c. Ketahanan social masyarakat dalam rangka mencegah dan menangani
masalah kesejahteraan social secara melembaga dan berkelanjutan
13
Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam, Jakarta: gravindo presss, 2009 hal 2
31
d. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan
social
e. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggararaan kesejahteraan secara kelembagaaan kesejahteraan14
Konsep kesejahteraan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Kesejahteraan terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Kesejahteraan perorangan
Kesejahteraan perorangan adalah kesejahteraan yang menyangkut
kejiwaanp erorangan yang diakibatkan oleh pendapatan
kemakmuran dan factor-faktor ekonomi lainnya, kesejahteraan
perorangan dengan tingkat terpenuhinya kebutuhan dari warga
yang bersangkutan.
2. Kesejateraan masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang
memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat
dilihat dari standar kehidupan masyarakat.15
Menurut BKKBN ada lima indicator yang harus di penuhi agar suatu
keluarga dikatagorikan sebagai keluarga sejahtera, yaitu:
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya masing-masing
b. Seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda-beda dirumah
dan diluar rumah
d. Bagian terluas dari rumah berlantai bukan dari tanah
e. Mengikuti KB
14
Rudy badrudin, ekonomika otonomi daerah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012) 15
Ibid,. Hal 23
32
Dari beberapa penjelasan indicator kesejahteraan diatas dapat disimpulkan
bahwa indicator kesejahteraan meliputi:
1. Pendapatan, merupakan penghasilan yang diperoleh masyarakat yang
berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan
anggota-anggota rumah tangga. Penghasilan tersebut biasanya
dialokasikan untuk konsumsi, kesehatan, pendidikan maupun
kebutuhan lainnya yang bersifat material, indicator pendapatan
digolongkan menjadi 3 item yaitu:
2. Konsumsi pengeluran, pola konsumsi rumah tangga merupakan salah
satu indicator kesejahteraan rumah tangga / keluarga, selama ini
berkembang penelitian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran
untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran untuk
konsumsi makanan terhadapat seluruh pengeluaran rumah tangga
tersebut. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar
untuk konsumsi makanan yang mengidikasikan rumah tangga yang
berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga
makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh
pengeluaran rumah tangga.
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Sebagian besar
masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan social pemerintah bersama
orang tua yang telah menyediakan anggaran pendidikan yang
diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan social dan kemajuan
bangsa. Untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang serupa
nilai-nilai luhur yang hasil kewajiban untuk memenuhi hukum-hukum
33
dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya.
Menurut menteri pendidikan katagori pendidikan dalam standar
kesejahteraan adalah wajib belajar 9 tahun.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis. Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk
membandingkan keberhasilan pembangunan sumberdaya manusia
antara Negara adalah Human development indeks (HDI) atau indeks
pembangunan manusia, indeks tersebut merupakan indicator komposit
yang terdiri dari indicator kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir)
pendidikan (angka melek huruf dan sekolah) serta ekonomi
(pengeluaran riil perkapita)16
indicator kesehatan yang menjadi
komponen kesejahteraan meliputi pangan, sandang, dan papan.
5. Perumahan masyarakat
Menurut biro pusat Stastistik dikatakan perumahan yang dianggap
sejahtera adalah tempat berlindung yang mempunyai dinding, lantai,
dan atap yang baik. Bangunan yang dianggap sejahtera adalah luas
lantai lebih bagian terluas dari rumah bukan dari tanah dan penguasaan
tempat tinggal milik sendiri.
16
Khairul amri, evaluasi program badan usaha milik desa (BUMDES) Jurnal imnu Administrasi
Negara Vol 13 Tahun 2015
34
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang dan inetraksi lingkungan suatu unit social baik individu,
kelompok, lembaga atau masyarakat. Sedangkan menurut Iqbal hasan penelitian
lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang langsung dilakukan dilapangan
atau responden.
Penelitian ini menggali data yang bersumber dari badan usaha milik desa
(BUMDES) Jaya Lestari Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian untuk
menggambarkan dengan lebih teliti ciri-ciri usaha untuk menentukan frekuensi
terjadinya sesuatu atau hubungan sesuatu yang lain. Dalam kaitan dengan
penelitian ini adalah menggambarkan tentang badan usaha milik desa (BUMDES)
yang berhubungan dengan kesejahteraan Masyarakat Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Bumdes Jaya Lestari yang menjadi objek penelitian ini, terletak di
Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Provinsi Jambi dan penelitian ini dilakukan lebih kurang 3 bulan yaitu mulai
bulan Juli sampai bulan Oktober 2019. Penelitian ini dilaksanakan dengan
pengamatan langsung yang secara menyeluruh. Ada pun sarana penelitian ini
35
dilihat dari sudut pandang mengenai peran bumdes dalam Meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat khususnya didesa Kempas Jaya. Instrumen yang
digunakan dalam nelitian ini adalah Observasi, wawancara, dan dokumentasi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakandan yang diliputi dalam penelitian ini terdir idari dua
jenis data, yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, yaitu berupa kenyataan yang ada dilapangan yang di peroleh dari
hasil wawancara dengan pemerintah desa, pengurus BUMDES dan dari
masyarakat Desa Kempas Jaya.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya, yaitu berupa angket dan dokumen yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
2. Sumber Data
Sesuai dengan metode yang dipahami, maka sumber data dalam penelitian
ini adalah:
a. Peristiwa/keadaan/situasi
b. Peraturan-peraturan yang tertulis/Dokumen
c. Arsip
3. Populasi Dan Sampel
36
a. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan.17
Sugiono (2003:55)
mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.18
Dalam penelitian ditentukan subjek sebagai sumber data yang
relevan dengan masalah yang diteliti untuk dipelajari, dan ditarik
kesimpulannya. Populasi dibedakan menjadi dua macam yaitu populasi
target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah keseluruhan unit
elementer didaerah lokasi penelitian, sedangkan populasi terjangkau
adalah sebagian dari populasi sampling yang parameternya akan diduga
melalui penelitian terhadap sampel.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat
Desa Kempas Jaya yang berjumlah 521 KK yang terdiri dari 4 dusun di
Desa Kempas Jaya. sedangkan Matrix proposional populasi terjangkau
dalam penelitian ini diperoleh dari dusun I yang berjumlah 120 KK,
dengan mengambil data dari RT 5, 6, dan RT 7. Untuk memperjelas
mengenai proposional populasi terjangkau dari sejumlah masyarakat
Dusun I Desa Kempas Jaya dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
17
Kasmadi, Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013). Hal 65 18
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003) hal 55
37
Tabel I
Jumlah Masyarakat Dusun I Desa Kempas Jaya
NO NAMA RT Jumlah Masyarakat (Per - KK)
1 RT 05 40 KK
2 RT 06 40 KK
3 RT 07 40 KK
Total 120 KK
(Dokumentasi 1.1)
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.19
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tinggal
didusun I di Desa Kempas Jaya. Karena sampelnya lebih dari 100 orang,
maka sampel ini merupakan sampel besar. Untuk pengambilan sampel
penulis menggunakan teknik Random Sampling, yaitu penulis
menggunakan mengundi sejumlah populasi 120 undian tersebut sebanyak
sampel 36 orang dengan rincian perlokal sebagai berikut:
RT 05 : 40 x 30% = 12 orang
RT 06 : 40 x 30% = 12 orang
RT 07 : 40 x 30% = 12 orang
Jumlah = 36 orang
Ada pun untuk uji coba instrumen penulis mengambil sebanyak 36
orang secara acak (Random) dari Masyarakat yang tidak terpilih sebagai
sampel.
19
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta, 2006), Hal 109
38
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan pengelolaan yang dilakukan
di Bumdes Jaya Lestari. Dalam penelitian ini penulis mengadakan
pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang dilakukan masyarakat
khusus dalam kegiatan yang ada pada Bumdes Jaya Lestari Desa Kempas
Jaya. Selain itu juga peneliti juga melihat kesejahteraan masyarakat desa
kempas jaya dengan adanya pengelolaan Bumdes jaya Lestari2
b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.3
Metode ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dan responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.
Wawancara dalam penelitian ini di gunakan untuk mengambil data
tentang geografis, histories, keadaan masyarakat didesa kempas jaya,
dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah kepala Desa, Ketua
BUMDES, Pengurus BUMDES dan Masyarakat didesa Kempas Jaya.
Sedangkan untuk mengambil informasi tentang Peran Bumdes
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
yaitu dengan cara diwawancarai oleh peneliti adalah kepada desa maupun
2Ridwan. Dasar-Dasar Statistik, Bandung :Alfabeta, 2003. hal. 57.
3ibid. hal. 56
39
pengurus dan sebagian masyarakat dusun I yang meliputi RT 05, RT 06
dan RT 07 Desa Kempas Jaya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
paraturan, laporan kegiatan, photo-photo, data yang relevan penelitian.4
Teknik ini digunakan guna memperoleh data-data informasi yang
penunjang dari data sebelumnya, seperti tentang data jumlah masyarakat,
keadaan sarana dan prasarana, bentuk struktur kepengurusan BUMDES
Kempas Jaya, serta karya, ketrampilan dan kerajinan masyarakat yang
akan digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
d. Pengelolahan Data
Pengelolahan data adalah menimbang, menyaring mengatur dan
mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data adalah benar-benar
memilih secara hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan
masalah yang tengah diteliti. Mengatur dan mengklasifikasikan, yaitu
menggolongkan menyusun menurut aturan tertentu. Pada umumnya
pengelolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data (editing) dan
sistematisasi data ( systematizing).20
3. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
4ibid. hal. 58.
20Maman Abdurahman, panduan praktis memahami penelitian, Banndung: pustakasetia, 2011,
hlm. 34
40
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasar kan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.21
a. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting,
dengan dicari tema dan polanya dan dibuang yang tidak perlu.
b. Data display
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data adalah
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan. Penyajian data biasanya dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagian hubungan antar katagori, flowchart dan
sejenisnya.
c. Teknik verifikasi/kesimpulan
Keabsahan data selanjutnya adalah teknik dalam melakukan
pengecekkan dan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh,
terutama pengecekkan data yang terkumpul dan juga pada bagian ini
peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh
tersebut.
21
Sugiono. Op-Cit Hal.207
41
4. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahap. Tahap pertama
meliputi kegiatan penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian.
Tahap kedua meliputi pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisa data
tahap awal, sedangkan kegiatan tahap ketiga ialah analisis lanjutan penulisan
akhir dan pengadaan laporan. Untuk memudahkan dalam melaksanakan
kegiatan dilapangan maka penulis menggunakan kegiatan yang terjadwal,
sebagai berikut:
42
Tabel II Jadwal Penelitian
No Waktu kegiatan
penelitian
BULAN
I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3
4
6
7
8
9
10
11
Pembuatan proposa
Pengajuan proposal
dan penunjukan
dosen pembimbing
Seminar proposal
Perbaikan hasil
proposal
Penyusunan IPD
Izin riset
Pelaksanaan riset
Penyusunan data
Penulisan skripsi
Perbaikan skripsi
Penyempurnaan dan
penggandaan skripsi
Jadwal ini disesuaikan dengan kondisi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bumdes jaya lestari yang terletak pada
Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Propinsi Jambi
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya BUMDES Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi
Jambi.
BUMDES Jaya Lestari di Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi berdiri pada tanggal 21
Desember 2016. Berdasarkan surat izin usaha yang diperolehnya maka
Bumdes yang bergerak dalam bidang usaha, simpan pinjam dan jasa.
B. Keadaan Geografis Dan Demografis
Desa Kempas Jaya terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Desa yang tertua yang
terbentuk pada zaman dahulu kala yang telah berdiri sejak Tahun 1938
sebelum Indonesia merdeka .
Secara giografis Desa Kempas Jaya terletak di pesisir Sungai
Pengabuan dan berada 6 Km dari Pusat Kecamatan dan 48 Km dari pusat
Kabupaten, dengan Luas Wilayah lebih kurang 7.758 Ha dan dengan batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Propinsi Riau
- Sebelahselatandengan Sungai Pengabuan
- Sebelah Timur dengan Desa Kayu Aro
- Sebelah Barat dengan Desa Margo Rukun
Letak ketinggian wilayah daratan Desa Kempas Jaya 0,5 Meter dari
permukaan laut dengan suhu udara 25° C dan maxsimal 37° C.
44
Keadaan geogravis ini peneliti melihat langsung secara observasi dan
didapat dilihat pada keterangan dokumentasi penulis yang terlihat dalam
keterangan foto berikut :
Dokumentasi 20 Desemeber 2019
C. Potensi Sumber Daya Alam
No Areal Luas
1 Desa 7.758 Ha
2 Persawahan 550 Ha
3 Perkarangan 150 Ha
4 Perkebunan 5.742 Ha
5 Tegalan 1.316 Ha
Potensi Sumber Daya Manusia
45
1. Penduduk menurut umur
No Penduduk Berdasarkan Umur
Jumlah 0-12 Tahun 16-65 Tahun 66 Th keatas
1
758 1.593 1.011 3.362
2. Penduduk menurut pendidikan
No Keterangan Jumlah Orang
1 Belum Sekolah / Tidak Sekolah 370
2 Tidak Tamat SD / Sederajat 1
3 Tamat SD / Sederajat 751
4 Tamat SLTP / Sederajat 390
5 Tamat SLTA / Sederajat 238
6 Tamatan Perguruan Tinggi 77
3. Penduduk Menurut Cacat Mental dan Fisik
Cacat Mentals Cacatan Fisik
Idiot 5 Orang Tuna Rungu 5 Orang
Gila 1 Orang Tuna Wicara 3 Orang
Stres 2 Orang Tuna Netra 3 Orang
46
4. Penduduk menurut Mata Pencaharian
- Buruh/Swasta : 31 Orang
- PNS : 9 Orang
- TNI : 1 Orang
- Polri : - Orang
- Pengrajin : 1 Orang
- Pedagang : 35 Orang
- Penjahit : 5 Orang
- Tukang Batu : - Orang
- Tukang Kayu : 29 Orang
- Peternak : 33 Orang
- Nelayan : 4 Orang
- Montir : 8 Orang
- Sopir : 2 Orang
- Lainnya : - Orang
5. PendudukMenurut Agama
- Islam : 3.148 Orang
- Kristen Katolik : 6 Orang
- Kristen Protestan : - Orang
- Hindu : - Orang
- Budha : - Orang
- Lainnya : - Orang
D. Potensi Kelembagaan
1. Lembaga Pemerintahan
47
a. Data Perangkat Desa
NO JABATAN
NAMA
PEJABAT
NO DAN
TANGGAL SK
1 Kepala Desa Siti Aminah 27 Februari 2013
2 Sekdes Sutrisno 05 April 2003
3 Kasi Pemerintahan Utsman 17 Maret 2017
4 Kasi Pelayanan Nursalim 17 Maret 2017
5 Kasi Kesejahteraan HendriEfendi 17 Maret 2017
6 Kaur Keuangan Asroni 17 Maret 2017
7 Kaur Perencanaan Darmawan 17 Maret 2017
8 Kaur Tata Usaha Khotibul Umam 17 Maret 2017
b. Data Dusun
NO NAMA DUSUN
NAMA
KEPALA DUSUN
JUMLAH RT
1 Dusun Selayang Pandang Samsudin 7
2 Dusun Teluk Kempas Sahruji 8
3 Dusun Beringin Mudakir 5
4 Dusun Cemara Tauked 5
c. Data Ketua RT
NO NAMA RT WILAYAH/PARIT
1 Sudirman Dani 01 Parit Kancil
2 Masroni 02 Parit 7
48
3 Fitriyadi 03 Parit 8
4 Maliki 04 Parit Cegat
5 Edi Purnomo 05 Parit Naning
6 Subandi 06 Parit Selamat
7 Asmarani 07 Teluk Kempas RT 07
8 Kusnadi 08 Teluk Kempas RT 08
9 Jamadi 09 Parit Gelap Matahari
10 M. Badrun 10 Parit Cabang
11 Gani 11 Parit Beringin
12 Damirin 12 Parit.Sei.Patuk
13 Misnun 13 Sungai Buluh Lapis
14 Sapuan 14 Sungai Buluh Lajer
15 Muhtarom 15 Sungai Dungun
16 Seno 16 Parit kancil
17 Darius 17 Parit kancil
18 Rusmin 18 Parit Tujuh
19 Mulyadi 19 Parit Selamat
20 Abdullah 20 Teluk Kempas
21 M. Zaji 21 Teluk Kempas
22 Nuncai 22 Beringin
23 Amat Jawari 23 Sei. Patuk
24 Supriyadi 24 Sei. Buluh Lapis
25 Mashuri 25 Sei. Buluh Lajar
49
d. Data BPD dan Sekretariat BPD
NO JABATAN
NAMA
PEJABAT
TGL.
PELANTIKAN
1 Ketua BPD Nyaput 06 Mei 2015
2 Wakil Ketua BPD Siswanto 06 Mei 2015
3 Kabid Pemerintahan Sri nganti 06 Mei 2015
4 Kabid Pembangunan Muhtar 06 Mei 2015
5 Kabid Kesra Andi Irawan 06 Mei 2015
2. Lembaga Pendidikan
- Jumlah TK / PAUD : 3 Buah
- Jumlah SD / Sederajat : 8 Buah
- Jumlah SLTP / Sederajat : 2 Buah
- Jumlah SLTA / Sederajat : 1 Buah
E. POTENSI SARANA DAN PRASARANA
1. Sarana dan Prasarana Transpor
- Jalan Lintas : 5 KM
- Jumlah Jembatan : 12 Buah
- Jumlah Tambatan Perahu : 7 Buah
2. Sarana dan Prasarana Air Bersih
- Jumlah Sumur Pompa : 14 Buah
- Jumlah Sumur Galian : - Buah
- Jumlah Bor : - Buah
3. Sarana dan Prasarana Pemerintahan
50
- Kantor : Ada
- Mesin Tik : 1 Buah
- Komputer : - Buah
- Meja : 2 Buah
- Kursi : 30 Buah
- Almari Arsip : 1 Buah
4. Sarana dan Prasarana Peribadatan
- Masjid : 10 Buah
- Langgar/Surau/Mushola : 6 Buah
- Gereja : - Buah
- Wihara : - Buah
- Pura : - Buah
- Klenteng : - Buah
5. Sarana Dan Prasarana Olah Raga
- Lapangan Sepak Bola : 1 Buah
- Lapangan Bola Voli : 9 Buah
- Lapangan Bulu Tangkis : 3 Buah
- Lainya : - Buah
6. Sarana Dan Prasarana Kesehatan
- Puskesdes : 1 Buah
- Poliklinik / Balai Pengobatan : 3 Buah
- Apotik : - Buah
- Posyandu : 1 Buah
- Toko Obat : - Buah
- Tempat Praktek Dokter : 1 Buah
51
F. Struktur Organisasi Bumdes Jaya Lestari
Dalam sebuah Usaha, fungsi pengorganisasian merupakan fungsi
fundamental manajemen dimana fungsi-fungsi dalam perusahaan yang
merupakan karakteristik perusahaan, diatur dan dikelompokkan agar sasaran
perusahaan dapat dicapai. Untuk memperjelas fungsi ini, dalam suatu
perusahaan selalu terdapat struktur organisasi yang mempunyai kegunaan
sebagai berikut:
1. Memungkinkan diadakannya pembagian dalam kelompok, bagian atau
departemen. Dimana antara bagian yang satu dengan yang lainnya saling
berhubungan dan saling membantu dalam mencapai tujuan dari suatu
usaha.
2. Dari struktur organisasi dapat diketahui wewenang dan tanggung jawab
tiap bagian sehingga pemimpin perusahaan dapa tsegera mengetahui
penyebab dan siap bertanggung jawab jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan.
3. Dari struktur organisasi dapat diadakan pemisahan fungsi dan klasifikasi
tugas sesuai dengan pengetahuan dan keahlian masing-masing personil.22
Bumdes Jaya Lestari juga mempunyai struktur organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan dijelaskan sebagai berikut:23
22
Bambang Hartadi, Sistem Pengendalian Intern dalam Hubunganya dengan Manajemen dan
Audit, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1992, Hlm.185 23
Dokumentasi Bumdes kempas jaya 2019
52
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) “JAYA LESTARI”
DESA KEMPAS JAYA KECAMATAN SENYERANG
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Organisasi pengelola BUMDes terpisah dari organisasi Pemerintahan
Desa.terdiri atas :
a. Badan Musyawarah
b. Badan Pengawasatau Pemeriksa
b. Penasihat atau Komisaris; dan
c. Pelaksana Operasional atau Direksi.
FAUZI Angota
ANDIK IRAWAN Anggota
SISWANTO
Anggota
DAHLIMI
Bendahara HARJITO
Sekretaris
BADAN PENGAWAS
BPD
KOMISARIS
Kepala Desa
MULYADI
Direktur
GarisKoordinasi
GarisIntruksi/Perintah
KETERANGAN :
53
Badan Musyawarah atau disingkat BAMUS, merupakan badan tertinggi dalam
struktur organisasi BUMDes, yang terdiri dari :
a. Kepala Desa sebagai Perwakilan Pemerintah Desa
b. Ketua dan anggota BPD
c. Perwakilan masyarakat dalam hal ini diwakili oleh para Ketua RW, RT,
Tokoh Masyarat, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa.
Badan Pengawas atau Pemeriksa BUMDes adalah Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) yang bertindak sebagai fungsi kontrol terhadap jalannya
operasinal manajemen BUMDes.Penasihat atau Komisaris BUMDes secara
dejure dijabat oleh Kepala Desa. Pelaksana Operasional atau Direksi
BUMDes, terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Direktur ;
b. 1 (satu) orang Sekretaris ;
c. 1 (satu) orang Bendahara; dan
d. Kepala Unit Usaha atau Manajer
Keterangan tersebut penulis ambil dengan adanya bukti foto penulis dengan
anggota bumdes. seperti terlihat pada dokumentasi berikut :
54
Dokumentasi 20 Desember 2019
Pengelolaan BUMDes sebagaimana berdasarkan pada:
a. Anggaran Dasar (AD); dan
b.Anggaran Rumah Tangga (ART)
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Operasional Pengelolaan BumDes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
1. Peraturan BUM Des Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Kempas Jaya
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengatakan:
“Bahwa BUMDes Jaya Lestari sudah mempunyai peraturan Desa
Kempas Jaya nomor 11 tahun 2017 tentang pembentukan badan
usaha milik desa Jaya Lestari Desa Kempas Jaya. (wawancara
dengan Kepala Desa Kempas Jaya, 2 Desember 2019, dikantor
bumdes pukul 08.30 WIB)”
Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
BUMDes Jaya Lestari sudah berjalan dan mengacu pada peraturan
perundang-undangan pemerintah, Namun kegiatan bidang usaha belum
bisa berjalan dengan baik.
Disisi lain sumber daya manusia (SDM) yang mengelola BUMDes
belum begitu memahami tentang peraturan dan undang-undang yang
di terbitkan oleh kementerian Desa, dalam menjalankan kegiatan
bidang usaha yang ada di dalam BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas
Jaya.
Keberadaan BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya belum di
ketahui atau di pahami oleh masyarakat khususnya masyarakat Desa
Kempas Jaya. Hanya segelintir masyarakat saja. Karena kurangya
sosialisailsi dari pengurus BUMDes kepada masyarakat sehingga
masyarakat tidak mengetahui atau memahami tentang apa itu
BUMDes.
56
2. Peraturan Dan Perundang-Undangan Pemerintah
Berdasarkan undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
yang menyatakan Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa di
sebut BUMDes.
Peraturan menteri Desa, pembangunan Daerah tertinggal dan
transmigrasi Republik indonesia nomor 4 tahun 2015 tentang
pendirian, pengurusan, pengelolaan, dan pembubaran badan Usaha
Milik Desa.
Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat No 17 tentang tata
cara pengalokasian dana, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan
evaluasi Dana Desa.
Badan usaha milik desa dapat berbentuk perseroan ataupun lembaga
keuangan mikro yang bertujuan untuk kesejahteraan Desa,
sebagaimana dalam pasal 8 peraturan menteri ini tentang BUMDes.
BUM Des dapat membentuk unit usaha meliputi:
a. Perseroan terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk
berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan
modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUMDes, sesuai dengam
peraturan perundang-undangan tentang perseroan terbatas.
b. Lembaga keuangan mikro dengan andil BUMDes sebesar 60 %
sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga
keuangan mikro.
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa BUMDes
Jaya Lestari Desa Kempas Jaya sudah sesuai dengan peraturan
kemnterian Desa dan pemerintah Daerah.
57
3. Tujuan Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Adapun tujuan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Jaya Lestari Desa Kempas Jaya adalah sebagai berikut:
a. Memberdayakan masyarakat melalui peningkatan kapasitas
perencanaan dan pengelolaan perekonomian.
b. Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat yang
tangguh dan mandiri untuk memberikan pelayanan kebutuhan
masyarakat
c. Menciptakan kesempatan berusaha dan mengurangi angka
pengangguran di Desa.24
Tujuan awal pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dimaksudkan untuk mendorong atau menampung seluruh kegiatan
peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat
Istiadat dan budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang
diserahkan untuk di kelola oleh masyarakat melalui program atau proyek
Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah. Sebagai sebuah usaha Desa,
pembentukan BUMDes adalah benar-benar untuk memaksimalisasi potensi
masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber daya alam, ataupun
sumber daya manusianya. Secara spesifik, pendirian BUMDes adalah untuk
menyerap tenaga kerja desa meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha
ekonomi produktif mereka yang berpenghasilan rendah. Sasaran
pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUMDes ini adalah untuk
melayani masyarakat desa dalam mengembangkan usaha produktif. Tujuan
lainnya adalah untuk menyediakan media beragam usaha dalam menunjang
24
Peraturan Desa Kempas Jaya nomor 11 tahun 2017, Tentang Pemebentukan Badan Usaha Miik
Desa (Bumdes),
58
perekonomian masyarakat Desa sesuai dengan potensi Desa dan kebutuhan
masyarakat.
Tumbuh kembang Desa di Indonesia dalam lima tahun terakhir, tidak
dapat lepas dari disahkannya undang-undang tentang Desa, yang mana
melalui undang-undang tersebut semangat membangun Desa benar-benar
difasilitasi. Akan tetapi, kita juga tidak menutup mata masih adanya kendala
yang terjadi dalam menerjemahkan upaya membangun Desa, hal ini
dikarenakan sumber daya manusia yang dimiliki desa „belum‟ memiliki
kapasitas untuk menjalankan dan menggerakkan roda perubahan sosial dan
ekonomi.
Salah satu cara yang dapat ditempuh desa dalam upaya
mengembangkan desa adalah melalui pendirian Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes). Bumdes sendiri bukan produk baru di desa, jauh sebelum undang-
undang tentang desa disahkan, keberadaan Bumdes sudah hampir terkelola
dengan baik. Karenanya keberadaan undang-undang desa dalam hal
pengembangan dan pengelolaan BUMDes sangat memberikan manfaat,
misalnya BUMDes yang awalnya hanya menjalankan unit usaha dalam
ukuran kecil kini berkembang setelah mendapatkan suntikan dana desa.
Berkembangnya unit usaha BUMDes, tidak lain bertujuan untuk
meningkatkan kemakmuran warga desa, semakin berkembang BUMDes yang
dikelola, maka semakin makmur desa tersebut.
Keberadaan bumdes di desa akan menjadi wadah yang menggali
potensi desa, kekayaan alam, hasil pertanian dan kapasitas desa. Karenanya
bumdes diharapkan bisa menemukan salah satu kelebihan yang menjadi ciri
khas desa, bumdes harus bisa lebih kooperatif dan partisipasi pada setiap
59
kegiatan. bumdes harus melibatkan warga lokal untuk mengembangkan
usaha, menjadikan warga desa sebagai mitra usaha bumdes, dengan
terintegrasi kegiatan ekonomi desa maka akan membuat warga desa semakin
makmur dan mengurangi pengangguran di desa.
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa kita tidak menutup mata
masih ada desa yang belum berhasil mengelola bumdes atau bahkan belum
mendirikan bumdes dikarenakan kurangnya sumber daya manusia atau masih
rendahnya kemampuan sumber daya manusia lokal dalam menjalankan unit
usaha bumdes. Tidak jarang kita masih mendengar bahkan di tubuh
pemerintahan desa atau para aparatur desa pun tidak memiliki pengetahuan
cukup tentang bumdes.
Melihat pentingnya bumdes bagi perkembangan dan kemajuan desa
serta dampak yang akan diberikan kepada peningkatan kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat, maka bumdes harus hadir dan menjadi wadah
serta solusi. Tidak berlebihan jika, desa kiranya wajib memikirkan dengan
serius keberadaan bumdes. Untuk menjembatani berdirinya bumdes di
desa serta tumbuh kembang bumdes agar menjadi bumdes yang maju,
maka diharapkan setiap aparatur desa memahami dengan baik bagaimana
cara mengembangkan dan memaksimalkan bumdes. Mengingat bumdes
menjadi jantung pembangun ekonomi di tingkat desa, sehingga desa dapat
mandiri.
Dalam pelaksanaan program bumdes sendiri tidak semudah wacana
pemerintah, membentuk bumdes disuatu desa tentu tidaklah mudah, hal
tersebut merupakan contoh dari keberadaan Bumdes Jaya Lestari .
60
Salah satu dari usaha yang di kembangkan adalah mengembangkan
keuangan desa dengan membentuk Bumdes, dimana bumdes tersebut bekerja
sama dengan masyarakat setempat, seperti berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Aminah selaku Kepada Desa Kempas Jaya, menyebutkan sebagai
berikut :
“ Adapun tujuan didirikannya BUMDes jaya lestari Kempas Jaya
yaitu untuk melayani kebutuhan masyarakat yang selama ini masih
belum banyak yang menyediakan kebutuhan kelompok maupun
masyarakat. Khususnya bagi kelompok tani dan kebutuhan
masyarakat lainnya.” (wawancara dengan kepala Desa Kempas
Jaya, 2 Desember 2019, dikantor bumdes pukul 08.30 WIB).
Berdasarkan wawancara diatas bisa disimpulkan bahwa BUMDes Jaya
Lestari Desa Kempas Jaya telah menyediakan kebutuhan masyarakat Desa
Kempas Jaya pada umumnya.
Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Jaya Lestari yang ada di Desa Kempas Jaya ini sudah sesuai dengan
mekanisme pembentukan BUMDes dimulai dari sosialisasi kepada
masyarakat, menyelenggarakan musyawarah Desa dan membuat peraturan
Desa yang ada dimulai dari dasar hukum yang melandasi, anggaran dasar
maupun anggaran rumah tangga yang tersusun, dan struktur organisasinya.
Namun kurangnya perencanaan usaha, lokasi dan penetuan pasar
membuat Bumdes Jaya Lestari ini kurang berjalan dengan baik tidak sesuai
dengan harapan di bentuknya Bumdes. Bentuk usaha dan pengembangan-nya,
bentuk usaha yang ada di Badan Usaha Milik Desa adalah percetakan.
Bumdes Jaya Lestari memiliki 6 anggota dan memiliki struktur kepengurusan
yang jelas.
61
Bumdes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya sudah optimal dalam
menejemen pengelolaan usaha sehingga bisa memberikan manfaat yang
signifikan bagi anggota, pemerintah desa maupun masyarakat, untuk para
anggotanya Bumdes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya belum bisa memberikan
kesejahteraan kepada para anggotanya, dari 6 anggota resmi, hanya 2 anggota
yang mendapatkan gaji dari BUMDes, dan gaji yang diterima karyawan
masih terlalu kecil untuk membantu meningkatkan taraf ekonomi mereka. Hal
tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan derektur bumdes jaya
lestari yang mengatakan bahwah:
“ Saat ini masih minimnya pendapatan dari hasil usaha yang berjalan
di bumdes jaya lestari, jadi tidak semua anggota yang di gaji, namun
demikian dengan adanya bumdes jaya lestari ini tidak hanya
mementingkan hasil yang akan dicapai melainkan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya juga, Masyarakat bisa belajar
dan melatih keterampilan mereka. Karena ada sebagian masyarakat juga
kerja sama dengan hasil keterampilannya di titip / dikelola oleh
bumdes”.25
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terlihat jelas bahwa dalam
pengelolaan dan mengajak masyarakat serta penempatkan mereka pada
kepengurusan Bumdes. Selain itu masyarakat harus bisa mengolah dan
memanfaatkan Bumdes yang ada. Sebagai proses pembelajaran,
masyarakat desa sampai saat ini mampu menciptakan usaha-usaha baru
dan mempunyai pendapatan lebih sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka.
4. Jenis Usaha Bumdes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya
a. Pelayanan jasa meliputi:
1). Simpan pinjam (SPP)
25
Mulyadi, Derektur Bumdes Jaya Lestari, senin 18 desember 2019
62
Simpan pinjam sampai saat ini belum berjalan dengan optimal.
Sebgaimana semestinya. Karena masih melayani kelompok tertentu
yang mempunyai gaji tatap sedangkan untuk kelompok UMKM
belum bisa untuk di berikan pinjam tersebut. Karena keterbatasan
penyediaan dana yang dikelola oleh bidang simpan pinjam
BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas Jaya.
2). Jasa Sewa Tenda
Jasa sewa tenda ini untuk mempermudah masyarakat ketika ingin
mengadakan acara. Di sewakan dengan harga yang lebih murah.
Sehingga dapat membatu masyarakat. Namun penyediaan tenda
tersebut masih sangat kurang untuk kegiatan yang besar seperti
acara pernikahan, syukuran dan lain-lain.
b. perdagangan meliputi:
1). Jual Beli Pupuk
Penyediaan pupuk yang ada di Bumdes Jaya Lestari sangat membantu
masyarakat walaupun belum mencukupi seluruh kelompok tani. Dan di
jual dengan harga standar dengan toko-toko yang ada di desa.
2). Jual Beli Obat-Obatan Pertanian
Penyediaan obat-obatan pertanian di BUMDes Jaya Lestari sudah
cukup dan lengkap untuk kebutuhan para petani. Namun dalam
penjualan masih dikeluhkan masyarakat karena harga lebih tinggi dari
toko masyarakat yang ada di Desa Kempas Jaya.
63
B. Peran Bumdes Jaya Lestari Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
Bumdes jaya lestari merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh
masyarakat, dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Sesuai yang peneliti
lakukan dengan wawancara dari salah satu masyarakat Desa Kempas Jaya yang
menyatakan bahwa:
“Sekarang untuk masalah penyediaan pupuk disini para petani tidak
merasa khawatir, ya.. sejak adanya bumdes jaya lestari ini saya
merasakan sendiri bahwa untuk beli pupuk tidak perlu jauh,, dan boleh
sistem utang,, selain pupuk juga ada obat obat untuk pertanian, sehingga
dengan adanya usaha dari bumdes petani jadi tertolong”.26
(wawancara
dengan Bapak Romlan Masyarak Desa Kempas Jaya, 5 Mei 2020,
dirumah, pukul 09.30 WIB).
Dari hasil wawancara menyatakan bahwa bumdes jaya lestari sudah
mejalankan peran sebagai pengembangan potensi masyarakat yang
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang, contohnya menyediakan jasa sewa tenda bagi masyarakat,
memberikan simpan pinjam, menyediakan pupuk dengan harga yang standar
sehingga para masyarakat petani tidak merasa keberatan. Bumdes Jaya Lestari
mempunyai peran memperdayakan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya masyarakat terlibat didalam pengelolaan bumdes. Upaya
memberdayakan masyarakat tersebut harus dilakukan melalui pengembangan
potensi masyarakat, memperkuat, potensi yang dimiliki dan memberdayakan
masyarakat serta penanggulangan pengangguran.
26
Bapak Romlan masyarakat Desa Kempas Jaya , wawancara senin 05 mei 2020
64
Peran perencanaan Pemerintah Desa Kempas Jaya dalam memberdayakan
Bumdes Jaya Lestari sebagai lembaga ekonomi desa yang bertujuan sebagai
sebuah usaha desa, pembentukan bumdes adalah benar-benar untuk
memaksimalisasi potensi masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber daya
alam, ataupun sumber daya manusianya. Secara spesifik, bumdes adalah untuk
menyerap tenaga kerja desa meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi
produktif mereka yang berpenghasilan rendah. Sasaran pemberdayaan ekonomi
masyarakat desa melalui bumdes ini adalah untuk melayani masyarakat desa
dalam mengembangkan usaha produktif. Sehingga bumdes dapat dikatakan
mampu menanggulangi serta mengurangi pengangguran, walapun masih dalam
sekala kecil dengan upaya penanggulangan masalah-masalah pembangunan,
pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan. Peran dan tujuan lainnya dari
Bumdes Jaya Lestari adalah untuk menyediakan media beragam usaha dalam
menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai dengan potensi desa dan
kebutuhan masyarakat.
Bumdes Jaya Lestari akan berperan sebagai pilar kemandirian masyarakat
yang sekaligus menjadi lembaga yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat
yang berkembang menurut ciri khas desa dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Hal tersebut juga diungkapkan Bapak wahyudi,
beliau mengatakan:
“Alhamdulilah desa ini sudah mulai makmur dan sejahtera
masyarakatnya,, apalagi sejak adanya jasa sewa dari bumdes jaya lestari,,
seperti disediakan tenda,, jadi mau acara sudah nggak bingung ada tenda
yang disediakan oleh anggota bumdes,, dengan harga sewa yang murah”.
Dari pengakuan masyarakat Desa Kempas Jaya ini terlihat jelas bahwa
BUMDes sangat berperan aktif bagi masyarakat khususnya diDesa Kempas Jaya
65
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dengan demikian
Bumdes jaya lestari dengan masyarakat yang memiliki kerjasama yang baik,
tidak tergantung dengan bantuan pemerintah, memiliki kemampuan keahlian,
ketrampilan, sumber pendapatan cukup stabil, semangat kerja yang tinggi,
memanfaatkan potensi alam untuk lebih bermanfaat dengan menggunakan
teknologi tepat guna, mampu menyusun dan melaksanakan pembangunan desa
dengan baik.
C. Kontribusi Bumdes Jaya Lestari Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung
Barat
Keberadaan bumdes jaya lestari memberikan sumbangan bagi peningkatan
sumber pendapatan asli desa kempas jaya yang mampu melaksanakan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal. Salah
satu dari usaha yang di kembangkan adalah mengembangkan keuangan desa,
dengan membuka kerja sama dengan pemerintah setempat. BUMDes merupakan
salah satu langkah pemerintah dalam mengupayakan pemerataan sehingga tidak
ada kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan. Dengan membangun ekonomi
pedesaan yang maju, diharapkan masyarakatnya akan juga memiliki kemandirian
dalam hal memajukan desanya. Sehingga kita tidak lagi mengenali istilah desa
tertinggal. Bumdes diharapakan dapat melahirkan industri industri kreative yang
akan bisa memberdayakan masyarakat desa tersebut.
Meskipun tidak memiliki keuntungan sefantastis Desa Kempas Jaya
namun, kehadiran Bumdes jaya lestari di Desa Kempas Jaya Kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat mampu meningkatkan taraf hidup
66
masyarakatnya. Usaha penyaluran barang barang bersubsidi dari pemerintah
seperti penyediaan isi ulang tabung gas elpiji sangat membantu masyarakat untuk
bisa menikmatinya secara tentram sehingga kualitas dan kemampuan hidup
mereka menjadi terjamin.
Seperti penjelasan dari salah satu masyarakat Desa Kempas Jaya :
“Bumdes jaya lestari ini,, Sistem kerja bumdes melayani penjualan setiap
hari, namun pendapatan belum ada perhitungan. bumdes jaya lestari
melayani sistim mengutangkan (tidak kontan) kemasyarakat, pembayaran
sportif dengan cara pembayaran setelah panen. Bumdes jaya lestari ini
sifatnya membantu masyarakat khususnya desa kempas jaya”.
Dari pernyataan salah satu masyarakat Desa Kempas Jaya terlihat jelas
bumdes jaya lestari ini sangat terlihat jelas pengeloaannya, sesuai dengan undang-
undang pemerintah saat ini, seperti sistem mengenai transaksi penjualan, sistim
kerja bumdes selalu diketahui kepala desa, karena tujuan pendirian bumdes ini
demi untuk melayani dan meningkatkan ekonomi masyarakat Desa, dan bumdes
jaya lestari ini juga melayani masyarakat diluar Desa Kempas Jaya dengan baik
juga.
Bumdes jaya lestari yang diciptakan dengan tujuannya untuk
meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan
usaha masyarakat, menciptakan peluang usaha, menciptakan lapangan pekerjaan,
pengembangan ekonomi desa serta meningkatkan pendapatan Desa Kempas Jaya.
dengan pengelolaan bumdes optimal, maka desa akan menjadi Desa yang mandiri.
bumdes Jaya Lestari sebagai salah satu mitra pemerintah desa dalam mewujudkan
rencana-rencana pembangunan perekonomian ekonomi dituntut mampu
menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usaha
masyarakat Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa permasalahan yang penulis kemukakan pada bab
sebelumnya, maka pada bab penutup ini dapat penulis ambil beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Dimana sistem operasional pegelolaan Bumdes jaya lestari Desa Kempas
Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan pemerintah dan
berjalan dengan baik. yaitu perauran desa kempas jaya no 11 tahun 2017
tentang pembentukan badan Usaha Milik Desa Jaya Lestari Desa Kempas
Jaya.
Dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal Desa, meningkatkan kondisi perekonomian dan Pendapatan Asli
Desa, meningkatkan upaya pengolahan potensi desa (sumber daya
manusia dan sumber daya alam) sesuai dengan kebutuhan masyarakat
desa serta difungsikan untuk menjadi tulang punggung pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi desa khususnya di Desa Kempas Jaya kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Peran bumdes Jaya Lestari dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa Kempas Jaya kecamatan senyerang kabupaten tanjung jabung
barat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada uraian
bab-bab sebelum nya, mengenai peran BUMDes Jaya Lestari Desa
68
Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
maka diperolehlah kesimpulan dari indikator-indakor peneliti guna untuk
melihat bagaimana mekanisme peran dalam pengelolaan bumdes jaya
lestari Desa Kempas Jaya Kecamatan Senyerang sebagai berikut :
a. Peran pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) jaya lestari yang
ada di Desa Kempas Jaya ini sudah sesuai dengan mekanisme peraturan
undang undang bumdes dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat,
menyelenggarakan musyawarah desa dan membuat peraturan desa yang
ada dimulai dari dasar hukum yang melandasi, anggaran dasar maupun
anggaran rumah tangga yang tersusun, dan struktur organisasinya.
b. Bentuk usaha dan pengembangannya, bentuk usaha yang ada di Badan
Usaha Milik Desa adalah penyedian pupuk obat obatan, jasa sewa tenda,
dan isi ulang gas elpiji. Bumdes jaya lestari memiliki 6 anggota dan
memiliki struktur kepengurusan yang jelas.
c. BUMDes jaya lestari Desa kempas jaya sudah optimal dalam peran
pengelolaan usaha sehingga sudah bisa memberikan manfaat yang
signifikan bagi anggota, pemerintah desa maupun masyarakat desa
kempas jaya.
kontribusi BUMDes Jaya Lestari dalam meningkatkan pendapatan asli Desa
Kempas Jaya Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Keberadaan bumdes Jaya Lestari memberikan sumbangan bagi
peningkatan sumber pendapatan asli Desa Kempas Jaya yang mampu
melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara
optimal. Salah satu dari usaha yang di kembangkan adalah mengembangkan
keuangan desa, dengan membuka kerja sama dengan pemerintah setempat.
69
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas terkait peran,
pengelolaan, efektivitas dan kendala dalam BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas
Jaya, saran yang dapat diberikan ditiap aspek antara lain:
1. Perlunya pelatihan keterampilan / diklat tentang pengelolaan BUMDes
kepada pengurus agar meningkatkan kinerja kelembagaan Bumdes
sehingga usahanya makin berkembang. Selain itu, sosialisasi terhadap
masyarakat juga diperlukan agar mereka mengetahui pentingnya
partisipasi dalam program bumdes untuk meningkatkan pendapatan dan
perekonomian desa kempas jaya.
2. Masyarakat dan pemerintah Desa harus bekerja sama dalam kegiatan
Monitoring dan evaluasi terhadap kinerja Bumdes, sehingga pemerintah
dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi serta menyiapkan solusi
untuk mengatasi masalah dalam proses pelaksaan usaha Bumdes ini
sehingga Bumdes jaya lestari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan pembentukanya, dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
dan Desa Kempas Jaya.
3. BUMDes jaya lestari Desa kempas jaya harus mengajukan bantuan modal
kepada pihak ketiga, tidak hanya mengandalkan dari bantuan pemerintah
saja. Sehingga bumdes jaya lestari bisa semakin berkembang dengan cepat
70
DAFTAR PUSTAKA
Ari Hermawan dan Murti Pramuwardhani Dewi, pemberangusan serikat pekerja
di Daerah Istimewah Yogyakarta, jurnal Hukum Yustisia, yogyakarta, 2013.
Agung Eka Purwana, kesejahteraan Dalam Perspektif Islam, Justia Islamic 2014.
An-nahl (16) : 97
Al-jumu‟ah (62) : 10
Bambang Hartadi, Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan
Manajemen dan Audit, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1992.
Daldjoeni dan A. Suyitno, Pedesaan, lingkungan, dan pembangunan , Bandung
Hal 45, 2006.
Dokumentasi Bumdes Kempas Jaya, 2019
Fajar sidiq, BUMDes Hal 23
Gianjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat, Jakarta: Pustaka Cidesindo,
2006.
Haw, dan widjaja, otonomi Desa merupakan otomi asli bulat dan utuh, Jakrta:
Rajawali Pers. Hal 56
Khairul Ambri, Evaluasi Program Badan Usaha Miik Desa (BUMDES) Jurnal
Imnu Administrasi Negara 2005.
Kasmadi, Nia Siti Sunariah, Panduan Modren Penelitian Kuantitatif, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Maman Abdurahman, Panduan Praktis Memahami Penelitian, Bandung: Pustaka
Setia, 2011.
Mulyadi, Derektur Bumdes Jaya Lestari, Senin 18 Desember 2019
71
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Eknomi Islam, Jakarta: Gravindo Peresss,
2009.
Rudy Badrudin, Ekonomika Otonomi Daerah, Yogyakarta: Upp Stim Ykpn 2012.
Ridwan, Dasar-dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2003.
Romlan, Warga Desa Kempas Jaya Wawancara, Senin 18 Desembar 2019
Sumodiningrat dan Guawan, pembangunan Ekonomi MelaluiPengembangan
Pertanian, Jakarta: bin Arena Pariwara, 2008.
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013.
Suharsimi Arikuntu, Prosedur Penelitian Suatuendekatan Praktek, Jakarta:
Renika Cipta, 2006. Thariq Opcit,
Sayuti, Opcit.
72
LAMPIRAN
Foto-foto Aktifitas Pengelola atau Pengurus BUMDes Jaya Lestari Desa Kempas
Jaya
Pembelian setok racun rumput Acara istighosah dengan menyewa
tenda BUMDes
Sisa penjualan pupuk pertanian Penjualan obat-obatan pertanian di pasar
73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eko Purnomo
Temapt/Tgl Lahir : Sei Buluh Lajer 12 Februari 1993
Email : [email protected]
No Hp. : 085382698535
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Perum. Arza 1 Rt 15 Mendalo
Pendidikan Formal
1. Madrasah Ibtidaiyah Kempas Jaya
2. MTS Nurul Huda Kempas Jaya
3. SMA Islam Kempas Jaya
Pengalaman Organisasi
1. IMTAJBAR (Ikatan MahasiswaTanjabarat)
2. Karang Taruna Desa Kempas Jaya
Motto Hidup
Ibadahlah seakan kamu akan mati besok dan belajarlah seakan kamu akan
hidup selamaya.
Jambi, Mei 2020
Penulis
Eko
Purnomo
SES
141286