pengertian minat belajar

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga komponen, yaitu input (peserta didik dan guru sebagai pendidik), proses yanng dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, dan output/hasil. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dimana perubahan tersebut mengarah pada yang lebih baik. Setiap siswa menginginkan mendapatkan prestasi yang baik atau dapat mencapai hasil yang maksimal, namun untuk mewujudkannya tak semudah yang dibayangkan karena belajar merupakan suatu proses yang panjang dan rumit serta membutuhkan usaha dan energi secara kontinuitas. Permasalahana yang timbul dalam belajar, pada umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan, sekolah, pendidik, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Tetapi yang paling utama adalah faktor internal dari dalam diri siswa itu sendiri, yaitu dorongan kuat yang disertai dengan adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan untuk 1

Transcript of pengertian minat belajar

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri

dari tiga komponen, yaitu input (peserta didik dan

guru sebagai pendidik), proses yanng dipengaruhi oleh

lingkungan dan instrumen pengajaran, dan

output/hasil.

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku

dimana perubahan tersebut mengarah pada yang lebih

baik. Setiap siswa menginginkan mendapatkan prestasi

yang baik atau dapat mencapai hasil yang maksimal,

namun untuk mewujudkannya tak semudah yang

dibayangkan karena belajar merupakan suatu proses

yang panjang dan rumit serta membutuhkan usaha dan

energi secara kontinuitas.

Permasalahana yang timbul dalam belajar, pada

umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

seperti lingkungan, sekolah, pendidik, sarana dan

prasarana dan lain sebagainya. Tetapi yang paling

utama adalah faktor internal dari dalam diri siswa

itu sendiri, yaitu dorongan kuat yang disertai dengan

adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan untuk

1

meningkatkan hasil belajar. Hal ini kita kenal dengan

istilah minat.

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan secara

terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat

berpengaruh besar terhadap belajar. Seseorang

dikatakan berminat terhadap sesuatu jika individu itu

memiliki beberapa unsur, antara lain sikap,

ketertarikan, kemauan, dorongan, ketekunan,

perhatian.

Secara psikologi, minat sangat berpengaruh dalam

diri seorang siswa untuk mencapai sesuatu yang

diinginkannya. Dengan adanya minat yang kuat, maka

seseorang akan akan mempunyai semangat yang kuat pula

untuk mewujudkannya. Suatu kegiatan yang dilakukan

tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi

yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa

dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan

kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan

motivasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari minat?

2. Apa pengertian minat belajar?

3. Apa saja macam dan ciri minat?

4. Apa sajakah fungsi minat?

2

5. Bagaimana perkembangan minat pada diri seseorang?

6. Apa saja faktor yang mempengaruhi minat belajar?

7. Apa saja kegiatan atau hal-hal yang diminati oleh

anak usia SD?

8. Bagaimana minat anak pada sekolah?

9. Apa pengaruh minat terhadap kegiatan belajar

siswa?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan

di atas. Dalam penulisan makalah ini penulis

bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian dari minat.

2. Untuk mengetahui pengertian dari minat belajar.

3. Untuk mengetahui macam-macam dan ciri-ciri minat.

4. Untuk mengetahui fungsi minat.

5. Untuk mengetahui perkembangan minat dalam diri

seseorang/siswa.

6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

minat belajar.

7. Untuk mengetahui kegiatan atau hal-hal yang

diminati oleh anak usia SD.

8. Untuk mengetahui pandangan dan/atau minat anak

pada sekolah.

9. Untuk mengetahui pengaruh minat terhadap kegiatan

belajar siswa.

3

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Minat

Secara umum banyak yang mengaitkan minat dengan

motivasi. Dikatakan bahwa minat merupakan aspek

penting motivasi yang mempengaruhi perhatian,

belajar, berpikir, dan berprestasi (dalam Pintrich

dan Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa,

dkk.,2009). Untuk lebih jelasnya, Krapp, Hidi, dan

Renninger (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera

Lestari Mikarsa, dkk.,2009) mengemukakan berbagai

pengertian minat seperti berikut.

1. Minat pribadi

Minat pribadi memberikan pengertian sebagai

suatu ciri pribadi individu yang merupakan

disposisi abadi yang relatif stabil. Minat pribadi

ini umumnya ditujukan pada suatu kegiatan khusus,

misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu

pengetahuan, musik, tarian, dan komputer.

4

Kebanyakan pemilihan karier seseorang didasarkan

pada minat seseorang terhadap berbagai kegiatan dan

karier yang disukai dan yang akan ditekuninya.

Eccles dan Wigfield (dalam Pintrich dan Schunk,

1996 dalam Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009)

mengemukakan mengenai minat intrinsik yang secara

konseptual berkaitan sama dengan minat pribadi.

Di lain pihak beberapa peneliti lain mengukur

minat pribadi berdasarkan topik atau kegiatan apa

yang lebih dipilih seseorang (misalnya seseorang

lebih memilih matematika daripada ilmu pengetahuan)

atau bisa juga berdasarkan kesukaan pribadi

(misalnya saya senang memecahkan soal-soal

matematika). Selain itu dapat juga berdasarkan

pilihan yang dianggap penting oleh seseorang

(misalnya matematika adalah penting untuk saya).

Pengertian minat pribadi ini ditujukan pada

perbedaan individual dan bagaimana perbedaan

individu itu berkaitan dengan proses belajar.

2. Minat situasional

Minat situasional merupakan minat yang

ditimbuklan oleh kondisi atau faktor-faktor

lingkungan. Hidi dan Anderson (dalam Pintrich dan

Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009)

mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dari

sekadar keingintahuan seseorang karena minat ini

berkaitan dengan sesuatu yang sangat spesifik, dan

5

bukan hanya merupakan gambaran stuktural dari

sesuatu hal atau lingkungan atau topik. Minat

situasional ini pun dapat berkembang menjaadi minat

pribadi. Misalnya pengalaman seseorang membaca buku

mengenai berbagai percobaan fisika, membuatnya

lama-lama menjadi tertarik pada fisika.

3. Minat sebagai keadaan psikologis

Minat sebagai keadaan psikologis menggambarkan

pandangan yang interaktif yang berkaitan dengan

minat, pada saat minat pribadi seseorang saling

berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan

suatu keadaan psikologis dari minat pada diri

seseorang. Misalnya, anak yang memiliki minat

pribadi yang kuat terhadap musik, akan memilih

kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan

musik, memilih acara atau bacaan yang berkaitan

dengan musik di setiap kesempatan, di rumah maupun

di sekolah.

Dari contoh ini tampak bahwa secara psikologis

anak memiliki minat yang tinggi pada musik.

Renninger (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam

Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009) telah melakukan

berbagai penelitian mengenai hubungan antara nilai

dengan minat sebagai keadaan psikologis. Hal ini

dapat dilihat dari gambar berikut.

Penilaian terhadap kegiatan

6

Rendah

Tinggi

Pengetahuan mengenai

kegiatan

Mengabaika

nAtraksi

Renda

h

Tingg

i

Tidak

berminatMinat

Penjelasan: minat terjadi bila seseorang memiliki

penilaian yang tinggi terhadap suatu kegiatan, dan

telah memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap

kegiatan tersebut. Seseorang akan mengabaikan suatu

kegiatan apabila ia kurang memiliki pengetahuan

mengenai kegiatan tersebut atau karena kegiatan

tersebut kurang memiliki nilai atau nilai yang

rendah bagi seseorang. Sementara jika suatu

kegiatan memiliki nilai yang rendah meskipun

pengetahuan seseorang terhadap kegiatan tersebut

cukup tinggi maka dapat dikatakan bahwa orang

tersebut tidak memiliki minat terhadap kegiatan

tersebut. Sebaliknya jika nilai terhadap suatu

kegiatan tinggi, namun kurang diimbangi dengan

pengetahuan yang memadai maka kegiatan tersebut

hanya merupakan atraksi bagi orang tersebut.

Menurut Sukardi (1988:61), minat dapat diartikan

sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan

7

akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman (2007:77),

minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila

seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu,

apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentigannya sendiri. Hal

ini menunjukan bahwa minat merupakan kecendrungan

jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya

disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa

ada kepentingan dengan sesuatu.

Menurut Bernard dalam Sardiman (2007:76)

menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba

atau spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar

atau bekerja. Jadi jelas bahwa, minat akan selalu

terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan.

Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen (1995:1)

menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat

hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi

dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan

da pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam

praktiknya, minat atau dorongan dalam diri siswa

terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat

mengaktualisasikan dirinya melalui belajar. Dimana

identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau

8

hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau

kreativitas dirinya sebagai sebagai perwujudan dari

minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor

keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan

lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan yang

terjadi dari minat siswa akibat pengaruh situasi

kelas, sistem, dan dorongan keluarga.

Berdasarkan berbagai pengertian yang dikemukakan

oleh beberapa ahli seperti yang telah diuraikan di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan

dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang

menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara

selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek

atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan

lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam

dirinya. Dilain pihak jika kepuasan berkurang maka

minat seseorangpun akan berkurang.

Minat yang dibicarakan di sini berbeda dengan

minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan

keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat

sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam

diri seseorang. Meskipun keinginan sesaat ini pada

awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat,

tetapi lama-kelamaan dapat berkurang karena aktivitas

yang membangkitkannya hanya sesaat atau sementara.

Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif

untuk menunjang pengambilan keputusan oleh seseorang

9

atau institusi. Secara konseptual, minat dapat

dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan

arah, pola dan dimensi berpikir seseorang dalam

segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.

Menurut Bloom (1982:77), minat adalah apa yang

disebutnya sebagai subject-related affect, yang

didalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi

pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas

yang jelas antara minat dan sikap terhadap materi

pelajaran. Yang tampak adalah sebuah kontinum yang

terentang dari pandangan-pandangan negatif atau afek

(affect) negatif terhadap pelajaran. Ini dapat diukur

dengan menanyakan kepada seseorang apakah ia

mempelajari itu, apa yang disukainya dan tidak

disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan

dengan menggunakan kuesioner yang berupaya

meningkatkan berbagai pendapat, pandangan, dan

preferensi yang mungkin menunjukan suatu afek positif

atau negatif terhadap pelajaran.

Seorang cendrung untuk menyukai suatu kegiatan

yang diyakininya telah dilakukan atau dapat

dilakukannya dengan berhasil.presepsi tentang

keberhasilan ini ditentukan oleh latar belakang dari

hasil yang diperoleh melalui tugas-tugas dan dari

orang yang ada kaitannya dengan tugas-tugas tersebut

atau yang serupa, seperti guru atau orang tua. Jika

seseorang individu percaya bahwa ia telah melakukan

10

sejumlah tugas yang berkaitan sebelumnya dengan

berhasil, ia cendrung akan menghadapi tugas-tugas

pelajaran selanjutnya dengan afek positif dan

sebaliknya.

Bloom juga menunjukan bahwa prestasi dan subject-

related affect saling berhubungan dan saling

memengaruhi. Prestasi yang tinggi meningkatkan afek

positif, dimana afek yang positif ini membuat

prestasi menjadi lebih tinggi dan prestasi yang lebih

tinggi ini juga membuat afek semakin positif.

Demikian sebaliknya, prestasi yang rendah menurunkan

afek positif, yang menekankan prestasi selanjutnya

dan ini lebih lanjut menurunkan lagi afek positif.

Perasaan subjektif siswa tentang mata pelajaran

atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak

dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya

ia dalam merampungkan tugas-tugas itu. Pada

gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada

riwayat sebelumnya dengan tugas semacam itu dan

terutama penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar

dari dalam tugas-tugas ini.

B. Pengertian Minat Belajar

Menurut Nasution (2000: 34) belajar sebagai

perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian,

11

berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan

yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar

tindakan atau perilaku siswa berubah menjadi baik.

Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung

pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh

beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan

yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia

sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari

siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal

pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat,

apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan

kreativitas. Minat belajar merupakan ketertarikan

atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat

menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang

relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat

secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk

memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Selain itu, beberapa ahli berpendapat mengenai

definisi minat belajar, sebagai berikut. Minat

belajar adalah .kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu

(Muhibbin Syah, 2001 : 136). Sedangkan menurut Ahmad

D. Marimba, “Minat belajar adalah .kecenderungan jiwa

kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan

12

dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan

perasaan senang akan sesuatu itu (1980 : 79).

Menegaskan pendapat tersebut, Mahfudh Shalahuddin

mengemukakan bahwa minat belajar adalah .perhatian

yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu

minat belajar, sangat menentukan sikap yang

menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan,

atau dengan kata lain, minat belajar dapat menjadi

sebab dari suatu kegiatan (1990 : 95). Sedangkan

menurut Crow dan Crow bahwa .minat belajar atau

interest bias berhubungan dengan daya gerak yang

mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik

pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa

pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan

itu sendiri (dalam Abd. Rachman Abror, 1993 : 112).

Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa minat belajar akan timbul apabila

mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan

untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat

menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia

terlibat aktif didalamnya. Perasaan senang ini timbul

dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.

C. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Minat

Menurut Rosyidah (1988:1), timbulnya minat pada

diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu : minat yang berasal dari

13

pembawaan dan minat yang timbul karena adanya

pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari

pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap

individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor

keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat yang

timbul karena adanya pengaruh dari luar individu,

timbul seiring dengan proses perkembangan individu

bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh

lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau

adat.

Gagne juga membedakan sebab timbulnya minat pada

diri seseorang kepada dua macam, yaitu minat spontan

dan minat terpola. Minat spontan, yaitu minat yang

timbul secara spontan dari dalamdiri seseorang tanpa

dipengaruhi oleh pihak luar. Adapun minat terpola

adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya

pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan

terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar,

baik di lembaga sekolah maupun luar sekolah.

Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat,

Kuder dalam Purwaningrum (1996:14) mengelompokan

jenis-jenis minat ini menjadi sepuluh macam, yaitu:

1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap

pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam,

binatang dan tumbuhan.

2. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang

bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.

14

3. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap

pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.

4. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk

menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.

5. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan

yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain.

6. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang

berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi

tangan.

7. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan

masalah-masalah membaca dan menulis berbagai

karangan.

8. Minat musik, yauti minat terhadap masalah-masalah

musik, seperti menonton konser dan memainkan alat

musik.

9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan

dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.

10.Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan

dengan pekerjaan administratif.

Selanjutnya dalam hubungannya dengan ciri-ciri

minat, Elizabeth Hurlock (1990:155) menyebut ada

tujuh ciri minat, yang masing-masing dalam hal ini

tidak dibedakan antara ciri minat secara spontan

maupun terpola sebagaimana yang dikemukakan oleh

Gagne diatas. Ciri-ciri minat yaitu

15

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik

dan mental. Minat di semua bidang berubah selama

terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya

perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan

usia.

b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan

belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya

minat seseorang.

c. Minat tergantung pada kesempatan belajar.

Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat

berharga, sebab tidak semua orang dapat

menikmatinya.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan

ini mungkin dikarenakan fisik yang tidak

memungkinkan.

e. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat

mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur

mungkin minat juga ikut luntur.

f. Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan

perasaan, maksutnya bila suatu objek dihayati

sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan

timbul perasaan senang yang akhirnya dapat

diminatinya.

g. Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang

senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat

untuk memilikinya.

16

D. Fungsi Minat

Fungsi minat dalam belajar The Liang Gie

(1998:28) mengemukakan bahwa minat merupakan salah

satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara

lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam

kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi

ialah:

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang

serta merta, dan perhatian yang

dipaksakan.Perhatian yang serta merta secara

spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang

tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri

seseorang. Sedang perhatian yang dipaksakan harus

menggunakan daya untuk berkembang dan

kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutip The Liang Gie

(1998:29) mengatakan bahwa jika seseorang telah

memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya

tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan.

Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin

besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat

senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:24)

bahwa minat telah muncul maka perhatian akan

17

mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian

mudah sekali hilang.

Pendapat di atas memberikan gambaran tentang

eratnya kaitan antara minat dan perhatian.Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap

sesuatu, maka terlebih dahulu harus ditingkatkan

minatnya.

2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam

pikiran seseorang.Perhatian serta merta yang

diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga

kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya

konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap

sesuatu pelajaran.Jadi, tanpa minat konsentrasi

terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan (The

Liang Gie, 1998:29).Pendapat senada dikemukakan

oleh Winkel (1996:183) bahwa konsentrasi merupakan

pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi

suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar

mengajar di kelas.Konsentrasi dalam belajar

berkaitan dengan kemauan dan hasrat untuk belajar,

namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh

perasaan siswa dan minat dalam belajar.

18

Pendapat-pendapat di atas, memberi gambaran

bahwa tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran

sulit dipertahankan.

3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat studi mencegah terjadinya gangguan

perhatian dari sumber luar misalnya, orang

berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya

atau sering mengalami pengalihan perhatian dari

pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat

studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired

(The Liang Gie, 1998:30) menjelaskan bahwa

gangguan-gangguan perhatian seringkali disebabkan

oleh sikap batin karena sumber-sumber gangguan itu

sendiri.

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam

ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap

pelajaran ialah daya mengingat bahan

pelajaran.Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana

kalau seseorang berminat terhadap

pelajarannya.Seseorang kiranya pernah mengalami

bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam

perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa

teringat walaupun hanya dibaca atau disimak

sekali.Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang

19

berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila

tanpa minat (The Liang Gie, 1998:30).Anak yang

mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat

mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan

dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa

kata yang memadai.

Pendapat di atas, menunjukkan terhadap belajar

memiliki peranan memudahkan dan menguatkan

melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri

sendiri

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan,

sepele, dan terus menerus berlangsung secara

otomatis tidak akan bisa memikat perhatian (Kartini

Kartono, 1996:31). Pendapat senada dikemukakan oleh

The Liang Gie (1998:31) bahwa kejemuan melakukan

sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak

berasal dari dalam diri seseorang daripada

bersumber pada hal-hal di luar dirinya.Oleh karena

itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari

seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan

pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian

meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

E. Perkembangan minat

20

Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu.

Teori tabula rasa menunjukkan bahwa anak lahir

laksana kertas putih yang kosong, yang belum diisi

berbagai hal. Dengan demikian, minat tidak ada dari

lahir karena minat berkembang melalui pengalaman

belajar. Sejalan dengan makin meluasnya cakrawala

mental anak maka minat-minatnya pun akan berkembang.

Minat dapat dipelajari melalui berbagai macam cara,

yaitu sebagai berikut.

1. Trial and error (coba ralat)

Dengan mencoba secara tidak langsung akan

timbul minat terhadap sesuatu, seperti anak yang

baru belajar sepeda. Jika ia sudah mahir, ia akan

gemar bersepeda. Kegemaran atau minat bermain

sepeda akan lebih kuat jika mendapat bimbingan dari

lingkunngan (khususnya melallui arahan dari orang-

orang yang erarti bagi anak). Tumbuhnya minat pada

anak akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama.

2. Proses identifikasi pada orang yang dicintai

(misalnya ayah atau ibu)

Anak yang menyukai atau berminat membaca sangat

mungkin dikarenakan ia melihat ayah atau ibunya

senang membaca. Ibu yang senang menonton sinetron

di televisi tanpa sengaja dapat menjadi

model/contoh ynag kuat bagi anak untuk juga turut

berminat menonton sinetron. Pengaruh tokoh

identifikasi ini makin lama semakin berkurang

21

begitu anak menginjak usia dewasa karena bukan

hanya keluarga yang berpengaruh pada anak tetapi

juga peran teman kelompok sebaya. Jika hal ini

terjadi pada anak, tidak jarang akan menimbulkan

konflik pada diri anak.

Setiap jenis minat berpengaruh dan berfungsi

dalam pemenuhan kebutuhan, sehingga makin kuat

terhadap kebutuhan sesuatu, makin besar dan dalam

minat terhadap kebutuhan tersebut. Dalam kaitan ini,

Slameto (1995: 181) menyebutkan bahwa intensitas

kebutuhan yang dilakukan oleh individu akan

berpengeruh secara signifikan terhada besarnya minat

individu yang bersangkutan. Jadi, seorang siswa akan

berminat mempelajari masalah-masalah social,

bilamana intelegensinya telah berkembang sampai pada

taraf yang diperlukan untuk memahami dan menganalisis

fakta dan gejala social dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun menurut Sukartini (1986: 63), perkembangan

minat tergantung pada kesempatan belajar yang

dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, bahwa

perkembangan minat sangat tergantung pada lingkungan

dan orang-orang dewasa yang erat pergaulannya dengan

mereka., sehingga secara langsung akan berpengaruh

pula terhadap kematangan psikologisnya. Lingkungan

bermain, teman sebaya, dan pola asuh orangtua

merupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi

22

perkembangan minat seseorang. Di samping itu, sesuai

dengan kecenderungan masyarakat yang senantiasa

berkembang, lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, dan pola pergaulan akan merangsang

tumbuhnya minat baru secara lebih terbuka.

Minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh

perasaan senang dan tidak senang yang terbentuk pada

setiap fase perkembangan fisik dan psikologis anak.

Pada tahap tertentu, regulasi rasa senang dan tidak

senang ini akan membentuk pola minat. Munculnya pola

minat ketika sesuatu yang disenangi berubah menjadi

tidak disenangi sebagai dampak dari perkembangan

psikologis dan fisik seseorang.

Secara psikologis, menurut Munandar (1992: 9),

fase perkembangan minat berlangsung secara

bertingkat dan mengikuti pola perkembangan individu

itu sendiri. Di samping itu, kematangan individu juga

memengaruhi perkembangan minat, karena semakin matang

secara psikologis maupun fisik, maka minat juga akan

semakin kuat dan terfokus pada objek tertentu. Pada

awalnya, minat berpusat pada diri sendiri, hal-hal

yang menjadi kepunyaan, kemudian berpusat pada orang

lain, termasuk pada objek-objek yang ada dalam

lingkungannya.

Berangkat pada konsep bahwa minat merupakan motif

yang dipelajari, yang mendorong dan mengarahkan

individu untuk menemukan serta aktif dalam kegiatan-

23

kegiatan tertentu, akan dapat diidentivikasi

indicator-indikator minat dengan menganalisis

kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau objek-objek

yang dijadikan kesenangan. Analisis tersebut dapat

dilakukan terhadap beberapa hal, Sukartini (1986:

65) menyebutkan ada empat hal yaitu: 1) keinginan

untuk memiliki sesuatu; 2) objek atau kegiatan yang

disenangi; 3) jenis kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh sesuatu yang disenangi; dan 4) upaya-upaya

yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan atau

rasa terhadap objek atau kegiatan tertentu.

Kecenderungan siswa dalam memilih atau menekuni

suatu mata pelejaran secara intensif dibandingkan

dengan mata pelajaran lainnya pada dasarnya

diengaruhi oleh minat siswa yang bersangkutan. Proses

pemilihan samai diambilnya suatu keputusan oleh siswa

untuk menekuni ini secara psikologis sangant

ditentukan oleh minatnya terhadap mata pelajaran itu

sendiri. Di samping itu, minat seorang anak juga

banyak dikontribusi oleh pola dan kebiasaan yang

mereka alami bersama teman-teman sebayanya. Artinya,

bias saja seorang anak berminat terhadap sesuatu yang

sebelumnya tidak mereka minati, namun karena pengaruh

teman sebayanya akhirnya berminat, karena dari

kebiasaan itu anak cenderung meniru, yang akhirnya

menjadi kesenangan yang bersifat tetap yaitu minat.

24

Sebagai contoh, jika minat siswa terhadap mata

pelajaran IPS misalnya, pada dasarnya banyak yang

memengaruhinya. Diantaranya jika materi IPS yang

diberikan guru berhubungan langsung dengan gerala-

gejala kehidupan social yang dapat diamati dan

dirasakan oleh siswa secara langsung (meaningfull).

Selain itu, bisa saja minat siswa terhadap mata

pelajaran IPS diduga juga dipengaruhi oleh status

social ekonominya. Siswa yang status sosialnya diatas

rata-rata, memiliki kecenderungan lebih berminat

terhada suatu objek atau pelajaran tertentu,

disebabkan karena ketersediaan fasilitas belajar yang

dimilikinya cenderung lebih komprehensif.

Namun tidak tertutup kemungkinan, justru terjadi

sebaliknya, siswa yang memiliki status social ekonomi

tinggi, misalnya, membuat siwa merasa gengsi untuk

memilih program ilmu-ilmu social dijenjang ilmu

pendidikan selanjutnya. Ia malah berusaha untuk

mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk dapat

masuk di jurusan eksakta di kemudian hari, walaupun

pada dasarnya mereka lebih berminat pada mata

pelajaran ilmu-ilmu social. Terjadinya kontradiksi

semacam ini tidak lepas dari opini yang berkembang di

kalangan masyarakat luas bahwa pelajaran ilmu alam

dan matematika lebih bergengsi daripada mata

pelajaran ilmu-ilmu social (Social stuies).

25

Dari berbagai penelitian mengenai perkembangan

dan perbedaan individu dalam minat, Renninger (dalam

Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa,

dkk.,2009) menyimpulkan sebagai berikut.

a) Jika ditinjau dari sudut pandang perkembangan,

pada usia prasekolah, yaitu pada usia 3-4 tahun

umumnya anak-anak memiliki minat yang secara

relatif stabil dan minat mereka berhubungan dengan

pemilihan kegiatan dan belajar mereka.

b) Minat berperan besar dalam mengarahkan dan

membimbing tingkah laku pada masa kanak-kanak untuk

menghadapi sejumlah tugas daripada saat masa kanak-

kanak akhir dan dewasa. Pada anak yang lebih tua

dan memasuki masa dewasa, umumnya menyelesaikan

tugas yang tidak terlalu diminati dan kebanyakan

mereka tidak mempunyai pilihan lain terhadap tugas-

tugas ini (misalnya tugas di lingkungan sekolah

atau lingkungan pekerjaan). Dalam hal ini minat

mempunyai pengaruh diferensial tergantung pada

tugas dan isinya. Sebagai contoh pada anak SD

tingkat terkahir, tugas membaca justru memiliki

pengaruh yang lebih kuat daripada tugas menulis.

Tampaknya peran dari minat dalam belajar dapat

bervariasi tergantung pada usia anak.

c) Jika ditinjau dari perbedaan perkembangan minat,

menunjukkan bahwa minat anak pada sekolah dan

tugas-tugas sekolah akan berkurang sejalan dengan

26

usia mereka. Berdasarkan hasil penelitian Kahle

dkk. (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera

Lestari Mikarsa, dkk.,2009) minat pada matematika

dan ilmu pengetahuan akan berkurang. Sayangnya

penelitian semacam ini belum dikembangkan di

Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut khususnya mengenai

perkembangan dan perbedaan individu dalam minat

terhadap belajar dan perkembangan.

Untuk mengetahui bagaimana minat seseorang

berkembang, perlu diketahui aspek-aspek minat, yaitu

aspek kognitif dan aspek afektif.

Minat memiliki dua aspek, yaitu kognitif dan

afektif. Aspek kognitif didasarkan pada konsep anak

yang berkembang mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan minat. Aspek kognitif dari minat anak pada

sekolah didasari dari konsep anak tentang sekolah.

Jika dikatakan sekolah sebagai tempat mempelajari

sesuatu, tempat untuk meningkatkan rasa ingin tahu,

tempat untuk dapat mengadakan hubungan dengan

kelompok teman sebaya maka akibatnya minat setiap

anak terhadap sekolah akan berbeda-beda. Hal ini akan

berbeda jika sekolah lebih ditekankan pada hal-hal

yang menimbulkan frustasi atau menekan karena

berbagai aturan sekolah dan tugas-tugas yang berat.

Konsep kognitif juga berkaitan dengan pengalaman

27

seseorang. Penngalaman yang telah diperoleh dari

rumah, sekolah, masyarakat, dan media massa berbeda.

Dari semua pengalaman inilah anak belajar apa yang

dapat dan tidak memuaskannya.

Aspek afektif atau atau yang berkaitan dengan

suasana hati, merupakan konsep yang diekspresikan

dalam sikap melalui kegiatan yang diminatinya.

Seperti aspek kognitif, aspek afektif juga berkembang

dari pengalaman dan sikap orang-orang di sekitarnya.

Bagi seorang anak, pengalaman yang menyenangkan

dengan guru akan menumbuhkan sikap positif pada

sekolah.

Baik aspek kognitif maupun afektif berperan dalam

menentukan kegiatan yang akan dilakukan atau tidak

dilakukan maupun tipe penyesuaian diri pada

lingkungan. Dalam beberapa hal aspek afektif lebih

penting daripada aspek kognitif, khususnya dalam

memotivasi dari agar minat lebih bertahan.

Dari bahasan yang telah diutarakan dia atas telah

dikatakan bahwa minat berkembang melalui proses

belajar. Perkembangan minat memiliki karakteristik-

karakteristik tertentu:

Minat berkembang sejalan dengan perkembangan fisik

dan mental

Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar

(misalnya anak tidak akan berminat pada bermain

28

lompat tali apabila anak belum dapat

mengkoordinasikan gerak otot-ototnya)

Minat bergantung pada kesempatan untuk belajar, dan

kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan

serta minat dari anak maupun orang ddewasa di

sekitarnya

Perkembangan minat mungkin saja terbatas,

tergantung dari kemampuan fisik, mental, serta

pengalaman sosial anak

Minat dipengaruhi oleh budaya karena anak belajar

dan memperoleh pengalaman melalui keluarga, gur,

dan orang dewasa lain yang tidak dapat dilepaskan

dari pengaruh budaya

Minat dipengaruhi oleh faktor emosi/suasana hati.

Jika suasana hati kita sedang gundah, minat pada

sesuatu juga berkurang, demikian pula sebaliknya

Minat bersifat egosentris, hal ini dapat dilihat

pada masa kanak-kanak

Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang

dan berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap

seseorang. Menurut Hurlock (1989, dalam dalam Hera

Lestari Mikarsa, dkk.,2009) ada empat cara minat

mempengaruhi perkembangan anak, yaitu

a) Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas

aspirasi

29

Jika anak mulai memikirkan tentang masa depan

maka anak akan mencoba menentukan tujuan dan

sasaran yang akan dicapai dan dilakukan jika ia

bertambah besar. Misalnya, anak perempuan yang

berminat pada kesehatan, peran dokter atau juru

rawat maka ia akan bercita-cita menjadi dokter.

Anak laki-laki yamh berminat pada film perang dan

pesawat, akan bercita-cita menjadi penerbang.

b) Minat dapat sebagai pendorong

Anak yang berminat pada suatu kegiatan (apakah

bermain atau belajar) akan lebih berusaha untuk

melakukan kegiatan dengan lebih baik daripada anak

yang tidak mempunyai minat pada kegiatan tersebut.

Ini juga terjadi pada anak yang berminat untuk

mandiri dan menjadi pemimpin, tentu ia akan

berusaha agar dapat diterima kelompoknya sehingga

lama kelamaan diharapkan ia menjadi pemimpin.

c) Minat berpengaruh pada prestasi

Anak yang berminat pada suatu pelajaran, akan

belajar dan berusaha supaya mendapat nilai yang

lebih baik. Minat dapat menimbulkan rasa senang

pada setiap kegiatan yang dipilih. Jika anak

berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman akan

terasa lebih menyenangkan. Sebaliknya jika anak

gagal mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan,

anak tidak berminat untuk melaksanakan kegiatan

30

tersebut. Hal seperti ini yang kadangkala membuat

prestasi lebih rendah dari kapasitas atau potensi

yang dimiliki. Akibatnya timbul rasa salah dan malu

pada diri anak tersebut.

d) Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat

menjad minat selamanya

Anak yang selalu melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan minatnya, lama-kelamaan akan

timbul kebiasaan dan akan terus bertahan menjadi

minat selamanya. Misalnya, anak yang sedari kecil

senang menggambar dan ia terlibat secara intensif

dalam kegiatan ini dan hal ini juga didukung oleh

orang tua dan lingkungannya, pada akhirnya akan

menjadi minat yang menetap dalam diri anak.

F. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar peserta didik sangat menentukan

keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain

sebagai berikut:

1. Faktor dalam diri siswa (Internal)

Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan

faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta

didik yang berasal dari peserta didik

sendiri.Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:

a) Aspek Jasmaniah

31

Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau

kesehatan jasmani dari individu siswa.Kondisi

fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan

belajar dan dapat mempengaruhi minat

belajar.Namun jika terjadi gangguan kesehatan

pada fisik terutama indera penglihatan dan

pendengaran, otomatis dapat menyebabkan

berkurangnya minat belajar pada dirinya.

b) Aspek Psikologis (kejiwaan)

Aspek psikologis (kejiwaan)menurut Sardiman

(1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian,

pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,

berfikir, bakat,dan motif.Pada pembahasan berikut

tidak semua faktor psikologis yang dibahas,

tetapi hanya sebagian saja yang sangat

berhubungan dengan minat belajar.

Perhatian merupakan pemusatan energi

psikologi yang tertuju kepada suatu objek

pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas

belajar. Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas

belajar akan berdampak terhadap kurangnya

penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang

dicapai dalam belajar kurang memuaskan. Kurangnya

perhatian terhadap materi yang dipelajari juga

mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri

siswa.

32

Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk

mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar,

menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh

karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk

menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan

di dalam belajar.Siswa yang mempunyai daya ingat

yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya

untuk belajar.

Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai

potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih

agar dapat terwujud.Hal ini dekat dengan

persoalan intelegensi yang merupakan struktur

mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami

sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan

menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika

seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh

terhadap minatnya dalam belajar. Misalnya saja

pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan

anak yang kurang berminat untuk belajar karena

tidak “berbakat”. Oleh karena itu bakat

berpengaruh terhadap minat belajar.

2. Faktor dari luar siswa (Eksternal)

a) Keluarga

Keluarga memiliki peran yang besar dalam

menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang

kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan

33

yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam

mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak.

Orang tua harus selalu siap sedia saat anak

membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi

pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak.

Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, jugaperlu

diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain,

oran tua harus terus mengetahui perkembangan

belajar anak pada setiap hari.Suasana rumah juga

harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan

ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal

tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan

mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi

yang dihadapi. Jadi faktor dari dalam keluarga

meliputi hubungan antar keluarga, suasana

lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Sekolah

Faktor dari dalam sekolah meliputi metode

mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana

belajar, sumber-sumber belajar, media

pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya,

guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai

kegiatan kokurikuler.

Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan

melalui sekolahharus dilakukan dengan proses

mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan

34

pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi

anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta

situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan

dalam proses pembelajaran.

Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh

dalam lingkungan sekolah dengan baik, apabila

guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru

dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi

mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang

mendapat nilai seratus. Guru juga harus pandai

dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan

pada peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut

jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan

didepan soal-soal tersebut.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat meliputi hubungan

dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat,

dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik,

akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan

di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam

masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar

anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat

belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang

tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar

rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih

35

akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti

pelajaran di sekolah.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa

faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa

saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar.

Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukungakan

mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar

siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa

disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak

langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-

faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya

minat belajar siswa adalah sebagai berikut :

¤ Kelainan jasmaniah pada mata, telinga,

kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak

di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan

tugas di kelas.

¤ Pelajaran di kelas kurang merangsang anak.

Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang

diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas,

akibatnya anak merasa bosan.

¤ Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang

menyebabkan dia mundur atau lari dari

kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan

gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak

menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada

segala sesuatu di luar kelas.

36

¤ Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada

kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti: olah

raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang

membutuhkan keterampilan mekanis, atau

melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan

uang.

¤ Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai

perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu

sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah

bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya

orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak

berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi

dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih

mampu dari dirinya sendiri.

¤ Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan

orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini

sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan

mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis

senjata untuk melawan.

G. Kegiatan dan Hal-Hal yang Diminati Anak SD

Dengan semakin meluasnya lingkungan anak SD maka

semakin bervariasi minat anak. Ada berbagai kegiatan

yang diminati anak, diantaranya

1. Kepemimpinan

Seorang anak yang dipilih sebagai pemimpin oleh

kelompoknya, biasanya bukan hanya karena disukai

37

saja, tetapi juga karena ia memiliki kualitas yang

memang diharapkan oleh kelompoknya. Tentu saja anak

yang dipilih oleh kelompoknya ini adalah anak yang

banyak meluangkan waktu di kelompoknya.

2. Bermain konstruktif

Bermain konstruktif adalah kegiatan membuat

sesuatu, misalnya membuat bangunan dari balok-balok

atau melukis. Pada beberapa anak, kegiatan melukis

semakin lama semakin kurang populer karena anak

lebih berminat pada hal-hal yang berkaitan dengan

interaksi kelompok.

3. Menjelajah

Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk memuaskan

rasa ingin tahu. Sebetulnya kegiatan ini sudah

diminati pada beberapa anak sejak kecil. Bedanya

anak SD umumnya lebih menyukai pada hal-hal yang

ada di lingkungan sekitarnya, sedangkan anak- anak

yang lebih kecil umumnya bereksplorasi dengan benda

mati seperti mainannya.

Pada masa anak SD, kegiatan ini akan lebih

berhasil jikadilakukan bersama teman-temannya

karena kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok.

Akan sangat baik jika kegiatan ini ditingkatkan di

lingkungan sekolah, misalnya di pelajaran atau

kegiatan pramuka.

4. Mengoleksi/mengumpulkan sesuatu

38

Kegiatan ini berkembang sesuai dengan

bertambahnya usia anak. Anak akan mengumpulkan

benda-benda yang menarik perhatiannya dan

kelompoknya. Benda-benda yang dikumpulkan semakin

lama semakin selektif, khususnya lebih pada hal-hal

yang disukainya, yang mungkin saja berbeda dengan

teman-temannya.

5. Permainan atau olahraga

Begitu menginjak usia SD, jenis permainan yang

disukai anak umumnya sudah tidak seperti ketika

mereka di masa balita. Pada usia SD anak lebih

menyukai permainan yang penuh dengan tantangan,

kompetitif, dan tertuju pada keterampilan tertentu.

Kemudian jenis permainanpun berkembang pada

kegiatan yang melibatkan orang dewasa. Kegiatan

bermain play station saat ini tidak hanya

dimonopoli anak-anak dari golongan ekonomi menengah

ke atas. Dengan makin menjamurnya persewaan play

station di berbagai tempat membuat anak-anak dari

seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya.

6. Rekreasi

Kegiatan seperti membaca buku atau komik,

mendengar radio, bahkan menonton televisi pun masih

digemari anak SD. Selain itu juga anak diajak

berjalan-jalan ke tempat rekreasi agar lebih

bervariasi.

39

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut, minat anak

SD juga tertuju pada kegiatan yang lebih beragam.

Meskipun setiap anak akan mengembangkan minat yang

khas, ternyata setiap anak dari budaya tertentu

akan mengembangkan minat-minat yang secara umum

juga dijumpai pada anak-anak dari budaya yang sama

(Hurlock, 1989 dalam Hera Lestari Mikarsa,

dkk.,2009). Hal-hal yang umum diminati anak SD

adalah keadaan tubuh, penampilan, pakaian, nama,

simbol status, agama, masalah seksual, sekolah,

kemandirian dan kepemimpinan, dan masa depan.

Misalnya anak laki-laki yang ingin potongan

rambutnya sama dengan idolanya atau anak perempuan

yang ingin berpenampilan seperti tokoh atau artis

yang di idolakannya. Dengan demikian, orang tua

maupun guru perlu memberikan penjelasan sesuai

dengan tingkat pemahaman anak.

H. Minat Anak pada Sekolah

Tidak jarang dijumpai siswa-siswa yang bermasalah

di sekolah, khususnya siswa yang tampaknya tidak

berminat pada sekolah. Tak dapat dipungkiri bahwa

minat anak pada sekolah menjadi lebih selektif begitu

anak bertambah besar. Minat pada sekolah dapat

diramalkan karena pada beberapa anak ada

kecenderungan bahwa minat akan berkurang dan lama-

kelamaan menjadi bosan dan tidak menyukai sekolah.

40

Bagi anak-anak tertentu di usia dini, pergi ke

sekolah merupakan hal yang menyenangkan karena mereka

menjadi lebih besar, seperti kakak-kakaknya. Mereka

begitu bersemangat ketika berangkat pada hari pertama

sekolah. Namun begitu anak mulai besar, mulai terjadi

perubahan. Hal ini akan semakin terasa begitu anak

memasuki masa pubertas. Pada usia ini anak yang tidak

suka sekolah akan menolak tugas-tugas sekolah.

Kalaupun dikerjakan rasanya lebih banyak dilakukan

dengna terpaksa. Sikap-sikap seperti ini timbul

apabila anak merasa berada dalam situasi yang penuh

dengan peraturan yang ketat. Perubahan sikap pada

sekolah ini dirasakan oleh semua anak, namun

bentuknya berbeda. Ada anak yang meskipun merasa

bosan sekolah (misalnya melalui komentar-komentar

seperti “Kapan ya liburan?”, “Aduh...capek nih...di

sekolah ulangan terus” atau “Tugasnya banyak

sekali...”). tetapi ia tetap ke sekolah walaupun

terpaksa. Namun ada pula anak yang bosan dan tidak

menyukai sekolah sehingga anak tidak pergi sekolah.

1. Penyebab berkurangnya/perubahan minat pada sekolah

Ada berbagai kondisi yang membuat berubahnya

minat anak pada sekolah di masa perkembangan usia

SD ini. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai

berikut.

41

a) Pengalaman anak pada masa awal sekolah

Anak yang sudah siap baik secara fisik maupun

intelektual untuk sekolah akan memiliki sikap

positif terhadap sekolah dibandingkan dengan anak

yang belum siap. Pengalaman anak di Taman Kanak-

kanak juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri

dan kesiapan anak untuk memasuki dunia sekolah

karena anak harus berpisah dengan orang tua

terutama ibu atau pengasuhnya.

b) Pengaruh orang tua dan kakak

Sikap orang tua dan kakak terhadap pendiidkan,

belajar, mata pelajaran tertentu maupun terhadap

guru akan sangat berpengaruh pada anak. Jika

orang tua yang tidak terlalu mendorong anak untuk

belajar mempersiapkan ulangan misalnya membuat

anak tidak tertantang untuk melakukanya.

c) Sikap teman sebaya

Pada anak-anak SD ternyata minat dan sikap

terhadap sekolah maupun kegiatan sekolah yang

dipilih anak banyak dipengaruhi oleh kelompom

teman sebayanya. Agar dpat diterima kelompoknya,

anak akan menerima dan memilih minat dan nilai-

nilai yang dianut kelompoknya. Misalnya si A yang

berteman dengan X, Y, dan Z akan memilih kegiatan

ekstrakulikuler berenang daripada melukis karena

teman-temannya banyak memilih berenang.

d) Prestasi yang baik

42

Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada

sikap anak terhadap sekolah, sangat berpengaruh

pada nilai yang dianut oleh kelompok teman

sebayanya. Kegagalan akademik akan menurunkan

‘diri’ setiap anak dan hal ini akan menimbulkan

rasa tidak suka terhadap situasi yang menyebabkan

kegagalan terjadi. Kegagalan akademik lambat laun

juga dapat menimbulkan rasa tidak suka anak

terhadap sekolah dan mengurangi minat anak

terhadap sekolah.

e) Sikap terhadap tugas

Selama sekolah dianggap sebagai suatu hal yang

utama bagi anak maka anak akan berminat pada

sekolah dan segala tugas yang harus diselesaikan

bukan merupakan masalah yang besar bagi anak.

Namun semakin tinggi kelas yang diduduki anak,

semakin banyak pula tugas yang harus

dikerjakannya. Ini memerlukan usaha anak yang

semakin besar dan tak jarang akan menimbulkan

ketidaksukaan terhadap sekolah.

f) Hubungan guru dengan siswa

Besarnya minat anak pada sekolah juga

bergantung dari bagaimana sikap anak pada

gurunya. Jika orang tua atua saudara kandung

memberikan pengertian yang salah mengenai guru,

hal ini akan membuat anak memiliki konsep yang

salah tentang guru. Pengalaman yang kurang

43

menyenangkan dengan gurupun dapat menimbulkan

sikap yang negatif terhadap guru dan sekolah.

g) Suasana emosional di sekolah

Suasana emosional di sekolah dipengaruhi oleh

sikap guur dan macam disiplin yang diterapkan di

sekolah tersbut. Guru yang memiliki hubungan ynag

baik dengan siswanya dan menerapkan disiplin yang

otoritatif akan membangkitkan sikap yang posotif

terhadap diri anak, berbeda dengan sikap guru

yang otoriter atau sangat permisif dalam

mengontrol situasi kelas.

2. Akibat minat yang berkurang pada sekolah

a) Fobia sekolah

Fobia sekolah adalah ketakutan yang luar biasa

untuk berada di sekolah. Bentuk ketakutan ini

irasional. Anak menghindar dari sekolah atau

menolak pergi ke sekolah dengan alasan bermacam-

macam. Misalnya beralasan sakit. Kadang kala

alasan sakit ini merupakan suatu kenyataan karena

gejalanya merupakan rekasi faali yang dirangsang

oleh rasa takut (Sukadji, 1998 dalam Hera Lestari

Mikarsa, dkk.,2009). Ada pula menghindari sekolah

dengan cara menjelek-jelekkan keadaan sekolah.

Dengan demikian orang tua mungkin saja akan

memindahkan anak ke sekolah lain.

b) Membolos

44

Membolos artinya tidak masuk sekolah tanpa

sebab-sebab yang jelas dan tanpa izin dari orang

tua atau pimpinan sekolah. Kegiatan membolos

dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya

dikarenakan pengaruh dari kelompok teman sebaya

atau anak merasa beban di sekolah terlalu berat

karena terlalu banyak tugas.

c) Tingkahlaku yang mengganggu

Jika anak bosan maka ia dapat menjadi anak

yang bermasalah. Tidak jarang di kelas dan di

sekolah ia membuat keonaran yang juga membuat

pihak sekolah memanggilnya, bahkan orang tuanya.

d) Underachiever

Anak yang bosan pada sekolah atau tidak

berminat pada sekolah akan berprestasi di bawah

atau tidak sesuai dengan tingkat

kemampuan/potensinya. Hal ini dikenal dengan

sebutan underachiever. Anak-anak semacam ini

sebetulnya pandai, tetapi karena ia tidak

termotivasi untuk sekolah maka akan berprestasi

yang tidak sesuai dengan potensinya. Dengan

demikian dikenallah dengan anak yang mengalami

kesulitan belajar. Di lain pihak ada pula anak

yang justru memberikan prestasi di atas potensi

atau kapasitas kemampuannya, yang dikenal dengan

overachiever. Hal ini sebetulnya tidak dianggap

sebagai masalah karena lingkungan umumnya

45

menghargai prestasi yang baik yang ditampilkan

seorang anak. Namun, yang perlu diketahui adalah

anak-anak overachiever biasanya menunjukkan

kecemasan yang berlebihan.

Dengan menngetahui berbagai gejala dan masalah

yang timbul sebagai akibat dari kebosanan yang

terjadi pada siswa maka dapat dipahami apa

penyebab dari timbulnya masalah. Penyebab

timbulnya masalah, dapat dikaitkan dengna

kondisi-kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dari situ akan lebih mudah untuk memberikan

penanganan pertama agar masalah yang terjadi pada

anak tidak bertambah buruk. Di sini perlu

kerjasama yang baik antara pihak orang tua dengan

sekolah. Namun, apabila masalah yang harus

ditangani sudah parah, diperlukan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak sekadar pihak orang tua

dan sekolah saja.

I. Pengaruh Minat terhadap Kegiatan Belajar Siswa

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam

kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang

dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan

memungkinkan berpengaruh negative terhadap hasil

belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat

dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya

46

dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan

kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi.

Dalam dunia pendidikan disekolah, minat memegang

peran penting dalam belajar. Karena minat ini

merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan

seseorang memusatkan perhatiabn terhadap seseorang,

suatu benda, atau kegiatan tertentu. Dengan demikian,

minat merupakan unsure yang menggerakkan motivasi

seseorang sehingga orang tersebut dapat

berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan

tertentu. Dengan adanya unsure minat belajar pada

diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya

pada kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian,

minat merupakan factor yang sangat penting untuk

menunjang kegiatan belajar siswa. Kenyataan ini juga

diperkuat oleh pendapat Sardiman (2007: 95) yang

menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan

lancer kalau disertai dengan minat. Begitu juga

menurut William James dalam Uzer Usman (2000: 27),

bahwa minat belajar merupakan factor utama yang

menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi,

data ditegaskan bahwa factor minat ini merupakan

factor yang berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan belajar.

Dari uraian singkat di atas, maka semakin jelas

bahwa minat akan berdampak terhadap kegiatan yang

dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan

47

kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini

dikarenakan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam

kegiatan belajar itu sendiri. Pernyataan ini didukung

oleh pendapat Hartono (2005: 14) yang menyatakan

bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap

keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran,

pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak

sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil

belajar tidak optimal.

Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses

pembelajaran, maka tentunya minat yang diharapkan

adalah minat yang timbul dengan sendirinya, tanpa ada

paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih

aktif dan baik. Akan tetapi, ada kenyataannya tidak

jarang siswa mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa

atau karena adanya suatu keharusan, sementara siswa

tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran

tersebut. Yang baik, seharusnya siswa mengetahui akan

minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya,

maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan

tercapai dengan baik. Untuk mengantisipasi kondisi

yang seperti ini, maka seyogyanya seorang guru mampu

memelihara minat anak didiknya, dengan cara-cara

seperti yang ditawarkan oleh Nurkacana (1993: 230),

yaitu:

48

1. Meningkatkan minat anak-anak; setiap guru

mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat

siswanya. Karena minat merupakan komponen penting

dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan

serta pembelajaran di ruang kelas khususnya.

2. Memelihara minat yang timbul. Apabila anak-anak

menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk

memelihara minat tersebut.

3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang

tidak baik. Sekolah merupakan lembaga yang

menyiapkan peserta didik untuk hidup di masyarakat,

maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal

agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang

baik.

4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan

kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau

pekerjaan yang sesuai baginya. Minat merupakan

bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan

anak, sehingga kecenderungan minat terhadap sesuatu

yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat

ditegaskan bahwa minat belajar sisiwa merupakan

faktor yang sangat penting dalam menunjang

tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang

akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa yang bersangkutan.

49

50

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Minat merupakan dorongan dari dalam diri

seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan

atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan

dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang

menguntungkan, menyenangkan, dan lama kelamaan akan

mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Minat belajar

adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap

bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya

keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan

kualitasnya dalam hal pengetahuan, keterampilan,

nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir,

komunikasi, dan kreativitas.

Minat berkaitan dengan motivasi karena minat

merupakan dorongan dalam diri seseorang dan faktor

lainnya yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian

secara selektif. Minat seseorang timbul dari proses

belajar. Pertumbuhan minat tidak hanya bergantung

pada faktor internal saja tetapi juga pengaruh dari

51

lingkungannya. Begitupula mengenai minat belajar

siswa terhadap materi pelajaran dan sekolah.

Dengan demikian, hendaknya orangtua dan sekolah

terutama pendidik dapat saling bekerjasama untuk

mengarahkan anak ke hal-hal yang positif dan

bermanfaat serta dapat membangun persepsi yang baik

tentang kegiatan belajar dan sekolah agar anak

memiliki pengalaman yang baik pula.

B. Saran

Sebagai seorang calon pendidik yang akan terjun

dalam dunia pendidikan, hendaknya mahasiswa dapat

memahami mengenai materi minat belajar siswa ini

sebagai bahan pertimbangan dan acuan/arahan dalam

mengetahui cara membangkitkan atau mengembangkan

minat/potensi dalam diri siswa.

52