pengertian minat belajar
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of pengertian minat belajar
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari tiga komponen, yaitu input (peserta didik dan
guru sebagai pendidik), proses yanng dipengaruhi oleh
lingkungan dan instrumen pengajaran, dan
output/hasil.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
dimana perubahan tersebut mengarah pada yang lebih
baik. Setiap siswa menginginkan mendapatkan prestasi
yang baik atau dapat mencapai hasil yang maksimal,
namun untuk mewujudkannya tak semudah yang
dibayangkan karena belajar merupakan suatu proses
yang panjang dan rumit serta membutuhkan usaha dan
energi secara kontinuitas.
Permasalahana yang timbul dalam belajar, pada
umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti lingkungan, sekolah, pendidik, sarana dan
prasarana dan lain sebagainya. Tetapi yang paling
utama adalah faktor internal dari dalam diri siswa
itu sendiri, yaitu dorongan kuat yang disertai dengan
adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan untuk
1
meningkatkan hasil belajar. Hal ini kita kenal dengan
istilah minat.
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan secara
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat
berpengaruh besar terhadap belajar. Seseorang
dikatakan berminat terhadap sesuatu jika individu itu
memiliki beberapa unsur, antara lain sikap,
ketertarikan, kemauan, dorongan, ketekunan,
perhatian.
Secara psikologi, minat sangat berpengaruh dalam
diri seorang siswa untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Dengan adanya minat yang kuat, maka
seseorang akan akan mempunyai semangat yang kuat pula
untuk mewujudkannya. Suatu kegiatan yang dilakukan
tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi
yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa
dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan
motivasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari minat?
2. Apa pengertian minat belajar?
3. Apa saja macam dan ciri minat?
4. Apa sajakah fungsi minat?
2
5. Bagaimana perkembangan minat pada diri seseorang?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi minat belajar?
7. Apa saja kegiatan atau hal-hal yang diminati oleh
anak usia SD?
8. Bagaimana minat anak pada sekolah?
9. Apa pengaruh minat terhadap kegiatan belajar
siswa?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
di atas. Dalam penulisan makalah ini penulis
bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian dari minat.
2. Untuk mengetahui pengertian dari minat belajar.
3. Untuk mengetahui macam-macam dan ciri-ciri minat.
4. Untuk mengetahui fungsi minat.
5. Untuk mengetahui perkembangan minat dalam diri
seseorang/siswa.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar.
7. Untuk mengetahui kegiatan atau hal-hal yang
diminati oleh anak usia SD.
8. Untuk mengetahui pandangan dan/atau minat anak
pada sekolah.
9. Untuk mengetahui pengaruh minat terhadap kegiatan
belajar siswa.
3
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Minat
Secara umum banyak yang mengaitkan minat dengan
motivasi. Dikatakan bahwa minat merupakan aspek
penting motivasi yang mempengaruhi perhatian,
belajar, berpikir, dan berprestasi (dalam Pintrich
dan Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa,
dkk.,2009). Untuk lebih jelasnya, Krapp, Hidi, dan
Renninger (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera
Lestari Mikarsa, dkk.,2009) mengemukakan berbagai
pengertian minat seperti berikut.
1. Minat pribadi
Minat pribadi memberikan pengertian sebagai
suatu ciri pribadi individu yang merupakan
disposisi abadi yang relatif stabil. Minat pribadi
ini umumnya ditujukan pada suatu kegiatan khusus,
misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu
pengetahuan, musik, tarian, dan komputer.
4
Kebanyakan pemilihan karier seseorang didasarkan
pada minat seseorang terhadap berbagai kegiatan dan
karier yang disukai dan yang akan ditekuninya.
Eccles dan Wigfield (dalam Pintrich dan Schunk,
1996 dalam Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009)
mengemukakan mengenai minat intrinsik yang secara
konseptual berkaitan sama dengan minat pribadi.
Di lain pihak beberapa peneliti lain mengukur
minat pribadi berdasarkan topik atau kegiatan apa
yang lebih dipilih seseorang (misalnya seseorang
lebih memilih matematika daripada ilmu pengetahuan)
atau bisa juga berdasarkan kesukaan pribadi
(misalnya saya senang memecahkan soal-soal
matematika). Selain itu dapat juga berdasarkan
pilihan yang dianggap penting oleh seseorang
(misalnya matematika adalah penting untuk saya).
Pengertian minat pribadi ini ditujukan pada
perbedaan individual dan bagaimana perbedaan
individu itu berkaitan dengan proses belajar.
2. Minat situasional
Minat situasional merupakan minat yang
ditimbuklan oleh kondisi atau faktor-faktor
lingkungan. Hidi dan Anderson (dalam Pintrich dan
Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009)
mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dari
sekadar keingintahuan seseorang karena minat ini
berkaitan dengan sesuatu yang sangat spesifik, dan
5
bukan hanya merupakan gambaran stuktural dari
sesuatu hal atau lingkungan atau topik. Minat
situasional ini pun dapat berkembang menjaadi minat
pribadi. Misalnya pengalaman seseorang membaca buku
mengenai berbagai percobaan fisika, membuatnya
lama-lama menjadi tertarik pada fisika.
3. Minat sebagai keadaan psikologis
Minat sebagai keadaan psikologis menggambarkan
pandangan yang interaktif yang berkaitan dengan
minat, pada saat minat pribadi seseorang saling
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan
suatu keadaan psikologis dari minat pada diri
seseorang. Misalnya, anak yang memiliki minat
pribadi yang kuat terhadap musik, akan memilih
kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan
musik, memilih acara atau bacaan yang berkaitan
dengan musik di setiap kesempatan, di rumah maupun
di sekolah.
Dari contoh ini tampak bahwa secara psikologis
anak memiliki minat yang tinggi pada musik.
Renninger (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam
Hera Lestari Mikarsa, dkk.,2009) telah melakukan
berbagai penelitian mengenai hubungan antara nilai
dengan minat sebagai keadaan psikologis. Hal ini
dapat dilihat dari gambar berikut.
Penilaian terhadap kegiatan
6
Rendah
Tinggi
Pengetahuan mengenai
kegiatan
Mengabaika
nAtraksi
Renda
h
Tingg
i
Tidak
berminatMinat
Penjelasan: minat terjadi bila seseorang memiliki
penilaian yang tinggi terhadap suatu kegiatan, dan
telah memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap
kegiatan tersebut. Seseorang akan mengabaikan suatu
kegiatan apabila ia kurang memiliki pengetahuan
mengenai kegiatan tersebut atau karena kegiatan
tersebut kurang memiliki nilai atau nilai yang
rendah bagi seseorang. Sementara jika suatu
kegiatan memiliki nilai yang rendah meskipun
pengetahuan seseorang terhadap kegiatan tersebut
cukup tinggi maka dapat dikatakan bahwa orang
tersebut tidak memiliki minat terhadap kegiatan
tersebut. Sebaliknya jika nilai terhadap suatu
kegiatan tinggi, namun kurang diimbangi dengan
pengetahuan yang memadai maka kegiatan tersebut
hanya merupakan atraksi bagi orang tersebut.
Menurut Sukardi (1988:61), minat dapat diartikan
sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan
7
akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman (2007:77),
minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara
situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu,
apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu
mempunyai hubungan dengan kepentigannya sendiri. Hal
ini menunjukan bahwa minat merupakan kecendrungan
jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya
disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa
ada kepentingan dengan sesuatu.
Menurut Bernard dalam Sardiman (2007:76)
menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba
atau spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar
atau bekerja. Jadi jelas bahwa, minat akan selalu
terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan.
Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen (1995:1)
menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat
hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi
dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan
da pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam
praktiknya, minat atau dorongan dalam diri siswa
terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya melalui belajar. Dimana
identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau
8
hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau
kreativitas dirinya sebagai sebagai perwujudan dari
minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor
keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan
lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dari minat siswa akibat pengaruh situasi
kelas, sistem, dan dorongan keluarga.
Berdasarkan berbagai pengertian yang dikemukakan
oleh beberapa ahli seperti yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara
selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek
atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan
lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam
dirinya. Dilain pihak jika kepuasan berkurang maka
minat seseorangpun akan berkurang.
Minat yang dibicarakan di sini berbeda dengan
minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan
keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat
sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam
diri seseorang. Meskipun keinginan sesaat ini pada
awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat,
tetapi lama-kelamaan dapat berkurang karena aktivitas
yang membangkitkannya hanya sesaat atau sementara.
Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif
untuk menunjang pengambilan keputusan oleh seseorang
9
atau institusi. Secara konseptual, minat dapat
dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan
arah, pola dan dimensi berpikir seseorang dalam
segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.
Menurut Bloom (1982:77), minat adalah apa yang
disebutnya sebagai subject-related affect, yang
didalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi
pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas
yang jelas antara minat dan sikap terhadap materi
pelajaran. Yang tampak adalah sebuah kontinum yang
terentang dari pandangan-pandangan negatif atau afek
(affect) negatif terhadap pelajaran. Ini dapat diukur
dengan menanyakan kepada seseorang apakah ia
mempelajari itu, apa yang disukainya dan tidak
disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan
dengan menggunakan kuesioner yang berupaya
meningkatkan berbagai pendapat, pandangan, dan
preferensi yang mungkin menunjukan suatu afek positif
atau negatif terhadap pelajaran.
Seorang cendrung untuk menyukai suatu kegiatan
yang diyakininya telah dilakukan atau dapat
dilakukannya dengan berhasil.presepsi tentang
keberhasilan ini ditentukan oleh latar belakang dari
hasil yang diperoleh melalui tugas-tugas dan dari
orang yang ada kaitannya dengan tugas-tugas tersebut
atau yang serupa, seperti guru atau orang tua. Jika
seseorang individu percaya bahwa ia telah melakukan
10
sejumlah tugas yang berkaitan sebelumnya dengan
berhasil, ia cendrung akan menghadapi tugas-tugas
pelajaran selanjutnya dengan afek positif dan
sebaliknya.
Bloom juga menunjukan bahwa prestasi dan subject-
related affect saling berhubungan dan saling
memengaruhi. Prestasi yang tinggi meningkatkan afek
positif, dimana afek yang positif ini membuat
prestasi menjadi lebih tinggi dan prestasi yang lebih
tinggi ini juga membuat afek semakin positif.
Demikian sebaliknya, prestasi yang rendah menurunkan
afek positif, yang menekankan prestasi selanjutnya
dan ini lebih lanjut menurunkan lagi afek positif.
Perasaan subjektif siswa tentang mata pelajaran
atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak
dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya
ia dalam merampungkan tugas-tugas itu. Pada
gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada
riwayat sebelumnya dengan tugas semacam itu dan
terutama penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar
dari dalam tugas-tugas ini.
B. Pengertian Minat Belajar
Menurut Nasution (2000: 34) belajar sebagai
perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian,
11
berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar
tindakan atau perilaku siswa berubah menjadi baik.
Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung
pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh
beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan
yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia
sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari
siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal
pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat,
apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan
kreativitas. Minat belajar merupakan ketertarikan
atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat
menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang
relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk
memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Selain itu, beberapa ahli berpendapat mengenai
definisi minat belajar, sebagai berikut. Minat
belajar adalah .kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
(Muhibbin Syah, 2001 : 136). Sedangkan menurut Ahmad
D. Marimba, “Minat belajar adalah .kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan
12
dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan
perasaan senang akan sesuatu itu (1980 : 79).
Menegaskan pendapat tersebut, Mahfudh Shalahuddin
mengemukakan bahwa minat belajar adalah .perhatian
yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu
minat belajar, sangat menentukan sikap yang
menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan,
atau dengan kata lain, minat belajar dapat menjadi
sebab dari suatu kegiatan (1990 : 95). Sedangkan
menurut Crow dan Crow bahwa .minat belajar atau
interest bias berhubungan dengan daya gerak yang
mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik
pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan
itu sendiri (dalam Abd. Rachman Abror, 1993 : 112).
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa minat belajar akan timbul apabila
mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan
untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat
menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia
terlibat aktif didalamnya. Perasaan senang ini timbul
dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.
C. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Minat
Menurut Rosyidah (1988:1), timbulnya minat pada
diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : minat yang berasal dari
13
pembawaan dan minat yang timbul karena adanya
pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari
pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap
individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor
keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat yang
timbul karena adanya pengaruh dari luar individu,
timbul seiring dengan proses perkembangan individu
bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau
adat.
Gagne juga membedakan sebab timbulnya minat pada
diri seseorang kepada dua macam, yaitu minat spontan
dan minat terpola. Minat spontan, yaitu minat yang
timbul secara spontan dari dalamdiri seseorang tanpa
dipengaruhi oleh pihak luar. Adapun minat terpola
adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya
pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan
terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar,
baik di lembaga sekolah maupun luar sekolah.
Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat,
Kuder dalam Purwaningrum (1996:14) mengelompokan
jenis-jenis minat ini menjadi sepuluh macam, yaitu:
1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam,
binatang dan tumbuhan.
2. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang
bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.
14
3. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap
pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.
4. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk
menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.
5. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan
yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain.
6. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang
berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi
tangan.
7. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan
masalah-masalah membaca dan menulis berbagai
karangan.
8. Minat musik, yauti minat terhadap masalah-masalah
musik, seperti menonton konser dan memainkan alat
musik.
9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan
dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.
10.Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan
dengan pekerjaan administratif.
Selanjutnya dalam hubungannya dengan ciri-ciri
minat, Elizabeth Hurlock (1990:155) menyebut ada
tujuh ciri minat, yang masing-masing dalam hal ini
tidak dibedakan antara ciri minat secara spontan
maupun terpola sebagaimana yang dikemukakan oleh
Gagne diatas. Ciri-ciri minat yaitu
15
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik
dan mental. Minat di semua bidang berubah selama
terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya
perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan
usia.
b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan
belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya
minat seseorang.
c. Minat tergantung pada kesempatan belajar.
Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat
berharga, sebab tidak semua orang dapat
menikmatinya.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan
ini mungkin dikarenakan fisik yang tidak
memungkinkan.
e. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat
mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur
mungkin minat juga ikut luntur.
f. Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan
perasaan, maksutnya bila suatu objek dihayati
sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan
timbul perasaan senang yang akhirnya dapat
diminatinya.
g. Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang
senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat
untuk memilikinya.
16
D. Fungsi Minat
Fungsi minat dalam belajar The Liang Gie
(1998:28) mengemukakan bahwa minat merupakan salah
satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara
lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam
kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi
ialah:
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang
serta merta, dan perhatian yang
dipaksakan.Perhatian yang serta merta secara
spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang
tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri
seseorang. Sedang perhatian yang dipaksakan harus
menggunakan daya untuk berkembang dan
kelangsungannya.
Menurut Jhon Adams yang dikutip The Liang Gie
(1998:29) mengatakan bahwa jika seseorang telah
memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya
tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan.
Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin
besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat
senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:24)
bahwa minat telah muncul maka perhatian akan
17
mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian
mudah sekali hilang.
Pendapat di atas memberikan gambaran tentang
eratnya kaitan antara minat dan perhatian.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap
sesuatu, maka terlebih dahulu harus ditingkatkan
minatnya.
2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam
pikiran seseorang.Perhatian serta merta yang
diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga
kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya
konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap
sesuatu pelajaran.Jadi, tanpa minat konsentrasi
terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan (The
Liang Gie, 1998:29).Pendapat senada dikemukakan
oleh Winkel (1996:183) bahwa konsentrasi merupakan
pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi
suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar
mengajar di kelas.Konsentrasi dalam belajar
berkaitan dengan kemauan dan hasrat untuk belajar,
namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh
perasaan siswa dan minat dalam belajar.
18
Pendapat-pendapat di atas, memberi gambaran
bahwa tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran
sulit dipertahankan.
3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar
Minat studi mencegah terjadinya gangguan
perhatian dari sumber luar misalnya, orang
berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya
atau sering mengalami pengalihan perhatian dari
pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat
studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired
(The Liang Gie, 1998:30) menjelaskan bahwa
gangguan-gangguan perhatian seringkali disebabkan
oleh sikap batin karena sumber-sumber gangguan itu
sendiri.
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam
ingatan
Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap
pelajaran ialah daya mengingat bahan
pelajaran.Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana
kalau seseorang berminat terhadap
pelajarannya.Seseorang kiranya pernah mengalami
bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam
perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa
teringat walaupun hanya dibaca atau disimak
sekali.Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang
19
berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila
tanpa minat (The Liang Gie, 1998:30).Anak yang
mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat
mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan
dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa
kata yang memadai.
Pendapat di atas, menunjukkan terhadap belajar
memiliki peranan memudahkan dan menguatkan
melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri
sendiri
Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan,
sepele, dan terus menerus berlangsung secara
otomatis tidak akan bisa memikat perhatian (Kartini
Kartono, 1996:31). Pendapat senada dikemukakan oleh
The Liang Gie (1998:31) bahwa kejemuan melakukan
sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak
berasal dari dalam diri seseorang daripada
bersumber pada hal-hal di luar dirinya.Oleh karena
itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari
seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan
pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian
meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
E. Perkembangan minat
20
Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu.
Teori tabula rasa menunjukkan bahwa anak lahir
laksana kertas putih yang kosong, yang belum diisi
berbagai hal. Dengan demikian, minat tidak ada dari
lahir karena minat berkembang melalui pengalaman
belajar. Sejalan dengan makin meluasnya cakrawala
mental anak maka minat-minatnya pun akan berkembang.
Minat dapat dipelajari melalui berbagai macam cara,
yaitu sebagai berikut.
1. Trial and error (coba ralat)
Dengan mencoba secara tidak langsung akan
timbul minat terhadap sesuatu, seperti anak yang
baru belajar sepeda. Jika ia sudah mahir, ia akan
gemar bersepeda. Kegemaran atau minat bermain
sepeda akan lebih kuat jika mendapat bimbingan dari
lingkunngan (khususnya melallui arahan dari orang-
orang yang erarti bagi anak). Tumbuhnya minat pada
anak akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama.
2. Proses identifikasi pada orang yang dicintai
(misalnya ayah atau ibu)
Anak yang menyukai atau berminat membaca sangat
mungkin dikarenakan ia melihat ayah atau ibunya
senang membaca. Ibu yang senang menonton sinetron
di televisi tanpa sengaja dapat menjadi
model/contoh ynag kuat bagi anak untuk juga turut
berminat menonton sinetron. Pengaruh tokoh
identifikasi ini makin lama semakin berkurang
21
begitu anak menginjak usia dewasa karena bukan
hanya keluarga yang berpengaruh pada anak tetapi
juga peran teman kelompok sebaya. Jika hal ini
terjadi pada anak, tidak jarang akan menimbulkan
konflik pada diri anak.
Setiap jenis minat berpengaruh dan berfungsi
dalam pemenuhan kebutuhan, sehingga makin kuat
terhadap kebutuhan sesuatu, makin besar dan dalam
minat terhadap kebutuhan tersebut. Dalam kaitan ini,
Slameto (1995: 181) menyebutkan bahwa intensitas
kebutuhan yang dilakukan oleh individu akan
berpengeruh secara signifikan terhada besarnya minat
individu yang bersangkutan. Jadi, seorang siswa akan
berminat mempelajari masalah-masalah social,
bilamana intelegensinya telah berkembang sampai pada
taraf yang diperlukan untuk memahami dan menganalisis
fakta dan gejala social dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun menurut Sukartini (1986: 63), perkembangan
minat tergantung pada kesempatan belajar yang
dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, bahwa
perkembangan minat sangat tergantung pada lingkungan
dan orang-orang dewasa yang erat pergaulannya dengan
mereka., sehingga secara langsung akan berpengaruh
pula terhadap kematangan psikologisnya. Lingkungan
bermain, teman sebaya, dan pola asuh orangtua
merupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi
22
perkembangan minat seseorang. Di samping itu, sesuai
dengan kecenderungan masyarakat yang senantiasa
berkembang, lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pola pergaulan akan merangsang
tumbuhnya minat baru secara lebih terbuka.
Minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh
perasaan senang dan tidak senang yang terbentuk pada
setiap fase perkembangan fisik dan psikologis anak.
Pada tahap tertentu, regulasi rasa senang dan tidak
senang ini akan membentuk pola minat. Munculnya pola
minat ketika sesuatu yang disenangi berubah menjadi
tidak disenangi sebagai dampak dari perkembangan
psikologis dan fisik seseorang.
Secara psikologis, menurut Munandar (1992: 9),
fase perkembangan minat berlangsung secara
bertingkat dan mengikuti pola perkembangan individu
itu sendiri. Di samping itu, kematangan individu juga
memengaruhi perkembangan minat, karena semakin matang
secara psikologis maupun fisik, maka minat juga akan
semakin kuat dan terfokus pada objek tertentu. Pada
awalnya, minat berpusat pada diri sendiri, hal-hal
yang menjadi kepunyaan, kemudian berpusat pada orang
lain, termasuk pada objek-objek yang ada dalam
lingkungannya.
Berangkat pada konsep bahwa minat merupakan motif
yang dipelajari, yang mendorong dan mengarahkan
individu untuk menemukan serta aktif dalam kegiatan-
23
kegiatan tertentu, akan dapat diidentivikasi
indicator-indikator minat dengan menganalisis
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau objek-objek
yang dijadikan kesenangan. Analisis tersebut dapat
dilakukan terhadap beberapa hal, Sukartini (1986:
65) menyebutkan ada empat hal yaitu: 1) keinginan
untuk memiliki sesuatu; 2) objek atau kegiatan yang
disenangi; 3) jenis kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh sesuatu yang disenangi; dan 4) upaya-upaya
yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan atau
rasa terhadap objek atau kegiatan tertentu.
Kecenderungan siswa dalam memilih atau menekuni
suatu mata pelejaran secara intensif dibandingkan
dengan mata pelajaran lainnya pada dasarnya
diengaruhi oleh minat siswa yang bersangkutan. Proses
pemilihan samai diambilnya suatu keputusan oleh siswa
untuk menekuni ini secara psikologis sangant
ditentukan oleh minatnya terhadap mata pelajaran itu
sendiri. Di samping itu, minat seorang anak juga
banyak dikontribusi oleh pola dan kebiasaan yang
mereka alami bersama teman-teman sebayanya. Artinya,
bias saja seorang anak berminat terhadap sesuatu yang
sebelumnya tidak mereka minati, namun karena pengaruh
teman sebayanya akhirnya berminat, karena dari
kebiasaan itu anak cenderung meniru, yang akhirnya
menjadi kesenangan yang bersifat tetap yaitu minat.
24
Sebagai contoh, jika minat siswa terhadap mata
pelajaran IPS misalnya, pada dasarnya banyak yang
memengaruhinya. Diantaranya jika materi IPS yang
diberikan guru berhubungan langsung dengan gerala-
gejala kehidupan social yang dapat diamati dan
dirasakan oleh siswa secara langsung (meaningfull).
Selain itu, bisa saja minat siswa terhadap mata
pelajaran IPS diduga juga dipengaruhi oleh status
social ekonominya. Siswa yang status sosialnya diatas
rata-rata, memiliki kecenderungan lebih berminat
terhada suatu objek atau pelajaran tertentu,
disebabkan karena ketersediaan fasilitas belajar yang
dimilikinya cenderung lebih komprehensif.
Namun tidak tertutup kemungkinan, justru terjadi
sebaliknya, siswa yang memiliki status social ekonomi
tinggi, misalnya, membuat siwa merasa gengsi untuk
memilih program ilmu-ilmu social dijenjang ilmu
pendidikan selanjutnya. Ia malah berusaha untuk
mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk dapat
masuk di jurusan eksakta di kemudian hari, walaupun
pada dasarnya mereka lebih berminat pada mata
pelajaran ilmu-ilmu social. Terjadinya kontradiksi
semacam ini tidak lepas dari opini yang berkembang di
kalangan masyarakat luas bahwa pelajaran ilmu alam
dan matematika lebih bergengsi daripada mata
pelajaran ilmu-ilmu social (Social stuies).
25
Dari berbagai penelitian mengenai perkembangan
dan perbedaan individu dalam minat, Renninger (dalam
Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera Lestari Mikarsa,
dkk.,2009) menyimpulkan sebagai berikut.
a) Jika ditinjau dari sudut pandang perkembangan,
pada usia prasekolah, yaitu pada usia 3-4 tahun
umumnya anak-anak memiliki minat yang secara
relatif stabil dan minat mereka berhubungan dengan
pemilihan kegiatan dan belajar mereka.
b) Minat berperan besar dalam mengarahkan dan
membimbing tingkah laku pada masa kanak-kanak untuk
menghadapi sejumlah tugas daripada saat masa kanak-
kanak akhir dan dewasa. Pada anak yang lebih tua
dan memasuki masa dewasa, umumnya menyelesaikan
tugas yang tidak terlalu diminati dan kebanyakan
mereka tidak mempunyai pilihan lain terhadap tugas-
tugas ini (misalnya tugas di lingkungan sekolah
atau lingkungan pekerjaan). Dalam hal ini minat
mempunyai pengaruh diferensial tergantung pada
tugas dan isinya. Sebagai contoh pada anak SD
tingkat terkahir, tugas membaca justru memiliki
pengaruh yang lebih kuat daripada tugas menulis.
Tampaknya peran dari minat dalam belajar dapat
bervariasi tergantung pada usia anak.
c) Jika ditinjau dari perbedaan perkembangan minat,
menunjukkan bahwa minat anak pada sekolah dan
tugas-tugas sekolah akan berkurang sejalan dengan
26
usia mereka. Berdasarkan hasil penelitian Kahle
dkk. (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 dalam Hera
Lestari Mikarsa, dkk.,2009) minat pada matematika
dan ilmu pengetahuan akan berkurang. Sayangnya
penelitian semacam ini belum dikembangkan di
Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut khususnya mengenai
perkembangan dan perbedaan individu dalam minat
terhadap belajar dan perkembangan.
Untuk mengetahui bagaimana minat seseorang
berkembang, perlu diketahui aspek-aspek minat, yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif.
Minat memiliki dua aspek, yaitu kognitif dan
afektif. Aspek kognitif didasarkan pada konsep anak
yang berkembang mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan minat. Aspek kognitif dari minat anak pada
sekolah didasari dari konsep anak tentang sekolah.
Jika dikatakan sekolah sebagai tempat mempelajari
sesuatu, tempat untuk meningkatkan rasa ingin tahu,
tempat untuk dapat mengadakan hubungan dengan
kelompok teman sebaya maka akibatnya minat setiap
anak terhadap sekolah akan berbeda-beda. Hal ini akan
berbeda jika sekolah lebih ditekankan pada hal-hal
yang menimbulkan frustasi atau menekan karena
berbagai aturan sekolah dan tugas-tugas yang berat.
Konsep kognitif juga berkaitan dengan pengalaman
27
seseorang. Penngalaman yang telah diperoleh dari
rumah, sekolah, masyarakat, dan media massa berbeda.
Dari semua pengalaman inilah anak belajar apa yang
dapat dan tidak memuaskannya.
Aspek afektif atau atau yang berkaitan dengan
suasana hati, merupakan konsep yang diekspresikan
dalam sikap melalui kegiatan yang diminatinya.
Seperti aspek kognitif, aspek afektif juga berkembang
dari pengalaman dan sikap orang-orang di sekitarnya.
Bagi seorang anak, pengalaman yang menyenangkan
dengan guru akan menumbuhkan sikap positif pada
sekolah.
Baik aspek kognitif maupun afektif berperan dalam
menentukan kegiatan yang akan dilakukan atau tidak
dilakukan maupun tipe penyesuaian diri pada
lingkungan. Dalam beberapa hal aspek afektif lebih
penting daripada aspek kognitif, khususnya dalam
memotivasi dari agar minat lebih bertahan.
Dari bahasan yang telah diutarakan dia atas telah
dikatakan bahwa minat berkembang melalui proses
belajar. Perkembangan minat memiliki karakteristik-
karakteristik tertentu:
Minat berkembang sejalan dengan perkembangan fisik
dan mental
Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar
(misalnya anak tidak akan berminat pada bermain
28
lompat tali apabila anak belum dapat
mengkoordinasikan gerak otot-ototnya)
Minat bergantung pada kesempatan untuk belajar, dan
kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan
serta minat dari anak maupun orang ddewasa di
sekitarnya
Perkembangan minat mungkin saja terbatas,
tergantung dari kemampuan fisik, mental, serta
pengalaman sosial anak
Minat dipengaruhi oleh budaya karena anak belajar
dan memperoleh pengalaman melalui keluarga, gur,
dan orang dewasa lain yang tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh budaya
Minat dipengaruhi oleh faktor emosi/suasana hati.
Jika suasana hati kita sedang gundah, minat pada
sesuatu juga berkurang, demikian pula sebaliknya
Minat bersifat egosentris, hal ini dapat dilihat
pada masa kanak-kanak
Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang
dan berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap
seseorang. Menurut Hurlock (1989, dalam dalam Hera
Lestari Mikarsa, dkk.,2009) ada empat cara minat
mempengaruhi perkembangan anak, yaitu
a) Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas
aspirasi
29
Jika anak mulai memikirkan tentang masa depan
maka anak akan mencoba menentukan tujuan dan
sasaran yang akan dicapai dan dilakukan jika ia
bertambah besar. Misalnya, anak perempuan yang
berminat pada kesehatan, peran dokter atau juru
rawat maka ia akan bercita-cita menjadi dokter.
Anak laki-laki yamh berminat pada film perang dan
pesawat, akan bercita-cita menjadi penerbang.
b) Minat dapat sebagai pendorong
Anak yang berminat pada suatu kegiatan (apakah
bermain atau belajar) akan lebih berusaha untuk
melakukan kegiatan dengan lebih baik daripada anak
yang tidak mempunyai minat pada kegiatan tersebut.
Ini juga terjadi pada anak yang berminat untuk
mandiri dan menjadi pemimpin, tentu ia akan
berusaha agar dapat diterima kelompoknya sehingga
lama kelamaan diharapkan ia menjadi pemimpin.
c) Minat berpengaruh pada prestasi
Anak yang berminat pada suatu pelajaran, akan
belajar dan berusaha supaya mendapat nilai yang
lebih baik. Minat dapat menimbulkan rasa senang
pada setiap kegiatan yang dipilih. Jika anak
berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman akan
terasa lebih menyenangkan. Sebaliknya jika anak
gagal mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan,
anak tidak berminat untuk melaksanakan kegiatan
30
tersebut. Hal seperti ini yang kadangkala membuat
prestasi lebih rendah dari kapasitas atau potensi
yang dimiliki. Akibatnya timbul rasa salah dan malu
pada diri anak tersebut.
d) Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat
menjad minat selamanya
Anak yang selalu melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan minatnya, lama-kelamaan akan
timbul kebiasaan dan akan terus bertahan menjadi
minat selamanya. Misalnya, anak yang sedari kecil
senang menggambar dan ia terlibat secara intensif
dalam kegiatan ini dan hal ini juga didukung oleh
orang tua dan lingkungannya, pada akhirnya akan
menjadi minat yang menetap dalam diri anak.
F. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain
sebagai berikut:
1. Faktor dalam diri siswa (Internal)
Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan
faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta
didik yang berasal dari peserta didik
sendiri.Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:
a) Aspek Jasmaniah
31
Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau
kesehatan jasmani dari individu siswa.Kondisi
fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan
belajar dan dapat mempengaruhi minat
belajar.Namun jika terjadi gangguan kesehatan
pada fisik terutama indera penglihatan dan
pendengaran, otomatis dapat menyebabkan
berkurangnya minat belajar pada dirinya.
b) Aspek Psikologis (kejiwaan)
Aspek psikologis (kejiwaan)menurut Sardiman
(1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian,
pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,
berfikir, bakat,dan motif.Pada pembahasan berikut
tidak semua faktor psikologis yang dibahas,
tetapi hanya sebagian saja yang sangat
berhubungan dengan minat belajar.
Perhatian merupakan pemusatan energi
psikologi yang tertuju kepada suatu objek
pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas
belajar. Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas
belajar akan berdampak terhadap kurangnya
penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang
dicapai dalam belajar kurang memuaskan. Kurangnya
perhatian terhadap materi yang dipelajari juga
mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri
siswa.
32
Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk
mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar,
menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh
karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan
di dalam belajar.Siswa yang mempunyai daya ingat
yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya
untuk belajar.
Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud.Hal ini dekat dengan
persoalan intelegensi yang merupakan struktur
mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami
sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan
menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika
seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh
terhadap minatnya dalam belajar. Misalnya saja
pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan
anak yang kurang berminat untuk belajar karena
tidak “berbakat”. Oleh karena itu bakat
berpengaruh terhadap minat belajar.
2. Faktor dari luar siswa (Eksternal)
a) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam
menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang
kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan
33
yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam
mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak.
Orang tua harus selalu siap sedia saat anak
membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi
pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak.
Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, jugaperlu
diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain,
oran tua harus terus mengetahui perkembangan
belajar anak pada setiap hari.Suasana rumah juga
harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan
ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal
tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan
mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi
yang dihadapi. Jadi faktor dari dalam keluarga
meliputi hubungan antar keluarga, suasana
lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Sekolah
Faktor dari dalam sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana
belajar, sumber-sumber belajar, media
pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya,
guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai
kegiatan kokurikuler.
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan
melalui sekolahharus dilakukan dengan proses
mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan
34
pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi
anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta
situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan
dalam proses pembelajaran.
Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh
dalam lingkungan sekolah dengan baik, apabila
guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru
dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi
mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang
mendapat nilai seratus. Guru juga harus pandai
dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan
pada peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut
jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan
didepan soal-soal tersebut.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi hubungan
dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat,
dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik,
akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan
di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam
masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar
anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat
belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang
tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar
rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih
35
akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti
pelajaran di sekolah.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa
saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar.
Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukungakan
mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar
siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa
disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-
faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya
minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
¤ Kelainan jasmaniah pada mata, telinga,
kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak
di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan
tugas di kelas.
¤ Pelajaran di kelas kurang merangsang anak.
Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang
diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas,
akibatnya anak merasa bosan.
¤ Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang
menyebabkan dia mundur atau lari dari
kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan
gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada
segala sesuatu di luar kelas.
36
¤ Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada
kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti: olah
raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang
membutuhkan keterampilan mekanis, atau
melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan
uang.
¤ Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai
perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu
sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah
bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya
orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak
berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi
dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih
mampu dari dirinya sendiri.
¤ Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan
orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini
sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan
mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis
senjata untuk melawan.
G. Kegiatan dan Hal-Hal yang Diminati Anak SD
Dengan semakin meluasnya lingkungan anak SD maka
semakin bervariasi minat anak. Ada berbagai kegiatan
yang diminati anak, diantaranya
1. Kepemimpinan
Seorang anak yang dipilih sebagai pemimpin oleh
kelompoknya, biasanya bukan hanya karena disukai
37
saja, tetapi juga karena ia memiliki kualitas yang
memang diharapkan oleh kelompoknya. Tentu saja anak
yang dipilih oleh kelompoknya ini adalah anak yang
banyak meluangkan waktu di kelompoknya.
2. Bermain konstruktif
Bermain konstruktif adalah kegiatan membuat
sesuatu, misalnya membuat bangunan dari balok-balok
atau melukis. Pada beberapa anak, kegiatan melukis
semakin lama semakin kurang populer karena anak
lebih berminat pada hal-hal yang berkaitan dengan
interaksi kelompok.
3. Menjelajah
Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk memuaskan
rasa ingin tahu. Sebetulnya kegiatan ini sudah
diminati pada beberapa anak sejak kecil. Bedanya
anak SD umumnya lebih menyukai pada hal-hal yang
ada di lingkungan sekitarnya, sedangkan anak- anak
yang lebih kecil umumnya bereksplorasi dengan benda
mati seperti mainannya.
Pada masa anak SD, kegiatan ini akan lebih
berhasil jikadilakukan bersama teman-temannya
karena kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok.
Akan sangat baik jika kegiatan ini ditingkatkan di
lingkungan sekolah, misalnya di pelajaran atau
kegiatan pramuka.
4. Mengoleksi/mengumpulkan sesuatu
38
Kegiatan ini berkembang sesuai dengan
bertambahnya usia anak. Anak akan mengumpulkan
benda-benda yang menarik perhatiannya dan
kelompoknya. Benda-benda yang dikumpulkan semakin
lama semakin selektif, khususnya lebih pada hal-hal
yang disukainya, yang mungkin saja berbeda dengan
teman-temannya.
5. Permainan atau olahraga
Begitu menginjak usia SD, jenis permainan yang
disukai anak umumnya sudah tidak seperti ketika
mereka di masa balita. Pada usia SD anak lebih
menyukai permainan yang penuh dengan tantangan,
kompetitif, dan tertuju pada keterampilan tertentu.
Kemudian jenis permainanpun berkembang pada
kegiatan yang melibatkan orang dewasa. Kegiatan
bermain play station saat ini tidak hanya
dimonopoli anak-anak dari golongan ekonomi menengah
ke atas. Dengan makin menjamurnya persewaan play
station di berbagai tempat membuat anak-anak dari
seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya.
6. Rekreasi
Kegiatan seperti membaca buku atau komik,
mendengar radio, bahkan menonton televisi pun masih
digemari anak SD. Selain itu juga anak diajak
berjalan-jalan ke tempat rekreasi agar lebih
bervariasi.
39
Disamping kegiatan-kegiatan tersebut, minat anak
SD juga tertuju pada kegiatan yang lebih beragam.
Meskipun setiap anak akan mengembangkan minat yang
khas, ternyata setiap anak dari budaya tertentu
akan mengembangkan minat-minat yang secara umum
juga dijumpai pada anak-anak dari budaya yang sama
(Hurlock, 1989 dalam Hera Lestari Mikarsa,
dkk.,2009). Hal-hal yang umum diminati anak SD
adalah keadaan tubuh, penampilan, pakaian, nama,
simbol status, agama, masalah seksual, sekolah,
kemandirian dan kepemimpinan, dan masa depan.
Misalnya anak laki-laki yang ingin potongan
rambutnya sama dengan idolanya atau anak perempuan
yang ingin berpenampilan seperti tokoh atau artis
yang di idolakannya. Dengan demikian, orang tua
maupun guru perlu memberikan penjelasan sesuai
dengan tingkat pemahaman anak.
H. Minat Anak pada Sekolah
Tidak jarang dijumpai siswa-siswa yang bermasalah
di sekolah, khususnya siswa yang tampaknya tidak
berminat pada sekolah. Tak dapat dipungkiri bahwa
minat anak pada sekolah menjadi lebih selektif begitu
anak bertambah besar. Minat pada sekolah dapat
diramalkan karena pada beberapa anak ada
kecenderungan bahwa minat akan berkurang dan lama-
kelamaan menjadi bosan dan tidak menyukai sekolah.
40
Bagi anak-anak tertentu di usia dini, pergi ke
sekolah merupakan hal yang menyenangkan karena mereka
menjadi lebih besar, seperti kakak-kakaknya. Mereka
begitu bersemangat ketika berangkat pada hari pertama
sekolah. Namun begitu anak mulai besar, mulai terjadi
perubahan. Hal ini akan semakin terasa begitu anak
memasuki masa pubertas. Pada usia ini anak yang tidak
suka sekolah akan menolak tugas-tugas sekolah.
Kalaupun dikerjakan rasanya lebih banyak dilakukan
dengna terpaksa. Sikap-sikap seperti ini timbul
apabila anak merasa berada dalam situasi yang penuh
dengan peraturan yang ketat. Perubahan sikap pada
sekolah ini dirasakan oleh semua anak, namun
bentuknya berbeda. Ada anak yang meskipun merasa
bosan sekolah (misalnya melalui komentar-komentar
seperti “Kapan ya liburan?”, “Aduh...capek nih...di
sekolah ulangan terus” atau “Tugasnya banyak
sekali...”). tetapi ia tetap ke sekolah walaupun
terpaksa. Namun ada pula anak yang bosan dan tidak
menyukai sekolah sehingga anak tidak pergi sekolah.
1. Penyebab berkurangnya/perubahan minat pada sekolah
Ada berbagai kondisi yang membuat berubahnya
minat anak pada sekolah di masa perkembangan usia
SD ini. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai
berikut.
41
a) Pengalaman anak pada masa awal sekolah
Anak yang sudah siap baik secara fisik maupun
intelektual untuk sekolah akan memiliki sikap
positif terhadap sekolah dibandingkan dengan anak
yang belum siap. Pengalaman anak di Taman Kanak-
kanak juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri
dan kesiapan anak untuk memasuki dunia sekolah
karena anak harus berpisah dengan orang tua
terutama ibu atau pengasuhnya.
b) Pengaruh orang tua dan kakak
Sikap orang tua dan kakak terhadap pendiidkan,
belajar, mata pelajaran tertentu maupun terhadap
guru akan sangat berpengaruh pada anak. Jika
orang tua yang tidak terlalu mendorong anak untuk
belajar mempersiapkan ulangan misalnya membuat
anak tidak tertantang untuk melakukanya.
c) Sikap teman sebaya
Pada anak-anak SD ternyata minat dan sikap
terhadap sekolah maupun kegiatan sekolah yang
dipilih anak banyak dipengaruhi oleh kelompom
teman sebayanya. Agar dpat diterima kelompoknya,
anak akan menerima dan memilih minat dan nilai-
nilai yang dianut kelompoknya. Misalnya si A yang
berteman dengan X, Y, dan Z akan memilih kegiatan
ekstrakulikuler berenang daripada melukis karena
teman-temannya banyak memilih berenang.
d) Prestasi yang baik
42
Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada
sikap anak terhadap sekolah, sangat berpengaruh
pada nilai yang dianut oleh kelompok teman
sebayanya. Kegagalan akademik akan menurunkan
‘diri’ setiap anak dan hal ini akan menimbulkan
rasa tidak suka terhadap situasi yang menyebabkan
kegagalan terjadi. Kegagalan akademik lambat laun
juga dapat menimbulkan rasa tidak suka anak
terhadap sekolah dan mengurangi minat anak
terhadap sekolah.
e) Sikap terhadap tugas
Selama sekolah dianggap sebagai suatu hal yang
utama bagi anak maka anak akan berminat pada
sekolah dan segala tugas yang harus diselesaikan
bukan merupakan masalah yang besar bagi anak.
Namun semakin tinggi kelas yang diduduki anak,
semakin banyak pula tugas yang harus
dikerjakannya. Ini memerlukan usaha anak yang
semakin besar dan tak jarang akan menimbulkan
ketidaksukaan terhadap sekolah.
f) Hubungan guru dengan siswa
Besarnya minat anak pada sekolah juga
bergantung dari bagaimana sikap anak pada
gurunya. Jika orang tua atua saudara kandung
memberikan pengertian yang salah mengenai guru,
hal ini akan membuat anak memiliki konsep yang
salah tentang guru. Pengalaman yang kurang
43
menyenangkan dengan gurupun dapat menimbulkan
sikap yang negatif terhadap guru dan sekolah.
g) Suasana emosional di sekolah
Suasana emosional di sekolah dipengaruhi oleh
sikap guur dan macam disiplin yang diterapkan di
sekolah tersbut. Guru yang memiliki hubungan ynag
baik dengan siswanya dan menerapkan disiplin yang
otoritatif akan membangkitkan sikap yang posotif
terhadap diri anak, berbeda dengan sikap guru
yang otoriter atau sangat permisif dalam
mengontrol situasi kelas.
2. Akibat minat yang berkurang pada sekolah
a) Fobia sekolah
Fobia sekolah adalah ketakutan yang luar biasa
untuk berada di sekolah. Bentuk ketakutan ini
irasional. Anak menghindar dari sekolah atau
menolak pergi ke sekolah dengan alasan bermacam-
macam. Misalnya beralasan sakit. Kadang kala
alasan sakit ini merupakan suatu kenyataan karena
gejalanya merupakan rekasi faali yang dirangsang
oleh rasa takut (Sukadji, 1998 dalam Hera Lestari
Mikarsa, dkk.,2009). Ada pula menghindari sekolah
dengan cara menjelek-jelekkan keadaan sekolah.
Dengan demikian orang tua mungkin saja akan
memindahkan anak ke sekolah lain.
b) Membolos
44
Membolos artinya tidak masuk sekolah tanpa
sebab-sebab yang jelas dan tanpa izin dari orang
tua atau pimpinan sekolah. Kegiatan membolos
dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya
dikarenakan pengaruh dari kelompok teman sebaya
atau anak merasa beban di sekolah terlalu berat
karena terlalu banyak tugas.
c) Tingkahlaku yang mengganggu
Jika anak bosan maka ia dapat menjadi anak
yang bermasalah. Tidak jarang di kelas dan di
sekolah ia membuat keonaran yang juga membuat
pihak sekolah memanggilnya, bahkan orang tuanya.
d) Underachiever
Anak yang bosan pada sekolah atau tidak
berminat pada sekolah akan berprestasi di bawah
atau tidak sesuai dengan tingkat
kemampuan/potensinya. Hal ini dikenal dengan
sebutan underachiever. Anak-anak semacam ini
sebetulnya pandai, tetapi karena ia tidak
termotivasi untuk sekolah maka akan berprestasi
yang tidak sesuai dengan potensinya. Dengan
demikian dikenallah dengan anak yang mengalami
kesulitan belajar. Di lain pihak ada pula anak
yang justru memberikan prestasi di atas potensi
atau kapasitas kemampuannya, yang dikenal dengan
overachiever. Hal ini sebetulnya tidak dianggap
sebagai masalah karena lingkungan umumnya
45
menghargai prestasi yang baik yang ditampilkan
seorang anak. Namun, yang perlu diketahui adalah
anak-anak overachiever biasanya menunjukkan
kecemasan yang berlebihan.
Dengan menngetahui berbagai gejala dan masalah
yang timbul sebagai akibat dari kebosanan yang
terjadi pada siswa maka dapat dipahami apa
penyebab dari timbulnya masalah. Penyebab
timbulnya masalah, dapat dikaitkan dengna
kondisi-kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dari situ akan lebih mudah untuk memberikan
penanganan pertama agar masalah yang terjadi pada
anak tidak bertambah buruk. Di sini perlu
kerjasama yang baik antara pihak orang tua dengan
sekolah. Namun, apabila masalah yang harus
ditangani sudah parah, diperlukan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak sekadar pihak orang tua
dan sekolah saja.
I. Pengaruh Minat terhadap Kegiatan Belajar Siswa
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam
kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang
dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan
memungkinkan berpengaruh negative terhadap hasil
belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat
dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya
46
dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan
kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi.
Dalam dunia pendidikan disekolah, minat memegang
peran penting dalam belajar. Karena minat ini
merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan
seseorang memusatkan perhatiabn terhadap seseorang,
suatu benda, atau kegiatan tertentu. Dengan demikian,
minat merupakan unsure yang menggerakkan motivasi
seseorang sehingga orang tersebut dapat
berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan
tertentu. Dengan adanya unsure minat belajar pada
diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya
pada kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian,
minat merupakan factor yang sangat penting untuk
menunjang kegiatan belajar siswa. Kenyataan ini juga
diperkuat oleh pendapat Sardiman (2007: 95) yang
menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan
lancer kalau disertai dengan minat. Begitu juga
menurut William James dalam Uzer Usman (2000: 27),
bahwa minat belajar merupakan factor utama yang
menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi,
data ditegaskan bahwa factor minat ini merupakan
factor yang berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan belajar.
Dari uraian singkat di atas, maka semakin jelas
bahwa minat akan berdampak terhadap kegiatan yang
dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan
47
kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini
dikarenakan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam
kegiatan belajar itu sendiri. Pernyataan ini didukung
oleh pendapat Hartono (2005: 14) yang menyatakan
bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran,
pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak
sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil
belajar tidak optimal.
Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses
pembelajaran, maka tentunya minat yang diharapkan
adalah minat yang timbul dengan sendirinya, tanpa ada
paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih
aktif dan baik. Akan tetapi, ada kenyataannya tidak
jarang siswa mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa
atau karena adanya suatu keharusan, sementara siswa
tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran
tersebut. Yang baik, seharusnya siswa mengetahui akan
minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya,
maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan
tercapai dengan baik. Untuk mengantisipasi kondisi
yang seperti ini, maka seyogyanya seorang guru mampu
memelihara minat anak didiknya, dengan cara-cara
seperti yang ditawarkan oleh Nurkacana (1993: 230),
yaitu:
48
1. Meningkatkan minat anak-anak; setiap guru
mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat
siswanya. Karena minat merupakan komponen penting
dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan
serta pembelajaran di ruang kelas khususnya.
2. Memelihara minat yang timbul. Apabila anak-anak
menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk
memelihara minat tersebut.
3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang
tidak baik. Sekolah merupakan lembaga yang
menyiapkan peserta didik untuk hidup di masyarakat,
maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal
agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan
kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau
pekerjaan yang sesuai baginya. Minat merupakan
bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan
anak, sehingga kecenderungan minat terhadap sesuatu
yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat
ditegaskan bahwa minat belajar sisiwa merupakan
faktor yang sangat penting dalam menunjang
tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang
akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yang bersangkutan.
49
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Minat merupakan dorongan dari dalam diri
seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan
atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan
dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan, dan lama kelamaan akan
mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Minat belajar
adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap
bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya
keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan
kualitasnya dalam hal pengetahuan, keterampilan,
nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir,
komunikasi, dan kreativitas.
Minat berkaitan dengan motivasi karena minat
merupakan dorongan dalam diri seseorang dan faktor
lainnya yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian
secara selektif. Minat seseorang timbul dari proses
belajar. Pertumbuhan minat tidak hanya bergantung
pada faktor internal saja tetapi juga pengaruh dari
51
lingkungannya. Begitupula mengenai minat belajar
siswa terhadap materi pelajaran dan sekolah.
Dengan demikian, hendaknya orangtua dan sekolah
terutama pendidik dapat saling bekerjasama untuk
mengarahkan anak ke hal-hal yang positif dan
bermanfaat serta dapat membangun persepsi yang baik
tentang kegiatan belajar dan sekolah agar anak
memiliki pengalaman yang baik pula.
B. Saran
Sebagai seorang calon pendidik yang akan terjun
dalam dunia pendidikan, hendaknya mahasiswa dapat
memahami mengenai materi minat belajar siswa ini
sebagai bahan pertimbangan dan acuan/arahan dalam
mengetahui cara membangkitkan atau mengembangkan
minat/potensi dalam diri siswa.
52