"PENGARUH HASIL LATIHAN PUKULAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of "PENGARUH HASIL LATIHAN PUKULAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP...
PENGARUH HASIL LATIHAN PUKULAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP
DAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND VOLLEY
PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PRABAJAYA
PEKALONGAN TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Nama : Abdan Nafi’
NIM : 6314000039
Jurusan : PKLO S1
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
SARI
Abdan Nafi’. 2005. “Pengaruh Hasil Latihan Forehand volley Sasaran
Tetap dan Sasaran Berpindah Terhadap Kemampuan Forehand volley Pada
Petenis Putra Klub Tenis Prabajaya Pekalongan Tahun 2005”.
Permasalahan penelitian ini adalah 1) adakah pengaruh latihan pukulan
forehand volley antara sasaran tetap dan berpindah terhadap kemampuan forehand
volley dan 2) manakah yang lebih baik antara latihan forehand volley dengan
sasaran tetap dan berpindah terhadap kemampuan forehand volley pada petenis
putra klub tenis Prabajaya Pekalongan tahun 2005. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan latihan antara sasaran tetap dan
berpindah dan yang lebih baik antara latihan forehand volley dengan sasaran tetap
dan berpindah terhadap kemampuan forehand volley pada petenis putra klub tenis
Prabajaya Pekalongan tahun 2005.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan pola matching by subject (MS). Populasi penelitian adalah petenis putra
klub tenis Prabajaya Pekalongan tahun 2005 berjumlah 23 anak. Pengambilan
sampel menggunakan teknik random sampling yaitu cara undian dipilih 20 orang
anak untuk dijadikan sampel penelitian. Kemudian dilakukan tes awal forehand
volley, hasil dari tes awal tersebut dirangking dari hasil tertinggi sampai terendah
kemudian dimatching (pasangkan) dengan menggunakan rumus a b b a dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan sasaran tetap dan latihan
sasaran berpindah, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan forehand
volley. Perlakuan dalam penelitian ini adalah latihan pukulan forehand volley
dengan menggunakan sasaran berpindah untuk kelompok eksperimen 2 dan
sasaran tetap untuk kelompok eksperimen 1. Teknik analisa data yang digunakan
adalah t-test.
Hasil tes akhir dari dua kelompok dianalisa dengan statistik rumus t test,
berdasarkan taraf signifikan 5 % dan db 9 diperoleh t hitung lebih besar dari t
tabel yaitu 2,714 > 2,263, berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil
latihan pukulan forehand volley dengan sasaran tetap dan berpindah terhadap
kemampuan forehand volley pada petenis putra klub tenis Prabajaya Pekalongan
tahun 2005. Kemudian dari uji beda mean diperoleh MXe > MXk, untuk kelompok
eksperimen l 29,60 sedang kelompok eksperimen ll 28,40. Dengan demikian
mean kelompok eksperimen lebih besar dari mean kelompok kontrol, maka dapat
disimpulkan bahwa latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan sasaran
tetap lebih efektif daripada sasaran berpindah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut hendaknya dalam mengajar atau
melatih pukulan forehand volley dalam olahraga tenis lapangan lebih diutamakan
menggunakan latihan sasaran tetap daripada sasaran berpindah karena dengan
latihan sasaran tetap dapat memberikan hasil kemampuan forehand volley yang
lebih baik.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 2 April 2005
Pukul : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : FIK UNNES
Ketua, Sekretaris,
Drs. Sutardji, M.S. Drs. Wahadi, M.Pd.
NIP: 130523506 NIP: 131571558
Dewan Penguji
1. Drs. Tohar, M.Pd. (Ketua)
NIP: 130340642
2. Drs. Margono, M.Kes. (Anggota)
NIP: 131571553
3. Sri Haryono, S.Pd., M.Or. (Anggota)
NIP: 132205930
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
'”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al- Insyiroh: 6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Ayahanda tercinta (Choiron Ichwan)
dan almarhumah Ibunda tercinta
(Ustdh Suhanah) yang selalu
memberikan nasehat, Baniyati
tersayang yang telah membantu,
Pendamping dan teman- teman UKM
tenis yang selalu bersama dalam suka
maupun duka, dan Almamater FIK
UNNES.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk
menempuh studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah memberikan ijin
penelitian.
3. Ketua Jurusan PKLO Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah
memberikan ijin penelitian.
4. Pembimbing I, Drs. Margono, M.Kes yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk dan pengarahan hingga terselesainya skripsi ini.
5. Pembimbing II, Sri Haryono, S.Pd., M.Or yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk dan pengarahan hingga terselesainya skripsi ini.
6. Anggota Klub Tenis Prabajaya tahun 2004 yang bersedia menjadi sampel
dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan
kerjasama yang telah diberikan dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
SARI ............................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ............................................................ 1
1.2 Permasalahan ............................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
1.4 Penegasan Istilah ...................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 12
2.1.1 Tenis Lapangan ............................................................... 12
2.1.2 Pukulan Volley ................................................................. 13
2.1.3 Pukulan Forehand volley ................................................. 15
2.1.4 Metode Latihan Pukulan Volley ....................................... 23
2.1.5 Latihan forehand volley dengan menggunakan sasaran
tetap dan berpindah ......................................................... 27
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan latihan Forehand volley
dengan sasaran Tetap dan Berpindah ............................... 29
2.2 Hipotesis .................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ......................................... 33
3.2 Variabel Penelitian .................................................................. 34
3.3 Instrumen Penelitian ................................................................. 35
3.4 Alat dan Perlengkapan Penelitian .............................................. 37
3.5 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 38
3.6 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 39
3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ........................... 40
3.8 Metode Analisis Data ............................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian......................................................................... 46
4.2 Pembahasan ............................................................................. 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 50
5.2 Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Persiapan Penelitian Statistik dengan Pola MS .............................. 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara memegang raket dengan kontinental ............................................ 16
2. Posisi siap melakukan forehand volley ................................................. 17
3. Ayunan ke belakang ............................................................................. 18
4. Ayunan ke depan ................................................................................. 19
5. Perkenaan raket dengan bola ............................................................... 20
6. Gerak lanjutan ..................................................................................... 21
7. Pelaksanaan forehand volley ................................................................ 21
8. Latihan dengan sasaran tetap ............................................................... 23
9. Latihan sasaran berpindah ................................................................... 25
10. Lapangan tes forehand volley ............................................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar sampel penelitian......................................................................... 52
2. Hasil tes awal forehand volley ................................................................ 53
3. Daftar rangking hasil tes awal ................................................................ 54
4. Hasil matching ....................................................................................... 55
5. Hasil tes awal kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 ...... 56
6. Hasil tes akhir ........................................................................................ 57
7. Hasil tes akhir kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 ..... 58
8. Perhitungan statistik dengan pola M-S terhadap hasil tes akhir ............... 59
9. Proses perhitungan dengan analisis uji-t ................................................. 60
10. Daftar nilai t-tabel .................................................................................. 62
11. Program Latihan ................................................................................... 63
12. Surat usulan penetapan pembimbing ...................................................... 69
13. Surat keputusan penetapan pembimbing ................................................. 70
14. Permohonan ijin penelitian pendidikan ................................................... 71
15. Surat keterangan penelitian .................................................................... 72
16. Dokumentasi dalam penelitian ............................................................... 73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Olahraga merupakan sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima
dan sehat, disamping bertujuan untuk prestasi, tiap orang dalam melakukan
olahraga mempunyai tujuan yang berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk
memperluas pergaulan, keselamatan, rekreasi dan mencari nafkah atau bisnis,
selain itu aktivitas olahraga dalam kegiatan manusia sangat penting. Berolahraga
dapat membentuk manusia sehat jasmani serta mempunyai watak, kepribadian,
disiplin, sportivitas yang akhirnya dapat membentuk manusia yang berkualitas.
Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan
banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan
yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan. Tidak ada batasan umur
baik laki- laki maupun perempuan, dan dalam berbagai usia dapat melakukan dan
menikmati permainan tenis. Seperti yang kita ketahui, bahwa untuk bermain tenis
dengan baik, diperlukan kemampuan untuk dapat melakukan teknik pukulan yang
menunjang permainan tenis dengan baik.
Persaingan dalam mencapai prestasi semakin ketat maka diperlukan
program latihan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai melalui penerapan
ilmu yang mendukung terwujudnya prestasi dalam olahraga tenis lapangan. M.
Sajoto (1988: 15) mengemukakan bahwa kelengkapan yang perlu dimiliki apabila
seseorang akan mencapai suatu prestasi optimal adalah: 1). Pengembangan fisik,
2). Pengembangan teknik, 3). Pengembangan mental, 4). Kematangan juara.
Berbicara tentang prestasi olahraga, tentunya tidak akan lepas dari teknik. Teknik
memukul bola dalam permainan tenis lapangan harus dikuasai. Dengan menguasai
ketrampilan memukul bola yang baik maka perkembangan penguasaan pukulan
akan lebih baik dan benar. Dalam olahraga tenis lapangan, keberhasilan seorang
petenis banyak ditentukan oleh dirinya sendiri dalam berlatih, sebab tenis
lapangan merupakan cabang olahraga yang bersifat individu sehingga harus
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
Usaha untuk mengembangkan permainan tenis diperlukan penguasaan
teknik dasar yang baik, dalam permainan tenis lapangan menurut Yudoprasetio
(1981: 43) dikenal ada beberapa macam jenis pukulan yaitu: forehand, backhand,
serve, volley, smash, dropshot dan lob. Dari ketujuh pukulan tersebut diatas,
terdapat empat jenis pukulan dasar yang menurut Schraff mengatakan bahwa “
kegembiraan bermain tenis tergantung langsung pada usaha anda untuk
mempelajari empat jenis pukulan dasar yaitu: serve, forehand drive, backhand
drive dan volley “(1981:24). Salah satu dari keempat jenis pukulan dasar tersebut
diatas yaitu pukulan volley sangatlah penting untuk dikuasai, sebab menurut
Brown ada dua kondisi yang menyebabkan dilakukannya pukulan volley, yaitu: 1)
Ketika anda harus maju kedepan net untuk mengembalikan pukulan dan tidak
memiliki kesempatan untuk pukulan berikutnya, 2) Ketika anda bermain dengan
agresif dan bernafsu untuk mengakhiri sebuah point dengan memukul bola jauh
dari jangkauan lawan anda dari posisi menyerang di depan net (1998:69).
Seperti cabang olahraga khususnya olahraga tenis lapangan jenis pukulan
forehand volley perlu adanya penguasaan teknik yang benar. Dalam permainan
tenis lapangan teknik dasar permainan tenis perlu diketahui, digemari dipelajari
dan dipraktekkan dengan benar. Penguasaan teknik dasar adalah untuk
pemantapan dan pengembangan pukulan selanjutnya. Tujuan lain adalah untuk
menghindari kesalahan- kesalahan dalam memukul bola. Jadi jelas bahwa
penguasaan teknik dalam cabang olahraga tenis itu sangat penting dan harus
dikuasai dalam usaha untuk mencapai prestasi.
Pukulan volley dalam perkembangan teknik dan taktik permainan tenis
dewasa ini sangat penting untuk dikuasai. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Brown yang menyatakan, bahwa pukulan volley sangat penting dalam permainan
ganda dimana sebagian besar point dimenangkan atau hilang di net. Baik dalam
permainan tunggal maupun ganda, pukulan volley yang baik dapat memperbaiki
posisi di lapangan dan bergerak masuk untuk melakukan pukulan yang akan
membuat menang. Sebagai pukulan pertahanan, volley dapat membuat terhindar
dari kesulitan dan bersiap-siap untuk menyerang lagi. Volley sering dilakukan oleh
para pemain untuk bertahan dan bahkan untuk serangan balik agar cepat
memperoleh angka atau point (1998:69). Begitu juga pendapat yang dikemukakan
oleh Magethi yang menyatakan bahwa volley adalah pukulan bola sebelum
menyentuh ke tanah (1990:17). Untuk volley yang akan menghasilkan angka
Mottram menerangkan bahwa dengan memukul bola lob atas kepala lawan kalau
berada dekat net (1996:68). Teknik volley merupakan lanjutan dari latihan dasar
yang telah diberikan sebelumnya, yaitu forehand dan backhand drive.
Seperti cabang olahraga khususnya olahraga tenis lapangan jenis pukulan
forehand volley perlu adanya penguasaan teknik yang benar. Dalam permainan
tenis lapangan teknik dasar permainan tenis perlu diketahui, digemari dipelajari
dan dipraktekkan dengan benar. Penguasaan teknik dasar adalah untuk
pemantapan dan pengembangan pukulan selanjutnya. Tujuan lain adalah untuk
menghindari kesalahan- kesalahan dalam memukul bola. Jadi jelas bahwa
penguasaan teknik dalam cabang olahraga tenis itu sangat penting dan harus
dikuasai dalam usaha untuk mencapai prestasi.
Mengingat pentingnya teknik pukulan volley bagi para pemain yang ingin
menjadi tangguh dalam pertandingan. Pukulan ini dapat meningkatkan susunan
jumlah senjata pukulan maupun cara menerapkan taktik permainan untuk
memenangkan suatu pertandingan. jika dilakukan dengan baik akan mempercepat
perolehan angka dalam permainan yang panjang. Pada umumnya pukulan volley
sering dilakukan pada permainan pendek. Schraff berpendapat bahwa pukulan
volley ada beberapa macam yaitu : a) forehand volley, b) backhand volley, c) lob
volley dan d) drop shot dan stop volley (1981:71), perbedaan dari keempat jenis
pukulan volley tersebut adalah terletak pada arah datangnya bola dari lawan main.
Dari keempat jenis pukulan volley tersebut diatas sebagai seorang pelatih atau
pemain, forehand volley haruslah dikuasai lebih dahulu, karena forehand volley
merupakan salah satu jenis pukulan volley yang masih sangat sederhana dan masih
mudah untuk dipelajari daripada pukulan-pukulan volley yang lainnya. Pada
umumnya pemain sering melakukan kesalahan pada saat melakukan pukulan
volley. Terjadinya kesalahan tersebut dikarenakan ayunan raket terlalu pajang ke
belakang, dan yang seharusnya dilakukan dalam melakukan pukulan volley adalah
dengan menarik raket tidak terlalu jauh panjang ke belakang.
Pukulan volley sering kali kurang diperhatikan oleh para pelatih, biasanya
pukulan drive yang didahulukan daripada volley. Seperti yang dikemukakan oleh
Yudoprasetio menerangkan, bahwa pukulan volley sering kurang diperhatikan
oleh para pelatih, biasanya pukulan drive yang didahulukan dari pada volley.
Pemain harus melakukan drive terlebih dahulu sebelum pemain dapat maju ke
depan net untuk melakukan volley (1981:60). Hal ini dapat diartikan bahwa
pukulan volley kurang diperhatikan padahal pukulan tersebut sangat penting
dalam permainan tenis. Pukulan forehand volley merupakan pukulan terhadap
bola yang masih melayang dan belum jatuh ke tanah sebelah kanan pemain,
sebaliknya backhand volley di sebelah kiri pemain. Umumnya pemain lebih
mudah melakukan forehand volley dibandingkan dengan backhand volley.
Menurut Mottram, sungguh mengejutkan kenyataan yang secara umum
kita hadapi, bahwa banyak sekali para pemain yang beranggapan bahwa pukulan
volley adalah suatu jenis pukulan yang membutuhkan keterampilan yang sangat
tinggi dan tidak mungkin lagi dapat mereka jangkau (1996:62). Hal ini sungguh
jauh dari realita yang sebenarnya, sejumlah pemain jelas harus mempunyai
ketajaman dan kecepatan pandang yang dipersyaratkan untuk melakukan pukulan
volley, dan bagi para pemain yang mempunyai kelebihan seperti ini, pukulan
volley jelas merupakan suatu hal yang tidak terlalu sukar untuk kita kuasai. Tetapi
ini bukan merupakan suatu alasan mengapa semua pemain tidak mampu
mengembangkan kebiasaan untuk memukul bola sebelum bola memantul dari
permukaan lapangan.
Untuk dapat menguasai pukulan forehand volley dengan baik, ada
beberapa metode latihan yang dapat dilakukan antara lain seperti yang
dikemukakan oleh Brown bahwa untuk melatih pukulan forehand volley ada
beberapa metode latihan yaitu: 1). Forehand volley dengan sasaran kotak di
dinding, 2). Forehand volley dengan berpasangan, 3). Forehand volley dengan
sasaran tetap (1998:79). Maksud atau fungsi dari semua jenis latihan ini
sebenarnya sama yaitu untuk meningkatkan kontrol bola, sebab dengan kontrol
bola yang baik maka kemampuan penempatan bola diharapkan semakin baik pula.
Dari ketiga cara latihan tersebut diatas penulis ingin meneliti latihan forehand
volley dengan sasaran tetap dan suatu bentuk memodifikasi latihan forehand
volley dengan sasaran berpindah. Karena dua jenis latihan ini sering digunakan
para pelatih dalam melatih pukulan volley, maka penulis tertarik untuk meneliti
masalah tersebut dengan judul “Pengaruh Hasil Latihan Pukulan Forehand Volley
Sasaran Tetap dan Sasaran Berpindah Terhadap Kemampuan Forehand Volley
Pada Petenis Putra Klub Tenis PRABAJAYA Pekalongan Tahun 2005”. Sebagai
alasan pemilihan judul tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pukulan volley sangat penting dalam permainan tenis lapangan
2. Pukulan volley merupakan salah satu pukulan dasar dalam permainan tenis
yang dapat digunakan sebagai pukulan serangan untuk mendapatkan angka.
3. Belum ada penelitian yang sama tentang pengaruh hasil latihan Pukulan
forehand volley dengan sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap
kemampuan forehand volley di FIK UNNES.
Klub tenis Prabajaya pekalongan adalah sebuah klub yang berlokasi
disebelah mall matahari berdekatan dengan alun- alun kota pekalongan, Berbagai
teknik dasar bermain tenis diajarkan bagi para petenis tingkat menengah, klub
tersebut diketuai oleh seorang dokter bernama bapak Probo sutejo. Klub tenis
Prabajaya dilatih oleh 2 orang pelatih yaitu bapak Drs. Andi Santoso sebagai
pelatih satu dan bapak Rudi Hartanto, beliau adalah seorang pegawai Pemkab
pekalongan dan merangkap sebagai pengurus PB PELTI Pekalongan. Berbagai
teknik dasar bermain tenis diajarkan bagi para petenis tingkat menengah,begitu
pula dengan latihan kondisi fisik mulai diterapkan. Sampai saat ini sudah banyak
kejuaraan yang sudah diikuti, antara lain: Armada Open, Popda Tingkat Daerah,
Pemalang Open, Solo Open, Tugu Muda Cup dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Program latihan yang diterapkan sudah menggunakan metode ilmiah, yaitu
dengan menggunakan bentuk latihan yang sudah terprogram. Klub tenis Prabajaya
yang dilatih oleh bapak Andi Santoso ini mempunyai anak didik kurang lebih 27
anak, kemudian seiring dengan berjalannya waktu berkurang hingga menjadi
kurang lebih 23 orang anak karena alasan tertentu. Rata- rata kemampuan teknik
bermain mereka cukup baik, ini dikarenakan karana seringnya mereka latihan
sendiri diluar jadwal latihan yang sudah ditetapkan. Sehingga tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk mendidik mereka menjadi lebih baik.
Latihan kondisi fisik sudah mulai diterapkan dan dikembangkan seiring
dengan berkembangnya kemampuan teknik untuk meraih prestasi yang maksimal,
mengingat banyaknya jadwal pertandingan yang seringkali diselenggarakan,
persiapan lebih dini sudah mulai berlangsung, ini bisa dilihat pada saat latihan
rutin klub tenis Prabajaya dan juga pada saat latihan mandiri.
1.2. Permasalahan
Permasalahan penelitian ini dibatasi dalam hal pengaruh hasil latihan
pukulan forehand volley sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap kemampuan
forehand volley. Berdasarkan uraian mengenai bentuk latihan untuk
mengembangkan pukulan forehand volley diatas maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan hasil latihan antara latihan pukulan
forehand volley dengan sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap kemampuan
forehand volley dalam permainan tenis lapangan pada petenis putra Klub Tenis
PRABAJAYA Pekalongan Tahun 2005 ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil latihan antara
latihan dengan sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap kemampuan forehand
volley dalam permainan tenis lapangan pada petenis putra Klub Tenis
PRABAJAYA Pekalongan Tahun 2005. Apabila ada perbedaan hasil latihan,
maka perlu diteliti lagi lebih umum dari kedua latihan atau treatment tersebut.
1.4. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar permasalahan dalam penelitian ini tidak
menyimpang dari tujuan dan tidak terjadi salah penafsiran, dan supaya persepsi
pembaca dan peneliti sama mengenai istilah- istilah yang digunakan dalam
penelitian, maka perlu penjelasan dan penegasan dari istilah- istilah sebagai
berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh menurut Alwi Hasan adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang (2003:849), Pengaruh dalam penelitian ini berarti suatu daya yang
ditimbulkan oleh pelaksanaan latihan volley dengan menggunakan sasaran tetap
dan sasaran berpindah.
2. Latihan
Latihan menurut Nossek adalah suatu proses belajar yang berlangsung
selama waktu tertentu bagi olahragawan atau olahragawati untuk mencapai
prestasi yang tinggi (1982:12). Lebih lanjut Suharno mengatakan bahwa latihan
adalah suatu program penyempurnaan atau pendewasaan atlet secara sadar untuk
mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental yang
teratur, terarah, meningkat dan berulang- ulang waktunya (1985:7).
3. Sasaran tetap
Sasaran menurut Alwi Hasan adalah sesuatu yang menjadi tujuan,
sedangkan tetap adalah tidak berubah keadaan atau kedudukannya (2003:1001 dan
1187). Jadi yang dimaksud latihan dengan sasaran tetap dalam penelitian ini
adalah, petenis memukul bola secara terus menerus dengan sasaran satu arah yang
telah ditentukan dan tidak berubah sasaran selama satu tahap.
4. Sasaran berpindah
Berpindah menurut Alwi Hasan adalah beralih atau beranjak ketempat lain
(2003:875). Jadi yang dimaksud latihan dengan menggunakan sasaran berpindah
dalam penelitian ini adalah petenis memukul bola ke sasaran yang berbeda yang
telah ditentukan dalam satu tahap.
5. Kemampuan
Kemampuan menurut Alwi Hasan adalah kesanggupan atau
kecakapan(2003:707). Jadi yang dimaksud dengan kemampuan volley dalam
penelitian ini adalah kesanggupan atau kecakapan menempatkan bola pada
sasaran yang telah ditentukan dengan memukul bola yang masih di udara pada
posisi pemain di depan net, dengan pukulan yaitu dengan cara sedikit menarik
raket ke belakang dan langsung didorongkan ke depan.
6. Pukulan forehand volley
Forehand volley menurut Megethi merupakan pukulan terhadap bola yang
masih diudara dengan menarik lengan kanan sedikit ke samping kanan,
permukaan raket sedikit dibuka dan bahu berputar sedikit kesamping dan kaki kiri
melangkah kedepan pada saat memukul (1990:68).
1.5 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para pelatih khususnya
pelatih tenis klub Prabajaya sebagai bahan informasi dalam menambah
khasanah perpustakaan serta menjadi masukan dalam penelitian- penelitian
selanjutnya.
2. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pelatih klub tenis prabajaya
dalam memilih cara latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan
sasaran tetap dan sasaran berpindah untuk meningkatkan kemampuan pukulan
forehand volley.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Tenis Lapangan
Tenis lapangan adalah salah satu cabang olahraga permainan yang
dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan keseberang jaring
dengan ukuran panjang lapangan 23,77 meter dan lebar 10,97 meter, serta dibatasi
net dengan tinggi 1,07 meter pada bagian tepi dan 0,914 meter pada bagian
tengahnya.
Usaha untuk dapat bermain tenis dengan baik dan berprestasi secara
optimal, seorang pemain harus dapat menguasai berbagai macam teknik dasar dan
jenis pukulan yang ada, dan juga faktor kondisi fisik harus dimiliki oleh setiap
atlet karena merupakan dasar dari pencapaian prestasi dalam suatu cabang
olahraga. Hal ini sesuai dengan pendapat Sajoto bahwa kondisi fisik merupakan
prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet
bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak bisa ditunda- tunda
atau ditawar- tawar (1988: 57).
Pukulan-pukulan dalam permainan tenis menurut Yudoprasetio dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu groundstroke, volley’s, dan overhead stroke’s.
Adapun yang tergolong dalam groundstroke adalah drive, lob dan drop shot,
sedangkan yang tergolong overhead stroke’s adalah service dan smash (1981:43).
Pendapat lain Schraff menyebutkan ada empat pukulan dasar, yaitu serve,
forehand drive, backhand drive dan volley (1981:84). Dari kedua pendapat
12
tersebut yang sesuai pendapat Baron’s maka dapat disimpulkan ada beberapa jenis
pukulan dasar dalam permainan tenis, yaitu groundstroke (forehand dan
backhand), volley, serve, smash dan lob (2000:79). Sesuai dengan permasalahan
penelitian, maka dalam pembahasan ini hanya akan menjelaskan jenis pukulan
yang termasuk dalam golongan volley, yaitu forehand volley.
2.1.2 Pukulan Volley
Pukulan volley dapat diterangkan oleh Lardner adalah suatu cara memukul
sebelum bola memantul dilapangan, pada umumnya terjadi diwilayah dekat net
(1996:62). Pada pertandingan Internasional, volley sama pentingnya dengan
groundstroke’s. Dalam permainan ganda, volley bahkan dianggap lebih penting.
Volley memang lebih sulit daripada groundstroke karena menuntut kekuatan
pergelangan tangan serta refleks yang lebih cepat. Tetapi volley merupakan suatu
tembakan yang jika dilatih dengan tekun akan semakin terasa mudah. Jika anda
memiliki keyakinan terhadap tembakan ini, anda akan melakukannya dengan hasil
yang baik.
Umumnya pukulan volley dilakukan dekat net dengan lawan, sehingga
jarak memukul dengan lawan dekat. Keadaan ini memaksa pemukul untuk
bereaksi dengan cepat, karena kecepatan bola maka tidak ada kesempatan
melakukan backswing. Bola sebaiknya dipukul didepan badan dan lebih dekat
badan dibandingkan pukulan drive. Lebih lanjut Schraff mengemukakan bahwa
volley tidak hanya dibuat dari net depan tetapi dari tiap bagian dari lapangan,
namun volley sebagian besar akan dilakukan dari depan net atau pada waktu
menuju net (1981:71). Oleh sebab itu posisi yang terbaik adalah suatu tempat
ditengah-tengah lapangan 15 atau 20 cm dari net. Permainan tenis lapangan,
menurut Magethi yang menyatakan ada lima macam pukulan volley, yaitu
forehand volley, backhand volley, low volley, stop volley, lob volley (1990:68).
1. Forehand volley
Forehand volley merupakan pukulan terhadap bola yang masih diudara
dengan menarik lengan kekanan sedikit ke samping kanan, permukaan raket
sedikit dibuka dan bahu berputar sedikit kesamping dan kaki kiri melangkah
kedepan pada saat memukul. Ini dilakukan oleh pemain yang melakukan pukulan
dengan tangan kanan.
2. Backhand volley
Backhand volley merupakan kebalikan dari pukulan forehand volley, yaitu
dengan menyilangkan lengan kanan kebagian atas sebelah kiri badan dan kaki
kanan yang digunakan untuk melangkah kedepan.
3. Low Volley
Low volley merupakan pukulan volley dengan menggerakkan tubuh secara
cepat untuk menjangkau bola dengan menekuk lutut untuk mendapatkan bola
rendah dengan membuka raket.
4. Stop Volley
Stop volley adalah pukulan menjatuhkan bola sedikit melewati net dan
jauh dari lawan, dan untuk menghentikan laju bola yang datang. Pukulan ini
dilakukan dekat dengan net yang harus memperhatikan pegangan raket dengan
kuat.
5. Lob Volley
Ini suatu pukulan yang dilakukan bila lawan berada dekat dengan net dan
untuk siap memukul kembali. Ini bersifat menyerang dan menangkis, dan berhasil
tidaknya suatu lob tidak terletak pada kecepatan dan kerasnya pukulan, tetapi pada
sentuhan serta waktu raket mengangkat bola.
2.1.3 Pukulan Forehand volley
1. Pengertian Forehand volley
Schraff mengatakan bahwa volley baik forehand maupun backhand
merupakan pukulan pada bola sebelum memantul, pukulan ini dipakai terutama
jika anda didepan net (1981:70). Tujuan utama dari seorang pemain yang
menyerang, pukulan ini biasa disebut finishing shot atau pukulan penentu, karena
maksud utamanya adalah memenangkan angka dan mengakhiri suatu rally.
2. Teknik Pukulan Forehand volley
Pelaksanaan Forehand volley, untuk dapat memperoleh hasil yang baik
maka harus memperhatikan teknik-teknik dasar yang meliputi cara memegang
raket, posisi badan pada saat memukul, gerak ayunan lengan dan raket serta posisi
raket pada saat mengenai bola. Keempat unsur teknik pukulan dasar tersebut
dikenal dengan istilah Four In One Principles, yaitu suatu prinsip yang
merupakan suatu kesatuan dari keempat unsur teknik dalam melakukan suatu
pukulan dalam tenis. Keempatnya tidak dapat dipisahkan dan harus menjadi
kesatuan gerak dalam usaha melakukan suatu teknik pukulan yang benar dengan
hasil penempatan bola yang baik.
Handono menerangkan bahwa jika anda sudah dalam posisi siap untuk
melakukan pukulan volley, biasakan mata selalu mengawasi bola dan latih juga
melihat gerakan raket lawan untuk mengetahui arah dan kecepatan pukulan lawan
(2002: 35). Pada waktu bola dipukul oleh lawan, tarik raket anda kemana arah
bola diarahkan, pada forehand volley tarik raketnya sejajar dengan posisi bahu,
karena volley tidak menggunakan ayunan ke belakang (backswing). Tetapi
menggunakan transfer tenaga dengan melangkahkan kaki kedepan untuk
menimbulkan tenaga pukul pada pukulan volley kita. Lakukanlah volley dengan
rileks, jangan terburu- buru, dan lakukan perkenaan bola dengan lembut.
Setelah dapat memegang raket dengan benar, Brown mengatakan bahwa
teknik selanjutnya yaitu sikap berdiri, ayunan kebelakang (backswing), ayunan
kedepan (forward swing), perkenaan raket dengan bola (impact) dan gerak
lanjutan (follow through) (1998:70). Lebih jelasnya, uraian berikut ini akan
menjelaskan teknik pelaksanaan dari kelima unsur teknik tersebut dalam
melakukan forehand volley.
3. Cara Memegang Raket
Dalam permainan tenis pegangan sangat penting , sebab pegangan yang
benar dan tepat akan memperoleh rasa pegangan yang enak ditangan dan tepat
memukul bola kearah yang dikehendaki. Seorang pemain harus memakai
genggaman untuk forehand volley dan backhand volley serupa dengan forehand
dan backhand drive. Untuk dapat merubah dari genggaman forehand ke backhand
atau sebaliknya hanya diperoleh dengan latihan, dan pada volley perubahan ini
harus cepat dan otomatis. Faktor inilah yang menyebabkan banyak pemain yang
memakai pegangan continental, ini dapat dipakai untuk kedua macam pukulan
karena mereka beranggapan tidak dapat merubah genggamannya cukup cepat.
Suatu pukulan yang baik biasanya didukung oleh teknik pegangan yang
benar. Magethi berpendapat ada tiga pegangan yang digunakan untuk melakukan
pukulan, yaitu: Pegangan western, pegangan eastern, pegangan continental
(1990:42). Schraff menerangkan bahwa untuk memukul volley baik forehand
ataupun backhand pegangan yang digunakan adalah continental (1981:71).
Sedangkan kelebihan dari pegangan continental ini adalah memberikan rasa enak
pada pemain serta dapat memberikan kesempatan yang bagus untuk gerakan
pergelangan tangan, sehingga memberikan keuntungan bagi pemukul untuk
melakukan pukulan volley baik forehand ataupun backhand dengan baik.
Magethi mengatakan bahwa pegangan continental adalah pegangan raket
dengan menempatkan bentuk huruf “V” antara ibu jari dan telunjuk bagian atas
pegangan raket dan jari-jari tangan mengelilingi raket (1990:47).
Secara lebih jelas cara memegang raket dengan cara continental seperti
pada gambar 1.
Gambar 1: Cara memegang raket dengan Continental
a) Tampak dari atas b) Tampak dari belakang
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Techniques and Tactics vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. ( 37 )
4. Sikap Berdiri
Untuk melakukan setiap pukulan, pemain harus mengambil posisi siap,
raket disiapkan di depan badan, jari-jari tangan kanan memegang raket dengan
pegangan continental. Badan menghadap kejaring dan sedikit dibungkukkan,
seperti dianjurkan untuk suatu drive. Schraff berpendapat ada bermacam-macam
alasan untuk bersikap demikian:
a. Jika kepala anda rendah, maka pandangan anda lebih rendah sehingga lebih
mudah mengikuti jalan bola, anda akan merasa lebih mudah untuk mengenai
bola dengan bagian tengah raket, ini yang paling penting jika mata sama tinggi
dengan bola.
b. Dari sikap membungkuk akan lebih mudah untuk bergerak atau meloncat
lebih cepat kekanan atau kekiri.
c. Anda di lindungi oleh net, jika bola dipukul keras. Juga menambah keyakinan
anda jika bermain berdekatan. Meskipun acap kali tidak ada banyak waktu
untuk meletakkan kaki pada posisi yang baik, namun anda harus berusaha.
Posisi kaki yang terbaik adalah serupa dengan posisi kaki pada forehand drive.
Kaki kiri harus didepan dan kaki kanan tepat dibelakangnya sehingga
keduanya kira-kira 90 derajat dengan net (1981:72).
Lebih lanjutnya posisi siap seperti pada gambar 2.
Gambar 2. Posisi siap melakukan forehand volley
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Techniques and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. (99)
5. Ayunan ke Belakang ( Backswing )
Pada pukulan forehand volley, ayunan ke belakang menurut Schraff,
pegangan tangan tidak boleh lebih dari titik sama tinggi dengan bahu kanan, dan
kepala raket harus diangkat diatas dari jalan bola yang datang. Berat badan harus
kebelakang, lutut kaki yang dibelakang harus ditekuk, sedangkan lutut kaki kiri
yang dilonggarkan. Tangan kiri harus jauh dari badan untuk menjaga
keseimbangan. Pada bagian depan dari pukulan, lengan dan pergelangan
merenggutkan kepala raket kedepan dan kebawah kearah bola datang dengan
gerak yang pendek dan cepat (1981:73). Pendapat lain menurut Katili bahwa
volley tidak di-drive atau dipukul, melainkan disodok (di”punch”). Volley dimulai
dari sisi badan dan lebih mirip kepada “jab” tinju (1948:81). Jika volley di-drive,
pemain menggunakan backswing, dia akan kehilangan keseksamaan dan kontrol.
Saat raket hampir membentur bola, kepala raket harus tinggi kalau bisa
diatas bola, kemudian dorong kedepan dan sedikit kebawah. Pergelangan tangan
harus kuat selama memukul, berat badan berpindah ke kaki kiri sewaktu
memukul. Alasan untuk itu adalah jelas sebelum bola menyentuh tanah
kecepatannya selalu lebih daripada jika bola dibiarkan melambung. Lebih jelasnya
ayunan kebelakang seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Ayunan ke Belakang
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course techniques and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. (99)
6. Ayunan Ke Depan (Forward swing)
Pada pukulan forehand volley, saat ayunan lengan kedepan badan harus
menyamping atau sejajar dengan net. Kaki kanan harus sejajar dengan net,
sedangkan kaki kiri langsung kebelakang. Untuk pukulan yang dikehendaki ke
sebelah kanan, pukullah bola lebih dahulu dari pada pukulan lurus dan sekaligus
kaki belakang digeser kedepan. Untuk pukulan kekiri, bola dipukul sedikit
terlambat (lebih dekat ke badan) dan kaki belakang agak sedikit mundur.
Pertahankan untuk memberikan sedikit tenaga, dan cegahlah ayunan ke depan
terlalu banyak. Volley yang baik adalah dengan tindakan yang cepat dan pendek,
ayunkan raket ke depan dari bahu jangan menggunakan pergelangan tangan atau
siku. Lihat gambar 4.
Gambar 4. Ayunan ke depan
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Techniques and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. (99)
7. Perkenaan Raket Dengan Bola (Impact)
Saat raket bergerak kedepan, kepala raket harus tinggi dan permukaan
raket sedikit menghadap net. Raket dipegang lebih kuat dan terus selama
mengenai bola, diusahakan senar raket mengenai bola tepat pada bagian
tengahnya. Pukulan volley harus setinggi mungkin dan diarahkan ke bawah, ini
dapat dicapai dengan membuka bagian muka raket selebar mungkin. Ingatlah agar
posisi raket di depan anda, berat badan condong ke depan, gunakan backswing
pendek dan pukul bola sebelum mencapai anda. Bukalah permukaan raket sedikit
untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar dan hindari memukul volley ke atas,
jika anda melakukan hal ini, maka keuntungan akan berpihak pada lawan anda.
Lihat gambar 5.
Gambar 5. Perkenaan Raket dengan Bola
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Technique and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education, Inc. ( 99 )
8. Gerak Lanjutan ( Follow Through )
Pada pukulan forehand volley ayunan lanjutan hanya sedikit, setelah raket
membentur bola kemudian lakukanlah ayunan lanjutan, dan raket berhenti kira-
kira pada ketinggian lutut pada sisi kiri tubuh. Arah ayunan raket dari samping
atas ke samping bawah. Lakukanlah gerak lanjutan (follow through) sedikit saja
kearah pukulan anda dan kembalilah ke posisi semula secepat mungkin untuk
bersiap- siap terhadap pukulan berikutnya, dan jika anda terlambat kembali ke
posisi semula, maka keuntungan akan berpihak pada lawan anda. Jika anda dapat
melakukan gerak lanjutan dengan benar, maka hasil pukulan volley akan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Lihat gambar 6.
Gambar 6: Gerak Lanjutan
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Techniques and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. (99)
Secara lengkap pelaksanaan forehand volley dari awal sampai akhir seperti
pada gambar 7.
Gambar 7: Pelaksanaan forehand volley
Sumber: Barron’s. 2000. Tenis Course Techniques and Tactics Vol. 1
Hongkong: Barron’s Education Series, Inc. ( 37 )
2.1.4 Metode Latihan Pukulan Volley
Dalam usaha mencapai prestasi yang maksimal pada cabang olahraga,
diperlukan pembinaan yang teratur, terprogram dan berkesinambungan dari para
Pembina. Seorang Pembina harus dan mengetahui faktor- faktor penentu yang
dapat mempengaruhi prestasi atlet sehingga dalam membina atlet dapat tepat pada
tujuan yang kita harapkan. Pemberian latihan dalam olahraga ada bermacam-
macam cara dalam melatih atau metode latihan, untuk mencari efektifitas dan
efisiensi suatu latihan. Untuk tenis lapangan ada banyak metode latihan yang
dapat diberikan oleh pelatih kepada anak didiknya.
Volley dalam tenis lapangan, Brown mengatakan ada banyak bentuk
latihan, salah satunya seperti yang akan dibahas dalam penelitian ini volley
dengan menggunakan sasaran (1998: 79). Dari bentuk latihan tersebut diatas,
banyak pelatih yang menggunakan cara dengan memodifikasi bentuk- bentuk
latihan, seperti yang akan kami bahas dalam penelitian ini, yaitu dengan
memodifikasi bentuk latihan volley dengan sasaran menjadi dua bentuk latihan,
yaitu latihan dengan sasaran tetap dan latihan dengan sasaran berpindah. Bentuk
latihan yang digunakan untuk mengembangkan pukulan forehand volley dapat
dilakukan dengan metode drill pada kedua bentuk latihan tersebut
Dalam proses latihan untuk melatih pukulan forehand volley, latihan
dengan drill merupakan salah satu latihan yang sering digunakan para pelatih,
sehingga dalam pelaksanaan drill ini dilakukan oleh anak dengan memukul bola
dengan arah sasaran yang telah ditentukan, yaitu sasaran tetap dan sasaran
berpindah.
1. Latihan Forehand volley dengan Sasaran Tetap
Latihan forehand volley dengan sasaran tetap adalah suatu proses pukulan
mengarahkan bola kesatu sasaran tertentu dalam satu tahap, dengan kata lain
bahwa forehand volley dengan sasaran tetap adalah mempunyai tugas gerak yang
tidak banyak berubah seperti menerima, mengontrol bola, mengarahkan bola
kesatu sasaran dengan sedikit gerakan footwork.
Bentuk latihan ini biasa digunakan oleh pelatih, yaitu pengumpan (F)
memberikan bola dengan drill dari garis belakang (baseline) kepada anak (A)
yang berdiri didekat net kurang lebih 1 sampai ½ meter. Anak melakukan
forehand volley secara terus- menerus dan diarahkan kesatu sasaran yang telah
ditentukan dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan pula. Setelah selesai
melakukan, ganti dengan anak yang lain. Bentuk latihan forehand volley dengan
menggunakan sasaran tetap tampak pada gambar 8.
Gambar 8: Latihan dengan Sasaran Tetap
(Sumber: Jim Brown, 1998: 79)
Pengumpan anak
Sasaran
3
4
1
2
Latihan sasaran tetap mempunyai kelebihan dapat mengetahui kesalahan
pukulannya, sehingga dengan cepat anak dapat memperbaiki kesalahan pukulan.
Kelemahan pada latihan ini adalah anak tidak dapat menempatkan pukulan
forehand volley ke semua sudut lapangan dengan baik. Gambar diatas tersebut
dapat diartikan sebagai berikut:
a. Bola dipukul ke sasaran 1 dengan jumlah bola 10 kali pukulan
b. Bola dipukul ke sasaran 2 dengan jumlah bola 10 kali pukulan
c. Bola dipukul ke sasaran 3 dengan jumlah bola 10 kali pukulan
d. Bola dipukul ke sasaran 4 dengan jumlah bola 10 kali pukulan
Maksud dari pola diatas adalah bola dipukul dan diarahkan ke sasaran 1 dengan
jumlah bola yang telah ditentukan begitu juga pada sasaran yang berikutnya. Pada
latihan ini memori akan merekam sangat kuat sebab tidak adanya hambatan selang
waktu yang memungkinkan pola gerak ini mengalami gangguan
2. Latihan Forehand volley dengan Sasaran Berpindah
Latihan forehand volley dengan sasaran berpindah adalah suatu proses
pukulan mengarahkan bola kesasaran secara berpindah atau dari sasaran yang satu
ke sasaran yang lainnya dalam satu tahap, dengan kata lain pukulan forehand
volley dengan sasaran berpindah mempunyai bermacam- macam tugas gerak
seperti menerima, mengontrol, mengarahkan dan ditunjang oleh gerakan footwork,
dimana pada waktu memukul bola pertama akan berbeda dengan pada waktu
memukul bola ke sasaran yang lainnya (sasaran 2, 3 dan 4).
Bentuk laihan ini dilakukan dengan drill juga, dengan pengumpan (F)
memberi bola dari garis belakang (baseline) kepada anak (A) yang juga berdiri di
depan net kurang lebih 1 sampai ½ meter. Pada latihan ini anak melakukan
pukulan forehand volley dengan bola diarahkan ke berbagai sudut lapangan yang
telah ditentukan dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan pula. Setelah
melakukan, ganti dengan anak yang lainnya.
Bentuk latihan forehand volley dengan sasaran berpindah tampak pada
gambar 9.
Gambar 9. Latihan Sasaran Berpindah
(Sumber: Modifikasi Latihan Sasaran Tetap)
Bentuk latihan sasaran berpindah ini mempunyai kelebihan yang lebih
baik dibandingkan dengan latihan sasaran tetap, yaitu dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam menempatkan bola pada waktu melakukan pukulan
forehand volley ke semua sudut lapangan dengan baik. Gambar di atas tersebut
dapat diartikan sebagai berikut:
a. Bola dipukul ke sasaran 1
b. Bola dipukul ke sasaran 2
c. Bola dipukul ke sasaran 3
d. Bola dipukul ke sasaran 4
Pengumpan anak
Sasaran
3
4
1
2
A F
Maksud dari pola tersebut diatas adalah pukulan pertama mengarah ke sasaran 1,
pukulan kedua mengarah ke sasaran 2, pukulan ketiga mengarah ke sasaran 3,
pukulan keempat mengarah ke sasaran 4 dan kembali lagi ke sasaran 1 sampai
dengan bola yang telah ditentukan habis. Jadi pada latihan ini bahwa memori akan
kurang dalam merekam informasi karena adanya hambatan yang memungkinkan
pola gerak ini mengalami gangguan.
2.1.5 Latihan Forehand volley Dengan Menggunakan Sasaran Tetap dan
Sasaran Berpindah
Latihan dalam olahraga sebenarnya sama dengan belajar pola gerak
hubungannya dengan forehand volley dimana arah penempatan bola kesasaran
sudut backhand, sudut forehand, sudut backhand pendek dan lebar dan diakhiri
sudut forehand yang pendek dan lebar. Mempunyai pola gerak yang berbeda
dimana yang dimaksud di sini adalah pola gerak pada posisi daun raket pada saat
memukul bola. Pola gerak yang berbeda di sini adalah dimana saat memukul bola
kesasaran sudut belakang backhand pola dari daun raket menghadap serong ke
arah sudut sasaran backhand saat perkenaan daun raket dengan bola, sedang pada
sudut belakang forehand pola dari daun raket menghadap serong kearah sudut
sasaran forehand, sedang untuk sudut backhand pendek dan lebar pola dari daun
raket menghadap serong ke sudut backhand pendek dan lebar dan untuk sudut
forehand pendek dan lebar pola dari daun raket menghadap serong kesudut
forehand yang pendek dan lebar. Belajar pola gerak dalam forehand volley
terdapat dua bentuk tugas yaitu footwork dan impact.
Gerakan yang kompleks diatas terdiri atas berbagai macam gerakan, dan
pola- pola gerakan itu harus dipelajari. Kumpulan pola- pola gerakan yang
kompleks sangat kecil, pola gerakan yang memerlukan pemilihan kelompok otot
tertentu dan kontraksi otot ini dalam tata urutan yang tepat. Suatu cara untuk
memahami bagaimana mempelajari aspek- aspek memori gerakan karena
pembelajaran jelas- jelas membutuhkan memori.
Pembelajaran pola gerak tidak bisa berhasil tanpa memori. Kata memori
mengacu pada ingatan dan tiruan yang beruntun dari suatu informasi, sebenarnya
ini tidak lebih dari sekedar nama yang digunakan untuk menunjukkan bahwa
orang memanggil kembali informasi yang telah didapat. memori secara umum
diukur dengan tes ingatan atau pengakuan dan bukti- bukti tiruan atau
perwujudan.
Menurut George H. sage bahwa Memori adalah “apa yang kita harapkan
dari individu untuk mengingat kembali bahwa informasi yang telah dipelajari
telah terekam oleh gerakan” (1984:250). Pembelajaran lebih berkaitan dengan
penyimpanan informasi, dan bila penyimpanan dari informasi gerakan itu bisa
dipanggil kembali berarti gerakan itu dapat dikuasai.
Untuk mengetahui perbedaan yang lebih baik antara latihan forehand
volley menggunakan sasaran tetap dan sasaran berpindah perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Forehand volley Dengan Sasaran Tetap
Forehand volley dengan sasaran tetap adalah mengarahkan bola ke satu
sasaran dalam satu tahap, dengan kata lain bahwa forehand volley dengan sasaran
tetap adalah mempunyai pola gerak tersendiri.
2. Forehand volley Dengan Sasaran Berpindah
Forehand volley dengan sasaran berpindah adalah mengarahkan pukulan
secara berpindah- pindah ke semua sasaran dalam satu tahap, dengan kata lain
bahwa forehand volley dengan sasaran berpindah mempunyai pola gerak yang
berbeda.
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Latihan Forehand volley Dengan Sasaran
Tetap dan Sasaran Berpindah
1. Kelebihan dan kekurangan latihan forehand volley sasaran tetap
a. Dalam melakukan pukulan forehand volley, anak dapat dengan cepat
memperbaiki semua kesalahan pada saat melakukan pukulan forehand
volley, konsentrasi pukulan hanya tertuju pada satu sasaran dan tidak
berubah- ubah sehingga memudahkan anak untuk lebih cepat menghafal
dan meguasai pukulan tersebut.
b. Gerakan footwork dan impact bola kurang dapat dikuasai, anak cepat
merasa bosan karena hanya memukul pada satu sasaran tanpa adanya
fariasi latihan pukulan, sehingga arah forehand volley akan terpusat pada
satu titik. Pada umumnya pemain yang berlatih menggunakan sasaran
tetap tidak terbiasa dengan adanya perubahan arah sasaran, sehingga
latihan yang mengarah pada kecermatan dan ketelitian kurang mendukung
semua pada ketepatan.
2. Kelebihan dan kekurangan latihan forehand volley sasaran berpindah
a. Penguasaan footwork dan impact bola dapat sekaligus dikuasai, antisipasi
terhadap keadaan lapangan lebih terlatih, dalam hal ini sudah tentu pemain
lebih mudah menyesuaikan posisi dalam melakukan pukulan forehand
volley sehingga memori dalam latihan ini dapat diterapkan saat melakukan
forehand volley pada saat permainan yang sesungguhnya.
b. Kesalahan pada saat melakukan pukulan forehand volley kurang cepat
diperbaiki karena adanya perubahan pola gerak yang disebabkan
sasarannya yang berpindah- pindah, sehingga unsur ketelitian dan
kecermatan harus lebih didahulukan daripada kekuatan.
Untuk lebih jelasnya, kelebihan dan kekurangan latihan forehand volley di
atas dapat dilihat pada tabel ringkasan dibawah ini.
Metode latihan Kelebihan kekurangan
Latihan forehand volley
dengan menggunakan
sasaran tetap
1) Anak dapat dengan
cepat memperpaiki
kesalahan dalam
melakukan pukulan
forehand volley.
2) Konsentrasi pukulan
hanya tertuju pada
satu sasaran sehingga
memudahkan anak
untuk cepat
menghafal pukulan
tersebut.
1) Anak hanya terlatih
gerakan forehand
volley dengan
penekanan pada satu
sasaran, sehingga
arah forehand volley
hanya terpusat pada
satu titik.
2) Anak akan cepat
merasa bosan karena
hanya memukul pada
satu sasaran tanpa
adanya fariasi latihan
pukulan.
Latihan forehand volley
dengan menggunakan
sasaran berpindah
1) Dengan adanya
perubahan sasaran
dari 1 sasaran ke 4
sasaran akan lebih
mendukung kearah
kecermatan dan
1) Kesalahan pukulan
kurang cepat diperbaiki
karena sasarannya
berpindah- pindah
ketelitian,ini
dikarenakan
sasarannya lebih
banyak
2) Pengkoordinasian
gerak guna mengarah
pada sasaran lebih
teliti dibandingkan
dengan sasaran tetap.
2.2 Hipotesis
Berdasar analisis kelebihan dan kekurangan dari bentuk latihan forehand
volley dengan sasaran tetap dan sasaran berpindah maka sebagai hipotesis
penelitian adalah:
1. Ada perbedaan hasil latihan pukulan forehand volley antara latihan
menggunakan sasaran tetap dibandingkan dengan menggunakan sasaran
berpindah terhadap kemampuan forehand volley dalam permainan tenis
lapangan pada petenis putra klub tenis PRABAJAYA pekalongan tahun 2005.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian, penggunaan metode penelitian harus tepat dan
mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
yang diharapkan serta harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-
faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Rancangan penelitian menggunakan design pre- test and post- test group
design. Didalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen (pre- test) dan sesudah eksperimen (post- test).Data yang sudah
terkumpul berupa hasil tes awal dan hasil tes akhir dari hasil latihan pukulan
forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap dan latihan pukulan forehand
volley dengan menggunakan sasaran berpindah.
Dalam melakukan kegiatan aksperimen ini menurut Sutrisno Hadi
(2000:484) penulis menggunakan pola Matched by Subject Design yang
selanjutnya disebut pola M- S, Matched Subject berarti juga group matching
karena hakekat subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan-
pemisahan subject masing- masing ke group kontrol secara otomatis akan
menseimbangkan kedua group itu.
32
Untuk menyeimbangkan kemampuan kedua kelompok, dalam penelitian
ini menggunakan cara subject matching ordinal pairing, yaitu anak dicoba yang
hasil pre experimental testnya sama atau hampir sama dipasangkan dengan
menggunakan rumus abba, kemudian anggota tiap pasang itu dipisahkan untuk
dijadikan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, sehingga kedua
kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama sebelum diberikan
perlakuan atau latihan.
3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian
Dalam menentukan masalah penentuan objek penelitian, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah- langkah yang harus ditempuh
agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian.
3.1.1 Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian
(1997:115). Pendapat lain populasi menurut Sutrisno Hadi adalah keseluruhan
penduduk yang dimaksud untuk diselidiki (2000:220). Populasi dibatasi sebagian
jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah petenis putra Klub Tenis
PRABAJAYA Pekalongan tahun 2005 yang berjumlah 35 orang lebih,diantaranya
adalah 23 orang anak (21 laki- laki dan 2 orang perempuan) dan sisanya adalah
anggota klub Prabajaya yang sudah dewasa.
3.1.2 Sampel dan teknik Sampling
Dalam penelitian ini tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu
dalam populasi karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga
membutuhkan waktu yang sangat lama. Sutrisno Hadi menyatakan bahwa sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi (2000:219). Jika hanya meneliti sebagian
dari populasi, maka penelitian tersebut penelitian sampel.Pendapat lain menurut
Suharsimi Arikunto bahwa apabila orang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
(1997:102).
Penelitian ini menggunakan penelitian populasi, dan teknik sampling yang
digunakan adalah random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah petenis putra Klub Tenis PRABAJAYA Pekalongan tahun 2005 yang
berjumlah 20 orang dengan memiliki kesamaan antara lain jenis kalamin dan
umur yang hampir sama juga sudah bisa bermain tenis dengan baik.
3.2 Variabel Penelitian.
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa variabel adalah gejala yang
bervariasi yang menjadi objek penelitian (1997:97). Dari pengertian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Di dalam penelitian ini ada dua
variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas menurut Suharsimi Arikunto adalah variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyabab (1997:99). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah:
a. Latihan forehand volley sasaran tetap
b. Latihan forehand volley sasaran berpindah
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan forehand volley.
3.3 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen tes yaitu:
3.3.1 Tes forehand volley
Tes untuk mengetahui kemampuan forehand volley menggunakan
“Modified Timmers Forehand and Volley Backhand Test” (Timmers
1965:Hansley 1979) yaitu tes untuk mengukur forehand dan backhand volley. Tes
ini memiliki tingkat validitasnya 0,842 dan untuk tingkat reliabilitasnya 0,958.
Lapangan tes ini tampak seperti pada gambar 10.
3.3.2 Program Latihan
Pemberian program latihan, Suharno mengemukakan bahwa pada zaman
modern ini latihan dijalankan atau diberikan lima sampai tujuh kali perminggu,
sedangkan lama waktu latihan antara tiga sampai empat jam (1986: 17). Pada
penelitian ini latihan diberikan tiga hari perminggu, dikarenakan untuk
menyesuaikan dengan jadwal yang sudah ada pada Tlub Tenis PRABAJAYA
Pekalongan.
Lebih jelasnya lapangan tes forehand volley seperti gambar 10 dibawah ini.
Gambar 10 : Lapangan test forehand volley
Sumber : Collins and Patrick. 1978. Timmers Tennis Skill Test
3.3.3 Pelaksanaan Tes
Setelah mendapatkan penjelasan, sampel menempatkan diri diantara net
dan service line dengan jarak 3 feet dari net. Pengumpan berdiri diantara
perpotongan garis servis atau centremark. Banyaknya bola yang harus dipukul
tiap subyek adalah 13 kali, yaitu 3 bola sebagai percobaan dan 10 bola sebagai tes.
3.3.4 Cara penilaian
1. Anak coba dipanggil satu persatu menurut daftar nomor yang telah disusun.
2. Setelah pencatat skor, pengumpan dan pengawas sasaran siap, maka sampel
menempatkan diri diseberang net dengan jarak 3 feet dari net untuk memulai
melakukan pukulan forehand volley.
3. Apabila umpan menyangkut di net, bola umpan jatuh atau mengarah kearah
backhand dan bola umpan jatuh kearah forehand tetapi melebar jauh dari anak
coba maka diulang.
3PTS 5PTS
4PTS 2 PTS
3 PTS 5 PTS
1 PTS
1 PTS
NET
A
Anak
9’ 2,74 m
9’ 2,74 m
9’ B
Pengumpan
8’
2,43 m
10’
3,04 m
4. Setiap kesalahan melakukan forehand volley sesuai dengan peraturan nilainya
adalah 0 atau bila bola keluar lapangan tunggal dan bola jatuh dilapangan
sendiri, sedangkan bola yang masuk mendapatkan nilai sesuai yang sudah
tertera dilapangan.
5. Skor akhir adalah jumlah point yang diperoleh dari 10 kali pukulan.
3.4 Alat dan Perlengkapan Penelitian
Alat dan perlengkapan merupakan faktor yang membantu lancar atau
tidaknya suatu penelitian. Adapun alat dan perlengkapan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
3.4.1 Lapangan Tenis
Penulis sudah mendapatkan ijin dari pengelola lapangan tenis dari klub
tenis PRABAJAYA Pekalongan untuk menggunakan fasilitas sebanyak 2
lapangan. Jenis lapangannya terbuat dari semen atau beton yang memenuhi syarat
untuk melakukan latihan, adapun ijin penelitian (lihat pada lampiran halaman 70).
3.4.2 Bola Tenis
Bola tenis yang disediakan sebanyak 30 buah yang masih baik untuk tes
awal maupun tes akhir. Untuk latihan disediakan sebanyak 100 bola yang baik,
bola yang dipakai adalah Tens Super.
3.4.3 Raket Tenis
Raket tenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah milik siswa klub
tenis PRABAJAYA Pekalongan.
3.4.4 Keranjang tempat bola diletakkan disamping pengumpan.
3.4.5 Daftar hadir dan formulir penelitian
Daftar hadir ini digunakan untuk mencatat hasil penelitian dan untuk
daftar hasil testee.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 9 Januari 2005 dengan perincian
sebagai berikut:
3.5.1 Tes Awal
Tes awal dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2005 pada pukul 07.00
sampai dengan selesai di lapangan tenis PRABAJAYA Pekalongan.
3.5.2 Pelaksanaan Latihan
Mengenai masalah frekuensi latihan tiap minggunya sebanyak 4 kali, hal
ini berdasarkan pendapat dari Nossek (1982: 195) yang mengatakan bahwa “
Untuk memungkinkan seorang atlet berkualitas tinggi dibutuhkan latihan empat
kali perminggu atau lebih “. Namun para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju
untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi
kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan seperti yang telah
dikemukakan M. Sajoto adalah selama 6 minggu atau lebih (1988:209). Dalam
penelitian ini frekuensi latihan adalah 3 kali seminggu selama 6 minggu, jadi
jumlah pertemuan ada 18 kali, satu kali pertemuan untuk pre-test dan satu
pertemuan untuk post- test. Dengan waktu latihan lamanya 120 menit, hal ini
berdasarkan pendapat dari Suharno yang mengatakan bahwa intensitas latihan
untuk olahraga prestasi dibutuhkan waktu 45 - 120 menit (1986: 195).
3.5.3 Tes akhir (post- test)
Apabila jumlah pertemuan telah terpenuhi maka dilaksanakan post-test
pada tanggal 20 Pebruari 2005, dengan tujuan untuk mengambil data akhir yang
diperoleh dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 setelah
mendapatkan latihan sebanyak 16 kali pertemuan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data- data yang diperlukan diperoleh dengan
menggunakan metode- metode sebagai berikut:
3.6.1 Metode Observasi Yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data
atau informasi awal sebelum diberikan suatu program latihan.
3.6.2 Metode Tes
Metode tes ini dibagi menjadi dua bentuk tes yaitu tes awal (pre- test) dan
tes akhir (post- test).
1. Tes awal (pre- test)
Tes awal (pre- test) yaitu untuk mencari data awal dari kemampuan
pukulan forehand volley dengan bentuk angka sebelum sampel tersebut diberikan
suatu perlakuan atau program latihan. Tes tersebut kemudian digunakan untuk
membagi sampel menjadi dua kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2) dengan
menggunakan rumus abba.
2. Tes akhir (post- test)
Tes akhir yaitu untuk mencari data akhir kemampuan pukulan forehand
volley dengan bentuk angka setelah sampel tersebut diberikan suatu perlakuan
atau program latihan dengan menggunakan program latihan yang terarah dan
teratur.
3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari adanya
kemungkinan- kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan
dengan pengambilan data. Dibawah ini akan dikemukakan adanya faktor- faktor
yang mempengaruhi penelitian dan usaha- usaha untuk menghindarinya.
3.7.1 Faktor kesungguhan hati
Kesungguhan hati dari tiap-tiap sampel dalam melakukan latihan tidaklah
sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil latihan. Untuk menghindari hal tersebut
diusahakan agar tiap- tiap sampel bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
latihan.
Selain itu disampaikan bahwa dari kegiatan tersebut dianggap latihan
mandiri dan nantinya akan dijadikan acuan pelatih untuk memberikan penilaian
bagi para anak didiknya. Selama latihan sampel juga diberi motifasi dengan
sekedar minuman dan makanan kecil setiap selesai melakukan kegiatan latihan.
3.7.2 Faktor kegiatan anak diluar penelitian
Selama berlangsungnya penelitian, kegiatan sempel diluar penelitian
sangatlah sulit diawasi. Untuk mengatasi hal tersebut diusahakan memberikan
pengertian dan pengarahan pada sampel agar tidak melakukan kegiatan- kegiatan
yang sama di luar penelitian.
3.7.3 Faktor alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diusahakan selengkap mungkin
dan dipersiapkan sebelum kegiatan dimulai. Hal ini adalah untuk menunjang
kelancaran jalannya penelitian.
3.7.4 Faktor pemberian materi latihan
Faktor ini mempunyai peranan yang penting dalam mencapai hasil yang
baik sehingga didalam menerangkan kepada sampel harus tegas dan jelas, tahap
demi tahap dan selalu didemonstrasikan agar sampel mencontoh dengan baik.
3.7.5 Faktor kebosanan
Faktor ini sangat berpengaruh dalam penelitian ini, karena dari hari kehari
hanya melakukan latihan pukulan forehand volley saja, jelas ini menimbulkan
kebosanan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diberikan variasi latihan yaitu
diberikan teknik bermain tenis dan setelah itu sampel bermain tenis.
3.7.6 Faktor kemampuan sampel
Masing- masing sampel mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda
didalam menangkap penjelasan dan demonstrasi, sehingga kemungkinan
kesalahan dalam latihan masih ada. Untuk itu selalu diadakan koreksi secara
langsung bagi sampel yang melakukan kesalahan dan koreksi secara klasikal
setelah anak menyelesaikan kegiatan secara keseluruhan.
3.7.7 Faktor cuaca
Penelitian ini dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor cuaca terutama
hujan dapat mengganggu jalannya kegiatan penelitian. Apabila hal ini terjadi,
maka kegiatan itu diganti dengan hari yang lain sehingga jumlah tatap muka dapat
dipenuhi sesuai dengan rencana.
3.7.8 Faktor tenaga pembantu
Sebelum tes dan kegiatan penelitian, diadakan koordinasi dan demonstrasi
pelaksanaan tes dan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, sehingga pada
waktu pelaksanaan tidak ada halangan yang berarti.
3.8 Metode Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes, selanjutnya akan di analisis
dengan menggunakan rumus statistik dengan teknik analisis data dengan
menggunakan t-test. Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa “Analisis terhadap hasil-
hasil eksperimen yang didasarkan atas subyek matching selalu mengunakan t-tes
pada corelated sampels (2000:276).
Tabel 1
Persiapan perhitungan statistik dengan pola M-S
No Pasangan Subjek XK Xe D
(XK – Xe)
d
(D – MD) d
2
1 2 3 4 5 6 7
N Jumlah Σ XK Σ Xe Σ D Σ d Σ d2
Langkah kerja dalam mengerjakan tabel penelitian adalah sebagai berikut :
1). Tiap-tiap pasangan dari kelompok dimasukkan dalam kolom 2 sesuai dengan
nomor urut.
2). Nilai tes akhir dari kelompok eksperimen 1 dimasukkan dalam kolom Xk.
3). Nilai tes akhir dari kelompok eksperimen 2 dimasukkan dalam kolom Xe.
4). Untuk mengisi kolom D berasal dari nilai kelompok kontrol dikurangi nilai
kelompok eksperimen atau Xk - Xe.
5). Untuk mengisi kolom d berasal dari nilai D-MD, dan MD diperoleh dari :
N
ΣD MD =
Harus dicek sigma Σ D = Σ (Xk - Xe) dan d = 0 , 0.
Perlu diperhatikan tanda-tanda (-) dan (+).
6). Kemudian setiap kolom dicari jumlahnya dan dalam rekapitulasi nilai-nilai
MD, Σ d 2, dan N.
Menurut Sutrisno Hadi untuk menyelidiki signifikasi, selisih perbedaan
mean dari sampel-sampel yang berkorelasi digunakan t-test dengan menggunakan
rumus pendek (1994:276) yaitu :
1) -(N N
d
MD t
2Σ
=
keterangan :
t : Hasil analisis data
MD : Mean diffrences
Σd2 : Jumlah deviasi dari mean
N : Jumlah subyek
Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu penulis mengubah
hipotesis alternatif atau Ha menjadi hipotesis nihil atau Ho. Dengan demikian
maka hipotesis kerja atau Ha yang menyatakan: Ada perbedaan hasil latihan
antara latihan pukulan forehand volley dengan sasaran tetap dan sasaran berpindah
terhadap kemampuan forehand volley pada petenis putra klub tenis PRABAJAYA
Pekalongan tahun 2005.
Diubah menjadi hipotesis nihil atau Ho yaitu: Tidak ada perbedaan hasil
latihan antara latihan pukulan forehand volley dengan sasaran tetap dan berpindah
terhadap hasil kemampun pukulan forehand volley bagi petenis putra klub tenis
PRABAJAYA Pekalongan tahun 2005.
Untuk menguji signifikasi hipotesis kerja atau Ha yang menyatakan : Ada
perbedaan yang signifikasi, latihan pukulan forehand volley antara latihan
sasaran tetap dan latihan sasaran berpindah terhadap kemampuan pukulan
forehand volley diubah menjadi hipotesis nihil atau Ho, yaitu tidak ada perbedaan
yang berarti, latihan pukulan forehand volley antara latihan sasaran tetap dan
latihan sasaran berpindah terhadap hasil kemampuan forehand volley.
Untuk menguji signifikasi dengan taraf signifikasi 5% dan d .b N-1 = 10-1
= 9. Kemungkinan hasil yang diperoleh adalah:
1. Apabila nilai t statistik hasil perhitungan menunjukkan hasil yang lebih kecil
dari nilai t dalam tabel taraf signifikasi 5% d.b = 9, maka sebagai
konsekuensinya hipotesis nihil diterima, artinya tidak ada perbedaan yang
berarti, latihan pukulan forehand volley antara latihan sasaran tetap dan latihan
sasaran berpindah terhadap hasil kemampuan pukulan forehand volley. Maka
hipotesis alternatif menyatakan ada perbedaan yang berarti, latihan pukulan
forehand volley antara latihan sasaran tetap dan latihan sasaran berpindah
terhadap hasil kemampuan pukulan forehand volley ditolak.
2. Apabila nilai statistik hasil perhitungan menunjukkan hasil yang lebih besar
atau sama dari nilai tabel dengan taraf signifikasi 5% d.b = 9, maka sebagai
konsekuensinya hipotesis nihil ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang
berarti, latihan pukulan forehand volley antara latihan sasaran tetap dan latihan
sasaran berpindah terhadap hasil kemampuan forehand volley. Maka hipotesis
kerja yang menyatakan ada perbedaan yang berarti, latihan pukulan forehand
volley antara latihan sasaran tetap dan latihan sasaran berpindah terhadap hasil
kemampuan pukulan forehand volley diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah memperoleh data dari hasil tes akhir, maka didapatkan hasil dari
tiap-tiap subyek pada kelompok eksperimen l dan kelompok eksperimen ll. Hasil
yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel perhitungan statistik dengan
hasil sebagai berikut:
Bahwa nilai thitung = 2,714, dengan taraf signifikansi 5% dan dengan
derajat kebebasan untuk tes signifikansi ini adalah jumlah pasangan dikurangi satu
atau N – 1 = 10 – 1 = 9. Dari hasil perhitungan statistik, ternyata nilai thitung lebih
besar dari nilai ttabel, yaitu 2,714 > 2,262, maka hasil ini signifikan, sehingga
hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada perbedaan hasil latihan pukulan forehand
volley dengan menggunakan sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap
kemampuan forehand volley bagi petenis putra klub tenis PRABAJAYA
Pekalongan tahun 2005”, ditolak. Berarti ada perbedaan hasil latihan pukulan
forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap dan sasaran berpindah
terhadap kemampuan forehand volley bagi petenis putra klub tenis PRABAJAYA
Pekalongan tahun 2005.
Kemudian untuk mengetahui latihan yang lebih efektif antara latihan
forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap dan sasaran berpindah
terhadap kemampuan forehand volley bagi petenis putra klub tenis PRABAJAYA
46
Pekalongan tahun 2005, menggunakan uji perbedaan mean akhir kelompok
eksperimen 1 dan eksperimen 2.
Berdasarkan uji perbedaan mean akhir, diperoleh hasil mean dari
kelompok eksperimen ll adalah 28,40 dan eksperimen l adalah 29,60 berarti
kelompok eksperimen 1 lebih baik daripada kelompok eksperimen ll, dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa latihan pukulan forehand volley dengan
menggunakan sasaran tetap lebih baik daripada sasaran berpindah terhadap
kemampuan forehand volley. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap lebih baik
daripada sasaran berpindah terhadap kemampuan forehand volley diterima.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat diketahui bahwa
latihan pukulan forehand volley menggunakan sasaran tetap dan sasaran
berpindah, menunjukkan adanya perbedaan hasil latihan yang signifikan terhadap
kemampuan forehand volley. Berdasarkan hasil perbedaan mean didapat mean
eksperimen I lebih besar daripada mean eksperimen lI, yaitu 29,60 > 28,40.
Sehingga menunjukkan bawah Latihan pukulan forehand volley dengan
menggunakan sasaran tetap memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap
kemampuan forehand volley.
Persamaan dari kedua bentuk latihan tersebut dalam pelaksanaan antara
latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap dan sasaran
berpindah, yaitu mengajarkan urutan bagian gerak dari setiap unsur gerak seperti
posisi siap, gerak awalan, gerak memukul dan gerak lanjutan sehingga menjadi
rangkaian gerakan forehand volley secara utuh. Sedangkan perbedaan kedua
latihan tersebut dapat dilihat dari untung ruginya terhadap kemampuan forehand
volley.
Latihan forehand volley menggunakan sasaran tetap pengaruhnya lebih
baik terhadap kemampuan pukulan forehand volley daripada menggunakan
sasaran berpindah. Hal ini disebabkan karena anak terlatih untuk menguasai
teknik gerakan forehand volley dengan penekanan pada satu sasaran, sehingga
arah forehand volley lebih terpusat pada satu titik. Akan tetapi dalam permainan
tenis sesungguhnya, arah forehand volley disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang memungkinkan pemain untuk mengumpan bola ke daerah lawan pada posisi
yang lebih menguntungkan untuk mencetak poin penuh. Sehingga dalam keadaan
demikian, pemain jika dilatih dengan menggunakan sasaran tetap tidak terbiasa
untuk mengubah arah forehand volley. Pada umumnya pemain yang berlatih
dengan menggunakan sasaran tetap tidak terbiasa adanya perubahan arah sasaran,
sehingga latihan yang mengarah pada kecermatan dan ketelitian akan mendukung
sepenuhnya pada ketepatan.
Sedangkan latihan forehand volley dengan menggunakan sasaran
berpindah mempunyai pengaruh yang lebih jelek terhadap kemampuan pukulan
forehand volley daripada menggunakan sasaran tetap karena dengan adanya
perubahan sasaran dari 1 sasaran ke 4 sasaran maka kurang mendukung ke arah
kecermatan dan ketelitian karena sasarannya lebih banyak. Untuk itu dituntut
adanya pengkoordinasian gerak guna mengarah pada sasaran harus lebih teliti
dibandingkan dengan sasaran tetap. Sehingga dengan adanya latihan ini akan
mendukung kecermatan pemain dalam permainan sesungguhnya. Dalam
permainan tenis yang sesungguhnya sering menggunakan sasaran berpindah
karena seorang pemain akan belajar dua gerak sekaligus yaitu footwork dan
impact dari gerakan yang sesungguhnya. Dalam hal ini sudah tentu pemain akan
mudah menyesuaikan posisi dalam melakukan pukulan forehand volley sehingga
memori dalam latihan ini dapat diterapkan saat melakukan pukulan forehand
volley dalam permainan sesungguhnya. Sedangkan kekurangan pada latihan
forehand volley dengan sasaran berpindah unsur ketelitian dan kecermatan lebih
didahulukan dari pada kekuatan.
Dengan mengetahui keuntungan dan kerugian kedua latihan tersebut dan
dengan adanya keuntungan menggunakan latihan sasaran tetap akan lebih
mendukung ke arah kecermatan dan ketelitian ke arah sasarannya, serta dari hasil
perhitungan statistik yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa latihan sasaran
tetap dapat meningkatkan hasil tes forehand volley.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat
menyimpulkan:
1. Ada perbedaan hasil latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan
sasaran tetap dan sasaran berpindah terhadap kemampuan forehand volley bagi
petenis putra klub tenis PRABAJAYA Pekalongan tahun 2005.
2. Latihan pukulan forehand volley dengan menggunakan sasaran tetap lebih
baik daripada sasaran berpindah terhadap kemampuan forehand volley dalam
permainan tenis lapangan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka peneliti memberikan saran kepada:
1. Guru olahraga atau pelatih sebaiknya menggunakan latihan pukulan forehand
volley dengan menggunakan sasaran tetap agar dapat mencapai hasil yang
optimal dalam latihan forehand volley pada permainan tenis lapangan.
2. Peneliti lain diharapkan mengadakan penelitian lanjutan yaitu latihan
kemampuan pukulan forehand volley dalam permainan tenis lapangan agar
diperoleh variasi latihan yang tepat dalam permainan tenis lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. :
Barron’s. 2000. Tennis Course Techniques and Tactic Vol. 1. Hongkong :
Barron”s Educational Series. Inc.
Brown, Jim. 1998. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Collins, D. Ray dan Hudges, Patrick B. 1978. AA.Comprehensive Guide to Sports
Skill Test dan Meansurement. Charles Thomas Publisher.
Handono Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno
Pallal
Katili, A.A. 1948. Olahraga Tenis. Jakarta : Bumi Restu Offset
Lardner, Rex. 1996. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taktik yang Akurat.
Semarang : Dahara Prize
Magheti, Bey dan Sage, George. H. 1990. Tenis Para Bintang. Bandung : CV
Pioner Jaya
Motram, Tony. 1996. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Semarang
: Dahara Prize
M, Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud
Nossek, Yossef. 1982. Teori Umum Latihan. Lagos : PAN African Press
Schraff, Robert. 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat Dan Mudah. Jakarta :
Mutiara
Suharno, HP. 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta :
Suharsismi Arikunto. 1997. Prtosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Sutrisno Hadi. 2000. Statistik Jilid 3. Yogyakarta : Andi Offset
Yudoprasetio, B. 1981. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bathara Karya Aksara
Proses Perhitungan Analisis uji-t
Berdasarkan hasil perhitungan di dapat data sebagai berikut:
MD = N
D∑
= 10
00,12−
= - 1,2
Σ d2 = 17,60
Kemudian angka-angka tersebut di atas dimasukkan ke dalam rumus t-test
untuk mendapatkan nilai, sebagai berikut:
t =
1)- (N N
d
MD
2∑
=
)110(10
6,17
2,1
−
−
=
90
60,17
2,1
= 442,0
2,1
t = 2,714 (t hitung)
kemudian hasil ini dibandingkan dengan t tabel (2,262), ternyata t hitung > t tabel
Kemudian mencari perbedaan mean untuk membandingkan kedua kelompok: