faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub ...

105
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PRESTASI DI KLUB PANJAT TEBING ON-SIGHT BATANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Ginanjar Prihantoro 6101406538 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Transcript of faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub ...

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PRESTASI DI KLUB PANJAT TEBING

ON-SIGHT BATANG TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Ginanjar Prihantoro

6101406538

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

SARI

Prihantoro, Ginanjar. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub panjat tebing On-Sight Batang tahun 2011. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama : Dra. Heny Setyawati, M.Si dan Pembimbing Pendamping : Supriyono, S. Pd. M. Or. Klub panjat tebing On-Sight Batang mempunyai prestasi yang bagus di tingkat Karesidenan Pekalongan dan sebagian besar atletnya masuk dalam tim atlet FPTI cabang Batang. Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul adalah faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub panjat tebing On-Sight Batang tahun 2011? Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub Panjat Tebing On-sight Batang tahun 2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah klub Panjat Tebing On-Sight Batang yang meliputi atlet, pelatih dan pengurus. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, meliputi pengurus sebanyak 2 orang, pelatih 1 orang, dan atlet 10 orang. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari faktor Internal atlet memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti latihan, sehingga pembentukan kondisi fisik, teknik, penguasaan taktik dan mental tercipta dengan baik. Sedangkan untuk faktor Eksternal, pelatih telah menjalankan tugas-tugasnya sebagai pelatih, pada organisasi meskipun jumlah pengurus masih kurang namun proses organisasi dan proses pembinaan prestasipun telah dijalankan dengan baik, sarana dan prasarana yang dimiliki masih kurang dan banyak yang rusak, lingkungan telah mendukung kegiatan-kegiatan klub meskipun perhatian pemerintah daerah masih kurang, dan kompetisi telah terjadwal mulai dari tingkat karesidenan, provinsi, nasional bahkan internasional.

Simpulan yang bisa diberikan adalah faktor internal menjadi faktor yang dominan, sebagian besar atlet telah memiliki aspek-aspek seperti motivasi berlatih yang tinggi, mental bertanding dan juara yang baik. Sedangkan untuk faktor eksternal yang berpengaruh adalah faktor pelatih dan organisasi/pengurus, komitmen dan loyalitas keduanya menjadi kunci keberhasilan pembinaan prestasi dan pencapaian prestasi, meskipun jumlah sumber daya manusia di dalamnya masih kurang sehingga pemenuhan dana, sarana dan prasarana juga kurang. Faktor lingkungan dan faktor kompetisi juga sudah berjalan dengan baik. Sehingga saran yang bisa penulis berikan yaitu kepada semua atlet untuk selalu rajin berlatih agar mampu meningkatkan prestasinya ditingkat daerah, nasional maupun internasional. Kepada pelatih untuk bisa meningkatkan kualitas kepelatihannya dengan mengikuti penataran pelatih. Dan kepada pengurus untuk segera melakukan perekrutan pengurus serta meningkatkan kerjasamanya dengan pihak luar untuk pemenuhan sumber dana dan melengkapi sarana prasarana.

ii

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Ginanjar Prihantoro

NIM : 6101406538

Jurusan : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Dengan ini menyatakan yang sesungguhnya dan sebenar-benarnya bahwa skripsi

ini asli karya saya sendiri bukan jiplakan atau tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sangksi akademik sesuai dengan hukum yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang, Mei 2011

Penulis

Ginanjar Prihantoro NIM 6101406538

iii

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi panjat tebing On-Sight Batang tahun 2011” telah dipertahankan

dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Panitia Ujian,

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Said Junaidi, M.Kes Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd NIP. 19690715 199403 1 001 NIP. 19651020 199103 1 002 Dewan Penguji,

1. Drs. Bambang Priyono, M.Pd ( Penguji ) _________________ NIP. 19600422 198601 1 001

2. Dra. Heny Setyawati, M.Si (Anggota) _________________ NIP. 19670610 199203 2 001

3. Supriyono, S.Pd. M.Or (Anggota) _________________

NIP. 19720127 199802 1 001

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak

mencoba sesuatu. (Frederick Smith)

2. Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena

persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan. (General Collin

Power)

Persembahan :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Bapakku Amat Ya’i, Ibuku Khasanah dan

adikku Riski Dwi Nanto yang selalu

memberi kasih sayang, do’a dan dukungan.

2. Almameter FIK UNNES sebagai bukti

baktiku padamu.

3. Teman-temanku se-Angkatan PJKR 2006.

4. Teman-teman Kost Mbah Joe

v

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah atas kekuatan dan

semangat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi pancapaian prestasi di klub panjat

tebing On-Sight Batang tahun 2011”. Keberhasilan penulis dalam menyususun

skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang memberi kesempatan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberi ijin dalam penyusunan ini.

3. Ketua Jurusan PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Heny Setyawati, M.Si selaku Pembimbing Utama dan Supriyono, S. Pd.

M. Or selaku pembimbing Pendamping yang telah sabar dalam memberikan

petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak / ibu dosen yang telah membantu dan membagi ilmunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak-Ibu dan adikku tercinta yang telah memberikan semangat kepada

penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

vi

vii

7. Teman-temanku PJKR angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaannya.

8. Teman-temanku FPTI Cabang Batang terima kasih atas kebersamaannya.

9. Teman-temanku Kose Mbah Joe terima kasih atas kebersamaannya.

10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu proses terselesaikannya

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Manusia tidaklah ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah

milik Tuhan YME. Sebagai makhluk yang lemah penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu masukan berupa kritik, saran dan pendapat yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan demi kemajuan pendidikan khususnya bidang olahraga.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya,

rekan-rekan, mahasiswa, dan kepada pembaca pada umumnya.

Semarang,

Penulis

vii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

SARI ............................................................................................................ ii

PERNYATAAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN ..............................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Fokus Masalah ............................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................. 7

1.5 Sumber Pemecahan Masalah ......................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Olahraga .............................................................................. 12

2.1.1 Hakikat Olahraga ...................................................................... 12

2.1.2 Tahapan Prestasi Olahraga ....................................................... 13

2.2 Olahraga Panjat Tebing ................................................................. 15

2.1.1 Hakikat Olahraga Panjat Tebing ............................................. 15

2.1.2 Teknik Dasar Panjat Tebing .................................................... 17

2.1.3 Proogram Latihan Panjat Tebing ............................................. 21

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi Olahraga.. 24

2.3.1 Faktor Internal ......................................................................... 25

2.3.2 Faktor Eksternal ...................................................................... 28

viii

ix

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Ilmia ............................................................................ 41

3.1.1 Populasi ................................................................................ 41

3.1.2 Sampel .................................................................................. 42

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 43

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 43

3.3.1 Observasi ................................................................................. 43

3.3.2 Wawancara ...............................................................................44

3.3.3 Dokumentasi ............................................................................45

3.4 Keabsahan Data .............................................................................. 46

3.5 Analisis Data .................................................................................. 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 48

4.1.1 Faktor Internal ..........................................................................48

4.1.2 Faktor Eksternal .......................................................................51

4.2 Pembahasan ................................................................................... 57

4.2.1 Faktor Internal ......................................................................... 57

4.2.2 Faktor Eksternal .......................................................................58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 63

5.2 Saran ............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65

LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................ 67

ix

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Prestasi Klub Panjat Tebing On-Sight Batang .................................... 5

2. Gambaran Fisik dalam Aplikasi Pemanjatan ................................................. 22

3. Menu Latihan Pemanjatan ............................................................................... 23

4. Hasil Observasi Klub Panjat Tebing On-Sight Batang.. ............................... 68

5. Daftar Atlet Panjat Tebing On-Sight Batang ................................................ 70

x

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahapan Latihan ........................................................................................... 14

2. Teknik - Teknik Pegangan ........................................................................... 18

3. Teknik - Teknik Pijakan ................................................................................ 19

4. Teknik - Teknik Gerakan .............................................................................. 20

5. Bagan struktur organisasi On-sight Batang .................................................. 54

6. Wawancara dengan Ketua Klub On-Sight Batang ...................................... 90

7. Wawancara dengan Pelatih Klub On-Sight Batang .................................... 90

8. Wawancara dengan Atlet Klub On-Sight Batang ....................................... 91

9. Pelaksanaan Program Latihan Beban (Pull-Up) ......................................... 91

10. Pelaksanaan program latihan Boulder ......................................................... 92

11. Atlet klub On-Sight Batang mengikuti kompetisi ....................................... 92

12. Atlet klub On-Sight Batang menerima Thropy Juara I ............................... 93

13. Tim Panjat Tebing On-Sight Batang 2011 .................................................. 93

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Observasi klub Panjat Tebing On-Sight Batang ............................ 68

2. Daftar Nama-Nama Atlet Klub On-Sight Batang ................................. 70

3. Kisi - Kisi Wawancara ......................................................................... 71

4. Panduan Pertanyaan Wawancara .......................................................... 72

5. Hasil Wawancara .................................................................................. 75

6. Daftar Gambar.. .................................................................................... 90

xii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Prestasi olahraga yang dicapai para atlet nasional belum mampu

menembus peringkat atas dalam percaturan olahraga ditingkat Asia. Dalam dunia

olahraga kita semua harus tahu bahwa masalah pembibitan dan pembinaan atlet

merupakan permasalahan penting yang juga harus mendapatkan perhatian.

Program pemanduan dan pembibitan atlet berbakat di negara maju telah

dilaksanakan dengan mendapat dukungan dari sumber daya yang memadahi,

termasuk bukan saja dari pemerintah dan masyarakat, tetapi dukungan kepakaran

melalui pendekatan ilmiah. Kecanggihan dalam bidang pengukuran dan evaluasi

yang dapat digunakan untuk meramal prestasi seseorang, hal ini mendorong kita

untuk bekerja secara efektif dalam melaksanakan pembinaan prestasi olahraga

untuk meningkatkan prestasi olahraga secara optimal.

Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal

yang kompleks, karena melibatkan banyak faktor antara lain, faktor internal

seperti : fisik dan mental atlet dan faktor eksternal seperti pelatih, organisasi,

sarana prasarana, lingkungan dsb. Faktor internal sesungguhnya bersumber dari

kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti mempunyai bakat

bawaan yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan

mencapai prestasi puncak. Pengalaman menunjukan bahwa hanya atlet yang

berbakat dan mau latihan yang baik dapat mencapai prestasi puncak (peack

1

2

performance). Prestasi puncak merupakan hasil dari seluruh usaha program

pembinaan dalam jangka waktu tertentu (3-5 tahun) yang merupakan paduan dari

proses latihan yang dirancang secara sistematis, berjenjang, berulang-ulang dan

makin lama makin meningkat. Terciptanya prestasi puncak adalah hasil dari

persiapan atlet yang amat cermat, berdasarkan program latihan, yang terorganisasi

secara sangat rinci, direncanakan secara bertahap, obyektif dan diterapkan secara

berkesinambungan. (Harsuki 2003:308)

Dari sekian banyak olahraga di Indonesia, cabang olahraga panjat tebing

merupakan salah satu cabang olahraga yang akhir-akhir ini mulai banyak digemari

oleh masyarakat umum, khususnya dikalangan remaja. Hal ini terbukti dari

semakin seringnya diselenggarakan kejuaraan panjat tebing, baik yang dilakukan

antar pelajar sekolah, mahasiswa pecinta alam maupun masyarakat umum.

Olahraga panjat tebing telah menjadi trend yang digemari dan dijadikan olahraga

tantangan bagi para generasi muda. Di samping itu, olahraga yang penuh

tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian dan ketrampilan ini ternyata

mampu menjadi olahraga alternatif bagi para generasi muda kita untuk

menyalurkan energi mereka pada kegiatan yang positif dan konstruktif.

Olahraga panjat tebing memiliki seperangkat nilai positif yang harus kita

kembangkan terus, antara lain pembentukan watak dan karakter, mengokohkan

kepribadian, memupuk jiwa sportif, sederhana, patriotis dan penuh semangat

juang, serta merupakan penyaluran bakat dan prestasi. Olahraga keras seperti

panjat tebing ini dapat digunankan sebagai pembinaan kepribadian. Nilai tersebut

3

dibutuhkan dalam mengembangkan kepribadian bagi penyiapan sumber daya

manusia untuk pembangunan.

Panjat tebing adalah olahraga individu maupun kelompok (beregu),

dimana setiap atlet harus memiliki kemampuan yang baik pada dirinya sehingga

dalam suatu pertandingan dapat dimenangkannya. Kemampuan individu dalam

usaha meningkatkan prestasi panjat tebing membutuhkan waktu yang panjang,

terprogram dan dimulai sejak dini. Selain itu juga mampu bekerja sebagai

kelompok saat diterjunkan dalam ajang beregu.

Dalam melakukan suatu pembinaan diperlukan wadah atau organisasi yang

dapat membina pemain sehingga dapat menjadikan pemain yang handal, selain itu

adanya sarana dan prasarana atau fasilitas yang mendukung terlaksananya latihan

yang sistematis, dan hal yang penting lainnya adalah pendanaan yang merupakan

faktor pokok untuk terlaksananya tujuan suatu organisasi. Dalam pembinaan

prestasi olahraga akan melibatkan berbagai pihak tidak hanya tertuju oleh para

atlet dan pelatihnya saja, tetapi juga pihak pengurus organisasi panjat tebing

tersebut, dan hal lain yang dapat meningkatkan presatsi panjat tebing. Maka

organisasi yang menjadi wadah atau tempat kegiatan panjat tebing juga sangat

berperan penting dan harus juga diperhatikan.

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sebagai induk organisasi panjat

tebing di Indonesia dalam rangka memajukan prestasi panjat tebing dengan

mengadakan kejuaraan-kejuaraan atau kompetisi-kompetisi antar klub panjat

tebing, dalam hal ini dimaksudkan untuk mencari bibit-bibit atlet yang baik

melalui organisasi atau klub panjat tebing yang ada di Indonesia.

4

Salah satu oganisasi / klub panjat tebing di Indonesia yang telah diakui

keberadaanya yaitu klub panjat tebing On-Sight Batang, sebuah klub panjat tebing

yang berada di Kabupaten Batang berdiri sejak 1 Januari 2007 dan beralamatkan

di Jl. A.Yani Gg. 8 (Kemuning) no.3, Kauman, Batang. Terdiri dari 17 atlet

meliputi Senior dan Kelompok Umur, Senior sebanyak 1 atlet (di atas 20 tahun).

Kelompok umur meliputi Junior sebanyak 4 atlet (umur 18-19 tahun), Youth A

sebanyak 4 anak (umur 16-17 tahun), Youth B sebanyak 1 atlet (umur 14-15

tahun), Spider Kid A sebanyak 2 atlet (umur 12-13 tahun), Spider Kid B sebanyak

2 atlet (umur 10-11 tahun), Spider Kid C sebanyak 3 atlet (umur 7-9 tahun).

Keadaan dan permasalahan yang ada mencangkup aspek program pembinaan,

aspek sarana prasarana, aspek organisasi dan pengelolaan klub, serta aspek

prestasi yang merupakan hasil pembinaan klub.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga Klub

Panjat Tebing On-Sight Batang menjadi perhatian dan ketertarikan peneliti

karena:

1) Semua atlet-atletnya masuk dalam tim inti atlet panjat tebing Kabupaten

Batang.

2) Banyaknya atlet Klub Panjat Tebing On-Sight Batang yang menjuarai

kejuaraan panjat tebing tingkat Karesidenan, Provinsi, Nasional bahkan ada

juga yang masuk peringkat 4 (empat) di Asia. Hal ini dapat dilihat dari tabel

prestasi atlet sebagai berikut.

5

Tabel 1. Daftar Prestasi Atlet Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

No. Nama Atlet Tanggal /Nomor Piagam

Juara Tingkat Nomor Keterangan

1. Asrul Sani 8-7-2007 4 Karesidenan Lead Umum Piala Rektor UNIKAL 2. Firma Kartika Dewi 29-7-2007 1 Karesidenan Lead Umum Brebes Climbing

Competition 3. Firma Kartika Dewi 19-8-2007 2 Karisidenan

DULONGMAS

Lead Umum PORDULONGMAS di Purwokerto

4. Firma Kartika Dewi 2-9-2007 2 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG di Pemalang

5. Firma Kartika Dewi 25-11-2007 4 Nasional Lead Kelompok Umur

Kejurnas FPTI di Cijantung Jakarta

6. Firma Kartika Dewi 30-12-2007 4 Asia Lead Kelompok Umur

Asia Youth Competition di Jogjakarta

7. M. Heri Gunawan 18-11-2008 2 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda JATENG di Karanganyar

8. Firma Kartika Dewi 18-11-2008 3 Provinsi Lead Kelompok Umur

Pra Kualifikasi PORPROV JATENG di Karanganyar

9. Kiromal Katibin 18-11-2008 1 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG di Karanganyar

10. Kiromal Katibin 28-12-2008 8 Nasional Lead Kelompok Umur

Kejurnas FPTI di Jogjakarta

11. Asrul Sani 20-6-2009 9 Nasional Lead Junior Walikota Cup Surabaya 12. M. Heri Gunawan 20-6- 2009 7 Nasional Lead Junior Walikota Cup Surabaya 13. Firma Kartika Dewi 20-6-2009 2 Nasional Lead Kelompok

Umur Walikota Cup Surabaya

14. Wahid Hamzah 20-6-2009 2 Nasional Lead Kelompok Umur

Walikota Cup Surabaya

15. Rury Diwira R. 20-6-2009 2 Nasional Lead Kelompok Umur

Walikota Cup Surabaya

16. Firma Kartika Dewi 1-8-2009 2 Provinsi Lead Kelompok Umur

PORPROV JATENG di Solo

17. Wahid Hamzah 1-8-2009 3 Provinsi Lead Kelompok Umur

PORPROV JATENG di Solo

18. Asrul Sani 15-6-2010 1 Karesidenan Speed Umum Kompetisi Panjat Tebing dalam rangka HUT Kab.Batang (Sirkuit I FPTP)

19. Agus Supriyanto 15-6-2010 6 Karesidenan Lead Umum Kompetisi Panjat Tebing dalam rangka HUT Kab.Batang (Sirkuit I FPTP)

20. Firma Kartika Dewi 15-6-2010 1 Karesidenan Lead Umum Kompetisi Panjat Tebing dalam rangka HUT Kab.Batang (Sirkuit I FPTP)

21. Wahid Hamzah 15-6-2010 3 Karesidenan Lead Umum Kompetisi Panjat Tebing dalam rangka HUT Kab.Batang (Sirkuit I FPTP)

22. Rury Diwira R. 15-6-2010 3 Karesidenan Speed Umum Kompetisi Panjat Tebing dalam rangka HUT Kab.Batang (Sirkuit I FPTP)

6

23. Firma Kartika Dewi 30-6-2010 1 Nasional Lead Kelompok Umur

Walikota Cup Surabaya

24. Rury Diwira R. 30-6-2010 3 Nasional Lead Kelompok Umur

Walikota Cup 2010 di Surabaya

25.. Baldah Kaje 10-6-2010 4 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

26. Asrul Sani 10-7-2010 1 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

27. M. Heri Gunawan 10-7- 2010 3 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

28. Firma Kartika Dewi 10-7-2010 2 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

29. Wahid Hamzah 10-7-2010 2 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

30. Rury Diwira R. 10-7-2010 3 Karesidenan Lead Umum Super Wall Climbing Competition UNIKAL

31. Kiromal Katibin 1-8-2010 8 Nasional Kelompok Umur ESGE Climbing Competition X di Gresik

32. Baldah Kaje 24-10-2010 3 Karesidenan Lead Umum Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

33. Asrul Sani 24-10-2010 1 Karesidenan Speed Umum Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

34. M. Heri Gunawan 24-10-2010 3 Karisidenan Lead Umum Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

35. Firma Kartika Dewi 24-10-2010 2 Karesidenan Lead Umum Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

36. Rury Diwira R. 24-10-2010 1 Karesidenan Speed umum Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

37. Firman Kartika Dewi 24-10-2010 1 Karesidenan Lead Pelajar Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

38. Rury Diwira R. 24-10-2010 1 Karesidenan Lead Pelajar Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

39. Kiromal Katibin 24-10-2010 1 Karesidenan Lead pelajar Sirkuit II FPTP Kab.Pemalang

40. Asrul Sani 7-11-2010 1 Provinsi Speed Junior Kejurda FPTI JATENG 41. Firma Kartika Dewi 7-11-2010 1 Provinsi Lead Kelompok

Umur Kejurda FPTI JATENG

42. Rury Diwira R. 7-11-2010 3 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG

43. Wahid Hamzah 7-11-2010 2 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG

44. Waryani 7-11-2010 4 Provinsi Lead Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG

45. Cipto Saputra 7-11-2010 4 Provinsi Speed Kelompok Umur

Kejurda FPTI JATENG

46. Farida 7 -11-2010 3 Provinsi Lead Kelompor Umur

Kejurda FPTI JATENG

47. M. Heri Gunawan 27-12-2010 2 Karesidenan Lead Umum Sirkut III FPTP Kota Tegal

48. Rury Diwira R. 27-12-2010 1 Karesidenan Lead Umum Sirkut III FPTP Kota Tegal

49. Kiromal Katibin 27-12-2010 1 Karesidenan Lead Pelajar Sirkut III FPTP Kota Tegal

50. Mia Amelia 27-12-2010 1 Karesidenan Lead Pelajar Sirkut III FPTP Kota Tegal

51. Sabrina Aulia R. 27-12-2010 2 Karesidenan Lead Pelajar Sirkut III FPTP Kota Tegal

7

1.2 Fokus Masalah

Dengan melihat latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka

permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

apasajakah yang mempengaruhi pencapaian prestasi klub Panjat Tebing On-Sight

Batang tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apasajakah yang

mempengaruhi pencapaian prestasi klub Panjat Tebing On-sight Batang tahun

2011.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Dengan adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian prestasi di Klub Panjat Tebing On-Sight Batang tahun 2011 inilah,

peningkatan dan pembinaan diharapkan akan dapat memperoleh dan mempunyai

nilai manfaat sebagai berikut :

1) Sebagai sumbangan informasi yang dapat dipakai sebagai bahan masukan

bagi klub terhadap pembinaan prestasi agar semakin maju.

2) Sebagai masukan bagi olahragawan, pelatih, pembina olahraga, dalam

upaya peningkatan prestasi cabang olahraga panjat tebing.

8

3) Sebagai sumbangan informasi terhadap DISPORA mengenai pembinaan

prestasi cabang olahraga panjat tebing di Klub Panjat Tebing On-Sight

Batang.

1.5 Sumber Pemecahan Masalah

Untuk menghindari salah penafs iran atau pengertian dalam penelitian

ini dan untuk memberikan gambaran yang jelas ke arah tujuan yang

dimaksud, maka terlebih dahulu dibuat sumber pemecahan masalah yang

digunakan dalam judul penelitian sebagai berikut.

1.5.1 Prestasi Olahraga

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dsb). (KBBI, 2003:895)

Prestasi olahraga dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dalam suatu

kegiatan atau latihan yang menghasilkan perubahan-perubahan, perubahan itu

dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, yang terjadi akibat latihan.

Dalam hal ini prestasi merupakan hasil akhir yang dicapai oleh atlet setelah

mengikuti latihan pada cabang olahraga tertentu.

Pengertian prestasi olahraga menurut Sumarno Sumoprawiro dalam

http://jurnalilmiaholahraga.blogspot.com (2009), dijelaskan bahwa prestasi

sebagai pencapaian akhir yang memuaskan oleh seseorang atau tim, berdasarkan

target awal yang dibebankan. Jadi prestasi tidak selalu identik dengan juara.

Walaupun tidak menjadi juara atau meraih kemenangan, tetapi bila itu sudah

9

dapat memenuhi atau bahkan melampaui target awal, maka itu sudah dapat

dikatakan berprestasi.

Prestasi merupakan tolak ukur yang dapat dipergunakan seseorang untuk

mengukur tingkat kualifikasi seseorang dalam menguasai dan memahami berbagai

teknik dan taktik selama latihan yang telah diberikan oleh pelatih. Maka sudah

barang tentu semua manusia sebagai atlet akan selalu mengharapkan untuk dapat

memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya.

1.5.2 Olahraga Panjat Tebing

Panjat tebing adalah salah satu cabang olahraga yang penuh tantangan dan

harus dilakukan dengan keberanian. Selain bertumpu pada kekuatan tangan, kaki

dan gaya gerakan. juga harus memiliki keahlian saat memanjat dinding (tebing

buatan) yang terbuat dari kayu, selain memerlukan stamina, olahraga ini

dibutuhkan konsentrasi untuk menyiasati agar tangan dan kaki selalu menempel

serta tidak terpeleset oleh pijakan poin. Pijakan poin ini terbuat dari batu-batuan

yang dipasang di dinding, fungsinya untuk dijadikan pijakan atau pegangan pada

saat ingin memanjat. Untuk tinggi dinding biasanya mencapai 20 meter (standar

Nasional).

Kegiatan Olahraga Panjat Tebing merupakan suatu kegiatan pemanjatan di

tebing alam maupun tebing buatan menggunakan gabungan kemampuan fisik,

strategi manusia untuk menuju tempat yang lebih tinggi dari puncak tebing serta

didukung oleh moril dan mental yang sehat. (FPTI JATENG, 2001: 8)

Menurut FPTI JATENG (2001) dalam perlombaan panjat tebing terdapat 4

macam kategori, yaitu: lead, boulder, speed dan dyno. Lead merupakan kompetisi

10

dimana pemanjat dilakukan dengan cara merintis (leading), setiap titik pengaman

(quickdraw) dikaitkan secara berurutan di-belay dari bawah, jarak yang paling

tinggi yang dapat ditempuh antara sumbu jalur menentukan peringkat atlet pada

satu babak. Boulder merupakan kompetisi yang terdiri dari sejumlah boulder

problem. Setiap pemanjat melakukan secara solo dan diamankan dengan matras

landasan jatuh. Jumlah keseluruhan jumlah nilai yang diraih oleh atlet pada tiap

boulder problem, dan jumlah usaha yang digunakan untuk mencapai batas tertentu

menentukan peringkat atlet. Speed merupakan kompetisi dimana pemanjatan

dilakukan dengan top-rope, atlet di-belay dari bawah. Waktu yang ditempuh atlet

dalam menyelesaikan jalur menentukan paringkat atlet dalam suatu kompetisi.

Dyno merupakan kompetisi lonjak atau melompat setinggi-tingginya untuk meraih

hold (pegangan), dengan posisi, jarak maupun jenis hold yang telah ditentukan.

Setiap lonjakan pada dyno problem dilakukan secara solo dan diamankan dengan

matras landasan jatuh.

Pembagian kelompok dalam kompetisi Olahraga Panjat Tebing, meliputi:

(1) Senior, usia 20 tahun keatas.

(2) Kelompok Umur, meliputi: Junior (usia 18 – 19 tahun), Youth A (usia 16 –

17 tahun), Youth B (usia 14 – 15 tahun), Spider Kid A (usia 12 – 13 tahun),

Spider Kid B (usia 10 – 11 tahun), Spider Kid C (usia 7 – 9 tahun).

1.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga

Upaya atlet untuk memperoleh prestasi yang tinggi banyak faktor yang

mempengaruhi. Menurut Faidillah Kurniawan dalam http://blog.uny.ac.id (2010),

Beberapa faktor penentu pencapaian prestasi maksimal terdiri dari dua faktor

11

besar, yaitu faktor indogen dan faktor eksogen. Faktor indogen yaitu, kesehatan

fisik dan mental, bentuk tubuh serta proporsi tubuh selaras dengan olahraga yang

diikuti, penguasaan teknik, penguasaan taktik, memiliki aspek kejiwaan dan

kepribadian yang baik, memiliki kematangan juara yang mantap. Faktor eksogen

yaitu, pelatih, sarana dan prasarana, organisasi, lingkungan dsb.

Apabila seseorang dapat melalui faktor utama pada diri atlet serta dapat

melaksanakan faktor pendukungannya maka bisa dipastikan seorang atlet akan

memperoleh hasil yang memuaskan. Sebagaimana yang timbul dilingkungan para

atlet, prestasi merupakan harapan agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dan

setingi-tingginya. Namun demikian faktor-faktor kesulitan di dalam latihan akan

selalu muncul. Maka dari itu kita harus dapat menghilangkan ataupun mengurangi

berbagai faktor penghabat sebagai kesulitan di dalam latihan seperti yang

diungkapkan di atas. Upaya mengurangi faktor kesulitan tersebut hendaknya

dilaksanakan secara rutin dan tidak cepat putus asa.

1.5.4 Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

Klub Panjat Tebing On-Sight Batang adalah salah satu klub Panjat Tebing

yang ada di Jawa Tengah yang telah diakui keberadaannya sejak 1 Januari 2007

beralamatkan di Jl. A.Yani Gg. 8 (Kemuning) no.3, Kelurahan Kauman,

Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Terdiri dari 17 atlet meliputi Senior dan

Kelompok Umur, Senior sebanyak 1 atlet (di atas 20 tahun). Kelompok umur

meliputi Junior sebanyak 4 atlet (umur 18-19 tahun), Youth A sebanyak 4 anak

(umur 16-17 tahun), Youth B sebanyak 1 atlet (umur 14-15 tahun), Spider Kid A

sebanyak 2 atlet (umur 12-13 tahun), Spider Kid B sebanyak 2 atlet (umur 10-11

tahun), Spider Kid C sebanyak 3 atlet (umur 7-9 tahun).

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Olahraga

Setiap atlet maupun klub yang menaunginaya pastilah mengaharapkan

prestasi dalam cabang olahraga yang ditekuninya, karena prestasi adalah salah

satu tolak ukur atlet selama mengikuti program latihan. Mengenai prestasi

olahraga akan dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1 Hakikat Prestasi Olahraga

“Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan,

dikerjakan, dsb)”. (KBBI, 2003:895)

Prestasi olahraga dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dalam suatu

kegiatan atau latihan yang menghasilkan perubahan-perubahan, perubahan itu

dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, yang terjadi akibat latihan.

Dalam hal ini prestasi merupakan hasil akhir yang dicapai oleh atlet setelah

mengikuti latihan pada cabang olahraga tertentu.

Prestasi olahraga Menurut Sumarno Sumoprawiro dalam

http://jurnalilmiaholahraga.blogspot.com (2009), kata prestasi dapat diartikan

sebagai ‘pencapaian akhir yang memuaskan oleh seseorang atau tim, berdasarkan

target awal yang dibebankan’. Jadi prestasi tidak selalu identik dengan juara.

Walaupun tidak menjadi juara atau meraih kemenangan, tetapi bila itu sudah

dapat memenuhi atau bahkan melampaui target awal, maka itu sudah dapat

dikatakan berprestasi.

12

13

Prestasi merupakan tolak ukur yang dapat dipergunakan seseorang untuk

mengukur tingkat kualifikasi seseorang dalam menguasai dan memahami berbagai

teknik dan taktik selama latihan yang telah diberikan oleh pelatih. Maka sudah

barang tentu semua manusia sebagai atlet akan selalu mengharapkan untuk dapat

memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya, yang pastinya didukung dengan

usaha pencapaian pretasi yang baik pula.

2.1.2 Tahapan Pencapaian Prestasi

Untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya, seorang atlet

dengan bimbingan pelatih memerlukan waktu bertahun-tahun untuk latihan secara

kontinyu, meningkat, bertahap dan berkesinambungan. Prestasi maksimal

olahraga tidak dapat diperoleh secara kebetulan atau untung-untungan saja, oleh

karena itu untuk menghindari faktor kebetulan dalam prestasi olahraga diperlukan

dengan sengaja penguasaan ilmu oleh pelatih dalam melatih atletnya. Rubianto

Hadi (2002: 63-65) menjelaskan mengenai beberapa tahapan pencapaian prestasi

olahraga sebagai berikut :

(1) Tahap Latihan Dasar

Tahap latihan dasar merupakan tahap latihan awal yang harus dilewati

oleh atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya cabang

yang akan ditekuni. Dengan melakukan aktifitas dalam latihan dasar yang

berprinsip multilateral maka dimungkinkan atlet muda dapat diidentifikasi

bakatnya sejak dini. Tujuan pada tahap ini adalah memberikan landasan yang

baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik, psikologi dan

14

moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang baik melalui kemampuan

pengembangan, ketrampilan dan karakter.

(2) Tahap Latihan Lanjutan

Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan dasar

menuju tahap prestasi tinggi. Tujuan latihan pada tahap ini adalah

untukmemperkuat fondasi keterampilan, kualitas dan kemampuan fisik dan

melakukan latihan yang lebih khusus pada cabang olahraga / nomor yang

ditekuni.

(3) Tahap Prestasi Tinggi

Tahap ini merupakan bagian terakhir pada seluruh proses latihan. Tujuan

pada tahap ini adalah kemampuan atlet untuk mengikuti kejuaraan nasional dan

internasional serta mencatatkan prestasi yang terbaik. Sasaran pada tahap ini

adalah melakukan spesialisasi pada tingkat tertinggi untuk mencapai prestasi.

Seluruh pentahapan pentahapan latihan di atas dapat divisualisasikan

dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 1. Tahap Latihan (adaptasi dari Bompa)

Sumber: Rubianto Hadi (2002: 65)

Tahap

Prestasi Tinggi

Tahap

Lanjutan

Tahap Dasar

Spesialisasi

HP

Pembinaan Multilateral

15

2.2 Olahraga Panjat Tebing

Panjat tebing adalah salah satu cabang olahraga ekstrim yang telah

terdaftar resmi di Komite Olahraga Indonesia dan telah dipertandingkan di event

PON. Untuk mengetahui olahraga panjat tebing ini akan dijelaskan sebagai

berikut :

2.2.1 Hakikat Olahraga Panjat Tebing

Panjat tebing adalah salah satu cabang olahraga yang penuh tantangan dan

harus dilakukan dengan keberanian. Olahraga ini tidak seperti yang lainnya, selain

bertumpu pada kekuatan tangan dan kaki, juga harus memiliki keahlian saat

memanjat dinding (tebing buatan) yang terbuat dari kayu, yang lebih tepatnya

merayapi dinding seperti binatang cicak. Selain memerlukan stamina, olahraga ini

dibutuhkan konsentrasi untuk menyiasati agar tangan dan kaki selalu menempel

serta tidak terpeleset oleh pijakan poin. Pijakan poin ini terbuat dari batu-batuan

yang dipasang di dinding, fungsinya untuk dijadikan pijakan atau pegangan pada

saat ingin memanjat. Untuk tinggi dinding biasanya mencapai 20 meter.

Kegiatan Olahraga Panjat Tebing merupakan suatu kegiatan pemanjatan di

tebing alam maupun tebing buatan menggunakan gabungan kemampuan fisik,

strategi manusia untuk menuju tempat yang lebih tinggi dari puncak tebing serta

didukung oleh moril dan mental yang sehat. (FPTI JATENG, 2001: 8)

Olahraga panjat tebing bisa dikatakan olahraga yang masih baru, meskipun

cikal bakalnya mountaineering sudah berjalan berabad-abad yang lalu,

mountaineering sebagai olahraga baru dicatat pada tanggal 8 agustus 1786 ketika

Dr. Paccard dan Jack Balmat berhasil mencapai puncak Mountain Blanc yang

16

merupakan puncak tertinggi pegunungan Alpen, puncak ini berhasil ditapaki

meski dengan peralatan sederhana. Dan peristiwa-peristiwa itu memacu para

pendaki untuk melakukan kegiatan yang sama dengan persiapan yang lebih

matang dan program latihanpun disusun seperti olahraga pada umumnya.

Modern Sport Climbing hadir sebagai pembaharuan dari panjat tebing

secara tradisional. Program latihan sudah memacu kepada standar Olympiade,

penemuan teknologi peralatan yang lebih baik terus berkembang sehingga seorang

pemanjat bisa lebih fokus kepada peningkatan prestasi yang optimal. Tahun 1989

Indonesia kedatangan tamu pemanjat dari Perancis dan sekaligus

memperkenalkan tebing buatan yang sempat terpasang di gedung Menpora. Atas

kunjungan ini, dibentuk Federasi Panjat Gunung Tebing Indonesia (FPGTI)

dengan ketua Harry Suliztiarto. Selang beberapa tahun, tepatnya bulan maret

1990, dalam acara lomba Panjat Tebing Nasional I di Bintaro Jakarta, FPGTI

berubah menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) hingga sekarang.

Dalam perkembangan berikutnya, FPTI berusaha untuk menjadi lembaga

yang mendapat pengakuan baik dari para pelakunya maupun oleh pemerintah.

Pada tahun 1992 FPTI secara resmi diterima menjadi anggota UIAA, sedangkan

diterimanya sebagai anggota KONI yang ke-50 setelah tahun 1994. Pada tanggal

13-16 Januari melaksanakan ekshibisi PON XIV 1996. Masuk dalam cabang

olahraga yang dipertandingkan dalam PON XV 2000 di Surabaya.

Menurut FPTI JATENG (2001) dalam perlombaan panjat tebing terdapat 4

macam kategori, yaitu: lead, boulder, speed dan dyno. Lead merupakan kompetisi

dimana pemanjat dilakukan dengan cara merintis (leading), setiap titik pengaman

17

(quickdraw) dikaitkan secara berurutan di-belay dari bawah, jarak yang paling

tinggi yang dapat ditempuh antara sumbu jalur menentukan peringkat atlet pada

satu babak. Boulder merupakan kompetisi yang terdiri dari sejumlah boulder

problem. Setiap pemanjat melakukan secara solo dan diamankan dengan matras

landasan jatuh. Jumlah keseluruhan jumlah nilai yang diraih oleh atlet pada tiap

boulder problem, dan jumlah usaha yang digunakan untuk mencapai batas tertentu

menentukan peringkat atlet. Speed merupakan kompetisi dimana pemanjatan

dilakukan dengan top-rope, atlet di-belay dari bawah. Waktu yang ditempuh atlet

dalam menyelesaikan jalur menentukan paringkat atlet dalam suatu kompetisi.

Dyno merupakan kompetisi lonjak atau melompat setinggi-tingginya untuk meraih

hold (pegangan), dengan posisi, jarak maupun jenis hold yang telah ditentukan.

Setiap lonjakan pada dyno problem dilakukan secara solo dan diamankan dengan

matras landasan jatuh.

Pembagian kelompok dalam kompetisi Olahraga Panjat Tebing, meliputi

Senior, usia 20 tahun keatas. Kelompok Umur, meliputi: Junior (usia 18 – 19

tahun), Youth A (usia 16 – 17 tahun), Youth B (usia 14 – 15 tahun), Spider Kid A

(usia 12 – 13 tahun), Spider Kid B (usia 10 – 11 tahun), Spider Kid C (usia 7 – 9

tahun).

2.2.2 Teknik Dasar Panjat Tebing

Teknik adalah melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai

tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang

berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Tujuan panjat tebing adalah

memeragakan teknik dan taktik pemanjatan di tebing (tebing buatan) untuk

18

mencapai puncak sehingga dapat meraih kemenangan dalam suatu pertandingan.

Teknik panjat tebing yang harus dikuasai dan ditingkatkan kemampuannya

meliputi teknik pegangan, teknik pijakan dan teknik gerakan.

2.2.2.1 Pegangan

Sebuah teknik dasar dalam panjat tebing yang berhubuangan dengan

pengaturan posisi tangan atau cengkraman jari pada batuan (point-point) saat

melakukan pemanjatan. Teknik-teknik pegang meliputi: 1) Crimp Grip, 2) Side

Pull, 3) Undercling, 4) Picnh Grip, 5) Open Hand, 6) Sloper, 7) Pocket. Teknik-

teknik pegangan dalam panjat tebing divisualisasikan dalam gambar sebagai

berikut:

7

Gambar 2. Teknik-teknik pegangan Sumber: Madawirna (2004: 32-33)

Keterangan gambar : 1. Crimp Grip, 2. Side Pull, 3. Undercling, 4. Picnh Grip, 5. Open Hand, 6. Sloper, 7. Pocket.

1 2 3 4

5 6 7

19

2.2.2.2 Pijakan

Sebuah teknik dasar dalam panjat tebing yang berhubungan dengan

pengaturan posisi kaki pada batuan (point-point) saat melakukan pemanjatan.

Teknik-teknik pijakan meliputi: 1) Pergantian pijakan, 2) Friksi sepatu, 3)

Smearing, 4) Hooking. Berikut gambar yang bisa menjelaskan macam-macam

teknik pijakan dalam panjat tebing.

Gambar 3. Teknik-teknik pijakan Sumber: Madawirna (2004: 32-33)

Keterangan : 1. Pergantian pijakan, 2. Friksi sepatu, 3. Smearing, 4. Hooking.

2.2.2.3 Gerakan

Merupakan sebuah teknik dalam panjat tebing yang menyatukan antara

teknik pegangan, pijakan dan gerakan badan saat menemui sebuah point (batuan)

dalam sebuah pemanjatan. Teknik-teknik gerakan meliputi : 1) Diagonal

1 2

3 4

20

Movement, 2) Paralel Movement, 3) Frogging, 4) Body Tension, 5) Flagging, 6)

Twisting, 7) Mantling, 8) Dynamic Movement, 9) Static Movement, 10) Drop

Knee. Berikut gambar yang bisa menjelaskan macam-macam teknik gerakan

dalam panjat tebing.

Gambar 4. Teknik Gerakan Panjat Tebing Sumber: Slamet Santoso (2007: 1-5)

Keterangan : 1. Diagonal Movement 2. Paralel Movement 3. Frogging 4. Body Tension 5. Flagging 6. Twisting 7. Mantling 8. Dynamic Movement 9. Static Movement 10. Drop Knee

4 3 2 1

6 8 7

5

9 100

21

2.2.3 Program Latihan Panjat Tebing

Menurut Slamet Santoso (2007) waktu dalam pembuatan program latihan

yang ideal ada 3 macam yaitu jangka pendek 4-6 bulan, jangka menengah 6-8

bulan dan jangka panjang 8-12 bulan. Dan masing-masing program latihan

memiliki 4 fase latihan yaitu pembentukan fisik umum yang terdiri 80% fisik dan

20% teknik selama 6-8 minggu, pembentukan fisik khusus terdiri dari 60% fisik

dan 40% teknik selama 4-6 minggu, pra kompetisi 40% fisik dan 60% teknik

selama 3-4 minggu serta fase kompetisi 20% fisik dan 80% teknik selama 1-2

minggu.

2.2.3.1 Fase Pembentukan Fisik umum

Menurut Slamet Santoso (2007) latihan dasar fisik secara umum yang

dibutuhkan untuk melatih fisk antara lain aerobik dan Anaerobik. Adapun fungsi

dari Aerobik adalah untuk meningkatkan Vo2max dengan pengertian (V) Volume

(O2) oksigen yang dikonsumsi seseorang dinyatakan dalam ml/kg (berat tubuh)

/menit atau biasa disebut juga dalam pengertian lain (kapasitas jangtung paru

dalam menampung oksigen).

Aerobik itu sendiri yaitu suatu latihan yang dilakukan dengan kecepatan

yang tetap tanpa menjadi lelah atau terengah-engah. Beberapa contoh latihan

aerobik yaitu lari stabil 2.400 meter, lari stabil 12 menit, jogging, lari stabil 3.200

meter, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan latihan

tersebut maka semakin baik Vo2maxnya.

Sedangkan anaerobik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan otot-otot tertentu dalam proses penggunaan tenaga secara maksimal

22

dalam suatu ussaha. Anaerobik adalah aktivitas olahraga yang dilaksanakan dalam

waktu pendek, tidak memerlukan oksigen dimana hanya membakar gula (glukosa)

bukan lemak. Contoh latihan anaerobik konvensional yaitu sit up, push up, back

up, pull up. Dalam olahraga panjat tebing adapun latihan beban yang dianjurkan

sebagai berikut:

(1) Leg Curl (otot belakang paha)

(2) Leg Extension (otot bagian muka paha)

(3) Bent-arm flay dan Bench press (otot dada)

(4) Triceps Extension (otot lengan belakang)

(5) Biceps curl (otot muka lengan)

(6) Bent over row (otot punggung)

(7) Pec Deck Butterfly (otot dada)

(8) Finger flexors (otot jari tangan)

2.2.3.2 Fase Pembentukan Fisik khusus

Menurut Slamet Santoso (2007) dalam ini kita harus bisa menentukan

tujuan dari program latihan yang akan kita susun dan disesuaikan dengan

periodesasi yang ada, adapun sebagai gambaran fisik dalam aplikasi pemanjatan

terbagi atas:

Tabel.2 Gambaran fisik dalam aplikasi pemanjatan

Prosentase dari kekuatan maksimum 25% 50% 80% 100% Aspek kekuatan Daya Tahan Lokal /

Endurance Daya Tahan Tenaga / Strength Endurance

Kekuatan / Power Max

Meliputi - Lamanya waktu - Kekuatan sedang

- Berulang-ulang - Kekuatan cukup tinggi

- Singkat - Kekuatan maksimum

Fisik dalam aplikasi pemajatan/contoh memanjat

- Lamanya waktu - Kecepatan terus

menerus - Gerakan / jalur

mudah

- Jalur pendek - Bergerak terus

menerus - Sebanyak mungkin

- Jalur masalah - Kesulitan boulder - Sependek

mungkin

23

Dalam fase pembentukan fisik khusus ini juga terdapat beberapa bentuk

sasaran diantaranya pembentukan

(1) Daya tahan lokal (endurance)

Daya tahan didefinisikan dan diukur sebagai pengulangan kontraksi

submaksimal atau masa bertahan submaksimal (daya tahan isometric). Daya

tahan dicapai dengan kontraksi serta otot yang berulang-ulang. System yang

dipakai yaitu ber-seri (dengan volume latihan ringan sampai sedang intensitas

tinggi jeda waktu istirahat sedikit.

(2) Kekuatan Maksimum (power max)

Kekuatan didefinisikan sebagai kerja yang dibagi dengan waktu, atau

tingkat pelaksanaan kerja. Metode yang dipakai adalah piramida prosentase

atau pyramid bilangan prima atau volume latihan berat intensitas sedikit jeda

waktu istirahat banyak.

2.2.3.3 Fase Pra Kompetisi

Menurut Slamet Santoso (2007) dalam fase pra kompetisi yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana caranya seorang pelatih bisa menutupi

kekurangan-kekurangan yang ada pada diri atlet dari sisi tekik, taktik dan strategi.

Adapun teknik-teknik dasar pemanjatan yang harus dilatih meliputi pegangan,

pijakan, gerakan dan lain sebagainya. Metode pelatihannya sebagai berikut:

Tabel.3 Menu latihan pemanjatan Lead Speed Boulder

1. Endurance 2. Strength Endurance 3. Power 4. Pemecahan Jalur 5. Propeoseptive

1. Record 2. Endurance 3. Power 4. Endurance Kompetisi 5. Teknik

1. 8 gerakan 2. 12 gerakan 3. 24 gerakan 4. 30 gerakan 5. Stick Games 6. Kuis Memecahan Jalur

24

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi Olahraga

Kita semua tentunya mengetahui bahwa pembentukan prestasi olahraga

melalui beberapa faktor yang dominan. Karena di dalam olahraga yang kompetitif

tujuan utama yang ingin dicapai oleh para atlet adalah mencapai prestasi

puncak/optimal. Prestasi disini yang diperlihatkan adalah pemunculan

(aktualisasi) tiga faktor yang terpadu pada seseorang atlet yaitu fisik, teknis dan

psikis. Ketiga faktor tersebut terkadang masih sering sulit ditentukan, karena hal

ini tergantung pada tingkatan prestasi yang sudah biasa atau yang diperlihatkan,

disamping jenis olahraga yang sedang dilatihkan.

Dalam usaha membentuk seorang atlet sehingga berprestasi baik,

mencapai rekor tinggi dan menjadi juara, potensi-potensi yang dimiliki hanya bisa

dikembangkan sesuai dengan kerangka batasnya. Dalam hal ini kerangka batas

dan potensi seseorang tidak selalu sama dengan orang lain meskipun dia saudara

sekandung.

Upaya atlet untuk memperoleh prestasi yang tinggi banyak faktor yang

mempengaruhi. Seperti yang dikatakan Faidillah Kurniawan dalam

http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), ‘faktor penentu pencapaian

prestasi maksimal terdiri dari dua faktor besar, yaitu faktor indogen dan faktor

eksogen’. Faktor indogen atau faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri

atlet itu sendiri, meliputi kesehatan fisik dan mental, bentuk tubuh serta proporsi

tubuh selaras dengan olahraga yang diikuti, penguasaan teknik, penguasaan taktik,

memiliki aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik, memiliki kematangan juara

yang mantap. Faktor berikutnya adalah faktor eksogen, yaitu faktor yang berasal

25

dari luar, faktor eksogen meliputi: pelatih, sarana dan prasarana, organisasi, dan

lingkungan, dsb.

2.3.1 Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu. Menurut

Faidillah Kurniawan dalam http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010),

‘faktor penentu prestasi olahraga adalah faktor indogen atau atlet itu sendiri yang

meliputi : kesehatan fisik dan mental yang baik’. Faktor internal tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

2.3.1.1 Bentuk Tubuh

Bentuk tubuh atau faktor konstitusi tubuh antara lain adalah

anthropometris, Postur dan struktur tubuh, seperti : ukuran tinggi dan panjang

tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh, somato-type tubuh hal ini harus sesuai

dengan olahraga yang diikutinya. Contohnya pada cabang bola voli dan bola

basket yang membutuhkan sosok atlet yang tinggi minimalnya 180 cm untuk

putera.

2.3.1.2 Kondisi Fisik dan Kemampuan Fisik

Berdasarkan kriteria fisik meliputi: memiliki kemapuan otot mengatasi

tahanan yang baik (kekuatan), mampu melakukan kerja dalam jangka waktu lama

(daya tahan), memiliki kemampuan untuk bergerak dalam waktu yang cepat

(kecepatan), kemampuan melakukan gerakan persendian melalui jangkauan

daerah yang luas (fleksibilitas), kemampuan melakukan gerakan pada berbagai

tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien (koordinasi).

26

Fungsi organ-organ tubuh, seperti : daya kerja jantung, peredaran darah,

daya kerja paru-paru, system pernapasan, daya kerja pernapasan, dan daya kerja

panca indera bekerja dengan baik.

2.3.1.3 Penguasaan Teknik yang Sempurna

Hal ini dapat dibuktikan dengan mampu mengaplikasikan teknik-teknik

yang ada pada cabang olahraga tertentu dengan gerakan yang baik, contoh pada

olahraga panjat tebing atlet mampu menerapkan teknik pegangan, pijakan dan

gerakan pemanjatan dengan baik sehingga jalur pemanjatan mudah diatasi.

2.3.1.4 Menguasai Masalah-masalah Taktik,

Penguasaan taktik ini berupa taktik perorangan, taktik kelompok, taktik

tim, pola-pola pertahanan dan penyerangan sistem-sistem bertanding.

Hal ini juga sama seperti yang diungkapkan M. Yunus (1992: 170) hakikat

bertaktik adalah mempergunakan daya fikir dan sikap kreatif serta improvisasi

untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang efektif, efisien dan

produktif dalam rangka mencapai kemenangan dalam bertanding.

2.3.1.5 Memiliki Aspek Kejiwaan dan Kepribadian

Untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin disamping memiliki

prestasi fisik yang tinggi perlu motor penggerak dan pendorong dari aspek

kejiwaan dan kepribadian. Salah satu bentuk aspek kejiwaan itu adalah motivasi

dari diri atlet itu sendiri. Menurut Purti K.A & Henny E. Wirawan dalam

http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id (2010) ‘Motivasi adalah suatu hal yang

didorong seseorang untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu’.

27

Hampir senada dengan yang diungkapkan oleh Anwar Pasau dalam Sajoto

(1988:3-4), faktor internal berupa aspek psikologis atau kaitanya dengan mental

atau kejiwaan individu yang terdiri atas terdiri atas:

(1) Intelektual, ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat.

(2) Motivasi, terdiri dari dua macam, yaitu dari diri atlet (internal): perasaan

harga diri, kebanggaan, keinginan berprestasi, percaya diri, perasaan sehat,

dan lain-lain. Dan dari luar diri atlet (eksternal) : penghargaan, pujian, hadiah

(material, uang), kedudukan, dan lain-lain.

(3) Kepribadian, yang menguntungkan dalam pembinaan prestasi, seperti :

ketekunan, kematangan, semangat, berani, berhati-hati, mudah menerima,

bijaksana/serius, tenang, percaya diri, terkontrol, cakap/pintar, praktis, teguh

pendirian, dan lain-lain. Sedangkan yang kurang menguntungkan, seperti :

mudah tersinggung/emosi, cepat bosan, kurang cakap, sembrono, ragu-ragu,

pemalu, lambat menerima, curiga/cemburu, bersifat kewanitaan, tidak

terkendali, tidak tetap pendirian, menyendiri, penakut, dan lain-lain.

2.3.1.6 Memiliki kematangan juara yang mantap.

Memiliki kematangan juara yang mantap maksudnya atlet tersebut dalam

menghadapi pertandingan apapun kondisinya, selalu memperlihatkan keajegan

prestasi cabang olahraga yang diikutinya.

Senada dengan Suharno (1986:77) yang dimaksud kematangan juara yang

mantap yaitu kematangan penerapan kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental

atlet dalam pertandingan dimana prestasi telah konstan (ajeg) meskipun

28

menghadapi situasi, kondisi yang berbeda-beda dalam hal tempat, alat, lawan dan

lingkungan.

2.3.2 Faktor Eksternal

Faktor eksogen atau faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar,

meliputi:

2.3.2.1 Faktor Pelatih

Peran pelatih dalam pemncapaian prestasi sangat penting, berikut ini

akan dijelaskan mengenai hakikat, kriteria atau syarat pelatih serta tugas-

tugasnya.

2.3.2.1.1 Hakikat Pelatih

Pelatih dalam kaitanya pencapaian prestasi merupakan bagian dari

faktor eksternal, dialah yang akan mengolah atlet dan menjadikan sesuai

dengan tujuannya yang diharapkan. Faktor pelatih akan menunjang

tercapainya prestasi yang maksimal apabila memiliki kriteria tertentu dan

mampu menjalankan tugas-tugasya dengan baik.

2.3.2.1.2 Kriteria dan Tugas Pelatih

Menurut Suharno (1986:8-9), bahwa kriteria atau syarat-syarat pelatih

yang baik itu memiliki:

(1) Kemampuan fisik yang baik

Seorang pelatih harus memiliki kesehatan yang sempurna, artinya pelatih

itu tidak berpenyakit jantung, paru-paru, saraf, tekanan darah tinggi, sakit kuning

29

dan lain-lainnya. Proporsi fisik yang harmonis sesuai dengan cabang olahraga

yang ditangani. Karena seorang pelatih menjadi panutan bagi atletnya.

(2) Mengusai ilmu sesuai dengan bidangnya secara teoritis dan praktis

Memiliki skill yang baik sesuai dengan cabang olahraganya. Megingat

ilmu dan teknologi selalu berkembang, maka pelatih perlu

menambah/mengembangkan ilmu dan skill cabang olahraganya merupakan

suatu landasan kuat untuk menimbulkan wibawa dan keberhasilan di dalam

proses kepelatihan.

(3) Kemampuan psikis yang baik

Memiliki daya fikir yang tinggi, daya cipta, kreatifitas dan imajinasi yang

tinggi, perasaan yang stabil tidak mudah marah dalam menghadapi

permasalahan baik dalam menangani atlet maupun dlam kesehariannya,

memiliki kemampuan yang kuat, memiliki daya perhatian dan daya konsentrasi

tinggi, memiliki daya motivasi yang besar, dan lain sebagainya.

(4) Berkepribadian baik sesuai dengan norma-norma hidup yang berlaku

Memiliki rasa tanggung jawab yang besar, disiplin dalam arti waktu dan

pelasanaan, dedikasi yang tinggi, sopan santun dalam tindakan, memiliki rasa

sosial, demokrasi, adil, memiliki rasa humor, berani dan satunnya kata dengan

perbuatan.

(5) Kemampuan penerapan ilmu di dalam masyarakat

Keberhasilah seorang pelatih di dalam melatih sangat tergantung dari

mampu dan tidaknya penerapan ilmu dan skill yang telah dimilikinya hal ini

untuk memperlihatkan hasil prestasi kerja sebaik-baiknya.

(6) Ahli dalam memberikan informasi/penjelasan ke atlet

30

Selain terampil melatih fisik seorang pelatih juga diharapkan mampu

memberikan informasi dan penjelasan kepada atletnya secara baik, karena

informasi yang sesuai akan memberikan dampak yang baik bagi seseorang dan

dia akan lebih dipercayai.

(7) Memiliki sikap kepemimpinan yang baik

Pelatih harus merupakan seorang individu yang dinamis, yang dapat

memimpin dan memberikan motivasi pada anak asuhnya maupun kepada

asisten-asistennya.

(8) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Seorang pelatih mampu menerapkan perilaku yang baik sesuai dengan

yang dianjurkan Tuhan Yang Maha Esa, memberikan contoh positif pada

atletnya. Jadi seorang pelatih tidak hanya memberikan nasihat-nasihat berupa

ucapan saja namun juga bisa memberikan contoh dalam perilakunya.

2.3.2.1.3 Tugas Pelatih

Setelah memiliki kriteria yang mendukung seorang pelatih juga harus

mampu menjalankan tugas-tugasnya. Menurut Suharno (1986:7-8), bahwa tugas

utama seorang pelatih adalah membina mengembangkan bakat atlit unntuk

direalisasi kemutu prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pembimbingan dan pembinaan atlet sebagai manusia keseluruhan, pelatih harus

menyadari bahwa dia dalam melaksanakan tugas dapat bertindak sebagai guru,

pemimpin, polisi, hakim, orang tua, teman sejati, dan pelayan.

Tugas pelatih secara praktis dan metodis dapat dijabarkan:

(1) Mencari bibit atlet yang berbakat

31

(2) Membuat rencana dan program latihan

(3) Melatih atlet secara efektif dan efisien

(4) Menyusun, menentukan strategi dan taktik pertandingan

(5) Menilai (mengevaluasi) hasil pertandingan

(6) Membuat laporan dan dokumentasi proses coaching yang dijalankan

(7) Memelihara, mengembangkan dan mengamalkan ilmu sesuai dengan

cabang oalahraga yang digemari. Mengadakan penyelidikan-penyelidikan

sesuai dengan spesialisasi cabang olahraga

(8) Bermasyarakat yang baik / pendekatan sosial

2.3.2.2 Sarana dan Prasarana Olahraga

Faktor sarana dan prasarana juga merupakan faktor eksternal dalam

pencapaian prestasi atlet, kedua faktor ini merupakan faktor yang penting karena

sebagai fasilitas dalam peningkatan kualitas dan kemampuan atlet dalam cabang

olahraga tertentu.

2.3.2.2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana

Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari

"facilities'", yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam

pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat

dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :

(1) Peralatan (apparatus)

Peralatan ialah sesuatu yang digunakan, contoh dalam panjat tebing

yaitu Tali Kernmantle, Carrabiner, Harnes, Belay Devices (Figure of Eight),

Webbing, Quickdraw, Prusik, Cowstail,dan Hanger, garis batas dan Iain-lain.

32

dinding panjat (tebing buatan) baik dinding lead, speed maupun boulder

yang terbuat dari papan kayu maupun fiber atau panel.

(2) Perlengkapan (device)

Perlengkapan yaitu sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana,

misalnya Sepatu panjat, Chalk Bag dan Bubuk Magnesium, garis batas dan

Iain-lain.

Sedangkan prasarana menurut Soepartono (2000:5) berarti segala sesuatu

yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau

pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang

mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif

permanen, contohnya yaitu papan panjat tebing. Salah satu sifat tersebut adalah

susah dipindah. Fasilitas olahraga ialah semua prasarana olahraga yang meliputi

semua lapangan atau bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk

melaksanakan program kegiatan olahraga. Berdasarkan batasan di atas, istilah

fasilitas olahraga sudah mencakup pengertian sarana dan prasarana perlengkapan.

2.3.2.2.2 Ukuran Standar Sarana dan Prasarana Olahraga

Semua olahraga prestasi yang dipertandingkan / dilombakan mulai tingkat

Internasional, Nasional dan tingkat Daerah menggunakan fasilitas alat dan

lapangan dengan ukuran yang sama untuk masing-masing cabang olahraga.

Ukuran yang sama disemua tingkat dan disemua tempat inilah yang dinamakan

ukuran standar.

Ukuran standar Sarana papan panjat untuk Lead dan Speed (tebing buatan)

tinggi 20 meter dan lebar 3 meter. Khusus untuk Speed tebing datar dengan

33

kemiringan yang kecil, sedangkan untuk lead terdapat bentuk overhang dan roof.

Standar prasarana panjat tebing adalah lulus uji dari UIAA.

2.3.2.3 Organisasi

Organisasi juga berpengaruh dalam pencapaian prestasi, dalam hal

ini akan dijelaskan mengenai hakikat dan ciri-ciri organisasi yang sehat.

2.3.2.3.1 Hakikat Organisasi

Hakikat organisasi menurut Faidillah Kurniawan dalam

http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), organisasi adalah setiap bentuk

kerja sama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud

untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu beliau juga mengatakan organisasi

adalah suatu sistem perserikatan formal, terstruktur, dan terkoordinasi dari

sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

Dirham (1986:15) juga memberikan penjelasan mengenai pengertian

organisasi yaitu sebuah rangka (bentuk) yang menjadi wadah dari pada usaha

kerja sama sekelompok manusia. Dan seperti yang dikutipnya dari Dwighi Walder

Erval tentang organisasi yaitu struktur hubungan pribadi yang berdasarkan atas

wewenang formil dan kebiasaan di dalam sistem administrasi.

Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri

dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian

kerja, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan

sistematis.

2.3.2.3.2 Ciri-Ciri Organisasi

Untuk pencapaian prestasi yang sesuai harapan sebuah organisasi harus

bisa dikatakan sehat. Menurut Zizer dalam http://zizer.wordpress.com/2009/11/26

34

/organisasi-sehat-dan-organisasi-berhasil (2011) Organisasi yang sehat adalah

organisasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga

jelas pembagian tugasnya

Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi aktif memainkan perannya.

Tidaklah bagus ketika suatu organisasi yang terlihat aktif hanyalah ketuanya

saja. Seorang ketua umum merupakan pimpinan umum dan bertugas sebagai

penanggung jawab dan mengkoordinasikan atas seluruh pengurus didalam suatu

organisasi. Seorang sekretaris merupakan pusat kegiatan tugas administrasi

secara tertulis dan pencatatan. Bendahara bertanggung jawab mengenai

keselamatan semua harta dari organisasi dan memegang kas serta pembukuan

dan juga bertanggung jawab keluar masuknya keuangan organisasi. Penasehat

yang bertugas mendampingi ketua umum dan memberi nasehat serta

pertimbangan didalam suatu keputusan dalam setiap kegiatan yang ada. Dan

Seksi-seksi, setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi dan banyaknya seksi

tergantung besar kecilnya organisasi.

(2) Organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya

Saat ini, setiap organisasi modern memberikan pada para anggotanya

nomor dan kartu tanda anggota, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

penyalahgunaan sebuah oleh anggotanya. Anggota juga ikut menentukan

keberhasilan jalannya organisasi, sebab apabila pengurus bekerja dan giat dan

teratur tetapi jika anggotanya tidak dispilin dan tidak menaati peraturan yang

telah ditetapkan dalam organisasi, maka jalannya organisasi tersebut akan

35

terganggu dan terhambat, bahkan tujuan organisasi itu tidak bisa tercapai. Jadi

dalam suatu organisasi perlu adanya kerjasama yang baik, adanya pengertian

anggota dan pengurus dan juga komponen lain yang terkait.

(3) Organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya

dalam masyarakat

Artinya yaitu jelas mengenai alamat kantornya. Tampak pula aktivitas

sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan roda organisasi. Ada pula nama,

lambang, dan tujuan organisasi yang termuat dalam AD (anggaran dasar) dan

ART (anggaran rumah tangga), serta menyusun rencana kerja yang jelas.

Demikian pula struktur organisasinya, yaitu dengan menyusun struktur

organisasi dengan lengkap, wewenang tiap pejabat/petugas, macam jenis

organisasi dan sebagainya dengan ditunjukan menggunkan kotak-kotak atau

garis yang disusun menurut kedudukan yang masing-masing membuat fungsi

tertentu yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang

dan tanggung jawab atau disebut juga dengan bagan organisasi.

(4) Dalam setiap aktivitas organisasi mengacu pada manajemen yang sehat

Misalnya, seperti yang dikatakan Waharso (2002: 1.16-1.21) bahwa

tahapan atau fungsi manajemen sebagai berikut: Forecasting, Planning,

Organizing, Staffing, Diracting, Leading, Coordinating, Motivating, Controlling

dan Reporting. Semua tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan melibatkan

sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap action. Dalam

manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah administrasi.

Surat bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi lainnya yang lazim ada di

sebuah organisasi.

36

(5) Organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya

Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat.

Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan anggota

khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya. Sebuah organisasi

mampu bekerjasama dengan masyarakat sekitar sehingga proses pencapaian

prestasi setinggi-tingginya mudah diraih.

2.3.2.4 Pembinaan Prestasi

Untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya maka usaha pembinaan

atlet harus dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional

sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas atlet serta mempunyai program yang

jelas. Beberapa kegiatan dasar yang dilaksanakan dalam pembinaan atlet untuk

mencapai prestasi tertinggi yaitu :

(1) Pemassalan

(2) Pembibitan

(3) Pemanduan Bakat

(4) Pembinaan

(5) Sistem Pelatihan

(6) Dukungan Dana (KONI, 1998: B-5)

Keenam kegiatan tersebut menyimpulkan bahwa dalam pembinaan

olahraga prestasi seperti pada panjat tebing juga memerlukannya. Yang

diharapkan dapat menghasilkan peningkatan prestasi dan kualitas para atlet panjat

tebing.

2.3.2.4.1 Pemassalan

37

Pemassalan yaitu usaha mempolakan keterampilan dan kebugaran jasmani

atlet multilateral dan spesialisasi. Tujuan dari pemassalan adalah melibatkan

sebanyak-banyaknya atlet dalam olahraga prestasi, sehingga timbul kesadaran

terhadap pentingnya olahraga prestasi sebagai bagian dari upaya peningkatan

prestasi olahraga secara nasional. (KONI, 1998: B-6)

2.3.2.4.2 Pembibitan

Pembibitan adalah upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet berbakat

dalam olahraga prestasi yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orang tua,

guru dan pelatih pada suatu cabang olahraga tertentu. Tujuan dari pembibitan

adalah untuk menyediakan calon atlet berbakat dalam berbagai cabang olahraga

prestasi, sehingga dapat dilanjutkan dengan pembinaan yang lebih intensif,

dengan sistem yang lebih inovatif dan mampu memanfaatkan hasil riset ilmiah

serta perangkat teknologi modern. (KONI, 1998: B-7)

2.3.2.4.3 Pemanduan Bakat

Pemanduan bakat adalah usaha yang dilakukan untuk memperkirakan

peluang seorang atlet yang berbakat untuk dapat berhasil dalam menjalani

program latihan sehingga mampu mencapai prestasi puncak. Tujuan pemanduan

bakat yaitu memperkirakan seberapa besar seseorang untuk dapat berpeluang

dalam menjalani program latihan sehingga mempu mencapai prestasi tertingginya.

(KONI, 1998: B-10)

2.3.2.4.4 Pembinaan

Menurut KONI (1998: B12) pembinaan diarahkan melalui latihan yang

disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembnagan anak. Perhatian harus

38

difokuskan pada kelompok otot, kelenturan persendian anggota tubuh dan

kaitanya dengan persyaratan cabang oalahraga spesialisasi. Perkembangan

perbendaharaan keterampilan adalah sebagai persyaratan pokok yang diperlukan

untuk memasuki tahap spesialisasi dan prestasi. Prinsip perkembangan ini

didasarkan kepada fakta bahwa semua ada interaksi antara semua oargan dan

sistem dalam tubuh manusia dan antara proses faaliah dengan psikologi.

Spesialisasi atau latihan khusus untuk suatu cabang olahraga mengarah kepada

perubahan morfologis dan fungsional. Dalam proses pembinaan ini meliputi

pembinaan fisik, teknik, taktik dan mental.

2.3.2.4.5 Sistem Pelatihan

Menurut KONI (1998: B-13) Tujuan utama dari sistem pelatihan dalam

olahraga dalam untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi para olahragawan

semaksimal mungkin. Untuk melakukan hal ini seorang atlet perlu bantuan tenaga

pelatih.

Menurut Rubianto Hadi (2002: 63-65) tahapan latihan dibagi menjadi

tahap latihan dasar, tahap latihan lanjutan dan tahap prestasi tinggi. Diharap

dengan proses atau tahapan yang sistematis tersebut atlet dapat mencapai prestasi

puncaknya. Selain tahapan pemberian beban latihan juga harus disesuaikan,

Rubianto Hadi (2002: 66-68) menjelaskan mengenai pembagian beban latihan

meliputi adanya unsur beban latihan fisik, teknik, taktik dan mental, jenis-jenis

beban latihan yang berupa beban neural, beban struktural, beban metabolik dan

pembagian indikator beban latihan yang berupa volume, intensitas dan pemulihan

(recovery).

2.3.2.4.6 Dukungan Dana

39

Dukungan dana berperan dalam pembinaan prestasi atet, dengan adanya

dana baik dari pemerintah maupun swasta program pembinaan akan berjalan

sesuai rencana.

2.3.2.5 Lingkungan

Lingkungan yang menunjang prestasi baik menurut Menurut Faidillah

Kurniawan dalam http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), beliau

menyatakan bahwa kondisi-kondisi lingkungan yang sifatnya menunjang prestasi

atlet adalah :

(1) Keluarga, khususnya orang tua

Kondisi rumah yang bersih, terang, tenang dan nyaman. Sopan santun

dalam keluarga. Lingkungan keluarga yang senang dan mendukung dalam

bidang olahraga, memberikan perhatian pada sang atlet dalam mengikuti

program-program latihan maupun saat kompetisi. Belajar, berlatih, bekerja, dan

istirahat harus serasi. Hal ini bisa diberikan contoh yaitu keluarga datang

menyaksikan anak (atlet) mengikuti sebuah kompetisi.

(2) Pembina dan pelatih

Peran pelatih dan pembina dalam mengatur pola hidupnya misalkan,

tidur yang teratur antara 8-10 jam per hari. Kehidupan sehari-hari yang teratur,

hindarilah rokok, alkohol dan morphin. Pengaturan makanan selalu segar sesuai

dengan ilmu gizi, pengaturan pola makan atlet harus selalu dikontrol agar

kebugaran dan kesehatannya selalu terjaga. Kesehatan selalu dikontrol. Selain

itu juga perlengkapan dan meteri yang memadahi dan pekerjaan untuk hari

depan serta keuangan perlu diperhatikan secukupnya.

40

(3) Lingkungan secara umum, khususnya lingkungan sosial

Dukungan moral dari lingkungan sekitar yang positif, misalkan dari

lingkungan sekolah memberi warna kepada tindakan olahragawan pada waktu

berlatih ataupun bertanding, saat masa-masa ujian maupun kegiatan

ekstrakurikuler menuntut pencurahan semua daya upaya kepada tugas-tugas

sekolah tersebut, akibatnya kalau dipaksakan berlatih maupun bertanding maka

hasilnya akan jauh berbeda dengan masa-masa dimana tidak ada tugas sekolah.

Bentuk dukungan dan bantuan dana dari pemerintah pusat maupun

daerah merupakan andil yang cukup besar di dalam peningkatan prestasi

olahraga. Dengan turut campur tangan dari pejabat-pejabat pemerintah dalam

menangani masalah peningkatan prestasi olahraga.

2.3.2.6 Kompetisi

Kompetisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi atlet,

dan keikut sertaan atlet dalam kompetisi eksibisi memungkinkan atlet mencapai

kesiapan mengahadapi kompetisi utama (Bompa, 1983:249), sesuai terdapat pada

bagian lain juga Bompa (1983:250) membagi kompetisi menjadi kompetisi utama

dan kompetisi eksibisi.

Faktor kompetisi menurut Faidillah Kurniawan dalam

http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), bahwa tujuan dari

pertandingan/kompetisi bertujuan untuk :

(1) Untuk mengevaluasi kondisi serta kesiapan fisik, teknik, taktik, dan mental

atlet guna feed back dalam merencanakan latihan-latihan untuk musim latihan

berikutnya.

(2) Untuk mengevaluasi prestasi atlet maupun tim setelah berlatih selama 4-5

bulan.

(3) Untuk menseleksi atlet guna dipilih menjadi bagian tim inti.

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Penggunaan metode penelitian dalam sebuah penelitian harus tepat dan

mengarah pada tujuan penelitian agar memperoleh hasil yang sesuai dengan

tujuan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Oleh

karena itu dalam bab ini akan diulas tentang metode penelitian yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan dengan metode kualitatif, sehingga akan menghasilkan data deskriptif

yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang diinginkan, penelitian

dilakukan secara langsung serta menganalisis tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian prestasi di klub Panjat Tebing On-Sight Batang.

3.1.1 Populasi

Populasi yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006:130). Menurut Margono (2005:118), populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Jadi, populasi berhubungan dengan data yang akan diteliti atau diambil, bukan

manusianya.

41

42

Populasi mencakup keseluruhan subyek yang akan diteliti. Sehingga

dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah klub Panjat Tebing

On-Sight Batang.

3.1.2 Sampel

Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006:131). Sedangkan menurut Margono (2005:121) sampel adalah

sebagai bagian dari populasi. Sampel adalah jumlah penduduk yang jumlahnya

kurang dari populasi. Pengertian mengenai sampel juga disampaikan oleh

http://sambasalim.com (2009), bahwa sampel adalah bagian kecil dari anggota

populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili

populasinya.

Pemilihan sampel selalu dilakukan dalam berbagai jenis penelitian yang

bertujuan untuk menarik generalisasi yang berlaku bagi populasi. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik sampling ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Untuk itu konsep sampel dalam penelitian ini berkaitan dengan

bagaimana memilih informan tertentu yang dapat memberikan informasi yang

mantap, akurat, dan terpercaya mengenai unsur-unsur yang ada dalam topik atau

permasalahan dalam penelitian.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti memilih informan yang dapat

memberikan informasi yang lengkap dan semaksimal mungkin, yaitu melibatkan

anggota Klub Panjat Tebing On-Sight Batang secara langsung, yang akan diwakili

oleh pengurus, pelatih dan atlet.

43

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan kegiatan

penelitiannya. Penelitian ini dilakukan di Klub Panjat Tebing On-Sight Batang,

Kabupaten Batang. Penelitian dimulai dari tanggal 2 Januari 2011 sampai dengan

tanggal 8 Maret 2011.

Penelitian dimulai dengan melakukan observasi langsung ke lokasi

penelitian, melakukan wawancara dengan narasumber, serta peneliti melakukan

pengambilan dokumentasi secara visual melalui kamera.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus masalah dan

tujuan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan teknik pengumpulan data

yang tepat. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini

adalah :

3.3.1 Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek

penelitian, karena observasi merupakan teknik yang utama dalam penelitian

kualitatif.

Pada tahapan observasi ini peneliti melakukan observasi di Klub Panjat

Tebing On-Sight Batang pada tanggal 2 Januari 2011. Sasaran dari metode

observasi ini yaitu untuk mencari atau menggali data mengenai kepengurusan

44

organisasi, program pembinaan atlet, sarana prasarana, serta apa saja yang

mendukung pencapaian prestasi Klub Panjat Tebing On-Sight Batang.

Dengan demikian manfaat yang diperoleh dalam menggunakan metode

observasi ini antara lain:

(1) Melalui observasi/pengamatan secara langsung,

(2) Observasi memungkinkan dapat melihat dan mengamati sendiri kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan

sebenarnya,

(3) Observasi memungkinkan dapat mencatat persitiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan secara langsung sesuai dengan fokus yang

diamati, dan

(4) Dapat mengungkap hal-hal dan memperoleh data-data yang tidak akan bisa

diperoleh dengan metode wawancara.

3.3.2 Wawancara

Untuk melengkapi dan memeperkuat data yang telah diperoleh maka perlu

adanya wawancara. Wawancara mengandung arti dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari pewawancara (Suharsimi

Arikunto, 2006 : 155). Dalam teknik wawancara ini dapat menggali informasi

suatu data yang diketahui oleh seseorang yang diteliti, dan juga mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan masa yang

akan datang.

Untuk melakukan wawancara dengan responden, peneliti harus

mempersiapkan daftar pertanyaan-pertanyaan yang terarah dengan fokus masalah

45

dan tujuan penelitian. Data atau informasi berbentuk tanggapan, pendapat,

keyakinan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu

yang dipertanyakan sehubungan dengan fokus masalah tersebut.

Dalam pelaksanaan metode wawancara berkisar pada faktor-faktor apa

sajakah yang mempengaruhi pencapaian prestasi di Klub panjat Tebing On-Sight

Batang. Sehingga sasaran dalam pelaksanaan wawancara ini kepada pengurus,

pelatih dan atlet dari Klub Panjat Tebing On-Sight Batang. Dan dalam

melaksanakan wawancara ini tidak tersembunyi.

Pelaksanaan wawancara dengan pengurus, pelatih dan atlet Klub Panjat

Tebing On-Sight Batang dilakukan pada tanggal 8 maret 2011. Dari pengurus

diwakili Afif Riyanto selaku ketua dan Kushendarto selaku Sie.Binpres

merangkap Sie.Sarpras, untuk pelatih D.K.W. Yusnita sedang dari atlet diwakili

Asrul Sani, M. Heri Gunawan, Waryani, Dzulfi Ad’hari, Wahid Hamzah, Cipto

Saputra, Kiromal Katibin, Firma Kartika Dewi, Rury Diwira R, Rohmiyati.

3.3.3 Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 158) dokumentasi dari asal katanya

adalah dokumen yang mempunyai arti barang-barang tertulis. Didalam

melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

lain sebagainya.

Metode dokumentasi adalah memeriksa dokumen-dokumen yang ada

untuk dapat memperkuat dan melengkapi data yang telah diperoleh dari hasil

46

observasi dan wawancara. Data dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah adalah :

(1) Jumlah atlet yang terdaftar di Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

(2) Prestasi yang telah didapatkan oleh para atlet

(3) Dokumen visual yaitu berupa foto-foto pada saat proses latihan

berlangsung, yang dihasilkan sendiri dengan menggunakan kamera

(4) Program latihan dari pelatih

3.4 Keabsahan Data

Untuk mendukung hasil penelitian diperlukan alat untuk membuktikan

kebenaran hasil penelitian dalam kenyataan di lapangan. Oleh karena itu,

diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data tersebut. Teknik

pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.

Triangulasi adalah data/informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya

dengan cara memperoleh data tersebut dari sumber lain. Yaitu dengan cara

membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan sumber

data lainnya.

Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

(1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

(2) Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan pribadi.

(3) Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang mengenai situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

47

(4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

(5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

(Moleong, 2008:331).

3.5 Analisis Data

Langkah yang diambil setelah data terkumpul dari hasil pengamatan

adalah melakukan analisis untuk mengolah data yang ada. Analisis data

merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena analisis data

dapat memberi arti yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis

data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu

pola, kategori dan suatu uraian dasar (Patton 1980 : 268 yang dikutip Moleong

2008:103).

Analisis data dalam penelitian ini adalah proses mengorganisasikan data

dan mengurutkannya kedalam pola atau kategori. Selanjutnya hasil analisis data

dipaparkan secara deskriftif yaitu penyajian data dengan mempergunakan kata-

kata, uraian, dan penjelasan. Dengan adanya teknik analisis data tersebut, maka

akan diperoleh hasil yang sesungguhnya mengenai komponen-komponen yang

diteliti.

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarakan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Klub Panjat

Tebing On-Sight Batang, didapati bahwa dalam pelaksanaan kegiatan selalu

memperhatikan berbagai aspek yang dapat menunjang pencapaian prestasi, hal

tersebut meliputi sebagai berikut:

4.1.1 Faktor Internal

Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa hal yang

didapatkan mengenai faktor internal pada atlet sebagai berikut:

4.1.1.1 Perekrutan Atlet

Untuk bergabung menjadi atlet klub panjat tebing On-Sight Batang pada

dasarnya sangat mudah, dari pihak klub tidak melakukan seleksi, jadi siapa saja

dan dari wilayah mana saja yang ingin bergabung akan diterima. Justru pihak

pelatih dan penguruslah yang kadang terjun langsung kemasyarakat untuk

mencari bibit, berupa sosialisasi di lingkungan tempat latihan maupun di sekolah-

sekolah. Jika calon atlet bersedia bergabung pelatih akan memberikan gambaran

mengenai olahraga panjat tebing baik berupa teori, pemutaran video kompetisi

maupun praktek panjat tebing langsung. Lalu dilakukanlah tes pengukuran fisik

untuk kemudian dibuatkan program latihan. Dari sinilah biasanya akan terlihat

siapa saja yang serius untuk bergabung di klub panjat tebing On-Sight Batang.

48

49

4.1.1.2 Kualitas dan Jumlah Atlet

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa kualitas atlet

klub On-Sight Batang dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan dengan prestasi

yang didapat dalam pertandingan yang dilakukan khususnya ditingkat

Karesidenan. Untuk jumlah atlet berdasarkan data yang diperoleh pada tahun

2011 klub panjat tebing On-Sight Batang berjumlah 17 atlet. Terdiri dari atlet

Senior dan Kelompok Umur, Senior sebanyak 1 atlet (di atas 20 tahun).

Kelompok umur meliputi Junior sebanyak 4 atlet (umur 18-19 tahun), Youth A

sebanyak 4 anak (umur 16-17 tahun), Youth B sebanyak 1 atlet (umur 14-15

tahun), Spider Kid A sebanyak 2 atlet (umur 12-13 tahun), Spider Kid B sebanyak

2 atlet (umur 10-11 tahun), Spider Kid C sebanyak 3 atlet (umur 7-9 tahun).

4.1.1.3 Pencapaian Prestasi Berdasarkan Aspek Internal

Berdasarkan hasil penelitian didapati mengenai aspek internal yang

mempengaruhi pencapaian prestasi, yaitu:

(1) Semua atlet klub panjat tebing On-Sight Batang memiliki bentuk tubuh yang

bermacam-macam, namun sebagian besar memiliki ukuran tubuh yang

proporsional. Tidak ada batasan dalam bentuk tubuh, yang penting tidak

memiliki cacat fisik.

(2) Kondisi fisik dan kemampuan fisik awalnya dalam keadaan yang biasa saja,

namun seiring berjalannya waktu dan penerapan program latihan kondisi

fisik atlet berangsur-angsur mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari

tes fisik yang dilakukan pelatih di sela-sela program latihan.

50

(3) Penguasaan teknik yang baik pada masing-masing atlet, penguasaan dari

teknik dasar pegangan maupun pijakan sampai teknik lanjutan. Hal ini dapat

dilihat dalam penyelesaian jalur pemajatan dengan cepat dengan pengaturan

tenaga yang baik.

(4) Penguasaan taktik senantiasa diterapkan semua atlet panjat tebing On-Sight

Batang, penerapannya bisa dilihat ketika latihan maupun dalam kompetisi.

Seperti atlet yang senantiasa memahami jalur dengan hati-hati dan

menerapkan taktik ketika terjun dalam kompetisi perorangan maupun

beregu.

(5) Sebagian besar atlet panjat tebing On-Sight Batang memiliki aspek kejiwaan

dan kepribadian yang tinggi, hal ini berupa motivasi tinggi yang terlihat dari

keseriusan untuk bergabung dalam klub, ketekunan dan disiplin dalam

menjalankan program latihan yang telah diberikan. Solidaritas yang tinggi

pada atlet-atletnya, hal ini dapat dilihat ketika latihan dimana senior juga

membantu adiknya junior dalam melaksanakan program latihan. Semua atlet

memiliki semangat tinggi dan oprimistis dalam menghadapi pertandingan.

Komitmen pada masing-masing atlet untuk meraih prestasi setingi-

tingginya.

(6) Setiap atlet klub On-Sight Batang memiliki kematangan juara yang bagus.

Dalam mengahadapi sebuah kompetisi setiap atlet senantiasa menanamkan

pada dirinya semangat yang tinggi dan berusaha semaksimal mungkin guna

meraih hasil terbaik.

51

4.1.2 Faktor Eksternal

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang

didapatkan mengenai faktor-faktor eksternal dalam klub panjat tebing On-Sight

Batang sebagai berikut:

4.1.2.1 Aspek Pelatih

Dari hasil penelitian untuk aspek pelatih meliputi :

4.1.2.1.1 Kualitas dan Jumlah Pelatih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati bahwa jumlah

pelatih Klub Panjat Tebing On-Sight Batang hanya satu orang, beliau adalah Ibu

D.K.W. Yusnita. Beliau ditunjuk sebagai pelatih langsung dari pusat yaitu On-

Sight Surabaya. Untuk kualitas pelatih Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

dikatakan baik dan memiliki loyalitas tinggi. Hal ini dikarenakan pelatih Klub

Panjat Tebing On-Sight Batang sudah mengenal sistem pelatihan dan menjalankan

program yang telah dirancang dan mepunyai sifat disiplin yang tinggi serta

ketegasan kepada para atletnya. Dalam proses perekrutan, pelaksanaan program

latihan dan saat kompetisi berlangsung pelatih terjun langsung ke lapangan untuk

melihat kondisi atlet-atletnya.

Dalam menyusun program latihan, pelatih meminta saran juga kepada pengurus,

beliau menyiapakan atletnya dalam jangka 1 tahun, melihat kompetisi dalam satu

tahun tersebut dan kemudian membaginya menjadi beberapa fase, yang meliputi

fase adaptasi, persiapan umum, persiapan khusus, persiapan pra kompetisi dan

kompetisi. Contoh program latihannya adalah ketika akan menghadapi kompetisi

Porwil Dulongmas di Purwokerto bulan Juli tahun 2011. Pelatih membagi kelas

52

dalam latihan yaitu kelas Senior (16 tahun keatas), enam hari latihan dalam satu

minggu dan pembagian sesi latihan pagi pukul 05.00 - 06.00 dan sore hari pukul

14.30 - 17.30. Kelas Junior (12 -16 tahun), enam hari latihan dalam satu minggu

dan dua sesi latihan hanya dilakukan pada hari minggu, hari yang lain latihan

hanya disore hari. Dan kelas Spider Kid (6 – 11 tahun) lima hari latihan dalam

satu minggu, terdapat dua kali rest yaitu rest total dan rest aktif, untuk hari

minggu juga terdapat dua kali sesi latihan yaitu pagi dan sore, sedang hari yang

lain satu sesi latihan. Untuk lebih jelasnya tentang program latihan dapat dilihat di

bagian lampiran. Dalam hal psikologis pelatih memiliki kedekatan emosional

yang tinggi dengan atlet-atletnya, hal ini bisa dilihat dari banyak atlet yang tidak

segan untuk mencurahkan isi hatinya ketika ada masalah.

4.1.2.1.2 Pendidikan Penataran Pelatih

Pelatih Klub Panjat Tebing On-Sight Batang belum pernah mengikuti

pendidikan penataran pelatih sehingga belum mempunyai sertifikat pelatih.

Kemampuannya melatih didapati berdasarkan pengalamanya menjadi atlet panjat

tebing selama 15 tahun. Beliau pernah menjadi atlet FPTI Jawa Tengah yang

sebelumnya juga menjadi atlet FPTI Jawa Timur, jadi beliau belajar dari para

pelatih-pelatih yang pernah menangani beliau saat menjadi atlet dulu. Selain itu

beliau juga gemar membaca buku yang berhubungan dengan ilmu kepelatihan dan

panjat tebing.

4.1.2.2 Aspek Sarana Prasarana

Klub Panjat Tebing On-Sight Batang belum mempunyai sarana sendiri

untuk kegiatan latihan, dalam proses pembinaan klub tersebut masih meminjam

53

sarana milik FPTI Pengcab Batang. Dalam hal ini sarana yang dimaksud adalah

Dinding panjat vertikal maupun dinding boulder. Sedangkan untuk prasarana atau

perlengkapan panjat seperti karmatle, harnes, webbing, calkbag, sepatu, figure of

eight, carrabiner dan magnesium carbonat Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

sudah memiliki.

Tidak ada biaya untuk penggunaan sarana dari FPTI Pengcab Batang,

hanya saja pihak yang memakai diminta untuk merawat dan menjaga bersama.

Sementara untuk gedung sekretariat sendiri belum tersedia, selama ini masih

menginduk dengan FPTI Pengcab Batang.

4.1.2.3 Aspek Organisasi

Hasil penelitian dari aspek organisasi meliputi :

4.1.2.3.1 Sejarah berdirinya klub panjat tebing On-sight Batang

Klub panjat On-Sight Batang merupakan cabang dari Klub Panjat Tebing

On-Sight Surabaya. Bapak Afif Riyanto dan Ibu D.K.W. Yusnita, merupakan

pasangan suami istri, bapak Afif Riyanto yang merupakan mantan atlet panjat

tebing Batang menikah dengan Ibu D.K.W. Yusnita, yang merupakan mantan atlet

panjat tebing Jawa Timur. Setelah menikah keduanya memiliki rencana untuk

mendirikan klub panjat tebing di Batang dikarenakan melihat animo masyarakat

Kabupaten Batang yang mulai bagus terhadap olahraga ini. Setelah meminta

pendapat dengan kakak kandung Ibu D.K.W. Yusnita, yang menjadi ketua umum

sekaligus pelopor pendiri klub panjat tebing On-Sight yang ada di Surabaya, maka

diputuskan untuk membuka cabang klub panjat tebing On-Sight di Kabupaten

Batang pada tahun 2007.

54

Klub panjat tebing On-sight Batang didirikan bertujuan untuk menampung

minat dan bakat usia pelajar dibidang olahraga panjat tebing, dan juga sebagai

klub yang berdiri untuk pembinaan olahraga panjat tebing. Diharapkan dari klub

ini dapat muncul atlet-atlet yang baik untuk memajukan daerah kaitanya dalam

olahraga panjat tebing.

4.1.2.3.2 Susunan Kepengurusan

Dalam kepengurusan klub panjat tebing On-Sight Batang belum

menggunakan masa bakti, sumber daya manusia yang tergabung masih kurang

sehingga ada pengurus yang kadang mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya,

bersikap saling mengisi dan membantu demi pencapaian tujuan bersama selalu

ditanamkan masing-masing pengurus. Stuktur organisasi klub panjat tebing On-

Sight Batang terdiri dari Ketua umum (yang ada di Surabaya), ketua cabang,

sekretaris, bendahara, seksi pembinaan prestasi merangkap sarana dan prasarana

dan pelatih. Susunan pengurus klub panjat tebing On-Sight Batang dapat dilihat

pada bagan sebagai berikut.

Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi klub panjat On-Sight Batang

Ketua cabang Surabaya

Ketua Umum

Ketua Cabang Batang

Sekretaris Bendahara

Pelatih Seksi Pembinaan Prestasi &Sarana Prasarana

55

4.1.2.3.2 Sistem Manajemen

Sistem manajemen yang digunakan adalah sebagai berikut :

(1) Pengelolaan Dana

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, klub panjat tebing

On-Sight Batang tidak menarik iuran pada atletnya, baik iuran saat pendaftaran

maupun saat latihan. Sumber dana klub berasal dari On-Sight pusat di Surabaya

yang besarnya tiap bulan Rp.1.000.000,00 selain itu dari PEMDA melalui dana

olahraga masyarakat dari Dinas Sosial Sekda kabupaten Batang yang besarnya

tidak tentu disesuiakan dengan proposal yang diajukan. Selain itu juga ada

donatur di klub panjat tebing On-Sight Batang. Dana dari PEMDA biasanya

diprioritaskan untuk membeli sarana dan prasarana yang kurang atau yang perlu

diganti. Sedangkan dari donatur biasanya digunakan untuk pendaftaran saat

kompetisi.

(2) Perekrutan Pengurus

Dikarenakan masih baru perekrutan pengurus klub Panjat Tebing On-

Sight Batang tanpa didasarkan rapat, diawali dengan penunjukan ketua cabang

oleh ketua umum dari Surabaya yaitu Bapak Afif Riyanto dan Ibu D.K.W.

Yusnita sebagai pelatih, kemudian Bapak Afif Riyanto mengajak mantan-

mantan atlet panjat tebing Batang yang siap untuk membantu. Dari awal berdiri

sampai tahun 2011 ini belum ada pergantian pengurus.

4.1.2.4 Aspek Pembinaa Prestasi

Berdasarkan penelitian yang diamati Klub On-Sight Batang menerapkan

proses pembinaan prestasi yang sistematis, mulai dari Pemassalan yaitu klub

56

menjaring peminat-peminat olahraga prestasi panjat tebing ini untuk bergabung,

melakukan pembibitan dimana atlet-atlet yang masuk klub tidak hanya seseorang

yang telah berumur dewasa namun juga melakukan penjaringan pada usia dini,

memberikan pemanduan bakat bagi atlet-atlet usia dini mengarahkannya ke

nomor-nomor tertentu dalam panjat tebing, melakukan pembinaan dengan

terstrukur dengan melibatkan berbagai peran, memberikan sistem pelatihan yang

baik sesuai dengan karakter masing-masing atlet, dan dukungan dana yang

semaksimal mungkin. Semua proses pembinaan ini berjalan atas kerja bersama

antara berbagai pihak yang tergabung dalam klub On-Sight Batang.

4.1.2.5 Aspek Lingkungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan aspek lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat sekitar sudah sangat membantu dalam pencapaian

prestasi klub panjat tebing On-Sight Batang. Peran keluarga dan sekolah yang

memberikan ijin pada atlet untuk mengikuti latihan, dukungan keluarga berupa

motivasi saat bertanding juga selalu ada, dukungan dari sekolah dimana atlet

tersebut menuntut ilmu sudah dirasa baik, bisa dilihat dari ijin dan pemberian

uang saku ketika seorang atlet akan bertanding membawa nama sekolahnya.

Dukungan masyarakat sekitar yang menyambut baik adanya klub panjat tebing

On-Sight Batang dilingkungannya, hal ini terlihat dari timbulnya interaksi yang

baik diantara keduanya.

4.1.2.6 Aspek Kompetisi

Dari aspek kompetisi pengurus dan pelatih senantiasa memberangkatkan

atletnya baik yang senior, junior maupun kelompok umur, selain untuk menambah

57

jam terbang juga untuk mengevaluasi latihan yang telah dilakukan, pertimbangan

pemberangkatan dilihat dari situasi dan kondisi atlet. Misal dari kondisi kesehatan

maupun jadwal akademik, karena sebagian besar atletnya adalah pelajar. Selain

itu juga pelatih terkadang melakukan strategi-strategi pengiriman atlet dalam

mengikuti kompetisi. Kompetisi yang pernah diikuti yaitu tingkat karesidenan,

provinsi maupun nasional.

4.2 Pembahasan

Dalam hal ini pembahasan yang penulis bisa sampaikan mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian prestasi klub panjat tebing On-Sight Batang adalah sebagai berikut :

4.2.1 Faktor Internal

Mengenai faktor internal atau dalam diri atlet klub panjat tebing On-Sight

Batang sebagian besar telah memiliki kemampuan fisik, teknik dan mental yang

baik. Didasari dari minat untuk bergabung, keseriusan saat berlatih dan komitmen

yang tinggi dalam menjalankan perannya sebagai atlet, maka pencapaian prestasi

mudah untuk diraih.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Faidillah Kurniawan dalam

http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), faktor indogen atau atlet itu

sendiri yang meliputi kesehatan fisik dan mental yang baik. Hal tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

(1) Bentuk tubuh, proporsi tubuh sesuai dengan olahraga yang diikutinya.

(2) Kondisi fisik dan kemampuan fisik yang baik, meliputi komponen kekuatan,

kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan,

daya ledak, reaksi, stamina dan mobilitas.

58

(3) Penguasaan teknik yang sempurna, baik teknik dasar, teknik menengah dan

teknik-teknik tinggi.

(4) Menguasai masalah-masalah taktik, taktik perorangan, taktik kelompok,

taktik tim, pola-pola pertahanan dan penyerangan sistem-sistem bertanding.

(5) Memiliki aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik.

(6) Memiliki kematangan juara yang mantap.

4.2.2 Faktor Eksternal

Untuk faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian prestasi

klub panjat tebing On-Sight Batang, yaitu sebagai berikut:

4.2.2.1 Pelatih

Pelatih adalah seorang yang menjadi panutan bagi atletnya, sehingga

segala sesuatu yang dilakukan selalu menjadi sorotan atlet dan masyarakat pada

umumnya. Pelatih klub panjat tebing On-Sight Batang bisa dikatakan sebagai

pelatih yang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan fisiknya karena beliau

mantan atlet dan prestasi yang diraihnya dahulu, kemampuan mengelola psikis

dan pengendalian emosi dalam menangani atletnya, mampu memberikan motivasi

dan nasehat, serta mampu memberikan contoh yang baik dalam kesehariannya.

Hal ini sama seperti yang diungkapkan Faidillah Kurniawan dalam artikelnya

http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010), “untuk menjadi seorang pelatih

yang baik, paling tidak harus memiliki beberapa kemampuan atau kriteria antara

lain : kemampuan fisik, kemampuan psikis, kemampuan pengendalian emosi,

kemampuan sosial, tanggung jawab dan pengabdian demi prestasi atlet”.

59

Kaitanya dengan tugas-tugas pelatih, beliau juga telah menjalankannya

mulai dari mencari bibit atlet secara langsung, membuat program latihan yang

dikonsultasikan dengan pengurus, disiplin dan senantiasa mengawasi langsung

saat atlet-atletnya latihan, menyusun strategi dan taktik saat kompetisi,

mengevaluasi hasil kompetisi, membuat laporan proses latihan yang dijalankan

dan bermasyarakat dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suharno

(1986:7-8), Tugas pelatih secara praktis dan metodis dapat dijabarkan:

(1) Mencari bibit atlet yang berbakat

(2) Membuat rencana dan program latihan

(3) Melatih atlet secara efektif dan efisien

(4) Menyusun, menentukan strategi dan taktik pertandingan

(5) Menilai (mengevaluasi) hasil pertandingan

(6) Membuat laporan dan dokumentasi proses coaching yang dijalankan

(7) Memelihara, mengembangkan dan mengamalkan ilmu sesuai dengan

cabang oalahraga yang digemari. Mengadakan penyelidikan-penyelidikan

sesuai dengan spesialisasi cabang olahraga

(8) Bermasyarakat yang baik / pendekatan sosial

4.2.2.2 Organisasi

Dalam kaitanya organisasi, klub panjat On-sight Batang telah terdapat

kepengurusan yang jelas, meskipun keberadaan sumber daya manusianya masih

kurang, hanya terdapat 5 orang pengurus yang meliputi ketua pusat, ketua cabang

merangkap sekertaris, bendahara, seksi pembinaan prestasi yang merangkap

dengan seksi sarana prasarana dan pelatih. Masing-masing pengurus telah bekerja

60

sesuai dengan tugas-tugasnya, namun karena kurangnya sumber daya manusia

terkadang juga saling membantu tugas pengurus lain. Pengurus dan pelatih

senantiasa melakukan komunikasi dan koordinasi mengenai program latihan,

kondisi atlet maupun prestasi atlet.

Pendanaan klub berasal dari sumber dana On-Sight pusat dan berasal dari

PEMDA yaitu dana olahraga masyarakat melalui Dinas Sosial Sekda kabupaten

Batang, besarnya dana tidak tentu hanya berdasarkan perimbangan dana yang ada.

Pendanaan lain didapat dari donatur dan terkadang dari pengajuan proposal ke

perusahaan swasta yang biasanya digunakan untuk mengikuti kompetisi. Disini

seharusnya pemerintah juga perlu mempertimbangkan peranannya karena dengan

melihat prestasi yang telah dicapai cukup bagus.

Komitmen yang tinggi pada diri masing-masing individu untuk melakukan

tugas-tugasnya secara maksimal sangat mempengaruhi keberhasilan klub guna

mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan yang diungkapkan Faidillah

Kurniawan dalam artikelnya http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan (2010)

adalah “Jika manajemen dan organisasi baik, maka tujuan optimal dapat

diwujudkan, pemborosan terhindari dan semua potensi yang dimiliki akan lebih

bermanfaat”.

4.2.2.3 Sarana Prasarana

Klub panjat tebing On-Sight Batang belum memiliki sarana untuk latihan,

selama ini klub hanya memakai papan panjat vertikal dan boulder milik FPTI

Batang, ketinggian sarana yang digunakanpun belum standar. Setiap klub

seharusnya memiliki saran sendiri guna mempermudah pencapaian prestasi,

61

dengan sarana sendiri sebuah klub bisa menggunakannya secara leluasa. Sarana

itu berupa papan panjat vertikal yang digunakan untuk latihan nomor lead dan

speed sedang boulder untuk latihan nomor boulder (jalur pendek).

Untuk prasarana, klub telah memiliki sendiri meskipun sebagian besar

adalah milik pelatih dengan kondisi terbatas karena banyak yang rusak. hal ini lah

yang bisa menghambat klub dalam pencapaian prestasi.

4.2.2.4 Pembinaan Prestasi

Sesuai penelitian yang telah dilakukan proses pembinaan prestasi telah

berjalan dengan sistematis, klub melakukan perekrutan mulau dari usia dini,

pembinaan dan sistem pelatihan yang baik, namun untuk dukungan dana masih

mengalami kekurangan dimana dukungan dari pemerintah daerah kaitanya dana

belum teranggarkan secara rutin. Proses pembinaan prestasi dalam klub on-Sight

berjalan atas kerjasama pelatih dan pengurus yang loyal dan konsisten atas

tanggung jawabnya.

4.2.2.5 Lingkungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan aspek lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat sekitar sudah sangat membantu dalam pencapaian

prestasi klub panjat tebing On-Sight Batang. Peran keluarga dan sekolah yang

memberikan ijin pada atlet untuk mengikuti latihan, dukungan keluarga berupa

motivasi saat bertanding juga selalu ada. Dukungan masyarakat sekitar yang

menyambut baik adanya klub panjat tebing On-Sight Batang dilingkungannya,

selalu timbul interaksi yang baik diantara keduanya. Sedangkan untuk dukungan

dari pemerintah daerah masih kurang kaitanya dengan pendanaan. Dengan adanya

peran serta yang baik maka tujuan pencapaian prestasi akan terpenuhi.

62

4.2.2.6 Kompetisi

Dari aspek kompetisi pengurus dan pelatih senantiasa memberangkatkan

atletnya baik yang senior, junior maupun kelompok umur, selain untuk menambah

jam terbang juga untuk mengevaluasi latihan yang telah dilakukan, pertimbangan

pemberangkatan dilihat dari situasi dan kondisi atlet. Misal dari kondisi kesehatan

maupun jadwal akademik, karena sebagian besar atletnya adalah pelajar. Selain

itu juga pelatih terkadang melakukan strategi-strategi pengiriman atlet dalam

mengikuti kompetisi. Kompetisi yang pernah diikuti yaitu tingkat karesidenan,

provinsi maupun nasional. Kompetisi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhhi prestasi atlet, dan keikut sertaan atlet dalam kompetisi eksibisi

memungkinkan atlet mencapai kesiapan mengahadapi kompetisi utama (Bompa,

1983 : 249).

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

5.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub panjat

tebing On-Sight Batang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

5.1.2 Faktor internal atau dalam diri atlet adalah faktor yang paling berpengaruh

dalam pencapaian prestasi di klub panjat tebing On-Sight Batang. Sebagian

besar atlet telah memiliki aspek kejiwaan dan kepribadian yang tinggi serta

memiliki mental bertanding dan juara yang baik pula. Komitmen yang

tinggi pada diri atlet memudahkan dalam proses pembentukan fisik, teknik

dan taktik.

5.1.3 Faktor eksternal pencapaian prestasi di klub panjat tebing On-Sight Batang

yang berpengaruh adalah faktor pelatih dan pengurus. Peran pelatih dan

pengurus pada klub panjat tebing On-Sight Batang sudah maksimal,

meskipun dengan keterbatasan personil pengurus/sumber daya manusia

namun mereka mampu bekerja sesuai tanggung jawabnya, melakukan

proses pembinaan prestasi dengan sistematis dan tidak menutup

kemungkinan terkadang saling melengkapi dan membantu dengan satu

tujuan yang sama yaitu meraih prestasi setinggi-tingginya. Faktor sarana

63

64

dan prasarana masih minim dimana banyak alat-alat pendukung latihan

sudah mengalami kerusakan hal tersebut dapat mengganggu proses latihan.

5.2 Saran

Dengan adanya kesimpulan yang telah diambil, maka untuk pencapaian

prestasi yang lebih tinggi lagi disarankan untuk melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

5.2.1 Kepada semua atlet untuk selalu memiliki tiga unsur motivasi atau semangat

dalam berprestasi yaitu semangat berlatih, semangat bertanding dan

semangat juara, sehingga target prestasi dapat diraih dengan mudah, baik

prestasi ditingkat daerah, nasional maupun internasional.

5.2.2 Kepada pelatih untuk bisa meningkatkan kualitas kepelatihannya dengan

mengikuti penataran pelatih, sehingga proses kepelatihannya dapat

berkembang.

5.2.3 Kepada para pengurus klub panjat tebing On-Sight Batang hendaknya

melakukan perekrutan pengurus lagi, menambah sarana dan prasarana

pendukung latihan yang berguna untuk menunjang proses latihan sehingga

para atlet tidak akan merasa jenuh dan proses latihan akan lebih bervariasi.

Selain itu pengurus juga mempertimbangkan peningkatan kuailias pelatih

dengan cara pendelegasian pelatih dalam penataran-penataran. Dan

meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi lain dalam rangka

pemenuhan sumber dana klub, misalkan mengajak kerjasama pihak-pihak

swasta.

65

DAFTAR PUSTAKA

Bompa. O Tudor. 1983. Theory and Methodology of Training. De Bugue Lowa:

Kendal / Hunt Publishing Company. Dirham. 1986. Kepemimpinan, Organisasi dan Administrasi Khusus Olahraga.

IKIP Semarang. Faidillah Kurniawan. Faktor Penghambat dalam Berprestasi Maksimal pada Atlet

Cabang Olahraga Anggar di DIY. http://blog.uny.ac.id {accessed 2011/02/21}.

FPTI JATENG. 2001. Buku Panduan Pelatihan Altet Panjat Tebing. Semarang.

Tidak diterbitkan Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: Rajagrafindo Persada. KONI. 1998. Proyek Garuda Emas. Jakarta. Lexy Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. M Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Depdikbud. Madawirna. 2004. Pendidikan Lanjut Rock Climbing. Yogyakarta. Tidak

diterbitkan. Mochamad Sajoto. 1998. Pembinaan dan Peningkatan Kekuatan Kondisi Fisik

dalam Olahraga. Semarang: Effar & Dahara Prize. Putri K.A dan Henny E. Wirawan. Motivasi Pada Diri Atlet.

http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id {accesed 2011/02/22}. S Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Sambas Ali Muhidin. Populasi dan Sampel Penelitian. http://sambasalim.com

{accesed 2011/04/10}. Slamet Santoso. 2007. Metode Latihan Panjat Tebing Prestasi. Surabaya. Tidak

diterbitkan. Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Depdikbud. Suharno H.P. 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta.

65

66

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumarno Sumoprawiro. Prestasi Olahraga Indonesia.

http://jurnalilmiahoalahraga.blogspot.com {accessed 2011/02/20}. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Waharso. 2002. Administrasi Penjaskes dan Organisasi Olahraga. Jakarta:

Depdiknas. Zizer. Organisasi yang Sehat dan Organisasi Berhasil.

http://zizer.wordpress.com/2009/11/26 {accesed 2011/05/19}.

67

LAMPIRAN – LAMPIRAN

68

Tabel 4. Hasil Observasi Awal Klub Panjat Tebing On-Sight Batang 2011

No. Pengamatan 1 2 3 4 5

1. Atlet

a. Kehadiran atlet pada saat latihan √

b. Kediplinan atlet mengikuti program latihan √

c. Motivasi atlet mengikuti latihan √

2 Pelatih

a. Pelatih mengikuti pelatihan atau penataran

pelatih (sertifikat)

b. Pelatih melakukan beberapa tahapan

dalam pembinaan

c. Pelatih menjadi motivator bagi atlet √

d. Pelaksanaan program latihan √

3. Organisasi

a. Adanya struktur organisasi √

b. Koordinasi antara pengurus, pelatih dan

atlet

c. Jalannya kepengurusan organisasi √

d. Pengadaan prasarana dan sarana oleh

pengurus

e. Kecukupan dana yang diperoleh √

f. Alokasi dana yang ada sudah tepat

penggunaannya

g. Penggalangan dana untuk menunjang

pembinaan

4. Pembinaan Prestasi

a. Adanya pemassalan √

b. Adanya pembibitan √

c. Adanya pemanduan bakat √

d. Adanya pembinaan √

Lampiran 1

69

Keterangan : 5 = Baik Sekali 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Kurang Sekali

e. Adanya sistem pelatihan √

f. Adanya dukungan dana √

5. Prasarana dan Sarana

a. Adanya prasarana dan sarana yang

mendukung pembinaan

b. Penambahan prasarana dan sarana saat ini √

c. Keadaan (kelayakan) prasarana dan sarana

yang di gunakan

d. Prasarana dan sarana yang sesuai standar √

e. Prasarana dan sarana yang ada memadai √

5 Lingkungan

a. Komunikasi dengan keluarga atlet √

b. Komunikasi dengan sekolah atlet √

c. Komunikasi dengan warga sekitar tempat

latihan

6. Kompetisi

a. Telah mengikuti beberapa kompetisi

tingkat daerah maupun nasional

b. Prestasi dibeberapa pertandingan tingkat

daerah

70

Tabel 5. Daftar Atlet Klub Panjat tebing On-Sight Batang 2011

No. Nama

Jenis

Kelamin

(L/P)

Tinggi

Badan

(cm)

Berat Badan

(kg)

Usia

(tahun)

1. Asrul Sani L 174 63 20

2. M. Heri Gunawan L 165 57 18

3. Wahid Hamzah L 156 45 17

4. Dzulfi ad’Hari L 168 59 19

5. Agus Supriyanto L 156 44 18

6. Waryani L 155 43 17

7. R.H. Erga L 163 55 16

8. Cipto Saputra L 148 37 14

9. Kiromal Katibin L 138 24 11

10. M. Refi Rizki L 125 14 6

11. Firma Kartika D. P 158 47 18

12. Rohmiyati P 149 39 17

13. Rury Diwira R. P 149 42 13

14. Mia Amelia P 140 28 12

15. Sabrina Aulia R. P 132 20 9

16. Ajeng Kusuma D. P 136 25 10

17. Farida P 128 17 8

Lampiran 2

71

Kisi-kisi Wawancara

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi

Klub panjat Tebing On-Sight Batang

1. Faktor Internal

a. Bentuk tubuh, proporsi tubuh sesuai dengan olahraga yang diikutinya

b. Kondisi fisik dan kemampuan fisik yang baik

c. Penguasaan teknik yang sempurna

d. Menguasai masalah-masalah taktik

e. Memiliki aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik, motivasi

f. Memiliki kematangan juara yang mantap

g. Motivasi yang tinggi

2. Faktor Ekternal

a. Pelatih

b. Sarana dan Prasarana

c. Organisasi

d. Pembinaan prestasi

e. Lingkungan

f. Kompetisi

Lampiran 3

72

Pertanyaan untuk Atlet

1. Sejak kapan anda bergabung dalam klub Panjat Tebing On-Sight Batang?

2. Bagaimanakah proses perekrutan atlet dalam klub Panjat Tebing On-sight

Batang?

3. Bagaimanakah peranan pelatih dalam menjalankan tanggung jawabnya guna

pencapaian sebuah prestasi?

4. Bagaimankah peranan pengurus dalam menjalankan tanggung jawabnya dan

seperti apakah bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan pelatih?

5. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

6. Apakah ada iuran, bagaimankah sistem pengelolaannya?

7. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

8. Menurut anda, kegiatan pembinaan prestasi apasajakah yang telah ada pada

klub panjat tebing On-Sight Batang?

Lampiran 4

73

Pertanyaan untuk Pelatih

1. Mulai kapan saudara menekuni sebagai pelatih panjat tebing?

2. Bagaimakah latar belakang pendidiakn saudara?

3. Bagaimanakah proses perekrutan pelatih yang dilakukan klub panjat tebing

On-Sight Batang?

4. Bagaimana cara saudara memperoleh atlet?

5. Bagaimanakah peran saudara dalam menjalankan tanggung jawab guna

pencapaian sebuah prestasi?

6. Bagaimanakah peran pengurus dalam kinerja saudara dan seperti apakah

bentuk komunikasi yang dilakukan dalam proses pembinaan prestasi?

7. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

8. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

74

Pertanyaan untuk Pengurus

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Klub Panjat Tebing On-Sight Batang?

2. Bagaimana struktur organisasinya?

3. Bagaimana proses dan dasar pemilihan kepengurusannya?

4. Berapakah jumlah pelatih saat ini dan bagaimanakah proses perekrutannya?

5. Berapakah jumlah atlet saat ini dan bagaimanakah proses perekrutannya?

6. Bagaimanakah peran pelatih dalam pembinaan dan pencapaian prestasi?

7. Bagaimanakah peran pengurus dalam menjalankan tanggung jawabnya dan

seperti apakah bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan pelatih

maupun atlet guna pencapaian prestasi?

8. Darimana saja sumber dana untuk kegiatan Klub Panjat Tebing On-Sight

Batang dan bagaimanakah pengelolaannya?

9. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

10. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

75

Hasil Panduan Wawancara Atlet

Nama : Ashrul Sani

Jabatan: Atlet

1. Sejak kapan anda bergabung dalam klub Panjat Tebing On-Sight Batang?

Jawab :

Saya bergabung dengan klub panjat On-Sight Batang sejak bulan Juni tahun

2007.

2. Bisa anda ceritakan bagaimana sejarah anda bisa bergabung dengan klub

panjat On-Sight Batang ?

Jawab :

Awalnya dulu saya melihat ada latihan panjat tebing di lingkungan tempat

tinggal saya yang dilakukan pelatih dan pengurus, dan saya mulai tertarik

karena melihat gerakan olahraga panjat tebing yang bagus. Kemudian dari

ajakan seorang teman untuk bergabung dan merasa senang ketika

melakukannya. Setelah bergabung pihak pelatih dan pengurus pergi ke rumah

saya untuk menijinkan saya supaya bergabung dengan klub.

3. Bagaimanakah peranan pelatih dalam menjalankan tanggung jawabnya guna

pencapaian sebuah prestasi?

Jawab :

Peran pelatih sudah bagus, pelatih membuatkan program latihan, dan

memberikan contoh kepribadian yang baik, senantisa menerapkan disiplin

Lampiran 5

76

dalam latihan dan dekat dengan atlet-atletnya. Ketika kompetisi

berlangsungpun pelatih tidak lepas tangan, beliau selalu menemani dan

memberikan arahan serta evaluasi.

4. Bagaimankah peranan pengurus dalam menjalankan tanggung jawabnya dan

seperti apakah bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan pelatih?

Jawab :

Pengurus juga menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Mereka selalu

bekerjasama dalam pencapaian prestasi. Bentuk komunikasinya seperti

pengurus juga ikut mengontrol program latihan dan memberikan evaluasi

ketika latihan berlangsung dan setelah kompetisi. Pengurus juga ikut

mengontrol kondisi atlet-atletnya.

5. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

Jawab :

Kondisi tentang sarana dan prasarana masih minin, banyak alat-alat

pendukung yang rusak.

6. Apakah ada iuran, bagaimankah sistem pengelolaannya?

Jawab :

Tidak ada pemungutan iuran, baik iuran pendaftaran maupun iuran rutin.

7. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

Jawab :

Peran lingkungan sangat tinggi, orangtua dan pihak sekolah sangat

mendukung saya untuk mengikuti program lathan di klub panjat tebing On-

77

Sight Batang ini. Dukungan langsung dari orangtua seperti memberikan ijin

untuk latihan dan kadang ikut melihat langsung ketika saya mengikuti

kompetisi.

8. Menurut anda kegiatan pembinaan prestasi apasajakah yang telah ada pada

klub panjat tebing On-Sight batang?

Jawab :

Menurut saya proses pembinaan prestasi telah nampak pada klub, hal ini

dapat dilihat dari peran pelatih yang telah melaksanakan tugas-tugasnya

dalam hal melatih seperti membuat program latihan yang jelas dan sistematis,

peran serta pengurus dan pelatih telah nampak dalam proses pembinaan dan

pemanduan bakat, dalam penggalangan danapun saya rasa pengurus telah

bekerja secara maksimal.

78

Hasil Panduan Wawancara Atlet

Nama : Firma Kartika Dewi

Jabatan: Atlet

1. Sejak kapan anda bergabung dalam klub Panjat Tebing On-Sight Batang?

Jawab :

Saya bergabung dengan klub panjat On-Sight Batang sejak bulan Juni tahun

2007.

2. Bisa anda ceritakan bagaimana sejarah anda bisa bergabung dengan klub

panjat On-Sight Batang ?

Jawab :

Dimulai dari ketertakikan saya ketika melihat kompetisi panjat tebing di alun-

alun Batang, dan mendapat arahan dari tetangga saya yang kebetulan dulu

pengurus FPTI cabang Batang, dari beliaulah saya disarankan untuk

bergabung dengan klub panjat tebing On-sight Batang. Bergabung pertama

kali mendapat arahan dari pelatih Ibu D.K.W Yusnita untuk langsung

mencoba melakukan pemanjatan boulder, merasa enak dan senang akhirnya

saya serius untuk bergabung dengan klub ini.

3. Bagaimanakah peranan pelatih dalam menjalankan tanggung jawabnya guna

pencapaian sebuah prestasi?

Jawab :

79

Peranan pelatih sangat maksimal, beliau senantiasa mengarahkan dan

memotivasi atlet-atletnya untuk rajin dalam berlatih karena semuanya juga

demi kebaikan atlet itu sendiri. Pelatih menjalankan tugas-tugasnya dengan

penuh tanggung jawab, senantiasa menemani saat latihan dan kompetisi.

Pelatih juga memiliki kedekatan emosional kepada atlet-atletnya, sehingga

atletnya terkadang meras nyaman untuk mengungkapkan isi hati ketika

memiliki masalah, baik masalah di rumah maupun di sekolah.

4. Bagaimankah peranan pengurus dalam menjalankan tanggung jawabnya dan

seperti apakah bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan pelatih?

Jawab :

Peran pengurus juga baik, pengurus tidak lepas tangan terhadap program

latihan atlet-atletnya, meraka terkadang ikut mengevaluasi kegiatan-kegiatan

yang ada. Pengurus dan pelatih berkoordinasi dengan baik baik saat latihan

maupun kompetisi berlangsung. Dan ketika evaluasi setelah kompetisi

penguruspun ikut hadir dan memberi masukan.

5. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

Jawab :

Kondisi saran dan prasarana di klub panjat tebing On-Sight Batang masih

kurang, sarana yang belum memiliki dan salama ini masih ikut dengan FPTI

cabang Batang. Prasarana masih kurang dan keadaan prasarana yang ada kini

banyak dalam kondisi yang rusak. Namun dengan kondisi ini kita tetap

memaksimalkan untuk latihan.

6. Apakah ada iuran, bagaimankah sistem pengelolaannya?

80

Jawab :

Klub panajat tebing On-sight Batang tidak menerapkan iuran, baik iuran saat

pendaftaran maupun iuran rutin. selama ini iuran didapat dari pemerintah

Kabupaten yang besarnya tidak tentu sesuia dengan proposal yang diajukan.

7. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

Jawab :

Peran serta lingkunag pada selama ini seperti, dari pihak keluarga yang

memberikan ijin mulai dari awal untuk saya bergabung dalam klub panjat

tebing On-sight Batang ini selain itu juga restu ketika akan melaksanakan

kompetisi, dukungan seperti itu juga diberikan dari sekolah tempat saya

menuntut ilmu. Dari pihak lingkungan sekitar juga bagus dimana banyak

orang sekitar yang membantu terlaksananya program latihan yang selama ini

saya lakukan.

8. Menurut anda, kegiatan pembinaan prestasi apasajakah yang telah ada pada

klub panjat tebing On-Sight Batang?

Jawab :

Proses pembinaan prestasi telah dilaksanakan klub panjat tebing On-Sight

Batang, hal ini dapat dilihat dari adanya pemassalan, pembibitan, dan

penggalangan dana yang dilakukan oleh pengurus serta pemanduan bakat,

pembinaan dan pembuatan sistem pelatihan oleh pelatih, semuanya itu

terlaksana atas kerjasama yang baik antara pengurus dan pelatih.

81

Hasil Panduan Wawancara Pelatih

Nama : D.K.W. Yusnita

Jabatan: Ketua Cabang Batang

1. Mulai kapan saudara menekuni profesi pelatih panjat tebing?

Jawab :

Saya mulai menekuni profesi pelatih sejak tahun 2007. Tepatnya ketika

ditunjuk oleh Bapak Afif Riyanto untuk melatih di klub panjat tebing On-

Sight Batang.

2. Bagaimakah latar belakang pendidikan saudara mengenai profesi

kepelatihan?

Jawab :

Latar belakang pendidikan saya menengenai profesi kepelatihan belum ada,

saya tidak memiliki dasar akademik mengenai kepelatihan, dan belum pernah

mengikuti penataran-penataran kepelatihan. Ilmu kepelatihan yang saya

miliki berasal dari pengalaman saya dalam menjadi atlet panjat tebing daerah

selama 15 tahun baik saat di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah. Selain itu

juga berasal dari buku-buku kepelatihan yang sering saya baca.

3. Bagaimanakah proses perekrutan pelatih yang dilakukan klub panjat tebing

On-Sight Batang?

Jawab :

82

Karena klub ini masih baru, dan pelatih juga masih satu, saya sendiri.

Perekrutannya dilaksanakan dengan penunjukan langsung dari ketua cabang

yaitu bapak Afif Riyanto kepada saya.

4. Bagaimana cara saudara memperoleh atlet dan bagaimanakah kualitas atlet

saudara selama ini?

Jawab :

Cara perolehan atlet dilakukan dengan tanpa proses seleksi, saya mencari

langsung calon-calon atletnya, baik melalui sosialisasi ke masyarakat sekitar

maupun sekolah-sekolah. Atlet yang mau bergabung awalnya diberi

gambaran mengenai olahraga panjat tebing, memberikan kesempatan untuk

menyoba melakukan pemanjatan. Setelah ada respon yang baik, kemudian

pelatih dan pengurus meminta ijin pada keluarganya. Pelatih melakukan tes

fisik untuk membuatkan program latihan.

Kualitas atlet-atlet dalam kondisi yang baik, didasari dari minat dan motivasi

yang tinggi untuk mengikuti klub, sehingga dari yang awalnya memiliki fisik

biasa saja sekarang menjadi meningkat proses pelaksanaan program latihan

berjalan lancar, dan pembentukan fisik, teknik, taktik dan mental berjalan

dengan lancar.

5. Bagaimanakah peran saudara dalam menjalankan tanggung jawab guna

pencapaian sebuah prestasi?

Jawab :

83

Peran saya adalah menjalankan segala tugas-tugas yang ada, mulai dari

pencarian bibit, pembutan program latihan, pembinaan, dan pengevaluasian

latihan saya kerjakan secara maksimal.

6. Bagaimanakah peran pengurus dalam kinerja saudara, seperti apakah bentuk

komunikasi yang dilakukan?

Jawab :

Peran serta pengurus terhadap kinerja saya senantiasa ada, komunikasi dalam

pencarian bibit atlet, pembuatan program latihan hingga evaluasi. Pemanduan

bakat ini dapat dilihat ketika pengurus ikut terjun langsung membantu saya

dalam proses pemanduan bakat yang saya laksanakan bagi atlet-atlet yang

mengikuti program latihan. Sedangkan dalam program latihan atau sistem

latihan pengurus membantu dalam mengevaluasi sistem pelatihan yang saya

berikan dan tidak segan untuk membantu dalam proses pelaksanaan program.

Selain itu peran pengurus juga nampak ketika kompetisi, dimana pengurus

ikut terjun mendampingi atlet-atletnya.

7. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

Jawab :

Sarana dan prasarana masih kurang dan minim, klub belum mempunyai

papan panjat vertikal maupun papan boulder. Perlengkapannya pun banyak

yang rusak. Seperti tali karmantle dan sepatu-sepatu panjat yang dipakai atlet.

8. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

Jawab :

84

Bentuk dukungan dari lingkungan seperti, ijin yang diberikan orangtua

maupun pihak sekolah pada atlet untuk bergabung dalam klub panjat tebing

ini. Dukungan untuk rutin mengikuti latihan bahkan ketika akan mengikuti

kompetisi. Dari masyarakat sekitar terlihat dari respon yang baik terhadap

warga klub panjat tebing On-Sight ini.

9. Bagaimanakah pengaturan penunjukan pemberanatan atlet dalam kompetisi?

Jawab :

Selagi ada dana yang mendukung dan kesiapan pada diri atlet pelatih akan

memberangkatkan atlet tersebut. Kompetisi-kompetisi yang sudah diikuti

mulai dari tingkat kabupaten, karesidenan, provinsi, nasional maupun

internasional. Hal ini dilakukan supaya atlet memiliki jam terbang yang tinggi

dan sebagai evaluasi proglam latihan yang telah dilakukan.

85

Hasil Panduan Wawancara Pengurus

Nama : Afif Riyanto

Jabatan: Ketua Cabang Batang

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Klub Panjat Tebing On-Sight Batang?

Jawab :

Klub panjat On-Sight Batang merupakan cabang dari Klub Panjat Tebing On-

Sight Surabaya. Setelah saya menikah dengan Ibu D.K.W. Yusnita, beliau

merupakan mantan atlet panjat tebing Jawa Timur yang kemudian menjadi

atlet Jawa Tengah, kami memiliki rencana untuk mendirikan klub panjat

tebing di Batang dikarenakan melihat animo masyarakat Kabupaten Batang

yang mulai bagus terhadap olahraga ini. Setelah meminta pendapat dengan

kakak kandung Ibu DKW. Yusnita, yang menjadi ketua umum sekaligus

pendiri klub panjat tebing On-Sight yang ada di Surabaya, maka diputuskan

untuk membuka cabang klub panjat tebing On-Sight cabang Batang pada

tahun 2007. Klub panjat tebing On-sight Batang didirikan bertujuan untuk

menampung minat dan bakat dibidang olahraga panjat tebing sekaligus

sebagai klub yang berdiri untuk pembinaan olahraga panjat tebing.

2. Bagaimana struktur organisasinya?

Jawab :

Karena klub panjat tebing On-Sight Batang masih berjalan beberapa tahun

saja jadi masih sedikit personil/sumber daya manusia yang menanganinya. Di

86

sini belum menggunakan masa bakti. Karena kita kita adalah cabang dari

Surabaya secara tidak langsung kita juga ada sedikit mengadopsi gaya

kepengurusan di sana. Dan dikarena sumber daya manusia yang tergabung

masih kurang sehingga ada pengurus yang kadang mengerjakan pekerjaan

yang bukan tugasnya, kita saling mengisi dan membantu demi pencapaian

tujuan bersama. Stuktur organisasi klub panjat tebing On-Sight Batang terdiri

dari Ketua umum (yang ada di Surabaya) yaitu Bapak R. Wijang Dwi

Raharjo, ketua cabang atau wilayah Batang saya sendiri, sekretaris saudara

Invan, bendahara Yoana, seksi pembinaan prestasi soudara Kushindarto, seksi

sarana prasarana saudara Sugeng dan pelatih Ibu D.K.W. Yusnita.

3. Bagaimana proses dan dasar pemilihan kepengurusannya?

Jawab :

Dikarenakan masih baru perekrutan pengurus klub Panjat Tebing On-Sight

Batang tanpa didasarkan rapat, diawali dengan penunjukan ketua cabang oleh

ketua umum dari Surabaya Bapak R. Wijang Dwi Raharjo, dan akhirnya saya

ditunjuk sebagai ketua cabang, dan Ibu D.K.W. Yusnita sebagai pelatih.

Setelah itu saya mengajak mantan-mantan atlet panjat tebing Batang yang

siap untuk membantu. Dan bergabunglah saudara Invan di sekertaris, saudari

Yoana sebagai bendahara, Kushindarto seksi pembinaan prestasi dan seksi

sarana prasarana saudara Sugeng.

4. Berapakah jumlah pelatih saat ini dan bagaimanakah proses perekrutannya?

Jawab :

87

Karena masih baru untuk jumlah pelatih yang ada hanya satu proses

perekrutannya langsung ditunjuk dari ketua umum di Surabaya.

5. Berapakah jumlah atlet saat ini dan bagaimanakah proses perekrutannya?

Jawab :

Jumlah atlet sampai saat ini ada 17 orang, meliputi Senior sebanyak 1 atlet (di

atas 20 tahun). Kelompok umur meliputi Junior sebanyak 4 atlet (umur 18-19

tahun), Youth A sebanyak 4 anak (umur 16-17 tahun), Youth B sebanyak 1

atlet (umur 14-15 tahun), Spider Kid A sebanyak 2 atlet (umur 12-13 tahun),

Spider Kid B sebanyak 2 atlet (umur 10-11 tahun), Spider Kid C sebanyak 3

atlet (umur 7-9 tahun).

Proses perekrutan atlet tanpa diadakan seleksi, siapa saja yang mau

bergabung kami siap menerima, dimulai dari pemberian gambaran olahraga

panjat tebing, melakukan pemanjatan secara bebas lalu melaukan tes fisik

untuk memberikan program latihan. Setelah itu minta ijin dari oarang tua.

6. Bagaimanakah peran pelatih dalam pencapaian prestasi?

Jawab :

Peran pelatih sampai saat ini sudah maksimal, pelatih telah menjalankan

tugas-tugasnya meulai dari pencarian bibit, pembuatan program latihan,

disiplin dalam melatih, dan melaksanakan proses pembinaan secara baik.

Pelatih memiliki komitmen yang tinggi dalam tugas-tugasnya, ketika melatih

beliau selalu terjun langsung dan senantiasa memberikan koreksi dan nasehat

pada atlet-atletnya.

88

7. Bagaimanakah peran pengurus dalam menjalankan tanggung jawabnya dan

seperti apakah bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan pelatih

maupun atlet guna pencapaian prestasi?

Jawab :

Sampai saat ini peran pengurus berjalan dengan baik, meskipun sumber daya

manusia yang tergabung masih kurang sehingga ada pengurus yang kadang

mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya, bersikap saling mengisi dan

membantu demi pencapaian tujuan bersama.

Pengurus senantiasa melakukan komunikasi dengan pelatih contohnya ketika

pelatih memberikan evaluasi pada atletnya pengurus juga ikut terlibat disitu,

dan ketika pelatih meminta pertimbangan mengenai program latihan pengurus

juga ada perhatian.

8. Darimana saja sumber dana untuk kegiatan Klub Panjat Tebing On-Sight

Batang dan bagaimanakah pengelolaannya?

Jawab :

Sumber dana klub berasal dari PEMDA yaitu dana olahraga masyarakat

melalui Dinas Sosial Sekda kabupaten Batang yang besarnya tidak tentu

disesuiakan dengan proposal yang diajukan. Selain itu juga ada donatur di

klub panjat tebing On-Sight Batang.

9. Bagaimanakah kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana latihan?

Jawab :

Klub Panjat Tebing On-Sight Batang belum mempunyai sarana sendiri untuk

kegiatan latihan, dalam proses pembinaan klub tersebut masih meminjam

89

sarana milik FPTI Pengcab Batang berupa papan panjat vertikal dan papan

boulder. Untuk prasarana klub sudah memiliki namun dengan kondisi banyak

yang rusak.

10. Bentuk dukungan dan peran serta seperti apakah yang diberikan lingkungan

dalam mendukung pencapaian prestasi?

Jawab :

Bentuk dukungan yang dilakukan aspek lingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat sekitar sudah sangat membantu dalam pencapaian

prestasi klub panjat tebing On-Sight Batang. Peran keluarga dan sekolah yang

memberikan ijin pada atlet untuk mengikuti latihan, dukungan keluarga

berupa motivasi saat bertanding juga selalu ada. Dukungan masyarakat

sekitar yang menyambut baik adanya klub panjat tebing On-Sight Batang

dilingkungannya, hal ini terlihat dari timbulnya interaksi yang baik diantara

warga klub dengan masyarakat sekitar.

90

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6. Wawancara dengan Ketua Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

Gambar 7. Wawancara dengan Pelatih Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

Lampiran 6

91

Gambar 8. Wawancara dengan atlet putri Klub Panjat Tebing On-Sight Batang

Gambar 9. Pelaksanaan program latihan beban (Pull-Up)

92

Gambar 10. Pelaksanaan program latihan Boulder

Gambar 11. Salah satu atlet klub On-Sight Batang

mengikuti kompetisi Panjat Tebing Pantura 2011 di Kabupaten Pekalongan

93

Gambar 12. Atlet klub On-Sight Batang menerima Thropy Juara I Lead Pelajar Putri

dikompetisi Panjat Tebing Pantura 2011 di Kabupaten Pekalongan

Gambar 13. Tim Panjat Tebing On-Sight Batang 2011