pengaruh beban kerja terhadap stres kerja
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh beban kerja terhadap stres kerja
ii
SKRIPSI
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA
DENGAN SHIFT KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PEKERJA PENGUMPUL TOL PT. MARGAUTAMA
NUSANTARA MAKASSAR
FITRIANI
K111 14 344
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
vi
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Makassar, Agustus 2018
FITRIANI
“PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA DENGAN
SHIFT KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEKERJA
PENGUMPUL TOL PT MARGAUTAMA NUSANTARA MAKASSAR”
(Dibimbing oleh Atjo Wahyu dan Andi Wahyuni)
(xii+70 Halaman, 17 Tabel, 7 Gambar, 5 Lampiran)
Pengumpul tol adalah salah satu pekerja yang memilikitugas penting
dalam pengoperasian jalan tol. Pengumpul tol dituntut bergerak cepat untuk
menghindari terjadinya tumpukan kendaraan yang dapat menyebabkan
kemacetan. Kondisi tersebut berdampak pada beban kerja dan akhirnya
menimbulkan stres kerja.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh beban kerja terhadap stres
kerja dengan shift kerja sebagai variabel moderating pada pekerja pengumpul tol
PT. Margautama Nusantara. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional study, yang dilakukan pada bulan Juni-Juli
2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja pengumpul tol dan sampel
diperoleh dengan metode exhaustive sampling sebanyak 58 orang. Instrument
penelitian ini ialah Occupotional Stres Inventory-Revised Edition mengukur stres
kerja dan digital omron mengukur beban kerja berdasarkan denyut. Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat (uji chi-square)dan multivariat (pathways
analysis). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dan pengaruh positif
antara beban kerja dengan stres kerja(p=0,001, t=2,560), ada hubungan dan
pengaruh positif antara shift kerja dengan beban kerja (p=0,016, t=2,614), dan
tidak ada hubungan namun ada pengaruh positif antara shift kerja dengan stres
(p=0,366, t=0,546).
Peneliti menyarankan kepada perusahaan untuk mengadakan refreshing
pegawai, merotasi waktu kerja karyawan tiap minggu dan pekerja memanfaatkan
waktu istirahat yang telah diberikan dengan cara melakukan relaksasi tubuh.
Kata Kunci :Beban Kerja, Stres kerja, Shift Kerja, Pengumpul Tol Daftar pustaka : 55 (1982-2016)
vii
SUMMARY
Hasanuddin University
Public Health Faculty
Occupotional Health and Safety
Makassar, June 2018
FITRIANI
“EFFECT OF WORKLOAD ON WORKSTRESS WITH WORKSHIFT AS
MODERATING VARIABLE IN TOLL-COLLECTOR OF PT.
MARGAUTAMA NUSANTARA MAKASSAR”
(Guided by Atjo Wahyu andAndi Wahyuni)
(xii+70Pages, 17 Tables7Pictures, 5Appendix)
Toll-collector is a substantial part in toll operating system. Toll-collectors
are demanded to work fast to avoid traffic jam at the toll gate. this condition
would affect upon the workload and could lead into work stress.
Purpose of this study is to find out the effect of workload on workstress
with workshift as moderating variable. The type of this study is observational
analytic with cross sectional approach. This study is conducted in June-July 2018.
The population is the whole toll-collector in the company and 58 samples are
acquired with exhaustive sampling method. Instruments used in this study are
Occupotional Stres Inventory-Revised Edition to measure work stress and digital
omron to measure workload based on pulse.Data analysis are done with several
method which are univariat, bivariate (chi-square test) and multivariate(pathways
analysis). Result shows that there is a positive correlation and impact between
workload and workstress (p=0,001, t=2,560), there is a positive correlation and
impact between workshift and workload (p=0,016, t=2,614), and there is no
correlation between workshift and workstress but there is a positive impact
between them (p=0,366, t=0,546).
Writer would suggest the company to organize a employee refreshing, rotate the
workshift every week, and make sure the workers are having body relaxation
during their resting time.
Keywords : Workload, Workstress,Workshift,Toll-Collector
References : 55 (1982-2016)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT serta rasa syukur yang tak
henti-hentinya atas segala rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga skripsi
dengan judul “Pengaruh Beban Kerja Terhadap StresKerja Dengan Shift
Kerja Sebagai Variabel Moderating Pada Pekerja Pengumpul Tol PT
Margautama Nusantara Makassar” dapat terselesaikan dengan baik. Teriring
salam serta sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita ke alam penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Proses penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari peran orang-orang
tercinta maka pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua saya tercinta,
Ayahanda H.Bahar dan Ibunda Hj.Nurcaya serta keluarga besar sayaatas segala
doa dan jasa yang tidak pernah bisa terbalaskan oleh apapun, yang tak henti-
hentinya memberikan motivasi dorongan dan doa sehingga penulis akhirnya
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin menyampaikan terima
kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. Atjo Wahyu, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I, dan Ibu A.
Wahyuningsih, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta dorongan dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Dosen Penguji, Ibu Dr. dr. Masyitha Muis, MS, Ibu Indra Fajarwati Ibnu,
SKM., MA., dan Bapak Muhammad Yusran Amir, SKM., MPH, yang telah
memberikan bimbingan, saran, arahan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan FKM
Unhas Periode 2014-2018, Bapak Dr. Aminuddin Syam., M.Kes, M.Med. ED
selaku dekan FKM Unhas Periode 2018-2022 beserta seluruh karyawan FKM
ix
Unhas atas bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unhas.
4. Dosen Penasehat Akademik Dr. dr., Andi Indahwaty AS, S.Ked, MHSM yang
selalu memberikan bantuan, saran serta motivasi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu
pengetahuan yang telah diberikan selama di bangku kuliah.
6. Kakanda Anita dan Pak Rahman selaku administrasi departemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang sudah membantu untuk masalah administrasi.
7. Bapak Thamrin dan Bapak Saiful atas waktunya menemani peneliti selama
penelitian berlangsung di PT Margautama Nusantara. Serta para responden
pada saat penelitian telah menyempatkan waktu untuk memberikan informasi
mengenai penelitian yang telah dilakukan di PT Margautama Nusantara.
8. Sahabat-sahabatku “RINDU”, Nurfadilah, Wahyuni Sri Astuti N dan
Irabuana,yang sering memberikan masukan dan bantuan yang selalu mengalir
tiada henti kepada penulis, hingga penulis merasakan indahnya persahabatan.
9. Sahabat-sahabatku“MAPPAKOE”, Nurul Fatmia Taufik, Mitra Dewi Ferarry,
Ulfah Ervita,Hema Baizura Dahlan, Nurul Iffa Safitri, dan Sarina yang tiada
hentinya membantu, menjadi tempat berbagi, memberi dukungan serta
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Saudari-saudariku“Left Wing’s”, Dian, Mutmainnah, Aulia, Aisyah, Fitri,
Desi, Irma, Dillah yang sering memberikan masukan, dansemangat bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Saudara Rian Pratama yang dari awal membantu dan selalu menyemangati
serta mendukung penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
12. Saudara-saudara seperjuangankuSuryaman, Muh. Syamsuri dan Muh.
Nurcholic Fachreza teman seperjuangan di tempat magang yang selalu
memberikan semangat, dorongan dan dukungan kepada penulis.
13. Seluruh KM FKM Unhas, khususnya angkatan Vampir 2014yang selama ini
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dari awal kuliah hingga
akhir perkuliahan.
x
14. Teman-teman Pengurus BEM FKM Unhas Periode 2016-2017, teman-teman
Maperwa Periode 2017-2018 yang selalu memberikan dorongan serta
semangat kepada penulis.
15. Rekan-rekan seperjuangan teman PBL Posko Allu Tarowang, Teman-teman
KKN Desa Ujung Labuang (Dian, Kak Accank, Kak Elan, Kak Oka), dan
teman sejurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang senantiasa
memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
guna penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Agustus 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................................... iv
SUMMARY ..................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 8
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10
A. Tinjauan Umum tentang Stres Kerja ................................................................. 10
B. Tinjauan Umum tentang Beban Kerja ............................................................... 19
C. Tinjauan Umum tentang Shift Kerja .................................................................. 23
D. Hubungan Antar Variabel ................................................................................. 27
E. Kerangka Teori .................................................................................................. 28
BAB IIIKERANGKA KONSEP .................................................................................... 30
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ........................................................... 30
B. Kerangka Konsep .............................................................................................. 31
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 34
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 35
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 35
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................. 35
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 36
E. Instrument Penelitian ......................................................................................... 38
F. Pengolahan dan Penyajian Data ........................................................................ 40
G. Teknik Analasis Data ........................................................................................ 41
xii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 43
B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 44
C. Pembahasan ....................................................................................................... 59
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 67
BAB VIPENUTUP .......................................................................................................... 69
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 69
B. Saran .................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 71
LAMPIRAN ....................................................................................................................75
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1. Penanggulangan Stres secara Individual dan Organisasi .................. 19
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur pada
Pengumpul Tol PT.Marga Utama Nusantara .................................... 46
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Pengumpul Tol PT.Marga Utama Nusantara .................................... 46
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Status pada Pengumpul Tol
PT.Marga Utama Nusantara ............................................................... 47
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan pada Pengumpul
Tol PT.Marga Utama Nusantara ......................................................... 47
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Pengumpul
Tol PT.Marga Utama Nusantara ......................................................... 48
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja pada Pengumpul
Tol PT.Marga Utama Nusantara ......................................................... 49
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Stres pada Pengumpul
Tol PT.Marga Utama Nusantara ......................................................... 50
Tabel. 9. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Beban Kerja pada
Pengumpul Tol PT.Marga Utama Nusantara ..................................... 51
Tabel 10. Distribusi Tingkat Beban Kerja Responden Berdasarkan Denyut
Nadi pada Pengumpul Tol PT.Marga Utama Nusantara .................... 51
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Shift Kerja pada Pengumpul
Tol PT.Marga Utama Nusantara ......................................................... 52
Tabel 12. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Pengumpul Tol
PT.Marga Utama Nusantara ............................................................... 53
Tabel 13. Hubungan Shift Kerja dengan Beban Kerja pada Pengumpul Tol
PT.Marga Utama Nusantara ............................................................... 54
xiv
Tabel 14. Hubungan Shift Kerja dengan Stres Kerja pada Pengumpul Tol
PT.Marga Utama Nusantara ............................................................... 55
Tabel 15. Hasil Analisis Pengaruh Beban Kerja dengan Stres Kerja ................ 57
Tabel 16. Hasil Analisis Pengaruh Shift Kerja dengan Beban Kerja ................. 58
Tabel 17. Hasil Analisis Pengaruh Shift Kerja dengan Stres Kerja .................... 58
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Suatu Model Stres ............................................................................ 13
Gambar 2. Kerangka Teori ................................................................................. 29
Gambar 3. Kerangka Konsep Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja
Dengan Shift Kerja sebagai Variabel Moderating ........................... 31
Gambar 4. Analisis Jalur (Pathway Analysis) .................................................... 56
Gambar 5. Model Analisis Jalur Pengaruh Beban Kerja (X1) dengan Stres
Kerja (Y1) ........................................................................................ 57
Gambar 6. Model Analisis Jalur Pengaruh Shift Kerja (X2) dengan Beban
Kerja (Y2) ........................................................................................ 57
Gambar 7. Model Analisis Jalur Pengaruh Shift Kerja (X3) dengan Stres
Kerja (Y3) ...................................................................................... .. 58
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Kuesioner Penelitian .......................................................................................... 1
Output Data Analisis .......................................................................................... 2
Persuratan Penelitian .......................................................................................... 3
Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................................... 4
Riwayat Hidup .................................................................................................... 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin cepat diiringi persaingan
yangsangatketat danketidak pastian yang tinggi saat ini, menimbulkan banyak
tuntutan-tuntutan pekerjaanyang harus dihadapi oleh karyawan di
lingkungankerja mereka. Tuntutan-tuntutan yangberlebihan dari organisasi
tersebut dapat menyebabkan timbulnya tekanan tersendiribagi karyawan.
Tekanan yang timbul dan dibiarkan berlarut-larut akanmenimbulkan
kecemasan bagi karyawan. Dampak yang timbul dari kecemasanyang sering
dialami karyawan pada khususnya disebut stres. Stres adalah
kegembiraan,kecemasan, atau ketegangan fisik yang terjadi ketika tuntutan
yang diberikan pada seorangindividu dianggap melebihi kemampuan
penyesuaiannya (Hellriegel dan John, 2004).
Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan muncul sebagai akibat
tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang (Wirawan, 2012).Stres kerja
merupakan suatu respon adaptif (tanggapan penyesuaian) dimediasi oleh
perbedaan individu dan atau proses psikologi, sebagai akibat dari aksi
lingkungan, situasi atau peristiwa yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau
psikologi secara berlebihan terhadap seseorang(Luthans, 2011).Stres kerja
sebagai ketegangan yang dialami karyawan karena adanya ketidakseimbangan
antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya (Dewi, dkk. 2014).Stres kerja adalah suatu bentuk reaksi fisik
2
dan emosional yang terjadi karena ketidaksesuaian pekerjaan dengan
kemampuan pekerja, sumber daya, atau kebutuhan pekerja (NIOSH, 2000).
Cooper C. L (1989) dalam Munandar (2006) mengelompokkan
pembangkit stres (stresors) kedalam lima kategori besar, salah satu
kategorinya yaitu faktor intrinsik dalam pekerjaan. Faktor pertama yaitu
tuntutan fisik, faktor kedua yaitu tuntutan tugas yang terdiri atas dua yaitu
beban kerja dan shiftkerja dimana keduanya merupakan pembangkit terjadinya
stres bagi pekerja, faktor ketiga yaitu peran individu dalam organisasi, faktor
keempat yaitu hubungan dalam pekerjaan dan faktor yang kelima yaitu
tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan.Kahn dan Quin (dalam
Ivanceviech et al, 1982) menambahkan bahwa stres kerja merupakan faktor-
faktor lingkungan kerja yang negatif, salah satunya yaitu beban kerja yang
berlebihan dalam pekerjaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Keenan dan
Newton (1984) yang menyebutkan bahwa stres kerja merupakan perwujudan
dari kekaburan peran dan beban kerja yang berlebihan.
Beban kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
individuuntuk menyelesaikan suatu tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan
padawaktu tertentu(Winarsunu, 2008).Berdasarkan hal yang dikemukakan
oleh Winarsunu (2008) bahwa beban kerja merupakan salah satu penyebab
terjadinya stres kerja karena pekerja dituntut untuk menyelesaikan
pekerjaannya pada waktu tertentu, hal tersebut harus sesuai dengan
kemampuan fisik dan kognitif pekerja, apabila kemampuan fisik dan kognitif
pekerja tidak sesuai maka hal tersebut berpotensi terjadinya stres.Penyebab
3
lain terjadinya stres dalam bekerja adalah sistem kerja bergilir/shiftkerja.
Shiftkerja merupakan suatu sistem yang diterapkan perusahaan untuk
meningkatkanproduksi secara maksimal dan kontinyu dengan bekerja selama
24 jam dalam sehari.Selain itu juga untuk mengoptimalkan daya kerja mesin-
mesin industri dan untukmeningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini akan
berdampak negatif pada karyawansehingga menimbulkan kelelahan mental
atau stres(Winarsunu, 2008).
Adnan (2002) mengemukakan bahwa sistem shift kerja dapat berdampak
positif dannegatif. Dampak positifnya adalah memaksimalkan sumber daya
yang ada, memberikanlingkungan kerja yang sepi khususnya shift malam dan
memberikan waktu libur yangbanyak.Sedangkan dampak negatifnya adalah
penurunan kinerja, keselamatan kerja danmasalah kesehatan.Tidak semua
orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem shiftkerja karena membutuhkan
banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktumakan dan waktu
berkumpul bersama keluarga.
Stresapabila dibiarkan maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan
kinerja.Survey yang dilakukan olehNorthwestern National Life pada pekerja
diAmerika menunjukkan bahwa 40% pekerjadilaporkan mengalami stres di
tempat kerjadan seperempat pekerja menganggappekerjaan mereka sebagai
stresor palingutama dalam hidup mereka. Sedangkan menurutsurvey yang
dilakukan YaleUniversity menunjukkan bahwa sebanyak29% pekerja di
Amerika mengalami stresdi tempat kerja (NIOSH,1998).Stres kerja telah
menjadi penyebab kelainan terdepan di Amerika Utara dan Eropa. Pada tahun
4
1990, 13 % dari seluruh kasus ketidakmampuan pekerja, disebabkan oleh
gangguan yang berhubungan dengan stres kerja (Rahayu, 2003).
Pada tahun 2000 European Working Condition Survey (EWCS), stres
kerja merupakan kasus nomor dua terbesar di Eropa yang berkaitan dengan
pekerjaan, masalah kesehatan diantaranya yaitu, mengalami sakit punggung,
penyakit jantung, dan gangguan musculoskeletal (European Foundation for
the Improvement of Living and Working Conditions, 2005).Pekerjaan yang
dianggap paling dapat membuat stres menurut National Safety Council dikutip
dari Gaffar (2012) yakni pegawai pos, perawat, jurnalis, pilot pesawat,
manajer tingkat menengah, sekretaris, polisi, petugas medis, paramedis, guru,
pemadam kebakaran, petugas pengumpul tol, petugascustomer service dan
pelayan.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wayne L. Chappelle (2014)
menyebutkan bahwa stres kerja disebabkan karena upah rendah, tugas-tugas
tambahan, sistem shift kerja, dan jam kerja yang panjang. Hasil penelitian juga
mengungkapkan ada kenaikan tingkat stres sebesar 10,72 % pada pekerja yang
diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2015) mengenai
gambaran tingkat stres kerja antar shift kerja pada petugas pengumpul tol
Surabaya,bahwa tingkat stres kerja antar shift kerja, pada saat shiftpagi
terdapat 15 responden (41,7%) mengalami stres kerja ringan dan 21 responden
(58,3%) mengalami stres kerja sedang. Pada saat shift sore terdapat 12
responden (33,3%) mengalami stres kerja ringan dan 24 responden (66,7%)
mengalami stres kerja sedang, sedangkan pada saat shiftmalam sebanyak 9
5
responden (25%) mengalami stres kerja ringan dan 27 responden (75%)
mengalami stres kerja sedang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
ketiga shift kerja responden mengalami streskerja ringan dan sedang.
Tingginya arus globalisasi akan banyakmempengaruhi berbagai sektor
dan salah satunyaadalah sektor perusahaan pengembang jalan tol.Peningkatan
pengguna fasilitas jalan tol ini tentunyamenuntut banyak kinerja positif dari
berbagaisumber daya yang ada. Sementara itu kinerjadipengaruhi oleh
produktivitas dari pekerja yangberada di dalamnya. Sebuah studi
menyatakanbahwa tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang
menjadi penentu keberhasilan.
Pengumpul tol adalah salah satu pekerja yangada di perusahaan
pengembang tol yang memilikitugas penting dalam pengoperasian jalan tol
sendiriyang memiliki tugas menerima tiket jalan tol daripengendara dan harus
cekatan memberikan uangkembalian. Saat ini PT. Margautama Nusantara
telah menggunakan pembayaran secara elektronik atau biasa disebut E-Toll
akan tetapi masih banyak pengguna tol yang belum memiliki E-Toll sehingga
pengguna jalan yang belum memiliki E-Toll menumpuk pada gerbang
pembayaran secara manual yang menyebabkan pekerja pengumpul tol bekerja
ekstra.
Berdasarkan hasil obervasi awal yang dilakukan pada pengumpul tol di
PT. Margautama Nusantara Makassar, pengumpul tol dituntut bergerak cepat
untuk menghindari terjadinya tumpukan kendaraan yang dapat menyababkan
kemacetan.Di saat tangan kanan memberikan kartu atau uang, maka tangan
6
kirinya harus bekerja untuk menekan tombol tertentu yang disesuaikan dengan
asal tiket termasuk dalam golongan apa. Selain itu, ruangan kerja pengumpul
tol yang tergolong sempit dan hanya terdapat 1 buah kursi dan 1 buah meja
kerja tidak memungkinkan petugas pengumpul tol untuk melakukan gerakan-
gerakan peregangan untuk merilekskan tubuh. Mekanisme kerja sebagai
pengumpul tol seperti ini harus dilakukan secara terus menerus dan monoton.
Menurut Beehr dan Newman (1978) menyatakan aspek psikologi yang
mempengaruhi stres yaitu kecemasan, kebosanan, menurunnya rasa percaya
diri, dan kehilangan daya konsentrasi.Berdasarkan hasil observasi di atas dapat
disimpulkan bahwa pekerja pengumpul tol merasa bosan karena pekerjaan
yang dilakukan berifat monoton sejalan dengan teori Beehr dan Newman
(1978) salah satu aspek psikologi yang mempengaruhi stres adalah
kebosanan.Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan
penelitian untuk mengetahui Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja
dengan Shift Kerja sebagai Variabel Moderating pada Pekerja Pengumpul Tol
PT. Margautama Nusantara Makassar.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti, yakni:
1. Apakah beban kerja mempengaruhistres kerja?
2. Apakah shift kerja mempengaruhi beban kerja?
3. Apakah shift kerja mempengaruhi stres kerja?
4. Apakah shift kerja sebagai pemoderasi pengaruh beban kerja terhadap
stres?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yakni:
1. Tujuan umum:
Mengetahui pengaruh beban kerja terhadap stres kerja dengan shift kerja
sebagai variabel moderating pada pekerja pengumpul Tol PT. Margautama
Nusantara Makassar.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui pengaruh beban kerjaterhadapstres kerja pada
Pekerja Pengumpul TolCabang Cambayya di PT. Margautama
Nusantara Makassar Tahun 2018.
b. Untuk mengetahui pengaruhshift kerja terhadapbeban kerja pada
Pekerja Pengumpul Tol Cabang Cambayya di PT. Margautama
Nusantara Makassar Tahun 2018.
8
c. Untuk mengetahui pengaruh shift kerja terhadap stres kerja pada
Pekerja Pengumpul Tol Cabang Cambayya di PT. Margautama
Nusantara Makassar Tahun 2018.
d. Untuk mengetahui shift kerja sebagai pemoderasi pengaruh beban
kerja terhadap stres kerjapada Pekerja Pengumpul Tol Cabang
Cambayya di PT. Margautama Nusantara Makassar Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Mencegah atau meminimalisir risiko terjadinya stres pada
pekerja.Merawat dan melindungi perusahaan dari kerugian akibat
kecelakaan kerja.
2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa bagi pengendara
jalan tol.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh di perkuliahan serta menambah pengetahuan, wawasan dan
pengalaman tentang pengaruh beban kerja terhadap stres kerja
denganshiftkerja sebagai variabel moderating pada pekerja pengumpul tol
cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantatra Makassar Tahun 2018.
9
4. Bagi Pemerintah
Hasil dari penelitian ini memberikan referensi dalam penentuan
regulasi dan meningkatkan kualitas pekerja Jalan Tol di Indonesia.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Stres Kerja
1. Pengertian Stres
Stres adalah segala aksi dari tubuhmanusia terhadap segala
rangsangan baikyang berasal dari luar maupun dari dalamtubuh itu sendiri
yang dapat menimbulkanbermacam-macam dampak yangmerugikan mulai
dari menurunnyakesehatan sampai pada dideritanya suatupenyakit. Dalam
kaitannya denganpekerjaan, semua dampak dari strestersebut akan
menjurus pada menurunnyaperformansi, efisiensi dan produktivitaskerja
yang bersangkutan (Tarwaka,2011).
Stres berarti suatu tanggapan adaptif, ditengahi olehperbedaan
individual dan/atau proses psikologis, yaitu, suatu konsekuensi dari setiap
kegiatan(lingkungan), situasi, atau kejadian eksternal yang membebani
tuntutan psikologis atau fisikyang berlebihan terhadap seseorang. Stres
dapat juga diartikan sebagai suatu kondisidinamik dimana seorang
individu dikonfrontasikan dengan suatupeluang, kendala (constrain), atau
tuntutan (demand) yang berkaitandengan apa yang juga diinginkannya dan
yang hasilnya dipersepsikansebagai tidak pasti dan penting (Robbins,
1996).
Terdapat dua jenis stres yaitu eustres dan distres (Hans Selye,1950)
dalam (Hawari, 2001):
11
a. Eustres
Tidak semua bentuk stres itu mempunyai konotasi negatif, cukup
banyak yang bersifat positif, misalnya saja promosi jabatan. Jabatan
yang lebih tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih berat
merupakan tantangan bagi yang bersangkutan. Apabila ia sanggup
menjalankan beban tugas jabatan yang baru ini dengan baik tanpa ada
keluhan baik fisik maupun mental serta merasa senang, maka ia
dikatakan tidak mengalami stres melainkan disebut eustres.
b. Distres
Apabila ia mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh
sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi
pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres.
2. Defenisi Stres Kerja
Dewi (2014) memandang stres kerja sebagai ketegangan yang
dialami karyawan karena adanya ketidakseimbangan antara tuntutan
pekerjaan dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Alves (2005) dalam
Wibowo (2015) menyatakan stres kerja dapat didefinisikan sebagai respon
fisik dan emosional yang terjadi ketika kemampuan dan sumber daya
karyawan tidak dapat diatasi dengan tuntutan dan kebutuhan dari
pekerjaan mereka.
12
3. Sumber-sumber Pembangkit Stres (Stresor)
Berbagai sumber stres (stresor) berasal dari pekerjaannya danluar
pekerjaan. Stres yang berasal dari pekerjaan dapat dilihat dari
individunya sendiri dan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi
individu. Sedangkan untuk stres yang berasal dari luar pekerjaan yaitu
seperti masalah keuangan, keluarga dan lingkungan di sekitar keluarga
(Siagian, 1995).
Robbins (1996) mengidentifikasikan tiga perangkat faktor
yaitu lingkungan, organisasional dan individual yang bertindak
sebagai sumber potensial dari stres. Ketiga faktor tersebut mengarah
ke stres yang faktualbergantung pada perbedaan individual. Bila stres
dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai
keluaran atau hasil fisiologis, psikologis dan perilaku. Hal ini
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
13
Faktor individu
• Masalah keluarga
• Masalah ekonomi
• kepribadian
Faktor lingkungan
• Ketidakpastian ekonomi
• Ketidakpastian politik
• Ketidakpastian teknologi
Faktor organisasi
• Tuntutan tugas
• Tuntutan peran
• Tuntutan hubungan antar
pribadi
• Struktur organisasi
• Kepemimpinan
organisasi
• Tahap hidup organisasi
Perbedaan individu
• Persepsi
• Pengalaman
pekerjaan
• Dukungan sosial
• Kedudukan kontrol
• Sikap bermusuhan
Gejala fisiologis
• Sakit kepala
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit jantung
Stres yang dialami
Gejala psikologis
• Kecemasan
• Murung
• Berkurangnya
kepuasan kerja
Gejala perilaku
• Prooduktivitas
• Kemangkiran
• Tingkat keluarnya
karyawan
Sumber Potensial Konsekuensi/Gejala
Gambar 1. Suatu Model Stres (Robbins, 1996)
14
Cooper C. L (1989) dalam Munandar (2006) mengelompokkan
pembangkit stres (stresors) kedalam lima kategori besar, salah satu
kategorinya yaitu faktor intrinsik dalam pekerjaan, faktor ini meliputi :
a. Tuntutan Fisik
Kondisi kerja fisik memiliki dampak terhadap kesehatan
mental dan keselamatan kerja karyawan, sehingga dapat menjadi
pembangkit stres. Kondisi fisik tersebut meliputi bising, vibrasi
(getaran) serta kesehatan dan kebersihan.
b. Tuntutan Tugas
1) Kerja shift atau kerja malam dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi para pekerja. Penelitian menunjukan bahwa kerja
shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja
pabrik.
2) Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan
pembangkit stres.
c. Peran Individu dalam Organisasi
Tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya
tanpa menimbulkan masalah. Kurang baik berfungsinya
(disfunction) peran, yang dapat menjadi pembangkit stres misalnya
konflik peran serta kebimbangan peran (roleambiguity).
d. Pengembangan Karier
Pengembangan karier merupakan pembangkit stres potensial
yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih dan
promosi yang kurang.
15
e. Hubungan dalam Pekerjaan
Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam
gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, taraf pemberian
support yang rendah dan minat yang rendah dalam
pemecahanmasalah organisasi. Hubungan baik antara karyawan di
tempat kerja adalah faktor yang potensial sebagai penyebab
terjadinya stres.Kecurigaan antarapekerja, kurangnya komunikasi,
ketidaknyamanandalam melakukan pekerjaan merupakan tanda-
tanda adanya stresakibat kerja. Tuntutan tugas yang mengharuskan
seorang tenaga kerja berkerja dalam tempat terisolasi, sehingga
tidak dapat berkomunikasi dengan pekerja lain juga merupakan
pembangkit terjadinya stres.
f. Tuntutan dari Luar Organisasi atau Pekerjaan
Faktor ini mencakup segala unsur kehidupan seseorang yang
dapat berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan dan kerja di
dalam satu organisasi dan memberi tekanan pada individu seperti
konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan organisasi, krisis
kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan
organisasi yangbertentangan.
4. Gejala-gejala Stres
Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan
merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah,
16
agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak
kooperatif (Hasibuan, 2002).
Menurut Robbins (1996) seorang individu yang mengalami
tingkat stres yang tinggi dapat mengalami tiga kategori gejala umum
yaitu:
a. Gejala fisiologis : perubahan dalam metabolisme,meningkatkan
lajudetak jantung dan pernapasan, meningkatkantekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkanserangan jantung.
b. Gejala psikologis : ketidakpuasan, ketegangan, kecemasan,mudah
marah, kebosanan dan suka menunda-nunda.
c. Gejala perilaku : perubahan dalam produktivitas,
absensi,tingkatkeluarnya karyawan, perubahan dalam kebiasaan
makan,meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara
cepat,gelisah dan gangguan tidur.
5. Dampak Stres
Stres timbul karena ketidakcakapannya untuk memenuhi tuntutan-
tuntutan dan berbagai harapan terhadap dirinya. Hasilnya, stres yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungan yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya,
berarti mengganggu prestasi kerjanya (Potale, 2015).
Stres dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara. Pertama,
perubahan yang diakibatkan oleh stres secra langsung mempengaruhi
fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua, secara
17
tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu sehinggga
menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah
ada. Kondisi dari stres memiliki dua aspek yaitu fisik/biologis
(melibatkan materi atau tantangan yang menggunakan fisik) dan
psikologis (melibatkan bagaimana individu memandang situasi dalam
hidup mereka)(Safarino, 2008).
Ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang sedang
mengalami stres. Ketika gejala tersebut adalah gejala kognisi, gejala
emosi, dan gejala tingkah laku (Sarafino, 2008):
a. Gejala kognisi
Gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah lupa
dengan suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang
sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal,
merupakan gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala kognisi.
b. Gejala emosi
Mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala
sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang
muncul pada aspek gejala emosi.
c. Gejala tingkah laku
Tingkah laku negatif yang muncul ketika seseorang mengalami
stres pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah menyalahkan
orang lain dan mencari kesalahan orang lain, suka melanggar norma
18
karena dia tidak bisa mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh
pada lingkungan, dan suka melakukan penundaan pekerjaan.
6. Strategi dalam Menanggulangi Stres
Menurut Robbins (1996) secara individual stres dapat
ditanggulangi dengan beberapa metode seperti meditasi, biofeed back,
dan personal wellness. Menurut Tulus (1992) beberapa cara mengatasi
stres pada level organisasi yaitu dengan :
a. Melakukan perbaikan iklim organisasi.
b. Melakukan perbaikan lingkungan.
c. Menyediakan saran.
d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas.
e. Merubah struktur dan proses organisasi.
f. Menigkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
g. Melakukan restrukturisasi tugas.
h. Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran danmembuka
konseling.
i. Bagian kepegawaian dapat dan harus membantu karyawan untuk
mengatasi stres yang dihadapinya.
Agoes (2003) dalam Purdini (2016) menyatakan, dalam
menanggulangi stres haruslah memperhatikan faktor penyebab stresapakah
stres berasal dari individual ataupun dari organisasi. Berikut
tabelpenanggulangan stres:
19
Tabel 1
Penanggulangan Stres secara Individual dan Organsiasi
S
Sumber: Agoes (2003) dalam Purdini (2016)
B. Tinjauan Umum tentang Beban Kerja
1. Pengertian Beban Kerja
Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima
pekerjaan. Setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan
seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang
menerima beban kerja tersebut (Tareluan, 2016). Menurut Everly dkk
dalam Munandar (2006) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan
dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu
tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja (Faktor Eksternal
dan Faktor Internal)
Menurut Manuaba (2000) dalam Tarwaka, dkk (2004), bahwa secara
umum hubungan antara beban kerjadian kapsitas kerja dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor internal maupun faktor
eksternal, yaitu :
Secara Individual Secara Organisasi
1. Meningkatan keimanan
2. Melakukan meditasi
pernapasan
3. Melakukan kegiatan
olahraga
4. Melakukan relaksasi
5. Dukungan sosial dari
teman-teman dan
keluarga
6. Menghindari kebiasaan
rutin yang membosankan
1. Melakukan perbaikan iklim
organisasi
2. Melakukan perbaikan terhadap
lingkungan fisik
3. Menyediakan sarana berolahraga
4. Mengubah struktur dan proses
organisasi
5. Meningkatkan partisipasi dalam
proses pengambilan keputusan
6. Melakukan restrukturisasi tugas
7. Menerapkan konsep manajemen
berdasarkan sasaran
20
a. Beban Kerja karena faktor eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja, meliputi:
1) Tugas-tugas(task)
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang
tempat kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut,
beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental
meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja
dan sebagainya.
2) Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu
istirahat, shiftkerja, sistem kerja dan sebagainya.
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan
yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi,
lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerjapsikologis.
b. Beban kerja karena faktor internal
Faktor internal bebabn kerja adalah faktir yang berasal dari
dalam tubuh akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang
berpotensi sebagai stresor, meliputi :
1) Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi,
kondisi kesehatan, dansebagainya)
2) Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan,
21
keinginan,kepuasan, dansebagainya).
3. Dampak Beban Kerja
Mayoritas penyebab munculnya dampak beban kerja adalah perilaku
dari pekerja yang kurang memperhatikan ergonomi (pengaturan situasi
dalam lingkungan kerja). Faktor yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan ergonomi yang berhubungan dengan manusia adalah
keterbatasan baik fisik ataupun mental yang dimiliki oleh manusia dan
perbedaan keadaan fisik tiap orang berbeda. Jika faktor-faktor tersebut
diabaikan dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja yang berupa
keluhan-keluhan (symptom) sebagai indikasi keadaan sakit (Nurmianto,
2004). Keluhan (symptom) merupakan indikasi keadaan sakit dalam diri
pekerja yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja. Keluhan ini juga
bisa menjadi manifestasi dari stres pada tubuh maupun pikiran pekerja.
Manifestasi yang ditimbulkan oleh tiap orang berbeda (Winarsunu, 2008).
Keluhan (symptom) dapat dibagi menjadi dua, yaitu keluhan fisik
dan mental. Keluhan fisik berkaitan dengan keadaan sakit pada bagian
tubuh tertentu yang meliputi leher, bahu, siku, tangan, punggung atas,
punggung bawah, pinggul, lutut, pergelangan kaki dan kaki. Keluhan
mental berkaitan dengan psikis pekerja yang dapat berupa merasa lelah
yang berlebihan, tidak bergairah setelah mendapatkan krisis, merasa
tertekan, sulit tidur, gelisah, sakit kepala, denyut jantung meningkat dan
gangguan pencernaan (Tarwaka, 2004).
22
Keluhan mental yang diakibatkan karena beban kerja yang
berlebihan dan kejenuhan kerja dapat memicu stres pada pekerja. Keadaan
stres pada pekerja dapat mengakibatkan beberapa respon fisik dan sosial
pada pekerja. Respon tersebut, yaitu keletihan dan penurunan interaksi
sosial (Jeyaratnam, 2010)
4. Jenis Beban Kerja
Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja
berlebihan atau terlalu sedikit (kuantitatif). Beban kerja ini timbul sebagai
akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada
tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. Beban kerja
kualitatif yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu
tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari tenaga
kerja. Disamping itu beban kerja berlebihan kuantitatif dan kualitatif dapat
menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat
banyak, yang merupakan sumber tambahan dari stres (Dewi, 2016).
5. Penilaian Beban Kerja
Menurut Cristensen dalam Tarwaka (2004), pengukuran beban
fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk
mengetahui berat ringannya beban kerja fisik. Pengukuran denyut nadi
selama bekerja merupakan metode untuk menilai Cardiovascular strain.
Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung
denyutnadi adalah telemetri dengan menggunakan
rangsanganElectrocardiograph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak
23
tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan
metode 10 denyut oleh Kilbon.
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja
mempunyai beberapa keuntungan. Selain mudah, cepat dan murah juga
tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya cukup reliable. Di
samping itu, tidak terlalu mengganggu proses kerja dan tidak menyakiti
orang yang diperiksa. Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan
pembebanan yang diterima tubuh cukup tinggi. Denyut nadi akan segera
berubah seirama dengan perubahan pembebanan baik berasal dari
pembebanan mekanik, fisika maupun kimiawi.
Denyut nadi untuk mengestimasi indeks beban kerja fisik terdiri
dari beberapa jenis yang didefinisikan oleh Tarwaka (2010), yaitu
denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan
dimulai, denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja dan
nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi
kerja. Berdasarkan hal tersebut, maka denyut nadi lebih mudah dan
dapat digunakan untuk menghitung indeks beban kerja.
C. Tinjauan Umum tentang ShiftKerja
1. Pengertianshiftkerja
Muchinsky (1999) dalam Alvionita (2015) mendefinisikan shift kerja
sebagai pembagian jam kerja berdasarkan waktu tertentu. Sistem shift
adalah sistem pengaturan kerja yang memberikan kesempatan untuk
memanfaatkan seluruh waktu yang tersedia untuk mengoperasikan
24
pekerjaan. Sistem shift kerja digunakan sebagai cara untuk memenuhi
tuntutan peningkatan produksi barang. Setiap negara memiliki peraturan-
peraturan masing-masing dalam hal rotasi kerja atau peraturan jam kerja.
Untuk Indonesia sendiri, waktu kerja menurut Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 25 tahun 1997, Bab I pasal 27 disebutkan waktu
kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan pada
siang hari dan malam hari, meliputi:
a. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00-18.00
b. Malam hari adalah waktu antara pukul 18.00-06.00
c. Seminggu adalah waktu selama 7 hari.
Menurut Suma’mur (1995) waktu kerja bagi seseorang menentukan
efisiensi dan produktivitas.Segi-segi penting bagi pentingnya waktu kerja
meliputi lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik, hubungan antara
waktu kerja dan istirahat dan waktu kerjasehari menurut periode yang
meliputi siang (pagi, siang, sore) dan malam.
2. Sistem shiftkerja
Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi
peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk
mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai suatu cara
yang paling mungkin untuk memenuhi tuntutan akan kecenderungan
semakin meningkatnya permintaan produktivitas suatu perusahaan yang
menggunakannya. Pembagian sistem kerja shift lainnya ialah jumlah hari
kerja malam yang berturut-turut, awal dan akhir kerja shift, jangka waktu
25
masing-masing shift, urutan rotasi shift, jangka daur shift dan keteraturan
sistem shift. Menurut awal dan akhir jam kerja shift, lama satu shift dan
keteraturannya sistem dapat dibagi sebagai berikut (Kuswadji, 1997):
a. Sistem 3 Shift Biasa
Masing-masing pekerja akan mengalami 8 jam kerja yang sama
selama 24 jam yaitu dinas pagi antara 06.00-14.00, dinas sore antara
pukul 14.00-22.00 dan dinas malam antara pukul 22.00-06.00.
b. Sistem Amerika
Menurut sistem in dinas pagi mulai pukul 08.00-16.00, dinas
sore antara pukul 16.00-24.00 dan dinas malam antara pukul 24.00-
08.00. Sistem ini memberikan keuntungan fisiologik dan sosial.
Kesempatan tidur akan banyak terutama pada pekerja pagi dan sore.
c. Sistem 12-12
Tempat penambangan minyak lepas pantai dipakai sistem 12-
12. Selama 12 jam dinas pagi dan selama 12 jam dinas malam.
Jadwal antara 07.00-19.00 dan 19.00-07.00. Satu minggu kerja siang
dan satu minggu kerja malam.
3. Efek ShiftKerja
Pembagian shif kerja menjadi tiga shifttentunya akan
berdampakkepada pekerja atau karyawan. Oleh Attwood, Joseph, dan
DanzReece (2004) dampak shiftkerja dijelaskan sebagai berikut:
a. Efek ShiftKerja Terhadap Performa
26
Shiftkerja di periode malam hari akan memaksa para pekerja
ataukaryawan tidak bisa istirahat, mata terpaksa terus membuka disaat
jam biologis menghendaki tubuh mendapat istirahat.Akibatnya
karyawan akan merasa mengantuk sehinggamempengaruhi semua
aspek kinerja. Dengan demikian tugastugas yang menuntut
kewaspadaan visual sudah pasti akanterpengaruh, demikian juga
pekerjaan yang membutuhkankecermatan seperti pengolahan informasi
dan memori. Tugasyang membutuhkan kegiatan fisik tidak
terpengaruh oleh keadaanmengantuk.
b. Efek ShiftKerja Terhadap Kesehatan
Akibat dari perubahan kerja siang hari ke kerja malam
harimenunjukkan keterkaitan langsung antara pakerja shiftmalam
dankesehatan. Misalnya, studi yang dibuat antara tahun 1948 dan1959
di Norwegia menunjukan bahwa angka kesakitan antarapekerja
shiftmalam tiga kali lebih tinggi dari pekerja shiftsiang.
c. Efek ShiftKerja terhadap Kehidupan Psikososial
Studi selama bertahun-tahun telah menunjukan bahwa isu-
isuutama dan gangguan yang timbul dari shiftkerja berkaitan
denganfaktor psikososial (psikologis dan sosial). Faktor-
faktorpsikososial dapat mempengaruhi performansi kerja dan
kepuasankerja. Masalah dan gangguan pada umumnya terkait dengan
tigafaktor: jadwal shiftkerja, perbedaan individu, dan kehidupanpribadi
dan sosial pekerja.
27
D. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Variabel Beban Kerja terhadap Stres Kerja
Beban kerja yang sangat berat dan kompleks melebihi kapasitas kerja
akan membuat individu merasa frustrasi dan muncul perasaan stres dengan
segala konsekuensinya (Tsai, dkk., 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Tri Suryaningrum (2015) beban kerja yang terlalu rendah ataupun
tinggi dapat menyebabkan stres kerja karena akan menyebabkan kejenuhan
ataupun melebihi kapasitas yang dimiliki oleh perawat.
2. Hubungan Variabel ShiftKerja terhadap Beban Kerja
Berdasarkan NOHSC (2007) mendefinisikan bahwa shift kerja
merupakan jadwal kerja yang berada diluar jam kerja normal yang dimulai
dari sekitar pukul 07.00 sampai pukul 18.00 dengan lamanya jam kerja
untuk seorang pekerja 7-8 jam dalam setiap shiftnya.Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan Rusdi dan Bambang (2014) sebanyak 50% lebih
perawat yang bekerja secara shift mempunyai beban kerja yang berat yang
dapat menyebabkan terjadinya kelelahan kerja.Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Astuti, dkk (2016) bahwa pekerja yang memiliki jam kerja
normal memiliki beban kerja tinggi. Dan pekerja yang memiliki jam kerja
tidak normal memiliki beban kerja tinggi.
3. Hubungan Variabel ShiftKerja terhadap Stres Kerja
Sistem kerja bergilir (shift) mengakibatkan gangguan circadian rhythm
dan stres kerja. Stres terjadi karena tubuh berusaha beradaptasi dengan
28
sistem shift kerja dengan waktu yang relatif singkat (Pease dan Raether,
2003).Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martana (22015)
bahwa shift kerja mempengaruhi stres kerja pada karyawan di lingkungan
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
E. Kerangka Teori
Berikut ini adalah bagan kerangka teori yang diadaptasi dari teori
Cooper C.L (1989) dalam Munandar (2006), Cartwright et.al. (1995) dalam
(Tarwaka, 2004):
29
Sumber: Cooper C.L (1989) dalam Munandar (2006), Manuaba (2000) dalam Tarwaka, dkk (2004).
Gambar 2. Kerangka Teori
Stres Kerja
Tuntutan Fisik
Tuntutan Tugas
Peran Individu
Peran Karir
Hubungan dalam
Pekerjaan
Shift Kerja
Beban Kerja
Eksternal
• Tugas
• Organisasi
• Lingkungan Kerja
Internal
• Somatis
• Psikis
30
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat apakah ada hubungan
beban kerja dan shift kerja dengan terjadinya streskerja padapekerja
pengumpul tol Cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantara Makassar
Tahun 2018. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi terjadinya stres kerja
yaitu beban kerja dan shift kerja.
1. Stres kerja
Streskerjaadalah suatu kondisi dimana terdapat satu atau beberapa
faktor di tempat kerja yangberinreaksi dengan pekerja sehingga
mengganggu kondisi fisiologis, dan perilaku.Stres kerja akan muncul bila
terdapat kesenjangan antara kemampuan individudengan tuntutan-tuntutan
dari pekerjaannya. Stres merupakan kesenjangan antarakebutuhan individu
dengan pemenuhannya dari lingkungan (Soewondo, 2003).
2. Beban kerja
Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima
pekerjaan. Berdasarkan sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang
diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik
maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban
kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis. Beban
kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat,
mendorong sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana
31
tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu
lainnya (Tarwaka, 2004).
3. Shift kerja
Shiftkerja merupakan suatu pola pengaturanwaktu kerja dari
perusahaan bagi tenaga kerjauntuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabyang diberikan, pembagian waktu biasanya dibagimenjadi tiga yaitu
pagi, sore, dan malam(Suma’mur,1994).
B. Kerangka Konsep
Berdasarkan dasar pemikiran variabel yang diteliti di atas, maka
dapat digambarkan hubungan antara variabel sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Teori
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Variabel Moderating
: Arah Hubungan
Beban Kerja
Shift Kerja
Stres
Kerja
32
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Stres Kerja
Stres kerja dalam penelitian ini merupakan suatu kondisi ketegangan
yang timbul akibat interaksi dengan pekerjaan dalam lingkungan kerja
yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri responden dan respon
tubuh yang dialami dapat berupa respon psikologis dan respon fisiologis.
Pengukuran stres kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner OSI-R
(Occupational Stres Inventory-Revised Edition) oleh Osipow & Spokane
(1998) yang telah dimodifikasi oleh Novianita (2008). Pembagian
kuesioner OSI-R dilakukan sebelum/sesudah pekerja pengumpul tol
melaksanakan tugasnya.
Jumlah pertanyaan : 25
Setiap pertanyaan berskala : 1-5
a. Selalu : 5
b. Sering : 4
c. Kadang-kadang : 3
d. Jarang : 2
e. Tidak pernah : 1
Skor tertinggi : n x 5 = 25 x 5 = 125 (100%)
Skor terendah : n x 1 = 25 x 1 = 25 (20%)
Range : Skor tertinggi – skor terendah
100% - 20% = 80%
Kemudian diukur dengan rumus : I = 𝑅
𝐾
33
Keterangan :
I = Interval
R = Skor Tertinggi – Skor Terendah
K = Jumlah kategori = 2
Maka, I = 𝑅
𝐾 =
80%
2 = 40
Skor standar : 100% - 40 = 60
Kriteria Objektif :
Stres Ringan : Apabila skor total < 60
Stres Berat : Apabila skor total ≥ 60
2. Beban Kerja
Beban kerja dalam penelitian ini berupa penilaian terhadap tingkat
beban kerja fisik atau beban yang diterima responden dalam melaksanakan
pekerjaannya yang diperoleh melalui pengukuran denyut nadi pekerja
dalam satuan denyut/menit yang diukur dengan menggunakan digital
omron.
Kriteria objektif :
Ringan : Denyut nadi <100 denyut/menit
Berat : Denyut nadi ≥100 denyut/menit
(Tarwaka, 2008)
3. ShiftKerja
Shiftkerja merupakan pembagian waktu kerja dengan ketentuan PT.
Margautama Nusantara Makassar.
34
Kriteria objektif:
Shiftpagi :Apabila bekerja pada pukul 06.30-14.00 WITA
Shiftsiang :Apabila bekerja pada pukul 14.00-21.30 WITA
Shiftmalam :Apabila bekerja pada pukul 21.30-06.30 WITA
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Null (H0)
a. Tidak ada pengaruh antara beban kerja terhadap stres kerja.
b. Tidak ada pengaruh antara shiftkerja terhadap beban kerja.
c. Tidak ada pengaruh antara shiftkerja terhadap stres kerja.
d. Shift kerja bukan sebagai pemoderasipengaruh beban kerja terhadap
stres kerja.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada pengaruh antara beban kerja terhadap stres kerja.
b. Ada pengaruh antara shiftkerja terhadap beban kerja.
c. Ada pengaruh antara shiftkerja terhadap stres kerja.
d. Shift kerja sebagai pemoderasi pengaruh beban kerja terhadap stres
kerja.
35
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasionalanalitik yaitu
penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui
pengujian hipotesa.Pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mencari
pengaruh variabel beban kerjaterhadap stres kerja dengan shift kerja sebagai
variabel moderatinguntuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study, dimana
variabel bebas (faktor risiko) dan variabel terikat (efek) atau kasus yang
terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam
waktu yang bersamaan) (Murti Bhisma, 2003).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2018.Lokasi penelitian
ini dilakukan di Tol cabang Cambayya yang merupakan wilayah kerja PT.
Margautama Nusantara Makassar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang
akan dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja
pengumpul tol yaitu sebanyak 58 orang.
36
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi. Jumlah sampel yang akan diteliti diambil dengan menggunakan
metode exhaustive sampling. Berdasarkan populasi yang relative kecil
yaitu sebanyak 58 orang maka keseluruhan populasi dijadikan sampel pada
penelitian ini (total sampel).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pengumpulan data secara primer dan data secara sekunder. Adapun
pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
responden (sampel). Adapun pengumpulan data primer diperoleh melalui
wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan instrumen
kuesioner.Wawancara dilakukan pada saat sebelum pekerja memulai
pekerjaannya dan 30 menit setelah pekerja menyelesaikan pekerjaannya.
a. Kuesioner Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat diketahui menggunakan kuesioner
yang berisi pertanyaan mengenai umur, jenis kelamin,status
perkawinan, pendidikan terakhir, unit/bagian kerja, masa kerja dan shift
kerja.
37
b. Kuesioner Stres Kerja
Pengukuran stres kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner
Occupational Stres Inventory-Revised Edition (OSI-R). Kuesioner ini
berisi 25 butir pernyataan dan masing-masing butir pernyataan diukur
dengan skala likert 5 poin sesuai dengan seringnya (frekuensi) kondisi
yang dimaksud untuk menjadi sumber stres. Novianita (2008) telah
melakukan penelitian mengenai stres kerja dengan menggunakan
kuesioner OSI-R dan telah melakukan uji validitas dan reabilitas
sebelum menggunakan kuesioner ini dan hasil uji menunjukkan butir-
butir pertanyaan tersebut cukup valid dan handal untuk digunakan
dalam penelitian.
Skor untuk pernyataan positif Tidak Pernah (TP) = 1, Jarang (JR) =
2, Kadang-kadang (KK) = 3, Sering (SR) = 4 dan Selalu (SL) = 5.
Sebaliknya, apabila pernyataan negatif maka skornya yaitu Tidak
Pernah (TP) = 5, Jarang (JR) = 4, Kadang-kadang (KK) = 3, Sering
(SR) = 2 dan Selalu (SL) = 1. Untuk jawaban Tidak Pernah yaitu
apabila responden tidak pernahmelakukan perbuatan itu, Jarang apabila
perlakuan akan sesuatu yang dilakukan tidak menentu dan hampir tidak
melakukan perbuatan itu, Kadang-kadang apabila perlakuan akan
sesuatu yang dilakukan hanya kalau ingin saja, Sering apabila
responden melakukan hal secara berkali-kali dengan waktu yang tidak
teratur dan Selalu apabila responden melakukan secara berkali-kali
dengan waktu yang secara berturut-turut.
38
c. Data mengenai beban kerja responden dapat diketahui dengan
melakukan pengukuran beban kerja dengan menggunakan digital
omron.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber untuk mendukung
data primer yang didapatkan melalui dokumentasi/tulisan, buku-buku,
jurnal dan berbagai hasil penelitian yang terkait dengan penelitian berupa
data para pekerja pengumpul tol PT. Margautama Nusantara Makassar
serta informasi dari pihak-pihak yang berkaitan dengan kajian yang diteliti
dan ada relevansinya dengan permasalahan penelitian peneliti.
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang
digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden. Informasi yang berkaitan dengan kuesioner adalah
mengenai karakteristik responden berupa pertanyaan mengenai, umur,
unit/bagian kerja,masa kerja dan shiftkerja.Kuesioner stres
kerjamenggunakan kuesioner Occupational Stres Inventory-Revised
Edition (OSI-R)yang berisi 25 butir pernyataan dan masing-masing
pernyataan diukur menggunakan skala likert.
39
2. Digital Omron
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan cara mengukur denyut
nadi pekerja. Digital omron merupakan alat untuk mengukur tekanan
darah dan denyut jantung. Penggunaan alat ini dengan sistem digital akan
mempermudah pembacaan denyut nadi sehingga mendapatkan hasil yang
lebih akurat dibandingkan dengan penghitungan denyut nadi secara
manual. Cara penggunaan digital omron pada saat pengukuran adalah:
a. Masukkan plug udara ke jack udara.
b. Gunakan manset pada lengan atas. Bagian bawah manset berada 1-2
cm di atas siku. Marker berada ditengah lengan dalam.
c. Kencangkan manset.
d. Level ketinggian manset sama dengan jantung.
e. Tekan tombol STARTuntuk memulai pengukuran, manset akan
mengembang otomatis.
f. Tunggu dan akan muncul nilai pada display monitor, dilakukan
sebanyak 3 kali.
g. Tekan tombol memori untuk mendapatkan hasil rata-ratanya.
h. Catat hasil pengukuran yang tertera pada display monitor yang berlabel
pulse.
i. Tekan tombol STOP untuk menonaktifkan alat.
40
3. Alat Tulis
Alat tulis adalah alat untuk mencatat hasil dari pengukuran selama
penelitian.Alat tulis yang digunakan berupa pensil/pulpen dan lembar
pengukuran.
4. Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk mengambil dokumentasi
sebagai bukti selama penelitian berlangsung.
F. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi
dengan menggunakan program SPSS melalui tahapan sebagai berikut:
a. Memeriksa data (editing)
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum
memeriksa data (editing) merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian kuesioner tersebut.
b. Memberi kode (coding)
Setelah semua kuesioner disunting, selanjutnya memberikan
kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (entry)
Pelaksanaan entry data dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
program entry data pada program komputer (SPSS 22.0) sesuai dengan
41
variabel yang diteliti untuk mempermudah proses analisis hasil
penelitian. Selanjutnya data-data yang telah terkumpul dari hasil
kuesioner dimasukkan data (entry) ke dalam komputer berdasarkan
program entry data yang telah dibuat sebelumnya.
d. Menyusun data (tabulasi)
Setelah data tersebut dimasukkan kemudian direkap dan disusun
dalam bentuk tabel distribusi frekuensiuntuk memastikan bahwa tidak
ada kesalahan dalam entry data untuk dilakukan analisis lanjut.
e. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi untuk interpretasi dan pembahasan hasil penelitian.
G. Teknik Analasis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga
menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel penelitian.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan SPSS for Windows.
Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja dan
shiftkerja dengan stres kerja pekerja pada pengumpul tol Jalan Tol Seksi
IV Makassar menggunakan uji Chi Square.
42
3. Analisis Multvariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dua
variabel, sambil mengendalikan variabel lainnya dan mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel secara murni dengan menggunakan aplikasi Smart
PLS (Partial Least Squares).
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Margautama Nusantara
PT. Nusantara Infrastructure Tbk adalah induk perusahaan dari PT
Margautama Nusantara, Bisnis Unit Strategis yang bergerak dalam sektor
pengelolaan dan pengembangan jalan tol. PT Margautama Nusantara
(MUN) adalah induk perusahaan dari PT. Bosowa Marga Nusantara
(BMN) dan PT. Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) di Makassar, PT Bintaro
Serpong Damai di Tangerang Selatan, dan PT Jakarta Lingkar Baratsatu
(JLB) di Jakarta. Margautama Nusantara menjalin kerjasama dengan
Capital Advisor Partners Asia Pte Ltd (Cap Asia) Perusahaan investasi
swasta yang bergerak di sektor investasi di Asia Tenggara. PT Bosowa
Marga Nusantara (BMN) adalah pemegang konsesi jalan tol di Makassar
sepanjang 5,95 km yang menghubungkan pelabuhan Soekarno-Hatta
dengan Jalan AP. Pettarani (flyover Urip Sumoharjo). Ruas jalan tol yang
dioperasikan oleh BMN terhubung dengan ruas jalan tol yang dioperasikan
oleh PT. Jalan Tol Seksi Empat (JTSE). Jalan Tol Seksi Empat merupakan
pemegang konsesi ruas Jalan Tol Seksi IV di Makassar sepanjang 11,57
km, yang menghubungkan Jembatan Tallo dengan simpang Mandai
Makassar, dan menyediakan akses menuju Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin.
44
2. Visi dan Misi PT. Margautama Nusantara
Visi PT. Margautama Nusantara yaitu menjadi perusahaan jalan tol
swasta terkemuka di Indonesia yang fokus mengembangkan jalan tol
strategis.Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan maka perusahan
mewujudkannya melalui misi yaitu memberikan pertumbuhan
berkelanjutan jangka panjang dan meningkatkan nilai pemegang saham
melalui efisiensi operasional dan penyediaan layanan kelas atas.
3. Struktur Organisasi PT. Margautama Nusantara
Struktur organisasi menunjukkan hal-hal apa yang menjadi tugas
pokok dan fungsi dari masing-masing bagian atau komponen yang harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip dan tanggung jawab guna
meningkatkan efektivitas kerja dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan atau ditargetkan sebelumnya.Untuk mencapai target tersebut,
maka pada setiap pengelolaan perusahaan harus mempunyai pembagian
tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar setiap
kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat dikerjakan dengan lebih
terarah.PT. Jalan Tol Seksi IV Makassar menganut sistem garis dan staf
(line and staf organization mode).
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Cabang Cambayya PT. Jalan Tol Seksi
IV Makassar. Pengumpulan data dimulai pada tanggal 06 Juni sampai
dengan 06Juli 2018. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional
analitik dengan desain cross sectional study.Jumlah sampel yang diteliti
45
diambil dengan menggunakan metode exhaustive sampling dengan total
sampel sbanyak 58 orang. Penelitian ini dilakukan dengan teknik
wawancara langsung kepada responden mengenai karakteristik responden,
penilaian stres kerja menggunakan kuesioner OSI-R (Occupational Stress
Inventory-RevisedEdition), penilaian beban kerja menggunakan kuesioner
serta pengukuranbeban kerja dengan perhitungan denyut nadi per menit,
penilaian shift kerja menggunakan kuesioner.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan
program SPSS dan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi
silang (crosstab) sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai
penjelasan tabel. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh jumlah
responden sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu 58 responden. Adapun
hasil penelitian disajikan dalam tabel dan narasi.
1. Analisi Univariat
Analisis pada tahap ini merupakan analisis yang bertujuan untuk
melihat deskripsi responden dalam bentuk tabel dan narasi sebagai
berikut:
a. Karakteristik umum responden
Karakteristik umum responden merupakan ciri khas yang
melekat pada diri responden.
46
1) Distribusi Responden berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 2
Distribusi Responden berdasarkan Kelompok Umur
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nnusantara
Kelompok Umur
(Tahun)
Responden
n %
19-23
24-28
29-33
36
19
3
62,1
32,7
5,2
Total 58 100 Sumber :Data Primer, 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 58 responden, kelompok
umur terbanyak terdapat pada kelompok umur berkisar antara 19-
23 tahun yaitu sebanyak 36 responden (62.1%) sedangkan
kelompok umur 24-28 tahun sebanyak 19 responden (32.7%) dan
kelompok umur yang paling sedikit jumlahnya adalah terdapat
pada kelompok umur yang berkisaran antara 29-33 tahun yakni
hanya sebanyak 3 responden (5.2%).
2) Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nnusantara
Jenis Kelamin Responden
n %
Laki-laki
Perempuan
34
24
58,6
41,4
Total 58 100 Sumber :Data Primer, 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 58 responden, jenis kelamin
laki-laki sebanyak 34 responden (58.6%) dan jenis kelamin
perempuan sebanyak 24 responden (41.4%).
47
3) Distribusi Responden berdasarkan Status
Tabel 4
Distribusi Responden berdasarkan Status
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nnusantara
Status Responden
n %
Belum Menikah
Menikah
Cerai
51
6
1
87,9
10,3
1,7
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 58 responden, status
pengumpul tol yang belum menikah sebanyak 51 reponden
(87.9%), status pengumpul tol yang telah menikah sebanyak 6
responden (10.3%) dan status pengumpul tol yang telah bercerai
sebanyak 1 responden (1.7%).
4) Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan
Tabel 5
Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nnusantara
Pendidikan Responden
n %
SMA/Sederajat
D3
57
1
98,3
1,7
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 58 responden, tingkat
pendidikan responden terbanyak adalah tingkat SMA/Sederajat
yaitu sebanyak 57 responden (98.3%) dan terendah yaitu D3
sebanyak 1 responden (1.7%).
48
5) Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja
Tabel 6
Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nnusantara
Masa Kerja Responden
n %
<3 tahun
>3 tahun
27
31
46,6
53,4
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 58 responden, kelompok
masa kerja terbanyak terdapat pada kelompok masa kerja lebih dari
3 tahun yaitu sebanyak 31 responden (53.4%) sedangkan
kelompok masa kerja responden yang paling sedikit jumlahnya
adalah kelompok masa kerja kurang dari 3tahunyakni sebanyak 27
responden (46,6%).
b. Karakteristik variabel responden yang diteliti
1) Distribusi Responden menurut Frekuensi Stres Kerja
Tabel 7 menunjukkan bahwa berdasarkan frekuensi penilaian
stres kerja responden paling banyak (22.4%) selalu merasa atasan
memberikan umpan balik mengenai kinerjanya, (34.5%) sering
merasa kesuksesan dan penghargaan dalam pekerjaan
tercapai,(36.2%) kadang-kadang merasa tahu mana tugas yang harus
dikerjakan terlebih dahulu, (89.7%) jarang mengerjakan tugas lebih
banyak dari seharusnya.
49
Tabel 7
Distribusi Responden berdasarkan Stres Kerja
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Pernyataan
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering Selalu Total
n % n % n % n % n % n %
Banyak tugas dengan
sedikit waktu 33 56,9 25 43,1 0 0 0 0 0 0 58 100
Beban kerja bertambah 30 51,7 16 27,6 11 19,0 0 0 1 1,7 58 100
Mengerjakan tugas yang
belum dilatih 41 70,7 0 0 11 19,0 6 10,3 0 0 58 100
Membawa pulang
pekerjaan 40 69,0 1 1,7 17 29,3 0 0 0 0 58 100
Kemampuan
menyelesaikan
pekerjaan
16 27,6 18 31,0 9 15,5 11 19,0 4 6,9 58 100
Mampu mengerjkan
pekerjaan dengan baik 25 43,1 5 8,6 18 31,0 6 10,3 4 6,9 58 100
Bekerja dengan batasan
waktu 35 60,3 12 20,7 8 13,8 0 0 3 5,2 58 100
Berharap memperoleh
bantuan 19 32,8 30 51,7 5 8,6 0 0 4 6,9 58 100
Bekerja di beberapa area
dan waktu yang sama 22 37,9 20 34,5 5 8,6 11 19,0 0 0 58 100
Mengerjakan tugas lebih
banyak dari seharusnya 52 89,7 4 6,9 1 1,7 0 0 1 1,7 58 100
Karir berkembang 31 53,4 1 1,7 12 20,7 11 19,0 3 5, 58 100
Pekerjan sesuai dengan
keahlain dan
ketertarikan
31 53,4 7 12,1 15 2,9 1 1,7 4 6,9 58 100
Merasa bosan dengan
pekerjaan 44 75,9 0 0 6 10,3 8 13,8 0 0 58 100
Merasa bertanggung
jawab dengan pekerjaan 30 51,7 7 12,1 9 15,5 11 19,0 1 1,7 58 100
Bakat berguna dalam
pekerjaan 40 69,0 9 15,5 8 13,8 0 0 1 1,7 58 100
Pekerjaan memiliki
masa depan yang baik 30 51,7 1 1,7 8 13,8 19 32,8 0 0 58 100
Kesuksesan dan
penghargaan dalam
pekerjaan tercapai
22 37,9 5 8,6 7 12,1 20 34,5 4 6,9 58 100
Mempelajari keahlian
baru dalam pekerjaan 30 51,7 0 0 9 15,5 11 19,0 8 13,8 58 100
Atasan memberi umpan
balik mengenai kinerja 26 44,8 1 1,7 1 1,7 17 29,3 13 22,4 58 100
Jelas apa yang dilakukan
untuk melangkah maju 35 60,3 3 5,2 10 17,2 5 8,6 5 8,6 58 100
Tidak jelas apa yang
harus dicapai dalam 35 60,3 12 20,7 2 3,4 1 1,7 8 13,8 58 100
50
Pernyataan
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering Selalu Total
n % n % n % n % n % n %
pekerjaan
Tahu mana tugas yang
harus dikerjakan terlebih
dahulu
27 46,6 0 0 21 36,2 6 10,3 4 6,9 58 100
Tahu memulai tugas
baru 21 36,2 7 12,1 9 15,5 9 15,5 12 20,7 58 100
Atasan meminta sesuatu
namun menginginkan
yang lain
38 65,5 3 5,2 14 24,1 0 0 3 5,2 58 100
Memahami perilaku
pribadi yang diterima
dalam pekerjaan
29 50,0 4 6,9 20 34,5 0 0 5 8,6 58 100
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 8
Distribusi Responden berdasarkan Kategori Stres Kerja
pada Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Stres Responden
n %
Ringan
Berat
17
41
29,3
70,7
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2108
Stres kerja responden dikelompokkan menjadi 2 kategori
yakni ringan jika jumlah skor total ≤60 dan berat jika skor total
>60. Data pada tabel 8 menunjukkan bahwa dari 58 responden
jumlah respondendengan stres kerja berat lebih besar yaitu
sebanyak 41 responden (70.7%) dibandingkan dengan jumlah
responden dengan stres kerja ringan yaitu sebanyak 17
responden (29.3%).
51
2) Distribusi Responden menurut Frekuensi Beban Kerja
Tabel 9
Distribusi Responden berdasarkan Frekuensi Beban
Kerjapada Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Pertanyaan Selalu Sering
Kadang-
kadang Jarang
Tidak
Pernah Total
n % n % n % n % n % n %
Mendapatkan waktu
istirahat sejenak 21 36,2 6 10,3 26 44,8 0 0 5 8,6 58 100
Mendapatkan tugas yang
tidak sesuai
keterampilan
0 0 0 0 10 17,2 20 34,5 28 48,3 58 100
Mendapatkan tugas
tambahan 0 0 0 0 11 19,0 8 13,8 39 67,2 58 100
Tugas memberatkan
beban 0 0 0 0 7 12,1 6 10,3 45 77,6 58 100
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 10
Distribusi Tingkat Beban Kerja Responden berdasarkan
Denyut Nadi pada Pengumpul Tol PT. Margautama
Nusantara
Beban Kerja Responden
n %
Ringan
Berat
8
50
13,8
86,2
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2018
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah responden dengan
beban kerja berat lebih besar yaitu sebanyak 50 responden (86.2%)
dibandingkan dengan jumlah responden dengan beban kerja ringan
yaitu sebanyak 8 responden (13.8%).
3) Distribusi Responden berdasarkan Shift Kerja
Shift kerja pada penelitian ini adalah pembagian waktukerja
dalam waktu 24 jam sesuai dengan ketentuan dari PT.
Margautama Nusantara. Shift kerja dalam penelitian ini dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu shift pagi apabila responden bekerja
52
pukul 06.30-14.00 WITA, shift siang apabila responden bekerja
pukul 14.00-21.30 WITA dan shift malam apabila responden
bekerja pukul 21.30-06.30 WITA. Adapun distribusi responden
berdasarkan shift kerja adalah sebagai berikut:
Tabel 11
Distribusi Responden berdasarkan Shift Kerja pada
Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Jenis Shift Kerja Responden
n %
Shift Pagi
Shift Siang
Shift Malam
26
20
12
44,8
34,5
20,7
Total 58 100 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 58 responden diperoleh
yaitu shift pagi sebanyak 26 responden (44.8%), pekerja yang
bekerja pada shift siang sebanyak 20 responden (34.5%) dan
pekerja yang bekerja pada shift malam sebanyak 12 responden
(20.7%) responden.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan uji statistik yang digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel independen beban kerja, shift kerja
dan keterampilan komunikasi dengan variabel dependen yaitu stres
kerja. Adapun hasil analisis ini kemudian disajikan dalam bentuk
crosstab sebagai berikut:
a. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
data mengenai hubungan beban kerja dengan stres kerja. Berikut
53
adalah hasil tabulasi silang antara beban kerja dengan stres kerja
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 12
Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Beban Kerja
Stres Kerja Total Hasil Uji
Statistik Berat Ringan
n % n % n %
Berat (≥100
denyut/menit)
Ringan (<100
denyut/menit)
40
1
80,0
12,5
10
7
20,0
87,5
8
50
100,0
100,0
p = 0,001
Total 41 70,7 17 29,3 58 100,0 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase responden yang
mengalami stres kerja berat lebih banyak pada pengumpul tol dengan
beban kerja beratyaitu sebanyak 40 responden (80.0%) dibanding
dengan pengumpul tol dengan beban kerja ringan sebanyak 1
responden (12.5%) sedangkan pada persentase responden yang
mengalami stres kerjaringan lebih banyak pada pengumpul tol
dengan beban kerja berat yaitu 10 responden (20.0%) dibanding
dengan pengumpul tol dengan beban kerja ringan yaitu 7 responden
(87.5%).
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji chi-square
maka diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) ini berarti H0 ditolak dan
Ha diterima sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan
antara beban kerja dengan stres kerja pada pengumpul tol cabang
Cambayya, PT. Margautama Nusantara.
54
b. Hubungan Shift Kerja dengan Beban Kerja
Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data
mengenai hubungan shift kerja. Berikut adalah hasil tabulasi silang
antara shift kerja dengan beban kerja dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 13
Hubungan Shift Kerja dengan Beban Kerja pada
Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Shift Kerja
Beban Kerja Total Hasil Uji
Statistik Berat Ringan
n % n % n %
Shift Pagi
Shift Siang
Shift Malam
19
19
12
73,1
95,0
100,0
7
1
0
26,9
5,0
0,0
26
20
12
100,0
100,0
100,0 p = 0,016
Total 50 86,2 8 13,8 58 100,0 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 58 responden diperoleh
persentase responden yang mengalami beban kerja berat berada pada
shift pagi dan shift siang, pada jenis shiftpagi sebanyak 19 responden
(73.1%) dan shift siang sebanyak 19 responden (95.0%) dibandingkan
dengan responden yang bekerja pada shiftmalam sebanyak 12
responden (100.0%), sedangkanpengumpul tol yang mengalami beban
kerja ringan pada jenis shift pagi yaitu 7 responden (26.9%), shift siang
sebanyak 1 responden (5.0%) dan shift malam tidak ada yang
mengalami beban kerja ringan.Hasil analisis data menggunakan uji chi
square diperoleh nilai p = 0.016 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa H0ditolak danHa diterima sehingga ada hubungan shift kerja
dengan beban kerja pada pengumpul tol cabang Cambayya PT.
Margautama Nusantara.
55
c. Hubungan Shift Kerja dengan Stres Kerja
Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data
mengenai hubungan shift kerja. Berikut adalah hasil tabulasi silang
antara shift kerja dengan stres kerja dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 14
Hubungan Shift Kerja dengan Stres Kerja pada
Pengumpul Tol PT. Margautama Nusantara
Shift Kerja
Stres Kerja Total Hasil Uji
Statistik Berat Ringan
n % n % n %
Shift Pagi
Shift Siang
Shift Malam
16
16
9
61,5
80,0
75,0
10
4
3
38,5
20,0
25,0
26
20
12
100,0
100,0
100,0 p = 0,366
Total 50 29,3 8 70,7 58 100,0 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 13 menunjukkan bahwa dari 58 responden diperoleh
persentase responden yang mengalami stres kerja berat berada pada
shift pagi dan shift siang, pada jenis shiftpagi sebanyak 16 responden
(61.5%) dan shift siang sebanyak 16 responden (80.0%) dibandingkan
dengan responden yang bekerja pada shiftmalam sebanyak 9 responden
(75.0%), sedangkan pengumpul tol yang mengalami stres kerja ringan
pada jenis shift pagi yaitu 10 responden (38.5%), shift siang sebanyak 4
responden (20.0%) dan shift malamsebanyak 3 responden
(25.0%).Hasil analisis data menggunakan uji chi square diperoleh nilai
p = 0.366 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0diterima danHa
ditolak sehingga tidak ada hubungan antarashift kerja dengan stres kerja
pada pengumpul tol cabang Cambayya PT. Margautama Nusantara.
56
3. Analisis Multivariat
Gambar 4. Analisis Jalur (Pathway Analysis)
Berdasarkan kerangka konsep yang telah diajukan dalam penelitian ini,
maka peneliti melakukan pengujian hipotesis melalui pengujian analisis
jalur (Pathway Analysis) untuk persamaan stuktural. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh positif/negatif dan signifikansi dari
kedua variabel yaitu variabel independen (beban kerja) ke variabel
dependen (stres kerja) denganshift kerja variabel moderating.
Berdasarkan jalur analisis dengan menggunakan software Smart PLS
dari hasil yang didapatkan nilai estimasi koefisien jalur diperoleh prosedur
bootsrapping yang menghasilkan nilai t-statistik diatas 1.96 (>1,96) yang
berarti nilai t-statistiknya signifikan, untuk nilai t-statistik beban kerja
terhadap shift kerja sebesar 2,614, nilai t-statistik beban kerja terhadap
stres kerja sebesar 2,560, dan shift kerja terhadap stres kerja sebesar 0,546.
0,069 0,116
57
a. Arah Pengaruh Variabel Beban Kerja dengan Stres Kerja
Gambar 5
Model Analisis Jalur Pengaruh Beban Kerja (X1)
Dengan Stres Kerja (Y1)
Tabel 15
Hasil Analisis Pengaruh Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Pengaruh Antar Variabel t value R square
X1 Y1 2.560 0,116
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 14 menunjukkan bahwa pengaruh beban kerja (X1) dengan
stres kerja (Y1), dimana dari hasil uji t diperoleh hasil 2.560 > 1.96
yang berarti bahwa ada pengaruh posotof dan signifikan antara beban
kerja dengan stres kerja.Besarnya kontribusi dapat dilihat pada nilai r-
square yaitu sebesar 0,116 (11%) yang dimana angka tersebut
memiliki makna bahwa pengaruh antara beban kerja dengan stres kerja
sebesar 11%, sementara sisanya 89% merupakan kontribusi dari
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
b. Arah Pengaruh Variabel Shift Kerja dengan Beban Kerja
Gambar 6
Model Analisis Jalur Pengaruh Shift Kerja (X2)
Dengan Beban Kerja (Y2)
Beban Kerja Stres Kerja
X1
2.560
Y1
X2 Y2
Shift Kerja Beban Kerja 2,614
58
Tabel 16
Hasil Analisis Pengaruh Shift Kerja Dengan Beban Kerja
Pengaruh Antar Variabel t value r square
X2 Y2 2,614 0,069
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 15 menunjukkan bahwa pengaruh shift kerja (X2) dengan
beban kerja (Y2), dimana dari hasil uji t diperoleh hasil 2.614 > 1.96
yang berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara shift
kerja dengan beban kerja.Besarnya kontribusi dapat dilihat pada nilai r
square yaitu sebesar 0,069 (6,9%) yang dimana angka tersebut
memiliki makna bahwa pengaruh antara beban kerja dengan stres kerja
sebesar 6,9%, sementara sisanya 93,1% merupakan kontribusi dari
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
c. Arah Pengaruh Variabel Shift Kerja dengan Stres Kerja
Gambar 7
Model Analisis Jalur Pengaruh Shift Kerja (X3)
Dengan Stres Kerja (Y3)
Tabel 17
Hasil Analisis Pengaruh Shift Kerja Dengan Stres Kerja
Pengaruh Antar Variabel t value r square
X3 Y3 0,546 0,116
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 16 menunjukkan bahwa pengaruh shift kerja (X3) dengan
stres kerja (Y3), dimana dari hasil uji t diperoleh hasil0,546< 1.96 yang
berarti bahwa tidak terdapat pengaruhsignifikan antara shift kerja
dengan stres kerja.Besarnya kontribusi dapat dilihat pada nilai r square
X3 Y3
Shift Kerja Stres Kerja 0,546
59
yaitu sebesar 0,116 (11%) yang dimana angka tersebut memiliki
makna bahwa pengaruh antara shift kerja dengan stres kerja sebesar
11%, sementara sisanya 89% merupakan kontribusi dari variabel-
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja
terhadap stres kerja dengan shift kerja sebagai variabel moderating pada
pekerja pengumpul tol PT. Margautam Nusantara.Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kategori umur responden paling banyak berada pada rentang
usia 19-23 tahun sebanyak 36 responden (62.1%), frekuensi jenis kelamin
responden terbanyak berada pada jenis kelamin laki-laki yaitu 34 responden
(58.6%), frekuensi berdasarkan status pada pengumpul tol terdapat 51
responden (87.9%) yang statusnya belum menikah, pendidikan terakhir
responden paling banyak berada pada kategori SMA/Sederajat yaitu sebanyak
57 responden (98.3%), frekuensi masa kerja terbanyak berada padakurun
waktu >3 tahundengan jumlah reponden sebanyak 31 responden (53.4%).
Adapun pembahasan dari hasil analisis menggunakan variabel-variabel
yang diteliti dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja
Beban kerja pada penelitian ini adalah suatu perbedaan antara
kapasitas atau kemampuan pengumpul tol dengan tuntutan pekerjaan yang
dihadapi dimana pengukuran dihitung rata-rata denyut nadi dengan satuan
denyut nadi per menit (denyut/menit) menggunakan 10 denyut. Pada
60
penelitian ini kategori beban kerja responden berdasarkan Tarwaka (2010)
yakni beban kerja ringan apabila < 100 denyut/menit dan beban kerja berat
apabila ≥ 100denyut/menit. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
diperoleh bahwa dari 58 responden, terdapat 50 responden (86.2%) yang
termasuk kategori beban kerja berat dan responden dengan beban kerja
ringan sebanyak 8 responden (13.8%).Hal ini menunjukkan hampir semua
pengumpul tol di PT. Margautama Nusantara yang merasa beban kerjanya
berat.
Berdasarkan hasil observasi uraian kerja pada pengumpul tol di PT.
Margautama Nusantara pekerjaan yang dilakukan pengumpul tol dituntut
bergerak cepat untuk menghindari terjadinya tumpukan kendaraan yang
dapat menyababkan kemacetan. Di saat tangan kanan memberikan kartu
atau uang, maka tangan kirinya harus bekerja untuk menekan tombol
tertentu yang disesuaikan dengan asal tiket termasuk dalam golongan
apaharus menukarkan. Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh
seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama
seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan (Tarwaka,
2010).
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 58 responden,
terdapatpengumpul tol dengan beban kerja berat yang mengalami stres
keja berat adalah sebanyak 40 responden (80.0%) dan pengumpul tol
dengan beban kerja ringan yang mengalami stres kerja berat adalah
61
sebanyak 1 responden (12.5%). Berdasarkan analisis data dengan
menggunakan uji chi-square maka diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) ini
berarti H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada pengumpul tol
cabang Cambayya, PT. Margautama Nusantara.
Pengaruh beban kerja (X1) dengan stres kerja (Y1), dimana dari hasil
uji t diperoleh hasil 2.560 > 1.96 yang berarti bahwa ada pengaruh positif
dan signifikan antara beban kerja dengan stres kerja.Besarnya kontribusi
dapat dilihat pada nilai r square yaitu sebesar 0,116 (11%) yang dimana
angka tersebut memiliki makna bahwa pengaruh antara beban kerja
dengan stres kerja sebesar 11%, sementara sisanya 89% merupakan
kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian.
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Kusuma dan Yoyok (2014)
yang menunjukkan t-statistiknya 49,5531> 1,96, dapat disimpulkan bahwa
beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurmalasari
(2013) yang menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap
stres kerja.Hal ini sesuai dengan teori Sunyoto (2012) bahwa beban kerja
yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang
sehingga menimbulkan stres.Hal ini disebabkan oleh tingkat keahlian yang
dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja yang terlalu tinggi, volume kerja
yang terlalu banyak, dan sebagainya.
62
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stres kerja
pada pekerja selain beban kerja ialah masa kerja dimana berdasarkan data
yang diperoleh, responden yang masa kerjanya lebih dari 3 tahun lebih
banyak yang mengalami stres kerja berat. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Febriandini, dkk (2016) bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara masa kerja terhadap stres kerja. Hasil penelitian ini
ditemukan bahwa responden terbanyak yang mengalami stres kerja yakni
dengan masa kerja > 3 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Robbins (2002) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab dari stres
adalah faktorindividu yang salah satunya adalah masa kerja individu
tersebut.Stres sebenarnya positif bagi manusia, karena bisa
membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah otak. Namun stres yang
lebih berat dapat menyebabkan kondisi yang rentan terhadap penyakitserta
dapat memicu terjadinya penyakit nyeri lambung, darah tinggi, asma
maupun migrein.
2. Pengaruh Shift Kerja terhadap Beban Kerja
Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenagakerja
untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagiatas kerja
pagi, sore dan malam (Suma'mur, 2009). Shift kerja padapenelitan ini
adalah pembagian waktu kerja dalam 24 jam sesuai denganketentuan dari
PT Margautama Nusantara. Adapun jenis shift yangditerapkan yaitu ada
tiga jenis shift yang terdiri dari shift pagi (06.30-14.00 WITA), shift siang
(14.00-21.30 WITA) dan shift malam (21.30-06.30 WITA).Pekerjaan yang
63
terus-menerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-
233/Men/2003 Tahun 2003 tentang jenis dan sifat pekerjaan yang
dijalankan secara terus-menerusdan dalam penerapannya tentu pekerjaan
yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan pembagian waktu
kerja ke dalam shift-shift.Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diperoleh
bahwa dari 58 responden, terdapat 26 responden (44.8%) yang termasuk
jenis shift kerja pagi dan responden dengan jenis shift kerja siang sebanyak
20 responden (34.5%) sedangkan responden dengan jenis shift kerja
malam yaitu sebanyak 12 responden (20.7%).
Hasil tabulasi silang shift kerja dengan beban kerja didapatkan
bahwa responden dengan shiftpagi dan siang lebih banyak yang
mengalami stres kerja berat yaitu sebanyak 19 responden (73.1%) dengan
shift pagi dan 19 responden (95.0%) dengan shift siang dibandingkan
dengan responden pada malam yaitu sebanyak 12 responden (100.0%),
sedangkan persentaseyang mengalami beban kerja ringan pada shift pagi
yaitu sebanyak 7 responden (26.9%), shift siang yaitu 1 responden (5.0%),
sedangkan pada shift malam tidak ada responden yang mengalami beban
kerja ringan.Hasil analisis data menggunakan uji chi square diperoleh nilai
p = 0.016 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0ditolak danHa
diterima sehingga ada hubungan shift kerja dengan beban kerja pada
pengumpul tol cabang Cambayya PT. Margautama Nusantara.
Pengaruh shift kerja (X2) dengan beban kerja (Y2), dimana dari hasil
uji t diperoleh hasil 2.614 > 1.96 yang berarti bahwa ada pengaruh positif
64
dan signifikan antara shift kerja dengan beban kerja.Besarnya kontribusi
dapat dilihat pada nilai r square yaitu sebesar 0,069 (6,9%) yang dimana
angka tersebut memiliki makna bahwa pengaruh antara beban kerja
dengan stres kerja sebesar 6,9%, sementara sisanya 93,1% merupakan
kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara shift kerja dan beban
kerja diperkuat dengan adanya faktor lain dimana para perkeja dituntut
untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan dari perusahaan. Beban
kerja lebih berat dialami oleh pengumpul tol shiftmalam dikarenakan
tubuh yang seharusnya beristirahat pada malam hari, akan tetapi
melakukan kegiatan yang mengganggu irama sirkadian dan menyebabkan
tidak normalnya siklus istirahat.Hal ini diperkuat dengan penelitian
lainyang menunjukkan lebih dari 36%pekerja shift malam rotasi
mengalami kantuk berlebihan dan lebih dari 45% pekerja shift permanen
mengalami kantuk berlebihan (Suliani dan Desak, 2016).
3. Pengaruh Shift Kerja terhadap Stres Kerja
Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi
peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk
mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai suatu cara yang
paling mungkin untuk memenuhi tuntutan akan kecenderungan semakin
meningkatnya permintaan produktivitas suatu perusahaan yang
menggunakannya (Kuswadji, 1997).
65
Berdasarkan hasil observasi kondisi lingkungan antara shift pagi/siang
berbeda dengan kondisi shift malam, dimana pada saat shift siang kondisi
lingkungan yang sangat panas ditambah lagi apabila terjadi kemacetan
dikarenakan jumlah kendaraan pada saat siang hari lebih banyak
disbanding shift malam. Apabila hal tersebut terus terjadi, kemungkinan
stres kerja terjadi pada pekerja pengumpul tol. Sedangkan pekerja shift
malam kondisi lingkungan lebih dingin ditambah ruangan kerja
pengumpul tol ber-ac. Menurut Cooper seorang psikolog yang telah
melancarkan suatu kampanye untuk mempersingkat waktu kerja,
khususnya waktu kerja yang lebih sedikit pada hari Jum’at. Orang juga
merasa kalau hubungan personal mereka akan membaik jika mereka
memiliki akhir pekan yang lebih lama. Berdasarkan hasil survey yang
dilakukan di Amerika Serikat diperoleh 55% responden merasa tidak dapat
tenang di akhir pekan dan yang paling terkena dampaknya adalah tenaga
kerja yang bekerja lebih dari 60 jam perminggu. Cooper juga mengatakan
bahwa tenaga kerja tidak akan produktif apabila mereka tidak memiliki
waktu istirahat yang cukup, sehingga dapat menimbulkan stres (Balatif,
2002).
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diperoleh bahwa dari 58
responden, terdapat 26 responden (44.8%) yang termasuk jenis shift kerja
pagi dan responden dengan jenis shift kerja siang sebanyak 20 responden
(34.5%) sedangkan responden dengan jenis shift kerja malam yaitu
sebanyak 12 responden (20.7%).Hasil tabulasi silang shift kerja dengan
66
stres kerja didapatkan bahwa persentase responden yang mengalami stres
kerja berat berada pada shift pagi dan shift siang, pada jenis shiftpagi
sebanyak 16 responden (61.5%) dan shift siang sebanyak 16 responden
(80.0%) dibandingkan dengan responden yang bekerja pada shiftmalam
sebanyak 9 responden (75.0%), sedangkan pengumpul tol yang mengalami
stres kerja ringan pada jenis shift pagi yaitu 10 responden (38.5%), shift
siang sebanyak 4 responden (20.0%) dan shift malam sebanyak 3
responden (25.0%).Hasil analisis data menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p = 0.366 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa
H0diterima danHa ditolak sehingga tidak ada hubungan antarashift kerja
dengan stres kerja pada pengumpul tol cabang Cambayya PT. Margautama
Nusantara.
Pengaruh shift kerja (X3) dengan stres kerja (Y3), dimana dari hasil uji
t diperoleh hasil 0,546 < 1.96 yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara shift kerja dengan stres kerja.Besarnya kontribusi
dapat dilihat pada nilai r square yaitu sebesar 0,116 (11%) yang dimana
angka tersebut memiliki makna bahwa pengaruh antara shift kerja dengan
stres kerja sebesar 11%, sementara sisanya 89% merupakan kontribusi dari
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Irianti, dkk (2015) menunjukkan
bahwa shift kerja tidak mempengaruhi tingkat stres kerja. Hal yang
menarik pada penelitian ini adalah tingginya tingkat stres kerja pengendali
di seluruh shift, baik shift pagi, siang, maupun malam. Hal ini
67
menunjukkan bahwa tanpa dipengaruhi oleh sistem shift, pengendali
kereta api Indonesia telah merasakan stres kerja yang tinggi. Sistem shift
yang telah diterapkan tidak terlalu bertentangan dengan ketentuan yang
ada pada beberapa literatur. Tingginya tingkat stres kerja dapat
dipengaruhi oleh faktor lain, seperti tuntutan kerja yang tinggi yang pada
akhirnya menghasilkan beban kerja yang tinggi, kondisi lingkungan,
maupun faktor individu masing-masing seperti kepribadian, status ataupun
kehidupan rumah.
4. Pengaruh Variabel Moderating (ShiftKerja) yang Memperkuat atau
Memperlemah Hubungan antara Beban Kerja dan Stres Kerja
Shift kerja merupakan variabel pemoderasi yang berada diantara beban
kerja dan stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,shift
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap beban kerja dimana nilai
t-statistik yaitu 2,641 > 1.96. Sedangkan hasil t-statistik antara beban kerja
terhadap stres kerja juga menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
dengan nilai t-statistik 2,560 > 1,96 dan shift kerjatidak berpengaruh
signifikan terhadap stres kerja dimana nilai t-statistik yaitu 0,546 < 1,96.
Jadi, shift kerja sebagai variabel moderating antara beban kerja dan stres
kerja bukan sebagai pemoderasi pengaruh antara beban kerja dan stres
kerja dengan kata lain berubah atau tidaknya shift kerja tidak
mempengaruhi secara signifikan pengaruh beban kerja terhadap stres
kerja.
D. Keterbatasan Penelitian
68
Dalam proses penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang ditemukan
penulis yaitu:
1. Penelitian yang digunakan menggunakan kuesioner paten sehingga tidak
dapat menggali lebih dalam terkait masalah stres kerja pada pengumpul
tol.
2. Sampel pada penelitian ini hanya pada pekerja pengumpul tol. Tidak
mengukur bagaimana persepsi pegawai kantor dan manajemen pada
perusahaan tersebut.
.
69
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis variabel yang diteliti tentang
pengaruh beban kerja terhadap stres kerja dengan shift kerja sebagai variabel
moderating pada pengumpul tol PT Margautama Nusantara tahun 2018 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh beban kerja terhadap stres kerja pada pekerja pengumpul tol
Cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantara Makassar Tahun 2018.
2. Ada pengaruh shift kerja terhadap beban kerja pada pekerja pengumpul tol
Cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantara Makassar Tahun 2018.
3. Tidak ada pengaruh shift kerja terhadap stres kerja pada pekerja
pengumpul tol Cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantara
Makassar Tahun 2018.
4. Shift kerja sebagai variabel moderating bukan sebagai pemoderasi
pengaruh beban kerja terhadap stres kerja pada pekerja pengumpul tol
Cabang Cambayya di PT. Margautama Nusantara.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya perusahaan mengadakan refreshing pegawai untuk membina
hubungan interpersonal yang lebih baik dengan melakukan pengadaan
fasilitas olahraga atau melakukan pengadaan buku bacaan. Hubungan
70
interpersonal yang baik akan membantu karyawan dalam pencegahan
terhadap stres di tempat kerja.
2. Sebaiknya perusahaan merotasi waktu kerja karyawan untuk tiap minggu
sehingga beban kerja yang dialami oleh pengumpul tol bisa berkurang
dan pekerja lebih memanfaatkan dengan baik waktu istirahat yang
telahdiberikan dengan cara melakukan relaksasi tubuh.
3. Agar peningkatan stres kerja tidak terjadi karena shift maka perusahaan
dapat melakukan beberapa upaya untuk mencagah hal tersebut, antara
lain dengan membuat program-program yang dapat mengurangi stres
karyawan seperti pelatihan, konsultasi, dan kebijakan yang terkait
dengan shift kerja dan penghargaan kepadakaryawannya.
4. Peneliti selanjutnya dapatmenambahkan variabel lain yangmempengaruhi
terjadinyastres kerja seperti kelelahan, upah dan gayakepemimpinan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Akhyar, Moh. Dan Eha Kurniasih, 2002. Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan
Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman (Kasus
pada 10 Perusahaan di Indonesia). Jurnal JAAI. Vol. 4. No. 2.
Alves, S. 2005. A study of occupational stres, scope of practice, and collaboration in
nurse anesthetists practicing in anesthesia care team settings. AANA journal, vol.
73. No 6, pg. 443.
Alvionita, P. 2015. Working Shift Differences and Their Effects on Employees’ Job
Fatigue Levels: an Empirical Evidence from Hotel Industry in Surabaya. Journal
Kinerja. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Astuti, Lisa Yuni, Hudhariani, Rose Nur, dan Agusman, Fery. 2016. Hubungan Shift
Kerja Dan Lama Jam Kerja Dengan Beban KerjaPerawat Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUD Ambarawa. Stikes Karya Husada Semarang.
Attwood, Dennis A. Deeb, Joseph M. Danz-Reece, Mary E (2004). Ergonomic Solutions
For Process Industries. Elsevier, Inc
Balatif, F, 2002. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Terjadinya Stres Pada Tenaga Kerja
Industri Soft Drink Di PT X. Skripsi FKM USU.
Beehr, T.A and Newman, J.E. 1978.Job Stres, Employee Health, and Organizational
Effectiveness. Analysis, Model, and Literature Review, Journal Applied
Psychology.
Dewi, C. N. C. 2014. Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada bagian Tenaga Penjualan UD Surya Raditya Negara. e-Journal
Bisma. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.
Dewi, I. G. A. A. D. A. 2016. Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja terhadap
Stres Kerja pada Kantor Sekretariat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen.
Universitas Udayana. Bali.
European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions, 2005.Work
Related Stres. Dublin. Irlandia
Gaffar, Hulaifah. 2012. Pengaruh Stres Kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah X Makassar.Skripsi : Makassar: FEB
Universitas Hasanuddin
Hasibuan, M.S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Hawari, D. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Hellriegel, Don dan Slocum, John. W. 2004. Organizational Behavior. Sebastopol: Alex
Media Computindo.
72
Irianti, Lauditta., Geovania,Ade., dan Iridiastadi, Hardianto. 2015. Pengaruh Shift Kerja
Terhadap Stress Kerja Pengendali (Controller) Kereta Api Indonesia. Jurnal
Rekayasa Sistem & Industri Volume 2 (4).
Ivancevich, J. M., Mattson, M.T., dan Preston. 1982. Occupational Stress,Type A a
behavior, and Psychological Well Being. Accademy of Management Journal.
Jeyaratnam & David Koh. (2010). Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: EGC
Keenan, A., & Newton, T.J. 1984.Fractration in Organizations: Relationship to role
stress Chinate, and Psychological Strain. Journal of Occupational Pychologi.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep.
233 /Men/2003 Tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan Yang Dijalankan Secara Terus
Menerus
Kusuma, Aster Andriani Dan Yoyok Soesatyo. 2014. Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Stres Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan.Jurnal Ilmu Manajemen
Vol. 02 (2) Hal.375-386.
Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran.
Luthans, Fred. (2011)Organizatonal behavior: an evidence-based approach. New York:
Te McGrow-Hill Companies, Inc
Martana, Happy Ayu. 2015. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Karyawan
Di Lingkungan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tesis. Universitas Islan
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Munandar, A. S. 2006. Stres dan Keselamatan Kerja; Psikologi Industri danOrganisasi,
Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.
National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH). 1998. Stres At Work.
NIOSH Publication.
National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH). 2000. Stres At Work.
NIOSH Publication No. 99–101.
NOHSC. 2007.Management DecisionMaking for Nurse. New York:Philadelphia.
Novianita. 2008. Gambaran Tingkat Stres Kerja di PT. X.
Nurmianto, E.2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Edisi
Pertama. Cetakan Keempat. Surabaya.
Pease dan Raether. 2003. Shift Working andWell-being: A Phisiological
andPsychological Analysis of ShiftWorkers. Journal of UndergraduateResearch
VI.
73
Potale, R. 2015. Pengaruh Kompensasi dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT. Bank Sulut Cabang Utama Manado. Jurnal
EMBA.Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Purdini, N. K. A. 2016. Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja dan Dukungan Sosial
terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Perawat di Rumah Sakit Handles
Vereneging Amsterdam (HVA) Toeloengredjo Kabupaten Kediri).
JurnalAdministrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.
Rahayu, Dewi S. 2003. Faktor Psikososial dalam Kesehatan Kerja.Majalah Hyperkes dan
keselamatan kerja, Volume 35(2).
Restiaty, et al. 2006. Hubungan Tentang Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Di RS
Surabaya. Skripsi.
Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi, Aplikasi.
PT.Prenhallindo. Jakarta
Robbins, S.P.2003.Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi 9 (Indonesia). PT. IndeksKelompok
Gramedia, Jakarta
Rusdi dan Warsito, Bambang Edi. 2014.Shift Kerja Dan Beban Kerja Berpengaruh
TerhadapTerjadinya Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang RawatDi Rumah Sakit
Pemerintah. Jurnal Manajemen Keperawatan. Volume 2. Tim Pengembang Jurnal
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Sarafino, E. P. 2008. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions Sixth Edition.
USA: The College of New Jersey.
Siagian, S.P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Soesmalijah Soewondo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Suliani, Ni Made Oka dan Desak Ketut I.U. 2016. Shift worker sleep disorder. Jurnal
Universitas Udayana Vol. 50 (1) hal.92-101.
Suma’mur P.K. 1994. Hygene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Cetakan kesebelas, Haji
masagung , Jakarta.
Suma’mur. 1995. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta. CV. Haji
Masagung.suma
Suma’mur. 2009. Hiegiene Perusahaan dan Keselaamatan Kerja. Jakarta : CV Sagung
Seto
Sunyoto, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2, Yogyakarta: CAPS (Center
for Akademic Publishing Service).
Suryaningrum, Tri. 2015. Pengaruh Beban Kerja Dan Dukungan SosialTerhadap Stres
Kerja Pada PerawatRS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Prodi Manajemen.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
74
Tareluan, Devina Gian, dkk. 2016. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Gangguan
Pola Tidur pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat Non Trauma RSUP Prof Dr.
R. D. Kandou Manado. Prodi Ilmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi.
Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press.
Tarwaka, Bakri, S. H .A., & Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan,
Keselamatan Kerja & Produktivitas. Surakarta: Uniba Press
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri.Surakarta: Harapan Press.
Tulus, S. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta
Undang-Undang KetenagakerjaanRepublik Indonesia Indonesia No. 25 Tahun 1997.
Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta.
Winarsunu, T. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Press
Wirawan. 2012. Menghadapi Stres dan Depresi: Seni Menikmati Hidup Agar Selalu
Bahagia. Platinum.
Zahra, Ayyuda Asyraf dan Hidayat, Sho'im. 2015. Gambaran Tingkat Stres Kerja Antar
Shift Kerja Pada Petugas Pengumpul Tol Surabaya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Airlanga.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA DENGAN SHIFT
KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEKERJA
PENGUMPUL TOL PT. MARGAUTAMA NUSANTARA MAKASSAR
A. IDENTIFIKASI RESPONDEN
No. Karakteristik Responden
A1 No. Responden :
A2 Nama Responden :
A3 Umur : Tahun
A4 Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
A5 Status : Belum Menikah / Menikah / Cerai
A6 Pendidikan :
A7 Masa Kerja :
B. SHIFT KERJA
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda saat ini dengan
memberikan tanda (X)!
No. Pertanyaan Jawaban
Shift apa yang sedang Anda jalankan
a. Shift Pagi
B1 b. Shift Siang
sekarang?
c. Shift Malam
Sudah berapa lama Anda bekerja
a. < 1 tahun
B2 b. 1-10 tahun
dengan sistem shift tersebut?
c. > 10 tahun
Menurut Anda, apakah shift kerja a. Ya
B3 (jadwal kerja) yang selama ini berlaku b. Tidak (alasan…...…….)
di tempat ini sudah nyaman?
C. PENGUKURAN BEBAN KERJA (DENYUT NADI)
Pengukuran Denyut Nadi
Nama
30 Menit 30 Menit Sebelum
Rata-Rata Denyut
No. Sebelum Bekerja Selesai Bekerja Hasil Responden Nadi (denyut/menit)
(Denyut Nadi (Denyut Nadi
Istirahat) Kerja)
Kategori :
1. Beban Kerja Ringan ( <
100 denyut/menit)
2. Beban Kerja Berat ( ≥
100 denyut/menit)
D. STRES KERJA
Isilah hanya dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom untuk
setiap pernyataan yang menggambarkan kondisi atau keadaan yang paling sesuai
dengan Anda. Mohon dapat diperhatikan kembali apakah semua pernyataan sudah
terisi!
Keterangan :
a. Tidak Pernah (TP) : Tidak pernah menimbulkan stres selama dua bulan
terakhir
b. Jarang (JR) : Jarang menimbulkan stres (1 kali selama dua buln
terakhir)
c. Kadang-Kadang (KK) : Kadang-kadang menimbulkan stres (2 kali selama dua
bulan terakhir)
d. Sering (SR) : Sering menimbulkan stres (3-4 kali selama dua bulan
terakhir)
e. Selalu (SL) : Selalu menimbulkan stres (hampir setiap minggu
selama dua bulan terakhir)
No. Pernyataan TP JR KK SR SL
Dalam pekerjaan saya diharapkan
D1 untuk mengerjakan banyak tugas
yang berbeda dengan waktu yang
sangat sedikit
D2 Saya merasa beban pekerjaan saya
bertambah
Saya diharapkan untuk dapat
D3 mengerjakan tugas dimana saya
belum pernah mendapatkan pelatihan
tentang tugas tersebut
D4 Saya harus membawa pulang
Pekerjaan
D5 Saya memiliki kemampuan untuk
meyelesaikan pekerjaan saya
D6 Saya mampu mengerjakan pekerjaan
saya dengan baik
D7 Saya bekerja dengan batasan waktu
yang ketat
Saya berharap memperoleh bantuan
D8 lebih untuk menghadapi tuntutan
yang diberikan dalam pekerjaan saya
D9 Pekerjaan menuntut saya untuk
bekerja di beberapa area yang sama
pentingnya dalam waktu yang
bersamaan
Saya diharapkan dapat mengerjakan
D10 tugas lebih banyak dari yang
seharusnya
D11 Karir saya berkembang seperti yang
saya harapkan
D12 Pekerjaan saya sesuai dengan
keahlian dan ketertarikan saya
D13 Saya merasa bosan dengan pekerjaan
saya
Saya merasa memiliki tanggung
D14 jawab yang cukup dalam pekerjaan
saya
D15 Bakat saya berguna dalam pekerjaan
saya
D16 Pekerjaan saya memiliki masa depan
yang baik
Kebutuhan saya akan kesuksesan dan
D17 penghargaan dalam pekerjaan saya
Tercapai
D18 Saya mempelajari keahlian baru
dalam pekerjaan saya
Atasan saya memberikan umpan
D19 balik yang berguna mengenai kinerja
saya
D20 Jelas bagi saya apa yang harus saya
lakukan untuk melangkah maju
Saya merasa tidak jelas mengenai
D21 apa yang harus saya capai dalam
pekerjaan saya
Ketika berhadapan dengan beberapa
D22 tugas saya tahu mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu
Saya tahu dimana harus memulai
D23 mengerjakan tugas baru ketika
diberikan kepada saya
D24 Atasan saya meminta satu hal namun
sebenarnya menginginkan yang lain
E. BEBAN KERJA
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda dengan
memberikan tanda (X)!
No. Pertanyaan Jawaban
a. Selalu
Apakah Anda mendapatkan waktu untuk b. Sering
E1 beristirahat sejenak setelah mengerjakan tugas c. Kadang-kadang
dalam waktu kerja Anda? d. Jarang
e. Tidak pernah
a. Selalu
Apakah Anda pernah mendapatkan tugas
b. Sering
E2 c. Kadang-kadang yang tidak sesuai dengan keterampilan Anda?
d. Jarang
e. Tidak pernah
a. Selalu
Apakah Anda mendapatkan tugas tambahan
b. Sering
E3 c. Kadang-kadang di luar tugas pokok Anda?
d. Jarang
e. Tidak pernah
a. Selalu
Apakah tuntutan tugas yang menjadi b. Sering
E4 kewajiban Anda terasa memberatkan beban c. Kadang-kadang
Anda? d. Jarang
e. Tidak pernah
Lampiran 2
1. Analisis Univariat
Kat_usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
19-23 36 62.1 62.1 62.1
24-28 19 32.8 32.8 94.8
29-33 3 5.2 5.2 100.0
Total 58 100.0 100.0
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
laki-laki 34 58.6 58.6 58.6
perempuan 24 41.4 41.4 100.0
Total 58 100.0 100.0
pendterakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
D3 1 1.7 1.7 1.7
SMA 57 98.3 98.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
status
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
belum menikah 51 87.9 87.9 87.9
menikah 6 10.3 10.3 98.3
cerai 1 1.7 1.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
masa kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
<10 2 3.4 3.4 3.4
11-20 10 17.2 17.2 20.7
21-30 12 20.7 20.7 41.4
31-40 5 8.6 8.6 50.0
41-50 13 22.4 22.4 72.4
51-60 7 12.1 12.1 84.5
>61 9 15.5 15.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
beban kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
ringan 8 13.8 13.8 13.8
berat 50 86.2 86.2 100.0
Total 58 100.0 100.0
stres kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
ringan 17 29.3 29.3 29.3
berat 41 70.7 70.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
Shift Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
shift pagi 26 44.8 44.8 44.8
shift siang 20 34.5 34.5 79.3
shift malam 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
2. Analisis Bivariat
beban kerja * stres kerja Crosstabulation
stres kerja Total
ringan berat
beban kerja
ringan Count 7 1 8
% within beban kerja 87.5% 12.5% 100.0%
berat Count 10 40 50
% within beban kerja 20.0% 80.0% 100.0%
Total Count 17 41 58
% within beban kerja 29.3% 70.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 15.166a 1 .000
Continuity Correctionb 12.083 1 .001
Likelihood Ratio 14.101 1 .000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association 14.904 1 .000
N of Valid Cases 58
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.34.
b. Computed only for a 2x2 table
Shift Kerja * beban kerja Crosstabulation
beban kerja Total
ringan berat
B1
shift pagi Count 7 19 26
% within B1 26.9% 73.1% 100.0%
shift siang Count 1 19 20
% within B1 5.0% 95.0% 100.0%
shift malam Count 0 12 12
% within B1 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 8 50 58
% within B1 13.8% 86.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.990a 2 .030
Likelihood Ratio 8.308 2 .016
Linear-by-Linear Association 6.134 1 .013
N of Valid Cases 58
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.66.
Shift Kerja * stres kerja Crosstabulation
stres kerja Total
ringan berat
Shift
Kerja
shift pagi Count 10 16 26
% within B1 38.5% 61.5% 100.0%
shift siang Count 4 16 20
% within B1 20.0% 80.0% 100.0%
shift malam Count 3 9 12
% within B1 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 17 41 58
% within B1 29.3% 70.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.995a 2 .369
Likelihood Ratio 2.011 2 .366
Linear-by-Linear Association 1.149 1 .284
N of Valid Cases 58
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.52.
Lampiran 4
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1. Pengisian Kuesioner Oleh Responden
Gambar 2.Wawancara Kuesioner Pada Responden
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fitriani
Tempat/Tgl Lahir : Watampone, 19 April 1996
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Jalan KH Agussalim, Kec. Tanete Riattang Barat,
Kabupaten Bone
Riwayat Pendidikan :
1. TK Kartika VII-33 Bone (2001-2002)
2. SD Negeri 22 Jeppe’e (2002-2008)
3. SMP Negeri 2 Watampone (2008-2011)
4. SMA Negeri1 Watampone (2011-2014)
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2014-2018)
Riwayat Organisasi :
1. Pengurus BEM FKM Unhas Periode 2016-2017
2. Pengurus Maperwa FKM Unhas Periode 2017-2018
3. Pengurus OHSS FKM Unhas Periode 2017-2018