penerapan kompensasi karyawan bagian pengembangan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of penerapan kompensasi karyawan bagian pengembangan ...
PENERAPAN KOMPENSASI KARYAWAN
BAGIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma 3
Oleh:
RIA PERMATA DEWI
NIM 1605091047
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN 2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan perlindungannya senantiasa sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma 3 Jurusan
Administrasi Niaga Program studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan.
Tugas akhir ini disusun setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatare Utara pada tanggal17 Februari 2019
sampai dengan tanggal 17 Mei 2019.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
3. Safaruddin, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan
4. Suri Purnami, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
5. Erwinsyah S, S.Si,M.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
ii
6. Dr. Lily Maryam Nasution, S.H.,M.,Hum., selaku dosen pembimbing satu.
7. Dra.Iriance, M.Ed.M., selaku dosen pembimbing dua.
8. Seluruh staf pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.
9. Seluruh staf dan karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
10. Muhammad Mirza Daulay telah setia mendampingi, memberikan motivasi
dan semangat kepada penulis.
11. Teman-teman satu kelas AB- 6A dan sahabat penulis Ryan Ricardo yang
tetap memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Ucapan terima kasih yang sangat istemewa penulis tujukan kepada Ibunda
tercinta Saya Salmah Bibi Ray yang selama ini telah memberikan dukungan
dan doa mulai sejak awal perkuliahan hingga penulisan Tugas Akhir ini,
semoga beliau tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan baik dalam hal penyajian maupun penyampaian bahasa, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juli 2019 Penulis
Ria Permata Dewi
NIM 1605091047
iii
ABSTRAK
Penerapan Kompensasi yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan sehingga karyawan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan kompensasi yang diterapkan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumantera Utara, bagaimana penerapan kompensasi dan kinerja karyawan serta melihat loyalitas karyawan terhadap PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2019. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode wawancara dengan mempersiapakan daftar pertanyaan yang diajukan langsung kepada Supervisior bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa penerapan kompensasi yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah kompensasi langsung dan tidak langsung.Pemberian kompensasi langsung yang terdiri dari gaji dan isentif yang didapat dari pencapaian target.Pemberian gaji diberikan sesuai dengan level jabatan yang ada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Kata Kunci :Kompensasi karyawan
iv
ABSTRACT
The application of good compensation will affect employee
performance so that employees have high loyalty to the company. The purpose
of this study was to find out the application of compensation applied at PT PLN
(Persero) North Sumantera Region, how to implement compensation and
employee performance and see employee loyalty to PT PLN (Persero) North
Sumatra Region.
This research was conducted from February to June 2019. The
research method used by the author was the interview method by preparing a
list of questions that were submitted directly to the Supervisior of Human
Resources Development.
From the results of research obtained that the application of compensation used
by PT PLN (Persero) Region of North Sumatra is direct and indirect
compensation.
Provision of direct compensation consisting of salaries and incentives
obtained from achieving targets. The salary is given in accordance with the
existing level of position of PT PLN (Persero) Region of North Sumatra
Keywords: Compensation Employee
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ iii
ABSTRACT ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 LatarBelakangPemilihanJudul ......................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................................ 2
1.3TujuanPenulisan ............................................................................... 3
1.4ManfaatPenulisan ............................................................................. 3
1.5SistematikaPenulisan ....................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Pengertian Kompensasi .................................................................. 6
2.2 Tujuan Kompensasi ....................................................................... 10
2.3 Fungsi Kompensasi ...................................................................... 14
2.4 Jenis Kompensasi ........................................................................ 14
2.5 Manfaat Pemberian Kompensasi .................................................. 17
2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi .................. .......21
2.7 Asas Dalam Penentua Kompesasi ..........................................24
2.8 KendalaDalamPenetapanKompensasi .……………………….........26
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 28
3.1 MetodePengumpulan Data ........................................................... 28
3.2 JenisdanSumber Data .................................................................. 30
3.3 TeknikAnalisis Data ...................................................................... 31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 32
4.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara ....... 32
4.2 Penerapan Kompensasi Karyawan ............................................... 38
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 45
5.1 Simpulan ....................................................................................... 45
5.2 Saran ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangPemilihanJudul
Tingkat kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik
berasal dari diri pribadi karyawan (internal factor) maupun upaya strategis dari
perusahaan (eksternal factor). faktor internal yang mempengaruhi kinerja
karyawan antara lain motivasi kerja, pemberian gaji dan tunjangan.Sementara
faktor eksternal adalah lingkungan fisik, non fisik perusahaan, pelatihan dan
pengembangan karyawan. Kinerja karyawan yang baik tentu saja merupakan
harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan,
sebab kinerja karyawan diharapkan dapat meningkatkan output perusahaan
secara keseluruhan.
Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan
modern sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada
manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu
organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan
kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahana akan
tercapai.
Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha
organisasi untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara terbaik untuk
meningatkan kapasitas karyawan adalah menghubungkan kompensasi dengan
perkembangan karyawan. Apabila program kompensasi dirasakan adil dan
kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk merekrut
karyawan yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi karyawan agar
2
lebih meningkatkan kinerjanya, sehinga produktivitas meningkat dan perusahan
mampu menghasilkan produk yang kompetitif. Sehingga perusahan bukan
hanya unggul dalam persaingan, namun juga mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bahkan mampu meningkatkan profitabilitas dan
mengembangkan usahanya.
PT PLN ( Persero) Wilayah Sumatera Utara merupakan kantor yang
menaungi 64 kantor rayon, dan dua kantor unit pembangkit maka dari itu
dibutuhkan penerapan kompensasi yang baik tepatnya di Bagian
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang merupakan bagian pencatatan
data hasil penjualan kepada pelanggan, sehingga memberikan kepuasan
pelayanan yang tinggi bagi para konsumen.
Pada realitanya, manajer Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara belum sepenuhnya menjalankan
kompensasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sitem kerja dan pemberian
wewenang yang masih belum baik sehingga pekerjaan tidak selesai dengan
baik, kedisipilinan pegawai rendah, dan banyak karyawan yang menganggur
dalam waktu kerja.
Oleh karena sangat pentingnya kompensasi karyawan menjadikan suatu
bahan yang menarik untuk dibahas. Hal itulah yang
melatarbelakangipenulisanTugasAkhirinidenganjudul “PenerapanKompensasi
Karyawan Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT PLN
(PERERO) Wilayah Sumatera Utara”
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah bagaimana penerapan kompensasi
karyawan Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisanTugas Akhir ini adalah untuk mengetahui
penerapan kompensasi karyawan Bagian Pengembangan Sumber Daya
Manusi pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat merupakan kegunaan yang terdapat dari satu kegiatan yang kita
lakukan. Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Bagi perusahaan sebagaimasukandalamhalmeningkatkan kompensasi
karyawan Bagian Pengembangan Sumber Daya.
2. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya
dalam pelaksanaan kompensasi karyawan.Sebagai sumber pengetahuan
yang sangat mendalam bagi penulis dimana penulis dapat membandingkan
antara ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan kenyataan yang didapat
dilapangan.
3. Bagi pihak Politeknik Negeri Medan, hasil penelitian ini
diharapkandapatmemberikaninformasi yang bermanfaat bagi para pembaca,
untuk dapat memberikan wawasan atau pemberitauan terhadap penerapan
kompensasi karyawan.
4
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini memerlukan suatu sistematika yang telah
disusun agar menjadi lebih teratur.Sistematika yang ditetapkan juga berguna
untuk membuat keseragaman dalam suatu lembaga khususnya jurusan
Administrasi Niaga Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan.
Adapun sistematika penulisan tugas akhirini adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan urain mengenai lataa belakang pemilihan judul, rumusan
masalah yang akan dibahas, tujuan penulisan tugas akhir, manfaatan penulisan
tugas akhir, dan sistematika tugas akhir
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan pengerti kompensasi karyawan, penerapan kompensasi,
tujuan kompensasi.
BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisikan metode-metode yang digunakan dalam mengumpulkan
data, metode kepustakaan, dan teknik analisis data yang digunakan untuk
memperoleh data yang akurat dalam penyusunan tugas akhir.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab iniberisikan sejarah berdirinya perusahaan, makna logo perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,dan penjelasan
tentang penerapan kompensasi karyawan Bagian Pengembangan Sumber
Daya Manusia PT PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara.
5
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan simpulan terhadap hal-hal yang telah ditemukan pada
bab sebelumnya dengan tetap berpendoman kepada judul. Disamping ituu
juga terdapat saran-saran berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah
dilakukan sehingga dapat disajikan secara utuh dan lengkap.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kompensasi
Salah satu usaha manajemen personalia untuk meningkatkan prestosi
kerja karyawan adalah melalui pemberian kompensasi. Kompensasi adalah
sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa prestasinya dalam
melaksanakan tugas. Pemberian kompensasi bertujuan membantu pegawai
memenuhi kebutuhan di luar kebutuhan rasa adil, serta meningkatkan motivasi
kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas–tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Pengertian kompensasi menurut beberapa para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Sunyato (2015:154)
Kompensasi merupakan komponen penting dalam berhubungan dengan karyawan.Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk mencapai produktifitas yang semakin tinggi.
2. Menurut Hartatik ( 2019 : 241)
Kompensasi mengandung arti yang lebih luas dari pada upah atau gaji.Upah atau Gaji lebih menekankan pada balas jasa yang bersifat finansial, sedangkan kompensasi mencangkup balas jasa finansial maupun nonfinansial.Kompensasi merupakan pemberian balas jasa, baik secara langsung berupa uang (finansial) maupun tidak langsung berupa penghargaan (nonfinansial).
3. Menurut Cardoso dalam Sunyoto (2015:154)
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka. Masalah kompensasi berkaitan dengan konsep penggajian relative dalam organisasi. Keseimbangan antara konsistensi internal dan konsistensi eksternal dianggap penting untuk diperhatikan guna
7
menjadi perasaan puas dan para pekerja termotivasi serta efektifitas bagi organisasi secara keseluruhan.
4. Menurut Hasibuan dalam Hartatik (2019:242)
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung, atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan oleh perusahaan.
5. Menurut Handoko dalam Afifudddin (2019 : 154)
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai
balas jasa untuk kerja mereka.
6. Menurut Dessler dalam Afifuddin (2019 :154)
Mengemukakan bahwa kompensasi merupakan salah satu bentuk
pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada pegawai dan timbul dari
dipekerjakan pegawai itu.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kompensasi merupakan penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan dan berkaitan pada konsisten internal dan konsisten eksternal kepada
karyawannya, baik dalam bentuk finansial maupun barang dan jasa pelayanan
agar karyawan merasa dihargai dalam bekerja.
Menurut Cascio dalam Sunyoto (2015:155) “Penghargaan untuk
menjembatani jurang antara tujuan perusahaan dan harapan, serta aspirasi
individual perlu dilakukan. Agar efektif, sistem penghargaan perusahaan
hendaknya menyediakan empat hal, yaitu :
a. Tingkat penghargaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
b. Keadilan dengan pasar eksternal
8
c. Keadilan dalam perusahaan
d. Perlakukan individu perilaku perusahaan yang terkait dengan
kebutuhan mereka.“
Menurut Paton dalamKasmir ( 2018 :234) Untuk menentukan kompensasi perlu
dilakukan melalui pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :
1. Sesuai
Artinya pemberian kompensasi harus sesuai dengan peraturan pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah menetapkan batas minimal dan syarat– syarat
pemberian kompensasi yang harus ada.Atau kompensasi juga harus
diberikan sesuai dengan perjanjian dengan serikat pekerja dan manajer.
Artinya sebelumnya telah ada kesepakatan antara kedua belah pihak,
dimana serikat pekerja atau buruh merupakan perwakilan dari karyawan.
2. Sama
Artinya pemberian kompensasi haruslah sama kepada setiap orang sesuai
usahanya dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam hal ini jangan sampai
terjadi diskriminasi dengan berbagai alasan. Seseorang yang memiliki usaha
dan kemampuan yang lebih tentu akan memperoleh hasil yang lebih,
demikian pula sebaliknya, jika tidak memiliki kemampuan atau usaha tentu
akan mendapatkan sesuai dengan usaha dan kemampuannya pula.
3. Seimbang
Artinya perusahaan akan membayar kompensasinya lebih banyak jika
memperoleh keuntungan. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh maka
kompensasi juga ikut bertambah. Demikian pula sebaliknya jika perusahaan
tidak memperoleh keuntungan bahkan mungkin mengalami kerugian, maka
9
hal ini tentu akan memengaruhi besar kecilnya kompensasi, atau masalah
akan berkurang.
4. Efektif biaya
Dalam hal perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang melebihi target,
maka sebaiknya, tidak memberikan kompensasi atau pembayaran yang
berlebihan. Sebaliknya jika hal seperti ini maka kompensasi diberikan
secara wajar atau tidak berlebih, pertanyaannya kenapa? karena jangan
sampai pada saat terjadi kerugian, maka karyawan yang dipotong
kompensasinya tidak terlalu terasa, sehingga tidak memengaruhi
motivasinya.
5. Aman
Artinya pemberian kompensasi kepada karyawannya harus dapat membantu
kebutuhan dasar hidup karyawan. Jangan sampai kompensasi yang
diberikan membuat karyawan serba tidak berkecukupan. Bahkan mungkin
hidup dibawah standar yang wajar bagi seorang karyawan.
6. Pemberian isentif
Artinya pemberian kompensasi akan dapat menambah motivasi kerja
karyawan makin kuat. Adalah logis seseorang memperoleh kompensasi
berupa isentif akan termotivasi lebih kuat untuk bekerja lebih baik dari yang
lain atau sebelumnya. Jadi pemberian kompensasi harus dapat motivasi
karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.
7. Bisa diterima karyawan
Artinya pemberian kompensasi kepada karyawan wajar untuk perusahaan.
Demikian pula untuk pribadi karyawan juga dinilai wajar. Dengan demikian,
10
akan tercapai kesepakatan antara keduanya, sehingga dapat meminimalkan
konflik yang akan terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan hak karyawan
atasjasanya membantu perusahaan mencapai tujuannya.Dan sebaliknya
merupakan kewajiban perusahaan untuk membayar atas kontribusi yang telah
diberikan, baik tenaga, pikiran maupun waktu selama bekerja.
Pemberian kompensasi harus sesuai dengan kondisi dan aturan yang
berlaku, baik aturan perusahaan maupun aturan pemerintah. Penentuan
kompensasi juga harus memberikan rasa keadilan dengan melakukan berbagai
pertimbangan untuk menentukan besarnya kompensasi masing-masing
karyawan.
2.2 Tujuan Kompensasi
Menurut Kasmir (2018 :236) “Pada umunya, program atau balas jasa
bertujuan efektif untuk kepentingan perusahaan, karyawan, dan pemerintah
ataupun masyarakat. Kompensasi yang adil akan memberikan banyak
keuntungan bagi karyawan. Keuntungan juga akan diperoleh oleh pihak
manajemen sehinga pencapai tujuan perusahaan akan dapat dicapai, karena
salah satu sebabnya adalah pemberian kompensasi”.
Dalam praktiknya pemberian dan penentuan jumlah kompensasi yang
layak memiliki beberapa tujuan. Oleh karena itu, wajib bagi perusahaan untuk
memberikan kompensasi yang wajar dan sesuai seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
11
Secara umum tujuan pemberian kompensasi oleh perusahaan sebagai
berikut:
1. Memberikan Hak Karyawan
Artinya kompensasi harus diberikan karena merupakan hak karyawan atas
jerih payahnya dalam bekerja. Dalam hal ini pemberian kompensasi
merupakan kewajiban setiap pengusaha atau perusahaan kepada
karyawan.
2. Memberikan Rasa Keadilan
Artinya memberikan kompensasi yang dilakukan secara terbuka dan
penentuan besarnya kompensasi didasarkan kepada kinerja nya.
Penentuan kompensasi dilakukan tanpa ada diskiriminasi dan apa adanya
akan memberikan keadilan. Karyawan merasa diperlukan secara adil oleh
pemimpin sehingga semangat dan motivasi kerja karyawan akan
meningkat.
3. Memperoleh Karyawan yang Berkualitas
Artinya dengan pemberian kompensasi yang baik akan menarik pelamar
yang berkualitas untuk melamar ke perusahaan. Pelamar yang memiliki
kualifikasi yang tinggi paling banyak melamar. Sebaliknya jika kompensasi
yang dibayarkan kurang atau tidak menarik, maka akan memperolah
karyawan yang kurang memiliki kualifikasi atau tidak berkualitas.
4. Mempertahankan Karyawan
Artinya dengan pemberian kompensasi yang sesuai atau layak, maka akan
mengurangi karyawan yang keluar. Dengan kompensasi yang sesuai maka
12
karyawan akan terus bertahan dan terus berusaha bekerja dengan baik-
baiknya. Bahkan timbul ketakutan akan dikeluarkan jika bekerja dengan
tidak baik. Pada akhirnya turnover karyawan juga dapat diminimalkan,
karyawan terus bekerja sampai pensiun.
5. Menghargai Karyawan
Pemberian kompensasi salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa
karyawan. Dengan kompensasi yang sesuai dan wajar karyawan akan
merasa dihargai atas segala jerih payahnya. Dengan hargai maka
perusahaan juga akan menghargai perusahaan, dengan bekerja sebaik-
baiknya atau dengan berprestasi setinggi-tingginya, guna memanjukan
perusahaan.
6. Pengedalian Biaya
Dengan pemberian kompensasi yang layak akan dapat mengurangi biaya
rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini dapat terjadi karena dengan
pembayaran kompensasi yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan aturan
maka akan menimbulkan tingkat trunover karyawan. Pada akhirnya
karena terjadi turnover,maka ada posisi yang kosong dan harus segera
diisi. Nah untuk mengisi posisi inilah diperlukan biaya rekrutmen dan seleksi
secara biaya untuk melatih karyawan baru.
7. Memenuhi Peraturan Pemerintah
Pemberian yang sesuai dengan kebijakan pemerintah,berarti ikut
mendukung program pemerintah. Dengan mematuhi peraturan pemerintah,
akan terhindar dari berbagai bentuk sanksi yang mungkin terjadi. Bagi
perusahaan yang tidak memberikan kompensasi berdasarkan peraturan
13
pemerintah maka akan dikenakan sanksi yang pada akhirnya akan
merusak citra perusahaan, baik di dalam maupun diluar perusahaan.
8. Menghindari Konflik
Artinya dengan kompensasi perselisihan atau pertentangan antara
karyawan dengan perusahaan atau karyawan dengan karyawan dapat
diminimalkan jika kompensasi dibayar secara layak,wajar dan sesuai aturan
yang berlaku. Namun sebaliknya jika kompensasi tidak dibayar secara
layak,dan wajar serta tidak aturan yang berlaku maka akan menimbulkan
konflik yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan secara
keseluruhan.
Jadi dapat disimpulkan dengan memberikan sejumlah kompensasi banyak
hal-hal positif yang diterima perusahaan dan karyawan. Pada akhirnya
kompensasi akan memberikan kesejahteraan dan kebahagian bagi karyawan
yang merupakan hak mereka seharusnya mereka terima.
2.3 FungsiKompensasi
Menurut Salidin dalam Hartatik (2019 :243-244), pemberian kompensasi
memiliki fungsi sebagai berikut :
1.Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien. Fungsi ini menunjukkan
pemberian kompensasi kepada karyawan yang berprestasi akan
mendorong mereka untuk bekerja lebih baik.
2. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif.
Pemberian kompensasi kepada karyawan mengandung implikasi bahwa
14
organisasi akan menggunakan tenaga karyawan dengan efisien dan
seefektif mungkin.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sistem pemberian
kompensasi dapat membantu stabilitas organisasi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
2.4 Jenis- Jenis Kompensasi
Ada banyak pendapat yang menyatakan tentang jenis-jenis kompensasi
yang diterima oleh karyawan. Berikut ini penjelasannya.
Menurut Rivai dalam Hartatik (2019 : 248-249), kompensasi terbagi
menjadi dua,yaitu:
1. Kompensasi Finansial
kompensasi finansial terdiri atas dua jenis, yaitu kompensasi langsung
dan tidak langsung (tunjangan).
a. Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran pokok
(gaji,upah),prestasi,insentif,komisi,bonus,bagian keuntungan, opsi
saham,dan pembayaran tertangguh (tabungan hari tua serta saham
kumulatif).
b. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang meliputi
asuransi, pesangon, sekolah anak,dan pensiun. Kompensasi luar jam
kerja meliputi lembur, hari besar, cuti sakit,dan cuti hamil. Sedangkan
kompensasiberdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya pindah,dan
kendaraan.
15
2. Kompensasi Nonfinansial
Kompensasi nonfinansial biasanya dikarenakan karier, yang meliputi
peluang promosi, pengakuan karya,temuan baru,prestasi istimewa.
Sedangkan,kompensasi dikarenakan lingkungan kerja meliputi mendapat
pujian,bersahabat,nyaman bertugas,menyenangkan,dan kondusif.
Menurut Mondy dan Noe dalam Hartatik ( 2019: 249-250), kompensasi
adalah:
1. Kompensasi langsung
a. Gaji, yaitu imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara
teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan, atau mingguan. Gaji
merupakan jenis penghargaan yang paling penting dalam organisasi.
b. Upah, yaitu imbalan finansial yang langsung dibayarkan kepada para
pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau
banyaknya pelayanan yang diberikan. Tidak seperti gaji yang jumlahnya
relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya jagi atau
upah diberikan untuk menarik calon pegawai agar mau masuk menjadi
karyawan.
2. Kompensasi tidak langsung (Fringe Benefit)
Fringe Benifit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua kaaryawan dalam
usaha meningkatkan kesajahteraan karyawan. Sebagai contoh, asuransi,
kesehatan, asuransi jiwa, dan bantuan perumahan.
16
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa kompensasi finansial terdiri atas:
1. Kompensasi finansial langsung, yaitu:
a. Upah, yang diartikan sebagai harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan
seseorang kepada orang lain.
b. Gaji yang diartikan sebagai balas jasa dalam bentuk uang yang diterima
pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang
pegawai yangmemberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi.
c. Bonus yang diartikan sebagai pembayaran satu kali yang tidak menjadi
bagian dari gaji pokok karyawan.
d. Insentif yang diartikan sebagai imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
2. Kompensasi finansial tidak langsung atau tunjangan, yaitu:
a. Program Asuransi, merupakan jaminan atau pertanggungan kepada
karyawan dan keluarga mereka apabila terjadi suatu resiko finansial
atas diri mereka,sesuai dengan jumlah polis yang disepakati. Jaminan
ini diberikan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan
asuransi.
b. Program Pensiun, program ini diberikan kepada karyawan yang telah
bekerja pada perusahaan untuk masa tertentu, dan merupakan
program dalam rangka memberikan jaminan keamanan finansial bagi
karyawan yang sudah tidak produktif. Program ini bukanlah sesuatu
17
yang diharuskan oleh pemerintah, sehingga hanya perusahaan swasta
bertaraf nasional maupun internasional saja yang biasanya
menggunakan program ini, selain insentif pemerintah yang memang
wajib memberikan dana pensiun kepada pegawai tetapnya.
c. Bayaran saat tidak masuk kerja yang termasuk dalam kategori ini adalah
istirahat selama jam kerja, cuti sakit dan liburan, bebas dari kehadiran
serta asuransi pengangguran.
2.5 Manfaat Pemberian Kompensasi
Menurut Kasmir ( 2018 : 238-240) “pemberian kompensasi yang adil dan
wajar serta sesuai dapat meningkatkan kinerja organisasi. Pemberian
kompensasi yang layak akan memberikan manfaat baik bagi perusahaan
maupun bagi karyawan. Oleh karena itu kompensasi harus dirancang dengan
sebaik-baiknya”.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kompensasi seperti
berikutnya ini:
1. Loyalitas karyawan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, akan membuat karyawan
bekerja bersungguh-sungguh dan menumbuhkan rasa memiliki perusahaan
yang makin besar. Karyawan akan setia kepada perusahaan dengan bekerja
sesuai yang telah ditugaskan.. karyawan yang loyal biasanya tidak akan
meninggal perusahaan dan tidak akan membongkar rahasia perusahaan
kepada pihak lain.
18
2. Komitmen terhadap perusahaan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, karyawan akan mematuhi
segala kewajiban yang diberikan kepada perusahaan dan mematuhi semua
peraturan yang ditetapkan perusahaan. Karyawan akan komit dengan ucapan,
janji dan perbuatannya yang telah dilakukan kepada perusahaan. Artinya
karyawan akan patuh kepada perintah atasan dan kebijakan yang telah
ditetapkan perusahaan.
3. Motivasi kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka dorongan karyawan
untuk bekerja semakin kuat, sehingga merangsang karyawan untuk terus
bekerja semakin kuat, sehingga merangsang karyawan untuk terus bekerja.
Demikian pula sebaliknya, jika kompensasi dibayar secara tidak wajar, maka
akan dapat menurunkan motivasi kerjanya. Karyawan yang memotivasi akan
menghasilkan kualitas kerja yang relatif lebih baik.
4. Semangat kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka karyawan akan
makin bersemangat untuk bekerja. Upaya untuk melakukan pekerjaan dengan
baik,dilakukan dengan penuh semangat. Karyawan juga pantang menyerah
terhadap kendala atau masalah yang sedang dihadapinya, sehinga selalu ada
solusi. Karyawan juga tidak mudah putus asa untuk mencari jalan keluar
erhadap permasalahan yang di hadapi.
5. Kinerja karyawan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar. Maka karyawan akanterus
meningkatkan kualitas kerjanya yang pada akhirnya akan meninggkat prestasi
19
kerja dan kinerjanya. Hal ini dilakukan karena makin tinggi kinerja yang
dihasilkan maka akan memengaruhi kinerjanya, demikian pula sebaliknya, jika
tidak atau kinerjanya kurang maka kompensasi yang diperolehnya juga relatif
lebih rendah.
6. Konflik kerja dapat dikurangi
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka pertentangan
diantara karyawan dengan pimpinan atau dengan karyawan dapat
diminimalkan, sehingga semua karyawan bekerja sama makin kompak.
Kecilnya konflik yang timbul pada akhirnya akan mempelancar proses kegiatan
dalam suatu perusahaan yang arti tidak mengalami kendala yang berarti.
Sebaliknya jika terjadi konflik tentu akan menggangu kegiatan perusahaan.
7. Memberikan rasa aman
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka karyawan akan
merasa aman dan nyaman, sehingga tidak menimbulkan kegelisahan selama
bekerja. Karyawan selalu fokus untuk melakukan pekerjaan tanpa terganggu
dengan pikiran tentang kompensasi yang diterimanya.Karyawan tidak perlu
memikirkan untuk keluar dari perusahaan untuk mencari tambah penghasilan,
karena kompensasinya sudah dianggap cukup atau malah berlebihan. Namun
sebaliknya jika kompensasi tidak sesuai karyawan akan merasa tidak aman dan
berusaha mencari tambahan penghasilan ditempat lain atau keluar dari
perusahaan.
8. Memberikan rasa kebanggaan
Artinya pemberian kompensasi yang relatif lebih besar dari ketentuan
pemerintah dan pesaing akan memberikan rasa bangga karyawan. Dengan
20
demikian rasa bangga yang besar akan membuat karyawan bekerja lebih
sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal.
9. Proses kegiatan perusahaan berjalan lancar
Artinya pemberian kompensasi yang sesuai dan wajar akan memperlancar
jalannya kegiatan perusahaan. Hal ini terjadi, karena tidak ada kekosongan
jabatannya atau posisi yang ditinggalkan.Demikian pula sebaliknya jika
kompensasi dibayar tidak sesuai dan tidak wajar maka kegiatan perusahaan
tidak berjalan lancar, karena adanya Karyawan yang tidak bersemangat, tidak
komit terhadap perusahaan atau tidak termotivasi untuk bekerja.
Dalam praktinya jika pemberian kompensasi tidak dilakukan secara benar
maka, semua manfaat seperti yang dikemukakan diatas menjadi
kebalikannya.Oleh karena itu, sebaliknya perusahaan memberikan kompensasi
secara benar dan sesuai dengan peraturan, terutama peraturan pemerintah dan
peraturan perusahaan.Kemudian perusahaan juga dapat membandingkan
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan pesaing.
2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Menurut Mangkunegara dalam Hartatik ( 2018 : 258) “ ada enam
factoryang mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu:
1. Faktor pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji
minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi
atau angkutan, inflasi, maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan
dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.
21
2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pada saat
terjadinya tawar -menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh
perusahaan kepada pegawai.Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam
merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang
sangat dibutuhkan perusahaan.
3. Standar biaya hidup pegawai
Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangka standar biaya hidup minimal
pegawai.Hal ini dikarenakan kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi.
Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarga, aka pegawai
akan merasa aman. Terpenuhi kebutuhan dasar dan rasa aman akan
memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Banyak penelitian menunjukan bahwa terdapat dan
prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dan pencapaian
tujuan perusahaan.
4. Ukuran perbandingan upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar
kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, dan masa kerja
pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan
tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.
5. Permintaan dan persedian
Dalam menentukan kebijakan, kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan
tingkat persedian dan permintaan pasar.Artinya, kondisi pasar pada saat ini
perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.
22
6. Kemampuan membayar
Dalam menentukan kebijkan, kompensasi pegawai perlu didasarkan pada
kemampuan perusahan dalam membayar upah pegawai.Artinya, jangan
sampai menentukan kebijakan kompensasi diluar batas kemampuan yang ada
pada perusahaan.
Menurut Moekijat dalam Sunyoto (2015 : 158-159), istilah adil berarti
bukan saja adil bagi masing-masing pegawai terhadap pegawai yang
lainnya, berhubung dengan sulitnya pekerjaan dan beratnya tanggung
jawab, tetapi juga adil bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk
tercapainya keadilan tersebut, maka ada beberapa faktor penting yang
perlu diperhatikan dalam penetapan tingkat upah seorang pegawai, yaitu
: pendidikan, pengalaman, tanggungan, kemampuan perusahaan,
keadaan ekonomi dan kondisi-kondisi pekerjaan.
1. Pendidikan, pengalaman, dan tanggungan
Ketiga faktor tersebut harus mendapatkan perhatian. Bagaimanapun juga
tingkat upah seorang sarjana dari yag belum sarjana harus dibedakan,
demikianpun antara yang berpengalaman dengan yang belum berpengalama.
Khalayak umum sudah menganggap suatu keadilan bahwa pegawai yang
mempunyai tanggungan keluarga besar mempunyai upah yang lebih besar dari
kawan sekerjanya yang mempunyai tangungan keluarga yang kecil.
2. Kemampuan perusahaan
Faktor ini dalam merelatiskan keadilan dalam pembayaran upah belum
berada dalam proporsi yang setepat-tepatnya. Jika perusahaan mengalami
23
keuntungan, para pegawai perusahaan harus turut menikmati melalui kenaikan
tingkat upah atau pembagian keuntungan dan sebaliknya.
3. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi atau ongkos hidup adalah salah satu faktor penting
dalam realisasi keadilan dalam pemberian upah.
4. Kondisi-kondisi pekerjaan
Orang yang bekerja di daerah terpencil atau dilingkungan pekerjaan yang
berbahaya harus memperoleh upah yang lebih besar daripada mereka yang
bekerja didaerah yang ada tempat-tempat hiburan atau dilingkungan pekerjaan
yang tidak berbahaya.
Dari beberapa faktor yang memperngaruhi pemberian kompensasi,
tersebut ada hal yang penting yang perlu dicatat, yaitu bahwa tidak setiap
perusahaan memberikan bentuk kompensasi kepada karyawannya. Hal ini
tergantung pada kondisi perusahaa tersebut, di satu pihak, perusahaan harus
dapat memenuhi kebutuhan karyawan, tetapi di lain pihak perusahaan juga
harus memperhitungkan kemampuan dalam membiayai karyawan. Maka dari
itu dapat diperhatikan apakah pemberian kompensasi yang dilakukan dapat
memberi manfaat bagi karyawan maupu bagi perusahaan.
2.7 Asas Dalam Penentuan Kompensasi
Hasibuan dalam Badriyah (2019 : 158) menjelaskan bahwa“program
kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak dengan
memperhatikan undang – undang perburuhan yang berlaku. Prinsip adil dan
24
layak harus mendapatkan perhatian merangsang gairah dan kepuasan kerja
pegawai”.
Menurut Nitisemito dalam Hartatik “ada beberapa asas dalam penentuan
kompensasi yang harus diperhatikan oleh organisasi atau perusahaan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal
Dengan kompensasi yang diterima, karyawan berkeinginan dapat
memenuhi kebutuhan secaea minimal, misalnya kebutuhan makan, minum,
pakaian, dan perumahan. Oleh karena itu, dalam menetapkan kompensasi
bagi karyawannya, setiap perusahaan harus mengusahakan sedemikan rupa
sehingga kompensasi terrendah yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan
minimal. Besarnya kompensasi minimal tidaklah sama. Cara paling mudah
adalah menggunakan ketentuan yang sudah ada, misalnya ketentuan
pemerintah tentang upah minimum.
2. Kompensasi harus dapat meningkat
Besarnya kompensasi harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
mampu mengingat karyawan. Apabila kompensasi yang diberikan kepada
karyawan terlalu kecil dibandingkan dengan perusahaan lain pada umumnya
maka saat ada kesempatan, menimbulkan kecenderungan pindahnya para
karyawan ke perusahaan lain. Hal ini harus diperhatikan, terutama bagi
karyawan pilihan, karena pada umumnya mereka telah diberikan pelatihan
dengan biaya cukup besar.
3. Kompensasi harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja.
Kompensasi yang mampu meningkatkan karyawan supaya tidak kelaur
dari perusahaan belum tentu dapat meningkatkan semangat dan kegairahan
25
karyawan. Hal ini terutama disebabkan upah pada tingkat tersebut sebenarnya
dirasakan masih kurang dalam menunjang hidup secara layak.
4. Kompensasi harus adil
Adil disini tidak berarti sama, tetapi sesuai dengan haknya. Dengan
demikian, seorang perusuh sudah tentu tidak diberikan kompensasi yang sama
besarnya dengan seorang kasir. Meskipun demikian, bila perbedaan itu tidak
sebanding juga dapat menimbulkan rasa ketidak adilan.
5. Kompensasi disini tidak terbatas hanya karena perusahaan tersebut tidak
mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan nilai uang, tetapi lebih dari itu.
Apabila setelah menetapkan besarnya kompensasi, kemudian perusahaan
tidak mau meninjau kembali, maka perusahana tersebut dikatakan statis dalam
menetapkan kompensasi.
6. Kompensasi dari kompensasi yang diberikan
Sebenarnya, tidak ada ketentuan mutlak bahwa kompensasi yang
diberikan harus diwujudkan dalam bentuk uang seluruhnya. Kemungkinan
untuk mengwujudkan kompensasi dalam bentuk-bentuk lain harus
dipertimbangkan Apabila perusahaan yakin bahwa dengan memberikan
sebagian dari kompensasi dalam bentuk lain justru akan mencapai sasaran
lebih baik, hendaknya kompensasi tidak seluruhnya diwujudkan dalam bentuk
uang.
26
2.8 Kendala Dalam Penetapan Kompensasi
Menurut Panggabean dalam Hartatik (2019 :263-264) metode penetapan
gaji yang sebaik apapun akan menghadapi tantangan-tatangan seperti berikut:
1. Standar gaji yang berlaku umum
Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya karena desekan
pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya).
2. Kekuatan serikat buruh
Serikat buruh dapat menggunakan kekuatannya untuk memperolah gaji
yang sesuai dengan relatif jabatannya.
3. Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba agar bisa tetap hidup. Sebaliknya,
pegawai juga tidak akan digaji lebih dari pada kontribusi yang diberikan
kepada perusahaan (digaji sesuai produktivitas mereka).
4. Kebijaksanaan gaji dan upah
Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka
harus mengadakan penyesusain terhadap gaji yang telah ditetapkan.
Kebijakan yang umum diterapkan adalah memberikan kenaikan gaji yang
sama kepada pegawai yang tergabung dengan serikat kerja dengan pegawai
yang tidak bergabung dengan serikat kerja.
5. Peraturan pemerintah
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang
berkaitan dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum regional,
upah lembur, pembatasan usia kerja (maksimum 40 jam/minggu).
27
6. Nilai yang sebanding dengan pembayaran
Masalah penting dalam manajemen kompensasi dengan kesempatan yag
sama adalah comparable worth (nilai yang sebanding). Setiap jabatan yang
mempunyai nilai sama bagi organisasi harus dibayar sama. Comporable
worth berarti pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama.
28
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan Tugas Akhirini data merupakan unsure terpenting,
karena dengan data yang diperoleh dari berbagai sumberakan mempermudah
penulis untuk menyusun laporanini. Data-data yang telah diperoleh akan
dikumpulkan, kemudian diolah, dianalisis dan dievaluasi sampai akhirnya
laporan Tugas Akhirini selesai disusun.
Data yang diperoleh dalam penyusunan laporan Tugas Akhirini berupa
data yang langsung di dapat dilapangan yaitu tempat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan yaitu di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Data
secara langsung diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
pada objek yang ingin diamati.Data yang diperoleh tersebut nantinya akan
dianalisis dan dievaluasi dengan membandingkan antara teori dengan
penerapannya secara nyata.
Untuk lebih jelasnya metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mempermudah perolehan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan
Tugas Akhirini, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (field research)
Simanjuntak (2016:89) menyatakan bahwa “metode penelitian lapangan
adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara langsung
keobjek atau sumber data”. Pada metode ini penulis langsung kelapangan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir.
Penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
29
a. Pengamatan(Observation)Sujarweni (2014:32), menyatakan bahwa
“observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut”.
Dengan melakukan observasi selama praktik kerja lapangan di PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat diketahui dan dipahami secara
langsung mengenai kegiatan perkantoran yang berlangsung
dikantor,khususnya dalam kompensasi karyawan dengan begitu dapat
diperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir. Melalui
kegiatan ini juga penulis membandingkan teori dengan kenyataan yang ada
diperusahaan.
b. Wawancara(Interview)
Menurut Simanjuntak (2016:91) menyatakan bahwa Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan dari tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawan cara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
Dalam halini penulis melakukan komunikasilangsungdenganpegawai di
Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia oleh Supervisor Bapak Noven
Barus pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang
menanganibagian-bagian yang terkaitdenganjudul yang dipilih. Daftar
pertanyaan terlampir pada lampiran pertama.
30
2. PenelitianKepustakaan(libraryresearch)
Menurut Simanjuntak (2016:92) “Studi kepustakaan adalah teknik
dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari laporan-laporan yang telah
diolah sebelumnya. Studi pustaka dilakukan dengan mempergunakan sumber-
sumber tertulis untuk memperoleh data seperti buku-buku teks, jurnal, makalah,
surat kabar, perundang-undangan dan sumber-sumber cetakan lainnya”.
Penelitian Tugas Akhir ini penulis melakukan dengan cara
mengumpulkan sumber – sumber tertulis untuk memperoleh data seperti buku-
buku.
3.2 JenisSumberData
Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini adalah:
1. Data Primer
Menurut Simanjuntak (2016:97) “Data primer adalah data yang diperoleh
dari sumber pertama seperti riset lapangan (langsung), melalui wawancara dan
atau penelitian laboratorium”. Untukdapatmemperoleh data ini maka penulis
langsung melakukan observasi dan wawancara kepada objek atau sumber data
yang terdapat ditempat pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Selain itu data primer juga di peroleh dengan melakukan observasi langsung
pada perusahaan.
2. Data Sekunder
Menurut Simanjuntak (2016:97) “Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber kedua, melalui sumber-sumber tertulis (studi pustaka)”.
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber buku – buku
yang berkaitan dengan penerapan kompensasi karyawan yang dimana
31
berfungsi untuk mengumpulkan data teoritis sekaligus memandu dan
mendukung penyusunan tugas akhir.
3.3 TeknikAnalisisData
Menurut Simanjuntak ( 2016:101),”bahwa teknik analisis data merupakan
data yang diperoleh berdasarkan observasi, hasil angket atau wawancara
dapat diperoleh secara sederhana dengan menggunakan beberapa metode
yang dikenal dalam bidang penelitian”.
Teknik analisis data yang dilakukan untuk penyusunan Tugas Akhir ini
adalah dengan cara analisis deskriptif adalah cara menganalisis data dengan
menggambarkan data yang terkumpul dan lalu membuat kesimpulan. Teknik
ini dilakukan dengan menggambarkan seluruh data yang diperoleh dari PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara dan membandingkan dengan teori yang
diungkapkan dalam tinjauan pustaka.
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 GambaranUmum Perusahaan
A. Sejarahberdirinya PT PLN (Persero)WILAYAH SUMATERA UTARA
Berdirinya PT PLN (Persero) Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal
17 Agustus 1945, bergeraklah aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh
penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta
Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu kemudian
diserahkan kepada Pemerintah RI yakni kepada Departemen Pekerjaan Umum.
Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan Penetapan Pemerintah
No.1 SD/45 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Dalam
suasana hubungan antara Indonesia dari Belanda yang makin memburuk,
maka pada tangggal 3 Oktober 1953 terlebih Surat Keputusan Presiden No.163
yang memuat ketentuan Nasonalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda
sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu maka sejak tahun 1955 berdiri Perusahaan
Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (yang meliputi daerah
Sumatera Timur dan Tapanuli)yang berpusat di Medan. Pada bulan Maret 1958
dibentuk pengusaha perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas (P3LG) yang
merupakan gabunganantara perusahaan listrik dan perusahaan gas. Dalam
perjalannya, pada tahun1959 P3LG berubah menjadi Direktorat Djendral PLN
(DDPLN). Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listik Negara (BPU-PLN) yang bergerak di bidang listrik, gas dan
kokas. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20
33
TANGGAL 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah. Perusahaan
listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah namanya
menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan
melalui Peraturan Menteri PUT No.9 /PRT/64 dan kemudian dibentuklah 2
perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola
tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No. 1/PRT/65
ditetapkanlah pembagian daerah kerja PLN secara nasional menjadi 15
Kesatuan daerah EKPLOITASI I Sumatera Utara ditetapkan menjadi PLN
Ekploitasi I. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera
Utara tersebut, maka dengan Surat Keputusan Direksi PLN No. KPTS
009/DIRPLN/1966 tanggal 14 April 1966, PLN Eploitasi I dibagi menjadi empat
cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga dan Pematang
Siantar (Yang berkedudukan di Tebing Tinggi). Peraturan Pemerintah No. 18
tahun 1972 mengubah bentuk perusahaan menjadi Perusahaan Umum
(PERUM) yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan
Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab untuk
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh
Wilayah RI.
Dalam Surat Keputusan Meteri PUTL No. 01/PRT/73 menetaapkan PLN
Ekploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Ekploitasi II Sumatera Utara.
Menyusul kemudian terbit Peraturan Menteri PUTL N. 013/PRT/75 yang
mengubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, diaman PLN Eksploitasi II
berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Suamtera Utara. Denagan
berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan,
34
Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan, (PKUK). Dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka pada tanggal 16 Juni
1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.23/1994 yang isinya menetapkan
status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik
Negaradialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Sejak
status perusahaan berubah, perkembangan kelistrikan di Suamtera Utara terus
menerus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat. Hal
ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan
fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi indikasi
pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi meningkatkan kualitas pelayanan
jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor
078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus, dibentuklah organisasi baru bidang
jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyalur
Sumatera Bagian Utara.
Dengan pembentukan Organisasi Baru PT PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Utara Bagian Utara terpisah dari PT PLN (Persero)
Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya
dikelola oleh PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab
pengelolanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu,
PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada bidang distribusi dan
penjualan tenaga listrik. Pada tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II menjadi
namanya PT PLN (Pesero) Wilayah Sumatera Utara.
35
B. Makna Logo Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki logo sebagai ciri khas yang
membedakan satu perusahaan dan perusahaan lainnya. Pada umumnya logo
yang menjadi lambing perusahaan mempunyai makna. Bentuk dari logo
perusahaan tergantung dari yang menjadi bidang pekerjaan perusahaan
tersebut.
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sebagaimana perusahaan
lainya juga memiliki logo sebagai ciri dari perusahaan tersebut. Adapun makna
yang terkandung dalam logo PT PLN adalah
Gambar 4.1 Logo PLN
Sumber: PLN
ELEMEN - ELEMEN DASAR PEMBENTUK:
a. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadikan bidang dasar bagi eleman–elemen lambing lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi
yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuninguntuk menggambarkan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimilki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
36
1) Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selaian itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
2) Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambut energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesankonstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang
tetap di perlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.
C. Visi, Misi dan Moto Perusahaan
PLN adalah perusahaan perseroan yang bergerak di bidang kelistrikan
yang memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
37
Visi PT PLN (Persero)yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
instansi.
Misi PT PLN (Persero) yaitu:
1) Menagemen menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang
saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenagalistrikmenjadipendorongekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Moto PT PLN (Persero) adalah Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
(Electricity For Better Life).
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawabdan
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaandan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan
yang diinginkan.PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara menyusun struktur
organisasinya sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan
wewenangnya serta bertanggung jawab atas tugas yang didelegasikan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Pada dasarnya struktur
organisasi yang dimiliki oleh perusahaan ini berbentuk garis dan staf (struktur
terlampir), artinya disamping pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang
38
komando, juga diperlukan staf atau pejabat yang dapat memberikan masukkan
dan nasehat sesuai dengan bidang keahliannya.
Untuk meningkatkan kegiatan kerja di PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara maka diadakan pembagian kerja yaitu :
1. Manajer umum
2. Bidang Perencanaan
3. Bidang distribusi
4. Bidang niaga dan pelayanan pelanggan
5. Bidang keuangan
6. Bidang sumber daya manusia dan umum
4.2 Tinjauan Tentang Penerapan Kompensasi Karyawan Bagian
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatra Utara.
Kompensasi merupakan hal yang penting dalam manajemen
perusahaan. Kompensasi merupakan daya tarik bagi karyawan untuk
mendapatkan pegawai yang berkualitas dan memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap karyawan. Terdapat banyak kompensasi yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada karyawannya, tergantung kebijakan ataupun kemampuan
perusahaan tersebut untuk memberikan kompensasi.
Oleh karena itu hasil wawancara tentang bentuk kompensasi yang
dilakukan Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara disimpulkan terdiri dari beberapa bentuk
yaitu sebagai berikut:
39
1. Bentuk Penerapan Kompensasi Finansial Bagian Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada PT PLN (Pesero) Wilayah Sumatra Utara
Metode Kompensasi karyawan yang dilakukan oleh Pengembangan
Sumber Daya Manusia pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
adalah Kompensasi Finansial dan Nonfinansial dengan cara sebagai berikut:
a.Kompensasi finansial langsung merupakan kompensasi yang didapatkan oleh
karyawan dari perusahaan dengan cara pembayaran yang di hitung
perhari,perminggu,perbulan ataupun pertahun. Kompensasi finansial ini di
terapkan oleh pengembangan sumber daya manusia pada PT PLN (Persero)
agar setiap karyawan mendapatkan hak nya ataupun karyawan tersebut
menjadi loyal kepada perusahaan. Adapun bagian dari Kompensasi Finansial
yang diterapkan bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah, sebagai berikut:
1) Gaji
Setiap karyawan berhak mendapatkan imbalan yang sesuai dengan
pekerjaanya. Sehigga dengan demikian mereka dapat memusatkan perhatian
dan kegiatannya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Manajer Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Utara memiliki kewajiban kepada karyawan untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Salah satunya kewajiban yang harus dilakukan PT PLN
(Persero) memberikan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya.
2) Insentif
Kompensasi Insentif yang diberikan kepada karyawan dapat membuat
karyawan menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan pekerjaannya.
Insentif didapatkan berdasarkan hasil yang dikerjakannya oleh karyawan
40
tersebut. Didalam Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara insetif di bagi menjadi dua yang pertama
insetif berdasarkan jabatan dan kedua insentif berdasarkan pendidikan. Insentif
yang berdasarkan jabatan, ialah insentif yang diterima oleh karyawan
berdasarkan jabatannya di perusahaan tersebut. Contoh misalnya Ibu Dewi
adalah seorang manager pengembangan sumber daya manusia di PT PLN
(Persero) Wilsu, maka insetif yang diterima oleh ibu Dewi akan sesuai dengan
jabatannya sebagai Manager. Dan yang kedua insentif berdasarkan
pendidikan, yang dimana insentif berdasarkan pendidikan melihat apa
pendidikan terakhir karyawan pada perusahan PT PLN (Persero), maka dari itu
insentif yang di terimanya akan sesuai dengan pendidikan terakhirnya.
Biasanya insentif ini akan diperoleh oleh karyawan tersebut dikarena bagusnya
kinerja karyawan selama pertiga bulan. Apabila karyawan dapat memenuhi
target pencapaianya dalam bidang masing-masing maka insentif akan
dikelurkan.
3) Tunjangan
Disamping gaji pokok, insentif pegawai, untuk menunjang kehidupan-
kehidupan karyawan perlu di berikan tunjangan-tunjangan. Tunjangan
merupakan segala pembayaran dalam bentuk uang ataupun barang yang
diberikan secara teratur dilihat dari sisi waktunya (mingguan, bulanan, atau
tahunan). Akan tetapi bisa saja berdasarkan kejadian (tunjangan menikah,
bantuan kematian, bantuan cuti,dll). Tunjangan pada dasarnya dapat disebut
sebagai kompensasi selain gaji pokok yang diberikan kepada karyawan karena
kebijakan dari perusahaan. Tunjangan diberikan kepada karyawan dimaksud
agar dapat menimbulkan atau meningkatkan semangat kerja dan kegairahan
41
bagi karyawan. Setiap perusahaan memiliki kebijakan dalam memberikan
tunjangan-tunjangan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Organisasi atau Perusahaan merupakan tempat sumber daya manusia
berkerja sama dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Setiap perusahaan pempunyai sistem yang berbeda-beda.
Tentunya sistem tersebut dapat memberikan manfaat untuk orang yang bekerja
disuatu perusahaan tersebut. Kompensasi penting bagi karyawan itu sendiri
sebagai individu karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau
ukuran nilai pekerja pegawai itu sendiri. Sebaliknya besar kecil kompensasi
dapat mempengaruhi prestasi kinerja karyawan dan loyalitas karyawan.
Apabila kompensasi diterapkan dengan secara benar dan tepat, maka akan
memperoleh peningkatan kinerja karyawan terhadap perusahaan.
Kompensasi yang di terapkan di Pengembangan Sumber Daya Manusia
pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tidak hanya kompensasi
finansial saja, tetapi kompensasi nonfinansial yang juga diterapkan.
c. Kompensasi finansial tidak langsung merupakan kompensasi yang di
dapatkan oleh karyawan dengan cara kesejahteraan yang berbentuk
jasa misalnya seperti (BPJS,Cuti kerja,Cuti nikah,pesangon.
Kompensasi ini diterapkan di perusahaan PT PLN (Persero) agar
karyawan yang sudah mendekati masa pensiunnya, masi bisa
mendapatkan tunjangan hari tuanya. Adapun bagian dari Kompensasi
Nonfinansial yang di terapkan bagian Pengembangan Sumber Daya
Manusia pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah,
sebagai berikut:
42
1) BPJS
BPJS merupakan sebuah asuransi jaminan kesehatan yang dimiliki oleh
setiap karyawan PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA,
sitem pemberian BPJS ini dapat di klaim apabila karyawan tersebut
mengalami kecelakaan, penyakit kronis, istri melahirkan, oprasi dengan
penetapan kelas pertama.
1) Cuti Kerja
Cuti Kerja yang didapatkan setiap karyawan PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara, dengan cara melakukan penggantian jadwal kerja dengan
orang yang dapat menggantikan pekerjaan karyawan yang akan melakukan
cuti. Setiap karyawan yang menggantikan akan mendapatkan upah
sebesar Rp.100.000 perharinya.
2) Cuti Nikah
Cuti nikah sama hal nya dengan cuti kerja dapat di gantikan dengan
karyawan yang bersedia melakukan penggantian, akan tetapi cuti kerja ini
hanya di berikan untuk 7 hari kerja saja dan apabila lebih maka biaya upah
untuk menggantikan karyawan tersebut dibebankan kepada karyawan yang
melakukan cuti.
3) Pesangon
Pesangon diberikan kepada karyawan yang sudah memasuki usia pensiun
setelah 10 tahun mengabdi di PT PLN(Persero) Wilayah Sumatera Utara,
uang pesangon yang diberikan berbeda beda sesuai dengan jabatan.
43
2. Bentuk Penerapan Kompensasi Nonfinansial Pada PT
PLN(Persero)Wilayah Sumatera Utara
Kompensasi nonfinansial yang diberikan kepada karyawan berupa
penghargaan dalam bentuk piagam dan promosi jabatan untuk karyawan yang
berhasil mencapai target pencapain perusahaan.
Bentuk kompensasi Nonfinansial biasanya penghargaan yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawannya ataupun anak karyawan dalam bentuk
pendidikan sarjana ataupun pascasarjana. Apabila karyawan tersebut ingin
pensiun maka bentuk penghargaan akan diberikan dalam jenis pendidikan.
Tetapi apabila karyawan tersebut memenuhi target yang diberikan oleh
perusahaan biasanya bentuk dalam promosi ataupun piagam penghargaan.
3. Kendala Penerapan Kompensasi Bagian Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Kendala kompensasi yang ada di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara adalah nilai yang sebanding dengan pembayaran yang mana kendala ini
berpengaruh bagi karyawan yang memiliki ijazah terakhir SMA.Dimana
karyawan yang memiliki ijazah terakhir SMA tidak berhak meminta kompensasi
berupapromosi jabatan.Jabatan yang bisa diduduki oleh karyawan yang
memilki ijazah SMA hanyalah stafat aupun kepala staf yang ada di suatu
subbidang tersebut. Tetapi tidak mempengaruhi gaji ataupun insentif seperti
karyawan yang memiliki ijazah S1.
44
4. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Penetapan Kompensasi
Faktor – faktor yang memengaruhi penetapan kompensasi di PT PLN
(Persero) adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Dimana pendidikan seorang karyawan sangat berpengaruh besar kecilnya
kompensasi yang diterimanya. Dimana kompensasi itu juga akan berpengaruh
atas promosi jabatan ataupun insentif yang diterima karyawan tersebut.
b. Jabatan
Apabila seorang karyawan memiliki jabatan ataupun level yang tinggi di PT
PLN (Persero) maka akan mendapatkan kompensasi yang sesuai juga. Seperti
jungan, insentif, ataupun gaji.
c. Kinerja
Setiap karyawan memiliki tugas dan target masing-masing. Apabila
karyawan memiliki kinerja yang baik maka karyawan akan mendapatkan bonus,
insentif dan juga tunjangan sesuai dengan yang dikerjakannya.
45
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasilanalisisdanpembahasan yang dilakukanpenulis, makadapat
diambil kesimpulan, yaitu kompensasi yang diterapkan di PT PLN (Persero)
ialahkompensasi finansial dan kompensasi nonfinansial yang mana kompensasi
finansial terbagi menjadi dua bagian. Kompensasi finansial langsung dan
tidak langsung. Kompensasi Finansial secara langsung berupa pemberian
upah,gaji,insentive dan kompensasi Finansial secara tidak langsung yaitu
berupa bpjs,cuti kerja,cuti nikah,danpesangon. Sedangkan kompensai non
finansial yang diterapkan pada PT PLN(Persero) Wilayah Sumatera Utara
berupa pemberian piagam penghargaan dan promosi kerja.
5.2 Saran
Padatugasakhirini, penulismemberikan saran yang diharapkan berguna
untuk penerapan kompensasi karyawanpada PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara . Penerapan kompensasi yang telah di terapkan sudah baik ,
akan tetapi sebaiknya penerapan kompensasi yang ada di PT PLN lebih adil
terhadap karyawan yang inginmendapatkan promosi jabatan. Sebab setiap
karyawan yang memiliki ijazah SMA tidak dibolehkan menaiki jabatan apapun.
Maka dari itu pihak perusahaan harus lebih memberikan kesempatan kepada
karyawan yang memiliki kinerja yang bagus walaupun karyawan tersebut
tamatan SMA, agar mereka yang tidak memiliki pendidikan S1 dapat
kesempatan untuk dipromosikan jabatan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2014. Manajemen Personalia. Edisi I . Cetakan Pertama. Bandung: Pernebit CV Pustaka Setia.
Badriyah Mila.2019.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia.
Hartatik Indah Puji.2019.Buku Praktis.Cetakan Kedua. Yogjakarta:PenerbitLaksana.
Kasmir.2018.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok. Pernerbit PT RajaGrafido Persada.
Simanjuntak, Pantas.2016. Tata TulisLaporan. Medan: USU Press. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. MetodologiPenelitian. Yogyakarta: PustakaBaru
Press. Sunyoto Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT Buku Seru.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bentuk Kompensasi Karyawan apa sajakah yang ada di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Jawaban :
1 Kompensasi secara Non Finansial (Sikologis). Yang mana, kompensasi yang digunakan di sini adalah berdasarkan award ataupun penghargaan dalam arti award dan penghargaan penaikan jabatan, ataupun piagam.
2. Kompensasi secara Finansial (Material) . Dimana disini terbagi menjadi dua kompensasi langsung dan tidak langsung. Yang dimana kompensasi langsung terdiri dari gaji, isentif, dan Tunjangan dan kompensasi tidak langsung yang terdiri atas BPJS,Cuti kerja, cuti nikah dan pesangon.
2. Faktor – Faktor Kompensasi apa saja yang diterapkan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ?
Jawaban : 1. Ada berdasarkan pendidikan. Jabatan yang diduduki oleh karyawan berdasarkan pendidikan terkahir karyawan.
2. Berdasarkan jabatan karyawan akan mempengaruhi besar atau kecilnya kompensasi .
3. Berdasarkan Kinerja karyawan
3. Kompensasi manakah yang diterapkan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara?
Jawaban : kompensasi yang diterapkan di PT PLN lebih ke kompensasi Finansial. Dikarena pegawai ataupun karyawan lebih membutuhkan isentif ataupun bonus dari pada penghargaan.
4. Apakah ada kendala Kompensasi di PT PLN (Persero)?
Jawaban: kendala sejauh ini tidak ada.tetapi ada beberapa karyawan memberikan usulan untuk membiarkan tamatan SMA mendapatkan promosi jabatan.
5. Apakah bapak sudah puas dengan Kompensasi yang sudah di berikan kepada bapak dari PT PLN
Jawaban: Sejauh ini saya cukup puas dalam penerapan kompensasi di perusahaan PT PLN.