Penelitian biologi kacang hijau

22
Laporan Penelitian Pengaruh pemberian cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau Nama : Atiqa Rumaisya Gocie Kelas : XII IPA2 Mata Pelajaran : Biologi

Transcript of Penelitian biologi kacang hijau

Laporan PenelitianPengaruh pemberian cahaya

terhadap pertumbuhan tanamankacang hijau

Nama : Atiqa Rumaisya GocieKelas : XII IPA2Mata Pelajaran : Biologi

SMA Negeri 2 BinjaiT. A. 2014 - 2015

KATA PENGANTAR            Alhamdulillah hirobbil’alamin,  rasa syukur saya

ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan kekuatan,

ketabahan, dan ilmu yang bermanfaat kepada saya sehingga saya

dapat menyusun sebuah perencanaan penelitian untuk memenuhi tugas

Biologi.

            Allah Humma Sholli’Ala Saidina Muhammad Wa’Ala Ali

saidina Muhammad saya ucapkan kepada Nabi besar Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari alam

jahiliah,  dari alam yang gelap, menuju alam yang penuh dengan

ilmu pengetahuan yang disinari iman dan islam, seperti yang kita

rasakan sekarang ini. Dalam kesempatan ini, saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

saya menyusun dan menyelesaikan makalah ini, terutama pada

pembimbing dan teman-teman.

            Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.

Kepada bapak MF dan teman-teman dimohonkan teguran apabila

menemukan kejanggalan dalam makalah ini, untuk dijadikan pegangan

dan upaya peningkatan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.

            Akhirnya, saya berharap agar makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang sempat membaca perencanaan

penelitian ini pada umumnya dan bagi saya sendiri khususnya.

BAB I. Pendahuluan

1. 1. Latar belakang

Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan

media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah cahaya. Sehubungan dengan adanya kacang

hijau yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh

cahaya, pada penelituian ini akan membahas mengenai

perlakuan yang akan ditimbulkan dari pemberian

intensitas cahya yang berbeda.

Tumbuhan hijau termasuk kacang hijau, memerlukan cahaya

tidak hanya untuk membuat makanan, tetapi juga untuk

pertumbuhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

1. 2. Tujuan

Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau dengan pemberian

cahaya yg intensitasnya berbeda.

1. 3.Manfaat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

pengaruh pemberian cahaya terhadap pertumbuhan tanaman

kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan

biji kacang hijau yang diletakan di lingkungan yang

berbeda intensitas cahayanya, sehingga menanam kacang

hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.

1. 4. Rumusan masalah

Adakah pengaruh pemberian cahaya terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau?

1. 5. Hipotesa

Ada pengaruh pemberian cahaya terhadap pertumbuhan

tanaman kacang hijau.

BAB II. Teoritis

1. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah penambahan ukuran dan berat yang

bersifat irreversible.

2. Macam – macam pertumbuhana. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang,

baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang.

Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif

yaitu dengan menggunakan alat auksanometer.

Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang

dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:

- Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung

akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat

meristematik)

- Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah

pembelahan. Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan

untuk membesar dan memanjang.

- Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-

selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai

fungsi dan struktur khusus.

b. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat

menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder

merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu

kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai

pada tumbuhan dikotil.

3. Macam –macam teori tumbuh

a. Teori Histogen –Johannes Ludwig Emil Robert von

Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus 1880)

Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein

pada 1868 menyatakan bahwa ada

sejenis stratifikasi (pengelompokan) pada ujung

batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan

adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh

beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling

menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (kalau

lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan

dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian

meristem apikal).

Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari

beberapa sel meristematis yang saling bertumpukan,

yang terletak pada bagian paling pucuk dari

batang. Beberapa tahun kemudian, interpretasi

teori Hanstein terhadap peran masing-masing

lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep

dasar tentang adanya lapisan meristem yang

bertingkat pada ujung batang tetap digunakan.

Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:

Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel

pembentuk jaringan, yaitu :

1) Dermatogen (pembentukan epidermis),

2) Periblem (pembentukan korteks), dan

3) Plerom (pembentukan silinder pusat).

b. Teori Tunika Korpus – Schmidt

Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan

Hanstein, Buderdan para muridnya mengembangkan teori

Tunika-Korpus.

Berbeda dengan Hanstein yang

mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya

megemukakan dua lapisan jaringan dalam teorinya,

yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih

lapisan sel yang menyelimuti “korpus” atau jaringan

pusat.

Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali

teori ini. Dia menitikberatkan pada perbedaan dua

lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan

utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan antara

pertumbuhan dan pembelahan sel.

Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan

dengan pertumbuhan melengkung batang, mengakibatkan

perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh

pada ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada

gambar di bawah. Pertumbuhan itu tidak mengakibatkan

bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian

tepi jadi tebal.

Model Tunika-Korpus dari “meristem apikal” (=pucuk

tanaman–bagian atas–yang mengalami pertumbuhan ke

atas). Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis [L2]

disebut tunika. [L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan

L2 membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-

lapisan ini tetap terpisah satu sama lain. Sedangkan

sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih acak lagi.

Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus)

bertitik berat pada pertambahan massa tumbuhan.

Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler,

yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak

konstan. Kadang cepat, kadang pelan.

4. Perkecambahana. Pengertian Perkecambahan

 Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan

perkembangan embrio pada tumbuhan. Perkecambahan

merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio

di dalam biji. Biji yang berkecambah dapat

membentuk plumula karena di dalamnya mengandung

embrio. Embrio mempunyai 3 bagian, yaitu radikula

(akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan

kaulikalus (batang lembaga).b. Tipe Perkecambahan

Terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari suatu

kecambah tanaman yaitu :

1.      Tipe Epigeal (epigeal) dimana

munculnya radikal diikuti dengan memanjangnya

hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta

kotiledon dan flumula keatas permukaan

tanah.contoh nya Ceri (Prunus Cerasus), Kacang

merah (Phaseous vulgaris), Jarak (Rhicinus

comunnis),dll

2.      Hipogeal (hipogeal), dimana munculnya

radikel diikuti dengan pemanjangan plumula,

hipokotil tidak memenjang keatas permukaan tanah

sedangkan kotiledon tetap berada didalam kulit

biji dibawah permukaan tanah. Contoh : Kacang

polong (Prunus presica), Ercis ( Pisums ativum),

Palem ( Palmae sp) dan semua famili graninae

seprti jagung (Zea mays).

5. Faktor internal dan Eksternala. Faktor Eksternal

1.  Cahaya/Sinar matahari

      Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau

untuk kelangsungan hidupnya, sebab cahaya/sinar

matahari merupakan sumber energi bagi tanaman.

Reaksi cahaya dari tanaman sebagai berikut :

- Fotosintesis. Laju fotosintesis berbanding

lurus dengan intensitas cahaya. Laju

fotosintesis akan berkurang selama cahaya

suram (misalnya ketika mendung). Demikian

pula sebaliknya.

- Fototropisme. Fototropisme adalah pertumbuhantanaman yang menuju arah datangnya cahaya.

- Fotoperiodisme adalah panjang penyinaran yang

diperlukan tumbuha rata-rata pada setiap hari

untuk dapat memberi respons berbeda-beda.

Respons tersebut diatas dikendalikan oleh

pigmen fitokrom yang dapat mengabsorbsi

cahaya.

Berdasarkan perbedaan respons terhadap fotoperiodisme khusus terhadap pembungaan, jenis tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi:

• Tumbuhan berhari pendek (shot-day plant), yaitu kelompok tumbuhan yang hanya dapat berbunga bila mendapat cahaya rata-rata setiaphari dengan panjang penyinaran lebih pendek daripada periode kritisnya. Contohnya terdapatpada strawberi, dahlia, aster, krisantinum.

• Tumbuhan berhari panjang (long-day plant), yaitu golongan tumbuhan yang hanya dapat berbunga bila mendapat cahaya rata-rata setiaphari dengan panjang penyinaran lebih panjang

daripada periode kritisnya. Contohnya terdapatpada gandum, kentang, selada, bayam.

• Tumbuhan berhari netral (neutral-day plant), yaitu golongan trumbuhan yang kemampuan berbunganya tidak bergantung pada perubahan panjang penyinaran yang diterima setiap hari. Contohnya terdapat pada mawar, anyelir, bunga matahari.

- Etiolasi. Etiolasi adalah suatu keadaan bertambah panjangnya suatu tanaman karena kekurangan cahaya dalam pertumbuhannya. Biasanya tanaman yg mengalami etiolasi akan berwarna pucatdan batangnya tidak kuat atau lebih rapuh. Respons ini dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorpsi cahaya, yaitu fitokrom. Fitokrom dipengaruhi oleh cahaya merah dalam spectrum cahaya. Jadi, cahaya akan tampak dari gelombang yang berbeda dan akan memberikan kebutuhan energyyang berbeda pula.

2.  Suhu (Temperatur)

      Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan

pada tumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu

lingkungannya. Suhu juga mempengaruhi kerja enzim.

Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang

paling baik adalah suhu optimum, suhu optimum

berkisar antara 22-37 °C

3.  Kelembapan Udara

      Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang

lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena

pada kondisi seperti itu, tanaman menyerap banyak

air dan penguapan (transpirasi) air semakin

menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya

pembelahan dan pemanjangan sel.

4. Air dan Unsur Hara Tanah

      Air mutlak diperlukan tumbuhan. Fungsi air

bagi tumbuhan adalah bahan pembentuk karbohidrat

(dalam proses fotosintesis), sebagai pelarut garam

mineral di tanah dan sebagai pelarut senyawa-

senyawa dalam sel. Air juga sebagai medium/tempat

reaksi enzimatis.

5.  Nutrisi

      Harus mengandung unsur makro

(C,H,O,N,K,S,Ca,Fe,Mg) dan unsur mikro

(B,Mo,Zu,Cu,Cl).

b. Faktor Internal

1. Faktor gen.

Yaitu factor penurunan sifat pada keturunan yang

diturunkan adalah sifat-sifat fisik.

2. Hormon

      Hormon tumbuh disebut juga zat tumbuh yang

komponennya terdiri atas senyawa protein dengan

substansi kimia yang aktif. Zat tumbuh ini banyak

jenisnya, antara lain auksin, giberelin,

sitokinin, asam absisat, gas etilen, asam

traumalin, dan kalin.

      a) Auksin

            Hormon auksin merupakan senyawa kimia

Indol Asetic Acid (IAA). Hormon auksin diproduksi

di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh

jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya

tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar,

batang dan daun. Hormon auksin sangat peka

terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan justru

akan menghambat terjadinya pembelashan sel,

sehingga pertumbuhan sel batang yang terkena sinar

matahari akan menjadi lambat dibandingkan dengan

sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena

sinar matahari. Auksin bekerja di tempat yang gela

dan berhenti di tempat terang (etiolasi)

            Fungsi auksin : - Merangsang

pembelahan sel

-    Menaikkan tekanan osmotic

-    Menaikkan permeabilitas sel terhadap air

b) Sitokinin

      Ada dua jenis hormone ditokinin yaitu zeatin

(merupakan sitokinin alami yang terdapat pada biji

jagung) dan kinetin yang merupakan sitokinin

buatan. Fungsi sitokinin adalah merangsang

pembelahan sel, mengahambat dominasi epical,

merangsang pembentukan tunas, mempercepat

pertumbuhan memanjang, menunda pengguguran daun,

dan menghambat proses penuaan.

      Efek dari sitokinin berlawanan dengan auksin

pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak

diberikan kepada tumbuhan, maka akan banyak tunas,

tetapi jika sedikit diberikan pada tumbuhan maka

akan tumbuh banyak akar. Hal ini terjadi karena

sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan

kumcup atas (apikal) dan merangsang pertumbuhan

kuncup samping (lateral)

c) Giberelin

      Hormon giberelin secara alami terdapat pada

bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji

saat berkecambah. Giberelin adalah zat tumbuh yang

sifatnya sama atau menyerupai hormone auksin.

Fungsinya adalah membantu pembentukan

tunas/embrio, menghambat perkecambahan dan

pembentukan biji. Contoh pada tanaman kerdil.

d) Asam Absisat

      Asam absisat merupakan hormone yang dapat

menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu

bekerja berlawanan dengan hormone auksin dan

giberelin dengan jalan mengurangi atau

memperlambat pembelahan dan pembesaran sel. Fungsi

asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan

pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik

tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong

dormansi biji agar tidak berkecambah.

e) Gas Etilen

      Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan

oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi

matang. Fungsi etilen adalah menyebabkan buah

menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang

menjadi kokh dan tebal, dapat memacu pembungaan,

yang bekerja bersamaan dengan auksin dan bersama

giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina

dan jantan tumbuhan berumah satu.

f)   Asam Traumalin

      Asam traumalin disebut juga hormone

luka/cambium karena hormone ini berfungsi untuk

memperbaikibagian tanaman yang rusak/menghasilkan

kalus.

g) Kalin

      Merupakan hormone yang berfungsi untuk

memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya,

1) rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;

2) kaulokali, dapat memacu pertumbuhan batang;

3) fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;

4) anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.

6. Klasifikasi tanaman Kacang Hijau

Division           :     Spermatophyta

Subdivision      :     Angiospermae

Kelas               :     Dicotyledoneae

Ordo                 :     Leguminosae

Famili               :     Papilionaceae

Genus             :     Phaseolus

Spesies           :     Phaseolus radiatus

7. Ciri - Ciri tanaman kacang hijau

a. Dapat tumbuh pada kondisi tanah yang kurang subur.

b. Tahan akan serangan hama dan penyakit.

c. Akar kacang hijau berakar tunggang.

d. Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-

buku berukuran kecil, berbulu berwarna hijau

kemerahan atau kecoklatan. Setiap buku yang

terdapat pada batangnya memiliki satu tangkai

daun. Tumbuh tegak dan umunya batang tanaman ini

tumbuh hingga mencapai 1m dan cabangnya menyebar

kesemua arah.

e. Daun tanaman kacang hijau tumbuhnya majemuk.

Umunya terdapat 3 helai daun pada satu tangkai.

Helai daunnya berbentuk oval dan bagian ujungnya

lancip. Warnanya helai daunnya ada yang hijau dan

ada pula yang hijau tua.

f. Jenis bunganya termasuk hermaprodit atau

berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi

pada malam hari sehingga bunganya akan mekar pada

pagi hari dan sore hari akan menjadi layu.

g. Buah tanaman kacang hijau bentuknya polong

panjangnya bisa mencapai sekitar 5 - 6 cm per

polong. pada setiap polong berisi 10 -15 butir

biji. Polong yang masih muda berwarna hijau,

setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau

kehitaman.

h. Biji tanaman kacang hijau bentuknya bulat,

ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan

biji pada kacang kedelai. Beratnya bisa mencapai

kira-kira 0,5 - 0,8 mg perbutir. Biji dari tanaman

ini lebih banyak dimanfaatkan untuk bahan makanan

yang sangat bermanfaat dan khasiat.

BAB III. Metodologi Penelitian

1. Waktu dan tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian kecambah kacang

hijau adalah:

a. Untuk tempat terang, tanaman kecambah kacang hijau

diletakkan dikamar mandi

b. Untuk tempat gelap, tanaman kecambah kacang hijau

diletakkan didalam lemari.

Penelitian dilakukan selama 7 hari.

a. Pengukuran Kecambah Kacang Hijau ditempat terang

Pukul 7 pagi

b. Pengukuran Kecambah Kacang Hijau ditempat gelap

Pukul 7 malam

2. Variabela. Variabel bebas : factor peubah yang perlakuannya

dibuat bervariasi.

Variasi pemberian intensitas cahaya.b. Variabel terikat : factor yang timbul akibat pergaulan

bebas.

Pertumbuhan tanaman kacang hijau (tinggi tanaman).c. Variabel control : factor peubah selain variable bebas

yang dibuat sama.

Jumlah kapas dan air pada masing-masing media.

3. Cara mengukur tinggi tanaman kacang hijau

Mengukur tinggi tanaman kacang hijau dengan menggunakan

mistar.

4. Instrument penelitian

Alat :

1. 14 Aqua cup

2. Sendok

Bahan :

3. 5 Biji kacang hijau

4. Kapas secukupnya

5. Air

5. Prosedur penelitian

a. Masukkan kapas ke dalam masing-masing aqua cup

b. Letakkan kacang hijau sebanyak 5 butir ke dalam

masing-masing aqua cup

c. Letakkan 7 aqua cup ditempat terang, dan 7 lagi

ditempat gelap

d. Masukkan air menggunakan sendok ke dalam Kecambah

Kacang Hijau ditempat gelap dan terang pada pukul 7

Pagi

e. Ukur tanaman Kecambah kacang Hijau dengan mistar pada

pukul 7 malam

f. Hitung tinggi Kecambah Kacang Hijau pada hari ke dua

g. Pengukuran dihitung 6 hari setelah penanaman hari ke

dua    

BAB IV. Hasil Penelitian

No Harike-

Tinggi Tanaman (cm)Gelap Terang

1 2 3 4 5 6 7 x 1 2 3 4 5 6 7 x

1 10,2

0,4

0,3

0,5

0,2

0,4

0,3

0,33

0,1

0,4

0,3

0,5

0,2

0,4

0,5

0,34

2 2 11,8

1,6 2

1,3

1,7

1,4

1,54

0,9 1

1,2 2

1,8

2,3

1,7

1,56

3 3 56,2

5,9

6,5 7

5,4

7,1

6,17 4

5,1

4,7

5,6

4,3 6

6,2

5,13

4 410,4

12,7 13 12

12,4

13,8

11,9

12,26

9,6 10

9,5

11,2

10,3

11,7

11,4

10,52

5 518,6

15,2

17,5 18

19,4

16,3

18,9

17,7

16,4

15,2 17

17,3

15,8

16,5

17,6

16,54

6 620,7

21,9 23 27

24,8

22,9

23,6

23,34

21,3 19

20,5

19,8

20,1

20,9

21,5

20,44

1 2 3 4 5 60

5

10

15

20

25

GelapTerang

Daftar Pustaka1. Fotoperiodisme | Eggaviia Phobiiaranamurricata - Academia.edu

www.academia.edu

2. BIOLOGI ASIK: Fotoperiodisme mutiarautami27.blogspot.com

3. Fotoperiodisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.org

4. ChaeraniHyuk: laporan penelitian pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanamannurchaeranib.blogspot.com

5. Laporan Biologi Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijaukecambahkacanghijau.blogspot.com

6. pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau | Imaairana's Blogimaairana.wordpress.com

7. ciri-ciri kacang hijau ~ Budi daya tanaman dan buah 100budidayatanaman.blogspot.com

8. mencarikanmanfaat: Ciri ciri Tanaman Kacang Hijau mencarikanmanfaat.blogspot.com

9. Mengenal kacang Hijau - Ciri-ciri, Jenis, & Manfaat Kacang Hijau www.satwa.net

10. Materi Biologiperkecambahanbiji.weebly.com

11. belajar biologi: PERKECAMBAHAN DAN PENGUASAAN RUANG Pengertian Perkecambahantaraduliandaovie.blogspot.com