PEMETAAN 2

10
1.1 Pengertian Pemetaan Dalam kamus bahasa Indonesia peta adalah gambar atau lukisan pd kertas dsb yg menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dsb; representasi melalui gambar dr suatu daerah yg menyatakan sifat, spt batas daerah, sifat permukaan; denah. Sebelum memahami lebih jauh tentang pemetaan, kita harus memahami apa yang dimaksud dengan peta. Peta adalah suatu representasi atau gambaran unsur–unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda–benda angkasa dan umumnya digambarkan pada satu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan (ICA, 1973 dalam Intan Permanasari). Klasifikasi peta dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu : a. Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu : 1) Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta–peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi yang berisi informasi umum. 2) Peta Tematik adalah peta yang memuat tema–tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, dan sebagainya. 3) Peta Navigasi (Chart) adalah peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam, chart meliputi rute perjalanan dan faktor–faktor yang sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota–kota, ketinggian daerah atau bukit–bukit, maupun kedalaman laut. Komponen peta tematik merupakan informasi tepi peta, meliputi judul peta, skala peta, orientasi

Transcript of PEMETAAN 2

1.1 Pengertian Pemetaan

Dalam kamus bahasa Indonesia peta adalah gambar atau lukisan pd kertas dsb

yg menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dsb; representasi melalui gambar dr

suatu daerah yg menyatakan sifat, spt batas daerah, sifat permukaan; denah. Sebelum

memahami lebih jauh tentang pemetaan, kita harus memahami apa yang dimaksud

dengan peta. Peta adalah suatu representasi atau gambaran unsur–unsur atau

kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda–benda angkasa dan

umumnya digambarkan pada satu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan (ICA,

1973 dalam Intan Permanasari).

Klasifikasi peta dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :

a. Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu :

1) Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi yaitu

peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi,

dengan menggunakan skala tertentu. Peta–peta yang bersifat umum masuk

dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi yang berisi

informasi umum.

2) Peta Tematik adalah peta yang memuat tema–tema khusus untuk

kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan,

perencanaan, pariwisata, dan sebagainya.

3) Peta Navigasi (Chart) adalah peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan

praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan.

Unsur yang digambarkan dalam, chart meliputi rute perjalanan dan faktor–faktor

yang sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota–kota,

ketinggian daerah atau bukit–bukit, maupun kedalaman laut. Komponen peta

tematik merupakan informasi tepi peta, meliputi judul peta, skala peta, orientasi

peta, garis tepi peta, letak koordinat, sumber peta, inset peta dan legenda peta.

Biasanya komponen peta tematik ini diatur sedemikian rupa dengan

memperhatikan aspek selaras, serasi, seimbang atau disingkat 3S.

b. Penggolongan peta berdasarkan skala (scale) yaitu :

Peta kadaster (1:100 - 1:5.000) = skala sangat besar. Contoh: Peta Badan Pertanahan Nasional, Peta Sertifikat Tanah, Peta Perencanaan Pembangunan/Proyek, Peta Wilayah RT dan RW.

Gambar 1 : Peta Sertifikat Tanah

Peta skala besar (1:5.001 - 1:250.000). Contoh: Peta Desa, Peta Kelurahan, Peta Kecamatan dan Peta Kotamadya.

Gambar 2 : Peta Kelurahan

Peta skala menegah (1:250.001 - 1:500.000). Contoh: Peta Kabupaten dan Peta Provinsi.

Gambar 3 : Peta Provinsi Jawa Barat

Peta skala kecil (1:500.001 - 1:1.000.000). Contoh: Peta Pulau Kalimantan dan Peta Negara.

Gambar 4 : Peta Pulau Kalimantan Peta geografis ( > 1:1.000.001) = skala sangat kecil. Contoh: Peta Regional

Asia Timur, dan Peta Dunia.

Gambar 5 : Peta Dunia

Berbeda dari penjelasan peta, menurut kamus besar bahasa Indonesia

pemetaan adalah proses, cara, perbuatan membuat peta. Sedangkan menurut para

ahli, Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan

dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan,

sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang

memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. (Soekidjo,1994).

Terdapat juga pengertian lain dari pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus

dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan

data, dilanjutkan dengan pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi

dan Liesnoor, 2001).

Jadi, dari dua definisi diatas dan disesuaikan dengan penelitian ini maka

pemetaan merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal

dalam pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu

secara meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang

dinyatakan dengan penggunaan skala peta.

1.2 Proses Pemetaan

Proses pemetaan yaitu tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam

perancangan sebuah peta. Menurut Intan Permanasari (2007) mengemukakan bahwa:

ada 3 tahap proses pemetaan yang harus dilakukan yaitu :

a. Tahap pengumpulan data

Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data.

Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan.

Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat

melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang

dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder. Data yang dapat

dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi

atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data

yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya

seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif.

Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan

dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan

dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel–tabel, sebelum diolah

ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat

menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya,

melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang

sesuai.

b. Tahap penyajian data

Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data. Tahap ini merupakan

upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data

tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users).

Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar

supaya tujuan pemetaan dapat tercapai.

c. Tahap penggunaan peta

Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan

keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan

dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan

komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map

maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat

merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi

dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan

memperoleh gambaran informasi sebenarnya dilapangan (real world).

1.3 Jenis Metode Pemetaan

Ada beberapa jenis metode pemetaan ilmu pengetahuan, menurut Sulistyo-

Basuki (2002:1) bahwa “metode pemetaan ilmu pengetahuan terdiri dari empat yaitu

pemetaan kronologis, pemetaan kognitif, pemetaan berbasis co-word dan pemetaan

konseptual.”

1. Pemetaan Kronologis Refresentasi grafis atau peta terdiri dari simpul yang

mewakili peristiwa dan panah atau cabang yang mewakili pengaruh dan kaitan.

Pemetaan ini biasanya digunakan untuk kajian historis sains dan teknologi,

menelusur sumber pengetahuan yang digunakan masa kini sebagai alat untuk

pertimbangan strategi teknologi.

Menurut Sulistyo-Basuki (2002:1), bahwa: Pemetaan kronologis

merupakaan pemetaan yang memberikan urutan kronologis berbagai

penemuan dalam bentuk yang berkaitan dengan interdependensi

temporer dan logis. Hasilnya adalah representasi berbagai sumbangan

pengetahuan yang mengarah teknologi mutakhir (state-of-the-art). Setiap

fakta ilmiah individual, dihubungkan dengan pengikutnya sesuai dengan

kronologis kejadiannya.

Menurut Suharto (2007:13), “kronologi adalah ilmu untuk menentukan

waktu terjadinya tempat dan suatu peristiwa secara tepat berdasarkan

urutan waktu. Tujuan kronologi adalah untuk menghindari kerancuan

waktu dalam sejarah atau anakronisme”. Maka pemetaan kronologis ialah

peta yang isinya menunjukkan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa

yang secara berurutan, untuk menghindari kerancuan waktu dalam

sejarah.

2. Pemetaan Kognitif

Defenisi pemetaan kognitif menurut Sulistyo-Basuki (2002:1), bahwa

“Pemetaan kognitif merupakan pemetaan yang berisikan metode presentasi

pengetahuan personal, kemudian dikembangkan sebagai kerangka kerja

pemikiran sistem dan kajian dinamika system”. Pemetaan kognitif merupakan

cara pemaparan suatu grafis/ grafik dari seseorang mengenai pemahamannya

tentang hubungan kasual antara elemen atau faktor yang mempengaruhi situasi

dalam lingkungan tertentu yang kini juga digunakan sebagai alat dalam suatu

manajemen.

Menurut Tolman dalam Intraspec (2002:1) bahwa “Cognitive map is the

term used to refer to one's internal representation of the experienced world.

Cognitive mapping includes the various processes used to sense, encode, store,

decode, and use this information”. Peta kognitif adalah suatu istilah yang

digunakan untuk merujuk pada representasi internal seseorang tentang dunia

yang berpengalaman. Pemetaan kognitif mencakup berbagai proses yang

digunakan untuk merasakan, mengkodekan, menyimpan, membaca kode, dan

menggunakan informasi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa

sebuah peta kognitif adalah representasi berpikir seseorang yang mencakup

berbagai proses yang digunakan untuk merasakan, mengkodekan, menyimpan,

membaca kode serta menggunakan informasi yang ada. Peta kognitif telah

dipelajari di berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti psikologi, perencanaan,

geografi dan manajemen.

3. Pemetaan Berbasis Co-word

Metode ini dapat digunakan untuk pemetaan ilmu bilamana kita punya

akses pangkalan data publikasi yang besar, dapat diakses sehingga

penelusuran kata serta perkiraan dan perulangannya dapat digunakan secara

automatic.

Menurut Sulistyo-Basuki (2002:4), “pemetaan berbasis co-word

merupakan pemetaan berbasis frekuensi kata yang muncul dalam dokumen

(atau judul dan/atau abstraknya)”. Frekuensi kata yang muncul dalam dokumen

ini memungkinkan kita menentukan intensitas informasi yang terdapat pada

masing-masing subjek suatu dokumen. Intensitas dapat digunakan sebagai

indikator penting atau tidaknya bidang tertentu untuk dimunculkan dalam peta.

Bila kalkulasi tersebut meliputi densitas relatif dari publikasi dimana terjadi

perulangan beberapa istilah atau kata, maka kita dapat menemukan efek

penggugusan clustering dan menentukan kedekatannya elemen pengetahuan

yang berkaitan. Kedekatan ini diukur dengan frekuensi perulangan istilah atau

kata. Semakin dekat subjek, semakin tinggi frekuensi kata.

Jumlah suatu pertumbuhan pengetahuan didasarkan atas jumlah publikasi

dan paten yang dihasilkan pada periode tertentu. Melalui cara ini kita dapat

memantau dinamika aktivitas penelitian dalam berbagai disiplin ilmu, bidang

subjek, perubahan akses yang berpengaruh terhadap domain publik (paten dan

publikasi). Data yang sama dapat digunakan untuk memetakan ilmu

pengetahuan.

“Analisis co-word didasarkan pada analisis co-occurrence dari dua atau

lebih kata kunci atau kata-kata yang terdapat dalam teks yang digunakan untuk

mengindeks artikel atau dokumen lainnya”, (Todorov dalam Arwendria, 2009:1).

“Analisis co-word ditujukan untuk menganalisis isi, pola dan kecenderungan

(trend) dari suatu kumpulan dokumen dengan mengukur hubungan kekuatan

istilah/ term”, (De Looze dan kawan-kawan dalam Arwendria, 2009:1)

4. Pemetaan Konseptual

Metode pemetaan konseptual merupakan metode pemetaan dengan

menggunakan konsep-konsep yang akan digambarkan pada sebuah rangkaian-

rangkaian suatu pernyataan. Seperti yang dipaparkan oleh Suparno dalam

Rulam (2010:1) bahwa:

Peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan

suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian

pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep

yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peta konsep adalah suatu

bagan skematik yang menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang

dalam suatu rangkaian pernyataan, namun bukan hanya menggambarkan

konsep-konsep melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1.] Ahmadi, Rulam. Desember 2010, “Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Pendekatan

Modal ”. Vol. 10, No. 2, jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dia/article/.

[2.] Arwendria, 2009 Pemetaan Ilmu Pengetahuan,

https://arwendria.wordpress.com/2009/04/17/pemetaan-ilmu-pengetahuan/.

[3.] Basuki, Sulistyo. 2002. Kumpulan Makalah Kursus Bibliometrika. Depok,

Universitas Indonesia.

[4.] Liesnoor, Dewi .2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik. Semarang : CV.Indoprint.

[5.] Permanasari, Intan. 2007. Aplikasi Sig Untuk Penyusunan Basisdata Jaringan Jalan Di

Kota Magelang. Semarang, Indonesia: Universitas Negeri Semarang.

[6.] Soekidjo. 1994. Pengembangan Potensi Wilayah. Bandung : Gramedia.