Pelayanan Neonatus

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. Anak merupakan harapan masa depan . oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan cerdas. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program

Transcript of Pelayanan Neonatus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita

merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan

untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secara

optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi.

Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang

sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai

modal dasar bagi pembangunan bangsa.

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan

berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan

diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga

mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang

tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak

agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak

dalam kandungan.

Anak merupakan harapan masa depan . oleh karena itu mereka

perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas,sehat dan cerdas. Program kesehatan anak merupakan

salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di

bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam

kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program

tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru

lahir , memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh

kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang

akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.

1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian dan tujuan dari pelayanan kesehatan

neonatus?

1.2.2 Bagaimana pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi

baru lahir ?

1.2.3 Bagaimana tatalaksana dari pemeriksaan awal yang

dilakukan pada bayi baru lahir?

1.2.4 Pemeriksaan lengkap seperti apa yang dilakukan dalam

beberapa jam kemudian setelah bayi baru lahir?

1.2.5 Bagaimana perawatan imediat yang diberikan untuk bayi

baru lahir?

1.2.6 Apa saja perawatan lanjutan yang dapat dilakukan untuk

bayi baru lahir?

1.2.7 Bagaimana cara pengkajian neonates awal ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan

penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Menjelaskan tentang pengertian dan tujuan dari

pelayanan kesehatan neonatus.

1.3.2 Mengetahui pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi

baru lahir.

1.3.3 Mengetahui beberapa cara tatalaksana dari pemeriksaan

awal yang dilakukan pada bayi baru lahir.

1.3.4 Mengetahui pemeriksaan lengkap yang dilakukan dalam

beberapa jam kemudian setelah bayi baru lahir.

1.3.5 Memaparkan tentang perawatan imediat yang diberikan

untuk bayi baru lahir.

1.3.6 Mengetahui tentang perawatan lanjutan yang dapat

dilakukan untuk bayi baru lahir.

1.3.7 Memaparkan cara pengkajian neonates awal.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan

sesuai standart  yang di berikan oleh tenaga  kesehatan yang

kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai

28 hari setelah lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan

rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai

standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi

sedikitnya 4 kali,selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan

setelah bayi lahir.

Tujuannya, resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam

pertama kehidupannya . sehingga jika bayi lahir di fasilitas

kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas

kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.

2.2 Pemeriksaan Fisik

Bidan didorong untuk mengembangkan sistem pengakajian fisik

dan mempraktikan secara konsisten untuk mencegah terjadinya

kelalaian , urutan komponen pengakajian harus bergantung pada

perilaku dan kenyamanan bayi . Lakukan pemeriksaan fisik secara

menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir. Pemeriksaan

dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:

1. Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya

adalah 3.5 kg

2. Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir

adalah 50 cm

3. Mengukur lingkar kepala.

Selanjutnya menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan

paru-paru, sistem saraf,     perut dan  alat  kelamin  bayi.

Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari

kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik

dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.

3

Periksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks

bayi. Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro,

refleks mencucur dan refleks menghisap:

a. Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan

kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari

pegangan, dengan jari-jari terbuka.

b. Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh,

bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi tersebut. Refleks

ini  membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.

c. Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut

bayi, maka bayi akan segara menghisapnya.

Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya

untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong

buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada

bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis),

yang perlu diatasi dengan tindakan pembedehan darurat pada bayi

perempuan, bibir vaginanya mononjol.

2.3 Tatalaksana Pemeriksaan Awal

I. Membersihkan jalan nafas

1. Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan

kering/ kassa

2. Periksa ulang pernafasan

3. Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah

lahir.

II. Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan :

1. Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

hangat.

2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher

bayi ekstensi.

3. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan

jari tangan yang dibungkus kassa steril.

4. Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan

kain kering dan kasar.

4

III. Perawatan tali pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit

tali pusat. Caranya :

1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam

klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.

2. Bilas tangan dengan air matang /DTT

3. Keringkan tangan (bersarung tangan)

4. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan

hangat.

5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan

menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan Jika

menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung

tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci

dibagian TP pdsisi yang berlawanan, Lepaskan klem penjepit &

letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.

IV. Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :

1. Keringkan bayi secara seksama

2. Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering 8 hangat

3. Tutup bagian kepala bayi

4. Anjurkan ibu untuk memeluk 8 menyusukan bayinya

5. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian

6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

V. Pencegahan infeksi

1. Memberikan obat tetes mata/salep

2. Diberikan 1 jam pertama bayi lahir ryaitu ; eritromysin

0,5%/tetrasiklin 1%.

5

BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan

hal-hal dalam perawatannya.

- Cuci tangan sebelum 8 dan setelah kontak dengan bayi

- Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang blm

dimandikan

- Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di

DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam

keadaan bersih

- Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang

digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih

- Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan

benda2 lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih

(dekontaminasi setelah digunakan)

- Lanjutkan dengan Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama

kelahiran serta lakukan pemantauan.

2.4 Pemeriksaan Lengkap Beberapa Jam Kemudian

Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian,

setelah membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena

kelahiran. Bayi secara keseluruhan, bayi normal berbaring dengan

posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau menguap.

Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la

memberikan respon terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi

sentakan (ia akan melemparkan tangannya ke arah depan luar

seperti hendak meraih seseorang). Ini disebut refleks Moro.

a. Pemeriksaan Kepala

• Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang tidak normal

besarnya disebut hidrosefalus. Ukuran kepala yang terlalukecil

disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah33 cm.

• Rabalah fontanela anterior – seharusnya tidak

menonjol(membengkak).

• Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah

palatum.

b. Pemeriksaan Punggung

Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak

didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi

sumsum tulang belakang bayi.

6

c. Anus

Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini

untuk meyakinkan tidak adanya anus imper-forata.

d. Anggota tubuh

Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian

besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan

sedikit bantuan/gangguan oleh karena itu penting diperhatikan

dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering &

hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit

ibu sesegera mungkin.

2.5 Perawatan Imediat Pada Bayi Baru Lahir

Dengan memahami tentang perubahan fisiologis yang tejadi

pada bayi baru lahir, rasional terhadap perawatan dapat

dimungkinkan. Praktisi harus menghindari menggagalkan

keberhasilan upaya bayi baru lahir itu sendiri untuk beradaptasi

dengan kehidupan ekstrauterin.

Tujuan perawatan adalah mendukung transisi , mencegah

komplikasi potensial, mengidentifikasi abnormalitas , dan

melakukan intervensi bila perlu. Kondisi bayi dikaji dengan

segera melalui observasi warna, tonus, dan upaya pernapasan.

Meskipun pengisapan segera setelah kelahiran adalah praktik umum,

pembersihan sekresi sederhana dari wajah bayi sama efektifnya .

Keuntungan potensial dari pengisapan adalah mengurangi

aspirasi sekresi dan mengurangi kesempatan infeksi pada saluran

pernapasan. Namun kerugiannya meliputi aritmia jantung, spasme

laring, dan vasospasme arteri pulmonal. Pernapasan normalnya

mulai secara spontan. Bila tidak , penggosokan perlahan punggung

bayi terutama efektif dalam merangsang pernapasan bayi dengan

warna dan tonus baik.

Pengeringan bayi yang segera dan mempertahankan kontak kulit

dengan kulit dengan ibunya membantu termoregulasi . Riset

menunjukkan bahwa kontak kulit dipilih untuk mempertahankan

lingkungan termal netral bagi bayi baru lahir yang normal. Bayi

yang ditempatkan dalam kontak kulit dengan kulit dengan ibunya

mempunyai suhu rektal lebing tinggi 45 menit pertama setelah

lahir bila dibandingkan dengan mereka yang mengalami periode awal

dibawah alat penghangat .

7

Selimut basah harus diganti segera dengan selimut kering,

aliran udara harus dihilangkan dan kepala bayi harus tetap

ditutup. Permukaan apapun yang kontak dengan bayi harus yang

hangat.Bidan harus terus melakukan pengkajian dengan melakukan

penilaian APGAR, pemeriksaan fisik, dan penentuan gestasi.mereka

harus mengkaji setiap bayi dengan nilai APGAR , pada menit 1 dan

5 sampai 2 untuk setiap kategori berikut : warna, tonus otot,

upaya pernapasan, frekuensi jantung, dan kepekaan refleks, Nilai

APGAR menit 1 digunakan untuk membutuhkan kebutuhan resusitasi.

2.6 Perawatan Lanjutan Pada BBL

1. Status perilaku bayi

Perawatan lanjutan di Dasar kan pada pemahaman tentang

perubahan neurobehavioral yang terjadi pada bayi baru

lahir.Desmond ,rudolph dan phitakshraiwan (1966) adalah yang

pertama kali menggambarkan transisi neorobehavioral

neonatus.bayi baru lahir yang normal dan tidak disedasi mengalami

suatu periode reaktifitas segera setelah lahir yang berakhir

kira-kira 30 menit.mata bayi terbuka,dan ia sadar .frekuensi

jantung dan pernafasan sedikit meningkat.warna bayi

bervariasi .mungkin ada mukus,rales,dan renti.bayi mudah terkejut

dan mungkin mengalani remor transier.setelah fase awal

kreatifitas,bayi memasuki periode tidur dan responsif .

Fase kedua ini mungkin berakhir dari 20 menit sampai 2

jam.frekuensi jantung menurun,dan murmur sistolik sering

terdengar .fase ketiga yang berakhir dari 2-6 jam setelah

kelahiran ,dikarakteristikkan oleh kreatifitas.bayi sadar dan

responsif.riset terakhir dan albert(1996) menunjukkan sifat

kritis periode pertama reaktifitas.stimuli multiple berdampak

pada bayi sebelum dan sesudah kelahiran-stimulasi proprioseptif

dari gerakan maternal,stimulasi taktil selama kelahiran,dan

stimulasi lingkungan setelah kelahiran (udara dingin,sumbatan

tali pusat).

8

Dalam responnya bayi manusia mempunyai dorongan katekolamin

dan status peningkatan stimulasi.penulis menegaskan bahwa

kesadaran ini memainkan peran dalam membantu transisi pada

kehidupan ekstrauterindengan mengakibatkan perilaku khusus yang

perlu untuk bertahan hidup atau sintasan (survival).misalnya

stimulasi taktil terutama dikaitkan dengan produksi dan

katekolamin,yang pada gilirannya dikaitkan dengan awaitan

pernafasan.status bangun juga memudahkan pembelajaran awal yang

dilaitkan dengan makan .telah ditunjukkan bahwa bayi baru lahir

ditempatkan diantara payudara ibu selama fase pertama reaktifitas

akan melokalisasi puting tanpa bantuan.

2. Memulai menyusui

Memulai menyusui selama fase pertama reaktifitas

mengoptimalkan kesempatan keberhasilan. Selama tahap kedua

tidurtidak responsif ,upaya menyusui air susu ibu (ASI) mungkin

akan gagal ,yang akan menurunkan kepercayaan diri ibu.

Selanjutnya meyusui dini menurunkan resiko hipoglikemia neonatus

yang dapat terjadi selama nadir fisiologis gula darah 1 sampai

1,5 jam setelah lahir. Keterlambatan memulai menyusui dikaitkan

dengan peningkatan suplementasi dan periode pendek menyusui ASI

9hossain et al,1995)ibu yang mulai menyusui ASI dalam 2 jam

setelah lahir sangat mungkin untuk menyusui ASI ekslusif selama

11 minggu pertama kehidupan bayi. Ibu yang menyusui dalam jam

pertama setelah kelahiran menyusui ASI dipertimbangkan lebih lama

dari ibu yang menunda memulai menyusui ASI. Percobaan lain secara

konsisten melaporkan menyusui ASI lebih tinggi angkanya pada 13

bulan pada wanita yang diizikan untuk melakukan kontak ekstra

dini dengan bayi mereka.

Bayi yang normal lahir dengan reflek rooting dan menghisap

utuh, mereka mampu mengkoordinasi isapan dan menelan. Kuatnya

isapan diikuti dengan penghentiaan singkat untuk menelan, bayi

yang hrus belajar untuk menghisap cukup lama untuk merangsang

aliran susu dan proses ejeksi pada ibu, penolong kelahiran dapat

membantu ibu untuk memposisikan bayi nya dengan cara yang

meningkatakan upaya menyusui ASI. Penting untuk mengajarkan ibu

tentang reflek rooting.

9

Bila sudut mulut ditekan bayi akan memalingkan kepala kearah

tersebut dan membuka mulutnya lebar. Ketika atap rongga mulut

bayi bersentuhan dengan puting, bayi akan menghisap. Ketika bayi

telah mencakup seluruh areola dan puting, penting untuk tidak

menekan pipi karena ini dapat menyebabkan kembali reflek rooting

dan bayi akan kehilangan cakupan mulutnya terhadap puting.

Penting untuk mengajarkan ibu bahwa memerlukan waktu untuk

mempelajari menyusui yang tepat dan berhasil. Selain itu ibu

salah meninterpretasikan proses belajar normal sebagai masalah

menyusui ASI.

3. Ikatan orang tua – bayi (bounding attachement)

Periode pertama reaktivitas juga penting untuk perkembangan

hubungan orang tua – anak. Riset menunjukkan bahwa kontak ekstra

awal antara ibu dan bayi secara positif mempengaruhi hubungan

tersebut. Klaus dan Kennell adalah yang petama kali mempopulerkan

gagasan tentang periode sensitif segera setelah lahir. Mereka

menemukan bahwa ibu yang mempunyai kontak yang ekstra dengan bayi

mereka setelah lahir menunjukkan perilaku lebih afeksi dan

mengekspresikan perhatian lebih pada bayi mereka pada bulan

pertama.

Kontak awal ektra dikaitkan dengan perhatian lebih oleh ibu

selama pengkajian, pengkajian fisik terstandartrisasi pada tahun

pertama, dan ibu dengan dukungan sosial buruk yang mengalami

kontak awal dengan bayi mereka menunjukkan perilaku afeksi

meningkat. Kontak bayi dan ibu awal juga dikaitkan dengan

penurunan penganiayaan , pengabaian anak dan kegagalan untuk

bertumbuh. Sebaliknya banyak peneliti mencatat pelaku kurang

afeksi, perasaan tidak mampu dan kurang percaya diri pada ibu

yang mereka teliti mengalami kontak awal terbatas dengan bayi

mereka. Karenanya penting untuk memberi perawatan awal pada bayi

tanpa memisahkannya dari ibu , atau yang sering dikatakan untuk

melakukan rawat gabung agar perasaan kasih sayang timbul dan

semakin mempererat jalinan kasih antara ibu dengan bayinya ,

secara tidak langsung kita mengurangi angka kejadian depresi post

partum blues, atau perasaan ibu yang tidak percaya bahwa dia

sudah memiliki anak. Ketika dilakukan rawat gabung ibu juga bisa

belajar merawat bayinya dan terus menyusui bayinya sehingga ASI

EKSKLUSIF dapat terlaksana dengan baik sampai 6 bulan kedepan.

10

4.    Tanda vital , berat badan Medikasi

Pengkajian terus menerus terhadap transisi fisiologis, pada

kehidupan ekstrauterin penting riset masih kurang mengenai

frekuensi normal untuk mengukur tanda vital, tindakkan pertama

dilakukan dalam 30 menit pertama sementara bayi masih diatas

abdomen ibu. Setelahnya tanda vital diukur pada sedikitnya setiap

30 menit sampai neonatus stabil selama 2 jam, bila setelah

stabil, mereka mengukur nya setiap 4 – 8 jam. Warna tonus otot

dan upaya penafasan bayi dikaji pada waktu yang sama, praktisi

harus mengukur berat badan kelahiran dengan akurat, memberi

medikasi bayi baru lahir dan melakukan pengkajian seksama

terhadap bayi.

Ketepatan waktu penting menyusui dan mendekatkan pada ibu

adalah prioritas pertama pada bayi sehat dan tidak boleh diganggu

demi kenyamanan pemberian perawatan. Berat badan bayi yang akurat

penting karena ini membantu untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan potensial,memberi perbandingan untuk pengkajian

selanjutnya terhadap bayi,dan membimbing pemberi perawatan dalam

menghitung dosis medikasi yang tepat untuk bayi baru lahir.

Penimbangan berat badan dapat ditunda sampai setelah pemberian

ASI pertama pada bayi cukup bulan normal yang tampak secara nyata

bergizi baik .

Bayi yang ada dibawah persentil kesepuluh untuk kelompok

cohor mereka diklasifikasikan kecil untuk usia gestasi . Bayi

dengan berat badan kurang dari 2500 gram diklasifikasikan sebagai

berat badan rendah , dan bayi dengan berat badan kurang dari

1500 g dipertimbangkan berat badan sangat rendah. Bayi yang

berada diatas persentil ke 90 diklasifikasikan sebagai besar

untuk usia gestasi. Baik LGA dan SGA merupakan resiko untuk

masalah neonatus tertentu dan perlu pemantauan lebih ketat .

5. Pemberian Vitamin K

Sudah menjadi standar praktik untuk memberi vitamin k selama

2 jam pertama kehidupan bayi untuk mencegah penyakit hemoragik

bayi baru lahir .vitamin k adalah kofaktor dalam koagulasi dan

diproduksi oleh bakteri dalam usus .sampai kolonisasi usus

sempurna ,bayi berisiko mengalami perdarahan .karena terdapat

vitamin k dalam ASI.dari pada formula, bayi menyusu ASI lebih

mungkin terinfeksi .

11

6. Pemberian Profilaksis oftalmia neonatal

Pemberian agens untuk mencegah oftalmia neonatorum adalah

praktik standar, meskipun percobaan terkontrol masih kurang untuk

mendukung pengobatanprofilaktik pada observasi klinis dan

pengobatan yang di dasarkan pada simtomatologi.penetesan salep

eritromisin 0,5% sebanyak ½ inci pada setiap mata 1 sampai 2 jam

setelah kelahiran, adalah praktik paling umum karena ini efektif

untuk prngobatan baik klamidia dan gonore. Infeksi dapat juga

disebabkan oleh haemophilus influenzae, stophylococcus aureus,

esherichia coli, dan pseudomonas (Nsanze et al., 1996; Gao,

1993).

Penelitian yang mengevaluasi keefektifan profilaksis

menggunakan povidon iodin, nitrat perak 1% salep eritromisin, dan

salep tetrasiklin telah gagal memberi bukti bahwa salah satu

metode tertentu lebih baik dari yang lain ( chen, 1992; isenberg,

Apt, dan wood, 1995). Temuan menunjukkan bahwa penelitian lanjut

diperlikan mengenai epidemiologi oftalmia noenatus di berbagai

tempat geografis yang berbeda dan keefektifan agens yang berbeda

dalam mencegah infeksi. Profilaksis mata harus ditunda sampai

sampai setelah periode reaktivitas pertama ketika neonatus sadar

dan merasakan stimuli visual di sekitarnya.

7. Pemberian makanan

Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refieks menghisap

yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir. Jika bayi

tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian makan

biasannya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.

Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi

pada hari pertama. Bayi baru lahir akan berkernih sabanyak 6-8

kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari. menangis

keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap

yang kuat. Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat

cukup ASI atau susu formula( jika ada indikasi untuk tidak

menyusui langsung kepada ibunya) . Penambahan berat badan akan

memperkuat hal tersebut.

12

2.7 Pengkajian Neonatus Awal

Pengkajian neonatus awal meliputi riwayat, pemeriksaan fisik,

dan pengkajian usia gestasi. Pemeriksaan normalnya ditunda selama

fase reaktifitas pertama karena mempengaruhi menyusu dan

kedekatan serta menyebabkan keletihan dan stres yang tidak perlu.

Bayi mungkin secara relatif tidak respon selama fase reaktifitas

kedua.karenanya pengkajian paling baik dilakukan pada fase ketiga

,ketika bayi tenang dan terbangun.

Penting untuk meninjau ulang cacatan medis ibu dan bayi dan

mewawancarai pemberi perawtan untuk mendapatkan riwayat yang

kompleks .kategori meliputi riwayat keluarga ibu dan

ayah ,riwayat obstetri yang lalu ,riwayat gestasi bayi,dan

pengkajian sosial serta komunitas ,riwayat persalinan dan

kelahiran dan riwayat neonatus.

1) Riwayat keluarga

Riwayat keluarga harus didapat pada prenatal dan ditinjau

ulang pada saat pengkajian bayi baru lahir.

2) Riwayat obstetri terdahulu

Riwayat obstetri ibu masa lalu mengenai usia,jenis kelamin

dan jumlah saudara kandung harus ditinjau ulang .kumpulan

keluarga mempunyai dampak pada penyesuaian keluarga.riwayat

anomali kongenital,ikterik,atau mordibitas /mortalitas perinatal

lain harus dicatat karena beberapa kondisi meningkatkan resiko

bayi ini untuk juga mengalami komplikasi tersebut.

3) Riwayat gestasi bayi terkini

Golongan darah ibu ,Rh ,dan pemeriksaan antibodi harus

diidentifikasi untuk mengaji risiko penyakit hemolitik pada

bayi,riwayat ibu tentang penyakit dalam atau infeksi yang mungkin

telah mengganggu janin harus diidentifikasi.

4) Pengkajian lingkungan sosial

Lingkungan sosial dan kemampuan menjadi orangtua sangat

mempengaruhi kesehatan bayi baru lahir. Penting untuk memiliki

pemahaman tentang konteks keluarga ketika bayi bergabung pada

keluarga tersbut .usia,bahasa,dan tingkat pendidikan ibu dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif

dengan pemberi perawatannya.

13

Identifikasi tentang orang yang ia pertimbangkan sebagai

keluarga dan pendukungnya penting ketika mempertimbangkan

pengaruh budaya dan praktik melahirkan. Jumlah orang yang tinggal

dirumah,ukuran dan sifat hunian,dan hubungan orang terhadap ibu

harus ditinjau ulang,serta ketersediaan makanan,fasilitas

memasak,serta ketersediaan makanan,lemari

pendingin,pemanas,air,listrik,fasilitas kamar mandi,dan

transportasi. Pengkajian rumah dan komunitas harus juga

mengidentifikasi bahaya atau potensi bahaya seperti kekerasan

emosi,fisik,atau seksual. Adanya penyakit mental atau

penyalahgunaan zat dapat mempengaruhi adaptasi menjadi orang tua.

Idealnya, kunjungan rumah dilakukan untuk setiap keluarga selama

periode pascapartum.

14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan

sesuai standart  yang di berikan oleh tenaga  kesehatan yang

kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai

28 hari setelah lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan

rumah. Tujuannya, resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada

24 jam pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas

kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas

kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya. Adapun

beberapa pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan pada masa

neonatus yaitu pemeriksaan fisik bayi, pemeriksaan lengkap yang

dapat dilakukan beberapa jam kemudian, perawatan imediat untuk

bayi baru lahir, perawatan lanjutan untuk bayi baru lahir, dan

pengkajian neonatus awal.

3.2 Saran

Dengan adanya penulisan makalah ini penulis berharap agar

pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami tentang apa saja

pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan pada masa neonatus.

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahidayat,iskandar .2007.Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak.bagian

ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas

Indonesia ,Jakarta

2. Muslihatun,nur wafi.2010.asuhan neonatus bayi dan balita.

Yogyakarta

3. www.gizikia.depkes.go.id

4. Hidayat Alimul, A.Aziz.2008. Asuhan  Neonatus Bayi dan  Belita . Buku  Praktikum Kebidanan.EGC. Jakarta