Paper Perwil
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Paper Perwil
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas paper mata kuliah Perencanaan Wilayah ini
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dengan adanya penyusunan laporan seperti ini, pengamatan yang
kami laksanakan dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita
pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan
proses belajar kita terutama dalam materi pembelajaran mengenai
perencanaan wilayah.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada Dr.
Ir. Ananto Aji, MSP sebagai dosen mata kuliah Perencanaan Wilayah
yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan dorongan dalam
melaksanakan pembelajaran dan tugas ini, juga rekan-rekan
mahasiswa semua. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi
kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
Tugas Perencanaan wilayah 1
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Semarang, 30 April 2014
Tim Penyusun Arif ,dkk (dan kawan-kawan)
DAFTAR ISI PAPER
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN
A . LATAR
Tugas Perencanaan wilayah 2
BELAKANG ............................................................
...............................................................3
BAB II. ISI1. DEFINISI PERENCANAAN WILAYAH ………………..........................................................................4
2. PENTINGNYA PERENCANAAN WILAYAH………………...........................................................................5
3. TUJUAN DAN MANFAAT PERENCANAAN WILAYAH…….............................................................5
4. RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH…………………………………………….…..…..6
5. PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH………………………………………………………………………….7
5. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN WILAYAH………………………………………………………………..…………..9
6. BENTUK-BENTUK PERENCANAAN KOTA DAN DESA…………………………………………………………..…………10
7. HIRARKI RTRW…………………………………………………………………………………………………………………….………13
9. PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH…………………………………………………………………………….……14
Tugas Perencanaan wilayah 3
A. Latar Belakang
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah
planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting.
Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan
hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah
rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu
pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang
direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang telah direncanakan.
Perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan berupa
pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya
itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada
hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan
atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-
cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna
mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan
penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara
sistematis dan dan berkesinambungan.
Dalam hal perencanaan wilayah, pentingnya perencanaan dikuatkan
oleh berbagai factor, antara lain:
1. Banyak di antara potensi wilayah selain terbatas juga tidak
mungkin lagi diperbanyak atau diperbaharui.
Tugas Perencanaan wilayah 4
2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan
manusia.
3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan
sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali.
4. Lahan dibutuhkan untuk menopang kehidupan nermasyarakat.
5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari
masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut.
6. Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya
manusia di masa lalu adalah asset yang harus dimanfaatkan untuk
kemakmuran rakyat.
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang
efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya
menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai
kegiatan yang direncanakan. Dalam perencanaan kota dan desa kitadapat melihat bagaimana bentuk-bentuk dari perencanaan itu
sendiri. Ada yang melihat dari perbedaan isinya, sudut visi
perencanaan, perbedaan luas pandang bidang yang direncanakan,
institusi yang dilibatkan dan wewenang dari masing-masing
institusi yang terlibat, dan koordinasi antar lembaga.
1. Definisi Perencanaan Wilayah
Perencanaan merupakan kata kerja yang berasal dari kata dasar
yaitu Rencana. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Rencana” adalah Rancangan. Melakukan rencana disebut
“Merencanakan”, dan proses/cara untuk merencana disebut dengan
“Perencanaan”. Sedangkan orang yang merencanakan disebut
“Perencana” atau kata modernnya disebut “Planner”.
Tugas Perencanaan wilayah 5
Perencanaan dapat berarti berbeda bagi orang yang berbeda, bisa
berarti sederhana atau kompleks. Hal ini dapat membuat perbedaan
definisi perencanaan pada tiap ahli yang tergantung dari sudut
pandang, fokus perhatian dan luasan bidang yang tercakup dalam
perencanaan. Disini akan disebutkan beberapa definisi
perencanaan:
1. Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ini merupakan pengertian perencanaan secara sederhana tanpa
memperhatikan faktor-faktor pembatas atau pengaruh lain.
2. Perencanaan berarti menetapkan suatu tujuan yang dapat
dicapai setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam
mencapai tujuan tersebut, memilih serta menetapkan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Pentingnya perencanaan
adalah karena kita selalu berhadapan dengan keterbatasan faktor-
faktor produksi.
3. Perencanaan menetapkan suatu tujuan setelah
memperhatikan pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih
serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengertian ini didapat karena adanya kesulitan dalam perencanaan
apabila ada faktor luar yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan.
4. Perencanaan berarti mengetahui dan menganalisis kondisi
saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor non-
controllable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,
Tugas Perencanaan wilayah 6
menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai,
serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Definisi tersebut sudah cukup rumit akan tetapi masih belum
menyentuh unsur dasar yang diperlukan sebagai seorang geografi
yaitu unsur lokasi atau wilayah. Perencanaan wilayah adalah
mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan
perkembangan berbagai faktor non-controllable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan
sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan tersebut serta menetapkan lokasi
dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan merupakan bagian dari pengambilan keputusan, yaitu
memilih tindakan untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Pentingnya Perencanaan Wilayah
Perencanaan berkaitan dengan faktor sumber daya yang terbatas
untuk dimanfaatkan hasilnya secara optimal sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Pentingnya perencanaan wilayah dikuatkan
oleh beberapa faktor yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Potensi wilayah terbatas, kemungkinan tidak dapat
diperbanyak atau diperbaharui lagi.
2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan
manusia.
3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan
sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali. Misal:
Tugas Perencanaan wilayah 7
penggunaan lahan yagn tidak terencana atau salah dalam
perencanaan.
4. Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang
kehidupannya. Disisi lain kemampuan manusia untuk mendapatkan
lahan tidak sama sehingga penggunaan atau kepemilikan lahan tidak
dapat sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.
5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian
masyarakat, dimana kedua hal tersebut saling mempengaruhi.
6. Potensi wilayah sebagai aset yang harus dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat secara lestari, berkelanjutan.
3. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Wilayah
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang
efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya
menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai
kegiatan yang direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi dan kelestarian
lingkungan paling maksimal setelah memperhatikan benturan
kepentingan dari berbagai pihak.
Sifat perencanaan yang sekaligus menunjukkan manfaatnya adalah:
a. Perencanaan wilayah haruslah dapat menggambarkan proyeksi
berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan pada wilayah di
masa yang akan datang. Sejak awal dapat dilihat arah lokasi yang
disiapkan untuk dibangun dan yang dijadikan sebagai wilayah
penyangga. Hal ini berarti sejak awal sudah dapat diantisipasi
Tugas Perencanaan wilayah 8
dampak positif dan negatif dari perubahan dan dipikirkan langkah-
langkah yang ditempuh untuk mengurangi dampak negatif dan
mengoptimalkan dampak positif.
b. Panduan bagi pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan yang
perlu dikembangkan dan lokasi yang memungkinkan di masa akan
datang. Hal ini mempercepat proses pembangunan karena investor
mendapat kepastian hukum lokasi usaha dan menghindarkan benturan
kepentingan.
c. Acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan arah pertumbuhan
ekonomi dan arah penggunaan lahan.
d. Landasan bagi rencana-rencana lain yang lebih sempit dan
lebih detil. Misal: perencanaan sektoral dan perencanaan
prasarana.
e. Menjamin keserasian spasial, keselarasan antar sektor,
optimalisasi investasi, terciptanya efisiensi dalam kehidupandan
menjamin kelestarian lingkungan.
Perencanaan wilayah diusahakan mencapai sasaran-sasaran tersebut
secara maksimal berdasarkan hambatan dan keterbatasan yang ada.
4. Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Wilayah
Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah
(tertuang dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan
aktivitas pada ruang wilayah (tertuang dalam rencana pembangunan
wilayah).
Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi dan
misi wilayah. Visi adalah cita-cita tentang masa depan wilayah
Tugas Perencanaan wilayah 9
yang diinginkan. Visi seringkali bersifat abstrak tetapi ingin
menciptakan ciri khas wilayah yang ideal. Misi adalah kondisi
antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi
merupakan kondisi ideal setingkat dibawah visi tetapi lebih
realistik untuk mencapainya.
Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai
setelah rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW
merupakan landasan sekaligus sasaran perencanaan pembangunan
wilayah. Perencanaan pembangunan wilayah sebaiknya menggunakan
dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional.
5. Pendekatan dalam perencanaan wilayah
1. Pendekatan Sektoral
2. Pendekatan Regional
Pendekatan sektoral merupakan pendekatan perencanaan wilayah
berdasarkan sector-sektor kegiatan yang ada di wilayah tersebut,
seperti sector pertanian dan sektro industri contohnya.
Setiap sector dianalisis potensinya satu persatu menetapkan apa
yang perlu ditingkatkan dan dimana kegiatan peningkatan tersebut.
Misalnya, untuk menganalisis sector pertanian, sector tersebut
dapat dibagi menjadi subsector, seperti tanaman pangan,
perkebunan rakyat, dan perusahaan besar.
Dalam pendekatan sektoral, pengelompokkan sector-sektor dapat
dilakukan berdasarkan administrasi pemerintahan. Misalnya, sector
Tugas Perencanaan wilayah 10
perindustrian berada dibawah departemen perindustrian, sector
pertanian berada di bawah departemen pertanian.
Untuk masing-masing sub sector dapat diperinci lagi atas
komoditi. Misalnya, untuk sub sector bahan pangan dapat diperinci
lagi atas komoditi beras, kacang-kacangan, sayuran.
Dalam pendekatan sektoral, setiap sector/komoditi harus dibuat
analisis misalnya
1. Sector/komoditi apa yang memiliki keuntungan besar di
wilayah tersebut dan dapat bersaing di pasar global.
2. Sector apa yang penting dan kurang penting misalnya beras
merupakan sector yang sangat penting di Indonesia.
3. Sector apa yang memiliki nilai tambah yang tinggi.
4. Sector apa yang banyak menyerap tenaga kerja
Berdasrkan criteria, tersebut dapat ditetapkan skala
prioritas tentang sector/ komoditi apa yang perlu
dikembangkan di wilayah tersebut berdasarkan sasaran yang
ingin dicapai. Penetapan skala prioritas sangat dibutuhkan
dalam erencanaan pembangunan wilayah.
Pendekatan Regional merupakan pendekatan yang memandang wilayah
yang terdiri atas bagian-bagian wilayah yang lebih kecil dengan
potensi dan daya tariknya masing-masing.
Analisis pendekatan kompleks wilayah dapat di contohkan misalnya
bagaimana memecahkan masalah urbanisasi.
Tugas Perencanaan wilayah 11
Pendekatan sektoral harus dapat menjawab berbagai pertanyaan yang
belum terjawab dengan menggnakan pendekatan sektora, antara lain
sebagai berikut;
1. Lokasi dan berbagai kegiatan ekonomi yang akan berkembang.
2. Penyebaran penduduk di masa yang akan dating dan kemungkinan
munculnya pusat-pusat pemukiman beru.
3. Adanya perubahan pada struktur ruang wilayah dan prasarana
yang perlu dibangun untuk mendukung perubahan strukrur ruang
tersebut.
4. Penyediaan berbagai fasilitas social ( sekolah, rumah sakit,
puskesmas, penyediaan air bersih, jaringan listrik yang
seimbang pada pusat-pusat permukiman dan pusat berbagai
kegiatan ekonomi.
5. Perencanaan jarngan perhubungan(transportasi) yang akan
menghubungkan berbagai kegiatan atau permukiman secara
efisien.
Tugas Perencanaan wilayah 12
6. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN WILAYAH
Glasson (1974) menyatakan bahwa ‘perencanaan dalam artian umum
adalah menyangkut serangkaian tindakan yang ditujukan untuk
memecahkan persoalan di masa depan’. Glasson kemudian menetapkan
urutan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
1. The identification of the problem.
2. The formulation of general goals and more specific and
measureable objectives relating to the problem.
3. The odentification of possible constraints.
4. Projection of the future situation.
5. The generation and evaluation of alternative cources of
action, and the production of a preffered plan, which in generic
form may include any policy statement or strategy as well as a
definitive plan.
Langkah yang dikemukakan Glasson ini harus diperluas untuk
kebutuhan perencanaan di Indonesia. Perencanaan wilayah di
Indonesia setidaknya memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan.
Diperlukan kegiatan pengumpulan data, baik data primer maupun
sekunder.
2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Dimana hal yang
tercakup didalamnya harus merupakan kesepakatan bersama sejak
awal.
3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini
maupun diperkirakan akan muncul pada masa akan datang.
Tugas Perencanaan wilayah 13
4. Proyeksikan berbagai variabel terkait, baik
bersifat controllable (dapat dikendalikan) maupun non-controllable (di
luar jangkauan pengendalian pihak perencana).
5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam
kurun waktu tertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.
6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran.
Perlu diperhatikan keterbatasan dan faktor produksi yang
tersedia.
7. Memilih alternatif terbaik, termasuk menentukan berbagai
kegiatan pendukung.
8. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan.
9. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap
lokasi berjalan sesuai yang diharapkan.
7. Bentuk-bentuk Perencanaan Kota dan Desa
1. Perencanaan Fisik vs Perencanaan Ekonomi
Pada dasarnya pembedaan ini didasarkan atas isi atau materi
dari perencanaan. Perencanaan Fisik adalah perencanaan untuk
mengubah atau memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah misalnya
perencanaan tata ruang atau tata guna tanah, perencanaan jalur
transportasi, penyediaan fasilitas umum, dan lain-lain.
Perencanaan Ekonomi berkenaan dengan perubahan struktur ekonomi
suatu wilayah dan langkah-langkah untuk memperbaiki tingkat
kemakmuran suatu wilayah.
Tugas Perencanaan wilayah 14
Perencanaan ekonomi lebih didasarkan pada mekanisme pasar
ketimbang perencanaan fisik yang lebih didasarkan atas kelayakan
teknis. Perencanaan fisik berfungsi untuk mewujudkan berbagai
sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan ekonomi.
2. Perencanaan Alokatif vs Perencenaan Inovatif
Pembedaan ini didasarkan atas perbedaan visi dari perencanaan
tersebut. Perencanaan alokatif berkenaan dengan menyukseskan rencana
umum yang telah disusun pada level yang lebih tinggi atau telah
menjadi kesepakatan bersama. Inti kegiatannya berupa koordinasi
dan sinkronisasi agar system kerja untuk mencapai tujuan itu
dapat berjalan secara efektif dan efisien sepanjang waktu.
Dalam Perencanaan inovatif, para perencana lebih memiliki
kebebasan, baik dalam menetpakan target maupun cara yang ditempuh
untuk mencapai target. Artinya mereka dapat menetapkan prosedur
dalam mencapai target dengan menggunakan cara-cara yang baru.
3. Perencanaan bertujuan jamak vs perencanaan bertujuan
Tunggal
Pembedaan ini didasarkan atas luas pandang yang tercakup yaitu
antara yang bertujuan tunggal dan bertujuan jamak.
Perencanaan bertujuan jamak adalah perencanaan yang memiliki
beberapa tujuan sekaligus. Misalnya rencana pelebaran jalan dan
peningkatan kualitas jalan yang ditujukan memberikan berbagai
manfaat sekaligus.
Perencanaan bertujuan tunggal apabila sasaran yang hendak dicapai
adalah sesuatu yang yang dinyatakan dengan tegas dalam
perencanaan itu dan bersifat tunggal.
Tugas Perencanaan wilayah 15
4. Perencanaan Bertujuan Jelas vs perencanaan bertujuan Laten
Pembedaan didasarkan atas konkret atau tidak konkretnya isi
rencana tersebut. Perencanaan bertujuan jelas yaitu perencanaan yang
dengan tegas menyebutkan tujuan dan sasaran dari perencanaan
tersebut, yang sasarannya dapat diukur keberhasilannya.
Perencanaan bertujuan laten adalah perencanaan yang tidak
menyebutkan sasaran dan bahkan tujuannya pun kurang jelas
sehingga sulit untuk dijabarkan.
5. Perencanaan Indikatif vs perencanaan imperative
Pembedaan ini didasarkan atas ketegasan dari isi perencanaan
dan tingkat kewenangan dari institusi pelaksana.
Perencanaan indikatif adalah perencanaan di mana tujuan yang hendak
dicapai hanya dinyatakan dalam bentuk indikasi, artinya tidak
dipatok dengan tegas. Tidak diatur bagaimana mencapai tujuan
tersebut ataupun langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut,
yang penting indicator yang dicantumkan dapat tercapai.
Perencanaan imperative adalah perencanaan yang mengatur baik
sasaran, prosedur, pelaksana, waktu pelaksanaan, bahan-bahan,
serta alat-alat yang dapat dipakai untuk menjalankan rencana
tersebut.
6. Top Down vs Bottom Up Planning
Pembedaan perencanaan jenis ini didasarkan atas kewenangan
dari institusiya g terlibat. Perencanaan model top-down dan
bottom-up hanya berlaku apabila terdapat beberapa tingkat atau
lapisan pemerintahan yang masing-masing diberi wewenang untuk
melakukan perencanaan.
Tugas Perencanaan wilayah 16
Perencanaan model top-down adalah apabila kewenangan utama dalam
perencanaan itu berada pada institusi yang lebih tinggi di mana
institusi perencana pada level yang lebih rendah harus menerima
rencana atau arahan dari institusi yang lebih tinggi. Rencana
dari institusi yang lebih tinggi tersebut harus dijadikan bagian
rencana dari institusi yang lebih rendah.
Perencanaan model Bottom-up adalah apabila kewenangan utama pada
perencanaan itu berada pada institusi yang lebih rendah, di mana
institusi prerencana pada level yang lebih tinggi harus menerima
usulan-usulan yang diajukan oleh institusi perncana pada tingkat
yang lebih rendah.
7. Vertical vs Horizontal Planning
Pembedaan bentuk ini juga didasarkan atas perbedaan kewenangan
antarinstitusi walaupun lebih ditekankan pada perbedaan jalur
koordinasi yang diutamakan perencana.
Vertical planning adalah perencanaan yang lebih mengutamakan
koordinasi antarberbagai jenjang pada sector yang sama. Model ini
mengutamakan keberhasilan sektoral, jadi menekankan pentingnya
koordinasi antarberbagai jenjang pada instansi yang sama.
Horizontal planning menekankan keterkaitan antarberbagai sector
sehingga berbagai sector itu dapat berkembang secara bersinergi.
Lebih melihat pentingnya koordinasi antarberbagai instansi pada
level yang sama.
8. Perencanaan yang Melibatkan Masyarakat secara langsung vs
yang tidak melibatkan masyarakat secara langsung
Tugas Perencanaan wilayah 17
Pembedaan juga didasarkan atas kewenangan yang diberikan
kepada institusi perencana yang seringkali terkait dengan luas
bidang yang direncanakan.
Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung adalah apabila
sejak awal masyarakat telah diberitahu dan diajak ikut serta
dalam menyusun rencana tersebut.
Perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat adalah apabila masyarakat
tidak dilibatkan sama sekali dan paling-paling hanya dimintakan
persetujuan dari DPRD untuk persetujuan akhir.
8. HIERARKI RTRW
Tugas Perencanaan wilayah 18
1. Masalah mikro
2. Masalah makro
Permasalahan mikro adalah permasalahan yang berkaitan dengan
pembangunan proyek itusendiri, baik baik dari pengelola maupun
dari pemberi ijin proyek. Permasalahn mikro antara lain
permasalahan teknik seperti kondisi lahan, pengelolaan,
keuangan, dampak lingkungan, sikap social masyarakat, dan
permasalahan keuangan.
Permasalahan makro adalah permasalahan pemerintah untuk
melihat kaitan proyek dengan program pemerintah secara
keseluruhan (makro). Permasalahan makro sebagian besar menjadi
tanggung jawab pemerintah ( perencana wilayah), seperti
kesesuaian lokasi wilayah dan strategi pengembangan ekonomi
wilayah.
Tugas Perencanaan wilayah 20