Observasi Usaha Kecil Pemasaran Lanjutan

16
MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN

Transcript of Observasi Usaha Kecil Pemasaran Lanjutan

MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 10

 (A1B013043)

MAD (A1B013087)ME (A1B013091)

NG (A1B013109)NI WAYAN SRI WULANDARI (A1B013111)

OBSERVASI PEDAGANG KUE PUTU

OBSERVASI PEDAGANG KUE PUTU

Latar Belakang

Kue Putu, jenis makanan tradisional Indonesia yang berupa kue yang terbuat dari tepung beras dan ditengahnya berisi gula merah yang di buat dengan cara dipanaskan menggunakan uap panas dan disajikan dengan parutan kelapa. Kue ini dikukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan dan dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan itu sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.Dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, Pak Karsono tetap menjalankan usaha berjualan kue putunya.

1. Lokasi ObservasiDalam observasi ini kami mengambil lokasi pada pedagang Kue Putu di perempatan Monjok.

2.     Waktu ObservasiWaktu yang digunakan kelompok kami saat melaksanakan observasi. yaitu :Adapun penelitian kami laksanakan pada :Hari : Senin, 6 April 2015Waktu : Pukul 19:00 WITA

3. Narasumber : Pak Karsono

Pelaksaan Observasi

Nama : Pak KarsonoPekerjaan : Penjual Kue PutuUmur : 60-an tahunAsal : JawaTempat Tinggal : MonjokJumlah Anak : 7 orang anakKarakter : Ramah, Sabar dan

Ulet bekerja

Profil Penjual

Hasil Wawancarake Narasumber

1. Sejak kapan bapak memulai usaha berjualan kue putu ini ?Jawab: Sejak tahun 1979 hingga sekarang

2. Mengapa bapak memilih berjualan kue putu ?Jawab: Karena usaha ini sudah turun menurun, bapak merupakan keturunan ke-4 dari keluarganya yang menjalankan usaha ini. Selain itu sejak bapak merantau dari Jawa ke Lombok, bapak tidak tahu mau kerja apa lagi sedangkan keahlian bapak itu hanya membuat kue putu.

3. Bapak berjualan dari jam berapa ?Jawab: Bapak berjualan dari jam 5 sore sampe malam. Malamnya tergantung sampai kapan kue putunya habis. Misalnya kemaren habis kue putunya sampai jam 1 pagi, jam segitu bapak pulang.

4. Berapa modal pada awal usaha yang digunakan bapak?Jawab: Modal awalnya itu dulu kalau tidak salah Rp. 1.500.000 untuk alatnya.

5. Berapa penjualan bapak selama sehari ?Jawab: Dalam sehari bersihnya penjualan kue putu bisa sampai 350 ribu per malam kalau kue putunya habis terjual.

6. Berapa bapak mematok harga kue putu ini ?Jawab: harga kue putu Rp. 500 per bijinya. Biasanya minimal mereka membeli setangkup lembar daun pisang itu Rp. 5000

7. Kalau bapak sakit, apa ada yang menggantikan bapak berjualan?Jawab: Tidak ada. Kalau bapak sakit terpaksa tidak jualan. Yang ngejalanin usaha ini hanya Pak Karsono sendiri. Anak-anaknya tidak ada yang mau belajar jualan, sedangkan istrinya hanya membantu dirumah mempersiapkan bahan-bahan kue putu.

8. Apa saja kendala bapak dalam menjalani usaha berjualan kue putu ini?Jawab:Banyak, terkadang penjualan kue putu perharinya bisa naik turun, kadang karena cuaca juga mempengaruhi penjualan kue putu tersebut. Kalau bapak sakit jadinya tidak keluar berdagang. Dan juga resiko wirausaha itu ya tidak tetap pemasukannya. Pernah beberapa hari yang lalu, semalaman jualan Pak Karsono tidak laku terjual sama sekali. Disitu kadang Pak Karsono merasa sedih.

9. Apa saja kelebihan kue putu yang bapak buat dibandingkan dengan kue putu yang lain?Jawab: Dari segi bahan pembuatannya, kue putu buatan Pak Karso menggunakan bahan-bahan yang alami seperti pewarna hijau dari kue putu itu berasal dari daun seger, aroma kue putu nya berasal dari campuran daun pandan, bahan baku yang digunakan itu tepung beras tidak tepung terigu – jadi lebih padet, alat cetakan yang digunakan masih menggunakan bambu jadi lebih aman, tidak kebanyakan pedagang yang lain menggunakan pipa PVC atau paralon yang bisa berbahaya, dan dari segi harganya makanan tradisional ini harganya sangat murah meriah Rp. 500 perbijinya dan mengenyangkan.

10.Kenapa bapak lebih memilih berjualan di pinggir jalan seperti ini dibandingkan dengan jualan keliling?Jawab: Dulunya bapak berjualan keliling tetapi karena permintaan pelanggan jadinya bapak kini menetap di satu tempat saja jualannya, selain itu juga ada faktor umur yang tidak memungkinkan bapak menggendong jualannya keliling. Kenapa di pinggir jalan, agar mudah di temukan oleh pembeli dan lokasinya juga nyaman karena bisa berteduh saat hujan datang.

11.Apa yang dilakukan bapak terhadap hasil penjualan kue putu perharinya?Jawab: Dari hasil penjualan kue putu ini digunakan seperempatnya untuk modal kembali pembelian bahan bahan, semperempatnya untuk ditabung dan setengahnya lagi untuk kebutuhan sehari hari lainnya. Dari penghasilan penjualan kue putu ini pun dahulu Pak Karsono sendiri bisa kuliah.

12.Apa yang menguatkan bapak untuk tetap konsisten menjalankan dagangan bapak hingga saat ini?Jawab: Bapak ini tulang punggung keluarga, jadi mau tidak mau menghidupi kebutuhan dan makan sehari hari untuk keluarga ya dengan tetap berjualan. Kalau tidak berjualan, mau dapet makan darimana. Kini Pak Karsono masih punya 3 tanggungan anak. Yang penting kerjanya halal, yakin saja, rejeki kita udah diatur oleh Tuhan.

Wawancara ke PelangganRata – rata dari wawancara kami kepada beberapa pelanggan yang saat itu berbelanja kue putu mereka memang sering dan sudah menjadi pelanggan Pak Karso. Alasan mereka tidak membeli kue putu pedagang lain yaitu mengacu kembali kepada kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Kue Putu buatan Pak Karsono yaitu salah satunya dikarenakan :1.Faktor lokasi, yang dimana untuk menemukan jajanan tradisional kue putu sangat mudah karena berada di perempatan jalan Monjok. Rata-rata mereka bertempat tinggal di sekitaran monjok sehingga mudah dan dekat untuk mencarinya.2.Mereka memilih kue putu yang terjamin aman dan terbuat dari berbahan alami.3.Jajanan yang murah, mengenyangkan karena di makan anget-anget dan rasanya berbeda dengan kue putu yang lain.4.Pengen makan jajanan tradisional pada waktu masa kecil5.Pelayanan, Pak Karsono sangat ramah, dan baik sehingga terkadang jika pembeli berbelanja ke sana mereka sering bercengkerama.

Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang bisa kami simpulkan dari hasil observasi adalah usaha Pak Karsono yang terbilang sangat sederhana, tidak mewah dan tidak istimewa tetapi tradisional, membuktikan bahwa dia bisa survive dengan keberadaan jajanan modern lainnya. Setiap pembeli memang mempunyai cita rasa yang berbeda, tetapi selain enak yang dimakan, mereka juga mementingkan kualitas makanan tersebut. Misalnya saja

Foto Dokumentasi

Foto Dokumentasi

Foto Dokumentasi